wnpg.lipi.go.id · a sidang pleno, sidang paralel, dan sesi poster 5 1 sidang pleno 5 2 sidang...

100

Upload: vokhuong

Post on 09-Mar-2019

262 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan
Page 2: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan
Page 3: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan
Page 4: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

© 2018 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)Katalog dalam Terbitan (KDT)Buku Panduan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi XI/LIPI Press— Jakarta: LIPI Press, 2018. x hlm. + 85 hlm.; 14,8 x 21 cm

Proofreader : Rahmi Lestari Helmi Nur Tri Aries Suestiningtyas Mila KencanaDesainer Isi : Rusli FaziDesainer sampul : Rusli Fazi

Sekretariat: Biro Kerja Sama Hukum dan Humas LIPI Sasana Widya Sarwono Lt. 5 Jln. Jend. Gatot Subroto Kav. 10 Jakarta 12710 Telp. 021-5225711 ext. 1236, 1240, 1233 Fax. 021-5251834 E-mail : [email protected]

Page 5: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

iii Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

SEKAPUR SIRIHIndonesia termasuk satu di antara negara-negara yang belum mencapai beberapa target MDGs dan harus diupayakan dalam SDGs, masih ada 18 dari 67 indikator yang belum dapat dicapai pada akhir pelaksanaan MDGs, salah satu diantaranya adalah tujuan MDGs 1.2, yaitu proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum (Bappenas, 2015). Kondisi ini salah satunya diindikasikan oleh masih tingginya preva-lensi stunting yang disebabkan oleh kurang asupan gizi dalam waktu cuk-up lama. Kecenderungan prosentase prevalensi stunting di Indonesia ma-sih belum membaik, bahkan mengalami penurunan. Data menunjukkan 36,8%, (2007), 35,6% (2010) dan 37,2% (2013) (Rikesdas, 2013). Terdapat 8,9 juta (2013) anak balita Indonesia yang mengalami stunting, angka ini menempatkan Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jum-lah penderita stunting yang tinggi.

Pemerintah telah mengupayakan cukup banyak kebijakan dan in-tervensi program, tetapi masih diperlukan tindaklanjut yang lebih baik. Kepedulian pemerintah ini bukan hanya untuk upaya kesehatan dan gizi masyarakat yang meningkat, tetapi diharapkan akan berdampak pada ca-paian pengurangan prevalensi stunting sebagai salah satu target penting dalam capaian SDGs secara langsung yang tertera pada beberapa tujuan SDGs. Setidaknya saat ini telah ada program yang menargetkan 100 kabu-paten/kota sebagai prioritas intervensi stunting pada tahun 2017. Selain, telah adanya Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) 2017-2019 yang baru keluar bulan Oktober yang lalu. Kompleksitas permasalahan stunting yang multi-dimensional, menyebabkan pentingnya keterlibatan berbagai kementerian dan lembaga serta industri dan masyarakat ser-ta akademisi. Hal itu tentu diharapkan nantinya dicapai hasil kebijakan ketahanan pangan yang mencakup penyediaan pangan dan akses fisik, sosial, dan ekonomi akan makanan yang cukup, aman, dan bergizi untuk semua masyarakat dan agar dapat hidup sehat dan aktif (UN, 2001).

Page 6: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

iv Buku Panduan WNPG XI 2018

Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para pembicara, panitia, sponsor, dan semua pihak yang turut membantu terlaksananya WNPG XI ini. Akhirnya kami berharap semoga WNPG XI dapat berjalan dengan lancar dan menghasil-kan rekomendasi kebijakan bagi pembangunan nasional dibidang pangan dan gizi termasuk masukan untuk rencana pembangunan nasional jangka menengah, serta memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia secara luas.

Terima kasih.

Panitia Pengarah,

Dr. L. T. HandokoKepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Page 7: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

v Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

PRAKATAWidyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) merupakan forum lintas pemangku kepentingan yang dapat berperan secara strategis dalam upaya mempertemukan dan mensinkronisasikan berbagai program dan kebijakan pangan dan gizi untuk percepatan penurunan angka stunting di Indonesia. WNPG diselenggarakan secara periodik setiap 4 (empat) atau 6 (enam) tahun sekali untuk membahas isu perkembangan iptek dan solusi permasalahan pangan dan gizi.

Tema Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) XI Tahun 2018 adalah “Percepatan Penurunan Stunting Melalui Revitalisasi Ketahanan Pangan dan Gizi Dalam Rangka Mencapai Tujuan Pembangunan Berke-lanjutan”.

WNPG XI tahun 2018 diharapkan dapat memberikan rekomendasi mengenai standar kebutuhan gizi dan acuan label gizi serta merumus-kan strategi kebijakan serta program pangan dan gizi lintas pemangku kepentingan dalam pengurangan prevalensi stunting lima tahun ke de-pan, guna masukan RPJMN 2020-2024.

Sebelumnya telah dilaksanakan berbagai kegiatan dalam Pra WNPG yang dilaksanakan mulai Januari sampai dengan Juni 2018. Kegiatan yang dilakukan oleh pemangku kepentingan utama pada bidangnya, yaitu berupa rapat, diskusi, FGD, workshop maupun seminar pra-WNPG untuk mendapatkan masukan dan formulasi bahan/data/analisis yang dibutuhkan.

Buku panduan ini disusun dengan tujuan untuk memberikan infor-masi secara utuh bagi seluruh peserta maupun panitia pelaksana WNPG XI tahun 2018 dan dapat menjadi panduan untuk memperlancar jalannya rangkaian kegiatan sehingga WNPG XI tahun 2018 ini dapat terlaksana dengan lancar dan berhasil.

Page 8: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

vi Buku Panduan WNPG XI 2018

Acara WNPG XI 2018 ini terlaksana atas kerjasama yang baik antara LIPI, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM), Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kemen-terian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan Kementerian Koordina-tor Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Untuk itu, atas nama Pani-tia Penyelenggara WNPG XI tahun 2018, kami mengucapkan terima kasih atas partisipasi Saudara-saudara dan selamat mengikuti WNPG XI sampai selesai. Semoga upaya dan hasil WNPG XI tahun 2018 dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Panitia Pelaksana WNPG XI Tahun 2018

Page 9: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

vii Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAProf. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Sp.M(K)

Indonesia masih menghadapi beban ganda masalah gizi. Stunting merupakan masalah kurang gizi pada balita yang saat ini menjadi fokus untuk ditanggulangi. Masalah gizi dapat menjadi faktor penghambat dalam pembangunan nasional sehingga investasi gizi saat ini sangat diperlukan untuk memutus rantai masalah yang akan berdampak pada kualitas sumberdaya manusia di masa mendatang. Kemenkes menyam-but baik Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) XI tahun 2018 yang mengambil tema: Penurunan Stunting melalui Revitalisasi Ketahanan Pangan dan Gizi dalam rangka Mencapai Pembangunan Berkelanjutan.

WNPG XI tahun 2018 bertujuan merumuskan strategi kebijakan serta program pangan dan gizi lintas pemangku kepentingan dalam penurunan prevalensi stunting lima tahun ke depan, guna masukan RP-JMN 2020-2024. Oleh karena itu WNPG ini diharapkan dapat merumuskan rekomendasi yang inovatif dan dapat diimplementasikan secara konver-gen melalui pendekatan keluarga dan Gerakan Masyarakat untuk Hidup Sehat.

Upaya penanggulangan stunting tidak lepas dari peran serta dan kontribusi berbagai komponen masyarakat. Saya sangat mengapresiasi terselenggaranya WNPG kali ini, dengan diangkatnya stunting menjadi tema WNPG menunjukkan bahwa lintas sektor dan lembaga terkait telah menaruh perhatian lebih terhadap salah satu masalah gizi ini, mengingat dampaknya merugikan bonus demografi yang selanjutnya dapat ber-dampak terhadap produktivitas suatu negara.

Page 10: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

viii Buku Panduan WNPG XI 2018

Harapan saya forum ini dapat menjadi ajang dalam menggalang komitmen dan kolaborasi dari berbagai elemen bangsa untuk bekerjasama bahu membahu dalam penanggulangan stunting. Saya tidak bosan-bosannya mengingatkan bahwa inilah saatnya kita menyelamat-kan generasi Indonesia, mengingat kedepan kita akan menghadapi bonus demografi yang merupakan tantangan kita bersama.

Jakarta, Juni 2018

Menteri Kesehatan,

Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K)

Page 11: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

ix Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

DAFTAR ISI

SEKAPUR SIRIH iii

PRAKATA iv

SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA vii

I INFORMASI RINGKAS MENGENAI WNPG XI Tahun 2018

A Latar Belakang 1

B Tema 2

C Tujuan 2

D Target 2

E Topik Bahasan 3

F Peserta 3

G Waktu dan Tempat 4

H Sekretariat 4

II MEKANISME PENYELENGGARAAN PERSIDANGAN

A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5

1 Sidang Pleno 5

2 Sidang Paralel 5

3 Sesi Poster 6

B Pameran 6

C Tata Tertib 7

1 Umum 7

2 Persidangan Pleno dan Paralel 8

3 Pelaksanaan Sesi Sidang Paralel 9

4 Kepesertaan 10

D Penyajian Poster dan Prosiding 10

E Konferensi Pers 11

Page 12: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

x Buku Panduan WNPG XI 2018

LAMPIRAN

A Tentatif Agenda Acara WNPG XI 2018 15

B Abstrak Presentasi Poster WNPG XI 19

C Susunan Kepanitiaan 75

D Lokasi Kegiatan 83

Page 13: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

1 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

INFORMASI RINGKAS MENGENAI WNPG XI TAHUN 2018A. Latar Belakang

Indonesia termasuk satu di antara negara-negara yang belum mencapai beberapa target MDGs dan harus diupayakan dalam SDGs, masih ada 18 dari 67 indikator yang belum dapat dicapai pada akhir pelaksanaan MDGs, salah satu diantaranya adalah tujuan MDGs 1.2, yaitu proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum (Bappenas, 2015). Kondisi ini salah satunya diindikasikan oleh masih tingginya preva-lensi stunting yang disebabkan oleh kurang asupan gizi dalam waktu cuk-up lama. Kecenderungan prosentase prevalensi stunting di Indonesia ma-sih belum membaik, bahkan mengalami penurunan. Data menunjukkan 36,8%, (2007), 35,6% (2010) dan 37,2% (2013) (Rikesdas, 2013). Terdapat 8,9 juta (2013) anak balita Indonesia yang mengalami stunting, angka ini menempatkan Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jum-lah penderita stunting yang tinggi.

Pemerintah telah mengupayakan cukup banyak kebijakan dan in-tervensi program, tetapi masih diperlukan tindaklanjut yang lebih baik. Kepedulian pemerintah ini bukan hanya untuk upaya kesehatan dan gizi masyarakat yang meningkat, tetapi diharapkan akan berdampak pada ca-paian pengurangan prevalensi stunting sebagai salah satu target penting dalam capaian SDGs secara langsung yang tertera pada beberapa tujuan SDGs. Setidaknya saat ini telah ada program yang menargetkan 100 kabu-paten/kota sebagai prioritas intervensi stunting pada tahun 2017. Selain, telah adanya Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) 2017-2019 yang baru keluar bulan Oktober yang lalu. Kompleksitas permasalahan stunting yang multi-dimensional, menyebabkan pentingnya keterlibatan

BAB I

Page 14: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

2 Buku Panduan WNPG XI 2018

berbagai kementerian dan lembaga serta industri dan masyarakat ser-ta akademisi. Hal itu tentu diharapkan nantinya dicapai hasil kebijakan ketahanan pangan yang mencakup penyediaan pangan dan akses fisik, sosial, dan ekonomi akan makanan yang cukup, aman, dan bergizi untuk semua masyarakat dan agar dapat hidup sehat dan aktif (UN, 2001).

Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) merupakan forum lin-tas pemangku kepentingan yang dapat berperan secara strategis dalam upaya mempertemukan dan mensinkronisasikan berbagai program dan kebijakan pangan dan gizi untuk percepatan penurunan angka stunting di Indonesia.

B. TemaPercepatan Penurunan Stunting melalui Revitalisasi Ketahanan Pangan dan Gizi dalam rangka Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

C. Tujuan

Tujuan umum:

Merumuskan strategi kebijakan serta program pangan dan gizi lintas pe-mangku kepentingan dalam pengurangan prevalensi stunting lima tahun ke depan, guna masukan RPJMN 2020-2024.

Tujuan khusus:

Menentukan standar kebutuhan gizi dan acuan label gizi.

D. Target

1. Jangka pendek: Bahan penyusunan RPJMN 2020 – 2024.

2. Jangka menengah: Diadopsinya rekomendasi WNPG ke dalam program pangan dan gizi lintas kementerian dan berbagai level lembaga nasional dan daerah.

3. Jangka panjang: Mendukung pencapaian SDGs No. No.2, 3, 6 (tar-get 1 dan 2) dan No.12 (langsung) dan No 1, 13,14 dan 15 (tidak langsung).

Page 15: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

3 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

E. Topik Bahasan

1. Bidang Peningkatan Gizi Masyarakat

Bidang peningkatan gizi masyarakat merupakan bidang yang akan merumuskan strategi peningkatan gizi masyarakat dalam upaya percepatan pengurangan angka stunting.

2. Bidang Peningkatan Aksesibilitas Pangan yang Beragam

Bidang peningkatan aksesibilitas pangan yang beragam akan merumuskan strategi peningkatan aksesibilitas pangan yang beragam dalam percepatan pengurangan angka stunting.

3. Bidang Peningkatan Penjaminan Keamanan dan Mutu Pangan

Bidang peningkatan penjaminan keamanan dan mutu pangan akan merumuskan peningkatan penjaminan keamanan dan mutu pangan dalam upaya percepatan pengurangan stunting.

4. Bidang Peningkatan Perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Bidang peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat akan merumuskan masukan kebijakan peningkatan perbaikan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat, khususnya pada tingkat keluarga dalam upaya percepatan pengurangan stunting.

5. Bidang Koordinasi Pembangunan Pangan dan Gizi

Bidang koordinasi pembangunan pangan dan gizi akan merumus-kan strategi penguatan koordinasi pembangunan pangan dan gizi dalam rangka percepatan pengurangan prevalensi stunting.

F. Peserta

WNPG XI terbuka bagi para ilmuwan, peneliti, akademisi, para pengambil kebijakan dari pusat dan daerah, profesional, pelaku usaha, tokoh masyarakat, petani, penggiat lembaga masyarakat, stakeholder, masyarakat umum, dan pihak-pihak lainnya yang memiliki minat dan po-tensi untuk memberikan sumbang saran bagi kemajuan bangsa dalam bidang pangan dan gizi.

Page 16: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

4 Buku Panduan WNPG XI 2018

G. Waktu dan Tempat

WNPG XI akan dilaksanakan selama 2 (dua) hari dari tanggal 3 – 4 Juli 2018 bertempat di Hotel Bidakara, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 71-73, Pancoran, Jakarta Selatan.

Pembukaan dan Penutupan WNPG XI : 800 orang di Ruang Birawa Hall

Sidang Paralel :

• Bidang 1: Peningkatan Gizi Masyarakat di Ruang Binakarna Lt. 1

• Bidang 2: Peningkatan Aksesibilitas Pangan yang Beragam di Ru-ang Bima Lt. 2

• Bidang 3: Peningkatan Penjaminan Keamanan dan Mutu Pangan di Ruang Kunthi 202 Lt.2

• Bidang 4: Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Ruang Kunthi 203. Lt. 2

• Bidang 5: Koordinasi Pembangunan Pangan dan Gizi di Ruang 206 Lt. 2

• Ruang Sekretariat WNPG XI bertempat di Selasar Ruang Birawa

• Ruang Pameran WNPG XI bertempat di Lobby Ruang Birawa Hall

• Ruang Sesi Poster WNPG XI bertempat di Ruang Birawa Hall

H. Sekretariat

Biro Kerja Sama, Hukum dan Humas LIPIJl. Jend. Gatot Subroto Kav. 10, Jakarta 12710Telp. 021-5225711 ext. 1232, 1233, 1234, 1236Fax. 021- 5251834, 52920839http://www.wnpg.lipi.go.idhttp://www.lipi.go.id

Page 17: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

5 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

MEKANISME PENYELENGGARAAN

A. Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster

WNPG XI 2018 diselenggarakan dalam tiga bentuk persidangan, yaitu:

1. Sidang Pleno

Sidang Pleno akan dilaksanakan di lokasi acara pembukaan segera setelah acara Pembukaan. Dalam sesi atau sidang pleno disampaikan sambutan dan keynote lecture Menteri dan Kepala Lembaga/Badan terkait stunting. Pada akhir Widyakarya akan dilakukan sidang pleno untuk mendengarkan Hasil Perumusan dan Rekomendasi Kebijakan yang dihasilkan dalam WNPG XI. Da-lam pembukaan direncanakan akan mengundang seluruh peser-ta dengan target 800 orang.

