wewenang badan pertanahan nasional dalam … · milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak...

15
TESIS WEWENANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DALAM PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR I WAYAN ADI SUMIARTA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

Upload: lytram

Post on 07-Apr-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: WEWENANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DALAM … · Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Pengelolaan dan atau yang telah memiliki dasar penguasaan atas tanah dan subjeknya

TESIS

WEWENANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL

DALAM PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN

TANAH TERLANTAR

I WAYAN ADI SUMIARTA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 2: WEWENANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DALAM … · Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Pengelolaan dan atau yang telah memiliki dasar penguasaan atas tanah dan subjeknya

ii

TESIS

WEWENANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL

DALAM PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN

TANAH TERLANTAR

I WAYAN ADI SUMIARTA

NIM. 1292462011

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI KENOTARIATAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 3: WEWENANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DALAM … · Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Pengelolaan dan atau yang telah memiliki dasar penguasaan atas tanah dan subjeknya

iii

WEWENANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL

DALAM PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN

TANAH TERLANTAR

Tesis untuk memperoleh Gelar Magister

pada Program Magister Program Studi Kenotariatan Program Pascasarjana

Universitas Udayana

I WAYAN ADI SUMIARTA

NIM. 1292462011

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI KENOTARIATAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 4: WEWENANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DALAM … · Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Pengelolaan dan atau yang telah memiliki dasar penguasaan atas tanah dan subjeknya

iv

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

TESIS INI TELAH DISETUJUI

PADA TANGGAL : 12 AGUSTUS 2015

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Prof. Dr. I Gusti Ayu Agung Ariani, SH., MS. Dr. I Nyoman Suyatna, SH., MH.

NIP. 19441221 197503 2 001 NIP. 19590923 198601 1 001

Mengetahui :

Direktur Program Pascasarjana

Universitas Udayana

(Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K)

NIP. 19590215 198510 2 001

Ketua Program Magister Kenotariatan

Program Pascasarjana Universitas Udayana

(Dr. Desak Putu Dewi Kasih, SH., M.Hum )

NIP. 19640402 198911 2 001

Page 5: WEWENANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DALAM … · Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Pengelolaan dan atau yang telah memiliki dasar penguasaan atas tanah dan subjeknya

v

TESIS INI TELAH DIUJI

PADA TANGGAL : 5 AGUSTUS 2015

Panitia Penguji Tesis

Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana

Nomor : 1703/UN 14.4/HK/2015

Tanggal : 5 Juni 2015

Ketua : Prof. Dr. I Gusti Ayu Agung Ariani, SH., MS.

Anggota : 1. Dr. I Nyoman Suyatna, SH., MH.

2. Prof. Dr. Ibrahim R., SH., MH.

3. Dr. I Gede Yusa, SH., MH.

4. Dr. Putu Gede Arya Sumerthayasa, SH., MH.

Page 6: WEWENANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DALAM … · Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Pengelolaan dan atau yang telah memiliki dasar penguasaan atas tanah dan subjeknya

vi

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : I Wayan Adi Sumiarta

NIM : 1292462011

Program Studi : Magister Kenotariatan

Judul Tesis : Wewenang Badan Pertanahan Nasional Dalam Penertiban Dan

Pendayagunaan Tanah Terlantar

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas plagiat. Apabila

dikemudian hari dalam karya ilmiah ini terbukti plagiat, maka saya bersedia

menerima sanksi sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang

berlaku.

Denpasar, 12 Agustus 2015

Yang Membuat Pernyataan

(I Wayan Adi Sumiarta)

Page 7: WEWENANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DALAM … · Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Pengelolaan dan atau yang telah memiliki dasar penguasaan atas tanah dan subjeknya

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan

Yang Maha Esa, karena atas asung kerta wara nugraha-Nya penulis dapat

menyelesaikan penulisan Tesis ini guna memperoleh gelar Magister Kenotariatan

pada Program Studi Kenotariatan, Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Pada kesempatanini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. I Gusti Ayu Agung Ariani, SH., MS. selaku

pembimbing pertama dan Dr. I Nyoman Suyatna, SH., MH. selaku pembimbing

kedua yang telah memberikan bimbingan, perhatian, dan saran kepada penulis

dalam proses penyelesaian tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD atas

kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan Program Magister Universitas Udayana, kepada

Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A.A. Raka

Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi

mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana,

kepada Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana Prof. Dr. I Gusti Ngurah

Wairocana, SH., MH. atas izin yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti

Program Magister. Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Udayana Dr.

