alfianrama.files.wordpress.com  · web viewsyariat islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan...

52
MAKALAH ISLAM DAN PERSOALAN EKONOMI Disusun Oleh : Alfian Rama Saputra 201710210311048 Mata Kuliah : Al-Islam dan Kemuhammadiyahan IV Dosen Pengampu : Sugianti, S.Pd.I., M.P. JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN

Upload: others

Post on 01-Apr-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

MAKALAH

ISLAM DAN PERSOALAN EKONOMI

Disusun Oleh :

Alfian Rama Saputra 201710210311048

Mata Kuliah : Al-Islam dan Kemuhammadiyahan IV

Dosen Pengampu : Sugianti, S.Pd.I., M.P.

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2020

Page 2: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

Islam dan Persoalan Ekonomi | 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat,

hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga berhasil menyelesaikan tugas makalah

Al

- Islam dan Kemuhammadiyahan IV yang berjudul “Islam dan Persoalan Ekonomi” tepat

pada waktunya.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari

kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “tak ada gading yang tak retak”, oleh karena itu

kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna

kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan

serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar

makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Aamiin.

Malang, 1 Maret 2016

PENYUSUN

Page 3: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

Islam dan Persoalan Ekonomi | 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................4

BAB II ISLAM DAN PERSOALAN EKONOMI.........................................6

2.1 Definisi Ekonomi Islam....................................................................7

2.2 Prinsip Ekonomi dalam Islam...........................................................8

2.3 Persoalan Ekonomi dalam Islam

2.3.1 Perbankan Syariah................................................................12

2.3.2 Asuransi 14

2.3.3 Penggadaian 15

2.3.4 Baitul Malwa Tanwil (BMT)................................................17

2.3.5 Pasar Modal Syariah.............................................................18

2.4 Bekerja Sebagai Kewajiban dan Ibadah............................................19

2.5 Akhlak Bekerja dalam Islam.............................................................21

BAB III PENUTUP........................................................................................26

3.1 Kesimpulan........................................................................................26

3.2 Saran 26

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................27

Page 4: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

Islam dan Persoalan Ekonomi | 4

BAB I

PENDAHULUAN

Ekonomi Islam atau Ekonomi berbasis Syariah adalah sebuah sistem

ekonomi yang memiliki tujuan utama untuk kesejahteraan umat. Sistem ekonomi

syariah berpedoman penuh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang

melandasi prosedur transaksinya sepenuhnya untuk kemaslahatan masyarakat,

sehingga tidak ada satu pihak yang merasa dirugikan. Kesejahteraan masyarakat

dalam Ekonomi Islam tidak hanya diukur dari aspek materilnya, namun

mempertimbangkan dampak sosial, mental dan spiritual individu serta dampak

yang ditimbulkan bagi lingkungan.

Syariat Islam telah mengajarkan tatacara manusia dalam menjalankan

hidupnya dari segala aspek. Tidak hanya dalam aspek religious, tetapi juga

mengatur perilaku manusia sebagai mahluk sosial, menjaga hubungan antar

sesama manusia, hubungan manusia dengan alam, dan menghindarkan dari

perilaku- perilaku menyimpang agar dapat tercipta kedamaian dan ketentraman.

Syariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan

ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

tetapi juga kebahagiaan di Akhirat kelak. Dalam memenuhi keperluan hidup,

syariat Islam menganjurkan untuk saling bekerjasama dan tolong menolong

selama dalam hal kebaikan dan terhindar dari kemungkaran. Dalam bisnis-bisnis

konvensional, segala sesuatunya mengacu pada satu titik, yaitu mendapat

keuntungan materil. Dampak yang ditimbulkan dari tujuan awal bisnis

konvensional menyebabkan pelaku bisnis cenderung untuk mengumpulkan harta

sebanyak-banyaknya sehingga kurang memperhatikan dampak yang di timbulkan

bagi individu lain. Hal ini sangat berbeda dengan bisnis-bisnis yang dilandasi atas

hukum Islam. Implementasi dari bisnis yang berbasis syariah tidak hanya berfokus

pada mencari keuntungan/laba secara materil, namun aspek keuntungan non-

materil yaitu, kesabaran, kesukuran, kepedulian, serta menjauhkan diri dari sifat

kikir dan tamak. Bisnis yang dilandasi oleh syariah dapat menjauhkan pebisnis

dari perbuatan tercela, penipuan, merusak

Page 5: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

Islam dan Persoalan Ekonomi | 5

lingkungan, dan perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri maupun

lingkungannya.

Ekonomi Konvensional telah menjadikan uang sebagai suatu komoditas,

sehingga keberadaan uang saat ini lebih benyak diperdagangkan daripada

difungsikan sebagai alat tukar dalam perdagangan. Islam memandang uang hanya

sebagai alat tukar (medium of exchange), bukan sebagai barang dagangan

(komoditas) yang diperjual belikan. Ketentuan ini telah banyak dibahas ulama

seperi Ibnu Taymiyah, Al-Ghazali, Al-Maqrizi, Ibnu Khaldun dan lain-lain. Hal

dipertegas lagi Choudhury dalam bukunya “Money in Islam: a Study in Islamic

Political Economy”, bahwa konsep uang tidak diperkenankan untuk diaplikasikan

pada komoditi, sebab dapat merusak kestabilan moneter sebuah negara. Islam

tidak memperbolehkan sistem Money Demand for Speculation. Dalam Islam, uang

adalah milik masyarakat, sehingga uang harus digunakan dalam kegiatankegiatan

produktif. Penimbunan uang dapat mengurangi jumlah uang yang beredar di

masyarakat, sedangkan Islam memandang uang adalah Flow Concept, yaitu uang

harus berputar dalam perekonomian. Semakin cepat uang berputar dalam

perekonomian, maka akan semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat dan

semakin baik perekonomian. (Sumber, www.syariahlife.com)

Page 6: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

Islam dan Persoalan Ekonomi | 6

BAB II

ISLAM DAN PERSOALAN EKONOMI

Dalam perkembangan globalisasi seperti kita saksikan saat ini ternyata

tidak makin mudah menyajikan pemahaman tentang adanya sistem ekonomi

Indonesia. Kaum akademisi Indonesia terkesan makin mengagumi globalisasi

yang membawa perangai “kemenangan” sistem kapitalisme Barat. Sikap kaum

akademisi semacam ini ternyata membawa pengaruh besar terhadap sikap kaum

elit politik muda Indonesia, yang mudah menjadi ambivalen terhadap sistem

ekonomi Indonesia dan ideologi kerakyatan yang melandasinya.

