walikota sukabumi peraturan daerah kota sukabumi · undang-undang nomor 16 dan 17 tahun 1950 (le...
TRANSCRIPT
WALIKOTA SUKABUMIRANCANGAN
PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI
NOMOR 5 TAHUN 2013
TENTANG :
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHKOTA SUKABUMI TAHUN 2013 - 2018
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA SUKABUMI,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 150 ayat (3) huruf eUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerahsebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua AtasUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,maka perlu membentuk Peraturan Daerah tentang RencanaPembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Sukabumi Tahun 2013 –2018;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang PembentukanDaerah-Daerah Kota Kecil dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur,Jawa Tengah, dan Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesiatanggal 14 Agustus 1950) sebagaimana telah diubah denganUndang-Undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang PengubahanUndang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 551);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang PenyelenggaraanNegara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang PerbendaharaanNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang .......
- 2 -
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang PemeriksaanPengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem PerencanaanPembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4421);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua AtasUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang PerimbanganKeuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana PembangunanJangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4700);
10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang PembentukanPeraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5234);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1995 tentang Perubahan BatasWilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Sukabumi dan KabupatenDaerah Tingkat II Sukabumi (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1995 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3584);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang PengelolaanKeuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4578);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata CaraPengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
15. Peraturan .......
- 3 -
15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang PedomanEvaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4815);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, TataCara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan RencanaPembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4817);
17. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RencanaPembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 – 2014;
18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2008 tentangRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) ProvinsiJawa Barat Tahun 2005 - 2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa BaratTahun 2008 Nomor 8 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah ProvinsiJawa Barat Nomor 45);
19. Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 2 Tahun 2008 tentangUrusan Pemerintahan Kota Sukabumi (Lembaran Daerah KotaSukabumi Tahun 2008 Nomor 2);
20. Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 7 Tahun 2008 tentangRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) KotaSukabumi 2005 – 2025 (Lembaran Daerah Kota Sukabumi Tahun 2008Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kota Sukabumi Nomor 11);
21. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata CaraPenyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan RencanaPembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kota Sukabumi Tahun 2010Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kota Sukabumi Nomor 16);
22. Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 11 Tahun 2012 tentangRencana Tata Ruang Wilayah Kota Sukabumi 2011 – 2031 (LembaranDaerah Kota Sukabumi Tahun 2012 Nomor 11);
23. Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 16 Tahun 2012 tentangOrganisasi Perangkat Daerah dan Kota Sukabumi (Lembaran DaerahKota Sukabumi Tahun 2012 Nomor 16);
Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SUKABUMI
danWALIKOTA SUKABUMI
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNANJANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SUKABUMI TAHUN2013 - 2018.
Pasal 1 ......
- 4 -
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kota Sukabumi.
2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah dan Perangkat Daerahsebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Kepala Daerah adalah Walikota Sukabumi.
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Kepala Daerah dalampenyelenggaraan pemerintahan Daerah yang terdiri dari SekretariatDaerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah,Kecamatan, dan Kelurahan.
5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025yang selanjutnya disingkat RPJP Nasional adalah dokumenperencanaan pembangunan nasional untuk periode 20 (dua puluh)tahun terhitung sejak Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2025.
6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnyadisingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan pembangunandaerah Kota Sukabumi untuk periode 20 (dua puluh) tahunterhitung sejak Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2025.
7. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi JawaBarat yang selanjutnya disingkat RPJMD Provinsi Jawa Barat adalahdokumen perencanaan pembangunan daerah Provinsi Jawa Baratuntuk periode 5 (lima) tahun.
8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnyadisingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan pembangunanDaerah untuk periode 5 (lima) tahun.
9. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Tahun 2013-2018yang selanjutnya disingkat Renstra SKPD, adalah dokumenperencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima)tahun terhitung sejak tahun 2013 sampai dengan 2018.
10. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPDadalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode1 (satu) tahun.
11. Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja PerangkatDaerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan KerjaPerangkat Daerah (Renja SKPD) adalah dokumen perencanaanSatuan Kerja Pemerintah Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
Pasal 2 ......
- 5 -
Pasal 2
(1) RPJMD merupakan penjabaran visi, misi, dan program Kepala Daerahdengan berpedoman pada RPJPD serta memperhatikan RPJM Nasionaldan RPJMD Provinsi Jawa Barat.
(2) RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat arah kebijakankeuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, danprogram Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja PerangkatDaerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalamkerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Pasal 3
(1) RPJMD disusun berdasarkan asas-asas keterbukaan, partisipatif, dapatdipertanggungjawabkan, demokratis dan berkelanjutan.
(2) RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi pedoman bagi :
a. Perangkat Daerah dalam menyusun Renstra SKPD;b. Pemerintah Daerah dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah
Daerah.
Pasal 4
Visi dan misi Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)sebagai berikut :
a. Visi Kepala Daerah adalah ”DENGAN IMAN DAN TAQWAMEWUJUDKAN PEMERINTAHAN RAHMATAN LIL’ALAMIN”;
b. Misi Kepala Daerah adalah :
1. mewujudkan reformasi biroksasi menuju sumber daya manusiayang beriman, bertaqwa, dan berilmu;
2. mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih,berwibawa, jujur, adil, profesional, mendengar, dan melayanimasyarakat dengan ikhlas;
3. mewujudkan pelayanan dasar yang lebih baik dan berkualitas;4. mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah; dan5. meningkatkan keamanan, ketertiban, keindahan, dan kebersihan
kota.
Pasal 5
Sistematika RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini,terdiri dari :
BAB I ......
- 6 -
BAB I : PENDAHULUANBAB II : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHBAB III : GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHBAB IV : ANALISIS ISU-ISU STRATEGISBAB V : VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARANBAB VI : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKANBAB VII : KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN DAERAHBAB VIII : INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS
DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAANBAB IX : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAHBAB X : PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAANBAB XI : PENUTUP
Pasal 6
Uraian Sistematika RPJMD tercantum dalam Lampiran yangmerupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pasal 7
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran DaerahKota Sukabumi.
Ditetapkan di SukabumiPada tanggal 2 Oktober 2013
WALIKOTA SUKABUMI,
cap. ttd.
MOHAMAD MURAZDiundangkan di SukabumiPada tanggal 2 Oktober 2013
SEKRETARIS DAERAHKOTA SUKABUMI,
cap. ttd.
M.N. HANAFIE ZAIN
LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2013 NOMOR 5
- i -
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI iDAFTAR GAMBAR viDAFTAR TABEL viii
BAB I PENDAHULUAN 1A. Latar Belakang Masalah 1B. Dasar Hukum Penyusunan 2C. Hubungan RPJMD Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya 3
1. RPJMD dengan RPJPD Kota Sukabumi 42. RPJMD dengan RTRW Kota Sukabumi 53. RPJMD dengan Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat
Daerah5
4. RPJMD dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah(RKPD)
6
D. Sistematika Penulisan 6E. Maksud Dan Tujuan 8
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 11A. Aspek Geografi Dan Demografi 11
1. Aspek Geografi 11a. Luas dan Batas Wilayah Administrasi 11b. Letak dan Kondisi Geografis 12c. Topografi dan Kemiringan Lahan 12d. Struktur Geologi 13e. Hidrologi 14f. Klimatologi 15g. Pola Penggunaan Lahan 15
2. Potensi Pengembangan Wilayah 163. Daerah Rawan Bencana 184. Demografi 19
B. Aspek Kesejahteraan Masyarakat 231. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 232. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 23
a. Kontribusi Sektor PDRB 23b. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan Laju Inflasi 24c. PDRB per Kapita 26
3. Kesejahteraan Sosial 27a. Penduduk Miskin 27b. Penyandang Masalah Kerawanan Sosial (PMKS) 28c. Kondisi Umum Pendidikan 29d. Kondisi Umum Kesehatan dan Keluarga Berencana 30e. Kondisi Umum Pariwisata, Seni Budaya, dan Olah
Raga33
1) Pariwisata ………
- ii -
1) Pariwisata 332) Seni Budaya 343) Olah Raga 34
c. Aspek Layanan Umum 351. Layanan Urusan Wajib 35
a. Pendidikan 35b. Kesehatan 38c. Lingkungan Hidup 41
1) Pengelolaan Persampahan 412) Sanitasi Lingkungan 423) Ruang Terbuka Hijau dan Hutan Kota 44
d. Pekerjaan Umum 441) Jalan dan Jembatan 442) Pengairan 473) Drainase 48
a) Drainase Makro 48b) Drainase Mikro 49
4) Air Bersih 495) Perumahan dan Pemukiman 50
e. Perencanaan dan Pembangunan Daerah 52f. Kepemudaan dan Olahraga 53g. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 54h. Penanaman Modal 56i. Kependudukan dan Catatan Sipil 56j. Sosial dan Tenaga Kerja 58
1) Sosial 582) Tenaga Kerja 59
k. Pemberdayaan Masyarakat dan PerlindunganPerempuan dan Anak
61
1) Pemberdayaan Masyarakat 612) Pemberdayaan Perempuan dan Anak 61
l. Perhubungan 63m.Komunikasi dan Informatika 64n. Pertanahan 65o. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Neger 65p. Keamanan dan Ketertiban Umum 67q. Pemerintah Umum 68r. Perpustakaan 71s. Ketahanan Pangan 71
1) Tingkat Ketersediaan Pangan Pokok 712) Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan 723) Pemantauan Perkembangan Harga Kebutuhan
Pangan Pokok73
4) Peningkatan Produksi Pertanian 735) Peningkatan Produksi Pangan Asal Ternak 75
2. Layanan Urusan Pilihan 75a. Pertanian dan Perikanan 75
1) Pertanian ………
- iii -
1) Pertanian Tanaman Pangan 752) Perikanan 77
a) Produksi Perikanan Darat Produksi 77b) Tingkat Konsumsi Ikan 78
b. Pariwisata 79c. Industri dan Perdagangan 80
1) Industri 802) Urusan Pilihan Perdagangan 81
d. Transmigrasi 83D. Aspek Daya Saing Daerah 84
1. Aspek Kemampuan Ekonomi Daerah 842. Aspek Fasilitas Kewilayahan/Infrastruktur 853. Iklim Berinvestasi 874. Sumber Daya Manusia 87
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 89A. Kinerja Keuangan Tahun 2008-2012 89
1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah 892. Rasio Efektivitas 903. Rasio Efisiensi 91
B. Kebijakan Pengelolaan Keuangan RPJMD Tahun 2008-2013 921. Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah 93
a. Pendapatan Asli Daerah 95b. Dana Perimbangan 95c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 96
2. Perkembangan Realisasi Belanja Daerah 97a. Belanja Tidak Langsung 98b. Belanja Langsung 99
3. Perkembangan Realisasi Pembiayaan Daerah 101C. Neraca Daerah 103D. Kerangka Pendanaan 104
1. Asumsi-Asumsi Dasar 1052. Proyeksi RAPBD Tahun 2013-2018 108
a. Dari sisi Pendapatan Daerah 108b. Dari Sisi Belanja Daerah 110c. Dari Sisi Pembiayaan Daerah 110
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 115A. Permasalahan Pembangunan 116
1. Aspek Sosial Budaya Daerah 116a. Pendidikan 116b. Kesehatan 117c. Kepemudaan dan Olahraga 118d. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak,
keluarga berencana dan keluarga sejahtera,pemberdayaan masyarakat
119
2. Aspek Perekonomian 121a. Penanaman Modal 121
b. Ketenagakerjaan ………
- iv -
b. Ketenagakerjaan 121c. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 122
3. Aspek Penataan Kota 123a. Pekerjaan Umum, Perumahan dan Penataan Ruang 123b. Perhubungan 123
4. Aspek Sarana dan Prasarana Daerah 1245. Aspek Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup 1266. Aspek Pemerintahan Umum 127
a. Komunikasi dan Informatika 128b. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 128
B. Isu Strategis 1291. Isu Strategis Global dan Nasional 1292. Isu Strategis Provinsi Jawa Barat 1313. Isu Strategis Kota Sukabumi 133
a. Aspek Sosial Budaya 134b. Aspek Perekonomian 135c. Aspek Pemerintahan 136d. Aspek Penataan Ruang 137e. Aspek Sarana dan Prasarana 138
BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 140A. Visi Pembangunan 140B. Misi Pembangunan 141C. Tujuan Pembangunan 142
1. Misi 1 1422. Misi 2 1423. Misi 3 1434. Misi 4 1435. Misi 5 143
D. Sasaran Pembangunan 1431. Misi 1 1442. Misi 2 1443. Misi 3 1454. Misi 4 1465. Misi 5 148
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 149A. Strategi Pembangunan 149
1. Misi 1 1502. Misi 2 1513. Misi 3 1534. Misi 4 1555. Misi 5 158
B. Arah Kebijakan Pembangunan 159
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNANDAERAH
173
A. Kebijakan Umum Daerah 173B. Program Pembangunan Daerah 176
BAB VIII ………
- v -
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAIKEBUTUHAN PENDANAAN
190
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH 205
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 211A. Pedoman Transisi 211B. Kaidah Pelaksanaan 214
BAB XI PENUTUP 217
DAFTAR ………
- vi -
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Bagan Hubungan RPJMD dengan Dokumen PerencanaanLainnya
6
Gambar 2.1. Persentase Luas Wilayah Wilayah Kota Sukabumi MenurutKecamatan Tahun 2012
11
Gambar 2.2. Jumlah hari hujan dan Curah hujan per Bulan BerdasarkanPemantauan di Stasiun Cimandiri 2011
15
Gambar 2.3. Persentase Luas Tanah Menurut Kecamatan danPenggunaannya di Kota Sukabumi Tahun 2011
16
Gambar 2.4. Jumlah Penduduk Kota Sukabumi Tahun 2008-2012 20Gambar 2.5. Jumlah Penduduk Kota Sukabumi Berdasarkan Jenis Kelamin
Tahun 2008-2012.21
Gambar 2.6. Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Inflasi Kota SukabumiTahun 2003 – 2012
25
Gambar 2.7. Kontribusi sektor terhadap PDRB Kota Sukabumi 26Gambar 2.8. Cakupan Pertolongan Persalinan dengan Tenaga Kesehatan 31Gambar 2.9. Cakupan UCI Kota Sukabumi Tahun 2008-2012 31Gambar 2.10. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar untuk Masyarakat
Miskin Kota Sukabumi Tahun 2008-2012.32
Gambar 2.11. Persentase Pelayanan Kesehatan Rujukan untuk MasyarakatMiskin Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
32
Gambar 2.12. Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat AkhirPembuangan Tinja Di Kota Sukabumi Tahun 2011.
43
Gambar 2.13. Persentase Kemantapan Jalan Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
46
Gambar 2.14. Jumlah Koperasi di Kota Sukabumi, 2006-2011 54Gambar 2.15. Persentase Kepemilikan Akte, KK dan KTP Kota Sukabumi
Tahun 2008-201257
Gambar 2.16. Pertumbuhan PMKS Kota Sukabumi 2008-2012 58Gambar 2.17. Pertumbuhan Panti Sosial Kota Sukabumi 2008-2012 59Gambar 2.18. Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemda Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012.62
Gambar 2.19. Persentase Peserta KB Aktif & Keluarga Pra sejahtera dan KS1Kota Sukabumi
63
Gambar 2.20. Tindak Kejahatan Yang Dialami Oleh Penduduk KotaSukabumi Tahun 2011
68
Gambar 2.21. Perkembangan Ketersediaan Pangan Pokok Kota SukabumiTahun 2010-2012 (ton)
72
Gambar 2.22. Perkembangan Produksi Beras Non Organik Kota SukabumiTahun 2008-2012 (ton)
74
Gambar 2.23. Perkembangan Produktivitas Padi (Ton/Ha) Kota SukabumiPeriode 2008-2012
74
Gambar 2.24. Data Produksi Perikanan Darat (Ton) Kota SukabumiTahun 2008-2012.
78
Gambar 2.25. ………
- vii -
Gambar 2.25. Perkembangan Tingkat Konsumsi Ikan (%) Kota SukabumiTahun 2008-2012
78
Gambar 2.26. Jumlah Wisatawan yang Menginap di Hotel Kota SukabumiTahun 2011
79
Gambar 2.27. Jumlah Tenaga Kerja Perusahaan Industri Besar/ SedangMenurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kota SukabumiTahun 2011
80
Gambar 2.28. Jumlah Perusahaan yang Memiliki Surat Izin UsahaPerdagangan (SIUP) di Kota Sukabumi Tahun 2006-2011
82
Gambar 2.29. Persentase Air Minum yang Didistribusikan Menurut JenisKonsumen di Kota Sukabumi Tahun 2011
87
DAFTAR ………
- viii -
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sungai Melintasi Kota Sukabumi 14Tabel 2.2. Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas Menurut Ijazah
Tertinggi yang Dimiliki21
Tabel 2.3. Persentase Penduduk Kota Sukabumi Menurut MataPencaharian Tahun 2011 .
22
Tabel 2.4. Struktur Ekonomi Kota Sukabumi Menurut Kelompok SektorAtas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2012 (Persen)
24
Tabel 2.5. Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Kota Sukabumi Tahun 2008-2012 (Persen)
24
Tabel 2.6. PDRB Per Kapita Kota Sukabumi Tahun 2008-2012 27Tabel 2.7. Data Kemiskinan Kota Sukabumi Tahun 2008-2012 28Tabel 2.8. Jumlah Pasangan Usia Subur, Target Akseptor, dan Realisasi
KB Akhir di Kota Sukabumi Tahun 2006–2011.33
Tabel 2.9. Jumlah Sekolah, Ruang Kelas dan Rombongan BelajarKota Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
36
Tabel 2.10. Jumlah Guru dan Pendidikan Guru Kota Sukabumi Tahun2008-2012
37
Tabel 2.11. Rasio Pendidikan Kota Sukabumi Tahun 2008-2012. 37Tabel 2.12. Tenaga Kesehatan di Kota Sukabumi Tahun 2011. 39Tabel 2.13. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kota Sukabumi Tahun 2011 40Tabel 2.14. Volume Sampah di Kota Sukabumi Tahun 2010-2011. 42Tabel 2.15. Volume Penyedotan Tinja di Kota Sukabumi Tahun 2010-2011. 43Tabel 2.16. Panjang Jalan Dirinci Menurut Keadaan Dan Status Jalan
Di Kota Sukabumi Pada Tahun 2010- 201145
Tabel 2.17. Lokasi dan Titik Penerangan Jalan Umum Di Kota SukabumiTahun 2010- 2011
46
Tabel 2.18. Daerah Irigasi Di Kota Sukabumi 47Tabel 2.19. Volume Air Yang Disalurkan Dan Pelanggan PDAM
Di Kota Sukabumi dari Tahun 2007 s.d. 2011.50
Tabel 2.20. Persentase Rumahtangga Pengguna Fasilitas Air Minummenurut Jenis Fasilitas Tahun 2009-2011.
50
Tabel 2.21. Persentase Beberapa Indikator Kualitas PerumahanDi Kota Sukabumi Tahun 2007-2011.
51
Tabel 2.22. Persentase Rumahtangga Menurut Beberapa FasilitasPerumahan Kota Sukabumi Tahun 2007-2011
52
Tabel 2.23. Lapangan Olahraga Kecamatan di Kota Sukabumi 54Tabel 2.24. Banyaknya Koperasi, Anggota, dan Simpanan Menurut Jenis
Koperasi Tahun 2011.55
Tabel 2.25. Banyaknya Modal Luar, Volume Usaha, dan Asset di KotaSukabumi Tahun 2006-2011 (Ribu Rupiah)
56
Tabel 2.26. Rangkuman Rekapitulasi Potensi Sumber Kesejahteraan Sosialdi Kota Sukabumi Tahun 2011
59
Tabel 2.27. Kondisi Ketenagakerjaan Kota SukabumiTahun 2008-2011
60
Tabel. 2.28. ………
- ix -
Tabel 2.28. Rute dan Jumlah Angkutan Kota di Kota Sukabumi Tahun2011.
63
Tabel 2.29. Jumlah Anggota LINMAS Menurut Kecamatandi Kota Sukabumi Tahun 2011
67
Tabel 2.30. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah KotaSukabumi Tahun 2011
68
Tabel 2.31. Peraturan dan Keputusan yang diterbitkan oleh PemerintahanKota Sukabumi Selama Tahun 2008-2012
70
Tabel 2.32. Jumlah Pengunjung dan Buku yang Dibaca/Dipinjam diPerpustakaan Daerah Kota Sukabumi Tahun 2006-2011.
71
Tabel 2.33. Perkembangan Industri di Kota Sukabumi Tahun 2011 81Tabel 2.34. Perkembangan Penempatan Transmigrasi Regional
Tahun 2008-2012.83
Tabel 2.35. Jumlah Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan dan JenisKelamin di Kota Sukabumi Tahun 2011
88
Tabel 3.1. Perkembangan Rasio Kemandirian Daerah Kota SukabumiTahun 2008-2012
90
Tabel 3.2. Perkembangan Rasio Efektivitas Pendapatan Kota SukabumiTahun 2008-2012
91
Tabel 3.3. Perkembangan Rasio Efisiensi Kota SukabumiTahun 2008-2012
92
Tabel 3.4. Perkembangan Capaian Pendapatan Daerah Kota SukabumiTahun 2008-2012
94
Tabel 3.5. Perkembangan PAD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012 95Tabel 3.6. Perkembangan Dana Perimbangan Kota Sukabumi Tahun 2008-
201296
Tabel 3.7. Perkembangan Dana Lain-Lain Pendapatan Daerah yang SahKota Sukabumi Tahun 2008-2012
97
Tabel 3.8. Perkembangan Capaian Belanja Daerah Kota SukabumiTahun 2008-2012
98
Tabel 3.9. Perkembangan Belanja Tidak Langsung Kota Sukabumi Tahun2008-2012
99
Tabel 3.10. Perkembangan Belanja Langsung Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
101
Tabel 3.11. Perkembangan Pembiayaan Daerah Kota SukabumiTahun 2008-2012
102
Tabel 3.12. Neraca Daerah Kota Sukabumi Per 2011 dan 31 Desember 2012 103Tabel 3.13. Rancangan APBD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 112Tabel 5.1. Keterkaitan Misi 1 dengan Tujuan dan Sasaran 144Tabel 5.2. Keterkaitan Misi 2 dengan Tujuan dan Sasaran 144Tabel 5.3. Keterkaitan Misi 3 dengan Tujuan dan Sasaran 145Tabel 5.4. Keterkaitan Misi 4 dengan Tujuan dan Sasaran 146Tabel 5.5. Keterkaitan Misi 5 dengan Tujuan dan Sasaran 148Tabel 6.1. Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 1 150Tabel 6.2. Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 2 151Tabel 6.3. Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 3 153Tabel 6.4. Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 4 155Tabel 6.5. Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 5 158Tabel 6.6. Arah Kebijakan Pembangunan 159
Tabel. 7.1. ………
- x -
Tabel 7.1. Program Prioritas Pembangunan Kota Sukabumi Tahun 2013-2018
175
Tabel 7.2. Program Pembangunan Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 180Tabel 8.1. Pengelompok Urusan Berdasarkan SKPD Kota Sukabumi 190Tabel 8.2. Prioritas Pembangunan Kota Sukabumi Tahun 2013-2018
Dengan Sumber Pembiayaan APBD Provinsi Jawa Barat danAPBN
199
Tabel 8.3. Pengelompok Urusan Berdasarkan SKPD Kota Sukabumi 203Tabel 9.1. Indikator Kinerja Daerah di Kota Sukabumi 206
- 1 -
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Sukabumi
2013-2018 merupakan Penjabaran Visi, Misi dan Program Walikota dan Wakil
Walikota Sukabumi terpilih berdasarkan hasil Pemilihan Kepala Daerah Tahun
2013, dan secara sah kepala daerah dilantik pada tanggal 13 Mei 2013 untuk
periode sampai dengan 5 (lima) tahun ke depan. Selain itu dokumen RPJMD
merupakan dokumen Rencana Pembangunan Daerah yang mutlak harus ada
dalam penyelenggaraan pemerintahan, sebagai satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional, sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah.
Penyusunan RPJMD sebagaimana ketentuan Undang-Undang Nomor 25
tahun 2004, harus serasi dengan isu-isu strategis yang tercermin dalam visi, misi,
dan program kepala daerah terpilih, dengan memperhatikan potensi sumber daya
daerah, baik berupa sumberdaya alam, sumberdaya manusia, maupun
sumberdaya lainnya buatan. Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan nasional, RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan Provinsi
Jawa Barat dan Nasional.
RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 merupakan tahapan 5 (lima) tahun
fase ketiga dalam rangka mewujudkan Visi dari Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJPD) Kota Sukabumi Tahun 2005-2025, yaitu “Terwujudnya Kota
Sukabumi Sebagai Pusat Pelayanan Berkualitas Bidang Pendidikan, Kesehatan,
Dan Perdagangan Di Jawa Barat Berlandaskan Iman Dan Taqwa”, dan
merupakan pedoman bagi Penyusunan Rencana Strategis setiap Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renstra SKPD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
setiap tahunnya. Penyusunan RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 dilakukan
secara ………
- 2 -
secara terpadu, menyeluruh, komprehensif serta mengedepankan partisipasi
masyarakat dengan mempertimbangkan dan menampung aspirasi pemangku
kepentingan dan stakeholder pembangunan lainnya.
B. DASAR HUKUM PENYUSUNAN
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 dilandasi dasar hukum sebagai berikut :
1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor
VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Kota Kecil dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa
Barat;
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara,
7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional 2005-2025;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional;
13. Peraturan ………
- 3 -
13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
17. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025;
20. Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Sukabumi 2005-2025;
21. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Daerah Kota Sukabumi Tahun 2011-2031.
C. HUBUNGAN RPJMD DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA
Dalam sistem perencanaan pembangunan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018
merupakan satu kesatuan yang utuh dari manajemen pembangunan di lingkungan
Pemerintah Kota Sukabumi, khususnya dalam menjalankan agenda pembangunan
yang telah tertuang dalam berbagai dokumen perencanaan.
Hubungan antara RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya di daerah
adalah sebagai berikut :
1. RPJMD ………
- 4 -
1. RPJMD dengan RPJPD Kota Sukabumi
RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 merupakan rencana
pembangunan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah 2005-2025. Oleh sebab itu, penyusunan RPJMD selain memuat
visi, misi dan program Walikota dan Wakil Walikota Kota Sukabumi periode 2013-
2018, juga berpedoman pada visi dan misi Kota Sukabumi beserta arah
pembangunannya.
RPJPD Kota Sukabumi 2005-2025 merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari visi Pembangunan Nasional Tahun 2005-2025 yang diarahkan pada
pencapaian tujuan nasional, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.
Untuk mewujudkan visi pembangunan jangka panjang tersebut ditempuh melalui
6 (enam) misi pembangunan yaitu : (1) Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang
Beriman, Bertaqwa dan Berbudaya. (2) Mewujudkan Pelayanan Pendidikan Yang
Berkualitas. (3) Mewujudkan Pelayanan Kesehatan Yang Berkualitas (4)
Mewujudkan Pengembangan Perdagangan dan Sektor Lapangan Usaha Lainnya
Yang Berdaya Saing Tinggi (5) Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik
Dengan Aparatur Pemerintah Daerah Yang Profesional Dan Amanah. (6)
Mewujudkan Kota Sukabumi Yang Nyaman dan Indah
Pada tahap ketiga RPJMD Kota Sukabumi sebagaimana yang termuat
dalam RPJPD Kota Sukabumi, fokus pembangunan di arahkan pada : daya saing
perekonomian Kota Sukabumi yang semakin kuat, kompetitif dan terpadu,
terpenuhinya ketersediaan infrastruktur yang didukung oleh mantapnya
kerjasama pemerintah dan swasta, penataan kelembagaan ekonomi untuk
mendorong peningkatan efisiensi, produktivitas, penguasaan dan penerapan
teknologi oleh masyarakat dalam kegiatan perekonomian. Pada sektor
perdagangan dan jasa tahapan pembangunan ini diarahkan pada penciptaan
lingkungan bisnis yang nyaman dan kondusif, pengembangan kemampuan
inovasi, pengembangan industri kecil yang tangguh, perluasan kawasan
perdagangan di daerah cepat tumbuh, pemberdayaan produk dalam lokal serta
pengembangan pasar dalam negeri dan luar negeri.
2. RPJMD ………
- 5 -
2. RPJMD dengan RTRW Kota Sukabumi
Penyusunan RPJMD memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai
pola dan struktur tata ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW Kota Sukabumi,
sebagai dasar untuk menetapkan lokasi program pembangunan yang berkaitan
dengan pemanfaatan ruang daerah di Kota Sukabumi.
Penelaahan rencana tata ruang bertujuan untuk melihat kerangka
pemanfaatan ruang daerah dalam 5 (lima) tahun mendatang yang asumsi-
asumsinya, meliputi : 1) Struktur ruang dalam susunan pusat-pusat permukiman
dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung
kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan
fungsional; 2) Distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budidaya; dan 3)
Pemanfaatan ruang melalui program yang disusun dalam rangka mewujudkan
rencana tata ruang yang bersifat indikatif, melalui sinkronisasi program sektoral
dan kewilayahan baik di pusat maupun di daerah secara terpadu.
Dalam menyusun RPJMD ini juga selain berpedoman pada RTRW daerah
sendiri, juga perlu memperhatikan RTRW daerah lain, guna tercipta sinkronisasi
dan sinergi pembangunan jangka menengah daerah antar kabupaten / kota serta
keterpaduan struktur dan pola ruang kabupaten/kota lainnya, terutama yang
berdekatan atau yang ditetapkan sebagai satu kesatuan wilayah pembangunan
kabupaten/kota, dan atau yang memiliki hubungan keterkaitan atau pengaruh
dalam pelaksanaan pembangunan daerah.
3. RPJMD dengan Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah
RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 menjadi pedoman dalam
penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD)
dalam rentang waktu 5 (lima) tahun. Renstra SKPD merupakan penjabaran teknis
RPJMD yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dalam
menentukan arah kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan
bidang dan/atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan, yang
disusun oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di bawah koordinasi
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi.
4. RPJMD ………
- 6 -
4. RPJMD dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Pelaksanaan RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 setiap tahunnya akan
dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), sebagai suatu
dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Kota Sukabumi yang memuat
prioritas program dan kegiatan dari Rencana Kerja SKPD. RKPD merupakan
bahan utama pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)
Daerah Kota Sukabumi yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat
kelurahan, kecamatan, dan Kota.
Pola hubungan antara RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya di
daerah dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 1.1.Bagan Hubungan
RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
D. SISTEMATIKA PENULISAN
RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 disusun dengan sistematika
sebagai berikut :
Bab I ………
pedoman
pedomanpedoman
pedoman
pedoman
pedoman
RPJMN2010-2014
RPJMDProv. Jabar2013-2018
RPJPDKota Sukabumi
2005-2025
RTRWKota Sukabumi
2011- 2031
RPJMDKota Sukabumi
2013-2018
RKPDKota Sukabumi
Renstra-SKPDKota Sukabumi
2013-2018
Renja-SKPDKota Sukabumi
- 7 -
Bab I. Pendahuluan;
Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum penyusunan
rancangan awal RPJMD agar substansi pada bab-bab berikutnya dapat
dipahami dengan baik.
Bab II. Gambaran Umum Kondisi Daerah;
Bab ini menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar analisis,
gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan
demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan
daerah.
Bab III. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka Pendanaan;
Bab ini menyajikan gambaran hasil pengolahan data dan analisis
terhadap pengelolaan keuangan daerah.
Bab IV. Analisis Isu-Isu Strategis;
Bab ini menjelaskan analisis isu-isu strategis yang menjadi dasar utama
visi dan misi pembangunan jangka menengah, yang akan menentukan
kinerja pembangunan dalam 5 (lima) tahun mendatang. Penyajian isu-
isu strategis meliputi permasalahan pembangunan daerah, dinamika
lingkungan strategis, analisa faktor internal dan eksternal, dan isu
strategis.
Bab V. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran;
Dalam bab ini diuraikan (1) Visi Kepala Daerah terpilih 2013-2018, dan
Artikulasi atau penjelasan kata-kata kunci dari pernyataan Visi; (2)
Pernyataan Misi merupakan penjabaran dari Visi; (3) Pernyataan
tujuan-tujuan dan pernyataan sasaran-sasaran.
Bab VI. Strategi dan Arah Kebijakan;
Dalam bab ini diuraikan strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan
dan sasaran serta arah kebijakan dari setiap strategi terpilih.
Bab VII ………
- 8 -
Bab VII. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah;
Dalam bab ini diuraikan kebijakan umum yang berisi arah kebijakan
pembangunan berdasarkan strategi yang dipilih, beserta program
pembangunan daerah.
Bab VIII. Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan;
Dalam bab ini diuraikan hubungan urusan pemerintah dengan SKPD
terkait beserta program prioritas yang menjadi tanggung jawab SKPD
dalam suatu tahapan pembangunan, disertai pagu indikatifnya.
Bab IX. Penetapan Indikator Kinerja Daerah;
Bab ini memberi gambaran indikator kinerja daerah yang dipergunakan
selama masa pencapaian visi dan misi kepala daerah dari sisi
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah, khususnya dalam
memenuhi kinerja pada aspek kesejahteraan, layanan, dan daya saing.
Bab X. Pedoman Transisi, Kaidah Pelaksanaan dan Penutup.
Bab ini memuat materi tentang pedoman transisi, kaidah pelaksanaan,
dan penutup.
E. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan penyusunan RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018
adalah sebagai berikut :
1. Maksud
Penyusunan RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 dimaksudkan untuk
menghasilkan rumusan strategi, arah kebijakan dan program pembangunan
secara terarah, efektif, efisien, dan terpadu dalam mendorong terwujudnya visi,
misi, tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan oleh Walikota dan
Wakil Walikota periode Tahun 2013-2018, dengan berpedoman pada RPJPD Kota
Sukabumi Tahun 2005-2025, dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2010-2014, serta berbagai aspirasi seluruh stakeholder
pembangunan di Kota Sukabumi.
Dokumen ………
- 9 -
Dokumen RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 merupakan acuan dan
pedoman resmi bagi Pemerintah Kota Sukabumi dalam penyusunan Rencana
Strategis SKPD, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), dan Rencana Kerja
SKPD serta sekaligus merupakan acuan penentuan program daerah yang akan
dibahas dalam rangkaian forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang) Kota Sukabumi secara berjenjang, sehingga konsistensi antara
kebijakan dengan pelaksanaan dan hasil rencana pembangunan daerah dapat
terjaga, yang pada gilirannya akan mempermudah dalam mengevaluasi
kesesuaian antara capaian pembangunan daerah dengan indikator-indikator
kinerja yang telah ditetapkan.
2. Tujuan
Tujuan penyusunan RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 adalah
sebagai berikut :
a. Menjabarkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan serta program
Walikota dan Wakil Walikota Kota Sukabumi ke dalam arah kebijakan dan
program pembangunan yang lebih rinci, terarah, terukur dan dapat
dilaksanakan selama kurun waktu tahun 2013-2018;
b. Menyediakan satu rujukan resmi bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Pemerintah Kota Sukabumi, dalam menentukan prioritas program dan
kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan dengan sumber dana APBD
Kota Sukabumi;
c. Untuk meningkatkan koordinasi, integrasi, sinergi dan sinkronisasi
pembangunan antar SKPD;
d. Untuk mempermudah dalam mengukur kinerja dan mengevaluasi kinerja
setiap SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi;
e. Untuk meningkatkan pemerataan pembangunan yang dilakukan dan
pemerataan hasil-hasil pembangunan;
f. Menciptakan tata pemerintahan yang baik, sehingga terwujud kondisi yang
aman dan kondusif dalam melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan;
g. Membangun ………
- 10 -
g. Membangun kebersamaan melalui kerjasama dan kemitraan pembangunan
antar tingkatan Pemerintahan mulai dari Pemerintah Daerah, swasta dan
masyarakat;
h. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatan sumber daya
daerah serta pengelolaannya.
BAB II ………
- 11 -
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
A. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI
1. Aspek Geografi
Kondisi dari aspek geografi Kota Sukabumi dapat dijelaskan berdasarkan
tinjauan terhadap sub aspek sebagai berikut :
a. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Kota Sukabumi memiliki luas wilayah 4.800,231 Ha, dengan Kecamatan
Lembursitu sebagai wilayah yang terluas (889,763 Ha) atau sebesar 19 % dari total
wilayah Kota Sukabumi, dan Kecamatan Citamiang sebagai wilayah terkecil
(404,000 Ha) atau memiliki luas 8 % dari total wilayah Kota Sukabumi.
Pembentukan kecamatan di Kota Sukabumi sebelumnya diatur dalam PP No. 3
Tahun 1995 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II
Sukabumi yang menyebutkan bahwa wilayah Kota Sukabumi terbagi ke dalam 5
kecamatan.
Gambar 2.1Persentase Luas Wilayah Wilayah Kota Sukabumi
Menurut Kecamatan Tahun 2012
Seiring ………
- 12 -
Seiring berjalannya waktu dan perubahan, Sesuai dengan Perda Kota
Sukabumi nomor 15 tahun 2000 tentang Pembentukan Kecamatan dan Kelurahan
terjadi pemekaran untuk Kecamatan Baros menjadi 3 kecamatan yaitu Kecamatan
Lembursitu, Kecamatan Cibeureum dan Kecamatan Baros. Sehingga sampai tahun
sekarang Kota Sukabumi terbagi menjadi 7 kecamatan yang terdiri dari 33
kelurahan. Gambaran secara rinci luas tiap kecamatan di Kota Sukabumi Tahun
2013, selengkapnya dapat dilihat pada gambar sebelumnya di atas.
Batas-batas wilayah Kota Sukabumi dengan wilayah di sekitarnya adalah
sebagai berikut :
1) Sebelah Utara Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi;
2) Sebelah Selatan Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi;
3) Sebelah Barat Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi;
4) Sebelah Timur Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.
b. Letak dan Kondisi Geografis
Secara geografis Kota Sukabumi terletak di antara pusat pertumbuhan
megaurban Jabodetabek dan Bandung Raya. Jarak dari Ibukota Provinsi Jawa
Barat (Bandung) ± 92 Km dan Jarak dari Ibukota Negara (Jakarta) ± 120 Km.
Cukup dekatnya jarak membuat tingginya pergerakan orang dan barang dari kota-
kota tersebut. Letak Kota Sukabumi yang strategis yaitu berada pada jalur lintasan
Ibukota Provinsi Jawa Barat (Bandung) dengan Ibukota Negara (Jakarta) serta
didukung oleh infrastruktur yang cukup memadai, menjadikan Kota Sukabumi
sebagai salah satu tujuan para migran dari berbagai daerah untuk datang dan
tinggal baik sebagai penanam modal maupun sebagai pencari kerja. Secara
ekonomis hal tersebut menguntungkan Kota Sukabumi, karena dapat menciptakan
lapangan kerja baru serta dapat meningkatkan pendapatan baik dari sektor jasa,
perdagangan dan sektor lainnya.
c. Topografi dan Kemiringan Lahan
Wilayah Kota Sukabumi merupakan lereng selatan dari Gunung Gede dan
gunung Pangrango, yang berada pada ketinggian 584 meter di atas permukaan
laut pada bagian selatan 770 meter di atas permukaan laut bagian utara.
Sedangkan ………
- 13 -
Sedangkan di bagian tengah mempunyai ketinggian rata-rata 650 meter
dari permukaan laut. Bentuk bentangan alam Kota Sukabumi berupa perbukitan
bergelombang dengan sudut lereng beragam. Wilayah Kota Sukabumi didominiasi
oleh kemiringan lereng 0-2% dan 2-15%. Luas Daerah dengan kemiringan lereng 0-
2% mencapai 2.228,795Ha atau sekitar 45,59% dari total luas kota, dan kemiringan
lereng 2-15% mencapai 2553.219 Ha atau sekitar 52,22% dari total luas kota.
d. Struktur Geologi
Berdasarkan peta geologi susunan litologi batuan di wilayah Kota
Sukabumi dan daerah sekitarnya didominasi oleh singkapan batuan vulkanik
yaitu produk gunung api dari aktivitas Gunung Gede dan Gunung Pangrango
berumur Holosen. Secara regional, stratigrafi wilayah ini ditandai oleh batuan
sedimen dari Formasi Walat berumur Oligosen Awal yang merupakan satuan
yang tertua dijumpai di daerah ini. Formasi Walat ditutupi oleh batuan sedimen
dari Formasi Rajamandala dengan kisaran umur dari Oligosen Akhir sampai
Miosen Awal. Satuan ini selanjutnya ditutupi oleh Formasi Jampang yang
berumur Miosen Awal. Satuan batuan sedimen ini tersingkap di bagian selatan -
tenggara dan barat - barat daya dari wilayah Kota Sukabumi.
Formasi batuan sedimen di atas ditutupi oleh endapan vulkanik berumur
Holosen yaitu batuan produk gunung api dari aktivitas Gunung Gede dan
Gunung Pangrango. Satuan batuan vulkanik ini tersebar secara luas sehingga
sebagian besar dari wilayah Kota Sukabumi didominasi oleh singkapan batuan
vulkanik. Endapan vulkanik Gunung Gede (Qvg) terdiri dari breksi tufaan dan
lahar, andesit dengan oligoklas-andesin, piroksen dan banyak sekali hornblenda,
tekstur seperti trachit, umumnya lapuk sekali. Batuan ini tersebar pada wilayah
yang cukup luas mulai dari bagian timur sampai bagian tengah dan mulai dari
bagian utara sampai bagian selatan Kota Sukabumi. Sedangkan endapan vulkanik
Gunung Pangrango (Qvpo) merupakan endapan yang lebih tua yang tersusun dari
lahar dan lava, basal-andesit dengan oligoklas-andesin, labradorit, olivin,
piroksen, dan hornblenda. Posisi stratigrafi satuan batuan ini relatif lebih tua
daripada endapan vulkanik Gunung Gede dan penyebaran satuan ini terbatas di
bagian barat dan barat laut wilayah Kota Sukabumi.
e. Hidrologi ………
- 14 -
e. Hidrologi
Kondisi air tanah di wilayah Kota Sukabumi dan sekitarnya untuk
kebutuhan sehari-hari secara umum cukup tersedia. Sumbernya berasal dari air
tanah, mata air dan air tanah tertekan. Sebaran akuifer dengan produktivitas tinggi
terdapat di sekitar Kota Sukabumi dengan sebaran paling dominan mulai dari
barat hingga timur. Di bagian utara merupakan zona air tanah dengan akuifer
berproduktifitas sedang dan berpenyebaran luas. Bagian selatan merupakan zona
akuifer yang produktivitasnya rendah hingga langka. Adapun sungai-sungai yang
mengalir di Kota Sukabumi baik sungai besar maupun sungai kecil dapat di lihat
pada tabel berikut :
Tabel 2.1.Sungai Melintasi Kota Sukabumi
No. Nama Sungai Panjang (m)1 Cimandiri 12.9632 Ceger 3.3953 Cisuda 8.0904 Tonjong 8.0905 Cipanengah 5.7396 Cipelang 15.8147 Cibeurem 4.7668 Cibitung 5.4039 Cisarua 3.841
10 Cisaray 1.84011 Tipar 9.34412 Cikapek 2.93913 Cigunung 4.56514 Cipelang leutik -15 Ciseupan 3.98216 Ciwalung 1.82617 Cipada 1.23018 Selakaso 5.48019 Ciaul 3.37720 Babakan Jampang 1.11521 Cipasir 1.47922 Ciseureh 4.18423 Cijambe 1.68524 Cikapundung 3.83925 Cipicung 591
Sumber : Master Plan Drainase Kota Sukabumi, 2008
f. Klimatologi ………
- 15 -
f. Klimatologi
Sepanjang tahun 2011 keadaan iklim di Kota Sukabumi cenderung basah,
dengan suhu udara Kota Sukabumi berkisar antara 15°-30° celsius. Berdasarkan
hasil pemantauan di Stasiun Cimandiri di setiap bulan pada tahun 2011 pasti
terjadi hujan dengan intensitas tertentu, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan
November, yaitu 323 mm3 dengan jumlah hari hujan 27 hari.
Gambar 2.2.Jumlah hari hujan dan Curah hujan per Bulan
Berdasarkan Pemantauan di Stasiun Cimandiri 2011
g. Pola Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kota Sukabumi dibedakan menjadi lahan sawah dan
lahan bukan sawah (lahan kering). Lahan bukan sawah (lahan kering) sendiri
dibedakan atas lahan pekarangan/rumah, tegal/kebun, kolam/tebat/empang dan
lahan lain-lain. Luas wilayah Kota Sukabumi adalah 4.800 Ha. Menurut
penggunaannya, dari seluruh wilayah sebesar 1.751 Ha (36,48%) digunakan untuk
tanah sawah dan sisanya seluas 3.049 Ha (63,52%) merupakan tanah kering dan
lain-lain, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.3. ………
- 16 -
Gambar 2.3.Persentase Luas Tanah Menurut Kecamatan dan Penggunaannya
di Kota Sukabumi Tahun 2011
2. Potensi Pengembangan Wilayah
Potensi Pengembangan wilayah di Kota Sukabumi, sesuai dengan visi Kota
Sukabumi sebagai Pusat Pelayanan Berkualitas bidang pendidikan, kesehatan dan
perdagangan. Kota Sukabumi juga dirancang dalam skala kawasan yang lebih luas
yang masuk dalam kategori berpotensi dalam pengembangan pusat pelayanan
Pendidikan, Kesehatan dan Perdagangan yang mempunyai jangkauan pelayanan
skala kota dan/atau regional, sesuai dengan arahan dalam dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Sukabumi Tahun 2005-2025 dan juga
dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Sukabumi Tahun 2011-2031.
Berdasar pada kedua dokumen tersebut, potensi pengembangan wilayah Kota
Sukabumi pada masa-masa mendatang adalah sebagai berikut :
a. Daerah Kawasan Perdagangan dan Jasa terdapat di Sub Wilayah Kota (SWK)
yang meliputi :
1) Sub Wilayah Kota (SWK) 1 yang mencakup sebagian Kelurahan Gunung
Parang, Kelurahan Selabatu, Kelurahan Gunung Puyuh, Kelurahan
Karamat, sebagian Kelurahan Karangtengah dan Kelurahan Sriwidari.
2) Sub Wilayah Kota (SWK)II yang mencakup Kelurahan Cikole, sebagian
Kelurahan Cisarua, sebagian Kelurahan Gunungparang, sebagian kelurahan
Kebon jati dan sebagian Kelurahan Subangjaya.
3. Sub Wilayah ………
- 17 -
3) Sub Wilayah Kota (SWK) III yang mencakup sebagian Kelurahan
Sindangsari, sebagian Kelurahan Jayamekar, sebagian Kelurahan Jayaraksa,
sebagian Kelurahan Sudajaya Hilir, sebagian Kelurahan Babakan, sebagian
Kelurahan Limusnunggal, sebagian Kelurahan Cibeureum Hilir, sebagian
Kelurahan Cisarua, sebagian Kelurahan Gunung Parang, sebagian
Kelurahan Subangjaya, sebagian Kelurahan Kebonjati, Kelurahan
Cikondang, Kelurahan Citamiang, Kelurahan Gedong Panjang, Kelurahan
Nanggeleng, dan Kelurahan Tipar;
4) Sub Wilayah Kota (SWK) IV yang mencakup sebagian Kelurahan
Karangtengah, sebagian Kelurahan Cipanengah, Kelurahan Dayeuhluhur,
Kelurahan Nyomplong, Kelurahan Sukakarya, Kelurahan Warudoyong,
dan Kelurahan Benteng;
5) Sub Wilayah Kota (SWK) VI yang mencakup sebagian Kelurahan Baros,
sebagian Kelurahan Jayamekar, sebagian Kelurahan Jayaraksa, sebagian
Kelurahan Sudajaya Hilir, Kelurahan Cikundul, sebagian Kelurahan
Cipanengah, dan sebagian Kelurahan Sindangsari
b. Daerah Kawasan Kesehatan skala Regional di Sub Wilayah Kota (SWK) II yang
mencakup Kelurahan Cikole, sebagian Kelurahan Cisarua, sebagian Keluragan
Gunungparang, sebagian Kelurahan Kebon jati dan sebagian Kelurahan
Subangjaya.
c. Daerah Kawasan Pendidikan di Sub Wilayah Kota (SWK) I yang mencakup
sebagian kelurahan Gunung Parang, Kelurahan Selabatu, Kelurahan Gunung
Puyuh, Kelurahan Karamat, sebagian kelurahan Karangtengah dan Kelurahan
Sriwidari.
d. Daerah Kawasan Transportasi di Sub Wilayah Kota (SWK) III yang mencakup
sebagian Kelurahan Sindangsari, sebagian Kelurahan Jayamekar, sebagian
Kelurahan Jayaraksa, sebagian Kelurahan Sudajaya Hilir, sebagian Kelurahan
Babakan, sebagian Kelurahan Limusnunggal, sebagian Kelurahan Cibeureum
Hilir, sebagian Kelurahan Cisarua, sebagian Kelurahan Gunung Parang,
sebagian Kelurahan Subangjaya, sebagian Kelurahan Kebonjati, Kelurahan
Cikondang, Kelurahan Citamiang, Kelurahan Gedong Panjang, Kelurahan
Nanggeleng, dan Kelurahan Tipar;
e. Daerah ………
- 18 -
e. Daerah Kawasan Industri di Sub Wilayah Kota (SWK) IV yang mencakup
sebagian Kelurahan Karangtengah, sebagian Kelurahan Cipanengah,
Kelurahan Dayeuhluhur, Kelurahan Nyomplong, Kelurahan Sukakarya,
Kelurahan Warudoyong, dan Kelurahan Benteng;
f. Daerah Kawasan Pendidikan Tinggi di Sub Wilayah Kota (SWK) V, yang
mencakup sebagian Kelurahan Baros, sebagian Kelurahan Babakan, sebagian
Kelurahan Cibeureum Hilir, sebagian Kelurahan Limusnunggal, dan
Kelurahan Sindangpalay;
g. Daerah Kawasan Perkantoran Pemerintahan di Sub Wilayah Kota (SWK) V
yang mencakup sebagian Kelurahan Baros, sebagian Kelurahan Babakan,
sebagian Kelurahan Cibeureum Hilir, sebagian Kelurahan Limusnunggal, dan
Kelurahan Sindangpalay;
h. Daerah Kawasan Pengembangan Pusat Kebudayaan di Sub Wilayah Kota
(SWK) III yang mencakup sebagian Kelurahan Sindangsari, sebagian
Kelurahan Jayamekar, sebagian Kelurahan Jayaraksa, sebagian Kelurahan
Sudajaya Hilir, sebagian Kelurahan Babakan, sebagian Kelurahan
Limusnunggal, sebagian Kelurahan Cibeureum Hilir, sebagian Kelurahan
Cisarua, sebagian Kelurahan Gunung Parang, sebagian Kelurahan Subangjaya,
sebagian Kelurahan Kebonjati, Kelurahan Cikondang, Kelurahan Citamiang,
Kelurahan Gedong Panjang, Kelurahan Nanggeleng, dan Kelurahan Tipar.
3. Daerah Rawan Bencana
Daerah rawan bencana yang berada di wilayah Kota Sukabumi, meliputi
daerah-daerah sebagai berikut :
a. Daerah rawan letusan gunung berapi karena berlokasi relatif dekat dengan
kawasan Gunung Gede Pangrango;
b. Daerah rawan gempa bumi dimana Kota Sukabumi terletak di jalur daerah
rawan gempa Sukabumi-Padalarang-Bandung;
c. Daerah rawan banjir yang tersebar dibeberapa titik wilayah kota. Dimana
secara umum penyebab terjadinya genangan atau banjir di wilayah Kota
Sukabumi lebih banyak diakibatkan oleh kondisi saluran yang sudah tidak
terawat, tersumbat oleh sampah dan tingginya sedimentasi;
d. Daerah ………
- 19 -
d. Daerah rawan gerakan tanah zona patahan aktif, yaitu patahan Cimandiri;
e. Daerah longsor di beberapa bagian daerah wilayah kota;
f. Daerah rawan kebakaran yang tersebar dibeberapa titik wilayah kota, dengan
kondisi daerah permukiman yang sempit dan sulit mencari sumber air, jarak
antar bangunan sangat rapat dan tidak teratur, serta bahan bangunan mudah
terbakar.
4. Demografi
Letak Kota Sukabumi yang strategis yaitu berada pada jalur lintasan
Ibukota Provinsi Jawa Barat dengan Ibukota Negara, serta didukung oleh
infrastruktur yang cukup memadai, menjadikan Kota Sukabumi sebagai salah satu
tujuan para migran dari berbagai daerah untuk datang dan tinggal baik sebagai
penanam modal maupun sebagai pencari kerja. Secara ekonomis hal tersebut
menguntungkan Kota Sukabumi karena dapat menciptakan lapangan kerja baru
serta dapat meningkatkan pendapatan baik dari sektor jasa, perdagangan dan
sektor lainnya. Namun demikian masuknya para migran juga harus diimbangi
oleh penyediaan sarana kesehatan, perumahan, penyediaan air bersih, dan
infrastruktur pendukung lainnya.
Secara umum mayoritas penduduk Kota Sukabumi beragama Islam, dengan
jumlah warga dari Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012 meningkat pesat pada
Tahun 2012. Mayoritas penduduk Kota Sukabumi sebesar 95,64% beragama Islam,
Katolik sebesar 2,21%, Protestan sebesar 1,08%, Buddha sebesar 0,02% dan Hindu
sebesar 1,03%. Jumlah Rumah Peribadatan pada tahun 2012 untuk Mesjid
sebanyak 386 buah, Musholla 197 buah, Langgar sebanyak 629 buah, Gereja
sebanyak 19 buah dan Vihara sebanyak 2 buah.
Menurut data hasil perhitungan BPS Kota Sukabumi dengan pendekatan
berdasarkan perhitungan Sensus Penduduk Tahun 2010, pada jumlah penduduk
Kota Sukabumi Tahun 2011 tercatat sebanyak 304.530 jiwa yang terdiri dari
154.693 penduduk laki-laki (50,80%) dan 149.837 penduduk perempuan (49,20%).
Pada Tahun 2012 penduduk Kota Sukabumi diketahui jumlahnya menjadi 308.031
jiwa, yang terdiri dari 156.400 penduduk laki-laki (50,77%) dan 151.631 penduduk
perempuan (49,23%). Berdasarkan data tersebut, maka sex ratio Kota Sukabumi
tahun 2012 adalah sebesar 103.15%.
Berikut ………
- 20 -
Berikut ini disampaikan jumlah warga Kota Sukabumi dari Tahun 2008-
2012 berdasarkan perhitungan BPS Kota Sukabumi (Pendekatan Perhitungan
Sensus Penduduk Tahun 2010) sebagai berikut ini :
Gambar 2.4.Jumlah Penduduk Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
Jika ditinjau dari luas wilayah Kota Sukabumi, maka rata-rata penduduk
per km2 di Kota Sukabumi 6.417,01 jiwa/km2. Kepadatan penduduk tertinggi
berada di Kecamatan Citamiang dengan kepadatan penduduk 13.854,70 jiwa/km2.
Hal ini memungkinkan karena luas wilayah Kecamatan Citamiang paling kecil di
antara kecamatan yang lain, dan merupakan wilayah yang dekat dengan pusat
perbelanjaan. Sedangkan yang terendah kepadatan penduduknya adalah
Kecamatan Lembursitu dengan kepadatan penduduk 4.412,97 jiwa/km2.
