eda402.weblog.esaunggul.ac.ideda402.weblog.esaunggul.ac.id/.../162/2015/03/perekindo.docx · web...

184
3 LAPORAN AKHIR HIBAH PRODUK INOVASI PEMBELAJARAN PROGRAM PEMBUATAN BAHAN AJAR BERBASIS TIK PHKI TAHUN 2012 PEREKONOMIAN INDONESIA Sugiyanto, SE.MM. Dibiayai oleh: Dana Hibah Pengajaran PHKI Tahun Anggaran 2012 Dengan kontrak Nomor: Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul Oktober 2012

Upload: others

Post on 30-Jan-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN AKHIR

HIBAH PRODUK INOVASI PEMBELAJARAN

PROGRAM PEMBUATAN BAHAN AJAR BERBASIS TIK

PHKI TAHUN 2012

PEREKONOMIAN INDONESIA

Sugiyanto, SE.MM.

Dibiayai oleh:

Dana Hibah Pengajaran PHKI

Tahun Anggaran 2012

Dengan kontrak Nomor:

Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi

Universitas Esa Unggul

Oktober 2012

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR

HIBAH PRODUK INOVASI PEMBELAJARAN

PROGRAM PEMBUATAN BAHAN AJAR BERBASIS TIK

PHKI TAHUN 2012

1. Judul Mata Kuliah: Perekonomian Indonesia

2. Kode Mata Kuliah:

3. Jenjang: S1

4. Kelompok Mata Kuliah: Wajib

5. Pengajar Utama: Sugiyanto, SE, MM.

6. Program Studi: Manajemen

7. Departemen: Manajemen

8. Alamat e-mail: [email protected],

9. Telepon seluler/HP: 5674223

10. Semester Pelaksanaan: Semester Ganjil 2012/2013

Jakarta, Oktober 2013

Menyetujui

Dekan Fakultas EkonomiDosen Pengampu

Dr. M. ArroziSugiyanto, SE.MM.

MODUL I

PEREKONOMIAN INDONESIA

Pokok Bahasan: Sistem Perekonomian

Tujuan Instruksional :

Mahasiswa dapat memahami tentang pengertian sistem perekonomian yang ada dan pokok-pokok pikiran tentang sistem ekonomi di Indonesia.

Pengertian Sistem :

Banyak ahli di berbagai disiplin ilmu mengemukakan pendapatnya mengenai arti sistem. Namun, apapun definisinya suatu sistem perlu memiliki ciri sebagai berikut :

1. Setiap sistem memiliki tujuan;

2. Setiap sistem memiliki “batas” yang memisahkannya dari lingkungan;

3. Walau mempunyai batas, sistem tersebut bersifat terbuka, dalam arti berinteraksi juga dengan lingkungannya;

4. Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem yang biasa juga disebut dengan bagian, unsur, atau komponen;

5. Walau sistem tersebut terdiri dari berbagai komponen, bagian, atau unsurunsur, tidak berarti bahwa sistem tersebut merupakan sekedar kumpulan dari bagian-bagian, unsur, atau komponen tersebut, melainkan merupakan suatu kebulatan yang utuh dan padu, atau memiliki sifat 'wholism';

6. Terdapat saling hubungan dan saling ketergantungan baik di dalam sistem (intern ) itu sendiri, maupun antara sistem dengan lingkungannya;

7. Setiap sistem melakukan kegiatan atau proses transformasi atau proses mengubah masukan menjadi keluaran . Karena itulan inaka sistem sering disebut juga sebagai 'processor' atau 'transformator'·;

8. Di dalam setiap sistem terdapat mekanisme kontrol dengan memanfaatkan tersedianya umpan balik;

9. Karena adanya mekanisme kontrol itu maka sistem mempunyai kemampuan mengatur diri sendiri dan mneyesuaikan diri dengan lingkungannya atau keadaan secara otomatik. ·

Perkembangan Sistem Perekonomian

Subsistem, itulah sistem perekonomian yang terjadi pada awal peradaban manusia. Dengan karakteristik perekonomian subsistem, orang melakukan kegiatan ekonomi dalam hal ini produksi, hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau kelompoknya saja. Dengan kata lain pada saat itu orang belum terlalu berfikir untuk melakukan kegiatan ekonomi untuk pihak lain, apalagi demi keuntungan. Kalaupun orang tersebut harus berhubungan dengan orang lain untuk mendapatkan barang lain, sifatnya adalah barter, untuk kepentingan masing-masing pihak.

Dengan semakin berkembangnya jumlah manusia beserta kebutuhannya, semakin dirasakan perlunya sistem perekonomian yang lebih teratur dan terencana. Sistem barter tidak lagi dapat dipertahankan, mengingat hambatan hambatan yang dihadapi, seperti :

1. Sulitnya mempertemukan dua atau lebih pihak yang memiliki keinginan yang sama;

2. Sulitnya menentukan nilai komoditi yang akan dipertukarkan;

3. Sulitnya melakukan pembayaran yang tertunda;

4. Sulitnya melakukan transaksi dengan jumlah besar;

Dengan hambatan-hambatan yang terjadi tersebut, mulailab para cendekiawan memikirkan sistem perekonomian lain yang lebih bermanfaat dan dapat digunakan oleh manusia. Hasil-hasil pemikiran para ahli itu adalah :

SISTEM PEREKONOMIAN PASAR ( LIBERAL KAPITALISME)

Dasar bekerjanya sistem ini adalah adanya kegiatan 'invisible hand'I tangan-tangan yang tidak kelihatan yang dicetuskan oleh ahli ekonomi Adam Smith. Dasar ini berasal dari paham kebebasan. Buku Adam Smith yang berjudul 'The Theory of Sentiments' menjadi kerangka moral bagi ide-ide ekonominya ( 1159 ). Paham kebebasan ini sejalan dengan pandangan ekonomi kaum klasik, dimana mereka menganut pahan 'Laissez faire', yang mengendaki kebebasan melakukan kegiatan ekonomi, dengan seminim mungkin campur tangan pemerintah.

Kaum klasik berpendapat seperti itu, karena mereka menganggap bahwa keseimbangan ekonomi/pasar akan tercipta dengan sendirinya. Mekanisme pasarlah yang akan mengatumya, kekuatan permintaan penawaran-lah yang akan mewujudkannya. Dasar pemikiran kaum klasik tersebut adalah

I. Hukum 'SAY', yang mengatakan bahwa setiap komoditi yang diproduksi, tentulah ada yang membutuhkannya. Dengan hukum ini para pengusahal produsen tidak Perlu khawatir bahwa barang dagangannya akan sisa, karena berapapun yang ia produksi tentu akan digunakan oleh masyarakat.

2.Harga setiap komoditi itu bersifat fleksibel. Dengan demikian keseimbangan akan selalu terjadi. Kalaupun terjadi ketidak seimbangan pasar (kekurangan atau kelebihan komoditi) ito hanya bersifat sementara, karena untuk selanjutnya keadaaan tersebut akan kembali dalam kondisi seimbang ( equilibrium ). Sebagai contoh produksi melimpah, meyebabkan harga komoditi bersangkutan menjadi murah. Karena harga sekarang menjadi murah, masyarakat berbondong-bondong untuk membelinya sehingga komooiti tersebut berkurang drastis. Dan karena komoditi yang ada sekarang menjadi sedikit maka harga akan naik kembali. Karena harga membaik, produsen akan meningkatkan produksinya dengan harapan akan mendapat keuntungan yang lebih besar. Karena produksi meningkat jumlah komoditi di pasar menjadi banyak sehingga perlahan-lahan harga bergerak turon, begitulah keadaaan akan berlangsung. Dan dari kedua keadaan tersebut akan mengarah terjadinya keseimbangan pasar. Dengan demikian pemerintah tidak perlu ikut dalam proses tersebut.

Jika demikian pemikirannya, selanjutnya apa togas pemerintah ? Menurut kaum klasik, togas pemerintah adalah :

1. Mengelola kegiatan yang tidak efisien jika ditangani oleh pihak swasta, sebagai misal mengelola pamong praja dan sejenisnya.

2. Membantu memperlancar dan menciptakan kondisi yang mendukung kegiatan ekonomi yang sedang berlangsung., Sebagai contoh membangun prasarana jalan agar transportasi menjadi lancar, mengeluarkan kebijaksanaan yang mendukung, dan sejenisnya.

Dengan kondisi perekonomian yang semacam itu, pemerintah memiliki tiga togas yang sangat penting (Suroso, 1993) yakni :

a. Berkewajiban melindungi negara dari kekerasan dan serangan negara liberal lainnya;

b. Melindungi setiap anggota masyarakat sejauh mungkin dari ketidak adilan atau penindasan oleh anggota masyarakat lainnya atau mendirikan badan hokum yang dapat diandalkan.

c. Mendirikan dan memelihara beberapa institusi atau saran untok umum yang tidak dapat dibuat oleh perorangan dikarenakan keuntungan yang di dapat darinya terlalu kecil sehingga tidak dapat menutupi biayanya.

Dengan perkataan lain di luar itu, kegiatan ekonomi diserahkan sepenuhnya kepada swasta. Dengan terjadinya resesi dunia pada sekitar tahun 1930-an, kejayaan sistem ini seakan-akan berakhir. Dari kejadian itulah kemudian muncul pandangan-pandangan untuk memperbaiki sistem ini. Diantara para ahli yang cukup terkenal dan hingga sampai saat ini pandangannya masih relefan adalah J..M. Keynes, yang antara lain berpendapat bahwa negara, Yflllg merupakan suatu kekuatan di luar sistem liberalis ini haruslah ikut campur tangan dalam kegiatan ekonomi agar pekerjaan selalu tersedia bagai semua warganya.

Secara umum karakteristik sistem ekonomi liberal kapitalisme adalah :

1. Faktor-faktor produksi (Tanah, modal, tenaga kerja, kewirausahawan) dimiliki dan dikuasai oleh pihak swasta;

2. Pengambilan keputusan ekonomi bersifat desentralisasi, diserahkan kepada pemilik faktor produksi dan akan dikoordinir oleh mekanisme·pasar yang berlaku;

3. Rangsangan insentif atau umpan balik diberikan dalam bentuk utama materi sebagai sarana memotivasi para pelaku ekonomi;

•Proses bekerjanya sistem liberall kapitalisme ini dapat dilihat pada gambar berikut :

Pasar komoditi

Sektor rumah

tangga

Faktor Produksi

SISTEM PEREKONOMIAN PERENCANAAN (ETATISMEISOSIAUS)

Pencetus ide mengenai sistem ekonomi etatisme adalah Karl Max, yang diilhami dengan penderitaan kaum buruh yang terjadi saat itu, sebagai ulah para kaum kapitalis. Dalam sistem ini praktis kegiatan ekonomi sepenuhnya diatur dibawah kendali negara. Sistem ini dapat kita lihat pada negara yang menganut faham komunisme, seperti Uni Sovyet misalnya. Tahap-tahap ide etatisme komunisme yang sempat muncul adalah ( kepada masyarakat ) menurut kemampuannya, dan setiap orang menerima sesuai dengan karyanya.

Tahap tersebut berkembang menjadi 'setiap orang memberi sesuai dengan kemampuannya, dan setiap orang menerima menurut kebutuhannya' dengan kata hiin 'distribusi menurut kebutuhannya' ( Suroso, 1993 ).

