· web viewkabupaten lampung utara merupakan daerah dengan kepadatan penduduk terendah, yaitu 78...

71
8. DAERAH TINGKAT I LAMPUNG

Upload: others

Post on 27-Jan-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8. DAERAH TINGKAT I LAMPUNG

8. DAERAH TINGKAT I LAMPUNG I. GAMBARAN UMUM

1. Keadaan Daerah

Wilayah Daerah Tingkat I Lampung meliputi areal seluas 33,3 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di wilayah Lampung me- liputi areal persawahan sekitar 205.905 ha atau 6,2%, areal perkebunan negara dan swasta sekitar 395.176 ha atau 11,9%, areal tegalan, kebun, ladang dan huma sekitar 640.727 ha atau 19,2%, areal tanah yang ditumbuhi kayu-kayuan sekitar 246.857 ha atau 7,4%, areal kehutanan sekitar 1.244.000 ha atau 37,3% dan areal pemukiman dan budi daya lainnya sekitar 598.035 ha atau 18,0% dari seluruh luas wilayah.

Secara administratif Daerah Tingkat I Lampung terdiri dari 3 Kabupaten Daerah Tingkat II dan 1 Kotamadya Daerah Tingkat II. Seluruh Daerah Tingkat II tersebut meliputi 1 ko- ta administratif, 77 kecamatan dan 1.559 desa dan kelurahan.

Pada tahun 1988 penduduk Propinsi Lampung diperkirakan mencapai 6,9 juta jiwa. Kepadatannya rata-rata pada tahun 1988 adalah 207 jiwa per km2 (kepadatan rata-rata penduduk Indonesia pada tahun yang sama sebesar 91 jiwa per km2). Ka‑

275

bupaten Lampung Selatan merupakan daerah terpadat dengan ra- ta-rata kepadatan 369 jiwa per km2. Kabupaten Lampung Utara merupakan daerah dengan kepadatan penduduk terendah, yaitu 78 jiwa per km2. Pada tahun 1985 penduduk Propinsi Lampung yang tinggal di daerah perkotaan meliputi 14,4% dan pada tahun 1988 diperkirakan meningkat menjadi 15,5%. Sebagian besar penduduk (76%) propinsi Lampung berdiam di bagian Selatan dan Tengah dan sisanya (24%) berdiam di bagian utara propinsi ini.

Pada tahun 1985, penduduk usia kerja (10 tahun ke atas) di Lampung berjumlah 4.110.850 orang (69,6%). Dari jumlah tersebut yang masuk ke dalam angkatan kerja sebanyak 2.193.084 orang dan angkatan kerja yang bekerja berjumlah 2.166.002 orang. Pada tahun 1985 tingkat partisipasi angkatan kerja adalah 53,3%. Menurut tingkat pendidikannya angkatan kerja yang ada terbagi ke dalam: 62,6% tidak dan belum pernah tamat Sekolah Dasar (SD), 24,6% tamat SD, 7,5% tamat Sekolah Mene- ngah Tingkat Pertama (SMTP), 2,6% tamat Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA), 2,3% tamat Sekolah Kejuruan dan 0,4% tamat Perguruan Tinggi atau yang setingkat. Pada tahun 1985 angkatan kerja yang bekerja di sektor pertanian 73,9%, di sektor industri 3,8%, di sektor perdagangan, hotel dan res- toran 8,8%, dan sektor-sektor lainnya 13,5%. Angka-angka ini menunjukkan bahwa sektor pertanian masih memegang peranan yang sangat dominan dalam penyerapan tenaga kerja.

Dalam periode 1983-1986 laju pertumbuhan produksi daerah di luar minyak dan gas bumi rata-rata 8,5% per tahun. Dalam periode tersebut sektor pertanian tumbuh dengan laju pertum- buhan rata-rata 9,8% per tahun, sedangkan industri 16,8% per tahun. Pada tahun 1986 sektor pertanian memberikan sumbangan terbesar kepada PDRB, yaitu 46,9%, dan sektor perdagangan

memberikan sumbangan terbesar kedua, yaitu 15,0%. Dalam pada itu sektor industri selama Repelita IV berkembang dengan baik. Pada tahun 1986 memberikan sumbangan kepada PDRB sebesar 9,5%.

Pada tahun 1986 produksi pertanian pangan telah mencapai tingkat penyediaan 114,7 kg produksi beras per kapita per tahun. Kegiatan perkebunan antara lain menghasilkan kelapa, kopi, lada, karet dan cengkeh. Dari hasil-hasil tersebut komoditi yang telah dapat diekspor antara lain kopi, karet dan lada.

Prasarana pengairan yang pada awal Repelita IV dapat mengairi areal sawah seluas 101.700 ha, pada akhir Repelita IV telah dapat mengairi 169.002 ha di bagian Timur dan Sela- tan daerah propinsi Lampung. Jenis irigasi di daerah Lampung sebagian besar adalah irigasi teknis, yaitu 59,0% dari selu- ruh irigasi yang ada. Secara keseluruhan daerah propinsi Lam-pung masih mempunyai potensi pertanian yang cukup besar, yang dapat menjadi pendukung perkembangan perindustrian.

Bidang perhubungan selama Repelita IV telah mencapai kemajuan yang berarti. Seluruh ibukota kecamatan di daerah Lam-pung telah dapat dihubungi melalui jalan darat. Pada tahun 1986 seluruh jaringan jalan panjangnya 6.106 km yang meliputi 348 km jalan nasional, 1.721 km jalan propinsi, dan 3.696 km jalan kabupaten serta 341 km jalan kotamadya. Keadaan jalan nasional pada umumnya sudah memadai, demikian pula jalan propinsi, tetapi sekitar 40% jalan kabupaten masih dalam kondisi rusak.

Pelabuhan Panjang telah dapat melayani kapal-kapal pela-yaran samudera, pelabuhan-pelabuhan Krui di pantai Barat, Ko- ta Agung di pantai Selatan dan Menggala di pantai Timur mela‑

277

yani pelayaran lokal dan perintis. Di samping itu terdapat pelabuhan penyeberangan di Panjang, Srengsem dan Bakauhuni.

Pelabuhan udara Beranti di Bandar Lampung telah dapat didarati oleh pesawat jenis F-28 dengan kapasitas terbatas.

Pelayanan jasa Pos dan Giro secara berkala telah men- jangkau hampir seluruh desa melalui 5 Kantor Pos Besar, 82 Kantor Pos Pembantu, 206 Rumah Pos maupun fasilitas Pos Keli- ling Desa. Fasilitas sentral telepon otomat di propinsi Lam- pung berkapasitas 11.900 SS dan yang tersambung mencapai 9.194 SS.

Di bidang sosial budaya, upaya peningkatan kecerdasan penduduk telah berhasil menurunkan jumlah penduduk di atas 10 tahun yang buta huruf menjadi 13,4 orang per 1.000 penduduk pada tahun 1985 dan berhasil menaikkan persentase anak umur 7 - 12 tahun yang masuk sekolah dari 96,5% pada akhir Repeli- ta III menjadi 99,5% pada akhir Repelita IV.

Pada akhir Repelita IV fasilitas pendidikan dasar telah cukup merata. Di seluruh propinsi telah terdapat 3.985 SD, 885 SMTP, 322 SMTA dan 2 Perguruan Tinggi Negeri.

Pada tahun 1988 angka kelahiran kasar mencapai 33,2 orang per 1.000 penduduk (rata-rata nasional 28,7), angka kematian kasar mencapai 6,7 orang per 1.000 penduduk (rata-rata nasional 7,9), angka kematian bayi mencapai 60,3 bayi per 1.000 kelahiran hidup (rata-rata nasional 58,0), sedangkan harapan hidup rata-rata mencapai 62,2 tahun (rata-rata na- sional telah mencapai 62,8 tahun).

2. Masalah-masalah

Pembangunan yang dilaksanakan selama Repelita IV telah

menghasilkan perkembangan daerah yang cukup tinggi, namun ma- sih ada masalah-masalah yang memerlukan perhatian.

