goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · web viewpergeseran struktur ekonomi memang diharapkan...

140
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia ditandai dengan adanya perubahan struktur ekonomi, yaitu pergeseran dari dominasi sektor pertanian beralih ke sektor industri, dilihat dari kontribusi nilai tambah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Perubahan struktur ekonomi ini tentu membawa implikasi pada perubahan sektor ekonomi lainnya, seperti: lapangan kerja, upah, dan struktur ekspor. Dominasisektor industri dari sektor pertanian pada awal 1990-an ini sebenarnya telah ditandai dengan menurunnya kontribusi sektor pertanian dan semakin meningkatnya kontribusi sektor industri dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Pergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier terhadap sektor-sektor lainnya. Dengan demikian, sektor industri tidak hanya membuka lapangan kerja bagi sektornya sendiri tetapi juga lapangan kerja di sektor-sektor lainnya. 1

Upload: others

Post on 16-Sep-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi Indonesia ditandai dengan adanya perubahan

struktur ekonomi, yaitu pergeseran dari dominasi sektor pertanian beralih ke

sektor industri, dilihat dari kontribusi nilai tambah terhadap Produk Domestik

Bruto (PDB). Perubahan struktur ekonomi ini tentu membawa implikasi pada

perubahan sektor ekonomi lainnya, seperti: lapangan kerja, upah, dan struktur

ekspor. Dominasisektor industri dari sektor pertanian pada awal 1990-an ini

sebenarnya telah ditandai dengan menurunnya kontribusi sektor pertanian dan

semakin meningkatnya kontribusi sektor industri dalam kurun waktu beberapa

tahun terakhir. Pergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap

tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

terhadap sektor-sektor lainnya. Dengan demikian, sektor industri tidak hanya

membuka lapangan kerja bagi sektornya sendiri tetapi juga lapangan kerja di

sektor-sektor lainnya.

Pada awal pembangunan ekonomi di Indonesia, perencanaan

pembangunan ekonomi Indonesia lebih berorientasi pada masalah pertumbuhan.

Hal ini bisa dimengerti mengingat penghalang utama bagi pembangunan di

Negara sedang berkembang adalah terjadinya pertumbuhan penduduk yang cukup

pesat yang seiring dengan laju pertumbuhan angkatan kerja yang cepat pula. Hal

ini dapat menjadi salah satu faktor penghambat pembangunan apabila tidak

diimbangi dengan perkembangan kesempatan kerja. Djojohadikusumo (1985: 27)

menyatakan bahwa perkembangan penduduk juga menambah angkatan kerja, hal

1

Page 2: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

ini mengharuskan penciptaan lapangan kerja yang bersifat produktif di bidang

kegiatan yang semakin meluas. Sasaran pokok ialah untuk menanggulangi

masalah pengangguran.Peningkatan produksi barang dan jasa tanpa disertai

penciptaan kesempatan kerja produktif cenderung mempertajam ketimpangan

dalam hal pembagian pendapatan dan kesenjangan golongan masyarakat.

Dalam hal peningkatan produksi maka peningkatan kualitas pekerja harus

juga diperhatikan yang dicerminkan oleh tingkat pendidikan rata-rata yang

semakin baik, memberi dampak positif terhadap produktivitas tenaga kerja.

Begitu pula peningkatan keterampilan dan pelatihan tenaga kerja yang disertai

dengan penerapan teknologi yang sesuai, berdampak pula terhadap peningkatan

produktivitas tenaga kerja. Karena pendidikan merupakan salah satu bentuk

investasi dalam sumber daya manusia.

Pendidikan memberikan sumbangan langsung terhadap pertumbuhan

pendapatan nasional melalui peningkatan keterampilan dan produktivitas

kerja.Untuk mewujudkan tujuan tersebut tetap akan bertumpu pada strategi

pembangunan yaitu trilogi pembangunan yang mencakup pemerataan,

pertumbuhan dan stabilitas. Maka pemerataan tersebut bukanlah sekedar

memperluas kesempatan kerja, namun lebihjauh lagi menyangkut kesempatan

berusaha, distribusi pendapatan, serta keselarasan pembangunan antar daerah.

Peralihan sebagian tenaga kerja di sektor industri bukan merupakan

persoalan yang sederhana. Peranan pendidikan, termasuk peningkatan

keterampilan angkatan kerja, sangatlah menentukan dalamproses ini. Oleh karena

itu, tuntutan terhadap pendidikan angkatan kerja merupakan pilihan strategis bagi

peningkatan produktivitas terutama di sektor industri.Sebagaimana diketahui

2

Page 3: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

dalam rangka tujuan pembangunan nasional maka sektor industri ini diharapkan

dapat mengatasi hambatan-hambatan yang dialami oleh perekonomian. Industri

tidak saja sebagai usaha pemerataan pembangunan akan tetapi sebagai struktur

sosial yang dapat berproduksi dengan efektif dan mempunyai daya investasi yang

dapat menyerap tenaga kerja, sehingga dapat memperkecil pengangguran. Sektor

industri memberikan peranan yang cukup besar terhadap perekonomian di

Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang

menjadi masalah pokok dan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.      Berapa besar tingkat pertumbuhan ekonomi daerah pertanian dan

industri di Indonesia

2.      Berapa besar tingkat produktivitas tenaga kerja pada sektor industri

di Indonesia.

1.3 Tujuan dan Kegunaan Makalah

Adapun tujuan dan kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.      Tujuan

1.      Untuk mengukurdan menganalisis produktivitas pertumbuhan

ekonomi daerah pertanian dan industri di Indonesia

2.      Untuk mengukur dan menganalisis produktivitas tenaga kerja

sektor industri di Indonesia.

2.      Kegunaan

1.      Sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi penulis lain yang

menulis makalah pembangunan ekonomi daerah pertanian dan industri

3

Page 4: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

2.      Sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi penulis lain yang

meneliti masalah produktivitas dan elastisitas kesempatan kerja.

4

Page 5: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah

Perencanaan pembangunan ekonomi daerah bisa dianggap sebagai

perencanaan untuk memperbaiki penggunaan sumber daya publik yang tersedia

didaerah tersebut dan untuk memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam

menciptakan nilai sumber daya swasta secara bertanggung jawab. Pembangunan

ekonomi yang efisien membutuhkan secara seimbang perencanaan yang lebih

teliti mengenai penggunaan sumber daya publik dan sektor swasta : petani,

pengusaha kecil, koperasi, pengusaha besar, organisasi sosial harus mempunyai

peran dalam proses perencanaan.

Ada tiga (3) impilikasi pokok dari perencanaan pembangunan ekonomi daerah:

Pertama, perencanan pembangunan ekonomi daerah yang realistik

memerlukan pemahaman tentang hubungan antara daerah dengan lingkungan

nasional dimana daerah tersebut merupakan bagian darinya, keterkaitan secara

mendasar antara keduanya, dan konsekuensi akhir dari interaksi tersebut.

Kedua, sesuatu yang tampaknya baik secara nasional belum tentu baik

untuk daerah dan sebaliknya yang baik di daerah belum tentu baik secara nasional.

Ketiga, Perangkat kelembagaan yang tersedia untuk pembangunan daerah,

misalnya administrasi, proses pengambilan keputusan, otoritas biasanya sangat

berbeda pada tingkat daerah dengan yang tersedia pada tingkat pusat. Selain itu,

derajat pengendalian kebijakan sangat berbeda pada dua tingkat tersebut. Oleh

karena itu perencanaan darah yang efektif harus bisa membedakan apa yang

seyogyanya dilakukan dan apa yang dapat dilakukan, dengan menggunakan

5

Page 6: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

sumber daya pembangunan sebaik mungkin yang benar-benar dapat dicapai, dan

mengambil manfaat dari informasi yang lengkap yang tersedia pada tingkat

daerah karena kedekatan para perencananya dengan obyek perencanaan. (Lincolin

arsyad, 1999)

2.1.1 Perencanaan Pembangunan Daerah

Perencanaan pembangunan ekonomi daerah bisa dianggap sebagai perencanaan

untuk memperbaiki penggunaan sumberdaya-sumberdaya public yang tersedia di

daerah tersebut dan untuk memperbaiki kapasitas sector swasta dalam

menciptakan nilai sumberdaya-sumberdaya swasta secara bertanggung jawab.

Pembangunan ekonomi yang efisien membutuhkan secara seimbang

perencanaan yang teliti mengenai penggunaan sumberdaya public dan sector

swasta (petani, pengusaha kecil, koperasi, pengusaha besar, organisasi-organisasi

social) harus mempunyai peran dalam proses perencanaan. Melalui perencanaan

pembangunan ekonomi daerah, suatu daerah dilihat secara keseluruhan sebagai

suatu unit ekonomi (economic entity) yang didalamnya terdapat berbagai unsur

yang berinteraksi satu sama lain.

2.1.2 Perlunya Perencanaan Pembangunan Daerah

Perencanaan pembangunan sejak masa orde lama hingga saat ini terasa kurang

begitu maksimal dalam pelaksanaannya, sehingga terasa perlunya campur tangan

Pemerintah dalam menciptakan pembangunan yang cepat terutama di Negara

Sedang Berkembang (NSB). Pentingnya campur tangan Pemerintah, terutama

dalam pembangunan daerah, dimaksudkan untuk mencegah akibat-akibat buruk

6

Page 7: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

dari mekanisme pasar terhadap pembangunan daerah serta menjaga agar

pembangunan dan hasil-hasilnya dapat dinikmati berbagai daerah yang ada.

Myrdal (1957) berpendapat bahwa perpindahan modal cenderung menambah

ketidak merataan, di daerah-daerah yang sedang berkembang, permintaan

barang/jasa akan mendorong naiknya investasi, yang pada gilirannya akan

meningkatkan pendapatan. Sebaliknya di daerah-daerah yang kurang berkembang,

permintaan akan investasi rendah karena pendapatan masyarakat yang rendah.

Semua perubahan untuk daerah-daerah yang dirugikan yang timbul karena adanya

ekspansi ekonomi dari suatu daerah disebut backwash effects.

Disamping adanya pengaruh yang kurang menguntungkan bagi daerah lain

sebagai akibat dari adanya ekspansi ekonomi pada daerah tertentu, ada juga

keuntungan bagi daerah-daerah di sekitar di mana ekspansi ekonomi terjadi,

misalnya terjualnya hasil produksi darah, adanya kesempatan kerja baru, dan

sebagainya. Pengaruh yang menuntungkan karena adanya ekspansi ekonomi suatu

daerah ke daerah sekitarnya dinamankan spread effects.

Sesuai dengan pendapat Myrdal di atas, Hirschman (1958) juga mengemukakan

bahwa jika suatu daerah mengalami perkembangan, maka perkembangan itu akan

membawa pengaruh atau imbah ke daerah lain. Menurut Hirschman, daerah di

suatu Negara dapat dibedakan menjadi daerah kaya dan miskin. Jika perbedaan

antara kedua daerah tersebut semakin menyempit berarti terjadinya imbas yang

baik (trickling down effects). Sedangkan jika perbedaan antara kedua daerah

tersebut semakin jauh berarti terjadi proses pengkutuban (polarization effects).

Pro dan kontra terhadap adanya campur tangan Pemerintah sebagai berikut:

7

Page 8: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

Pihak Pro :

. Mekanisme pasar menghambat pertumbuhan ekonomi daerah terbelakag.

. Dalam mekanisme pasar, keputusan didasarkan pada metode trial & error

. Dibutuhkan oleh daerah yang baru berkembang

. Menghemat pengeluaran pemerintah untuk pembangunan daerah

. Ekspansi ekonomi yang hanya terpusat ke beberapa daerah tertentu hanya akan

membawa masalah baru

Pihak Kontra :

. Mekanisme pasar mampu menciptakan harmonisasi antar daerah

. Campur tangan pemerintah akan mempengaruhi efisiensi ekonomi

. Campur tangan pemerintah dianggap “membantu yang gagal, menghukum yang

sukses”

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa campur

tangan pemerintah (perencanaan) untuk pembangunan daerah-daerah mempunyai

manfaat yang sangat tinggi, disamping mencegah jurang kemakmuran antar

daerah, melestarikan kebudayaan setempat, dapat juga menghindarkan perasaan

tidak puas masyarakat. Kalau masyarakat sudah tenteram, dapat membantu

terciptanya kestabilan dalam masyarakat terutama kestabilan politik, padahal

kestabilan dalam masyarakat merupakan syarat mutlak jika suatu Negara hendak

mengadakan pembangunan Negara secara mantap.

2.1.3 Implikasi Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah

8

Page 9: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

Ada 3 implikasi pokok dari perencanaa pembangunan ekonomi daerah :

1). Perencanaan pembangunan ekonomi daerah yang realistic memerlukan

pemahaman tentang hubungan antara daerah dengan lingkungan nasional di mana

daerah tersebut merupakan bagian darinya, keterkaitan secara mendasar antara

keduanya, dan konsekuensi akhir dari interaksi tersebut.

2). Sesuatu yang tampaknya bik secara nasional belum tentu baik untuk daerah,

dan sebaliknya yang baik bagi darah belum tentu baik secara nasioanal.

3). Perangkat kelembagaan yang tersedia untuk pembangunan daerah

misalnya, administrasi, proses pengambilan keputusan, otoritas- biayasanya

sangat berbeda pada tingkat daerah dengan yang tersedia pada tingkat pusat.

Selain itu, derajat pengendalian kebijakan sangat berbeda pada dua tingkat

tersebut. Oleh karena itu, perencanaan daerah yang efektif harus bisa

membedakan apa yang segoyanya dilakukan dan apa yang dapat dilakukan,

dengan menggunakan sumberdaya-sumberdayanya pembangunan sebaik mungkin

yang benar-benar dapat dicapai, dan mengambil manfaat dari informasi yang

lengkap yang tersedia pada tingkat daerah karena kedekatan para perencananya

dengan objek perencanaan.

2.1.4 Sumberdaya Perencanaan untuk Pembangunan Daerah

Hampir semua orang mengetahui bahwa hasil dari suatu pertumbuhan ekonomi

(pekerjaan yang lebih banyak dan lebih baik, peningkatan kekayaan dan

pendapatan, dsb) akan memperbaiki tingkat kehidupan masyarakat. Namun

demikian, bahwa pembangunan ekonomi adalah suatu proses, suatu proses di

9

Page 10: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

mana suatu masyarakat menciptakan suatu lingkungan

(fisik/peraturan-peraturan/attitudinal) yang mempengaruhi hasil-hasil

pembangunan ekonomi seperti kenaikan kesempatan kerja dan pertumbuhan

ekonomi. Dalam menciptakan lingkungan yang sehat, pemerintah daerah

menggunakan sumberdaya-sumberdaya pembangunan yang utama.

1). Lingkungan Fisik sebagai Sumberdaya Perencanaan

Pemerintah daerah biasanya memperlihatkan masalah lingkungan fisik

(infrastruktur fisik) yang tentu saja penting bagi dunia usaha dan industry. Sector

swasta biasanya memiliki keinginan-keinginan, baik yang bersifat khusus maupun

umum dan persyaratan-persyaratan tertentu untuk lingkungan fisik. Kebutuhan

khusus biasanya mencakup jasa angkutan khusus atau jasa pembungan limbah.

Dalam banyak hal, bentuk-bentuk lingkungan fisik ini bisa dibuat seragam.

Dengan kata lain, pemerintah daerah bisa menyediakan jasa atau fasilitas khusus

untuk memenuhi keinginan dunia usaha atau industry.

Salah satu factor yang mempengaruhi keputusan lokasi dari investasi sector

swasta adalah daya tarik (attraction) atau amenity daru suatu daerah atau suatu

kota. Bentuk dari daya tarik atau amenity ini sering disebut kualitas hidup. Dunia

industry atau bisnis menganggap “livability” sebagai suatu factor lokasional yang

penting dan pemerintah daerah berada pada posisi yang terbaik untuk

memperbaiki kualitas hidup daerahnya.

2). Lingkungan Regulasi sebagai Sumberdaya Perencanaan

Kita semua memahami bahwa insentif dan kebihakan-kebijakan keuangan

10

Page 11: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

merupakan input penting bagi proses pembangunan ekonomi. Banyak pemerintah

daerah sekarang yang dengan sungguh-sungguh mengkaji ulang system

regulasinya untuk menunjukkan bahwa “biaya untuk melakukan kegiatan usaha”

di daerah mereka mencerminkan keinginan mereka untuk mencapai pertumbuhan

ekonomi yang tinggi. Dengan kata lain, untuk menarik dan mengembangkan

dunia usaha di daerahnya perlu penyederhanaan system regulasi. Misalnya,

beberapa kota di negera mau belakangan ini telah menciptakan pusat pelayanan

bisnis terpadu.

