· web viewpembangunan agama mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kondisi moral, etik dan...

45
AGAMA

Upload: others

Post on 09-Dec-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Web viewPembangunan agama mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai landasan yang kukuh untuk memasuki

AGAMA

Page 2:  · Web viewPembangunan agama mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai landasan yang kukuh untuk memasuki
Page 3:  · Web viewPembangunan agama mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai landasan yang kukuh untuk memasuki

BAB XV

A G A M A

A. PENDAHULUAN

Pembangunan agama mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai landasan yang kukuh untuk memasuki tahap pembangunan berikutnya. Sesuai dengan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1988, pembangunan agama ditujukan untuk mewujudkan kualitas manusia dan kualitas masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mampu menciptakan keselarasan, keserasian dan keseimbangan, baik dalam hidup manusia sebagai pribadi maupun dalam hubungannya dengan masyarakat dan alam lingkungannya.

Dengan berpedoman pada petunjuk GBHN 1988, telah ditetapkan pola kebijaksanaan dan langkah-langkah pembangunan di bidang agama dalam Repelita V, yaitu memantapkan kadar keimanan dan ketaqwaan umat beragama, meningkatkan upaya penanggulangan dampak negatif dari modernisasi dan kemajuan ilmu

XV/3

Page 4:  · Web viewPembangunan agama mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai landasan yang kukuh untuk memasuki

pengetahuan dan teknologi, memperluas wawasan keberagamaan, lebih memantapkan kerukunan dan keserasian antar

Page 5:  · Web viewPembangunan agama mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai landasan yang kukuh untuk memasuki

umat beragama, antara umat beragama dengan Pemerintah, serta meningkatkan peran agama sebagai wahana pembinaan rohaniah yang dinamis.

Penyelenggaraan berbagai program pembangunan di bidang agama selama Pembangunan Jangka Panjang Pertama (PJP I) telah berhasil meningkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan umat beragama, memperkukuh kesatuan dan persatuan umat beragama, serta memantapkan kerukunan antar umat beragama. Meningkatnya kadar keimanan dan ketagwaan antara lain tercermin dengan makin banyaknya tempat peribadatan berbagai agama yang pada akhir Repelita V tercatat lebih dari 652 ribu buah, sedangkan pada tahun 1968 hanya 381 ribu buah. Selain itu dalam kurun waktu yang sama terjadi peningkatan jumlah jemaah haji dari tahun ke tahun yang pada tahun 1993/94 tercatat sekitar 123 ribu orang sedangkan pada awal PJP I hanya sekitar 20 ribu orang. Dalam bidang pendidikan keagamaan terjadi pula perkembangan yang menggembirakan dengan meningkatnya pemerataan dan mutu pendidikan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Hal ini didukung dengan perluasan ruang belajar, pengadaan buku pelajaran serta peningkatan mutu tenaga pendidik termasuk dosen.

B. PELAKSANAAN KEGIATAN

Program-program yang dilaksanakan dalam pembangunan agama meliputi (1) Program Peningkatan Sarana Kehidupan Ber-agama; (2) Program Penerangan dan Bimbingan Hidup Beragama; (3) Program Peningkatan Pelayanan Ibadah Haji; (4) Program Pembinaan Pendidikan Agama Tingkat Dasar dan Menengah; Program Pembinaan Pendidikan Agama Tingkat Tinggi; Program Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Keagamaan; Program Pembinaan Generasi Muda; (8) Program Peranan Wanita; (9) Program Pembinaan Peradilan dan Penegakan Hukum; dan (10) Program Penelitian Keagamaan. Dalam pelaksanaannya, sebagian dari kegiatan-kegiatan dalam program tersebut di atas

XV/4

Page 6:  · Web viewPembangunan agama mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai landasan yang kukuh untuk memasuki

dipadukan dengan program di sektor lain, antara lain dengan program-program keluarga berencana, peningkatan gizi masyarakat, kelangsungin hidup anak, keluarga sadar hukum dan peningkatan peranan wanita.

1. Program Peningkatan Sarana Kehidupan Beragama

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam program peningkatan sarana kehidupan beragama meliputi : (a) Bantuan Pembangunan dan Rehabilitasi Tempat Peribadatan; (b) Pembangunan Balai Nikah; (c) Penyediaan Kitab Suci; dan (d) Tanah Wakaf.

a. Bantuan Pembangunan dan Rehabilitasi Tempat Per-ibadatan

Pembangunan dan rehabilitasi tempat peribadatan bertujuan untuk mendorong peran serta tktif masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan tempat peribadatan secara swadaya. Dengan dorongan tersebut jumlah rumah ibadah yang dibangun dan di-rehabilitasi setiap tahun terus meningkat.

Pada tahun 1993/94 tercatat sejumlah 652 ribu buah tempat peribadatan berupa masjid, gereja Protestan, gereja Katolik, pura Hindu dan wihara Budha, atau bertambah dengan sekitar 12 ribu buah (1,9 persen) jika dibandingkan dengan tahun 1992/93 (Tabel XV-1). Dalam lima tahun Repelita V, jumlah tempat peribadatan bertambah sekitar 26 ribu dibandingkan dengan tahun 1988/89 (akhir Repelita IV). Dengan demikian dalam PJP I sejak tahun 1969/70 jumlah tempat peribadatan secara keseluruhan meningkat hampir 2 kali lipat yaitu dari sekitar 381 ribu menjadi lebih dari 652 ribu buah.