Untuk komposisi penduduk berdasarkan golongan umur dan jenis kelamin
diketahui bahwa sejak tahun 2006 s.d. 2011 mayoritas berusia 20-49 tahun yaitu
sebesar 45,75%. Sedangkan penduduk usia tua hanya sebesar 5.11% atau tergolong
minoritas. Penduduk usia muda dan kelompok umur produktif yaitu yang berusia
15-64 tahun jauh lebih banyak dibandingkan dengan kelompok lansia yaitu
sebesar 66,27%. Hal ini menunjukkan angka ketergantungan yang rendah yang
menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang
produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif
lagi.
Berdasarkan ………
270000275000280000285000290000295000300000305000310000
2008 2009 2010 2011 2012
283046287622
298681
304530308031
Jumlah Penduduk
- 21 -
Berdasarkan data hasil registrasi penduduk, dapat diketahui bahwa jumlah
penduduk laki-laki relatif lebih banyak dibanding dengan jumlah penduduk
perempuan. Dilihat dari rasio jenis kelamin, sejak kurun waktu tahun 2005 s.d.
2012, terdapat angka sex ratio berkisar antara 100,1 s.d 100,15.
Gambar 2.5.Jumlah Penduduk Kota Sukabumi Berdasarkan Jenis Kelamin
Tahun 2010-2012
Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan, berdasarkan data 3
(tiga) tahun terakhir terlihat bahwa komposisi pendidikan yang ditamatkan oleh
penduduk dewasa mayoritas bisa menamatkan sampai tingkat SLTA atau sebesar
25,38% pada tahun 2011. Adapun yang menamatkan sampai dengan Perguruan
Tinggi/Akademi sebanyak 6,15%. Data lebih lengkap dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 2.2.Persentase Penduduk 10 Tahun ke AtasMenurut Ijazah Tertinggi yang Dimiliki
No Usia Sekolah Tahun2008 2009 2010 2011
1 Tidak/Belum Sekolah - 1,43 2,49 1,912 Tidak Tamat SD 19,41 15,58 16,83 15,863 SD 31,46 27,85 20,06 32,334 SLTP 20,83 17,58 18,51 18,375 SLTA 23,67 28,19 29,00 25,386 Perguruan Tinggi 4,62 9,37 13,11 6,15
Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012
Tingginya ………
152.080
154.693
156.400
146.601
149.837
151.631
140.000 145.000 150.000 155.000 160.000
2010
2011
2012
Perempuan
Laki-laki
- 22 -
Tingginya penduduk Kota Sukabumi yang sukses menamatkan pendidikan
sampai tingkat SLTA, merupakan keberhasilan Pemerintah Kota Sukabumi dalam
bidang pendidikan serta peran serta masyarakat yang telah sadar akan pentingnya
pendidikan. Kondisi ini juga didukung tingkat kemampuan membaca dan menulis
masyarakat Kota Sukabumi pada Tahun 2012, yang sudah tercatat sebesar 99.68%,
atau ada sekitar 0.32% penduduk Kota Sukabumi yang masih buta huruf.
Komposisi penduduk berdasarkan jenis pekerjaan akan menggambarkan
potensi perekonomian suatu wilayah ditinjau dari sisi sumberdaya manusianya,
sehingga dapat terlihat penyerapan tenaga kerjanya. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.3.Persentase Penduduk Kota Sukabumi
Menurut Mata Pencaharian Tahun 2011
No Mata Pencaharian Persentase (%)1 Petani 3,672 Pegawai Negeri 3,263 Pegawai Swasta 7,334 TNI+POLRI 0,595 Pensiunan 1,776 Pedagang 10,807 Buruh 7,148 Buruh Kasar 4,649 Pelajar/Mahasiswa 23,45
10 Lain-lain 37,35Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka (diolah), 2012
Pada tabel di atas terlihat bahwa mayoritas penduduk Kota Sukabumi
bekerja sebagai pedagang/wiraswasta yang diikuti sebagai pegawai swasta.
Berdasarkan data Inkesra Kota Sukabumi Tahun 2008-2011, diketahui bahwa
komposisi penduduk menurut lapangan usaha, sektor perdagangan, hotel dan
restoran merupakan pilihan penduduk terbanyak, sehingga penyerapan tenaga
kerja di sektor tersebut relatif tinggi. Data tersebut menunjukkan bahwa di Kota
Sukabumi sektor jasa dan perdagangan memegang peranan yang sangat penting
sehingga diharapkan banyak investor yang dapat membuka usaha perdagangan di
Kota Sukabumi.
B. ASPEK ………
- 23 -
B. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Sukabumi, dari tahun 2008
sampai dengan 2012 mengalami peningkatan, pada tahun 2008 sebesar 74,17 point,
tahun 2009 sebesar 74,57 point, tahun 2010 sebesar 74,91 point, tahun 2011 sebesar
75,36 point, dan pada tahun 2012 meningkat menjadi sebesar 75,55 point. Beberapa
permasalahan pokok dalam upaya pencapaian IPM di Kota Sukabumi diantaranya
adalah :
a. Distribusi kegiatan perekonomian yang masih terkonsentrasi di wilayah pusat
kota.
b. Keterampilan dan produktivitas angkatan usia kerja masih rendah;
c. Masih belum optimalnya daya saing dan produktivitas UMKM;
d. Masih rendahnya jumlah koperasi yang aktif dan sehat sebagaimana tujuan
dan landasan berdirinya koperasi;
e. Masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran.
2. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Kondisi dari aspek kesejahteraan dan pemerataan ekonomi Kota Sukabumi
dapat dijelaskan berdasarkan tinjauan terhadap sub aspek sebagai berikut :
a. Kontribusi Sektor PDRB
Berdasarkan kontribusi sektor terhadap PDRB Kota Sukabumi, sektor
perdagangan dan jasa memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kota
Sukabumi. Secara umum perekonomian Kota Sukabumi (2008-2012) atas dasar
Harga Berlaku rata-rata didominasi oleh sektor tersier sebesar 84,79%, kemudian
diikuti oleh sektor sekunder sebesar 11,58%, dan sektor primer sebesar 3,63%.
Besarnya peranan sektor tersier tersebut disumbang oleh : 1) Sektor perdagangan,
hotel dan restoran, 2) Sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor jasa lainnya
dan 3) Sektor keuangan, jasa perusahaan dan persewaan. Untuk lebih jelasnya
terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.4. ………
- 24 -
Tabel 2.4.Struktur Ekonomi Kota Sukabumi Menurut
Kelompok Sektor Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2012 (Persen)
No Kelompok Sektor 2008 2009 2010 2011 2012*1 Sektor Primer 4,65 4,7 4,38 3,96 3,63
a. Pertanian 4,65 4,69 4,38 3,95 3,63b. Pertambangan &
Penggalian0,01 0,01 0,00 0,00 0,00
2 Sektor Sekunder 12,09 12,26 12,04 11,70 11,58a. Industri Pengolahan 5,07 5,36 5,48 5,45 5,20b. Listrik, Gas & Air Bersih 1,48 1,32 1,28 1,27 1,29c. Bangunan 5,54 5,58 5,28 4,98 5,09
3 Sektor Tersier 83,26 83,04 83,58 84,34 84,79a. Perdagangan, Hotel &
Restoran43,46 43,3 45,70 46,83 48,42
b. Pengangkutan &Komunikasi
15,79 16,31 15,89 15,58 14,82
c. Keuangan, Jasa Perusahaandan Persewaan
9,3 8,29 7,27 8,02 8,49
d. Jasa-jasa 14,7 15,14 14,71 13,91 13,07Sumber : Buku Indikator Ekonomi Makro Kota Sukabumi tahun 2011
*) Angka Estimasi
b. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan Laju Inflasi
Aspek ekonomi yang lain yang memperlihatkan kekuatan ekonomi suatu
daerah adalah Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Inflasi. Sampai dengan Tahun
2012 pertumbuhan ekonomi Kota Sukabumi tumbuh positif, hal tersebut dapat
dilihat dari Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Sukabumi Tahun 2012 mampu
tumbuh sebesar 6,31 %. Tabel berikut menggambarkan LPE antara tahun 2008
sampai dengan tahun 2012 :
Tabel 2.5.Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012 (Persen)
No. Tahun Pertumbuhan Ekonomi % Inflasi %
1 2008 6,11 11,162 2009 6,14 10,643 2010 6.12 10,984 2011 6.31 4.265 2012 6.31 3.98
Sumber : BPS Kota Sukabumi*) Dihitung berdasarkan perubahan Indeks Harga Implisit PDRB
Bila ………
- 25 -
Bila dilihat dari tabel di atas, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota
Sukabumi menunjukkan trend yang fluktuatif, meningkat sampai dengan Tahun
2007 menurun pada Tahun 2008 dan sedikit meningkat lagi pada tahun 2009. Pada
tahun 2008 LPE mengalami sedikit penurunan dikarenakan adanya krisis ekonomi
global yang sedikit berpengaruh pada perekonomian nasional maupun daerah.
Sedangkan laju inflasi mempunyai trend yang fluktuatif dari tahun ke tahun.
Laju inflasi ini sangat dipengaruhi oleh adanya kebijakan, baik untuk fiskal
maupun kebijakan moneter. Trend yang fluktuatif dapat dilihat pada diagram
berikut :
Gambar. 2.6.Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Inflasi Kota Sukabumi
Tahun 2003 - 2012
PDRB Kota Sukabumi atas dasar harga berlaku Tahun 2011 adalah sebesar
Rp. 5.921.023.590.000,- dengan LPE sebesar 6.31 %. Kontribusi terbesar terhadap
PDRB Kota Sukabumi didominasi oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran
yaitu sebesar 46.83%. Hal ini menunjukkan bahwa sumber mata pencaharian
utama masyarakat Kota Sukabumi adalah pedagang dan karyawan swasta yang
menyerap tenaga kerja dari sektor perdagangan, hotel dan restoran. Kontribusi
kedua terbesar ada di sektor pengangkutan dan komunikasi yaitu sebesar 15.58%
dan diikuti oleh sektor jasa sebesar 13.91%.
Bila ………
5,39 5,77 5,95 6,23 6,51 6,11 6,14 6,12 6,31 6,31
9,52
7,3
19,71
12,22
4,04
11,16 10,64 10,98
4,26 3,98
0
5
10
15
20
25
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Pertumbuhan Ekonomi Laju Inflasi *)
- 26 -
Bila diamati untuk setiap sektor, dari tabel terlihat bahwa kontributor
utama yang mendukung PDRB Kota Sukabumi adalah pada Sektor Tersier
terutama pada sektor perdagangan, hotel dan restoran. Dalam tiga tahun terakhir
sektor ini memberikan kontibusi terbanyak untuk PDRB Kota Sukabumi. Gambar
berikut cukup jelas memperlihatkan kontribusi sektor perdagangan, hotel dan
restoran yang tercakup dalam sektor tersier.
Gambar 2.7.Kontribusi sektor terhadap PDRB Kota Sukabumi
Dalam sektor tersier ini, kontribusi terbesar disumbangkan oleh sektor
perdagangan, hotel dan restoran sebesar 46,83%, kontributor kedua adalah dari
sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 15,58%, kemudian sektor jasa-jasa
memberikan kontribusi sebesar 13,91%, dan sektor keuangan, jasa perusahaan dan
persewaan memberikan kontribusi sebesar 8,02%.
c. PDRB per Kapita
PDRB per kapita merupakan salah satu gambaran makro rata-rata
pendapatan yang diterima oleh penduduk selama satu tahun dalam suatu wilayah
tertentu dan biasanya digunakan sebagai indikator tingkat kemakmuran. Namun
perlu diingat bahwa tidak seluruh PDRB dapat dinikmati oleh penduduknya, hal
ini karena terdapat sebagian nilai PDRB yang dibawa ke luar daerah.
Angka ………
3,96%11,70%
84,34%
Primer Sekunder Tersier
- 27 -
Angka pendapatan per kapita (per capita Income) diperoleh dengan cara
membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Berikut
menunjukkan perkembangan PDRB perkapita dari tahun 2008 hingga 2012 atas
dasar harga berlaku maupun harga konstan.
Tabel 2.6.PDRB Per Kapita Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
No PDRB Per Kapita(Rupiah) 2008 2009 2010 2011*) 2012*)
1 Atas Dasar HargaBerlaku 13.172.579,20 15.267.378,89 17.749.913,31 19.462.774,32 21.615.179
2 Atas Dasar HargaKonstan 2000 6.002.504,47 6.288.389,74 6.587.555,83 6.712.082,06 6.983.731
Sumber : BPS Kota Sukabumi, 2012*) Angka sementara
PDRB per kapita Kota Sukabumi atas dasar harga berlaku dalam kurun waktu
tahun 2010-2012 menunjukkan kenaikan cukup berarti. Dimulai dari
Rp. 17.749.913,31,- pada tahun 2010, menjadi Rp. 21.615.179,- tahun 2012, atau
meningkat sebesar 17,88 persen. Namun demikian, hal ini tidak seluruhnya
mencerminkan adanya kenaikan daya beli masyarakat dalam periode waktu
tersebut, karena dalam kenaikan PDRB tersebut masih terkandung kenaikan harga
(Inflasi). Kondisi yang lebih mencerminkan ada tidaknya kenaikan daya beli
masyarakat secara umum adalah pendapatan per kapita atas dasar harga konstan.
Pendapatan per kapita Kota Sukabumi atas dasar harga konstan menunjukkan
gerakan kenaikan yang lebih lambat. Pendapatan per kapita Kota Sukabumi atas
dasar harga konstan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir masing-masing sebesar
Rp. 6.587.555,83,- pada tahun 2010, dan menjadi Rp. 6.983.731,- pada tahun 2012.
3. Kesejahteraan Sosial
Kondisi dari aspek kesejahteraan sosial Kota Sukabumi dapat dijelaskan
berdasarkan tinjauan terhadap sub aspek sebagai berikut :
a. Penduduk Miskin
Dalam aspek demografi yang tidak kalah pentingnya dan sering menjadi
salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan adalah jumlah penduduk
miskin ………
- 28 -
miskin. Sejahtera adalah semakin meningkatnya kualitas kehidupan beragama
serta semakin dijunjungnya nilai-nilai religius dalam sendi-sendi kehidupan
masyarakat dan meningkatnya toleransi kehidupan beragama dalam masyarakat
yang dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat dan
perluasan lapangan kerja serta daya beli masyarakat, sehingga masyarakat Kota
Sukabumi mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan,
kesehatan dan kebutuhan dasar lainnya. Gambaran umum Penduduk miskin di
Kota Sukabumi pada Tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.7.Data Kemiskinan Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
Sumber : Inkesra, TNP2K, BPS, BPMPKB
b. Penyandang Masalah Kerawanan Sosial (PMKS)
Berdasarkan data dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, di
tahun 2012 Penduduk Rawan Sosial di Kota Sukabumi diantaranya adalah anak
jalanan 370 jiwa, penderita sakit jiwa 30 jiwa, gembel dan pengemis 221 jiwa,
jumlah penderita HIV/AIDS 171 jiwa, jumlah pecandu narkoba 78 jiwa, fakir
miskin 8.145 jiwa, bayi terlantar 60 jiwa, anak terlantar 290 jiwa, lanjut usia
terlantar 1.670 jiwa, penyandang cacat 312 jiwa, penyandang tuna netra 72 jiwa,
penyandang tuna wicara-rungu 42 jiwa, penyandang tuna daksa 85 jiwa,
penyandang cacat jiwa 75 jiwa, penyandang cacat ganda 3.899 jiwa, dan tuna sosial
197 jiwa. Jumlah PMKS yang sudah tertangani adalah sebanyak 513 jiwa.
c. Kondisi ………
2008 2009 2010 2011 2012Kemiskinan1 Dari BPMPKB:Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) 63.644 60,949 62,720 60,234 71.914 84.247* BPMPKB/ TNP2K*Persentase penduduk miskin (%) 20.49 26.91 26.36 24.76 23.03 23.66* BPMPKB/ TNP2K*2 Kemiskinan Relatif (PPLS)Jumlah Rumah Tangga Sasaran Raskin(kk) 11,820 11,820 11,820 11,820 17,956 PPLS-/TNP2K3 Kemiskinan Absolut/ di bawah Grs kemiskinan (BPS) BPSJumlah Penduduk Miskin (Jiwa) 27,312 28,150 BPSPersentase penduduk miskin (%) 10.41 9.16 9.24 8.95 9.1 BPSGaris Kemiskinan ( Rp./kap/bln) 269,925 284,339 334,735 BPS
Target 2012INDIKATOR TAHUN(REALISASI)NO Keterangan
- 29 -
c. Kondisi Umum Pendidikan
Pembangunan pada bidang Pendidikan dan Kebudayaan, akan sejalan
dengan konsep pembangunan berkelanjutan, dimana secara implisit terkandung
makna pentingnya memperhatikan aspek kualitas penduduk, SDA dan
lingkungan dalam pelaksanaan pembangunan. Kenyataan telah menunjukkan
bahwa strategi peningkatan kualitas penduduk yang hanya bertumpu pada
penekanan pertumbuhan penduduk, tidak dapat memberikan makna yang cukup
berarti dalam pemecahan berbagai permasalahan. Oleh karena itu, penekanan
pada pembangunan pendidikan dengan memperhatikan potensi penduduk serta
kondisi SDA dan lingkungan yang ada, ternyata mampu mewujudkan
keberlangsungan serta kesinambungan (sustained) pembangunan.
Isu pembangunan pendidikan berwawasan kependudukan menjadi penting
artinya, karena memiliki makna bahwa pembangunan harus disesuaikan dengan
kemampuan penduduk dan potensi sumber daya setempat. Dengan kata lain,
pengaruh mutu SDM penduduk merupakan modal (Human Capital) penting dalam
menunjang keberhasilan pembangunan. Beberapa indikator yang digunakan
untuk menilai kesejahteraan masyarakat antara lain tingkat pendidikan, status
kesehatan dan kesempatan kerja. Mengingat Kota Sukabumi tidak memiliki
sumber daya alam yang dapat diunggulkan, maka dalam menjawab
tuntutan/perkembangan dunia global, upaya pembangunan lebih diarahkan pada
pengembangan sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang handal akan
mampu menghasilkan sesuatu yang berkualitas dan mampu bersaing. Oleh
karenanya, peranan pendidikan dalam hal ini dianggap cukup menonjol karena
pendidikan yang bermutu akan diperoleh pada sekolah yang bermutu, dan
sekolah yang bermutu akan menghasilkan SDM yang bermutu pula. Adapun
gambaran umum mengenai aspek pedidikan adalah sebagai berikut :
1) Angka Melek Huruf (AMH) penduduk Kota Sukabumi selama kurun waktu
lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada tahun 2008, AMH sebesar
99,64 persen dan pada tahun 2009 meningkat menjadi 99,66 persen atau
mengalami peningkatan sebesar 0,02 persen. Pada tahun 2010, AMH masih
sebesar 99,66 persen Pada tahun 2011, AMH meningkat kembali sebesar 99,67
persen atau naik sebesar 0,01 persen dari tahun dari tahun sebelumnya (2010).
Kemudian ………
- 30 -
Kemudian pada tahun 2012, AMH meningkat kembali menjadi sebesar 99,68
persen atau naik sebesar 0,01 persen dari tahun sebelumnya.
2) Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Pencapaian RLS kota Sukabumi pada tahun
2012 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2011. Berkaitan dengan
Program Wajib Belajar Pendidikan 12 Tahun yang telah berjalan selama 7
tahun, maka angka pembanding/pembaginya yang digunakan Dinas
Pendidikan Kota Sukabumi menggunakan angka pembagi usia 18 tahun tidak
lagi menggunakan usia penduduk di atas 15 tahun, sehingga angka Rata-rata
Lama Sekolah (RLS) Kota Sukabumi sebesar 11,22 Tahun 2012.
d. Kondisi Umum Kesehatan dan Keluarga Berencana
Di Kota Sukabumi pembangunan di bidang kesehatan mendapat perhatian
yang lebih khusus. Upaya tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan
masyarakat yang lebih baik. Kondisi tersebut pada akhirnya akan bermuara
terhadap meningkatnya kesehatan masyarakat secara umum sehingga
pembangunan yang sedang digiatkan pemerintah diharapkan bisa berakselerasi
positif terhadap derajat kesehatan masyarakat.
Adapun derajat kesehatan masyarakat tersebut digambarkan antara lain
dengan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan anak balita,
angka harapan hidup (AHH) serta angka kelahiran. Program pengentasan
kemiskinan merupakan salah satu program prioritas di bidang kesehatan baik di
tingkat daerah maupun nasional. Untuk itu maka pemerintah pusat melalui
Kementerian Kesehatan meluncurkan kartu JAMKESMAS kepada penduduk
miskin yang akan menjamin pemegang kartu untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan secara gratis. Sebagai tindak lanjutnya, maka Pemerintah Daerah Kota
Sukabumi menyediakan sarana dan prasarana penunjang termasuk regulasi-
regulasi yang memudahkan aplikasi program tersebut. Sehubungan dengan
terbatasnya kuota kartu JAMKESMAS yang diluncurkan Kementerian Kesehatan,
maka Pemerintah Daerah Kota Sukabumi membuat program JAMKESDA melalui
SK Walikota No. 14 tahun 2010, yang program tersebut menjamin masyarakat
miskin di luar kuota JAMKESMAS mendapatkan pelayanan kesehatan secara
gratis. Hal tersebut merupakan salah satu contoh upaya pemerintah dalam
peningkatan ………
- 31 -
peningkatan derajat kesehatan masyarakat untuk golongan ekonomi lemah atau
kurang beruntung.
Angka Harapan Hidup (AHH) harus diakui pencapaiannya belum
memenuhi target yang ditetapkan. Pada RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2008-2013
di tetapkan bahwa target pencapaian untuk AHH adalah sebesar 73,63 tahun.
Sedangkan pencapaian AHH pada tahun 2012 adalah 68,29 Tahun. Hal tersebut
salah satunya karena adanya perumusan baru dalam penghitungan AHH. Kondisi
aspek kesehatan Kota Sukabumi selama kurun waktu 2008-2012 dapat diuraikan
sebagai berikut :
1) Peningkatan cakupan pertolongan persalinan dengan tenaga kesehatan,
dengan perkembangan angka ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2.8.Cakupan Pertolongan Persalinan dengan Tenaga Kesehatan
2) Persentase kelurahan dengan Universal Child Immunization (UCI), dengan
perkembangan angka ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2.9.Cakupan UCI Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
3. Peningkatan ………
7784,36 89,72 92,10 94,40
2008 2009 2010 2011 2012
Cakupan PertolonganPersalinan denganTenaga Kesehatan
2008 2009 2010 2011 2012
96,784,85 90,91
75,80 97,0
Cakupan UCITingkat Kelurahan
- 32 -
3) Peningkatan cakupan pelayanan bagi penderita gizi buruk, TBC, DBD telah
mencapai angka 100% pada tahun 2012.
4) Peningkatan cakupan pelayanan kesehatan pasien masyarakat miskin pada
pelayanan dasar, dengan perkembangan angka sebagai berikut :
Gambar 2.10.Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar untuk Masyarakat Miskin
Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
5) Gambaran cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin,
dengan perkembangan angka ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2.11.Persentase Pelayanan Kesehatan Rujukan untuk Masyarakat Miskin
Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
Data mengenai pelayanan kesehatan ini berdasarkan jumlah kunjungan pasien
masyarakat miskin yang mengajukan pelayanan kesehatan ke Puskesmasdan
Rumah Sakit. Dalam hal pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di
pelayanan ………
2008 2009 2010 2011 2012
70
95,48
78,88 78,70103,53
Cakupan pelayanankesehatan dasaruntuk masyarakatmiskin
2008 2009 2010 2011 2012
92 95 92,77 89,37
149,11
- 33 -
pelayanan kesehatan dasar, Pemerintah Kota Sukabumi telah memberikan
pelayanan kepada seluruh masyarakat miskin yang memerlukan, baik yang
terjamin oleh program Jamkesmas, Jamkesda atau bahkan diluar itu, sehingga
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin sudah dapat terpenuhi.
Keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) di Kota Sukabumi dapat
dilihat dari persentase pencapaian akseptor KB baru terhadap target yang telah
ditetapkan, yaitu mencapai 101,74 persen. Kecamatan Gunung Puyuh
merupakan kecamatan yang paling tinggi pencapaiannya yaitu sekitar 227,55
persen. Sedangkan pencapaian akseptor KB baru terkecil di Kecamatan
Citamiang yang hanya mencapai 58,95 persen. Gambaran Keluarga Berencana
di Kota Sukabumi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.8.Jumlah Pasangan Usia Subur, Target Akseptor, dan Realisasi KB Akhir
di Kota Sukabumi Tahun 2006–2011
No TahunJumlah
PUSProyeksi
PPMPesertaAktif
RealisasiPeserta
KB Aktif
%PencapaianTerhadap
PPM
%PencapaianTerhadap
PUS1 2006 47.048 37.638 36.248 96,31 77,042 2007 47.948 39.080 37.145 95,05 77,473 2008 48.492 37.967 37.164 97,89 76,644 2009 49.833 37.967 38.928 102,53 78,125 2010 51.012 40.185 39.973 99,47 78,366 2011 57.049 47.780 44.801 93,77 78,53
Sumber : BPS Kota Sukabumi, 2012
e. Kondisi Umum Pariwisata, Seni Budaya, dan Olah Raga
Beberapa gambaran umum yang berkaitan dengan pariwisata, seni budaya,
dan olahraga Kota Sukabumi adalah sebagai berikut :
1) Pariwisata
Kegiatan pariwisata di Kota Sukabumi relatif masih sangat kecil. Secara
keseluruhan hanya tercatat 2 obyek wisata, 47 penginapan remaja, 6 kolam renang
serta beberapa usaha pariwisata lainnya yang meliputi bilyard, golf, karaoke, dan
ketangkasan.
Dalam ………
- 34 -
Dalam pengembangan wisata Kota Sukabumi, pada tahun 2008 sampai
tahun 2009 terjadi peningkatan banyaknya tamu yang menginap pada tahun 2008
sebanyak 94.088 orang, yang terdiri dari wisatawan mancanegara sebanyak 29
orang dan wisatawan nusantara sebanyak 94,059. Kemudian pada tahun 2009
sebanyak 38.275 orang yang terdiri dari wisatawan mancanegara sebanyak 119
orang dan wisatawan nusantara sebanyak 38.156. Kemudian pada tahun 2010
sampai 2011 terjadi penurunan jumlah wisata mancanegara dari jumlah 2,794
turun menjadi 591, tetapi jumlah wisata nusantara terjadi peningkatan dari jumlah
107,679 pada tahun 2010 meningkat menjadi 140,409 pada tahun 2011.
Jumlah tempat Pariwisata lainnya seperti restoran, karaoke, dan kolam
renang setiap tahunnya meningkat. Restoran pada tahun 2009 berjumlah 74
sampai tahun 2011 berjumlah 76, tempat karaoke dari tahun 2008 berjumlah 3
pada tahun 2012 menjadi 7, kemudian objek wisata kolam renang jumlahnya
meningkat dari 4 pada tahun 2008 menjadi 6 pada tahun 2012.
2) Seni Budaya
Pembangunan di bidang seni dan budaya sudah mengalami kemajuan
yakni ditandai dengan meningkatnya pemahaman terhadap keanekaragaman
budaya, pentingnya toleransi dan pentingnya sosialisasi penyelesaian masalah
tanpa adanya kekerasan serta mulai berkembangnya interaksi antar budaya.
Pentingnya pembangunan kebudayaan di Kota Sukabumi ditujukan dalam rangka
melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai dan kaidah kebudayaan daerah itu
sendiri dan yang lebih penting adalah melestarikan jati diri dan nilai budaya di
tengah semakin derasnya informasi dan pengaruh negatif budaya asing yang
sudah masuk ke Indonesia.
Kondisi seni dan budaya yang ada di Kota Sukabumi dapat dilihat dari
jumlah sanggar seni yang aktif berjumlah 5 sanggar, jumlah gedung kesenian
sebanyak 2 buah, dan 1 kali dalam satu tahun dilaksanakan atraksi budaya yang
berupa Helaran Budaya Kota Sukabumi.
3) Olah Raga
Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga ini telah dapat meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam Olahraga. Hal ini ditandai dengan (a) Sampai
dengan ………
- 35 -
dengan Tahun 2012 terjadi penambahan titik senam dari tiga titik senam menjadi
sebelas titik senam. Tiga titik dibiayai dari APBD, sedangkan sisanya 8 titik
lainnya merupakan partisipasi masyarakat. (b) Pelaksanaan Pekan Olahraga Kota
(PORKOTA) secara rutin 2 (dua) tahun sekali yang diikuti oleh 7 Kecamatan. (c)
Meningkatnya partisipasi mahasiswa dalam keikutsertaan dalam Invitasi Olahraga
Mahasiswa bekerja sama dengan KNPI Kota Sukabumi. (d) Berpartisipasi dalam
pelaksanaan Pekan Olahraga Pemerintah Antar Daerah (PORPEMDA) Tingkat
Jawa Barat. (e) Tingginya keikutsertaan masyarakat kalangan lansia dan
penyandang cacat untuk ikut ambil bagian dalam lomba olahraga yang
diselenggarakan dalam rangka hari lansia. (f) Semakin banyaknya event dan dan
proposal yang masuk untuk meminta rekomendasi kegiatan dan termasuk
bantuan terutama untuk urusan olahraga.
C. ASPEK PELAYANAN UMUM
1. Layanan Urusan Wajib
Aspek Pelayanan Umum adalah pelayanan yang berkaitan dengan urusan
wajib maupun urusan pilihan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Sukabumi,
bidang-bidang yang merupakan urusan Pemerintah Kota Sukabumi yaitu bidang
urusan: (a) pendidikan; (b) kesehatan; (c) Lingkungan hidup; (d) Pekerjaan umum,
perumahan dan penataan ruang; (e) Perencanaan pembangunan; (f) Kepemudaan
dan olahraga; (g) Penanaman modal; (h) Koperasi dan usaha kecil menengah; (i)
Kependudukan dan catatan sipil; (j) Sosial dan Ketenaga Kerjaan; (k)
Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan
keluarga sejahtera, pemberdayaan masyarakat dan desa; (l) Perhubungan; (m)
Komunikasi dan informatika; (n) Pertanahan; (o) Kesatuan bangsa dan politik
dalam negeri; (p) Otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan
daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian; (q) Kebudayaan; dan (r)
Perpustakaan.
a. Pendidikan
Dalam kerangka upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM), kemajuan dan daya saing, perekonomian daerah, menanggulangi masalah
pengangguran ………
- 36 -
pengangguran serta pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana dan
peningkatan produktifitas kerja, secara berkesinambungan Pemerintah Kota
Sukabumi telah, sedang dan akan terus-menerus menyediakan sarana prasarana
pendidikan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan yang diperlukan. Kondisi
jumlah sekolah, ruang kelas dan rombongan belajar di Kota Sukabumi Tahun
2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.9.Jumlah Sekolah, Ruang Kelas dan Rombongan Belajar
Kota Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
No Jenjang Uraian 2008 2009 2010 2011 20121 Taman Kanak-
kanakJumlah Sekolah 50 55 55 55 60Jumlah Ruang Kelas 79 136 143 141 150Jumlah Romb. Belajar 138 141 141 147 158
2 Sekolah Dasar Jumlah Sekolah 119 120 123 123 123Jumlah Ruang Kelas 862 897 929 929 933Jumlah Romb. Belajar 948 942 960 1004 1023
3 SekolahMenengahPertama
Jumlah Sekolah 33 33 35 35 35Jumlah Ruang Kelas 370 373 410 413 403Jumlah Romb. Belajar 332 373 367 408 407
4 SekolahMenengahUmum
Jumlah Sekolah 17 17 16 15 15Jumlah Ruang Kelas 210 215 249 250 250Jumlah Romb. Belajar 236 221 220 243 224
5 SekolahMenengahKejuruan
Jumlah Sekolah 17 20 21 23 23Jumlah Ruang Kelas 204 213 235 241 258Jumlah Romb. Belajar 227 275 303 288 295
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Sukabumi, 2013
Tabel di atas memperlihatkan beberapa informasi pokok tentang jumlah
sekolah, jumlah ruang kelas dan kondisinya, dan jumlah rombongan belajar pada
setiap jenjang pendidikan. Jumlah sekolah TK untuk tiga tahun terakhir (2010-
2012) meningkat dari jumlah 55 menjadi 60 sekolah pada tahun 2012, dengan
ruang kelas dan rombongan belajar yang relatif meningkat. Untuk jumlah sekolah
SD untuk tiga tahun terakhir (2010-2012) relatif stabil yaitu berjumlah 123 sekolah,
dengan ruang kelas dan rombongan belajar cenderung meningkat. Begitu pula
dengan jumlah sekolah SMP, SMA dan SMK relatif stabil dengan jumlah kelas dan
rombongan belajar selama tiga tahun terakhir (2010-2012) cenderung meningkat.
Selain sarana dan prasarana, kondisi dan jumlah guru juga memegang peranan
penting, kondisi tersebut diuraikan dalam tabel berikut :
Tabel 2.10 ………
- 37 -
Tabel 2.10.Jumlah Guru dan Pendidikan Guru Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
No. Uraian 2008 2009 2010 2011 20121 Guru TK
Lulusan S1/S2 27 82 85 91 95Jumlah 301 301 275 295 334
2 Guru SDLulusan S1/S2 499 800 852 1021 1222Jumlah 1448 1447 1496 1555 1564
3 Guru SMPLulusan S1/S2 586 612 635 668 720Jumlah 718 718 799 891 808
4 Guru SMALulusan S1/S2 461 469 475 489 513Jumlah 594 594 543 575 568
5 Guru SMKLulusan S1/S2 445 485 523 598 756Jumlah 571 569 745 794 811
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Sukabumi, 2013
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa secara umum jumlah guru
cenderung meningkat pada jenjang TK, SD, SMP, SMA dan SMK setiap tahunnya.
Dilihat dari persyaratan pendidikan formal yang harus dipenuhi oleh seorang
guru pada semua tingkatan pendidikan (PAUD sampai dengan SMA) minimal
harus berpendidikan setingkat S1 (Sarjana), terlihat bahwa pada semua jenjang
pendidikan dominan sudah tersedia. Dari ketersediaan sarana prasarana fisik
beserta jumlah guru yang ada tersebut, semakin baik kondisi rasio pendidikan
maka semakin menuju pada peningkatan kualitas pendidikan, khususnya
pelayanan pendidikan ditinjau dari sekolah, kelas, dan guru. Selanjutnya dapat
diketahui rasio pendidikan di Kota Sukabumi sebagaimana terlihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 2.11.Rasio Pendidikan Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
No. Uraian 2008 2009 2010 2011 20121. Rasio Siswa per Sekolah
SD 293 269 275 283 278SMP 403 415 405 407 406SMA 555 468 491 533 505SMK 419 451 524 472 478
2. Rasio ………
- 38 -
No. Uraian 2008 2009 2010 2011 20122. Rasio Siswa per Guru
SD 24 22 23 22 22SMP 19 19 18 16 18SMA 16 13 14 14 13SMK 12 16 15 14 14
3. Rasio Siswa Per KelasSD 37 34 35 35 33SMP 40 37 39 35 35SMA 40 36 36 33 34SMK 31 33 36 38 37
4. Rasio Kelas Per Ruang KelasSD 1.1 1.1 1.0 1.1 1.1SMP 1.9 1.0 0.9 1.0 1.0SMA 1.1 1.0 0.9 1.0 0.9SMK 1.1 1.3 1.3 1.2 1.1
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Sukabumi, 2013
Rasio siswa per sekolah memiliki arti bahwa satu sekolah menampung
sejumlah siswa. Data menunjukan bahwa rasio terbesar ada di SMA, kemudian
secara berurutan diikuti oleh SMK, SMP dan SD. Untuk rasio siswa per guru dapat
diartikan bahwa satu guru melayani beberapa siswa. Rasio terbaik pada saat tidak
terlalu banyak siswa yang dilayani oleh seorang guru, hal ini ditujukan untuk
meningkatkan kualitas hubungan siswa dengan guru. Data menunjukan bahwa
rasio terbaik ada pada SMA, kemudian secara berurutan diikuti oleh SMK, SMP
dan SD. Rasio siswa per kelas, artinya jumlah siswa yang dapat ditampung pada
sebuah kelas, semakin sedikit siswa (sesuai standar) dalam satu kelas, maka
semakin baik pula proses belajar mengajar yang akan tercipta. Rasio siswa per
kelas rata-rata masih di atas 30. Rasio kelas per ruang kelas, artinya berapa kelas
(rombongan belajar) yang dapat dibentuk dari sebuah ruang kelas, artinya
semakin banyak rombongan belajar yang terbentuk dari sebuah ruang kelas, maka
semakin optimal pemanfaatan (efisiensi) yang diperoleh. Data menunjukan bahwa
pada umumnya rasio berada di atas 1,00 (untuk tahun 2008-2012), artinya tingkat
rasio atau efisiensi penggunaan ruang kelas sudah cukup baik.
b. Kesehatan
Salah satu tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Tujuan tersebut akan tercapai apabila
derajat ………
- 39 -
derajat kesehatan masyarakat meningkat, melalui peningkatan mutu dan
jangkauan pelayanan kesehatan yang merata, serta mengembangkan kesadaran
yang tinggi merupakan suatu prakondisi untuk meningkatkan produktivitas
sumber daya manusia. Upaya peningkatan derajat kesehatan merupakan bagian
dari peningkatan pembangunan di Kota Sukabumi. Sesuai dengan Undang
Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, semua aktivitas pembangunan
kesehatan ditunjukkan melalui status kesehatan yang memberikan kontribusi
kepada kualitas kehidupan yang produktif dan lebih tinggi secara sosial maupun
ekonomi.
Pelayanan kesehatan pada masyarakat juga ditentukan oleh kualitas
maupun kuantitas tenaga kesehatan yang dimiliki, gambaran umum tenaga
kesehatan yang dimiliki oleh Kota Sukabumi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.12.Tenaga Kesehatan di Kota Sukabumi Tahun 2011
Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012
Apabila dilihat dari sarana kesehatan yang ada sebagai penunjang
pelayanan kesehatan pada masyarakat, sarana kesehatan di Kota Sukabumi
meliputi sarana pelayanan kesehatan dasar dan rujukan (puskesmas dan rumah
sakit), ada juga sarana kesehatan yang bersumber daya masyarakat (UKBM).
Jumlah ………
Medis Perawat& Bidan Farmasi Gizi Teknisi
Medis Sanitasi Kesmas Jumlah
Puskesmas Selabatu 6 15 2 - 2 1 2 28Puskesmas Sukabumi 4 18 3 1 1 1 1 29Puskesmas Cipelang 5 13 1 1 2 1 1 24Puskesmas Karang Tengah 3 13 1 1 1 1 - 20Puskesmas Benteng 3 11 1 1 1 1 1 19Puskesmas Pabuaran 2 11 1 1 1 1 2 19Puskesmas Sukakarya 3 11 1 1 1 1 1 19Puskesmas Tipar 4 8 1 1 1 1 - 16Puskesmas Nanggeleng 1 8 1 1 1 1 2 15Puskesmas Gd. Panjang 3 11 1 1 1 1 - 18Puskesmas Cibeureum Hilir 3 10 1 1 1 1 - 17Puskesmas Limusnunggal 2 10 1 1 1 - 2 17Puskesmas Baros 5 22 2 1 2 1 1 34Puskesmas Lembursitu 4 17 2 1 1 1 1 27Puskesmas Cikundul 2 12 1 1 1 1 - 18Labkesda - - - - 8 - - 8Jumlah 50 190 20 14 26 14 14 328
Unit Kerja
Tenaga Kesehatan
- 40 -
Jumlah sarana pelayanan kesehatan di Kota Sukabumi jumlahnya cukup
memadai, jumlah rumah sakit umum ada lima yaitu R.Syamsudin, SH (daerah), RS
Asyifa, dan Kartika (Swasta), RS Wirabhakti Husada (Polri) dan RS DKT (TNI)
dengan jumlah tempat tidur total 617. Wujud perhatian terhadap kesehatan ibu
dan anak, di Kota Sukabumi juga terdapat Rumah sakit bersalin dua buah dengan
jumlah tempat tidur 58 buah dan satu buah rumah bersalin. Namun untuk rumah
sakit khusus belum tersedia, sedangkan khusus untuk penderita jiwa RSUD. R.
Syamsudin SH menyediakan tempat rawat inap khusus yang dilengkapi dengan
dokter spesialis jiwa dan perawat yang terlatih.
Selain rumah sakit, di Kota Sukabumi juga terdapat 15 Puskesmas
termasuk puskesmas dengan tempat perawatan (DTP) mampu PONED 3 lokasi,
Puskesmas Mampu PONED sebanyak 1 lokasi, puskesmas pembantu ada
sebanyak 20, serta puskesmas keliling sebanyak 15 lokasi. Sarana kesehatan
lainnya seperti praktek dokter gigi, dokter umum, dan dokter spesialis yang
dilengkapi dengan laboratorium dan apotik tersedia lengkap di Kota Sukabumi,
sehingga tidak ada alasan bagi penduduk Kota Sukabumi untuk tidak terlayani
kebutuhan kesehatannya. Fasilitas Kesehatan di Kota Sukabumi yang melayani
kesehatan masyarakat dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.13.Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kota Sukabumi Tahun 2011
No FasilitasKecamatan
Baros Cita-miang
Waru-doyong
GunungPuyuh Cikole Cibeu-
reumLembur-
situ1 Pemerintah :
Puskesmas 3 3 2 1 2 1Puskesmas DTP 1 1 1Puskesmas Pembantu 2 1 3 4 4 2 4Puskesmas Keliling 1 3 3 2 2 2 2RSUD 1
2 Swasta :RS Swasta 2 1 1 1RS BUMN / Instansi 1 1Rumah Bersalin 1 1Balai Pengobatan 1 4 3 5 8 1 2Dokter Praktek Swasta 18 29 30 34 63 28 31Bidan Praktek 17 14 8 22 21 8 17Pengobatan Tradisional 5 4 4 4 20 2 3Apotek 3 5 4 4 27 1 1Toko Obat 1 4 1 8
Sumber : BPS Kota Sukabumi, 2012
Jenis ………
- 41 -
Jenis sarana upaya kesehatan lain adalah yang bersumber daya masyarakat
(UKBM) dintaranya adalah Posyandu, Tanaman Obat Keluarga (Toga), Pos
Kesehatan Pesantren (poskestren), dan Saka Bakti Husada (SBH). Sedangkan yang
lainnya seperti Pos Obat Desa (POD), Poliklinik desa (Polindes), Pos Upaya
Kesehatan Kerja (UKK) tidak ada, hal ini disebabkan karena wilayah Kota
Sukabumi relatif kecil dan akses ke sarana pelayanan kesehatan baik puskesmas
maupun rumah sakit relatif mudah terjangkau.
c. Lingkungan Hidup
Aspek lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang memegang
peranan penting dalam mendukung kehidupan masyarakat. Semakin menurunnya
kualitas, daya dukung dan daya tampung lingkungn akibat pertumbuhan jumlah
penduduk beserta aktivitasnya mengakibatkan kerusakan lingkungan yang
semakin meningkat. Kota Sukabumi sebagai daerah urban yang mempunyai rata-
rata kepadatan penduduk 7.417,08 jiwa/km2 , tidak terlepas dari permasalahan
yang berkaitan dengan lingkungan. Permasalahan tersebut pada dasarnya sama
dengan kota-kota lain di Indonesia, yaitu sampah, lingkungan kumuh serta
pencemaran air dan udara meskipun secara kuantitas dan kualitas tingkatannya
berbeda. Di Kota Sukabumi yang menjadi sumber pencemaran yang utama adalah
limbah rumahtangga, sedangkan sumber pencemaran yang berasal dari industri
atau perusahaan lainnya hampir tidak ada.
1) Pengelolaan Persampahan
Volume sampah yang terangkut di Kota Sukabumi baru mencapai 82 %.
Daerah pelayanan belum dapat menjangkau seluruh wilayah Kota Sukabumi.
Kecilnya jangkauan pelayanan persampahan di Kota Sukabumi dikarenakan
sumber daya dan prasarana yang masih kurang. Masyarakat yang tidak terlayani
sistem, mengelola sampahnya dengan cara membakar atau menimbun di halaman.
Tetapi sebagian besar masyarakat yang tidak mempunyai halaman yang cukup,
membuang sampah ke tempat-tempat terbuka dan sungai. Lokasi Tempat
Pembuangan Akhir sampah (TPA) yang digunakan saat ini di Kota Sukabumi
terletak di Kelurahan Cikundul Kecamatan Lembursitu. TPA Cikundul memiliki
luas ………
- 42 -
luas 10,66 Ha. Metoda yang diterapkan di TPA Cikundul adalah controlled landfill
tetapi belum optimal. Eksistensi TPA Cikundul pada gilirannya menjadi faktor
penting dalam pengelolaan sampah. Tanpa adanya TPA, sampah yang
terakumulasi akan menimbulkan masalah. Volume sampah di Kota Sukabumi
pada tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.14.Volume Sampah di Kota Sukabumi Tahun 2010-2011
No Tahun Bulan Volume (ton)1 2010 Januari s.d. Desember 40.875,9192 2011 Januari 3.609,932
Februari 3.577,332Maret 3.685,790April 3.327,441Mei 3.416,136Juni 2.865,961Juli 3.018,016Agustus 2.988,336September 5.773,636Oktober 3.280,832Nopember 3.113,314Desember 3.212,728Total Tahun 2011 41.869,454
Sumber: Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012
2) Sanitasi Lingkungan
Di Kota Sukabumi sebagian besar rumah tangga masih membuang tinja ke
sungai yaitu sebanyak 58,05 persen, sedangkan ke tangki septik/spal sebanyak
33,46 persen. Mengingat masih cukup tingginya pembuangan tinja ke sungai, hal
ini perlu perhatian yang serius karena hal itu berpotensi mencemari sungai.
Apabila dibiarkan, pada akhirnya juga berpengaruh terhadap kesehatan
masyarakat terutama yang tinggal sekitar sungai.
Tinja ini merupakan salah satu sumber pencemaran yang dihasilkan dari
rumahtangga. Ketersedianya tempat membuang air besar di setiap rumah selain
berfungsi normatif, akan tetapi juga mempunyai fungsi kesehatan. Namun yang
lebih penting lagi serta harus menjadi perhatian adalah fasilitas tempat akhir
membuang air besar, apabila hal tersebut dilakukan dengan sembarangan dan
3. Peningkatan ………
- 43 -
tidak menggunakan fasilitas yang aman seperti tangki/spal maka akan
mengakibatkan tercemarnya air tanah dan air sungai dengan bakteri yang dapat
membahayakan bagi kesehatan manusia.
Gambar. 2.12.Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Akhir Pembuangan
Tinja Di Kota Sukabumi Tahun 2011
Untuk melayani masyarakat dalam aspek sanitasi ini, Pemerintah Kota
Sukabumi menyediakan layanan penyedotan tinja, volume tinja yang disedot pada
thun 2011 mencapai 380 m³, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.15.Volume Penyedotan Tinja di Kota Sukabumi
Tahun 2010-2011
No Tahun Bulan Volume (ton)1 2010 Januari s.d. Desember 435,02 2011 Januari 24,5
Februari 29,0Maret 42,0April 21,0Mei 33,0Juni 34,0Juli 43,5Agustus 21,0September 45,5Oktober 39,0Nopember 39,5Desember 8,0Total Tahun 2011 380,0
Sumber: Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012
3. Ruang ………
- 44 -
3) Ruang Terbuka Hijau dan Hutan Kota
Ruang terbuka hijau merupakan aspek yang diperhatikan oleh Pemerintah
Kota Sukabumi, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor
26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Kota Sukabumi harus dapat
mengalokasikan sebesar 30% dari wilayahnya untuk Ruang Terbuka Hijau.
Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan taman-taman Kota yang dapat
digunakan sebagai ruang publik dilaksanakan secara berkesinambungan dan
sesuai dengan kemampuan daerah. Pemerintah Kota Sukabumi juga telah
menetapkan kawasan Kibitai yang terletak di Kelurahan Cikundul menjadi Hutan
Kota.
Selain itu untuk mempertahankan kualitas lingkungan hidup secara
berkelanjutan dilakukan beberapa program yaitu :
1) Program kali bersih dilaksanakan dengan melibatkan komponen masyarakat
peduli lingkungan hidup, begitu juga dengan pengujian kualitas udara yang
dilaksanakan di beberapa titik. Program ini juga dilaksanakan paralel dengan
kegiatan uji emisi gas buang dari kendaraan bermotor, meskipun pengujian ini
baru bisa dilaksanakan dengan sistem uji petik/sampling.
2) Analisis mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagai instrumen
pengendalian lingkungan hidup diarahkan dalam rangka mempertahankan
kualitas lingkungan hidup secara berkelanjutan.
d. Pekerjaan Umum
Pelayanan Umum yang merupakan urusan wajib yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Kota Sukabumi dalah urusan wajib Pekerjaan Umum yang menangani
penyediaan infrastruktur kota seperti jalan dan jembatan, pengairan, drainase, air
bersih dan perumahan permukiman. Gambaran umum infrastruktur kota yang
menjadi urusan wajib Kota Sukabumi dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Jalan dan Jembatan
Jalan merupakan sarana yang sangat vital dalam perhubungan, secara
keseluruhan panjang ruas jalan di Kota Sukabumi mencapai 142,53 km yang terdiri
dari jalan negara, jalan provinsi dan jalan kota dengan permukaan semuanya
sudah ………
- 45 -
sudah beraspal. Dari semuanya itu kondisi pada tahun 2012 sepanjang 82,65 Km
kondisinya baik, 35,58Km kondisi sedang dan sisanya 19,83 Km kondisinya rusak
dan 4,48 Km kondisi rusak berat. Cukup banyaknya jalan dengan kondisi rusak di
Kota Sukabumi ini cukup mengganggu jika tidak segera ditangani lambat laun
akan berpengaruh terhadap roda perekonomian masyarakat secara keseluruhan.
Posisi Kota Sukabumi yang sangat strategis menjadikan Kota Sukabumi menjadi
kota yang banyak dilalui oleh kendaraan besar maupun kecil, yang akan
berdampak terhadap kepadatan lalu lintas maupun beban yang harus ditanggung
oleh jalan itu sendiri, sehingga akan berakibat jalan menjadi cepat rusak dan selalu
membutuhkan perbaikan maupun perawatan.
Gambaran umum kondisi jalan di Kota Sukabumi dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.16.Panjang Jalan Dirinci Menurut Keadaan Dan Status Jalan
Di Kota Sukabumi Pada Tahun 2010- 2011
No KeadaanStatus Jalan (Km) / Tahun
Jalan Negara Jalan Propinsi Jalan Kab/Kota2010 2011 2010 2011 2010 2011
1 Jenis permukan;a. Aspal 8,50 8,50 15,09 15,09 142,53 142,53b. Kerikil - - - - - -c. Tanah - - - - - -d. Tak Diperkeras - - - - - -
2 Kondisi jalan;a. Baik 6,29 6,38 10,48 10,41 81,96 82,65b. Sedang 2,21 2,13 3,44 3,58 34,06 35,58c. Rusak - - 1,17 1,10 23,20 19,83d. Rusak Berat - - - - 3,31 4,48
3 Kelas jalan;a. Kelas I 8,50 8,50 15,09 15,09 - -b. Kelas II - - - - - -c. Kelas III - - - - 124,62 124,62d. Kelas III A - - - - -e. Kelas III B - - - - -f. Kelas III C - - - - - -g. Tidak dirinci - - - - 17,91 17,91
Jumlah 8,50 8,50 15,09 15,09 142,53 142,53Sumber : Dinas Tarumkim Kota Sukabumi, 2012
Pemeliharaan ………
- 46 -
Pemeliharaan dan peningkatan kualitas jalan dan jembatan telah
dilaksanakan secara berkesinambungan, sesuai kebutuhan dan kemampuan.
Untuk jalan kota, jalan mantap terdiri dari kondisi jalan baik dan jalan sedang,
sedangkan jalan tidak mantap terdiri dari kondisi jalan rusak ringan dan jalan
rusak berat. Perkembangan tahunan rasio kemantapan jalan ini dapat dilihat pada
grafik di bawah ini :
Gambar 2.13.Persentase Kemantapan Jalan Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
Untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan,
Pemerintah Kota Sukabumi telah melengkapi sarana pendukung jalan yang ada
dengan Penerangan Jalan umum dengan perician sebagai berikut :
Tabel 2.17.Lokasi dan Titik Penerangan Jalan Umum
Di Kota Sukabumi Tahun 2010- 2011
No Lokasi Jumlah Lokasi (Titik) Jumlah Lampu (Titik)1 Baros 20 3532 Citamiang 20 4053 Warudoyong 22 4034 Gunung Puyuh 24 4005 Cikole 31 6926 Lembursitu 24 3157 Cibeureum 18 392
Lampu Hias Kota 27 115Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012
2. Pengairan ………
2008 2009 2010 2011 2012
62,54 63,57 67,07 64,16 66,35
84 85 85 87 8762,17 65 67,02 64,20 65
Jalan Kota Jembatan Jalan Lingkungan
- 47 -
2) Pengairan
Di wilayah Kota Sukabumi tercatat 21 Daerah Irigasi seluas 2.222,8 Ha
dengan Daerah Irigasi (DI) Cisuda merupakan daerah irigasi terluas yaitu sekitar
635 Ha. Selain di wilayah Kota Sukabumi, juga terdapat 3 Daerah Irigasi (DI) lintas
wilayah Kota/Kabupaten Sukabumi yaitu DI Ciharempoy, DI Cibeureum Batas,
dan DI Parung Seah. Kota Sukabumi juga telah memiliki prasarana pengairan
yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan untuk mendukung kegiatan sektor
pertanian. Kondisi pengairan yang terdapat di wilayah Kota Sukabumi tersebut
dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 2.18.Daerah Irigasi Di Kota Sukabumi
No. Daerah Irigasi ( DI ) Luas ( Ha )Wilayah Kota Sukabumi
1. DI. Ceger 322. DI. Cibeureum 1043. DI. Salakaso 844. DI. Cibitung 1655. DI. Cisuda 6356. DI. Cisaray 237. DI. Ciaul 588. DI. Tonjong 849. DI. Cisarua 11,8
10. DI. Tipar 4911. DI. Cipanengah 50.512. DI. Cikapek 2613. DI. Cibandung 2014. DI. Cipelang Leutik 3715. DI. Sawah Bera 234,516. DI. Ciwalung 3417. DI. Cipelang 41318. DI. Ciseupan 3110. DI. Ciseureuh 3020. DI. Cijambe 9121. DI. Sukamantri 10
Lintas Wilayah Kota/Kabupaten Sukabumi1. DI. Ciharempoy -2. DI. Cibeureum Batas 53. DI. Parung Seah 25
Jumlah 2202,3Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012
Pemeliharaan ………
- 48 -
Pemeliharaan dan peningkatan kualitas saluran irigasi juga telah
dilaksanakan secara kontinyu dan sesuai kebutuhan/kemampuan. Cakupan
pelayanan irigasi pada tahun 2012 telah mencapai 79,62%
3) Drainase
Saat ini ada sebanyak 19 (sembilan belas) sungai melewati Kota Sukabumi,
dan sungai besar yang dijadikan pembuangan akhir dari sistem drainase Kota
Sukabumi adalah sebanyak 2 (dua) buah yaitu Sungai Cipelang dan Sungai
Cimandiri. Sedangkan sungai yang melintasi Kota Sukabumi sebelum akhirnya
bermuara di Sungai Cipelang dan Sungai Cimandiri yaitu Sungai Cisuda, Sungai
Cibulang dan Sungai Ciharempoy.
