repository.bsi.ac.id · web view3. sebagai referensi dan masukan bagi mahasiswa bina sarana...

139
ANALISA KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) BERMASALAH PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK, KANTOR CABANG JAKARTA CAWANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Diploma Tiga (D.III) NURATIKAH NIM : 61130092

Upload: others

Post on 05-Dec-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

ANALISA KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR)

BERMASALAH PADA PT. BANK TABUNGAN

NEGARA (PERSERO) TBK, KANTOR

CABANG JAKARTA CAWANG

TUGAS AKHIRDiajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Diploma Tiga (D.III)

NURATIKAH

NIM : 61130092

Program Studi Akuntansi

Akademi Manajemen Keuangan Bina Sarana Informatika

Jakarta

2016

Page 2: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : NuratikahNIM : 61130092Program Studi : AkuntansiPerguruan Tinggi : AMK Bina Sarana Informatika

Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir yang telah saya buat dengan judul: “Analisa Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bermasalah Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kantor Cabang Jakarta Cawang”, adalah asli (orsinil) atau tidak plagiat (menjiplak) dan belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dimanapun dan dalam bentuk apapun.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun juga. Apabila dikemudian hari ternyata saya memberikan keterangan palsu dan atau ada pihak lain yang mengklaim bahwa tugas akhir yang telah saya buat adalah hasil karya milik seseorang atau badan tertentu, saya bersedia diproses baik secara pidana maupun perdata dan kelulusan saya dari Akademi Manejemen Keuangan Bina Sarana Informatika dicabut/dibatalkan.

Dibuat di : JakartaPada tanggal : 22 Juni 2016

Yang menyatakan

Nuratikah

ii

Page 3: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : NuratikahNIM : 61130092Prgram Studi : Akuntansi Perguruan Tinggi : AMK Bina Sarana Informatika

Dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Akademi Manajemen Keuangan Bina Sarana Informatika, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-exclusive Royalti-Free Right) atas karya ilmiah kami yang berjudul: “Analisa Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bermasalah Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kantor Cabang Jakarta Cawang”, beserta perangkat yang diperlukan (apabila ada).

Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini pihak Akademi Manajemen Keuangan Bina Sarana Informatika berhak menyimpan, mengalih-media atau format-kan, mengelolaannya dalam pangkalan data (database), mendistribusikannya dan menampilkan atau mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari kami selama tetap mencantumkan nama kami sebagai penulis/pencipta karya ilmiah tersebut.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Akademi Manajemen Keuangan Bina Sarana Informatika, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : JakartaPada tanggal : 22 Juni 2016

Yang menyatakan,

Nuratikah

3

Page 4: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

4

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,

atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang memberikan kekuatan kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir dengan judul “Analisa

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bermasalah Pada PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk, Kantor Cabang Jakarta Cawang”. Tugas Akhir ini diajukan

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Diploma Tiga (D.III) Jurusan Program

Studi Akuntansi Akademi Manajemen Keuangan Bina Sarana Informatika (BSI)

Jakarta. Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Dalam penulis Tugas Akhir ini banyak pihak-pihak yang membantu penulis

menyelesaikan Tugas Akhir ini. Untuk itu dengan sepenuh hati penulis

mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Direktur Akademi Manajemen Keuangan Bina Sarana Informatika.

2. Ketua Program Studi Akuntansi Manajemen Keuangan Bina Sarana

Informatika.

3. Ibu Lavita Vanda, SE, MAK selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir.

4

Page 5: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

5

4. Ibu Widiawati selaku Brands Manager Bank Tabungan Negara kantor Cabang

Cawang.

5. Semua Dosen dari Perbankan Diploma tiga (D.III) yang telah memberikan

penulis dengan semua bahan yang di perlukan.

6. Teristimewa rasa terimakasih serta penghargaan yang tulus dan ikhlas penulis

sampaikan kepada Keluarga Tercinta Ayahanda tersayang Muara undolan

Daulay. Ibunda tersayang Tiarna Lubis, Fajaruddin Lubis, SE, MP, Erwin

Syah Daulay, Sumartini Daulay, Muhammad Lukman Mendrofa,S.T, Nur

Asiyah Lubis, S.Pd, dan Mhike Inrawati

7. Teman-teman seperjuangan Maria Deswantri, Novita Candra Dewi, Defi

Mutiara, Wina isnaini, yogi Nugraha dan Shandra yulia. terimakasih atas

kebersamaan dan kekeluargaan serta dukungan yang telah kalian berikan

kepada penulis.

Penulis telah berupaya dalam penyusunan Tugas Akhir ini dengan sebaik-

baiknya namun penulis menyadari begitu banyak kekurangan dari segi tata bahasa

dalam penyusunan Tugas Akhir ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik

yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Kiranya Tugas Akhir

ini dapat bermanfaat dan memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita

Akhirnya penulis berharap kiranya Tugas Akhir yang sederhana ini dapat

berguna dan bermanfaat bagi penulis maupun pembaca dalam usaha meningkatkan

mutu pendidikan di masa yang akan datang. Amin

5

Page 6: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

6

Jakarta, 22 Juni 2016

Nuratikah 61130092

ABSTRAK

Nuratikah (61130092), Analisa Kredit Pemilikan Rumah Bermasalah Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kantor Cabang Jakarta Cawang PT. Bank Tabungan Negara adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa layanan, yaitu perbankan. Produksinya tidak menciptakan barang tetapi menjual produk dana, kredit dan jasa layanan lainnya kepada nasabah. Salah satu fasilitas kredit yang diberikan PT. Bank Tabungan Negara adalah kredit umum yang diberikan kepada masyrakat sekitar. Dalam pemberian kredit adakalanya kredit tidak dapat kembali tepat waktu. Kondisi ini dinamakan kredit bermasalah. Kredit bermasalah akan menggangu kinerja bank, untuk itu kredit bermasalah harus diselesaikan dengan prosedur yang telah diterapkan oleh bank. Metode pengumpulan data dalam penyusunan Tugas Akhir adalah metode observasi, wawancara, studi pustaka dengan metode analisan kulitatif yaitu metode analisa data tanpa menggunakan analisa statistik. Dalam data analisa di PT. Bank Tabungan Negara, penulis menggunakan lima kategori yaitu Lancar, Perhatian Khusus, Kurang Lancar, Diragukan, dan Macet. Kategori berdasarkan Kloktibilitas, Kategori lancar 0 hari, Perhatian Khusus 90 hari, Kurang lancar 120 hari, Diragukan 180 hari, dan Macet 270 hari. Dalam analisa yang telah dilakukan , Non Performing Loan (NPL) pada tahun 2013 adalah 30,06% , 2014 adalah 34,38% dan 2015 adalah 29,83%. Non Perfprming Loan (NPL) lebih besar dari 5% menunjukkan bahwa Bank Tabungan Negara tidak sehat. Adanya kategori

6

Page 7: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

7

tidak sehat terhadap Non Performing Loan maka PT. Bank Tabungan Negara akan terus mengupayakan langkah penurunan Non Performing Loan (NPL) dengan cara mengintensifkan penagihan, pembinaan kepada nasabah, pengaktifan tim penagihan kredit bermasalah, dan ekpensi kredit dengan secara lebih selektif dan terus memegang prinsip kehati-hatian.

Kata Kunci : Bank, Kredit, Kredit Bermasalah

ABSTRACT

Nuratikah (61130092), Housing Credit Analysis Troubled On PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Cawang Jakarta Branch Office.PT. State Savings Bank is a company engaged in services, namely banking. Its production does not create goods but sell fund products, credit and other services to customers. One of the credit facility provided by PT. State Savings Bank credit is commonly given to the community around. In the lending credit sometimes can not be returned on time. This condition is called a credit crunch. Problem loans will interfere with the performance of the bank, to the non-performing loans must be resolved with the procedure that has been applied by the bank. Methods of data collection in the preparation of final project is the method of observation, interviews, library research method is a method analisan qualitative data analysis without the use of statistical analysis. In the data analysis in PT. State Savings Bank, the author uses five categories: Current, Special Mention, Substandard, Doubtful, and Loss.

7

Page 8: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

8

Categories based Kloktibilitas, Category smoothly 0-day, 90-day Special Mention, Substandard 120 days, 180 days Doubtful, and Loss 270 days. In the analysis that has been done, Non Performing Loan (NPL) in 2013 was 30.06%, 2014 was 34.38% and in 2015 was 29.83%. Their unhealthy category against Non Performing Loan PT. State Savings Bank will continue to pursue the reduction in non-performing loans (NPL) by way of intensifying the collection, guidance to customers, billing team activation of nonperforming loans, and credit ekpensi to be more selective and continue to hold the precautionary principle.

Keywords: Bank, Credit, Credit Problems

DAFTAR ISI

8

Page 9: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

9

Halaman

Lembar Judul Tugas Akhir...............................................................................i

Lembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir.......................................................ii

Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah.................................iii

Lembar Persetujnuan Dan Pengesahan Tugas Akhir........................................iv

Lembar Konsultasi Tugas Akhir.......................................................................v

Kata Pengantar..................................................................................................vi

Abstrak..............................................................................................................vii

Daftar Isi...........................................................................................................vii

Daftar Gambar..................................................................................................x

Daftar Tabel......................................................................................................xi

Daftar Lampiran................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .....................................................................1

1.2. Perumusan Masalah.............................................................4

1.3. Tujuan Dan Manfaat............................................................4

1.4. Metode Pengumpulan Data..................................................4

1.5. Ruang Lingkup...................................................................5

1.6 Sistematika Penulisan.........................................................5

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Bank.....................................................................................6

2.1.1. Pengertian Bank........................................................6 2.1.2. Fungsi Bank..............................................................8 2.1.3. Kegiatan Bank..........................................................10 2.1.4. Jenis-Jenis Bank.......................................................13

2.2. Kredit...................................................................................20

2.2.1 Pengertian Kredit......................................................62.2.2 Unsur-Unsur Kredit..................................................82.2.3 Tujuan Kredit...........................................................102.2.4 Fungsi Kredit............................................................13

2.2.5 Jenis-jenis Kredit...................................................6

9

Page 10: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

10

2.2.6 Jaminan Kredit.......................................................8 2.2.7 Kualitas Kredit.......................................................10

2.3 Kredit Pemilikan Rumah (KPR).........................................22

2.3.1 Pengertian Kredit Pemilikan Rumah.....................132.3.2 Objek Kredit Pemilikan Rumah.............................62.3.3 Tujuan Analisa Kredit Pemilikan Rumah..............82.3.4 Jenis-jenis Kredit Pemilikan Rumah......................10

2.4 Kredit Macet........................................................................23

2.4.1 Pengertian Kredit Macet.......................................132.4.2 Penyebab Kredit Macet..........................................62.4.3 Penyelesaian Kredit Macet.....................................8

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Gambaran Umum Tentang PT . BTN (Persero) Tbk.....243.1.1 Sejarah Singkat PT. BTN (Persero) Tbk..............253.1.2 Struktur Organisasi PT. BTN .............................253.1.3 Kegiatan Usaha PT. BTN......................................43

3.2 Hasil Penelitian...............................................................26

3.2.1 Analisa Penyelesaian Kredit Bermasalah............273.2.2 Analisa Nilai NPL PT. BTN................................303.2.3 Analisa Perkembangan NPL PT.BTN.................30

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan.............................................................594.2 Saran.......................................................................60

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

SURAT KETERANGAN PKL

LAMPIRAN-LAMPIRAN

10

Page 11: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

11

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar III.1 Stuktur Organisasi ........................................................ 39

11

Page 12: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

12

DAFTAR TABEL

HalamanTabel III.1 Komposisi Kredit yang Diberikan Berdasarkan Penyaluran 2013-2015.......................................51

Tabel III.2 Rincian Kredit Non forming loan (NPL) Periode 2013-2015.......................................................52

Tabel III.3 Kesehatan Bank Non Performing Loan (NPL) Periode 2013-2015..............................................55

Tabel III.4 PerkembanganNon Performing Loan (NPL) Periode 2013-2015.............................................. 56

12

Page 13: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

13

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A1 Bukti Wawancara...................................................................63

Lampiran B1 Laporan Keuangan Periode 31 Desember 2013 sampai 31 Desember

13

Page 14: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah adalah salah satu kebutuhan primer bagi manusia, di erasekarang sulit

kiranya untuk membangun rumah secara langsung, terlebih dikota besar.

