armaini.staff.gunadarma.ac.idarmaini.staff.gunadarma.ac.id/publications/files/3688/... · web...
TRANSCRIPT
PENGARUH DESTINATION IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DESTINASI WISATA ALAM KEBUN RAYA BOGOR
Armaini Akhirson
Fakultas Ekonomi Universitas GunadarmaJalan Margonda Raya No. 100, Depok - [email protected]
ABSTRAK
Keputusan berkunjung wisata alam merupakan proses dimana seorang pengunjung melakukan penilaian dan memilih satu alternatif yang diperlukan berdasarkan pertimbangan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Destination Image terhadap keputusan berkunjung destinasi wisata alam Kebun Raya Bogor. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara survei yaitu penelitian yang informasinya dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah pengunjung Kebun Raya Bogor pada bulan April 2017. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah secara nonprobability sampling sebanyak 100 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian ini adalah regresi berganda dengan program IBS SPSS 22. Hasil penelitian ini menunjukanbahwa variabel destination image tidak berpengaruh positif (tidak signifikan) terhadap keputusan berkunjung pada Wisata alam Kebun Raya Bogor.
Kata Kunci: Harga, Destination Image, Keputusan Berkunjung.
I. PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi saat ini, sektor pariwisata merupakan sektor terbesar dan terkuat dalam pembiayaan ekonomi global. Sektor pariwisata akan menjadi pendorong utama perekonomian dunia pada abad ke-21, dan menjadi salah satu industri yang mengglobal. Pariwisata telah memberikan devisa yang cukup besar bagi setiap negara. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau atau disebut juga sebagai nusantara atau negara maritim, telah menyadari pentingnya sektor pariwisata terhadap perekonomian Indonesia. Karena pertumbuhan pariwisata Indonesia selalu diatas pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Rekreasi merupakan aktivitas manusia untuk beristirahat dari pekerjaan, yang memberikan perubahan (selingan hiburan), dan memulihkan kembali agar bisa kembali bekerja (De Grazia dalam Brockman dan Merriam, 1973). Adapun motivasi orang untuk berpartisipasi dalam rekreasi alam ditimbulkan oleh keinginan untuk santai, mencapai kepuasan diri sendiri, melepaskan diri sendiri dari kehidupan sehari-hari dan keinginan untuk melakukan perjalanan (Douglass, 1970). Rekreasi alam merupakan salah satu bentuk rekreasi yang memanfaatkan tempat-tempat terbuka untuk mendapatkan penyegaran dan menikmati keindahan alam. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan berekreasi, obyek-obyek alam yang menarik semakin banyak dikunjungi dan dijadikan daerah tujuan wisata yang menyenangkan. Adapun faktor-faktor yang mempercepat pertumbuhan pariwisata adalah pertumbuhan demografi, kemajuan teknologi, perubahan politik dan keamanan, adanya keinginan terhadap pariwisata ramah lingkungan, dan faktor kesehatan (Yoeti, 2006).
Seperti halnya kota di provinsi Jawa Barat memiliki potensi wisata yang berbeda serta beraneka ragam jenisnya, salah satunya Kota Bogor. Kota Bogor merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang terletak di selatan Kota DKI Jakarta, Kota Bogor memiliki julukan sebagai kota hujan dikarenakan memiliki curah hujan yang tinggi dibandingkan kota lain di Jawa Barat. Kota Bogor terletak di ketinggian 190-330m diatas permukaan laut sehingga Kota Bogor memiliki cuaca yang sejuk. Kota Bogor memiliki daya tarik wisata berupa wisata alam, wisata edukasi, dan wisata tirta. Beragamnya daya tarik wisata tersebut menjadikan sebuah persaingan dan wisatawan cenderung ingin mengunjungi daya tarik wisata lainnya.
