yosua menggantikan musa -- kepemimpinan

6
1 Di bagian penutupan buku Yosua, Yosua pasal 24, diceritakan bahwa Yosua mengumpulkan segenap suku Israel di Sikhem, kita bisa lihat itu di ayat 1. Dan di hadapan seluruh bangsa, ia menghadapkan mereka kepada pilihan untuk menyembah Tuhan atau menyembah allah para nenek moyang yang disembah sebelum mereka mengenal Tuhan, atau menyembah dewa-dewa yang disembah penduduk Kanaan. Bisa kita lihat di ayat 14 dan 15 dari Yosua 24. Dan mungkin bagian yang paling terkenal dari buku Yosua terdapat di ayat 15; "..pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah..". Pertanyaannya adalah mengapa harus memilih? Lebih jauh lagi sepintas, pilihan yang dihadapkan Yosua kepada bangsanya tidak terlalu berbeda, toh sama-sama penyembahan, toh sama-sama beragama. Hanya mungkin objeknya sedikit berbeda, tetapi kan sama-sama Tuhan. Tapi kalau kita baca Yosua 24 dengan lebih teliti, kita dapati bahwa pilihan yang dihadapkan Yosua kepada segenap bangsa Israel adalah pilihan yang tidak seimbang. Kepada Tuhan diberikan bobot dan porsi yang lebih besar. Dari ayat 2 - 13, Yosua mengulangi riwayat pimpinan Tuhan dimulai dari panggilan kepada Ibrahim, leluhur mereka. Bagaimana perhambaan di Mesir, bagaimana perjalanan di padang belantara, samapai sekarang mereka berdiri di perbatasan negeri perjanjian. Pada mereka, pilihan yang disampaikan oleh Yosua sifatnya mendesak. "..Pilihlah (kamu) pada hari ini..". Sekarang! Bukan besok, bukan pikir-pikir dulu. Mengapa Yosua mendesak bangsa ini untuk memilih menyembah Tuhan. Kita perlu mengerti dinamika dari buku Yosua. Buku Yosua adalah bagian dari Alkitab yang menceritakan masuknya bangsa Israel ke negeri perjanjian; tanah Kanaan. Proses penaklukan dan pendudukan negeri itu. Dan akhirnya ketika bangsa Israel bisa diam di negeri perjanjian, dengar komentar yang ditulis di Yosua 21:45; "Dari segala yang baik yang dijanjikan TUHAN kepada kaum Israel, tidak ada yang tidak dipenuhi; semuanya terpenuhi." Ayat yang sangat indah. Dari semua janji Tuhan; janji yang baik, semuanya dipenuhi. Tidak ada yang tidak terpenuhi. Buku Yosua adalah buku degan apa yang disebut Succes Story -- Cerita Keberhasilan Bangsa Israel --. Gambarannnya di sana berdasarkan ayat ini adalah gambaran yang indah. Semua janji Tuhan digenapi. Tetapi sementara buku Yosua adalah succes story, buku Yosua dibuka atau dimulai dengan tema yang gelap, tema yang menyedihkan, tema kehilangan, yaitu kematian Musa. Mari kita lihat Yosua 1:1 dan 2. "Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian: ..." Buku Yosua dimulai dengan kematian dan yang namanya kematian selalu sifatnya dalam bahasa Inggris disebut sebagai un-time-ly; waktunya salah. Belum waktunya Musa mati. Kenapa? Bangsa Israel belum ke negeri perjanjian, masih ada tugas besar yang harus dilaksanakan. Sementara

Upload: world-street

Post on 12-Apr-2017

13 views

Category:

Spiritual


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Yosua Menggantikan Musa -- Kepemimpinan

