unsuri.ac.id file · web viewkey word :kemiskinan dan 11 hak dasar. abstract "poverty is...

23
KAJI ULANG KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN 11 HAK DASAR PENDUDUK MISKIN PADA KABUPATEN GRESIK PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2011 Nugrahini Susantinah Wisnujati Universitas Wijaya Kusuma Surabaya ABSTRAKS Kemiskinan dipahami tidak sebatas ketidakmampuan ekonomi memenuhi kebutuhan fisik (physiological deprivation), tapi juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar, dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat (sociological deprivation). Hak-hak dasar yang harus terpenuhi adalah kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan berusaha, perumahan dan sanitasi, air bersih, pertanahan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, serta hak berpartisipasi dalam kehidupan sosial politik, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa APBD yang digunakan sebesar Rp. 18.643.712.905 dan APBN adalah 51.153.897.562 atau anggaran yang digunakan berasal dari APBD adalah sebesar 26,7 % dan dari APBN adalah sebesar 73,28%. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian di masyarakat yang ternyata masyarakat hanya mengenal penanggulangan kemiskinan yang di danai oleh APBN. Hasil Kaji ulang kebijakan program penanggulangan kemiskinan dan anggaran menunjukkan bahwa program yang ada di Dinas (SKPD) masih banyak menggunakan dana APBN, sehingga banyak masyarakat yang belum dapat dicover oleh program dari dana APBD.Hasil dari kaji ulang menunjukkan masih terdapat SKPD yang melaksanakan penanggulangan kemiskinan dengan 2 atau lebih kelompok/ cluster kemiskinan. Pemenuhan hak dasar pada masyarakat Kabupaten Gresik adalah pemenuhak hak atas pangan, kesehatan , pendidikan, lapangan pekerjaa,perumahan , sanitasi dan air bersih.Hak dasar yang belum dapat terpenuhi adalah hak atas rasa aman, hak partisipasi, hak keadilan dan kesetaraan gender, hak akses tanah dan SDM dan lingkungan hidup. Key Word :Kemiskinan dan 11 hak dasar ABSTRACT "Poverty is understood not simply financial inability to meet physical needs (physiological deprivation), also his failure pi ta ¬ ¬ ¬ gallantly to fulfill their basic rights, and the difference in treatment for a person or group of people in living their lives in dignity

Upload: others

Post on 27-Sep-2019

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KAJI ULANG KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN 11 HAK DASAR PENDUDUK MISKIN PADA KABUPATEN GRESIK PROPINSI

JAWA TIMUR TAHUN 2011

Nugrahini Susantinah WisnujatiUniversitas Wijaya Kusuma Surabaya

ABSTRAKS

“Kemiskinan dipahami tidak sebatas ketidakmampuan ekonomi memenuhi kebutuhan fisik (physiological deprivation), tapi juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar, dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat (sociological deprivation). Hak-hak dasar yang harus terpenuhi adalah kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan berusaha, perumahan dan sanitasi, air bersih, pertanahan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, serta hak berpartisipasi dalam kehidupan sosial politik, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa APBD yang digunakan sebesar Rp. 18.643.712.905 dan APBN adalah 51.153.897.562 atau anggaran yang digunakan berasal dari APBD adalah sebesar 26,7 % dan dari APBN adalah sebesar 73,28%. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian di masyarakat yang ternyata masyarakat hanya mengenal penanggulangan kemiskinan yang di danai oleh APBN. Hasil Kaji ulang kebijakan program penanggulangan kemiskinan dan anggaran menunjukkan bahwa program yang ada di Dinas (SKPD) masih banyak menggunakan dana APBN, sehingga banyak masyarakat yang belum dapat dicover oleh program dari dana APBD.Hasil dari kaji ulang menunjukkan masih terdapat SKPD yang melaksanakan penanggulangan kemiskinan dengan 2 atau lebih kelompok/ cluster kemiskinan. Pemenuhan hak dasar pada masyarakat Kabupaten Gresik adalah pemenuhak hak atas pangan, kesehatan , pendidikan, lapangan pekerjaa,perumahan , sanitasi dan air bersih.Hak dasar yang belum dapat terpenuhi adalah hak atas rasa aman, hak partisipasi, hak keadilan dan kesetaraan gender, hak akses tanah dan SDM dan lingkungan hidup.

