ulumcentre.files.wordpress.com€¦ · web viewakuntansi mengenal dua dasar yaitu dasar akrual...
TRANSCRIPT
BAB 08PENYESUAIAN PEMBUKUAN
PENDAHULUAN
A. Diskripsi Singkat
Bab ini menjelaskan dan mengilustrasikan penyesuaian pembukuan dalam sistim
akuntansi yang berbasis acrual. Basis accrual menghendaki pendapatan maupun biaya
dicatat pada saat terjadinya walaupun belum menerima kas (untuk pendapatan) atau
mengeluarkan kas (untuk biaya). Penyesuaian sangat diperlukan agar data-data dalam
laporan keuangan disajikan secara andal, oleh karena itu dilakukan pada setiap akhir
periode akuntansi sebelum dilakukan penutupan buku (akun-akun nominal).
B. Relevansi Bab
Bab ini mengilustrasikan proses penyesuaian pada akhir periode akuntansi, yang
merupakan kelanjutan dari proses posting (pembukuan) ke buku besar dan mata rantai
dari proses pembuatan laporan keuangan.
C. Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan pengertian penyesuaian dan alasan diperlukannya.
2. Menyebutkan objek-objek penyesuaian dan konsep penyesuaiannya.
3. Menjelaskan teknik dan prosedur penyesuaian
4. Menganalisis data penyesuaian dan membuat jurnal penyesuaiannya
PENYAJIAN
A. Pengertian Penyesuaian
Prosedur rutin tiap akhir tahun untuk membawa pos-pos pelaporan
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya pada tanggal laporan. Prosedur ini
dilaksanakan dalam bentuk pembuatan jurnal penyesuaian. Alasan dilakukan
penyesuaian adalah: Kepraktisan, Alokasi periodik, Pelaksanaan asas akrual, Konsep
penandingan (matching)
Akuntansi mengenal dua dasar yaitu dasar akrual dan dasar tunai. Dalam
dasar akrual, akuntansi mengakui pengaruh transaksi pada saat transaksi tersebut
terjadi. Apabila terjadi transaksi pemberian jasa, penjualan barang, atau pengeluaran
biaya, maka transaksi-transaksi tersebut akan dicatat dalam pembukuan sebagai
pendapatan atau biaya, tanpa memandang apakah kas sudah diterima atau
dikeluarkan. Sebaliknya apabila digunakan dasar tunai, maka dalam akuntansi hanya
akan dilakukan pencatatan apabila telah terjadi penerimaan atau pengeluaran kas.
Prinsip akuntansi Indonesia menghendaki agar perusahaan menggunakan dasar
akrual. Hal ini berarti bahwa pendapatan harus diakui pada saat pendapatan
diperoleh, dan biaya diakui pada saat biaya tersebut terjadi tanpa memandang
apakah kas dari transaksi tersebut telah diterima atau dibayar.
B. Objek-objek dan Konsep Penyesuaian
1. Sediaan bahan habis pakai
2. Sediaan barang dagangan
3. Depresiasi, amortisasi, deplesi
4. Kerugian piutang
5. Pajak penghasilan
6. Pengeluaran belum menjadi biaya
7. Biaya yang pengeluarannya belum terjadi
8. Penerimaan yang belum dapat diakui sebagai pendapatan
9. Pendapatan yang kasnya belum diterima
C. Teknik dan Prosedur Penyesuaian
Teknik langsung: Mencatat langsung penyesuaian ke buku jurnal dan buku besar sehingga
daftar saldo automatis berisi saldo yang telah disesuaikan.
Prosedur penyesuaian dengan teknik langsung:
1. Menyiapkan data dan bukti pembukuan
2. Menjurnal transaksi penyesuaian
3. Mengakunkan jurnal penyesuaian
4. Menyusun daftar saldo (bila perlu)
5. Menyusun statemen keuangan
Teknik Kertas Kerja: Mencatat penyesuaian di kertas kerja untuk mengevaluasi hasil
operasi perusahaan secara keseluruhan.
Prosedur penyesuaian dengan teknik kertas kerja:
1. Mengumpulkan data penyesuaian
2. Menyiapkan kertas kerja
3. Menyelesaikan kertas kerja sehingga diperoleh daftar saldo sesuaian
4. Menyusun statemen keuangan
5. Menjurnal secara resmi penyesuaian dan menyesuaikan buku besar
D. Konsep dan Contoh Penyesuaian
Saldo-saldo di dalam neraca saldo biasanya memerlukan penyesuaian untuk
mengakui hal-hal sebagai berikut :
1. Piutang Pendapatan : yaitu pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaaan
tetapi belum dicatat.