Untuk saluran drainase kota, dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu
secara makro dan mikro, dengan penjelsan sebagai berikut :
a) Drainase Makro
Saluran drainase makro adalah saluran pembuangan alami, seperti sungai-
sungai yang mengalir di wilayah Kota Sukabumi. Sungai ini dimanfaatkan untuk
saluran pembuangan yang menampung air dari berbagai saluran drainase di
wilayah Kota Sukabumi. Sungai-sungai yang mengalir di Kota Sukabumi baik
sungai besar maupun sungai kecil adalah Sungai Cigunung, Sungai Cipelang
Gede, Sungai Cibandung, Sungai Cisuda, Sungai Ciparay, Sungai Ciandam,
Sungai Cibeureum, Sungai Cimandiri, Sungai Cijambe, Sungai Ciseureuh, Sungai
Cipada, Sungai Cipelang, Sungai Ciwalung, Sungai Cimeuncreung, Sungai
Ciparigi, Sungai Ciwangi, Sungai Cikiray, Sungai Citamiang dan Sungai
Cipanengah.
Wilayah Kota Sukabumi terbagi dalam 4 tangkapan air (Catchment Area)
yaitu Sungai Cibeureum, Sungai Cimandiri, Sungai Cipelang, Sungai Cisuda.
Kondisi dari sungai-sungai besar tersebut cukup bagus sedangkan untuk sungai-
sungai kecil tidak sebagus sungai-sungai besar, melainkan sangat memprihatinkan
seperti banyaknya sampah, pepohonan, ilalang dan lumpur bahkan berdiri rumah
di atasnya.
b. Drainase ………
- 49 -
b) Drainase Mikro
Saluran drainse mikro adalah saluran pembagi air hujan yang mengikuti
pola jaringan jalan. Pada akhirnya saluran ini bermuara pada anak sungai terdekat
dan selanjutnya dibawa ke sungai besar sebagai badan air penerima. Saluran
drainase di Kota Sukabumi selain berfungsi sebagai penampung air hujan menuju
badan air penerima, juga berfungsi sebagai penyalur limbah cucian, masak, mandi
dan hasil dari kegiatan kota.
Secara umum sistem drainase di wilayah Kota Sukabumi mengikuti
kondisi topografi yang cenderung memiliki kemiringan ke arah selatan. Saluran
drainase di Kota Sukabumi masih banyak yang tidak berkesinambungan dan tidak
terpelihara dengan baik.
4) Air Bersih
Air sudah merupakan barang yang memiliki nilai ekonomis. Terlebih
dengan semakin menurunnya kualitas lingkungan hidup, air bersih semakin sulit
untuk diperoleh. PDAM Kota Sukabumi sebagai perusahaan daerah yang
menyediakan sarana air bersih bagi masyarakat, mempunyai kemampuan yang
sangat terbatas dalam melayani masyarakat Kota Sukabumi. Selain keterbatasan
sumber air bersih juga memiliki keterbatasan jaringan, belum lagi dengan adanya
kebocoran-kebocoran pada jaringan. Dari informasi yang disajikan pada tabel di
bawah terlihat bahwa volume air yang disalurkan oleh PDAM setiap tahunnya
fluktuatif. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir jumlah pelanggan terus
mengalami penurunan, contohnya dari 21.571 pelanggan pada tahun 2010 turun
menjadi hanya 19.940 pelanggan pada tahun 2011. Hal ini mungkin dikarenakan
banyak penduduk beralih memakai air kemasan atau isi ulang dan pompa/sumur.
Pola peralihan ini dapat juga dilihat dari hasil Survei Susenas mengenai
penggunaan fasilitas air minum rumah tangga sebagaimana tabel di bawah.
Penggunaan fasilitas air minum dari air ledeng meteran mengalami penurunan
dari 11,91 persen pada tahun 2010 menjadi 9,38 persen pada tahun 2011.
Penggunaan air pompa /sumur naik dari 53,03 persen pada tahun 2010 menjadi
59,64 persen pada tahun 2011. Disini kelihatan bahwa pola pergeseran
penggunaan air minum jelas terlihat.
Tabel 2.19. ………
- 50 -
Tabel 2.19.Volume Air Yang Disalurkan Dan Pelanggan PDAM
Di Kota Sukabumi dari Tahun 2007 s.d. 2011
No Tahun Volume Air (M3) Pelanggan1 2007 4.101.324 21.5932 2008 4.026.980 21.5543 2009 4.312.289 21.6084 2010 4.171.125 20.5715 2011 4.110.775 19.940
Sumber: BPS Kota Sukabumi, 2012
Tabel 2.20.Persentase Rumahtangga Pengguna Fasilitas Air Minum
menurut Jenis Fasilitas Tahun 2009-2011
No PengguaanFasilitas Air Minum 2009 2010 2011
1 Air kemasan bermerk 8,83 19,55 15,122 Air isi ulang 12,50 13,93 14,373 Leding meteran 8,80 11,91 9,384 Leding eceran 1,29 0,67 0,595 pompa/sumur 67,51 53,03 59,656 Lainnya 1,07 0,91 0,91
Sumber: BPS Kota Sukabumi, 2012
5) Perumahan dan Permukiman
Fungsi rumah sebagai tempat bernaung/berteduh dan berkreasi
semestinya memberikan kenyamanan bagi penghuninya, sehingga akan
mendorong tingkat kesejahteraan rakyat. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4
tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman, didefinisikan rumah adalah
bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pembinaan keluarga. Dalam kaitan ini pula kualitas perumahan dan lingkungan
turut menentukan dalam penyusunan indikator kesejahteraan rakyat. Terdapat
tujuh unsur yang merupakan syarat rumah dapat dikatakan lengkap.Dari ketujuh
unsur tersebut yaitu; pertama rumah tersebut permanen, kedua rumah tersebut
memiliki fasilitas kamar khusus untuk tidur, ketiga memiliki dapur khusus untuk
aktifitas memasak, keempat memiliki kamar mandi, kelima memiliki kakus untuk
keperluan buang air besar, keenam ada sarana air bersih yang layak untuk
diminum dan ketujuh memiliki sarana penerangan listrik. Kondisi kualitas
perumahan di Kota Sukabumi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.21. ………
- 51 -
Tabel 2.21.Persentase Beberapa Indikator Kualitas Perumahan
Di Kota Sukabumi Tahun 2007-2011
No. Indikator Kualitas Perumahan T a h u n2007 2008 2009 2010 2011
1 Luas lantai < 20 m2 3,56 3,35 4,44 2,7 3,352 Atap Layak (bukan Dedaunan) 100 100 100 99,33 1003 Dinding Tembok 76,9 76,36 83,08 87,87 79,40
Sumber : Data Susenas 2007-2011
Dari tabel di atas terlihat beberapa indikator kualitas perumahan yang ada
di Kota Sukabumi menunjukkan bahwa secara umum indikator kualitas
perumahan sudah cukup baik, ini terlihat dari rumah tangga yang masih memiliki
rumah dengan luas lantai <20m2 hanya sebesar 3,35 persen, sedangkan untuk
fasilitas perumahan lainnya yaitu atap seluruh rumah tangga menyatakan yang
sudah memiliki rumah dengan atap layak yaitu atap beton, genteng dan asbes.
Rumah tangga yang memiliki rumah dengan dinding tembok mencapai 79,40
persen, sisanya sebanyak 20,60 persen masih menggunakan dinding kayu, bambu
atau lainnya.
Kelengkapan fasilitas rumah lainnya seperti penerangan, air minum dan
jamban yang cukup menentukan dalam mengukur tingkat kenyamanan, pada
umumnya di Kota Sukabumi relatif baik. Pada tahun 2011, jumlah rumah yang
menggunakan fasilitas listrik hampir merata yaitu mencapai 99,78 persen. Jumlah
ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, hal ini menunjukkan walaupun
pada umumnya penduduk Kota Sukabumi sudah menikmati fasilitas penerangan
listrik tetapi ada sebagian kecil yang masih belum tersentuh penerangan listrik
yaitu sebanyak 0,22 persen. Selanjutnya untuk rumah yang memiliki fasilitas
jamban sendiri pada tahun 2011 sudah mencapai 78,45 persen.
Rumah dengan fasilitas air minum ledeng yaitu sebesar 9,97 persen, tetapi
hal ini tidak serta merta diartikan bahwa sisanya sebanyak 90,03 persen
menggunakan fasilitas air minum dengan kualitas lebih rendah, karena ada
sebagian penduduk yang menggunakan fasilitas air minum kemasan atau galon
dan sumur artesis atau sumur bor. Variabel air minum kemasan tidak ditampilkan
karena sampai dengan saat ini fasilitas air minum yang dijadikan acuan sebagai
fasilitas perumahan layak baru fasilitas air minum ledeng atau PAM, pada tahun-
tahun ………
- 52 -
tahun berikutnya besar kemungkinan bahwa fasilitas air minum kemasan akan
dimasukan sebagai standar hidup layak.
Tabel 2.22.Persentase Rumahtangga Menurut Beberapa Fasilitas Perumahan
Kota Sukabumi Tahun 2007-2011
No. Fasilitas Perumahaan T a h u n2007 2008 2009 2010 2011
1 Penerangan Listrik 98,26 98,74 99,57 99,55 99,782 Air Minum Ledeng 14,58 11,3 10,06 12,58 9,973 Jamban sendiri 78,52 74,06 79,51 85,62 78,45
Sumber : Data Susenas 2007 – 2011
e. Perencanaan Pembangunan Daerah
Dalam rentang waktu lima tahun terakhir, secara umum kinerja perencanaan
pembangunan daerah telah berhasil meningkatkan kinerja perencanaan baik
perencanaan tahunan, lima tahunan, dan juga jangka panjang (20 tahun). Peran serta
masyarakat dalam perencanaan pembangunan selama kurun waktu 2008-2012
mengalami kenaikan. Hal ini dikarenakan adanya program penguatan fungsi dan
peran SKPD Kecamatan dan Kelurahan, dengan diimplementasikan pemberian
Bantuan Hibah kepada LPM Tingkat Kecamatan dan Kelurahan dalam bentuk
Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan. Hibah ini
sebagai stimulan dari pelaksanaan beberapa kegiatan yang dapat membangkitkan
partisipasi masyarakat, baik kegiatan fisik konstruksi (sederhana), maupun
kegiatan non fisik. Adapun hasil kinerja yang telah dicapai dalam pembangunan
sektor perencanaan pembangunan daerah antara lain :
1) Penyusunan dokumen perencanaan tahunan (RKPD) yang merupakan dasar
bagi penyusunan APBD dapat disusun tepat waktu. Selain itu, dalam RKPD
telah termuat program dan kegiatan yang merupakan hasil sinkronisasi dari
aspirasi masyarakat dan arah kebijakan yang dimuat dalam dokumen
perencanaan yang lebih tinggi (RPJMD dan RPJPD);
2) Persentase usulan masyarakat pada Musrenbang yang dapat diakomodir pada
RKPD mencapai 100%.
3) Terlaksananya beberapa kerjasama pembangunan, karena disadari bahwa
keberhasilan pembangunan salah satunya harus dilaksanakan melalui
kemitraan.
f. Kepemudaan ………
- 53 -
f. Kepemudaan dan Olahraga
Pembangunan bidang kepemudaan dan keolahragaan di Kota Sukabumi
tidak terlepas dari pembangunan sumber daya manusia secara keseluruhan.
Pembinaan dilakukan melalui kader pemuda penggerak pembangunan, sebagai
utusan daerah dalam Jambore pemuda tingkat provinsi, kemah bakti pemuda,
pertukaran pemuda antar provinsi, Kewirausaahaan ESQ dan Program SP3OR.
Selain itu program ini juga telah diintervensi dengan kegiatan pembinaan/lomba
pemuda pelopor. Selain itu untuk meningkatkan pemahaman pemuda terhadap
bahaya narkoba dilakukan dengan penyuluhan secara terus menerus ke kalangan
pemuda bermitra dengan KNPI, Unsur Kesehatan dan Pendidikan, BNK dan
Kepolisian dalam upaya penanggulangan bahaya Narkoba; sampai dengan Tahun
2012 jumlah organisasi kepemudaan sudah berjumlah 66 organisasi.
Pembangunan dalam bidang keolahragaan dilakukan melalui pembinaan
kepada cabang-cabang olah raga yang ada serta pembangunan sarana dan
prasarana olah raga di masyarakat. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan secara
rutin oleh Pemerintah Kota Sukabumi diantaranya adalah :
1) Meningkatnya partsipasi masyarakat dalam Olahraga. Hal ini ditandai dengan
(a) Sampai dengan Tahun 2012 terjadi penambahan titik senam dari tiga titik
senam menjadi sebelas titik senam. Tiga titik dibiayai dari APBD, sedangkan
sisanya 8 titik merupakan partisipasi masyarakat. (b) Melaksanakan Pekan
Olahraga Kota secara rutin 2 (dua) tahun sekali, yang diikuti oleh 7 Kecamatan.
(c) Meningkatnya partisipasi mahasiswa dalam keikutsertaan dalam Invitasi
Olahraga Mahasiswa bekerja sama dengan KNPI Kota Sukabumi. (d)
Berpartisipasi dalam pelaksanaan Pekan Olahraga Pemerintah Antar Daerah
Tingkat Jawa Barat, dan Kota Sukabumi menempati urutan ke 6 di Jawa Barat
(e) Tingginya keikutsertaan masyarakat kalangan lansia dan penyandang cacat
untuk ikut ambil bagian dalam lomba olahraga yang diselenggarakan dalam
rangka hari lansia. (f) Semakin banyaknya event dan dan proposal yang masuk
untuk meminta rekomendasi kegiatan dan termasuk bantuan terutama untuk
urusan olahraga;
2) Terbangunnya 7 (tujuh) lapangan di 7 (tujuh) Kecamatan yang didanai APBD
Provinsi pada Tahun 2009, dan optimalisasi penggunaan gedung sarana
olahraga ………
- 54 -
olahraga baru di kawasan lapangan Suryakencana dan rintisan pembangunan
kolam renang, hal ini berarti menambah asset/jumlah sarana olahraga yang
bisa dipakai oleh publik/masyarakat yang dimiliki Pemerintahan Daerah.
Lapangan olahraga kecamatan yang ada di Kota Sukabumi sebagaimana tabel
berikut :
Tabel 2.23.Lapangan Olahraga Kecamatan
di Kota Sukabumi
No. Kecamatan Kelurahan Luas1. Cikole Subangjaya 4.200 m2
2. Citamiang Gedong Panjang 6.020 m2
3. Baros Baros 6.160 m2
4. Warudoyong Sukakarya 5.780 m2
5. Gunung Puyuh Karang Tengah 6.290 m2
6. Cibeureum Limus Nunggal 6.290 m2
7. Lembur Situ Lembur Situ 6.290 m2
Sumber : Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif, 2013
g. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Koperasi dan UKM merupakan pilar ekonomi masyarakat yang harus
diperkuat di masa yang akan datang. Kegiatan perekonomian di Kota Sukabumi
juga disemarakkan dengan adanya berbagai jenis koperasi. Menurut jenisnya
koperasi dibedakan menjadi 3, yaitu koperasi menurut lembaga dinas, koperasi
menurut usaha komoditi dominan dan koperasi lainnya.
Gambar 2.14.Jumlah Koperasi di Kota Sukabumi, 2006-2011
Banyaknya ………
- 55 -
Banyaknya koperasi aktif di Kota Sukabumi tahun 2011 mencapai 353 buah
dengan jumlah anggota mencapai 31.524 orang. Dari 353 koperasi tersebut
diperoleh total simpanan sebesar Rp 27.417.732.360 atau terjadi peningkatan
sekitar 52,47% jika dibandingkan dengan tahun 2010 yang hanya mencapai Rp.
17.982.019.000. Perkembangan koperasi di Kota Sukabumi dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.24.Banyaknya Koperasi, Anggota, dan Simpanan Menurut Jenis Koperasi
Tahun 2011
Jenis Koperasi Koperasi Anggota SimpananA. Menurut Lembaga Dinas
1. Koperasi Karyawana. Swasta 23 1.187 841.240.326b. BUMN/BUMD 14 1.831 463.235.000
2. Koperasi Fungsionala. Pegawai Negeri 47 5.472 12.720.195.200b. Angkatan Darat 1 835 1.482.520.668c. Kepolisian 2 1.785 2.570.378.199
3. Koperasi Lingkungan Sekolaha. SMU -b. SLTP -c. Pondok Pesantren 22 2.494 157.344.000
B. Menurut Usaha Komoditi Dominan1. Koperasi Serba Usaha 25 1.482 356.715.5172. Koperasi Pedagang Pasar 3 327 27.450.0003. Koperasi Simpan Pinjam 8 956 114.461.0004. Koperasi Angkutan - - -5. Koperasi Industri Kerajinan 8 371 35.550.0006. Koperasi Wanita 10 2.106 2.105.070.0007. Koperasi Profesi 8 423 276.962.0008. Koperasi Veteran 3 297 5.940.0009. Koperasi Pensiunan 10 866 173.875.000
10. Koperasi Unit Desa (KUD) 2 118 58.905.00011. Koperasi Jasa 2 49 14.805.00012. Koperasi BMT 11 338 1.662.445.00013. Koperasi Warga 103 8.172 2.356.786.00014. Koperasi KUB 34 1.956 867.252.00015. Koperasi Kelompok Masyarakat 14 366 871.352.45016. Koperasi Pemuda 1 42 5.250.00017. Koperasi Sekunder 2 51 250.000.000
C. Koperasi Lainnya - - -Tahun 2011 353 31.524 27.417.732.360
Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012
h. Penanaman ………
- 56 -
h. Penanaman Modal
Penanaman modal yang ada di Kota Sukabumi secara umum mengalami
peningkatan sejak tahun 2006-2011, hal ini sebagai salah satu keberhasilan upaya
promosi dan fasilitasi kepada para calon investor yang akan menanamkan
modalnya di Kota Sukabumi. Beberapa upaya tersebut diantaranya adalah :
koordinasi Perencanaan dan Pengembangan Penanaman Modal; promosi potensi
dan peluang Investasi Kota Sukabumi; fasilitasi para pengusaha di Kota sukabumi
dalam mengikuti pameran investasi baik itu dalam kota ataupun luar kota;
promosi potensi dan peluang investasi; fasilitasi dan koordinasi kerja sama di
bidang investasi di Kota Sukabumi; menyediakan media dan informasi untuk
menyelenggarakan pelayanan perizinan dan penanaman modal terpadu yang
handal; memberikan kemudahan dalam pelayanan perizinan dan ketersedian
sarana dalam mensosialisaikan pelayanan penanaman modal dan perizinan serta
adanya data perkembangan penanaman modal di Kota Sukabumi.
Perkembangan investasi di Kota Sukabumi dapat dilihat sebagaimana tabel
berikut :
Tabel 2.25.Banyaknya Modal Luar, Volume Usaha, dan Assetdi Kota Sukabumi Tahun 2006-2011 (Ribu Rupiah)
No Tahun Modal Luar Volume Usaha Asset1 2006 17.688.542.000 37.727.535.000 37.510.900.0002 2007 22.784.665.000 60.943.811.000 46.762.154.0003 2008 25.421.116.000 66.562.571.000 47.544.681.0004 2009 23.682.881.000 69.185.783.000 46.684.618.0005 2010 21.926.792.000 76.104.361.000 51.353.079.0006 2011 31.631.119.549 71.849.707.070 74.500.678.649
Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012
i. Kependudukan dan Catatan Sipil
Kependudukan dan Catatan Sipil meliputi 3 proses, yaitu: pendaftaran
penduduk, pencatatan sipil dan pengelolaan informasi kependudukan.
Pendaftaran penduduk dengan produk Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda
Penduduk (KTP) dan surat keterangan kependudukan. Pencatatan sipil dengan
produk akte kelahiran, akte kematian, akte perkawinan, akte pengangkatan anak
dan ………
- 57 -
dan akte pengakuan/pengesahan anak. Pengelolaan informasi kependudukan
dengan produk data/informasi kependudukan yang berupa olahan proses dari
pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. Penggunaan SIAK (Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan) sebagai pengganti SIMDUK (Sistem Informasi
Kependudukan) diharapkan mampu menjamin kualitas keamanan dalam
penerbitan dokumen kependudukan. Selain penyediaan SIAK, pelaksanaan
administrasi kependudukan juga perlu didukung oleh aparat dengan SDM yang
berkualitas dan prosedur pengurusan yang memberikan kemudahan bagi
masyarakat. Hal ini mengingat pentingnya dokumen administrasi kependudukan
dalam kehidupan bermasyarakat dewasa ini dan masih kurangnya pemahaman
dan kesadaran masyarakat akan hal tersebut. Adapun hasil-hasil yang telah
dicapai dalam pembangunan sektor kependudukan dan catatan sipil antara lain :
1) Pemilik Akta Kelahiran tahun 2012 mencapai 89,19% atau meningkat rata-rata
1,53% per tahun;
2) Pemilik Kartu Keluarga tahun 2012 mencapai 92,5% atau meningkat rata-rata
3,99% per tahun;
3) Pemilik Kartu Tanda Penduduk tahun 2012 mencapai 78,74% atau meningkat
rata-rata 2,37% per tahun;
4) Peningkatan persentase masyarakat yang memiliki Akta Kelahiran, Kartu
Keluarga (KK), dan KTP. Sebagaimana terlihat pada grafik di bawah ini :
Gambar 2.15.Persentase Kepemilikan Akte, KK dan KTP
Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
j. Sosial ………
81,54 83,02 83,32 84,3489,19
72,56 75,8 77,04 79,53
92,5
66,9 69,19 69,47 71,1878,74
0102030405060708090
100
2008 2009 2010 2011 2012
Persentase masyarakatmemiliki akte kelahiran
Persentase masyarakatmemiliki kartu keluarga
Persentase masyarakatmemiliki KTP
- 58 -
j. Sosial dan Tenaga Kerja
1) Sosial
Permasalahan sosial merupakan permasalahan yang harus dihadapi oleh
Kota Sukabumi saat ini dan di masa yang akan datang, berbagai upaya telah
dilakukan oleh Pemerintah Kota Sukabumi dan masyarakat serta swasta
diantaranya pemberdayaan fakir miskin dan penyandang masalah kesejahteraan
sosial (PMKS) lainnya yang dilakukan pada tahun 2008-2012 telah menghasilkan
keberhasilan dalam hal penurunan jumlah PMKS, Penurunan pertumbuhan
PMKS, kegiatan penanganan PMKS, dan jumlah sarana sosial (seperti panti sosial,
panti jompo, dan panti rehabilitasi).
Gambaran pencapaian penurunan pertumbuhan PMKS, Kegiatan
penanganan PMKS dan jumlah sarana sosial seperti panti sosial, panti jompo dan
panti rehabilitasi dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.16.Pertumbuhan PMKS Kota Sukabumi 2008-2012
Pada gambar tersebut memperlihatkan terjadinya trend menurun
pertumbuhan PMKS di Kota Sukabumi pada tahun 2012 dibandingkan dengan
tahun 2011. Ini mengindikasikan bahwa terjadi pengurangan jumlah PMKS di
Kota Sukabumi. Sedangkan pertumbuhan panti sosial di Kota Sukabumi pada
tahun 2012 tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun 2011, ini
dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.17. ………
2008 2009 2010 2011 2012PMKS 16.347 17.255 16.694 14.938 14.719
13.000 13.500 14.000 14.500 15.000 15.500 16.000 16.500 17.000 17.500
- 59 -
Gambar 2.17.Pertumbuhan Panti Sosial Kota Sukabumi 2008-2012
Permasalahan sosial selain menjadi tanggung jawab pemerintah tapi
menjadi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat, hal tersebut merupakan
sumber potensi bagi kesejahteraan sosial masyarakat yang dapat membantu
pemerintah dalam menanggulangi permasalahan sosial. Potensi-potensi tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.26.Rangkuman Rekapitulasi Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial
di Kota Sukabumi Tahun 2011
No KecamatanPotensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial
RelawanSosial Orsos Karang
Taruna WKPS PEDSDKS Jumlah
1 Baros 40 5 4 20 - 692 Citamiang 53 15 5 44 37 1543 Warudoyong 47 9 5 30 - 914 Gunung Puyuh 57 5 4 15 - 815 Cikole 54 5 6 15 - 806 Lembursitu 58 5 5 15 - 837 Cibeureum 31 20 4 20 21 96
Jumlah 340 64 33 159 58 654Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012
2) Tenaga Kerja
Menurut UU No. 13 Tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat (2) disebutkan bahwa
tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun ………
2008 2009 2010 2011 2012realisasi 9 11 18 18 18
911
18 18 18
02468
101214161820
- 60 -
maupun untuk masyarakat. Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat
mendasar dalam kehidupan manusia, karena mencakup dimensi ekonomi dan
sosial. Oleh karenanya, setiap upaya pembangunan selalu diarahkan pada
perluasan kesempatan kerja dan lapangan usaha, dengan harapan penduduk
dapat memperoleh manfaat langsung dari pembangunan.
Secara umum angkatan kerja di Kota Sukabumi pada tahun 2008-2011 rata-
rata sebesar 61,43 persen dari total penduduk. Angkatan kerja di Kota Sukabumi
yang terserap pada lapangan kerja sebanyak 30,13 persen dan sisanya lagi
berstatus tidak bekerja dengan berbagai alasan seperti sedang mencari pekerjaan.
Sedangkan penduduk Kota Sukabumi yang bukan angkatan kerja 38,57 persen
dimana kegiatan terbanyaknya ada pada kegiatan mengurus rumah tangga.
Ditinjau dari gender, angkatan kerja di Kota Sukabumi lebih didominasi oleh laki-
laki, sebaliknya bukan angkatan kerja cenderung dikuasai oleh kaum perempuan
dengan kegiatan utama mengurus rumah tangga . Kondisi ini mencerminkan
bahwa masih kuatnya stigma di masyarakat jika kewajiban pencari nafkah utama
dalam keluarga ada di pihak laki-laki sementara kaum hawa lebih berperan dalam
mengurus rumah tangga, kondisi ketenagakerjaan Kota Sukabumi tahun 2008–
2011 dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 2.27.Kondisi Ketenagakerjaan Kota Sukabumi
Tahun 2008-2011
Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2012
Keterlibatan ………
1 Penduduk 281,143 283,053 282,228 299,2472 Penduduk Usia Kerja 212,302 229,286 198,879 172,9943 Angkatan Kerja 117,273 117,273 119,287 143,9374 Penduduk Yang Bekerja 111,157 117,273 119,287 143,9375 Pencari Kerja 6,048 6,207 8,339 10,0066 Tingkat Paartisipasi AngkatanKerja (TPAK) (%) 55.24 53.85 52.95 66.407 Tingkat Pengangguran TerbukaTerhadap Angkatan Kerja (%) 5.32 7.75 8.80 5.588 Pencari Kerja Yang TelahDitempatkan 1,289 1,593 2,014 3,0159 Persentase Penyerapan TenagaKerja 21.30 25.70 24.15 30.13
TAHUNNO URAIAN 2008 2009 2010 2011
- 61 -
Keterlibatan perempuan dalam kegiatan ekonomi akan memberikan
kesempatan kepada perempuan sebagai sumber daya pembangunan untuk bisa
terakomodasi dengan baik. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa produktivitas
perempuan masih lebih rendah dibanding laki-laki, ditunjukkan oleh rendahnya
jam kerja dan setengah pengangguran pada kelompok kerja perempuan. Hal ini
bisa jadi karena pencari nafkah yang utama masih di pundak lelaki sehingga
perempuan hanya bekerja sekadarnya saja bukan sebagai pencari nafkah utama.
k. Pemberdayaan Masyarakat dan Perlindungan Perempuan dan Anak
1) Pemberdayaan Masyarakat
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas Potensi/Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa telah dilakukan upaya-
upaya di antaranya dengan berkoordinasi dan bekerjasama dengan Instansi terkait
melalui program-program pembangunan yang berorientasi pada penguatan
masyarakat dalam pembangunan. Dari hasil kerjasama tersebut dapat dilihat
Adanya Peningkatan Prosentase Swadaya Murni Masyarakat dari 50,77 % tahun
2008 menjadi 62,30 % pada tahun 2012; Adanya peningkatan Prosentase PKK Aktif
dari 64,81 % tahun 2008 menjadi 87,24 % tahun 2012; Dapat Mempertahankan
Pencapaian Kinerja Posyandu Aktif pada tahun 2008 sebesar 100 % dan dapat
dipertahankan sebesar 100 % di tahun 2012.
2) Pemberdayaan Perempuan dan Anak
Pembangunan bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
di Kota Sukabumi telah menunjukkan perubahan yang signifikan. Hal ini
tercermin dari peningkatan hidup kualitas perempuan. Salah satu indikator
keberhasilan di atas Pemerintah Kota Sukabumi mengambil beberapa kebijakan
terhadap peningkatan peran kaum perempuan dan anak seperti yang
diamanatkan dalam MDGs (Millennium Development Goals), yang secara kualitatif
dan kuantitatif di seluruh sektor dan aspek pembangunan memperlihatkan bahwa
kiprah perempuan dalam bidang politik semakin meningkat.
Beberapa hal yang berkaitan dengan kondisi pemberdayaan perempuan di
Kota Sukabumi diantaranya adalah Pencapaian Partisipasi Perempuan di Lembaga
Pemerintah ………
- 62 -
Pemerintah pada tahun 2008 adalah 7,11 % dan pada Tahun 2012 ada kenaikan
menjadi 10,12 %; Angka Melek Huruf Perempuan Usia 15 Tahun ke atas
Meningkat dari 98,97% pada Tahun 2008 menjadi 99,21% di Tahun 2012;
Pencapaian Partisipasi angkatan kerja Perempuan mengalami peningkatan, pada
tahun 2008 sebesar 33,99 % dan pada tahun 2012 dapat dicapai sebesar 35,14 %.
Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan juga mengalami kenaikan pada tahun 2008-
2009 dan mengalami penurunan pada tahun 2010, akan tetapi kembali meningkat
pada tahun 2011 dan 2012. Hal ini dikarenakan tumbuhnya investasi besar di Kota
dan Kabupaten Sukabumi yang menyerap tenaga kerja terutama dari kalangan
perempuan. Perkembangan dari pencapaian ini dapat dilihat pada gambar berikut
ini :
Gambar 2.18.Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemda Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
Dilihat dari aspek perlindungan anak dan perempuan Kota Sukabumi
sudah memiliki lembaga P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu
Perlindungan/Pemberdayaan Perempuan dan Anak), yang menangani berbagai
kasus yang berkaitan dengan perlindungan perempuan dan anak.
Selain itu pembangunan berbasis keluarga di Kota Sukabumi dilakukan
melalui Program Keluarga Sejahtera dengan gambaran kondisi yang ada
diantaranya menurunkan Prosentase Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I dari
26,92 % di tahun 2008 diturunkan menjadi 23,17 % di Tahun 2012. Meningkatkan
Jumlah Kelompok Bina Keluarga, dari 202 Kelompok pada tahun 2008,
ditingkatkan menjadi 348 Kelompok pada Tahun 2012.
Gambar 2.19. ………
92,2599,5 99,07 99,09 99,21
15
36,94 33,99 35,5 38,5
0
20
40
60
80
100
120
2008 2009 2010 2011 2012AMH Perempuan Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan
- 63 -
Gambar 2.19.Persentase Peserta KB Aktif & Keluarga Pra sejahtera dan KS1
Kota Sukabumi 2008-2012
l. Perhubungan
Meningkatnya jumlah penduduk kota akan disertai dengan penambahan
jumlah sarana angkutan darat baik angkutan publik yaitu kendaraan roda dua
maupun kendaraan roda empat, serta angkutan umum, menuntut ketersediaan
prasarana perhubungan jalan yang memadai untuk pengangkutan barang dan jasa
baik dalam kota maupun ke luar kota. Tantangan yang dihadapi dalam sarana dan
prasarana perhubungan darat adalah bagaimana memfasilitasi kebutuhan
angkutan publik melalui penyebaran jalur-jalur angkutan dan peningkatan serta
pembangunan prasarana jalan. Dinamika dan gambaran pelayanan transportasi
dan angkutan umum di Kota Sukabumi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.28.Rute dan Jumlah Angkutan Kota di Kota Sukabumi
Tahun 2011
No. Lintasan Trayek Jalur Potensi(Buah)
1 Terminal Bungbulang-Ciandam-Stasiun Timur 02 102 Pasundan-Lembursitu 03 2003 Pasar Pelita-Tipar Gede-Dwi Kora 03B4 Lembursitu-A.R. Hakim-Degung 06 205 Pasar Pelita-Goalpara 04 506 Pasar Pelita-Subangjaya 05 227 Cisaat-Yulius Usman-Sanusi 08 2878 Lettu Bakri-Cikareo 09 13
No. ………
77,32 78,18 78,36 78,53 78,78
26,91 26 24,76 23,03 23,17
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2008 2009 2010 2011 2012
Prevalensi PesertaKB Aktif
PersentaseKeluarga PraSejahtera danSejahtera I
- 64 -
No. Lintasan Trayek Jalur Potensi(Buah)
9 Dept. Yogya-Selabintana 10 16210 Alun-alun-Parungseah 11 2011 Bhayangkara I 14 14412 Bhayangkara II 15 15313 Tipar Gede-Ramayana-Balandongan 20 3814 Tipar Gede-Ramayana-Cicadas 21 2715 Tipar Gede-Ramayana-Santiong 21A 3716 Tipar Gede-Ramayana-Jubleg 25 20017 Tipar Gede-Ramayana-Perum Baros 26 4018 Pasar Pelita-Perum Nangeleng 27 8319 Pasar Pelita-Terminal Bungbulang 28 1520 Tipar Gede-Otista-Cikundul 29 10
Jumlah 20 1.531Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012
m. Komunikasi dan Informatika
Bidang Komunikasi dan Informasi termasuk ke dalam sarana dan prasarana
dasar perkotaan, yang menjadi backbone dari pengintegrasian sektoral meliputi
ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan, sehingga mampu menjadi fasilitas
terjadinya hubungan antar wilayah yang merangsang pertumbuhan ekonomi di
Kota Sukabumi, dan menjadi perekat komunitas dengan terjalinnya komunikasi
dan informasi baik vertikal maupun horizontal. Kondisi yang telah dicapai antara
lain : Pembinaan dan pengembangan jaringan komunikasi dan informasi telah
menghasilkan daya dukung dan daya ungkit yang optimal berbasis kinerja dengan
terpasang koneksitas jaringan di 33 Kelurahan, Meningkatkan kualitas kajian dan
analisis data dengan mengembangkan kualitas resources/SDM sebagai operator
sistem hardware pengolah data elektronik dengan tetap memelihara dan sekaligus
meng up date data, informasi serta berita di website Pemerintah Kota Sukabumi
www.sukabumikota.go.id. Memperluas sebaran dan memperkaya khasanah
informasi dengan penerbitan 6.000 eksemplar Berita Kota setiap tahunnya,
Meningkatnya kualitas hubungan kemitraan sinergis yang serasi, selaras dan
seimbang (harmonis) antara pemerintah daerah, masyarakat dan industri pers baik
media massa cetak maupun elektronik, penyebarluasan Informasi yang Bersifat
penyuluhan bagi masyarakat, melalui kegiatan talk show di Radio Siaran
Pemerintah Daerah (RSPD FM) Pemerintah Kota Sukabumi.
n. Pertanahan ………
- 65 -
n. Pertanahan
Desentralisasi sistem pemerintahan membawa konsekuensi dalam
pengelolaan daerah dalam bidang manajemen pertanahan. Pemerintah daerah
harus memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengelola urusan pertanahan,
yang meliputi inventarisasi dan pendaftaran tanah, pengaturan tanah dan
pembangunan properti, penggunaan lahan dan konservasi, retribusi dan pajak
tanah, serta penyelesaian konflik-konflik yang menyangkut penggunaan dan
kepemilikan tanah. Dalam bidang pertanahan yang merupakan salah satu sumber
daya alam yang harus dijaga dan ditata karena mempunyai nilai strategis dalam
tatanan kehidupan manusia bersosial dan bernegara, terutama dalam kaitannya
dengan fungsi lindung maupun budidaya sesuai RTRW.
Prioritas program kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota
Sukabumi di bidang pertanahan, diarahkan pada peningkatan tertib administrasi
pertanahan di tingkat kecamatan dan kelurahan, dengan sasaran peningkatan
kemampuan aparatur kecamatan dan kelurahan dalam mengelola administrasi
pertanahan, yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya tertib administrasi pertanahan.
Urusan wajib pertanahan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Sukabumi
yaitu berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan
Nasional di Bidang Pertanahan, adalah Program Penyelesaian Konflik-konflik
Pertanahan dengan kegiatan yaitu Fasilitasi Penyelesaian Konflik Pertanahan.
Selain itu, Pemerintah Kota Sukabumi juga memberikan izin lokasi bagi
pembangunan-pembangunan yang dilaksanakan oleh sektor swasta, sedangkan
program-program yang berkaitan dengan administrasi pertanahan dikelola oleh
BPN Kota Sukabumi. Selain itu, Pemerintah Kota Sukabumi juga memberikan Izin
Lokasi bagi pembangunan-pembangunan yang dilaksanakan oleh sektor swasta.
o. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Upaya-upaya yang telah dilakukan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik
Dalam Negeri, diantaranya adalah dalam rangka meningkatkan toleransi antar
umat beragama, menyelenggarakan program Pengembangan Wawasan
Kebangsaan melalui kegiatan Peningkatan Toleransi dan Kerukunan dalam
Kehidupan ………
- 66 -
Kehidupan Beragama. Kegiatan ini memfasilitasi masyarakat dalam mewujudkan
toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Kota Sukabumi dalam wadah
Forum Kerukunan Umat Beragama yang dibentuk pada tahun 2007 yang disahkan
melalui Keputusan Walikota Sukabumi Nomor 64 Tahun 2007 tanggal 20 Maret
2007 tentang Pengukuhan Pengurus Forum Kerukunan antar Umat Beragama Kota
Sukabumi Periode 2007-2012. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)
anggotanya terdiri dari para pemuka agama dari semua agama yang ada di Kota
Sukabumi sebanyak 27 orang.
Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dalam memfasilitasi
peningkatan pengetahuan masyarakat, salah satunya melalui kegiatan Penyuluhan
kepada masyarakat yang berkaitan dengan pendidikan politik masyarakat yang
dilakukat tiap tahun. Pelaksanaan penyuluhan politik ditujukan kepada elemen
tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, RT dan RW di seluruh Kota
Sukabumi. Pembinaan LSM, OKP, dan Ormas melalui program pendidikan politik
mampu meningkatkan kualitas pengetahuan tentang perundang-undangan yang
berkaitan dengan politik. Selain itu akan mampu menumbuhkembangkan
pemahaman Peraturan Perundangan tentang Politik bagi LSM, OKP, dan Ormas
di Kota Sukabumi dalam berpartisipasi aktif dan positif untuk kelancaran
Pembangunan Nasional guna terwujudnya masyarakat yang aman dan damai.
Terlaksananya Siskamswakarsa di daerah guna mendukung koordinasi
yang baik antar intelijen dalam menjaga kondusifitas Kota Sukabumi dalam
wadah Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) yang mulai dibentuk pada tahun
2005 dan disahkan melalui Keputusan Walikota Sukabumi Nomor 222 Tahun 2005
tentang Pembentukan Komunitas Intelijen Daerah di Wilayah Kota Sukabumi dan
saat ini telah dikukuhkan ke dalam Peraturan Walikota Sukabumi Nomor 29
Tahun 2011 tentang Komunitas Intelijen Daerah. Komunitas ini melakukan upaya-
upaya perencanaan, pengumpulan informasi, pencarian fakta dan data, serta
pendalaman terkait permasalahan yang terjadi di wilayah Kota Sukabumi dan
sekitarnya, baik menyangkut aspek Ideologi, Politik, Sosial-Budaya, Ekonomi,
Pertahanan dan Keamanan, juga aspek lain yang berkaitan erat dengan stabilitas
ketenteraman dan ketertiban khususnya di Kota Sukabumi. Jumlah anggota
Linmas di Kota Sukabumi sebanyak 1.918 orang, namun masih diperlukan
pelatihan ………
- 67 -
pelatihan dan ketrampilan untuk menambah jumlah anggota Linmas yang terlatih
guna mencapai sasaran meningkatnya ketertiban dan perlindungan serta
kedisiplinan masyarakat. Gambaran umum kondisi anggota Linmas di Kota
Sukabumi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.29.Jumlah Anggota LINMAS Menurut Kecamatan
di Kota Sukabumi Tahun 2011
No Kecamatan Jumlah
1 Baros 2102 Lembursitu 2363 Cibeureum 2034 Citamiang 3205 Warudoyong 3216 Gunung Puyuh 2577 Cikole 371
Jumlah 1.918Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka,2012
p. Keamanan dan Ketertiban Umum
Pemerintah berkewajiban untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat
di wilayahnya. Pemenuhan rasa aman akan berdampak positif pada proses
pembangunan di berbagai sektor. Rasa aman yang dibutuhkan masyarakat adalah
rasa aman dari segala bentuk kerawanan dan masalah sosial. Seperti kita ketahui
banyak sekali kasus ataupun kejadian tindak pelanggaran hukum yang tidak
sampai ke tangan kepolisian.
Biasanya kasus-kasus seperti itu dapat diselesaikan secara kekeluargaan
antara pelaku dan korban. Atau bahkan korban tidak melaporkan tindak
pelanggaran hukum tersebut karena korban mengabaikannya dan merasa tidak
perlu, karena tingkat kerugiannya dianggap relatif kecil bagi ukuran si korban. Di
Kota Sukabumi tahun 2011 penduduk yang mengalami tindak kejahatan sebanyak
2,65 persen, dengan tindak kejahatan yang terbanyak adalah pencurian yaitu
sebesar 1,75 persen, diikuti oleh perampokan 0,65 persen dan terakhir penipuan
sebanyak 0,21 persen. Gambaran umum kondisi keamanan dn ketertiban di Kota
Sukabumi dapat dilihat pada grafik berikut :
Gambar 2.20. ………
- 68 -
Gambar 2.20.Tindak Kejahatan Yang Dialami Oleh Penduduk
Kota Sukabumi Tahun 2011
q. Pemerintahan Umum
Penyelenggaraan pemerintahan di Kota Sukabumi secara implementatif
dilaksanakan oleh SKPD (satuan Kerja Perangkat Daerah) yang melaksanakan baik
urusan wajib maupun urusan pilihan. Untuk menunjang sistem pemerintahan,
jumlah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi pada
Tahun 2011 sebanyak 5.642 orang yang sebagian besar berada pada ruang
golongan VI/a sebanyak 1.557 orang. Sementara golongan tertinggi IV/e hanya 1
orang. Ditinjau dari segi pendidikan hampir setengahnya (2.097 orang)
berpendidikan S-1. Gambaran umum kondisi kepegawaian tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 2.30.Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi
Tahun 2011
No Golongan Ruang Gaji Jumlah1 Sekolah Dasar 1422 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 1663 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 1.4974 D-I/D-II/D-III dan Akademi 1.4865 D-IV 216 S-1 2.0977 S-2 2298 S-3 4
Jumlah 5.642Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012
Beberapa ………
- 69 -
Beberapa hal yang telah dilaksanakan dalam bidang Pemerintahan Umum
dalam melayani masyarakat diantaranya adalah :
1) Penyusunan dan penyampaian Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (LPPD) tepat waktu dan mendapatkan penghargaan dari Pemerintah
Pusat, yaitu Penghargaan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah tingkat
Nasional, Kategori Pemerintah Kota (Peringkat IX) terhadap LPPD Tahun 2009
dan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah tingkat Nasional Kategori
Pemerintah Kota Terbaik (Peringkat VII) terhadap LPPD Tahun 2010, dari
Kementerian Dalam Negeri.
2) Publikasi dari Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah selama tahun
anggaran belangsung. Publikasi ini dimuat di dalam surat kabar nasional.
3) Penyusunan dan penyampaian Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LAKIP)
tepat waktu dan mendapatkan penghargaan secara berturut-turut pada Tahun
2009-2012, yaitu Penghargaan Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah dengan Predikat B Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi RI.
4) Penataan dan Penegasan Batas Daerah dengan Kabupaten Sukabumi, dan
telah dihasilkan Peta Batas Koridor yang berupa pilar batas sebanyak 25 buah.
Selain itu, keluaran lainnya adalah Toponomi wilayah administrasi pada 7
kecamatan dan 33 kelurahan dan Toponomi unsur alam.
5) Data Profil Kelurahan dan Kecamatan. Hasilnya adalah perbaikan papan profil
Kota Sukabumi dan pengisian data profil yang terintegrasi dengan sistem
pada Aplikasi Data Dasar Keluarga dan profil Kelurahan pada Dirjen
Pemberdayaan Masyarakat daanDesa Kementerian Dalam Negeri.
6) Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam Pembangunan di Kelurahan
sebesar 30%.
7) Koordinasi dan Fasilitasi Kegiatan Asosiasi Pemerintah Kota Se-Indonesia.
Pemerintah Kota Sukabumi mendapatkan kepercayaan dari Komisariat
Wilayah III APEKSI menjadi Ketua KOMWIL III APEKSI periode 2008-2011.
Selain itu, keluaran dari kegiatan ini untuk memfasilitasi kegiatan-kegiatan
yang diselenggarakan oleh APEKSI antara lain RAKERNAS, MUNAS,
RAKERKOMWIL dan MUSKOMWIL serta Lokakarya tematik sesuai dengan
kebutuhan dan isu aktual.
8. Penyelesaian ………
- 70 -
8) Penyelesaian konflik-konflik Pertanahan dari eks Tanah Desa, dan
mendapatkan perolehan lahan inventaris baru sebesar ± 4,5 Ha.
9) Penerbitan peraturan dan keputusan Pemerintahan Kota Sukabumi, Peraturan
dan Keputusan yang diterbitkan oleh Pemerintahan Kota Sukabumi selama
tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.31.Peraturan dan Keputusan yang diterbitkan oleh Pemerintahan Kota Sukabumi
Selama Tahun 2008-2012
No. Peraturan dan Keputusanyang Diterbitkan
Tahun Jumlah2008 2009 2010 2011 2012
1. Peraturan Daerah 15 8 6 22 20 712. Peraturan Walikota 26 27 23 33 84 1933. Keputusan Walikota 225 267 296 230 268 1.286
Jumlah 266 302 325 285 372 1.550Sumber : Bagian Hukum Setda Kota Sukabumi, 2013
10) Menyusun SPM urusan wajib, yaitu urusan Sosial, Kesehatan, Ketahanan
Pangan, Ketenagakerjaan, Pemerintahan Dalam Negeri, Pekerjaan Umum dan
penataan Ruang, Lingkungan Hidup, Pendidikan Dasar, Perumahan Rakyat
dan Komunikasi dan Informatika, yaitu Peraturan Walikota Sukabumi Nomor
11 Tahun 2012 tentang Rencana Pencapaian SPM Kota Sukabumi Tahun 2012-
2025.
11) Pengumpulan Data Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan penyusunan SOP
SKPD.
12) Terselenggaranya kegiatan rutinitas Peningkatan Kualitas Pemahaman,
Penghayatan dan Pengamalan (P3) Ajaran Agama,.
13) Peningkatan kegiatan sarana peribadahan terhadap 334 Masjid Jami RW, 33
Masjid Jami Kelurahan, 7 Masjid Besar Kecamatan, lebih dari 99 Musholla /
Langgar, lebih dari 99 Majlis Ta’lim, 18 Gereja, 5 Vihara, 1 Pura/Kuil, dan 65
Pondok Pesantren.
14) Peningkatan peran lembaga pendidikan keagamaan dalam pembinaan mental
spiritual dari 65 Pondok Pesantren, 149 TPA/TPQ, 26 Madrasah Ibtidaiyah,
156 Madrasah Diniyah, 20 Madrasah Tsanawiyah, 8 Madrasah Aliyah, dan 55
Raudatul Atfal.
15. Peningkatan ………
- 71 -
15) Peningkatan Kualitas Penyuluh Agama dan Pelayanan Keagamaan Lainnya.
16) Terkendalinya manajemen pelaksanaan kebijakan Kepala Daerah.
17) Tersedianya Standard Analisis Belanja (SAB) dan Standard Satuan Harga
(SSH) dalam kebutuhan penyusunan dokumen rencana kegiatan dan
keuangan.
r. Perpustakaan
Pelayanan Perpustakaan merupakan salah satu aspek pelayanan umum
kepada masyarakat terutama dalam menunjang kecerdasan masyarakat. Untuk
menjalani peran tersebut perpustakaan umum daerah ditopang dengan
ketersediaan bahan bacaan yang terus ditambah setiap tahunnya. Gambaran
umum kelengkapan bacaan yang ada di Perpustakaan Umum Daerah dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 2.32.Jumlah Pengunjung dan Buku yang Dibaca/Dipinjam di Perpustakaan Daerah
Kota Sukabumi Tahun 2006-2011
No Tahun Pengunjung Buku YangDipinjam
Buku Yang DibacaDi Tempat
1 2006 64.792 39.047 96.7662 2007 98.465 35.028 119.4743 2008 115.863 47.452 133.0244 2009 136.711 81.676 150.6995 2010 137.393 82.848 152.5836 2011 134.165 84.429 147.851
Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka,2012
s. Ketahanan Pangan
1) Tingkat Ketersediaan Pangan Pokok
Tingkat ketersediaan pangan pokok sejak tahun 2010 s.d. 2012
menunjukkan tingkat kecukupan yang sangat baik dan memberikan pengaruh
nyata terhadap terciptanya kondisi ketahanan pangan yang cukup kuat bagi
masyarakat Kota Sukabumi. Hal ini dibuktikan dengan adanya surplus tingkat
ketersediaan pangan pokok yang disebabkan nilai ketersediaan pangan jauh lebih
tinggi dari nilai kebutuhan pangan masyarakat.
Sebagai ………
- 72 -
Sebagai contoh, pada tahun 2011 tingkat ketersediaan pangan pokok sekitar
68.606 ton per tahun, dengan asumsi jumlah penduduk sekitar 356.085 jiwa maka
rata-rata ketersediaan pangan adalah 229 kg/kap/tahun, sedangkan kebutuhan
rata-rata pangan pokok masyarakat secara nasional sekitar 110 kg/kap/tahun. Hal
ini berarti di wilayah Kota Sukabumi, tingkat ketersediaan pangan pokok
mencapai 208% dibandingkan tingkat kebutuhan pangan yang minimal harus
tersedia bagi masyarakat.
Kondisi lain juga menunjukkan pula semakin membaiknya iklim jasa usaha
perdagangan khususnya untuk komoditas pangan, sehingga aktivitas
perdagangan yang meliputi ekspor pangan (dari dalam ke luar daerah) dan impor
pangan (dari luar ke dalam daerah) bisa berjalan dengan sangat lancar dan
kondusif. Perkembangan tingkat ketersediaan pangan pokok periode 2010 hingga
2012 dapat dilihat dalam grafik di bawah ini :
Gambar 2.21.Perkembangan Ketersediaan Pangan Pokok Kota Sukabumi
Tahun 2010-2012 (ton)
2) Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan
Sejak tahun 2010 peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan
ketahanan pangan melalui kegiatan optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan
untuk menunjang kebutuhan dapur keluarga, diketahui semakin tinggi. Kondisi
ini selain disebabkan adanya intervensi pemerintah dalam bentuk pelaksanaan
program dan kegiatan yang secara langsung menyentuh para Kelompok Wanita
Tani ………
2010 2011 2012Series1 67.449,0 68.606,0 77.689,0
67.449,068.606,0
77.689,0
62.000,0 64.000,0 66.000,0 68.000,0 70.000,0 72.000,0 74.000,0 76.000,0 78.000,0 80.000,0
- 73 -
Tani di tiap-tiap kelurahan, juga disebabkan oleh semakin tingginya tingkat
kesadaran masyarakat kelurahan untuk mengelola lahan pekarangan di masing-
masing rumah tangganya seefisien dan seefektif mungkin sesuai dengan minat,
potensi, dan kebutuhan masing-masing, di tengah-tengah semakin tingginya
ancaman akan kerusakan kondisi lingkungan, sebagai dampak dari meningkatnya
aktivitas pertumbuhan ekonomi dan pembangunan fisik di wilayah Kota
Sukabumi.
3) Pemantauan Perkembangan Harga Kebutuhan Pangan Pokok
Sedikitnya satu kali dalam seminggu dilakukan pemantauan di beberapa
lokasi diantaranya Pasar Pelita dan Pasar Gudang Kota Sukabumi. Hal ini
dilakukan sebagai upaya dalam rangka mendeteksi sedini mungkin terjadinya
krisis ketahanan pangan di Kota Sukabumi dan sebagai dasar dalam pengambilan
kebijakan yang dianggap perlu.
4) Peningkatan Produksi Pertanian.
Peningkatan produksi pada beberapa komoditas pertanian, diantaranya
adalah komoditas beras organik (semi organik dan full organik) meningkat sebesar
82,76 % dari 86,99 ton pada tahun 2010 menjadi 158,11 ton pada tahun 2011 dan
komoditas hortikultura meningkat sebesar 38,82% dari 8.132,04 ton pada tahun
2010 menjadi 11.288,61 ton pada tahun 2011. Peningkatan produksi beras organik
terutama ditunjang faktor adanya SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman
Terpadu) dan BLBU (Bantuan Langsung Benih Unggul) yang diberikan oleh
Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Sedangkan peningkatan produksi
hortikultura lebih banyak dipengaruhi faktor peningkatan produksi jenis tanaman
sayur-sayuran.
Salah satu contoh dinamika perkembangan produksi pertanian pokok yaitu
beras non organik, yang pada periode tahun 2008-2012 dapat dilihat dalam
Gambar berikut :
Gambar 2.22. ………
- 74 -
Gambar 2.22.Perkembangan Produksi Beras Non Organik Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012 (ton)
Produksi beras non organik tahun 2011 dibandingkan tahun 2010 sempat
mengalami penurunan disebabkan beberapa hal, diantaranya adanya dampak
perubahan iklim ekstrim sehingga beberapa kawasan pertanian padi mengalami
gagal panen/puso, namun pada tahun 2012 menunjukkan peningkatan volume
produksi yang cukup tinggi. Sedangkan indikator kinerja terkait produktivitas
tanaman padi sejak tahun 2010 justru cenderung menunjukkan trend peningkatan
sebagaimana terlihat dalam gambar berikut :
Gambar 2.23.Perkembangan Produktivitas Padi (Ton/Ha) Kota Sukabumi
Periode 2008-2012
5) Peningkatan ………
11.895,00
14.544,40 15.022,0012.963,90
14.609,00
-
2.000,00
4.000,00
6.000,00
8.000,00
10.000,00
12.000,00
14.000,00
16.000,00
2008 2009 2010 2011 2012
5,72
6,256,12
6,36
6,65
5,20
5,40
5,60
5,80
6,00
6,20
6,40
6,60
6,80
2008 2009 2010 2011 2012
- 75 -
5) Peningkatan Produksi Pangan Asal Ternak.
Peningkatan produksi peternakan terutama pada komoditas telur dan susu.
Produksi telur meningkat sekitar 40,13 % dari 2.107.089 Kg pada tahun 2010
menjadi 2.952.778 Kg pada tahun 2011. Produksi susu meningkat 9,98 % dari
286.704 liter pada tahun 2010 menjadi 315.330 liter pada tahun 2011. Peningkatan
produksi pangan asal ternak, pada akhirnya mendorong peningkatan konsumsi
protein hewani masyarakat Kota Sukabumi sebesar 102,8% dari target yang
direncanakan sebesar 6,53 gram/kapita/hari dapat terealisasi 6,71 gram/
kapita/hari.
2. Layanan Urusan Pilihan
Analisis kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikator-
indikator kinerja penyelenggaraan urusan pilihan pemerintahan daerah dijelaskan
sebagai berikut :
a. Pertanian dan Perikanan
1) Pertanian Tanaman Pangan
Pembangunan pertanian tanaman pangan merupakan bagian dari
pembangunan ekonomi. Pembangunan dibidang ini diarahkan untuk
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani khususnya maupun
masyarakat pada umumnya. Hal ini diupayakan melalui peningkatan produksi
pangan baik kuantitas maupun kualitasnya. Dari sekitar 1.751 Ha lahan pertanian
di Kota Sukabumi, menghasilkan beberapa komoditas pertanian seperti : padi
sawah, palawija, hortikultura, sayur-sayuran, tanaman hias serta tanaman obat-
obatan.
