yang mendorong kami mengangkat tema ini adalah kami menemukan langsung beberapa orang yang salah...

19
Yang mendorong kami mengangkat tema ini adalah kami menemukan langsung beberapa orang yang salah paham mengenai pengobatan khususnya thibbun nabawi dan kedokteran barat modern. Kesalahpahaman tersebut berdampak timbul angapan bahwa kedokteran barat modern bertentangan semua dengan thibbun nabawi, sikap anti total terhadap pengobatan barat modern, kemudian jika memilih pengobatan selain thibbun nabawi berarti tidak cinta kepada sunnah serta dipertanyakan keislamannya. Padahal kedokteran barat modern bisa dikombinasikan dengan thibbun nabawi atau dipakai bersamaan. Dan juga ada beberapa tulisan-tulisan mengenai hal ini yang menyebar melalui dunia nyata dan dunia maya. Oleh karena itu, dengan mengharap petunjuk dari Allah Ta’ala kami mencoba mengangkat tema ini. Contoh kesalahpahaman Salah satunya yaitu mengangap bahwa jika sakit seseorang harus bahkan wajib berobat dengan thibbun nabawi, kemudian ditambah lagi dengan adanya anggapan yang kurang benar mengenai kedokteran modern misalnya, Berasal dari orang kafir Menggunakan bahan kimia yang HANYA berbahaya bagi tubuh Jika tidak menggunakan pengobatan nabawi berarti tidak memilih pengobatan nabawi dan tidak mengikuti sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Berikut contoh yang kami temui langsung dengan adanya kesalahpahaman tersebut: Contoh pertama Seorang senior kami penuntut ilmu agama [sekarang beliau adalah pengasuh situs islam yang cukup terkenal], ia sudah terkena demam cukup tinggi selama tiga hari, di tambah batuk dan pilek. Tetapi beliau tidak mau mengkonsumsi obat-obat kimia dari kedokteran barat, apalagi konsultasi ke dokter. Beliau hanya mengkomsumsi madu dan habbatus sauda selama sakit, akan tetapi qaddarallah, Allah belum berkehendak memberikan kesembuhan kepadanya, kemudian ustadz kami menanyakan kepada beliau kenapa tidak periksa ke

Upload: chairil238

Post on 14-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

1

TRANSCRIPT

Page 1: Yang Mendorong Kami Mengangkat Tema Ini Adalah Kami Menemukan Langsung Beberapa Orang Yang Salah Paham Mengenai Pengobatan Khususnya Thibbun Nabawi Dan Kedokteran Barat Modern

Yang mendorong kami mengangkat tema ini adalah kami menemukan langsung beberapa orang yang salah paham mengenai pengobatan khususnya thibbun nabawi dan kedokteran barat modern. Kesalahpahaman tersebut berdampak timbul angapan bahwa kedokteran barat modern bertentangan semua dengan thibbun nabawi, sikap anti total terhadap pengobatan barat modern, kemudian jika memilih pengobatan selain thibbun nabawi berarti tidak cinta kepada sunnah serta dipertanyakan keislamannya. Padahal kedokteran barat modern bisa dikombinasikan dengan thibbun nabawi atau dipakai bersamaan. Dan juga ada beberapa tulisan-tulisan mengenai hal ini yang menyebar melalui dunia nyata dan dunia maya. Oleh karena itu, dengan mengharap petunjuk dari Allah Ta’ala kami mencoba mengangkat tema ini.

Contoh kesalahpahaman

Salah satunya yaitu mengangap bahwa jika sakit seseorang harus bahkan wajib berobat dengan thibbun nabawi, kemudian ditambah lagi dengan adanya anggapan yang kurang benar mengenai kedokteran modern misalnya,

Berasal dari orang kafir Menggunakan bahan kimia yang HANYA berbahaya bagi tubuh Jika tidak menggunakan pengobatan nabawi berarti tidak memilih pengobatan nabawi

dan tidak mengikuti sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Berikut contoh yang kami temui langsung dengan adanya kesalahpahaman tersebut:

Contoh pertama

Seorang senior kami penuntut ilmu agama [sekarang beliau adalah pengasuh situs islam yang cukup terkenal], ia sudah terkena demam cukup tinggi selama tiga hari, di tambah batuk dan pilek. Tetapi beliau tidak mau mengkonsumsi obat-obat kimia dari kedokteran barat, apalagi konsultasi ke dokter. Beliau hanya mengkomsumsi madu dan habbatus sauda selama sakit, akan tetapi qaddarallah, Allah belum berkehendak memberikan kesembuhan kepadanya, kemudian ustadz kami menanyakan kepada beliau kenapa tidak periksa ke dokter. Saya [penulis] juga sempat berdiskusi dengan beliau, saya berkata, mengapa tidak dikombinasi saja pengobatannya minum obat kedokteran barat dengan minum  madu dan habbatus sauda. Karena demam tinggi jika tidak diobati akan berdampak cukup serius bagi tubuh. Dengan mengkonsumsi obat penurun panas sederhana seperti paracetamol maka demam tubuh bisa turun dan kondisi tubuh bisa lebih stabil untuk melakukan upaya peyembuhan sendiri melalui imunitas tubuh.

