x salinan...kabupaten klungkung, kabupaten tabanan, dan kota denpasar, ... dilaporkan kepada...
TRANSCRIPT
SALINANX
x. .KW
X? r
4>533
MENTERI DALAM NEGERIREPUBLIK INDONESIA
INSTRUKSI MENTERI DALAM NEGERINOMOR 04 TAHUN 2021
TENTANG
PERPANJANGANPEMBERLAKUAN PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT
BERBASIS MIKRO DAN MENGOPTIMALKAN POSKO PENANGANANCORONA VIRUS DISEASE 2019 DI TINGKAT DESA DAN KELURAHAN UNTUK
PENGENDALIAN PENYEBARAN CORONA VIRUS DISEASE 2019
MENTERI DALAM NEGERI,
Menindaklanjuti arahan Presiden Republik Indonesia yang
menginstruksikan agar kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) berbasis mikro diperpanjang dan lebih mengoptimalkan
Pos Komando (Posko) Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di
tingkat Desa dan Kelurahan, berkenaan dengan hal tersebut diinstruksikan:
Kepada : 1. Gubemur; dan
2. Bupati/Wali kota,
Untuk :
KESATU : Khusus kepada:
a. Gubemur DKI Jakarta;
b. Gubemur Jawa Barat dan Bupati/Wali kota denganprioritas wilayah Kabupaten Bogor, KabupatenBekasi, Kota Cimahi, Kota Bogor, Kota Depok, KotaBekasi, dan Wilayah Bandung Raya;
c. Gubemur Banten dan Bupati/Wali kota denganprioritas wilayah Kabupaten Tangerang, KotaTangerang, dan Kota Tangerang Selatan;
d. Gubemur Jawa Tengah dan Bupati/Wali kota denganprioritas wilayah Semarang Raya, Banyumas Raya,Kota Surakarta, dan sekitamya;
e. Gubemur Daerah Istimewa Yogyakarta danBupati/Wali kota dengan prioritas wilayah KotaYogyakarta, Kabupaten Bantul, KabupatenGunungkidul, Kabupaten Sleman dan KabupatenKulon Progo;
-2-
KEDUA
f. Gubernur Jawa Timur dan Bupati/Wali kota denganprioritas wilayah Surabaya Raya, Madiun Raya danMalang Raya; dan
g. Gubernur Bali dan Bupati/Wali kota dengan prioritaswilayah Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar,Kabupaten Klungkung, Kabupaten Tabanan, dan KotaDenpasar,
mengatur PPKM yang berbasis mikro yang selanjutnya
disebut PPKM Mikro sampai dengan tingkat RukunTetangga (RT) /Rukun Warga (RW) yang berpotensimenimbulkan penularan COVID-19. Untuk Gubernurpada Provinsi sebagaimana dimaksud pada huruf asampai dengan huruf g dapat menambahkanprioritas wilayah pembatasan sesuai dengan kondisimasing-masing wilayah dan memperhatikan cakupanpemberlakuan pembatasan.
: PPKM Mikro sebagaimana dimaksud pada DiktumKESATU dilakukan dengan mempertimbangkan kriteriazonasi pengendalian wilayah hingga tingkat RT dengankriteria sebagai berikut:a. Zona Hijau dengan kriteria tidak ada kasus COVID-19
di satu RT, maka skenario pengendalian dilakukandengan surveilans aktif, seluruh suspek di tes danpemantauan kasus tetap dilakukan secara rutin danberkala;
b. Zona Kuning dengan kriteria jika terdapat 1 (satu)sampai dengan 5 (lima) rumah dengan kasuskonfirmasi positif dalam satu RT selama 7 (tujuh) hariterakhir, maka skenario pengendalian adalahmenemukan kasus suspek dan pelacakan kontakerat, lalu melakukan isolasi mandiri untuk pasienpositif dan kontak erat dengan pengawasan ketat;
c. Zona Oranye dengan kriteria jika terdapat 6 (enam)sampai dengan 10 (sepuluh) rumah dengan kasuskonfirmasi positif dalam satu RT selama 7 (tujuh) hari
terakhir, maka skenario pengendalian adalahmenemukan kasus suspek dan pelacakan kontakerat, lalu melakukan isolasi mandiri untuk pasienpositif dan kontak erat dengan pengawasan ketat,serta menutup rumah ibadah, tempat bermain anakdan tempat umum lainnya kecuali sektor esensial;dan
-3-
KETIGA
KEEMPAT
d. Zona Merah dengan kriteria jika terdapat lebih dari 10(sepuluh) rumah dengan kasus konfirmasi positifdalam satu RT selama 7 (tujuh) hari terakhir, makaskenario pengendalian adalah pemberlakuan PPKMtingkat RT yang mencakup:
1. menemukan kasus suspek dan pelacakan kontakerat;
2. melakukan isolasi mandiri/ terpusat denganpengawasan ketat;
3. menutup rumah ibadah, tempat bermain anak dantempat umum lainnya kecuali sektor esensial;
4. melarang kerumuman lebih dari 3 (tiga) orang;
5. membatasi keluar masuk wilayah RT maksimalhingga Pukul 20.00; dan
6. meniadakan kegiatan sosial masyarakat dilingkungan RT yang menimbulkan kerumunan danberpotensi menimbulkan penularan,
pengaturan lebih lanjut hal-hal sebagaimana dimaksudpada huruf a sampai dengan huruf d ditetapkan olehSatuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Nasional.
