aguspalimbong.files.wordpress.com€¦ · web viewsalah satu bidang yang mendapatkan dampak yang...
TRANSCRIPT
Judul : PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN AUTHORING TOOL PADA MATA KULIAH JARINGAN KOMPUTER.
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini
berkembang dengan cukup pesat, sehingga dengan perkembangan ini telah
mengubah paradigma masyarakat dalam mencari dan mendapatkan
informasi, yang tidak lagi terbatas pada informasi surat kabar, audio visual
dan elektronik, tetapi juga sumber-sumber informasi lainnya yang salah satu
diantaranya melalui jaringan Internet. Salah satu bidang yang mendapatkan
dampak yang cukup berarti dengan perkembangan teknologi ini adalah
bidang pendidikan, dimana pada dasarnya pendidikan merupakan suatu
proses komunikasi dan informasi dari pendidik kepada peserta didik yang
berisi informasi-informasi pendidikan, yang memiliki unsur-unsur pendidik
sebagai sumber informasi, media sebagai sarana penyajian ide, gagasan dan
materi pendidikan serta peserta didik itu sendiri (Oetomo dalam Hasbullah,
2008:2), beberapa bagian unsur ini mendapatkan sentuhan media teknologi
informasi, sehingga mencetuskan lahirnya ide tentang e-learning (Utomo,
2001:16)
Teknologi baru terutama dalam bidang TIK memiliki peran yang
semakin penting dalam pembelajaran. Banyak orang percaya bahwa
multimedia akan dapat membawa kita kepada situasi belajar dimana learning
with effort akan dapat digantikan dengan learning with fun. Apalagi dalam
pembelajaran orang dewasa, learning with effort menjadi hal yang cukup
1
menyulitkan untuk dilaksanakan karena berbagai faktor pembatas seperti
usia, kemampuan daya tangkap, kemauan berusaha, dan lain-lain. Jadi
proses pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, tidak membosankan
menjadi pilihan para fasilitator. Jika situasi belajar seperti ini tidak tercipta,
paling tidak multimedia dapat membuat belajar lebih efektif menurut pendapat
beberapa pengajar.
Pada saat ini kita semua memahami bahwa "proses belajar"
dipandang sebagai proses yang aktif dan partisipatif, konstruktif, komulatif,
dan berorientasi pada tujuan pembelajaran, baik Tujuan Pembelajaran.
Mengkombinasikan antara pertemuan secara tatap muka dengan
pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kontribusi dan interaktifitas
antar peserta didik. Melalui tatap muka peserta didik dapat mengenal sesama
peserta didik dan guru pendampingnya. Keakraban ini sangat menunjang
kerja kolaborasi mereka secara virtual. Persiapan matang sebelum
mengimplementasikan sebuah pembelajaran berbasis multimedia memegang
peran penting demi kelancaran proses pembelajaran. Segala persiapan
seperti penjadwalan sampai dengan penentuan teknis komunikasi selama
proses pembelajaran merupakan tahapan penting dalam melaksanakan
pembelajaran berbasis web.
Penelitian ini dilakukan dengan membuat model pembelajaran
elektronik (e-learning) dengan menggunakan outoring tool untuk
meningkatkan variasi model pembelajaran mata kuliah di Jurusan Pendidikan
Teknik Elektronika FT UNM sebagai sarana yang menunjang proses belajar
mengajar serta tidak hanya mengimplementasikan materi ajar pada web,
2
tetapi juga menciptakan skenario pembelajaran dengan matang untuk
mengundang keterlibatan peserta didik secara aktif dan konstruktif dalam
proses belajar mereka.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
batas permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Merancang modul pembelajaran e-learning dengan menggunakan
autoring tool pada mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan Elektronika
Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.
2. Bagaimana membuat pandual untuk mengoperasikan sistem
pembelajaran e-learning pada mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan
Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka tujuan dari penelitian
ini adalah :
1. Bagaimana merancang media pembelajaran e-learning dengan
menggunakan authoring tool pada mata kuliah Jaringan Komputer
Jurusan Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar?
2. Bagaimana mengoperasikan sistem pembelajaran e-learning dengan
dengan menggunakan outhoring tool pada mata kuliah Jaringan
Komputer Jurusan Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri
Makassar?
3
D. Tujuan Perancangan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Untuk menghasilkan media pembelajaran e-learning menggunakan
authoring tool pada mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan
Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.
2. Mengetahui cara mengoperasikan sistem pembelajaran e-learning
menggunakan outhoring tool pada mata kuliah Jaringan Komputer
Jurusan Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.
E. Manfaat Perancangan
Manfaat yang ingin di capai dari perancangan ini :
1. Memberikan kemudahan kepada mahasiswa maupun dosen dalam
pembelajaran mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan Elektronika
Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.