Persebaran penduduk yang belum seimbang, yaitu 76% ber- ada di bagian Selatan dan bagian Tengah dan 24% berada di ba-gian Utara, merupakan masalah pembangunan Propinsi Lampung yang cukup besar. Sebagian besar kegiatan pertanian pangan dan perkebunan berlokasi di bagian Tengah, Selatan dan Timur. Kegiatan pertanian di bagian Utara dan Barat masih belum ber-kembang. Prasarana jalan dan prasarana pengairannya perlu ditingkatkan. Hal ini kurang mendorong untuk penyebaran pendu- duk ke bagian Utara dan Barat.

Pada tahun 1985 sebesar 11,0% angkatan kerja berada di daerah perkotaan dan 89,0% berada di pedesaan. Persebaran ini telah menimbulkan permasalahan yang cukup berarti, antara lain berupa perambahan hutan-hutan lindung dan mengalirnya kelebihan tenaga kerja ke kota-kota. Dalam pada itu tingkat pengangguran terbuka, meskipun menunjukkan angka persentasi yang kecil, jumlahnya cukup besar. Pada tahun 1985 jumlah pengangguran terbuka diperkirakan 27.000 orang atau sekitar 1,2%.

Peningkatan produksi pangan masih menghadapi beberapa masalah, seperti kurangnya bibit unggul, masih terbatasnya efisiensi penanganan pasca panen, serta belum lancarnya meka-nisme pemasaran dan kredit usaha tani. Di samping itu pence-takan sawah baru masih menghadapi masalah-masalah yang menyangkut sertifikasi tanah dan prosedur perkreditan.

Di bidang perkebunan, sering terjadinya pencadangan la- han yang tumpang tindih, serangan hama dan penyakit, kurang serasinya pengembangan perkebunan dengan pola PIR dan perke-bunan rakyat, rendahnya produktifitas dan usaha pemasaran

279

yang belum memadai merupakan hambatan yang cukup besar. Demi-kian pula masih terbatasnya tingkat pengetahuan para petani, baik pengetahuan mengenai cara bercocok tanam maupun pengeta-huan mengenai pengolahan hasil pertanian, dan terbatasnya kesadaran untuk meningkatkan produktivitas mereka merupakan masalah yang berarti dalam pengembangan perkebunan di daerah ini. Pengembangan perkebunan besar swasta nasional, terutama kelapa sawit belum terlaksana dengan baik karena masih belum mantapnya ketentuan pola PIR yang perlu diikuti.

Di bidang perikanan, masih berlangsungnya penangkapan ikan dengan cara yang terlarang, terhambatnya pengembangan perkolaman di daerah transmigrasi, keasaman tanah yang tidak sesuai untuk tambak udang, kurangnya tenaga penyuluh, dan ku-rang memadainya perlengkapan usaha tambak, masih merupakan masalah yang perlu diatasi.

Di bidang kehutanan dihadapi masalah yang cukup berarti seperti luas lahan kritis yang bertambah setiap tahun akibat penebangan hutan yang mengabaikan ketentuan kelestarian lingkungan, perladangan yang berpindah-pindah, penggunaan lahan yang melebihi daya dukungnya, dan pengusahaan hutan yang be- lum didukung oleh suatu rencana pengusahaan yang definitif. Berbagai hal ini telah mempercepat proses erosi di kawasan hulu sungai dan pengendapan di bangunan-bangunan pengairan, antara lain di DAS Way Sekampung dan Way Seputih, dan secara keseluruhan dapat mempercepat kerusakan sistem tata air yang ada.

Sementara itu prasarana dan sarana perhubungan yang su- dah banyak mengalami kemajuan masih perlu ditingkatkan untuk mengimbangi meningkatnya arus barang dan orang sebagai akibat meningkatnya kegiatan-kegiatan perdagangan di dalam daerah,

perdagangan antar daerah dan kegiatan-kegiatan ekspor dan pariwisata.

Tingkat pelayanan perhubungan laut masih memerlukan peningkatan pembangunan dan penyediaan prasarana dan sarana pendukung pelayanan pelabuhan laut, seperti dermaga, gudang dan fasilitas keselamatan pelayaran. Di pantai Barat dan Ti- mur yang merupakan daerah produksi yang baru dikembangkan, memerlukan dukungan pelabuhan laut yang memadai. Fasilitas perhubungan udara, seperti landasan, terminal dan fasilitas keselamatan penerbangan masih perlu ditingkatkan.

Pengembangan kegiatan kepariwisataan juga masih memerlu- kan penambahan sarana dan prasarana pendukung, seperti perhubungan, akomodasi dan telekomunikasi serta tenaga terampil yang berpengetahuan. Di propinsi Lampung terdapat obyek wisa- ta Taman Nasional Way Kambas dan Gunung Balak di Lampung Te-ngah, areal hutan lindung di Wonosobo, Kota Agung dan Pulau Panggung di Lampung Selatan, dan Sumber Jaya dan Tanjung Raja di kabupaten Lampung Utara. Di daerah ini masih terdapat penduduk yang hidup dari pertanian dengan merambah hutan untuk perladangan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap kelesta- rian hutan lindung tersebut.

Di bidang pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan, seperti ruang kelas, ruang praktek, ruang laboratorium, perpustakaan, buku dan guru baik di tingkat SD, SMTP, SMTA mau- pun di Perguruan Tinggi masih perlu ditingkatkan untuk menghadapi meningkatnya volume kegiatan pendidikan dan kebutuhan untuk menghasilkan lulusan pendidikan yang mutunya memadai.

Bidang kesehatan masih memerlukan peningkatan layanan kesehatan, khususnya dalam pelaksanaan vaksinasi dan pemberantasan penyakit menular, antara lain melalui penambahan

281

puskesmas dan puskesmas keliling, fasilitas rumah sakit, serta tenaga medis dan paramedis.

Hal lain yang dihadapi ialah perlunya peningkatan peran serta lembaga swadaya masyarakat dan lembaga sosial lainnya dalam pelaksanaan pembangunan di daerah. Demikian pula masih perlunya usaha perkoperasian didorong agar dapat mandiri, dan lebih berperan dalam perekonomian daerah terutama di pedesaan.

Penataan ruang dan pertanahan masih menghadapi berbagai masalah yang menimbulkan kesulitan bagi Pemerintah Daerah da- lam melaksanakan koordinasi pembangunan, pengendalian penggu- naan ruang dan pengendalian pemanfaatan sumber daya alam. Rencana Umum Tata Ruang kabupaten, kotamadya dan kawasan-ka- wasan tertentu masih belum tersedia sebagaimana mestinya. Mekanisme pengendalian penggunaan ruang, termasuk di daerah perkotaan, masih belum mantap.

II. KEBIJAKSANAAN DAN SASARAN-SASARAN PEMBANGUNAN

Pembangunan di daerah Lampung merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dan bertumpu pada Trilogi Pemba- ngunan. Makin berhasil pelaksanaannya akan makin nyata dukungannya kepada peningkatan ketahanan nasional dan pemantap- an perwujudan Wawasan Nusantara. Sesuai dengan prioritas pembangunan dalam Repelita V, pembangunan daerah Lampung diarah- kan pada peningkatan perkembangan sektor pertanian dan sektor industri disertai peningkatan penguasaan dan kualitas tekno- logi, sehingga dapat memberikan sumbangan yang optimal kepada pertumbuhan produksi daerah, peningkatan mutu produksi, eks- por dan pemerataan hasil-hasil pembangunan di daerah terse- but. Di samping itu pembangunan sektor sosial, kependudukan

dan ekonomi lainnya yang secara keseluruhan dilakukan secara terpadu dalam rangka pembangunan wilayah, juga diarahkan ke- pada peningkatan kualitas, pertumbuhan dan pemerataan yang optimal, perluasan kesempatan kerja dan berusaha, dan peningkatan pendapatan nyata, kesejahteraan serta taraf hidup seluruh lapisan masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi daerah Lampung yang cukup tinggi se-lama Repelita V diharapkan dapat dicapai terutama melalui peningkatan produksi dan pengembangan teknologi di sektor pertanian dan industri serta peningkatan penyediaan jasa yang secara keseluruhan berorientasi pada peningkatan kesempatan kerja di berbagai sektor. Kebijaksanaan pemerataan pembangun- an yang telah ditempuh selama Repelita IV akan dilanjutkan dan ditingkatkan agar perbaikan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan semakin nyata dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat, dan kemajuan yang serasi antar wilayah di daerah Lampung serta antara daerah Lampung dan daerah-daerah lain di Indonesia makin dapat diwujudkan.