2. Utang Biaya : yaitu biaya-biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan tetapi
belum dicatat.
3. Pendapatan Diterima di Muka : yaitu pendapatan yang sudah diterima, tetapi
sebenarnya merupakan pendapatan untuk periode yang akan datang.
4. Biaya Dibayar di Muka : yaitu biaya-biaya yang sudah dibayar tetapi sebenarnya
harus dibebankan pada periode yang akan datang.
5. Kerugian Piutang : yaitu taksiran kerugian yang timbul karena adanya piutang
yang tidak bias ditagih.
6. Depresiasi (Penyusutan) : yaitu penyusutan aktiva tetap yang harus dibebankan
pada suatu periode akuntansi.
7. Biaya Pemakaian Perlengkapan : yaitu bagian dari harga beli perlengkapan yang
telah dikonsumsi selama periode akuntansi.
Berikut ini adalah contoh cara melakukan penyesuaian yang dilakukan oleh
Foto AA pada akhir tahun 2007. Perusahaan ini didirikan oleh Abubakar pada tanggal
1 Januari 2007.
Data dalam neraca saldo di atas belum seluruhnya siap untuk secara langsung
dicantumkan pada laporan keuangan karena adanya informasi-informasi berikut :
1. Masih harus diterima pendapatan bunga dari obligasi yang nilai nominalnya Rp
10.000,00, bunga 6%, pembayaran bunga tiap tanggal 1 April dan 1 Oktober.
2. Masih harus dibayar gaji pegawai bulan Desember Rp 2.000,00.
3. Pendapatan sewa yang diterima di muka Rp 6.000,00.
4. Asuransi dibayar di muka pada tanggal 31 Desember 2007 adalah Rp 4.000,00.
FOTO AA
Neraca Saldo
Nama RekeningSaldo
Debet Kredit
Kas
Surat Berharga
Piutang Dagang
Perlengkapan Fotografi
Perlengkapan Kantor
Asuransi Dibayar di Muka
Peralatan Fotografi
Peralatan Kantor
Gedung
Utang Dagang
Modal, Abubakar
Pendapatan Foto Studio
Biaya Kantor
Gaji Pegawai
Rp 52.350,00
10.000,00
18.200,00
96.150,00
41.300,00
10.000,00
480.000,00
115.000,00
1.000.000,00
20.000,00
22.000,00
Rp 12.000,00
1.363.000,00
457.650,00
5. Kerugian piutang ditaksir 1% dari pendapatan foto AA .
6. Depresiasi (penyusutan) aktiva tetap dilakukan atas dasar tarif sebagai berikut :
Depresiasi peralatan fotografi ditaksir 20% setahun.
7. Perlengkapan yang masih tersisa pada tanggal 31 Desember 2007 adalah
sebagai berikut :
a. Perlengkapan fotografi Rp 32.400,00.
b. Perlengkapan kantor Rp 15.500,00.
Dengan adanya informasi di atas, maka data dalam neraca saldo harus
disesuaikan sehingga informasi tersebut tercakup dalam laporan keuangan
perusahaan. Penyesuaian atas data dalam neraca saldo ini harus dilakukan dengan
melalui jurnal yang disebut jurnal penyesuaian. Ini berarti bahwa data dalam buku
besar juga harus disesuaikan.
Penyesuaian yang diperlukan dalam pembukuan Foto AA akan diterangkan di bawah ini :
1) Piutang Pendapatan
Apabila suatu pendapatan telah menjadi hak perusahaan tetapi belum diterima pada
periode yang bersangkutan, maka pada akhir periode harus dibuat jurnal penyesuaian untuk
mengakui jumlah pendapatan yang belum diterima tersebut sebagai pendapatan. Dalam
contoh di atas dilukiskan bahwa Foto AA memiliki suatu surat berharga berupa obligasi yang
bernilai nominal Rp 10.000,00 dengan bunga 6% yang dibeli pada tanggal 1 Maret 2007.
Karena bunga obligasi tersebut dibayar pada tiap-tiap tanggal 1 April dan 1 Oktober, maka
pada tanggal 31 Desember sebenarnya perusahaan sudah mempunyai tagihan bunga
selama 3 bulan yaitu untuk bulan-bulan Oktober, November dan Desember yang seluruhnya
berjumlah Rp 150,00.