Sistem sosialis sendiri terdiri dari :

1. Faktor-faktor produksi dimiliki dan dikuasai oleh pihak pemerintah/negara;

2. Pengambilan keputusan ekonomi bersifat sentralisasi dengan dikoordinasi secara terencana;

3. Rangsangan dan insentif diberikan berupa material dan modal, sebagai sarana motivasi bagi para pelaku ekonomi

Dengan semakin berkembangnya kesadaran masyarakat dan tuntutan perekonomian intemasional, tampaknya sistem sosialis terencana ini mulai ditinggalkan oleh penganutnya. Salah satu contoh adalah yang diawali oleh presiden Rusia, Gorbachev dengan tindakan pembaharuannya. Dan akhir-akhir ini dengan mulai pecahnya negara-negara berpaham komunis, yang di dalam perekonomianyil cenderung bersistem sosialis.

SISTEM EKONOMI CAMPURAN

Sistem ekonomi campuran ini adalah merupakan kombinasi 'logis' dari ketidak sempumaan kedua sistem ekonomi di atas (liberalisme dan etatisme). Selain resesi dunia tahun 1930-an telah menjadi bukti ketidak sanggupansistem liberalis, langah Gorbachev dan bubamya kerompok negara-negara komunis, menjadi bukti pula kerapuhan sistem etatisme.

Sistem campuran mencoba mengkombinasikan kebaikan dari kedua sistem tersebut, diantaranya menyarankan perlunya campur tangan pemerintah secara aktif dalam kebebasan pihak swasta dalam melaksanakan kegiatan ekonominya. Dengan keinginan seperti ini, banyak negara kemudian memilih istem ekonomi campuran ini.

Perkembangan Perekonomian Indonesia

Sebelum Orde Baru

Sejak berdiringan negara Republik Indonesia, banyak sudah tokoh-tokoh negara· pada saat itu telah merumuskan bentuk perekonomian yang tepat bagi bangsa Indonesia, baik secara individu maupun melalui diskusi kelompok.

Sebagai contoh, Bung Hatta sendiri, semasa hidupnya mencetuskan ide, bahwa dasar perekonomian Indonesia yang sesuai dengan cita:..cita tolong menolong adalah koperasi (Moh. Hatta dalam Sri-Edi Swasono, 1985 ), namun bukan berarti semua kegiatan ekonomi harus dilakukan secara koperasi, pemaksaan terhadap bentuk ini justru telah melanggar dasar ekonomi koperasi. Demikian juga dengan tokoh ekonomi Indonesia saat itu, Sumitro Djojohadikusumo, dalam pidatonya di negara Amerika ·tahun 1949, menegaskan bahwa yang dicita-citakan adalah ekonomi semacam campuran. Namun demikian dalam proses perkembangan berikutnya disepakatilah suatu bentuk ekonomi baru yang dinamakan sebagai Sitem Ekonomi Pancasila yang didalamnya mengandung unsur penting yang disebut Demokrasi· Ekonomi.

Terlepas dari sejarah yang akan menceritakan keadaan yang sesungguhnya pernah terjadi di Indonesia, maka menurut UUD'45, sistem perekonomian tercermin dalam pasal-pasal 23, 27, 33, dan 34.

Demokrasi Ekonomi dipilih, karena memiliki ciri-ciri positif yang diantaranya adalah (Suroso, 1993) :

• Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan

• Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara

• Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikua ai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besamya kemakmuran rakyat

• Somber-somber kekayaan dan keuangan negara digunakan dengan permufakatan lembaga -lembaga perwakilan rakyat, serta pengawasan terhadap kebijaksanaannya ada pada lembaga-lembaga perwakilan pula

•Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak

•Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat

•Potensi, inisiatif dan daya kreasi setiap warga· negara dikembangkan sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum)

=Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara

Dengan demikian di dalam perekonomian Indonesia tidak mengijinkan adanya:

Free fiht liberalism, yakni adanya kebebasan usaha yang tidak terkendali sehingga memungkinkan terjadinya eksploitasi kaum ekonomi yang lemah, dengan akibat semakin bertambah luasnya jurang pemisah si· kaya dan si miskin.

Etatisme , yakni keikut sertaan pemerintah yang terlalu dominan sehingga mematikan motifasi dan krea8i dari masyarakat untuk merkembang dan bersaing secara sehat.

Monopoli , suatu bentuk pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok tertentu, sehingga tidak memberikan pilih311 lain pada konsumen untuk tidak mengikuti 'keinginan sang ·monopoli'.

Meskipun pada awal perkembangannya perekonomian Indonesia menganut sistem ekonomi })ancasila. Ekonomi Demokrasi, dan 'mungkin campuran', namun bukan berarti sistern perekonomian liberalis dan etatise tidak ·pemah terjadi di Indonesia. Awal tahun1950-an sampai dengan tahun 1957-an merupakan bukti sejarah adanya corak liberalis daliim perekonomian Indone sia. Demikian juga dengan sistem etatisme, pemah juga mewamai corak perekonomian di tabu 1960-an sampai dengan masa orde baru.

Keadaan ekonomi Indonesia antara tahun 1950 sampai dengan tahun 1965-an sebenamya telah diisi dengan beberapa program dan rencana ekonomi pemerintah. Diantara progran-program tersebut adalah :

+ Program Banteng tahun . 1950, yang bertujuan membantu pengusaha pribumi

+ Program I Sumitro Plan tahun 1951

+ Rencana Lima Tahun Pertama, tahun 1955 -1960

+ Rencana Delapan Tahun

Namun demikian kesemua program dan rencana tersebut tidak memberikan basil yang berarti bagi perekonomian Indonesia. Beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan adalah :

Program-program tersebut disusun oleh tokoh-tokoh yang relatif bukan bidangnya, namun oleh tokoh politik, dengan demikian keputusan.: keputusan yang dibuat cenderung menitik beratkan pada masalah politik, dan bukannya masalah ekonomi. Hal ini dapat dimengerti mengingat pada masa-masa ini kepentingan politik tampak lebih dominan, seperti mengembalikan negara Indonesia ke negara kesatuan, usaha mengembalikan Irian Barat, menumpas pemberontakan di daerah-daerah, dan masalah politik sejenisnya.

Akibat lanjut dari keadaan di atas, dana negara yang seharusnya dialokasikan untuk kepentingan kegiatan ekonomi, justru dialokasikan untuk kepentingan p()litik dan perang.

Faktor berikutnya adalah, terlalu pendeknya masa kerja setiap kabinet yang dibentuk ( sistem parlementer saat itu ). Tercatat tidak kurang dari

13 kali kabinet berganti saat itu. Akibatnya program-program dan rencana ekonomi yang telah disusun masing-masing kabinet tidak dapat dijalankan dengan tuntas, kalau tidak ingin disebut tidak sempat berjalan.

Disamping itu program dan rencana yang disusun kurang memperhatikan potensi dan aspirasi dari berbagai . pihak. Disamping kutusan individul pribadi, dan partai lebih dominan dari pada kepentingan pemerintah dan negara.

Adanya kecenderungan terpengaruh untuk menggunakan sistem perekonomian yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat Indoneisa ( liberalis, 1950 -1957 ) dan etatisme ( 1958 -1965 )

Akibat yang ditimbulkan dari sitem etatisme yang pernah 'terjadi' di

Indonesia pada periode tersebut dapat dilihat pada bukti-bukti berikut :

Semakin rusaknya sarana-sarana produksi dan komunikasi, yang membawa dampak menurunnya nilai eksport kita

Hutang luar negeri yang justru dipergunak:an untuk proyek 'Mercu Suar'

Defisit anggaran negara yang mak:in besar, dan justru ditutup dengan mencetak uang baru, sehingga inflasi yang tinggi tidak dapat dicegah kembali.

Keadaan tersebut masih diperparanh dengan laju pertumbuhan penduduk ( 2,8 % ) yang lebih besar dari laju pertumbuhan ekonomi saat itu, yak:ni sebesar 2,2 %.

Perkembangan sistem ekonomi Indonesia setelah Orde Baru

Iklim kebangsaan setelah Orde Baru menunjukkan suatu kondisi yang sangat mendukung untuk mulai dilaksanakannya sitem ekonomi yang sesungguhnya diinginkan rak:yat Indonesia. Setelah melalui masa-masa penuh tantangan pada periode 1945 sampai denga 1965, semua tokoh negara yang duduk dalam pemerintahan sebagai wak:il rak:yat sepakat untuk kembali menempatkan sistem ekonomi kita pada nilai-nilai yang telah tersirat dalam UUD 1945. Dengan demikian sitem demokrasi ekonomi dan siste.m ekonomi Pancasila kembali satu-satunya acuan bagi pelak:sanaan semua kegiatan ekonomi selanjutnya.

Awal Orde Baru diwarnai dengan masa-masa ·rehabilitasi. perbaikan, hampir di seluruh sektor kehidupan, tidak terkecuali sektor ekonomi. Rehabilitasi· ini terutama ditujukan untuk :

Membersihkan segala aspek kehidupan dari sisa-sisa faham dan sistem perekonomian. yang lama ( liberal kapitalis dan etatisme komunis ).

Menurunkan dan mengendalikan·Iaju inflasi yang saat itu sangat tinggi, yang berak:ibat terhambatnya proses penyembuhan dan peningkatan kegiatan ekonomi secara u·mum.

Tercatat bahwa :

Tingkat inflasi tahun 1966 sebesar 650 % Tingkat infalsi tahun 1967 sebesar 120 % Tingkat infalsi tahun 1968 sebesar 85 % Tingkat infalsi tahun 1969 sebesar 9,9 %

Para pelaku ekonomi Indonesia

Jika dalam ilmu ekonomi mikro kita mengenal tiga pelaku ekonomi, yaitu :

• Pemilik faktor produksi

• Konsumen

• Produsen

Dan jika dalam ilmu ekonomi makro kita mengenal empat pelaku ekonomi:

• Sektor rumah tangga

• Sektor swasta

• Sektor pemerintah, dan

• Sektor luar negeri

Maka dalam perekonomian Indonesia dikenal tiga pelaku ekonomi pokok (sering disebut sebagai agen-agen pemerintah dalam pembangunan ekonomi), yakni :

1. Koperasi : Pemerataan hasil ekonomi Pertumbuban kegiatan ekonomi Kestabilan yang mendukung kegiatan ekonomi;

2. Swasta : Pertumbuban kegiatan ekonomi Pemerataan basil ekonomi Kestabilan yang mendukung kegiatan ekonomi

3. BUMN (Pemerintah) : Kestabilan yang mendukung kegiatan ekonomi Pemerataan hasil ekonomi Pertumbuban kegiatan ekonomi

MODUL II

PEREKONOMIAN INDONESIA

Pokok Bahasan: Aggregate Supply dan Aggregate Demand

Tujuan Instruksional :

Mahasiswa dapat memahami konsep permintaan agregat (keseluruhan permintaan) dan penawaran agregat (keseluruhan penawaran).

Definisi Permintaan Agregat

Permintaan agregat adalah keseluruhan permintaan terhadap barang da jasa oleh pengguna dalam ekonomi.) Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga Permintaan agregat dapat ditampilkan dengan menggunakan Kurva atau tabel yang menunjukkan berbagai jenis barang dan jasa yang dibeli secara kolektif pada tingkat harga tertentu. Kurva permintaan agregat mempunyai slope negatif. Faktor-faktor yang menyebabkan Kurva permintaan agregat memiliki slope negatif adalah:

1. Efek Kekayaan

Biaya yang digunakan oleh produsen tergantung pada kekayaan yang dimiliki. Keduanya memiliki satu hubungan yang positif. (Kekayaan mengacu pada pemegangan uang, saham, obligasi, rumah serta asset fisik yang lain. Kekayaan yang dimiliki dipengaruhi oleh tingkat harga)

2. Dampak Harga Bunga

Efek harga bunga ditujukan karena perubahan tingkat haraga mempengaruhi harga bunga. Efek ini mempengaruhi produksi & investasi

3. Efek Pembelian Asing (Ekspor & Impor)

Jumlah ekspor dan impor dalam suatu ekonomi tergantung pada harga domestik (dalam negeri) dan asing

Kurva permintaan agregat (aggregate demand curve) adalah kurva yang menjelaskan hubungan antara jumlah output agregat yang diminta dengan tingkat harga ketika semua variabel lain dianggap konstan. Ada 2 (dua) cara yang digunakan untuk menurunkan kurva permintaaan agregat. Pendekatan yang pertama dan yang paling sederhana adalah pendekatan teori jumlah uang di mana permintaan agregat ditentukan semata-mata oleh jumlah uang. Sementara pedekatan yang kedua didasarkan pada pengujian perilaku  bagian-bagian komponen permintaan agregat seperti konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah  dan ekspor bersih. Pendekatan ini juga mempertimbangkan peran jumlah uang dalam menentukan permintaan agregat, tetapi tidak secara langsung, melainkan dengan cara mempertimbangkn bagaimana perubahan jumlah uang mempengaruhi komponen-komponen permintaan agregat.