Sejak akhir Repelita IV Pemerintah mulai memberikan bantuan bagi pembangunan dan rehabilitasi tempat peribadatan. Pada tahun 1993/94 Pemerintah menyediakan bantuan rehabilitasi intuk sekitar 2 ribu buah sedangkan sisanya dilaksanakan sendiri

XV/5

Page 7:  · Web viewPembangunan agama mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai landasan yang kukuh untuk memasuki

TABEL XV - 1JUMLAH TEMPAT PERIBADATAN MENURUT AGAMA

1968, 1988/89, 1989/90- 1993/94 1) (buah )

Uraian 1968Akhir

Repelita IVRepelita V

(1988/89) 1989/90 1990/91 1991/92 1992/93 1993/943)

Masjid 349.331 548.959 549.378 550.676 564.841 573.983 584.017

Gereja Protestan 13.449 26.997 27.210 28.105 28.147 28.428 30.1923)

Gereja Katolik 2.588 12.559 12.721 12.896 12.921 13.085 13.4152) 2)

Pura Hindu 15.063 34.628 68.772 20.581 20.581 20.989 21.005

Wihara Budha 520 2.887 3.029 3.160 3.508 3.700 3.854

Jumlah 380.951 626.030 661.110 615.418 629.998 640.185 652.483

1) Angka kumulatif sejak tahun 19682) Termasuk Pura Keluarga3) Angka diperbaiki

XV/6

Page 8:  · Web viewPembangunan agama mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai landasan yang kukuh untuk memasuki

oleh masyarakat secara swadaya. Bantuan pembangunan dan rehabilitasi tempat peribadatan yang diberikan Pemerintah selama Repelita V berjumlah 11,4 ribu buah, sedangkan selama PJP I secara keseluruhan berjumlah 12,6 ribu buah yang terdiri atas 10,3 ribu buah masjid, 832 buah gereja Kristen Protestan, 682 gereja Katolik, 557 pura Hindu dan 237 wihara Budha.

b. Pembangunan Balai Nikah

Untuk mendukung kelancaran pelayanan nikah, talak dan rujuk di kalangan umat Islam, pembangunan dan rehabilitasi gedung Balai Nikah yang tersebar di seluruh propinsi terus dilak-sanakan. Peran Balai Nikah juga makin ditingkatkan dengan mengaitkan fungsi balai tersebut dengan kegiatan pembinaan dan bimbingan keluarga sejahtera dalam program PKK dan program Keluarga Berencana.

Pada tahun 1993/94 telah dilaksanakan pembangunan 46 gedung Balai Nikah atau hampir sama dengan pembangunan gedung Balai Nikah pada tahun 1992/93. Selama Repelita V telah dilakukan pembangunan 93 gedung Balai Nikah, sehingga sampai dengan akhir PJP I telah dibangun lebih dari 3 ribu gedung Balai Nikah, yang berarti hampir setiap kecamatan memiliki Balai Nikah. Dengan demikian jangkauan pelayanan bagi masyarakat dalam urusan nikah, talak dan rujuk menjadi lebih luas.

Di camping itu dilaksanakan rehabilitasi bagi gedung Balai Nikah yang mengalami rusak berat atau ringan. Pada tahun 1993/94 kegiatan ini telah dilaksanakan bagi 61 gedung atau meningkat sedikit jika dibandingkan pada tahun 1992/93 yang hanya berjumlah 53 gedung. Sejak kegiatan ini dilaksanakan pada tahun pertama Repelita V untuk 19 gedung Balai Nikah, secara keseluruhan selama Repelita V telah dilakukan rehabilitasi untuk sebanyak 274 gedung.

XV/7

Page 9:  · Web viewPembangunan agama mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai landasan yang kukuh untuk memasuki

c. Penyediaan Kitab Suci

Dalam upaya meningkatkan ketersediaan sarana di masyarakat luas, Pemerintah ikut membantu pengadaan kitab suci berbagai agama (Islam, Protestan, Katolik, Hindu dan Budha), terjemahan dan tafsirnya, serta buku-buku keagamaan lainnya. Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat mendapat kesempatan lebih luas untuk mengkaji dan meningkatkan pemahaman agama-nya, sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan serta memperluas wawasan keagamaannya.

Seperti terlihat pada Tabel XV-2, pada tahun 1993/94 telah disediakan sekitar 808 ribu buah kitab suci, yang terdiri dari sekitar 618 ribu buah kitab suci agama Islam, 58 ribu buah kitab suci agama Protestan, 56 ribu buah kitab suci agama Katolik, 46 ribu buah kitab suci agama Hindu, dan 30 ribu.buah kitab suci agama Budha. Jumlah kitab suci yang diadakan oleh Pemerintah pada tahun 1993/94 ini sedikit menurun dari tahun 1992/93 karena adanya peningkatan peranan swasta dalam pengadaan kitab suci berbagai agama.

Selama lima tahun dalam Repelita V, Pemerintah telah mem-bantu pengadaan kitab suci sebanyak 3,2 juta eksemplar, sehingga secara keseluruhan selama PJP I telah diadakan sekitar 19,5 juta buah kitab suci untuk berbagai agama yang terdiri atas 15,7 juta kitab suci agama Islam, 1,4 juta kitab suci agama Kristen Protestan, 1,3 juta kitab suci agama Katolik, 766 ribu kitab suci agama Hindu, dan 350 ribu kitab suci agama Budha. Dengan makin banyaknya kitab suci yang tersedia, maka kesempatan bagi para pemeluk agama untuk meningkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan serta untuk memperluas wawasan keagamaannya juga makin besar.

