· web viewjuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang rtrwn dan pedoman serta...

103
PEMBANGUNAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN, PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Upload: others

Post on 24-Feb-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

PEMBANGUNAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN,PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Page 2:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan
Page 3:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

BAB IX

PEMBANGUNAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN,PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

A. PENDAHULUAN

Perpindahan penduduk dari daerah perdesaan ke daerah perkotaan telah berlangsung sejak lama. Mula-mula terjadi sebagai akibat gangguan keamanan, kemudian disebabkan oleh kondisi yang kurang mendukung perkembangan di daerah perdesaan, antara lain keterbatasan lapangan kerja, keterbatasan lahan usaha, serta kurangnya sarana dan prasarana pelayanan dasar. Proses urbanisasi ini membawa berbagai dampak, baik bagi daerah perkotaan maupun bagi daerah perdesaan.

Penyediaan sarana dan prasarana di perkotaan belum dapat memenuhi kebutuhan yang meningkat pesat ditambah lagi dengan adanya migrasi penduduk dari desa ke kota. Keterbatasan lapangan

IX/3

Page 4:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

kerja di daerah perkotaan menyebabkan meningkatnya pengangguran dengan berbagai aspek negatifnya, dan berkembangnya sektor informal yang sering menimbulkan kesulitan dalam pelayanan usahanya agar terjamin ketertiban kehidupan di daerah perkotaan. Akibatnya banyak terjadi kesenjangan. Kesenjangan tingkat kehidupan masyarakat perdesaan dan perkotaan, antar golongan di perkotaan, dan kemiskinan merupakan permasalahan dalam pembangunan perkotaan maupun perdesaan.

Secara umum kota sebagai pusat permukiman mempunyai peran penting dalam memberi pelayanan di berbagai bidang kehidupan bagi penduduknya dan daerah sekitarnya. Kota merupakan pusat pelayanan jasa, produksi, distribusi serta menjadi pintu gerbang atau simpul transportasi bagi daerah permukiman dan produksi sekitarnya.

Kota-kota di Indonesia terus berkembang, dan telah dihadapkan pada permasalahan yang makin beraneka ragam dan rumit, seperti umumnya dihadapi oleh kota-kota di seluruh dunia. Pertumbuhan kota yang kurang terkendali merupakan fenomena yang mewarnai kota-kota yang cepat tumbuh. Fenomena ini berdampak terhadap kurang efisiennya pembangunan perkotaan, baik dalam hubungannya dengan penyediaan prasarana dan sarana dasar perkotaan, maupun terhadap pemanfaatan sumber daya alam khususnya air dan lahan perkotaan yang pada akhirnya berakibat pada penurunan kualitas lingkungan perkotaan.

Selama masa perjuangan kemerdekaan, banyak IX/4

Page 5:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

kota di Indonesia yang mengalami kerusakan akibat pertempuran, antara lain Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan beberapa lagi di luar Jawa. Segera setelah perjuangan fisik selesai, Pemerintah mulai memikirkan dua kegiatan yang penting, yaitu upaya perbaikan dan penataan kembali keadaan kota-kota yang hancur akibat perang, dan

Page 6:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

perencanaan pembangunan kota-kota satelit seperti Kebayoran Baru untuk mengikuti perkembangan kota Jakarta sebagai ibu kota negara yang tumbuh pesat. Setelah itu perhatian-lebih banyak difokuskan pada pembangunan perumahan dan permukiman yang terutama terpusatkan pada pengelolaan dan pemeliharaan gedung-gedung negara, termasuk rumah-rumah negeri/dinas.

Khusus di bidang perumahan dan permukiman, beberapa tokoh politik dan para ahli menyelenggarakan Kongres Perumahan Rakyat Sehat pada bulan Agustus 1950 di Bandung. Keputusan kongres tersebut antara lain adalah: pertama, mengajukan usul kepada Pemerintah agar di tiap-tiap propinsi diusahakan selekas mungkin berdirinya perusahaan-perusahaan pembangunan perumahan rakyat dan Pemerintah memberikan fasilitas-fasilitas seperlunya untuk menunjang pengembangan perusahaan-perusahaan tersebut; kedua, merumuskan norma dan syarat-syarat minimum perumahan rakyat; ketiga, mengusulkan kepada Pemerintah agar segera membentuk badan atau lembaga untuk menangani pembangunan dan pembiayaan perumahan rakyat, dimana penyediaan dananya dijamin dalam anggaran belanja Pemerintah setiap tahun.

Sebagai kelanjutannya, pada bulan April 1952 dibentuk Jawatan Perumahan Rakyat dalam lingkungan Kementrian Pekerjaan Umum dan Tenaga. Tugas pokoknya meliputi empat bidang, yaitu: penelitian teknis-teknologis, pemikiran kebijaksanaan perumahan, penyuluhan dan bimbingan teknis kepada masyarakat, dan penyelenggaraan pembiayaan pembangunan perumahan.

Dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Nasional Semesta Berencana (RPNSB), pada tahun 1961 pembangunan prasarana perkotaan dilakukan antara lain dengan perbaikan dan perluasan pelayanan air minum di beberapa kota di Jawa, Sumatera,

IX/5

Page 7:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

Kalimantan, dan Sulawesi. Selain itu, juga disusun rencana pembangunan kota baru Pakanbaru dan Palangkaraya sebagai ibu kota propinsi dengan fungsi pusat pemerintahan dan pelayanan bagi daerah dan pusat-pusat permukiman disekitarnya. Proyek-proyek lain yang dilaksanakan pada masa itu antara lain adalah Gelanggang Olahraga Senayan, Tugu Monumen Nasional, dan Mesjid Istiglal di kota Jakarta.

Sebagai pusat-pusat permukiman yang berada dibawah pengaruh daerah perkotaan, daerah perdesaan umumnya berperan dalam kegiatan produksi pangan dan hasil-hasil pertanian yang menunjang kegiatan industri dan ekonomi. Daerah perdesaan berfungsi sebagai penyangga bagi perkotaan secara saling terkait.

Daerah perdesaan juga dihadapkan pada sejumlah permasalahan, diantaranya keterbatasan lapangan kerja, kurangnya akses terhadap pelayanan dasar, lemahnya kemampuan kelembagaan perdesaan, terbatasnya skala ekonomi perdesaan, serta rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan sumber daya manusia perdesaan, yang kesemuanya mempengaruhi tingkat produktivitas mereka. Sebagai akibatnya, tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita masyarakat desa relatif lebih rendah dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita masyarakat di perkotaan.

Dalam perkembangan selanjutnya, sejak awal PJP I perkembangan dan dinamika kota terasa makin menonjol. Peran perkotaan menjadi semakin penting sebagai pusat kegiatan dan sekaligus pendorong pembangunan daerah dan nasional, pusat modernisasi dan inovasi teknologi, pusat kegiatan sosial budaya, pendidikan dan kesenian, dan sebagai pintu keterkaitan dengan wilayah lainnya.

IX/6

Page 8:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

Kebijaksanaan pembangunan perkotaan yang dilakukan sejak awal PJP I umumnya masih berupa pencapaian sasaran dan target sektoral. Pada masa itu pembangunan perkotaan belum ditangani secara khusus dan terpadu, sehingga lebih merupakan pembangunan dari tiap-tiap sektor pembangunan di daerah perkotaan. Dengan bergesernya perekonomian nasional ke arah struktur ekonomi yang lebih bertumpu pada sektor industri dan jasa yang pada umumnya berlokasi di wilayah perkotaan, maka kegiatan perkotaan makin meningkat. Konflik pemanfaatan ruang serta masalah lingkungan mulai muncul. Oleh karena itu dirasakan perlunya menangani masalah perkotaan secara lebih terkoordinasi dan terpadu, dan ini Baru dimulai bersamaan waktunya dengan dimulainya Repelita V.

Pada awal PJP I, tingkat urbanisasi di Indonesia masih tergolong rendah. Penduduk daerah perkotaan masih berada dibawah 20 persen dari jumlah penduduk Indonesia, dengan laju pertumbuhan penduduk perkotaan kurang dari 4 persen per tahun. Proses urbanisasi yang berlangsung pada saat itu lebih terkonsentrasi di pulau Jawa, dimana pola migrasi penduduk ke daerah perkotaan menunjukkan pergerakan dari wilayah luar Jawa menuju kota-kota besar di pulau Jawa. Peran sektor pertanian terhadap ekonomi nasional, yang umumnya dihasilkan di daerah perdesaan masih cukup besar. Sementara itu kontribusi sektor industri yang umumnya berlokasi di daerah perkotaan masih kurang dari 10 persen.

Banyaknya usaha yang telah dilakukan selama PJP I, sedikit banyak telah meningkatkan kesejahteraan masyarakat perkotaan. Penduduk perkotaan yang hidup dibawah garis kemiskinan menurun dari 38,8 persen pada tahun 1976 menjadi 13,5 persen saja pada akhir PJP I. Upaya penanggulangan kemiskinan di daerah perkotaan, antara lain dilaksanakan melalui program perbaikan lingkungan permukiman kumuh atau KIP (Kampong Improvement Program) yang

IX/7

Page 9:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

dimulai di DKI Jakarta tahun 1969 dan Surabaya tahun 1973. Penanganan lingkungan permukiman kumuh ini lebih ditekankan pada penyediaan kebutuhan dasar penduduk perkotaan, yaitu prasarana dan sarana dasar perkotaan yang memang pada saat itu masih sangat rendah terutama di lingkungan permukiman kumuh.