Atas dasar arah kebijaksanaan tersebut di atas dan memperhatikan masalah-masalah yang dihadapi serta potensi dan prioritas daerah, langkah-langkah kebijaksanaan pembangunan daerah Lampung dalam Repelita V pada pokoknya sebagai beri- kut.

Usaha pembangunan di sektor pertanian dalam arti luas akan terus ditingkatkan dengan tujuan meningkatkan produksi dan memantapkan swasembada pangan, meningkatkan pendapatan para petani, memperluas kesempatan kerja, memenuhi kebutuhan industri akan bahan baku, dan untuk membantu peningkatan eks-por. Dalam rangka mendukung terwujudnya keseimbangan antara industri dan pertanian dalam struktur ekonomi nasional, usaha

283

pembangunan dan pengembangan sektor industri, terutama agroindustri, juga terus didorong. Iklim berusaha yang lebih mendorong partisipasi swasta dalam kegiatan pembangunan akan diusahakan melalui berbagai usaha pemberian informasi dan pemberian kemudahan. Di samping itu akan dilakukan kegiatan-kegiatan promosi untuk merangsang pihak swasta agar bersedia melakukan investasi di daerah Lampung.

Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan produksi di bi- dang pertanian dan industri, upaya peningkatan prasarana dan sarana perhubungan, komunikasi, peningkatan efisiensi dalam bidang perdagangan melalui bimbingan dan penyuluhan, penyempurnaan sistem informasi pasar dan penyempurnaan sistem ang- kutan akan ditingkatkan. Upaya ini dilakukan dengan mengikutsertakan pengusaha-pengusaha swasta.

Dalam rangka upaya memperluas lapangan kerja juga akan diusahakan agar dalam pelaksanaan pembangunan di daerah diterapkan pola investasi yang menyerap banyak tenaga kerja. Di samping itu juga akan diarahkan agar dalam kegiatan-kegiatan mengolah sumber daya alam tetap dipenuhi persyaratan kelesta- rian lingkungan.

Usaha koperasi akan terus didorong agar makin mandiri dan dapat lebih berperanan dalam pembangunan di daerah. Lagi pula di daerah ini akan terus dikembangkan iklim yang dapat mendorong lembaga swadaya masyarakat agar makin banyak berpartisipasi dalam pembangunan daerah.

Kegiatan pariwisata, terutama di lokasi wisata alam Ta- man Nasional Way Kambas, Pulau Rakata Kecil dan Besar, dan Danau Ranau, wisata pantai di Pasir Putih, Lempasing dan Can- ti, wisata budaya di Pugung Raharjo, dan sumber air panas Way

Belerang, selama Repelita V akan terus ditingkatkan agar da- pat berkembang dan mampu menarik wisatawan yang akan atau se- dang berkunjung di pulau Jawa. Untuk itu berbagai fasilitas akomodasi, pengangkutan dan telekomunikasi ke lokasi daerah wisata tersebut akan terus dikembangkan dan ditingkatkan.

Upaya untuk peningkatan pendidikan dan kesehatan masya-rakat Lampung akan dilanjutkan. Sejalan dengan itu peningkatan penyuluhan dan penyediaan berbagai fasilitas pelayanan masyarakat, baik di bidang pendidikan, di bidang kesehatan mau- pun di bidang sosial lainnya, akan diusahakan agar mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Mutu pendidikan dan keterampilan penduduk ditingkatkan melalui berbagai kegiatan pelatihan dan peningkatan pendidikan formal yang diarahkan agar sebagian dari peningkatan jumlah tenaga kerja yang berasal dari pertambahan penduduk di pedesaan akan lebih mampu berta- ni dengan cara-cara yang lebih maju dan agar sebagian dari mereka akan lebih mudah memperoleh pekerjaan di luar sektor pertanian.

Untuk mempertahankan kemampuan prasarana dan sarana pertanian, pendidikan, kesehatan dan perhubungan yang ada, ke-giatan operasi dan pemeliharaannya akan ditingkatkan. Dalam hubungan ini partisipasi masyarakat akan ditingkatkan antara lain melalui pembayaran iuran pemakaian air irigasi dan ge- rakan gotong royong.

Selanjutnya dalam rangka lebih memeratakan pembangunan, perhatian khusus akan diberikan kepada daerah yang relatif tertinggal, daerah kritis dan daerah padat penduduk. Sejalan dengan itu pembangunan masyarakat desa akan terus ditingkat- kan. Pembangunan daerah perkotaan akan dilanjutkan pula seca- ra terencana dan terpadu dengan memperhatikan perkembangan

285

penduduk dan kepentingan mereka agar dapat menjamin lingkung- an yang sehat untuk hidup, bekerja dan berusaha. Dengan pembangunan yang serasi antara desa dan kota maka diharapkan arus urbanisasi dapat dikendalikan.

Untuk mengurangi tingkat pertumbuhan dan ketidakseim-bangan kepadatan penduduk di daerah Lampung akan ditempuh berbagai kebijaksanaan seperti peningkatan program keluarga berencana dan langkah-langkah untuk mendorong perpindahan penduduk antara lain melalui pembangunan pertanian di kabupaten-kabupaten yang kurang penduduk terutama melalui program transmigrasi lokal. Sejalan dengan itu akan dilaksanakan pengembangan daerah berpotensi yang terisolasi, baik yang berlokasi di wilayah pedalaman maupun di wilayah pantai secara selektif.

Pembangunan pedesaan diarahkan agar mampu menyerap pertambahan tenaga kerja yang terjadi dan dengan demikian dapat mengurangi derasnya arus urbanisasi. Sejalan dengan itu pengembangan kota sedang dan kecil akan ditingkatkan untuk membantu mengurangi derasnya arus urbanisasi ke kota-kota besar. Sementara itu pengembangan iklim usaha yang mendorong pertumbuhan sektor informal di kota akan ditingkatkan.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan akan dilakukan langkah-langkah pendayagunaan aparatur. Hal ini antara lain meliputi upaya untuk meningkatkan pendapatan asli daerah. Upaya ini dija-lankan melalui penggalian dan pengerahan potensi sumber pendapatan baru sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku dan tidak menghambat perkembangan dunia usaha. Dalam hubungan. ini diusahakan penyempurnaan mekanisme perpajakan dan retribusi daerah, peningkatan kemampuan aparat pemerintah daerah di dalam memungut pajak dan retribusi daerah.

dan peningkatan hasil memungut Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Bersamaan dengan itu usaha-usaha untuk mendorong agar swasta lebih berpartisipasi dalam membiayai kegiatan pembangunan di daerah akan ditingkatkan pula. Di samping itu akan dilanjut- kan pula progam pendidikan dan pelatihan pegawai, penyempur- naan sistem informasi, komunikasi, kerja sama, koordinasi, dan langkah-langkah penyederhanaan prosedural. Langkah-lang- kah tersebut diharapkan dapat lebih memantapkan usaha untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata, dinamis dan bertanggung jawab yang pelaksanaannya bertitik berat pada Daerah Tingkat II.

Upaya penyusunan dan penyempurnaan Rencana Umum Tata Ruang di daerah Lampung akan ditingkatkan agar pemerintah daerah dapat lebih mampu mengatur pemanfaatan ruang dan sum- ber daya yang ada secara lebih terarah. Penataan pertanahan akan ditingkatkan dengan mengacu pada Rencana Tata Ruang Daerah agar masalah ketidakserasian penggunaan ruang dapat diselesaikan secara lebih terarah.

