edisi xxiv / tahun 2016 - widyagama.ac.id · kita untuk introspeksi diri: ... lingkungannya....

9

Upload: buithuy

Post on 19-May-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Edisi XXIV / Tahun 2016 - widyagama.ac.id · kita untuk introspeksi diri: ... lingkungannya. Persoalan pada dirinya sudah selesai, ... harus dilakukan dengan cara bagaimana?
Page 2: Edisi XXIV / Tahun 2016 - widyagama.ac.id · kita untuk introspeksi diri: ... lingkungannya. Persoalan pada dirinya sudah selesai, ... harus dilakukan dengan cara bagaimana?

Diterbitkan oleh: UPT UIP-PMB Universitas Widyagama Malang - Pelindung: Rektor Univ. Widyagama Malang; Dewan Redaksi: Sukamto, Yekti Intyas R., Agus Tugas, Sri Rahaju Djatimurti Rita Hanafie, Khojanah Hasan; Pimpinan Umum: Sri Rahaju Djatimurti Rita Hanafie - Pemimpin Redaksi: Santoso - Redaktur Pelaksana: Irma; Staf Redaksi: Febri, Ratna, Wahyu, Fairuz, Reka, Nurilla, Febri Riyan, Citra, Rina, Afifah, Ikha, - Fotografer: Santoso, Tata Artistik & Layout: Santoso , Fairuz, Rina - Pra Cetak: Rita Hanafie, Santoso, Febri, - Alamat: Jl. Borobudur 35 Malang Telp. (0341) 492282 Psw. 135 homepage : http://www.widyagama.ac.id; e-mail: [email protected]

Redaksi menerima sumbangan tulisan dalam bentuk berita, artikel ilmiah, opini lepas, features, puisi, cerpen, investigative reporting, foto, dan lain sebagainya yang selaras dengan nafas PILAR. Khusus naskah/artikel diharapkan menyertakan soft copynya. Adapun

naskah maupun gambar yang karena pertimbangan tidak dapat dimuat, akan dikembalikan atau dapat diambil kembali.

SUSUNAN REDAKSI

Edisi XXIV / Tahun 2016

EDITORIALEdisi XXIV / Tahun 2016

L E N T E R A 32

SAMBUTAN REKTOR SALAM REDAKSI

Assalamu’alaikum Warahmatullahi WabarakatuhSelamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semuaWidyagama Malang: Kampus Inovasi!

Banyaknya kejadian dan berita yang tersebar dua bulan terakhir ini memaksa kita untuk introspeksi diri: siapa kita dan dimana seharusnya kita berada. Pesatnya perkembangan teknologi dan kemajuan dunia informasi dan telekomunikasi berdampak beragam bagi seluruh umat. Ada kelompok yang menyambutnya dengan begitu antusias dan segera memanfaatkannya untuk kepentingan kelompoknya, ada pula yang hanya duduk manis mengamati sambil tetap asyik dengan acaranya sendiri.

Bagaimana seharusnya dengan kita? Bersikap cerdaslah menyikapi setiap informasi yang diterima. Dunia pendidikan mengharuskan kita melakukan analisis ilmiah dengan logika, berpikir kritis dan skeptis. Jangan mudah terpengaruh, tetapi beranilah mengambil sikap: inilah aku.

Era keterbukaan di segala aspek menuntut kita untuk terus berinovasi dan berkreasi agar prestasi yang telah dibangun dapat terus ditingkatkan. Bangunan mimpi yang menjulang tinggi akan dapat kita gapai dengan kerja cerdas, berkualitas dan tuntas. Semangat persatuan dan kesatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika dengan pedoman Lima Sila nya Pancasila hendaknya terus menjadi penuntun kita mewujudkan Indonesia madani yang berkeadilan dan mensejahterakan.

Keislaman dan keindonesiaan adalah nafas kita, tetapi lebih daripada itu Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Harga Mati bagi yang mengaku diri warga negara Indonesia.

Selamat kepada seluruh wisudawan dan keluargaAlmamater menanti kiprahmu membangun Bumi Pertiwi tercinta

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

TAK KENAL HENTI BERJUANG(Regenerasi Perjuangan)

Saat langit berwarna sagaDan bambu laksana berlarian Meluncur ratusan peluruTerbang bersama teriakan takdir

Demi Negeri Engkau korbankan waktumu Demi Bangsa Engkau rela taruhkan nyawamuDemi suatu perjuangan du-nai dan akhiratmuDan kami saksimuTuhan juga bersaksi atas perjuanganmu

Tampak raut wajahmuTak ada rasa takut sedikitpunSemangat membara dalam jiwa ragamuTaklukkan mereka penjajah negeri

Detik-detikmu diwarnaiPembunuhan dan pembantaian serta pemikiran-pemikiranDan dihiasi dengan bunga-bunga apiTerus mengalir darahmu dan darah di sekitarmuBahkan tak jarang mata air darah ituYang muncul dari tubuhmuNamun sedikit pun tak dapat ..Runtuh sepucuk tebing semangat juangmu

Bambu dan pena runcingmu yang setia menemanimuKaki telanjang yang tak beralasPakaian seribu dengan wangian darah perjuanganmuYang kini menghantarkan kemerdekaan iniKini jiwa dan semangat juangmu tertanam pada generasimuTermasuk Aku .. Pemuda IndonesiaKami akan lanjutkan perjuangan Kami akan pertahankanSeperti kalian para pahlawan berjuang

Faruq Naufal Abdullah

Dalam kehidupan organisasi, seringkali banyak peluang lewat begitu saja. Organisasi tidak mampu memanfaatkan peluang atau kesempatan, yang datangnya tiba-tiba atau dikejar deadline. Misalkan, ketika organisasi menerima peluang kerjasama, diminta membuat proposal, atau menerima tamu asing. Hilangnya peluang itu karena sumberdaya manusia (SDM) yang tidak kompeten, tidak trampil, tidak terbiasa belajar, tidak mampu berkomunikasi, atau tidak tangguh.

Jaman sekarang ini, seseorang dituntut untuk tahu segalanya, bisa semua, cepat beradaptasi, dan tangguh menghadapi tantangan. Ini adalah cara berpikir yang dimiliki para entrepreneur. Para pengusaha biasa melakukan hal ini. Ini yang membuat ia menemukan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi, mampu berkompetisi, dan survive. Perilaku entrepreneur ini dibutuhkan oleh organisasi untuk menjadi maju. Seseorang dituntut memiliki multi kompetensi, sekaligus multi tasking, dan bisa menyelesaikan banyak hal.

Entrepreneur tidak mesti dihubungkan hanya kepada pengusaha, tetapi juga entrepreneur sosial

dan entrepreneur birokrat. Mereka bekerja keras dan sungguh-sungguh dengan multi kompetensi untuk menjalankan tugasnya.

Kompetensi apa yang harus dikuasai agar berhasil menjalankan tugas?. Pertama, kompetensi pengetahuan dan pemahaman etika. Seseorang perlu memiliki

landasan norma, etika dan moral untuk modal mengambil sikap dan keputusan. Agama memandu lahirnya kepercayaan, leadership, kearifan, dan kesabaran. Moral dan etika agama harus diimplementasikan untuk membangun harmonisasi hubungan manusia dengan alam, manusia dengan manusia, manusia dengan teknologi, di atas landasan kebenaran dan keadilan.

Kedua, kompetensi keilmuan. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi melahirkan pendekatan atau metodologi memahami masalah, pendekatan dan solusi permasalahan. Ilmu dan teknologi harus dikuasai agar seseorang fokus dan paham menyelesaikan masalah. Keilmuan ini harus dikuasai dan dikembangkan sepanjang hayat, sekaligus untuk mengantisipasi perubahan yang akan terjadi. Seseorang perlu menguasai perihal pengetahuan ekosistem, ekonomi, manajemen, sosiologi dan globalisasi. Ilmu itu dapat mengasah kepekaan untuk melihat fenomena yang sedang terjadi, dan mengambil sikap yang tepat

Tiga, kompetensi teknologi informasi dan komunikasi. Seseorang perlu menguasai TIK, agar hidupnya menjadi mudah dan efisien. Seseorang perlu menguasai dunia website, blog, excel, video dan audio, dan cara bekerjanya untuk membantu manajemen, komunikasi dan pengambilan keputusan. Gadget perlu dikuasai untuk bekerja dan mendukung kinerja. Rasanya sangat tidak nyaman mempunyai teman yang masih gaptek, seolah masih hidup di dunia lain.

Empat, kompetensi bahasa asing. Bahasa Inggris, Arab, Cina, Spanyol atau bahasa asing lain perlu dikuasai agar dapat mengenal dunia luar sana. Rasanya senang mendengar anak-anak muda yang mau maju, dan inginnya sekolah atau merantau ke negeri orang. Penguasaan bahasa asing bukan saja menjadi kompetensi tersendiri, tetapi membantu mengakses kompetensi iptek secara cepat, selain kompetensi penguasaan budaya (cross culture competence).

Lima, kompetensi akhlak dan kesalehan sosial. Mengembangkan akhlak adalah level kompetensi tertinggi. Ini adalah level dimana seseorang memberi manfaat kepada lingkungannya. Persoalan pada dirinya sudah selesai, yang ada adalah untuk kemanfaatan orang lain. Ini merupakan kematangan seseorang, hasil dari fungsi otak kanan yang terlatih dan optimal. Kompetensi akhlak dan kesalehan sosial ini dimiliki oleh para pemimpin yang arif, yang amanah dan senantiasa memberi solusi.

Penguasaan multi kompetensi atau multi tasking adalah solusi kehidupan. Seseorang tidak boleh berpuas dengan kompetensi yang saat ini dimiliki. Ia harus terus belajar, merubah cara berpikirnya, dan menambah kompetensi lainnya. Mengeluh atau menyalahkan adalah pertanda tidak mampu. Seseorang perlu dan wajib belajar dan banyak membaca perihal agama, ekonomi, ekosistem, globalisasi, TIK, menguasai bahasa asing, dan melatih otak kanan.

Penulis mengisi blog http://www.kompasiana.com/iwannugroho

MULTI KOMPETENSI DAN MULTI TASKINGOleh Iwan Nugroho Universitas Widyagama Malang akhirnya merealisasikan program yang lama terpendam,

yakni program Umrah Gratis untuk Dosen dan Karyawan. Program ini bertujuan memberikan penghargaan bagi dosen dan karyawan yang telah mengabdikan diri selama kurun waktu tertentu dan diberikan dalam bentuk pemberangkatan Ibadah Umrah.

Insya Allah, tahun depan UWG memberikan penghargaan yang sangat luar biasa ini kepada dua karyawan terpilih, yaitu Bapak Rianto dari golongan I dan Bapak Abd. Rohim dari golongan II. Kedua karyawan ini dipilih melalui banyak pertimbangan, dan tentunya bantuan tangan Allah SWT pula yang tahun depan membawa mereka menuju Tanah Suci. Hasil pertimbangan ini telah disepakati oleh para petinggi UWG (Rektor, Warek 1, Warek 2, dan Warek 3) dan Takmir Masjid Al-Farabi.

Memilih dua karyawan ini bukan pekerjaan yang mudah. Loyalitas yang tinggi terhadap lembaga menjadi pertimbangan utama. “Membuat bahagia orang itu adalah kebahagiaan kita juga. Dan kembali, semua ini Allah juga penentunya. Program umrah ini adalah tahun pertama dan kedepan, Insya Allah akan kita adakan setiap tahun. Harapannya, tidak hanya dua orang yang diberangkatkan, tetapi lebih dari dua untuk kedepannya", ungkap Warek II, Dra. Yekti Intyas Rahayu, MM.

Mendapatkan kesempatan umrah merupakan suatu kebahagian bagi Abd Rohim dan Rianto. Menurutnya, hal ini adalah hadiah sangat luar biasa, yang tidak pernah terbayangkan selama ini. “Jangankan berangkat umrah, memegang uang sebanyak itu, sungguh diluar pemikiran saya. Tentu saya harus bekerja ekstra keras. Semuanya seperti mimpi saja, sungguh saya tidak menyangka.....”, ungkap Abd Rohim dengan mata berkaca-kaca. Karyawan yang sudah bergabung mengabdikan dirinya di Universitas Widyagama Malang sejak tahun 1985 ini berharap program Umrah ini dapat dilanjutkan di t a h u n - tahun berikutnya. Dengan penghargaan ini, “prof Rohim”,

demikian ia sering disapa karena “kepala botaknya” bertekad untuk terus meningkatkan kualitas kinerjanya, semata-mata

untuk perbaikan Universitas Widyagama Malang.Semua kelengkapan sudah diterima, meliputi paspor, tes

kesehatan (Miningitis), dan tas yang berisi pakaian ihram, seragam dan lain-lain. Manasikpun sudah dilakukan. Kedua

karyawan ini direncanakan berangkat pada pertengahan Bulan Februari 2017, tepatnya tanggal 15 Februari 2017. Semoga membawa berkah bagi semuanya...... (Wah/FP)

UWG UMRAHKAN KARYAWAN

Dua orang karyawan memiliki nilai akademis yang sama baiknya. Salah sorang dari mereka memiliki kreativitas yang lebih tinggi dibanding temannya. Secara obyektif, tentu orang yang memiliki kreativitas lebih tinggi akan lebih baik karirnya. Bahkan bisa saja terjadi, aspek kreativitas ini lebih diperhatikan ketimbang nilai akademis. Maka tidak berlebihan jika dijumpai pada beberapa perusahaan, karyawan yang kreatif diberi tugas yang khusus dengan gaji yang jauh lebih baik. Tidak jarang pula dijumpai, bahwa banyak karyawan yang memiliki nilai akademis tinggi tetapi tidak kreatif, ternyata mereka hanya menjadi pekerja biasa saja. Kedudukannya setara dengan karyawan kebanyakan.

Beberapa perusahaan besar berskala internasional sangat mengistimewakan para karyawannya yang memiliki kreativitas tinggi. Betapa tidak? Dalam posisi sebagai pimpinan puncak, orang-orang kreatif memiliki visi dan strategi yang lebih komprehensip dan unik dalam pengembangan perusahaan. Dalam posisi sebagai manajer, mereka memiliki kemampuan inovasi lebih baik dalam menerjemahkan kebijakan pimpinan untuk dilaksanakan dalam tataran teknis. Dalam posisi di tingkat lower management, mereka lebih memiliki kepekaan terhadap kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekuarangan di tingkat teknis dan memberikan usulan perbaikan ke tingkat manajemen di atasnya. Mereka melakukan inovasi teknis pada lingkup kewenangannya dengan penuh tanggung jawab. Semuanya ditujukan untuk efisiensi pekerjaan di tingkat teknis yang pada gilirannya berpengaruh pada efisiensi di tingkat perusahaan.

Hubungan Kreativitas dan InovasiKreativitas memiliki kemampuan daya cipta, sehingga menuntut adanya kecerdasan

dan imajinasi. Inovasi adalah penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya yang meliputi gagasan, metode, atau alat (Kamus Besar Bahasa Indonesia offline). Untuk menemukan hal-hal yang baru hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang kreatif.

Sejatinya setiap orang memiliki potensi kreatif yang memungkinkan untuk dikembangkan. Hanya saja tidak semua orang dapat mengembangkan potensi ini dengan baik. Ada orang yang secara alamiah potensi kreatifnya berkembang dengan sangat baik. Ada pula orang yang mengembangkan potensi ini dengan menyengaja menempanya dengan metode tertentu. Dan ada pula orang yang sama sekali tidak menyadari bahwa dirinya memiliki potensi kreatif yang bisa dikembangkan untuk bekal hidupnya.

Tidak berkembangnya potensi kreatif seseorang bisa disebabkan oleh beberapa hal. Penyebab yang paling mendasar adalah lingkungan yang tidak kondusif bagi berkembangnya potensi ini. Lingkungan ini bisa berada di rumah, masyarakat dan juga di lingkup pekerjaannya.

Pada lingkup keluarga, lingkungan ini berpengaruh pada jiwa anak-anak. Orang tua dan anggota keluarga lainnya bisa menjadi pendorong bagi tumbuhnya kreativitas anak. Namun ada juga yang menghambat tumbuhnya kreativitas anak atau bahkan mematikannya. Di lingkup masyarakat, dorongan atau hambatan ini dilakukan oleh masyarakat sekitar khususnya teman-temannya, baik berupa pujian atau celaan. Sedangkan di lingkup pekerjaan, pengaruh ini dilakukan oleh pimpinan atau sistem kerja berupa perhatian, penghargaan, pengakuan dan tindak lanjut.

Namun demikian, ada juga orang yang potensi kreatifnya berkembang sendiri tanpa dipengaruhi oleh lingkungannya. Orang-orang seperti ini tidak banyak. Mereka memiliki motivasi berprestasi yang tinggi. Mereka mendapatkan kepuasan batin dengan cara mengejar target yang ditetapkannya sendiri, bukan oleh orang lain atau lingkungannya.

Hal yang penting untuk direnungkan, dapatkah setiap orang dikondisikan agar potensi kreatifnya berkembang dengan baik? Jika dapat, harus dilakukan dengan cara bagaimana? Mengingat kreativitas yang tinggi berpengaruh pada tingkat kemampuan berinovasi, maka perlu dicari upaya-upaya untuk mengembangannya. Ini merupakan tantangan bagi Universitas Widyagama yang memiliki moto “Kampus Inovasi.”

---------- penulis adalah Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Industri UWG

KREATIVITAS DAN INOVASIOleh: Ngudi Tjahjono

Assalamu’alaikum Warahmatullahi WabarakatuhSelamat Pagi dan Salam Sejahtera

Hari ini untuk kesekian kalinya Universitas menyelenggarakan wisuda bagi lulusannya. Mulai hari ini para wisudawan secara resmi menjadi anggota masyarakat, dan mulai dapat memberikan perannya dalam pembangunan. Wisuda ini juga sebagai momentum pertaruhan mutu lulusannya.

Perguruan tinggi dituntut selalu menyesuaikan kebutuhan dunia kerja. Lulusan perguruan tinggi harus memiliki daya saing, dengan memenuhi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, sebagaimana visi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Tuntutan ini makin kencang ketika dihadapkan dengan era Asean Economic Community, yang derunya semakin nyata di berbagai sektor.

Universitas terus berbenah mengantisipasi perubahan lingkungan strategis itu, tidak sekedar wacana perihal penguatan relevansi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan lulusan. Pada tahun 2016 ini, atas kerja keras khususnya P2K dan Prodi Teknik Informatika, Universitas sudah memiliki Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang diberi lisensi BNSP, untuk menyelenggarakan ujian kompetensi pada Skema Perancangan Basis Data untuk Web dan Skema Pemantauan Keamanan Jaringan pada Prodi Teknik Informatika. Universitas bertekad untuk menambah skema lainnya, tentu harus dibarengi dengan semangat, inisiatif dan kerja keras prodi yang lain.

Upaya-upaya itu adalah untuk meningkatkan mutu lulusan, untuk saudara-saudara semua. Saudara harus menunjukkan kompetensi sebagaimana kurikulum prodi. Kompetensi itu mengisi SKPI, atau Surat Keterangan Pendamping Ijasah. Mulai periode wisuda kali ini dan seterusnya, wisudawan akan memperoleh SKPI melengkapi ijazah dan transkrip, sebagaimana ketentuan peraturan perundangan.

Para wisudawan yang saya banggakanSaya mengucapkan selamat untuk kebahagiaan saudara beserta orang tua

dan keluarga. Kini saudara berhak menggunakan gelar akademik dan selamat bergabung ke dalam wadah Ikatan Alumni Universitas Widyagama Malang. Jadilah alumni yang membanggakan, berkarakter dan berprestasi, sehingga saudara dapat mengharumkan nama almamater. Terus belajar dari pengalaman hidup di masyarakat, bangun sikap rendah hati dengan sesama.