Desak Putu Dewi Kasih, SH., M.Hum. atas kesempatan dan dukungan yang telah

Page 8: WEWENANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DALAM … · Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Pengelolaan dan atau yang telah memiliki dasar penguasaan atas tanah dan subjeknya

viii

diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan pada

Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Udayana.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu

Dosen dan staf pengajar serta Pegawai di Program Studi Magister Kenotariatan

Program Pascasarjana Universitas Udayana atas ilmu dan bantuan yang telah

diberikan. Terima kasih juga penulis tujukan kepada Bapak dan Ibu tercinta Drs. I

Nyoman Arthana dan Ni Nyoman Sumini, saudara penulis I Kadek Ari Pebriarta,

I Wayan Gendo Suardana, SH., dan terkasih Ni Luh Putu Ekajayanthi Mandasari,

Amd.Keb., serta seluruh keluarga besar yang sangat penulis sayangi. Penulis

ucapkan banyak terimakasih atas doa, kasih sayang, motivasi, dukungan material

dan immaterial yang telah diberikan kepada penulis.

Terima kasih juga kepada Prapta, Wahyu, Wily, Ade, Gek Widya, Icha,

Sisil, Desi, Bu Luh De, Pak De Prapta, Bli Yus, Ondel, Nana dan seluruh keluarga

besar Angkatan V Magister Kenotariatan Universitas Udayana, kawan-kawan di

Frontier Bali, Walhi Bali, ForBALI serta semua pihak yang telah membantu

memberikan semangat dan masukan dalam menyelesaikan penulisan Tesis ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan

Yang Maha Esa selalu memberikan kebahagiaan dan kesejahteraan kepada kita

semua dan semoga Tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan.

Denpasar, 12 Agustus 2015

Penulis

Page 9: WEWENANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DALAM … · Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Pengelolaan dan atau yang telah memiliki dasar penguasaan atas tanah dan subjeknya

ix

ABSTRAK

WEWENANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DALAM

PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR

Hak atas tanah harus digunakan sesuai dengan peruntukannya, karena

apabila tidak dipergunakan dalam waktu tertentu tanah tersebut dapat dikatakan

sebagai tanah terlantar. Pasal 3 huruf a PP No. 11 tahun 2010 menjelaskan tentang

pengecualian obyek penertiban tanah terlantar namun dalam hal ini masih belum

jelas bagaimana obyek serta kriteria tanah terlantar tersebut dan dalam Pasal 5

ayat (2) PP No. 11 Tahun 2010 menerangkan Badan Pertanahan Nasional dan

instansi terkait yang mempunyai kewenangan untuk melakukan penertiban dan

pendayagunaan tanah terlantar dalam hal ini masih belum jelas bagaimana

kewenangan Badan Pertanahan Nasional terhadap tanah yang diterlantarkan. Oleh

karena itu, rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi apakah yang menjadi

obyek dan kriteria tanah terlantar serta bagaimana kewenangan Badan Pertanahan

Nasional terhadap tanah yang diterlantarkan ditinjau dari peraturan perundang-

undangan.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif yang

didasarkan pada kekaburan norma pada Pasal 3 huruf a dan Pasal 5 ayat (2) PP.

No. 11 Tahun 2010. Penelitian ini menggunakan pendekatan perundang-undangan

dan pendekatan konseptual. Sumber bahan hukum dalam penelitian ini terdiri dari

bahan hukum primer, sekunder, dan tertier. Teknik pengumpulan bahan hukum

dalam penelitian ini adalah dengan studi dokumen dan teknik analisis bahan

hukum menggunakan teknik deskriftif dan teknik interprestasi.

