wanita dalam jihad (autosaved)
DESCRIPTION
goodTRANSCRIPT
Wanita dalam Jihad :
Peran wanita dibalik medan perang “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong agama Allah…
Jihad( dalam konteks perang) merupakan tugas utama bagi kaum adam. Wajib baginya untuk terjun ke medan perang, membela agama Allah. Sedang tugas yang utama bagi wanita adalah menjadi ummu wa rabatul bait. Namun bukan berarti, artinya wanita tak bisa ikut andil berburu pahala dalam kancah jihad. Didalam jihad( dalam konteks perang), wanita juga memiliki peran yang cukup penting dan strategis. Apa saja peran wanita itu? Bisa dikatakan wanita muslimah itu backing-nya para mujahiid di medan perang. Seperti mengurusi bagian logistik, medis, memeprsiapkan kader-kader mujahiid, persiapan pra-perang bahkan pemotivasi para mujahiid dikala perang berkecamuk, meski tak sedikit pula dapat kita jumpai, wanita yang ikut mengangkat senjata dalam peperangan.
Banyak riwayat-riwayat yang merekam jejak langkah pergoalakan para wanita muslimah dalam carut marutnya peperangan, seperti yang dilansir didalam artikel disitus ar-Rahmah.com dan cuplikan
sebuah e-book berjudul Jihad seorang wanita dalam membela islam karya Ummu Muhammad, yakni seperti jejak ibunda Aisyah r.a, Ummu Sulaim, Ummu Salamah, Al-Khansa, Ummu Umarah (Nasibah binti Ka’ab), Shofiayah bintiAbdul muthalib, dan masih banyak lagi deretan daftar nama para penolong dan pembela dinullah dimasa Rasulullah. Dalam pembahasan kali ini, kita akan lebih menyorot pada perannya wanita digaris belakang dipergolakkan mean jihad ( dalam konteks perang) .
A. Era Sejarah : Peran wanita dibalik layar dalam peperangan
Posisi dibelakang layar bukanlah posisi yang remeh, karena posisi itu acap kali menjdi titik penting
dalam kesuksesan perang dan kualitas para mujahidinnya. Mengutip tulisan dalam buku karya Muhammad
Khair Haikal, Jihad dan Perang didalam Islam yang mencuplik data dari buku Al-Harb-nya Muhammmad
Shafa, bahwasanya didalam perang tak semua tentara berada digaris depan-yang ini berarti tentara yang riil
terjun langsung kemedan perang. Namun ada pula yang harus bergerak digaris belakang. Bahkan
persentase nya bisa 20-50% atau bahkan lebih, dari total kesluruhan tentara yang ikut perang. Kita bisa
melihat, dari total keseluruhan tentara amerika yang berjumlah 100.000 orang, hanya 23.000 saja yang
diterjunkan sebagai tentara inti/yang riil ikut beradu senjata,dan 77.000-nya kemana? Sebanyak 77.000
tentara itu fokus dalam bidang layanan dan logistik. Berbeda lagi dengan Rusia, dari 100.000 tentara yang
aktif, 20.000 diantaranya mengurusi bagian logistik.
Fakta diatas menunjukkan bahwasanya dibalik peran seorang tentara yang berperang langsung
terdapat peran-peran lain yang tak jauh kalah pentingnya, seperti bagian logistik dan medis. Bahkan di
Amerika jumlahnya jauh lebih banyak dibanding tentara yang diterjun ke lapangan. Ini menunjukan betapa
pentingnya peranan orang-orang yang berada digaris belakang. Dibagian inilah, wanita dapat ikut
berperan.