2. Dapat mengembangkan kreatifitas mahasiswa dan dosen dalam
penerapan teknologi informasi dalam proses pembelajaran.
3. Sebagai bahan bacaan dalam perancangan dan pengembangan
sistem pembelajaran berbasis IT.
4. Sebagai bahan kajian lebih bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan
Teknik Elektronika Universitas Negeri Makassar khususnya dalam
pengembangan sistem pembelajaran berbasis IT.
F. Kajian Teori dan Kerangka Pikir
4
1. Kajian teori
a. Media pembelajaran
1) Pengertian media pembelajaran
Media Pembelajaran adalah suatu cara, alat, atau proses yang
digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada
penerima pesan yang berlangsung dalam proses belajar mengajar. Brown
dalam Badriah (2008:6) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap
efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya
berfungsi sebagai alat bantu dosen untuk mengajar. Sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam
bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media
pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya
komputer dan internet.
Menurut Widyandani (2008:1) media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan
pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan
perasaan mahasiswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Secara lebih rinci dapat dijelaskan bahwa media
pembelajaran atau sumber belajar adalah bahan termasuk juga alat
permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan
kepada mahasiswa; antara lain buku referensi, buku cerita, gambar-
gambar, nara sumber, benda atau hasil-hasil budaya. Media adalah segala
alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang mahasiswa
5
untuk belajar seperti film, buku dan kaset (Arief dalam Yudinugraha:
2008:1).
Secara umum media pembelajaran adalah sebuah alat yang
mempunyai fungsi menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran
adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan
ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai
pesan atau media (Herianto, 2008:11).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas yang telah dikemukakan,
maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat
komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa
informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada mahasiswa sehingga
mahasiswa menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran,
yang selanjutnya dapat memicu semangat belajar mahasiswa yang akan
berdampak pada peningkatan hasil belajar mahasiswa dan terus
merangsang daya kreativitas mahasiswa.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran atau disebut juga
pembelajaran bermedia, dianggap dapat membangkitkan keinginan dan
minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap anak.
2) Manfaat media pembelajaran
Yudinugraha (2008:1) mengemukakan bahwa sasaran penggunaan
media pembelajaran adalah agar mahasiswa mampu menciptakan sesuatu
yang baru dan mampu memanfaatkan sesuatu yang telah ada untuk
6
dipergunakan dengan bentuk dan variasi lain yang berguna dalam
kehidupannya. Dengan demikian mahasiswa dengan mudah mengerti dan
memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh dosen kepada
mahasiswa.
Media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar
menurut Yudinugraha (2008:1) memiliki dua fungsi utama, yaitu media
adalah sebagai alat bantu pembelajaran dan media sumber belajar.
a) Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran, bahwa
dimana dengan menggunakan bantuan media pembelajaran, materi-
materi yang tidak dapat atau sulit untuk ditampilkan (divisualisasikan)
akan menjadi lebih mudah untuk disajikan. Materi ajar dengan tingkat
kesukaran yang tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa. Tanpa
bantuan media, maka materi ajar menjadi sukar dicerna dan dipahami
oleh setiap siswa.
b) Media pembelajaran sebagai sumber belajar. Sumber belajar adalah
segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan
pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut berasal. Dengan
menggunakan media, sebagai salah satu sumber belajar, ikut
membantu dosen dalam memudahkan tercapainya pemahaman materi
ajar oleh mahasiswa, serta dapat memperkaya wawasan mahasiswa.
3) Peranan media ajar dalam proses pembelajaran
7
Strategi mengajar menurut Muhibbin Syah (2002:24), didefiniskan
sebagai sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk
mencapai tujuan pengajaran tertentu. Strategi mengajar ini mecakup
beberapa tahapan, seperti :
a) Strategi perumusan sasaran proses belajar mengajar (PBM), yang
berkaitan dengan strategi yang akan digunakan oleh pengajar dalam
menentukan pola ajar untuk mencapai sasaran PBM.
b) Strategi perencanaan proses belajar mengajar, berkaitan dengan
langkah-langkah pelaksanaan mencapai sasaran yang telah
ditetapkan. Dalam tahap ini termasuk perencanaan tentang media ajar
yang akan digunakan.
c) Strategi pelaksanaan proses balajar mengajar, berhubungan dengan
pendekatan sistem pengajaran yang benar-benar sesuai dengan
pokok bahasan materi ajar.