Informasi tentang piutang bunga per 31 Desember 2007 dan jumlah pendapatan bunga
untuk tahun 2007 dilukiskan dengan cara sebagai berikut :
Penerimaan bunga yang terakhir Penarikan bunga berikutnya akan
dalam tahun 2007 adalah tanggal 1
Oktober 2007
diterima pada tanggal : 1 April 2008
untuk periode 1 Oktober 2007 – 31
Maret 2007
Bunga antara tanggal 1 Oktober
2007 sampai dengan tanggal 31
Desember 2007 adalah Rp 150,00
Bunga antara tanggal 1 Januari 2008
sampai dengan tanggal 31 Maret
2008 Rp 150,00 yang akan diakui
sebagai pendapatan tahun 2008.
Pendapatan bunga untuk tahun 2007 adalah :
Pendapatan bunga (dalam neraca saldo).................................. Rp 350,00
Piutang bunga pada tanggal 31 Desember 2007 seperti
yang ditunjukkan dalam data penyesuaian............................... Rp 150,00
Pendapatan bunga tahun 2007................................................. Rp 500,00
Penyesuaian untuk mencatat piutang bunga adalah sebagai berikut :
2007
Des 31 Piutang Bunga Rp 150,00 -
Pendapatan Bunga Rp 150,00
Setelah informasi di atas dicatat dengan jurnal penyesuaian, maka langkah selanjutnya
adalah membukukan jurnal tersebut ke dalam buku besar sehingga rekening-rekening yang
bersangkutan akan nampak sebagai berikut :
2007
Des. 31 Penyesuaian Rp 150,00
-
Akhir periode akuntansi 31 Desember
2007, diadakan penyesuaian untuk
Piutang Bunga : Rp 150,00
Piutang Bunga
Pendapatan Bunga
2007
Des. 31 Saldo Rp 350,00
31 Penyesuaian Rp 150,00
Rekening-rekening di atas selanjutnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Piutang Bunga : dicantumkan dalam neraca sebagai aktiva lancar.
Pendapatan Bunga : dicantumkan dalam laporan rugi-laba sebagai pendapatan lain-lain.
2) Utang Gaji
Biaya-biaya yang sudah menjadi beban pada suatu periode tetapi sampai akhir periode
yang bersangkutan belum dibayar, harus dicantumkan dalam neraca sebagai utang biaya
dan harus termasuk pula dalam saldo rekening biaya. Dalam contoh di atas dikemukakan
bahwa pada tanggal 31 Desember 2007 masih harus dibayar gaji pegawai sebesar Rp
2.000,00. Data ini berarti bahwa saldo rekening Gaji Pegawai yang tercantum dalam neraca
saldo sebesar Rp 22.000,00 masih harus ditambah dengan Rp 2.000,00 yaitu untuk gaji
pegawai bulan Desember yang belum dibayar tetapi sudah menjadi beban periode 2007
Perhitungan gaji pegawai untuk tahun 2007 adalah :
Gaji Pegawai (dalam neraca saldo)........................................... Rp 22.000,00
Utang Gaji pada tanggal 31 Desember 2007 seperti
yang disebutkan dalam data penyesuaian................................ Rp 2.000,00
Gaji Pegawai tahun 2007......................................................... Rp 24.000,00
Jurnal Penyesuaian untuk mencatat utang biaya adalah sebagai berikut :
2007
Des 31 Gaji Pegawai Rp 2.000,00 -
Utang Gaji Rp 2.000,00
Setelah jurnal penyesuaian di atas dibukukan ke buku besar, maka rekening-rekening yang
bersangkutan akan nampak sebagai berikut :
Gaji Pegawai
2007
Des. 31 Saldo Rp22.000,00
31 Penyesuaian Rp 2.000,00
2007
Des. 31 Penyesuaian Rp 2.000,00
Rekening-rekening di atas selanjutnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Gaji Pegawai : dicantumkan dalam laporan rugi-laba sebagai biaya operasi.
Utang Gaji : dicantumkan dalam neraca sebagai kewajiban lancar.
3) Pendapatan Diterima di Muka
Pendapatan yang diterima di muka tidak boleh diperhitungkan sebagai pendapatan,
melainkan harus diperlakukan sebagai utang, sebab pada hakekatnya perusahaan belum
berhak atas pendapatan tersebut.