: PPKM Mikro dilakukan melalui koordinasi antara seluruhunsur yang terlibat, mulai dari Ketua RT/ RW, KepalaDesa/Lurah, Satuan Perlindungan Masyarakat(Satlinmas) , Bintara Pembina Desa (Babinsa),Bhayangkara Pembina Keamanan dan KetertibanMasyarakat (Bhabinkamtibmas) , Satuan Polisi PamongPraja (Satpol PP), Tim Penggerak PemberdayaanKesejahteraan Keluarga (PKK) , Pos Pelayanan KeluargaBerencana Kesehatan Terpadu (Posyandu), Dasawisma,Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Adat, TokohPemuda, Penyuluh, Pendamping, Tenaga Kesehatan, danKarang Taruna serta relawan lainnya.
: Mekanisme koordinasi, pengawasan dan evaluasipelaksanaan PPKM Mikro dilakukan dengan:a. membentuk Posko tingkat Desa dan Kelurahan bagi
wilayah yang belum membentuk Posko dan terhadapwilayah yang telah membentuk Posko dimaksud agarlebih mengoptimalkan peran dan fungsinya; dan
b. untuk supervisi dan pelaporan Posko tingkat Desadan Kelurahan membentuk Posko Kecamatan bagiwilayah yang belum membentuk Posko Kecamatandan terhadap wilayah yang telah membentuk PoskoKecamatan agar lebih mengoptimalkan peran danfungsinya.
-4-
KELIMA
KEENAM
KETUJUH
: Posko tingkat Desa dan Kelurahan sebagaimanadimaksud pada Diktum KEEMPAT adalah lokasi atautempat yang menjadi Posko penanganan COVID-19 ditingkat Desa dan Kelurahan yang memiliki empat fungsi,yaitu :a. pencegahan;
b. penanganan;
c. pembinaan; dan
d. pendukung pelaksanaan penanganan COVID-19 ditingkat Desa dan Kelurahan.
: Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksudpada Diktum KELIMA, Posko tingkat Desa dan Kelurahanberkoordinasi dengan Satgas COVID-19 tingkat
Kecamatan, Kabupaten/ Kota, Provinsi, Tentara NasionalIndonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia(POLRI), dan disampaikan kepada Satgas COVID-19Nasional, Kementerian Kesehatan dan KementerianDalam Negeri.
: Kebutuhan pembiayaan dalam pelaksanaan Poskotingkat Desa dan Kelurahan COVID-19 di tingkat Desadan Kelurahan dibebankan pada anggaran masing-masing unsur Pemerintah sesuai dengan pokokkebutuhan sebagai berikut:
a. kebutuhan di tingkat Desa dibebankan pada DanaDesa dan dapat didukung dari sumber pendapatandesa lainnya melalui Anggaran Pendapatan danBelanja Desa (APBDes);
b. kebutuhan di tingkat Kelurahan dibebankan padaAnggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)Kabupaten/Kota;
c. kebutuhan terkait Babinsa/Bhabinkamtibmasdibebankan kepada Anggaran TNI / POLRI;
d. kebutuhan terkait penguatan testing, tracing dantreatment dibebankan kepada Anggaran KementerianKesehatan atau Badan Nasional PenanggulanganBencana, APBD Provinsi/ Kabupaten/Kota; dan
e. kebutuhan terkait dengan bantuan kebutuhan hidupdasar dibebankan kepada Anggaran Badan UrusanLogistik (BULOG) /Kementerian BUMN, KementerianSosial, Kementerian Perindustrian, dan KementerianKeuangan serta APBD Provinsi/Kabupaten/Kota.
