word

39
2.5 Pembahasan 1. Anatomi dan Fisiologi mata Anatomi mata a. Adneksa Mata Merupakan jaringan pendukung mata yang terdiri dari: Kelopak mata berfungsi melindungi mata dan berkedip serta untuk melicinkan dan membasahi mata. Konjungtiva adalah membran tipis yang melapisi dan melindungi bola mata bagian luar. Sistem saluran air mata (Lakrimal) yang menghasilkan cairan air mata, dimana terletak pada pinggir luar dari alis mata. Mata adalah indera penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, lalu dengan perantaraan serabut-serabut nervus optikus, mengalihkan rangsangan inike pusat penglihatan pada otak, untuk ditafsirkan. Adapun anatomi organ

Upload: andry-dwi

Post on 16-Jul-2016

8 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

word

TRANSCRIPT

Page 1: Word

2.5 Pembahasan

1. Anatomi dan Fisiologi mata

Anatomi mata

a. Adneksa Mata

Merupakan jaringan pendukung mata yang terdiri dari:

Kelopak mata berfungsi melindungi mata dan berkedip serta untuk melicinkan

dan membasahi mata.

Konjungtiva adalah membran tipis yang melapisi dan melindungi bola mata

bagian luar.

Sistem saluran air mata (Lakrimal) yang menghasilkan cairan air mata, dimana

terletak pada pinggir luar dari alis mata.

Rongga orbita merupakan rongga tempat bola mata yang dilindungi oleh tulang-

tulang yang kokoh.

Otot-otot bola mata masing-masing bola mata mempunyai 6 (enam) buah otot

yang berfungsi menggerakkan kedua bola mata secara terkoordinasi pada saat

melirik.

Mata adalah indera penglihatan.

Mata dibentuk untuk menerima

rangsangan berkas-berkas

cahaya pada retina, lalu dengan

perantaraan serabut-serabut

nervus optikus, mengalihkan

rangsangan inike pusat

penglihatan pada otak, untuk

ditafsirkan. Adapun anatomi

organ penglihatan dapat

dikelompokkan menjadi dua

bagian, yaitu:

Page 2: Word

b. Bola Mata

Jika diurut mulai dari yang paling depan sampai bagian belakang, bola mata terdiri

dari :

Kornea disebut juga selaput bening mata, jika mengalami kekeruhan akan

sangatmengganggu penglihatan. Kornea bekerja sebagai jendela bening yang

melindungistruktur halus yang berada dibelakangnya, serta membantu

memfokuskanbayangan pada retina. Kornea tidak mengandung pembuluh darah.

Sklera yaitu lapisan berwarna putih di bawah konjungtiva serta merupakan

bagiandengan konsistensi yang relatif lebih keras untuk membentuk bola mata

Bilik mata depan merupakan suatu rongga yang berisi cairan yang memudahkan

iris untuk bergerak.

Uvea terdiri dari 3 bagian yaitu iris, badan siliar dan koroid. Iris adalah lapisan

yang dapat bergerak untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam

mata. Badan siliar berfungsi menghasilkan cairan yang mengisi bilik mata,

sedangkan koroid merupakan lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah

untuk memberi nutrisi pada bagian mata.

Pupil merupakan suatu lubang tempat cahaya masuk ke dalam mata, dimana

lebarnya diatur oleh gerakan iris. Bila cahaya lemah iris akanberkontraksi dan

pupil membesar sehingga cahaya yang masuk lebih banyak.Sedangkan bila

cahaya kuat iris akan berelaksasi dan pupil mengecil sehingga cahaya yang masuk

tidak berlebihan.

Lensa mata adalah suatu struktur biologis yang tidak umum. Transparan dan

cekung, dengan kecekungan terbesar berada pada sisi depan. Lensa adalah organ

fokus utama, yang membiaskan berkas-berkas cahaya yang terpantul dari benda-

benda yang dilihat, menjadi bayangan yang jelas pada retina. Lensa berada dalam

sebuah kapsul elastik yang dikaitkan pada korpus siliare khoroid oleh ligamentum

suspensorium. Dengan mempergunakan otot siliare, permukaan anterior lensa

dapat lebih atau agak kurang dicembungkan, guna memfokuskan benda-benda

dekat atau jauh. Hal ini disebut akomodasi visual.

Page 3: Word

Badan Kaca (Vitreus) bagian terbesar yang mengisi bola mata, disebut juga

sebagai badan kaca karena konsistensinya yang berupa gel dan bening dapat

meneruskan cahaya yang masuksampai ke retina.

Retina merupakan reseptor yang peka terhadap cahaya. Retina adalah

mekanismepersyarafan untuk penglihatan. Retina memuat ujung-ujung nervus

optikus. Bilasebuah bayangan tertangkap (tertangkap oleh mata) maka berkas-

berkas cahayabenda yang dilihat, menembus kornea, aqueus humor, lensa dan

badan vitreusguna merangsang ujung-ujung saraf dalam retina. Rangsangan yang

diterimaretina bergerak melalui traktus optikus menuju daerah visuil dalam otak,

untukditafsirkan. Kedua daerah visual menerima berita dari kedua mata, sehingga

menimbulkan lukisan dan bentuk.

Papil saraf optik berfungsi meneruskan rangsangan cahaya yang diterima dari

retina menuju bagian otak yang terletak pada bagian belakang kepala (korteks

oksipital).