Saya juga mengucapkan selamat dan terimakasih kepada fakultas dan program studi, dosen dan karyawan yang telah menjalankan fungsinya untuk mendukung pembelajaran mahasiswa. Ucapan yang sama disampaikan kepada segenap panitia yang telah bekerja keras merealisasikan kegiatan wisuda ini.

Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan, melindungi dan membimbing langkah kita semuanya. Amin

Wallahul muwafiq ilaa aqwamith thoriqWassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Malang, 17 Desember 2016Rektor

Prof. Dr. Ir. H. Iwan Nugroho, MSNDP 1992307

Prof. Dr. Ir. H. Iwan Nugroho, MS. (Rektor UWG)

Ir. Ngudi Tjahjono, MT.

Keluarga besar YPPIWM berduka. Pak Sugeng Pambudi, kepala SMA Widyagama meninggal dunia karena sakit, pada tanggal 11 Desember 2016, hari Senin malam. Beliau meninggal dunia di Tulungagung pada usia 56 tahun.

Beliau adalah anggota dari keluarga besar YPPIWM, dan termasuk guru senior di SMA Widyagama. Beliau adalah seorang guru agama bergelar MAg, yang benar-benar seorang guru, dan pantas diteladani. Seseorang yang sikap dan perilaku hidupnya sangat sederhana, lembut dan rendah hati. Ilmu agama yang dikuasai dan sikap/pandangan hidupnya sangat sinkron menciptakan akhlak beliau yang mulia.

Pak Sugeng sangat sering dan lebih aktif menemui dan menghubungi saya, baik datang langsung ke ruang kantor maupun menelfon, padahal usia beliau empat tahun di atas saya. Saya merasa malu terhadap beliau.Tapi begitulah beliau, benar-benar orang yang rendah hati. Beliau memanggil saya “ustadz”, meski saya berulangkali menyampaikan keberatan, karena saya belum layak dengan panggilan itu.

Materi pembicaraan dengan pak Sugeng selalu berhubungan dengan orang lain. Beliau tidak pernah menyampaikan perihal kepentingannya sendiri. Kepedulian beliau kepada orang sangat kuat. Yang beliau pikirkan senantiasa perihal kesejahteraan guru dan karyawan SMA. Di lain waktu, beliau minta bantuan tentang beasiswa bagi

siswa yang tidak mampu. Bila yang kita diskusikan tidak menemukan solusi, beliau selalu mengucap: “Ndak papa ustadz, wong namanya sudah berusaha”. Jawaban itu membuat saya trenyuh, jawaban yang sangat ikhlas, pasrah dan nrimo.

Sebaliknya, setiap bertemu saya juga meminta nasihat beliau selaku senior atau guru agama. Nasehat tentang kebaikan dan keikhlasan. Sekali lagi, rendah hatinya keluar, tidak begitu saja mengeluarkan nasihat. Akhir dari nasihatnya selalu: “kita jalani saja” dengan nada datar.

Kerendahan hati dan keikhlasan Pak Sugeng, membuat sosok beliau selalu nyaman atau “no problem”. Bagaimanapun juga, sebagai seorang guru, apalagi guru yayasan, tentu hidupnya sangat tidak mudah. Namun beliau tampak ikhlas, atau sumeleh. Saya biasa menghadapi banyak orang dengan berbagai karakter. Karakter orang yang sumeleh seperti pak Sugeng ini jarang ditemukan. Kalaupun ada, satu-dua.

Sumeleh, memiliki makna berserah atau ikhlas, bukan menyerah. Sumeleh dekat-dekat dengan pengertian makrifat. Seseorang yang sumeleh telah melampaui atau melewati ujian kehidupan. Hal yang berat adalah melatih seseorang untuk hidup seleh, atau meletakkan hal-hal yang berat sehingga terasa ringan. Orang sumeleh, bersedia dan berani meletakkan atau membebaskan diri dari sesuatu yang sangat ‘berat’, yaitu ego. Ego itu muncul dalam sikap dan perilaku

MENGENANG PAK SUGENG, PRIBADI YANG SUMELEH

sombong, membanggakan diri, atau arogan, seperti: aku bisa, aku mampu, atau akulah yang bisa.

Tentu saja, orang yang sumeleh seperti Pak Sugeng ini disukai banyak orang. Hal ini terbukti, pentakziah yang hadir ke rumah duka di Tulungagung sangat banyak, dan beragam usia. Mereka semua terkesan dengan sumelehnya Pak Sugeng. Ada beberapa anak muda, yang rela jauh-jauh naik motor dari Malang ke Tulungagung untuk menyatakan duka dan mendoakan almarhum. (iwn)

Page 3: Edisi XXIV / Tahun 2016 - widyagama.ac.id · kita untuk introspeksi diri: ... lingkungannya. Persoalan pada dirinya sudah selesai, ... harus dilakukan dengan cara bagaimana?

Edisi XXIV / Tahun 2016U T A M A Edisi XXIV / Tahun 2016 UTAMA 54

Tulisan berjudul “Pengembangan Ekowisata Air Terjun Sumber Pitu dengan konsep IT-Green Berbasis Website di Desa Duwet Krajan Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang” ini rupanya mampu memikat hati dewan juri Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) 2016 yang diselenggarakan Dinas Perhutani Jawa Timur. Ini adalah karya empat mahasiswa UWG yaitu Febri Dwi Yanto (Ketua), Rizky Ratna Panggali, Ahmad Fairuzabadi, dan Irma Yunita (Anggota).

Berawal pada Januari 2015, tiga dari empat mahasiswa ini melaksanakan KPM (Kuliah pengabdian Masyarakat) di Desa Duwet Krajan Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang. Selama satu bulan mengadakan kegiatan pengabdian, jiwa reportasi Tim Pilar ini tergelitik untuk melihat, mendengar, mencari informasi dan mengamati desa yang menjadi salah satu desa penyangga Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru (TN–BTS) tersebut. Sejalan dengan program KPM, mereka memberikan wawasan kepada masyarakat

desa mengenai teknologi dan ekowisata, hingga memberikan pelatihan pengolahan hasil pertanian. Tujuannya adalah agar masyarakat dapat mengembangkan Desa Duwet Krajan menjadi desa wisata dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki sehingga berdampak pada ekonomi masyarakatnya.

Pada saat Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur mengumumkan akan meyelenggarakan lomba karya tulis ilmiah yang mengharuskan mengangkat wilayah Perhutani Provinsi Jawa Timur, mereka tergerak untuk mengikutinya. Berbekal pengalaman selama PKM, mereka mencoba mengangkat desa yang memiliki berbagai kekayaan sumber daya alam dan tempat wisata ini. Informasi bahwa desa ini digadang-gadang menjadi sebuah “Desa Wisata”, menguatkan mereka untuk membantu memperkenalkan desa ini ke tingkat yang lebih luas.

Febri, sang ketua tim, menjelaskan: “Kami mencoba membantu memperkenalkan kekayaan sumber daya alam desa ini dengan memasukkan unsur informasi teknologi di dalamnya. Air Terjun Sumber Pitu menjadi fokus kajian. Kami sampaikan kepada masyarakat, bahwa Air Terjun Sumber Pitu bukan hanya sekedar lokasi wisata, tetapi juga sebuah potensi ekonomi bagi masyarakat sekitar. Gagasan ini kemudian kami namakan Konsep IT-Green”.

Konsep IT-Green bermakna bahwa dalam dunia IT juga dapat dimasukkan unsur penghijauan dan pembelajaran mengenai ekowisata. IT seperti apa yang diusung oleh tim dari perguruan tinggi swasta yang terletak di Jalan Borobudur ini? Dalam kajian mereka, website menjadi salah satu media sosial yang mereka gagas untuk menunjang pengembangan ekowisata di desa yang terletak di Kecamatan Tumpang tersebut, khususnya untuk Air Terjun Sumber Pitu. Untuk mendapatkan informasi terbaru tentang Air Terjun Sumber Pitu dan

Desa Duwet Krajan, mereka bertandang kembali menemui masyarakat yang dulu pernah mereka beri pencerahan. Seminggu setelah itu, karya tulis merekapun siap dikirim ke Dinas Perhutani Provinsi Jawa Timur. Seleksi awal menetapkan mereka menjadi finalis keenam dan satu-satunya tim yang berasal dari PTS. Final berlangsung pada 19-21 Oktober 2016 di sebuah hotel di Kota Batu. Presentasi Febri, sang ketua, berhasil membawa tim ini pada posisi Juara III kelompok mahasiswa dan berhak membawa pulang piala dan dana pembinaan senilai tiga juta rupiah. Sementara urutan pertama dan kedua diduduki oleh Tim Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. “Bahagia rasanya bisa menyumbang satu trophy untuk Kampus Inovasi kami”, ungkap Febri dengan raut wajah haru sekaligus bahagia di akhir obrolan dengan tim PILAR.(rat).

IT – GREEN HANTAR UWG JUARA III LKTI

Perwakilan UWG di LKTI Perhutani Jawa Timur

30 Juli 2016 pukul 08.00, meja r e g i s t r a s i yang tertata rapi di teras Hall Widyagraha K a m p u s II UWG sudah ramai d i d a t a n g i peserta. “The Adventages of Cisco Webex As Long Distance Communication”, itulah tema seminar internasional yang akan mereka hadiri. Sungguh prestasi luar biasa yang ditorehkan oleh para mahasiswa Teknik Informatika dibawah sang ketua Ismail Akbar. Kegiatan ini menghadirkan para pakar dibidang cisco yakni: 1) Mr. Ahmad Zaerif (Progam Manager of Cisco System Malaysia), 2) Mr. Mohd Rujhan Mohd Taha (Direktur of Terralogic SDN BHD Malaysia) dan 3) Adri Gautama, ST. (Academy Manager of Cisco System Indonesia). Acara yang kali pertama diadakan di Universitas Widyagama Malang ini diikuti oleh 200 peserta dari kalangan mahasiswa, praktisi, pegiat bisnis jaringan internet, pelajar SMK Jurusan Teknik Jaringan dan masyarakat umum.

Alasan mengambil tema tentang cisco adalah karena cisco adalah vendor jaringan terbesar di dunia, dan dari perkembangan teknologi, cisco telah membuat layanan aplikasi webex untuk mempermudah pertemuan/meeting jarak jauh. Malam sebelumnya para pemateri diundang untuk menghadiri meet and greet dengan para sponsor dan beberapa undangan. Esoknya, mereka disambut oleh Rektor UWG (Prof. Dr. Ir. Iwan Nugroho, MS.) di ruang kerjanya. Seminar yang sepenuhnya

d i l a k s a n a k a n oleh para mahasiswa ini, d i p e r s i a p k a n dalam waktu 3 bulan, mulai dari dokumen l e g a l i t a s , m e n c a r i s p o n s o r , p u b l i k a s i hingga hari-H pelaksanaan.

Seminar ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor III (Bidang Kemahasiswaan), Dr. Agus Tugas Sudjianto, ST., MT. Disamping mendapatkan ilmu dan pengalaman, para peserta seminar mendapatkan Seminar Kit yang terdiri dari materi seminar, notes, foto di photobooth, sticker, snack, dan juga sertifikat. Yang tak kalah menarik, banyak goody bag dari para sponsor yang disiapkan sebagai door price bagi peserta.

Seminar Internasional ini dikemas dengan cantik. Hambatan komunikasi yang dialami oleh sebagian besar peserta dari kalangan pelajar dan mahasiswa, rupanya tidak menyurutkan motivasi mereka untuk mengikuti seluruh rangkaian acara hingga tuntas. Para panitia yang semuanya “tampil beda” menjadi salah satu daya tarik penyelenggaraan kegiatan ini. Setelah penyampaian materi dan diskusi, sebagai penutup acara dilakukan demo ruangan yang diikuti dengan sangat antusias oleh para peserta. Sebagai apresiasi terhadap keaktifan peserta, ada door price menarik dari para sponsor.

“Ini adalah langkah awal. Kedepannya kami berharap ada tindaklanjut berupa MoU di bidang tri dharma perguruan tinggi yang dapat meningkatkan kualitas SDM dosen di lembaga ini,” harap Agus Tugas Sudjianto. (nur)

PRODI TEKNIK INFORMATIKA UWG GELAR SEMINAR INTERNASIONAL “CISCO WEBEX”

Foto Bersama Narasumber “Cisco” dengan Wakil Rektor III

Minggu 23 Oktober 2016, Fakultas Pertanian Universitas Widyagama Malang bertolak menuju BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) Karangploso untuk mengikuti Uji Kompetensi yang diselenggarakan oleh CV. Agro Gemilang. Memiliki kompetensi menjadi syarat bagi lulusan perguruan tinggi, dan ini harus dibuktikan dengan sertifikat yang akan menjadi Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). SKPI adalah surat pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh lembaga pendidikan tinggi, berisi informasi tentang capaian akademik atau kualifikasi dari lulusan pendidikan tinggi bergelar, sebagaimana diatur dalam Permendikbud No 81 tahun 2014.

Sertifikasi merupakan bagian dari upaya peningkatan mutu lulusan yang mulai diterapkan oleh Universitas Widyagama Malang. Untuk mendukung ini, UWG sudah memiliki sebuah Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) berlogo Garuda dengan lisensi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Saat ini masih untuk Program Studi Informatika, dan mencakup dua bidang yaitu Pemrograman Website dan Jaringan. Artinya, siapapun yang menginginkan Sertifikat Profesi Pemrogaman Website dan Jaringan, dapat melakukan uji kompetensi di LSP UWG. Yang terbaru, UWG telah pula mengirimkan salah seorang dosennya (Dra. Wiwin Purnomowati, MSi) untuk mengikuti pelatihan asesor kompetensi di bidang ekowisata. Ke depan akan banyak dosen yang dihimbau untuk mengikuti pelatihan menjadi asesor kompetensi profesi semacam ini.

Karena masih terbatasnya asesor kompetensi profesi yang dimiliki oleh LSP UWG, maka untuk kompetensi diluar yang tiga tersebut, UWG masih harus

SKPI TINGKATKAN KUALITAS LULUSAN UWG

bekerjasama dengan pihak lain. Baru-baru ini beberapa lulusan FP UWG mengikuti uji kompetensi bidang pertanian di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Karangploso dengan pelaksana teknis adalah CV. Agro Gemilang. Pentingnya SKPI adalah sebagai penguat kualifikasi lulusan agar mendapatkan point lebih ketika terjun di dunia kerja.

Ini adalah bagian dari tanggung jawab lembaga untuk memberikan nilai lebih secara formal kepada lulusannya. Sertifikat Kompetensi yang dikeluarkan oleh LSP UWG ini nantinya akan diakui secara nasional, bahkan secara internasional. “Harapannya, dengan ijazah yang didampingi SKPI, lulusan UWG dapat masuk ke dunia kerja dengan lebih mudah. Akan tetapi, bilamana itu belum dapat diwujudkan, paling tidak peserta uji kompetensi terkini untuk menjadi “job seeker”, demikian jelas Wakil Rektor I Bidang Akademik, Prof. Dr. Ir. Sukamto, MS.

Uji kompetensi yang berlangsung di kantor BPP Karangploso diikuti dengan sangat antusias oleh calon sarjana baru UWG ini dari awal hingga akhir. Materi uji kompetensi ini meliputi tes tulis, tes lisan dan tes praktek lapang. “Ini untuk kali pertama calon sarjana kita mengikuti uji kompetensi bidang pertanian.” Ujar Ketua Program Studi Agroteknologi FP UWG. (san/irm)

Mahasiswa Fakultas PertanianSedang Mendengarkan Pengarahan Uji Kompetensi di BPP

Setelah menunggu selama kurang lebih 2 bulan, Prodi Akutansi Fakultas Ekonomi Universitas Widyagama (FE UWG) Malang akhirnya bisa bernafas lega. Sejak divisitasi pada 11 April 2016 oleh BAN PT akhirnya pada 21 Juni 2016 secara resmi BAN-PT telah mengumumkan hasilnya. Akreditasi A dengan nomor SK No. 0836/SK/BAN-PT/Akred/S/VI/2016. Ada rasa bangga yang membuncah memenuhi seluruh rongga dada sivitas akademika Kampus Inovasi ini.

Pelaksanaan visitasi Prodi Akuntansi yang dilaksanakan pada pertengahan April 2016 lalu, mendapatkan apresiasi dari Asesor BAN-PT, Prof. Soekrisno Agoes dan Dr. Nurna Aziza, SE., MSi. Paparan Kaprodi Akuntansi, Dr. Ana Sopanah, SE, Ak, CA, CMA, CIBA, tentang kinerja prodi ini membuat para asesor terkesima.

Kegiatan hasil kerja sama dengan IAI Jawa Timur, IAI Muda dan alumni, memberikan kontribusi positif kepada hasil penilaian. Tentunya dengan tidak mengesampingkan kualifikasi SDM (dosen dan karyawan) serta sarana dan prasana pendukung lainnya. Nilai ‘A’ ini akan sangat membantu mewujudkan cita-cita dan harapan sivitas akademika untuk menjadi

perguruan tinggi yang “Unggul dan Bermutu” sebagaimana visi lembaga pendidikan tinggi ini. Buah kerja cerdas yang patut diacungi jempol!

Sejak ibu muda yang cantik ini menjadi kaprodi, geliat Prodi Akuntansi serasa tak dapat dibendung, mengadakan kegiatan atau ikut kegiatan di luar. Tercatat diantaranya:

Seminar Akuntansi dengan tema Peran Akuntan dalam Mewujudkan Bisnis yang Berintegritas pada 16 Maret 2016, Seminar Akuntansi bertajuk Academic Writing pada 2 April 2016, dan Seminar Profesi Keuangan Indonesia dalam Persaingan di Era ASEAN Economic Community pada 2 Desember 2016, yang diselenggarakan di kampus tercinta. Kegiatan terakhir ini mendatangkan 4 pakar akuntansi dari Kantor Kementerian Keuangan, yakni Eko Suprapto (Kasubbid Pengembangan Profesi Keuangan), Lestyo Rini (Kasubbid Pelaporan & Analisa Penilai, Aktuaris & Profesi Keuangan Lainnya, Perwira Yodanto (staff Subbid Pengembangan Profesi Akuntansi) dan Firman Dwi Suprayoga (staff Subbid Pengembangan Profesi Penilai, Aktuaris & Profesi Keuangan Lainnya). Sementara itu keterlibatan prodi ini keluar adalah mengikuti Olimpiade Nasional Akuntansi bertajuk Accounting Championship JAFA 2016 pada 11 Nopember 2016 di Jember, dimana Prodi Akuntansi FE UWG mengirimkan 2 tim andalannya. Aktifitas yang melibatkan publik inilah yang akhirnya membawa prodi ini pada prestasi puncaknya. (San/rk)

PRODI AKUTANSI RAIH AKREDITASI “A”

Foto Bersama Asesor dan Staf Dosen Prodi Akuntansi usai VisitasiM e m a s u k i era Masyarakat E k o n o m i Asean (MEA), U n i v e r s i t a s W i d y a g a m a Malang (UWG) mempersiapkan l u l u s a n n y a d e n g a n m e m b e r i k a n bekal kompetensi

berstandar nasional. Melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang dimiliki oleh UWG saat ini lulusannya sudah dapat memiliki sertifikat resmi yang diakui oleh BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). BNSP yang berada di bawah Kementrian Ketenagakerjaan ini telah memberikan lisensi resmi kepada LSP UWG, yang artinya LSP UWG bisa mengadakan uji kompetensi yang kemudian sertifikat hasil uji kompetenasi ini diakui di dunia kerja.

