wanita dalam jihad (autosaved)

4
Wanita dalam Jihad : Peran wanita dibalik medan perang Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong agama Allah… Jihad( dalam konteks perang) merupakan tugas utama bagi kaum adam. Wajib baginya untuk terjun ke medan perang, membela agama Allah. Sedang tugas yang utama bagi wanita adalah menjadi ummu wa rabatul bait. Namun bukan berarti, artinya wanita tak bisa ikut andil berburu pahala dalam kancah jihad. Didalam jihad( dalam konteks perang), wanita juga memiliki peran yang cukup penting dan strategis. Apa saja peran wanita itu? Bisa dikatakan wanita muslimah itu backing-nya para mujahiid di medan perang. Seperti mengurusi bagian logistik, medis, memeprsiapkan kader-kader mujahiid, persiapan pra-perang bahkan pemotivasi para mujahiid dikala perang berkecamuk, meski tak sedikit pula dapat kita jumpai, wanita yang ikut mengangkat senjata dalam peperangan. Banyak riwayat-riwayat yang merekam jejak langkah pergoalakan para wanita muslimah dalam carut marutnya peperangan, seperti yang dilansir didalam artikel disitus ar-Rahmah.com dan cuplikan sebuah e-book berjudul Jihad seorang wanita dalam membela islam karya Ummu Muhammad, yakni seperti jejak ibunda Aisyah r.a, Ummu Sulaim, Ummu Salamah, Al-Khansa, Ummu Umarah (Nasibah binti Ka’ab), Shofiayah bintiAbdul muthalib, dan masih banyak lagi deretan daftar nama para penolong dan pembela dinullah dimasa Rasulullah. Dalam pembahasan kali ini, kita akan lebih menyorot pada perannya wanita digaris belakang dipergolakkan mean jihad ( dalam konteks perang) . A. Era Sejarah : Peran wanita dibalik layar dalam peperangan Posisi dibelakang layar bukanlah posisi yang remeh, karena posisi itu acap kali menjdi titik penting dalam kesuksesan perang dan kualitas para mujahidinnya. Mengutip tulisan dalam buku karya Muhammad Khair Haikal, Jihad dan Perang didalam Islam yang mencuplik data dari buku Al-Harb-nya Muhammmad Shafa, bahwasanya didalam perang tak semua tentara berada digaris depan-yang ini berarti tentara yang riil terjun langsung kemedan perang. Namun ada pula yang harus bergerak digaris belakang. Bahkan persentase nya bisa 20-50% atau bahkan lebih, dari total kesluruhan tentara yang ikut perang. Kita bisa melihat, dari total keseluruhan tentara amerika yang berjumlah 100.000 orang, hanya 23.000 saja yang diterjunkan sebagai tentara inti/yang riil ikut beradu senjata,dan 77.000-nya kemana? Sebanyak 77.000 tentara itu fokus dalam bidang layanan dan logistik. Berbeda lagi dengan Rusia, dari 100.000 tentara yang aktif, 20.000 diantaranya mengurusi bagian logistik. Fakta diatas menunjukkan bahwasanya dibalik peran seorang tentara yang berperang langsung terdapat peran-peran lain yang tak jauh kalah pentingnya, seperti bagian logistik dan medis. Bahkan di Amerika jumlahnya jauh lebih banyak dibanding tentara yang diterjun ke lapangan. Ini menunjukan betapa pentingnya peranan orang-orang yang berada digaris belakang. Dibagian inilah, wanita dapat ikut berperan. Sejarah telah menorehkan tinta-tinta emas perjalanan para muslimah dalam menjalankan peranannya dimedan perang dengan begitu menajubkan. Dari Anas bin Malik, beliau berkata :

Upload: anonymous-hwj4hkidof

Post on 14-Apr-2016

14 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

good

TRANSCRIPT

Page 1: Wanita Dalam Jihad (Autosaved)

Wanita dalam Jihad :

Peran wanita dibalik medan perang “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong agama Allah…