Luas panen bersih padi sawah di Kota Sukabumi pada tahun 2011
mengalami penurunan sebanyak 5,04 % dibanding tahun 2010, yaitu dari 3.813 Ha
pada tahun 2010 turun menjadi 3.621 Ha pada tahun 2011. Begitu juga dengan
hasil produksi padi juga mengalami penurunan sebesar 7,05 % dibanding tahun
2010, yaitu dari 27.920,94 ton pada tahun 2010 menjadi 27.652,00 ton pada tahun
2011. Sementara itu, dari hasil produksi tanaman palawija terlihat bahwa komoditi
ketela pohon menempati urutan teratas, yaitu mencapai 2.435,00 ton. Akan tetapi,
meskipun produksi jagung hanya mencapai 364,77 ton.
Peningkatan ………
- 76 -
Peningkatan produktivitas lahan sawah (padi). Produktivitas padi pada
tahun 2011 meningkat sebesar 6,8% dibandingkan tahun 2010 yaitu semula 6,01
ton/ha (2010) menjadi 6,42 ton/ha (2011). Kemudian pada tahun 2012 meningkat
sekitar 3,3% dibandingkan tahun 2011. Kondisi ini menunjukkan bahwa Kota
Sukabumi telah mampu memenuhi target peningkatan produktivitas padi yang
telah ditetapkan Kementerian Pertanian Republik Indonesia yaitu sebesar 5%
pada tahun 2011.
Dilihat dari sisi penerapan teknologi agribisnis yang ramah lingkungan,
rata-rata mencapai 100 % bahkan lebih dari target yang telah ditetapkan pada
tahun 2011 dan 2012. Dengan penerapan teknologi agribisnis yang ramah
lingkungan baik pada sub sistem agribisnis on farm maupun off farm, maka akan
turut mendukung dalam perwujudan peningkatan kualitas lingkungan hidup
kota.
Peningkatan daya saing dan produktivitas lembaga usaha agribisnis
tergambarkan melalui cakupan pembinaan kelompok/gapoktan yang berjumlah
sekitar 145 kelompok dan 33 gapoktan se Kota Sukabumi mencapai 104,21 %,
tingkat keaktifan kelompok/ gapoktan sebesar 186,2 % dan tingkat aplikasi
teknologi agribisnis sebesar 186,2 %. Upaya pembinaan dan pelatihan terhadap
kelompok tani/gapoktan akan terus ditingkatkan, baik kualitas maupun
intensitasnya, agar mutu sumber saya manusia (SDM) pertanian senantiasa
berkembang, sehingga bisa mengatasi perkembangan kompleksitas tantangan dan
permasalahan dalam pengembangan agribisnis di masa-masa mendatang di Kota
Sukabumi.
Peningkatan kinerja rehabilitasi lahan kritis dilakukan dalam bentuk
penghijauan sebesar 12,5% dari 40 Ha pada tahun 2010 menjadi 45 Ha pada tahun
2011. Keberhasilan kinerja ini didukung adanya alokasi bantuan bibit tanaman
dari BPDAS Citarum-Ciliwung sebanyak 14.500 pohon dan pengadaan bibit pohon
sebanyak 15.400 pohon yang bersumber dari bantuan keuangan Provinsi Jawa
Barat dalam rangka Pencanangan Gerakan Jawa Barat Hijau Berbasis Sekolah
(Green School) Menuju Jawa Barat sebagai Green Province.
Kinerja produksi benih padi lokal merek “BULIR EMAS” produksi UPT
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan ………
- 77 -
Pangan tahun 2011 sebesar 151,6 % yaitu target awal sebanyak 50 ton GKP (gabah
kering panen) per tahun sedangkan realisasinya mencapai 75,8 ton GKP.
Peningkatan produksi benih padi lokal Kota Sukabumi merek “BULIR EMAS”,
disamping merupakan gambaran semakin tingginya minat para petani untuk
menggunakan benih padi unggul bersertifikat produksi daerah sendiri yang secara
kualitas lebih dapat dipertanggungjawabkan dan lebih adaptatif terhadap
lingkungan lokal. Tingkat operasionalisasi dan pemanfaatan sarana prasarana
agribisnis yang dikelola oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dan tersebar
pada 3 UPT Agribisnis yaitu mencapai 166,67%.
Pengembangan bibit unggul pertanian yaitu perbibitan anggrek dengan
sistem kultur jaringan sebanyak 400 bibit, perbibitan/perbenihan tanaman sayuran
organik sebanyak 15 jenis, perbibitan tanaman keras/tanaman pelindung
sebanyak 5 jenis, produksi pupuk organik sebanyak 40 ton dan perbibitan jamur
tiram putih sebanyak 5.000 baglog F3.
Upaya Pemerintah Kota Sukabumi dalam rangka penyediaan sarana
prasarana untuk mendukung terwujudnya agribisnis dan kawasan agribisnis
perkotaan unggulan yang telah dilaksanakan sejak tahun 2008-2012, diantaranya
adalah optimalisasi Balai Benih Padi Sukakarya, optimalisasi RPC Cibeureum,
revitalisasi RPH Pemerintah, optimalisasi alat mesin/mesin pertanian,
pembangunan Sub Terminal Agribisnis (STA) Bungbulang.
2) Perikanan
a) Produksi Perikanan Darat Produksi
Perikanan darat meskipun pada tahun 2009-2010 sempat mengalami
penurunan, namun pada periode tahun 2010-2012 menunjukkan kecenderungan
mengalami kenaikan yang cukup baik yaitu sekitar 2,3%. Hal ini didukung dengan
semakin membaiknya kinerja Unit Balai Benih Ikan Lokal Sukakarya yang dikelola
oleh UPT Agribisnis Perikanan dan telah menjalin kerja sama dengan pihak Forum
Pembudidaya Ikan Kota Sukabumi dalam teknis pengelolaan perbenihan ikan
sejak tahun 2012. Gambaran produksi perikanan di Kota Sukabumi 2008-2012
dapat dilihat dalam Gambar berikut ini :
Gambar 2.24. ………
- 78 -
Gambar 2.24.Data Produksi Perikanan Darat (Ton) Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
b) Tingkat Konsumsi Ikan.
Tingkat konsumsi ikan dihitung berdasarkan realisasi konsumsi ikan
(kg/kap/th) dibandingkan dengan target konsumsi ikan yang ditetapkan. Secara
umum, tingkat konsumsi ikan masyarakat Kota Sukabumi menunjukkan
kecenderungan mengalami peningkatan kinerja rata-rata 4,2% per tahun.
Dinamika tingkat konsumsi ikan di Kota Sukabumi periode tahun 2008-2012 dapat
dilihat dalam Gambar berikut :
Gambar 2.25.Perkembangan Tingkat Konsumsi Ikan (%) Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
Dilihat dari produksi benih ikan berkualitas dari BBI Lokal Sukakarya pada
tahun 2011 mencapai 1.475.500 ekor atau prosentase pencapaiannya adalah
101,41% dari target yang direncanakan. Jenis benih ikan yang diproduksi adalah
Nila ………
1.542,00
1.582,86
1.539,52
1.552,72
1.566,03
1.510,001.520,001.530,001.540,001.550,001.560,001.570,001.580,001.590,00
2008 2009 2010 2011 2012
63,5068,90 77,00 76,00 76,80
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00
2008 2009 2010 2011 2012
- 79 -
Nila (1.320.500 ekor), Lele (68.500 ekor), Koi (10.000 ekor), Komet (20.000 ekor),
Baster (15.000 ekor), Molly (1.500 ekor) dan Mas (40.000 ekor).
Terealisasinya pengiriman perdana benih ikan patin (Pangasius pangasius)
sebanyak 55.000 ekor dan benih ikan koi (Cyprinus capriyo) sebanyak 200 ekor ke
Dinas Perikanan, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan. Benih ikan patin
dan ikan koi tersebut adalah produksi beberapa Kelompok Pembudidaya Ikan
Binaan Bidang Perikanan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Sukabumi.
b. Pariwisata
Kegiatan pariwisata di Kota Sukabumi dapat dilihat dari aktivitas
perhotelan yang dapat dilihat dari banyaknya perusahaan akomodasi dan tamu
yang menginap. Pada tahun 2011 jumlah perusahaan akomodasi di Kota
Sukabumi sebanyak 34 buah yang terdiri dari 707 kamar dan 962 tempat tidur.
Banyaknya tamu yang menginap pada tahun 2011 sebanyak 141.000 orang yang
terdiri dari wisatawan mancanegara sebanyak 591 orang dan wisatawan
nusantara sebanyak 140.409 orang. Jumlah tamu yang menginap tersebut
mengalami kenaikan sebesar 30,95% jika dibandingkan dengan tahun 2010 yang
berjumlah 107.679 orang.
Jika dilihat per kecamatan, diketahui tamu yang menginap di hotel, masih
didominasi di wilayah Kecamatan Cikole, sebesar 67.81%. Hal ini dimungkinkan
karena wilayah Kecamatan Cikole berada di wilayah pusat Kota Sukabumi.
Gambar 2.26.Jumlah Wisatawan yang Menginap di Hotel Kota Sukabumi Tahun 2011
c. Industri ………
- 80 -
c. Industri dan Perdagangan
1) Industri
Pembangunan bidang industri merupakan bagian dari pembangunan
ekonomi Kota Sukabumi yang harus dilaksanakan secara terpadu dan
berkelanjutan, sehingga pembangunan bidang industri dapat memberikan
manfaat yang besar bagi masyarakat. Sektor Industri merupakan sektor yang
didorong untuk menciptakan struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh dalam
rangka menciptakan landasan ekonomi yang kuat agar tumbuh dan berkembang
atas kekuatan sendiri.
Gambar 2.27.Jumlah Tenaga Kerja Perusahaan Industri Besar/Sedang
Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kota Sukabumi Tahun 2011
Secara umum, industri pengolahan menurut jumlah tenaga kerja
dikelompokkan menjadi 4 yaitu industri besar dengan jumlah tenaga kerja 100
orang atau lebih, industri sedang dengan tenaga kerja 20-99 orang, industri kecil
dengan tenaga kerja 5-19 orang dan industri kerajinan rumah tangga dengan
tenaga kerja kurang dari 5 orang.
Hasil Survei Industri Pengolahan tahun 2011 tercatat bahwa jumlah
perusahaan industri besar dan sedang di Kota Sukabumi sebanyak 21 perusahaan
yang terdiri dari 5 perusahaan industri besar dan 16 perusahaan industri sedang
dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 3.337 orang pekerja. Selain
dikelompokkan menurut banyaknya tenaga kerja, kegiatan industri pengolahan
dikelompokkan pula menurut jenis barang produksinya.
Perusahaan ………
- 81 -
Perusahaan industri besar dan sedang yang paling banyak menyerap tenaga
kerja adalah industri tekstil, pakaian jadi dan kulit dengan menyerap tenaga kerja
sebanyak 2.216 pekerja atau sekitar 66,41 %. Kemudian diikuti oleh kelompok
industri yang menghasilkan bahan dari logam dengan tenaga kerja sebanyak 487
orang atau sekitar 14,59 % dari total keseluruhan. Gambaran umum industri yang
ada di Kota Sukabumi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.33.Perkembangan Industri di Kota Sukabumi Tahun 2011
No Jenis Industri Unit Usaha Investasi(Rp 000)
TenagaKerja
1 Industri Kima, Agro, danHasil Hutan (IKAH)
1.486 25.464.187 7.480
2 Industri Aneka (IA) 397 6.356.516 3.5063 Industri Logam dan Alat
Transportasi (ILAT)328 14.378.000 2.102
Jumlah 2.211 46.198.703 13.088Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012
2) Urusan Pilihan Perdagangan
Dalam struktur perekonomian Kota Sukabumi, sektor perdagangan
merupakan sektor yang paling dominan dan memberikan kontribusi paling besar
terhadap PDRB Kota Sukabumi yaitu, mencapai 46,83 % pada tahun 2011.
Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan Badan
Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Kota Sukabumi pada tahun 2011,
diketahui bahwa Pertambahan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) di Kota
Sukabumi mengalami penurunan sebesar 18.88 % yaitu dari 376 perusahaan pada
tahun 2010 menjadi 305 perusahaan pada tahun 2011. Dari sebanyak 305
perusahaan yang memiliki SIUP tersebut, terdiri dari 230 perusahaan besar, 58
perusahaan menengah dan 17 perusahaan kecil.
Jumlah perusahaan yang mengajukan Permintaan Tanda Daftar Perusahaan
pada tahun 2011 mengalami penurunan sebanyak 2,19 % dibanding tahun 2010.
Dari sejumlah 358 perusahaan yang mengajukan Tanda Daftar Perusahaan,
tercatat sebanyak 53 perusahaan berbentuk badan usaha berupa Perseroan
Terbatas, 9 perusahaan berbentuk Koperasi, 110 perusahaan berbentuk CV, 197
perusahaan berbentuk PO.
Gambaran ………
- 82 -
Gambaran jumlah perusahaan yang memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan
pada tahun 2006-2011 dapat dilihat pada gambar berikut di bawah ini :
Gambar 2.28.Jumlah Perusahaan yang Memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
di Kota Sukabumi Tahun 2006-2011
Aspek perdagangan juga tidak akan terlepas dari permasalahan sengketa
konsuman. Pemerintah Kota Sukabumi telah membentuk BPSK (Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen). Jumlah sengketa konsumen yang diselesaikan
dari tahun 2008 s/d triwulan III tahun 2012 sebesar 100%. Jumlah sengketa
konsumen yang diselesaikan dari tahun 2007 (sejak dibentuk) sampai dengan
triwulan III tahun 2012 sebanyak 70 perkara, dengan rata-rata 11 perkara
pertahun.
Apabila dilihat dari nilai ekspor Kota Sukabumi selama kurun waktu 2008-
2011 jumlah nilai ekspor dari tahun 2008 s.d triwulan III tahun 2012 sebesar
363,12% dengan capaian tertinggi pada tahun 2009 sebesar 1.065 % dari tahun 2008
s.d triwulan III tahun 2012 nilai ekspor dari Kota Sukabumi menunjukan capaian
kinerja yang naik turun /cenderung tidak stabil. Hal ini dipengaruhi oleh
permintan dan ketersediaan barang yang akan di eksport. Jumlah Nilai Ekspor
tahun 2008 sebanyak 127,575.70 US$ meningkat menjadi 426,717.66 US$ pada
triwulan III tahun 2012 (334,48%). Nilai ekspor bersih pada tahun 2008 senilai
3,922,249.28 US$ meningkat menjadi 2,448,936.96 US$ pada triwulan III tahun 2012
(37,56%), namun nilai impor dalam kurun waktu 5 tahun tersebut masih tetap
lebih besar dari ekspor, karena barang yang diimpor berupa peralatan atau mesin-
mesin yang nilainya relatif mahal, sedangkan barang yang di ekspor berupa
barang jadi dengan nilai relatif lebih rendah.
Dalam ………
- 83 -
Dalam membangun iklim perdagangan yang baik, Pemerintah Kota
Sukabumi juga melakukan pembinaan-pembinaan kepada kelompok pedagang.
Jumlah Bina Kelompok Pedagang dari tahun 2008 s.d triwulan III tahun 2012
sebesar 149,13%, dengan trend menunjukan penurunan, namun masih dapat
melampaui target yang ditentukan. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan sarana
dan prasarana serta ketersediaan waktu bagi kelompok untuk mengikuti
pembinaan. Jumlah Kelompok yang dibina tahun 2008 sebanyak 23 kelompok
meningkat menjadi 29 Kelompok pada triwulan III tahun 2012 (126,03%).
d. Transmigrasi
Pelayanan umum bidang transmigrasi diperlihatkan dengan perkembangan
penempatan transmigran yang berasal dari Kota Sukabumi. Kondisi yang telah
dicapai dalam pembangunan sektor ketransmigrasian antara lain Penempatan
Transmigrasi Regional, dapat di lihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 2.34.Perkembangan Penempatan Transmigrasi Regional Tahun 2008-2012
No Tujuan Tahun2008 2009 2010 2011 2012
1 Peningkatan Kerjasama antarWilayah, antar Pelaku dan antarSektor dalam rangkapengembangan kawasantransmigrasi
- - - 1 kali 1 kali
2 Pengerahan dan FasilitasiPerpindahan serta PenempatanTransmigrasi untuk memenuhikebutuhan SDM
- 15 KK 10 KK 20 KK 1 kali
Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Sukabumi, 2013
Pada tahun 2012 Pemerintah Kota Sukabumi telah melakukan kerjasama
dengan Pemerintah Kabupaten Konawe Utara dan Pemerintah Kabupaten Bolaang
Mongondow, untuk penempatan transmigran di kedua Kabupaten ini. Adapun
jumlah transmigran pada tahun 2012 adalah :
a) 10 KK / 45 jiwa ditempatkan di Kabupaten Konawe Utara;
b) 10 KK / 35 jiwa ditempatkan di Kabupaten Bolaang Mongondow.
D. ASPEK ………
- 84 -
D. ASPEK DAYA SAING DAERAH
1. Aspek Kemampuan Ekonomi Daerah
Dilihat dari segi kewilayahan, Kota Sukabumi saat ini masih memiliki
potensi di wilayah-wilayah pengembangan yang dapat difungsikan sebagai
sentra-sentra pertumbuhan ekonomi, khususnya dalam peningkatan industri,
pelayanan jasa dan perdagangan komoditas pertanian guna mewujudkan
kemandirian pangan. Potensi pada sektor pertanian, peternakan, dan perikanan
adalah semakin besarnya peluang untuk pemenuhan kebutuhan pangan
masyarakat melalui pengembangan agribisnis terpadu, mulai dari budidaya,
agroindustri dan pengembangan pemasarannya, sejalan dengan perkembangan
penduduk dan perkembangan kota.
Potensi sektor industri di Kota Sukabumi secara umum belum banyak
memberikan kontribusi pada perekonomian Kota Sukabumi. Namun dalam hal
penyerapan tenaga kerja, tingkat penyerapan tenaga kerja di sektor ini cukup
penting dan masih bisa ditingkatkan. Selain perusahaan industri besar dan sedang
yang secara reguler paling banyak menyerap tenaga kerja yang antara lain adalah
industri tekstil dan pakaian jadi, serta berbagai jenis industri menengah dan kecil,
akhir-akhir ini telah muncul kelompok baru yang dikenal dengan Sektor Industri
Kreatif yang dapat menjadi alternatif dalam pengembangan sektor industri dan
perdagangan di Kota Sukabumi ke depan.
Pada sektor industri menengah, kecil dan mikro non formal sebagaimana
pada umumnya di berbagai daerah, membutuhkan pembenahan dan pengelolaan
yang serius. Mengingat peran sektor ini makin meningkat dari sisi jumlah maupun
volume usaha, di samping sebagai alternatif penyerapan tenaga kerja yang dapat
diandalkan pada saat aktivitas sektor formal melemah.
Potensi yang cukup besar ada di sektor perdagangan, hotel, dan restoran,
dengan kondisi pada tahun 2011 menjadi kontributor utama, dengan capaian
84,34%. Pengembangan sektor perdagangan, hotel, dan restoran akan berdampak
pada perkembangan Sektor Pariwisata, karena merupakan sektor pendukungnya.
Peluang pengembangan Sektor Pariwisata ke depan akan semakin besar sejalan
dengan perkembangan kota dan rencana pengembangan jaringan jalan, antara lain
rencana ………
- 85 -
rencana pembangunan jalan tol Ciawi-Padalarang yang melintasi Wilayah
Sukabumi dan sekitarnya.
Potensi lainnya adalah di sektor perdagangan non formal, yang terdiri atas
Pedagang Kaki Lima (PKL) dan kelompok Usaha/Jasa lainnya, mencakup
pedagang keliling, warung makanan/sembako, jasa layanan publik. Sektor ini
menyerap tenaga kerja yang cukup besar dan telah terbukti tahan terhadap
guncangan krisis. Jumlah PKL di Kota Sukabumi tahun 2011 mencapai 3.204
unit/pelaku dan kelompok Usaha/Jasa lainnya mencapai 6,591 unit/pelaku.
Sementara itu, sektor yang mengalami laju pertumbuhan negatif adalah
pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan, terutama pada sub-
sektor tanaman bahan makanan. Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh
negatif. Dengan demikian, fokus pembangunan ekonomi kota sukabumi,
seyogyanya diarahkan pada sektor-sektor jasa yang telah disebutkan sebelumnya,
tanpa mengabaikan sektor-sektor lainnya sebagai penunjang.
Dilihat dari basis ekonomi (economic base), Kota Sukabumi memiliki
sejumlah sektor basis, yaitu sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel, dan
restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor jasa keuangan, dan sektor
jasa-jasa lainnya. Hal ini akan mempermudah pemerintah kota Sukabumi dalam
melakukan identifikasi terhadap setiap sektor, dan memilih sektor mana di kota
Sukabumi yang akan dijadikan leading sector dalam mendorong pertumbuhan
ekonominya.
2. Aspek Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Pemanfaatan lahan yang menjadi potensi saat ini di wilayah Kota Sukabumi
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lahan terbangun dan lahan non-
terbangun, yaitu:
a. Lahan non-terbangun meliputi lahan sawah, ruang terbuka hijau, vegetasi,
kebun, pemakaman, taman dan lain-lain. Lahan sawah/pertanian lahan basah
menempati urutan pertama terbesar pemanfaatan lahan non terbangun di
wilayah Kota Sukabumi yaitu sekitar 43,90 % dari total luas Kota Sukabumi.
b. Lahan terbangun meliputi lahan permukiman, sarana dan prasarana perkotaan,
serta industri. Lahan permukiman menempati urutan pertama terbesar lahan
terbangun ………
- 86 -
terbangun Kota Sukabumi yaitu sekitar 31,19% dari luas total kota yang
tersebar di seluruh wilayah kecamatan/kelurahan yang ada.
Ditinjau dari aspek tata ruang, pemanfaatan lahan Kota Sukabumi di atas
menunjukkan bahwa luas Ruang Terbuka Hijau masih di atas 60% dari total luas
Kota Sukabumi, terdiri dari Lahan non-terbangun yang meliputi lahan sawah,
ruang terbuka hijau, vegetasi, kebun, pemakaman, taman dan lain-lain. Lahan
sawah/pertanian lahan basah menempati urutan pertama terbesar pemanfaatan
lahan non terbangun di wilayah Kota Sukabumi yaitu sekitar 43,90 % dari total
luas Kota Sukabumi. Termasuk hutan kota seluas 4,3 ha (0,1%), dan lahan kritis,
yang disebabkan penurunan tingkat kesuburan dan memiliki kemiringan yang
rawan erosi, yang bisa masuk kategori RTH pada daerah bencana, adalah seluas
127,5 ha atau hanya 2,6% dari total luas Kota Sukabumi. Sehingga potensi
dukungan lingkungan hidup dan pemanfaatan ruang untuk kegiatan budidaya,
khususnya untuk kegiatan perekonomian masih terbuka cukup luas.
Beberapa sarana penunjang perekonomian. diantaranya adalah jalan dan
telekomunikasi sebagai sarana perhubungan, listrik sebagai sarana penerangan,
fasilitas air bersih (PDAM), pada umumnya di Kota Sukabumi relatif baik. Jumlah
rumah yang menggunakan fasilitas listrik yang terpasang hampir merata yaitu
mencapai 563.521.820 VA dan produksi listrik yang terjual mencapai 997.174.991
Kwh.
Selain sektor listrik, yang tidak kalah pentingnya adalah sektor air minum.
Kesadaran pengguna air minum untuk melakukan penghematan penggunaan air
minum akibat terbatasnya kapasitas dan juga untuk menekan biaya menyebabkan
turunnya volume air minum yang disalurkan. Volume air minum yang disalurkan
pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 1,45% yaitu 4.110.775 m³ ,
sedangkan di tahun 2010 4.171.125 m ³. Sementara itu dari 19.940 pelanggan
PDAM Kota Sukabumi, pelanggan terbanyak adalah dari kategori pelanggan non
niaga, yaitu sebanyak 18.751 pelanggan (94,04 %). Sedangkan jumlah pelanggan
terkecil adalah kategori pelanggan industri, yaitu sebanyak 11 pelanggan (0,06%).
Gambar 2.29. ………
- 87 -
Gambar 2.29.Persentase Air Minum yang Didistribusikan Menurut Jenis Konsumen
di Kota Sukabumi Tahun 2011
3. Iklim Berinvestasi
Terus membaiknya perekonomian, baik domestik maupun global, serta
positifnya prospek perekonomian daerah ke depan, mendorong semakin besarnya
peluang investasi yang dapat masuk ke Kota Sukabumi, namun demikian peluang
tersebut harus didukung pula oleh penciptaan situasi dan kondisi Kota Sukabumi
yang kondusif bagi investasi. Rasa aman dan ketersediaan infrastruktur serta
kemudahan regulasi menjadi faktor yang menentukan. Sebagai gambaran kondisi
yang mendukung tersebut antara lain adalah dengan adanya Surat keputusan
Walikota Sukabumi Nomor 04 Tahun 2009 tentang Pelimpahan Kewenangan
Pelayanan Perizinan kepada Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Kota Sukabumi dimana Pelayanan Perizinan tersebut meliputi : Izin gangguan
(HO), Izin Usaha Jasa Kontruksi (IUJK), Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Izin
Tanda Daftar industri (TDI), Izin Usaha Industri (IUI), Izin Reklame dan Izin
Pengambilan Air Bawah Tanah.
4. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia di Kota Sukabumi yang merupakan potensi
memasuki pasar kerja berasal dari output pendidikan maupun pelatihan-pelatihan
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Sukabumi. Sarana yang dimiliki oleh
Kota ………
4422,22%
18.75194,04%
5522,77%
110,06%
1840,92%
Sosial Non Niaga Niaga Industri Khusus
- 88 -
Kota Sukabumi untuk meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia yang akan
memasuki pasar kerja berupa Balai Latihan Kerja (BLK) yang dikelola oleh Dinas
Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Teaching Factory dari Program Kota
Vokasi yang dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi.
Gambaran umum potensi tenaga kerja yang merupakan pencari kerja di
Kota Sukabumi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.35.Jumlah Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin
di Kota Sukabumi Tahun 2011
Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012
BAB III ………
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
Januari 4 39 24 62 130 82 16 20 22 11
Februari 1 45 13 78 90 79 7 14 12 8
Maret 1 53 14 64 94 85 6 8 18 9
April 3 14 18 55 71 34 8 8 8 1
Mei 30 35 40 50 190 229 4 15 10 10
Juni 30 35 40 50 214 229 18 15 10 10
Juli 18 20 36 28 120 137 23 21 6 7
Agustus - 3 2 2 48 54 1 4 2 3
September 27 40 87 48 133 132 50 40 10 25
Oktober 15 28 40 56 110 105 27 23 10 24
Nopember 21 5 44 25 188 77 65 10 30 13
Desember - - 11 28 74 36 12 16 17 18
Tahun 2011 150 317 369 546 1.462 1.279 234 194 155 139
Tahun 2010 52 327 325 806 2.042 1.788 450 699 900 950
BulanSekolah Dasar SLTP SLTA Sarjana Muda Sarjana
- 89 -
BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
A. KINERJA KEUANGAN TAHUN 2008-2019
Kinerja APBD secara umum merupakan gambaran kinerja keuangan suatu
daerah, yaitu ukuran kinerja dengan pendekatan indikator keuangan. Analisis
kinerja keuangan pada dasarnya dilakukan untuk menilai kinerja di masa lalu
dengan melakukan berbagai analisis, sehingga diperoleh posisi keuangan yang
mewakili realitas entitas dan potensi-potensi kinerja yang akan berlanjut ke
depannya.
Analisis kinerja keuangan merupakan usaha mengidentifikasi ciri-ciri
keuangan berdasarkan laporan keuangan yang tersedia. Dalam organisasi
pemerintah untuk mengukur kinerja keuangan ada beberapa ukuran kinerja, yaitu
rasio kemandirian, rasio efektifitas, dan rasio efisiensi.
1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Rasio kemandirian keuangan daerah atau yang sering disebut sebagai
otonomi fiskal menunjukkan kemampuan daerah dalam membiayai sendiri
kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat yang
telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan
daerah. Rasio ini juga menggambarkan ketergantungan pemerintah daerah
terhadap sumber dana eksternal. Semakin tinggi rasio ini, maka tingkat
ketergantungan daerah terhadap pihak eksternal semakin rendah, begitu pula
sebaliknya dalam hal perhitungan ketika tingkat ketergantungan daerah
meningkat.
Adapun kriteria yang digunakan dalam Rasio Kemandirian ini adalah:
Rendah Sekali 0% - 25%, Rendah 25% - 50%, Sedang 50% - 75%, Tinggi 75% - 100%.
Gambaran umum perkembangan Rasio Kemandirian Daerah Tahun 2008-2012
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1. ………
- 90 -
Tabel 3.1.Perkembangan Rasio Kemandirian Daerah Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rasio kemandirian daerah Kota
Sukabumi selama kurun waktu 2008-2012 secara bertahap terus mengalami
peningkatan, dari 17,15 % pada tahun 2008 menjadi 25,45 % pada tahun 2012.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa ketergantungan keuangan dari pihak
eksternal secara bertahap berkurang, serta tingkat partisipasi masyarakat dalam
pembangunan daerah semakin meningkat, terutama dalam membayar pajak dan
retribusi daerah sebagai komponen utama PAD.
2. Rasio Efektivitas
Pengertian efektivitas berhubungan dengan derajat keberhasilan suatu
operasi pada sektor publik, sehingga suatu kegiatan dikatakan efektif jika kegiatan
tersebut mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan menyediakan
pelayanan masyarakat yang merupakan sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya. Rasio efektifitas menggambarkan kemampuan pemerintah daerah
dalam merealisasikan PAD yang direncanakan dibandingkan dengan target yang
ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Semakin besar realisasi penerimaan
PAD dibanding target penerimaan PAD, maka dapat dikatakan semakin efektif,
dan begitu pula sebaliknya.
Rasio efektifitas diukur dengan : Rasio Efektifitas = Realisasi Penerimaan
PAD / Target Penerimaan PAD. Nilai efektifitas diperoleh dari perbandingan
sebagaimana tersebut di atas, diukur dengan kriteria berdasarkan penilaian kinerja
keuangan.
Apabila ………
NO TAHUNJML PENDAPATAN
DI LUAR PADr (%) JUMLAH PAD r (%)
RASIOKEMANDI
RIANDAERAH
1 2008 378,919,757,155 64,988,960,767.00 17.15%2 2009 440,377,546,370 16.22% 66,190,680,359.00 1.85% 15.03%3 2010 473,677,511,586 7.56% 91,472,357,185.00 38.20% 19.31%4 2011 508,136,551,480 7.27% 115,473,386,833.00 26.24% 22.72%5 2012 583,024,270,974 14.74% 148,387,665,338.00 28.50% 25.45%
- 91 -
Apabila persentase kinerja keuangan di atas 100% dapat dikatakan sangat
efektif, 90% - 100 % adalah efektif, 80% - 90% adalah cukup efektif, 60% - 80%
adalah kurang efektif dan kurang dari 60% adalah tidak efektif. Gambaran dari
perkembangan Rasio Efektivitas APBD Kota Sukabumi tahun 2008-2012 dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2.Perkembangan Rasio Efektivitas Pendapatan Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
Dari table tersebut terlihat bahwa rasio efektivitas pendapatan Kota
Sukabumi selama kurun waktu tahun 2008-2013 tingkat efektivitasnya di atas 100
%, yang artinya masuk ke dalam kategori sangat efektif. Namun apabila dilihat
dari pertumbuhannya masih di bawah 1 %, artinya upaya peningkatan
pendapatan Kota Sukabumi harus lebih ditingkatkan lagi di masa yang akan
datang.
3. Rasio Efisiensi
Rasio efisiensi adalah rasio yang menggambarkan perbandingan antara
output dan input atau realisasi pengeluaran, dengan realisasi penerimaan daerah.
Semakin kecil rasio ini, maka semakin efisien, begitu pula sebaliknya. Dalam hal
ini dengan mengasumsikan bahwa pengeluaran yang dibelanjakan sesuai dengan
peruntukkannya dan memenuhi dari apa yang direncanakan. Pada sektor
pelayanan masyarakat adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan baik dan
pengorbanan seminimal mungkin. Suatu kegiatan dikatakan telah dikerjakan
secara efisien jika pelaksanaan pekerjaan tersebut telah mencapai hasil (output)
dengan ………
1 2008 52,871,771,000 64,988,960,767 122.92%2 2009 63,134,763,000 19.41% 66,190,680,359 1.85% 104.84% -14.71%3 2010 82,401,066,000 30.52% 91,472,357,185 38.20% 111.01% 5.88%4 2011 115,473,386,833 40.14% 115,473,386,833 26.24% 100.00% -9.92%5 2012 134,353,797,500 16.35% 148,387,665,338 28.50% 110.45% 10.45%89,646,956,867 26.60% 97,302,610,096 23.70% 109.84% -2.07%Rata-Rata
REALISASI PADTARGET PAD r(%) r(%) RASIOEFEKTIVITAS
r(%)No Tahun
- 92 -
dengan biaya (input) yang terendah atau dengan biaya minimal diperoleh hasil
yang diinginkan. Rasio efisiensi diukur dengan : Rasio Efisiensi = Realisasi
Pengeluaran / Realisasi Penerimaan. Dengan mengetahui hasil perbandingan
antara realisasi pengeluaran dan realisasi penerimaan, dengan menggunakan
ukuran efisiensi tersebut, maka penilaian kinerja keuangan dapat ditentukan.
Apabila kinerja keuangan diatas 100% ke atas dapat dikatakan tidak efisien, 90% -
100% adalah kurang efisien, 80% - 90% adalah cukup efisien, 60% - 80% adalah
efisien dan di bawah dari 60% adalah sangat efisien. Adapun perkembangan rasio
efisiensi Kota Sukabumi tahun 2008-2012 dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 3.3.Perkembangan Rasio Efisiensi Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
Dari tabel tersebut terlihat bahwa pada tahun 2008 Rasio Efisiensi Kota
Sukabumi masuk ke dalam kategori tidak efisien, namun pada tahun 2012 Rasio
Efisiensi mencapai angka 97,50 % masuk ke dalam kategori kurang efisien, hal ini
menunjukkan bahwa upaya Pemerintah Kota Sukabumi mengoptimalkan
pendapatan dan mengefisienkan belanja nya mulai menunjukkan kinerja yang
cukup baik.
B. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN RPJMD TAHUN 2008-2013
Pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah Kota Sukabumi tidak terlepas
dari kebijakan yang ditempuh, baik dari sisi efektivitas pengelolaan penerimaan
pendapatan yang dijabarkan melalui target APBD dan realisasinya, maupun
dilihat dari efisiensi dan efektivitas pengeluaran daerah melalui belanja tidak
langsung ………
TAHUN REALISASIPENDAPATAN r (%) REALISASI BELANJA r (%) RASIO
EFISIENSI r (%)2008 443,908,717,922 457,498,444,562 103.06%2009 506,568,226,729 14.12% 557,821,530,539 21.93% 110.12% 6.85%2010 565,149,868,771 11.56% 568,645,336,614 1.94% 100.62% -8.63%2011 623,609,938,313 10.34% 624,510,233,475 9.82% 100.14% -0.47%2012 731,411,936,312 17.29% 713,153,260,784 14.19% 97.50% -2.64%Rata-Rata 574,129,737,609 10.66% 584,325,761,195 9.58% 102.29% -0.98%
- 93 -
langsung dan belanja langsung. Secara umum gambaran pengelolaan keuangan
daerah yang berkaitan dengan pendapatan dan belanja daerah selama tahun 2008-
2012 telah menunjukkan efektivitas dan efisiensi yang menggembirakan. Ini
menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan daerah telah dilaksanakan dengan
baik dan diharapkan mampu meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan
perekonomian daerah. Kondisi ini ditandai dengan semakin meningkatnya
Penerimaan Daerah khususnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan terjadinya
penghematan dari sisi belanja.
Ada tiga sumber pembiayaan yang memegang peranan penting dalam
keuangan daerah, yaitu Pertama, sumber pembiayaan yang berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Sukabumi, yang pelaksanaannya
ditetapkan melalui Peraturan Daerah setiap tahunnya. Kedua, sumber pembiayaan
yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa
Barat yang pelaksanaannya ditetapkan melalui peraturan daerah setiap tahunnya.
Ketiga, sumber pembiayaan yang berasal dari Anggaran dan Belanja Negara
(APBN) yang di dalamnya terakomodasi dana dekonsentrasi dan dana pinjaman
luar negeri.
Dalam menunjang keberhasilan pengelolaan keuangan daerah, selama
kurun waktu 5 (lima) tahun ini, telah dilakukan melalui berbagai metode
pengelolaan. Ini tidak lain sebagai bentuk restrukturisasi pemerintah sebagai
tindak lanjut reformasi. Dampak reformasi ini juga menyangkut pengelolaan
keuangan daerah. Upaya ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 01 Tahun
2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kota Sukabumi selama 5 (lima) tahun, yaitu dari Tahun
Angaran 2008-2012.
1. Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah
Dalam pengelolaan anggaran pendapatan daerah diupayakan untuk
peningkatan pendapatan pajak dan retribusi daerah tanpa harus menambah beban
bagi masyarakat. Pendapatan daerah dalam struktur APBD masih merupakan
elemen yang cukup penting peranannya baik untuk mendukung penyelenggaraan
pemerintahan ………
- 94 -
pemerintahan maupun pemberian pelayanan kepada publik. Apabila dikaitkan
dengan pembiayaan, maka pendapatan daerah masih merupakan alternatif pilihan
utama dalam mendukung program dan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
dan pelayanan publik di Kota Sukabumi. Arah pengelolaan pendapatan daerah
kota Sukabumi tahun 2008 – 2013 yaitu mobilisasi sumber-sumber PAD dan
penerimaan daerah lainnya. Adapun komponen Pendapatan Daerah terdiri dari
Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Pendapatan Lain-Lain Daerah
Yang Sah. Gambaran umum pencapaian Pendapatan Daerah dapat diuraikan pada
tabel berikut :
Tabel 3.4.Perkembangan Capaian Pendapatan Daerah Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
Dari tabel di atas terlihat bahwa perkembangan rata-rata pencapaian PAD
selama kurun waktu tahun 2008-2012 berkisar antara 100.39 % sampai dengan
105.49 %. Hal ini menunjukkan bahwa upaya Pemerintah Kota Sukabumi untuk
merealisasikan target Pendapatan Daerah cukup baik, namun demikian apabila
melihat capaian per tahunnya relatif berfluktuatif paling tinggi pada Tahun 2008
sebesar 105.49 %, dan paling rendah sebesar 100.78 % pada Tahun 2009.
a. Pendapatan ………
1 2 3 4 5 6 71 PENDAPATAN DAERAH
1.1 Pendapatan Asli Daerah 122.92% 104.84% 111.01% 112.31% 110.45%1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 123.79% 112.30% 109.65% 113.33% 118.62%1.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah 105.82% 111.43% 105.11% 112.71% 105.18%1.1.3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 100.00% 100.00% 100.69% 99.54% 100.00%1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 484.96% 103.37% 112.24% 112.61% 110.01%1.2 Dana Perimbangan 102.77% 98.22% 99.77% 99.86% 98.19%1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak 135.78% 87.98% 98.20% 99.00% 88.03%1.2.2 Dana Alokasi Umum 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%1.2.3 Dana Alokasi Khusus 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 90.77% 99.29% 93.39% 96.60% 94.60%1.3.1 Hibah - - - - -1.3.2 Dana Darurat - 98.53% - - -1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah lainnya 100.03% 100.00% 94.58% 93.70% 84.82%1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 50.91% 213.37% 89.86% 98.42% 100.00%1.3.5 Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah lainnya 85.66% 89.70% 95.50% 94.40% 99.79%
RATA-RATA CAPAIAN 105.49% 100.78% 101.39% 102.92% 101.08%
2011 2012NO Uraian 2008 2009 2010
- 95 -
a. Pendapatan Asli Daerah
Perkembangan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Sukabumi
selama periode Tahun 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 3.5. berikut :
Tabel 3.5.Perkembangan PAD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
Dari data terlihat bahwa pertumbuhan target PAD dalam APBD Kota
Sukabumi dalam kurun waktu 2008-2012 rata-rata sebesar 26.34 % sedangkan
realisasinya rata-rata mencapai 23.70 %. Hal ini menggambarkan kinerja
pencapaian PAD Kota Sukabumi selama 5 tahun terakhir masih harus
ditingkatkan lagi pada tahun-tahun yang akan datang sehingga Pendapatan
Daerah dari komponen Pendapatan Asli Daerah dapat lebih optimal.
b. Dana Perimbangan
Dana Perimbangan menjadi salah satu komponen yang sangat penting bagi
APBD Kota Sukabumi. Dalam 5 (lima) tahun terakhir dana perimbangan Kota
Sukabumi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun demikian karena
sifat Dana Perimbangan ini merupakan dana yang berasal dari eksternal yaitu
Pemerintah Pusat, sehingga perolehannya akan sangat tergantung dari Pemerintah
Pusat. Perkembangan penerimaan dana perimbangan ini dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3.6. ………
APBDProporsi
ThdpAPBD
TARGET RPJMD2008-2013 r(%) TARGET APBD r(%) Rp. r(%) Rp. (%)
1 2008 41,592,000,000 52,871,771,000 64,988,960,767 483,172,779,000 10.94%2 2009 53,319,776,000 28.20% 63,134,763,000 19.41% 66,190,680,359 1.85% 582,333,706,000 10.84%3 2010 54,455,487,229 2.13% 82,401,066,000 30.52% 91,472,357,185 38.20% 576,630,173,000 14.29%4 2011 55,615,389,107 2.13% 102,813,919,000 24.77% 115,473,386,833 26.24% 626,773,462,000 16.40%5 2012 56,799,996,895 2.13% 134,353,797,500 30.68% 148,387,665,338 28.50% 748,450,040,810 17.95%52,356,529,846 8.65% 87,115,063,300 26.34% 97,302,610,096 23.70% 603,472,032,162 14.09%
TARGET PAD REALISASI PAD
Rata-Rata
No Tahun
- 96 -
Tabel 3.6.Perkembangan Dana Perimbangan Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
Tidak dapat dipungkiri bahwa ketergantungan Kota Sukabumi pada
Pemerintah Pusat dan Provinsi untuk APBD Kota Sukabumi cukup besar dalam
membiayai pembangunan Kota Sukabumi. Hal ini terlihat dari proporsi Dana
Perimbangan terhadap APBD Kota Sukabumi yang rata-rata mencapai 66.59%,
Rata-rata target dalam APBD untuk dana perimbangan tumbuh sebesar 10.76%
selama kurun waktu 2008-2012 namun dilihat dari pertumbuhan realisasinya rata-
rata baru mencapai 9.39%.
c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Sumber penerimaan lainnya berasal dari lain-lain pendapatan daerah yang
sah yang terdiri atas penerimaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan
penerimaan dari Pemerintah Pusat. Perkembangan Lain-Lain PAD Yang Sah
selama kurun waktu Tahun 2008-2012 pertumbuhan realisasi capaiannya rata-rata
berada di atas target yang telah ditetapkan. Target dalam RPJMD Tahun 2008-2013
rata-rata tumbuh sebesar 10% sedangkan target dalam APBD tumbuh rata-rata
sebesar 27.64%, namun apabila dilihat dari pertumbuhan realisasinya mencapai
29.41%. Hal ini menggambarkan kinerja sektor pendapatan dari Pendapatan Lain-
Lain PAD Yang Syah cukup baik, proporsi terbesar diperoleh dari RSUD R.
Syamsudin S.H. yang sudah berstatus BLUD.
Untuk lebih jelasnya perkembangan penerimaan Lain-lain Pendapatan yang
Sah dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 3.7 ………
APBDProporsi
ThdpAPBD
TARGET RPJMD 2008-2013 r(%) TARGET APBD r(%) Rp. r(%) Rp. (%)
1 2008 332,093,704,000 331,906,807,000 341,106,451,592 483,172,779,000 68.69%2 2009 355,340,263,280 7.00% 384,732,387,000 15.92% 377,865,432,876 10.78% 582,333,706,000 66.07%3 2010 380,214,081,710 7.00% 386,977,264,000 0.58% 386,088,446,657 2.18% 576,630,173,000 67.11%4 2011 406,829,067,429 7.00% 407,795,864,000 5.38% 407,221,918,044 5.47% 626,773,462,000 65.06%5 2012 435,307,102,149 7.00% 494,088,817,900 21.16% 485,128,119,507 19.13% 748,450,040,810 66.01%381,956,843,714 7.00% 401,100,227,980 10.76% 399,482,073,735 9.39% 603,472,032,162 66.59%
Target DANA PERIMBANGAN REALISASI DANAPERIMBANGAN
Rata-Rata
No Tahun
- 97 -
Tabel 3.7.Perkembangan Dana Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
2. Perkembangan Realisasi Belanja Daerah
Belanja daerah dalam RPJMD Tahun 2008-2013 diarahkan pada
peningkatan proporsi belanja untuk memihak kepentingan publik, di samping
tetap menjaga eksistensi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Dalam
penggunaannya, belanja daerah tetap mengedepankan efisiensi, efektivitas dan
penghematan sesuai dengan prioritas serta diseimbangkan dengan jumlah
Pendapatan Daerah yang ada, yang diharapkan dapat memberikan dukungan
pada program-program strategis daerah.
Capaian realisasi Belanja Daerah selama kurun waktu 2008-2012 masih di
bawah 100 %. Dari Komponen Belanja Tidak Langsung dapat dilihat bahwa
komponen Belanja Pegawai realisasinya selalu di atas 100 %, dimana realisasi
tertinggi terjadi pada tahun 2010. Kondisi ini diakibatkan dari tidak seimbangnya
pertumbuhan jumlah pegawai yang harus digaji dengan kenaikan Dana Alokasi
Umum.
Adapun gambaran umum persentase realisasi Capaian Belanja Daerah
dalam kurun waktu tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.8 ………
APBDProporsi
ThdpAPBD
TARGET RPJMD 2008-2013 r(%) TARGET APBD r(%) Rp. r(%) Rp. (%)
1 2008 33,361,814,000 41,657,818,000 37,813,305,563 483,172,779,000 8.62%2 2009 36,697,995,400 10.00% 62,958,274,000 51.13% 62,512,113,494 65.32% 582,333,706,000 10.81%3 2010 40,367,794,940 10.00% 93,784,531,000 48.96% 87,589,064,929 40.12% 576,630,173,000 16.26%4 2011 44,404,574,434 10.00% 104,464,754,000 11.39% 100,914,633,436 15.21% 626,773,462,000 16.67%5 2012 48,845,031,877 10.00% 103,482,020,010 -0.94% 97,896,151,467 -2.99% 748,450,040,810 13.83%40,735,442,130 10.00% 81,269,479,402 27.64% 77,345,053,778 29.41% 603,472,032,162 13.24%
Target LAIN-LAIN PAD YANG SAH REALISASI LAIN-LAIN PAD YANGSYAH
Rata-Rata
No Tahun
- 98 -
Tabel 3.8.Perkembangan Capaian Belanja Daerah Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
a. Belanja Tidak Langsung
Komponen terbesar pada Belanja Tidak Langsung didominasi oleh Belanja
Pegawai yaitu rata-rata sebesar 80.97 % dan pertumbuhan rata-rata selama kurun
waktu 2008-2012 adalah sebesar 18.60 %. Kondisi ini memperlihatkan bahwa
adanya penambahan pegawai baik melalui rekrutmen maupun pindahan dari
daerah lain yang masuk ke lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi. Proporsi
terbesar kedua pada komponen Belanja Bantuan Sosial sebesar 10.26 % dan Belanja
Hibah sebesar 6.81 %.
Pertumbuhan target Belanja Langsung rata-rata sebesar 15.24 % selama
kurun waktu 2008-2012, sedangkan rata-rata pertumbuhan realisasinya adalah
sebesar 15.84 %. Rata-rata capaiannya adalah sebesar 103.41 % dengan
pertumbuhan rata-rata 0.51 %. Persentase capaian tertinggi terjadi pada Tahun
2010 yaitu sebesar 110.86 % namun demikian semakin menurun dan mencapai
100.74 % pada Tahun 2012. Kondisi ini menggambarkan bahwa Belanja Tidak
Langsung terutama pada Komponen Belanja Pegawai di Kota Sukabumi mulai
Tahun ………
1 2 3 4 5 6 72 BELANJA DAERAH
2.1 Belanja Tidak Langsung 99.02% 99.64% 110.86% 106.81% 100.74%2.1.1 Belanja Pegawai 104.48% 107.81% 114.37% 109.21% 101.52%2.1.2 Belanja bunga - - - - -2 1.3 Belanja subsidi - - - - -2.1.4 Belanja hibah 85.42% 81.93% 92.54% 97.23% 96.82%2.1.5 Belanja bantuan sosial 68.81% 64.44% 102.06% 85.59% 90.04%
2.1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada Propinsi/Kabupaten/Kota danPemerintahan Desa 99.71% - - - -
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/KotaDan Pemerintahan Desa 100.00% - - - 100.00%
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 4.05% 40.08% 104.13% 8.67% 91.84%
2.2 Belanja Langsung 90.71% 92.19% 84.44% 90.54% 88.81%2.2.1 Belanja Pegawai 93.67% 96.45% 97.26% 96.51% 95.69%2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 87.24% 90.97% 91.22% 92.26% 93.63%2.2.3 Belanja Modal 93.38% 91.55% 63.44% 82.70% 72.70%
RATA-RATA CAPAIAN 94.87% 95.91% 97.65% 98.68% 94.77%
2011 2012NO Uraian 2008 2009 2010
- 99 -
Tahun 2010-2012 melebihi dari yang dianggarkan. Kondisi ini salah satunya
diakibatkan dari tidak seimbangnya pertumbuhan jumlah pegawai yang harus
digaji dengan kenaikan Dana Alokasi Umum.
Untuk lebih jelasnya gambaran umum realisasi Belanja Tidak Langsung
selama kurun waktu 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.9.Perkembangan Belanja Tidak Langsung Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
Pertumbuhan Dana Alokasi Umum yang sebagian besar untuk gaji pegawai
rata-rata tumbuh sebesar 9.72 % sedangkan Belanja Pegawai rata-rata tumbuh
sekitar 18.60 %, namun demikian Pemerintah Kota Sukabumi pada tahun 2012
berhasil terus menekan ketidakseimbangan ini. Di masa yang akan dating
Pemerintah Kota Sukabumi harus melakukan kebijakan strategis untuk
menyelaraskan antara penerimaan pegawai dengan penambahan Dana Alokasi
Umum yang diterima.
b. Belanja Langsung
Belanja Langsung pada APBD Kota Sukabumi selama kurun waktu tahun
2008-2012 diarahkan pada :1) Peningkatan program-program yang berorientasi pada masyarakat dan
berupaya melaksanakan realisasi belanja daerah tepat waktu dengan
mendorong proses penetapan Perda APBD secara tepat waktu.2) Meningkatkan kualitas anggaran belanja daerah melalui pola penganggaran
yang berbasis kinerja dan sistem pelaporan yang akuntabel.
3. Mengalokasikan ………
Rp. r(%) Rp. r(%) (%) r(%)
1 2008 231,000,435,000 228,740,950,012 99.02%2 2009 281,530,059,000 21.87% 280,522,149,075 22.64% 99.64% 0.63%3 2010 309,437,752,000 9.91% 343,036,296,035 22.28% 110.86% 11.26%4 2011 350,427,009,000 13.25% 374,303,783,217 9.11% 106.81% -3.65%5 2012 406,237,456,750 15.93% 409,231,632,145 9.33% 100.74% -5.69%315,726,542,350 15.24% 327,166,962,097 15.84% 103.41% 0.51%
CAPAIANNo Tahun
TARGET BELANJA TIDAKLANGSUNG
REALISASI BELANJA TIDAKLANGSUNG
Rata-Rata
- 100 -
3) Mengalokasikan kebutuhan belanja fixed cost, regular cost, dan variable cost
secara terukur dan terarah, yaitu:
a) Pemenuhan kebutuhan dasar dalam menjamin keberlangsungan
operasional kantor (biaya listrik, telepon, air bersih, BBM, internet, dan
servis mobil);
b) Pengalokasian kebutuhan belanja kegiatan yang bersifat rutin sebagai
pelaksanaan Tupoksi SKPD, yang meliputi kegiatan koordinasi, fasilitasi,
konsultasi, sosialisasi, pengendalian dan evaluasi, dan perencanaan
pembangunan;
c) Pengalokasian kebutuhan belanja kegiatan yang mendukung program-
program pembangunan yang menjadi prioritas dan unggulan dari setiap
SKPD;4) Meningkatkan alokasi anggaran bidang ekonomi yang diorientasikan bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat;5) Mengalokasikan belanja tidak langsung yang meliputi gaji dan tunjangan PNS,
belanja subsidi, belanja hibah, belanja sosial, dan belanja bantuan dengan
prinsip proporsional, pemerataan, dan penyeimbang, serta belanja tidak
terduga yang digunakan untuk penanggulangan bencana;6) Penentuan anggaran belanja dengan memperhatikan komposisi belanja tidak
langsung dan belanja langsung dengan visi dan misi Pemerintah Kota
Sukabumi;7) Peningkatan efektivitas belanja bantuan keuangan dan bagi hasil kepada
kecamatan/kelurahan dengan pola Alokasi yang bersifat block grant secara
proporsional, guna memperkuat kapasitas fiskal kecamatan/kelurahan dalam
melaksanakan tugas-tugas pelimpahan wewenang.
Komponen Belanja Langsung dengan proporsi terbesar dalokasikan untuk
Belanja Barang dan Jasa yaitu rata-rata sebesar 44.39 % terbesar kedua
dialokasikan untuk Belanja Modal rata-rata sebesar 34.85 % dan Belanja Pegawai
rata-rata sebesar 20.76 %.
Gambaran umum perkembangan Realisasi Belanja Langsung Kota
Sukabumi Tahun 2008-2012 dapat diuraikan sebagai berikut :
Tabel 3.10 ………
- 101 -
Tabel 3.10.Perkembangan Belanja Langsung Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
Secara objektif masih banyak masalah dan tantangan yang harus di
selesaikan dan menjadi prioritas dalam Tahun 2013-2018 ke depan, tetapi di lain
pihak kondisi dan kemampuan pemerintah dalam hal penyediaan anggaran masih
terbatas, sehingga prinsip efisiensi, efektifitas, equity dan ekonomis tetap menjadi
dasar dalam pengalokasian belanja daerah tentunya dengan memperhatikan tolok
ukur dan target kinerja yang ingin dicapai dari setiap kegiatan yang dilaksanakan.
Dari data di atas terlihat bahwa tingkat realisasi Belanja Langsung Kota Sukabumi
selama kurun waktu 2008-2012 masih di bawah 100 % atau rata-rata capaiannya
mencapai 89.34 %. Kondisi harus diperbaiki dengan meningkatkan tingkat
penyerapan yang ada di seluruh SKPD, memperbaiki sistem pengelolaan
keuangan.
3. Perkembangan Realisasi Pembiayaan Daerah
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 23 ayat (3),
pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit
atau untuk memanfaatkan surplus. Kondisi anggaran dalam Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Sukabumi Tahun Anggaran 2008-
2012, perbandingan antara pendapatan dan belanja masih lebih besar belanja
sehingga dalam pembiayaan digunakan untuk menutup defisit dari selisih
tersebut. Sumber-sumber penerimaan pembiayaan yang paling besar masih tetap
dari pos Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya.