Pemahaman akan sistem ekonomi Indonesia bahkan mengalami suatu

pendangkalan tatkala sistem komunisme Uni Soviet dan Eropa Timur dinyatakan

runtuh. Kemudian dari situ ditarik kesimpulan kelewat sederhana bahwa sistem

kapitalisme telah memenangkan secara total persaingannya dengan sistem

komunisme. Dengan demikian, dari persepsi simplisistik semacam ini, Indonesia

pun dianggap perlu berkiblat kepada kapitalisme Barat dengan sistem pasar

bebasnya.

Jika kita melihat keadaan sekarang ini, krisis moneter melanda di mana-

mana, tak terkecuali di negeri kita tercinta ini. Para ekonom dunia sibuk mencari

sebabsebabnya dan berusaha sekuat tenaga untuk memulihkan perekonomian di

negaranya masing-masing. Krisis ekonomi telah menimbulkan banyak kerugian,

meningkatnya pengangguran, meningkatnya tindak kejahatan dan sebagainya.

Sistem ekonomi kapitalis dengan sistem bunganya diduga sebagai penyebab

terjadinya krisis. Sistem ekonomi Islam mulai dilirik sebagai suatu pilihan

alternatif, dan diharapkan mampu menjawab tantangan dunia di masa yang akan

datang.

Al-Qur'an telah memberikan beberapa contoh tegas mengenai masalah-

masalah ekonomi yang menekankan bahwa ekonomi adalah salah satu bidang

perhatian Islam. "(Ingatlah) ketika Syu'aib berkata kepada mereka (penduduk

Aikah): 'Mengapa kamu tidak bertaqwa?' Sesungguhnya aku adalah seorang

rasul yang telah mendapatkan kepercayaan untukmu. Karena itu bertaqwalah

kepada Allah dan ta'atilah aku. Aku sama sekali tidak menuntut upah darimu

Page 7: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

Islam dan Persoalan Ekonomi | 7

untuk ajakan

Page 8: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

Islam dan Persoalan Ekonomi | 8

ini, upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan Penguasa seluruh alam. Tepatilah

ketika kamu menakar dan jangan sampai kamu menjadi orang-orang yang

merugi. Timbanglah dengan timbangan yang tepat. Jangan kamu rugikan hak-hak

orang (lain) dan janganlah berbuat jahat dan menimbulkan kerusakan di muka

bumi." (Qs.26:177-183)

Agar lebih memahami mengenai persoalan ekonomi dalam Islam, dalam

bab ini akan dibahas mengenai definisi ekonmi Islam ; prinsip ekonomi dalam

Islam ; persoalan ekonomi dalam Islam ; bekerja sebagai kewajiban dan ibadah ;

serta akhlaw bekerja dalam Islam.

2.1 Definisi Ekonomi Islam

Ekonomi, secara umum didefinisikan sebagai hal yang mempelajari

perilaku manusia dalam menggunakan sumber daya yang langka untuk

memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan manusia.1

1 Ekonomi Islam, P3EI, 2011, hal. 14

Beberapa ahli mendefinisikan ekonomi Islam sebagai suatu ilmu yang

mempelajari perilaku manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan

dengan alat pemenuhan kebutuhan yang terbatas di dalam kerangka Syariah.

Ilmu yang mempelajari perilaku seorang muslim dalam suatu masyarakat

Islam yang dibingkai dengan syariah. Definisi tersebut mengandung

kelemahan karena menghasilkan konsep yang tidak kompetibel dan tidak

universal. Karena dari definisi tersebut mendorong seseorang terperangkap

dalam keputusan yang apriori (apriory judgement), benar atau salah tetap

harus diterima.2

2 Ekonomi Islam, Imamudin Yuliadi, 2006, hal. 6

Definisi yang lebih lengkap harus mengakomodasikan sejumlah

prasyarat yaitu karakteristik dari pandangan hidup Islam. Syarat utama adalah

memasukkan nilai-nilai syariah dalam ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi Islam

adalah ilmu sosial yang tentu saja tidak bebas dari nilai-nilai moral. Nilainilai

moral merupakan aspek normatif yang harus dimasukkan dalam analisis

fenomena

Page 9: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

Islam dan Persoalan Ekonomi | 9

ekonomi serta dalam pengambilan keputusan yang dibingkai

syariah.

Definisi ekonomi islam menurut beberapa ekonom islam,

Muhammad Abdul Mannan

"Ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari

masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam".

M.M Metwally

"Ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari

perilakumuslim (yang beriman) dalam suatu masyarakat Islam yang

mengikuti Al Quran,Hadits Nabi,Ijma dan Qiyas".

Hasanuzzaman

"Ilmu ekonomi Islam adalah pengetahuan dan aplikasi dari anjuran dan

aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam memperoleh sumber

daya material sehingga tercipta kepuasan manusia dan memungkinkan

mereka menjalankan perintah Allah dan masyarakat".

2.2 Prinsip Ekonomi dalam Islam

Aktivitas ekonomi harus dilaksanakan dengan menghindari ketidakadilan

dalam perolehan dan pembagian sumber ekonomi. Prinsip dasar yang digunakan

untuk menghindari ketidakadilan tersebut adalah syariah yang di dalamnya

perintah (injunctions) dan peraturan (rules) tentang boleh tidaknya suatu kegiatan.

Para pemikir ekonomi Islam berbeda pendapat dalam memberikan

kategorisasi terhadap prinsip-prinsip ekonomi Islam. Sebagaimana dikutip

Muslim

H. Kara, Khurshid Ahmad mengkategorisasi prinsip-prinsip ekonomi

Islam pada: Prinsip tauhid, rub-biyyah, khilafah, dan tazkiyah.3

3 Bank Syariah di Indonesia Analisis Terhadap Pemerintah Indonesia Terhadap Perbankan

Syariah,, Muslimin H. Kara, 2005, hal. 37 – 38

Mahmud Muhammad Bablily menetapkan lima prinsip yang berkaitan

dengan kegiatan ekonomi dalam Islam, yaitu: al-ukhuwwa (persaudaraan), al-

ihsan

Page 10: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

Islam dan Persoalan Ekonomi | 10

(berbuat baik), al-nasihah (memberi nasihat), al-istiqamah (teguh pendirian), dan

altaqwa (bersikap takwa).4

4 Etika Bisnis : Studi Kajian Konsep Perekonomian Menurut Al – Qur’an dan As Sunnah,,

terjemahan Rosihin A. Ghani, 1990, hal. 15

Sedangkan menurut M. Raihan Sharif dalam Islamic Social Framework

sebagaimana dikutip Muslim H. Kara, struktur sistem ekonomi Islam didasarkan

pada empat kaidah struktural, yaitu: (1) trusteeship of man (perwalian manusia);

(2) co-operation (kerja sama); (3) limite private property (pemilikan pribadi yang

terbatas); dan (4) state enterprise (perusahaan negara).5

5, Muslimin H. Kara, 2005, hal. 38

Menurut Adiwarman Karim, bangunan ekonomi Islam didasarkan atas

lima nilai universal, yakni tauhid, keadilan, kenabian, khilafah, dan Ma'ad (hasil).

