file · web viewagar lebih menarik siswa diberi cara mencari jaring-jaring kubus dengan...

14
PENERAPAN PEMBELAJARAN JARING-JARING KUBUS DENGAN POLA SISTEMATIS DAN PENDEKATAN REALISTIK PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 1 ROWOKANGKUNG Idam Djunaedi Guru Matematika SMPN 1 Rowokangkung – Lumajang e-mail : [email protected] Abstrak: Dalam mengajarkan jaring-jaring kubus ini kita perlu mengubah cara mengajar kita agar pembelajaraan lebih bermakna, lebih menarik sehingga menimbulkan rasa ingin tahu siswa yaitu dengan cara siswa mengalami sendiri, mencari sendiri dan menyimpulkan sendiri apa yang menjadi permasalahan, menekankan belajar matematika pada learning by doing’ . Salah satu pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna adalah menggunakan pendekatan realistik. Agar lebih menarik siswa diberi cara mencari jaring-jaring kubus dengan menggunakan pola yang sistematis sebagaimana pola yang ada dalam sepak bola. Sehingga siswa dengan mudah menemukan 11 macam jaring-jaring kubus. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam satu siklus dengan setiap siklus mengandung 4 tahapan yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMPN 1 Rowokangkung. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif. Dari hasil tes tentang materi jaring-jaring kubus didapatkan bahwa ketuntasan belajar siswa dari satu siklus yaitu sebesar 92,85% sudah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu lebih dari 85%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan pembelajaran jaring- jaring kubus dengan pola sistematis dan pendekatan realistik dapat menuntaskan secara klasikal hasil belajar materi jaring-jaring kubus pada siswa kelas VIII A SMPN 1 Rowokangkung. Kata Kunci: Jaring-jaring Kubus, Pendekatan Realistik, Hasil Belajar PENDAHULUAN Materi jaring-jaring kubus adalah materi perpaduan antara bangun ruang dan bangun datar. Materi ini sering dianggap remeh oleh guru bahkan sering diajarkan sekedarnya saja karena dianggap terlalu mudah dan siswa dianggap sudah mengerti. Guru biasanya menjelaskan pengertian jaring- jaring kubus serta memberi contoh jaring-jaring kubus kemudian diberi soal. Tetapi

Upload: ngokhue

Post on 06-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: file · Web viewAgar lebih menarik siswa diberi cara mencari jaring-jaring kubus dengan menggunakan pola yang ... antara bangun ruang ... memberi contoh jaring

PENERAPAN PEMBELAJARAN JARING-JARING KUBUS DENGAN POLA SISTEMATIS DAN PENDEKATAN REALISTIK PADA SISWA

KELAS VIII A SMP NEGERI 1 ROWOKANGKUNG

Idam DjunaediGuru Matematika SMPN 1 Rowokangkung – Lumajang

e-mail : [email protected]

Abstrak: Dalam mengajarkan jaring-jaring kubus ini kita perlu mengubah cara mengajar kita agar pembelajaraan lebih bermakna, lebih menarik sehingga menimbulkan rasa ingin tahu siswa yaitu dengan cara siswa mengalami sendiri, mencari sendiri dan menyimpulkan sendiri apa yang menjadi permasalahan, menekankan belajar matematika pada ‘learning by doing’. Salah satu pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna adalah menggunakan pendekatan realistik. Agar lebih menarik siswa diberi cara mencari jaring-jaring kubus dengan menggunakan pola yang sistematis sebagaimana pola yang ada dalam sepak bola. Sehingga siswa dengan mudah menemukan 11 macam jaring-jaring kubus. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam satu siklus dengan setiap siklus mengandung 4 tahapan yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMPN 1 Rowokangkung. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif. Dari hasil tes tentang materi jaring-jaring kubus didapatkan bahwa ketuntasan belajar siswa dari satu siklus yaitu sebesar 92,85% sudah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu lebih dari 85%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan pembelajaran jaring-jaring kubus dengan pola sistematis dan pendekatan realistik dapat menuntaskan secara klasikal hasil belajar materi jaring-jaring kubus pada siswa kelas VIII A SMPN 1 Rowokangkung.

