wawasan kebangsaan

18
WAWASAN KEBANGSAAN Oleh : Drs. Kus Eddy Sartono, M.Si. Dosen FIP UNY

Upload: clare-farley

Post on 02-Jan-2016

111 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

WAWASAN KEBANGSAAN. Oleh : Drs. Kus Eddy Sartono , M.Si . Dosen FIP UNY. PEMAHAMAN. Rakyat Masyarakat Penduduk Warga negara Bangsa. Pertanyaan ?. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: WAWASAN KEBANGSAAN

WAWASAN KEBANGSAAN

Oleh :Drs. Kus Eddy Sartono, M.Si.

Dosen FIP UNY

Page 2: WAWASAN KEBANGSAAN

PEMAHAMAN

• Rakyat• Masyarakat• Penduduk• Warga negara• Bangsa

Page 3: WAWASAN KEBANGSAAN

Pertanyaan ?

1. Apa yang membuat keanekaragaman etnik, budaya, ras, dan agama yang menghuni wilayah kepulauan Nusantara antara Sabang dan Merauke sampai menjadi satu negara ?

2. Ind. sekedar kelanjutan kesatuan administratif bekas jajahan Belanda terlalu dangkal

3. Ind. Bangsa mendahului negara Sumpah Pemuda4. Kebangsaan Ind mrpk kenyataan sosial bukan

semacam lebel yg diciptakan politisi.

Page 4: WAWASAN KEBANGSAAN

Jawaban :

• Ind. Adalah komunitas karakter yg berkembang dari komunitas pengalaman bersama.

• Yang mempersatukan Ind. Adalah pengalaman ketertindasan, pengalaman ketidakadilan yg diderita bersama, pengalaman pelbagai kekejaman, pengalaman penghinaan.

• Berbeda dg Korea. Perancis atau Polandia kebangsaan terbentuk secara alami berdasar adanya satu bahasa dan satu budaya.

• Oleh krn kebangsaan Ind bukan suatu yg alami, maka perlu terus-menerus diemong, dipelihara, dirangsang, dibimbing, dikembangkan dan diperdalam. Kalau tidak dipelihara dapat juga menguap.

Page 5: WAWASAN KEBANGSAAN

Sejarah

• Kebangsaan Ind adalah hasil suatu proses dalam sejarah.

• Sejarah proses Ind menjadi bangsa, tidak pernah boleh dilupakan.

• Kita yg hidup sekarang harus tahu apa yg dipikirkan dan dipersoalkan oleh para pendiri bgs.

• Spy bgs Ind dapat menanggulangi tantangan yg dihadapi sekarang, bgs harus mengingat sejarahnya.

Page 6: WAWASAN KEBANGSAAN

Bangsa Indonesia

• Segerombolan manusia, meskipun agamanya berwarna macam-macam, meskipun bahasanya bermacam-macam, meskipun asal keturunannya bermacam-macam, asal gerombolan manusia itu mempunyai kehendak untuk hidup bersama, itu adalah bangsa.

Page 7: WAWASAN KEBANGSAAN

WAWASAN KEBANGSAAN

wawasan kebangsaan meliputi matra: 1. paham kebangsaan, 2. rasa kebangsaan dan 3. semangat kebangsaan

Page 8: WAWASAN KEBANGSAAN

PAHAM KEBANGSAAN

• Matra paham kebangsaan merupakan refleksi dari kesadaran individu (peserta didik) akan ke- bhinnekatunggalika-an masyarakat Indonesia.

• Refleksi kesadaran tersebut dijadikan pedoman berperilaku dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat yang majemuk.

• Refleksi kesadaran ini dilandasi oleh pemahaman yang dalam akan kondisi geografis, latar belakang sejarah, pandangan hidup, kesenian, dan bahasa Indonesia. Keseluruhan landasan tersebut hendaknya menjadi fasilitas bagi peserta didik dalam bergaul dan berinteraksi dengan sesamanya.

Page 9: WAWASAN KEBANGSAAN

RASA KEBANGSAAN

Matra rasa kebangsaan dimaksudkan dimensi kesadaran yang bersifat apresiatif (menerima dan menghargai) atas perbedaan-perbedaan keadaan diri, asal-usul keturunan dan suku bangsa, tetapi tetap mengekspresikan perasaan yang sama sebagai bangsa Indonesia. Matra rasa kebangsaan terfokus pada perdamaian dalam kehidupan antar sesama, walaupun berhadapan dengan perbedaan perbedaan keadaan diri yang tidak mungkin dihindarkan. Perdamaian sebagai indikator esensial dalam matra rasa kebangsaan terangkum dalam perilaku yang mau menerima dan menghargai perbedaan itu. Berdasarkan rasa dan paham kebangsaan itu, timbul semangat kebangsaan atau semangat patriotisme

Page 10: WAWASAN KEBANGSAAN

SEMANGAT KEBANGSAAN

Matra semangat kebangsaan dimaksudkan sebagai dinamika perilaku yang atraktif yang diwujudkan dalam perbuatan senasib- sepenanggungan, toleransi, tenggang rasa, saling menghormati dan sanggup berkompetisi secara sehat serta menunjukkan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia di tengah-tengah bangsa lain di dunia ini.

