walikota sukabumi peraturan daerah kota sukabumi · undang-undang nomor 16 dan 17 tahun 1950 (le...

233
WALIKOTA SUKABUMI RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2013 - 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SUKABUMI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 150 ayat (3) huruf e Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Sukabumi Tahun 2013 – 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kota Kecil dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 14 Agustus 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Pengubahan Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-Undang .......

Upload: phamngoc

Post on 30-May-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

WALIKOTA SUKABUMIRANCANGAN

PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

NOMOR 5 TAHUN 2013

TENTANG :

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHKOTA SUKABUMI TAHUN 2013 - 2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SUKABUMI,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 150 ayat (3) huruf eUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerahsebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua AtasUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,maka perlu membentuk Peraturan Daerah tentang RencanaPembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Sukabumi Tahun 2013 –2018;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang PembentukanDaerah-Daerah Kota Kecil dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur,Jawa Tengah, dan Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesiatanggal 14 Agustus 1950) sebagaimana telah diubah denganUndang-Undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang PengubahanUndang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 551);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang PenyelenggaraanNegara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang PerbendaharaanNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang .......

Page 2: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 2 -

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang PemeriksaanPengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem PerencanaanPembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4421);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua AtasUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang PerimbanganKeuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana PembangunanJangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4700);

10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang PembentukanPeraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5234);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1995 tentang Perubahan BatasWilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Sukabumi dan KabupatenDaerah Tingkat II Sukabumi (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1995 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3584);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang PengelolaanKeuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4578);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata CaraPengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

15. Peraturan .......

Page 3: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 3 -

15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang PedomanEvaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4815);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, TataCara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan RencanaPembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4817);

17. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RencanaPembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 – 2014;

18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2008 tentangRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) ProvinsiJawa Barat Tahun 2005 - 2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa BaratTahun 2008 Nomor 8 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah ProvinsiJawa Barat Nomor 45);

19. Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 2 Tahun 2008 tentangUrusan Pemerintahan Kota Sukabumi (Lembaran Daerah KotaSukabumi Tahun 2008 Nomor 2);

20. Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 7 Tahun 2008 tentangRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) KotaSukabumi 2005 – 2025 (Lembaran Daerah Kota Sukabumi Tahun 2008Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kota Sukabumi Nomor 11);

21. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata CaraPenyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan RencanaPembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kota Sukabumi Tahun 2010Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kota Sukabumi Nomor 16);

22. Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 11 Tahun 2012 tentangRencana Tata Ruang Wilayah Kota Sukabumi 2011 – 2031 (LembaranDaerah Kota Sukabumi Tahun 2012 Nomor 11);

23. Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 16 Tahun 2012 tentangOrganisasi Perangkat Daerah dan Kota Sukabumi (Lembaran DaerahKota Sukabumi Tahun 2012 Nomor 16);

Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SUKABUMI

danWALIKOTA SUKABUMI

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNANJANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SUKABUMI TAHUN2013 - 2018.

Pasal 1 ......

Page 4: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 4 -

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kota Sukabumi.

2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah dan Perangkat Daerahsebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

3. Kepala Daerah adalah Walikota Sukabumi.

4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Kepala Daerah dalampenyelenggaraan pemerintahan Daerah yang terdiri dari SekretariatDaerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah,Kecamatan, dan Kelurahan.

5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025yang selanjutnya disingkat RPJP Nasional adalah dokumenperencanaan pembangunan nasional untuk periode 20 (dua puluh)tahun terhitung sejak Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2025.

6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnyadisingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan pembangunandaerah Kota Sukabumi untuk periode 20 (dua puluh) tahunterhitung sejak Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2025.

7. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi JawaBarat yang selanjutnya disingkat RPJMD Provinsi Jawa Barat adalahdokumen perencanaan pembangunan daerah Provinsi Jawa Baratuntuk periode 5 (lima) tahun.

8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnyadisingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan pembangunanDaerah untuk periode 5 (lima) tahun.

9. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Tahun 2013-2018yang selanjutnya disingkat Renstra SKPD, adalah dokumenperencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima)tahun terhitung sejak tahun 2013 sampai dengan 2018.

10. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPDadalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode1 (satu) tahun.

11. Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja PerangkatDaerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan KerjaPerangkat Daerah (Renja SKPD) adalah dokumen perencanaanSatuan Kerja Pemerintah Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.

Pasal 2 ......

Page 5: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 5 -

Pasal 2

(1) RPJMD merupakan penjabaran visi, misi, dan program Kepala Daerahdengan berpedoman pada RPJPD serta memperhatikan RPJM Nasionaldan RPJMD Provinsi Jawa Barat.

(2) RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat arah kebijakankeuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, danprogram Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja PerangkatDaerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalamkerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

Pasal 3

(1) RPJMD disusun berdasarkan asas-asas keterbukaan, partisipatif, dapatdipertanggungjawabkan, demokratis dan berkelanjutan.

(2) RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi pedoman bagi :

a. Perangkat Daerah dalam menyusun Renstra SKPD;b. Pemerintah Daerah dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah

Daerah.

Pasal 4

Visi dan misi Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)sebagai berikut :

a. Visi Kepala Daerah adalah ”DENGAN IMAN DAN TAQWAMEWUJUDKAN PEMERINTAHAN RAHMATAN LIL’ALAMIN”;

b. Misi Kepala Daerah adalah :

1. mewujudkan reformasi biroksasi menuju sumber daya manusiayang beriman, bertaqwa, dan berilmu;

2. mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih,berwibawa, jujur, adil, profesional, mendengar, dan melayanimasyarakat dengan ikhlas;

3. mewujudkan pelayanan dasar yang lebih baik dan berkualitas;4. mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah; dan5. meningkatkan keamanan, ketertiban, keindahan, dan kebersihan

kota.

Pasal 5

Sistematika RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini,terdiri dari :

BAB I ......

Page 6: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 6 -

BAB I : PENDAHULUANBAB II : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHBAB III : GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHBAB IV : ANALISIS ISU-ISU STRATEGISBAB V : VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARANBAB VI : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKANBAB VII : KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM

PEMBANGUNAN DAERAHBAB VIII : INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS

DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAANBAB IX : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAHBAB X : PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAANBAB XI : PENUTUP

Pasal 6

Uraian Sistematika RPJMD tercantum dalam Lampiran yangmerupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 7

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran DaerahKota Sukabumi.

Ditetapkan di SukabumiPada tanggal 2 Oktober 2013

WALIKOTA SUKABUMI,

cap. ttd.

MOHAMAD MURAZDiundangkan di SukabumiPada tanggal 2 Oktober 2013

SEKRETARIS DAERAHKOTA SUKABUMI,

cap. ttd.

M.N. HANAFIE ZAIN

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2013 NOMOR 5

Page 7: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- i -

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI iDAFTAR GAMBAR viDAFTAR TABEL viii

BAB I PENDAHULUAN 1A. Latar Belakang Masalah 1B. Dasar Hukum Penyusunan 2C. Hubungan RPJMD Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya 3

1. RPJMD dengan RPJPD Kota Sukabumi 42. RPJMD dengan RTRW Kota Sukabumi 53. RPJMD dengan Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat

Daerah5

4. RPJMD dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah(RKPD)

6

D. Sistematika Penulisan 6E. Maksud Dan Tujuan 8

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 11A. Aspek Geografi Dan Demografi 11

1. Aspek Geografi 11a. Luas dan Batas Wilayah Administrasi 11b. Letak dan Kondisi Geografis 12c. Topografi dan Kemiringan Lahan 12d. Struktur Geologi 13e. Hidrologi 14f. Klimatologi 15g. Pola Penggunaan Lahan 15

2. Potensi Pengembangan Wilayah 163. Daerah Rawan Bencana 184. Demografi 19

B. Aspek Kesejahteraan Masyarakat 231. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 232. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 23

a. Kontribusi Sektor PDRB 23b. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan Laju Inflasi 24c. PDRB per Kapita 26

3. Kesejahteraan Sosial 27a. Penduduk Miskin 27b. Penyandang Masalah Kerawanan Sosial (PMKS) 28c. Kondisi Umum Pendidikan 29d. Kondisi Umum Kesehatan dan Keluarga Berencana 30e. Kondisi Umum Pariwisata, Seni Budaya, dan Olah

Raga33

1) Pariwisata ………

Page 8: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- ii -

1) Pariwisata 332) Seni Budaya 343) Olah Raga 34

c. Aspek Layanan Umum 351. Layanan Urusan Wajib 35

a. Pendidikan 35b. Kesehatan 38c. Lingkungan Hidup 41

1) Pengelolaan Persampahan 412) Sanitasi Lingkungan 423) Ruang Terbuka Hijau dan Hutan Kota 44

d. Pekerjaan Umum 441) Jalan dan Jembatan 442) Pengairan 473) Drainase 48

a) Drainase Makro 48b) Drainase Mikro 49

4) Air Bersih 495) Perumahan dan Pemukiman 50

e. Perencanaan dan Pembangunan Daerah 52f. Kepemudaan dan Olahraga 53g. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 54h. Penanaman Modal 56i. Kependudukan dan Catatan Sipil 56j. Sosial dan Tenaga Kerja 58

1) Sosial 582) Tenaga Kerja 59

k. Pemberdayaan Masyarakat dan PerlindunganPerempuan dan Anak

61

1) Pemberdayaan Masyarakat 612) Pemberdayaan Perempuan dan Anak 61

l. Perhubungan 63m.Komunikasi dan Informatika 64n. Pertanahan 65o. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Neger 65p. Keamanan dan Ketertiban Umum 67q. Pemerintah Umum 68r. Perpustakaan 71s. Ketahanan Pangan 71

1) Tingkat Ketersediaan Pangan Pokok 712) Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan 723) Pemantauan Perkembangan Harga Kebutuhan

Pangan Pokok73

4) Peningkatan Produksi Pertanian 735) Peningkatan Produksi Pangan Asal Ternak 75

2. Layanan Urusan Pilihan 75a. Pertanian dan Perikanan 75

1) Pertanian ………

Page 9: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- iii -

1) Pertanian Tanaman Pangan 752) Perikanan 77

a) Produksi Perikanan Darat Produksi 77b) Tingkat Konsumsi Ikan 78

b. Pariwisata 79c. Industri dan Perdagangan 80

1) Industri 802) Urusan Pilihan Perdagangan 81

d. Transmigrasi 83D. Aspek Daya Saing Daerah 84

1. Aspek Kemampuan Ekonomi Daerah 842. Aspek Fasilitas Kewilayahan/Infrastruktur 853. Iklim Berinvestasi 874. Sumber Daya Manusia 87

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 89A. Kinerja Keuangan Tahun 2008-2012 89

1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah 892. Rasio Efektivitas 903. Rasio Efisiensi 91

B. Kebijakan Pengelolaan Keuangan RPJMD Tahun 2008-2013 921. Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah 93

a. Pendapatan Asli Daerah 95b. Dana Perimbangan 95c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 96

2. Perkembangan Realisasi Belanja Daerah 97a. Belanja Tidak Langsung 98b. Belanja Langsung 99

3. Perkembangan Realisasi Pembiayaan Daerah 101C. Neraca Daerah 103D. Kerangka Pendanaan 104

1. Asumsi-Asumsi Dasar 1052. Proyeksi RAPBD Tahun 2013-2018 108

a. Dari sisi Pendapatan Daerah 108b. Dari Sisi Belanja Daerah 110c. Dari Sisi Pembiayaan Daerah 110

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 115A. Permasalahan Pembangunan 116

1. Aspek Sosial Budaya Daerah 116a. Pendidikan 116b. Kesehatan 117c. Kepemudaan dan Olahraga 118d. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak,

keluarga berencana dan keluarga sejahtera,pemberdayaan masyarakat

119

2. Aspek Perekonomian 121a. Penanaman Modal 121

b. Ketenagakerjaan ………

Page 10: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- iv -

b. Ketenagakerjaan 121c. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 122

3. Aspek Penataan Kota 123a. Pekerjaan Umum, Perumahan dan Penataan Ruang 123b. Perhubungan 123

4. Aspek Sarana dan Prasarana Daerah 1245. Aspek Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup 1266. Aspek Pemerintahan Umum 127

a. Komunikasi dan Informatika 128b. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 128

B. Isu Strategis 1291. Isu Strategis Global dan Nasional 1292. Isu Strategis Provinsi Jawa Barat 1313. Isu Strategis Kota Sukabumi 133

a. Aspek Sosial Budaya 134b. Aspek Perekonomian 135c. Aspek Pemerintahan 136d. Aspek Penataan Ruang 137e. Aspek Sarana dan Prasarana 138

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 140A. Visi Pembangunan 140B. Misi Pembangunan 141C. Tujuan Pembangunan 142

1. Misi 1 1422. Misi 2 1423. Misi 3 1434. Misi 4 1435. Misi 5 143

D. Sasaran Pembangunan 1431. Misi 1 1442. Misi 2 1443. Misi 3 1454. Misi 4 1465. Misi 5 148

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 149A. Strategi Pembangunan 149

1. Misi 1 1502. Misi 2 1513. Misi 3 1534. Misi 4 1555. Misi 5 158

B. Arah Kebijakan Pembangunan 159

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNANDAERAH

173

A. Kebijakan Umum Daerah 173B. Program Pembangunan Daerah 176

BAB VIII ………

Page 11: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- v -

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAIKEBUTUHAN PENDANAAN

190

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH 205

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 211A. Pedoman Transisi 211B. Kaidah Pelaksanaan 214

BAB XI PENUTUP 217

DAFTAR ………

Page 12: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- vi -

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Bagan Hubungan RPJMD dengan Dokumen PerencanaanLainnya

6

Gambar 2.1. Persentase Luas Wilayah Wilayah Kota Sukabumi MenurutKecamatan Tahun 2012

11

Gambar 2.2. Jumlah hari hujan dan Curah hujan per Bulan BerdasarkanPemantauan di Stasiun Cimandiri 2011

15

Gambar 2.3. Persentase Luas Tanah Menurut Kecamatan danPenggunaannya di Kota Sukabumi Tahun 2011

16

Gambar 2.4. Jumlah Penduduk Kota Sukabumi Tahun 2008-2012 20Gambar 2.5. Jumlah Penduduk Kota Sukabumi Berdasarkan Jenis Kelamin

Tahun 2008-2012.21

Gambar 2.6. Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Inflasi Kota SukabumiTahun 2003 – 2012

25

Gambar 2.7. Kontribusi sektor terhadap PDRB Kota Sukabumi 26Gambar 2.8. Cakupan Pertolongan Persalinan dengan Tenaga Kesehatan 31Gambar 2.9. Cakupan UCI Kota Sukabumi Tahun 2008-2012 31Gambar 2.10. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar untuk Masyarakat

Miskin Kota Sukabumi Tahun 2008-2012.32

Gambar 2.11. Persentase Pelayanan Kesehatan Rujukan untuk MasyarakatMiskin Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

32

Gambar 2.12. Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat AkhirPembuangan Tinja Di Kota Sukabumi Tahun 2011.

43

Gambar 2.13. Persentase Kemantapan Jalan Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

46

Gambar 2.14. Jumlah Koperasi di Kota Sukabumi, 2006-2011 54Gambar 2.15. Persentase Kepemilikan Akte, KK dan KTP Kota Sukabumi

Tahun 2008-201257

Gambar 2.16. Pertumbuhan PMKS Kota Sukabumi 2008-2012 58Gambar 2.17. Pertumbuhan Panti Sosial Kota Sukabumi 2008-2012 59Gambar 2.18. Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemda Kota Sukabumi

Tahun 2008-2012.62

Gambar 2.19. Persentase Peserta KB Aktif & Keluarga Pra sejahtera dan KS1Kota Sukabumi

63

Gambar 2.20. Tindak Kejahatan Yang Dialami Oleh Penduduk KotaSukabumi Tahun 2011

68

Gambar 2.21. Perkembangan Ketersediaan Pangan Pokok Kota SukabumiTahun 2010-2012 (ton)

72

Gambar 2.22. Perkembangan Produksi Beras Non Organik Kota SukabumiTahun 2008-2012 (ton)

74

Gambar 2.23. Perkembangan Produktivitas Padi (Ton/Ha) Kota SukabumiPeriode 2008-2012

74

Gambar 2.24. Data Produksi Perikanan Darat (Ton) Kota SukabumiTahun 2008-2012.

78

Gambar 2.25. ………

Page 13: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- vii -

Gambar 2.25. Perkembangan Tingkat Konsumsi Ikan (%) Kota SukabumiTahun 2008-2012

78

Gambar 2.26. Jumlah Wisatawan yang Menginap di Hotel Kota SukabumiTahun 2011

79

Gambar 2.27. Jumlah Tenaga Kerja Perusahaan Industri Besar/ SedangMenurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kota SukabumiTahun 2011

80

Gambar 2.28. Jumlah Perusahaan yang Memiliki Surat Izin UsahaPerdagangan (SIUP) di Kota Sukabumi Tahun 2006-2011

82

Gambar 2.29. Persentase Air Minum yang Didistribusikan Menurut JenisKonsumen di Kota Sukabumi Tahun 2011

87

DAFTAR ………

Page 14: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- viii -

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sungai Melintasi Kota Sukabumi 14Tabel 2.2. Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas Menurut Ijazah

Tertinggi yang Dimiliki21

Tabel 2.3. Persentase Penduduk Kota Sukabumi Menurut MataPencaharian Tahun 2011 .

22

Tabel 2.4. Struktur Ekonomi Kota Sukabumi Menurut Kelompok SektorAtas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2012 (Persen)

24

Tabel 2.5. Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Kota Sukabumi Tahun 2008-2012 (Persen)

24

Tabel 2.6. PDRB Per Kapita Kota Sukabumi Tahun 2008-2012 27Tabel 2.7. Data Kemiskinan Kota Sukabumi Tahun 2008-2012 28Tabel 2.8. Jumlah Pasangan Usia Subur, Target Akseptor, dan Realisasi

KB Akhir di Kota Sukabumi Tahun 2006–2011.33

Tabel 2.9. Jumlah Sekolah, Ruang Kelas dan Rombongan BelajarKota Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

36

Tabel 2.10. Jumlah Guru dan Pendidikan Guru Kota Sukabumi Tahun2008-2012

37

Tabel 2.11. Rasio Pendidikan Kota Sukabumi Tahun 2008-2012. 37Tabel 2.12. Tenaga Kesehatan di Kota Sukabumi Tahun 2011. 39Tabel 2.13. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kota Sukabumi Tahun 2011 40Tabel 2.14. Volume Sampah di Kota Sukabumi Tahun 2010-2011. 42Tabel 2.15. Volume Penyedotan Tinja di Kota Sukabumi Tahun 2010-2011. 43Tabel 2.16. Panjang Jalan Dirinci Menurut Keadaan Dan Status Jalan

Di Kota Sukabumi Pada Tahun 2010- 201145

Tabel 2.17. Lokasi dan Titik Penerangan Jalan Umum Di Kota SukabumiTahun 2010- 2011

46

Tabel 2.18. Daerah Irigasi Di Kota Sukabumi 47Tabel 2.19. Volume Air Yang Disalurkan Dan Pelanggan PDAM

Di Kota Sukabumi dari Tahun 2007 s.d. 2011.50

Tabel 2.20. Persentase Rumahtangga Pengguna Fasilitas Air Minummenurut Jenis Fasilitas Tahun 2009-2011.

50

Tabel 2.21. Persentase Beberapa Indikator Kualitas PerumahanDi Kota Sukabumi Tahun 2007-2011.

51

Tabel 2.22. Persentase Rumahtangga Menurut Beberapa FasilitasPerumahan Kota Sukabumi Tahun 2007-2011

52

Tabel 2.23. Lapangan Olahraga Kecamatan di Kota Sukabumi 54Tabel 2.24. Banyaknya Koperasi, Anggota, dan Simpanan Menurut Jenis

Koperasi Tahun 2011.55

Tabel 2.25. Banyaknya Modal Luar, Volume Usaha, dan Asset di KotaSukabumi Tahun 2006-2011 (Ribu Rupiah)

56

Tabel 2.26. Rangkuman Rekapitulasi Potensi Sumber Kesejahteraan Sosialdi Kota Sukabumi Tahun 2011

59

Tabel 2.27. Kondisi Ketenagakerjaan Kota SukabumiTahun 2008-2011

60

Tabel. 2.28. ………

Page 15: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- ix -

Tabel 2.28. Rute dan Jumlah Angkutan Kota di Kota Sukabumi Tahun2011.

63

Tabel 2.29. Jumlah Anggota LINMAS Menurut Kecamatandi Kota Sukabumi Tahun 2011

67

Tabel 2.30. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah KotaSukabumi Tahun 2011

68

Tabel 2.31. Peraturan dan Keputusan yang diterbitkan oleh PemerintahanKota Sukabumi Selama Tahun 2008-2012

70

Tabel 2.32. Jumlah Pengunjung dan Buku yang Dibaca/Dipinjam diPerpustakaan Daerah Kota Sukabumi Tahun 2006-2011.

71

Tabel 2.33. Perkembangan Industri di Kota Sukabumi Tahun 2011 81Tabel 2.34. Perkembangan Penempatan Transmigrasi Regional

Tahun 2008-2012.83

Tabel 2.35. Jumlah Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan dan JenisKelamin di Kota Sukabumi Tahun 2011

88

Tabel 3.1. Perkembangan Rasio Kemandirian Daerah Kota SukabumiTahun 2008-2012

90

Tabel 3.2. Perkembangan Rasio Efektivitas Pendapatan Kota SukabumiTahun 2008-2012

91

Tabel 3.3. Perkembangan Rasio Efisiensi Kota SukabumiTahun 2008-2012

92

Tabel 3.4. Perkembangan Capaian Pendapatan Daerah Kota SukabumiTahun 2008-2012

94

Tabel 3.5. Perkembangan PAD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012 95Tabel 3.6. Perkembangan Dana Perimbangan Kota Sukabumi Tahun 2008-

201296

Tabel 3.7. Perkembangan Dana Lain-Lain Pendapatan Daerah yang SahKota Sukabumi Tahun 2008-2012

97

Tabel 3.8. Perkembangan Capaian Belanja Daerah Kota SukabumiTahun 2008-2012

98

Tabel 3.9. Perkembangan Belanja Tidak Langsung Kota Sukabumi Tahun2008-2012

99

Tabel 3.10. Perkembangan Belanja Langsung Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

101

Tabel 3.11. Perkembangan Pembiayaan Daerah Kota SukabumiTahun 2008-2012

102

Tabel 3.12. Neraca Daerah Kota Sukabumi Per 2011 dan 31 Desember 2012 103Tabel 3.13. Rancangan APBD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 112Tabel 5.1. Keterkaitan Misi 1 dengan Tujuan dan Sasaran 144Tabel 5.2. Keterkaitan Misi 2 dengan Tujuan dan Sasaran 144Tabel 5.3. Keterkaitan Misi 3 dengan Tujuan dan Sasaran 145Tabel 5.4. Keterkaitan Misi 4 dengan Tujuan dan Sasaran 146Tabel 5.5. Keterkaitan Misi 5 dengan Tujuan dan Sasaran 148Tabel 6.1. Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 1 150Tabel 6.2. Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 2 151Tabel 6.3. Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 3 153Tabel 6.4. Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 4 155Tabel 6.5. Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 5 158Tabel 6.6. Arah Kebijakan Pembangunan 159

Tabel. 7.1. ………

Page 16: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- x -

Tabel 7.1. Program Prioritas Pembangunan Kota Sukabumi Tahun 2013-2018

175

Tabel 7.2. Program Pembangunan Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 180Tabel 8.1. Pengelompok Urusan Berdasarkan SKPD Kota Sukabumi 190Tabel 8.2. Prioritas Pembangunan Kota Sukabumi Tahun 2013-2018

Dengan Sumber Pembiayaan APBD Provinsi Jawa Barat danAPBN

199

Tabel 8.3. Pengelompok Urusan Berdasarkan SKPD Kota Sukabumi 203Tabel 9.1. Indikator Kinerja Daerah di Kota Sukabumi 206

Page 17: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 1 -

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Sukabumi

2013-2018 merupakan Penjabaran Visi, Misi dan Program Walikota dan Wakil

Walikota Sukabumi terpilih berdasarkan hasil Pemilihan Kepala Daerah Tahun

2013, dan secara sah kepala daerah dilantik pada tanggal 13 Mei 2013 untuk

periode sampai dengan 5 (lima) tahun ke depan. Selain itu dokumen RPJMD

merupakan dokumen Rencana Pembangunan Daerah yang mutlak harus ada

dalam penyelenggaraan pemerintahan, sebagai satu kesatuan yang tidak

terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional, sesuai dengan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah.

Penyusunan RPJMD sebagaimana ketentuan Undang-Undang Nomor 25

tahun 2004, harus serasi dengan isu-isu strategis yang tercermin dalam visi, misi,

dan program kepala daerah terpilih, dengan memperhatikan potensi sumber daya

daerah, baik berupa sumberdaya alam, sumberdaya manusia, maupun

sumberdaya lainnya buatan. Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan nasional, RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 merupakan satu

kesatuan yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan Provinsi

Jawa Barat dan Nasional.

RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 merupakan tahapan 5 (lima) tahun

fase ketiga dalam rangka mewujudkan Visi dari Rencana Pembangunan Jangka

Panjang (RPJPD) Kota Sukabumi Tahun 2005-2025, yaitu “Terwujudnya Kota

Sukabumi Sebagai Pusat Pelayanan Berkualitas Bidang Pendidikan, Kesehatan,

Dan Perdagangan Di Jawa Barat Berlandaskan Iman Dan Taqwa”, dan

merupakan pedoman bagi Penyusunan Rencana Strategis setiap Satuan Kerja

Perangkat Daerah (Renstra SKPD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

setiap tahunnya. Penyusunan RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 dilakukan

secara ………

Page 18: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 2 -

secara terpadu, menyeluruh, komprehensif serta mengedepankan partisipasi

masyarakat dengan mempertimbangkan dan menampung aspirasi pemangku

kepentingan dan stakeholder pembangunan lainnya.

B. DASAR HUKUM PENYUSUNAN

Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 dilandasi dasar hukum sebagai berikut :

1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor

VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah

Kota Kecil dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa

Barat;

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara

Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan

dan Tanggung Jawab Keuangan Negara,

7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2008 tentang tentang Perubahan Kedua atas Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional 2005-2025;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan

Rencana Pembangunan Nasional;

13. Peraturan ………

Page 19: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 3 -

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara

Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah;

17. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah;

19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025;

20. Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Sukabumi 2005-2025;

21. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Daerah Kota Sukabumi Tahun 2011-2031.

C. HUBUNGAN RPJMD DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA

Dalam sistem perencanaan pembangunan sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018

merupakan satu kesatuan yang utuh dari manajemen pembangunan di lingkungan

Pemerintah Kota Sukabumi, khususnya dalam menjalankan agenda pembangunan

yang telah tertuang dalam berbagai dokumen perencanaan.

Hubungan antara RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya di daerah

adalah sebagai berikut :

1. RPJMD ………

Page 20: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 4 -

1. RPJMD dengan RPJPD Kota Sukabumi

RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 merupakan rencana

pembangunan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah 2005-2025. Oleh sebab itu, penyusunan RPJMD selain memuat

visi, misi dan program Walikota dan Wakil Walikota Kota Sukabumi periode 2013-

2018, juga berpedoman pada visi dan misi Kota Sukabumi beserta arah

pembangunannya.

RPJPD Kota Sukabumi 2005-2025 merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari visi Pembangunan Nasional Tahun 2005-2025 yang diarahkan pada

pencapaian tujuan nasional, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.

Untuk mewujudkan visi pembangunan jangka panjang tersebut ditempuh melalui

6 (enam) misi pembangunan yaitu : (1) Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang

Beriman, Bertaqwa dan Berbudaya. (2) Mewujudkan Pelayanan Pendidikan Yang

Berkualitas. (3) Mewujudkan Pelayanan Kesehatan Yang Berkualitas (4)

Mewujudkan Pengembangan Perdagangan dan Sektor Lapangan Usaha Lainnya

Yang Berdaya Saing Tinggi (5) Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik

Dengan Aparatur Pemerintah Daerah Yang Profesional Dan Amanah. (6)

Mewujudkan Kota Sukabumi Yang Nyaman dan Indah

Pada tahap ketiga RPJMD Kota Sukabumi sebagaimana yang termuat

dalam RPJPD Kota Sukabumi, fokus pembangunan di arahkan pada : daya saing

perekonomian Kota Sukabumi yang semakin kuat, kompetitif dan terpadu,

terpenuhinya ketersediaan infrastruktur yang didukung oleh mantapnya

kerjasama pemerintah dan swasta, penataan kelembagaan ekonomi untuk

mendorong peningkatan efisiensi, produktivitas, penguasaan dan penerapan

teknologi oleh masyarakat dalam kegiatan perekonomian. Pada sektor

perdagangan dan jasa tahapan pembangunan ini diarahkan pada penciptaan

lingkungan bisnis yang nyaman dan kondusif, pengembangan kemampuan

inovasi, pengembangan industri kecil yang tangguh, perluasan kawasan

perdagangan di daerah cepat tumbuh, pemberdayaan produk dalam lokal serta

pengembangan pasar dalam negeri dan luar negeri.

2. RPJMD ………

Page 21: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 5 -

2. RPJMD dengan RTRW Kota Sukabumi

Penyusunan RPJMD memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai

pola dan struktur tata ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW Kota Sukabumi,

sebagai dasar untuk menetapkan lokasi program pembangunan yang berkaitan

dengan pemanfaatan ruang daerah di Kota Sukabumi.

Penelaahan rencana tata ruang bertujuan untuk melihat kerangka

pemanfaatan ruang daerah dalam 5 (lima) tahun mendatang yang asumsi-

asumsinya, meliputi : 1) Struktur ruang dalam susunan pusat-pusat permukiman

dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung

kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan

fungsional; 2) Distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi

peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budidaya; dan 3)

Pemanfaatan ruang melalui program yang disusun dalam rangka mewujudkan

rencana tata ruang yang bersifat indikatif, melalui sinkronisasi program sektoral

dan kewilayahan baik di pusat maupun di daerah secara terpadu.

Dalam menyusun RPJMD ini juga selain berpedoman pada RTRW daerah

sendiri, juga perlu memperhatikan RTRW daerah lain, guna tercipta sinkronisasi

dan sinergi pembangunan jangka menengah daerah antar kabupaten / kota serta

keterpaduan struktur dan pola ruang kabupaten/kota lainnya, terutama yang

berdekatan atau yang ditetapkan sebagai satu kesatuan wilayah pembangunan

kabupaten/kota, dan atau yang memiliki hubungan keterkaitan atau pengaruh

dalam pelaksanaan pembangunan daerah.

3. RPJMD dengan Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah

RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 menjadi pedoman dalam

penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD)

dalam rentang waktu 5 (lima) tahun. Renstra SKPD merupakan penjabaran teknis

RPJMD yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dalam

menentukan arah kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan

bidang dan/atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan, yang

disusun oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di bawah koordinasi

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi.

4. RPJMD ………

Page 22: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 6 -

4. RPJMD dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

Pelaksanaan RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 setiap tahunnya akan

dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), sebagai suatu

dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Kota Sukabumi yang memuat

prioritas program dan kegiatan dari Rencana Kerja SKPD. RKPD merupakan

bahan utama pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)

Daerah Kota Sukabumi yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat

kelurahan, kecamatan, dan Kota.

Pola hubungan antara RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya di

daerah dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 1.1.Bagan Hubungan

RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

D. SISTEMATIKA PENULISAN

RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 disusun dengan sistematika

sebagai berikut :

Bab I ………

pedoman

pedomanpedoman

pedoman

pedoman

pedoman

RPJMN2010-2014

RPJMDProv. Jabar2013-2018

RPJPDKota Sukabumi

2005-2025

RTRWKota Sukabumi

2011- 2031

RPJMDKota Sukabumi

2013-2018

RKPDKota Sukabumi

Renstra-SKPDKota Sukabumi

2013-2018

Renja-SKPDKota Sukabumi

Page 23: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 7 -

Bab I. Pendahuluan;

Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum penyusunan

rancangan awal RPJMD agar substansi pada bab-bab berikutnya dapat

dipahami dengan baik.

Bab II. Gambaran Umum Kondisi Daerah;

Bab ini menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar analisis,

gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan

demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan

daerah.

Bab III. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka Pendanaan;

Bab ini menyajikan gambaran hasil pengolahan data dan analisis

terhadap pengelolaan keuangan daerah.

Bab IV. Analisis Isu-Isu Strategis;

Bab ini menjelaskan analisis isu-isu strategis yang menjadi dasar utama

visi dan misi pembangunan jangka menengah, yang akan menentukan

kinerja pembangunan dalam 5 (lima) tahun mendatang. Penyajian isu-

isu strategis meliputi permasalahan pembangunan daerah, dinamika

lingkungan strategis, analisa faktor internal dan eksternal, dan isu

strategis.

Bab V. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran;

Dalam bab ini diuraikan (1) Visi Kepala Daerah terpilih 2013-2018, dan

Artikulasi atau penjelasan kata-kata kunci dari pernyataan Visi; (2)

Pernyataan Misi merupakan penjabaran dari Visi; (3) Pernyataan

tujuan-tujuan dan pernyataan sasaran-sasaran.

Bab VI. Strategi dan Arah Kebijakan;

Dalam bab ini diuraikan strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan

dan sasaran serta arah kebijakan dari setiap strategi terpilih.

Bab VII ………

Page 24: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 8 -

Bab VII. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah;

Dalam bab ini diuraikan kebijakan umum yang berisi arah kebijakan

pembangunan berdasarkan strategi yang dipilih, beserta program

pembangunan daerah.

Bab VIII. Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan;

Dalam bab ini diuraikan hubungan urusan pemerintah dengan SKPD

terkait beserta program prioritas yang menjadi tanggung jawab SKPD

dalam suatu tahapan pembangunan, disertai pagu indikatifnya.

Bab IX. Penetapan Indikator Kinerja Daerah;

Bab ini memberi gambaran indikator kinerja daerah yang dipergunakan

selama masa pencapaian visi dan misi kepala daerah dari sisi

keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah, khususnya dalam

memenuhi kinerja pada aspek kesejahteraan, layanan, dan daya saing.

Bab X. Pedoman Transisi, Kaidah Pelaksanaan dan Penutup.

Bab ini memuat materi tentang pedoman transisi, kaidah pelaksanaan,

dan penutup.

E. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan penyusunan RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018

adalah sebagai berikut :

1. Maksud

Penyusunan RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 dimaksudkan untuk

menghasilkan rumusan strategi, arah kebijakan dan program pembangunan

secara terarah, efektif, efisien, dan terpadu dalam mendorong terwujudnya visi,

misi, tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan oleh Walikota dan

Wakil Walikota periode Tahun 2013-2018, dengan berpedoman pada RPJPD Kota

Sukabumi Tahun 2005-2025, dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional 2010-2014, serta berbagai aspirasi seluruh stakeholder

pembangunan di Kota Sukabumi.

Dokumen ………

Page 25: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 9 -

Dokumen RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 merupakan acuan dan

pedoman resmi bagi Pemerintah Kota Sukabumi dalam penyusunan Rencana

Strategis SKPD, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), dan Rencana Kerja

SKPD serta sekaligus merupakan acuan penentuan program daerah yang akan

dibahas dalam rangkaian forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan

(Musrenbang) Kota Sukabumi secara berjenjang, sehingga konsistensi antara

kebijakan dengan pelaksanaan dan hasil rencana pembangunan daerah dapat

terjaga, yang pada gilirannya akan mempermudah dalam mengevaluasi

kesesuaian antara capaian pembangunan daerah dengan indikator-indikator

kinerja yang telah ditetapkan.

2. Tujuan

Tujuan penyusunan RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 adalah

sebagai berikut :

a. Menjabarkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan serta program

Walikota dan Wakil Walikota Kota Sukabumi ke dalam arah kebijakan dan

program pembangunan yang lebih rinci, terarah, terukur dan dapat

dilaksanakan selama kurun waktu tahun 2013-2018;

b. Menyediakan satu rujukan resmi bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) Pemerintah Kota Sukabumi, dalam menentukan prioritas program dan

kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan dengan sumber dana APBD

Kota Sukabumi;

c. Untuk meningkatkan koordinasi, integrasi, sinergi dan sinkronisasi

pembangunan antar SKPD;

d. Untuk mempermudah dalam mengukur kinerja dan mengevaluasi kinerja

setiap SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi;

e. Untuk meningkatkan pemerataan pembangunan yang dilakukan dan

pemerataan hasil-hasil pembangunan;

f. Menciptakan tata pemerintahan yang baik, sehingga terwujud kondisi yang

aman dan kondusif dalam melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan;

g. Membangun ………

Page 26: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 10 -

g. Membangun kebersamaan melalui kerjasama dan kemitraan pembangunan

antar tingkatan Pemerintahan mulai dari Pemerintah Daerah, swasta dan

masyarakat;

h. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatan sumber daya

daerah serta pengelolaannya.

BAB II ………

Page 27: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 11 -

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

A. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI

1. Aspek Geografi

Kondisi dari aspek geografi Kota Sukabumi dapat dijelaskan berdasarkan

tinjauan terhadap sub aspek sebagai berikut :

a. Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Kota Sukabumi memiliki luas wilayah 4.800,231 Ha, dengan Kecamatan

Lembursitu sebagai wilayah yang terluas (889,763 Ha) atau sebesar 19 % dari total

wilayah Kota Sukabumi, dan Kecamatan Citamiang sebagai wilayah terkecil

(404,000 Ha) atau memiliki luas 8 % dari total wilayah Kota Sukabumi.

Pembentukan kecamatan di Kota Sukabumi sebelumnya diatur dalam PP No. 3

Tahun 1995 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II

Sukabumi yang menyebutkan bahwa wilayah Kota Sukabumi terbagi ke dalam 5

kecamatan.

Gambar 2.1Persentase Luas Wilayah Wilayah Kota Sukabumi

Menurut Kecamatan Tahun 2012

Seiring ………

Page 28: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 12 -

Seiring berjalannya waktu dan perubahan, Sesuai dengan Perda Kota

Sukabumi nomor 15 tahun 2000 tentang Pembentukan Kecamatan dan Kelurahan

terjadi pemekaran untuk Kecamatan Baros menjadi 3 kecamatan yaitu Kecamatan

Lembursitu, Kecamatan Cibeureum dan Kecamatan Baros. Sehingga sampai tahun

sekarang Kota Sukabumi terbagi menjadi 7 kecamatan yang terdiri dari 33

kelurahan. Gambaran secara rinci luas tiap kecamatan di Kota Sukabumi Tahun

2013, selengkapnya dapat dilihat pada gambar sebelumnya di atas.

Batas-batas wilayah Kota Sukabumi dengan wilayah di sekitarnya adalah

sebagai berikut :

1) Sebelah Utara Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi;

2) Sebelah Selatan Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi;

3) Sebelah Barat Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi;

4) Sebelah Timur Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.

b. Letak dan Kondisi Geografis

Secara geografis Kota Sukabumi terletak di antara pusat pertumbuhan

megaurban Jabodetabek dan Bandung Raya. Jarak dari Ibukota Provinsi Jawa

Barat (Bandung) ± 92 Km dan Jarak dari Ibukota Negara (Jakarta) ± 120 Km.

Cukup dekatnya jarak membuat tingginya pergerakan orang dan barang dari kota-

kota tersebut. Letak Kota Sukabumi yang strategis yaitu berada pada jalur lintasan

Ibukota Provinsi Jawa Barat (Bandung) dengan Ibukota Negara (Jakarta) serta

didukung oleh infrastruktur yang cukup memadai, menjadikan Kota Sukabumi

sebagai salah satu tujuan para migran dari berbagai daerah untuk datang dan

tinggal baik sebagai penanam modal maupun sebagai pencari kerja. Secara

ekonomis hal tersebut menguntungkan Kota Sukabumi, karena dapat menciptakan

lapangan kerja baru serta dapat meningkatkan pendapatan baik dari sektor jasa,

perdagangan dan sektor lainnya.

c. Topografi dan Kemiringan Lahan

Wilayah Kota Sukabumi merupakan lereng selatan dari Gunung Gede dan

gunung Pangrango, yang berada pada ketinggian 584 meter di atas permukaan

laut pada bagian selatan 770 meter di atas permukaan laut bagian utara.

Sedangkan ………

Page 29: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 13 -

Sedangkan di bagian tengah mempunyai ketinggian rata-rata 650 meter

dari permukaan laut. Bentuk bentangan alam Kota Sukabumi berupa perbukitan

bergelombang dengan sudut lereng beragam. Wilayah Kota Sukabumi didominiasi

oleh kemiringan lereng 0-2% dan 2-15%. Luas Daerah dengan kemiringan lereng 0-

2% mencapai 2.228,795Ha atau sekitar 45,59% dari total luas kota, dan kemiringan

lereng 2-15% mencapai 2553.219 Ha atau sekitar 52,22% dari total luas kota.

d. Struktur Geologi

Berdasarkan peta geologi susunan litologi batuan di wilayah Kota

Sukabumi dan daerah sekitarnya didominasi oleh singkapan batuan vulkanik

yaitu produk gunung api dari aktivitas Gunung Gede dan Gunung Pangrango

berumur Holosen. Secara regional, stratigrafi wilayah ini ditandai oleh batuan

sedimen dari Formasi Walat berumur Oligosen Awal yang merupakan satuan

yang tertua dijumpai di daerah ini. Formasi Walat ditutupi oleh batuan sedimen

dari Formasi Rajamandala dengan kisaran umur dari Oligosen Akhir sampai

Miosen Awal. Satuan ini selanjutnya ditutupi oleh Formasi Jampang yang

berumur Miosen Awal. Satuan batuan sedimen ini tersingkap di bagian selatan -

tenggara dan barat - barat daya dari wilayah Kota Sukabumi.

Formasi batuan sedimen di atas ditutupi oleh endapan vulkanik berumur

Holosen yaitu batuan produk gunung api dari aktivitas Gunung Gede dan

Gunung Pangrango. Satuan batuan vulkanik ini tersebar secara luas sehingga

sebagian besar dari wilayah Kota Sukabumi didominasi oleh singkapan batuan

vulkanik. Endapan vulkanik Gunung Gede (Qvg) terdiri dari breksi tufaan dan

lahar, andesit dengan oligoklas-andesin, piroksen dan banyak sekali hornblenda,

tekstur seperti trachit, umumnya lapuk sekali. Batuan ini tersebar pada wilayah

yang cukup luas mulai dari bagian timur sampai bagian tengah dan mulai dari

bagian utara sampai bagian selatan Kota Sukabumi. Sedangkan endapan vulkanik

Gunung Pangrango (Qvpo) merupakan endapan yang lebih tua yang tersusun dari

lahar dan lava, basal-andesit dengan oligoklas-andesin, labradorit, olivin,

piroksen, dan hornblenda. Posisi stratigrafi satuan batuan ini relatif lebih tua

daripada endapan vulkanik Gunung Gede dan penyebaran satuan ini terbatas di

bagian barat dan barat laut wilayah Kota Sukabumi.

e. Hidrologi ………

Page 30: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 14 -

e. Hidrologi

Kondisi air tanah di wilayah Kota Sukabumi dan sekitarnya untuk

kebutuhan sehari-hari secara umum cukup tersedia. Sumbernya berasal dari air

tanah, mata air dan air tanah tertekan. Sebaran akuifer dengan produktivitas tinggi

terdapat di sekitar Kota Sukabumi dengan sebaran paling dominan mulai dari

barat hingga timur. Di bagian utara merupakan zona air tanah dengan akuifer

berproduktifitas sedang dan berpenyebaran luas. Bagian selatan merupakan zona

akuifer yang produktivitasnya rendah hingga langka. Adapun sungai-sungai yang

mengalir di Kota Sukabumi baik sungai besar maupun sungai kecil dapat di lihat

pada tabel berikut :

Tabel 2.1.Sungai Melintasi Kota Sukabumi

No. Nama Sungai Panjang (m)1 Cimandiri 12.9632 Ceger 3.3953 Cisuda 8.0904 Tonjong 8.0905 Cipanengah 5.7396 Cipelang 15.8147 Cibeurem 4.7668 Cibitung 5.4039 Cisarua 3.841

10 Cisaray 1.84011 Tipar 9.34412 Cikapek 2.93913 Cigunung 4.56514 Cipelang leutik -15 Ciseupan 3.98216 Ciwalung 1.82617 Cipada 1.23018 Selakaso 5.48019 Ciaul 3.37720 Babakan Jampang 1.11521 Cipasir 1.47922 Ciseureh 4.18423 Cijambe 1.68524 Cikapundung 3.83925 Cipicung 591

Sumber : Master Plan Drainase Kota Sukabumi, 2008

f. Klimatologi ………

Page 31: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 15 -

f. Klimatologi

Sepanjang tahun 2011 keadaan iklim di Kota Sukabumi cenderung basah,

dengan suhu udara Kota Sukabumi berkisar antara 15°-30° celsius. Berdasarkan

hasil pemantauan di Stasiun Cimandiri di setiap bulan pada tahun 2011 pasti

terjadi hujan dengan intensitas tertentu, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan

November, yaitu 323 mm3 dengan jumlah hari hujan 27 hari.

Gambar 2.2.Jumlah hari hujan dan Curah hujan per Bulan

Berdasarkan Pemantauan di Stasiun Cimandiri 2011

g. Pola Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kota Sukabumi dibedakan menjadi lahan sawah dan

lahan bukan sawah (lahan kering). Lahan bukan sawah (lahan kering) sendiri

dibedakan atas lahan pekarangan/rumah, tegal/kebun, kolam/tebat/empang dan

lahan lain-lain. Luas wilayah Kota Sukabumi adalah 4.800 Ha. Menurut

penggunaannya, dari seluruh wilayah sebesar 1.751 Ha (36,48%) digunakan untuk

tanah sawah dan sisanya seluas 3.049 Ha (63,52%) merupakan tanah kering dan

lain-lain, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.3. ………

Page 32: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 16 -

Gambar 2.3.Persentase Luas Tanah Menurut Kecamatan dan Penggunaannya

di Kota Sukabumi Tahun 2011

2. Potensi Pengembangan Wilayah

Potensi Pengembangan wilayah di Kota Sukabumi, sesuai dengan visi Kota

Sukabumi sebagai Pusat Pelayanan Berkualitas bidang pendidikan, kesehatan dan

perdagangan. Kota Sukabumi juga dirancang dalam skala kawasan yang lebih luas

yang masuk dalam kategori berpotensi dalam pengembangan pusat pelayanan

Pendidikan, Kesehatan dan Perdagangan yang mempunyai jangkauan pelayanan

skala kota dan/atau regional, sesuai dengan arahan dalam dokumen Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Sukabumi Tahun 2005-2025 dan juga

dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Sukabumi Tahun 2011-2031.

Berdasar pada kedua dokumen tersebut, potensi pengembangan wilayah Kota

Sukabumi pada masa-masa mendatang adalah sebagai berikut :

a. Daerah Kawasan Perdagangan dan Jasa terdapat di Sub Wilayah Kota (SWK)

yang meliputi :

1) Sub Wilayah Kota (SWK) 1 yang mencakup sebagian Kelurahan Gunung

Parang, Kelurahan Selabatu, Kelurahan Gunung Puyuh, Kelurahan

Karamat, sebagian Kelurahan Karangtengah dan Kelurahan Sriwidari.

2) Sub Wilayah Kota (SWK)II yang mencakup Kelurahan Cikole, sebagian

Kelurahan Cisarua, sebagian Kelurahan Gunungparang, sebagian kelurahan

Kebon jati dan sebagian Kelurahan Subangjaya.

3. Sub Wilayah ………

Page 33: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 17 -

3) Sub Wilayah Kota (SWK) III yang mencakup sebagian Kelurahan

Sindangsari, sebagian Kelurahan Jayamekar, sebagian Kelurahan Jayaraksa,

sebagian Kelurahan Sudajaya Hilir, sebagian Kelurahan Babakan, sebagian

Kelurahan Limusnunggal, sebagian Kelurahan Cibeureum Hilir, sebagian

Kelurahan Cisarua, sebagian Kelurahan Gunung Parang, sebagian

Kelurahan Subangjaya, sebagian Kelurahan Kebonjati, Kelurahan

Cikondang, Kelurahan Citamiang, Kelurahan Gedong Panjang, Kelurahan

Nanggeleng, dan Kelurahan Tipar;

4) Sub Wilayah Kota (SWK) IV yang mencakup sebagian Kelurahan

Karangtengah, sebagian Kelurahan Cipanengah, Kelurahan Dayeuhluhur,

Kelurahan Nyomplong, Kelurahan Sukakarya, Kelurahan Warudoyong,

dan Kelurahan Benteng;

5) Sub Wilayah Kota (SWK) VI yang mencakup sebagian Kelurahan Baros,

sebagian Kelurahan Jayamekar, sebagian Kelurahan Jayaraksa, sebagian

Kelurahan Sudajaya Hilir, Kelurahan Cikundul, sebagian Kelurahan

Cipanengah, dan sebagian Kelurahan Sindangsari

b. Daerah Kawasan Kesehatan skala Regional di Sub Wilayah Kota (SWK) II yang

mencakup Kelurahan Cikole, sebagian Kelurahan Cisarua, sebagian Keluragan

Gunungparang, sebagian Kelurahan Kebon jati dan sebagian Kelurahan

Subangjaya.

c. Daerah Kawasan Pendidikan di Sub Wilayah Kota (SWK) I yang mencakup

sebagian kelurahan Gunung Parang, Kelurahan Selabatu, Kelurahan Gunung

Puyuh, Kelurahan Karamat, sebagian kelurahan Karangtengah dan Kelurahan

Sriwidari.

d. Daerah Kawasan Transportasi di Sub Wilayah Kota (SWK) III yang mencakup

sebagian Kelurahan Sindangsari, sebagian Kelurahan Jayamekar, sebagian

Kelurahan Jayaraksa, sebagian Kelurahan Sudajaya Hilir, sebagian Kelurahan

Babakan, sebagian Kelurahan Limusnunggal, sebagian Kelurahan Cibeureum

Hilir, sebagian Kelurahan Cisarua, sebagian Kelurahan Gunung Parang,

sebagian Kelurahan Subangjaya, sebagian Kelurahan Kebonjati, Kelurahan

Cikondang, Kelurahan Citamiang, Kelurahan Gedong Panjang, Kelurahan

Nanggeleng, dan Kelurahan Tipar;

e. Daerah ………

Page 34: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 18 -

e. Daerah Kawasan Industri di Sub Wilayah Kota (SWK) IV yang mencakup

sebagian Kelurahan Karangtengah, sebagian Kelurahan Cipanengah,

Kelurahan Dayeuhluhur, Kelurahan Nyomplong, Kelurahan Sukakarya,

Kelurahan Warudoyong, dan Kelurahan Benteng;

f. Daerah Kawasan Pendidikan Tinggi di Sub Wilayah Kota (SWK) V, yang

mencakup sebagian Kelurahan Baros, sebagian Kelurahan Babakan, sebagian

Kelurahan Cibeureum Hilir, sebagian Kelurahan Limusnunggal, dan

Kelurahan Sindangpalay;

g. Daerah Kawasan Perkantoran Pemerintahan di Sub Wilayah Kota (SWK) V

yang mencakup sebagian Kelurahan Baros, sebagian Kelurahan Babakan,

sebagian Kelurahan Cibeureum Hilir, sebagian Kelurahan Limusnunggal, dan

Kelurahan Sindangpalay;

h. Daerah Kawasan Pengembangan Pusat Kebudayaan di Sub Wilayah Kota

(SWK) III yang mencakup sebagian Kelurahan Sindangsari, sebagian

Kelurahan Jayamekar, sebagian Kelurahan Jayaraksa, sebagian Kelurahan

Sudajaya Hilir, sebagian Kelurahan Babakan, sebagian Kelurahan

Limusnunggal, sebagian Kelurahan Cibeureum Hilir, sebagian Kelurahan

Cisarua, sebagian Kelurahan Gunung Parang, sebagian Kelurahan Subangjaya,

sebagian Kelurahan Kebonjati, Kelurahan Cikondang, Kelurahan Citamiang,

Kelurahan Gedong Panjang, Kelurahan Nanggeleng, dan Kelurahan Tipar.

3. Daerah Rawan Bencana

Daerah rawan bencana yang berada di wilayah Kota Sukabumi, meliputi

daerah-daerah sebagai berikut :

a. Daerah rawan letusan gunung berapi karena berlokasi relatif dekat dengan

kawasan Gunung Gede Pangrango;

b. Daerah rawan gempa bumi dimana Kota Sukabumi terletak di jalur daerah

rawan gempa Sukabumi-Padalarang-Bandung;

c. Daerah rawan banjir yang tersebar dibeberapa titik wilayah kota. Dimana

secara umum penyebab terjadinya genangan atau banjir di wilayah Kota

Sukabumi lebih banyak diakibatkan oleh kondisi saluran yang sudah tidak

terawat, tersumbat oleh sampah dan tingginya sedimentasi;

d. Daerah ………

Page 35: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 19 -

d. Daerah rawan gerakan tanah zona patahan aktif, yaitu patahan Cimandiri;

e. Daerah longsor di beberapa bagian daerah wilayah kota;

f. Daerah rawan kebakaran yang tersebar dibeberapa titik wilayah kota, dengan

kondisi daerah permukiman yang sempit dan sulit mencari sumber air, jarak

antar bangunan sangat rapat dan tidak teratur, serta bahan bangunan mudah

terbakar.

4. Demografi

Letak Kota Sukabumi yang strategis yaitu berada pada jalur lintasan

Ibukota Provinsi Jawa Barat dengan Ibukota Negara, serta didukung oleh

infrastruktur yang cukup memadai, menjadikan Kota Sukabumi sebagai salah satu

tujuan para migran dari berbagai daerah untuk datang dan tinggal baik sebagai

penanam modal maupun sebagai pencari kerja. Secara ekonomis hal tersebut

menguntungkan Kota Sukabumi karena dapat menciptakan lapangan kerja baru

serta dapat meningkatkan pendapatan baik dari sektor jasa, perdagangan dan

sektor lainnya. Namun demikian masuknya para migran juga harus diimbangi

oleh penyediaan sarana kesehatan, perumahan, penyediaan air bersih, dan

infrastruktur pendukung lainnya.