Kata Kunci: Jaring-jaring Kubus, Pendekatan Realistik, Hasil Belajar

PENDAHULUANMateri jaring-jaring kubus adalah materi

perpaduan antara bangun ruang dan bangun datar. Materi ini sering dianggap remeh oleh guru bahkan sering diajarkan sekedarnya saja karena dianggap terlalu mudah dan siswa dianggap sudah mengerti. Guru biasanya menjelaskan pengertian jaring-jaring kubus serta memberi contoh jaring-jaring kubus kemudian diberi soal. Tetapi setelah diamati ternyata masih banyak siswa yang belum memahami masalah jaring-jaring kubus karena dianggap masih abstrak dan pengajarannya kurang bermakna sehingga tidak membekas dialam sadarnya. Padahal materi ini sering keluar dalam Ujian Nasional.

Sejalan dengan perubahan kurikulum maka kita sebagai guru harus mengikuti perubahan tersebut. Jangan kurikulumnya berubah tetapi gurunya tidak berubah. Kita harus melakukan terobosan-terobosan bagaimana agar pembelajaran kita lebih bermakna, memang hal ini memakan waktu akan tetapi ini lebih baik dari pada kita mengajarkan materi akan tetapi tidak bermakna bagi siswa.

Dalam mengajarkan jaring-jaring kubus ini kita perlu mengubah cara mengajar kita agar pembelajaraan lebih bermakna, lebih menarik sehingga menimbulkan rasa ingin tahu siswa yaitu dengan cara siswa mengalami sendiri, mencari sendiri dan menyimpulkan sendiri apa yang menjadi permasalahan, menekankan belajar

Page 2: file · Web viewAgar lebih menarik siswa diberi cara mencari jaring-jaring kubus dengan menggunakan pola yang ... antara bangun ruang ... memberi contoh jaring

matematika pada ‘learning by doing’. Salah satu pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna adalah menggunakan pendekatan realistik.

Pendekatan realistik atau lebih dikenal dengan Realistic Mathematics Education (RME) mengacu pada pendapat Freudenthal yang mengatakan bahwa matematika harus dikaitkan dengan realitas dan matematika merupakan aktivitas manusia (Shoimin, 2014:147). Ini berarti harus dekat dengan anak dan relevan dengan situasi. Matematika sebagai aktivitas manusia maksudnya manusia harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika.

Ada suatu hasil yang menjanjikan dari penelitian kuantitatif dan kualitatif yang telah berhasil ditunjukkan bahwa siswa di dalam pendekatan realistik mempunyai skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan tradisional dalam hal ketrampilan berhitung, lebih khusus lagi dalam aplikasi (Becker & Selter, dalam Suherman dkk, 2001:125). Hasil penelitian dibeberapa Negara menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan realistik, sekurang-kurangnya dapat membuat: (1) Matematika lebih menarik, relevan, dan bermakna, tidak terlalu formal dan tidak terlalu abstrak; (2) Mempertimbangkan tingkat kekmampuan siswa; (3) Menekankan belajar matematika pada “learning by doing”; (4) Memfasilitasi penyelesaian masalah matematika dengan tanpa menggunakan penyelesaian (algoritma) yang baku; (5) Menggunakan konteks sebagai titik awal pembelajaran matematika (Kuiper & Knuver, dalam Suherman dkk, 2001: 125).

Dalam falsafah realistik, dunia nyata digunakan sebagai titik pangkal permulaan dalam pengembangan konsep-konsep dan gagasan matematika. Pendekatan realistik sebagai salah satu alternatif dari sekian banyak pendekatan yang dilakukan. Walaupun tidak ada cara terbaik dalam pembelajaran ataupun cara belajar. Pendekatan pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik merupakan salah satu usaha meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami matematika (Niss, dalam Suherman dkk, 2001: 126).

Berdasarkan uraian di atas penulis ingin mengadakan penelitian tentang penerapkan pembelajaran jaring-jaring kubus dengan pola sistematis dan pendekatan realistik pada siswa kelas VIII A SMPN 1 Rowokangkung.

METODE Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1

Rowokangkung yang terletak di desa Sumbersari Kecamatan Rowokangkung Kabupaten Lumajang. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMPN 1 Rowokangkung yang berjumlah 28 siswa, dengan rincian 15 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan data yang dikumpulkan berupa angka-angka dan dideskripsikan dengan kata-kata atau kalimat. Sedang jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Rancangan penelitian ini menggunakan satu siklus, masing-masing yang terdiri dari tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu tiap pertemuan 2 x 40 menit. Dimana tiap siklus terdiri dari empat komponen yaitu 1)

Page 3: file · Web viewAgar lebih menarik siswa diberi cara mencari jaring-jaring kubus dengan menggunakan pola yang ... antara bangun ruang ... memberi contoh jaring

perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi (pengamatan), dan 4) refleksi.