Bagian mata yang sangat penting dalam memfokuskan bayangan pada

retina adalah kornea, aqueus humor, lensa dan badan vitreus. Seperti yang selalu

terjadi dalam menafsirkan semua perasaan yang datang dari luar, maka sejumlah

stasiun penghubung bertugas untuk mengirimkan perasaan, dalam hal ini

penglihatan. Sebagian stasiun penghubung ini berada dalam retina. Sebelah dalam

tepi retina, terdapat lapisan-lapisan batang dan kerucut yang merupakan sel-sel

penglihat khusus yang peka terhadap cahaya. Sela-sela berupa lingkaran yang

terdapat diantaranya, disebut granula. Ujung proximal batang-batang dan kerucut-

kerucut itu membentuk sinapsis (penghubung) pertama dengan lapisan bipoler

dalam retina. Proses kedua yang dilakukan sel-sel itu adalah membentuk sinapsis

kedua dengan sel-sel ganglion besar, juga dalam retina. Axon-axon sel-sel ini

merupakan serabut-serabut dalam nervus optikus. Serabut-serabut saraf ini

bergerak kebelakang, mula-mula mencapai pusat yang lebih rendah dalam badan-

badankhusus talamus, lantas akhirnya mencapai pusat visuil khusus dalam

lobusoksipitalis otak, di mana penglihatan ditafsirkan.

Page 4: Word

Fisiologi Mata

Pupil akan meneruskan cahaya ke bagian lensa mata dan oleh lensa mata cahaya

difokuskan ke bagian retina melalui vitreus humour. Cahaya ataupun objek yang telah

difokuskan pada retina, merangsang sel saraf batang dan kerucut untuk bekerja dan hasil

kerja ini diteruskan ke serat saraf optik, ke otak dan kemudian otak bekerja untuk

memberikan tanggapan sehingga menghasilkan penglihatan. Sel saraf batang bekerja

untuk penglihatan dalam suasana kurang cahaya, misalnya pada malam hari. Sedangkan

sel saraf kerucut bekerja untuk penglihatan dalam suasana terang, misalnya pada siang

hari.

Proses dimana masuknya cahaya adalah sebagai berikut:

Cahaya memasuki mata melalui kornea yang transparan.

Kemudian menjalar melalui lensa yang membalikkan cahaya tersebut.

Kemudian membentuk gambaran balik pada retina.

Retina mengubah cahaya ke dalam impuls saraf. Impuls tersebut melewati

sepanjang saraf optikus dan traktus ke otak, disampaikan ke korteks oksipitalis dan

disana diinterpretasikan sebagai gambar.

Proses kerja mata manusia

diawali dengan masuknya

cahaya melalui bagian kornea,

yang kemudian dibiaskan oleh

aquerus humour ke arah pupil.

Pada bagian pupil, jumlah

cahaya yang masuk ke dalam

mata dikontrol secara otomatis,

dimana untuk jumlah cahaya

yang banyak, bukaan pupil akan

mengecil sedangkan untuk

jumlah cahaya yang sedikit

bukaan pupil akan membesar.

Page 5: Word

Jumlah cahaya yang memasuki mata diatur oleh ukuran dari pupil. Iris berfungsi

sebagai diafragma, ukuran pupil dikontrol oleh serat-serat otot sirkuler dan radial. Otot-

otot dari iris dikontrol oleh:

Serat simpatis yang berasal dari ganglion servikalis superior pada rantai simpatis

di leher. Impul;s yang menjalar sepanjang serat tersebut mendilatasi pupil dengan

cara relaksasi serat sirkular.

Serat parasimpatis yang menjalar dengan sarar cranial ke-3 (okulomotorius):

impuls sepanjang serat tersebut menyebabkan konstriksi pupil dengan cara

relaksasi serat radial.

Kelainan Refraksi Mata

Kelainan refraksi adalah kelianan pembiasan sinar oleh media penglihatan yang terdiri

dari kornea, cairan mata, lensa, badan kaca atau panjang bola mata sehingga bayangan

benda dibiaskan tidak tepat di daerah makula lutea tanpa bantuan akomodasi. Keadaan ini

disebut ametropia yang dapat berupa: miopia, hipermetropia atau astigmatisma.

Sebaliknya emetropia adalah keadaan dimana sinar yang sejajar atau jauh dibiasakan

atau difokuskan oleh system optic mata tepat pada daerah macula lutea tanpa mata

melakukan akomodasi.

Miopia

Miopia atau sering disebut

sebagai rabun jauh merupakan

jenis kerusakan mata yang

disebabkan pertumbuhan bola

mata yang terlalu panjang atau

kelengkungan kornea yang

terlalu cekung dimana cahaya

atau benda yang jauh letaknya

jatuh atau difokuskan di depan

retina.

Page 6: Word

Hipermetropia

Astigmatisma

dimana berkas sinar tidak difokuskan pada satu titik dengan tajam pada retina akan

tetapi pada 2 garis titik api yang saling tegak lurus yang terjadi akibat kelainan

kelengkungan di kornea.

Hipermetropia atau rabun dekat

adalah kelainan refraksi mata

dimana bayangan dari sinar yang

masuk ke mata jatuh di belakang

retina. Hal ini dapat disebabkan

karena bola mata yang terlalu

pendek atau kelengkungan kornea

yang kurang.

Astigmatisma adalah kelainan

refraksi yang mencegah berkas

cahay jatuh sebagai suatu focus

titik di retina karena perbedaan

derajat refraksi di berbagai

meridian kornea atau lensa

kristalina. Pada astigmatisma, mata

menghasilkan suatu bayangan

dengan titik atau garis focus

multiple,

Page 7: Word

2. Histologi mata

Bola mata di bungkus oleh 3 jaringan, yaitu :

Sclera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memeberikan bentuk pada mata,

merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian depan sclera

disebut kornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke dalam

bola mata. Kelengkungan kornea lebih lengkung dari sclera.