Menurut Metwally yang dikutip Zainul Arifin, prinsip-prinsip ekonomi Islam itu

secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Dalam ekonomi Islam, berbagai jenis sumber daya dipandang sebagai

pemberian atau titipan Tuhan kepada manusia. Manusia harus

memanfaatkannya seefisien dan seoptimal mungkin dalam produksi guna

memenuhi kesejahteraan bersama di dunia, yaitu untuk diri sendiri dan

untuk orang lain. Namun yang terpentirig adalah bahwa kegiatan tersebut

akan dipertanggung-jawabkan di akhirat nanti.

2. Islam mengakui kepemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu,

termasuk kepemilikan alat produksi dan faktor produksi. Pertama,

kepemilikan individu dibatasi oleh kepentingan masyarakat, dan kedua,

Islam menolak setiap pendapatan yang diperoleh secara tidak sah, apalagi

usaha yang menghancurkan masyarakat.

3. Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama. Seorang

Muslim, apakah ia sebagai pembeli, penjual, penerima upah, pembuat

keuntungan dan sebagainya, harus berpegang pada tuntunan Allah SWT

dalam Al Qur'an:

Page 11: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

Islam dan Persoalan Ekonomi | 11

4. Pemilikan kekayaan pribadi harus berperan sebagai kapital produktif

yang, akan meningkatkan besaran produk nasional dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Al Qur'an mengungkapkan bahwa "Apa yang

diberikan Allah kepada Rasul-Nya sebagai harta rampasan dari penduduk

negeri-negeri itu, adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat,

anakanak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang dalam

perjalanan, supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang

kaya saja di antara kalian..," (QS:57:7). Oleh karena itu, sistem ekonomi

Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh

beberapa orang saja. Konsep ini berlawanan dengan sistem ekonomi

kapitalis, di mana kepemilikan industri didominasi oleh monopoli dan

oligopoli, tidak terkecuali industri yang merupakan kepentingan umum.

5. Islam menjamin kepemilikan masyarakat, dan penggunaannya

direncanakan untuk kepentingan orang banyak. Prinsip ini didasari

Sunnah Rasulullah yang menyatakan bahwa, "Masyarakat punya hak

yang sama atas air, padang rumput dan api." Sunnah Rasulullah tersebut

menghendaki semua industri ekstraktif yang ada hubungannya dengan

produksi air, bahan tambang, bahkan bahan makanan, harus dikelola oleh

negara. Demikian juga berbagai macam bahan bakar untuk keperluan

dalam negeri dan industri tidak boleh dikuasai oleh individu.

6. Seorang muslim harus takut kepada Allah dan hari akhirat, seperti

dicantumkan Q.S Al – Baqarah 281.

7. Seorang Muslim yang kekayaannya melebihi ukuran tertentu (nisab)

diwajibkan membayar zakat.

8. Islam melarang setiap pembayaran bunga (riba) atas berbagai bentuk

pinjaman, apakah pinjaman itu berasal dari teman, perusahaan perorangan,

Page 12: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

Islam dan Persoalan Ekonomi | 12

pemerintah ataupun institusi lainnya. Al Qur'an secara bertahap namun

jelas dan tegas memperingatkan kita tentang bunga.

Dari banyak ayat al-Qur'an dan hadist nabi yang sebagian telah

disebutkan di muka dapat ditarik beberapa prinsip ekonomi Islam sebagai

berikut:

1. Manusia adalah makhluk pengemban amanat Allah untuk memakmurkan

kehidupan di bumi, dan diberi kedudukan sebagai khalifah (wakilnya)

yang wajib melaksanakan petunjuk-petunjuk-Nya.

2. Bumi dan langit seisinya diciptakan untuk melayani kepentingan hidup

manusia, dan ditundukkan kepadanya untuk memenuhi amanat Allah.

Allah jugalah pemilik mutlak alas semua ciptaan-Nya.

3. Manusia wajib bekerja untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.

4. Kerja adalah yang sesungguhnya menghasilkan (produktif).

5. Islam menentukan berbagai macam bentuk kerja yang halal dan yang

haram. Kerja yang halal saja yang dipandang sah.

6. Hasil kerja manusia diakui sebagai miliknya.

7. Hak milik manusia dibebani kewajiban-kewajiban yang diperuntukkan

bagi kepentingan masyarakat. Hak milik berfungsi sosial.

8. Harta jangan hanya beredar di kalangan kaum kaya saja, tetapi diratakan,

dengan jalan memenuhi kewajiban-kewajiban kebendaan yang telah

ditetapkan dan menumbuhkan kepedulian sosial berupa anjuran berbagai

macam shadaqah.

9. Harta difungsikan bagi kemakmuran bersama tidak hanya ditimbun tanpa

menghasilkan sesuatu dengan jalan diperkembangkan secara sah.

10. Harta jangan dihambur-hamburkan untuk memenuhi kenikmatan

melampaui batas. Mensyukuri dan menikmati perolehan usaha hendaklah

dalam batas yang dibenarkan syara'.

11. Memenuhi kebutuhan hidup jangan berlebihan, jangan kurang tetapi

secukupnya.

12. Kerja sama kemanusiaan yang bersifat saling menolong dalam usaha

memenuhi kebutuhan ditegakkan.

Page 13: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

Islam dan Persoalan Ekonomi | 13

13. Nilai keadilan dalam kerjasama kemanusiaan ditegakkan.

14. Nilai kehormatan manusia dijaga dan dikembangkan dalam usaha

memperoleh kecukupan kebutuhan hidup.

15. Campur tangan negara dibenarkan dalam rangka penertiban kegiatan

ekonomi menuju tercapainya tujuan, terwujudnya keadilan sosial.

2.3 Persoalan Ekonomi dalam Islam

2.3.1 Perbankan Syari’ah

Secara umum pengertian Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang

pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam. Saat ini banyak

istilah yang diberikan untuk menyebut entitas Bank Islam selain istilah Bank

Islam itu sendiri, yakni Bank Tanpa Bunga (Interest-Free Bank), Bank Tanpa

Riba (Lariba Bank), dan Bank Syari’ah (Shari’a Bank). Di Indonesia secara

teknis yuridis penyebutan Bank Islam mempergunakan istilah resmi “Bank

Syariah”, atau yang secara lengkap disebut “Bank Berdasarkan Prinsip

Syariah”.

