mitra - bogasari.com 183.compressed.pdfkepada pembaca, antara lain mengenai penyerahan santunan...

20
ISSN 1412-2170 KirimanGRATISdari: PT ISM Tbk. bogasari �our mills PORTODIBAYAR/TAXEPERCUE Nomor:05/PRTD/JKU/DIVREIV/2012 Berlaku:s.d.31Desember2012 Edisi183TahunXII/2012 MITRA MediaUsahaKecilMenengahMakananBerbasisTepung WACANA LAGANSA(LayananPelangganBogasari):0807-1800-888, [email protected],www.bogasari.com,@KreasiBogasari Merlakukan ekspansi pasar perlukan kejelian dalam melihat potensi dan pendapatan per kapita daerah setempat, karena orang daerah lebih terjamin dari segi pendapatannya. Orang kota sebagai perantau hanya mengandalkan gaji bulanan, ini agak sulit untuk bisnis makanan selingan Saatnya Ekspansi Pasar Melebarkan Sayap Bisnis

Upload: others

Post on 06-Jan-2020

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ISSN 1412-2170

KirimanGRATISdari:PT ISM Tbk. bogasari �our millsPORTODIBAYAR/TAXEPERCUE

Nomor:05/PRTD/JKU/DIVREIV/2012Berlaku:s.d.31Desember2012

Edisi183TahunXII/2012

MITRAMediaUsahaKecilMenengahMakananBerbasisTepung

WACANA

LAGANSA(LayananPelangganBogasari):0807-1800-888, [email protected],www.bogasari.com,@KreasiBogasari

Merlakukan ekspansi pasar perlukan kejelian dalam melihat potensi dan pendapatan per kapita daerah

setempat, karena orang daerah lebih terjamin dari segi pendapatannya. Orang kota sebagai perantau hanya mengandalkan gaji bulanan, ini agak sulit untuk bisnis

makanan selingan

Saatnya Ekspansi PasarMelebarkan Sayap Bisnis

Edisi183/TahunXII/2012* Wacana Mitra

PENERBIT: PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, Divisi Bogasari Flour Mills. ISSN: 1412-2170 Penasihat: Franciscus Welirang, Herman Djuhar, Pembina: Hans R. Aditio, P. Soegiono D, Budi Sugianto, Koko Santosa, Ivo Ariawan, Penanggungjawab: Beatrix Sudibyo, Pemimpin Redaksi: M.R. Pamungkas Redaksi: Louis M. Djangun, Rudianto Pangaribuan, Kontributor: Effendi Lie; Ahmad Hadiyanto; Uluan DP. Manurung; J .M. Qayyuum; Roy Hudiana, Sylvia, Joko Pramono, Josaphat S. Wijaya, Julius Ronadi, Suhaeli Ali. Desain & Lay-out: Melcky. Sekretariat, & Distribusi: SME Relations Department Alamat Redaksi: PT. Indofood Sukses Makmur tbk. Divisi Bogasari Flour Mills, Jln. Raya Cilincing, Tanjung Priok, Jakarta - 14110, PO. Box 2000 JKU 14013. Telp : (021) 43900170-174, Fax : (021) 43920049, e-mail: [email protected], http//www.bogasari.comDISTRIBUSI TERBATAS UNTUK KALANGAN SENDIRI, TIDAK DIPERJUALBELIKAN

SajianUtama......................................................3-7Info........................................................................8-9Manajemen...................................................10-11Pemasaran.........................................................12Resep......................................................................15Asal-Usul ............................................................. 16Info Produk ...................................................... 18

Sudah saatnya pengusaha menghitung kembali biaya produksi dan menentukan berapa besaran kenaikan harga jual produknya.

Keberhasilan sebuah usaha tidak cukup ditunjang oleh kualitas produk semata.Identitas dan Citra sebuah usaha makanan sangat menentukan perkembangan usaha bersangkutan

Memasarkan produk di kalangan menengah atas,

perlu kiat tersendiri, bagaimana kita bisa mendekati mereka?

Menciptakan Identitas Usaha ........ Hal. 10

Menaikkan harga seringkali tidak terhindarkan, tetapi hal itu sebaiknya tidak dilakukan begitu saja, tanpa pendekatan khusus pada konsumen yang harus menanggung akibat kebi-jakan tersebut

Mendekati Konsumen berduit ....... Hal. 14

Pembaca yang budiman, ketika sebuah usaha sudah mulai jalan dan mapan, biasanya pengusaha tidak puas hanya sampai di situ saja. Biasanya ingin

mengembangkan menjadi lebih besar. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan usaha

antara lain, dengan menambah variasi produk, menambah kapasitas produksi, atau bahkan sampai membuka cabang. Dalam hal membuka cabang itu diper-lukan strategi agar ketika masuk ke daerah target pemasaran memang- benar-benar tepat sesuai dengan yang diinginkan.

Tidak mudah memang, butuh intuisi dalam melihat potensi daerah di mana akan dibuka lokasi cabang baru, baik itu cabang untuk pemasaran maupun un-tuk produksi, sehingga sesuai dengan harapan.

Satiman, pengusaha kue pia dari Comal, Pemalang, punya kiat jitu dalam melakukan ekspansi usaha baik itu untuk perluasan pasar maupun lokasi produk-si. Kiatnya cukup unik. Seperti apa, silahkan mengikutinya dalam Sajian Utama Wacana Mitra edisi ini. Mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi, atau paling tidak dapat menambah wawasan para pembaca.

Selain itu, masih berkaitan dengan tema Wacana Mitra edisi yang lalu tentang kenaikan harga jual, masih ada satu artikel yang tersisa tetapi penting untuk disi-mak , artikel tersebut juga kami muat di sini.

Seperti biasanya, beberapa informasi penting dari bogasari kami sampaikan kepada pembaca, antara lain mengenai penyerahan santunan asuransi kepada Mitra UKM yang mengalami musibah kebakaran, penyerahan hadiah koin emas berlogo bogasari di beberapa daerah, dan foto-foto para peserta Umroh bersama Bogasari selama melaksanakan Ibadah Umroh di Tanah Suci.

Satu hal penting lainnya adalah mulai maraknya kembali terigu yang dicurigai oplosan. Kepada seluruh pembaca dan UKM Mitra Bogasari, kami menghimbau untuk cermat dan berhati-hati ketika membeli terigu. Selamat beraktivitas. M

Senior Vice President Commercial PT ISM Tbk Div. Bogasari, Hans R. Aditio, berbincang-bincang dengan, Bambang Sucipto sebelum menyerahkan klaim asuransi kebakaran dari Bogasari. Pabrik Mie milik Bambang terbakar pada, 16 Januari 2012 lalu.

Menetapkan Kebijakan Baru ............ Hal. 7

Sajian Utama

Wacana Mitra * Edisi 183/Tahun XII/2012

Bagi Anggota BMC (Bogasari Mitra Card): Daftarkan nomor HP anda dan Informasikan setiap perubahan nomor telepon/HP Anda ke 0807-1-800-888, karena setiap informasi BMC akan disampaikan melalui SMS.

Ekspansi Pasar Melebarkan Sayap Bisnis

Manajemen “Gesper” ala Satiman

“SEBUAH usaha seperti seorang yang memakai “gesper” atau

ikat pinggang, dengan beberapa lubang yang memungkinkan ikatan

menjadi lebih sempit atau lebih lebar.

Dimulai dari lubang pertama karena masih kurus, setelah

berkembang bergeser ke lubang kedua. Memasuki lubang ketiga

disebut sebagai masa kritis, yaitu bisa kembali ke lubang

pertama karena kurus lagi atau masuk ke lubang keempat karena

bertambah gemuk. Selanjutnya tinggal bagaimana

menjaga kestabilan dan meningkatkan usaha, masuk ke

lubang-lubang berikutnya”(Satiman)

Sajian Utama

Edisi183/TahunXII/2012* Wacana Mitra

Ketika awal membuka usaha, prinsip yang dianut dan di-jalankan adalah “Laku karena

Mutu”, Namun setelah kurang lebih 10 tahun berjalan, sudah saatnya Satiman, pengusaha kue Pia “Gemilang Jaya” untuk melebarkan sayap bisnisnya de-ngan membuka cabang di beberapa daerah yang potensial.

