afifamayrefi.files.wordpress.com  · web viewserangga ordo lepidoptera atau serangga dengan sayap...

42
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ORDO SERANGGA OPT DAN GEJALA KERUSAKAN Oleh : Golongan D/Kelompok 4 1. Muhammad Fachrur R. (161510501107) 2. Afifa Mayrefi Widyastuti (161510501118) 3. Lisa Prastuti Anggraeni (161510501155) LABORATORIUM HAMA PENYAKIT TUMBUHAN

Upload: others

Post on 06-Feb-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENALAN ORDO SERANGGA OPT DAN GEJALA KERUSAKAN

Oleh :

Golongan D/Kelompok 4

1. Muhammad Fachrur R.(161510501107)

2. Afifa Mayrefi Widyastuti(161510501118)

3. Lisa Prastuti Anggraeni(161510501155)

LABORATORIUM HAMA PENYAKIT TUMBUHAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2017

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Serangga tersebar dan dapat ditemukan diberbagai lingkungan yang terdapat dimuka bumi ini. Daya tahan tubuh dan kemampuan adaptasi yang baik menyebabkan spesies ini dapat ditemukan disekitar manusia dengan mudah. Terbagi atas dua fungsi bagi kehidupan manusia yang pertama serangga yang berguna bagi kehidupan manusia dan kedua adalah serangga yang memberikan kerugian bagi kehidupan manusia. Beberapa peran serangga diantaranya sebagai predator, polinator, vektor penyakit dan hama.

Serangga dengan fungsi memberikan kerugian bagi manusia khususnya menyerang pada tumbuhan yang dibudidayakan biasa disebut sebagai organisme pengganggu tanaman atau hama. Beberapa serangga digolongkan dan dibedakan atas bentuk sayapnya. Serangga serangga tersebut terdiri dari ordo Orthoptera, Ishoptera, hemiptere,homoptera, diptera, lepidoptera, dan coleoptera. Serangga dalam ordo orthoptera terbagi atas beberapa sub ordo, serangga yang termasuk dalam ordo tersebut yaitu salah satunya belalang. Ordo

Serangga yang memiliki peran sebagai hama atau organisme penganggu tanaman memiliki gejala serangan yang berbeda. Gejala serangan yang berbeda beda diakibatkan tipe alat mulut pada serangga yang berbeda beda pula. Terdapat serangga dengan alat mulut penggigit pengunyah dan pencucuk penghisap. Serangga dengan alat mulut menggigit mengunyah memiliki gejala serangan apabila pada daun meninggalkan bekas gigitan pada tepi daun. Serangga dengan alat mulut mencucuk menghisap meninggalkan bekas lubang – lubang kecil pada daun ataupun bagian tanaman lainnya yang telah berubah warna dari warna aslinya. d Laporan ini akan membahas mengenai karakteristik ordo serangga dan peranannya terhadap tumbuhan serta mengetahui juga memahami gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh hama serangga pada tanaman. Serangga yang bukan berupa hama namun sebagai vektor penyakit, menyebabkan suatu tanaman yang dihinggapi atau memiliki bekas dimakan oleh serangga dapat terkena suatu penyakit.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui dan memahami karakteristik ordo-ordo serangga yang berperanan sebagai OPT

2. Mengetahui dan memahami gejala kerusakan yang diakibatkan oleh serangga.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Serangga adalah organisme yang banyak ditemui pada suatu ekosistem di seluruh dunia. Serangga memiliki peranan dalam suatu ekosistem yaitu sebagai polinator atau penyerbuk, predator, parasitoid, dan hama. Beberapa ordo serangga dapat diketahui serangga yang berguna bagi kehidupan manusia maupun tanaman contohnya yaitu predator dan pollinator, sedangkan serangga yang dapat merugikan manusia maupun tanaman contohnya parasitoid dan hama. Menurut Tambunan dkk. (2013), telah diketahui beberapa ordo serangga yang berperan dalam penyerbukan pada ekosistem tembakau diantaranya yaitu ordo coleoptera, diptera, hymenoptera, dan lepidoptera, sedangkan yang berperan sebagai predator yaitu ordo coleoptera, diptera, hemiptera, hymenoptera, dan odonata. Adapun serangga merugikan yang berperan sebagai hama yaitu ordo coleoptera, diptera, hemiptera, homoptera, hymenoptera, isoptera, lepidoptera, dan orthoptera, sedangkan serangga yang berperan sebagai parasitoid yaitu ordo diptera dan hymenoptera.

