wm 218 backup - bogasari.com 218.compressed.pdf · banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan den-...

20
ISSN 1412-2170 MITRA WACANA Edisi 218/ Tahun XVI / 2017 LAGANSA (Layanan Pelanggan Bogasari): 0807-1800-888, [email protected], www.bogasari.com, @KreasiBogasari PORTO DIBAYAR / TAXE PERCUE Kantor Pos Jakarta Utara 14000 Nomor: 05/PRTD/JKU/AREA IV/2017 Berlaku: s.d. 31 Desember 2017 Kiriman GRATIS dari: PT ISM Tbk. bogasari �our mills Media Usaha Kecil Menengah Makanan Berbasis Terigu Mulai Oktober 2017, e-kupon hanya bisa diinput melalui Mobile Apps B erikan Pelayanan Terbaik Kepada Pelanggan HARI PELANGGAN NASIONAL

Upload: dangque

Post on 22-Jun-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ISSN

141

2-21

70

MITRAWACANAEdisi 218/ Tahun XVI / 2017

LAGANSA (Layanan Pelanggan Bogasari): 0807-1800-888, [email protected], www.bogasari.com, @KreasiBogasari

PORTO DIBAYAR / TAXE PERCUEKantor Pos Jakarta Utara 14000

Nomor: 05/PRTD/JKU/AREA IV/2017Berlaku: s.d. 31 Desember 2017

Kiriman GRATIS dari:PT ISM Tbk. bogasari �our mills

Media Usaha Kecil Menengah Makanan Berbasis Terigu

Mulai O

ktober 2

017,

e-kupon hanya

bisa diin

put

melalui Mobile

Apps

Berikan Pelayanan Terbaik Kepada Pelanggan

HARI PELANGGAN NASIONAL

JENDELA

Wacana Mitra * Edisi 218/Tahun XVI/2017

Bagi Anggota BMC (Bogasari Mitra Card): Daftarkan nomor HP anda dan Informasikan setiap perubahan nomor telepon/HP Anda ke 0807-1-800-888, karena setiap

informasi BMC akan disampaikan melalui SMS.

Sajian Utama ................................. 4-9 Pemasaran ...................................... 10 Manajemen .................................... 12 Tips ................................................... 14Resep ............................................... 15Bogasari Mitra Card .................. 16Info UKM ...................................... 17

Berikan Pelayanan yang terbaik kepada Pelanggan 6

10

PENERBIT: PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, Divisi Bogasari Flour Mills. ISSN: 1412-2170 Penasihat: Franciscus Welirang, Herman Djuhar, Pembina: Hans R. Aditio, P. Soegiono D, Iwan Santosa, Budi Sugianto, Koko Santosa, Ivo Ariawan, Penanggungjawab: Beatrix Sudibyo, Pemimpin Redaksi: M.R. Pamungkas Redaksi: Ahmad Darullah. Kontributor: Djunaedi Handojo ; Uluan DP. Manurung; Francesco Limawan; J .M. Qayyuum; Umi Wulandari, Julius Ronadi, Triana M, Bogasari Baking Center, Tim Customer RelationsDesain & Lay-out: melcky. Sekretariat, & Distribusi: SME & BBC Development Department Alamat Redaksi: PT. Indofood Sukses Makmur tbk. Divisi Bogasari Flour Mills, Jln. Raya Cilincing, Tanjung Priok, Jakarta - 14110, PO. Box 2000 JKU 14013. Telp : (021) 43900170-174, Fax : (021) 43920049, e-mail: [email protected], http//www.bogasari.comDISTRIBUSI TERBATAS UNTUK KALANGAN SENDIRI, TIDAK DIPERJUALBELIKAN

Banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan den-gan memberikan pelayanan terbaik. Selain akan menjaga komunikasi juga mampu menaikkan omset. Lalu, bagaimana cara memberikan pela-yanan terbaik kepada para pelanggan?

Melayani Pelanggan:Jangan Bikin Mereka Kecewa

Pembaca yang budiman, Bulan September adalah bulan yang sangat istimewa terutama bagi dunia usaha. Kenapa? Setiap

tanggal 4 September diperingati sebagai Hari Pelanggan Nasional, sejak dicanangkan tahun 2003.

Moment yang sangat baik ini diharapkan dapat mendorong setiap perusahaan atau pelaku usaha untuk mulai meningkatkan keunggulan kompetitifnya dalam memenuhi kebutuhan pelanggannya. Karena cukup banyak perusahaan yang sering tidak peduli dengan masalah kepuasan pembeli atau pelanggan mereka.

Handi Irawan, CEO Frontier Cunsulting Group, penggagas Hari Pelanggan, mengatakan bahwa pelanggan memiliki pesona yang luar biasa. Perilakunya menyimpan banyak misteri. Itulah sebabnya, memikirkan pelanggan, adalah pekerjaan yang tiada akhir bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia bisnis.

Inilah hari di mana setiap perusahaan dapat menggunakan momen ini untuk mendorong setiap karyawan agar terlibat dan memberikan perhatian penuh kepada kepuasan pelanggan.

Diharapkan, Hari Pelanggan Nasional dapat menanamkan kesa-daran kepada masyarakat, pengusaha, pekerja maupun pegawai untuk senantiasa memberikan layanan yang baik.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan layanan terhadap pelanggan. Pada Wacana Mitra edisi kali ini redaksi menanggapinya dengan menurunkan beberapa tulisan khusus untuk memanjakan pelanggan. Simak tulisannya, tingkatkan kualitas layanan usaha anda.

Selamat Hari Pelanggan Nasional. Sukses Selalu. M

Para pelanggan dan juga konsumen biasa, ses-ungguhnya merupakan salah satu faktor penentu perkembangan sebuah usaha.Mereka bukan hanya memerlukan produk yang kualitasnya baik, tetapi juga sentuhan pelayanan yang baik pula.

SAJIAN UTAMA

Edisi 218/Tahun XVI/2017 * Wacana Mitra

Banyak pengalamannya yang cukup menarik mengenai fenomena penurunan pamor se-buah usaha makanan. Ambil contoh sebuah

rumah makan yang sempat berkembang pesat hing-ga merambah berbagai kota besar, tapi kemudian mandeg bahkan cende-rung “melempem”.

Ketika restoran itu masih kecil, para pela-yannya begitu gesit dan ramah melayani setiap konsumen yang datang. Dengan kualitas aneka masakan yang enak plus pelayanan yang prima, restoran itu pun berkembang. Namanya melambung hingga terkenal di mana-mana.

Tapi, kendati cukup fantastis, perkembangan restoran itu ternyata mandeg sampai tingkat ter-tentu, kemudian mengalami penurunan hingga na-manya nyaris tenggelam di tengah-tengah persaingan restoran sejenis yang makin ramai. Ternyata salah satu penyebabnya, antara lain karena kualitas pela-yanan yang menurun.

Ketika belum begitu terkenal, para pelayan tampak selalu sigap, dan ramah melayani konsumen. Tapi, begitu sudah menjadi besar, banyak karyawan yang menunjukkan gelagat tidak ramah, bahkan cender-ung acuh pada konsumen. Terlebih ketika pengun-jung sedang banyak-banyaknya. Para pelayan itu merasa, merekalah yang dibutuhkan konsumen.