Perbandingan harga tanah yang mahal dan bahan bangunan yang semakin

melambung tinggi dengan rata-rata gaji yang didapat oleh kebanyakan warga di kota

besar rasanya sulit untuk membangun rumah secara langsung.Pembiayaan perumahan

adalah salah satu jawaban dari persoalan diatas, banyak perumahan yang dibangun

mulai kelas perumahan rakyat hingga setingkat perumahan mewah dan apartemen.

Banyak Bank berlomba-lomba untuk menawarkan berbagai produknya untuk kredit

perumahan, dari Bank syariah maupun Bank konvensional. Secara konsep dalam

14

Page 15: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

15

mengajukan kredit perumahan Bank syariah maupun Bank konvensional adalah sama

seperti KTP, NPWP, Proposal, laporan keuangan dan sebagainya.

Aspek yang membedakan bisa dari aspek legalitas, usaha yang dibiayai dan

lain sebagainya. Bicara soal pembiayaan perumahan tak lepas dari kiprah Bank

Tabungan Negara (BTN), Bank Badan Usaha Milik Negara(BUMN) ini telah puluhan

tahun berkecimpung dalam dunia kredit perumahan dengan produk unggulannyayaitu

Kredit Pemilikan Rumah (KPR).Munculnya kredit bermasalah termasuk di dalamnya

kredit macet, pada dasarnya tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui suatu

proses. Terjadinya kredit macet dapat disebabkan baik oleh pihak kreditur (bank)

maupun debitur.

Macetnya kredit merupakan suatu hal yang sulit diprediksi dengan tepat,

tetapi dapat di antisipasi oleh kreditur atau bank selaku pemberi kredit. Berdasarkan

pemaran diatas penulis tertarik mengambil judul Tugas Akhir “Analisa Kredit

Pemilikan Rumah (KPR) Bermasalah Pada PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk, Kantor Cabang Jakarta Cawang”.

1.2. Perumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana Bank Tabungan Negara menyelesaikan kredit yang memiliki masalah

dalam pembayaran?

2. Bagaimana perkembangan kredit bermasalah yang berhasil diselesaikan oleh Bank

Tabungan Negara Tbk, Cabang?

15

Page 16: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

16

1.3. Tujuan dan Manfaat

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui proses penyelesaian kredit yang memiliki masalah dalam

pembayaran pada Bank Tabungan Negara Tbk, Cabang.

2. Untuk mengetahui perkembangan kredit bermasalah yang berhasil diselesaikan

oleh Bank Tabungan Negara Tbk, Cabang.

Sedangkan manfaat dari penelitian iniadalah

1. Dapat memberikan dan menambah wawasan bagi penulismengenai cara

penyelesaian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bermasalah.

2. Sebagai bahan masukan bagi Bank Tabungan Negara dalam mengevaluasi

pembuatan kebijakan terhadap penyelesaian pembayaran rumah bermasalah.

3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI).

1.4. Metode Pengumpulan Data

Teknis pengumpulan data dan informasi yang digunakan oleh penulis untuk

penelitian ini menggunakan 3 teknik, yaitu:

1. Observasi

Penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan mengadakan pengamatan secara

langsung terhadap masalah dan tempat melakukan peninjauan kemudian

mencocokan dengan data yang diperoleh sebelumnya. Dilakukan terhadap sumber

data sesuai dengan unit observasi.

16

Page 17: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

17

2. Wawancara

Selain melakukan observasi peneliti juga melakukan wawancara dengan

Responden dengan jabatan Credit Officer serta Responden dengan jabatan Field

Collector yang berhubugan dengan penyebab dan penyelesaian terhadap kredit

bermasalah pada Bank Tabungan Negara KCP Cawang Dewi Sartika, Jakarta.

3. Studi Pustaka

Selain melakukan kegiatan tersebut diatas peneliti juga melakukan studi

kepustakaan melalui referensi-referensi yang ada di perpustakaan Akademi

Manajemen Keuangan Bina Sarana Informatika maupun di perpustakaan lainnya.

1.5. Ruang Lingkup

Untuk membatasi penelitian ini, maka peneliti akan membahas mengenai cara

Bank Tabungan Negara (BTN) dalam menyelesaikan kredit bermasalah

berikut perkembangan kredit bermasalah yang berhasil diselesaikan oleh Bank

Tabungan Negara selama periode 2013-2015.

1.6. Sistematika Penulisan

17

Page 18: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

18

Sebelum membahas lebih lanjut, sebaiknya peneliti menjelaskan dahulu

secara garis besar mengenai sistematika penulisan, sehingga memudahkan

pembaca dalam memahami isi dari laporan Tugas Akhir ini.

Bab I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan latar belakang, perumusan masalah, maksud

dan tujuan penelitian Tugas Akhir, metode penelitian, ruang lingkup

dan sistematika penulisan.

Bab II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini berisikan tentang uraian pengertian umum dan teori-teori

pendukung dalam penulisan Tugas Akhir yang membahas mengenai

“Analisa Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bermasalah Pada PT.

Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kantor Cabang Jakarta

Cawang” .

Bab III PEMBAHASAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang secara umum, tujuan Bank

Tabungan Negara dengan menguraikan sejarah dan struktur organisasi,

kegiatan bank, perancanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan analisa

kredit pemilikan rumah yang bermasalah pada PT. Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk, Kantor Cabang Jakarta Cawang.

Bab IV PENUTUP

18

Page 19: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

19

Bab ini merupakan bab terakhir yang berisikan kesimpulan dari

pembahasan, dilanjutkan dengan saran-saran untuk mencapai suatu

hasil yang terbaik.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Bank

2.1.1. Pengertian Bank

Menurut Kasmir, (2012:24) Bank, adalah “badan usaha yang menghimpun

dana dari masyrakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak”.

Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari masyrakat

luas yang dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah Funding. Pengertian

menghimpun dana adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan membeli dari

masyarakat luas. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan

cara memasang berbagai strategi agar masyrakat menanamkan dananya dalam bentuk

simpanan. Jenis simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat adalah giro, tabungan,

sertifikat deposito dan deposito berjangka. Setelah memperoleh dana dalam bentuk

simpanan dari masyarakat, maka pihak perbankan memerikan tanggapan berupa jasa

19

Page 20: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

20

lainnya. Semakin tinggi balas jasa yang diberikan, akan menambah minat masyarakat

untuk menyimpan uangnya.

Sedangkan menurut Dendawijaya (2009: 25) Bank, adalah “suatu badan

usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial

intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan dana kepada

pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan”.

2.1.2. Fungsi Bank

Fungsi bank adalah sebagai agent of trust, agent ofdevelopment, dan agent of

servicemenurut Triandaru dan Santoso ( 2009: 9), terdiri dari:

1. Agent of Trust

Sebagai lembaga kepercayaan, bank memiliki fungsi financial intermediary yaitu

menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (penyimpan dana atau

kreditur) dan menyalurkan pada pihak yang membutuhkan dana (peminjam dana

atau debitur). Fungsi financial intermediary ini akan dapat berjalan lancar apabila

ada unsur kepercayan (trust). Dalam hal ini masyarakat akan menyimpan dananya

apabila dilandasi unsur kepercayaan dan pihak bank sendiri akan menempatkan

dan menyalurkan dananya kepada debitur atau masyarakat apabila dilandasi unsur

kepercayaan juga.

2. Agent of Development

Sektor moneter dan sekor riil tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan perekonomian

masyarakat. Kedua sektor tersebut berinteraksi saling mempengaruhi satu dengan

yang lain. Sektor riil tidak akan bekerja dengan baik apabila sektor moneter tidak

bekerja dengan baik. Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat

20

Page 21: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

21

diperlukan untuk kelancaran kegiatan yang ditujukan untuk pembangunan

perekonomian masyarakat, seperti kegiatan produksi, distribusi, investasi dan

konsumsi barang dan jasa.

3. Agent of Services

Bank menawarkan berbagai macam jasa disamping dalam melakukan kegiatan

penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa

perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan bank seperti

transfer uang, inkaso, letter of credit, automated teller machine, money market,

capital market, dan lain-lain. Jasa-jasa yang ditawarkan tersebut erat kaitannya

dengan kelancaran kegiatan perekonomian masyarakat secara umum.

2.1.3. Kegiatan Bank

Menurut Ismail (2010:23) kegiatan bank, adalah:

“menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana. Kegiatan tersebut, terkait dengan kegitan pembelian dana. Bank akan membayar sejumlah biaya tertentu dalam rangka menghimpun dana masyarakat tersebut. Kemudian setelah dana dihimpun, maka tidak terjadi idle fund, dan bank segera menyalurkannya dalam bentuk aktiva produktif, yaitu aktiva yang dapat menghasilkan pendapatan”.

Didalam kegitan penyaluran dana, bank akan menjual dengan harga tertentu

kepada pihak yang membutuhkan dana serta membeli dengan harga tertentu kepada

21

Page 22: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

22

pemilik dana tersebut. Dari kegiatan jual beli uang inilah bank akan memperoleh

keuntungan yaitu dari selisih harga beli (bunga simpanan) dengan harga jual (bunga

pinjaman). Disamping itu kegiatan bank lainnya dalam rangka mendukung kegiatan

menghimpun dan menyalurkan dana adalah memberikan jasa-jasa lainnya. Kegiatan

ini ditujukan untuk memperlancar kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana.

2.1.4. Jenis-Jenis Bank

Perkembangan bank saat ini membuat bank-bank yang ada di Indonesia

dibedakan dalam beberapa pengelompokan menurut Kasmir (2012:21)

Pengelompokan bank itu terdiri dari:

1. Bank Umum, adalah bank yang melaksanakan kegiatannya secara konvensional

dan atau berdasarkan prinsip syariah dalam kegiatannya memberikan jasa dalam

lalulintas pembayaran.

2. Bank Perkreditan Rakyat, adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional atau syariah dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu

lintas pembayaran.

Bank berdasarkan kepemilikannya menurut Taswan (2010:9), terdiri dari:

1. Bank milik pemerintah adalah bank yang akte pendirian dan modalnya dimiliki

oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank tersebut merupakan milik

pemerintah. Contohnya: Bank Negara Indonesia 46 (BNI 46), Bank Rakyat

Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN), dan Bank Mandiri.

2. Bank milik swasta nasional, merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar

modalnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan

22

Page 23: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

23

oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungan diambil oleh pihak swasta juga.

Contohnya: Bank Central Asia (BBCA), Bank Danamon, Bank Bukopin, Bank

Sinarmas, dan bank swasta nasional lainnya.

3. Bank milik asing, adalah bank yang merupakan cabang dari bank yang berada

diluar negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu negara.

Contohnya American Express Bank, Hongkong Bank, Bangkok Bank dan bank

asing lainnya.

4. Bank milik campuran, adalah bank yang sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan

pihak swasta nasional, kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh

warga negara Indonesia. Contohnya: Inter Pasifik Bank, Bank Finconesia, dan

bank campuran lainnya.

Bank berdasarkan kegiatan devisa menurut Triandaru dan Santoso (2009:76):

1. Bank Devisa, adalah bank yang dapat melaksanakan kegiatan transaksi ke luar

negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan,

misalnya transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, travelers cheque,

pembukuan dan pembayaran Letter of Credit(L/C) dan transaksi luar negeri

lainnya. Untuk menjadi bank devisa harus memenuhi semua persyaratan yang

telah ditetapkan Bank Indonesia.

2. Bank Non Devisa, adalah bank yang mempunyai izin untuk melaksanakan

transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti

halnya bank devisa sehingga transaksi yang dilakukan hanya dalam batas–batas

suatu negara.

23

Page 24: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

24

Bank berdasarkan cara menentukan harga menurut Triandaru dan Santoso

(2009:15) terdiri dari:

1. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional dalam mencari keuntungan dan

menetapkan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip

konvensional menggunakan dua metode. Pertama, spead based dengan

menetapkan bunga sebagai harga jual produk simpanan deposito dan harga beli

untuk produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku

bunga tertentu. Kedua, fee based untuk jasa- jasa bank lainnya pihak perbankan

konvensional menggunakan atau menerapkan berbagai biaya dalam nominal atau

persentasetertentu seperti biaya administrasi, biaya provisi, sewa, iuran, dan biaya-

biaya lainnya yang dikenal dengan istilah fee based.