Dengan pokok-pokok kebijaksanaan tersebut di atas, dalam Repelita V laju pertumbuhan produksi daerah di luar minyak dan gas bumi diharapkan dapat mencapai sekurang-kurangnya 6,6; rata-rata per tahun. Laju pertumbuhan tersebut diperhitungkan cukup memadai untuk mendukung peningkatan pendapatan per kapita penduduk Lampung dan penciptaan lapangan kerja yang dapat menyerap tambahan angkatan kerja yang terjadi di daerah itu selama lima tahun yang akan datang. Sedangkan laju pertumbuhan sektor yang dapat dicapai per tahun diperkirakan masing-masing sebagai berikut. Sektor pertanian dan sektor industri masing-masing rata-rata akan tumbuh 5,5% dan 12,5% per tahun. Sedangkan pertumbuhan per tahun sektor pertambang‑

an 8,0%, sektor bangunan 6,1%, sektor perdagangan 6,2%, sektor pengangkutan dan komunikasi 7,1% serta sektor lain-lain 6,9%.

Selama Repelita V laju pertumbuhan penduduk di Propinsi Lampung diharapkan akan turun menjadi rata-rata 4,8% per tahun, sehingga pada tahun 1993 penduduk propinsi Lampung diperkirakan akan berjumlah 8,7 juta jiwa. Untuk menurunkan la- ju pertumbuhan penduduk tersebut akan diusahakan penurunan tingkat kelahiran kasar dari 33,2 orang per 1.000 penduduk pada akhir Repelita IV menjadi 29,5 pada akhir Repelita V, dan angka kematian kasar dari 6,7 orang per 1.000 penduduk pada akhir Repelita IV menjadi 6,3 pada akhir Repelita V. Sejalan dengan upaya tersebut akan diusahakan pula peningkatan kesejahteraan masyarakat agar angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup menurun dari 60,3 orang pada akhir Repelita IV menjadi 52,4 orang pada akhir Repelita V. Bersamaan dengan itu harapan hidup rata-rata diharapkan naik dari 62,2 tahun pada akhir Repelita IV menjadi 64 tahun pada akhir Repe- lita V.

D alam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat akan diusahakan peningkatan kecerdasan masyarakat dengan sasaran antara lain, jumlah penampungan anak usia 7 - 12 tahun di SD ditingkatkan dari 99,5% pada akhir Repelita IV menjadi 99,6% pada akhir Repelita V. Selain itu jumlah lulusan SD yang dapat ditampung di SMTP ditingkatkan dari 74,0% pada akhir Repelita IV menjadi 83,1% pada akhir Repelita V, lulusan SMTP yang dapat ditampung di SMTA diharapkan meningkat dari 67,5% pada akhir Repelita IV menjadi 69,1% pada akhir Repelita V. Peningkatan di bidang pendidikan ini juga disertai dengan peningkatan dalam mutu pendidikan, yang akan diusahakan melalui

peningkatan dalam penyediaan prasarana pendidikan, penyediaan buku-buku dan penataran guru-guru.

Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diketengahkan di atas diperkirakan akan dapat menampung pertumbuhan angkatan kerja yang terjadi selama Repelita V yang diperkirakan rata-rata meningkat dengan 6,5% per tahun, atau diperkirakan akan berjumlah 3.9 juta jiwa pada akhir Repelita V.

Penyusunan rencana umum tata ruang daerah akan dilanjutkan dan ditingkatkan secara selektif untuk beberapa kawasan. Dengan demikian, daerah akan mempunyai sarana untuk upaya pemanfaatan ruang dan somber daya secara optimal yang menjamin percepatan dan keserasian laju pertumbuhan daerah, pemanfaat- an keunggulan komparatif antar wilayah serta lebih terpenuhinya persyaratan-persyaratan pembangunan yang berkelanjutan.

III. KEGIATAN-KEGIATAN PEMBANGUNAN

Pembangunan di bidang pertanian, dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan rakyat Lampung akan pangan, meningkatkan pendapatan per jiwa mereka, membantu memantapkan swasembada pangan, meningkatkan penyediaan bahan baku untuk industri dan mendorong ekspor produksi pertanian. Hal terse-but akan dilakukan melalui usaha-usaha intensifikasi, diversifikasi, rehabilitasi dan ekstensifikasi. Peningkatan produksi tanaman pangan akan dilaksanakan melalui intensifikasi tanaman padi, palawija dan sayuran. Untuk menunjang usaha- usaha peningkatan produksi tanaman pangan akan ditingkatkan pengadaan benih padi, palawija dan hortikultura melalui ba-lai-balai benih dan penangkar benih yang diusahakan oleh pe‑

289

merintah dan swasta. Di samping itu untuk memperoleh benih yang baik dan tahan hama akan dilaksanakan pengawasan mutu dan sertifikasi benih. Untuk mengatasi kemungkinan timbulnya jenis hama pengganggu, akan ditingkatkan kegiatan untuk mengatasinya melalui pengembangan sistem pengendalian hama ter-padu.

Dalam rangka meningkatkan produksi palawija pembinaan petani akan dilakukan melalui pengembangan Unit-unit Pelayan- an Pengembangan (UPP) dan pengembangan paket teknologi tepat guna. Di samping itu pemanfaatan pupuk kandang, kompos dan pupuk hijau juga akan ditingkatkan.

Dalam bidang produksi peternakan, jenis-jenis ternak yang akan dikembangkan adalah unggas, sapi, kerbau, babi, kambing dan domba. Di samping itu pembinaan balai-balai pene-litian ternak akan terus dikembangkan melalui investasi swas- ta dan swadaya masyarakat agar menghasilkan induk-induk dan pejantan unggul. Untuk itu pelaksanaan inseminasi buatan akan dilanjutkan. Peningkatan produksi ternak sapi akan didukung pula dengan kegiatan pengamanan ternak, pembibitan ternak dan hijauan makanan ternak. Di samping itu akan diusahakan untuk mengurangi tingkat kematian ternak dan untuk mencegah berjangkitnya penyakit serta perkembangannya dengan mengembang- kan pusat-pusat pelayanan kesehatan hewan dan mengembangkan penyediaan prasarana kesehatan ternak. Dalam rangka meningkatkan kemampuan dan keterampilan petani ternak penyuluhan akan makin ditingkatkan, baik kualitas maupun frekuensinya dan akan dilakukan melalui pemberian latihan-latihan kepada para kontak tani.

Produksi perikanan akan dikembangkan di daerah-daerah pantai, laut lepas, dan perairan air tawar. Untuk membantu

perkembangan usaha penangkapan di laut akan dibangun pangkal- an pendaratan ikan, saluran tambak dan balai benih udang. Di samping itu akan ditingkatkan pelaksanaan operasional pela- buhan perikanan, pangkalan pendaratan ikan, dan balai benih ikan.

Produksi perkebunan akan ditingkatkan melalui usaha intensifikasi dan ekstensifikasi. Komoditi yang akan dikembangkan antara lain adalah kelapa, kakao, kopi, lada, tebu (TRI), tembakau dan cengkeh yang diusahakan di kabupatenkabupaten Lampung Utara, Lampung Selatan dan Lampung Tengah, yang seluruhnya meliputi areal seluas 35.432 ha. Di samping I tu melalui perkebunan inti rakyat (NES/PIR) akan ditingkat- kan produksi komoditi kelapa sawit. Selanjutnya akan dilaksanakan rehabilitasi dan peremajaan tanaman kelapa dan karet yang akan dilaksanakan melalui Program Rehabilitasi dan Peremajaan Tanaman Ekspor (PRPTE).