Gambaran ………
Rp. r(%) Rp. r(%) (%) r(%)1 2008 252,172,344,000 228,757,494,550 90.71%2 2009 300,803,647,000 19.28% 277,299,381,464 21.22% 92.19% 1.62%3 2010 267,192,421,000 -11.17% 225,609,040,579 -18.64% 84.44% -8.41%4 2011 276,350,153,000 3.43% 250,206,450,258 10.90% 90.54% 7.23%5 2012 342,212,584,060 23.83% 303,921,628,639 21.47% 88.81% -1.91%287,746,229,812 8.84% 257,158,799,098 8.74% 89.34% -0.29%
CAPAIAN
Rata-Rata
No Tahun TARGET BELANJA LANGSUNG REALISASI BELANJA LANGSUNG
- 102 -
Gambaran umum realisasi Pembiayaan Daerah Kota Sukabumi tahun 2008-
2013 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.11.Perkembangan Pembiayaan Daerah Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012,
Pembiayaan daerah dalam kurun waktu 2009-2011, memperlihatkan bahwa
penerimaan pembiayaan selama ini hanya bersumber dari sisa lebih perhitungan
anggaran tahun sebelumnya (SiLPA). Besaran SiLPA yang relatif besar ini,
terutama disebabkan over target pendapatan dan efisiensi penggunaan
anggaran. Besaran SiLPA menunjukkan trend menurun, yang dapat diartikan
bahwa, disparitas antara perencanaan pendapatan dan belanja daerah dengan
pelaksanaannya yang semakin mengecil menunjukkan bahwa proses
perencanaan dilaksanakan dengan lebih cermat sehingga akan lebih baik pada
tingkat pelaksanaannya.
C. NERACA ………
1 2 3 4 5 6 73 PEMBIAYAAN DAERAH
3.1 Penerimaan Pembiayaan3.1.1 Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) 72,528,158,250 46,673,099,281 20,499,812,122 15,731,425,396 19,225,405,4093.1.2 Pencairan Dana Cadangan 18,500,000,000 30,050,398,413 727,081,117 - -3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan - - - - -3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah - - - - -3 1.5 Penenmaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah - - - 137,855,175 61,641,7343.1.6 Penerimaan Piutang Daerah 241,978,373 - - - 40,750,000
Jumlah Penerimaan Pembiayaan 91,270,136,623 76,723,497,694 21,226,893,239 15,869,280,571 19,327,797,143
3.2 Pengeluaran Pembiayaan3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan 29,585,183,000 220,381,762 - - -3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 4,250,000,000 4,750,000,000 2,000,000,000 500,000,000 1,500,000,0003.2.3 SP2D TA 2007 500,000 - - - -3.2.4 Potongan Pajak SP2D LS / Pinjaman Daerah 200,726 - - 2,962,500,000 1,200,000,000
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 33,835,883,726 4,970,381,762 2,000,000,000 3,462,500,000 2,700,000,000
Pembiayaan Neto 57,434,252,897 71,753,115,932 19,226,893,239 12,406,780,571 16,627,797,143
3.3 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan 43,844,526,257 20,499,812,122 15,731,425,396 11,506,485,409 34,886,472,671
2010 2011 2012NO Uraian 2008 2009
- 103 -
C. NERACA DAERAH
Neraca Daerah Kota Sukabumi Per 2011 dan 31 Desember 2012 dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 3.12.Neraca Daerah Kota Sukabumi Per 2011 dan
31 Desember 2012
27. ASET ………
1 ASET2 ASET LANCAR 5.2.13 Kas di Kas Daerah 5.2.1.1.1 23,007,032,773.00 6,353,790,529.00
4 Kas di RK RSUD R. Syamsudin, SH (PPK-BLUD) 5.2.1.1.2 11,233,122,765.00 11,391,162,521.00
5 Kas di Bendahara Pengeluaran 5.2.1.1.3 15,855,762.00 1,030,452,359.00
6 Kas di Bendahara Penerimaan 5.2.1.1.4 4,943,143,423.82 8,714,280,461.00
7 Investasi Jangka Pendek 5.2.1.1.5 450,000,000.00 450,000,000.00
8 Piutang Pajak 5.2.1.1.6 536,260,318.00 409,323,965.00
9 Piutang Retribusi 5.2.1.1.7 14,766,290,904.00 6,528,754,415.00
11 Bagian Lancar Pinjaman Kepada Perusahaan Negara 5.2.1.1.1 - -
12 Bagian Lancar Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah 5.2.1.1.1 - -
13 Bagian Lancar Pinjaman Kepada Pemerintah Pusat 5.2.1.1.1 - -
10 Piutang Bagi Hasil Pajak Propinsi 5.2.1.1.8 - -
11 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran 5.2.1.1.9 286,472,000.00 164,272,000.00
12 Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan 5.2.1.1.10 13,136,227.00 13,136,227.00
13 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi 5.2.1.1.11 324,460,355.00 304,800,355.00
14 Piutang Lainnya 5.2.1.1.12 693,929,500.00 734,679,500.00
15 Persediaan 5.2.1.1.13 8,782,070,639.00 8,398,705,420.00
16 Jumlah Aset Lancar 65,051,774,666.82 44,493,357,752.00
17 INVESTASI JANGKA PANJANG 5.2.218 Investasi Nonpermanen
21 Pinjaman Kepada Perusahaan Negara - -
22 Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah - -
23 Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah Lainnya - -
24 Investasi Dalam Surat Utang Negara - -
25 Investasi Dalam Proyek Pembangunan - -
19 Investasi Dana Bergulir 5.2.2.2.1 4,162,500,000.00 2,962,500,000.00
20 Investasi Nonpermanen Lainnya 5.2.2.2.2 4,697,417,100.00 4,759,058,834.00
21 Jumlah Investasi Nonpermanen 8,859,917,100.00 7,721,558,834.00
22 Investasi Permanen
23 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 5.2.2.2.3 21,413,710,399.00 19,151,113,796.00
24 Investasi Permanen Lainnya - -
25 Jumlah Investasi Permanen 21,413,710,399.00 19,151,113,796.00
26 Jumlah Investasi Jangka Panjang 30,273,627,499.00 26,872,672,630.00
No. U R A I A N Reff 2012 2011
- 104 -
D. KERANGKA PENDANAAN
Kerangka pendanaan Tahun 2013-2018 disusun untuk memperoleh
gambaran kekuatan keuangan Kota Sukabumi dalam pembangunan daerah, baik
Baik ………
27 ASET TETAP 5.2.3.128 Tanah 205,971,404,586.00 205,122,404,586.00
29 Peralatan dan Mesin 185,090,391,177.00 167,598,200,817.00
30 Gedung dan Bangunan 312,327,398,789.00 287,701,214,535.00
31 Jalan, Irigasi dan Jaringan 520,450,707,085.00 515,453,414,479.00
32 Aset Tetap Lainnya 37,302,098,904.00 32,777,019,263.00
33 Konstruksi Dalam Pengerjaan 34,206,658,303.00 26,822,559,176.00
34 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap - -
35 Jumlah Aset Tetap 1,295,348,658,844.00 1,235,474,812,856.0039 ASET LAINNYA 5.2.440 Tagihan Penjualan Angsuran 5.2.4.4.1 - -
41 Tuntutan Perbendaharaan 5.2.4.4.2 - -
42 Tuntutan Ganti Rugi 5.2.4.4.3 - -
43 Kemitraan dengan Pihak Ketiga 5.2.4.4.4 505,760,084.00 503,862,342.00
44 Aset Tak Berwujud 5.2.4.4.5 3,407,535,547.00 1,958,602,641.00
45 Aset Lain-Lain - -
46 Jumlah Aset Lainnya 3,913,295,631.00 2,462,464,983.0047 JUMLAH ASET 1,394,587,356,640.82 1,309,303,308,221.00
48 KEWAJIBAN49 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK50 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) 5.2.5.5.1 - 848,521.00
51 Utang Bunga - -
52 Utang Jangka Pendek Lainnya 5.2.5.5.2 15,038,562,728.00 16,297,642,806.00
53 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 15,038,562,728.00 16,298,491,327.00
54 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG68 Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat - -
69 Utang Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya - -
70 Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank - -
71 Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank - -
72 Utang Dalam Negeri - Obligasi - -
73 Utang Jangka Panjang Lainnya - -
55 Jumlah Kewajiban Jangka Panjang - -
56 JUMLAH KEWAJIBAN 15,038,562,728.00 16,298,491,327.00
57 EKUITAS DANA58 Ekuitas Dana Lancar 5.2.6.6.159 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) 34,255,844,625.00 19,225,405,409.00
60 Pendapatan yang Ditangguhkan 4,943,310,098.82 8,714,280,461.00
61 Cadangan Piutang 16,620,549,304.00 8,154,966,462.00
62 Cadangan Persediaan 8,782,070,639.00 8,398,705,420.00
63 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek (15,038,562,728.00) (16,298,491,327.00)
64 Jumlah Ekuitas Dana Lancar 49,563,211,938.82 28,194,866,425.0065 EKUITAS DANA INVESTASI 5.2.6.6.2
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Pendek 450,000,000.00 -66 Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang 30,273,627,499.00 26,872,672,630.00
67 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 1,295,348,658,844.00 1,235,474,812,856.00
68 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 3,913,295,631.00 2,462,464,983.00
69 Dana yang Harus disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang - -
71 Jumlah Ekuitas Dana Investasi 1,329,985,581,974.00 1,264,809,950,469.00
72 EKUITAS DANA CADANGAN73 Diinvestasikan dalam Dana Cadangan - -
74 Jumlah Ekuitas Dana Cadangan - -
75 JUMLAH EKUITAS DANA 1,379,548,793,912.82 1,293,004,816,894.0076 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 1,394,587,356,640.82 1,309,303,308,221.00
- 105 -
yang menyangkut Urusan Wajib maupun Urusan Pilihan. Sumber-sumber
pendanaannya sendiri dapat berasal dari APBD Kota Sukabumi, APBD Provinsi
Jawa Barat, APBN maupun masyarakat dan dunia usaha.
1. Asumsi-Asumsi Dasar
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam menyusun kerangka pendanaan
dalam RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 meliputi asumsi kondisi makro
ekonomi dan sosial yang cukup berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan
di Kota Sukabumi. Berbagai tantangan yang akan dihadapi Kota Sukabumi di
tahun 2013-2018 tentunya tidak terlepas dari perekonomian nasional yang masih
akan dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu perekonomian Provinsi Jawa Barat
dan Nasional. Adanya pasar bebas akan menyebabkan semakin beratnya industri
kecil dalam melakukan persaingan dunia usaha. Persaingan ini tidak hanya dalam
hal produk tapi juga menyangkut kapasitas SDM. Tingkat pengangguran dan
kemiskinan yang masih cukup tinggi juga akan terus mewarnai tantangan
perekonomian Kota Sukabumi sejak awal tahun 2013 dan menjadi permasalahan
yang harus ditanggulangi sampai dengan akhir tahun 2018.
Di tahun 2013-2018, diasumsikan kondisi ekonomi makro di tingkat
Nasional yang berdampak tehadap ekonomi makro Regional Jawa Barat dan Kota
Sukabumi diperkirakan akan membaik, sejalan dengan membaiknya kinerja
ekonomi global di tahun 2011-2012. Pertumbuhan ekonomi sebagaimana di atas
diarahkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas serta
memperkuat landasan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan upaya
penanganan kemiskinan, berbasis pada sumber daya yang ada. Pertumbuhan
ekonomi yang didorong dengan stimulus APBD Kota Sukabumi kepada sektor riil
melalui belanja daerah langsung dan tidak langsung diharapkan mampu
menggerakkan semua sektor produksi, terutama pertanian dan perdagangan.
Dari sisi penawaran, sektor-sektor perekonomian yang diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang berarti masih didominasi oleh sektor bangunan,
sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi,
sektor jasa keuangan, dan sektor jasa-jasa lainnya. Sektor-sektor tersebut
merupakan sektor-sektor basis yang diperkirakan masih menjadi leading sector
pertumbuhan ………
- 106 -
pertumbuhan ekonomi Kota Sukabumi pada Tahun 2013 -2018. Dominasi sektor-
sektor tersebut juga masih akan mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja
meskipun belum signifikan sehingga secara bertahap masalah pengangguran
dapat dikurangi. Sektor-sektor lain yang diasumsikan dapat tumbuh positif
berdasarkan potensi yang ada adalah sektor industri dimana akhir-akhir ini
muncul kelompok baru yang dikenal dengan Sektor Industri Kreatif yang dapat
menjadi alternatif dalam pengembangan sektor industri dan perdagangan di Kota
Sukabumi ke depan.
Di samping itu, dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dan
sekaligus mendorong peningkatan perekonomian, bantuan langsung kepada
masyarakat dalam rangka pemberdayaan ekonomi yang sudah berjalan masih
diperlukan dan akan terus dilanjutkan, namun pemberian subsidi tersebut akan
terus dievaluasi agar lebih tepat sasaran dan lebih selektif. Sementara itu, dalam
rangka memenuhi kebutuhan yang penting dan mendesak, pengusulan bantuan
baru dimungkinkan dengan memperhatikan bahwa pemberian subsidi merupakan
pilihan kebijakan terbaik yang perlu dilakukan, memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan, serta dengan mempertimbangkan keterbatasan dana pemerintah
daerah. Selain itu wacana pembatasan bahan bakar minyak bersubsidi dan
kenaikan tarif dasar listrik akan berpengaruh terhadap kinerja ekonomi kota
terutama akan membebani APBD dan berpotensi menekan daya beli masyarakat
yang secara eksisting di lapangan harga-harga telah mengalami kenaikan.
Perubahan iklim (climate change) diperkirakan akan masih berlanjut di tahun
2013-2018 yang juga akan turut mempengaruhi pola tanam petani, maupun siklus
pengelolaan air baku, dan yang lebih luas akan berpengaruh pada permasalahan
ketahanan pangan. Fluktuasi harga minyak dunia dan tingkat volatilitas rupiah
terhadap dollar masih cukup tinggi, masih didominasinya arus modal masuk yang
bersifat jangka pendek, masalah ketenagakerjaan dan hubungan industrial yang
mungkin akan terjadi akan banyak berpengaruh terhadap dinamika perekonomian
Kota Sukabumi secara umum dan pembebanan terhadap RAPBD Kota Sukabumi,
Dari hasil evaluasi terhadap kondisi perekonomian makro dapat dilihat
kecenderungan Laju Inflasi di Kota Sukabumi 2 (dua) tahun terakhir dimana Laju
Inflasi Kota Sukabumi masih berada di atas rata-rata Laju Inflasi Jawa Barat, hal ini
harus ………
- 107 -
harus disikapi dengan baik dan dicarikan solusi yang multi sektor, dengan telah
terbentuknya Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Sukabumi, diharapkan
upaya pengendalian Laju Inflasi terutama yang berkaitan dengan sisi permintaan
dan penawaran komoditi di Kota Sukabumi dapat berjalan dengan baik. Laju
Inflasi Kota Sukabumi didominasi oleh kelompok bahan makanan dan sandang
yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok lainnya. Pengendalian
laju inflasi sangat berpengaruh pada daya beli masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi yang bagus harus diiringi dengan pengendalian laju
inflasi. Tingginya laju inflasi menjadikan arti pertumbuhan ekonomi yang tinggi
menjadi kecil oleh karena kemampuan masyarakat untuk membeli suatu produk
akan tetap atau bahkan menurun. Dengan pertumbuhan ekonomi yang bagus
diharapkan laju inflasi rendah sehingga daya beli masyarakat juga semakin baik
yang selanjutnya diiringi dengan perubahan pola konsumtif menjadi produktif
yaitu dengan menabung dan atau mengembangkan usaha (investasi).
Dari sisi keuangan daerah, pada Tahun 2013-2018 fungsi APBD Kota
Sukabumi sebagai stimulus pertumbuhan ekonomi, masih dapat berperan
maksimal dalam upaya pencapaian Visi dan Misi Walikota Sukabumi Tahun 2013-
2018. Hal ini harus ditunjukkan dengan meningkatnya tingkat penyerapan APBD
Kota Sukabumi, efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran, serta program dan
kegiatan pembangunan yang dapat membangkitkan pertumbuhan ekonomi
masyarakat dan peningkatan penyerapan tenaga kerja di Kota Sukabumi.
Dari sisi Pendapatan Daerah diasumsikan masih sangat bergantung pada
Dana Perimbangan yang berupa Dana Alokasi Umum yang memiliki porsi
terbesar dalam sisi Pendapatan dan cenderung akan bertambah, selain itu Dana
Bagi Hasil Pajak / Dana Bagi Hasil Bukan Pajak diasumsikan akan mengalami
peningkatan terutama dari Provinsi akibat diberlakukannya pajak progresif
kendaraan bermotor. Dari sisi Belanja Daerah diasumsikan akan mengalami
penambahan terutama pada Belanja Tidak Langsung pada pos Belanja Pegawai
yang disebabkan oleh kebijakan pengangkatan pegawai honorer menjadi CPNSD
yang diperkirakan akan banyak menyedot Anggaran Belanja Daerah. Dari sisi
Pembiayaan Daerah, diasumsikan masih berasal dari penerimaan pembiayaan dari
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya dan
pengeluaran ………
- 108 -
pengeluaran pembiayaan diasumsikan dari pos Pembentukan Dana Cadangan dan
Penyertaan Modal (investasi) Daerah.
Selain asumsi-asumsi yang berkaitan dengan makro ekonomi dan keuangan
daerah, pada Tahun Anggaran 2013-2018 ada beberapa asumsi yang terkait
dengan kabijakan pemerintah pusat diantaranya adalah kenaikan gaji PNS yang
tentunya harus dialokasikan dalam RAPBD Kota Sukabumi. Asumsi lainnya yang
merupakan pendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kota Sukabumi
adalah keterlibatan pihak ketiga dalam pembiayaan atas aktifitas yang
dilaksanakan oleh masyarakat. Keterlibatan pihak ketiga dalam pembiayaan
merupakan salah satu bentuk stake holder dalam pembangunan di Kota Sukabumi.
Bentuk keterlibatannya yang dimaksud adalah penyediaan kredit oleh pihak
perbankan kepada aktivitas masyarakat yang produktif “CSR” (corporate social
responsibility) sehingga akan mampu mendorong pergerakan ekonomi. Demikian
juga dengan beberapa perusahaan swasta nasional maupun BUMN yang
memberikan program pendampingan kepada masyarakat “program bina
lingkungan” Pendanaan non APBD yang dilakukan oleh pihak ketiga sebagai
bentuk partisipasi dalam pembangunan diharapkan tiap tahunnya semakin besar
dan bentuk kegiatannya semakin diarahkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
sehingga semakin nyata hasilnya.
2. Proyeksi RAPBD Tahun 2013-2018
Proyeksi RAPBD adalah merupakan perkiraan keuangan daerah yang
meliputi Anggaran Pendapatan, Anggaran Belanja dan Anggaran Pembiayaan
pada tahun 2013-2018 sebagaimana yang diamanatkan dalam Permendagri Nomor
54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah. Proyeksi didasarkan pada perkembangan APBD
Kota Sukabumi 2 tahun terakhir dengan melihat rata-rata pertumbuhan per
tahunnya.
a. Dari sisi Pendapatan Daerah
Upaya mengurangi secara bertahap ketergantungan pembiayaan dari
pemerintah pusat, Pemerintah Kota Sukabumi selama kurun waktu 2013-2018
akan ………
- 109 -
akan melakukan langkah–langkah kebijakan untuk meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah. Adapun langkah–langkah kebijakan dimaksud adalah melalui
usaha instensifikasi dan ekstensifikasi.
Usaha melalui intensifikasi antara lain (1) Melakukan pendataan ulang
obyek pajak dan retribusi untuk akurasi dan pemutahiran data dalam menggali
sumber penerimaan yang belum optimal (2) Meningkatkan efektivitas dan efesiensi
pemungutan dengan cara menekan biaya operasionalnya (3) Melakukan upaya
penagihan terhadap wajib pajak dan retribusi yang menunggak melalui tim
khusus yang dibentuk oleh SKPD terkait. Sementara langkah-langkah usaha
ekstensifikasi pendapatan daerah dilakukan melalui Pembuatan peraturan untuk
menjaring wajib pajak dan retribusi daerah yang baru sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan yang berlaku.
Peluang untuk meningkatkan target pendapatan daerah di masa
mendatang mennjadi lebih terbuka dengan diterbitkannya Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Undang-
undang ini sangat strategis dan mendasar di bidang desentralisasi fiskal, karena
terdapat perubahan kebijakan yang cukup fundamental dalam penataan kembali
hubungan keuangan antara Pusat dan Daerah. UU ini mempunyai tujuan
sebagai berikut :
1) Memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah dalam perpajakan
dan retribusi sejalan dengan semakin besarnya tanggung jawab pemerintah
daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada
masyarakat;
2) Meningkatkan akuntabilitas daerah dalam penyediaan layanan dan
penyelenggaraan pemerintahan dan sekaligus memperkuat otonomi daerah;
3) Memberikan kepastian bagi dunia usaha mengenai jenis-jenis pungutan daerah
dan sekaligus memperkuat dasar hukum pemungutan pajak daerah dan
retribusi daerah, sehingga diharapkan struktur APBD menjadi lebih baik,
iklim investasi di daerah menjadi lebih kondusif karena Peraturan Daerah -
Peraturan Daerah pungutan daerah yang membebani masyarakat secara
berlebihan dapat dihindari, serta memberikan kepastian hukum bagi semua
pihak.
b. Dari ………
- 110 -
b. Dari Sisi Belanja Daerah
Belanja daerah menurut UU No. 33 Tahun 2004 merupakan semua
kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan. Pada dasarnya terdapat dua jenis
belanja menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006 yaitu belanja tidak langsung dan
belanja langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang tidak memiliki
keterkaitan secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang
meliputi belanja pegawai, belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja
bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga. S e d a n g k a n Belanja
langsung merupakan belanja yang memiliki keterkaitan secara langsung dengan
program dan kegiatan, yang meliputi belanja pegawai, belanja barang dan jasa,
dan belanja modal.
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, anggaran
daerah, setiap tahunnya harus dialokasikan untuk fungsi pendidikan sebesar 20%
dari total belanja daerah, dan fungsi kesehatan 10% dari belanja daerah. Di
samping itu, Pemerintah Kota Sukabumi, juga memiliki kewajiban untuk
melaksanakan program-program yang terutama berorientasi pada peningkatan
kesejahteraan serta perekonomian masyarakat Kota Sukabumi, sehingga
pencapaian target IPM dan MDG’s dapat tercapai sesuai yang direncanakan.
Selain itu Anggaran Belanja Daerah juga diarahkan untuk upaya pencapaian Visi,
Misi dan Program Prioritas Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi periode 2013-
2018 disamping program-program dari setiap SKPD yang menjalankan baik
Urusan Wajib maupun Urusan Pilihan.
Kecenderungan semakin meningkatnya kebutuhan belanja pegawai,
pemenuhan belanja rutin perkantoran (fixed cost), belanja bagi hasil, belanja
bantuan keuangan, disisi lain peningkatan pendapatan daerah tidak sebanding
dengan kebutuhan belanja daerah, mengakibatkan kemampuan riil keuangan
daerah cenderung semakin menurun, oleh sebab itu sinergisasi antara kebijakan
yang berkaitan dengan kepegawaian harus dilakukan dengan baik dan cermat.
c. Dari Sisi Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah secara substansial meliputi semua penerimaan yang
perlu dibayar kembali atau semua pengeluaran yang akan diterima kembali, baik
pada ………
- 111 -
pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun- tahun anggaran
berikutnya. Dari data menunjukkan bahwa pembiayaan daerah yang termuat
dalam APBD Kota Sukabumi terdiri atas penerimaan pembiayaan daerah dan
pengeluaran pembiayaan daerah.
Pada sisi penerimaan pembiayaan daerah terdiri dari SiLPA Tahun lalu,
penerimaan kembali penyertaan modal, penerimaan kembali piutang dan
penerimaan hutang. Sedangkan sisi pengeluaran pembiayaan terdiri dari SiLPA
Tahun berkenaan, pembentukan dana cadangan dan penyertaan modal/investasi,
pembayaran pokok utang dan pemberian pinjaman. Sementara selisih antara
Penerimaan pembiayaan dengan pengeluaran pembiayaan merupakan
pembiayaan Netto.
Pembiayaan ditetapkan untuk menutup defisit yang disebabkan oleh
lebih besarnya belanja daerah dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh.
Penyebab utama terjadinya defisit anggaran adalah adanya kebutuhan
pembangunan daerah yang semakin meningkat dan relatif kurang diimbangi
dengan sumber-sumber pembiayaan yang beragam dan pasti. Untuk Kebijakan
diarahkan pada Pembiayaan Daerah yang meliputi penerimaan pembiayaan dan
pengeluaran pembiayaan. Adapun proyeksi RAPBD Tahun 2013-2018 dapat
dilihat pada tabel berikut :
- 112 -
Tabel 3.13.Rancangan APBD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018
II. Belanja ………
2 3 4 5 6 7 8I. Pendapatan Daerah
1.1. Pendapatan Asli Daerah 148,377,316,600.00 167,502,095,100.00 182,043,987,200.00 197,982,012,950.00 215,454,019,600.00 234,611,588,800.00
1.1.1 Pajak Daerah 16,786,664,800.00 23,206,331,400.00 23,786,489,700.00 24,381,151,900.00 24,990,680,700.00 25,615,447,700.00
1.1.2 Retribusi Daerah 9,658,582,900.00 10,170,487,800.00 10,719,694,100.00 11,309,277,300.00 11,942,596,800.00 12,623,324,800.00
1.1.3Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yangdipisahkan
3,822,413,400.00 4,204,654,800.00 4,625,120,200.00 5,087,632,250.00 5,596,395,500.00 6,156,035,000.00
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 118,109,655,500.00 129,920,621,100.00 142,912,683,200.00 157,203,951,500.00 172,924,346,600.00 190,216,781,300.00
1.2. Dana Perimbangan 564,638,186,900.00 596,858,177,000.00 630,934,643,900.00 666,975,741,850.00 705,096,004,250.00 745,416,724,600.00
1.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 87,109,279,900.00 93,206,929,500.00 99,731,414,600.00 106,712,613,600.00 114,182,496,550.00 122,175,271,300.00
1.2.2 Dana Alokasi Umum 449,179,037,000.00 473,883,884,000.00 499,947,497,650.00 527,444,610,000.00 556,454,063,550.00 587,059,037,000.00
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 28,349,870,000.00 29,767,363,500.00 31,255,731,650.00 32,818,518,250.00 34,459,444,150.00 36,182,416,300.00
1.3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 133,598,139,300.00 145,288,331,200.00 158,799,696,800.00 173,849,578,850.00 190,604,936,000.00 208,251,388,600.00
1.3.1 Hibah - - - - - -
1.3.2 Dana Darurat - - - - - -
1.3.3Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi danPemda lainnya.
36,562,323,400.00 40,218,555,800.00 44,240,411,350.00 48,664,452,500.00 53,530,897,750.00 58,883,987,500.00
1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 79,471,932,200.00 87,419,125,400.00 96,161,037,950.00 105,777,141,750.00 116,354,855,950.00 127,990,341,500.00
1.3.5 Bantuan Keu. dari Propinsi atau Pemerintah 17,563,883,700.00 17,650,650,000.00 18,398,247,500.00 19,407,984,600.00 20,719,182,300.00 21,377,059,600.00
Daerah Lainnya
Jumlah Pendapatan 846,613,642,800.00 909,648,603,300.00 971,778,327,900.00 1,038,807,333,650.00 1,111,154,959,850.00 1,188,279,702,000.00
1
No. U r a i a nR-APBD
PerubahanTA. 2013
R-APBDTA. 2014
R-APBDTA. 2015
R-APBDTA. 2016
R-APBDTA. 2017
R-APBDTA. 2018
- 113 -
III. Pembiayaan ………
II. Belanja
2.1. Belanja Tidak Langsung 432,299,309,584.00 460,145,189,750.00 484,608,118,300.00 518,928,676,100.00 556,732,017,600.00 597,348,279,500.00
Belanja Pegawai 389,843,759,134.00 415,588,606,600.00 438,397,814,900.00 470,472,632,300.00 506,431,211,900.00 544,596,055,200.00
Belanja Bunga - - - - - -
Belanja Subsidi - - - - - -
Belanja Hibah 33,897,573,000.00 34,929,500,250.00 35,977,385,200.00 37,056,706,800.00 38,168,408,000.00 39,313,460,000.00
Belanja Bantuan Sosial 5,507,593,300.00 6,058,352,600.00 6,664,187,900.00 7,330,606,700.00 8,063,667,400.00 8,870,034,000.00
Belanja Bagi Hasil Kepada Propinsi/Kab/Kota dan - - - - - -
Pemerintah Desa
Belanja Bantuan Keuangan KepadaPropinsi/Kab/Kota dan Pemerintah Desa
550,384,150.00 568,730,300.00 568,730,300.00 568,730,300.00 568,730,300.00 568,730,300.00
Belanja Tidak Terduga 2,500,000,000.00 3,000,000,000.00 3,000,000,000.00 3,500,000,000.00 3,500,000,000.00 4,000,000,000.00
2.2. Belanja Langsung 430,314,333,216.00 467,503,413,550.00 507,170,209,600.00 541,378,657,550.00 577,922,942,250.00 615,931,422,500.00
Belanja Pegawai 50,806,914,862.00 52,133,050,000.00 53,165,710,900.00 54,119,025,000.00 54,393,405,650.00 54,989,273,700.00
Belanja Barang dan Jasa 230,265,656,300.00 236,816,940,650.00 243,876,448,800.00 250,847,742,350.00 256,837,174,600.00 262,151,289,800.00
Belanja Modal 149,241,762,054.00 178,553,422,900.00 210,128,049,900.00 236,411,890,200.00 266,692,362,000.00 298,790,859,000.00
Jumlah Belanja 862,613,642,800.00 927,648,603,300.00 991,778,327,900.00 1,060,307,333,650.00 1,134,654,959,850.00 1,213,279,702,000.00
Surplus /defisit (16,000,000,000.00) (18,000,000,000.00) (20,000,000,000.00) (21,500,000,000.00) (23,500,000,000.00) (25,000,000,000.00)
2.1.6
2.1.7
2.2.2
2.2.3
2.1.8
2.2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
- 114 -
BAB IV ………
III. Pembiayaan Daerah3.1 Penerimaan Pembiayaan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran TahunAnggaran Sebelumnya (SiLPA)
17,500,000,000.00 20,500,000,000.00 22,500,000,000.00 24,500,000,000.00 26,500,000,000.00 28,500,000,000.00
Pencairan Dana Cadangan - - - - - -
Hasil Penjualan Keakayaan Daerah yangDipisahkan
- - - - - -
Penerimaan Pinjaman Daerah - - - - - -
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman - - - - - -
Penerimaan Piutang Daerah - - - - - -
Jumlah Penerimaan Pembiayaan 17,500,000,000.00 20,500,000,000.00 22,500,000,000.00 24,500,000,000.00 26,500,000,000.00 28,500,000,000.00
3.2 Pengeluaran Pembiayaan
Pembentukan Dana Cadangan - - - - - -
Penyertaan Modal (Investasi) Daerah 1,500,000,000.00 2,500,000,000.00 2,500,000,000.00 3,000,000,000.00 3,000,000,000.00 3,500,000,000.00
Pembayaran Pokok Utang - - - - - -
Pemberian Pinjaman Daerah - - - - - -
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 1,500,000,000.00 2,500,000,000.00 2,500,000,000.00 3,000,000,000.00 3,000,000,000.00 3,500,000,000.00
Pembiayaan Netto 16,000,000,000.00 18,000,000,000.00 20,000,000,000.00 21,500,000,000.00 23,500,000,000.00 25,000,000,000.00
3.3 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran TahunBerkenaan (SILPA)
- - - - - -
3.1.5
3.1.6
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
- 115 -
BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Isu strategis merupakan salah satu pengayaan analisis lingkungan eksternal
terhadap proses perencanaan. Jika dinamika eksternal, khususnya selama 5 (lima)
tahun yang akan datang diidentifikasi dengan baik, maka pemerintahan daerah
akan dapat mempertahankan / meningkatkan pelayanan pada masyarakat.
Pemerintahan daerah yang tidak menyelaraskan diri secara sepadan atas isu
strategisnya, akan menghadapi potensi kegagalan dalam melaksanakan
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawabnya, atau
gagal dalam melaksanakan pembangunan daerah.
Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang
signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) di masa datang. Suatu kondisi /
kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak
diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam
hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.
Karakteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat
penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembangaan/
keorganisasian dan menentukan tujuan di masa yang akan datang. Oleh karena
itu, untuk memperoleh rumusan isu-isu strategis diperlukan analisis terhadap
berbagai fakta dan informasi yang telah diidentifikasi untuk dipilih menjadi isu
strategis. Bagi daerah yang lebih berhasil menciptakan sistem informasi
perencanaan pembangunan daerah, selanjutnya melakukan upaya-upaya rutin
untuk memantau peluang dan ancaman lingkungan eksternal. Oleh karena
kebijakan Pemerintah Daerah tidak lagi bersifat reaktif tetapi lebih antisipatif.
Tanpa itu, akan banyak peluang-peluang penting akan hilang, dengan ancaman
tidak dikenali atau terlambat diantisipasi.
Analisis isu-isu strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kota Sukabumi dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi objektif
daerah ………
- 116 -
daerah dan perkembangan yang terjadi di Kota Sukabumi selama pelaksanaan
pembangunan 5 (lima) tahun terakhir (2008-2013), serta merupakan dasar utama
visi dan misi pembangunan jangka menengah yang juga akan menentukan kinerja
pembangunan dalam 5 tahun mendatang (2013-2018).
A. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN
Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap expectation” antara
kinerja pembangunan yang dicapai saat ini, dengan yang direncanakan serta
antara apa yang ingin dicapai di masa datang dengan kondisi riil saat perencanaan
dibuat. Identifikasi permasalahan pembangunan daerah merupakan salah satu
input bagi perumusan tujuan dan sasaran, yang bersifat prioritas sesuai platform
Walikota dan Wakil Walikota terpilih. Berikut ini beberapa permasalahan
pembangunan di Kota Sukabumi pada periode 2008-2013 :
1. Aspek Sosial Budaya Daerah
Permasalahan umum terkait dengan aspek sosial budaya daerah akan
dilihat dari urusan pendidikan, kesehatan, kepemudaan dan olahraga,
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan
keluarga sejahtera, serta pemberdayaan masyarakat, dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Pendidikan
Pembangunan aspek pendidikan di Kota Sukabumi dititikberatkan pada
peningkatan mutu, perluasan kesempatan belajar terutama pada jenjang
pendidikan dasar. Secara umum permasalahan yang dihadapi adalah kurangnya
tenaga pendidik yang profesional, berkualitas dan kompeten dalam bidang yang
diajarkannya, serta kurang terwujudnya pemerataan pendidikan di segenap
lapisan masyarakat. Berikut beberapa permasalahan yang muncul selama periode
2008-2013 :
1) Belum meratanya daya tampung peserta didik pada jenjang SMP dan
SMA/SMK;
2) Animo masyarakat yang masih relatif tinggi terhadap sekolah negeri;
3) Belum ………
- 117 -
3) Belum menyebar secara merata jenjang persekolahan SMA/SMK dan yang
sederajat pada setiap wilayah Kecamatan;
4) Masih adanya anak usia sekolah yang putus sekolah yang tidak mau
melanjutkan (dikarenakan pengaruh lingkungan);
5) Belum meratanya persekolahan dalam memanfaatkan secara optimal teknologi
informasi (IT) untuk pelayanan pendidikan.
Angka Melek Huruf (AMH) penduduk Kota Sukabumi selama periode
Tahun 2008-2012 mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 menunjukkan angka
99.64% dan tahun 2012 sebesar 99,68%. Pencapaian Rata-Rata Lama Sekolah (RLS)
Kota Sukabumi selama periode Tahun 2008-2012 mengalami peningkatan secara
signifikan sesuai dengan target yang diharapkan dalam RPJMD Kota Sukabumi
Tahun 2008-2013. Pada Tahun 2008 menunjukkan RLS sebesar 9,00, Tahun 2012
sebesar 9,42.
Berkaitan dengan Program Wajib Belajar Pendidikan 12 Tahun yang telah
berjalan selama 7 tahun, Dinas Pendidikan menggunakan angka pembagi usia
penduduk 18 tahun dan tidak lagi menggunakan usia penduduk 15 tahun.
Sehingga perhitungan RLS menurut Dinas Pendidikan Kota Sukabumi menjadi
11.22 tahun pada tahun 2012.
b. Kesehatan
Pengembangan upaya kesehatan yang dilakukan dengan pendekatan:
pemerataan fasilitas kesehatan (equity), peningkatan mutu pelayanan kesehatan
(equality), dan kesinambungan pelayanan (sustainability). Angka Harapan Hidup
(AHH) Kota Sukabumi terlihat mengalami penurunan pada tahun 2011 dan 2012,
hal ini dikarenakan adanya perubahan metoda perhitungan AHH dan tabel
kehidupan yang menjadi dasar perhitungannya, bukan dikarenakan penurunan
kualitas pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Sukabumi.
Penurunan AHH ini juga dirasakan oleh Provinsi Jawa Barat secara umum,
dan juga oleh Kabupaten/Kota lain. Namun demikian, perlu dijelaskan bahwa
apabila digunakan metoda perhitungan dan tabel kehidupan lama untuk
perhitungan AHH pada Tahun 2012, maka pencapaiannya akan menjadi 73,65
tahun.
Gambaran ………
- 118 -
Gambaran tingkat kesehatan masyarakat juga ditunjang oleh besarnya
Angka kematian Bayi (AKB), meskipun Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota
Sukabumi selama periode Tahun 2008-2012 mengalami peningkatan, hal ini
dipengaruhi oleh beberapa variabel antara lain meningkatnya pertumbuhan
penduduk, jumlah pernikahan serta persalinan. Sebagian besar penyebab dari
kematian bayi adalah kelainan bawaan (congenital) dan gizi buruk. Untuk
permasalahan ini diperlukan penanganan yang komprehensif tidak hanya pada
penanganan kasus-kasus persalinan akan tetapi juga perilaku pada saat remaja
dan masa kehamilan.
Selain itu, golongan masyarakat yang kurang mampu, karena pendapatan
dan kesejahteraan yang rendah tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan dasar
kesehatannya. Mereka lebih memfokuskan sumber penghasilannya pada
pemenuhan kebutuhan pangan daripada kesehatannya. Di samping itu
lingkungan perumahan yang tidak sehat, sebagian karena tinggal di pemukiman
kumuh, menyebabkan tingkat kesehatan masyarakat menjadi rendah dan rentan
terhadap berbagai wabah penyakit. Ketidakmampuan mengkonsumsi makanan
dalam jumlah yang cukup serta tingkat pengetahuan gizi yang rendah juga
mempengaruhi ketidakmampuan dalam pemenuhan gizi pada sebagian
masyarakat.
Fasilitas sarana prasarana pelayanan kesehatan juga masih perlu
ditingkatkan kapasitasnya terutama yang menyangkut Puskesmas, RSUD dan
penanganan gawat darurat, agar pelayanan kesehatan dapat merata melayani
seluruh lapisan masyarakat dengan mutu yang semakin baik.
c. Kepemudaan dan Olahraga
Berbagai kegiatan pembangunan di bidang pemuda dan olahraga telah
meningkatkan peran dan partisipasi pemuda serta meningkatkan budaya dan
prestasi olahraga di kalangan masyarakat. Peningkatan partisipasi pemuda dicapai
antara lain melalui berbagai upaya peningkatan kualitas dan kemandirian
pemuda, pembinaan kesadaran bela negara, kewirausahan dan kecakapan hidup
bagi pemuda, serta partisipasi pemuda terdidik dalam peran serta pelaksanaan
pembangunan.
Kemajuan ………
- 119 -
Kemajuan yang dicapai di bidang olahraga didukung oleh upaya
pembinaan olahraga yang bersifat nasional dan internasional, pembibitan dan
pembinaan olahragawan berbakat berdasarkan cabang olahraga prioritas daerah,
serta peningkatan kerjasama pola kemitraan untuk pembangunan sarana dan
prasarana. Berbagai upaya peningkatan peran dan partisipasi pemuda serta
pengembangan budaya olahraga dan peningkatan prestasi olahraga terus
dilanjutkan dan ditingkatkan.
Beberapa permasalahan di bidang kepemudaan dan olah raga dapat
diuraikan sebagai berikut :
1) Belum adanya peraturan daerah tentang Sistem Olahraga Daerah sebagaimana
diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah tentang Sistem Penyelenggaraan
Olahraga, agar daerah membuat Perda tentang penyelenggaraan olah raga
daerah. Sehingga hal ini mengakibatkan belum sinkronnya antara beberapa
kewenangan dan urusan, yang kadangkala terjadi tumpang tindih kewenangan
terutama dalam hal pembinaan olahraga prestasi pada pelajar. Hal ini lebih
dipengaruhi sering tidak sinkronnya antara kewenangan yang dimiliki di
tingkat Nasional dan tingkat Propinsi, dengan peraturan yang harus
dilaksanakan Kota Sukabumi;
2) Masih sedikitnya SDM/Pegawai yang kompeten untuk mengisi sebagai
Pelaksana di unit kerja bidang kepemudaan dan olahraga di Kota Sukabumi,
karena masih kurangnya jumlah pendidikan dan pelatihan terkait
keolahragaan kepada pegawai oleh Pemerintah Daerah;
3) Masih kurangnya sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung
kebutuhan Program dan Kegiatan di urusan kepemudaan dan olahraga, seperti
pengelolaan sarana olahraga milik pemerintah daerah yang belum sepenuhnya
di bawah kelola unit kerja terkait, sehingga berpengaruh pada belum
optimalnya pemanfaatan sarana olahraga, baik di kalangan pemuda maupun
pemanfaat oleh masyarakat.
d. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan
keluarga sejahtera, pemberdayaan masyarakat.
Permasalahan yang dihadapi pada kegiatan pencapaian Prevalensi Peserta
KB Aktif adalah :
1) Masih ………
- 120 -
1) Masih terbatasnya sarana dan prasarana di wilayah yang dapat mendukung
Program KB, seperti Gedung Penyuluh KB/Gedung Sekretariat Koordinator
PLKB Tingkat Kecamatan;
2) Masih terbatasnya jenis kontrasepsi yang menjadi pilihan masyarakat;
3) Belum adanya pelaksana yang bertanggung jawab terhadap Program KB di
tingkat kecamatan (UPT), sehingga belum ada yang mengkoordinasikan
program dan yang membimbing dan mengawasi petugas lapangan tingkat
kelurahan;
4) Masih adanya Peraturan Daerah tentang biaya pemasangan kontrasepsi bagi
masyarakat, khususnya akan berpengaruh bagi masyarakat yang berada pada
tataran ekonomi menengah ke bawah atau masyarakat yang berada pada strata
border line.
Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian Program Keluarga
Sejahtera diantaranya adalah :1) Masih terbatasnya modal yang diberikan pada masyarakat untuk
meningkatkan penghasilan dan pendapatan masyarakat;2) Masih belum optimalnya rata-rata jenjang pendidikan masyarakat usia 15
tahun ke atas;3) Masih tingginya pengangguran;4) Masih terbatasnya kesempatan kerja untuk mencari nafkah tambahan untuk
keluarga.
Permasalahan yang dihadapi Program Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan anak adalah sebagai berikut :1) Ketergantungan pada kesempatan dan kebutuhan Pemerintah dalam
menentukan kualifikasi pendidikan / keahlian, bukan didasari pada jenis
kelamin;2) Masih adanya perbedaan kualitas dan kuantitas pendidikan kaum perempuan
dibanding dengan laki-laki;3) Masih terbatasnya kesempatan / lahan kerja;4) Masih rendahnya rata-rata pengetahuan dan keterampilan kaum perempuan
untuk bekerja.
Permasalahan yang dihadapi Program Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
pada adalah:
1) Seringnya ………
- 121 -
1) Seringnya pergantian Kader Posyandu dan kader PKK tingkat RT, yang
dipengaruhi kesempatan kader muda mendapatkan pekerjaan baru, dan
dampaknya akan berhenti sebagai kader Posyandu atau kader PKK, karena
pekerjaannya tersebut.2) Masih terbatasnya sarana prasarana Posyandu di beberapa kelurahan, sehingga
pelaksanaan Posyandu masih sangat terbatas.
2. Aspek Perekonomian
Permasalahan umum terkait dengan aspek perekonomian akan dilihat dari
urusan Penanaman Modal, Ketenagakerjaan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah,
dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Penanaman Modal
Permasalahan pokok terkait dengan urusan penanaman modal di Kota
Sukabumi antara lain :
1) Luas wilayah Kota Sukabumi yang relatif sangat kecil dan masih terbatasnya
ruang usaha di Kota Sukabumi, sehingga menyulitkan untuk mendatangkan
investor asing yang akan menanamkan modalnya di Kota Sukabumi di sektor
tertentu, khususnya sektor industri;
2) Infrastruktur penunjang investasi yang masih belum memadai;
3) Masih terbentur dengan masalah infrastruktur jalan penghubung dengan Kota
lain yang relatif kecil untuk ukuran jalan antar Kota dan antar Provinsi.
4) Belum tersedianya tenaga teknis perizinan sehingga waktu/proses pelayanan
perizinan sedikit terhambat.
b. Ketenagakerjaan
Tidak dapat dipungkiri bahwa permasalahan tenaga kerja dapat
mempengaruhi aspek perekonomian Kota Sukabumi pada umumnya dan
ekonomi masyarakat pada khususnya. Permasalahan utama yang masih harus
ditangani diantaranya adalah perluasan kesempatan kerja belum dioptimalkan
dan belum diimbangi peningkatan kualitas tenaga kerja agar sesuai dengan
kebutuhan pasar kerja. Kondisi ini dapat mengakibatkan semakin menurunnya
daya ………
- 122 -
daya serap tenaga kerja di pasar kerja yang berdampak pada meningkatnya angka
pengangguran.
c. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Permasalahan pokok urusan koperasi dan usaha kecil menengah di Kota
Sukabumi antara lain:
1) Pengelolaan koperasi pada umumnya belum dilaksanakan secara optimal dan
profesional. Sebagian besar koperasi dikelola paruh waktu atau sisa pekerjaan
lainnya;
2) Masih rendahnya persentase jumlah koperasi yang aktif (58,10%) dibandingkan
jumlah koperasi secara keseluruhan, dan belum semuanya melaksanakan rapat
anggota tahunan (RAT) sebagaimana jati diri koperasi;
3) Sebagian besar (81,93%) pelaku usaha di Kota Sukabumi berada pada posisi
Usaha Mikro Kecil (UMK) dan belum seluruhnya memiliki legalitas sesuai
ketentuan (36%);
4) Pola kemitraan / kerjasama antara Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah
dengan Pengusaha Besar belum optimal, baik di bidang permodalan maupun
pemasaran;
5) Kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia di bidang koperasi dirasakan
masih kurang dibandingkan dengan frekwensi dan kapasitas pembinaan yang
dibutuhkan;
6) Masih adanya image yang berkembang di masyarakat bahwa dana bergulir dari
Pemerintah dianggap hibah, sehingga mengambat laju perguliran dan
penguatan struktur permodalan bagi KUMKM;
7) Belum meratanya kesadaran para pengelola koperasi dan UMKM untuk
memberikan informasi, data dan laporan kepada pihak Pemerintah Cq. Dinas
Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan atas keberhasilan yang dicapai
ataupun kegagalan yang dialami, sehingga sulit untuk dilakukan evaluasi
sebagai bahan pengambilan kebijakan pembinaan selanjutnya.
8) Bidang Koperasi dan UKM menempati gedung di jalan Koperasi Nomor 105,
sedangkan Seketariat menempati gedung di jalan Suryakencana Nomor 78,
sehingga dengan lokasi yang relatif berjauhan terkadang koordinasi
mengalami hambatan.
3. Aspek ………
- 123 -
3. Aspek Penataan Kota
Permasalahan umum terkait dengan aspek penataan ruang akan dilihat dari
urusan pekerjaan umum, perumahan, penataan ruang dan perhubungan, dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Pekerjaan Umum, Perumahan dan Penataan Ruang
Permasalahan pokok urusan pekerjaan umum, perumahan dan penataan
ruang di Kota Sukabumi antara lain:
1) Proses penyusunan rencana tata ruang membutuhkan waktu yang cukup lama
dan sumber daya yang cukup besar, serta belum didukung ketersediaan
dokumen Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL);
2) Masih terpusatnya kegiatan pemerintahan, pendidikan, dan komersil/
perdagangan di wilayah Central Business District (CBD), sehingga terjadi
peningkatan kepadatan aktivitas dan permasalahan di pusat kota.
3) Kondisi infrastruktur dengan waktu pelaksanaan pembangunan yang relatif
lama, namun tingkat kerusakan relatif cepat, yang dipengaruhi oleh masih
kurangnya partisipasi masyarakat dalam memelihara sarana prasarana
pemukiman;
4) Belum maksimalnya pemahaman masyarakat akan upaya pemilahan/
pengolahan sampah, sementara di pihak lain kondisi lahan TPA yang ada
semakin terbatas.
5) Kondisi sanitasi pemukiman yang belum maksimal;
6) Masih tingginya jumlah rumah tidak layak huni yang berakibat pada
terbentuknya kawasan kumuh perkotaan.
7) Keberadaan Pedagang Kaki Lima yang mengganggu keamanan dan
kenyamanan suasana kota;
8) Belum jelasnya batas tanah pemakaman milik Pemerintah Kota Sukabumi dan
batas tanah adat milik masyarakat.
b. Perhubungan
Permasalahan pokok urusan perhubungan di Kota Sukabumi antara lain :
1) Belum optimalnya ketersediaan akses-akses jalan pendukung (jalan tol dan
alternatif jalan lingkar);
2) Masih ………
- 124 -
2) Masih tingginya tingkat kerusakan jalan yang disebabkan pembebanan ruas
jalan dan permasalahan drainase yang tidak optimal;
3) Karakteristik pertumbuhan perekonomian pada pusat kota, yang berdampak
permasalahan lalu lintas seperti kepadatan lalu lintas, rendahnya kecepatan
yang wajar, dan pelanggaran kedisipinan lalu lintas, menjadi terpusat,
kompleks, dan sulit ditangani;
4) Tidak optimalnya fungsi sarana prasarana penunjang lalu lintas seperti fasilitas
pejalan kaki, halte dan rambu, dikarenakan permasalahan sosial masyarakat,
seperti keberadaan pedagang kaki lima yang tidak pada tempatnya.
4. Aspek Sarana dan Prasarana Daerah
Permasalahan umum terkait dengan sarana dan prasarana daerah di Kota
Sukabumi antara lain :
a. Kondisi sarana dan prasarana di Kota Sukabumi saat ini masih belum optimal
kualitas ataupun cakupan pelayanannya, sehingga belum memadai dalam
menopang pembangunan sektor riil di Kota Sukabumi termasuk untuk
mendorong sektor produksi serta pengembangan wilayah. Kondisi sarana dan
prasarana wilayah dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu aspek transportasi,
sumber daya air, telekomunikasi, listrik, dan energi. Sampai akhir Tahun 2012
kondisi aspek transportasi dapat dilihat dari :
1) Kinerja jalan pada ruas-ruas tertentu;
2) Terbatasnya aksesibilitas;
3) Daya dukung jalan yang rendah;
4) Jaringan rel kereta api yang tidak berfungsi;
5) Pemanfaatan Terminal;
6) Pemanfaatan Sub terminal.
b. Perkembangan Kota Sukabumi yang ditandai dengan meningkatnya beban dan
volume lalu lintas berdampak juga pada tingkat kerusakan jalan dan jembatan.
Struktur jalan di Kota Sukabumi sebagian besar konstruksinya sudah
merupakan jalan aspal. Kondisi jalan di wilayah Kota Sukabumi sebagian besar
dapat dikatakan dalam kondisi baik, pemeliharaan rutin maupun berkala yang
dilakukan memberikan kontribusi cukup besar terhadap kondisi jalan.
Keberhasilan ………
- 125 -
Keberhasilan Kota Sukabumi dalam pemenuhan fasilitas jalan yang layak ini
ditunjukkan dengan peningkatan jumlah ruas jalan sehingga kondisinya
menjadi lebih baik. Berdasarkan data pembangunan fasilitas jalan di Kota
Sukabumi menurut Badan Pusat Statistik Kota Sukabumi (BPS) tercatat bahwa
Panjang jalan negara di Kota Sukabumi pada Tahun 2011 mencapai 8,50 km
dengan kondisi baik 6,38 km. Panjang jalan provinsi mencapai 10,48 km dalam
kondisi baik, sedangkan panjang jalan kota mencapai 142,53 km dengan rincian
82,65 km dalam kondisi baik, 35,58 km dalam kondisi sedang, sepanjang 19,83
km dalam kondisi rusak, dan sepanjang 4,48 km dalam kondisi rusak berat.
Sampai sekarang, upaya pemenuhan kondisi jalan yang baik masih terus terus
diupayakan dan ditingkatkan.
c. Pelayanan transportasi umum masyarakat Kota Sukabumi dilaksanakan
melalui perusahaan angkutan dalam kota dan luar kota. Berdasarkan data dari
Dinas Perhubungan Kota Sukabumi tercatat 1.531 jumlah armada angkutan
dalam kota, sedangkan angkutan antar kota dilayani oleh 24 perusahaan bus
dengan jumlah armada sebanyak 532 bus dan angkutan barang dilayani oleh
130 perusahaan dengan jumlah armada 149 buah truk. Untuk angkutan kereta
api yang merupakan sarana transportasi murah bagi masyarakat Kota
Sukabumi. Setelah sempat tidak beroperasi sejak tanggal 9 Februari 2001, pada
tanggal 14 September 2008 jalur tersebut mulai dibuka kembali dengan rute
Sukabumi-Bogor. Pada tahun 2011 jumlah penumpang kereta api mencapai
96.977 penumpang.
Permasalahan utama yang berkaitan dengan pelayanan transportasi
masyarakat ini adalah masih rendahnya disiplin berlalulintas masyarakat baik
operator maupun pengguna layanan transportasi umum, selain itu masih
adanya kendaraan yang kurang laik jalan yang dipaksakan untuk beroperasi
serta masih kurangnya sarana pendukung layanan transportasi seperti shelter,
dan terminal yang saat ini sudah tidak memadai lagi.
d. Kebutuhan akan listrik terus bertambah terutama di wilayah perkotaan, hal ini
dapat dilihat dari perkembangan daya terpasang pada produksi listrik yang
terjual serta jumlah pelanggan listrik yang dari tahun ke tahun cenderung
meningkat. Pada Tahun 2011, daya terpasang mencapai 563.521.820 VA,
produksi ………
- 126 -
produksi listrik yang terjual 997.174.991 kwh dengan jumlah pelanggan
mencapai 508.392 yang terdiri dari 480.056 pelanggan rumah tangga, 11.461
pelanggan usaha, 1.925 pelanggan pemerintah, 459 pelanggan industri dan
14.491 pelanggan sosial.
e. Prasarana Air Minum merupakan prasarana yang tidak kalah pentingnya,
sejalan dengan perkembangan penduduk, maka kebutuhan akan air bersih pun
menjadi semakin penting dan pada akhirnya berdampak pada meningkatnya
permintaan akan air bersih. Volume air minum yang disalurkan pada Tahun
2012 mengalami penurunan sebesar 8,49% yaitu dari 4.556.609 m³ pada Tahun
2011 menjadi 4.943.467 m³ pada tahun 2012. Sementara itu dari 19.623
pelanggan PDAM Kota Sukabumi, pelanggan terbanyak adalah dari kategori
pelanggan non niaga sebanyak 18.491 pelanggan (94,23%), sedangkan jumlah
pelanggan terkecil adalah kategori pelanggan industri, yaitu hanya sebanyak
11 pelanggan (0,06%). Permasalahan utama penyediaan air bersih dan air
minum adalah meningkatkan pasokan air baku yang ditempuh melalui
pengembangan prasarana penampungan air yang dapat dikelola dan
dimanfaatkan oleh orang banyak selain itu pembangunan sarana prasarana
infrastruktur pengembangan air baku yang sekaligus sebagai pengendali
banjir, serta memasyarakatkan gerakan hemat air, pengelolaan jaringan irigasi
dengan mengutamakan peran masyarakat petani.