2. Bank yang berdasarkan prinsip syariah Penentuan harga atau mencari keuntungan

bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah dengan cara: pembiayaan

berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip

penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh

keuntungan (murabahah), pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni

tanpa pilihan (ijarah) atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas

barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah waiqtina). Bank

berdasarkan prinsip syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan

bunga tertentu.

2.2. Kredit

2.2.1. Pengertian Kredit

24

Page 25: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

25

Istilah kredit menurut Kasmir berasal dari bahasa Romawi “Credere” atau

“credo” dan“creditum” yang kesemuanya berarti kepercayaan. Menurut bahasa

inggris yaitu “faith” dan “trust”. Dapat dikatakan dalam hubungan ini bahwa

kreditur (bank) dalam hubungannya dengan debitur (nasabahnya) mempunyai

kepercayaan, bahwa debitur dalam waktu dan dengan syarat- syarat yang telah

disetujui bersama, dapat mengembalikan kredit yang bersangkutan.

Menurut Hariyani (2010:9)kredit, adalah:

“kepercayaan. Atas dasar kepercayaan kepada seseorang yang memerlukannya maka diberikan uang, barang atau jasa dengan syarat membayar kembali atau memberikan penggantiaannya dalam suatu jangka waktu yang telah diperjanjikan. Yang terpenting dalam praktik perbankan adalah penyerahan uang, karena uang merupakan pengganti barang atau jasa dan telah luas dipergunakan. Dalam kehidupan sehari-hari kredit diartikan pinjaman atau utang”.

1. Cerukan (overdraft), yaitu saldo negatif dari rekening giro nasabah yang tidak

dapat dibayar lunas pada akhir hari.

2. Pengambil alihan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang.

3. Pengambil alihan atau pembelian kredit dari pihak lain.

Sedangkan menurut Mahmoeddin (2010:2) kredit, adalah:

“penyedian uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah imbalan atau pembagian hasil keuntungan”.

Dari beberapa pengertian kredit diatas dapat diambil kesimpulan kredit

diartikan sebagai kepercayaan. Maksudnya bagi pemberi kredit adalah percaya

25

Page 26: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

26

kepada penerima kredit bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan

sesuai perjanjian, sedangkan bagi penerima kredit merupakan penerimaan

kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu

yang telah disepakati.

2.2.2. Unsur-Unsur Kredit

Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit merupakan pemberian

kepercayaan. Menurut Tamin (2012:14) unsur-unsur kredit terdiri dari:

1. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang

diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa akan benar-benar

diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.

2. Waktu, yaitu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontra

prestasi yang akan datang. Dalam unsur waktu ini, terkandung pengertian nilai

argo dari uang yaitu uang yang ada sekarang lebih tinggi dari nilai uang yang akan

diterima pada masa yang akan datang.

3. Degree of Risk, yaitu suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari

adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontra

prestasi yang akan diterima kemudian hari.

4. Prestasi, yaitu objek kredit yang tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi

juga dalam bentuk barang atau jasa.

26

Page 27: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

27

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian fasilitas kredit

menurut Tamin (2012:22) terdiri dari:

1. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang

diberikan berupa uang atau jasa akan benarbenar diterima kembali di masa tertentu

di masa mendatang.

2. Kesepakatan

Kesepakatan dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masingmasing pihak

menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.

3. Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu yang mencakup

masa pengembalian kredit yang disepakati.

4. Risiko

Risiko, yaitu kemungkinan kerugian yang akan diderita pemberi kredit karena

prestasi yang telah diberikan kepada orang lain.

Faktor risiko dapat disebabkan oleh dua hal :

a. Faktor kerugian yang diakibatkan adanya unsur kesengajaan nasabah untuk

tidak membayar kreditnya padahal mampu.

b. Faktor kerugian yang ditimbulkan oleh unsur ketidaksengajaan nasabah

sehingga mereka tidak mampu membayar kreditnya, misalnya akibat terjadi

musibah bencana alam.

27

Page 28: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

28

2.2.3. Tujuan Kredit

Menurut Kasmir (2012:105) dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan

lainnya ada beberapa tujuan pemberian suatu kredit antara lain :

1. Mencari Keuntungan

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil

tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa

biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

2. Membantu Usaha Nasabah

Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana,

baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka

pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.

3. Membantu Pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan,

maka semakin baik, mengingat semakin bnyak kredit berarti adanya peningkayan

pembangunan diberbagai sektor.

Keuntungan bagi pemerintah dengn menyebarkan pemberian kredit adalah:

a. Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank.

b. Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan usaha

baru atau perluasan usaha akan membutuhkan tenaga kerja baru sehingga

dapat menyedot tenaga kerja yang masih menganggur.

c. Meningkatkan jumlah barang dan jasa.

28

Page 29: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

29

d. Menghemat devisa negara, terutama untuk produ-produk yang sebelumnya

diimpor dan apabila sudah dapat diproduksi didalam negeri dengan fasilitas

kredit yang ada jelas akan dapat menghemat devisa negara.

2.2.4. Fungsi Kredit

Kredit dapat dikatakan mencapai fungsinya apabila secara sosial ekonomis

baik bagi debitur, kreditur maupun masyarakat membawa pengaruh yang lebih baik,

seperti peningkatan kesejahteraan masyarakat, kenaikan jumlah pajak negara dan

peningkatan ekonomi negara yang bersifat mikro maupun makro. Dari manfaat nyata

dan manfaat yang diharapkan maka sekarang ini kredit dalam kehidupan

perekonomian, dan perdagangan mempunyai fungsi, sebagai berikut :

Menurut Kasmir (2012:106) fungsi kredit yang secara luas antara lain :

1. Untuk meningkatkan daya guna uang

Maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang

berguna. Dengan diberikannya kredit, uang tersebut menjadi berguna untuk

menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit.

2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah

ke wilayah lainnya sehingga, suatu daerah yang kekurangan uang dengan

memperoleh tambahan uang dari lainnya.

3. Untuk meningkatkan daya guna barang

29

Page 30: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

30

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh sii debitur untuk

mengolah barang yang tidak berguna menjadii berguna atau bermanfaat.

4. Meningkatkan peredaran barang

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang darii satu wilayah ke

wilayah lainnya, sehingga barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah

lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah yang beredar.

5. Sebagai alat stabilitas ekonomi

Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena

dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang

diperlukan oleh masyarakat.

6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha,

apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan.

7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, dalam hal

meningkatkan pendapatan.

8. Untuk meningkatkan hubungan internasional

Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan

antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberi kredit oleh negara lain

akan meningkatkan kerjasama di bidang lainnya.

2.2.5. Jenis-Jenis Kredit

Jenis-Jenis kredit menurut Kasmir (2012:99), terdiri dari :

30

Page 31: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

31

1. Jenis kredit berdasarkan jangka waktu kredit:

a. Kredit jangka pendek (short term credit) yaitu suatu bentuk kredit yang

berjangka waktu kurang dari satu tahun dan biasanya digunakan untuk

keperluan modal kerja, contohnya kredit peternakan ayam atau kredit untuk

pertanian.

b. Kredit jangka menengah (intermediate term credit) yaitu jangka waktu

kreditnya berkisar antara satu sampai tiga tahun dan biasanya kredit ini

digunakan untuk melakukan investasi, contohnya kredit untuk pertanian

seperti jeruk atau peternak kambing.

c. Kredit jangka panjang (long term credit) yaitu merupakan kredit yang masa

pengembaliannya paling panjang yaitu diatas tiga atau lima tahun, biasanya

kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa

sawit atau manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan

2. Jenis kredit berdasarkan lembaga yang menerima kredit:

a. Kredit untuk badan usaha pemerintah/daerah, yaitu kredit yang diberikan

kepada perusahaan/badan usaha yang dimiliki pemerintah.

b. Kredit untuk badan usaha swasta, yaitu kredit yang diberikan kepada

perusahaan/badan usaha yang dimiliki swasta.

c. Kredit perorangan, yaitu kredit yang diberikan bukan kepada perusahaan,

tetapi kepada perorangan.

d. Kredit untuk bank koresponden, lembaga pembiayaan dan perusahaan

asuransi.

31

Page 32: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

32

3. Jenis kredit berdasarkan tujuan penggunaannya:

a. Kredit Modal Kerja (KMK), yaitu kredit untuk modal kerja perusahaan dalam

rangka pembiayaan aktiva lancar perusahaan, seperti pembelian bahan baku,

piutang, dan lain-lain.

b. Kredit investasi, yaitu kredit (berjangka menengah atau panjang) yang

diberikan kepada usaha-usaha guna merehabilitas, modernisasi, perluasan

ataupun pendirian proyek baru, misalnya untuk pembelian mesin, bangunan

dan tanah untuk pabrik.

c. Kredit konsumtif, yaitu kredit yang diberikan bank kepada pihak ketiga

atauperorangan (termasuk karyawan bank sendiri) untuk keperluan konsumsi

berupa barang dan jasa dengan cara membeli, menyewa atau dengan cara lain.

2.2.6. Jaminan Kredit

Istilah jaminan menurut Kasmir (2012:113) digunakan untuk hukum jaminan

atau hak jaminan. Namun istilah hukum jaminan ternyata mempunyai makna yang

lebih luas dan umum serta bersifat mengatur dibandingkan dengan hak jaminan

seperti halnya hukum kebendaan yang mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dan

mempunyai sifat mengukur dari pada hak kebendaan.

Jaminan kredit menurut teori Kasmir sebagi berikut:

1. Adanya kaidah hukum

Kaidah hukum dalam bidang jaminan, dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu

kaidah hukum tertulis dan kaidah hukum tidak tertulis. Kaidah hukum jamina

32

Page 33: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

33

tertulia adalah kaidah- kaidah hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-

undangan, dan yurisprudensi. Sedangkan kaidah hukum jaminan yang tumbuh,

hidup, dan berkembang dalam masyarakat. Hal ini terlihat pada gadai tanah dalam

masyrakat yang dilakukan secara lisan.

2. Adanya pemberi dan penerima jaminan

Pemberi jaminan adalah orang-orang atau badan hukum yang menyerahkan barang

jaminan kepada penerima jaminan. Yang bertindak sebagai pemberi jaminan

adalah orang atau badan hukum yang membutuhkan fasilitas kredit. Penerima

jaminan adalah orang atau badan hukum yang menerima barang jaminan dari

pemberi jaminan. Yang bertindak sebagai penerima jaminan ini adalah orang atau

badan hukum.

3. Adanya jaminan

Pada dasarnya, jaminan yang diserahkan kepada kreditur adalah jaminan material

dan immaterial. Jaminan material merupakan jaminan yang berupa hak kebendaan,

seperti jaminan atas bergerak dan benda tidak bergerak. Jaminan immaterial

merupakan jaminan non kebendaan.

4. Adanya fasilitas

Pemberian jaminan yang dilakukan oleh pemberi jaminan bertujuan untuk

mendapatkan fasilitas kredit dari bank atau lembaga keruangan lainnya.

Dengan demikian, hal ini menegaskan bahwa jaminan hendaklah

mempertimbangkan dua faktor, yaitu :

33

Page 34: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

34

1. Secured, artinya jaminan kredit mengikat secara yuridis formal sehingga apabila

suatu hari nanti nasabah debitur melakukan wanprestasi (cedera janji), maka bank

memiliki kekuatan yuridis untuk melakukan tindakan eksekusi.

2. Marketable, artinya bila jaminan tersebut hendak dieksekusi, dapat segera dijual

atau diuangkan untuk melunasi seluruh kewajiban debitur.

2.2.7. Kualitas Kredit

Penilaian kualitas menurut Kasmir (2012:116) hanya didasarkan atas

ketepatan pembayaran pokok dan bunga. Berdasarkan penetapan tersebut di atas,

maka kualitas kredit digolongkan menjadi lancar, dalam perhatian khusus, kurang

lancar, diragukan dan macet, dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Lancar (L) adalah pinjaman dengan kondisi pembayaran tepat waktu dan tidak ada

tunggakan. Kredit digolongkan sebagai kredit lancar, apabila memenuhi kriteria

sebagai berikut:

a. Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu.

b. Memiliki mutasi rekening yang aktif.

c. Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai (cash collateral).