Sikap para pelayan yang tidak ramah itu, seper-tinya tidak mendapat teguran dari pemilik restoran. Mungkin ia juga merasa, tujuannya untuk membesar-kan usaha rumah makan, sudah tercapai. Jadi, tak perlu lagi bersusah payah “merayu” konsumen, de-ngan pelayanan yang ramah.

Untuk bisa memenuhi kepuasan pelanggan yang terus berkembang, diperlukan berbagai terobosan dalam hal pelayanan.

Jangan Berhenti Memuaskan Pelanggan

Mengenal se�ap pelanggan, termasuk selera mereka adalah keharusan. Meskipun namanya �dak kenal, yang pen�ng orangnya hafal, atau yang datang sopirnya, tetap melayani dengan penuh senyum.Dengan cara itu, para pelanggan merasa diperha�kan

SAJIAN UTAMA

Wacana Mitra * Edisi 218/Tahun XVI/2017

Sikap “cepat puas” yang ditunjukkan oleh pemilik rumah makan itu, hanyalah salah satu contoh. Ba-nyak pengusaha kecil di Indonesia, yang cenderung berperilaku serupa, ketika dia sudah merasa menca-pai sukses.

Pelaku usaha kecil menengah, terutama yang bergerak di bidang makanan, banyak yang percaya, bahwa jika produknya enak, konsumen pasti datang sendiri. Karena itu, mereka cenderung mengabaikan aspek lain, seperti pelayanan kepada konsumen.

Padahal, kualitas produk ‘termasuk makanan’ bisa saja ditiru pesaing, bahkan bisa jadi lebih bagus. Se-makin banyak pesaing, otomatis konsumen makin banyak pilihan. Jika kualitas produknya tidak jauh berbeda, mereka cenderung memilih yang memberi-kan pelayanan lebih baik.

Topik, pemilik usaha martabak yang mangkal di kawasan Patal Senayan, Jakarta Selatan, misalnya, merasakan be-tul beratnya menghadapi persaingan. Maklum, di sekitar tempat mangkalnya, pedagang martabak berjejer cukup banyak. Repotnya, lokasi tempat usaha martabak, tidak ada tempat parkir yang cukup bagi calon konsumennya. Tetapi justru mereka rela berjalan dari tempat parkir yang agak jauh, atau berputar-putar dengan mobilnya sambil menunggu martabak pesanannya siap. Karena untuk menarik perhatian konsumen, Topik selalu berupaya untuk mengenal sosok konsumennya. “Meskipun namanya tidak kenal, yang penting orangnya hafal, termasuk mobilnya,” ujar Topik.

Dengan cara itu, para pelanggan merasa diperha-tikan. Sehingga, mereka bisa memesan martabak kesukaannya kepada Topik, dari dalam mobil yang melintas pelan, de-ngan satu isyarat. Ketika mobil itu melintas lagi, martabak pun sudah siap.

Topik juga berusaha mengenal setiap pelanggan-nya, termasuk selera mereka. Meskipun yang datang supirnya, Ia tetap melayani dengan senyum.

Kedekatan Taufik bahkan sampai berusaha menge-

nal nama pelanggannya. “Setiap kali mereka datang, saya bisa lebih akrab karena menyebut namanya,” ujar Topik.

“Saya tahu, misalnya, Bapak A yang tinggi, kumis-an, pakai kacamata itu suka banyak kejunya, Ibu B yang tinggal di Permata Hijau, sukanya pakai topping wijen, atau Bang C yang kantornya di daerah Kunin-gan lebih suka pesan martabak telur untuk dimakan bersama teman-teman satu kontrakannya” ungkap-nya bangga.

Dengan pendekatan yang sangat akrab itu, pelang-gan tampak senang. Mereka sering kembali, dengan membawa teman-temannya, terlebih ketika disapa na-manya di depan teman-temannya pelanggan tambah senang. “Tak jarang mereka memesan cukup ban-yak untuk acara di rumah atau tempat kerja. Bahkan sering saya diundang ke lokasi acara.” imbuhnya.

Lain lagi dengan Laras, pengusaha cake dan aneka kue di daerah Mekarsari Depok, yang sebagian besar pelanggannya adalah perusahaan katering. Untuk memuaskan pelanggan, Laras selalu berusaha men-gantar pesanan tepat waktu, bahkan sedikit lebih cepat. “Pokoknya, jangan sampai melebihi waktu yang diminta,” tandasnya.

Untuk urusan pelayanan, Laras mengaku tidak pernah membatasi waktu yang diminta pelanggan. Tidak jarang, dia harus sudah meluncur mengantar-kan pesanan ke pelanggan, pukul tiga dinihari.

Walaupun pesanan cukup banyak dan semua menginginkan pelayanan yang cepat, pelanggan-pelanggan lainnya, seperti instansi pemerintah, pe-rusahaan, bahkan perorangan tetap harus dilayani dengan cepat. Selain itu ketika sedang longgar atau tidak terlalu banyak pesanan, sesekali tetap perlu menjaga hubungan dengan para pelanggannya, den-gan melakukan silaturahmi.

Membangun hubungan yang bersifat pribadi ter-bukti, cukup efektif untuk mengembangkan usaha. (pam)

SAJIAN UTAMA

Edisi 218/Tahun XVI/2017 * Wacana Mitra

KETIKA seseorang sudah memiliki bisnis yang maju dan mapan, biasanya dia akan merasa bahwa dirinya adalah ‘boss’ orang yang berpengaruh dalam bisnis tersebut. Padahal tidak selamanya benar. Boss yang sebenarnya adalah para pelanggan.

Bayangkan saja jika bisnis tersebut tiba-tiba ke-hilangan pelanggan dan tidak ada konsumen yang mengintip sedikitpun. Apa jadinya? Titlenya sebagai boss sirna seketika. Itulah perlunya memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

Dengan memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan, secara tidak langsung berusaha untuk memperpanjang usia usaha tersebut. Banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dengan memberikan pelayanan terbaik. Selain akan menjaga komunikasi juga mampu menaikkan omset.

Lalu, bagaimana cara memberikan pelayanan ter-baik kepada para pelanggan? Beberapa hal perlu di-perhatikan:

1. Dengarkan Kata Pelanggan: Tipe dan karakter pelanggan berbeda-beda. Ada

yang memang langsung menanggapi positif ten-tang bisnis anda, ada pula yang terlalu banyak ngomong tetapi belum tentu membeli. Itu wajar yang terpenting adalah bagaimana menyikapi-nya.

Dengarkan selalu kata pelanggan, baik itu posi-tif maupun negatif. Jangan sekali-sekali beru-cap negatif kepada pelanggan. Namun jika ada pelanggan yang mengatakan hal buruk tentang bisnis anda, maka diamkan saja dan segera tun-jukkan bukti nyata bahwa anda sangat baik ke-pada pelanggan lain.

2. Jangan Abaikan Pelanggan Meskipun pelanggan sudah mendapatkan barang

yang diinginkan dan anda telah mendapatkan keuntungan dari transaksi tersebut, tetap jangan abaikan pelanggan. Selalu jalin komunikasi de-ngan pelanggan.