Di lembaga pendidikan kehadiran perangkat komputer telah
merupakan suatu hal yang harus dikondisikan dan disosialisasikan untuk
menjawab tantangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di
sisi lain sangat banyak pengguna jasa dibidang komputer yang
mengharapkan dapat membantu mereka baik sebagai tutor yang belum
mampu dipenuhi oleh tenaga yang profesional dibidangnya yang
dihasilkan melalui lembaga pendidikan yang ada. Hal ini juga dikeluhkan
oleh para pengajar terhadap kemampuan untuk memahami,
mengimplementasikan, serta mengaplikasikan pengajaran sejalan dengan
8
tuntutan kurikulum karena keterbatas informasi dan pelatihan yang mereka
peroleh.
b. Internet sebagai media pembelajaran
Penggunaan Internet untuk keperluan pendidikan yang semakin
meluas terutama di negara-negara maju, merupakan fakta yang menunjukkan
bahwa dengan media ini memang dimungkinkan diselenggarakannya proses
belajar mengajar yang lebih efektif. Hal itu terjadi karena dengan sifat dan
karakteristik Internet yang cukup khas, sehingga diharapkan bisa digunakan
sebagai media pembelajaran sebagaimana media lain telah dipergunakan
sebelumnya seperti radio, televisi, CD-ROM Interkatif dan lain-lain.
Gambar 1. Jaringan internet yang dapat diakses untuk pembelajaran
Sebagai media yang diharapkan akan menjadi bagian dari suatu
proses belajar mengajar di perguruan tinggi, internet harus mampu
memberikan dukungan bagi terselenggaranya proses komunikasi interaktif
antara dosen dengan mahasiswa sebagaimana yang dipersyaratkan dalam
suatu kegiatan pembelajaran. Kondisi yang harus mampu didukung oleh
9
internet tersebut terutama berkaitan dengan strategi pembelajaran yang
akan dikembangkan, yang kalau dijabarkan secara sederhana, bisa diartikan
sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk mengajak mahasiswa
mengerjakan tugas-tugas dan membantu mahasiswa dalam memperoleh
pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka mengerjakan tugas-tugas
tersebut (Boettcher dalam Hasbullah, 2009:13).
Strategi pembelajaran yang meliputi pengajaran, diskusi, membaca,
penugasan, presentasi dan evaluasi, secara umum keterlaksanaannya
tergantung dari satu atau lebih dari tiga mode dasar dialog/komunikasi
sebagai berikut (Boettcher dalam Hasbullah, 2009:13):
1) Dialog/komunikasi antara dosen dengan mahasiswa
2) Dialog/komunikasi antara mahasiswa dengan sumber belajar
3) Dialog/komunikasi di antara mahasiswa
Ketiga aspek diatas tersebut bisa diselenggarakan dengan komposisi
yang serasi, maka diharapkan akan terjadi proses pembelajaran yang
optimal. Para pakar pendidikan menyatakan bahwa keberhasilan pencapaian
tujuan dari pembelajaran sangat ditentukan oleh keseimbangan antara ketiga
aspek tersebut (Pelikan dalam Hasbullah, 2009:13).
Dinyatakan pula bahwa perancangan suatu pembelajaran dengan
mengutamakan keseimbangan antara ketiga dialog/komunikasi tersebut
sangat penting pada lingkungan pembelajaran berbasis Moodle.
Internet merupakan media yang bersifat multi-rupa, pada satu sisi
Internet bisa digunakan untuk berkomunikasi secara interpersonal misalnya
dengan menggunakan e-mail dan chat sebagai sarana berkomunikasi antar
10
pribadi (one-to-one communications), di sisi lain dengan e-mail-pun
pengguna bisa melakukan komunikasi dengan lebih dari satu orang atau
sekelompok pengguna yang lain (one-to-many communications). Internet
juga memiliki kemampuan memfasilitasi kegiatan diskusi dan kolaborasi oleh
sekelompok orang. Di samping itu dengan kemampuannya untuk
menyelenggarakan komunikasi tatap muka (teleconference), memungkinkan
pengguna internet bisa berkomunikasi secara audiovisual sehingga
dimungkinkan terselenggaranya komunikasi verbal maupun nonverbal secara
real-time.
Internet dapat digunakan dalam pembelajaran di perguruan tinggi,
karena memiliki karakteristik yang khas, yaitu; (1) sebagai media
interpersonal dan juga sebagai media massa yang memungkinkan terjadinya
komunikasi one-to-one maupun one-to-many, (2) memiliki sifat interaktif, dan
(3) memungkinkan terjadinya komunikasi secara sinkron (syncronous)
maupun tertunda (asyncronous), sehingga memungkinkan terselenggaranya
ketiga jenis dialog/komunikasi yang merupakan syarat terselengaranya suatu
proses belajar mengajar.
c. E-learning
1) Pengertian e-learning
11
E-Learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan
melalui media internet. Dong dalam Kamarga (2002:6) mendefinisikan e-
learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat
elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan
kebutuhannya.