XV/8

Page 10:  · Web viewPembangunan agama mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai landasan yang kukuh untuk memasuki

TABEL XV - 2JUMLAH KITAB SUCI MENURUT AGAMA1973/74, 1988/89, 1989/90 - 1993/1994

(buah)

UraianAkhir

Repelita I 1)Akhir

Repelita IV(1998/89)

Repelita V

(1973/74) (1988/89) 1989/90 1990/91 1991/92 1992/93 1993/94

Islam 553.100 162.250 192.000 442.659 563.398 622.557 617.968

Protestan 55.331 42.000 48.000 51.160 51.000 58.500 58.300

Katolik 16.887 30.000 36.000 49.100 50.000 55.000 55.800

Hindu 24.812 20.000 24.625 26.000 29.780 45.000 45.6803)

Budha 8.000 11.600 12.835 23.930 24.950 30.000 29.900

Jumlah 658.130 26.5.850 313.460 592.849 719.128 811.057 807.648

131.626 2)

1) Angka kumulatif selama 5 tahun2) Angka ra ta - ra ta tahunan3) Angka diperbaiki

XV/9

Page 11:  · Web viewPembangunan agama mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai landasan yang kukuh untuk memasuki

d. Tanah Wakaf

Dalam pengembangan kehidupan beragama, tanah wakaf sebagai salah satu potensi sosial ekonomi masyarakat mempunyai peranan yang makin penting. Tanah wakaf cukup banyak jumlahnya dengan lokasi tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Untuk menjamin keamanan pemanfaatan tanah wakaf oleh masyarakat, sejak akhir Repelita IV Pemerintah telah melakukan kegiatan pensertifikatan tanah wakaf yang disertai dengan pe-nataran bagi petugas wakaf. Pada tahun 1993/94 telah diselesaikan pensertifikatan tanah wakaf sebanyak lebih dari 29 ribu petak. Jika dibandingkan dengan tahun 1992/93 terdapat kenaikan lebih dari 8 ribu petak atau sekitar 40 persen, sehingga dalam Repelita V tanah wakaf yang sudah diselesaikan sertifikatnya secara keseluruhan berjumlah sekitar 69 ribu petak. Dengan demikian selama PJP I telah dilaksanakan pensertifikatan tanah wakaf sebanyak lebih dari 70 ribu petak. Dengan diselesaikannya sertifikat tersebut, tanah-tanah wakaf tersebut telah memiliki kekuatan hukum sehingga pemanfaatannya untuk pengembangan kehidupan beragama menjadi lancar.

2.. Program Penerangan dan Bimbingan Hidup Beragama

Program ini diarahkan untuk meningkatkan dan memperkukuh kesatuan dan persatuan bangsa serta memperluas wawasan ke-agamaan umat beragama. Kegiatan yang dilakukan berupa penyelenggaraan bimbingan dan penyuluhan terhadap berbagai kelompok umat beragama. Selain itu diadakan pula musyawarah antar pemuka agama atau tokoh agama dari agama yang berbeda, antar umat beragama, dan antara umat beragama dengan peme-rintah. Untuk menunjang kegiatan-kegiatan tersebut, diterbitkan berbagai brosur tentang penerangan agama dan penyediaan paket dakwah yang disesuaikan dengan kebutuhan.

XV/10

Page 12:  · Web viewPembangunan agama mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai landasan yang kukuh untuk memasuki

Pada tahun 1993/94 kegiatan bimbingan dan penyuluhan agama dilaksanakan bagi 742 kelompok umat berbagai agama,,

yang meliputi 487 kelompok umat Islam, 56 kelompok Protestan, 124 kelompok Katolik, serta 75 kelompok Hindu dan Budha. Jangkauan kegiatan ini meningkat sekitar 5 persen jika dibandingkan dengan tahun 1992/93 yang dilakukan bagi 705 kelompok. Seperti halnya dalam tahun 1992/93, kegiatan ini ditunjang pula dengan penerbitan berbagai bahan penerangan agama.

Selama lima tahun dalam Repelita V telah dilaksanakan bim-bingan dan penyuluhan keagamaan bagi sekitar 3,2 ribu kelompok berbagai agama, sehingga selama PJP I kegiatan ini telah dilakukan bagi sekitar 44 ribu kelompok yang ditunjang dengan pengadaan sekitar '31,5 juta eksemplar brosur keagamaan dan lebih dari 554 ribu perangkat dakwah. Hal ini menunjukkan perhatian yang makin besar terhadap peran agama dalam pembangunan dalam upaya memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan meningkatnya kegiatan penyuluhan ini, kesadaran masyarakat makin meningkat pula, yang antara lain terlihat dari makin ber-kembangnya kegiatan-kegiatan majelis taklim, kelompok pengajian atau kelompok doa, diskusi pendalaman keagamaan di lingkungan generasi muda, serta studi-studi kemasyarakatan yang berdasarkan ajaran agama.

