pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

101
MATERI KULIAH PANCASILA

Upload: d3perpus

Post on 02-Jul-2015

1.013 views

Category:

Documents


40 download

TRANSCRIPT

Page 1: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

MATERI KULIAH PANCASILA

Page 2: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

KEDUDUKAN PANCASILA

• Falsafah Hidup Bangsa• Pandangan Hidup Bangsa• Perjanjian Luhur Bangsa • Dasar Negara• Ideologi Negara• Kepribadian Bangsa

Page 3: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

PANCASILA SEBAGAI FALSAFAH BANGSA

INDONESIA

Page 4: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Apa itu FILSAFAT

???

Page 5: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

• Filsafat berasal dari bahasa Yunani philos/philein = cinta shopos/shopia= bijaksanaFilsafat = ‘cinta kebijaksanaan’ (love of wisdom).

• Bijaksana berasal dari kata Sansekerta widya = ilmu asana = tempatBijaksana = ‘tempat ilmu’ = ‘orang bijak’ = orang pandai’ = ‘orang berilmu

• Untuk menjadi Filosof = orang bijaksana = orang pandai = orang berilmu ----- > orang harus berpikir secara mendalam, menggunakan akal pikiran secara mendalam

• Berpikir secara mendalam = merenung = kontemplasi

Page 6: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Filsafat adalah kegiatan berpikir secara reflektif: mendalam, kritis, mendasar, dan menyeluruh.

Filsafat timbul akibat dari rasa ta’jub, dari ta’jub orang bertanya, mencari jawab, meneliti, menemukan, dan memanfaatkan.

Sasaran filsafat meliputi: ontologi (apa); epistimologi (bagaimana); aksiologi (untuk apa = nilai/manfaat)

Contoh: Apakah pendidikan itu? Bagaimana melakukan pendidikan? Apa manfaat/nilai pendidikan?

Page 7: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

FILSAFAT adalah UPAYA UNTUK MENGGAMBARKAN DAN MENYATAKAN SUATU PANDANGAN YANG SISTEMATIS DAN KOMPREHENSIF TENTANG ALAM SEMESTA DAN KEDUDUKAN MANUSIA DI DALAMNYA

Ber-FILSAFAT adalah berfikir dengan melibatkan seluruh panca indera untuk menemukan kebenaran atau mengkaji sebuah jawaban atas pertanyaan dari gejala-gejala yang muncul melalui pemikiran secara radikal, universal, koseptual, koheren dan konsisten, sistematik, komperhensif, bebas dan bertanggung jawab dengan metode-metode yang terkonsep.

Page 8: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Berfilsafat adalahBERPIKIR

Ciri Berpikir Filsafat

Berpikir secara radikal.

Berpikir secara universal .

Berpikir secara konseptual.

Berpikir secara sistematik.

Berpikir secara holistik.

Berpikir secara komprehensif.

Page 9: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

• Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia berarti:– Pancasila merupakan hasil pemikiran yang mendalam

dari para pemimpin bangsa dalam menajawab permasalahan hidup mengenai dasar negara.

– Pancasila merupakan wujud sikap kebijaksanaan para pemimpin negara dalam menyelesaikan permsalahan bangsa Indonesia pada saat mendirikan negara.

– Pancasila berisi ajaran tentang nilai-niali kebenaran yang dipandang baik dalam hidup dan kehidupan atau nilai-nilai kehidupan yang dipandang baik oleh bangsa Indonesia. --- PANDANGAN HIDUP

Page 10: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

• Pancasila sebagai pandangan hidup berarti bahwa Pancasila berisikan nilai-nilai tentang kehidupan yang dipandang baik oleh bangsa Indonesia.

• Nilai-nilai kehidupan yang dipandang baik itu harus dijadikan sebgai pegangan atau pedoman bagi bangsa Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan hidup dan kehidupan. Ini berarti Pancasila juga berkedudukan sebagai PEDOMAN atau PEGANGAN hidup bangsa Indonesia.

Page 11: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Pancasila sebagai Dasar Negara dan Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai dasar negara berarti Pancasila dijadikan sebagai landasan dalam mengatur dan mengelola penyelenggaraan negara. Hal ini berarti Pancasila juga berfungsi sebagai sumber aturan (hukum) dalam penyelenggaraan negara. - Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum.

Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara RI pada tanggal 18 Agustus 1945 merupakan hasil kesepakatan bangsa Indonesia setelah melalui perdebatan panjang dalam sidang-sidang BPUPKI dan PPKI.

Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara didasarkan atas realitas bangsa Indonesia yang plural, yang terdiri dari berbagai pemeluk agama yang berbeda-beda.

Meskipun secara demografis umat Islam merupakan mayoritas, sekitar 80% dari masyarakat Indonesia, tetapi secara geografis keberadaan umat Islam tidak merata di seluruh wilayah Indonesia. Sebagian wilayah Indonesia Timur: Papua, Maluku, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, sebagian besar masyarakatnya memeluk agama Nasrani (Katholik, Kristen). Sebagian besar masyarakat Bali memeluk agama Hindu.

Page 12: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

• Realitas tersebut menjadi dasar peertimbangan, jika Negara Republik Indonesia didasarkan atas Syariat (hukum) Islam semata kemungkinan besar tidak dapat terwujud adanya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahkan kemungkinan sebagian wilayah Indonesia Timur yang mayoritas penduduknya bukan muslim akan mendirikan negara sendiri.

• Memaksakan Syariat (hukum) Islam sebagai dasar negara RI sama halnya dengan menyulut perpecahan NKRI. Akankah kita menghendaki NKRI terpecah menjadi: Republik Islam Indonesia, Republik Bali, Republik Maluku Selatan, Republik Papua, dan sebagainya?

• Karena itu, dipilihnya Pancasila sebagai dasar negara merupakan hasil perjanjian luhur bangsa Indonesia demi mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Page 13: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

HUBUNGAN PANCASILA DAN AGAMA

Nilai-nilai Pancasila digali dari nilai-nilai sosio budaya yang hidup dan berkembang sepanjang sejarah kehidupan bangsa Indonesia.

Nilai-nilai sosio budaya kehidupan bangsa Indonesia bersumber dari nilai-nilai spiritual yang diyakini kebenarannya.

Nilai-nilai spiritual yang diyakini kebenarannya oleh bangsa Indonesia bersumber dari nilai-nilai ajaran agama yang dianut dan dilaksanakan sepanjang sejarah kehidupan masyarakat Indonesia.

Dengan demikian nilai-nilai Pancasila bersumber dari nilai-nilai ajaran agama yang ada dan dianut oleh masyarakat Indonesia.

Agama bagi Pancasila adalah sumber nilai-nilai kehidupan yang dipandang baik.

Page 14: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Tidak akan ada pertentangan antara nilai-nilai Pancasila dan Agama. Pancasila tanpa agama bukanlah Pancasila. Seorang Pancasialis adalah seorang yang relegius, disamping humanis, nasionalis, demokratis, dan “sosialis”.

Pancasila menjamin dan melindungi semua agama yang dianut oleh orang Indonesia tanpa kecuali. Pancasila menjamin dan melindungi kebebasan umat beragama untuk menjalankan ajaran agama yang diyakininya.

Pengamalan ajaran agama, disamping sebagai wujud dari pengabdian (ibadah) kepada Tuhan YTME, juga harus menjunjung tinggi dan menghormati harkat dan martabat kemanusiaan, memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dan negara, menghargai nilai-nilai kerakyatan dan , musyawarah, serta mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.

Page 15: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Jika ada pengamalan agama tanpa mengindahkan nilai-nilai kemanusiaan, tanpa mengindahkan persatuan, tanpa menghormati nilai kerakyatan dan musyawarah, tanpa bersikap adil dan tanpa mempedulikan kesejhateraan masyarakat, maka perlu dipertanyakan tingkat kebenaran dari pengamalan agamanya; kemungkinan ada kekeliruan dalam memahami, menafsirkan, dan mengamalkan ajaran agamanya.

Mengamalkan ajaran Agama berarti juga telah mengamalkan Pancasila.

Jika ada orang mengaku Pancasilais tanpa mengamalkan ajaran agama yang dianutnya, maka perlu dipertanyakan kebenaran pengamalan Pancasilanya; jelas ada kekeliruan dalam memahami dan mengamalkan Pancasila.