Sejarah telah menorehkan tinta-tinta emas perjalanan para muslimah dalam menjalankan
peranannya dimedan perang dengan begitu menajubkan. Dari Anas bin Malik, beliau berkata :
ر أري خذم سىقهوب "ولقذ ز جقساى القرة على هحىهوب فرغب أث عبئشة بث أب بكر وأم سلن واهن لوشو
" فحفر غب ف أفىا القىمف أفىا القىم ثن جرجعبى فحوال هب ثن ججئب ى
“Sungguh saya melihat Aisyah binti Abu akar dan Ummu Sulaim (dimedan perang Badar), keduanya
mengangkat tsaubnya dari telapak kaki , samoai saya melihat kedua betis mereka. Keduanya memasukkan
air kedalam gerib, lalu meminumkan air itu ke mulut kaum (orang-orang yang terluka, kemudian keduanya
kembali untuk meminumkan air dimulut kaum itu” (HR.Bukhari)
Periwayatan ini menunjukan, kebolehan wanita ikut dalam peperangan, guna membantu
mengurusi bidang logistik, yakni memberikan minuman, mengobati luka kepara mujahidin.
Terdapat pula sebuah kisah diperang Yarmuk, yang mana wanita mendapat tugas unik ditengah
perang yang sedang berlangsung itu, yakni menjadi pemotivator para mujahiid yang perang. Ketika perang
Yarmuk sudah berkobar, pasukan wanita yang berjaga dibarisan belakang sesuai dengan perintah sang
panglima, Khalid bin Walid. Pasukan wanita itu membunuh pasukan romawi serta menghalau pasukan
muslimin yang melarikan diri serta memukulinya dengan tongkat, seraya berseru: “Kalian mau pergi dan
meninggalkan kami untuk orang-orang kafir?”. Dengan itu, pasukan kaum muslimin yang melarikan diri
tidak dapat berbuat apapun selain kembali berperang.
Berikut ini periwayatan tugas-tugas wanita digaris belakang pada medan jihad dimasa Rasulullah SAW, yang ini menunjukan kebolehan dan adanya peran bagi wanita tuk ikut serta dalam medan jihad (dalam konteks perang) :
سبع غسوات أخلفهن ف رحبلهن الطعبم عي أم عطة األصبرة قبلث : غسوت هع رسىل هللا صلى هللا عل وسلن
وأداوي الجر ح وأقىم عل الورض
“Dari Ummu ‘Athiyah al-Anshoriyah, di berkata: Aku pernah melakukan tujuh kali peperangan bersama Rasulullah SAW; aku bertugas sebagai penjaga pemondokkan mereka, aku membuatkan makanann untuk mereka, mengobati tentara yang terluka, dan merawat tentara-tentara yang sakit” ( HR. Ibn Abi Syaybah )
فحسق القىم وخذههن رد الجرح والقحلى صلى هللا عل وسلنعي الربع بث هعىر قبلث كب غسو هع الب
الوذة ال
“ Dari Rubayyi’ binti Mu’awwidz, dia berkata: Dahulu kami berperang bersama Rasulullah SAW. Kami (bertugas) memberi minum pasukan, melayani mereka, dan memulangkan orang-orang yang terluka dan meninggal ke Madinah ” (HR. al-Bukhari)
B. Era kini : Peran wanita dibalik layar dalam peperangan era Modern
Diperang era modern ini tugas bagi yang ikut dalam peperangan bisa menjadi banyak sekali,
melebihi dari apa yang telah terjadi diera masa lampau. Masih mengutip dari buku Jihad dan Perang
didalam Islam, peranan itu meliputi tentara yang mengurusi dibidang logistik, kesehatan, transportasi,
penyelidikan, penjagaan, perawatan, perbaikan jalan,jembatan,rel kereta api, perbekalan, bandara,
perwatan, perbaikan senjata,pembawa truk barang (membawa barang yang rusak dan tetinggal).
Apa yang terjadi pada peperangan dimasa lalu dengan masa kini jelaslah berbeda. Mulai dari medan
perang sampai persenjataan. Kini dapat kita lihat, peperangan dapat terjadi dimanapun itu, di pemukiman
warga, bahkan di perkotaan yang menjadi jantung kota. Berbeda dengan Rasulullah yang selalu
mengusahakan bertempur ditempat-tempat terbuka yang jauh dari pemukiman seperti dilembah badar, di
pegunungan Uhud dan lain-lain. Selain itu, dahulu peperangan dilakukan secara langsung bertatap muka,
namun kini meskipun tetap dapat kita jumpai peperangan yang langsug bertatap muka, itu tak kan
sebanyak dengan peperangan yang lebih pada permainan senjata.