Kegiatan-kegiatan lain untuk memantapkan suasana kerukunan hidup beragama adalah kegiatan musyawarah umat beragama, baik antar maupun antara umat beragama yang dilaksanakan di berbagai daerah. Pada tahun 1993/94 telah dilaksanakan kegiatan musya-warah antara umat beragama yang diselenggarakan di Jakarta, Bengkulu, Padang, dan Semarang yang masing-masing diikuti oleh 30 orang tokoh-tokoh dari berbagai agama. Dalam rangka memu-puk kerukunan antarumat beragama, dilaksanakan musyawarah antarumat beragama yang diselenggarakan di 4 lokasi, yaitu Jakarta, Kupang, Banda Aceh dan Denpasar yang masing-masing diikuti oleh 30 orang. Ditinjau dari frekuensi kegiatannya, kegiatan

XV/11

Page 13:  · Web viewPembangunan agama mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai landasan yang kukuh untuk memasuki

musyawarah antara umat beragama dan antarumat beragama tahun 1993/94 kurang lebih sama dengan yang dilaksanakan pada tahun 1992/93 dan tahun 1988/89. Dalam Repelita V, kegiatan musyawarah antara umat beragama telah dilaksanakan sebanyak. 18 kali yang diikuti oleh 510 orang, 40 kali musyawarah antarumat beragama .dengan peserta 1,2 ribu orang. Sementara itu selama PJP I telah diselenggarakan sebanyak 94 kali musyawarah antara umat yang berbeda agama yang diikuti oleh 7,8 ribu orang dan 104 kali musyawarah antarumat di lingkungan agama masing-masing dengan peserta sebanyak 8,8 ribu orang.

Dalam rangka mengantisipasi secara dini kemungkinan timbulnya permasalahan kerukunan hidup umat beragama di dalam masyarakat, pada akhir Repelita V telah dibentuk Lembaga Peng-kajian Kerukunan Umat Beragama (LPKUB) di Yogyakarta, sebagai tindak lanjut dari hasil Seminar Seratus Tahun Parlemen Agama-agama sedunia dan Kongres Nasional I Agama-agama di Indonesia yang dilaksanakan di Yogyakarta.

Dalam rangka ikut meningkatkan peran serta para agamawan dalam pembangunan di bidang kesehatan, telah dilaksanakan beberapa kegiatan pelatihan penyuluh kesehatan bagi para. tokoh agama dan juru penerang agama. Dengan cara tersebut mereka dapat ikut berperan serta dalam kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat. Penyuluhan kesehatan tersebut terutama mencakup masalah-masalah kesehatan ibu dan anak, imunisasi, dan perbaikan gizi yang semuanya dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan program Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK). Berkaitan dengan itu pada tahun 1993/94 telah diadakan orientasi strategi baru UPGK Jalur Kegiatan Agama Islam (JKAI) bagi sekitar 300 orang pejabat dan tokoh masyarakat, serta kegiatan terpadu bina keluarga balita yang diselenggarakan bersama; PKK dan kegiatan keluarga berencana.

XV/12

Page 14:  · Web viewPembangunan agama mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai landasan yang kukuh untuk memasuki

3. Program Peningkatan Pelayanan Ibadah Haji

Program ini bertujuan untuk meningkatkan dan menyempur -nakan pelayanan ibadah haji agar dapat dilaksanakan dengan lancar, aman dan tertib, serta memenuhi syarat-syarat agama dan mengikuti peraturan yang berlaku. Program ini juga bertujuan untuk membina jemaah haji agar menjadi haji yang mabrur, yang mampu menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya, serta membina masyarakat dan lingkungannya dengan baik sebagai pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.

Pada tahun 1993/94 jumlah jemaah yang menunaikan ibadah haji tercatat hampir 123 ribu orang, atau meningkat sekitar 18 ribu orang (17 persen) jika dibandingkan dengan tahun 1992/93 yang berjumlah sekitar 105 ribu, dan meningkat menjadi lebih dari dua kali lipat dari tahun terakhir Repelita IV (Tabel XV-3). Kenaikan tersebut terutama berkat peningkatan kemampuan ekonomi masya-rakat dan kesadaran masyarakat dalam beribadat yang makin tinggi serta didukung dengan peningkatan fasilitas pelayanan haji.

Dalam Repelita V seluruhnya terdapat lebih dari 446 ribu orang yang telah menunaikan ibadah haji, sehingga selama PJP I jumlah jemaah haji mencapai lebih dari 1,34 juta orang.

Seiring dengan jumlah jemaah haji yang makin meningkat, pelayanan ibadah haji terus diperbaiki. Pelayanan itu antara lain meliputi perbaikan prosedur dan persiapannya di tanah air, pem-berangkatan, pelaksanaan ibadah di tanah suci, dan pemulangan jemaah kembali ke tanah air. Guna menunjang peningkatan pelayanan ibadah haji tersebut, pada tahun 1993/94 telah dilak -sanakan penyempurnaan dan rehabilitasi 5 lokasi asrama haji transit di Bekasi, Padang, Palembang, Jambi, dan Ambon. Di samping itu telah pula dilaksanakan penataran bagi 200 orang petugas haji, serta pengadaan 30 buah alat peraga manasik haji. Dengan demikian, sampai dengan tahun 1993/94, telah tersedia asrama haji di 23 propinsi.

XV/13

Page 15:  · Web viewPembangunan agama mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai landasan yang kukuh untuk memasuki

TABEL XV – 3PERKEMBANGAN JUMLAH JEMAAH HAJI MENURUT DAERAH TINGKAT

I1973/74, 1988/89, 1989/90 – 1993/94

(orang)

1) Angka kumulatif selama 5 tahun2) Termasuk petugas haji, jemaah ONH Plus, jemaah anggota ABRI dan jemaah yang bebas dari biaya perjalanan3) Angka rata-rata tahunan

XV/14

Page 16:  · Web viewPembangunan agama mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai landasan yang kukuh untuk memasuki

4. Program Pembinaan Pendidikan Agama Tingkat Dasar dan Menengah

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam program pembinaan pendidikan agama tingkat dasar dan menengah meliputi : (a) Pem-binaan Pendidikan Agama Tingkat Dasar; (b) Pembinaan Pendidikan Agama Tingkat Menengah Pertama; dan (c) Pembinaan Pendidikan Agama Tingkat Menengah Atas.

a. Pembinaan Pendidikan Agama Tingkat Dasar

Pembinaan pendidikan agama pada tingkat dasar sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN), di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS), dan di Sekolah Dasar (SD) melalui pendidikan agama.

