wawasan nusantara -otonomi daerah- kelompok 1 – f. ekonomi

24
WAWASAN NUSANTARA -OTONOMI DAERAH- KELOMPOK 1 – F. EKONOMI 1. Wisnu Eko P. / 01113036 2. Nurrus Sobah / 01213039 3. Iftitah Hidayati / 01113086 4. Sartika Dewi / 01113057 5. Linda Yunita S / 01113013 6. Dimas Teguh / 01213036 7. Qoimatul Kusnia / 01113071 8. Cicik Nur Indah S / 01213029

Upload: metea

Post on 23-Feb-2016

236 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

WAWASAN NUSANTARA -OTONOMI DAERAH- KELOMPOK 1 – F. EKONOMI. Wisnu Eko P. / 01113036 Nurrus Sobah / 01213039 Iftitah Hidayati / 01113086 Sartika Dewi / 01113057 Linda Yunita S / 01113013 Dimas Teguh / 01213036 Qoimatul Kusnia / 01113071 Cicik Nur Indah S / 01213029. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: WAWASAN NUSANTARA -OTONOMI DAERAH- KELOMPOK 1 – F. EKONOMI

WAWASAN NUSANTARA-OTONOMI DAERAH-

KELOMPOK 1 – F. EKONOMI1. Wisnu Eko P. / 011130362. Nurrus Sobah / 012130393. Iftitah Hidayati / 011130864. Sartika Dewi / 011130575. Linda Yunita S / 011130136. Dimas Teguh / 012130367. Qoimatul Kusnia / 011130718. Cicik Nur Indah S / 01213029

Page 2: WAWASAN NUSANTARA -OTONOMI DAERAH- KELOMPOK 1 – F. EKONOMI

WAWASAN NUSANTARA Pengertian :Kata wawasan berasal dari kata wawas (bahasa Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan atau penglihatan indrawi, ditambahkan akhiran (an) bermakna cara pandang, cara tincau atau cara melihat.

kata Nusantara terdiri dari kata nusa dan antara. Kata nusa artinya pulau atau kesatuan kepulauan. Antara menunjukkan letak antara dua unsur. Nusantara artinya kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua yakni Asia dan Australia dan dua samudera yakni; samudera Hindia dan samudera Pasifik.

Sedangkan pengertian yang digunakan sebagai acuan pokok ajaran dasar Wawasan Nusantara sebagai geopolitik Indonesia adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dengan tetap menghargai dan menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk mencapai tujuan nasional.

Page 3: WAWASAN NUSANTARA -OTONOMI DAERAH- KELOMPOK 1 – F. EKONOMI

HAKEKAT WAWASAN NUSANTARA

HAKEKAT

KEDUDUKAN

FUNGSI

TUJUAN

bersikap dan bertindak secara utuh menyeluruh dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa termasuk

produk-produk yang dihasilkan oleh lembaga negara

Wawasan Nusantara merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat dengan tujuan agar

tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam rangka mencapai dan mewujudkan tujuan nasional.

Sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan,

keputusan, tindakan dan perbuatan, baik bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah

maupun bagi seluruh rakyat dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa.

Mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala bidang dari rakyat Indonesia yang lebih

mengutamakan kepentingan nasional dari pada kepentingan orang perorangan, kelompok, golongan,

suku bangsa/daerah.

Page 4: WAWASAN NUSANTARA -OTONOMI DAERAH- KELOMPOK 1 – F. EKONOMI

KEDUDUKAN WAWASAN NUSANTARA

PANCASILA

UUD 1945

Wawasan Nusantara

Ketahanan Nasional

GBHN

Landasan Idil(Dasar Negara)

Landasan Konstitusional(Konstitusi Negara)

Landasan Visional(Visi Bangsa)Landasan Konsepsional

(Konsepsi Bangsa)Landasan Operasional

(Kebijakan dasar bangsa)