Pada perkembangan berikutnya penyediaan prasarana dasar dan permukiman terus dilanjutkan dan ditingkatkan, antara lain melalui program perbaikan kampung yang diikuti oleh pemberian fasilitas kredit pemilikan ruma h (KPR-BTN). Secara menyeluruh, pada akhir PJP I program perbaikan kampung telah memberikan manfaat kepada lebih kurang 15 juta jiwa dalam bentuk perbaikan lingkungan tempat tinggal, dan fasilitas KPR-BTN telah mencakup pembangunan sekitar 875.700 unit perumahan yang tersebar di berbagai kota. Dalam hal pelayanan air bersih, sebagian besar penduduk perkotaan yaitu sekitar 73 persen pada akhir PJP I telah mendapat akses air bersih baik melalui sistem perpipaan maupun individual. Bersamaan dengan itu, jumlah kota yang sudah terlayani dalam pengelolaan persampahan mencapai 492 kota, sedangkan untuk pelayanan air limbah dan drainase masing-masing mencapai 337 kota dan 242 kota.

Dalam hal penataan ruang dan pengelolaan pertanahan, telah disusun rencana tata ruang untuk kota dan kawasan lainnya di daerah perkotaan yang dapat digunakan untuk acuan lokasi pembangunan. Konsolidasi tanah perkotaan juga telah dilaksanakan di beberapa kota. Sebagai pengembangan selanjutnya dalam penataan ruang nasional, maka kota-kota di seluruh Indonesia dikenali berdasarkan hirarki. fungsional kota yaitu pusat kegiatan nasional sebanyak 14 kota, pusat kegiatan wilayah sebanyak 55 kota, dan pusat kegiatan lokal sebanyak 453 kota.

IX/8

Page 10:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

Seiring dengan itu, partisipasi masyarakat dan dunia usaha, terutama di daerah perkotaan, sudah makin meningkat, khususnya dalam penyediaan sarana dan prasarana umum seperti angkutan umum, pembangunan jalan, penyediaan air bersih, pengelolaan lingkungan, termasuk sampah dan penyediaan perumahan.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan aparat, baik pusat maupun daerah, dalam menangani masalah perkotaan, mulai tahun 1987 dilaksanakan program pembangunan prasarana kota terpadu (P3KT). Forum koordinasi antarsektor untuk pembangunan perkotaan juga telah dibentuk di pusat dan daerah. Hingga akhir PJP I, pembangunan perkotaan dengan pendekatan secara terpadu dan memperoleh dukungan bantuan dana luar negeri telah dilaksanakan di 23 propinsi. Sedangkan 4 propinsi di Pulau Kalimantan masih dalam tahap persiapan.

Pembangunan perdesaan selama PJP I berupaya memajukan desa dan masyarakatnya serta mendukung pencapaian swasembada pangan, dengan membangun berbagai prasarana dan sarana dalam memperluas pelayanan dasar kepada masyarakat di seluruh pelosok tanah air. Di samping Inpres Bantuan Pembangunan Desa, berbagai program Inpres Lainya juga ditujukan untuk membangun daerah perdesaan, seperti Inpres SD, Inpres Bantuan Sarana Kesehatan dan sebagainya. Melalui Program Pengembangan Kawasan Terpadu (PKT) dan Program Pembangunan Lingkungan Desa Terpadu (P2LDT) telah dilakukan upaya penanggulangan kemiskinan dan pembinaan sosial kemasyarakatan di perdesaan.

Dalam PJP I, kesejahteraan masyarakat perdesaan juga telah meningkat secara berarti. Hal ini terlihat misalnya dalam bidang kesehatan dan pendidikan, yang ditunjukkan dengan meningkatnya indeks mutu hidup yaitu angka gabungan dari angka kematian bayi,

IX/9

Page 11:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

usia harapan hidup, dan tingkat melek huruf. Kondisi tersebut didukung oleh pembangunan prasarana kesehatan dan pendidikan dasar yang tersebar merata. Sampai akhir PJP I tersedia Puskesmas sebanyak 6.954 buah, ditambah 119.977 puskesmas pembantu. Disamping itu, jumlah sekolah dasar yang dibangun sampai dengan akhir PJP I mencapai 148.457 buah.

Jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan di daerah perdesaan pada waktu yang sama berkurang lebih cepat daripada di daerah perkotaan, yaitu dari 40,4 persen pada tahun,1976 menjadi 13,7 persen dari seluruh jumlah penduduk perdesaan pada akhir PJP I. Hal ini menunjukkan bahwa upaya pengentasan kemiskinan pada PJP I sudah menunjukkan hasil yang menggembirakan.

Kualitas angkatan kerja di perdesaan berdasarkan pendidikannya juga menunjukkan perbaikan. Jumlah angkatan kerja yang berpendidikan dasar dan menengah meningkat dari 16,8 juta orang pada tahun 1982 menjadi 31,1 juta orang pada tahun 1991, sedangkan yang berpendidikan tinggi meningkat dari sekitar 123 ribu menjadi sekitar 360 ribu orang dalam kurun waktu yang sama.

Demikian pula pemenuhan kebutuhan dasar penduduk perdesaan telah meningkat. Pada akhir PJP I, cakupan pelayanan sarana air bersih telah mencapai 50 persen penduduk perdesaan. Jumlah desa yang telah memperoleh pelayanan listrik mencakup 30.394 desa, dan program pemugaran

IX/l0

Page 12:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

perumahan di daerah perdesaan mencapai 37.536 desa yang mencakup 558.152 unit rumah selama PJP I. Disamping itu telah pula dikembangkan berbagai prasarana perekonomian antara lain los pasar desa, tempat pelelangan ikan, gudang/lumbung desa, prasarana dan sarana irigasi perdesaan, serta prasarana dan sarana penyehatan lingkungan lainnya.

Page 13:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

Dalam rangka mengembangkan kegiatan ekonomi rakyat di perdesaan, telah dibentuk koperasi unit desa (KUD) pada masing-masing kecamatan. Menjelang akhir PJP I rata-rata terdapat 2-3 KUD per kecamatan. Untuk mendukung kegiatan ekonomi rakyat di perdesaan telah dibentuk pula lembaga penyalur kredit yang hingga akhir PJP I telah menjangkau hampir seluruh desa yang ada. Untuk memberikan akses terhadap perkreditan dan modal usaha yang lebih baik kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perdesaan, di beberapa propinsi telah dikembangkan lembaga keuangan/perkreditan desa seperti kredit usaha rakyat kecil (KURK), badan kredit kecamatan (BKK), lembaga perkreditan kecamatan (LPK), lembaga perkreditan desa (LPD), lumbung pitih nagari (LPN), di samping badan kredit desa, bank perkreditan rakyat, serta pembukaan cabang-cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI) di tingkat desa.

Dalam PJP I, pola pendekatan pembangunan yang melibatkan partisipasi dan menumbuhkan inisiatif masyarakat dikembangkan lebih jauh dengan pembentukan lembaga sosial desa (LSD) di tingkat desa, dan unit daerah kerja pembangunan (UDKP) di tingkat kecamatan yang bertujuan untuk membangkitkan dan membina prakarsa masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa. Fungsi LSD kemudian dikembangkan dengan memasukkan unsur ketahanan masyarakat sehingga menjadi lembaga ketahanan masyarakat desa (LKMD) sebagai lembaga masyarakat yang membantu pemerintahan desa dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan pembangunan di desa. Di samping itu, juga telah dilembagakan mekanisme perencanaan dari bawah yang dimulai dari musyawarah pembangunan desa di tingkat desa, diskusi UDKP dan rapat koordinasi pembangunan tingkat II. Sampai akhir PJP I, 66,2 persen LKMD sudah berfungsi secara aktif.

IX/11

Page 14:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

Pelaksanaan program kesejahteraan keluarga (PKK) telah memberikan basil yang menggembirakan, terutama dengan meningkatnya keterampilan dan pengetahuan masyarakat, khususnya wanita. Kegiatan para pemuda yang dilaksanakan lewat wadah karang taruna memberikan keterampilan di bidang industri dan pertanian serta olah raga dan kesenian. Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia telah disebarkan sejumlah tenaga kerja sukarela terdidik (TKST). Disamping itu telah terbentuk pula kader pembangunan desa (KPD) di seluruh desa, serta kader konservasi alam dan kelompok pelestari sumber daya alam (KPSA) di beberapa desa yang berfungsi sebagai penggerak, pembina, dan pembimbing masyarakat dalam menumbuhkan dan mengembangkan prakarsa dan keswadayaan masyarakat desa. Dalam dasawarsa 1970-an lahir pula berbagai macam lembaga swadaya masyarakat yang ikut membantu pelaksanaan program pengembangan masyarakat, yang di dalamnya terdapat pekerja sukarela yang langsung berhubungan dengan kelompok masyarakat yang membutuhkan (kelompok sasaran).

Pembangunan selama ini telah mampu meningkatkan jumlah desa maju, yang ditunjukkan oleh makin banyaknya desa swasembada. Sampai akhir PIP I dari sejumlah 63.920 desa di seluruh Indonesia hanya 2 persen yang masih berstatus desa swadaya, 21 persen desa swakarsa dan 77 persen desa telah termasuk dalam kategori desa swasembada. Selain itu, dari kegiatan program transmigrasi, pemukiman penduduk di daerah baru telah pula menghasilkan jumlah desa baru yang berubah status dari desa transmigrasi menjadi desa definitif. Demikian juga, sebagian desa-desa yang berada di dalam dan di sekitar hutan telah dikembangkan melalui kegiatan bina desa hutan. Mulai tahun 1989/90 sampai tahun 1992/93 diterapkan pendekatan keterpaduan dalam pembangunan perdesaan melalui program pengembangan kawasan terpadu (PKT) pada 7.900 desa di 1.420 kecamatan.

IX/12

Page 15:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

Dalam pembangunan perkotaan dan perdesaan masalah kualitas permukiman dan ketersediaan perumahan merupakan masalah yang menonjol, terutama bagi penduduk berpenghasilan rendah.