Jaringan uvea merupakan jaringan vascular. Jaringan sclera dan uvea dibatasi oleh

ruang yang potensial mudah dimasuki darah bila terjadi perdarahan pada ruda

paksa yang disebut perdarahan suprakoroid. Jaringan uvea ini terdiri dari iris,

badan siliar, dan koroid.

Retina adalah lapisan ketiga bola mata yang terletak paling dalam dan mempunyai

susunan lapis sebanyak 10 lapis.

SKLERA

Jaringan Episkleralis : lapisan paling luar, merupakan jaringan fibroelastik jarang,

yang melanjutkan diri ke jaringan fibrosa padat kapsula Tenon, dengan dibatasi

oleh jaringan longgar (ruang Tenon).

Lamina fuska (lapis gelap) : suatu lapisan tipis antara sklera dengan koroid,

dengan berkas kolagen kecil, sejumlah besar serat elastik dan melanosit.

KORNEA

Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata, lapis jaringannya

menutupi bola mata sebelah depan dan terdiri atas :

Epitel : terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih,

satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng.

Membran bowman( lamina elastika anterior) : Homogen, tidak mengandung sel,

dibentuk oleh perpadatan substasi antar sel dengan serabut kolagen halus yang

tersebar tak beraturan.

Page 8: Word

Stroma( substansia propria) : 90% menyusun ketebalan kornea terdiri atas Lamel

yang merupakan susunan kolagen, dan Keratosit yang merupakan sel stroma

kornea yang merupakan fibroblas yang terletak di antara serat kolagen stroma.

Membran descement (lamina elastika posterior) : Homogen, serabut kolagen

halus, sel edotel, berupa selapis kuboid.

Endotel : berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal , besar 20 –

40 μm.

UVEA

Lapisan vaskular di dalam bola mata yang terdiri atas :

Koroid : memiliki 4 lapisan yaitu Epikoroid (stratum perichindrium ),Lapisan

pembuluh (lamina vasculosa), Koriokapiler ( lamina capillarum),Lamina elastika

(Membran Bruch).

Badan Siliar : Struktrur jaringan terdiri atas jaringan Ikat longgar, Jarigan Ikat

polos dalam 3 berkas yang disebut M. Cilliaris, berkas meridional, berkas radier,

dan berkas sirkuler.

Iris : Permukaan depan (dari tunika vasculosa) kasar karena adanya lipatan dan

cekungan, di tutupi oleh epitel selapis gepeng lanjutan dari endotel kornea.

Permukaan belakang ( dari tunika vasculosa) halus dan terdapat M. dilatator pupil

dan M. spincter pupil. Margo Pupilaris iridis -> tepi yang membatasi iris. Fungsi

pigmen -> mengurangi intensitas cahaya

Page 9: Word

LENSA MATA

Lensa bentuknya bikonveks, permukaan posterior lebih melengkung daripada

anterior. Di bagian tengah pada kedua permukaannya terdapat kutup anterior dan

kutup posterior. Garis yang menghubungkan keduanya adalah aksis, dan batas

kelilingnya adalah ekuator. Lapisan lensa :

Kapsul Lensa

Endotel Subkapsularis

Substansi Lensa

RETINA

Retina merupakan lapisan paling dalam bola mata dan terdiri dari bagian anterior

yang tak peka (retina iridial dan siliar) dan bagian posterior yaitu bagian yang

merupakan organ fotoreseptor.

Retina optikal atau nerural melapisi koroid mulai dari papila saraf optik di bagian

posterior hingga ora serrata di anterior, dan menunjukkan suatu cekungan yang

dangkal, yang disebut fovea sentralis.

Fovea sentralis terletak sekitar 2,5 mm ke arah temporal papila optik. Sekitar

fovea terdapat suatu daerah yang dikenal sebagai bintik kuning atau makula lutea.

Fovea merupakan daerah untuk penglihatan terjelas.

10 lapisan Retina :

Stratum pigmentum retina

Lapisan batang dan kerucut

Membran limitans eksterna -> Zonula adherens dari sel batang dan sel

cones, anyaman akhiran tonjolan sel muller.

Stratum nuclear eksterna

Stratum pleksiform eksterna

Stratum nuclear interna

Stratum pleksiform interna

Stratum ganglionare

Stratum neurofibroma

Page 10: Word

Membran limitans interna

3. Penyakit yang berhubungan dengan mata (AZIZ)

4. Patomekanisme gejala pada scenario

Suatu peradangan atau inflamasi mata yang secara klinis disebabkan oleh

pelebaran pembuluh darah di konjungtiva atau injeksi konjungtiva. Mata merah bias

disebabkan karena infeksi dan non infeksi. Pertama karena infeksi bias disebabkan oleh

kuman, virus, bakteri,jamur dan lain-lain, sehingga menyebabkan jejas dan terjadilah

reaksi radang seperti rubor, kalor, tumor,dolor, lalu fungsi yang tidak bisa kembali

seperti awalnya. Atau bisa juga merangsang pelepasan kalikrein yang merangsang

bradikinin sehingga terangsanglah histamine. Ini semua bisa ,enyebabkan vasodilatasi

dan gatal untuk histamine. Sedangkan untuk pelepasan reaksi radang merangsang

pelebaran pembuluh darah sehingga peningkatan tekanan intraocular meningkat. Lalu

menekan saraf dan menimbulkan nyeri. Dari pelebaran pembuluh darah sendiri bisa

Page 11: Word

menyebabkan mata merah. Kedua non ifeksi bisa di sebabkan oleh kimia, alergi, dan

banyak lagi, sehingga menyebabkan pecahnya pembuluh darah dan tertimbun dibawah

jaringan konjungtivita lalu menyebabkan mata merah.