Secara umum mayoritas penduduk Kota Sukabumi beragama Islam, dengan

jumlah warga dari Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012 meningkat pesat pada

Tahun 2012. Mayoritas penduduk Kota Sukabumi sebesar 95,64% beragama Islam,

Katolik sebesar 2,21%, Protestan sebesar 1,08%, Buddha sebesar 0,02% dan Hindu

sebesar 1,03%. Jumlah Rumah Peribadatan pada tahun 2012 untuk Mesjid

sebanyak 386 buah, Musholla 197 buah, Langgar sebanyak 629 buah, Gereja

sebanyak 19 buah dan Vihara sebanyak 2 buah.

Menurut data hasil perhitungan BPS Kota Sukabumi dengan pendekatan

berdasarkan perhitungan Sensus Penduduk Tahun 2010, pada jumlah penduduk

Kota Sukabumi Tahun 2011 tercatat sebanyak 304.530 jiwa yang terdiri dari

154.693 penduduk laki-laki (50,80%) dan 149.837 penduduk perempuan (49,20%).

Pada Tahun 2012 penduduk Kota Sukabumi diketahui jumlahnya menjadi 308.031

jiwa, yang terdiri dari 156.400 penduduk laki-laki (50,77%) dan 151.631 penduduk

perempuan (49,23%). Berdasarkan data tersebut, maka sex ratio Kota Sukabumi

tahun 2012 adalah sebesar 103.15%.

Berikut ………

Page 36: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 20 -

Berikut ini disampaikan jumlah warga Kota Sukabumi dari Tahun 2008-

2012 berdasarkan perhitungan BPS Kota Sukabumi (Pendekatan Perhitungan

Sensus Penduduk Tahun 2010) sebagai berikut ini :

Gambar 2.4.Jumlah Penduduk Kota Sukabumi

Tahun 2008-2012

Jika ditinjau dari luas wilayah Kota Sukabumi, maka rata-rata penduduk

per km2 di Kota Sukabumi 6.417,01 jiwa/km2. Kepadatan penduduk tertinggi

berada di Kecamatan Citamiang dengan kepadatan penduduk 13.854,70 jiwa/km2.

Hal ini memungkinkan karena luas wilayah Kecamatan Citamiang paling kecil di

antara kecamatan yang lain, dan merupakan wilayah yang dekat dengan pusat

perbelanjaan. Sedangkan yang terendah kepadatan penduduknya adalah

Kecamatan Lembursitu dengan kepadatan penduduk 4.412,97 jiwa/km2.

Untuk komposisi penduduk berdasarkan golongan umur dan jenis kelamin

diketahui bahwa sejak tahun 2006 s.d. 2011 mayoritas berusia 20-49 tahun yaitu

sebesar 45,75%. Sedangkan penduduk usia tua hanya sebesar 5.11% atau tergolong

minoritas. Penduduk usia muda dan kelompok umur produktif yaitu yang berusia

15-64 tahun jauh lebih banyak dibandingkan dengan kelompok lansia yaitu

sebesar 66,27%. Hal ini menunjukkan angka ketergantungan yang rendah yang

menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang

produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif

lagi.

Berdasarkan ………

270000275000280000285000290000295000300000305000310000

2008 2009 2010 2011 2012

283046287622

298681

304530308031

Jumlah Penduduk

Page 37: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 21 -

Berdasarkan data hasil registrasi penduduk, dapat diketahui bahwa jumlah

penduduk laki-laki relatif lebih banyak dibanding dengan jumlah penduduk

perempuan. Dilihat dari rasio jenis kelamin, sejak kurun waktu tahun 2005 s.d.

2012, terdapat angka sex ratio berkisar antara 100,1 s.d 100,15.

Gambar 2.5.Jumlah Penduduk Kota Sukabumi Berdasarkan Jenis Kelamin

Tahun 2010-2012

Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan, berdasarkan data 3

(tiga) tahun terakhir terlihat bahwa komposisi pendidikan yang ditamatkan oleh

penduduk dewasa mayoritas bisa menamatkan sampai tingkat SLTA atau sebesar

25,38% pada tahun 2011. Adapun yang menamatkan sampai dengan Perguruan

Tinggi/Akademi sebanyak 6,15%. Data lebih lengkap dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 2.2.Persentase Penduduk 10 Tahun ke AtasMenurut Ijazah Tertinggi yang Dimiliki

No Usia Sekolah Tahun2008 2009 2010 2011

1 Tidak/Belum Sekolah - 1,43 2,49 1,912 Tidak Tamat SD 19,41 15,58 16,83 15,863 SD 31,46 27,85 20,06 32,334 SLTP 20,83 17,58 18,51 18,375 SLTA 23,67 28,19 29,00 25,386 Perguruan Tinggi 4,62 9,37 13,11 6,15

Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012

Tingginya ………

152.080

154.693

156.400

146.601

149.837

151.631

140.000 145.000 150.000 155.000 160.000

2010

2011

2012

Perempuan

Laki-laki

Page 38: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 22 -

Tingginya penduduk Kota Sukabumi yang sukses menamatkan pendidikan

sampai tingkat SLTA, merupakan keberhasilan Pemerintah Kota Sukabumi dalam

bidang pendidikan serta peran serta masyarakat yang telah sadar akan pentingnya

pendidikan. Kondisi ini juga didukung tingkat kemampuan membaca dan menulis

masyarakat Kota Sukabumi pada Tahun 2012, yang sudah tercatat sebesar 99.68%,

atau ada sekitar 0.32% penduduk Kota Sukabumi yang masih buta huruf.

Komposisi penduduk berdasarkan jenis pekerjaan akan menggambarkan

potensi perekonomian suatu wilayah ditinjau dari sisi sumberdaya manusianya,

sehingga dapat terlihat penyerapan tenaga kerjanya. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.3.Persentase Penduduk Kota Sukabumi

Menurut Mata Pencaharian Tahun 2011

No Mata Pencaharian Persentase (%)1 Petani 3,672 Pegawai Negeri 3,263 Pegawai Swasta 7,334 TNI+POLRI 0,595 Pensiunan 1,776 Pedagang 10,807 Buruh 7,148 Buruh Kasar 4,649 Pelajar/Mahasiswa 23,45

10 Lain-lain 37,35Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka (diolah), 2012

Pada tabel di atas terlihat bahwa mayoritas penduduk Kota Sukabumi

bekerja sebagai pedagang/wiraswasta yang diikuti sebagai pegawai swasta.

Berdasarkan data Inkesra Kota Sukabumi Tahun 2008-2011, diketahui bahwa

komposisi penduduk menurut lapangan usaha, sektor perdagangan, hotel dan

restoran merupakan pilihan penduduk terbanyak, sehingga penyerapan tenaga

kerja di sektor tersebut relatif tinggi. Data tersebut menunjukkan bahwa di Kota

Sukabumi sektor jasa dan perdagangan memegang peranan yang sangat penting

sehingga diharapkan banyak investor yang dapat membuka usaha perdagangan di

Kota Sukabumi.

B. ASPEK ………

Page 39: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 23 -

B. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Sukabumi, dari tahun 2008

sampai dengan 2012 mengalami peningkatan, pada tahun 2008 sebesar 74,17 point,

tahun 2009 sebesar 74,57 point, tahun 2010 sebesar 74,91 point, tahun 2011 sebesar

75,36 point, dan pada tahun 2012 meningkat menjadi sebesar 75,55 point. Beberapa

permasalahan pokok dalam upaya pencapaian IPM di Kota Sukabumi diantaranya

adalah :

a. Distribusi kegiatan perekonomian yang masih terkonsentrasi di wilayah pusat

kota.

b. Keterampilan dan produktivitas angkatan usia kerja masih rendah;

c. Masih belum optimalnya daya saing dan produktivitas UMKM;

d. Masih rendahnya jumlah koperasi yang aktif dan sehat sebagaimana tujuan

dan landasan berdirinya koperasi;

e. Masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran.

2. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Kondisi dari aspek kesejahteraan dan pemerataan ekonomi Kota Sukabumi

dapat dijelaskan berdasarkan tinjauan terhadap sub aspek sebagai berikut :

a. Kontribusi Sektor PDRB

Berdasarkan kontribusi sektor terhadap PDRB Kota Sukabumi, sektor

perdagangan dan jasa memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kota

Sukabumi. Secara umum perekonomian Kota Sukabumi (2008-2012) atas dasar

Harga Berlaku rata-rata didominasi oleh sektor tersier sebesar 84,79%, kemudian

diikuti oleh sektor sekunder sebesar 11,58%, dan sektor primer sebesar 3,63%.

Besarnya peranan sektor tersier tersebut disumbang oleh : 1) Sektor perdagangan,

hotel dan restoran, 2) Sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor jasa lainnya

dan 3) Sektor keuangan, jasa perusahaan dan persewaan. Untuk lebih jelasnya

terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.4. ………

Page 40: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 24 -

Tabel 2.4.Struktur Ekonomi Kota Sukabumi Menurut

Kelompok Sektor Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2012 (Persen)

No Kelompok Sektor 2008 2009 2010 2011 2012*1 Sektor Primer 4,65 4,7 4,38 3,96 3,63

a. Pertanian 4,65 4,69 4,38 3,95 3,63b. Pertambangan &

Penggalian0,01 0,01 0,00 0,00 0,00

2 Sektor Sekunder 12,09 12,26 12,04 11,70 11,58a. Industri Pengolahan 5,07 5,36 5,48 5,45 5,20b. Listrik, Gas & Air Bersih 1,48 1,32 1,28 1,27 1,29c. Bangunan 5,54 5,58 5,28 4,98 5,09

3 Sektor Tersier 83,26 83,04 83,58 84,34 84,79a. Perdagangan, Hotel &

Restoran43,46 43,3 45,70 46,83 48,42

b. Pengangkutan &Komunikasi

15,79 16,31 15,89 15,58 14,82

c. Keuangan, Jasa Perusahaandan Persewaan

9,3 8,29 7,27 8,02 8,49

d. Jasa-jasa 14,7 15,14 14,71 13,91 13,07Sumber : Buku Indikator Ekonomi Makro Kota Sukabumi tahun 2011

*) Angka Estimasi

b. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan Laju Inflasi

Aspek ekonomi yang lain yang memperlihatkan kekuatan ekonomi suatu

daerah adalah Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Inflasi. Sampai dengan Tahun

2012 pertumbuhan ekonomi Kota Sukabumi tumbuh positif, hal tersebut dapat

dilihat dari Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Sukabumi Tahun 2012 mampu

tumbuh sebesar 6,31 %. Tabel berikut menggambarkan LPE antara tahun 2008

sampai dengan tahun 2012 :

Tabel 2.5.Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Kota Sukabumi

Tahun 2008-2012 (Persen)

No. Tahun Pertumbuhan Ekonomi % Inflasi %

1 2008 6,11 11,162 2009 6,14 10,643 2010 6.12 10,984 2011 6.31 4.265 2012 6.31 3.98

Sumber : BPS Kota Sukabumi*) Dihitung berdasarkan perubahan Indeks Harga Implisit PDRB

Bila ………

Page 41: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 25 -

Bila dilihat dari tabel di atas, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota

Sukabumi menunjukkan trend yang fluktuatif, meningkat sampai dengan Tahun

2007 menurun pada Tahun 2008 dan sedikit meningkat lagi pada tahun 2009. Pada

tahun 2008 LPE mengalami sedikit penurunan dikarenakan adanya krisis ekonomi

global yang sedikit berpengaruh pada perekonomian nasional maupun daerah.

Sedangkan laju inflasi mempunyai trend yang fluktuatif dari tahun ke tahun.

Laju inflasi ini sangat dipengaruhi oleh adanya kebijakan, baik untuk fiskal

maupun kebijakan moneter. Trend yang fluktuatif dapat dilihat pada diagram

berikut :

Gambar. 2.6.Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Inflasi Kota Sukabumi

Tahun 2003 - 2012

PDRB Kota Sukabumi atas dasar harga berlaku Tahun 2011 adalah sebesar

Rp. 5.921.023.590.000,- dengan LPE sebesar 6.31 %. Kontribusi terbesar terhadap

PDRB Kota Sukabumi didominasi oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran

yaitu sebesar 46.83%. Hal ini menunjukkan bahwa sumber mata pencaharian

utama masyarakat Kota Sukabumi adalah pedagang dan karyawan swasta yang

menyerap tenaga kerja dari sektor perdagangan, hotel dan restoran. Kontribusi

kedua terbesar ada di sektor pengangkutan dan komunikasi yaitu sebesar 15.58%

dan diikuti oleh sektor jasa sebesar 13.91%.

Bila ………

5,39 5,77 5,95 6,23 6,51 6,11 6,14 6,12 6,31 6,31

9,52

7,3

19,71

12,22

4,04

11,16 10,64 10,98

4,26 3,98

0

5

10

15

20

25

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Pertumbuhan Ekonomi Laju Inflasi *)

Page 42: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 26 -

Bila diamati untuk setiap sektor, dari tabel terlihat bahwa kontributor

utama yang mendukung PDRB Kota Sukabumi adalah pada Sektor Tersier

terutama pada sektor perdagangan, hotel dan restoran. Dalam tiga tahun terakhir

sektor ini memberikan kontibusi terbanyak untuk PDRB Kota Sukabumi. Gambar

berikut cukup jelas memperlihatkan kontribusi sektor perdagangan, hotel dan

restoran yang tercakup dalam sektor tersier.

Gambar 2.7.Kontribusi sektor terhadap PDRB Kota Sukabumi

Dalam sektor tersier ini, kontribusi terbesar disumbangkan oleh sektor

perdagangan, hotel dan restoran sebesar 46,83%, kontributor kedua adalah dari

sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 15,58%, kemudian sektor jasa-jasa

memberikan kontribusi sebesar 13,91%, dan sektor keuangan, jasa perusahaan dan

persewaan memberikan kontribusi sebesar 8,02%.

c. PDRB per Kapita

PDRB per kapita merupakan salah satu gambaran makro rata-rata

pendapatan yang diterima oleh penduduk selama satu tahun dalam suatu wilayah

tertentu dan biasanya digunakan sebagai indikator tingkat kemakmuran. Namun

perlu diingat bahwa tidak seluruh PDRB dapat dinikmati oleh penduduknya, hal

ini karena terdapat sebagian nilai PDRB yang dibawa ke luar daerah.

Angka ………

3,96%11,70%

84,34%

Primer Sekunder Tersier

Page 43: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 27 -

Angka pendapatan per kapita (per capita Income) diperoleh dengan cara

membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Berikut

menunjukkan perkembangan PDRB perkapita dari tahun 2008 hingga 2012 atas

dasar harga berlaku maupun harga konstan.

Tabel 2.6.PDRB Per Kapita Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

No PDRB Per Kapita(Rupiah) 2008 2009 2010 2011*) 2012*)

1 Atas Dasar HargaBerlaku 13.172.579,20 15.267.378,89 17.749.913,31 19.462.774,32 21.615.179

2 Atas Dasar HargaKonstan 2000 6.002.504,47 6.288.389,74 6.587.555,83 6.712.082,06 6.983.731

Sumber : BPS Kota Sukabumi, 2012*) Angka sementara

PDRB per kapita Kota Sukabumi atas dasar harga berlaku dalam kurun waktu

tahun 2010-2012 menunjukkan kenaikan cukup berarti. Dimulai dari

Rp. 17.749.913,31,- pada tahun 2010, menjadi Rp. 21.615.179,- tahun 2012, atau

meningkat sebesar 17,88 persen. Namun demikian, hal ini tidak seluruhnya

mencerminkan adanya kenaikan daya beli masyarakat dalam periode waktu

tersebut, karena dalam kenaikan PDRB tersebut masih terkandung kenaikan harga

(Inflasi). Kondisi yang lebih mencerminkan ada tidaknya kenaikan daya beli

masyarakat secara umum adalah pendapatan per kapita atas dasar harga konstan.

Pendapatan per kapita Kota Sukabumi atas dasar harga konstan menunjukkan

gerakan kenaikan yang lebih lambat. Pendapatan per kapita Kota Sukabumi atas

dasar harga konstan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir masing-masing sebesar

Rp. 6.587.555,83,- pada tahun 2010, dan menjadi Rp. 6.983.731,- pada tahun 2012.

3. Kesejahteraan Sosial

Kondisi dari aspek kesejahteraan sosial Kota Sukabumi dapat dijelaskan

berdasarkan tinjauan terhadap sub aspek sebagai berikut :

a. Penduduk Miskin

Dalam aspek demografi yang tidak kalah pentingnya dan sering menjadi

salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan adalah jumlah penduduk

miskin ………

Page 44: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 28 -

miskin. Sejahtera adalah semakin meningkatnya kualitas kehidupan beragama

serta semakin dijunjungnya nilai-nilai religius dalam sendi-sendi kehidupan

masyarakat dan meningkatnya toleransi kehidupan beragama dalam masyarakat

yang dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat dan

perluasan lapangan kerja serta daya beli masyarakat, sehingga masyarakat Kota

Sukabumi mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan,

kesehatan dan kebutuhan dasar lainnya. Gambaran umum Penduduk miskin di

Kota Sukabumi pada Tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.7.Data Kemiskinan Kota Sukabumi

Tahun 2008-2012

Sumber : Inkesra, TNP2K, BPS, BPMPKB

b. Penyandang Masalah Kerawanan Sosial (PMKS)

Berdasarkan data dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, di

tahun 2012 Penduduk Rawan Sosial di Kota Sukabumi diantaranya adalah anak

jalanan 370 jiwa, penderita sakit jiwa 30 jiwa, gembel dan pengemis 221 jiwa,

jumlah penderita HIV/AIDS 171 jiwa, jumlah pecandu narkoba 78 jiwa, fakir

miskin 8.145 jiwa, bayi terlantar 60 jiwa, anak terlantar 290 jiwa, lanjut usia

terlantar 1.670 jiwa, penyandang cacat 312 jiwa, penyandang tuna netra 72 jiwa,

penyandang tuna wicara-rungu 42 jiwa, penyandang tuna daksa 85 jiwa,

penyandang cacat jiwa 75 jiwa, penyandang cacat ganda 3.899 jiwa, dan tuna sosial

197 jiwa. Jumlah PMKS yang sudah tertangani adalah sebanyak 513 jiwa.

c. Kondisi ………

2008 2009 2010 2011 2012Kemiskinan1 Dari BPMPKB:Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) 63.644 60,949 62,720 60,234 71.914 84.247* BPMPKB/ TNP2K*Persentase penduduk miskin (%) 20.49 26.91 26.36 24.76 23.03 23.66* BPMPKB/ TNP2K*2 Kemiskinan Relatif (PPLS)Jumlah Rumah Tangga Sasaran Raskin(kk) 11,820 11,820 11,820 11,820 17,956 PPLS-/TNP2K3 Kemiskinan Absolut/ di bawah Grs kemiskinan (BPS) BPSJumlah Penduduk Miskin (Jiwa) 27,312 28,150 BPSPersentase penduduk miskin (%) 10.41 9.16 9.24 8.95 9.1 BPSGaris Kemiskinan ( Rp./kap/bln) 269,925 284,339 334,735 BPS

Target 2012INDIKATOR TAHUN(REALISASI)NO Keterangan

Page 45: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 29 -

c. Kondisi Umum Pendidikan

Pembangunan pada bidang Pendidikan dan Kebudayaan, akan sejalan

dengan konsep pembangunan berkelanjutan, dimana secara implisit terkandung

makna pentingnya memperhatikan aspek kualitas penduduk, SDA dan

lingkungan dalam pelaksanaan pembangunan. Kenyataan telah menunjukkan

bahwa strategi peningkatan kualitas penduduk yang hanya bertumpu pada

penekanan pertumbuhan penduduk, tidak dapat memberikan makna yang cukup

berarti dalam pemecahan berbagai permasalahan. Oleh karena itu, penekanan

pada pembangunan pendidikan dengan memperhatikan potensi penduduk serta

kondisi SDA dan lingkungan yang ada, ternyata mampu mewujudkan

keberlangsungan serta kesinambungan (sustained) pembangunan.

Isu pembangunan pendidikan berwawasan kependudukan menjadi penting

artinya, karena memiliki makna bahwa pembangunan harus disesuaikan dengan

kemampuan penduduk dan potensi sumber daya setempat. Dengan kata lain,

pengaruh mutu SDM penduduk merupakan modal (Human Capital) penting dalam

menunjang keberhasilan pembangunan. Beberapa indikator yang digunakan

untuk menilai kesejahteraan masyarakat antara lain tingkat pendidikan, status

kesehatan dan kesempatan kerja. Mengingat Kota Sukabumi tidak memiliki

sumber daya alam yang dapat diunggulkan, maka dalam menjawab

tuntutan/perkembangan dunia global, upaya pembangunan lebih diarahkan pada

pengembangan sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang handal akan

mampu menghasilkan sesuatu yang berkualitas dan mampu bersaing. Oleh

karenanya, peranan pendidikan dalam hal ini dianggap cukup menonjol karena

pendidikan yang bermutu akan diperoleh pada sekolah yang bermutu, dan

sekolah yang bermutu akan menghasilkan SDM yang bermutu pula. Adapun

gambaran umum mengenai aspek pedidikan adalah sebagai berikut :

1) Angka Melek Huruf (AMH) penduduk Kota Sukabumi selama kurun waktu

lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada tahun 2008, AMH sebesar

99,64 persen dan pada tahun 2009 meningkat menjadi 99,66 persen atau

mengalami peningkatan sebesar 0,02 persen. Pada tahun 2010, AMH masih

sebesar 99,66 persen Pada tahun 2011, AMH meningkat kembali sebesar 99,67

persen atau naik sebesar 0,01 persen dari tahun dari tahun sebelumnya (2010).

Kemudian ………

Page 46: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 30 -

Kemudian pada tahun 2012, AMH meningkat kembali menjadi sebesar 99,68

persen atau naik sebesar 0,01 persen dari tahun sebelumnya.

2) Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Pencapaian RLS kota Sukabumi pada tahun

2012 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2011. Berkaitan dengan

Program Wajib Belajar Pendidikan 12 Tahun yang telah berjalan selama 7

tahun, maka angka pembanding/pembaginya yang digunakan Dinas

Pendidikan Kota Sukabumi menggunakan angka pembagi usia 18 tahun tidak

lagi menggunakan usia penduduk di atas 15 tahun, sehingga angka Rata-rata

Lama Sekolah (RLS) Kota Sukabumi sebesar 11,22 Tahun 2012.

d. Kondisi Umum Kesehatan dan Keluarga Berencana

Di Kota Sukabumi pembangunan di bidang kesehatan mendapat perhatian

yang lebih khusus. Upaya tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan

masyarakat yang lebih baik. Kondisi tersebut pada akhirnya akan bermuara

terhadap meningkatnya kesehatan masyarakat secara umum sehingga

pembangunan yang sedang digiatkan pemerintah diharapkan bisa berakselerasi

positif terhadap derajat kesehatan masyarakat.

Adapun derajat kesehatan masyarakat tersebut digambarkan antara lain

dengan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan anak balita,

angka harapan hidup (AHH) serta angka kelahiran. Program pengentasan

kemiskinan merupakan salah satu program prioritas di bidang kesehatan baik di

tingkat daerah maupun nasional. Untuk itu maka pemerintah pusat melalui

Kementerian Kesehatan meluncurkan kartu JAMKESMAS kepada penduduk

miskin yang akan menjamin pemegang kartu untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan secara gratis. Sebagai tindak lanjutnya, maka Pemerintah Daerah Kota

Sukabumi menyediakan sarana dan prasarana penunjang termasuk regulasi-

regulasi yang memudahkan aplikasi program tersebut. Sehubungan dengan

terbatasnya kuota kartu JAMKESMAS yang diluncurkan Kementerian Kesehatan,

maka Pemerintah Daerah Kota Sukabumi membuat program JAMKESDA melalui

SK Walikota No. 14 tahun 2010, yang program tersebut menjamin masyarakat

miskin di luar kuota JAMKESMAS mendapatkan pelayanan kesehatan secara

gratis. Hal tersebut merupakan salah satu contoh upaya pemerintah dalam

peningkatan ………

Page 47: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 31 -

peningkatan derajat kesehatan masyarakat untuk golongan ekonomi lemah atau

kurang beruntung.

Angka Harapan Hidup (AHH) harus diakui pencapaiannya belum

memenuhi target yang ditetapkan. Pada RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2008-2013

di tetapkan bahwa target pencapaian untuk AHH adalah sebesar 73,63 tahun.

Sedangkan pencapaian AHH pada tahun 2012 adalah 68,29 Tahun. Hal tersebut

salah satunya karena adanya perumusan baru dalam penghitungan AHH. Kondisi

aspek kesehatan Kota Sukabumi selama kurun waktu 2008-2012 dapat diuraikan

sebagai berikut :

1) Peningkatan cakupan pertolongan persalinan dengan tenaga kesehatan,

dengan perkembangan angka ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.8.Cakupan Pertolongan Persalinan dengan Tenaga Kesehatan

2) Persentase kelurahan dengan Universal Child Immunization (UCI), dengan

perkembangan angka ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.9.Cakupan UCI Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

3. Peningkatan ………

7784,36 89,72 92,10 94,40

2008 2009 2010 2011 2012

Cakupan PertolonganPersalinan denganTenaga Kesehatan

2008 2009 2010 2011 2012

96,784,85 90,91

75,80 97,0

Cakupan UCITingkat Kelurahan

Page 48: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 32 -

3) Peningkatan cakupan pelayanan bagi penderita gizi buruk, TBC, DBD telah

mencapai angka 100% pada tahun 2012.

4) Peningkatan cakupan pelayanan kesehatan pasien masyarakat miskin pada

pelayanan dasar, dengan perkembangan angka sebagai berikut :

Gambar 2.10.Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar untuk Masyarakat Miskin

Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

5) Gambaran cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin,

dengan perkembangan angka ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.11.Persentase Pelayanan Kesehatan Rujukan untuk Masyarakat Miskin

Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

Data mengenai pelayanan kesehatan ini berdasarkan jumlah kunjungan pasien

masyarakat miskin yang mengajukan pelayanan kesehatan ke Puskesmasdan

Rumah Sakit. Dalam hal pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di

pelayanan ………

2008 2009 2010 2011 2012

70

95,48

78,88 78,70103,53

Cakupan pelayanankesehatan dasaruntuk masyarakatmiskin

2008 2009 2010 2011 2012

92 95 92,77 89,37

149,11

Page 49: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 33 -

pelayanan kesehatan dasar, Pemerintah Kota Sukabumi telah memberikan

pelayanan kepada seluruh masyarakat miskin yang memerlukan, baik yang

terjamin oleh program Jamkesmas, Jamkesda atau bahkan diluar itu, sehingga

pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin sudah dapat terpenuhi.

Keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) di Kota Sukabumi dapat

dilihat dari persentase pencapaian akseptor KB baru terhadap target yang telah

ditetapkan, yaitu mencapai 101,74 persen. Kecamatan Gunung Puyuh

merupakan kecamatan yang paling tinggi pencapaiannya yaitu sekitar 227,55

persen. Sedangkan pencapaian akseptor KB baru terkecil di Kecamatan

Citamiang yang hanya mencapai 58,95 persen. Gambaran Keluarga Berencana

di Kota Sukabumi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.8.Jumlah Pasangan Usia Subur, Target Akseptor, dan Realisasi KB Akhir

di Kota Sukabumi Tahun 2006–2011

No TahunJumlah

PUSProyeksi

PPMPesertaAktif

RealisasiPeserta

KB Aktif

%PencapaianTerhadap

PPM

%PencapaianTerhadap

PUS1 2006 47.048 37.638 36.248 96,31 77,042 2007 47.948 39.080 37.145 95,05 77,473 2008 48.492 37.967 37.164 97,89 76,644 2009 49.833 37.967 38.928 102,53 78,125 2010 51.012 40.185 39.973 99,47 78,366 2011 57.049 47.780 44.801 93,77 78,53

Sumber : BPS Kota Sukabumi, 2012

e. Kondisi Umum Pariwisata, Seni Budaya, dan Olah Raga

Beberapa gambaran umum yang berkaitan dengan pariwisata, seni budaya,

dan olahraga Kota Sukabumi adalah sebagai berikut :

1) Pariwisata

Kegiatan pariwisata di Kota Sukabumi relatif masih sangat kecil. Secara

keseluruhan hanya tercatat 2 obyek wisata, 47 penginapan remaja, 6 kolam renang

serta beberapa usaha pariwisata lainnya yang meliputi bilyard, golf, karaoke, dan

ketangkasan.

Dalam ………

Page 50: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 34 -

Dalam pengembangan wisata Kota Sukabumi, pada tahun 2008 sampai

tahun 2009 terjadi peningkatan banyaknya tamu yang menginap pada tahun 2008

sebanyak 94.088 orang, yang terdiri dari wisatawan mancanegara sebanyak 29

orang dan wisatawan nusantara sebanyak 94,059. Kemudian pada tahun 2009

sebanyak 38.275 orang yang terdiri dari wisatawan mancanegara sebanyak 119

orang dan wisatawan nusantara sebanyak 38.156. Kemudian pada tahun 2010

sampai 2011 terjadi penurunan jumlah wisata mancanegara dari jumlah 2,794

turun menjadi 591, tetapi jumlah wisata nusantara terjadi peningkatan dari jumlah

107,679 pada tahun 2010 meningkat menjadi 140,409 pada tahun 2011.

Jumlah tempat Pariwisata lainnya seperti restoran, karaoke, dan kolam

renang setiap tahunnya meningkat. Restoran pada tahun 2009 berjumlah 74

sampai tahun 2011 berjumlah 76, tempat karaoke dari tahun 2008 berjumlah 3

pada tahun 2012 menjadi 7, kemudian objek wisata kolam renang jumlahnya

meningkat dari 4 pada tahun 2008 menjadi 6 pada tahun 2012.

2) Seni Budaya

Pembangunan di bidang seni dan budaya sudah mengalami kemajuan

yakni ditandai dengan meningkatnya pemahaman terhadap keanekaragaman

budaya, pentingnya toleransi dan pentingnya sosialisasi penyelesaian masalah

tanpa adanya kekerasan serta mulai berkembangnya interaksi antar budaya.

Pentingnya pembangunan kebudayaan di Kota Sukabumi ditujukan dalam rangka

melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai dan kaidah kebudayaan daerah itu

sendiri dan yang lebih penting adalah melestarikan jati diri dan nilai budaya di

tengah semakin derasnya informasi dan pengaruh negatif budaya asing yang

sudah masuk ke Indonesia.

Kondisi seni dan budaya yang ada di Kota Sukabumi dapat dilihat dari

jumlah sanggar seni yang aktif berjumlah 5 sanggar, jumlah gedung kesenian

sebanyak 2 buah, dan 1 kali dalam satu tahun dilaksanakan atraksi budaya yang

berupa Helaran Budaya Kota Sukabumi.

3) Olah Raga

Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga ini telah dapat meningkatkan

partisipasi masyarakat dalam Olahraga. Hal ini ditandai dengan (a) Sampai

dengan ………

Page 51: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 35 -

dengan Tahun 2012 terjadi penambahan titik senam dari tiga titik senam menjadi

sebelas titik senam. Tiga titik dibiayai dari APBD, sedangkan sisanya 8 titik

lainnya merupakan partisipasi masyarakat. (b) Pelaksanaan Pekan Olahraga Kota

(PORKOTA) secara rutin 2 (dua) tahun sekali yang diikuti oleh 7 Kecamatan. (c)

Meningkatnya partisipasi mahasiswa dalam keikutsertaan dalam Invitasi Olahraga

Mahasiswa bekerja sama dengan KNPI Kota Sukabumi. (d) Berpartisipasi dalam

pelaksanaan Pekan Olahraga Pemerintah Antar Daerah (PORPEMDA) Tingkat

Jawa Barat. (e) Tingginya keikutsertaan masyarakat kalangan lansia dan

penyandang cacat untuk ikut ambil bagian dalam lomba olahraga yang

diselenggarakan dalam rangka hari lansia. (f) Semakin banyaknya event dan dan

proposal yang masuk untuk meminta rekomendasi kegiatan dan termasuk

bantuan terutama untuk urusan olahraga.

C. ASPEK PELAYANAN UMUM

1. Layanan Urusan Wajib

Aspek Pelayanan Umum adalah pelayanan yang berkaitan dengan urusan

wajib maupun urusan pilihan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Sukabumi,

bidang-bidang yang merupakan urusan Pemerintah Kota Sukabumi yaitu bidang

urusan: (a) pendidikan; (b) kesehatan; (c) Lingkungan hidup; (d) Pekerjaan umum,

perumahan dan penataan ruang; (e) Perencanaan pembangunan; (f) Kepemudaan

dan olahraga; (g) Penanaman modal; (h) Koperasi dan usaha kecil menengah; (i)

Kependudukan dan catatan sipil; (j) Sosial dan Ketenaga Kerjaan; (k)

Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan

keluarga sejahtera, pemberdayaan masyarakat dan desa; (l) Perhubungan; (m)

Komunikasi dan informatika; (n) Pertanahan; (o) Kesatuan bangsa dan politik

dalam negeri; (p) Otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan

daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian; (q) Kebudayaan; dan (r)

Perpustakaan.

a. Pendidikan

Dalam kerangka upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia

(SDM), kemajuan dan daya saing, perekonomian daerah, menanggulangi masalah

pengangguran ………

Page 52: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 36 -

pengangguran serta pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana dan

peningkatan produktifitas kerja, secara berkesinambungan Pemerintah Kota

Sukabumi telah, sedang dan akan terus-menerus menyediakan sarana prasarana

pendidikan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan yang diperlukan. Kondisi

jumlah sekolah, ruang kelas dan rombongan belajar di Kota Sukabumi Tahun

2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.9.Jumlah Sekolah, Ruang Kelas dan Rombongan Belajar

Kota Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

No Jenjang Uraian 2008 2009 2010 2011 20121 Taman Kanak-

kanakJumlah Sekolah 50 55 55 55 60Jumlah Ruang Kelas 79 136 143 141 150Jumlah Romb. Belajar 138 141 141 147 158

2 Sekolah Dasar Jumlah Sekolah 119 120 123 123 123Jumlah Ruang Kelas 862 897 929 929 933Jumlah Romb. Belajar 948 942 960 1004 1023

3 SekolahMenengahPertama

Jumlah Sekolah 33 33 35 35 35Jumlah Ruang Kelas 370 373 410 413 403Jumlah Romb. Belajar 332 373 367 408 407

4 SekolahMenengahUmum

Jumlah Sekolah 17 17 16 15 15Jumlah Ruang Kelas 210 215 249 250 250Jumlah Romb. Belajar 236 221 220 243 224

5 SekolahMenengahKejuruan

Jumlah Sekolah 17 20 21 23 23Jumlah Ruang Kelas 204 213 235 241 258Jumlah Romb. Belajar 227 275 303 288 295

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Sukabumi, 2013

Tabel di atas memperlihatkan beberapa informasi pokok tentang jumlah

sekolah, jumlah ruang kelas dan kondisinya, dan jumlah rombongan belajar pada

setiap jenjang pendidikan. Jumlah sekolah TK untuk tiga tahun terakhir (2010-

2012) meningkat dari jumlah 55 menjadi 60 sekolah pada tahun 2012, dengan

ruang kelas dan rombongan belajar yang relatif meningkat. Untuk jumlah sekolah

SD untuk tiga tahun terakhir (2010-2012) relatif stabil yaitu berjumlah 123 sekolah,

dengan ruang kelas dan rombongan belajar cenderung meningkat. Begitu pula

dengan jumlah sekolah SMP, SMA dan SMK relatif stabil dengan jumlah kelas dan

rombongan belajar selama tiga tahun terakhir (2010-2012) cenderung meningkat.

Selain sarana dan prasarana, kondisi dan jumlah guru juga memegang peranan

penting, kondisi tersebut diuraikan dalam tabel berikut :

Tabel 2.10 ………

Page 53: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 37 -

Tabel 2.10.Jumlah Guru dan Pendidikan Guru Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 20121 Guru TK

Lulusan S1/S2 27 82 85 91 95Jumlah 301 301 275 295 334

2 Guru SDLulusan S1/S2 499 800 852 1021 1222Jumlah 1448 1447 1496 1555 1564

3 Guru SMPLulusan S1/S2 586 612 635 668 720Jumlah 718 718 799 891 808

4 Guru SMALulusan S1/S2 461 469 475 489 513Jumlah 594 594 543 575 568

5 Guru SMKLulusan S1/S2 445 485 523 598 756Jumlah 571 569 745 794 811

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Sukabumi, 2013

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa secara umum jumlah guru

cenderung meningkat pada jenjang TK, SD, SMP, SMA dan SMK setiap tahunnya.

Dilihat dari persyaratan pendidikan formal yang harus dipenuhi oleh seorang

guru pada semua tingkatan pendidikan (PAUD sampai dengan SMA) minimal

harus berpendidikan setingkat S1 (Sarjana), terlihat bahwa pada semua jenjang

pendidikan dominan sudah tersedia. Dari ketersediaan sarana prasarana fisik

beserta jumlah guru yang ada tersebut, semakin baik kondisi rasio pendidikan

maka semakin menuju pada peningkatan kualitas pendidikan, khususnya

pelayanan pendidikan ditinjau dari sekolah, kelas, dan guru. Selanjutnya dapat

diketahui rasio pendidikan di Kota Sukabumi sebagaimana terlihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 2.11.Rasio Pendidikan Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 20121. Rasio Siswa per Sekolah

SD 293 269 275 283 278SMP 403 415 405 407 406SMA 555 468 491 533 505SMK 419 451 524 472 478

2. Rasio ………

Page 54: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 38 -

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 20122. Rasio Siswa per Guru

SD 24 22 23 22 22SMP 19 19 18 16 18SMA 16 13 14 14 13SMK 12 16 15 14 14

3. Rasio Siswa Per KelasSD 37 34 35 35 33SMP 40 37 39 35 35SMA 40 36 36 33 34SMK 31 33 36 38 37

4. Rasio Kelas Per Ruang KelasSD 1.1 1.1 1.0 1.1 1.1SMP 1.9 1.0 0.9 1.0 1.0SMA 1.1 1.0 0.9 1.0 0.9SMK 1.1 1.3 1.3 1.2 1.1

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Sukabumi, 2013

Rasio siswa per sekolah memiliki arti bahwa satu sekolah menampung

sejumlah siswa. Data menunjukan bahwa rasio terbesar ada di SMA, kemudian

secara berurutan diikuti oleh SMK, SMP dan SD. Untuk rasio siswa per guru dapat

diartikan bahwa satu guru melayani beberapa siswa. Rasio terbaik pada saat tidak

terlalu banyak siswa yang dilayani oleh seorang guru, hal ini ditujukan untuk

meningkatkan kualitas hubungan siswa dengan guru. Data menunjukan bahwa

rasio terbaik ada pada SMA, kemudian secara berurutan diikuti oleh SMK, SMP

dan SD. Rasio siswa per kelas, artinya jumlah siswa yang dapat ditampung pada

sebuah kelas, semakin sedikit siswa (sesuai standar) dalam satu kelas, maka

semakin baik pula proses belajar mengajar yang akan tercipta. Rasio siswa per

kelas rata-rata masih di atas 30. Rasio kelas per ruang kelas, artinya berapa kelas

(rombongan belajar) yang dapat dibentuk dari sebuah ruang kelas, artinya

semakin banyak rombongan belajar yang terbentuk dari sebuah ruang kelas, maka

semakin optimal pemanfaatan (efisiensi) yang diperoleh. Data menunjukan bahwa

pada umumnya rasio berada di atas 1,00 (untuk tahun 2008-2012), artinya tingkat

rasio atau efisiensi penggunaan ruang kelas sudah cukup baik.

b. Kesehatan

Salah satu tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan

kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Tujuan tersebut akan tercapai apabila

derajat ………

Page 55: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 39 -

derajat kesehatan masyarakat meningkat, melalui peningkatan mutu dan

jangkauan pelayanan kesehatan yang merata, serta mengembangkan kesadaran

yang tinggi merupakan suatu prakondisi untuk meningkatkan produktivitas

sumber daya manusia. Upaya peningkatan derajat kesehatan merupakan bagian

dari peningkatan pembangunan di Kota Sukabumi. Sesuai dengan Undang

Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, semua aktivitas pembangunan

kesehatan ditunjukkan melalui status kesehatan yang memberikan kontribusi

kepada kualitas kehidupan yang produktif dan lebih tinggi secara sosial maupun

ekonomi.

Pelayanan kesehatan pada masyarakat juga ditentukan oleh kualitas

maupun kuantitas tenaga kesehatan yang dimiliki, gambaran umum tenaga

kesehatan yang dimiliki oleh Kota Sukabumi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.12.Tenaga Kesehatan di Kota Sukabumi Tahun 2011

Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012

Apabila dilihat dari sarana kesehatan yang ada sebagai penunjang

pelayanan kesehatan pada masyarakat, sarana kesehatan di Kota Sukabumi

meliputi sarana pelayanan kesehatan dasar dan rujukan (puskesmas dan rumah

sakit), ada juga sarana kesehatan yang bersumber daya masyarakat (UKBM).

Jumlah ………

Medis Perawat& Bidan Farmasi Gizi Teknisi

Medis Sanitasi Kesmas Jumlah

Puskesmas Selabatu 6 15 2 - 2 1 2 28Puskesmas Sukabumi 4 18 3 1 1 1 1 29Puskesmas Cipelang 5 13 1 1 2 1 1 24Puskesmas Karang Tengah 3 13 1 1 1 1 - 20Puskesmas Benteng 3 11 1 1 1 1 1 19Puskesmas Pabuaran 2 11 1 1 1 1 2 19Puskesmas Sukakarya 3 11 1 1 1 1 1 19Puskesmas Tipar 4 8 1 1 1 1 - 16Puskesmas Nanggeleng 1 8 1 1 1 1 2 15Puskesmas Gd. Panjang 3 11 1 1 1 1 - 18Puskesmas Cibeureum Hilir 3 10 1 1 1 1 - 17Puskesmas Limusnunggal 2 10 1 1 1 - 2 17Puskesmas Baros 5 22 2 1 2 1 1 34Puskesmas Lembursitu 4 17 2 1 1 1 1 27Puskesmas Cikundul 2 12 1 1 1 1 - 18Labkesda - - - - 8 - - 8Jumlah 50 190 20 14 26 14 14 328

Unit Kerja

Tenaga Kesehatan

Page 56: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 40 -

Jumlah sarana pelayanan kesehatan di Kota Sukabumi jumlahnya cukup

memadai, jumlah rumah sakit umum ada lima yaitu R.Syamsudin, SH (daerah), RS

Asyifa, dan Kartika (Swasta), RS Wirabhakti Husada (Polri) dan RS DKT (TNI)

dengan jumlah tempat tidur total 617. Wujud perhatian terhadap kesehatan ibu

dan anak, di Kota Sukabumi juga terdapat Rumah sakit bersalin dua buah dengan

jumlah tempat tidur 58 buah dan satu buah rumah bersalin. Namun untuk rumah

sakit khusus belum tersedia, sedangkan khusus untuk penderita jiwa RSUD. R.

Syamsudin SH menyediakan tempat rawat inap khusus yang dilengkapi dengan

dokter spesialis jiwa dan perawat yang terlatih.

Selain rumah sakit, di Kota Sukabumi juga terdapat 15 Puskesmas

termasuk puskesmas dengan tempat perawatan (DTP) mampu PONED 3 lokasi,

Puskesmas Mampu PONED sebanyak 1 lokasi, puskesmas pembantu ada

sebanyak 20, serta puskesmas keliling sebanyak 15 lokasi. Sarana kesehatan

lainnya seperti praktek dokter gigi, dokter umum, dan dokter spesialis yang

dilengkapi dengan laboratorium dan apotik tersedia lengkap di Kota Sukabumi,

sehingga tidak ada alasan bagi penduduk Kota Sukabumi untuk tidak terlayani

kebutuhan kesehatannya. Fasilitas Kesehatan di Kota Sukabumi yang melayani

kesehatan masyarakat dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.13.Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kota Sukabumi Tahun 2011

No FasilitasKecamatan

Baros Cita-miang

Waru-doyong

GunungPuyuh Cikole Cibeu-

reumLembur-

situ1 Pemerintah :

Puskesmas 3 3 2 1 2 1Puskesmas DTP 1 1 1Puskesmas Pembantu 2 1 3 4 4 2 4Puskesmas Keliling 1 3 3 2 2 2 2RSUD 1

2 Swasta :RS Swasta 2 1 1 1RS BUMN / Instansi 1 1Rumah Bersalin 1 1Balai Pengobatan 1 4 3 5 8 1 2Dokter Praktek Swasta 18 29 30 34 63 28 31Bidan Praktek 17 14 8 22 21 8 17Pengobatan Tradisional 5 4 4 4 20 2 3Apotek 3 5 4 4 27 1 1Toko Obat 1 4 1 8

Sumber : BPS Kota Sukabumi, 2012

Jenis ………

Page 57: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 41 -

Jenis sarana upaya kesehatan lain adalah yang bersumber daya masyarakat

(UKBM) dintaranya adalah Posyandu, Tanaman Obat Keluarga (Toga), Pos

Kesehatan Pesantren (poskestren), dan Saka Bakti Husada (SBH). Sedangkan yang

lainnya seperti Pos Obat Desa (POD), Poliklinik desa (Polindes), Pos Upaya

Kesehatan Kerja (UKK) tidak ada, hal ini disebabkan karena wilayah Kota

Sukabumi relatif kecil dan akses ke sarana pelayanan kesehatan baik puskesmas

maupun rumah sakit relatif mudah terjangkau.

c. Lingkungan Hidup

Aspek lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang memegang

peranan penting dalam mendukung kehidupan masyarakat. Semakin menurunnya

kualitas, daya dukung dan daya tampung lingkungn akibat pertumbuhan jumlah

penduduk beserta aktivitasnya mengakibatkan kerusakan lingkungan yang

semakin meningkat. Kota Sukabumi sebagai daerah urban yang mempunyai rata-

rata kepadatan penduduk 7.417,08 jiwa/km2 , tidak terlepas dari permasalahan

yang berkaitan dengan lingkungan. Permasalahan tersebut pada dasarnya sama

dengan kota-kota lain di Indonesia, yaitu sampah, lingkungan kumuh serta

pencemaran air dan udara meskipun secara kuantitas dan kualitas tingkatannya

berbeda. Di Kota Sukabumi yang menjadi sumber pencemaran yang utama adalah

limbah rumahtangga, sedangkan sumber pencemaran yang berasal dari industri

atau perusahaan lainnya hampir tidak ada.

1) Pengelolaan Persampahan

Volume sampah yang terangkut di Kota Sukabumi baru mencapai 82 %.

Daerah pelayanan belum dapat menjangkau seluruh wilayah Kota Sukabumi.

Kecilnya jangkauan pelayanan persampahan di Kota Sukabumi dikarenakan

sumber daya dan prasarana yang masih kurang. Masyarakat yang tidak terlayani

sistem, mengelola sampahnya dengan cara membakar atau menimbun di halaman.

Tetapi sebagian besar masyarakat yang tidak mempunyai halaman yang cukup,

membuang sampah ke tempat-tempat terbuka dan sungai. Lokasi Tempat

Pembuangan Akhir sampah (TPA) yang digunakan saat ini di Kota Sukabumi

terletak di Kelurahan Cikundul Kecamatan Lembursitu. TPA Cikundul memiliki

luas ………

Page 58: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 42 -

luas 10,66 Ha. Metoda yang diterapkan di TPA Cikundul adalah controlled landfill

tetapi belum optimal. Eksistensi TPA Cikundul pada gilirannya menjadi faktor

penting dalam pengelolaan sampah. Tanpa adanya TPA, sampah yang

terakumulasi akan menimbulkan masalah. Volume sampah di Kota Sukabumi

pada tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.14.Volume Sampah di Kota Sukabumi Tahun 2010-2011

No Tahun Bulan Volume (ton)1 2010 Januari s.d. Desember 40.875,9192 2011 Januari 3.609,932

Februari 3.577,332Maret 3.685,790April 3.327,441Mei 3.416,136Juni 2.865,961Juli 3.018,016Agustus 2.988,336September 5.773,636Oktober 3.280,832Nopember 3.113,314Desember 3.212,728Total Tahun 2011 41.869,454

Sumber: Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012

2) Sanitasi Lingkungan

Di Kota Sukabumi sebagian besar rumah tangga masih membuang tinja ke

sungai yaitu sebanyak 58,05 persen, sedangkan ke tangki septik/spal sebanyak

33,46 persen. Mengingat masih cukup tingginya pembuangan tinja ke sungai, hal

ini perlu perhatian yang serius karena hal itu berpotensi mencemari sungai.

Apabila dibiarkan, pada akhirnya juga berpengaruh terhadap kesehatan

masyarakat terutama yang tinggal sekitar sungai.

Tinja ini merupakan salah satu sumber pencemaran yang dihasilkan dari

rumahtangga. Ketersedianya tempat membuang air besar di setiap rumah selain

berfungsi normatif, akan tetapi juga mempunyai fungsi kesehatan. Namun yang

lebih penting lagi serta harus menjadi perhatian adalah fasilitas tempat akhir

membuang air besar, apabila hal tersebut dilakukan dengan sembarangan dan

3. Peningkatan ………

Page 59: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 43 -

tidak menggunakan fasilitas yang aman seperti tangki/spal maka akan

mengakibatkan tercemarnya air tanah dan air sungai dengan bakteri yang dapat

membahayakan bagi kesehatan manusia.

Gambar. 2.12.Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Akhir Pembuangan

Tinja Di Kota Sukabumi Tahun 2011

Untuk melayani masyarakat dalam aspek sanitasi ini, Pemerintah Kota

Sukabumi menyediakan layanan penyedotan tinja, volume tinja yang disedot pada

thun 2011 mencapai 380 m³, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.15.Volume Penyedotan Tinja di Kota Sukabumi

Tahun 2010-2011

No Tahun Bulan Volume (ton)1 2010 Januari s.d. Desember 435,02 2011 Januari 24,5

Februari 29,0Maret 42,0April 21,0Mei 33,0Juni 34,0Juli 43,5Agustus 21,0September 45,5Oktober 39,0Nopember 39,5Desember 8,0Total Tahun 2011 380,0

Sumber: Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012

3. Ruang ………

Page 60: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 44 -

3) Ruang Terbuka Hijau dan Hutan Kota

Ruang terbuka hijau merupakan aspek yang diperhatikan oleh Pemerintah

Kota Sukabumi, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor

26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Kota Sukabumi harus dapat

mengalokasikan sebesar 30% dari wilayahnya untuk Ruang Terbuka Hijau.

Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan taman-taman Kota yang dapat

digunakan sebagai ruang publik dilaksanakan secara berkesinambungan dan

sesuai dengan kemampuan daerah. Pemerintah Kota Sukabumi juga telah

menetapkan kawasan Kibitai yang terletak di Kelurahan Cikundul menjadi Hutan

Kota.

Selain itu untuk mempertahankan kualitas lingkungan hidup secara

berkelanjutan dilakukan beberapa program yaitu :

1) Program kali bersih dilaksanakan dengan melibatkan komponen masyarakat

peduli lingkungan hidup, begitu juga dengan pengujian kualitas udara yang

dilaksanakan di beberapa titik. Program ini juga dilaksanakan paralel dengan

kegiatan uji emisi gas buang dari kendaraan bermotor, meskipun pengujian ini

baru bisa dilaksanakan dengan sistem uji petik/sampling.

2) Analisis mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagai instrumen

pengendalian lingkungan hidup diarahkan dalam rangka mempertahankan

kualitas lingkungan hidup secara berkelanjutan.

d. Pekerjaan Umum

Pelayanan Umum yang merupakan urusan wajib yang dilaksanakan oleh

Pemerintah Kota Sukabumi dalah urusan wajib Pekerjaan Umum yang menangani

penyediaan infrastruktur kota seperti jalan dan jembatan, pengairan, drainase, air

bersih dan perumahan permukiman. Gambaran umum infrastruktur kota yang

menjadi urusan wajib Kota Sukabumi dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Jalan dan Jembatan

Jalan merupakan sarana yang sangat vital dalam perhubungan, secara

keseluruhan panjang ruas jalan di Kota Sukabumi mencapai 142,53 km yang terdiri

dari jalan negara, jalan provinsi dan jalan kota dengan permukaan semuanya

sudah ………

Page 61: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 45 -

sudah beraspal. Dari semuanya itu kondisi pada tahun 2012 sepanjang 82,65 Km

kondisinya baik, 35,58Km kondisi sedang dan sisanya 19,83 Km kondisinya rusak

dan 4,48 Km kondisi rusak berat. Cukup banyaknya jalan dengan kondisi rusak di

Kota Sukabumi ini cukup mengganggu jika tidak segera ditangani lambat laun

akan berpengaruh terhadap roda perekonomian masyarakat secara keseluruhan.

Posisi Kota Sukabumi yang sangat strategis menjadikan Kota Sukabumi menjadi

kota yang banyak dilalui oleh kendaraan besar maupun kecil, yang akan

berdampak terhadap kepadatan lalu lintas maupun beban yang harus ditanggung

oleh jalan itu sendiri, sehingga akan berakibat jalan menjadi cepat rusak dan selalu

membutuhkan perbaikan maupun perawatan.

Gambaran umum kondisi jalan di Kota Sukabumi dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 2.16.Panjang Jalan Dirinci Menurut Keadaan Dan Status Jalan

Di Kota Sukabumi Pada Tahun 2010- 2011

No KeadaanStatus Jalan (Km) / Tahun

Jalan Negara Jalan Propinsi Jalan Kab/Kota2010 2011 2010 2011 2010 2011

1 Jenis permukan;a. Aspal 8,50 8,50 15,09 15,09 142,53 142,53b. Kerikil - - - - - -c. Tanah - - - - - -d. Tak Diperkeras - - - - - -

2 Kondisi jalan;a. Baik 6,29 6,38 10,48 10,41 81,96 82,65b. Sedang 2,21 2,13 3,44 3,58 34,06 35,58c. Rusak - - 1,17 1,10 23,20 19,83d. Rusak Berat - - - - 3,31 4,48

3 Kelas jalan;a. Kelas I 8,50 8,50 15,09 15,09 - -b. Kelas II - - - - - -c. Kelas III - - - - 124,62 124,62d. Kelas III A - - - - -e. Kelas III B - - - - -f. Kelas III C - - - - - -g. Tidak dirinci - - - - 17,91 17,91

Jumlah 8,50 8,50 15,09 15,09 142,53 142,53Sumber : Dinas Tarumkim Kota Sukabumi, 2012

Pemeliharaan ………

Page 62: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 46 -

Pemeliharaan dan peningkatan kualitas jalan dan jembatan telah

dilaksanakan secara berkesinambungan, sesuai kebutuhan dan kemampuan.

