wawasan kebangsaan 37 (tema 3).docx (1)

17
WAWASAN KEBANGSAAN 37 “Dampak Perkembangan IPTEK dalam Eksistensi Bahasa Indonesia di Kalangan Remaja” Nama Kelompok : Bella Dinda F. (1213100048) Roudhotul Firda (1213100050) Nurma Arika W.Y (1213100051) Titisari Ambarwati (1213100052) Kartika Ratna Dewi (1213100053) Trisno Kusuma S (4212100019)

Upload: krishna-wacana

Post on 17-Jan-2016

221 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

karya tulis

TRANSCRIPT

Page 1: Wawasan Kebangsaan 37 (Tema 3).Docx (1)

WAWASAN KEBANGSAAN 37“Dampak Perkembangan IPTEK dalam Eksistensi

Bahasa Indonesia di Kalangan Remaja”

Nama Kelompok :

Bella Dinda F. (1213100048)Roudhotul Firda (1213100050)Nurma Arika W.Y (1213100051)Titisari Ambarwati (1213100052)Kartika Ratna Dewi (1213100053)

Trisno Kusuma S (4212100019)

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2015

Page 2: Wawasan Kebangsaan 37 (Tema 3).Docx (1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGBahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Republik Indonesia dan

bahasa persatuan bangsa Indonesia. Di Indonesia mempunyai beragam kebudayaan dan bahasa. Hal ini ditunjukkan, sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia.

Fenomena paling menonjol yang tengah terjadi pada kurun waktu ini adalah terjadinya proses globalisasi. Proses perubahan inilah yang disebut Alvin Toffler sebagai gelombang ketiga, setelah berlangsung gelombang pertama (agrikultiur) dan gelombang kedua (industri). Perubahan yang demikian menyebabkan terjadinya pula pergeseran kekuasaan dari pusat kekuasaan yang bersumber pada tanah, kemudian kepada kapital atau modal, selanjutnya (dalam gelombang ketiga) kepada penguasaan terhadap informasi (ilmu pengetahuan dan teknologi).

Proses globalisasi ini dapat menimbulkan perubahan terhadap gaya hidup kalangan anak muda. Hal ini ditunjukkan dengan semakin canggih teknologi yang digunakan. Seperti halnya berkembangnya situs jejaring sosial yang tidak asing bagi anak muda, yaitu facebook, twitter, blacberry messenger, dsb.

Seiring berkembangnya teknologi, informasi dan komunikasi abad XXI ini, bermunculan bahasa yang sebenarnya tidak pantas digunakan untuk kalangan muda yang disebut dengan bahasa “Alay”. Bahasa “Alay” ini merupakan bahasa yang tidak sesuai dengan EYD (Ejaan yang Disempurnakan). Bahasa tersebut dapat merusak bahasa kita sendiri yaitu bahasa Indonesia. Hal ini menimbulkan kekhawatiran para budayawan yang akan menyebabkan lunturnya budaya bangsa Indonesia. Tidak hanya itu, ini dapat menyebabkan kerusakan pada generasi muda yang akan datang.

Oleh rasa takut dan cemas yang berlebihan itu, antisipasi yang dilakukan adalah perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional dan bahasa persatuan.

1.2 RUMUSAN MASALAHAdapun rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari?

2. Bagaimanakah era globalisasi dapat memengaruhi penggunaan dalam Berbahasa Indonesia yang baik dan benar?

Page 3: Wawasan Kebangsaan 37 (Tema 3).Docx (1)

3. Apa akibat dari masuknya budaya asing terhadap bahasa Indonesia di lingkungan sekitar?

4. Apa fungsi dan peranan dari penggunaan bahasa Indonesia dalam era globalisasi?

1.3 TUJUANBertolak dari rumusan masalah di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:1. Untuk mengetahui penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar

dalam kehidupan sehari-hari

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh era globalisasi terhadap penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar

3. Untuk mengetahui akibat dari masuknya budaya asing terhadap Bahasa Indonesia di lingkungan sekitar

4. Untuk mengetahui fungsi dan peranan dari penggunaan Bahasa Indonesia dalam era globalisasi

1.4 MANFAATDari penelitian ini ada beberapa tujuan yang hendak dicapai yaitu :1. Dapat mengetahui penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar

dalam kehidupan sehari-hari

2. Dapat mengetahui seberapa besarkah pengaruh era globalisasi terhadap penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar

3. Dapat mengetahui akibat dari masuknya budaya asing terhadap Bahasa Indonesia di lingkungan sekitar

4. Dapat mengetahui fungsi dan peranan dari penggunaan Bahasa Indonesia dalam era globalisasi

Page 4: Wawasan Kebangsaan 37 (Tema 3).Docx (1)

BAB IIMETODE PENELITIAN

2.1. Populasi dan Sampel2.1.1. Populasi

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Taruna Jaya yang berjumlah 10 orang.

2.1.2. Sampel PenelitianSampel merupakan bagian dari keseluruhan objek penelitian. Adapun jumlah sampel yang diambil 7 orang yaitu siswa yang berada di kelas IX i.

2.2. Tehnik Pengumpulan DataUntuk memperoleh data yang diperlukan oleh penulis maka penulis

menggunakan beberapa tehnik pengumpulan data yang dianggap mampu dalam memperoleh data yang teliti.

2.2.1. Penelitian KepustakaanMedia massa seperti internet adalah suatu yang penting dalam menemukan landasa teori yang sifatnya menunjang penulisan karya ilmiah ini.2.2.2. Penelitian lapanganPengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti dilakukan dengan mengamati secara langsung lokasi penelitian dengan beberapa tehnik pengambilan data.2.2.2.1. Tehnik ObservasiObservasi dilakukan sebagai langkah pertama untuk memperoleh gambaran awal terhadap perkembangan bahasa Indonesia dikalangan remaja2.2.2.2. Tehnik angket (Quisioner) untuk memperoleh data primerPenggunaan tehnik ini ialah suatu metode untuk mengumpulkan data dengan menyiapkan beberapa pertanyaan yang akan dijawab oleh responden untuk memperoleh hasil yang teliti.

2.3. Tehnik Analisa Data            Dari data primer yang sudah diperoleh atau yang berhasil dikumpulkan

melalui beberapa metode seperti di atas untuk selanjutnya di analisa secara deskriptif kualitatif dengan perhitungan berdasarkan persetase.

Page 5: Wawasan Kebangsaan 37 (Tema 3).Docx (1)

BAB IIIDASAR TEORI

3.1 Pengertian BahasaSecara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk

menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.

Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sistem bahasa berupa lambang-lambang bunyi, setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu yang disebut makna atau konsep. Karena setiap lambang bunyi itu memiliki atau menyatakan suatu konsep atau makna, maka dapat disimpulkan bahwa setiap suatu ujaran bahasa memiliki makna. Contoh lambang bahasa yang berbunyi “nasi” melambangkan konsep atau makna ‘sesuatu yang biasa dimakan orang sebagai makanan pokok’.

3.2 Karakteristik BahasaTelah disebutkan di atas bahwa bahasa adalah sebuah sistem berupa bunyi,

bersifat abitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa di antara karakteristik bahasa adalah abitrer, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi.

1. Bahasa Bersifat AbritrerBahasa bersifat abritrer artinya hubungan antara lambang dengan yang

dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna tertentu. Secara kongkret, alasan “kuda” melambangkan ‘sejenis binatang berkaki empat yang bisa dikendarai’ adalah tidak bisa dijelaskan.

Meskipun bersifat abritrer, tetapi juga konvensional. Artinya setiap penutur suatu bahasa akan mematuhi hubungan antara lambang dengan yang dilambangkannya. Dia akan mematuhi, misalnya, lambang ‘buku’ hanya digunakan untuk menyatakan ‘tumpukan kertas bercetak yang dijilid’, dan tidak untuk melambangkan konsep yang lain, sebab jika dilakukannya berarti dia telah melanggar konvensi itu.