Dalam contoh pada Foto AA di atas dinyatakan bahwa pada tanggal 31 Desember 2007
terdapat pendapatan yang diterima di muka sebesar Rp 6.000,00. Penerimaan ini sudah
termasuk dalam rekening Pendapatan Sewa yang sampai dengan tanggal 31 Desember 2007
seluruhnya berjumlah Rp 36.000,00 seperti terlihat dalam neraca saldo. Dengan demikian
jumlah yang belum menjadi hak perusahaan ini harus dikeluarkan dari rekening Pendapatan
Sewa. Informasi di atas dapat dilukiskan dengan cara sebagia berikut :
Utang Gaji
Pendapatan sewa yang telah diterima selama tahun
2007 Rp 36.000,00.
Perhitungan Pendapatan Sewa untuk tahun 2007 :
Pendapatan Sewa (dalam neraca saldo)................................... Rp 36.000,00
Pendapatan sewa diterima di muka per 31 Desember 2007
seperti yang dinyatakan dalam data penyesuaian.................... (Rp 6.000,00)
Pendapatan sewa tahun 2007................................................. Rp 30.000,00
Penyesuaian untuk pendapatan diterima di muka adalah sebagai berikut :
2007
Des 31 Pendapatan Sewa Rp 6.000,00 -
Pendapatan Bunga Rp 6.000,00
Diterima di Muka
Apabila Jurnal penyesuaian di atas dibukukan ke buku besar, maka rekening-rekening yang
bersangkutan akan nampak sebagai berikut :
2007 2007
Des. 31 Penyesuaian Rp6.000,00 Des. Saldo Rp36.000,00
Pendapatan sewa yang diperhitungkan
untuk tahun 2007 Rp 30.000,00
Pendapatan yang diterima di muka Rp
6.000,00
Akhir periode akuntansi 2007 diadakan penyesuaian
untuk mencatat pendapatan yang diterima di muka
sebesar Rp 6.000,00
Pendapatan Sewa
Pendapatan Sewa Diterima di Muka
2007
Des. Penyesuaian Rp 6.000,00
Selanjutnya rekening-rekening di atas dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Pendapatan Sewa : dicantumkan dalam laporan rugi-laba sebagai pendapatan lalin-lain.
Pendapatan Sewa
Diterima di Muka : dicantumkan dalam neraca sebagai kewajiban lancar.
Jumlah penyesuaian untuk mencatat pendapatan diterima di muka tergantung pada
cara yang digunakan pada waktu menjurnal penerimaan pendapatan yang bersangkutan.
Dalam contoh di atas dapat kita lihat bahwa pada waktu menerima pendapatan sewa di
dalam jurnal Foto AA telah dikredit rekening Pendapatan Sewa. Transaksi penerimaan
pendapatan ini dapat juga dicatat (pada waktu terjadinya) dengan mengkredit rekening
Pendapatan Diterima di Muka, sehingga pada akhir periode yang nampak di dalam neraca
saldo adalah rekening Pendapatan Sewa Diterima di Muka sebesar Rp36.000,00.
Penyesuaian untuk pendapatan diterima di muka adalah sebagai berikut :
2007
Des 31 Pendapatan Sewa D.D Rp30.000,00
Pendapatan Sewa - Rp 30.000,00
Setelah diadakan penyesuaian maka rekening-rekening di atas akan nampak dalam buku
besar sebagai berikut :
2007 2007
Des. 31 Penyesuaian Rp30.000,00 Des. Saldo Rp36.000,00
Pendapatan Sewa Diterima di Muka
Pendapatan Sewa
2007
Des. Saldo Rp30.000,00
Selanjutnya rekening-rekening ini dapat diklasifikasikan dengan cara yang sama seperti
dalam contoh di atas dan hasil akhirnya menunjukkan jumlah-jumlah yang sama yaitu
rekening Pendapatan Sewa menunjukkan saldo kredit Rp30.000,00 dan rekening
Pendapatan Sewa Diterima di Muka menunjukkan saldo kredit Rp6.000,00.
Kedua prosedur untuk mencatat pendapatan sewa seperti telah diuraikan di atas dapat
kita bandingkan sebagai berikut :
Penerimaan Sewa Dicatat dalam Rekening
Pendapatan Sewa
Kas…………. Rp36.000,00
Pendapatan Sewa…….. Rp36.000,00
Penerimaan Sewa Dicatat dalam Rekening
Pendapatan Sewa Diterima di Muka
Kas……………. Rp36.000,00
Pend. Sewa D.D… Rp36.000,00
Jurnal Penyesuaian :
Pendapatan Sewa Rp6.000,00
Pendapatan Sewa D. D Rp6.0000,00
Jurnal Penyesuaian :
Pendapatan Sewa D.D…. Rp30.000,00
Pendapatan Sewa….. Rp30.000,00
Buku Besar :
Pendapatan Sewa
Rp6.000,00 Rp36.000,00
Pendapatan Sewa Diterima
di Muka
Rp6.000,00
Buku Besar :
Pendapatan Sewa
Rp30.000,00
Pendapatan Sewa Diterima
di Muka
Rp30.000,00 Rp36.000,00
Dari perbandingan di atas dapat disimpulkan bahwa kedua cara pencatatan tersebut akan
mencapai hasil yang sama, walaupun pencatatan di dalam jurnalnya menggunakan prosedur
yang berbeda dan jurnal penyesuaiannya dengan sendirinya harus berbeda pula.