2. Dalam Perhatian Khusus (DPK) adalah pinjaman yang terdapat tunggakan

pembayaran pokok dan/atau bunga sampai dengan 90 hari. Kredit digolongkan

DPK, apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang belum melampaui

90 (sembilan puluh hari).

34

Page 35: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

35

b. Jarang Terjadi cerukan.

c. Mutasi rekening relatif aktif.

d. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang dijanjikan.

3. Kurang Lancar (KL) adalah pinjaman yang terdapat tunggakan pembayaran pokok

dan / atau bunga yang telah melampaui hari sampai dengan 120 hari. Kredit yang

digolongkan sebagai kredit kurang lancar, apabila memenuhi kriteria sebagai

berikut:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui

90 (sembilan puluh hari) dan tidak melebihi 120 (seratus dua puluh hari).

b. Sering terjadi cerukan.

c. Mutasi rekening relatif rendah.

d. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90

(sembilan puluh hari) dan tidak melebihi 120 (seratus dua puluh hari).

e. Terdapat likuidasi masalah keuangan yang dihadapi debitur.

f. Dokumentasi pinjaman lemah.

4. Diragukan (D) adalah pinjaman yang terdapat tunggakan pembayaran pokok dan

/atau bunga yang telah melampaui 120 hari sampai dengan 180 hari. Kredit

digolongkan sebagai kredit diragukan, apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui

120 (seratus dua puluh hari) dan tidak melebihi 180 (seratus delapan puluh

hari)

b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen.

35

Page 36: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

36

c. Terjadi wanprestasi lebih dari 120 (seratus dua puluh hari) dan tidak melebihi

180 (seratus delapan puluh hari).

d. Terjadi kapitalisasi bunga.

e. Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian kredit maupun

peningkatan jaminan.

5. Macet (M) adalah pinjaman yang terdapat tunggakan pembayaran pokok dan / atau

bunga yang telah melampaui 180 hari. Kredit digolongkan sebagai kredit macet,

apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Terjadi tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 180

(seratus delapan puluh hari).

b. Dari nilai hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada

nilai wajar.

2.3. Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

2.3.1. Pengertian Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Menurut Tamin (2012:157) Kredit Pemilikan Rumah (KPR), adalah:

“Salah satu bentuk dari kredit konsumer yang dikenal pula dengan housing loan pemberian fasilitas ini untuk konsumen yang memerlukan papan, digunakan untuk kepentingan pribadi , keluarga atau rumah tangga, tidak ditujukan untuk yang bersifat komersial dan tidak memiliki pertambahan nilai barang atau jasa di masyarakat”.

Kredit pemilikan rumah (KPR) merupakan sebagian dari fasilitas kredit yang

ditujukan langsung kepada konsumen yang terdiri atas berbagai strata dalam

36

Page 37: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

37

masyarakat. Berhubung ditujukan langsung kepada konsumen, kredit ini dinamakan

sebagai kredit konsumen atau kredit konsumtif.

2.3.2. Objek Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Menurut Tamin ( 2012:45) objek Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dibagi

menjadi dua yaitu:

1. Tinjauan Rumah, Perumahan dan Permukiman

Permukiman sering disebut perumahan dan atau sebaliknya. Permukiman berasal

dari kata housing dalam bahasa Inggris yang artinya adalah perumahan dan kata

human settlement yang artinya permukiman. Perumahan memberikan kesan

tentang rumah atau kumpulan rumah beserta atau benda mati, yaitu houses dan

landsettlement. Sedangkan permukiman memberikan kesan tentang pemukim atau

kumpulan pemukim beserta sikap dan perilakunya di dalam lingkungan, sehingga

permukiman menitikberatkan pada sesuatu yang bukan bersifat fisik atau benda

mati yaitu manusia. Dengan demikian, perumahan dan permukiman merupakan

dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan sangat erat hubungannya, yang pada

hakekatnya saling melengkapi.

2. Objek Kredit Pemilikan Rumah

Hak untuk memperoleh rumah dengan cara KPR adalah hak yang dapat dimiliki

oleh setiap anggota masyarakat. Namun demikian, terdapat persyaratan khusus

yang diminta oleh pihak bank (kreditur) dan harus dipenuhi oleh pihak nasabah

(debitur) dalam rangka kelengkapan syarat administrasi kepemilikan rumah

melalui KPR tersebut.

37

Page 38: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

38

Adapun persyaratan administrasi umum yang harus dipenuhi oleh

pihak nasabah sebagai pemohon KPR antara lain sebagai berikut:

1. Warga Negara Indonesia.

2. Berusia minimal 21 tahun atau telah menikah pada saat pengajuan kredit, dan

maksimal berusia 60 tahun pada saat kredit berakhir.

3. Kartu Tanda Penduduk (KTP) suami/istri yang masih berlaku, Kartu Keluarga

(KK) dan Akta Nikah/Cerai.

4. Pas photo ukuran 3 x 4 sebanyak 2 lembar.

5. Telah memiliki masa kerja atau telah menjalankan usaha minimal selama 1 (satu)

tahun.

6. Memiliki penghasilan yang cukup terjamin kelangsungannya.

7. Bagi pemohon yang masih menjadi debitur, disyaratkan minimal selama 24 bulan

terakhir memiliki performance yang baik dan tidak mempunyai tunggakan.

2.3.3. Tujuan Analisa Kredit Pemilikan Rumh (KPR)

Tujuan analisa kredit pemilikan rumah menurut Tamin (2012:167) yaitu “untuk memproleh keyakinan apakah nasabah layak mendapatkan fasilitas kredit, usaha nasabah layak, nasabah mempunyai kemauan dan kemampuan memenuhi kewajibannya kepada Bank secara baik, baik pembayaran pokok pinjaman maupun bunganya,sesuai dengan kesepakatan dengan baik. Untuk itu agar dapat melaksanakan kegiatan permohonan pemberian kredit secara sehat”.

Tujuan adanya kredit pemilikan rumah beberapa sumber, maksud dan tujuan

diberikannya layanan kredit pemilikan rumah sudah jelas artinya membantu para

nasabah yang ingin memiliki rumah tetapi tidak mempunyai uang secara cash/tunai

dalam jumlah banyak. Tujuan tersebut agar lebih ditekankan pada kebutuhan primer

38

Page 39: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

39

karena rumah merupakan tempat untuk tinggal dan unutk melakukan kegiatan lain.

KPR merupakan sarana fasilitator untuk mendapatkan suatu kredit khususnya rumah.

Agunan yang diperlukan untuk kredit pemilikan rumah adalah rumah yang

akan dibeli itu sendiri untuk KPR Pembelian, sedangkan KPR Multiguna atau KPR

Refinancing yang menjadi agunan adalah rumah yang sudah dimilki. Karena masuk

dalam kategori konsumtif maka peruntukan KPR haruslah untuk kegiatan yang

bersifat konsumtif seperti pembelian rumah, furniture, kendaraan bermotor, dan tidak

diperbolehkan untuk kegiatan yang bersifat produktif seperti pembelian stok barang

dagangan, modal kerja, dan lain sebagainya.

2.3.4. Jenis-Jenis Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Menurut Tamin (2012:60) jenis-jenis pemilikan rumah (KPR) terdiri dari:

1. Kredit Perorangan, antara lain yaitu:

a. KPR Bersubsidi

Secara prinsip terdapat beberapa jenis dan persyaratan dalam KPR bersubsidi

yang diberikan oleh bank, yaitu:

1) Kelompok Sasaran dan pilihan jenis KPR bersubsidi. KPR bersubsidi

diberikan kepada keluarga/rumah tangga yang baru pertama kali memiliki

rumah dan termasuk ke dalam kelompok sasaran masyarakat berpenghasilan

rendah.tetap, yang memenuhi persyaratan untuk memperoleh fasilitas kredit

sesuai dengan ketentuan bank.

39

Page 40: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

40

2) Penghasilan yang dimaksud adalah penghasilan pemohon yang didasarkan

atas gaji pokok pemohon atau pendapatan pokok pemohon perbulan.

3)Subsidi diberikan kepada kelompok sasaran, baik yang berpenghasilan tetap

maupun yang berpenghasilan tidak tetap.

b. Kredit Griya Utama

Adalah fasilitas kredit dengan peruntukan membeli rumah (baru/lama), rumah

belum jadi (KGU Indent), atau rumah take over.

c. KPR Platinum

Adalah Fasilitas kredit yang diperuntukkan bagi pemohon /calon debitur untuk

membiayai pembelian tanah dan bangunan rumah tinggal (baru/lama) dengan

maksimal kredit > 150 juta.

2.4. Kredit Macet

2.4.1. Pengertian Kredit Macet

Kredit bermasalah adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup

membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah

diperjanjikan. Hal ini terutama disebabkan oleh kegagalan pihak debitur memenuhi

kewajibannya untuk membayar angsuran pokok kredit beserta bunga yang telah

disepakati kedua belah pihak dalam perjanjian kredit.

Kredit bermasalah menurut ketentuan (Bank Indonesia) BI merupakan rasio

yang menggabungkan tingkat dalam nilai kredit bermasalah (kredit lancar kredit

dalam perhatian khusus kredit kurang lancar kredit diragukan kredit macet) Bank

Indonesia juga telah menetapkan rasio kredit bermasalah yaitu sebesar 5% .

40

Page 41: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

41

Menurut Darmawan (2014:35) kredit macet, adalah:

“kredit yang tergolong kredit kurang lancar, kredit yang diragukan, dan kredit macet. Istilah kredit macet telah digunakan Perbankan Indonesia sebagai terjemahan problem loan yang merupakan istilah yang sudah lajim digunakan di dunia internasional. Istilah lain dalam bahasa inggris yang biasa dipake dalam istilah kredit bermasalah adalah non-performing loan”.

Selanjutnya menurut Kasmir (2012:128), dalam praktiknya kemacetan suatu

kredit disebabkan oleh dua unsur sebagai berikut:

1. Dari pihak perbankan

Artinya dalam melakukan analisisnya, pihak analis kurang teliti sehingga apa yang

seharusnya terjadi, tidak diprediksi sebelumnya atau mungkin salah melakukan

perhitungan. Dapat pula terjadi akibat kolusi dari pihak analis kredit dengan pihak

debitur sehingga dalam analisisnya dilakukan secara subyektif dan akal-akalan.

2. Dari pihak nasabah

Dari pihak nasabah kemacetan kredit dapat disebabkan oleh 2 hal yaitu:

a) Adanya unsur kesengajaan. Dalam hal ini nasabah sengaja untuk tidak

bermaksud membayar kewajibannya. Dapat dikatakan tidak adanya unsur

ketidakmauan untuk membayar walaupun sebenarnya nasabah mampu.

b) Adanya unsur tidak sengaja. Artinya si debitur mau membayar akan tetapi tidak

mampu. Sebagai contoh kredit yang dibiayai mengalami musibah seperti

kebakaran, kebanjiran, kegagalan dalam bidang usaha, sakit yang

berkepanjangan,kematian, sehingga kemampuan untuk membayar kredit tidak

ada.

41

Page 42: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

42

Sebagian besar kredit bermasalah tidak muncul secara tiba-tiba. Hal ini

disebabkan karena pada dasarnya kasus kredit bermasalah merupakan satu proses.

banyak gejala tidak menguntungkan yang menjurus kepada kasus kredit bermasalah,

sebenarnya telah bermunculan jauh sebelum kasus itu sendiri muncul di permukaan.

Gejala-gejala yang muncul sebagai tanda akan terjadinya kredit bermasalah yaitu:

1. Penyimpangan dari berbagai ketentuan dalam perjanjian kredit.

2. Penurunan kondisi keuangan perusahaan.

3. Frekuensi pergantian pimpinan dan tenaga inti.

4. Penyajian bahan masukan secara tidak benar.

5. Menurunnya sikap kooperatif debitur.

6. Penurunan nilai jaminan yang disediakan.

7. Problem keuangan atau pribadi.

2.4.2. Penyebab Kredit Macet

Menurut Tamin (2012:72) penyebab kredit macet, adalah:

“sebagaimana lazimnya, begitu setiap kredit dicairkan maka otomatis akan timbul resiko, bahkan kearah kemungkinan kredit macet. Kredit macet memang sudah merupakan resiko yang melekat dan harus dipikul oleh pemberi kredit. Namun demikian hal itu dapat diminimalisir untuk menghindari kerugian yang lebih besar misalnya asuransi kredit, agunan yang margetablepengikat yang kuat”.