2. Bahasa Bersifat ProduktifBahasa bersifat produktif artinya, dengan sejumlah besar unsur yang

terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir tidak terbatas. Misalnya, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan WJS. Purwadarminta bahasa Indonesia hanya mempunyai kurang lebih 23.000 kosa

Page 6: Wawasan Kebangsaan 37 (Tema 3).Docx (1)

kata, tetapi dengan 23.000 buah kata tersebut dapat dibuat jutaan kalimat yang tidak terbatas.

3. Bahasa Bersifat DinamisBahasa bersifat dinamis berarti bahwa bahasa itu tidak lepas dari berbagai

kemungkinan perubahan sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan itu dapat terjadi pada tataran apa saja: fonologis, morfologis, sintaksis, semantic dan leksikon. Pada setiap waktu mungkin saja terdapat kosakata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata lama yang tenggelam, tidak digunakan lagi.

4. Bahasa Bersifat BeragamMeskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun

karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis maupun pada tataran leksikon. Bahasa Jawa yang digunakan di Surabaya berbeda dengan yang digunakan di Yogyakarta. Begitu juga bahasa Arab yang digunakan di Mesir berbeda dengan yang digunakan di Arab Saudi.

5. Bahasa Bersifat ManusiawiBahasa sebagai alat komunikasi verbal, hanya dimiliki manusia. Hewan

tidak mempunyai bahasa. Yang dimiliki hewan sebagai alat komunikasi, yang berupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat produktif dan dinamis. Manusia dalam menguasai bahasa bukanlah secara instingtif atau naluriah, tetapi dengan cara belajar. Hewan tidak mampu untuk mempelajari bahasa manusia, oleh karena itu dikatakan bahwa bahasa itu bersifat manusiawi.

3.3 Penggunaan Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar Dikalangan RemajaPada awal mulanya bahasa Indonesia merupakan bahasa melayu yang di

pakai sebagai bahasa penghubung antar suku di nusantara dan sebagai bahasa yang digunakan dalam perdagangan antara pedagang dari dalam dan luar nusantara. Ini berlangsung pada zaman kerajaan Sriwijaya. Namun sejak di resmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, bahasa Indonesia telah resmi menjadi bahasa nasional Republik Indonesia. Ditinjau dari fungsinya, bahasa Indonesia juga merupakan bahasa pemersatu, yang telah menyatukan beragam bahasa yang berbeda-beda. Seseorang dari bahasa daerah yang berbeda yang tidak mengerti bahasa daerah satu dengan yang lain akan bisa saling berinteraksi melalui bahasa Indonesia.

Dalam penggunaan bahasa Indonesia terdapat kata-kata baku maupun tidak baku. Kata baku merupakan kata yang diatur sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan. Kata baku ini biasanya digunakan pada kalimat-kalimat resmi atau formal baik secara lisan maupun tertulis. Misalnya pada upacara kenegaraan, dan penulisan karya tulis ilmiah. Berbeda dengan kata baku, kata tidak baku diiartikan sebagai kata yang aturannya tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang ditentukan. Kata tidak baku ini biasanya

Page 7: Wawasan Kebangsaan 37 (Tema 3).Docx (1)

digunakan dalam bahasa percakapan sehari-hari, bahasa tutur, surat pribadi, dan lain-lain.

Seperti yang dijelaskan pada alinea sebelumnya mengenai penggunaan kata baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia. Dalam penggunaanya terkadang mengalami kesulitan. Kita sebagai bangsa Indonesia kadang sukar membedakan yang mana kata baku dan tidak baku. Sehingga penggunaanya terbalik. Dan ini sudah menyalahi aturan penggunaan kata. Oleh sebab itu banyak para siswa dinyatakan belum paham mengenai kata baku dan tidak baku. Mereka menganggap kata baku sulit untuk diterapkan dalam penggunaannya. Dan mereka lebih suka memakai kata tidak baku.

Bahasa Indonesia disamping terdapat kata baku dan tidak baku, merupakan salah satu bahasa dinamis yang hingga sekarang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan asing.