Pendekatan Teori Jumlah Uang terhadap Permintaan Agregat

Teori jumlah uang menghubungkan jumlah uang M dengan jumlah pengeluaran nominal  atas barang dan jasa P X Y dimana P adalah tingkat harga dan Y adalah output riil agregat atau secara ekuivalen adalah  pendapatan riil agregat. Keterkaitan antara jumlah uang dan total pengeluaran dari barang dan jasa akhir dikemukakan oleh Irving Fisher.  Untuk memperoleh hubungan ini, teori jumlah uang menggunakan konsep percepatan uang (velocity of money ) yaitu rata-rata jumlah berapa kali per tahun (perputaran) dari satu unit mata uang (misalya rupiah) yang digunakan untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. Percepatan (velocity-V ) dinyatakan secara lebih jelas sebagai total pengeluaran P xY (T) dibagi dengan jumlah uang M :

V = T/M

Misalkan PDB nominal (P xY ) dalam setahun adalah Rp.5 triiun, jumlah uang sebesar Rp, 1 triliun,  barang dan jasa akhir dalam perekonomian adalah sebanyak 5 kali.

            Dengan mengalikan kedua sisi persamaan dengan M, akan didapatkan persamaan pertukaran (equation of change) yang menghubungkan pendapatan nominal dengan jumlah uang dan percepatan.

M x V = P x Y

Persamaan ini menyatakan bahwa jumlah uang dikalikan dengan berapa kali uang ini digunakan dalam satu tahun tertentu harus sama dengan pendapatan nominal, yaitu total jumlah nominal yang dikeluarkan untuk membeli barang dan jasa pada tahun tersebut.

Persamaan pertukaran ini tidak lebih dri satu identitas  suatu hubungan yang benar menurut definisi, dimana persamaan tersebut menyatakan bahwa ketika uang beredar M berubah, pendapatan nominal ( P x Y) berubah dengan arah yang sama ; kenaikan M misalnya dapat diimbangi dengan penurunan V yang membiarkan M x V (dan karenanya P x Y) tidak berubah.

Teori jumlah permintaan uang yang dikembangkan oleh Milton Friedman menyatakan bahwa percepatan berubas sepanjang waktu dalam cara yang dapat diprediksi yang tidak dihubungkan denagn perubahan uang beredar. Dengan analisis ini, prsamaan pertukaran dibah menjadi suatu teori mengenai bagaimana pengeluaran agregat ditentukan  dan disebut sebagai teori jumlah uang ( quantity theory of money ). Demgam demikian, teori jumlah uang menyimpulkan bahwa perubahan pengeluaran agregat terutama  ditentun oleh perubahan uang beredar.

Menurunkan Kurva Permintaan Agregat

Untuk menentukan permintaan agregat, selain dengan melihat bagaimana uang memengaruhi jumlah permintaan agregat, kita juga dapat menurunkan  kurva permintaan agregat dengan melihat 4 komponen, yaitu :

1. Pengeluaran konsumen (customer expenditure), yaitu jumlah permintaan akan barang dan jasa konsumen.

2. Pengeluaran investasi yang direncanakan (planned investment spending), yaitu jumlah pengeluaran yang direncanakan oleh perusahaan atas mesin pabrik, dan barang modal lain yang baru ditambah pengeluaran yang direncanakan atas  rumah baru.

3. Pengeluaran pemerintah (goverment spending), yaitu pengeluaran  oleh semua jajaran pemerintah atas barang dan jasa .

4. Ekspor bersih (net export ), yaitu pengeluaran luar negeri bersih atas barang dan jasa domestik, sama dengan ekspor dikurangi impor.

Maka persamaan permintaan agregat dapat diperoleh :

AD = C + I + G + NX (5.1)

Dalam keadaan seimbang (equilibrium) maka AD harus sama dengan income atau output:

AD = Y = C + I + G + NX

Dimana :

C=pengeluaran konsumen,

I=pengeluaran investasi

G=pengeluaran pemerintah

NX=ekspor bersih

Pendekatan komponen, seperti pendekatan teori jumlah menjelaskan bahwa kurva permintaan agregat mempunyai kemiringan menurun, karena semakin rendah tingkat harga (P ), dengan jumlah uang nominal yang konstan, menyebabkan jumlah uang riil ( dalam arti barang dan jasa yang dapat dibeli, M/P) yang semakin besar. Semakin besar jumlah uang dalam arti riil (M/P) yang dihasilkan dan tingkat harga yang semakin rendah menyebabkan suku bunga menurun (i  ). Biaya investasi yang murah untuk membeli modal fisik baru membuat investasi menjadi lebih menguntungkan dan menstimulasi pengeluaran investasi yang direncanakan. Karena kenaikan pengeluaran investasi yang direncanakan secara langsung menambah permintaan agregat ( ), tingkat harga yang lebih rendah mengakibatkan tingkat jumlah output agregat yang diminta lebih tinggi (P), secara sisematis, persamaan itu dapat dituliskan sebagai berikut :

P   M/P   i 

Mekanisme lain yang menghasilkan kurva permintaan agregat mempunyai kemiringan yang menurun beroperasi melalui perdagangan luar negeri. Karena tingkat harga yang lebih rendah, mengakibatkan jumlah uang dalam arti riil yang lebih besar dan menurunkan suku bunga. Hal ini menyebabkan penurunan nilai aset dollar relatif terhadap nilai mata uang lain. Nilai dollar yang semakin rendah membuat barang-barang domestik relatif menjadi lebih murah terhadap barang-barang luar negeri, hal ini menyebakan ekspor bersih meningkat an meningkatkan permintaan agregat.

P   M/P   i 

Faktor-Faktor yang Menggeser Kurva Permintaan Agregat

Untuk setiap harga tertentu, kenaikan jumlah uang beredar menyebabkan   uang beredar riil  meningkat (M/P    ), yang menyebankan kenikan permintaan agregat. Dengan demikian, kenaikan uang beredar menggeser kurva permintaan agregat ke kanan , hal ini dikarenakan  kenaikan uang beredar akan menurunkan suku bunga dan mendorong pengeluaran investasi yang direncanakan dan ekspor bersih.Pendekatan komponen menyatakan bahwa faktor lain juga merupakan penyebab  penting bergesernya kurva permintaan agregat.

Definisi Kurva Penawaran Agregat

Penawaran Agregat (aggregate supply) adalah jumlah barang dan jasa akhir perekonomian, yang diminta pada berbagai tingkat harga yang berbeda. Kurva Penawaran Agregat adalah kurva yang menggambarkan tentang hubungan antara tingkat harga yang berlaku dalam ekonomi dan nilai produksi riil atau output (pendapatan nasional rill) yang akan ditawarkan dan diproduksi oleh semua perusahaan dalam suatu perekonomian.Karena perusahaan yang menawarkan barang dan jasa memiliki harga fleksibel dalam jangka panjang tetapi harga kaku dalam jangka pendek, hubungan penawaran agregat yang berbeda; kurva penawaran agregat jangka panjang (long-run aggregate supply) LRAS dan kurva penawaran agregat jangka pendek (short-run aggregate supply) SRAS. Dua faktor yang menentukan penawaran agregat, yaitu keseimbangan di pasar tenaga kerja dan fungsi produksi. Keseimbangan di pasar tenaga kerja akan menentukan jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa. Dan kemampuan dari tenaga kerja ini menghasilkan produksi nasional tergantung kepada fungsi produksi yang menerangkan hubungan diantara jumlah tenaga kerja dan faktor-faktor produksi lain untuk mewujudkan produksi nasional.

3.6.      Definisi Kurva Permintaan Agregat Jangka Panjang

Jumlah output yang dapat diihasilkan dalam perekonomian dalam jangka panjang ditentukan oleh jumlah modal dalam perekonomian, jumlah tenaga kerja yang ditawarkan dalam tingkat pengerjaan penuh (full employment).beberapa pengangguran tidak dapat dibantu karena pengangguran bersifat friksional ataupu struktural. Dengan demikian, pada pengerjaan penuh, pengangguran tidak sama dengan nol, tetapi pada suatu tingkat di atas nol dimana permitaan tenaga kerja sama dengan penawaran tenaga kerja.

Tingkat pengangguran alamiah (natural rate of employment) adalah dimana perekonomian bergerak menuju jangka panjang. Tingkat output agregat yang dihasilkan pada tingkat pengangguran alamiah disebut tingkat output natural (natural rate of output), tingkat dimana perekonomian berada pada jangka panjang untuk setiap tingkat harga. Dengan demikian kurva penawaran jangka panjang (long-run aggregate supply-LRAS) adalah vertikal pada tingkat output alamiah, dinyatakan oleh Yn.

Kurva Permintaan Agregat Jangka Pendek

Karena upah dan harga memerlukan waktu untuk menyesuaikan terhadap kondisi perekonomian, suatu proses yang dijelaskan dengan mengatakan  bahwa upah dan harga bersifat kaku (sticky), kurva penawaran agregat (AS,1) dalam jangka pendek mempunyai kemiringan ke atas (Figur 3). Karena tujuan perusahaan memaksimumkan keuntungan, jumlah output yang ditawarkan ditentukan oleh keuntungan yang dibuat atas setiap unit output. Jika keuntungan meningkat, lebih banyak output agregat yang akan dihasikan, dan jumah outut yang ditawarkan akan meningkat, jika keuntungan menurun, lebih sedikit output agregat yang akan dihasilkan, dan jumlah output agregat yang ditawarkan.

Keuntungan atas suatu unit output sama dengan harga untuk unit tersebut dikurangi dengan biaya produksinya. Dalam jangka pendek, biaya dari banyak faktor yang masuk ke dalam produksi barang dan jasa adalah tetap. Karena biaya-biaya ini bersifat tetap dalam jangka pendek, ketika tingkat harga keseluruhan naik, harga untuk suatu unit output akan meningkat relatif terhadap biaya produksi dan keuntungan per unti akan meningkat. Karena tingkat harga yang lebih tinggi menghasilkan tngkat keuntungan yang lebih besar dalam jangka pendek, perusahaan menaikkan produksi dan jumlah output agregat yang ditawarkan meningkat, yang menghasilkan kurva penawaran agregat jangka pendek yang memiliki kemiringan ke atas. Faktor-faktor yang mendorong pergeseran kurva permintaan agregat adalah :

1.Jumlah uang yang beredar, M

2.Pengeluaran pemerintah, G

3.Pajak, T

4.Ekspor bersih, NX

5. Optimisme konsumen, C

6.Optimisme dana usaha

Pergeseran Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek

Jika biaya produksi suatu output meningkat, keuntungan atas suatu unit output menurun, dan jumlah output yang ditawarkan pada setiap tingkat harga menurun. Kesimpulan : Kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri ketika biaya produksi meningkat dan ke kanan ketika biaya menurun.