Di bidang kehutanan akan dilaksanakan pemantapan dan pengukuhan kawasan hutan tetap. Di samping itu dilaksanakan inventarisasi hutan produksi khusus non kayu. Selanjutnya dilakukan pengadaan peta dasar, rehabilitasi hutan rusak di wila- yah HPH dan pembangunan hutan tanaman industri.

Untuk mendukung peningkatan produksi pertanian, kemampu- an jaringan pengairan akan ditingkatkan. Bersamaan dengan itu akan dilaksanakan operasi dan pemeliharaan (0$P) seluruh jaringan irigasi yang ada. Atas beberapa bagian dari jaringan pengairan akan diadakan pemeliharaan berat dan rehabilitasi. Dalam pembangunan irigasi dalam Repelita V diprioritaskan pembangunan irigasi berukuran kecil dan sedang dan pembangun- an irigasi Way Rarem.

Pengembangan air tanah akan dilaksanakan di daerah-dae-

291

rah yang sumber air permukaannya relatif terbatas. Usaha perluasan areal pertanian juga akan dikembangkan dengan memanfa-atkan lahan rawa pasang surut dan bukan pasang surut. Pelaksanaan program pengembangan daerah rawa juga akan dikaitkan dengan kegiatan peningkatan rawa dan peningkatan tambak di Mesuji - Tulang Bawang yang dikaitkan dengan program kegiatan transmigrasi lokal. Untuk mengembangkan potensi sumber daya air dan rehabilitasi hutan dan tanah kritis akan dilanjutkan kegiatan pengamanan sungai.

Kegiatan-kegiatan pembangunan jalan akan meliputi rehabilitasi dan pemeliharaan, peningkatan serta pembangunan jalan dan jembatan yang diperlukan oleh daerah-daerah yang selama ini belum terjangkau. Rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan yang akan dilaksanakan antara lain meliputi ru- as-ruas jalan Kota Bumi - Bukit Kemuning, Bukit Kemuning - Sp. Empat, Sp. Empat - Batas Sumatera Selatan, Bukit Kemuning - Liwa, Terbanggi Besar - Bujung Tenuk, Jabung - Pugungrahar-jo, Jabung - Labuhan Maringgai, Gedung Tataan - Kedondong, Rantau Tijang - Kota Agung, dan Gunung Sugih - Padang Ratu. Peningkatan jalan dilaksanakan atas ruas jalan antara Sp. Ka-lianda km 57 - Kalianda km 60. Pembangunan jalan dan jembatan baru akan dilaksanakan terutama di kota besar guna menampung pertumbuhan lalu lintas kota dan untuk mendukung pemekaran kota. Di samping itu juga akan dilakukan di daerah-daerah permukiman transmigrasi, daerah pertanian dan daerah perkebunan.

Dalam rangka pengembangan pelayanan angkutan jalan raya, akan dilanjutkan perbaikan dan penambahan lampu lalu lintas, penyediaan rambu jalan, pembuatan marka jalan, pemasangan pa-gar pengaman jalan, pembangunan fasilitas pengujian kendaraan bermuatan serta pengadaan bus kota.

Peningkatan jasa angkutan kereta api dilaksanakan dengan melanjutkan rehabilitasi dan peningkatan jalan kereta api; peningkatan dan pemasangan jembatan; rehabilitasi kereta penumpang, gerbong barang, dan kereta diesel.

Dalam meningkatkan pelayanan angkutan sungai, danau dan penyeberangan, akan dilakukan rehabilitasi dan peningkatan dermaga dan terminal penyeberangan antara Merak - Panjang, serta penambahan rambu-rambu untuk keselamatan pelayaran.

Pembangunan perhubungan laut akan ditekankan pada kegiatan pemeliharaan dan rehabilitasi, peningkatan dan pengembangan fasilitas pelabuhan. Selain itu rehabilitasi dan pembangunan berbagai fasilitas keselamatan pelayaran akan dilanjutkan, terutama pembangunan dan rehabilitasi menara suar, rambu suar, peralatan telekomunikasi dan radio pantai. Armada pelayaran rakyat dan armada perintis, pengoperasiannya akan ditingkatkan.

Di bidang perhubungan udara pengembangan fasilitas ban-dar udara akan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada dalam rangka pengoperasian berbagai jenis pesawat penerbangan komersial. Fasilitas bandar udara Beranti akan ditingkatkan hingga dapat didarati oleh pesawat udara jenis F-28 dengan muatan penuh. Sehubungan dengan itu alat bantu navigasi dan fasilitas keselamatan penerbangan lainnya juga akan diting-katkan kemampuannya.

Pengembangan jasa pos dan giro dalam Repelita V akan mencakup pembangunan Kantor Pos Pembantu dan Kantor Pos Tambahan di kecamatan dan Kantor Pos Keliling serta Rumah Pos. Di samping itu akan dilaksanakan pengadaan bis surat, kendaraan bermotor untuk dinas Pos Keliling Kota dan untuk Pos Ke‑

293

liling Desa, jaringan sambungan telepon, telex, telegrap dan faksimile. Demikian pula pembangunan telekomunikasi pedesaan akan diperluas.

Di bidang kepariwisataan akan dilaksanakan kegiatan pembangunan obyek wisata dengan potensi wisata keindahan alam di Way Kambas, Danau Ranau dan pulau Rakata Besar dan Kecil. Se-lain itu akan dimantapkan upaya promosi wisata nasional di luar negeri dan di dalam negeri.

Di bidang industri akan dilanjutkan pengembangan indus- tri dengan orientasi ekspor. Untuk itu usaha pengembangan industri-industri pengolahan hasil pertanian dan perkebunan, seperti industri pengolahan kelapa sawit, kelapa, karet, cok- lat akan ditingkatkan. Dalam rangka pemanfaatan hasil peter-nakan akan dilanjutkan usaha peningkatan produksi dan pengem-bangan industri pengolahan daging, dan industri barang-barang jadi dari kulit. Di samping itu akan terus ditingkatkan ha- sil hasil industri dari kelompok aneka industri seperti industri pengolahan kayu, dan industri untuk mengolah hasil tambang bahan logam.

Untuk memperbaiki mutu produksi industri maka bimbingan dan penyuluhan akan dilanjutkan dan diarahkan pada peningkat- an kemampuan berproduksi dengan penggunaan teknologi tepat guna dan peningkatan kemampuan manajemen pemasaran.

Di bidang perdagangan akan dilanjutkan usaha peningkatan efisiensi penyaluran barang dan jasa. Demikian pula akan dilanjutkan usaha penyebarluasan informasi pasar bagi para produsen, pengusaha dan lembaga-lembaga pemasaran di daerah Lam-pung

Di bidang pertambangan secara bertahap akan dilanjutkan

usaha pemanfaatan dan pengolahan hasil-hasil tambang sebagai bahan baku untuk industri. Beberapa kegiatan penyelidikan umum untuk mengidentifikasikan terdapatnya logam mulia di daerah ini akan dilanjutkan. Demikian pula kegiatan eksplora- si mineral, terutama untuk identifikasi adanya mineral indus- tri akan dilanjutkan. Di samping itu, beberapa jenis hasil tambang, terutama hasil galian sederhana yang saat ini berada dalam tahap awal eksploitasi, terus didorong untuk dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Bimbingan dan pembinaan pengusahaan bahan-bahan galian golongan C akan dilanjutkan.

Pembangunan di bidang energi akan dilakukan melalui peningkatan serta perluasan eksplorasi, eksploitasi dan produk- si sumber energi utama, yaitu minyak bumi, panas bumi, gas bumi dan tenaga air. Di samping itu akan dilakukan pengem- bangan sarana pembekalan LPG di Bandar Lampung dan bila perlu akan didirikan pabrik botol untuk memenuhi kebutuhan botol LPG.