Saat ini tempat wisata alam di Kabupaten Bogor mengalami peningkatan dan persaingan yang cukup ketat. Namun tidak menyurutkan minat wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara untuk mengunjungi Kebun Raya Bogor. Kebun Raya Bogor merupakan salah satu tempat wisata yang berbasis ekowisata, dimana diposisikan sebagai lawan dari tempat wisata missal. Hal ini disebabkan selain sebagai tempat wisata, Kebun Raya Bogor memiliki peran penting sebagai tempat melestarikan, mendayagunakan dan mengembangkan potensi tumbuhan melalui kegiatan konservasi ex-situ, penelitian, pendidikan, serta peningkatan apresiasi masyarakat terhadap Kebun Raya Bogor. Berikut jumlah Koleksi Tumbuhan yang ada di Kebun Raya Bogor:
Tabel 1.1 Koleksi Jenis Tumbuhan di Kebun Raya Bogor
Jenis Tumbuhan
Jumlah
Anggrek
421 jenis
Tanaman Buah
41 jenis
Tanaman Merambat
50 jenis
Tanaman Air
51 jenis
Tanaman Obat
403 jenis
Tanaman Palem
1215 jenis
Sumber : Jasa informasi Kebun Raya Bogor (April 2017)
Keunggulan Kebun Raya Bogor telah diakui tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga di tingkat internasional. Berikut adalah data statistik kunjungan wisatawan yang datang berkunjung di Kebun Raya Bogor pada Tahun 2007-2016:
Tabel 1.2 Data statistik kunjungan wisatawan Kebun Raya Bogor tahun 2007-2010
Tahun
Total Wisatawan (orang)
2007
955.436
2008
831.231
2009
797.048
2010
840.216
2011
927.268
2012
984.359
2013
961.432
2014
929.967
2015
955.773
2016
1.030.836
Sumber : Jasa informasi Kebun Raya Bogor (2017)
Pada Tabel 1.2 diperoleh informasi bahwa jumlah kunjungan wisatawan Kebun Raya Bogor mengalami kenaikan dan penurunan setiap tahunnya dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2016. Jumlah pengunjung terbanyak berada pada tahun 2012 yaitu sebesar 984.359 wisatawan dan paling sedikit berada pada tahun 2009 yaitu sebesar 797.048 wisatawan. Dari informasi terakhir yang didapat yaitu tahun 2016, pengunjung domestik yang berkunjung di Kebun Raya Bogor sebanyak 1.007.751 orang sedangkan wisatawan asing sebanyak 23.085 orang. Wisatawan asing sendiri paling banyak dari negara Belanda yaitu sebanyak 11.735 orang, Belgia 3296 orang, Jerman 2173 orang, dan negara lainnya. Banyak wisatawan domestik yang memilih berkunjung ke Kebun Raya Bogor karena disebabkan berbagai faktor.
KRB disejajarkan juga dengan Kebun Raya besar lainnya seperti Royal Botanic Gardens of Kew (Inggris) dan New York Botanical Gardens (Amerika Serikat). Faktor-faktor itu juga yang menyebabkan Kebun Raya Bogor tetap diminati. Meskipun Kebun Raya Bogor merupakan tempat wisata yang masih minim akan promosinya dibandingkan dengan tempat wisata lainnya. Dari segi promosi harga bisa menjadi salah satu alasan untuk seseorang melakukan kunjungan seperti ke Kebun Raya Bogor. Bisa saja harga yang ditawarkan pihak pengelola tidak sesuai dengan fasilitas yang ada disana. Berikut adalah daftar harga yang ditawarkan pihak Kebun Raya Bogor:
Tabel 1.3 Data Harga Tiket di Kebun Raya Bogor
Keterangan
Harga
Tiket Masuk Wisatawan Domestik
RP. 14.000; / orang
Tiket Masuk Wisatawan Asing
Rp. 25.000; / orang
Mobil Keliling
Rp. 30.000;
Parkir Kendaraan Roda Dua
Rp. 5.000;
Tiket Sepeda Keliling
Rp.10.000;
Sumber : Jasa informasi Kebun Raya Bogor (2017)
Selain itu produk wisata yang ada juga dapat mempengaruhi pengunjung untuk melakukan kunjungannya. Berikut Produk Wisata yang ada di Kebun Raya Bogor:
Tabel 1.4 Data Produk Wisata di Kebun Raya Bogor
Keterangan
Tarif
Rumah Kaca Anggrek
Gratis
Museum Zoologi
Gratis
Makam Belanda
Gratis
Tugu Raffles
Gratis
Tugu Reindwart
Gratis
Kolam Gunting
Gratis
Mobil Wisata
Rp. 30.000;
Sumber : Jasa informasi Kebun Raya Bogor (2017)
Adapun fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh pengelola Wisata Alam Kebun Raya Bogor antara lain :