Terdapat banyak serangga yang merusak tanaman padi atau disebut serangga hama yaitu pada famili acrididae ordo orthoptera, terdapat pula serangga yang berguna yaitu serangga predator yang ditemukan pada sawah dengan tanaman refugia yaitu famili vespidae ordo hymenoptera, famili minochilas ordo coleopteran, dan famili sarcophagidae ordo diptera. Hama tersebut menyerang tanaman padi akibat berkurangnya jumlah predator dikarenakan tidak ada tempat atau habitat sebagai perlindungan bagi predator (Setyadin dkk., 2017).

Menurut Nurhakim (2014), pada ordo hemiptera terdapat serangga hama yang merusak tanaman yaitu salah satunya adalah wereng yang dapat menghisap cairan pada bulir tanaman padi. Wereng terdiri dari beberapa spesies diantaranya yaitu wereng coklat, wereng hijau, dan wereng punggung putih. Wereng coklat dapat menyebarkan virus yakni reovirus pada tanaman padi sehingga tanaman padi berwarna kuning dan mengering kemudian akhirnya mati, sedangkan wereng hijau menularkan virus tungro sehingga tanaman menjadi kerdil dan berwarna kuning. Wereng termasuk serangga hama yang sulit dikendalikan. Serangga hama pada padi banyak sekali menyerang dan memakan tanaman pada saat fase vegetatif dan fase reproduktif. Hama dapat sangat mempengaruhi hasil produksi padi sehingga para petani dapat terganggu dalam proses pembudidayaannya (Singh dan Singh. 2017).

Menurut Dalia dan Laksono (2014), pada ordo odonata ada serangga yang berperan sebagai predator yaitu capung. Capung dapat memangsa serangga yang lebih kecil yakni pada ordo lepidoptera, hymenoptera, hemiptera, orthoptera, dan diptera serta memakan hewan lain yakni arachnida dan vertebrata. Menurut Bughio et all. (2016), bahwa pada genus Oedaleus fleber merupakan serangga hama yang dapat menyerang tanaman yang telah dibudidayakan, daerah semi kering, pada sisi tanaman tegak dan daerah berbatu. Genus Oedaleus fleber memiliki epiphallus yang berbentuk seperti jembatan yang besar, sedikit melengkung, dan menebal serta memiliki anterior yang berbentuk seperti jari yang bulat. Ordo diptera terdapat serangga hama yang dapat merusak tanaman serta dapat menjadi vektor penyakit pada manusia maupun hewan contohnya yaitu lalat rumah. Metamorphosis ordo diptera yaitu holometabola atau metamorphosis sempurna yaitu siklus hidupnya terdiri dari telur, larva, pupa dan serangga dewasa atau imago, untuk menjadi serangga dewasa biasanya membutuhkan waktu selama 10 sampai 14 hari (Iqbal et all, 2014).

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Bioekologi Organisme Pengganggu Tanaman acara 2 tentang “Pengenalan Ordo Serangga OPT dan Gejala Kerusakan” dilaksanakan pada hari Jum’at, 13 Oktober 2017 pukul 08.50-09.50 WIB di Agrotechnopark Jubung.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1. Jaring serangga

2. Loupe

3. Kantong plastik

4. Toples kaca

5. Botol kaca

1.2.2 Bahan

a. Serangga ditemukan di lahan persawahan

3.3 Pelaksanaan Praktikum

3.3.1 Kegiatan I

1. Mengamati lahan sawah tanaman padi dan kedelai secara bergantian untuk setiap kelompok mahasiswa.

2. Melakukan penangkapan serangga menggunakan jring serangga dengan metode ayun.

3. Mengkoleksi dan memisahkan semua serangga berdasarkan hama atau bukan.

4. Mencatat jenis dan jumlah hama yang didapatkan serta mendokumentasikan dalam bentuk foto.

3.3.2 Kegiatan II

1. Menentukan petak pengamatan (1×1) m2 pada pertanaman padi dan kedelai.

2. Mengamati gejala serangan dan hama yang didapatkan pada tanaman.

3. Mencatat gejala serangan yang ada dan mengkoleksi hama yang didapatkan serta mendokumentasikan gejala serangan yang didapatkan dan jenis hamanya.