Untuk jalan kota, jalan mantap terdiri dari kondisi jalan baik dan jalan sedang,

sedangkan jalan tidak mantap terdiri dari kondisi jalan rusak ringan dan jalan

rusak berat. Perkembangan tahunan rasio kemantapan jalan ini dapat dilihat pada

grafik di bawah ini :

Gambar 2.13.Persentase Kemantapan Jalan Kota Sukabumi

Tahun 2008-2012

Untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan,

Pemerintah Kota Sukabumi telah melengkapi sarana pendukung jalan yang ada

dengan Penerangan Jalan umum dengan perician sebagai berikut :

Tabel 2.17.Lokasi dan Titik Penerangan Jalan Umum

Di Kota Sukabumi Tahun 2010- 2011

No Lokasi Jumlah Lokasi (Titik) Jumlah Lampu (Titik)1 Baros 20 3532 Citamiang 20 4053 Warudoyong 22 4034 Gunung Puyuh 24 4005 Cikole 31 6926 Lembursitu 24 3157 Cibeureum 18 392

Lampu Hias Kota 27 115Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012

2. Pengairan ………

2008 2009 2010 2011 2012

62,54 63,57 67,07 64,16 66,35

84 85 85 87 8762,17 65 67,02 64,20 65

Jalan Kota Jembatan Jalan Lingkungan

Page 63: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 47 -

2) Pengairan

Di wilayah Kota Sukabumi tercatat 21 Daerah Irigasi seluas 2.222,8 Ha

dengan Daerah Irigasi (DI) Cisuda merupakan daerah irigasi terluas yaitu sekitar

635 Ha. Selain di wilayah Kota Sukabumi, juga terdapat 3 Daerah Irigasi (DI) lintas

wilayah Kota/Kabupaten Sukabumi yaitu DI Ciharempoy, DI Cibeureum Batas,

dan DI Parung Seah. Kota Sukabumi juga telah memiliki prasarana pengairan

yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan untuk mendukung kegiatan sektor

pertanian. Kondisi pengairan yang terdapat di wilayah Kota Sukabumi tersebut

dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 2.18.Daerah Irigasi Di Kota Sukabumi

No. Daerah Irigasi ( DI ) Luas ( Ha )Wilayah Kota Sukabumi

1. DI. Ceger 322. DI. Cibeureum 1043. DI. Salakaso 844. DI. Cibitung 1655. DI. Cisuda 6356. DI. Cisaray 237. DI. Ciaul 588. DI. Tonjong 849. DI. Cisarua 11,8

10. DI. Tipar 4911. DI. Cipanengah 50.512. DI. Cikapek 2613. DI. Cibandung 2014. DI. Cipelang Leutik 3715. DI. Sawah Bera 234,516. DI. Ciwalung 3417. DI. Cipelang 41318. DI. Ciseupan 3110. DI. Ciseureuh 3020. DI. Cijambe 9121. DI. Sukamantri 10

Lintas Wilayah Kota/Kabupaten Sukabumi1. DI. Ciharempoy -2. DI. Cibeureum Batas 53. DI. Parung Seah 25

Jumlah 2202,3Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012

Pemeliharaan ………

Page 64: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 48 -

Pemeliharaan dan peningkatan kualitas saluran irigasi juga telah

dilaksanakan secara kontinyu dan sesuai kebutuhan/kemampuan. Cakupan

pelayanan irigasi pada tahun 2012 telah mencapai 79,62%

3) Drainase

Saat ini ada sebanyak 19 (sembilan belas) sungai melewati Kota Sukabumi,

dan sungai besar yang dijadikan pembuangan akhir dari sistem drainase Kota

Sukabumi adalah sebanyak 2 (dua) buah yaitu Sungai Cipelang dan Sungai

Cimandiri. Sedangkan sungai yang melintasi Kota Sukabumi sebelum akhirnya

bermuara di Sungai Cipelang dan Sungai Cimandiri yaitu Sungai Cisuda, Sungai

Cibulang dan Sungai Ciharempoy.

Untuk saluran drainase kota, dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu

secara makro dan mikro, dengan penjelsan sebagai berikut :

a) Drainase Makro

Saluran drainase makro adalah saluran pembuangan alami, seperti sungai-

sungai yang mengalir di wilayah Kota Sukabumi. Sungai ini dimanfaatkan untuk

saluran pembuangan yang menampung air dari berbagai saluran drainase di

wilayah Kota Sukabumi. Sungai-sungai yang mengalir di Kota Sukabumi baik

sungai besar maupun sungai kecil adalah Sungai Cigunung, Sungai Cipelang

Gede, Sungai Cibandung, Sungai Cisuda, Sungai Ciparay, Sungai Ciandam,

Sungai Cibeureum, Sungai Cimandiri, Sungai Cijambe, Sungai Ciseureuh, Sungai

Cipada, Sungai Cipelang, Sungai Ciwalung, Sungai Cimeuncreung, Sungai

Ciparigi, Sungai Ciwangi, Sungai Cikiray, Sungai Citamiang dan Sungai

Cipanengah.

Wilayah Kota Sukabumi terbagi dalam 4 tangkapan air (Catchment Area)

yaitu Sungai Cibeureum, Sungai Cimandiri, Sungai Cipelang, Sungai Cisuda.

Kondisi dari sungai-sungai besar tersebut cukup bagus sedangkan untuk sungai-

sungai kecil tidak sebagus sungai-sungai besar, melainkan sangat memprihatinkan

seperti banyaknya sampah, pepohonan, ilalang dan lumpur bahkan berdiri rumah

di atasnya.

b. Drainase ………

Page 65: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 49 -

b) Drainase Mikro

Saluran drainse mikro adalah saluran pembagi air hujan yang mengikuti

pola jaringan jalan. Pada akhirnya saluran ini bermuara pada anak sungai terdekat

dan selanjutnya dibawa ke sungai besar sebagai badan air penerima. Saluran

drainase di Kota Sukabumi selain berfungsi sebagai penampung air hujan menuju

badan air penerima, juga berfungsi sebagai penyalur limbah cucian, masak, mandi

dan hasil dari kegiatan kota.

Secara umum sistem drainase di wilayah Kota Sukabumi mengikuti

kondisi topografi yang cenderung memiliki kemiringan ke arah selatan. Saluran

drainase di Kota Sukabumi masih banyak yang tidak berkesinambungan dan tidak

terpelihara dengan baik.

4) Air Bersih

Air sudah merupakan barang yang memiliki nilai ekonomis. Terlebih

dengan semakin menurunnya kualitas lingkungan hidup, air bersih semakin sulit

untuk diperoleh. PDAM Kota Sukabumi sebagai perusahaan daerah yang

menyediakan sarana air bersih bagi masyarakat, mempunyai kemampuan yang

sangat terbatas dalam melayani masyarakat Kota Sukabumi. Selain keterbatasan

sumber air bersih juga memiliki keterbatasan jaringan, belum lagi dengan adanya

kebocoran-kebocoran pada jaringan. Dari informasi yang disajikan pada tabel di

bawah terlihat bahwa volume air yang disalurkan oleh PDAM setiap tahunnya

fluktuatif. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir jumlah pelanggan terus

mengalami penurunan, contohnya dari 21.571 pelanggan pada tahun 2010 turun

menjadi hanya 19.940 pelanggan pada tahun 2011. Hal ini mungkin dikarenakan

banyak penduduk beralih memakai air kemasan atau isi ulang dan pompa/sumur.

Pola peralihan ini dapat juga dilihat dari hasil Survei Susenas mengenai

penggunaan fasilitas air minum rumah tangga sebagaimana tabel di bawah.

Penggunaan fasilitas air minum dari air ledeng meteran mengalami penurunan

dari 11,91 persen pada tahun 2010 menjadi 9,38 persen pada tahun 2011.

Penggunaan air pompa /sumur naik dari 53,03 persen pada tahun 2010 menjadi

59,64 persen pada tahun 2011. Disini kelihatan bahwa pola pergeseran

penggunaan air minum jelas terlihat.

Tabel 2.19. ………

Page 66: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 50 -

Tabel 2.19.Volume Air Yang Disalurkan Dan Pelanggan PDAM

Di Kota Sukabumi dari Tahun 2007 s.d. 2011

No Tahun Volume Air (M3) Pelanggan1 2007 4.101.324 21.5932 2008 4.026.980 21.5543 2009 4.312.289 21.6084 2010 4.171.125 20.5715 2011 4.110.775 19.940

Sumber: BPS Kota Sukabumi, 2012

Tabel 2.20.Persentase Rumahtangga Pengguna Fasilitas Air Minum

menurut Jenis Fasilitas Tahun 2009-2011

No PengguaanFasilitas Air Minum 2009 2010 2011

1 Air kemasan bermerk 8,83 19,55 15,122 Air isi ulang 12,50 13,93 14,373 Leding meteran 8,80 11,91 9,384 Leding eceran 1,29 0,67 0,595 pompa/sumur 67,51 53,03 59,656 Lainnya 1,07 0,91 0,91

Sumber: BPS Kota Sukabumi, 2012

5) Perumahan dan Permukiman

Fungsi rumah sebagai tempat bernaung/berteduh dan berkreasi

semestinya memberikan kenyamanan bagi penghuninya, sehingga akan

mendorong tingkat kesejahteraan rakyat. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4

tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman, didefinisikan rumah adalah

bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana

pembinaan keluarga. Dalam kaitan ini pula kualitas perumahan dan lingkungan

turut menentukan dalam penyusunan indikator kesejahteraan rakyat. Terdapat

tujuh unsur yang merupakan syarat rumah dapat dikatakan lengkap.Dari ketujuh

unsur tersebut yaitu; pertama rumah tersebut permanen, kedua rumah tersebut

memiliki fasilitas kamar khusus untuk tidur, ketiga memiliki dapur khusus untuk

aktifitas memasak, keempat memiliki kamar mandi, kelima memiliki kakus untuk

keperluan buang air besar, keenam ada sarana air bersih yang layak untuk

diminum dan ketujuh memiliki sarana penerangan listrik. Kondisi kualitas

perumahan di Kota Sukabumi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.21. ………

Page 67: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 51 -

Tabel 2.21.Persentase Beberapa Indikator Kualitas Perumahan

Di Kota Sukabumi Tahun 2007-2011

No. Indikator Kualitas Perumahan T a h u n2007 2008 2009 2010 2011

1 Luas lantai < 20 m2 3,56 3,35 4,44 2,7 3,352 Atap Layak (bukan Dedaunan) 100 100 100 99,33 1003 Dinding Tembok 76,9 76,36 83,08 87,87 79,40

Sumber : Data Susenas 2007-2011

Dari tabel di atas terlihat beberapa indikator kualitas perumahan yang ada

di Kota Sukabumi menunjukkan bahwa secara umum indikator kualitas

perumahan sudah cukup baik, ini terlihat dari rumah tangga yang masih memiliki

rumah dengan luas lantai <20m2 hanya sebesar 3,35 persen, sedangkan untuk

fasilitas perumahan lainnya yaitu atap seluruh rumah tangga menyatakan yang

sudah memiliki rumah dengan atap layak yaitu atap beton, genteng dan asbes.

Rumah tangga yang memiliki rumah dengan dinding tembok mencapai 79,40

persen, sisanya sebanyak 20,60 persen masih menggunakan dinding kayu, bambu

atau lainnya.

Kelengkapan fasilitas rumah lainnya seperti penerangan, air minum dan

jamban yang cukup menentukan dalam mengukur tingkat kenyamanan, pada

umumnya di Kota Sukabumi relatif baik. Pada tahun 2011, jumlah rumah yang

menggunakan fasilitas listrik hampir merata yaitu mencapai 99,78 persen. Jumlah

ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, hal ini menunjukkan walaupun

pada umumnya penduduk Kota Sukabumi sudah menikmati fasilitas penerangan

listrik tetapi ada sebagian kecil yang masih belum tersentuh penerangan listrik

yaitu sebanyak 0,22 persen. Selanjutnya untuk rumah yang memiliki fasilitas

jamban sendiri pada tahun 2011 sudah mencapai 78,45 persen.

Rumah dengan fasilitas air minum ledeng yaitu sebesar 9,97 persen, tetapi

hal ini tidak serta merta diartikan bahwa sisanya sebanyak 90,03 persen

menggunakan fasilitas air minum dengan kualitas lebih rendah, karena ada

sebagian penduduk yang menggunakan fasilitas air minum kemasan atau galon

dan sumur artesis atau sumur bor. Variabel air minum kemasan tidak ditampilkan

karena sampai dengan saat ini fasilitas air minum yang dijadikan acuan sebagai

fasilitas perumahan layak baru fasilitas air minum ledeng atau PAM, pada tahun-

tahun ………

Page 68: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 52 -

tahun berikutnya besar kemungkinan bahwa fasilitas air minum kemasan akan

dimasukan sebagai standar hidup layak.

Tabel 2.22.Persentase Rumahtangga Menurut Beberapa Fasilitas Perumahan

Kota Sukabumi Tahun 2007-2011

No. Fasilitas Perumahaan T a h u n2007 2008 2009 2010 2011

1 Penerangan Listrik 98,26 98,74 99,57 99,55 99,782 Air Minum Ledeng 14,58 11,3 10,06 12,58 9,973 Jamban sendiri 78,52 74,06 79,51 85,62 78,45

Sumber : Data Susenas 2007 – 2011

e. Perencanaan Pembangunan Daerah

Dalam rentang waktu lima tahun terakhir, secara umum kinerja perencanaan

pembangunan daerah telah berhasil meningkatkan kinerja perencanaan baik

perencanaan tahunan, lima tahunan, dan juga jangka panjang (20 tahun). Peran serta

masyarakat dalam perencanaan pembangunan selama kurun waktu 2008-2012

mengalami kenaikan. Hal ini dikarenakan adanya program penguatan fungsi dan

peran SKPD Kecamatan dan Kelurahan, dengan diimplementasikan pemberian

Bantuan Hibah kepada LPM Tingkat Kecamatan dan Kelurahan dalam bentuk

Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan. Hibah ini

sebagai stimulan dari pelaksanaan beberapa kegiatan yang dapat membangkitkan

partisipasi masyarakat, baik kegiatan fisik konstruksi (sederhana), maupun

kegiatan non fisik. Adapun hasil kinerja yang telah dicapai dalam pembangunan

sektor perencanaan pembangunan daerah antara lain :

1) Penyusunan dokumen perencanaan tahunan (RKPD) yang merupakan dasar

bagi penyusunan APBD dapat disusun tepat waktu. Selain itu, dalam RKPD

telah termuat program dan kegiatan yang merupakan hasil sinkronisasi dari

aspirasi masyarakat dan arah kebijakan yang dimuat dalam dokumen

perencanaan yang lebih tinggi (RPJMD dan RPJPD);

2) Persentase usulan masyarakat pada Musrenbang yang dapat diakomodir pada

RKPD mencapai 100%.

3) Terlaksananya beberapa kerjasama pembangunan, karena disadari bahwa

keberhasilan pembangunan salah satunya harus dilaksanakan melalui

kemitraan.

f. Kepemudaan ………

Page 69: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 53 -

f. Kepemudaan dan Olahraga

Pembangunan bidang kepemudaan dan keolahragaan di Kota Sukabumi

tidak terlepas dari pembangunan sumber daya manusia secara keseluruhan.

Pembinaan dilakukan melalui kader pemuda penggerak pembangunan, sebagai

utusan daerah dalam Jambore pemuda tingkat provinsi, kemah bakti pemuda,

pertukaran pemuda antar provinsi, Kewirausaahaan ESQ dan Program SP3OR.

Selain itu program ini juga telah diintervensi dengan kegiatan pembinaan/lomba

pemuda pelopor. Selain itu untuk meningkatkan pemahaman pemuda terhadap

bahaya narkoba dilakukan dengan penyuluhan secara terus menerus ke kalangan

pemuda bermitra dengan KNPI, Unsur Kesehatan dan Pendidikan, BNK dan

Kepolisian dalam upaya penanggulangan bahaya Narkoba; sampai dengan Tahun

2012 jumlah organisasi kepemudaan sudah berjumlah 66 organisasi.

Pembangunan dalam bidang keolahragaan dilakukan melalui pembinaan

kepada cabang-cabang olah raga yang ada serta pembangunan sarana dan

prasarana olah raga di masyarakat. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan secara

rutin oleh Pemerintah Kota Sukabumi diantaranya adalah :

1) Meningkatnya partsipasi masyarakat dalam Olahraga. Hal ini ditandai dengan

(a) Sampai dengan Tahun 2012 terjadi penambahan titik senam dari tiga titik

senam menjadi sebelas titik senam. Tiga titik dibiayai dari APBD, sedangkan

sisanya 8 titik merupakan partisipasi masyarakat. (b) Melaksanakan Pekan

Olahraga Kota secara rutin 2 (dua) tahun sekali, yang diikuti oleh 7 Kecamatan.

(c) Meningkatnya partisipasi mahasiswa dalam keikutsertaan dalam Invitasi

Olahraga Mahasiswa bekerja sama dengan KNPI Kota Sukabumi. (d)

Berpartisipasi dalam pelaksanaan Pekan Olahraga Pemerintah Antar Daerah

Tingkat Jawa Barat, dan Kota Sukabumi menempati urutan ke 6 di Jawa Barat

(e) Tingginya keikutsertaan masyarakat kalangan lansia dan penyandang cacat

untuk ikut ambil bagian dalam lomba olahraga yang diselenggarakan dalam

rangka hari lansia. (f) Semakin banyaknya event dan dan proposal yang masuk

untuk meminta rekomendasi kegiatan dan termasuk bantuan terutama untuk

urusan olahraga;

2) Terbangunnya 7 (tujuh) lapangan di 7 (tujuh) Kecamatan yang didanai APBD

Provinsi pada Tahun 2009, dan optimalisasi penggunaan gedung sarana

olahraga ………

Page 70: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 54 -

olahraga baru di kawasan lapangan Suryakencana dan rintisan pembangunan

kolam renang, hal ini berarti menambah asset/jumlah sarana olahraga yang

bisa dipakai oleh publik/masyarakat yang dimiliki Pemerintahan Daerah.

Lapangan olahraga kecamatan yang ada di Kota Sukabumi sebagaimana tabel

berikut :

Tabel 2.23.Lapangan Olahraga Kecamatan

di Kota Sukabumi

No. Kecamatan Kelurahan Luas1. Cikole Subangjaya 4.200 m2

2. Citamiang Gedong Panjang 6.020 m2

3. Baros Baros 6.160 m2

4. Warudoyong Sukakarya 5.780 m2

5. Gunung Puyuh Karang Tengah 6.290 m2

6. Cibeureum Limus Nunggal 6.290 m2

7. Lembur Situ Lembur Situ 6.290 m2

Sumber : Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif, 2013

g. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Koperasi dan UKM merupakan pilar ekonomi masyarakat yang harus

diperkuat di masa yang akan datang. Kegiatan perekonomian di Kota Sukabumi

juga disemarakkan dengan adanya berbagai jenis koperasi. Menurut jenisnya

koperasi dibedakan menjadi 3, yaitu koperasi menurut lembaga dinas, koperasi

menurut usaha komoditi dominan dan koperasi lainnya.

Gambar 2.14.Jumlah Koperasi di Kota Sukabumi, 2006-2011

Banyaknya ………

Page 71: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 55 -

Banyaknya koperasi aktif di Kota Sukabumi tahun 2011 mencapai 353 buah

dengan jumlah anggota mencapai 31.524 orang. Dari 353 koperasi tersebut

diperoleh total simpanan sebesar Rp 27.417.732.360 atau terjadi peningkatan

sekitar 52,47% jika dibandingkan dengan tahun 2010 yang hanya mencapai Rp.

17.982.019.000. Perkembangan koperasi di Kota Sukabumi dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 2.24.Banyaknya Koperasi, Anggota, dan Simpanan Menurut Jenis Koperasi

Tahun 2011

Jenis Koperasi Koperasi Anggota SimpananA. Menurut Lembaga Dinas

1. Koperasi Karyawana. Swasta 23 1.187 841.240.326b. BUMN/BUMD 14 1.831 463.235.000

2. Koperasi Fungsionala. Pegawai Negeri 47 5.472 12.720.195.200b. Angkatan Darat 1 835 1.482.520.668c. Kepolisian 2 1.785 2.570.378.199

3. Koperasi Lingkungan Sekolaha. SMU -b. SLTP -c. Pondok Pesantren 22 2.494 157.344.000

B. Menurut Usaha Komoditi Dominan1. Koperasi Serba Usaha 25 1.482 356.715.5172. Koperasi Pedagang Pasar 3 327 27.450.0003. Koperasi Simpan Pinjam 8 956 114.461.0004. Koperasi Angkutan - - -5. Koperasi Industri Kerajinan 8 371 35.550.0006. Koperasi Wanita 10 2.106 2.105.070.0007. Koperasi Profesi 8 423 276.962.0008. Koperasi Veteran 3 297 5.940.0009. Koperasi Pensiunan 10 866 173.875.000

10. Koperasi Unit Desa (KUD) 2 118 58.905.00011. Koperasi Jasa 2 49 14.805.00012. Koperasi BMT 11 338 1.662.445.00013. Koperasi Warga 103 8.172 2.356.786.00014. Koperasi KUB 34 1.956 867.252.00015. Koperasi Kelompok Masyarakat 14 366 871.352.45016. Koperasi Pemuda 1 42 5.250.00017. Koperasi Sekunder 2 51 250.000.000

C. Koperasi Lainnya - - -Tahun 2011 353 31.524 27.417.732.360

Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012

h. Penanaman ………

Page 72: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 56 -

h. Penanaman Modal

Penanaman modal yang ada di Kota Sukabumi secara umum mengalami

peningkatan sejak tahun 2006-2011, hal ini sebagai salah satu keberhasilan upaya

promosi dan fasilitasi kepada para calon investor yang akan menanamkan

modalnya di Kota Sukabumi. Beberapa upaya tersebut diantaranya adalah :

koordinasi Perencanaan dan Pengembangan Penanaman Modal; promosi potensi

dan peluang Investasi Kota Sukabumi; fasilitasi para pengusaha di Kota sukabumi

dalam mengikuti pameran investasi baik itu dalam kota ataupun luar kota;

promosi potensi dan peluang investasi; fasilitasi dan koordinasi kerja sama di

bidang investasi di Kota Sukabumi; menyediakan media dan informasi untuk

menyelenggarakan pelayanan perizinan dan penanaman modal terpadu yang

handal; memberikan kemudahan dalam pelayanan perizinan dan ketersedian

sarana dalam mensosialisaikan pelayanan penanaman modal dan perizinan serta

adanya data perkembangan penanaman modal di Kota Sukabumi.

Perkembangan investasi di Kota Sukabumi dapat dilihat sebagaimana tabel

berikut :

Tabel 2.25.Banyaknya Modal Luar, Volume Usaha, dan Assetdi Kota Sukabumi Tahun 2006-2011 (Ribu Rupiah)

No Tahun Modal Luar Volume Usaha Asset1 2006 17.688.542.000 37.727.535.000 37.510.900.0002 2007 22.784.665.000 60.943.811.000 46.762.154.0003 2008 25.421.116.000 66.562.571.000 47.544.681.0004 2009 23.682.881.000 69.185.783.000 46.684.618.0005 2010 21.926.792.000 76.104.361.000 51.353.079.0006 2011 31.631.119.549 71.849.707.070 74.500.678.649

Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012

i. Kependudukan dan Catatan Sipil

Kependudukan dan Catatan Sipil meliputi 3 proses, yaitu: pendaftaran

penduduk, pencatatan sipil dan pengelolaan informasi kependudukan.

Pendaftaran penduduk dengan produk Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda

Penduduk (KTP) dan surat keterangan kependudukan. Pencatatan sipil dengan

produk akte kelahiran, akte kematian, akte perkawinan, akte pengangkatan anak

dan ………

Page 73: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 57 -

dan akte pengakuan/pengesahan anak. Pengelolaan informasi kependudukan

dengan produk data/informasi kependudukan yang berupa olahan proses dari

pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. Penggunaan SIAK (Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan) sebagai pengganti SIMDUK (Sistem Informasi

Kependudukan) diharapkan mampu menjamin kualitas keamanan dalam

penerbitan dokumen kependudukan. Selain penyediaan SIAK, pelaksanaan

administrasi kependudukan juga perlu didukung oleh aparat dengan SDM yang

berkualitas dan prosedur pengurusan yang memberikan kemudahan bagi

masyarakat. Hal ini mengingat pentingnya dokumen administrasi kependudukan

dalam kehidupan bermasyarakat dewasa ini dan masih kurangnya pemahaman

dan kesadaran masyarakat akan hal tersebut. Adapun hasil-hasil yang telah

dicapai dalam pembangunan sektor kependudukan dan catatan sipil antara lain :

1) Pemilik Akta Kelahiran tahun 2012 mencapai 89,19% atau meningkat rata-rata

1,53% per tahun;

2) Pemilik Kartu Keluarga tahun 2012 mencapai 92,5% atau meningkat rata-rata

3,99% per tahun;

3) Pemilik Kartu Tanda Penduduk tahun 2012 mencapai 78,74% atau meningkat

rata-rata 2,37% per tahun;

4) Peningkatan persentase masyarakat yang memiliki Akta Kelahiran, Kartu

Keluarga (KK), dan KTP. Sebagaimana terlihat pada grafik di bawah ini :

Gambar 2.15.Persentase Kepemilikan Akte, KK dan KTP

Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

j. Sosial ………

81,54 83,02 83,32 84,3489,19

72,56 75,8 77,04 79,53

92,5

66,9 69,19 69,47 71,1878,74

0102030405060708090

100

2008 2009 2010 2011 2012

Persentase masyarakatmemiliki akte kelahiran

Persentase masyarakatmemiliki kartu keluarga

Persentase masyarakatmemiliki KTP

Page 74: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 58 -

j. Sosial dan Tenaga Kerja

1) Sosial

Permasalahan sosial merupakan permasalahan yang harus dihadapi oleh

Kota Sukabumi saat ini dan di masa yang akan datang, berbagai upaya telah

dilakukan oleh Pemerintah Kota Sukabumi dan masyarakat serta swasta

diantaranya pemberdayaan fakir miskin dan penyandang masalah kesejahteraan

sosial (PMKS) lainnya yang dilakukan pada tahun 2008-2012 telah menghasilkan

keberhasilan dalam hal penurunan jumlah PMKS, Penurunan pertumbuhan

PMKS, kegiatan penanganan PMKS, dan jumlah sarana sosial (seperti panti sosial,

panti jompo, dan panti rehabilitasi).

Gambaran pencapaian penurunan pertumbuhan PMKS, Kegiatan

penanganan PMKS dan jumlah sarana sosial seperti panti sosial, panti jompo dan

panti rehabilitasi dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.16.Pertumbuhan PMKS Kota Sukabumi 2008-2012

Pada gambar tersebut memperlihatkan terjadinya trend menurun

pertumbuhan PMKS di Kota Sukabumi pada tahun 2012 dibandingkan dengan

tahun 2011. Ini mengindikasikan bahwa terjadi pengurangan jumlah PMKS di

Kota Sukabumi. Sedangkan pertumbuhan panti sosial di Kota Sukabumi pada

tahun 2012 tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun 2011, ini

dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.17. ………

2008 2009 2010 2011 2012PMKS 16.347 17.255 16.694 14.938 14.719

13.000 13.500 14.000 14.500 15.000 15.500 16.000 16.500 17.000 17.500

Page 75: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 59 -

Gambar 2.17.Pertumbuhan Panti Sosial Kota Sukabumi 2008-2012

Permasalahan sosial selain menjadi tanggung jawab pemerintah tapi

menjadi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat, hal tersebut merupakan

sumber potensi bagi kesejahteraan sosial masyarakat yang dapat membantu

pemerintah dalam menanggulangi permasalahan sosial. Potensi-potensi tersebut

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.26.Rangkuman Rekapitulasi Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial

di Kota Sukabumi Tahun 2011

No KecamatanPotensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial

RelawanSosial Orsos Karang

Taruna WKPS PEDSDKS Jumlah

1 Baros 40 5 4 20 - 692 Citamiang 53 15 5 44 37 1543 Warudoyong 47 9 5 30 - 914 Gunung Puyuh 57 5 4 15 - 815 Cikole 54 5 6 15 - 806 Lembursitu 58 5 5 15 - 837 Cibeureum 31 20 4 20 21 96

Jumlah 340 64 33 159 58 654Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012

2) Tenaga Kerja

Menurut UU No. 13 Tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat (2) disebutkan bahwa

tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna

menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri

maupun ………

2008 2009 2010 2011 2012realisasi 9 11 18 18 18

911

18 18 18

02468

101214161820

Page 76: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 60 -

maupun untuk masyarakat. Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat

mendasar dalam kehidupan manusia, karena mencakup dimensi ekonomi dan

sosial. Oleh karenanya, setiap upaya pembangunan selalu diarahkan pada

perluasan kesempatan kerja dan lapangan usaha, dengan harapan penduduk

dapat memperoleh manfaat langsung dari pembangunan.

Secara umum angkatan kerja di Kota Sukabumi pada tahun 2008-2011 rata-

rata sebesar 61,43 persen dari total penduduk. Angkatan kerja di Kota Sukabumi

yang terserap pada lapangan kerja sebanyak 30,13 persen dan sisanya lagi

berstatus tidak bekerja dengan berbagai alasan seperti sedang mencari pekerjaan.

Sedangkan penduduk Kota Sukabumi yang bukan angkatan kerja 38,57 persen

dimana kegiatan terbanyaknya ada pada kegiatan mengurus rumah tangga.

Ditinjau dari gender, angkatan kerja di Kota Sukabumi lebih didominasi oleh laki-

laki, sebaliknya bukan angkatan kerja cenderung dikuasai oleh kaum perempuan

dengan kegiatan utama mengurus rumah tangga . Kondisi ini mencerminkan

bahwa masih kuatnya stigma di masyarakat jika kewajiban pencari nafkah utama

dalam keluarga ada di pihak laki-laki sementara kaum hawa lebih berperan dalam

mengurus rumah tangga, kondisi ketenagakerjaan Kota Sukabumi tahun 2008–

2011 dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 2.27.Kondisi Ketenagakerjaan Kota Sukabumi

Tahun 2008-2011

Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2012

Keterlibatan ………

1 Penduduk 281,143 283,053 282,228 299,2472 Penduduk Usia Kerja 212,302 229,286 198,879 172,9943 Angkatan Kerja 117,273 117,273 119,287 143,9374 Penduduk Yang Bekerja 111,157 117,273 119,287 143,9375 Pencari Kerja 6,048 6,207 8,339 10,0066 Tingkat Paartisipasi AngkatanKerja (TPAK) (%) 55.24 53.85 52.95 66.407 Tingkat Pengangguran TerbukaTerhadap Angkatan Kerja (%) 5.32 7.75 8.80 5.588 Pencari Kerja Yang TelahDitempatkan 1,289 1,593 2,014 3,0159 Persentase Penyerapan TenagaKerja 21.30 25.70 24.15 30.13

TAHUNNO URAIAN 2008 2009 2010 2011

Page 77: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 61 -

Keterlibatan perempuan dalam kegiatan ekonomi akan memberikan

kesempatan kepada perempuan sebagai sumber daya pembangunan untuk bisa

terakomodasi dengan baik. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa produktivitas

perempuan masih lebih rendah dibanding laki-laki, ditunjukkan oleh rendahnya

jam kerja dan setengah pengangguran pada kelompok kerja perempuan. Hal ini

bisa jadi karena pencari nafkah yang utama masih di pundak lelaki sehingga

perempuan hanya bekerja sekadarnya saja bukan sebagai pencari nafkah utama.

k. Pemberdayaan Masyarakat dan Perlindungan Perempuan dan Anak

1) Pemberdayaan Masyarakat

Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas Potensi/Pemberdayaan

Masyarakat Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa telah dilakukan upaya-

upaya di antaranya dengan berkoordinasi dan bekerjasama dengan Instansi terkait

melalui program-program pembangunan yang berorientasi pada penguatan

masyarakat dalam pembangunan. Dari hasil kerjasama tersebut dapat dilihat

Adanya Peningkatan Prosentase Swadaya Murni Masyarakat dari 50,77 % tahun

2008 menjadi 62,30 % pada tahun 2012; Adanya peningkatan Prosentase PKK Aktif

dari 64,81 % tahun 2008 menjadi 87,24 % tahun 2012; Dapat Mempertahankan

Pencapaian Kinerja Posyandu Aktif pada tahun 2008 sebesar 100 % dan dapat

dipertahankan sebesar 100 % di tahun 2012.

2) Pemberdayaan Perempuan dan Anak

Pembangunan bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

di Kota Sukabumi telah menunjukkan perubahan yang signifikan. Hal ini

tercermin dari peningkatan hidup kualitas perempuan. Salah satu indikator

keberhasilan di atas Pemerintah Kota Sukabumi mengambil beberapa kebijakan

terhadap peningkatan peran kaum perempuan dan anak seperti yang

diamanatkan dalam MDGs (Millennium Development Goals), yang secara kualitatif

dan kuantitatif di seluruh sektor dan aspek pembangunan memperlihatkan bahwa

kiprah perempuan dalam bidang politik semakin meningkat.

Beberapa hal yang berkaitan dengan kondisi pemberdayaan perempuan di

Kota Sukabumi diantaranya adalah Pencapaian Partisipasi Perempuan di Lembaga

Pemerintah ………

Page 78: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 62 -

Pemerintah pada tahun 2008 adalah 7,11 % dan pada Tahun 2012 ada kenaikan

menjadi 10,12 %; Angka Melek Huruf Perempuan Usia 15 Tahun ke atas

Meningkat dari 98,97% pada Tahun 2008 menjadi 99,21% di Tahun 2012;

Pencapaian Partisipasi angkatan kerja Perempuan mengalami peningkatan, pada

tahun 2008 sebesar 33,99 % dan pada tahun 2012 dapat dicapai sebesar 35,14 %.

Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan juga mengalami kenaikan pada tahun 2008-

2009 dan mengalami penurunan pada tahun 2010, akan tetapi kembali meningkat

pada tahun 2011 dan 2012. Hal ini dikarenakan tumbuhnya investasi besar di Kota

dan Kabupaten Sukabumi yang menyerap tenaga kerja terutama dari kalangan

perempuan. Perkembangan dari pencapaian ini dapat dilihat pada gambar berikut

ini :

Gambar 2.18.Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemda Kota Sukabumi

Tahun 2008-2012

Dilihat dari aspek perlindungan anak dan perempuan Kota Sukabumi

sudah memiliki lembaga P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu

Perlindungan/Pemberdayaan Perempuan dan Anak), yang menangani berbagai

kasus yang berkaitan dengan perlindungan perempuan dan anak.

Selain itu pembangunan berbasis keluarga di Kota Sukabumi dilakukan

melalui Program Keluarga Sejahtera dengan gambaran kondisi yang ada

diantaranya menurunkan Prosentase Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I dari

26,92 % di tahun 2008 diturunkan menjadi 23,17 % di Tahun 2012. Meningkatkan

Jumlah Kelompok Bina Keluarga, dari 202 Kelompok pada tahun 2008,

ditingkatkan menjadi 348 Kelompok pada Tahun 2012.

Gambar 2.19. ………

92,2599,5 99,07 99,09 99,21

15

36,94 33,99 35,5 38,5

0

20

40

60

80

100

120

2008 2009 2010 2011 2012AMH Perempuan Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan

Page 79: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 63 -

Gambar 2.19.Persentase Peserta KB Aktif & Keluarga Pra sejahtera dan KS1

Kota Sukabumi 2008-2012

l. Perhubungan

Meningkatnya jumlah penduduk kota akan disertai dengan penambahan

jumlah sarana angkutan darat baik angkutan publik yaitu kendaraan roda dua

maupun kendaraan roda empat, serta angkutan umum, menuntut ketersediaan

prasarana perhubungan jalan yang memadai untuk pengangkutan barang dan jasa

baik dalam kota maupun ke luar kota. Tantangan yang dihadapi dalam sarana dan

prasarana perhubungan darat adalah bagaimana memfasilitasi kebutuhan

angkutan publik melalui penyebaran jalur-jalur angkutan dan peningkatan serta

pembangunan prasarana jalan. Dinamika dan gambaran pelayanan transportasi

dan angkutan umum di Kota Sukabumi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.28.Rute dan Jumlah Angkutan Kota di Kota Sukabumi

Tahun 2011

No. Lintasan Trayek Jalur Potensi(Buah)

1 Terminal Bungbulang-Ciandam-Stasiun Timur 02 102 Pasundan-Lembursitu 03 2003 Pasar Pelita-Tipar Gede-Dwi Kora 03B4 Lembursitu-A.R. Hakim-Degung 06 205 Pasar Pelita-Goalpara 04 506 Pasar Pelita-Subangjaya 05 227 Cisaat-Yulius Usman-Sanusi 08 2878 Lettu Bakri-Cikareo 09 13

No. ………

77,32 78,18 78,36 78,53 78,78

26,91 26 24,76 23,03 23,17

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

2008 2009 2010 2011 2012

Prevalensi PesertaKB Aktif

PersentaseKeluarga PraSejahtera danSejahtera I

Page 80: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 64 -

No. Lintasan Trayek Jalur Potensi(Buah)

9 Dept. Yogya-Selabintana 10 16210 Alun-alun-Parungseah 11 2011 Bhayangkara I 14 14412 Bhayangkara II 15 15313 Tipar Gede-Ramayana-Balandongan 20 3814 Tipar Gede-Ramayana-Cicadas 21 2715 Tipar Gede-Ramayana-Santiong 21A 3716 Tipar Gede-Ramayana-Jubleg 25 20017 Tipar Gede-Ramayana-Perum Baros 26 4018 Pasar Pelita-Perum Nangeleng 27 8319 Pasar Pelita-Terminal Bungbulang 28 1520 Tipar Gede-Otista-Cikundul 29 10

Jumlah 20 1.531Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012

m. Komunikasi dan Informatika

Bidang Komunikasi dan Informasi termasuk ke dalam sarana dan prasarana

dasar perkotaan, yang menjadi backbone dari pengintegrasian sektoral meliputi

ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan, sehingga mampu menjadi fasilitas

terjadinya hubungan antar wilayah yang merangsang pertumbuhan ekonomi di

Kota Sukabumi, dan menjadi perekat komunitas dengan terjalinnya komunikasi

dan informasi baik vertikal maupun horizontal. Kondisi yang telah dicapai antara

lain : Pembinaan dan pengembangan jaringan komunikasi dan informasi telah

menghasilkan daya dukung dan daya ungkit yang optimal berbasis kinerja dengan

terpasang koneksitas jaringan di 33 Kelurahan, Meningkatkan kualitas kajian dan

analisis data dengan mengembangkan kualitas resources/SDM sebagai operator

sistem hardware pengolah data elektronik dengan tetap memelihara dan sekaligus

meng up date data, informasi serta berita di website Pemerintah Kota Sukabumi

www.sukabumikota.go.id. Memperluas sebaran dan memperkaya khasanah

informasi dengan penerbitan 6.000 eksemplar Berita Kota setiap tahunnya,

Meningkatnya kualitas hubungan kemitraan sinergis yang serasi, selaras dan

seimbang (harmonis) antara pemerintah daerah, masyarakat dan industri pers baik

media massa cetak maupun elektronik, penyebarluasan Informasi yang Bersifat

penyuluhan bagi masyarakat, melalui kegiatan talk show di Radio Siaran

Pemerintah Daerah (RSPD FM) Pemerintah Kota Sukabumi.

n. Pertanahan ………

Page 81: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 65 -

n. Pertanahan

Desentralisasi sistem pemerintahan membawa konsekuensi dalam

pengelolaan daerah dalam bidang manajemen pertanahan. Pemerintah daerah

harus memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengelola urusan pertanahan,

yang meliputi inventarisasi dan pendaftaran tanah, pengaturan tanah dan

pembangunan properti, penggunaan lahan dan konservasi, retribusi dan pajak

tanah, serta penyelesaian konflik-konflik yang menyangkut penggunaan dan

kepemilikan tanah. Dalam bidang pertanahan yang merupakan salah satu sumber

daya alam yang harus dijaga dan ditata karena mempunyai nilai strategis dalam

tatanan kehidupan manusia bersosial dan bernegara, terutama dalam kaitannya

dengan fungsi lindung maupun budidaya sesuai RTRW.

Prioritas program kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota

Sukabumi di bidang pertanahan, diarahkan pada peningkatan tertib administrasi

pertanahan di tingkat kecamatan dan kelurahan, dengan sasaran peningkatan

kemampuan aparatur kecamatan dan kelurahan dalam mengelola administrasi

pertanahan, yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan

pentingnya tertib administrasi pertanahan.

Urusan wajib pertanahan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Sukabumi

yaitu berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan

Nasional di Bidang Pertanahan, adalah Program Penyelesaian Konflik-konflik

Pertanahan dengan kegiatan yaitu Fasilitasi Penyelesaian Konflik Pertanahan.

Selain itu, Pemerintah Kota Sukabumi juga memberikan izin lokasi bagi

pembangunan-pembangunan yang dilaksanakan oleh sektor swasta, sedangkan

program-program yang berkaitan dengan administrasi pertanahan dikelola oleh

BPN Kota Sukabumi. Selain itu, Pemerintah Kota Sukabumi juga memberikan Izin

Lokasi bagi pembangunan-pembangunan yang dilaksanakan oleh sektor swasta.

o. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Upaya-upaya yang telah dilakukan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik

Dalam Negeri, diantaranya adalah dalam rangka meningkatkan toleransi antar

umat beragama, menyelenggarakan program Pengembangan Wawasan

Kebangsaan melalui kegiatan Peningkatan Toleransi dan Kerukunan dalam

Kehidupan ………

Page 82: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 66 -

Kehidupan Beragama. Kegiatan ini memfasilitasi masyarakat dalam mewujudkan

toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Kota Sukabumi dalam wadah

Forum Kerukunan Umat Beragama yang dibentuk pada tahun 2007 yang disahkan

melalui Keputusan Walikota Sukabumi Nomor 64 Tahun 2007 tanggal 20 Maret

2007 tentang Pengukuhan Pengurus Forum Kerukunan antar Umat Beragama Kota

Sukabumi Periode 2007-2012. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)

anggotanya terdiri dari para pemuka agama dari semua agama yang ada di Kota

Sukabumi sebanyak 27 orang.

Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dalam memfasilitasi

peningkatan pengetahuan masyarakat, salah satunya melalui kegiatan Penyuluhan

kepada masyarakat yang berkaitan dengan pendidikan politik masyarakat yang

dilakukat tiap tahun. Pelaksanaan penyuluhan politik ditujukan kepada elemen

tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, RT dan RW di seluruh Kota

Sukabumi. Pembinaan LSM, OKP, dan Ormas melalui program pendidikan politik

mampu meningkatkan kualitas pengetahuan tentang perundang-undangan yang

berkaitan dengan politik. Selain itu akan mampu menumbuhkembangkan

pemahaman Peraturan Perundangan tentang Politik bagi LSM, OKP, dan Ormas

di Kota Sukabumi dalam berpartisipasi aktif dan positif untuk kelancaran

Pembangunan Nasional guna terwujudnya masyarakat yang aman dan damai.

Terlaksananya Siskamswakarsa di daerah guna mendukung koordinasi

yang baik antar intelijen dalam menjaga kondusifitas Kota Sukabumi dalam

wadah Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) yang mulai dibentuk pada tahun

2005 dan disahkan melalui Keputusan Walikota Sukabumi Nomor 222 Tahun 2005

tentang Pembentukan Komunitas Intelijen Daerah di Wilayah Kota Sukabumi dan

saat ini telah dikukuhkan ke dalam Peraturan Walikota Sukabumi Nomor 29

Tahun 2011 tentang Komunitas Intelijen Daerah. Komunitas ini melakukan upaya-

upaya perencanaan, pengumpulan informasi, pencarian fakta dan data, serta

pendalaman terkait permasalahan yang terjadi di wilayah Kota Sukabumi dan

sekitarnya, baik menyangkut aspek Ideologi, Politik, Sosial-Budaya, Ekonomi,

Pertahanan dan Keamanan, juga aspek lain yang berkaitan erat dengan stabilitas

ketenteraman dan ketertiban khususnya di Kota Sukabumi. Jumlah anggota

Linmas di Kota Sukabumi sebanyak 1.918 orang, namun masih diperlukan

pelatihan ………

Page 83: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 67 -

pelatihan dan ketrampilan untuk menambah jumlah anggota Linmas yang terlatih

guna mencapai sasaran meningkatnya ketertiban dan perlindungan serta

kedisiplinan masyarakat. Gambaran umum kondisi anggota Linmas di Kota

Sukabumi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.29.Jumlah Anggota LINMAS Menurut Kecamatan

di Kota Sukabumi Tahun 2011

No Kecamatan Jumlah

1 Baros 2102 Lembursitu 2363 Cibeureum 2034 Citamiang 3205 Warudoyong 3216 Gunung Puyuh 2577 Cikole 371

Jumlah 1.918Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka,2012

p. Keamanan dan Ketertiban Umum

Pemerintah berkewajiban untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat

di wilayahnya. Pemenuhan rasa aman akan berdampak positif pada proses

pembangunan di berbagai sektor. Rasa aman yang dibutuhkan masyarakat adalah

rasa aman dari segala bentuk kerawanan dan masalah sosial. Seperti kita ketahui

banyak sekali kasus ataupun kejadian tindak pelanggaran hukum yang tidak

sampai ke tangan kepolisian.

Biasanya kasus-kasus seperti itu dapat diselesaikan secara kekeluargaan

antara pelaku dan korban. Atau bahkan korban tidak melaporkan tindak

pelanggaran hukum tersebut karena korban mengabaikannya dan merasa tidak

perlu, karena tingkat kerugiannya dianggap relatif kecil bagi ukuran si korban. Di

Kota Sukabumi tahun 2011 penduduk yang mengalami tindak kejahatan sebanyak

2,65 persen, dengan tindak kejahatan yang terbanyak adalah pencurian yaitu

sebesar 1,75 persen, diikuti oleh perampokan 0,65 persen dan terakhir penipuan

sebanyak 0,21 persen. Gambaran umum kondisi keamanan dn ketertiban di Kota

Sukabumi dapat dilihat pada grafik berikut :

Gambar 2.20. ………

Page 84: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 68 -

Gambar 2.20.Tindak Kejahatan Yang Dialami Oleh Penduduk

Kota Sukabumi Tahun 2011

q. Pemerintahan Umum

Penyelenggaraan pemerintahan di Kota Sukabumi secara implementatif

dilaksanakan oleh SKPD (satuan Kerja Perangkat Daerah) yang melaksanakan baik

urusan wajib maupun urusan pilihan. Untuk menunjang sistem pemerintahan,

jumlah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi pada

Tahun 2011 sebanyak 5.642 orang yang sebagian besar berada pada ruang

golongan VI/a sebanyak 1.557 orang. Sementara golongan tertinggi IV/e hanya 1

orang. Ditinjau dari segi pendidikan hampir setengahnya (2.097 orang)

berpendidikan S-1. Gambaran umum kondisi kepegawaian tersebut dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 2.30.Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi

Tahun 2011

No Golongan Ruang Gaji Jumlah1 Sekolah Dasar 1422 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 1663 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 1.4974 D-I/D-II/D-III dan Akademi 1.4865 D-IV 216 S-1 2.0977 S-2 2298 S-3 4

Jumlah 5.642Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012

Beberapa ………

Page 85: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 69 -

Beberapa hal yang telah dilaksanakan dalam bidang Pemerintahan Umum

dalam melayani masyarakat diantaranya adalah :

1) Penyusunan dan penyampaian Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah (LPPD) tepat waktu dan mendapatkan penghargaan dari Pemerintah

Pusat, yaitu Penghargaan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah tingkat

Nasional, Kategori Pemerintah Kota (Peringkat IX) terhadap LPPD Tahun 2009

dan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah tingkat Nasional Kategori

Pemerintah Kota Terbaik (Peringkat VII) terhadap LPPD Tahun 2010, dari

Kementerian Dalam Negeri.

2) Publikasi dari Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah selama tahun

anggaran belangsung. Publikasi ini dimuat di dalam surat kabar nasional.

3) Penyusunan dan penyampaian Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LAKIP)

tepat waktu dan mendapatkan penghargaan secara berturut-turut pada Tahun

2009-2012, yaitu Penghargaan Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah dengan Predikat B Kementerian Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi RI.

4) Penataan dan Penegasan Batas Daerah dengan Kabupaten Sukabumi, dan

telah dihasilkan Peta Batas Koridor yang berupa pilar batas sebanyak 25 buah.

Selain itu, keluaran lainnya adalah Toponomi wilayah administrasi pada 7

kecamatan dan 33 kelurahan dan Toponomi unsur alam.

5) Data Profil Kelurahan dan Kecamatan. Hasilnya adalah perbaikan papan profil

Kota Sukabumi dan pengisian data profil yang terintegrasi dengan sistem

pada Aplikasi Data Dasar Keluarga dan profil Kelurahan pada Dirjen

Pemberdayaan Masyarakat daanDesa Kementerian Dalam Negeri.

6) Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam Pembangunan di Kelurahan

sebesar 30%.

7) Koordinasi dan Fasilitasi Kegiatan Asosiasi Pemerintah Kota Se-Indonesia.

Pemerintah Kota Sukabumi mendapatkan kepercayaan dari Komisariat

Wilayah III APEKSI menjadi Ketua KOMWIL III APEKSI periode 2008-2011.

Selain itu, keluaran dari kegiatan ini untuk memfasilitasi kegiatan-kegiatan

yang diselenggarakan oleh APEKSI antara lain RAKERNAS, MUNAS,

RAKERKOMWIL dan MUSKOMWIL serta Lokakarya tematik sesuai dengan

kebutuhan dan isu aktual.

8. Penyelesaian ………

Page 86: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 70 -

8) Penyelesaian konflik-konflik Pertanahan dari eks Tanah Desa, dan

mendapatkan perolehan lahan inventaris baru sebesar ± 4,5 Ha.

9) Penerbitan peraturan dan keputusan Pemerintahan Kota Sukabumi, Peraturan

dan Keputusan yang diterbitkan oleh Pemerintahan Kota Sukabumi selama

tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.31.Peraturan dan Keputusan yang diterbitkan oleh Pemerintahan Kota Sukabumi

Selama Tahun 2008-2012

No. Peraturan dan Keputusanyang Diterbitkan

Tahun Jumlah2008 2009 2010 2011 2012

1. Peraturan Daerah 15 8 6 22 20 712. Peraturan Walikota 26 27 23 33 84 1933. Keputusan Walikota 225 267 296 230 268 1.286

Jumlah 266 302 325 285 372 1.550Sumber : Bagian Hukum Setda Kota Sukabumi, 2013

10) Menyusun SPM urusan wajib, yaitu urusan Sosial, Kesehatan, Ketahanan

Pangan, Ketenagakerjaan, Pemerintahan Dalam Negeri, Pekerjaan Umum dan

penataan Ruang, Lingkungan Hidup, Pendidikan Dasar, Perumahan Rakyat

dan Komunikasi dan Informatika, yaitu Peraturan Walikota Sukabumi Nomor

11 Tahun 2012 tentang Rencana Pencapaian SPM Kota Sukabumi Tahun 2012-

2025.

11) Pengumpulan Data Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan penyusunan SOP

SKPD.

12) Terselenggaranya kegiatan rutinitas Peningkatan Kualitas Pemahaman,

Penghayatan dan Pengamalan (P3) Ajaran Agama,.

13) Peningkatan kegiatan sarana peribadahan terhadap 334 Masjid Jami RW, 33

Masjid Jami Kelurahan, 7 Masjid Besar Kecamatan, lebih dari 99 Musholla /

Langgar, lebih dari 99 Majlis Ta’lim, 18 Gereja, 5 Vihara, 1 Pura/Kuil, dan 65

Pondok Pesantren.

14) Peningkatan peran lembaga pendidikan keagamaan dalam pembinaan mental

spiritual dari 65 Pondok Pesantren, 149 TPA/TPQ, 26 Madrasah Ibtidaiyah,

156 Madrasah Diniyah, 20 Madrasah Tsanawiyah, 8 Madrasah Aliyah, dan 55

Raudatul Atfal.

15. Peningkatan ………

Page 87: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 71 -

15) Peningkatan Kualitas Penyuluh Agama dan Pelayanan Keagamaan Lainnya.

16) Terkendalinya manajemen pelaksanaan kebijakan Kepala Daerah.

17) Tersedianya Standard Analisis Belanja (SAB) dan Standard Satuan Harga

(SSH) dalam kebutuhan penyusunan dokumen rencana kegiatan dan

keuangan.

r. Perpustakaan

Pelayanan Perpustakaan merupakan salah satu aspek pelayanan umum

kepada masyarakat terutama dalam menunjang kecerdasan masyarakat. Untuk

menjalani peran tersebut perpustakaan umum daerah ditopang dengan

ketersediaan bahan bacaan yang terus ditambah setiap tahunnya. Gambaran

umum kelengkapan bacaan yang ada di Perpustakaan Umum Daerah dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 2.32.Jumlah Pengunjung dan Buku yang Dibaca/Dipinjam di Perpustakaan Daerah

Kota Sukabumi Tahun 2006-2011

No Tahun Pengunjung Buku YangDipinjam

Buku Yang DibacaDi Tempat

1 2006 64.792 39.047 96.7662 2007 98.465 35.028 119.4743 2008 115.863 47.452 133.0244 2009 136.711 81.676 150.6995 2010 137.393 82.848 152.5836 2011 134.165 84.429 147.851

Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka,2012

s. Ketahanan Pangan

1) Tingkat Ketersediaan Pangan Pokok

Tingkat ketersediaan pangan pokok sejak tahun 2010 s.d. 2012

menunjukkan tingkat kecukupan yang sangat baik dan memberikan pengaruh

nyata terhadap terciptanya kondisi ketahanan pangan yang cukup kuat bagi

masyarakat Kota Sukabumi. Hal ini dibuktikan dengan adanya surplus tingkat

ketersediaan pangan pokok yang disebabkan nilai ketersediaan pangan jauh lebih

tinggi dari nilai kebutuhan pangan masyarakat.