Tabel 1.5 Data statistik Fasilitas di Kebun Raya Bogor
Keterangan
Garden Shop
Tempat Ibadah
Toilet
Sewa Area
Pemanduan
Gedung Konservasi
Sumber : Jasa informasi Kebun Raya Bogor (2017)
Tak hanya itu Destination Image atau citra destinasi dari Kebun Raya Bogor yang dirasakan setelah berkunjung berbeda juga merupakan permasalahan yang di hadapi pengelolan Kebun Raya Bogor. Hal ini dikarenakan melihat dari karakteristik keindahan Kebun Raya Bogor yang mulai pudar karena banyaknya sampah dedaunan yang jatuh tidak dibersihkan oleh petugas kebersihan dan danau-danau yang ada pun jarang dibersihkan sehingga banyak sampah dedaunan yang mengapung di danau. Pengunjung yang kurang puas dengan harga, produk wisata, dan citra destinasi yang dinilai negatif dari beberapa pengunjung dikhawatirkan membuat pengunjung menceritakan kembali ke calon pengunjung lainnya tentang kekurangan yang ada di Kebun Raya Bogor. Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah Menganalisis pengaruh Destination Image terhadap Keputusan Berkunjung pada Kebun Raya Bogor.
II. LANDASAN TEORI
Menurut Kotler dan Armstrong(2001:7), “Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain”. Sedangkan menurut Maynard dan Beckman dalam Alma (2004:1), “Pemasaran bearti segala usaha yang meliputi penyaluran barang dan jasa dari sektor produksi ke sektor konsumsi”. Kotler (2002:9) menyatakan, “Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”.
Citra menurut Kotler dan Keller (2009:406) adalah sejumlah keyakinan, ide, dan kesan yang dipegang oleh seseorang tentang sebuah objek. Sedangkan citra yang terdapat pada suatu destinasi wisata dikenal dengan istilah destination image (citra destinasi). Coshall (2000) dalam Dewi (2013) yang menyatakan bahwa citra destinasi merupakan kesan wisatawan secara umum terhadap suatu destinasi wisata. Hailin Qu et al., (2010:6-7) dalam Dewi (2013) mengungkapkan bahwa citra destinasi terdiri dari beberapa dimensi yaitu sebagai berikut:
1. Cognitive image terdiri dari kualitas pengalaman yang didapat oleh para wisatawan, atraksi wisata yang ada di suatu destinasi, lingkungan dan infrastruktur di lingkungan tersebut, hiburan, dan tradisi budaya dari destinasi tersebut.
2. Unique Image terdiri dari lingkungan alam, kemenarikan suatu destinasi dan atraksi lokal yang ada di destinasi tersebut.
3. Affective Image terdiri dari perasaan yang menyenangkan , membangkitkan, santai, dan menarik ketika di suatu destinasi.
Gambar 2.1 Model Proses Kebutuhan Pembelian
Keputusan berkunjung dapat diartikan seperti keputusan pembelian. Keputusan pembelian adalah suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, penilaian sumber-sumber seleksi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian dan perilaku setelah pembelian (Kotler, 2004). Jelaslah bahwa proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian aktual dilakukan dan memiliki dampak yang lama setelah itu. Namun para konsumen tidak selalu melewati seluruh lima urutan tahap ketika membeli produk. Mereka bisa melewati atau membalik beberapa tahap. Akan tetapi model dalam Gambar 1.2 menyajikan satu kerangka acuan, karena ia merebut kisaran perimbangan sepenuhnya yang muncul ketika seorang konsumen menghadapi pembelian baru dengan keterlibatan yang tinggi.
III. METODE PENELITIAN
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara survei yaitu penelitian yang informasinya dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah pengunjung Kebun Raya Bogor pada bulan April 2017. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah secara nonprobability sampling sebanyak 100 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian ini adalah regresi berganda dengan program IBS SPSS 22.