Key Word :Kemiskinan dan 11 hak dasar

ABSTRACT

"Poverty is understood not simply financial inability to meet physical needs (physiological deprivation), also his failure pi ta ¬ ¬ ¬ gallantly to fulfill their basic rights, and the difference in treatment for a person or group of people in living their lives in dignity (Sociological deprivation). Fundamental rights that must be met is the need of food, health, education, jobs and trying, housing and sanitation, clean water, land, natural resources and environment, safety of treatment or threats of violence, and the right to participate in social life politics, both for men and women. From the research results showed that the used budget of Rp. 51,153,897,562 18,643,712,905 and the state budget or the budget that is used comes from the budget amounted to 26.7% and from the state budget amounted to 73.28%. This is reinforced by the results of research in the community who turned out to people just know that poverty reduction was funded by the state budget. The policy review results of poverty reduction programs and the budget shows that the existing programs in the Office (SKPD) still use a lot of state budget funds, so many people that have not been able dicover APBD.Hasil by the program from funds from the review shows there are still SKPD implement poverty reduction with

2 or more groups / clusters of poverty. Fulfillment of basic rights in Gresik regency society is pemenuhak right to food, health, education, field pekerjaa, housing, basic sanitation and water bersih.Hak which can not be fulfilled is the right to security, participation rights, justice and gender equality rights, access rights land and human resources and the environment. Key Word: Poverty and the 11 basic rights

Bab I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Penanggulangan kemiskinan terkait dengan mandat Undang – Undang Dasar 1945 yang tertuang dalam beberapa pasal; pasal 27 ayat (2) " tiap – tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan ", pasal 28 H ayat (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta memperoleh pelayanan kesehatan. Ayat (2) setiap orang mendapatkan kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan. Ayat (3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. Ayat (4) setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang – wenang oleh siapapun. Pasal 34 menyebutkan " fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara". Pasal tersebut yang semula ayat tunggal, pada amandemen keempat UUD 45 hal tersebut dipertegas lagi dengan menambah ayat-ayat baru, sehingga pasal 34 menjadi empat ayat. Ayat (2) berbunyi " negara mengembangkan sistem jaminan bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan". Masyarakat berhak mendapat jaminan untuk dapat hidup layak sesuai dengan haknya sebagai manusia yang seutuhnya, apabila tidak terpenuhi hak haknya maka masyarakat akan mengalami kemiskinan, sebagaimana disampaikan dalam RPJMD Jawa Timur Tahun 2009 – 2014 pada Bab IX, bahwa : “Kemiskinan dipahami tidak sebatas ketidakmampuan ekonomi memenuhi kebutuhan fisik (physiological deprivation), tapi juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar, dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat (sociological deprivation). Hak-hak dasar yang harus terpenuhi adalah kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan berusaha, perumahan dan sanitasi, air bersih, pertanahan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, serta hak berpartisipasi dalam kehidupan sosial politik, baik bagi laki-laki maupun perempuan”

Pada upaya penghapusan kemiskinan di suatu negara, maka pemerintah pada negara tersebut berkewajiban membuat kebijakan, program yang mencerminkan dan mengarah pada penghormatan, perlindungan hingga pemenuhan hak dasar rakyat, yang dalam Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan (SNPK) diformulasikan menjadi 10 hak. Pendekatan berdasar hak ini merupakan perwujudan kedaulatan rakyat yang diamanatkan konstitusi, dimana negara harus menjamin hak warganya. Pendekatan ini dipakai mengingat secara ideologis saat ini negara-bangsa terancam oleh derasnya tekanan untuk masuk ke dalam arus neo-liberalisme-kapitalisme yang merupakan bentuk terkini kolonialisme dan imperialisme (neo-kolim). Di sini persoalan kemiskinan akan diserahkan pada persoalan pelayanan publik semata dan semua diarahkan dalam kerangka ekonomi pasar. Peran dan tanggungjawab negara dieliminir. Sistem negara-bangsa yang demikian secara jelas menentang pasal 33 UUD 1945.

Strategi Penaggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) jelas harus mengadopsi pendekatan ini, baik karena argumen dokumen di tingkat nasional maupun alasan konstitusional. Sedangkan prioritas dan formulasi hak tiap daerah dapat berbeda-beda. Berbagai kebijakan publik telah dilaksanakan untuk mengatasi masalah kemiskinan. Kebijakan publik , baik langsung maupun tidak langsung, memiliki dampak terhadap pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin. Dampak pelaksanaan kebijakan publik dapat berupa perbaikan taraf hidup masyarakat miskin ataupun munculnya masyarakat miskin baru. Oleh sebab itu, kaji ulang perlu dilakukan untuk menilai dampak pelaksanaan kebijakan publik terhadap penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin. Kaji ulang kebijakan juga berguna untuk memahami seberapa jauh komitmen dan kemitraan berbagai pihak dalam penanggulangan kemiskinan. Kaji ulang dilakukan terutama pada pengelolaan ekonomi makro yang mencakup kebijakan moneter dan fiskal, penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin, kependudukan, dan perwujudan ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender.

1.1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pemenuhan 11 hak dasar oleh pemerintah pada masyarakat miskin di Kabupaten Gresik

b. Untuk Mengetahui kebijakan Pemerintah pada Penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Gresik

1.2. Manfaat Penelitian

a. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pemerintah daerah untuk menyusun strategi penanggulangan kemiskinan daerah

b. Dapat digunakan para pemerhati dan peneliti untuk menyusun kerangka teori dan evaluasi terhadap upaya penangulangan kemiskinan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah daerah.