Setidaknya lebih dari tujuh lokasi pabrik baru dibuka dan beberapa wilayah pemasaran sudah dikuasai antara lain Pemalang, Magelang, Jom-bang, Probolinggo, Banyuwangi, Bali, Mataram, Bima. dan kini sedang men-

jajagi untuk masuk ke Sulawesi, bahkan perbatasan Malaysia dan Timor Leste.

Ditanya soal kiat sukses usahanya salah satu pengusaha yang baru pu-lang Umroh bersama Bogasari ini mengatakan sederhana saja. “Saya mengembangkan manajemen ‘gesper’ dalam menjalankan usaha” jawabnya berseloroh. Satiman mengibaratkan se-buah usaha sebagai seseorang yang menggunakan gesper atau ikat ping-gang, di mana ada beberapa lubang yang memungkinkan ikatan menjadi lebih sempit atau lebih lebar. Awalnya pakai lubang pertama karena masih

kurus, setelah mulai berkembang ke-mudian bergeser ke lubang kedua. Memasuki lubang ketiga adalah masa kritis, yaitu bisa kembali ke lubang per-tama karena kurus lagi atau masuk ke lubang keempat karena bertambah gemuk. Selanjutnya tinggal bagaimana menjaga kestabilan dan meningkatkan usaha, masuk ke lubang-lubang berikut-nya.

Demikian juga dalam sebuah usaha, Satiman menjelaskan bahwa butuh waktu 3 tahun untuk penetrasi pasar sampai benar-benar mapan untuk mem-buka sebuah usaha. Tahun pertama adalah masa awal menciptakan pasar. Prinsip “Laku Karena Mutu” harus benar-benar dijalankan, sebagai dasar untuk pengenalan produk ke pasar. Masuk tahun kedua, disebut sebagai masa stabil, dan tahun ketiga adalah masa kritis yaitu saat di mana akan tampak apakah terjadi peningkatan penjualan atau masih stabil atau malah terjadi penurunan.

Saat kritis semacam ini perlu diwaspa-dai, kalau dilihat tidak ada kenaikan

“Ekspansi pasar diperlukan kejelian dalam melihat

potensi dan pendapatan per kapita daerah setempat,

karena orang daerah lebih terjamin dari segi

pendapatannya. Orang kota sebagai perantau hanya

mengandalkan gaji bulanan, ini agak sulit untuk bisnis

makanan selingan.”

Armada tenaga penjual (sales) siap melebarkan sayap sampai ke pelosok

Wacana Mitra * Edisi 183/Tahun XII/2012

Sajian Utama

yang berarti, atau bahkan terjadi penurunan, maka harus segera ambil tindakan keluar dari situasi itu, bahkan bisa sampai pada keputusan untuk me-mindahkan ke lokasi baru yang lebih potensial. Semboyannya “Jangan per-nah mengatakan ada sepi ada ramai, kalau bisa ada ramai dan ada ramai, bila perlu bagaimana caranya supaya ramai terus, kalau sepi ya jangan di situ terus. Seperti jualan di kaki lima, sudah tahu sepi kok ditungguin terus, ya harus pindah cari tempat baru yang lebih ra-mai.” Tegasnya.

“Kalau sudah tidak bisa dipertahan-kan lagi, idealnya adalah pindah lokasi baru, dan tidak disarankan banting stir ganti produk, karena di lokasi lain sa-ngat mungkin bisa berjalan lebih baik. “Ini hanya persoalan kondisi perekono-mian daerah saja.” Jelas ayah 3 anak ini.

Oleh karena itu dalam menjalankan usaha lagi-lagi pria kelahiran Pangkal-pinang ini kembali mengambil contoh proses kehidupan seseorang yaitu mulai dari bayi tengkurap, merang-kak, berdiri, lalu berjalan. Nah seluruh proses tersebut hendaknya dijalankan dengan penuh perhitungan dan hati-hati, karena setiap saat bisa tersandung dan jatuh. Kalau sudah jatuh terpuruk, reputasi sudah habis, tidak ada lagi relasi yang percaya. “Kalau tetangga, lingkungan, saudara semua sudah tidak percaya jadinya repot, apalagi lemba-ga keuangan seperti bank sudah pasti akan membuat jarak” jelasnya.

Mencari lokasi BaruDalam mencari lokasi baru rupanya

Satiman mempunyai strategi tersendiri. Kemampuannya menjalin hubungan dengan banyak relasi dimanfaatkan un-tuk mengumpulkan data. Ia selalu men-jalin hubungan dengan siapapun yang bisa dijadikan sumber informasi di ma-sing-masing daerah yang hendak disa-sar, tidak terkecuali dengan perwakilan Bogasari. Dari mereka bisa diketahui seberapa banyak daerah tersebut me-

nyerap terigu sebagai indikasi bagus atau tidaknya usaha makanan berbasis terigu.

Selain itu informasi yang diperoleh adalah pendapatan perkapita ma-syarakat setempat dan potensi yang ada. Ini penting karena menyangkut kebiasaan masyarakat dalam membe-lanjakan uangnya.

Ia mencontohkan kenapa memilih daerah Jombang sebagai basis pema-saran dan lokasi pabrik di Jawa Timur, adalah karena selain daerah itu

pendapatan perkapitanya tinggi, juga berada di tengah-tengah propinsi Jawa Timur, sehingga sangat strategis teruta-ma menyangkut jarak tempuh distribusi produk.

Daerah-daerah yang dibidik Satiman sebagai lokasi baru adalah yang ma-yoritas penduduknya bertani apalagi jika daerah tersebut subur. Satiman percaya bahwa Tuhan memberikan siklus musim seirama dengan kebutuh-an hidup manusia. Sehingga setiap saat mereka ini mempunyai pendapat-an dari hasil bertani atau ternaknya. Artinya masyarakat tidak akan pernah mengalami masa yang sulit

Menghidari Kota BesarDalam rangka perluasan pasar, Sati-

man pantang menyasar perkotaan karena menurut perhitungannya, se-bagian besar orang kota adalah kar-yawan yang hanya mengandalkan gaji, sehingga sudah bisa terbaca ka-pan mereka punya uang dan kapan tidak punya. Kalau demikian kondisinya sulit untuk bisa menjaga kesetabilan pemasaran, paling bisa eksis pada awal bulan, saat mereka baru terima

Strateginya adalah menghidari kota, membidik wilayah

pinggiran atau pedesaan yang tidak pernah

mengalami penurunan pendapatan

Dukungan tenaga pengemas memperlancar pasokan ke luar daerah

Sajian Utama

Edisi183/TahunXII/2012* Wacana Mitra

gaji. Itupun belum terhitung kalau ada kebutuhan lain yang lebih penting, seperti kebutuhan sekolah, listrik, dll, dibanding sekedar membeli makanan kecil seperti kue pia.

Selain itu menurut Satiman keba-nyakan orang di kota seperti Jakarta dilihatnya lebih banyak berhitung dalam membelanjakan uangnya, teru-tama mereka yang penghasilannya pas-pasan. Oleh karena itu agak sulit untuk bisa menembus wilayah perkota-an. Apalagi orang yang tergantung pada tanggal gajian, ada masanya punya uang ada masanya keuangan-nya menipis. “Sedangkan untuk orang kaya, kue pia seperti ini bukan menjadi makanan favorit mereka.” yakinnya.

Belum lagi di kota yang mayoritas masyarakatnya perantau yang “irit”, ka-lau orang di daerah pedesaan menu-rut pengamatannya cukup mempunyai tabungan hasil bumi, atau ternak, se-hingga pola hidupnya lebih terjamin. Oleh karena itu sebagian besar lokasi cabang Pia Gemilang Jaya miliknya ada di daerah-daerah yang pendapat-annya tidak tergantung pada gaji se-mata-mata.