Contoh kedua

Ada seseorang yang berkata kepada saya [penulis] ketika membicarakan tentang diare, ia mengatakan jika seorang anak diare, tidak perlu dibawa ke dokter, cukup diberi campuran air minum plus madu maka diarenya bisa sembuh. Ia membuktikan bahwa anaknya sembuh dengan terapi tersebut. Kemudian ia berkata, jika di bawa ke dokter nanti malah di infus seperti anak temannya, anaknya kesakitan disuntik infus kemudian butuh biaya juga buat infus. Mengenai hal ini  saya ingin menjelaskan bahwa dalam ilmu kedokteran modern, anak diare dan mengalami

Page 2: Yang Mendorong Kami Mengangkat Tema Ini Adalah Kami Menemukan Langsung Beberapa Orang Yang Salah Paham Mengenai Pengobatan Khususnya Thibbun Nabawi Dan Kedokteran Barat Modern

dehidrasi tidak langsung  dipasang infus akan tetapi diterapi sesuai dengan tingkat dehidrasinya. Dalam kedokteran modern dehidrasi diare ada tiga derajat berdasarkan gejalanya:

1. tanpa dehidrasi [kehilangan cairan <5% Berat badan]2. dehidrasi sedang [kehilangan cairan 5-10% berat badan]3. dehidrasi berat [kehilangan cairan >10% berat badan]

[lihat Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak hal. 50, IDAI, 2004]

Untuk terapinya, diare tanpa dehidrasi dan dehidrasi ringan sedang diterapi dengan cairan oral, yaitu diberi minum seperti biasa [jika masih bisa minum] dengan menggunakan ukuran tertentu khususnya setelah diare dan muntah. Dan terapi dengan air minum plus madu adalah terapi yang tepat dalam kasus ini.

Akan tetapi pada kasus dehidrasi berat pada anak, terlebih lagi jika anak muntah-muntah dan tidak bisa minum karena pengaruh penyakitnya maka jalan terakhir adalah penggantian cairan melalui infus. Karena dehidrasi berat pada anak cukup berbahaya jika dibiarkan lama, bisa menyebabkan kematian, terlebih lagi pada anak yang umurnya masih beberapa bulan.

Maka yang perlu kami sorot dalam kasus ini adalah, sikap anti total terhadap kedokteran barat modern dan seolah-olah kedokteran barat itu bertentangan semuanya dengan thibbun nabawi.

Memperbaiki kesalahpahaman

Kami mencoba memperbaiki kesalahpahaman tersebut.

1. Kedokteran modern berasal dari barat

anggapan semakin kuat dengan orang barat yang notabenenya kafir pasti meinginkan kehancuran bagi umat islam dan ada makar ingin menggantikan pengobatan nabawi pada umat islam. Maka hal ini terlalu jauh berpikir ke arah sana.

Perlu diketahui bahwa kedokteran barat modern yang sekarang merupakan pegembangan dari kedokteran yang dahulunya dikembangkan dan ditemukan oleh orang Islam dan para tabib cendikiawan muslim yaitu disaat Islammencapai puncak kejayaannya dalam kemajuan ilmu pengetahuan seperti saat dinasti Abbasiyah. Tehnik pengobatan yang dikembangkan oleh tabib  cendikiawan muslim itu bahkan hampir dipakai di seluruh dunia. Dan banyak dokter dan tabib dari negara lain yang datang belajar kepada tabib muslim saat itu.

Kemudian di saat dinasti Abbasiyah runtuh, maka orang-orang kafir yang menggulingkan dinasti Abbasiyah mengambil semua ilmu dan menguasai perpustakaan sumber ilmu. Kemudian mereka orang-orang kafir berlomba-lomba mengklaim diri mereka dan mengumumkan kepada dunia bahwa mereka sebagai penemu teori dan ilmu pengetahuan di saat itu, padahal tidak sedikit dari mereka yang hanya mencontoh total penemuan ilmu pengetahuan yang sudah ditemukan

Page 3: Yang Mendorong Kami Mengangkat Tema Ini Adalah Kami Menemukan Langsung Beberapa Orang Yang Salah Paham Mengenai Pengobatan Khususnya Thibbun Nabawi Dan Kedokteran Barat Modern

sebelumnya oleh cendikiawan muslim. Termasuk dalam hal ini ilmu kedokteran. Sehingga tidak benar sepenuhnya kedokteran barat adalah hasil usaha mereka dan berasal dari orang kafir barat.

Kita bisa membaca sejarah bagaimana tabib cendikiawan muslim dahulunya dengan kitab-kitab pedoman kedokteran karangan mereka dan buku-buku mereka bahkan ada yang menjadi pegangan kedokteran barat sampai saat ini. Sebutlah tabib muslim seperti Muhammad bin Zakaria Al-Razi di barat dikenal dengan Razes, ahli bedah Al-Zahrawi dikenal dengan Abulcasis, Ibnu Rusdy atau Averroes, Ibnu El-Nafis, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dan masih banyak yang lainnya.

Kemudian walaupun pengembangan selanjutnya dilakukan oleh ilmuan barat yang notabenenya kafir, maka kita tidak semata-mata langsung berpikiran negatif dan tidak berlaku adil kepada mereka. Jika memang ilmu kedokteran tersebut bermanfaat dan benar maka kita perlu juga mempelajarinya dan bisa menggunakannya. Sebagaimana fasilitas saat ini seperti mobil, kereta, pesawat dan alat-alat elektronik lainnya. Kita tetap harus adil dalam menyikapi hal ini. Allah  Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

�م �خ�ر�ج�وك ي �م� و�ل الد�ين� ف�ي �م� �وك �ل �ق�ات ي �م� ل �ذ�ين� ال ع�ن� �ه� الل �م� �ه�اك �ن ي ال��م� �ار�ك د�ي م�ن

. �م�ق�س�ط�ين� ال �ح�ب& ي �ه� الل �ن� إ �ه�م� �ي �ل إ �ق�س�ط�وا و�ت وه�م� �ر& �ب ت ن� أ

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” [Al-Mumtahah: 8]

Berkata Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy rahimahullah,

والقسط بالمعروف، والمكافأة والصلة، البر عن الله ينهاكم الللمشركين،

في لقتالكم ينتصبوا لم بحال كانوا وغيرهم،حيث أقاربكم منالدين

تصلوهم، أن جناح عليكم فليس دياركم، من واإلخراج

مفسدة وال فيها محذور ال الحالة، هذه في صلتهم فإن

“Allah tidak melarang kalian untuk berbuat baik, menyambung silaturrahmi, membalas kebaikan , berbuat adil kepada orang-orang musyrik, baik dari keluarga kalian dan orang lain. Selama mereka tidak memerangi kalian karena agama dan selama mereka tidak mengusir kalian