2. Sidang Paralel

Sidang Paralel akan dilaksanakan pada tanggal 3 dan 4 Juli 2018 di beberapa ruang pertemuan. Sidang Paralel membahas perma-salahan dari setiap bidang sesuai kerangka acuan masing-masing topik. Sidang Paralel membahas 5 (lima) bidang bahasan, yaitu:

a. Peningkatan Gizi Masyarakat dengan target 300 peserta

b. Peningkatan Aksesibilitas Pangan yang Beragam dengan tar-get 100 peserta

c. Peningkatan Penjaminan Keamanan dan Mutu Pangan den-gan target 100 peserta

d. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan target 100 peserta

e. Koordinasi Pembangunan Pangan dan Gizi dengan target 100 peserta

BAB II

Page 18: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

6 Buku Panduan WNPG XI 2018

Pembagian ruangan berdasarkan sub tema. Jumlah peserta/kap-asitas ruangan direncanakan maksimal 100 orang.

3. Sesi Poster

Poster diadakan untuk menampung ide-ide dan karya penelitian dari kalangan peneliti dan akademisi terkait tema WNPG XI. Karya tersebut dilakukan melalui Call for Poster dan terkait dengan 5 bidang bahasan. Karya tulis terpilih ditampilkan dalam bentuk poster selama penyelenggaraan WNPG XI pada tanggal 3-4 Juli 2018.

B. Pameran

Pameran terkait tema WNPG XI dengan mengangkat tema “ Percepatan penurunan stunting melalui revitalisasi ketahanan pangan dan gizi dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan” akan diadakan pada tanggal 3 s.d 4 Juli 2018 bertempat di lobby ruang Birawa Hall. Peser-ta pameran terdiri dari seluruh sektor yang terlibat dengan tema WNPG XI terdiri dari Kementerian dan Lembaga, sektor swasta, universitas, indus-tri, LSM, dan institusi lainnya.

Pelaksanaan pameran yang ditampilkan berupa produk pameran hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan sumber pangan lokal, makanan non terigu dan non beras, teknologi terkini terkait pangan dan gizi. Panitia juga akan memilih booth terbaik dan diumumkan pada saat penutupan acara WNPG XI.

Pameran WNPG XI menampilkan karya dan produk hasil serta hasil riset dari instansi, lembaga, dan industri yang terkait dengan bidang ba-hasan yaitu:

1. Bidang Peningkatan Gizi Masyarakat: Bidang peningkatan gizi masyarakat merupakan bidang yang akan merumuskan strategi peningkatan gizi masyarakat dalam upaya percepatan penguran-gan angka stunting.

2. Bidang Peningkatan Aksesibilitas Pangan yang Beragam: Bidang peningkatan aksesibilitas pangan yang beragam akan

Page 19: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

7 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

merumuskan peningkatan aksesibilitas pangan yang beragam dalam percepatan pengurangan angka stunting.

3. Bidang Peningkatan Penjaminan Keamanan dan Mutu Pangan: Bidang peningkatan pengawasan mutu dan keamanan pangan akan merumuskan peningkatan pengawasan mutu dan keaman-an pangan dalam upaya percepatan pengurangan stunting.

4. Bidang Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat: Bidang peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat akan merumuskan masukan kebijakan peningkatan perbaikan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat, khususnya pada tingkat keluarga da-lam upaya percepatan pengurangan stunting.

5. Bidang Koordinasi Pembangunan Pangan dan Gizi: Bidang koor-dinasi pembangunan pangan dan gizi akan merumuskan strate-gi penguatan koordinasi pembangunan pangan dan gizi dalam rangka percepatan pengurangan prevalensi stunting.

Peserta Pameran WNPG XI1. LIPI

2. Kementerian/Lembaga

3. Industri

4. Universitas

5. Media massa

6. LSM/OI

7. Pemerintah Daerah

8. dll

C. Tata Tertib

1. Umum

Peserta sidang dimohon memenuhi ketentuan-ketentuan sidang sebagai berikut:

a. Memasuki ruang sidang paling lambat 15 (lima belas) menit sebelum acara dimulai.

Page 20: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

8 Buku Panduan WNPG XI 2018

b. Peserta dimohon mengikuti sidang-sidang sesuai dengan kelompok, topik, dan jadwal sidang yang telah ditentukan.

c. Bila ada perubahan kepersertaan pada sidang paralel, dimohon memberitahukan kepada Panitia Persidangan atau Sekretariat WNPG XI.

d. Peserta yang berhalangan hadir dan/atau meninggalkan si-dang, dimohon memberitahukan kepada Panitia Persidan-gan WNPG XI.

e. Peserta wajib memakai tanda pengenal yang diberikan oleh Panitia selama berlangsungnya WNPG XI.

2. Persidangan Pleno dan Paralel

Umum:

a. Pengarahan dan Keynote Lectures disajikan dalam persidan-gan pleno pada tanggal 3 dan 4 Juli 2018.

b. Para narasumber bidang bahasan akan dilakukan dalam si-dang paralel masing-masing bidang bahasan pada tanggal 3 dan 4 Juli 2017.

c. Menyerahkan softcopy presentasi dalam flashdisk kepa-da Sekretariat pada waktu WNPG XI, untuk dimuat dalam laporan.

d. Peserta WNPG XI tidak diperkenankan memperbanyak soft-file presentasi pembicara tanpa ijin pemakalah dan panitia.

Khusus:

a. Pembicara dimohon hadir 15 (lima belas) menit sebelum aca-ra dimulai untuk mengisi formulir biodata dan menyerahkan kepada panitia untuk disampaikan kepada moderator.

b. Penyajian makalah pleno dan paralel bidang pembahasannya sesuai dengan jadwal yang disiapkan panitia.

c. Di setiap sidang paralel terdapat seorang penanggung jawab persidangan/notulis.

d. Setiap penanya diminta untuk menuliskan nama dan instansi asal serta pertanyaan yang diajukan dalam lembar

Page 21: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

9 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

pertanyaan yang disediakan dan diserahkan kembali kepada panitia.

e. Isi pertanyaan hendaknya ringkas dan jelas.

f. Sidang paralel akan diakhiri dengan perumusan tentang kes-impulan dan rekomendasi tiap Bidang Bahasan.

g. Seluruh masalah dan pembahasan dari proses persidangan dalam setiap bidang bahasan akan ditelaah dan dirumuskan secara menyeluruh pada tanggal 4 Juli 2018 oleh Tim Peru-mus dan Tim llmiah sebelum acara penutupan.

h. Kesimpulan dan rekomendasi WNPG XI akan dibacakan pada Sidang Pleno Penutupan.

3. Pelaksanaan Sesi Sidang Paralel

a. Pembicara: Narasumber yang sudah ditentukan tim ilmiah untuk menyampaikan gagasan/ide/hasil FGD dan pemikiran-nya terkait topik bidang.

b. Pembahas: Narasumber yang telah ditetapkan oleh tim ilmi-ah untuk membahas substansi bidang untuk bahan perumu-san /rekomendasi RPJMN.

c. Moderator: Tiap sidang dipimpin oleh seorang moderator yang mengatur jalannya sidang sehingga penyajian dan pem-bahasan makalah dapat dilaksanakan dalam batas waktu yang telah disediakan. Pada akhir persidangan moderator dengan bantuan Notulis membuat rangkuman diskusi se-cara tertulis untuk diserahkan kepada Seksi Persidangan. Moderator ditetapkan sebanyak 2 orang dari LIPI dan per-wakilan Kementerian/Lembaga.

d. Notulis: Bertugas mengikuti jalannya sidang dan mencatat pokok-pokok gagasan yang dikemukakan selama sidang. Pada akhir persidangan, Notulis membantu Moderator dalam membuat rangkuman sidang secara singkat dan diserahkan kepada Seksi Persidangan segera setelah sidang selesai. Notulis dari seksi pelaporan dikoordinasikan dengan sekretaris bidang dan kesekretariatan.

Page 22: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

10 Buku Panduan WNPG XI 2018

e. Panitia Penghubung: Bertugas untuk menyiapkan kelancaran sidang dan menjamin tersedianya sarana sidang.

4. Kepesertaan

a. Tanda Pengenal: Selama pelaksanaan WNPG XI 2018, peser-ta wajib mengenakan tanda pengenal (name tag) yang wajib dikenakan selama mengikuti acara.

b. Pakaian Peserta: Para peserta baik pra maupun wanita meng-gunakan batik untuk acara pembukaan dan bebas rapi pada acara WNPG XI.

c. Registrasi Ulang Peserta: Registrasi ulang peserta WNPG XI 2018 akan dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 3 Juli 2018, pukul 07.30 WIB sampai dengan selesai, di Hotel Bidakara, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 71-73, Pancoran, Jakarta Selatan.

d. Akomodasi: Selama WNPG XI berlangsung, sekretariat menyediakan akomodasi fullboard hanya bagi Pembicara kunci dan narasumber yang sudah ditentukan

e. Konsumsi: Panitia menyediakan konsumsi bagi para peserta selama acara berlangsung yang terdiri dari 2 (dua) kali rehat kopi dan 1 (satu) kali makan siang setiap harinya. Para pe-serta wajib memperlihatkan voucher/name tag apabila akan makan. Panitia tidak menyediakan hidangan khusus bagi para peserta yang memiliki pantangan dan/atau diet khusus.

D. Penyajian Poster dan Prosiding

1. Panitia menyeleksi poster yang terpilih untuk disajikan pada tang-gal 3–4 Juli 2018.

2. Peserta memasang sendiri poster pada panel display yang telah disediakan Panitia pada tanggal 2 Juli 2018 sesuai nomor poster.

3. Para peserta poster yang lolos seleksi harus menyiapkan poster dan diserahkan softcopy (dalam format JPG atau PDF) ke panitia dengan batas maksimal tanggal 26 Mei 2018 untuk dinilai kese-suaian format dan ketentuan yang diterapkan.

4. Kelengkapan, pemasangan, dan pelepasan poster dilakukan

Page 23: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

11 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

sendiri oleh peserta poster bekerja sama dengan panitia. Waktu pelepasan poster setelah acara penutupan WNPG selesai.

5. Penyaji poster diwajibkan mendampingi posternya selama waktu istirahat, untuk berkomunikasi dengan peminat.

6. Panitia tidak bertanggung jawab atas kerusakan/kehilangan poster yang disajikan.

7. Panitia akan membuatkan prosiding bagi pemakalah poster yang telah memenuhi ketentuan dan lolos seleksi.

8. Prosiding (dalam bentuk softcopy) pemakalah poster akan dis-ampaikan kepada perwakilan penulis setelah melalui proses penyuntingan substansi dan penerbitan.

E. Konferensi Pers

Konferensi Pers WNPG XI 2018 akan diadakan setiap hari selama kegia-tan berlangsung yang bertempat di Ruang Birawa, Hotel Bidakara, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 71-73, Pancoran, Jakarta Selatan.

Page 24: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan
Page 25: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

LAMPIRAN

Page 26: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan
Page 27: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

15

TEN

TATI

VE

AG

END

A W

NP

G X

IJa

kart

a 3-

4 Ju

li 20

18

3 JU

LI 2

018

KEG

IATA

NKE

TERA

NG

AN

07.3

0–08

.30

Regi

stra

si P

eser

ta W

NPG

XI

Lobb

y Ru

ang

Bira

wa

Hal

l

08.3

0–09

.00

Kopi

Pag

iRu

ang

Sam

ping

Bira

wa

Hal

l

09.0

0–09

.05

Men

yany

ikan

Lag

u In

done

sia

Raya

Bira

wa

Hal

l, H

otel

Bi

daka

ra09

.00–

09.0

8Pe

mba

caan

Doa

09.0

8–09

.10

Pem

buka

an W

NPG

XI

09.1

0–09

.20

Lapo

ran

Pela

ksan

aan

WN

PG X

I ole

h Ke

pala

LIP

I

09.2

0–09

.30

Sam

buta

n M

enris

tekd

ikti

09.3

0–09

.40

Sam

buta

n M

ente

ri PP

N/K

epal

a BA

PPEN

AS

09.4

0–09

.50

Sam

buta

n da

n Pe

mbu

kaan

WN

PG X

I ole

h M

enko

PM

K RI

SESI

PLE

NO

: KEY

NO

TE S

PEAK

ERS

09.5

0–10

.20

Men

teri

Kese

hata

n: “M

ewuj

udka

n In

done

sia

Seha

t Mel

alui

Per

cepa

tan

Penu

runa

n St

unt-

ing”

Bira

wa

Hal

l, H

otel

Bi

daka

ra

Mod

erat

or: D

eput

i Bi

dang

Ilm

u Pe

nget

a-hu

an H

ayat

i LIP

I

10.2

0–10

.50

Men

teri

Kela

utan

dan

Per

ikan

an: “

Peni

ngka

tan

Asup

an P

rote

in B

erba

sis

Ikan

Unt

uk

Perc

epat

an P

enur

unan

Stu

ntin

g”

10.5

0–11

.20

Men

teri

Pert

ania

n: “P

enin

gkat

an A

kses

Pan

gan

Bera

gam

Unt

uk M

ewuj

udka

n Pe

rcep

atan

Pe

nuru

nan

Stun

ting”

11.2

0–11

.35

Kunj

unga

n Pa

mer

an P

anga

n &

Giz

iSa

lasa

r Rua

ng B

iraw

a

11.3

5–12

.00

Sesi

Pos

ter/

Konf

eren

si P

ers

Ruan

g Bi

raw

a

Page 28: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

16

12.0

0–13

.00

ISH

OM

A

13.0

0–17

.00

SESI

PAR

ALEL

1

10.1

0–10

.40

Pam

eran

Pan

gan

dan

Giz

i

19.0

0–20

.00

Jam

uan

Mak

an M

alam

4 JU

LI 2

018

KEG

IATA

N

09.0

0–09

.30

PEM

BICA

RA K

UN

CI D

AN P

LEN

O

Men

teri

Sosi

al: “

Peni

ngka

tan

Pem

enuh

an K

ebut

uhan

Giz

i Kel

uarg

a M

iski

n”Bi

raw

a H

all,

Hot

el

Bida

kara

Mod

erat

or: D

eput

i Bi

dang

Pem

bang

unan

M

anus

ia M

asya

raka

t da

n Ke

buda

yaan

, Ke-

men

PPN

/BAP

PEN

AS

09.3

0–12

.00

KEPA

LA B

adan

Sta

ndar

disa

si N

asio

nal :

"Pen

ingk

atan

Sta

ndar

d M

utu

dala

m In

dust

ri Pa

ngan

Indo

nesi

a"

KEPA

LA B

KKBN

: "M

emba

ngun

Kel

uarg

a ya

ng M

empe

rhat

ikan

100

0 H

ari P

erta

ma

Kehi

dupa

n"

KEPA

LA B

adan

Ket

ahan

an P

anga

n : "

Peng

emba

ngan

Pan

gan

Bera

gam

"

Dirj

en P

engu

atan

Day

a Sa

ing

Prod

uk K

elau

tan

dan

Perik

anan

, Kem

ente

rian

Kela

utan

dan

Pe

rikan

an :

" Pen

gem

bang

an P

anga

n Be

raga

m B

erba

sis

Has

il Pe

rikan

an d

an K

elau

tan"

12.0

0–13

.00

ISH

OM

A

13.0

0–15

.00

SESI

PAR

ALEL

2

15.0

0–15

.30

Reha

t Kop

i dan

Per

umus

an W

NPG

XI

15.3

0–16

.30

PEN

UTU

PAN

WN

PG X

I: 1.

La

unch

ing

Prod

uk P

anga

n Lo

kal *

2.

Pem

baca

an R

ekom

enda

si W

NPG

XI

3.

Peny

erah

an R

umus

an R

ekom

enda

si W

NPG

XI k

epad

a Pr

esid

en R

I4.

Sa

mbu

tan

dan

Penu

tupa

n ol

eh P

resi

den

RI *

5.

Kunj

unga

n ke

Pam

eran

Pan

gan

dan

Giz

i

10.0

0– 1

6.00

Pam

eran

Pan

gan

dan

Giz

i dar

i K/L

, lnd

ustr

i, Ba

litba

ng, U

nive

rsita

s, d

ll

*: d

alam

kofi

rmas

i

Page 29: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

17

Bida

ngBi

dang

1:

Peni

ngka

tan

Giz

i Mas

yara

kat

Bida

ng 2

:Pe

ning

kata

n Ak

sesi

bilit

as P

anga

n ya

ng B

erag

am

Bida

ng 3

:Pe

ning

kata

n Pe

njam

inan

Kea

-m

anan

dan

Mut

u Pa

ngan

Bida

ng 4

:Pe

ning

kata

n Pe

rilak

u H

idup

Ber

sih

dan

Seha

t

Bida

ng 5

:Ko

ordi

nasi

Pem

bang

unan

Pa

ngan

dan

Giz

i

Venu

eRU

ANG

BIN

AKAR

NA

Lant

ai 1

RUAN

G B

IMA

Lant

ai 2

RUAN

G K

UN

THI 2

02 L

anta

i 2RU

ANG

KU

NTH

I 203

La

ntai

2RU

ANG

KU

NTH

I 206

La

ntai

2

Pem

bica

ra1.