Pancasila mengajak semua umat beragama menjadi pemeluk agama yang sebaik-baiknya sesuai dengan ajaran agama masing-masing.

Page 16: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI NILAI YANG TERSUSUN SECARA

HIRARKIS-SISTEMATIS

Page 17: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Nilai-nilai yang terdapat dalam sila-sila Pancasila merupakan nilai-nilai yang tersusun secara sistematis hirarkis.

Sistematis berarti merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling terkait.

Hirarkis berarti bertingkat, dimana nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa adalah menjiwai, meliputi, dan menjadi sumber dari nilai-nilai yang ada pada keempat sila lainnya (nilai-nilai kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial). Nilai-nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab dijiwai, diliputi, dan bersumber dari nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, serta menjiwai, meliputi, dan menjadi sumber dari nilai-nilai yang ada pada ketiga sila lainnya (persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial). Begitu seterusnya.

Dalam negara yang berdasarkan Pancasila tidak boleh ada hukum atau peraturan perundang-undangan yang bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama, termasuk ajaran agama (syariat) Islam.

Page 18: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

KETUHANAN YANG MAHA ESAKETUHANAN YANG MAHA ESA

KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADABBERADAB

PERSATUAN INDONESIAPERSATUAN INDONESIA

KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM

PERMUSYAWARATAN/ PERWAKILANPERMUSYAWARATAN/ PERWAKILAN

KEADILAN SOSIAL BAGI KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT SELURUH RAKYAT

INDONESIA INDONESIA

Page 19: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

1

2

3

4

5

Page 20: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

KETUHANAN YANG MAHA ESA

KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

PERSATUAN INDONESIA

KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/

PERWAKILAN

KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT

INDONESIA

Page 21: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

INDONESIA

Page 22: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Pengertian Ideologi

• Ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita dan logos yang berarti ilmu.

• Secara harfiah ideologi berarti ilmu pengertian dasar, cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham.

Page 23: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

• Anthony Downs (1975): Ideologi merupakan seperangkat asumsi dasar baik normative maupun empiris mengenai sifat dan tujuaan manusia atau masyarakat agar dapat dipakai untuk mendorong serta mengembangkan teori politik

• Thompson (1984): Ideologi adalah seperangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada tindakan yang diorganisasikan menjadi suatu sistem yang teratur

• Hortton dan Hunt (1984): Ideologi sebagai suatu sistem gagasan yang menyetujui seperangkat norma

Page 24: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Karakteristik Ideologi

Pada hakekatnya, ideologi merupakan asas kerohanian yang antara lain memiliki ciri :a.Mempunyai derajat tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraanb.Mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan,dan dilestarikan kepada generasi berikutnya dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban

Page 25: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

c. Ideologi sering muncul dan berkembang dalam situasi kritis

d. Memiliki jangkauan yang luas, beragam, dan terprogram

e. Mencakup beberapa strata pemikiran dan panutan

f. Memiliki pola pemikiran yang sistematisg. Cenderung eksklusif, absolute, dan universalh. Memiliki sikap empiris dan normativei. Dapat dioperasionalkan dan didokumentasikan

konseptualisasinyaj. Biasanya terjalin di gerakan-gerkan politik

Page 26: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Fungsi Ideologi

a. Sebagai pedoman bagi individu, masyarakat, atau bangsa untuk berpikir, melangkah, dan bertindak

b. Sebagai kekuatan yang mampu memberikan semangat dan motivasi individu masyarakat dan bangsa untuk menjalani kehidupan dalam mencapai tujuan

c. Sebagai upaya untuk menghadapi berbagai persoalan yang sedang dan akan dihadapi seseorang, masyarakat, dan bangsa di segala aspek kehidupan

Page 27: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Fungsi Ideologi dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

a. Sebagai sarana untuk memformulasikan dan mengisi kehidupan manusia secara individual

b. Membantu manusia dalam upaya untuk melibatkan diri di berbagai sektor kehidupan masyarakat

c. Memberikan wawasan umum mengeni eksistensi manusia, masyarakat, dan berbagai institusi yang ada di masyarakat

d. Melengkapi struktur koqnitif manusia

e. Menyajikan suatu formulasi yang berisi panduan untuk mengarahkan berbagai pertimbangan dan tindakan manusia baik secara individu maupun sebagai anggota masyarakat

f. Sebagai sarana untuk mengendalikan konflik (fungsi integratif)

g. Sebagai cermin individu untuk melihat dunia dan dirinya serta sebagai jendela agar orang lain bisa melihat dirinya

h. Kekuatan dinamis dalam kehidupan individu maupun kolektif, memberikan bekal wawasan sekaliguss menghasilkan komitmen untuk bertindak.