Sebagai ………

Page 88: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 72 -

Sebagai contoh, pada tahun 2011 tingkat ketersediaan pangan pokok sekitar

68.606 ton per tahun, dengan asumsi jumlah penduduk sekitar 356.085 jiwa maka

rata-rata ketersediaan pangan adalah 229 kg/kap/tahun, sedangkan kebutuhan

rata-rata pangan pokok masyarakat secara nasional sekitar 110 kg/kap/tahun. Hal

ini berarti di wilayah Kota Sukabumi, tingkat ketersediaan pangan pokok

mencapai 208% dibandingkan tingkat kebutuhan pangan yang minimal harus

tersedia bagi masyarakat.

Kondisi lain juga menunjukkan pula semakin membaiknya iklim jasa usaha

perdagangan khususnya untuk komoditas pangan, sehingga aktivitas

perdagangan yang meliputi ekspor pangan (dari dalam ke luar daerah) dan impor

pangan (dari luar ke dalam daerah) bisa berjalan dengan sangat lancar dan

kondusif. Perkembangan tingkat ketersediaan pangan pokok periode 2010 hingga

2012 dapat dilihat dalam grafik di bawah ini :

Gambar 2.21.Perkembangan Ketersediaan Pangan Pokok Kota Sukabumi

Tahun 2010-2012 (ton)

2) Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan

Sejak tahun 2010 peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan

ketahanan pangan melalui kegiatan optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan

untuk menunjang kebutuhan dapur keluarga, diketahui semakin tinggi. Kondisi

ini selain disebabkan adanya intervensi pemerintah dalam bentuk pelaksanaan

program dan kegiatan yang secara langsung menyentuh para Kelompok Wanita

Tani ………

2010 2011 2012Series1 67.449,0 68.606,0 77.689,0

67.449,068.606,0

77.689,0

62.000,0 64.000,0 66.000,0 68.000,0 70.000,0 72.000,0 74.000,0 76.000,0 78.000,0 80.000,0

Page 89: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 73 -

Tani di tiap-tiap kelurahan, juga disebabkan oleh semakin tingginya tingkat

kesadaran masyarakat kelurahan untuk mengelola lahan pekarangan di masing-

masing rumah tangganya seefisien dan seefektif mungkin sesuai dengan minat,

potensi, dan kebutuhan masing-masing, di tengah-tengah semakin tingginya

ancaman akan kerusakan kondisi lingkungan, sebagai dampak dari meningkatnya

aktivitas pertumbuhan ekonomi dan pembangunan fisik di wilayah Kota

Sukabumi.

3) Pemantauan Perkembangan Harga Kebutuhan Pangan Pokok

Sedikitnya satu kali dalam seminggu dilakukan pemantauan di beberapa

lokasi diantaranya Pasar Pelita dan Pasar Gudang Kota Sukabumi. Hal ini

dilakukan sebagai upaya dalam rangka mendeteksi sedini mungkin terjadinya

krisis ketahanan pangan di Kota Sukabumi dan sebagai dasar dalam pengambilan

kebijakan yang dianggap perlu.

4) Peningkatan Produksi Pertanian.

Peningkatan produksi pada beberapa komoditas pertanian, diantaranya

adalah komoditas beras organik (semi organik dan full organik) meningkat sebesar

82,76 % dari 86,99 ton pada tahun 2010 menjadi 158,11 ton pada tahun 2011 dan

komoditas hortikultura meningkat sebesar 38,82% dari 8.132,04 ton pada tahun

2010 menjadi 11.288,61 ton pada tahun 2011. Peningkatan produksi beras organik

terutama ditunjang faktor adanya SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman

Terpadu) dan BLBU (Bantuan Langsung Benih Unggul) yang diberikan oleh

Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Sedangkan peningkatan produksi

hortikultura lebih banyak dipengaruhi faktor peningkatan produksi jenis tanaman

sayur-sayuran.

Salah satu contoh dinamika perkembangan produksi pertanian pokok yaitu

beras non organik, yang pada periode tahun 2008-2012 dapat dilihat dalam

Gambar berikut :

Gambar 2.22. ………

Page 90: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 74 -

Gambar 2.22.Perkembangan Produksi Beras Non Organik Kota Sukabumi

Tahun 2008-2012 (ton)

Produksi beras non organik tahun 2011 dibandingkan tahun 2010 sempat

mengalami penurunan disebabkan beberapa hal, diantaranya adanya dampak

perubahan iklim ekstrim sehingga beberapa kawasan pertanian padi mengalami

gagal panen/puso, namun pada tahun 2012 menunjukkan peningkatan volume

produksi yang cukup tinggi. Sedangkan indikator kinerja terkait produktivitas

tanaman padi sejak tahun 2010 justru cenderung menunjukkan trend peningkatan

sebagaimana terlihat dalam gambar berikut :

Gambar 2.23.Perkembangan Produktivitas Padi (Ton/Ha) Kota Sukabumi

Periode 2008-2012

5) Peningkatan ………

11.895,00

14.544,40 15.022,0012.963,90

14.609,00

-

2.000,00

4.000,00

6.000,00

8.000,00

10.000,00

12.000,00

14.000,00

16.000,00

2008 2009 2010 2011 2012

5,72

6,256,12

6,36

6,65

5,20

5,40

5,60

5,80

6,00

6,20

6,40

6,60

6,80

2008 2009 2010 2011 2012

Page 91: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 75 -

5) Peningkatan Produksi Pangan Asal Ternak.

Peningkatan produksi peternakan terutama pada komoditas telur dan susu.

Produksi telur meningkat sekitar 40,13 % dari 2.107.089 Kg pada tahun 2010

menjadi 2.952.778 Kg pada tahun 2011. Produksi susu meningkat 9,98 % dari

286.704 liter pada tahun 2010 menjadi 315.330 liter pada tahun 2011. Peningkatan

produksi pangan asal ternak, pada akhirnya mendorong peningkatan konsumsi

protein hewani masyarakat Kota Sukabumi sebesar 102,8% dari target yang

direncanakan sebesar 6,53 gram/kapita/hari dapat terealisasi 6,71 gram/

kapita/hari.

2. Layanan Urusan Pilihan

Analisis kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikator-

indikator kinerja penyelenggaraan urusan pilihan pemerintahan daerah dijelaskan

sebagai berikut :

a. Pertanian dan Perikanan

1) Pertanian Tanaman Pangan

Pembangunan pertanian tanaman pangan merupakan bagian dari

pembangunan ekonomi. Pembangunan dibidang ini diarahkan untuk

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani khususnya maupun

masyarakat pada umumnya. Hal ini diupayakan melalui peningkatan produksi

pangan baik kuantitas maupun kualitasnya. Dari sekitar 1.751 Ha lahan pertanian

di Kota Sukabumi, menghasilkan beberapa komoditas pertanian seperti : padi

sawah, palawija, hortikultura, sayur-sayuran, tanaman hias serta tanaman obat-

obatan.

Luas panen bersih padi sawah di Kota Sukabumi pada tahun 2011

mengalami penurunan sebanyak 5,04 % dibanding tahun 2010, yaitu dari 3.813 Ha

pada tahun 2010 turun menjadi 3.621 Ha pada tahun 2011. Begitu juga dengan

hasil produksi padi juga mengalami penurunan sebesar 7,05 % dibanding tahun

2010, yaitu dari 27.920,94 ton pada tahun 2010 menjadi 27.652,00 ton pada tahun

2011. Sementara itu, dari hasil produksi tanaman palawija terlihat bahwa komoditi

ketela pohon menempati urutan teratas, yaitu mencapai 2.435,00 ton. Akan tetapi,

meskipun produksi jagung hanya mencapai 364,77 ton.

Peningkatan ………

Page 92: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 76 -

Peningkatan produktivitas lahan sawah (padi). Produktivitas padi pada

tahun 2011 meningkat sebesar 6,8% dibandingkan tahun 2010 yaitu semula 6,01

ton/ha (2010) menjadi 6,42 ton/ha (2011). Kemudian pada tahun 2012 meningkat

sekitar 3,3% dibandingkan tahun 2011. Kondisi ini menunjukkan bahwa Kota

Sukabumi telah mampu memenuhi target peningkatan produktivitas padi yang

telah ditetapkan Kementerian Pertanian Republik Indonesia yaitu sebesar 5%

pada tahun 2011.

Dilihat dari sisi penerapan teknologi agribisnis yang ramah lingkungan,

rata-rata mencapai 100 % bahkan lebih dari target yang telah ditetapkan pada

tahun 2011 dan 2012. Dengan penerapan teknologi agribisnis yang ramah

lingkungan baik pada sub sistem agribisnis on farm maupun off farm, maka akan

turut mendukung dalam perwujudan peningkatan kualitas lingkungan hidup

kota.

Peningkatan daya saing dan produktivitas lembaga usaha agribisnis

tergambarkan melalui cakupan pembinaan kelompok/gapoktan yang berjumlah

sekitar 145 kelompok dan 33 gapoktan se Kota Sukabumi mencapai 104,21 %,

tingkat keaktifan kelompok/ gapoktan sebesar 186,2 % dan tingkat aplikasi

teknologi agribisnis sebesar 186,2 %. Upaya pembinaan dan pelatihan terhadap

kelompok tani/gapoktan akan terus ditingkatkan, baik kualitas maupun

intensitasnya, agar mutu sumber saya manusia (SDM) pertanian senantiasa

berkembang, sehingga bisa mengatasi perkembangan kompleksitas tantangan dan

permasalahan dalam pengembangan agribisnis di masa-masa mendatang di Kota

Sukabumi.

Peningkatan kinerja rehabilitasi lahan kritis dilakukan dalam bentuk

penghijauan sebesar 12,5% dari 40 Ha pada tahun 2010 menjadi 45 Ha pada tahun

2011. Keberhasilan kinerja ini didukung adanya alokasi bantuan bibit tanaman

dari BPDAS Citarum-Ciliwung sebanyak 14.500 pohon dan pengadaan bibit pohon

sebanyak 15.400 pohon yang bersumber dari bantuan keuangan Provinsi Jawa

Barat dalam rangka Pencanangan Gerakan Jawa Barat Hijau Berbasis Sekolah

(Green School) Menuju Jawa Barat sebagai Green Province.

Kinerja produksi benih padi lokal merek “BULIR EMAS” produksi UPT

Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan

Pangan ………

Page 93: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 77 -

Pangan tahun 2011 sebesar 151,6 % yaitu target awal sebanyak 50 ton GKP (gabah

kering panen) per tahun sedangkan realisasinya mencapai 75,8 ton GKP.

Peningkatan produksi benih padi lokal Kota Sukabumi merek “BULIR EMAS”,

disamping merupakan gambaran semakin tingginya minat para petani untuk

menggunakan benih padi unggul bersertifikat produksi daerah sendiri yang secara

kualitas lebih dapat dipertanggungjawabkan dan lebih adaptatif terhadap

lingkungan lokal. Tingkat operasionalisasi dan pemanfaatan sarana prasarana

agribisnis yang dikelola oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dan tersebar

pada 3 UPT Agribisnis yaitu mencapai 166,67%.

Pengembangan bibit unggul pertanian yaitu perbibitan anggrek dengan

sistem kultur jaringan sebanyak 400 bibit, perbibitan/perbenihan tanaman sayuran

organik sebanyak 15 jenis, perbibitan tanaman keras/tanaman pelindung

sebanyak 5 jenis, produksi pupuk organik sebanyak 40 ton dan perbibitan jamur

tiram putih sebanyak 5.000 baglog F3.

Upaya Pemerintah Kota Sukabumi dalam rangka penyediaan sarana

prasarana untuk mendukung terwujudnya agribisnis dan kawasan agribisnis

perkotaan unggulan yang telah dilaksanakan sejak tahun 2008-2012, diantaranya

adalah optimalisasi Balai Benih Padi Sukakarya, optimalisasi RPC Cibeureum,

revitalisasi RPH Pemerintah, optimalisasi alat mesin/mesin pertanian,

pembangunan Sub Terminal Agribisnis (STA) Bungbulang.

2) Perikanan

a) Produksi Perikanan Darat Produksi

Perikanan darat meskipun pada tahun 2009-2010 sempat mengalami

penurunan, namun pada periode tahun 2010-2012 menunjukkan kecenderungan

mengalami kenaikan yang cukup baik yaitu sekitar 2,3%. Hal ini didukung dengan

semakin membaiknya kinerja Unit Balai Benih Ikan Lokal Sukakarya yang dikelola

oleh UPT Agribisnis Perikanan dan telah menjalin kerja sama dengan pihak Forum

Pembudidaya Ikan Kota Sukabumi dalam teknis pengelolaan perbenihan ikan

sejak tahun 2012. Gambaran produksi perikanan di Kota Sukabumi 2008-2012

dapat dilihat dalam Gambar berikut ini :

Gambar 2.24. ………

Page 94: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 78 -

Gambar 2.24.Data Produksi Perikanan Darat (Ton) Kota Sukabumi

Tahun 2008-2012

b) Tingkat Konsumsi Ikan.

Tingkat konsumsi ikan dihitung berdasarkan realisasi konsumsi ikan

(kg/kap/th) dibandingkan dengan target konsumsi ikan yang ditetapkan. Secara

umum, tingkat konsumsi ikan masyarakat Kota Sukabumi menunjukkan

kecenderungan mengalami peningkatan kinerja rata-rata 4,2% per tahun.

Dinamika tingkat konsumsi ikan di Kota Sukabumi periode tahun 2008-2012 dapat

dilihat dalam Gambar berikut :

Gambar 2.25.Perkembangan Tingkat Konsumsi Ikan (%) Kota Sukabumi

Tahun 2008-2012

Dilihat dari produksi benih ikan berkualitas dari BBI Lokal Sukakarya pada

tahun 2011 mencapai 1.475.500 ekor atau prosentase pencapaiannya adalah

101,41% dari target yang direncanakan. Jenis benih ikan yang diproduksi adalah

Nila ………

1.542,00

1.582,86

1.539,52

1.552,72

1.566,03

1.510,001.520,001.530,001.540,001.550,001.560,001.570,001.580,001.590,00

2008 2009 2010 2011 2012

63,5068,90 77,00 76,00 76,80

0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00

2008 2009 2010 2011 2012

Page 95: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 79 -

Nila (1.320.500 ekor), Lele (68.500 ekor), Koi (10.000 ekor), Komet (20.000 ekor),

Baster (15.000 ekor), Molly (1.500 ekor) dan Mas (40.000 ekor).

Terealisasinya pengiriman perdana benih ikan patin (Pangasius pangasius)

sebanyak 55.000 ekor dan benih ikan koi (Cyprinus capriyo) sebanyak 200 ekor ke

Dinas Perikanan, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan. Benih ikan patin

dan ikan koi tersebut adalah produksi beberapa Kelompok Pembudidaya Ikan

Binaan Bidang Perikanan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Sukabumi.

b. Pariwisata

Kegiatan pariwisata di Kota Sukabumi dapat dilihat dari aktivitas

perhotelan yang dapat dilihat dari banyaknya perusahaan akomodasi dan tamu

yang menginap. Pada tahun 2011 jumlah perusahaan akomodasi di Kota

Sukabumi sebanyak 34 buah yang terdiri dari 707 kamar dan 962 tempat tidur.

Banyaknya tamu yang menginap pada tahun 2011 sebanyak 141.000 orang yang

terdiri dari wisatawan mancanegara sebanyak 591 orang dan wisatawan

nusantara sebanyak 140.409 orang. Jumlah tamu yang menginap tersebut

mengalami kenaikan sebesar 30,95% jika dibandingkan dengan tahun 2010 yang

berjumlah 107.679 orang.

Jika dilihat per kecamatan, diketahui tamu yang menginap di hotel, masih

didominasi di wilayah Kecamatan Cikole, sebesar 67.81%. Hal ini dimungkinkan

karena wilayah Kecamatan Cikole berada di wilayah pusat Kota Sukabumi.

Gambar 2.26.Jumlah Wisatawan yang Menginap di Hotel Kota Sukabumi Tahun 2011

c. Industri ………

Page 96: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 80 -

c. Industri dan Perdagangan

1) Industri

Pembangunan bidang industri merupakan bagian dari pembangunan

ekonomi Kota Sukabumi yang harus dilaksanakan secara terpadu dan

berkelanjutan, sehingga pembangunan bidang industri dapat memberikan

manfaat yang besar bagi masyarakat. Sektor Industri merupakan sektor yang

didorong untuk menciptakan struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh dalam

rangka menciptakan landasan ekonomi yang kuat agar tumbuh dan berkembang

atas kekuatan sendiri.

Gambar 2.27.Jumlah Tenaga Kerja Perusahaan Industri Besar/Sedang

Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kota Sukabumi Tahun 2011

Secara umum, industri pengolahan menurut jumlah tenaga kerja

dikelompokkan menjadi 4 yaitu industri besar dengan jumlah tenaga kerja 100

orang atau lebih, industri sedang dengan tenaga kerja 20-99 orang, industri kecil

dengan tenaga kerja 5-19 orang dan industri kerajinan rumah tangga dengan

tenaga kerja kurang dari 5 orang.

Hasil Survei Industri Pengolahan tahun 2011 tercatat bahwa jumlah

perusahaan industri besar dan sedang di Kota Sukabumi sebanyak 21 perusahaan

yang terdiri dari 5 perusahaan industri besar dan 16 perusahaan industri sedang

dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 3.337 orang pekerja. Selain

dikelompokkan menurut banyaknya tenaga kerja, kegiatan industri pengolahan

dikelompokkan pula menurut jenis barang produksinya.

Perusahaan ………

Page 97: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 81 -

Perusahaan industri besar dan sedang yang paling banyak menyerap tenaga

kerja adalah industri tekstil, pakaian jadi dan kulit dengan menyerap tenaga kerja

sebanyak 2.216 pekerja atau sekitar 66,41 %. Kemudian diikuti oleh kelompok

industri yang menghasilkan bahan dari logam dengan tenaga kerja sebanyak 487

orang atau sekitar 14,59 % dari total keseluruhan. Gambaran umum industri yang

ada di Kota Sukabumi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.33.Perkembangan Industri di Kota Sukabumi Tahun 2011

No Jenis Industri Unit Usaha Investasi(Rp 000)

TenagaKerja

1 Industri Kima, Agro, danHasil Hutan (IKAH)

1.486 25.464.187 7.480

2 Industri Aneka (IA) 397 6.356.516 3.5063 Industri Logam dan Alat

Transportasi (ILAT)328 14.378.000 2.102

Jumlah 2.211 46.198.703 13.088Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012

2) Urusan Pilihan Perdagangan

Dalam struktur perekonomian Kota Sukabumi, sektor perdagangan

merupakan sektor yang paling dominan dan memberikan kontribusi paling besar

terhadap PDRB Kota Sukabumi yaitu, mencapai 46,83 % pada tahun 2011.

Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan Badan

Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Kota Sukabumi pada tahun 2011,

diketahui bahwa Pertambahan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) di Kota

Sukabumi mengalami penurunan sebesar 18.88 % yaitu dari 376 perusahaan pada

tahun 2010 menjadi 305 perusahaan pada tahun 2011. Dari sebanyak 305

perusahaan yang memiliki SIUP tersebut, terdiri dari 230 perusahaan besar, 58

perusahaan menengah dan 17 perusahaan kecil.

Jumlah perusahaan yang mengajukan Permintaan Tanda Daftar Perusahaan

pada tahun 2011 mengalami penurunan sebanyak 2,19 % dibanding tahun 2010.

Dari sejumlah 358 perusahaan yang mengajukan Tanda Daftar Perusahaan,

tercatat sebanyak 53 perusahaan berbentuk badan usaha berupa Perseroan

Terbatas, 9 perusahaan berbentuk Koperasi, 110 perusahaan berbentuk CV, 197

perusahaan berbentuk PO.

Gambaran ………

Page 98: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 82 -

Gambaran jumlah perusahaan yang memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan

pada tahun 2006-2011 dapat dilihat pada gambar berikut di bawah ini :

Gambar 2.28.Jumlah Perusahaan yang Memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

di Kota Sukabumi Tahun 2006-2011

Aspek perdagangan juga tidak akan terlepas dari permasalahan sengketa

konsuman. Pemerintah Kota Sukabumi telah membentuk BPSK (Badan

Penyelesaian Sengketa Konsumen). Jumlah sengketa konsumen yang diselesaikan

dari tahun 2008 s/d triwulan III tahun 2012 sebesar 100%. Jumlah sengketa

konsumen yang diselesaikan dari tahun 2007 (sejak dibentuk) sampai dengan

triwulan III tahun 2012 sebanyak 70 perkara, dengan rata-rata 11 perkara

pertahun.

Apabila dilihat dari nilai ekspor Kota Sukabumi selama kurun waktu 2008-

2011 jumlah nilai ekspor dari tahun 2008 s.d triwulan III tahun 2012 sebesar

363,12% dengan capaian tertinggi pada tahun 2009 sebesar 1.065 % dari tahun 2008

s.d triwulan III tahun 2012 nilai ekspor dari Kota Sukabumi menunjukan capaian

kinerja yang naik turun /cenderung tidak stabil. Hal ini dipengaruhi oleh

permintan dan ketersediaan barang yang akan di eksport. Jumlah Nilai Ekspor

tahun 2008 sebanyak 127,575.70 US$ meningkat menjadi 426,717.66 US$ pada

triwulan III tahun 2012 (334,48%). Nilai ekspor bersih pada tahun 2008 senilai

3,922,249.28 US$ meningkat menjadi 2,448,936.96 US$ pada triwulan III tahun 2012

(37,56%), namun nilai impor dalam kurun waktu 5 tahun tersebut masih tetap

lebih besar dari ekspor, karena barang yang diimpor berupa peralatan atau mesin-

mesin yang nilainya relatif mahal, sedangkan barang yang di ekspor berupa

barang jadi dengan nilai relatif lebih rendah.

Dalam ………

Page 99: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 83 -

Dalam membangun iklim perdagangan yang baik, Pemerintah Kota

Sukabumi juga melakukan pembinaan-pembinaan kepada kelompok pedagang.

Jumlah Bina Kelompok Pedagang dari tahun 2008 s.d triwulan III tahun 2012

sebesar 149,13%, dengan trend menunjukan penurunan, namun masih dapat

melampaui target yang ditentukan. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan sarana

dan prasarana serta ketersediaan waktu bagi kelompok untuk mengikuti

pembinaan. Jumlah Kelompok yang dibina tahun 2008 sebanyak 23 kelompok

meningkat menjadi 29 Kelompok pada triwulan III tahun 2012 (126,03%).

d. Transmigrasi

Pelayanan umum bidang transmigrasi diperlihatkan dengan perkembangan

penempatan transmigran yang berasal dari Kota Sukabumi. Kondisi yang telah

dicapai dalam pembangunan sektor ketransmigrasian antara lain Penempatan

Transmigrasi Regional, dapat di lihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2.34.Perkembangan Penempatan Transmigrasi Regional Tahun 2008-2012

No Tujuan Tahun2008 2009 2010 2011 2012

1 Peningkatan Kerjasama antarWilayah, antar Pelaku dan antarSektor dalam rangkapengembangan kawasantransmigrasi

- - - 1 kali 1 kali

2 Pengerahan dan FasilitasiPerpindahan serta PenempatanTransmigrasi untuk memenuhikebutuhan SDM

- 15 KK 10 KK 20 KK 1 kali

Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Sukabumi, 2013

Pada tahun 2012 Pemerintah Kota Sukabumi telah melakukan kerjasama

dengan Pemerintah Kabupaten Konawe Utara dan Pemerintah Kabupaten Bolaang

Mongondow, untuk penempatan transmigran di kedua Kabupaten ini. Adapun

jumlah transmigran pada tahun 2012 adalah :

a) 10 KK / 45 jiwa ditempatkan di Kabupaten Konawe Utara;

b) 10 KK / 35 jiwa ditempatkan di Kabupaten Bolaang Mongondow.

D. ASPEK ………

Page 100: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 84 -

D. ASPEK DAYA SAING DAERAH

1. Aspek Kemampuan Ekonomi Daerah

Dilihat dari segi kewilayahan, Kota Sukabumi saat ini masih memiliki

potensi di wilayah-wilayah pengembangan yang dapat difungsikan sebagai

sentra-sentra pertumbuhan ekonomi, khususnya dalam peningkatan industri,

pelayanan jasa dan perdagangan komoditas pertanian guna mewujudkan

kemandirian pangan. Potensi pada sektor pertanian, peternakan, dan perikanan

adalah semakin besarnya peluang untuk pemenuhan kebutuhan pangan

masyarakat melalui pengembangan agribisnis terpadu, mulai dari budidaya,

agroindustri dan pengembangan pemasarannya, sejalan dengan perkembangan

penduduk dan perkembangan kota.

Potensi sektor industri di Kota Sukabumi secara umum belum banyak

memberikan kontribusi pada perekonomian Kota Sukabumi. Namun dalam hal

penyerapan tenaga kerja, tingkat penyerapan tenaga kerja di sektor ini cukup

penting dan masih bisa ditingkatkan. Selain perusahaan industri besar dan sedang

yang secara reguler paling banyak menyerap tenaga kerja yang antara lain adalah

industri tekstil dan pakaian jadi, serta berbagai jenis industri menengah dan kecil,

akhir-akhir ini telah muncul kelompok baru yang dikenal dengan Sektor Industri

Kreatif yang dapat menjadi alternatif dalam pengembangan sektor industri dan

perdagangan di Kota Sukabumi ke depan.

Pada sektor industri menengah, kecil dan mikro non formal sebagaimana

pada umumnya di berbagai daerah, membutuhkan pembenahan dan pengelolaan

yang serius. Mengingat peran sektor ini makin meningkat dari sisi jumlah maupun

volume usaha, di samping sebagai alternatif penyerapan tenaga kerja yang dapat

diandalkan pada saat aktivitas sektor formal melemah.

Potensi yang cukup besar ada di sektor perdagangan, hotel, dan restoran,

dengan kondisi pada tahun 2011 menjadi kontributor utama, dengan capaian

84,34%. Pengembangan sektor perdagangan, hotel, dan restoran akan berdampak

pada perkembangan Sektor Pariwisata, karena merupakan sektor pendukungnya.

Peluang pengembangan Sektor Pariwisata ke depan akan semakin besar sejalan

dengan perkembangan kota dan rencana pengembangan jaringan jalan, antara lain

rencana ………

Page 101: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 85 -

rencana pembangunan jalan tol Ciawi-Padalarang yang melintasi Wilayah

Sukabumi dan sekitarnya.

Potensi lainnya adalah di sektor perdagangan non formal, yang terdiri atas

Pedagang Kaki Lima (PKL) dan kelompok Usaha/Jasa lainnya, mencakup

pedagang keliling, warung makanan/sembako, jasa layanan publik. Sektor ini

menyerap tenaga kerja yang cukup besar dan telah terbukti tahan terhadap

guncangan krisis. Jumlah PKL di Kota Sukabumi tahun 2011 mencapai 3.204

unit/pelaku dan kelompok Usaha/Jasa lainnya mencapai 6,591 unit/pelaku.

Sementara itu, sektor yang mengalami laju pertumbuhan negatif adalah

pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan, terutama pada sub-

sektor tanaman bahan makanan. Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh

negatif. Dengan demikian, fokus pembangunan ekonomi kota sukabumi,

seyogyanya diarahkan pada sektor-sektor jasa yang telah disebutkan sebelumnya,

tanpa mengabaikan sektor-sektor lainnya sebagai penunjang.

Dilihat dari basis ekonomi (economic base), Kota Sukabumi memiliki

sejumlah sektor basis, yaitu sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel, dan

restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor jasa keuangan, dan sektor

jasa-jasa lainnya. Hal ini akan mempermudah pemerintah kota Sukabumi dalam

melakukan identifikasi terhadap setiap sektor, dan memilih sektor mana di kota

Sukabumi yang akan dijadikan leading sector dalam mendorong pertumbuhan

ekonominya.

2. Aspek Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

Pemanfaatan lahan yang menjadi potensi saat ini di wilayah Kota Sukabumi

secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lahan terbangun dan lahan non-

terbangun, yaitu:

a. Lahan non-terbangun meliputi lahan sawah, ruang terbuka hijau, vegetasi,

kebun, pemakaman, taman dan lain-lain. Lahan sawah/pertanian lahan basah

menempati urutan pertama terbesar pemanfaatan lahan non terbangun di

wilayah Kota Sukabumi yaitu sekitar 43,90 % dari total luas Kota Sukabumi.

b. Lahan terbangun meliputi lahan permukiman, sarana dan prasarana perkotaan,

serta industri. Lahan permukiman menempati urutan pertama terbesar lahan

terbangun ………

Page 102: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 86 -

terbangun Kota Sukabumi yaitu sekitar 31,19% dari luas total kota yang

tersebar di seluruh wilayah kecamatan/kelurahan yang ada.

Ditinjau dari aspek tata ruang, pemanfaatan lahan Kota Sukabumi di atas

menunjukkan bahwa luas Ruang Terbuka Hijau masih di atas 60% dari total luas

Kota Sukabumi, terdiri dari Lahan non-terbangun yang meliputi lahan sawah,

ruang terbuka hijau, vegetasi, kebun, pemakaman, taman dan lain-lain. Lahan

sawah/pertanian lahan basah menempati urutan pertama terbesar pemanfaatan

lahan non terbangun di wilayah Kota Sukabumi yaitu sekitar 43,90 % dari total

luas Kota Sukabumi. Termasuk hutan kota seluas 4,3 ha (0,1%), dan lahan kritis,

yang disebabkan penurunan tingkat kesuburan dan memiliki kemiringan yang

rawan erosi, yang bisa masuk kategori RTH pada daerah bencana, adalah seluas

127,5 ha atau hanya 2,6% dari total luas Kota Sukabumi. Sehingga potensi

dukungan lingkungan hidup dan pemanfaatan ruang untuk kegiatan budidaya,

khususnya untuk kegiatan perekonomian masih terbuka cukup luas.

Beberapa sarana penunjang perekonomian. diantaranya adalah jalan dan

telekomunikasi sebagai sarana perhubungan, listrik sebagai sarana penerangan,

fasilitas air bersih (PDAM), pada umumnya di Kota Sukabumi relatif baik. Jumlah

rumah yang menggunakan fasilitas listrik yang terpasang hampir merata yaitu

mencapai 563.521.820 VA dan produksi listrik yang terjual mencapai 997.174.991

Kwh.

Selain sektor listrik, yang tidak kalah pentingnya adalah sektor air minum.

Kesadaran pengguna air minum untuk melakukan penghematan penggunaan air

minum akibat terbatasnya kapasitas dan juga untuk menekan biaya menyebabkan

turunnya volume air minum yang disalurkan. Volume air minum yang disalurkan

pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 1,45% yaitu 4.110.775 m³ ,

sedangkan di tahun 2010 4.171.125 m ³. Sementara itu dari 19.940 pelanggan

PDAM Kota Sukabumi, pelanggan terbanyak adalah dari kategori pelanggan non

niaga, yaitu sebanyak 18.751 pelanggan (94,04 %). Sedangkan jumlah pelanggan

terkecil adalah kategori pelanggan industri, yaitu sebanyak 11 pelanggan (0,06%).

Gambar 2.29. ………

Page 103: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 87 -

Gambar 2.29.Persentase Air Minum yang Didistribusikan Menurut Jenis Konsumen

di Kota Sukabumi Tahun 2011

3. Iklim Berinvestasi

Terus membaiknya perekonomian, baik domestik maupun global, serta

positifnya prospek perekonomian daerah ke depan, mendorong semakin besarnya

peluang investasi yang dapat masuk ke Kota Sukabumi, namun demikian peluang

tersebut harus didukung pula oleh penciptaan situasi dan kondisi Kota Sukabumi

yang kondusif bagi investasi. Rasa aman dan ketersediaan infrastruktur serta

kemudahan regulasi menjadi faktor yang menentukan. Sebagai gambaran kondisi

yang mendukung tersebut antara lain adalah dengan adanya Surat keputusan

Walikota Sukabumi Nomor 04 Tahun 2009 tentang Pelimpahan Kewenangan

Pelayanan Perizinan kepada Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Kota Sukabumi dimana Pelayanan Perizinan tersebut meliputi : Izin gangguan

(HO), Izin Usaha Jasa Kontruksi (IUJK), Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Izin

Tanda Daftar industri (TDI), Izin Usaha Industri (IUI), Izin Reklame dan Izin

Pengambilan Air Bawah Tanah.

4. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia di Kota Sukabumi yang merupakan potensi

memasuki pasar kerja berasal dari output pendidikan maupun pelatihan-pelatihan

yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Sukabumi. Sarana yang dimiliki oleh

Kota ………

4422,22%

18.75194,04%

5522,77%

110,06%

1840,92%

Sosial Non Niaga Niaga Industri Khusus

Page 104: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 88 -

Kota Sukabumi untuk meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia yang akan

memasuki pasar kerja berupa Balai Latihan Kerja (BLK) yang dikelola oleh Dinas

Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Teaching Factory dari Program Kota

Vokasi yang dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi.

Gambaran umum potensi tenaga kerja yang merupakan pencari kerja di

Kota Sukabumi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.35.Jumlah Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin

di Kota Sukabumi Tahun 2011

Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012

BAB III ………

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

Januari 4 39 24 62 130 82 16 20 22 11

Februari 1 45 13 78 90 79 7 14 12 8

Maret 1 53 14 64 94 85 6 8 18 9

April 3 14 18 55 71 34 8 8 8 1

Mei 30 35 40 50 190 229 4 15 10 10

Juni 30 35 40 50 214 229 18 15 10 10

Juli 18 20 36 28 120 137 23 21 6 7

Agustus - 3 2 2 48 54 1 4 2 3

September 27 40 87 48 133 132 50 40 10 25

Oktober 15 28 40 56 110 105 27 23 10 24

Nopember 21 5 44 25 188 77 65 10 30 13

Desember - - 11 28 74 36 12 16 17 18

Tahun 2011 150 317 369 546 1.462 1.279 234 194 155 139

Tahun 2010 52 327 325 806 2.042 1.788 450 699 900 950

BulanSekolah Dasar SLTP SLTA Sarjana Muda Sarjana

Page 105: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 89 -

BAB III

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

A. KINERJA KEUANGAN TAHUN 2008-2019

Kinerja APBD secara umum merupakan gambaran kinerja keuangan suatu

daerah, yaitu ukuran kinerja dengan pendekatan indikator keuangan. Analisis

kinerja keuangan pada dasarnya dilakukan untuk menilai kinerja di masa lalu

dengan melakukan berbagai analisis, sehingga diperoleh posisi keuangan yang

mewakili realitas entitas dan potensi-potensi kinerja yang akan berlanjut ke

depannya.

Analisis kinerja keuangan merupakan usaha mengidentifikasi ciri-ciri

keuangan berdasarkan laporan keuangan yang tersedia. Dalam organisasi

pemerintah untuk mengukur kinerja keuangan ada beberapa ukuran kinerja, yaitu

rasio kemandirian, rasio efektifitas, dan rasio efisiensi.

1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Rasio kemandirian keuangan daerah atau yang sering disebut sebagai

otonomi fiskal menunjukkan kemampuan daerah dalam membiayai sendiri

kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat yang

telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan

daerah. Rasio ini juga menggambarkan ketergantungan pemerintah daerah

terhadap sumber dana eksternal. Semakin tinggi rasio ini, maka tingkat

ketergantungan daerah terhadap pihak eksternal semakin rendah, begitu pula

sebaliknya dalam hal perhitungan ketika tingkat ketergantungan daerah

meningkat.

Adapun kriteria yang digunakan dalam Rasio Kemandirian ini adalah:

Rendah Sekali 0% - 25%, Rendah 25% - 50%, Sedang 50% - 75%, Tinggi 75% - 100%.

Gambaran umum perkembangan Rasio Kemandirian Daerah Tahun 2008-2012

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1. ………

Page 106: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 90 -

Tabel 3.1.Perkembangan Rasio Kemandirian Daerah Kota Sukabumi

Tahun 2008-2012

Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rasio kemandirian daerah Kota

Sukabumi selama kurun waktu 2008-2012 secara bertahap terus mengalami

peningkatan, dari 17,15 % pada tahun 2008 menjadi 25,45 % pada tahun 2012.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa ketergantungan keuangan dari pihak

eksternal secara bertahap berkurang, serta tingkat partisipasi masyarakat dalam

pembangunan daerah semakin meningkat, terutama dalam membayar pajak dan

retribusi daerah sebagai komponen utama PAD.

2. Rasio Efektivitas

Pengertian efektivitas berhubungan dengan derajat keberhasilan suatu

operasi pada sektor publik, sehingga suatu kegiatan dikatakan efektif jika kegiatan

tersebut mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan menyediakan

pelayanan masyarakat yang merupakan sasaran yang telah ditetapkan

sebelumnya. Rasio efektifitas menggambarkan kemampuan pemerintah daerah

dalam merealisasikan PAD yang direncanakan dibandingkan dengan target yang

ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Semakin besar realisasi penerimaan

PAD dibanding target penerimaan PAD, maka dapat dikatakan semakin efektif,

dan begitu pula sebaliknya.

Rasio efektifitas diukur dengan : Rasio Efektifitas = Realisasi Penerimaan

PAD / Target Penerimaan PAD. Nilai efektifitas diperoleh dari perbandingan

sebagaimana tersebut di atas, diukur dengan kriteria berdasarkan penilaian kinerja

keuangan.

Apabila ………

NO TAHUNJML PENDAPATAN

DI LUAR PADr (%) JUMLAH PAD r (%)

RASIOKEMANDI

RIANDAERAH

1 2008 378,919,757,155 64,988,960,767.00 17.15%2 2009 440,377,546,370 16.22% 66,190,680,359.00 1.85% 15.03%3 2010 473,677,511,586 7.56% 91,472,357,185.00 38.20% 19.31%4 2011 508,136,551,480 7.27% 115,473,386,833.00 26.24% 22.72%5 2012 583,024,270,974 14.74% 148,387,665,338.00 28.50% 25.45%

Page 107: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 91 -

Apabila persentase kinerja keuangan di atas 100% dapat dikatakan sangat

efektif, 90% - 100 % adalah efektif, 80% - 90% adalah cukup efektif, 60% - 80%

adalah kurang efektif dan kurang dari 60% adalah tidak efektif. Gambaran dari

perkembangan Rasio Efektivitas APBD Kota Sukabumi tahun 2008-2012 dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.2.Perkembangan Rasio Efektivitas Pendapatan Kota Sukabumi

Tahun 2008-2012

Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

Dari table tersebut terlihat bahwa rasio efektivitas pendapatan Kota

Sukabumi selama kurun waktu tahun 2008-2013 tingkat efektivitasnya di atas 100

%, yang artinya masuk ke dalam kategori sangat efektif. Namun apabila dilihat

dari pertumbuhannya masih di bawah 1 %, artinya upaya peningkatan

pendapatan Kota Sukabumi harus lebih ditingkatkan lagi di masa yang akan

datang.

3. Rasio Efisiensi

Rasio efisiensi adalah rasio yang menggambarkan perbandingan antara

output dan input atau realisasi pengeluaran, dengan realisasi penerimaan daerah.

Semakin kecil rasio ini, maka semakin efisien, begitu pula sebaliknya. Dalam hal

ini dengan mengasumsikan bahwa pengeluaran yang dibelanjakan sesuai dengan

peruntukkannya dan memenuhi dari apa yang direncanakan. Pada sektor

pelayanan masyarakat adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan baik dan

pengorbanan seminimal mungkin. Suatu kegiatan dikatakan telah dikerjakan

secara efisien jika pelaksanaan pekerjaan tersebut telah mencapai hasil (output)

dengan ………

1 2008 52,871,771,000 64,988,960,767 122.92%2 2009 63,134,763,000 19.41% 66,190,680,359 1.85% 104.84% -14.71%3 2010 82,401,066,000 30.52% 91,472,357,185 38.20% 111.01% 5.88%4 2011 115,473,386,833 40.14% 115,473,386,833 26.24% 100.00% -9.92%5 2012 134,353,797,500 16.35% 148,387,665,338 28.50% 110.45% 10.45%89,646,956,867 26.60% 97,302,610,096 23.70% 109.84% -2.07%Rata-Rata

REALISASI PADTARGET PAD r(%) r(%) RASIOEFEKTIVITAS

r(%)No Tahun

Page 108: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 92 -

dengan biaya (input) yang terendah atau dengan biaya minimal diperoleh hasil

yang diinginkan. Rasio efisiensi diukur dengan : Rasio Efisiensi = Realisasi

Pengeluaran / Realisasi Penerimaan. Dengan mengetahui hasil perbandingan

antara realisasi pengeluaran dan realisasi penerimaan, dengan menggunakan

ukuran efisiensi tersebut, maka penilaian kinerja keuangan dapat ditentukan.

Apabila kinerja keuangan diatas 100% ke atas dapat dikatakan tidak efisien, 90% -

100% adalah kurang efisien, 80% - 90% adalah cukup efisien, 60% - 80% adalah

efisien dan di bawah dari 60% adalah sangat efisien. Adapun perkembangan rasio

efisiensi Kota Sukabumi tahun 2008-2012 dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 3.3.Perkembangan Rasio Efisiensi Kota Sukabumi

Tahun 2008-2012

Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

Dari tabel tersebut terlihat bahwa pada tahun 2008 Rasio Efisiensi Kota

Sukabumi masuk ke dalam kategori tidak efisien, namun pada tahun 2012 Rasio

Efisiensi mencapai angka 97,50 % masuk ke dalam kategori kurang efisien, hal ini

menunjukkan bahwa upaya Pemerintah Kota Sukabumi mengoptimalkan

pendapatan dan mengefisienkan belanja nya mulai menunjukkan kinerja yang

cukup baik.

B. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN RPJMD TAHUN 2008-2013

Pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah Kota Sukabumi tidak terlepas

dari kebijakan yang ditempuh, baik dari sisi efektivitas pengelolaan penerimaan

pendapatan yang dijabarkan melalui target APBD dan realisasinya, maupun

dilihat dari efisiensi dan efektivitas pengeluaran daerah melalui belanja tidak

langsung ………

TAHUN REALISASIPENDAPATAN r (%) REALISASI BELANJA r (%) RASIO

EFISIENSI r (%)2008 443,908,717,922 457,498,444,562 103.06%2009 506,568,226,729 14.12% 557,821,530,539 21.93% 110.12% 6.85%2010 565,149,868,771 11.56% 568,645,336,614 1.94% 100.62% -8.63%2011 623,609,938,313 10.34% 624,510,233,475 9.82% 100.14% -0.47%2012 731,411,936,312 17.29% 713,153,260,784 14.19% 97.50% -2.64%Rata-Rata 574,129,737,609 10.66% 584,325,761,195 9.58% 102.29% -0.98%

Page 109: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 93 -

langsung dan belanja langsung. Secara umum gambaran pengelolaan keuangan

daerah yang berkaitan dengan pendapatan dan belanja daerah selama tahun 2008-

2012 telah menunjukkan efektivitas dan efisiensi yang menggembirakan. Ini

menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan daerah telah dilaksanakan dengan

baik dan diharapkan mampu meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan

perekonomian daerah. Kondisi ini ditandai dengan semakin meningkatnya

Penerimaan Daerah khususnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan terjadinya

penghematan dari sisi belanja.

Ada tiga sumber pembiayaan yang memegang peranan penting dalam

keuangan daerah, yaitu Pertama, sumber pembiayaan yang berasal dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Sukabumi, yang pelaksanaannya

ditetapkan melalui Peraturan Daerah setiap tahunnya. Kedua, sumber pembiayaan

yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa

Barat yang pelaksanaannya ditetapkan melalui peraturan daerah setiap tahunnya.

Ketiga, sumber pembiayaan yang berasal dari Anggaran dan Belanja Negara

(APBN) yang di dalamnya terakomodasi dana dekonsentrasi dan dana pinjaman

luar negeri.

Dalam menunjang keberhasilan pengelolaan keuangan daerah, selama

kurun waktu 5 (lima) tahun ini, telah dilakukan melalui berbagai metode

pengelolaan. Ini tidak lain sebagai bentuk restrukturisasi pemerintah sebagai

tindak lanjut reformasi. Dampak reformasi ini juga menyangkut pengelolaan

keuangan daerah. Upaya ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 01 Tahun

2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.

Berikut ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) Kota Sukabumi selama 5 (lima) tahun, yaitu dari Tahun

Angaran 2008-2012.

1. Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah

Dalam pengelolaan anggaran pendapatan daerah diupayakan untuk

peningkatan pendapatan pajak dan retribusi daerah tanpa harus menambah beban

bagi masyarakat. Pendapatan daerah dalam struktur APBD masih merupakan

elemen yang cukup penting peranannya baik untuk mendukung penyelenggaraan

pemerintahan ………

Page 110: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 94 -

pemerintahan maupun pemberian pelayanan kepada publik. Apabila dikaitkan

dengan pembiayaan, maka pendapatan daerah masih merupakan alternatif pilihan

utama dalam mendukung program dan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan

dan pelayanan publik di Kota Sukabumi. Arah pengelolaan pendapatan daerah

kota Sukabumi tahun 2008 – 2013 yaitu mobilisasi sumber-sumber PAD dan

penerimaan daerah lainnya. Adapun komponen Pendapatan Daerah terdiri dari

Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Pendapatan Lain-Lain Daerah

Yang Sah. Gambaran umum pencapaian Pendapatan Daerah dapat diuraikan pada

tabel berikut :

Tabel 3.4.Perkembangan Capaian Pendapatan Daerah Kota Sukabumi

Tahun 2008-2012

Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

Dari tabel di atas terlihat bahwa perkembangan rata-rata pencapaian PAD

selama kurun waktu tahun 2008-2012 berkisar antara 100.39 % sampai dengan

105.49 %. Hal ini menunjukkan bahwa upaya Pemerintah Kota Sukabumi untuk

merealisasikan target Pendapatan Daerah cukup baik, namun demikian apabila

melihat capaian per tahunnya relatif berfluktuatif paling tinggi pada Tahun 2008

sebesar 105.49 %, dan paling rendah sebesar 100.78 % pada Tahun 2009.

a. Pendapatan ………

1 2 3 4 5 6 71 PENDAPATAN DAERAH

1.1 Pendapatan Asli Daerah 122.92% 104.84% 111.01% 112.31% 110.45%1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 123.79% 112.30% 109.65% 113.33% 118.62%1.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah 105.82% 111.43% 105.11% 112.71% 105.18%1.1.3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 100.00% 100.00% 100.69% 99.54% 100.00%1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 484.96% 103.37% 112.24% 112.61% 110.01%1.2 Dana Perimbangan 102.77% 98.22% 99.77% 99.86% 98.19%1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak 135.78% 87.98% 98.20% 99.00% 88.03%1.2.2 Dana Alokasi Umum 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%1.2.3 Dana Alokasi Khusus 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 90.77% 99.29% 93.39% 96.60% 94.60%1.3.1 Hibah - - - - -1.3.2 Dana Darurat - 98.53% - - -1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah lainnya 100.03% 100.00% 94.58% 93.70% 84.82%1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 50.91% 213.37% 89.86% 98.42% 100.00%1.3.5 Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah lainnya 85.66% 89.70% 95.50% 94.40% 99.79%

RATA-RATA CAPAIAN 105.49% 100.78% 101.39% 102.92% 101.08%

2011 2012NO Uraian 2008 2009 2010

Page 111: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 95 -

a. Pendapatan Asli Daerah

Perkembangan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Sukabumi

selama periode Tahun 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 3.5. berikut :

Tabel 3.5.Perkembangan PAD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

Dari data terlihat bahwa pertumbuhan target PAD dalam APBD Kota

Sukabumi dalam kurun waktu 2008-2012 rata-rata sebesar 26.34 % sedangkan

realisasinya rata-rata mencapai 23.70 %. Hal ini menggambarkan kinerja

pencapaian PAD Kota Sukabumi selama 5 tahun terakhir masih harus

ditingkatkan lagi pada tahun-tahun yang akan datang sehingga Pendapatan

Daerah dari komponen Pendapatan Asli Daerah dapat lebih optimal.

b. Dana Perimbangan

Dana Perimbangan menjadi salah satu komponen yang sangat penting bagi

APBD Kota Sukabumi. Dalam 5 (lima) tahun terakhir dana perimbangan Kota

Sukabumi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun demikian karena

sifat Dana Perimbangan ini merupakan dana yang berasal dari eksternal yaitu

Pemerintah Pusat, sehingga perolehannya akan sangat tergantung dari Pemerintah

Pusat. Perkembangan penerimaan dana perimbangan ini dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 3.6. ………

APBDProporsi

ThdpAPBD

TARGET RPJMD2008-2013 r(%) TARGET APBD r(%) Rp. r(%) Rp. (%)

1 2008 41,592,000,000 52,871,771,000 64,988,960,767 483,172,779,000 10.94%2 2009 53,319,776,000 28.20% 63,134,763,000 19.41% 66,190,680,359 1.85% 582,333,706,000 10.84%3 2010 54,455,487,229 2.13% 82,401,066,000 30.52% 91,472,357,185 38.20% 576,630,173,000 14.29%4 2011 55,615,389,107 2.13% 102,813,919,000 24.77% 115,473,386,833 26.24% 626,773,462,000 16.40%5 2012 56,799,996,895 2.13% 134,353,797,500 30.68% 148,387,665,338 28.50% 748,450,040,810 17.95%52,356,529,846 8.65% 87,115,063,300 26.34% 97,302,610,096 23.70% 603,472,032,162 14.09%

TARGET PAD REALISASI PAD

Rata-Rata

No Tahun

Page 112: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 96 -

Tabel 3.6.Perkembangan Dana Perimbangan Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

Tidak dapat dipungkiri bahwa ketergantungan Kota Sukabumi pada

Pemerintah Pusat dan Provinsi untuk APBD Kota Sukabumi cukup besar dalam

membiayai pembangunan Kota Sukabumi. Hal ini terlihat dari proporsi Dana

Perimbangan terhadap APBD Kota Sukabumi yang rata-rata mencapai 66.59%,

Rata-rata target dalam APBD untuk dana perimbangan tumbuh sebesar 10.76%

selama kurun waktu 2008-2012 namun dilihat dari pertumbuhan realisasinya rata-

rata baru mencapai 9.39%.

c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Sumber penerimaan lainnya berasal dari lain-lain pendapatan daerah yang

sah yang terdiri atas penerimaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan

penerimaan dari Pemerintah Pusat. Perkembangan Lain-Lain PAD Yang Sah

selama kurun waktu Tahun 2008-2012 pertumbuhan realisasi capaiannya rata-rata

berada di atas target yang telah ditetapkan. Target dalam RPJMD Tahun 2008-2013

rata-rata tumbuh sebesar 10% sedangkan target dalam APBD tumbuh rata-rata

sebesar 27.64%, namun apabila dilihat dari pertumbuhan realisasinya mencapai

29.41%. Hal ini menggambarkan kinerja sektor pendapatan dari Pendapatan Lain-

Lain PAD Yang Syah cukup baik, proporsi terbesar diperoleh dari RSUD R.

Syamsudin S.H. yang sudah berstatus BLUD.

Untuk lebih jelasnya perkembangan penerimaan Lain-lain Pendapatan yang

Sah dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 3.7 ………

APBDProporsi

ThdpAPBD

TARGET RPJMD 2008-2013 r(%) TARGET APBD r(%) Rp. r(%) Rp. (%)

1 2008 332,093,704,000 331,906,807,000 341,106,451,592 483,172,779,000 68.69%2 2009 355,340,263,280 7.00% 384,732,387,000 15.92% 377,865,432,876 10.78% 582,333,706,000 66.07%3 2010 380,214,081,710 7.00% 386,977,264,000 0.58% 386,088,446,657 2.18% 576,630,173,000 67.11%4 2011 406,829,067,429 7.00% 407,795,864,000 5.38% 407,221,918,044 5.47% 626,773,462,000 65.06%5 2012 435,307,102,149 7.00% 494,088,817,900 21.16% 485,128,119,507 19.13% 748,450,040,810 66.01%381,956,843,714 7.00% 401,100,227,980 10.76% 399,482,073,735 9.39% 603,472,032,162 66.59%

Target DANA PERIMBANGAN REALISASI DANAPERIMBANGAN

Rata-Rata

No Tahun

Page 113: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 97 -

Tabel 3.7.Perkembangan Dana Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah

Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

2. Perkembangan Realisasi Belanja Daerah

Belanja daerah dalam RPJMD Tahun 2008-2013 diarahkan pada

peningkatan proporsi belanja untuk memihak kepentingan publik, di samping

tetap menjaga eksistensi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Dalam

penggunaannya, belanja daerah tetap mengedepankan efisiensi, efektivitas dan

penghematan sesuai dengan prioritas serta diseimbangkan dengan jumlah

Pendapatan Daerah yang ada, yang diharapkan dapat memberikan dukungan

pada program-program strategis daerah.

Capaian realisasi Belanja Daerah selama kurun waktu 2008-2012 masih di

bawah 100 %. Dari Komponen Belanja Tidak Langsung dapat dilihat bahwa

komponen Belanja Pegawai realisasinya selalu di atas 100 %, dimana realisasi

tertinggi terjadi pada tahun 2010. Kondisi ini diakibatkan dari tidak seimbangnya

pertumbuhan jumlah pegawai yang harus digaji dengan kenaikan Dana Alokasi

Umum.

Adapun gambaran umum persentase realisasi Capaian Belanja Daerah

dalam kurun waktu tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.8 ………

APBDProporsi

ThdpAPBD

TARGET RPJMD 2008-2013 r(%) TARGET APBD r(%) Rp. r(%) Rp. (%)

1 2008 33,361,814,000 41,657,818,000 37,813,305,563 483,172,779,000 8.62%2 2009 36,697,995,400 10.00% 62,958,274,000 51.13% 62,512,113,494 65.32% 582,333,706,000 10.81%3 2010 40,367,794,940 10.00% 93,784,531,000 48.96% 87,589,064,929 40.12% 576,630,173,000 16.26%4 2011 44,404,574,434 10.00% 104,464,754,000 11.39% 100,914,633,436 15.21% 626,773,462,000 16.67%5 2012 48,845,031,877 10.00% 103,482,020,010 -0.94% 97,896,151,467 -2.99% 748,450,040,810 13.83%40,735,442,130 10.00% 81,269,479,402 27.64% 77,345,053,778 29.41% 603,472,032,162 13.24%

Target LAIN-LAIN PAD YANG SAH REALISASI LAIN-LAIN PAD YANGSYAH

Rata-Rata

No Tahun

Page 114: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 98 -

Tabel 3.8.Perkembangan Capaian Belanja Daerah Kota Sukabumi

Tahun 2008-2012

Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

a. Belanja Tidak Langsung

Komponen terbesar pada Belanja Tidak Langsung didominasi oleh Belanja

Pegawai yaitu rata-rata sebesar 80.97 % dan pertumbuhan rata-rata selama kurun

waktu 2008-2012 adalah sebesar 18.60 %. Kondisi ini memperlihatkan bahwa

adanya penambahan pegawai baik melalui rekrutmen maupun pindahan dari

daerah lain yang masuk ke lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi. Proporsi

terbesar kedua pada komponen Belanja Bantuan Sosial sebesar 10.26 % dan Belanja

Hibah sebesar 6.81 %.