Page 4: Yang Mendorong Kami Mengangkat Tema Ini Adalah Kami Menemukan Langsung Beberapa Orang Yang Salah Paham Mengenai Pengobatan Khususnya Thibbun Nabawi Dan Kedokteran Barat Modern

dari negeri kalian, maka tidak mengapa kalian menjalin hubungan dengan mereka karena menjalin hubungan dengan mereka dalam keadaan seperti ini tidak terlarang dan tidak mengandung kerusakan.” [Taisir Karimir Rahmah hal. 819, Dar Ibnu Hazm, Beirut, cet. Ke-1, 1424 H]

2. Menggunakan bahan kimia yang HANYA berbahaya bagi tubuh

Memang obat-obat kedokteran barat modern menggunakan bahan kimia. Tetapi bahan kimia yang digunakan sudah diteliti dan sudah diatur dosisnya agar sesuai dengan terapi yang diinginkan. Dan ini juga berlaku pada beberapa  obat-obat alami dan thibbun nabawi, jika dosis habbatus sauda berlebihan dikonsumsi maka akan berefek negatif bagi tubuh karena habbatus sauda mengandung bahan aktif seperti thymoquinone (TQ), dithymouinone (DTQ),  thymohydroquimone (THQ) dan thymol (THY).

Dalam kedokteran barat modern dikenal ungkapan,“ All substances are poison. There is none that is not poison, theright dose and indication deferentiate a poison and a remedy”

“semua zat adalah [berpotensi menjadi] racun. Tidak ada yang tidak[berpotensi menjadi] racun. Dosis dan indikasi yang tepat membedakannya apakah ia racun atau obat”[Toksikologi hal. 4, Bag Farmakologi dan Toksikologi UGM, 2006]

Oleh karena itu, kedokteran modern barat dalam teorinya tidak gegabah begitu saja dalam memberikan terapi  obat-obatan kimia. Tetapi sesuai dengan dosis dan indikasi pengobatan. Jika penyakit dibiarkan dan lebih berbahaya, maka lebih baik memkonsumsi obat bahan kimia yang walaupun juga asalnya berbahaya tetapi bisa menyembuhkan dengan dosis yang tepat. Begitu juga dengan operasi pembedahan, dilakukan sesuatu yang berbahaya bagi tubuh “merusaknya” dengan menyayat dan membelah, tetapi ini demi kesembuhan. Prinsip ini diajarkan dalam Islam seusai dengan kaidah fiqhiyah,

أخفهما دفع ضرران تعارض إذا

” Jika ada dua mudharat (bahaya) saling berhadapan maka di ambil yang paling ringan “

Dan jika kita kembali ke pengertian zat kimia, maka zat kimia itu ada yang alami dan ada yang buatan. Obat-obatan pada kedokteran modern juga ada yang menggunakan bahan kimia alami. Begitu juga dengan bahan thibbun nabawi seperti habbatus sauda juga mengandung zat kimia aktif seperti thymoquinone (TQ), dithymouinone (DTQ),   thymohydroquimone (THQ) dan thymol (THY) yang merupakan zat aktif. Zat kimia aktif bisa lebih berbahaya jika mencapai dosis tertentu. Sehingga perlu juga dilakukan penelitian mengenai dosis dan indikasinya atau pengobatandengan habbatus sauda di lakukan oleh ahlinya yang tahu metode pengobatan dan berpengalaman. Kita percaya benar bahwa habbatus sauda adalah obat segala penyakit, tetapi orang yang meramu dan melakukan pengobatannya juga harus ahli. Sebagaimana pedang yang sangat tajam, tetapi untuk berfungsi dengan baik saat peperangan misalnya perlu tangan terlatih yang menggunakannya.

Page 5: Yang Mendorong Kami Mengangkat Tema Ini Adalah Kami Menemukan Langsung Beberapa Orang Yang Salah Paham Mengenai Pengobatan Khususnya Thibbun Nabawi Dan Kedokteran Barat Modern

3. Jika tidak menggunakan pengobatan nabawi berarti tidak memilih pengobatan nabawi dan tidak mengikuti sunnah

Ini adalah pandangan kaku sebagian kecil saudara kita, perlu diketahui hukum asal berobat adalah mubah karena ini adalah masalah dunia dan tidak berkaitan dengan ibadah. Sesuai dengan kaidah fiqhiyah,

اإلباحة األشياء في األصل

“Hukum asal sesuatu [perkara dunia] adalah mubah”

Begitu juga dengan thibbun nabawi, akan tetapi jika bisa mendapat pahala jika melakukan thibbun nabawi atas dasar kecintaan terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena perkara mubah bisa menjadi sunnah, wajib, makruh atau haram sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Selaras dengan kaidah fiqhiyah,

المقاصد أحكام لها الوسائل

“hukum wasilah [perkara mubah] sesuai dengan hukum tujuan”Oleh karena itu seseorang boleh berobat dengan thibbun nabawi, boleh juga tidak dan jika ia tidak menggunakan thibbun nabawi ia tidak berdosa dan tidak tercela. Ia menjadi tercela jika tidak beriman dan tidak percaya keutamaan thibbun nabawi. Misalnya tidak percaya, bahwa air zam-zam itu khasiatnya sesuai hajat peminumnya, tidak percaya bahwa madu itu penyembuh bagi manusia [syifaa’un linnaas]. Tidak percaya bahwa habbatus sauda adalah obat segala penyakit danlain-lain. Karena dalil-dalil tersebut sahih.