Rosenberg dalam Hasbullah (2009:6) menekankan bahwa e-
learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan
serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan. Bahkan Onno W. Purbo dalam Hasbullah (2009:6)
menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-
learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan
untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik
internet. Internet, Intranet, satelit, tape audio/video, TV interaktif dan CD-
ROM adalah sebagian dari media elektronik yang digunakan Pengajaran
boleh disampaikan secara synchronously (pada waktu yang sama)
ataupun asynchronously (pada waktu yang berbeda). Materi pengajaran
dan pembelajaran yang disampaikan melalui media ini mempunyai teks,
grafik, animasi, simulasi, audio dan video. Ia juga harus menyediakan
kemudahan untuk discussion group dengan bantuan profesional dalam
bidangnya.
Perbedaan Pembelajaran Tradisional dengan e-learning yaitu kelas
‘tradisional’, dosen dianggap sebagai orang yang serba tahu dan
ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada mahasiswanya.
Sedangkan di dalam pembelajaran e-learning fokus utamanya adalah
12
mahasiswa. Mahasiswa mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung-
jawab untuk pembelajarannya. Suasana pembelajaran e-learning akan
‘memaksa’ mahasiswa memainkan peranan yang lebih aktif dalam
pembelajarannya. Mahasiswa membuat perancangan dan mencari materi
dengan usaha, dan inisiatif sendiri.
Cisco dalam Hasbullah (2009:6) menjelaskan filosofis e-learning
sebagai berikut : (1) e-learning merupakan penyampaian informasi,
komunikasi, pendidikan, pelatihan secara on-line, (2) e-learning
menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar
secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku
teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat
menjawab tantangan perkembangan globalisasi, (3) e-learning tidak berarti
menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi
memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan
pengembangan teknologi pendidikan. (4) kapasitas mahasiswa amat
bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin
baik keselarasan antar konten dan alat penyampai dengan gaya belajar,
maka akan lebih baik kapasitas mahasiswa yang pada gilirannya akan
memberi hasil yang lebih baik.
Sementara itu Onno W. Purbo dalam Hasbullah (2009:7)
mensyaratkan tiga hal yang wajib dipenuhi dalam merancang e-learning,
yaitu : sederhana, personal, dan cepat. Sistem yang sederhana akan
memudahkan mahasiswa dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang
ada, dengan kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi
13
pengenalan sistem e-learning itu sendiri, sehingga waktu belajar peserta
dapat diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar
menggunakan sistem e-learning-nya. Syarat personal berarti dosen dapat
berinteraksi dengan baik seperti layaknya seorang dosen yang
berkomunikasi dengan mahasiswa di depan kelas. Dengan pendekatan
dan interaksi yang lebih personal, mahasiswa diperhatikan kemajuannya,
serta dibantu segala persoalan yang dihadapinya. Hal ini akan membuat
mahasiswa betah berlama-lama di depan layar komputernya. Kemudian
layanan ini ditunjang dengan kecepatan, respon yang cepat terhadap
keluhan dan kebutuhan mahasiswa lainnya. Dengan demikian perbaikan
pembelajaran dapat dilakukan secepat mungkin oleh dosen atau
pengelola.
2) Fungsi dan manfaat media pembelajaran
Ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan
pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction), yaitu sebagai
suplemen yang sifatnya pilihan/opsional, pelengkap (komplemen), atau
pengganti (substitusi) (Siahaan dalam Hasbullah 2009:7).
(a) Suplemen
Dikatakan berfungsi sebagai supplemen (tambahan), apabila
mahasiswa mempunyai kebebasan memilih, apakah akan
memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak.
(b) Komplemen (tambahan)
14
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila
materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi
materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas (Lewis
dalam Hasbullah, 2008:8).
(c) Substitusi (pengganti)
Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan
beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan
kepada para mahasiswanya. Tujuannya agar para mahasiswa dapat
secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan
waktu dan aktivitas lain sehari-hari mahasiswa.
Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih
peserta didik, yaitu: (1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2)
sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau
bahkan (3) sepenuhnya melalui internet.
Alternatif model pembelajaran mana pun yang akan dipilih
mahasiswa tidak menjadi masalah dalam penilaian. Karena ketiga model
penyajian materi perkuliahan mendapatkan pengakuan atau penilaian
yang sama. Jika mahasiswa dapat menyelesaikan program perkuliahannya
dan lulus melalui cara konvensional atau sepenuhnya melalui internet, atau
bahkan melalui perpaduan kedua model ini, maka institusi penyelenggara
pendidikan akan memberikan pengakuan yang sama. Keadaan yang
sangat fleksibel ini dinilai sangat membantu mahasiswa untuk
mempercepat penyelesaian perkuliahannya.