Diera modern masa kini, dengan berkembangnya ilmu pegetahuan dan teknologi membuat banyak
inovasi senjata terbaru, tercanggih dan lain sebagainya. Kini bukan lagi pedang dengan kuda, akan tetapi
sudah senjata api . Lau berkembang lagi, bukan lagi senjata api akan tetapi sudah ditambah dengan bom
nuklir. Dan berkembang lagi, tak hanya bom yang dilempar dengan meriam akan tetapi sudah bom dan
rudal yang dilempar melalui pesawat, yang itu dapat meluluh lantahkan satu kota sekaligus. Dan dari
pesawat itu sendiri mengalami bermacam-macam inovasi; dari pesawat bermuatan banyak, hingga hanya
satu orang sampai pesawat tak berawak atau drone. Dan berkembang lagi hinggan seterusnya. Dunia ini
mengalami kedahsyatan perkembangan teknologinya.
Dari sini, dapat kita simpulkan bahwa faktor terbesar yang mempengaruhi keberhasilan atau
kemenangan suatu pihak dalam peperangan salah satunya pada seberapa jauh kecanggihan dn kemajuan
fungsi dan keberagaman senjata yang dimiliki. Maka menarik benang merah dari kesimpulan diatas,
menjadi penting bagi kita memiliki pakar-pakar dengan keahlian membuat senjata dari yang kelas teri
sampai kelas tercanggih. Atau bahakan lebih dari itu, maksudnya kita dapat membuat atau memikirkan
inovasi terbaru dari senjata yang ada, lebih canggih dari yang telah ada. Dibutuhkan pemikir-pemikir dan
ahli sains yang mau dan mampu ber-inovasi dibidang ini. Peran penting disini yakni memiliki orang-orang
yang mau memikirkan dan mewujudkan hal itu.
Dan peran tersebut bisa diambil seorang wanita muslimah, karena hal itu merupakan kepentingan
juga untuk jihad. Maka hal tersebut ladang baru dimedan jihad masa kini. Kini sebuah keharusan bagi kita
selain mempelajari dan berkreasi hal-hal yang berkaitan pengobatan, penanganan P3K, juga perlu
mempelajari pembuatan senjata dan zat-zat terkait yang mendukung teknologi senjata itu.
Maka, bagi para wanita muslimah tak perlu lagi merasa cemburu terhadap peran laki-laki dimedan
jihad, karena wanita dalam beberapa kondisi pun juga diperbolehkan ikut berkecamuk didalamnya,
meskipun tugas yang diampu acapkali sama acapkalai berbeda. Namun hal itu jangan dianggap remeh
karena tugas digaris belakang itu juga sama pentingnya, yakni sebagai penopang keberhasilan jihad itu
sendiri.
Wallahualam bishowab.
Daftar Pustaka
Jihad dan perang dalam islam by Muhammad Khair Haikal
e-book : jihad seorang wanita dalam membela islam by Muram binti shalih al-athiyah
artikel islamhouse.com I Peran wanita dalam islam by Ummu Muhammad; Editor Eko
Haryanto abu ziyad cetakan 2009 M-1430 H
ar-rasikh.com I Peran strategis wanita dalam islam
ar-rahmah.com I Peran Muslimah dalam kancah Jihad-By Hanin Mazaya
www.mjamzuri.com I Perempuan dalam peradaban islam
kiblat.com I perjalanan muslimah tanpa mahram kemedan jihad suriah
muslim or.id I ryan pernama I peran wanita dalam islam
omang I Tugas Unik Pasukan Wanita Muslimah dalam Perang Yarmuk.htm
Majalah muslimah I Qonitah.com : Edisi 03 >> Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha,
Cermin Kemuliaan Seorang Wanita
ar-rahmah.com I Kecemburuan wanita dalam jihad
-