Teknik-teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah: (1) Observasi (pengamatan), dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui tentang aktivitas belajar siswa saat penerapan pembelajaran jaring-jaring kubus dengan pola sistematis dan pendekatan realistik untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A SMPN 1 Rowokangkung berlangsung. Observer dari penelitian ini adalah rekan sejawat guru mata pelajaran matematika dengan harapan bisa mendapatkan data yang valid. (2) Tes, digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar kognitif siswa.

Instrumen dalam penelitian ini terdiri atas lembar pengamatan (observasi) dan instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan untuk mengukur hasil belajar pada materi jaring-jaring kubus siswa kelas VIII A SMPN 1 Rowokangkung. Lembar pengamatan (observasi) lebih bersifat terstruktur, yaitu sudah terdapat pedoman-pedoman terinci yang berisi langkah-langkah yang dilakukan sehingga pengamat tinggal melakukan check list atau menghitung beberapa frekuensi yang telah dilakukan oleh subyek penelitian. Lembar instrumen penilaian hasil belajar berupa ulangan harian yang berbentuk soal uraian dan dikerjakan siswa secara individu. Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa. Penilaian atau tes diberikan di akhir siklus I.

Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisa data kualitatif yang didalamnya melibatkan kegiatan penelaahan seluruh data yang dikumpulkan, mereduksi, dan menganilis data serta membuat kesimpulan dari data tersebut. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila secara klasikal siswa tuntas belajar yaitu jika 85% siswa mendapat nilai lebih dari atau sama dengan KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 75.

HASIL DAN PEMBAHASANPelaksanaan Proses Pembelajaran

Sebelum mengajarkan jaring-jaring kubus dengan pola yang sistematis, terlebih dahulu kita adakan persiapan yaitu dengan memberitahukan kepada siswa untuk mempersiapkan alat-alat sebagai berikut yaitu: (1) model kubus dari kertas manila dengan panjang rusuknya 5 cm, (2) kertas manila/asturo, (3) penggaris, (4) gunting, (5) lem, (6) selotip, dan (7) alat-alat tulis yang diperlukan.

Kemudian dibentuk kelompok yang terdiri dari dua orang, untuk lebih efektif dan efesien maka kelompoknya adalah teman sebangku, sehingga tidak perlu pindah tempat dan menggeser tempat.

Waktu yang diperlukan adalah 4 jam pelajaran (1 jam pelajaran 40 menit) yang dibagi menjadi dua kali pertemuan masing-masing dua jam pelajaran.Pertemuan pertama

Pada pertemuan pertama ini pada kegiatan pendahuluan (+5 menit) adalah memotivasi siswa bahwa memahami jaring-jaring kubus adalah mudah apabila kita tahu caranya dengan mengalaminya. Kemudian guru menyampaikan tujuan dari mempelajari jaring-jaring kubus.

Page 4: file · Web viewAgar lebih menarik siswa diberi cara mencari jaring-jaring kubus dengan menggunakan pola yang ... antara bangun ruang ... memberi contoh jaring

Pada kegiatan inti guru mendemonstrasikan pengertian jaring-jaring kubus (+ 10 menit) dengan cara mengiris/menggunting sepanjang rusuk-rusuknya sedemikian rupa sehingga apabila direbahkan akan diperoleh bangun datar

yang terdiri dari 6 buah persegi yang saling berkaitan dimana setiap titik sudut telah diberi nama A, B, C, D, E, F, G dan H. Kemudian guru menggambarkan hasil demonstrasinya tersebut ke papan tulis sebagaimana gambar dibawah.

Gambar 1. Hasil Demonstrasi Jaring-Jaring Kubus

Apabila gambar jaring-jaring diatas dirakit kembali dengan cara merekatkan rusuk-rusuknya dengan selotip maka akan diperoleh kembali kubus semula. Bangun datar yang demikian dinamakan jaring-jaring kubus.

Setelah siswa memahami pengertian jaring-jaring kubus siswa disuruh membuat jaring-jaring kubus yang lain yang jumlahnya 11 buah bersama kelompoknya (+ 50 menit) dengan cara membuat dikertas manila/asturo yang telah dikotak-kotak persegi dengan ukuran 5 cm. Apabila jaring-jaringnya dapat dirakit kembali menjadi sebuah kubus maka jaring-jaring tersebut dinamakan jaring-jaring kubus dalam pembuatan jaring-jaring kubus tidak boleh

ada yang sama baik itu dengan cara diputar, dibalik maupun digeser.