IV. PEMBAHASAN
Deskripsi Objek Penelitian
Bermula dari Prof. Dr. C.G.C. Reinwardt, Botanis asal Jerman.Memohon sebidang tanah untuk penelitian manfaat berbagai tumbuhan serta koleksi tanaman yang bernilai ekonomi yang berasal dari kawasan Indonesia juga yang berasal dari mancan negara. Pada tanggal 18 Mei 1817, dilakukan pemancangan patok pertama, kemudian tanggal tersebut menandai berdirinya Kebun Raya Bogor yang dahulu diberi nama ‘slands Plantentuin atau Hortus Botanicus Bogoriensis seluas 47 hektar dan setelah mengalami beberapa kali perkembangan kini luasnya 87 hektar letaknya berdampingan dengan Istana Gubernur Jenderal di Bogor, sekarang terkenal dengan nama Istana Presiden di Bogor lihat Gambar 4.1.berikut :.
Gambar 4.1 Peta Kebun Raya Bogor
Kebun Raya Bogor selama ini dipimpin oleh Dr. Carl Ludwig Blume (1822), J. E. Teijsmann dan Dr. Hasskarl (zaman Gubernur Jenderal Van den Bosch), J. E. Teijsmann dan Simon Binnendijk, Dr. R.H.C.C. Scheffer (1867), Prof. Dr. Melchior Treub (1881), Dr. Jacob Christiaan Koningsberger (1904), Van den Hornett (1904), dan Prof. Ir. Koestono Setijowirjo (1949), yang merupakan orang Indonesia pertama yang menjabat suatu pimpin lembaga penelitian yang bertaraf internasional.
Kebun Raya Bogor (KRB) terletak di tengah-tengah kota Bogor dengan ketinggian 260 m dpl., dengan curah hujan yang tinggi antara 3.000 – 4300 mm pertahun, sehingga kota Bogor dikenal juga dengan sebutan kota hujan. KRB dilengkapi perpustakaan, bank biji, museum biji, pembibitan tanaman, rumah kaca dan laboratorium. KRB juga memiliki bangunan bangunan peninggalan masa lalu sebagai bukti sejarah seperti komplek kuburan Belanda, Lady Raffles Memorial, tugu J.J. Smith dan patung Sudjana Kassan. Kebun Raya Bogor sepanjang perjalanan sejarahnya mempunyai berbagai nama dan julukan, seperti: s'Lands Plantentiun te Buitenzor, Syokubutzuer (zaman Pendudukan Jepang), Botanical Garden of Buitenzorg, Botanical Garden of Indonesia, Kebun Gede, Kebun Jodoh.
Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 23 Agustus 1967 membentuk Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Dalam struktur organisasi LIPI, Lembaga Biologi Nasional (LBN) bersama Lembaga Oseanologi Nasional (LON) dan Lembaga Geologi dan Pertambangan Nasional (LGPN) berada dalam Kedeputian Ilmu Pengetahuan Alam. Sejak Tahun 2001 Kebun Raya Bogor yang semula berstatus sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengembangan Kebun Raya Bogor LIPI (Eselon III), berdasar Surat Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia No. 1151/M/2001dikukuhkan menjadi Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Bogor LIPI (Eselon III) yang berada dibawah koordinasi Kedeputian Bidan Ilmu Pengetahuan Hayati-LIPI, dan tentunya memiliki cakupan tugas yang lebih luas. Sedangkan Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Purwodadi dan Kebun Raya “Eka Karya” Bali masing-masing berstatus sebagai UPT Balai Konservasi Tumbuhan (Eselon III) dibawah koordinasi PKT Kebun Raya Bogor-LIPI.
Deskripsi Responden
Bedasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran kuesioner maka diperoleh data tentang umur konsumen yang sedang mengunjungi Kebun Raya Bogor dalam penelitian ini, seperti disajikan pada Gambar 4.2.