1

Di bagian penutupan buku Yosua, Yosua pasal 24, diceritakan bahwa Yosua mengumpulkan segenap suku Israel di Sikhem, kita bisa lihat itu di ayat 1. Dan di hadapan seluruh bangsa, ia menghadapkan mereka kepada pilihan untuk menyembah Tuhan atau menyembah allah para nenek moyang yang disembah sebelum mereka mengenal Tuhan, atau menyembah dewa-dewa yang disembah penduduk Kanaan. Bisa kita lihat di ayat 14 dan 15 dari Yosua 24. Dan mungkin bagian yang paling terkenal dari buku Yosua terdapat di ayat 15; "..pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah..". Pertanyaannya adalah mengapa harus memilih? Lebih jauh lagi sepintas, pilihan yang dihadapkan Yosua kepada bangsanya tidak terlalu berbeda, toh sama-sama penyembahan, toh sama-sama beragama. Hanya mungkin objeknya sedikit berbeda, tetapi kan sama-sama Tuhan. Tapi kalau kita baca Yosua 24 dengan lebih teliti, kita dapati bahwa pilihan yang dihadapkan Yosua kepada segenap bangsa Israel adalah pilihan yang tidak seimbang. Kepada Tuhan diberikan bobot dan porsi yang lebih besar. Dari ayat 2 - 13, Yosua mengulangi riwayat pimpinan Tuhan dimulai dari panggilan kepada Ibrahim, leluhur mereka. Bagaimana perhambaan di Mesir, bagaimana perjalanan di padang belantara, samapai sekarang mereka berdiri di perbatasan negeri perjanjian.

Pada mereka, pilihan yang disampaikan oleh Yosua sifatnya mendesak. "..Pilihlah (kamu) pada hari ini..". Sekarang! Bukan besok, bukan pikir-pikir dulu. Mengapa Yosua mendesak bangsa ini untuk memilih menyembah Tuhan. Kita perlu mengerti dinamika dari buku Yosua. Buku Yosua adalah bagian dari Alkitab yang menceritakan masuknya bangsa Israel ke negeri perjanjian; tanah Kanaan. Proses penaklukan dan pendudukan negeri itu. Dan akhirnya ketika bangsa Israel bisa diam di negeri perjanjian, dengar komentar yang ditulis di Yosua 21:45; "Dari segala yang baik yang dijanjikan TUHAN kepada kaum Israel, tidak ada yang tidak dipenuhi; semuanya terpenuhi." Ayat yang sangat indah. Dari semua janji Tuhan; janji yang baik, semuanya dipenuhi. Tidak ada yang tidak terpenuhi. Buku Yosua adalah buku degan apa yang disebut Succes Story -- Cerita Keberhasilan Bangsa Israel --. Gambarannnya di sana berdasarkan ayat ini adalah gambaran yang indah. Semua janji Tuhan digenapi. Tetapi sementara buku Yosua adalah succes story, buku Yosua dibuka atau dimulai dengan tema yang gelap, tema yang menyedihkan, tema kehilangan, yaitu kematian Musa.

Mari kita lihat Yosua 1:1 dan 2. "Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian: ..." Buku Yosua dimulai dengan kematian dan yang namanya kematian selalu sifatnya dalam bahasa Inggris disebut sebagai un-time-ly; waktunya salah. Belum waktunya Musa mati. Kenapa? Bangsa Israel belum ke negeri perjanjian, masih ada tugas besar yang harus dilaksanakan. Sementara tugas itu belum selesai Musa sudah mati. Bagaimana kelanjutan dari proyek ini? Bagaimana kelanjutan dari program ini?

Kematian Musa salah waktu. Biasanya dikatakan setiap kematian sifatnya un-time-ly atau waktunya salah. Kalau seorang Ayah meninggal dalam usia muda, orang akan berkata: Sayang, anak-anak belum sekolah, dia sudah mati". Kalau anaknya sudah selesai sekolah semua, Bapanya mati, orang bilang: "Sayang, anak-anak belum kawin, dia sudah mati". Kalau anak-anak sudah kawin, dia mati, dibilang: "Dia belum sempat gendong cucu, sudah mati". Kalau sudah punya cucu, dia mati, dibilang: "Belum sempat lihat cucu sekolah, sudah mati", supaya bisa bantu antar jemput, kan?!. Kalau cucu sudah sekolah, "Belum liat cucu kawin". Selalu ada kata-kata, "Itu salah waktu".