4) Biaya Dibayar di Muka
Perusahaan seringkali melakukan pembayaran biaya di muka, artinya membayar sejumlah
biaya untuk beberapa waktu yang akan datang dan kadang-kadang melampui batas akhir
periode akuntansi. Apabila pada akhir periode akuntansi dijumpai biaya-biaya yang
seharusnya dibebankan pada periode yang akan datang, maka harus dilakukan penyesuaian
untuk menentukan bagian yang harus dibebankan pada periode yang bersangkutan dan
bagian biaya yang masih berstatus sebagai biaya dibayar di muka.
Dalam contoh di atas dapat kita lihat bahwa saldo rekening Biaya Asuransi Dibayar di
Muka dalam neraca saldo Foto AA per 31 Desember 2007 menunjukkan jumlah Rp10.000,00
dan data untuk penyesuaian memberikan informasi bahwa per tanggal 31 Desember 2007
jumlah biaya asuransi dibayar di muka adalah Rp4.000,00. Jelaslah bahwa data yang
tercantum dalam neraca saldo sudah tidak sesuai dan oleh karenanya memerlukan
penyesuaian. Informasi di atas dapat dijelaskan dengan cara berikut :
Perhitungan biaya asuransi untuk tahun 2007 adalah :
Biaya asuransi dibayar di muka menurut neraca
saldo per 31 Desember 2007.................................................... Rp 10.000,00
Biaya asuransi dibayar di muka pada tanggal 31 Desember
2007 seperti yang ditunjukkan dalam data
untuk penyesuaian................................................................... (Rp 4.000,00)
Biaya asuransi untuk tahun 2007............................................. Rp 6.000,00
Penyesuaian untuk mencatat biaya asuransi dibayar di muka adalah sebagai berikut :
Premi asuransi yang dibayar selama tahun 2007 dan
dicatat dalam rekening Biaya Asuransi Dibayar di
Muka Rp10.000,00
Premi asuransi yang menjadi biaya untuk tahun 2007 Rp6.000,00
Premi asuransi yang belum menjadi biaya sampai dengan tanggal 31 Desember 2007 Rp4.000,00 (masih merupakan biaya dibayar di muka)
Akhir periode akuntansi 31 Desember 2007 harus
diadakan penyesuaian untuk mencatat biaya
asuransi Rp 6.000,00
2007
Des 31 Biaya Asuransi Rp6.000,00 -
Biaya Asuransi D.D - Rp 6.000,00
Setelah jurnal penyesuaian di atas dibukukan ke buku besar, maka rekening-rekening yang
bersangkutan akan nampak sebagai berikut :
2007 2007
Des. 31 Saldo Rp10.000,00 Des. 31 Penyesuaian Rp6.000,00
2007
Des. Penyesuaian Rp6.000,00
Selanjutnya rekening-rekening di atas dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Biaya Asuransi Dibayar
di Muka : dicantumkan dalam neraca sebagai aktiva lancar.
Biaya Asuransi : dicantumkan dalam laporan rugi-laba sebagai biaya operasi.