Penyerapan bahasa dibagi menjadi dua bentuk berdasarkan cara penyerapan. Yakni cara serap adopsi dan adaptasi. Cara adopsi penyerapannya dilakukan dengan mengambil bentuk dan makna kata asing yang diserap secara keseluruhan. Sedangkan adaptasi hanya mengambil konsep yang terkandung dalam kata asing yang diserap dan ejaan atau cara penulisannya disesuaikan dengan ejaan Bahasa Indonesia. Perbedaan antara adopsi dan adaptasi ini terletak pada ejaan dan pelafalan.

Asal KataBahasa Asing

Bahasa Indonesia

Keterangan

Adopsi Print è Print tidak ada perbedaan

Adaptasi Reformation è Reformasi tion è si

Dalam sosialisaasi minggu lalu, siswa sedikit mengalami kebingungan dalam membedakan antara adopsi dan adaptasi. Meskipun demikian, pada akhirnya mereka memahami perbedaan tersebut. Indonesia kaya akan bahasa baik bahasa daera, bahasa nasional, dan bahasa serapan.

Bahasa yang digunakan sebagai identitas nasional ini dalam implementasinya terkadang mengalami banyak perbedaan. Ya, seperti yang kita ketahui dikalangan masyarakat banyak ditemukan penggunaan bahasa Indonesia yang kurang sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa yang ada. Contohnya bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa daerah sering kita jumpai di masyarakat. Hal ini dipengaruhi oleh faktor keberagaman bahasa. Yang mana kita ketahui bahwa negara tercinta kita kaya akan bahasa daerah. Sehingga penggunaannya berbeda-beda sesuai dialek atau kebutuhan masing-masing.

Implementasi bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa daerah, mendapat respon positif dari sebagian besar pelajar SMA. Menurut mereka, pemakaian bahasa Indonesia yang demikian dianggap sah-sah saja selama

Page 8: Wawasan Kebangsaan 37 (Tema 3).Docx (1)

digunakan pada situasi yang tepat. Hal ini dikarenakan kebiasaan yang ada diantara masyarakat dalam menggunakan bahasa Indonesia campur daerah sulit untuk dihilangkan. Bahkan harus dilestarikan keberadaannya.

Berbeda dengan pelajar SMA yang lain, diantara mereka ada yang berpendapat bahwa jika kita menggunakan bahasa Indonesia, maka kita harus menggunakan bahasa itu dengan baik tanpa campur aduk bahasa daerah. Sebanding dengan itu disaat kita menggunakan bahasa daerah kita juga harus menggunakannya dengan baik. Intinya demikian menurut sosialisasi yang telah kami lakukan minggu lalu. Dalam era globalisasi ini, penggunaan Bahasa Indonesia baku yang diplesetkan sudah tidak asing lagi di telinga kita. Ya, biasanya disebut bahasa alay, bahasa prokem atau bahasa gaul. Bahasa seperti ini sudah umum digunakan di kalangan anak muda Indonesia, khususnya Surabaya. Sudah menjadi kebiasaan para anak muda menggunakan bahasa seperti ini. Ketika di beri pertanyaan seperti ini, Mengapa kalian sebagai generasi muda suka menggunakan bahasa gaul ? Jawaban dari mereka yakni karena bahasa gaul itu :

1. Gokil atau lucu, 2. Gaul karena sedang menjadi tren, 3. Bisa menambah keakraban diantara sesama4. Sudah menjadi kebiasaan, dan lain-lain.

Diantara mereka ada yang berpendapat bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar itu terlalu formal dan kurang sesuai dengan kebiasaan dan kenyamanan mereka. Namun ada pula yang berpendapat positif bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar lebih sopan dan patut mereka gunakan sebagai bahasa pemersatu antara bahasa yang satu dengan lainnya.