Page 5: WAWASAN NUSANTARA -OTONOMI DAERAH- KELOMPOK 1 – F. EKONOMI

KEDUDUKAN WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI SALAH SATU KONSEPSI

KETATANEGARAAN RIKesatua

n Wilayah

Kesatuan

Bangsa

Kesatuan

Ideologi

Kesatuan

HukumKesatuan

Ekonomi

Kesatuan Sosial

Kesatuan

Budaya

Kesatuan

Psikologi

WAWASAN NUSANTARA

Satu kesatuan

Page 6: WAWASAN NUSANTARA -OTONOMI DAERAH- KELOMPOK 1 – F. EKONOMI

IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA

Diperlukan kesadaran WNI untuk :1.    Mengerti, Memahami, Menghayati tentang hak dan kewajiban warganegara serta hubungan warga negara dengan negara, sehingga sadar sebagai bangsa Indonesia.

2.    Mengerti, Memahami, Menghayati tentang bangsa yang telah menegara, bahwa dalam menyelenggarakan kehidupan memerlukan konsepsi wawasan nusantara sehingga sadar sebagai warga negara yang memiliki cara pandang.

 Agar ke-2 hal dapat terwujud diperlukan sosialisasi dengan program yang teratur, terjadwal dan terarah.

Page 7: WAWASAN NUSANTARA -OTONOMI DAERAH- KELOMPOK 1 – F. EKONOMI

LATAR BELAKANG OTONOMI DAERAH Kondisi Geografis Indonesia yang berupa kepulauan berpotensi /

rawan ancaman – ancaman dari dalam dan luar dalam mempertahankan keutuhan NKRI

Page 8: WAWASAN NUSANTARA -OTONOMI DAERAH- KELOMPOK 1 – F. EKONOMI

KAITAN WAWASAN NUSANTARA DENGAN OTONOMI DAERAH

Kesatuan

Wilayah Kesatu

an Bangsa

Kesatuan

Ideologi

Kesatuan

HukumKesatuan

Ekonomi

Kesatuan

Sosial

Kesatuan

Budaya

Kesatuan

Psikologi

WAWASAN NUSANTAR

A

Page 9: WAWASAN NUSANTARA -OTONOMI DAERAH- KELOMPOK 1 – F. EKONOMI

KAITAN WAWASAN NUSANTARA DENGAN OTONOMI DAERAH

Wawasan Nusantara menghendaki adanya persatuan bangsa dan keutuhan wilayah nasional. Pandangan untuk tahap perlunya persatuan bangsa dan keutuhan wilayah ini merupakan modal berharga dalam melaksanakan pembangunan. Wawasan nusantara juga mengajarkan perlunya kesatuan sistem politik, sistem ekonomi, sistem sosial, sistem budaya, dan sistem pertahanan keamanan dalam lingkup negara nasionalIndonesia. Cerminan dari semangat persatuan itu diwujudkan dalam bentuk negara kesatuan. Namun demikian semangat perlunya kesatuan dalam berbagai aspek kehidupan itu jangan sampai menimbulkan negara kekuasaan. Negaramenguasai segala aspek kehidupan bermasyarakat termasuk menguasaihak dan kewenagan yang ada didaerah-daerah di Indonesia. Tiap-tiapdaerah sebagai wilayah (ruang hidup) hendaknya diberi kewenanganmengatur dan mengelola sendiri urusannya dalam rangaka mendapatkankeadilan dan kemakmuran.Oleh karena itulah, dalam menyelenggarakan pemerintahannya NegaraKesatuan Republik Indonesia menganut asas desentralisasi, bukansentralisasi. Desentralisasi artinya, penyerahan urusan pemerintah dari ataskepada pemerintah di bawahnya untuk menjadi urusan rumah tangganya. Negara Kesatuan dengan sistem desentralisasi dalam penyelenggaran pemerintahan memberikan kesempatan dan keeluasaan kepada daerahuntuk menyelenggarakan kekuasaan. Kekuasaan terbagi antara pemerintah pusat dan daerah. Daerah memiliki hak otonomi untuk menyelenggarakankekuasan. Desentralisasi inilah yang menghasilkan otonomi daerah diIndonesia.