-5-
KEDELAPAN
KESEMBILAN
: Posko tingkat Desa diketuai oleh Kepala Desa yang dalam
pelaksanaannya dibantu oleh Aparat Desa dan MitraDesa lainnya dan Posko tingkat Kelurahan diketuai olehLurah yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh Aparat
Kelurahan, dan kepada masing-masing Posko baik Poskotingkat Desa maupun Posko tingkat Kelurahan juga
dibantu oleh Satlinmas, Babinsa, Bhabinkamtibmas, danTokoh Masyarakat.
: PPKM Mikro dilakukan bersamaan dengan PPKMKabupaten /Kota, yang terdiri dari:
a. membatasi tempat keija/perkantoran dengan
menerapkan Work From Home (WFH) sebesar 50%(lima puluh persen) dan Work From Office (WFO)sebesar 50% (lima puluh persen) denganmemberlakukan protokol kesehatan secara lebihketat;
b. melaksanakan kegiatan belajar mengajar secaradaring/online;
c. untuk sektor esensial seperti, kesehatan, bahanpangan, makanan, minuman, energi, komunikasi dan
teknologi informasi, keuangan, perbankan, sistempembayaran, pasar modal, logistik, perhotelan,konstruksi, industri strategis, pelayanan dasar,utilitas publik, dan industri yang ditetapkan sebagaiobjek vital nasional dan objek tertentu, kebutuhansehari-hari yang berkaitan dengan kebutuhan pokokmasyarakat tetap dapat beroperasi 100% (seratuspersen) dengan pengaturan jam operasional,kapasitas, dan penerapan protokol kesehatan secaralebih ketat;
d. melakukan pengaturan pemberlakuan pembatasan:
1. kegiatan restoran (makan/minum di tempat sebesar50% (lima puluh persen) dan untuk layananmakanan melalui pesan-antar/dibawa pulang tetapdiizinkan sesuai dengan jam operasional restorandengan penerapan protokol kesehatan yang lebihketat; dan
2. pembatasan jam operasional untuk pusatperbelanjaan /mall sampai dengan Pukul 21.00dengan penerapan protokol kesehatan yang lebihketat,
e. mengizinkan kegiatan konstruksi beroperasi 100%(seratus persen) dengan penerapan protokolkesehatan yang lebih ketat;
-6-
KESEPULUH
KESEBELAS
KEDUA BELAS
KETIGA BELAS
f. mengizinkan tempat ibadah untuk dilaksanakandengan pembatasan kapasitas sebesar 50% (lima
puluh persen) dengan penerapan protokol kesehatanyang lebih ketat;
g. kegiatan fasilitas umum dan kegiatan sosial budaya
yang dapat menimbulkan kerumunan dihentikansementara; dan
h. dilakukan pengaturan kapasitas dan jam operasional
transportasi umum.: Cakupan pengaturan pemberlakuan pembatasan
meliputi Provinsi dan Kabupaten/Kota yang memenuhiunsur:a. tingkat kematian di atas rata-rata tingkat kematian
nasional;b. tingkat kesembuhan di bawah rata-rata tingkat
kesembuhan nasional;
c. tingkat kasus aktif di atas rata-rata tingkat kasus
aktif nasional; dan
d. tingkat keterisian tempat tidur Rumah Sakit ( Bed
Occupancy Ratio/ BOR) untuk Intensive Care Unit (ICU)dan ruang isolasi di atas 70% (tujuh puluh persen).
: Pengaturan pemberlakuan pembatasan meliputi seluruhDesa dan Kelurahan pada Kabupaten/Kota yang telah
ditetapkan sebagai prioritas wilayah pembatasansebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU.