Perumahan dan permukiman merupakan salah satu unsur kesejahteraan masyarakat disamping pangan dan sandang. Pembangunan perumahan pada hakekatnya adalah tanggung jawab masyarakat sendiri, namun pemerintah turut serta merintis dan membimbing serta mengarahkan. Dalam PJP I pembangunan perumahan dan permukiman ditekankan pada upaya pemenuhan kebutuhan dan pelayanan dasar, dengan mengutamakan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Upaya pemenuhan kebutuhan dasar tersebut dilaksanakan melalui kegiatan perintisan yang bertujuan mendorong tumbuhnya iklim pembangunan yang menguntungkan dan meningkatkan kemampuan aparat pemerintah daerah dan masyarakat.

Titik berat pembangunan perumahan rakyat selama PJP I disesuaikan dengan kemampuan, kebutuhan dan permasalahan pokok yang dihadapi masyarakat pada saat itu. Pada awal PJP I, orientasi pembangunan perumahan dan permukiman adalah perintisan teknologi konstruksi dan rekayasa. Dalam tahun-tahun berikutnya titik beratnya adalah pada rehabilitasi perumahan dan permukiman melalui perbaikan kampung serta pemugaran perumahan desa. Kemudian dilanjutkan dengan pembangunan perumahan dan permukiman, yang selain menangani aspek fisik konstruksi, juga memasukkan aspek nonfisik secara terpadu. Selain itu, perhatian pemerintah semakin ditekankan kepada pembangunan rumah sederhana bagi masyarakat berpenghasilan rendah terutama di kota-kota metropolitan dan kota besar.

IX/13

Page 16:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

Untuk mendukung program tersebut, dikembangkan kelembagaan pengelola perumahan dan permukiman melalui pembentukan badan pengelola perumahan dan permukiman beserta lembaga pembiayaannya. Selain itu, juga dikembangkan peraturan perundang-undangan, pedoman serta standar teknis pembangunan perumahan dan permukiman terutama yang berkaitan dengan prasarana dan sarana bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah. Pada dasarnya kebijaksanaan pembangunan di bidang perumahan dan permukiman pada awal PJP I lebih bersifat pemberian stimulan dan terbatas pada pemenuhan kebutuhan prasarana dan sarana dasar.

Dalam rangka pengadaan rumah sederhana, pada tahun 1974 dibentuk Perusahaan Umum Perumahan Nasional (Perum Perumnas) sekaligus menetapkan Bank Tahungan Negara (BTN) sebagai lembaga penyalur kredit pemilikan rumah (KPR). Selanjutnya 11 bank lainnya yang terdiri dari bank pembangunan daerah dan bank swasta nasional, juga ditunjuk sebagai penyalur kredit pemilikan rumah.

Pada tahun itu pula dibentuk Badan Kebijaksanaan Perumahan Nasional (BKPN) yang berperan memberikan arahan kebijaksanaan pembangunan perumahan dan permukiman. Perkembangan lain adalah pada tahun 1978 dibentuk Kantor Menteri Muda Urusan Perumahan Rakyat, yang pada tahun 1983 ditingkatkan menjadi Kantor Menteri Negara Perumahan Rakyat. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan kebijaksanaan dan pelaksanaan pembangunan perumahan rakyat yang lebih mantap. Dalam perkembangannya BKPN beberapa kali mengalami penyempurnaan kelembagaan, termasuk susunan keanggotaannya.

Selama PJP I telah ditetapkan beberapa peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar dalam pembangunan perumahan dan permukiman. Salah satu yang paling menonjol adalah Undang-Undang

IX/14

Page 17:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

Nomor 16 tahun 1985 tentang Rumah Susun yang ditujukan untuk mengatur tata cara perolehan dan pembangunan rumah susun, serta Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman yang mengatur penataan perumahan dan permukiman.

Dalam rangka desentralisasi penanganan prasarana dan sarana telah ditetapkan Peraturan Pemerintah no 14 tahun 1987 tentang penyerahan sebagian urusan pemerintah di bidang pekerjaan umum kepada daerah tingkat I dan daerah tingkat II. Untuk memperkuat kelembagaan di daerah dikembangkan Dinas Pekerjaan Umum yang di dalamnya terdapat unit yang bertugas menangani perumahan dan permukiman.

Pemantapan sistem pembiayaan pengadaan perumahan sederhana juga dikembangkan agar pembangunan perumahan selalu mengacu pada keseimbangan sosial dengan mempertimbangkan komposisi penghunian perumahan antara kelompok berpenghasilan rendah, menengah, dan tinggi. Dalam menangani kawasan kumuh di perkotaan yang terletak di atas tanah negara, dunia usaha didorong untuk berperan secara aktif dalam kegiatan meremajakan permukiman kota dengan memperhatikan dan mengutamakan kepentingan masyarakat setempat.

Dengan terbatasnya anggaran dan masih rendahnya daya beli masyarakat, mulai tahun 1974/75 dikembangkan konsep subsidi silang. Dalam konsep itu kapling tanah matang, berupa kapling ukuran besar, dijual dengan harga tinggi guna memberi subsidi kepada rumah-rumah inti sederhana. Mulai tahun 1980/81 pembangunan perumahan dan permukiman yang terjangkau oleh rakyat banyak makin ditingkatkan. Disamping itu, dirintis pula pembangunan rumah susun (rusun) dan pendekatan peremajaan kota. Mulai 1989/90 diperkenalkan kebijaksanaan baru, yaitu konsep

IX/15

Page 18:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

kapling siap bangun (KSB) untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Kemudian dikembangkan konsep rumah sangat sederhana (RSS) yang dilaksanakan dengan subsidi pemerintah, usaha koperasi, dan kemitraan antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Rusun dikembangkan di daerah perkotaan untuk menghemat lahan dan biaya pembangunan agar terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah.

Selama PJP I telah terbangun rumah sederhana sebanyak 856.000 unit. Disamping itu dilaksanakan pula pembangunan rumah sewa serta pengadaan kapling siap bangun yang dalam pelaksanaannya melibatkan usaha swasta dan koperasi. Disamping pembangunan baru, perkampungan kumuh juga diperbaiki dan ditingkatkan mutunya melalui usaha perbaikan kampung. Selama PJP I telah dilaksanakan perbaikan kampung seluas 130.000 hektare di berbagai kawasan perkotaan, yang dapat dinikmati oleh sekitar 41 juta penduduk.

Kegiatan peremajaan kota mulai dilaksanakan dalam tahun 1988/89 di kawasan segitiga Senen dan Kemayoran di Jakarta, dan di kawasan Dupak dan Sombo di Surabaya. Hasil rintisan tersebut kemudian dikembangkan di berbagai kawasan di kota-kota metropolitan dan kota besar lainnya seperti di Pekunden, Semarang, dan di Kelurahan Arjuna, Bandung. Selain itu, dilaksanakan kegiatan permukiman kembali bagi penduduk yang kawasan huniannya berubah fungsi di tiga kota, yaitu Jakarta, Samarinda, dan Balikpapan. Kegiatan ini dilakukan di kawasan-kawasan kota yang keadaaannya tidak memungkinkan lagi diperbaiki melalui kegiatan perbaikan kampung.

Di bidang pembangunan perumahan perdesaan, masalah yang dihadapi lebih kompleks dan melibatkan berbagai instansi di berbagai tingkatan pemerintahan. Keterpaduan diupayakan melalui pendekatan pembangunan perumahan dan lingkungan desa secara terpadu

IX/16

Page 19:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

(P2LDT). P2LDT bertumpu pada peranserta masyarakat melalui asas tribina, yaitu bina manusia, bina lingkungan, dan bina usaha serta asas pembangunan partisipatif.

Pemugaran perumahan desa bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat desa akan pentingnya permukiman yang bersih dan sehat. Kegiatan ini meliputi penyuluhan, pembangunan rumah percontohan, perbaikan fisik rumah, perbaikan jalan lingkungan, pengadaan sarana MCK dan pengadaan sarana air bersih, serta dilaksanakan melalui swadaya masyarakat. Pemugaran perumahan desa mulai dilaksanakan pada tahun 1973/74. Sampai akhir PJP I telah dilaksanakan pemugaran 558.152 unit rumah di 37.536 desa.

Sementara itu, untuk mendukung pengembangan desa pusat pertumbuhan telah disiapkan lebih dari 100 rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) bagi desa-desa terpilih. Pelaksanaan percontohan pembangunan sarana dan prasarana oleh sektor terkait telah dilaksanakan di tujuh kawasan desa terpilih.

Dalam pembangunan permukiman dan perumahan, upaya penataan bangunan amat penting untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi pelayanan. Sampai paruh pertama PJP I, kegiatan penataan bangunan lebih ditekankan pada penyelenggaraan urusan gedung -gedung negara yang sudah ada sejak sebelum PJP I. Dalam perkembangan selanjutnya, peran penataan bangunan mulai dikembangkan, terutama untuk menyusun standar keselamatan bangunan gedung. Penyusunan standar keselamatan tersebut dimaksudkan untuk menciptakan tertib pembangunan dan keselamatan bangunan umum, baik terhadap kerusakan sebelum waktunya maupun terhadap gempa dan kebakaran, serta menjaga manfaat bangunan.

IX/17

Page 20:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

Dalam periode tersebut, kegiatan penataan bangunan meliputi penyusunan pedoman, standar dan model peraturan bangunan, baik yang bersifat nasional maupun regional. Mulai 1983/84 usaha ini disempurnakan dan ditingkatkan menjadi penyusunan dan penyempurnaan peraturan penataan bangunan skala lokal, dan telah selesai disiapkan peraturan penataan bangunan untuk kawasan khusus, seperti Puncak, Cilegon, Batam, Asahan, dan Karangkates.

Dalam rangka tertib dan keselamatan bangunan, telah disusun Pedoman Bangunan Setempat, dan telah dilaksanakan di 132 daerah tingkat II (Dati II) atau 46 persen dari seluruh Dati II yang ada. Selain itu, telah disusun 48 pedoman teknis keselamatan bangunan dan 22 standar teknis keselamatan bangunan.