3). Lingkungan Attitudinal sebagai Sumberdaya Perencanaan

Kepututsan yang diambil sector swasta mengenai ekpansi investasi atau relokasi

tidak hanya didasarkan pada data kasar. Dalam kenyataannya, keputusan

akhir akan sangat dipengaruhi juga oleh semacam “feeling” atau

“judgement” investor mengenai reaksi masyarakat daerah calon lokasi

investasi. Dunia usaha sering kali tidak akan memilih suatu daerah tertentu

karena penduduknya dikenal, misalnya bersikap “anti bisnis”.

2.1.5 Informasi yang Dibutuhkan dalam Perencanaan Pembangunan Eonomi

Daerah

1). Data Kependudukan

Data kependudukan yang dipergunakan dalam perencanaan pembangunan daerah

11

Page 12: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

adalah struktur penduduk (hierarchy of age grouping) yang dikaitkan dengan

tingkat pengerjaan (employment), umur, pendapatan, dan distribusi penduduk

menurut pekerjaan selama kurang lebih 10 tahun yang terakhir, dan burden of

dependency ratio.

Tujuan analisis kependudukan ini adalah untuk menentukan karakteristik

penduduk pada suatu daerah karena karakteristik penduduk tersebut berkaitan

dengan vitalitas masyarakat dan untuk menaksir target penduduk untuk kegiatan

ekonomi yang diinginkan.

2). Kondisi pasar Tenaga kerja

Data yang berkenaan dengan kondisi pasar tenaga kerja antara lain : informasi

tentang distribusi pengerjaan menurut jenis kelamin pada setiap industry,

informasi tentang pengangguran dan setengah pengangguran setiap sector industry

paling selama 5 tahun terakhir. Pola pengerjaan dalam suatu masyarakat akan

menunjukkan apakah sumberdaya manusia tersedia atau dibutuhkan untuk

pembangunan ekonomi dan beberapa jumlah angkatan kerja yang membutuhkan.

3). Karakteristik Ekonomi

Data ekonomi yang diperlukan antara lain: basis ekonomi suatu daerah,

perubahannya, dan responsnya terhadap perubahan keadaan ekonomi baru, selain

kondisi ekonomi masa lalu dan sekarang, factor-faktor yang mempengaruhi

vitalitas ekonomi juga perlu untuk dikaji. Pemahaman yang baik terhadap struktur

ekonomi merupakan tahap yang esensial dalam merancang program pembangunan

ekonomi yangka panjang.

12

Page 13: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

4). Kondisi Fisik / Lokasional

Data yang diperlukan untuk kondisi fisik ini meliputi kajian tentang kondisi dan

bentuk fisik dari suatu daerah yang berhubungan dengan basis ekonominya,

termasuk penilaian tentang sumberdaya fiscal (pertanian, pertambangan, dan

sebagainya_, ketersediaan lahan untuk kawasan undustri, jaringan transportasi dan

komunikasi, persediaan perumahan, dan juga asset yang dapat digunakan untuk

daerah tujuan wisata. Pendokumentasian terhadap asset-aset lokasional (dan

“liabilities”) membantu kita dalam mengidentifikasi keunggulan ekonomi daerah

(dan kelemahannya).

5). Layanan Jasa Bagi Masyarakat.

Data tentang jasa-jasa pelayanan social, pendidikan, rekreasi, dan budaya yang

tersedia bagi masyarakat juga diperlukan. Jasa-jasa pelayanan tersebut akan

menambah daya tarik daerah sebagai tempat hidup dan bekerja.

2.1.6 Analisis Shift Share

Analisis shift share merupakan teknik yang sangat berguna dalam menganalisis

perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan dengan perekonomian nasional.

Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja

perekonomian daerah dengan membandingkannya dengan daerah yang lebih besar

(regional atau nasional). Analisis ini memberikan data tentang kinerja

perekonomian dalam 3 bidang yang berhibungan satu sama lain yaitu :

1) Pertumbuhan ekonomi

13

Page 14: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

Daerah diukur dengan cara menganalisis perubahan pengerjaan agregat secara

sektoral dibandingkan dengan perubahan pada sector yang sama di perekonomian

yang dijadikan acuan.

2) Pergeseran proporsional

Mengukur perubahan relative, pertumbuhan atau penurunan, pada daerah

dibandingkan dengan perekonomian yang lebih besar yang dijadikan acuan.

Pengukuran ini memungkinkan kita untuk mengetahui apakah perekonomian

daerah terkonsentrasi pada industry-industri yang tumbuh lebih cepat ketimbang

perekonomian yang dijadikan acuan.

3) Pergeseran diferensial

Membantu kita dalam menentukan seberapa jauh daya saing industry daerah

(lokasi) dengan perekonomian yang dijadikan acuan. Oleh karena itu, jika

pergeseran diferensial dari suatu industry adalah positif, maka industry

tersebut lebih tinggi daya saingnya ketimbang industry yang sama pada

perekonomian yang dijadikan acuan.

2.1.7 Location Quotients

Location quotient ini merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memperluas

analisis shift share. Teknik ini membantu kita untuk menentukan kapasitas ekspor

perekonomian daerah dan derajat self-sufficiency suatu sector.

Dalam teknik ini kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi menjadi 2 golongan, yaitu

14

Page 15: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

1). Kegiatan industry yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun di luar

daerah yang bersangkutan. Industry seperti ini dinamakan industry basic.

2). Kegiatan ekonomi atau industry yang melayani pasar di daerah tersebut, jenis

ini dinamakan industry non basic atau industry local.

Dasar pemikiran teknik ini adalah teori economic base yang artinya adalah karena

industry basic menghasilkan barang-barang dan jasa untuk pasar di daerah

maupun di luar daerah yang bersangkutan, maka penjualan keluar daerah akan

menghasilkan pendapatan bagi daerah tersebut. Terjadinya arus pendapatan dari

luar daerah ini menyebabkan terjadinya kenaikan konsumsi dan investasi di

daerah tersebut, dan pada gilirannya akan menaikkan pendapatan dan

menciptakan kesempatan kerja baru. Peningkatan pendapatan tersebut tidak hanya

menaikkna permintaan terhadap industry basic, tetapi juga menaikkan permintaan

akan industy non basic (lokasi). Kenaikan permintaan ini akan mendorong

kenaikan investai pada industry yang bersangkutan sehingga investasi dalam

sector industry local merupakan investasi yang didorong (induced) sebagai akibat

dari kenaikan industry basic.

Tugas pertama yang harus kita lakukan adalah mennggolongkan setiap industi

apakah termasuk industry basic atau non basic. Untuk keperluan ini dipakai

Locaton Quotient (LQ) yaitu : usaha mengukur konsentrasi dari suatu kegiatan

(industry) dalam suatu daerah dengan cara membandingkan peranannya dalam

pereonomian daerah itu dengan peranan kegiatan atau industry sejenis dalam

perekonomian regional atau nasional.

15

Page 16: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

Kriteria penggolongan dapat bermacam-macam sesuai dengna keperluan,

misalnya dapat dilihat dari aspek kesempatan kerja, maka ukuran dasar yang

dipakai adalah jumlah tenaga kerja yang diserap. Jika dilihat dari usaha

menaikkan pendapatan daerah, maka ukuran dasar yang dipakai adalah besaranya

kenaikan yang diciptakan didaerah.

Location Quotient (LQ) dapat juga dihitung dengan cara lain yaitu dengan

membandingkan pendapatan yang berasal dari industry tekstil di darah

dengan pendapatan dari seluruh industry tekstil yang ada dalam suatu

Negara.

2.1.8 Angka Pengganda Pendapatan

Angka pengganda pendapatan (k) adalah suatu perkiraan tentang potensi kenaikan

pendapatan dari suatu kegiatan ekonomi yang baru di dalam masyarak

2.2 Pengertian dan Penggolongan Industri

Banyak ahli dan lembaga yang memberikan pengertian dan definisi yang

berbeda-beda mengenal industri, baik secara umum maupun secara khusus, tetapi

pada dasarnya sama dalam mengartikannya. Untuk lebih jelasnya kita dapat

memperhatikan beberapa pendapat tentang industri yaitu industri adalah suatu

kumpulan dan perusahaan yang menghasilkan barang yang homogen, adalah

barang yang mempunyai sifat saling mengganti yang sangat erat (Hasibuan,

1994:12).

16

Page 17: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

Selanjutnya Winardi (1992), mengemukakan bahwa industri diartikan

sebagai usaha produktif, terutama dalam bidang produksi atau perusahaan

tertentu, yang menyelenggarakan jasa-jasa misalnya transportasi dan perhubungan

- perhubungan yang menggunakan modal dan tenaga kerja dalam jumlah yang

relatif besar.

Istilah tersebut sering pula digunakan untuk mengidentifikasi suatu

produksi khusus dan usaha produktif, misalnya industri baja. Sementara menurut

Saleh (1990:25) pengertian industri dapat dilihat dari dua sisi yaitu: Industri

dalam arti sempit yaitu kumpulan beberapa perusahaan yang menghasilkan

produk sejenis, misalnya perusahaan tekstil, perusahaan rokok, perusahaan sepatu

dan lain sebagainya. Sedangkan dalam arti luas yaitu kumpulan dan beberapa

perusahaan pada umumnya yang menghasilkan produk yang sejenis, misalnya

industri di kota besar meliputi berbagai macam industri seperti pabrik makanan

dan minuman, obat-obatan, perabot rumah tangga dan lain sebagainya.

Dengan melihat batasan pengertian industri yang dikemukakan oleh

beberapa ahli, memberikan pengertian industri sebagai kesatuan usaha produktif

yang menghasilkan barang-barang yang sejenis atau barang substitusi melalui

suatu proses produksi sehingga menjadi barang jadi yang sifatnya lebih baik atau

mempunyai nilai yang tinggi dan lebih bermanfaat bagi konsumen akhir.

Penggolongan industri ditinjau dan segi penggunaan tenaga kerja dianggap

belum memenuhi syarat sehingga pada tahun 1992 pemerintah menetapkan

penggolongan industri dalam tiga kategori yang terutama ditujukan untuk

pemberian kredit. Pendekatan pada penggolongan ini ditinjau dari segi pemilik

modal industri yang bersangkutan dalam hubungannya dengan kredit investasi.

17

Page 18: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

Adapun penggolongan industri berdasarkan modal yang dimiliki ada tiga.

Pertama, golongan industri kecil dengan modal investasi kurang dari Rp. 200 juta.

Kedua, golongan industri sedang dengan modal investasi antara Rp. 200 juta

sampai dengan Rp. 500 juta. Ketiga, golongan industri besar dengan modal

investasi di atasRp. 500 juta.

International Standard of Industry Classification (ISIC), memiliki standar

klasifikasi yang digunakan oleh dunia internasional, juga Badan Pusat Statistik

dan lembaga-lembaga lainnya termasuk Departemen Perindustrian dengan

menggunakan istilah Kelompok Lapangan Usaha Industri (KLUI). Adapun

klasifikasi industri menurut ISIC yaitu sebagai berikut Industri makanan,

minuman, dan tembakau; Industri tekstil, kulit dan pakaian jadi, Industri kayu;

Industri kertas dan barang darikertas termasuk percetakan; Industri kimia, karet

dan plastik; Industri galian bukan logam; Industri logam dasar; Industri barang -

barang dari logam dan industri pengolahan lainnya.

Berdasarkan eksistensi dinamisnya industri Indonesia dapat dibagi ke

dalam tiga kelompok kategori. Pertama, industri lokal adalah kelompok jenis

industri yang menggantungkan kelangsungan hidupnya kepada pasar setempat

yang terbatas.Skala usaha kelompok ini umumnya sangat kecil dan mencerminkan

suatu pola pengusaha yang bersifat subsistem. Dengan target pemasaran yang

sangat terbatas telah menyebabkan kelompok ini menggunakan sarana transportasi

yang sederhana misalnya sepeda, gerobak dan lain - jam. Kedua, Industri sentra

adalah kelompokjenis industri yang dari segi satuan usahanya mempunyai skala

kecil tetapi membentuk suatu kelompok atau kumpulan unit usaha yang

menghasilkan barang sejenis. Apabila ditinjau dari segi target pemasarannya,

18

Page 19: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

kategori yang kedua ini umumnya menjangkau pasar yang lebih luas daripada

kategori yang pertama, sehingga peranan pedagang perantara atau pengumpul

menjadi menonjol. Ketiga, industri mandiri pada dasarnya dapat dideskripsikan

sebagai kelompok jenis industri yang masih mempunyai sifat-sifat industri sentra

namun telah berkemampuan menggunakan teknologi industri yang telah cukup

canggih. Pemasaran hasil produksi kelompok ini relatif tergantung kepada peran

pedagang perantara.

2.2 Konsep Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penunjang penggunaan faktor-

faktor produksi lainnya, yang akan digunakan dalam proses produksi. Tenaga

kerja merupakanfaktor terpenting dibanding yang lain karena manusia merupakan

penggerak dari seluruh faktor-faktor produksi tersebut.

Gambar 2.2. komposisi penduduk & tenaga kerja

2.2.1 Tenaga Kerja (Manpower)

§ Penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun), atau jumlah seluruh penduduk

dalam suatu Negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan

19

Page 20: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

terhadap tenaga kerja merek, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas

tersebut.

2.2.2 Angkatan Kerja (Labour Force)

§ Bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk

terlibat dalam kegiatan produktif yaitu produksi barang dan jasa.

2.2.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (Labor Force Participationrate)

§ Menggambarkan jumlah angkatan kerja dalam suatu kelompok umum sebagai

persentase penduduk dalam kelompok umum tersebut.

TPAK = Angkatan kerja : Tenaga kerja x 100%

2.2.4 Tingkat Pengangguran (Un employment Rate)

§ Angka yang menunjukan berapa banyak dari jumlah angkatan kerja yang sedang

aktif mencari pekerjaan. Pengertian menganggur disini adalah aktif

mencari pekerjaan.

TP = jumlah orang yang mencari pekerjaan : jumlah angkatan kerja x 100%

20

Page 21: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

2.2.5 Pengangguran Terbuka (Open Un Employment)

§ Bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif

mencari pekerjaan

2.2.6 Setengah Menganggur (Under Unemployment)

§ Perbedaan antara jumlah pekerjaan yang betul dikerjakan seseorang dalam

pekerjaannya dengan jumlah pekerjaan yang normal mampu dan ingin

dikerjakannya

2.2.7 Setengah Menganggur Yang Kentara (Visible Underemployment)

§ Jika seseorang bekerja tidak tetap (part time) di luar keinginannya sendiri, atau

bekerja dalam waktu yang lebih pendek dari biasanya.

2.2.8 Setengah Menganggur Yang Tidak Kentara (Invisible Unemployment)

§ Jika seseorang bekerja secara penuh (fill time) tetapi pekerjaannya itu dianggap

tidak mencukupi, karena pendapatannya yang terlalu rendah atau pekerjaan

tersebut tidak memungkinkannya untuk mengembangkan seluruh

keahliannya.

21

Page 22: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

2.3 Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja

Penduduk dalam suatu negara dibedakan antara angkatan kerja dan bukan

angkatan kerja. Angkatan kerja merupakan bagian dan tenaga kerja, dibedakan

antara bekerja dan tidak bekerja, sedangkan mencari pekerjaan lebih dikenal

sebagai pengangguran terbuka. Berikut beberapa pengertian angkatan kerja yang

dikemukakan oleh beberapa ahli, Kusumowhindho (1980: 194), memberikan

pengertian bahwa angkatan kerja adalah bagian dan tenaga kerja yang

sesungguhnya terlibat dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan

jasa. Yang tergolong dalam angkatan kerja tersebut ada dua.Pertama, mereka yang

selama seminggu sebelum pencacahan melakukan suatu pekerjaan dengan maksud

memperoleh atau membantu penghasilan atau keuntungan dan lamanya bekerja

sedikitnya dua hari. Kedua, mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan

tidak melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dan dua hari, tetapi mereka

adalah: pekerja tetap, pegawai - pegawai pemerintah atau swasta yang sedang

tidak masuk karena cuti, sakit, mogok, dan sebagainya. Petani - petani yang

mengusahakan tanah pertanian yang tidak bekerja karena menunggu panenan atau

menunggu hujan untuk menggarap sawah, dan sebagainya. Orang - orang yang

bekerja dalam bidang keahlian seperti dokter, tukang cukur, dan sebagainya,

diperhitungkan sebagai bekerja.