5. Aspek Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
Permasalahan pokok terkait dengan urusan sumber daya alam dan
lingkungan hidup di Kota Sukabumi antara lain :
1) Terbatasnya lahan untuk dijadikan hutan kota guna memenuhi RTHKP 30%
dari luas kota, maupun konservasi fauna;
2) Belum sempurnanya kualitas pengelolaan Instalasi Pengelolaan Air Limbah
(IPAL) yang dilakukan oleh pelaku usaha dan kegiatan;
3) Ketersediaan data pemantauan kualitas lingkungan secara kualitas dan
kuantitas belum optimal;
4) Belum adanya lisensi Komisi AMDAL Kota Sukabumi, yang mengakibatkan
belum dapat melakukan penilaian terhadap Dokumen AMDAL;
5) Belum ………
- 127 -
5) Belum adanya Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH) di Kota Sukabumi
akan menjadi kendala apabila adanya penanganan kasus pengaduan
pencemaran lingkungan di dalam upaya penegakan hukum lingkungan, yang
mengakibatkan proses penanganan kasus lingkungan tersebut tidak dapat
dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 09 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pengaduan dan Penanganan
Pengaduan Akibat Dugaan Pencemaran dan/ atau Perusakan Lingkungan
Hidup;
6) Masih rendahnya kesadaran para pelaku usaha di dalam pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup, hal ini terbukti dengan masih sedikitnya para
pelaku usaha atau kegiatan yang memiliki dokumen lingkungan dan
melakukan pelaporan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
di sekitar lokasi kegiatan;
7) Masih rendahnya kesadaran masyarakat secara umum di dalam pengelolaan
lingkungan hidup seperti membuang sampah tidak tepat waktu dan sesuai
tempatnya, membuang sampah ke sungai, merusak tanaman yang sudah
ditanam oleh Pemerintah Kota Sukabumi mengakibatkan kondisi lingkungan
Kota Sukabumi semakin memburuk.
8) Kondisi pohon pada lokasi umum seperti pinggir jalan dan kawasan hijau yang
mati, kering dan keropos, disebabkan oleh kondisi alam seperti pohon
tumbang yang diakibatkan hujan lebat, angin kencang, dan faktor manusia
seperti tahan-tahan jahil yang merusak taman, mematahkan/ mencabut pohon
yang sudah ditanam, mencuri tanaman, menyiram dengan bahan kimia dan
sebagainya.
9) Masih tingginya kebutuhan lahan terbuka hijau, seperti hutan kota, jalur hijau
dan taman kota, sebagaimana yang diamanatkan dalam dokumen RTRW Kota
Sukabumi, yaitu sebesar 30%;
6. Aspek Pemerintahan Umum
Permasalahan umum terkait dengan aspek pemerintahan umum akan
dilihat dari urusan komunikasi dan informatika, kesatuan bangsa dan politik
dalam negeri, dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Komunikasi ………
- 128 -
a. Komunikasi dan Informatika
Permasalahan pokok urusan komunikasi dan informatika di Kota Sukabumi
antara lain :
1) Belum optimalnya pemahaman masyarakat atas mekanisme pelaksanaan
keterbukaan informasi publik;
2) Belum terintegrasinya cyber optic, sehingga keberadaannya mengurangi estetika
kota.
b. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Permasalahan utama di bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
diantaranya adalah semakin menguatnya pengaruh dinamika globalisasi. Dengan
semakin derasnya arus globalisasi yang didorong oleh kemajuan teknologi
komunikasi dan informasi telah membuka peluang terjadinya interaksi budaya
antar bangsa. Proses interaksi budaya tersebut disatu sisi berpengaruh positif
terhadap perkembangan dan perubahan orientasi tata nilai dan perilaku bangsa
Indonesia dan berpengaruh pula terhadap masyarakat Kota Sukabumi, namun di
sisi lain dapat menimbulkan pengaruh negatif, seperti munculnya identitas dan
perilaku baru yang tidak sesuai dengan nilai, tradisi dan budaya lokal-tradisional.
Permasalahan dan tantangan dalam upaya mempertahankan dan
memperkuat jati diri dan karakter bangsa adalah (1) gejala krisis jati diri dan
karakter bangsa yang disebabkan oleh dampak negatif globalisasi dan kemajuan
teknologi komunikasi dan informasi yang membuka peluang terjadinya interaksi
budaya antar bangsa; (2) belum berkembangnya apresiasi masyarakat terhadap
nilai dan keragaman budaya; (3) kualitas pengelolaan, perlindungan,
pengembangan dan pemanfaatan kekayaan budaya perlu dioptimalkan; dan (4)
sumber daya di bidang kebudayaan, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas
masih terbatas.
Dilihat dari sisi kerukunan umat beragama permasalahan dan tantangan
yang dihadapi adalah: (1) Timbulnya konflik antar dan inter umat beragama
karena semakin kompleksnya penduduk di Kota Sukabumi, baik dari sisi agama
maupun latar belakang kelompok masyarakat; (2) Makin banyaknya unjuk rasa
yang disebabkan konflik antar umat beragama, baik terkait isu internasional
maupun isu nasional.
Permasalahan ………
- 129 -
Permasalahan dalam pembangunan politik diantaranya adalah masih
rendahnya proses komunikasi massa, komunikasi sosial dan komunikasi politik
yang berorientasi pada penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis dan
harmonis. Dalam rangka menjaga momentum demokrasi tersebut tantangan yang
akan dihadapi adalah melaksanakan reformasi struktur politik, menyempurnakan
proses politik dan mengembangkan budaya politik yang lebih demokratis agar
demokrasi berjalan secara berkesinambungan dan sejajar sehingga sehingga
sasaran demokrasi dapat tercapai.
B. ISU STRATEGIS
Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat
menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah, untuk
melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu
yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas
pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara moral dan etika birokratis
dapat dipertanggung-jawabkan. Dalam menentukan strategi pembangunan Kota
Sukabumi tahun 2013-2018 ada beberapa isu strategis yang berpengaruh.
Isu strategis yang berpengaruh terhadap pembangunan di Kota Sukabumi
selama kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan diantaranya adalah :
1. Isu Strategis Global dan Nasional
Masalah kemiskinan, keresahan sosial, keamanan dan stabilitas politik
merupakan isu strategis global yang berdampak pada kondisi nasional. Tingginya
harga pangan dapat berimbas pada inflasi serta kemiskinan dan kelaparan yang
bisa memicu krisis sosial dan politik. Indonesia saat ini sedang dilanda inflasi
akibat harga pangan yang volatile atau gejolak kenaikan harga pangan. Harga
pangan pun tak stabil. Harga beras kian naik sempat menyentuh kisaran harga Rp.
6.000-7.500/kg untuk beras medium. Belum lagi harga kebutuhan pangan lainnya
yang terus kian mahal. Masyarakat pun terus mengeluhkan soal kenaikan harga
pangan ini. Dalam sejarah Indonesia baru kali ini mencatat harga kebutuhan
rumah tangga yang sangat tinggi, seperti harga bawang merah yang menembus
angka Rp. 60.000 / kg, atau harga yang fantastis untuk jengkol yang mencapai
nilai ………
- 130 -
nilai Rp. 100.000,-/kg. Tak dipungkiri, inflasi pun dikhawatirkan akan
meningkatkan angka kemiskinan di Tahun 2013-2018.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan Indonesia sejak 5
tahun lalu selalu mengalami penurunan, bisa dilihat bahwa jumlah penduduk
miskin dari tahun Maret 2009-Maret 2010 berhasil turun 1,51 juta menjadi 31,02
juta atau 13,33% orang miskin. Walau mengalami penurunan, jumlah tersebut
masih dianggap tinggi, karena melihat kenyataan bahwa masih banyaknya jumlah
masyarakat yang masih menerima dan membutuhkan subsidi untuk beras miskin
dari pemerintah.
Outlook ekonomi dunia 2013-2018 memproyeksikan adanya peningkatan
pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil. Melongok pertumbuhan ekonomi di AS
dan Eropa saat ini, terlihat stagnan dan masih terbelit soal konsolidasi dan
restrukturisasi utang. Sementara itu, dolar AS dan euro mengalami perlemahan
nilai yang berkelanjutan. AS juga masih akan melanjutkan kebijakan moneter
ekspansif atau quantitative easing untuk mendorong perekonomiannya. Di lain hal,
AS dan China terlibat perang kurs. China menentang penyesuaian mata uang
renmimbi dengan dalil akan mengerus daya saing China.
Di negara berkembang, arus modal asing mengalir dan membanjir. Namun
hal itu menimbulkan masalah baru yaitu terjadinya ekses likuiditas valuta asing.
Belum lagi dampak inflasi akibat volatile food price di beberapa negara berkembang
yang tidak memiliki sumber daya memadai untuk mengurangi volatilitas secara
langsung maupun tidak, dikarenakan dampak dari ketidakseimbangan gejolak
perekonomian global. Gambaran sekilas akan risiko terbesar yang dihadapi dunia
adalah masalah kenaikan inflasi yang dipicu dari persoalan likuiditas dari
ketidakseimbangan global dan kenaikan harga pangan dan energi. Untuk masalah
pangan dan energi, pemerintah harus memperhatikan sisi pasokan, yaitu kenaikan
produksi adalah yang paling utama untuk diupayakan dengan biaya yang efisien.
Semua itu diseimbangkan juga dari sisi permintaan, yaitu upaya terhadap
peningkatan daya beli dan daya saing yang essensial, pola kebijakan fiskal dan
moneter.
Perkembangan perekonomian dunia yang terus memburuk menyebabkan
prospek perekonomian Indonesia ke depan masih diliputi oleh nuansa
ketidakpastian ………
- 131 -
ketidakpastian yang tinggi. Dampak krisis dipastikan akan memberikan tekanan
yang cukup signifikan, tidak saja pada perekonomian domestik jangka pendek,
namun juga akan mempengaruhi lintasan variabel-variabel kunci ekonomi makro
dalam jangka menengah.
Meskipun diperkirakan akan mengalami tekanan yang cukup kuat pada
tahun 2014-2018, dan ditambah dengan adanya isu kenaikan BBM, namun dalam
jangka menengah perekonomian diperkirakan akan tetap bergerak dalam lintasan
pertumbuhan ekonomi yang makin tinggi dengan laju inflasi yang tetap
terkendali. Permintaan domestik diperkirakan akan tetap menjadi kekuatan utama
pertumbuhan ekonomi, sementara kinerja ekspor juga akan kembali mengalami
penguatan sejalan dengan mulai bangkitnya perekonomian global pada tahun
2010 yang lalu. Penguatan sisi permintaan domestik ini mampu diimbangi dengan
meningkatnya daya dukung kapasitas perekonomian, sehingga mampu menjaga
kecukupan di sisi produksi.
Terjaganya keseimbangan antara sisi permintaan dan penawaran inilah
yang merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan perekonomian
mampu terus tumbuh tanpa harus mengorbankan stabilitas harga. Meskipun
demikian, tekanan yang cukup kuat pada perekonomian dalam jangka pendek
menyebabkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang akan cenderung
terhambat, sehingga secara umum proyeksi perekonomian ini mengalami
penyesuaian ke bawah dibandingkan proyeksi sebelumnya.
2. Isu Strategis Provinsi Jawa Barat
Konsekuensi pembangunan di Provinsi Jawa Barat tahun 2013-2018 akan
dikendalikan oleh :
a) Dinamika perubahan di tingkat lokal, regional, maupun global, yang
berlangsung secara cepat, menuntut berbagai penyesuaian dalam
pembangunan dan pengembangan wilayah.
b) Kebutuhan berbagai terobosan yang bersifat kreatif dan inovatif berbasis ilmu
pengetahuan, teknologi, seni dan budaya, terutama dalam rangka
meningkatkan daya saing wilayah, sektor pemerintahan, sektor dunia usaha,
akademisi ………
- 132 -
akademisi dan komunitas berbasis masyarakat, dalam menghadapi berbagai
tantangan dan tuntutan perubahan.
c) Pembangunan dan pengembangan wilayah tidak lagi bisa dijalankan dengan
cara-cara konvensional namun membutuhkan sistem dan sumber daya
manusia yang handal dan berdaya saing tinggi
Untuk pointer isu strategis di Provinsi Jawa Barat tahun 2013-2018 akan
dipengaruhi oleh :
a) Pertumbuhan penduduk dan persebarannya.
b) Kualitas dan aksesibilitas pendidikan dan kesehatan.
c) Pengangguran dan ketenagakerjaan.
d) Prestasi dan Kreatifitas Pemuda
e) Penanggulangan penduduk miskin
f) Peningkatan ekonomi pertanian dan non pertanian
g) Pasar global dan Pergaulan Investasi skala internasional
h) Penguasaan Informasi dan Teknologi
i) Pengembangan Seni, Budaya dan Destinasi Wisata
j) Kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur.
k) Perencanaan Tata Ruang dan Wilayah
l) Kualitas lingkungan Hidup.
m) Adaptasi dan mitigasi terhadap Bencana dan perubahan iklim.
n) Keterbatasan Energi
o) Kualitas demokrasi dan Pemilu nasional Tahun 2014.
p) Modernisasi dan Efektivitas Pemerintahan daerah
q) Harmonisasi Perencanaan Pusat, Provinsi dan antar Kabupaten/Kota
r) Pembangunan Daerah Perbatasan
s) Penegakan dan harmonisasi produk hukum.
t) Pengelolaan aset daerah.
u) Keterbukaan Informasi Publik dan Kerjasama Daerah
v) Peningkatan Kualitas Pelayanan Perijinan dan Investasi
w) Perlindungan hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM)
x) Penanganan ketertiban, Ketentraman Masyarakat.
y) Penyelenggaraan PORPEMPROV 2014 dan PON XIX Tahun 2016.
Hal lain ………
- 133 -
Hal lain yang juga dilakukan dalam analisis kondisi strategis dari
penyusunan dokumen RPJMD ini adalah dengan memperhatikan Kebijakan
Pembangunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018. Mengacu kepada dokumen
perencanaan jangka panjang, periode 2013-2018 merupakan fase ketiga dari RPJPD
Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025, yang mengedepankan Arah Pembangunan
kepada Memantapkan Pembangunan Secara Menyeluruh. Kebijakan
Pembangunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut :
1. Membangun masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing
2. Membangun perekonomian yang kokoh dan berkeadilan
3. Meningkatkan kinerja pemerintahan melalui profesionalisme, tata kelola, dan
perluasan partisipasi publik
4. Mewujudkan masyarakat Jawa Barat yang nyaman dengan pembangunan
infrastruktur strategis yang berkelanjutan
5. Mengokohkan kehidupan sosial kemasyarakatan melalui peningkatan peran
pemuda, olahraga, seni, budaya, dan pariwisata dalam bingkai kearifan lokal.
Adapun untuk program prioritas yang menjadi janji kampanye sebagai
bagian perencanaan dengan pendekatan politik dari Gubernur Jawa Barat periode
2013-2018 terpilih adalah :
1. Pendidikan gratis sampai dengan SLTP dan SLTA di seluruh Jawa Barat.
2. Beasiswa pendidikan untuk pemuda, tenaga medis, serta keluarga atlit
berprestasi dan guru.
3. Revitaliasi posyandu dan dana operasional kader posyandu.
4. Membuka lapangan kerja baru yang mengakomodir 2 juta tenaga kerja dan
mencetak 100.000 wirausahaan baru di Jawa Barat.
5. Alokasi Rp. 4 Triliyun untuk infrastruktur desa dan perdesaan.
6. Rehabilitasi 100.000 unit rumah rakyat miskin.
7. Pembangunan pusat seni dan budaya Jawa Barat di kabupaten/ kota.
8. Pembangunan gelanggang olahraga di kabupaten/ kota.
3. Isu Strategis Kota Sukabumi
Isu strategis di Kota Sukabumi dengan mengacu kepada kondisi
lingkungan eksternal dan internal yang ada, dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Aspek ………
- 134 -
a. Aspek Sosial Budaya
Isu strategis yang pokok dalam aspek sosial budaya adalah masalah
kemiskinan dan ketenagakerjaan. Dilihat dari karakteristiknya, kategori
kemiskinan ada dua: Kemiskinan struktural yang disebabkan oleh tatanan
kelembagaan (kemiskinan buatan); dan kemiskinan alamiah yang disebabkan oleh
rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan sumberdaya alam. Sedangkan faktor
penyebabnya adalah: Akibat dari kesenjangan pendapatan yang disebabkan
adanya ketimpangan kepemilikan faktor produksi (Pendekatan ekonomi); serta
budaya yang berkembang di tengah masyarakat yang melanggengkan kemiskinan
(Pendekatan sosio-antropologi).
Masyarakat miskin umumnya menghadapi permasalahan terbatasnya
kesempatan kerja, terbatasnya peluang mengembangkan usaha, lemahnya
perlindungan terhadap aset usaha, perbedaan upah serta lemahnya perlindungan
kerja terutama bagi pekerja anak dan pekerja perempuan seperti buruh migran
perempuan dan pembantu rumah tangga. Masyarakat miskin dengan keterbatasan
modal dan kurangnya keterampilan maupun pengetahuan, hanya memiliki sedikit
pilihan pekerjaan yang layak dan terbatasnya peluang untuk mengembangkan
usaha. Terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia saat ini seringkali
menyebabkan mereka terpaksa melakukan pekerjaan yang beresiko tinggi dengan
imbalan yang kurang memadai dan tidak ada kepastian akan keberlanjutannya.
Dikaitkan dengan asumsi ekonomi yang diperkirakan akan terjadi selama
kurun waktu tahun 2013-2018, masalah kemiskinan di Kota Sukabumi akan masih
menjadi isu strategis yang harus ditanggulangi. Berdasarkan model sederhana
yang pernah dibangun, ternyata proporsi penduduk miskin sangat responsif
terhadap pertumbuhan penduduk. Selain itu responsif pula terhadap PDRB,
dengan demikian peningkatan PDRB diharapkan terjadi dalam angka yang cukup
besar agar bisa menurunkan kemiskinan secara signifikan. Peningkatan PDRB pun
akan menurunkan tingkat pengangguran, dan hasil estimasi untuk variabel
pengangguran memperlihatkan tanda positif bahwa jika pengangguran turun
kemiskinan akan berkurang. Oleh sebab itu pendekatan ekonomi dan pendekatan
sosio-antropologi dalam menanggulangi kemiskinan di Kota Sukabumi harus
tetap dilakukan dengan Pola Pemberdayaan Ekonomi, Pola Pemenuhan
Kebutuhan Dasar dan Pola Kesempatan Kerja dan Berusaha.
Penanggulangan ………
- 135 -
Penanggulangan kemiskinan dilakukan melalui upaya-upaya perlindungan
dan keberpihakan terhadap rakyat miskin, peningkatkan akses dan mutu
pelayanan dan infrastruktur dasar, serta peningkatkan usaha rakyat dalam rangka
meningkatkan daya beli masyarakat, yang secara terkoordinasi terbagi dalam tiga
kelompok program penanggulangan kemiskinan: (1) Bantuan Sosial Terpadu
Berbasis Keluarga; (2) Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan; (3)
Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Usaha Ekonomi Mikro dan Kecil;
dan (4) Penunjang Penanggulangan Kemiskinan.
b. Aspek Perekonomian
Isu strategis aspek perekonomian di Kota Sukabumi tidak akan terlepas dari
isu strategis perekonomian global dan nasional. Salah satu diantaranya adalah
masih belum stabilnya harga minyak dunia yang berdampak pada harga minyak
yang tinggi. Adanya kenaikan harga minyak dunia akan berdampak secara
langsung terhadap kondisi perekonomian Indonesia termasuk di dalamnya
kondisi perekonomian Kota Sukabumi. Subsidi pemerintah pusat untuk BBM
masih membebani APBN, sehingga kebijakan pemerintah secara bertahap
mengurangi subsidi ini akan berdampak pada kenaikan harga BBM di dalam
negeri. Kondisi ini akan berpengaruh pada menurunnya daya beli masyarakat dan
melemahnya daya saing sektor ekonomi masyarakat di Kota Sukabumi. Untuk itu
yang harus dicermati dalam menghadapi perkembangan perekonomian pada
kurun waktu 2013-2018 diantaranya adalah bagaimana mempertahankan kinerja
ekonomi Kota Sukabumi terutama sektor-sektor PDRB untuk mengahadapi krisis
finansial global.
Peningkatan investasi juga akan menjadi masalah strategis di masa yang
akan datang. Peningkatan investasi dibutuhkan untuk menambah kekuatan
kinerja ekonomi Kota Sukabumi. Untuk sekarang ini permasalahan investasi masih
terbentur pada kurang lengkapnya infrastruktur (misalnya belum tuntasnya
pembangunan jalan lingkar dan terminal bis Tipe A di Kota Sukabumi) dan proses
perizinan. Upaya promosi investasi perlu ditingkatkan untuk menarik investasi
baru di Kota Sukabumi, baik melalui media promosi yang inovatif serta
penggunaan teknologi informasi yang memiliki jaringan yang sangat luas.
Hal lain ………
- 136 -
Hal lain yang juga menjadi isu strategis dalam penyelenggaraan aspek
perekonomian yang perlu menjadi penanganan adalah perihal ketersediaan pasar
tradisioanl yang representatif dan keberadaan pedagang kaki lima. Kondisi Pasar
Pelita yang ada belum secara optimal menyuguhkan tata kelola pasar yang baik,
bersih, nyaman, dan tidak berbenturan dengan peraturan peundang-undangan
yang berlaku, seperti penggunaan badan jalan dan perparkiran. Ditambah lagi
dengan maraknya keberadaan pedagang kaki lima yang tidak mendukung estetika
kota, serta berdampak tidak optimalnya fungsi infrastruktur lainnya, seperti jalan,
saluran air, dan trotoar.
c. Aspek Pemerintahan
Beberapa isu strategis yang berkaitan dengan kinerja pemerintahan di Kota
Sukabumi adalah Reformasi Birokrasi belum optimal berjalan sesuai dengan
tuntutan masyarakat. Hal tersebut terkait dengan tingginya kompleksitas
permasalahan, selain itu dari sisi Sumber Daya Manusia. Permasalahan yang
menjadi isu strategis lainnya antara lain : pelanggaran disiplin, penyalahgunaan
kewenangan dan praktek KKN; belum optimalnya kinerja sumber daya manusia
dan kelembagaan aparatur; sistem kelembagaan (organisasi) dan ketatalaksanaan
(manajemen) pemerintahan yang belum optimal memadai; belum meningkanya
efisiensi dan efektifitas kerja, seperti belum lengkapnya SOP kegiatan-kegiatan
yang ada pada SKPD dan standar manajemen mutu ISO yang terbatas; manajemen
pengelolaan keuangan dan asset daerah yang masih mendapat penilaian WDP dari
BPK; adanya hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan umum; belum
optimalnya kesejahteraan PNS; dan banyaknya peraturan perundang-undangan
yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan dan tuntutan
pembangunan.
Pelayanan publik sebagai barometer transparansi dan akuntabilitas,
diharapkan dapat didorong upaya mewujudkan pelayanan publik yang prima
dalam arti pelayanan yang cepat, tepat, adil, dan akuntabel, ditandai oleh
pelayanan tidak berbelit-belit, informatif, akomodatif, konsisten, cepat, tepat,
efisien, transparan dan akuntabel, menjamin rasa aman, nyaman, dan tertib,
kepastian (persyaratan biaya waktu pelayanan dan aturan hukum), dan tidak
dijumpai ………
- 137 -
dijumpai pungutan tidak resmi. Kondisi kelembagaan, SDM aparatur,
ketatalaksanaan, dan pengawasan, dituntut mampu mendukung penyelenggaraan
pelayanan publik yang berkualitas dan mendorong munculnya praktek-praktek
pelayanan yang lebih menghargai para pengguna jasa.
Perubahan paradigma aparatur yang terarah dalam upaya revitalisasi
manajemen pembangunan ke arah penyelenggaraan good governance, antara lain:
menjadi entrepreneurial competitive government (pemerintahan yang kompetitif),
customer driven dan accountable government (pemerintahan tanggap/responsive),
serta global-cosmopolit orientation government (pemerintahan yang berorientasi
global); penerapan prinsip pelayanan prima: metode dan prosedur pelayanan,
produk dan jasa pelayanan, mantapnya peraturan perundangan, penetapan
standar pelayanan, indeks kepuasan masyarakat, standar pelayanan minimal,
pengembangan model dan penanganan keluhan masyarakat/pengguna jasa secara
terorganisasi, serta partisipasi masyarakat; proses kerja serta modernisasi
administrasi melalui otomatisasi administrasi perkantoran: elektronis di setiap
instansi pemerintah serta penerapan dan pengembangan e-government; publikasi
secara terbuka prosedur, biaya dan waktu pelayanan; dan peran serta masyarakat
dengan adanya kejelasan tugas, wewenang dan tanggung jawab pemerintah dan
masyarakat.
d. Aspek Penataan Ruang
Dalam Kebijakan pengembangan wilayah Provinsi Jawa Barat yang
diwujudkan melalui pembagian 6 (enam) Wilayah Pengembangan (WP) untuk
meningkatkan efektivitas pengelolaan pembangunan dan merealisasikan tata
ruang. Dalam kebijakan pengembangan WP tersebut Kota Sukabumi masuk dalam
WP Sukabumi dan sekitarnya, meliputi Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi dan
Kabupaten Cianjur.
Kondisi yang akan dihadapi pada masa yang akan datang adalah semakin
terbatasnya lahan perkotaan akibat pertumbuhan penduduk yang diikuti oleh
kebutuhan akan perumahan dan permukiman serta penyediaan sarana dan
prasarana pendukungnya. Beberapa isu startegis yang akan dihadapi dalam aspek
penataan ruang diantaranya adalah :
1) Keterbatasan………
- 138 -
1) Keterbatasan kemampuan daerah dalam pengelolaan dan pengembangan tata
ruang;
2) Pertumbuhan wilayah yang belum optimal terintegrasi antar sektor
pembangunan;
3) Dunia usaha dan daya saing melum optimal mendukung penciptaan iklim
kondusif bagi pengembangan infrastruktur dan wilayah;
4) Belum optimalnya penataan ruang kawasan untuk revitalisasi dan kelestarian
lingkungan serta budaya;
5) Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat untuk ikut serta dalam
perencanaan, pengawasan dan pengelolaan penataan ruang;
6) Belum optimalnya pengembangan wilayah/kawasan yang saling memperkuat
dan seimbang;
7) Perubahan iklim mikro, pencemaran air permukaan dan polusi udara serta
penurunan muka air tanah.
e. Aspek Sarana dan Prasarana
Isu strategis aspek sarana dan prasarana merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dengan kegiatan ekonomi, pertambahan jumlah penduduk dan
kebutuhan akan peningkatan investasi sebagai daya tarik, beberapa hal yang
menjadi isu strategis ke depan adalah :
1) Transportasi :
a) Meningkatnya kebutuhan akan penyediaan fasilitas pelayanan transportasi
yang menunjang keamanan dan kenyamanan pemakai jalan;
b) Kebutuhan akan pengembangan dan operasionalisasi terminal tipe A
untuk penumpang, dengan menitikberatkan pada kemudahan transfer
antarmoda;
c) Kebutuhan infrastruktur angkutan barang dengan memberikan
kemudahan transfer point angkutan umum dengan angkutan barang.
d) Tingginya kebutuhan akan akses jalan tol yang menghubungan wilayah
Ciawi-Sukabumi-Cianjur-Padalarang, akses jalan lingkar selatan dan
ketersediaan sistem jaringan Kereta Api yang menghubungkan wilayah
Bogor-Sukabumi-Cianjur-Padalarang.
2) Sumberdaya ………
- 139 -
2) Sumberdaya Air :
a) Belum optimalnya Pengelolaan SDA terpadu;
b) Belum optimalnya pemberdayaan petani pemakai air;
c) Belum optimalnya efisiensi sarana dan prasarana irigasi;
d) Belum optimalnya manajemen sumber daya air yang profesional dan
efektif;
e) Ancaman bahaya banjir dan kekeringan.
3) Penyediaan Air Bersih :
Meningkatnya kebutuhan penyediaan sumber-sumber air dan optimalisasi
sumber-sumber air yang sudah ada, untuk peningkatan derajat kesehatan
masyarakat.
4) Persampahan :
a) Umur pakai TPA Cikundul yang semakin berkurang;
b) Tuntutan kebutuhan peningkatan pengelolaan sampah terpadu;
c) Kebutuhan akan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah
skala lingkungan.
5) Perumahan dan Permukiman :
a) Kebutuhan akan penanganan daerah kumuh perkotaan;
b) Kebutuhan atas penyediaan perumahan dan perbaikan rumah yang tidak
layak huni.
Karakteristik isu strategis dan permasalahan di atas yang dijabarkan di
dalam Bab ini, kondisi atau hal yang bersifat penting, mendasar, berjangka
panjang, mendesak, bersifat kelembangaan/ keorganisasian dan menentukan
tujuan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, rumusan isu-isu strategis dan
permasalahan yang didasari analisis terhadap berbagai fakta dan informasi yang
telah diidentifikasi untuk dipilih menjadi isu strategis. Tentunya segenap isu
strategis dan permasalahan yang ada, menjadi bagian yang akan diselarasakan
berdasarkan keunggulan-keunggulan kewilayahan di Kota Sukabumi,
sebagaimana yang telah dijelaskan di Bab II tentang Gambaran Umum Kondisi
Daerah.
BAB V ………
- 140 -
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
A. VISI PEMBANGUNAN
Visi pembangunan daerah di dalam RPJMD adalah merupakan visi Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang disampaikan pada waktu
pemilihan kepala daerah. Visi Walikota dan Wakil Walikota terpilih Kota
Sukabumi menggambarkan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah
yang ingin dicapai (desired future) dalam masa jabatan selama 5 ( lima) tahun sesuai
misi yang diemban.
Berdasarkan kondisi masyarakat Kota Sukabumi saat ini, permasalahan dan
tantangan yang dihadapi di masa depan, serta dengan memperhitungkan faktor
strategis dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat, pemangku kepentingan, serta
Pemerintah Daerah, maka dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan
untuk periode 2013-2018, ditetapkan Visi Pembangunan Walikota dan Wakil
Walikota Sukabumi adalah sebagai berikut :
“Dengan Iman Dan Taqwa Mewujudkan Pemerintahan Rahmatan Lil ‘Alamin”
Bahasa visi ini mengadung nilai-nilai dan harapan yang luhur, dalam
menjalankan pemerintahan sampai dengan kurun waktu 5 (lima) tahun ke dapan,
sebagai kerangka amanat pencapaian Visi Pembangunan Kota Sukabumi Tahun
2005-2025, yaitu ”Terwujudnya Kota Sukabumi Sebagai Pusat Pelayanan
Berkualitas Bidang Pendidikan, Kesehatan Dan Perdagangan Di Jawa Barat
Berlandaskan Iman Dan Takwa.”
Pemahaman atas pernyataan visi tersebut mengandung makna terjalinnya
sinergi yang dinamis antar masyarakat, pemerintah dan seluruh stakeholder dalam
merealisasikan pembangunan Kota Sukabumi secara terpadu, yang dijalankan
melalui sistem pemerintahan baik dan adil dalam melayani masyarakat, serta
berpijak pada pola berpikir dan pola berbuat berdasarkan keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Konsep ………
- 141 -
Konsep Rahmatan Lil ‘Alamin merupakan penjabaran atas pemahaman
konsep pemerintahan Nabi Muhammad SAW dalam sejarah kemanusiaan
membangun masyarakat yang bercorak majemuk, dengan mengedapankan
prinsip persamaan, kebebasan, keadilan, pengakuan dan perlindungan hak asasi
manusia, serta kesejahteraan rakyat. Hal ini sejalan sebagaimana yang
dikemukakan oleh Prof. Dr. H. Deddy Ismatullah, M. Hum (di dalam bukunya :
Gagasan Konstitusi Modern Dalam Konstitusi Madinah), dijelaskan bahwa
eksistensi dari pemerintahan Nabi Muhammad SAW, sebagai contoh tauladan
dalam sejarah kemanusiaan membangun masyarakat yang bercorak majemuk dan
mengakui hak-hak, serta meletakkan dasar hukum bagi kemerdekaan politik,
kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat, serta didukung gagasan
pemerintahan yang mengandung prinsip mendasar, yaitu : (1) prinsip keumatan,
(2) prinsip persatuan dan persaudaraan, (3) prinsip persamaan, (4) prinsip
kebebasan, (5) prinsip hubungan antar pemeluk agama, (6) prinsip pertahanan, (7)
prinsip hidup bertetangga, (8) prinsip tolong menolong dan membela yang lemah
dan teraniaya, (9) prinsip perdamaian, (10) prinsip musyawarah, (11) prinsip
keadilan, (12) prinsip pelaksanaan hukum, (13) prinsip kepemimpinan, dan (14)
prinsip ketaqwaan, amar ma’ruf dan nahi munkar.
B. MISI PEMBANGUNAN
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak,
langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen penyelenggara pemerintahan
tanpa mengabaikan mandat yang diberikannya. Adapun misi Pemerintah Kota
Sukabumi periode 2013-2018, adalah :
1. Mewujudkan reformasi birokrasi menuju sumber daya manusia yang
beriman, bertaqwa dan berilmu.
2. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, jujur,
adil, profesional, mendengar dan melayani masyarakat dengan ikhlas.
3. Mewujudkan pelayanan dasar yang lebih baik dan berkualitas.
4. Mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah.
5. Meningkatkan keamanan, ketertiban, keindahan, dan kebersihan kota.
Kelima ………
- 142 -
Kelima misi tersebut akan dijabarkan dalam tujuan dan sasaran
pembangunan, yang setiap tujuan dan sasaran tersebut akan dicapai melalui
program kegiatan pembangunan. Untuk mengimplementasikan keutuhan tujuan
dan sasaran tersebut diperlukan strategi pembangunan yang tepat, berdasarkan
pada kondisi lingkungan internal dan eksternal pada tahun awal perencanaan.
C. TUJUAN PEMBANGUNAN
Untuk merealisasikan pelaksanaan misi pemerintah Kota Sukabumi, perlu
ditetapkan tujuan pembangunan daerah yang akan dicapai dalam kurun waktu 5
(lima) tahun ke depan. Tujuan pembangunan daerah ini ditetapkan untuk
memberikan arah terhadap pembangunan kota secara umum. Di samping itu juga
dalam rangka memberikan kepastian operasional dan keterkaitan terhadap isu
strategis yang telah ditetapkan.
Dalam menindaklanjuti isu strategis, visi, dan misi tersebut pemerintah
Kota Sukabumi berupaya untuk mencapai tujuan. Tujuan yang ingin dicapai
dalam 5 tahun ke depan adalah :
1. Misi 1
Mewujudkan reformasi birokrasi menuju sumber daya manusia yang
beriman, bertaqwa dan berilmu.
Tujuan :
a. Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, dan kehidupan sosial bermasyarakat.
b. Menumbuhkan wawasan keilmuan yang dapat meningkatkan kualitas
hidup.
2. Misi 2
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, jujur,
adil, profesional, mendengar dan melayani masyarakat dengan ikhlas.
Tujuan :
a. Menciptakan organisasi pemerintah yang efektif dan efisien dan memenuhi
azas good governance, clean dan strong government.
b. Mengembangkan sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, terukur dan
sesuai dengan kaidah-kaidah tata kelola pemerintahan yang baik.
c. Mewujudkan ………
- 143 -
c. Mewujudkan pemerintahan yang mampu berjalan pada aturan hukum dan
Perundang-undangan yang berlaku.
3. Misi 3
Mewujudkan pelayanan dasar yang lebih baik dan berkualitas.
Tujuan :
a. Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan.
b. Meningkatkan kualitas layanan kesehatan.
c. Mewujudkan penataan ruang dan Lingkungan Hidup yang berkelanjutan.
d. Mengembangkan sarana dan prasarana perkotaan yang lebih berkualitas.
4. Misi 4
Mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah.
Tujuan :
a. Menumbuh-kembangkan kegiatan perekonomian perkotaan yang
didasarkan pada pengembangan investasi.
b. Membuka peluang penyerapan tenaga kerja serta pendayagunaan tenaga
kerja yang luas bagi masyarakat.
c. Mewujudkan pemberdayaan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi
(UMKMK).
d. Meningkatkan ketahanan pangan daerah dan mengembangkan agribisnis
perkotaan berbasis sumber daya lokal.
e. Mengembangkan potensi keragaman budaya, pariwisata dan mendorong
pengembangan ekonomi kreatif yang berbasis keunggulan daerah.
f. Mengembangkan potensi kepemudaan dan olahraga.
5. Misi 5
Meningkatkan keamanan, ketertiban, keindahan, dan kebersihan kota.
Tujuan :
a. Mewujudkan rasa aman dan ketentraman di masyarakat.
b. Menciptakan lingkungan perkotaan yang sehat dan indah.
D. SASARAN PEMBANGUNAN
Sasaran merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis dan
merupakan dasar yang kuat untuk mengendalikan dan memantau pencapaian
kinerja ………
- 144 -
kinerja Kota Sukabumi. Sasaran-sasaran yang ditetapkan sepenuhnya mendukung
pencapaian tujuan yang terkait, dengan demikian, apabila seluruh sasaran yang
ditetapkan telah dicapai diharapkan bahwa tujuan terkait juga telah dapat dicapai
dan diharapkan berdampak pada seluruh aspek kehidupan masyarakat. Sasaran-
sasaran tersebut disajikan dalam keterkaitan Misi, Tujuan dan Sasaran dapat
dilihat pada uraian dan tabel-tabel berikut :
1. Misi 1
Mewujudkan reformasi birokrasi menuju sumber daya manusia yang
beriman, bertaqwa dan berilmu.
Tabel 5.1 . Keterkaitan Misi 1 dengan Tujuan dan Sasaran
No. Tujuan Sasarana. Meningkatkan kualitas
keimanan dan ketaqwaankepada Tuhan Yang MahaEsa, dan kehidupan sosialbermasyarakat.
1) Meningkatnya aktifitas masyarakatdalam kehidupan beragama dankesetiakawanan sosial.
2) Meningkatnya sarana dan prasaranaperibadatan.
3) Menurunnya laju pertumbuhanpenyandang masalah kesejahteraansosial.
b. Menumbuhkan wawasankeilmuan yang dapatmeningkatkan kualitashidup.
1) Terwujudnya sumber daya aparaturpemerintah yang berkualitas.
2) Terwujudnya pendidikan budipekerti, wawasan kebangsaan dankearifan lokal bagi masyarakat.
3) Meningkatnya apresiasi masyarakatterhadap budaya baca.
2. Misi 2
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, jujur,
adil, profesional, mendengar dan melayani masyarakat dengan ikhlas.
Tabel 5.2 . Keterkaitan Misi 2 dengan Tujuan dan Sasaran
No. Tujuan Sasarana. Menciptakan organisasi
pemerintah yang efektifdan efisien dan memenuhiazas good governance, cleandan strong government.
1) Meningkatnya mutu pengawasandan pelaksanaan pengendalian interndalam penyelenggaraanpemerintahan daerah.
b. Mengembangkan ………
- 145 -
No. Tujuan Sasaranb. Mengembangkan sistem,
proses dan prosedur kerjayang jelas, terukur dansesuai dengan kaidah-kaidah tata kelolapemerintahan yang baik.
1) Meningkatnya kualitas dokumenperencanaan dan pengendalianpembangunan daerah yang terpadu.
2) Meningkatnya efisiensi danefektifitas penggunaan anggaranyang seimbang dan terkelolanya asetdaerah berorientasi padakepentingan publik.
3) Meningkatnya pemanfaatanteknologi informasi.
4) Meningkatnya kualitas pelayananmasyarakat.
c. Mewujudkanpemerintahan yangmampu berjalan padaaturan hukum danPerundang-undanganyang berlaku.
1) Meningkatnya pengawasan terhadappelaksanaan otonomi daerah.
2) Meningkatnya kapasitas anggotaDPRD.
3) Meningkatnya penegakan dankepastian hukum yang adil bagisemua pihak.
4) Meningkatnya kualitas layananadministrasi kependudukan.
5) Meningkatnya pengelolaan danpelayanan kearsipan daerah.
3. Misi 3
Mewujudkan pelayanan dasar yang lebih baik dan berkualitas.
Tabel 5.3 . Keterkaitan Misi 3 dengan Tujuan dan Sasaran
No. Tujuan Sasarana. Meningkatkan kualitas
pelayanan pendidikan.1) Meningkatnya pemerataan, akses,
mutu, relevansi dan daya saing disetiap jenjang pendidikan.
2) Meningkatnya kinerja pendidik,tenaga kependidikan dan pengawaspendidik.
b. Meningkatkan kualitaslayanan kesehatan.
1) Meningkatnya kesehatan ibu, anak,dan gizi masyarakat.
2) Meningkatnya upaya kesehatanmasyarakat
3) Meningkatnya pelayanan promotivdan preventif bidang kesehatan.
4) Berkurangnya kasus penyakitmenular.
5) Terwujudnya cakupan jaminanpemeliharaan kesehatan keluargamiskin.
6) Meningkatkan .........
- 146 -
No. Tujuan Sasaran6) Meningkatnya kualitas kesehatan
lingkungan7) Meningkatnya jaminan keamanan
obat dan makanan bagi kesehatanmasyarakat.
8) Meningkatnya pengawasan obat danmakanan
9) Meningkatnya kualitas sarana danprasarana dalam pelayanankesehatan.
10) Meningkatnya kualitas dan kuantitassumber daya manusia dalampelayanan kesehatan.
11) Terwujudnya sistem InformasiKesehatan
12) Meningkatnya pengawasan terhadapHIV-AIDS dan penyalahgunaannarkoba dan zat adiktif lainnya.
13) Meningkatnya pengembangan dandiversifikasi unit pelayanan sesuaiperspektif masyarakat.
14) Terkendalinya pertumbuhan pendu-duk serta meningkatnya keluargayang berkualitas dan sejahtera.
15) Meningkatnya kualitas dan kuantitaspotensi pemberdayaan masyarakat
c. Mewujudkan penataanruang dan LingkunganHidup yangberkelanjutan.
1) Terciptanya dan terkendalinyapemanfaatan ruang yang serasi.
2) Meningkatnya kualitas lingkunganhidup kota.
d. Mengembangkan saranadan prasarana perkotaanyang lebih berkualitas.
1) Meningkatnya kualitas dan keterse-diaan infrastruktur pendukung kota.
2) Meningkatnya kualitas pelayananjasa transportasi jalan.
4. Misi 4
Mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah.
Tabel 5.4 . Keterkaitan Misi 4 dengan Tujuan dan Sasaran
No. Tujuan Sasarana. Menumbuhkembangkan
kegiatan perekonomianperkotaan yangdidasarkan padapengembangan investasi.
1) Terwujudnya prosedur di bidangperizinan dan investasi yang lebihmudah, cepat,dan transparan sesuaiperaturan yang berlaku.
2) Meningkatnya .........
- 147 -
No. Tujuan Sasaran2) Meningkatnya nilai investasi PMA
dan PMDNb. Membuka peluang
penyerapan tenaga kerjaserta pendayagunaantenaga kerja yang luasbagi masyarakat.
1) Meningkatnya kualitas tenaga kerjasehingga mampu bersaing di pasarkerja.
2) Meningkatnya partisipasi angkatankerja
3) Meningkatnya penyerapan tenagakerja
c. Mewujudkanpemberdayaan usahamikro, kecil, menengahdan koperasi (UMKMK).
1) Meningkatnya produktifitas UMKMmelalui pemanfaatan teknologi danpemenuhan sarana prasarana usaha.
2) Meningkatnya kapasitaskelembagaan koperasi sesuai denganjati diri koperasi.
3) Meningkatnya akses permodalanbagi pelaku koperasi dan UKM.
4) Meningkatnya iklim usahaPerdagangan yang kondusif.
d. Meningkatkan ketahananpangan daerah danmengembangkanagribisnis perkotaanberbasis sumber dayalokal.
1) Meningkatnya kondisi ketahananpangan daerah.
2) Meningkatnya kemandirian danproduktivitas lembaga usaha bidangagribisnis.
3) Meningkatnya produksi,produktivitas, dan mutu produkagribisnis.
4) Meningkatnya kesejahteraan pelakuagribisnis
5) Meningkatnya masyarakat yangmengkonsumsi makanan non berasdan terigu
e. Mengembangkan potensikeragaman budaya,pariwisata danmendorongpengembangan ekonomikreatif yang berbasiskeunggulan daerah.
1) Tercapainya peningkatan daya saingdan daya jual destinasi pariwisata.
2) Terwujudnya gedung kesenian untukmelestarikan dan mengembangkanbudaya.
3) Meningkatnya pembinaan lembaga/kelompok seni dan budaya.
4) Meningkatnya perkembanganekonomi kreatif yang berbasiskeunggulan daerah.
f. Mengembangkan potensikepemudaan danolahraga.
1) Meningkatnya pembinaan olahragayang berorientasi pada prestasi.
2) Meningkatnya jumlah masyarakatyang berolahraga untuk menjagakesehatan.
3) Meningkatkan .........
- 148 -
No. Tujuan Sasaran3) Meningkatnya pembinaan potensi
kepemudaan dalam peranpembangunan.
5. Misi 5
Meningkatkan keamanan, ketertiban, keindahan, dan kebersihan kota.
Tabel 5.5 . Keterkaitan Misi 5 dengan Tujuan dan Sasaran
No. Tujuan Sasarana. Mewujudkan rasa aman
dan ketentraman dimasyarakat.
1) Meningkatnya ketertiban, disiplindan perlindungan masyarakat.
2) Meningkatnya pemahaman dankemampuan aparatur danmasyarakat dalam penangananresiko bencana.
3) Meningkatnya pembinaan politikdaerah, lembaga swadayamasyarakat, dan organisasikemasyarakatan.
4) Terwujudnya kerukunan antar daninter umat beragama sebagaiperwujudan nilai-nilai agama.
b. Menciptakan lingkunganperkotaan yang sehat danindah.
1) Meningkatnya penangananpersampahan perkotaan.
2) Meningkatnya kebersihan dankeindahan kota.
3) Meningkatnya biopori dan tanamanyang menyerap air.
BAB VI ………
- 149 -
BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
A. STRATEGI PEMBANGUNAN
Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program
indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi harus dijadikan salah satu
rujukan penting dalam perencanaan pembangunan daerah (strategy focussed-
management). Strategi diperlukan untuk memperjelas arah pengembangan program
prioritas kepala daerah. Rumusan strategi berupa pernyataan yang menjelaskan
bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai, yang selanjutnya diperjelas dengan
serangkaian arah kebijakan.
Secara umum strategi kebijakan pembangunan Kota Sukabumi Tahun 2013-
2018, dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan
adalah sebagai berikut :
1. Bidang Kemasyarakatan :
a. Meningkatkan pendidikan keagamaan dan pengamalan nilai-nilai
keagamaan;
b. Meningkatkan toleransi dan kerukunan antar dan inter umat beragama;
c. Meningkatkan kesetiakawanan sosial dan mengeliminir terjadinya
tawuran.
2. Bidang Pemerintahan :
a. Pengelolaan APBD yang mengutamakan kepentingan masyarakat;
b. Mewujudkan sinergitas dengan Pemerentah Daerah lain, dan meningkatkan
profesionalisme, akuntabilitas, transparansi dan penegakan hukum, guna
mencegah korupsi, kolusi dan nepotisme;
c. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menetapkan kebijakan
Pemerintah daerah;
d. Meningkatkan pengelolaan keuangan dan aset daerah menuju opini Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP).
3. Bidang Pembangunan :
a. Meningkatkan kualitas pelayanan dasar masyarakat dan proses pelayanan
yang transparan dan akuntabel;
b. Mengembangkan ………
- 150 -
b. Mengembangkan koperasi dan KUKM, serta bantuan permodalannya;
c. Penataan pasar tradisional, dan peningkatan tata kelola perizinan usaha
dan investasi.
Adapun rumusan strategi pembangunan berupa pernyataan-pernyataan
yang menjelaskan bagaimana secara sistematis tujuan dan sasaran pembangunan
akan dicapai, diuraikan dalam penjelasan berdasarkan misi, tujuan dan sasaran
sebagai berikut :
1. Misi 1
Mewujudkan reformasi birokrasi menuju sumber daya manusia yang
beriman, bertaqwa dan berilmu.
Tabel 6.1 . Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 1
No. Tujuan Sasaran Strategia. Meningkatkan
kualitaskeimanan danketaqwaankepada TuhanYang MahaEsa, dankehidupansosialbermasyarakat.
1) Meningkatnyaaktifitas masyarakatdalam kehidupanberagama dankesetiakawanansosial.
Menggiatkan aktivitasmasyarakat dalamkegiatan keagamaan dankesetiakawanan sosial.
2) Meningkatnyasarana danprasaranaperibadatan.
Meningkatkan kualitasdan kuantitas sarana danprasarana peribadatandan lembaga pendidikankeagamaan.
3) Menurunnya lajupertumbuhanpenyandangmasalahKesejahteraan Sosial.
Memberikan bantuan danmeningkatkan modelpenanganan masalahkesejahteraan sosialberbasis kolaborasidengan kelompok/organisasi masyarakat.
b. Menumbuhkanwawasankeilmuan yangdapatmeningkatkankualitas hidup.
1) Terwujudnyasumber dayaaparatur pemerintahyang berkualitas.
Menyelenggarakan ataumenyertakan pendidikandan pelatihan bagiaparatur dalampemenuhan kesesuaiandengan bidangpekerjaannya.
2) Terwujudnya .........
- 151 -
No. Tujuan Sasaran Strategi2) Terwujudnya
pendidikan budipekerti, wawasankebangsaan dankearifan lokal bagimasyarakat.
Mengoptimalkankurikulum praktektentang budi pekerti danwawasan kebangsaan disekolah.
3) Meningkatnyaapresiasi masyarakatterhadap budayabaca.
Meningkatkan kualitaslayanan perpustakaandaerah dan melakukansosialisasi peningkatanminat baca masyarakat.
2. Misi 2
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, jujur,
adil, profesional, mendengar dan melayani masyarakat dengan ikhlas.
Tabel 6.2 . Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 2
No. Tujuan Sasaran Strategia. Menciptakan
organisasipemerintahyang efektifdan efisien.
1) Meningkatnya mutupengawasan danpelaksanaanpengendalian interndalampenyelenggaraanpemerintahandaerah.
Mengoptimalkanpelaksanaan SistemPengendalian InternPemerintah, danmeningkatkan intensitasdan efektivitaspengawasan aparaturmelalui pengawasaninternal.
b. Mengembang-kan sistem,proses danprosedur kerjayang jelas,terukur dansesuaidengan kaida-kaidah tatakelolapemerintahanyang baik
1) Meningkatnyakualitas dokumenperencanaan danpengendalianpembangunandaerah yangterpadu.
Penyediaan dokumenperencanaan danpengendalianpembangunan daerahyang terpadu dan tepatwaktu, beserta SOP yangdibutuhkan.
2) Meningkatnyaefisiensi danefektifitaspenggunaananggaran yangseimbang danterkelolanya asetdaerah berorientasipada kepentinganpublik.
Meningkatkan tata kelolakeuangan dan assetdaerah.
3) Meningkatnya .........
- 152 -
No. Tujuan Sasaran Strategi3) Meningkatnya
pemanfaatanteknologi informasi.
Menyediakan sisteminformasi publik yangaksesibel oleh aparaturdan publik.
4) Meningkatnyakualitas pelayananmasyarakat.
Meningkatkan setiapaspek-aspek pelayanan,guna tercapainyakepuasan yang baik bagimasyarakat.
c. Mewujudkanpemerintahanyang mampuberjalan padaaturan hukumdanPerundang-undanganyang berlaku.
1) Meningkatnyapengawasanterhadappelaksanaanotonomi daerah.
Menerbitkan peraturandaerah dalam kerangkapeningkatan pelaksanaanotonomi daerah.
2) Meningkatnyakapasitas anggotaDPRD.
Memfasilitasi efektifivitaspelaksanaanfungsi DPRD dalamlegislasi, penganggaran,dan pengawasan,sehingga meningkatkanakuntabiltas DPRD padapublik.
3) Meningkatnyapenegakan dankepastian hukumyang adil bagisemua pihak.
Penegakan regulasisesuai konsekuensihukum, didukung olehpenyediaan informasipublik secaratransparan, denganmenggunakanteknologi informasi, danmedia informasi lainyang kontekstual, sertaoptimalisasi penegakandan kepastian hukummelalui usulan ataupenerbitan peraturan.
4) Meningkatnyakualitas layananadministrasikependudukan.
Meningkatkan sistem dancakupan layananadministrasikependudukan.
5) Meningkatnyapengelolaan danpelayanankearsipan daerah.
Meningkatkan tata kelolakearsipan daerah yanghandal.
3. Misi .........
- 153 -
3. Misi 3
Mewujudkan pelayanan dasar yang lebih baik dan berkualitas.
Tabel 6.3 . Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 3
No. Tujuan Sasaran Strategia. Meningkatkan
kualitaspelayananpendidikan.
1) Meningkatnyapemerataan, akses,mutu, relevansi dandaya saing di setiapjenjang pendidikan.
Penyediaan layananpendidikan umum,vokasional, mapunpendidikan khusus yangterjangkau dan sesuaikebutuhan bagi semuakelompok masyarakat.
2) Meningkatnyakinerja pendidikdan tenagakependidikan.
Meningkatkan kinerjapendidik dan tenagakependidikan.
b. Meningkatkankualitaslayanankesehatan.
1) MeningkatnyaKesehatan Ibu Anakdan gizimasyarakat.
Meningkatkan layananterhadap Ibu, Anak danbayi serta tercukupinyapemenuhan gizimasyarakat.
2) Meningkatnyaupaya kesehatanmasyarakat.
Meningkatkan pelayanankesehatan masyarakat.
3) Meningkatnyapelayanan promotivdan preventifbidang kesehatan.
Melaksanakanpembinaan perilakuhidup sehat bagimasyarakat.
4) Berkurangnya kasuspenyakit menular.
Meningkatkan upayadalam pencegahan danpenanganan penyakitmenular.
5) Terwujudnyacakupan jaminanpemeliharaankesehatan keluargamiskin.
Meningkatkan cakupanmasyarakat miskin yangdifasilitasi jaminanpemeliharaan kesehatan.
6) Meningkatnyakualitas kesehatanlingkungan.
Meningkatkan kualitaskesehatan lingkungan.
7) Meningkatnyajaminan keamananobat dan makananbagi kesehatanmasyarakat.
Meningkatkan cakupanketersediaan obat sesuaidengan kebutuhan.
8) MeningkatnyaPengawasan obatdan makanan
Meningkatkan cakupanPIRT yang bersertifikat.
9) Meningkatnya .........
- 154 -
No. Tujuan Sasaran Strategi9) Meningkatnya
kualitas sarana danprasarana dalampelayanankesehatan.
Melengkapi pemenuhankelengkapan sarana danprasarana pelayanankesehatan yangmemenuhi standar.
10) Meningkatnyakualitas dankuantitas sumberdaya manusiadalam pelayanankesehatan.
Meningkatkanketersediaan sumberdaya manusia dalampelayanan kesehatanyang representatif.