Selanjutnya perhatian terhadap penataan bangunan diarahkan pada penyusunan dan pelaksanaan rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL) sebagai panduan perwujudan fisik bangunan dan lingkungan serta panduan pengendalian pelaksanaan. RTBL juga berisi rencana keserasian antarbangunan dan estetika lingkungan.

Kualitas permukiman erat kaitannya dengan pelayanan kesehatan, air bersih dan sanitasi lingkungan, serta persampahan.

Dalam upaya meningkatkan kualitas lingkungan tersebut, pada awal PJP I dilaksanakan kegiatan penyehatan lingkungan permukiman melalui pemberian bantuan teknis dan rehabilitasi drainase kepada beberapa kota. Mulai tahun 1983/84 kegiatan penyehatan lingkungan permukiman dikembangkan dengan menerapkan pendekatan terpadu khususnya untuk perbaikan sistem persampahan, penanganan air limbah, dan drainase.

IX/18

Page 21:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

Didalam pengelolaan persampahan antara lain dikembangkan sistem modul dalam pelayanan dan pengelolaan sampah. Pengumpulan sampah dari rumah tangga sampai dengan tempat pembuangan sementara dilakukan oleh RT/RW atau LKMD setempat, sedangkan pengangkutan sampah selanjutnya ke tempat pembuangan akhir dilakukan oleh pemerintah daerah/perusahaan daerah. Pengelolaan sampah telah dilaksanakan di 492 kota dengan volume sampah yang diangkut mencapai 55 persen dari produksi sampah.

Penanganan drainase diutamakan untuk mengatasi kawasan di perkotaan yang rawan genangan. Secara sertahap dimulai pengembangan sistem jaringan drainase perkotaan yang lebih luas. Pengelolaan drainase masih terbatas. pada penanganan genangan-genangan pada kawasan perkotaan dengan merehabilitasi dan menyempurnakan jaringan saluran drainase perkotaan, termasuk pompa dan bangunan drainase lainnya. Penanganan drainase telah dilaksanakan di 240 kota dengan luas daerah genangan yang berhasil ditangani mencapai 30 persen atau sekitar 22.300 hektare dari 74.608 hektare daerah genangan.

Dalam pengelolaan air limbah dikembangkan konsep pelayanan dan pengelolaan dengan cara sanitasi setempat menggunakan teknologi murah dan tepat guna. Konsep pelayanan menggunakan jamban keluarga, MCK dan sebagainya diterapkan pada kawasan berkepadatan rendah dan memiliki muka air tanah rendah. Dalam hal penanganan dengan cara sanitasi setempat sudah tidak memadai, mulai dikembangkan sistem pengelolaan terpusat dengan menggunakan perpipaan, terutama pada kawasan berkepadatan tinggi di kota metropolitan dan kota besar. Penanganan air limbah setempat yang bersifat percontohan dan perintisan sebagai komponen dari penyehatan lingkungan permukiman sampai dengan akhir PJP I telah dilaksanakan di 337 kota. Proyek percontohan dalam penanganan air .limbah

IX/19

Page 22:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

terpusat telah dilakukan secara terbatas di kota-kota metropolitan dan kota besar seperti Medan, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Cirebon, dan Tangerang. Penanganan sanitasi perdesaan Baru bersifat perintisan dengan memperkenalkan sistem penanganan limbah setempat dan MCK pada beberapa desa percontohan.

Dalam PJP I penyediaan dan pengelolaan air bersih memprioritaskan pelayanan pada kota-kota yang memiliki cakupan pelayanan sangat terbatas, sedangkan pelayanan untuk daerah perdesaan dan pantai diprioritaskan pada permukiman penduduk yang sulit air bersih dan yang banyak penyakit menular, khususnya penyakit yang ditularkan melalui air. Penanganannya ditekankan pada peningkatan kapasitas produksi serta penambahan jumlah sambungan rumah. Dalam rangka meluaskan pelayanan terutama bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, terpencil, dan sulit air, diadakan pembangunan hidran umum dan terminal air, yang dilanjutkan dengan pemasangan sambungan ke rumah-rumah sesuai perkembangan kemampuan masyarakat.

Untuk meningkatkan pelayanan air bersih, sejak tahun 1984/85 Pemerintah telah membentuk 298 Badan Pengelola Air Minum (BPAM) yang selanjutnya telah ditingkatkan menjadi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kecuali bagi BPAM di Propinsi NTT dan Timor Timur. Untuk menanggulangi air limbah kota, telah dibentuk perusahaan daerah yang mengelola air limbah terpusat di Jakarta atau menunjuk PDAM setempat untuk mengelola air limbah terpusat seperti di Bandung, Yogyakarta dan Medan, serta dibentuk dinas-dinas pengelola kebersihan di beberapa kota besar dan sedang.

Dalam PJP I penambahan kapasitas produksi air bersih dengan sistem perpipaan untuk daerah perkotaan telah meningkat dari 9 ribu liter per detik pada awal PJP I menjadi 64 ribu liter per detik pada

IX/20

Page 23:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

akhir PIP I. Usaha tersebut telah meningkatkan pelayanan air bersih di daerah perkotaan dari 4 juta penduduk yang dilayani pada awal PJP I menjadi 27,6 juta penduduk terlayani pada akhir PJP I. Ini berarti sekitar 40 persen penduduk perkotaan telah dilayani air bersih melalui sistem perpipaan. Dengan memperhitungkan upaya swadaya masyarakat melalui sistem non perpipaan, diperkirakan sampai dengan akhir PJP I, penduduk perkotaan yang telah menikmati air bersih mencapai sekitar 73 persen.

Di daerah perdesaan, kegiatan penyediaan dan pengelolaan air bersih dalam PJP I masih menekankan pada penyuluhan dan pengembangan motivasi untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengadaan air bersih yang sesuai dengan keadaan lingkungan dan tingkat sosial ekonomi penduduk setempat. Kegiatan penyuluhan tersebut juga didukung dengan penyediaan bantuan sarana air bersih berupa sistem perpipaan terbatas, sumur pompa tangan, sumur gali, penampungan air hujan, dan perlindungan mata air. Pada akhir PJP I, penduduk perdesaan yang telah dilayani air bersih mencapai kurang lebih 50 persen.

Memasuki PJP II, upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kota dan desa, baik dalam bentuk sarana dan prasarana perkotaan dan perdesaan, seperti jalan, air bersih dan sanitasi lingkungan maupun dalam bentuk penguatan keuangan lembaga masyarakat dan pemerintah, terus diusahakan terutama bagi penduduk berpenghasilan rendah.

B. PERKOTAAN DAN PERDESAAN

1. Sasaran, Kebijaksanaan dan Program Repelita VI

Sasaran pembangunan perkotaan dan perdesaan dalam Repelita

IX/21

Page 24:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

VI adalah meningkatnya secara makin serasi dan seimbang peranan daerah perkotaan dan perdesaan dalam pembangunan nasional dan pembangunan daerah, dengan meningkatnya otonomi daerah yang nyata, dinamis dan bertanggung jawab; mantapnya keterkaitan, baik fisik maupun sosial ekonomi, antara daerah perkotaan dan perdesaan; tercapainya keseimbangan pertumbuhan pembangunan antar wilayah, kawasan, desa dan kota; serta mantapnya lembaga perekonomian di perkotaan dan perdesaan dalam menciptakan struktur perekonomian yang lebih kukuh. Seiring dengan itu, sasaran lainnya adalah meningkatnya partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan; meningkatnya taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat termasuk semakin berkurangnya jumlah penduduk miskin dan desa tertinggal balk di perkotaan maupun di perdesaan; serta meningkatnya lingkungan hidup baik lingkungan fisik, sosial maupun ekonomi di wilayah perkotaan dan perdesaan sehingga mendukung pembangunan berkelanjutan. Dalam rangka pencapaian sasaran tersebut kegiatan pembangunan perkotaan dan perdesaan dilakukan oleh hampir semua sektor pembangunan dalam Repelita VI.

a. Pembangunan Perkotaan

Untuk mewujudkan sasaran tersebut, pembangunan perkotaan dalam Repelita VI ditempuh melalui berbagai kebijaksanaan yang antara lain adalah: mengembangkan dan memantapkan sistem perkotaan; meningkatkan kemampuan dan produktivitas kota; meningkatkan kemampuan sumber daya manusia; memantapkan kelembagaan dan kemampuan keuangan perkotaan; melembagakan pengelolaan pembangunan yang terencana dan terpadu; memantap-kan perangkat peraturan pendukung pembangunan perkotaan; dan meningkatkan kualitas lingkungan fisik dan sosial ekonomi perkotaan.

IX/22

Page 25:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

Pembangunan perkotaan dalam Repelita VI dilaksanakan melalui berbagai program, yaitu: a) pemantapan fungsi kota; b) pembangunan prasarana dan sarana kota; c) pengembangan ekonomi perkotaan; d) peningkatan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan; e) peningkatan peran serta masyarakat; f) pemantapan keuangan perkotaan; g) pemantapan kelembagaan pemerintahan kota; dan h) penataan ruang, pertanahan, dan lingkungan perkotaan.

b. Pembangunan Perdesaan

Dalam pembangunan perdesaaan ditempuh berbagai kebijaksana-an untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja di perdesaan, meningkatkan kemampuan produksi masyarakat, mengembangkan prasarana dan sarana di perdesaan, melembagakan pendekatan pengembangan wilayah dan kawasan terpadu, dan memperkuat lembaga pemerintahan dan lembaga kemasyarakatan desa.

Program pembangunan perdesaan meliputi: a) pengembangan pendidikan dan keterampilan masyarakat; b) peningkatan kesehatan masyarakat; c) peningkatan teknologi perdesaan; d) peningkatan peranserta masyarakat; e) peningkatan prasarana dan sarana perdesaan; dan f) pemantapan kelembagaan perdesaan.