Pertumbuhan target Belanja Langsung rata-rata sebesar 15.24 % selama

kurun waktu 2008-2012, sedangkan rata-rata pertumbuhan realisasinya adalah

sebesar 15.84 %. Rata-rata capaiannya adalah sebesar 103.41 % dengan

pertumbuhan rata-rata 0.51 %. Persentase capaian tertinggi terjadi pada Tahun

2010 yaitu sebesar 110.86 % namun demikian semakin menurun dan mencapai

100.74 % pada Tahun 2012. Kondisi ini menggambarkan bahwa Belanja Tidak

Langsung terutama pada Komponen Belanja Pegawai di Kota Sukabumi mulai

Tahun ………

1 2 3 4 5 6 72 BELANJA DAERAH

2.1 Belanja Tidak Langsung 99.02% 99.64% 110.86% 106.81% 100.74%2.1.1 Belanja Pegawai 104.48% 107.81% 114.37% 109.21% 101.52%2.1.2 Belanja bunga - - - - -2 1.3 Belanja subsidi - - - - -2.1.4 Belanja hibah 85.42% 81.93% 92.54% 97.23% 96.82%2.1.5 Belanja bantuan sosial 68.81% 64.44% 102.06% 85.59% 90.04%

2.1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada Propinsi/Kabupaten/Kota danPemerintahan Desa 99.71% - - - -

2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/KotaDan Pemerintahan Desa 100.00% - - - 100.00%

2.1.8 Belanja Tidak Terduga 4.05% 40.08% 104.13% 8.67% 91.84%

2.2 Belanja Langsung 90.71% 92.19% 84.44% 90.54% 88.81%2.2.1 Belanja Pegawai 93.67% 96.45% 97.26% 96.51% 95.69%2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 87.24% 90.97% 91.22% 92.26% 93.63%2.2.3 Belanja Modal 93.38% 91.55% 63.44% 82.70% 72.70%

RATA-RATA CAPAIAN 94.87% 95.91% 97.65% 98.68% 94.77%

2011 2012NO Uraian 2008 2009 2010

Page 115: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 99 -

Tahun 2010-2012 melebihi dari yang dianggarkan. Kondisi ini salah satunya

diakibatkan dari tidak seimbangnya pertumbuhan jumlah pegawai yang harus

digaji dengan kenaikan Dana Alokasi Umum.

Untuk lebih jelasnya gambaran umum realisasi Belanja Tidak Langsung

selama kurun waktu 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.9.Perkembangan Belanja Tidak Langsung Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

Pertumbuhan Dana Alokasi Umum yang sebagian besar untuk gaji pegawai

rata-rata tumbuh sebesar 9.72 % sedangkan Belanja Pegawai rata-rata tumbuh

sekitar 18.60 %, namun demikian Pemerintah Kota Sukabumi pada tahun 2012

berhasil terus menekan ketidakseimbangan ini. Di masa yang akan dating

Pemerintah Kota Sukabumi harus melakukan kebijakan strategis untuk

menyelaraskan antara penerimaan pegawai dengan penambahan Dana Alokasi

Umum yang diterima.

b. Belanja Langsung

Belanja Langsung pada APBD Kota Sukabumi selama kurun waktu tahun

2008-2012 diarahkan pada :1) Peningkatan program-program yang berorientasi pada masyarakat dan

berupaya melaksanakan realisasi belanja daerah tepat waktu dengan

mendorong proses penetapan Perda APBD secara tepat waktu.2) Meningkatkan kualitas anggaran belanja daerah melalui pola penganggaran

yang berbasis kinerja dan sistem pelaporan yang akuntabel.

3. Mengalokasikan ………

Rp. r(%) Rp. r(%) (%) r(%)

1 2008 231,000,435,000 228,740,950,012 99.02%2 2009 281,530,059,000 21.87% 280,522,149,075 22.64% 99.64% 0.63%3 2010 309,437,752,000 9.91% 343,036,296,035 22.28% 110.86% 11.26%4 2011 350,427,009,000 13.25% 374,303,783,217 9.11% 106.81% -3.65%5 2012 406,237,456,750 15.93% 409,231,632,145 9.33% 100.74% -5.69%315,726,542,350 15.24% 327,166,962,097 15.84% 103.41% 0.51%

CAPAIANNo Tahun

TARGET BELANJA TIDAKLANGSUNG

REALISASI BELANJA TIDAKLANGSUNG

Rata-Rata

Page 116: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 100 -

3) Mengalokasikan kebutuhan belanja fixed cost, regular cost, dan variable cost

secara terukur dan terarah, yaitu:

a) Pemenuhan kebutuhan dasar dalam menjamin keberlangsungan

operasional kantor (biaya listrik, telepon, air bersih, BBM, internet, dan

servis mobil);

b) Pengalokasian kebutuhan belanja kegiatan yang bersifat rutin sebagai

pelaksanaan Tupoksi SKPD, yang meliputi kegiatan koordinasi, fasilitasi,

konsultasi, sosialisasi, pengendalian dan evaluasi, dan perencanaan

pembangunan;

c) Pengalokasian kebutuhan belanja kegiatan yang mendukung program-

program pembangunan yang menjadi prioritas dan unggulan dari setiap

SKPD;4) Meningkatkan alokasi anggaran bidang ekonomi yang diorientasikan bagi

peningkatan kesejahteraan masyarakat;5) Mengalokasikan belanja tidak langsung yang meliputi gaji dan tunjangan PNS,

belanja subsidi, belanja hibah, belanja sosial, dan belanja bantuan dengan

prinsip proporsional, pemerataan, dan penyeimbang, serta belanja tidak

terduga yang digunakan untuk penanggulangan bencana;6) Penentuan anggaran belanja dengan memperhatikan komposisi belanja tidak

langsung dan belanja langsung dengan visi dan misi Pemerintah Kota

Sukabumi;7) Peningkatan efektivitas belanja bantuan keuangan dan bagi hasil kepada

kecamatan/kelurahan dengan pola Alokasi yang bersifat block grant secara

proporsional, guna memperkuat kapasitas fiskal kecamatan/kelurahan dalam

melaksanakan tugas-tugas pelimpahan wewenang.

Komponen Belanja Langsung dengan proporsi terbesar dalokasikan untuk

Belanja Barang dan Jasa yaitu rata-rata sebesar 44.39 % terbesar kedua

dialokasikan untuk Belanja Modal rata-rata sebesar 34.85 % dan Belanja Pegawai

rata-rata sebesar 20.76 %.

Gambaran umum perkembangan Realisasi Belanja Langsung Kota

Sukabumi Tahun 2008-2012 dapat diuraikan sebagai berikut :

Tabel 3.10 ………

Page 117: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 101 -

Tabel 3.10.Perkembangan Belanja Langsung Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

Secara objektif masih banyak masalah dan tantangan yang harus di

selesaikan dan menjadi prioritas dalam Tahun 2013-2018 ke depan, tetapi di lain

pihak kondisi dan kemampuan pemerintah dalam hal penyediaan anggaran masih

terbatas, sehingga prinsip efisiensi, efektifitas, equity dan ekonomis tetap menjadi

dasar dalam pengalokasian belanja daerah tentunya dengan memperhatikan tolok

ukur dan target kinerja yang ingin dicapai dari setiap kegiatan yang dilaksanakan.

Dari data di atas terlihat bahwa tingkat realisasi Belanja Langsung Kota Sukabumi

selama kurun waktu 2008-2012 masih di bawah 100 % atau rata-rata capaiannya

mencapai 89.34 %. Kondisi harus diperbaiki dengan meningkatkan tingkat

penyerapan yang ada di seluruh SKPD, memperbaiki sistem pengelolaan

keuangan.

3. Perkembangan Realisasi Pembiayaan Daerah

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13

Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 23 ayat (3),

pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit

atau untuk memanfaatkan surplus. Kondisi anggaran dalam Rancangan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Sukabumi Tahun Anggaran 2008-

2012, perbandingan antara pendapatan dan belanja masih lebih besar belanja

sehingga dalam pembiayaan digunakan untuk menutup defisit dari selisih

tersebut. Sumber-sumber penerimaan pembiayaan yang paling besar masih tetap

dari pos Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya.

Gambaran ………

Rp. r(%) Rp. r(%) (%) r(%)1 2008 252,172,344,000 228,757,494,550 90.71%2 2009 300,803,647,000 19.28% 277,299,381,464 21.22% 92.19% 1.62%3 2010 267,192,421,000 -11.17% 225,609,040,579 -18.64% 84.44% -8.41%4 2011 276,350,153,000 3.43% 250,206,450,258 10.90% 90.54% 7.23%5 2012 342,212,584,060 23.83% 303,921,628,639 21.47% 88.81% -1.91%287,746,229,812 8.84% 257,158,799,098 8.74% 89.34% -0.29%

CAPAIAN

Rata-Rata

No Tahun TARGET BELANJA LANGSUNG REALISASI BELANJA LANGSUNG

Page 118: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 102 -

Gambaran umum realisasi Pembiayaan Daerah Kota Sukabumi tahun 2008-

2013 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.11.Perkembangan Pembiayaan Daerah Kota Sukabumi

Tahun 2008-2012

Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012,

Pembiayaan daerah dalam kurun waktu 2009-2011, memperlihatkan bahwa

penerimaan pembiayaan selama ini hanya bersumber dari sisa lebih perhitungan

anggaran tahun sebelumnya (SiLPA). Besaran SiLPA yang relatif besar ini,

terutama disebabkan over target pendapatan dan efisiensi penggunaan

anggaran. Besaran SiLPA menunjukkan trend menurun, yang dapat diartikan

bahwa, disparitas antara perencanaan pendapatan dan belanja daerah dengan

pelaksanaannya yang semakin mengecil menunjukkan bahwa proses

perencanaan dilaksanakan dengan lebih cermat sehingga akan lebih baik pada

tingkat pelaksanaannya.

C. NERACA ………

1 2 3 4 5 6 73 PEMBIAYAAN DAERAH

3.1 Penerimaan Pembiayaan3.1.1 Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) 72,528,158,250 46,673,099,281 20,499,812,122 15,731,425,396 19,225,405,4093.1.2 Pencairan Dana Cadangan 18,500,000,000 30,050,398,413 727,081,117 - -3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan - - - - -3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah - - - - -3 1.5 Penenmaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah - - - 137,855,175 61,641,7343.1.6 Penerimaan Piutang Daerah 241,978,373 - - - 40,750,000

Jumlah Penerimaan Pembiayaan 91,270,136,623 76,723,497,694 21,226,893,239 15,869,280,571 19,327,797,143

3.2 Pengeluaran Pembiayaan3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan 29,585,183,000 220,381,762 - - -3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 4,250,000,000 4,750,000,000 2,000,000,000 500,000,000 1,500,000,0003.2.3 SP2D TA 2007 500,000 - - - -3.2.4 Potongan Pajak SP2D LS / Pinjaman Daerah 200,726 - - 2,962,500,000 1,200,000,000

Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 33,835,883,726 4,970,381,762 2,000,000,000 3,462,500,000 2,700,000,000

Pembiayaan Neto 57,434,252,897 71,753,115,932 19,226,893,239 12,406,780,571 16,627,797,143

3.3 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan 43,844,526,257 20,499,812,122 15,731,425,396 11,506,485,409 34,886,472,671

2010 2011 2012NO Uraian 2008 2009

Page 119: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 103 -

C. NERACA DAERAH

Neraca Daerah Kota Sukabumi Per 2011 dan 31 Desember 2012 dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 3.12.Neraca Daerah Kota Sukabumi Per 2011 dan

31 Desember 2012

27. ASET ………

1 ASET2 ASET LANCAR 5.2.13 Kas di Kas Daerah 5.2.1.1.1 23,007,032,773.00 6,353,790,529.00

4 Kas di RK RSUD R. Syamsudin, SH (PPK-BLUD) 5.2.1.1.2 11,233,122,765.00 11,391,162,521.00

5 Kas di Bendahara Pengeluaran 5.2.1.1.3 15,855,762.00 1,030,452,359.00

6 Kas di Bendahara Penerimaan 5.2.1.1.4 4,943,143,423.82 8,714,280,461.00

7 Investasi Jangka Pendek 5.2.1.1.5 450,000,000.00 450,000,000.00

8 Piutang Pajak 5.2.1.1.6 536,260,318.00 409,323,965.00

9 Piutang Retribusi 5.2.1.1.7 14,766,290,904.00 6,528,754,415.00

11 Bagian Lancar Pinjaman Kepada Perusahaan Negara 5.2.1.1.1 - -

12 Bagian Lancar Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah 5.2.1.1.1 - -

13 Bagian Lancar Pinjaman Kepada Pemerintah Pusat 5.2.1.1.1 - -

10 Piutang Bagi Hasil Pajak Propinsi 5.2.1.1.8 - -

11 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran 5.2.1.1.9 286,472,000.00 164,272,000.00

12 Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan 5.2.1.1.10 13,136,227.00 13,136,227.00

13 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi 5.2.1.1.11 324,460,355.00 304,800,355.00

14 Piutang Lainnya 5.2.1.1.12 693,929,500.00 734,679,500.00

15 Persediaan 5.2.1.1.13 8,782,070,639.00 8,398,705,420.00

16 Jumlah Aset Lancar 65,051,774,666.82 44,493,357,752.00

17 INVESTASI JANGKA PANJANG 5.2.218 Investasi Nonpermanen

21 Pinjaman Kepada Perusahaan Negara - -

22 Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah - -

23 Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah Lainnya - -

24 Investasi Dalam Surat Utang Negara - -

25 Investasi Dalam Proyek Pembangunan - -

19 Investasi Dana Bergulir 5.2.2.2.1 4,162,500,000.00 2,962,500,000.00

20 Investasi Nonpermanen Lainnya 5.2.2.2.2 4,697,417,100.00 4,759,058,834.00

21 Jumlah Investasi Nonpermanen 8,859,917,100.00 7,721,558,834.00

22 Investasi Permanen

23 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 5.2.2.2.3 21,413,710,399.00 19,151,113,796.00

24 Investasi Permanen Lainnya - -

25 Jumlah Investasi Permanen 21,413,710,399.00 19,151,113,796.00

26 Jumlah Investasi Jangka Panjang 30,273,627,499.00 26,872,672,630.00

No. U R A I A N Reff 2012 2011

Page 120: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 104 -

D. KERANGKA PENDANAAN

Kerangka pendanaan Tahun 2013-2018 disusun untuk memperoleh

gambaran kekuatan keuangan Kota Sukabumi dalam pembangunan daerah, baik

Baik ………

27 ASET TETAP 5.2.3.128 Tanah 205,971,404,586.00 205,122,404,586.00

29 Peralatan dan Mesin 185,090,391,177.00 167,598,200,817.00

30 Gedung dan Bangunan 312,327,398,789.00 287,701,214,535.00

31 Jalan, Irigasi dan Jaringan 520,450,707,085.00 515,453,414,479.00

32 Aset Tetap Lainnya 37,302,098,904.00 32,777,019,263.00

33 Konstruksi Dalam Pengerjaan 34,206,658,303.00 26,822,559,176.00

34 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap - -

35 Jumlah Aset Tetap 1,295,348,658,844.00 1,235,474,812,856.0039 ASET LAINNYA 5.2.440 Tagihan Penjualan Angsuran 5.2.4.4.1 - -

41 Tuntutan Perbendaharaan 5.2.4.4.2 - -

42 Tuntutan Ganti Rugi 5.2.4.4.3 - -

43 Kemitraan dengan Pihak Ketiga 5.2.4.4.4 505,760,084.00 503,862,342.00

44 Aset Tak Berwujud 5.2.4.4.5 3,407,535,547.00 1,958,602,641.00

45 Aset Lain-Lain - -

46 Jumlah Aset Lainnya 3,913,295,631.00 2,462,464,983.0047 JUMLAH ASET 1,394,587,356,640.82 1,309,303,308,221.00

48 KEWAJIBAN49 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK50 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) 5.2.5.5.1 - 848,521.00

51 Utang Bunga - -

52 Utang Jangka Pendek Lainnya 5.2.5.5.2 15,038,562,728.00 16,297,642,806.00

53 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 15,038,562,728.00 16,298,491,327.00

54 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG68 Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat - -

69 Utang Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya - -

70 Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank - -

71 Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank - -

72 Utang Dalam Negeri - Obligasi - -

73 Utang Jangka Panjang Lainnya - -

55 Jumlah Kewajiban Jangka Panjang - -

56 JUMLAH KEWAJIBAN 15,038,562,728.00 16,298,491,327.00

57 EKUITAS DANA58 Ekuitas Dana Lancar 5.2.6.6.159 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) 34,255,844,625.00 19,225,405,409.00

60 Pendapatan yang Ditangguhkan 4,943,310,098.82 8,714,280,461.00

61 Cadangan Piutang 16,620,549,304.00 8,154,966,462.00

62 Cadangan Persediaan 8,782,070,639.00 8,398,705,420.00

63 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek (15,038,562,728.00) (16,298,491,327.00)

64 Jumlah Ekuitas Dana Lancar 49,563,211,938.82 28,194,866,425.0065 EKUITAS DANA INVESTASI 5.2.6.6.2

Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Pendek 450,000,000.00 -66 Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang 30,273,627,499.00 26,872,672,630.00

67 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 1,295,348,658,844.00 1,235,474,812,856.00

68 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 3,913,295,631.00 2,462,464,983.00

69 Dana yang Harus disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang - -

71 Jumlah Ekuitas Dana Investasi 1,329,985,581,974.00 1,264,809,950,469.00

72 EKUITAS DANA CADANGAN73 Diinvestasikan dalam Dana Cadangan - -

74 Jumlah Ekuitas Dana Cadangan - -

75 JUMLAH EKUITAS DANA 1,379,548,793,912.82 1,293,004,816,894.0076 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 1,394,587,356,640.82 1,309,303,308,221.00

Page 121: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 105 -

yang menyangkut Urusan Wajib maupun Urusan Pilihan. Sumber-sumber

pendanaannya sendiri dapat berasal dari APBD Kota Sukabumi, APBD Provinsi

Jawa Barat, APBN maupun masyarakat dan dunia usaha.

1. Asumsi-Asumsi Dasar

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam menyusun kerangka pendanaan

dalam RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 meliputi asumsi kondisi makro

ekonomi dan sosial yang cukup berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan

di Kota Sukabumi. Berbagai tantangan yang akan dihadapi Kota Sukabumi di

tahun 2013-2018 tentunya tidak terlepas dari perekonomian nasional yang masih

akan dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu perekonomian Provinsi Jawa Barat

dan Nasional. Adanya pasar bebas akan menyebabkan semakin beratnya industri

kecil dalam melakukan persaingan dunia usaha. Persaingan ini tidak hanya dalam

hal produk tapi juga menyangkut kapasitas SDM. Tingkat pengangguran dan

kemiskinan yang masih cukup tinggi juga akan terus mewarnai tantangan

perekonomian Kota Sukabumi sejak awal tahun 2013 dan menjadi permasalahan

yang harus ditanggulangi sampai dengan akhir tahun 2018.

Di tahun 2013-2018, diasumsikan kondisi ekonomi makro di tingkat

Nasional yang berdampak tehadap ekonomi makro Regional Jawa Barat dan Kota

Sukabumi diperkirakan akan membaik, sejalan dengan membaiknya kinerja

ekonomi global di tahun 2011-2012. Pertumbuhan ekonomi sebagaimana di atas

diarahkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas serta

memperkuat landasan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan upaya

penanganan kemiskinan, berbasis pada sumber daya yang ada. Pertumbuhan

ekonomi yang didorong dengan stimulus APBD Kota Sukabumi kepada sektor riil

melalui belanja daerah langsung dan tidak langsung diharapkan mampu

menggerakkan semua sektor produksi, terutama pertanian dan perdagangan.

Dari sisi penawaran, sektor-sektor perekonomian yang diharapkan dapat

memberikan kontribusi yang berarti masih didominasi oleh sektor bangunan,

sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi,

sektor jasa keuangan, dan sektor jasa-jasa lainnya. Sektor-sektor tersebut

merupakan sektor-sektor basis yang diperkirakan masih menjadi leading sector

pertumbuhan ………

Page 122: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 106 -

pertumbuhan ekonomi Kota Sukabumi pada Tahun 2013 -2018. Dominasi sektor-

sektor tersebut juga masih akan mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja

meskipun belum signifikan sehingga secara bertahap masalah pengangguran

dapat dikurangi. Sektor-sektor lain yang diasumsikan dapat tumbuh positif

berdasarkan potensi yang ada adalah sektor industri dimana akhir-akhir ini

muncul kelompok baru yang dikenal dengan Sektor Industri Kreatif yang dapat

menjadi alternatif dalam pengembangan sektor industri dan perdagangan di Kota

Sukabumi ke depan.

Di samping itu, dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dan

sekaligus mendorong peningkatan perekonomian, bantuan langsung kepada

masyarakat dalam rangka pemberdayaan ekonomi yang sudah berjalan masih

diperlukan dan akan terus dilanjutkan, namun pemberian subsidi tersebut akan

terus dievaluasi agar lebih tepat sasaran dan lebih selektif. Sementara itu, dalam

rangka memenuhi kebutuhan yang penting dan mendesak, pengusulan bantuan

baru dimungkinkan dengan memperhatikan bahwa pemberian subsidi merupakan

pilihan kebijakan terbaik yang perlu dilakukan, memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan, serta dengan mempertimbangkan keterbatasan dana pemerintah

daerah. Selain itu wacana pembatasan bahan bakar minyak bersubsidi dan

kenaikan tarif dasar listrik akan berpengaruh terhadap kinerja ekonomi kota

terutama akan membebani APBD dan berpotensi menekan daya beli masyarakat

yang secara eksisting di lapangan harga-harga telah mengalami kenaikan.

Perubahan iklim (climate change) diperkirakan akan masih berlanjut di tahun

2013-2018 yang juga akan turut mempengaruhi pola tanam petani, maupun siklus

pengelolaan air baku, dan yang lebih luas akan berpengaruh pada permasalahan

ketahanan pangan. Fluktuasi harga minyak dunia dan tingkat volatilitas rupiah

terhadap dollar masih cukup tinggi, masih didominasinya arus modal masuk yang

bersifat jangka pendek, masalah ketenagakerjaan dan hubungan industrial yang

mungkin akan terjadi akan banyak berpengaruh terhadap dinamika perekonomian

Kota Sukabumi secara umum dan pembebanan terhadap RAPBD Kota Sukabumi,

Dari hasil evaluasi terhadap kondisi perekonomian makro dapat dilihat

kecenderungan Laju Inflasi di Kota Sukabumi 2 (dua) tahun terakhir dimana Laju

Inflasi Kota Sukabumi masih berada di atas rata-rata Laju Inflasi Jawa Barat, hal ini

harus ………

Page 123: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 107 -

harus disikapi dengan baik dan dicarikan solusi yang multi sektor, dengan telah

terbentuknya Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Sukabumi, diharapkan

upaya pengendalian Laju Inflasi terutama yang berkaitan dengan sisi permintaan

dan penawaran komoditi di Kota Sukabumi dapat berjalan dengan baik. Laju

Inflasi Kota Sukabumi didominasi oleh kelompok bahan makanan dan sandang

yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok lainnya. Pengendalian

laju inflasi sangat berpengaruh pada daya beli masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi yang bagus harus diiringi dengan pengendalian laju

inflasi. Tingginya laju inflasi menjadikan arti pertumbuhan ekonomi yang tinggi

menjadi kecil oleh karena kemampuan masyarakat untuk membeli suatu produk

akan tetap atau bahkan menurun. Dengan pertumbuhan ekonomi yang bagus

diharapkan laju inflasi rendah sehingga daya beli masyarakat juga semakin baik

yang selanjutnya diiringi dengan perubahan pola konsumtif menjadi produktif

yaitu dengan menabung dan atau mengembangkan usaha (investasi).

Dari sisi keuangan daerah, pada Tahun 2013-2018 fungsi APBD Kota

Sukabumi sebagai stimulus pertumbuhan ekonomi, masih dapat berperan

maksimal dalam upaya pencapaian Visi dan Misi Walikota Sukabumi Tahun 2013-

2018. Hal ini harus ditunjukkan dengan meningkatnya tingkat penyerapan APBD

Kota Sukabumi, efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran, serta program dan

kegiatan pembangunan yang dapat membangkitkan pertumbuhan ekonomi

masyarakat dan peningkatan penyerapan tenaga kerja di Kota Sukabumi.

Dari sisi Pendapatan Daerah diasumsikan masih sangat bergantung pada

Dana Perimbangan yang berupa Dana Alokasi Umum yang memiliki porsi

terbesar dalam sisi Pendapatan dan cenderung akan bertambah, selain itu Dana

Bagi Hasil Pajak / Dana Bagi Hasil Bukan Pajak diasumsikan akan mengalami

peningkatan terutama dari Provinsi akibat diberlakukannya pajak progresif

kendaraan bermotor. Dari sisi Belanja Daerah diasumsikan akan mengalami

penambahan terutama pada Belanja Tidak Langsung pada pos Belanja Pegawai

yang disebabkan oleh kebijakan pengangkatan pegawai honorer menjadi CPNSD

yang diperkirakan akan banyak menyedot Anggaran Belanja Daerah. Dari sisi

Pembiayaan Daerah, diasumsikan masih berasal dari penerimaan pembiayaan dari

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya dan

pengeluaran ………

Page 124: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 108 -

pengeluaran pembiayaan diasumsikan dari pos Pembentukan Dana Cadangan dan

Penyertaan Modal (investasi) Daerah.

Selain asumsi-asumsi yang berkaitan dengan makro ekonomi dan keuangan

daerah, pada Tahun Anggaran 2013-2018 ada beberapa asumsi yang terkait

dengan kabijakan pemerintah pusat diantaranya adalah kenaikan gaji PNS yang

tentunya harus dialokasikan dalam RAPBD Kota Sukabumi. Asumsi lainnya yang

merupakan pendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kota Sukabumi

adalah keterlibatan pihak ketiga dalam pembiayaan atas aktifitas yang

dilaksanakan oleh masyarakat. Keterlibatan pihak ketiga dalam pembiayaan

merupakan salah satu bentuk stake holder dalam pembangunan di Kota Sukabumi.

Bentuk keterlibatannya yang dimaksud adalah penyediaan kredit oleh pihak

perbankan kepada aktivitas masyarakat yang produktif “CSR” (corporate social

responsibility) sehingga akan mampu mendorong pergerakan ekonomi. Demikian

juga dengan beberapa perusahaan swasta nasional maupun BUMN yang

memberikan program pendampingan kepada masyarakat “program bina

lingkungan” Pendanaan non APBD yang dilakukan oleh pihak ketiga sebagai

bentuk partisipasi dalam pembangunan diharapkan tiap tahunnya semakin besar

dan bentuk kegiatannya semakin diarahkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat

sehingga semakin nyata hasilnya.

2. Proyeksi RAPBD Tahun 2013-2018

Proyeksi RAPBD adalah merupakan perkiraan keuangan daerah yang

meliputi Anggaran Pendapatan, Anggaran Belanja dan Anggaran Pembiayaan

pada tahun 2013-2018 sebagaimana yang diamanatkan dalam Permendagri Nomor

54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008

tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah. Proyeksi didasarkan pada perkembangan APBD

Kota Sukabumi 2 tahun terakhir dengan melihat rata-rata pertumbuhan per

tahunnya.

a. Dari sisi Pendapatan Daerah

Upaya mengurangi secara bertahap ketergantungan pembiayaan dari

pemerintah pusat, Pemerintah Kota Sukabumi selama kurun waktu 2013-2018

akan ………

Page 125: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 109 -

akan melakukan langkah–langkah kebijakan untuk meningkatkan Pendapatan

Asli Daerah. Adapun langkah–langkah kebijakan dimaksud adalah melalui

usaha instensifikasi dan ekstensifikasi.

Usaha melalui intensifikasi antara lain (1) Melakukan pendataan ulang

obyek pajak dan retribusi untuk akurasi dan pemutahiran data dalam menggali

sumber penerimaan yang belum optimal (2) Meningkatkan efektivitas dan efesiensi

pemungutan dengan cara menekan biaya operasionalnya (3) Melakukan upaya

penagihan terhadap wajib pajak dan retribusi yang menunggak melalui tim

khusus yang dibentuk oleh SKPD terkait. Sementara langkah-langkah usaha

ekstensifikasi pendapatan daerah dilakukan melalui Pembuatan peraturan untuk

menjaring wajib pajak dan retribusi daerah yang baru sepanjang tidak

bertentangan dengan ketentuan yang berlaku.

Peluang untuk meningkatkan target pendapatan daerah di masa

mendatang mennjadi lebih terbuka dengan diterbitkannya Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Undang-

undang ini sangat strategis dan mendasar di bidang desentralisasi fiskal, karena

terdapat perubahan kebijakan yang cukup fundamental dalam penataan kembali

hubungan keuangan antara Pusat dan Daerah. UU ini mempunyai tujuan

sebagai berikut :

1) Memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah dalam perpajakan

dan retribusi sejalan dengan semakin besarnya tanggung jawab pemerintah

daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada

masyarakat;

2) Meningkatkan akuntabilitas daerah dalam penyediaan layanan dan

penyelenggaraan pemerintahan dan sekaligus memperkuat otonomi daerah;

3) Memberikan kepastian bagi dunia usaha mengenai jenis-jenis pungutan daerah

dan sekaligus memperkuat dasar hukum pemungutan pajak daerah dan

retribusi daerah, sehingga diharapkan struktur APBD menjadi lebih baik,

iklim investasi di daerah menjadi lebih kondusif karena Peraturan Daerah -

Peraturan Daerah pungutan daerah yang membebani masyarakat secara

berlebihan dapat dihindari, serta memberikan kepastian hukum bagi semua

pihak.

b. Dari ………

Page 126: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 110 -

b. Dari Sisi Belanja Daerah

Belanja daerah menurut UU No. 33 Tahun 2004 merupakan semua

kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam

periode tahun anggaran yang bersangkutan. Pada dasarnya terdapat dua jenis

belanja menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006 yaitu belanja tidak langsung dan

belanja langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang tidak memiliki

keterkaitan secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang

meliputi belanja pegawai, belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja

bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga. S e d a n g k a n Belanja

langsung merupakan belanja yang memiliki keterkaitan secara langsung dengan

program dan kegiatan, yang meliputi belanja pegawai, belanja barang dan jasa,

dan belanja modal.

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, anggaran

daerah, setiap tahunnya harus dialokasikan untuk fungsi pendidikan sebesar 20%

dari total belanja daerah, dan fungsi kesehatan 10% dari belanja daerah. Di

samping itu, Pemerintah Kota Sukabumi, juga memiliki kewajiban untuk

melaksanakan program-program yang terutama berorientasi pada peningkatan

kesejahteraan serta perekonomian masyarakat Kota Sukabumi, sehingga

pencapaian target IPM dan MDG’s dapat tercapai sesuai yang direncanakan.

Selain itu Anggaran Belanja Daerah juga diarahkan untuk upaya pencapaian Visi,

Misi dan Program Prioritas Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi periode 2013-

2018 disamping program-program dari setiap SKPD yang menjalankan baik

Urusan Wajib maupun Urusan Pilihan.

Kecenderungan semakin meningkatnya kebutuhan belanja pegawai,

pemenuhan belanja rutin perkantoran (fixed cost), belanja bagi hasil, belanja

bantuan keuangan, disisi lain peningkatan pendapatan daerah tidak sebanding

dengan kebutuhan belanja daerah, mengakibatkan kemampuan riil keuangan

daerah cenderung semakin menurun, oleh sebab itu sinergisasi antara kebijakan

yang berkaitan dengan kepegawaian harus dilakukan dengan baik dan cermat.

c. Dari Sisi Pembiayaan Daerah

Pembiayaan daerah secara substansial meliputi semua penerimaan yang

perlu dibayar kembali atau semua pengeluaran yang akan diterima kembali, baik

pada ………

Page 127: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 111 -

pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun- tahun anggaran

berikutnya. Dari data menunjukkan bahwa pembiayaan daerah yang termuat

dalam APBD Kota Sukabumi terdiri atas penerimaan pembiayaan daerah dan

pengeluaran pembiayaan daerah.

Pada sisi penerimaan pembiayaan daerah terdiri dari SiLPA Tahun lalu,

penerimaan kembali penyertaan modal, penerimaan kembali piutang dan

penerimaan hutang. Sedangkan sisi pengeluaran pembiayaan terdiri dari SiLPA

Tahun berkenaan, pembentukan dana cadangan dan penyertaan modal/investasi,

pembayaran pokok utang dan pemberian pinjaman. Sementara selisih antara

Penerimaan pembiayaan dengan pengeluaran pembiayaan merupakan

pembiayaan Netto.

Pembiayaan ditetapkan untuk menutup defisit yang disebabkan oleh

lebih besarnya belanja daerah dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh.

Penyebab utama terjadinya defisit anggaran adalah adanya kebutuhan

pembangunan daerah yang semakin meningkat dan relatif kurang diimbangi

dengan sumber-sumber pembiayaan yang beragam dan pasti. Untuk Kebijakan

diarahkan pada Pembiayaan Daerah yang meliputi penerimaan pembiayaan dan

pengeluaran pembiayaan. Adapun proyeksi RAPBD Tahun 2013-2018 dapat

dilihat pada tabel berikut :

Page 128: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 112 -

Tabel 3.13.Rancangan APBD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018

II. Belanja ………

2 3 4 5 6 7 8I. Pendapatan Daerah

1.1. Pendapatan Asli Daerah 148,377,316,600.00 167,502,095,100.00 182,043,987,200.00 197,982,012,950.00 215,454,019,600.00 234,611,588,800.00

1.1.1 Pajak Daerah 16,786,664,800.00 23,206,331,400.00 23,786,489,700.00 24,381,151,900.00 24,990,680,700.00 25,615,447,700.00

1.1.2 Retribusi Daerah 9,658,582,900.00 10,170,487,800.00 10,719,694,100.00 11,309,277,300.00 11,942,596,800.00 12,623,324,800.00

1.1.3Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yangdipisahkan

3,822,413,400.00 4,204,654,800.00 4,625,120,200.00 5,087,632,250.00 5,596,395,500.00 6,156,035,000.00

1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 118,109,655,500.00 129,920,621,100.00 142,912,683,200.00 157,203,951,500.00 172,924,346,600.00 190,216,781,300.00

1.2. Dana Perimbangan 564,638,186,900.00 596,858,177,000.00 630,934,643,900.00 666,975,741,850.00 705,096,004,250.00 745,416,724,600.00

1.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 87,109,279,900.00 93,206,929,500.00 99,731,414,600.00 106,712,613,600.00 114,182,496,550.00 122,175,271,300.00

1.2.2 Dana Alokasi Umum 449,179,037,000.00 473,883,884,000.00 499,947,497,650.00 527,444,610,000.00 556,454,063,550.00 587,059,037,000.00

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 28,349,870,000.00 29,767,363,500.00 31,255,731,650.00 32,818,518,250.00 34,459,444,150.00 36,182,416,300.00

1.3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 133,598,139,300.00 145,288,331,200.00 158,799,696,800.00 173,849,578,850.00 190,604,936,000.00 208,251,388,600.00

1.3.1 Hibah - - - - - -

1.3.2 Dana Darurat - - - - - -

1.3.3Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi danPemda lainnya.

36,562,323,400.00 40,218,555,800.00 44,240,411,350.00 48,664,452,500.00 53,530,897,750.00 58,883,987,500.00

1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 79,471,932,200.00 87,419,125,400.00 96,161,037,950.00 105,777,141,750.00 116,354,855,950.00 127,990,341,500.00

1.3.5 Bantuan Keu. dari Propinsi atau Pemerintah 17,563,883,700.00 17,650,650,000.00 18,398,247,500.00 19,407,984,600.00 20,719,182,300.00 21,377,059,600.00

Daerah Lainnya

Jumlah Pendapatan 846,613,642,800.00 909,648,603,300.00 971,778,327,900.00 1,038,807,333,650.00 1,111,154,959,850.00 1,188,279,702,000.00

1

No. U r a i a nR-APBD

PerubahanTA. 2013

R-APBDTA. 2014

R-APBDTA. 2015

R-APBDTA. 2016

R-APBDTA. 2017

R-APBDTA. 2018

Page 129: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 113 -

III. Pembiayaan ………

II. Belanja

2.1. Belanja Tidak Langsung 432,299,309,584.00 460,145,189,750.00 484,608,118,300.00 518,928,676,100.00 556,732,017,600.00 597,348,279,500.00

Belanja Pegawai 389,843,759,134.00 415,588,606,600.00 438,397,814,900.00 470,472,632,300.00 506,431,211,900.00 544,596,055,200.00

Belanja Bunga - - - - - -

Belanja Subsidi - - - - - -

Belanja Hibah 33,897,573,000.00 34,929,500,250.00 35,977,385,200.00 37,056,706,800.00 38,168,408,000.00 39,313,460,000.00

Belanja Bantuan Sosial 5,507,593,300.00 6,058,352,600.00 6,664,187,900.00 7,330,606,700.00 8,063,667,400.00 8,870,034,000.00

Belanja Bagi Hasil Kepada Propinsi/Kab/Kota dan - - - - - -

Pemerintah Desa

Belanja Bantuan Keuangan KepadaPropinsi/Kab/Kota dan Pemerintah Desa

550,384,150.00 568,730,300.00 568,730,300.00 568,730,300.00 568,730,300.00 568,730,300.00

Belanja Tidak Terduga 2,500,000,000.00 3,000,000,000.00 3,000,000,000.00 3,500,000,000.00 3,500,000,000.00 4,000,000,000.00

2.2. Belanja Langsung 430,314,333,216.00 467,503,413,550.00 507,170,209,600.00 541,378,657,550.00 577,922,942,250.00 615,931,422,500.00

Belanja Pegawai 50,806,914,862.00 52,133,050,000.00 53,165,710,900.00 54,119,025,000.00 54,393,405,650.00 54,989,273,700.00

Belanja Barang dan Jasa 230,265,656,300.00 236,816,940,650.00 243,876,448,800.00 250,847,742,350.00 256,837,174,600.00 262,151,289,800.00

Belanja Modal 149,241,762,054.00 178,553,422,900.00 210,128,049,900.00 236,411,890,200.00 266,692,362,000.00 298,790,859,000.00

Jumlah Belanja 862,613,642,800.00 927,648,603,300.00 991,778,327,900.00 1,060,307,333,650.00 1,134,654,959,850.00 1,213,279,702,000.00

Surplus /defisit (16,000,000,000.00) (18,000,000,000.00) (20,000,000,000.00) (21,500,000,000.00) (23,500,000,000.00) (25,000,000,000.00)

2.1.6

2.1.7

2.2.2

2.2.3

2.1.8

2.2.1

2.1.1

2.1.2

2.1.3

2.1.4

2.1.5

Page 130: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 114 -

BAB IV ………

III. Pembiayaan Daerah3.1 Penerimaan Pembiayaan

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran TahunAnggaran Sebelumnya (SiLPA)

17,500,000,000.00 20,500,000,000.00 22,500,000,000.00 24,500,000,000.00 26,500,000,000.00 28,500,000,000.00

Pencairan Dana Cadangan - - - - - -

Hasil Penjualan Keakayaan Daerah yangDipisahkan

- - - - - -

Penerimaan Pinjaman Daerah - - - - - -

Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman - - - - - -

Penerimaan Piutang Daerah - - - - - -

Jumlah Penerimaan Pembiayaan 17,500,000,000.00 20,500,000,000.00 22,500,000,000.00 24,500,000,000.00 26,500,000,000.00 28,500,000,000.00

3.2 Pengeluaran Pembiayaan

Pembentukan Dana Cadangan - - - - - -

Penyertaan Modal (Investasi) Daerah 1,500,000,000.00 2,500,000,000.00 2,500,000,000.00 3,000,000,000.00 3,000,000,000.00 3,500,000,000.00

Pembayaran Pokok Utang - - - - - -

Pemberian Pinjaman Daerah - - - - - -

Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 1,500,000,000.00 2,500,000,000.00 2,500,000,000.00 3,000,000,000.00 3,000,000,000.00 3,500,000,000.00

Pembiayaan Netto 16,000,000,000.00 18,000,000,000.00 20,000,000,000.00 21,500,000,000.00 23,500,000,000.00 25,000,000,000.00

3.3 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran TahunBerkenaan (SILPA)

- - - - - -

3.1.5

3.1.6

3.2.1

3.2.2

3.2.3

3.2.4

3.1.1

3.1.2

3.1.3

3.1.4

Page 131: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 115 -

BAB IV

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Isu strategis merupakan salah satu pengayaan analisis lingkungan eksternal

terhadap proses perencanaan. Jika dinamika eksternal, khususnya selama 5 (lima)

tahun yang akan datang diidentifikasi dengan baik, maka pemerintahan daerah

akan dapat mempertahankan / meningkatkan pelayanan pada masyarakat.

Pemerintahan daerah yang tidak menyelaraskan diri secara sepadan atas isu

strategisnya, akan menghadapi potensi kegagalan dalam melaksanakan

penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawabnya, atau

gagal dalam melaksanakan pembangunan daerah.

Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau

dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang

signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) di masa datang. Suatu kondisi /

kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak

diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam

hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.

Karakteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat

penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembangaan/

keorganisasian dan menentukan tujuan di masa yang akan datang. Oleh karena

itu, untuk memperoleh rumusan isu-isu strategis diperlukan analisis terhadap

berbagai fakta dan informasi yang telah diidentifikasi untuk dipilih menjadi isu

strategis. Bagi daerah yang lebih berhasil menciptakan sistem informasi

perencanaan pembangunan daerah, selanjutnya melakukan upaya-upaya rutin

untuk memantau peluang dan ancaman lingkungan eksternal. Oleh karena

kebijakan Pemerintah Daerah tidak lagi bersifat reaktif tetapi lebih antisipatif.

Tanpa itu, akan banyak peluang-peluang penting akan hilang, dengan ancaman

tidak dikenali atau terlambat diantisipasi.

Analisis isu-isu strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kota Sukabumi dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi objektif

daerah ………

Page 132: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 116 -

daerah dan perkembangan yang terjadi di Kota Sukabumi selama pelaksanaan

pembangunan 5 (lima) tahun terakhir (2008-2013), serta merupakan dasar utama

visi dan misi pembangunan jangka menengah yang juga akan menentukan kinerja

pembangunan dalam 5 tahun mendatang (2013-2018).

A. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN

Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap expectation” antara

kinerja pembangunan yang dicapai saat ini, dengan yang direncanakan serta

antara apa yang ingin dicapai di masa datang dengan kondisi riil saat perencanaan

dibuat. Identifikasi permasalahan pembangunan daerah merupakan salah satu

input bagi perumusan tujuan dan sasaran, yang bersifat prioritas sesuai platform

Walikota dan Wakil Walikota terpilih. Berikut ini beberapa permasalahan

pembangunan di Kota Sukabumi pada periode 2008-2013 :

1. Aspek Sosial Budaya Daerah

Permasalahan umum terkait dengan aspek sosial budaya daerah akan

dilihat dari urusan pendidikan, kesehatan, kepemudaan dan olahraga,

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan

keluarga sejahtera, serta pemberdayaan masyarakat, dapat dijelaskan sebagai

berikut :

a. Pendidikan

Pembangunan aspek pendidikan di Kota Sukabumi dititikberatkan pada

peningkatan mutu, perluasan kesempatan belajar terutama pada jenjang

pendidikan dasar. Secara umum permasalahan yang dihadapi adalah kurangnya

tenaga pendidik yang profesional, berkualitas dan kompeten dalam bidang yang

diajarkannya, serta kurang terwujudnya pemerataan pendidikan di segenap

lapisan masyarakat. Berikut beberapa permasalahan yang muncul selama periode

2008-2013 :

1) Belum meratanya daya tampung peserta didik pada jenjang SMP dan

SMA/SMK;

2) Animo masyarakat yang masih relatif tinggi terhadap sekolah negeri;

3) Belum ………

Page 133: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 117 -

3) Belum menyebar secara merata jenjang persekolahan SMA/SMK dan yang

sederajat pada setiap wilayah Kecamatan;

4) Masih adanya anak usia sekolah yang putus sekolah yang tidak mau

melanjutkan (dikarenakan pengaruh lingkungan);

5) Belum meratanya persekolahan dalam memanfaatkan secara optimal teknologi

informasi (IT) untuk pelayanan pendidikan.

Angka Melek Huruf (AMH) penduduk Kota Sukabumi selama periode

Tahun 2008-2012 mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 menunjukkan angka

99.64% dan tahun 2012 sebesar 99,68%. Pencapaian Rata-Rata Lama Sekolah (RLS)

Kota Sukabumi selama periode Tahun 2008-2012 mengalami peningkatan secara

signifikan sesuai dengan target yang diharapkan dalam RPJMD Kota Sukabumi

Tahun 2008-2013. Pada Tahun 2008 menunjukkan RLS sebesar 9,00, Tahun 2012

sebesar 9,42.

Berkaitan dengan Program Wajib Belajar Pendidikan 12 Tahun yang telah

berjalan selama 7 tahun, Dinas Pendidikan menggunakan angka pembagi usia

penduduk 18 tahun dan tidak lagi menggunakan usia penduduk 15 tahun.

Sehingga perhitungan RLS menurut Dinas Pendidikan Kota Sukabumi menjadi

11.22 tahun pada tahun 2012.

b. Kesehatan

Pengembangan upaya kesehatan yang dilakukan dengan pendekatan:

pemerataan fasilitas kesehatan (equity), peningkatan mutu pelayanan kesehatan

(equality), dan kesinambungan pelayanan (sustainability). Angka Harapan Hidup

(AHH) Kota Sukabumi terlihat mengalami penurunan pada tahun 2011 dan 2012,

hal ini dikarenakan adanya perubahan metoda perhitungan AHH dan tabel

kehidupan yang menjadi dasar perhitungannya, bukan dikarenakan penurunan

kualitas pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Sukabumi.

Penurunan AHH ini juga dirasakan oleh Provinsi Jawa Barat secara umum,

dan juga oleh Kabupaten/Kota lain. Namun demikian, perlu dijelaskan bahwa

apabila digunakan metoda perhitungan dan tabel kehidupan lama untuk

perhitungan AHH pada Tahun 2012, maka pencapaiannya akan menjadi 73,65

tahun.

Gambaran ………

Page 134: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 118 -

Gambaran tingkat kesehatan masyarakat juga ditunjang oleh besarnya

Angka kematian Bayi (AKB), meskipun Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota

Sukabumi selama periode Tahun 2008-2012 mengalami peningkatan, hal ini

dipengaruhi oleh beberapa variabel antara lain meningkatnya pertumbuhan

penduduk, jumlah pernikahan serta persalinan. Sebagian besar penyebab dari

kematian bayi adalah kelainan bawaan (congenital) dan gizi buruk. Untuk

permasalahan ini diperlukan penanganan yang komprehensif tidak hanya pada

penanganan kasus-kasus persalinan akan tetapi juga perilaku pada saat remaja

dan masa kehamilan.

Selain itu, golongan masyarakat yang kurang mampu, karena pendapatan

dan kesejahteraan yang rendah tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan dasar

kesehatannya. Mereka lebih memfokuskan sumber penghasilannya pada

pemenuhan kebutuhan pangan daripada kesehatannya. Di samping itu

lingkungan perumahan yang tidak sehat, sebagian karena tinggal di pemukiman

kumuh, menyebabkan tingkat kesehatan masyarakat menjadi rendah dan rentan

terhadap berbagai wabah penyakit. Ketidakmampuan mengkonsumsi makanan

dalam jumlah yang cukup serta tingkat pengetahuan gizi yang rendah juga

mempengaruhi ketidakmampuan dalam pemenuhan gizi pada sebagian

masyarakat.

Fasilitas sarana prasarana pelayanan kesehatan juga masih perlu

ditingkatkan kapasitasnya terutama yang menyangkut Puskesmas, RSUD dan

penanganan gawat darurat, agar pelayanan kesehatan dapat merata melayani

seluruh lapisan masyarakat dengan mutu yang semakin baik.

c. Kepemudaan dan Olahraga

Berbagai kegiatan pembangunan di bidang pemuda dan olahraga telah

meningkatkan peran dan partisipasi pemuda serta meningkatkan budaya dan

prestasi olahraga di kalangan masyarakat. Peningkatan partisipasi pemuda dicapai

antara lain melalui berbagai upaya peningkatan kualitas dan kemandirian

pemuda, pembinaan kesadaran bela negara, kewirausahan dan kecakapan hidup

bagi pemuda, serta partisipasi pemuda terdidik dalam peran serta pelaksanaan

pembangunan.

Kemajuan ………

Page 135: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 119 -

Kemajuan yang dicapai di bidang olahraga didukung oleh upaya

pembinaan olahraga yang bersifat nasional dan internasional, pembibitan dan

pembinaan olahragawan berbakat berdasarkan cabang olahraga prioritas daerah,

serta peningkatan kerjasama pola kemitraan untuk pembangunan sarana dan

prasarana. Berbagai upaya peningkatan peran dan partisipasi pemuda serta

pengembangan budaya olahraga dan peningkatan prestasi olahraga terus

dilanjutkan dan ditingkatkan.

Beberapa permasalahan di bidang kepemudaan dan olah raga dapat

diuraikan sebagai berikut :

1) Belum adanya peraturan daerah tentang Sistem Olahraga Daerah sebagaimana

diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah tentang Sistem Penyelenggaraan

Olahraga, agar daerah membuat Perda tentang penyelenggaraan olah raga

daerah. Sehingga hal ini mengakibatkan belum sinkronnya antara beberapa

kewenangan dan urusan, yang kadangkala terjadi tumpang tindih kewenangan

terutama dalam hal pembinaan olahraga prestasi pada pelajar. Hal ini lebih

dipengaruhi sering tidak sinkronnya antara kewenangan yang dimiliki di

tingkat Nasional dan tingkat Propinsi, dengan peraturan yang harus

dilaksanakan Kota Sukabumi;

2) Masih sedikitnya SDM/Pegawai yang kompeten untuk mengisi sebagai

Pelaksana di unit kerja bidang kepemudaan dan olahraga di Kota Sukabumi,

karena masih kurangnya jumlah pendidikan dan pelatihan terkait

keolahragaan kepada pegawai oleh Pemerintah Daerah;

3) Masih kurangnya sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung

kebutuhan Program dan Kegiatan di urusan kepemudaan dan olahraga, seperti

pengelolaan sarana olahraga milik pemerintah daerah yang belum sepenuhnya

di bawah kelola unit kerja terkait, sehingga berpengaruh pada belum

optimalnya pemanfaatan sarana olahraga, baik di kalangan pemuda maupun

pemanfaat oleh masyarakat.

d. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan

keluarga sejahtera, pemberdayaan masyarakat.

Permasalahan yang dihadapi pada kegiatan pencapaian Prevalensi Peserta

KB Aktif adalah :

1) Masih ………

Page 136: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 120 -

1) Masih terbatasnya sarana dan prasarana di wilayah yang dapat mendukung

Program KB, seperti Gedung Penyuluh KB/Gedung Sekretariat Koordinator

PLKB Tingkat Kecamatan;

2) Masih terbatasnya jenis kontrasepsi yang menjadi pilihan masyarakat;

3) Belum adanya pelaksana yang bertanggung jawab terhadap Program KB di

tingkat kecamatan (UPT), sehingga belum ada yang mengkoordinasikan

program dan yang membimbing dan mengawasi petugas lapangan tingkat

kelurahan;

4) Masih adanya Peraturan Daerah tentang biaya pemasangan kontrasepsi bagi

masyarakat, khususnya akan berpengaruh bagi masyarakat yang berada pada

tataran ekonomi menengah ke bawah atau masyarakat yang berada pada strata

border line.

Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian Program Keluarga

Sejahtera diantaranya adalah :1) Masih terbatasnya modal yang diberikan pada masyarakat untuk

meningkatkan penghasilan dan pendapatan masyarakat;2) Masih belum optimalnya rata-rata jenjang pendidikan masyarakat usia 15

tahun ke atas;3) Masih tingginya pengangguran;4) Masih terbatasnya kesempatan kerja untuk mencari nafkah tambahan untuk

keluarga.

Permasalahan yang dihadapi Program Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan anak adalah sebagai berikut :1) Ketergantungan pada kesempatan dan kebutuhan Pemerintah dalam

menentukan kualifikasi pendidikan / keahlian, bukan didasari pada jenis

kelamin;2) Masih adanya perbedaan kualitas dan kuantitas pendidikan kaum perempuan

dibanding dengan laki-laki;3) Masih terbatasnya kesempatan / lahan kerja;4) Masih rendahnya rata-rata pengetahuan dan keterampilan kaum perempuan

untuk bekerja.

Permasalahan yang dihadapi Program Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

pada adalah:

1) Seringnya ………

Page 137: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 121 -

1) Seringnya pergantian Kader Posyandu dan kader PKK tingkat RT, yang

dipengaruhi kesempatan kader muda mendapatkan pekerjaan baru, dan

dampaknya akan berhenti sebagai kader Posyandu atau kader PKK, karena

pekerjaannya tersebut.2) Masih terbatasnya sarana prasarana Posyandu di beberapa kelurahan, sehingga

pelaksanaan Posyandu masih sangat terbatas.