Jihad( dalam konteks perang) merupakan tugas utama bagi kaum adam. Wajib baginya untuk terjun ke medan perang, membela agama Allah. Sedang tugas yang utama bagi wanita adalah menjadi ummu wa rabatul bait. Namun bukan berarti, artinya wanita tak bisa ikut andil berburu pahala dalam kancah jihad. Didalam jihad( dalam konteks perang), wanita juga memiliki peran yang cukup penting dan strategis. Apa saja peran wanita itu? Bisa dikatakan wanita muslimah itu backing-nya para mujahiid di medan perang. Seperti mengurusi bagian logistik, medis, memeprsiapkan kader-kader mujahiid, persiapan pra-perang bahkan pemotivasi para mujahiid dikala perang berkecamuk, meski tak sedikit pula dapat kita jumpai, wanita yang ikut mengangkat senjata dalam peperangan.

Banyak riwayat-riwayat yang merekam jejak langkah pergoalakan para wanita muslimah dalam carut marutnya peperangan, seperti yang dilansir didalam artikel disitus ar-Rahmah.com dan cuplikan

sebuah e-book berjudul Jihad seorang wanita dalam membela islam karya Ummu Muhammad, yakni seperti jejak ibunda Aisyah r.a, Ummu Sulaim, Ummu Salamah, Al-Khansa, Ummu Umarah (Nasibah binti Ka’ab), Shofiayah bintiAbdul muthalib, dan masih banyak lagi deretan daftar nama para penolong dan pembela dinullah dimasa Rasulullah. Dalam pembahasan kali ini, kita akan lebih menyorot pada perannya wanita digaris belakang dipergolakkan mean jihad ( dalam konteks perang) .

A. Era Sejarah : Peran wanita dibalik layar dalam peperangan

Posisi dibelakang layar bukanlah posisi yang remeh, karena posisi itu acap kali menjdi titik penting

dalam kesuksesan perang dan kualitas para mujahidinnya. Mengutip tulisan dalam buku karya Muhammad

Khair Haikal, Jihad dan Perang didalam Islam yang mencuplik data dari buku Al-Harb-nya Muhammmad

Shafa, bahwasanya didalam perang tak semua tentara berada digaris depan-yang ini berarti tentara yang riil

terjun langsung kemedan perang. Namun ada pula yang harus bergerak digaris belakang. Bahkan

persentase nya bisa 20-50% atau bahkan lebih, dari total kesluruhan tentara yang ikut perang. Kita bisa

melihat, dari total keseluruhan tentara amerika yang berjumlah 100.000 orang, hanya 23.000 saja yang

diterjunkan sebagai tentara inti/yang riil ikut beradu senjata,dan 77.000-nya kemana? Sebanyak 77.000

tentara itu fokus dalam bidang layanan dan logistik. Berbeda lagi dengan Rusia, dari 100.000 tentara yang

aktif, 20.000 diantaranya mengurusi bagian logistik.

Fakta diatas menunjukkan bahwasanya dibalik peran seorang tentara yang berperang langsung

terdapat peran-peran lain yang tak jauh kalah pentingnya, seperti bagian logistik dan medis. Bahkan di

Amerika jumlahnya jauh lebih banyak dibanding tentara yang diterjun ke lapangan. Ini menunjukan betapa

pentingnya peranan orang-orang yang berada digaris belakang. Dibagian inilah, wanita dapat ikut

berperan.

Sejarah telah menorehkan tinta-tinta emas perjalanan para muslimah dalam menjalankan

peranannya dimedan perang dengan begitu menajubkan. Dari Anas bin Malik, beliau berkata :

Page 2: Wanita Dalam Jihad (Autosaved)

ر أري خذم سىقهوب "ولقذ ز جقساى القرة على هحىهوب فرغب أث عبئشة بث أب بكر وأم سلن واهن لوشو

" فحفر غب ف أفىا القىمف أفىا القىم ثن جرجعبى فحوال هب ثن ججئب ى

“Sungguh saya melihat Aisyah binti Abu akar dan Ummu Sulaim (dimedan perang Badar), keduanya

mengangkat tsaubnya dari telapak kaki , samoai saya melihat kedua betis mereka. Keduanya memasukkan

air kedalam gerib, lalu meminumkan air itu ke mulut kaum (orang-orang yang terluka, kemudian keduanya

kembali untuk meminumkan air dimulut kaum itu” (HR.Bukhari)

Periwayatan ini menunjukan, kebolehan wanita ikut dalam peperangan, guna membantu

mengurusi bidang logistik, yakni memberikan minuman, mengobati luka kepara mujahidin.