Itu orang biasa, apalagi kalau yang mati seorang negarawan, pemimin besar seperti Musa. Seluruh bangsa terasa seperti lumpuh oleh kenyataan itu. Abraham Lincoln mati ditembak orang, sementara dia mengerjakan proses pembebasan budak-budak. Dan sebelum tugas itu selesai, dia sudah mati. Pekerjaan besar ditinggalkan. John. F. Kennedy meninggal ditembak orang, ketika Amerika sedang menghadapi krisis, ketika Uni Soviet sedang membangun armada kendali mereka di Cuba untuk menyerang Amerika. marthin Luther King Junior meninggal ditembak orang ketika program persamaan hak antara orang hitam dan orang putih belum selesai. Ketika orang-orang hebat seperti ini mati,

Page 2: Yosua Menggantikan Musa -- Kepemimpinan

2

pertanyaannya adalah siapa yang dapat meneruskan perjuangan mereka? Bahkan mungkin pertanyaannya adalah apakah dia bisa digantikan? Di dalam situasi seperti ini maka kita bisa lebih menghargai buku Yosua.

Musa pemimpin besar, pemimpin agung, pemimpin yang berkharismatik, mati sebelum mereka menyebrang memasuki negeri Kanaan. Siapa penggantinya? Penggantinya adalah Yosua. Dan Yosua tidak bisa dibandingkan dengan Musa. Kembali ke Yosua 1:1. Dari cara Alkitab memperkenalkan kedua tokoh ini saja, sudah tidak seimbang. Dikatakan, Musa statusnya apa? "Hamba Tuhan", mati. Lalu Yosua statusnya apa? "Hamba Musa". Jadi, Musa; hamba Tuhan = hebat. Kalau Yosua statusnya apa? hamba-nya Musa. Yang mana, kalau jaman sekarang, semua pendeta; entah pendeta hebat, entah pendeta tidak hebat, sama-sama hamba Tuhan. Tetapi di Alkitab, Yosua tidak diperkenalkan sebagai hamba Tuhan, dia diperkenalkan sebagai: abdi Musa, hambanya Musa. Bagaimana hambanya musa mau menggantikan Musa yang hamba Tuhan?

Yosua hanya seorang sederhana, seorang biasa, yang tiba-tiba dihadapkan kepada tanggung jawab yang luar biasa besar dan hampir mustahil menggantikan orang yang sangat hebat. Parahnya lagi, Yosua tidak memiliki kehebatan, talenta dan kharisma dari Musa. Yosua tidak pernah belajar di Universitas Mesir yang bergengsi, Yosua tidak pernah berhadap-hadapan dan bertanding dengan ahli-ahli Mesir, ahli mukjizat dan menang. Yosua tidak pernah merentangkan tangannya ke laut dan laut terbelah, seperti Musa. Wajah Yosua tidak pernah bersinar-sinar oleh karena kemuliaan Tuhan. Yosua tidak pernah berdoa dan sebagai jawaban doanya manna turun setiap hari selama 40 tahun. Yosua tidak pernah pukul batu, dan batu itu mengeluarkan air yang jernih dan segar. Suka dia pukul batu, tapi tidak terjadi apa-apa. Demikianlah Yosua yang orang biasa harus menggantikan Musa yang luar biasa.