Selama siswa bekerja guru dibantu observer mengadakan pengamatan tentang aktivitas siswa dalam kelompoknya dan sekali-kali membimbing siswa yang belum mengerti tentang tugas yang diberikan dengan memberi penjelasan yang dimaksud jaring-jaring kubus dan memberi tahu jaring-jaringnya tidak boleh ada yang sama dengan cara dibalik maupun diputar.

Setelah waktu yang diberikan telah cukup maka siswa disuruh mempresentasikan hasilnya di depan kelas dengan cara menempelkan hasil jaring-jaring kubusnya di kertas karton dan

H

EF

G

E

HD

H G

FE

C

BA

H G

F E

D

A

H

E

H

G

FFE

H G

FFE

D C

BA

Page 5: file · Web viewAgar lebih menarik siswa diberi cara mencari jaring-jaring kubus dengan menggunakan pola yang ... antara bangun ruang ... memberi contoh jaring

menjelaskan banyaknya jaring-jaring kubus yang telah ditemukan.

Guru menutup pelajaran dengan menyimpulkan bahwa membuat jaring-jaring kubus akan lebih mudah jika menggunakan pola yang sistematis sebagaimana pola yang ada dalam sepak bola, yaitu dengan menggunakan pola 1-4-1, pola 2-3-1, pola 2-2-2 dan pola 3-3 sebagai mana gambar dibawah.Pola 1 – 4 – 1

Pola 1-4-1 yaitu pola jaring-jaring kubus pada baris pertama terdapat 1 (satu) persegi, baris kedua 4 (empat) persegi dan baris ketiga 1 (satu) persegi. Pada pola 1-4-1 ini terdapat 6 jaring-jaring kubus. Untuk mendapatkannya dengan cara menggeser persegi pada baris ketiga kekanan (ada 4 buah), kemudian persegi baris pertama digeser ke kolom kedua dan persegi pada baris ketiga kekanan dengan catatan tidak boleh ada yang sama baik dengan cara dibalik maupun diputar.

Gambar 2. Pola 1-4-1

Pola 2 – 3 – 1 Pola 2-3-1 adalah pola jaring-jaring

kubus yang pada baris pertama terdapat 2(dua) buah persegi, baris kedua 3 (tiga) buah persegi dan pada baris ketiga 1 (satu)

buah persegi. Pada pola 2-3-1 ini terdapat 3 (tiga) buah pola.Untuk mendapatkannya dengan cara menggeser persegi bagian bawah (baris ketiga) sehingga didapat tiga buah pola.

Gambar 3. Pola 2-3-1

3

11

4

bergeser ke kanan

21

1

4

1

bergeser ke

65atas dipindah Ke kolom dua

987

Page 6: file · Web viewAgar lebih menarik siswa diberi cara mencari jaring-jaring kubus dengan menggunakan pola yang ... antara bangun ruang ... memberi contoh jaring

Gambar 4. Pola 2-2-2 dan Pola 3-3

Pertemuan keduaPada pertemuan kedua guru membuka

pelajaran dengan mengingat kembali pola-pola pada jaring-jaring kubus dan memberi motivasi bahwa materi jaring-jaring kubus sering keluar dalam Ujian Nasional.

Selanjutnya siswa kembali berkelompok dan merakit kembali macam-macam jaring-jaring kubus menjadi sebuah kubus. Kemudian membentuk lagi jaring-jaring kubus dengan merebahkan berdasarkan sisi alasnya yang berbeda-beda dan menentukan sisi atasnya pada jaring-jaring kubus yang terbentuk sesuai dengan perintah di LKS.

Setelah itu siswa diminta memasukkan kembali jaring-jaring kubus kedalam tas masing-masing dan guru memberi tes tulis dengan foto copy soal yang telah disiapkan untuk mengecek pemahaman siswa tentang jaring-jaring kubus. Waktu yang diberikan untuk tes ini adalah selama 40 menit untuk 4 buah soal yang berkaitan dengan jaring-jaring kubus.

Setelah waktu yang diberikan selesai siswa mengumpulkan hasil tes dan guru menutup pelajaran dengan memberi penguatan kepada siswa bahwa hasil belajar akan bermakna apabila siswa mengalami sendiri, melihat sendiri, mengerjakan sendiri dan mencari sendiri macam-macam jaring-jaring kubus.