3.4 Variabel Pengamatan

1. Karakteristik serangan serangga pada tanaman

2. Peran serangga pada tumbuhan

3.5 Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis statistika deskriptif.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Grafik 1. Jumlah ordo serangga yang ditemukan di lapang

Serangga ordo Orthoptera yang ditemukan di lapang yaitu belalang hijau yang berjumlah 4. Belalang tersebut ditemukan di area sawah padi pada bagian daun. Serangga ordo Lepidoptera atau serangga dengan sayap berbentuk sisik yang ditemukan adalah kupu kupu yang berjumlah 1, dan ditangkap menggunakan jaring serangga saat sedang terbang diatas sawah padi saat itu. Walang sangit ditemukan pada bagian daun tanaman padi dan tergolong dalam ordo Hemiptera. Walang sangit yang ditemukan berjumlah 5 ekor. Coleoptera yang ditemukan adalah kumbang koksi dengan jumlah yang ditemukan yaitu 5 ekor. Ordo diptera yang ditemukan dan berhasil ditangkap hanya seekor lalat sirpid.

4.2 Pembahasan

Serangga mempunyai arti yang berasal dari bahasa latin yaitu Insectum, artinya adalah terpotong menjadi bagian-bagian yang dapat disebut dengan serangga. Ukuran dari serangga bermacam – macam, terdapat panjang dari tubuh serangga mulai dari 0-24 mm. Ukuan dari tubuh serangga sendiri bermacam-macam, dengan panjangnya 2-40mm. Serangga juga mempunyai panjang tubuh yang ukurannya bisa mencapai sampai 260mm, contohnya adalah Phobaeticus serratipes. Serangga ada yang berfungsi sebagai penyerbuk yang disebut dengan polinator dan ada juga yang berfungsi sebagai penyebab kerusakan pada lahan pertanian yaitu hama.

Kumbang koksi merupakan serangga yang mempunyai bentuk badan diskus, oval, bulat serta dosal dan badan cembung (Falahudin dkk.,2015). Serangga kumbang koksi dijumpai di setiap tajuk tanaman pada bagian atas dalam kondisi basah ataupun kering.kumbang koksi adalah serangga yang aktif .dalam sepanjang hari. Serangga tersebut akan terbang apabila merasa terganggu, telur kumbang koksi diletakkan pada permukaan daun yang dalam posisi berdiri serta berwarna kuning. Kumbang koksi dalam perkawinannya dilakukan setelah dewasa dan dalam 1 – 2 minggu dapat menghasikan 150 – 200 keturunan dalam 6 – 10 minggu. Kumbang koksi mempunyai peranan dalam tumbuhan yaitu sebagai predator dan memakan serangga – serangga yang ukurannya lebih kecil dari tubuhnya..

Belalang adalah serangga yang termasuk dalam golongan ordo orthoptera, belalang sangat aktif pada siang hari, tetapi pada malam hari belalang tetap melakukan aktifitasnya untuk mencari pasokan makanan yang nantinya akan dibutuhkan. Daun yang telah dimakan oleh serangga belalang dapat diketahui dengan melihat gejala – gejala. Peran serangga belalang pada tumbuhan adalah sebagai hama yang menyerang tanaman – tanaman tertentu. Gejala - gejala tersebut adalah terdapat robekan pada daun dan apabila serangan belalang tersebut ganas bisa mencapai hanya tersisa tulang daun saja (Kapsara dkk.,2016).

Lalat adalah serangga yang termasuk dalam ordo diptera dengan ciri – ciri mempunyai antena yang pendek. Lalat hanya mempunyai dua sayap, berbeda dengan jenis lebah yang mempunyai empat sayap (Hidayat dkk.,2016). Lalat mempunyai sayap kecil yang digunakan agar lalat dalam kondisi terbangnya dapat sabil. Lalat mempunyai peranan yang sangat penting bagi tumbuhan, yaitu sebagai penyerbukan pada tanaman.

Kupu – kupu adalah serangga yang termasuk dalam ordo lepidoptera, salah satu spesies kupu – kupu mempunyai warna kuning dengan tepi yang hitam (Hidayat dkk.,2016). kupu – kupu juga mempunyai mulut sebagai penghisap. Peran kupu – kupu pada tanaman yaitu pada saat menjadi larva kupu – kupu mempunyai peran sebagai hama dan pada saat dewasa kupu – kupu mempunyai peran sebagai polinator bagi tanaman. Walang sangit adalah serangga yang termasuk dalam ordo hemiptera. Alat mulut yang digunakan oloeh walang sangit adalah sebagai penghisap dan walang sangit berperan sebagai hama dengan cara menghisap cairan pada bulir tanaman padi yang masih dalam masak susu.