Page 28: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

Page 29: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Ideologi Terbuka

• Ideologi yang mampu menampung dinamika perkembangan kehidupan masyarakat sehingga dapat tetap bertahan dan tidak mudah usang (ketinggalan jaman).

• Pancasila sebagai Ideologi terbuka berarti Pancasila mampu menampung dinamika perkembangan kehidupan masyarakat sehingga dapat tetap bertahan dan tidak mudah usang (ketinggalan jaman).

Page 30: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

• Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung struktur nilai sebagai berikut:– Nilai dasar: nilai yang bersifat mendasar dan

universal dan menjadi landasan filosofis;– Nilia instrumental: nilai yang bersifat normatif dan

menjadi alat (instrumen) untuk mewujudkan nilai dasar;

– Nilai aktual-praksis; aktivitas atau perilaku kehidupan sehari-hari sesuai dengan ketentuan normatif sebagi nilai instrumental dalam mewujudkan nilai dasar.

Page 31: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

PERBEDAAN Ideologi Terbuka dan Ideologi Tertutup

• Ideologi Terbuka

• Nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar

• Nilai dan cita-citanya digali dari kekayaan rokhani, moral dan budaya masyarakat sendiri

• Hasil musyawarah dan konsensus masyrakat

• Milik seluruh rakyat, sekaligus sebgai kepribadian masyarakat

• Isinya tidak operasional, menjadi operasional bila diwujudkan dalam konstitusi dan peraturan perundang-undangan

• Bersifat dinamis dan reformis

• Ideologi Tertutup

• Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat

• Merupakan cita-cita suatu kelompok orang yang mendasari suatu program untuk merubah dan membaharui masyarakat

• Dibenarkan atas nama ideologi masyarakat harus berkorban

• Kepercayaan dan kesetiaan ideologis yang kaku

• Bukan berupa nilai-nilai dan cita-cita

• Terdiri atas tuntutan konkrit dan operasional yang diajukan secara mutlak

• Adanya ketaatan yang mutlak, bahkan kadang dengan menggunakan kekuatan dan kekerasan

Page 32: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Ideologi Pancasila sebagai ideologi

terbuka secara struktural memiliki

dimensi idealis, normatif dan

realistis

Page 33: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 1945

Page 34: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Pengertian

• Undang-Undang Dasa rterjemahan dari kata grondwet (Belanda)

• Angka Tahun 1945 di belakang kata Undang-Undang Dasar menunjukkan Tahun penetapan, yaitu Tahun 1945 (18 Agustus).

• Penyebutan angka tahun 1945 dimaksudkan untuk membedakan dengan Undang-Undang Dasar lainnya yang juga pernah berlaku di Indonesia pada kurun waktu yang berbeda, yaitu Konstitusi RIS pada tahun 1949 dan UUDS pada tahun 1950.

Page 35: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

• UUD harus memenuhi dua syarat. – Syarat pertama adalah syarat materiil, yakni

seperangkat norma itu harus memuat hal-hal yang fundamental dalam suatu negara.

– Syarat kedua adalah syarat formal, yakni konstitusi itu harus dilahirkan oleh lembaga yang berwenang, yaitu lembaga yang paling berkuasa, supreme.

Page 36: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

• UUD juga sering disebut dengan Konstitusi• Konstitusi berasal dari bahsa latin constitutiones

yang berarti segala sesuatu yang telah ditetapkan.• Secara umum Konstitusi bisa dibedakan menjadi dua:• konstitusi tertulis (geschreven constitutie, written

constitution) • Konstitusi tidak tertulis (ongeschreven grondwet,

unwritten constitution).

• Konstitusi mempunayi dua pengertian, yaitu konstitusi dalam pengeritan yang luas dan sempit.