Banyak media yang dapat digunakan. Jika anda berbisnis online, menjalin komunikasi bisa melalui e-mail newsletter berlangganan, media sosial, dan masih banyak lagi. Namun, jangan sampai anda terlalu over dalam berkomunikasi yaitu dengan selalu menawarkan barang, karena mereka akan jenuh, bosan, dan bisa jadi meninggalkan anda.

3. Mengakomodir Kebutuhan Pelanggan. Seringkali pelanggan membutuhkan keinginan

yang bermacam-macam dan itu kadang tidak dalam pelayanan anda. Solusinya tetap berikan akomodasi dan solusi atas kebutuhan tersebut asal itu masih tetap terjangkau oleh anda.

Misalnya ada pelanggan yang ingin cake yang di-pesannya diantar sampai alamat, padahal pesan-an dalam jumlah dan jenis tertentu saja yang bisa diantar. Dengan pertimbangan tertentu, beberapa pelanggan bisa saja dipenuhi permintaannya wa-laupun belum memenuhi syarat. Kasus semacam ini sebaiknya diakomodir saja. Toh juga tidak merepotkan, daripada pelanggan membatalkan, itu justru akan merugikan anda.

4. Ciptakan Nilai Perusahaan Komunikasi dengan pelanggan juga sebagai media

branding perusahaan, untuk itu dalam memberi-kan pelayanan jangan kesampingkan nilai-nilai perusahaan. Citra perusahaan harus dibawa dan dijaga agar pelanggan terkesan dengan perusa-haan tidak hanya produk/jasa yang dijual. Dengan cara seperti ini pelayanan kepada pelanggan akan berdampak positif dalam menciptakan kredibilitas perusahaan anda.***

Berikan Pelayanan Terbaik Kepada PelangganBerikan Pelayanan Terbaik Kepada Pelanggan

SAJIAN UTAMA

Wacana Mitra * Edisi 218/Tahun XVI/2017

SEBAGAI industri terigu yang telah berkembang pesat, Bogasari senantiasa memberikan penghar-gaan dan kontribusi bagi perkembangan UMKM sebagai pelanggan sekaligus mitra usaha, mulai dari penyediaan terigu kualitas prima hingga penyeleng-garaan kegiatan khusus baik berupa fasilitas maupun edukasi usaha.

Khusus dalam rangka memperingati Hari Pelang-gan yang jatuh setiap tanggal 4 September, Bogasari kembali mengunjungi sejumlah UKM. Selama ham-pir sebulan penuh dari tanggal 4 hingga 27 Septem-ber 2017 ini bogasari menggelar kegiatan kunjungan kepada sekitar 200 UKM yang bergerak dalam bisnis makanan berbahan baku terigu, seperti mie, roti, cake, kulit lumpia, dll.

Kunjungan ini antara lain dimaksudkan sebagai apresiasi terhadap pelanggan setia Bogasari, ke-sempatan untuk saling berkomunikasi serta mening-katkan hubungan kerjasama antara bogasari dengan mitra usahanya.

Di samping bersilaturahmi, kunjungan yang meli-batkan 306 karyawan Bogasari mulai Kepala Seksi hingga Vice President, diisi dengan berbagi pen-galaman usaha terutama menyangkut penggunaan terigu produk bogasari sebagai bahan bakunya. Se-lain itu, kunjungan juga dimaksudkan untuk menge-nal dan menggali lebih jauh informasi dan keluhan para pelaku usaha, sehingga bisa segera dicarikan solusinya.

UKM yang mendapat kesempatan kunjungan, pada umumnya mengaku senang karena merasa diperhatikan oleh Bogasari. Mengenai layanan dan kualitas, mereka mengatakan cukup baik dan memuaskan, walaupun ada sebagian keluhan yang sempat mereka lontarkan. Terimakasih atas kese-tiaan para pelanggan menggunakan terigu produk Bogasari.***

Hari Pelanggan Nasional:

Bogasari Peduli Pelanggan

SAJIAN UTAMA

Edisi 218/Tahun XVI/2017 * Wacana Mitra

Siapa Pelanggan Loyal Kita?Jika mau meraih pelanggan sebanyak-banyaknya, ciptakan kesan yang simpati. Pengusaha mutlak perlu mengenal para pelanggannya dan memberikan mereka layanan prima. Siapa sih pelanggan yang benar-benar loyal itu?

Pelanggan yang loyal merupakan harta perusahaan yang sangat

tinggi nilainya. Oleh karena itu, se-tiap pengusaha wajib mengetahui dan mengenali siapa saja pelanggan yang loyal itu. Kepada semua konsumen, pada dasarnya, harus diberikan pelay-anan yang prima. Tapi, untuk pelang-gan yang terbukti loyal, tetap saja harus mendapat perhatian khusus. Sebab, merekalah yang memberikan jaminan terjualnya sebagian produk. Lantas, bagaimana mengetahui kon-sumen yang menjadi pelanggan loyal kita?

Sepintas memang bisa dilihat, ter-utama dari frekuensi pembelian yang mereka lakukan. Namun, secara lebih detail, beberapa indikator barangkali bisa digunakan sebagai alat ukurnya.

Pelanggan yang loyal biasanya mengulang pembelian produk se-tiap saat membutuhkan lagi. Jum-lah produk yang mereka beli secara kontinyu bertambah. Apabila pembe-lian produk dilakukan secara kredit, umumnya mereka membayar sesuai dengan jadwal yang telah disetujui bersama. Sedangkan pembelian se-cara konsinyasi, mereka membayar

produk yang berhasil dijual kembali sesuai dengan jumlah yang sebenar-nya laku.

Dalam hal dukungan terhadap produk kita, loyalitas mereka bisa dili-hat dari upaya memberitahukan man-faat produk yang kepada orang lain. Ini merupakan sarana promosi pen-jualan yang sangat efektif dan murah, dengan cara menganjurkan orang lain membeli produk yang mereka beli.

Indikasi lain juga bisa terlihat ke-tika mereka menjadi tokoh panutan/idola di masyarakat atau sebuah peru-sahaan yang menjadi pimpinan pasar (the market leader). Karena mereka menjadi tokoh idola atau pimpinan pasar, apabila mereka memperguna-kan produk buatan perusahaan ter-tentu, ada harapan para pengagum atau “pengikutnya” ikut mengonsum-si produk tersebut. Itulah sebabnya, beberapa pemilik restoran memajang foto atau tanda tangan lengkap den-gan kesan-kesan dari tokoh atau ar-tis yang pernah makan di restoran tersebut.

Selanjutnya, hubungan dengan pelanggan loyal tersebut wajib dipe-lihara dan dipupuk. Jangan perlaku-kan pelanggan secara asal-asalan.

Setiap pengusaha perlu menyadari, bahwa bukan hanya mereka saja yang membutuhkan pelanggan yang loyal. Puluhan bahkan ratusan pengusaha lain yang bergerak di bidang sejenis, juga membutuhkannya. Dengan per-kataan lain, pelanggan yang loyal itu menjadi incaran pengusaha lain.