Fungsi Bank Syariah secara garis besar tidak berbeda dengan bank

konvensional, yakni sebagai lembaga intermediasi (intermediary institution)

yang mengerahkan dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana-dana

tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk fasilitas

pembiayaan. Perbedaan pokoknya terletak dalam jenis keuntungan yang

diambil bank dari transaksi-transaksi yang dilakukannya. Bila bank

konvensional mendasarkan keuntungannya dari pengambilan bunga, maka

Bank Syariah dari apa yang disebut sebagai imbalan, baik berupa jasa (fee-base

income) maupun mark-up atau profit margin, serta bagi hasil (loss and profit

sharing).

Beberapa produk jasa yang disediakan oleh bank berbasis syariah antara

lain,

Al-Wadi'ah (jasa penitipan), adalah jasa penitipan dana dimana penitip

dapat mengambil dana tersebut sewaktu-waktu. Dengan sistem wadiah

Page 14: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

Islam dan Persoalan Ekonomi | 14

Bank tidak berkewajiban, namun diperbolehkan, untuk memberikan bonus

kepada nasabah. Bank Muamalat Indonesia-Shahibul Maal.

Deposito Mudhorobah, nasabah menyimpan dana di Bank dalam kurun

waktu yang tertentu. Keuntungan dari investasi terhadap dana nasabah

yang dilakukan bank akan dibagikan antara bank dan nasabah dengan

nisbah bagi hasil tertentu.

Al-Musyarakah (Joint Venture), konsep ini diterapkan pada model

partnership atau joint venture. Keuntungan yang diraih akan dibagi dalam

rasio yang disepakati sementara kerugian akan dibagi berdasarkan rasio

ekuitas yang dimiliki masing-masing pihak. Perbedaan mendasar dengan

mudharabah ialah dalam konsep ini ada campur tangan pengelolaan

manajemennya sedangkan mudharabah tidak ada campur tangan

Al-Mudharabah, adalah perjanjian antara penyedia modal dengan

pengusaha. Setiap keuntungan yang diraih akan dibagi menurut rasio

tertentu yang disepakati. Resiko kerugian ditanggung penuh oleh pihak

Bank kecuali kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan,

kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah seperti penyelewengan,

kecurangan dan penyalahgunaan.

Al-Muzara'ah, adalah bank memberikan pembiayaan bagi nasabah yang

bergerak dalam bidang pertanian/perkebunan atas dasar bagi hasil dari

hasil panen.

Al-Musaqah, adalah bentuk lebih yang sederhana dari muzara'ah, di mana

nasabah hanya bertanggung-jawab atas penyiramaan dan pemeliharaan,

dan sebagai imbalannya nasabah berhak atas nisbah tertentu dari hasil

panen.

Bai' Al-Murabahah, adalah penyaluran dana dalam bentuk jual beli.

Bank akan membelikan barang yang dibutuhkan pengguna jasa kemudian

menjualnya kembali ke pengguna jasa dengan harga yang dinaikkan sesuai

margin keuntungan yang ditetapkan bank, dan pengguna jasa dapat

mengangsur barang tersebut. Besarnya angsuran flat sesuai akad diawal

dan besarnya angsuran=harga pokok ditambah margin yang disepakati.

Contoh: harga rumah 500 juta, margin bank/keuntungan bank 100 jt,

maka yang

Page 15: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

Islam dan Persoalan Ekonomi | 15

dibayar nasabah peminjam ialah 600 juta dan diangsur selama waktu yang

disepakati diawal antara Bank dan Nasabah.

Bai' As-Salam, Bank akan membelikan barang yang dibutuhkan di

kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka. Barang yang

dibeli harus diukur dan ditimbang secara jelas dan spesifik, dan penetapan

harga beli berdasarkan keridhaan yang utuh antara kedua belah pihak.

Contoh: Pembiayaan bagi petani dalam jangka waktu yang pendek (2-6

bulan). Karena barang yang dibeli (misalnya padi, jagung, cabai) tidak

dimaksudkan sebagai inventori, maka bank melakukan akad bai' as-salam

kepada pembeli kedua (misalnya Bulog, pedagang pasar induk, grosir).

Contoh lain misalnya pada produk garmen, yaitu antara penjual, bank, dan

rekanan yang direkomendasikan penjual.

Bai' Al-Istishna', merupakan bentuk As-Salam khusus di mana harga

barang bisa dibayar saat kontrak, dibayar secara angsuran, atau dibayar di

kemudian hari. Bank mengikat masing-masing kepada pembeli dan

penjual secara terpisah, tidak seperti As-Salam di mana semua pihak diikat

secara bersama sejak semula. Dengan demikian, bank sebagai pihak yang

mengadakan barang bertanggung-jawab kepada nasabah atas kesalahan

pelaksanaan pekerjaan dan jaminan yang timbul dari transaksi tersebut.

2.3.2 Asuransi (Takâful)

Asuransi dalam bahasa Arab disebut At’ta’mîn yang berasal dari kata

amanah yang berarti memberikan perlindungan, ketenangan, rasa aman serta

bebas dari rasa takut. Istilah menta’minkan sesuatu berarti seseorang

memberikan uang cicilan agar ia atau orang yang ditunjuk menjadi ahli

warisnya mendapatkan ganti rugi atas hartanya yang hilang.

Menurut Fatwa Dewan Asuransi Syariah Nasional Majelis Ulama

Indonesia (DSN-MUI) Fatwa DSN No.21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman

Umum Asuransi Syariah bagian pertama menyebutkan pengertian Asuransi

Syariah (ta’mîn, takâful’ atau tadhâmun) adalah usaha saling melindungi dan

tolong menolong di antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam

bentuk set

Page 16: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

Islam dan Persoalan Ekonomi | 16

dan atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk mengehadapi resiko

tertentu melalui akad atau perikatan yang sesuai dengan syariah.

Akad atau perjanjian yang menjadi dasar bagi setiap transaksi, termasuk

dalam asuransi atau yang lazim disebut dengan polis juga harus disesuaikan

dengan prinsip-prinsip syari’ah, Untuk itu maka dalam pembuatan polis asuransi

dapat menerapkan akad-akad tradisional Islam. Berdasarkan fatwa DSN-MUI,

jenis-jenis akad yang dapat diterapkan dalam asuransi syari’ah adalah : akad

mudhârabah, akad mudhârabah musytarakah, akad wakâlahbil-ujrah, dan akad

tabarru.

Konsep asuransi syari’ah adalah risk sharing (pembagian resiko)

berdasarkan prinsip tolong menolong. Ini berbeda dengan asuransi konvensional

yang menekankan pada pengalihan resiko (risk transfering). Prinsip tolong

menolong ini dalam Islam dikenal dengan prinsip ta’âwuniyah. Hal ini didasarkan

pada ketentuan al-Qur`an surat al-Maidah ayat 2 berikut,

يد ش�ب اق��علا د

�تاو� ن او��د علاو� ث�إل ا ى�لع��هللا ن إ �هللا اوق�

ىو��ق� تلاو� ب�لا ى�لع�اونو��اع�� �ت�الو�

�تو�اونو��اع��

Page 17: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

Islam dan Persoalan Ekonomi | 17

”..dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,

dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran..”