Lalu sekarang kita baca ayat yang ke 2. "Hamba-Ku Musa telah mati; " Ada titik-koma (;), sesuai dengan

judul koma hari ini; "The God of semicolon". Dalam bahasa inggris, titik-koma adalah semicolon. Jadi dalam bahasa indonesia judulnya adalah "Tuhan dari titik koma". Dan judul itu diambil dari Yosua 1:2, ""Hamba-Ku Musa telah mati titik-koma (;) sebab itu bersiaplah sekarang,..." Yang mana dalam bahasa inggris dan dalam bahasa ibrani, kata sekarang itu seharusnya segera setelah titik-koma. "Moses my servant is dead (semicolon); now...", "Musa hamba-Ku telah mati titik-koma (;) sekarang...". Ini adalah situasi yang unik. Kalau Alkitab ditulis benar, harusnya kata sekarang itu ada di pembukaan ayat. "Sekarang hamba-Ku Musa telah mati..", betul? Tetapi kata sekarang tidak diletakkan di pembukaan ayat , kata itu diletakkan setelah titik-koma (;). "Hamba-Ku Musa telah mati titik-koma(;) sekarang .."

Apa yang bisa kita pelajari dari kalimat ini?Yang pertama, "Musa hamba-Ku telah mati..". Buat saudara, mungkin ayat ini tidak ada istimewanya,

saudara tau Musa sudah mati. Tetapi kita harus bisa melihat kondisi pikiran orang Israel ketika Musa mati. Di Ulangan 34:5 dan 6, mungkin di Alkitab saudara, itu hanya di halaman sebelumnya, diceritakan sebagai berikut: "Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN." Lalu di ayat 6, di bagian akhirnya dikatakan: "tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini". Jadi ketika Musa mati tidak ada acara penguburan. Jadi sekarang ayat di Yosua 1:2 jadi penting. "Hamba-Ku Musa telah mati..", accept the fact, terima kenyataan itu. Jangan tunggu-tunggu Musa. Mungkin dia mau muncul lagi. Mungkin Musa mau kembali. Sepahit-pahitnya kenyataan kematian Musa, terima. Dan kembali di Yosua 1:2, setelah titik-koma (;), "..sekarang..", artinya fokuskan perhatian kepada masa depan. Berhenti bernostalgia betapa hebatnya Musa. Berhenti bernostalgia indahnya jaman Musa.

Seringkali ketika kita menghadapi masa depan yang berat, atau masa kini yang tidak pasti, kita memilih bernostalgia. "Coba zaman Pendeta Anu, Wah... pasti gereja ini damai. Coba zaman Pendeta Anu, pasti

Page 3: Yosua Menggantikan Musa -- Kepemimpinan

3

gereja ini maju." Hati-hati kalau bernostalgia, karena nostalgia selalu dibangun di atas selective memory. Ketika bernostalgia, kita memilih yang bagus-bagus saja, yang jelek-jelek kita lupakan. Itulah sebabnya nostalgia selalu indah . Padahal di zaman orang-orang itu pun hidup kacau balau, hanya begitu jadi nostalgia, kita hanya pilih yang indah-indah. Dan itu yang Tuhan katakan, "Hamba-Ku Musa sudah mati, stop bernostalgia,..". "Aduh, coba ada Musa". Di zaman Musa pun mereka marah-marah terus. Di zaman Musa pun mereka mengeluh terus. Tidak lebih baik. Mereka berpikir dan memang setelah kematian Musa hidup akan berubah. Dan mereka berharap karena Musa pemimpin besar, dan Yosua hanya orang biasa, everything will go downward - segala sesuatu akan menurun kualitas hidup, kualitas kepemimpinan. Akan kelas dua, tidak seperti di zaman Musa.

Justru di sinilah pentingnya titik-koma (;). Kalau saudara belajar tata bahasa, yang mana pelajaran bahasa bukanlah pelajaran yang menarik. Apa bedanya titik-dua (:) dengan titik-koma (;)? Apa fungsi titik-koma (;) di dalam kalimat? Atau apa fungsi titik-koma (;) di dalam paragraf? Ini yang terjadi. Kalau seseorang menggunakan titik-koma di tengah-tengah paragraf artinya bobot atau kualitas dari kalimat sebelum titik koma sama atau seimbang dengan kualitas atau bobot kalimat sesudah titik-koma.