Faktor-faktor yang Menggeser Kurva Penawaran Jangka Pendek

Faktor-faktor yang menyebabkan kurva penawaran jangka pendek bergeser adalah factor yang mempengaruhi biaya produksi ; (1) tingkat kekakuan pasar tenaga kerja, (2) perkiraan inflasi, (3) upaya pekerja untuk mendorong upah riil mereka, dan (4) perubahan biaya produksi yang tidak berkaitan dengan upah (seperti  biaya energi). Tiga faktor pertama menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek dengan mempengaruhi biaya upah, faktor keempat mempengaruhi biaya-biaya produksi lain.

1.      Tingkat kekakuan pasar tenaga kerja.

Kekakuan upah riil mengurangi tingkat penemuan pekerjaan dan mempertinggi pengangguran.Jika perekonomian sedang mengalami kenaikan dan pasar tenaga kerja bersifat kaku (Y >Yn ),pemberi kerja mungkin mempunyai kesulitan untuk mempekerjakan tenaga kerja yang memenuhi mutu dan bahkan mungkin mempunyai kesulitan untuk memelihara tenaga kerjanya sekarang. Karena permintaan akan tenaga kerja sekarang melebihi penawaran di pasar tenaga kerja, maka pemberi kerja (perusahaan) akan menaikkakn upah untuk menarik pekerja yang dibutuhkan dan biaya produksi akan meningkat. Biaya produksi yang semakin tinggi akan mengurangi keuntungan per unit output pada setiap tingkat harga, dan kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri.

Sebaliknya, jika perekonomian mengalami penurunan dan pasar tenaga kerja longgar (Y< Yn), maka dalam pasar tenaga kerja yang longgar dimana jumlah tenaga kerja yang diminta lebih kecil daripada jumlah yang ditawarkan , maka upah dan biaya produksi akan menurun, jadi keuntungan per unit output akan meningkat dan kurva penawaran agregat jangka pendek akan bergeser ke kanan.

2.      Perkiraan Tingkat Harga

Kenaikan perkiraan tingkat harga mengakibatkan upah lebih tinggi, yang selanjutnya menaikkan biaya produksi, menurunkan keuntungan per unit output pada setiap tingkat harga, dan menggeser kurva penawaran ke kiri.

Maka, kenaikan perkiraan tingkat harga menyebabkan kurva penawaran bergeser ke kiri, semakin besar perkiraan kenaikan tingkat harga (yaitu, semakin tinggi perkiraan inflasi), maka semakin besar pergeserannya.

3.      Dorongan Upah

Misalkan bahwa para pekerja memutuskan untuk mogok kerja untuk mendapatkan upah riil yang lebih tinngi dan mereka berhasil mendapatkan upah riil yng lebih tinggi. Maka dorongan upah oleh para pekerja akan menyebabkan kurva penawaran agregat bergeser ke kiri.

4.      Perubahan Biaya Produksi yang Tidak Berhubungan dengan Upah.

Perubahan teknologi dan penawaran bahan-bahan mentah disebut guncangan penawaran (supply shocks) juga dapat menggeser kurva penawaran agregat. Guncangan penawaran  negatif, seperti pengurangan ketersedian bahan mentah, yang harganya meningkat, akan meningkatkan biaya produksi dan menggeser kurva penawaran agregat ke kiri dan sebaliknya.

Perkembangan teknologi baru akan menurunkan biaya produksi, dengan menaikkan produktivitas pekerja hal ini juga dapat disebut dengan guncangan penawaran positif, yang dapat menggeser kurva penawaran agregat ke kanan.

Keseimbangan Jangka Panjang dan Jangka Pendek  Dalam  Analisis Permintaan Dan Penawaran Agregat

1. Keseimbangan dalam Jangka Pendek

Figur 4 mengilustrasikan keseimbangan jangka pendek dimana agregat yang diminta sama dengan jumlah ouput yang ditawarkan. Dimana kurva permintaan agregat jangka pendek AD dan kurva penawaran agregat jangja pendek AS berpotongan dititik E. tingkat keseimbangan output agregat Y* dan tingkat harga keseimbangan sama dengan P*. Ketika tingkat harga (katakanlah P”)berada di atas tingkat harga keseimbangan P*, maka jumlah ouput yang ditawarkan akan lebih besar daripada jumlah output yang diminta (kelebihan penawaran).  Sebaliknya ketika tingkat harga (katakanlah P’) berada dibawah tingkat harga keseimbangan P*, maka jumlah output yang diminta lebih besar daripada jumlah output yang ditawarkan (kelebihan permintaan). 

Keseimbangan terjadi pada titik E pada perpotongan kurva permintaan agregat AD dan kurva penawaran agregat jangka pendek AS.

2.Keseimbangan dalam Jangka Panjang

Pada panel (a) Figur 5, keseimbangan awal terjadi pada titik 1, perpotongan kurva permintaan agregat AD dan kurva penawara agregat awal jangka pendek AS1. Karena tingkat output keseimbangan Y1 lebih besar daripada tingkat alamiah Yn, pengangguran lebih rendah daripada tingkat alamiahnya dan kekakuan yang berlebihan terjadi di pasar tenaga kerja. Kekakuan ini mendorong tingkat upah untuk meningkat, menaikkan biaya produksi, dan menggeser kurva penawaran agregat AS2. Keseimbangan sekarang berada pada titik 2, dan output menurun ke Y2. Karena output agregat Y2 masih berada di tingkat alamiah Yn, upah terus didorong naik dan secara perlahan-lahan menggeser kurva penawaran agregat ke AS3. Keseimbangan yang dicapai pada titik 3 berada pada kurva penawaran  agregat jangka panjang yang vertical (LRAS) pada Yn dan merupakan keseimbangan jangka panjang. Karena output tidak ada kecenderungan lebih lanjut bagi kurva penawaran agregat untuk bergeser.

Pergerakan pada panel (a) menunjukkan bahwa perekonomian tidak akan tetap pada tingkat output yang lebih besar daripada tingkat alamiah karena kurva penawaran agregat jangka pendek akan bergeser kekiri, meningkatkan tingkat harga dan menyebabkan perekonomian (kekseimbangan) meluncur naik sepanjang kurva permintaan agregat hingga mencapai titik di sepanjang kurva penawaran jangka panjang pada tingkat output natural Yn.

Pada panel (b) keseimbangan awal  pada titik 1 adalah salah satu dimana output Y1 berada dibawah tingkat alamiah. Karena pengangguran lebih tinggi daripada tingkat alamiahnya, upah menurun, yang menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek ke kanan hingga berada pada AS3. Perekonomian (keseimbangan) meluncur turun di sepanjang kurva permintaan agregat hingga mencapai keseimbangan jangka panjang titik 3, yaitu perpotongan kurva permintaan   agregat (AD) dan kurva penawaran agregat jangka panjang (LRAS) pada Yn. Disini sebagaimana pada panel (a), perekonomian  tidak lagi bergerak ketika output telah kembali lagi ke tingkat alamiah.

Hal yang menonjol dari kedua panel Figur 5 bahwa terlepas dimana output awalnya berbeda, secara perlahan-lahan output kembali ke tingkat alamiahnya. Sifat ini dijelaskan dengan mengatakan bahwa perekonomian mempunyai mekanisme koreksi diri (self-correcting mechanism).

Pada kedua panel, keseimbangan jangka pendek awal adalah pada titik 1 pada perpotongan AD dan AS1. Pada panel (a), Y1>Yn sehingga kurva penawaran agregt jangka pendek terus bergeser ke kiri hingga mencapai AS2, dimana output telah kembali ke Yn. Pada panel (b), Y1

(a)    Intial short-run equilibrium in which Y > Yn

(b)   Initial short-run equilibrium in which Y < Yn

Penyebab Perubahan Keseimbangan

Perubahan keseimbangan yang disebabkan oleh guncangan permintaan agregat.

· Pada Figur 6 menunjukkan dampak pergeseran ke kanan dalam kurva permitaan agregat karena adanya guncangan permintaan positif : kenaikan jumlah uang beredar (M  ), kenaikanengeluran pemerintah (G  ), dan kenaikan ekspor bersih (NX  ), penurunan pajak (T  ), atau kenaikan keinginan konsumen dan perusahaan untuk brbelanja karena mereka lebih optimis (C  , I  ). Figur tersebut menunjukkan perekonomian pada awalnya berada pada keseimbangan jangka panjang di titik 1, dimana kurva permintaan agregat awal AD1 berpotongan degan kurva penawaran jangka pendek AS1, perekonomian bergerak ke titik 1 dan output maupun harga meningkat. Tetapi perekonomian tidak akan tetap berada pada titik 1 dala jangka panjang, karena output pada Y1 berada ada tingkat alamiah. Upah akan meningkat, menaikkan biaya produksi pada semula tingkat harga, dan kurva penaaran agregat jangka pendek akan bergeser ke kiri ke AS2, dimana perekonomia akan tetap berada. Dengan demikian, perekonomian (keseimbangan) menggeser kurva permintaan jangka panjang (LRAS) pada Yn.

· Meskipun dampak awal jangka pendek dari pergeseran ke kanan kurva permintaan agregat adalah kenaikan tingkat harga da utput, dampak akhir jangka panjang hanya berupa kenaikan tingkat harga.

Figur 6. Respons Output dan Tingkat Harga terhadap Pergesern Kurva Permintaan Agrgat 

Pergeseran kurva permintaan agregat dari ke  , menggerakkan perekonomian dari titik 1 ke titik 1'. Karena  > Yn, kurva penawaran agregat jangka pendek mulai bergeser ke kiri, secara perlahan mencapai, dimana output kembali ke Yn dan tingkat harga meningkat menjadi .

Perubahan Keseimbangan yang Disebabkan oleh Guncangan Penawaran Agregat

Seandainya perekonomian pada awalnya berada pada tingkat output alamiah pada titik 1 ketika kurva penawarn agregat jangka pendek bergeser dari  ke  pada Figur 7 karena guncangna penawaran negatif (kenaikan harga energi yang tajam, misalnya). Perekonomian akan bergerak dari titik 1 ke titik 2, dimana tingkt harga meningkat tetapi output agregat menurun. Keadaan dari harg ayang menngkt, tetapi utput agregat menurun, sebagaimana digambarkan pada figur 7 disebut sebagai stagflasi.

Meskipun pergeseran ke kiri dalam kurva penawaran agregat jangka pendek pada awalnya menaikkan tingkat harga dan menurunkan output, dampak akhir adalah bahwa tingkat harga dan output tidak berubah.