Mata merah sendiri terbagi menjadi beberapa macan pertama mata merah visus

normal ini terjadi karena Mengenai struktur yang bervaskuler (konjungtiva atau sklera)

yang tidak menghalangi media refraksi. Jika lakrimasi ada fotofobia ada dan gatal tidak

ada itu contoh penyakitnya konjungtivitis. Lakrimasi ada fotofobia tidak ada gatal ada ini

contohnya blefaris dan keratitis. Lakrimasi tidak ada fotofobia ada gatal tidak ini

contonya episkleritis, lakrimasi ada fotofobia tidak ada gatal tidak ada skleritis.

Mata merah nyeri visus tidak normal yaitu Mengenai struktur yang bervaskuler

(kornea, uvea, atau seluruh mata) yang menghalangi media refraksi. Lakrimasi ada

fotofobia ada tapi gatal tidak ada contohnya Uveitis Anterior dan Ulkus Kornea.

Lakrimasi tidak ada fotofobia ada gatal ada contohnya Iritis. Lakrimasi tidak ada

fotofobia ada gatal tidak ada contonya glaucoma akut. Lakrimasi tidak ada fotofobia

tidak ada gatal tidak ada Endoftalmitis. Ada juga penurunan tajam penglihatan akut

pertama disertai nyeri lama contohnya Glaukoma sudut tertutup akut ,Neuritis optic,

Selulitis orbita, endosftalmitis. Tidak nyeri tapi sementara emboli, migren, dan

peningkatan intracranial. Tidak nyeri tapi lama contohnya Neuropai optik Iskemik,

Oklusi arteri Retina, Oklusi vena Retina,Perdarahan, Vitreous, Ablasio retina.

5. Factor resiko mata merah dan jenis-jenis nyeri pada mata

Rasa sakit di permukaan mata adalah kondisi dimana rasa sakit berasal dari luar struktur

permukaan mata, beberapa penyebabnya adalah :

Konjungtivitis adalah salah satu masalah mata yang paling umum. Konjungtivitis

biasanya disebabkan oleh alergi, bakteri, kimia, atau peradangan virus dari

konjungtiva (membran yang lembut melapisi kelopak mata dan menutupi bola

mata).

ciri-ciri sakit mata yang disebabkan oleh konjungtivitis ini adalah: mata berubah

warna menjadi merah muda. rasa sakit biasanya ringan, atau tidak ada rasa sakit

sama sekali. Gatal, kemerahan.

Page 12: Word

Lecet kornea juga penyebab umum sakit mata kornea adalah salah satu bagian

pada mata paling transparan, sensitif dan lembut. Lecet biasanya terjadi

dikarenakan goresan ke permukaan kornea, seperti dari benda asing atau terlalu

sering menggunakan lensa kontak.

Efek Kimia dan luka bakar merupakan penyebab signifikan pada sakit mata. Efek

Kimia yang dimaksud berupa asam atau zat basa, seperti pembersih rumah tangga

atau pemutih.

Adapun luka bakar biasanya berasal dari sumber cahaya yang kuat, seperti

percikan las api atau juga berasal dari matahari dan alat-alat penerangan yang

memiliki intensitas cahaya cukup tinggi.

Radang kelopak mata biasanya terjadi dikarenakan kelenjar minyak terpasang di

tepi kelopak mata.

penyebab lainnya adalah adanya iritasi mata. ditandai dengan adanya benjolan kecil pada

mata Anda, benjolan mata ini dibentuk oleh kelenjar minyak mata yang tidak normal.

sehingga menyebabkan iritasi pada mata, rasa sakitnya cukup menyakitkan

6. Alur diagnosis

Untuk menegakkan sebuah diagnosis harus melakuka tiga hal untuk memastikan

diagnosis, yaitu anamnesis, pemeriksaan fisik mata, dan pemeriksaan penunjang.

Secara garis besar keluhan mata terbagi menjadi 3 kategori :

1) Kelainan Penglihatan

a. Penurunan tajam penglihatan

b. Aberasi penglihatan

Bayangan hallo, pada glukoma gejala prodromal

Page 13: Word

Kilatan cahaya, gangguan badan kaca dan glukoma

Flater

Diplopia =double, (gangguan otot gerak mata atau perbrdaan refraksi kedua

mata yang terlalu besar), baik monokuler atau binokuler

2) Kelainan Penampilan Mata

Mata merah, perubahan local dari mata seperti ptosis, bolo mata meninjol,

pertumbuhan tidak normal.

3) Kelainan Sensasi Mata (nyeri, gatal, panas, berair,megganjal)

Sakit

Mata lelah

Iritasi mata

ANAMNESIS

Keluhan Utama

Harus digali dari keluhan yaitu lama, frekuensi, sifat keluhan, lokasi dan beratnya

keluhan.

Kondisi lingkungan saat timbul keluhan (alergi)

Gejala lain yang menyertai seperti penglihatan kabur, penurunan penglihatan,

mata merah, nyeri, gatal (variasi musiman) , mata berair, sekret yang keluar

(lengket/tidak) , rasa tidak nyaman, fotofobia.