2.3.3 Penggadaian (Rahn)

Gadai merupakan salah satu kategori dari perjanjian utang-piutang, yang

mana untuk suatu kepercayaan dari orang yang berpiutang, maka orang yang

berutang menggadaikan barangnya sebagai jaminan terhadap utangnya itu. Dalam

istilah bahasa Arab, gadai diistilahkan dengan rahn dan dapat juga dinamai al-

habsu . Secara etimologis, pengertian rahn adalah tetap dan lama, sedangkan al-

habsu berarti penahanan terhadap suatu barang tersebut.

Praktik seperti ini telah ada sejak jaman Rasulullah SAW., dan Rasulullah

sendiri pernah melakukannya. Gadai mempunyai nilai sosial yang sangat tinggi

dan dilakukan secara sukarela atas dasar tolong-menolong. Sesuai dengan PP 103

Tahun 2000 Pasal 8, Perum Pegadaian melakukan kegiatan usaha utamanya

dengan menyalurkan uang pinjaman atas dasar hukum gadai serta menjalankan

usaha lain seperti penyaluran uang pinjaman berdasarkan layanan jasa titipan,

sertifikasi logam mulia, dan lainnya.

Adapun boleh tidaknya transaksi gadai menurut Islam diatur dalam Al-

Qur’an, As-Sunnah dan Ijtihad. Dari sumber tersebut, dasar hukumnya adalah :

1. Al-Qur’an : Ayat-ayat Al-Qur’an yang dapat dijadikan dasar hukum

perjanjian gadai adalah Q.S Al-Baqarah ayat 282 dan 283. Inti dari dua

ayat tersebut adalah: “Apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai

untuk waktu yang ditentukan hendaklah kamu menuliskan, yang

dipersaksikan dua orang saksi laki-laki atau satu seorang saksi laki-laki

dan dua orang saksi perempuan”.

2. As-Sunnah : Dalam hadist berasal dari ‘Aisyah disebutkan bahwa Nabi

Muhammad SAW pernah membeli makanan dari seorang Yahudi dengan

harga yang diutang, sebagai tanggungan atas utangnya itu Nabi

Muhammad SAW menyerahkan baju besinya (HR. Bukhari).

Secara umum, produk jasa dari lembaga pegadaian adalah sebagai berikut :

1. Gadai

Page 18: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

Islam dan Persoalan Ekonomi | 18

Gadai merupakan kredit jangka pendek guna memenuhi kebutuhan dana yang

harus dipenuhi pada saat itu juga, dengan barang jaminan berupa barang

bergerak berwujud seperti perhiasan, kendaraan roda dua, barang elektronik

dan barang rumah tangga.

2. Jasa Taksir

Jasa taksir diberikan kepada mereka yang ingin mengetahui kualitas barang

miliknya seperti emas, perak dan berlian

3. Jasa Titipan

Jasa titipan merupakan cara pemecahan masalah yang paling tepat bagi

masyarakat yang menghendaki keamanan yang baik atyas barang berharga

miliknya. Barang-barang yang dapat dititipkan di pegadaian adalah perhiasan,

surat-surat berharga, sepeda motor dan sebagainya.

Sistem operasional produk Pegadaian syari’ah dilakukan melalui prinsip-

prinsip sebagai berikut :

o Prinsip Wadi’ah (Simpanan)

o Prinsip Tijarah (Jual Beli atau Pengembalian Bagi Hasil)

o Prinsip Ijarah (Sewa)

o Prinsip al-Ajr wa al-Umulah (Pengembalian Fee)

o Prinsip al-Qard (Biaya Administrasi)

Page 19: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

Islam dan Persoalan Ekonomi | 19

2.3.4 Baitul Mâl wa Tamwîl (BMT)

Istilah BMT sebenarnya dapat dipilah sebagai Baitul Mâl (BM) dan Baitul

Tamwîl (BT). Menurut fungsinya, BM bertugas menghimpun, mengelola dan

menyalurkan dana ZIS (Zakat, Infak, Sedekah) sebagai bagian yang

menitikberatkan pada aspek sosial. Sementara, BT merupakan lembaga komersial

dengan pendanaan dari pihak ke tiga, bisa berupa pinjaman atau investasi.

Ada dua bagian dari BMT yang keduanya memiliki fungsi dan pengertian

yang berbeda. Pertama, Baitul Mâl merupakan lembaga penerima zakat, infak,

sedekah dan sekaligus menjalankannya sesuai dengan peraturan dan amanahnya.

Sedangkan Baitul Tamwîl adalah lembaga keuangan yang berorientasi bisnis

dengan mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam

meningkatkan kualitas kehidupan ekonomi masyarakat terutama masyarakat

dengan usaha skala kecil. Dalam perkembangannya BMT juga diartikan sebagai

Balai-usaha Mandiri Terpadu yang singkatannya juga BMT. Adapun ciri dari

BMT adalah :

1. Berorientasi bisnis dan mencari laba bersama

2. Bukan lembaga sosial tapi dapat dimanfaatkan untuk mengefektifkan

penggunaan zakat, infak dan sadaqoh.

3. Ditumbuhkan dari bawah dan berlandaskan pada peran serta masyarakat.

4. Milik masyarakat secara bersama, bukan milik perorangan.

5. Dalam melakukan kegiatannya para pengelola BMT bertindak aktif,

dinamis, berpandangan proaktif.

6. Melakukan upaya peningkatan wawasan dan pengamalan nilai-nilai Islam

kepada semua personil dan nasabah BMT. Biasanya dilakukan dengan

pengajian-pengajian atau diskusi-diskusi dengan topik-topik yang

terencana.

7. Manajemen BMT dikelola secara profesional dan Islami.

Page 20: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

Islam dan Persoalan Ekonomi | 20

2.3.5 Pasar Modal Syari’ah

Menurut Undang-undang no. 8 tahun 1995 tentang pasar modal

mendefinisikan pasar modal sebagai “Kegiatan yang bersangkutan dengan

Penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan

dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan

dengan efek. Menurut Kepres No. 60 Tahun1988, pasar modal adalah bursa yang

merupakan sarana untuk mempertemukan penawar dan peminta dana jangka

panjang dalam bentuk efek.

Sedangkan pasar modal syari’ah sendiri dapat diartikan sebagai pasar

modal yang menerapkan prinsip-prinsip syari’ah dalam kegiatan transaksi

ekonomi dan terlepas dari hal-hal yang dilarang seperti: riba, perjudian, spekulasi,

dan lain-lain. Dari pengertian tersebut tampak jelas sekali ada yang berbeda antara

pasar modal konvensional dengan pasar modal syari’ah.