Berbica tentang kredit macet bank memang selalu dihadapkan kepada masalah

yang cukup kompleks. Seringkali penyebab kredit macet itu tidak hanya bersumber

dari satu faktor saja, tetapi dapat dari berbagai faktor. Dua perusahaan sektor usaha

42

Page 43: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

43

sama yang memiliki kredit macet, penyebab macetnya pinjaman bisa saja tidak sama,

atau bisa sama dalam satu faktor namun faktor lainnya berbeda.

Menurut Tamin (2012:75) ada beberapa faktor penyebab kredit macet antara

lain:

1. Dari Sudut Penerima Kredit (Debitur)

a. Manajemen.

Kepiawayan debitur (pemilik perusahaan) dalam menjalan usahanya sangat lah

menentukan. Setiap peluang bisnis yang muncul harus dapat dimanfaatkan

dengan baik oleh debitur sehingga bisa benar-benar menghasilkan keuntungan

yang riil. Namun demikian kebijakan bank yang tidak tepat atau kurang

bijaksana akan dapat mempengaruhi kelancaran jalannya usaha. Misalnya

praktik dalam kebijakan kepegawaian yang tidak baik, sehingga akan

menimbulkan pemogokan kerja, kerja malas-malasan, produktifitas rendah dan

piutang tidak tertagih meningkat.

b. Keuangan

Kondisi keuangan yang memburuk akibat terlalu banyaknya utang dan akibat

banyaknya piutang yang tidak tertagih memang bisa menyebabkan sebuah

usaha menjadi macet. Namun disamping itu ada penyebab lain seperti sistem

belanja perusahaan yang tidak benar, sistem prioritas belanja yang tidak tepat,

keuangan yang tidak terkontrol dengan baik, biaya operasional yang terlalu

tinggi, atau bahkan penghianatan oleh kepercayaan sendiri. Untuk menggali

kebenaran suatu keuangan dan rencana debitur dalam meningkatkan usahnya,

43

Page 44: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

44

disamping verifikasi data keuangan, bank perlu mendekati calon debitur secara

lebih agar info sebenarnya bisa didapatkan.

c. Kepribadian atau Watak

Dalam hal ini kepribadian atau watak dari debitur dapat mempengaruhi kredit

macet, misalnya jika awal debitur memang tidak serius menggunakan kredit

dengan baik, hal ini sulit dideteksi oleh bank karena debitur pasti berusaha

menutupi hal tersebut. Dalam pembelanjaan investasi yang belum perlu

dilakukan atau masih bisa ditunda tetapi, tetap dilakukan dan meminta kredit

kepada bank sehingga hal itu akan menambah beban biaya. Kredit yang

diterima sebagian atau seluruhnya digunakan untuk membayar utang pribadi,

membeli mobil baru untuk anaknya atau bisa terjadi biaya hidup melebihi

pendapatan dari usahanya.

2. Dari Sudut Pemberi Kredit (Bank)

a. Analis Kurang Melakukan Verifikasi Data

Penyebab kenapa verifikasi data tidak memberikan yang kurang maksimal

sebagai mana mestinya ialah keterbatas waktu dari seorang analis untuk

melakukan pengecekan menyeluruh dan permintaan pengadaan dat tidak

direspon dan dipenuhi oleh calon debitur.

b. Ditekan Pencapaian Target

Jika seorang analis dikejar target, maka biasanya langkah yang dilakukan analis

bukan dengan memberikan kredit sebesar-besarnya guna pencapaian target,

tetapi bagaimana memproleh debitur sebanyak-banyaknya. Sejatinya bagi bank

44

Page 45: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

45

lebih baik target tidak tercapai dari pada akhirnya potensi kredit macet jadi

melonjak.

c. Analisa Prospek Yang Kurang Mendalam

Setiap analisa dan proyeksi kedepan sebaiknya didasarkan atas data-data yang

akurat sehingga hasilnya akan baik. Bagaimana pun baiknya prospek suatu

usaha yang akan dibiayai, resiko usaha akan selalu ada. Namun dengan analisa

dan proyeksi yang baik hal itu tentu akan disusun berbagai antisipasi untuk

mengurahi resiko tersebut.

2.4.3. Penyelesaian Kredit Macet

Menurut Haryani (2010:41) jika tindakan untuk penyelamatan kredit yang

dilakukan oleh bank ternyata tidak berhasil, maka bank dapat melakukan tindakan

lanjutan berupa penyelesaian kredit macet melalui penghapusan kredit macet

(writeoff). Penghapusan kredit macet terbagi dalam dua tahap:

1. Hapus buku atau penghapusan secara bersyarat atau conditional write off.

2. Hapus tagih atau penghapusan secara mutlak atau absolute write off.

Hapus buku dilakukan dengan cara mengeluarkan portofolio kredit macet dari

pembukuan bank, namun tetap melukan penagihan kepada debitur. Sedangkan dalam

program hapus tagih, bank tidak lagi melakukan penagihan kepada debitur. Jika

kemudian program hapus buku dan hapus tagih belum juga berhasil mengembalikan

dana kredit yang disalurkan kepada debitur, maka bank dapat menyelesaikan

portofolio kredit macet melalui jalur litigasi (proses peradilan) maupun jalur non-

ligitasi (diluar proses peradilan). Program hapus buku dan hapus tagih dilakukan

45

Page 46: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

46

untuk menurunkan rasio kredit bermasalah sehingga dapat meningkatkan tingkat

kesehatan bank.

Menurut Tamin (2012:77) program penghapusan kredit terhadap portofolio

macet dalam praktiknya bisa saja mengalami keberhasilan dan kegagalan.

Keberhasilan program tersebut terutama dapat diukur dari tingginya angka

pengembalian atau pelunasan kredit macet, baik pelunasan secara tunai ataupun

dengan cara penyerahan agunan. Dilain pihak, program tersebut juga bisa mengalami

kegagalan, yaitu jika debitur kredit macet tidak mau atau tidak mampu melunasi

kreditnya. Kegagalan program penghapusan kredit dapat dipicu oleh sejumlah faktor

yaitu:

1. Debitur tidak mempunyai informasi yang jelas dan lengkap tentang keberadaan

program hapus buku dan hapus tagih.

2. Debitur kesulitan melunasi untng secara tunai.

3. Debitur kesulitan menjual sendiri agunanya.

4. Bank enggan menerma pelunasan utang dengan cara assetsettlement.

5. Bank enggan memberikan fasilitas restrukturisasi kredit dan refinansing

6. Bank tidak lagi memberikan tambahan waktu kepada debitur untuk menjual sendiri

agunannya.

Menurut Tamin (2012:50) penyelesaian kredit macet dengan cara non-litigasi

dapat ditempuh melalui:

1. Penjualan portofolio kredit macet.

2. Pengambilan alihan agunan.

3. Alternatif penyelesaian senggeta (negoisasi, mediasi, konsiliasi, arbitrase).

46

Page 47: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

47

4. Penjualan agunan via parate exsekusi.

5. Penjualan aguana secara suka rela.

6. Penjualan agunan dibawah tangan.

7. Pelelangan agunan via lelang secara suka rela.

Bentuk penyelamatan kredit macet menurut Bank Indonesia dalam buku

Kasmir adalah sebagai berikut:

1. Rescheduling, atau penjadwalan kembali. Yaitu upaya berupa melakukan

perubahan syarat-syarat perjanjian kredit yang berkenan dengan jadwal

pengembalian/pembayaran kembali kredit atau jangka waktu kredit termasuk masa

tenggang dan termasuk perubahan besarnya jumlah angsuran.

2. Reconditioning, atau persyaratan kembali. Yaitu upaya melakukan perubahan atas

sebagian atau seluruh syarat-syarat perjanjian kredit yang tidak terbatas hanya

kepada perubahan jadwal angsuran atau jangka waktu kredit.

3. Restructuring, atau penataan kembali. Yaitu upaya berupa perubahan syarat-syarat

perjanjian kredit berupa pemberian tambahan kredit atau melakukan konversi atas

sebagian atau seluruh dari kredit macet itu menjadi penyertaan dalam perusahaan

dan atau konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi kredit baru.

Pemberian kredit baru ini dimaksudkan supaya perusahaan yang macet kreditnya

diharapkan dapat bangkit kembali melakukan aktivitas usahanya sehingga nasabah

dapat membayar kembali tunggakan cicilan beserta bunganya.

Dalam rangka mendukung kelancaran penyelesaian pembayaran angsuran KPR

(collection), bank wajib paling kurang menyusun sistem dan prosedur operasional

mengenai collection baik yang dilakukan oleh unit kerja bank dengan menggunakan

47

Page 48: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

48

tenaga collector yang merupakan pegawai bank maupun dengan menggunakan jasa

pihak ketiga termasuk alternatif tindak lanjut penanganan permasalahan collection.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Gambaran Umum Tentang PT. Bank Tabungan Negara (persero), TBK

3.1.1.Sejarah singkat PT. Bank Tabungan Negara (persero), TBK.

Bank BTN lahir sekitar tahun 1897, pada saat itu masih bernama Postpaar

bank yang berkedudukan di Batavia ( Jakarta ). Bank BTN berkali-kali berganti nama

mulai dari postpaarbank, kemudian berganti menjadi Tyokin Kyoku yang

dikendalikan oleh pemerintahan Jepang. Kemudian berganti nama lagi menjadi

Kantor Tabungan Pos. Tidak lama kemudian berganti nama lagi menjadi Bank

Tabungan Pos Republik Indonesia. Akhirnya pada 9 februari 1950 Bank Tabungan

Pos dibekukan dan dibentuklah Bank BTN. Maka setiap tanggal 9 Februari

diperingati sebagai hari kelahiran Bank BTN.

Bank BTN merupakan bank umum nasional yang berfokus pada pembiayaan

perumahan, dengan penyediaan Kredit Pemilihan Rumah (KPR) untuk kalangan

masyarakat yang luas, baik KPR bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan

48

Page 49: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

49

menengah ke bawah, maupun KPR komersial untuk segmen menengah ke atas. Bank

BTN didirikan berdasarkan Undang-undang Darurat No. 9 Thun 1950 pada tanggal 9

Februari 1950 dengan nama Bank Tabungan Pos. Nama ini kemudianberubah

menjadi Bank Tabunga Negara pada tahun 1963 melalui Perpu No. 4 tahun 1963 dan

UU No. 21 tahun 1964. Seiring dengan dimulainya rencana pembangunan perumahan

oleh Pemerintah, pada tahun 1974, Bank BTN ditunjuk sebagai Lembaga Pembiayaan

Kredit Perumahan, dengan realisas KPR pertama pada tanggal 10 Desember 1976.

Kebijakan Pemerintah untuk memfasilitasi penyediaan rumah baru sebagai

kebutuhan utama penduduk, yang terus tumbuh sebesar 800.000 rumah pertahun serta

Program Pemerintah untuk membangun 1000 tower rumah susun untuk masyarakat.

Disamping fokus bisnis ini dibidang perumahan, BTN juga menyediakan layanan

perbankan umum yang luas dengan portofolio yang terus meningkat, baik disektor

pendanaan, kredit maupun layanan, termasuk perbankan Syariah, untuk memenuhi

kebutuhan nasabah yang beragam.

Setiap perusahaan memiliki visi, misi, dan strategi agar perusahaan tersebut

mencapai apa yang diinginkan. Begitu juga dengan PT. Bank Tabunan Negara

sebagai salah satu bank yang terkemuka dalam menyukseskan program pemerintah

terutama dibidang perumahan tentu memiliki visi dan misi yang jelas demi kepuasan

nasabah.

1. Visi Bank Tabungan Negara

Menjadi Bank yang terkemuka dan menguntungkan dalam pembiayaan perumahan

2. Misi Bank Tabungan Negara

49

Page 50: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

50

a. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri

ikatan kepada lapisan masyarakat menengah kebawah serta menyediakan

produk jasa perbankan lainnya.

b.Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia Bank BTN yang

berkualitas dan profesionalitas serta memiliki integrasi yang tinggi.

c. Mengambil komitmen kepada pemegang saham yaitu menghasilkan laba dan

pendapatan persamaan yang tinggi serta ikut mendukung program

pembagunan perumahan nasional.

d. Memperdulikan kepentingan masyarakat dan lingkungan.