Sedangkan yang digolongkan pencari kerja diantaranya yaitu: mereka yang

pada saat pencacahan sedang berusaha mencari atau mendapatkan pekerjaan,

termasuk juga mereka yang pada saat pencacahan sedang menganggur dan

22

Page 23: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

berusaha mendapat pekerjaan, dan mereka yang dibebastugaskan dan sedang

berusaha mendapat pekerjaan.

Suroto (1992: 18) mendefinisikan angkatan kerja yaitu sebagian dari

jumlah penduduk dalam usia kerja yang mempunyai pekerjaan dan yang tidak

mempunyai pekerjaan tetapi secara aktif atau pasif mencari pekerjaan. Dengan

kata lain dapat dikatakan bahwa angkatan kerja adalah bagian penduduk yang

mampu dan bersedia melakukan pekerjaan dimana angkatan kerja atau labor force

terdiri dari golongan yang bekerja dan golongan yang menganggur dan mencari

pekerjaan.

2.3.1 Pengertian Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan,

antara lain mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan,

mereka yang bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah tangga.

Sedangkan menurut pendapat Sumitro Djojohadikusumo (1987) mengenai

arti tenaga kerja adalah semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja, termasuk

mereka yang menganggur meskipun bersedia dan sanggup bekerja dan mereka

yang menganggur terpaksa akibat tidak ada kesempatan kerja.

2.3.2 Pengertian Angkatan Kerja

Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang bekerja

maupun yang sementara tidak sedang bekerja karena suatu sebab, seperti patani

23

Page 24: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

yang sedang menunggu panen/hujan, pegawai yang sedang cuti, sakit, dan

sebagainya. Disamping itu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedag

mencari pekerjaan/mengharapkan dapat pekerjaan atau bekerja secara tidak

optimal disebut pengangguran.

Bukan angkatan kerja adalah mereka yang sedang bersekolah, mengurus

rumah tangga tanpa mendapat upah, lanjut usia, cacat jasmani dan sebagainya,

dan tidak melakukan suatu kegiatan yang dapat dimasukkan kedalam kategori

bekerja, sementara tidak bekerja, atau mencari pekerjaan.

2.3.3 Pengertian Kesempatan Kerja.

Kegiatan ekonomi di masyarakat membutuhkan tenaga kerja. Kebutuhan akan

tenaga kerja itu dapat juga disebut sebagai kesempatan kerja. Kesempatan kerja

itu sendiri adalah suatu keadaan yang menggambarkan terjadinya lapangan kerja

(pekerjaan) untuk diisi pencari kerja.

Kesempatan kerja di Indonesia dijamin dalam UUD 1945 pada pasal 27

ayat 2 yang berbunyi “Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan

penghidupan yang layak”. Dari bunyi UUD 1945 pasal 27 ayat 2 itu jelas bahwa

pemerintah Indonesia untuk menciptakan lapangan kerja bagi anggota masyarakat

karena hal ini berhubungan dengan usaha masyarakat untuk mendapat

penghasilan.

24

Page 25: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

2.3.4 Berdasarkan penduduknya

. Tenaga kerja

Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan

sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang

Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka

yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun.

. Bukan tenaga kerja

Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak

mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-Undang Tenaga

Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka

yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok

ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia) dan anak-anak.

2.3.5 Berdasarkan batas kerja

. Angkatan kerja

Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang

sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang

aktif mencari pekerjaan.

. Bukan angkatan kerja

Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang

kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya. Contoh

kelompok ini adalah:

. anak sekolah dan mahasiswa

. para ibu rumah tangga dan orang cacat, dan

25

Page 26: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

para pengangguran sukarela

2.3.6 Berdasarkan kualitasnya

. Tenaga kerja terdidik

Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau

kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan

nonformal. Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.

. Tenaga kerja terlatih

Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian dalam bidang

tertentudengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan

latihan secara berulang-ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut.

Contohnya: apoteker, ahli bedah, mekanik, dan lain-lain.

. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih

Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar

yang hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu

rumah tangga, dan sebagainya

2.3.7 Masalah Ketenagakerjaan

Berikut ini beberapa masalah ketenagakerjaan di Indonesia.

. Rendahnya kualitas tenaga kerja

Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat ditentukan dengan melihat tingkat

pendidikan negara tersebut. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia, tingkat

pendidikannya masih rendah. Hal ini menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan

dan teknologi menjadi rendah. Minimnya penguasaan ilmu pengetahuan dan

26

Page 27: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

teknologi menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini

akan berpengaruh terhadaprendahnya kualitas hasil produksi barang dan jasa.

. Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja

Meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi oleh perluasan

lapangan kerja akan membawa beban tersendiri bagi perekonomian. Angkatan

kerja yang tidak tertampung dalam lapangan kerja akan menyebabkan

pengangguran. Padahal harapan pemerintah, semakin banyaknya jumlah angkatan

kerja bisa menjadi pendorong pembangunan ekonomi.

. Persebaran tenaga kerja yang tidak merata

Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada di Pulau Jawa. Sementara di

daerah lain masih kekurangan tenaga kerja, terutama untuk sektor pertanian,

perkebunan, dan kehutanan.Dengan demikian di Pulau Jawa banyak terjadi

pengangguran, sementara di daerah lain masih banyak sumber daya alam yang

belum dikelola secara maksimal.

• Pengangguran

Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia banyak mengakibatkan industri di

Indonesia mengalami gulung tikar. Akibatnya, banyak pula tenaga kerja yang

berhenti bekerja. Selain itu, banyaknya perusahaan yang gulung tikar

mengakibatkan semakin sempitnya lapangan kerja yang ada. Di sisi lain jumlah

angkatan kerja terus meningkat. Dengan demikian pengangguran akan semakin

banyak.

2.3.8 Analisis Pasar Tenaga Kerja Di Tingkat Regional

Terdapat 8 pendekatan yang dapat digunakan untuk memahami mekanisme pasar

27

Page 28: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

tenaga

kerja yaitu pendekatan <eoklasik dan pendekatan 'eynesian. 'urva permintaan

tenaga kerja

memiliki kemiringan negatif sedangkan kurva penawaran tenaga kerja memiliki

kemiringan

positif. +erpotongan kurva permintaan tenaga kerja di pasar tenaga kerja akan

menentukan

keseimbangan pasar tenaga kerja. "ika upah yang berlaku di pasar lebih tinggi

dibandingkan

dengan tingkat upah yang berlaku pada kondisi keseimbangan maka akan

menimbulkan

terjadinya pengangguran tidak sukarela.

7enurut kaum <eoklasik cara untuk menurunkan pengangguran tidak sukarela

adalah

dengan menurunkan upah yang berlaku di pasar sedangkan menurut kaum

'eynesian cara untuk

menghapus pengangguran tidak sukarela adalah dengan menggeser kurva

permintaan tenaga

kerja ke atas. seberapa hal yang dapat menyebabkan sulitnya upah untuk turun

adalah

(a) keberadaan serikat pekerja

(b) penentuan upah minimum dan

(c) adanya program subsidi.

,i tingkat regional jika upah yang berlaku di pasar lebih tinggi daripada upah

28

Page 29: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

keseimbangan

pasar akan menyebabkan berbagai kemungkinan yaitu6

(a) turunnya upah riil dan

(b) bekerjanya efek pendapatan-pengeluaran.

2.4 Produksi dan Produktivitas Tenaga Kerja

2.4.1 Pengertian Produksi

Secara umum produksi selalu berkaitan dengan usaha suatu perusahaan

untuk menciptakan barang dan jasa sehingga akan memiliki nilai tambah. Swastha

(1997:280), mengemukakan bahwa Produksi adalah suatu proses yang mengubah

suatu bahan menjadi beberapa bentuk tersebut dapat dilakukan dengan

menggunakan mesin, pengepresan dan sebagainya.

Menurut Assauri (1993:2), menjelaskan bahwa Produksi adalah suatu

kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan atau utility sesuatu barang

danjasa, untuk kegunaan yang membutuhkan faktor-faktor produksi yang dalam

ilmu ekonomi berupa tanah, modal, tenaga kerja, dan teknikal skill.

Menurut Ahyari (1998: 67) bahwa atas dasar wujud dan proses yang

dilaksanakan, maka proses produksi tersebut dibagi menjadi beberapa jenis,

diantaranya yaitu proses produksi kimiawi merupakan suatu proses produksi yang

menitikberatkan pada adanya proses analisa atau sintesa serta senyawa kimia,

proses produksi perubahan bentuk merupakan suatu proses produksi yang

menitikberatkan pada perubahan bentuk dan input menjadi output, proses

produksi assembling merupakan proses produksi yang mengutamakan proses

29

Page 30: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

penggabungan (assembling) dan komponen - komponen produk. Dan proses

produksi transportasi merupakan suatu proses produksi yang menciptakan jasa

pemindahan tempat dan barang atau manusia, sehingga mempunyai kegunaan atau

21memperoleh manfaat tambahan.

2.4.2 Produktivitas

Secara terminologi, produktivitas berasal dan Bahasa Inggris, yaitu

“productivity” yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang menghasilkan. S. P

Siagian memberikan pengertian bahwa Produktivitas adalah kemampuan

memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia

dengan menghasilkan luaran (output) yang optimum, bahkan kalau mungkin

maksimum.

Bila pengertian produktivitas di atas disimak lebih jauh, akan tampak

bahwa produktivitas dan produksi mempunyai pengertian mendasar yang sama,

produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses mengubah bahan

mentah menjadi bahan jadi, sedangkan produktivitas adalah kombinasi dari

tingkat efisiensi dan efektivitas dan sumber-sumber yang digunakan dalam

produksi.

2.4.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Tinggi rendahnya produktivitas kerja seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor,

diantaranya seperti dikemukakan oleh Muchdarsyah (2003 : 56-58) yaitu :

. 1)  Manusia : a. Kuantitas b.Tingkat keahlianc. Latar belakang kebudayaan dan

pendidikand. Kemampuan, sikape. Minatf. Struktur pekerjaan, keahlian,

30

Page 31: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

dan umur (kadang-kadang jenis kelamin) dari angkatan kerja

. 2)  Modal a. Modal tetap ( mesin, gedung, alat-alat, volume dan strukturnya)

b.Teknologi R dan D (Research dan Development = Litbang)c. Bahan

baku ( volume dan standar)

. 3)  Metode/Prosesa. Tata ruang tugasb. Penanganan bahan baku penolong dan

mesin c. Perencanaan dan pengawasan produksid. Pemeliharaan melalui

pencegahane. Teknologi yang memakai cara alternatif

. 4)  Produksi a.Kuantitas b.Kualitasc.Ruangan produksi d.Struktur campuran

e.Spesialisasi produksi

. 5)  Lingkaran organisasi (internal) a.Organisasi dan perencanaan b.Sistem

manajemen c.Kondisi kerja (fisik) d.Iklim kerja (sosial)e.Tujuan

perusahaan dan hubungannya dengan tujuan lingkungan f.Sistem insentif

g.Kebijaksanaan personaliah.Gaya kepemimpinani.Ukuran perusahaan

(ekonomi skala)

. 6)  Lingkungan negara (eksternal) a.Kondisi ekonomi dan perdagangan

b.Struktur sosial dan politik c.Struktur Industri d.Tujuan pengembangan

jangka panjange.Pengakuan atau pengesahanf.Kebijakan ekonomi

pemerintah (perpajakan dan lain-lain)

g.Kebijakan tenaga kerjah.Kebijakan R dan D (Penelitian dan Pengembangan)

i.Kebijakan energij.Kebijakan pendidikan dan latihank.Kondisi iklim dan

geografisl.Kebijakan perlindungan lingkungan

31

Page 32: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

. 7)  Lingkungan internasional (regional) a.Kondisi perdagangan dunia

b.Masalah-masalah perdagangan internasional c.NMK, investasi, usaha

bersama d.Spesialisasi internasional e.Kebijakan migrasi tenaga kerja

f.Fasilitas latihan internasional (regional) g.Bantuan internasionalh.Standar

tenaga kerja dan teknik internasional

. 8)  Umpan balik

Namun J. Ravianto (1986 : 12) juga mengemukakan faktor-faktor yang

mempengaruhi produktivitas kerja karyawan yaitu sebagai berikut :a. Pendidikan

dan ketrampilanb.Disiplinc.Sifat dan etikad.Motivasie.Tingkat penghasilan

f. Lingkungan dan iklimg.Gizi dan kesehatanh.Hubungan antara anggota keluarga

i. Teknologij. Manajemenk.Kesempatan berprestasi

2.4.4 Pengukuran Produktivitas Kerja

Pengukuran produktivitas kerja merupakan alat manajemen yang penting di

semua tingkatan ekonomi. Secara sektoral maupun nasional, produktivitas kerja

menunjukkan kegunaannya dalam membantu mengevaluasi penampilan,

perencanaan, kebijakan pendapatan, upah dan harga melalui identifikasi faktor-

faktor yang mempengaruhi distribusi pendapatan, membandingkan sektor-sektor

ekonomi yang berbeda untuk menentukan tingkat pertumbuhan suatu sektor atau

ekonomi, mengetahui pengaruh perdagangan internasional terhadap

perkembangan ekonomi.

32

Page 33: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

Pengukuran produktivitas terutama digunakan sebagai sarana manajemen untuk

menganalisa dan mendorong efisiensi produksi, manfaat lainnya adalah untuk

menentukan target, dan kegunaan praktisnya sebagai patokan dalam pembayaran

upah karyawan.Kriteria yang dipakai untuk melakukan suatu pengukuran

produktivitas kerja lebih mudah dilakukan apabila diketahui jenis bidang

pekerjaan yang akan diukur produktivitasnya.

Secara umum jenis bidang pekerjaan dapat dibagi menjadi dua yaitu; (a).

Production Job dan (b). Non Production Job.

Selanjutnya dijelaskan bahwa production job merupakan suatu bidang pekerjaan

yang hasilnya dengan segera dapat dilihat dan dapat dihitung secara langsung

yaitu dengan menghitung jumlah produksi yang dicapai dalam satuan waktu

tertentu. Sedangkan non production job merupakan suatu bidang pekerjaan yang

hasilnya tidak dapat dilihat dan dihitung pada saat itu, juga karena faktor- faktor

pendukungnya sangat kompleks.

Pengukuran produktivitas tenaga kerja merupakan sesuatu yang menarik, sebab

mengukur hasil-hasil tenaga kerja manusia dengan segala masalah-masalah yang

bervariasi.

Menurut Muchdarsyah (2003 :25) pengukuran produktivitas tenaga kerja dapat

dicari dengan rumus :

Produktivitas tenaga kerja = hasil dalam jam - jam standar masukan dalam jam -

jam waktu

33

Page 34: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

Dari pengertian pengukuran produktivitas kerja diatas, maka dalam penelitian ini

pengukuran produktivitas kerja dihitung dengan melihat kuantitas produk yang

dihasilkan tiap karyawan per satuan waktu.

Tujuan diadakannya pengukuran produktivitas adalah untuk membandingkan

hasil:a.Pertambahan produksi dari waktu ke waktub.Pertambahan pendapatan dari

waktu ke waktu

c.Pertambahan kesempatan kerja dari waktu ke waktu

d.Jumlah hasil sendiri dengan orang laine.Komponen prestasi sendiri dengan

komponen prestasi utama orang lain.(Syarif,

1991:7)Pengukuran produktivitas pada karyawan perusahaan biasanya

menggunakan beberapa cara yaitu: a. Physical Productivity

Adalah pengukuran produktivitas dengan menggunakan cara kuantitatif seperti

ukuran (size) panjang, berat, banyak unit, waktu dan banyak tenaga kerja.

b. Value ProduktivityAdalah pengukuran produktivitas dengan menggunakan nilai

mata uang

yang dinyatakan dalam bentuk rupiah, yen dan dollar.(J.Ravianto, 1986:21)

Dengan adanya pengukuran produktivitas dapat diketahui produktivitasnya

menurun atau meningkat untuk selanjutnya perusahaan menentukan kebijakan

yang tepat apabila produktivitasnya menurun maupun memberikan penghargaan

34

Page 35: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

apabila produktivitasnya meningkat secara intensif.