Apakah ada tanda sistemik ( demam, malaise, muntah, artalgia, ruam)

Riwayat penyakit dahulu

Semua gangguan mata yang pernah dialami

Penyakit lain yang pernah dialami

Penyakit sistemik

Diabetes dan hipertensi perlu digali lebih dalam ( gangguan vaskular pada mata )

Page 14: Word

Riwayat Penyakit Keluarga

Digali apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit mata yang mungkin

diturunkan ; strabismus, ambliopia, glaukoma atau katarak, degenerasi makula.

Apakah ada anggota keluarga yang menderita diabetes dan hipertensi

PEMERIKSAAN FISIK MATA

Pemeriksaan Luar

Pada adneksa mata yaitu palpebra dan daerah periokuler, apakah ada lesi kulit,

tanda radang dan nyeri tekan yg dievaluasi melalui inspeksi dan palpasi.

Letak kemerahan, kedua mata/tidak, lokal/menyeluruh.

Ada sekret atau tidak, lengket/tidak, warna

Pada pupil harus diamati ukuran, simetris/tidak, bentuk bulat/tidak teratur, reaksi

terhadap cahaya (dengan uji senter berayun)

Penglihatan

Pemeriksaan dengan kartu snellen

Pemeriksaan refraksi, membedakan pandangan kabur akibat kelainan refraksi atau

kelainan medis. Dengan phoropter.

Motilitas Mata

Menguji gerak ektraokuler

Kedua mata pasien diminta untuk mengikuti objek benda saat digerakkan.

Diperhatikan kecepatan, kelancaran, rentang jarak dan simetri gerakan.

Pemeriksaan Slit Lamp

Page 15: Word

Dengan slit lamp, segmen anterior mata dapat diamati dengan detil; tepi palpebra

dan bulu mata, permukaan konjungtiva palpebra dan bulbaris, lapisan air mata dan

kornea, iris, dan aqueus.

Pemeriksaan Tonometri

Pengukuran tekanan cairan intraokular dengan alat yang terkalibrasi ( n=10-

21mmHg)

Oftalmoskopi Indirect Dan Direct

Memperlihatkan gambaran monokular fundus, menghasilkan gambaran diskus

dan struktur vaskular retina yang detil. Oftalmoskopi indirect melengkapi pemeriksaan

oftalmoskopi direct yang dapat memperlihatkan lapangan pandang lebih luas.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Page 16: Word

Perimetri

Memeriksa lapangan pandang sentral dan perifer. Mengukur fungsi retina, nervus

opticus dan jaras visual intrakranial, untuk mendeteksi hilangnya lapangan pandang

akibat penyakit di tempat tersebut.

Fotografi Fundus

Biasanya digunakan untuk mengevaluasi glaukoma, menilai progresivitas

kerusakan nervus optikus.

Angiografi Fluoresein

Pewarnaan ini menonjolkan detil vaskularisasi dan anatomi fundus, dapat

memetakan keadaan abnormal dengan teliti.

Optical Coherence Tomography (Oct)

Prinsip analog dengan ultrasonografi, tidak memerlukan kontak dengan jaringan

yang diperiksa, peralatan serupa kamera fundeu dilakukan dalam ruang kerja.

Page 17: Word

7. Konjungtivitis

Definisi

Penderita dengan radang konjungtiva akan datang dengan keadaan mata merah.

Perlu diidentiikasi apakah merahnya disebabkan : perdarahan subkonjungtiva atau

pelebaran pembuluh darah. Konjungtivitis merupakan radang konjungtiva atau radang

lendir yang menutupi belakang kelopak dan bola mata, dalam bentuk akut maupun

kronis.

Epidemiologi

Konjungtivitis adalah penyakit yang terjadi di seluruh dunia dan dapat diderita

oleh seluruh masyarakat tanpa dipengaruhi usia. Walaupun tidak ada dokumen yang

secara rinci menjelaskan tentang prevalensi konjungtivitis, tetapi keadaan ini sudah

ditetapkan sebagai penyakit yang sering terjadi pada masyarakat (Chiang YP, dkk, 1995

dalam Rapuano et al, 2005).

Di Indonesia penyakit ini masih banyak terdapat dan paling sering dihubungkan

dengan kondisi lingkungan yang tidak Hygiene.

Pembagian Konjungtivitis

Konjungtivitis dibagi berdasarkan kausanya yaitu :

Page 18: Word

a) Konjungtivitis bakteri

b) Konjungtivitis virus

c) Konjungtivitis alergi

d) Konjungtivitis klamidia

Gejala Klinis

Gejala – gejala yang sering dijumpai pada konjungtivitis adalah

Injeksi Konjungtiva

Gejala ini adalah pelebaran arteri konjungtiva posterior, yang memberi gambaran

pembuluh darah yang berkelok – kelok, merah dari bagian perifer konjungtiva

bulbi menuju kornea dan ikut bergerak apabila konjungtiva bulbi digerakkan.

Folikel

Gejala ini adalah kelainan berupa tonjolan pada jaringan konjungtiva, besarnya

kira – kira 1 mm. Tonjolan ini mirip vesikel. Gambaran permukaan folikel landai,

licin abu abu kemerahan karena adanya pembuluh darah dari pingir folikel yang

naik ke arah puncak folikel. Di bawah folikel terdapat cairan keruh yang terdiri

atas sebukan sel limfoid.

Konjungtiva terutama forniks yang kaya akan jaringan limfoid mudah memberi

reaksi pembentukan folikel. Karena itu iritasi biasa, seperti kena angin debu dapat

menyebabkan terbentuknya folikel forniks. Adanya beberapa folikel saja pada

forniks tidaklah berarti suatu kelainan yang aktif.