2. Pelaksanaan dan Hasil-hasil Pembangunan Tahun Pertama Repelita VI

a. Pembangunan Perkotaan

Dalam tahun pertama Repelita VI ini, pembangunan perkotaan dilaksanakan melalui program-program sebagai berikut :

IX/23

Page 26:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

1) Program Pemantapan Fungsi Kota

Pendekatan dasar program ini adalah kota-kota dikembangkan sesuai dengan fungsi dan strukturnya dalam sistem kota-kota agar tujuan dari program ini untuk menjamin penyebaran kegiatan ekonomi, pengendalian urbanisasi dan efisiensi pembangunan prasarana perkotaan dapat tercapai.

Melalui Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional (BKTRN) telah diselesaikan antara lain, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang berisi sistem kota-kota dan pola transportasi antar wilayah sehingga fungsi kota dapat lebih jelas dan mantap. Juga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan dan Kawasan Tertentu oleh BKTRN.

Penyediaan sarana dan prasarana perkotaan juga makin diarahkan untuk mendukung pemantapan fungsi kota. Penyediaan sarana dan prasarana ini juga untuk memantapkan fungsi kota-kota tersebut sesuai dengan fungsinya sebagai ibu kota propinsi, kabupaten atau kecamatan. Untuk lebih mendukung upaya pemantapan fungsi kota, kini sedang dipersiapkan suatu Strategi Nasional Pengembangan Perkotaan serta Rencana Tindakan Pembangunan Perkotaan yang mengarahkan pembangunan perkotaan agar mampu memanfaatkan peluang ekonomi global, berdasarkan pemanfaatan secara optimal dan pengembangan sumber-sumber daya dalam negeri. Dalam hubungan ini, sejumlah 231 kota-kota strategic di dalam kawasan andalan terus ditingkatkan dan dimantapkan peran dan fungsinya.

IX/24

Page 27:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

2) Program Pembangunan Prasarana dan Sarana

Tujuan dari program ini adalah untuk memenuhi kebutuhan penduduk kota beserta kegiatannya sehingga kemampuan dan produktivitas kota dapat meningkat. Pada tahun 1994/95 melalui program ini dihasilkan antara lain: a) tersedianya utilitas perkotaan seperti jaringan listrik, telpon, dan air minum yang juga diarahkan untuk menunjang kawasan khusus seperti kawasan industri; b) tersedia-nya jaringan jalan dan sarana transportasi kota; c) tersedianya sarana penyehatan lingkungan seperti jaringan drainase, air limbah dan persampahan, dimana khususnya bagi daerah permukiman yang kumuh, dilakukan melalui kegiatan perbaikan kampung; d) pem-bangunan perumahan baik dilaksanakan oleh pemerintah (Perumnas) maupun oleh swasta dan oleh masyarakat sendiri; serta e) tersedianya sarana social seperti sarana pendidikan, kesehatan dan olah raga.

3) Program Pengembangan Ekonomi

Program ini bertujuan untuk meningkatkan investasi di sektor ekonomi andalan dan mengembangkan kegiatan perekonomian di perkotaan. Kegiatan dalam program ini dilakukan oleh berbagai sektor pembangunan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat dan dunia usaha. Upaya yang dilakukan dalam tahun 1994/95 antara lain adalah menyediakan sarana perdagangan dan komersial; memantapkan lembaga-lembaga keuangan sebagai pendukung kegiatan per-ekonomian perkotaan; memberikan kemudahan dan fasilitas serta pembinaan pengusaha kecil dan menengah; serta memberikan pelatihan dan perluasan kesempatan kerja di perkotaan.

Pembangunan sarana perdagangan dan jasa-jasa perkotaan la innya d i kota -kota besar meningkat pesa t se i r ing dengan

IX/25

Page 28:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

bertambahnya permukiman baru dan meningkatnya kemampuan perekonomian masyarakat perkotaan. Melalui program Inpres Pasar dibangun fasilitas perdagangan bagi kota-kota kecamatan, sedangkan pada kota-kota sedang dan besar dibangun pasar oleh pemerintah daerah atau perusahaan daerah. Pembangunan sarana perdagangan dan komersial yang modern, misalnya pusat-pusat perbelanjaan atau mall dan supermarket, pada umumnya dilakukan oleh para pengusaha swasta.

4) Program Peningkatan Peran Serta Masyarakat

Program ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan perkotaan, mulai dari tahap perencanaan sampai pada proses pembangunannya. Partisipasi masyarakat dapat bersifat perorangan maupun sebagai badan usaha.

Peran swasta dalam pengadaan prasarana perkotaan maupun permukiman berskala besar telah meningkat, antara lain tampak dengan berkembangnya kota-kota baru disekitar kota-kota besar dan metropolitan, misalnya di kawasan Jakarta-Bogor-Tanggerang-Bekasi (Jabotabek) atau Gerbangkertasusila di Jawa Timur. Pembangunan kota-kota baru tersebut terjadi karena tuntutan kebutuhan kota-kota metropolitan sebagai limpahan perkembangan perkotaan yang sangat besar. Peranan swasta dan masyarakat amat penting dalam pengembangan kota-kota baru.

Masyarakat telah membantu meningkatkan kebersihan kota-kota. Penghargaan Adipura diberikan kepada kota-kota yang tingkat partisipasi masyarakatnya tinggi dalam menciptakan lingkungan kota yang bersih. Pada tahun 1995 diberikan 121 penghargaan Adipura yang terdiri dari 5 buah untuk kota metropolitan, satu buah untuk kota besar, 40 buah untuk kota sedang, 64 buah untuk kota kecil, dan 11

IX/26

Page 29:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

buah Adipura Kencana untuk kota-kota yang telah 3 kali berturut-turut menerima Adipura.

5) Program Pemantapan Keuangan Perkotaan

Program ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan pemerintah kota dan meningkatkan efisiensi penggunaannya. Hal ini sangat diperlukan mengingat kebutuhan pembiayaan pembangunan perkotaan yang semakin meningkat. Upaya yang dilakukan antara lain: a) menyusun rencana tindakan untuk menaikkan pendapatan pemerintah kota melalui Revenue Improvement Action Plan (RIAP), terutama di kota-kota yang terlibat dalam pelaksanaan program pembangunan prasarana kota terpadu; dan b) menyempurnakan sistem alokasi dana untuk pemerintah kota dan daerah serta mekanisme pinjaman untuk pemerintah atau perusahaan daerah.

Pemerintah daerah dan badan usaha milik daerah (BUMD) telah mendapat kesempatan memperoleh pinjaman luar negeri dari negara-negara donor atau badan-badan keuangan internasional dan pinjaman dalam negeri antara lain dari Rekening Pembangunan Daerah (RPD) untuk pembangunan kota. Semua ini dilakukan agar mereka dapat membangun dengan lebih mandiri dan efisien. Pada tahun 1994/95 telah disalurkan dana sekitar Rp. 82 milyar rupiah dari RPD.

6) Program Kelembagaan Pemerintah Kota

Program ini bertujuan untuk mendorong pelaksanaan pembangunan perkotaan secara mandiri oleh pemerintah kota. Kegiatan yang telah dilakukan adalah penyempurnaan fungsi dan struktur kelembagaan pemerintahan kota antara lain peningkatan status pemerintahan kota administratif menjadi kotamadya seperti Mataram, Denpasar, Bitung; peningkatan kemampuan aparat pemerintahan kota;

IX/27

Page 30:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

peningkatan kerjasama antar pemerintahan kota antara lain melalui Badan Kerja Sama Antar Kota Seluruh Indonesia (BKS-AKSI). Dalam rangka itu, program sister-city kerjasama antar kota antar negara terus dikembangkan seperti kota Cirebon-Melbourne, Jakarta-Casablanca dan Jakarta Tokyo.

Pada beberapa kota dibentuk dinas-dinas baru sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya. Dalam kaitan dengan pelaksanaan P3KT dikembangkan program pemantapan kelembagaan di perkotaan melalui Local Institution Development Action Plan (LIDAP). Untuk meningkatkan kemampuan kelembagaan di kabupaten daerah tingkat II, mulai tahun 1995 dicanangkan peningkatan otonomi daerah dengan ujicoba pada 26 daerah tingkat II sebagai percontohan otonomi daerah.

7) Program Penataan Ruang, Pertanahan, dan Lingkungan

Program ini bertujuan untuk memelihara lingkungan perkotaan dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah penyusunan rencana tata ruang kota dan rencana detail tata ruang kota; peningkatan pengawasan pelaksanaan rencana tata ruang kota; peningkatan administrasi, pelayanan, dan tertib hukum pertanahan; rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL), penghijauan, serta Prokasih.

Pada tahun 1994/95 sebanyak 61 buah Rancangan Rencana Tata Ruang Kota Non-Status disahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I. Pembinaan kegiatan-kegiatan di atas sebagian besar dilakukan oleh pemerintah daerah dengan pembinaan teknis oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, Ditjen Pembangunan Daerah Departemen Dalam Negeri, Badan

IX/28

Page 31:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

Pertanahan Nasional, dan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal).

b. Pembangunan Perdesaan

Pembangunan perdesaan yang dijalankan pada tahun pertama Repelita VI ini adalah sebagai berikut :

1) Program Pengembangan Pendidikan dan Keterampilan Masyarakat

Program ini yang diselenggarakan oleh berbagai sektor terkait di perdesaan dilaksanakan dalam rangka mengembangkan kemampuan masyarakat perdesaan. Upaya sektor pendidikan dilaksanakan melalui kegiatan wajib belajar sembilan tahun, serta kegiatan pemberantasan buta huruf. Sektor tenaga kerja juga terus menyelenggarakan kegiatan pelatihan-pelatihan ketenagakerjaan di daerah-daerah melalui pusat-pusat pelatihan kerja yang sesuai dengan kebutuhan setempat. Sementara itu, sektor-sektor teknis terlibat pula dengan penyuluhan-penyuluhan lapangan dan penyediaan tenaga pembimbing baik yang berhubungan dengan peningkatan kegiatan perekonomian masyarakat, maupun pengelolaan sumber-sumber daya alam. Dalam tahun 1994/95 juga diteruskan pendidikan dan latihan kader pembangunan desa.