Gejala serangan yang dapat ditemukan pada bagian malai padi yaitu malai tidak berisi, terdapat bintik bintik yang berwarna coklat kehitaman yang disebabkan oleh serangan walang sangit. Hama tersebut dapat dikendalikan dengan penggunaan insektisida atau dapat dicegah dengan penanaman secara serempak, dan melepas musuh alami. Gejala serangan yang ditinggalkan OPT pada daun yaitu bagian daun rusak pada bagian tepi atau hanya tersisa tulang daunnya saja. Gejala serangan tersebut diakibatkan oleh serangan hama belalang hijau yang dapat dikendalikan menggunakan penyemprotan pestisida apabila jumlah populasi melebihi batas ambang ekonoomi ataupun dapat dengan cara melepas musuh alaminya. Batang dapat diserang oleh belalang kayu yang meninggalkan gejala serangan berupa lubang yang besar pada batang. Hal tersebut dapat dikendalikan dengan penggunakan insektisida ataupun melepaskan musuh alam.

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Serangga belalang hijau tergolong dalam ordo Orthoptera memiliki alat mulut penggigit pengunyah dan berperan sebagai hama pada tanaman padi. Kupu kupu tergolong pada ordo lepidoptera dan memiliki alat mulu penghisap dan berperan sebagai polinator bagi tanaman. Ordo hemiptera yang ditemukan adalah walang sangit yang memiliki karakteristik yaitu tipe mulut pencucuk penghisap dan berperan sebagai hama bagi tanaman. Kumbang koksi merupakan ordo coleoptera dan memiliki alat mulut menggigit mengunyah dan berperan sebagai predator bagi serangga yang berukuran lebih kecil. Lalat sirpid yang ditemukan tergolong dalam ordo diptera dan memiliki alat mulut pencucuk dan penghisap dan berperan sebagai hama, saprofag, dan predator bagi kutu

2. Gejala keruskan pada bagian tanaman yang disebabkan oleh hama yaitu pada daun. Terdapat bekas gigitan ataupun lubang pada tepi daun yang berbentuk seperti gerigi yang diakibatkan oleh serangan belalang hijau. Gejala kerusakan yang muncul pada malai yaitu terdapat bercak coklat kehitaman ada malai padi yang telah masak susu yang diakibatkan oleh serangan hama walang sangit. Batang memiliki gejala serangan yaitu lubang yang cukup besar pada batang yang diakibatkan oleh serangan belalang kayu.

5.2 Saran

Praktikum sebaiknya dilaksanakan pada pagi hari maksimal jam 8 pagi agar tepat pada waktu serangga beraktifitas.

DAFTAR PUSTAKA

Bughio, B. A., R Sultana, S. Channa and M. S. Wagan. 2016. Studies On Morphology And Phallis Complex Of Oedaleus Senegalensis Krauss (Orthoptera: Acridoidea) From Pakistan. Pure And Applied Zoology, 4(1): 29-32.

Dalia, B. P. I dan A. S. Leksono. 2014. Interaksi Antara Capung Dengan Arthropoda Dan Vertebrata Predator Di Kepanjen, Kabupaten Malang. Biotropika, 2(1): 26-30.

Falahudin. I., Pane E. R., Mawar E. 2015. Identidikasi Serangga Ordo Coleoptera Pada Tanaman Mentimun (Cucumis Sativus L) Di Desa Tirta Mulya Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin II. Jurnal Biota, 1(1): 1-9

Hidayat P. A., Pratiknyo H., Basuki E. 2016. Keragaman Serangga Polinator Pada Tumbuhan Edelweiss Jawa (Anaphalis Javanica) Di Gunung Slamet Jawa Tengah. Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, ISSN: 2557-533X

Iqbal, W., M. F Malik, M. K. Sarwar, I. Azam, N. Iram, and A. Rashda. 2014. Role Of Housefly (Musca domestica, Diptera : Muscidae) As A Diesease vector; A Review, Entomology And Zoology Studies, 2(2): 159-163.

Kapsara L., Akhmadi A. N. 2016. Ekstrak Daun Mimba Terhadap Mortalitas Hama Belalang Kembara Neem Leaf Extracton Mortality Locust Wanderer. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Jember, 1(1): 56-68

Nurhakim, S. 2014. Dunia Burung Dan Serangga: Mengenal Fakta Sains Dan Keunikannya. Jakarta: Penerbit Bestari.