2.4.5. Dua faktor utama yang menentukan produktivitas yaitu :

1. Faktor teknis : yaitu faktor yang berhubungan dengan pemakaian dan

penerapan secara lebih baik, penerapan metode kerja yang lebih efektif dan efisien

atau penggunaan bahan baku yang lebih ekonomis.

2. Faktor manusia : faktor yang berpengaruh terhadap usaha-usaha yang dilakukan

manusia didalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung

jawabnya. Ada 2 hal pokok yang menentukan yaitu kemampuan kerja dari pekerja

tersebut dan motivasi kerja

2.4.6. Dasar-Dasar Perancangan / Penelitian Kerja (Work Design / Study)

Dan Kaitannya Dengan Upaya Peningkatan Produktivitas

Di dalam mempelajari prinsip-prinsip kerja yang ada, maka ruang lingkup yang

dipelajari dan dianalisa bukan saja menyangkut prinsip gerakan kerja atau

disekitar itu, akan tetapi juga menyangkut banyak prinsip perancangan kerja yang

lain. Pada prakteknya maka aktivitas penelitian kerja ini akan mencoba meneliti

tiga hal, yaitu :Siapa (who)?, bagaimana (how) ?, dimana (where) ?, kapan

(when), bagaimana (what)?.

Unsur manusia yang diamati dalam penelitian ini akan meliputi semua unsur

manusia yang ada dalam organisasi baik sebagai pekerja biasa, perencana, ahli

teknik, maupun manajer. Beberapa hal di bawah ini harus diperhatikan :

a. Penelitian kerja harus dilaksanakan oleh personil yang berpengalaman dan

35

Page 36: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

memiliki latar belakang pengetahuan / pelatihan tentang penelitian kerja yang

cukup.

b. Penelitian kerja harus konsisten dengan arah tujuan organisasi yang ada yaitu

semaksimal mungkin berusaha meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja.

c. Penelitian kerja dan juga hasil-hasil kerja yang diperoleh dalam analisisnya

harus dibuat secara tertulis.

d. Di dalam pelaksanaannya maka penelitian kerja haruslah diketahui dan

disetujui baik dari pihak manajemen maupun personil yang diamati performans

kerjanya.

2.4.7. FAKTOR MANUSIA DALAM SISTEM PRODUKSI

Ergonomi dimaksudkan sebagai disiplin ilmu yang mempelajari manusia dalam

kaitannya dengan pekerjaannya. Human engineering (Ergonomi) didefinisikan

sebagai perancangan “man machine – interface” sehingga pekerja dan mesin bisa

berfungsi lebih efektif dan efisien sebagai sistem manusia mesin yang terpadu.

Tujuan pokoknya adalah terciptanya desain sistem manusia – mesin yang terpadu

sehingga efektivitas dan efisiensi kerja bisa tercapai secara optimal. Dengan

ergonomi proses perancangan mesin akan memperhatikan aspek manusia dalam

interaksinya dengan mesin secara lebih baik lagi. Untuk mengembangkan

ergonomi maka diperlukan dukungan berbagai disiplin keilmuan seperti psikologi,

antropologi, faal/anatomi dan teknologi.

Suatu sistem akan terjadi dalam lingkungan yang akan memberi batasan, dan

perubahan-perubahan yang timbul dalam lingkungan ini akan mempengaruhi

sistem dan elemen-elemen sistem tersebut. Satu hal yang akan sangat penting

dipertimbangkan di dalam analisis sistem ialah bahwa setiap sistem akan

36

Page 37: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

merupakan bagian (sub sistem) dari sistem lain yang lebih besar.

2.4.8. PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN METODE

PENGUKURAN LANGSUNG

Pengukuran waktu kerja berhubungan dengan usaha untuk menetapkan waktu

baku yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaan pengukuran kerja

adalah metode penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang

dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan waktu baku diperlukan untuk :

* Man power planning

* Estimasi biaya-biaya untuk upah karyawan

* Penjadwalan produksi dan penganggaran

Pengukuran waktu kerja dengan jalan henti (stop watch time study)

Diperkenalkan pada abad 19 oleh Frederick W. Taylor. Metode ini baik

diaplikasikan untuk pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang-ulang.

Pengukuran kerja dengan jam henti merupakan cara pengukuran yang obyektif

karena waktu ditetapkan berdasarkan fakta yang terjadi dan tidak cuma sekedar

diestimasi secara subyektif.

37

Page 38: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

Prosedur pelaksanaan dan peralatan yang digunakan dalam pengukuran waktu

kerja jam henti meliputi penetapan tujuan pengukuran, persiapan awal pengukuran

waktu kerja, pengadaan kebutuhan alat-alat pengukuran kerja, Pembagian operasi

menjadi elemen-elemen kerja, Cara pengukuran dan pencatatan waktu kerja,

Penetapan jumlah siklus kerja yang diamati, Metode sederhana untuk menetapkan

jumlah pengamatan, Analisa / test keseragaman data, Penyesuaian waktu dengan

rating performance kerja :

a. Skill dan effort rating

b. Westing house system’s rating

c. Synthetic rating

d. Performance rating atau speed rating

2.5  Pengaruh Pendidikan terhadap Produktivitas Tenaga Kerja

Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi dalam sumber daya

manusia. Pendidikan memberikan sumbangan langsung terhadap pertumbuhan

pendapatan nasional melalui peningkatan keterampilan dan produktivitas kerja.

Pendidikan diharapkan dapat mengatasi keterbelakangan ekonomi lewat efeknya

pada peningkatan kemampuan manusia dan motivasi manusia untuk berprestasi.

Pendidikan berfungsi menyiapkan salah satu input dalam proses produksi, yaitu

tenaga kerja, agar dapat bekerja dengan produktif karena kualitasnya.

38

Page 39: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

Gambar 2.5. pengaruh pendidikan terhadap produktivitas tenaga

kerja

Peningkatan kualitas pekerja yang dicerminkan oleh tingkat

pendidikan rata - rata yang semakin baik, memberi dampak positif terhadap

produktivitas tenaga kerja. Begitu pula dengan upaya peningkatan keterampilan

dan pelatihan tenaga kerja yang disertai dengan penerapan teknologi yang sesuai,

berdampak pula terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja.

39

Page 40: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

2.6 Kesempatan Kerja

Gambar 2.6. kesempatan kerja

Kesempatan kerja mengandung pengertian adanya waktu yang tersedia

atau waktu luang, yang membawa kesempatan atau kemungkinan dilakukan

aktivitas yang dinamakan bekerja.

Elastisitas kesempatan kerja merupakan angka yang menunjukkan tingkat

hubungan fungsional antara pertumbuhan kesempatan kerja dengan laju

pertumbuhan ekonomi.

Suatu fenomena yang menarik di Indonesia adalah adanya pertumbuhan

ekonomi yang tinggi, tetapi tidak/kurang mampu menciptakan kesempatan kerja,

Hal ini disebabkan karena pencapaian pertumbuhan ekonomi yang terjadi kurang

bisa menyerap tenaga kerja yang ada karena faktor yang tidak mendukung.

Kebijaksanaan yang mestinya dilakukan untuk mendorong tercapainya tingkat

40

Page 41: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

kesempatan kerja yang tinggi, yaitu penanaman modal di sektor tertentu seperti

industri pertanian.

Tingkat kesempatan kerja yang tinggi merupakan hasil berbagai bentuk

kebijakan pembangunan. Kebijakan pembangunan dapat mengacu kepada

kebijakan-kebijakan yang meliputi penentuan harga sebagian sumber daya

tertentu yang pada akhirnya mempengaruhi penyerapan tenaga kerja oleh industri.

Menurut Simanjuntak (1985:80), mengemukakan bahwa besarnya permintaan

perusahaan akan tenagakerja tergantung pada besarnya permintaan masyarakat

terhadap barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan tersebut. Fungsi permintaan

biasa didasarkan pada Teori Neo Klasik mengenai Marginal Physical Product of

Labor, permintaan terhadap tenaga kerja berkurang apabila tingkat upah naik.

2.5.2 Sektor Industri dalam Hubungannya dengan Penyerapan Tenaga Kerja

Sektor industri merupakan sektor ekonomi yang mengalami peningkatan

yang pesat dari tahun ke tahun, baik dilihat dan segi jumlah industri, investasi di

sektor industri, produktivitas maupun persebarannya. Dalam sektor industri

dilakukan beberapa pemerataan antara lain yaitu pemerataan perluasan

kesempatan kerja, pemerataan perluasan penyerapan tenaga kerja, pemerataan

pembangunan dan hasil - hasilnya, pemerataan peningkatan pendapatan

masyarakat.

Pembangunan sektor industri ditujukan untuk memperluas kesempatan

kerja, kesempatan berusaha, peningkatan pendapatan masyarakat, pendapatan

daerah dalam rangka meningkatkan ekspor serta mengurangi impor agar

menghemat devisa negara.

41

Page 42: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

Salah satu yang mesti diperhatikan dalam pembangunan industri agar

terjadi hubungan positif antara pertumbuhan industri dengan penyerapan tenaga

kerja adalah bagaimana agar pembangunan industri dapat memberikan kontribusi

yang nyata dalam penyerapan tenaga kerja dan dalam mengatasi pengangguran.

2.5.3 Konsep Ketenagakerjaan dan Tenaga Kerja

Sumber Daya Manusia (SDM) atau human resources mengandung dua pengertian.

Pertama, SDM mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan

dalam proses produksi. Kedua, SDM menyangkut manusia yang mampu

memberikan jasa atau usaha kerja. Mampu bekerja berarti mampu melakukan

kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut

menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Secara

fisik kemampuan bekerja diukur dengan usia. Dengan kata lain, orang dalam usia

kerja tersebut dinamakan tenaga kerja atau man power (Payaman J. Simanjuntak,

2001).

Dalam proses produksi sebagai suatu strutur dasar aktivitas perekonomian, tenaga

kerja merupakan faktor yang sangat penting, karena tenaga kerja tersebut

bertindak sebagai pelaku ekonomi, berbeda dengan faktor produksi lainnya yang

bersifat pasif (seperti : modal, bahan baku, mesin, dan tanah). Tenaga kerja

berkemampuan bertindak aktif, mampu mempengaruhi dan melakukan

manajemen terhadap faktor produksi lainnya yang terlibat dalam proses produksi

(Sonny Sumarsono, 2003).

42

Page 43: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

Tenaga kerja adalah penduduk dengan batas umur minimal 10 tahun tanpa batas

maksimal. Dengan demikian, tenaga kerja di Indonesia yang dimaksudkan adalah

penduduk yang berumur 10 tahun atau lebih, sedangkan yang berumur di bawah

10 tahun sebagai batas minimum. Ini berdasarkan kenyataan bahwa dalam umur

tersebut sudah banyak penduduk yang berumur muda yang sudah bekerja dan

mencari pekerjaan (Payaman J. Simanjuntak, 2001). Sedangkan tenaga kerja

terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki pendidikan cukup tinggi dan ahli

dalam bidang tertentu (Sadono Sukirno, 2003).

Pada dasarnya tenaga kerja dibagi ke dalam kelompok angkatan kerja (labor

force) dan bukan angkatan kerja. Yang termasuk dalam angkatan kerja adalah (1)

golongan yang bekerja dan (2) golongan yang menganggur dan mencari

pekerjaan. Menurut BPS (2008), angkatan kerja yang di golongkan bekerja adalah

:

1. Angkatan kerja yang di golongkan bekerja adalah :

a) Mereka yang dalam seminggu sebelum pencacahan melakukan

pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh

penghasilan atau keuntungan yang lamanya bekerja paling sedikit

selama satu jam dalam seminggu yang lalu.

b) Merekayangselamaseminggusebelumpencacahantidakmelakukan

pekerjaan atau bekerja kurang dari satu jam tetapi mereka adalah :

1)

43

Page 44: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

2)

3)

2. Angkatan pekerjaan yaitu:

a)

b)

c)

Pekerja tetap, pegawai pemerintah / swasta yang saling tidak masuk kerja karena

cuti, sakit, mogok, mangkir ataupun perusahaan menghentikan kegiatan

sementara.

Petani yang mengusahakan tanah pertanian yang tidak bekerja karena menunggu

hujan untuk menggarap sawah.

Orang yang bekerja di bidang keahlian seperti dokter, dalang, dan lain-lain.

kerja yang digolongkan menganggur dan sedang mencari

Mereka yang belum pernah bekerja, tetapi saat ini sedang berusaha mencari

pekerjaaan.

Mereka yang sudah pernah bekerja, tetapi pada saat pencacahan menganggur dan

berusaha mendapatkan pekerjaan.

Mereka yang dibebastugaskan dan sedang berusaha mendapatkan

44

Page 45: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

pekerjaaan.

Sedangkan yang termasuk dalam kelompok bukan angkatan kerja adalah

tenaga kerja atau penduduk usia kerja yang tidak bekerja dan tidak mempunyai

pekerjaan, yaitu orang-orang yang kegiatannya bersekolah (pelajar, mahasiswa),

mengurus rumah tangga maksudnya ibu-ibu yang bukan merupakan wanita karier

atau bekerja, serta penerimaan pendapatan tapi bukan merupakan imbalan

langsung dari jasa kerjanya (pensiun, penderita cacat) (Payaman J. Simanjuntak,

2001).

2.5.4 Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja

Permintaan tenaga kerja berhubungan dengan fungsi tingkat upah. Semakin tinggi

tingkat upah, maka semkain kecil permintaan pengusaha akan tenaga kerja. Tiap

perusahaan mempunyai jumlah dan fungsi permintaan yang berbeda sesuai

dengan besar kecilnya perusahaan atau produksi, jenis usaha, penggunaan

teknologi, serta kemampuan manajemen dari pengusaha yang bersangkutan

(Payaman J. Simanjuntak, 2001).

Penawaran tenaga kerja merupakan hubungan antara tingkat upah dan jumlah

satuan pekerja yang disetujui oleh pensupply untuk di tawarkan. Jumlah satuan

pekerja yang ditawarkan tergantung pada (1) besarnya penduduk, (2) persentase

penduduk yang memilih berada dalam angkatan kerja, (3) jam kerja yang

45

Page 46: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

ditawarkan oleh peserta angkatan kerja, di mana ketiga komponen tersebut

tergantung pada tingkat upah (Payaman J. Simanjuntak, 2001).

Jumlah orang yang bekerja tergantung dari besarnya permintaan dalam

masyarakat. Besarnya penempatan (jumlah orang yang bekerja atau tingkat

employment) dipengaruhi oleh faktor kekuatan penyediaan dan permintaan

tersebut. Selanjutnya, besarnya penyediaan dan permintaan tenaga kerja

dipengaruhi oleh tingkat upah. Apabila tingkat upah naik maka jumlah penawaran

tenaga kerja akan meningkat. Sebaliknya jika tingkat upah meningkat maka

permintaan tenaga kerja akan menurun (Payaman J. Simanjuntak, 2001).

Berikut Gambar 2.1 yang menunjukkan adanya keseimbangan antara permintaan

dan penawaran tenaga kerja.

2.5.5 Tingkat Partisipasi Kerja

Payaman J. Simanjuntak (2001) menyatakan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPK) atau Labour Force Participation (LPFR) suatu kelompok penduduk tertentu

adalah perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan penduduk dalam usia

kerja dalam kelompok yang sama. Secara singkat Tingkat Partisipasi Kerja (TPK)

adalah jumlah angkatan kerja dibagi dengan jumlah tenaga kerja dalam kelompok

yang sama.

TPK = Jumlah angkatan

46

Page 47: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

Menurut Sony Sumarsono (2003) ada beberapa faktor yang mempengaruhi

besarnya TPK, antara lain :

1. Jumlah penduduk yang masih bersekolah

Semakin besar jumlah penduduk yang bersekolah, semakin kecil jumlah

angkatan kerja dan semakin kecil TPK.

2. Jumlah penduduk yang mengurus rumah tangga

Semakin banyak anggota dalam tiap-tiap keluarga yang mengurus rumah

tangga semakin kecil TPK.

3. Tingkat pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga

Keluarga berpendapatan besar relatif terhadap biaya hidup cenderung

memperkecil jumlah anggota keluarga untuk bekerja, jadi TPK relatif

rendah. Sebaliknya keluarga yang biaya hidupnya sangat besar relatif

kepada penghasilannya cenderung untuk memperbanyak jumlah anggota

keluarga bekerja, jadi TPK relatif tinggi.