3.1.2. Struktur Organisasi PT. Bank Tabungan Negara

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan

tanggung jawab secara sistemati yang menunjukkan adanya hubungan atau

keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang yang telah ditetapkan.

Demi tercapainya tujuan umum suatu intansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur

seluruh aktivitas maupun kegiatan intansi tersebut. Melalui struktur organisasi yang

baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan

efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik

sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Suatu intansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan

perserongan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan

serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara varikal, melalui

50

Page 51: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

51

saluran tungkal. Struktur organisasi pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk,

dapat dilihat pada lampiran.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk memiliki pembagian tugas,

wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan bagiannya masing-masing.

Gambar: 3.1. Struktur Organisasi Bank Tabungan Negara

1. Branch Manager

a. Branch Manager bertanggung jawab untuk menjamin berlangsungnya

operasional Bank.

b. Menciptakan pengawasan internal yang efektif dan efisien.

c. Memantau serta mengelola resiko yang dihadapi Bank.

d. Memelihara iklim yang mendukung terciptanya produktivitas.

51

Page 52: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

52

e. Mengelola sumber daya manusia menjaga profesionalisme

f. Menyampaikan laporan tentang kinerja Bank secara menyeluruh kepada

2. Deputy Branch Manager Commercial

a. Menyusun kebijakan dan strategi dalam pencapaian target dana dan Kredit

Komersial (Lembaga).

b. Meningkatkan tata kualitas kelola perusahaan khususnya dalam pencapaian

target dana dan kredit komersil / lembaga.

c. Mengevaluasi dan memutus kredit komersial sesuai dengan wewenang

memutus.

Deputy Branch Manager Commercial membawahi :

a). Commercial Funding Unit (CFU)

Unit ini bertugas menghimpun dana pihak ketiga baik tabungan, giro

ataupun deposit yang bersifat Komersial / Lembaga.

b). Mortgage Commercial Lending Unit Head (MCLU)

Unit ini bertugas mencari dan merealisasi Kredit Komersial atau Lembaga

yang berkualitas sehingga dapat memenuhi target kebutuhan kantor

cabang.

3. Deputy Branch Manager Consumer

52

Page 53: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

53

a. Menyusun Kebijakan dan strategi dalam mencapai dana dan kredit consumer

(perorangan).

b. Meningkatkan kualitas tata kelola perusahaan khususnya dalam mencapai target

dana dan kredit consumer atau perorangan.  

c. Mengevaluasi dan memutuskan kredit consumer sesuai dengan batas wewenang

memutus.

d. Mengevaluasi standar pelayanan Dana maupun kredit consumer. Deputy

Branch Manager membawahi :

1). Commercial Funding Unit (CFU)

Unit ini bertugas menghimpun dana pihak ketiga baik tabungan, giro

ataupun deposit yang bersifat Komersial atau Lembaga.

2). Mortgage Commercial Lending Unit Head (MCLU)

Unit ini bertugas mencari dan merealisasi Kredit Komersial

atauLembaga yang berkualitas sehingga dapat memenuhi target

kebutuhan kantor cabang.

3). Costumer care

Bertugas me-maintance nasabah baru maupun nasabah lama, memberi

pelayanan terbaik bagi Nasabah dalam hal melayani, Pembukaan

Tabungan, Giro dan Deposito Nasabah.

4. Deputy Branch Support

a. Menyusun kebijakan dan strategi dalam pengelolaan sumber SDM dan

Operasional Bank.

53

Page 54: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

54

b. Mengevaluasi penempatan sumber SDM sehingga menghasilkan SDM yang

berkualitas dan produktif.  

Deputy Branch Support membawahi :

1). General Admin

Bertugas untuk melakukan perekrutan karyawan apabila dipelukan,

memonitoring karyawan melalui kehadiran, kinerja, dan pembayaran gaji

karyawan.

2). Transaction Proseccing

Bertugas melakukan transaksi-transaksi yang bersifat back office seperti

melakukan kliring, maintance ATM, penyediaan Bilyet Giro dan Cek.

3). Loan Consumer Work Out

Bertugas melakukan penagihan untuk debitur-debitur bermasalah, dan

melakukan lelang apabila debitur sudah tidak tertagih lagi.

3.1.3. Kegiatan Usaha PT. Bank Tabungan Negara

Kegiatan usaha yang dijalankan oleh PT. Bank Tabungan Negara meliputi

produk dana, kredit dan jasa. Berikut beberapa jenis produk dana, kredit dan jasa

yang ada pada Bank Tabungan Negara, yaitu:

1. Produk Dana

Produk simpanan yang disediakan oleh PT. Bank Tabungan Negara, yaitu:

a.Tabungan Batara

b. Tabungan e-Batara Pos

c. Tabungan Batara Prima

54

Page 55: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

55

d. Tabungan Haji Nawaitu

e. Sertifikat Deposito

f. Giro

g. Deposito Berjangka

2. Usaha Jasa Bank

Produk jasa yang disediakan adalah:

a. ATM Batara

b. Kiriman Uang

c.Inkaso

d. Money Changer

e. Safe Deposito Box

f. Bank Garansi

g. RTGS (Real Gross Settlement)

h. Penerima Biaya Perjalanan Ibadah Haji

i. SMS Banking

j. Penerima Pembayaran Tagihan Telkom, PLN, HP,dan isi ulang HP

3. Usaha Pinjaman atau Kredit

Usaha pinjaman kredit kepada PT. Bank Tabungan Negara dalam bentuk:

a. Kredit Griya Utama

b. KPR Platinum

c. Kredit Griya Multi

d. Kredit Swa Griya

55

Page 56: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

56

e. Kredit Swadana

f. Kredit Pemilikan Rumah

g. Kredit Ringan Batara

h. Kredit Yasa Griya

i. Kredit Pendukung Perumahan

j. Kredit Modal Kerja Kontraktor

k. Kredit Investasi

3.2. Hasil Penelitian

Dalam kegiatan perkreditan bank, khususnya Bank Tabungan Negara terdapat

pengembalian kredit yang bermasalah baik yang disengaja maupun tidak.

Pengembalian ini sering disebut Non Performing Loan (NPL) atau pengembalian

kredit bermasalah yang terdiri dari kredit kurang lancar, diragukan, macet. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder yaitu berupa laporan data kredit

bermasalah PT. Bank Tabungan Negara yang didapat dari laporan publikasi yang

terdapat pada website resmi BI (Bank Indonesia).

3.2.1. Analisa Penyelesaian Kredit Bermasalah PT. Bank Tabungan Negara

Berbagai upaya yang dilakukan oleh PT. Bank Tabungan Negara untuk

menyelesaikan kredit bermasalah dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Meningkatkan penagihan dan pembinaan secara lebih intensif untuk semua

nasabah kredit dengan prioritas nasabah lancar (L), sedangkan nasabah yang

memiliki tunggukan lebih dari 3 bulan supaya tidak akan menambah jumlah

nasabah dengan kategori kurang lancar (KL) maka penangih nasabah yang baru

56

Page 57: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

57

masuk kategori KL untuk mengupayakan beberapa angsuran sehingga bisa lepas

dari kategori KL menjadi L.

2. Mengaktifkan Surat Peringatan atau Teguran kepada nasabah yang telah

wanprestasi antara lain sebagai berikut:

a. Memberi Surat Peringatan (SP) I kepada nasabah yang telah mempunyai

tunggukan angsuran lebih dari I (satu) kali angsuran.

b. Memberikan Surat Peringatan (SP) II kepada nasabah yang tidak beritikad baik

setelah diberikan SP I, dan pemberian SP III kepada nasabah yang tidak

beritikad baik setelah diberikan SP II.

c. Jika sampai SP III nasabah tetap tidak beritikad baik, maka untuk debitur

dengan agunan tanah atau bangunan akan diberikan shock theraphy dengan

pengiriman surat pemberitahuan pemasangan sticker pengawasan bank pada

tanah atau bangunan yang menjadi agunan dengan tembusan ke ketua Rt

setempat 2 ( dua) hari sebelum pemasangan papan pengawasan bank (pathok)

dilakukan sedangkan untuk debitur dengan agunan kendraan bermotor (jika

dilengkapi dengan surat penyerahan agunan jika wan prestasi) dilakukan

pengembalian agunan untuk sementara diamankan dikantor bank.

3. Melakukan pemasangan sticker pengawasan pada tanah atau bangunan jaminan

jika surat-surat peringatan yang kita kirim tidak ditanggapi sama sekali sebagai

langkah awal penguasaan jaminan kredit.

4. Melakukan pendekatan secara kekeluargaan kepada debitur yang sudah tidak

berkemampuan, untuk melakukan penjualan jaminan secara bersama-sama.

57

Page 58: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

58

5. Melakukan pelelangan jaminan kredit macet berupa tanah atau bangunan yang

telah dilakukan pengikata secara Akte Pemberian Hak Tanggungan (APHT)

dengan bekerjasama dengan kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang

(KPKNL). Jika memang pendekatan secara kekeluargaan tidak bisa dilakukan.

6. Melakukan penghapus bukuan kredit yang telah berkategori macet,

dilaksanakan secara efektif dan tertib mengacu pada peraturan Bank Indonesia

namun tetap dilakukan penagihan kepada nasabah.

7. Untuk kedepan akan meningkatkan penyaluran kredit yang diberikan secara

baik dan tepat sasaran namun tetap memegang prinsip kehati-hatian dan kaidah-

kaidah perkreditan namun.

Berikut ini adalah salah satu penyelesaian kredit yang pernah diselesaikan oleh

Bank Tabungan Negara, namun untuk menjaga nasabah maka nama yang

dipergunakan disini bukanlah nama sebenarnya.

Debitur tuan X mengajukan permohonan kredit sebesar Rp. 200.000.000 pada

Bank Tabungan Negara dengan jaminan sertifikat tanah dan jangka waktu 3 tahun

dan cicilannya perbulan sebesar Rp. 7.556.000. Sesuai dengan Standar Operasional

dan Prosedur Pemberian Kredit (SOPPK) pada Bank Tabungan Negara bahwa setiap

pemberian kredit atas permohonan kredit dari calon debitur harus terlebih dahulu

dilakukan survey atas kelayakan jaminan maupun kemampuan debitur, di mana

survay tersebut harus tersebut harus memperhatikan prinsip kehati-hatian.

Setelah dilaksanakan survey atas kelayakan jaminan dan kemampuan debitur,

kemudian dilakukan analisa kredit dan persetujuan permohonan kredit oleh Komite

Kredit. Kemudian setelah disetujui, debitur datang untuk menyerahkan sertifikat

58

Page 59: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

59

yang akan dijadikan sebagai agunan kredit pada Bank Tabungan Negara yang

selanjutnya diserahkan kepada notaris guna pengecekan keaslian sertifikat. Setelah

selesai pengurusan sertifikat sehingga penandatanganan. Perjanjian Kredit (PK) atas

pencairan kredit dilaksanakan. Pengikatan kredit untuk pencairan atas nama debitur

Tuan X dilangsungkan dengan penandatanganan perjanjian kredit di bawah tangan

antara Bank Tabungan Negara dengan debitur Tuan X tersebut.

Pada awalnya semua kewajiban dibayar sesuai dengan kewajibannya. Tetapi

pada pertengahan pembayaran angsuran mulai terlambat dari jadwal yang telah

ditentukan pada waktu jatuh tempo pembayaran angsuran, debitur Tuan X

mengatakan sedang ada keperluan mendadak sehingga tidak dapat melakukan

pembayaran angsuran. Namun pada kenyataan debitur Tuan X mengulur-

mengulurwaktu pembayaran dengan bermacam-macam alasan, sehingga pihak bank

memberikan Surat Peringatan I (SP I). Setalah itu pembayaran angsuran dilakukan

oleh debitur Tuan X sesaat sebelum pinjamannya masuk dalam kolektibilitas 2 (dua)

kurang lancar, dimana pada saat pembayaran angsuran tersebut debitur Tuan X masih

memiliki tunggakan angsuran. Di sini mulai terlihat bahwa debitur Tuan X

mempunyai masalah keuangan yang berakibat pada kelancaran pembayaran angsuran,

dan sehubungan dengan itu juga debitur Tuan X tidak dapat dihubungi.