Tingkat kepadatan penduduk juga menjadi alasan bagi Satiman untuk menentukan suatu daerah bisa menjadi lokasi pengembangan usaha. Tidak se-lamanya membuka usaha di kota be-sar akan berhasil, oleh karena itu perlu strategi yaitu mencari daerah mana yang selalu hidup sepanjang musim. Li-hat dulu bagaimana potensi pasarnya apakah dari pendapatannya, atau kegemaran orang, sosial ekonomi, ke-padatan penduduk. Yang pasti sema-kin padat penduduk, semakin banyak pengangguran, akibatnya banyak yang keluar merantau, sehingga untuk membuka usaha makanan yang bukan pokok agak sulit. “Biarpun padat pen-duduk kalau banyak pengangguran ya percuma saja, mereka tidak punya

uang untuk belanja makanan selain makanan pokok.” Jelas Satiman,

Namun demikian bukan berarti Sati-man selalu mulus dalam membuka ca-bang, ternyata ada dua lokasi yang terpaksa ditarik, yaitu Bogor dan Ci-lacap. Kedua lokasi tersebut walaupun

sebenarnya cukup stabil, tetapi ber-dasarkan hasil analisa yang dilakukan agak sulit berkembang. Jika diteruskan tentunya akan menyulitkan atau bahkan akan mengganggu sistem operasional karena tidak efisien. Biaya operasional tidak sebanding dengan pemasukan.

Intuisi Satiman mengatakan bahwa cabang Cilacap dan Bogor yang di-buka sejak tahun 2009, ketika masuk tahun kedua sudah mulai menurun omsetnya. Walaupun sudah dicoba “digenjot” tetapi tetap tidak bisa meng-angkat penjualan, padahal Cilacap tersebut termasuk daerah pertanian, tetapi ternyata setelah ditelaah, mayo-ritas penduduknya menjadi perantau, sehingga terjadi kekosongan tenaga kerja pertanian, akibatnya tidak ada pemasukan dari sektor pertanian.

Masyarakat hanya mengandalkan penghasilan bulanan dari kota tempat mereka merantau. Demikian juga ma-syarakat di Bogor dan sekitarnya lebih banyak karyawan pabrik yang keuan-gannya terbatas.(pam)

“Jangan pernah mengatakan ada sepi ada ramai. Kalau bisa

ada ramai dan ada ramai. Seperti jualan di kaki

lima, sudah tahu sepi kok ditungguin terus. Ya harus pindah cari tempat baru

yang lebih ramai.” (Satiman)

Tidak selamanya membuka usaha di kota besar akan berhasil

Sajian Utama

Wacana Mitra * Edisi 183/Tahun XII/2012

Dunia usaha, selalu bergerak dinamis. Kebi-jakan yang dikeluarkan perusahaan bulan ini, boleh jadi bulan depan harus direvisi karena

terjadinya perubahan perusahan baru.Dalam pemasaran perubahan kebijakan yang

sangat dirasakan konsumen secara langsung, antara lain adalah kenaikan harga.

Dengan meningkatnya biaya produksi, kadang perusahaan harus melakukan penyesuaian dengan menaikkan harga jual produknya. Selain kenaikan harga, perubahan juga sering dilakukan pada jumlah potongan harga atau sistem pembayaran, terutama untuk pelanggan yang biasa membeli dalam jumlah banyak.

Bagaimanapun, bagi konsumen atau pelanggan, perubahan kebijakan semacam itu, tetap tidak men-genakkan. Bisa saja mereka menelan kekecewaan besar, kemudian pindah ke produk sejenis yang lain. Atau, kalau tidak ada pilihan, mereka menerimanya dengan sangat terpaksa.

Karena itu, setiap kali harus melakukan ke-bijakan baru seperti kenaikan harga, perusahaan hendaknya melakukan upaya komunikasi yang baik pada pelanggan. Intinya adalah, memberikan penjelasan, mengapa harga harus naik. Pelanggan harus mendapatkan kesan, bahwa kenaikan harga itu bukan tindakan serakah perusahaan, apalagi upaya untuk memeras konsumen.

Akan lebih baik, jika perubahan tersebut diikuti oleh upaya lain yang sifatnya memberikan manfaat baru pada konsumen. Misalnya, dengan mening-katkan kualitas pelayanan, atau mengubah suasana

toko/kedai, kemasan, dan sebagainya. Pokoknya, ada semacam kompensasi dari kenaikan harga, yang bisa menyenangkan konsumen.

Perusahaan juga harus tampak lebih peduli pada pelanggan. Misalnya, dengan selalu berusaha untuk

Menetapkan Kebijakan BaruJangan Abaikan Pelanggan yang Diam

Kebijakan baru seperti menaikkan harga, seringkali tak terhindarkan. Tapi, hal itu sebaiknya tidak dilakukan begitu saja, tanpa pendekatan khusus pada konsumen yang harus menanggung akibat kebijakan tersebut.

memahami problem mereka, terkait dengan produk yang dibelinya. Memang, ada pelanggan yang secara langsung mengajukan tuntutan bilamana produk yang mereka beli tidak sesuai dengan yang dijanji-kan penjual. Akan tetapi, ada pula pelanggan yang memilih berdiam diri pada saat mengalami kesulitan dengan produk yang mereka beli.

Justru sikap pelanggan yang cenderung diam itulah yang harus bisa diditeksi. Di sini memang membutuhkan kepekaan yang tinggi. Jika diabaikan, maka perusahaan akan menghadapi risiko kehilan-gan pelanggan di masa yang akan datang. Lebih parah lagi, kalau pelanggan yang kecewa tapi diam itu, kemudian menceriterakan kekecewaan mereka kepada orang lain.

Untuk mencegah pelanggan merasa kecewa atas produk atau layanan, ada baiknya perusahaan menugaskan karyawan tertentu untuk secara reguler mengunjungi mereka, terutama pelanggan yang potensial. Kepada mereka ditanyakan bagaimana kesan atau komentarnya tentang produk yang secara rutin mereka beli itu. Bagaimana pengalaman me-reka dengan ketepatan jadual pengiriman barang, bagaimana mutu pengepakan di mata mereka, berapa persen rata-rata kerusakan barang selama pengiriman, dan sebagainya.

Apabila pelanggan mengajukan, keluhan hendaknya didengarkan secara serius dan dicatat. Selanjutnya keluhan tersebut, disampaikan kepada pihak yang berwenang di kantor pusat atau kantor cabang perusahaan. (pam)

“Ada baiknya perusahaan menugaskan karyawan tertentu untuk secara reguler mengun-

jungi mereka, terutama pelang-gan yang potensial”

Edisi183/TahunXII/2012* Wacana Mitra

Info

TIGA UKM mitra Bogasari yang tergabung dalam Boga-sari Mitra Card (BMC) menda-pat santunan Asuransi Keba-karan setelah lokasi pabriknya terbakar habis. Ketiga anggota BMC tersebut adalah Bambang Sucipto pemilik ”Mie Satiman” Penjaringan, Jakarta Utara, H. Kasori, UKM Jajanan Pasar ”Asoy” Cikampek, serta Boen Tjai pengusaha Kue ”Boen” Medan.

Total nilai klaim asuransi kebakaran yang diserahkan kepada Bambang Sucipto pada Kamis (12/4) lalu, ada-lah Rp 50 juta, sesuai dengan nilai pertanggungan maksimal sebagai anggota BMC dengan kategori ke-anggotaan Gold. Bambang mendapat santunan asursansi ini karena lokasi usahanya terbakar pada 16 Januari 2012. Sementara UKM jajasan pasar Asoy yang terbakar pada 2 Februari dan Kue Boen pada 7 Februari, men-dapatkan masing-masing Rp 15 juta sesuai dengan batas maksimal klaim pertanggungan asuransi kebakaran sebagai anggota BMC kategori Silver.

”Kami senang dan terharu men-dapatkan asuransi ini karena tentu sangat membantu untuk membangun kembali usaha yang sempat terhenti beberapa waktu. Siapa yang me-nyangka bakal mendapat musibah. Siapa pula yang menyangka kalau kami mendapat santunan asuransi kebakaran dari Bogasari bahkan tak perlu bayar premi. Semua diurus Bo-gasari,” ucap Bambang Sucipto usai menerima klaim dari Bogasari yang

disampaikan Hans R. Aditio di pabrik bekas lokasi kebakaran yang sudah dibangun kembali.