Page 10: WAWASAN NUSANTARA -OTONOMI DAERAH- KELOMPOK 1 – F. EKONOMI

OTONOMI DAERAH DAERAH OTONOM

Otonomi Daerah :Adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Daerah Otonom :Kesatuan hukum yang mempunyai batas – batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarasa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem NKRI.

Page 11: WAWASAN NUSANTARA -OTONOMI DAERAH- KELOMPOK 1 – F. EKONOMI

ASAS OTONOMI DAERAH • Penyerahan wewenang pemerintah

pusat kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam system NKRI

Desentralisasi

• Pelimpahan wewenang pemerintah oleh pemerintah pusat kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat dan atau kepada instansi vertical wilayah tertentu.

Dekonsentrasi

• Penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah dan atau desa, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota desa untuk melaksanakan tugas perbantuan

Tugas Perbantuan

Page 12: WAWASAN NUSANTARA -OTONOMI DAERAH- KELOMPOK 1 – F. EKONOMI

DASAR HUKUM OTONOMI DAERAH

Otonomi Daerah berpijak pada dasar Perundang-undangan yang kuat, yakni :

1. UUD 1945 (Amandemen Kedua tahun 2000)

2. Ketetapan MPR RI

3. Undang-Undang

UUD 1945 Bab VI Pasal 18.jpgUUD 1945 Bab VI Pasal 18 A, 18 B.jpg

Ketetapan MPR RI No. XV-MPR-1998.pdf

UU_32_2004_Pemerintahan Daerah.pdfUU 12 Tahun 2008. Pemerintah Daerah.pdf

Page 13: WAWASAN NUSANTARA -OTONOMI DAERAH- KELOMPOK 1 – F. EKONOMI

PRINSIP, HAKEKAT, DAN TUJUANOTONOMI DAERAH

Prinsip Otonomi DaerahMenurut penjelasan Undang-Undang No. 32 tahun 2004, prinsip penyelenggaraan otonomi daerah adalah :penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan serta potensi dan keaneka ragaman daerah.

Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab.pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan utuh diletakkan pada daerah dan daerah kota, sedangkan otonomi provinsi adalah otonomi yang terbatas pada daerah lingkup provinsi.Pelaksanaan otonomi harus sesuai dengan konstitusi negara sehingga tetap terjamin hubungan yang serasi antara pusat dan daerah.

Prinsip Otonomi

Seluas-luasnya Nyata Bertanggung Jawab

Page 14: WAWASAN NUSANTARA -OTONOMI DAERAH- KELOMPOK 1 – F. EKONOMI

PRINSIP, HAKEKAT, DAN TUJUANOTONOMI DAERAH

Hakekat Otonomi Daerah

Pelaksanaan otonomi daerah pada hakekatnya adalah upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan pembangunan sesuai dengan kehendak dan kepentingan masyarakat. Tujuan Otonomi Daerah

Menurut Mardiasmo (Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah) Adalah: Untuk meningkatkan pelayanan publik (public service) dan memajukan perekonomian daerah. Pada dasarnya terkandung tiga misi utama pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, yaitu:

A. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat.B. Menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya daerah.C. Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat (publik) untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan.

Page 15: WAWASAN NUSANTARA -OTONOMI DAERAH- KELOMPOK 1 – F. EKONOMI

OTONOMI DAERAH BIDANG POLITIK Reformasi UU tentang Pemerintahan

Daerah

Sejak reformasi, kita telah dua kali membentuk UU yang berkaitan dengan Pemerintahan Daerah, yaitu UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No. 32 Tahun 2004 yang telah beberapa kali diubah terakhir melalui lahirnya UU No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan atas UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Dengan diberlakukannya UU No. 32 Tahun 2004, maka dilakukan penataan pembagian urusan pemerintahan yang makin jelas antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Seperti diketahui, UU No. 32 Tahun 2004 menerapkan konsep urusan secara konkuren (concurrent functions) antara Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota. Setiap urusan dibagi berdasarkan kriteria tersebut, melahirkan urusan yang ditangani oleh pihak pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.