FIGUR .  Respons Output dan Tingkat Harga terhadap Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek

Pergeseran Kurva Penawaran Agregat Jangka Panjang : Teori Siklus Usaha Rill dan Histeresis

Teori siklus usaha nyata (real business cycle theory) di mana guncangan penawaran agregrat ( rill ) mempengaruhi tingkat output alamiah Yn. Teori ini memandang guncangan terhadap selera ( kenginan para pekerja untuk bekerja, misalnya ; teknologi ( produktivitas ) sebagai dorongan – dorongan utama di belakang fluktuasi jangka pendek dalam siklus usaha, karena guncangan – guncangan ini mengakibatkan fluktuasi jangka pendek yang substansial dalm Yn. Sebaliknya, pergeseran kurva permintaan agregat, mungkin akibat dari perubahan – perubahan kebijakan moneter, tidak di pandang sebagai sesuatu yang penting bagi fluktuasi output agregat. Karena teori siklus usaha riil memandang sebagian besar fluktuasi siklus usaha sebagai akibat dari fluktuasi tingkat output alamiah, teori ini tidak melihat perlunya kebijakan aktivis untuk menghilangkan pengguran yang tinggi. Teori siklus usaha riil sangat kontroversial dan dibatasi oleh perlunya riset intensif

Teori histeresis ( hysteresis ), yaitu pergerakan dari tingkat pengerjaan penuh akibat pengangguran yang tinggi di masa lalu. Ketika pengangguran meningkat karena penurunan permintaan agregat yang menggeser kurva AD ke dalam, tingkat pengangguran alamiah dipandang meningkat di atas tingkat pengerjaan penuh. Hal ini dapat terjadi karena penganggur menjadi kurang semangat dan gagal untuk mencari pekerjaan atau karena pengangguran menjadi kurang semangat dan gagal untuk mencari pekerjaan atau karena pemberi kerja enggan untuk mempekerjakan pekerja yang telah menganggur cukup lama, melihatnya sebagai sinyal bahwa pekerja tidak diinginkan. Hasilnya adalah bahwa tingkat pengangguran alamiah bergeser ke atas setelah pengangguran menjadi tinggi dan Yn turun di bawah tingkat pengerjaan penuh. Dalam situasi ini, mekanisme koreksi diri dalam dapat mengembalikan perekonomian hanya kepada tingkat pengerjaan penuh. Hanya dengan kebijakan ekspansioner untuk menggeser kurva permintaan agregat ke kanan dan meningkatkan output agregat tingkat pengangguran alamiah dapat diturunkan ( Yn dinaikkan ) ke tingkat pengerjaan penuh. Pendukung histeresis kemungkinan besar mendukung para aktivis, kebijakan ekspansioner untuk mengembalikan perekonomian kepada pengerjaan penuh.

MODUL III

PEREKONOMIAN INDONESIA

Pokok Bahasan: Kinerja Ekonomi

Tujuan Instruksional :

Mahasiswa dapat mehamai indikator-indikator keberhasilan suatu sistem ekonomi

PENDAHULUAN

Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah.

Sistem perekonomian yang dianut oleh negara Indonesia adalah Sistem perekonomian Pancasila yang berarti sistem perekonomian yang terjadi di Indonesia harus mengacu pada Pancasila terutama sila kelima. Sehingga secara normatif landasaan idiil sistem perekonomian di Indonesia adalah Pancasila dan UUD 1945.

PEMBAHASAN

A. Arti Sistem

Sistem adalah suatu organisasi besar yang menjalin berbagai subjek dan objek serta perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu.

Pengertian Sistem  Ekonomi

Sistem ekonomi adalah suatu aturan dan tata cara untuk mengoordinasikan perilaku masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem perekonomian di setiap negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara  lain ideologi atau falsafah hidup bangsa, sifat dan jati diri bangsa, serta struktur ekonomi.

B. Perkembangan Sistem Perekonomian

Sistem Perekonomian Pasar (Liberalis / Kapitalis)

Sistem ekonomi liberal yaitu sistem ekonomi dimana ekonomi diatur oleh kekuatan pasar (permintaan dan penawaran). Sistem ekonomi liberal adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan sepenuhnya dalam segala bidang perekonomian kepada masing-masing individu untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Sistem ekonomi liberal banyak dianut negara-negara Eropa  dan Amerika Serikat.

Ciri-ciri :

1. Kedaulatan konsumen dan kebebasan dalam konsumsi

2. Menerapkan sistem persaingan bebas

3. Peranan modal sangat penting

4. Peranan pemerintah dibatasi

Kelebihan :

1. Setiap individu bebas memiliki alat produksi sendiri

2. Kegiatan ekonomi lebih cepat maju karena adanya persaingan

3. Produksi didasarkan kebutuhan masyarakat

4. Kualitas barang lebih terjamin

Kekurangan :

1. Sulit terjadi pemerataan pendapatan.

2. Menimbulkan monopoli

3. Rentan terhadap krisis ekonomi

4. Adanya eksploitasi

Sistem Perekonomian Perencanaan (Etatisme / Sosialis)

Sistem ekonomi sosialis yaitu sistem ekonomi dimana ekonomi diatur  negara. Dalam sistem ini, jalannya perekonomian sepenuhnya menjadi tanggung jawab negara atau pemerintah pusat. Dalam perekonomia ini yang menjadi dasar adalah Karl Marx , dia berpendapat bahwa apabila kepemilikan pribadi dihapuskan maka tidak akan memunculkan masyarakat yang berkelas-kelas sehingga akan menguntungkan semua pihak. Negara yang menganut sistem ini seperti Rusia, Kuba, Korea Utara, dan negara komunis lainnya.

Ciri-ciri :

1. Hak milik individu tidak diakui.

2. Seluruh sumber daya dikuasai negara.

3. Semua masyarakat adalah karyawan bagi negara.

4. Kebijakan perekonomian disusun dan dilaksanakan pemerintah.

Kelebihan :

1. Pemerintah lebih mudah ikut campur dalam pembentukan harga.

2. Kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi secara merata.

3. Pelaksanaan pembangunan lebih cepat.

4. Pemerintah bebas menentukan produksi sesuai kebutuhan masyarakat.

Kekurangan :

1. Individu tidak mempunyai kebebasan dalam berusaha

2. Tidak ada kebebasan untuk memiliki sumber daya.

3. Potensi dan kreativitas masyarakat tidak berkembang.

Sistem Ekonomi Campuran

Sistem ekonomi campuran merupakan campuran atau perpaduan antara sistem ekonomi liberal dengan sistem ekonomi sosialis. Pada sistem ekonomi campuran pemerintah melakukan pengawasan dan pengendalian dalam perekonomian, namun pihak swasta (masyarakat) masih diberi kebebasan untuk menentukan kegiatan-kegiatan ekonomi yang ingin mereka jalankan.

Ciri-ciri :

1. Jenis dan jumlah barang diproduksi ditentukan oleh mekanisme pasar.

2. Hak milik swasta atas alat produksi diakui, asalkan penggunaannya tidak merugikan kepentingan umum.

3. Pemerintah bertanggung jawab atas jaminan sosial dan pemerataan pendapatan.

4. Ada persaingan, tetapi masih ada kontrol pemerintah

Kelebihan :

1. Kestabilan ekonomi terjamin

2. Pemerintah dapat memfokuskan perhatian untuk memajukan sektor usaha menengah dan kecil

3. Adanya kebebasan berusaha dapat mendorong kreativitas individu

Kekurangan :

1. Sulit menentukan batas antara kegiatan ekonomi yang seharusnya dilakukan pemerintah dan swasta

2. Sulit menentukan batas antara sumber produksi yang dapat dikuasai oleh pemerintah dan swasta

C. Sistem Perekonomian Indonesia

Setiap negara menganut sistem ekonomi yang berbeda-beda terutama Indonesia dan Amerika serikat , dua negara ini pun menganut sistem ekonomi yang berbeda. Awalnya Indonesia menganut sistem ekonomi liberal, yang mana seluruh kegiatan ekonomi diserahkan kepada masyarakat. Akan tetapi karena ada pengaruh komunisme yang disebarkan oleh Partai Komunis Indonesia, maka sistem ekonomi di Indonesia berubah dari sistem ekonomi liberal menjadi sistem ekonomi sosialis.

Pada masa Orde Baru, sistem ekonomi yang dianut oleh bangsa Indonesia diubah kembali menjadi sistem demokrasi ekonomi. Namun sistem ekonomi ini hanya bertahan hingga masa Reformasi. Setelah masa Reformasi, pemerintah melaksanakan sistem ekonomi yang berlandaskan ekonomi kerakyatan. Sistem inilah yang masih berlaku di Indonesia. Berikut sistem ekonomi yang dianut oleh Indonesia dari masa Orede Baru hingga sekarang :

Sistem Ekonomi Demokrasi

Sistem ekonomi demokrasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem perekonomian nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah pimpinan dan pengawasan pemerintah. Pada sistem demokrasi ekonomi, pemerintah dan seluruh rakyat baik golongan ekonomi lemah maupun pengusaha aktif dalam usaha mencapai kemakmuran bangsa. Selain itu, negara berperan dalam merencanakan, membimbing, dan mengarahkan kegiatan perekonomian. Dengan demikian terdapat kerja sama dan saling membantu antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Ciri-ciri positif pada sistem ekonomi demokrasi :

1. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

2. Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.

3. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

4. Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.

5. Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat.

6. Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.

7. Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

Ciri-ciri negatif pada sistem ekonomi demokrasi :

1. Sistem free fight liberalism, yaitu sistem persaingan bebas yang saling menghancurkan dan dapat menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan bangsa lain sehingga dapat menimbulkan kelemahan struktural ekonomi nasional.

2. Sistem etatisme, di mana negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat dominan serta mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi di luar sektor negara.

3. Persaingan tidak sehat dan pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk monopoli yang merugikan masyarakat.

Sistem Ekonomi Kerakyatan

Pemerintah bertekad melaksanakan sistem ekonomi kerakyatan dengan mengeluarkan ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/MPR/1999, tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara yang menyatakan bahwa sistem perekonomian Indonesia adalah sistem ekonomi kerakyatan. Sistem ekonomi ini berlaku sejak tahun 1998. Pada sistem ekonomi kerakyatan, masyarakatlah yang memegang aktif dalam kegiatan ekonomi, sedangkan pemerintah yang menciptakan iklim yang bagus bagi pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha. Ciri-ciri sistem ekonomi ini adalah :

1. Bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan yang sehat.

2. Memerhatikan pertumbuhan ekonomi, nilai keadilan, kepentingan sosial, dan kualitas hidup.

3. Mampu mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

4. Menjamin kesempatan yang sama dalam berusaha dan bekerja.

5. Adanya perlindungan hak-hak konsumen dan perlakuan yang adil bagi seluruh rakyat.

D. Para Pelaku Ekonomi

Terdapat tiga pelaku utama yang menjadi kekuatan sistem perekonomian di Indonesia, yaitu perusahaan negara (pemerintah), perusahaan swasta, dan koperasi. Sebuah sistem ekonomi akan berjalan dengan baik jika pelaku-pelakunya dapat saling bekerja sama dengan baik pula dalam mencapai tujuannya. Sikap saling mendukung di antara pelaku ekonomi juga sangat dibutuhkan dalam rangka mewujudkan ekonomi kerakyatan.

Pemerintah (BUMN)

Pemerintah sebagai pelaku kegiatan ekonomi

Peran pemerintah sebagai pelaku kegiatan ekonomi berarti pemerintah melakukan kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi.

1. Kegiatan Konsumsi

Pemerintah juga membutuhkan barang dan jasa untuk menjalankan tugasnya. Seperti halnya saat menjalankan tugasnya dalam rangka melayani masyarakat, yaitu mengadakan pembangunan gedung-gedung sekolah, rumah sakit, atau jalan raya. Tentu saja pemerintah akan membutuhkan bahan-bahan bangunan seperti semen, pasir, aspal, dan sebagainya. Semua barang-barang tersebut harus dikonsumsi pemerintah untuk menjalankan tugasnya. Contoh-contoh lain mengenai kegiatan konsumsi yang dilakukan pemerintah, seperti memberi gaji kepada pegawai-pegawai pemerintah, dan sebagainya.

2. Kegiatan Produksi

Pemerintah dalam menjalankan perannya sebagai pelaku ekonomi, mendirikan perusahaan negara atau sering dikenal dengan sebutan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). BUMN dapat berbentuk Perjan (Perusahaan Jawatan), Perum (Perusahaan Umum), dan Persero (Perusahaan Perseroan). Pelaksanaan peran BUMN diwujudkan dalam kegiatan usaha hampir di seluruh sektor perekonomian, seperti sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, manufaktur, pertambangan, keuangan, pos dan telekomunikasi, transportasi, listrik, industri, dan perdagangan serta konstruksi.