Melihat rincian jadwal pembayaran yang tidak baik atas nama Tuan X,

manajemen Bank Tabungan Negara kemudian menugaskan kolektur untuk mencari

informasi dan keberadaan debitur Tuan X. Dari hasil pencarian informasi dilapangan

oleh kolektor diproleh informasi bahwa debitur Tuan X terkena masalah di usahanya

yang tidak berjalan lancar, dan pada saaat peninjauan ketempat tinggal debitur, serta

59

Page 60: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

60

pihak bank memberikan Surat Peringatan II (SP II) diketahui bahwa pada waktu itu

ada kemungkinan debitur Tuan X menggunakan uang tidak sebagaimana mestinya

sehingga mengakibatkan terganggunya keuangan rumah tangga debitur.

Dalam hal ini pihak keluarga debitur sangat kooperatif dengan pihak bank di

mana keluarga debitur masih memiliki keinginan dan itikad baik untuk

menyelesaikan kredit bermasalah atas nama debitur Tuan X setelah dilakukan

perundingan dengan keluarga, disepakati bahwa keluarga akan melakukan pelunasan

kredit atas nama Tuan X dengan cara menjual aset berupa tanah pekarangannya,

yang kemuan uang hasil penjualan tersebut akan digunakan menutupi seluruh

tunggakan kredit baik tunggakan pokok, tunggakan bunga, maupun denda yang

timbul akibat keterlambatan pembayaran angsuran.

Dari uraian di atas sudah terlihat bahwa Bank Tabungan Negara sudah memiliki

dan mematuhi Standar Opersional dan Prosedur Pemberian Kredit (SOPPK) intern

perusahaan yang digunakan oleh Bank Tabungan Negara yang tercantum dalam Surat

Edaran Bank Indonesia No 14/26/DKBU Tanggal 19 September 2012 Pedoman

Kebijakan dan Prosedur Perkreditan bagi Bank Tabungan Neagara, di mana

kebijakan perkreditan tersebut harus dibuat dalam bentuk tertulis yang sekurang-

kurangnya memuat dan mengatur hal-hal pokok sebagaimana ditetapkan dalam

pedoman pedoman kebijakan perkreditan bank serta dengan adanya perjanjian kredit

yang dibuat secara tertulis antara Bank Tabungan Negara dengan debitur Tuan X

menunjukkan bahwa Bank Tabungan Negara telah memenuhi ketentuan yang

diharuskan oleh Bank Indonesia mengenai pedoman perkreditan tersebut.

60

Page 61: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

61

Ada berbagai hal yang menjadi penyebab terjadinyan kredit macet. Jika dibagi

secara garis besar maka penyebab dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Faktor yang berasal dari bank

Bank dapat sebagai salah satu penyebab terjadinya kredit macet. Bank memegang

peranan akan kemungkinan tersebut terjadinya kredit macet, namun bank juga

merupakan penyaring (filter) di awal untuk mengantisipasi terjadinya kredit macet.

Berikut adalah hal-hal penyebab terjadinya kredit macet yang merupakan faktor

yang berasal dari bank.

a. Bank salah atau kurang cermat dalam melakukan analisa permohonan kredit

debitur

b. Pemberian plafond kredit yang berlebihan atas kebutuhan debitur

c. Kurangnya pengawasan bank atas kredit yang diberikan

d. Kredit titipan dari atasan (pejabat bank yang berwenang memberikan keputusan

dalam pemberian kredit maupun pejabat bank yang bertugas dalam ekspansi

kredit mempunyai andil untuk meloloskan permohonan kredit dari relasi atau

keluarganya yang kurang memenuhi syarat sebagai kredit bank)

2. Faktor yang berasal dari debitur

Ada beberapa faktor debitur yang mempengaruhi terjadinya kredit macet adalah:

a. Nasabah menyalahgunakan kredit

b. Nasabah kurang mampu mengelola usahanya

c. Nasabah beritikad tidak baik

3. Faktor dari luar kemampuan bank dan debitur

61

Page 62: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

62

Adanya bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, banjir, badai, musim kemarau

yang berkepanjangan, kebakaran dan sebagainya yang dapat mengganggu

produktifitas usaha debitur

Dari berbagai uraian di atas mengenai penyebab kredit bermasalah, penyebab

kredit bermasalah atas nama debitur Tuan X merupakan sebab yang berasal dari

internal debitur sendiri, yaitu adanya penyalahgunaan dana fasilitas kredit dan

kekurangan maupun debitur dalam mengelola keuangan rumah tangganya. Jadi dalam

hal ini bank tidak mempunyai andil sebagai penyebab kredit bermasalah atas nama

debitur Tuan X.

Dari kasus diatas terlihat bahwa penyelesaian kredit bermasalah tidak melalui

harus melalui jalur hukum atau pengadilan tetapi dapat juga diselesaikan secara

kekeluargaan, di mana biaya jauh lebih murah, dengan cara penyelesaian yang mudah

dan relatif cepat. Dari penyelesaian kredit bermasalah atas nama debitur Tuan X

tersebut dapat dilihat bahwa penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan oleh

Bank Tabungan Negara sudah sesuai dengan prosedur dan peraturan dari BI (Bank

Indonesia) yang ada.

3.2.2. Analisa Nilai NPL. PT. Bank Tabungan Negara

Penetapan kolektibilitas kredit dinilai berdasarkan kemampuan membayar.

Menurut PT. Bank Tabungan Negara terdapat 4 (empat) kolektibilitas kredit, antara

lain:

1. Lancar (L)

Kredit dengan tingkat pembayaran tepat waktunya dan tidak ada tunggakan.

2. Dalam Perhatian Khusus (DPK)

62

Page 63: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

63

Adalah pinjaman yang terdapat tunggakan pembayaran pokok dana atau bunga

sampai dengan 90 hari.

3. Kurang Lancar (KL)

Kredit yang terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah

melampaui 90 hari sampai dengan 120 hari.

4. Diragukan (D)

Kredit yang terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah

melampaui 120 hari sampai dengan 180 hari.

5. Macet ( M )

Kredit yang terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah

melampaui 180 hari sampai dengan 360 hari.

Berikut ini adalah data rincian penyaluran kredit Bank Tabungan Negara

selama tiga tahun terakhir pada tabel berikut:

Tabel III.IKomposisi Kredit yang Diberikan Berdasarkan Penyaluran

PT. Bank Tabungan NegaraPeriode 2013-2015

Penyaluran

Kredit2013 2014 2015

Lancar Rp. 2.267.678.000,- Rp. 1.751.783.000,- Rp. 1.833.576.000,-

Dalam Perhatian

KhususRp. 1.236.789.000,- Rp. 1.204.124.000,- Rp. 1.268.145.000,-

Kurang

LancarRp. 7.072.000,- 0 0

Diragukan Rp. 33.752.000,- 0 0

Macet Rp. 934.220.000,- Rp. 918.162.000,- Rp. 805.083.000,-

Total Rp. 4.479.511.000,- Rp. 3.874.069.000,- Rp. 3.906.804.000,-

63

Page 64: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

64

Sumber : Data Olahan Penulis

Berdasarkan tabel III.I dapat diuraikan

1. Pada tahun 2013 total penyaluran kredit berjumlah Rp.4.479.511.000,- yaitu dilihat

dari kriteria lancar sebesar Rp. 2.267.678.000,- dalam perhatian khusus sebesar

Rp. 1.236.789.00,- kurang lancar sebesar Rp. 7.072.000,- kredit diragukan

berjumlah Rp. 33.752.000,- kredit macet berjumlah Rp. 934.220.000,-.

2. Pada tahun 2014 total penyaluran kredit berjumlah Rp. 3.874.069.000,-yang terdiri

dari kredit lancar Rp. 1.751.783.000,- dalam perhatian khusus sebesar Rp.

1.204.124.000,-pada kategori kurang lancar dan diragukan mengalami penurunan

hingga 100%. Sedangkan untuk kredit macet juga mengalami penurunan sebesar

Rp. 16.058.000,-.Sehingga kredit macet pada tahun 2014 tersisa Rp.

918.162.000,-.

3. Pada tahun 2015 total kolektibilitas kredit sebesarRp. 3.874.069.000,-yang terdiri

dari kredit lancar Rp. 1.833.576.000,- dan kredit macet sebesar Rp. 805.083.000,-

pada kredit macet terjadi penurunan sebesar Rp. 113.079.000,-.

Berikut ini rincian Non performing loan (kolektibilitas kurang lancar,

diragukan,dan macet) PT. Bank Tabungan Negara selama tiga tahun terakhir pada

tabel berikut:

Tabel III.2Rincian Kredit Non forming loan (NPL)PT. Bank Tabungan

NegaraPeriode 2013-2015Kolektibilitas

Kredit2013 2014 2015

Kurang Rp. 7.072.000,- 0 0

64

Page 65: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

65

Lancar

Diragukan Rp. 33.752.000,- 0 0

Macet Rp. 934.220.000,- Rp. 918.162.000,- Rp. 805.083.000,-

Total NPL Rp. 975.044.000,- Rp. 918.162.000,- Rp. 805.083.000.-

Rasio NPL 21,76% 23,70% 20,60%

Sumber : Data Olahan Penulis

Berikut perhitungan Rasio Non Performing Loan (NPL), berdasarkan

kolektibilitas kredit pada PT. Bank Tabungan Negara, maka akan diproleh sebagai

berikut:

1. Rasio NPL tahun 2013

a. Kredit Bermasalah (Non Performing Loan)

1) Kurang Lancar = Rp. 7.072.000,-

2) Diragukan = Rp. 33.752.000,-

3) Macet = Rp. 934.220.000,- +

Total kredit bermasalah = Rp. 975.044.000,-

b. Total kredit yang disalurkan = RP. 4.479.511.000,-

Rasio NPL tahun 2013 = RP . 975.044 .000

RP . 4.479 .511000 X 100%

=Rp. 21,76%

Diketahui rasio NPL pada tahun 2013 yang ada sebesar Rp. 975.044.000,-

atau sebesar 30,06%, ini menunjukkan bahwa rasio NPL tersebut berada diatas rasio

NPL yang ditetapkan Bank Indonesia (BI) dengan persentase kelebihan sebagai

berikut 5% - 21,76% = 16,76%.

65

Rasio NPL = Totalkredit bermasalah

Total kredit X 100%

Page 66: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

66

2. Rasio NPL tahun 2014

a. Total kredit bermasalah (NPL)

1) Kurang Lancar = 0

2) Diragukan = 0

3) Macet = Rp. 918.162.000,- +

Total kredit bermasalah = Rp. 918.162.000,-

b. Total kredit yang disalurkan =Rp. 3.874.069.000,-

Rasio NPL tahun 2014 = RP .918.162 .000 ,− ¿Rp. 3.874 .069 .000 ,−¿¿

¿ X 100%

=Rp. 23,70%

Diketahui tingkat rasio NPL pada tahun 2014 yang ada sebesar Rp.

918.162.000,- atau sebesar 23,70% ini menunjukkan bahwa rasio NPL tersebut

berada di atas rasio NPL yang ditetapkan Bank Indonesia (BI) dengan persentase

kelebihan sebagai berikut 5% - 23,70% = 18,70%.

3. Rasio NPL tahun 2015

a. Total kredit bermasalah (NPL)

1) Kurang Lancar = 0

2) Diragukan = 0

3) Macet = Rp. 805.083.000,- +

Total kredit bermasalah = Rp. 805.083.000,-

b. Total kredit yang disalurkan = Rp. 3.906.804.000,-

Rasio NPL tahun 2015 = RP .805.083 .000 ,− ¿Rp .3.906 .804 .000 ,−¿¿

¿ X 100%

66

Page 67: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

67

= Rp. 20,60%

Diketahui tingkat rasio NPL pada tahun 2015 yang ada sebesar Rp.

805.083.000,- atau sebesar 20,60%, ini menunjukkan bahwa rasio NPL tersebut

berada di atas rasio NPL yang di tetapkan Bank Indonesia (BI) dengan persentase

kelebihan sebagai berikut : 5% - 20,60% = 15,60%.