Page 16: WAWASAN NUSANTARA -OTONOMI DAERAH- KELOMPOK 1 – F. EKONOMI

UU TENTANG OTONOMI DAERAHIstilah UU No.22/ 1999 UU No.32/ 2004

Pemerintah PusatPerangkat NKRI yang terdiri dari presiden beserta para menteri menurut asas desentralisasi

Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945

DesentralisasiPenyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom dalam kerangka NKRI

Penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem NKRI

Dekonsentrasi

Pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau perangkat pusat di daerah

Pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal wilayah tertentu

Tugas pembantuan

Penugasan dari pemerintah kepada daerah dan desa, dari daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan, sarana, dan prasarana serta SDM dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkan kepada yang menugaskan

Penugasan dari pemerintah kepada daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupatean/kota dan/atau desa serta dari pemerintah kabupatean/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu

Page 17: WAWASAN NUSANTARA -OTONOMI DAERAH- KELOMPOK 1 – F. EKONOMI

UU TENTANG OTONOMI DAERAHWilayah

admininstrasiWilayah kerja Gubernur selaku wakil pemerintah

Wilayah kerja Gubernur selaku wakil pemerintah

KelurahanWilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten dan/atau daerah kota di bawah kecamatan

Wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten dan/atau daerah kota di bawah kecamatan

Pemerintah daerahKepala daerah beserta perangkat daerah otonom yang lain sebagai badan eksekutif daerah

Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemda

Pemerintahan daerah

Penyelenggaraan Pemda otonom oleh Pemda dan DPRD dan/ atau daerah kota di bawah kecamatan

Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas- luasnya dalam sistem prinsip NKRI

DesaKesatuan wilayah masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur menurut asas desentralisasi

Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas- batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal- usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

UU122008.pdf

Page 18: WAWASAN NUSANTARA -OTONOMI DAERAH- KELOMPOK 1 – F. EKONOMI

PEMBAGIAN KEWENANGAN ANTARA PUSAT DAN DAERAH

Kewenangan Pemerintah Pusat1. Merumuskan kebijakan perencanaan nasional2. Mengendalikan dan mengawasi pembangunan nasional3. Mengalokasikan dan mendistribusikan sumber daya strategis yang meliputi pendanaan, SDM, dan Teknologi 4. Hal yang diatur pemerintah pusat meliputi politik luar negeri, hankam, peradilan dan moneter

Kewenangan Pemerintah Daerah Otonom (Propinsi)1. Mengatur dan Mengurus kewenangan lintas kabupaten / kota 2. Menyelenggarakan kewenangan pemerintah pusat yang dilimpahkan dalam rangka dekonsentrasi

Kewenangan Pemerintah Daerah Otonom (Kota/Kab)1. Mengurus Rumah Tangga2. Merencanakan dan melaksanakan pembangunan daerah3. Memberikan pelayanan kepada masyarakat4. Mengembangkan sumber daya daerah5. Menumbuhkan dan memperkuat kemampuan ekonomi daerah

Page 19: WAWASAN NUSANTARA -OTONOMI DAERAH- KELOMPOK 1 – F. EKONOMI

OTONOMI DAERAH INDONESIA (KONDISI SAAT INI)

Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia masih banyak kekurangan yang mewarnai pelaksanaan otonomi daerah seperti kurangnya koordinasi pusat dan daerah serta masalah – masalah lain yang kemudian berdampak terhadap masyarakat itu sendiri. Keinginan untuk mewujudkan suatu pemerintahan yang baik melalui otonomi daerah memang bukanlah hal yang mudah, masih banyak hal yang perlu diperhatikan untuk dapat menciptakan otonomi daerah yang maksimal demi menciptakan pemerintahan khususnya pemerintahan daerah yang lebih baik.