Page 37: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

• Konstitusi dalam arti luas, yaitu sistem pemerintahan dari suatu negara dan merupakan himpunan peraturan yang mendasari serta mengatur pemerintahan dalam menyelenggarakan tugas-tugasnya.

• Konstitusi dalam arti luas mencakup segala ketentuan yang berhubungan dengan keorganisasian negara, baik yang terdapat dalam undang-undang dasar, undang-undang organic dan peraturan perundangan lainnya, maupun kebiasaan atau konvensi.

Page 38: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

• Konstistusi dalam arti sempit, yaitu sekumpulan peraturan yang legal dalam lapangan ketatanegaraan suatu negara yang dimuat dalam “suatu dokumen” atau “beberapa dokumen” yang terkait satu sama lain.

• Dalam arti sempit konstitusi sebagai keseluruhan sistem ketatanegaraan dari suatu negara yang berupa kumpulan peraturan-peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah dalam pemerintahan suatu negara.

Page 39: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan
Page 40: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

• Konstitusi bisa diklasifikasikan berdasarkan 5 (lima) aspek:

– Klasifikasi konstitusi berdasarkan bentuk naskahnya, yaitu Konstitusi Tertulis (written constitution) dan Konstitusi Tidak Tertulis (non-written constitution).

– Klasifikasi konstitusi berdasarkan proses atau tata cara perubahannya, yang dapat dibedakan mennjadi Konstitusi Luwes (flexible constitution) dan Konstitusi Tegar (rigid constitution).

– Klasifikasi konstitusi berdasarkan kedudukan konstitusi atas parlemen, yang dapat dibedakan menjadi Konsttitusi Derajat Tinggi (supreme constitution) dan Konstitusi Bukan Derajat Tinggi (non-supreme constitution).

Page 41: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

– Klasifikasi konstitusi berdasarkan isi yang menyangkut sistem pemisahan kekuasaan dari organ-organ negara, yang dapat dibedakan menjadi Konstitusi Presidensil (presidential constitution) dan Konstitusi Sistem Parlementer (parliamentary constitution).

– Klasifikasi konstitusi berdasarkan isi yang menyangkut distribusi kekuasaan antara pemerintah pusat/federal dengan pemerintah daerah/negara bagian, yang dapat dibedakan menjadi Konstitusi Serikat (federal constitution) dan Konstitusi Kesatuan (unitary constitution).

Page 42: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

• Ada empat macam prosedur perubahan konstitusi, yaitu:– Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh pemegang

kekuasaan legislatif dengan pembatasan-pembatasan tertentu.

– Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh rakyat melalui referendum.

– Perubahan konstitusi -di negara serikat- yang dilakukan oleh sejumlah negara bagian

– Perubahan konstitusi yang dilakukan melalui konvensi atau dilakukan oleh suatu lembaga negara khusus yang dibentuk hanya untuk keperluan perubahan konstitusi.

Page 43: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

PERUBAHAN UUD NEGARA RI 1945

Page 44: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

UUD 1945 BERSIFAT SINGKAT• Undang-Undang Dasar 1945 dapat dikategorikan sebagai konstitusi

asli yang disusun secara demokratis, sebab disusun oleh para pendiri negara dan ditetapkan melalui sebuah persidangan yang cukup representatif.

• Dilihat dari segi isinya, sebelum dilakukan perubahan UUD 1945 dapat dikatakan sangat singkat, karena hanya memuat 37 pasal dan 16 bab ditambah 2 aturan peralihan dan 4 aturan tambahan.

• Meskipun singkat, sebagai konstitusi, UUD 1945 secara garis besar telah memuat apa yang seharusnya menjadi isi konstitusi, seperti jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warganegara, dan terutama adalah susunan ketatanegaraan dan pembagian serta pembatasan tugas ketatanegaraan yang bersifat fundamental.

• Namun dalam perkembangan pemikiran ketatanegaraan sekarang dipandang perlu dilakukan perubahan terhadap isi dari UUD 1945.

Page 45: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Alasan Perubahan UUD 1945

• Secara filosofis setiap UUD terbatas keberlakuannya, karena terikat oleh ruang dan waktu. Tidak ada satu pun UUD yang dapat berlaku sepanjang jaman dan telah memenuhi kebutuhan realitas sosial yang terus berubah.