2) Program Peningkatan Perekonomian Rakyat

Usaha peningkatan perekonomian rakyat antara lain dilaksanakan melalui bimbingan pengolahan dan pemasaran barang dan jasa, penyuluhan produksi pertanian, pertambangan, kehutanan, pariwisata, dan perdagangan. Selain itu pembinaan industri-industri kecil dan industri rumah tangga juga semakin digalakkan, demikian juga usahausaha koperasi semakin diperluas.

IX/29

Page 32:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

Khusus untuk desa tert inggal , mulai tahun 1994/95 dikembangkan program IDT yang diarahkan untuk memperkuat landasan ekonomi rakyat di perdesaan. Pengembangan perekonomian desa dilaksanakan antara lain melalui pemanfaatan sumber daya alam perdesaan dengan senantiasa mempertahankan kelestarian lingkungan; pengembangan teknologi tepat guna untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi masyarakat; meningkatkan keanekaragaman hasil produksi; serta pengembangan lembaga perekonomian di desa, seperti koperasi perdesaan/KUD, lembaga keuangan/perkreditan, dan lembaga pemasaran perdesaan. Dalam tahun 1994/95 berhasil dibina sebanyak 4.000 lembaga kredit perdesaan.

3) Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Program ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan keluarga. Berbagai sektor telah melaksanakan kegiatannya dalam tahun 1994/95, antara lain melalui upaya peningkatan gizi keluarga dengan penganekaragaman pangan, gerakan kebersihan lingkungan, penyuluhan kesehatan masyarakat, peningkatan kegiatan pos pelayanan terpadu, peningkatan jumlah dokter dan bidan desa, serta peningkatan program keluarga sejahtera.

4) Program Peningkatan Teknologi Perdesaan

Dalam tahun 1994/95 melalui program ini, berbagai penelitian dan penerapan teknologi tepat guna dilanjutkan dan diperluas, khususnya yang berkaitan dengan bidang pertanian serta lingkungan, dan pemanfaatan sumber daya alam setempat. Pemanfaatan tenaga alternatif seperti energi surya, energi angin, biogas, serta energi air mulai diujicobakan di beberapa desa.

IX/30

Page 33:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

5) Program Peningkatan Peran Serta Masyarakat Perdesaan

Program ini antara lain diwujudkan melalui kegiatan penyediaan sarana dan prasarana perdesaan yang secara khusus menggunakan pendekatan peran serta masyarakat dalam pelaksanaannya seperti proyek Water Supply and Sanitation for Low Income Community (WSSLIC) bantuan Bank Dunia, proyek-proyek air bersih dan sanitasi bantuan ADB, serta proyek bantuan UNICEF. LKMD sebagai organisasi kemasyarakatan di perdesaan, berperan sebagai pelaksana atau pengawas kegiatan-kegiatan tersebut. Untuk pengawasan kesehatan dan kualitas lingkungan, PKK diikutsertakan dalam kegiatan tersebut.

Partisipasi masyarakat dalam perbaikan lingkungan hidup terus dikembangkan. Pada tahun 1994/95 sebanyak 6 penghargaan Kalpataru diberikan kepada masyarakat yang berjasa dalam pelestarian Lingkungan Hidup, yang terdiri dari satu buah untuk kategori perintis lingkungan, 3 buah untuk kategori penyelamat lingkungan, satu buah untuk kategori pengabdi lingkungan, dan satu buah untuk kategori pembina lingkungan.

6) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perdesaan

Program ini adalah upaya dalam rangka meningkatkan pembangunan di desa dengan membangun pelayanan dasar yang terjangkau oleh masyarakat desa secara lebih merata. Program ini dalam tahun 1994/95 dilaksanakan antara lain melalui kegiatan pembangunan prasarana dan sarana perhubungan, sarana pemasaran basil produksi; sarana komunikasi sederhana untuk memperlancar arus informasi pembangunan ke desa dan mempererat hubungan fungsional antar desa; fasilitas pendidikan dasar dan kesehatan, termasuk SD,

IX/31

Page 34:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

sarana air bersih dan penyehatan lingkungan; jaringan irigasi sederhana; listrik desa untuk meningkatkan produktivitas dan memungkinkan diversifikasi kegiatan masyarakat; dan balai latihan kerja perdesaan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan berusaha.

7) Program Pemantapan Kelembagaan Perdesaan

Program ini dilaksanakan antara lain melalui kegiatan peningkatan kemampuan aparatur pemerintahan desa dan petugas teknis di desa seperti juru pengairan dan penyuluh pertanian lapangan, penguatan kelembagaan masyarakat desa seperti LKMD, lembaga adat, pengembangan kemampuan sosial ekonomi masyarakat desa, dan pemantapan keterpaduan pembangunan desa melalui forum musyawarah pembangunan desa.

Bantuan untuk lebih memantapkan berfungsinya kelembagaan desa dalam rangka Inpres Desa telah ditingkatkan dari Rp. 5.500.000 per desa per tahun menjadi Rp. 6.000.000 per desa sejak tahun 1994/95, termasuk bantuan untuk PKK, dan pembinaan anak dan remaja.

C. PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

1. Sasaran, Kebijaksanaan, dan Program Dalam Repelita VI

Sasaran pembangunan perumahan dan permukiman dalam Repelita VI adalah: makin terarah dan meratanya pemenuhan kebutuhan prasarana dan sarana perumahan dan permukiman dengan kualitas hunian serta pelayanan prasarana dasar yang layak, dan

IX/32

Page 35:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

terjangkau terutama oleh masyarakat berpenghasilan rendah; makin efisien dan makin efektifnya pengelolaan pembangunan perumahan dan permukiman yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan; meningkatnya peran serta masyarakat, koperasi, dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman termasuk pendanaannya; makin meningkatnya kesempatan usaha dan lapangan kerja dalam bidang industri penunjang pembangunan perumahan dan permukiman, seiring dengan pengembangan perumahan dan permukiman; dan terciptanya lingkungan perumahan dan permukiman yang layak, bersih, sehat, dan aman dengan segala fasilitas lingkungan permukimannya.

Sasaran kuantitatif yang ingin dicapai dalam Repelita VI dalam rangka pembangunan perumahan bagi rakyat adalah pengadaan lebih kurang 500.000 unit rumah meliputi rumah sangat sederhana (RSS) dan rumah sederhana (RS); perbaikan kawasan kumuh seluas 21.250 hektare di 125 kota di kawasan yang kepadatannya cukup tinggi; peremajaan kawasan kumuh seluas 750 hektare; serta pemugaran perumahan dan permukiman di 20.000 desa tertinggal.

Di samping itu, dalam Repelita VI direncanakan dibangun prasarana air bersih, dengan peningkatan kapasitas produksi air bersih sebesar 30.000 liter per detik di perkotaan yang dapat menambah pelayanan kepada lebih dari 22 juta orang serta perluasan pelayanan air bersih di perdesaan di 22.000 desa yang melayani lebih dari 16,5 juta orang penduduk desa.

Kebijaksanaan pembangunan perumahan dan permukiman dalam Repelita VI pada pokoknya adalah menyelenggarakan pembangunan perumahan dan permukiman yang terjangkau oleh masyarakat luas; penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan; peningkatan peran serta

IX/33

Page 36:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

masyarakat dalam penyediaan pelayanan perumahan dan permukiman; pengembangan sistem pendanaan perumahan dan permukiman terutama yang dapat membantu masyarakat berpenghasilan rendah; pemantapan pengelolaan pembangunan perumahan dan permukiman secara terpadu; dan pengembangan perangkat peraturan perundang-undangan pendukung.

Dalam rangka mewujudkan berbagai sasaran dan melaksanakan berbagai kebijaksanaan tersebut di atas, dikembangkan beberapa program yang terdiri atas program pokok dan program penunjang. Program pokok terdiri atas: a) penyediaan perumahan dan .

permukiman; b) perbaikan perumahan dan permukiman; c) penyehat-an lingkungan permukiman; d) penyediaan dan pengelolaan air bersih; e) penataan kota; serta f) penataan bangunan. Program penunjang terdiri atas: a) pengembangan hukum di bidang perumahan dan permukiman; b) penelitian dan pengembangan perumahan dan permukiman; c) penyelamatan hutan, tanah, dan air; d) penataan ruang; dan e) penataan pertanahan.

2. Pelaksanaan dan Hasil Pembangunan Tahun Pertama Repelita VI

Pembangunan perumahan dan permukiman dalam tahun pertama Repelita VI dilaksanakan menurut program-program sebagai berikut:

a. Program Pokok

1) Program Penyediaan Perumahan dan Permukiman

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan keluarga dan masyarakat serta meningkatkan kemandirian dan

IX/34

Page 37:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

kesetiakawanan sosial masyarakat dalam membangun perumahan dan permukiman.

Kegiatan program penyediaan perumahan dan permukiman meliputi pembangunan prasarana dan sarana dasar di kawasan perumahan dan permukiman skala besar dan penyiapan rencana kawasan siap bangun.

Dalam tahun pertama Repelita VI telah berhasil dibangun sejumlah 38.181 unit rumah sederhana dan sangat sederhana oleh Perum Perumnas, dan 95.018 unit oleh swasta yang tersebar di 26 propinsi (label IX-1). Dengan demikian secara kumulatif sampai dengan tahun 1994/95 telah dibangun sebanyak 1.067.827 rumah sederhana dan rumah sangat sederhana. Jumlah realisasi dana kredit pemilikan rumah yang disubsidi melalui BTN secara kumulatif sejak 1976 hingga tahun pertama Repelita VI mencapai lebih dari Rp5,5 triliun.