Papil Raksasa

Terminologi ini adalah kata berasal dari bahasa inggris yang berarti batu kerikil,

yang biasanya tampak pada bagian tarsus superior. Cobble-stone berbentuk

poligonal tersusun berdekatan dengan permukaan datar. Pada cobble-stone

pembuluh darah berasal dari bawah sentral.

Flikten

Adalah tonjolan berupa sebukan sel-sel radang kronik di bawah epitel konjungtiva

atau kornea, berupa suatu mikro-abses, dimana permukaan epitel mengalami

nekrosis. Warna flikten keputih-putihan, padat dengan permukaan yang tidak rata.

Di sekitarnya diikuti pembuluh – pembuluh darah. Flikten umumnya kecil, tetapi

Page 19: Word

sering pula lebih besar dari 1 mm. di atas flikten tidak terdapat pembuluh darah,

flikten paling sering didapatkan di limbus.

Membran

Merupakan massa putih padat yang menutupi sebagian kecil, sebagian besar atau

seluruh konjungtiva tarsal. Massa putih ini dapat berupa endapan sekret, sehingga

mudah diangkat, dan ini sering disebut pseudomembran.

Gejala lain yang mungkin dijumpai adalah eksudat dengan secret yang nyata di pagi

hari, kemosis, lakrimasi, adenopati preaurikular.

Etiologi

Penyebab dari konjungtivitis yaitu bakteri, klamidia, alergi, viral toksik, berkaitan

dengan penyakit sistemik.

Penatalaksanaan

Terapi spesifik konjungtivitis bakteri tergantung pada temuan agen

mikrobiologiknya. Sambil menunggu hasil laboratorium, dokter dapat memulai terapi

antimikroba spectrum luas (mis., polymyxin-trimethoprim). Pada setiap konjungtivitis

purulen yang pulasan gramnya menunjukkan diplokokus gram negative, dugaan

neisseria, harus segera dimulai terapi topical dan sistemik. Jika kornea tidak terlibat,

ceftriaxone 1g diberikan dosis tunggal per intramuscular biasanya merupakan terapi

sistemik yang adekuat. Jika kornea terkena, dibutuhkan ceftriaxone parental, 1-2g perhari

selama 5 hari.

Pada konjungtivitis purulen dan mukopurulen, saccus conjunctivalis harus dibilas

dengan larutan saline agar dapat dihilangkan sekret konjungtiva. Untuk mencegah

penyebaran penyakit ini, pasien dan keluarga diminta memperhatikan hygiene perorangan

secara khusus.

Prognosis

Konjungtivitis pada umumnya merupakan self limited disease artinya dapat

sembuh dengan sendirinya. Tanpa pengobatan biasanya sembuh dalam 10-14 hari. Bila

Page 20: Word

diobati sembuh dalam waktu 1-3 hari. Konjungtivitis karena stafilokokus sering kali

menjadi kronis.

Komplikasi

Jaringan parut pada konjungtiva

Kerusakan dukstus kelenjar lakrimal

Parut dapat juga mengubah bentuk palpebra superior dengan membalik bulu mata

ke dalam sehingga menggesek kornea => komplikasi lanjut : ulkus

8. Skeleritis

Definisi

Skleritis adalah gangguan granulomatosa kronik yang ditandai oleh destruksi kolagen,

sebukan sel, dan kelainan vaskular yang mengisyaratkan adanya vaskulitis.

Epidemiologi

Di Indonesia belum ada penelitian mengenai penyakit ini.

Wanita lebih sering terkena daripada pria dengan perbandingan 1,6 : 1.

Insiden skleritis terutama terjadi antara 11-87 tahun, dengan usia rata-rata 52 tahun.

Etiologi

Pada banyak kasus, kelainan-kelainan skelritis murni diperantarai oleh proses imunologi

yakni terjadi reaksi tipe IV (hipersensitifitas tipe lambat) dan tipe III (kompleks imun)

dan disertai penyakit sistemik. Pada beberapa kasus, mungkin terjadi invasi mikroba

langsung dan pada sejumlah kasus proses imunologisnya tampaknya dicetuskan oleh

proses-proses lokal, misalnya bedah katarak.

Gejala klinis

Nyeri à menyebar ke dahi, alis dan dagu sehingga mereka mengeluh sulit tidur.

Ketajaman penglihatan sedikit berkurang à penurunan ketajaman yang lebih

mencolok terjadi apabila terjadi peradangan kamera anterior, skleritis anterior

akibat invasi mikroba langsung dan pada skleritis posterior.

Page 21: Word

Mata merah berair

Bola mata sering terasa nyeri.

Bola mata berwarna ungu gelap akibat dilatasi pleksus vascular dalam di sclera

dan episklera.

Sclera membengkak.

Edema episklera.

Pemeriksaan penunjang

Slitlamp

membantu menilai kedalaman proses dan mengidentifikasi penyakit kornea

terkait. Pemakaian filter hijau pada slitlamp menjelaskan kelainan vascular,

adanya daerah-daerah avascular mengisyaratkan terjadinya vaskulitis oklusif dan

prognosis yang buruk.

Daylight

Jika ada inflamasi sklera yang berat, akan terjadi penipisan sklera dan translusen

dan juga terlihat uvea yang gelap.