Ir. D

oddy

Izw

ardy

(KEM

EN-

KES)

2. P

rof.

Har

dins

yah

(Ket

ua

Pokj

a AK

G N

asio

nal)

1. B

enny

Rac

hman

, APU

(KEM

EN-

TAN

) 2.

Pro

f. Sr

i Rah

ardj

o, M

.Sc

3. D

irekt

ur L

ogis

tik, K

KP

1. D

eput

i Bid

ang

Peng

awas

an

Pang

an O

laha

n, B

POM

2.

Pro

f. N

uri A

ndar

wul

an (I

PB)

dr. R

iski

yana

Suk

andh

i Pu

tra,

M.K

es1.

Pun

gkas

Baj

uri A

li, M

S.,

PhD

2. P

rof.

Aman

Wira

kart

aku-

sum

ah

Pem

baha

s1.

Ir. H

. Her

win

Yat

im, M

M,

Bupa

ti Ba

ngga

i 2.

Pro

f.dr.

Ham

am H

adi M

S.,

Sc.D

(Uni

v. A

lma

Ata)

3.Pr

ima

Seha

n Pu

teri,

Ang

gota

G

APM

MI

4. A

nggi

a Er

mar

ini,

Fata

yat N

U

1. D

r. D

raja

t Mar

tiant

o (IP

B)2.

Net

ty H

erya

wan

(Ket

ua F

ORI

KAN

JA

BAR)

3. B

upat

i Kul

onpr

ogo,

dr.

H. H

asto

W

ardo

yo, S

P.og

(K)

4. Ir

. Muh

amad

Naj

ikh

(CEO

PT.

M

ina

Laut

)

1. P

rof.

Ded

i Far

diaz

(IPB

)2.

Ket

ua G

APM

MI

3. B

apak

Agu

s Pa

mba

gyo

(YLK

I)4.

BKP

Pro

vins

i DIY

*

1. P

rof.

Bust

anul

Arifi

n (U

NIL

A)2.

Sta

f Ahl

i Bup

ati

Sam

bas

3. B

idan

Pan

des

4. S

inta

Kan

iaw

ati,

UN

ILEV

ER

1.Pr

of. M

. Fird

aus

(IPB)

2. B

upat

i Gor

onta

lo

3. S

tefa

nus

Indr

ayan

a (IN

DO

FOO

D)

4. S

UN

Bus

ines

s N

etw

ork

Peru

mus

Prof

. Dr.

Har

dins

yah

(PER

GIZ

I)Pr

of. D

r. Ir.

Sri

Raha

rjo, M

.Sc

(UG

M)

Prof

. Nur

i And

arw

ulan

(IPB

)Pr

of. D

r. Fa

sli J

alal

(UN

J)D

r. M

inar

to (P

ERSA

GI)

Mod

erat

or1.

Dr.

Atm

arita

(PE

RSAG

I) 2.

Dr.

Aini

a (L

IPI)

1.Kh

udor

i (Pe

ngam

at K

etah

anan

Pa

ngan

/Pen

ulis

KO

MPA

S)2.

Dr.

Iwan

Sas

kiaw

an (L

IPI)

1. D

r. Ag

us H

aryo

no (L

IPI)

2. D

r. W

ahyu

Pur

bow

arsi

to

(BSN

)

1. D

ra. H

anin

g Ro

mdi

ati,

M.A

. (LI

PI)

2. R

isan

g Ri

mba

tmaj

a,

M.S

i. (U

I)

1. D

r. Ba

mba

ng S

unar

ko

(LIP

I)2.

Ard

ians

yah

(GAP

PMI)

Sekr

etar

is

Bida

ngPu

guh

Pras

etyo

putr

a, M

.H.

Econ

(LIP

I)Va

nda

Nin

grum

, MG

MAn

asta

sia

Fitr

ia D

evi,

Ph.D

Esta

Les

tari,

M.E

con

Chic

hi S

hint

ia L

aksa

ni, M

E

SESI

PA

RA

LEL

1

Page 30: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

18

Sesi

Par

alel

Bi

dang

1:

Peni

ngka

tan

Giz

i Mas

yara

kat

Bida

ng 2

:Pe

ning

kata

n Ak

sesi

bilit

as P

anga

n ya

ng B

erag

am

Bida

ng 3

:Pe

ning

kata

n Pe

njam

inan

Kea

-m

anan

dan

Mut

u Pa

ngan

Bida

ng 4

:Pe

ning

kata

n Pe

rilak

u H

idup

Ber

sih

dan

Seha

t

Bida

ng 5

:Ko

ordi

nasi

Pem

bang

unan

Pa

ngan

dan

Giz

i

Venu

eRU

ANG

BIN

AKAR

NA

Lant

ai 1

RUAN

G B

IMA

Lant

ai 2

RUAN

G K

UN

THI 2

02 L

anta

i 2RU

ANG

KU

NTH

I 203

La

ntai

2RU

ANG

KU

NTH

I 206

La

ntai

2

Pem

bica

raEA

T FO

RUM

:"Hea

lthy

Die

t fr

om S

usta

inab

le P

rodu

ctio

n:

The

Case

of I

ndon

esia

"

Pres

enta

si W

HO

: "St

rate

gi

Penu

runa

n/Pe

nceg

ahan

Stu

ntin

g

mel

alui

Pen

ingk

atan

Aks

esib

ilita

s Pa

ngan

yan

g Be

raga

m"

Pres

enta

si F

AO:

"Str

ateg

i Pen

urun

an/P

ence

ga-

han

Stun

ting

mel

alui

Pen

ing-

kata

n Pe

njam

inan

Kea

man

an

dan

Mut

u Pa

ngan

"

Pres

enta

si U

NIC

EF:

"Str

ateg

i Pen

urun

an/

Penc

egah

an S

tunt

ing

mel

alui

Pen

ingk

atan

Pe

rilak

u H

idup

Ber

sih

dan

Seha

t"

Pres

enta

si W

FP:

"Koo

r-di

nasi

Pem

bang

unan

Pa

ngan

dan

Giz

i"

Peru

mus

anPe

rum

usan

Peru

mus

anPe

rum

usan

Peru

mus

an

SESI

PA

RA

LEL

2

Page 31: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

ABSTRAKPRESENTASI POSTER

Page 32: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan
Page 33: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

21 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DARI PANGAN LOKAL UNTUK PERBAIKAN GIZI KURANG PADA BALITA: STUDI KASUS DI KECAMATAN

SAMIGALUH DAN KOKAP, KULONPROGO

Yuniar Khasanah, Dini Ariani, Wiwin Widiastuti *)

Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam (BPTBA) LIPIGading, Playen, Gunungkidul

Telp/Fax : 0274 392570/391168

Abstrak

Masih adanya kasus balita dengan status gizi kurang di Kabupaten Kulonprogo mendorong semua pihak bersama sama berperan dalam penanganan kausu ini. Balai Pengembangan Tekologi Bahan Alam (BPT-BA) LIPI bersama Badan Ktahanan Pangan dan Penyuluhan DIY melaku-kan kegian intervensi pemberian makanan tambahan bag balita, melalui pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal. Pengembangan pangan fungsional berbasis pangan lokal dimulai sejak tahun 2002 yai-tu dengan mengembangkan Tepung Bahan Makanan Campuran (BMC) yang terdiri dari beras, kacang hijau dan tempe. Formula tepung BMC ini untuk membuat makanan tambahan (Program Makanan Tambahan bagi Anak Sekolah/PMT-AS) bergizi tinggi bagi anak-anak usia sekolah da-sar (SD) serta balita.

Sebelum dilakukan intervensi, dilakukan pelatihan bagi kader po-syadu dan tenag kesehatan dalam pembuatan makanan tambahan dari tepung BMC tersebut. Makanan kudapan tersebut yang kemudia diberi-kan sebagai makanan tambahan selama intervensi. Intervensi dilakukan di tiga (3) posyandu di Kecamatan Kokap dan dua (2) posyandu di keca-matan Samigaluh, selama 4 bulan. Balita yang terlibat dalam kegiatan ini sebanyak 163 orang, dengan rentang usia 8 – 72 bulan. Makanan tambahan yang diberikan berupa makanan kudapan dari tepung Bahan Makanan Campuran yang berbasis pangan lokal, dengan kandungan pro-tein minimal 5 % dan karbohidrat 300 kkal. Pemberian makanan tambah-an dan pemantauan dilakukan oleh kader posyandu dan dari puskesmas

PO

STER

NO

1

Page 34: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

22 Buku Panduan WNPG XI 2018

setempat. Pemantauan dilakukan setiap bulan dengan melakukan penim-bangan berat badan balita.

Selama intervensi, menu kudapan yang diberikan bervariasi untuk menghidarkan kebosanan pada balita dan dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pemberian. Hasil pemantauan berat badan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan berat badan balita 0,5 – 3,2 % berat badan di kecamatan Kokap dan 4,1 – 6,1 % di kecamatan Samigaluh. Rendahnya kenaikan berat badan balita dikecamatan Kokap diakibatkan oleh adanya beberapa balita yang mengalami sakit yang agak lama, serta kurang tertibnya dalam mengikuti protokol yang diberikan.

Kata kunci : Tepung BMC, Balita, Maka tambahan

Page 35: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

23 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

POLA PERTUMBUHAN LINIER ANAK DENGAN PANJANG LAHIR PENDEK DAN ANAK DENGAN PANJANG LAHIR NORMAL

Pusparini*1, Hardinsyah2, Dodik Briawan2, Fitrah Ernawati3, Abas B Jahari3

1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung, Bandung 405142 Departmen Gizi Masyarakat, Institut Pertanian Bogor, Bogor 16680

3 Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI, Jakarta 10560

*Korespondensi: [email protected] ; 081573112511

Abstrak

Gangguan pertumbuhan linier atau tinggi badan tidak mencapai standar, merupakan salah satu masalah gizi yang banyak ditemukan di negara berkembang, yang terjadi karena defisiensi asupan zat gizi dan penyakit. Stunting merupakan salah satu bentuk gangguan pertumbuhan linier yang didefinisikan sebagai panjang atau tinggi badan dengan nilai Z-skor < -2 SD. Hasil Riskesdas 2013, didapatkan 20.2% bayi yang dilahir-kan tergolong pendek (PB < 48 cm). Angka ini semakin meningkat seiring bertambahnya usia, prevalensi tertinggi terjadi pada usia 24-35 bulan yai-tu sebesar 42.0%. Anak yang dilahirkan stunting memiliki angka kesakitan dan angka kematian lebih tinggi, terutama akibat penyakit infeksi sehing-ga proses pertumbuhan anak mengalami gangguan. Penelitian ini bertu-juan untuk menganalisis pola pertumbuhan linier anak dengan panjang lahir pendek dan anak dengan panjang lahir normal sampai usia 3 tahun.

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder dari penelitian longitudinal status gizi ibu hamil dan anak yang dilahir-kan di Kabupaten Bogor. Variabel yang digunakan meliputi hemoglobin, seng serum, dan retinol serum, frekuensi sakit dalam satu bulan terakhir, tinggi badan, pencapaian tinggi badan anak usia 3 tahun. Regresi logis-tik berganda digunakan untuk melihat pengaruh tersebut. Hasil peneli-tian menunjukkan bahwa pertumbuhan linier pada usia 6 bulan dan 1 tahun berpengaruh terhadap pertumbuhan linier anak usia 3 tahun. Anak dengan panjang lahir pendek sulit untuk memiliki tinggi badan normal pada usia 3 tahun, sebaliknya anak dengan panjang lahir normal memiliki

PO

STER

NO

2

Page 36: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

24 Buku Panduan WNPG XI 2018

peluang besar mengalami tinggi badan pendek pada usia 3 tahun. Selain itu, gangguan pertumbuhan linier anak secara signifikan dipengaruhi oleh gangguan pertumbuhan anak pada tahun pertama kehidupannya, angka kesakitan dan defisiensi mikronutrien (OR = 10.5: 3.0; and 2.5). Ini berar-ti perlunya pencegahan gangguan pertumbuhan linier pada masa janin dengan meningkatkan status gizi ibu hamil, meningkatkan status mikro-nutrien anak untuk mencegah tingginya angka morbiditas yang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan linier anak usia 3 tahun.

Kata kunci: angka kesakitan, panjang lahir pendek, pemberian ASI, pertumbuhan, linier

Page 37: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

25 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

ASAM AMINO YANG KURANG DALAM NUTRISI ANAK DIBAWAH 2 TAHUN AKAN MENGAKIBATKAN ANAK STUNTING.

Wan Nedra *1 , Hardiono Pusponegoro2 Muhammad Juffrie3, Indwiani Astuti4, Suryono Yudha Patria5.

Linar Zalinar Uddin 6 , Andreas7, Sri Handayani8, Dian Muzdalifah 9, Anas-tasia Fitria Devi 10 Nina Artanti11

1 Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas YARSI, Jakarta, 10510

2 Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakar-ta, 10510

3,5 Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Gajah Mada, Jogjakarta, 55281

4 Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Gajah Mada, Jogjakarta, 55281

6-11Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta,

*Korespondensi: Wan Nedra, Email: [email protected] ; 081381212216

Abstrak

Selama 4 dekade terakhir, paradigma utama gizi anak di negara berkembang adalah gizi buruk mikronutrien, dengan perhatian yang relatif rendah terhadap protein. Anak stunting memiliki peredaran asam amino esensial yang lebih rendah dibanding anak yang tidak stunting. Asupan asam amino esensial kurang akan mempengaruhi pertumbuhan, karena asam amino diperlukan untuk sintesis protein. Pengaturan utama untuk pertumbuhan melalui jalur Mechanistic Target of Rapamycin Com-plex (mTORC), sangat peka terhadap ketersediaan asam amino. Bila Asam Amino esensial kurang mTORC akan menekan sintesis protein, lipid dan pertumbuhan sel. Hipotesis bahwa asupan protein total dari makanan sudah cukup untuk pertumbuhan perlu dievaluasi ulang. Tujuan pene-litian ini melakukan pemeriksaan kadar asam amino pada darah anak stunting, non stunting untuk menentukan salah satu penyebab stunting,

PO

STER

NO

3

Page 38: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

26 Buku Panduan WNPG XI 2018

agar intervensi yang diberikan dalam menangani anak stunting tepat dan sesuai sasaran. Metode penelitian ini cross sectional, pada anak stunting dan bukan, usia dibawah 2 tahun. Plasma darah anak tersebut dilaku-kan pemeriksaan kadar asam amino esensial dengan menggunakan alat UPLC, Lokasi penelitian di wilyah kerja Puskesmas Cipayung Jakarta Timur. Penelitian sedang dilakukan di Lab Kimia LIPI. Penelitian pertama untuk pembuktian bahwa Asam Amino kurang dalam nutrisi anak telah dibuktikan oleh Richard D. Samba di Malawi tahun 2016. Dengan keber-hasilan tersebut mengarahkan intervensi anak Stunting pada nutrisi yang kaya Asam Aminonya. Balai laboratorium Kementrian Kelutan RI telah menemukan bahwa ikan Gabus dan Ikan Selar kaya akan asam amino essensial. Rekomendasi kepada Kementrian Kesehatan dan Kementrian Kelautan untuk melakukan edukasi bersama pentingnya pemenuhan zat gizi yang mengandung Asam Amino untuk mencegah stunting. Kepada para peneliti untuk mencari penghambat mekanisme kerja dari faktor pertumbuhan yang menyebabkan anak stunting.

Kata kunci: asam amino, mTORC, protein, stunting, UPLC.