4. Umur

Penduduk berumur muda umumnya tidak mempunyai tanggung jawab

yang tidak begitu besar sebagai pencari nafkah untuk keluarga. Bahkan

mereka umumnya bersekolah. Penduduk dalam kelompok umur 22-55

tahun, terutama laki-laki, umumnya dituntut untuk ikut mencari nafkah

dan oleh sebab itu TPK relatif besar. Sedangkan penduduk diatas usia 55

tahun kemampuan bekerja sudah menurun, dan TPK umumnya rendah.

5. Tingkat upah

Semakin tinggi tingkat upah dalam masyarakat, semakin banyak anggota

47

Page 48: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

keluarga yang tertarik masuk pasar kerja, atau dengan kata lain semakin

tinggi TPK.

6. Tingkat pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin banyak waktu yang disediakan

untuk bekerja. Terutama bagi para wanita, dengan semakin tinggi

pendidikan, kecenderungan untuk bekerja semakin besar, dan TPK

semakin besar.

7. Kegiatan ekonomi

Program pembangunan di satu pihak menuntut keterlibatan lebih banyak

orang. Di lain pihak program pembangunan menumbuhkan harapan-

harapan baru. Harapan untuk dapat ikut menikmati hasil pembangunan

tersebut dinyatakan dalam peningkatan partisipasi kerja. Jadi semakin

bertambah kegiatan ekonomi semakin besar TPK.

2.5.6 Pengangguran

Pengangguran adalah angka yang menunjukkan berapa banyak dari jumlah

angkatan kerja yang sedang aktif mencari pekerjaan. Sedangkan orang yang

menganggur dapat didefinisikan sebagai orang yang tidak bekerja dan yang secara

aktif mencari pekerjaan selama empat minggu sebelumnya, sedang menunggu

panggilan kembali untuk suatu pekerjaan setelah diberhentikan atau sedang

menunggu untuk melapor atas pekerjaan yang baru dalam waktu empat minggu

(Mulyadi Subri, 2003).

48

Page 49: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

Pengangguran terbuka (Open Unemployment) adalah bagian dari angkatan kerja

yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang akif mencari pekerjaan. Setengah

menganggur dibagi dalam dua kelompok yaitu : (1) Setengah menganggur kentara

(Visible Underemployed) yakni seseorang yang bekerja tidak tetap (part time) di

luar keinginannya sendiri atau bekerja dalam waktu yang lebih pendek. dan (2)

setengah menganggur tidak kentara (invisible underemployed) yaitu seseorang

yang bekerja secara penuh (full time) tetapi pekerjaannya dianggap tidak

mencukupi, karena pendapatannya yang terlalu rendah atau pekerjaan tersebut

tidak memungkinkan ia untuk mengembangkan seluruh keahliannya. (Mulyadi

Subri, 2003).

2.5.7 Klasifikasi Pengangguran

Pengangguran dapat diklasifikasikan menurut berbagai cara misalnya menurut

wilayah geografis, jenis pekerjaan dan alasan mengapa orang tersebut

menganggur. Berikut jenis pengangguran menurut sifat dan penyebabnya :

1. Pengangguran Friksional

Adalah pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam

mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja yang ada. Kesulitan

temporer ini dapat berbentuk waktu proses seleksi pekerjaan, faktor jarak

serta kurangnya informasi. Pengangguran friksional dapat pula terjadi

karena kurangnya mobilitas pencari kerja dan pencari kerja tidak

mengetahui dimana adanya lowongan pekerjaan. Secara teoritis jangka

waktu pengangguran tersebut dapat di persingkat melalui penyediaan

49

Page 50: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

informasi pasar kerja yang lebih lengkap. (Payaman J. Simanjuntak,

2001).

2. Pengangguran Struktural

Adalah pengangguran yang terjadi karena perubahan dalam stuktur

atau komposisi perekonomian. Perubahan struktur yang demikian

memerlukan perubahan dalam ketrampilan tenaga kerja yang dibutuhkan

sedangkan pihak pencari kerja tidak mampu menyesuaikan diri dengan

ketrampilan baru tersebut. Penganggur sebagai akibat perubahan struktur

perekonomian pada dasarnya memerlukan tambahan latihan untuk

memperoleh ketrampilan baru yang sesuai dengan permintaan dan

teknologi baru. (Payaman J. Simanjuntak, 2001 ).

3. Pengangguran Siklis

Pengangguran Siklis terjadi karena kurangnya permintaan timbul

apabila pada tingkat upah dan harga yang berlaku, tingkat permintaan

tenaga kerja secara keseluruhan lebih rendah dibandingkan dengan jumlah

pekerja yang menawarkan tenaganya (Payaman J. Simanjuntak, 2001).

4. Pengangguran Terpaksa dan Pengangguran Sukarela

Pada tingkat keseimbangan yang diciptakan oleh pasar kompetitif,

perusahaan-perusahaan akan mau memperkerjakan semua pekerja yang

memenuhi kualifikasi dan mau bekerja pada tingkat upah yang berlaku.

Pengangguran yang terjadi kalau ada pekerjaan yang tersedia, tetapi orang

50

Page 51: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

yang menganggur tidak bersedia menerimanya pada tingkat upah yang

berlaku untuk pekerjaan tersebut disebut pengangguran sukarela (Payaman

J. Simanjuntak, 2001).

5. Pengangguran Musiman

Adalah pengangguran yang terjadi karena pergantian musim.

Pengangguran musiman bersifat sementara saja dan berlaku dalam waktu-

waktu tertentu.( Payaman J. Simanjuntak, 2001).

2.5.8 Lamanya Masa Pengangguran

Masa pengangguran adalah periode dimana seseorang terus menerus menganggur

atau lamanya menganggur rata-rata seorang pekerja. Lama pengangguran tersebut

tergantung pada : (a) organisasi pasar tenaga kerja, berkenaan dengan ada atau

tidak adanya lembaga / penyalur tenaga kerja dan sebagainya; (b) keadaan

demografi dari angkatan kerja, sebagaimana telah dibahas di atas; (c) kemampuan

dari keinginan para penganggur untuk tetap mencari pekerjaan yang lebih baik

serta; (d) tersedianya dan bentuk perusahaan.

51

Page 52: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pertumbuhan Ekonomi Sektor pertanian dan Industri

Perekonomian Indonesia pada kuartal IV - 2013 sedikit membaik dengan

mencatat laju pertumbuhan year - on - year menjadi 5,72 % meski lebih rendah

jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu 6,18

%. Hal ini terutama disebabkan oleh tekanan pada transaksi berjalan dan

pelemahan nilai tukar rupiah yang dibarengi dengan kenaikan laju inflasi.

Tekanan pada transaksi berjalan yang mengalami defisit selama tiga kuartal

terakhir mendorong peningkatan suku bunga acuan sehingga menekan investasi.

Meski defisit transaksi berjalan menurun signifikan dari USD 8,5 miliar pada

kuartal sebelumnya menjadi USD 4 miliar pada kuartal IV - 2013, laju

pertumbuhan ekonomi tahun 2013 hanya mencapai  5,78 % lebih rendah dari laju

pertumbuhan ekonomi tahun 2012 yang mencapai 6,23 %.

Tabel 3.1: Laju Pertumbuhan PDB Indonesia Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut

Lapangan Usaha, 2011 - 2013 (y-o-y, dalam %)

52

Page 53: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

Pertumbuhan ekonomi didorong terutama oleh sektor Komunikasi dan

Transportasi, Demikian juga sektor primer mengalami peningkatan namun dengan

laju pertumbuhan yang semakin rendah.

Catatan: Sektor Primer: Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan

Perikanan; dan Sektor Pertambangan dan Penggalian. Sektor Industri: Sektor

Industri Pengolahan; Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih; dan Sektor

Konstruksi. Sektor Jasa: Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran; Sektor

Pengangkutan dan Komunikasi; Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa

Perusahaan; dan Sektor Jasa - jasa Sumber: BPS dan CEIC (2014)

Sektor Jasa masih dominan dalam mendorong pertumbuhan pada kuartal

IV – 2013. Meskipun demikian, sektor ini mengalami penurunan laju

pertumbuhan dan sektor Primer dan sektor Industri mulai merangkak naik. Sektor

Jasa menunjukkan pertumbuhan yang lebih lambat, dengan pertumbuhan yang

hanya tercatat sebesar 6,48 % lebih rendah jika dibandingkan dengan kinerja

kuartal IV - 2012 yaitu 7,66 %. Sementara itu, sektor Primer tumbuh mencapai

3,86 % (y - o - y). Hal itu didorong oleh pertumbuhan pada sektor Pertambangan

dan Penggalian yang tercatat sebesar 3,91 % (y - o - y). Meskipun sektor Primer

mengalami peningkatan, laju pertumbuhan sektor Primer lambat laun semakin

rendah. Selanjutnya, sektor Industri juga menunjukkan pertumbuhan yang tercatat

sebesar 5,60 % (y - o - y) sejalan dengan laju pertumbuhan ekspor terutama pada

ekspor non - migas. Secara keseluruhan, pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor

Pengangkutan dan Komunikasi yang mencapai  10,32 % (y - o - y), diikuti oleh

sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 6,79 % (y - o - y) dan sektor

Konstruksi 6,68 % (y - o - y).

53

Page 54: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

Tabel 3.2: Laju Pertumbuhan PDB Indonesia Atas Dasar Harga Konstan 

2000 Menurut Pengeluaran, Tahun 2011 - 2013 (y - o - y, dalam %)

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk kuartal empat tahun 2013

ditopang oleh kenaikan ekspor neto. Sumber: BPS dan CEIC (2014). Pada sisi

pengeluaran, penggerak pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV - 2013 didominasi

oleh kenaikan tingkat ekspor neto, menggeser peranan pengeluaran domestik yang

melambat.Kenaikan tingkat ekspor neto pada kuartal IV - 2013 disebabkan karena

nilai ekspor tumbuh tinggi yang tercatat sebesar 7,40 % (y - o - y) dan

pertumbuhan nilai impor yang menurun menjadi -0,60 % (y - o - y). Hal ini

didorong oleh meningkatnya ekspor non - migas ke negara - negara mitra dagang

terutama Cina, Amerika Serikat dan Jepang. Selanjutnya, pertumbuhan konsumsi

rumah tangga, konsumsi pemerintah dan investasi menurun masing-masing

menjadi 5,25 % (y - o - y), 6,45 % (y - o - y) dan 4,37 % (y - o - y). Padahal pada

kuartal sebelumnya, konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan investasi

dapat tumbuh masing-masing sebesar 5,48 % (y - o - y), 8,91 % (y - o - y) dan

4,54 % (y - o - y). Perlambatan investasi tersebut di antaranya terkait dengan

54

Page 55: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

kebijakan BI dalam meningkatkan suku bunga acuan dari 7,25 % pada Oktober

2013 menjadi 7,50 % pada November 2013 dan ketidakpastian politik terkait

dengan Pemilu.

3.1.1 Definisi Pertanian

Menurut A.T Mosher (1968; 19) mengartikan pertanian sebagai sejenis proses

produksi khas yang didasarkan atas proses pertumbuhan tanaman dan hewan.

Kegiatan-kegiatan produksi di dalam setiap usaha tani merupakan suatu bagian

usaha, dimana biaya dan penerimaan adalah penting.

Sedangkan Mubyarto (1989; 16-17) membagi definisi pertanian dalam arti luas

dan pertanian dalam arti sempit. Pertanian dalam arti luas mencakup :

1.      Pertanian rakyat atau disebut sebagai pertanian dalam arti sempit.

2.      Perkebunan (termasuk didalamnya perkebunan rakyat atau perkebunan

besar).

3.      Kehutanan.

4.      Peternakan.

Sebagaimana telah disebutkan di atas, dalam arti sempit pertanian diartikan

sebagai pertanian rakyat. Pertanian rakyat merupakan usaha pertanian keluarga di

mana diproduksinya bahan makanan utama seperti beras, palawija (jagung,

kacang-kacangan dan ubi-ubian), dan tanaman-tanaman hortikultura yaitu sayuran

dan buah-buahan.

Dapat diambil kesimpulan bahwa pertanian merupakan kegiatan

pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan

55

Page 56: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk

mengelola lingkungan hidupnya.

3.1.2 Kontribusi Sektor Pertanian bagi Perekonomian Indonesia

Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam

perekonomian di Indonesia. Sampai tahun 1991 sektor pertanian menyumbang

17,66 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan menyerap

49,24 persen tenaga kerja nasional. Di samping itu sektor pertanian juga

menyangga kehidupan sekitar 77,74 persen penduduk Indonesia yang tinggal di

pedesaan, serta merupakan pendukung utama sektor agroindustri dalam

mendorong dan memacu pertumbuhan ekonomi nasional.

3.1.3 Kendala dalam Pengembangan Sektor Pertanian di Indonesia

Dalam pengembangan sektor pertanian  masih ditemui beberapa kendala, terutama

dalam pengembangan sistem pertanian yang berbasiskan agribisnis dan

agroindustri. Kendala yang dihadapi dalam pengembangan pertanian khususnya

petani skala kecil, antara lain:

Pertama, lemahnya struktur permodalan dan akses terhadap sumber permodalan.

Salah satu faktor produksi penting dalam usaha tani adalah modal. Secara umum

pemilikan modal petani masih relatif kecil, karena modal ini biasanya bersumber

dari penyisihan pendapatan usaha tani sebelumnya. Untuk memodali usaha tani

selanjutnya petani terpaksa memilih alternatif  lain, yaitu meminjam uang pada

orang lain yang lebih mampu (pedagang) atau segala kebutuhan usaha tani

56

Page 57: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

diambil dulu dari toko dengan perjanjian pembayarannya setelah panen. Kondisi

seperti inilah yang menyebabkan petani sering terjerat pada sistem pinjaman yang

secara ekonomi merugikan pihak petani.

Kedua, ketersediaan lahan dan masalah kesuburan tanah. Kesuburan tanah sebagai

faktor produksi utama dalam pertanian makin menurun. Permasalahannya bukan

saja menyangkut makin terbatasnya lahan yang dapat dimanfaatkan petani, tetapi

juga berkaitan dengan perubahan perilaku petani dalam berusaha tani. Dari sisi

lain mengakibatkan terjadinya pembagian penggunaan tanah untuk berbagai

subsektor pertanian yang dikembangkan oleh petani.

Ketiga, terbatasnya kemampuan dalam penguasaan teknologi. Usaha pertanian

merupakan suatu proses yang memerlukan jangka waktu tertentu. Dalam proses

tersebut akan terakumulasi berbagai faktor produksi dan sarana produksi yang

merupakan faktor masukan produksi yang diperlukan dalam proses tersebut untuk

mendapatkan keluaran yang diinginkan. Petani yang bertindak sebagai manajer

dan pekerja pada usaha taninya haruslah memiliki pengetahuan dan keterampilan

dalam penggunaan berbagai faktor masukan usaha tani, sehingga mampu

memberikan pengaruh terhadap peningkatan produktivitas dan efisiensi usaha

yang dilakukan.

Keempat, lemahnya organisasi dan manajemen usaha tani. Organisasi merupakan

wadah yang sangat penting dalam masyarakat, terutama kaitannya dengan

penyampaian informasi (top down) dan panyaluran inspirasi (bottom up) para

anggotanya. Dalam pertanian, organisasi yang tidak kalah pentingnya adalah

kelompok tani. Selama ini kelompok tani sudah terbukti menjadi wadah

penggerak pengembangan pertanian di pedesaan. Hal ini dapat dilihat dari

57

Page 58: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

manfaat kelompok tani dalam hal memudahkan koordinasi, penyuluhan dan

pemberian paket teknologi.

Kelima, kurangnya kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia untuk

sektor agribisnis. Petani merupakan sumberdaya manusia yang memegang

peranan penting dalam menentukan keberhasilan suatu kegiatan usaha tani, karena

petani merupakan pekerja dan sekaligus manajer dalam usaha tani itu sendiri. Ada

dua hal yang dapat dilihat berkaitan dengan sumberdaya manusia ini, yaitu jumlah

yang tersedia dan kualitas sumberdaya manusia itu sendiri. Kedua hal ini sering

dijadikan sebagai indikator dalam menilai permasalahan yang ada pada kegiatan

pertanian.