Kalau mereka tidak diperlakukan secara istimewa, niscaya akan de-ngan mudah digaet pesaing. ***

SAJIAN UTAMA

Wacana Mitra * Edisi 218/Tahun XVI/2017

SIKAP Ramah bisa menciptakan suasana santai pada diri pelanggan. Dalam suasana santai, pelanggan akan lebih mudah untuk menyampaikan keinginannya, sehingga kita juga jadi lebih mudah memahaminya dan dapat menghindari kemungkinan salah pa-ham.

Keramahan dapat dikembangkan dengan cara menunjukkan penampil-an yang murah senyum sehingga mempengaruhi suasana hati yang ri-ang, dan lupakan sesuatu yang men-jengkelkan. Dengan demikian terba-ngun pembicaraan yang hangat, tanpa membeda-bedakan konsumen.

Setiap konsumen adalah pibadi yang harus dianggap penting sehingga apa-pun keluhannya harus didengar tanpa

disela, dengan tetap berpikir dingin (tidak terpancing secara emosi). Kalau toh harus menjelaskan, berikan empati dan hindari gaya bicara yang berlebi-han, dengan terlebih dahulu meminta maaf dan mengakui fakta yang tidak mengenakkan pelanggan.

Pelanggan menginginkan kita ber-buat sesuatu. Kepekaan terhadap ke-inginan itu sangat penting. Minimal berusaha untuk mencoba menyele-saikan masalah yang dihadapi pelang-gan, dengan cepat, ikhlas dan berkual-itas. Jika hal ini bisa kita lakukan se-cara maksimal, niscaya pelangganpun akan mau membayar lebih untuk itu.

Beberapa hal yang harus dilakukan ketika menghadapi pelanggan:

1. Sopan SantunKita wajib melakukannya, walau-

pun menghadapi pelanggan yang besikap negatif. Posisi setiap pelang-gan adalah le-bih tinggi dari kita. Maju mundurnya usaha kita tergan-tung pada pelanggan, dan bukan se-baliknya. Sikap sopan santun meru-pakan cermin dari kepribadian yang tinggi, sehingga pelanggan pun akan menunjukkan rasa hormatnya kepada kita.

2. Sigap dan Siap MembantuPelanggan telah bemurah hati

menggunakan produk dan pelayanan kita, maka sudah sepantasnya bila kita selalu sigap dan siap membantunya, agar pelayanan yang diberikan tidak mengecewakannya. Pelanggan adalah orang yang menghendaki pelayanan yang baik, adalah tugas kita untuk memenuhi keinginannya.

3. Yakin dan Percaya DiriTanpa sikap yakin dan percaya diri,

kita tidak akan dapat menyakinkan dan membuat pelanggan percaya ke-pada kita. Sikap ini dapat dikembang-kan dengan cara:- menghargai diri sendiri;- memahami cara kerja di bagian kita;

- memahami peraturan yang berlaku;- mengetahui semua jenis pela-yanan yang harus diberikan;

Buat Pelanggan Merasa NyamanBanyak cara yang bisa dilakukan agar pelanggan merasa nyaman dan tidak mudah pindah ‘ke lain hati’. Perlu sikap yang baik dari mereka yang bertugas melayani pelanggan.

Edisi 218/Tahun XVI/2017 * Wacana Mitra10

PEMASARAN

- penampilan yang tepat, rapih dan serasi;

- pengetahuan yang memadai

4. Teliti dan Hati-HatiKitalah orang yang berada di awal

dan akhir mata rantai pro-ses layanan perusahaan. De-ngan ketelitian dan kecermatan kita, akan sangat mem-bantu tercapainya layanan perusa-haan yang cepat, tepat dan akurat kepada pelanggan. Selain itu, sikap teliti akan membangkitkan respek konsumen terhadap anda dan peru-sahaan. Respek ini pada gilirannya akan meningkatkan kepercayaan.

5. InformatifSeringkali kita kurang menyadari

bahwa pelanggan adalah orang awam, bukan manusia yang serba tahu segalanya. Dalam banyak hal, terutama yang menyangkut teknis, mereka seringkali belum mema-haminya. Kita tidak boleh menya-maratakan setiap pelanggan.

Oleh karena itu perlu mengetahui tipe konsumen untuk memberikan infomasi dan menjelaskannya den-gan sabar. Jangan biarkan konsumen dalam kebingungan. Pastikan ketika konsumen meninggalkan anda, ia sudah mendapatkan informasi yang benar dan tepat.

6. Menghargai WaktuBila kita ingin menghargai orang,

maka kita harus menghagai norma dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh orang, salah satunya adalah menghargai waktu. Karena itu, agar kita dapat menunjukkan penghar-gaan kepada konsumen, maka kita harus mampu melayani konsumen dengan cepat dan tepat. ***

KETIKA masih merangkak dari bawah, si pengusaha berusaha mati-matian menarik perhatian pelang-gan, dengan penuh perhatian dan pelayanan serba istimewa. Tapi, ketika usahanya sudah berkembang, dan pelanggannya tambah banyak, dia mulai berubah. Perhatian dan pelayanannya kepada pelanggan, menurun. Alasannya, sibuk me-layani pembeli yang selalu ramai. Maka, wajar saja jika para pelang-gan itu kecewa. Satu per satu pergi dan berpaling pada pesaing. Ka-lau sudah begini, keruntuhan usaha pun tinggal menunggu waktu.

Para pelanggan dan juga kon-sumen biasa, sesungguhnya meru-pakan salah satu faktor penentu perkembangan sebuah usaha. Mereka bukan hanya memerlukan produk yang kualitasnya baik, teta-pi juga sentuhan pelayanan yang baik pula.

Memang, tingkat kepekaan pelanggan terhadap mutu produk dan pelayanan, bisa berbeda-beda. Tapi, menjaga kepuasan seluruh

pelanggan tanpa pandang bulu, tetap sangat penting. Terlebih di bidang usaha makanan.

Setiap pelanggan yang ti-dak puas, akan menceriterakan ketidakpuasannya kepada orang lainnya. Kemudian, orang lain tersebut akan menceritakan lagi kepada orang lain yang jumlahnya bisa jadi lebih banyak.

Jadi, kehilangan satu pelang-gan saja, pengaruhnya cukup be-sar. Biaya dan usaha yang diper-lukan (waktu, usaha, enerji, dan uang) lebih banyak untuk mencari pelanggan baru, dibandingkan dengan mempertahankan pelang-gan yang sudah ada.

Tapi, sebaliknya, jika berhasil memuaskan pelanggan, maka se-tiap pelanggan yang puas akan menceriterakan kepada minimal lima orang lain, yang mungkin akan menjadi pelanggan baru.

Jadi, kesempatan yang paling baik untuk penjualan adalah de-ngan memanfaatkan pelanggan yang telah dimiliki sekarang. ***

Melayani Pelanggan:

Jangan Bikin Mereka Kecewa

Pelanggan adalah penentu kehidupan sebuah perusa-haan. Karena itu, mereka berhak mendapat pelayanan terbaik. Sering terjadi, usaha kecil mengalami perkem-bangan yang cepat, tapi kemudian jatuh dengan cepat pula. Salah satu faktor yang kerap menjadi penyebabnya, adalah dia mulai mengabaikan pelanggannya

Tapi, untuk menanamkan suasana ra-mah dan akrab yang tanpa biaya sepe-ser pun, mengapa tidak bisa?