Page 39: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

27 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DEFISIENSI BESI DAN STUNTING PADA ANAK USIA 6-23 BULAN DI ACEH

Aripin Ahmad1, Siti Madanijah2, Cesilia Meti Dwiriani3, Risatianti Kolopak-ing3

1. Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Aceh, Banda Aceh 233522. Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB Bogor, Bogor

166803. Fakultas Psikologi, Universitas Syarif Hidayatullah, Jakarta 15412

*Korespondensi: [email protected] ; 08126939592

Abstrak

Stunting pada 1000 hari pertama kehidupan disebabkan oleh multi-faktor, salah satunya disebabkan oleh asupan zat gizi mikro dan defisiensi besi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis asupan zat gizi mikro, defisiensi besi dan stunting pada anak usia 6-23 bulan. Desain crossec-tional dilakukan pada 257 anak usia 6-23 bulan diambil secara stratified random sampling dari 3 kecamatan di kabupaten Aceh Besar. Asupan zat gizi dikumpulkan dengan metode 24-hours recall dianalisis dengan pro-gram nutrisurvey, stunting dianalisis dengan indeks PB/U, serum ferritin, CRP dan AGP ditentukan dengan metode enzime-linked Immunoassay, un-tuk mengetahui perbedaan asupan zat gizi berdasarkan status besi dan stunting dilakukan uji independent t-test, sedangkan untuk mengetahui pengaruh defisiensi terhadap stunting dengan uji ANCOVA pada tingkat kepercayaan 95%. Rata-rata kadar serum ferritin 23,9±23,1 µ/L dengan prevalensi defisiensi besi 36,2% rerata nilai z-score indeks PB/U adalah, -1,17±1,17 dengan prevalensi stunting 19.1%. Asupan energi, protein, vi-tamin B1, B2, vitamin C, calcium, asam folat, zat besi dan zink lebih rendah pada anak yang menderita defisiensi (p<0.01). Anak yang menderita de-fisiensi mempunyai nilai z-skor PB/U lebih rendah 0,28 dibandingkan dengan anak yang normal (p=0.02), hasil analisis ANCOVA menunjukkan status defisiensi besi mempengaruhi nilai z-skor (PB/U) anak (r2=0.095, p=0.005) artinya 9.5% kejadian stunting dipengaruhi oleh defisiensi besi. Asupan gizi mikro dan nilai z-skor PB/U anak yang menderita defisiensi

PO

STER

NO

4

Page 40: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

28 Buku Panduan WNPG XI 2018

lebih rendah dibandingkan dengan anak yang tidak menderita defisiensi besi, perlu dilakukan intervensi peningkatan asupan zat gizi mikro dan penanggulangan defisiensi besi pada anak usia 6-23 bulan untuk mencegah stunting.

Kata kunci: Asupan zat gizi mikro, defisiensi besi, stunting, anak usia 6-23 bulan

Page 41: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

29 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

NUTRITEEN (NUTRITIONIST TEEN) SEBAGAI AGEN PENYEBAR INFOR-MASI GIZI REMAJA PUTRI DI JAKARTA SELATAN

Putri Mei Saimima, S.Gz *1 , Mia Muthiasari, S.Gz2, Lutfiatur Rohmah, S.Gz3, Linda Dhena Puspita, S.Ikom4 , Bertri Maulidya Masita5, Dian Nur

Laili Mayang6, Gusti Indah Lestari7

1,2,3,4,5,6,7 Konsorsium Indonesia Bergizi, Jakarta, 12810

*Korespondensi: [email protected] ; 081510994181

Abstrak

Masalah gizi pada remaja berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia dan menimbulkan masalah gizi pada generasi berikutnya. Data riskesdas 2013 menyatakan bahwa anemia pada usia 15-24 tahun men-capai 18,4% dan prevalensi wanita usia subur (WUS) risiko kurang energi kronis (KEK), baik hamil dan tidak hamil, di tahun 2007 dan 2013 mening-kat di segala usia dengan peningkatan terbesar pada WUS tidak ham-il usia 15-19. Jika kejadian tersebut berlanjut hingga hamil, maka akan memengaruhi 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Bila 1000 HPK tidak sukses maka akan meningkatkan risiko stunting. Pengetahuan gizi mer-upakan faktor penting dalam masalah gizi. Beberapa penelitian menun-jukkan bahwa tingkat pengetahuan gizi remaja masih rendah. Berdasar-kan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan remaja putri melalui program NutriTEEN. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap, yakni pelatihan tentang kebutuhan gizi remaja, gizi seimbang dan eating disorder bagi 46 peserta NutriTEEN 2017 dan penyebaran informasi gizi seimbang di 9 SMA di Jakarta Selatan oleh 46 peserta setelah pelatihan. Pelatihan dan penyebaran informasi dilakukan dengan metode penyuluhan. Dalam setiap sesi pelatihan dan penyebaran informasi diperoleh peningkatan pengetahuan melalui pre-test dan post-test. Penelitian dilakukan pada bulan September-November 2017 di Jakarta Selatan. Sasaran penelitian ini adalah remaja putri/siswi SMA yang termasuk dalam program Nu-triTEEN 2017. Berdasarkan penelitian diperoleh rata-rata pengetahuan

PO

STER

NO

5

Page 42: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

30 Buku Panduan WNPG XI 2018

kebutuhan gizi remaja, gizi seimbang dan eating disorder dalam pelatihan peserta NutriTEEN secara berturut-turut adalah 78,26 menjadi 89,57 (p-value<0,001); 66,74 menjadi 95,65 (p-value<0,001) dan 58,7 menjadi 82,17 (p-value<0,001). Sedangkan rata-rata pengetahuan gizi seimbang di 9 SMA sasaran program adalah 54,96 menjadi 71,92. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui pengetahuan gizi remaja putri sebelum eduka-si terbilang rendah. Dengan meningkatnya pengetahuan tentang gizi, di-harapkan perilaku terkait gizi pun menjadi lebih baik. Oleh karena itu, pe-neliti merekomendasikan untuk mencegah stunting di masa mendatang diperlukan pemberian edukasi kepada remaja, terutama remaja putri.

Kata kunci: gizi seimbang, remaja putri, stunting, penyuluhan

Page 43: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

31 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

INTERVENSI MULTI MICRONUTRIENT MASA PRAKONSEPSI PADA CALON PENGANTIN UNTUK MENCEGAH NEONATAL-STUNTING DI KA-

BUPATEN PROBOLINGGO, JAWA TIMUR

Sri Sumarmi*1, Bambang Wirjatmadi1, Kuntoro2, A Razak Thaha3, Soekirman4

1Dept Gizi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya

2Dept Biostatistik dan Kependudukan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universi-tas Airlangga, Surabaya

3Dept Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Makassar4Yayasan Kegizian dan Fortifikasi Indonesia, Jakarta

1Coresponding author:Sri Sumarmi

Departemen Gizi Kesehatan, FKM UnairKampus C Jl. Ir Soekarno Mulyorejo, Surabaya – 60115

Telp 031-5964808; Fax 031-5964809Email: [email protected]

Abstrak

Latar Belakang. Neonatal stunting sebagai akibat dari bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR), merupakan dampak dari kondisi gizi ibu yang buruk, terutama defisiensi zat gizi mikro sebelum dan sela-ma kehamilan. Intervensi multi-micronutrient sangat penting dilakukan sejak sebelum hamil. Penelitian ini bertujuan mempelajari efikasi pem-berian suplemen multi-micronutrient sejak masa prakonsepsi untuk menurunkan neonatal stunting. Metode. Penelitian randomized double blind community-based trial dua kelompok perlakuan (register trial No-mor TCTR20150614001), dilakukan di 9 kecamatan Kabupaten Proboling-go Jawa Timur, dengan subjek calon pengantin wanita. Kelompok 1 diberi plasebo pada masa prakonsepsi dilanjutkan suplemen 30 mg zat besi, 250 µg asam folat (iron folic acid) dosis harian pada masa kehamilan

PO

STER

NO

6

Page 44: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

32 Buku Panduan WNPG XI 2018

(kelompok Plasebo-IFA); kelompok 2 diberi multi-micronutrient formula dari UNIMMAP yang berisi 15 vitamin dan mineral dengan dosis 2 hari sekali pada masa prakonsepsi dan dilanjutkan dosis harian selama ke-hamilan (kelompok MMN). Variabel outcome utama adalah panjang badan bayi lahir. Index masa tubuh, status zat besi, status seng serta status vita-min A ibu diamati sebagai confounding variable. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji ANCOVA untuk melihat perbedaan panjang bayi lahir, serta uji Chi Square untuk melihat perbedaan presentasi neonatal stunting pada kedua kelompok. Hasil Penelitian. Setelah dilakukan adjus-ment terhadap confounding variable, rerata panjang badan lahir berbe-da signifikan pada kedua kelompok, yaitu 47,6 ± 2,3 cm pada kelompok Plasebo-IFA, dan 49,3 ± 1,7cm pada kelompok MMN (p=0,000). Persen-tase neonatal stunting (panjang lahir <48 cm) pada kelompok Plase-bo-IFA lebih besar dibandingkan kelompok MMN, berturut-turut 38% dan 10,7% (0=0,001). Kesimpulan. Pemberian suplemen multi-micronutrient sejak masa prakonsepsi dapat menurunkan kejadian neonatal stunting dibandingkan pemberian suplemen zat besi folat hanya pada masa ke-hamilan. Hal ini menujukkan bahwa pemberian multi-micronutreint sejak masa prakonsepi dapat mencegah stunting sejak bayi lahir. Oleh karena itu, sudah saatnya pemerintah menggunakan suplemen multi-micronutri-ent sebagai program pencegahan stunting dengan sasaran calon pengan-tin dan ibu hamil.

Kata kunci : multi-micronutrients, neonatal stunting, intervensi prakonsepsi

Page 45: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

33 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

PREVALENSI KEKURANGAN GIZI PENDUDUK INDONESIA (INTERVENSI PENGUKURAN KALORI UNTUK PREVALENSI STUNTING)

Sugeng Supriyanto, SST, MSi

Statistisi pada Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat, Badan Pusat Statistik, Jakarta, 10710

email: [email protected]; 081909031319

Abstrak

Perhatian global pada kerawanan pangan saat ini lebih berfokus pada persoalan gizi sebagaimana dituangkan dalam tujuan ke dua Sus-tainable Development Goals (SDGs) yaitu menghilangkan kelaparan, men-capai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan. Sejalan dengan komitmen global tersebut, salah satu pro-gram prioritas pembangunan pemerintah Indonesia adalah peningkatan derajat kesehatan dan gizi masyarakat. Hingga saat ini Intervensi Stunting belum efektif dan prosentase prevalensi stunting masih cukup tinggi di Indonesia berkisar di 37% tahun 2017. Salah satu indikator penting da-lam SDGs adalah Prevalence of Undernourishment (PoU) atau prevalensi kekurangan gizi. PoU memberikan gambarangan mengenai prevalensi penduduk yang mengonsumsi kalori dibawah kebutuhan kalori minimum untuk hidup sehat dan aktif. PoU berbeda dengan Angka Rawan Pangan. Angka Rawan Pangan mempunyai batasan minimum konsumsi kalori tertentu (70% dari Angka Kecukupan Gizi). Kebutuhan minimum kalori dalam penghitungan PoU akan berbeda untuk setiap orang, tergantung pada umur, jenis kelamin, dan aktifitas fisiknya. Hasil penghitungan PoU diperoleh angka tahun 2017 sebesar 7,80 persen dengan menggunakan metode penghitungan kalori dengan konversi kalori menggunakan har-ga per unit kalori. Dari angka tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2017, sebesar 7,80 persen penduduk Indonesia mengonsumsi kalori ku-rang dari yang dibutuhkan untuk hidup sehat dan tetap aktif. Hampir sama dengan Angka Rawan Pangan tahun 2017 sebesar 7,90 persen.

Kata kunci: Susenas, PoU, stunting

PO

STER

NO

7

Page 46: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

34 Buku Panduan WNPG XI 2018

PENGARUH PEMBERIAN MP-ASI BISKUIT TERHADAP PENINGKATAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMPUNG KABU-

PATEN BATANG

Sholikhatul Mahmudah1, Yuliana Noor Setiawati Ulvie*2

1.2 Program Studi S1 Gizi Faklutas Ilmu Keperawatan dan KesehatanUniversitas Muhammadiyah Semarang

*Korespondensi: [email protected]; 081802746846

Abstrak

Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan pencapa-iannya dalam MDGs adalah status gizi balita. Status gizi ini menjadi pent-ing karena merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya kesakitan dan kematian. Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumber daya manusia. Kurang Energi Protein (KEP) sampai saat ini ma-sih merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Salah satu upaya untuk mengatasi KEP adalah dengan memberikan MP-ASI biskuit pada balita kurus dan sangat kurus. Penelitian ini bertujuan untuk men-getahui pengaruh pemberian MP-ASI biskuit terhadap peningkatan sta-tus gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Limpung Kabupaten Batang. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan rancan-gan one group pretest posttest. Jumlah sampel 16 balita kurus dan san-gat kurus di wilayah kerja Puskesmas Limpung Kabupaten Batang yang mendapatkan MP-ASI biskuit selama 90 hari. Variabel yang diteliti yaitu peningkatan status gizi balita. Uji statistik yang digunakan adalah Paired t test untuk menguji perbedaan status gizi berdasar BB/U dan Wilcoxon untuk menguji perbedaan status gizi berdasar BB/TB. Perbedaan status gizi berdasar BB/TB setelah pemberian MP-ASI biskuit adalah 25% balita sangat kurus dan 75% kurus mengalami peningkatan menjadi 50% kurus dan 50% normal, sedangkan berdasarkan BB/U adalah dari 43,8% gizi bu-ruk turun menjadi 37,5%, 43,8% gizi kurang turun menjadi 25% dan gizi

PO

STER

NO

8

Page 47: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

35 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

baik dari 12,5% naik menjadi 37,5%. Terdapat peningkatan yang signifikan terhadap nilai z-score BB/U dan BB/TB dengan nilai p=0,021 dan p=0,000. Pemberian MP-ASI biskuit selama 90 hari memberikan pengaruh terha-dap peningkatan status gizi balita berdasarkan BB/U dan BB/TB.

Kata Kunci: MP-ASI biskuit, Status gizi balita, Balita kurus dan sangat kurus.

Page 48: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

36 Buku Panduan WNPG XI 2018

PEMBUDAYAAN MAKAN IKAN MELALUI MFG TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA DI WILAYAH LINGKAR KAMPUS UNNES

Dr. Sus Widayani, M.Si* dan Ir. Bambang Triatma, M.Si

1 Pendidikan Tata Boga, Fakultas Teknik, UNNES, Semarang, 502292 Pendidikan Keluarga , Fakultas Teknik, UNNES, Semarang, 50229

Abstrak

Status gizi, salah satu komponen utama dalam IPM yang mendukung terciptanya SDM berkualitas dan ahli menuju keberhasilan pembangunan kesehatan. Upaya pencapaian kesehatan, salah satunya dengan merubah mindset dari paradigma sakit menuju paradigma sehat sesuai Visi Indo-nesia Sehat 2025. Kesehatan terwujud salah satunya dari konsumsi ikan. Ikan banyak mengandung protein dan mineral. Namun ikan tidak dige-mari anak-anak, karena berbau hanyir (amis), cara pengolahannya mem-bosankan dan tidak variatif (digoreng saja). Studi pendahuluan Widayani dan Triatma (2012), 60.6% anak balita tidak suka makan ikan, konsumsi ikan sangat rendah (19,9 g/hari), anjuran WHO (39.8%). Sangat mencen-gangkan! bisa berakibat fatal pada perkembangan anak balita. Tingkat konsumsi ikan masyarakat kota Semarang sangat rendah (11.3 kg/tahun/kapita), seharusnya 31.4 kg/tahun/kapita. Melonjaknya harga daging di pasar tradisional tahun 2013, sebagai pemicu terjadinya kekurangan pro-tein. Kondisi kekurangan protein membahayakan pertumbuhan dan perkembangan anak dan dapat beresiko fatal, ditandai penurunan status gizi, pertumbuhan dan perkembangan terhambat, serta menjadi generasi bodoh karena kurang protein hewani; mengingat fungsi gizi ikan untuk pembentukan sel otak. Ikan air tawar (FWF) mer-upakan pangan potensial rakyat, memiliki protein tinggi dan sempurna, murah, mudah dibudidayakan, lebih aman dikonsumsi dibanding ikan laut. Fenomena tersebut menggelitik hati peneliti untuk membudaya-kan makan ikan melalui model feedeng group (MFG) kepada anak balita dengan makanan berbasis FWF. Tujuan penelitian untuk membudayakan anak balita gemar makan ikan. Penelitian menggunakan disain experiment

PO

STER

NO

9

Page 49: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

37 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

dengan randomized controlled trial (RCT) terhadap anak-anak balita di wilayah Lingkar Kampus UNNES. Pengambilan data konsumsi dengan metode Food Consumption Recall (FCR) dan status gizi dengan antropome-tri. Hasil penelitian berupa prototype nugget dan sosis lele. Anak balita menyukai pangan olahan nugget dan sosis lele. Konsumsi ikan anak balita menjadi membaik dan meningkat (p<0.05). Di akhir penelitian status gizi anak balita menjadi baik. Prototype nugget dan sosis dapat dimanfaatkan untuk penyusunan program perbaikan gizi berbasis ikan air tawar men-dukung program gemarikan.