Bab II Kerangka Teori

Sebelas (11) hak dasar yang diamanatkan pada Undang Undang Dasar 1945 adalah hak amat mendasar untuk dipenuhi oleh negara, karena hak dasar adalah hak asasi manusia, Perserikatan Bangsa-bangsa pada tanggal 10 Desember 1948 mempro-klamasikan deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia. Dalam Deklarasi itu dikemukakan sebanyak tiga puluh hak yang fundamental, yang dimiliki oleh manusia. Sekalipun Deklarasi itu sudah berusia lebih dari lima puluh tahun, namun isi dari Deklarasi itu tetaplah aktual. Deklarasi itu dipengaruhi oleh jaman dan keadaan dunia pada waktu itu, tetapi hak-hak dasar yang ada pada manusia sudahlah dikemukakan di dalamnya. Deklarasi itu diperkaya dan ditambah dengan deretan hak-hak lain dalam berbagai instrumen Perserikatan Bangsa-Bangsa sesudah itu.

Dengan adanya dokumen-dokumen yang sifatnya internasional, yang dihasilkan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa, ingin dinyatakan kepada masyarakat dunia bahwa hak-hak yang benar-benar asasi itu sangatlah penting dan harus diperhatikan. Semakin manusia memperhatikan hak-hak asasi, semakin manusia itu beradab, tetapi semakin manusia itu

melecehkan hak-hak asasi, semakin manusia itu biadab. Justru letak harga diri manusia itu pada penghargaan akan martabat manusia atau pada penghargaan akan hak-hak yang sangat mendasar itu.

Kita harus memperhatikan konsiderans dalam  mukadimah Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa, sbb.

1. Menimbang bahwa pengakuan atas martabat manusia yang melekat dan hak-hak yang setara serta tidak dapat diasingkan dari semua anggota keluarga manusia itu adalah dasar kebebasan, keadilan dan perdamaian di dunia,

2. Menimbang bahwa mengabaikan dan meremehkan hak-hak asasi manusia telah menghasilkan dalam  tindakan-tindakan barbar yang telah melecehkan hati nurani umat manusia, dan terbentuknya suatu dunia yang makhluk manusia akan menikmati kebebasan berbicara dan beriman serta kebebasan dari ketakutan dan kehendak yang telah diwartakan sebagai aspirasi yang tertinggi dari rakyat biasa,

3. Menimbang bahwa hak-hak asasi manusia itu dasariah, yang hendaknya dilindungi oleh tata peraturan hukum, supaya orang tidak akan terpaksa memilih sebagai usaha terakhir untuk pemberontakan melawan tirani dan penindasan.

4. Menimbang bahwa adalah dasariah untuk memajukan pembangunan hubungan persahabatan antara negara-negara

5. Menimbang bahwa rakyat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa di dalam Piagamnya telah menyatakan kembali kepercayaan mereka akan hak-hak manusia yang fundamental, akan martabat dan nilai pribadi manusia dan akan hak-hak yang setara antara laki-laki dan perempuan, dan telah menetapkan untuk mempromosikan kemajuan sosial dan standar hidup yang lebih baik dalam kebebasan yang lebih luas,

6. Menimbang bahwa Negara-Negara Anggota telah menjanjikan diri guna mencapai, dalam bekerjasama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa, pemajuan penghargaan universal dan penghormatan pada hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan dasariah,

7. Menimbang bahwa pemahaman umum akan hak-hak dan kebebasan-kebebasan itu begitu penting guna perelisasian yang penuh dari janji ini,

8. maka, Majelis Umum dengan ini memproklamasikan Deklarasi Universal tentang Hak-hak Asasi Manusia sebagai suatu standar umum hasil yang harus dicapai oleh semua rakyat dan semua negara, dengan tujuan agar setiap individu dan setiap organ dalam masyarakat dengan secara tetap mengingat Deklarasi ini, akan berusaha dengan jalan mengajar dan mendidik untuk memajukan penghargaan pada hak-hak ini dan kebebasan-kebebasan tersebut, dan dengan ukuran progresif yang bersifat nasional dan internasional, guna menjamin pengakuan dan penghormatannya yang universal dan efektif, baik oleh rakyat dari Negara-Negara Anggota sendiri maupun oleh rakyat dari daerah-daerah yang berada di bawah yurisdiksi mereka”.

Dengan tujuh pertimbangan tersebut di atas, Perserikatan Bangsa-bangsa merumuskan daftar Hak Asasi Manusia itu “sebagai suatu standar umum hasil yang harus dicapai oleh semua rakyat dan semua negara”. Daftar Hak Asasi Manusia dalam deklarasi Universal ini bukanlah hukum yang dapat dipakai sebagai dasar untuk menuntut, kalau dilanggar, tetapi sebagai ukuran umum yang diharapkan akan dapat dilaksanakan oleh semua orang, dengan dukungan pemerintah suatu negara atau pun berbagai lembaga yang mempunyai perhatian akan Hak Asasi Manusia. Dengan demikian daftar Hak Asasi Manusia yang ada dalam deklarasi universal itu merupakan bahan yang dapat dipakai untuk membuat hukum suatu negara.