Jurnal penyesuaian di atas biaya dibayar di muka tergantung pada cara yang digunakan pada
waktu menjurnal pembayaran biaya yang bersangkutan. Dalam contoh di atas dapat kita
lihat bahwa pada waktu membayar premi asuransi di dalam jurnal Foto AA telah didebit
rekening Biaya Asuransi Dibayar di Muka. Transaksi pembayaran premi asuransi ini dapat
juga dijurnal (pada waktu terjadinya) dengan mendebit rekening Biaya Asuransi sehingga
pada akhir periode yang nampak di dalam neraca saldo adalah saldo rekening Biaya Asuransi
sebesar Rp 10.000,00. Dengan data penyesuaian yang sama seperti di atas, maka jurnal
penyesuaian yang harus dilakukan pada tanggal 31 Desember 2007 adalah sebagai berikut :
Biaya Asuransi Dibayar di Muka
Biaya Asuransi
2007
Des 31 Biaya Asuransi Dibayar di Muka Rp4.000,00-
Biaya Asuransi - Rp4.000,00
Setelah diadakan penyesuaian maka rekening-rekening di atas akan nampak dalam buku
besar sebagai berikut :
2007 2007
Des. 31 Saldo Rp10.000,00 Des. 31 Penyesuaian Rp4.000,00
2007
Des. Penyesuaian Rp4.000,00
Selanjutnya rekening-rekening ini dapat diklasifikasikan dengan cara yang sama seperti
contoh di atas dan hasil akhirnya menunjukkan jumlah-jumlah yang sama yaitu rekening
Biaya Asuransi menunjukkan saldo debit Rp6.000,00 dan rekening Biaya Asuransi Dibayar di
Muka menunjukkan saldo debit Rp4.000,00
Apabila kedua prosedur untuk mencatat pembayaran premi asuransi di atas
diperbandingkan, akan nampak hal-hal sebagai berikut :
Pembayaran premi asuransi dicatat dalam
rekening Biaya Asuransi
Biaya Asuransi Rp10.000,00
Kas…….. Rp10.000,00
Pembayaran premi asuransi dicatat dalam
rekening Asuransi Dibayar di Muka
Asuransi Dibayar di Muka Rp10.000,00
Kas ……………….. Rp10.000,00
Jurnal Penyesuaian : Jurnal Penyesuaian :
Biaya Asuransi
Biaya Asuransi Dibayar di Muka
Asuransi Dibayar di Muka Rp4.000,00
Biaya Asuransi …………… Rp 4.000,00
Biaya Asuransi ……… Rp6.000,00
Asuransi Dibayar di Muka Rp6.000,00
Buku Besar :
Biaya Asuransi
Rp 10.000,00 Rp 4.000,00
Asuransi Dibayar di Muka
Rp 4.000,00
Buku Besar :
Biaya Asuransi
Rp 6.000,00
Asuransi Dibayar di Muka
Rp 10.000,00 Rp 6.000,00
Dari perbandingan di atas jelaslah bahwa walaupun prosedur pencatatan untuk
mencatat pembayaran premi asuransi dapat dilakukan dengan dua cara yang berbeda,
tetapi pada akhirnya akan menunjukkan hasil atau keadaan yang sama, dengan jurnal
penyesuaian yang berbeda.
5) Kerugian Piutang
Piutang dagang timbul karena adanya penjualan secara kredit. Syarat penjualan lebih
menarik bagi si pembeli karena pembayaran bisa dilakukan beberapa waktu kemudian.
Namun apabila ditinjau dari segi perusahaan yang memberikan kredit, syarat demikian
mengandung risiko walaupun di lain pihak volume penjualan mungkin dapat ditingkatkan.
Risiko terjadi bilamana debitu (pengambilan kredit) tidak melaksanakan kewajibannya
sehingga mengakibatkan perusahaan menderita rugi. Keadaan demikian sering dialami oleh
perusahaan yang biasa melakukan penjualan secara kredit, bahkan peristiwa demikian
hampir dapat dipastikan akan terjadi.
Kerugian karena adanya piutang yang tak dapat ditagih ini dapat dicatat dalam
pembukuan dengan dua cara, yaitu :
1) Pada saat ada kepastian bahwa piutang tidak mungkin dapat ditagih.
2) Pada periode di mana penjualan kredit terjadi.
Apabila perusahaan menggunakan cara kedua, maka pada tiap akhir periode akuntansi
diadakan penaksiran kerugian piutang yang biasanya didasarkan atas presentase dari jumlah
penjualan dalam periode yang bersangkutan.
Dalam data penyesuaian di atas dikemukakan bahwa taksiran kerugian piutang ditaksir
1% dari pendapatan foto studio. Ini berarti bahwa taksiran kerugian piutang yang ditetapkan
oleh Foto AA untuk tahun 2007 adalah 1% x Rp457.650,00 = Rp4.576,50. Data di atas dicatat
dengan menggunakan jurnal penyesuaian sebagai berikut :
2007
Des 31 Kerugian Piutang Rp4.576,00-
Cadangan Kerugian Piutang - Rp4.576,00
Apabila jurnal penyesuaian di atas dibukukan ke buku besar, maka rekening-rekening
yang bersangkutan akan nampak sebagai berikut :
2007
Des 31 Penyesuaian Rp4.576,00
2007
Des 31 Penyesuaian Rp4.576,00
Selanjutnya rekening-rekening di atas dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kerugian Piutang : dicantumkan dalam laporan rugi-laba dan dimasukkan
dalam kelompok biaya operasi.