15
Menurut A. W. Bates dalam Hasbullah (2009:9) manfaat
Pembelajaran elektronik Learning (e-Learning) itu terdiri atas 4 hal, yaitu:
(a) Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik
dengan guru atau instruktur (enhance interactivity).
(b) Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan
kapan saja (time and place flexibility).
(c) Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to
reach aglobal audience).
(d) Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi
pembelajaran (easy updating of content as well as archivable
capabilities).
Lebih lanjut Hasbullah (2009:17) menjelaskan manfaat dari
penggunaan e-learning dalam proses belajar mengajar adalah sebagai
berikut :
(a) Fleksibilitas, jika pembelajaran konvensional di kelas mengharuskan
siswa untuk hadir di kelas pada jam-jam tertentu (seringkali jam ini
bentrok dengan kegiatan rutin siswa), maka e-learning memberikan
fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk mengakses
pelajaran. E-learning bisa diakses dari mana saja yang memiliki
akses ke Internet.
(b) Independent Learning, e-learning memberikan kesempatan bagi
mahasiswa untuk memegang kendali atas kesuksesan belajar
masing-masing, artinya mahasiswa diberi kebebasan untuk
menentukan kapan akan mulai, kapan akan menyelesaikan, dan
16
bagian mana dalam satu modul yang ingin dipelajarinya terlebih
dulu. Namun apabila mahasiswa memerlukan penjelasan atau ingin
mengajukan pertanyaan, dapat langsung mengirimkan pertanyaan
misalnya melalui sebuah e-mail.
(c) Biaya, banyak biaya yang bisa dihemat dari cara pembelajaran
dengan e-learning. Biaya di sini tidak hanya dari segi finansial tetapi
juga dari segi non-finansial. Secara finansial, biaya yang bisa
dihemat, antara lain biaya transportasi ke tempat belajar dan
akomodasi selama belajar, biaya administrasi pengelolaan,
penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk belajar.
Pada dasarnya cara penyampaian atau cara pemberian (delivery
system) dari e-learning, dapat digolongkan menjadi dua, yaitu komunikasi
satu arah dan komunikasi dua arah.
d. E-learning sebagai media pembelajaran
E-learning atau Electronic Learning dalam aplikasinya disampaikan
dengan menggunakan media elektronik yang terhubung dengan Internet
(World Wide Web yang menghubungkan semua unit komputer di seluruh
dunia yang terkoneksi dengan Internet) dan Intranet (jaringan yang bisa
menghubungkan semua unit komputer dalam sebuah perusahaan). Sebuah
komputer yang koneksi dengan Internet sudah dapat berpartisipasi dalam e-
learning. Dengan cara ini, jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi
bisa jauh lebih besar dari pada cara belajar secara konvensional di ruang
kelas (jumlah mahasiswa tidak terbatas pada besarnya ruang kelas). Dalam
17
e-learning, modul-modul yang sama (informasi, penampilan, dan kualitas
pembelajaran) bisa diakses dalam bentuk yang sama oleh semua mahasiswa
yang mengaksesnya, sedangkan dalam pembelajaran konvensional di kelas,
karena alasan kesehatan atau masalah pribadi, satu instruktur pun bisa
memberikan pelajaran di beberapa kelas dengan kualitas yang berbeda.
E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang
dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal.
E-learning secara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum,
silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan
jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan
pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya
tinggi. E-learning dapat juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang
lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau
website pribadi, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada
masyarakat luas.
Beberapa karakteristik e-learning yang dapat dijadikan media
pembelajaran di Perguruan Tinggi antara lain :
1) Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, dosen dan dosen, mahasiswa
dan dosen, mahasiswa sesama mahasiswa dapat berkomunikasi
dengan relatif mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang bersifat
protokoler.
2) Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer
networks)
18
3) Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials)
disimpan dikomputer sehingga dapat diakses oleh dosen dan
mahasiswa kapan saja dan dimana saja bila yang bersangkutan
memerlukan.
4) Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan
belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan
dapat dilihat setiap saat di komputer.
Pemanfaatan e-learning tidak terlepas dari jasa internet, karena teknik
pembelajaran yang tersedia di internet begitu lengkap, dan hal ini akan
mempengaruhi tugas dosen dalam proses pembelajaran. Dahulu, proses
belajar mengajar dominasi oleh peran pendidik, karena itu disebut the era of
teacher. Kini, proses belajar dan mengajar, banyak didominasi oleh peran
pendidik dan buku (the era of teacher and book) dan pada masa mendatang
proses belajar mengajar akan didominasi oleh peran pendidik, buku dan
teknologi ( the era of teacher, book and technology).