Jadi orang Israel berpikir setelah kematian Musa, pasti kulitas hidup akan merosot, menurun, akan menjadi rendah, penggantinya hanya Yosua. Tetapi Alkitab dengan cerdas meletakkan titik-koma (;) artinya jangan takut! Kualitas hidup sesudah kematian Musa akan sama bagusnya, akan sama indahnya dengan ketika Musa masih hidup.

Di antara para theologian ketika mereka belajar Alkitab, respon orang terhadap kematian dengan respon Tuhan terhadap kematian, berbeda. Bagi manusia, kata kematian adalah apa yang disebut sebagai kata crismic period: setelah mati, titik (.), habis, selesai. "Hamba-Ku Musa telah mati titik(.) Sudah. Selesai." Ayah kepala keluarga mati. Titik (.), habis, sudah tidak ada masa depan. Siapa lagi yang mau memberi nafkah. Tetapi bagi Tuhan, kematian adalah apa yang disebut metamorphic semicolon. Kematian bukan titik (.) bagi Tuhan, kematian adalah titik-koma (;). Dan sifatnya metamorphosa seperti ulat ketika mati, betul dia mati, tapi dia berubah menjadi kepompong. Dan ketika kepompong mati, dia berubah menjadi kupu-kupu.

Itu bedanya orang ber-Tuhan dan tidak ber-Tuhan. Orang yang tidak ber-Tuhan atau tidak percaya Tuhan walau dia ber-Tuhan (aneh juga ya yang saya bilang...) kematian adalah bencana dan akhir dari segalanya. Tetapi bersama Tuhan, seberapa pahit pun, seberapa menyakitkan pun kematian, selalu ada harapan. Kenapa? Sangat simple. Yosua tidak memiliki keahlian, talenta dan kebesaran Musa. Tetapi Yosua memiliki satu hal yang bisa melengkapi segala kekurangannya. Yaitu Yosua mengenal Tuhan-nya Musa. Dan bahwa dia mengenal Tuhan yang sama dengan yang dikenal oleh Musa, merubah segalanya.

Lihat ini! Di mata bangsa Israel, kematian Musa, program masuk ke negeri Kanaan habis, hancur. Pemimpin kami sudah tidak ada. Tapi apa kata ayat itu setelah titik-koma (;)? "Bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu.".

Saudara lihat apa yang terjadi di sini? Benar, masa depan mereka berbeda karena Musa tidak ada. Benar, mereka belum masuk negeri Kanaan, sudah ditinggal oleh Musa. Tetapi masalahnya, yang punya program untuk memimpin bangsa Israel masuk Kanaan, bukan Musa. Yang punya cita-cita menuntun bangsa Israel ke Kanaan, bukan Musa. Itu adalah cita-cita Tuhan. Maka, ada Musa atau tidak, selama masih ada Tuhan, tidak ada masalah. Dan di dalam konsep seperti ini, Musa hanya salah satu alat di tangan Tuhan. Yosua, walaupun lebih inferior, lebih rendah kualitasnya daripada Musa, dia juga alat di

Page 4: Yosua Menggantikan Musa -- Kepemimpinan

4

tangan Tuhan yang sama. Maka masa depan tidak terpengaruh oleh perginya orang-orang hebat selama umat Tuhan masih setia kepada Tuhan.

Itu Yosua 1, sekarang kita lompat ke penutupan buku Yosua, di pasal 24. Di Yosua 1, pembukaan buku Yosua, yang mati adalah Musa. Sekarang di Yosua 24, yang sedang mendekati kematiannya adalah Yosua. Kembali sejarah akan berulang. Mereka akan kehilangan. Mereka akan bernostalgia bagaimana Yosua memimpin bangsa Israel menyebrangi sungai Yordan. Mereka akan bernostalgia bagaimana Tuhan memimpin pasukan Israel mengelilingi tembok Yerikho sampai roboh.