• Dilihat dari prepektif historis, UUD 1945 pada dasarnya adalah merupakan Undang-Undang Dasar yang oleh penyusunnya dimaksudkan bersifat sementara. Karena itu sudah seharusnya diperbaiki atau disempurnakan.

Page 46: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

• Secara empiris, UUD 1945 memberikan peluang terhadap apa yang sering disebut dengan executive heavy, khususnya kepada Presiden, sehingga dapat melahirkan pemerintahan yang otoriter. Padahal suatu Undang-Undang Dasar itu diadakan dengan maksud untuk memberikan pembatasan terhadap kekuasaan dan menciptakan checks and balances.

• UUD 1945 memiliki pasal-pasal ambigue yang dapat menimbulkan terjadinya monopoli interpretasi.

• UUD Dasar 1945 terlalu sedikit dalam memuat ketentuan mengenai Hak Asasi Manusia.

Page 47: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Materi UUD 1945 yang Tidak Bisa Diubah

1. Pembukaan UUD 1945;

2. Bentuk Negara Kesatuan

3. Bentuk pemerintahan Republik dan;

4. Sistem Pemerintahan Presidensial.

Page 48: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Hasil Perubahan UUD 1945

• Pada Perubahan Pertama UUD 1945 Tahun 1999 diubah:1. Pasal 5 ayat (1), 2. Pasal 7, 3. Pasal 9, 4. Pasal 13 Ayat (2), 5. Pasal 14, 6. Pasal 15, 7. Pasal 17 Ayat (2) dan (3), 8. Pasal 20, dan 9. Pasal 21.

Page 49: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

• Pada Perubahan Kedua UUD 1945 Tahun 2000 diubah dan/atau ditambah:1. Pasal 18, 2. Pasal 18A, 3. Pasal 18B, 4. Pasal 19, 5. Pasal 20 Ayat (5), 6. Pasal 20A, 7. Pasal 22 A, 8. Pasal 22B, 9. Bab IXA, 10. Pasal 25E, 11. Bab X, 12. Pasal 26 Ayat (2) dan (3), 13. Pasal 27 Ayat (3), 14. Bab XA, 15. Pasal 28A, 16. Pasal 28B, 17. Pasal 28C, 18. Pasal 28D, 19. Pasal 28E, 20. Pasal 28F, 21. Pasal 28G, 22. Pasal 28H, 23. Pasal 28I, 24. Pasal 28J, 25. Bab XII, 26. Pasal 30, 27. Bab XV, 28. Pasal 36A, 29. Pasal 36B, dan 30. Pasal 36C.

Page 50: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

• Pada Perubahan Ketiga UUD 1945 Tahun 2001 diubah dan/atau ditambah:1. Pasal 1 Ayat (2) dan (3); 2. Pasal 3 Ayat (1), (3), dan (4); 3. Pasal 6 Ayat (1) dan (2); Pasal 6A Ayat (1), (2), (3), dan (5); 4. Pasal 7A, 5. Pasal 7B Ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), dan (7); 6. Pasal 7C; 7. Pasal 8 Ayat (1) dan (2); 8. Pasal 11 Ayat (2) dan (3); 9. Pasal 17 Ayat (4); 10. Bab VIIA,11. Pasal 22C Ayat (1), (2), (3), dan (4); 12. Pasal 22D Ayat (1), (2), (3), dan (4); 13. Bab VIIB, 14. Pasal 22E, Ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6);15. Pasal 23 Ayat (1), (2), dan (3); 16. Pasal 23A; 17. Pasal 23C, 18. Bab VIIIA, 19. Pasal 23E Ayat (1), (2), dan (3); 20. Pasal 23F Ayat (1) dan (2); 21. Pasal 23G Ayat (1) dan (2); 22. Pasal 24 Ayat (1) dan (2); 23. Pasal 24A Ayat (1), (2), (3), (4), dan (5); 24. Pasal 24B Ayat (1), (2), (3), dan (4); 25. Pasal 24C Ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6).