Sertifikat berlogo garuda emas ini nantinya bisa digunakan di tingkat nasional dan bisa digunakan dengan para lulusan yang lainnya. Sebelumnya, melalui Pusat Pengembangan Karir (P2K) UWG yang berdiri sejak tahun 2005, UWG membekali lulusannya dengan lima kompetensi unggulan, yakni: Aplikasi Komputer, English Conversation, Basic Information Technology, Kewirausahaan, dan TOEFL. Namun, agaknya sertifikat lokal ini dirasa kurang memenuhi kebutuhan kerja manakala lulusan akan bersaing dengan

lulusan dari kampus lainnya. Apalagi memasuki era MEA yang menuntut setiap warga negara Indonesia untuk bisa mengembangkan dirinya, tanpa terkecuali lulusan S1.

Membaca pentingnya sertifikasi profesi yang diakui tingkat nasional inilah akhirnya UWG mendirikan LSP. Selain UWG, beberapa kampus juga ada yang memiliki lembaga ini meski belum banyak. Sementara ini, LSP UWG baru memiliki dua skema sertifikasi, yaitu: Perancangan Basis Data & Pemantauan Keamanan Jaringan. Diakui oleh Dra. Wiwin Purnomowati, M.Si selaku Direktur LSP bahwa dua skema ini adalah bidang Teknologi Informasi yang merupakan skema awal dari didirikannya LSP UWG. Nantinya diharapkan bidang – bidang yang lainnya juga bisa mendapatkan skema LSP ini.

Resmi mendapatkan lisensi dari BNSP pada kemarin (31/05), LSP UWG memiliki 4 orang asesor (penguji) yang jumlah ini sudah memenuhi standar minimal asesor dari BNSP. Asesor ini nantinya yang akan menguji peserta uji kompetensi yang kemudian penilaiannya akan diserahkan ke BNSP pusat di Jakarta untuk ditentukan apakah peserta layak dinyatakan lulus. Pertama kalinya pada tanggal (31/08), LSP UWG mengadakan uji kompetensi dengan dua skema yang tersedia yang total pesertanya berjumlah 15 mahasiswa. Materi yang diujikan ialah uji sikap (praktek), uji ketrampilan (praktek), dan uji pengetahuan (tulis dan lisan).

Lulusan UWG Dapatkan Sertifikat “Garuda Emas”

Di sisi lain mengapa harus LSP dan seluruh lulusan harus memiliki sertifikat berlogo garuda emas ini adalah karena pemerintah membuat keputusan bahwa setiap lulusan S1 harus memiliki SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah) yang bisa dibuktikan salah satunya melalui sertifikat LSP ini.

“Saya berharap LSP UWG bisa menambah skema agar semua program studi dapat terjamah, tidak menutup kemungkinan skema pada bidang yang umum, misal Kewirausahaan. Semoga dengan usaha kampus untuk memiliki LSP ini bisa membekali mahasiswa untuk bersaing di masa depan nantinya”, ucap Wiwin, begitu ibu berjilbab ini biasa disapa menutup obrolan dengan Tim Pilar. (rat)

Tim PKM-PSH dari Fakultas Hukum UWG berhasil meraih Juara II Kategori Poster pada ajang PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) ke-29 yang berlangsung di Institut Pertanian Bogor (IPB). Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 8—12 Agustus 2016 lalu itu merupakan kabar menggembirakan bagi UWG. Bahkan Dosen Pembimbing yang turut serta mendampingi tim tersebut, Dr. Purnawan Dwikora Negara, SH., MH., langsung membagikan kabar gembira itu ke sivitas akademik UWG. Tim PKM yang diketuai oleh Daniel Presley Sianipar dengan anggota Agung Abdillah dan Tia Wulandari itu, mampu menyisihkan 460 Tim PKM dari 145 Perguruan Tinggi di tanah air. Medali Perak pun berhasil dibawa pulang oleh Tim PKM UWG dari IPB.

Walaupun dalam ajang PIMNAS, tim UWG hanya lolos satu tim, namun semangatnya tak mau kalah dengan tim yang lainya. Berbekal semangat dan pengetahuan

TIM PKM-PSH UWG RAIH MEDALI PERAK PIMNAS

UWG (13/06/16), berlangsung visitasi Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Widyagama Malang, yang dilakukan oleh 4 orang asesor BAN-PT yakni; 1) Prof. Dr. Ir. M. Nasikin, M.Eng., 2). Prof. Dr. Ir. Mulyono S. Baskoro, MSc., 3). Dr. Ir. Pramono Hariadi, MS., dan 4) Prof. Dr. Ir. Ramlan Silaban, MSi. Universitas Widyagama Malang melalui pimpinannya (Rektor; Prof. Dr. Ir. Iwan Nugroho, MS.) menyampaikan beberapa dokumen yang telah disiapkan pada visitasi AIPT di depan Tim Asesor BAN-PT dengan didampingi 3 wakil rektornya dan para Tim AIPT UWG dengan dokumen Borang AIPT yang tersusun dengan rapi sesuai dengan muatan Standar masing-masing.

Acara inti berlangsung pada hari senin 13 Juni 2016 di gedung P2K, rektor UWG mempresentasikan dokumen borang AIPT di depan 4 asesor BAN-PT dengan baik dan lancar. Rektor UWG (Prof. Dr. Ir. Iwan Nugroho, MS.) dalam sambutannya sebelum presentasi menyampaikan bahwa; kami mengucapkan selamat datang kepada bapak-bapak asesor BAN-PT atas kehadirannya di kampus Universitas Widyagama Malang ini dalam rangka melaksanakan tugas Negara yakni Visitasi Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi. Visitasi ini sangat menentukan bagi kami untuk melanjutkan aktivitas lembaga ini (Universitas Widyagama Malang) untuk bisa membantu pemerintah dalam mencerdaskan anak bangsa. Lebih lanjut rektor menyampaikan hasil-hasil kemajuan yang telah dicapai, UWG dengan segala prestasinya sekarang ini adalah salah satu perguruan tinggi swasta di Malang yang mendapatkan banyak prestasi dari Dikti dari bidang riset dan pengabdian kepada masyarakat, dimana baru-baru ini UWG mendapatkan predikat peringkat III kopertis VII dalam perolehan dana Hibah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Ditlitabmas). Kemajuan akademik yang lain juga dicapai oleh para mahasiswa UWG dengan berbagai prestasi yang diraihnya di ajang tingkat nasional. Perbaikan fasilitas sarana prasarana juga sudah mulai kelihatan

dan sudah dapat dirasakan hasilnya oleh sivitas akademika UWG.

Selanjutnya saatnya Tim Asesor yang dipimpin langsung oleh ketua Tim Visitas AIPT dari BAN-PT yakni Prof. Dr. Ir. M. Nasikin, M.Eng., (dari Universitas Indonesia) menyampaikan beberapa pertanyaan terkait dokumen borang AIPT, secara keseluruhan UWG adalah sebuah perguruan tinggi yang cukup baik dan layak sesuai dengan standar BAN-PT. Adapun beberapa catatan perlu dilakukan perbaikan untuk mencapai beberapa kriteria sebuah perguruan tinggi yang unggul, sebagaimana visi misi Universitas Widyagama Malang. UWG dengan Go Research and Entrepreneurship nya tentu harus bisa menjawab secara jelas kepada masyarakat bahwa perguruan tinggi ini mempunyai kualitas yang bisa menjadi rujukan bagi masyarakat. Visi misi tersebut harus diwujudkan secara nyata dalam bentuk karya nyata yang kongkrit kepada masyarakat bagaimana aktualisasi UWG sehingga dapat mencapai itu semua. Secara umum sarana laboratorium dan perpustakaan dan fasilitas untuk pelayanan kepada mahasiswa, berdasarkan tanggapan asesor menyatakan sangat baik, tanggapan mahasiswa dan alumni dalam sesi wawancara langsung dengan asesor juga sangat baik. Secara umum Universitas Widyagama Malang ini adalah perguruan tinggi yang bagus, semoga dapat meraih nilai Akreditasi yang terbaik, bukan tidak mungkin dapat mencapai nilai akreditasi “A”. (begitu kata pak Nasikin).

Presentasi visitasi AIPT Universitas Widyagama Malang berakhir tepat pukul 15.00 dengan telah ditandatangani berita acara visitasi AIPT Universitas Widyagama Malang oleh 4 orang asesor BAN-PT dan dokumen secara langsung diserahterimakan kepada rektor UWG. Selanjutnya dokumen berita acara Visitasi akan diplenokan di BAN-PT di Jakarta untuk diputuskan nilai Akreditasi terhadap institusi Universitas Widyagama Malang.

Akhirnya hasil yang ditunggu-tunggu oleh UWG sungguh menggembirakan, UWG mendapatkan peringkat Akreditasi dengan Nilai “B”, berdasarkan SK BAN-PT Nomor: 2604/SK/BAN-PT/Akred/PT/IX/2016. Sungguh sebuah hasil yang cukup memuaskan yang patut disyukuri bahwa Universitas Widyagama Malang ini dinilai sebagai sebuah perguruan tinggi yang memenuhi standar mutu berdasarkan peraturan pelaksanaan pendidikan tinggi oleh BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. (san/pip).

Visitasi AIPT UWG, Hasilkan Nilai Akreditasi “B”

Serah terima berita acara Visitasi AIPT oleh Asesor BAN-PT kepada rektor UWG

yang mumpuni, medali perak pun berhasil dipersembahkan bagi lembaga. “Bukan medali peraknya, tetapi proses perjuangan panjang dalam melewati tahap demi tahap dalam membuat proposal tersebut” ujar Daniel, ketua tim sambil tersipu. Perjuangan untuk sampai PIMNAS memang tidak mudah. Pasalnya, proposalnya harus dikirim, diterima, dipanggil, diuji, sampai lolos pada tahap terakhir yakni PIMNAS. “Ini suatu kebahagiaan dan kebanggan yang sangat luar biasa” kata Dr. Purnawan sebagai dosen pembimbing.

Semua sivitas akademika UWG tentu merasa bangga, karena prestasi TIM PKM Fakultas Hukum UWG berhasil medali perak merupakan kali pertama dalam sejarah UWG masuk ajang PIMNAS. Semoga ini menjadi motivasi bagi mahasiswa UWG lainya, untuk dapat mengikuti jejak Tim PKM ini. Bravo Tim PKM PSH UWG! (san/pip/wah)

PUBLIKASI MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG

Submit International

Agung Abdillah & Tia Wulandari (saat tiba di Bandara Abd.Saleh Mlg dengan Medali Perak)

Page 4: Edisi XXIV / Tahun 2016 - widyagama.ac.id · kita untuk introspeksi diri: ... lingkungannya. Persoalan pada dirinya sudah selesai, ... harus dilakukan dengan cara bagaimana?

Edisi XXIV / Tahun 2016POJOK PKM Edisi XXIV / Tahun 2016UNIVERSITARIA 76

Laki-laki itu begitu ceria ketika diwawancarai Tim Pilar pada Jum’at (09/12) kemarin. Apalagi ketika ditanya terkait berhasilnya UWG meraih Juara II Kategori Poster pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Keceriaan wajahnya terlihat sangat jelas. Adalah Febri Ryan, mahasiswa Fakultas Hukum yang mempunyai andil besar dalam keberhasilan Tim Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) yang berlaga dalam ajang PIMNAS di Institut Pertanian Bogor (IPB) kemarin, 8—12 Agustus 2016

Pasalnya, poster yang berhasil membawa pulang Medali Perak itu adalah buah tangan Febri Ryan. “Saya memang bersemangat jika berhubungan dengan dunia program computer,” ujarnya sambil menunjukkan poster PKM yang dibawa ke PIMNAS. Bujang kelahiran Malang, 28 Februari 1996 itu mengatakan bahwa membutuhkan waktu yang ekstra banyak untuk fokus menyelesaikan poster tersebut. Apalagi poster yang dia buat harus berhadapan dengan poster-poster lain yang tidak kalah bagusnya.

Waktu, menjadi kendala terbesar dalam pembuatan poster tersebut. Febri Ryan hanya diberikan waktu sehari semalam untuk menyelesaikannya, mulai dari desain poster sampai dengan mencetaknya. “Saya bahkan hanya tidur selama dua jam,” tuturnya. Pembuatan poster dalam level PIMNAS bukan hanya dituntut bagus, tetapi lebih dari itu, harus “bisa berbicara”, dan kreatif. Kreatifitas inilah kunci utama penilaiannya.

Kreatifitas itu pulalah yang akhirnya mengantarkan UWG menjadi Juara II Kategori Poster Bidang Sosial-Humaniora (PKM-PSH). “Begitu mendengar kabar tersebut, rasanya terbayar lunas seluruh waktu yang telah saya korbankan,” ungkapnya sambil tersenyum. Meski dirinya tidak tergabung menjadi anggota tim, tetapi andilnya tidak bisa dipandang sebelah mata. “Apalagi katanya UWG baru pertamakalinya meraih medali,” ucapnya bangga. Apresiasipun datang dari banyak pihak untuk pemuda ganteng yang hobi memetik gitar itu.

Tulisan bertajuk “Rekonstruksi Hukum Sumber Daya Air Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 85/PUU-XI/2013 dalam Mewujudkan Pengelolaan Sumber Daya Air Berbasis Konstitusi” dibawah b i m b i n g a n Dr. Purnawan DN, SH, MH ini membawa Tim UWG yang diketuai Daniel Presley Sianipar dengan dua orang anggota yaitu Tya Wulandari dan Agung Abdillah lolos PIMNAS, dan poster karya Febri Ryan mengantarkan tim ini meraih Medali Perak. Selamat! Teruslah berkreasi dan berinovasi untuk kampus tercinta. (feb)

SOSOK DI BELAKANG KEBERHASILAN MEDALI PERAK PIMNAS

Febri Ryan (mahasiswa FH)

LAHIRNYA UKM BERGENGSIL a y a k n y a

virus yang dapat menjangkiti atau menjadi wabah bila menyerang s e s e o r a n g , P e k a n K r e a t i f i t a s M a h a s i s w a (PKM) telah berhasil mencuri hati dan pikiran k a l a n g a n m a h a s i s w a U n i v e r s i t a s W i d y a g a m a (UWG) Malang. Seperti virus cinta yang p e n g a r u h n y a bisa bikin jungkir balik d i b u a t n y a , siang malam yang dipikirkan

hanya juwita sang pujaan, demikian juga virus PKM ini. Setiap melangkahkan kaki di lantai dasar kampus 3, terlihat di langit-langit atap berkibar kertas bertuliskan “Pekan Memperjuangkan PKM” yang digantung manis dan rapi. Trending topik PKM telah mewabah di kalangan mahasiswa UWG Malang. Tidak hanya di kampus III, wabah PKM pun menyebar di kampus II. Semua itu adalah secuil dari cerita awal mulai lahirnya Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) baru yaitu, UKM PKM.

UKM-PKM adalah organisasi kemahasiswaan baru di Universitas Widyagama Malang. Menurut Ketua UKM PKM (Agung-FH), UKM-PKM baru resmi berdiri satu bulan yang lalu. Berdirinya UKM ini diprakarsai oleh mahasiswa FH UWG, yang sejak tahun 2015 berhasil meloloskan proposalnya untuk didanai oleh KEMRISTEK Dikti. Bahkan tahun 2016 ini Fakultas Hukum berhasil meloloskan tim PKMnya hingga masuk ke PIMNAS yang akhirnya berhasil menyabet juara 2 PIMNAS kategori

Tampaknya, slogan ‘Bukan Mahasiswa UWG Jika Tidak Kenal PKM’, menjadi suatu kenyataan yang menggembirakan. Semua sivitas akademika tumpah ruah ikut menyemarakkan suasana persiapan pengiriman proposal Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) ke Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Dirjen Belmawa), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti). Suasana itu terlihat di semua fakultas yang berada di lingkungan UWG, Fakultas Ekonomi, Hukum, Pertanian dan Teknik.

Yang paling bersemangat adalah Fakultas Hukum. Semangat dan antusiasme yang begitu nyata ini terlihat dari dekorasi umbul-umbul berwarna-warni bertuliskan “PKM-PIMNAS, Pekan Memperjuangkan PKM” di seluruh lorong FH UWG. Begitu menjejakkan kakinya di kampus, demam PKM langsung terasa menyerang. Umbul-umbul ini dipasang sebagai bentuk semangat dari mahasiswa Fakultas Hukum untuk berjuang mengirimkan proposal PKM yang nantinya diharapkan bisa lolos sampai ke ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS).

Umbul-umbul itu dipasang bukan hanya sebagai slogan semata. Hal ini dibuktikan dengan tindakan nyata mahasiswa FH untuk lembur selama dua minggu sebelum hari terakhir pengiriman proposal PKM (06/11), dengan

MAHASISWA UWG SUKSES KIRIM 109 PROPOSAL PKMdigawangi oleh Rhea Rosilia Wulandari (22) bersama dua koordinator yakni AH. Zakiyuddin (21) dan Rizal Syahru Romadlon (21). “Selama dua minggu diadakan mentoring dan penyusunan PKM yang nantinya langsung di-upload ke Simbelmawa,” ujar Rhea kepada Tim Pilar.

Rhea juga menambahkan pendampingan selama dua minggu itu mencakup tentang sosialisasi ke kelas-kelas, diskusi judul PKM, pembagian anggota tim dan dosen pembimbing, pelaksanaan pembuatan proposal hingga sampai pengiriman proposal ke Sistem Informasi Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Simbelmawa) Kemristekdikti. Pada tahapan di atas, Fakultas Hukum berhasil mengirimkan 49 proposal ke Simbelmawa. Jumlah tersebut tersebar dalam tiga skim hibah yakni PKM Penelitian (PKM-P), PKM Pengabdian Masyarakat (PKM-M) dan PKM Kewirausahaan (PKM-K). Terdapat juga dua skim lain yakni PKM Teknologi (PKM-T) dan PKM Karsa Cipta (PKM-KC).

Dari Fakultas Pertanian, pegiat PKM Zulfia Mahendrayana (20), menambahkan bahwa suasana akademik menjadi ramai menjelang pengiriman PKM. “Teman-teman (FP, red.) jadi sering kumpul di Ruang Baca FP untuk diskusi dan lembur terkait PKM” ujarnya saat ditemui Tim Pilar.

Buah dari kerja keras empat fakultas itu mendapatkan apresiasi dari Koordinator PKM UWG, Chauliah Fatma Putri, ST, MT. “Ada 109 proposal yang berhasil dikirimkan UWG ke Simbelmawa Kemristekdikti. Angka ini terdiri dari 73 skim PKM-P, 28 skim PKM-K, 10 skim PKM-M, 12 skim PKM-T dan 5 skim PKM-KC. Berdasarkan program studi, Prodi Ilmu Hukum menempati posisi pertama dengan pengiriman 49 proposal, disusul Prodi Teknik Sipil 20 proposal dan Prodi Teknik Mesin sebanyak 10 proposal. Kita optimis nantinya ada yang berhasil lolos PIMNAS,” kata Ully, begitu Chauliah biasa dipanggil, dengan senyum optimisnya. (feb)Tim PKM FH UWG antusias menyemarakkan suasana PKM

Bersaing dengan tenaga dari luar negeri tentunya menjadi hal yang tidak dapat dipungkiri lagi, ketika MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN sudah masuk di Indonesia. Masyarakat Indonesia sudah mulai mempersiapkan diri dengan meng-upgrade mutu dan kinerja mereka agar dapat bersaing dengan tenaga dari luar negeri. Profesi akuntan publik salah satunya, masih sedikitnya profesi akuntan di Indonesia yang belum memiliki kemampuan handal dan profesional. KEMENKEU RI (Kementrian Keuangan Republik Indonesia ) misalnya, tenaga kerja disana sudah hampir didominasi tenaga kerja dari negara Thailand, maka dari itu perlu perbaikan kinerja dan kulaitas khususnya profesi akuntan publik di Indonesia.