Jangan lupa, puluhan juta uang yang diinvestasikan, bisa saja lenyap begitu saja, jika Anda gagal mencip-takan suasana yang mengenakkan hati konsumen. Mereka tak akan datang lagi.

Selain menciptakan suasana ramah, Anda juga harus bersedia dan berupa-ya mendengarkan keluhan konsumen. Kalau perlu, buatlah kotak saran, yang sudah dilengkapi kertas kecil dan bal-poin, untuk memudahkan konsumen yang ingin menyampaikan keluhan atau saran.

Sebagai pengusaha makanan, produk Anda sangat sensitif dengan selera konsumen, yang biasanya bera-gam itu. Belum lagi masalah lainnya, seperti kebersihan, harga, tempat parkir dan entah apa lagi.

Karena banyak dan luasnya bidang keluhan, maka mungkin Anda merasa tak ada gunanya dilayani. Toh seba-gian terbesar yang dikeluhkan itu tak mampu Anda ubah dan tanggulangi. Bahkan Anda akan cenderung ber-kata: “Inilah yang bisa saya sediakan dengan sebaik-baiknya diusahakan. Terserah konsumen mau menghar-gainya atau tidak.”

Jelas, ungkapan itu salah besar. Ba-gus kalau Anda telah mengusahakan segala sesuatu sebaik-baiknya. Tetapi bisnis tidak pernah ada yang terbaik, dalam setiap segi. Banyak segi-segi tertentu yang masih bisa Anda per-baiki.

Jadi, mestinya Anda beruntung, kalau ada konsumen yang menyampai-kan keluhan dan saran. Sebab, dengan begitu, Anda jadi tahu, di mana letak kekurangan yang mungkin selama ini tidak sempat Anda perhatikan.

Tapi, sebaliknya, Anda jangan bi-ngung dan mencari-cari apa lagi yang

harus diperbaiki dan ditingkatkan, untuk memenuhi kepuasan langganan. Anda mencoba tanya sana tanya sini kepada mere-ka, dan akhirnya Anda bukan tambah mantap tetapi makin bi-ngung.

Konsumen yang satu mengatakan, misalnya, produk Anda terlalu manis, tapi yang lain bilang justru kurang manis, dan seterusnya. Karena itu, sebaiknya ambillah keputusan, setelah banyak menerima masukan. Sekali lagi kotak saran atau ang-ket, akan menolong Anda untuk mendapat masukan itu.***

Sifat orang sudah pasti berbeda-beda. Anda mungkin seorang pen-

diam, kurang suka banyak berbicara dengan orang lain. Tidak ada yang salah dengan watak Anda ini.

Tapi, sebagai seorang pengusaha yang banyak ber-hubungan dengan konsumen atau relasi, maka Anda ha-rus menyadari posisi Anda. Bagaimanapun, konsumen akan merasa kurang senang, kalau hanya Anda layani se-batas transaksi. Selebihnya, Anda bersikap tak acuh.

Kendati Anda seorang pen-diam, kalau mau, tidak akan sulit menampakkan keramah-an pada konsumen. Ingat, konsumen tidak membutuh-kan hubungan dekat dengan Anda. Mereka cuma dan selalu membutuhkan keramahan, dan ingin merasa dibutuhkan dari Anda dan seluruh jajaran karyawan Anda. Kondisi kera-mahan dan rasa membutuhkan ini memancarkan kehangatan, keakraban, dan perhatian.

Bayangkan jika Anda, mi-salnya, masuk ke sebuah kedai mie ayam, dan dibiarkan berdiri tanpa ada sedikit pun senyuman atau sapaan dari pramusajinya. Anda pasti jengkel atau sebal. Mereka semua memang sibuk. Tapi, itu bukan alasan untuk meredam kejengkelan Anda, bu-kan?

Untuk menarik perhatian konsumen, Anda mungkin sudah menyiapkan segalanya, dengan biaya dan tenaga yang tidak se-dikit. Mati-matian membuat produk kualitas bagus, menggelon-torkan duit untuk menata outlet yang menarik, dan sebagainya.

Wacana Mitra * Edisi 218/Tahun XVI/201711

PEMASARAN

Untuk menciptakan suasana ramah yang menye-nangkan konsumen, tidak diperlukan biaya. Tapi, pengaruhnya akan sangat besar.

Menghadapi Konsumen :

Mereka Hanya Butuh Keramahan

Edisi 218/Tahun XVI/2017 * Wacana Mitra

MANAJEMEN

Segmentation, Targeting, dan Positioning (STP) adalah konsep pemasaran yang masih dipakai hingga kini. Tapi seiring dengan perubahan pasar, perilaku kon-sumen, dan zaman, apakah strategi yang menganut STP ini masih cocok untuk diaplikasikan? Konsep yang selama ini terlihat tepat di atas kertas bisa jadi tidak efektif lagi jika diterapkan dalam kondisi riil pasar saat ini.

STP adalah penyatuan dari tiga konsep yang dikem-bangkan tahun 1950-an hingga 1970-an lalu, dan masih terus digunakan sampai saat ini.

Segmentasi boleh dibilang inti dari strategi pemasaran. Jika tahapan ini dilakukan secara salah, maka tahapan selanjutnya juga akan salah.

Tahapan selanjutnya adalah Targeting. Dari proses seg-mentasi dikembangkanlah proses targeting. Jika seorang pemasar mampu mengenali segmen-segmen yang lebih spesifik dari suatu populasi, maka sudah jelas bahwa me-reka bisa menyasar/mengarahkan strateginya fokus ke segmen tersebut. Segala bentuk komunikasi yang diran-cang juga akan disesuaikan dengan segmen konsumen yang sudah dikelompokkan tersebut.

Sedangkan Positioning adalah konsep yang dijalankan dengan tujuan supaya image merek sebuah produk diper-sepsikan dengan benar di benak konsumen. Positioning penting supaya konsumen mempunyai pemahaman yang benar terhadap fungsi dan keunggulan suatu produk ter-tentu dibandingkan dengan produk sejenis lainnya. Posi-tioning yang kuat mampu menjamin loyalitas konsumen. Konsumen jelas lebih memilih merek yang sudah mereka pahami benar.

Jika seorang pemasar berhasil memosisikan produk/mereknya pada salah satu bagian dan menancapkannya secara kuat di sana, maka akan sulit bagi pesaing lain

untuk dapat merebut posisi/bagian tersebut.Di atas kertas teori ini ampuh, tapi kenyataannya semua

ide ini sulit untuk diaplikasikan pada kondisi riil pasar. Strategi STP dikembangkan pada era1950 hingga 1970, jelas saja para pengelola usaha akan menemui kesulitan karena kondisi pasar sudah tidak seperti dulu lagi.

