wasiat bhp - kanwil agama amanuloh[1]

14
WASIAT DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM OLEH: AMANULOH BIDANG URAIS DAN BINSYAR KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROP. JATIM Disapaikan pada sosialisasi “Tugas pokok dan fungsi Balai Harta Peninggalan khususnya di bidang pendaftaran dan proses pembuatan keterangan hak waris” BALAI HARTA PENINGGALAN SURABAYA tanggal 23 maret 2017.

Upload: fredy-bagus-kusumaning-yandi

Post on 21-Apr-2017

56 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Wasiat BHP - kanwil agama amanuloh[1]

WASIAT DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

OLEH: AMANULOHBIDANG URAIS DAN BINSYAR KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROP. JATIMDisapaikan pada sosialisasi “Tugas pokok dan fungsi Balai Harta Peninggalan khususnya di bidang pendaftaran dan proses pembuatan keterangan hak waris” BALAI HARTA PENINGGALAN SURABAYA tanggal 23 maret 2017.

Page 2: Wasiat BHP - kanwil agama amanuloh[1]

BATASAN WASIAT

Penyeraahan harta secara sukarela dari seseorang kepada pihak lain yang berlaku setelah orang tersebut wafat, baik harta itu berbentuk materi maupun manfaat.

Dalam wasiat sekalipun akadnya dibuat ketika orang yang berwasiat masih hidup, tetapi hukumnya baru berlaku setelah orang yang memberi wasiat wafat.

Sebelum wafatnya orang yang memberi wasiat wafat, akad wasiat tersebut tidak mempunyahi efek apapun dari segi perpindahan hak milik kepada orang yang diberi wasiat.

Page 3: Wasiat BHP - kanwil agama amanuloh[1]

DASAR HUKUM WASIATa. Al-Qur’an: Al-Baqarah ayat 180.“Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, Berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa”.b. Hadits:Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Jabir, dia berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW : “ barang siapa yang mati dalam keadaan berwasiat, maka dia telah mati di jalan Allah dan Sunnah, mati dalam keadaan taqwa dan syahid, dan dia mati dalam keadaan diampuni dosanya.”

Page 4: Wasiat BHP - kanwil agama amanuloh[1]

HUKUM WASIAT

1. WAJIB: apabila berkaitan dengan penunaian hak – hak Alloh ( seperti zakat, fidyah dan kafarat) dan penunaian hak – hak pribadi seseorang yang hanya bisa diketahui melalui wasiat (seperti, mengembalikan harta pinjaman, titipan dan hutang).

2. SUNNAH: apabila di kepada karib kerabat yang tidak mendapat bagian warisan atau kepada orang orang yang membutukan.

3. MUBAH: apabila ditujukan kepada orang kaya dengan tujuan persahabatan atau balas jasa.

4. HARAM: apabila ditujukan kepada sesuatu yang bersifat maksiyat.

5. MAKRUH : apabila harta orang yang berwasiat itu sedikit, sedangkan ahli warisnya banyak.

Page 5: Wasiat BHP - kanwil agama amanuloh[1]

RUKUN WASIAT Rukun wasiat ada empat:1. AL-MUSI (orang yang memberi wasiat).2. AL-MUSA LAH (orangn yang menerima

wasiat).3. AL-MUSA BIH (harta yang diwasiatka)4. SIGAH (lafal ijab qobul).

Page 6: Wasiat BHP - kanwil agama amanuloh[1]

SYARAT ORANG YANG BERWASIAT

1.Orang yang cakap bertindak hukum (baligh dan berakal).

2.Melakukan wasiat dalam keadaan sadar dan sukarela.

3.Tidak mempunyahi hutang yang jumlahnya sebanyak harta yang akan ditinggalkan

Page 7: Wasiat BHP - kanwil agama amanuloh[1]

SYARAT PENERIMA WASIAT (AL-MUSA LAH)1. Penerima wasiat benar – benar ada.2. Penerima wasiat identitasnya jelas.3. Orang atau lembaga yang cakap menerima hak

milik.4. Penerima wasiat bukan orang yang membunuh

pemberi wasiat.5. Penerima wasiat bukan kafir harby.6. Wasiat tidak dimaksudkan oleh penerima wasiat

untuk sesuatu yang merugikan umat islam ataun sesuatu maksiyat.