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan diadakan kegiatan penyetaraan Diploma 2 (D2) bagi guru MI dan guru agama Islam SD. Pada tahun 1993/94 jumlah guru yang mengikuti pendidikan penyetaraan D2 berjumlah sekitar 73 ribu orang, yang terdiri dari sekitar 17 ribu orang guru MIN dan 56 ribu orang guru agama Islam SD. Apabila dibandingkan dengan tahun 1992/93, jumlah guru agama Islam yang mengikuti penyetaraan D2 pada tahun 1993/94 bertambah 10 ribu orang (Tabel XV-4). Kegiatan penyetaraan D2 bagi guru MI dan guru agama Islam SD ini dimulai tahun 1990/91 yang diikuti oleh 2.730 orang. Selain itu penyetaraan D2 dilakukan juga bagi guru agama selain Islam (Protestan, Katolik, Hindu dan Budha) yang pada tahun 1993/94 diikuti oleh lebih dari 4 ribu orang peserta atau meningkat lebih dari 2 kali lipat jika dibandingkan dengan tahun 1992/93. Melalui program ini dilakukan pula penataran bagi 325 orang guru MI, penyediaan lebih dari 175 ribu eksemplar buku pelajaran dan pedoman guru, dan pengadaan sebanyak 447 set alat peraga. Selain itu bagi SD disediakan tambahan sekitar 332 ribu eksemplar buku pelajaran agama dan pengadaan lebih dari 3 ribu unit alat peraga untuk pelajaran agama.

XV/15

Page 17:  · Web viewPembangunan agama mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai landasan yang kukuh untuk memasuki

Dalam rangka menmgkatkan daya tampung pendidikan, pada tahun 1993/94 dilaksanakan perluasan dan rehabilitasi bagi 108 ruang kelas. Jika dibandingkan dengan tahun 1992/93, perluasan dan rehabilitasi pada tahun 1993/94 meningkat dengan 51 ruang kelas (90 persen). Dengan dilaksanakannya program tersebut bagi MIN selama Repelita V telah dilakukan . pengadaan 2,4 juta eksemplar buku pelajaran dan pedoman guru serta perluasan dan rehabilitasi 474 ruang kelas (Tabel XV-4). Selama PJP I telah dibangun dan direhabilitasi 566 gedung sekolah dan 1.129 ruang kelas MIN, disediakan sekitar 27,2 juta eksemplar buku pelajaran dan pedoman guru, dan dilaksanakan penataran bagi sekitar 24 ribu guru dan pembina.

Peningkatan mutu Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) juga di-tingkatkan melalui program bantuan Inpres SD, terutama dengan merehabilitasi gedung MIS yang rusak dan menyediakan biaya operasi dan pemeliharaan (BOP). Pada tahun 1993/94 telah disedia -kan bantuan rehabilitasi bagi sekitar 5,8 ribu buah MIS serta BOP bagi lebih dari 21 ribu bagi buah MIS atau hampir sama dengan bantuan tahun 1992/93. Selama Repelita V telah dilakukan reha-bilitasi bagi hampir 18 ribu MIS, sehingga dalam PJP I sejak tahun 1974/75 bantuan rehabilitasi telah diberikan kepada 9.9 ribu MIS dan di antaranya ada yang telah direhabilitasi lebih dari sate kali.

b. Pembinaan Pendidikan Agama Tingkat Menengah Pertama

Pembinaan pendidikan agama tingkat menengah pertama meli-puti kegiatan peningkatan mutu pendidikan pada Madrasah Tsana-wiyah (MTs), peningkatan mutu pendidikan agama pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan pembinaan Pondok Pesantren.

Pada tahun 1993/94 untuk MTs Negeri (MTsN) telah dilaksanakan kegiatan perluasan dan rehabilitasi 176 ruang kelas,

XV/16

Page 18:  · Web viewPembangunan agama mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai landasan yang kukuh untuk memasuki

TABEL XV — 4PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA TINGKAT DASAR DAN

MENENGAH PADA MADRASAH NEGERI,1973/74, 1988/89, 1989/90 — 1993/94

1) Penyetaraan D2

XV/17

Page 19:  · Web viewPembangunan agama mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai landasan yang kukuh untuk memasuki

penyediaan sekitar 180 ribu eksemplar buku pelajaran dan pedoman guru, pengadaan 3.160 set alat peraga, serta penataran bagi 457 orang guru dan pembina MTsN (Tabel XV-4). Dibandingkan dengan tahun 1992/93 kegiatan perluasan dan rehabilitasi MTsN tahun 1993/94 meningkat dengan 81 ruang kelas. Selama Repelita V telah dilakukan perluasan dan rehabilitasi 778 ruang kelas, pengadaan 1,2 juta buku pelajaran dan pedoman guru, pengadaan 3,3 ribu alat peraga, serta penataran bagi lebih dari 1.400 orang guru baik negeri maupun swasta.