Setyadin, Y., S. H. Abida, H. Azzamuddin, S. F. Rahmah, dan A. S. Leksono. 2017. Efek Refugia Tanaman Jagung (Zea mays) Dan Tanaman Kacang Panjang (Oryza sativa) Dusun Balong, Karanglo, Malang. Biotropika, 5(2): 54-58.

Singh, S dan B. K. Singh. 2017. Survey and Fortnightly Observation To Find Out Major Insect Pests Of Rice Crop (Oryza sativa) In Patna District Of Bihar. Entomology And Zoology Studies, 5(1): 766-769.

Tambunan, M. M., M. Uly, dan Hasanuddin. 2013. Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Tanaman Tembakau (Nicotiana tabaccum L.) Di Kebun Helvetia PT. Perkebunan Nusantara II. Agroteknologi, 2(1); 225-238.

LAMPIRAN

DATA

(Gambar 2. Lembar acc halaman 2) (Gambar 1. Lembar acc halaman 1)

(Gambar 3. Lembar acc halaman 3)

(Gambar 4. Lembar acc halaman 4)

(Gambar 5. Lembar acc halaman 5)

(Gambar 6. Lembar acc halaman 6)

(Gambar 7. Lembar acc halaman 7)

(Gambar 8. Flowchart M. Fachrur)FLOWCHART (Gambar 9. Flowchart M. Fachrur)

(Gambar 10. Flowchart Afifa Mayrefi)

(Gambar 11. Flowchart Lisa Prastuti)

DOKUMENTASI

(Gambar 12. Kumbang Koksi)

(Gambar 13. Belalang Hijau)

(Gambar 14. Kupu Kupu)

(Gambar 15. Gejala serangan akibat Belalang)

LITERATUR

Bughio, B. A., R Sultana, S. Channa and M. S. Wagan. 2016. Studies On Morphology And Phallis Complex Of Oedaleus Senegalensis Krauss (Orthoptera: Acridoidea) From Pakistan. Pure And Applied Zoology, 4(1): 29-32.

Dalia, B. P. I dan A. S. Leksono. 2014. Interaksi Antara Capung Dengan Arthropoda Dan Vertebrata Predator Di Kepanjen, Kabupaten Malang. Biotropika, 2(1): 26-30.

Falahudin. I., Pane E. R., Mawar E. 2015. Identidikasi Serangga Ordo Coleoptera Pada Tanaman Mentimun (Cucumis Sativus L) Di Desa Tirta Mulya Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin II. Jurnal Biota, 1(1): 1-9

Hidayat P. A., Pratiknyo H., Basuki E. 2016. Keragaman Serangga Polinator Pada Tumbuhan Edelweiss Jawa (Anaphalis Javanica) Di Gunung Slamet Jawa Tengah. Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, ISSN: 2557-533X

Iqbal, W., M. F Malik, M. K. Sarwar, I. Azam, N. Iram, and A. Rashda. 2014. Role Of Housefly (Musca domestica, Diptera : Muscidae) As A Diesease vector; A Review, Entomology And Zoology Studies, 2(2): 159-163.

Kapsara L., Akhmadi A. N. 2016. Ekstrak Daun Mimba Terhadap Mortalitas Hama Belalang Kembara Neem Leaf Extracton Mortality Locust Wanderer. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Jember, 1(1): 56-68

Nurhakim, S. 2014. Dunia Burung Dan Serangga: Mengenal Fakta Sains Dan Keunikannya. Jakarta: Penerbit Bestari.

Setyadin, Y., S. H. Abida, H. Azzamuddin, S. F. Rahmah, dan A. S. Leksono. 2017. Efek Refugia Tanaman Jagung (Zea mays) Dan Tanaman Kacang Panjang (Oryza sativa) Dusun Balong, Karanglo, Malang. Biotropika, 5(2): 54-58.

Singh, S dan B. K. Singh. 2017. Survey and Fortnightly Observation To Find Out Major Insect Pests Of Rice Crop (Oryza sativa) In Patna District Of Bihar. Entomology And Zoology Studies, 5(1): 766-769.

Tambunan, M. M., M. Uly, dan Hasanuddin. 2013. Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Tanaman Tembakau (Nicotiana tabaccum L.) Di Kebun Helvetia PT. Perkebunan Nusantara II. Agroteknologi, 2(1); 225-238.

Ordo SeranggaOrthoptera (belalang)Lepidoptera (kupu kupu)Hemiptera (Walang Sangit)Coleoptera (Kumbang koksi)Diptera (Lalat Sirpid)41551

13