Page 51: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

• Pada Perubahan Keempat UUD 1945 Tahun 2002 diubah dan/atau ditambah:– Pasal 2 Ayat (1); – Pasal 6A Ayat (4); – Pasal 8 Ayat (3) – Pasal 11 Ayat (1); – Pasal 16 Pasal 23B; – Pasal 23D; – Pasal 24 Ayat (3); – Bab XIII, – Pasal 31 Ayat (1), Ayat (2), Ayat (3), Ayat (4), dan Ayat (5); – Pasal 32 Ayat (1) dan Ayat (2); – Bab XV, – Pasal 33 Ayat (4) dan Ayat (5); – Pasal 34 Ayat (1), Ayat (2), Ayat (3), dan Ayat (4); – Pasal 37 Ayat (1), Ayat (2), Ayat (3), Ayat (4), dan Ayat (5); – Aturan Peralihan Pasal I, II, dan III; – Aturan Tambahan Pasal I dan II.

Page 52: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

• Dalam empat kali perubahan UUD 1945, dari 37 pasal hanya 4 pasal yang tidak mengalami perubahan dan/atau penambahan sama sekali, yaitu Pasal 4, 10, 12, dan 29.

• Sedang penambahan pasalnya sebanyak 36 pasal, sehingga meskipun penomoran pasalnya tetap sampai dengan Pasal 37, tetapi jumlah pasalnya sebetulnya menjadi 73 pasal.

Page 53: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

WAWASAN KEBANGSAAN

NASIONAL INDONESIA

a. rosyid al atok

PUSAT KAJIAN PANCASILA UNIVERITAS NEGERI MALANG

Page 54: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

A.Rosyid Al Atok

INDONESIA NEGARA KEPULAUAN

TERLETAK ANTARA DUA BENUA (ASIA DAN AUSTRALIA) DAN DUA SAMUDERA (PASIFIK DAN HINDIA) : NUSANTARA

Page 55: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

A.Rosyid Al Atok

Indonesia - nusantara

Page 56: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

KONDISI GEOGRAFIS INDONESIA

NEGARA KEPULAUAN

Data Depdagri th2004; 17.504 pulau; 7.870 telah mempunyai nama, 9.634 belum memiliki nama, dan hanya skitar 6.000 pulau yang berpenghuni.

Setelah diverifikasi berdasarkan metode dan definisi dari Konvensi PBB, ternyata yang memenuhi syarat pulau 13.487, dan sudah didaftarkan kepada United Nations Groups of Experts on Geographical Names (UNGEGN )PBB.

Terletak di PERSIMPANGAN JALAN DUNIA: antara dua samudera (Pasifik dan Hindia) dan dua benua (Asia dan Australia)

NUSANTARA

Page 57: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

LETAK STRATEGIS GEOGRAFIS

MENGUNTUNGKAN

MEMBANGGAKAN

MENGKHAWATIRKAN

BANYAK ANCAMAN

Page 58: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

BAGAIMANA MEMANDANG INDONESIA YANG TERDIRI DARI RIBUAN PULAU DAN TERLETAK

DI ANTARA DUA BENUA DAN DUA SAMUDERA ITU

???

WAWASANNUSANTARA

Page 59: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

WAWASAN NUSANTARA

• Cara pandang yang menempatkan bahwa wilayah Nusantara: pula-pulau yang terletak diantara dua benua dan dua samudera, sebagai satu kesatuan wilayah yang utuh dan tak terpisahkan.

• Meskipun di antara pulau-pulau itu terdapat laut, tetapi keberadaan laut itu bukan sebagai pemisah, melainkan sebagai penghubung antar pulau.

• Wilayah Nusantara adalah satu wilayah Negara Kesatuan Republik Indonbesia (NKRI).

• NKRI adalah bentuk negara yang paling tepat bagi Indonesia

Page 60: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

KONDISI SOSIO-BUDAYA

INDONESIA

Page 61: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

PLURAL (MAJEMUK)

SUKU

RAS

BUDAYA

AGAMA

KONDISI SOSIO-BUDAYA INDONESIA

Page 62: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Aceh, Alas, Aneuk Jamee, Gayo, Kluet, Melayu Tamiang, Simeulue, Sigulai

Page 63: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Batak; Karo, Mandailing, Angkola, Toba, Pakpak, Simalungun, Lubu; Nias, Pesisi

Page 64: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Lubu, Mentawai, Minangkabau

Page 65: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Bonai, Laut, Melayu Riau, Rawa, Talang Mamak