Guna meningkatkan mutu pendidikan agama di SLTP pada tahun 1993/94 telah dilakukan penataran bagi 220 orang guru dan pembina, pengadaan sebanyak 55 ribu eksemplar buku pelajaran agama, dan sebanyak 10 ribu unit alat peraga, serta 15 ribu buah sarana peribadatan. Dibandingkan dengan tahun 1992/93 dan sebelumnya dalam Repelita V jenis kegiatan pada tahun 1993/94 tersebut meningkat. Pada tahun 1992/93 hanya dilakukan penataran guru dan pembina dan pengadaan buku pelajaran.

Di samping itu pada tahun 1993/94 dilanjutkan pula upaya peningkatan mutu pendidikan pondok pesantren melalui bantuan buku-buku pelajaran dan buku perpustakaan yang berjiumlah lebih dari 5 ribu eksemplar. Melalui program ini diberikan pula bantuan pembangunan bengkel kerja dan rehabilitasi gedung bagi 14 pondok pesantren, penyediaan'alat keterampilan dan praktek untuk 39 pondok pesantren serta penataran bagi 40 orang tenaga pembina dan penataran motivator bagi 30 orang. Jenis kegiatan pada tahun 1993/94 hampir sama dengan tahun 1992/93 kecuali penataran motivator. Dalam Repelita V jenis kegiatan dalam pembinaan pondok pesantren lebih beragam dibandingkan dengan kegiatan dalam Repelita IV yang terbatas pada pemberian bantuan buku dan penataran tenaga pembina.

XV/18

Page 20:  · Web viewPembangunan agama mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai landasan yang kukuh untuk memasuki

c. Pembinaan Pendidikan Agama Tingkat Menengah Atas

Pembinaan pendidikan agama tingkat menengah atas dilakukan baik untuk Madrasah Aliyah (MA) maupun untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) berupa penataran guru dan pembina, pengadaan buku, pengadaan alat peraga, rehabilitasi dan perluasan ruang belajar, serta bantuan sarana peribadatan. Untuk Madrasah Aliyah Negeri (MAN) pada tahun 1993/94 telah diadakan 17 ribu eksemplar buku pelajaran dan pedoman guru, pengadaan 24 set alat peraga, serta perluasan dan rehabilitasi 120 ruang kelas (Tabel XV-4). Jika dibandingkan dengan tahun 1992/93 peng adaan buku pelajaran dan pedoman guru serta penataran guru mengalami penurunan karena kegiatan pada tahun 1993/94 lebih diutamakan pada perluasan dan rehabilitasi gedung yang mengalami peningkatan hampir. 5 kali lipat dari 27 ruang kelas menjadi 120 ruang kelas.

Dalam Repelita V kegiatan yang dilaksanakan meliputi pengadaan 475,6 ribu eksemplar buku pelajaran dan pedoman guru, pengadaan 108 set alat peraga, penataran bagi 314 orang guru, dan perluasan sebanyak 422 ruang kelas. Dengan demikian selama PJP I telah dilakukan penataran bagi sekitar 13,5 ribu orang guru dan pembina, pengadaan sekitar 3,9 juta eksemplar buku pelajaran dan pedoman guru, serta perluasan dan rehabilitasi 850 ruang kelas MAN dan MA Swasta.

Untuk lebih meningkatkan mutu MAN, sejak tahun 1990/91 diselenggarakan MAN Program Khusus (MAN-PK) dengan pilihan ilmu agama dan Bahasa Arab. Pada tahun 1993/94 program MAN-

PK ini telah diselenggarakan di 17 lokasi, antara lain di Ciamis, Yogyakarta, Jember, Padang Panjang, Ujung Pandang, Bandar Lampung, Martapura, Banda Aceh, Solo dan Mataram. Lulusan MAN-PK ini diharapkan dapat menjadi kader-kader ulama yang bermutu dan berdedikasi tinggi sebagai pembina umat, atau dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

XV/19

Page 21:  · Web viewPembangunan agama mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai landasan yang kukuh untuk memasuki

Di samping itu dikembangkan pula MAN Keterampilan, yaitu MAN yang diberi tambahan kegiatan ekstrakurikuler keterampilan antara lain di bidang komputer, administrasi perkantoran/kesekre-tariatan, tata busana, bengkel otomotif, dan elektronika. Pada tahun 1993/94, MAN Keterampilan ini telah diselenggarakan di 8 lokasi, yaitu di Garut, Kendal, Jember, Medan, Bukittinggi, Banjarmasin, Watampone, dan Praya. Lulusan MAN Keterampilan ini diharapkan dapat mengembangkan keterampilannya, sehingga dapat lebih mudah untuk memasuki pasaran kerja, atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Di samping itu untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan agama di SLTA, pada tahun 1993/94 telah disediakan 50 ribu eksemplar buku pelajaran agama dan penataran bagi 120 orang guru. Apabila dibandingkan dengan tahun 1992/93, terjadi penurunan pada penyediaan buku pelajaran sebanyak 16 ribu eksemplar yaitu dari 66 ribu eksemplar pada tahun 1992/93 menjadi 50 ribu eksemplar atau sekitar 25 persen, sedangkan penataran guru jumlahnya sama dengan tahun 1992/93. Penurunan ini disebabkan karena prioritas kegiatan lebih diutamakan untuk pembinaan MA khususnya MAN-PK. Selama Repelita V telah ditatar sekitar 240 orang orang guru dan pembina dan diadakan sekitar 272 ribu buku pelajaran agama.