Pengembangan e-learning tidak semata-mata hanya menyajikan
materi pelajaran secara online saja, namun harus komunikatif dan menarik.
Materi pembelajaran didesain seolah peserta didik belajar dihadapan
pengajar memalui layar komputer yang dihubungkan melalui jaringan internet.
Secara ringkas e-learning perlu diciptakan seolah-olah peserta didik
belajar secara konvensional, hanya saja dipindahkan kedalam sistem digital
melalui internet. Karena itu e-learning perlu mengadaptasi unsur-unsur yang
biasa dilakukan dalam sistem pembelajaran konvensional. Misalnya dimulai
dari perumusan tujuan operasional dan dapat diukur, ada apersepsi atau pre
19
test, membangkitkan motivasi, menggunakan bahasa yang komunikatif,
uraian materi yang jelas, contoh-contoh konkrit, problem solving, tanya jawab,
diskusi, post test, sampai penugasan dan kegiatan tindak lanjutnya. Oleh
karena itu merancang e-learning perlu melibatkan pihak terkait, antara lain :
pengajar, ahli materi, ahli komunikasi, programmer, seniman dan lain-lain.
e. Memilih konten yang tepat autoring tool untuk kebutuhan belajar
Menurut Wikipedia.org, "konten-authoring tool adalah sebuah
perangkat lunak aplikasi yang digunakan untuk membuat konten multimedia
biasanya untuk pengiriman di World Wide Web. Content-authoring tools
dapat juga membuat konten dalam format file lain sehingga pelatihan dapat
disampaikan pada sebuah CD (compact disc) atau dalam format lain untuk
berbagai kegunaan yang berbeda. Kategori konten-authoring tools termasuk
HTML, Flash, dan berbagai jenis e-Learning authoring tools. "
Banyak program yang dapat dianggap alat authoring, termasuk editor
web , Flash , dan PowerPoint . Namun, hanya sekelompok kecil program
khusus termasuk dukungan untuk e-learning standar konten termasuk
LectureMAKER , e2train Atlantik Link Konten Point , Macromedia (Adobe)
Authorware , Direktur , Dinamis PowerTrainer , Lectora , ToolBook ,
Compendle, RWD uPerform , STT Trainer oleh Kaplan IT , Artikulasikan
Studio , DSRC Studio dan Simulator , Content pembentuk Authoring Tool ,
CourseLab , Chamilo , dan iSpring Presenter .
f. Softwar CourseLab 2,4 sebagai alat autoring tool
20
CourseLab 2,4 merupakan pengembangan versi 2.3 dan mencakup
semua fungsionalitas. Tetapi juga termasuk banyak perbaikan dan fitur
baru. Dan, tentu saja, CourseLab 2,4 2,3 kompatibel dengan file program
sumber CourseLab.
CourseLab membawa kepada kita kekuatan menciptakan pelatihan
berbasis web, perangkat lunak aplikasi simulasi, pelatihan berbasis
komputer, dan konten e-learning interaktif.
Beberapa fitur CourseLab tercantum di bawah ini.
1. Tata letak dan kegunaan
Familiar PowerPoint seperti authoring lingkungan;
Kursus Struktur Pane menampilkan struktur seperti pohon saja;
Modul Struktur Pane berisi thumbnail dari semua slide dalam modul
dan hirarki slide;
Frame Strip berisi thumbnail dari semua kerangka slide ini;
Timeline Visual Frame;
Pane Obyek Serbaguna;
Sering pilihan digunakan untuk dapat diakses melalui tombol toolbar.
2. Editing
WYSIWYG lingkungan – tanpa HTML atau program keterampilan
lainnya yang diperlukan;
Embedded Rich Text Editor memungkinkan format teks untuk font
tertentu, warna, ukuran font, termasuk hyperlink, tabel, daftar dan
gambar;
Drag-and-drop objek penempatan;
Animasi sederhana berbasis frame;
Aksi objek berbasis’s animasi.
21
3. Rich-media dukungan
Gambar di berbagai format;
Mudah memasukkan dan sinkronisasi file audio dalam berbagai format
Adobe ® Flash ® film;
Adobe ® Shockwave ® aplikasi;
® applet Java;
Klip video dalam berbagai format.
4. Rapid Development
Besar (dan user-diperluas) set modul siap menggunakan template;
Warisan – kemampuan untuk menggunakan kembali objek yang
dimasukkan dalam seluruh modul;
Pengaturan default font Global berlaku untuk semua teks yang
mengandung objek;
Fitur Skenario memungkinkan interaksi kompleks bangunan multi-
objek dengan satu klik mouse;
Impor presentasi PowerPoint ® ke dalam materi pembelajaran.