Page 66: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Bonai, Laut, Melayu Riau, Rawa, Talang Mamak

Page 67: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Anak Dalam (Anak Rimbo), Batin, Kerinci, Kubu, Melayu Jambi

Page 68: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

SukuGumai, Kayu Agung, Komering, Kubu, Lematang, Lintang, Ogan, Palembang, Pasemah, Sekayu, Semendo

Page 69: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Bangka, Belitung, Lom, Sekak

Page 70: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Kaur, Lembak, Muko-Muko, Rejang, Semendo, Serawai

Page 71: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Krui, Lampung

Page 72: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Betawi

Page 73: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Cirebon, Sunda,

Page 74: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Baduy, Banten

Page 75: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Jawa, Orang Samin,

Page 76: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Jawa

Page 77: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Jawa, Bawean, Madura, Osing, Tengger

Page 78: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Bali Majapahit, Bali Aga

Page 79: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Bima, Dompu, Donggo, Sasak, Sumbawa

Page 80: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Alor, Boti, Flores, Rote, Sumba, Timor

Page 81: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Dayak: Kanayan, Ibandi, Mualang, Bidayuh, Mali, Seberuang, Sekujam , Sekubang, Ketungau, Desa, Kantuk, Ot Danum/Dohoi, Limbai, Kebahan, Pawan, Tebidah, Sambas (Melayu Sambas),

Page 82: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Dayak: Punan, Ot Danum/Dohoi, Ngaju, Siang Murung,Bara Dia, Lawangan, Bawo, Dusun, Maanyan; Paju Sapuluh, Paju Epat, Dayu, Paku, Benua Lima, Paju Lima

Page 83: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Banjar, Bugis/ Pagatan, Cina Parit, Dayak; Bakumpai, Orang Barangas, Bukit, Pitap, Hulu Banyu, Balangan, Dusun Deyah, Warukin, Samihim

Page 84: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Berau

Page 85: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Bolang Mongondow, Minahasa: Babontehu, Bantik, Pasan Ratahan, Ponosakan, Tonsea, Tontemboan, Toulour, Tonsawang, Tombulu; Sangir, Talaud

Page 86: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Mamasa, Mandar

Page 87: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Ampana, Balantak, Banggai, Bungku, Buol, Dampeles, Kaili, Kulawi, Lore, Mori, Pamona, Saluan, Tojo, Toli Toli, Tomini, Una-una, Wolio

Page 88: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Buton, Muna, Tolaki

Page 89: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Bentong, Bugis, Duri, Konjo Pegunungan, Konjo Pesisir, Makassar, Toraja

Page 90: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Gorontalo

Page 91: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Ambon, Aru, Buru

Page 92: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Ternate, Tidore

Page 93: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

Suku: Asmat, Amungme (Mimika), Damal , Arfak (Manokwari), Bauzi, Biak, Dani, Ekagi, Kamoro,

Page 94: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

SUKU BANGSA ASING DI

INDONESIA

HINDIA

ARAB

CINA

EROPA: BELANDA, PORTUGIS,

SPANYOL, dll

Page 95: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

HINDU - PURA

KRISTEN - GEREJA

ISLAM - MASJID

YAHUDI

BUDHA - VIHARA

Page 96: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

BHINNEKA

KEKAYAAN: BUDAYA DAN SOSIAL

TANTANGAN

RAWAN KONFLIK

Page 97: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

KONFLIK

ANTAR DAERAH

ANTAR SUKU

ANTAR KELOMPOK/GOLONGAN

ANTAR PEMELUK AGAMA

Page 98: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

MENGAPA KONFLIK ????

Page 99: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

BAGAIMANA MEMANDANG KONDISI INDONESIA YANG SERBA PLURAL

(MAJEMUK)???

BHINNEKA TUNGGAL IKA

Page 100: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan
Page 101: pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

• BHINNEKA TUNGGAL IKA

• Berbeda-beda Itu Satu

• Meskipun bangsa Indoensia itu terdiri dari berbagai daerah, suku, budaya, adat istiadat, bahasa daerah, dan pemeluk agama yang berbeda-beda, tetapi pada hakekatnya adalah satu bangsa, yaitu Bangsa Indonesia.