Terdapat pula sebuah kisah diperang Yarmuk, yang mana wanita mendapat tugas unik ditengah

perang yang sedang berlangsung itu, yakni menjadi pemotivator para mujahiid yang perang. Ketika perang

Yarmuk sudah berkobar, pasukan wanita yang berjaga dibarisan belakang sesuai dengan perintah sang

panglima, Khalid bin Walid. Pasukan wanita itu membunuh pasukan romawi serta menghalau pasukan

muslimin yang melarikan diri serta memukulinya dengan tongkat, seraya berseru: “Kalian mau pergi dan

meninggalkan kami untuk orang-orang kafir?”. Dengan itu, pasukan kaum muslimin yang melarikan diri

tidak dapat berbuat apapun selain kembali berperang.

Berikut ini periwayatan tugas-tugas wanita digaris belakang pada medan jihad dimasa Rasulullah SAW, yang ini menunjukan kebolehan dan adanya peran bagi wanita tuk ikut serta dalam medan jihad (dalam konteks perang) :

سبع غسوات أخلفهن ف رحبلهن الطعبم عي أم عطة األصبرة قبلث : غسوت هع رسىل هللا صلى هللا عل وسلن

وأداوي الجر ح وأقىم عل الورض

“Dari Ummu ‘Athiyah al-Anshoriyah, di berkata: Aku pernah melakukan tujuh kali peperangan bersama Rasulullah SAW; aku bertugas sebagai penjaga pemondokkan mereka, aku membuatkan makanann untuk mereka, mengobati tentara yang terluka, dan merawat tentara-tentara yang sakit” ( HR. Ibn Abi Syaybah )

فحسق القىم وخذههن رد الجرح والقحلى صلى هللا عل وسلنعي الربع بث هعىر قبلث كب غسو هع الب

الوذة ال

“ Dari Rubayyi’ binti Mu’awwidz, dia berkata: Dahulu kami berperang bersama Rasulullah SAW. Kami (bertugas) memberi minum pasukan, melayani mereka, dan memulangkan orang-orang yang terluka dan meninggal ke Madinah ” (HR. al-Bukhari)

B. Era kini : Peran wanita dibalik layar dalam peperangan era Modern

Diperang era modern ini tugas bagi yang ikut dalam peperangan bisa menjadi banyak sekali,

melebihi dari apa yang telah terjadi diera masa lampau. Masih mengutip dari buku Jihad dan Perang

didalam Islam, peranan itu meliputi tentara yang mengurusi dibidang logistik, kesehatan, transportasi,

Page 3: Wanita Dalam Jihad (Autosaved)

penyelidikan, penjagaan, perawatan, perbaikan jalan,jembatan,rel kereta api, perbekalan, bandara,

perwatan, perbaikan senjata,pembawa truk barang (membawa barang yang rusak dan tetinggal).

Apa yang terjadi pada peperangan dimasa lalu dengan masa kini jelaslah berbeda. Mulai dari medan

perang sampai persenjataan. Kini dapat kita lihat, peperangan dapat terjadi dimanapun itu, di pemukiman

warga, bahkan di perkotaan yang menjadi jantung kota. Berbeda dengan Rasulullah yang selalu

mengusahakan bertempur ditempat-tempat terbuka yang jauh dari pemukiman seperti dilembah badar, di

pegunungan Uhud dan lain-lain. Selain itu, dahulu peperangan dilakukan secara langsung bertatap muka,

namun kini meskipun tetap dapat kita jumpai peperangan yang langsug bertatap muka, itu tak kan

sebanyak dengan peperangan yang lebih pada permainan senjata.