Thibbun nabawi sebaiknya diutamakan dan sebaiknya bukan alternatif

Ini bukan berarti wajib menggunakan thibbun nabawi, tetapi sebaiknya diutamakan dalam melakukan pengobatan. Tetapi perlu diingat juga, jika ada yang memilih tidak menggunakan thibbun nabawi maka ia tidak berdosa dan tidak tercela.

Selayaknya kita sebagai umat Islam lebih mengutamakan thibbun nabawi, Ibnu hajar Al-Asqalani rahimahullahu berkata,

عن لصدوره متيقنلبرء وسلم عليه الله صلى النبي طبتجربة أو حدس أكثره غيره وطب الوحي

“Pengobatan ala Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diyakini mendatangkan kesembuhan karena bersumber dari wahyu, sedangkan pengobatan yang lainnya, kebanyakan berdasarkan praduga dan eksperimen.” [Fathul Baari 10/170, Darul Ma’rifah, Beirut, 1379 H, Asy-Syamilah]

Obat alami dahulu baru obat kimia

Page 6: Yang Mendorong Kami Mengangkat Tema Ini Adalah Kami Menemukan Langsung Beberapa Orang Yang Salah Paham Mengenai Pengobatan Khususnya Thibbun Nabawi Dan Kedokteran Barat Modern

Salah satu kampanye yang digaungkan di zaman modern ini adalah “back to nature”, kami sangat setuju dengan hal ini, terlebih-lebih jika menggunakan thibbun nabawi dan zat-zat yang disebutkan dalam Al-Quran dan Sunnah seperti Madu dan Habbatus sauda.

Seorang ulama besar sekaligus dokter di zamannya Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullahu berkata,

يعدل ال بالغذاء التداوي أمكن متى أنه على األطباء اتفق وقدالدواء، إلى عنه

. داء وكل قالوا المركب إلى عنه يعدل ال بالبسيط أمكن ومتىدفعه على قدر

باألدوية دفعه يحاول لم والحمية، باألغذية

“Sungguh para tabib telah sepakat bahwa ketika memungkinkan pengobatan dengan bahan makanan maka jangan beralih kepada obat-obatan (kimiawi, pent.). Ketika memungkinkan mengkonsumsi obat yang sederhana, maka jangan beralih memakai obat yang kompleks. Mereka mengatakan, ‘Setiap penyakit yang bisa ditolak dengan makanan dan tindakan preventif tertentu, janganlah mencoba menolaknya dengan obat-obatan’.” [Thibbun Nabawi lii Ibnil Qayyim hal. 9, Maktabah Ats-Tsaqafi, Kairo]

Oleh karena itu jika sakit maka sebaikinya jangan langsung mengkonsumsi obat-obat kimia, sebaiknya menggunakan bahan alami dahulu. Atau jika penyakitnya cukup ringan tidak perlu menggunakan obat, biarlah imunitas tubuh yang bekerja sehingga imunitas tubuh juga tidak manja dan terlatih melawan penyakit. Tetapi ini adalah pilihan karena pengobatan juga melibatkan faktor sugesti, ada yang sugestinya sembuh jika menggunakan obat alami tertentu, sembuh dengan sugesti dengan obat kimia tertentu.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak diutus menjadi ahli pengobatan

Bisa kita lihat dalam kisah hadist berikut,

: الله� ص�ل�ى �ه� الل س�ول� ر� �ي �ان �ت أ ض\ا م�ر� م�ر�ض�ت� ق�ال� ع�د، س� ع�ن��ع�ود�ن�ي ي �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل

: ف�ق�ال� ف�ؤ�اد�ي ع�ل�ى د�ه�ا �ر� ب و�ج�د�ت� �ى ح�ت �ي� �د�ي ث �ن� �ي ب �د�ه� ي ف�و�ض�ع�

�د�ة�» �ل ك �ن� ب �ح�ار�ث� ال �ت� ائ ،cود� م�ف�ئ cج�ل ر� �ك� �ن إ

Page 7: Yang Mendorong Kami Mengangkat Tema Ini Adalah Kami Menemukan Langsung Beberapa Orang Yang Salah Paham Mengenai Pengobatan Khususnya Thibbun Nabawi Dan Kedokteran Barat Modern

ع�ج�و�ة� م�ن� ات �م�ر� ت �ع� ب س� �خ�ذ� �أ �ي ف�ل �ب� �ط�ب �ت ي cج�ل ر� �ه� �ن ف�إ �ق�يف ث �خ�ا أ�ة� �م�د�ين ال

�ه�ن� ب �د�ك� �ل �ي ل �م� ث �و�اه�ن� �ن ب �ه�ن� أ �ج� �ي ف�ل

“Dari Sahabat Sa’ad mengisahkan, pada suatu hari aku menderita sakit, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjengukku, beliau meletakkan tangannya di antara kedua putingku, sampai-sampai jantungku merasakan sejuknya tangan beliau. Kemudian beliau bersabda, ‘Sesungguhnya engkau menderita penyakit jantung, temuilah  Al-Harits bin Kalidah dari Bani Tsaqif, karena sesungguhnya ia adalah seorang tabib. Dan hendaknya dia [Al-Harits bin Kalidah] mengambil tujuh buah kurma ajwah, kemudian ditumbuk beserta biji-bijinya, kemudian meminumkanmu dengannya.” [HR. Abu Dawud no.2072]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tahu ramuan obat yang sebaiknya diminum, akan tetapi beliau tidak meraciknya sendiri tetapi meminta sahabat Sa’ad radhiallahu ‘anhu agar membawanya ke Al-Harits bin Kalidah sebagai seorang  tabib. Hal ini karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya tahu ramuan obat secara global saja dan Al-Harits bin Kalidah sebagai tabib mengetahui lebih detail komposisi, cara meracik, kombinasi dan indikasinya.