Perusahaan masih terlena dengan konsep STP yang jelas-jelas memperlihatkan bahwa perusahaan yang me-ngendalikan pasar. Kenyataannya, pasar dan konsumen-lah yang sekarang mengendalikan perusahaan. Maka kini muncul persoalan dengan strategi STP.

Pertama, Strategi STP cenderung melihat dari sudut pandang perusahaan saja. Inilah mengapa strategi ini kadang berhasil, kadang tidak. Semua hal mengacu pada perusahaan dan semuanya berasal dari perusahaan ter-lebih dahulu. Semua hal adalah tentang perusahaan, sementara pasar zaman sekarang seharusnya berbicara mulai dari sisi konsumen.

Kedua, STP masih menganggap jika kita mampu men-genali sekelompok konsumen tertentu, berhasil menye-suaikan strategi yang fokus menyasar kelompok tersebut, sekaligus menjadi yang pertama bermain di pasar, maka kemenangan sudah bisa diraih. Kenyataan tersebut me-mang benar, tapi itu dulu. Setelah internet hadir, perilaku konsumen akan terus berubah, dan segmen yang ditentu-kan perusahaan belum tentu valid.

Ketiga, STP masih menganggap semua kebutuhan, pengetahuan, dan keinginan dari konsumen bisa ditentu-kan oleh perusahaan melalui kualitas produk, serta pela-yanan yang bagus. Perusahaan mengabaikan fakta bahwa kini kekuatan komunitas dan ledakan informasi lewat me-dia sosial yang sebenarnya membentuk kebutuhan, pe-ngetahuan, sekaligus keinginan konsumen.

Konsep STP: Masihkah Relevan?

Pasar memang aneh, tak bisa ditebak dan perilaku konsumen terus berubah. Pernahkah Anda mempertanyakan strategi pemasaran yang digunakan? Konsep STP (Segmen-tation, Targeting, dan Posisitioning) sebagai dasar pemasaran memang tak pernah berubah dari dulu, tapi apakah masih relevan untuk digunakan pada kondisi sekarang?

Wacana Mitra * Edisi 218/Tahun XVI/2017

MANAJEMEN

Banyak perusahaan masih berpikir STP harga mati. Pemasaran dianggap tidak benar jika tidak melalui STP.Lalu, bagaimana perusahaan bisa menyikapi kondisi pa-sar sekarang tanpa melalui STP?

Pasang Mata dan TelingaKepekaan sangat penting dalam situasi pasar masa

kini. Tahapan ini rasanya jauh lebih sederhana daripada tahapan segmentasi. Pada tahapan ini perusahaan perlu mencari dan mengenali berbagai isu, concern, kebutuhan, masalah, atau apa pun yang sedang dihadapi konsumen. Tugas perusahaan adalah mengenali semua itu dan men-cari cara untuk dapat menawarkan solusi.

Dari tahapan ini jelas bahwa perusahaan mulai dari sudut pandang konsumen terlebih dulu. Perusahaan men-coba memberi solusi atas permasalahan yang benar-benar dialami oleh konsumen. Proses ini bisa dimulai dari indi-vidu, kelompok, ataupun daerah yang mempunyai per-masalahan dan solusi serupa.

Hal yang perlu dilakukan hanyalah memonitor dan mendengarkan pasar. Belum diperlukan proses riset yang rumit atau kuesioner yang panjang. Perlu kemampuan ekstra untuk memonitor pasar dan aliran informasi yang demikian masif dengan memanfaatkan berbagai saluran media yang ada.

Menyesuaikan DiriPastinya dari data yang masuk, akan ada banyak sekali

kebutuhan, masalah, dll. Tentu tidak semuanya bisa di-penuhi dan bermanfaat bagi perusahaan. Maka pada tahapan ini dibutuhkan keahlian pemasar dalam menya-ring informasi yang didapat, serta mengolah informasi/

data tersebut agar bermanfaat bagi perusahaan.Setelah kebutuhan dan keinginan pasar diidentifikasi,

perusahaan harus menentukan apakah skalanya cukup besar atau sepadan untuk mendapatkan perhatian dari perusahaan. Tugas pemasar selanjutnya adalah menye-suaikan dan menyocokkan masalah dan kebutuhan kon-sumen yang bisa dipenuhi dengan segala sumber daya yang dimiliki perusahaan. Di sini perusahaan bisa menyu-sun strategi untuk memberikan produk atau layanan yang sesuai de-ngan kondisi riil yang dihadapi konsumen.

Konsumen pastinya membeli produk yang dianggap bisa memenuhi kebutuhan atau memberikan solusi dalam kehidupan mereka.

MeresponsMempunyai solusi atas permasalahan, kebutuhan, dan

keinginan konsumen tidak akan bermanfaat banyak jika perusahaan tidak bisa mengomunikasikannya dengan benar, dan melalui media yang tepat.

Perusahaan juga harus bisa memilih apakah hendak menggunakan media yang bersifat massal, atau pendeka-tan yang lebih spesifik. Dalam tahapan ini perusahaan sudah lebih maju dari sekadar menjual. Mereka sudah berada dalam proses mengomunikasikan benefit serta solusi.

Jadi, apakah STP benar-benar sudah tidak berman-faat? Tentu masih. STP masih berguna jika perusahaan hendak melakukan inovasi produk/layanan, menciptakan peluang baru atau bahkan menciptakan pasar baru.

(Marketing News – Schultz on Marketing Strategy)

Edisi 218/ahun XVI/2017 * Wacana Mitra

TIPS

MELUNCURKAN sebuah layanan atau produk baru tidak cukup hanya dengan menyewa perusa-haan public relation (PR) dan membuat sebuah press release. Selain di luar sana persaingan akan sengit, berita yang beredar pun silih berganti dengan begitu cepat. Berita yang dipublikasikan sulit bertahan lama di tengah banjirnya informasi yang ditunjukkan ke-pada konsumen.

Tentunya, kita ingin melihat target pasar dan mem-bidiknya berikut tips untuk menjangkau target pasar.

Rangkul WartawanRencanakan peluncuran layanan atau produk baru

Anda lebih awal, setidaknya 8 sampai 12 minggu di awal. Yang harus Anda ketahui, wartawan mendapat-kan berita setiap hari. Mereka tidak menunggu berita Anda.

Dengan melakukan persiapan jauh-jauh hari, Anda memiliki waktu yang cukup untuk mencari wartawan yang Anda butuhkan untuk menjangkau target pasar dan yang lebih penting lagi Anda bisa membangun hubungan dengan mereka. Hubungan yang baik den-gan wartawan adalah kunci sukses ketika Anda ingin eksis di media.

InfluencerSetelah menjalin hubungan dengan wartawan, hal

berikutnya yang harus Anda lakukan adalah mencari influencer yang memiliki pengaruh terhadap target pasar. Kenalkan layanan atau produk baru Anda ke-pada mereka secara detail sebelum diluncurkan. Beri mereka percobaan atau sampel dan minta mereka untuk berbagi review di saluran media sosial yang mereka miliki.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, dunia PR telah berubah. Sekarang, kita harus melihat dari berbagai sumber untuk mendapatkan informasi, termasuk in-fluencer. Influencer secara online telah berhasil mem-bangun atau mencuri perhatian public melalui blog,

Meluncurkan Produk Barumedia sosial, video dan lainnya. Karena itu, pengaruh mereka kadang lebih besar dibanding media massa.