Page 8: Wasiat BHP - kanwil agama amanuloh[1]

SYARAT HARTA YANG DIWASIATKAN

1. Yang diwasiatkan itu sesuatu yang bernilai harta dalam syarak.

2. Yang diwasiatkan itu adalah sesuatu yang biasa dijadikan milik, baik berupa materi maupun manfaat.

3. Yang diwasiatkan itu adalah milik pemberi wasiat (al – musi) ketika berlangsungnya wasiat.

4. Harta yang diwasiatkan itu tidak melebihi sepertiga harta pemberi wasiat (al – musi).

Page 9: Wasiat BHP - kanwil agama amanuloh[1]

WASIAT WAJIBAH

Suatu wasiat yang diperuntukkan kepada ahli waris atau kerabat yang tidak memperoleh bagian harta warisan dari orang yang wafat, karena adanya suatu halangan syarak.

Kata “wajibah” dalam wasiat wajibah ini tidak menunjukkan keharusan melaksanakan wasiat, tetapi sifatnya hanya dianjurkan.

batas maksimal wasiat wajibah adalah sepertiga harta pemberi wasiat.

Page 10: Wasiat BHP - kanwil agama amanuloh[1]

HAL HAL YANG MEMBATALKAN WASIAT1. Al-musi mencabut wasiatnya, baik secara terang-

terangan maupun melalui tindakan hukum.2. Syarat yang ditentukan dalam akad tidak terpenuhi 3. Al-musa lah menyatakan penolakannya terhadap

wasiat.4. Al-musa bih musnah.5. Al-musa lah terlebih dahulu wafat dari al-musi.

Page 11: Wasiat BHP - kanwil agama amanuloh[1]

BATALNYA WASIAT BERDASARKAN PUTUSAN HAKIM BAGI PENERIMA WASIAT1. Dipersalahkan telah membunuh atau mencoba

membunuh atau menganiaya berat kepada pewasiat.

2. Dipersalahkan secara memfitnah telah mengajukan pengaduan bahwa pewasiat telah melakukan sesuatu kejahatan yang diancam hukuman lima tahun penjara atau hukuman yang lebih berat.

3. Dipersalahkan dengan kekerasan atau ancaman mencegah wasiat untuk membuat atau mencabut atau merubah wasiat untuk kepentingan calon penerima wasiat.

4. Dipersalahkan telah menggelapkan atau merusak atau memalsukan surat wasiat dan pewasiat.

Page 12: Wasiat BHP - kanwil agama amanuloh[1]

WASIAT MENJADI BATAL APABILA PENERIMA WASIAT:1. Tidak mengetahui adanya wasiat sampai ia

meninggal dunia sebelum meninggalnya pewasiat.

2. Mengetahui adanya wasiat tetapi ia menolak untuk menerimanya.

3. Mengetahui adanya wasiat tetapi tidak pernah menyatakan menerima atau menolak sampai ia meninggal sebelum meninggalnya pewasiat.

Page 13: Wasiat BHP - kanwil agama amanuloh[1]

PENCABUTAN WASIAT

1. Pewasiat dapat mencabut wasiatnya selama calon penerima wasiat belum mengatakan persetujuannya atau mengatakan persetujuannya tetapi kemudian menarik kembali.

2. Pencabutan wasiat dapat dilakukan secara lisan dengan disaksikan oleh dua orang saksi atau bebrdasarkan akte notaris bila wasiat terdahulu dibuat secara lisan.

3. Bila wasiat dibuat secara tertulis, maka hanya dapat dicabut dengna cara tertulis dengan disaksikan oleh dua orang saksi atau berdasarkan akte notaris.

4. Bila wasiat dibuat berdasarkan akte notaris, maka hanya dapat dicabut berdasarkan akte notaris.

Page 14: Wasiat BHP - kanwil agama amanuloh[1]

APABILA TERJADI SENGKETA WASIAT Wasiat berdasarkan hukum Islam dalam konteks

kompetensi absolut Badan Peradilan di Indonesia adalah kewenangan Peradilan Agama (UUPA no: 7/1989).

KHI merupakan pedoman bagi hakim Pengadilan Agama khususnya untuk menyelesaikan masalah-masalah berkaitan bidang hukum yang terdapat didalamnya (Inpres nomor: 1 Tahun 1990).

Gugatan dalam sengketa wasiat baik yang bersifat pembatalan maupun pengesahan harus berbentuk kontensius.

Ahli waris atau para pihak yang bekepentingan dapat mengajukan gugatan pembatalan wasiat apabila wasiat tersebut melebihi sepertiga bagian dari harta pemberi wasiat.