Bahasa tren seperti ini sebenarnya sudah menyalahi aturan pemakaian bahasa Indonesia yang benar. Kesalahan itu terlihat jelas pada ejaan dan pelafalan kata. Misalnya, kata cemungud (semangat) yang seharusnya ditulis semangat. Bahasa yang katanya disebut gaul seperti ini tidak sepenuhnya diketahui dan dimengerti oleh masyarakat. Bahkan mungkin hanya kalangan anak muda saja yang mengerti. Oleh sebab itu, ketika akan menggunakan bahasa seperti ini sebaiknya dipertimbangkan kembali.

Di negara ini bahasa merupakan lambang dan identitas nasional. Kita sebagai generasi muda bukankah seharusnya menjaga dan menjunjung tinggi bahasa persatuan sebagaimana disiratkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 ?. Sedangkan pemlsetan bahasa yang dianggap gaul itu bukankah sebenarnya telah merusak aturan berbahasa?. Untuk itu alangkah baiknya jika kita sebagai generasi mudah mulai menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Meskipun banyak kesulitan dalam penggunaannya, tetapi jika kita berniat untuk belajar tahap demi tahap maka kita perlahan akan terbiasa.

Page 9: Wawasan Kebangsaan 37 (Tema 3).Docx (1)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis dan Hasil Permasalahan

1. Analisis Pertama

Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat dilakukan apabila dasar dari pemakaian bahasa itu sendiri dapat dipahami dan dimengerti. Bahasa yang baik dan benar tidak memerlukan kata yang terlalu berlebihan. Oleh karena itu, bahasa yang baik dan benar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar interaksi antar sesama maupun kelompok dapat terjalin hubungan yang baik dan benar.

2. Analisis Kedua

Era globalisasi dapat memengaruhi pengunaan dalam berbahasa. Dalam berbahasa, seseorang harus menggunakan bahasa sehari-hari untuk berinteraksi antar sesama maupun kelompok. Sehingga penggunaan bahasa Indonesia tidak luluh dari dalam jati diri tersebut. Kesadaran akan hal ini kurang dimengerti oleh setiap warga Indonesia dikarenakan kurangnya rasa percaya diri, ketakutan akan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh karena itulah era globalisasi memengaruhi penggunaan dalam berbahasa.

3. Analisis Ketiga

Jika orang tersebut mencampuradukkan bahasa tersebut dengan bahasa yang lain maka pemahaman kata yang disampaikannya akan menjadi tidak jelas sedangkan penggunaan bahasa yang baik yaitu harus jelas. Pengunaan bahasa Indonesia yang dicampurkan dengan bahasa asing menyebabkan penyampaian dalam berbahasa sangatlah sulit. Akan lebih baik jika pemakaian bahasa tersebut haruslah seimbang.

4. Analisis Keempat

Bahasa Indonesia dapat sebagai alat perhubungan antar warga , antar daerah, dan antar suku bangsa. Bahasa tersebut dapat menjadi alat yang dapat menyatukan berbagai suku bangsa yang memiliki latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda kedalam satu kesatuan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, setiap warga Indonesia harus menggunakan bahasa yang jelas, singkat, padat dan bersistem agar jalan pikiran orang yang mendengarnya dapat mengerti dan mudah untuk dipahami.

Page 10: Wawasan Kebangsaan 37 (Tema 3).Docx (1)

BAB VPENUTUP

SimpulanBerdasarkan pembahasan dalam makalah ini dapat ditarik simpulan bahwa era globalisasi sangat berpengaruh pada penggunaan bahasa Indonesia.Selain itu, penggunaan bahasa Indonesia juga akan terus berkembang.Seharusnya perkembangan ini harus bisa kita manfaatkan dalam persatuan dan kesatuan Negara. Penggunaan bahasa yang baik dan benar harus diterapkan agar eksistensi penggunaannya tidak hilang.

SaranMakalah ini dapat dimanfaatkan bagi semua kalangan yang ingin mencari pengetahuan tentang penggunaan bahasa yang baik dan benar.Dengan adanya makalah ini,diharapkan pembaca sadar akan pentingnya penggunaan bahasa dalam era globalisasi ini karena penggunaan bahasa pasti akan terus berkembang sesuai berkembangnya zaman tersebut.