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Widyagama Malang juga tak ikut ketinggalan utnuk meng-upgrade mahasiswanya dalam menghadapi MEA, salah satunya yitu dengan mengadakan kegiatan yakni Seminar Profesi Akuntansi dan PPL Bagi Akuntan Publik dengan tema; “Profesi Keuangan Indonesia Dalam Persaingan di Era ASEAN Economic Community” yang bekerja sama dengan KEMENKEU RI dengan menghadirkan 3 pakar Akuntan dari Kantor Kementerian Keuangan, yakni; 1) bapak Eko Suprapto (Kasubbid Pengembangan Profesi Keuangan), 2) Ibu Lestyorini (Kasubbid Pelaporan & Analisa Penilai, Aktuaris & Profesi Keuangan Lainnya, 3) bapak Perwira Yodanto (staff Subbid Pengembangan Profesi Akuntansi).

Bertempat di Gedung F9 Kampus II UWG (2/12/2016), Acara tersebut diawali dengan sambutan pembukaan oleh Dekan Fakultas Ekonomi, bapak Dr. H.M. Sodik, MSi., beliau menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada ke tiga narasumber dari Kementerian Keuangan yang telah bersedia hadir menyempatkan waktu untuk memberikan materi kepada adik2 mahasiswa kami dari Fakultas Ekonomi Universitas Widyagama Malang. Seminar ini tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa akuntansi serta Dosen akuntansi dan Manajemen saja tetapi juga dihadiri oleh mahasiswa STIE Malangkucecwara dan praktisi dari instansi keuangan di Malang total keseluruhan peserta dalam seminar ini berjumlah 119 orang.

Acara seminar Profesi Akuntansi dan PPL Bagi Akuntans Publik ini sengaja diselenggarakan untuk memberikan pengetahuan dan bekal bagi para mahasiswa jurusan Akuntansi mengenai profesi Akuntan Publik, dimana di Indonesia profesi ini masih terbuka sangat luas peluangnya bagi para mahasiswa jurusan Akuntansi. . Serta meng-upgrade kinerja dan mutu mahasiswa akuntansi UWG. Untuk itu melalui acara seminar diharapkan dapat menyemangati para mahasiswa dan menjadikan bekal kelak setelah lulus menjadi Sarjana Akuntansi yang dapat mengaplikasikan dirinya di dunia kerja

Acara seminar tingkat nasional tersebut dimulai pukul 09.00 – 17.00 dan mendapat tanggapan yang baik dari peserta.dan berjalan dengan lancar hingga materi terakhir disampaikan. Dengan diadakannya seminar ini diharapkan mahasiswa dapat menambah wawasan diluar dari teori-teori yang dipelajari di kampus. Midha selaku Ketua Himpunan Jurusan Akuntansi (HMJA) menjelaskan bahwa dalam seminar ini kita belajar langsung dari narasumber yang telah menemui berbagai macam studi kasus. sehingga nantinya dapat menggabungkan antara teori dengan kondisi nyata yang ada di lapangan dan menjadi pemicu semangat mereka untuk belajar lagi. (cit)

SEMINAR NASIONAL PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Sebagai bagian dari kegiatan bela negara, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum (BEM-FH) menggandeng Unit Kegiatan Mahasiswa Resimen Mahasiswa 814 Mahasurya (UKM Menwa) pada Kamis (17-11-2016) menyelenggarakan Seminar Nasional yang bertemakan “JAUHKAN GENERASI MUDA DARI PAHAM RADIKAL, DEMI KESATUAN NKRI”. Seminar itu berlangsung di Hall Gedung Widyagraha Kampus II Universitas Widyagama Malang. Acara yang diketuai oleh Zaky Udin (FH) ini dihadiri lebih dari 300 peserta yang berasal dari pelajar dan mahasiswa dari SMA/K dan perguruan tinggi di Malang, perwakilan BEM dan Ikatan Alumni UKM MENWA 814 Mahasurya, serta tamu undangan dari unsur Kepolisian, TNI dan Pemerintah Daerah Kota Malang.

Acara yang resmi dibuka oleh Wakil Rektor III (Dr. Agus Tugas Sudjianto, ST., MT) ini mendapatkan apresiasi yang sangat lua biasa. Menurut Agus Tugas, acara ini sangat membantu dalam pencegahan paham radikal di kalangan generasi muda. Dalam sambutannya Agus menegaskan: “Universitas Widyagama Malang menolak dengan tegas paham radikalisme dan selalu mendukung NKRI. NKRI adalah harga mati!”. Tiga narasumber pada kegiatan ini Kombes Dr. Saubar Isman, SH, MH, MSc. dari BNPT, Letkol Taufik dari Lanud Abd Saleh, Kolonel Marinir Suhartono dari Lantamal dan Joko Susanto, SIP, MSc dari Unair. Sebelum acara penyampaian materi, terlebih dahulu dilakukan penandatanganan deklarasi bersama penolakan paham radikal di lingkungan pendidikan.

Kombes Dr. Saubar Isman, SH., MH., MSc., memulai

DEMI KESATUAN NKRI: JAUHKAN GENERASI MUDA DARI PAHAM RADIKAL

p r e s e n t a s i d e n g a n menyampaikan b a h a y a serangan yang dilakukan oleh teroris di Jawa Timur dan Indonesia pada u m u m n y a . Generasi muda Indonesia harus peka terhadap ajakan dari organisasi-organisasi tak dikenal yang menjurus pada paham radikal. Kontrol orang tua dan lingkungan memegang peranan sangat besar dalam hal ini.

Pemateri kedua Letkol Taufik dari Lanud Abd Saleh dan Kolonel Marinir Suhartono dari Lantamal V lebih menekankan bagaimana cara generasi muda dalam menanggapi paham radikal maupun bagaimana cara bela negara sebagai kaum yang terpelajar.

Menurut Ketua BEM-FH, Angelo Emanuel Flavio Seac, seminar yang dipersiapkan selama tiga bulan ini sangat tepat dengan maraknya isu yang beredar di masyarakat akhir-akhir ini. Banyak pihak yang mengatasnamakan organisasi tak jelas yang mencoba mempengaruhi generasi muda kita yang masih labil ideologinya. Penghobi futsal ini juga menambahkan bahwa dengan seminar menggandeng UKM Menwa ini, dia berharap bahwa kedepannya generasi muda kita lebih cerdas menyaring informasi yang masuk dan tetap menjadi generasi muda yang nasionalis. (Rk)

Kombes Dr. Saubar Isman, SH., MH., MSc. Pemateri Seminar Nasional)

Seminar Nasional Profesi Akuntan Publik

Poster PKM PS-H. Kemenangan inilah yang kemudian menguatkan ide

yang sebenarnya sudah tercetus sejak lima tahun yang lalu. Tepat tanggal 12 Oktober 2016 UKM-PKM resmi didirikan. Tanggal ini dirasa sangat tepat dalam rangka menyambut program Belmawa Kemristek Dikti. Ini terbukti sampai tanggal 9 November 2016, telah terkumpul 85 judul proposal dari 100 judul yang ditargetkan. UKM-PKM berperan mewadahi ide-ide yang muncul dari mahasiswa untuk kemudian dikonkritkan sebagai judul PKM dari masing-masing fakultas, setelah proses mentoring dan pendampingan.

Tak hanya itu, euforia penyambutan lahirnya UKM-PKM begitu terasa di kalangan mahasiswa dengan begitu tingginya partisipasi mereka. Akan banyak keuntungan tergabung dalam UKM ini, salah satunya, apabila judul proposal PKM yang disusun berhasil lolos didanai, maka mahasiswa tersebut akan terbebas dari mata kuliah PKL atau magang dengan nilai “A”, dan akan bebas melakukan penelitian untuk skripsi bilamana proposal tersebut lolos masuk PIMNAS. Kebijakan tersebut tidak hanya untuk ketua pengusul, Warek III berjanji bahwa anggota pengusulpun akan mendapatkan kebijakan yang sama.

Suksesnya kiprah pertama UKM-PKM ini juga tak lepas dari kendala. Salah satunya adalah kurangnya koordinasi antar fakultas, yang berakibat pada kurangnya publikasi di kalangan mahasiswa. Kendala ini berhasil diatasi dengan mengkoordinator perwakilan dari masing-masing fakultas untuk diberikan bimbingan terkait pembuatan judul yang menarik, penulisan proposal yang baik dan trik mengerjakan proposal PKM. Tak hanya itu, pada Hari Sabtu 8 November 2016 yang lalu UKM-PKM mengundang Pembina PKM Universitas Brawijaya, Dr. Drs. Imam Suyadi, MSi, untuk berbagi ilmu tentang cara menulis PKM yang baik dan benar serta trik untuk lolos PKM.

Dibalik lahirnya UKM-PKM ini, tak dipungkiri peran Dr. Agus Tugas Sudaryanto, ST. MT. (Warek III), Dr. Purnawan D. Negara, SH. M.Hum. (Wadek FH), dan Chauliah Fatma Putri, SE. ST. MT. (Koordinator PKM). Ismail (mahasiswa TI), salah satu penulis PKM, berharap sosialisasi terkait dengan UKM-PKM dan mentoring terhadap penyusunan PKM sesuai dengan pedoman yang ada lebih ditingkatkan sehingga kedepan mahasiswa yang mengajukan proposal

Sosialisai & Pelatihan Singkat PKM oleh Dr.Drs.Imam Suyadi, MSi. (Pembina PKM Univ. Brawijaya Malang)

Hasil Keputusan BAN-PT Nomor: 2604/SK/BAN-PT/Akred/PT/IX/2016, Tentang Status

Akreditasi dan Peringkat Terakreditasi Perguruan Tinggi Widyagama Malang.

“Memutuskan: Terakreditasi; Peringkat: B”

Jumat, (17/06) di Ruang P2K Gedung F Kampus II UWG berlangsung acara Bedah Buku dengan judul “Hukum Administrasi Pemerintahan Daerah” karya Dr. Sirajuddin, SH., MH. Bedah buku ini menghadirkan pembahas Prof. Dr. Sudarsono, SH., MS yang adalah Guru Besar Hukum Administrasi Negara Universitas Brawijaya Malang. Kegiatan yang merupakan kerjasama Program Pascasarjana UWG dengan In-Trans Publishing ini diikuti oleh mahasiswa Magister Hukum Program Pascasarjana UWG, UB, UIN, UM, UMM, dan Unisma serta praktisi hukum lain di Kota Malang.

Bekerjasama dengan tiga rekannya, Dr. Anis Ibrahim, SH., MHum, Dr. Shinta Hadiyanto, SH., MH., dan Catur Widi Haruni, SH., MSi., MH., Sirajuddin menyampaikan bahwa buku ini resmi dipasarkan mulai kemarin sejak hari itu di seluruh toko buku di Indonesia. Dosen yang kini menjabat sebagai Ketua Program Studi Magister Hukum UWG ini adalah penulis yang produktif. Banyak karya tulis yang dihasilkannya baik dalam bentuk buku, bahan ajar atau teks maupun jurnal penelitian. “Buku ini dibuat untuk memperbarui regulasi pemerintah daerah yang sudah lama dengan regulasi terbaru,” ujar Sirajuddin. Buku yang digarap selama enam bulan ini, dikhususkan bagi mahasiswa, akademisi maupun praktisi yang tertarik

dengan Hukum A d m i n i s t r a s i P e m e r i n t a h a n Daerah.

Dalam bedah buku kali ini, S u d a r s o n o m e n g k r i t i s i

beberapa isinya. Diantaranya, judul buku yang dapat dipersepsikan dua makna yaitu Hukum Administrasi Daerah dan Hukum Administrasi Pemerintahan. “Oleh karena itu sekiranya bisa direvisi atau pada terbitan kedua nanti bisa diganti menjadi Hukum Administrasi dan Pemerintahan Daerah,” ujarnya. Lebih lanjut, Sudarsono juga mengapresiasi ke empat penulis buku ini, karena walaupun jarang bertemu, dalam waktu singkat, buku setebal 388 ini bisa terbit. “Ini sungguh prestasi kerja yang luar biasa. Teruslah berprestasi untuk kejayaan negeri ini,” pesannya. (san/pip/wah)

BEDAH BUKU PASCASARJANA UWG DENGAN IN-TRANS PUBLISHING

Peserta Diskusi Bedah Buku di Ruang P2K Kampus II UWG

Selamat & Sukses Kepada Prodi Akuntansi

Atas Diraihnya AkreditasiDengan Nilai “A”

SK BAN-PT No: 0836/SK/BAN-PT/Akred/S/VI/2016

Diskusi publik yang bertemakan “Ekonomi Politik Pembangunan Desa” telah dilaksanakan di Auditorium Kampus III UWG pada 24 september 2016. Kegiatan yang diprakarsai oleh Program Pascasarjana Magister Ilmu Hukum UWG itu, mengundang pembicara utama Prof. Dr. Ahmad Erani Yustika, SE., MSi dari Dirjen Pemerintah Desa Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (KemenDes & PDT). Selain itu hadir pula sebagai pembicara Dr. Fatkhurohman, SH., MH., (Dosen Pascasarjana Magister Hukum UWG) dan Dr. Gunarianto, SE., MSi., (Dosen Pascasarjana Magister Manajemen UWG). Audiens pada kegiatan tersebut adalah mahasiswa S2 Program Pascasarjana UWG.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik UWG, Prof. Dr. Ir. Soekamto, MS dan Direktur Program Pascasarjana, Prof. Dr. Muryati., SE., MM. Dalam sambutannya, Sukamto berharap luaran kegiatan Diskusi Publik ini dapat diteruskan ke KemenDesa & PDT untuk menjadi bahan kebijakan. Senada dengan Wakil Rektor I, Muryatipun menggarisbawahi apa yang disampaikan oleh Sukamto. “Kegiatan ini juga merupakan peningkatan mutu dari Program Pascasarjana untuk memberikan yang terbaik kepada mahasiswa S2,” imbuhnya.

Pada paparannya, Fatkhurohman mengemukakan bahwa otonomi desa bisa dibagi ke dalam empat fase, yakni pada Masa Kolonial, Masa Kemerdekaan, Masa Orde Baru dan Masa Pasca Orde Baru. “Masing-masing fase memberikan warna yang berbeda. Fase Kolonial sudah mampu memberikan otonomi dalam bentuk kesatuan masyarakat hukum adat yang terbagi atas Swapraja dan Desa,” jelasnya. “Dalam Masa Kemerdekaan, pengakuan eksistensi desa digunakan sebagai alat politis. Perkembangannya kemudian dalam Masa Orde Baru kedudukan desa diseragamkan untuk menggerakkan masyarakat dalam partisipasi pembangunan,” demikian lanjutnya.

APBDesa dijelaskan dengan sangat gamblang oleh Gunarianto. Mantan Dekan Fakultas Ekonomi ini menuturkan bahwa APBDesa adalah dokumen publik yang seharusnya dikelola secara partisipatif, transparansi dan akuntabel. Rakyat yang hakikatnya pemilik kekuasaan tertinggi harus diajak bicara bagaimana mengelola anggaran desa baik dari sisi penerimaan maupun pengeluaran. “Semangat yang harus dikedepankan adalah pembangunan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat,” demikian simpulannya. Ke depan, pengelolaan desa harus saling bersinergi dan dilakukan secara transparan, akuntabel dan dapat dipertanggunjawabkan untuk kesejahteraan masyarakat desa. Desa harus mampu menjadi sebuah kekuatan perekonomian bagi Indonesia. (san/pip/feb)

UWG GANDENG KEMENTERIAN DESA MAJUKAN PEMBANGUNAN

Dr. Gunarianto,SE.MSi. (kiri) dan Dr. Fatkhurohman,SH.MHum (kanan) sebagai narasumber Diskusi Publik

Page 5: Edisi XXIV / Tahun 2016 - widyagama.ac.id · kita untuk introspeksi diri: ... lingkungannya. Persoalan pada dirinya sudah selesai, ... harus dilakukan dengan cara bagaimana?

Edisi XXIII / Tahun 2016

UNIVERSITARIAEdisi XXIII / Tahun 2016

98 Seputar Lembaga

Page 6: Edisi XXIV / Tahun 2016 - widyagama.ac.id · kita untuk introspeksi diri: ... lingkungannya. Persoalan pada dirinya sudah selesai, ... harus dilakukan dengan cara bagaimana?

Edisi XXIV / Tahun 2016

POJOK MAHASISWAEdisi XXIV / Tahun 2016

LINTAS BERITA 1110

Balijestro Inovation Technology Expo (BITE) 2016 merupakan event akbar nasional Balai Penelitian Jeruk dan Buah Subtropik di bawah naungan Kementrian Pertanian (Kementan). Event ini diikuti oleh peserta dari seluruh Indonesia, dan berlangsung 4-6 Agustus 2016. Peserta terdiri dari kelompok TK hingga mahasiswa. Pun ada kelompok ibu-ibu PKK. Kompetisinya meliputi: olimpiade antar pelajar, fotografi, lomba kualitas jeruk, membuat kudapan, dan lain-lain. Disajikan pula berbagai macam pelatihan seperti membuat manisan dan teknik budidaya yang bisa diikuti oleh masyarakat luas tanpa biaya atau gratis.

Para mahasiswa UWG pun ikut berpartisipasi dalam ajang tersebut. Mulai dari mengikuti pelatihan, sampai ikut kompetisi. Ada dua kategori kompetisi yang diikuti oleh mahasiswa Fakultas Pertanian (FP) UWG yaitu fotografi dan membuat kudapan. Fotografi diwakili oleh Prasadhana Deka Sukoco (Deka), mahasiswa dari Program Studi Agroteknologi dan lomba membuat kudapan diwakili oleh 2 orang mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (THP), yaitu Zulfia Mahendrayana dan Nur Akmal Ays. Syukur Alhamdulillah, perwakilan FP UWG berhasil merebut juara II dalam lomba membuat kudapan berbahan dasar jeruk dan buah subtropika untuk anak-anak, dengan produk inovatifnya, yang diberi nama “FRUIT ZUPPA BEAR”. Ini adalah hasil try and error yang dilakukan selama beberapa hari sampai akhirnya menemukan formula yang pas untuk zuppa.

Zuppa adalah Appetizer dari Eropa. Berupa sup krim kental berbahan susu, yang dipadu dengan daging asap, daging ayam, jagung, kacang polong serta keju, ditutup dengan Puff Pastry dan disajikan dalam keadaan hangat. Disajikan dalam wadah mangkok dan biasanya hanya ditemukan di hotel atau cafe-cafe mewah. Beda dengan yang sudah lazim, tim THP FP UWG ini berinovasi membuat Zuppa yang bisa disajikan dingin, manis dengan paduan buah jeruk serta buah subtropik lainnya. Disamping akan disukai anak-anak, harga yang miring sehingga prospek penjualan kedepannya bagus menjadi keunggulan kudapan ini.