Diera modern masa kini, dengan berkembangnya ilmu pegetahuan dan teknologi membuat banyak

inovasi senjata terbaru, tercanggih dan lain sebagainya. Kini bukan lagi pedang dengan kuda, akan tetapi

sudah senjata api . Lau berkembang lagi, bukan lagi senjata api akan tetapi sudah ditambah dengan bom

nuklir. Dan berkembang lagi, tak hanya bom yang dilempar dengan meriam akan tetapi sudah bom dan

rudal yang dilempar melalui pesawat, yang itu dapat meluluh lantahkan satu kota sekaligus. Dan dari

pesawat itu sendiri mengalami bermacam-macam inovasi; dari pesawat bermuatan banyak, hingga hanya

satu orang sampai pesawat tak berawak atau drone. Dan berkembang lagi hinggan seterusnya. Dunia ini

mengalami kedahsyatan perkembangan teknologinya.

Dari sini, dapat kita simpulkan bahwa faktor terbesar yang mempengaruhi keberhasilan atau

kemenangan suatu pihak dalam peperangan salah satunya pada seberapa jauh kecanggihan dn kemajuan

fungsi dan keberagaman senjata yang dimiliki. Maka menarik benang merah dari kesimpulan diatas,

menjadi penting bagi kita memiliki pakar-pakar dengan keahlian membuat senjata dari yang kelas teri

sampai kelas tercanggih. Atau bahakan lebih dari itu, maksudnya kita dapat membuat atau memikirkan

inovasi terbaru dari senjata yang ada, lebih canggih dari yang telah ada. Dibutuhkan pemikir-pemikir dan

ahli sains yang mau dan mampu ber-inovasi dibidang ini. Peran penting disini yakni memiliki orang-orang

yang mau memikirkan dan mewujudkan hal itu.

Dan peran tersebut bisa diambil seorang wanita muslimah, karena hal itu merupakan kepentingan

juga untuk jihad. Maka hal tersebut ladang baru dimedan jihad masa kini. Kini sebuah keharusan bagi kita

selain mempelajari dan berkreasi hal-hal yang berkaitan pengobatan, penanganan P3K, juga perlu

mempelajari pembuatan senjata dan zat-zat terkait yang mendukung teknologi senjata itu.

Maka, bagi para wanita muslimah tak perlu lagi merasa cemburu terhadap peran laki-laki dimedan

jihad, karena wanita dalam beberapa kondisi pun juga diperbolehkan ikut berkecamuk didalamnya,

meskipun tugas yang diampu acapkali sama acapkalai berbeda. Namun hal itu jangan dianggap remeh

karena tugas digaris belakang itu juga sama pentingnya, yakni sebagai penopang keberhasilan jihad itu

sendiri.

Wallahualam bishowab.

Page 4: Wanita Dalam Jihad (Autosaved)

Daftar Pustaka

Jihad dan perang dalam islam by Muhammad Khair Haikal

e-book : jihad seorang wanita dalam membela islam by Muram binti shalih al-athiyah

artikel islamhouse.com I Peran wanita dalam islam by Ummu Muhammad; Editor Eko

Haryanto abu ziyad cetakan 2009 M-1430 H

ar-rasikh.com I Peran strategis wanita dalam islam

ar-rahmah.com I Peran Muslimah dalam kancah Jihad-By Hanin Mazaya

www.mjamzuri.com I Perempuan dalam peradaban islam

kiblat.com I perjalanan muslimah tanpa mahram kemedan jihad suriah

muslim or.id I ryan pernama I peran wanita dalam islam

omang I Tugas Unik Pasukan Wanita Muslimah dalam Perang Yarmuk.htm

Majalah muslimah I Qonitah.com : Edisi 03 >> Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha,

Cermin Kemuliaan Seorang Wanita

ar-rahmah.com I Kecemburuan wanita dalam jihad

-