Secara umum, peran BUMN dapat dilihat pada hal-hal berikut ini:

1. Mengelola cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak.

2. Sebagai pengelola bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya secara efektif dan efisien.

3. Sebagai alat bagi pemerintah untuk menunjang kebijaksanaan di bidang ekonomi.

4. Menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat sehingga dapat menyerap tenaga kerja.

 3. Kegiatan Distribusi

Selain kegiatan konsumsi dan produksi, pemerintah juga melakukan kegiatan distribusi. Kegiatan distribusi yang dilakukan pemerintah dalam rangka menyalurkan barang-barang yang telah diproduksi oleh perusahaan-perusahaan negara kepada masyarakat. Misalnya pemerintah menyalurkan sembilan bahan pokok kepada masyarakat-masyarakat miskin melalui BULOG. Penyaluran sembako kepada masyarakat dimaksudkan untuk membantu masyarakat miskin memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan distribusi yang dilakukan oleh pemerintah harus lancar. Apabila kegiatan distribusi tidak lancar maka akan mempengaruhi banyak faktor seperti terjadinya kelangkaan barang, harga barang-barang tinggi, dan pemerataan pembangunan kurang berhasil. Oleh karena itu, peran kegiatan distribusi sangat penting.

Pemerintah Sebagai Pengatur Kegiatan Ekonomi

Pemerintah berperan dalam merencanakan, membimbing, dan mengarahkan terhadap jalannya roda perekonomian demi tercapainya tujuan pembangunan nasional. Dalam rangka melaksanakan peranannya tersebut pemerintah menempuh kebijaksanaan-kebijaksanaan berikut ini.

1. Kebijaksanaan dalam dunia usaha Usaha untuk mendorong dan memajukan dunia usaha, pemerintah melakukan kebijaksanaan-kebijaksanaan berikut ini.

1. Pemerintah mengeluarkan UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

2. Pemerintah mengeluarkan UU No. 7 Tahun 1992 mengatur tentang Usaha Perbankan.

3. Pemerintah mengubah beberapa bentuk perusahaan negara agar tidak menderita kerugian, seperti Perum Pos dan Giro diubah menjadi PT Pos Indonesia, Perjan Pegadaian diubah menjadi Perum Pegadaian.

2. Kebijaksanaan di bidang perdagangan

Di bidang perdagangan, pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan berupa kebijaksanaan ekspor dan kebijaksanaan impor. Pemerintah menetapkan kebijakan ekspor dengan tujuan untuk memperluas pasar di luar negeri dan meningkatkan daya saing terhadap barang-barang luar negeri

3. Kebijaksanaan dalam mendorong kegiatan masyarakat Kebijaksanaan pemerintah dalam mendorong kegiatan masyarakat mencakup hal-hal berikut ini.

1. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana umum.

2. Kebijaksanaan menyalurkan kredit kepada pengusaha kecil dan petani.

3. Kebijaksanaan untuk memperlancar distribusi hasil produksi.

Swasta (BUMS)

BUMS adalah salah satu kekuatan ekonomi di Indonesia. BUMS merupakan badan usaha yang didirikan dan dimiliki oleh pihak swasta. Tujuan BUMS adalah untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Perkembangan usaha BUMS terus didorong pemerintah dengan berbagai kebijaksanaan. Kebijaksanaan pemerintah ditempuh dengan beberapa pertimbangan berikut ini.

1. Menumbuhkan daya kreasi dan partisipasi masyarakat dalam usaha mencapai kemakmuran sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia.

2. Terbatasnya modal yang dimiliki pemerintah untuk menggali dan mengolah sumber daya alam Indonesia sehingga memerlukan kegairahan usaha swasta.

3. Memberi kesempatan agar perusahaan-perusahaan swasta dapat memperluas kesempatan kerja.

4. Mencukupi kebutuhan akan tenaga ahli dalam menggali dan mengolah sumber daya alam.

Perusahaan-perusahaan swasta sangat memberikan peran penting bagi perekonomian di Indonesia. Peran yang diberikan BUMS dalam perekonomian Indonesia seperti berikut ini.

1. Membantu meningkatkan produksi nasional.

2. Menciptakan kesempatan dan lapangan kerja baru.

3. Membantu pemerintah dalam usaha pemerataan pendapatan.

4. Membantu pemerintah mengurangi pengangguran.

5. Menambah sumber devisa bagi pemerintah.

6. Meningkatkan sumber pendapatan negara melalui pajak.

7. Membantu pemerintah memakmurkan bangsa.

Koperasi

Dalam UU No. 25 Tahun 1992, menyebutkan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Landasan koperasi Indonesia adalah pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi lainnya. Koperasi Indonesia mempunyai beberapa landasan berikut ini.

1. Landasan idiil: Pancasila.

2. Landasan struktural: UUD 1945.

3. Landasan operasional: UU No. 25 Tahun 1992 dan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).

4. Landasan mental: kesadaran pribadi dan kesetiakawanan. UU No. 25 Tahun 1992 pasal 2

Sesuai dengan UU No. 25 Tahun 1992 pasal 4 menyatakan bahwa fungsi dan peran koperasi seperti berikut ini.

1. Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial mereka.

2. Turut serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.

4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian disebutkan bahwa perangkat organisasi koperasi terdiri dari :

1. Rapat anggota

2. Pengurus

3. Pengawas

Berdasarkan UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, modal koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman :

Modal Sendiri Koperasi

1. Simpanan pokok, adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.

2. Simpanan wajib, adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama dan wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi pada waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.

3. Dana cadangan, adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha. Dana cadangan digunakan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi.

4. Hibah, yaitu sumbangan pihak tertentu yang diserahkan kepada koperasi dalam upayanya turut serta mengembangkan koperasi. Hibah tidak dapat dibagikan kepada anggota selama koperasi belum dibubarkan.

Modal pinjaman koperasi

Modal pinjaman dapat berasal dari simpanan sukarela, pinjaman dari koperasi lainnya, pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya, dan sumber pinjaman lainnya yang sah.

III. KESIMPULAN

Sistem ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan yang berdampak pada kehidupan masyarakat baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Sistem ekonomi yang dianut banyak Negara memang berbeda-beda, sesuai dengan falsafah hidup Negara yang bersangkutan. Sistem ekonomi Indonesia dijiwai dan diarahkan oleh Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, khusunya pasal 33 serta Garis-garis Besar Haluan Negara. Sistem ekonomi Pancasila adalah salah satu tata ekonomi yang dijiwai oleh ideology Pancasila, yang didalamnya terkandung makna demokrasi ekonomi yaitu kegiatan ekonomi yang dilakukan berdasarkan usaha bersama berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh dan untuk rakyat dibawah pimpinan dan pengawasan pemerinah.

MODUL IV

PEREKONOMIAN INDONESIA

Pokok Bahasan: Kebijakan Pemerintah

Tujuan Instruksional :

Mahasiswa dapat memahami dasar-dasar atau latar belakang pengambilan kebijakan yang diambil dalam bidang ekonomi.

Istilah ‘ekonomi’ berasal dari bahasa Yunani oikonomia, yaitu gabungan kata oikos-nomos. Oikos berarti rumah tangga, sedangkan nomos berarti aturan. Oikonomia mengandung arti aturan yang berlaku untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam suatu rumah tangga.

Secara istilah, ilmu ekonomi yaitu ilmu yang mempelajari berbagai tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas.

Berdasarkan ruang lingkupnya, ilmu ekonomi terbagi dalam kedua kajian yakni Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro. Adapun pengertiannya yaitu sebagai berikut :

ü  Ekonomi Mikro

Ekonomi Mikro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisa bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian (dalam lingkup kecil) seperti harga, biaya produksi, perilaku produsen, perilaku konsumen, permintaan, penawaran, teori produksi, elastisitas, dan lain-lain.

Ekonomi mikro mempelajari bagaimana rumah tangga individual atau perusahaan pengambil keputusan dan melakukuan interaksi di pasar tertentu. Contohnya seperti bagaimana harga suatu barang terbentuk? Bagaimana menentukan harga? Bagaimana memproduksi untuk mencapai tingkat paling efisien? Bagaimana perusahaan memperoleh laba maksimum? Bagaimana konsumen memperoleh kepuasan maksimum?

ü  Ekonomi Makro

Ekonomi Makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisis kegiatan perekonomian secara keseluruhan (dalam lingkup luas) seperti inflasi, pendapatan nasional, kesempatan kerja, pengangguran, kebijakan fiskal, kebijakan moneter, neraca pembayaran, investasi, dan lain-lain.

Ekonomi Makro mengkaji fenomena perekonomian secara menyeluruh atau luas. Contoh : inflasi, pengangguran, pendapatan nasional, kesempatan kerja, pengangguran, kebijakan fiskal, kebijakan moneter, neraca, pembayaran, investasi, dan pertumbuhan ekonomi.

Kedua kajian tersebut pada dasarnya adalah menjelaskan mekanisme dari kegiatan ekonomi.

Adapun jenis-jenis analisis ilmu ekonomi yaitu sebagai berikut :

ü  Teori Ekonomi (Analysa Economic), yakni ilmu yang menerangkan hubungan peristiwa-peristiwa ekonomi kemudian merumuskan hubungan-hubungan itu dalam suatu hokum ekonomi. Contoh : Hukum Permintaan (Jika harga suatu barang naik maka jumlah barang yang diminta akan berkurang. Jika harga barang turun maka jumlah barang yang diminta akan bertambah), Hukum Penawaran (Jika harga barang naik maka jumlah yang ditawarkan akan bertambah. Jika harga barang turun maka jumlah yang ditawarkan akan berkurang), Teori Produksi, dan lain-lain.

ü  Ekonomi Deskriptif (Descriptive Economics), yakni ilmu yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari wujud dalam perekonomian. Contohnya seperti keadaan petani di Jawa Tengah, inflasi yang meningkat pada tahun 1998, dan lain-lain.

ü  Ekonomi terapan (Aplied Economics), yakni ilmu ekonomi yang mengkaji tentang kebijakan-kebijakan yang perlu dilaksanakan dalam mengatasi masalah-masalah ekonomi. Contoh : Ekonomi Moneter, Ekonomi Koperasi, Ekonomi Perusahaan, dan lain-lain.

Pada intinya, ilmu ekonomi adalah ilmu yang mengakui realitas kelangkaan lalu memikirkan cara mengorganisasikan masyarakat dalam suatu acara yang menghasilkan pemanfaatan sumber daya ekonomi yang paling efisien. Disinilah ilmu ekonomi memberikan kontribusinya (sumbangan) yang unik. Pengkajian ilmu ekonomi dilakukan dalam dua tingkatan. Pertama, pengkajian berdasarkan keputusan rumah tangga individual dan perusahaan. Dapat dikaji interaksi rumah tangga individual dan perusahaan di pasar untuk barang dan jasa tertentu. Kedua, dapat dikaji operasi perekonomian secara menyeluruh yang merupakan kumpulan dari semua pengambil keputusan di semua pasar.

· Perbedaan Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro

Adapun perbedaan antara Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro dapat dibedakan dari tiga aspek yaitu sebagai berikut :

Aspek

Ekonomi Mikro

Ekonomi Makro

Harga

Harga adalah nilai dari suatu komoditas (barang tertentu saja)

Harga adalah nilai dari komoditas secara agregat (keseluruhan)

Unit Analisis

Pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara individual. Contoh : permintaan dan penawaran, perilaku produsen, perilaku konsumen, pasar, penerimaan, biaya, laba atau rugi perusahaan.

Pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Contoh : pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi, dan kebijakan ekonomi.