Jadi pengobatan yang diberi petunjuk oleh Islam dalam thibbun nabawi bukan satu-satunya cara untuk berikhtiar mencapai kesembuhan, metode pengobatan lainnya juga bisa digunakan untuk mencapai kesembuhan atas izin Allah Ta’ala. Terlebih lagi jika pengobatan sudah teruji dan terbukti melalui penelitian dan eksperimen, artinya lebih banyak yang sembuh menggunakannya dari pada yang tidak sembuh. Pengobatan lainnya seperti kedokteran cina, kedokteran Yunani dan termasuk kedokteran barat modern saat ini.

Ada yang tidak sembuh dengan thibbun nabawi

Mengapa bisa tidak sembuh? Padahal jelas thibbun nabawi bahwa obat bagi segala macam penyakit, penyembuh bagi manusia. Maka jawabannya cukup panjang jika dijabarkan, namum di sini kita bahas beberapa aspek saja. semoga di lain kesempatan kita bisa membahasnya dengan panjang lebar.

Salah satu penyebab tidak sembuh adalah kurang tepat dalam:

mendiagnosa penyakit memilih obat menggunakan dosis obat menghindari berbagai pantangan yang dapat menghambat kerja atau berkebalikan

kerjanya dengan obat

Sehingga walaupun sudah pasti habbatus sauda adalah obat bagi segala macam penyakit dan madu adalah penyembuh bagi manusia [syifaa’un linnaas], akan tetapi ini masih

Page 8: Yang Mendorong Kami Mengangkat Tema Ini Adalah Kami Menemukan Langsung Beberapa Orang Yang Salah Paham Mengenai Pengobatan Khususnya Thibbun Nabawi Dan Kedokteran Barat Modern

bahannya saja, perlu kemampuan lagi untuk tepat dalam  mendignosis penyakit, memilih obat, menggunakan dosis obat, meraciknya dan mengkombinasi dengan obat yang lainnya. Sehingga untuk lebih efektif pengobatannya lebih baik berkonsultasi kepada ahlinya atau tabib.

Sementara apa yang diterapkan pada kasus contoh pertama yang kami sebutkan di atas, hanya mengkonsumsi habbatus sauda dan madu secara biasa [asal-asalan] dan dilakukan secara mandiri tanpa tahu apa penyakitnya, bagaimana  dosisnya dan bagaimana racikannya. Ini juga yang dilakukan sebagian kecil saudara kita.

Ibnu hajar Al-Asqalani rahimahullahu berkata,

عالجه يختلف الواحد المرض أن على األطباء اتفق فقدالسن باختالف

… الطبيعة وقوة والتدبير المألوف والغذاء والزمان والعادة

مقدار له يكون أن يجب الدواء ألن

جاوزه وإن بالكلية يدفعه لم عنه قصر إن الداء بحسب وكمية

آخر ضررا وأحدث القوة هي أو

“Seluruh tabib telah sepakat bahwa pengobatan suatu penyakit berbeda-beda, sesuai dengan perbedaan umur,  kebiasaan, waktu, jenis makanan yang biasa dikonsumsi, kedisiplinan dan daya tahan fisik… karena obat harus sesuai kadar dan jumlahnya dengan penyakit, jika dosisnya berkurang maka tidak bisa menyembuhkan dengan total dan jika dosisnya berlebih dapat menimbulkan bahaya yang lain.” [Fathul Baari 10/169-170, Darul Ma’rifah, Beirut, 1379 H, Asy-Syamilah]

Begitu juga dengan Al-Quran yang diturunkan sebagai penyembuh baik penyakit hati dan badan, kita bisa contoh dalam hadits sahabat Abu Said Al-Khudri radhiallahu ‘anhu membacakan ruqyah Al-Fatihah kepada kepala suku yang tersengat kalajengking dan atas izin Allah Ta’ala sembuh. Lalu ada yang pernah mencoba dengan pasien yang sakit demam ringan tetapi qaddarullah tidak sembuh. Maka bukan Al-Qurannya yang salah tetapi manusianya yang kurang Iman dan tawakkalnya. Ibaratnya thibbun nabawi adalah sebuah pedang yang pasti tajam, akan tetapi pedang tajam tersebut berguna dengan tepat jika dipegang oleh ahlinya.

Di zaman ini di mana sangat sulit kita mendapatkan orang seperti sahabat Abu Said Al-Khudri radhiallahu ‘anhu, maka tidak menutup kemungkinan pengobatan lain juga bisa digunakan seperti kedokteran barat modern dan pengobatannya juga bisa dikombinasikan dan berjalan bersamaan.

Page 9: Yang Mendorong Kami Mengangkat Tema Ini Adalah Kami Menemukan Langsung Beberapa Orang Yang Salah Paham Mengenai Pengobatan Khususnya Thibbun Nabawi Dan Kedokteran Barat Modern

Kedokteran modern barat yang diakui oleh dunia

Sekali lagi kita tidak perlu anti total terhadap kedokteran modern barat karena prinsip kedokteran barat adalah  berdasarkan penelitian ilmiah dan melalui berbagai macam tingkat pengujian dan percobaan atau apa yang dikenal dengan istilah evidance based medicine. Bahkan pengobatan tradisional dan pengobatan lainnya jika sudah melewati tahap peneltian dan berhasil maka akan dimasukkan dalam metode pengobatan modern barat seperti akupuntur yang sudah banyak digunakan oleh dokter dan sudah ada di berbagai rumah sakit.

Kedokteran modern barat sudah banyak terbukti, dipakai dan diakui oleh hampir seluruh negara di dunia. Kami melihat sendiri di UGD rumah sakit bagaimana kasus-kasus gawat darurat yang jika tidak ditangani dengan cepat maka akan menerenggut nyawa. Seperti hipoglikemi, keracunan bisa ular, hipotensi, hipertensi dan kasus syok kehilangan kesadaran, maka dengan terapi kedokteran modern saat ini semua itu bisa ditangai lebih awal atau minimal menyelamatkan nyawa seseorang.