Kata kunci: anak balita, konsumsi ikan air tawar, status gizi

Page 50: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

38 Buku Panduan WNPG XI 2018

PENGEMBANGAN KUDAPAN ALTERNATIF PADAT ENERGI DAN KAYA ZINC BAGI IBU HAMIL SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN STUNTING

Nurjaya *1, Wery Aslinda 2

1, 2 Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Palu Kode Pos 94148Korespondensi : email [email protected], telp. (0451) 491451

Abstrak

Stunting (pendek) menunjukkan ketidakcukupan gizi dalam jangka waktu panjang (malnutrisi kronik). Salah satu zat gizi mikro yang sering dikaitkan dengan kejadian stunting pada anak balita adalah zinc. Zinc ber-peran dalam sintesa dan sekresi hormon-hormon pertumbuhan dan hor-mon insulin-like growth factors. Penelitian ini bertujuan untuk mengem-bangkan suatu kudapan alternatif bagi ibu hamil yang mengandung energi dan zinc yang tinggi dan uji daya terimanya. Kudapan yang dikem-bangkan berupa roti yang ditambahkan bagian isi perut dan hati ikan Cakalang yang dijadikan dalam bentuk tepung. Alasan pemilihan bagian hati dan isi perut ikan Cakalang karena bagian tersebut mengandung zinc yang cukup tinggi diantara jenis ikan lainnya. Dalam 100 gr berat bersih perut ikan Cakalang mengandung 9,3 mg zinc dan bagian hati mengand-ung 4,3 mg zinc (Persagi, 2009). Disamping itu Cakalang merupakan salah satu pangan yang melimpah di laut Sulawesi. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis sensori deskriptif dengan pa-rameter organoleptik uji hedonik (kesukaan) yaitu meliputi uji kesukaan terhadap tekstur, warna, rasa dan aroma. Panelis dalam penelitian ini adalah 47 ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Mamboro Ke-camatan Palu Utara Kota Palu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa panelis tidak menyukai produk kudapan dari parameter aroma dan rasa dengan persentase terbesar yang memilih “tidak suka” 46,8% (aroma) dan 40,4% (rasa). Dengan kata lain, hampir setengah dari jumlah panelis tidak menyukai aroma dan rasa produk kudapan. Sedang berdasarkan parameter warna dan tekstur, panelis lebih banyak yang memilih suka

PO

STER

NO

10

Page 51: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

39 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

dengan persentase masing-masing 36,2% (warna) dan 31,9% (tekstur). Sa-ran: perlu perbaikan rasa pada produk kudapan mengingat kandungan zincnya yang tinggi.

Kata kunci : kudapan, alternatif , zinc, ibu hamil, stunting, cakalang.

Page 52: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

40 Buku Panduan WNPG XI 2018

PENGARUH HARGA KOMODITAS PANGAN TERHADAP KONSUMSI PROTEIN HEWANI IDEAL RUMAH TANGGA: STUDI KASUS DI PROVINSI

LAMPUNG

Rizqa Fithriani, SST, M.Si *1 K. Nurika Damayanti, SST, M.STAT 2

1 Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupat-en Lampung Timur, Lampung Timur, 34190

2 Seksi Statistik Sosial, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, Bandar Lampung, 35215

*Korespondensi: [email protected] ; (0725)7660014

Abstrak

Tingkat prevalensi stunting di Provinsi Lampung sangat tinggi, yak-ni 42,64 persen, diatas angka prevalensi stunting nasional yang hanya sebesar 37,2 persen (Riskesdas 2013). Stunting akan menghambat pem-bangunan sumber daya manusia, dan pada akhirnya akan menghambat pembangunan ekonomi. Salah satu upaya dalam mengatasi permasalah-an stunting ialah menggalakkan diversifikasi pangan, dengan mendorong peningkatan asupan protein hewani. Pola konsumsi pangan masyarakat Lampung selama ini belum ideal , masih terpusat pada pemenuhan kar-bohidrat dengan konsumsi protein hewani sangat rendah (11,56 gram per kapita per hari). Tujuan dari penelitian ini ialah untuk melihat faktor ekonomi yang mempengaruhi konsumsi protein ideal rumah tangga. Pe-nelitian ini menggunakan data SUSENAS Provinsi Lampung tahun 2013 dan 2017 untuk membangun model konsumsi protein hewani ideal pada rumah tangga di Provinsi Lampung. Hasil analisis menggunakan bina-ry logistic model menunjukan bahwa kenaikan harga harga komoditas ikan-ikanan akan menurunkan kecendrungan rumah tangga untuk mengkonsumsi protein hewani di Provinsi Lampung, hingga menjadi 0,82 kalinya dibandingkan jika tidak terjadi kenaikan harga. Harga beras pun turut menjadi penentu konsumsi protein hewani rumah tangga. Ke-naikan satu persen harga beras akan menurunkan kecendrungan rumah

PO

STER

NO

11

Page 53: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

41 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

tangga untuk mengkonsumsi protein hewani secara ideal hingga menjadi 0,21 nya kali dibandingkan jika tidak terjadi kenaikan harga beras. Faktor kondisi ekonomi rumah tangga memiliki pengaruh paling tinggi akan kon-sumsi protein hewani rumah tangga, pendapatan per kapita yang lebih tinggi akan meningkatkan kecendrungan rumah tangga untuk memenuhi asupan protein hewani secara ideal hingga 21 kali nya. Hasil dari penilitian ini menggambarkan bahwa upaya kampanye pola makan sehat dengan mendorong masyarakat untuk meningkatkan konsumsi pangan hewani yang selama ini telah dilakukan di Provinsi Lampung tidak akan banyak berdampak terhadap pola pangan masyarakat, selama pemerintah be-lum mampu menjaga kestabilan harga pangan terutama harga beras dan komoditas ikan-ikanan. Menjaga pasokan beras dan ikan-ikanan di pasa-ran sangat penting untuk dilakukan untuk menjaga kestabilan harga ikan-ikanan dan beras.

Kata kunci: SUSENAS, konsumsi pangan, protein hewani, binary logistic.

Page 54: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

42 Buku Panduan WNPG XI 2018

PROVISION OF DAILY SMALL-QUANTITY LIPID-BASED NUTRIENT SUP-PLEMENTS CAN ENHANCE IRON AND ZINC INTAKE

Nurul Muslihah *1 , Ali Khomsan 2 , Dodik Briawan 2 , Hadi Riyadi 2

1 Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Malang, 651452 Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bo-

gor, Bogor, 16680

*Korespondensi: [email protected]; 0341-569-117

Abstrak

Inadequate quantity and/or poor quality of complementary food is a strong determinant of stunting among childhood. Complementary feed-ing intervention using Small-quantity lipid-based nutrient supplements (SQ-LNS) are designed to fill gap micronutrient intake and adequacy. The previous publication that SQ-LNS in the study, can improve linear growth and reduce stunting. The objective of the study was to compare the ef-fect of daily provision SQ-LNS and biscuit on a daily iron and zinc intake among Indonesia infants 9-to-10 months old. A six-month community non-randomized controlled trial was performed among 168 infants who received 20 g of LNS, or 3-pieces biscuit or who were controls with no intervention. The mean energy and nutrient intake of Indonesian infants 9-to-10 months old were assessed using an interactive 24-hour recall. After the three-month intervention, there were no significant differenc-es were found in mean intake and densities of energy and nutrient from complementary food except SQ-LNS and biscuit. The mean of the contri-bution of iron and zinc intake from SQ-LNS (Fe 3.3 mg, 47.1% RDA; Zn 4.4 mg, 146.6% RDA was higher than biscuit consumption (Fe 1.7 mg, 24.3% RDA; Zn 0.8 mg, 26.6% RDA). A total of daily intake iron and zinc intake was significantly higher among infants in SQ-LNS (Fe 76.8% RDA, Zn 187% RDA) with compared in Biscuit group (Fe 48.58% RDA, Zn 62.5% RDA) and

PO

STER

NO

12

Page 55: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

43 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

Control group (Fe 41.3% RDA, Zn 53.7% RDA), p<0.01. Provision of daily SQ-LNS can enhance and fill gap iron and zinc intake from complementa-ry food among infants in Rural Indonesia. The study was funded by Neys Van-Hoogstraten Foundation.

Kata kunci: complementary food, SQ-LNS, iron, zinc, infant

Page 56: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

44 Buku Panduan WNPG XI 2018

JENIS DAN KEBERAGAMAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA USIA 6-24 BULAN

Mitra, Nurlisis, Reni Destriyani

Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Abstrak

Laporan Riskesdas Tahun 2013, kejadian stunting pada anak balita di Propinsi Riau sebesar 36,8%, angka tersebut termasuk kategori berat dalam masalah kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jenis dan keberagaman makanan pendamping Air Susu Ibu dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Pambang Kabupaten Bengkalis Tahun 2017. De-sain penelitian adalah kuantitatif analitik dengan pendekatan cross sec-tional studi. Populasi adalah seluruh anak usia 6-24 bulan yang tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas Pambang Kabupaten Bengkalis. Sampel diambil dari populasi yaitu sebesar 205 anak usia 6-24 bulan yang memenuhi kri-teria inklusi. Tehnik pengambilan sampel dilakukan secara stratified ran-dom sampling. Pengukuran keberagaman makanan menggunakan Indi-vidual Dietary Score (IDDS). Jenis Makanan pendamping ASI dikategorikan menjadi makanan olahan, instan dan campuran. Hasil penelitian menun-jukkan bahwa proporsi kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Pambang sebesar 20,5%. Jenis Makanan Pen-damping ASI yaitu makanan instan (OR:8,468 95% CI;1,857-38,617), Ku-rang beragamnya makanan (OR:7,031 95% CI: 2,068-23,910), asupan ener-gy < 70% AKG (OR;5,665 95%CI; 1,482-21,668), Asupan karbohidrat <80% AKG (OR:4,210 95% CI; 1,074-15,803) dan tidak diberi ASI eksklusif (OR: 4,246 95%CI; 1,608-11,204) lebih beresiko untuk terjadinya stunting pada anak balita usia 6-24 bulan. Untuk itu kepada pihak terkait yaitu Dinas

PO

STER

NO

13

Page 57: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

45 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

Kesehatan dan Puskesmas untuk meningkatkan pemberian edukasi gizi kepada ibu melalui penyuluhan dan konseling gizi pada waktu hamil dan menyusui agar ibu dapat memberikan ASI eksklusif, membuat makanan olahan sesuai dengan potensi pangan yang ada di daerah setempat serta bervariasinya menu makanan pendamping ASI untuk mencegah stunting pada balita.

Kata Kunci: Stunting, Jenis Makanan Pendamping ASI, Keberagaman makanan, ASI eksklusif

Page 58: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

46 Buku Panduan WNPG XI 2018

PENINGKATAN ASUPAN MAKAN YANG BERANEKA RAGAM PADA ANAK USIA 6-23 BULAN GUNA MENCAPAI STATUS GIZI BAIK DAN PENCEGAH-

AN STUNTING DI INDONESIA

Nursyifa Rahma Maulida1 dan Rika Rachmalina2

1Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, Jakarta 12130

2Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat, Balitbangkes Kemenkes, Jakarta 10560

*Korespondensi: [email protected]

Abstrak

Keragaman pangan (dietary diversity) merupakan indikator proksi dari kualitas konsumsi yang dapat digunakan untuk menilai kecukupan makronutrien maupun mikronutrien pada anak. Oleh karena itu, diet seimbang melalui konsumsi makanan beragam dapat menjadi indikator tercapainya status gizi optimal dan merupakan salah satu upaya dalam pencegahan stunting pada anak balita. Penelitian ini bertujuan untuk me-lihat hubungan antara keragaman pangan dengan status gizi anak usia 6-23 bulan di Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara. Sebanyak 340 anak direkrut dalam penelitian menggunakan desain potong lintang den-gan teknik pengambilan sampel yang menggunakan Probability Propor-tional to Size. Data konsumsi dan keragaman makan diperoleh melalui metode recall 24 jam, kategori keragaman pangan diperoleh berdasarkan keragaman minimum WHO untuk anak balita. Data status gizi diperoleh melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan yang dinilai meng-gunakan indikator komposit Z-score. Pengambilan darah jari dilakukan untuk memperoleh kadar hemoglobin anak. Analisis bivariat chi-square dilakukan untuk melihat hubungan antar variabel utama. Hasil peneli-tian ini menunjukkan bahwa proporsi underweight sebesar 17.9%, stunt-ing sebesar 24.4%, wasting 7.6%, dan anemia sebesar 63.7%. Temuan

PO

STER

NO

14

Page 59: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

47 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

penting lainnya menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keragaman pangan dengan status anemia anak usia 6-23 bulan. Hasil analisis bivariat menggambarkan bahwa anak yang tidak memenuhi minimum keragaman pangan dalam asupan makanannya sehari memili-ki risiko 2.7 kali untuk menjadi anemia dibandingkan dengan anak yang terpenuhi minimum keragaman pangannya. Proporsi anemia anak usia 6-23 bulan sangat mengkhawatirkan karena dapat meningkatkan risiko terjadinya stunting pada usia selanjutnya. Penyuluhan gizi untuk ibu bali-ta melalui promosi makanan beragam sangat diperlukan untuk memper-baiki konsumsi makanan anak secara kuantitas dan kualitas.

Kata kunci: anemia, keragaman pangan, stunting, underweight, wasting

Page 60: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

48 Buku Panduan WNPG XI 2018

PEMANFAATAN IKAN BILIH SEBAGAI MAKANAN TAMBAHAN SUMBER ZINK BAGI ANAK BATITA STUNTING DI KAB. SOLOK

Marni Handayani*1 dan M. Husni Thamrin2

1-2Jurusan Gizi Potekkes Kemenkes Padang kode pos [email protected] Telp.0751-7051769

Abstrak

Prevalensi stunting di Provinsi Sumatera Barat tahun 2013 sebesar 39,2%, termasuk kedalam 20 provinsi yang mempunyai prevalensi lebih tinggi dari nasional. Prevalensi anak stunting di Kabupaten Solok sebe-sar 42 %. Stunting salah satunya disebabkan oleh kekurangan gizi mikro seperti zink. Ikan bilih dari Danau Singkarak Kabupaten Solok dapat menjadi alternatif sebagai pangan lokal tinggi zink dalam mengatasi masalah tersebut. Tujuan penelitian adalah melihat pengaruh pembe-rian makanan tambahan berbasis pangan lokal tepung ikan bilih dalam bentuk biskuit untuk optimalisasi pertumbuhan anak batita stunting usia 12-36 bulan di Kabupaten Solok. Disain penelitian adalah eksperimen membuat makanan tambahan dalam bentuk biskuit dari tepung ikan bi-lih, tepung labu kuning dan sari buah markisa, dengan rancangan acak lengkap 5 perlakuan 2 kali ulangan. Dilanjutkan dengan Intervensi pem-berian biskuit pada kelompok sasaran selama 60 hari sebanyak 100 gr. Data diolah dan dianalisis dengan uji t-test tingkat kemaknaan p<0.05 dan CI 95%. Hasil analis kandungan gizi biskuit ikan bilih adalah protein 35,29 gram dan zink sebesar 2,89 mg. Hasil penelitian diperoleh formula biskuit terpilih berdasarkan uji organoleptik adalah biskuit dengan penambahan 20 gram tepung ikan bilih. Kandungan energi dan zat gizi biskuit dapat membantu melengkapi kebutuhan zink anak dari kebutuhan hariannya. Rata rata peningkatan tinggi badan anak batita stunting yang diinterven-si adalah sebesar 1,75 cm. Ada perbedaan yang bermakna peningkatan tinggi badan atau panjang badan anak batita stunting pada kelompok per-lakuan dan kontrol (p<0,05). Hasil penelitian ini dapat direkomendasikan sebagai makanan tambahan di posyandu bagi anak balita untuk pencega-han stunting.

Kata Kunci : batita,stunting, ikan bilih, biscuit

PO

STER

NO

15

Page 61: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

49 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

PEMBERIAN JUS KELOR DAN MARNING PADA IBU HAMIL UNTUK MEM-PERLANCAR ASI DALAM PENCEGAHAN STUNTING

Putu Candriasih(1*), Elvyrah Faisal (2)

(1) (2) Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Palu Kode Poss 94113*email : [email protected](1*) cc; 081392098108

Abstrak

Latar Belakang : Keberhasilan menyusui dini dapat mencegah terjadinya stunting karena asi mengandung zat gizi yang seimbang se-suai kebutuhan bayi. Produksi ASI sangat tergantung asupan gizi ibu. Kelor dan jagung merupakan salah satu pangan lokal yang tinggi dengan kandungan vitamin dan mineral serta asam amino.

Tujuan: Untuk mengetahui gambaran pemberian Jus Kelor dan Marning guna melancarkan ASI untuk mencegah stunting.

Bahan dan Metode: Bahan yang digunakan yaitu Jus Kelor dan Marn-ing. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen dengan rancangan pe-nelitian quasi experiment dengan mengunakan studi one group pre test-post test design. dimana ibu hamil diberikan pengamatan awal (pretest) selanjunya diberikan intervensi Jus Kelor (Moringa Oleifera) dan Marning. lalu diobservasi (Post Test). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang ada di Pusekesmas Mamboro berjumlah 35 orang. Jumlah sampel 15 orang dengan kriteria yaitu usia kehamilan lebih dari 35 ming-gu. Setelah data terkumpul kemudian dianalisis dengan statistik univari-ant untuk melihat distribusi frekuensi dan persentase.