11) Terwujudnya sistemInformasi Kesehatan
Mengembangkan sisteminformasi kesehatan dipuskesmas dan dinassecara online berbasis web.
12) Meningkatnyapengawasanterhadap HIV-AIDSdanpenyalahgunaannarkoba dan zatadiktif lainnya
Meningkatkan kerjasamaantar tokoh agama, tokohmasyarakat, KomisiPenanggulangan HIV-AIDS dalam rangkapembinaan kepadamasyarakat akan bahayaHIV-AIDS, narkoba danzat adiktif lainnya.
13) Meningkatnyapengembangan dandiversifikasi unitpelayanan sesuaiperspektifmasyarakat.
Meningkatkanpengembangan dandiversifikasi unitpelayanan kesehatan.
14) Terkendalinyapertumbuhanpenduduk sertameningkatnyakeluarga yangberkualitas dansejahtera.
Mengendalikan tingkatkelahiran pendudukmelalui peningkatankualitas dan aksesibilitaspelayanan KeluargaBerencana.
15) MeningkatnyaKualitas danKuantitas PotensiPemberdayaanMasyarakat
Pengembangan modelpemberdayaanorganisasi/kelompokmasyarakat untukbersinergi dalam forumpembangunanekonomi,teknologi, kesehatan,pendidikan daninfrastruktur.
c. Mewujudkan .........
- 155 -
No. Tujuan Sasaran Strategic. Mewujudkan
penataanruang danLingkunganHidup yangberkelanjutan.
1) Terciptanya danterkendalinyapemanfaatan ruangyang serasi.
Penyusunan dokumenRencana detail tataruang, dan penegakanhukum implementasiRTRW.
2) Meningkatnyakualitas lingkunganhidup kota.
Meningkatkan penanga-nan sampah, rumah tidaklayak huni, dan sanitasirumah tinggal.
d. Mengembang-kan sarana danprasaranaperkotaanyang lebihberkualitas.
1) Meningkatnyakualitas danketersediaaninfrastrukturpendukung kota.
Meningkatkan kondisiinfrastruktur jalan,jembatan, danketersediaan listrik sertaair bersih.
2) Meningkatnyakualitas pelayananjasa transportasijalan.
Meningkatkan keselama-tan, kenyamanan,aksesibilitas dan efisiensilayanan lalu lintas danangkutan jalan.
4. Misi 4
Mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah.
Tabel 6.4 . Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 4
No. Tujuan Sasaran Strategia. Menumbuh-
kembangkankegiatanperekonomianperkotaanyangdidasarkanpadapengemba-ngan investasi.
1) Terwujudnyaprosedur di bidangperizinan daninvestasi yang lebihmudah, cepat, dantransparan sesuaiperaturan yangberlaku.
Penerapan prosedur dibidang perizinan daninvestasi yang lebihmudah, cepat,transparan, dan sesuaikaidah keilmuan sertaperaturan yang berlaku.
2) Meningkatnya nilaiinvestasi PMA danPMDN
Penyediaan informasidaerah dan menciptakankondusifitas ikliminvestasi.
b. Membukapeluangpenyerapantenaga kerjaserta pendaya-gunaan tenagakerja yang luasbagimasyarakat.
1) Meningkatnyakualitas tenaga kerjasehingga mampubersaing di pasarkerja.
Meningkatkan fasilitasipelatihan ketrampilankerja, dengan mengikutikebutuhan pasarpotensial.
2) MeningkatnyaPartisipasiAngkatan Kerja
Penegakan perlindungantenaga kerja, didukungpeningkatan kolaborasidan sinergi masyarakat
dalam .........
- 156 -
No. Tujuan Sasaran Strategidalam menciptakanpeluang kerja.
3) Meningkatnyapenyerapan tenagakerja
Membangun sistem yangdapat menarik investasiberpotesi dalampenyediaan lapangankerja.
c. Mewujudkanpemberdayaanusaha mikro,kecil,menengah dankoperasi(UMKMK).
1) MeningkatnyaproduktifitasUMKM melaluipemanfaatanteknologi danpemenuhansarana prasaranausaha.
Pengembangankerjasama antarpemerintah, pihak swastadan masyarakatuntuk pengembangandan pemberdayaanUMKM.
2) Meningkatnyakapasitaskelembagaankoperasi sesuaidengan jati dirikoperasi.
Meningkatkan kapasitaskelembagaan koperasi.
3) Meningkatnya aksespermodalan bagipelaku koperasi danUKM.
Pengembangankerjasama danpemberian bantuanpermodalan Usaha Mikrodan Kecil.
4) Meningkatnya iklimusaha Perdaganganyang kondusif
Penanganan terhadapsengketa konsumen,fasilitasi pemasaranproduk dan penataanPedagang Kaki Lima.
d. Meningkatkanketahananpangan daerahdanmengembang-kan agribisnisperkotaanberbasissumber dayalokal.
1) Meningkatnyakondisi ketahananpangan daerah.
Meningkatkanpemenuhan pangan bagirumah tangga yangtercermin dariketersediaan panganyang cukup dalamjumlah maupun mutu,aman, merata,terjangkau, berkeadilandan berkelanjutan
2) Meningkatnyakemandirian danproduktivitaslembaga usahabidang agribisnis.
Meningkatkan kualitasSDM agribisnis danmelaksanakan revitalisasikelembagaan usahabidang agribisnis
3) Meningkatnya .........
- 157 -
No. Tujuan Sasaran Strategi3) Meningkatnya
produksi,produktivitas, danmutu produkagribisnis.
Meningkatkanpelaksanaan revitalisasiagribisnis secaramenyeluruh baikagribisnis on-farm dan off-farm
4) Meningkatnyakesejahteraanpelaku agribisnis
Meningkatkan fasilitasipermodalan dan bantuansarana produksiagribisnis sertamengembangkandiversifikasi usaha tani
5) Meningkatnyamasyarakat yangmengkonsumsimakanan non berasdan terigu
Meningkatkanpengetahuan dankesadaran masyarakattentang pangan yangaman, bermutu, danbergizi bagi konsumsimasyarakat
e. Mengembang-kan potensikeragamanbudaya,pariwisata danmendorongpengembangan ekonomikreatif yangberbasiskeunggulandaerah.
1) Tercapainyapeningkatan dayasaing dan daya jualdestinasi pariwisata.
Meningkatkan dayasaing dan daya jualdestinasi pariwisata,dengan meningkatkanpelayanan bagiwisatawan.
2) Terwujudnyagedung kesenianuntuk melestarikandanmengembangkanbudaya.
Membangun gedungkesenian sebagai upayamelestarikan danmengembangkan senidan budaya.
3) Meningkatnyapembinaanlembaga/ kelompokseni dan budaya.
Memfasilitasi sinergimasyarakat untukmenggali danmemelihara lembaga /kelompok seni budaya.
4) Meningkatnyaperkembanganekonomi kreatifyang berbasiskeunggulan daerah.
Menggiatkan aktualisasiekonomi kreatif danmemperluas jangkauanpromosi untukpencitraan daerah.
f. Mengembang-kan potensikepemudaandan olahraga.
1) Meningkatnyapembinaan olahragayang berorientasipada prestasi.
Mewujudkanpembibitan, pembinaan,pemanduan olah ragasecara kontinyu danteratur
2) Meningkatnya .........
- 158 -
No. Tujuan Sasaran Strategi2) Meningkatnya
jumlah masyarakatyang berolahragauntuk menjagakesehatan
Meningkatkan kegiatanolahraga di masyarakat.
3) Meningkatnyapembinaan potensikepemudaan dalamperanpembangunan.
Meningkatnya kualitasdan partisipasi generasimuda dalampembangunan daerah.
5. Misi 5
Meningkatkan keamanan, ketertiban, keindahan, dan kebersihan kota.
Tabel 6.5 . Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 5
No. Tujuan Sasaran Strategia. Mewujudkan
rasa aman danketentraman dimasyarakat.
1) Meningkatnyaketertiban, disiplindan perlindunganmasyarakat.
Meningkatkan upayamendidik masyarakatuntuk berlaku tertib dandisiplin, sertamenjaga ketertibanumum.
2) Meningkatnyapemahaman dankemampuanaparatur danmasyarakat dalampenanganan resikobencana.
Meningkatkan kesadarandan ketanggapanmasyarakat dan aparaturterhadap bencana.
3) Meningkatnyapembinaan politikdaerah, lembagaswadayamasyarakat, danorganisasikemasyarakatan.
Meningkatkanpembinaan politik bagimasyarakat, sertamelakukan pendataanterhadap lembagaswadaya masyarakat,dan organisasikemasyarakatan.
4) Terwujudnyakerukunan antardan inter umatberagama sebagaiperwujudan nilai-nilai agama.
Meningkatkan perananMUI, FKUB dan lembagakeagamaan lain gunameningkatkanpengamalan nilai- nilaiagama dalam kehidupan.
b. Menciptakan .........
- 159 -
No. Tujuan Sasaran Strategib. Menciptakan
lingkunganperkotaanyang sehat danindah.
1) Meningkatnyapenangananpersampahanperkotaan.
Penyediaan tempatpengelolaanpersampahan, baikberupa TPST, unit banksampah dan pengeloladaur ulang sampah.
2) Meningkatnyakebersihan dankeindahan kota.
Meningkatkan eksistensikebersihan dankeindahan wilayahperkotaan.
3) Meningkatnyabiopori dantanaman yangmenyerap air
Meningkatkanpembuatan biopori danpenanaman tanamanyang menyerap air
B. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Arah kebijakan pembangunan Kota Sukabumi menitik beratkan pada upaya
meningkatkan kecerdasan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Sehingga
dalam rangka upaya percepatan pembangunan, diperlukan adanya strategi
daerah, yang kemudian ditetapkan menjadi arah kebijakan pembangunan selama
5 (lima) tahun ke depan, sebagaimana titik berat pembangunan tersebut.
Arah kebijakan pembangunan Kota Sukabumi merupakan derivasi dari
arah kebijakan pembangunan Nasional dan Provinsi Jawa Barat, dengan
mempertimbangkan potensi sumberdaya dan kearifan lokal masyarakat Kota
Sukabumi.
Secara garis besar, arah kebijakan umum pembangunan Kota Sukabumi
yang akan dijadikan pedoman selama periode pemerintahan tahun 2013-2018
adalah sebagai berikut :
Tabel 6.1. Arah Kebijakan Pembangunan
No. Misi Strategi Arah Kebijakan1. Misi 1 :
Mewujudkanreformasibirokrasi menujusumber dayamanusia yangberiman,bertaqwa danberilmu
a. Menggiatkanaktivitas masyarakatdalam kegiatankeagamaan dankesetiakawanansosial.
1)
2)
Meningkatkan upayapendidikan keagamaanbagi masyarakat.Memberikan dukungan,memfasilitasi, dan/atau melakukankoordinasi terhadapkegiatan keagamaandan kesetiakawanan
sosial .........
- 160 -
No. Misi Strategi Arah Kebijakansosial yangdilaksanakan olehmasyarakat.
b. Meningkatkankualitas dankuantitas sarana danprasaranaperibadatan danlembaga pendidikankeagamaan.
1) Memberikan dukungan,memfasi-litasi, dan/atau melakukankoordinasi dalampeningkatan kualitasdan kuantitas saranadan prasaranaperibadatan danlembaga pendidikankeagamaan.
c. Memberikan bantuandan meningkatkanmodel penangananmasalahkesejahteraan sosialberbasis kolaborasidengan kelompok/organisasimasyarakat.
1)
2)
Pengembangan modelpemberdayaankelompok masyarakatuntuk berpartisipasipenanganan layanansosial dasar danpembangunan fisik.Pemberian bantuanterhadap kelompokmasyarakatpenyandang masalahkesejahteraan sosial.
d. Menyelenggarakanatau menyertakanpendidikan danpelatihan bagiaparatur dalampemenuhankesesuaian denganbidang pekerjaannya.
1)
2)
Penyelenggaraanpendidikan danpelatihan bagi aparatur,serta pengembanganilmupengetahuan danteknologi yangdiimbangi denganpeningkatan kesejah-teraan aparatur.Meningkatkan kualitasaparatur melaluipengelolaan sumberdaya manusiaberdasarkan standarkompetensi
e. Mengoptimalkankurikulum praktektentang budi pekertidan wawasankebangsaan disekolah.
1) Melakukan penyela-rasan terhadapkurikulum praktektentang budi pekertidan wawasankebangsaan di sekolah,sehingga lebih aplikatif.
f. Meningkatkan .........
- 161 -
No. Misi Strategi Arah Kebijakanf. Meningkatkan
kualitas layananperpustakaan daerahdan melakukansosialisasipeningkatan minatbaca masyarakat.
1)
2)
Peningkatan kualitaslayanan perpustakaandaerah.Sosialisasi secaraintensif terhadappeningkatan minat bacamasyarakat.
2. Misi 2 :Mewujudkantata kelolapemerintahanyang baik,bersih,berwibawa, jujur,adil, profesional,mendengar danmelayanimasyarakatdengan ikhlas
a. Mengoptimalkanpelaksanaan SistemPengendalian InternPemerintah, danmeningkatkanintensitas danefektivitas pengawa-san aparatur melaluipengawasan internal.
1)
2)
Optimalkanpelaksanaan SistemPengendalian InternPemerintah.Peningkatkan upayaintensitas danefektivitas pengawasanaparatur melaluipengawasan internal.
b. Penyediaan doku-men perencanaandan pengendalianpembangunandaerah yang terpadudan tepat waktu,beserta SOP yangdibutuhkan.
1)
2)
Penyediaan dokumenperencanaan danpengendalianpembangunan daerahtepat waktu.Menyajikan publikasiatas dokumenperencanaan daerah.
c. Meningkatkan tatakelola keuangan danasset daerah.
1)
2)
Pengembangankapasitas keuangandaerah melaluioptimalisasi potensi danaset daerah, sertaefisiensi belanja.Penguatan regulasidaerah untukpeningkatan kapasitaspengelolaan keuangan.
d. Menyediakan sisteminformasi publikyangaksesibel olehaparatur dan publik.
1)
2)
Membangun danmeningkatkan sisteminformasi daerah, yangmemuat data daninformasipembangunan, sertaaplikatif dalampeningkatan pelayanankepada masyarakat.Mengoptimalkanregulasi dalampenyelenggaraanketerbukaan informasipublik.
e. Meningkatkan .........
- 162 -
No. Misi Strategi Arah Kebijakane. Meningkatkan setiap
aspek-aspekpelayanan, gunatercapainyakepuasan yang baikbagi masyarakat.
1)
2)
3)
Memproleh kategoribaik dalam pencapaianIndek KepuasanMasyarakat (IKM).Optimalisasi penerapanStandar PelayananMinimal (SPM).Meningkatkan kategorikelurahan.
f. Menerbitkanperaturan daerahdalam kerangkapeningkatanpelaksanaan otonomidaerah.
1) Penyediaan regulasiyang representatifdalam optimalisasipelaksanaan otonomidaerah.
g. Memfasilitasi efekti-fivitas pelaksanaanfungsi DPRD dalamlegislasi, pengang-garan, danpengawasan,sehinggameningkatkanakuntabiltas DPRDpada publik.
1)
2)
Meningkatkan kapasitaspimpinan dan anggotaDPRD.Fasilitasi RancanganPeraturan DaerahPrakarsa DPRD.
h. Penegakan regulasisesuai konsekuensihukum, didukungoleh penyediaaninformasi publiksecara transparan,denganmenggunakanteknologi informasi,dan media informasilain yangkontekstual, sertaoptimalisasipenegakan dankepastian hukummelalui usulan ataupenerbitanperaturan.
1)
2)
Penegakan sistemreward and punismentsesuai regulasi yangberlaku.Membangunmekanismepengaduan publik yangaksesibel oleh publik.
i. Meningkatkan sistemdan cakupan layananadministrasikependudukan.
1) Meningkatkan indekskepuasan terhadappelayanan administrasikependudukan.
2) Meningkatkan .........
- 163 -
No. Misi Strategi Arah Kebijakan2) Meningkatkan cakupan
layanan administrasikependudukan.
j. Meningkatkan tatakelola kearsipandaerah yang handal.
1)
2)
Pemberlakuan aturanbaku sistempengarsipan.Meningkatkanpengelolaan kearsipanberbasis digital.
3. Misi 3 :Mewujudkanpelayanan dasaryang lebih baikdan berkualitas
a. Penyediaan layananpendidikan umum,vokasional, mapunpendidikan khususyang terjangkau dansesuai kebutuhanbagi semuakelompokmasyarakat.
1)
2)
3)
Menetapkan targetpencapaian minimalpendidikan umum,kejuruan, maupun nonformal.Memfasilitasikemampuanmelanjutkan sekolahbagi keluarga miskin.MeningkatkanPerluasan memperolehpendidikan danketrampilan.
b. Meningkatkankinerja pendidik dantenagakependidikan.
1)
2)
Pembinaan terhadapunsur aparaturpengelola sekolah.Peningkatankompetensi tenagapendidik sesuaiperkembangan ilmupengetahuan, tekno-logi, peraturan, danmetode ajar yang baik.
c. Meningkatkanlayanan terhadapIbu, Anak dan bayiserta tercukupinyapemenuhan gizimasyarakat.
1)
2)
Meminimalisir angkakematian bayi.Memfasilitasi kecuku-pan pemenuhan gizimasyarakat pada lokasiyang membutuhkanpenanganan prioritas.
d. Meningkatkanpelayanan kesehatanmasyarakat
1) Peningkatan pelayanankesehatan masyarakat.
e. Melaksanakanpembinaan perilakuhidup sehat bagimasyarakat
1) Peningkatan upayapembinaan perilakuhidup sehat bagimasyarakat.
f. Meningkatkan .........
- 164 -
No. Misi Strategi Arah Kebijakanf. Meningkatkan upaya
dalam pencegahandan penangananpenyakit menular
1)
2)
3)
Meningkatkan Cakupankelurahan UniversalChild Immunization.Meningkatkan cakupanpenanganan penderitapenyakit menular.Meningkatkan cakupanremaja yang mempu-nyai pengetahuankomprehensif tentangHIV-AIDS.
g. Meningkatkancakupan masyarakatmiskin yangdifasilitasi jaminanpemeliharaankesehatan.
1)
2)
Pemberian layananjaminan pemeliharaankesehatan bagimasyarakat miskin.Menyediakan rumahsakit atau tempatpengobatan gratisdalam layanankesehatan bagimasyarakat miskin.
h. Meningkatkankualitas kesehatanlingkungan
1) Melakukanpengendalian terhadapvektor penyakit.
i. Meningkatkancakupanketersediaan obatsesuai dengankebutuhan.
1) Pengadaan danpemeliharaankelengkapan sarana danprasarana pelayanankesehatan sesuaistandar pelayanan.
j. Meningkatkancakupan PIRT yangbersertifikat.
1) Peningkatan cakupanPIRT yang bersertifikat
k. Melengkapipemenuhankelengkapan saranadan prasaranapelayanan kesehatanyang memenuhistandar.
1) Pengadaan danpemeliharaankelengkapan sarana danprasarana pelayanankesehatan sesuaistandar pelayanan.
l. Meningkatkanketersediaan sumberdaya manusia dalampelayanan kesehatanyang representatif.
1)
2)
Penempatan tenagakesehatan pada unitlayanan kesehatan yangsesuai tingkatkebutuhan masyarakat.Peningkatankompetensi tenagakesehatan.
m. Mengembangkan .........
- 165 -
No. Misi Strategi Arah Kebijakanm. Mengembangkan
Sistem InformasiKesehatan diPuskesmas danDinas secara onlineberbasis web.
1) Pembuatan SistemInformasi KesehatanKota Sukabumi online.
n. Meningkatkankerjasama antartokoh agama, tokohmasyarakat, KomisiPenanggulanganHIV-AIDS dalamrangka pembinaankepada masyarakatakan bahaya HIV-AIDS, narkoba danzat adiktif lainnya
1) Penyusunan rencanaaksi penanggulanganHIV-AIDS, penggunaannarkoba dan zat adiktiflainnya.
j. Meningkatkanpengembangan dandiversifikasi unitpelayanan kesehatan.
1) Pengembangan dandiversifikasi unitpelayanan kesehatanbagi masyarakat.
k. Mengendalikantingkat kelahiranpenduduk melaluipeningkatan kualitasdan aksesibilitaspelayanan KeluargaBerencana.
1) Memperkuatkelembagaan danjaringan KeluargaBerencana dalammeningkatkankepedulian dan peranserta masyarakatdalam upayapengendalian jumlahdan laju pertumbuhanpenduduk danpembudayaan keluargakecil berkualitas.
l. Memperkuatkelembagaan danJaringan pengarusu-tamaan gender,melalui ketersediaandata dan peningka-tan partisipasimasyarakat.
1) Memperkuat koordinasidan jaringanpengarusutamaangender dalamperencanaan,pelaksanaan,pemantauan, danevaluasi pembangunan
m. Mengendalikantingkat kelahiranpenduduk melaluipeningkatan kualitasdan aksesibilitaspelayanan KeluargaBerencana.
1) Efektifitas pelaksanaanprogram keluargaberencana dimasyarakat
n. Pengembangan .........
- 166 -
No. Misi Strategi Arah Kebijakann. Pengembangan
modelpemberdayaanorganisasi/kelompokmasyarakat untukbersinergi dalamforum pembangunanekonomi, teknologi,kesehatan,pendidikan daninfrastruktur.
1) Meningkatkan peranserta organisasi/kelompokmasyarakat untukbersinergi dalam forumpembangunan.
o. PenyusunandokumenRencana Detail TataRuang, danpenegakan hukumimplementasi RTRW.
1)
2)
3)
Menyediakan dokumenRencana Detail TataRuang dalampengendalianpemanfaat ruang yangserasi danberkesinambungan.Meningkatkankomitmen penyediaanruang terbuka hijau.Penegakan hukumimplementasi RTRW.
o. Meningkatkanpenanganan sampah,rumah tidak layakhuni, dan sanitasirumah tinggal.
1)
2)
3)
4)
Meningkatkanpersentase penanganansampah.Meningkatkanpersentase jumlahrumah layak huni.Meningkatkanpersentase rumahtinggal bersanitasi.Meningkatkanimplementasi adaptasidan mitigasi perubahaniklim.
p. Meningkatkankondisi infrastrukturjalan, jembatan, danketersediaan listrikserta air bersih.
1)
2)
3)
Pembangunan danpemeliharaan jaringanjalan dan jembatan yangbaik, nyaman danmemenuhi standarkeselamatan.Peningkatan cakupankelistrikan.Peningkatan cakupanair bersih.
q. Meningkatkan .........
- 167 -
No. Misi Strategi Arah Kebijakanq. Meningkatkan
keselamatan,kenyamanan,aksesibilitas danefisiensi layanan lalulintas dan angkutanjalan.
1)
2)
Pengembangan sistemprasarana transportasiterpadu, yangmendukungpeningkatanpertumbuhan wilayahsecara serasi.Meningkatkankelancaran pelayananangkutan jalan melaluipenataan sistemjaringan dan terminal,manajemen lalu lintas,fasilitas lalu lintas,penegakan hukum dandisiplin di jalan.
4. Misi 4 :Mendorongpertumbuhanekonomi dandaya saingdaerah
a. Penerapan prosedurdi bidang perizinandan investasi yanglebih mudah, cepat,transparan, dansesuai kaidahkeilmuan sertaperaturan yangberlaku.
1) Penerapan ISO dalamlayanan perizinan daninvestasi.
b. Penyediaaninformasidaerah danmenciptakankondusifitas ikliminvestasi.
1) Penyediaan informasiInvestasi daerah yanghandal.
c. Meningkatkanfasilitasi pelatihanketrampilan kerja,dengan mengikutikebutuhan pasarpotensial.
1)
2)
Fasilitasi pelatihanketrampilan kerjadengan mengikutikebutuhan pasar.Pengoptimalan fungsiBalai Latihan Kerja.
d. Penegakanperlindungan tenagakerja, didukungpeningkatankolaborasi dansinergi masyarakatdalam menciptakanpeluang kerja.
1)
2)
3)
Penguatan Pengawasanpenerapan hukumperlindungan tenagakerja.Mendorong pembukaanjenis ketrampilan lifeskill lebih beragam.Melakukan analisispotensi masyarakatdalam menciptakanpeluang kerja.
e. Membangun .........
- 168 -
No. Misi Strategi Arah Kebijakane. Membangun sistem
yang dapat menarikinvestasi berpotesidalam penyediaanlapangan kerja.
1) Menyusun rencana aksipengembanganinvestasi potensi daerahdalam penyediaanlapangan kerja.
f. Pengembangankerjasama antarpemerintah, pihakswasta danmasyarakat untukpengembangan danpemberdayaanUMKM.
1)
2)
3)
4)
Meningkatkanpertumbuhan UMKM.Membangun pasarinduk.Mengembangkan pasartradisional.Membangun pusatpromosi dan informasi.
g. Meningkatkankapasitaskelembagaankoperasi.
1)
2)
Meningkatkanpertumbuhan koperasiyang berkualitas.Pembinaan danpengawasan terhadapkegiatan usahakoperasi.
h. Pengembangankerjasama danpemberian bantuanpermodalan UsahaMikro dan Kecil.
1) Pemberian bantuanpermodalan UsahaMikro dan Kecil.
i. Penangananterhadap sengketakonsumen, fasilitasipemasaran produkdan penataanpedagang kaki lima.
1)
2)
3)
Penyelesaian setiapsengketa konsumen.Pembinaan dan fasilitasipemasaran produkunggulan.Optimalisasi penataanpedagang kaki lima.
j. Meningkatkanpemenuhan panganbagi rumah tanggayang tercermin dariketersediaan panganyang cukup dalamjumlah maupunmutu, aman, merata,terjangkau, berkeadi-lan danberkelanjutan.
1)
2)
3)
Perlindungan lahanpertanian panganberkelanjutan dancadangan lahanpertanian panganberkelanjutan.Penguatan cadanganpangan pemerintah dancadangan panganmasyarakat.Peningkatanketersediaan informasipasokan, distribusi,harga dan aksespangan.
4) Peningkatan .........
- 169 -
No. Misi Strategi Arah Kebijakan4)
5)
6)
Peningkatanpenganekaragamankonsumsi pangan.Peningkatanpengawasan danpembinaan mutu dankeamanan pangan.Penanganan rawanpangan.
k. Meningkatkankualitas SDMagribisnis danmelaksanakanrevitalisasikelembagaan usahabidang agribisnis.
1)
2)
Peningkatan kualitassistem penyuluhanagribisnis.Peningkatan pembinaankelembagaan usahaagribisnis.
l. Meningkatkanpelaksanaanrevitalisasi agribisnissecara menyeluruhbaik agribisnis on-farm dan off-farm.
1)
2)
3)
4)
Peningkatanketersediaan dankualitas saranaproduksi.Peningkatan pelatihanteknologi agribisnis.Peningkatan produksi,produktivitas dan mutuproduk agribisnis.Peningkatan danpengembangan saranaprasarana agribisnis.
m. Meningkatkanfasilitasi permodalandan bantuan saranaproduksi agribisnissertamengembangkandiversifikasi usahatani.
1)
2)
Peningkatan fasilitasidan pendampinganbagi petani dan pelakuusaha agribisnislainnya.Peningkatanpendapatan petanimelalui diversifikasiusaha tani danperbaikan sistempemasaran.
n. Meningkatkanpengetahuan dankesadaranmasyarakat tentangpangan yang aman,bermutu, dan bergizibagi konsumsimasyarakat.
1) Sosialisasi tentangpangan yang aman,bermutu, dan bergizibagi konsumsi kepadamasyarakat
o. Meningkatkan .........
- 170 -
No. Misi Strategi Arah Kebijakano. Meningkatkan daya
saing dan daya jualdestinasi pariwisata,denganmeningkatkanpelayanan bagiwisatawan.
1)
2)
Inventarisasi potensiwisata.Peningkatan pembinaanpenyedia layanan bagiwisatawan di lokasiobjek wisata, tempatpenginapan, dan sentralperbelanjaan.
p. Membangun gedungkesenian sebagaiupaya melestarikandanmengembangkanseni dan budaya.
1) Terbangunnya gedungkesenian sebagai upayamelestarikan danmengembangkan senidan budaya.
q. Memfasilitasi sinergimasyarakat untukmenggali danmemeliharalembaga/ kelompokseni budaya.
1)
2)
Analisis terhadapstakeholder organisasi/kelompokmasyarakat yangbergerak di bidang senibudaya.Pengembangan modelPemberdayaanorganisasi/ kelompokmasyarakat seni budayauntuk bersinergi dalamforum pengembanganseni budaya daerah.
q. Menggiatkanaktualisasi ekonomikreatif danmemperluasjangkauan promosiuntuk pencitraandaerah.
1)
2)
Analisis terhadapstakeholder organisasi/kelompokmasyarakat yangbergerak di ekonomikreatif.Pengembangan modelPemberdayaanorganiasi/ kelompokmasyarakat untukbersinergi dalamforum pengembanganekonomi kreatif.
r. Mewujudkanpembibitan,pembinaan,pemanduan olahraga secara kontinyudan teratur
1)
2)
Analisis stakeholderorganisasi / kelompokmasyarakat yangbergerak di bidang olahraga.Pembangunan danpemeliharaan tempat-tempat olah raga.
3) Pembinaan .........
- 171 -
No. Misi Strategi Arah Kebijakan3) Pembinaan terhadap
olahragawanberprestasi.
s. Meningkatnyakualitas danpartisipasi generasimuda dalampembangunandaerah.
1)
2)
Berperan serta dalampembinaan organisasikepemudaan.Fasilitasi kegiatan yangmelibatkan unsurorganisasi kepemudaan.
5. Misi 5 :Meningkatkankeamanan,ketertiban,keindahan, dankebersihan kota
a. Meningkatkan upayamendidikmasyarakat untukberlaku tertib dandisiplin, sertamenjaga ketertibanumum.
1)
2)
3)
4)
5)
Peningkatanpenyelesaianpenangananpelanggaran PeraturanDaerah.Peningkatan kapasitasanggota Polisi PamongPraja.Peningkatan kapasitasanggota Linmas.Mengoptimalkanantisipasi gangguankeamanan,ketenteraman, danketertiban masyarakat.Optimalisasipencegahan danpenanganan tawuranpelajar.
b. Meningkatkankesadaran danketanggapanmasyarakat danaparatur terhadapbencana.
1)
2)
Meningkatkanpemahaman aparaturdan masyarakatterhadappenanggulanganbencana.Optimalisasipenanganan korbandari kejadian bencana.
c. Meningkatkanpembinaan politikbagi masyarakat,serta melakukanpendataan terhadapLembaga swadayamasyarakat, danOrganisasiKemasyarakatan.
1)
2)
Pemberian pendidikanpolitik bagi masyarakat.Pendataan terhadapLembaga swadayamasyarakat, danOrganisasiKemasyarakatan.
d. Meningkatkan .........
- 172 -
No. Misi Strategi Arah Kebijakand. Meningkatkan
peranan MUI, FKUBdan lembagakeagamaan lain gunameningkatkanpengamalan nilai-nilai agama dalamkehidupan
1) Melaksanakanrevitalisasi perananMUI, FKUB danlembaga keagamaanlain guna meningkatkankerukunan pengamalannilai-nilai agama dalamkehidupan.
e. Penyediaan tempatpengelolaanpersampahan, baikberupa TPST, unitbank sampah danpengelola daur ulangsampah.
1) Tersedianya tempatpengelolaanpersampahan, baikberupa TPST, unit banksampah dan pengeloladaur ulang sampahpada lokasi yangrepresentatif.
f. Meningkatkaneksistensi kebersihandan keindahanwilayah perkotaan.
1)
2)
3)
Pemeliharaan rutinkebersihan dankeindahan lingkungan.Peningkatan jumlahkawasan atau lokasiyang mendapatkanpenanganan khususkebersihan dankeindahan lingkungan.Melakukan penggunaanruang untuk aktivitasperekonomian danpemerintahan secarabertahap yang berjalandi wilayah kota baru.
g. Meningkatkanpembuatan bioporidan penanamantanaman yangmenyerap air
1)
2)
Perluasan ataupeningkatan kawasanruang terbuka hijau.Pembangunaninfrastruktur yangberwawasanlingkungan.
BAB VII .........
- 173 -
BAB VII
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
A. KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN
Sesuai Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 7 tahun 2008, tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Sukabumi Tahun 2005-2015,
digariskan bahwa kebijakan umum tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 adalah :
1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Beriman, Bertaqwa dan
Berbudaya.
Strategi yang dilakukan pada tahap ini adalah menititikberatkan pada
upaya perwujudan peningkatan kualitas SDM yang berdaya saing, ditandai
dengan terus meningkatnya kualitas kesejahteraan rakyat dan aparatur
pemerintah yang meningkat sebanding dengan tingkat kesejahteraan daerah-
daerah berpenghasilan menengah. Di samping itu indikator lainnya adalah
menguatnya kinerja kelembagaan pengelola SDM, dan tetap konsisten dalam
upaya penegakan hukum serta pendayagunaan SDM yang berkesinambungan.
2. Mewujudkan Pelayanan Pendidikan Yang Berkualitas
Strategi yang dilakukan pada tahap ini adalah dengan menititikberatkan
kepada :a. Peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan, termasuk yang berbasis
keunggulan lokal;b. Peningkatan manajemen pelayanan pendidikan yang efektif dan efisien;
dan/atauc. Mensinergikan antara pembangunan pendidikan, ilmu pengetahuan dan
teknologi serta peningkatan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan
standar pelayanan nasional.
3. Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas
Strategi yang dilakukan adalah dengan upaya untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pada tahap ini ditandai dengan akreditasi
seluruh .........
- 174 -
seluruh pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan rujukan yang
dikelola secara profesional oleh tenaga kesehatan yang sudah mengikuti sertifikasi
profesi dan berdampak pada menurunnya penderita gizi buruk, gizi kurang serta
meningkatnya aksesibilitas penduduk miskin ke pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan dengan menggunakan jaminan/asuransi kesehatan masyarakat miskin
dengan contact rate nya mencapai 1 kali setiap tahunnya.
4. Mewujudkan Pengembangan Perdagangan dan Sektor Lapangan Usaha
Lainnya yang Berdaya Saing Tinggi
Strategi yang dilakukan pada tahap ini dengan menititikberatkan pada
upaya untuk mewujudkan kegiatan usaha yang berdaya saing antara lain :a. Peningkatan mutu dan pengembangan teknologi agribisnis mulai dari hulu
sampai hilir dalam kerangka merespons tuntutan konsumen terhadap mutu,
kenyamanan, keamanan, kesehatan, dan kelestarian produk;b. Menciptakan lingkungan usaha yang nyaman dan kondusif, pengembangan
kemampuan inovasi dan peningkatan kemampuan sumber daya industri kecil;
dan/atauc. Perluasan kawasan perdagangan di daerah yang cepat tumbuh serta penataan
distribusi barang.
5. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik Dengan Aparatur
Pemerintah Daerah Yang Profesional Dan Amanah
Pembangunan pemerintahan diarahkan pada pelembagaan aspek
demokrasi yang menjunjung etika, penguatan produk hukum daerah (Perda)
untuk memantapkan pelaksanaan otonomi dan penyelenggaraan pemerintahan.
Pada tahap ini dititikberatkan pada :a. Peningkatan operasionalitas dan profesionalitas aparatur yang didukung oleh
standar prosedur operasional yang jelas dan tata laksana serta kompetensi
yang memadai;b. Aspek keuangan daerah adalah dengan melanjutkan upaya-upaya yang telah
dilaksanakan pada lima tahun kedua serta diarahkan pada peningkatan daya
guna kekayaan dan asset daerah, optimalisasi pengelolaan belanja daerah
terutama di Satuan Kerja Perangkat Daerah;
c. Menjaga .........
- 175 -
c. Menjaga kesinambungan fiskal daerah dan intensifikasi peluang-peluang
untuk mendapatkan sumber dana di luar APBD Kota Sukabumi; dan/ataud. Mengintensifkan kerjasama antar daerah, antara Kota Sukabumi dengan
kota/kabupaten di dalam negeri maupun dengan kota-kota diluar negeri
sebagai bentuk implementasi kerjasama Citynet (government to government dan
city to city cooperation).
6. Mewujudkan Kota Sukabumi yang Nyaman dan Indah
Strategi yang dilakukan adalah dengan upaya untuk mewujudkan Kota
Sukabumi yang nyaman dan indah pada tahap ini ditandai dengan semakin efisien
dan efektifnya pemanfaatan ruang yang didukung oleh pemenuhan infrastruktur
kota yang semakin memadai, penggunaan ruang untuk aktivitas perekonomian
dan pemerintahan secara bertahap telah berjalan di wilayah kota baru. Sejalan
dengan itu pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan
sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat karena didukung
oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien,
dan akuntabel. Kondisi itu semakin mendorong terwujudnya kota tanpa
permukiman kumuh.
Dalam konteks regional Kota Sukabumi sebagai bagian pembangunan di
Provinsi Jawa Barat, Kota Sukabumi merupakan bagian dari Wilayah
Pengembangan Sukabumi (WP Sukabumi) dan bagian dari Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW) Sukabumi. Pembangunan kewilayahan diarahkan untuk
mengatasi kesenjangan kesejahteraan masyarakat antar wilayah, baik antar
kabupaten dan kota maupun antara wilayah perkotaan dan perdesaan, sehingga
dapat mewujudkan pembangunan secara berkelanjutan dan berkeadilan. Fokus
pengembangan Kota Sukabumi di dalam WP Sukabumi, diarahkan untuk
pengembangan pusat pengolahan agribisnis dan peternakan, agropolitan, wisata
agro, industry non-polutan serta perdagangan dan jasa.
Kebijakan umum pembangunan yang tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Sukabumi tahun 2008-2025 dan
strategi yang direncanakan pada tahapan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah tersebut, selaras dengan program prioritas yang dicanangkan
oleh .........
- 176 -
oleh Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi periode 2013-2018, dengan visi dan
penjabaran ke dalam 5 (lima) misi yang ingin di raih dalam 5 (lima) tahun ke
depan.
B. PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Dalam upaya pencapaian visi dan misi sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya, maka disusun prioritas pembangunan yang menjadi indikator
terhadap pencapaian target-target pembangunan. Program pembangunan yang
menjadi indikator pencapaian visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota tersebut
dikaitkan dengan pencapaian terhadap 7 (tujuh) aspek prioritas pembangunan
tersebut yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7.1. Aspek Program Pembangunan Kota Sukabumi Tahun 2013-2018
No. Prioritas Pembangunan Program Pembangunan1 Aspek Agama dan
Sosial Budaya1. Program Pengembangan Wawasan
Kebangsaan.2. Program Pembinaan lembaga pendidikan,kesehatan, sosial dan keagamaan.3. Program Pengembangan Ekonomi Kreatif.4. Program Peningkatan peran serta dankesetaraan jender dalam pembangunan.5. Program pembinaan panti asuhan/ pantijompo.6. Program Peningkatan peran sertakepemudaan.7. Program pemberdayaan masyarakat untukmenjaga ketertiban dan keamanan.8. Program Pengelolaan Keragaman Budaya.9. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya.10. Program Pembinaan dan PemasyarakatanOlah Raga.11. Peningkatan sarana dan prasarana olahraga.
2 Aspek ReformasiBirokrasi
1. Program Peningkatan Kapasitas SumberDaya Aparatur.
2. Program Pendidikan Kedinasan.3. Program Pembinaan dan Pengembangan
Aparatur.4. Program Peningkatan Sistem Pengawasan
Internal dan Pengendalian PelaksanaanKebijakan Kepala Daerah.
5. Program .........
- 177 -
No. Prioritas Pembangunan Program Pembangunan5. Program Perencanaan Pembangunan
Daerah.6. Program peningkatan dan Pengembangan
Pengelolaan Keuangan Daerah.7. Program Peningkatan Partisipasi
Masyarakat dalam Pembangunan diKecamatan/Kelurahan.
8. Program Pemeliharaan Kantrantibmas DanPencegahan Tindak Kriminal.
9. Program Pengembangan WawasanKebangsaan.
10. Program Peningkatan Kerjasama AntarPemerintah Daerah
11. Program Kerjasama Pembangunan.12. Program Pengembangan Komunikasi
Informasi dan Media Massa13. Program Kerjasama Informasi Media
Massa14. Program kelembagaan dan Ketatalaksanaan
antar Pemerintah dan Pemda.15. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga
Perwakilan Rakyat Daerah.16. Pemberian bantuan pembangunan ke
masyarakat dalam bentuk hibah3 Aspek Pemeliharaan
dan PembangunanInfrastruktur danLingkungan Hidup
1. Program rehabilitasi/pemeliharaan Jalandan Jembatan.
2. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan.3. Program Inspeksi Kondisi Jalan dan
Jembatan.4. Program Penguatan Infrastruktur dan
Prasarana Daerah (DPIPD).5. Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Persampahan.6. Program Pengendalian Pencemaran dan
Perusakan Lingkungan Hidup.7. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
(RTH).4 Aspek Pendidikan 1. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan.2. Program Pendidikan Anak Usia Dini.3. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar
Sembilan Tahun.4. Program Pendidikan Menengah.5. Program Manajemen Pelayanan
Pendidikan.6. Program Pendidikan Non Formal.
5. Aspek .........
- 178 -
No. Prioritas Pembangunan Program Pembangunan5 Aspek Kesehatan 1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat.
2. Program Kemitraan Peningkatan PelayananKesehatan.
3. Program Peningkatan Pelayanan KesehatanAnak Balita.
4. Program Peningkatan Keselamatan IbuMelahirkan dan Anak.
5. Program Perbaikan Gizi Masyarakat6. Program Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Menular7. Program Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan masyarakat8. Program Pengadaan, Peningkatan dan
Perbaikan Sarana dan PrasaranaPuskesmas/Puskesmas Pembantu danJaringannya.
9. Program Keluarga Berencana.6 Aspek Daya Saing
Daerah Ekonomi,Pemberdayaan Koperasidan UMKM, sertaPenanggulanganKemiskinan
1. Program Peningkatan PelaksanaanPelayanan Perizinan.
2. Program Peningkatan Iklim Investasi danRealisasi Investasi.
3. Program Peningkatan Promosi danKerjasama Investasi.
4. Program Peningkatan Kualitas danProduktifitas Tenaga Kerja.
5. Program Pengembangan Sistem PendukungUsaha Bagi KUMKM
6. Program Peningkatan Kualitas danProduktifitas Tenaga Kerja.
7. Program Peningkatan Kesempatan Kerja.8. Perlindungan dan pengembangan lembaga
ketenagakerjaan.9. Program Pengembangan Industri Kecil dan
Menengah.10. Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima
dan Asongan.11. Program Pengembangan Kewirausahaan
dan Keunggulan Kompetitif.12. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan
Dalam Negeri.13. Program Pengembangan Sentra-sentra
Industri Potensial.14. Program Peningkatan Kualitas
Kelembagaan Koperasi.15. Program Pengembangan Kewirausahaan
dan Keunggulan Kompetitif UKM.
16. Program .........
- 179 -
No. Prioritas Pembangunan Program Pembangunan16. Program Pengembangan Sistem Pendukung
Usaha bagi UMKM.17. Program Perlindungan Konsumen dan
Pengamanan Perdagangan.18. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Pertanian/ Perkebunan.19. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
dan Program Pemberdayaan PenyuluhPertanian/ Perkebunan.
20. Program Pengembangan BudidayaPerikanan.
21. Program Peningkatan Pemasaran HasilProduksi Peternakan.
22. Program Peningkatan KesejahteraanPetani.
23. Program Pengembangan Kemitraan.24. Program Pengembangan dan Pemasaran
Pariwisata.25. Program Pengembangan Destinasi.26. Program Pengembangan Ekonomi
Kreatif.7 Aspek Peningkatan
Pelayanan DasarAdminsitrasiKependudukan
1. Program Penataan AdministrasiKependudukan.
2. Bantuan Sosial
Ketujuh aspek prioritas pembangunan tersebut atas, juga merupakan dasar
penetapan indikator kinerja dalam mengukur target program pembangunan
daerah. Dalam menjamin keselarasan pembangunan nasional, Provinsi Jawa Barat
dan daerah Kota Sukabumi maka dalam penetapan indikator kinerja daerah,
dipergunakan indikator-indikator yang bersumber pada: 1) Standar pelayanan
minimal (SPM) sebagaimana telah ditetapkan oleh peraturan kementerian
pemerintah; 2) Indikator kinerja kunci yang termuat dalam Peraturan Pemerintah;
dan 3) Kearifan lokal dan potensi yang dimiliki.
Pada tabel berikut disajikan Kebijakan Umum Pembangunan di Kota
Sukabumi, yang berisikan sasaran dengan program pembangunan daerah Kota
Sukabumi :
Tabel 7.2 .........
- 180 -
Tabel 7.2. Program Pembangunan Kota Sukabumi Tahun 2013-2018
No. Misi SasaranProgram
PembangunanDaerah
Bidang UrusanSKPD
PenanggungJawab
1. Misi 1 :Mewujudkanreformasibirokrasimenujusumber dayamanusiayangberiman,bertaqwa danberilmu
Meningkatnyaaktifitasmasyarakatdalamkehidupanberagama dankesetiakawanansosial.
ProgramPengembanganWawasanKebangsaan
Otonomi Daerah,PemerintahanUmum,AdministrasiKeuangan Daerah,Perangkat Daerah,Kepegawaian danPersandian.
SekretariatDaerah
Meningkatnyasarana danprasaranaperibadatan.
ProgramPembinaanlembagapendidikan,kesehatan, sosialdan keagamaan
Otonomi Daerah,PemerintahanUmum,AdministrasiKeuangan Daerah,Perangkat Daerah,Kepegawaian danPersandian.
SekretariatDaerah
MenurunnyalajupertumbuhanpenyandangmasalahKesejahteraanSosial
1. ProgramPemberdayaanFakir Miskin,KomunitasAdat Terpecil(KAT) danPMKS lainnya.
2. ProgramPelayanan danRehabilitasiKesejahteraanSosial.
3. ProgramPemberdayaanKelembagaanKesejahteraanSosial.
4. Programpembinaanpanti asuhan/panti jompo
Sosial Dinas Sosial,Tenaga KerjadanTransmigrasi
Terwujudnyasumber dayaaparaturpemerintahyang berkualitas
1. Programpeningkatankapasitassumber dayaaparatur
2. ProgramPendidikankedinasan
Otonomi Daerah,PemerintahanUmum,AdministrasiKeuangan Daerah,Perangkat Daerah,Kepegawaian danPersandian
BadanKepegawaianPendidikan danPelatihan
Terwujudnyapendidikan budipekerti,wawasankebangsaan dankearifan lokalbagi masyarakat
1. Program WajibBelajarPendidikanDasar SembilanTahun
2. ProgramPendidikanMenengah
Pendidikan DinasPendidikan danKebudayaan
Meningkatnya .........
- 181 -
No. Misi SasaranProgram
PembangunanDaerah
Bidang UrusanSKPD
PenanggungJawab
Meningkatnyaapresiasimasyarakatterhadapbudaya baca
ProgramPengembanganbudaya baca danpembinaanperpustakaan
Perpustakaan KantorPerpustakaanUmum danArsip Daerah
2. Misi 2 :Mewujud-kan tatakelolapemerintahan yang baik,bersih,berwibawa,jujur, adil,profesional,mendengardan melayanimasyarakatdenganikhlas
Meningkatnyamutupengawasandan pelaksanaanpengendalianintern dalampenyeleng-garaanpemerintahandaerah
ProgramPeningkatanSistemPengawasanInternal danPengendalianPelaksanaanKebijakan KepalaDaerah
Otonomi Daerah,PemerintahanUmum,AdministrasiKeuangan Daerah,Perangkat Daerah,Kepegawaian danPersandian
Inspektorat
Meningkatnyakualitasdokumenperencanaandanpengendalianpembangunandaerah yangterpadu
ProgramPerencanaanPembangunanDaerah
PerencanaanPembangunan
BadanPerencanaanPembangunanDaerah
Meningkatnyaefisiensi danefektifitaspenggunaananggaran yangseimbang danterkelolanyaaset daerahberorientasipadakepentinganpublik
Programpeningkatan danPengembanganpengelolaankeuangan daerah
Otonomi Daerah,PemerintahanUmum,AdministrasiKeuangan Daerah,Perangkat Daerah,Kepegawaian danPersandian
DinasPendapatan,PengelolaanKeuangan, danAset Daerah
Meningkatnyapemanfaatanteknologiinformasi
ProgramPengembanganKomunikasiInformasi danMedia Massa
Komunikasi daninformatika
KantorKomunikasidanInformatika
Meningkatnyakualitaspelayananmasyarakat
1. ProgramkelembagaandanKetatalaksanaan antarPemerintahdan Pemda
2. ProgramPembinaandan PelayananAdministrasiPemerintahTingkatKewilayahan
Otonomi Daerah,PemerintahanUmum,AdministrasiKeuangan Daerah,Perangkat Daerah,Kepegawaian danPersandian
SekretariatDaerahKecamatan
Meningkatnya .........
- 182 -
No. Misi SasaranProgram
PembangunanDaerah
Bidang UrusanSKPD
PenanggungJawab
Meningkatnyakapasitasanggota DPRD
Programpeningkatankapasitas lembagaperwakilan rakyatdaerah
Otonomi Daerah,PemerintahanUmum,AdministrasiKeuangan Daerah,Perangkat Daerah,Kepegawaian danPersandian
SekretariatDPRD
Meningkatnyapenegakan dankepastianhukum yangadil bagi semuapihak
Program PenataanPeraturanPerundang-undangan
Otonomi Daerah,PemerintahanUmum,AdministrasiKeuangan Daerah,Perangkat Daerah,Kepegawaian danPersandian
SekretariatDaerah
Meningkatnyakualitas layananadministrasikependudukan
Program PenataanAdministrasiKependudukan
Kependudukandan Catatan Sipil
DinasKependudukandan PencatatanSipil
Meningkatnyapengelolaan danpelayanankearsipandaerah
Perbaikan sistemadministrasikearsipan
Kearsipan KantorPerpustakaandan ArsipDaerah
3. Misi 3 :Mewujudkanpelayanandasar yanglebih baikdanberkualitas
Meningkatnyapemerataan,akses, mutu,relevansi dandaya saing disetiap jenjangpendidikan
1. ProgramPendidikanAnak UsiaDini
2. Program WajibBelajarPendidikanDasar 9 Tahun
3. ProgramPendidikanMenengah
4. ProgramManajemenPelayananPendidikan
Pendidikan DinasPendidikan danKebudayaan
Meningkatnyakinerja pendidikdan tenagakependidikan
ProgramPeningkatan MutuPendidik danTenagaKependidikan
Pendidikan DinasPendidikan danKebudayaan
MeningkatnyaKesehatan ibu,anak dan gizimasyarakat
1. ProgramPeningkatanKeselamatanIbu dan Anak
2. Programperbaikan gizimasyarakat
Kesehatan DinasKesehatan
MeningkatnyaupayaKesehatanMasyarakat
Program UpayaKesehatanMasyarakat
Kesehatan DinasKesehatan
Meningkatnya .........
- 183 -
No. Misi SasaranProgram
PembangunanDaerah
Bidang UrusanSKPD
PenanggungJawab
Meningkatnyapelayananpromotiv danpreventif bidangkesehatan
1. Programpromosikesehatan danpemberdayaanmasyarakat
2. Programpengemba-nganLingkungansehat
Kesehatan DinasKesehatan
Berkurangnyakasus penyakitmenular.
Programpencegahan danpenanggulanganpenyakitmenular
Kesehatan DinasKesehatan
Terwujudnyacakupanjaminanpemeliharaankesehatankeluarga miskin.
1. ProgramKemitraanPeningkatanPelayananKesehatan.
2. ProgrampelayananKesehatanuntukpendudukmiskin.
3. ProgramPangadaan,Peningkatandan PerbaikanSarana DanPrasaranapuskesmas,pustu danjaringannya
Kesehatan DinasKesehatan
MeningkatnyaKualitasKesehatanLingkungan
1. ProgramPromosiKesehatan danPemberdayaanMasyarakat
2. ProgramPenyehatanLingkungan
Kesehatan DinasKesehatan
Meningkatnyajaminankeamanan obatdan makananbagi kesehatanmasyarakat.
Program obat danperbekalankesehatan
Kesehatan DinasKesehatan
MeningkatnyaPengawasanobat danmakanan
Program obat danperbekalankesehatan
Kesehatan DinasKesehatan
Meningkatnya .........
- 184 -
No. Misi SasaranProgram
PembangunanDaerah
Bidang UrusanSKPD
PenanggungJawab
Meningkatnyakualitas dankuantitassumber dayamanusia dalampelayanankesehatan.
ProgramStandarisasiPelayananKesehatan
Kesehatan DinasKesehatan
Terwujudnyasistem InformasiKesehatan
Program Panga-daan, PeningkatanDan PerbaikanSarana danPrasaranapuskesmas, pustudan jaringannya
Kesehatan DinasKesehatan
Meningkatnyapengawasanterhadap HIV-AIDS danpenyalahgunaannarkoba danzat adiktiflainnya
Programpencegahan danpenanggulanganpenyakit menular
Kesehatan DinasKesehatan
Meningkatnyapengembangandan diversifikasiunit pelayanansesuai perspektifmasyarakat.
1. Program Standa-risasi PelayananKesehatan
2. Programpengadaan,peningkatansarana danprasaranarumah sakit/rumah sakitjiwa/rumahsakit paru-paru/rumahsakit mata
Kesehatan DinasKesehatan danRSUD. R.Syamsudin, SH
Terkendalinyapertumbuhanpenduduk sertameningkatnyakeluarga yangberkualitas dansejahtera.
Program KeluargaBerencana
KeluargaBerencana danKeluarga Sejahtera
BadanPemberdayaanMasyarakat,Perempuan danKeluargaBerencana
Meningkatnyaperanperempuandalampembangunan
ProgramPenguatanKelembagaanPengarusutamaanGender dan Anak
PemberdayaanPerempuan
BadanPemberdayaanMasyarakat,Perempuan danKeluargaBerencana
Meningkatnyakualitas dankuantitaspotensipemberdayaanmasyarakat
Program KeluargaBerencana
KeluaragaBerencana danKeluarga Sejahtera
BadanPemberdayaanMasyarakat,Perempuan danKeluargaBerencana
Terciptanya .........
- 185 -
No. Misi SasaranProgram
PembangunanDaerah
Bidang UrusanSKPD
PenanggungJawab
Terciptanya danterkendalinyapemanfaatanruang yangserasi.
1. ProgramPerencanaanTata Ruang.
2. ProgramPengelolaanruang terbukahijau (RTH).
Penataan RuangLingkunganHidup
Dinas TataRuang,Perumahan danPermukiman.KantorLingkunganHidup.DinasPengelolaanSampah,Pertamanan,danPemakaman
Meningkatnyakualitaslingkunganhidup kota.
1. Programpengemba-ngan kinerjapengelolaanpersampahan
2. Programpengemba-nganperumahan
3. Programperlindungandan konservasisumber dayaalam
LingkunganHidupPerumahan
DinasPengelolaanSampah,Pertamanan,danPemakamanDinas TataRuang,Perumahan danPermukimanKantorLingkunganHidup
Meningkatnyakualitas danketersediaaninfrastrukturpendukungkota.
1. ProgramPenguatanInfrastrukturdan PrasaranaDaerah(DPIPD)
2. ProgramPembangunanJalan danJembatan
Pekerjaan UmumPerumahan
DinasPerhubunganDinas TataRuang,Perumahan danPermukiman
Meningkatnyakualitaspelayanan jasatransportasijalan.