5. Program Pembinaan Pendidikan Agama Tingkat Tinggi

Tujuan program pembinaan pendidikan agama tingkat tinggi terutama adalah untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi agama agar mampu menghasilkan tenaga ilmiah dan ahli yang berkualitas dalam bidang agama sehingga mampu menerjemahkan dan meng-amalkan ajaran-ajaran agama bagi pengembangan masyarakat.

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, pada tahun 1993/94 telah dilakukan perluasan lebih dari 22 ribu meter persegi gedung kuliah beserta sarana pendukungnya clan pengadaan sekitar 51 ribu

XV/20

Page 22:  · Web viewPembangunan agama mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai landasan yang kukuh untuk memasuki

eksemplar buku ilmiah bagi 14 Institut Agama Islam Negeri (IAIN). Selain itu telah dilanjutkan pula penelitian ilmiah sekitar 100 judul dan pendidikan pascasarjana bagi 264 orang program Magister dan 84 orang untuk program Doktor baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Dibandingkan dengan tahun 1992/93 terjadi penambahan jumlah judul penelitian ilmiah sekitar 40 judul. Peserta program Doktor pada tahun 1993/94 ini meningkat menjadi 84 orang dari 10 orang pada tahun 1992/93. Dengan makin banyaknya tenaga dosen yang mengikuti pendidikan pasca sarjana diharapkan proses belajar mengajar akan makin bermutu dan pada gilirannya dapat menghasilkan lulusan yang bermutu pula. Melalui program ini selama Repelita V telah dilaksanakan perluasan lebih dari 100 ribu meter persegi gedung perkuliahan, pengadaan 141 ribu buku ilmiah, 227 judul penelitian ilmiah, dan pendidikan pasca sarjana bagi dosen baik di dalam maupun di luar negeri. Secara keseluruhan selama PJP I telah dilaksanakan perluasan sekitar 226,7 ribu meter persegi gedung perkuliahan, dan pengadaan 600 ribu buku perpustakaan.

Selain pembinaan IAIN dilakukan pula pembinaan Perguruan.

Tinggi Agama Swasta (PTAS) yang meliputi PTAS Islam, Pro-testan, Katolik, Hindu, dan Budha. Pembinaan terutama dilakukan melalui pemberian bantuan rehabilitasi gedung. Pada tahun 1993/94 bantuan rehabilitasi ini diberikan kepada 41 PTAS yang terdiri dari 16 PTAS Islam, 5 PTAS Katolik, 14 PTAS Protestan, dan 6 PTAS Hindu, dan Budha. Di samping itu dilakukan pula upaya meningkatkan pendidikan agama di Perguruan Tinggi Umum (PTU) yang pada tahun 1993/94 dilaksanakan dalam bentuk penyediaan bantuan penelitian sebanyak 20 judul, dan bantuan biaya pendidikan program S2 dan S3 bagi 61 orang dosen agama.

6. Program Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Keagamaan

Pendidikan dan pelatihan tenaga keagamaan terus dilanjutkan dan dikembangkan dalam rangka meningkatkan mutu pegawai keagamaan.

XV/21

Page 23:  · Web viewPembangunan agama mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai landasan yang kukuh untuk memasuki

7. Program Pembinaan Generasi Muda

Dalam rangka meningkatkan kualitas generasi muda sebagai insan pembangunan bangsa, melalui pembinaan dan pendekatan keagamaan, kegiatan dan kreativitas generasi muda lebih diarahkan kepada hal-hal yang bermanfaat baik bagi diri pribadi masing-masing maupun bagi masyarakat. Pembinaan tersebut terutama dilaksanakan melalui pelatihan dai muda yang disertai dengan pengadaan sarana pendukung lainnya.

Pada tahun 1993/94 untuk meningkatkan kemampuan berdakwah telah dilaksanakan pelatihan keterampilan bagi 120 orang dai muda yang disertai dengan penyediaan buku materi dakwah 1.600 eksemplar. Selain itu telah dilaksanakan pula bantuan apresiasi keagamaan kepada organisasi-organisasi pemuda di 27 propinsi yang dilengkapi dengan 600 set buku materi dakwah. Jika dibandingkan dengan tahun 1992/93 volume kegiatan-kegiatan tersebut tidak mengalami peningkatan. Selama Repelita V pelatihan dai muda telah dilakukan bagi 360 orang yang disertai dengan penyediaan 5,6 ribu buku materi dakwah, bantuan apresiasi keagamaan bagi 70 kelompok dan dilengkapi dengan 3,8 ribu set buku materi dakwah. Selain itu dilakukan pula sarasehan agamawan muda yang diikuti oleh 250 orang .dan penataran pembina dakwah bagi 110 orang. Selain Pemerintah masyarakat juga melakukan kegiatan ini seperti antara lain yang dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Majelis Dakwah Islamiah (MDI) bekerja sama dengan Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila, khususnya di daerah-daerah transmigrasi.

8. Program Peningkatan Peranan Wanita

Program ini bertujuan untuk meningkatkan dan mengem-bangkan peranan wanita dalam pembangunan melalui pendekatan agama selaras dengan tanggung jawab dan peranannya dalam mewujudkan dan mengembangkan keluarga sehat, bahagia dan sejahtera.