3.1.4 Pengertian Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai Tukar Petani merupakan salah satu indicator yang biasa digunakan untuk

menilai tingkat kesejahteraan petani di pedesaan pada tahun tertentu di

bandingkan dengan kondisi pada tahun dasar (Setiani, et-al, 2007). Nilai tukar

petani adalah salah satu indicator produksi untuk mengetahui tingkat

kesejahteraan petani, sebagai persentase dari perbandingan indeks harga yang

diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (Karmiati, 2006). Yang

dimaksud dengan nilai tukar petani adalah perbandingan antara indeks harga yang

diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dalam

persentase. Nila tukar petani juga merupakan suatu indikator yang digunakan

untuk mengukur tingkat kesejahteraan atau kemampuan daya beli petani (BPS,

2006). Secara konsepsional nilai tukar petani adalah pengukur kemampuan tukar

barang-barang (produk) pertanian yang dihasilkan petani dengan barang atau jasa

58

Page 59: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan keperluan dalam

memproduksi produk pertanian.

Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau

seluruh kebutuhan kehidupannya di bidang pertanian dalam arti luas yang

meliputi usahatani pertanian, peternakan, perikanan termasuk penangkapan ikan,

dan pemungutan hasil laut (Hernanto,1991). Petani yang dimaksud disini adalah

orang yang mengusahakan usaha pertanian (tanaman bahan makanan dan tanaman

perkebunan rakyat) atas resiko sendiri dengan tujuan untuk dijual, baik sebagai

petani pemilik maupun petani penggarap (sewa/kontrak/bagi hasil) (BPS, 2006).

Harga yang diterima petani adalah rata-rata harga produsen dari hasil produksi

petani sebelum ditambahkan biaya transportasi atau pengangkutan dan biaya

pengepakan ke dalam harga penjualannya atau disebut Fram Gate (harga di

sawah/ladang setelah pemetikan). Pengertian harga rata-rata adalah harga yang

bila dikalikan dengan volume penjualan petani akan mencerminkan total uang

yang diterima petani tersebut.

Harga yang dibayar petani adalah rata-rata harga eceran barang atau jasa

yang dikonsumsi atau dibeli petani, baik untuk memenuhi kebutuhan rumah

tangganya sendiri maupun untuk keperluan biaya produksi pertanian. Pasar adalah

tempat terjadinya transaksi antara penjualan dan pembelian atau tempat yang

biasanya terdapat penawaran dan permintaan. Harga eceran pedesaan adalah harga

transaksi antar penjual dan pembeli secara eceran di pasar setempat untuk tiap

59

Page 60: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

jenis barang yang dibeli dengan tujuan untuk dikonsumsi sendiri dan bukan untuk

dijual kepada pihak lain.

3.1.5 Faktor – factor  yang Mempengaruhi  Nilai  Tukar  Petani (BPS, 2006):

1.      Indeks harga yang diterima petani (It). It digunakan untuk mengetahui

fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani.

It ini terdiri dari:

·         Indeks sub sektor tanaman bahan makanan (TBM), yang terdiri dari indeks

kelompok tanaman padi, indeks kelompok tanaman palawija, indeks kelompok

tanaman sayur-sayuran, dan indeks kelompok tanaman buah-buahan.

·         Indeks sub sektor tanaman perkebunan rakyat (TPR) dengan komoditi a.l.

cengkeh, jahe, jambu mete, jarak, kakao, karet, kapas, kapok, kayu manis, kelapa,

kemiri, kina, kopi, lada, pala, panili, tebu, tembakau, the, serta tanaman

perkebunan lainnya).

2.      Indeks harga yang dibayar petani (Ib), digunakan untuk melihat fluktuasi

harga komoditas yang dikonsumsi oleh petani dan harga barang yang diperlukan

untuk memproduksi hasil pertanian, terdiri dari:

a.       Indeks kelompok konsumsi rumah tangga (KRT) yang meliputi:

1)      Indeks sub kelompok makanan, yang meliputi: padi-padian dan

penggantinya, yaitu:

·         daging, ikan dan unggas

·         susu, telur, dan minyak

·         sayur-sayuran

·         buah-buahan

60

Page 61: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

·         kacang-kacangan

·         lain-lain bahan makanan dan minuman

2)      Indeks sub kelompok perumahan, yang meliputi:

·         biaya tempat tinggal

·         bahan bakar dan penerangan

·         alat-alat rumah tangga

·         lain-lain keperluan rumah tangga

3)      Indeks sub kelompok pakaian, yang meliputi:

·         pakaian jadi dan alas kaki

·         barang- barang pribadi

·         bahan pakaian

4)      Indeks sub kelompok barang dan jasa, yang meliputi:

·         perawatan kesehatan

·         perawatan pribadi

·         pendidikan

·         tembakau dan rokok

·         lain-lain

b.      Indeks Kelompok Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

(BPPBM), yang meliputi:

·         Indeks sub kelompok:

(1) bibit

61

Page 62: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

(2) pupuk dan obat-obatan

(3) sewa hewan atau tenaga

·         Indeks sub kelompok upah, yang meliputi upah buruh

·         Indeks sub kelompok lainnya, misalnya pengeluaran untuk kebutuhan

lainnya.

·         Indeks sub kelompok penambahan barang modal

3.1.6 Arti Angka Nilai Tukar Petani

Secara umum ada tiga macam pengertian

NTP, yaitu:

·         NTP>100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksinya naik lebih

besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar dari

pengeluaran nya, dengan demikian tingkat kesejahteraan petani lebih baik

dibanding tingkat kesejahteraan petani sebelumnya.

·         NTP = 100, berarti petani mengalami impas/ break even. Kenaikan atau

penurunan harga barang produksinya sama dengan persentase kenaikan atau

penurunan harga barang konsumsinya. Tingkat kesejahteraan petani tidak

mengalami perubahan.

·         NTP < 100, berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga barang

produksinya relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang

konsumsinya. Tingkat kesejahteraan petani pada suatu periode mengalami

penurunan dibanding tingkat kesejahteraan petani periode sebelumnya.

62

Page 63: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

3.1.7 Keterkaitan Pertanian dengan Industri Manufaktur

Jika mau berkaca dari negara yang telah lebih dahulu maju dibanding dengan

Indonesia, pada awalnya mereka (negara-negara maju) menitikberatkan

pembangunan perekonomian mereka pada sektor pertanian untuk kemudian

dikembangkan dan beralih perlahan-lahan menjadi sektor industri. Perubahan ini

tidak berlangsung secara tiba-tiba melainkan dengan serangkaian proses yang

panjang dan tentunya pertanian dijadikan sebagai pondasi, baik sebagai penyedia

bahan baku maupun modal untuk membangun industri.

Berkaca pada krisis yang telah terjadi, proses industrialisasi yang didengung-

dengungkan pemerintah kurang mendapat moment yang tepat. Pada akhirnya

Indonesia yang direncanakan akan menjadi negara industri-dalam waktu yang

tidak lama lagi, tidak terwujud hingga saat sekarang ini.

Melihat kenyataan itu, sudah seharusnya kita memutarbalikkan kemudi ekonomi

untuk mundur selangkah merencanakan dan kemudian melaksanakan dengan

disiplin setiap proses yang terjadi. Yang terpenting yaitu harus dapat dipastikan

bahwa sektor pertanian mendapat prioritas dalam proses pembangunan tersebut.

Mengingat, sampai dengan saat ini negara-negara maju pun tidak dapat

meninggalkan sektor pertanian mereka, hingga kalau sekarang kita coba melihat

sektor pertanian sekelas negara maju, sektor pertanian mereka mendapat proteksi

yang besar dari negara dalam bentuk subsidi dan bantuan lainnya.

Ada beberapa alasan (yang dikemukakan oleh Dr.Tulus Tambunan dalam

bukunya Perekonomian Indonesia) kenapa sektor pertanian yang kuat sangat

esensial dalam proses industrialisasi di negara Indonesia, yakni sebagai berikut :

1. Sektor pertanian yang kuat berarti ketahanan pangan terjamin dan ini

63

Page 64: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

merupakan salah satu prasyarat penting agar proses industrialisasi pada khususnya

dan pembangunan ekonomi pada umumnya bisa berlangsung dengan baik.

Ketahanan pangan  berarti tidak ada kelaparan dan ini menjamin kestabilan sosial

dan politik.

2. Dari sisi permintaan agregat, pembangunan sektor pertanian yang kuat

membuat tingkat pendapatan rill per kapita disektor tersebut tinggi yang

merupakan salah satu sumber permintaan terhadap barang-barang nonfood,

khususnya manufaktur. Khususnya di Indonesia, dimana sebagaina besar

penduduk berada di pedesaan dan mempunyai sumber pendapatan langsung

maupun tidak langusng dari kegitan pertanian, jelas sektor ini merupakan motor

utama penggerak industrialisasi.

3. Dari sisi penawaran, sektor pertanian merupakan salah satu sumber input bagi

sektor industri yang mana Indonesia memiliki keunggulan komparatif.

4. Masih dari sisi penawaran, pembangunan yang baik disektor pertanian bisa

menghasilkan surplus di sektor tersebut dan ini bisa menjadi sumber investasi di

sektor industri, khususnya industri berskala kecil di pedesaan.

Melihat hal itu, sangat penting untuk kita saling bersinergi dalam meningkatkan

produktivitas pertanian. Pemerintah-dalam hal ini pemangku kebijakan, membuat

regulasi yang memiliki tujuan yang selaras dengan cita-cita bersama,

menganggarkan dana untuk pengembangan pertanian, memberikan pengetahuan

dengan jalan memberdayakan tenaga penyuluh pertanian agar dapat membantu

petani dengan maksimal.

Bank dalam hal ini penyedia dana publik dapat lebih bersahabat dengan petani,

agar keterbatasan dana dapat teratasi dengan bantuan bank sebagai penyedia dana

64

Page 65: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

dengan bunga yang kecil, perguruan tinggi sangat penting untuk mengadakan

penelitian-penelitian yang masiv dan dapat diaplikasikan langsung untuk

meningkatkan produktivitas pertanian, swasta diharapkan dapat menginvestasikan

modal mereka untuk membuat pabrik-pabrik pengolahan produk-produk pertanian

kita sehingga ketika kita ingin memasarkannya ke luar (ekspor) maka kita akan

dapat menghasilkan pendapatan lebih (karena nilai yang lebih tinggi) dan tentunya

masyarakat (petani) sebagai subjek dapat dengan benar-benar serius dalam

menjalankan setiap program yang diberikan pemerintah (dengan asumsi program

yang dibuat oleh pemerintah sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh

petani).

Ketika hal ini berjalan dengan baik, maka kita dapat meningkatkan produk-produk

pertanian kita sejalan dengan peningkatan industri manufaktur yang

membutuhkan bahan  baku yang kita produksi dari para petani-petani kita. Maka

dari itu, peningkatan pendapatan para petani akan berkorelasi positif terhadap

meningkatnya kesejahteraan petani dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

3.1.8 Sektor Industri

Keputusan Indonesia untuk membuat pertanian menjadi landasan perencanaan

pembangunan negara memang tidak sejalan dengan kebijaksanaan konvensional.

Di tengah penekanan pembangunan pertanian itu tentu saja pemerintah sadar

sepenuhnya bahwa Indonesia tidak  bisa terus menerus bergantung pada pertanian

untuk menjadi negara modern. Pada akhir decade enam puluhan, ketika

pemerintah Orba meluncurkan rencana pembangunan ekonominya, sebagian besar

literature dalam bidang ekonomi mengidentikkan pembangunan dengan

65

Page 66: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

industrilisasi. Hal ini terlihat lebih nyata lagi misalnya dalam penanaman negara

yang sudah mencapai standar hidup yang tinggi bagi penduduknya sebagai negara

industry. Meskipun Indonesia telah mengadopsi kebijakan yang mendahulukan

pertanian, tim ekonomi negara tetap punya komitmen besar terhadap industrilisasi

sebagai sebuah pilar bagi strategi pembangunan ekonomi negara. Mereka juga

sadar bahwa program yang keliru untuk mencapai industrilisasi secara terburu-

buru bisa menjadi boomerang yang menyebabkan disalokasi ekonomi, investasi

terbuang percuma, dan penghamburan kekayaan negara yang langka.

Bukti statistic darai zaman Sukarno terlalu sedikit dan masih kacau sehingga sukar

untuk memperkirakan keadaan industrilisasi Indonesia pada masa tersebut.

Namun demikian, bukti yang tersedia mengisyaratkan bahwa pada masa

permulaan Orba, Indonesia termasuk negara yang paling rendah tingkat

industrilisasinya diantara negara-negara sedang berkembang yang besar.

Memandang ke belakang, akhir decade Sembilan puluhan, saat Indonesia mulai

menjadi negara industry baru (NIC, Newly Industrialized Country), orang bisa

dengan mudah berpikir bahwa kita telah berhasil. Namun, dalam prosesnya, kita

kadang-kadang membuat kesalahan yang membawa kepada jalan buntu. Ada

banyak pengalaman berharga yang kita peroleh terutama pada tahun-tahun awal.

Pengalaman-pengalaman ini bisa disarikan sebagai berikut :

1.      Proteksionisme (baik untuk menopang industry yang baru berkembang

66

Page 67: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

maupun untuk keperluan pemerataan bagi kelompok tertinggal) bisa berperan

penting dalam pembangunan ekonomi, hanya bila proteksi ini dilaksanakan

dengan tujuan yang terdefinisi dengan jelas dan masa penerapannya dibatasi.

2.      Sukses kebijakan industry tak lepas dari terpeliharanya nilai tukar mata uang

yang realistis

3.  Strategi ekonomi harus bersifat fleksibel dan realistis, sehingga dapat diubah

sesuai dengan perkembangan situasi, dan bila perlu dihentikan kalau sudah

kadaluwarsa.

         Karakteristik Industri Indonesia

Sector industry Indonesia dibagi menjadi empat klasifikasi, yaitu :

1.      Industry rumah tangga

2.      Industry kecil

3.      Industry menengah

4.      Industry besar

3.2  Tingkat Kemiskinan dan Pengangguran

Meskipun secara keseluruhan perekonomian pada kuartal IV - 2013

mengalami sedikit peningkatan, namun justru terjadi peningkatan angka

pengangguran pada Agustus 2013. Tingkat pengangguran terbuka naik menjadi

6,3 % pada Agustus 2013 dari 6,1 % pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Di samping itu, menurut publikasi BPS, jumlah angkatan kerja di Indonesia naik

67

Page 68: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

150.000 orang dari 118,05 juta orang menjadi 118,19 juta orang. Dari sisi gender,

tingkat partisipasi laki - laki maupun perempuan dalam lapangan kerja menurun,

di mana pada Agustus 2012 tingkat partisipasi laki - laki dan perempuan masing -

masing sebesar 84,42 % dan 51,39 % yang berubah menjadi 83,58 % dan 50,28 %

pada Agustus 2013. Sementara itu, jika dibandingkan dengan laki - laki, tingkat

partisipasi perempuan masih lebih rendah. Sumber: BPS dan CEIC (2014)

Tabel 3.3: Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin

Kelamin dan Pengangguran Terbuka di Indonesia, Februari 2011 –

Agustus 2013 (dalam %) Tingkat pengangguran terbuka meningkat. Sementara

itu, dilihat dari struktur lapangan pekerjaan hingga Agustus 2013, kontribusi

penduduk yang bekerja di sektor pertanian terus mengalami penurunan. Pada

Agustus 2012 sektor Pertanian berkontribusi sebesar 35,09 % turun pada Agustus

2013 menjadi 34,36 %. Penurunan tenaga kerja di sektor pertanian tersebut juga

tak lepas dari faktor tingkat upah yang lebih tinggi di sektor-sektor lain seperti

industri atau perdagangan. Meski mengalami penurunan, porsi tenaga kerja sektor

Pertanian masih mendominasi sebagai penyumbang terbesar penyerapan tenaga

kerja di Indonesia. Selain dari sektor Pertanian, sektor yang juga ikut

68

Page 69: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

berkontribusi tinggi dalam penyerapan tenaga kerja secara berurutan adalah sektor

Perdagangan, Jasa Kemasyarakatan dan Industri.

Serupa dengan kondisi pada sektor Pertanian yang mengalami penurunan,

jumlah angkatan kerja pada sektor Konstruksi dan Industri juga menurun masing -

masing menjadi 5,67 % dan 13,43 % dari 6,13 % dan 13,87 % pada periode yang

sama tahun sebelumnya.