Pasar modal syari’ah adalah pasar modal yang dijalankan dengan konsep

syari’ah, di mana setiap perdagangan surat berharga mentaati ketentuan transaksi

sesuai dengan ketentuan syari’ah. Pasar modal syari’ah tidak hanya ada dan

berkembang di Indonesia tetapi juga di negara-negara lain, seperti negara

Malaysia.

Pasar modal syari’ah dapat diartikan sebagai pasar modal yang

menerapkan prinsip-prinsip syari’ah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan

terlepas dari hal-hal yang dilarang seperti riba, perjudian, spekulasi, dan lain-lain.

Dalam Islam investasi merupakan kegiatan muamalah yang sangat

dianjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi produktif dan

juga mendatangkan manfaat bagi orang lain. Al-Quran dengan tegas melarang

aktivitas penimbunan (iktinaz) terhadap harta yang dimiliki (9:33). Dalam sebuah

hadits, Nabi Muhammad Saw bersabda, ”Ketahuilah, Siapa yang memelihara

anak yatim, sedangkan anak yatim itu memiliki harta, maka hendaklah ia

menginvestasikannya (membisniskannya), janganlah ia membiarkan harta itu

idle, sehingga harta itu terus berkurang lantaran zakat”

Page 21: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

Islam dan Persoalan Ekonomi | 21

2.4 Bekerja Sebagai Kewajiban dan Ibadah

Bekerja adalah manifestasi amal saleh. Bila kerja itu amal saleh, maka

kerja adalah ibadah. Dan bila kerja itu ibadah, maka kehidupan manusia tidak bisa

dilepaskan dari kerja. Seorang muslim dalam mengerjakan sesuatu selalu

melandasinya dengan mengharap ridha Allah. Ini berimplikasi bahwa ia tidak

boleh melakukan sesuatu dengan sembrono, sikap seenaknya, dan secara acuh tak

acuh. Sehubungan dengan ini, optimalisasi nilai hasil kerja berkaitan erat dengan

konsep ihsan. Ihsan berkaitan dengan etos kerja, yaitu melakukan pekerjaan

dengan sebaik mungkin, sesempurna mungkin atau seoptimal mungkin. Allah

mewajibkan atas segala sesuatu, sebagaimana firman-Nya, “Yang membuat segala

sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya“. (QS. As-Sajdah ayat 7).

Rasulullah SAW menjadikan kerja sebagai aktualisasi keimanan dan

ketakwaan. Rasul bekerja bukan untuk menumpuk kekayaan duniawi. Beliau

bekerja untuk meraih keridaan Allah SWT.Suatu hari Rasulullah SAW berjumpa

dengan Sa’ad bin Mu’adz Al-Anshari. Ketika itu Rasul melihat tangan Sa’ad

melepuh, kulitnya gosong kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari.

“Kenapa tanganmu?,” tanya Rasul kepada Sa’ad. “Wahai Rasulullah,” jawab

Sa’ad, “Tanganku seperti ini karena aku mengolah tanah dengan cangkul itu

untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku”. Seketika itu beliau

mengambil tangan Sa’ad dan menciumnya seraya berkata, “Inilah tangan yang

tidak akan pernah disentuh api neraka”.

Dalam kisah lain disebutkan bahwa ada seseorang yang berjalan melalui

tempat Rasulullah SAW. Orang tersebut sedang bekerja dengan sangat giat dan

tangkas. Para sahabat kemudian bertanya, “Wahai Rasulullah, andaikata bekerja

semacam orang itu dapat digolongkan jihad fî sabilillâh, maka alangkah baiknya.”

Mendengar itu Rasul pun menjawab, “Kalau ia bekerja untuk menghidupi anak-

anaknya yang masih kecil, itu adalah fî sabilillâh; kalau ia bekerja untuk

menghidupi kedua orangtuanya yang sudah lanjut usia, itu adalah fî sabilillâh;

kalau ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, itu

juga fî sabilillâh.” (HR Ath-Thabrani).

Page 22: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

Islam dan Persoalan Ekonomi | 22

Kemuliaan seorang manusia itu bergantung kepada apa yang

dilakukannya. Dengan itu, sesuatu amalan atau pekerjaan yang mendekatkan

seseorang kepada Allah adalah sangat penting serta patut untuk diberi

perhatian. Amalan atau pekerjaan yang demikian selain memperoleh keberkahan

serta kesenangan dunia, juga ada yang lebih penting yaitu merupakan jalan atau

tiket dalam menentukan tahap kehidupan seseorang di akhirat kelak; apakah

masuk golongan ahli surga atau sebaliknya. Istilah ‘kerja’ dalam Islam bukanlah

semata- mata merujuk kepada mencari rezeki untuk menghidupi diri dan keluarga

dengan menghabiskan waktu siang maupun malam, dari pagi hingga sore, terus

menerus tak kenal lelah, tetapi kerja mencakup segala bentuk amalan atau

pekerjaan yang mempunyai unsur kebaikan dan keberkahan bagi diri, keluarga

dan masyarakat sekelilingnya serta negara.

Islam menempatkan kerja atau amal sebagai kewajiban setiap muslim.

Kerja bukan sekedar upaya mendapatkan rezeki yang halal guna memenuhi

kebutuhan hidup, tetapi mengandung makna ibadah seorang hamba kepada Allah,

menuju sukses di akhirat kelak. Oleh sebab itu, muslim mesti menjadikan kerja

sebagai kesadaran spiritualnya.

Dengan semangat ini, setiap muslim akan berupaya maksimal dalam

melakukan pekerjaannya. la berusaha menyelesaikan setiap tugas dan pekerjaan

yang menjadi tanggungjawabnya dan berusaha pula agar setiap hasil kerjanya

menghasilkan kualitas yang baik dan memuaskan. Dengan kata lain, ia akan

menjadi orang yang terbaik dalam setiap bidang yang ditekuninya. Ada dua

tahapan yang harus dilakukan seseorang agar prestasi kerja meningkat dan

kerjapun bernilai ibadah.