5. Testing and Assessment
Termasuk Uji kemampuan penciptaan;
Didukung jenis pertanyaan: pilihan tunggal, Pilihan rangkap, memesan
barang, numerik pasangan mengisi teks kosong, isi kosong dan
mencocokkan;
Alat untuk membuat pertanyaan kustom dan latihan interaktif hampir
setiap jenis.
Tujuan penilaian berbasis memungkinkan membuat skala tes.
6. Interactivity
Objek apapun dapat aktif klik daerah (atau Gunaka mouse di atas /
mouseOut)
22
Setiap bagian dari teks dapat klik daerah aktif (atau Gunaka mouse di
atas / mouseOut)
Hotspot daerah dapat didefinisikan pada gambar;
Nilai kini elemen formulir (misalnya Teks Input Fields, kotak centang,
Radiobuttons dll) dapat digunakan dalam tindakan;
Mudah tindakan intuitif deskripsi bahasa;
Mekanisme Event-Aksi memungkinkan menggunakan hampir semua
fungsi CourseLab tergantung pada tindakan pengguna;
7. Special effects in playing mode8. Software simulations
Mudah menggunakan layar wizard berbasis menangkap mekanisme;
Customizable ukuran jendela perekaman;
Freeze jendela merekam kemampuan untuk mode pengambilan
parsial (misalnya, untuk menangkap drop-down menu dll);
Otomatis merekam gerakan kursor;
Simulasi dapat diedit Direkam di CourseLab untuk menambahkan
komentar dan interaksi.
9. Persyaratan
Microsoft® Windows® 2000/XP/2003/Vista;
Microsoft® Internet Explorer 6.0 or higher;
50MB hard drive space;
Internet Explorer 5.0
Mozilla FireFox 1.0 or higher, Netscape® 7.2 or higher, Opera 9.1 and
higher, Safari (Windows version) 3.0 and higher;
JavaScript enabled;
XML support enabled (Microsoft® XML Parser 3.0 or higher
recommended for Internet Explorer).
23
Gambar 4. Contoh tampilan Microsoft ProducerSumber:(http://www.indezine.com/products/powerpoint/addin/ producer.html)
G. Kerangka Pikir
Mata kuliah Jaringan Komputer merupakan salah satu mata kuliah
paket kompetensi Telekomunikasi di Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika
Universitas Negeri Makassar. Banyaknya materi serta tugas yang wajib
diberikan kepada mahasiswa oleh dosen dan sisi lain kesibukan dosen yang
kian bertambah membuat tidak sepenuhnya materi dan tugas didapatkan di
ruang kelas, serta kebutuhan mahasiswa yang ingin mengetahui tentang
informasi mata kuliah jaringan komputer. Sehingga dibutuhkan sistem
pembelajaran alternatif dimana dosen mampu memberikan materi dan tugas
secara online.
24
Teknologi komputer dan internet menyediakan kemudahan-
kemudahan dalam melakukan berbagai hal, termasuk dalam hal
pembelajaran. Sistem pembelajaran e-learning berbasis moodle merupakan
salah satu pembelajaran alternatif secara online. Sehingga para dosen tidak
lagi terpaku dengan cara pemberian materi konvensional, dosen bisa
memberikan materi mata kuliahnya kepada mahasiswa melalui internet yang
dapat di akses oleh siapa saja dan setiap saat.
Keberadaan sistem pembelajaran alternatif ini memungkinkan
mahasiswa untuk memberikan rangsangan dan stimulus yang kuat untuk
terus belajar dan membuat mahasiswa aktif, maka penyampaian materi
pelajaran dapat di berikan melalui web. Sistem pembelajaran alternatif dapat
memungkinkan mahasiswa untuk melakukan eksplorasi lebih dalam pada
mata kuliah jaringan komputer.
25
BAB III
METODE PERANCANGAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian rekayasa yang bersifat aplikasi
teoritis untuk menghasilkan sebuah media pembelajaran yang
diaplikasikan pada pengembangan materi mata kuliah Jaringan Komputer
Jurusan Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.
B. Waktu dan Tempat Perancangan
Perancangan media pembelajaran ini dilaksanakan di Jurusan
Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar. Pelaksanaannya
direncanakan selama + 2 bulan, terhitung sejak bulan Mei 2011 sampai
dengan bulan Juli 2011.
C. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Modul
mata kuliah Jaringan komputer, komputer satu unit, software simulasi
jaringan, microsoft power-point, gambar, video, software courselab 2.4,dan
web browser (Internet Explorer).