Jika ada nekrotik, maka sklera akan tampak hitam, abu-abu dan coklat yang

dikelilingi oleh inflamasi yang aktif. Jika jaringan nekrosis berlanjut, area pada

sklera bisa menjadi avaskular yang menghasilkan sekuester putih di tengah yang

dikelilingi lingkaran coklat kehitaman.

Pemeriksaan lab

Hitung darah lengkap dan laju endap darah

Kadar komplemen serum (C3)

Kompleks imun serum

Faktor rematoid serum

Antibodi antinukleus serum

FTA-ABS, VDRL serum

Page 22: Word

Kadar asam urat serum

Urinalisis

Pemeriksaan radiologi

Pemeriksaan sinar x orbita untuk menyingkirkan benda asing, terutama pada

pasien skleritis nodular.

Pemeriksaan sinar x sinus

PPD, sinar-x dada

Penatalaksanaan

Medikamentosa

Anti inflamasi non-steroid sistemik : indometasin 100 mg perhari atau

ibuprofen 300 mg perhari.

- Steroid : Apabila tidak timbul respon dalam 1-2 minggu atau

segera setelah tampak penyumbatan. Prednison 80 mg perhari yang

diturunkan dengan cepat dalam 2 minggu sampai dosis

pemeliharaan sekitar 10 mg perhari.

Non- medikamentosa

Tindakan bedah jarang dilakukan kecuali untuk memperbaiki perforasi sklera

atau kornea. Dan jika terjadi kerusakan hebat akibat invasi langsung mikroba,

atau pada granulomatosis Wegener atau poliarteritis nodosa yang disertai

penyulit perforasi kornea.

Komplikasi

Keratitis

Galukoma

Granuloma subretina

Ablasio retina eksudatif

Proptosis

Page 23: Word

Katarak

Uveitis adalah tanda buruk karena sering tidak berespon terhadap terapi.

Kelainan ini sering disertai oleh penurunan penglihatan akibat edema makula.

Dapat terjadi galukoma sudut terbuka dan tertutup. Juga dapat terjadi glaukom

akibat steroid.

9. Episkleritis

Definisi

Reaksi radang jaringan vaskular yang terletak antara konjungtiva dan permukaan sklera.

Klasifikasi

Episkleritis simple. Ini adalah kenis paling umum dari episkleritis. Peradangan

biasanya ringan dan terjadi dengan cepat. Hanya berlangsung selama sekitar tujuh

sampai 10 hari dan akan hilang sepenuhnya setelah dua sampai tiga minggu.

Pasien dapat mengalami serangan dari kondisi tersebut, biasanya setiap satu

sampai tiga bulan. Penyebabnya seringkali tidak diketahui.

Episkleritis nodular. Hal ini lebih sering menyakitkan daripada episkleritis simple

dan berlangsung lebih lama. Peradangan biasanya terbatas pada satu bagian mata

saja dan mungkin terdapat suatu daerah penonjolan atau benjolan pada permukaan

mata.

Epidemiologi

Episkleritis umumnya mengenai satu mata dan terutama perempuan usia

pertengahan dengan penyakit bawaan reumatik dan paling sering terjadi antara usia 40-50

tahun

Page 24: Word

Etiologi/Presdisposisi

Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti dari episkleritis. Namun,

ada beberapa kondisi kesehatan tertentu yang selalu berhubungan dengan terjadinya

episkleritis.

Rheumatid arthritis

Ankylosing spondylitis

SLE

IBD : crohn’s disease

Colitis ulseratif

Bacterial atau viral infection ,seperti sifilis , herpes zoster

Manifestasi Klinis

Sakit mata dengan rasa nyeri atau terbakar

Mata merah pada bagian sklera

Peka terhadap cahaya

Jika pasien mengalami episkleritis nodular, pasien mungkin memiliki satu atau

lebih benjolan kecil atau benjolan pada daerah sklera

tidak mempengaruhi visus

Penatalaksanaan

Episkleritis biasanya akan hilang sendiri dalam waktu sekitar 10 hari dan biasanya

tidak memerlukan pengobatan apapun.

Air mata buatan (hypromellose) dapat berguna dalam menghilangkan gejala mata kering.

Jika semakin parah atau bertahan lama dokter akan meresepkan beberapa obat sebagai

berikut :

Kortikosteroid tetes mata, sistemik, atau salisilat

Page 25: Word

NSAID , seperti flurbiprofen. Obat ini akan membantu meredakan nyeri dan

bengkak dan mengurangi peradangan.

Steroid eye drops, seperti dexamethasone. Obat ini akan membantu untuk

mengurangi peradangan dan mempercepat pemulihan pasien. Namun ada

beberapa risiko terkait dengan penggunaan tetes mata steroid, sehingga pasien

perlu di pantau oleh dokter.

Prognosis

Prognosis akhirnya baik karena biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam

1-2 minggu, dan tidak akan mempengaruhi visus.

Quadvitam : bonam

Quadfunctionam : bonam

Quadsanactionam : bonam

Komplikasi

Skleritis

Iritis

10. Penatalaksanaan

Skleritis

Terapi awal skleritis adalah obat anti-inflamasi non-steroid sistemik. Obat pilihan

iniadalah indometasin 100 mg per hari, atau ibuprofen 300 mg per hari. Pada sebagian

besarkasus, nyeri cepat mereda diikuti oleh pengurangan peradangan.Apabila tidak timbul

respon dalam 1-2 minggu atau segera setelah tampak penyumbatanvaskular harus segera

dimulai teraoi steroid sistemik dosis tinggi. Steroid ini biasanyadiberikan per oral yaitu

prednisone 80 mg per hari yang akan diturunkan dengan cepat dalam2 minggu sampai dosis

pemeliharaan sekitar 10 mg per hari.Kadangkala, penyakit yang berat mengharuskan terapi

intravena berdenyut dengan metal-prednisolon, I g setiap minggu. Obat-obat imunosupresif lain

juga dapat digunakan.Siklosfamid sangat bermanfaat apabila terdapat banyak kompleks

Page 26: Word

immune dalam darah.Terapi steroid topical saja tidak bermanfaat tetapi dapat digunakan.