Pertama, Kerja Ikhlas. Betapa banyak para pekerja dalam melaksanakan

pekerjaannya dengan tekun, cerdas, gigih dan penuh tanggungjawab namun jauh

dari nilai-nilai keikhlasan akhirnya menjadi petaka. Bekerja dengan dilandasi

keikhlasan adalah suatu keharusan agar materi dari hasil kerja didapat sementara

pahala diraih. Sesuai dengan doa yang seringkali dibaca ‘fiddunya hasanah wafil

akhirati hasanah…”Dan katakanlah : “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-

Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan

Page 23: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

Islam dan Persoalan Ekonomi | 23

dikembalikan kepada (Allah) Yang mengetahui akan yang gaib dan yang nyata,

lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (al-Qur’an

Surat At-Taubah ayat 105)

Kedua, Kerja keras dan cerdas. Ukuran kerja keras adalah kesempatan

berbuat, tanpa pamrih, bekerja maksimal dan Kepasifan dalam menghadapi

pekerjaan membatasi seseorang tidak berusaha meningkatkan kemampuan

profesionalismenya. Profesionalisme biasanya dijadikan ukuran dalam

peningkatan prestasi di setiap pekerjaan. Dalam mengerjakan sesuatu, seorang

muslim selalu melandasinya dengan mengharap ridha Allah. Ini berimplikasi

bahwa ia tidak boleh melakukan sesuatu dengan sembrono, sikap seenaknya, dan

secara acuh tak acuh. Sehubungan dengan ini, optimalisasi nilai hasil kerja

berkaitan erat dengan konsep ihsan. Ihsan berkaitan dengan etos kerja, yaitu

melakukan pekerjaan dengan sebaik mungkin, sesempurna mungkin atau

seoptimal mungkin.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib manusia sebelum mereka

mengubah apa yang ada pada dirinya. (Q.S. Ar-Ra’du ayat 11).

“dan bahwasannya seorang manusia tidak akan memperoleh selain apa yang

telah diusahakannya”. (Q.S. Al-Najm ayat 39).

2.5 Akhlak Bekerja dalam Islam

Pembahasan Akhlak bekerja, dikenal juga dengan istilah Etos kerja (work

ethic). Etos kerja suatu masyarakat tidak bisa dilepaskan dari pemahaman dan

pengamalan atas doktrin-doktrin keagamaan atau ideologi yang dianut. Agama

atau ideologi merupakan pembentuk etika yang paling dasar yang dikembangkan

sedemikian rupa sesuai dengan tuntutan aktual masyarakat.

Page 24: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

Islam dan Persoalan Ekonomi | 24

Cendikiawan Muslim Nurcholis Majid dalam bukunya Islam Dogma dan

Peradaban mencatat beberapa konsep ajaran Islam yang terkait erat dengan

peningkatan kualitas etos kerja umat, antara lain :

1. Niat dan Tauhidullah

Dalam Islam kedudukan niat merupakan yang paling fundamental dalam setiap

praktek ibadah baik mahdah maupun ghairu mahdah. Baik buruknya suatu

pekerjaan tergantung pada niat pelakunya. Rasulullah bersabda :

ام ئرما لكل امنإو ةيلناب مالعاأل إمناىون

"Sesungguhnya setiap amal itu dengan niatnya, dan setiap perkara tergantung

pada apa yang ia niatkan".

Inilah yang membedakan antara sistem Islam dengan yang lain. Termasuk

dengan konfusianisme, faham ini secara nyata memang memberi pengaruh kuat

kepada pemeluknya untuk melakukan kerja keras. Sebab secara umum ajaran

yang ditekankan lebih mengarah kepada materialisme. Dimana kepemilikan

seseorang akan materi akan sangat menentukan tingkatan kastanya baik waktu

di dunia maupun ketika sesudah mati. Itulah karenanya dalam sistem ekonomi

negara yang menganut paham kongfusianisme lebih mengarah kepada sistem

yang menjunjung tinggi materi sebagai pusat perbaikan suatu bangsa.

Islam adalah agama yang mengajarkan tauhid pada setiap aspek kehidupan

umatnya. Seoarang muslim yang beriman wajib meyakini dengan lisan dan

qalbunya syahadat Lâ ilâha illallâh, lafadz ini berarti menafikan tuhan-tuhan

lain selain Allah. Tuhan-tuhan itu bisa berarti benda yang dicenderungi maupun

disembah (paganisme), ideologi seperti materialisme, hedonisme, atau sistem

kepercayaan yang diikuti yang lebih diutamakan dari pada Allah. Maka ketika

seseorang bekerja dengan didasarkan pada tauhid, hal itu menjadikanya

merdeka untuk melakukan apa saja yang diyakini selama tidak bertentangan

dengan kehendak Allah SWT.

Page 25: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

Islam dan Persoalan Ekonomi | 25

2. Ihsan dan Itqan

Untuk memperkuat dan memperjelas niat, umat Islam diperintahkan untuk

mengucapkan nama Allah (bismillâh) setiap awal pekerjaannya. Secara

filosofis ikrar kepada sesuatu berarti pengakuan atas apa yang dimiliki olehnya.

Allah dalam pandangan umat Islam adalah Tuhan yang maha segala-galanya,

tidak ada yang lebih maha dari pada Dia. Hal ini melahirkan kesadaran bahwa

sesuatu yang didasarkan kepada derajat tertinggi akan memberi motivasi kuat

untuk menyamakannya. Itulah Ihsan. Ihsan merupakan bentuk kerja yang

didasarkan pada kualitas kerja terbaik. Rasulullah bersabda :

هللا نإ" قال: هللا لو هللاي عن ننع هللا ع ي روع بن داب ش ىلعي يبأ عنتبك

اون سحإو ت، اإو ةتلقال اون سحإو تلت،ق وا ا : ح ش كل على ان ساإلح ل ةا

،لسم هاوي "نبيحت حريلو نترفش ،كحدأ يحدلو

"Sesungguhnya Allah mewajibkan Ihsan atas segala sesuatu, maka jika kamu

membunuh hendaklah membunuh degnan cara yang baik, dan jika kamu

menyembelih maka sembelihlah dengan cara yang baik, dan hendaklah

menajamkan pisau dan menyenangkan hewan sembelihan itu (mempecepat

proses matinya)".

Berihsan dengan menajamkan pisau untuk menyembelih hewan qurban tidak

saja dilihat dari sudut pandang "kehewanan" tetapi juga menunjukkan kerja

yang efektif dan efisien. Dalam sistem kerja masyarakat modern, efektifitas dan

efisiensi merupakan tuntutan utama yang harus dimiliki semua orang jika ingin

berhasil.

Selain ihsan dikenal juga itqan, yaitu proses kerja dengan standar mutu terbaik.

Seorang muslim dituntut untuk tidak kerja asal-asalan, tetapi berorientasi pada

karya terbaik, indah dan memiliki kualitas yang diperhitungkan semua orang.

Rasulullah bersabda :

Page 26: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

Islam dan Persoalan Ekonomi | 26

ا عم عمل ا إ أحدك، بحب هللا إنيتقنن أن

"Sesungguhnya Allah menyukai seseorang jika melakukan suatu kerja dengan

ber-itqan"

3. Pentingya bekerja dalam Islam

Kerja merupkan wujud keberadaan manusia di muka bumi (mode of existence).