Berikut ini, disajikan ringkasan tigapuluh artikel Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia tahun 1948 dari Perserikatan Bangsa-Bangsa:1.    Hak kesamaan  dalam kebebasan dan martabat2.    Hak untuk bebas dari diskriminasi3.    Hak atas kehidupan, kebebasan dan keselamatan sebagai pribadi4.    Hak untuk bebas dari perbudakan dan perhambaan5.    Hak untuk bebas dari tindak penyiksaan dan hukuman yang tidak manusiawi6.    Hak pengakuan sebagai seorang pribadi di muka hukum di mana saja berada7.    Hak mendapatkan persamaan di muka hukum dan perlindungan tanpa diskriminasi.8.    Hak mendapatkan pengadilan dalam pengadilan nasional yang kompeten9.    Tidak seorangpun boleh ditangkap, ditahan atau dibuang secara sewenang-wenang.10.    Hak atas peradilan yang adil dan terbuka, tanpa diskriminatif.11.    Hak atas praduga tak bersalah, sampai kesalahannya terbukti.12.    Hak privacy, hak untuk bebas dari intervensi urusan pribadi, keluarga, rumah tangga dan korespondensi.13.    Hak atas kebebasan bergerak dan tinggal di dalam batas-btas setiap negara.14.    Hak untuk mencari dad menikmati suaka politik di negeri lain, dan mendapat perlindungan darinya.15.    Hak atas suatu kewarganegaraan, hak bebas berganti kewarganegaraannya; dan tak seorang pun boleh semena-mena mencabutnya.16.    Hak untuk menikah dan membentuk keluarga; pernikahan berdasarkan pilihan bebas dan persetujuan kedua mempelai. Keluarga itu kesatuan kodrati dan dasariah hidupbermasyarakat dan mendapat perlindungan.17.    Hak untuk memiliki harta baik secara pribadi maupun bersama, dan tidak boleh dirampas dengan semena-mena.18.    Kebebasan berfikir, hati nurani dan beragama dan bebas berganti agama.19.    Kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat tanpa gangguan, mencari, menerima dan menyampaikan informasi dan buah pikiran lewat media.20.    Kebebasan berkumpul dan berserikat dengan tujuan damai, dan tak seorangpun dapat dipaksa untuk ikut suatu perkumpulan.21.    Hak berpartisipasi dalam pemerintahan negara; kehendak rakyat harus menjadi dasar kekuasaan pemerintahan. Kehendak itu nyata dalam pemilu.22.    Hak atas jaminan sosial, hak terlaksana hak-hak ekonomi, sosial dan budaya demi pertumbuhan martabatnya.23.    Hak untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan yang adil, dan bebas memasuki serikat kerja.24.    Hak untuk beristirahat, libur dalam rangka kerja, pembatasan jam kerja, libur berkala dengan tetap menerima gaji.25.    Hak atas taraf kehidupan yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan keluarga.26.    Hak atas pendidikan, yang mengarahkan ke penghargaan Hak-hak Asasi Manusia dan kebebasan fundamental, sehingga terjadi saling pengertian, toleransi dan persaudaraan antar bangsa, kelompok, agama. Dengan demikian damai akan terpelihara.27.    Hak ikutserta dalam kehidupan budaya masyarakat, dan perlindungan karya ilmiah, sastra atau seni yang diciptakannya.28.    Hak atas tatanan sosial dan internasional, sehingga hak-hak asasi dihargai.29.    Kewajiban terhadap masyarakat, dapat mengembangkan kepribdiannya dengan bebas dan penuh; dan respek terhadap hak-hak asasi.30.    Hak dan kebebasan dalam Pernyataan ini tak boleh dirusak.

Hak-hak Asasi Manusia itu bukan hanya yang telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa pada tahun 1948 ini. Hak Asasi itu mengalami perkembangannya juga. Misalnya hak-hak anak yang belum lahir yang harus mendapat perlindungan (unborn child rights), hak pembangunan, hak hidup damai dan tenteram, dls. Manusia mempunyai hak-hak yang sungguh-sungguh fundamental dan tidak boleh dilecehkan oleh siapapun dan dalam keadaan apapun juga . Hak-hak yang menyatu dengan kehidupan manusia dan tidak dapat dilepaskan dari kemanusiaannya itu merupakan hak asasi yang harus dilindungi dan dipertahankan. Pelanggaran terhadap Hak-Hak Asasi Manusia merupakan suatu tindakan jahat , yang merendahkan martabat manusia.