Hasil penelitian terhadap permasalahan yang dikaji adalah Kriteria tanah

yang dapat diidentifikasi tanah terlantar adalah pemegang hak atas tanah dengan

sengaja tidak memelihara hak atas tanah tersebut dengan baik dalam jangka waktu

tertentu sehingga kualitas kesuburan tanahnya menjadi menurun dan tidak

produktif lagi. Sedangkan Objek penertiban tanah terlantar adalah Tanah Hak

Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Pengelolaan dan

atau yang telah memiliki dasar penguasaan atas tanah dan subjeknya adalah

Perseorangan, Badan Hukum Privat maupun Badan Hukum Publik. Sedangkan

kewenangan Badan Pertanahan Nasional dalam penertiban tanah terlantar

merupakan kewenangan delegasi dari pemerintah (Presiden), sedangkan Kantor

Wilayah Badan Pertanahan Nasional, Kantor Pertanahan, Pemerintah Daerah dan

instansi yang berkaitan dengan peruntukan tanah yang tergabung dalam panitia C

adalah memperoleh kewenangan subdelegasi dari Kepala Badan Pertanahan

Nasional Republik Indonesia. Adapun mekanisme dalam penertiban tanah

terlantar dengan melakukan dengan melakukan inventarisasi tanah yang

terindikasi terlantar, melakukan identifikasi dan penelitian tanah terindikasi

terlantar, memberikan peringatan terhadap pemegang hak, dan terakhir apabila

pemegang hak tidak mengindahkan peringatan yang diberikan Kepala Badan

Pertanahan Nasional akan mengeluarkan penetapan tanah terlantar.

Kata Kunci : Kriteria, Objek, Kewenangan, Tanah Terlantar

Page 10: WEWENANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DALAM … · Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Pengelolaan dan atau yang telah memiliki dasar penguasaan atas tanah dan subjeknya

x

ABSTRACT

THE AUTHORITY OF NATIONAL LAND AGENCY IN CONTROLLING AND

UTILIZING THE ABANDONED LAND

Land rights must be used according to its purpose, because if not used

within a certain time such land can be regarded as abandoned land. Article 3

letter a of the Government Regulation No. 11 of 2010 describes an exception of

the object of controlling of abandoned land, but in this case it remains unclear

what the criteria of abandoned land is and in Article 5 (2) of the Government

Regulation Number 11 of 2010 stipulates the National Land Agency and related

agencies that have the authority to take control and the utilization of abandoned

land, in this regard is still not clear what the authority of the National Land

Agency over the abandoned land. Therefore, the formulation of the problem in

this research include what the object and the criteria of abandoned land as well

as what the authority of the National Land Agency over the abandoned land in

terms of legislation.

This type of research is a normative legal research based on the vagueness

of the norms in Article 3 point a and Article 5 (2) of Government Regulation No.

11 of 2010. This research use statutory and conceptual approaches. Sources of

legal materials in this study consisted of primary, secondary, and tertiary legal

materials. The legal material collection techniques were conducted by studying

the documents and legal materials analysis techniques by using descriptive and

interpretation techniques.

The research results showed that the criteria of abandoned land is the

land rights holder deliberately does not preserve the land rights properly, within

a specified period so that the quality of the soil fertility is lowered and no longer

productive. While the controlling objects of abandoned land are Land Properties,

leasehold, Building Rights, Right to Use, Rights of management, or ones who

already have basic control over land and its subject are the Individual, Private

and Legal Entity of Public Law Firm. While the authority of the National Land

Agency in the controlling of abandoned land is a delegation of government

authority (the President), while the Regional Office of the National Land Agency,

Land Office, Local Government and agencies relating to the allotment of land

belonging to the C committee was to obtain sub-delegation of authority from the

Head of National Land Agency of the Republic of Indonesia. The controlling

mechanisms in the of abandoned land are: to conduct an inventory of abandoned

land indicated, to identify and study indicated abandoned land, to give a warning

to the right holder, and the lastly, if the right holder does not comply with the

warnings given, the National Land Agency will issue a determination of

abandoned land.