Tujuan Analisis

Lebih menitik beratkan pada analisa tentang cara mengalokasikan sumber daya supaya dapat dicapai kombinasi yang tepat.

Lebih menitik beratkan pada analisa tentang pengaruh kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara menyeluruh.

· Contoh Penerapan Konsep Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro

· Ekonomi Mikro

-    Interaksi antara produsen dan konsumen di pasar untuk mencapai kesepakatan harga.

-    Kenaikan harga minyak di pasar

-    Penurunan jumlah produksi padi.

-    Penentuan harga jual beras.

-    Penetapan harga keseimbangan

· Ekonomi Makro

-    Kenaikan defisit anggaran pemerintah.

-    Pengangguran yang terus meningkat.

-    Tingkat kemiskinan tinggi.

-    Ketidakmerataan pembangunan di setiap daerah.

-    Ketidakmerataan distribusi pendapatan masyarakat.

· Peran dan Fungsi Pemerintah di Bidang Ekonomi

Dalam upaya peningkatan kehidupan ekonomi, individu, dan anggota masyarakat tidak hanya tergantung pada peranan pasar melalui sektor swasta. Peran pemerintah dan mekanisme pasar (interaksi permintaan dan penawaran pasar) merupakan hal yang bersifat komplementer (bukan substitusi) dengan pelaku ekonomi lainnya.

Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi (rumah tangga pemerintah), memiliki fungsi penting dalam perekonomian yaitu berfungsi sebagai stabilisasi, alokasi, dan distribusi. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

· § Fungsi Stabilisasi, yakni fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan ekonomi, sosial politik, hokum, pertahanan, dan keamanan.

· § Fungsi Alokasi, yakni fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa publik seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas penerangan, dan telepon.

· § Fungsi Distribusi, yakni fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi pendapatan masyarakat.

Perlunya peran dan fungsi pemerintah dalam perekonomian, yaitu sebagai berikut:

ü  Pembangunan ekonomi dibanyak negara umumnya terjadi akibat intervensi pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung. Intervensi pemerintah diperlukan dalam perekonomian untuk mengurangi dari kegagalan pasar (market failure) seperti kekakuan harga monopoli dan dampak negatif kegiatan usaha swasta contohnya pencemaran lingkungan.

ü  Mekanisme pasar tidak dapat berfungsi tanpa keberadaan aturan yang dibuat pemerintah. Aturan ini memberikan landasan bagi penerapan aturan main, termasuk pemberian sanksi bagi pelaku ekonomi yang melanggarnya. Peranan pemerintah menjadi lebih penting karena mekanisme pasar saja tidak dapat menyelesaikan semua persoalan ekonomi. Untuk menjamin efisiensi, pemerataan dan stabilitas ekonomi, peran dan fungsi pemerintah mutlak diperlukan dalam perekonomian sebagai pengendali mekanisme pasar.

Kegagalan pasar (market failure) adalah suatu istilah untuk menyebut kegagalan pasar dalam mencapai alokasi atau pembagian sumber daya yang optimum. Hal ini khususnya dapat terjadi jika pasar didominasi oleh para pemasok monopoli produksi atau konsumsi dan sebuah produk mengakibatkan dampak sampingan (eksternalitas), seperti rusaknya ekosistem lingkungan.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, negara atau pemerintah memiliki fungsi yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama yang berkaitan dengan penyediaan barang dan jasa. Barang dan jasa tersebut sangat diperlukan masyarakat dan disebut sebagai kebutuhan publik. Kebutuhan publik meliputi dua macam barang, yaitu barang dan jasa publik dan barang dan jasa privat. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

· Barang dan jasa publik adalah barang dan jasa yang pemanfaatannya dapat dinikmati bersama. Contoh barang dan jasa publik yaitu jalan raya, fasilitas kesehatan, pendidikan, transportasi, air minum, dan penerangan. Dengan pertimbangan skala usaha dan efisiensi, negara melakukan kegiatan ekonomi secara langsung sehingga masyarakat dapat lebih cepat dan lebih murah dalam memanfaatkan barang dan jasa tersebut.

· Barang dan jasa privat adalah barang dan jasa yang diproduksi dan penggunaannya dapat dipisahkan dari penggunaan oleh orang lain. Contoh : pembelian pakaian akan menyebabkan hak kepemilikan dan penggunaan barang berpindah kepada orang yang membelinya. Barang ini umumnya diupayakan sendiri oleh masing-masing orang.

Selain itu, peran penting pemerintah baik secara langsung dan tidak langsung didalam di dalam kehidupan ekonomi adalah untuk menghindari timbulnya eksternalitas, khususnya dampak sampingan bagi lingkungan alam dan sosial. Pada umumnya sektor pasar (sektor swasta) tidak mampu mengatasi dampak eksternalitas yang merugikan seperti pencemaran lingkungan yang timbul karena persaingan antar lembaga ekonomi. Misalnya, sebuah pabrik tekstil yang berada dalam pasar persaingan sempurna. Menurut standar industri yang sehat, pabrik tersebut seharusnya membangun fasilitas pembuangan limbah. Akan tetapi, mereka membuangnya kesungai. Jika pemerintah tidak mengambil tindakan tegas, dengan memaksa pabrik tersebut membangun fasilitas pembuangan limbah pabrik akan semakin banyak penduduk yang merasa dirugikan atas limbah atau polusi yang diakibatkan adanya kegiatan dalam pabrik tersebut. Selain memberi peringatan kepada tersebut, pemerintah juga mengenakan pajak polusi untuk mendanai kerugian-kerugian yang lain.

Pada intinya, pemerintah ikut serta dalam kegiatan perekonomian supaya menanggulangi kegagalan pasar sehingga tidak adanya eksternalitas yang merugikan banyak pihak. Adapun bentuk dari peran pemerintah yakni dengan melakukan intervensi baik secara langsung maupun tidak langsung. Dibawah ini merupakan penjelasannya :

· Intervensi Pemerintah dalam Perekonomian

Untuk mengatasi kegagalan pasar (market failure) seperti kekakuan harga, monopoli, dan eksternalitas yang merugikan maka peran pemerintah sangat diperlukan dalam perekonomian suatu negara. Peranan ini dapat dilakukan dalam bentuk intervensi secara laungsung maupun tidak langsung. Berikut adalah intervensi pemerintah secara langsung dan tidak langsung dalam penentuan harga pasar untuk melindungi konsumen atau produsen melalui kebijakan penetapan harga minimum (floor price) dan kebijakan penetapan harga maksimum (ceiling price).

Intervensi Pemerintah secara Langsung

1. Penetapan Harga Minimum (floor price)

Penetapan harga minimum atau harga dasar yang dilakukan oleh pemerintah bertujuan untuk melindungi produsen, terutama untuk produk dasar pertanian. Misalnya harga gabah kering terhadap harga pasar yang terlalu rendah. Hal ini dilakukan supaya tidak ada tengkulak (orang/pihak yang membeli dengan harga murah dan dijual kembali dengan harga yang mahal) yang membeli produk tersebut diluar harga yang telah ditetapkan pemerintah. Jika pada harga tersebut tidak ada yang membeli, pemerintah akan membelinya melalui BULOG (Badan Usaha Logistik) kemudian didistribusikan ke pasar. Namun, mekanisme penetapan harga seperti ini sering mendorong munculnya praktik pasar gela, yaitu pasar yang pembentukan harganya di luar harga minimum. Untuk mengetahui proses terbentuknya harga minimum, dapat dilihat pada Kurva 5.1 sebagai berikut :

2. Penetapan Harga Maksimum (ceiling price)

Penetapan harga maksimum atau Harga Eceran Tertinggi  (HET) yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk melindungi konsumen. Kebijakan HET dilakukan oleh pemerintah jika harga pasar dianggap terlalu tinggi diluar batas daya beli masyarakat (konsumen). Penjual tidak diperbolehkan menetapkan harga diatas harga maksimum tersebut. Contoh penetapan harga maksimum di Indonesia antara lain harga obat-obatan diapotek, harga BBM, dan tariff angkutan atau transportasi seperti tiket bus kota, tarif kereta api dan tarif taksi per kilometer. Seperti halnya penetapan harga minimum, penetapan harga maksimum juga mendorong terjadinya pasar gelap.

Adapun proses Penetapan Harga Maksimum (ceiling price) dapat di lihat dalam kurva 5.2 sebagai berikut :

Intervensi Pemerintah secara Tidak Langsung

1. Penetapan Pajak

Kebijakan penetapan pajak dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengenakan pajak yang berbeda-beda untuk berbagai komoditas. Misalnya untuk melindungi produsen dalam negeri, pemerintah dapat meningkatkan tarif pajak yang tinggi untuk barang impor. Hal tersebut menyebabkan konsumen membeli produk dalam dalam negeri yang harganya relatif lebih murah.

Adapun proses penetapan pajak dapat di lihat sebagai berikut :

2.Pemberian Subsidi

Pemerintah dapat melakukan intervensi atau campur tangan dalam pembentukan harga pasar yaitu melalui pemberian subsidi. Subsidi biasanya diberikan pemerintah kepada perusahaan-perusahaan penghasil barang kebutuhan pokok. Subsidi juga diberikan kepada perusahaan yang baru berkembang untuk menekan biaya produksi supaya mampu bersaing terhadap produk-produk impor. Kebijakan ini ditempuh pemerintah dalam upaya pengendalian harga untuk melindungi produsen maupun konsumen sekaligus untuk menekan laju inflasi.

Masalah-Masalah yang Dihadapi Pemerintah di Bidang Ekonomi

Permasalahan ekonomi tidak hanya meliputi masalah-masalah mikro seperti kekakuan harga, monopoli, dan eksternalitas yang memerlukan intervensi pemerintah. Permasalahan ekonomi juga terjadi dalam lingkup ekonomi makro yang memerlukan kebijakan pemerintah. Di negara-negara sedang berkembang, pada umumnya terdapat tiga masalah besar pembangunan ekonomi. Ketiga masalah tersebut berkaitan dengan kemiskinan, kesenjangan ekonomi, dan pengangguran yang terus meningkat. Permasalahan ekonomi makro Indonesia dalam membangun negara sebenarnya tidak hanya sebatas itu. Inflasi yang tidak terkendali, ketergantungan terhadap impor dan utang luar negeri merupakan masalah pemerintah dalam bidang ekonomi makro.

Adapun penjelasannya yaitu sebagai berikut :

1. Masalah Kemiskinan

Kemiskinan merupakan suatu keadaan ketidakmampuan yang bersifat ekonomi (ekonomi lemah) jadi dimana seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok (kebutuhan primer) karena pendapatannya rendah. Kemiskinan terjadi karena beberapa faktor. Karena rendahnya pendapatan yang menyebabkan rendahnya daya beli. Selain itu karena rendahnya pendidikan masyarakat sehingga masyarakat tidak mendapatkan hidup yang layak.

Untuk mengatasi kemiskinan yaitu dengan cara membatu masayarakat pemerintah melakukan program ‘Program Inpres Desa Tertinggal’ atau IDT, pemberian kredit untuk para petani dan pengasuh kecil berupa ‘Kredit Usaha Kecil’ atau KUK, Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP), Program Kawasan Terpadu (PKT), Program Gerakan Orang Tua Asuh (GN-OTA), Raskin, Bantuan Langsung Tunai (BLT), serta program-program lainnya.

Kemiskinan merupakan masalah utama yang dihadapi pemerintah. Memang sudah menjadi tanggung jawab pemerintah untuk mengatasinya. Namun kita semua juga haruslah ikut serta dalam upaya pengentasan kemiskinan karena kita merupakan mahluk sosial yang beragama. Dimulai dari upaya kecil dan nantinya akan melakukan perubahan besar.