Tabel 3.4: Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut

Lapangan Pekerjaan Utama, Tahun 2011-2013 (dalam %)

Kontribusi penduduk yang bekerja di sektor pertanian terus mengalami

penurunan sementara pada sektor Industri meningkat. Sejalan dengan

meningkatnya tingkat pengangguran terbuka, tingkat kemiskinan juga

bertambah. Penduduk miskin pada September 2013 berjumlah 28,55 juta (11,47

% dari jumlah penduduk) meningkat dibandingkan dengan jumlah penduduk

miskin pada Maret 2013 yaitu 28,07 juta orang  (11,37 % dari jumlah penduduk).

Lonjakan angka kemiskinan tersebut salah satunya disebabkan laju inflasi pasca

kenaikan harga BBM pada bulan Juni 2013 dan tingkat pengangguran terbuka di

Indonesia yang mencapai 6,3 % pada Agustus 2013, mengalami peningkatan

dibandingkan Februari 2013 yaitu sebesar 5,9 %. Bertambahnya angka

69

Page 70: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

kemiskinan tahun ini diperparah dengan peningkatan ketimpangan distribusi

pendapatan masyarakat atau Gini Ratio, yaitu 0,413 dari 0,410 pada tahun 2012.

Hal ini mencerminkan pemerataan ekonomi di Indonesia bermasalah.

Ketidakmerataan pendapatan masyarakat terus meningkat sejalan dengan

meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu pemerintah harus lebih

memfokuskan kepada pemerataan pembangunan dan bukan hanya sekedar

pertumbuhan ekonomi

Tabel 3.5: Perkembangan Kemiskinan dan Ketimpangan di Indonesia, 2011-

2013 

Angka kemiskinan dan ketimpangan pendapatan di Indonesia meningkat.

Sumber: BPS dan CEIC (2014)

3.2.1 Definisi Pengangguran

Defenisi Pengangguran

       Definisi pengangguran secara teknis adalah semua orang dalam referensi

waktu tertentu, yaitu pada usia angkatan kerja yang tidak bekerja, baik dalam arti

mendapatkan upah atau bekerja mandiri, kemudian mencari pekerjaan, dalam arti

70

Page 71: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

mempunyai kegiatan aktif dalam mencari kerja tersebut. Selain definisi di atas

masih banyak istilah arti definisi pengangguran diantaranya:

      Menurut Sadono Sukirno Pengangguran adalah suatu keadaan dimana

seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan

tetapi belum dapat memperolehnya. Menurut Payman J. Simanjuntak

Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak

bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum

pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.

      Definisi pengangguran berdasarkan istilah umum dari pusat dan latihan tenaga

kerja Pengangguran adalah orang yang tidak mampu mendapatkan pekerjaan yang

menghasilkan uang meskipun dapat dan mampu melakukan kerja. Definisi

pengangguran menurut Menakertrans Pengangguran adalah orang yang tidak

bekerja, sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan suatu usaha baru, dan tidak

mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.

3.2.2 Sebab-Sebab Terjadinya Pengganguran

     Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran adalah sebagai

berikut:

. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja

Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada

71

Page 72: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.

. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang

. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik

tidak seimbang. Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih

besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi.

Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang

dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan

sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang

tersedia.

. Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh

struktur Angkatan Kerja Indonesia.

Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimban Jumlah

angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja,

sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut

dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain,

bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.

3.2.3. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara

     Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah

meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan

dalam keadaan naik terus. Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi,

hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang

72

Page 73: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

telah dicita-citakan.

Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan

perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:

. Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan

tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran

bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai

masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan

yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh

masyarakat pun akan lebih rendah.

. Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sector

pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan

menyebabkan kegiatan perekonomian me-nurun sehingga pendapatan

masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus

dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak

menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang

sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.

Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran

akan menye-babkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan

terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak

merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau

pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga

pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu. 

73

Page 74: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

3.2.4. Cara Mengatasi Pengangguran Struktural

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :

. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja

. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang

kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang kekurangan

. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan

(lowongan) kerja yang kosong, dan

Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami

pengangguran.

3.2.5. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional

Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-

cara sbb:

. Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru,

terutama yang bersifat padat karya

. Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang

timbulnya investasi baru

. Menggalakkan pengembangan sector Informal, seperti home indiustri

. Menggalakkan program transmigrasi untuk me-nyerap tenaga kerja di sector

agraris dan sector formal lainnya

Pembukaan proyek-proyek umum oleh peme-rintah, seperti pembangunan

jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga

74

Page 75: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan

swasta.

3.2.6. Definisi Kemiskinan

    Menurut wikipedia Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-

hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan

air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup . Kemiskinan

kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang

mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak

sebagai warga negara. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang

memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya

melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya

dari sudut ilmiah yang telah mapan. Istilah "negara berkembang" biasanya

digunakan untuk merujuk kepada negara-negara yang "miskin".

       Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara

kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok masyarakat

berpendapatan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah orang yang berada di

bawah garis kemiskinan (poverty line) merupakan dua masalah besar di banyak

negara-negara berkembang (LDCs), tidak terkecuali di Indonesia.

3.2.7. Jenis-Jenis Kemiskinan Dan Definisinya

Besarnya kemiskinan dapat diukur dengan atau tanpa mengacu kepada garis

kemiskinan. Konsep yang mengacu kepada garis kemiskinan disebut kemiskinan

relatif, sedangkan konsep yang pengukurannya tidak didasarkan pada garis

75

Page 76: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

kemiskinan disebut kemiskinan absolute.

. Kemiskinan relatif adalah suatu ukuran mengenai kesenjangan di dalam

distribusi pendapatan, biasanya dapat didefinisikan didalam kaitannya

dengan tingkat rata-rata dari distribusi yang dimaksud.

 Kemiskinan absolut adalah derajat kemiskinan dibawah, dimana kebutuhan-

kebutuhan minimum untuk bertahan hidup tidak dapat terpenuhi.

3.2.8. Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan

       Tidak sulit mencari faktor-faktor penyebab kemiskinan, tetapi dari faktor-

faktor tersebut sangat sulit memastikan mana yang merupakan penyebab

sebenarnya serta mana yang berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap

perubahan kemiskinan

. Tingkat dan laju pertumbuhan output

. Tingkat upah neto

. Distribusi pendapatan

. Kesempatan kerja

. Tingkat inflas

.  Pajak dan subsidi

. Investasi

. Alokasi serta kualitas SDA

. Ketersediaan fasilitas umum

.  Penggunaan teknologi

.  Tingkat dan jenis pendidikan

76

Page 77: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

.  Kondisi fisik dan alam

. Politik

. Bencana alam                     

3.3 Upaya Mengembangkan Struktur Perekonomian

Selama tahun 1999 - 2008, pertumbuhan ini masing - masing sektor

ekonomi terlihat berfluktuasi, dengan rata - rata tertinggi dimiliki oleh sektor

pertanian. Dari tahun ke tahun peran sektor pertanian dalam struktur ekonomi

cenderung mengalami penurunan, hal mi bisa dilihat pada tahun 1999,

pertumbuhan yang terjadi sebesar 37,91 persen dan pada tahun 2008 sebesar

29,45 persen. Hal ini diakibatkan karena semakin banyaknya lahan pertanian yang

77

Page 78: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

diambil alih oleh sektor industri dan perumahan. Manfaat lain dari angka PDRB

adalah untuk mengetahui struktur perekonomian suatu daerah dengan melihat

peranan masing - masing sektor terhadap total PDRB - nya.

3.3.1 Membangun Dan Membuka Kesempatan Kerja Sektor Industri

Dengan adanya perusahaan industri baru yang aktif membawa dampak

yang positif terhadap penyerapan tenaga kerja, terutama dad industri padat karya.

Karena di samping tidak terlalu besar investasi yang dibutuhkan juga dapat

menyerap tenaga kerja yang besar. Di samping itu industri kerajinan perlu

mendapat perhatian dari pemerintah karena sektor ini tidak membutuhkan modal

yang besar juga teknologi yang digunakan adalah teknologi sederhana.

Walaupun terjadi penambahan jumlah tenaga kerja di subsector - subsektor

industri, namun peningkatan itu masih kecil bila dibandingkan dengan

penambahan angkatan kerja, sehingga walaupun terjadi peningkatan tenaga kerja

secara absolut tetapi persentase terhadap total angkatan kerja menurun. Hal lain

yang sangat mempengaruhi jumlah kesempatan kerja adalah teknologi, di mana

penguasaan teknologi dan penggunaan mesin - mesin yang lebih modern akan

menyebabkan kesempatan kerja mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena

industri yang selama ini mengandalkan tenaga manusia diganti oleh tenaga mesin.

3.3.2 Pengembangan Sumber Daya Manusia

78

Page 79: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

3.3 Grafik Perkembangan Sumber Daya Manusia

Strategi pengembangan sumber daya manusia merupakan aspek yang

paling penting dalam proses pembangunan ekonomi, oleh karena itu

pembangunan ekonomi tanpa dibarengi dengan peningkatan kualitas dan

keterampilan sumber daya manusia adalah suatu keniscayaan. Pengembangan

kualitas seumberdaya manusia dapat dilakukan dengan cara - cara :

-          Pelatihan dengan system customized training, yaitu system

pelatihan yang dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan dan

harapan sipemberi kerja.

-          Pembuatan bank keahlian (skill banks), sebagai bank informasi

yang berisi data tentang keahlian dan latar belakang orang yang menganggur di

penciptaan iklim yang mendukung bagi perkembangan lembaga-lembaga

pendidikan dan keterampilan di daerah.

-          Pengembangan lembaga pelatihan bagi para penyandang cacat.

3.3.3 Pengembangan Masyarakat dan Infrastruktur

Strategi pengembangan masyarakat ini merupakan kegiatan yang ditujukan

untuk memberdayakan (empowerment) suatu kelompok masyarakat tertentu pada

79

Page 80: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

suatu daerah. Kegiatan - kegiatan ini berkembang baik di Indonesia belakangan

ini, karena ternyata kebijakan umum ekonomi yang tidak mampu memberikan

manfaat bagi kelompok - kelompok masyarakat tertentu. Tujuan kegiatan ini

adalah untuk menciptakan manfaat sosial, seperti misalnya dengan menciptakan

proyek - proyek padat karya untuk memenuhi kebutuhan hidup atau untuk

memperoleh keuntungan dari usahanya. Dan pembangunan Infrastruktur yang

merata di setiap wilayah Indonesia, guna meratakan hasil pertanian dan industri.

3.3.4 Membangun Ekonomi Domestik

Sedikitnya ada dua pelajaran sangat berharga bagi Indonesia dari the Great

Depression J929, krisis keuangan Asia 1998, dan krisis ekonomi global yang kini

tengah berlangsung.

Pertama, kemajuan pesat sektor keuangan suatu negara, jika tidak diimbangi

kinerja sektor riil yang baik, hanya akan menghasilkan ekonomi balon (a

bubbleco-nomu),yang cepat atau lambat, akan meletus dalam bentuk krisis

finansial atau krisis ekonomi. Apalagi, kalau “kinclongnya” kinerja sektor

keuangan hanya karena kinerja pasar modal, valuta asing,  dan produk derivatif

finansial yang sarat manipulasi dan mark-up para pelaku pasar yang berkolusi

dengan para pejabat otoritas keuangan yang korup dan haus kekuasaan.

Kerakusan dan kecurangan dengan motif untuk menangguk keuntungan sebesar-

besarnya dari pelaku pasar di Amerika Serikat dan negara-negara kapitalis

lainserta sangat minimnya regulasi pemerintah (laissezfaire) ditengarai sebagai

akar masalah dari krisis ekonomi global saat ini.

80

Page 81: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

Kedua, ekonomi berbasis pasar ekspor dan bantuan negara-negara maju tidak bisa

di jadikan sebagai tumpuan bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia,

untuk keluar dari jebakan keterbelakangan dan kemiskinan menjadi bangsa yang

maju, makmur, dan berdaulat. Fakta sejarah membuktikan, bangsa yang besar,

maju, dan makmur tidak bergantung pada pertolongan pihak asing; tetapi mereka

bertumpu pada dinamika internal dan kekuatan sendiri. Uluran tangan bangsa lain

mesti dimaknai sebagai faktor penunjang semata.

3.3.5 Penguatan Sektor Riil

Karena itu, sekarang saatnya kita memperkuat dan mengembangkan sistem

ekonomi nasional yang mampu memecahkan masalah kronis berupa tingginya

angka pengangguran dan kemiskinan serta penurunan daya saing bangsa. Sistem

ekonomi ini harus menjamin setiap warga negara minimal dapat memenuhi

kebutuhan dasarnya yang meliputi pangan, sandang, perumahan, kesehatan,

pendidikan, transportasi, dan keamanan. Pada saat yang sama negara juga mesti

memfasilitasi setiapindividu sesuai kapasitas dan usahanya untuk menggapai

keburuhan sekunder seperti memiliki televisi, komputer, mobil, rekreasi, dan

sebagainya secara proporsional dan tidak berlebihan.

Guna mewujudkan visi ekonomi tersebut, kita harus merevitalisasi dan memacu

produktivitas, juga daya saing sejumlah sektor riil yang sejak Orde Baru menjadi

andalan nasional. Industri berbasis sumber daya alam (pertanian, kehutanan,

kelautan dan perikanan, energi dan sumber daya mineral, dan pariwisata),

makanan dan minum aiuekstil dan produk tekstil, elektronik, otomotif,

81

Page 82: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

perkapalan, alat transportasi, pupuk, semen, besi dan baja, kertas dan percetakan,

dan home industries. Secara simultan kita juga mesti mengembangkan sumber-

sumber pertumbuhan ekonomi riil baru, termasuk indus-tri ICT (information and

communication technology),industri bioteknologi, industri kreatif, renewable

energy, industri ramah lingkungan (lowcarbon industries), industri nano

technology, dan lainnya.

Peningkatan produktivitas dan daya saing sektor ekonomi riil ini seyogyanya

dilakukan secara sistemik dan berkelanjutan (sustainable), sehingga bisa

dilahirkan perusahaan-perusahaan dan koperasi-ko-perasi kelas dunia. Dengan

cara ini kita tidak hanya sanggup menahan serbuan-ser-buan beragam produk

impor di pasar domestik, tetapi juga mampu melakukan penetrasi dan

memenangkan persaingan di pasar global.

Membangun perusahaan-perusahaan dan koperasi-koperasi kelas dunia hanya

dapat terealisasi melalui penerapan teknologi mutakhir dan manajemen

profesional dari produksi, handling and processing, sampai pemasaran seluruh

sektor riil di atas. Untuk industri berbasis sumber daya alam (SDA), mulai

sekarang kita harus menggalakkan industri hilir untuk mengolah berbagai bahan

baku (raw materials) dari SDA menjadi produk setengah jadi (semi-finished

products) dan produk akhir (final products). Dengan demikian, kita akan

mendapatkan nilai tambah yang jauh lebih besar.

Pendek kata, jika kita berhasil memperkuat dan mengembangkan industri hilir

berbasis SDA beserta jaringan pasar domestik dan ekspornya, niscaya bakal

berkembang pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang mampu memberikan

lapangan kerja dan kesejahteraan bagi rakyat di seluruh Nusantara. Karena,setiap

82

Page 83: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

1 % pertumbuhan ekonomi dari industri berbasis SDA dapat menyerap sekitar

400.000 tenaga kerja, sedangkan 1 % pertumbuhan ekonomi yang dibangkitkan

oleh sektor finansial hanya menciptakan sekitar 40.000 tenaga kerja (Bappenas,

2007).

Industri berbasis SDA juga tidak terletak di Jakarta dan kota-kota besarlain, tetapi

umumnya diluar Jawa dan Bali,daerah pedesaan, pesisir, dan pulau-pulau kecil.

Dengan begitu, ketimpangan pembangunan antar wilayah yang selama ini menjadi

masalah kronis bangsa, secara otomatis bakal teratasi.

3.3.6 Mengemas Faktor Pendukung

Guna mendukung revitalisasi sektor ekonomi riil yang ada dan pengembangan

sumber pertumbuhan ekonomi baru sebagaimana digambarkan di atas, kita mesti

memperbaiki dan memacu pembangunan infrastruktur (seperti jaringan irigasi,

pelabuhan, bandara, jalan raya, dan jaringan telekomunikasi dan informasi) di

seluruh Nusantara, khususnya diluar Jawa danBali.Program perawatan dan

pembangunan infrastruktur ini tentu akan membuka kesempatan kerja yang sangat

luas, sehingga tidak diperlukan lagi bantuan langsung tunai(BLT) yang hanya

membuat rakyat menjadi malas, tidak kreatif dan “tangan di bawah”. Selain itu,

pasok listrik dan energi untuk semua industri, kawasan bisnis, perkantoran, dan

perumahan pun harus mencukupi dan kontinu.