”Perlindungan asuransi kebakaran ini merupakan bagian dari sekian ba-nyak benefit program BMC untuk para UKM mitra Bogasari sebagai wujud komitmen Bogasari dalam mendo-rong pertumbuhan usaha para UKM dengan memberikan kenyamanan dan kepastian dalam menjalankan usahanya,” ucap Hans Ryan Aditio, Senior Vice President Commercial PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari, usai menyerahkan santu-nan kepada Bambang Sucipto

Hans yang didampingi Budi Soegi-anto, Vice President Commercial Ser-

Tiga UKM Anggota BMC Terima Santunan Asuransi Kebakaran

vices Bogasari, memaparkan, ada 3 program asuransi keanggotaan BMC. Program Asuransi Kesehatan dan Ke-celakaan Diri yang diluncurkan sejak tahun 2004 dan Asuransi Kebakaran pada tahun 2008. Program asuransi ini merupakan apresiasi atas loyalitas para UKM pelanggan Bogasari. To-tal anggota BMC yang sudah meng-ikuti Asuransi Kesehatan sebanyak 1.561 UKM, Asuransi Kecelakaan Diri 19.662 UKM, dan Asuransi Kebaka-ran 11.289 UKM. ”

Sejak diluncurkannya program asu-ransi ini sudah 45 anggota BMC yang pernah menerima santunan dengan total pertanggungan mencapai 800 juta rupiah. (pam)

Hans Ryan Aditio, Senior Vice President Commercial PT ISM Tbk. Divisi Bogasari menyerahkan santunan asuransi kebakaran kepada Bambang Sucipto, didampingi Vice President Commercial Services Bogasari, Budi Soegianto, dan SME & BBC Development Manager, Beatrix P. Sudibyo.

Wacana Mitra * Edisi 183/Tahun XII/2012

Info

40 TAHUN berkarya di Indonesia, PT ISM Tbk. Divisi Bogasari berbagi rasa syukur dengan memberikan apresiasi bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) yang berada di seluruh indonesia melalui program undian e-kupon. Dari promo undian ini, tidak ketinggalan sejumlah UKM dari Bangka Belitung kebagian mendapatkan rezeki berupa koin emas seberat 3 gram, dan paket wisata rohani. Penyerahan undian dilaksanakan di gudang PT Sumber Pangan Pangkalpinang kepada para pemenang Selasa (27/3).

Dari Bangka Belitung sebanyak 7 UKM yang mendapatkan

Bogasari Serahkan Apresiasi Kepada Para UKMhadiah masing-masing 5 orang dari Bangka dan 2 orang dari Belitung. Hadiah berupa emas dan paket perjalanan wisata rohani langsung diserahkan kepada para pemenang oleh Regional Manager Bogasari, Roy Hudiana. “Program undian ini adalah bentuk apresiasi atas loyalitas para UKM terhadap produk Bogasari agar dapat terus berkembang usahanya,” jelas Roy.

Kurniawati Thanja salah satu UKM roti dari Pangkalpinang, mengaku cukup senang atas hadiah yang ia dapatkan. Selama ini ia memang menggunakan terigu Bogasari sebagai bahan baku usaha rotinya. “Usaha roti saya sudah berjalan 30 tahun,

sampai sekarang selalu menggunakan terigu Cakra Kembar”, ungkap pemenang hadiah koin emas berlogo Bogasari seberat 3gram itu.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Tjang Alie salah satu pemenang umroh, yang mengaku menggunakan tepung terigu Bogasari untuk membuat mie. Sejak menggunakan terigu Bogasari Tjang Alie juga pernah memenangkan hadiah kulkas dan mobil pada tahun 2005. (Babel Pos)

Penyerahan Hadiah Koin Emas Berlogo Bogasari

Bp. Muharjo (Mie Ayam Langgeng) Tegal menerima hadiah koin emas

Ibu Sri Murniati (Kue Kering Palmes) Pekalonganmenerima hadiah koin emas berlogo bogasari

Bp. Somantri Eka P.W. (Mie Kembang Sari) Brebes, menerima hadiah koin emas

Ibu Frida Asturi (Frida Bakery) Pekalongan menerima hadiah koin emas bogasari

Bp. Wijanto (Mie Lidi Genggam) Pekalongan menerima hadiah koin emas bogasari

Manajemen

Edisi183/TahunXII/2012* Wacana Mitra

Keberhasilan sebuah usaha, tidak cukup ditunjang oleh kualitas produk semata. Terlebih jika keberhasilan yang ingin dicapai itu merupakan perkembangan yang bersifat berkesinambungan dan

jangka panjang. Karena itu, sejak Anda merencanakan sebuah usaha, sudah harus dipikirkan langkah-langkah untuk membangun identitas dan citra usaha Anda.

Hal itu berlaku untuk hampir semua jenis usaha, termasuk usaha makanan berbasis tepung. Sebagai contoh, jika Anda sampai berani memutuskan untuk membuka kedai mie siap saji seperti mie ayam atau yang lainnya, sebaiknya Anda sudah yakin bahwa ada banyak kelebihan dan kekhususan dari kedai Anda nantinya, dibandingkan dengan saingan-saingan Anda. Keyakinan itu, paling tidak, harus berdasarkan survey atau pengamatan.

Namun, di sini, ada tiga pertanyaan yang harus dijawab:1. Mengapa Anda merasa calon-calon konsumen akan memihak Anda,

dan menjadi langganan? 2. Apakah dasar-dasar yang membuat konsumen berpihak pada Anda

tersebut relevan, berbobot dan mendesak bagi target langganan Anda?

3. Apakah alasan-alasan tersebut bertahan cukup lama?Sering Anda menyaksikan sendiri, bahwa teman-teman dan bahkan

keluarga hanya memihak Anda secara moril, tetapi tidak memperlihatkan dirinya menjadi langganan dari kedai Anda. Padahal, tempat tinggalnya tidak jauh dari lokasi kedai. Kalau mereka saja tidak memihak, kenapa pula kita bahwa orang-orang lain akan memihak pada usaha kita sebagai pelanggan setia?

Banyak yang beranggapan, bahwa usaha makanan sudah mempunyai cukup modal untuk berhasil, jika rasanya sudah enak. Tepatnya, jauh lebih enak dibanding dengan yang dijajakan para pesaing, sedangkan harganya sama. Anggapan tersebut, tidak sepenuhnya benar.

Sekalipun memang mie ayam Anda lebih enak dibanding mie

ayam dari kedai pesaing yang sudah berdiri lebih dulu dan banyak langganannya, belum tentu Anda dapat menarik para langganan itu agar beralih ke kedai Anda. Kenyataannya, banyak pelanggan yang bersikap masa bodoh terhadap kedai mie ayam baru, atau terlanjur setia pada kedai mie ayam lama.

Menciptakan Identitas dan Citra Usaha

Atau, contoh lain, seorang pengusaha yang sudah sangat terampil membuat roti kualitas sangat baik dan mempunyai peralatan lengkap yang sangat mendukung, belum tentu rotinya bisa merebut konsumen roti keluaran perusahaaan bakeri besar yang sudah punya nama.

Hal itu bisa terjadi, karena soal selera dan persepsi terhadap sebuah produk, kadang sangat dipengaruhi oleh kebiasaan. Misalnya, orang yang biasa meminum salah satu merek minuman akan menyebutkan bahwa minuman tersebut lebih enak dibanding minuman sejenis lainnya. Tapi, jangan heran jika dia mengatakan sebaliknya, ketika disodori dua gelas minuman jenis yang sama dari merek yang berbeda tetapi disembunyikan mereknya, sebab, warna dan rasa kedua minuman itu, tidak jauh berbeda.

Karena itulah, kita memerlukan identitas dan citra untuk produk makanan yang kita jajakan, yang membedakannya dengan produk yang dijajakan para pesaing kita.

(Diolah dari: Usaha Restoran yang Sukses, M. Torsina)

“Identitas dan citra sebuah usaha makanan, sangat

menentukan perkembangan usaha bersangkutan.”