Bab III Metode Penelitian

Metode penelitian adalah metode yang digunakan pada penelitian untuk dapat memastikan bahwa penelitian ini dapat dipercaya akurasinya, pada metode penelitian ini meliputi metode penentuan lokasi, metode analisis data dan metode pengambilan data.

Metode Penentuan Lokasi

Lokasi penelitian dipilih secara purposive (sengaja) di kabupten Gresik dengan pertimbangan Kabupaten Gresik memiliki potensi CSR Perusahaan besar dan potensi alam yang kaya yang dapat diharapkan untuk dapat mendanai pembangunan di wilayahnya.

Metode Analisis Data

Analisis data menggunakan analisis diskriptif, yakni menguraikan hasil penelitian dengan menggunakan kalimat serta diperjelas dengan menggunakan tabel dan gambar.

Metode Pengambilan Data

Metode pengambilan data dengan menggunakan metode Focus Grup Discussion (FGD) pada Pemerintah Daerah.Pengambilan data di tingkat Pemerintah Daerah dilaksanakan pada pertemuan SKPD atau Dinas di Kantor Pemerintah Daerah Gresik. Sekretaris TKPKD menyampaikan materi terlebih dahulu dan ditindak lanjuti dengan FGD., Pengambilan data juga dilaksanakan pada komunitas atau masyarakat dengan metode FGD.

Metode Penentuan Responden

Pengambilan responden dilaksanakan secara (purposive) sengaja, yakni para kepala Dinas Yang ada dilingkungan Pemerintah daerah Kabupaten Gresik, hal ini karena Para kepala Dinas yang mengalokasikan anggaran dan melaksanakan penanggulangan kemiskinan. Pengambilan responden juga dilaksanakan pada komunitas atau masyarakat dengan metode FGD.

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

4.1. Keadaan Umum Wilayah

Luas Kabupaten Gresik adalah 1.191,25 km2. , Posisi 112 ° - 113° Bujur Timur , 7°- 8° Lintang Selatan, jumlah Kecamatan adalah 18 kecamatan , jumlah Desa adalah 330 Desa , dan jumlah Kelurahan adalah 26 Kelurahan. Jumlah Penduduk adalah 1.237.264 , Laki-laki 622.776, Perempuan 614.488, Jumlah Keluarga 322 089. Visi Kabupaten GRESIK YANG AGAMIS, ADIL, MAKMUR DAN BERKEHIDUPAN YANG BERKUALITAS” , adapun missi kabupaten Gresik adalah:

1. Mendorong tumbuhnya perilaku masyarakat yang sejuk, santun, saling menghormati yang dilandasi oleh nilai nilai agama sesuai dengan simbol Gresik sebagai Kota Wali dan Kota Santri.

2. Meningkatkan pelayanan yang adil dan merata kepada masyarakat melalui tata kelola kepemerintahan yang baik.

3. Mendorong pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat secara merata melalui pengembangan ekonomi lokal, konsep ekonomi kerakyatan dan pembangunan yang berwawasan lingkungan.

4. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui melalui peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan masyarakat serta pemenuhan kebutuhan dasar lainnya.

Angka kemiskinan di Kabupaten Gresik sebesar 16,89%, penduduk miskin banyak terdapat di 3 (tiga) Kecamatan yakni di Kecamatan Menganti, Dukun dan Kecamatan Benjeng.

TABEL PENDUDUK MISKIN MENURUT PPLS TAHUN 2008 DI KABUPATEN GRESIK

N KECAMATAN JUMLAH

1 Wringin Anom 3.373 2 Driyorejo 2.662

3 Kedamean 3.237

4 Menganti 4.092

5 Cerme 3.226

6 Benjeng 4.784

7 Balaongpanggang 3.399

8 Duduk Sampeyan 3.245

9 Kebomas 1.303

10 Gresik 2.032

11 Manyar 3.692

12 Bungah 3.394

13 Sidayu 1.747

14 Dukun 4.179

15 Panceng 2.805

16 Ujung Pangkah 2.759

17 Sangkapura 3.097

18 Tambak 1.388

JUMLAH 54.414

Dari kondisi kemiskinan di 3 kecamatan tersebut, maka kemiskinan di bagi menjadi Rumah Tangga Sangat Miskin, Rumah Tangga Miskin dan Rumah Tangga Hampir Miskin. Di Kabupaten Gresik Penduduk dengan kriteria Rumah Tangga Sangat Miskin adalah 9,971 lebih kecil di bandingkan dengan Rumah Tangga Miskin dan Rumah Tangga Hampir Miskin, Grafiknya dapat dilihat dibawah ini

GAMBAR TINGKAT KEMISKINAN RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN GRESIK BERDASARKAN PPLS 2009

4.2. Program Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Gresik

Program penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan di Kabupaten Gresik adalah Program Pemberdayaan masyarakat, program bantuan sosial. Program penanggulangan kemiskinan di kabupaten gresik dilaksanakan oleh Dinas yang ada dilingkungan Kabupaten Gresik