41.00%52.00%6%1.00%18-20 Tahun21-30 Tahun31-40 Tahun>40 Tahun
Gambar 4.2 Grafik responden berdasarkan usia
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebar kuesioner maka diperoleh data tentang jenis kelamin pengunjung yang datang pada Kebun Raya Bogor dapat dilihat pada Gambar 4.3.
67.00%33.00%00PerempuanLaki-Laki
Gambar 4.3 Grafik responden berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebar kuesioner maka diperoleh data tentang pendidikan terakhir pengunjung yang datang pada Kebun Raya Bogor dapat dilihat pada Gambar 4.4.
2.00%10.00%40.00%0.00%16.00%23%9.00%SDSMPSMADiplomaS1S2/S3
Gambar 4.4 Grafik responden berdasarkan Pendidikan Terakhir
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebar kuesioner maka diperoleh data tentang pekerjaan pengunjung yang datang pada Kebun Raya Bogor dapat dilihat pada Gambar 4.5.
3%11.00%10%16.00%35%20%5%0%Pegawai Negeri Sipil (PNS)Karyawan SwastaWiraswastaIbu Rumah TanggaMahasiswa
Gambar 4.5 Grafik responden berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebar kuesioner maka diperoleh data tentang pengeluaran untuk liburan pengunjung yang datang pada Kebun Raya Bogor dapat dilihat pada Gambar 4.6.
6.00%24.00%16.00%15.00%14.00%25.00%Kurang dari Rp. 100.000;Rp. 100.000; -Rp. 200.000;Rp. 200.000; -Rp. 300.000;Rp. 300.000; -Rp. 400.000;Rp. 400.000; -Rp. 500.000;
Gambar 4.6 Grafik responden berdasarkan Pengeluaran Untuk Liburan
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebar kuesioner maka diperoleh data tentang domisili pengunjung yang datang pada Kebun Raya Bogor dapat dilihat pada Gambar 4.7.
28.00%36.00%24.00%3%6%3%BogorDepokJakartaTangerangBekasiLuar Jabodetabek
Gambar 4.7 Grafik responden berdasarkan Domisili
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebar kuesioner maka diperoleh data tentang frekuensi pengunjung yang datang pada Kebun Raya Bogor dapat dilihat pada Gambar 4.8.
37.00%63.00%001 kaliLebih dari 1 kali
Gambar 4.8 Grafik responden berdasarkan Frekuensi Kunjungan
Pengujian Instrumen Penelitian
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid ketika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Tingkat validitas dapat diukur dengan membandingkan nilai r hitung (correlation item total correlation) dengan r tabel. Secara statistik pertanyaan akan dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel. Jika r hitung < r tabel , maka instrument atau item pernyataan tidak berkolerasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid). Nilai r tabel pada signifikan 0.05 dan sampel berjumlah n = 100 responden adalah sebesar 0.197. Jika r hitung > 0.197 maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas
Variabel
Faktor
Kode Item
Corrected Item-Total Correlation
R table
Keterangan
Destination Image
DI1
0,895
0.197
Valid
DI2
0,810
0.197
Valid
Sumber: Data primer diolah, 2017
Uji Reliabilitas untuk alternatif jawaban lebih dari dua menggunakan uji cronbach’salpha, yang nilainya akan dibandingkan dengan nilai koefisien reliabilitas minimal yang dapat diterima. Dalam uji reliabilitas apabila nilai cronbach’s alpha> 0.6 maka instrument penelitian reliable.Jika nilai crobach’s alpha < 0.6 maka instrument tersebut tidak reliable.Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas yang telah dilakukan diperoleh rangkasan hasil terlihat pada Tabel 4.2 di bawah ini :
Tabel 4.2. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Destination Image
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,618
2
Sumber: Data primer diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa variabel destination image (X3) menghasilkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,618 > dari 0,60 sehingga variabel tersebut dinyatakan reliabel.
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Berkunjung
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,945
10
Sumber: Data primer diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa variabel Keputusan Berkunjung (Y) menghasilkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,945> dari 0,60 sehingga variabel tersebut dinyatakan reliabel.