“FRUIT ZUPPA BEAR”, zuppa imut, berbentuk beruang, berisi smoothies nasi lembut yang dipadu dengan bulir dan sensasi kulit jeruk yang segar. Rasa crunchy dari Puff Pastry serta manis segar dari smoothiesnya membuat lidah dewan juri menari-nari. Inilah yang mendasari penentuan juara 2 atas inovasi gadis berkerudung ini, mengalahkan puluhan peserta dari kalangan profesional. Yang membuat produk ini berhasil merebut juara adalah inovasi, kesesuaian tema dan prospek jual. “Sebagian besar peserta membuat produk yang terlalu umum. Jeruk yang menjadi bahan dasar digunakan hanya sebagai topping, tambahan bahan untuk membuat pudding, atau membuat cake yang sudah lumrah. Persiapan mereka bukan main, yang terlihat dari platting yang indah, menarik dan sangat rapi. Profesionalitas mereka terlihat sekali. Jujur, awalnya ada rasa kecil hati, he..he.... Platting kami biasa aja, cuman produk kami yang belum biasa, dan unik. Zuppa yang identik dengan rasa gurih kami ubah dengan isian smoothies nasi, yang umumnya sebagai menu sarapan di Eropa serta kami tambahkan bulir dan kulit jeruk untuk menambah kesegaran dan memperkuat rasa jeruk itu sendiri dan kami kemas dengan Puff Pastry yang kami konsep Zuppa. Bentuknya yang unik dan lucu, rasa yang enak, biaya produksi yang rendah, serta nutrisinya yang baik untuk anak-anak mungkin itulah yang membuat juri memberikan tempat kedua pada kami,” ujar Zulfia, salah satu anggota dari tim pembuat fruit zuppa bear. “Semoga prestasi ini menjadi bagian dari langkah FP UWG untuk terus berinovasi, lebih berprestasi, dan bisa bersaing dengan fakultas yang sama di universitas lain di Indonesia,” tambah Akmal, anggota lainnya. (afi)

“ZUPPA” BAWA FP JUARA 2 LOMBA KUDAPAN BITE 2016

Zulfia Mahendrayana dan Nur Akmal Ays (Mahasiswa FP UWG)

Bertempat di Hall Widya Graha Kampus II Universitas Widyagama Malang, pada Kamis (20/10) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Widyagama Malang (LPPM UWG), untuk kesekian kalinya dipercaya menjadi tuan rumah kegiatan Monitoring dan Evaluasi Eksternal Hibah Penelitian tahun 2016. Kegiatan yang bermuara dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Pendidikan Tinggi (DRPM DIKTI) ini merupakan pelaksanaan penelitian tahun 2016 dari delapan skim penelitian, yaitu Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi (PUPT), Penelitian Hibah Bersaing (PHB), Penelitian Fundamental (PF), Penelitian Strategis Nasional (Stranas), Penelitian Kompetensi (Hikom), Penelitian Tim Pasca Sarjana (Hibah Pasca), Penelitian Kerjasama Antar Perguruan Tinggi (Pekerti) dan Penelitian Unggulan Strategis Nasional (Pusnas).

Monev eksternal kali ini dilakukan dalam dua hari. Hari pertama adalah bagi lima perguruan tinggi yaitu Universitas Islam Malang (13 judul), Universitas Tribhuwana Tungga Dewi (19 judul), Universitas Katolik Widya Karya (2 judul), Universitas Gajayana (1 judul) dan Universitas Ma Chung (9 judul) dengan jumlah total 62 judul. Sedangkan hari kedua kesempatan untuk delapan perguruan tinggi lainnya yaitu Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (4 judul), Universitas Wisnuwardana (4 judul), STKIP PGRI Ponorogo (1 judul), STKIP PGRI Jombang (1 judul), Akademi Kesehatan Rajekwesi Bojonegoro (1 judul), Akademi Keperawatan Bahrul Ulum Jombang (1 judul), Universitas Muhammadiyah Ponorogo (16 judul) serta dari tuan rumah Universitas Widyagama Malang (37 judul). Total mencapai 66 judul. Secara keseluruhan terlibat 13 perguruan tinggi dengan 128 judul penelitian, baik penelitian lanjutan maupun yang sudah final. Sebagai host, UWG diwakili oleh 37 judul penelitian yang melibatkan seratus lebih dosen.

Selain Monev Eksternal Penelitian, sebelumnya juga diadakan Monev Eksternal Pengabdian Masyarakat Multitahun selama 3 hari, tepatnya pada tanggal 10-12 Oktober 2016, bertempat di Ruang Edu Wisata dengan peserta dari Universitas Merdeka Malang, Universitas Wisnuwardhana, Universitas Widyakarya, STIE Malangkucecwara, IKIP Budi Utomo dan Universitas Widyagama Malang. Setelah presentasi, acara dilanjutkan dengan kunjungan lapang ke Blitar dan Kota Malang selama dua hari, yaitu tanggal 11 dan 12 Oktober 2016.

Menjadi host Monev Eksternal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi UWG. Selain karena mendapat hibah dengan jumlah terbesar, penunjukan ini juga bagian dari bentuk kepercayaan DRPM DIKTI kepada UWG. (cit)

WIDYAGAMA JADI HOST MONEV EKSTERNAL

Ketua LPPM (Candra Aditya,ST.MT.) saat sambutan perkenalan Reviewer Litabmas kepada peserta

NO NAMA NIM IPKMASA STUDI

(Tahun) FAKULTAS/PRODI

1 Febri Dwiyanto 122820802084 3.88 4 Hukum/Ilmu Hukum

2 Wendika Sulistiyo 121745910565 3.72 4 Teknik/Teknik Elektro

3 Moh Fatkhur Rohman 121746800878 3.60 4 Teknik/Teknik Elektro

4 Nevi Novenda Alfiana 123313918650 3.58 4 Ekonomi/Akuntansi

5 Andri Swasono 121744910439 3.58 4 Teknik/Teknik Elektro

6 Sofyan Huda 120449910163 3.57 4 Teknik/Teknik Elektro

7 Arie Arga Siwi 121744910444 3.52 4 Teknik/Teknik Elektro

WISUDAWAN DENGAN PUJIAN PERIODE DESEMBER 2016

Irma Yunita, mahasiswa Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Widyagama Malang, adalah Ketua BEM Fakultas Pertanian Universitas Widyagama Malang, yang juga Redaktur PILAR, tabloid UWG yang terbit setiap momen wisuda. Disela-sela kesibukannya, Irma masih menyempatkan diri menyalurkan hobi menulisnya, yang pada 11 November 2016 kemarin, berhasil menyabet Juara II LKTI bidang Penulisan Artikel yang diselenggarakan oleh MKPK Universitas Brawijaya Malang. Ia menyisihkan lebih dari 40 artikel yang berasal dari mahasiswa PTS/PTN se Malang Raya. Sebelumnya, gadis mungil ini bersama tim-nya juga berhasil menggondol Juara III LKTI Nasional yang diselenggarakan oleh Dinas Kehutanan Jawa Timur.

Informasi yang berasal dari media sosial ini begitu cepat ditangkapnya. Tanpa pikir panjang, Irma langsung mengambil kertas dan pinsil dan mulai menulis. Hasilnya .... Budaya Suku Tengger diangkatnya dalam essay yang menarik. “Wanita Suku Tengger yang akan menikah pada usia dini, minimal harus lulusan SMA. Budaya ini sebut dengan Entas-entas dan harus dipatuhi sebagai hukum adat,” begitu dia memulai ceritanya.

Selama 3 minggu Irma bergelut mencari referensi untuk memperkaya wawasannya sebagai bekal menulis. Judul “Pengentasan Pernikahan Dini dengan Budaya Entas-Entas” ini akhirnya memikat hati para juri dan mengantar artikel ini dalam 10 nominasi artikel terbaik. Budaya Ents-entas adalah aturan pernikahan yang diluar umumnya di masyarakat Indonesia. Suku Tengger sudah menerapkan aturan adat ini dengan mewajibkan anak-anaknya untuk belajar minimal 12 tahun. Umumnya Masyarakat Tengger kurang peduli dengan pendidikan, mereka tumbuh dan berkembang dewasa kemudian menikah dan bekerja di ladang atau di sawah untuk bertani. Sekarang mereka sadar betul akan kearifan lokalnya. “Dari 10 besar finalis, hasilnya kemudian mengerucut menjadi Juara II Kategori Artikel Ilmiah Populer,” tutur Irma kepada staf HUMAS UWG.

Melalui Wakil Rektor III (Bidang Kemahasiswaan), Dr. Agus Tugas Sudjianto, ST., MT., Universitas Widyagama Malang mengapresiasi prestasi Irma Yunita yang dengan inisiatifnya sendiri berkompetisi di luar kampus. Sebuah karya ilmiah mahasiswa yang patut diacungi jempol oleh lembaga, walaupun tanpa pendampingan dan pembimbingan dari dosen, secara kualitas ternyata mahasiswa Universitas Widyagama Malang mampu bersaing dengan mahasiswa PTN/PTS di Malang Raya. “Kepadanya akan diberikan reward dengan harapan terus berprestasi untuk diri sendiri, juga untuk lembaga ini,” demikian Agus Tugas. (san/pip/wah)

Budaya Entas-Entas: Artikel Terbaik Karya Mahasiswa

Universitas Widyagama Malang, perguruan tinggi den-gan jargon Kampus Inovasi ini terbukti memang benar-be-nar menjadi inovasi bagi berdirinya Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widyagama Lumajang dan Univesitas Widy-agama Mahakam Samarinda. Berdirinya tiga lembaga pen-didikan tinggi bernama “Widyagama” ini tak lepas dari kepedulian seseorang akan pentingnya pendidikan tinggi bagi masyarakat, terutama bagi kalangan tidak mampu. Kolonel H. Suwandi (alm) adalah salah seorang penggagas berdirinya Akademi Bank dan Manajemen Widyagama Malang yang saat ini berna-ma Universitas Widyagama Malang yang pada saat itu berada di bawah naungan Yayasan Pembina Pen-didikan Indonesia (YPPI).

Di tahun 1981, Kol. H. Suwandi dipercaya oleh pemerintah menjadi Bu-pati Lumajang. Peran penting yang dijabatnya saat itu, sedikitpun tidak menghilangkan kepeduliannya akan pendidikan tinggi bagi masyarakat. “Widyagama” menjadi kiblat sekaligus identitas bagi Bupati Suwandi dalam mendirikan per-guruan tinggi di Kabupaten Lumajang. Nama tersebut dipilih mengingat perguruan tinggi yang diberi nama Se-kolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lumajang itu juga bernaung dibawah YPPI, dan sebagian SDM dosennya juga masih diterbangkan dari Malang. Tahun 1987, STIE Widay-agama Lumajang yang memiliki dua program studi yaitu Akuntansi dan Manajemen ini bertekad untuk mandiri, memisahkan diri dari YPPI dan mendirikan yayasan baru bernama Yayasan Pembina Pendidikan Semeru Lumajang.

Tahun 1985 Brigjen TNI H. Suwandi diangkat se-bagai Gubernur Kalimantan Timur. Kepedulian-nya terhadap pendidikan tinggi bagi masyarakat luas terus bergelora dalam dadanya. Di sinipun beliau mendirikan perguruan tinggi dengan nama Universi-tas Widyagama Mahakam Samarinda. Sebagaimana di Lumajang, pada awal berdirinya, SDM dosen Widy-agama Malang banyak yang diterbangkan ke Samarinda.

UWG MENJADI INOVASI BAGI PERGURUAN TINGGI DI LUMAJANG DAN SAMARINDA

Drs. H. Djoko Purwanto, sekretaris YPPIWM yang pernah menjabat sebagai Pembantu Rektor II UWG saat itu, menyampaikan, bahwa pemilihan nama Widyagama untuk ketiga perguruan tinggi tersebut diharapkan mem-bawa dampak positif, bahwa Widyagama menjadi lebih dikenal dengan kepeduliannya untuk mengangkat derajat masyarakat tidak mampu melalui pendidikan. “Terbukti, salah satu alumni Universitas Widyagama Mahakam Sa-marinda, warga tidak mampu yang dulu merasakan kuliah

gratis di UWMS, saat ini berhasil mendudu-ki jabatan tertinggi di Pemerintahan Kota di Samarinda, yaitu seba-gai walikota,” demikian ucap lelaki yang masih semangat dalam bek-erja meski usianya sudah tidak terbilang muda lagi.

Jum’at (30/09/2016), bertempat di Ruang Si-dang Rektorat Universi-tas Widyagama Malang,

ketiga perguruan tinggi bernama Widyagama ini mel-angsungkan penandatanganan MoU. Dalam sambutan pembukanya, Prof. Dr. Ir. H. Iwan Nugroho, MS (Rektor UWG Malang) menyampaikan niatan untuk melegalisasi kerjasama dalam bidang tri darma perguruan tinggi. Drs. H. Hartono, MM, Rektor STIE Widyagama Lumajang, dan Prof. Dr. H. Abd. Rachim AF (Rektor Universitas Widyagama Mahakam Samarinda) menyambut baik ker-jasama dalam kegiatan pendidikan, penelitian dan pengab-dian kepada masyarakat bagi para dosennya, juga terkait dengan sharing penyelenggaraan lembaga. Universitas Widyagama Malang sebagai yang tertua diharapkan terus memberikan masukan sesuai dengan pengalaman-pen-galamannya, sementara itu STIE Widyagama Lumajang dan Universitas Widyagama Mahakam Samarinda seba-gai yang lebih muda bukan tidak menutup kemungkinan memiliki manuver-manuver baru untuk mengembangkan lembaga secara kuantitas maupun kualitas. Saling ber-bagi pengalaman inilah yang diharapkan dapat menindak-lanjuti penandatanganan MoU pada hari itu. (San/Irm)

Foto Bersama Pimpinan UWG Malang,STIE Widyagama Lumajang dan STIE Widyagama Samarinda

Irma Yunita (Mahasiswa Agribisnis) bersama Wakil Rektor III (Dr. Agus Tugas S.,ST.MT.)

Jumat 2 Desember 2016. Untuk kali ke-3 UKM Futsal Universitas Widyagama Malang menggelar Futsal Tournament. Kalau dua gelaran terdahulu hanya diikuti oleh tim dari tiap program studi di lingkungan Universitas Widyagama saja, maka kali ini UKM Futsal menggandeng “adiknya” yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan “STIKES” Widyagama Husada. Sekolah tinggi yang terletak di Jalan Sudiomoro tersebut mengirimkan 5 tim. Yang baru lagi, kali ini tidak hanya mempertandingkan kelompok putra, tetapi juga kelompok putri. Tercatat oleh panitia, peserta turnamen kali ini adalah 24 tim, terdiri dari 20 tim putra dan 4 tim putri.

Ahmad Indriawanto, Ketua UKM Futsal UWG menjelaskan bahwa turnamen ini akan rutin digelar seiap tahun. “Disamping untuk membunuh kejenuhan disela-sela rutinitas belajar, turnamen ini juga bertujuan memperkuat silaturahmi diantara mahasiswa lintas program studi dan lintas fakultas”. “Tahun ini kami buat terobosan baru dengan

mengundang Stikes Widyagama Husada. Alhamdulillah disambut antusias dengan mengirimkan lima tim, yang terdiri dari empat tim putra dan satu tim putri. Tahun depan kami akan mengajak juga SMA dan SMK Widyagama untuk bergabung. Tinggal menyesuaikan waktu saja, agar tidak mengganggu jadual pelajaran dan jadual kuliah,” demikian ketua panitia Fauzan Umar menambahkan.

Dalam sambutan pembukaannya, Dr. Agus Tugas, ST, MT, Wakil Rektor III Universitas Widayagama Malang berharap bahwa ada tindak lanjut dari turnamen ini, yaitu para juara dijadualkan mengadakan latihan tetap, dibentuk Tim Futsal UWG, sehingga manakala ada undangan turnamen dari luar, kita siap mengikutinya. Agus Tugas juga memberikan apresiasi atas keikutsertaan tim putri tahun ini.

Dua pemain putri yang sempat ditemui Tim Pilar pada saat pembukaan, ketika ditanya apa motivasinya ikut turnamen ini, menjawab: “Iseng aja, pengin coba-coba…”. Keterusterangan yang patut diacungi jempol. Tidak masalah

…… Tetapi tentunya ada asa dari panitia, bahwa keisengan kali ini, rasa ingin coba-coba kali ini, membawa pengalaman pertama yang mengesankan bagi para pemain putri

dan selanjutnya membawa ketertarikan tersendiri kepada olahraga sepakbola mini ini. Harapan ini sangat beralasan karena di luar sana, futsal putri sudah dipertandingkan bukan hanya di tingkat regional, tapi juga nasional dan internasional. Artinya, ada jenjang yang pasti bila mahasiswi UWG pun ingin menekuninya.

Turnamen yang digelar pada 2-4 Desember 2016 ini memperebutkan Piala Rektor UWG. Dengan tema Play Hard Play Fair, turnamen ini menyediakan piala untuk Juara I, II dan III, juga untuk Top Scorer, Piagam penghargaan dan dana pembinaan. Pelaksana turnamen yang digelar di Lapangan Futsal Kampus III UWG ini berharap kedepannya UWG memiliki Tim Futsal yang siap tanding mewakili Kampus Inovasi yang terletak di Jalan Borobudur 35 Malang ini. Bravo UKM Futsal UWG, men sana in corpore sano…. (san/pip/red:rita)

FUTSAL TOURNAMENT RECTOR CUP III-2016

Foto bersama peserta Futsal Turnament

Unit kegiatan mahasiswa (UKM) Universitas Widyagama (UWG) telah sukses mengadakan acara “EXPO UKM BERSATU”, acara ini termasuk rentetan dari promosi UKM, yang telah dillakukan saat demo UKM saat prospek maba. Kegiatan ini di lakukan pada tanggal 3-6 September di halaman parkir kampus 2, dan bentuk acara ini adalah membentuk stand tiap UKM untuk tempat pendaftaran mahasiswa dalam mengikuti UKM, tak hanya itu UKM juga mempertunjukan kebolehanya seperti bermusik yang di lakukan UKM Aspirasi Seni Mahasiswa (ASMA), dan memamerkan fasilitas UKMnya yang di lakukan oleh UKM Widyagama pecinta alam (WIGAPALA).

menurut keterangan dari salah satu panitia “EXPO UKM BERSATU” acara ini di latarbelakangi oleh UKM WIGAPALA sebagai perintis yang mempunyai gagasan pertama kali karena di lihat UKM di Widyagama kurang aktif dan mahasiswa juga kurang berminat dalam organisasi UKM tersebut, lalu WIGAPALA berinisiatif mengajak UKM lainnya untuk mengadakan acara promosi UKM yang menarik, maka muncullah ide untuk membuat acara “EXPO UKM BERSATU” yang di anggotai oleh UKM Resimen Mahasiswa(MENWA), Korp Sukarelawan(KSR),WIGAPALA ,ASMA, MERPATI PUTIH, FUTSAL, Koperasi Mahasiwa(KOPMA), BULUTANGKIS.

Tujuan acara ini yang utama adalah untuk mempromosikan UKM dengan cara berbeda dari biasahnnya agar mampu menarik minat mahasiswa baru. Lalu untuk mempererat tali silaturahmi persaudaraan antar UKM, dan mengasah jiwa sosial keorganisasian mahasiswa agar tidak hanya mahir dalam akademik saja namun dalam non akademik juga menguasai, serta mengasah kreativitas mahasiwa,

Tak hanya itu, Wakil Rektor III (Warek III ) pun sangat mengapresiasi acara ini, karena di UWG telah lama tidak menyelenggarakan acara seperti ini, bahkan saat pengajuan persetujuan perijinan mengadakan acara ini,

warek III langsung menyetujui dan mengesahkan. Namun keberhasilan acara ini juga tidak lepas dari halangan

dan kendala, seperti faktor cuaca yang kurang mendukun, persiapan acara juga belum maksimal, dan persiapan untuk terselenngaranya acara ini pun, baik dari segi publikasi maupun koordinasi antar anggota UKM. Stand pendaftaran tiap UKM juga sering kosong karena kursinya personil untuk menjaga, sedangakn penjaga stand masih ada jam kuliah, dan

Harapan dari terselenggarnya acara UKM EXPO BERSATU

ini, bisa menjadi acara tahunan dan mampu mendongkrak UKM yang ada di Widyagama, dan tak hanya acar ini juga bisa menjadi ajang kreativitas unjuk kebolehan semua UKM, dan lebih terjalinya kerja sama antar UKM di Widyagama untuk mengadakan acara UKM BERSATU yang lebih menarik dan sukses. (ikh)

PERSATUAN UKM WIDYAGAMA

Stand UKM Wigapala di EXPO UKM 1

Pemerintah kini sedang gencar-gencarnya mengadakan program pemberdayaan keluarga pada bidang agama, budaya, ekonomi, pendidikan dan bidang-bidang lainnya. Salah satu program itu adalah pemberdayaan keluarga di bidang ekonomi yakni Posdaya (Kelompok Pemberdayaan Keluarga) yang berbasis pada ekonomi kewirausahaan. Program ini berada dibawah kendali Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) dan dikoordinatori oleh Dra. Yatimah El Isma, MM. Selaras dengan nama institusinya, kelompok masyarakat yang diberdayakan oleh LPPM UWG ini diberi nama Widya Aktiva. Berlokasi di Kelurahan Bumiayu Kota Malang.