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka Non performing loan (NPL) tahun

2013-2015 dapat dirata-ratakan menjadi:

21,76% + 23,70% + 20,60% = 66,06%

Jadi rata rata NPL = 66,06 %

3

= 22,02%

Dilihat dari aspek Non Performing Loan (NPL) (kolektibilitas kurang lancar,

diragukan,dan macet) yang rata- rata persentasenya 22,02% atau lebih dari 5% yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI). Maka dilihat dari tolak ukur tingkat kesehatan

bank, tingkat NPL pada PT. Bank Tabungan Negara berkategori tidak sehat.

Tabel III. 3Kesehatan Bank Non Performing Loan (NPL)PT. Bank Tabungan Negara

Periode 2013-2015Tahun NPL Satndar BI Keterangan

2013 21,76% 5% Tidak Sehat

2014 23,70% 5% Tidak Sehat

2015 20,60% 5% Tidak Sehat

Sumber : Data Olahan Penulis

67

Page 68: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

68

3.2.3. Analisa Perkembangan NPL PT. Bank Tabungan Negara

Berikut ini adalah data perkembangan Non performing Loan (NPL) PT. Bank

Tabungan Negara selama 3 (tiga) tahun terakhir pada tabel berikut.

Tabel III. 4Perkembangan Non Performing Loan (NPL)PT. Bank Tabungan Negara

Periode 2013-2015

Tahun

Perkembangan Non Performing Loan

NPL dalam

Rupiah

(Rp)

Naik

(Rp)

Turun

(Rp)

NPL

dalam

Persentase

(%)

Naik

(%)

Turun

(%)

2013 Rp. 975.044.000,- 21,76

2014 Rp. 918.162.000,- -56.882.00

023,70 1,49 -

2015 Rp. 805.083.000.- -113.079.0

0020,60 - 3,1

Sumber : Data Olahan Penulis

Dari tabel III.3 dapat diketahui bahwa perkembangan rasio NPL pada PT.

Bank Tabungan Negara berkategori tidak sehat. Rasio Kualitas Aktiva Produktif yang

menurun menjadi tidak baik disebabkan karena bermuculan kredit bermasalah pada

tahun 2013 yang dikarenakan adanya kerjasama yang tidak baik oleh PT. Bank

Tabungan Negara, sehingga mengakibatkan kredit bermasalah Non Performing Loan

68

Page 69: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

69

(NPL) pada PT. Bank Tabungan Negara pernah menjadi 21,76%. Namun pada tahun

2014 rasio kredit bermasalah Non Performing Loan (NPL) PT. Bank Tabungan

Negara mulai memburuk kembali yaitu sebesar 23,70% yang di akibatkan para

debitur tidak membayar kewajibannya karena sulit untuk dihubungi. Bank selalu

melakukan yang terbaik untuk menurunkan nilai Non Performing Loan (NPL), pihak

bank melakukan berbagai upaya untuk menurunkan nilai (NPL) salah satunya dengan

cara melakukan Perjanjian Kredit (PK) ulang kepada para nasabah kredit pemilikan

rumah (KPR) kreditnya dibiayai oleh PT. Bank Tabungan Negara. Kinerja bank

terlihat pada 2015 yang berangsur-angsur mulai membaik sehingga rasio kredit

bermasalah Non Performing Loan (NPL) menurun menjadi 20,60%. Meskipun

terlihat sudah mulai membaik namun Non Performing Loan (NPL) bank masih jauh

di atas 5% dari yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI).

69

Page 70: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

70

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya maka penelitian dapat

menyimpulkan sebagai berikut:

1. Penyebab terjadinya kredit bermasalah pada PT. Bank Tabungan Negara

digolongkan menjadi tiga kategori antara lain faktor dari pihak bank, faktor dari

pihak debitur dan faktor dari luar kemampuan bank dan debitur.

2. PT. Bank Tabungan Negara mengupayakan langkah penurunan NPL dengan cara

meningkatkan penagihan dan pembinaan secara intensif, pengaktifan tim

70

Page 71: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

71

penanganan kredit bermasalah dan ekpensi kredit secara lebih selektif dan terus

memegang prinsipkehati-hatian.

3. Penyelesaian kredit bermasalah oleh PT.Bank Tabungan Negara selalu

mengusahakan penyelesaian kredit secara kekeluargaan. Namun apabila tidak

terselesaikan secara kekeluargaan, maka PT. Bank Tabungan Negara

menyelesaikan kredit bermasalah dengan cara melakukan pelelangan yang bekerja

sama dengan kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) setempat.

4. Dilihat dari aspek Non Performing Loan (NPL) (kolektibilitas kurang lancar,

diragukan dan macet) yang rata-rata persennya 22,02% atau lebih dari 5% dilihat

dari tolak ukur tingkat kesehat bank maka tingkat NPL PT. Bank Tabungan

Negara berkategori tidak sehat.

4.2. Saran

Besarnya kredit yang disalurkan kemasyrakat berbanding lurus dengan

besarnya resiko akan kredit bermasalah yang dihadapi oleh bank. Untuk

meminimalisasi terjadinya kredit bermasalah yang akan terjadi di kemudian hari,

maka saran menurut penulis ada beberapa hal yang diperlu diperhatikan:

1. Perlunya analisa yang akurat dalam memproses permohonan kredit

Analisa yang akurat merupakan salah satu penentu apakah suatu permohonan

kredit akan disetujui atau ditolak oleh komite kredit. Untuk mendukung analisa

yang akurat diperlukan pengalaman yang tajam pada saat dilakukan survey oleh

71

Page 72: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

72

surveyor pada saat melakukan survey, dan pengetahuan perkreditan dari analyst

credit pada saat membuat analisa kredit.

2. Pengawasan secara berkala atas setiap kredit yang disalurkan

Setelah melakukan filteryang ketat ditahapan awal perkreditan, yang dapat

dilakukan bank setelah melakukan pencairan kredit adalah dengan melakukan

pengawasan secara berkala atas setiap kredit yang disalurkan, sehingga apabila

terjadi hal yang tidak diinginkan dapat disinyalir lebih cepat.

3. Penyelesaian kredit bermasalah sebaiknya diselesaikan secara damai dan

berusahan untuk menyelamatkan kredit nasabah bisa kembali lancar dan

nasabah mampu melunasi kewajiban-kewajibanya, hal ini untuk menjaga nama

baik bank maupun nasabah. Oleh karena itu PT. Bank Tabungan Negara akan

terus mengupayakan langkah penurunan Non Performing Loan (NPL) dengan

cara:

1. Meningkatkan penagihan dan pembinaan secara intensif.

2. Pengaktifan Tim Penanganaan Kredit Bermasalah.

3. Ekspansi kredit secara lebih selektif dan terus memegang prinsip kehati

hatian.

4. Mengurangi tingkat bunga, kredit dari pihak lain yang bunganya tinggi dan

mengganti dengan kredit dari bank yang berbuga rendah atau menambah

modal kerja jika dirasa masih kurang.

5. Atau menambah fasilitas kredit, memperpanjang jangka waktu, menekan

timgkat bunga dan mengganti manajemennya.

72

Page 73: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

73

DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, Herman. 2014. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

73

Page 74: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

74

Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Haryani. 2010. Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Macet. Jakarta: Penerbitelex

Media Komputindo

Ismail. 2010. Akutansi Bank Teori Dari Aplikasi Dalam Rupiah. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Kasmir. 2012. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Mahmoeddin. 2010. Melacak Kredit Bermasalah. Cetakan Pertama. Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan.

Tamin, Nasrun. 2012. Kiat Menghindari Kredit Macet. Jakarta: PT. Dian Rakyat.

Taswan. 2010. Akutansi Perbankan Transaksi Dalam Valuta Rupiah. Jakarta: UPP

STIM YKPN.

Triandaru, Sigit dan Totok Budi Santoso. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.

Jakarta: Salemba Empat.

74

Page 75: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

75

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : NuratikahTempat, Tanggal Lahir : Sungai Manis, 16 September 1994Jenis Kelamin : PerempuanKewarganegaraan : IndonesiaAgama : IslamStatus : Belum MenikahAlamat : Kampung Kramat GG. Ani No. 39 RT/RW 005/016

Kelurahan Cililitan Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur

No. Telpon : 085375478064Email : [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL1. SD Negeri 22 Tarung-Tarung Selatan : Tahun 2001-20072. Madrasah Musthafawiyah Purba Baru : Tahun 2007–20103. SMA Negeri 1 Rao : Tahun 2010–2013

PENDIDIKAN INFORMAL1. Kursus Komputer dan Jaringan di Rao : Tahun 20082. Kursus Bahasa Inggris : Tahun 20093. Kursus Masak Kuliner : Tahun 2008-2009

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, 23 Juni 2016

Nuratikah61130092

75

Page 76: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

76

76

Page 77: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

77

77

Page 78: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

78

Lampiran A1

78

Page 79: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

79

Catatan Lapangan Hasil Observasi

Judul : Analisa Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Bermasalah

Tema : NPL (Non Performing Loan)

Tanggal Pengamatan : 30 Mei 2016

Kegiatan Observasi : PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk.

Kantor Cabang Cawang Soetoyo

Pedoman Wawancara

1. Gejala-gejala apa yang muncul sebagai tanda akan terjadinya kredit bermasalah?

Jawab:

Gejala-gejala yang sering muncul antara lain:

a. Nasabah beberapa kali tidak bisa memenuhi kewajiban angsuran bulannya

sampai terjadi tunggakan.

b. Nasabah mulai sulit dihubungi.

c. Nasabah banyak memberikan alasan-alasan sampai tidak bisa terpenuhi

kewajibannya.

2. Apa yang menyebabkan kredit bermasalah?

Jawab:

Penyebab terjadinya kredit bermasalah ada dua (2) faktor antara lain:

79

Page 80: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

a. Faktor Intern, dari banknya sendiri tidak akurat dalam analisa kredit dan

pendekatan nasabah, tidak ada monitoring atau maintenance nasabah pasca

realisasi, penekanan ketentuan-ketentuan yang ada dalam PK (Perjanjian

Kredit) kurang filter terhadap calon nasabah kurang kuat.

b. Faktor Ekstern, dari nasabah dan sekitarnya kondisi usaha nasabah mengalami

penurunan atau kemunduran terjadi konflik keluarga, nasabah pindah rumah.

3. Ada berapa penggolongan kualitas kredit pada Bank Tabungan Negara?

Jawab:

a. Penggolongan kualitas kredit pada Bank Tabungan Negara terdapat lima (5)

golongan yaitu Lancar (L), Dalam Perhatian Khusus (DPK), Kurang Lancar

(KL), Diragukan (D), Macet (M).

4. Apa upaya bank untuk penurunan NPL (Non Performing Loan)?

Jawab:

a. Meningkatkan penagihan dan pembinaan secara intensif.

b. Pengaktifan Tim Penanganan Kredit Bermasalah.

c. Ekpensi kredit secara lebih selektif dan terus memegang prinsip kehati-hatian.

5. Bagaimana penanganan bank dalam menyelesaikan kredit bermasalah?

Jawab:

a. Meningkatkan penagihan dan pembinaan secara intensif.

b. Mengaktifkan surat peringatan atau teguran kepada nasabah yang telah Wan

Prestasi.

80

Page 81: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

c. Melakukan pemasangan sticker pengawasan pada tanah atau bangunan jaminan.

d. Melakukan pendekatan secara kekeluargaan kepada Debitur yang sudah tidak

berkemampuan membayar.

e. Melakukan pelelangan jaminan kredit macet berupa tanah atau bangunan yang

telah dilakukan penagihan secara APHT.

f. Melakukan penghapusan bukuan kredit yang telah berkategori macet.

6. Siapa saja yang bertanggung jawab jika terjadi kredit bermasalah?

Jawab:

a. Yang bertanggung jawab atas terjadinya kredit bermasalah pihak bank dan pihak

yang tertera dalam Perjanjian Kredit (PK).

81

Page 82: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

Lampiran B1

82

Page 83: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

83

Page 84: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

84

Page 85: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

85

Page 86: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

86

Page 87: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

87

Page 88: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

88

Page 89: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

89

Page 90: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

90

Page 91: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

91

Page 92: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

92

Page 93: repository.bsi.ac.id · Web view3. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI). 1.4. Metode Pengumpulan Data Teknis pengumpulan data dan informasi yang

93