Wacana Mitra * Edisi 183/Tahun XII/2012

Manajemen

Keliru jika mengira bahwa perusahaan akan sukses di pasar, cukup dengan menjual produk yang baik. Terlebih di jaman sekarang di mana dunia usaha semakin ketat

dengan persaingan. Membuat produk yang kualitasnya bagus, memang perlu. Tapi untuk sukses dipasar, perlu ditunjang oleh merek. Sebab, untuk membuat produk yang baik, boleh jadi perusahaan pesaing pun mampu.

Contohnya, sebuah perusahaan berhasil bukan karena pabriknya memproduksi sabun dan detergen, tetapi karena konsumen menyukai menyukai merek sabun mandi dan detergen yang dibuat perusahaan tersebut

Apa hakikat perbedaan antara produk dan merek? Produk adalah barang yang dibuat, di pabrik atau di dapur. Sedangkan merek adalah khas milik sebuah perusahaan (jika sudah dipatenkan).

Selama ini, banyak pengusaha kecil menengah makanan berbasis tepung, yang mengabaikan soal merek. Meskipun, faktanya, ada di antara mereka yang berhasil mengembangkan usahanya tanpa merek, namun perkembangan itu biasanya mentok pada tingkat tertentu. Sebab, misalnya, produk mereka hanya dibeli oleh kalangan tertentu (biasanya dalam wilayah terbatas pula) yang sudah mengenalnya. Padahal, agar bisa berkembang lebih jauh lagi, produk tersebut harus bisa dengan mudah dikenal oleh calon konsumen secara lebih luas. Untuk itu, diperlukan merek.

Sebagai misal, seorang pengusaha roti yang berpengalaman, mampu membuat roti yang kualitasnya baik sehingga sangat disukai oleh konsumen. Penjualannya selalu habis, meskipun roti tersebut tidak diberi merek.

Tapi, jika jumlah produksinya ditambah, belum tentu akan habis terjual juga. Sebab, selama ini, konsumen yang menjadi langganannya, hanya terbatas pada mereka yang sudah tahu saja. Pengetahuan mereka pun, hanya mengacu pada pedagang

yang menjajakan roti tersebut. Perlunya merek tersebut, terutama untuk produk yang dijual

secara bebas ke pasar, seperti roti, aneka kue dan sebagainya. Untuk produk yang dijual melalui kedai seperti mie ayam, lain lagi. Di samping merek, ada dua faktor lagi yang sangat diperlukan, yaitu identitas dan citra kedai.

Identitas kedai adalah ciri-ciri yang dibuat oleh pemiliknya, yang menjadikan kedai tersebut tampak khas. Adapun citra kedai, adalah sesuatu yang lengket pada alam perasaan konsumen, tentang kedai tersebut.

Jadi, jika identitas kedai berorientasi pada apa yang secara khusus ditampilkan oleh pemilik kedai, maka citra kedai berorientasi pada apa yang secara khusus dipersepsikan atau dikesankan oleh konsumen pandangan, penilaian dan kesan-kesan) tidak peduli apakah persepsi tersebut benar atau salah

Pemahaman terhadap perbedaan antara identitas dan citra kedai tersebut penting, terutama untuk mengetahui langkah yang harus dilakukan dalam membentuk identitas dan citra kedai.

Satu hal yang pasti adalah, kedai tanpa identitas adalah “kedai biasa “atau “umum”, tanpa daya darik khusus bagi konsumen. Dan kedai tanpa citra positif, adalah kedai yang “sakit” alias tidak punya harapan untuk berkembang.

(Diolah dari: Usaha Restoran yang Sukses, M. Torsina)

Merek, Sebagai Citra dan Identitas Usaha

Dalam dunia usaha yang penuh dengan persaingan, membuat produk yang baik saja tidak cukup. Perlu ada merek yang menarik, dan citra serta

identitas usaha yang jelas

Sabana berhasil membuat merek sebagai identitas sekaligus citra dari sebuah usaha ayam goreng.

Edisi183/TahunXII/2012* Wacana Mitra

Pemasaran

Setiap perusahaan yang berkembang, biasanya mempunyai pelanggan istimewa, yang memiliki loy-alitas tinggi. Misalnya, pengusaha cake, yang selalu dapat pesanan dari sebuah keluarga, setiap kali ke-luarga tersebut merayakan ulang tahun anggotanya. Atau pengusaha roti, yang mempunyai pelanggan tetap dari sebuah perusahaan, yang setiap hari meme-san roti untuk sarapan karyawannya.

Pada umumnya, jumlah pelanggan istimewa sep-erti ini berkisar antara 20 sampai 25 persen dari total pelanggan yang ada. Nah, jenis pelanggan inilah yang merupakan “harta” paling berharga bagi perusahaan.

Kendati jumlahnya hanya 20 sampai 25 persen, tapi sumbangan mereka terhadap penjualan dan perolehan keuntungan, sangat besar. Merekalah yang menjamin terjualnya produk. Karena itu, kehilangan 25 persen pelanggan biasa, mungkin tidak akan ban-yak pengaruhnya bagi perusahaan. Tapi, kehilangan 2 atau 3 pelanggan istimewa, akan berdampak cukup besar, baik terhadap penjualan produk maupun citra perusahaan ke depan.

Karena itu, pelanggan yang loyal harus benar-benar dijaga. Caranya, antara lain, dengan selalu menunjuk-kan sikap positif terhadap mereka. Sikap seperti itu, antara lain, ditunjukkan dengan menghindari tawar-menawar harga, atau syarat-syarat transaksi yang lain secara sengit dengan pelanggan istimewa.

Jika pengusaha melakukan tawar-menawar secara habis-habisan, berarti dia menempatkan pelanggan sebagai lawan yang harus dikalahkan, bukan mitra

usaha yang dapat menciptakan manfaat yang ber-guna bagi kedua belah pihak, dalam jangka waktu panjang.

Seorang pengusaha yang bijak, niscaya akan mem-perhatikan hal-hal kecil yang menyenangkan hati pelanggan istimewa. Sebagai contoh, biasanya pelang-gan senang dilayani karyawan perusahaan yang biasa melayani mereka. Dengan dilayani karyawan yang su-dah lama dikenal, pelanggan dapat menghemat wak-tu mereka bertransaksi atau bernegosiasi. Oleh karena itu, setiap kali seorang pelanggan memesan produk, hendaknya karyawan yang biasa melayani pelanggan tersebut ditugaskan untuk melayaninya. (pam)

Perlakukan Pelanggan Loyal dengan Istimewa

“ Pelanggan loyal adalah aset paling berharga

bagi sebuah perusahaan. Kehilangan dua pelanggan

saja, harus menjadi masalah serius. Karena itu, rawatlah loyalitas pelanggan dengan

sikap positif. ”

Wacana Mitra * Edisi 183/Tahun XII/2012

Pemasaran

Di gerai roti merek terkenal, sepotong roti ukuran kecil harganya bisa mencapai Rp 6 ribu. Bandingkan dengan harga roti yang biasa dijajakan usaha kecil menengah (UKM), yang umumnya mematok harga cuma Rp 1.000 bahkan Rp 500. Padahal, boleh jadi, biaya bahan bakunya tidak begitu jauh berbeda.

Pengusaha makanan kelas UKM, memang banyak yang membidikkan pemasarannya ke kalangan menengah bawah, sehingga tidak berani mematok harga yang tinggi. Pilihan ini sangat beralasan. Faktanya, jumlah calon konsumen yang berada di garis menengah-bawah, jauh lebih banyak ketimbang menengah-atas.

Lagi pula, kegiatan pemasaran untuk konsumen menengah-bawah, dapat dilakukan secara lebih mudah, hampir di mana saja. Kemasannya pun bisa dibuat seadanya. Dengan harga jual murah, keuntungan yang di peroleh memang tidak besar. Biasanya, pengusaha mengejar volume penjualan yang besar. Namun, kenyataannya, kadang tidak semudah membalikkan tangan. Persaingan di pasar menengah-bawah seringkali begitu ketatnya, sehingga meskipun harga sudah dipatok rendah, tetap saja tidak mampu mendongkrak volume penjualan. Jika ini terjadi, perusahaan bakal sulit untuk berkembang. Bertahan hidup saja sudah bagus.