Berdasarkan hasil koefisiensi reliabilitas (Cronbach’s Alpha) pada keputusan berkunjung pada Kebun Raya Bogor bernilai >0.60 dapat dikatakan reliabel artinya bahwa instrument yang digunakan handal, artinya suatu instrument yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data.
Uji Regresi Linier Sederhana
Tabel 4.4 Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
(Constant)
15,901
4,771
3,333
,001
Destination_Image_X
-,117
,101
-,096
-1,157
,250
Sumber: Data primer diolah, 2017
Dari Tabel 4.4. diatas di ketahui bahwa nilai koefisien regresi (X) destination image bertanda negatif sebesar -0,117. Artinya jika variabel independen bernilai tetap maka destination image mengalami penurunan 1% , dan keputusan berkunjung akan mengalami penurunan sebesar -0,117. Dengan asumsi variabel lain dianggap tetap atau konstant. Nilai koefisien bernilai negatif antar destination image dengan keputusan berkunjung. Dan diketahui bahwa kesalahan standar error yang mungkin terjadi dari penaksiran nilai destination image adalah 0,101.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel Destination Image tidak berpengaruh positif terhadap keputusan berkunjung pada Kebun Raya Bogor. Hal ini dibuktikan dengan hasil statistik uji t untuk variabel Destination Image diperoleh nilai t hitung -1,157 dan t tabel 1,660 (df=99) dengan tingkat signifikan 0,250; karena t hitung0,05), dan koefisien regresi mempunyai nilai negatif sebesar -0,117. Hal ini mengindikasikan bahwa destination image tidak terlalu mempengaruhi pengunjung untuk berkunjung pada Kebun Raya Bogor. Maka penelitian ini tidak berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa “Destination Image berpengaruh positif terhadap keputusan berkunjung pada Kebun Raya Bogor”.
Tabel 4.5 Hasil Uji F
ANOVAa
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
1,334
4
,334
5,004
,001b
Residual
6,333
95
,067
Total
7,668
99
Sumber: Data primer diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat nilai F hitung sebesar 5,004. Hal ini semakin memperkuat bahwa destination image secara bersama-sama bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan berkunjung.
V. KESIMPULAN
Secara parsial dapat dilihat nilai t hitung lebih kecil dari t tabel (-1,157<1,660) dan nilai signifikannya lebih besar dari 0,05 (0,250>0,05), menunjukan bahwa Destination Image tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Berkunjung pada Kebun Raya Bogor. Hal ini menunjukan bahwa Destination Image tidak berpengaruh pada Keputusan pengunjung untuk berkunjung.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mangara Khair Harahap. 2013. Analisis Pengaruh Brand Imaage dan Word of Mouth (WOM) Terhadap Proses Keputusan Pembelian Handphone Blackberry (Studi Kasus pada Mahasiswa FE UNY). Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Aprilia Fitri, Srikandi Kumadji, dan Andriani Kusumawati. 2015. “Pengaruh Word of Mouth Terhadap Minat Berkunjung Serta Dampaknya pada Keputusan Berkunjung ( Survei pada Pengunjung Tempat Wisata “Jawa Timur Park 2” Kota Batu)”. Jurnal Fakultas Administrasi Universitas Brawijaya, Malang, Vol. 24 No. 1:1-6.
Dewi Scoria Novrisa, 2013. “Pengaruh Citra Destinasi Pariwisata Kabupaten Belitung Terhadap Perilaku Pasca Berkunjung Wisatawan Nusantara”. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Edisi : 1- 17
Diana Ich Sarah Dhiba dan Ayun Maduwinarti. 2014. “Analisis Pengaruh Bauran Pemaasaran Jasa Terhadap Minat Pengunjung Pada Obyek Wisata Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH Surabaya”. Jurnal Ilmu Ekonomi & Manajemen Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, Vol. 1 No. 1:94-109.
Ferdinand. 2011. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian untuk skripsi, Tesis, dan Disertai Ilmu Manajemen. Semarang: Universitas Diponegoro.