Laporan Hasil BelajarDari hasil pengamatan pada proses

pembelajaran secara berkelompok terlihat hampir seluruh siswa aktif bekerja bersama (karena kelompok beranggota 2 orang) untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Mereka berdiskusi dengan teman sekelompoknya untuk memperoleh jaring-jaring kubus sebanyak-banyaknya kalau yang satu sudah menemukan yang lain membuat model jaring-jaring kubus di kertas yang telah disediakan. Bahkan antusias siswa sangat besar sekali walaupun itu siswa yang berkemampuan rendah, hal ini dikarenakan rasa ingin tahu mereka yang besar. Dari hasil kerja kelompok tersebut didapat data banyaknya jaring-jaring kubus pada Tabel 1.

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa ada 6 kelompok yang memperoleh hasil sempurna menemukan 11 macam jaring-jaring kubus, 5 kelompok berhasil menemukan 10 macam, 2 kelompok menemukan 9 macam, dan 1 kelompok hanya menemukan 8 macam. Secara keseluruhan aktivitas siswa dalam membuat dan menemukan jaring-jaring kubus sudah baik.

Sedangkan hasil tes untuk mengetahui pemahaman siswa tentang jaring-jaring kubus adalah pada Tabel 2.

Tabel 1. Hasil Kerja Menemukan Jaring-Jaring Kubus

No Nama Kelompok Banyak jaring-jaringkubus yang ditemukan

1 Kelompok 1 92 Kelompok 2 10

Page 7: file · Web viewAgar lebih menarik siswa diberi cara mencari jaring-jaring kubus dengan menggunakan pola yang ... antara bangun ruang ... memberi contoh jaring

3 Kelompok 3 114 Kelompok 4 115 Kelompok 5 116 Kelompok 6 107 Kelompok 7 108 Kelompok 8 119 Kelompok 9 1110 Kelompok 10 1011 Kelompok 11 912 Kelompok 12 813 Kelompok 13 1014 Kelompok 14 11

Tabel 2. Hasil Tes Materi Jaring-Jaring Kubus

PersentaseJml. siswa yang ikut tes 28 100%Jml. Siswa yang tuntas 26 92,85%Jml. Siswa yang tdk tuntas 2 7,15%Rata-rata hasil tes 91,88Nilai terendah 72,5Nilai tertinggi 100

Dari hasil tes diatas tampak bahwa 92,85% atau 26 siswa memperoleh nilai lebih dari 75 yang merupakan nilai KKM untuk indikator melukis dan membuat jaring-jaring kubus serta menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan jaring-jaring kubus. Dan hanya 7,15% atau 2 siswa saja yang memperoleh nilai dibawah 75. Dengan rata-rata 91,88 jauh diatas KKM yang ditetapkan yaitu 75.

Pembahasan Dari hasil Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) yang telah dilaksanakan tersebut, maka penerapan pembelajaran jaring-jaring kubus dengan pola sistematis dan pendekatan relistik terbukti dapat menuntaskan hasil belajar siswa kelas VIII A SMPN 1 Rowokangkung hal ini dikarenakan adanya pembelajaran yang aktif dimana siswa terlibat dalam proses pembelajaran sehingga menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.

Proses penilaian dalam kegiatan ini dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung (mengamati proses kerja kelompok/aktivitas siswa) dan setelah pembelajaran berakhir yaitu berupa tes tulis.

Dari pengamatan yang dilakukan pada proses kerja kelompok tampak siswa hampir seluruhnya aktif bekerja, hal ini karena jumlah kelompok hanya dua orang sehingga tidak ada kesempatan untuk menganggur dan waktunya terbatas sehingga mereka bekerja secepat-cepatnya. Selain itu rasa ingin tahu siswa sangat besar sekali sehingga tertantang untuk menemukan jaring-jaring kubus sebanyak-banyaknya. Pengamatan dilakukan dengan cara diamati dari depan dan sekali-kali berkeliling sambil memberikan bantuan bagi siswa yang tidak paham.