Karena itu, tidak ada salahnya jika suatu ketika, dalam rangka pengembangan bisnis, UKM juga mulai memikirkan untuk membidik konsumen menengah-atas. Harga jual dinaikkan. Jangan takut volume penjualan bakal anjlok. Kalaupun mengalami sedikit penurunan, nilai yang diperoleh bisa tetap lebih besar, karena tertutup oleh margin yang lebih besar.

Idealnya, tentu saja, kenaikan harga produk itu diikuti oleh meningkatnya

volume penjualan. Hal ini bisa terjadi, jika kita mampu mengubah persepsi konsumen terhadap produk, menjadi lebih baik. Sejatinya, harga jual produk tidak semata-mata ditentukan oleh harga pokok ditambah margin laba, tetapi justru lebih banyak ditentukan oleh persepsi konsumen. Jika persepsi konsumen baik, penjualannya pun akan baik pula, meskipun harga jualnya relatif mahal.

Untuk membangun persepsi konsumen yang baik, tentu saja banyak faktor yang sangat berpengaruh. Mulai dari kualitas produk, kemasan, pelayanan sampai kegiatan promosi. Tapi, konsumen yang disasar, sebaiknya menengah-atas. Kalangan ini, sangat mempertimbangkan persepsi mereka terhadap sebuah produk, dan tidak keberatan membayar mahal. Sedangkan kalangan menengah bawah, cenderung membeli produk berdasarkan kegunaan saja. Mereka sangat sensitif dengan harga. Jika menemukan produk sejenis yang harganya sedikit lebih murah, bisa langsung berpaling. Karena itulah, di pasar menengah bawah, persaingan harga menjadi lebih sengit. Kenyataan ini, pada gilirannya, kerap menjebak pengusaha untuk menjual murah, dengan margin yang sangat tipis. Kalau salah menghitung, bisa jadi tidak menghasilkan laba, meskipun volume penjualan bergerak naik.

Untuk menjual produk dengan harga lebih mahal ke konsumen menengah-atas, memang memerlukan biaya investasi dan operasional lebih besar. Namun, jika berhasil, semua itu bisa tertutup dengan perolehan margin laba yang besar pula.

Bagi UKM yang sudah terbiasa bermain di pasar menengah bawah, tentu saja dibutuhkan keberanian jika hendak menjajal pasar menengah-atas. Paling tidak, mereka harus bisa melepaskan diri dari belenggu pemikiran: konsumen membeli, karena harga murah. Harga memang penting, tapi bukan segala galanya. Mulailah menjalankan usaha dengan berorientasi pada kualitas produk, pelayanan yang baik dan berbagai hal lain, yang bisa membangun citra produk. Jika perlu, jangan sungkan untuk memasuki pergaulan kalangan menengah-atas, sehingga bisa memahami apa yang mereka inginkan. Paling tidak, perhatikanlah perusahaan sejenis, yang berhasil membidik konsumen berduit. Jika ingin aman, pasar menengah bawah yang sudah dikuasai, sebaiknya tidak ditinggalkan. Seperti yang banyak dilakukan perusahaan besar, buatlah produk lain (termasuk produk sejenis), tapi dengan kualitas yang lebih baik dan merek berbeda, yang pemasarannya khusus ditujukan pada konsumen menengah atas. (pam)

Persepsi Konsumen Mempengaruhi Penetapan Harga

Konsumen menengah atas, cenderung lebih memperhatikan

kualitas produk dan pelayanan, dibanding harga. Jika hendak

membidik konsumenkelas ini, jangan takut menetapkan

harga di atas rata-rata.

Perlakukan Pelanggan Loyal dengan Istimewa

Edisi183/TahunXII/2012* Wacana Mitra

Tips

ORANG kaya, pada umumnya, mempunyai selera tinggi. Mereka lebih mempertimbangkan seleranya, ketimbang harga. Mereka juga cenderung menyukai hal-hal yang bersifat eksklusif dan spesial, dan tentu saja menghendaki kualitas nomor satu. Jadi, di samping kualitas produk, menjual ke orang kaya, harus juga memperhatikan banyak hal lainnya. Mulai tempat dan sarana, pelayanan, bahkan kemasan. Jika produk tersebut harus ditawarkan kepada mereka, berikut ini gambaran langkah yang bisa dilakukan:1. Mencari alamat melalui daftar

anggota klub eksklusif, daftar pembayar pajak terbesar, daftar anggota Club Golf, daftar pelanggan TV Kabel, dan sebagainya.

2. Jika akan mengirimkan surat atau lea�et promosi, desainnya harus dibuat semenarik mungkin. Jika perlu, tambahkan sesuatu yang membuat penasaran, seperti bau harum. Sebab, mereka biasanya mendapatkan surat promosi sangat banyak, sehingga kalau tidak menarik, biasanya langsung dimasukkan ke tong sampah.

3. Mengirim melalui e-mail biayanya bisa lebih murah. Jadi, meskipun

Mendekati Calon Konsumen Berduit

efektivitasnya kurang, tapi tidak rugi kalau dicoba.

4. Rajin mengikuti pameran, terutama yang biasa dikunjungi orang

kaya, seperti pameran mobil, lukisan, dsb. Pandai - pandailah

bernegosiasi dengan penyelenggara pameran, agar kita diberi tempat memajang satu stan

makanan.5. Jika memungkinkan, biasakanlah

bergaul dengan orang-orang kaya dengan nimbrung pada berbagai acara yang biasanya mereka ikuti. Sekali-kali, bacalah media tentang gaya hidup, sehingga bisa mengetahui tren yang sedang mereka gemari.

6. Sebelum melakukan pemasaran, pastikan dulu bahwa kita siap dengan produk dan pelayanan terbaik.

Memasarkan produk ke kalangan menengah atas, perlu kiat tersendiri. Bagaimana kita bisa mendekati mereka?

Wacana Mitra * Edisi 183/Tahun XII/2012

Resep

Wacana Mitra * Edisi 182/Tahun XII/2012

Bahan Sponge pandan 100 gram Terigu Segitiga Biru 6 butir Kuning telur 1 butir Telur utuh 4 gram Emulsi�er 60 gram Gula halus 6 gram Susu bubuk 25 gram Maizena 30 gram Butter 30 gram Margarine 1 gram Pewarna pandan

Isian 100 gram Cream cheese 200 gram Vla instant 1 gram Vanilla essence 200 gram Susu kental manis 200 gram Susu cair Campur semua bahan dan kocok sampai agak mengembang

Simple Sirup 100 gram Air 200 gram Gula pasir 20 gram Rum essence

Cake Pandan Keju

Topping 200 gram Chocolate compound dicairkan siap dipakai

Garnish 6 pcs Strawberry 100 gram Cream kocok

Cara Membuat1. Kocok kuning telur, telur, gula halus

dan emulsi�er sampai mengembang 2. Tambahkan Terigu Segitiga Biru, susu

bubuk dan maizena sampai tercampur rata

3. Beri pewarna pandan lalu aduk rata 4. Masukan butter dan margarine cair 5. Tuangkan di loyang 22 cm x 22 cm ,

panggang dalam oven dengan suhu 1700 C sampai matang (± 27 menit)

6. Setelah matang dinginkan, lalu iris menjadi 4 bagian masing-masing bagian diberi simple sirup

7. Lapisi dengan isian, lakukan sampai lembar terakhir.

8. Lapisi lembar paling atas dengan adonan isian sampai rata dan tutup dengan Chocolate compound

9. Beri hiasan (garnish) strawbarry dan cream

Bahan Bapao:10 gram Ragi instan400 gram Terigu Segitiga Biru100 gram Tepung tang mien75 gram Gula pasir5 gram Baking powder200 gram Air 50 gram Shortening putih3 gram GaramBahan Tambahan:2 butir Telur untuk perekat250 gram Tepung panir500 gram Minyak gorengBahan Filling:250 gram Udang cincang180 gram Wortel parut kasar5 gram Garam11 gram Gula pasir2 gram Merica (lada) bubuk15 gram Minyak wijen11 gram Tepung saguCampur semua bahan hingga rata. Sisihkan.