Fitriana Nur. 2011. Analisis Pengaruh Promosi Word of Mouth Terhadap Brand Image dan Proses Keputusan Kunjungan Kebun Raya Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Ghozali. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Cetakan V. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hapsari Nurul Retno, 2014.” Pengaruh Atribut Produk Wisata dan Electronic Word Of Mouth (eWOM) Terhadap Keputusan Berkunjung pada Obyek Wisata Umbul Sidomukti Kabupaten Semarang”. Universitas Diponegoro Semarang : p. 2
Hari Anjar Kiswanto. 2011. Pengaruh Harga, Lokasi, dan Fasilitas Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan di Objek Wisata Dampo Awang Beach Rembang. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Priyanto Rizky, Widiartanyo, dan Sari Listyorini. 2015. “Pengaruh Produk Wisata, Destination Image, dan Word of Mouth Terhadap Keputusan Berkunjung (Studi Kasus pada Pengunjung Objek Wisata Goa Kreo Semarang”). Jurnal Administrasi Bisnis Universitas Diponegoro.
Puji Resa Riyanto. 2015. Pengaruh Brand Image, Promosi, dan Distribusi pada Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Vario. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Soebagyo. 2012. “Strategi Pengembangan Pariwisata di Indonesia”. Jurnal Liquidity Universitas Pancasila, Vol.1 No.2:153-158.
Surgawi Ilham. 2016. Analisis Pengaruh Produk Wisata, Persepsi Harga, dan Promosi Terhadap Keputusan Wisatawan dalam Mengunjungi Objek Wisata (Studi pada Objek Wisata Puri Maerokoco Kota Semarang). Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
Widayanti Rahayu. 2010. “Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Kunjungan Wisatawan Domestik (Studi Kasus di Taman Rekreasi Sengkaling Malang”). Jurnal Dinamika Dotcom Dosen STMIK Pradnya Paramita Malang, Vol. 3 No. 1:1-17.
Perilaku Pasca Pembelian
Keputusan Pembelian
Evaluasi Alternatif
Pencarian Informasi
Pengenalan Kebutuhan
Chart1
Perempuan
Laki-Laki
Sheet1
Sales
Perempuan67.00%
Laki-Laki33.00%
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
Chart1
Kurang dari Rp. 100.000;
Rp. 100.000; - Rp. 200.000;
Rp. 200.000; - Rp. 300.000;
Rp. 300.000; - Rp. 400.000;
Rp. 400.000; - Rp. 500.000;
Lebih dari Rp. 500.000;
Sheet1
Sales
Kurang dari Rp. 100.000;6.00%
Rp. 100.000; - Rp. 200.000;24.00%
Rp. 200.000; - Rp. 300.000;16.00%
Rp. 300.000; - Rp. 400.000;15.00%
Rp. 400.000; - Rp. 500.000;14.00%
Lebih dari Rp. 500.000;25.00%
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
Chart1
1 kali
Lebih dari 1 kali
Sheet1
Sales
1 kali37.00%
Lebih dari 1 kali63.00%
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
Chart1
SD
SMP
SMA
Diploma
S1
S2/S3
Sheet1
Sales
SD2.00%
SMP10.00%
SMA40.00%
Diploma16.00%
S123%
S2/S39.00%
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
Chart1
Bogor
Depok
Jakarta
Tangerang
Bekasi
Luar Jabodetabek
Sheet1
Sales
Bogor28.00%
Depok36.00%
Jakarta24.00%
Tangerang3%
Bekasi6%
Luar Jabodetabek3%
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
Chart1
Pegawai Negeri Sipil (PNS)Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Karyawan SwastaKaryawan Swasta
WiraswastaWiraswasta
Ibu Rumah TanggaIbu Rumah Tangga
MahasiswaMahasiswa
PelajarPelajar
Lain-LainLain-Lain
Sheet1
Column3Column1Column2
Pegawai Negeri Sipil (PNS)3%
Karyawan Swasta11.00%
Wiraswasta10%
Ibu Rumah Tangga16.00%
Mahasiswa35%
Pelajar20%
Lain-Lain5%
Chart1
18-20 Tahun
21-30 Tahun
31-40 Tahun
>40 Tahun
Sheet1
Kelompok Usia Responden
18-20 Tahun41.00%
21-30 Tahun52.00%
31-40 Tahun6%
>40 Tahun1.00%
To resize chart data range, drag lower right corner of range.