Kabupaten Gresik. Anggaran penanggulangan kemiskinan berasal dari APBD, APBN atau gabungan antara pendanaan APBN dan Sharing APBD seperti pada PNPM . Program Nasional Pemberdayaan Nasional (PNPM) dan PLPBK (Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas) merupakan upaya penanggulangan kemiskinan yang diarahkan pada masyrakat miskin , bukan untuk masyarakat sangat miskin dan hampir miskin, karena masyarakat sangat miskin akan diberikan bantuan sosial yang di laksanakan oleh Dinas

sosial, dan Masyarakat hampir miskin akan di tangani dengan program program Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Penanggulangan kemiskinan diupayakan dengan pembagian peran pada SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Dinas Sosial untuk menangani program jaminan sosial, jaminan sosial ada pada cluster 1, BAPPEMAS mempunyai peran untuk menangani pemberdayaan masyarakat pemberdayaan ada pada cluster 2 dan Dinas Koperasi yang mengelola pemberdayaan pada masyarakat hampir miskin dengan menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pembagian peran pada 3 (tiga) Dinas tersebut di harapankan agar tidak terjadi tumpang tindih program dan sasaran, karena apabila terjadi tumpang tindih maka upaya penanggulangan kemiskinan menjadi tidak efektif dan efisien.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Dinas Pendudukan dan catatan sipil dan sosial melaksanakan peogram pemberdayaan fakir miskin, padahal kalau pemberdayaan

maka, dilaksanakan pada masyarakat yang masih dapat melaksanakan pekerjaan , memiliki ketrampilan, tetapi kalau masyarakat yang sangat miskin maka perlu segera diberi bantuan, maka yang paling cocok adalah bantuan sosial. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan melaksanakan program bantuan sarana produksi dan upah tenaga kerja bagi RTSM, maka selayaknya dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan berkoordinasi dengan Dinas Sosial selaku Koordinator program program bantuan sosial, maka sebaiknya pengelolaan penanggulangan kemiskinan membutuhkan koordinasi dan sinkronisasi program penanggulangan kemiskinan.

4.3. Anggaran Biaya Bagi Upaya Penaggulangan Kemiskinan

Penanggulangan kemiskinan harus mendapat dukungan dari pendanaan baik dana dari pemerintah pusat maupun pendanaan dari pemerintah daerah. Karena penanggulangan kemiskinan tidak hanya menanggulagi kemiskinan bidang ekonomi saja, tetapi pembangunan multi dimensi sosial, budaya, ekonomi , keadilan dan pertahanan serta keamanan.

Penanggulangan kemiskinan selama ini banyak terkendala oleh anggaran, karena anggaran yang akan digunakan untuk mendanai penanggulangan kemiskinan berasal dari APBD, APBN dan sumber lain. Anggaran yang berasal dari APBD relatif sedikit yang dapat digunakan untuk mendanai penanggulangan kemiskinan, hal ini bisa saja dikarenakan alokasi APBD untuk biaya tidak langsungnya relatif besar, yakni untuk membayar gaji PNS, bahkan terdapat daerah yang biaya tidak langsungnya sampai 90%, sehingga untuk biaya pembangunan hanya 10% dari APBD. Sehingga perlu dicari sumber pendanaan lain selain dari pemerintah, upaya Corporate Social Responsibility (CSR) atau lembaga lembaga Zakat, sedekah dan lembaga yang lain dapat digunakan sebagai lembaga yang potensial untuk pendanaan penanggulangan kemiskinan.

Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa APBD yang digunakan sebesar Rp. 18.643.712.905 dan APBN adalah 51.153.897.562 atau anggaran yang digunakan berasal dari APBD adalah sebesar 26,7 % dan dari APBN adalah sebesar 73,28%. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian di masyarakat yang ternyata masyarakat hanya mengenal penanggulangan kemiskinan yang di danai oleh APBN.

PERBANDINGAN ALOKASI APBN DAN APBD UNTUK PENAGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN

GRESIK TAHUN 2010

NO APBD APBN1 1.000.000.000 11.885.000.000 2 2.250.000.000 1.000.000.000 3 250.000.000 1.572.288.562 4 1.487.150.000 2.340.000.000 5 9.430.000.000 2.950.873.000 6 857.405.000 17.713.800.000

7 58.384.500 160.000.000 8 403.980.000 160.000.000 9 857.405 136.000.000 10 58.384.500 150.000.000 11 403.980.000 100.000.000 12 1.680.000.000 1.305.936.000 13 433.000.000 11.680.000.000 14 270.571.500 - 15 60.000.000 -

Total 18.643.712.905 51.153.897.562

APBD+APBN 69.797.610.467 PROSENTASE APBD (%) 26,71110484PROSENTASE APBN(%) 73,28889516

TABEL JAWABAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN YANG DIKATAHUI

PROGRAM PENANGGULANGAN SKPD PELAKSANAPNPM MP PU Cipta karyaJamkesmas Dinas KesehatanRaskin

Masyarakat yang ada di desa tempat penelitian dilakukan ternyata hanya mengenal Program PNPM MP (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan ), Jamkesmas dan Raskin, Program program ini yang populer di masyarakat. Program yang menggunakan anggaran dari APBD tidak banyak diketahui oleh masyarakat.