Solusi atas masalah kemiskinan yang dapat kita upayakan yaitu dengan dimulai dari diri sendiri, mulai detik ini, dan hingga akhir nanti. Maksudnya kalian sebagai pelajar, belajarlah dengan tekun untuk masa depan diri kalian sendiri serta nantinya akan berkembang potensi positif kalian untuk berguna bagi masyarakat. Contohnya, jika kalian belajar dengan tekun maka kalian membentuk diri sebagai pribadi yang intelektual serta berakhlak mulia. Potensi positif tersebut dapat digunakan untuk memperoleh pekerjaan yang layak sehingga pendapatan yang kalian dapatkan akan membuat kalian jauh dari kemiskinan dan pendapatan tersebut dapat kalian sisihkan untuk membantu sesama seperti membagikan sembako atau kebutuhan-kebutuhan lainnya, berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial, dan lain-lain.

2. Masalah Keterbelakangan

Keterbelakangan merupakan suatu keadaan yang kurang baik jika dibandingkan dengan keadaan lingkungan lainnya. Keterbelakangan dalam hal ini maksudnya adalah ketertinggalan dengan negara lain di lihat dari berbagai aspek serta berbagai bidang.

Dilihat dari penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), Indonesia masih dikategorikan sebagai negara sedang berkembang. Ciri lain dari negara sedang berkembang adalah rendahnya tingkat pendapatan dan pemerataannya, rendahnya tingkat kemajuan dan pelayanan fasilitas umum/publik, rendahnya tingkat disiplin masyarakat, rendahnya tingkat keterampilan penduduk, rendahnya tingkat pendidikan formal, kurangnya modal, dan rendahnya produktivitas tenaga kerja, serta lemahnya tingkat manajemen usaha.

Untuk mengatasi masalah keterbelakangan tersebut, pemerintah berupaya meningkatkan kualitas SDM dengan melakukan program pendidikan seperti wajib belajar 9 tahun dan  mengadakan pelatihan-pelatihan seperti Balai Latihan Kerja (BLK). Selain itu, melakukan pertukaran tenaga ahli, melakukan transfer teknologi dari negara-negara maju.

Masalah keterbelakangan merupakan masalah yang harus kita atasi bersama. Karena kita merupakan subjek atau obejek dari permasalahan ini. Upaya yang dapat kita lakukan adalah dengan memiliki semangat ingin maju sehingga kita memiliki hasrat untuk belajar dan belajar terus. Negara kita belum dikategorikan sebagai negara maju. Kita sebagai masyarakatnya haruslah membantu pemerintah untuk mengejar ketertinggalan dari segala bidang dengan negara lain. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan IPTEK karena merupakan kunci untuk mengatasi masalah keterbelakangan. Apa yang dapat kalian lakukan untuk mengatasi keterbelakangan ? Kalian harus belajar dengan tekun. Jika kalian pintar maka kalian dapat melakukan sesuatu yang berguna seperti mengikuti olympiade mata pelajaran atau kegiatan-kegiatan lainnya yang akan mengangkat nama negara dimata dunia. Selain itu, kalian semestinya menjaga pembangunan seperti fasilitas publik yang telah dilakukan pemerintah. Jangan sampai merusaknya karena jika rusak maka akan membutuhkan biaya untuk memperbaikinya. Selain itu, pembangunan yang dilakukan pemerintah semestinya dipergunakan dengan baik jangan sampai diabaikan karena pembangunan tersebut dibangun dengan menggunakan biaya yang tidak sedikit. Contohnya seperti kebiasaan membuang sampah sembarangan, tindakan anarki seperti kerusuhan, korupsi, mutu pendidikan rendah karena banyak peserta didik yang kurang memenuhi standar nilai, pelanggaran lalu lintas, dan lain-lain sehingga akan banyak hal yang dirugikan dan membutuhkan biaya untuk mengatasinya. Jadi kita sebagai warga negara yang baik semestinya membantu pemerintah supaya menjadi negara maju dengan menjadi warga negara yang tidak menjadi beban atau merugikan negara serta menjadi warga negara yang produktik sehingga dapat berguna bagi bangsa.

3. Masalah Pengangguran dan Keterbatasan Kesempatan Kerja

Pengangguran merupakan suatu kondisi kurang produktif atau pasif sehingga kurang mampu menghasilkan sesuatu. Sedangkan keterbatasan kesempatan kerja merupakan suatu keadaan kekurangan peluang untuk mendapatkan pekerjaan karena tidak dapat masuk dalam kuota atau pekerjaan yang tersedia.

Masalah pengangguran dan keterbatasan kesempatan Kerja saling berhubungan satu sama lainnya. Masalah pengangguran timbul karena adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja yang tersedia. Hal ini terjadi karena Indonesia sedang mengalami masa transisi perubahan stuktur ekonomi dari negara agraris menjadi negara industri.

Untuk mengatasi masalah tersebut maka solusinya adalah dengan melaksanakan program pelatihan bagi tenaga kerja sehingga tenaga kerja memiliki keahlian yang sesuai dengan lapangan yang tersedia, pembukaan investasi-investasi baru, melakukan program padat karya, serta memberikan penyuluhan dan informasi yang cepat mengenai lapangan pekerjaan.

Supaya kita tidak menjadi pengangguran karena kurangnya kesempatan kerja maka kita dapat berupaya secara aktif sehingga menjadi produktif yang pada akhirnya kita tidak ketergantungan pada pekerjaan yang telah tersedia. Lebih baik kita menciptakan pekerjaan yakni berwirausaha dari pada kita ketergantungan pada pekerjaan yang belum pasti kita akan dapatkan. Kalaupun kita tidak dapat menciptakan pekerjaan maka kita harus bersiap untuk bersaing dengan para pencari pekerja baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Untuk itu, kalian semestinya memanfaatkan kegiatan belajar dengan baik untuk memupuk ilmu pengetahuan serta kepribadian yang baik supya kita memiliki kompetensi atau kemampuan untuk bersaing dalam mendapatkan pekerjaan. Dalam mendapatkan pekerjaan, yang perlu diperhatikan bukan nilai dari pendidikan formal (sekolah,kuliah) dan non-formal (kursus ketrampilan,kepribadian, serta pengalaman) saja yang dijadikan bahan pertimbangan utama namun penerapan atau aplikasi dari ilmu pengetahuan yang dimiliki. Artinya percuma jika nilai tinggi di ijazah tetapi setelah diuji kembali tidak dapat membuktikannya. Maka kalian disaat ujian janganlah membiasakan mencontek atau bekerja sama supaya mendapatkan nilai yang tinggi.

4. Masalah Kekurangan Modal

Masalah kekurangan modal adalah salah satu ciri penting bagi setiap negara yang memulai proses pembangunan. Kekurangan modal tidak hanya mengahambat kecepatan pembangunan ekonomi yang dapat dilaksanakan tetapi dapat menyebabkan kesulitan negara tersebut untuk lepas dari kemiskinan.

Pemerintah banyak melakukan program-program bantuan modal salah satunya yakni PNPM MANDIRI. Selain pemerintah, badan usaha juga membantu dalam masalah kekurangan modal seperti bank, koperasi, BUMN seperti PLN dan lain-lain.

Untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan melakukan program-program yang  meningkatan kualitas SDM atau peningkatan investasi menjadi lebih produktif. Kekurangan modal dapat diatasi secara bijak dengan tidak meminjam kepada retenir. Lebih baik meminjam kepada koperasi karena koperasi jasa yang dikenakan bersifat menurun dan kita akan mendapatkan Sisa Hasil Usaha (SHU). Kalaupun dirasa tidak akan mampu mengembalikan pinjaman maka semestinya kita berfikir kreatif dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

5. Masalah Pemerataan Pendapatan

Pemerataan pendapatan bukan berarti pendapatan masyarakat harus sama. Pemerataan pendapat supaya keadaan masyarakat semakin membaik bukan semakinrendah. Pemerataan Pendapatan merupkan upaya untuk membantu masyarakat yang ekonominya rendah supaya tidak jauh terpojok. Artinya untuk menghindari dari adanya gap atau batas antara yang kaya dan yang miskin. Jadi supaya yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin.

Ketidakmerataan pendapatan terjadi karena sebagian besar pembangunan Indonesia terkonsentrasi hanya dikota-kota besar saja. Oleh sebabitulah supaya pendapatan masyarakat merata, perlu perhatian pemerintah yang didukung oleh masyarakat untuk bersama meningkatkan pelayanan kualitas publik, meningkatkan kualitas SDM dan SDA supaya dapat mengatasi ketidakmerataan pendapatan. Penerapan pajak bagi masyarakat yang berpenghasilan tinggi lebih dicermati lagi untuk subsidi silang bagi masyarakat yang ekonominya masih rendah.

Apa yang dapat kalian lakukan untuk membantu pemerintah dalam masalah ini ? kalian semestinya memiliki sikap tenggang rasa jangan sombong. Maksudnya jika kalian memiliki rezeki lebih, berbagilah dengan lainnya. Jangan kalian sombong dengan harta yang dimiliki karena akan mengakibatkan kecemburuan sosial. Kita semestinya membantu sesama baik dengan uang, tenaga, dan pikiran supaya dapat meningkatkan pendapatannya (taraf hidupnya)

1. Inflasi

Inflasi atau kenaikan harga umum secara terus-menerus dianggap berbahaya karena dapat menyebabkan dampak negtif seperti menurunkan tingkat kesejahteraan rakyat, memburuknya distribusi pendapatan, dan mengganggu stabilitas ekonomi.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi adalah sebagai berikut :

a. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa

b.  Tuntutan kenaikan upah dari pekerja.

c.  Kenaikan harga barang impor

d.  Penambahan penawaran uang dengan cara mencetak uang baru

e. Kekacauan politik dan ekonomi seperti yang pernah terjadi di Indonesia tahun 1998. Akibatnya angka inflasi mencapai 58,5%.

Untuk mengatasi masalah inflasi salah satu caranya yakni dengan operasi pasar untuk meninjau harga supaya harga tidak terlalu tinggi dipasaran, memberikan subsidi untuk membantu masyarakat yang ekonominya masih rendah, dan menurunkan pajak untuk meringankan beban produsen dan konsumen.

1. Ketergantungan terhadap Impor dan Utang Luar Negeri

Tingkat ketergantungan yang tinggi dari pemerintah dan sektor swasta terhadap impor dan utang luar negeri merupakan masalah pembangunan. Impor yang tinggi jelas akan mengurangi cadangan devisa negara. Jika cadangan devisa berkurang, stabilitas ekonomi nasional akan lemah. Utang luar negeri merupakan suatu masalah serius pemerintah. Jika suatu negara memiliki utang luar negeri masalah yang muncul adalah menyangkut beban utang.  Semestinya pemerintah berupaya meningkatkan pertumbuhan ekspor supaya cadangan devisa (pendapatan negara) menjadi bertambah serta mengurangi kebiasaan utang. Lebih baik memanfaatkan sumber daya yang ada secara kreatif tidak tergantung pada bantuan dari pihak luar.

Untuk mengatasi masalah-masalah di bidang ekonomi, pemerintah menggunakan kebijakan-kebijakan tertentu. Secara garis besar, terdapat tiga kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi makro. Kebijakan tersebut adalah sebagai berikut :

· Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal berhubungan erat dengan kegiatan pemerintah sebagai pelaku sektor publik. Kebijakan fiskal dalam penerimaan pemerintah dianggap sebagai suatu cara untuk mengatur mobilisasi dana domestik, dengan instrumen utamanya perpajakan. Dinegara sedang berkembang seperti Indonesia, kebijakan moneter dan kebijakan luar negeri belum berjalan seperti yang dihar