Cara Membuat:1. Campur semua bahan (kecuali

shortening dan garam) dalam mangkuk mixer. Aduk dengan kecepatan sedang.

2. Setelah adonan menggumpal, masukkan shortening putih dan garam. Aduk lagi hingga adonan kalis.

3. Istirahatkan adonan ± 10 menit.

4. Potong-potong adonan @ 50 gram. Istirahatkan lagi ± 10 menit.

5. Isi adonan dengan bahan �lling, tutup kembali hingga rapat.

6. Celupkan adonan

Bapao Udang Goreng Panir

bakpao ke dalam telur. Kemudian guling-gulingkan ke dalam panir. Adonan siap digoreng.

7. Siapkan wajan dan minyak goreng dengan api sedang.

8. Goreng hingga berwarna coklat keemasan.

Edisi183/TahunXII/2012* Wacana Mitra

Semua tentu tahu apa itu biskuit? Biskuit adalah makanan kecil yang renyah yang dibuat dengan cara dipanggang. Kata biskuit

berasal dari bahasa Latin, yaitu bis coctum yang artinya “dimasak dua kali”.

Kira-kira 23 abad yang lalu, orang Romawi sudah mengenal bis coctum ini. Bis coctum ini rasanya tawar, tapi cukup disukai karena awet dan mudah dibawa ke mana-mana.

Di Inggris, karena kering dan berbunyi “krek” ketika digigit, maka orang Inggris menamainya craken, artinya bergema. Itulah asal mula kata cracker. Lain halnya di Amerika, di sana biskuit disebut dengan cookies, berasal dari bahasa Belanda koekje yang berarti kue kecil yang dipanggang.

Lalu siapakah yang pertama kali membuat biskuit? Dikatakan sekitar 150 tahun yang lalu, ada sebuah perahu layar Inggris terkena angin topan dan menabrak karang di Selat Bisikai (letaknya berdekatan dengan Prancis).

Kapal tersebut karam, akan tetapi awaknya berhasil menyelamatkan diri ke sebuah pulau. Di pulau itu, mereka mencari makanan untuk bertahan hidup, tapi mereka hanya menemukan tepung terigu, gula pasir dan mentega

yang sudah basah oleh air laut yang asin. Mereka terpaksa membawa bahan makanan itu ke pulau kecil, lalu mencampurkan ketiga bahan tersebut menjadi adonan dan dipanggang menjadi makanan.Setelah dicicipi ternyata rasanya enak. Inilah biskuit pertama di dunia.

Akhirnya abad ke-19, orang Inggris membuat biskuit berbentuk binatang: bison, unta, gajah, jerapah, gorila, singa laut, domba, zebra, kera, badak, singa, kuda nil, hyena, kanguru, beruang sedang duduk, beruang berdiri, dan sebagainya. Anak-anak sangat menyukainya.

Biskuit kini manis, gurih, harum, renyah, dan bagus. Ia bukan sekadar pengganjal perut, tetapi menjadi penganan yang disukai.

Dari berbagai sumber.

Asal-Usul

Asal-Usul Biskuit

“ Karena kering dan berbunyi ‘krek’ ketika digigit, maka orang Inggris

menamainya craken “

Bogasari Mitra Card

• Minimum pembelian tepung terigu 1 sak @25 kg tiap kali transaksi.

• Dilakukan pengecekan lapangan oleh staf Bogasari setempat.

• Keputusan Bogasari untuk menerima, menolak atau memperpanjang keanggotaan tak dapat diganggu gugat.

Klasi�kasi Keanggotaan• Kartu Platinum, total konsumsi terigu > 750 sak/ bulan.• Kartu Gold, total konsumsi terigu 250 - 749 sak/ bulan.• Kartu Silver, total konsumsi terigu < 250 sak/ bulan.

Bogasari Mitra Card

”Tumbuh Bersama” adalah komitmen PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Divisi Bogasari dalam membangun kemitraan

dengan para pelaku usaha kecil danmenengah (UKM) makanan berbasis terigu.

Berbagai program telah diluncurkan, salah satunya adalah loyalti program Bogasari Mitra Card (BMC). Program keanggotaan yang diselenggarakan

Bogasari khusus untuk Mitra Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang memproduksi aneka makanan berbahan baku terigu Bogasari dan atau

retailer/ pengecer kiloan terigu Bogasari yang ditandai dengan kartu magnetic keanggotaan BMC.

Cara Mudah Mendapatkan Manfaat Lebih

* Syarat dan Ketentuan Berlaku

Manfaat Keanggotaan• Mendapatkan Point Reward, yang secara triwulan

dapat ditukar dengan aneka hadiah menarik atau uang cash yang akan ditransfer oleh Bogasari ke pemegang rekening kartu BMC.

• Gratis berlangganan majalah bulanan Wacana Mitra yang berisikan peluang usaha, sharing pengalaman sesama UKM dan tips-tips lainnya.

• Fasilitas asuransi kesehatan rawat inap* dan kecelakaan diri.

• Fasilitas asuransi kebakaran.• Rekomendasi kredit mikro dari perbankan.• Diskon biaya pelatihan di seluruh cabang Bogasari Baking

Center (BBC).• Kesempatan berbagi pengalaman dan pengetahuan

melalui wadah edukasi dan pelatihan.• Diikutsertakan dalam setiap program consumer promo

lainnya yang diselenggarakan oleh Bogasari.

Syarat & Ketentuan• Pengrajin, pengguna tepung terigu Bogasari yang masih

dalam taraf usaha kecil menengah serta pengecer kiloan.• Pengelolaan usaha masih dilakukan secara sederhana

(tradisional).

Wacana Mitra * Edisi 183/Tahun XII/2012

BBC JAKARTA UTARA I (BBC Pusat Jakarta) Komp. PT. ISM Divisi Bogasari Jl. Raya Cilincing No.1 Tanjung Priok Jakarta Utara Telp: 021- 43920144, 021- 4301048 Ext. 347Fax: 021- 43920126e-mail : [email protected] JAKARTA UTARA II Kelapa Gading Saquare Blok B-17 Mall of Indonesia (MOI) Kelapa Gading Jakarta UtaraTelp: 021-45869850, Fax: 021-45869850BBC JAKARTA SELATANJl. RS. Fatmawati No. 22A Jakarta SelatanTelp : 021-7692329, Fax: 021-7668137e-mail: [email protected] BOGORJl. Pangkalan Raya VII No. 12, (Samping Papaho Hotel, Warung Jambu), BogorTelp: 0251-8386178, Fax: 0251-8386178e-mail: [email protected] CIREBONJl. Petratean No. 30, CirebonTelepon: 0231-211879, Fax: 0231-211879e-mail: [email protected] MEDANJl. Kapten Muslim, Komp. Ruko Tata Plaza No. 31 A, Medan

Telp: 061-8468081, Fax: 061-8468081e-mail: [email protected] PADANGJl. S. Parman No. 90 C, PadangTelp: 0751-7050842, Fax: 0751-7050842e-mail: [email protected] PALEMBANGJl. R Sukamto No. 1341, PalembangTelp: 0711-810019, Fax: 0711-810019e-mail: [email protected] BBC Mahkota BANDUNGJln. Astana Anyar 23 BandungTelp: 022-4214401Contact Person: Ade RachmatBBC PURWOKERTOJl. Jend. Sudirman No. 612, PurwokertoTelp: 0281-7604198, Fax: 0281-633733e-mail: [email protected] SUKABUMIJl. Al-Muwahhidin, Karang tengah, Cibadak-SukabumiTelp: 0266-7073352, Fax: 0266-532510e-mail: [email protected] BSDPasar Modern BSD Blok R 83 A-86 Sektor 1-2, Tangerang