Hasil penelitian: Hasil wawancara awal pada 15 orang ibu hamil, ada 13 orang yang sudah pernah melahirkan dan 2 orang belum pernah mela-hirkan. Dari 13 orang ibu hamil yang berhasil menyusu dini 2 orang (13,3 %) dan yang tidak menyusu dini 21 orang (86,7 %) dengan alasan asi tidak lancar keluar. Selanjutnya ke 15 ibu hamil diberikan intervensi, Jus kelor dan marning selama 30 hari atau hingga melahirkan. Setelah melahirkan ada 13 (86,7%) orang ibu hamil yang dapat memberikan asi dini dan ha-nya 2 orang (13,3%) tidak lancar asinya karena baru 3 hari pemberian jus kelor dan marning tiba tiba melahirkan.

PO

STER

NO

16

Page 62: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

50 Buku Panduan WNPG XI 2018

Kesimpulan: pemberian jus kelor dan marning saat hamil dapat memperlancar ASI. Ibu pada masa hamil dan menyusui disarankan untuk mengkonsumsi Jus daun kelor dan jagung marning sebagai variasi menu makanan untuk meningkatkan produksi ASI

Kata Kunci: Jus Kelor, Marning, Ibu hamil, ASI, Stunting

Page 63: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

51 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

PENGAWALAN BPOM RI MENDUKUNG KONTRIBUSI PRODUSEN DALAM PROGRAM FORTIFIKASI GARAM KONSUMSI BERYODIUM

Fitrianna Cahyaningrum, M.Gizi*, Spica Arumning AG., S.Farm, Apt., Ret-no Priyandani, S.Farm, Apt.

Badan Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta. Jalan Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat, Telp (021)4241781, e-mail: [email protected]

Abstrak

Tingginya prevalensi stunting atau pendek menjadi masalah yang se-rius di Indonesia. Fortifikasi pangan merupakan salah satu program yang efektif dalam peningkatan asupan mikronutrien, khususnya fortifikasi yo-dium pada garam konsumsi, yang menjadi salah satu program nasional dalam mendukung upaya penurunan stunting. Produsen garam beryodi-um memiliki peranan penting dalam program fortifikasi, Badan POM RI bertugas memastikan proses produksi, termasuk pelaksanaan fortifikasi garam konsumsi beryodium.

Tujuan dari survey ini yaitu menganalisis kesesuaian cara pro-duksi dan kadar fortifikasi yodium (KIO3) pada garam konsumsi. Studi cross-sectional ini dilakukan di seluruh Indonesia pada tahun 2015-2017 dan melibatkan 119 sarana produksi yang dipilih secara purposive ber-dasarkan risiko dan 7.584 sampel garam konsumsi yang dipilih secara multistage random sampling. Analisis deskriptif dilakukan untuk melihat profil cara produksi dan kadar yodium pada garam, sedangkan uji mann whitney dan chi square dilakukan untuk mengetahui uji beda dan hubun-gan antara variabel. Selama tahun 2015-2017, walaupun persentase sa-rana produksi yang tidak memenuhi ketentuan masih tinggi, namun tren nya menurun, dari 72% menjadi 65%. Sedangkan kadar yodium pada sampel menunjukkan tren yang juga fluktuatif, yaitu antara 20 - 25% tidak memenuhi syarat (<30ppm). Uji mann whitney dan chi square menun-jukan tidak ada perbedaan dan hubungan yang signifikan antara kadar yodium pada garam dari produsen yang memenuhi ketentuan dan tidak memenuhi ketentuan cara produksi yang baik (p>0.05). Masih tingginya persentase cara produksi yang tidak memenuhi ketentuan dan sampel

PO

STER

NO

17

Page 64: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

52 Buku Panduan WNPG XI 2018

yang tidak memenuhi syarat antara lain disebabkan oleh regulasi atau standard yang sulit dipenuhi oleh produsen. Prioritas program fortifikasi yodium bisa diterapkan, sekaligus pembinaan cara produksi yang baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perlu ada peninjauan ulang terha-dap regulasi yang harus dipenuhi oleh produsen garam beryodium dan perlu strategi dalam pembinaan produsen untuk dapat meningkatkan kesadaran produsen dalam mendukung program penurunan stunting.

Kata kunci: fortifikasi, garam konsumsi beryodium, sampling, stunting.

Page 65: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

53 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

PENGEMBANGAN METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR BAHAN TAM-BAHAN PANGAN PADA MINUMAN RINGAN DENGAN KROMATOGRAFI

CAIR KINERJA TINGGI SECARA SIMULTAN

Wiwi Hartuti*, Tanti Lanovia, Sutanti Siti Namtini

Pusat Riset dan Kajian Obat dan Makanan, Badan POM RIJL. Percetakan Negara No.23, Jakarta Pusat

*Email: [email protected], Telp: 081387265946

Abstrak

Metode analisis penetapan kadar Bahan Tambahan Pangan (BTP): asesulfam k, sakarin, kuning FCF, kafein, natrium benzoat dan merah al-lura dari minuman ringan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) yang dikembangkan oleh Pusat Riset dan Kajian Obat dan Makanan (PRKOM) telah divalidasi berdasarkan parameter validasi yaitu, uji spesi-fisitas, uji linieritas, uji presisi, nilai perolehan kembali serta penetapan batas deteksi dan kuantifikasi (LOD & LOQ).

Hasil validasi metode untuk lima parameter validasi yaitu: (i) uji spe-sifisitas menunjukkan kromatogram dan waktu retensi (RT) larutan baku sama dengan larutan uji, tidak terjadi interferensi puncak utama larutan uji dengan puncak utama pada larutan baku senyawa sejenis; (ii) Uji linier-itas baku menghasilkan nilai koefisien korelasi untuk asesulfam k, sakarin, kuning FCF, kafein, natrium benzoat dan merah allura secara berurutan adalah 0.9999; 0.9999; 0.9999; 0.9998; 0.9999 dan 0.9998 (syarat keberter-imaan > 0,999); Uji linieritas sampel menghasilkan nilai koefisien korelasi asesulfam k, sakarin, kuning FCF, kafein, natrium benzoat dan merah al-lura secara berurutan adalah 0.997; 0.999; 0.997; 0.998; 0.997 dan 0.998 (syarat keberterimaan > 0,99); (iii) nilai %RSD uji presisi larutan sampel untuk asesulfam k, sakarin, kuning FCF, kafein, natrium benzoat dan mer-ah allura memenuhi persyaratan (Nilai % RSD < Nilai % 2/3 CV Horwitz) secara berurutan adalah 0.960; 1.170; 1.357; 2.111; 0.866 dan 2.263 dan nilai % 2/3 CV Horwitznya adalah 5.366; 5.373; 5.351; 5.377; 4.653 dan 5.374; (iv) nilai persentase perolehan kembali asesulfam k, sakarin, kuning

PO

STER

NO

18

Page 66: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

54 Buku Panduan WNPG XI 2018

FCF, kafein, natrium benzoat dan merah allura adalah antara 94.847 dan 101.733; 94.260 dan 99.109; 97.396 dan 103.092; 94.570 dan 100.028; 108.987 dan 119.726; 93.842 dan 98.519 (syarat keberterimaan 80 – 120 %); (v) nilai LOD dan LOQ untuk asesulfam k, sakarin, kuning FCF, kafein, natrium benzoat dan merah allura secara berurutan adalah 0.026; 0.019; 0.032; 0.025; 0.012; 0.033 ug/mL (LOD) serta 0.086; 0.064; 0.108; 0.082; 0.041; 0.110 µg/mL (LOQ). Berdasarkan hasil uji lima parameter tersebut dapat disimpulkan bahwa metode analisis penetapan kadar BTP (asesul-fam k, sakarin, kuning FCF, kafein, natrium benzoat dan merah allura) pada minuman ringan secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi valid dan dapat digunakan untuk pengujian sampel.

Hasil pengujian terhadap 15 sampel minuman ringan mengggu-nakan metode ini menunjukkan kadar BTP berada dibawah nilai batas maksimum yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Kepala Badan POM RI Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis (asesulfam k dan sakarin); Peraturan Kepala Badan POM RI Nomor 36 Tahun 2013 Tentang Batas Maksimum Peng-gunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet (natrium benzoat) dan Peraturan Kepala Badan POM RI Nomor 37 Tahun 2013 Tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pewarna (kuning FCF dan merah allura).

Kata Kunci: simultan, sakarin, KCKT, metode, minuman, pangan

Page 67: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

55 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

KEPEDULIAN DAN JARINGAN PESANTREN UNTUK GERAKAN EDUKASI POLA HIDUP SEHAT MASYARAKAT

Samsul Arifin

Bimbingan & Konseling Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Ibrahimy, Situbondo 68374,

E-mail: [email protected]; 081336262720

Abstrak

Kiai, sebagai pengasuh pesantren, mempunyai karisma yang luar biasa di mata santri dan masyarakat sekitarnya. Kiai memegang monop-oli interpretasi atas dunia di luar pesantren dan monopoli suara kolek-tif pesantren ke dunia luar. Dengan berbasis keagamaan santri dan masyarakat akan mendengar titah dan patuh (sam’an wa thaatan) kepada kiai. Tujuan tulisan: untuk mengetahui kepedulian pesantren terhadap pola hidup sehat dan jaringan pesantren yang dapat dimanfaatkan untuk edukasi masyarakat tentang pola hidup sehat. Metode penelitian dengan pendekatan kualitatif hermeneutic-etnografi. Hasil temuan: Kepedulian pesantren untuk menjaga pola hidup sehat sangat besar; dan termasuk bagian dari ibadah karena ibadah memerlukan kekuatan fisik dan jiwa yang sehat. Menjaga kesehatan termasuk dalam lima prinsip universal (al-kulliyât al-khams) untuk memujudkan kemashlahatan masyarakat. Kesehatan spiritual mengacu kepada prinsip terpeliharanya agama (hifzh al-dîn), kesehatan pikiran mengacu kepada eksistensi akal dan kebebasan berpikir (hifzh al-‘aql), kesehatan badan/fisik mengacu kepada prinsip keselamatan jiwa dan seluruh anggota tubuh (hifzh al-nafs), kesehatan ekonomi mengacu kepada kepemilikan harta benda (hifzh al-mâl) dan kesehatan sosial mengacu kepada menjaga kehormatan (hifzh al-nasl dan hifzh al-‘irdh). Sedangkan jaringan yang dimiliki pesantren untuk melakukan pendidikan masyarakat, terdapat lima jaringan yaitu pertama, jaringan kegiatan yang bersifat rutin bulanan yang diselenggarakan kiai pesantren. Kedua, jaringan kegiatan rutin yang diselenggarakan pengikut kiai tertentu. Ketiga, jaringan kegiatan tahunan yang diselenggarakan kiai. Keempat, jaringan kegiatan temporer yang diselenggarakan masyarakat

PO

STER

NO

19

Page 68: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

56 Buku Panduan WNPG XI 2018

dan mengundang kiai. Kelima, jaringan kegiatan yang diselenggarakan lembaga pendidikan pesantren, organisasi santri atau alumni pesantren. Kelima jaringan tersebut hendaknya digunakan dalam melakukan eduka-si tentang pola hidup sehat kepada masyarakat; terutama kepada para ibu dan remaja putri.

Kata kunci: jaringan pesantren, edukasi, dan kesehatan

Page 69: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

57 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

PENGETAHUAN DAN PRAKTIK IBU HAMIL TENTANG SUPLEMENTASI BESI DI WILAYAH DENGAN ANGKA KEMATIAN IBU YANG TINGGI

(PREGNANT MOTHER’S KNOWLEDGE AND PRACTICES ON IRON SUPPLEMEN-TATION AT THE HIGH MATERNAL MORTALITY RATE AREAS)

Dodik Briawan1,2, Siti Madanijah1,2, Nunung Ciptadiany3

1Seafast Center, Institut Pertanian Bogor, 2Departemen Gizi Masyarakat, Institut Pertanian Bogor, 3Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Abstrak

Salah satu program spesifik dalam penurunan stunting adalah pem-berian tablet tambah darah (TTD) kepada ibu hamil. Masih rendahnya kepatuhan minum TTD pada ibu hamil juga menjadi penyebab masih tinginya angka kematian ibu (AKI) di Indonesia. Tujuan penelitian adalah mengkaji pengetahuan dan praktik ibu hamil tentang suplementasi besi di wilayah dengan AKI tinggi. Studi cross-sectional dilakukan di Kabupat-en Tasikmalaya dan Kota Tangerang pada tahun 2015 yang melibatkan ibu hamil sebanyak 121 dan 120 orang berturut-turut di kedua lokasi. Karakteristik ibu hamil rata-rata pada usia kehamilan 6-7 bulan, berusia 30 tahun, berpendidikan SMP, dan 80% sebagai ibu rumahtangga. Seba-gian besar ibu hamil yaitu 65.0% di Tangerang dan 69.4% di Tasikmala-ya mempunyai pengetahuan tentang anemia dan TTD dengan kategori rendah. Kebanyakan ibu hamil tidak mengetahui tentang risiko anemia, sumber pangan zat besi, manfaat zat besi, cara konsumsi dan mengata-si efek samping, serta mendeteksi kejadian anemia. Pada waktu pemer-iksaan ANC, sebanyak 20.8% dan 47.3% ibu hamil di kedua lokasi tidak mendapatkan penjelasan tentang manfaat TTD. Dari ibu hamil yang mi-num TTD, sebanyak 71.7% di Tangerang dan 54.5% di Tasikmalaya minum TTD program (generik), dan selebihnya dari suplemen mandiri. Rata-rata konsumsi kapsul generik dalam seminggu terakhir sebanyak 3.5 butir dan 2.1 butir. Anggota keluarga yang paling berperan dalam mengingatkan konsumsi TTD sebanyak 65% adalah suami. Konsumsi pangan sumber besi heme (daging/hati) masih sangat rendah yaitu pada persentil 75

PO

STER

NO

20

Page 70: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

58 Buku Panduan WNPG XI 2018

(P75) hanya 7.2 gram per hari. Sehingga asupan besi (P75) di kedua lo-kasi berurut-turut sebesar 11.9 mg dan 8.6 mg per hari, masih jauh lebih rendah dibandingkan AKG besi sebesar 35 mg. Disimpulkan bahwa ting-kat pengetahuan ibu hamil masih rendah, yang menyebabkan kurangnya kepatuhan terhadap konsumsi TTD. Karena konsumsi pangan heme dan asupan besi juga masih sangat rendah, maka diperlukan upaya yang lebih keras edukasi tentang pentingnya TTD kepada ibu hamil.

Kata kunci: besi, ibu hamil, pengetahuan, praktik, tablet tambah darah

Page 71: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

59 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

FAKTOR SOSIAL BUDAYA DALAM PENGASUHAN ANAK DI KOTA MEDAN, SUMATERA UTARA

Yuly Astuti*1 dan Widayatun2

S,2 Pusat Penelitian Kependudukan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indone-sia, Jakarta 12710

*Korespondensi: [email protected]; 021-5221687

Abstrak

Tingginya angka kematian bayi (AKB) hingga saat ini masih menja-di permasalahan kesehatan di negara berkembang, termasuk Indonesia. Menurut estimasi global, gizi kurang berkontribusi terhadap satu per tiga kematian balita usia 0-5 tahun. Budaya, etnisitas, dan status sosial ekonomi menjadi faktor penentu dalam pola pengasuhan anak. Studi ini bertujuan untuk mengkaji faktor sosial dan budaya yang berpengaruh terhadap pengasuhan anak di Kota Medan. Pengumpulan data studi kuantitatif ini dilakukan dengan menggunakan metode survei terhadap 400 rumah tangga di 20 kelurahan yang berada di 12 kecamatan di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik Probalility Sampel to Size (PPS), sedangkan pemilihan rumah tangga yang menjadi sampel survei di setiap kelura-han dilakukan melalui teknik purposive snowballing. Responden adalah ibu berusia 15-49 tahun yang memiliki anak kandung berusia 0-24 bu-lan. Pola pengasuhan anak dalam kajian ini dilihat dari pemberian ko-lostrum, praktik inisiasi menyusu dini (IMD), pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan, pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) serta pemberian imunisasi dasar lengkap untuk anak usia 0-9 bulan. Kurangnya pengeta-huan ibu dan kepercayaan yang salah mengenai kolostrum menyebabkan pemberian kolostrum pada bayi di Kota Medan belum optimal. Selain itu, penempatan ruangan bayi yang terpisah dengan ibu setelah dilahirkan juga turut memengaruhi pemberian air susu ibu yang keluar pertama kali. Data yang ada menggambarkan praktik pemberian IMD dipengaruhi oleh metode persalinan. Hasil survei menunjukkan pemberian ASI eksklusif di

PO

STER

NO

21

Page 72: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

60 Buku Panduan WNPG XI 2018

Kota Medan masih rendah dan faktor budaya memengaruhi keberhasi-lan ASI eksklusif. Dukungan suami menjadi salah satu faktor penting da-lam pemberian ASI eksklusif. Penolakan terhadap imunisasi sudah mulai ditemukan di Kota Medan. Rekomendasi yang ditawarkan melalui hasil kajian ini, antara lain pelayanan komunikasi, informasi, dan edukasi ber-basis daring. Media sosial memiliki fungsi edukasi sekaligus sarana efektif untuk menangkal informasi yang kurang tepat terkait pengasuhan anak. Selain itu, diperlukan teguran dan saksi yang jelas bagi fasilitas maupun petugas kesehatan yang menghalangi keberhasilan pemberian ASI eksk-lusif.sama seluruh stake holdernya dalam menjalankan 10 program PK-Knya.