Media sosialGunakan juga media sosial untuk sedikit memberi

gambaran waktu dan layanan atau produk baru Anda. Cari orang-orang yang tertarik dengan layanan atau produk baru Anda. Atau, jika Anda memiliki pendu-kung merek (brand advocate) informasikan tanggal peluncuran layanan dan produk baru Anda kepada mereka, bisa berupa video atau foto. Upaya tersebut akan membuat target pasar Anda penasaran. Belum lagi, siapapun bangga jika jadi yang pertama tahu.

RealistisAnda tidak perlu repot-repot ketika meluncurkan

layanan atau produk baru jika nama merek Anda sudah besar (eksis). Tapi jangan berkecil hati, yang harus Anda lakukan adalah tetap konsisten berbagi berita dan mencoba membangun hubungan dengan konsumen. Ingat, konsumen sangat senang berinter-aksi dengan perusahaan yang mereka rasa memiliki hubungan baik.

SabarSeperti diceritakan sebelumnya, influencer dan

wartawan dibombardir dengan berita setiap hari-nya. Jadi, cobalah untuk bersabar dan tetap menjalin hubungan yang baik dengan mereka. Jangan biarkan mereka lupa nama Anda.

KreatifJangan lupa, tujuan Anda adalah mendapatkan

perhatian dari target pasar. Anda bisa menjangkau mereka lewat influencer dan beberapa media dalam sehari. Pertanyaannya, apa yang harus dilakukan agar apa yang Anda lakukan berbeda dari yang lain? Masukan ide kreatif Anda, misalkan dengan mem-buat video, atau meme lucu. (TheBalanceCom)

RESEP

Wacana Mitra * Edisi 218/Tahun XVI/2017

Round Black & White

Bahan A Butter 50 gramMargarine 125 gramGula halus 100 gramVanilli 2 gramKuning telur 2 butir

Bahan B Terigu Kunci Biru 135 gramMaizena 20 gramSusu bubuk 30 gramCokelat bubuk 3 gram

Cara Membuat :1. Aduk butter, margarine, gula halus dan vanili hingga

mengcream.2. Masukkan telur, aduk rata.3. Masukkan bahan B yang sudah diayak lalu adonan dibagi

dua. Salah satu adonan, masukkan cokelat bubuk.4. Bentuk dengan piping bag.5. Bakar dalam oven 160OC selama 20 menit.

Bahan Cookies Base :225 gram Margarin 75 gram Butter150 gram Gula halus 18 gram Kuning telur 500 gram Terigu Kunci Biru

Bahan Cashewnut Coffee Cookies : 3 butir Putih telur200 gram Gula halus 0,5 gram Garam 1 gram Vanilla esence 7 gram Kopi bubuk instan (2 sdt)350 gram Kacang mede, (dioven, dicincang) 14 gram Terigu Segitiga Biru (1 sdm)

Bahan Hiasan: 50 gram Kacang mede utuh100 gram Cokelat cair

Cara Membuat Cookies Base :1. Campurkan margarin, butter dan gula halus hingga rata.2. Masukkan kuning telur, aduk asal tercampur rata.3. Terakhir masukkan terigu Kunci Biru, aduk rata.4. Bungkus adonan dengan plastik, tipiskan setebal 3 mm,

kemudian simpan dalam lemari es selama 1 jam. 5. Potong adonan dengan ring cutter bentuk bunga, lalu

bakar dalam oven pada suhu 1500 C selama 10 menit atau setengah matang.

Cara Membuat Cashewnut Coffee Cookies :1. Kocok putih telur hingga kaku.2. Masukkan gula halus, garam, dan vanila; kocok hingga

kental.3. Sisihkan sedikit adonan untuk hiasan (meringue).4. Kopi instan sedikit dihaluskan, campur dengan terigu

Segitiga Biru. Masukkan ke adonan; aduk rata.5. Tambahkan kacang mede cincang; aduk rata.6. Semprotkan adonan dengan plastik segitiga di atas cookies

base.7. Semprot dengan sedikit meringue di atasnya. Hias dengan

kacang mede.6. Bakar di oven pada suhu 1600C selama 30 menit.7. Hias atasnya dengan coklat cair.

Cashewnut Coffee Cookies

Edisi 218/ahun XVI/2017 * Wacana Mitra

BOGASARI MITRA CARD

Mulai Oktober 2017, e-kupon Hanya Bisa Diinput Melalui Mobile Apps

Untuk meningkatkan pelayanan terutama me-nyangkut efisiensi dan akurasi data, maka mulai Oktober 2017, e-kupon Bogasari Mitra Card, hanya bisa diinput dan dikirim melalui aplikasi scan kupon yang ada pada fasilitas Bogasari Mobile Apps, de-ngan demikian �dak ada lagi pelayanan input se-cara manual di BMC Center.

“E-kupon yang selama ini dikirim oleh UKM ke Bogasari untuk diinput di BMC Center, tidak akan diterima lagi. Untuk itu UKM anggota BMC dimohon secara aktif dapat melakukan input (scan) sendiri ku-pon-kupon miliknya melalui fasilitas scan kupon yang ada pada aplikasi bogasari (Bogasari Mobile Apps) yang bisa diunduh di smartphone. (saat ini baru bisa diunduh dari OS Android).

Dengan aplikasi scan kupon ini memudahkan, setiap anggota BMC melakukan scanning secara mandiri tanpa mengirimkan fisik e-kupon ke Bogas-ari. Keuntungan dari scan mandiri ini adalah kupon dapat segera diinput, tanpa harus menunggu petugas dari BMC Center, jumlah kupon yang terinput lang-sung diketahui, kesalahan input dapat diminimalisir,

jumlah poin juga bisa diketahui karena bisa sekaligus cek poin.

Oleh karena itu, agar e-kupon tetap bisa diinput dan dikirim ke BMC Center, diharapkan kepada Mi-tra UKM anggota BMC, segera mengunduh aplikasi bogasasi dan melakukan input (scanning) sendiri e-kupon yang sudah terkumpul.

Log In/Registrasi:Untuk dapat mengakses Aplikasi Bogasari cukup den-gan masuk ke Google PlayStore, lalu ketik ‘Bogasari’, kemudian langsung install aplikasi tersebut dan klik accept.

Bisa juga diinstall dari URL berikut:ht tps://play.google.com/store/apps/detai ls?id=com.bogasari.app&hl=in

atau scan pada QR Code di sebelah ini:

UNTUK lebih menyemarakan peserta Bogasari SME Award tahun 2017 ini kita memberi-kan kesempatan kepada UKM

anggota BMC existing dan yang baru akan menjadi anggota BMC khususnya Generasi Milenial untuk ikut bergabung dalam kepesertaan kompetisi ini.

Persyaratan legalitas tidak wajib (boleh dalam proses), Persyaratan anggota BMC tidak wajib (bo-leh dalam proses), selain data dalam bentuk kue-

sioner yang hanya 2 lembar. Yang paling diperlukan dalam penjurian, justru video tentang UKM yang bersangkutan, terutama jika ada video produknya yang sedang viral.