Apabila dapatdiidentifikasi adanya infeksi, harus diberikan terapi spesifik. Peran terapi steroid

sistemik kemudian akan ditentukan oleh sifat proses penyakitnya, yakni apakah

penyakitnyamerupakan suatu respons hipersensitif atau efek dari invasi langsung

mikroba.Tindakan bedah jarang dilakukan kecuali untuk memperbaiki perforasi sklera

ataukornea. Tindakan ini kemungkinan besar diperlukan apabila terjadi kerusakan

hebatakibatinvasi langsung mikroba atau pada granulomatosis Wegener atau poliarteritis

nodosayang disertai penyulit perforasi kornea. Penipisan sklera pada skleritis yang semata-

mataakibat peradangan jarang menimbulkan perforasi kecuali apabila juga terdapat glaucoma

atauterjadi trauma langsung, terutama pada usaha mengambil sediaan biopsy.

Konjungtivitis

Terapi spesifik konjungtivitis bakteri tergantung pada temuan agen

mikrobiologinya. S ambi l menunggu ha s i l l a bo ra to r ium , dok te r

dapa t mem ula i t e r ap i dengan an t imi k roba topikal spektrum luas

(polymyxin-trimetrhopin). Pada konjungtivitis purulen yang

pulasangram-nya menunjukan diplokokus gram negatif, sugestif

neisseria, harus segera dimulai t e r a p i t op i ka l dan s i s t e mik . J i ka

ko rnea t i da k t e r l i ba t , c e f t r i axone 1 g r am dos i s

t ungga l  perintramuskular yang biasanya terapi sistemik yang adekuat. Jika

kornea terkena,dibutuhkan certriaxone parenteral, 1-2 gram per hari selama 5

hari.Pada konjungtivitis purulen dan mukopurulen, saccus

conjunctivalis harus di bilas denganlarutan saline agar dapat

menghilangkan sekret konjungtiva. Untuk mencegah

penyebaran penyakit ini, pasien dan keluarga diminta memperhatikan higiene

perorangan secara khusus.

Konjungtivitis Bakteri

Page 27: Word

Sebelum terdapat hasil pemeriksaan mikrobiologi, dapat diberikan

antibiotik tunggal, seperti gentamisin, kloramfenikol, folimiksin, dll. selama 3-5

hari. Kemudian bila tidak memberikan hasil yang baik, dihentikan dan menunggu

hasil pemeriksaan. Bila tidak ditemukan kuman dalam sediaan langsung,

diberikan tetes mata disertai antibiotik spektrum obat salep luas tiap jam mata

untuk tidur atau salep mata 4–5 kali sehari.

Konjungtivitis alergi

Penatalaksanaan keperawatan berupa Kompres dingin dan menghindarkan

penyebab pencetus penyakit. Dokter biasanya memberikan obat Antihistamin atau

bahan vasokonstriktor dan pemberian Astringen, sodium kromolin, steroid topikal

dosis rendah. Rasa sakit dapat dikurangi dengan  membuang kerak-kerak

dikelopak mata dengan mengusap pelan-pelan dengan salin(garam fisiologis).

Pemakaian pelindung seluloid pada mata yang sakit tidak dianjurkan karena akan

memberikan lingkungan yang baik bagimikroorganisme.

Konjungtivitis viral

Beberapa pasien mengalami perbaikan gejala setelah pemberian.

Antihistamin / dekongestan topikal. Tersedia bebas di pasaran. Kompres hangat

atau dingin dapat membantu memperbaiki gejala.

Episkleritis

Biasanya dalam waktu 1-2 minggu penyakit ini akan menghilang dengan

sendirinya. Untuk mempercepat penyembuhan bisa diberikan tetes mata

corticosteroid yang diberikan 4 kali sehari.

11. Pencegahan mata merah

Page 28: Word

Mata merah yang disebabkan oleh alergen tidak menular , namun mata merah akibat

virus dan bakteri dapat dengan mudah menyebar dari orang ke orang dan dapat

menyebabkan epidemi .

Berikut langkah-langkah untuk pencegahan pada mata merah :

mencuci tangan dengan sering menggunakan sabun dan air hangat . Jika sabun

dan air tidak tersedia , gunakan pembersih tangan antiseptik berbasis alkohol .

Hindari menyentuh atau menggosok mata Anda .

Tangan harus dicuci terlebih dahulu dan kemudian kain lap yang bersih atau

kapas segar atau jaringan dapat digunakan untuk membersihkan daerah mata .

Membuang bola kapas atau jaringan setelah digunakan , kain lap yang digunakan

harus dicuci dengan air panas dan deterjen.

Cuci tangan setelah menerapkan obat tetes mata atau salep .

Cuci sarung bantal , seprai , kain lap , dan handuk dalam air panas dan deterjen ,

tangan harus dicuci setelah memegang barang tersebut.

Hindari berbagi barang seperti handuk , selimut , dan sarung bantal .

Jangan berbagi riasan mata , make-up wajah , kuas make-up , lensa kontak dan

kontainer , atau kacamata .

Jangan mandi di kolam renang .