Pada awalnya, LPPM UWG bertanggungjawab atas 2 Posdaya, yang satunya berlokasi di Kelurahan Buring. Pada tahun 2016, dengan banyak pertimbangan maka pendampingan difokuskan kepada Kelurahan Bumiayu. Di Kelurahan Bumiayu, posdaya ini terbagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota

POSDAYA BINAAN UWG JUARA I TINGKAT JATIMsebanyak 5 sampai 10 orang. Tetapi saat ini 3 orang anggota sudah dapat dijadikan 1 kelompok agar lebih efektif pendampingannya. Kegiatan tersebut diadakan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga di bidang ekonomi melalui kewirausahaan dengan melihat potensi wilayah tersebut. Untuk melatih masyarakat maka perlu diadakan pelatihan-pelatihan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada dengan baik dan benar.

Salah satu kegiatan yang diberikan kepada Posdaya Widya Aktiva adalah pemanfaatan daun beluntas menjadi deodoran herbal dan pelatihan membuat sandal karakter. Selain pelatihan-pelatihan tersebut, diajarkan pula manajemen usaha yang baik dan benar.

Pada tahun 2016 ini, Widya Aktiva meraih prestasi

Juara I Lomba Posdaya Tingkat Jawa Timur untuk kategori “Membuat Kreasi Minuman”. Lomba ini digelar di Universitas Merdeka (Unmer) Malang. Kreasi minuman segar yang terbuat dari secang dan blimbimg wuluh ini diberinama diberi nama Canglo. “Dengan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan, kami berharap agar Pemerintah Kota dapat membantu kelanjutan kegiatan Posdaya Widya Aktiva ini,” harap Ir. Elik Murni N.N, MP, Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat LPPM UWG. (cit)

Dra.Hj.Yatimah El Isma,MM. bersama Posdaya LPPM UWG

Page 7: Edisi XXIV / Tahun 2016 - widyagama.ac.id · kita untuk introspeksi diri: ... lingkungannya. Persoalan pada dirinya sudah selesai, ... harus dilakukan dengan cara bagaimana?

Edisi XXIV / Tahun 2016 Edisi XXIV / Tahun 2016

APA SIAPA 1312 UNIVERSITARIA

Lahir pada tanggal 14 Mei 1975 di Kota Malang, Jawa Timur. Pengalaman hidup dan masa kerjanya yang amat inspiratif patut untuk disimak. Awalnya ia hanya seorang buruh yang hanya tau mengabdi, hingga bisa menjadi karyawan tetap U n i v e r s i t a s W i d y a g a m a Malang, tepatnya di bagian staf rumah tangga bagian umum. Kudory dilahirkan dari keluarga pas-pasan. Kisah hidupnya dimulai ketika lulus dari SMP.

Luar biasa orangya..... Rendah hati, semangat, rasa memiliki, serta tanggung jawabnya yang besar dalam mengerjakan tugas mampu membuat tim PILAR terpikat olehnya. Tahun ini, dalam rangka Dies Natalis ke 46 UWG, ia terpilih sebagai karyawan teladan untuk golongan I. Di bagiannya, ia bahkan masuk nominasi keteladanan dalam kurun waktu tiga tahun berturut-turut. “Pekerjaan itu

adalah sebuah amanah. Apapun pekerjaan itu, ketika kita melaksanakannya dengan benar, dengan hati, dan tanpa beban, Insya Allah semuanya akan membawa berkah”. Ini yang menjadi prinsipnya, yang perlu diteladani oleh yang lain.

Sosok yang senantiasa menggunakan seragam kerja, yang sering terlihat dengan

sapu tangkai panjangnya ini juga menambahkan: “Jangan bekerja dengan tujuan mengharapkan hadiah. Syukuri semua yang ada, cintai pekerjaanmu dan bekerjalah secara optimal. Yang lainnya, Allah telah mengatur semuanya untuk kita....”, katanya dengan tersenyum.

Istimewa dan luar biasa bukan?.20 tahun sudah Ahmad “Harry

Potter” Khudori mengabdi di lembaga ini. Pasang surut perjalanan panjang lembaga pendidikan tinggi inipun dia rasakan. “Hanya ini yang bisa saya lakukan untuk UWG......,” katanya sambil terus mengerjakan tugas utamanya, menggoyangkan

sapu bertangkai panjang membersihkan halaman

kampus. Dalam hati kecilnya Khudori selalu berharap, suatu saat nanti

lembaga ini dapat kembali berjaya seperti tahun-tahun sebelumnya. (wah)

Ahmad Khudori Sang Harry Potter UWG

Kuliah Umum (Studium General) sudah menjadi agenda tahunan Fakultas Pertanian Universitas Widyagama Malang melalui Himpunan Mahasiswa Jurusan dan BEM Fakultas Pertanian. Acara Kuliah Umum yang berlangsung pada Selasa pagi (25/10/2016) di ruang Auditorium kampus III UWG ini menghadirkan dua pembicara dari Alumni FP yang sukses menjadi manajer sebuah perusahaan. Mereka adalah Ibnu Wahyu Hidayat, SP., MSi., (Manajer CSR dan ER di PT. Mitrabara Adiperdana Tbk. Malinau Kalimantan Utara) dan Yuddy Hendratmo, SP., (Manajer Area di PT. Syngenta, perusahaan yang bergerak

dibidang penyedia benih pertanian). Kuliah Umum tesebut yang

mengambil tema “PROSPEK LULUSAN PERTANIAN DI ERA MEA” ini bertujuan memotivasi para mahasiswa FP UWG tentang bagaimana prospek/masa depan lulusan Fakultas Pertanian, karena kenyataan di lapang membuktikan bahwa alumni FP bisa sukses di semua bidang. “Kita harus percaya diri bahwa kita bisa bersaing dan bersanding dengan alumni PTS lain bahkan PTN sekalipun,” demikian Irma Yuanita, ketua BEM FP yang juga Ketua Panitia.

Acara yang dihadiri oleh seluruh mahasiswa FP, para dosen dan pejabat Program Studi dan Fakultas ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor III, Dr. Agus Tugas Sudjianto, ST., MT. Dekan Fakultas Pertanian, Dr. Evi Nurifah J, SP, MP merasa bangga dan terharu atas keberhasilan kedua Alumni FP ini. Kebanggaannya bertambah manakala mereka bersedia datang ke almamaternya untuk berbagi ilmu dan pengalaman dengan para yuniornya.

Ibnu Wahyu Hidayat menyampaikan: “Kita harus percaya diri dengan kemampuan yang kita miliki, tidak usah minder sebagai mahasiswa dari PTS, tapi tunjukkan bahwa kita bisa. Lulusan Fakultas Pertanian ke depan masih sangat dibutuhkan di semua sektor, jadi kalian jangan minder atau takut bersaing dengan lulusan pertanian dari perguruan tinggi lain sekalipun dari lulusan

Alumni Sukses Beri Motivasi di Kuliah Tamu

Ibnu Wahyu Hidayat, SP.MSi. (Alumni FPUWG‘98)

Yuddy Hendratmo, SP. (Alumni FP’01

Hobi menunggangi motor cross akhirnya berbuah manis bagi Rifki Ananda (19 th). Dia berhasil menorehkan sejumlah prestasi di berbagai ajang lomba. Dari even lokal, kejuaraan daerah, sampai tingkat nasional. Yang terbaru, Rifki berhasil menumbang-kan lawan-lawannya dalam kejuaraan IRC Power Track 2016, di Wisata Lereng Gu-nung Kelud, Kediri Jawa Timur.

Putra Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, anak pertama dari tiga bersaudara ini berhasil meraih beberapa kejuaraan khu-susnya Klas Mx 2 novice, antara lain Juara III Ulil MX Piala Kadin, Juara II Piala KJM Bali, Urutan ke-5 Kapolres Cup, Urutan ke-5 Kejurda dan beberapa kejuaraan lain-ya. Lebih dari 50 trophy kejuaraan berhasil dikoleksi sejak tahun 2014.

Rifki Ananda saat menjuarai IRC Power Track 2016 (foto : KY73 Smart JPMX Kay-tama Team).

Kepada wartawan PILAR, Jum’at (09/12/2016), Rifki Ananda mengaku ba-hagia karena berhasil mendapatkan juara

RIFKI ANANDA SANG PEBALAP MOTOR

PTN. Saya mengawali karir dari nol, dari level fasilitator, supervisor hingga sekarang “manajer”. Ini sebuah perjuangan dan pembuktian. Dalam benak saya senantiasa saya tanamkan “saya harus bisa dan bisa”, tidak takut dan ragu dalam menentukan pilihan yang ditawarkan kepada kita, dan itu akhirnya berjalan sesuai dengan yang saya harpkan, hingga sekarang. Tentu dukungan/support dari keluarga juga penting. Waktu lulus dari Fakultas Pertanian UWG, saya melanjutkan studi S2 di IPB bidang komunikasi pembangunan. Setelah saya lulus S2, saya memulai karir sebagai konsultan manajemen wilayah pada proyek P2KP di Tanah Bumbu Kalimantan Selatan”. Demikian ceritanya tanpa bermaksud menyombongkan diri.

Yuddy Hendratmo, SP., yang dikenal dengan penampilannya yang tenang dan murah senyum. Masih muda sudah menjadi manajer area di PT. Syngenta. Prestasi yang patut diacungi jempol. “Bagaimana mas Yuddy mengawali karirnya?”, demikian pertanyaan moderator, Reka Puspita. “Perjalanan karir saya cukup unik. Setelah lulus, diterima bekerja di bidang pertanian sebagai supervisor. Beberapa kali pindah perusahaan karena berbagai alasan, hingga akhirnya terdampar di perusahaan benih PT. Syngenta.

Awalnya sebagai supervisor benih. Kesabaran dan ketekunan akhirnya mengantarkan saya di posisi yang sekarang

ini. Tidak bisa dipungkiri bahwa bekal pengetahuan sewaktu kuliah di UWG menjadi dasarnya. Tentunya dengan pendalaman melalui membaca berbagai buku pendukung tentang pertanian khususnya tentang teknik perbenihan. Peran Dr. Ir. Suslam Pratamaningtyas, MP. sungguh tak dapat saya lupakan,” cerita Yuddy. Sebagaimana disampaikan oleh Ibnu, Yuddy pun mengingatkan kepada seluruh peserta untuk terus membangun mimpi dan rasa percaya diri serta mengeksplor kemampuan diri, tetapi tidak lupa untuk selalu melakukan introspeksi diri dan menghargai orang. “Kunci sukses lain yang tidak dapat dipungkiri adalah restu dari orangtua, terutama ibu,” imbuhnya.

Acara ditutup dengan sesi tanya jawab. Begitu antusiasnya para peserta bertanya tentang banyak hal, dan Ibnu dan Yuddy menjawab semuanya dengan penuh kesabaran. Sesi foto bersama mengakhir acara kuliah umum pada hari itu. “Teruslah berinovasi untuk p e n i n g k a t a n kampus tercinta ini,” demikian pesan keduanya sebelum meninggalkan almamater. (Afi/FP)

Rifky Ananda (Mahasiswa Fakultas Hukum)

meski di urutan ke 3 dalam klas tersebut. Terlebih kepada tim yang selama ini sudah mendukung dan mensponsorinya. “Belum menjadi juara kalau belum berada pada uru-tan pertama,” katanya. Rifki berharap suatu saat nanti dapat meraih predikat itu di ting-kat Jawa Timur. “Itu adalah hadiah terbesar saya untuk KY73 Smart JPMX Kaytama, yang menaungi saya berlatih dan menjadi manajer saya sejak tahun 2014,” tekadnya.

Rifki mengakui, tanpa dukungan orang tua mungkin dirinya tidak akan bisa ber-hasil mengikuti beberapa kejuaraan seperti saat ini. Karena sampai saat ini orang tuanya selalu mendukung meski kedua orang tua tidak bisa mendampingi saat terjun di bal-apan secara langsung.

Pebalap cross dengan nomor 73 ini men-gatakan, sering was-was pada tikungan per-tama. “Saya pernah jatuh pada tikungan per-tama...,” ingatnya. Pengalaman pernah jatuh di tikungan pertama inilah yang kemudian justru makin meningkatkan mentalnya un-tuk terus berlatih dan berlatih serta men-gukur hasil latihannya dengan mengikuti balapan atau turnamen selanjutnya.

Pebalap identik dengan narkoba. Stigma ini menempel kuat di kalangan para pebal-ap. “Saya tidak mengenal narkoba. Saya bertekad menghilangkan stigma negatif itu,” itu tekadnya yang lain. “Saat ini, balapan masih menjadi hobi buat saya. Saya belum dapat menentukan cita-cita terbesar dalam hidup saya,” ucapnya seraya tersenyum ba-hagia. (Wah/FP)

Adalah Syahar Musyafak. Alumni Program Studi Manajemen Perusahaan Fakultas Ekonomi Universitas Widyagama (FE UWG) Malang angkatan tahun 1985 ini “ditemukan” saat Reuni Alumni Lintas Angkatan Universitas Widyagama

IJAZAH UWG MENGANTARNYA MENJADI CAMATMalang di Yogyakarta baru-baru ini. Pria berkumis tebal dengan suara lembut tapi tegas ini menyelesaikan kuliahnya dalam kurun waktu 5 tahun. Tapi bukan ini yang “prestasi” yang ingin PILAR tonjolkan dalam tulisan ini.

“Tahun 1985 saya memulai kuliah di UWG. Tahun 1987 saya memutuskan untuk cuti kuliah demi mengejar kesempatan bekerja di pemerintahan dan alhamdulillah sejak tahun 1987 itu saya tercatat sebagai PNS di Kabupaten Bondowoso,” demikian Syahar memulai cerita saat Tim PILAR mewawancarai lewat telepon di sela-sela kesibukannya. “Karena dorongan untuk menyelesaikan kuliah begitu kuat, maka begitu kepastian penerimaan PNS saya dapatkan, saya segera melanjutkan kuliah dan berhasil lulus tahun 1991. Tahun 1992 ijazah S-1 saya diakui,” imbuhnya.

Pria dua anak ini memulai karirnya

di Kabupaten Trenggalek pada tahun 1995. Berbagai kantor atau dinas dengan beragam posisi pernah dilewati. Diawali sebagai petugas konsultasi koperasi lapangan; eselon 5 Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil; Dinas Koperindag dan Penanaman Modal eselon 4 Kasi Pembiayaan Jasa dan Keuangan Bidang Koperasi; Kasi Pemetaan Dinas Lingkungan Hidup Pertambangan dan Energi, Lurah Kelurahan Sumbergedong Kecamatan Kota, Kabid Koperasi di Dinas Koperindagtamben; Sekcam Kecamatan Bendungan; Inspektur Pembantu Wilayah 3 pada Inspektorat Kabupaten Trenggalek; dan Sekretaris Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa. Sejak April 2015 pria asli Trenggalek ini menjabat sebagai Camat Kecamatan Munjungan, sebuah wilayah di bagian selatan Kabupaten Trenggalek.

Kesan yang menempel terus dalam ingatannya adalah tidak optimalnya proses kuliah yang dijalaninya dulu, karena harus berbagi waktu antara kuliah dan bekerja. “Dulu belum ada perkuliahan kelas karyawan dan saya harus “bersaing” dengan para mahasiswa murni yang lain. Strategi mengatasi kendala waktu itu adalah dengan “bekerjasama” dengan teman-teman,” jelasnya. Saat ditanya tentang harapannya terhadap almamater, bapak dari mahasiswa semester V Ilmu Kesehatan Masyarakat Semarang ini menyampaikan: “Kita tidak boleh berhenti bermimpi untuk meraih kembali kejayaan lembaga ini. Kita punya kekuatan untuk itu. Kami para alumni siap membantu,” jawabnya tegas. Diakhir wawancara, Syahar menitipkan salam untuk teman-teman seangkatan yang saat ini menjadi bagian dari manajemen Kampus Inovasi ini. (rh)

Syahar Musyafak (Alumni UWG’91)

Laboratorium Sidang Fakultas Hukum UWG pada 20 Agustus sampai 17 September 2016 sukses menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) Angkatan VI. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Dekan Fakultas H u k u m , Dr. Agus S u d a r y a n t o , SH., MH. Pelatihan yang diikuti oleh 19 peserta dari wilayah Jawa Timur itu, menggandeng P e r h i m p u n a n A d v o k a t I n d o n e s i a (PERADI) Jawa Timur dengan menghadirkan pemateri ahli yakni H. Shalih Mangara Sitompul, SH., MH selaku Ketua Bidang PKPA DPN PERADI.

Dalam sambutannya Agus Sudaryanto menyampaikan bahwa Pelatihan PKPA ini menjadi bagian dari pendidikan khusus bagi para advokat. Selama pelatihan, peserta diberikan materi sebagai calon advokat yang sah dan diakui. “Kita gandeng PERADI Jatim untuk menghasilkan lulusan PKPA yang berkualitas dan lulus dalam uji kompetensi sebagai advokat,” ujar beliau. Sebagai informasi, Pelatihan PKPA merupakan pelatihan yang dikhususkan bagi para calon advokat sebelum menjalani praktik advokat. Setelah mengikuti Pelatihan PKPA, masih ada rangkaian kegiatan yang harus dilalui, yaitu magang

dan ujian tertulis skala nasional.Di tahun keenam ini, Pelatihan PKPA

dilakukan secara lebih profesional. Ini dibuktikan dengan hadirnya pemateri dari berbagai macam kalangan profesi yang

b e r k o m p e t e n dalam bidang h u k u m . D i a n t a r a n y a Dr. Anwar, SH., MH.; Dr. Fatkhurohman, SH., MH.; Dr. S i r a j u d d i n , SH., MH.; Dr. Purnawan D w i k o r a Negara, SH., MH., dan Dr. S h o l e h o d d i n , SH.,MH. Nama-nama tersebut

adalah akademisi dan praktisi hukum dari Fakultas Hukum UWG.

Secara terpisah, Abdul Rohman, SH selaku Sekretaris PKPA FH UWG menyampaikan bahwa tujuan dari diadakannya pelatihan ini adalah untuk mencetak para calon advokat menjadi advokat yang profesional, tunduk pada kode etik advokat dan menegakkan hukum yang tidak bertentangan dengan HAM. Dari tahun ke tahun, peserta PKPA FH UWG mengalami peningkatan yang dibuktikan dengan peserta yang terus bertambah tiap tahunnya. “Karena itu pelatihan kami (PKPA FH UWG, red.) selalu kami evaluasi untuk terus menghasilkan calon advokat yang menjadi pengawal penegakan hukum,” tutupnya kepada Tim Pilar. (san/pip/feb)

CETAK CALON ADVOKAT PROFESIONAL

Foto Bersama Peserta PKPA dengan Dekan FH, usai pembukaan

Nama gelarnya cukup panjang. Sepanjang perjuangan yang ditorehkannya sebagai Direktur Kantor Urusan Internasional (KUI) Universitas Widyagama Malang. Dialah Dr. Ana Sopanah, SE., MSi., Ak., CA., CMA., CIBA. Perlahan namun pasti, Ana, begitu sapaan akrabnya, mengantarkan UWG untuk Go International. Beliau menyadari pentingnya internasionalisasi di internal UWG untuk dapat merealisasikan program-program internasional lewat KUI.