Keywords: Criteria, Object, Authority, Abandoned Land

Page 11: WEWENANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DALAM … · Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Pengelolaan dan atau yang telah memiliki dasar penguasaan atas tanah dan subjeknya

xi

RINGKASAN

Tesis ini menganalisis mengenai wewenang Badan Pertanahan Nasional

dalam penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar. Tesis ini terdiri dari 5 (lima)

bab yang dapat diuraikan sebagai berikut :

Bab I menguraikan latar belakang masalah yang berawal dari adanya

kekaburan norma pada Pasal 3 huruf a PP No. 11 tahun 2010 menjelaskan tentang

pengecualian obyek penertiban tanah terlantar namun dalam hal ini masih belum

jelas bagaimana obyek serta kriteria tanah terlantar tersebut dan dalam Pasal 5

ayat (2) PP No. 11 Tahun 2010 menerangkan Badan Pertanahan Nasional dan

instansi terkait yang mempunyai kewenangan untuk melakukan penertiban dan

pendayagunaan tanah terlantar dalam hal ini masih belum jelas bagaimana

kewenangan Badan Pertanahan Nasional dalam penertiban dan pendayagunaan

tanah terlantar. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut maka pada sub

bab ini diuraikan mengenai rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan,

landasan teoritis serta metode penelitian yang digunakan.

Bab II menguraikan tinjauan umum tentang hak atas tanah dan tanah

terlantar yang terdiri dari empat sub bahasan. Pada sub bahasan pertama

membahas mengenai pengertian tanah dan dasar hukum hak atas tanah. Pada sub

bahasan kedua membahas mengenai hak penguasaan atas tanah. Pada sub bahasan

ketiga membahas pengertian tanah terlantar menurut pakar hukum agraria, tanah

terlantar menurut hukum adat, dan tanah terlantar menurut peraturan perundang-

undangan. Kemudian pada sub bahasan keempat membahas mengenai fungsi

social hak atas tanah.

Bab III merupakan hasil penelitian dan pembahasan terhadap rumusan

masalah pertama yang terdiri dari dua sub bahasan. Pada sub bahasan pertama

membahas tentang kriteria tanah terlantar dalam peraturan perundang-undangan.

Pada sub bahasan kedua membahas tentang objek dan subjek penertiban tanah

terlantar dalam peraturan perundang-undangan.

Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan terhadap rumusan

masalah kedua yang terdiri dari dua sub bahasan. Pada sub bahasan pertama

membahas tentang sumber-sumber kewenangan pemerintah dan kewenangan

Badan Pertanahan dan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dalam

penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar. Pada sub bahasan kedua

membahas tentang mekanisme dalam penertiban dan pendayagunaan tanah

terlantar.

Bab V sebagai bab penutup menguraikan mengenai simpulan dan saran

yang didapatkan dari hasil uraian analisis yang dilakukan pada bab-bab

sebelumnya. Adapun simpulan yang didapatkan dari pembahasan tersebut adalah :

Kriteria tanah yang dapat diidentifikasi tanah terlantar adalah pemegang hak atas

tanah dengan sengaja tidak memelihara hak atas tanah tersebut dengan baik dalam

jangka waktu tertentu sehingga kualitas kesuburan tanahnya menjadi menurun dan

tidak produktif lagi. Sedangkan Objek dan Subjek penertiban tanah terlantar

adalah Tanah Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak

Pengelolaan dan atau yang telah memiliki dasar penguasaan atas tanah dan

subjeknya yang diberikan kepada kepada Perseorangan, Badan Hukum Privat,

Page 12: WEWENANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DALAM … · Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Pengelolaan dan atau yang telah memiliki dasar penguasaan atas tanah dan subjeknya

xii

maupun badan Hukum Publik (Pemerintah). Dalam hal penertiban tanah terlantar

dapat disimpulkan Badan Pertanahan Nasional memperoleh kewenangan delegasi

dari pemerintah (Presiden). Sedangkan Kantor Wilayah Badan Pertanahan

Nasional, Kantor Pertanahan, Pemerintah Daerah dan instansi yang berkaitan

dengan peruntukan tanah yang tergabung dalam panitia C adalah memperoleh

kewenangan subdelegasi dari Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik

Indonesia. Untuk mekanisme penertiban tanah terlantar adalah dilakukan dengan

membentuk panitia C yang kemudian panitia tersebut melakukan inventarisasi

tanah berindikasi terlantar, melakukan identifikasi dan penelitian tanah terindikasi

terlantar, memberikan peringatan terhadap pemegang hak, dan terakhir

mengeluarkan penetapan tanah terlantar yang dilakukan oleh Kepala Badan

Pertanahan Nasional Republik Indonesia sehingga tanah tersebut kembali kepada

penguasaan negara dan oleh negara tanah tersebut akan didayagunakan untuk

kepentingan masyarakat.