Telp: 021-53158366, Fax: 021-53159377e-mail: [email protected] BANDA ACEHJl. Tengku Imam Bonjol No. E 228, Banda AcehTelp: 0651-27337, Fax: 0651-27337e-mail: [email protected] LAMPUNGJl. Tembesu No. 8A, Gudang No. 27, Bandar LampungTelp: 0721-7699039, Fax: 0721-7699040e-mail: [email protected] SURABAYA (BBC Pusat Surabaya)Plaza Surabaya, Shop House Blok A No. 8-17 Lt, 1Jl. Pemuda No. 33-37 SurabayaTelp: 031-5453066, Fax: 031-5347679e-mail: [email protected] SURAKARTAJl. Dr. Radjiman No. 557-B, Laweyan SurakartaTelp: 0271- 741767, Fax: 0271-741767e-mail: [email protected] BBC YOGYAKARTAJl. IKIP PGRI No. 407 Yogyakarta - 55182Telp: 0274-375569, Fax: 0274-375569e-mail: [email protected]

BBC JEMBERKomp. Ruko Mutiara Plaza No. 24Jl. Diponegoro - JemberTelp: 0331-483525, Fax: 0331-483525e-mail: [email protected] SAMARINDARuko Mahakam Square B-01Jl. Untung Suropati-75126Telp: e-mail: [email protected] KEDIRIRuko Hayam Wuruk Trade Center Blok D-3Jl. Hayam Wuruk - Kediri 64121Telp: 0354-672697, Fax: 0354-672697e-mail: [email protected] BANJARMASINJl. Cempaka Besar No 2E Banjarmasin 70112Telp: 0511-3362001, Fax: 0511-3362001e-mail: [email protected] SEMARANGKomp. Ruko Peterongan Plaza Blok C 3Telp: 024-8413858, Fax: 024-8413858e-mail: [email protected]

Alamat bogasari baking center

Edisi183/TahunXII/2012* Wacana Mitra

Info Produk

Tepung terigu adalah bahan dasar untuk pembuatan roti, mie dan aneka kue. Akhir-akhir ini disinyalir mulai marak lagi terigu oplosan beredar di masyarakat. Terigu tersebut dikemas dengan balutan karung mirip dengan aslinya. Tetapi kalau

dicermati ada perbedaan mendasar yang dapat dijadikan acuan untuk mengetahui mana yang asli dan mana yang oplosan atau palsu.

Untuk itu kepada para pengguna tepung terigu, khususnya produksi PT. ISM. Bogasari Flour Mills, harap berhati-hati terhadap terigu oplosan tersebut, Jangan sampai gara-gara salah beli, produk anda gagal, yang pada akhirnya akan merugikan usaha secara keseluruhan.

Terigu asli sebagai bahan roti dan mie adalah terigu dengan kadar protein tinggi, bila terigu tersebut dioplos maka akan dicampur dengan terigu kualitas protein yang rendah atau jenis tepung lain, sehingga hasil olahan tidak maksimal, bahkan gagal.

Berdasarkan hasil uji laboratorium, dan laporan para pengguna terigu oplosan tersebut ditemukan kejanggalan hasil pengolahan seperti roti menjadi bantat (tidak mengembang), mie menjadi terpotong-potong dan kurang kenyal sehingga tidak layak jual dan tentunya sangat merugikan, baik dari segi kualitas, maupun kelangsungan usaha.

Berikut ini merupakan ciri-ciri terigu oplosan yang dapat diketahui agar lebih berhati-hati ketika hendak membeli terigu :

1. Terigu oplosan dikemas tidak rapi dan biasanya ada 2 kali jahitan di karung.

2. Memakai karung terigu bekas. Selain ada bekas jahitan, karung terlihat bekas pakai.

3. Kualitas terigu tidak bersih dan berbau apek 4. Perhatikan juga jahitan pada karung bagian bawah5. Segel palsu atau bekas (bahan dan warna segel berbeda

dengan segel asli).

Untuk itu disarankan bagi para UKM/Pengguna agar berhati-hati dalam memilih terigu. Pastikan tidak ada ciri-ciri di atas.

Apabila menemukan ciri-ciri yang mencurigakan segera sampaikan kepada staf bogasari di wilayah anda, atau telepon ke LAGANSA (Layanan Pelanggan Bogasari) : 0807 1 800 888, 021 43920250, atau e-mail ke: [email protected]

Hati-Hati Terigu Oplosan !!!Kalaudicermatiadaperbedaanmendasaryangdapatdijadikanacuanuntukmengetahuimanayangaslidanmanayangoplosanataupalsu.Agartidaktertipu,kenaliciri-cirinya.

Wacana Mitra * Edisi 182/Tahun XII/2012

Umroh Bersama Bogasari

10 Hari Perjalanan Umroh UKM Bersama BogasariPuji dan Syukur, karena kami UKM mitra Bogasari bisa melaksanakan ibadah Umroh bersama Bogasari. Dalam perjalanan yang sangat

membahagiakan selama 10 hari, rombongan senantiasa diberi kemudahan, perlindungan dan kesehatan oleh Allah SWT

Perjalanan yang melelahkan Jakarta- Jeddah tapi tetap semangat Makan Indomie di sela-sela ziarah ke Masjid Quba,Masjid Qiblatin, Jabal Uhud, dan Masjid Sab’ah, sebelum akhirnya belanja di Pasar Kurma

Dimulailah rangkaian acara perjalanan Ibadah Umroh Menyempatkan foto di Jabal Rahmah, tempat bertemunya Nabi Adam dan Siti Hawa

1. Penukaran Point Reward ini hanya bisa dilakukan oleh pemegang Kartu BMC.2. Pemegang Kartu BMC mendapatkan 1 (satu) Point Reward untuk setiap pengumpulan 5 (lima) label e-kupon produk

Bogasari.3. Penggabungan Point Reward 2 (dua) atau lebih Kartu BMC tidak diperbolehkan.4. Penukaran Point Reward didasarkan atas akumulasi jumlah Point Reward yang tercatat di sistem database BMC hingga

satu hari kerja sebelum hari permohonan penukaran Point Reward (H-1) dan berdasarkan atas form pemesanan yang telah diisi dan disampaikan anggota BMC kepada Bogasari. Permintaan penukaran Point Reward akan dibatalkan secara otomatis tanpa pemberitahuan apapun apabila jumlah Point Reward tidak mencukupi.

5. Perpajakan mengikuti ketentuan peraturan undang-undang yang berlaku.6. Formulir pemesanan yang tidak diisi dengan lengkap tidak akan diproses (termasuk nomor telpon yang dapat

dihubungi)7. Barang yang sudah ditukar tidak dapat dibatalkan atau ditukar dengan barang lain.8. Barang akan dikirim kepada anggota BMC selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak permintaan penukaran Point

Reward diterima dan disetujui oleh Bogasari. Untuk anggota BMC wilayah Pemasaran Bogasari Jakarta meliputi : DKI Jakarta, Jawa Barat, P. Sumatera, Jawa Tengah (Tegal & Purwokerto), Banten, dan Kalimantan Barat. Wilayah Pemasaran Bogasari Surabaya meliputi : Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi, Maluku, Papua, NTT, NTB, Bali.

9. Jika persediaan barang tidak ada, maka Bogasari berhak mengganti dengan barang yang senilai.10. Jika tidak ada kon�rmasi penukaran point dengan barang-barang yang ada dalam brosur ini,

maka nilai point yang memenuhi kriteria akan ditukarkan dengan uang tunai pada periode hadiah langsung berjalan.

11. Point dapat dikumpulkan lebih dari satu periode masa berlaku brosur dan hanya dapat ditukarkan dengan barang-barang pada brosur pada periode berjalan, dengan kon�rmasi terlebih dahulu ke staff Bogasari terdekat atau telepon ke LAGANSA.

Syarat dan Ketentuan:

Point Reward

Bogas

ari M

itra C

ard Periode: Januari - Juni 2012

Dapatkan BMCnya, Kumpulin Pointnya, Pilih hadiahnya!

Bogasari TIDAK PERNAH meminta uang atau bentuk apapun dalam rangka penukaran Point Reward, atau hadiah lainnya yang diselenggarakan oleh Bogasari Mitra Card