Peningkatan penyediaan tenaga listrik akan dilaksanakan melalui pengembangan sarana pusat pembangkit tenaga listrik, baik untuk kebutuhan pengembangan industri maupun konsumsi rumah tangga. Sesuai dengan perkiraan kebutuhan tenaga lis- trik di propinsi Lampung, akan dilakukan langkah-langkah untuk mempersiapkan pembangunan pusat-pusat pembangkit tenaga listrik, seperti PLTU Tarahan dengan kapasitas 130 MW dan PLTD yang tersebar dengan kapasitas 55 MW. Di samping itu akan dilaksanakan peningkatan jaringan transmisi sepanjang 220 Km, peningkatan sarana distribusi sebanyak 2.835 gardu distribusi untuk 314.000 pelanggan serta pengembangan tenaga listrik untuk daerah pedesaan sebanyak 149 desa untuk memenu- hi kebutuhan tambahan 15.548 pelanggan.

295

Dalam rangka peningkatan iklim penanaman modal serta untuk lebih memberikan kepastian berusaha bagi para penanam modal di daerah Lampung, maka akan dilaksanakan penyederhanaan sistem perizinan serta peraturan-peraturan yang lain. Demiki- an pula akan disempurnakan dan dilanjutkan penyusunan dan penyebarluasan data dan informasi mengenai penanaman modal, profil proyek penanaman modal, profil potensi daerah serta informasi pasar. Usaha untuk meningkatkan pelayanan penanaman modal yang lebih efisien akan ditempuh antara lain dengan meningkatkan koordinasi pelaksanaan pengendalian dengan instan-si terkait baik di daerah Lampung maupun di pusat.

Dalam bidang perkoperasian upaya peningkatan kemampuan organisasi, tata laksana dan usaha akan dilanjutkan untuk dapat mengembangkan koperasi menjadi lembaga ekonomi rakyat yang mandiri. Dalam pelaksanaan upaya ini tetap akan diprioritaskan koperasi primer, khususnya Koperasi Unit Desa (KUD), yang melaksanakan usaha dalam bidang pertanian pangan, peternakan rakyat, perikanan rakyat, perkebunan rakyat, kerajinan rakyat, industri kecil, perkreditan atau simpan pinjam, kelistrikan desa dan jasa angkutan pedesaan. Di samping itu juga akan diprioritaskan koperasi-koperasi primer yang melak-sanakan usaha produksi dan atau pemasaran berbagai jenis komoditi ekspor yang diproduksi masyarakat pedesaan.

Lain dari pada itu mutu dan intensitas kemampuan pengelola koperasi dan anggotanya di daerah Lampung juga akan di-tingkatkan. Untuk itu akan diusahakan adanya penyempurnaan dalam metode, materi dan penyelenggaraan pendidikan, penatar-an dan pelatihan keterampilan pengurus, badan pemeriksa, manajer dan karyawan koperasi. Selanjutnya juga akan diusahakan

pemberian bantuan tenaga manajemen yang terdidik atau terla- tih kepada KUD yang dianggap masih memerlukan bantuan yang dimaksud. Untuk menciptakan iklim yang mendukung pengembangan kehidupan koperasi yang sehat, kegiatan-kegiatan penerangan dan penyuluhan perkoperasian akan dilanjutkan dan ditingkatkan.

Dalam rangka mengatasi masalah kekurangan lapangan kerja terutama di daerah pedesaan yang padat penduduk di kabupaten Lampung Selatan dan kabupaten Lampung Tengah, dan di daerah yang relatif tertinggal di pantai Barat akan dilaksanakan kegiatan Proyek Padat Karya Gaya Baru (PPKGB). PPKGB ini ditujukan kepada kegiatan pembangunan yang berorientasi pada perluasan lapangan kerja sebesar mungkin untuk mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi pedesaan. Di samping itu dalam usaha mengatasi masalah melimpahnya angkatan kerja usia muda terdidik juga akan disebarkan dan ditugaskan tenaga kerja sukarela terdidik sebagai konsultan koperasi, pemandu wirausaha dan tenaga teknis di sektor-sektor pembangunan. Kegiatan penyaluran dan penyebaran tenaga kerja melalui mekanisme Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) dan Antar Kerja Antar Negara terus didorong dan ditingkatkan.

Dalam pada itu tenaga kerja yang akan dilatih melalui Balai Latihan Kerja (BLK) dan Latihan Keliling yang ada di daerah Lampung akan diarahkan agar mampu mendukung kegiatankegiatan pembangunan desa dan pengembangan industri, khusus- nya dalam rangka menunjang ekspor dan usaha mandiri.

Dalam rangka mengembangkan daerah produksi dan daerah pertanian baru, maka pembangunan daerah transmigrasi di daerah Lampung akan dilanjutkan dan ditingkatkan, terutama untuk transmigrasi lokal. Usaha ini direncanakan akan dipin-

297

dahkan sebanyak 15.000 KK transmigran lokal. Pemindahan pen-duduk ini akan dikaitkan dengan usaha rehabilitasi dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup serta penataan kembali penguasaan, pengusahaan dan pemilikan tanah. Dalam hubungan ini maka wilayah-wilayah yang diberi prioritas untuk dipindahkan penduduknya adalah wilayah-wilayah di daerah aliran sungai (DAS), terutama Way Sekampung dan Way Seputih dan wilayah-wilayah hutan lindung yang berfungsi sebagai pengatur tata iklim. Wilayah lain yang juga diberi prioritas untuk dipindahkan adalah pemukiman penduduk yang terancam bencana alam rutin, wilayah yang sangat padat penduduknya tetapi memiliki sumber daya alam terbatas, dan wilayah pemukim-an penduduk yang akan dijadikan proyek pembangunan.

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, akan ditingkatkan pengadaan alat peraga dan alat pendidikan lainnya untuk setiap jenis dan jenjang sekolah. Di samping itu akan ditingkatkan pengadaan buku-buku pelajaran dan buku bacaan. Selanjutnya dalam rangka memantapkan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar akan dibangun gedung SMTP dan SMTA, penambahan ruang kelas baru, pembangunan ruang laboratorium dan perpustakaan serta rehabilitasi bangunan. Khusus di daerahdaerah permukiman transmigrasi yang telah dihuni, akan dibangun gedung SD baru, dan gedung SMTP baru di tempat-tempat yang telah memerlukan. Pada tingkat sekolah dasar akan diteruskan usaha rehabilitasi gedung SO agar layak kembali seba- gai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Di samping itu akan direhabilitasi serta dikembangkan beberapa Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Pertama (SMKTP) dengan tambahan ruangan penunjangnya, seperti ruang praktek dan perpustakaan. Tambahan pula akan dibangun Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat

Atas (SMKTA) baru, peningkatan daya tampung SMKTA yang ada baik negeri maupun swasta, serta pemeliharaan bagi beberapa gedung SMTA.

Dalam rangka pembinaan Pendidikan Masyarakat berbagai kegiatan akan dilaksanakan. Antara lain akan dilanjutkan pe-nyelenggaraan kelompok belajar (Kejar) Paket A yang dipadukan dengan pendidikan mata pencaharian, penyelenggaraan Kejar Pa-ket B sebagai usaha untuk mendukung perintisan pelaksanaan wajib belajar tingkat SMTP, penyelenggaraan Program Magang dan penyelenggaraan Kejar Usaha.

Di bidang kebudayaan akan ditingkatkan antara lain usahausaha inventarisasi dan pembinaan nilai-nilai budaya, pembi- naan kebahasaan, kesusasteraan dan perpustakaan, pembinaan kesenian, pembinaan tradisi, peninggalan sejarah dan permuseuman. Sementara itu akan lebih digairahkan kegiatan pelestarian dan pemanfaatan peninggalan sejarah sebagai warisan budaya bangsa. Dalam kaitan ini juga akan dilakukan pembuatan film-film dokumentasi tentang kebudayaan, penerjemahan atau pengungkapan nilai-nilai budaya dari naskah-naskah lama dan digairahkan pula penerbitan serta penyebarannya. Dalam pada itu juga akan dikembangkan pelayanan informasi kebudayaan dengan melibatkan peran serta masyarakat melalui kegiatan-kegiatan temu karya, sayembara dan pameran di bidang kebudaya- an. Untuk itu prasarana dan sarana penunjangnya akan dilengkapai, seperti Taman Budaya, Museum dan Perpustakaan.

Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat melalui Puskesmas akan dilakukan pembangunan 34 Puskesmas, 216 Puskesmas Pembantu, 11 Puskesmas Perawatan dan pengadaan 72 Puskesmas Keliling. Untuk meningkatkan kesadaran masyara‑

299

kat akan pentingnya pelayanan kesehatan, akan digalakkan upaya penyuluhan kesehatan. Dengan demikian diharapkan akan lebih banyak Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang dibentuk dan dikelola oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari pe-tugas Puskesmas setempat.

Peningkatan mutu pelayanan kesehatan rujukan, akan dilaksanakan melalui semua RSU kelas D yang ada. Dalam pada itu RSU Kalianda akan ditingkatkan kelasnya dari D menjadi C. Se-mentara itu pelayanan kesehatan jiwa akan ditingkatkan pula. Sedangkan upaya pelayanan laboratorium kesehatan akan lebih dimantapkan mutunya.

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular akan dilaksanakan melalui jalur institusi dan upaya kesehatan masyarakat yang meliputi imunisasi, penanggulangan penyakit diare, malaria, rabies, frambusia, demam berdarah, tb-paru, serta peningkatan pengamanan kesehatan transmigran terhadap penya- kit yang menimbulkan wabah atau kejadian luar biasa, dan peningkatan pengamatan kejadian penyakit. Sementara itu melalui upaya perbaikan gizi akan ditingkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan sumber pangan yang tersedia dan menaikkan mutu makanan dalam memenuhi kebutuhan gizi secara aman. Di samping itu akan diupayakan peningkatan dan pencegahan penanggulangan kekurangan kalori dan protein, kekurangan vita- min A dan anemia gizi, melalui kegiatan UPGK di seluruh Lam-pung. Selanjutnya juga akan dilakukan pencegahan gondok ende- mik di daerah endemik serta ditingkatkan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan program gizi. Sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG) akan dikembangkan.

Dalam rangka melindungi masyarakat dari penyalahgunaan obat, makanan, kosmetika dan bahan lain yang berbahaya, peng‑

awasan atas bahan-bahan tersebut akan ditingkatkan. Untuk itu akan ditingkatkan fungsi balai pemeriksaan obat dan makanan yang ada. Sedangkan untuk menjamin kelancaran distribusi dan pengadaan obat-obatan di unit-unit pelayanan kesehatan, akan dilanjutkan pembangunan sarana penyimpanan obat, alat dan perbekalan kesehatan di Kabupaten dan Kotamadya yang belum memilikinya. Sementara itu dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan rakyat di daerah pemukiman yang kekurangan perse- diaan air bersih dan rawan penyakit menular akan dilanjutkan peningkatan penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman.

Dalam rangka menunjang program kesehatan secara keseluruhan akan diupayakan perubahan perilaku masyarakat melalui penyuluhan kesehatan yang akan dilakukan dengan jalan menyebarluaskan informasi kesehatan, mengembangkan potensi swadaya masyarakat serta mengembangkan metode penyuluhan kesehatan yang makin efektif.

Dalam bidang kesejahteraan sosial, kegiatan pembinaan dan pengembangan kesejahteraan akan dilaksanakan antara lain dalam bentuk penyuluhan, bimbingan sosial dan pembinaan Pe-kerja Sosial Masyarakat, pembinaan swadaya masyarakat dalam bidang perumahan dan lingkungan, serta pembinaan organisasi sosial dan lembaga swadaya masyarakat.

Dalam rangka pelayanan dan rehabilitasi sosial akan dilaksanakan antara lain pengentasan anak terlantar dan yatim piatu, penyantunan para lanjut usia atau jompo, pengentasan gelandangan, pengemis dan tuna susila, serta penyantunan dan pengentasan penyandang cacat.

Selain itu pembinaan generasi muda dilakukan dalam wadah Karang Taruna akan dilaksanakan dengan upaya meningkatkan pe-

301

ran serta Karang Taruna dalam berbagai bidang pembangunan di pedesaan.

Peranan dan fungsi wanita akan lebih digairahkan untuk menangani masalah-masalah kesejahteraan sosial, pencegahan timbulnya masalah kenakalan remaja dan usaha-usaha pelayanan sosial lainnya.

Dalam rangka pengendalian pertumbuhan penduduk sebanyak 1.101,1 ribu pasangan usia subur akan diajak menjadi peserta KB Baru. Di samping itu akan diberikan pembinaan kepada peserta KB Aktif, yang berjumlah 919,2 ribu pasangan, agar tetap ber-KB.

Dalam rangka mengusahakan adanya keserasian antara pembangunan kota dan pembangunan desa, maka akan diusahakan peningkatan pembangunan pedesaan. Di samping itu akan diusahakan pula agar mobilitas penduduk meningkat, sehingga setiap hari dapat bepergian ke kota secara ulang-alik dengan lancar. Dengan demikian penduduk pedesaan tidak mudah terdorong untuk pindah ke kota. Di samping itu, akan diusahakan pula pengembangan kota-kota kecil sebagai suatu sarana untuk mengendalikan hasrat penduduk agar tidak berkeinginan pindah ke kota.

Perumahan sederhana akan terus dibangun di beberapa kota sesuai dengan hasil studi kelayakan yang dibuat untuk ma-sing-masing kota. Usaha perbaikan kampung akan dilanjutkan antara lain di kota Bandar Lampung, Pringsewu, Kota Bumi, Metro, Gedong Tataan, Gunung Sugih, Kota Agung dan Kalianda. Di propinsi Lampung akan diperbaiki lingkungan pemukiman seluas 880 ha. Kegiatan pemugaran perumahan desa yang meliputi peningkatan mutu rumah serta perbaikan lingkungan pemukimannya akan terus dilanjutkan dengan 760 unit. Dalam pelaksanaannya

perhatian khusus diberikan pada desa-desa kritis, terbela- kang, miskin desa, nelayan dan desa-desa yang menjadi pusat pertumbuhan bagi desa-desa lain di sekitarnya.

Program penyediaan air bersih akan dilanjutkan dengan menambah jumlah sambungan rumah dan hidran umum, serta meningkatkan kapasitas dengan merehabilitasi instalasi, mengurangi kebocoran dan membangun instalasi baru. Program ini akan dilaksanakan antara lain di kota-kota Bandar Lampung, Pringsewu, Kota Bumi, Metro, Kota Agung dan Kalianda. Usahausaha di bidang penyehatan lingkungan pemukiman akan terus pula ditingkatkan dan sasarannya ialah pemeliharaan dan perbaikan penanganan air limbah, drainase, dan persampahan. Pro-gram ini akan dilaksanakan antara lain di kota Bandar Lam- pung, Kota Bumi, Metro dan Kalianda.

Dalam rangka pembangunan di bidang agama dalam Repelita V akan dilaksanakan antara lain penyediaan bantuan untuk pembangunan atau rehabilitasi tempat peribadatan agama, penyediaan kitab suci dan pembangunan atau rehabilitasi atau per- luasan Balai Nikah dan Penasehatan Perkawinan, serta rehabilitasi atau perluasan Balai Sidang Pengadilan Agama serta kantor-kantor Urusan Agama tingkat kecamatan, kabupaten, kotamadya dan wilayah.

Sementara itu penerangan dan bimbingan hidup beragama terus ditingkatkan, terutama bagi masyarakat-masyarakat khu- sus. Dalam rangka peningkatan mutu perguruan agama yang meliputi Madrasah lbtidaiyah Negeri (MIN), Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN), Madrasah Aliyah Negeri (MAN), dan Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN), akan ditingkatkan dan disempurnakan prasarana dan sarananya. Di samping akan dilakukan disediakan juga bantuan bagi perguruan agama swasta.