Page 13: WEWENANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DALAM … · Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Pengelolaan dan atau yang telah memiliki dasar penguasaan atas tanah dan subjeknya

xiii

DAFTAR ISI

Isi Halaman

SAMPUL DEPAN....................................................................................

SAMPUL DALAM………………………………………………….….. i

PRASYARAT GELAR……………………………………………….… ii

LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………...... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI…………………………………….. iv

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT………………………………….... v

UCAPAN TERIMA KASIH…………………………………………...... vi

ABSTRAK……………………………………………………………….. vii

ABSTRACT…………………………………………………………....... ix

RINGKASAN………………………………………………………….... x

DAFTAR ISI…………………………………………………………....... xii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1

1.1. Latar Belakang Masalah……………………………………… 1

1.2. Rumusan Masalah…………………………………………..... 12

1.3. Tujuan Penelitian…………………………………………….. 12

1.3.1. Tujuan Umum…………………………………………. 12

1.3.2. Tujuan Khusus………………………………………… 13

1.4. Manfaat Penelitian……………………………………………. 13

1.4.1. Manfaat Teoritis……………………………………….. 13

1.4.2. Manfaat Praktis………………………………………… 13

1.5. Landasan Teoritis Dan Kerangka Berpikir…………………… 15

Page 14: WEWENANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DALAM … · Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Pengelolaan dan atau yang telah memiliki dasar penguasaan atas tanah dan subjeknya

xiv

1.5.1. Landasan Teoritis……………………………………… 15

1.5.2. Kerangka Berpikir……………………………………... 31

1.6. Metode Penelitian……………………………………………. 33

1.6.1. Jenis Penelitian………………………………………… 34

1.6.2. Jenis Pendekatan………………………………………. 35

1.6.3. Sumber Bahan Hukum……………………………….... 35

1.6.4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum………………….. 36

1.6.5. Teknik Analisis Bahan Hukum………………………… 37

BAB II TINJAUAN UMUM HAK ATAS TANAH DAN TANAH

TERLANTAR…………………………………………………………….. 39

2.1. Pengertian Tanah dan Dasar Hukum Hak Atas Tanah……….. 39

2.2. Hak Penguasaan Atas Tanah…………………………………. 43

2.3. Pengertian Tanah Terlantar………………………………….... 56

2.3.1. Tanah Terlantar Menurut Pakar Hukum Agraria………. 56

2.3.2. Tanah Terlantar Menurut Hukum Adat………………… 58

2.3.3. Tanah Terlantar Menurut Peraturan Perundang-undangan.59

2.4. Fungsi Sosial Hak Atas Tanah………………………………… 73

BAB III KRITERIA, OBJEK DAN SUBJEK TANAH TERLANTAR

MENURUT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN…………….. 76

3.1. Kriteria Tanah Terlantar Dalam Peraturan Perundang-undangan.76

3.2. Objek dan Subjek Penertiban Tanah Terlantar Dalam Peraturan

Perundang-undangan………………………………………….. 86

3.2.1. Objek Penertiban Tanah Terlantar Dalam Peraturan

Page 15: WEWENANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DALAM … · Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Pengelolaan dan atau yang telah memiliki dasar penguasaan atas tanah dan subjeknya

xv

Perundang-undangan…………………………………… 86

3.2.2. Subjek Penertiban Tanah Terlantar Dalam Peraturan

Perundang-undangan…………………………………… 108

BAB IV KEWENANGAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL DALAM

PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR. 111

4.1. Kewenangan Badan Pertanahan Nasional…………………….. 111

4.1.1. Sumber-Sumber Kewenangan Pemerintah……………… 111

4.1.2. Kewenangan Badan Pertanahan Nasional Dalam Penertiban

dan Pendayagunaan Tanah Terlantar…………………… 117

4.2. Mekanisme Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar… 128

BAB V PENUTUP…………………………………………………...…… 144

5.1. Kesimpulan……………………………………………………. 144

5.2. Saran…………………………………………………………... 145

DAFTAR PUSTAKA………………………………………...…………… 147