2. Aspek Perekonomian

Permasalahan umum terkait dengan aspek perekonomian akan dilihat dari

urusan Penanaman Modal, Ketenagakerjaan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah,

dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Penanaman Modal

Permasalahan pokok terkait dengan urusan penanaman modal di Kota

Sukabumi antara lain :

1) Luas wilayah Kota Sukabumi yang relatif sangat kecil dan masih terbatasnya

ruang usaha di Kota Sukabumi, sehingga menyulitkan untuk mendatangkan

investor asing yang akan menanamkan modalnya di Kota Sukabumi di sektor

tertentu, khususnya sektor industri;

2) Infrastruktur penunjang investasi yang masih belum memadai;

3) Masih terbentur dengan masalah infrastruktur jalan penghubung dengan Kota

lain yang relatif kecil untuk ukuran jalan antar Kota dan antar Provinsi.

4) Belum tersedianya tenaga teknis perizinan sehingga waktu/proses pelayanan

perizinan sedikit terhambat.

b. Ketenagakerjaan

Tidak dapat dipungkiri bahwa permasalahan tenaga kerja dapat

mempengaruhi aspek perekonomian Kota Sukabumi pada umumnya dan

ekonomi masyarakat pada khususnya. Permasalahan utama yang masih harus

ditangani diantaranya adalah perluasan kesempatan kerja belum dioptimalkan

dan belum diimbangi peningkatan kualitas tenaga kerja agar sesuai dengan

kebutuhan pasar kerja. Kondisi ini dapat mengakibatkan semakin menurunnya

daya ………

Page 138: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 122 -

daya serap tenaga kerja di pasar kerja yang berdampak pada meningkatnya angka

pengangguran.

c. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Permasalahan pokok urusan koperasi dan usaha kecil menengah di Kota

Sukabumi antara lain:

1) Pengelolaan koperasi pada umumnya belum dilaksanakan secara optimal dan

profesional. Sebagian besar koperasi dikelola paruh waktu atau sisa pekerjaan

lainnya;

2) Masih rendahnya persentase jumlah koperasi yang aktif (58,10%) dibandingkan

jumlah koperasi secara keseluruhan, dan belum semuanya melaksanakan rapat

anggota tahunan (RAT) sebagaimana jati diri koperasi;

3) Sebagian besar (81,93%) pelaku usaha di Kota Sukabumi berada pada posisi

Usaha Mikro Kecil (UMK) dan belum seluruhnya memiliki legalitas sesuai

ketentuan (36%);

4) Pola kemitraan / kerjasama antara Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah

dengan Pengusaha Besar belum optimal, baik di bidang permodalan maupun

pemasaran;

5) Kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia di bidang koperasi dirasakan

masih kurang dibandingkan dengan frekwensi dan kapasitas pembinaan yang

dibutuhkan;

6) Masih adanya image yang berkembang di masyarakat bahwa dana bergulir dari

Pemerintah dianggap hibah, sehingga mengambat laju perguliran dan

penguatan struktur permodalan bagi KUMKM;

7) Belum meratanya kesadaran para pengelola koperasi dan UMKM untuk

memberikan informasi, data dan laporan kepada pihak Pemerintah Cq. Dinas

Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan atas keberhasilan yang dicapai

ataupun kegagalan yang dialami, sehingga sulit untuk dilakukan evaluasi

sebagai bahan pengambilan kebijakan pembinaan selanjutnya.

8) Bidang Koperasi dan UKM menempati gedung di jalan Koperasi Nomor 105,

sedangkan Seketariat menempati gedung di jalan Suryakencana Nomor 78,

sehingga dengan lokasi yang relatif berjauhan terkadang koordinasi

mengalami hambatan.

3. Aspek ………

Page 139: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 123 -

3. Aspek Penataan Kota

Permasalahan umum terkait dengan aspek penataan ruang akan dilihat dari

urusan pekerjaan umum, perumahan, penataan ruang dan perhubungan, dapat

dijelaskan sebagai berikut :

a. Pekerjaan Umum, Perumahan dan Penataan Ruang

Permasalahan pokok urusan pekerjaan umum, perumahan dan penataan

ruang di Kota Sukabumi antara lain:

1) Proses penyusunan rencana tata ruang membutuhkan waktu yang cukup lama

dan sumber daya yang cukup besar, serta belum didukung ketersediaan

dokumen Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan (RTBL);

2) Masih terpusatnya kegiatan pemerintahan, pendidikan, dan komersil/

perdagangan di wilayah Central Business District (CBD), sehingga terjadi

peningkatan kepadatan aktivitas dan permasalahan di pusat kota.

3) Kondisi infrastruktur dengan waktu pelaksanaan pembangunan yang relatif

lama, namun tingkat kerusakan relatif cepat, yang dipengaruhi oleh masih

kurangnya partisipasi masyarakat dalam memelihara sarana prasarana

pemukiman;

4) Belum maksimalnya pemahaman masyarakat akan upaya pemilahan/

pengolahan sampah, sementara di pihak lain kondisi lahan TPA yang ada

semakin terbatas.

5) Kondisi sanitasi pemukiman yang belum maksimal;

6) Masih tingginya jumlah rumah tidak layak huni yang berakibat pada

terbentuknya kawasan kumuh perkotaan.

7) Keberadaan Pedagang Kaki Lima yang mengganggu keamanan dan

kenyamanan suasana kota;

8) Belum jelasnya batas tanah pemakaman milik Pemerintah Kota Sukabumi dan

batas tanah adat milik masyarakat.

b. Perhubungan

Permasalahan pokok urusan perhubungan di Kota Sukabumi antara lain :

1) Belum optimalnya ketersediaan akses-akses jalan pendukung (jalan tol dan

alternatif jalan lingkar);

2) Masih ………

Page 140: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 124 -

2) Masih tingginya tingkat kerusakan jalan yang disebabkan pembebanan ruas

jalan dan permasalahan drainase yang tidak optimal;

3) Karakteristik pertumbuhan perekonomian pada pusat kota, yang berdampak

permasalahan lalu lintas seperti kepadatan lalu lintas, rendahnya kecepatan

yang wajar, dan pelanggaran kedisipinan lalu lintas, menjadi terpusat,

kompleks, dan sulit ditangani;

4) Tidak optimalnya fungsi sarana prasarana penunjang lalu lintas seperti fasilitas

pejalan kaki, halte dan rambu, dikarenakan permasalahan sosial masyarakat,

seperti keberadaan pedagang kaki lima yang tidak pada tempatnya.

4. Aspek Sarana dan Prasarana Daerah

Permasalahan umum terkait dengan sarana dan prasarana daerah di Kota

Sukabumi antara lain :

a. Kondisi sarana dan prasarana di Kota Sukabumi saat ini masih belum optimal

kualitas ataupun cakupan pelayanannya, sehingga belum memadai dalam

menopang pembangunan sektor riil di Kota Sukabumi termasuk untuk

mendorong sektor produksi serta pengembangan wilayah. Kondisi sarana dan

prasarana wilayah dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu aspek transportasi,

sumber daya air, telekomunikasi, listrik, dan energi. Sampai akhir Tahun 2012

kondisi aspek transportasi dapat dilihat dari :

1) Kinerja jalan pada ruas-ruas tertentu;

2) Terbatasnya aksesibilitas;

3) Daya dukung jalan yang rendah;

4) Jaringan rel kereta api yang tidak berfungsi;

5) Pemanfaatan Terminal;

6) Pemanfaatan Sub terminal.

b. Perkembangan Kota Sukabumi yang ditandai dengan meningkatnya beban dan

volume lalu lintas berdampak juga pada tingkat kerusakan jalan dan jembatan.

Struktur jalan di Kota Sukabumi sebagian besar konstruksinya sudah

merupakan jalan aspal. Kondisi jalan di wilayah Kota Sukabumi sebagian besar

dapat dikatakan dalam kondisi baik, pemeliharaan rutin maupun berkala yang

dilakukan memberikan kontribusi cukup besar terhadap kondisi jalan.

Keberhasilan ………

Page 141: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 125 -

Keberhasilan Kota Sukabumi dalam pemenuhan fasilitas jalan yang layak ini

ditunjukkan dengan peningkatan jumlah ruas jalan sehingga kondisinya

menjadi lebih baik. Berdasarkan data pembangunan fasilitas jalan di Kota

Sukabumi menurut Badan Pusat Statistik Kota Sukabumi (BPS) tercatat bahwa

Panjang jalan negara di Kota Sukabumi pada Tahun 2011 mencapai 8,50 km

dengan kondisi baik 6,38 km. Panjang jalan provinsi mencapai 10,48 km dalam

kondisi baik, sedangkan panjang jalan kota mencapai 142,53 km dengan rincian

82,65 km dalam kondisi baik, 35,58 km dalam kondisi sedang, sepanjang 19,83

km dalam kondisi rusak, dan sepanjang 4,48 km dalam kondisi rusak berat.

Sampai sekarang, upaya pemenuhan kondisi jalan yang baik masih terus terus

diupayakan dan ditingkatkan.

c. Pelayanan transportasi umum masyarakat Kota Sukabumi dilaksanakan

melalui perusahaan angkutan dalam kota dan luar kota. Berdasarkan data dari

Dinas Perhubungan Kota Sukabumi tercatat 1.531 jumlah armada angkutan

dalam kota, sedangkan angkutan antar kota dilayani oleh 24 perusahaan bus

dengan jumlah armada sebanyak 532 bus dan angkutan barang dilayani oleh

130 perusahaan dengan jumlah armada 149 buah truk. Untuk angkutan kereta

api yang merupakan sarana transportasi murah bagi masyarakat Kota

Sukabumi. Setelah sempat tidak beroperasi sejak tanggal 9 Februari 2001, pada

tanggal 14 September 2008 jalur tersebut mulai dibuka kembali dengan rute

Sukabumi-Bogor. Pada tahun 2011 jumlah penumpang kereta api mencapai

96.977 penumpang.

Permasalahan utama yang berkaitan dengan pelayanan transportasi

masyarakat ini adalah masih rendahnya disiplin berlalulintas masyarakat baik

operator maupun pengguna layanan transportasi umum, selain itu masih

adanya kendaraan yang kurang laik jalan yang dipaksakan untuk beroperasi

serta masih kurangnya sarana pendukung layanan transportasi seperti shelter,

dan terminal yang saat ini sudah tidak memadai lagi.

d. Kebutuhan akan listrik terus bertambah terutama di wilayah perkotaan, hal ini

dapat dilihat dari perkembangan daya terpasang pada produksi listrik yang

terjual serta jumlah pelanggan listrik yang dari tahun ke tahun cenderung

meningkat. Pada Tahun 2011, daya terpasang mencapai 563.521.820 VA,

produksi ………

Page 142: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 126 -

produksi listrik yang terjual 997.174.991 kwh dengan jumlah pelanggan

mencapai 508.392 yang terdiri dari 480.056 pelanggan rumah tangga, 11.461

pelanggan usaha, 1.925 pelanggan pemerintah, 459 pelanggan industri dan

14.491 pelanggan sosial.

e. Prasarana Air Minum merupakan prasarana yang tidak kalah pentingnya,

sejalan dengan perkembangan penduduk, maka kebutuhan akan air bersih pun

menjadi semakin penting dan pada akhirnya berdampak pada meningkatnya

permintaan akan air bersih. Volume air minum yang disalurkan pada Tahun

2012 mengalami penurunan sebesar 8,49% yaitu dari 4.556.609 m³ pada Tahun

2011 menjadi 4.943.467 m³ pada tahun 2012. Sementara itu dari 19.623

pelanggan PDAM Kota Sukabumi, pelanggan terbanyak adalah dari kategori

pelanggan non niaga sebanyak 18.491 pelanggan (94,23%), sedangkan jumlah

pelanggan terkecil adalah kategori pelanggan industri, yaitu hanya sebanyak

11 pelanggan (0,06%). Permasalahan utama penyediaan air bersih dan air

minum adalah meningkatkan pasokan air baku yang ditempuh melalui

pengembangan prasarana penampungan air yang dapat dikelola dan

dimanfaatkan oleh orang banyak selain itu pembangunan sarana prasarana

infrastruktur pengembangan air baku yang sekaligus sebagai pengendali

banjir, serta memasyarakatkan gerakan hemat air, pengelolaan jaringan irigasi

dengan mengutamakan peran masyarakat petani.

5. Aspek Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup

Permasalahan pokok terkait dengan urusan sumber daya alam dan

lingkungan hidup di Kota Sukabumi antara lain :

1) Terbatasnya lahan untuk dijadikan hutan kota guna memenuhi RTHKP 30%

dari luas kota, maupun konservasi fauna;

2) Belum sempurnanya kualitas pengelolaan Instalasi Pengelolaan Air Limbah

(IPAL) yang dilakukan oleh pelaku usaha dan kegiatan;

3) Ketersediaan data pemantauan kualitas lingkungan secara kualitas dan

kuantitas belum optimal;

4) Belum adanya lisensi Komisi AMDAL Kota Sukabumi, yang mengakibatkan

belum dapat melakukan penilaian terhadap Dokumen AMDAL;

5) Belum ………

Page 143: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 127 -

5) Belum adanya Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH) di Kota Sukabumi

akan menjadi kendala apabila adanya penanganan kasus pengaduan

pencemaran lingkungan di dalam upaya penegakan hukum lingkungan, yang

mengakibatkan proses penanganan kasus lingkungan tersebut tidak dapat

dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor 09 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pengaduan dan Penanganan

Pengaduan Akibat Dugaan Pencemaran dan/ atau Perusakan Lingkungan

Hidup;

6) Masih rendahnya kesadaran para pelaku usaha di dalam pengelolaan dan

pemantauan lingkungan hidup, hal ini terbukti dengan masih sedikitnya para

pelaku usaha atau kegiatan yang memiliki dokumen lingkungan dan

melakukan pelaporan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan

di sekitar lokasi kegiatan;

7) Masih rendahnya kesadaran masyarakat secara umum di dalam pengelolaan

lingkungan hidup seperti membuang sampah tidak tepat waktu dan sesuai

tempatnya, membuang sampah ke sungai, merusak tanaman yang sudah

ditanam oleh Pemerintah Kota Sukabumi mengakibatkan kondisi lingkungan

Kota Sukabumi semakin memburuk.

8) Kondisi pohon pada lokasi umum seperti pinggir jalan dan kawasan hijau yang

mati, kering dan keropos, disebabkan oleh kondisi alam seperti pohon

tumbang yang diakibatkan hujan lebat, angin kencang, dan faktor manusia

seperti tahan-tahan jahil yang merusak taman, mematahkan/ mencabut pohon

yang sudah ditanam, mencuri tanaman, menyiram dengan bahan kimia dan

sebagainya.

9) Masih tingginya kebutuhan lahan terbuka hijau, seperti hutan kota, jalur hijau

dan taman kota, sebagaimana yang diamanatkan dalam dokumen RTRW Kota

Sukabumi, yaitu sebesar 30%;

6. Aspek Pemerintahan Umum

Permasalahan umum terkait dengan aspek pemerintahan umum akan

dilihat dari urusan komunikasi dan informatika, kesatuan bangsa dan politik

dalam negeri, dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Komunikasi ………

Page 144: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 128 -

a. Komunikasi dan Informatika

Permasalahan pokok urusan komunikasi dan informatika di Kota Sukabumi

antara lain :

1) Belum optimalnya pemahaman masyarakat atas mekanisme pelaksanaan

keterbukaan informasi publik;

2) Belum terintegrasinya cyber optic, sehingga keberadaannya mengurangi estetika

kota.

b. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Permasalahan utama di bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

diantaranya adalah semakin menguatnya pengaruh dinamika globalisasi. Dengan

semakin derasnya arus globalisasi yang didorong oleh kemajuan teknologi

komunikasi dan informasi telah membuka peluang terjadinya interaksi budaya

antar bangsa. Proses interaksi budaya tersebut disatu sisi berpengaruh positif

terhadap perkembangan dan perubahan orientasi tata nilai dan perilaku bangsa

Indonesia dan berpengaruh pula terhadap masyarakat Kota Sukabumi, namun di

sisi lain dapat menimbulkan pengaruh negatif, seperti munculnya identitas dan

perilaku baru yang tidak sesuai dengan nilai, tradisi dan budaya lokal-tradisional.

Permasalahan dan tantangan dalam upaya mempertahankan dan

memperkuat jati diri dan karakter bangsa adalah (1) gejala krisis jati diri dan

karakter bangsa yang disebabkan oleh dampak negatif globalisasi dan kemajuan

teknologi komunikasi dan informasi yang membuka peluang terjadinya interaksi

budaya antar bangsa; (2) belum berkembangnya apresiasi masyarakat terhadap

nilai dan keragaman budaya; (3) kualitas pengelolaan, perlindungan,

pengembangan dan pemanfaatan kekayaan budaya perlu dioptimalkan; dan (4)

sumber daya di bidang kebudayaan, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas

masih terbatas.

Dilihat dari sisi kerukunan umat beragama permasalahan dan tantangan

yang dihadapi adalah: (1) Timbulnya konflik antar dan inter umat beragama

karena semakin kompleksnya penduduk di Kota Sukabumi, baik dari sisi agama

maupun latar belakang kelompok masyarakat; (2) Makin banyaknya unjuk rasa

yang disebabkan konflik antar umat beragama, baik terkait isu internasional

maupun isu nasional.

Permasalahan ………

Page 145: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 129 -

Permasalahan dalam pembangunan politik diantaranya adalah masih

rendahnya proses komunikasi massa, komunikasi sosial dan komunikasi politik

yang berorientasi pada penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis dan

harmonis. Dalam rangka menjaga momentum demokrasi tersebut tantangan yang

akan dihadapi adalah melaksanakan reformasi struktur politik, menyempurnakan

proses politik dan mengembangkan budaya politik yang lebih demokratis agar

demokrasi berjalan secara berkesinambungan dan sejajar sehingga sehingga

sasaran demokrasi dapat tercapai.

B. ISU STRATEGIS

Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat

menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah, untuk

melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu

yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas

pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara moral dan etika birokratis

dapat dipertanggung-jawabkan. Dalam menentukan strategi pembangunan Kota

Sukabumi tahun 2013-2018 ada beberapa isu strategis yang berpengaruh.

Isu strategis yang berpengaruh terhadap pembangunan di Kota Sukabumi

selama kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan diantaranya adalah :

1. Isu Strategis Global dan Nasional

Masalah kemiskinan, keresahan sosial, keamanan dan stabilitas politik

merupakan isu strategis global yang berdampak pada kondisi nasional. Tingginya

harga pangan dapat berimbas pada inflasi serta kemiskinan dan kelaparan yang

bisa memicu krisis sosial dan politik. Indonesia saat ini sedang dilanda inflasi

akibat harga pangan yang volatile atau gejolak kenaikan harga pangan. Harga

pangan pun tak stabil. Harga beras kian naik sempat menyentuh kisaran harga Rp.

6.000-7.500/kg untuk beras medium. Belum lagi harga kebutuhan pangan lainnya

yang terus kian mahal. Masyarakat pun terus mengeluhkan soal kenaikan harga

pangan ini. Dalam sejarah Indonesia baru kali ini mencatat harga kebutuhan

rumah tangga yang sangat tinggi, seperti harga bawang merah yang menembus

angka Rp. 60.000 / kg, atau harga yang fantastis untuk jengkol yang mencapai

nilai ………

Page 146: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 130 -

nilai Rp. 100.000,-/kg. Tak dipungkiri, inflasi pun dikhawatirkan akan

meningkatkan angka kemiskinan di Tahun 2013-2018.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan Indonesia sejak 5

tahun lalu selalu mengalami penurunan, bisa dilihat bahwa jumlah penduduk

miskin dari tahun Maret 2009-Maret 2010 berhasil turun 1,51 juta menjadi 31,02

juta atau 13,33% orang miskin. Walau mengalami penurunan, jumlah tersebut

masih dianggap tinggi, karena melihat kenyataan bahwa masih banyaknya jumlah

masyarakat yang masih menerima dan membutuhkan subsidi untuk beras miskin

dari pemerintah.

Outlook ekonomi dunia 2013-2018 memproyeksikan adanya peningkatan

pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil. Melongok pertumbuhan ekonomi di AS

dan Eropa saat ini, terlihat stagnan dan masih terbelit soal konsolidasi dan

restrukturisasi utang. Sementara itu, dolar AS dan euro mengalami perlemahan

nilai yang berkelanjutan. AS juga masih akan melanjutkan kebijakan moneter

ekspansif atau quantitative easing untuk mendorong perekonomiannya. Di lain hal,

AS dan China terlibat perang kurs. China menentang penyesuaian mata uang

renmimbi dengan dalil akan mengerus daya saing China.

Di negara berkembang, arus modal asing mengalir dan membanjir. Namun

hal itu menimbulkan masalah baru yaitu terjadinya ekses likuiditas valuta asing.

Belum lagi dampak inflasi akibat volatile food price di beberapa negara berkembang

yang tidak memiliki sumber daya memadai untuk mengurangi volatilitas secara

langsung maupun tidak, dikarenakan dampak dari ketidakseimbangan gejolak

perekonomian global. Gambaran sekilas akan risiko terbesar yang dihadapi dunia

adalah masalah kenaikan inflasi yang dipicu dari persoalan likuiditas dari

ketidakseimbangan global dan kenaikan harga pangan dan energi. Untuk masalah

pangan dan energi, pemerintah harus memperhatikan sisi pasokan, yaitu kenaikan

produksi adalah yang paling utama untuk diupayakan dengan biaya yang efisien.

Semua itu diseimbangkan juga dari sisi permintaan, yaitu upaya terhadap

peningkatan daya beli dan daya saing yang essensial, pola kebijakan fiskal dan

moneter.

Perkembangan perekonomian dunia yang terus memburuk menyebabkan

prospek perekonomian Indonesia ke depan masih diliputi oleh nuansa

ketidakpastian ………

Page 147: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 131 -

ketidakpastian yang tinggi. Dampak krisis dipastikan akan memberikan tekanan

yang cukup signifikan, tidak saja pada perekonomian domestik jangka pendek,

namun juga akan mempengaruhi lintasan variabel-variabel kunci ekonomi makro

dalam jangka menengah.

Meskipun diperkirakan akan mengalami tekanan yang cukup kuat pada

tahun 2014-2018, dan ditambah dengan adanya isu kenaikan BBM, namun dalam

jangka menengah perekonomian diperkirakan akan tetap bergerak dalam lintasan

pertumbuhan ekonomi yang makin tinggi dengan laju inflasi yang tetap

terkendali. Permintaan domestik diperkirakan akan tetap menjadi kekuatan utama

pertumbuhan ekonomi, sementara kinerja ekspor juga akan kembali mengalami

penguatan sejalan dengan mulai bangkitnya perekonomian global pada tahun

2010 yang lalu. Penguatan sisi permintaan domestik ini mampu diimbangi dengan

meningkatnya daya dukung kapasitas perekonomian, sehingga mampu menjaga

kecukupan di sisi produksi.

Terjaganya keseimbangan antara sisi permintaan dan penawaran inilah

yang merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan perekonomian

mampu terus tumbuh tanpa harus mengorbankan stabilitas harga. Meskipun

demikian, tekanan yang cukup kuat pada perekonomian dalam jangka pendek

menyebabkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang akan cenderung

terhambat, sehingga secara umum proyeksi perekonomian ini mengalami

penyesuaian ke bawah dibandingkan proyeksi sebelumnya.

2. Isu Strategis Provinsi Jawa Barat

Konsekuensi pembangunan di Provinsi Jawa Barat tahun 2013-2018 akan

dikendalikan oleh :

a) Dinamika perubahan di tingkat lokal, regional, maupun global, yang

berlangsung secara cepat, menuntut berbagai penyesuaian dalam

pembangunan dan pengembangan wilayah.

b) Kebutuhan berbagai terobosan yang bersifat kreatif dan inovatif berbasis ilmu

pengetahuan, teknologi, seni dan budaya, terutama dalam rangka

meningkatkan daya saing wilayah, sektor pemerintahan, sektor dunia usaha,

akademisi ………

Page 148: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 132 -

akademisi dan komunitas berbasis masyarakat, dalam menghadapi berbagai

tantangan dan tuntutan perubahan.

c) Pembangunan dan pengembangan wilayah tidak lagi bisa dijalankan dengan

cara-cara konvensional namun membutuhkan sistem dan sumber daya

manusia yang handal dan berdaya saing tinggi

Untuk pointer isu strategis di Provinsi Jawa Barat tahun 2013-2018 akan

dipengaruhi oleh :

a) Pertumbuhan penduduk dan persebarannya.

b) Kualitas dan aksesibilitas pendidikan dan kesehatan.

c) Pengangguran dan ketenagakerjaan.

d) Prestasi dan Kreatifitas Pemuda

e) Penanggulangan penduduk miskin

f) Peningkatan ekonomi pertanian dan non pertanian

g) Pasar global dan Pergaulan Investasi skala internasional

h) Penguasaan Informasi dan Teknologi

i) Pengembangan Seni, Budaya dan Destinasi Wisata

j) Kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur.

k) Perencanaan Tata Ruang dan Wilayah

l) Kualitas lingkungan Hidup.

m) Adaptasi dan mitigasi terhadap Bencana dan perubahan iklim.

n) Keterbatasan Energi

o) Kualitas demokrasi dan Pemilu nasional Tahun 2014.

p) Modernisasi dan Efektivitas Pemerintahan daerah

q) Harmonisasi Perencanaan Pusat, Provinsi dan antar Kabupaten/Kota

r) Pembangunan Daerah Perbatasan

s) Penegakan dan harmonisasi produk hukum.

t) Pengelolaan aset daerah.

u) Keterbukaan Informasi Publik dan Kerjasama Daerah

v) Peningkatan Kualitas Pelayanan Perijinan dan Investasi

w) Perlindungan hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM)

x) Penanganan ketertiban, Ketentraman Masyarakat.

y) Penyelenggaraan PORPEMPROV 2014 dan PON XIX Tahun 2016.

Hal lain ………

Page 149: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 133 -

Hal lain yang juga dilakukan dalam analisis kondisi strategis dari

penyusunan dokumen RPJMD ini adalah dengan memperhatikan Kebijakan

Pembangunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018. Mengacu kepada dokumen

perencanaan jangka panjang, periode 2013-2018 merupakan fase ketiga dari RPJPD

Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025, yang mengedepankan Arah Pembangunan

kepada Memantapkan Pembangunan Secara Menyeluruh. Kebijakan

Pembangunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut :

1. Membangun masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing

2. Membangun perekonomian yang kokoh dan berkeadilan

3. Meningkatkan kinerja pemerintahan melalui profesionalisme, tata kelola, dan

perluasan partisipasi publik

4. Mewujudkan masyarakat Jawa Barat yang nyaman dengan pembangunan

infrastruktur strategis yang berkelanjutan

5. Mengokohkan kehidupan sosial kemasyarakatan melalui peningkatan peran

pemuda, olahraga, seni, budaya, dan pariwisata dalam bingkai kearifan lokal.

Adapun untuk program prioritas yang menjadi janji kampanye sebagai

bagian perencanaan dengan pendekatan politik dari Gubernur Jawa Barat periode

2013-2018 terpilih adalah :

1. Pendidikan gratis sampai dengan SLTP dan SLTA di seluruh Jawa Barat.

2. Beasiswa pendidikan untuk pemuda, tenaga medis, serta keluarga atlit

berprestasi dan guru.

3. Revitaliasi posyandu dan dana operasional kader posyandu.

4. Membuka lapangan kerja baru yang mengakomodir 2 juta tenaga kerja dan

mencetak 100.000 wirausahaan baru di Jawa Barat.

5. Alokasi Rp. 4 Triliyun untuk infrastruktur desa dan perdesaan.

6. Rehabilitasi 100.000 unit rumah rakyat miskin.

7. Pembangunan pusat seni dan budaya Jawa Barat di kabupaten/ kota.

8. Pembangunan gelanggang olahraga di kabupaten/ kota.

3. Isu Strategis Kota Sukabumi

Isu strategis di Kota Sukabumi dengan mengacu kepada kondisi

lingkungan eksternal dan internal yang ada, dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Aspek ………

Page 150: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 134 -

a. Aspek Sosial Budaya

Isu strategis yang pokok dalam aspek sosial budaya adalah masalah

kemiskinan dan ketenagakerjaan. Dilihat dari karakteristiknya, kategori

kemiskinan ada dua: Kemiskinan struktural yang disebabkan oleh tatanan

kelembagaan (kemiskinan buatan); dan kemiskinan alamiah yang disebabkan oleh

rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan sumberdaya alam. Sedangkan faktor

penyebabnya adalah: Akibat dari kesenjangan pendapatan yang disebabkan

adanya ketimpangan kepemilikan faktor produksi (Pendekatan ekonomi); serta

budaya yang berkembang di tengah masyarakat yang melanggengkan kemiskinan

(Pendekatan sosio-antropologi).

Masyarakat miskin umumnya menghadapi permasalahan terbatasnya

kesempatan kerja, terbatasnya peluang mengembangkan usaha, lemahnya

perlindungan terhadap aset usaha, perbedaan upah serta lemahnya perlindungan

kerja terutama bagi pekerja anak dan pekerja perempuan seperti buruh migran

perempuan dan pembantu rumah tangga. Masyarakat miskin dengan keterbatasan

modal dan kurangnya keterampilan maupun pengetahuan, hanya memiliki sedikit

pilihan pekerjaan yang layak dan terbatasnya peluang untuk mengembangkan

usaha. Terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia saat ini seringkali

menyebabkan mereka terpaksa melakukan pekerjaan yang beresiko tinggi dengan

imbalan yang kurang memadai dan tidak ada kepastian akan keberlanjutannya.

Dikaitkan dengan asumsi ekonomi yang diperkirakan akan terjadi selama

kurun waktu tahun 2013-2018, masalah kemiskinan di Kota Sukabumi akan masih

menjadi isu strategis yang harus ditanggulangi. Berdasarkan model sederhana

yang pernah dibangun, ternyata proporsi penduduk miskin sangat responsif

terhadap pertumbuhan penduduk. Selain itu responsif pula terhadap PDRB,

dengan demikian peningkatan PDRB diharapkan terjadi dalam angka yang cukup

besar agar bisa menurunkan kemiskinan secara signifikan. Peningkatan PDRB pun

akan menurunkan tingkat pengangguran, dan hasil estimasi untuk variabel

pengangguran memperlihatkan tanda positif bahwa jika pengangguran turun

kemiskinan akan berkurang. Oleh sebab itu pendekatan ekonomi dan pendekatan

sosio-antropologi dalam menanggulangi kemiskinan di Kota Sukabumi harus

tetap dilakukan dengan Pola Pemberdayaan Ekonomi, Pola Pemenuhan

Kebutuhan Dasar dan Pola Kesempatan Kerja dan Berusaha.

Penanggulangan ………

Page 151: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 135 -

Penanggulangan kemiskinan dilakukan melalui upaya-upaya perlindungan

dan keberpihakan terhadap rakyat miskin, peningkatkan akses dan mutu

pelayanan dan infrastruktur dasar, serta peningkatkan usaha rakyat dalam rangka

meningkatkan daya beli masyarakat, yang secara terkoordinasi terbagi dalam tiga

kelompok program penanggulangan kemiskinan: (1) Bantuan Sosial Terpadu

Berbasis Keluarga; (2) Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan; (3)

Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Usaha Ekonomi Mikro dan Kecil;

dan (4) Penunjang Penanggulangan Kemiskinan.

b. Aspek Perekonomian

Isu strategis aspek perekonomian di Kota Sukabumi tidak akan terlepas dari

isu strategis perekonomian global dan nasional. Salah satu diantaranya adalah

masih belum stabilnya harga minyak dunia yang berdampak pada harga minyak

yang tinggi. Adanya kenaikan harga minyak dunia akan berdampak secara

langsung terhadap kondisi perekonomian Indonesia termasuk di dalamnya

kondisi perekonomian Kota Sukabumi. Subsidi pemerintah pusat untuk BBM

masih membebani APBN, sehingga kebijakan pemerintah secara bertahap

mengurangi subsidi ini akan berdampak pada kenaikan harga BBM di dalam

negeri. Kondisi ini akan berpengaruh pada menurunnya daya beli masyarakat dan

melemahnya daya saing sektor ekonomi masyarakat di Kota Sukabumi. Untuk itu

yang harus dicermati dalam menghadapi perkembangan perekonomian pada

kurun waktu 2013-2018 diantaranya adalah bagaimana mempertahankan kinerja

ekonomi Kota Sukabumi terutama sektor-sektor PDRB untuk mengahadapi krisis

finansial global.

Peningkatan investasi juga akan menjadi masalah strategis di masa yang

akan datang. Peningkatan investasi dibutuhkan untuk menambah kekuatan

kinerja ekonomi Kota Sukabumi. Untuk sekarang ini permasalahan investasi masih

terbentur pada kurang lengkapnya infrastruktur (misalnya belum tuntasnya

pembangunan jalan lingkar dan terminal bis Tipe A di Kota Sukabumi) dan proses

perizinan. Upaya promosi investasi perlu ditingkatkan untuk menarik investasi

baru di Kota Sukabumi, baik melalui media promosi yang inovatif serta

penggunaan teknologi informasi yang memiliki jaringan yang sangat luas.

Hal lain ………

Page 152: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 136 -

Hal lain yang juga menjadi isu strategis dalam penyelenggaraan aspek

perekonomian yang perlu menjadi penanganan adalah perihal ketersediaan pasar

tradisioanl yang representatif dan keberadaan pedagang kaki lima. Kondisi Pasar

Pelita yang ada belum secara optimal menyuguhkan tata kelola pasar yang baik,

bersih, nyaman, dan tidak berbenturan dengan peraturan peundang-undangan

yang berlaku, seperti penggunaan badan jalan dan perparkiran. Ditambah lagi

dengan maraknya keberadaan pedagang kaki lima yang tidak mendukung estetika

kota, serta berdampak tidak optimalnya fungsi infrastruktur lainnya, seperti jalan,

saluran air, dan trotoar.

c. Aspek Pemerintahan

Beberapa isu strategis yang berkaitan dengan kinerja pemerintahan di Kota

Sukabumi adalah Reformasi Birokrasi belum optimal berjalan sesuai dengan

tuntutan masyarakat. Hal tersebut terkait dengan tingginya kompleksitas

permasalahan, selain itu dari sisi Sumber Daya Manusia. Permasalahan yang

menjadi isu strategis lainnya antara lain : pelanggaran disiplin, penyalahgunaan

kewenangan dan praktek KKN; belum optimalnya kinerja sumber daya manusia

dan kelembagaan aparatur; sistem kelembagaan (organisasi) dan ketatalaksanaan

(manajemen) pemerintahan yang belum optimal memadai; belum meningkanya

efisiensi dan efektifitas kerja, seperti belum lengkapnya SOP kegiatan-kegiatan

yang ada pada SKPD dan standar manajemen mutu ISO yang terbatas; manajemen

pengelolaan keuangan dan asset daerah yang masih mendapat penilaian WDP dari

BPK; adanya hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan umum; belum

optimalnya kesejahteraan PNS; dan banyaknya peraturan perundang-undangan

yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan dan tuntutan

pembangunan.

Pelayanan publik sebagai barometer transparansi dan akuntabilitas,

diharapkan dapat didorong upaya mewujudkan pelayanan publik yang prima

dalam arti pelayanan yang cepat, tepat, adil, dan akuntabel, ditandai oleh

pelayanan tidak berbelit-belit, informatif, akomodatif, konsisten, cepat, tepat,

efisien, transparan dan akuntabel, menjamin rasa aman, nyaman, dan tertib,

kepastian (persyaratan biaya waktu pelayanan dan aturan hukum), dan tidak

dijumpai ………

Page 153: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 137 -

dijumpai pungutan tidak resmi. Kondisi kelembagaan, SDM aparatur,

ketatalaksanaan, dan pengawasan, dituntut mampu mendukung penyelenggaraan

pelayanan publik yang berkualitas dan mendorong munculnya praktek-praktek

pelayanan yang lebih menghargai para pengguna jasa.

Perubahan paradigma aparatur yang terarah dalam upaya revitalisasi

manajemen pembangunan ke arah penyelenggaraan good governance, antara lain:

menjadi entrepreneurial competitive government (pemerintahan yang kompetitif),

customer driven dan accountable government (pemerintahan tanggap/responsive),

serta global-cosmopolit orientation government (pemerintahan yang berorientasi

global); penerapan prinsip pelayanan prima: metode dan prosedur pelayanan,

produk dan jasa pelayanan, mantapnya peraturan perundangan, penetapan

standar pelayanan, indeks kepuasan masyarakat, standar pelayanan minimal,

pengembangan model dan penanganan keluhan masyarakat/pengguna jasa secara

terorganisasi, serta partisipasi masyarakat; proses kerja serta modernisasi

administrasi melalui otomatisasi administrasi perkantoran: elektronis di setiap

instansi pemerintah serta penerapan dan pengembangan e-government; publikasi

secara terbuka prosedur, biaya dan waktu pelayanan; dan peran serta masyarakat

dengan adanya kejelasan tugas, wewenang dan tanggung jawab pemerintah dan

masyarakat.

d. Aspek Penataan Ruang

Dalam Kebijakan pengembangan wilayah Provinsi Jawa Barat yang

diwujudkan melalui pembagian 6 (enam) Wilayah Pengembangan (WP) untuk

meningkatkan efektivitas pengelolaan pembangunan dan merealisasikan tata

ruang. Dalam kebijakan pengembangan WP tersebut Kota Sukabumi masuk dalam

WP Sukabumi dan sekitarnya, meliputi Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi dan

Kabupaten Cianjur.

Kondisi yang akan dihadapi pada masa yang akan datang adalah semakin

terbatasnya lahan perkotaan akibat pertumbuhan penduduk yang diikuti oleh

kebutuhan akan perumahan dan permukiman serta penyediaan sarana dan

prasarana pendukungnya. Beberapa isu startegis yang akan dihadapi dalam aspek

penataan ruang diantaranya adalah :

1) Keterbatasan………

Page 154: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 138 -

1) Keterbatasan kemampuan daerah dalam pengelolaan dan pengembangan tata

ruang;

2) Pertumbuhan wilayah yang belum optimal terintegrasi antar sektor

pembangunan;

3) Dunia usaha dan daya saing melum optimal mendukung penciptaan iklim

kondusif bagi pengembangan infrastruktur dan wilayah;

4) Belum optimalnya penataan ruang kawasan untuk revitalisasi dan kelestarian

lingkungan serta budaya;

5) Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat untuk ikut serta dalam

perencanaan, pengawasan dan pengelolaan penataan ruang;

6) Belum optimalnya pengembangan wilayah/kawasan yang saling memperkuat

dan seimbang;

7) Perubahan iklim mikro, pencemaran air permukaan dan polusi udara serta

penurunan muka air tanah.

e. Aspek Sarana dan Prasarana

Isu strategis aspek sarana dan prasarana merupakan bagian yang tidak

dapat dipisahkan dengan kegiatan ekonomi, pertambahan jumlah penduduk dan

kebutuhan akan peningkatan investasi sebagai daya tarik, beberapa hal yang

menjadi isu strategis ke depan adalah :

1) Transportasi :

a) Meningkatnya kebutuhan akan penyediaan fasilitas pelayanan transportasi

yang menunjang keamanan dan kenyamanan pemakai jalan;

b) Kebutuhan akan pengembangan dan operasionalisasi terminal tipe A

untuk penumpang, dengan menitikberatkan pada kemudahan transfer

antarmoda;

c) Kebutuhan infrastruktur angkutan barang dengan memberikan

kemudahan transfer point angkutan umum dengan angkutan barang.

d) Tingginya kebutuhan akan akses jalan tol yang menghubungan wilayah

Ciawi-Sukabumi-Cianjur-Padalarang, akses jalan lingkar selatan dan

ketersediaan sistem jaringan Kereta Api yang menghubungkan wilayah

Bogor-Sukabumi-Cianjur-Padalarang.

2) Sumberdaya ………

Page 155: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 139 -

2) Sumberdaya Air :

a) Belum optimalnya Pengelolaan SDA terpadu;

b) Belum optimalnya pemberdayaan petani pemakai air;

c) Belum optimalnya efisiensi sarana dan prasarana irigasi;

d) Belum optimalnya manajemen sumber daya air yang profesional dan

efektif;

e) Ancaman bahaya banjir dan kekeringan.

3) Penyediaan Air Bersih :

Meningkatnya kebutuhan penyediaan sumber-sumber air dan optimalisasi

sumber-sumber air yang sudah ada, untuk peningkatan derajat kesehatan

masyarakat.

4) Persampahan :

a) Umur pakai TPA Cikundul yang semakin berkurang;

b) Tuntutan kebutuhan peningkatan pengelolaan sampah terpadu;

c) Kebutuhan akan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah

skala lingkungan.

5) Perumahan dan Permukiman :

a) Kebutuhan akan penanganan daerah kumuh perkotaan;

b) Kebutuhan atas penyediaan perumahan dan perbaikan rumah yang tidak

layak huni.

Karakteristik isu strategis dan permasalahan di atas yang dijabarkan di

dalam Bab ini, kondisi atau hal yang bersifat penting, mendasar, berjangka

panjang, mendesak, bersifat kelembangaan/ keorganisasian dan menentukan

tujuan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, rumusan isu-isu strategis dan

permasalahan yang didasari analisis terhadap berbagai fakta dan informasi yang

telah diidentifikasi untuk dipilih menjadi isu strategis. Tentunya segenap isu

strategis dan permasalahan yang ada, menjadi bagian yang akan diselarasakan

berdasarkan keunggulan-keunggulan kewilayahan di Kota Sukabumi,

sebagaimana yang telah dijelaskan di Bab II tentang Gambaran Umum Kondisi

Daerah.

BAB V ………

Page 156: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 140 -

BAB V

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

A. VISI PEMBANGUNAN

Visi pembangunan daerah di dalam RPJMD adalah merupakan visi Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang disampaikan pada waktu

pemilihan kepala daerah. Visi Walikota dan Wakil Walikota terpilih Kota

Sukabumi menggambarkan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah

yang ingin dicapai (desired future) dalam masa jabatan selama 5 ( lima) tahun sesuai

misi yang diemban.

Berdasarkan kondisi masyarakat Kota Sukabumi saat ini, permasalahan dan

tantangan yang dihadapi di masa depan, serta dengan memperhitungkan faktor

strategis dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat, pemangku kepentingan, serta

Pemerintah Daerah, maka dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan

untuk periode 2013-2018, ditetapkan Visi Pembangunan Walikota dan Wakil

Walikota Sukabumi adalah sebagai berikut :

“Dengan Iman Dan Taqwa Mewujudkan Pemerintahan Rahmatan Lil ‘Alamin”

Bahasa visi ini mengadung nilai-nilai dan harapan yang luhur, dalam

menjalankan pemerintahan sampai dengan kurun waktu 5 (lima) tahun ke dapan,

sebagai kerangka amanat pencapaian Visi Pembangunan Kota Sukabumi Tahun

2005-2025, yaitu ”Terwujudnya Kota Sukabumi Sebagai Pusat Pelayanan

Berkualitas Bidang Pendidikan, Kesehatan Dan Perdagangan Di Jawa Barat

Berlandaskan Iman Dan Takwa.”

Pemahaman atas pernyataan visi tersebut mengandung makna terjalinnya

sinergi yang dinamis antar masyarakat, pemerintah dan seluruh stakeholder dalam

merealisasikan pembangunan Kota Sukabumi secara terpadu, yang dijalankan

melalui sistem pemerintahan baik dan adil dalam melayani masyarakat, serta

berpijak pada pola berpikir dan pola berbuat berdasarkan keimanan dan

ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Konsep ………

Page 157: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 141 -

Konsep Rahmatan Lil ‘Alamin merupakan penjabaran atas pemahaman

konsep pemerintahan Nabi Muhammad SAW dalam sejarah kemanusiaan

membangun masyarakat yang bercorak majemuk, dengan mengedapankan

prinsip persamaan, kebebasan, keadilan, pengakuan dan perlindungan hak asasi

manusia, serta kesejahteraan rakyat. Hal ini sejalan sebagaimana yang

dikemukakan oleh Prof. Dr. H. Deddy Ismatullah, M. Hum (di dalam bukunya :

Gagasan Konstitusi Modern Dalam Konstitusi Madinah), dijelaskan bahwa

eksistensi dari pemerintahan Nabi Muhammad SAW, sebagai contoh tauladan

dalam sejarah kemanusiaan membangun masyarakat yang bercorak majemuk dan

mengakui hak-hak, serta meletakkan dasar hukum bagi kemerdekaan politik,

kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat, serta didukung gagasan

pemerintahan yang mengandung prinsip mendasar, yaitu : (1) prinsip keumatan,

(2) prinsip persatuan dan persaudaraan, (3) prinsip persamaan, (4) prinsip

kebebasan, (5) prinsip hubungan antar pemeluk agama, (6) prinsip pertahanan, (7)

prinsip hidup bertetangga, (8) prinsip tolong menolong dan membela yang lemah

dan teraniaya, (9) prinsip perdamaian, (10) prinsip musyawarah, (11) prinsip

keadilan, (12) prinsip pelaksanaan hukum, (13) prinsip kepemimpinan, dan (14)

prinsip ketaqwaan, amar ma’ruf dan nahi munkar.

B. MISI PEMBANGUNAN

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak,

langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen penyelenggara pemerintahan

tanpa mengabaikan mandat yang diberikannya. Adapun misi Pemerintah Kota

Sukabumi periode 2013-2018, adalah :

1. Mewujudkan reformasi birokrasi menuju sumber daya manusia yang

beriman, bertaqwa dan berilmu.

2. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, jujur,

adil, profesional, mendengar dan melayani masyarakat dengan ikhlas.

3. Mewujudkan pelayanan dasar yang lebih baik dan berkualitas.

4. Mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah.

5. Meningkatkan keamanan, ketertiban, keindahan, dan kebersihan kota.

Kelima ………

Page 158: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 142 -

Kelima misi tersebut akan dijabarkan dalam tujuan dan sasaran

pembangunan, yang setiap tujuan dan sasaran tersebut akan dicapai melalui

program kegiatan pembangunan. Untuk mengimplementasikan keutuhan tujuan

dan sasaran tersebut diperlukan strategi pembangunan yang tepat, berdasarkan

pada kondisi lingkungan internal dan eksternal pada tahun awal perencanaan.

C. TUJUAN PEMBANGUNAN

Untuk merealisasikan pelaksanaan misi pemerintah Kota Sukabumi, perlu

ditetapkan tujuan pembangunan daerah yang akan dicapai dalam kurun waktu 5

(lima) tahun ke depan. Tujuan pembangunan daerah ini ditetapkan untuk

memberikan arah terhadap pembangunan kota secara umum. Di samping itu juga

dalam rangka memberikan kepastian operasional dan keterkaitan terhadap isu

strategis yang telah ditetapkan.

Dalam menindaklanjuti isu strategis, visi, dan misi tersebut pemerintah

Kota Sukabumi berupaya untuk mencapai tujuan. Tujuan yang ingin dicapai

dalam 5 tahun ke depan adalah :

1. Misi 1

Mewujudkan reformasi birokrasi menuju sumber daya manusia yang

beriman, bertaqwa dan berilmu.

Tujuan :

a. Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha

Esa, dan kehidupan sosial bermasyarakat.

b. Menumbuhkan wawasan keilmuan yang dapat meningkatkan kualitas

hidup.

2. Misi 2

Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, jujur,

adil, profesional, mendengar dan melayani masyarakat dengan ikhlas.

Tujuan :

a. Menciptakan organisasi pemerintah yang efektif dan efisien dan memenuhi

azas good governance, clean dan strong government.

b. Mengembangkan sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, terukur dan

sesuai dengan kaidah-kaidah tata kelola pemerintahan yang baik.

c. Mewujudkan ………

Page 159: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 143 -

c. Mewujudkan pemerintahan yang mampu berjalan pada aturan hukum dan

Perundang-undangan yang berlaku.

3. Misi 3

Mewujudkan pelayanan dasar yang lebih baik dan berkualitas.

Tujuan :

a. Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan.

b. Meningkatkan kualitas layanan kesehatan.

c. Mewujudkan penataan ruang dan Lingkungan Hidup yang berkelanjutan.

d. Mengembangkan sarana dan prasarana perkotaan yang lebih berkualitas.

4. Misi 4

Mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah.

Tujuan :

a. Menumbuh-kembangkan kegiatan perekonomian perkotaan yang

didasarkan pada pengembangan investasi.

b. Membuka peluang penyerapan tenaga kerja serta pendayagunaan tenaga

kerja yang luas bagi masyarakat.

c. Mewujudkan pemberdayaan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi

(UMKMK).

d. Meningkatkan ketahanan pangan daerah dan mengembangkan agribisnis

perkotaan berbasis sumber daya lokal.

e. Mengembangkan potensi keragaman budaya, pariwisata dan mendorong

pengembangan ekonomi kreatif yang berbasis keunggulan daerah.

f. Mengembangkan potensi kepemudaan dan olahraga.

5. Misi 5

Meningkatkan keamanan, ketertiban, keindahan, dan kebersihan kota.

Tujuan :

a. Mewujudkan rasa aman dan ketentraman di masyarakat.

b. Menciptakan lingkungan perkotaan yang sehat dan indah.

D. SASARAN PEMBANGUNAN

Sasaran merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis dan

merupakan dasar yang kuat untuk mengendalikan dan memantau pencapaian

kinerja ………

Page 160: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 144 -

kinerja Kota Sukabumi. Sasaran-sasaran yang ditetapkan sepenuhnya mendukung

pencapaian tujuan yang terkait, dengan demikian, apabila seluruh sasaran yang

ditetapkan telah dicapai diharapkan bahwa tujuan terkait juga telah dapat dicapai

dan diharapkan berdampak pada seluruh aspek kehidupan masyarakat. Sasaran-

sasaran tersebut disajikan dalam keterkaitan Misi, Tujuan dan Sasaran dapat

dilihat pada uraian dan tabel-tabel berikut :

1. Misi 1

Mewujudkan reformasi birokrasi menuju sumber daya manusia yang

beriman, bertaqwa dan berilmu.

Tabel 5.1 . Keterkaitan Misi 1 dengan Tujuan dan Sasaran

No. Tujuan Sasarana. Meningkatkan kualitas

keimanan dan ketaqwaankepada Tuhan Yang MahaEsa, dan kehidupan sosialbermasyarakat.

1) Meningkatnya aktifitas masyarakatdalam kehidupan beragama dankesetiakawanan sosial.

2) Meningkatnya sarana dan prasaranaperibadatan.

3) Menurunnya laju pertumbuhanpenyandang masalah kesejahteraansosial.

b. Menumbuhkan wawasankeilmuan yang dapatmeningkatkan kualitashidup.

1) Terwujudnya sumber daya aparaturpemerintah yang berkualitas.

2) Terwujudnya pendidikan budipekerti, wawasan kebangsaan dankearifan lokal bagi masyarakat.

3) Meningkatnya apresiasi masyarakatterhadap budaya baca.

2. Misi 2

Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, jujur,

adil, profesional, mendengar dan melayani masyarakat dengan ikhlas.

Tabel 5.2 . Keterkaitan Misi 2 dengan Tujuan dan Sasaran

No. Tujuan Sasarana. Menciptakan organisasi

pemerintah yang efektifdan efisien dan memenuhiazas good governance, cleandan strong government.

1) Meningkatnya mutu pengawasandan pelaksanaan pengendalian interndalam penyelenggaraanpemerintahan daerah.

b. Mengembangkan ………

Page 161: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 145 -

No. Tujuan Sasaranb. Mengembangkan sistem,

proses dan prosedur kerjayang jelas, terukur dansesuai dengan kaidah-kaidah tata kelolapemerintahan yang baik.

1) Meningkatnya kualitas dokumenperencanaan dan pengendalianpembangunan daerah yang terpadu.

2) Meningkatnya efisiensi danefektifitas penggunaan anggaranyang seimbang dan terkelolanya asetdaerah berorientasi padakepentingan publik.

3) Meningkatnya pemanfaatanteknologi informasi.

4) Meningkatnya kualitas pelayananmasyarakat.

c. Mewujudkanpemerintahan yangmampu berjalan padaaturan hukum danPerundang-undanganyang berlaku.

1) Meningkatnya pengawasan terhadappelaksanaan otonomi daerah.

2) Meningkatnya kapasitas anggotaDPRD.

3) Meningkatnya penegakan dankepastian hukum yang adil bagisemua pihak.

4) Meningkatnya kualitas layananadministrasi kependudukan.

5) Meningkatnya pengelolaan danpelayanan kearsipan daerah.

3. Misi 3

Mewujudkan pelayanan dasar yang lebih baik dan berkualitas.

Tabel 5.3 . Keterkaitan Misi 3 dengan Tujuan dan Sasaran

No. Tujuan Sasarana. Meningkatkan kualitas

pelayanan pendidikan.1) Meningkatnya pemerataan, akses,

mutu, relevansi dan daya saing disetiap jenjang pendidikan.

2) Meningkatnya kinerja pendidik,tenaga kependidikan dan pengawaspendidik.

b. Meningkatkan kualitaslayanan kesehatan.

1) Meningkatnya kesehatan ibu, anak,dan gizi masyarakat.

2) Meningkatnya upaya kesehatanmasyarakat

3) Meningkatnya pelayanan promotivdan preventif bidang kesehatan.

4) Berkurangnya kasus penyakitmenular.

5) Terwujudnya cakupan jaminanpemeliharaan kesehatan keluargamiskin.

6) Meningkatkan .........

Page 162: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 146 -

No. Tujuan Sasaran6) Meningkatnya kualitas kesehatan

lingkungan7) Meningkatnya jaminan keamanan

obat dan makanan bagi kesehatanmasyarakat.

8) Meningkatnya pengawasan obat danmakanan

9) Meningkatnya kualitas sarana danprasarana dalam pelayanankesehatan.

10) Meningkatnya kualitas dan kuantitassumber daya manusia dalampelayanan kesehatan.

11) Terwujudnya sistem InformasiKesehatan

12) Meningkatnya pengawasan terhadapHIV-AIDS dan penyalahgunaannarkoba dan zat adiktif lainnya.

13) Meningkatnya pengembangan dandiversifikasi unit pelayanan sesuaiperspektif masyarakat.

14) Terkendalinya pertumbuhan pendu-duk serta meningkatnya keluargayang berkualitas dan sejahtera.

15) Meningkatnya kualitas dan kuantitaspotensi pemberdayaan masyarakat

c. Mewujudkan penataanruang dan LingkunganHidup yangberkelanjutan.

1) Terciptanya dan terkendalinyapemanfaatan ruang yang serasi.