Satu lagi yang kami ingin sampaikan bahwa setahu kami, pengobatan dengan bahan-bahan alami dan tradisional memiliki cara kerja yang bersifat umum dan kurang spesifik seperti memperlancar peredaran darah, meningkatkan daya tahan tubuh dan mengaktifkan saraf yang kurang bekerja.

Sebagaimana habbatus sauda, penelitian ilmiah membuktikan bahwa habbatus sauda dapat meningkatkan daya tahan tubuh, dan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam benar bahwa habbatus sauda obat bagi segala macam penyakit karena teorinya jika daya tahan tubuh baik dan meningkat maka semua penyakit pasti akan sembuh. Akan tetapi jika hanya mengandalkan daya tahan tubuh maka untuk penyakit yang agak berat mungkin akan memakan waktu yang lama, belum lagi jika ada penyulitnya seperti penyakit tersebut bisa menekan daya tahan tubuh, misalnya penyakit kanker atau infeksi bakteri ganas.

Maka kedokteran modern barat dengan penelitian ilmiah sampai ke tingkat sel dan reseptor sel, bisa memilih obat yang spesifik dan langsung bekerja menemui sasarannya. Langsung melawan sel kanker dan langsung bisa melawan bakteri. Sehingga diharapkan penyembuhan bisa terjadi dengan lebih cepat. Apalagi jika kedua pengobatan barat modern dan thibbun nabawi dikombinasikan, maka diharapkan penyembuhan bisa lebih cepat lagi dengan izin Allah Ta’ala.

Penutup

semoga apa yang kami sampaikan bisa berguna bagi kita semua, semoga semakin banyak dokter dan cendikiawan muslim yang bisa mengembangkan thibbun nabawi dan mempopulerkannya kembali di masyarakat dan semoga dokter muslim kembali menguasi pengobatan modern yang dahulunya dikuasai oleh kaum muslimin. Terlebih-lebih mereka bisa mengkombinasikannya dengan thibbun nabawi.

Hal Ini mengingatkan kami dengan apa yang menjadi penyesalan Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu kepada kelalaian umat Islam terhadap Ilmu medis sehingga beliau berkata,

Page 10: Yang Mendorong Kami Mengangkat Tema Ini Adalah Kami Menemukan Langsung Beberapa Orang Yang Salah Paham Mengenai Pengobatan Khususnya Thibbun Nabawi Dan Kedokteran Barat Modern

�ص�ار�ى و�الن �ه�و�د� الي �ل�ى إ �وه� �ل و�و�ك � �م الع�ل �ل�ث� ث �ع�وا ض�ي

 “Umat Islam telah menyia-nyiakan sepertiga Ilmu dan meyerahkannya kepada umat Yahudi dan Nasrani.”   [Siyar  A’lam An-Nubala Adz-Dzahabi 8/258, Darul Hadits, Koiro, 1427 H, Asy-Syamilah]

Disempurnakan di Lombok, Pulau seribu Masjid16 Shafar 1433 H bertepatan 10 Januari 2012Penyusun: dr. Raehanul BahraenArtikel http// muslimafiyah.com

Muraja’ah: Ustadz Aris Munandar, SS. MA. Hafidzahullahu [beliau adalah guru agama penulis, kami banyak mengambil ilmu dari beliau]

http://muslimafiyah.com/haruskah-kedokteran-modern-dan-thibbun-nabawi-dipertentangkan.html

dakwatuna.com – Banyak opini yang berkembang tentang keberadaan kedokteran Islam, namun kebanyakan opini tersebut menyempit menjadi opini yang menyederhanakan kedokteran Islam menjadi kedokteran nabi (thibbun nabi). Empat hal yang disebut-sebut berkaitan dengan kedokteran Islam (1) kebiasaan sehat Rasulullah seperti puasa sunah, tidak makan sebelum lapar, berhenti sebelum kenyang, dll; (2) mengkonsumsi madu atau habatussaudah (3) bila sampai sakit, terapinya adalah bekam; (4) untuk penyakit karena pengaruh sihir dilakukan ruqyah syar’iyah. [1]

Ilmu kedokteran Islam didefinisikan sebagai ilmu pengobatan yang model dasar, konsep, nilai, dan prosedur- prosedurnya sesuai atau tidak berlawanan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Prosedur medis atau alat pengobatan yang digunakan tidak spesifik pada tempat atau waktu tertentu. Ilmu kedokteran Islam itu universal, mencakup semua aspek, fleksibel, dan mengizinkan pertumbuhan serta perkembangan berbagai metode investigasi dan pengobatan penyakit. [2]

Dengan demikian, penyederhanaan seperti di atas merupakan hal yang tidak mutlak dapat dibenarkan, walaupun cara-cara pengobatan yang disebut-sebut berkaitan dengan kedokteran Islam tersebut merupakan bagian dari kedokteran Islam itu sendiri.  Bahkan, bisa dikatakan bahwa life style dan pedoman hidup sehat yang dicontohkan oleh Rasulullah adalah kebenaran hakiki yang tidak diragukan manfaatnya bahkan dalam penelitian modern lambat laun diketahui manfaat medisnya melalui berbagai penelitian.