Programpeningkatan danpengamanan lalulintas
Perhubungan DinasPerhubungan
4. Misi 4 :Mendorongpertumbuhanekonomi dandaya saingdaerah
Terwujudnyaprosedur dibidangperizinan daninvestasi yanglebih mudah,cepat, dantransparansesuai peraturanyang berlaku.
ProgramPeningkatanPelaksanaanPelayananPerizinan
Penanaman modal BadanPenanamanModal danPelayananTerpadu
Meningkatnyanilai investasiPMA danPMDN
ProgramPeningkatanPromosi danKerjasamaInvestasi
Penanaman modal BadanPenanamanModal danPelayananTerpadu
Meningkatnya .........
- 186 -
No. Misi SasaranProgram
PembangunanDaerah
Bidang UrusanSKPD
PenanggungJawab
Meningkatnyakualitas tenagakerja sehinggamampubersaing dipasar kerja.
ProgramPeningkatanKualitas danProduktifitasTenaga Kerja
Ketenagakerjaan Dinas SosialTenaga KerjadanTransmigrasi
MeningkatnyaPartisipasiAngkatan Kerja
1. ProgramPeningkatanKualitas danProduktifitasTenaga Kerja
2. ProgramPeningkatanKesempatanKerja
Ketenagakerjaan Dinas SosialTenaga KerjadanTransmigrasi
Meningkatnyapenyerapantenaga kerja
Program Pening-katan Promosi danKerjasamaInvestasi
Ketenagakerjaan Dinas SosialTenaga KerjadanTransmigrasi
MeningkatnyaproduktifitasUMKM melaluipemanfaatanteknologi danpemenuhansaranaprasaranausaha.
1. ProgramPengemba-ngan IndustriKecil danMenengah
2. ProgramPeningkatanEfisiensiPerdaganganDalam Negeri
Koperasi danusaha kecilmenengahPerdagangan
Dinas Koperasi,PerindustriandanPerdagangan
Meningkatnyakapasitaskelembagaankoperasi sesuaidengan jati dirikoperasi.
PengembanganKewirausahaandan KeunggulanKompetitif UKM
Koperasi danusaha kecilmenengah
Dinas Koperasi,PerindustriandanPerdagangan
Meningkatnyaakses permo-dalan bagipelaku koperasidan UKM.
Koperasi danusaha kecilmenengah
Dinas Koperasi,PerindustriandanPerdagangan
Meningkatnyaiklim usahaPerdaganganyang kondusif
1. ProgramPerlindunganKonsumen danPengamananPerdagangan
2. ProgramPembinaanPedagang KakiLima danAsongan
3. ProgramPeningkatanEfisiensiPerdaganganDalam Negeri
Perdagangan Dinas Koperasi,PerindustriandanPerdagangan
Meningkatnya .........
- 187 -
No. Misi SasaranProgram
PembangunanDaerah
Bidang UrusanSKPD
PenanggungJawab
Meningkatnyakondisiketahananpangan daerah.
1. Programpengemba-ngan danpengelolaanjaringanirigasi, rawadan jaringanpengairanlainnya
2. ProgramPeningkatanKetahananPanganPertanian/Perkebunan
Pekerjaan UmumKetahanan Pangan
Dinas TataRuang,Perumahan danPermukiman.DinasPertanian,Perikanan danKetahananPangan
Meningkatnyakemandiriandanproduktivitaslembaga usahabidangagribisnis.
1. ProgramPeningkatanKesejahteraanPetani
2. ProgramPemberdayaanPenyuluhPertanian/Perkebunan
Pertanian DinasPertanian,Perikanan danKetahananPangan
Meningkatnyaproduksi,produktivitas,dan mutuprodukagribisnis.
ProgramPeningkatanPemasaran HasilProduksiPertanian/Perkebunan.
Pertanian DinasPertanian,Perikanan danKetahananPangan
Meningkatnyakesejahteraanpelakuagribisnis
1. ProgramPeningkatanKesejahteraanPetani
2. ProgramPemberdayaanPenyuluhPertanian/Perkebunan
Ketahanan Pangan DinasPertanian,Perikanan danKetahananPangan
Meningkatnyamasyarakatyangmengkonsumsimakanan nonberas dan terigu
ProgramPeningkatanKetahanan PanganPertanian/Perkebunan
Ketahanan Pangan DinasPertanian,Perikanan danKetahananPangan
Tercapainyapeningkatandaya saing dandaya jual desti-nasi pariwisata.
ProgramPengembanganKemitraan
Pariwisata Dinas Pemuda,Olahraga,Pariwisata danEkonomiKreatif
Terwujudnyagedungkesenian untukmelestarikandan mengem-bangkanbudaya.
ProgramPengembanganEkonomi Kreatif
Pariwisata Dinas Pemuda,Olahraga,Pariwisata danEkonomiKreatif
Meningkatnya .........
- 188 -
No. Misi SasaranProgram
PembangunanDaerah
Bidang UrusanSKPD
PenanggungJawab
Meningkatnyapembinaanlembaga/kelompokseni danbudaya.
ProgramPengembanganEkonomi Kreatif
Pariwisata Dinas Pemuda,Olahraga,Pariwisata danEkonomiKreatif
Meningkatnyaperkembanganekonomi kreatifyang berbasiskeunggulandaerah.
ProgramPengembanganEkonomi Kreatif
Pariwisata Dinas Pemuda,Olahraga,Pariwisata danEkonomiKreatif
Meningkatnyapembinaanolahraga yangberorientasipada prestasi.
ProgramPembinaan danPemasyarakatanOlah Raga
Kepemudaan danolahraga
Dinas Pemuda,Olahraga,Pariwisata danEkonomiKreatif
Meningkatnyajumlahmasyarakatyangberolahragauntukmenjagakesehatan
ProgramPembinaan danPemasyarakatanOlah Raga
Kepemudaan danolahraga
Dinas Pemuda,Olahraga,Pariwisata danEkonomiKreatif
Meningkatnyapembinaanpotensikepemudaandalam peranpembangunan.
Peningkatan peranserta kepemudaan
Kepemudaan danolahraga
Dinas Pemuda,Olahraga,Pariwisata danEkonomiKreatif
5. Misi 5 :Meningkat-kankeamanan,ketertiban,keindahan,dankebersihankota
Meningkatnyaketertiban,disiplin danperlindunganmasyarakat.
1. Programpemeliharaankamtrantib-mas danpencegahantindakkriminal.
2. Programpengemba-ngan wawasankebangsaan.
3. Programpeningkatankeamanan dankenyamananlingkungan.
Kesatuan Bangsadan Politik DalamNegeri
Polisi PamongPraja danKantorKesatuanBangsa danPolitik
Meningkatnyapemahaman dankemampuanaparatur danmasyarakatdalampenangananresiko bencana.
Programpencegahan dinidanpenanggulangankorban bencanaalam
Kesatuan Bangsadan Politik DalamNegeri
BadanPenanggula-ngan BencanaDaerah
Meningkatnya .........
- 189 -
No. Misi SasaranProgram
PembangunanDaerah
Bidang UrusanSKPD
PenanggungJawab
Meningkatnyapembinaanpolitik daerah,Lembagaswadayamasyarakat, danOrganisasiKemasyarakatan.
Programpendidikan politikmasyarakat
Kesatuan Bangsadan Politik DalamNegeri
KantorKesatuanBangsa danPolitik
Terwujudnyakerukunan antardan inter umatberagamasebagaiperwujudannilai-nilaiagama.
Programpengembanganwawasankebangsaan
Kesatuan Bangsadan Politik DalamNegeri
KantorKesatuanBangsa danPolitik
Meningkatnyapenangananpersampahanperkotaan.
ProgramPengembanganKinerjaPengelolaanPersampahan
LingkunganHidup
DinasPengelolaanSampah,Pertamanan,danPemakaman
Meningkatnyakebersihan dankeindahan kota.
ProgramPengembanganKinerjaPengelolaanPersampahan
LingkunganHidup
DinasPengelolaanSampah,Pertamanan,danPemakaman
Meningkatnyabiopori dantanaman yangmenyerap air
ProgramPengelolaanRuang TerbukaHijau
LingkunganHidup
DinasPengelolaanSampah,Pertamanan,danPemakaman
Indikator dan capaian kinerja atas program pembangunan daerah ini lebih
lanjut akan ditetapkan melalui peraturan Kepala Daerah.
BAB VIII ………
- 190 -
BAB VIII
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITASDISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
Berlandaskan pada pelaksanaan, pencapaian dan sebagai keberlanjutan
RPJMD fase ke II (tahun 2008-2013), pada RPJMD fase ke III (2013-2018) ini
ditandai dengan daya saing perekonomian Kota Sukabumi yang semakin kuat,
kompetitif dan terpadu, terpenuhinya ketersediaan infrastruktur yang didukung
oleh mantapnya kerjasama pemerintah dan swasta, penataan kelembagaan
ekonomi untuk mendorong peningkatan efisiensi, produktivitas, penguasaan dan
penerapan teknologi oleh masyarakat dalam kegiatan perekonomian. Pada sektor
perdagangan dan jasa tahapan pembangunan ini diarahkan pada penciptaan
lingkungan bisnis yang nyaman dan kondusif, pengembangan kemampuan
inovasi, pengembangan industri kecil yang tangguh, perluasan kawasan
perdagangan di daerah cepat tumbuh, pemberdayaan produk dalam lokal serta
pengembangan pasar dalam negeri dan luar negeri.
Dengan memperhatikan kondisi tersebut serta mempertajam hal-hal yang
telah disampaikan kepala daerah dalam proses perencanaan politik melalui
program-program pembangunan, ditetapkan hal-hal yang menjadi prioritas
pembangunan, baik dengan kemampuan pembiayaan APBD Kota Sukabumi,
maupun bersumber pembiayaan lainnya, seperti APBD Provinsi Jawa Barat dan
APBN.
Tabel 8.1. Prioritas Pembangunan Kota Sukabumi Tahun 2013-2018
NoAspek
PrioritasPembangunan
Indikasi ArahProgram Prioritas
Pembangunan
RencanaWaktu
Pelaksanaan
Pagu IndikasiUntuk 5 Tahun
(Rp.000)
SKPDPenanggung
Jawab1 Aspek Agama
dan SosialBudaya
1. Mengoptimalkanperanan MUI,FKUB danlembaga-lembagakeagamaan gunameningkatkanpengamalan nilai-nilai agama dalamkehidupan danterwujudnyakerukunan antardan inter umatberagama.
2013-2018 1.600.000 SekretariatDaerah.
2. Meningkatkan .........
- 191 -
NoAspek
PrioritasPembangunan
Indikasi ArahProgram Prioritas
Pembangunan
RencanaWaktu
Pelaksanaan
Pagu IndikasiUntuk 5 Tahun
(Rp.000)
SKPDPenanggung
Jawab2. Meningkatkan
kesadaran umatmuslim dalammembayar zakat,infaq, sodaqoh,dan berqurban
3. Meningkatkankesadaran untukkesetiakawanansosial.
4. PembangunanGedung Kesenianuntukmelestarikan danmengembangkanbudaya dankearifan lokal.
5. Meningkatkanpembinaanorganisasikepemudaan,olahraga, linmas,wanita,pengarustamaangender berbudayabangsa, pensiunan,lansia.
6. Mewajibkan setiapsiswa muslim yangakan melanjutkanke jenjangpendidikan SMPNegeri, memilikiSTTB atau SuratKeterangan sedangmengikutipendidikan dariMadrasah Diniyah.
2013-2018
2013-2018
2014-2015
2013-2018
2013-2018
3.500.000
3.500.000
2.000.000
20.000.000
-
SekretariatDaerah.
SekretariatDaerah.
Dinporarekraf
SekretariatDaerah,Dinporarekrafdan BPMPKB
SekretariatDaerah, danDinas P dan K
2 AspekReformasiBirokrasi
1. Mewujudkanreformasi birokrasimelaluipeningkatanaparatur yangjujur, adil,profesional, taathukum,mendengar danmelayanimasyarakatdengan ikhlas.
2. Efektivitas danefisiensi anggaranWalikota danWakil Walikota,untuk dialokasikanbagi kepentinganmasyarakat.
2013-2018
2013-2018
10.000.000
-
BKPP danInspektorat
SekretariatDaerah
3. Transparasi .........
- 192 -
NoAspek
PrioritasPembangunan
Indikasi ArahProgram Prioritas
Pembangunan
RencanaWaktu
Pelaksanaan
Pagu IndikasiUntuk 5 Tahun
(Rp.000)
SKPDPenanggung
Jawab3. Transparansi
pelayanan, mulaidari persyaratan,prosedur, biayadan waktu yangterukur sesuaidengan ketentuanyang berlaku.
4. Memberikanpenghargaankepada lembagakemasyarakatanyang sudahditetapkan dalamPeraturan Daerah,yaitu :a. Ketua RW Rp.
150.000,- perbulan.
b. Ketua RT Rp.100.000,- perbulan.
5. Memberikanbantuan untukpembangunan diwilayah RW yangdikelola pengurusRW, RT dan tokohmasyarakat,sebesar Rp.15.000.000,-pertahun per-RW
6. Mewujudkan KotaSukabumi yangtertib, aman,nyaman dan bebastawuran, melaluipeningkatankoordinasi,integrasi sinergidan simplifikasidengan seluruhinstitusi militer,Polri, sipil, MUI,tokoh agama,tokoh masyarakat,organisasi sosial,organisasi masya-rakat, organisasipemuda,organisasi pelajardan tokohpendidik.
7. Meningkatkanperanan danfungsi LPM.
2013-2018
2014-2018
2014-2018
2013-2018
2013-2018
5.000.000
12.495.000
26.625.000
1.750.000
300.000
BPMPT danDKPS
Kecamatan
SekretariatDaerah danDPPKAD
KantorKesbang danPolitik, SatuanPol PP
SekretariatDaerah.
8. Meningkatkan .........
- 193 -
NoAspek
PrioritasPembangunan
Indikasi ArahProgram Prioritas
Pembangunan
RencanaWaktu
Pelaksanaan
Pagu IndikasiUntuk 5 Tahun
(Rp.000)
SKPDPenanggung
Jawab8. Meningkatkan
ruang komunikasiantara Walikotadan WakilWalikota denganmasyarakat.
9. Meningkatkanpengelolaankeuangan dan asetdaerah menujuopini WTP olehBPK-RI.
10. Meningkatkansinergitas denganpemerintah daerahlain.
2013-2018
2014-2018
2013-2018
1.750.000
6.350.000
1.000.000
KantorKominfo.
Inspektoratdan DPPKAD
SekretariatDaerah danBappeda
3 AspekPemeliharaandanPembangunanInfrastrukturdanLingkunganHidup
1. Pemeliharaaninfrastruktur, sertapembangunan/pembukaan aksesjalan baru ataspermintaanmasyarakat dankajian teknokratik.
2. Meningkatkankebersihan kota,membangun hutandan taman kota,ruang terbukahijau, penanamandan pemeliharaanpohon.
3. Mengembangkanpembangunanyang ramahlingkungan.
4. Pengelolaan sam-pah melalui daurulang sampah danpembuatankompos organik.
5. Mengembangkandan memper-banyak biopori,melakukanpemeriksaan CO2
dari kendaraandan kualitas air.
6. Menyediakan danapendampinganuntuk ProgramPNPM.
7. Pembangunankawasanpemerintahanpada wilayah baru.
2013-2018
2013-2018
2013-2018
2013-2018
2013-2018
2013-2014
2014-2018
120.000.000
25.000.000
10.000.000
10.000.000
1.000.000
5.000.000
40.000.000
DinasPerhubungan
DPSPP danKLH
DTPP
DPSPP
KLH
DPPKAD
DPPKAD danDTPP
4. Aspek .........
- 194 -
NoAspek
PrioritasPembangunan
Indikasi ArahProgram Prioritas
Pembangunan
RencanaWaktu
Pelaksanaan
Pagu IndikasiUntuk 5 Tahun
(Rp.000)
SKPDPenanggung
Jawab4 Aspek
Pendidikan1. Meningkatkan
kualitas tenagapendidik,kependidikan danpengawaspendidik.
2. Meningkatkanpenerapan standarkompetensi dankompetensi dasarsebagai saranapeningkatankualitas siswa.
3. Mencukupikebutuhanoperasionalsekolah melaluiprogram KartuCerdas sampaidengan SLTA.
4. Meningkatkankerjasama dengandunia usaha dandunia industridalam rangkapenyerapan tenagakerja lulusan SMKdan SMA.
5. Menyediakan beasiswa bagi anakberprestasi
6. Memperkuatkurikulum muatanlokal dalam rangkamelestarikanbudaya lokal.
7. Meningkatkanpenerapanteknologiinformasi dankomunikasi sebagisaranapeningkatankualitas siswa.
8. Melatih tenagapengelolakeuangan di setiapsekolah danmeningkatkanperan komitesekolah untukmelindungimasyarakatberpenghasilanbawah danmenengah.
2013-2018
2013-2018
2013-2018
2014-2018
2014-2018
2014-2018
2013-2018
2013-2018
1.000.000
35.000.000
10.000.000
10.000.000
30.000.000
2.000.000
2.000.000
1.000.000
Dinas P dan K
Dinas P dan K
Dinas P dan K
Dinas P dan K
Dinas P dan K
Dinas P dan K
Dinas P dan K
Dinas P dan K
5. Aspek .........
- 195 -
NoAspek
PrioritasPembangunan
Indikasi ArahProgram Prioritas
Pembangunan
RencanaWaktu
Pelaksanaan
Pagu IndikasiUntuk 5 Tahun
(Rp.000)
SKPDPenanggung
Jawab5 Aspek
Kesehatan1. Meningkatkan
kemudahan aksespelayanan dankualitas pelayanankesehatan denganProgram KartuSehat
2. PembangunanRumah SakitGratis untukmasyarakatmiskin.
3. Gratis pelayanankesehatan dasardan persalinan dipuskesmas danPustu meliputi:a. Pelayanan
rawat inapumum danrawat inappersalinan.
b. Pemeriksaandokter,pengobatan,dan konsultasikesehatan.
c. Tindak medikdasar.
d. Pelayanandasar kesehatanibu dan anak.
e. Pelayananlaboratoriumdasar untukitem tertentu.
f. Suratketeranganlahir, sakit dankematian.
g. Pelayanankesehatanlanjutan diRSUD R.Syamsudin, SHatau rumahsakit yangditunjuk, terdiriatas pelayanankesehatanrawat lanjutandan pelayananrawat inaplanjutan dikelas tiga.
2013-2018
2014-2015
2014-2018
30.000.000
40.000.000
20.000.000
DinasKesehatan
DinasKesehatan
DinasKesehatan danRSUD
4. Peningkatan .........
- 196 -
NoAspek
PrioritasPembangunan
Indikasi ArahProgram Prioritas
Pembangunan
RencanaWaktu
Pelaksanaan
Pagu IndikasiUntuk 5 Tahun
(Rp.000)
SKPDPenanggung
Jawab4. Peningkatan
Program KB.5. Memenuhi
sarana danprasarana sertapeningkatanketrampilanPosyandu danPosbindu.
6. Meningkatkanprogrampromotif danpreventif bidangkesehatan.
7. Penurunan angkakematian bayidan ibumelahirkan,
8. Pencegahan danmenangananpenyakit menularseperti HIV/AIDS,TBC dan malaria.
9. Penanganan BalitaGizi Buruk.
10. Mempermudahizin kuliah danmelakukan diklatkepada paradokter, para medissecara berkala.
11. Meningkatkanakses air bersihbagi masyarakatdengan menambahpembangunansumur-sumurartesis dan MCKplus-plus yangdikelola olehmasyarakat,termasuk diwilayah PasarPelita dan TiparGede.
2013-2018
2013-2018
2013-2018
2013-2018
2013-2018
2013-2018
2013-2018
2013-2018
2.500.000
5.000.000
5.000.000
5.000.000
5.000.000
5.000.000
-
15.000.000
BPMPKB
BPMPKB
DinasKesehatan
DinasKesehatan
DinasKesehatan
DinasKesehatanDinasKesehatan danBKPP
DTPP
6 Aspek DayaSaing DaerahEkonomi,PemberdayaanKoperasi danUMKM, sertaPenanggula-nganKemiskinan
1. Penetapan SOPdan memulai ISOdi bidangperizinan,investasi danpelayanan publikyang lebih mudah,cepat dantransparan sesuaiaturan berlaku.
2014-2018 350.000 BPMPT
2. Mengembangkan .........
- 197 -
NoAspek
PrioritasPembangunan
Indikasi ArahProgram Prioritas
Pembangunan
RencanaWaktu
Pelaksanaan
Pagu IndikasiUntuk 5 Tahun
(Rp.000)
SKPDPenanggung
Jawab2. Mengembangkan
pasar-pasartradisional danpenataan PKL(Pedagang KakiLima).
3. Mendorongpertumbuhan danperkembangankoperasi, UMKMdan ekonomikreatif denganmemberikan kreditmurah, membantuketerampilanmanagerial dankemitraan denganusaha yang lebihbesar.
4. Mengoptimalkanbalai latihankerja untuk mence-tak usahawan-usahawan barumaupun pekerja-pekerja yang jujurdan terampil.
5. Mendorongtumbuhkembangnyaindustri-industrirumah tanggayang mengarahpada produkunggulan daerahmelalui bantuanmodal usaha bagipengusaha keciltanpa bunga.
6. Memfasilitasipenyediaanlapanganpekerjaan yangdapat menga-komodir 25.000tenaga kerja.
7. Mewujudkan KotaSukabumi sebagaiKota Jasa danTujuan WisataKuliner.
8. Menyediakankredit murah bagiUMKM, HomeIndustry danPertanian.
2014-2018
2013-2018
2014-2018
2013-2018
2013-2018
2013-2018
2013-2018
60.000.000
100.000.000
2.500.000
5.000.000
-
5.000.000
6.000.000
Dinkoperindag
Dinkoperindag
Dinsostektrans
Dinkoperindag
BPMPT danDinsostektrans
Dinkoperindag
Dinkoperindag
5. Memperbaiki .........
- 198 -
NoAspek
PrioritasPembangunan
Indikasi ArahProgram Prioritas
Pembangunan
RencanaWaktu
Pelaksanaan
Pagu IndikasiUntuk 5 Tahun
(Rp.000)
SKPDPenanggung
Jawab9. Memperbaiki
infrastrukturpertanian,peningkatankualitaspenyuluhanpertanianpenguatan danpemberdayaanpetani sertapengembanganagrobisnis.
10. Bantuan bibitunggul pertanian
11. Bantuanpengemasanproduk-produkpertanian, industriperumahan danUMKM.
2013-2018
2013-2018
2013-2018
15.000.000
2.000.000
1.500.000
DPPKP
DPPKP
DPPKP danDinkoperindag
7 AspekPeningkatanPelayananDasarAdminsitrasiKependudu-kan
1. Gratis pelayananadministrasikependudukanmeliputi:a. Penerbitan akta
kelahiran yangpelaporannyasesuai denganketentuan.
b. Penerbitan danperubahankartu keluarga.
c. Penerbitan danperpanjanganKTP.
d. Penerbitan aktakematian.
e. Seluruh jenissuratketeranganpindah.
2. Santunankematian bagiwarga miskin.
2014-2018 2.000.000 DKPS danSekretariatDaerah
Dalam mendukung capaian target pembangunan untuk tingkat Provinsi
Jawa Barat dan Nasional dengan sasaran manfaat bagi masyarakat Kota Sukabumi,
juga ditetapkan program prioritas pembangunan, baik sifatnya dilaksanakan
sendiri maupun yang bersifat fasilitasi atau dukungan pembangunan, dengan
sumber pembiayaan bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat maupun APBN,
yaitu sebagai berikut :
Tabel 8.2. .........
- 199 -
Tabel 8.2. Prioritas Pembangunan Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 DenganSumber Pembiayaan APBD Provinsi Jawa Barat dan APBN
No. Aspek PrioritasPembangunan
Indikasi Arah Program PrioritasPembangunan
RencanaWaktu
Pelaksanaan
SKPDPenanggung
Jawab1 Aspek Agama dan
Sosial Budaya1. Penguatan Peran Tokoh
Agama dan TokohMasyarakat.
2. Penguatan pendidikankarakter menuju SDM JawaBarat berakhlakul karimah.
2014-2018
2014-2018
SekretariatDaerah
SekretariatDaerah
2 Aspek ReformasiBirokrasi
1. Peningkatan kinerjapemerintahan melaluipemberian insentif danfasilitas kerja bagi aparaturKelurahan.
2. Pengembangan Pusat Datayang dapat diakses olehseluruh masyarakat.
2014-2018
2014-2018
SekretariatDaerah
Kantor Kominfo
3 AspekPemeliharaan danPembangunanInfrastruktur danLingkunganHidup
1. Pembangunan Jalan LingkarSukabumi.
2. Pembangunan danPengembangan terminalangkutan umum regionalterpadu dan modern.
3. Pembangunan danpeningkatan sistem jaringanKereta Api yangmenghubungkan wilayahBogor-Sukabumi-Cianjur-Padalarang.
4. Pembangunan Jalan Tol yangmenghubungkan wilayahCiawi-Sukabumi-Cianjur-Padalarang.
5. Pengembangan kawasan siapbangun dan lingkungan siapbangun.
6. Pengembangan sistempelayanan air bersih.
7. Peningkatan sistempengelolaan air limbah.
8. Penataan jaringan drainaseperkotaan.
9. Pembangunan kawasanpemerintahan terpadu padawilayah baru (selatan kota).
2014-2016
2014-2016
2016-2018
2014-2018
2014-2018
2014-2018
2014-2018
2014-2018
2014-2018
DinasPerhubunganDinasPerhubungan
DinasPerhubungan
DinasPerhubungan
DTPP
DTPP
DTPP
DTPP
DTPP
4 Aspek Pendidikan 1. Pendidikan MenengahUniversal
2. Beasiswa pendidikan untukpemuda, tenaga medis, sertakeluarga atlit berprestasi danguru
3. Peningkatan dan perluasansarana dan kapasitaspendidikan dasar, menengahdan tinggi.
2014-2018
2014-2018
2014-2018
Dinas P dan K
Dinas P dan K,danDinporarekraf
Dinas P dan K
5. Aspek .........
- 200 -
No. Aspek PrioritasPembangunan
Indikasi Arah Program PrioritasPembangunan
RencanaWaktu
Pelaksanaan
SKPDPenanggung
Jawab5 Aspek Kesehatan 1. Pembangunan Rumah Sakit.
2. Revitaliasi posyandu dandana operasional kaderposyandu.
3. Pembangunan GedungRawat Inap Keluarga Miskin.
2015-20162014-2018
2015-2016
Dinas KesehatanBPMPKB
Dinas Kesehatan
6 Aspek Daya SaingDaerah Ekonomi,PemberdayaanKoperasi danUMKM, sertaPenanggulanganKemiskinan
1. Pembangunan kawasanolahraga dan penyedia saranaolahraga.
2. Pembangunan pusat seni danbudaya Jawa Barat.
3. Rehabilitasi rumah rakyatmiskin.
4. Membuka lapangan kerjabaru yang mengakomodirtenaga kerja.
5. Pengolahan agribisnis danpeternakan, agropolitan,wisata agro, industri non-polutan
6. Pembangunan danPemberdayaan KlusterIndustri kreatif
7. Perlindungan lahan pertanianberkelanjutan
8. Peningkatan rasioelektrifikasi keluarga
2014-2016
2014-2016
2014-2018
2014-2018
2014-2018
2014-2018
2014-2018
2014-2018
Dinporarekraf
Dinporarekraf
DTPP
Dinsostektransdan BPMPT
DPPKT
Dinkoperindag
DPPKT
DTPP
7 AspekPeningkatanPelayanan DasarAdminsitrasiKependudukan
1. Percepatan Penanganan danPelayanan kepadamasyarakat
2014-2018 DKPS
Untuk penjabaran program prioritas tersebut, di dalam Peraturan Menteri
nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, mengatur
klasifikasi belanja daerah menurut urusan pemerintah daerah. Urusan pemerintah
daerah terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Klasifikasi belanja
berdasarkan urusan wajib pemerintah daerah terdiri dari:
1. Pendidikan;
2. Kesehatan;
3. Pekerjaan umum;
4. Perumahan;
5. Penataan ruang;
6. Perencanaan pembangunan;
7. Perhubungan;
8. Lingkungan Hidup
9. Pertanahan .........
- 201 -
9. Pertanahan;
10. Kependudukan dan catatan sipil;
11. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
12. Pemberdayaan masyarakat dan desa;
13. Keluarga berencana dan keluarga sejahtera;
14. Sosial;
15. Ketenagakerjaan;
16. Koperasi dan usaha kecil menengah;
17. Penanaman modal;
18. Kebudayaan;
19. Kepemudaan dan olah raga;
20. Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;
21. Otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah,
perangkat daerah, kepegawaian dan persandian;
22. Ketahanan pangan;
23. Statistik;
24. Kearsipan;
25. Komunikasi dan informatika;
26. Perpustakaan;
Sedangkan klasifikasi belanja berdasarkan urusan pilihan pemerintah
daerah terdiri dari:
1. Pertanian;
2. Kehutanan;
3. Energi dan sumberdaya mineral;
4. Pariwisata;
5. Kelautan dan perikanan ;
6. Perdagangan;
7. Industri;
8. Transmigrasi.
Dalam Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 16 tahun 2012 tentang
Organisasi Perangkat Daerah ditetapkan struktur organisasi perangkat daerah
Kota Sukabumi yang terdiri atas:
1. Sekretariat .........
- 202 -
1. Sekretariat Daerah.
2. Sekretariat DPRD.
3. Inspektorat.
4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
5. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
6. Dinas Kesehatan.
7. Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan.
8. Dinas Perhubungan.
9. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah.
10. Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan.
11. Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman.
12. Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
13. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi.
14. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
15. Dinas Pengelolaan Sampah, Pertamanan, dan Pemakaman.
16. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan.
17. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana.
18. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu.
19. Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah.
20. Kantor Komunikasi dan Informatika.
21. Kantor Lingkungan Hidup.
22. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik.
23. RSUD R Syamsudin, SH.
24. Satuan Polisi Pamong Praja.
25. 7 Kecamatan.
26. 33 Kelurahan.
27. Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Dari organisasi perangkat daerah yang disebut di atas yang belum menjadi
satuan kerja perangkat daerah adalah kelurahan. Organisasi kelurahan masih
masuk ke dalam satuan kerja perangkat daerah kecamatannya. Sehingga
kelurahan belum dapat mengelola keuangannya secara mandiri. Pengelompok
urusan wajib dan urusan pilihan dapat diuraikan dalam tabel berikut :
Tabel 8.3. .........
- 203 -
Tabel 8.3. Pengelompok Urusan Berdasarkan SKPD Kota Sukabumi
No. Urusan Wajib/ UrusanPilihan Satuan Kerja Perangkat Daerah
A Urusan Wajib1 Pendidikan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan2 Kesehatan a. Dinas Kesehatan
b. RSUD R. Syamsudin, SH3 Pekerjaan umum a. Dinas Tata Ruang, Perumahan dan
Permukimanb. Dinas Pengelolaan Sampah, Pertamanan, dan
Pemakamanc. Dinas Perhubungan
4 Perumahan a. Dinas Tata Ruang, Perumahan danPermukiman
b. Badan Penanggulangan Bencana Daerahc. Dinas Pengelolaan Sampah, Pertamanan dan
Pemakamand. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
5 Penataan ruang Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman6 Perencanaan
PembangunanBadan Perencanaan Pembangunan Daerah
7 Perhubungan Dinas Perhubungan8 Lingkungan hidup a. Kantor Lingkungan Hidup
b. Dinas Perhubunganc. Dinas Pengelolaan Sampah, Pertamanan dan
Pemakaman9 Pertanahan a. Sekretariat Daerah
b. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangandan Aset Daerah
10 Kependudukan dancatatan sipil
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
11 Pemberdayaanperempuan danperlindungan anak
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuandan Keluarga Berencana
12 Keluarga berencana dankeluarga sejahtera
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuandan Keluarga Berencana
13 Sosial Dinas Sosial, Tenaga kerja dan Transmigrasi14 Pemberdayaan
masyarakat dan desaBadan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuandan Keluarga Berencana
15 Ketenagakerjaan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi16 Koperasi dan usaha
kecil menengahDinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan
17 Penanaman modal Badan Penanaman Modal dan PelayananTerpadu
18 Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan19 Kepemudaan dan
olahragaDinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata danEkonomi Kreatif
20. Kesatuan .........
- 204 -
No. Urusan Wajib/ UrusanPilihan Satuan Kerja Perangkat Daerah
20 Kesatuan bangsa danpolitik dalam negeri
a. Dinas Kesatuan Bangsa dan Politikb. Satuan Polisi Pamong Prajac. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
21 Otonomi daerah,pemerintahan umum,aministrasi keuangandaerah, perangkatdaerah, kepegawaiandan persandian
a. Sekretariat Daerahb. Badan Kepegawaian Pendidikan dan
Pelatihanc. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerahd. Sekretariat DPRDe. Inspektoratf. Kecamatan
22 Ketahanan Pangan Dinas Pertanian, Perikanan dan KetahananPangan
23 Statistik Badan Perencanaan Pembangunan danPengendalian Daerah
24 Kearsipan Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah25 Komunikasi dan
InformatikaKantor Komunikasi dan Informatika
26 Perpustakaan Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip DaerahB Urusan Pilihan
1 Pertanian Dinas Pertanian, Perikanan dan KetahananPangan
2 Kehutanan Dinas Pertanian, Perikanan dan KetahananPangan
3 Pariwisata Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata danEkonomi Kreatif
4 Kelautan dan Perikanan Dinas Pertanian, Perikanan, dan KetahananPangan
5 Perdagangan Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan6 Industri Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan7 Transmigrasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Mengacu pada hubungan klasifikasi belanja menurut urusan pemerintah
daerah dan satuan kerja perangkat daerah di atas, maka program pembangunan
yang menjadi prioritas dalam 5 (lima) tahun disusun berdasarkan program
prioritas dan beserta pagu indikatif pelaksanaannya. Program dan Pagu indikatif
berdasarkan urusan pembangunan lebih lanjut ditetapkan melalui Peraturan
Kepala Daerah.
BAB IX ………
- 205 -
BAB IX
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran
tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dari sisi
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah, khususnya dalam memenuhi
kinerja pada aspek kesejahteraan, layanan, dan daya saing. Hal ini ditunjukkan
dari akumulasi pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah
setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun, sehingga
kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai.
lndikator kinerja daerah secara teknis pada dasarnya dirumuskan dengan
mengambil indikator dari program prioritas yang telah ditetapkan (outcomes) atau
kompositnya (impact). Suatu indikator kinerja daerah dapat dirumuskan
berdasarkan hasil analisis pengaruh dari satu atau lebih indikator capaian kinerja
program (outcome) terhadap tingkat capaian indikator kinerja daerah, berkenaan
setelah program dan kegiatan prioritas ditetapkan.
Pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan merupakan
keberhasilan dari tujuan dan sasaran pembangunan daerah periode 2013-2018
yang telah direncanakan. Hal ini menuntut adanya berbagai indikator kinerja
daerah terutama dalam kaitannya dengan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi
daerah. Ukuran keberhasilan/pencapaian suatu daerah membutuhkan indikator
yang mampu menggambarkan kemajuan daerah tersebut. lndikator kinerja
dimaksud juga diperlukan oleh publik dalam rangka perwujudan transparansi
dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah.
Data dan informasi juga berguna sebagai dasar untuk mengidentifikasi
masalah, memilih berbagai alternatif kebijakan, menentukan alokasi anggaran,
memberikan peringatan dini (early warning) terhadap masalah yang berkembang,
memantau perkembangan pelaksanaan kebijakan, membuat tindakan korektif
secara dini, sebagai bahan pengendalian dan evaluasi dampak dari kebijakan yang
telah dibuat serta sebagai laporan pertanggungjawaban kepada publik.
Skenario ………
- 206 -
Skenario dan asumsi pembangunan daerah tahun 2013-2018 berpedoman
kepada Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Kota Sukabumi Tahun 2005-2025, visi dan misi serta janji
Kepala Daerah terpilih periode 2013-2018, serta memperhatikan peluang dan
tantangan selama kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang sampai dengan tahun
2018.
Salah satu tujuan akhir dari pelaksanaan otonomi daerah adalah
memajukan perekonomian daerah guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 dijelaskan bahwa parameter
keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah adalah peningkatan kualitas sumber
daya manusia yang dapat diukur berdasarkan indikator berupa Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). Adapun penetapan indikator turunan IPM yaitu
prosentase Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Angka
Harapan Hidup (AHH) dan Kemampuan daya beli masyarakat (Purchasing Power
Parity).
Indikator kinerja daerah dibagi menjadi 3 (tiga) aspek yaitu; aspek
kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah,
yang meliputi sebagai berikut :
Tabel 9.1.Indikator Kinerja Daerah di Kota Sukabumi
No Aspek Kinerja Penjelasan AspekKinerja Indikator Kinerja
1. AspekKesejahteraanMasyarakat
Kegiatan pembangunansosial ekonomimasyarakat
1) Laju pertumbuhanpenduduk
2) Laju pertumbuhanekonomi
3) Inflasi4) Tingkat pengangguran
terbuka5) Angka partisipasi
angkatan kerja6) Indek gini7) Nilai tukar petani8) Persentase penduduk
miskin9) Indek Pembangunan
Manusia.
10) Persentase ………
- 207 -
No Aspek Kinerja Penjelasan AspekKinerja Indikator Kinerja
10) Angka kematian bayi11) Jumlah grup kesenian12) Jumlah gedung kesenian13) Jumlah gedung olahraga
2. Aspek PelayananPublik
Bentuk pelayanan yangdilakukan olehpemerintah daerahsesuai dengankewenangan atauurusan yang telahdiserahkan sesuaidengan ketentuanperundang-undangansebagai upaya untukmemenuhi kebutuhanmasyarakat.
1) Angka Partisipasi PAUD2) Jumlah Penduduk yang
berusia >15 tahun melekhuruf
3) Angka partisipasi murni(APM) SD/MI/Paket A
4) Angka partisipasi Kasar(APK) SD/MI/Paket A
5) Angka Putus Sekolah(APS) SD/MI
6) Angka Melanjutkan (AM)SD/MI ke SMP/MTs
7) Angka partisipasi murni(APM) SMP/MTs/Paket B
8) Angka Partisipasi Kasar(APK) SMP/MTs/Paket B
9) Angka Putus Sekolah(APS) SMP/MTs
10) Angka Melanjutkan (AM)SMP/MTs ke SMA/SMK
11) Angka Lulusan (LS)SMP/MTs
12) Angka partisipasi murni(APM) SMA/SMK/Paket C
13) Angka Partisipasi Kasar(APK)SMA/SMK/MA/Paket C
14) Angka Putus Sekolah(APS) SMA/SMK
15) Angka Melanjutkan (AM)SMA/SMK ke PerguruanTinggi
16) Angka Lulusan (LS)SMA/SMK
17) Cakupan desa/ kelurahanUniversal ChildImmunization
18) Rasio puskemaspersatuan penduduk
19) Rasio ………
- 208 -
No Aspek Kinerja Penjelasan AspekKinerja Indikator Kinerja
19) Rasio Rumah Sakitpersatuan penduduk
20) Cakupan Balita GiziBuruk MendapatPerawatan
21) Cakupan masyarakatmiskin yang difasilitasioleh kartu jaminankesehatan
22) Cakupan masyarakatmiskin yang difasilitasioleh kartu jaminankesehatan
23) Aksesibilitas PendudukKota
24) Aksesibilitas JalanLingkungan
25) Luas Ruang TerbukaHijau: Lahan Pemakaman
26) Luas Ruang TerbukaHijau: Taman Kota danJalur Hijau
27) Luas Ruang TerbukaHijau: Hutan Kota
28) Persentase Jumlah RumahLayak Huni
29) Persentase fasilitasperlengkapan jalana) Rambub) Markac) APILL siap ATCSd) Cermin Tikungane) Pagar Pengamanf) PJU
30) Jumlah Terminal Tipe A31) Persentase ketercapaian
indikator sasaranpembangunan yangtercantum dalam RPJMD
32) Persentase PenangananSampah
33) Cakupan penerbitanKartu Tanda Penduduk(KTP)
34) Cakupan Peserta KB Aktif35) Persentase Posyandu
Aktif
36) Persentase ………
- 209 -
No Aspek Kinerja Penjelasan AspekKinerja Indikator Kinerja
36) Persentase PenyandangMasalah KesejahteraanSosial (PMKS) yangditangani
37) Besaran tenaga kerja yangmendapatkan pelatihanberbasis kompetensi
38) Besaran pekerja/buruhyang menjadi pesertaprogram Jamsostek
39) Jumlah UMKM yangmemperoleh penguatanmodal
40) Jumlah penyerapantenaga kerja (orang)
41) Benda Situs dan KawasanCagar Budaya yangdilestarikan
42) Persentase nomor cabangolahraga yang meraihmedali dalam kompetisitingkat regional/nasional
43) Persentase penurunantingkat tawuran pelajar
44) Persentase unjukrasayang disebabkan konflikinter dan antar umatberagama
45) Rasio belanja tidaklangsung pegawaiterhadap belanja APBD
46) Persentase sumber dayaaparatur yang memilikikompetensi dalammenduduki jabatan
47) Peningkatan pendapatandaerah
48) Luas lahan ruangaktivitas perekonomiandan pemerintahan baru
49) Opini BPK50) Jumlah Kelurahan yang
berketegori:a) Swasembadab) Swakaryac) Swadaya
51) Penanganan ………
- 210 -
No Aspek Kinerja Penjelasan AspekKinerja Indikator Kinerja
51) Penanganandaerah rawanpangan
52) Cakupan SosialisasiProgram One Day NoRice kepadaMasyarakat
53) Jumlah kunjunganmasyarakat keperpustakaan
54) Persentase OPD yangmengisi data daninformasi di websiteresmi
55) Tingkat konsumsiikan
56) Jumlah PengembanganPasar Tradisional danpembangunan PasarInduk
57) Jumlah kawasanPenataan PKL danPemberdayaanPedagang
58) Pertumbuhan IndustriKecil dan Menengah(IKM)
3. Aspek DayaSaing Daerah
Kemampuanperekonomian daerahdalam mencapaipertumbuhan tingkatkesejahteraan yangtinggi dan berkelanjutan.
1) Nilai Investasi PMA2) Nilai Investasi PMDN3) Perizinan tepat waktu4) Jumlah kawasan Objek
dan Daya Tarik Wisata(ODTW) kuliner yangdikembangkan
5) Jumlah produk olahanpertanian/ peternakan/perikananan unggulanyang berkembang dandisertifikasi.
Nilai indikator kinerja daerah lebih lanjut ditetapkan melalui Peraturan
Kepala Daerah.
BAB X ………
- 211 -
BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
A. PEDOMAN TRANSISI
Masa jabatan Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi periode 2013-2018
dimulai tanggal 13 Mei 2013 sejak terhitung pelantikan. Sehingga ada rentang
waktu sampai dengan akhir tahun 2013 untuk tetap menjalankan dokumen
RPJMD periode 2008-2013. Untuk akhir masa jabatan Walikota dan Wakil
Walikota periode 2013-2018 akan jatuh pada tanggal 13 Mei 2018, di sisi lain
pemerintah Kota Sukabumi harus menyusun RKPD tahun 2019, KUA dan PPA
tahun 2019 serta RAPBD tahun 2019. Oleh karena itu perlu ditetapkan pedoman
selama masa transisi sebagai berikut :
1. Walikota dan Wakil Walikota periode 2013-2018 tetap mempedomani RPJMD
Kota Sukabumi Tahun 2008-2013 sampai dengan berakhirnya tahun 2013.
2. Walikota dan Wakil Walikota terpilih hasil pemilihan tahun 2018 tetap
mempedomani RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 sampai dengan
berakhirnya tahun anggaran 2018.
3. Untuk mengantisipasi kekosongan dokumen perencanaan jangka menengah
pada akhir jabatan Walikota Sukabumi, maka RPJMD Kota Sukabumi Tahun
2013-2018 akan menjadi pedoman penyusunan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(RAPBD) Kota Sukabumi sampai dengan tahun 2019, yang merupakan tahun
pertama dari masa bakti Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi periode
berikutnya, dengan mengacu kepada tahapan dan skala prioritas sebagaimana
yang telah ditetapkan di dalam RPJPD Kota Sukabumi Tahun 2005-2025 pada
fase ke-4 RPJMD Tahun 2018-2023, yaitu berlandaskan pada pelaksanaan,
pencapaian dan sebagai keberlanjutan RPJMD fase ke-3, ditandai dengan daya
saing perekonomian yang kompetitif serta terpadunya antara sektor jasa dan
pertanian. Lembaga dan pranata telah tersusun dan tertata serta berfungsi
dengan baik. Kondisi ini didukung dengan kemampuan iptek yang makin
maju sehingga mendorong perekonomian lebih efisien dan produktivitas
tinggi.
4. RPJMD .........
- 212 -
4. RPJMD fase ke-4 sebagaimana dimaksud di atas ditujukan untuk lebih
memantapkan pada sektor :
a. Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Beriman, Bertaqwa dan
Berbudaya. Dalam tahap ini upaya meningkatkan sumber daya manusia
yang berkualitas dan berdaya saing antara lain ditandai oleh semakin
tingginya solidaritas dan kepedulian sosial masyarakat untuk kesejahteraan
masyarakat, ditunjukkan dengan makin tingginya pendapatan dan
kemandirian masyarakat, mantapnya sumber daya manusia yang
berkualitas dan berdaya saing serta makin membaiknya kinerja pengelolaan
SDM yang handal.
b. Mewujudkan Pelayanan Pendidikan yang Berkualitas. Perwujudan
pelayanan pendidikan yang berkualitas pada tahap ini ditandai dengan
meningkatnya dan meratanya tingkat akses, tingkat kualitas dan relevansi
pendidikan seiring dengan semakin efiktif dan efisiennya manajemen
pelayanan pendidikan, meningkatnya kemampuan ilmu pengetahuan dan
teknologi masyarakat.
c. Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas. Upaya untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas pada tahap ini
ditandai dengan adanya peningkatan pemanfaatan pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan oleh masyarakat Kota Sukabumi dan sekitarnya melalui
mekanisme asuransi kesehatan serta terdapat peningkatan proporsi
pembiayaan kesehatan pada upaya promotif dan preventif sebagai
perwujudan dan implementasi dari paradigma sehat dan pembangunan
berwawasan kesehatan yang berimbas pada menurunnya penyakit yang
disebabkan oleh faktor lingkungan dan penyakit yang disebabkan oleh
faktor perilaku yang tidak sehat serta di sisi lain status gizi masyarakat
meningkat, tumbuh kembang balita optimal, kesejahteraan meningkat,
terwujudnya kesetaraan gender, dan terkendalinya pertumbuhan
penduduk alami.
d. Mewujudkan Pengembangan Perdagangan dan Sektor Lapangan Usaha
Lainnya yang Berdaya Saing Tinggi. Dalam tahap ini upaya untuk
mewujudkan kegiatan usaha yang berdaya saing antara lain ditandai oleh
struktur .........
- 213 -
struktur perekonomian yang semakin maju dan kokoh. Pada tahap ini
diharapkan UMKM sudah dapat menguasai jaringan bisnis yang luas, hal
ini ditunjukkan dengan adanya integrasi vertikal dan integrasi horizontal
dalam sistem agribisnis. Untuk itu diperlukan : 1) Holding Company dan
integrasi vertikal tingkat lokal dan regional; Kolaborasi bisnis di tingkat
Kota Sukabumi dan Jawa Barat; 3) Relasi bisnis di pasar regional, nasional
dan internasional; 4) Pemantapan perdagangan diarahkan kepada
peningkatan daya saing industri yang berorientasi eksport; dan/atau 5)
Menciptakan kesempatan kerja dalam jumlah yang besar dan
mengoptimalkan pendayagunaan potensi Kota Sukabumi serta perluasan
jaringan perdagangan baik lokal, regional, nasional maupun internasional.
e. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Daerah Yang Profesional Dan
Amanah. Pada tahap ini pembangunan yang ditujukan untuk mewujudkan
tata kelola pemerintahan yang profesional diarahkan pada penguatan
kemitraan dengan masyarakat dalam mendukung pelaksanaan otonomi
daerah. Titik berat arah dan kebijakan pembangunan adalah pada : 1)
Pemantapan pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan harmonisasi
produk hukum daerah baik dari sisi substansi, pelaksanaan dan
penegakannya; 2) Pemantapan proses Check and Balances antar lembaga di
Kota Sukabumi; 3) Pemantapan profesionalisme aparatur dalam pelayanan
kepada masyarakat yang didukung oleh standar pelayanan yang teruji;
dan/atau 4) Pemantapan aspek keuangan daerah melalui upaya-upaya
yang telah dilakukan pada RPJMD ke III dan peranan sektor swasta dan
masyarakat diharapkan semakin signifikan dalam berkontribusi
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
f. Mewujudkan Kota Sukabumi yang Nyaman dan Indah. Upaya untuk
mewujudkan Kota Sukabumi yang nyaman dan indah dalam tahap ini
ditandai dengan semakin lengkapnya infrastruktur kota dan semakin
meningkatnya daya dukung fisik lingkungan kota. Kebutuhan ruang
terbuka hijau dan taman-taman kota semakin terpenuhi secara bertahap.
Seiring dengan semakin tingginya aktifitas baik perekonomian maupun
pemerintahan di wilayah kota baru, revitalisasi kota lama mulai ditata
untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan asri.
5. RKPD .........
- 214 -
5. RKPD tahun 2019 merupakan RKPD masa transisi dan bagian yang tidak
terpisahkan dari RPJMD Walikota dan Wakil Walikota terpilih hasil pemilihan
kepala daerah pada periode berikutnya. Sehingga RKPD 2019 di masa transisi
tersebut juga memuat visi, misi dan program prioritas Walikota dan Wakil
Walikota terpilih berdasarkan hasil pemilihan tahun 2018. RKPD tersebut akan
dijadikan dasar dalam penyusunan RAPBD Kota Sukabumi Tahun 2019,
dengan agenda penyelesaian masalah pembangunan yang belum seluruhnya
tertangani dan terselesaikan sampai dengan tahun 2018, masalah-masalah
pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun 2019, dan program prioritas
tahun 2019 Walikota dan Wakil Walikota terpilih.
6. RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 menjadi pedoman penetapan
pencapaian besaran nilai indikator kinerja daerah dalam penyusunan RKPD
tahun 2019, KUA dan PPA tahun 2019 serta RAPBD tahun 2019, dengan
memperhatikan capaian standar pelayanan minimal dan peraturan perundang-
undangan atas target kinerja pembangunan lainnya. Besaran nilai indikator
kinerja daerah tersebut ditetapkan melalui Keputusan Walikota terpilih
berdasarkan hasil pemilihan tahun 2018. Setelah diterbitkannya RPJMD Kota
Sukabumi Tahun 2018-2023, maka penetapan nilai indikator kinerja daerah
mengacu kepada dokumen RPJMD yang baru.
B. KAIDAH PELAKSANAAN
RPJMD sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah
merupakan pedoman bagi setiap kepala SKPD menyusun Rencana Strategis
(Renstra) SKPD, pedoman untuk menyusun RKPD dan perencanaan
penganggaran Pemerintah Kota Sukabumi setiap tahunnya. Sehubungan dengan
hal tersebut, maka ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut :
1. Lembaga Eksekutif dan Legislatif Pemerintah Kota Sukabumi dengan
didukung oleh Instansi Vertikal yang ada di wilayah Kota Sukabumi, serta
masyarakat termasuk dunia usaha, berkewajiban untuk melaksanakan
program-program dalam RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 dengan
sebaik-baiknya;
2. Walikota .........
- 215 -
2. Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi dalam menjalankan tugas
penyelenggaraan pemerintahan daerah berkewajiban untuk mengarahkan
pelaksanaan RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 dengan menggerakkan
secara optimal semua potensi dan kekuatan daerah;
3. Sekretaris Daerah Kota Sukabumi berkewajiban mengkoordinasikan
pelaksanaan RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018;
4. RPJMD merupakan pedoman dalam penyusunan Renstra SKPD, oleh karena
itu seluruh SKPD di dalam lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi
berkewajiban untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang memuat visi,
misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, kegiatan pokok, dan unggulan
pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya dan menjadi pedoman
dalam menyusun Renja SKPD setiap tahun, dengan berpedoman pada RPJMD
untuk menjamin konsistensi dan kontinuitas program, kegiatan beserta
pendanaan dan ditetapkan oleh kepala SKPD serta disahkan oleh Walikota.
5. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD Kota Sukabumi
Tahun 2013-2018, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota
Sukabumi berkewajiban untuk memandu proses perencanaan pembangunan,
pemantauan, fasilitasi dan mediasi dalam penyusunan Renstra SKPD di Kota
Sukabumi;
6. Penjabaran lebih lanjut RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 untuk setiap
tahunnya dilakukan melalui penyusunan RKPD Kota Sukabumi;
7. Sesuai dengan amanah UU Nomor 32 Tahun 2004 dan PP Nomor 3 tahun 2007,
Walikota harus menyampaikan laporan keterangan pertanggung jawaban
Akhir Tahun Anggaran dan menyampaikan laporan keterangan pertanggung-
jawaban Akhir masa jabatan yang disusun berdasarkan hasil evaluasi
pelaksanaan. Maka untuk menjamin konsistensi antara kebijakan dengan
pelaksanaan dan hasil rencana pembangunan daerah, Pemerintah Kota
Sukabumi melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD Kota
Sukabumi Tahun 2013-2018, yang dilaksanakan oleh masing-masing SKPD dan
dikoordinasikan oleh Bappeda Kota Sukabumi.
8. Bahwa untuk mewujudkan Visi, Misi, Kebijakan, dan Program dalam RPJMD
diperlukan instrument antara lain organisasi perangkat daerah dan sumber
daya .........
- 216 -
daya manusia (SDM). Maka penyusunan organisasi perangkat daerah harus
berpedoman pada RPJMD 2013-2018 dan membagi atau memisahkan secara
jelas tanggungjawab perangkat daerah antara sebagai regulator dengan sebagai
operator, artinya tidak diperkenankan saat perangkat daerah mempunyai
peran ganda sebagai regulator sekaligus operator karena fungsi evaluasi dan
pengawasannya menjadi tumpang tindih serta dijalankan oleh SDM yang
mempunyai kompetensi.
9. Dengan mempertimbangkan berbagai hal yang berada di luar kendali
Pemerintah Kota Sukabumi dan diperkirakan dapat menghambat pelaksanaan
RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018, maka strategi, arah kebijakan dan
program yang telah dirumuskan dapat ditinjau kembali. Kemudian, hasilnya
dikonsultasikan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan DPRD Kota
Sukabumi untuk mendapatkan pertimbangan lebih lanjut dalam proses
pelaksanaannya.
BAB XI .........
- 217 -
BAB XI
PENUTUP
RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 disusun sebagai bentuk
pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-
2018 berisi tentang Visi, Misi, Strategi, Kebijakan dan Program Pembangunan
Walikota dan Wakil Walikota terpilih masa jabatan tahun 2013-2018, sebagai janji
dan kesepakatan dengan masyarakat untuk membangun Kota Sukabumi dalam 5
(lima) tahun ke depan. Untuk tercapainya kondisi yang diharapkan pada akhir
tahun 2018, maka peran serta masyarakat dan sektor swasta mutlak diperlukan
dalam kerangka pembangunan Kota Sukabumi Tahun 2013-2018.
Demikian RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 disepakati bersama
antara Pemerintah Kota Sukabumi dengan DPRD Kota Sukabumi.
Ditetapkan di Sukabumi
Pada tanggal
WALIKOTA SUKABUMI
MOHAMAD MURAZ
Diundangkan di Sukabumi
Pada Tanggal
SEKRETARIS DAERAH KOTA SUKABUMI
M. N. HANAFIE ZAIN