2) Meningkatnya kualitas lingkunganhidup kota.

d. Mengembangkan saranadan prasarana perkotaanyang lebih berkualitas.

1) Meningkatnya kualitas dan keterse-diaan infrastruktur pendukung kota.

2) Meningkatnya kualitas pelayananjasa transportasi jalan.

4. Misi 4

Mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah.

Tabel 5.4 . Keterkaitan Misi 4 dengan Tujuan dan Sasaran

No. Tujuan Sasarana. Menumbuhkembangkan

kegiatan perekonomianperkotaan yangdidasarkan padapengembangan investasi.

1) Terwujudnya prosedur di bidangperizinan dan investasi yang lebihmudah, cepat,dan transparan sesuaiperaturan yang berlaku.

2) Meningkatnya .........

Page 163: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 147 -

No. Tujuan Sasaran2) Meningkatnya nilai investasi PMA

dan PMDNb. Membuka peluang

penyerapan tenaga kerjaserta pendayagunaantenaga kerja yang luasbagi masyarakat.

1) Meningkatnya kualitas tenaga kerjasehingga mampu bersaing di pasarkerja.

2) Meningkatnya partisipasi angkatankerja

3) Meningkatnya penyerapan tenagakerja

c. Mewujudkanpemberdayaan usahamikro, kecil, menengahdan koperasi (UMKMK).

1) Meningkatnya produktifitas UMKMmelalui pemanfaatan teknologi danpemenuhan sarana prasarana usaha.

2) Meningkatnya kapasitaskelembagaan koperasi sesuai denganjati diri koperasi.

3) Meningkatnya akses permodalanbagi pelaku koperasi dan UKM.

4) Meningkatnya iklim usahaPerdagangan yang kondusif.

d. Meningkatkan ketahananpangan daerah danmengembangkanagribisnis perkotaanberbasis sumber dayalokal.

1) Meningkatnya kondisi ketahananpangan daerah.

2) Meningkatnya kemandirian danproduktivitas lembaga usaha bidangagribisnis.

3) Meningkatnya produksi,produktivitas, dan mutu produkagribisnis.

4) Meningkatnya kesejahteraan pelakuagribisnis

5) Meningkatnya masyarakat yangmengkonsumsi makanan non berasdan terigu

e. Mengembangkan potensikeragaman budaya,pariwisata danmendorongpengembangan ekonomikreatif yang berbasiskeunggulan daerah.

1) Tercapainya peningkatan daya saingdan daya jual destinasi pariwisata.

2) Terwujudnya gedung kesenian untukmelestarikan dan mengembangkanbudaya.

3) Meningkatnya pembinaan lembaga/kelompok seni dan budaya.

4) Meningkatnya perkembanganekonomi kreatif yang berbasiskeunggulan daerah.

f. Mengembangkan potensikepemudaan danolahraga.

1) Meningkatnya pembinaan olahragayang berorientasi pada prestasi.

2) Meningkatnya jumlah masyarakatyang berolahraga untuk menjagakesehatan.

3) Meningkatkan .........

Page 164: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 148 -

No. Tujuan Sasaran3) Meningkatnya pembinaan potensi

kepemudaan dalam peranpembangunan.

5. Misi 5

Meningkatkan keamanan, ketertiban, keindahan, dan kebersihan kota.

Tabel 5.5 . Keterkaitan Misi 5 dengan Tujuan dan Sasaran

No. Tujuan Sasarana. Mewujudkan rasa aman

dan ketentraman dimasyarakat.

1) Meningkatnya ketertiban, disiplindan perlindungan masyarakat.

2) Meningkatnya pemahaman dankemampuan aparatur danmasyarakat dalam penangananresiko bencana.

3) Meningkatnya pembinaan politikdaerah, lembaga swadayamasyarakat, dan organisasikemasyarakatan.

4) Terwujudnya kerukunan antar daninter umat beragama sebagaiperwujudan nilai-nilai agama.

b. Menciptakan lingkunganperkotaan yang sehat danindah.

1) Meningkatnya penangananpersampahan perkotaan.

2) Meningkatnya kebersihan dankeindahan kota.

3) Meningkatnya biopori dan tanamanyang menyerap air.

BAB VI ………

Page 165: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 149 -

BAB VI

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

A. STRATEGI PEMBANGUNAN

Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program

indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi harus dijadikan salah satu

rujukan penting dalam perencanaan pembangunan daerah (strategy focussed-

management). Strategi diperlukan untuk memperjelas arah pengembangan program

prioritas kepala daerah. Rumusan strategi berupa pernyataan yang menjelaskan

bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai, yang selanjutnya diperjelas dengan

serangkaian arah kebijakan.

Secara umum strategi kebijakan pembangunan Kota Sukabumi Tahun 2013-

2018, dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan

adalah sebagai berikut :

1. Bidang Kemasyarakatan :

a. Meningkatkan pendidikan keagamaan dan pengamalan nilai-nilai

keagamaan;

b. Meningkatkan toleransi dan kerukunan antar dan inter umat beragama;

c. Meningkatkan kesetiakawanan sosial dan mengeliminir terjadinya

tawuran.

2. Bidang Pemerintahan :

a. Pengelolaan APBD yang mengutamakan kepentingan masyarakat;

b. Mewujudkan sinergitas dengan Pemerentah Daerah lain, dan meningkatkan

profesionalisme, akuntabilitas, transparansi dan penegakan hukum, guna

mencegah korupsi, kolusi dan nepotisme;

c. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menetapkan kebijakan

Pemerintah daerah;

d. Meningkatkan pengelolaan keuangan dan aset daerah menuju opini Wajar

Tanpa Pengecualian (WTP).

3. Bidang Pembangunan :

a. Meningkatkan kualitas pelayanan dasar masyarakat dan proses pelayanan

yang transparan dan akuntabel;

b. Mengembangkan ………

Page 166: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 150 -

b. Mengembangkan koperasi dan KUKM, serta bantuan permodalannya;

c. Penataan pasar tradisional, dan peningkatan tata kelola perizinan usaha

dan investasi.

Adapun rumusan strategi pembangunan berupa pernyataan-pernyataan

yang menjelaskan bagaimana secara sistematis tujuan dan sasaran pembangunan

akan dicapai, diuraikan dalam penjelasan berdasarkan misi, tujuan dan sasaran

sebagai berikut :

1. Misi 1

Mewujudkan reformasi birokrasi menuju sumber daya manusia yang

beriman, bertaqwa dan berilmu.

Tabel 6.1 . Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 1

No. Tujuan Sasaran Strategia. Meningkatkan

kualitaskeimanan danketaqwaankepada TuhanYang MahaEsa, dankehidupansosialbermasyarakat.

1) Meningkatnyaaktifitas masyarakatdalam kehidupanberagama dankesetiakawanansosial.

Menggiatkan aktivitasmasyarakat dalamkegiatan keagamaan dankesetiakawanan sosial.

2) Meningkatnyasarana danprasaranaperibadatan.

Meningkatkan kualitasdan kuantitas sarana danprasarana peribadatandan lembaga pendidikankeagamaan.

3) Menurunnya lajupertumbuhanpenyandangmasalahKesejahteraan Sosial.

Memberikan bantuan danmeningkatkan modelpenanganan masalahkesejahteraan sosialberbasis kolaborasidengan kelompok/organisasi masyarakat.

b. Menumbuhkanwawasankeilmuan yangdapatmeningkatkankualitas hidup.

1) Terwujudnyasumber dayaaparatur pemerintahyang berkualitas.

Menyelenggarakan ataumenyertakan pendidikandan pelatihan bagiaparatur dalampemenuhan kesesuaiandengan bidangpekerjaannya.

2) Terwujudnya .........

Page 167: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 151 -

No. Tujuan Sasaran Strategi2) Terwujudnya

pendidikan budipekerti, wawasankebangsaan dankearifan lokal bagimasyarakat.

Mengoptimalkankurikulum praktektentang budi pekerti danwawasan kebangsaan disekolah.

3) Meningkatnyaapresiasi masyarakatterhadap budayabaca.

Meningkatkan kualitaslayanan perpustakaandaerah dan melakukansosialisasi peningkatanminat baca masyarakat.

2. Misi 2

Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, jujur,

adil, profesional, mendengar dan melayani masyarakat dengan ikhlas.

Tabel 6.2 . Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 2

No. Tujuan Sasaran Strategia. Menciptakan

organisasipemerintahyang efektifdan efisien.

1) Meningkatnya mutupengawasan danpelaksanaanpengendalian interndalampenyelenggaraanpemerintahandaerah.

Mengoptimalkanpelaksanaan SistemPengendalian InternPemerintah, danmeningkatkan intensitasdan efektivitaspengawasan aparaturmelalui pengawasaninternal.

b. Mengembang-kan sistem,proses danprosedur kerjayang jelas,terukur dansesuaidengan kaida-kaidah tatakelolapemerintahanyang baik

1) Meningkatnyakualitas dokumenperencanaan danpengendalianpembangunandaerah yangterpadu.

Penyediaan dokumenperencanaan danpengendalianpembangunan daerahyang terpadu dan tepatwaktu, beserta SOP yangdibutuhkan.

2) Meningkatnyaefisiensi danefektifitaspenggunaananggaran yangseimbang danterkelolanya asetdaerah berorientasipada kepentinganpublik.

Meningkatkan tata kelolakeuangan dan assetdaerah.

3) Meningkatnya .........

Page 168: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 152 -

No. Tujuan Sasaran Strategi3) Meningkatnya

pemanfaatanteknologi informasi.

Menyediakan sisteminformasi publik yangaksesibel oleh aparaturdan publik.

4) Meningkatnyakualitas pelayananmasyarakat.

Meningkatkan setiapaspek-aspek pelayanan,guna tercapainyakepuasan yang baik bagimasyarakat.

c. Mewujudkanpemerintahanyang mampuberjalan padaaturan hukumdanPerundang-undanganyang berlaku.

1) Meningkatnyapengawasanterhadappelaksanaanotonomi daerah.

Menerbitkan peraturandaerah dalam kerangkapeningkatan pelaksanaanotonomi daerah.

2) Meningkatnyakapasitas anggotaDPRD.

Memfasilitasi efektifivitaspelaksanaanfungsi DPRD dalamlegislasi, penganggaran,dan pengawasan,sehingga meningkatkanakuntabiltas DPRD padapublik.

3) Meningkatnyapenegakan dankepastian hukumyang adil bagisemua pihak.

Penegakan regulasisesuai konsekuensihukum, didukung olehpenyediaan informasipublik secaratransparan, denganmenggunakanteknologi informasi, danmedia informasi lainyang kontekstual, sertaoptimalisasi penegakandan kepastian hukummelalui usulan ataupenerbitan peraturan.

4) Meningkatnyakualitas layananadministrasikependudukan.

Meningkatkan sistem dancakupan layananadministrasikependudukan.

5) Meningkatnyapengelolaan danpelayanankearsipan daerah.

Meningkatkan tata kelolakearsipan daerah yanghandal.

3. Misi .........

Page 169: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 153 -

3. Misi 3

Mewujudkan pelayanan dasar yang lebih baik dan berkualitas.

Tabel 6.3 . Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 3

No. Tujuan Sasaran Strategia. Meningkatkan

kualitaspelayananpendidikan.

1) Meningkatnyapemerataan, akses,mutu, relevansi dandaya saing di setiapjenjang pendidikan.

Penyediaan layananpendidikan umum,vokasional, mapunpendidikan khusus yangterjangkau dan sesuaikebutuhan bagi semuakelompok masyarakat.

2) Meningkatnyakinerja pendidikdan tenagakependidikan.

Meningkatkan kinerjapendidik dan tenagakependidikan.

b. Meningkatkankualitaslayanankesehatan.

1) MeningkatnyaKesehatan Ibu Anakdan gizimasyarakat.

Meningkatkan layananterhadap Ibu, Anak danbayi serta tercukupinyapemenuhan gizimasyarakat.

2) Meningkatnyaupaya kesehatanmasyarakat.

Meningkatkan pelayanankesehatan masyarakat.

3) Meningkatnyapelayanan promotivdan preventifbidang kesehatan.

Melaksanakanpembinaan perilakuhidup sehat bagimasyarakat.

4) Berkurangnya kasuspenyakit menular.

Meningkatkan upayadalam pencegahan danpenanganan penyakitmenular.

5) Terwujudnyacakupan jaminanpemeliharaankesehatan keluargamiskin.

Meningkatkan cakupanmasyarakat miskin yangdifasilitasi jaminanpemeliharaan kesehatan.

6) Meningkatnyakualitas kesehatanlingkungan.

Meningkatkan kualitaskesehatan lingkungan.

7) Meningkatnyajaminan keamananobat dan makananbagi kesehatanmasyarakat.

Meningkatkan cakupanketersediaan obat sesuaidengan kebutuhan.

8) MeningkatnyaPengawasan obatdan makanan

Meningkatkan cakupanPIRT yang bersertifikat.

9) Meningkatnya .........

Page 170: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 154 -

No. Tujuan Sasaran Strategi9) Meningkatnya

kualitas sarana danprasarana dalampelayanankesehatan.

Melengkapi pemenuhankelengkapan sarana danprasarana pelayanankesehatan yangmemenuhi standar.

10) Meningkatnyakualitas dankuantitas sumberdaya manusiadalam pelayanankesehatan.

Meningkatkanketersediaan sumberdaya manusia dalampelayanan kesehatanyang representatif.

11) Terwujudnya sistemInformasi Kesehatan

Mengembangkan sisteminformasi kesehatan dipuskesmas dan dinassecara online berbasis web.

12) Meningkatnyapengawasanterhadap HIV-AIDSdanpenyalahgunaannarkoba dan zatadiktif lainnya

Meningkatkan kerjasamaantar tokoh agama, tokohmasyarakat, KomisiPenanggulangan HIV-AIDS dalam rangkapembinaan kepadamasyarakat akan bahayaHIV-AIDS, narkoba danzat adiktif lainnya.

13) Meningkatnyapengembangan dandiversifikasi unitpelayanan sesuaiperspektifmasyarakat.

Meningkatkanpengembangan dandiversifikasi unitpelayanan kesehatan.

14) Terkendalinyapertumbuhanpenduduk sertameningkatnyakeluarga yangberkualitas dansejahtera.

Mengendalikan tingkatkelahiran pendudukmelalui peningkatankualitas dan aksesibilitaspelayanan KeluargaBerencana.

15) MeningkatnyaKualitas danKuantitas PotensiPemberdayaanMasyarakat

Pengembangan modelpemberdayaanorganisasi/kelompokmasyarakat untukbersinergi dalam forumpembangunanekonomi,teknologi, kesehatan,pendidikan daninfrastruktur.

c. Mewujudkan .........

Page 171: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 155 -

No. Tujuan Sasaran Strategic. Mewujudkan

penataanruang danLingkunganHidup yangberkelanjutan.

1) Terciptanya danterkendalinyapemanfaatan ruangyang serasi.

Penyusunan dokumenRencana detail tataruang, dan penegakanhukum implementasiRTRW.

2) Meningkatnyakualitas lingkunganhidup kota.

Meningkatkan penanga-nan sampah, rumah tidaklayak huni, dan sanitasirumah tinggal.

d. Mengembang-kan sarana danprasaranaperkotaanyang lebihberkualitas.

1) Meningkatnyakualitas danketersediaaninfrastrukturpendukung kota.

Meningkatkan kondisiinfrastruktur jalan,jembatan, danketersediaan listrik sertaair bersih.

2) Meningkatnyakualitas pelayananjasa transportasijalan.

Meningkatkan keselama-tan, kenyamanan,aksesibilitas dan efisiensilayanan lalu lintas danangkutan jalan.

4. Misi 4

Mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah.

Tabel 6.4 . Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 4

No. Tujuan Sasaran Strategia. Menumbuh-

kembangkankegiatanperekonomianperkotaanyangdidasarkanpadapengemba-ngan investasi.

1) Terwujudnyaprosedur di bidangperizinan daninvestasi yang lebihmudah, cepat, dantransparan sesuaiperaturan yangberlaku.

Penerapan prosedur dibidang perizinan daninvestasi yang lebihmudah, cepat,transparan, dan sesuaikaidah keilmuan sertaperaturan yang berlaku.

2) Meningkatnya nilaiinvestasi PMA danPMDN

Penyediaan informasidaerah dan menciptakankondusifitas ikliminvestasi.

b. Membukapeluangpenyerapantenaga kerjaserta pendaya-gunaan tenagakerja yang luasbagimasyarakat.

1) Meningkatnyakualitas tenaga kerjasehingga mampubersaing di pasarkerja.

Meningkatkan fasilitasipelatihan ketrampilankerja, dengan mengikutikebutuhan pasarpotensial.

2) MeningkatnyaPartisipasiAngkatan Kerja

Penegakan perlindungantenaga kerja, didukungpeningkatan kolaborasidan sinergi masyarakat

dalam .........

Page 172: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 156 -

No. Tujuan Sasaran Strategidalam menciptakanpeluang kerja.

3) Meningkatnyapenyerapan tenagakerja

Membangun sistem yangdapat menarik investasiberpotesi dalampenyediaan lapangankerja.

c. Mewujudkanpemberdayaanusaha mikro,kecil,menengah dankoperasi(UMKMK).

1) MeningkatnyaproduktifitasUMKM melaluipemanfaatanteknologi danpemenuhansarana prasaranausaha.

Pengembangankerjasama antarpemerintah, pihak swastadan masyarakatuntuk pengembangandan pemberdayaanUMKM.

2) Meningkatnyakapasitaskelembagaankoperasi sesuaidengan jati dirikoperasi.

Meningkatkan kapasitaskelembagaan koperasi.

3) Meningkatnya aksespermodalan bagipelaku koperasi danUKM.

Pengembangankerjasama danpemberian bantuanpermodalan Usaha Mikrodan Kecil.

4) Meningkatnya iklimusaha Perdaganganyang kondusif

Penanganan terhadapsengketa konsumen,fasilitasi pemasaranproduk dan penataanPedagang Kaki Lima.

d. Meningkatkanketahananpangan daerahdanmengembang-kan agribisnisperkotaanberbasissumber dayalokal.

1) Meningkatnyakondisi ketahananpangan daerah.

Meningkatkanpemenuhan pangan bagirumah tangga yangtercermin dariketersediaan panganyang cukup dalamjumlah maupun mutu,aman, merata,terjangkau, berkeadilandan berkelanjutan

2) Meningkatnyakemandirian danproduktivitaslembaga usahabidang agribisnis.

Meningkatkan kualitasSDM agribisnis danmelaksanakan revitalisasikelembagaan usahabidang agribisnis

3) Meningkatnya .........

Page 173: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 157 -

No. Tujuan Sasaran Strategi3) Meningkatnya

produksi,produktivitas, danmutu produkagribisnis.

Meningkatkanpelaksanaan revitalisasiagribisnis secaramenyeluruh baikagribisnis on-farm dan off-farm

4) Meningkatnyakesejahteraanpelaku agribisnis

Meningkatkan fasilitasipermodalan dan bantuansarana produksiagribisnis sertamengembangkandiversifikasi usaha tani

5) Meningkatnyamasyarakat yangmengkonsumsimakanan non berasdan terigu

Meningkatkanpengetahuan dankesadaran masyarakattentang pangan yangaman, bermutu, danbergizi bagi konsumsimasyarakat

e. Mengembang-kan potensikeragamanbudaya,pariwisata danmendorongpengembangan ekonomikreatif yangberbasiskeunggulandaerah.

1) Tercapainyapeningkatan dayasaing dan daya jualdestinasi pariwisata.

Meningkatkan dayasaing dan daya jualdestinasi pariwisata,dengan meningkatkanpelayanan bagiwisatawan.

2) Terwujudnyagedung kesenianuntuk melestarikandanmengembangkanbudaya.

Membangun gedungkesenian sebagai upayamelestarikan danmengembangkan senidan budaya.

3) Meningkatnyapembinaanlembaga/ kelompokseni dan budaya.

Memfasilitasi sinergimasyarakat untukmenggali danmemelihara lembaga /kelompok seni budaya.

4) Meningkatnyaperkembanganekonomi kreatifyang berbasiskeunggulan daerah.

Menggiatkan aktualisasiekonomi kreatif danmemperluas jangkauanpromosi untukpencitraan daerah.

f. Mengembang-kan potensikepemudaandan olahraga.

1) Meningkatnyapembinaan olahragayang berorientasipada prestasi.

Mewujudkanpembibitan, pembinaan,pemanduan olah ragasecara kontinyu danteratur

2) Meningkatnya .........

Page 174: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 158 -

No. Tujuan Sasaran Strategi2) Meningkatnya

jumlah masyarakatyang berolahragauntuk menjagakesehatan

Meningkatkan kegiatanolahraga di masyarakat.

3) Meningkatnyapembinaan potensikepemudaan dalamperanpembangunan.

Meningkatnya kualitasdan partisipasi generasimuda dalampembangunan daerah.

5. Misi 5

Meningkatkan keamanan, ketertiban, keindahan, dan kebersihan kota.

Tabel 6.5 . Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 5

No. Tujuan Sasaran Strategia. Mewujudkan

rasa aman danketentraman dimasyarakat.

1) Meningkatnyaketertiban, disiplindan perlindunganmasyarakat.

Meningkatkan upayamendidik masyarakatuntuk berlaku tertib dandisiplin, sertamenjaga ketertibanumum.

2) Meningkatnyapemahaman dankemampuanaparatur danmasyarakat dalampenanganan resikobencana.

Meningkatkan kesadarandan ketanggapanmasyarakat dan aparaturterhadap bencana.

3) Meningkatnyapembinaan politikdaerah, lembagaswadayamasyarakat, danorganisasikemasyarakatan.

Meningkatkanpembinaan politik bagimasyarakat, sertamelakukan pendataanterhadap lembagaswadaya masyarakat,dan organisasikemasyarakatan.

4) Terwujudnyakerukunan antardan inter umatberagama sebagaiperwujudan nilai-nilai agama.

Meningkatkan perananMUI, FKUB dan lembagakeagamaan lain gunameningkatkanpengamalan nilai- nilaiagama dalam kehidupan.

b. Menciptakan .........

Page 175: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 159 -

No. Tujuan Sasaran Strategib. Menciptakan

lingkunganperkotaanyang sehat danindah.

1) Meningkatnyapenangananpersampahanperkotaan.

Penyediaan tempatpengelolaanpersampahan, baikberupa TPST, unit banksampah dan pengeloladaur ulang sampah.

2) Meningkatnyakebersihan dankeindahan kota.

Meningkatkan eksistensikebersihan dankeindahan wilayahperkotaan.

3) Meningkatnyabiopori dantanaman yangmenyerap air

Meningkatkanpembuatan biopori danpenanaman tanamanyang menyerap air

B. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

Arah kebijakan pembangunan Kota Sukabumi menitik beratkan pada upaya

meningkatkan kecerdasan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Sehingga

dalam rangka upaya percepatan pembangunan, diperlukan adanya strategi

daerah, yang kemudian ditetapkan menjadi arah kebijakan pembangunan selama

5 (lima) tahun ke depan, sebagaimana titik berat pembangunan tersebut.

Arah kebijakan pembangunan Kota Sukabumi merupakan derivasi dari

arah kebijakan pembangunan Nasional dan Provinsi Jawa Barat, dengan

mempertimbangkan potensi sumberdaya dan kearifan lokal masyarakat Kota

Sukabumi.

Secara garis besar, arah kebijakan umum pembangunan Kota Sukabumi

yang akan dijadikan pedoman selama periode pemerintahan tahun 2013-2018

adalah sebagai berikut :

Tabel 6.1. Arah Kebijakan Pembangunan

No. Misi Strategi Arah Kebijakan1. Misi 1 :

Mewujudkanreformasibirokrasi menujusumber dayamanusia yangberiman,bertaqwa danberilmu

a. Menggiatkanaktivitas masyarakatdalam kegiatankeagamaan dankesetiakawanansosial.

1)

2)

Meningkatkan upayapendidikan keagamaanbagi masyarakat.Memberikan dukungan,memfasilitasi, dan/atau melakukankoordinasi terhadapkegiatan keagamaandan kesetiakawanan

sosial .........

Page 176: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 160 -

No. Misi Strategi Arah Kebijakansosial yangdilaksanakan olehmasyarakat.

b. Meningkatkankualitas dankuantitas sarana danprasaranaperibadatan danlembaga pendidikankeagamaan.

1) Memberikan dukungan,memfasi-litasi, dan/atau melakukankoordinasi dalampeningkatan kualitasdan kuantitas saranadan prasaranaperibadatan danlembaga pendidikankeagamaan.

c. Memberikan bantuandan meningkatkanmodel penangananmasalahkesejahteraan sosialberbasis kolaborasidengan kelompok/organisasimasyarakat.

1)

2)

Pengembangan modelpemberdayaankelompok masyarakatuntuk berpartisipasipenanganan layanansosial dasar danpembangunan fisik.Pemberian bantuanterhadap kelompokmasyarakatpenyandang masalahkesejahteraan sosial.

d. Menyelenggarakanatau menyertakanpendidikan danpelatihan bagiaparatur dalampemenuhankesesuaian denganbidang pekerjaannya.

1)

2)

Penyelenggaraanpendidikan danpelatihan bagi aparatur,serta pengembanganilmupengetahuan danteknologi yangdiimbangi denganpeningkatan kesejah-teraan aparatur.Meningkatkan kualitasaparatur melaluipengelolaan sumberdaya manusiaberdasarkan standarkompetensi

e. Mengoptimalkankurikulum praktektentang budi pekertidan wawasankebangsaan disekolah.

1) Melakukan penyela-rasan terhadapkurikulum praktektentang budi pekertidan wawasankebangsaan di sekolah,sehingga lebih aplikatif.

f. Meningkatkan .........

Page 177: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 161 -

No. Misi Strategi Arah Kebijakanf. Meningkatkan

kualitas layananperpustakaan daerahdan melakukansosialisasipeningkatan minatbaca masyarakat.

1)

2)

Peningkatan kualitaslayanan perpustakaandaerah.Sosialisasi secaraintensif terhadappeningkatan minat bacamasyarakat.

2. Misi 2 :Mewujudkantata kelolapemerintahanyang baik,bersih,berwibawa, jujur,adil, profesional,mendengar danmelayanimasyarakatdengan ikhlas

a. Mengoptimalkanpelaksanaan SistemPengendalian InternPemerintah, danmeningkatkanintensitas danefektivitas pengawa-san aparatur melaluipengawasan internal.

1)

2)

Optimalkanpelaksanaan SistemPengendalian InternPemerintah.Peningkatkan upayaintensitas danefektivitas pengawasanaparatur melaluipengawasan internal.

b. Penyediaan doku-men perencanaandan pengendalianpembangunandaerah yang terpadudan tepat waktu,beserta SOP yangdibutuhkan.

1)

2)

Penyediaan dokumenperencanaan danpengendalianpembangunan daerahtepat waktu.Menyajikan publikasiatas dokumenperencanaan daerah.

c. Meningkatkan tatakelola keuangan danasset daerah.

1)

2)

Pengembangankapasitas keuangandaerah melaluioptimalisasi potensi danaset daerah, sertaefisiensi belanja.Penguatan regulasidaerah untukpeningkatan kapasitaspengelolaan keuangan.

d. Menyediakan sisteminformasi publikyangaksesibel olehaparatur dan publik.

1)

2)

Membangun danmeningkatkan sisteminformasi daerah, yangmemuat data daninformasipembangunan, sertaaplikatif dalampeningkatan pelayanankepada masyarakat.Mengoptimalkanregulasi dalampenyelenggaraanketerbukaan informasipublik.

e. Meningkatkan .........

Page 178: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 162 -

No. Misi Strategi Arah Kebijakane. Meningkatkan setiap

aspek-aspekpelayanan, gunatercapainyakepuasan yang baikbagi masyarakat.

1)

2)

3)

Memproleh kategoribaik dalam pencapaianIndek KepuasanMasyarakat (IKM).Optimalisasi penerapanStandar PelayananMinimal (SPM).Meningkatkan kategorikelurahan.

f. Menerbitkanperaturan daerahdalam kerangkapeningkatanpelaksanaan otonomidaerah.

1) Penyediaan regulasiyang representatifdalam optimalisasipelaksanaan otonomidaerah.

g. Memfasilitasi efekti-fivitas pelaksanaanfungsi DPRD dalamlegislasi, pengang-garan, danpengawasan,sehinggameningkatkanakuntabiltas DPRDpada publik.

1)

2)

Meningkatkan kapasitaspimpinan dan anggotaDPRD.Fasilitasi RancanganPeraturan DaerahPrakarsa DPRD.

h. Penegakan regulasisesuai konsekuensihukum, didukungoleh penyediaaninformasi publiksecara transparan,denganmenggunakanteknologi informasi,dan media informasilain yangkontekstual, sertaoptimalisasipenegakan dankepastian hukummelalui usulan ataupenerbitanperaturan.

1)

2)

Penegakan sistemreward and punismentsesuai regulasi yangberlaku.Membangunmekanismepengaduan publik yangaksesibel oleh publik.

i. Meningkatkan sistemdan cakupan layananadministrasikependudukan.

1) Meningkatkan indekskepuasan terhadappelayanan administrasikependudukan.

2) Meningkatkan .........

Page 179: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 163 -

No. Misi Strategi Arah Kebijakan2) Meningkatkan cakupan

layanan administrasikependudukan.

j. Meningkatkan tatakelola kearsipandaerah yang handal.

1)

2)

Pemberlakuan aturanbaku sistempengarsipan.Meningkatkanpengelolaan kearsipanberbasis digital.

3. Misi 3 :Mewujudkanpelayanan dasaryang lebih baikdan berkualitas

a. Penyediaan layananpendidikan umum,vokasional, mapunpendidikan khususyang terjangkau dansesuai kebutuhanbagi semuakelompokmasyarakat.

1)

2)

3)

Menetapkan targetpencapaian minimalpendidikan umum,kejuruan, maupun nonformal.Memfasilitasikemampuanmelanjutkan sekolahbagi keluarga miskin.MeningkatkanPerluasan memperolehpendidikan danketrampilan.

b. Meningkatkankinerja pendidik dantenagakependidikan.

1)

2)

Pembinaan terhadapunsur aparaturpengelola sekolah.Peningkatankompetensi tenagapendidik sesuaiperkembangan ilmupengetahuan, tekno-logi, peraturan, danmetode ajar yang baik.

c. Meningkatkanlayanan terhadapIbu, Anak dan bayiserta tercukupinyapemenuhan gizimasyarakat.

1)

2)

Meminimalisir angkakematian bayi.Memfasilitasi kecuku-pan pemenuhan gizimasyarakat pada lokasiyang membutuhkanpenanganan prioritas.

d. Meningkatkanpelayanan kesehatanmasyarakat

1) Peningkatan pelayanankesehatan masyarakat.

e. Melaksanakanpembinaan perilakuhidup sehat bagimasyarakat

1) Peningkatan upayapembinaan perilakuhidup sehat bagimasyarakat.

f. Meningkatkan .........

Page 180: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 164 -

No. Misi Strategi Arah Kebijakanf. Meningkatkan upaya

dalam pencegahandan penangananpenyakit menular

1)

2)

3)

Meningkatkan Cakupankelurahan UniversalChild Immunization.Meningkatkan cakupanpenanganan penderitapenyakit menular.Meningkatkan cakupanremaja yang mempu-nyai pengetahuankomprehensif tentangHIV-AIDS.

g. Meningkatkancakupan masyarakatmiskin yangdifasilitasi jaminanpemeliharaankesehatan.

1)

2)

Pemberian layananjaminan pemeliharaankesehatan bagimasyarakat miskin.Menyediakan rumahsakit atau tempatpengobatan gratisdalam layanankesehatan bagimasyarakat miskin.

h. Meningkatkankualitas kesehatanlingkungan

1) Melakukanpengendalian terhadapvektor penyakit.

i. Meningkatkancakupanketersediaan obatsesuai dengankebutuhan.

1) Pengadaan danpemeliharaankelengkapan sarana danprasarana pelayanankesehatan sesuaistandar pelayanan.

j. Meningkatkancakupan PIRT yangbersertifikat.

1) Peningkatan cakupanPIRT yang bersertifikat

k. Melengkapipemenuhankelengkapan saranadan prasaranapelayanan kesehatanyang memenuhistandar.

1) Pengadaan danpemeliharaankelengkapan sarana danprasarana pelayanankesehatan sesuaistandar pelayanan.

l. Meningkatkanketersediaan sumberdaya manusia dalampelayanan kesehatanyang representatif.

1)

2)

Penempatan tenagakesehatan pada unitlayanan kesehatan yangsesuai tingkatkebutuhan masyarakat.Peningkatankompetensi tenagakesehatan.

m. Mengembangkan .........

Page 181: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 165 -

No. Misi Strategi Arah Kebijakanm. Mengembangkan

Sistem InformasiKesehatan diPuskesmas danDinas secara onlineberbasis web.

1) Pembuatan SistemInformasi KesehatanKota Sukabumi online.

n. Meningkatkankerjasama antartokoh agama, tokohmasyarakat, KomisiPenanggulanganHIV-AIDS dalamrangka pembinaankepada masyarakatakan bahaya HIV-AIDS, narkoba danzat adiktif lainnya

1) Penyusunan rencanaaksi penanggulanganHIV-AIDS, penggunaannarkoba dan zat adiktiflainnya.

j. Meningkatkanpengembangan dandiversifikasi unitpelayanan kesehatan.

1) Pengembangan dandiversifikasi unitpelayanan kesehatanbagi masyarakat.

k. Mengendalikantingkat kelahiranpenduduk melaluipeningkatan kualitasdan aksesibilitaspelayanan KeluargaBerencana.

1) Memperkuatkelembagaan danjaringan KeluargaBerencana dalammeningkatkankepedulian dan peranserta masyarakatdalam upayapengendalian jumlahdan laju pertumbuhanpenduduk danpembudayaan keluargakecil berkualitas.

l. Memperkuatkelembagaan danJaringan pengarusu-tamaan gender,melalui ketersediaandata dan peningka-tan partisipasimasyarakat.

1) Memperkuat koordinasidan jaringanpengarusutamaangender dalamperencanaan,pelaksanaan,pemantauan, danevaluasi pembangunan

m. Mengendalikantingkat kelahiranpenduduk melaluipeningkatan kualitasdan aksesibilitaspelayanan KeluargaBerencana.

1) Efektifitas pelaksanaanprogram keluargaberencana dimasyarakat

n. Pengembangan .........

Page 182: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 166 -

No. Misi Strategi Arah Kebijakann. Pengembangan

modelpemberdayaanorganisasi/kelompokmasyarakat untukbersinergi dalamforum pembangunanekonomi, teknologi,kesehatan,pendidikan daninfrastruktur.

1) Meningkatkan peranserta organisasi/kelompokmasyarakat untukbersinergi dalam forumpembangunan.

o. PenyusunandokumenRencana Detail TataRuang, danpenegakan hukumimplementasi RTRW.

1)

2)

3)

Menyediakan dokumenRencana Detail TataRuang dalampengendalianpemanfaat ruang yangserasi danberkesinambungan.Meningkatkankomitmen penyediaanruang terbuka hijau.Penegakan hukumimplementasi RTRW.

o. Meningkatkanpenanganan sampah,rumah tidak layakhuni, dan sanitasirumah tinggal.

1)

2)

3)

4)

Meningkatkanpersentase penanganansampah.Meningkatkanpersentase jumlahrumah layak huni.Meningkatkanpersentase rumahtinggal bersanitasi.Meningkatkanimplementasi adaptasidan mitigasi perubahaniklim.

p. Meningkatkankondisi infrastrukturjalan, jembatan, danketersediaan listrikserta air bersih.

1)

2)

3)

Pembangunan danpemeliharaan jaringanjalan dan jembatan yangbaik, nyaman danmemenuhi standarkeselamatan.Peningkatan cakupankelistrikan.Peningkatan cakupanair bersih.

q. Meningkatkan .........

Page 183: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 167 -

No. Misi Strategi Arah Kebijakanq. Meningkatkan

keselamatan,kenyamanan,aksesibilitas danefisiensi layanan lalulintas dan angkutanjalan.

1)

2)

Pengembangan sistemprasarana transportasiterpadu, yangmendukungpeningkatanpertumbuhan wilayahsecara serasi.Meningkatkankelancaran pelayananangkutan jalan melaluipenataan sistemjaringan dan terminal,manajemen lalu lintas,fasilitas lalu lintas,penegakan hukum dandisiplin di jalan.

4. Misi 4 :Mendorongpertumbuhanekonomi dandaya saingdaerah

a. Penerapan prosedurdi bidang perizinandan investasi yanglebih mudah, cepat,transparan, dansesuai kaidahkeilmuan sertaperaturan yangberlaku.

1) Penerapan ISO dalamlayanan perizinan daninvestasi.

b. Penyediaaninformasidaerah danmenciptakankondusifitas ikliminvestasi.

1) Penyediaan informasiInvestasi daerah yanghandal.

c. Meningkatkanfasilitasi pelatihanketrampilan kerja,dengan mengikutikebutuhan pasarpotensial.

1)

2)

Fasilitasi pelatihanketrampilan kerjadengan mengikutikebutuhan pasar.Pengoptimalan fungsiBalai Latihan Kerja.

d. Penegakanperlindungan tenagakerja, didukungpeningkatankolaborasi dansinergi masyarakatdalam menciptakanpeluang kerja.

1)

2)

3)

Penguatan Pengawasanpenerapan hukumperlindungan tenagakerja.Mendorong pembukaanjenis ketrampilan lifeskill lebih beragam.Melakukan analisispotensi masyarakatdalam menciptakanpeluang kerja.

e. Membangun .........

Page 184: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 168 -

No. Misi Strategi Arah Kebijakane. Membangun sistem

yang dapat menarikinvestasi berpotesidalam penyediaanlapangan kerja.

1) Menyusun rencana aksipengembanganinvestasi potensi daerahdalam penyediaanlapangan kerja.

f. Pengembangankerjasama antarpemerintah, pihakswasta danmasyarakat untukpengembangan danpemberdayaanUMKM.

1)

2)

3)

4)

Meningkatkanpertumbuhan UMKM.Membangun pasarinduk.Mengembangkan pasartradisional.Membangun pusatpromosi dan informasi.

g. Meningkatkankapasitaskelembagaankoperasi.

1)

2)

Meningkatkanpertumbuhan koperasiyang berkualitas.Pembinaan danpengawasan terhadapkegiatan usahakoperasi.

h. Pengembangankerjasama danpemberian bantuanpermodalan UsahaMikro dan Kecil.

1) Pemberian bantuanpermodalan UsahaMikro dan Kecil.

i. Penangananterhadap sengketakonsumen, fasilitasipemasaran produkdan penataanpedagang kaki lima.

1)

2)

3)

Penyelesaian setiapsengketa konsumen.Pembinaan dan fasilitasipemasaran produkunggulan.Optimalisasi penataanpedagang kaki lima.

j. Meningkatkanpemenuhan panganbagi rumah tanggayang tercermin dariketersediaan panganyang cukup dalamjumlah maupunmutu, aman, merata,terjangkau, berkeadi-lan danberkelanjutan.

1)

2)

3)

Perlindungan lahanpertanian panganberkelanjutan dancadangan lahanpertanian panganberkelanjutan.Penguatan cadanganpangan pemerintah dancadangan panganmasyarakat.Peningkatanketersediaan informasipasokan, distribusi,harga dan aksespangan.

4) Peningkatan .........

Page 185: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 169 -

No. Misi Strategi Arah Kebijakan4)

5)

6)

Peningkatanpenganekaragamankonsumsi pangan.Peningkatanpengawasan danpembinaan mutu dankeamanan pangan.Penanganan rawanpangan.

k. Meningkatkankualitas SDMagribisnis danmelaksanakanrevitalisasikelembagaan usahabidang agribisnis.

1)

2)

Peningkatan kualitassistem penyuluhanagribisnis.Peningkatan pembinaankelembagaan usahaagribisnis.

l. Meningkatkanpelaksanaanrevitalisasi agribisnissecara menyeluruhbaik agribisnis on-farm dan off-farm.

1)

2)

3)

4)

Peningkatanketersediaan dankualitas saranaproduksi.Peningkatan pelatihanteknologi agribisnis.Peningkatan produksi,produktivitas dan mutuproduk agribisnis.Peningkatan danpengembangan saranaprasarana agribisnis.

m. Meningkatkanfasilitasi permodalandan bantuan saranaproduksi agribisnissertamengembangkandiversifikasi usahatani.

1)

2)

Peningkatan fasilitasidan pendampinganbagi petani dan pelakuusaha agribisnislainnya.Peningkatanpendapatan petanimelalui diversifikasiusaha tani danperbaikan sistempemasaran.

n. Meningkatkanpengetahuan dankesadaranmasyarakat tentangpangan yang aman,bermutu, dan bergizibagi konsumsimasyarakat.

1) Sosialisasi tentangpangan yang aman,bermutu, dan bergizibagi konsumsi kepadamasyarakat

o. Meningkatkan .........

Page 186: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 170 -

No. Misi Strategi Arah Kebijakano. Meningkatkan daya

saing dan daya jualdestinasi pariwisata,denganmeningkatkanpelayanan bagiwisatawan.

1)

2)

Inventarisasi potensiwisata.Peningkatan pembinaanpenyedia layanan bagiwisatawan di lokasiobjek wisata, tempatpenginapan, dan sentralperbelanjaan.

p. Membangun gedungkesenian sebagaiupaya melestarikandanmengembangkanseni dan budaya.

1) Terbangunnya gedungkesenian sebagai upayamelestarikan danmengembangkan senidan budaya.

q. Memfasilitasi sinergimasyarakat untukmenggali danmemeliharalembaga/ kelompokseni budaya.

1)

2)

Analisis terhadapstakeholder organisasi/kelompokmasyarakat yangbergerak di bidang senibudaya.Pengembangan modelPemberdayaanorganisasi/ kelompokmasyarakat seni budayauntuk bersinergi dalamforum pengembanganseni budaya daerah.

q. Menggiatkanaktualisasi ekonomikreatif danmemperluasjangkauan promosiuntuk pencitraandaerah.

1)

2)

Analisis terhadapstakeholder organisasi/kelompokmasyarakat yangbergerak di ekonomikreatif.Pengembangan modelPemberdayaanorganiasi/ kelompokmasyarakat untukbersinergi dalamforum pengembanganekonomi kreatif.

r. Mewujudkanpembibitan,pembinaan,pemanduan olahraga secara kontinyudan teratur

1)

2)

Analisis stakeholderorganisasi / kelompokmasyarakat yangbergerak di bidang olahraga.Pembangunan danpemeliharaan tempat-tempat olah raga.

3) Pembinaan .........

Page 187: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 171 -

No. Misi Strategi Arah Kebijakan3) Pembinaan terhadap

olahragawanberprestasi.

s. Meningkatnyakualitas danpartisipasi generasimuda dalampembangunandaerah.

1)

2)

Berperan serta dalampembinaan organisasikepemudaan.Fasilitasi kegiatan yangmelibatkan unsurorganisasi kepemudaan.

5. Misi 5 :Meningkatkankeamanan,ketertiban,keindahan, dankebersihan kota

a. Meningkatkan upayamendidikmasyarakat untukberlaku tertib dandisiplin, sertamenjaga ketertibanumum.

1)

2)

3)

4)

5)

Peningkatanpenyelesaianpenangananpelanggaran PeraturanDaerah.Peningkatan kapasitasanggota Polisi PamongPraja.Peningkatan kapasitasanggota Linmas.Mengoptimalkanantisipasi gangguankeamanan,ketenteraman, danketertiban masyarakat.Optimalisasipencegahan danpenanganan tawuranpelajar.

b. Meningkatkankesadaran danketanggapanmasyarakat danaparatur terhadapbencana.

1)

2)

Meningkatkanpemahaman aparaturdan masyarakatterhadappenanggulanganbencana.Optimalisasipenanganan korbandari kejadian bencana.

c. Meningkatkanpembinaan politikbagi masyarakat,serta melakukanpendataan terhadapLembaga swadayamasyarakat, danOrganisasiKemasyarakatan.

1)

2)

Pemberian pendidikanpolitik bagi masyarakat.Pendataan terhadapLembaga swadayamasyarakat, danOrganisasiKemasyarakatan.

d. Meningkatkan .........

Page 188: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 172 -

No. Misi Strategi Arah Kebijakand. Meningkatkan

peranan MUI, FKUBdan lembagakeagamaan lain gunameningkatkanpengamalan nilai-nilai agama dalamkehidupan

1) Melaksanakanrevitalisasi perananMUI, FKUB danlembaga keagamaanlain guna meningkatkankerukunan pengamalannilai-nilai agama dalamkehidupan.

e. Penyediaan tempatpengelolaanpersampahan, baikberupa TPST, unitbank sampah danpengelola daur ulangsampah.

1) Tersedianya tempatpengelolaanpersampahan, baikberupa TPST, unit banksampah dan pengeloladaur ulang sampahpada lokasi yangrepresentatif.

f. Meningkatkaneksistensi kebersihandan keindahanwilayah perkotaan.

1)

2)

3)

Pemeliharaan rutinkebersihan dankeindahan lingkungan.Peningkatan jumlahkawasan atau lokasiyang mendapatkanpenanganan khususkebersihan dankeindahan lingkungan.Melakukan penggunaanruang untuk aktivitasperekonomian danpemerintahan secarabertahap yang berjalandi wilayah kota baru.

g. Meningkatkanpembuatan bioporidan penanamantanaman yangmenyerap air

1)

2)

Perluasan ataupeningkatan kawasanruang terbuka hijau.Pembangunaninfrastruktur yangberwawasanlingkungan.

BAB VII .........

Page 189: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 173 -

BAB VII

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

A. KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN

Sesuai Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 7 tahun 2008, tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Sukabumi Tahun 2005-2015,

digariskan bahwa kebijakan umum tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 adalah :

1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Beriman, Bertaqwa dan

Berbudaya.

Strategi yang dilakukan pada tahap ini adalah menititikberatkan pada

upaya perwujudan peningkatan kualitas SDM yang berdaya saing, ditandai

dengan terus meningkatnya kualitas kesejahteraan rakyat dan aparatur

pemerintah yang meningkat sebanding dengan tingkat kesejahteraan daerah-

daerah berpenghasilan menengah. Di samping itu indikator lainnya adalah

menguatnya kinerja kelembagaan pengelola SDM, dan tetap konsisten dalam

upaya penegakan hukum serta pendayagunaan SDM yang berkesinambungan.

2. Mewujudkan Pelayanan Pendidikan Yang Berkualitas

Strategi yang dilakukan pada tahap ini adalah dengan menititikberatkan

kepada :a. Peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan, termasuk yang berbasis

keunggulan lokal;b. Peningkatan manajemen pelayanan pendidikan yang efektif dan efisien;

dan/atauc. Mensinergikan antara pembangunan pendidikan, ilmu pengetahuan dan

teknologi serta peningkatan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan

standar pelayanan nasional.

3. Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas

Strategi yang dilakukan adalah dengan upaya untuk meningkatkan

pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pada tahap ini ditandai dengan akreditasi

seluruh .........

Page 190: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 174 -

seluruh pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan rujukan yang

dikelola secara profesional oleh tenaga kesehatan yang sudah mengikuti sertifikasi

profesi dan berdampak pada menurunnya penderita gizi buruk, gizi kurang serta

meningkatnya aksesibilitas penduduk miskin ke pelayanan kesehatan dasar dan

rujukan dengan menggunakan jaminan/asuransi kesehatan masyarakat miskin

dengan contact rate nya mencapai 1 kali setiap tahunnya.

4. Mewujudkan Pengembangan Perdagangan dan Sektor Lapangan Usaha

Lainnya yang Berdaya Saing Tinggi

Strategi yang dilakukan pada tahap ini dengan menititikberatkan pada

upaya untuk mewujudkan kegiatan usaha yang berdaya saing antara lain :a. Peningkatan mutu dan pengembangan teknologi agribisnis mulai dari hulu

sampai hilir dalam kerangka merespons tuntutan konsumen terhadap mutu,

kenyamanan, keamanan, kesehatan, dan kelestarian produk;b. Menciptakan lingkungan usaha yang nyaman dan kondusif, pengembangan

kemampuan inovasi dan peningkatan kemampuan sumber daya industri kecil;

dan/atauc. Perluasan kawasan perdagangan di daerah yang cepat tumbuh serta penataan

distribusi barang.

5. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik Dengan Aparatur

Pemerintah Daerah Yang Profesional Dan Amanah

Pembangunan pemerintahan diarahkan pada pelembagaan aspek

demokrasi yang menjunjung etika, penguatan produk hukum daerah (Perda)

untuk memantapkan pelaksanaan otonomi dan penyelenggaraan pemerintahan.

Pada tahap ini dititikberatkan pada :a. Peningkatan operasionalitas dan profesionalitas aparatur yang didukung oleh

standar prosedur operasional yang jelas dan tata laksana serta kompetensi

yang memadai;b. Aspek keuangan daerah adalah dengan melanjutkan upaya-upaya yang telah

dilaksanakan pada lima tahun kedua serta diarahkan pada peningkatan daya

guna kekayaan dan asset daerah, optimalisasi pengelolaan belanja daerah

terutama di Satuan Kerja Perangkat Daerah;

c. Menjaga .........

Page 191: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 175 -

c. Menjaga kesinambungan fiskal daerah dan intensifikasi peluang-peluang

untuk mendapatkan sumber dana di luar APBD Kota Sukabumi; dan/ataud. Mengintensifkan kerjasama antar daerah, antara Kota Sukabumi dengan

kota/kabupaten di dalam negeri maupun dengan kota-kota diluar negeri

sebagai bentuk implementasi kerjasama Citynet (government to government dan

city to city cooperation).

6. Mewujudkan Kota Sukabumi yang Nyaman dan Indah

Strategi yang dilakukan adalah dengan upaya untuk mewujudkan Kota

Sukabumi yang nyaman dan indah pada tahap ini ditandai dengan semakin efisien

dan efektifnya pemanfaatan ruang yang didukung oleh pemenuhan infrastruktur

kota yang semakin memadai, penggunaan ruang untuk aktivitas perekonomian

dan pemerintahan secara bertahap telah berjalan di wilayah kota baru. Sejalan

dengan itu pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan

sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat karena didukung

oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien,

dan akuntabel. Kondisi itu semakin mendorong terwujudnya kota tanpa

permukiman kumuh.

Dalam konteks regional Kota Sukabumi sebagai bagian pembangunan di

Provinsi Jawa Barat, Kota Sukabumi merupakan bagian dari Wilayah

Pengembangan Sukabumi (WP Sukabumi) dan bagian dari Pusat Kegiatan

Wilayah (PKW) Sukabumi. Pembangunan kewilayahan diarahkan untuk

mengatasi kesenjangan kesejahteraan masyarakat antar wilayah, baik antar

kabupaten dan kota maupun antara wilayah perkotaan dan perdesaan, sehingga

dapat mewujudkan pembangunan secara berkelanjutan dan berkeadilan. Fokus

pengembangan Kota Sukabumi di dalam WP Sukabumi, diarahkan untuk

pengembangan pusat pengolahan agribisnis dan peternakan, agropolitan, wisata

agro, industry non-polutan serta perdagangan dan jasa.

Kebijakan umum pembangunan yang tertuang dalam Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Sukabumi tahun 2008-2025 dan

strategi yang direncanakan pada tahapan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah tersebut, selaras dengan program prioritas yang dicanangkan

oleh .........

Page 192: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 176 -

oleh Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi periode 2013-2018, dengan visi dan

penjabaran ke dalam 5 (lima) misi yang ingin di raih dalam 5 (lima) tahun ke

depan.

B. PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Dalam upaya pencapaian visi dan misi sebagaimana telah dijelaskan

sebelumnya, maka disusun prioritas pembangunan yang menjadi indikator

terhadap pencapaian target-target pembangunan. Program pembangunan yang

menjadi indikator pencapaian visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota tersebut

dikaitkan dengan pencapaian terhadap 7 (tujuh) aspek prioritas pembangunan

tersebut yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7.1. Aspek Program Pembangunan Kota Sukabumi Tahun 2013-2018

No. Prioritas Pembangunan Program Pembangunan1 Aspek Agama dan

Sosial Budaya1. Program Pengembangan Wawasan

Kebangsaan.2. Program Pembinaan lembaga pendidikan,kesehatan, sosial dan keagamaan.3. Program Pengembangan Ekonomi Kreatif.4. Program Peningkatan peran serta dankesetaraan jender dalam pembangunan.5. Program pembinaan panti asuhan/ pantijompo.6. Program Peningkatan peran sertakepemudaan.7. Program pemberdayaan masyarakat untukmenjaga ketertiban dan keamanan.8. Program Pengelolaan Keragaman Budaya.9. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya.10. Program Pembinaan dan PemasyarakatanOlah Raga.11. Peningkatan sarana dan prasarana olahraga.

2 Aspek ReformasiBirokrasi

1. Program Peningkatan Kapasitas SumberDaya Aparatur.

2. Program Pendidikan Kedinasan.3. Program Pembinaan dan Pengembangan

Aparatur.4. Program Peningkatan Sistem Pengawasan

Internal dan Pengendalian PelaksanaanKebijakan Kepala Daerah.

5. Program .........

Page 193: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 177 -

No. Prioritas Pembangunan Program Pembangunan5. Program Perencanaan Pembangunan

Daerah.6. Program peningkatan dan Pengembangan

Pengelolaan Keuangan Daerah.7. Program Peningkatan Partisipasi

Masyarakat dalam Pembangunan diKecamatan/Kelurahan.

8. Program Pemeliharaan Kantrantibmas DanPencegahan Tindak Kriminal.

9. Program Pengembangan WawasanKebangsaan.

10. Program Peningkatan Kerjasama AntarPemerintah Daerah

11. Program Kerjasama Pembangunan.12. Program Pengembangan Komunikasi

Informasi dan Media Massa13. Program Kerjasama Informasi Media

Massa14. Program kelembagaan dan Ketatalaksanaan

antar Pemerintah dan Pemda.15. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga

Perwakilan Rakyat Daerah.16. Pemberian bantuan pembangunan ke

masyarakat dalam bentuk hibah3 Aspek Pemeliharaan

dan PembangunanInfrastruktur danLingkungan Hidup

1. Program rehabilitasi/pemeliharaan Jalandan Jembatan.

2. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan.3. Program Inspeksi Kondisi Jalan dan

Jembatan.4. Program Penguatan Infrastruktur dan

Prasarana Daerah (DPIPD).5. Program Pengembangan Kinerja

Pengelolaan Persampahan.6. Program Pengendalian Pencemaran dan

Perusakan Lingkungan Hidup.7. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau

(RTH).4 Aspek Pendidikan 1. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan

Tenaga Kependidikan.2. Program Pendidikan Anak Usia Dini.3. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar

Sembilan Tahun.4. Program Pendidikan Menengah.5. Program Manajemen Pelayanan

Pendidikan.6. Program Pendidikan Non Formal.