﴿ ر�ا ث�ي ك� ك �� ك ال ك� ك� ك� ك� ك� ث� آ� ل� ا ك� ل� كي لل ك�ا ك �� ك ال ج�� ل� ك� ك� ك�ا ك�ن لل ة� ك! ك" ك# ة$ ك� ل% ج&ا ث �� ك ال ث' ج%� ك) ث*ي ل+ ج, كل ك� ك�ا ل- ك. �ل ٢١ك ﴾

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al- Ahzab: 21) [3]

Pada ayat di atas ditegaskan, bahwa segala hal yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW merupakan teladan yang baik, tidak terkecuali dalam hal pengobatan dan kedokteran. Banyak

Page 11: Yang Mendorong Kami Mengangkat Tema Ini Adalah Kami Menemukan Langsung Beberapa Orang Yang Salah Paham Mengenai Pengobatan Khususnya Thibbun Nabawi Dan Kedokteran Barat Modern

sunnah-sunnah Rasul yang setelah diteliti lebih lanjut, ternyata terbukti memberikan manfaat. Orang yang melakukan wudhu’ dengan baik, termasuk di dalamnya melakukan istinsyaq (menghirup air lewat hidung) dan istintsar (mengeluarkan air yang dihirup lewat hidung), menurut hasil penelitian Prof. DR. Syahathah dari bagian THT Fakultas Kedokteran Universitas Alexandria, istinsyaq dapat membersihkan hidung dari kuman-kuman dan istintsar dapat mengeluarkan kuman tersebut sehingga mengurangi terjadinya infeksi hidung. [4]

Begitu pun dengan cara pengobatan misalnya dengan menggunakan madu. Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari madu yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah telah terbukti kebenarannya. George (2007) serta Gethin (2008), telah mendemonstrasikan bahwa madu dari tumbuhan Leptospermum Scoparium memiliki aktivitas antibakteri yang tinggi, bahkan tim dokter Divisi bedah plastic RSCM meneliti lebih lanjut efek anti bakteri tersebut mendapatkan hasil bahwa tiga jenis bakteri yang terkenal berbahaya yaitu, Pseudomonas sp, Stapilococus sp serta bakteri yang terkenal karena kebal terhadap berbagai antibiotic, MRSA (methicillin-resistant stapilococus aureus) ternyata dapat dimatikan oleh madu. [5]

Kedokteran Islam Modern

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bahwa Nabi SAW telah memerintahkan  dokter melakukan pembedahan perut pada seorang laki-laki yang mempunyai penyakit kronis pada perut. . Dokter itu berkata “Ya Rasulullah, mungkinkah seni kedokteran membantu dalam hal ini? Nabi menjawab “Jika jenis pengobatan ini terbukti berhasil, maka metode pengobatan ini hendaklah dipakai di sini”. [6]

Rasulullah tidak melarang pengobatan modern, malahan memberikan pengajuran yang kuat padanya, beberapa hadits lain juga menerangkan bahwa Rasulullah pernah memanggil dokter untuk pengobatan salah satu sahabat Anshar yang mengalami pendarahan internal, bahkan Rasulullah ketika menjelang  wafatnya, beberapa dokter baik Arab maupun non Arab selalu datang selalu datang serta duduk di samping beliau dan mengobati beliau. [7]

Penyederhanaan kedokteran Islam menjadi kedokteran nabi sesungguhnya juga tidak terjadi pada masa-masa kejayaan Islam. Pada saat itu kaum muslimin secara sadar melakukan penelitian-penelitian ilmiah di bidang kedokteran secara orisinal dan memberikan kontribusi yang luar biasa di bidang kedokteran. Era kejayaan Islam telah melahirkan sejumlah tokoh kedokteran terkemuka, seperti Al-Razi, Al-Zahrawi, Ibnu-Sina, Ibnu-Rushd, Ibn-Al-Nafis, dan Ibn- Maimon.

Ibnu Sina misalnya, dokter kelahiran Persia yang telah menghafal al Qur’an sejak usia lima tahun ini, tidak hanya dikenal sebagai Bapak kedokteran Islam, dunia pun menyebutnya sebagai Bapak Kedokteran dunia. Tidak berlebihan, karena perkembangan dunia kedokteran awal tidak bisa terlepas dari nama besar Ibnu Sina. Ia juga banyak menyumbangkan karya-karya original dalam dunia kedokteran. Dalam Qanun fi Thib misalnya, ia menulis ensiklopedia dengan jumlah jutaan item tentang pengobatan dan obat-obatan. Ia juga adalah orang yang memperkenalkan penyembuhan secara sistematis, dan ini dijadikan rujukan selama tujuh abad lamanya. Ibnu Sina pula yang mencatat dan menggambarkan anatomi tubuh manusia secara lengkap untuk pertama

Page 12: Yang Mendorong Kami Mengangkat Tema Ini Adalah Kami Menemukan Langsung Beberapa Orang Yang Salah Paham Mengenai Pengobatan Khususnya Thibbun Nabawi Dan Kedokteran Barat Modern

kalinya. Ia pun adalah orang yang pertama kali merumuskan, bahwa kesehatan fisik dan kesehatan jiwa ada kaitan dan saling mendukung. [8]

Kedokteran: Potret Kekinian

“Tidak ada penyakit yang Allah ciptakan, kecuali Dia juga menciptakan cara penyembuhannya” (HR Bukhari).   

Keyakinan ini, hendaknya memotivasi para dokter untuk senantiasa menggali dan mengembangkan ilmu kedokterannya serta mengambil hikmah yang terkandung di dalamnya. Mengobarkan semangat para praktisi kesehatan Nabi (thibbun nabawi) untuk menggali  teladan-teladan dari pola hidup Rasulullah SAW dan mulai melakukan penelitian sehingga kedokteran Nabi ke depannya akan menjadi kedokteran yang terbukti keilmiahannya, diterima secara global dan bisa jadi menjadi pintu masuk hidayah bagi dokter-dokter barat yang memiliki kecintaan pada bidang kedokteran ini.