Jika bapak filsafat modern Rene Descartes memformulasikan sebuah prinsip,

aku berpikir maka aku ada (cogito ergo sum), maka dalam tema ini menjadi

"aku bekerja maka aku ada". Sesorang akan dikenal dan diperhitungkan

berdasarkan kerja yang dilakukan. Selain kerja sebagai usaha memenuhi

kebutuhan, juga sebagai penunjukkan jati diri masyarakat dengan ideologi yang

diyakininya. Masyarakat di beberapa negara maju asia seperti Jepang, Korea

Selatan dan Hongkong dikenal sebagai masyarakat pekerja. Satu dengan yang

lain saling berlomba untuk bisa menjadi yang terbaik di Asia. Itulah yang

disebut dengan fighting Spirit (semangan bersaing) dalam rangka mencapai

idealisme ideologi yang mereka anut.

Fighting Spirit sudah ada dalam sistem ajaran islam. Dianjurkan kepada

pemeluknya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat). Allah

berfirman :

إ اعا�ي��

�ل ا ن بت ا، ك

ل

�ت ام�إ�ي اونوك

ت

ن� ي�أ اوق��ت هللا ا�و ا�� يلو��م

ار�� ي�ي ا

و� و

ة�� لو� كل

ر يد �ق ء ع ش� ل

ك

�ى�عل

Page 27: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

Islam dan Persoalan Ekonomi | 27

"Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap

kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di

mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada

hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Al-

Baqarah : 148)

Bekerja dengan semangat beramal soleh dalam rangka kejayaan diri, agama

dan bangsa merupakan jargon yang tak akan pernah padam karena merupakan

semangat utama yang bisa menjadikan pemeluk agama ini berada pada

tingkatan

tertinggi dalam peradaban manusia. Dan itu pernah terjadi pada masa sahabat

dan daulah Islamiyah.

Page 28: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

Islam dan Persoalan Ekonomi | 28

4. Mukmin yang Kuat lebih dicintai Allah

Kebanggaan sebagai suatu bangsa secara nyata telah menjadikan bangsa

tersebut sebagai bangsa pesaing. Masyarakat Inggris pernah mengklaim dirinya

sebagai manusia terdepan dalam sistem evolusi manusia ketika ditemukannya

fosil manusia Fieltdown, yang kemudian berlanjut dengan penjajahan kepada

bangsa- bangsa diberbagai tempat di dunia. Islam tidak mengajarkan rasisme

seperti itu, tetapi menanamkan keberanian dan kepercayaan diri untuk

melakukan banyak

hal sebagai seorang muslim yang mukmin kepadaNya. Allah berfirman :

ونم� تو�ل اب ن�

ن ع� نم لا

ر�ك�

�تو� و��� ن�

ن�

ن� ور�م�إ�ت سف ور�ع م� لاب

تانلل

م�أ ر�� ي�خ�� ر�خ أ ة

تنك،

"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh

kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada

Allah…." (QS. Ali-Imran : 110)

Atau sabda Rasulullah saw. :

كل يفو فيعضال نملما من هللا ىلإ حبأو خري يلقوا نملماخري

"Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai Allah dari pada

mukmin yang lemah, dan dalam berbagai hal (nyata) lebih baik"

Juga sabdanya saw. :

علين يعلى وال يعلو ام اإلهللا"Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya"

Kebanggaan sebagai seoarang muslim ini nyata telah menjadikan para sahabat

dulu memiliki jiwa dan semangat yang membara dalam rangka menyebarkan

Islam ke berbagai pelosok bumi. Semangat seperti ini seharusnya ditumbuhkan

kembali dalam rangka menjadikan umat Islam saat ini bangkit dari perasaan

terkucilkan, lemah, malas dan takut bersaing dengan negara atau bangsa lain.

Page 29: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

Islam dan Persoalan Ekonomi | 29

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam ekonomi islam, yang dimaksud ekonomi islam adalah pengetahuan

dan aplikasi dari anjuran dan aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam

memperoleh sumber daya material sehingga tercipta kepuasan manusia dan

memungkinkan mereka menjalankan perintah Allah dan masyarakat. Ekonomi

Islam didasarkan pada prinsip syariah yang di dalamnya ada perintah dan

peraturan tentang boleh tidaknya suatu kegiatan. Dasar hukum yang digunakan

adalah Al – Qur’an , As – Sunnah atau Ijma (Apabila hukum tidak ditemui di Al –

Qur’an maupun As – Sunnah).

Dalam masyarakat globalisasi saat ini, sistem ekonomi islam atau syari’ah

dapat digunakan untuk menggantikan sistem ekonomi kapitalis maupun

komunisme.

3.2 Saran

Apa yang dibahas dalam makalah ini diharapkan dapat memberikan

manfaat berupa pengetahuan mengenai ekonomi islam. Bagi mahasiswa

yang kelak terjun ke masyarakat diharapkan setelah membaca makalah ini

dapat memberikan pengetahuan (pencerahan) tentang prinsip-prinsip

ekonomi Islam dalam tataran keilmuan dan praktis. Kedepan mahasiswa

diharapkan lebih kritis setelah membaca makalah ini terutama dalam

menyikapi arus globalisasi dengan banyaknya sistem ekonomi ini.

Page 30: alfianrama.files.wordpress.com  · Web viewSyariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia,

Islam dan Persoalan Ekonomi | 30

DAFTAR PUSTAKA

Al-'Assal, A.M & Fathi Ahmad Abdul Karim. 1999. Sistem, Prinsip dan Tujuan

Ekonomi Islam (Terjemahan). Penerbit CV. Pustaka Setia.

An-Nabhaniy,T. 1953. Nizham Al-lslam. Beirut.

Muqaddimah Dustur aw Al Asbaabul Maujibatu lahu. Az-Zain, S. A. 1981.

Syari'at Islam: Dalam Perbincangan Ekonomi, Politik dan

Sosial sebagai Studi Perbandingan (Terjemahan). Penerbit Husaini.

Bandung. Budiono. 1998.

Ekonomi Makro. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.2.

Edisi 4. BPFE. Yogyakarta. Chapra, M. U. 1999.

Islam dan Tantangan Ekonomi: Islamisasi Ekonomi Kontemporer (Terjemahan).

Penerbit Risalah Gusti. Surabaya. Karim, A. 2001.

Ekonomi Islami: Suatu kajian Ekonomi Mikro. Karim Business Consulting.

Jakarta Mankiw, N. G. 2000.

Pengantar Ekonomi. Penerbit Erlangga. Jakarta. Mannan, M.A. 1993. Teori dan

Praktek Ekonomi Islam. Penerbit PT. Dana Bhakti Wakaf. Yogyakarta