Kita ajak kaum muda nitizen yang lagi booming atau ‘ngehitss’ untuk ikut serta meramaikan ajang ini. Yang Muda yang berkarya, Mari bergabung ke Bogasari SME Award 2017 di Mini Bogex, Yogya-karta bulan Desember 2017.***

BOGASARI SME AWARD 2017

INFO UKM

Wacana Mitra * Edisi 218/Tahun XVI/2017

Pemberdayaan Ekonomi Umat:

Indofood Latih Program Roti, Mie, dan Jajan Pasar untuk Pesantren

SEBAGAI perusahaan yang bergerak di sektor makanan, In-dofood memilih program pelatih-an roti, mie, dan jajan pasar se-lama 4 hari (1- 4 Agustus 2017), sehingga peserta bisa segera menerapkan ilmu yang didapat dan berbisnis dengan masyarakat sekitar.

Program diikuti oleh sekitar 21 orang dari 10 pesantren, antara lain Pondok Pesantren (Ponpes)

As’syafyiyah Majalengka; Rau-dhotul Thalibin Pandeglang; Mus-limat NU Jakut; Nawawi Tanara Serang; Al-Quran Bogor; As-sy-afiiyah Pondok Gede Jakarta; Jakarta Islamic Center (JIC); Al-Wathoniyah Asshodriyah Jakarta; dan Darul’Izzah, Cengkareng; dan Pesantren Assidiqi Jember.

Indofood melanjutkan program pelatihan roti, mie, dan jajan pasar ini dengan pemberian peralatan

dan unit usaha bakery, sehingga para peserta bisa siap berproduksi dan berjualan.

Sebelumnya, Indofood pernah membina beberapa pesantren terkait program pemberdayaan ekonomi umat ini, di antara-nya Pesantren Sidogiri Pasuru-an, Pesantren Al-Khairat Palu, Pesantren As’syafiyah Majalengka, Pesantren Pati, dan Pesantren Ing-gris Puspita Bogor.

Sebagian besar peserta pe-santren yang pernah dilatih terse-but masih menjalankan usaha roti, mie, atau kue hingga sekarang. Ke depannya, ada beberapa pesantren lagi yang ditargetkan untuk dilatih usaha roti dan mie, di antaranya Pesantren Al-Masturiyah Suka-bumi .

Sistem TI untuk Basmalah Mart

Selain program pelatihan roti dan mie, Indofood juga tengah memberikan program teknologi informasi (TI) dan network untuk Basmalah Mart, yaitu rangkaian minimarket yang dimiliki Ponpes Sidogiri Pasuruan beserta santri alumni-alumni pesantrennya.

Indofood menerapkan sistem TI dengan aplikasi Point of Sales (POS) untuk mengontrol penjualan di toko, penyimpanan di gudang, laporan akuntansi, dan mengatur administrasi lebih dari 100 outlet

Menindaklanjuti pertemuan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan Presiden Joko Widodo tentang Pemberdayaan Ekonomi Umat, PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari memberikan pelatihan roti, mie, jajan pasar, dan memberikan aneka peralatan untuk usaha bakery dan mie kepada 10 pesantren di Bogasari Baking Center Jakarta.

Direktur Indofood, Franciscus Welirang ikut praktek membuat roti saat meninjau pela-tihan pembuatan roti untuk pesantren di BBC Jakarta.

INFO UKM

Edisi 218/ahun XVI/2017 * Wacana Mitra18

Sebanyak 25 UKM dari Pacitan, Pasuruan, Mojoker-to dan Sidoarjo mengikuti Sosialisasi Pendaftaran Legali-tas MD untuk UKM mitra Bogasari, senin 4 September 2017 yang lalu.

Acara yang diselenggarakan di Bogasari Baking Cen-ter Surabaya mengundang Irma Rahmawati dari Balai Besar POM Surabaya sebagai nara sumber.

Selama kurang lebih 3 jam, para peserta dengan penuh perhatian mendengarkan pemaparan 3 materi yaitu: Pendaftaran Pangan Olahan, Pendaftaran MD bagi IRTP (Industri Rumah Tangga Pangan), dan Pedo-man CPPOB (Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik) untuk UMKM.

Acara menjadi lebih hidup saat dibuka sesi tanya ja-wab. Perhatian sebagian besar peserta adalah pada saat 2 peserta dari UKM Frozen Food menanyakan syarat dan cara seperti apa agar usahanya bisa lolos audit

PSB (Pengecekan Sarana Bangunan). Atas pertanyaan itu, pembicara kemudian menjelaskan Tips dan Trik me-nyangkut audit PSB.***

Sosialisasi Pendaftaran Legalitas MD Untuk UKM

Basmalah Mart yang telah bero-perasi di Jawa Timur, Madura, dan Kalimantan Barat.

Dengan adanya sistem TI terpa-du ini, Basmalah Mart bisa mem-peroleh tambahan pendapatan dari aneka pembayaran listrik, pulsa, TV kabel, internet, pulsa telepon, cicilan motor, rumah, penjualan tiket kereta api, pesawat, remit-tance, dan transfer dana. Pem-bayaran aneka rekening tersebut, bisa diintegrasikan dengan e-mal (e-money Basmalah).

Dengan demikian, ada kese-ragaman harga dan keseragaman cetak pajak dari toko yang satu ke toko yang lain. Basmalah Mart bahkan telah memiliki jaringan su-plai barang bekerja sama dengan sejumlah perusahaan. Selain itu,

Indofood juga turut membantu pelatihan sumber daya manusia (SDM) di Basmalah Mart. Ditar-getkan, Basmalah Mart akan me-miliki lebih dari 500 outlet dalam beberapa tahun ke depan.

Mengingat ada sekitar 34.000 pesantren di seluruh Indonesia de-ngan ±19.000.000 santri, Direk-tur Indofood, Franciscus Welirang menekankan pentingnya akses la-pangan pekerjaan formal bagi para santri tersebut. Jadi, perusahaan swasta dan pemerintah harus mau menerima lulusan Madrasah (MI, MTsn, dan MA) dan pesantren sebagai pekerjanya. Dalam per-syaratan kerja, “kata SD/SMP/ SMA dan sederajat” harus di-perjelas dengan ditambahkan “lu-lusan MI, MTsn, dan MA)”.

Kepala divisi sosial budaya Badan Manajemen Pusat Peng-kajian dan Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre) Chaerullah mengatakan bahwa angka kemiskinan di lapisan ma-syarakat bawah semakin bertam-bah. Indeks gini ratio juga makin bertambah. Untuk itu perlu ada terobosan dalam hal pemberda-yaan ekonomi kreatif. Ada sekitar 19 juta santri dan tidak mungkin semuanya menjadi dai. Pastinya harus ada kegiatan ekonomi untuk melanjutkan hidup.

Kami sangat apresiasi atas kepedulian Bogasari untuk melaku-kan pemberdayaan ekonomi yang dikerjasamakan dengan MUI dan JIC,” kata Chaerullah.***

Wacana Mitra * Edisi 217/Tahun XVI/2017

BBC