4.4. Pemenuhan 11 Hak Dasar Pada Masyarakat Miskin

Pemenuhan hak dasar pada masyarakat miskin meliputi pemenuhan akan hak pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, lapangan pekerjaan, akses tanah, keadilan dan kesetaraan gender, rasa aman, hak akan dapat berpartisipasi, Sumber Daya alam dan pelestarian lingkungan, hak akan sanitasi dan air bersih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua hak hak dasar masyarakat terpenuhi, hak dasar yang terpenuhi masih hak akan pendidikan. Kesehatan, pangan, lapangan pekerjaan, hak perumahan dan hak akan sanitasi dan air bersih. Hak akan partisipasi, hak akses tanah, hak akan rasa aman, hak keadilan dan kesetaraan gender, hak berpartisipasi masih belum nampak. Hak yang terpenuhi juga masih

berasal dari anggaran APBN, Pemenuhan hak dasar yang belum optimal juga berkaitan dengan alokasi dana APBD yang relatif kecil. Merujuk pada amanat konstitusi Undang Undang Dasar tahun 1945, maka pemenuhak dasar harus menjadi prioritas, dikatakan sebagai hak dasar berarti hak asasi manusia yang harus dipenuhi , mengingat sebetulnya terdapat 30 hak asasi manusia yang disepakati diseluruh dunia. Dari hasil penelitian ternyata di Kabupaten Gresik adalah pemenuhan pada hak pangan, pendidikan,kesehatan, perumahan, sanitasi dan air bersih dan paling banyak pada pemenuhan hak atas lapangan pekerjaan, hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan dari pemenuhak hak yang amat mendesak adalah pangan , pendidikan, kesehatan, perumahan, sanitasi dan air bersih. Pemenuhan pada hak akan rasa aman dari polusi akibat banyaknya perusahaan industri masih belum mendapat perhatian, hak akan partisipasi, hak akan keadilan dan keseteraan gender serta hak akan akses tanah masih belum optimal, hal ini dikarenakan rasa aman, partisipatif, keadilan dan kesetaraan gender dan akses tanah belum menjadi perhatian pemerintah, belum terdapat acua yang jelas, padahal terpenuhinya 11 hak dasar tersebut apabila masyarakat dipenuhi terlebih dahulu akan hak rasa aman menyuarakan aspirasi, dapat ikut berpatisipasi pada pembangunan maka arah pembangunan dapat berjalan sesuai dengan rencana karena selalu mendapat monitor dari masyarakat. Untuk dapat melihat pemenuhan 6 hak dasar di kabupaten Gresiuk adalah sebagai berikut.

TABEL PEMENUHAN HAK DASAR DI KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011

Pendidikan

Kesehatan Pangan Lapangan Pekerjaan

Perumahan

Sanitasi dan Air

Bersih

PKH

Jamkesmas, Jamkesda

Desa mandiri pangan PUGAR

Pemugaran rumah

Program air

bersih

    Raskin

PNPM MP

Penataan lingkungan berbasis Komunitas

   

Program makanan tambahan bagi balita

PNPM Pedesaan 

     

Peningkatan keberdayaan masyarakat (EX Gerdutaskin)  

     

Program Pengembangan Usaha Mina  

     Intensifikasi Pekarangan  

     

Program bantuan sarana produksi Pertanian  

     

Penaganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian  

     Padat karya produktif 1-3  

      Pelatihan Listrik  

Pemenuhan hak dasar tidak terlepas dari kendala yang dialami pemerintah daerah yakni kurangnya koordinasi antara Dinas , hal ini tentu menyulitkan pada waktu perencanaan program, sehingga program menjadi tumpang tindih, terdapat orang atau masyarakat yang mendapat program bantuan berlebihan, tetapi terdapat orang atau masyarakat yang tidak mendapat apapun.

Masih terdapat egosektoral pada Dinas juga merupakan kendala, sehingga Dinas tidak memerlukan Dinas lain dalam menyelesaikan kemiskinan, padahal apabila menilik kemiskinan itu multi dimensi, tidak hanya masalah ekonomi, tetapi sosial budaya maka selayaknya ada koordinasi untuk menyelesaiakan masalah kemiskinan disuatu wilayah, contoh yang terjadi di Kabupaten Lamongan , untuk menyelesaikan kemiskinan di masyarakat dekat hutan , maka Dinas Pertanian memberikan bantuan bibit tanaman tumpang dsari, Dinas Peternakan memberikan bantuan ternak yang dapat dipelihara dan diambil hasilnya, Dinas Koperasi memberikan pinjaman untuk memperkuat permodalan, dan Dinas PU Ciptakarya membangun jalan poros desa, hal ini perlu koordinasi maka kenapa penanggulangan kemiskinan di bagi dalam Cluster dan perlu koordinasi agar tercapai penyelesaian kemiskinan di suatu wilayah.