Dikutip dari (REPUBLIKA.CO.ID, oleh:Rudy Siregar (Wakil Komite Tetap Advokasi Hukum Kadin)

Pelaksanaan otonomi daerah di era reformasi ini seperti pedang bermata dua. Di satu sisi,otonomi daerah diterapkan dengan harapan bahwa pemerintah daerah di seluruh indonesia memiliki kewenangan atau otonomi untuk mengembangkan ekonomi dan potensi daerahnya masing – masing yang berdampak pada  peningkatan kesejahteraan masyarakatnya, tetapi di sisi lain, pemberian otonomi daerah ternyata berkembang menjadi pundi-pundi uang bagi koruptor. Kekuasaan atau otonomi yang diberikan kepada para kepala daerah merangsang para pengusaha, birokrasi dan politisi untuk berlomba-lomba meraih posisi strategis ini, Akibatnya,terdapat fenomena banyaknya kepala daerah yang dipenuhi oleh orang-orang yang tidak kompeten dan tidak memiliki rasa tanggung jawab kepada publik.

Page 20: WAWASAN NUSANTARA -OTONOMI DAERAH- KELOMPOK 1 – F. EKONOMI

OTONOMI DAERAH INDONESIA (KONDISI SAAT INI)

Permasalahan tersebut sesuai dengan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri yang dipublikasikan pada bulan  Mei 2012, terdapat sekitar 173 kepala daerah yang tersangkut kasus korupsi. Dan pada bulan November 2012,data dari Mahkamah konstitusi menyebutkan bahwa ada sekitar 240 kepala daerah yang memiliki permasalahan hukum.

Meningkatkatnya jumlah kepala daerah yang tersangkut kasus hukum perlu dijadikan warning bagi pemerintah dan para penegak hukum bahwa praktik korupsi di tanah air sudah mencapai eskalasi yang mengkuatirkan. Perkembangan pelaksanaan otonomi daerah membuat pola korupsi baru,yakni desentralisasi korupsi yang diwarnai dengan maraknya fenomena raja-raja kecil di daerah yaitu kepala daerah yang kekuasaanya sering tidak bisa dikontrol oleh pemerintah pusat. Fenomena ini tidak boleh disepelekan, karena memberikan dampak negatif bagi perkembangan ekonomi di daerah.

Page 21: WAWASAN NUSANTARA -OTONOMI DAERAH- KELOMPOK 1 – F. EKONOMI

Dana Perimbanga

nPendapatanAsli daerah

Lain - lain

Retribusi Daerah

Pajak Daerah

Dana Alokasi umum

Dana Bagi hasil XDAMPAK POSITIF DAN NEGATIF

Page 22: WAWASAN NUSANTARA -OTONOMI DAERAH- KELOMPOK 1 – F. EKONOMI

OTONOMI DAERAH BIDANG POLITIK

D.      DAMPAK POSITIF dan DAMPAK NEGATIF

Dampak positif dalam bidang politik adalah sebagian besar keputusan dan kebijakan yang berada di daerah dapat diputuskan di daerah tanpa adanya campur tangan dari pemerintahan di pusat. Hal ini menyebabkan pemerintah daerah lebih aktif dalam mengelola daerahnya.

Tetapi, dampak negatif yang terlihat dari sistem ini adalah euforia yang berlebihan di mana wewenang tersebut hanya mementingkat kepentingan golongan dan kelompok serta digunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut terjadi karena sulit untuk dikontrol oleh pemerintah di tingkat pusat.

Page 24: WAWASAN NUSANTARA -OTONOMI DAERAH- KELOMPOK 1 – F. EKONOMI

Satu titik, Dua KomaBudaya unik, Cuma “INDONESIA” yang punya….