Mulai Repelita VI pembangunan prasarana perumahan dan permukiman di desa-desa pusat pertumbuhan dilaksanakan secara terkoordinasi antarsektor dan dilaksanakan melalui pembangunan kawasan terpilih pusat pengembangan desa. Pada tahun pertama Repelita VI telah dilaksanakan pembangunan prasarana perumahan dan permukiman di 346 kawasan terpilih di seluruh Indonesia (Tabel IX-2). Kawasan terpilih tersebut pada umumnya adalah pusat pengembangan pertanian, pusat pengembangan wisata, baik di daratan maupun di pesisir pantai, serta calon pusat pemerintahan kecamatan, dan desa-desa yang cepat berkembang.

2) Program Perbaikan Perumahan dan Permukiman

Kegiatan ini meliputi peningkatan kualitas lingkungan

IX/35

Page 38:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

permukiman di perkotaan dan perdesaan melalui perbaikan dan pemugaran perumahan, peremajaan lingkungan permukiman kota, perbaikan lingkungan kota metropolitan, besar dan sedang melalui perbaikan kampung, serta pemugaran perumahan dan permukiman.

Perbaikan kampung pada tahun 1994/95 diselenggarakan di 82 kota sedang dan kota besar melalui peningkatan kualitas kawasan kampung seluas 3.473 hektare. Dari luas cakupan tersebut diperkirakan sekitar 700 ribu jiwa dapat langsung menikmati hasil peningkatan kualitas lingkungan huniannya (Tabel IX-3). Kegiatan ini umumnya dilaksanakan di kota-kota yang relatif padat penduduknya dan kota-kota yang berpenduduk lebih dari 100.000 jiwa.

Selain itu, penyuluhan sosial masyarakat di kawasan kumuh perkotaan terus ditingkatkan. Pada tahun pertama Repelita VI kegiatan penyuluhan sosial masyarakat tersebut diselenggarakan di 70 lokasi kelurahan di ibukota-ibukota propinsi dalam rangka Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional. Dalam pelaksanaannya telah ikut serta masyarakat mampu dan dunia usaha.

Dalam rangka kegiatan pembangunan perumahan dan lingkungan desa dalam tahun 1994/95 telah ditangani 2.661 desa dengan rumah terpugar lebih dari 13.300 unit (Tabel IX-4).

Pada dasarnya penyediaan dan perbaikan rumah dilaksanakan sendiri oleh masyarakat, sedangkan dukungan pemerintah lebih ditujukan kepada penyediaan bantuan melalui kegiatan kredit kepemilikan rumah (KPR) dan penyediaan prasarana permukiman secara terbatas. Kelompok sasaran yang diprioritaskan adalah golongan masyarakat berpenghasilan rendah termasuk pegawai negeri sipil, yang diupayakan pemenuhan kebutuhan rumahnya melalui program tabungan perumahan pegawai negeri sipil (TAPERUM

IX/36

Page 39:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

PNS). Di samping itu juga sedang dirintis program penyediaan rumah sewa bagi buruh/karyawan industri di kawasan industri, yang didukung oleh para industrialis dan Perum Perumnas.

3) Program Penyehatan Lingkungan Permukiman

Kegiatan program ini meliputi pembangunan/ perbaikan sistem drainase, pengelolaan persampahan, dan penanganan air limbah. Pembangunan dan perbaikan drainase diutamakan pada kawasan permukiman yang rawan genangan. Pengelolaan persampahan ditujukan untuk lebih meningkatkan pelayanan persampahan kepada masyarakat. Sasaran utama penanganan air limbah adalah penanggulangan pencemaran air dan tanah, sekaligus menunjang Program Kali Bersih (Prokasih).

Dalam upaya penyehatan lingkungan permukiman di perkotaan, pada tahun 1994/95 telah ditangani masalah persampahan di 69 kota, masalah air limbah di 42 kota dengan sistem pengolahan air limbah sederhana, serta telah. dibangun prasarana drainase untuk mematus lahan rawan genangan di 128 kota (label IX-5).

Kegiatan penyehatan lingkungan permukiman di perdesaan antara lain dilakukan dengan pembangunan sarana penyehatan lingkungan, seperti sarana mandi cuci kakus (MCK), saluran pembuangan air limbah (SPAL), dan jamban keluarga (Jaga), yang dalam tahun 1994/95 dilaksanakan di 2.172 desa melayani lebih dari 792.000 penduduk (label IX-6).

4) Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih

Kegiatan program ini meliputi pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat akan ai r bersih di kawasan perkotaan, termasuk

IX/37

Page 40:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

mendorong kegiatan usaha di bidang sosial dan ekonomi; penurunan tingkat kebocoran; perluasan pelayanan, pendayagunaan kapasitas terpasang dan penambahan kapasitas produksi termasuk pelayanan bagi masyarakat berpendapatan rendah serta yang tinggal di daerah -daerah rawan air dan kawasan tertinggal.

Pada tahun 1994/95 telah ditingkatkan kapasitas air bersih sebesar 3.000 liter/detik, perluasan pelayanan sambungan rumah (SR) sejumlah lebih dari 73.000 unit, serta pemasangan hidran umum sejumlah lebih dari 1.600 unit di kawasan-kawasan yang sulit air (Tabel IX-7). Dengan demikian, secara kumulatif instalasi terpasang air bersih di perkotaan sampai dengan tahun 1994/95 telah mencapai lebih dari 66.290 liter/detik. Kapasitas terpasang tersebut dapat melayani kebutuhan air bersih bagi sekitar 66 juta penduduk di perkotaan.

Sementara itu di perdesaan, dalam tahun 1994/95 telah dibangun 226 sarana produksi air bersih perpipaan. Selain itu berbagai prasarana air bersih sederhana dibangun dalam bentuk 4.352 buah sumur, 603 buah PAH (Penampungan Air Hujan), dan 51 unit PMA (Perlindungan Math Air) (Tabel IX-8).

5) Program Penataan Kota

Program ini ditujukan untuk mendukung dan mendorong terwujudnya pembangunan perkotaan yang terpadu melalui peningkatan keserasian pengembangan prasarana dan sarana perkotaan selaras dengan perbaikan, pemugaran, peremajaan dan pengembangan berbagai kawasan permukiman kota.

Dalam tahun 1994/95, telah dilaksanakan penyiapan program jangka menengah (PJM) perkotaan di 20 kota pusat kegiatan wilayah,

IX/38

Page 41:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

serta penyusunan rencana induk pembangunan sistem prasarana dan sarana, serta PJM kawasan andalan di 18 kawasan.

6) Program Penataan Bangunan

Kegiatan program ini meliputi pembinaan teknis rencana tata bangunan dan lingkungan bagi daerah tingkat II, pengendalian tertib dan keselamatan bangunan, pengawasan pembangunan, dan peman-faatan gedung negara serta pengelolaan pembangunan gedung sekolah menengah/dan rumah sakit.

Pada tahun pertama Repelita VI dilanjutkan dan dimantapkan program kegiatan penataan bangunan dan lingkungan di berbagai tipe kawasan di perkotaan maupun di kawasan wisata non-perkotaan. Dalam tahun 1994/95, telah dilaksanakan rencana tata bangunan dan lingkungan di 16 kawasan.

b. Program Penunjang

1) Program Pengembangan Hukum di bidang Perumahan dan Permukiman

Program ini bertujuan untuk menunjang kegiatan perancangan peraturan perundang-undangan, baik yang berupa hukum yang bersifat mendasar maupun yang bersifat sektoral. Program ini mencakup kegiatan pengkajian, penelitian hukum, serta penyusunan naskah akademis peraturan perundang-undangan. Sampai dengan tahun 1994/95 telah disiapkan tujuh rancangan peraturan perundang-undangan (RPP) sesuai amanat Undang-undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman. Ketujuh RPP tersebut adalah tentang kawasan siap bangun (Kasiba) dan lingkungan siap bangun

IX/39

Page 42:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

(Lisiba); penyediaan tanah untuk perumahan dan permukiman; penunjukan Perum. Perumnas untuk penyelenggaraan dan pengelolaan Kasiba; pembangunan perumahan dan permukiman; rumah negara; penghunian rumah oleh bukan pemilik; dan pembinaan perumahan dan permukiman. Dari tujuh RPP tersebut dua buah telah menjadi Peraturan Pemerintah (PP) yaitu PP Nomor 40 Tahun 1994 tentang Rumah Negara, dan PP Nomor 44 Tahun 1994 tentang Penghunian Rumah oleh Bukan Pemilik. Selain itu telah diterbitkan keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 6 Tahun 1994 tentang Pedoman Umum Pembangunan Perumahan Bertumpu pada Kelompok, dan Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 1994 tentang Pedoman Umum Penanganan Pembangunan Perumahan dan Lingkungan Desa secara Terpadu.

2) Program Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman

Program ini bertujuan meningkatkan kemampuan pendayagunaan kemajuan ilmu pengetahuan terapan terutama yang tengah berkembang dengan pesat dan diperhitungkan memiliki pengaruh yang besar bagi pembangunan. Pada tahun 1994/95, dilaksanakan kegiatan perintisan produksi bahan bangunan lokal dan buatan untuk jalan dan permukiman yang memenuhi persyaratan teknis, kesehatan dan murah. Selain itu telah dimulai pula penerapan unit produksi dan peralatannya di daerah beserta penyiapan tenaga terlatih.

Melalui kegiatan perintisan bahan bangunan lokal telah dihasilkan sebanyak 8 unit perintisan dengan 8 jenis bahan.