Page 11: WAWASAN KEBANGSAAN

BASIS WAWASAN KEBANGSAANPANCASILA

wawasan kebangsaan kita harusditunjukkan dengan wujud baru namun tetap mengacu kepada jiwa Pembukaan UUD 1945yang menetapkan dasar dan tujuan kemerdekaan kebangsaan Indonesia.

SILA KETUHANAN• Wawasan kebangsaan Indonesia adalah wawasan

yang memiliki landasan spiritual,moral dan etik, karena itu bersilakan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Page 12: WAWASAN KEBANGSAAN

SILA 2 DAN SILA 3• Wawasan kebangsaan Indonesia tidak menempatkan bangsa kita

di atas bangsa lain,tetapi menghargai harkat dan martabat kemanusiaan serta hak dan kewajiban asasimanusia, karena itu wawasan kebangsaan kita mempunyai unsur kemanusiaan yang adil danberadab yang mengakui adanya nilai-nilai universal kemanusiaan.

• Sebagai bangsa yang majemuk tetapi satu dan utuh, wawasan kebangsaan Indonesiajelas bersendikan persatuan dan kesatuan bangsa. Pandangan ini kemudian kita tuangkandan mantapkan dalam Wawasan Nusantara.

Page 13: WAWASAN KEBANGSAAN

SILA 4 DAN SILA 5

• Wawasan kebangsaan Indonesia berakar pada asas kedaulatan yang berada ditangan rakyat. Oleh karena itu wawasan kebangsaan Indonesia adalah paham demokrasiyang bertentangan dengan paham totaliter.

• Wawasan kebangsaan kita mencita-citakan perwujudan masyarakat adil dan makmur karena dituntun oleh sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Page 14: WAWASAN KEBANGSAAN

POLA PIKIR FALSAFAH PANCASILA

• Wawasan kebangsaan harus mampu menjawab tantangan dan peluang yangterbuka di hadapan kita. Untuk menjawab berbagai tantangan yang timbul bangsa Indonesiamenggunakan pendekatan atau sudut pandang, yang akhirnya berkembang menjadi sudutpandang atau pola pikir falsafah Pancasila. Sudut pandang tersebut adalah :

(a) Monodualistik dan monopluralistik ; (b) Keselarasan, keserasian, keseimbangan ;(c)Integralistik, kebersamaan ; dan (d) kekeluargaan.

Page 15: WAWASAN KEBANGSAAN

MONODUALISTIK DAN MONOPLURALISTIK

• Monodualistik adalah suatu paham yang menganggap bahwa hakekat sesuatu adalah merupakan dua unsur yang terikat menjadi satu kebulatan. Dalam memandang manusia menurut paham monodualis, maka : (a) manusia adalah makhluk Tuhan yang mengadakan hubungan serasi antara pencipta dan ciptaannya : (b) manusia terdiri atas unsur jasmani dan rokhani yang merupakan kesatuan yang tak terpisahkan dan masing- masing unsur memiliki dharmanya sendiri : (c) manusia akan mengalami hidup dunia dan akherat dan : (d) manusia merupakan bagian dari masyarakat/ bangsanya.

• Monopluralistik adalah paham yang mengakui bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai unsur beraneka ragam, namu semuanya terikat menjadi satu kesatuan.

Page 16: WAWASAN KEBANGSAAN

PAHAM INTEGRALISTIK

• Paham Integralistik yang dianut bangsa Indonesia bersumber dari pemikiran Prof.Mr. Soepomo. (a) negara adalah tidak untuk menjamin kepentingan seseorang atau golongan akan tetapi menjaminmasyarakat seluruhnya ;

(b) negara adalah suatu masyarakat yang integral ; (c)negara tidak memihak kepada sesuatu golongan yang paling kuat atau yang paling besar akan tetapi negara menjamin keselamatan hidup bangsa seluruhnya.

Page 17: WAWASAN KEBANGSAAN

• Cara berpikir integralistik berpandangan bahwa : (a) kebahagiaan yang saya dapatsaya capai denganmemberikan kemungkinan pada orang lain untuk mencapai kebahagiaanjuga : (b) survival hanya mungkin juga di perjuangkan tidak untuk kepentingan individu saja, melainkan untuk semua orang : (c)kesejahteraan yang tidak merata adalah kesejahteraan yang terancam punah.

Page 18: WAWASAN KEBANGSAAN

SELARAS,SERASI,SEIMBANG

• Keselarasan adalah keadaan yang menggambarkan suasana yang tertib, teratur,aman, damai sehingga akan ketentraman lahir dan batin. Hal ini terwujud apabila masing-masing melaksanakan tugas sesuai dharmanya.

• Keserasian adalah keadaan yang menggambarkan terpadunya unsur-unsur yangterlibat dalam kehidupan bersama

• Keseimbangan adalah keadaan yang menggambarkan bahwa masing-masing unsuryang terlibat dalam hidup bersama dalam hubungan bersama, diperlakukan sepatutnya. Masing-masing mendapat perlakuan sesuai dengan kodrat, harkat, martabat, tugas, hak dan kewajiban, sehingga tercipta suatu suasana keadilan.