Kata kunci: Sosial budaya, kolostrum, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASI eksklusif, imunisasi, Kota Medan.

Page 73: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

61 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

VENTILASI RUMAH SALAH SATU DETERMINAN KEJADIAN ANAK BADU-TA STUNTING DI KECAMATAN AMUNABAN BARAT, KABUPATEN TIMOR

TENGAH SELATAN, PROVINSI NUSATENGGARA TIMUR

Salimar

Abstrak

Anak pendek berkaitan dengan kondisi yang terjadi dalam waktu yang lama seperti kemiskinan, intake konsumsi kurang, perilaku hidup ku-rang bersih, kesehatan lingkungan kurang baik, pola asuh kurang baik dan rendahnya pendidikan orangtua. Satu hal yang menjadi perhatian adalah tidak semua keluarga miskin memiliki anak balita yang kurang gizi, banyak keluarga miskin yang memiliki anak dengan status gizi baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan yang berhubungan dengan status gizi stunting pada anak baduta pada keluarga miskin, Disa-in penelitian adalah case control, kelompok kasus adalah kelompok anak yang tidak stunting (gizi normal) dan kelompok kontrol adalah kelompok anak pendek/stunting. Hasil analisis multivariate ditemukan factor de-terminan status gizi stunting baduta pada keluarga miskin di Kecamatan Amunaban Barat adalah Perilaku frekuensi pemberian makan anak yang mempengaruhi kecukupan makanan (OR=3,1). Keadaan ventilasi rumah apakah terang/masuk matahari ketika pagi dan siang hari (OR=3,0), dan pendidikan ayah (OR=2,4). Kesimpulan. determinan positif status gizi stunting anak baduta dipengaruhi secara signifikan oleh faktor pola asuh makan, keadaan ventilasi rumah dan pendidikan ayah.

Kata kunci: baduta, miskin, perilaku, stunting.

PO

STER

NO

22

Page 74: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

62 Buku Panduan WNPG XI 2018

MENDORONG PERUBAHAN POLA KONSUMSI PANGAN: PENDEKATAN PERILAKU

Esta Lestari, Yuly Astuti, Tuti Ermawati, Jiwa Sarana

Lembaga Ilmu Pengetahuan indonesia

Abstrak

Di Indonesia malnutrisi terjadi tanpa mengenal status ekonomi. Kelompok miskin cenderung mengalami undernutrition (kekurangan nu-trisi), sementara kelompok kaya mengami overnutrition (kelebihan nu-trisi). Hal ini mengindikasikan adanya permasalahan mendasar terkait pengetahuan dan pola asuh dalam pemilihan jenis-jenis pangan.

Studi ini menggunakan teori perilaku oleh Ajzen dan Fishbein, yaitu Theory of Reasoned Action (TRA) (1980) yang dikembangkan menjadi Theory of Planned Behaviour (TPB) (1985) dan mengadopsi Randal dan Sanjur (1981). Kerangka ini secara empiris digunakan di lokasi penelitian, yaitu Kabupaten Gunung Kidul dan Kota Yogyakarta, serta Kota Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Selatan. Sumber data primer berasal dari kue-sioner terhadap 330 responden. Selain itu, wawancara mendalam dan di-skusi kelompok terfokus di tingkat rumah tangga, kelompok wanita tani, dan pemangku kebijakan daerah juga dilakukan pada saat pengumpulan data.

Dalam konteks perubahan perilaku konsumsi, upaya diawali dengan penetapan tujuan persuasif, yaitu upaya mendorong/menggeser un-tuk pola konsumsi pangan sehat. Upaya ini dilakukan melalui beberapa strategi sebagai berikut:

1. Memperkuat kekuatan keyakinan dan evaluasi individu terhadap makanan sehat;

2. Membangun norma subyektif yang mendukung dan melemahkan nilai yang bertentangan terhadap pemilihan jenis pangan; serta

3. Membangun sikap baru terhadap pangan sehat.

PO

STER

NO

23

Page 75: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

63 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

Upaya merubah perilaku adalah sebuah upaya jangka panjang yang harus dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan dengan prasyarat adanya dukungan banyak pihak dari berbagai kepentingan dan entitas. Upaya untuk mendorong perubahan perilaku konsumsi di tingkat rumah tangga dapat dilakukan dengan pendekatan keluarga (family-based) yang khususnya menyasar pada ibu, anak serta keluarga/komunitas.

Page 76: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

64 Buku Panduan WNPG XI 2018

PENGETAHUAN IBU HAMIL DALAM PENCEGAHAN STUNTING MELALUI MEDIA ANIMASI ASAKI

Adriyani Adam*1, Andi Salim2, Zaki Irwan3

1,2,3 Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Mamuju, Sulawesi BaratJl. Poros Mamuju Kalukku Km. 16 TaduiSulawesi Barat 91511, Indonesia

*Korespondensi : [email protected]

Abstrak

Stunting adalah suatu kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Dengan kondisi gagal tumbuh akan menyebab-kan kegagalan dalam perkembangan dan berakhir pada kegagalan dalam metabolisme. Di Indonesia, stunting menjadi masalah yang sangat seri-us dengan persentase diatas toleransi yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia yaitu 20 % atau lebih (WHO, 2010). Menurut hasil South East Asia Nutritions Surveys (SEANUTS), sekitar 24,1% anak laki-laki dan 24,3% anak perempuan di Indonesia mengalami ukuran tubuh pendek (stunting). Ha-sil Riset Kesehatan Dasar (2013), kejadian stunting pada balita di Sulawe-si Barat masih tinggi, yaitu pada tahun 2010 sebesar 44,50% meningkat menjadi 48,02% pada tahun 2013 dan saat ini prevalensi stunting Sulawe-si Barat berada pada posisi kedua tertinggi di Indonesia. Model Pengem-bangan Media Animasi ASAKI (Atasi Stunting Sejak Dini) adalah salah satu metode edukasi gizi tentang stunting berupa pengertian, penyebab serta pencegahannya dengan tujuan untuk memberikan gambaran dan pema-haman khususnya kepada ibu hamil bahwa Sulawesi Barat dalam kondi-si darurat stunting. Tujuan penlitian ini adalah untuk menilai efektivitas Media Animasi ASAKI terhadap perubahan pengetahuan ibu hamil dalam pencegahan stunting. Metode ini dilakukan pada 57 orang ibu hamil di wilayah Puskesmas Binanga berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan setelah intervensi dengan menggunakan media animasi ASAKI dengan nilai signifikansi <

PO

STER

NO

24

Page 77: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

65 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

0,005. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikembangkan penelitian lebih lanjut output intervensi media animasi ASAKI terhadap peningkatan feed-ing Practice pada ibu hamil dan ibu balita.

Kata Kunci : Media Animasi ASAKI, pengetahuan, ibu hamil

Page 78: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

66 Buku Panduan WNPG XI 2018

EKSPLORASI PRAKTIK PEMBERIAN PRELAKTEAL PADA BAYI DI MASYARAKAT ADAT KALUPPINI DI SULAWESI SELATAN

Nurbaya *1

1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Mamuju, Sulawesi Barat, 91511*Korespondensi: [email protected]; +628111520666

Abstrak

Latar belakang: Banyak penelitian menyebutkan bahwa masyarakat adat adalah kelompok yang sangat rentan terhadap masalah gizi dan kesehatan. Namun Indonesia belum melakukan pengukuran status gizi secara spesifik pada masyarakat adat. Kepercayaan tradisional, adat dan budaya setempat sangat mempengaruhi praktik pemberian makanan pada bayi dan balita termasuk pemberian prelakteal. Praktik ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan status gizi anak ke depannya. Metode: Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk _mengek-splorasi praktik pemberian pralakteal pada bayi di masyarakat adat Kaluppini di Sulawesi Selatan dalam hubungannya dengan stunting. In-forman utama adalah para ibu yang memiliki balita dan memiliki identitas diri sebagai masyarakat adat Kaluppini. Sebanyak 22 informan terlibat da-lam wawancara mendalam dan FGD. Status gizi anak menjadi salah satu variasi pemilihan informan. Semua informasi direkam dan ditranskripsi verbatim. Data lalu diolah menggunakan aplikasi Dedoose dalam tiga tahap yaitu dari tahap pengkodean, kategorisasi hingga menjadi tema yang dijadikan sebagai kesimpulan. Hasil dan diskusi: Penelitian kualitatif ini menunjukkan bahwa ibu pada masyarakat adat Kaluppini memberikan makanan prelakteal berupa madu, air tajin, air kelapa, dan bahkan kopi kepada bayi pada usia tiga hari pertama setelah kelahiran. Kepercayaan dan pengetahuan tradisional para ibu adalah alasan utama mereka melakukan praktik ini. Selain itu, Sando Pea (dukun anak), memiliki peran yang sangat penting dalam praktik ini. Sando Pea memberikan madu ke bayi baru lahir setelah menolong persalinan atau pada saat ritual yang disebut ma’paka’tan. Mereka percaya bahwa pemberian madu tersebut

PO

STER

NO

25

Page 79: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

67 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

dapat menambah daya tahan tubuh menjadi lebih kuat. Kesimpulan: Ke-percayaan dan pengetahuan tradisional masyarakat adat sangat mem-pengaruhi praktik pemberian prelakteal. Hal ini merupakan tantangan bagi tenaga k esehatan untuk melakukan pendekatan yang inovatif dan lebih efektif dalam melakukan promosi kesehatan dan gizi dengan tetap menghargai adat budaya pada masyarakat adat.

Kata kunci: prelakteal, status gizi, stunting, masyarakat adat, kualitatif

Page 80: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

68 Buku Panduan WNPG XI 2018

Aplikasi Teknologi Android dan iOS Optimalisasi1000 Hari Pertama Kehidupan dengan Metode Pengumpulan

Data untuk Monitoring dan Evaluasi Program

Lucy Widasari1*.,Muhamad Erros Sublianto2

1Mahasiswa Program Doktor, Universitas Hasanuddin, Makassar,Indonesia2Information Technology Developer Jakarta, Indonesia

*Presenting author :LucyWidasari, 0812-19533645 E-mail:[email protected]

Abstrak

Latar belakang: Tantangan gizi yang dialami selama periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) menentukan kualitas hidup dimasa yang akan datang. Perlu pendekatan inovatif, aplikatif dan informatif plat-form basis data dalam menyajikan informasi dengan metode pengumpu-lan data untuk monitoring dan evaluasi program.

Method: Aplikasi berbasis teknologi android dan iPhone Operation System (iOS) yang dapat digunakan oleh pemangku kebijakan di tingkat pusat dan daerah, pemegang program serta petugas kesehatan dalam wilayah kerja (kabupaten, kecamatan, desa) dengan melibatkan berbagai tingkatan profesi petugas kesehatan dengan instansi kesehatan yang ter-kait serta partisipasi masyarakat dalam program penyelamatan gizi 1000 HPK.

Hasil: Aplikasi terdiri dari 10 fitur utama yaitu fitur akun saya, fitur peta akses ke fasilitas pelayanan kesehatan, fitur program suplementa-si, fitur pemeriksaan, fitur status gizi balita, fitur safemotherhood, fitur pendekatan multisektor, fitur tanya jawab langsung dengan petugas kese-hatan (hotline services) oleh petugas kesehatan di wilayah kerja, dan fitur tentang aplikasi. Aplikasi ini disertai bahan bacaan (Komunikasi, Informa-si dan Edukasi) gizi bagi remaja putri, wanita prakonsepsi, ibu hamil, ibu menyusui, bayi usia 0-6 bulan, bayi usia 6-12 bulan dan bayi usia 12-24 bulan sesuai dengan tahap periode emas.

PO

STER

NO

26

Page 81: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

69 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

Kesimpulan: Perlu upaya kerjasama tidak hanya multisektor, juga antar bidang kelompok ilmu (multidisiplin) agar dapat bekerja bersama dalam program penyelamatan gizi 1000 HPK dan percepatan penanganan serta penurunan stunting.

Kata kunci:Aplikasi,1000 Hari Pertama Kehidupan, android, ios

Page 82: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

70 Buku Panduan WNPG XI 2018

PENINGKATAN KAPASITAS KADER GIZI MELALUI SOCIAL MEDIA BASED LEARNING ACTIVITY: PILOT PROJECT KOALISI DONOR LOKAL PEMERIN-

TAH DAERAH DAN UNIVERSITAS

Zahra Anggita Pratiwi*1, Manik Nur Hidayati1, BJ Istiti Kandarina1, Fiyya Setyaningrum2, Sri Muslimatun3, Muhamad Widiharto4, Sri Mujian-to4, Nurulhayah4, Adi Nugrahawati5, Rika Handayani5, Mubasysyir

Hasanbasri1

1Departemen Biostatistik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada

2Puskesmas Pakem, Sleman, D.I.Yogyakarta3Wakil Bupati Kabupaten Sleman

4Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman5Puskesmas Depok 2, Sleman, D.I. Yogyakarta

*Korespondensi: [email protected]

Abstrak

Latar belakang: Pengentasan masalah gizi berbasis masyarakat me-merlukan peran aktif kader kesehatan. Mereka mendapatkan pelatihan konseling pemberian makanan bayi dan anak (PMBA) menggunakan standar kurikulum dan modul yang dikeluarkan Kementerian Keseha-tan. Penelitian ini merupakan pilot program yang bertujuan memberikan kesempatan bagi kader untuk refleksi tentang konseling yang mereka ter-apkan setelah mendapat pelatihan. Metode: Pilot project ini bekerja sama dengan dinas kesehatan, puskesmas, kader, dan universitas. Penelitian melibatkan 10 kader terlatih, dengan sasaran 18 ibu yang memiliki anak pendek di Depok, Yogyakarta. Program berbasis masyarakat selama 3 bu-lan ini menekankan proses pembelajaran aktif melalui kelompok diskusi dua arah dan grup WhatsApp. Salah satu penentu keaktifan kader dan ibu dalam belajar berbasis sosial media adalah penggunaan gambar-gambar yang menunjukkan pola menu, cara memasak, perilaku penyajian, dan kegiatan kolektif, yang semua gambar itu berasal dari mereka sendiri. Paket program untuk ibu adalah home-based counseling, weekly feeding

PO

STER

NO

27

Page 83: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

71 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

practices, dan pemberian paket bahan makanan. Hasil: Pendekatan lo-cally produced material untuk pembelajaran kader sangat tepat kare-na dengan demikian menambah keyakinan dalam kemandirian belajar. Cara ini memberikan kesempatan untuk semua kader berpartisipasi dan menunjukkan kontribusi mereka dalam community learning. Sosial media WhatsApp mendorong interaksi dinamis antar pihak universitas, kader, dan ibu. Ibu secara aktif mengirimkan foto makanan olahan mereka. Sim-pulan: Kader dan ibu mendapatkan pembelajaran berkelanjutan melalui grup WhatsApp. Program seperti ini merupakan bentuk keberlanjutan proses pembelajaran kader dan ibu dalam mengolah makanan sehat da-lam upaya pencegahan stunting dengan melibatkan kerja sama pemerin-tah daerah dan universitas.