Namun dikotomi yang terjadi dewasa ini, telah membuat jarak yang jauh antara kedokteran modern dan thibbun nabawi. Sehingga ketika disebut kedokteran Islam identik dengan thibbun nabawi saja. Bahkan yang lebih mengkhawatirkan, terjadi hubungan antagonistis antara  kedokteran modern dengan kedokteran nabi. Tidak jarang kita temukan, seorang pasien yang berobat kepada dokter modern, dan si dokter mencela kedokteran cara nabi  begitu pun sebaliknya banyak kita temukan orang yang mengaku sebagai praktisi pengobatan nabi mempengaruhi pasien akan dampak negatif kedokteran modern, yang lebih menakutkan ada kalanya si praktisi kedokteran nabi  tersebut jatuh ke dalam tahap fitnah terhadap kedokteran modern, padahal seharusnya para praktisi kedokteran nabi tidak hanya mengobati pasien dengan sunnah yang diajarkan Rasul SAW, tetapi juga mencontohkan melalui perilakunya sendiri.

Idealnya, seorang yang melakukan praktek kedokteran dalam kedokteran Islam, baik itu dokter modern ataupun praktisi thibbun nabawi hendaklah berperan deliberative (sebagai guru yang memberitahu pasien apa yang harus dikerjakan dan mengapa hal itu harus dikerjakan) [9] sehingga hubungan dokter pasien atau praktisi kesehatan dan pasien menjadi efektif untuk penyembuhan pasien.

Bagi seorang dokter dalam melaksanakan tugasnya berlaku “Aegroti Salus Lex uprema” yang berarti keselamatan pasien adalah hukum yang tertinggi [10] jika pengobatan nabi merupakan pengobatan yang dapat menyembuhkan pasien, maka tidak ada salahnya jika seorang dokter menyarankan melaksanakan thibbun nabawi pada pasiennya, dan para praktisi kedokteran nabi tentu akan dapat mencontoh Nabi SAW yang membolehkan bahkan menyarankan  kedokteran modern jika itu berguna untuk kemaslahatan.

Penelitian kedokteran modern yang berkembang pesat, hendaklah dimanfaatkan oleh dokter-dokter muslim untuk menemukan pengobatan penyakit mau pun mengambil pelajaran dan hikmah sehingga dokter-dokter muslim dapat kembali merasakan zaman keemasan kedokteran Islam. Di samping itu, dokter muslim yang mendalami ilmu kedokteran modern hendaklah menjadi agen kedokteran Islam dengan berperilaku yang mencerminkan akhlakul karimah.

Page 13: Yang Mendorong Kami Mengangkat Tema Ini Adalah Kami Menemukan Langsung Beberapa Orang Yang Salah Paham Mengenai Pengobatan Khususnya Thibbun Nabawi Dan Kedokteran Barat Modern

Pengobatan cara nabi (thibbun nabawi) yang terkesan berkembang lambat karena hanya sedikit diterapkan dalam kehidupan modern. Haruslah melakukan riset yang konseptual dan sistematis. [11] Hal ini sesungguhnya didukung oleh hukum kesehatan Indonesia. Dimana pada Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) [12]  pasal 47 menyatakan bahwa pengobatan tradisional dapat terus ditingkatkan dan dikembangkan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Sehingga dengan pengembangan dan peningkatan mutu disertai dengan riset konseptual dan sistematis pengobatan cara nabi (thibbun nabawi) akan diterima secara universal.

Penutup: Kedokteran Islam Integrasi Kedokteran Modern dan Thibbun Nabawi

“Mohonlah kepada Allah kesehatan. Sesungguhnya karunia yang paling baik setelah keimanan adalah kesehatan” (HR Ibnu Majah)

Mayoritas orang memiliki kecenderungan mencari pengobatan instan, baik medis maupun alternative. [13] Harapan terbesar orang yang sakit adalah menjadi sehat kembali. Dokter modern maupun praktisi kedokteran nabi (thibbun nabawi) ataupun kedua-duanya tidaklah bisa memberi kesembuhan, karena sesungguhnya Allah lah yang maha menyembuhkan.

﴿ ثن ث0ي ل1 ك� ك� ج2 ك* ج3 ل4 ث� ك5 ك�ا ث6ا ٨٠ك� ﴾

“Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku.” (QS. Asy Syu’araa’: 80) [14]

Baik dokter modern maupun praktisi thibbun nabawi sudah seharusnya berusaha untuk kesembuhan pasiennya, dan berusaha mengembalikan kejayaan kedokteran Islam dengan cara memperkaya khazanah ilmu masing-masing, memberikan pelayanan kesehatan yang professional dan menunjukkan nilai-nilai keislaman serta saling mendukung dan bekerja sama dalam rangka ikhtiar untuk kesembuhan pasien.

Sudah saatnya kedokteran Islam menjadi kiblat kedokteran dunia, tidak hanya dengan menjalin hubungan teraupetik dan deliberative tetapi juga edukatif terhadap pasien-pasiennya tentang makna sehat dan pengobatan itu sendiri. Tugas dokter, praktisi kesehatan nabi, mahasiswa kedokteran bahkan mahasiswa pada umumnya dan masyarakat secara keseluruhan untuk menanamkan paradigma berfikir yang benar tentang kedokteran Islam yang merupakan integrasi kedokteran modern dengan penerapan akhlakul karimah dan pengobatan cara nabi (thibbun nabawi) yang diiringi evidence base medicine (EBM).

Semoga bermanfaat.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/05/01/20182/kedokteran-islam-integrasi-kedokteran-modern-dan-thibbun-nabawi/#ixzz3kU7FFKUp Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebookhttp://www.dakwatuna.com/2012/05/01/20182/kedokteran-islam-integrasi-kedokteran-modern-dan-thibbun-nabawi/#axzz3kU5kez8E

http://muslim.or.id/8237-haruskah-kedokteran-modern-dan-thibbun-nabawi-dipertentangkan.html

Page 14: Yang Mendorong Kami Mengangkat Tema Ini Adalah Kami Menemukan Langsung Beberapa Orang Yang Salah Paham Mengenai Pengobatan Khususnya Thibbun Nabawi Dan Kedokteran Barat Modern