XV/22

Page 24:  · Web viewPembangunan agama mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai landasan yang kukuh untuk memasuki

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut pada tahun 1993/94 telah dilanjutkan berbagai kegiatan, antara lain penataran dan penyuluhan keluarga bahagia sejahtera, baik di perdesaan maupun perkotaan, termasuk bagi santri putri pada pondok pesantren. Sejalan dengan, itu peran serta aktif lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM) wanita berlatar belakang agama dalam kegiatan penyuluhan kesehatan, dalam rangka menunjang upaya peningkatan kesejahteraan ibu dan anak serta menurunkan angka kematian balita makin ditingkatkan dan diperluas antara lain melalui kegiatan Pengembangan Kelangsungan Hidup Anak (PKHA).

Pada tahun 1993/94 telah dilaksanakan kegiatan latihan kepemimpinan wanita untuk 30 orang, penataran keluarga bahagia sejahtera (KBS) bagi santri putri yang diikuti oleh lebih dari 4 ribu orang, penyediaan buku pedoman, modul dan leaflet sebanyak lebih dari 37 ribu eksemplar, serta pemberian bantuan paket sarana peribadatan sebanyak 750 paket. Selama PJP I, latihan kepemimpinan bagi pimpinan organisasi wanita yang dilaksanakan sejak tahun 1991/92 telah diikuti oleh 190 orang, sedangkan penataran KBS yang dimulai sejak Repelita III telah diikuti oleh sekitar 85,8 ribu orang santri putri. Kegiatan PKHA dilaksanakan antara lain berupa penyuluhan tentang imunisasi, pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan balita, dan penyuluhan mengenai peranan Posyandu dengan pendekatan ajaran agama kepada motivator dan supervisor dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) wanita yang berlatar belakang agama. Pada tahun 1993/94 dilakukan pelatihan bagi 220 orang motivator baru dan 21 orang supervisor baru serta pengadaan lebih dari 37 ribu eksemplar buku pedoman. Dengan demikian, selama PJP I kegiatan PKHA yang dilaksanakan sejak tahun 1986 telah diikuti oleh lebih dari 25 ribu orang motivator dan sekitar 3 ribu orang supervisor dari 20 LSM wanita di 15 propinsi.

XV/23

Page 25:  · Web viewPembangunan agama mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai landasan yang kukuh untuk memasuki

9. Program Pembinaan Peradilan dan Penegakan Hukum

Program pembinaan peradilan dan penegakan hukum sebagai bagian integral dari sistem hukum dan peradilan nasional terus ditingkatkan, terutama melalui perluasan dan rehabilitasi prasarana fisik gedung peradilan agama dan peningkatan mutu aparat per-adilan agama. Pada tahun 1993/94 dilanjutkan kegiatan rehabilitasi 20 buah Pengadilan Agama (13 Pengadilan Agama dan 7 Pengadilan Tinggi Agama) serta perluasan 23 gedung Pengadilan Agama (19 Pengadilan Agama dan 4 Pengadilan Tinggi Agama). Dalam Repelita V, dilaksanakan perluasan dan rehabilitasi 270 gedung Pengadilan Agama, sehingga selama PJP I sejak Repelita II telah diperluas dan direhabilitasi sebanyak 433 gedung Pengadilan Agama dan di antaranya ada yang telah direhabilitasi lebih dari satu kali. Kegiatan perluasan dan rehabilitasi gedung tersebut telah berhasil memperlancar tugas-tugas peradilan agama dalam pelayanan hukum dan penyelesaian perkara bagi masyarakat.

Untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan peradilan agama, sejak awal Repelita V dilakukan pendidikan bagi calon hakim agama dan penataran juru sita. Pada tahun 1993/94 telah dilakukan pendidikan bagi calon hakim agama sebanyak 248 orang, pendidikan hakim agama senior sebanyak 50 orang dan penataran bagi 232 orang juru sita. Selain itu, dilakukan penyuluhan Undang-undang Peradilan Agama bagi sekitar 12 ribu orang aparat Pemerintah dan tokoh masyarakat serta pengadaan buku kepustakaan dan kompilasi hukum Islam sebanyak lebih dari 22 ribu eksemplar. Dengan demikian, selama PJP I telah dilakukan pendidikan bagi 898 calon hakim agama, penataran bagi lebih dari 1,5 ribu juru sita, pengadaan 26 ribu eksemplar buku perpustakaan serta penyuluhan Undang-undang Peradilan Agama bagi 22,6 ribu orang.

XV/24

Page 26:  · Web viewPembangunan agama mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai landasan yang kukuh untuk memasuki

10. Program Penelitian Keagamaan

Tujuan program ini adalah meningkatkan pelaksanaan peneliti-an dan pengembangan di bidang agama dalam rangka perumusan kebijaksanaan pokok dalam pembangunan bidang agama. Kegiatan-kegiatan penelitian yang dilaksanakan pada tahun 1993/94 meliputi pengkajian tentang antisipasi agama terhadap dampak negatif modernisasi, penyusunan peta keagamaan,, pengkajian bimbingan agama, penelitian naskah-naskah kuno yang bernafaskan Islam dan evaluasi program penyetaraan D2. Selain itu telah dilaksanakan pula penelitian pengembangan kelangsungan hidup anak dan pengembangan anak melalui lembaga pendidikan Islam. Dalam rangka meningkatkan mutu tenaga peneliti telah dilaksanakan pelatihan bagi 20 orang peneliti agama. Dalam Repelita V telah dilakukan penelitian keagamaan sekitar 15 judul dan pelatihan bagi 80 orang peneliti agama.

XV/25

Page 27:  · Web viewPembangunan agama mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai landasan yang kukuh untuk memasuki

_