Saya punya teman. Dia bangga sekali sampai akhirnya bisa beli mobil. Setiap pagi bangun tidur, dia langsung liat mobilnya dan di lap. Sampai istrinya mengeluh, mobil dipegang terus sampai lupa pegang istri. Setiap dia mau naik mobil, dia keliling-keliling dulu di tempat parkir, dia liat ada yang senggol mobilnya atau tidak, ada yang gores mobilnya atau tidak. Saya sampai bilang, hati-hati kalau kamu keliling tujuh kali, roboh itu mobil.

Yosua memimpin bangsa Israel mengelilingi tembok Yerikho sampai roboh. Jadi sekarang mereka kembali terjebak dalam nostalgia, bagaimana betapa hebatnya Yosua. Dan kira-kira bagaimana masa depan. Itu sebabnya Yosua berkata: "..pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu mau beribadah..". Jangan ibadah kita difokuskan kepada figur manusia. Siapapun itu, sehebat apapun orangnya. Biarlah figur yang kita perhatikan ialah figur Tuhan. Karena gereja, hidup kita adalah bagian dari pekerjaan Tuhan, bukan hasil karya manusia. Hidup di atas dunia yang penuh dosa bukanlah hidup yang sempurna. Kesusahan, kekalahan, kehilangan, penyakit bahkan kematian adalah bagian yang tidak terpisahkan. Tetapi faktor Tuhan adalah faktor yang membedakan. Selama kita beserta Tuhan, selama kita disertai Tuhan, kehilangan, kesusahan sebesar apapun bisa dijalani dan bisa teratasi.

Ada cerita tua tentang Bobyfiser? Dia adalah seorang juara dunia catur. Dan bagi sebagian orang, dia

adalah pemain catur terhebat yang pernah hidup di atas dunia ini. Dikatakan salah satu hobby dari Bobyfisher adalah jalan-jalan ke museum-museum di Eropa. Satu kali, ketika dia masuk ke satu museum, dia berdiri dihadapan satu lukisan, dan dia berdiri di depan lukisan itu berjam-jam. Lukisannya adalah seorang anak muda sedang main catur lawan setan. Dan judul lukisan itu adalah checkmate atau skak. Anak muda itu sedang pusing karena bagian dia bergerak, tetapi setan sudah siap untuk skak dia. Mungkin kelihatannya, tidak tau kalau cerita ini benar, pelukis ini juga jago catur, buktinya dia bisa menciptaan situasi sampai Bobyfiser harus menganalisa papan catur berjam-jam. Setelah berdiri tiga jam, empat jam, dia bilang kepada penjaga museum: "Boleh pinjam papan catur?". Lalu Bobyfiser letakkan bidak-bidak sesuai dengan apa yang ada di lukisan, lalu dia analisa. Setelah dia lihat, dia katakan "Young men, don't worry! You still have one more step" ("Anak muda, jangan takut. Kamu masih bisa melangkah"). "And after that you can win the battle". Tentu Bobyfisher hanya sedang bicara pada lukisan.

Tetapi dalam hidup kita seringkali terjebak dalam situasi seperti sedang di skak oleh setan. Semua yang kita harapkan, hilang. Orang-orang yang kita kasihi, tidak ada. Dan kita seperti dilumpuhkan oleh keadaan. Dan masa depan, kalaupun ada, sepertinya gelap. Kita bukan didampingi dan bukan dinasehati oleh Bobyfiser. Kita punya Tuhan. "Musa hamba-Ku sudah mati titik-koma(;) sekarang..". Artinya apa? Hidup akan berjalan terus. Masa depan ada. Selama kita mau setia, berharap dan bersandar pada Tuhan. Kiranya Tuhan memberkati kita semua.