Kendala lain adalah data yang digunakan untuk menentukan sasaran orang yang akan dibantu , yakni menggunakan data BPS, ternyata data BPS sudah tidak akurat lagi karena data tersebut tahun 2008, banyak orang yang sudah tidak miskin lagi (30% sudah tidak miskin lagi), indikator yang digunakan oleh BPS yakni 14 indikator juga sudah tidak sesuai lagi, karena dampak dari data yang sudah tidak akurat lagi maka orang yang sudah meningkat taraf hidupnya menjadi tidak miskin tetapi karena masih tercantum pada data GAKIN (Keluarga Miskin) maka orang tersebut tetap menggunakan fasilitas jamkesda, sehingga PEMDA kerepotan pada APBD nya untuk membayar hutang di Rumah sakit.

Terdapat syarat dari Pemerintah pusat untuk dana sharing pada upaya penanggulangan kemiskinan memberatkan pemerintah daerah, untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini

TABEL KENDALA PADA UPAYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011

Bab V Kesimpulan dan saran

5.1. Kesimpulan

1. Pemenuha hak dasar pada masyarakat Kabupaten Gresik adalah pemenuhak hak atas pangan, kesehatan , pendidikan, lapangan pekerjaa,perumahan , sanitasi dan air bersih

KENDALA PADA UPAYA

PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Kurangnya koordinasiTidak /Kurang intensif menggunakan data BPSJamkesda sangat sulit dibatasiSharing memberatkan APBDData Gakin 30% orang kayaData masyarakat miskin dari Dinas KB dibutuhkan untuk mencari sasaran mandiri pangan , tetapi KB kekurangan dana untuk pendataan

2. Hak dasar yang belum dapat terpenuhi adalah hak atas rasa aman, hak partisipasi, hak keadilan dan kesetaraan gender, hak akses tanah dan SDM dan lingkungan hidup.

3. Hasil Kaji ulang kebijakan program penanggulangan kemiskinan dan anggaran menunjukkan bahwa program yang ada di Dinas (SKPD) masih banyak menggunakan dana APBN, sehingga banyak masyarakat yang belum dapat dicover oleh program dari dana APBD.

4. Hasil dari kaji ulang menunjukkan masih terdapat SKPD yang melaksanakan penanggulangan kemiskinan dengan 2 atau lebih kelompok/ cluster kemiskinan.

5.2.Saran

1. Perlu dilaksanakan koordinasi dan sinkronisasi program dan pelaksana program

2. Pemerintah kabupaten Gresik perlu untuk memenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007, Panduan Operasional P2TPD, Volume 5: Penyusunan Strategi dan Rencana Tindak Pengurangan Kemiskinan, Jakarta

Anonim, 2010, Peraturan Departemen Dalam Negeri Tentang Tim Koordiinasi Penaggulangan Kemiskinan

Anonim, 2010, Peraturan Presiden No 15 Tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, Jakarta

Bereiter, C.(2002), Education and Mind in the Knowledge Age. Erlbaum, Hillsdale, New Jork.

Budiyana, Saefullah et al, 2003, Pengorganisasian, Rakyat, Modul Pelatihan, INCIS, Jakarta

Ferry, Brian and Kiggins, (1999), Making Use of a Knowledge Building Community to Develop Professional Socialization, University of Wollongong.

Gofur Abdul, 2007, Panduan Advokasi Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Bagi Organisasi Masyarakat Sipil, GAPRI, Jakarta

http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2006/12/21/1405.htmlhttp://mlatiffauzi.wordpress.com/2010/05/14/hak-hak-ekonomi-sosial-budaya/#more-193

http:/ www. Docstoc.com. Kapasitas Kelembagaan Penaggulangan Kemiskinan Daerah, http:/ www. Konsorsium Solo, Org: Konsorsium Solo. Multyply

http://www.p2kp.org/wartaarsipdetil.asp?mid=411&catid=2&

http://id.theprakarsa.org/module/article.php?articleid=37

Roem Topatimasang, 2000, Merubah Kebijakan Publik, Insist, Jogjakarta

Soni Sumarsono, Peran Pemerintah Dalam Upaya Penaggulangan Kemiskinan , Makalah Pelatihan, PNPM MP , Jakarta

Supartono, et al, 2007, Panduan kajian Kemiskinan Partisipatif (Participatory Poverty Assesment), GAPRI, Jakarta

Johanes DM Arus et al, 2008, Panduan Kaji Ulang Kebijakan, GAPRI, Jakarta