303

Dalam pada itu dalam rangka untuk pengembangan perguruan tinggi agama akan dilanjutkan pembangunan atau rehabilitasi atau perluasan fasilitas perkuliahan, fasilitas pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN), dan fasilitas penelitian ilmiah pa-da IAIN Raden Intan dan penyediaan bantuan bagi perguruan tinggi agama swasta.

Pembangunan di bidang hukum tetap dilanjutkan dengan berbagai upaya yang pada dasarnya merupakan kegiatan penun- jang bagi usaha-usaha penegakan hukum dan peradilan. Semuanya dilaksanakan dalam rangka mendekatkan jangkauan pelayanan hukum kepada masyarakat serta memeratakan kesempatan memperoleh peradilan. Upaya yang akan dilaksanakan adalah rehabilitasi dan perluasan sejumlah kantor Kejaksaan Negeri, Pengadilan Negeri dan Kantor Imigrasi. Selanjutnya sebagai upaya penunjangan tugas-tugas pemasyarakatan, diusahakan rehabilitasi sejumlah Lembaga Pemasyarakatan, Rumah Tahanan Negara atau cabang Rumah Tahanan Negara, serta Balai Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak.

Dalam rangka peningkatan kesadaran hukum masyarakat, berbagai pola penyuluhan hukum yang ada, akan terus dilaksanakan. Selanjutnya dalam usaha untuk mewujudkan pemerataan kesempatan memperoleh keadilan dan perlindungan hukum, penyelenggaraan pemberian bantuan dan konsultasi hukum bagi golongan masyarakat yang kurang mampu akan tetap dilanjutkan.

Program-program sektoral yang ada di daerah ditunjang dengan program-program bantuan pembangunan kepada daerah. Program-program bantuan pembangunan kepada daerah tersebut meliputi program-program berikut.

Program Pembangunan Daerah Tingkat I diarahkan pengguna-

annya untuk membiayai kegiatan Operasi dan Pemeliharaan (O&P) jalan propinsi, jaringan irigasi, rumah sakit dan kegiatankegiatan lain yang telah menjadi tanggung jawab Pemerintah. Daerah Tingkat I. Program Peningkatan Jalan dan Penggantian Jembatan Propinsi digunakan untuk menangani peningkatan jalan propinsi dan penggantian jembatannya agar sesuai dengan meningkatnya arus lalu lintas dan muatan.

Program Pembangunan Daerah Tingkat II digunakan untuk membiayai kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan kabupaten dan kotamadya dan kegiatan-kegiatan lain yang menjadi tang- gung jawab Pemerintah Daerah Tingkat II.

Program Peningkatan Jalan Kabupaten dan Kotamadya digunakan untuk meningkatkan prasarana jalan dalam rangka memenu- hi kebutuhan prasarana perhubungan yang makin meningkat. Pro-gram Pembinaan pendidikan dasar digunakan terutama untuk membiayai kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana pendidikan dasar dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dasar, dan untuk membiayai pembangunan sekolah dasar baru dalam rangka memenuhi kebutuhan akan prasarana pendidikan di daerah transmigrasi, PIR dan pemukiman baru. Program Pelayanan Kesehatan digunakan untuk membiayai kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana kesehatan yang meliputi Rumah Sakit Kabupaten, Puskes- mas, Puskesmas Keliling, Puskesmas Pembantu serta untuk membiayai penyediaan obat-obatan.

Program Rehabilitasi Hutan dan Tanah Kritis disediakan untuk membantu Daerah Tingkat II yang menghadapi masalah ta- nah kritis, untuk membiayai penyuluhan dan percontohan menge-nai pengembangan pelestarian dengan konservasi dan pencegahan perluasan daerah kritis serta kegiatan lain dalam rangka mem-perkecil kerusakan alam. Program Pembangunan Desa digunakan

305

untuk ,membiayai kegiatan-kegiatan pembangunan desa, peningkatan swakarsa dan swadaya masyarakat serta pengembangan kawasan terpadu (PKT) dalam rangka mengembangkan daerah yang terpencil, daerah perbatasan dan daerah padat penduduk.

Penyelamatan hutan, tanah dan air akan dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan pembangunan dan pembinaan kawasan konservasi, rehabilitasi sungai dan pengembangan DAS serta pengendalian dan penanggulangan bencana alam di DAS Way Sekam- pung dan Way Seputih. Di samping itu di kedua DAS tersebut juga dilaksanakan upaya untuk membina kemampuan masyarakat guna meningkatkan peran sertanya secara swadaya dalam penyelamatan hutan, tanah dan air. Di samping itu juga akan dilaksanakan pengembangan dan pembinaan taman nasional di Way Kam-bas. Pembinaan sumber daya alam dan lingkungan hidup akan dilakukan melalui kegiatan-kegiatan pelestarian kemampuan dan peningkatan fungsinya serta pengendalian kerusakannya dengan mengembangkan pola tata ruang yang dinamis.

Dalam rangka pengembangan meteorologi dan geofisika akan ditingkatkan 1 buah stasiun meteorologi. Di samping itu akan dilaksanakan pula peningkatan 1 buah stasiun geofisika dan pembangunan 1 buah stasiun klimatologi.

Pelaksanaan program rehabilitasi tanah kritis akan dilakukan melalui kegiatan reboisasi dan penghijauan di 2 DAS tersebut dengan sasaran fisik seluas 80.000 ha penghijauan dan 100.000 ha reboisasi. Di samping itu akan dilakukan konservasi atas tanah usaha tani yang mempunyai kemiringan di atas 40%, rehabilitasi lahan kritis dalam pola terpadu di DAS, dan pemukiman kembali petani sebanyak 5.000 KK.

Dalam mengusahakan koordinasi dan keserasian dalam kegiatan-kegiatan pembangunan, kegiatan penataan ruang daerah

akan dilanjutkan dan penyusunannya akan lebih dipadukan de-ngan berbagai program terkait. Kegiatan yang akan dilaksana-kan di antaranya mencakup penyusunan Rencana Struktur Tata Ruang Daerah Tingkat I dan penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Daerah Tingkat II. Di samping itu juga akan dilakukan penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kawasan beserta rinciannya di kawasan-kawasan yang dirasa strategis ataupun kritis.

Di bidang penerangan akan dilanjutkan Program Pengembangan Operasi Penerangan dengan pendekatan keterkaitan antar sektor yang memuat pesan-pesan pembangunan melalui radio, televisi dan pers serta mekanisme Bakohumas. Sementara itu un-tuk meningkatkan hasil guna dan daya guna siaran radio dan televisi akan ditingkatkan kerja sama lintas sektoral dalam menyusun substansi isi acara-acara siaran. Dalam rangka peningkatan mutu dan jangkauan siaran radio, televisi dan film akan dilaksanakan rehabilitasi dan pengembangan pemancar ra-dio dan televisi yang ada.

Dalam Repelita V pengembangan bidang Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Penelitian akan dilanjutkan antara lain melalui kegiatan inventarisasi dan evaluasi sumber daya lahan serta pengembangan Sistem Informasi Geografi yang diperlukan untuk mendukung perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kemampu- an sumber dayanya.

307

TABEL

WILAYAH, SATUAN PEMERINTAHAN DAN KEPADATAN PENDUDUKPROPINSI LAMPUNG

Luas

Jumlah

Jumlah

Perkiraan Jumlah Penduduk

Kepadatan Penduduk/km2

DAERAH TINGKAT II

Wilayah

(Km2)

Kecamatan

Desa

1985

1988

1985

1988

(jiwa)

(jiwa)

(jiwa)

(jiwa)

Kotamadya:

Bandar Lampung

159,3

9

58

528.196

605.748

3.315

3.802

Kabupaten:

Lampung Selatan

6.260,3

20

544

1.992.219

2.310.868

318

369

Lampung Tengah

8.651,9

24

433

2.176.291

2.543.099

252

294

Lampung Utara

18.235,5

24

524

1.208.857

1.430.337

66

78

Jumlah

33.307,0

77

1.559

5.905.564

6.890.052

177

207

309

276

278

280

282

284

286

287

288

290

292

294

296

298

300

302

304