Cadangan Kerugian Piutang : dicantumkan dalam neraca dimasukkan sebagai
pengurang terhadap saldo rekening Piutang Dagang.
Rekening Cadangan Kerugian Piutang ini disebut rekening penilaian atau rekening
pengurang. Disebut rekening pengurang oleh karena rekening ini di dalam neraca harus
Kerugian Piutang
Cadangan Kerugian Piutang
dikurangkan terhadap rekening Piutang sehingga rekening Piutang akan menunjukkan nilai
bersihnya. Contoh cara penyajian rekening Cadangan Kerugian Piutang dalam neraca adalah
sebagai berikut :
Foto AANeraca
31 Desember 2007
Kas Rp 52.350,00Piutang Dagang Rp 18.200,00Cadangan Kerugian Piutang Rp 4.576,00
Rp 13.624,00
6) Depresiasi (Penyusutan)
Semua aktiva tetap kecuali tanah yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan untuk
beroperasi, akan semakin menyusut nilainya bersamaan dengan berjalannya waktu. Sebab-
sebab terjadinya penyusutan ini bisa bermacam-macam seperti misalnya : susut karena
dipakai, pengaruh iklim, menjadi tua, dan sebagainya. Proses ini akan menyebabkan nilai
aktiva tetap menjadi berkurang dan hal ini disebut penyusutan atau depresiasi. Oleh karena
itu harga perolehan aktiva tetap harus dialokasikan sebagai biaya penyusutan selama masa
penggunaan aktiva tersebut.
Pembebanan penyusutan ini biasanya dilakukan pada tiap akhir periode melalui jurnal
penyesuaian yaitu dengan mendebit rekening Depresiasi dan mengkredit rekening
Akumulasi Depresiasi.
Untuk lebih menjelaskan masalah ini, marilah kita hubungkan persoalan ini dengan
data penyesuaian dari neraca saldo Foto AA per-31 Desember 2007 di atas.
a. Depresiasi Peralatan Fotografi
Dalam data penyesuaian dikemukakan bahwa penyusutan peralatan fotografi
ditetapkan 20% setahun dan dalam neraca saldo dapat dilihat bahwa harga perolehan
peralatan fotografi adalah Rp480.000,00. Dengan demikian penyusutan peralatan
fotografi per tahun adalah 20% x Rp480.000,00 = Rp96.000,00. Hal ini dicatat dengan
jurnal penyesuaian sebagai berikut :
Apabila jurnal penyesuaian di atas dibukukan ke buku besar, maka rekening-rekening
yang bersangkutan akan nampak sebagai berikut :
2007
Des 31 Penyesuaian Rp96.000,00
2007
Des 31 Penyesuaian Rp96.000,00
Selanjutnya rekening-rekening di atas dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Depresiasi Peralatan
Fotografi : dicantumkan dalam laporan rugi-laba sebagai biaya-biaya
operasi.
Akum.Dep Perl.Ft : dicantumkan dalam neraca sebagai rekening penilaian atau
rekening pengurang terhadap rekening Peralatan Fotografi.
Cara penyajian rekening akumulasi Depresiasi dalam neraca adalah sebagai berikut :
Foto AANeraca
31 Desember 2007
Peralatan Fotografi Rp480.000,00Akumulasi Dep.Perl. Fotografi Rp 96.000,00
Rp 384.000,00
7) Pemakaian Perlengkapan
Perlengkapan adalah bahan-bahan yang dibeli dengan maksud untuk digunakan dalam
operasi perusahaan (tidak untuk dijual kembali). Dalam contoh di atas, Foto AA memiliki dua
macam perlengkapan, yaitu perlengkapan fotografi (kertas foto, dan bahan-bahan kimia)
Depresiasi Peralatan Fotografi
Akumulasi Depresiasi Peralatan Fotografi
dan perlengkapan kantor (kertas, karbon, tinta, dan sebagainya). Kedua macam
perlengkapan tersebut dicatat pada saat dibeli sebesar harga belinya.