: Pengaturan pemberlakuan pembatasan dilakukan di
seluruh Provinsi pada wilayah Pulau Jawa dan PulauBali, dengan pertimbangan seluruh Provinsi pada wilayah
tersebut memenuhi salah satu atau lebih unsur dari 4
(empat) parameter yang tersebut pada DiktumKESEPULUH dan Gubemur sebagaimana dimaksud pada
Diktum KESATU dapat menetapkan Kabupaten/Kota laindi wilayahnya, dengan mempertimbangkan keempat
parameter dan pertimbangan lain untuk memperkuat
upaya pengendalian COVID-19.: Selain pengaturan PPKM Mikro, agar Pemerintah Provinsi
dan Kabupaten/Kota sampai dengan Pemerintah Desamaupun Kelurahan lebih mengintensifkan disiplinprotokol kesehatan dan upaya penanganan kesehatan(membagikan masker dan menggunakan masker yangbaik dan benar, mencuci tangan menggunakan sabunatau hand sanitizer, menjaga jarak dan menghindarikerumunan yang berpotensi menimbulkan penularan),disamping itu memperkuat kemampuan tracking, sistemdan manajemen tracing, perbaikan treatment termasuk
-7-
meningkatkan fasilitas kesehatan (tempat tidur, ruangICU, maupun tempat isolasi/karantina), koordinasi antardaerah yang berdekatan melalui Sistem PenanggulanganGawat Darurat Terpadu (SPGDT) untuk redistribusipasien dan tenaga kesehatan sesuai dengan kewenangan
masing-masing.KEEMPAT BELAS : Penyediaan anggaran untuk PPKM Mikro dapat
dilaksanakan melalui perubahan Peraturan Kepala
Daerah tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan danBelanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2021 dandilaporkan kepada Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, untuk selanjutnya dianggarkan dalam PeraturanDaerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2021.
KELIMA BELAS : Pemberlakuan PPKM Mikro diperpanjang sejak tanggal
23 Februari 2021 sampai dengan tanggal 8 Maret 2021,
dan mempertimbangkan berakhimya masa berlakupembatasan berdasarkan pencapaian target padakeempat parameter selama 6 (enam) minggu berturut-turut untuk itu para kepala daerah agar melakukanmonitoring dan rapat koordinasi dengan seluruhpemangku kepentingan (stakeholder) terkait secaraberkala.
KEENAM BELAS : Kepada:a. Gubemur dan Bupati/ Wali kota sebagaimana
dimaksud pada Diktum KESATU berdasarkan sistempencatatan dan pelaporan terintegrasi COVID-19Satgas Penanganan Covid-19 Nasional untukmemberikan laporan kepada Menteri Dalam Negeri
paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Pemberlakuan PPKM Mikro;
2. Pembentukan Posko tingkat Desa dan Kelurahanuntuk pengendalian penyebaran COVID-19; dan
3. Pelaksanaan fungsi Posko tingkat Desa danKelurahan untuk pengendalian penyebaranCOVID-19,
b. Gubemur dan Bupati/Wali kota pada daerah yangtidak termasuk pemberlakuan pengaturanpembatasan sebagaimana dimaksud pada DiktumKESATU, tetap memperkuat dan meningkatkansosialisasi dan penegakan hukum terhadappelanggaran protokol kesehatan Covid-19.
-8-
KETUJUH BELAS : Instruksi Menteri ini mulai berlaku pada tanggal 23Februari 2021 dan pada saat Instruksi Menteri ini mulai
berlaku maka Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 03
Tahun 2021 tanggal 5 Februari 2021 tentangPemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
Berbasis Mikro dan Pembentukan Posko PenangananCorona Virus Disease 2019 Di Tingkat Desa dan
Kelurahan Untuk Pengendalian Penyebaran Corona VirusDisease 2019, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Dikeluarkan di Jakartapada tanggal 19 Februari 2021
MENTERI DALAM NEGERI,
ttd
MUHAMMAD TITO KARNAVIAN
Tembusan Yth :1. Presiden Republik Indonesia;2. Wakil Presiden Republik Indonesia;3. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Republik
Indonesia;4. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia;5. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Republik Indonesia;6. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik
Indonesia;7. Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia;8. Menteri Keuangan Republik Indonesia;9. Menteri Kesehatan Republik Indonesia;10. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Republik Indonesia;11. Menteri Perdagangan Republik Indonesia;12. Menteri Perindustrian Republik Indonesia;13. Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia;14. Menteri Sosial Republik Indonesia;15. Sekretaris Kabinet Republik Indonesia;16. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia;17. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;18. Panglima Tentara Nasional Indonesia;19. Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik;
R. GanTMuhammad, S.H., M.APPembina Utama Muda (IV/c)NIP. 19690818 199603 1 001