Salah satunya dengan melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara UWG dengan Manitoba University of Trade and Technology Kanada. Penandatanganan yang difasilitasi oleh Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer (Aptikom) di Hotel Santika Malang pada 17 Juni 2016 itu, menyepakati beberapa poin kerjasama internasional, diantaranya terkait dengan pengembangan sumber daya baik untuk dosen maupun mahasiswa.

Tidak berhenti sampai di situ. Pada 5 September 2016, KUI UWG juga melakukan penandatanganan MoU dengan Sun Moon University Korea Selatan. Poin-poin kerjasama yang akan dilakukan adalah pengembangan program pembelajaran, pertukaran mahasiswa, riset gabungan untuk para dosen, dan berbagai kegiatan lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM dari kedua perguruan tinggi. Pada hari yang sama, Ana juga melakukan MoU dengan Kampus STIKI Malang. Selain penandatangan MoU, di kampus yang sama beliau juga turut berpartisipasi dalam acara “Promoting University to Become Internationally Recognized” yang diselenggarakan oleh STIKI Malang bekerjasama dengan ITS dan Kemristek Dikti. Kegiatan ini dihadiri oleh kurang lebih 50 PTN/PTS dari berbagai kampus yang mempunyai Kantor Urusan International.

Selang beberapa hari kemudian, tepatnya 14 September 2016, KUI lagi-lagi menunjukkan taringnya, dengan menerima kunjungan dari Project Manajer World Business Times (WBT), Fransisco Davila. Dalam kunjungan tersebut, Fransisco menjelaskan tujuan dari

kedatangannya ke UWG adalah sebagai fasilitator antara UWG dengan universitas luar negeri yang ada di Inggris. Fasilitasi yang ditawarkan mencakup penelitian gabungan, publikasi gabungan, pertukaran mahasiswa dan lain-lain.

Kegiatan berikutnya, pada 23 September 2016, KUI UWG menerima 16 orang tamu dari 4 Perguruan Tinggi di Cambodia yang dipimpin oleh Mr. Ith Vuthy, MSc., MA. Ke-4 Perguruan Tinggi itu adalah Industrial Technical Institute (ITI), Regional Polytechnic Institute Techno Sen Takeo (RPITST), Regional Polytechnic Institute Techno Sen Battambang (RPITSB) dan Battambang Institute of Technology (BIT). Dari kunjungan ini dihasilkan kesepakatan berupa pertukaran mahasiswa.

Selain beberapa MoU, KUI juga menggelar International Guests Lecture pada 11 Oktober 2016 bertempat di Ruang P2K Kampus II UWG, dengan tema “Internationalization of Higher Education”. Kegiatan yang diikuti oleh 125 orang dosen di lingkungan UWG ini menghadirkan narasumber Erwin dan Prof. Zaenal Abidin. Keduanya memberikan paparan tentang pentingnya perguruan tinggi menyongsong globalisasi. “Salah satu indikatornya adalah jumlah publikasi internasional yang cukup banyak dan kalau bisa terindex scopus,” jelas Zaenal Abidin.

Kegiatan yang terakhir dihelat oleh KUI adalah menerima kunjungan Prof. Samrit Yossomsakdi, PhD dari Faculty of Political Science and Law Burapha Universit, Thailand pada 28 Nopember 2016. Samrit diterima langsung oleh Rektor UWG, Prof. Dr. Ir. Iwan Nugroho., MS dengan didampingi oleh Direktur Program Pascasarjana, Prof. Dr. Hj. Muryati, SE., MM. (san/rita/pip/wah)

KUI ANTAR UWG GO INTERNATIONALTgl 2-3 Desember 2016 mahasiswa

Fakultas Pertanian Universitas Widyagama (FP UWG) Malang mengadakan kunjungan lapang ke Pusat Penelitian Kopi dan Kakao serta PT Mitra Tani di Jember. Puslit Kopi dan Kakao adalah perusahaan besar yang bergerak di bidang pertanian dan banyak menyerap tenaga kerja. Acara yang dilakukan secara rutin ini, kali ini dipimpin langsung oleh Dekan Fakultas Pertanian, Dr. Evi Nurifah J, SP, MP bersama 4 dosen pembimbing, yaitu Ir. Suprihana, MP, Ir. Enny Sumaryati, MP, Ir. Sudiyono, MP dan Ir. Untung Sugiarti, MP.

Tujuan dari field trip ini adalah untuk mendekatkan mahasiswa kepada dunia kerja dan memperluas wawasan tentang pertanian. Puslit Kopi dan Kakao yang berdiri sejak 1911 ini menjadi lembaga rujukan untuk pengembangan kopi dan kakao, karena informasinya disajikan mulai dari penanaman, pengolahan serta pemasarannya dalam bentuk edukasi wisata.

Mahasiswa sangat puas menerima penjelasan yang diberikan oleh puslit, meski pun harus mengantri karena begitu banyaknya rombongan yang datang pada hari tersebut.

Setelah puas mendapatkan penjelasan di Puslit Kopi dan Kakao, acara dilanjutkan dengan mengunjungi Mitra Tani 27. Ini adalah kunjungan kedua. Kunjungan pertama dilakukan kurang lebih 10 tahun yang lalu. Perusahaan ini memproduksi edamame dan okra yang diekspor ke Jepang. Kedua produk ini sangat prospektif karena saat ini Indonesia hanya bisa memenuhi 4 % dari total permintaan Jepang. Dengan procedure standard yangg ketat, mulai dari kebun hingga penanaman menjadikan perusahaan ini tetap eksis dan dipercaya oleh Jepang

Setelah kunjungan ke kedua mitra selesai dilakukan, dalam perjalanan pulang, rombongan menyempatkan diri singgah di destinasi wisata yang masih cukup alami, yaitu Teluk Love. Dangat terlihat, bahwa para mahasiswa begitu menikmati keindahan alam ciptaan Illahi ini. Ini akan sangat membantu merefresh otak para mahasiswa di tengah-tengah rutinitas kuliahnya. (rita/pip/red:evi)

Foto Bersama Peserta Field Trip Fak. Pertanian

MAHASISWA FP UWG ADAKAN FIELD TRIP

Kamis, 3 November 2016 menjadi hari baik bagi Universitas Widyagama Malang, khususnya Fakultas Ekonomi Prodi Akutansi dan Manajemen. Hari itu, mereka kedatangan Fakultas Ekonomi Prodi Akuntansi dan Manajemen Universitas Nasional (UNAS) Jakarta, dalam rangka studi banding. Rombongan yang membawa mahasiswa semester tiga sampai lima tersebut dipimpin langsung oleh Kaprodi Akuntansi, Heni Suryanti, SE., M.Si. Kedatangan tamu jauh ini oleh Dekan beserta Kaprodi dan jajaran Dosen dari kedua program studi.

Dr. H.M. Sodik, SE.,MSi, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Widyagama (FE UWG), merasa mendapatkan kehormatan dengan datangnya tamu dari UNAS Jakarta. Dalam sambutannya beliau bercerita bahwa FE UWG ini adalah fakultas tertua di lembaga ini. “Kami berdiri sejak tahun 1971. Saat itu bernama Akademi Keuangan dan Bank (AKUBANK) Malang. Kemudian berganti lagi menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, Institut Ilmu Ekonomi dan akhirnya pada tahun 1985 menjadi Universitas Widyagama Malang dengan 4 fakultas (Ekonomi, Hukum, Teknik dan Pertanian). Saat ini kami memiliki 15 program studi. Usia kami sudah 44 tahun, sebuah usia yang cukup matang/

dewasa. Secara kurikulum, kami yakin kita memiliki kesamaan. Perbedaan ada pada kemasan atau modelnya saja”. Pada akhir sambutannya Sodik berharap bahwa kunjungan ini dapat ditindaklanjuti dengan kunjungan balasan.

Turut menyambut kedatangan Heni Suryanti dan mahasiswanya adalah Dr. Agus Tugas Sudjianto, ST., MT., Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UWG. Dalam sambutannya Agus menyampaikan selamat datang dan memberikan apresiasi atas kehadiran UNAS Universitas Widyagama Malang. Agus Tugas juga menambahkan capaian prestasi mahasiswa UWG beberapa bulan yang lalu, diantaranya Juara II Kategori Poster pada ajang PIMNAS ke-29 di IPB Bogor dan ranking 21 nasional bidang kemahasiswaan, terkait dengan prestasi PIMNAS dan PKM yang telah diraih oleh mahasiswanya.

Dalam sambutan balasannya, Heni Suryanti menyampaikan rasa terima kasih atas penyambutan yang hangat dari seluruh komponen UWG. Disampaikan pula bahwa kedatangannya adalah dalam rangka studi banding, untuk sharing dan diskusi dalam upaya peningkatan mutu di Fakultas Ekonomi UNAS Jakarta ini. Dipilihnya FE UWG menjadi tujuan studi banding adalah capaian prestasi yang diperoleh Program Studi Akutansi, yang pada tahun 2016 ini berhasil meraih Akreditasi “A”.

Acara kunjungan juga diisi dengan MoU antara FE UWG dengan Program Studi Akuntansi UNAS Jakarta. Rangkaian acara diakhiri dengan serah terima cinderamata dari kedua belah pihak, dan dilanjutkan dengan sesi foto bersama. Usai acara seremonial, dilanjutkan dengan diskusi dan sharing antar mahasiswa kedua perguruan tinggi swasta tersebut. (san/wafdah)

FE UWG JADI BAROMETER FE UNAS

Pada Sabtu, (19/11) bertempat di Auditorium Kampus III UWG telah dilangsungkan Kuliah Tamu dengan tema “Teknologi Satelit Indonesia: Kondisi Terkini dan Tren Pengembangan di Masa Depan”. Acara ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro (HME) FT UWG yang dikomandani oleh Protasio Emmanuel Da Costa Silva Bacu. Acara yang berlangsung selama 3 jam ini diikuti oleh 98 peserta mahasiswa dari UWG dan Politeknik Negeri Malang (Polinema).

Panitia sepakat mengusung tema tersebut karena teknologi satelit berperan sangat penting bagi semua jaringan media, tak terkecuali media sosial. “Tanpa adanya satelit, semua komunikasi via jaringan media sosial tidak akan berjalan,” ucap pria yang akrab dipanggil Taju itu. Teknologi satelit akan tetap berkembang di masa depan. Acara ini menghadirkan pakar di bidangnya yaitu Ir. Edy Soerjanto, MSi, Pendiri Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI).

Materi yang disajikan cukup menarik, mulai dari konsep dasar sistem komunikasi satelit hingga perkembangan teknologi satelit Indonesia serta tantangannya di masa depan. Antusiasme peserta nampak dari beberapa pertanyaan yang menarik seputar teknologi komunikasi satelit, baik teori maupun aplikasinya.

Acara ini diakhiri dengan penyerahan cindera mata dan penutup oleh Ketua Program Studi Teknik Elektro, Ir. Faqih, MT. Dalam sambutannya, Faqih menyampaikan harapannya kepada mahasiswa untuk selalu meningkatkan wawasan terkait perkembangan teknologi yang terus berkembang dengan pesat, baik melalui media informasi maupun melalui kegiatan-kegiatan seperti ini. (nur)

HME UWG SELENGGARAKAN KULIAH TAMU

TEKNOLOGI SATELIT

Mahasiswa Tekni Elektro Mengikuti Kuliah Tamu “Satelit” di Auditorium Kampus III

Serah Terima Cindera Mata dari UWG oleh Dekan FE kepada Kaprodi Akuntansi UNAS Jakarta

Page 8: Edisi XXIV / Tahun 2016 - widyagama.ac.id · kita untuk introspeksi diri: ... lingkungannya. Persoalan pada dirinya sudah selesai, ... harus dilakukan dengan cara bagaimana?

Edisi XXIV / Tahun 2016

UNIVERSITARIAEdisi XXIV / Tahun 2016

Serba Serbi 1514

Hidup adalah serangkaian perjuangan. Setiap harinya, kita ditantang menghadapi berbagai ujian dan cobaan. Ada kalanya kita bisa jadi pribadi yang tangguh, meski tak bisa dipungkiri kita pun masih sering mengeluh. Momen perjuangan meraih gelar sarjana tentu tak bisa dianggap sederhana. Ada sekian mata kuliah yang harus dituntaskan demi mencapai IPK yang sesuai harapan. Sebagai syarat kelulusan, kitapun masih harus menyelesaikan skripsi yang seringkali terasa menjemukan: sulit menentukan topik atau judul penelitian, menjalani proses bimbingan hingga melaporkan hasil pemikiran.

Skripsi itu memang tak mudah, tapi adakah alasan untuk menyerah? Bukankah memilih berhenti berarti menyia-nyiakan perjuangan?. Keberhasilan pasti bisa kuraih jika aku mau bertahan dan bersabar. Sayangnya, segala sesuatu memang tak selalu berjalan sesuai harapan. Hasil penelitian yang kupaparkan pada saat seminar nyatanya dikritik habis-habisan. He..he menurut mereka, latar belakang penelitian, rumusan masalah, dan teori yang aku pilih tidak sesuai. Akhirnya, aku pun harus rela melakukan banyak revisi lalu mengulang semuanya dari awal. Meski menelan rasa kecewa, aku tak punya pilihan lain selain memperbaikinya. “Sekali gagal bukan berarti habislah semuanya. Keberhasilan adalah soal seberapa gigih aku mau berusaha untuk mencapainya,” itu tekadku.

Tanpa sadar hambatan demi hambatan dalam penulisan tugas akhirku membuatku lebih suka mengasingkan diri. Waktu bersosialisasi, berkumpul dengan teman-teman terabaikan demi mencari inspirasi untuk memperbaiki laporanku. Kuakui masa-masa skripsi adalah masa paling penuh tekanan. Terutama ketika ditanya orang tua dan teman tentang skripsiku, tak sadar aku memalingkan wajah atau memperlihatkan kepanikanku.

“Aku harus bisa!” itu tekadku. Meraih gelar sarjana memang bukan

perjuangan yang sederhana. Ibarat sebuah pendakian, beberapa langkah lagi aku bisa menjejakkan kaki di puncak perjuangan yang sudah kuimpikan. Tak ada yang bisa kulakukan kecuali bertahan dengan sisa-sisa kekuatan yang kumiliki. Meski harus berkali-kali revisi dan diminta menambahkan referensi, kulakukan sebisa dan semaksimal mungkin. Yang ada dalam pikirkanku, mundur atau

berhenti bukanlah opsi yang bisa dipilih. Aku hanya boleh melangkah maju, sekecil apapun kesempatanku, karena

kemungkinan terbesar yang harus aku lakukan adalah memperbesar kemungkinan pada ruang ketidakmungkinan.

Perlahan namun pasti, dengan sisa semangat yang ada, kuperbaiki dan kupahami isi laporanku dan akhirnya dapatlah ijin untuk maju ujian. Alhamdulillah...... Skripsi hanyalah tahapan kecil dari kisah perjuanganku. Ibarat bersepeda, kini aku, kamu

dan kita semua sedang melewati jalan yang menanjak. Ketika kita berhasil melewatinya, kita akan menemukan jalan lurus dengan pemandangan indah di kanan-kiri. Kita tak harus

berhenti, memutar arah, atau memilih kembali ke tempat kita

sebelumnya. Maksimalkan tenaga, kayuh sepeda sekuat mungkin hingga kita bisa melewatinya. Inilah tekad yang membuatku semangat untuk memperjuangkan “S4” ku, SD, SMP, SMA, dan S1.

Pada akhirnya, selesai jugalah laporan akhir penelitianku. Tuntas sudah masa kuliahku. Berakhir sudah status mahasiswa S1-ku. Terima kasih almamater tercintaku UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG. Dengan kesempatan yang kauberikan, gelar sarjana tidak lagi jadi impian, tapi kenyataan yang akan mengubah hidup dan masa depanku.

Apa kabarmu para sahabatku para “pejuang skripsi”? Semoga api semangatmu tak akan padam sebelum gelar kesarjanaan melekat pada namamu. (why)

PERJALANAN S4-ku (Wahyu Sajiwo)UWG LAHIRKAN SOSOK DIREKTURUniversitas Widyagama Malang boleh

berbangga diri karena sukses menghasilkan alumni berkualitas di masyarakat. Salah satunya adalah Udik Suprapto, yang pada 29 Oktober 2016 didaulat menjadi narasumber Kuliah Tamu Fakultas Teknik. Udik Suprapto yang kini menjabat sebagai Direktur PT. Bromo Steel Indonesia ini mengangkat tema “ P e n i n g k a t a n Karir dan P e n g e t a h u a n Dunia Kerja”. Kegiatan yang diselenggarakan di Auditorium Kampus III UWG itu dihadiri oleh 126 mahasiswa yang berasal dari Program Studi Teknik Informatika, Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Sipil, Teknik Industri dan D-3 Otomotif.

Ir. Fachrudin, MT selaku Dekan Fakultas Teknik UWG turut hadir dalam Kuliah Tamu tersebut. Dalam sambutannya, Fachrudin menyampaikan tentang suasana pembelajaran baru yang menghadirkan pengajar dari luar yang juga alumni UWG yang telah sukses. ”Semoga bisa memotivasi mahasiswa dan memberikan wawasan tentang alumni UWG yang sukses,” ujarnya. Sebagai informasi, PT Bromo Steel adalah perusahan yang bergerak di bidang pembuatan mesin pupuk organik.

Di sela-sela paparannya, Udik bercerita tentang dua hal yang menarik. Yang pertama, Udik menceritakan tentang masa-masa kuliah di Kampus Inovasi ini. Sebagai alumni Teknik Mesin, Udik kadang harus berangkat pagi dan pulang sore, bahkan terkadang malam. Tidak hanya kegiatan kampus saja yang diingatnya, para dosen

yang telah mendidik juga sangat diingatnya. Ir. Toni Dwi Putra., MT, misalnya, memberikan kesan tersendiri bagi Udik. Mulai dari cara mendidik, ketegasan dan jalinan persahabatannya dengan mahasiswa.

Yang kedua, Udik menceritakan tentang jenis pegawai yang direkrut oleh suatu

perusahaan. “Perusahaan tidak selalu melihat dari IPK yang tinggi dan di mana tempat ia kuliah, n a m u n perusahaan

mencari pekerja yang mampu bekerja dengan baik dan memenuhi target,” demikian katanya seolah memberi pesan. “Karena itu, sikap percaya diri harus terus dibangun dan ditingkatkan,” imbuh pria yang dulu semasa kuliah sangat aktif berorganisasi itu. Salah satu cara untuk meningkatkan rasa percaya diri, adalah dengan mengeksplor kemampuan diri semasa kuliah melalui organisasi HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan), UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) maupun BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa).