Apabila selama periode akuntansi Foto AA tidak melakukan pencatatan pemakaian
perlengkapan, maka pada akhir periode perlu dilakukan perhitungan fisik atas perlengkapan
yang masih tersisa, sehingga dapat ditentukan jumlah pemakaian perlengkapan untuk
periode yang bersangkutan. Jumlah pemakaian perlengkapan tersebut kemudian dicatat
dalam pembukuan melalui jurnal penyesuaian.
a) Pemakaian Perlengkapan Fotografi
Saldo rekening perlengkapan Fotografi dalam neraca saldo adalah Rp96.150,00.
Berdasarkan hasil perhitungan fisik tanggal 31 Desember 2007, jumlah perlengkapan
fotografi yang masih tersisa adalah Rp32.400,00. Ini berarti bahwa pemakaian
perlengkapan fotografi selama tahun 2007 adalah Rp63.750,00 (Rp96.150,00 –
Rp32.400,00). Jumlah pemakaian perlengkapan tersebut dicatat dengan jurnal
penyesuaian sebagai berikut :
2007
Des 31 Biaya Perlengkapan Fotografi Rp63.750,00 -
Perlengkapan Fotografi - Rp63.750,00
Rekening-rekening yang bersangkutan dalam buku besar akan nampak sebagai berikut :
2007
Des 31 Penyesuaian Rp63.750,00
2007
Des 31 Penyesuaian Rp63.750,00
Biaya Perlengkapan Fotografi
Perlengkapan Fotografi
Selanjutnya rekening-rekening di atas dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Perlengkapan Fotografi: dicantumkan dalam neraca sebagai aktiva lancar.
Biaya Perlengkapan
Fotografi : dicantumkan dalam laporan rugi-laba sebagai biaya operasi.
b) Pemakaian Perlengkapan Kantor
Saldo rekening perlengkapan kantor dalam neraca saldo adalah Rp41.300,00. Hasil
perhitungan fisik atas perlengkapan kantor menunjukkan bahwa jumlah perlengkapan
kantor yang masih tersisa pada tanggal 31 Desember 2007 adalah Rp15.500,00. Ini
berarti bahwa pemakaian perlengkapan kantor selama tahun 2007 berjumlah
Rp25.800,00 (Rp41.300,00 – Rp15.500,00). Jumlah pemakaian perlengkapan kantor ini
harus dicatat dalam pembukuan melalui jurnal penyesuaian sebagai berikut :
2007
Des 31 Biaya Perlengkapan Kantor Rp25.800,00 -
Perlengkapan Kantor - Rp25.800,00
Rekening-rekening yang bersangkutan dalam buku besar akan nampak sebagai berikut :
2007
Des 31 Penyesuaian Rp25.800,00
2007
Des 31 Penyesuaian Rp25.800,00
Selanjutnya rekening-rekening di atas dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Perlengkapan Kantor : dicantumkan dalam neraca sebagai aktiva lancar.
Biaya Perlengkapan
Fotografi : dicantumkan dalam laporan rugi-laba sebagai biaya operasi.
Biaya Perlengkapan Fotografi
Perlengkapan Kantor
PENUTUP
A. Tes FormatifBerikut ini adalah sebagian akun beserta saldonya yang diambil dari pembukuan Morgan Company pada tanggal 31 Desember 2011Persediaan barang dagangan.... $121.400Persekot asuransi........................ $2.480BHP toko...................................... $2.120Peralatan toko............................. $166.200Akumulasi depresiasi-peralatan toko........ $84.600Hutang gaji...................................$0Biaya depresiasi-peralatan toko..... $0Biaya BHP toko............................... $0Biaya gaji kantor............................. $52.200Biaya gaji pemasaran...................... $82.800Biaya asuransi................................. $0Harga pokok penjualan (HPP)......... $0pembelian...................................... $513.700
Data untuk penyesuaian 31 Desember 2011:Persediaan barang dagangan pada 31 Desember 2011............... $100.000Asuransi yang telah kadaluarsa (expired) selama setahun ... $1.560BHP toko yang masih ada pada tanggal 31 Desember..... $520Depreciation selama setahun (2011) ........................................ $9.300Gaji yang masih harus dibayar pada 31 Desember 2011
Gaji pemasaran............................................................ $1.500Gaji kantor............................................................ $1.200
Pertanyaan:Buatlah jurnal penyesuaian!!
B. Kunci Jawaban
Biaya Asuransi $1.560Persekot Asuransi $1.560
Biaya BHP Toko $560BHP Toko $560
Biaya Depresiasi peralatan toko $9.300Akumulasi depr. Peralatan toko $9.300
Biaya gaji pemasaran $1.500Biaya gaji kantor $1.200
Hutang gaji $2.700