Dari hasil kerja kelompok yang dua orang tersebut terbukti efktif karena tidak ada siswa yang menganggur, semua siswa bekerja dengan sungguh-sungguh karena

Page 8: file · Web viewAgar lebih menarik siswa diberi cara mencari jaring-jaring kubus dengan menggunakan pola yang ... antara bangun ruang ... memberi contoh jaring

siswa senang dan penasaran untuk bisa menemukan jaring-jaring kubus sebanyak-banyaknya. Hal ini bisa dilihat dari hasil kerja kelompok ada 6 kelompok atau 42,8% mendapatkan hasil sempurna yaitu 11 macam jaring-jaring kubus, 5 kelompok atau 35,71% mendapatkan 10 macam atau hanya kurang 1 dari yang diinginkan, sedang 2 kelompok atau 14,28% memperoleh 9, dan hanya 1 kelompok atau 7,14% yang mendapatkan 8 macam, hal ini disebabkan karena kelompok tersebut kekurangan waktu karena terlalu lama dalam melukis dan menggunting jaring-jaring kubus yang ditemukan.

Secara umum aktivitas siswa dalam kegiatan membuat jaring-jaring kubus, dengan menemukan dan membuat sendiri sendiri jaring-jaring kubus dengan menggunakan kertas karton dengan cara melipat kembali sehingga menjadi sebuah kubus berjalan dengan baik dan menyenangkan. Bahkan beberapa siswa yang belum menemukan sebanyak 11 minta kegiatan tersebut diulang lagi.

Pada proses penilaian tertulis siswa diberi soal sebanyak 4 buah dengan masing-masing nomor mempunyai skor yang berbeda-beda dengan tingkat kesulitan mudah, sedang dan sukar. Diperoleh hasil 26 siswa atau 92,85% mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan 75, dan hanya 2 siswa atau 7,14% yang mendapat nilai dibawah 75. Dan rata-rata hasil belajarnya 91,88 jauh melebihi KKM yang ditetapkan yaitu 75. Bahkan 6 siswa mendapat nilai sempurna atau 100.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran jaring-jaring kubus dengan pola sistematis dan pendekatan realistik dapat menuntaskan

hasil belajar siswa kelas VIII A SMPN 1 Rowokangkung yaitu dengan tuntasnya hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 92,85%.

KESIMPULAN DAN SARANDari pelaksanaan penelitian tindakan

kelas tentang penerapan pembelajaran jaring-jaring kubus dengan pola sistematis dan pendekatan realistik pada siswa kelas VIII A SMPN 1 Rowokangkung yang telah dideskripsikan pada paparan data dan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran jaring-jaring kubus dengan pola sistematis dan pendekatan realistik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A SMPN 1 Rowokangkung. Hal ini bisa dilihat dari hasil tes diperoleh 92,85% siswa tuntas belajar secara klasikal melebihi ketentuan yang telah ditetapkan yaitu 85%.

Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti memberikan saran sebagai berikut: (1) Bagi guru mata pelajaran Matematika hendaknya mencoba menerapkan pembelajaran aktif dan kreatif dikelasnya utamanya pembelajaran yang realistic karena hal ini dapat meningkatkan kemampuan siswa menuangkan ide-ide dan dan berdiskusi serta membuat kesimpulan dari hasil diskusi sehingga dapat meningkatkan pula hasil belajarnya; (2) Bagi guru mata pelajaran lain untuk mencoba menggunakan pendekatan realistik atau pembelajaran aktif yang lain karena hal ini akan menimbulkan pembelajaran yang menyenangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sudjimat, Dwi, 2008, Tata Tulis Artikel Ilmiah dan KTI Guru dalam

Page 9: file · Web viewAgar lebih menarik siswa diberi cara mencari jaring-jaring kubus dengan menggunakan pola yang ... antara bangun ruang ... memberi contoh jaring

Sertifikasi, makalah disajikan pada acara Diklat Penulisan Artikel Ilmiah dalam rangka Peningkatan profesionalitas Guru, Sekolah Unggulan Terpadu Lumajang, tanggal 20 September 2008

Amin, Moh. 2011, Panduan Praktis Penelitian Tindakan Kelas untuk Penilaian Angka Kredit Guru. Jogyakarta: Inspirasi.

Cholik A, Sugijono, 2004, Matematika untuk SMP Kelas IX, Jakarta, Erlangga.

Hamalik, Oemar. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Negoro, ST, 1985, Ensiklopedia Matematika, Jakarta, Ghalia Indonesia

Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Suherman dkk., 2001, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung, JICA UPI Bandung.

Page 10: file · Web viewAgar lebih menarik siswa diberi cara mencari jaring-jaring kubus dengan menggunakan pola yang ... antara bangun ruang ... memberi contoh jaring