Sejalan dengan itu dilaksanakan pula kegiatan pengembangan manajemen inventori bahan jalan, kriteria kerja keamanan bendungan, bencana alam, pemanfaatan air tanah, dan evaluasi penerapan

IX/40

Page 43:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

teknologi litbang pada desa miskin, penerapan teknologi penjernihan instalasi pengolahan air (IPA), rumah tahan gempa, rumah moduler, pengkajian bahan bangunan, daur ulang limbah rumah tangga, serta inventarisasi sungai dan sumber daya air di daerah. Hasil yang telah diperoleh pada tahun 1994/95 yaitu teknologi terapan untuk perdesaan dan kawasan tertinggal dalam bentuk 26 karya penelitian dan pengembangan, serta 55 percontohan.

Juga dilaksanakan pengkajian pelaksanaan, penelitian dan pengembangan, serta koordinasi pengelolaan pembangunan perumahan dan permukiman, termasuk penelitian peranserta masyarakat dalam bentuk pengembangan koperasi perumahan antara lain di Cengkareng dan kota Soreang.

3) Program Penyelamatan Hutan, Tanah, dan Air

Program ini bertujuan untuk melestarikan fungsi dan kemampuan sumber daya hayati dan non-hayati serta lingkungan hidup. Bagi pembangunan perumahan dan permukiman khususnya dalam program penyediaan dan pengelolaan air bersih, kelestarian sumber air baku merupakan hal yang paling utama.

Dalam tahun 1994/95 telah diselesaikan penyusunan rencana pengelolaan hutan lindung di lima propinsi yaitu Sumatera Utara, Jambi, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Bali. Pemantapan pola pengelolaan daerah perlindungan tersebut penting artinya untuk mengembangkan secara nyata fungsi sosial tanah dan ekosistem perairan bagi masyarakat. Untuk meningkatkan mutu kawasan resapan air telah dilakukan penyusunan rencana pengelolaan Taman Hutan Raya di 3 lokasi.

IX/41

Page 44:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

4) Program Penataan Ruang

Program ini bertujuan untuk menyusun dan mengembangkan pola tata ruang dan mekanisme pengelolaan yang dapat menyerasikan berbagai kegiatan pembangunan dan pemanfaatan air, tanah, serta sumber daya lainnya. Untuk mendukung dan mendorong pengembangan perkotaan dilakukan berbagai kegiatan penataan ruang perkotaan terutama yang berkaitan dengan pembangunan prasarana dan sarana perkotaan. Pada tahun 1994/95 dilaksanakan penataan kawasan kumuh perkotaan di 11 kota yaitu Pekanbaru, Padang, Bukit Tinggi, Yogyakarta, Banjarmasin, Bandar Lampung, Bogor, Bekasi, Mataram, Ambon, dan Manado.

Selain itu pada tahun 1994/95 telah diselesaikan beberapa permasalahan antara lain pelarangan penggunaan lahan beririgasi teknis untuk kegiatan non pertanian dan penyelesaian beberapa konflik penggunaaan lahan. Sementara itu sedang disusun beberapa pedoman, antara lain pedoman pemanfaatan lahan secara ganda atau bersama-sama dan kriteria pemanfaatan kawasan berfungsi lindung untuk dijadikan dasar dalam penyelesaian kasus-kasus tumpang tindih pemanfaatan ruang. Di samping itu sedang dilakukan pula upaya penyelesaian permasalahan perpetaan dalam penataan ruang dan berbagai permasalahan penataan ruang kota yang timbul akibat pembangunan atau perkembangan yang sangat cepat dalam suatu kota.

5) Program Penataan Pertanahan

Program ini bertujuan untuk mengupayakan peningkatan dan pengembangan sistem pengelolaan pertanahan yang terpadu, serasi, efektif, dan efisien, sehingga pemanfaatannya dapat mewujudkan keadilan sosial dan kemakmuran masyarakat. Dengan dilaksanakannya program ini diharapkan sistem penataan penguasaan, pemilikan, dan

IX/42

Page 45:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

pengalihan hak atas tanah termasuk pelaksanaan konsolidasi tanah perkotaan, dapat mendukung pembangunan perumahan dan permukiman, khususnya pembangunan kawasan siap bangun dan kota baru. Dalam tahun 1994/95 dilaksanakan pemetaan penggunaan tanah perkotaan di 42 kota kabupaten, pengendalian penggunaan tanah seluas 101.000 hektare yang tersebar di 27 propinsi, inventarisasi sumber daya lahan di 17 propinsi, penyiapan konsolidasi tanah sebanyak 2.250 persil, pembinaan konsolidasi tanah sebanyak 750 persil, pemetaan tanah khusus kawasan Puncak seluas 10.000 hektare, serta penyusunan rencana persediaan, peruntukan dan penggunaan tanah di 17 Dati II.

IX/43

Page 46:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan
Page 47:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan
Page 48:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

GRAFIK IX 1PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA MELALUI KPR OLEH BTN

1978/79, 1989/90 - 1993/94, 1994/95

(ribu unit rumah/debitur)

Perumnas Swasta

IX/45

Page 49:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

TABEL IX — 2PEMBANGUNAN KAWASAN TERPILIH PUSAT

PENGEMBANGANDESA MENURUT DAERAH TINGKAT I DALAM REPELITA VI 1)

1994/95 (kawasan)

No. Daerah Tingkat I Repelita VI1994/95 2)

1. D.I Aceh 132. Sumatera Utara 133. Sumatera Barat 144. R i a u 125. J a m b i 96. Sumatera Selatan 167. Bengkulu 88. Lampung 149. DKI Jakarta -

10. Jawa Barat 1211. Jawa Tengah 2312. DI Yogyakarta 1413. Jawa Timur 2214, B a l i 1215. Nusa Tenggara Barat 1316. Nusa Tenggara Timur 1417. Timor Timur 818. Kalimantan Barat 1219. Kalimantan Tengah 1420. Kalimantan Selatan 1121. Kalimantan Timur 1222. Sulawesi Utara 2023. Sulawesi Tengah 1024. Sulawesi Selatan 2125. Sulawesi Tenggara 1126. Maluku 827. Irian Jaya 10

J u m l a h 346

1) Merupakan angka tahunan2) Merupakan angka sementara sampai Maret 1995

IX/46

Page 50:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan
Page 51:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

IX/48

Page 52:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan
Page 53:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

IX/50

Page 54:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

TABEL IX – 5PELAKSANAAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

PERMUKIMAN PERKOTAAN MENURUT DAERAH TINGKAT I 1)1989/90 – 1993/94, 1994/95

1) Merupakan angka tahunan2) Merupakan angka sementara sampai Maret 1995

IX/51a

Page 55:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

Lanjutan Tabel IX-5

IX/51b

Page 56:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

TABEL IX - 6PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERDESAANMENURUT DAERAH TINGKAT IDALAM REPELITA VI

Repelita VI1994/1995

No, _ Daerah Tingkat I Jumlah Desa Pengelolaan Setempat PendudukTerlayani

(desa)JAGA(unit)

SPAL(unit)

MCK(unit) (jiwa)

1. D.I. Aceh 69 119 18 48 5.2452. Sumatera Utara 90 525 - 10 3.1153. Sumatera Barat 48 445 30 27 7.3254, R i a u 80 73 - 66 3.6655. J a m b i 53 190 - 33 2.6006. Sumatera Selatan 71 334 140 77 23.0207. Bengkulu 80 305 147 44 22.1008. Lampung 82 80 107 81 17.8259. DKI Jakarta - - - -

10. Jawa Barat 478 17.740 18 75 94.49011. Jawa Tengah 178 15.110 240 62 109.69012. DI Yogyakarta 50 380 290 19 39.10013. Jawa Timur 119 1.596 62 46 18.03014. B a l i 27 - 25 30 4.62515. Nusa Tenggara Barat 192 43.664 - - 217.50016. Nusa Tenggara Timur 97 12.504 48 15 69.57017. Timor Timur - - - - -18. Kalimantan Barat 95 550 - 56 5.74019. Kalimantan Tengah 60 44 - 40 2.22020. Kalimantan Selatan 60 610 - 49 5.54021. Kalimantan Timur 13 95 - 13 1.12522. Sulawesi Utara 34 3.774 68 12 27.97023. Sulawesi Tengah 43 4399 72 66 35.20024. Sulawesi Selatan 60 6.311 - - 32.87525. Sulawesi Tenggara 20 2.790 40 4 19.18026. M a l u k u 47 3.121 50 29 23.30527. Irian Jaya 45 37 - 16 985

Jumlah 2.172 114.984 1.361 918 792.040

Catatan :JAGA : Jamban KeluargaSPAL : Sambungan Pembuangan Air LimbahMCK : Mandi Cuci Kakus

IX/52

Page 57:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

TABEL IX – 7PELAKSANAAN PENYEDIAAN

AIR BERSIH PERKOTAAN MENURUT DAERAH TINGKAT 1)1968, 1989/90 – 1993/94, 1994/95

1) Merupakan angka tahunan2) Terdiri dari hidran/kran umum dan terminal air3) Merupakan angka kumulatif lima tahunan4) Merupakan angka Perbaikan5) Merupakan angka sementara sampai Maret 1995

IX/53a

Page 58:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

Lanjutan Tabel IX - 7

IX/53b

Page 59:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

IX/54

Page 60:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

TABEL IX – 8PELAKSANAAN PENYEDIAAN

AIR BERSIH PERDESAAN MENURUT DAERAH TINGKAT I 1)1989/90, 1993/94, 1994/95

1) Merupakan angka tahunan2) Merupakan angka sementara sampai Maret 19953) Terdiri dari hidran/kran umum dan terminal air4) Terdiri dari sumur Artesis, Sumur Pompa Tangan Dalam, Sumur Pompa Tangan Dangkal dan Sumur Gali

IX/55a

Page 61:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

Lanjutan Tabel IX – 8

IX/55b

Page 62:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan

IX/56

Page 63:  · Web viewJuga sedang dilakukan penyiapan peraturan pemerintah tentang RTRWN dan Pedoman serta Tata Cara Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Kawasan Perkotaan,. Kawasan Perdesaan