D. Tahap Perancangan
1) Penerapan konsep
Pada tahap penerapan konsep seluruh komponen pengajaran
akan melahirkan suatu skenario pengajaran (didactical scenario) yang
melibatkan dan menggambarkan aktifitas pembelajar (mahasiswa)
maupun pengajar (dosen).
26
2) Implementasi
Hasil dari diagram alur (flow chart) merupakan dasar untuk
implementasi pengembangan fisik sistem pembelajaran. Pada tahap ini
akan menghasilkan sistem pembelajaran e-learning.
3) Pengujian
Pada tahap ini file-file courselab yang sudah dibangun
menggunakan tools software yang tersedia selanjutnya diuji coba
menggunakan personal web server apakah berjalan dengan baik sesuai
dengan flowchart yang telah dibuat. Jika terdapat ketidak sesuaian
dilakukan perbaikan ulang untuk penyempurnaan.
E. Indikator kinerja
Standar-standar yang harus dimiliki sistem pembelajaran E-learning
untuk mata kuliah Jaringan Komputer pada Jurusan Teknik Elektronika
Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar, sebagai berikut:
1). Memiliki interaktifitas dimana bisa dilakukan aktifitas satu arah (video)
antara program dan siswa dalam menggunakan fasilitas sistem
pembelajaran ini.
2). Memiliki struktur pengetahuan yang tersusun secara hirarki yang
sesuai dengan Silabus Mata Kuliah Jaringan Komputer.
3). Dapat di upload ke Web server
F. Pengamatan rancangan
Pengamatan rancangan yang di lakukan yaitu tahap analisis
pengamatan dilakukan pada deskripsi terhadap garis-garis besar program
pengajaran mata kuliah Jaringan Komputer.
27
G. Prosedur pengujian dan evaluasi
Pengujian rancangan dilakukan dengan simulasi atau peragaan
hasil rancangan e-learning dengan mengacu pada indikator kerja.
Rancangan dikatakan berhasil bila seluruh spesifikasi teoritis termuat
dalam rancangan sistem pembelajaran berbasis web dan dapat di gunakan
dengan mudah (user friendly) oleh mahasiswa Jurusan Teknik Elektronika
Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.
28
DAFTAR PUSTAKA
Badriah Dedeh.2008.Guru Harus Mampu Menentukan Mengapa, Kapan, Dimana & Bagaimana Alat-Alat TIK Dapat Dimanfaatkan Untuk Mendorong Siswa Belajar.Makalah. tidak diterbitkan. Bandung: FAK Tarbiyah & Keguruan UIN Sunan Gunung Djati.
Bilfaqih Yusuf. 2009. Panduan Microssoft Producer 2003. (online) (http:\\[email protected]/data/file/2006/Bilfaqih Yusuf_Panduan%20MS%20Producer%202003.pdf, diakses 17 Juni 2009).
Hasbullah, 2009. Perancangan Dan Implementasi Model Pembelajaran E-Learning Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Di JPTE FPTK UPI. (online) (http:\\www.puslitjaknov.depdiknas.go.id/data/file/2008/makalah_poster_session_pdf/Hasbullah_Perancangan%20dan%20Implementasi%20Model%Pembelajaran.pdf, diakses 25 Februari 2009).
Herianto, 2008. Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Elektronika Dasar Siswa SMKN 5 Makassar. Skripsi. Tidak diterbitkan. FT Universitas Negeri Makassar.
Kamarga, Hanny. (2002). Belajar Sejarah melalui e-learning; Alternatif Mengakses Sumber Informasi Kesejarahan. Jakarta: Inti Media.
Microsoft Producer, 2009. (online) (http://ajaronline.com/apa-itu-microsoft-producer, diakses 17 juni 2009).
Microsoft Producer, 2009. (online) (http://www.indezine.com/products/powerpoint/addin/producer.html, 17 juni 2009).
Moodle, 2009. (online) (http\\:www.moodle.org, diakses 20 Januari 2009).
Syah, Muhibbin. (2002). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Rosda karya
Utomo, Junaidi, 2001. Dampak Internet Terhadap Pendidikan Transformasi atau Evolusi. Seminar Nasional Universitar Atma Jaya Yogyakarta.
Widyandani S.B.2008.Media Pembelajaran & Alat Permainan (online), (http:\\bocahkecil.info/media-pembelajaran-dan-alat-permainan.html, diakses 13 september 2008).
29
X-AMPP, 2009. (online) (http\\:www.apachefriend.org, diakses 20 Januari 2009).
Yudinugraha.2008.ICT & Pembelajaran di Sekolah, Media Pembelajaran Dalam Pendidikan (online), (http:\\yudinugraha.co.cc/?p=9, diakses 13 september 2008).
30