Kata kunci: kader gizi; keberlanjutan proses belajar; university-community partner-ship; social media based community health learning

Page 84: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

72 Buku Panduan WNPG XI 2018

PENGETAHUAN DAN SIKAP TOKOH AGAMA TENTANG 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN DALAM MENCEGAH STUNTING

Tetty Herta Doloksaribu *1 , Fanny Sri Ulina Sitorus 1 , dan Bibi Ahmad Chahyanto 2

1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan, Lubuk Pakam, 205142 Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Sibolga, Sibolga, 22521

*Korespondensi: [email protected] ; 061-795-1478

Abstrak

Gerakan 1000 HPK merupakan upaya menurunkan angka stunting melalui kerjasama berbagai sektor termasuk sektor keagamaan melalui tokoh agama. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran pengetahuan dan sikap tokoh agama yang memberikan konseling pra nikah kepada calon pengantin tentang 1000 HPK. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional yang dilaku-kan di Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang pada bulan Juni hingga Juli tahun 2017. Responden pada penelitian ini adalah 41 tokoh agama yang memberikan konseling pra nikah kepada calon pengantin yang terdiri dari tokoh agama Islam, Kristen dan Katolik. Pengetahuan dan sikap tokoh agama terkait 1000 HPK diperoleh dengan cara pengisian kuesioner secara mandiri oleh responden. Kuesioner pengetahuan terdiri dari 20 pertanyaan dan sikap terdiri dari 15 pernyataan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 26,8% tokoh agama yang pernah mendengar tentang Gerakan 1000 HPK. Sangat sedikit yaitu 2,4% tokoh agama yang memiliki pengetahuan terkait 1000 HPK dengan kategori baik, sebanyak 61.0% dengan kategori cukup, sisanya yaitu 36.6% dengan kategori ku-rang. Tokoh agama memiliki sikap terkait 1000 HPK dengan kategori baik dan cukup dengan persentase yang hampir sama, berurut-urut sebesar 51,2% dan 48.8%. Hanya tingkat pendidikan saja yang secara signifikan berhubungan dengan pengetahuan tokoh agama terkait 1000 HPK. Perlu dilakukan sosialisasi ataupun pelatihan terkait 1000 HPK kepada tokoh agama terutama kepada tokoh agama yang memberikan konseling pra

PO

STER

NO

28

Page 85: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

73 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

nikah bagi calon pengantin. Selanjutnya informasi tentang pentingnya 1000 HPK dapat diintegrasikan dalam materi konseling pra nikah kepada calon pengantin.

Kata kunci: 1000 HPK, pengetahuan, sikap, tokoh agama

Page 86: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

74 Buku Panduan WNPG XI 2018

FAKTOR REGULASI DAN RENDAHNYA PENGIMPLEMENTASIAN KEBIJAKAN PEMERINTAH MERUPAKAN PEMICU TINGGINYA ANGKA

STUNTING DI BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN

Arifah Ulviah, S. Pd.

Abstrak

Latar Belakang : Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. 1000 Hari Pertama Kehidupan (270 hari selama kehamilan dan sampai 730 hari dari kelahiran sampai usia 2 tahun) merupakan “golden age periode” dari per-tumbuhan dan perkembangan anak yang sangat menentukan kehidupan selanjutnya. Stunting merupakan salah satu ancaman serius terhadap kualitas generasi mendatang. Untuk itulah diperlukan adanya suatu upaya pencegahan yakni dengan memaksilmalkan implementasi Regula-si dan Kebijakan Pemerintah tentang Upaya penurunan Angka Stuting di Kabupaten Bulukumba.

Tujuan : Mengetahui apakah faktor regulasi dan rendahnya pengim-plementasian kebijakan pemerintah merupakan pemicu tingginya angka stunting di Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Metode : Wawancara- Tanya Jawab dengan responden pemangku kebijakan di Kabupaten Bulukumba.

Hasil : Kabupaten Bulukumba belum memiliki Regulasi baik dalam bentuk Perda, Perbup dan atau surat edaran tentang upaya penurunan Angka Stunting. Sementara berdasrkan Data Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba tahun 2017, angka Stunting 240 anak balita.

Kesimpulan : perlu ada inisiasi Pembuatan Perda dalam Upaya penurunan angka Stunting di Kabupaten Bulukumba.

Kata kunci : Inisiasi Perda Stunting, Penurunan Angka Stunting. SUSUNAN KEPANI-TIAAN

PO

STER

NO

29

Page 87: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

75 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

SUSUNAN KEPANITIAANSK Kepala LIPI Nomor 13/A/2018 Tanggal 2 Januari 2018

A. Panitia Pengarah (Steering Committee)Ketua : Prof. Dr. Bambang Subiyanto

(Pelaksana Tugas Kepala LIPI)

Wakil : Dr. Ir. Subandi, M.Sc.(Deputi Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan BAPPENAS)

SekretarisMerangkap Anggota

: Dr. Laksana Tri Handoko(Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI/ Plt. Sekretaris Utama LIPI)

Anggota : 1. Dr. Tri Nuke Pudjiastuti(Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan LIPI)

2. Dr. Zainal Arifin(Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI)

3. Prof. Dr. Enny Sudarmonowati(Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI)

4. Dr. Mego Pinandito(Deputi Bidang Jasa Ilmiah LIPI)

5. Dr. Ir. Arifin Rudiyanto, M.Sc.(Deputi Kemaritiman dan SDA, BAPPENAS)

6. dr. Anung Sugihantono. M.Kes. (Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementeri-an Kesehatan)

7. dr. Kirana Pritasari, MQIH(Dirjen Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan)

8. dr. Siswanto, MHP(Kepala Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan)

9. Dr. Ir. Agung Hendriadi, M.Eng.(Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian)

10. Drs. Suratmono, MP.(Deputi Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berba-haya, Badan Pengawas Obat dan Makanan)

Page 88: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

76 Buku Panduan WNPG XI 2018

11. Drs. Kukuh Syaefudin Achmad, M.Sc. (Deputi Penerapan Standar dan Akreditasi, Badan Standard-isasi Nasional)

12. Ir. Nilanto Perbowo, M.Sc.(Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Peri-kanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan)

13. dr. Sigit Priohutomo, MPH.(Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan, Kemen-terian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan)

B. Tim Pakar Inti

Ketua : Dr. Tri Nuke Pudjiastuti, M.A. (LIPI)

Sekretaris : Dr. Bambang Sunarko (LIPI)

Bidang 1 : Peningkatan Gizi Masyarakat

Anggota : Ir. Doddy Izwardy, M.A. (Kementerian Kesehatan)

Galopong Sianturi, SKM., MPH. (Kementerian Kesehatan)

Yuni Zahraini, SKM., MKM. (Kementerian Kesehatan)

Dr. Agus Triwinarto, SKM., M.Kes. (Kementerian Kesehatan)

Dr. Entos Zainal, SP., MPHM. (BAPPENAS)

Ir. Sri Hartinah, MSi. (LIPI)

Ir. Umi Windriani, M.M. (Kementerian Kelautan dan Perikanan)

Dr. Tedy Dirhamsyah, SP, M.A.B. (Kementerian Pertanian)

Prof.Dr. dra. Ratu Ayu Dewi Sartika, Apt., M.Sc

(Universitas Indonesia)

Sekretaris : Puguh Prasetyoputra, M.H.Econ. (LIPI)

Yuli Astuti, M.A. (LIPI)

Bidang 2 : Peningkatan Aksesibilitas Pangan yang Beragam

Anggota : Dr. Benny Rachman, APU (Kementerian Pertanian)

Ir. Sadullah Muhdi, MBA. (Kementerian Kelautan dan Perikanan)

Page 89: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

77 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

Prof. Dr. Hari Eko Irianto (Kementerian Kelautan dan Perikanan)

Prof. Dr. Ir. Ekowati Chasanah, M.Sc.

(Kementerian Kelautan dan Perikanan)

Ir. Wiji Lestari, MP. (Kementerian Kelautan dan Perikanan)

Dr. Rachmi Widiarini, S.P., M.Si. (Kementerian Pertanian)

Drs. Muhtar, M.Si. (Kementerian Sosial)

Dr. Iwan Saskiawan (LIPI)

Dr. Enung Sri Mulyaningsih, S.P., M.Si

(LIPI)

Dr. Sri Yanti JS, MPM. (BAPPENAS)

Sekretaris : Vanda Ningrum, M.GM. (LIPI)

Bidang 3 : Peningkatan Penjaminan Keamanan dan Mutu Pangan

Anggota : Dr. Wahyu Purbowasito (Badan Standardisasi Nasional)

Ir. Tetty H. Sihombing, M.P. (Badan POM)

Dra. Mauizzati Purba, Apt., M.Kes. (Badan POM)

Yusra Egayanti, S.Si., Apt., M.P. (Badan POM)

Dr. Purwowibowo, M.T. (LIPI)

Roch Ratri Wandansari (GAPMMI)

Ir. Chandrini Mestika Dewi, M.Si. (Kementerian Perdagangan)

Innes Rahmania, A.Pi., S.Sos., M.M. (Kementerian Kelautan dan Perikanan)

Dr. Nelis Imanningsih, M.Sc (Kementerian Kesehatan)

Apriyanto Dwi Nugroho, S.T.P., M.Sc

(Kementerian Pertanian)

Prof. Nuri Andarwulan (IPB)

Dr. Linar Zalinar Udin (LIPI)

Sekretaris : Anastasia Fitria Devi, Ph.D. (LIPI)

Page 90: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

78 Buku Panduan WNPG XI 2018

Bidang 4 : Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Anggota : dr. Riskiyana Sukandhi Putra (Kementerian Kesehatan)

Dra. Herawati, M.A. (Kementerian Kesehatan

Dr. Astuti Lamid (Kementerian Kesehatan

Ir. Tri Agustin Satriani, M.M. (Kementerian Pertanian)

Iwan Triono (EMTEK)

Dr. Tetty Sihombing (Strategi Komunikasi Kesehatan)

Dr. Dian Sulistyawati, M.Hum (Universitas Indonesia)

Risang Rimbatmaja, M.Si (Universitas Indonesia)

Dr. Hifni Alifahmi (Universitas Indonesia)

Prof. Dr. Bustanul Arifin (Universitas Lampung)

Dra. Haning Romdiati, M.A. (LIPI)

Sekretaris : Esta Lestari, M.Ec. (LIPI)

Bidang 5 : Koordinasi Pembangunan Pangan dan Gizi

Anggota : Pungkas Bajuri Ali, MS, Ph.D. (BAPPENAS)

Meida Octarina, MCN. (Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Ma-nusia dan Kebudayaan)

Gantjang Amanullah, M.A. (Badan Pusat Statistik)

Dr. Ardiansyah (GAPPMI) (GAPPMI)

Dr. Tri Widiyanto M.Si (LIPI)

Nina Hermayani Sadi S.Si., M.Si. (LIPI)

Lutfah Ariana, MPP, MSE (LIPI)

Sekretaris : Chichi Shintia Laksani, M.E. (LIPI)

C. Tim Perumus

Bidang 1 : Prof. Dr. Ir. H. Hardinsyah, M.S. (PERGIZI PANGAN)

Bidang 2 : Prof. Dr. Ir. Sri Raharjo, M.Sc. (UGM)

Page 91: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

79 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

Bidang 3 : Prof. Purwiyatno HariyadiProf. Nuri Andarwulan

(CODEX)IPB

Bidang 4 : Prof. Dr. Fasli Jalal (UNJ)

Bidang 5 : Dr. Minarto (PERSAGI)

D. Panitia Pelaksana (Organizing Committee)

Ketua : Dr. Mego Pinandito (Deputi Bidang Jasa Ilmiah LIPI)

Wakil Ketua : Nur Tri Aries Suestiningyas, MA (BKHH - LIPI)

Sekretaris I : Mila Kencana, MA (BKHH - LIPI)

Sekretaris II : Rahmi Lestari Helmi S.Si. M.Si. BMR (LIPI Press)

Bendahara I : Nia Rosmiati, SE (BKHH - LIPI)

Bendahara II : M. Iqbal Firmansyah S.E. (BKHH - LIPI)

Persidangan

Koordinator : Srining Widati, SH, MH (BKHH - LIPI)

Anggota : Yusuar, SH (BKHH - LIPI)

Opan Supandi, S.Kom., M.T.I (BPK - LIPI)

Veny Luvita M.T. (Puslit Metrologi - LIPI)

Dr. Rullyana Susanti, M.Si (Puslit Biologi - LIPI)

M. Yunus Zulkifli, S.S., M.A. (BKHH – LIPI)

Materi dan Pelaporan

Koordinator : Prakoso Bhairawa Putera, M.A. (BPK – LIP)

Anggota : Mila Hanifa, Sh, MH (BKHH – LIPI)

Dr. Puspita Lisdiyanti (Puslit Bioteknologi – LIPI)

Dr. Iwan Saskiawan (Puslit Biologi – LIPI)

Dr. Ikbal Maulana, M.Ud. (PAPIPTEK – LIPI)

Page 92: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

80 Buku Panduan WNPG XI 2018

Kehumasan

Koordinator : Dwie Irmawaty Gultom, Ph.D. (BKHH – LIPI)

Anggota : Purwadi, S.Sos. (BKHH – LIPI)

Lyra Verbita, S.I.Kom. (BKHH – LIPI)

Sri Nuryanti, SIP, M.A. (Puslit Politik – LIPI)

Pameran Pangan dan Gizi

Koordinator : Kamera Sembiring, M.Si (BKHH – LIPI)

Anggota : Isrard, S.H., M.H. (BKHH – LIPI)

Sobari (BKHH – LIPI)

Dianita Adiwirjono, S.E. (Puslit SMTP – LIPI)

Dr. Dyah Rachmawati (BKHH – LIPI)

Dr. Sasa Sofyan Munawar (Pusat Inovasi LIPI)

Ir. Minta Rachmawati (PDII - LIPI)

Akomodasi

Koordinator : Iwan, S.AP (BKHH – LIPI)

Anggota Kusharjati Ningrum (Biro Umum – LIPI)

Melinda Sinaga, S.Sos (Biro Umum – LIPI)

Listianingsih, S.Kom. (BKHH – LIPI)

Kesekretariatan

Koordinator : Agung Nugroho S. IP. (BKHH – LIPI)

Anggota : Agisa Kuntias, S. IA . (BKHH – LIPI)

Restu Riandini (Biro Umum – LIPI)

Renatha Rosdiana, S.IP. (BKHH – LIPI)

Ika Smaradhani, S.T. (BKHH – LIPI)

Iwan Ridwan Stiaji, MAP. (BKHH – LIPI)

Dyah Arum Kusumastuti, Sn (BKHH – LIPI)

Page 93: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

81 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

Protokoler & Trasportasi

Koordinator : Amas, S.E., M.M. (Biro Umum – LIPI)

Anggota : Suhendra Mulia, M.Si. (Biro Umum – LIPI)

Bukky Suwarno, S.S. (Biro Umum – LIPI)

Sri Rachmi Fitrianti, S.E. (Biro Umum – LIPI)

Agung Legowo, S.H. (BKHH – LIPI)

Media Sosial : 1. Fahri Zakaria, S.IP. (BKHH – LIPI)

2. Gustaf Wijaya, S.S. (BKHH – LIPI)

Perlengkapan

Koordinator : Drs. Dedi Supratman (Biro Umum – LIPI)

Anggota : 1. Indra Mulia (BKHH – LIPI)

2. Reyder, S.Sos (BKHH – LIPI)

3.Eka Yudiarto, LLM (BKHH – LIPI)

4.Adib Hasan, SH (BKHH – LIPI)

Konsumsi

Koordinator : Dra. Retno Darwanti (BKHH – LIPI)

Anggota : Eka Zulfiany, S.Sos

Kesi Purnani (Biro Umum – LIPI)

Tim IT

Koordinator : Rachmat Hidayat, S.Kom (BKHH – LIPI)

Anggota : Nugraha Ramadhany, S.Kom (BKHH – LIPI)

Farham Harvianto , S.Kom BPK - LIPI

Page 94: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

82 Buku Panduan WNPG XI 2018

Dokumentasi

Koordinator : Tommy Hendrix, S.T., M.Sc. BIT - LIPI

Fitria Laksmi Pratiwi, SE BIT - LIPI

Penny Sylvania Putri, M.Sn BIT - LIPI

Rusli Fazi, S.Sn. BMR (LIPI Press)

Koordinator Kementerian /Lembaga

: Lina Marlina, M.Gizidr. Rivani Noor, MKMWinitra Rahmani A, S.SosDewi Sibuea, SKM, MKMSinggih Harjanto, STP, MScAnna Melianawati, STP, MTPratiwi Yuniarti Martoyo, STP, MPMeliza Suhartatik, S.T.PNur Akbar Bahar, S.KM., M.KesRatna Kusuma Dewi, SST, M.Kes.Sri Martini, MKMDr. Tono, SP, M.SiArif Syaifudin, ST, M.ScFebriana Cholida

KEMENKESKEMENKESKEMENKESKEMENKESBSNBSNBadan POMBadan POMBappenasKEMENKO PMKKEMENKO PMKKEMENTANKEMENTANKEMENTAN

Page 95: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

83 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

LOKASI KEGIATANA. Denah Sidang Pleno (Ruang Birawa)

Page 96: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

84 Buku Panduan WNPG XI 2018

B. Denah Ruang Sidang Paralel Bidang I

Page 97: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan

85 Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi XI

C. Denah Ruang Sidang Paralel Bidang II-V

Page 98: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan
Page 99: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan
Page 100: wnpg.lipi.go.id · A Sidang Pleno, Sidang Paralel, dan Sesi Poster 5 1 Sidang Pleno 5 2 Sidang Paralel 5 3 Sesi Poster 6 B Pameran 6 C Tata Tertib 7 1 Umum 7 2 Persidangan Pleno dan