Sebagai ungkapan rasa terimakasihnya kepada kampus tercinta, Udik memberikan kesempatan kepada mahasiswa FT UWG untuk magang di perusahaannya selama tiga sampai empat bulan dan direkomendasikan tanpa perlu antri. Kesempatan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi mahasiswa untuk menjalin relasi sekaligus menjajal kemampuan diri secara praktek lapangan. “Cukup daftar dan besoknya langsung bisa masuk,” ujarnya menutup diskusi sambil tersenyum sumringah. (ikh)

Udik Suprapto,ST. (Alumni FT’92), baju putih, tengah Direktur PT. BOSTO

Tidak begitu penting dari mana ilmu itu kita dapat. Yang lebih penting adalah bagaimana kita mampu mengaplikasikan ilmu tersebut di masyarakat kemudiannya. Bagi sementara orang, Universitas Widyagama Malang mungkin bukan lembaga pendidikan tinggi yang besar, namun tidak bisa dipungkiri bahwa Kampus Inovasi ini mampu mengantarkan alumninya bersaing memperebutkan kursi pimpinan di Provinsi Kalimantan Utara.

Drs. Sayid Irwan, MHum, alumni Program Studi Manajemen Perusahaan Fakultas Ekonomi Universitas Widyagama (FE-UWG) Malang angkatan tahun 1985 inilah orangnya. Setelah menyelesaikan studi di UWG Malang, Direktur Utama PT. Neraindo ini segera melanjutkan pendidikan ke UGM Yogyakarta dan saat ini sedang menyelesaikan studi Program Doktornya di Universitas Mulawarman Samarinda.

Ditemui setelah perhelatan Reuni Alumni UWG Lintas Angkatan pada tanggal 10 Desember 2016 di Yogyakarta, suami dari Ummi Muliasari dan bapak 4 anak ini membuktikan kecintaannya terhadap almamater. Samarinda-Yogyakarta bukanlah jarak yang dekat, meskipun teknologi bisa mengatasinya. “Ikatan yang pernah terjalin saat kuliah dulu membawa saya kemari (ikut reuni-red). Saya berharap tidak saja bertemu dengan teman dan sahabat, tetapi juga para dosennya,” katanya. Lelaki berkulit terang dan murah senyum yang santer dikabarkan maju menuju KU-1 ini punya segudang aktifitas di bidang bisnis dengan beragam produk. Tersebut mulai PT. Daya Besar Agung (plywood), Fitria

Hamka Mandiri ( C h e m i c a l ) , Warner Bros. (Film, Music, Book, etc), PT. Neraindo, PT. Wadana, dan masih banyak lagi.

P e n g a l a m a n b e r o r g a n i s a s i s a n g a t mendukung usaha dan membangun k a r a k t e r n y a hingga dicintai dan dipercaya oleh masyarakat luas. Dimulai sebagai Ketua HIPMI Kaltim, Korwil HIPMI se Kalimantan, Wakil Ketua Umum Kadin Kaltim, Ketua I PMI Kaltim, Ketua Umum Kadin Kaltara, Country Director Indonesia for BEBC atau BIMP-EAGA (Brunai Indonesia Malaysia Philipine-East Asean Growth Area), hingga bergabung dalam Komite ASEAN Kadin Indonesia, tak heran mampu mengantarnya untuk meraih posisi terhormat di komunitasnya. Pria yang hobi menyelam dan fotography ini berharap UWG mampu mencetak sarjana yang dikemudian hari menjadi orang-orang yang mampu mengisi roda pembangunnan Indonesia di semua sisi.

Dia pesankan pula kepada seluruh sivitas akademika Universitas Widyagama Malang: “Terus kibarkan panji-panji Widyagama agar universitas kebanggaan kita ini dikenal sebagai pencetak kader unggul bangsa”. (rita).

ALUMNI UWG CAGUB KALTARA

Drs. Sayid Irwan, MHum (Alumni UWG Angkatan ‘85)

Dra. Yatima El Isma, MM, begitulah nama lengkapnya. Ibu yang satu ini patut diacungi jempol karena sifatnya periang dan super enerjik. Disamping sebagai dosen, Arema yang lahir pada 14 April, lebih dari 64 tahun yang lalu ini, juga aktif dalam pemberdayaan masyarakat. Sepak terjangnya yang bukan main di masyarakat membuatnya menjadi tetua yang disegani oleh warganya. Bu Ya, demikian panggilan akrabnya, sudah mengenal Universitas Widyagama Malang sejak tahun 1971, saat masih bernama ABEP (Akademi Bank dan Ekonomi Perusahaan Malang).

Bu Ya adalah mahasiswa angkatan pertama di UWG. Setelah lulus, Bu Ya langsung mengabdikan diri di lembaga pendidikan yang memberinya gelar Dra ini. Dengan nomor induk 44, Bu Ya memulai karir dari 0. Ketekunan dan keseriusannya menumbuhkan keyakinan bahwa beliau bisa membawa Universitas Widyagama Malang ini maju dan dikenal, sejajar dengan perguruan tinggi lainnya.

Perhatiannya terhadap upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat kecil mengantarkannya untuk aktif di koperasi, termasuk diantaranya mendirikan Koperasi Mahasiswa Universitas Widyagama Malang. Ketertarikannya yang sangat besar kepada dunia koperasi membawanya aktif mengikuti segala macam even perkoperasian. Bersamaan dengan itu upaya mengenalkan Universitas Widyagama Malang terus dilakukan. Tahun 1993, Bu Ya diangkat sebagai dosen tetap Fakultas Ekonomi. Kemampuannya berkomunikasi dengan masyarakat menjadi dasar mengapa pimpinan kemudian melibatkannya dalam

Tim Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) dan Pengabdian Masyarakat melalui LPPM.

Berkat kerja kerasnya, BKKBN Pusat pernah menggandeng Universitas Widyagama Malang dalam Program Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (P2KS). Berkat kiprahnya juga, tahun 1997 Bu Ya diundang ke Istana Negara untuk bertemu langsung dengan Presiden RI ke-2, Soeharto. Keberhasilan salah satu mahasiswa bimbingannya dalam berwirausaha berdampak positif dengan dilibatkannya LPPM UWG pada banyak kegiatan pameran produk, tidak hanya di Malang, tetapi juga di luar Malang.

Menjelang masa purna tugasnya di Kampus Inovasi ini, Bu Ya dipercaya oleh LPPM UWG sebagai koordinator Posdaya. Semangatnya dalam program Posdaya ini akhirnya membawa Bu Ya kembali dipercaya untuk menjadi Dosen Pembimbing Mahasiswa dalam kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM). (Wah)

KISAH-KASIH YATIMAH DI UWG

Ibu Dra. Yatima El Isma, MM. bersama siswa bimbingannya

UWG juga punya jas merah. Jas merah yang dimiliki ini berbeda dengan jas-jas pada umumnya, karena “JAS MERAH” ini merupakan singkatan dari JAngan Sampai MElupakan sejaRAH. Maksudnya adalah bahwa kita tidak boleh melupakan apa-apa yang telah dilakukan oleh para senior kita. Karena dedikasi para seniorlah, lembaga ini ada dan besar bukan hanya atas kerja keras para karyawan dan dosen yang saat ini masih aktif, melainkan juga campur tangan peran para senior yang saat ini sudah tidak aktif karena berbagai hal.

Karyawan dan dosen yang aktif saat ini banyak belajar dari para seniornya. Meskipun para senior ini banyak yang sudah memasuki masa purna tugas, namun silaturahmi antara manajemen dengan mereka terus berlanjut. Baru-baru ini Rektor UWG dengan didampingi para wakil rektornya menyempatkan diri berkunjung ke kediaman Drs. H. Subakir KS, MS dan Drs. Zainal Arifin, SH.

Subakir, adalah dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyagama Malang pada masanya, yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Rektor UWG. Karena kondisi kesehatan yang kurang mendukung, beliau harus mengambil keputusan pensiun dini. Di kediaman beliau di kawasan Karanglo Kota Malang, Pak Bakir, demikian beliau biasa disapa, nampak sangat terharu menerima kunjungan ini. Rasa ini tampak pada wajahnya yang sumringah seakan menyembunyikan usianya yang sudah berkepala enam. “Kami hanya melanjutkan apa-apa yang dulu pernah dirintis oleh para senior, tentunya disesuaikan dengan kondisi yang ada saat ini. Kami mohon doa, semoga mampu menjalankan kepemimpinan ini dengan amanah“, demikian Prof. Dr. Ir. Iwan

Nugroho, MS, Rektor UWG menyampaikan harapannya. Dengan semangat yang tampak dari binar-binar di matanya, meskipun dengan kalimat yang sering kali terputus, Pak Bakir menyampaikan bahwa kesibukannya saat ini adalah melanjutnya hobi bertaninya yang dulu sempat “tercuri ” ketika masih aktif di UWG. “Saya akan membuat kebun durian….,” katanya bangga.

Silaturahmi kemudian dilanjutkan ke rumah Drs. Zainal Arifin, SH. Dosen Fakultas Ekonomi yang penulis kenal dengan penampilannya yang tidak pernah lepas dari dasi melilit di lehernya. Mantan dosen dengan penampilan rapi ini mengingatkan kami agar lebih teliti dan hati-hati mengkonsumsi makanan di usia yang sudah tidak produktif ini. Pengalaman adalah guru yang paling bijaksana. Bukan hanya pengalaman pribadi, pengalaman

orang lainpun patut menjadi pelajaran buat kita. Beda Pak Bakir, beda pula dengan Pak Zainal. Beliau lebih banyak mendengar dari pada berbicara. Pada kesempatan itu Rektor UWG juga memperkenalkan manajemen universitas yang baru, yaitu Warek I (Prof. Dr. Ir. Sukamto, MS), Warek II (Dra. Yekti Intyas Rahayu, MM) dan Warek III (Dr. Agus Tugas Sudjianto, ST, MT).

Di era teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih ini, sering kali kita terlupa atau sengaja mengabaikan komunikasi langsung dengan banyak orang. Kunjungan silaturahmi yang berlangsung sangat singkat ini, mudah-mudahan dapat memberikan kesan positif bagi kedua belah pihak. Yang lebih senior merasakan mendapatkan perhatian dan yang lebih yunior ingat bahwa apa yang ada saat ini adalah bagian dari kejayaan peninggalan para senior. (Rita/UIP/Nur)

Rektor & Wakil Rektor UWG saat bersilahturohmi di rumah Bapak Drs. H. Subakir KS.,MS.

UWG JUGA PUNYA “JAS MERAH”

Rektor & Wakil Rektor UWG saat bersilahturohmi di rumah Bapak Drs. Zainal Arifin, SH.

Rabu kemarin, (19/10) bertempat di Ruang F9 Kampus II Universitas Widyagama Malang, rombongan Universitas Tidar Magelang melakukan studi banding. Rombongan yang berjumlah 77 orang itu di ketuai oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Negeri Tidar Magelang. Rombongan besar ini terdiri dari 33 orang dosen dari lima fakultas, yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik. Selain dosen juga turut serta 44 orang mahasiswa yang mewakili Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Badan Legislatif Mahasiswa (BLM), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).

Dalam sambutannya, Dr. Bambang Kuncoro, MSi selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, menyampaikan bahwa tujuan kunjungan adalah studi banding terkait dengan bidang kemahasiswaan, khususnya pola pembinaan, peningkatan prestasi, dan organisasi kemahasiswaan. Selain ke UWG, Universitas Negeri Tidar Magelang ini juga melakukan kunjungan ke beberapa Universitas seperti Universitas Negeri Sebelas Maret Solo dan Universitas Brawijaya Malang.

Rombongan dari Universitas Tidar Magelang datang di UWG disambut oleh

STUDI BANDING UNIVERSITAS NEGERI TIDAR MAGELANG di UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG

Wakil Rektor UWG yaitu Prof. Dr. Ir. Sukamto, MS., Dra. Yekti Intyas Rahayu, MS., dan Dr. Agus Tugas, ST, MT di Ruang Rektorat. Selanjutnya di terima langsung oleh Rektor Universitas Widyagama Malang (Prof. Dr. Ir. Iwan Nugroho, MS) di Ruang F-9. Dalam sambutannya, Rektor menyampaikan perihal Kota Malang sebagai Kota Pendidikan dan Wisata. Sebagai jargon Kota Pendidikan, UWG terbukti berdikari di bidang Pendidikan Tinggi yang memiliki keunggulan di bidang Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) berlisensi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Studi banding ini juga menghadirkan Direktur LSP UWG yakni Dra. Wiwin Purnomowati, Msi. Beliau dengan semangat menyampaikan bagaimana UWG mengelola hibah COOP yang kemudian dianggap berhasil oleh Dikti dengan diundangnya UWG menjadi salah satu tim perumus program hibah. “LSP menjadi kebanggan bagi lembaga (UWG, red.) karena di Kota Malang sendiri baru ada empat lembaga Pendidikan Tinggi yang memiliki LSP” ungkap salah satu dosen FE UWG tersebut.

Tema LSP yang disajikan bahkan mengundang banyak perhatian dosen dan mahasiswa Universitas Negeri Tidar Magelang. Salah satunya terkait kewirausahaan yang dapat dipraktikkan oleh mahasiswa program studi non-teknik. “Wirausaha itu bukan hanya berupa produk fisik tetapi juga bisa dalam bentuk jasa,

seperti buka lembaga kursus, menjadi tour guide dan lain s e b a g a i n y a ” j a w a b n y a . Setelah sesi t anya- jawab , studi banding ini diakhiri dengan saling bertukar cinderamata dan foto bersama. (san/r i ta /pip/irm)

Foto bersama mahasiswa Univ.Tidar Magelang dengan Rektor UWG

Tahun ini keberadaan tenaga kerja dari sejumlah negara Asia dipastikan mulai ber-datangan ke Indonesia. Sumber daya ma-nusia Indonesia, terutama anak-anak muda, harus punya persiapan matang untuk bersa-ing dengan mereka di tataran global, dalam hal ini era masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Di Era Mea ini tidak ada lagi batas antar negara ASEAN utamanya tentang tenaga kerja. Pemuda sebagai agen peru-bahan harus mampu menaklukkan dunia sesuai perannya. Mereka tidak cuma harus belajar di kelas, tapi juga aktif berorganisasi untuk meningkatkan kapasi-tasnya.

"Mahasiswa harus selalu meningkatkan kompetensinya, baik soft skill maupun hard

skill. Mereka harus punya sikap optimistis menghadapi kompetisi global," ujar Ana yang merupakan Ketua Juru-san Akuntansi.

Sebelumnya, jika mengutip pendapat Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi,

sebetulnya persiapan Indonesia sudah 88 persen. Untuk itu, masyarakat Indone-sia tidak perlu khawatir menghadapi MEA 2015, karena kebebasan arus barang sebe-narnya sudah terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Selain itu, Indonesia memiliki kekuatan tersendiri seperti memiliki tingkat ekonomi terbesar,

Pentingnya “Entrepreneur Skill” Bagi Pemuda Dalam Menghadapi MEA

oleh: Ana Sopanahjumlah penduduk terbanyak dari total

600 juta penduduk ASEAN (39 persen), dan memiliki

Gross Domestic Product (GDP) paling tinggi. Di sisi lain, Indonesia memiliki ker-agaman begitu luas yang membuat pasar In-donesia menjadi kian menarik.

Dilihat dari sisi suplai dan produksi, Indonesia juga mempunyai sumber daya alam, besarnya

jumlah pekerja, investasi yang pesat dan basis produksi. Perlu diingat, Indonesia juga

mempunyai kemapanan se-cara sosial politik dan negara demokrasi yang besar.

Untuk itulah, meskipun ada pihak-pihak yang merasa pesimistis menghadapi MEA, Ana tetap mengajak elemen pemuda dan mahasiswa untuk tidak khawatir menghadapi hal itu. Menurut Ana yang penting kita siapkan baik soft skill maupun hardskill. Entre-

preneur skill atau keahlian wirausaha yang dibutuhkan oleh anak-anak muda sesuai dengan Jargon Universitas Widyagama yaitu Reserach and Enterpreneur Univer-sity. "Jiwa wirausaha yang mesti dimiliki pemuda atau mahasiswa itu sejalan dengan kebijakan

pemerintah tentang ekonomi kreatif, hal ini yang akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada umumnya, dan di Kota Malang pada khususnya.

Dr.Ana Sopana,SE.,Ak.,CA.,CMA.,CIBA.

“Kebiasaan menulis suatu bangsa akan mempengaruhi bangsa itu pula. Banyak negara maju yang sadar akan pentingnya budaya menulis dalam kehidupan. Masyarakat berbudaya lisan (orality) dan masyarakat berbudaya tulisan (literality) sangat besar perbedaannya”. Kutipan ini diambil dari salah satu laman kompasiana.com.

Ungkapan “penulis yang baik adalah pembaca yang baik”, setidaknya mampu menggambarkan bahwa menulis tidak hanya menggoreskan tinta pada selembar kertas. Menulis adalah kreativitas yang dituangkan di atas kertas. Konsep pemikiran yang hanya ditanamkan di otak saja, tidak akan banyak artinya bila tidak dituangkan dalam sebuah tulisan.

Belajar dari kutipan di atas, Rektor UWG (Prof. Dr. Ir. Iwan Nugroho, MS) mengadakan pelatihan penulisan artikel di blog kompasiana.com pada Jum’at, 17 Juni 2016. Bapak yang sudah menulis lebih dari 100 artikel dan dimuat di salah satu blog milik Kompas tersebut ingin berbagi ilmu dengan para koleganya. Menurutnya, menulis di blog kompasiana.com sama artinya dengan menyebarluaskan gagasan. Pelatihan yang berlangsung di Gedung Widyagraha Kampus II UWG dengan materi “Membuat Akun dan Posting Artikel” ini diikuti oleh Prof. Dr. Ir. Sukamto, MS. (Wakil Rektor I), Dr. Ir. Rita Hanafie, MP (Ka. Humas), Dr. Sopanah, Ak., CA., CMA., CIBA (Kajur Akuntansi), Dra. Maryati AT (Dosen FE), Dr. Ir. Tri Wardhani, MP (Dosen FP), Zulkarnaen, SH., MH (Dosen FH), Dra. Wahyu Wulandari, MM (Sekretaris LPPM), dan Chauliah Fatma P., ST., SE., MT

REKTOR AJAK DOSEN BERBUDAYA MENULIS

Foto Bersama “Rektor” dan Dosen (Peserta) Pelatihan Menulis

(Dosen FT). Peserta terlihat antusias dalam membuat akun hingga berhasil posting di blog kompasiana.com.

Walaupun awalnya banyak yang merasa kerepotan membuat akun atau posting artikel, namun semangat dan kegigihan para peserta benar-benar teruji, sehingga manakala jerih payah mereka berhasil, bukan main kepuasan yang terlihat dari raut wajahnya. Ini sangat dirasakan oleh dosen Fakultas Ekonomi yaitu Dra. Maryati AT dan Dr. Sopanah, Ak., CA, CMA, CIBA.

Tidak dapat mengikuti kegiatan di Widyagraha, beberapa waktu kemudian para dosen dan mahasiswa Fakultas Pertanian, menyusul mengadakan pelatihan serupa dengan instruktur yang sama di Kampus III. Hasil pelatihan ini dirasakan sekali manfaatnya oleh seluruh peserta. Beberapa waktu setelah itu dengan bangganya para peserta memberikan “laporan” berhasil memposting berita bahkan beberapa berita para dosen dan mahasiswa menjadi head line.

Ilmu akan mati bila kita tidak menulisnya....... Ilmu akan dapat diturunkan kepada generasi penerus manakala kita menulisnya.....(nur)

Redaksi dan Staf Redaksi Tabloid PILARMengucapkan

Selamat & SuksesAtas Pengukuhan Wisudawan/wati Program Sarjana dan PascasarjanaUniversitas Widyagama Malang

Malang, 17 Desember 2016

Page 9: Edisi XXIV / Tahun 2016 - widyagama.ac.id · kita untuk introspeksi diri: ... lingkungannya. Persoalan pada dirinya sudah selesai, ... harus dilakukan dengan cara bagaimana?