Lalu tenaga kerja di semua sektor ekonomi dan industri juga harus kita tingkatkan

pengetahuan, keterampilan, dan etos kerjanya, sehingga mampu mendukung

peningkatan produktivitas dan daya saing industri dan ekonomi nasional secara

berkelanjutan. Untuk itu, dunia industri bekerja sama dengan pemerintah harus

83

Page 84: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka secara teratur,

kesejahteraannya, dan menegakkan disiplin serta corporate culture menjadi tegas.

Langkah itu supaya karyawan di semua sektor ekonomi dan industri bisa lebih

produktif, kreatif, dan tidak banyak melakukan aksi mogok kerja, upah minimum

regional (UMR) haruslah dapat untuk memenuhi kebutuhan dasar sebuah

keluarga, yakni Rp3 juta/bulan untuk DKI Jakarta (PemprovDKI, 2008). Bila ada

perusahaan (industri) yang benar-benar tidak mampu memenuhi UMR tersebut,

seperti di China dan Vietnam pemerintah hendaknya memberikan subsidi berupa

perumahan, pelayanan kesehatan, pendidikan, transportasi, dan makanan murah

atau gratis bagi para buruh.

Dengan meningkatnya pendapatan petani, nelayan, buruh (karyawan), dan

pegawai negeri sebagaimana digambarkan di a tas, daya beli masyarakat bakal

meningkatsecara dramatis, yang selanjutnya akan membuat pasar domestik

semakin besar dan kuat. Terjadilah siklus proses produksi, konsumsi, dan

transportasi barang (komoditas) yang saling membesarkan di dalam negeri,

sebagaimana dialami Singapura, Korea Selatan, Malaysia, China, India, dan

emerging markets lain. Selpina ini Indonesia sangat dirugikan oleh praktik

masuknya barang dan komoditas pertanian impor secara ilegal dan dumping dari

berbagai negara, terutama China, Vietnam, Thailand, AS, dan Australia. Karena

itu para produsen nasional mesti bekerja sama dengan pemerintah, khususnya

Polri, Be u dan Cukai, Kejaksaan, dan Imigrasi, untuk secara cerdas dan serius

membentengi negeri tercinta ini dari gempuran barang dan komoditas impor

ilegal.

Untuk mendanai cetak biru pembangunan ekonomi nasional agar kitamampu

84

Page 85: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 6% pada 2009 dan di atas 7% per

tahun pada masa selanjutnya secara berkelanjutan, kita harus menggenjot

penyerapan anggaran APBN semaksimal mungkin, menurunkan BI Rate,

memaksimalkan pendapatan dari sektor energi dan sumber daya mineral melalui

renegosiasi kontrak, mengoptimalkan pendapatan pajak, menarik dana BLBI yang

jumlahnya mencapai Rpl.000 triliun untuk diinvestasikan di Tanah Air,

pengembangan investasi pulau-pulau kecil, dan lainnya.

Akhirnya, penciptaan iklim investasi, perpajakan, keamanan berusaha, kepastian

hukum, dan kebijakan fiskal dan moneter yang kondusif bagi tumbuh

kembangnya investasi dan usaha di segenap sektor ekonomi riil mesti sekarang

juga kita realisasikan.

Kini saatnya kita kembalikan fungsi sektor keuangan kepada fungsi aslinya, yakni

untuk membiayai kegiatan ekonomi riil. “To finance the real ecdnomy, topromote

the real economy, to lend money so that entrepreneurs can invest, innovate,

produce jobs and products,” kata Prof Juan Somavia, direktur Jenderal ELO.

Dengan potensi SDA melimpah dan penerapan sistem ekonomi nasional di atas,

diyakini Indonesia tidak hanya akan mampu swasembada di bidang pangan,

energi, dan sejumlah komoditas SDA penting lain, tetapi juga menjadi bangsa

besar yang maju, adil makmur, dan mandiri dalam waktu dekat.

85

Page 86: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

3.3.7 Faktor Ekonomi Domestik

Kurang dari waktu dua bulan tahun 2009 akan segera berlalu. Tentu saja banyak

pihak agar sisa waktu ini dapat memberikan secerah harapan dalam menyongsong

tahun 20010. Namun hingga saat ini dewi fortuna masih belum berpihak pada

negeri ini. Paling tidak beberapa gejolak eksternal yang terjadi belakangan ini

yaitu kenaikan harga minyak dunia serta krisis kredit perumahan (supreme

mortage) di AS masih memberikan ruang suram dari sisi eksternal. Kedua hal

tersebut diperkirakan akan memukul perekonomian AS dan data terkini juga

menunjukkan pengangguran di AS terus bertambah. Secara global kedua hal

tersebut juga akan berpengaruh pada tingkat permintaan barang dunia dan

berdampak pada pelemahan permintaan produk ekspor baik bagi negara maju dan

berkembang.

Demikian pula dengan prediksi IMF yang mengatakan akan terjadi perlambatan

pada pertumbuhan ekonomi dunia dan hal ini akan mempengaruhi target

pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2010. Sebagaimana diketahui IMF

memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2010 sebesar 6,1%

sedangkan target pemerintah 6,8%. Pergerakan harga minyak yang diperkirakan

dapat menyentuh USD 100 juga membuat Bank Indonesia (BI) pesimis target

pertumbuhan pemerintah dapat dicapai. Bahkan skenario yang dibuat oleh BI

menunjukkan dengan harga minyak sekitar USD 70 per barel, laju pertumbuhan

diperkirakan hanya mampu mencapai 6,24%. Tentu kita berharap agar faktor

eksternal dapat segera membaik dan stabil karena hal ini menjadi salah satu faktor

penentu situasi perekonomian kedepan. Merefleksikan apa yang menjadi target

ekonomi pemerintah Indonesia Bersatu dengan perkembangan yang terjadi hingga

86

Page 87: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

saat ini memang dapat disimpulkan bahwa pemerintah perlu bekerja ekstrakeras

guna meningkatkan kinerja perekenomian.

Pemerintah masih cukup optimis pertumbuhan ekonomi tahun 2009 sebesar 6,3%

dapat mencapai khususnya dengan dorongan dari sisi investasi, ekspor dan

percepatan belanja negara. Hal ini sebetulnya cukup beralasan dengan melihat

angka loan to deposit ratio yang mencapai 67,3% di Agustus dan investasi yang

tumbuh mencapai 8% pada triwulan ke III 2007. Demikian juga dari sisi ekspor

walaupun terjadi perlambatan di bulan September namun dibandingkan dengan

kondisi di tahun 2006 masih terjadi kenaikan. Dari sisi tarikan konsumsi

masyarakat sebetulnya masih menghadapi kendala pada turunnya daya beli

masyarakat. Hal ini dapat terjadi karena krisis ekonomi telah menurunkan potensi

pertumbuhan ekonomi dan akan berimlikasi pada lemahnyadaya beli masyarakat

untuk jangka panjang. Nasib yang sama juga dialamai oleh belanja negara. Jika

diperhatikan realisasi belanja APBNP 20010 hingga awal Oktober baru mencapai

57,5%. Dengan demikian sangat diharapkan dalam sisa waktu ini belanja negara

dapat segera meningkat khususnya untuk belanja modal dimana angka

relalisasinya masih jauh dibawah belanja rutin.

Upaya untuk mempertahankan kondisi makro yang stabil dan kebijakan fiskal dan

moneter yang tetap hati-hati adalah penting. Namun jika diperhatikan fenomena

yang terjadi saat ini adalah terjadinya decoupling antara sisi makro dan mikro.

Artinya markro ekonomi yang stabil adalah penting namun itu saja tidak cukup

untuk mampu menggerakan sektor riel. Bahkan tendensi yang terjadi kesenjangan

itu kian melebar yang ditandai dengan kinerja sektor industri yang melambat.

Faktor struktural masih menjadi faktor utama dibalik lambatnya kinerja sektor

87

Page 88: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

industri. Hal yang paling dominan yaitu sisi lingkungan bisnis khusunya kondisi

faktor input diantaranya kondisi infrastruktur, selanjutnya keberadaan industri

terkait dan pendukung, serta kinerja birokrat. Runyammnya lingkungan bisnis

sebetulnya tidak terlepas dari kondisi kepastian hukum yang belum jelas. Sebagai

contoh realisasi investasi infrastruktur, jalan tol banyak menghadapi kendala

pembebasan lahan. Kepastian ketersiediaan pasokan listrik hingga saat ini masih

menghadapi kendala serius khususnya di luar Jawa.

Pada sisi lain perhitungan peringkat kredit perusahaan di Indonesia yang

dilakukan oleh Pefindo yaitu lembaga Pemeringkat Efek Indonesia mencatatkan

dari sekitar 110 perusahaan yang di rating sekitar 95% perusahaan mempunyai

peringkat di atas investment garde bandingkan dengan kondisi yang terjadi di

tahun 2000 dari 47 perusahaan yang dirating 79% saja yang mendapat peringkat

diatas investment grade. Dengan demikian semakin banyak perusahaan yang

secara finansial semakin baik. Namun sayangnya kondisi ini belum diimbangi

oleh lingkungan bisnis belum mampu memberikan akselerasi. Hal inilah yang

menyebabkan banyak pebinis kita yang mengalami frustasi dengan kondisi

internal yang lambat berubah. Stimulasi dari pemerintah untuk mempercepat

pembangunan infrastruktur sangat diharapkan. Kemampuan fiskal pemerintah

yang terus membaik sebagaimana dikemukukan oleh Moody’s Investor Service

beberapa waktu yang lalu menunukkan bahwa kapasitas fiskal pemerintah

semakin membaik. Belajar dari dua negara yaitu China dan India yang mampu

menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi walau dilingkupi faktor eksternal

yang masin berat sebetulnya memberikan semangat pada bangsa ini untuk tidak

pesimis melihat masa depan. Namun tentu saja faktor ekonomi domestik menjadi

88

Page 89: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

kata kunci untuk kearah perbaikan tersebut. Upaya mencipatakan lingkungan

bisnis yang kondusif menjadi prasyarat utama dan sama pentingnya dengan

menciptakan kestabilan makroekonomi. Penulis berkeyakinan bahwa harga

minyak hanya merupakan satu komponen dalam menentukan pertumbuhan tapi

faktor diluar itu banyak yang lebih penting.

3.3.8 Kondisi Perekonomian Domestik

Sebagai salah satu pelaku pasar dunia, Indonesia tentu juga tak luput dari

hantaman krisis. Indikasi krisis di Indonesia ditunjukkan oleh berbagai indikator

yaitu:

1.  Pasar SUN mengalami tekanan hebat tercermin dari penurunan harga SUN

atau kenaikan yield SUN secara tajam yakni dari rata-rata sekitar 10% sebelum

krisis menjadi 17,1% pada tanggal 20 November 2010; (catatan: setiap 1%

kenaikan yield SUN akan menambah beban biaya bunga SUN sebesar Rp1,4

Triliun di APBN).

2. Credit Default Swap (CDS) Indonesia mengalami peningkatan secara tajam

yakni dari sekitar 250 bps awal tahun 2008 menjadi diatas 980 bps pada bulan

November 2008. Hal ini menunjukkan bahwa pasar menilai country risk

Indonesia yang tinggi pada saat itu.

3. Terdapat gangguan likuiditas di pasar karena peningkatan liquidity premium

akibat pelebaran bid-ask spread dalam perdagangan di pasar saham, yang pada

akhirnya mengakibatkan terjadi capital flight;

4. Cadangan Devisa mengalami penurunan 13% dari USD 59.45 milyar per Juni

2008 menjadi 51.64 milyar per Desember 2008 yang mengindikasikan terjadi

89

Page 90: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

capital flight.

5. Rupiah terdepresiasi 30.9% dari Rp 9.840 per Jan 2010 menjadi Rp 12.100 per

Nopember 2010 dengan volatilitas yang tinggi.

6. Banking Pressure Index (dikeluarkan oleh Danareksa Research Institute) dan

Financial Stability Index (dikeluarkan oleh BI) yang sudah memasuki dalam

ambang batas kritis. Banking Pressure Index per Oktober 2010 sebesar 0,9 atau

lebih tinggi dari ambang normal 0,5. Sementara itu, Financial Stability Index per

November 2008 sebesar 2,43 atau di atas angka indikatif maksimum 2,0. Ini

menunjukkan bahwa sistem perbankan dan sistem keuangan domestik dalam

keadaan genting. Semakin tinggi nilai BPI (positif), semakin vulnerable sistem

perbankan negara yang bersangkutan.

7. Terdapat potensi terjadi capital flight yang lebih besar lagi dari para deposan

bank karena tidak adanya sistem penjaminan penuh (full guarantee) di Indonesia

seperti yang sudah diterapkan di Australia, Singapura, Malaysia, Thailand, Hong

Kong, Taiwan dan Korea, disamping Uni Eropa.

Gambaran dan fakta-fakta tersebut di atas, sejak pertengahan tahun 2008,

ketegangan dan kecemasan terjadi di mana-mana, investor besar di pasar modal

seperti Dana Pensiun, Asuransi, dan Reksa Dana termasuk masyarakat biasa.

Psikologis pasar saat itu menusuk dan menekan karena nilai investasi terkuras

tajam hampir rata-rata 40 %. Lebih dasyat lagi, pinjaman antar Bank telah

berhenti sama sekali dan dapat dikatakan likuiditas di pasar perbankan tidak ada

sama sekali. Keadaan ini mendorong Pemerintah melakukan penyesuaian

kebijakan secara cepat dan tepat waktu dengan melakukan perubahan-perubahan

penilaian aktiva. Masih dalam ingatan kita semua bahwa hampir semua industri

90

Page 91: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

dan para pengamat termasuk perseorangan baik dalam negri maupun luar negeri

menyambut respon Pemerintah tersebut.

91

Page 92: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pembahasan di atas maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1.      Masalah kemiskinan dan kesenjangan sosial merupakan masalah

yang sangat penting untuk dicermati dalam tatanan masyarakat yang beradab.

Secara normatif hal tentang penghapusan ihwal kemiskinan dan kesenjangan

adalah termasuk hal yang harus dicermati dalam perencanaan pembangunan

Ekonomi.

2.      Metode penghitungan kemiskinan dalam perkembangannya juga

mengalami banyak penyempurnaan dalam teorinya. Hal ini karena masalah

tentang kemiskinan juga ternyata melibatkan banyak aspek yang

multidimensional. Selain itu juga masalah kemiskinan dihadapkan dengan

karakteristiknya yang spesifik pada berbagai jenis masyarakat, seperti masyarakat

desa, kota, ataupun golongan gender wanita. Dalam jenis - jenis masyarakat yang

berbeda, kemiskinan dapat ditafsirkan sesuai konteks sosial yang dihadapi. Dalam

strategi pembangunan, diperlukan strategi pertumbuhan yang inklusif. Inklusif

berarti bahwa "trickle down effect" dari pertumbuhan juga harus dapat dinikmati

oleh mereka yang berada dalam golongan income rendah. Dengan strategi itu

diharapkan kemiskinan dan kesenjangan bisa dihilangkan.

92

Page 93: goldengoal7.files.wordpress.com€¦  · Web viewPergeseran struktur ekonomi memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri yang menimbulkan efek multiplier

4.2  Saran

1.      Pemerintah diharapkan mengoptimalkan peranan investasi dengan

cara meyakinkan para investor dengan melakukan promosi tentang potensi daerah

dan memberikan kepastian hukum serta keamanan sehingga para investor tertarik

untuk menanamkan modalnya di Sulawesi Selatan, terutama di sektor industri,

sehingga membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja.

2.      Pemerintah diharapkan lebih mengembangkan industri padat karya,

karena disamping tidak terlalu besar investasi yang dibutuhkan juga dapat

menyerap tenaga kerja yang besar sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang

lebih banyak.

3.      Agar pemerintah membantu meningkatkan kemampuan pembinaan

industri yang ada di daerah untuk bersaing melalui pelatihan keterampilan bagi

calon tenaga kerja, penggunaan teknologi yang lebih mengutamakan peningkatan

mutu, efisien dan peningkatan produktivitas yang dikaitkan dengan upaya

perluasan pemasaran produk di dalam dan luar negeri.

4.      Masih dominannya sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia,

perlunya dikembangkan industri pengolahan hasil pertanian (agro industri) dalam

skala menengah dan kecil.

93