5. Aspek .........

Page 194: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 178 -

No. Prioritas Pembangunan Program Pembangunan5 Aspek Kesehatan 1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat.

2. Program Kemitraan Peningkatan PelayananKesehatan.

3. Program Peningkatan Pelayanan KesehatanAnak Balita.

4. Program Peningkatan Keselamatan IbuMelahirkan dan Anak.

5. Program Perbaikan Gizi Masyarakat6. Program Pencegahan dan Penanggulangan

Penyakit Menular7. Program Promosi Kesehatan dan

Pemberdayaan masyarakat8. Program Pengadaan, Peningkatan dan

Perbaikan Sarana dan PrasaranaPuskesmas/Puskesmas Pembantu danJaringannya.

9. Program Keluarga Berencana.6 Aspek Daya Saing

Daerah Ekonomi,Pemberdayaan Koperasidan UMKM, sertaPenanggulanganKemiskinan

1. Program Peningkatan PelaksanaanPelayanan Perizinan.

2. Program Peningkatan Iklim Investasi danRealisasi Investasi.

3. Program Peningkatan Promosi danKerjasama Investasi.

4. Program Peningkatan Kualitas danProduktifitas Tenaga Kerja.

5. Program Pengembangan Sistem PendukungUsaha Bagi KUMKM

6. Program Peningkatan Kualitas danProduktifitas Tenaga Kerja.

7. Program Peningkatan Kesempatan Kerja.8. Perlindungan dan pengembangan lembaga

ketenagakerjaan.9. Program Pengembangan Industri Kecil dan

Menengah.10. Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima

dan Asongan.11. Program Pengembangan Kewirausahaan

dan Keunggulan Kompetitif.12. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan

Dalam Negeri.13. Program Pengembangan Sentra-sentra

Industri Potensial.14. Program Peningkatan Kualitas

Kelembagaan Koperasi.15. Program Pengembangan Kewirausahaan

dan Keunggulan Kompetitif UKM.

16. Program .........

Page 195: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 179 -

No. Prioritas Pembangunan Program Pembangunan16. Program Pengembangan Sistem Pendukung

Usaha bagi UMKM.17. Program Perlindungan Konsumen dan

Pengamanan Perdagangan.18. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Pertanian/ Perkebunan.19. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

dan Program Pemberdayaan PenyuluhPertanian/ Perkebunan.

20. Program Pengembangan BudidayaPerikanan.

21. Program Peningkatan Pemasaran HasilProduksi Peternakan.

22. Program Peningkatan KesejahteraanPetani.

23. Program Pengembangan Kemitraan.24. Program Pengembangan dan Pemasaran

Pariwisata.25. Program Pengembangan Destinasi.26. Program Pengembangan Ekonomi

Kreatif.7 Aspek Peningkatan

Pelayanan DasarAdminsitrasiKependudukan

1. Program Penataan AdministrasiKependudukan.

2. Bantuan Sosial

Ketujuh aspek prioritas pembangunan tersebut atas, juga merupakan dasar

penetapan indikator kinerja dalam mengukur target program pembangunan

daerah. Dalam menjamin keselarasan pembangunan nasional, Provinsi Jawa Barat

dan daerah Kota Sukabumi maka dalam penetapan indikator kinerja daerah,

dipergunakan indikator-indikator yang bersumber pada: 1) Standar pelayanan

minimal (SPM) sebagaimana telah ditetapkan oleh peraturan kementerian

pemerintah; 2) Indikator kinerja kunci yang termuat dalam Peraturan Pemerintah;

dan 3) Kearifan lokal dan potensi yang dimiliki.

Pada tabel berikut disajikan Kebijakan Umum Pembangunan di Kota

Sukabumi, yang berisikan sasaran dengan program pembangunan daerah Kota

Sukabumi :

Tabel 7.2 .........

Page 196: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 180 -

Tabel 7.2. Program Pembangunan Kota Sukabumi Tahun 2013-2018

No. Misi SasaranProgram

PembangunanDaerah

Bidang UrusanSKPD

PenanggungJawab

1. Misi 1 :Mewujudkanreformasibirokrasimenujusumber dayamanusiayangberiman,bertaqwa danberilmu

Meningkatnyaaktifitasmasyarakatdalamkehidupanberagama dankesetiakawanansosial.

ProgramPengembanganWawasanKebangsaan

Otonomi Daerah,PemerintahanUmum,AdministrasiKeuangan Daerah,Perangkat Daerah,Kepegawaian danPersandian.

SekretariatDaerah

Meningkatnyasarana danprasaranaperibadatan.

ProgramPembinaanlembagapendidikan,kesehatan, sosialdan keagamaan

Otonomi Daerah,PemerintahanUmum,AdministrasiKeuangan Daerah,Perangkat Daerah,Kepegawaian danPersandian.

SekretariatDaerah

MenurunnyalajupertumbuhanpenyandangmasalahKesejahteraanSosial

1. ProgramPemberdayaanFakir Miskin,KomunitasAdat Terpecil(KAT) danPMKS lainnya.

2. ProgramPelayanan danRehabilitasiKesejahteraanSosial.

3. ProgramPemberdayaanKelembagaanKesejahteraanSosial.

4. Programpembinaanpanti asuhan/panti jompo

Sosial Dinas Sosial,Tenaga KerjadanTransmigrasi

Terwujudnyasumber dayaaparaturpemerintahyang berkualitas

1. Programpeningkatankapasitassumber dayaaparatur

2. ProgramPendidikankedinasan

Otonomi Daerah,PemerintahanUmum,AdministrasiKeuangan Daerah,Perangkat Daerah,Kepegawaian danPersandian

BadanKepegawaianPendidikan danPelatihan

Terwujudnyapendidikan budipekerti,wawasankebangsaan dankearifan lokalbagi masyarakat

1. Program WajibBelajarPendidikanDasar SembilanTahun

2. ProgramPendidikanMenengah

Pendidikan DinasPendidikan danKebudayaan

Meningkatnya .........

Page 197: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 181 -

No. Misi SasaranProgram

PembangunanDaerah

Bidang UrusanSKPD

PenanggungJawab

Meningkatnyaapresiasimasyarakatterhadapbudaya baca

ProgramPengembanganbudaya baca danpembinaanperpustakaan

Perpustakaan KantorPerpustakaanUmum danArsip Daerah

2. Misi 2 :Mewujud-kan tatakelolapemerintahan yang baik,bersih,berwibawa,jujur, adil,profesional,mendengardan melayanimasyarakatdenganikhlas

Meningkatnyamutupengawasandan pelaksanaanpengendalianintern dalampenyeleng-garaanpemerintahandaerah

ProgramPeningkatanSistemPengawasanInternal danPengendalianPelaksanaanKebijakan KepalaDaerah

Otonomi Daerah,PemerintahanUmum,AdministrasiKeuangan Daerah,Perangkat Daerah,Kepegawaian danPersandian

Inspektorat

Meningkatnyakualitasdokumenperencanaandanpengendalianpembangunandaerah yangterpadu

ProgramPerencanaanPembangunanDaerah

PerencanaanPembangunan

BadanPerencanaanPembangunanDaerah

Meningkatnyaefisiensi danefektifitaspenggunaananggaran yangseimbang danterkelolanyaaset daerahberorientasipadakepentinganpublik

Programpeningkatan danPengembanganpengelolaankeuangan daerah

Otonomi Daerah,PemerintahanUmum,AdministrasiKeuangan Daerah,Perangkat Daerah,Kepegawaian danPersandian

DinasPendapatan,PengelolaanKeuangan, danAset Daerah

Meningkatnyapemanfaatanteknologiinformasi

ProgramPengembanganKomunikasiInformasi danMedia Massa

Komunikasi daninformatika

KantorKomunikasidanInformatika

Meningkatnyakualitaspelayananmasyarakat

1. ProgramkelembagaandanKetatalaksanaan antarPemerintahdan Pemda

2. ProgramPembinaandan PelayananAdministrasiPemerintahTingkatKewilayahan

Otonomi Daerah,PemerintahanUmum,AdministrasiKeuangan Daerah,Perangkat Daerah,Kepegawaian danPersandian

SekretariatDaerahKecamatan

Meningkatnya .........

Page 198: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 182 -

No. Misi SasaranProgram

PembangunanDaerah

Bidang UrusanSKPD

PenanggungJawab

Meningkatnyakapasitasanggota DPRD

Programpeningkatankapasitas lembagaperwakilan rakyatdaerah

Otonomi Daerah,PemerintahanUmum,AdministrasiKeuangan Daerah,Perangkat Daerah,Kepegawaian danPersandian

SekretariatDPRD

Meningkatnyapenegakan dankepastianhukum yangadil bagi semuapihak

Program PenataanPeraturanPerundang-undangan

Otonomi Daerah,PemerintahanUmum,AdministrasiKeuangan Daerah,Perangkat Daerah,Kepegawaian danPersandian

SekretariatDaerah

Meningkatnyakualitas layananadministrasikependudukan

Program PenataanAdministrasiKependudukan

Kependudukandan Catatan Sipil

DinasKependudukandan PencatatanSipil

Meningkatnyapengelolaan danpelayanankearsipandaerah

Perbaikan sistemadministrasikearsipan

Kearsipan KantorPerpustakaandan ArsipDaerah

3. Misi 3 :Mewujudkanpelayanandasar yanglebih baikdanberkualitas

Meningkatnyapemerataan,akses, mutu,relevansi dandaya saing disetiap jenjangpendidikan

1. ProgramPendidikanAnak UsiaDini

2. Program WajibBelajarPendidikanDasar 9 Tahun

3. ProgramPendidikanMenengah

4. ProgramManajemenPelayananPendidikan

Pendidikan DinasPendidikan danKebudayaan

Meningkatnyakinerja pendidikdan tenagakependidikan

ProgramPeningkatan MutuPendidik danTenagaKependidikan

Pendidikan DinasPendidikan danKebudayaan

MeningkatnyaKesehatan ibu,anak dan gizimasyarakat

1. ProgramPeningkatanKeselamatanIbu dan Anak

2. Programperbaikan gizimasyarakat

Kesehatan DinasKesehatan

MeningkatnyaupayaKesehatanMasyarakat

Program UpayaKesehatanMasyarakat

Kesehatan DinasKesehatan

Meningkatnya .........

Page 199: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 183 -

No. Misi SasaranProgram

PembangunanDaerah

Bidang UrusanSKPD

PenanggungJawab

Meningkatnyapelayananpromotiv danpreventif bidangkesehatan

1. Programpromosikesehatan danpemberdayaanmasyarakat

2. Programpengemba-nganLingkungansehat

Kesehatan DinasKesehatan

Berkurangnyakasus penyakitmenular.

Programpencegahan danpenanggulanganpenyakitmenular

Kesehatan DinasKesehatan

Terwujudnyacakupanjaminanpemeliharaankesehatankeluarga miskin.

1. ProgramKemitraanPeningkatanPelayananKesehatan.

2. ProgrampelayananKesehatanuntukpendudukmiskin.

3. ProgramPangadaan,Peningkatandan PerbaikanSarana DanPrasaranapuskesmas,pustu danjaringannya

Kesehatan DinasKesehatan

MeningkatnyaKualitasKesehatanLingkungan

1. ProgramPromosiKesehatan danPemberdayaanMasyarakat

2. ProgramPenyehatanLingkungan

Kesehatan DinasKesehatan

Meningkatnyajaminankeamanan obatdan makananbagi kesehatanmasyarakat.

Program obat danperbekalankesehatan

Kesehatan DinasKesehatan

MeningkatnyaPengawasanobat danmakanan

Program obat danperbekalankesehatan

Kesehatan DinasKesehatan

Meningkatnya .........

Page 200: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 184 -

No. Misi SasaranProgram

PembangunanDaerah

Bidang UrusanSKPD

PenanggungJawab

Meningkatnyakualitas dankuantitassumber dayamanusia dalampelayanankesehatan.

ProgramStandarisasiPelayananKesehatan

Kesehatan DinasKesehatan

Terwujudnyasistem InformasiKesehatan

Program Panga-daan, PeningkatanDan PerbaikanSarana danPrasaranapuskesmas, pustudan jaringannya

Kesehatan DinasKesehatan

Meningkatnyapengawasanterhadap HIV-AIDS danpenyalahgunaannarkoba danzat adiktiflainnya

Programpencegahan danpenanggulanganpenyakit menular

Kesehatan DinasKesehatan

Meningkatnyapengembangandan diversifikasiunit pelayanansesuai perspektifmasyarakat.

1. Program Standa-risasi PelayananKesehatan

2. Programpengadaan,peningkatansarana danprasaranarumah sakit/rumah sakitjiwa/rumahsakit paru-paru/rumahsakit mata

Kesehatan DinasKesehatan danRSUD. R.Syamsudin, SH

Terkendalinyapertumbuhanpenduduk sertameningkatnyakeluarga yangberkualitas dansejahtera.

Program KeluargaBerencana

KeluargaBerencana danKeluarga Sejahtera

BadanPemberdayaanMasyarakat,Perempuan danKeluargaBerencana

Meningkatnyaperanperempuandalampembangunan

ProgramPenguatanKelembagaanPengarusutamaanGender dan Anak

PemberdayaanPerempuan

BadanPemberdayaanMasyarakat,Perempuan danKeluargaBerencana

Meningkatnyakualitas dankuantitaspotensipemberdayaanmasyarakat

Program KeluargaBerencana

KeluaragaBerencana danKeluarga Sejahtera

BadanPemberdayaanMasyarakat,Perempuan danKeluargaBerencana

Terciptanya .........

Page 201: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 185 -

No. Misi SasaranProgram

PembangunanDaerah

Bidang UrusanSKPD

PenanggungJawab

Terciptanya danterkendalinyapemanfaatanruang yangserasi.

1. ProgramPerencanaanTata Ruang.

2. ProgramPengelolaanruang terbukahijau (RTH).

Penataan RuangLingkunganHidup

Dinas TataRuang,Perumahan danPermukiman.KantorLingkunganHidup.DinasPengelolaanSampah,Pertamanan,danPemakaman

Meningkatnyakualitaslingkunganhidup kota.

1. Programpengemba-ngan kinerjapengelolaanpersampahan

2. Programpengemba-nganperumahan

3. Programperlindungandan konservasisumber dayaalam

LingkunganHidupPerumahan

DinasPengelolaanSampah,Pertamanan,danPemakamanDinas TataRuang,Perumahan danPermukimanKantorLingkunganHidup

Meningkatnyakualitas danketersediaaninfrastrukturpendukungkota.

1. ProgramPenguatanInfrastrukturdan PrasaranaDaerah(DPIPD)

2. ProgramPembangunanJalan danJembatan

Pekerjaan UmumPerumahan

DinasPerhubunganDinas TataRuang,Perumahan danPermukiman

Meningkatnyakualitaspelayanan jasatransportasijalan.

Programpeningkatan danpengamanan lalulintas

Perhubungan DinasPerhubungan

4. Misi 4 :Mendorongpertumbuhanekonomi dandaya saingdaerah

Terwujudnyaprosedur dibidangperizinan daninvestasi yanglebih mudah,cepat, dantransparansesuai peraturanyang berlaku.

ProgramPeningkatanPelaksanaanPelayananPerizinan

Penanaman modal BadanPenanamanModal danPelayananTerpadu

Meningkatnyanilai investasiPMA danPMDN

ProgramPeningkatanPromosi danKerjasamaInvestasi

Penanaman modal BadanPenanamanModal danPelayananTerpadu

Meningkatnya .........

Page 202: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 186 -

No. Misi SasaranProgram

PembangunanDaerah

Bidang UrusanSKPD

PenanggungJawab

Meningkatnyakualitas tenagakerja sehinggamampubersaing dipasar kerja.

ProgramPeningkatanKualitas danProduktifitasTenaga Kerja

Ketenagakerjaan Dinas SosialTenaga KerjadanTransmigrasi

MeningkatnyaPartisipasiAngkatan Kerja

1. ProgramPeningkatanKualitas danProduktifitasTenaga Kerja

2. ProgramPeningkatanKesempatanKerja

Ketenagakerjaan Dinas SosialTenaga KerjadanTransmigrasi

Meningkatnyapenyerapantenaga kerja

Program Pening-katan Promosi danKerjasamaInvestasi

Ketenagakerjaan Dinas SosialTenaga KerjadanTransmigrasi

MeningkatnyaproduktifitasUMKM melaluipemanfaatanteknologi danpemenuhansaranaprasaranausaha.

1. ProgramPengemba-ngan IndustriKecil danMenengah

2. ProgramPeningkatanEfisiensiPerdaganganDalam Negeri

Koperasi danusaha kecilmenengahPerdagangan

Dinas Koperasi,PerindustriandanPerdagangan

Meningkatnyakapasitaskelembagaankoperasi sesuaidengan jati dirikoperasi.

PengembanganKewirausahaandan KeunggulanKompetitif UKM

Koperasi danusaha kecilmenengah

Dinas Koperasi,PerindustriandanPerdagangan

Meningkatnyaakses permo-dalan bagipelaku koperasidan UKM.

Koperasi danusaha kecilmenengah

Dinas Koperasi,PerindustriandanPerdagangan

Meningkatnyaiklim usahaPerdaganganyang kondusif

1. ProgramPerlindunganKonsumen danPengamananPerdagangan

2. ProgramPembinaanPedagang KakiLima danAsongan

3. ProgramPeningkatanEfisiensiPerdaganganDalam Negeri

Perdagangan Dinas Koperasi,PerindustriandanPerdagangan

Meningkatnya .........

Page 203: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 187 -

No. Misi SasaranProgram

PembangunanDaerah

Bidang UrusanSKPD

PenanggungJawab

Meningkatnyakondisiketahananpangan daerah.

1. Programpengemba-ngan danpengelolaanjaringanirigasi, rawadan jaringanpengairanlainnya

2. ProgramPeningkatanKetahananPanganPertanian/Perkebunan

Pekerjaan UmumKetahanan Pangan

Dinas TataRuang,Perumahan danPermukiman.DinasPertanian,Perikanan danKetahananPangan

Meningkatnyakemandiriandanproduktivitaslembaga usahabidangagribisnis.

1. ProgramPeningkatanKesejahteraanPetani

2. ProgramPemberdayaanPenyuluhPertanian/Perkebunan

Pertanian DinasPertanian,Perikanan danKetahananPangan

Meningkatnyaproduksi,produktivitas,dan mutuprodukagribisnis.

ProgramPeningkatanPemasaran HasilProduksiPertanian/Perkebunan.

Pertanian DinasPertanian,Perikanan danKetahananPangan

Meningkatnyakesejahteraanpelakuagribisnis

1. ProgramPeningkatanKesejahteraanPetani

2. ProgramPemberdayaanPenyuluhPertanian/Perkebunan

Ketahanan Pangan DinasPertanian,Perikanan danKetahananPangan

Meningkatnyamasyarakatyangmengkonsumsimakanan nonberas dan terigu

ProgramPeningkatanKetahanan PanganPertanian/Perkebunan

Ketahanan Pangan DinasPertanian,Perikanan danKetahananPangan

Tercapainyapeningkatandaya saing dandaya jual desti-nasi pariwisata.

ProgramPengembanganKemitraan

Pariwisata Dinas Pemuda,Olahraga,Pariwisata danEkonomiKreatif

Terwujudnyagedungkesenian untukmelestarikandan mengem-bangkanbudaya.

ProgramPengembanganEkonomi Kreatif

Pariwisata Dinas Pemuda,Olahraga,Pariwisata danEkonomiKreatif

Meningkatnya .........

Page 204: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 188 -

No. Misi SasaranProgram

PembangunanDaerah

Bidang UrusanSKPD

PenanggungJawab

Meningkatnyapembinaanlembaga/kelompokseni danbudaya.

ProgramPengembanganEkonomi Kreatif

Pariwisata Dinas Pemuda,Olahraga,Pariwisata danEkonomiKreatif

Meningkatnyaperkembanganekonomi kreatifyang berbasiskeunggulandaerah.

ProgramPengembanganEkonomi Kreatif

Pariwisata Dinas Pemuda,Olahraga,Pariwisata danEkonomiKreatif

Meningkatnyapembinaanolahraga yangberorientasipada prestasi.

ProgramPembinaan danPemasyarakatanOlah Raga

Kepemudaan danolahraga

Dinas Pemuda,Olahraga,Pariwisata danEkonomiKreatif

Meningkatnyajumlahmasyarakatyangberolahragauntukmenjagakesehatan

ProgramPembinaan danPemasyarakatanOlah Raga

Kepemudaan danolahraga

Dinas Pemuda,Olahraga,Pariwisata danEkonomiKreatif

Meningkatnyapembinaanpotensikepemudaandalam peranpembangunan.

Peningkatan peranserta kepemudaan

Kepemudaan danolahraga

Dinas Pemuda,Olahraga,Pariwisata danEkonomiKreatif

5. Misi 5 :Meningkat-kankeamanan,ketertiban,keindahan,dankebersihankota

Meningkatnyaketertiban,disiplin danperlindunganmasyarakat.

1. Programpemeliharaankamtrantib-mas danpencegahantindakkriminal.

2. Programpengemba-ngan wawasankebangsaan.

3. Programpeningkatankeamanan dankenyamananlingkungan.

Kesatuan Bangsadan Politik DalamNegeri

Polisi PamongPraja danKantorKesatuanBangsa danPolitik

Meningkatnyapemahaman dankemampuanaparatur danmasyarakatdalampenangananresiko bencana.

Programpencegahan dinidanpenanggulangankorban bencanaalam

Kesatuan Bangsadan Politik DalamNegeri

BadanPenanggula-ngan BencanaDaerah

Meningkatnya .........

Page 205: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 189 -

No. Misi SasaranProgram

PembangunanDaerah

Bidang UrusanSKPD

PenanggungJawab

Meningkatnyapembinaanpolitik daerah,Lembagaswadayamasyarakat, danOrganisasiKemasyarakatan.

Programpendidikan politikmasyarakat

Kesatuan Bangsadan Politik DalamNegeri

KantorKesatuanBangsa danPolitik

Terwujudnyakerukunan antardan inter umatberagamasebagaiperwujudannilai-nilaiagama.

Programpengembanganwawasankebangsaan

Kesatuan Bangsadan Politik DalamNegeri

KantorKesatuanBangsa danPolitik

Meningkatnyapenangananpersampahanperkotaan.

ProgramPengembanganKinerjaPengelolaanPersampahan

LingkunganHidup

DinasPengelolaanSampah,Pertamanan,danPemakaman

Meningkatnyakebersihan dankeindahan kota.

ProgramPengembanganKinerjaPengelolaanPersampahan

LingkunganHidup

DinasPengelolaanSampah,Pertamanan,danPemakaman

Meningkatnyabiopori dantanaman yangmenyerap air

ProgramPengelolaanRuang TerbukaHijau

LingkunganHidup

DinasPengelolaanSampah,Pertamanan,danPemakaman

Indikator dan capaian kinerja atas program pembangunan daerah ini lebih

lanjut akan ditetapkan melalui peraturan Kepala Daerah.

BAB VIII ………

Page 206: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 190 -

BAB VIII

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITASDISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

Berlandaskan pada pelaksanaan, pencapaian dan sebagai keberlanjutan

RPJMD fase ke II (tahun 2008-2013), pada RPJMD fase ke III (2013-2018) ini

ditandai dengan daya saing perekonomian Kota Sukabumi yang semakin kuat,

kompetitif dan terpadu, terpenuhinya ketersediaan infrastruktur yang didukung

oleh mantapnya kerjasama pemerintah dan swasta, penataan kelembagaan

ekonomi untuk mendorong peningkatan efisiensi, produktivitas, penguasaan dan

penerapan teknologi oleh masyarakat dalam kegiatan perekonomian. Pada sektor

perdagangan dan jasa tahapan pembangunan ini diarahkan pada penciptaan

lingkungan bisnis yang nyaman dan kondusif, pengembangan kemampuan

inovasi, pengembangan industri kecil yang tangguh, perluasan kawasan

perdagangan di daerah cepat tumbuh, pemberdayaan produk dalam lokal serta

pengembangan pasar dalam negeri dan luar negeri.

Dengan memperhatikan kondisi tersebut serta mempertajam hal-hal yang

telah disampaikan kepala daerah dalam proses perencanaan politik melalui

program-program pembangunan, ditetapkan hal-hal yang menjadi prioritas

pembangunan, baik dengan kemampuan pembiayaan APBD Kota Sukabumi,

maupun bersumber pembiayaan lainnya, seperti APBD Provinsi Jawa Barat dan

APBN.

Tabel 8.1. Prioritas Pembangunan Kota Sukabumi Tahun 2013-2018

NoAspek

PrioritasPembangunan

Indikasi ArahProgram Prioritas

Pembangunan

RencanaWaktu

Pelaksanaan

Pagu IndikasiUntuk 5 Tahun

(Rp.000)

SKPDPenanggung

Jawab1 Aspek Agama

dan SosialBudaya

1. Mengoptimalkanperanan MUI,FKUB danlembaga-lembagakeagamaan gunameningkatkanpengamalan nilai-nilai agama dalamkehidupan danterwujudnyakerukunan antardan inter umatberagama.

2013-2018 1.600.000 SekretariatDaerah.

2. Meningkatkan .........

Page 207: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 191 -

NoAspek

PrioritasPembangunan

Indikasi ArahProgram Prioritas

Pembangunan

RencanaWaktu

Pelaksanaan

Pagu IndikasiUntuk 5 Tahun

(Rp.000)

SKPDPenanggung

Jawab2. Meningkatkan

kesadaran umatmuslim dalammembayar zakat,infaq, sodaqoh,dan berqurban

3. Meningkatkankesadaran untukkesetiakawanansosial.

4. PembangunanGedung Kesenianuntukmelestarikan danmengembangkanbudaya dankearifan lokal.

5. Meningkatkanpembinaanorganisasikepemudaan,olahraga, linmas,wanita,pengarustamaangender berbudayabangsa, pensiunan,lansia.

6. Mewajibkan setiapsiswa muslim yangakan melanjutkanke jenjangpendidikan SMPNegeri, memilikiSTTB atau SuratKeterangan sedangmengikutipendidikan dariMadrasah Diniyah.

2013-2018

2013-2018

2014-2015

2013-2018

2013-2018

3.500.000

3.500.000

2.000.000

20.000.000

-

SekretariatDaerah.

SekretariatDaerah.

Dinporarekraf

SekretariatDaerah,Dinporarekrafdan BPMPKB

SekretariatDaerah, danDinas P dan K

2 AspekReformasiBirokrasi

1. Mewujudkanreformasi birokrasimelaluipeningkatanaparatur yangjujur, adil,profesional, taathukum,mendengar danmelayanimasyarakatdengan ikhlas.

2. Efektivitas danefisiensi anggaranWalikota danWakil Walikota,untuk dialokasikanbagi kepentinganmasyarakat.

2013-2018

2013-2018

10.000.000

-

BKPP danInspektorat

SekretariatDaerah

3. Transparasi .........

Page 208: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 192 -

NoAspek

PrioritasPembangunan

Indikasi ArahProgram Prioritas

Pembangunan

RencanaWaktu

Pelaksanaan

Pagu IndikasiUntuk 5 Tahun

(Rp.000)

SKPDPenanggung

Jawab3. Transparansi

pelayanan, mulaidari persyaratan,prosedur, biayadan waktu yangterukur sesuaidengan ketentuanyang berlaku.

4. Memberikanpenghargaankepada lembagakemasyarakatanyang sudahditetapkan dalamPeraturan Daerah,yaitu :a. Ketua RW Rp.

150.000,- perbulan.

b. Ketua RT Rp.100.000,- perbulan.

5. Memberikanbantuan untukpembangunan diwilayah RW yangdikelola pengurusRW, RT dan tokohmasyarakat,sebesar Rp.15.000.000,-pertahun per-RW

6. Mewujudkan KotaSukabumi yangtertib, aman,nyaman dan bebastawuran, melaluipeningkatankoordinasi,integrasi sinergidan simplifikasidengan seluruhinstitusi militer,Polri, sipil, MUI,tokoh agama,tokoh masyarakat,organisasi sosial,organisasi masya-rakat, organisasipemuda,organisasi pelajardan tokohpendidik.

7. Meningkatkanperanan danfungsi LPM.

2013-2018

2014-2018

2014-2018

2013-2018

2013-2018

5.000.000

12.495.000

26.625.000

1.750.000

300.000

BPMPT danDKPS

Kecamatan

SekretariatDaerah danDPPKAD

KantorKesbang danPolitik, SatuanPol PP

SekretariatDaerah.

8. Meningkatkan .........

Page 209: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 193 -

NoAspek

PrioritasPembangunan

Indikasi ArahProgram Prioritas

Pembangunan

RencanaWaktu

Pelaksanaan

Pagu IndikasiUntuk 5 Tahun

(Rp.000)

SKPDPenanggung

Jawab8. Meningkatkan

ruang komunikasiantara Walikotadan WakilWalikota denganmasyarakat.

9. Meningkatkanpengelolaankeuangan dan asetdaerah menujuopini WTP olehBPK-RI.

10. Meningkatkansinergitas denganpemerintah daerahlain.

2013-2018

2014-2018

2013-2018

1.750.000

6.350.000

1.000.000

KantorKominfo.

Inspektoratdan DPPKAD

SekretariatDaerah danBappeda

3 AspekPemeliharaandanPembangunanInfrastrukturdanLingkunganHidup

1. Pemeliharaaninfrastruktur, sertapembangunan/pembukaan aksesjalan baru ataspermintaanmasyarakat dankajian teknokratik.

2. Meningkatkankebersihan kota,membangun hutandan taman kota,ruang terbukahijau, penanamandan pemeliharaanpohon.

3. Mengembangkanpembangunanyang ramahlingkungan.

4. Pengelolaan sam-pah melalui daurulang sampah danpembuatankompos organik.

5. Mengembangkandan memper-banyak biopori,melakukanpemeriksaan CO2

dari kendaraandan kualitas air.

6. Menyediakan danapendampinganuntuk ProgramPNPM.

7. Pembangunankawasanpemerintahanpada wilayah baru.

2013-2018

2013-2018

2013-2018

2013-2018

2013-2018

2013-2014

2014-2018

120.000.000

25.000.000

10.000.000

10.000.000

1.000.000

5.000.000

40.000.000

DinasPerhubungan

DPSPP danKLH

DTPP

DPSPP

KLH

DPPKAD

DPPKAD danDTPP

4. Aspek .........

Page 210: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 194 -

NoAspek

PrioritasPembangunan

Indikasi ArahProgram Prioritas

Pembangunan

RencanaWaktu

Pelaksanaan

Pagu IndikasiUntuk 5 Tahun

(Rp.000)

SKPDPenanggung

Jawab4 Aspek

Pendidikan1. Meningkatkan

kualitas tenagapendidik,kependidikan danpengawaspendidik.

2. Meningkatkanpenerapan standarkompetensi dankompetensi dasarsebagai saranapeningkatankualitas siswa.

3. Mencukupikebutuhanoperasionalsekolah melaluiprogram KartuCerdas sampaidengan SLTA.

4. Meningkatkankerjasama dengandunia usaha dandunia industridalam rangkapenyerapan tenagakerja lulusan SMKdan SMA.

5. Menyediakan beasiswa bagi anakberprestasi

6. Memperkuatkurikulum muatanlokal dalam rangkamelestarikanbudaya lokal.

7. Meningkatkanpenerapanteknologiinformasi dankomunikasi sebagisaranapeningkatankualitas siswa.

8. Melatih tenagapengelolakeuangan di setiapsekolah danmeningkatkanperan komitesekolah untukmelindungimasyarakatberpenghasilanbawah danmenengah.

2013-2018

2013-2018

2013-2018

2014-2018

2014-2018

2014-2018

2013-2018

2013-2018

1.000.000

35.000.000

10.000.000

10.000.000

30.000.000

2.000.000

2.000.000

1.000.000

Dinas P dan K

Dinas P dan K

Dinas P dan K

Dinas P dan K

Dinas P dan K

Dinas P dan K

Dinas P dan K

Dinas P dan K

5. Aspek .........

Page 211: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 195 -

NoAspek

PrioritasPembangunan

Indikasi ArahProgram Prioritas

Pembangunan

RencanaWaktu

Pelaksanaan

Pagu IndikasiUntuk 5 Tahun

(Rp.000)

SKPDPenanggung

Jawab5 Aspek

Kesehatan1. Meningkatkan

kemudahan aksespelayanan dankualitas pelayanankesehatan denganProgram KartuSehat

2. PembangunanRumah SakitGratis untukmasyarakatmiskin.

3. Gratis pelayanankesehatan dasardan persalinan dipuskesmas danPustu meliputi:a. Pelayanan

rawat inapumum danrawat inappersalinan.

b. Pemeriksaandokter,pengobatan,dan konsultasikesehatan.

c. Tindak medikdasar.

d. Pelayanandasar kesehatanibu dan anak.

e. Pelayananlaboratoriumdasar untukitem tertentu.

f. Suratketeranganlahir, sakit dankematian.

g. Pelayanankesehatanlanjutan diRSUD R.Syamsudin, SHatau rumahsakit yangditunjuk, terdiriatas pelayanankesehatanrawat lanjutandan pelayananrawat inaplanjutan dikelas tiga.

2013-2018

2014-2015

2014-2018

30.000.000

40.000.000

20.000.000

DinasKesehatan

DinasKesehatan

DinasKesehatan danRSUD

4. Peningkatan .........

Page 212: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 196 -

NoAspek

PrioritasPembangunan

Indikasi ArahProgram Prioritas

Pembangunan

RencanaWaktu

Pelaksanaan

Pagu IndikasiUntuk 5 Tahun

(Rp.000)

SKPDPenanggung

Jawab4. Peningkatan

Program KB.5. Memenuhi

sarana danprasarana sertapeningkatanketrampilanPosyandu danPosbindu.

6. Meningkatkanprogrampromotif danpreventif bidangkesehatan.

7. Penurunan angkakematian bayidan ibumelahirkan,

8. Pencegahan danmenangananpenyakit menularseperti HIV/AIDS,TBC dan malaria.

9. Penanganan BalitaGizi Buruk.

10. Mempermudahizin kuliah danmelakukan diklatkepada paradokter, para medissecara berkala.

11. Meningkatkanakses air bersihbagi masyarakatdengan menambahpembangunansumur-sumurartesis dan MCKplus-plus yangdikelola olehmasyarakat,termasuk diwilayah PasarPelita dan TiparGede.

2013-2018

2013-2018

2013-2018

2013-2018

2013-2018

2013-2018

2013-2018

2013-2018

2.500.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

-

15.000.000

BPMPKB

BPMPKB

DinasKesehatan

DinasKesehatan

DinasKesehatan

DinasKesehatanDinasKesehatan danBKPP

DTPP

6 Aspek DayaSaing DaerahEkonomi,PemberdayaanKoperasi danUMKM, sertaPenanggula-nganKemiskinan

1. Penetapan SOPdan memulai ISOdi bidangperizinan,investasi danpelayanan publikyang lebih mudah,cepat dantransparan sesuaiaturan berlaku.

2014-2018 350.000 BPMPT

2. Mengembangkan .........

Page 213: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 197 -

NoAspek

PrioritasPembangunan

Indikasi ArahProgram Prioritas

Pembangunan

RencanaWaktu

Pelaksanaan

Pagu IndikasiUntuk 5 Tahun

(Rp.000)

SKPDPenanggung

Jawab2. Mengembangkan

pasar-pasartradisional danpenataan PKL(Pedagang KakiLima).

3. Mendorongpertumbuhan danperkembangankoperasi, UMKMdan ekonomikreatif denganmemberikan kreditmurah, membantuketerampilanmanagerial dankemitraan denganusaha yang lebihbesar.

4. Mengoptimalkanbalai latihankerja untuk mence-tak usahawan-usahawan barumaupun pekerja-pekerja yang jujurdan terampil.

5. Mendorongtumbuhkembangnyaindustri-industrirumah tanggayang mengarahpada produkunggulan daerahmelalui bantuanmodal usaha bagipengusaha keciltanpa bunga.

6. Memfasilitasipenyediaanlapanganpekerjaan yangdapat menga-komodir 25.000tenaga kerja.

7. Mewujudkan KotaSukabumi sebagaiKota Jasa danTujuan WisataKuliner.

8. Menyediakankredit murah bagiUMKM, HomeIndustry danPertanian.

2014-2018

2013-2018

2014-2018

2013-2018

2013-2018

2013-2018

2013-2018

60.000.000

100.000.000

2.500.000

5.000.000

-

5.000.000

6.000.000

Dinkoperindag

Dinkoperindag

Dinsostektrans

Dinkoperindag

BPMPT danDinsostektrans

Dinkoperindag

Dinkoperindag

5. Memperbaiki .........

Page 214: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 198 -

NoAspek

PrioritasPembangunan

Indikasi ArahProgram Prioritas

Pembangunan

RencanaWaktu

Pelaksanaan

Pagu IndikasiUntuk 5 Tahun

(Rp.000)

SKPDPenanggung

Jawab9. Memperbaiki

infrastrukturpertanian,peningkatankualitaspenyuluhanpertanianpenguatan danpemberdayaanpetani sertapengembanganagrobisnis.

10. Bantuan bibitunggul pertanian

11. Bantuanpengemasanproduk-produkpertanian, industriperumahan danUMKM.

2013-2018

2013-2018

2013-2018

15.000.000

2.000.000

1.500.000

DPPKP

DPPKP

DPPKP danDinkoperindag

7 AspekPeningkatanPelayananDasarAdminsitrasiKependudu-kan

1. Gratis pelayananadministrasikependudukanmeliputi:a. Penerbitan akta

kelahiran yangpelaporannyasesuai denganketentuan.

b. Penerbitan danperubahankartu keluarga.

c. Penerbitan danperpanjanganKTP.

d. Penerbitan aktakematian.

e. Seluruh jenissuratketeranganpindah.

2. Santunankematian bagiwarga miskin.

2014-2018 2.000.000 DKPS danSekretariatDaerah

Dalam mendukung capaian target pembangunan untuk tingkat Provinsi

Jawa Barat dan Nasional dengan sasaran manfaat bagi masyarakat Kota Sukabumi,

juga ditetapkan program prioritas pembangunan, baik sifatnya dilaksanakan

sendiri maupun yang bersifat fasilitasi atau dukungan pembangunan, dengan

sumber pembiayaan bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat maupun APBN,

yaitu sebagai berikut :

Tabel 8.2. .........

Page 215: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 199 -

Tabel 8.2. Prioritas Pembangunan Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 DenganSumber Pembiayaan APBD Provinsi Jawa Barat dan APBN

No. Aspek PrioritasPembangunan

Indikasi Arah Program PrioritasPembangunan

RencanaWaktu

Pelaksanaan

SKPDPenanggung

Jawab1 Aspek Agama dan

Sosial Budaya1. Penguatan Peran Tokoh

Agama dan TokohMasyarakat.

2. Penguatan pendidikankarakter menuju SDM JawaBarat berakhlakul karimah.

2014-2018

2014-2018

SekretariatDaerah

SekretariatDaerah

2 Aspek ReformasiBirokrasi

1. Peningkatan kinerjapemerintahan melaluipemberian insentif danfasilitas kerja bagi aparaturKelurahan.

2. Pengembangan Pusat Datayang dapat diakses olehseluruh masyarakat.

2014-2018

2014-2018

SekretariatDaerah

Kantor Kominfo

3 AspekPemeliharaan danPembangunanInfrastruktur danLingkunganHidup

1. Pembangunan Jalan LingkarSukabumi.

2. Pembangunan danPengembangan terminalangkutan umum regionalterpadu dan modern.

3. Pembangunan danpeningkatan sistem jaringanKereta Api yangmenghubungkan wilayahBogor-Sukabumi-Cianjur-Padalarang.

4. Pembangunan Jalan Tol yangmenghubungkan wilayahCiawi-Sukabumi-Cianjur-Padalarang.

5. Pengembangan kawasan siapbangun dan lingkungan siapbangun.

6. Pengembangan sistempelayanan air bersih.

7. Peningkatan sistempengelolaan air limbah.

8. Penataan jaringan drainaseperkotaan.

9. Pembangunan kawasanpemerintahan terpadu padawilayah baru (selatan kota).

2014-2016

2014-2016

2016-2018

2014-2018

2014-2018

2014-2018

2014-2018

2014-2018

2014-2018

DinasPerhubunganDinasPerhubungan

DinasPerhubungan

DinasPerhubungan

DTPP

DTPP

DTPP

DTPP

DTPP

4 Aspek Pendidikan 1. Pendidikan MenengahUniversal

2. Beasiswa pendidikan untukpemuda, tenaga medis, sertakeluarga atlit berprestasi danguru

3. Peningkatan dan perluasansarana dan kapasitaspendidikan dasar, menengahdan tinggi.

2014-2018

2014-2018

2014-2018

Dinas P dan K

Dinas P dan K,danDinporarekraf

Dinas P dan K

5. Aspek .........

Page 216: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 200 -

No. Aspek PrioritasPembangunan

Indikasi Arah Program PrioritasPembangunan

RencanaWaktu

Pelaksanaan

SKPDPenanggung

Jawab5 Aspek Kesehatan 1. Pembangunan Rumah Sakit.

2. Revitaliasi posyandu dandana operasional kaderposyandu.

3. Pembangunan GedungRawat Inap Keluarga Miskin.

2015-20162014-2018

2015-2016

Dinas KesehatanBPMPKB

Dinas Kesehatan

6 Aspek Daya SaingDaerah Ekonomi,PemberdayaanKoperasi danUMKM, sertaPenanggulanganKemiskinan

1. Pembangunan kawasanolahraga dan penyedia saranaolahraga.

2. Pembangunan pusat seni danbudaya Jawa Barat.

3. Rehabilitasi rumah rakyatmiskin.

4. Membuka lapangan kerjabaru yang mengakomodirtenaga kerja.

5. Pengolahan agribisnis danpeternakan, agropolitan,wisata agro, industri non-polutan

6. Pembangunan danPemberdayaan KlusterIndustri kreatif

7. Perlindungan lahan pertanianberkelanjutan

8. Peningkatan rasioelektrifikasi keluarga

2014-2016

2014-2016

2014-2018

2014-2018

2014-2018

2014-2018

2014-2018

2014-2018

Dinporarekraf

Dinporarekraf

DTPP

Dinsostektransdan BPMPT

DPPKT

Dinkoperindag

DPPKT

DTPP

7 AspekPeningkatanPelayanan DasarAdminsitrasiKependudukan

1. Percepatan Penanganan danPelayanan kepadamasyarakat

2014-2018 DKPS

Untuk penjabaran program prioritas tersebut, di dalam Peraturan Menteri

nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, mengatur

klasifikasi belanja daerah menurut urusan pemerintah daerah. Urusan pemerintah

daerah terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Klasifikasi belanja

berdasarkan urusan wajib pemerintah daerah terdiri dari:

1. Pendidikan;

2. Kesehatan;

3. Pekerjaan umum;

4. Perumahan;

5. Penataan ruang;

6. Perencanaan pembangunan;

7. Perhubungan;

8. Lingkungan Hidup

9. Pertanahan .........

Page 217: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 201 -

9. Pertanahan;

10. Kependudukan dan catatan sipil;

11. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

12. Pemberdayaan masyarakat dan desa;

13. Keluarga berencana dan keluarga sejahtera;

14. Sosial;

15. Ketenagakerjaan;

16. Koperasi dan usaha kecil menengah;

17. Penanaman modal;

18. Kebudayaan;

19. Kepemudaan dan olah raga;

20. Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;

21. Otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah,

perangkat daerah, kepegawaian dan persandian;

22. Ketahanan pangan;

23. Statistik;

24. Kearsipan;

25. Komunikasi dan informatika;

26. Perpustakaan;

Sedangkan klasifikasi belanja berdasarkan urusan pilihan pemerintah

daerah terdiri dari:

1. Pertanian;

2. Kehutanan;

3. Energi dan sumberdaya mineral;

4. Pariwisata;

5. Kelautan dan perikanan ;

6. Perdagangan;

7. Industri;

8. Transmigrasi.

Dalam Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 16 tahun 2012 tentang

Organisasi Perangkat Daerah ditetapkan struktur organisasi perangkat daerah

Kota Sukabumi yang terdiri atas:

1. Sekretariat .........

Page 218: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 202 -

1. Sekretariat Daerah.

2. Sekretariat DPRD.

3. Inspektorat.

4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

5. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

6. Dinas Kesehatan.

7. Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan.

8. Dinas Perhubungan.

9. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah.

10. Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan.

11. Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman.

12. Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

13. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi.

14. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

15. Dinas Pengelolaan Sampah, Pertamanan, dan Pemakaman.

16. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan.

17. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana.

18. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu.

19. Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah.

20. Kantor Komunikasi dan Informatika.

21. Kantor Lingkungan Hidup.

22. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik.

23. RSUD R Syamsudin, SH.

24. Satuan Polisi Pamong Praja.

25. 7 Kecamatan.

26. 33 Kelurahan.

27. Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

Dari organisasi perangkat daerah yang disebut di atas yang belum menjadi

satuan kerja perangkat daerah adalah kelurahan. Organisasi kelurahan masih

masuk ke dalam satuan kerja perangkat daerah kecamatannya. Sehingga

kelurahan belum dapat mengelola keuangannya secara mandiri. Pengelompok

urusan wajib dan urusan pilihan dapat diuraikan dalam tabel berikut :

Tabel 8.3. .........

Page 219: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 203 -

Tabel 8.3. Pengelompok Urusan Berdasarkan SKPD Kota Sukabumi

No. Urusan Wajib/ UrusanPilihan Satuan Kerja Perangkat Daerah

A Urusan Wajib1 Pendidikan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan2 Kesehatan a. Dinas Kesehatan

b. RSUD R. Syamsudin, SH3 Pekerjaan umum a. Dinas Tata Ruang, Perumahan dan

Permukimanb. Dinas Pengelolaan Sampah, Pertamanan, dan

Pemakamanc. Dinas Perhubungan

4 Perumahan a. Dinas Tata Ruang, Perumahan danPermukiman

b. Badan Penanggulangan Bencana Daerahc. Dinas Pengelolaan Sampah, Pertamanan dan

Pemakamand. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

5 Penataan ruang Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman6 Perencanaan

PembangunanBadan Perencanaan Pembangunan Daerah

7 Perhubungan Dinas Perhubungan8 Lingkungan hidup a. Kantor Lingkungan Hidup

b. Dinas Perhubunganc. Dinas Pengelolaan Sampah, Pertamanan dan

Pemakaman9 Pertanahan a. Sekretariat Daerah

b. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangandan Aset Daerah

10 Kependudukan dancatatan sipil

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

11 Pemberdayaanperempuan danperlindungan anak

Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuandan Keluarga Berencana

12 Keluarga berencana dankeluarga sejahtera

Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuandan Keluarga Berencana

13 Sosial Dinas Sosial, Tenaga kerja dan Transmigrasi14 Pemberdayaan

masyarakat dan desaBadan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuandan Keluarga Berencana

15 Ketenagakerjaan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi16 Koperasi dan usaha

kecil menengahDinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan

17 Penanaman modal Badan Penanaman Modal dan PelayananTerpadu

18 Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan19 Kepemudaan dan

olahragaDinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata danEkonomi Kreatif

20. Kesatuan .........

Page 220: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 204 -

No. Urusan Wajib/ UrusanPilihan Satuan Kerja Perangkat Daerah

20 Kesatuan bangsa danpolitik dalam negeri

a. Dinas Kesatuan Bangsa dan Politikb. Satuan Polisi Pamong Prajac. Badan Penanggulangan Bencana Daerah

21 Otonomi daerah,pemerintahan umum,aministrasi keuangandaerah, perangkatdaerah, kepegawaiandan persandian

a. Sekretariat Daerahb. Badan Kepegawaian Pendidikan dan

Pelatihanc. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerahd. Sekretariat DPRDe. Inspektoratf. Kecamatan

22 Ketahanan Pangan Dinas Pertanian, Perikanan dan KetahananPangan

23 Statistik Badan Perencanaan Pembangunan danPengendalian Daerah

24 Kearsipan Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah25 Komunikasi dan

InformatikaKantor Komunikasi dan Informatika

26 Perpustakaan Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip DaerahB Urusan Pilihan

1 Pertanian Dinas Pertanian, Perikanan dan KetahananPangan

2 Kehutanan Dinas Pertanian, Perikanan dan KetahananPangan

3 Pariwisata Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata danEkonomi Kreatif

4 Kelautan dan Perikanan Dinas Pertanian, Perikanan, dan KetahananPangan

5 Perdagangan Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan6 Industri Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan7 Transmigrasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Mengacu pada hubungan klasifikasi belanja menurut urusan pemerintah

daerah dan satuan kerja perangkat daerah di atas, maka program pembangunan

yang menjadi prioritas dalam 5 (lima) tahun disusun berdasarkan program

prioritas dan beserta pagu indikatif pelaksanaannya. Program dan Pagu indikatif

berdasarkan urusan pembangunan lebih lanjut ditetapkan melalui Peraturan

Kepala Daerah.

BAB IX ………

Page 221: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 205 -

BAB IX

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran

tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dari sisi

keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah, khususnya dalam memenuhi

kinerja pada aspek kesejahteraan, layanan, dan daya saing. Hal ini ditunjukkan

dari akumulasi pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah

setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun, sehingga

kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai.

lndikator kinerja daerah secara teknis pada dasarnya dirumuskan dengan

mengambil indikator dari program prioritas yang telah ditetapkan (outcomes) atau

kompositnya (impact). Suatu indikator kinerja daerah dapat dirumuskan

berdasarkan hasil analisis pengaruh dari satu atau lebih indikator capaian kinerja

program (outcome) terhadap tingkat capaian indikator kinerja daerah, berkenaan

setelah program dan kegiatan prioritas ditetapkan.

Pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan merupakan

keberhasilan dari tujuan dan sasaran pembangunan daerah periode 2013-2018

yang telah direncanakan. Hal ini menuntut adanya berbagai indikator kinerja

daerah terutama dalam kaitannya dengan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi

daerah. Ukuran keberhasilan/pencapaian suatu daerah membutuhkan indikator

yang mampu menggambarkan kemajuan daerah tersebut. lndikator kinerja

dimaksud juga diperlukan oleh publik dalam rangka perwujudan transparansi

dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah.

Data dan informasi juga berguna sebagai dasar untuk mengidentifikasi

masalah, memilih berbagai alternatif kebijakan, menentukan alokasi anggaran,

memberikan peringatan dini (early warning) terhadap masalah yang berkembang,

memantau perkembangan pelaksanaan kebijakan, membuat tindakan korektif

secara dini, sebagai bahan pengendalian dan evaluasi dampak dari kebijakan yang

telah dibuat serta sebagai laporan pertanggungjawaban kepada publik.

Skenario ………

Page 222: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 206 -

Skenario dan asumsi pembangunan daerah tahun 2013-2018 berpedoman

kepada Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah Kota Sukabumi Tahun 2005-2025, visi dan misi serta janji

Kepala Daerah terpilih periode 2013-2018, serta memperhatikan peluang dan

tantangan selama kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang sampai dengan tahun

2018.

Salah satu tujuan akhir dari pelaksanaan otonomi daerah adalah

memajukan perekonomian daerah guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 dijelaskan bahwa parameter

keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah adalah peningkatan kualitas sumber

daya manusia yang dapat diukur berdasarkan indikator berupa Indeks

Pembangunan Manusia (IPM). Adapun penetapan indikator turunan IPM yaitu

prosentase Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Angka

Harapan Hidup (AHH) dan Kemampuan daya beli masyarakat (Purchasing Power

Parity).

Indikator kinerja daerah dibagi menjadi 3 (tiga) aspek yaitu; aspek

kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah,

yang meliputi sebagai berikut :

Tabel 9.1.Indikator Kinerja Daerah di Kota Sukabumi

No Aspek Kinerja Penjelasan AspekKinerja Indikator Kinerja

1. AspekKesejahteraanMasyarakat

Kegiatan pembangunansosial ekonomimasyarakat

1) Laju pertumbuhanpenduduk

2) Laju pertumbuhanekonomi

3) Inflasi4) Tingkat pengangguran

terbuka5) Angka partisipasi

angkatan kerja6) Indek gini7) Nilai tukar petani8) Persentase penduduk

miskin9) Indek Pembangunan

Manusia.

10) Persentase ………

Page 223: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 207 -

No Aspek Kinerja Penjelasan AspekKinerja Indikator Kinerja

10) Angka kematian bayi11) Jumlah grup kesenian12) Jumlah gedung kesenian13) Jumlah gedung olahraga

2. Aspek PelayananPublik

Bentuk pelayanan yangdilakukan olehpemerintah daerahsesuai dengankewenangan atauurusan yang telahdiserahkan sesuaidengan ketentuanperundang-undangansebagai upaya untukmemenuhi kebutuhanmasyarakat.

1) Angka Partisipasi PAUD2) Jumlah Penduduk yang

berusia >15 tahun melekhuruf

3) Angka partisipasi murni(APM) SD/MI/Paket A

4) Angka partisipasi Kasar(APK) SD/MI/Paket A

5) Angka Putus Sekolah(APS) SD/MI

6) Angka Melanjutkan (AM)SD/MI ke SMP/MTs

7) Angka partisipasi murni(APM) SMP/MTs/Paket B

8) Angka Partisipasi Kasar(APK) SMP/MTs/Paket B

9) Angka Putus Sekolah(APS) SMP/MTs

10) Angka Melanjutkan (AM)SMP/MTs ke SMA/SMK

11) Angka Lulusan (LS)SMP/MTs

12) Angka partisipasi murni(APM) SMA/SMK/Paket C

13) Angka Partisipasi Kasar(APK)SMA/SMK/MA/Paket C

14) Angka Putus Sekolah(APS) SMA/SMK

15) Angka Melanjutkan (AM)SMA/SMK ke PerguruanTinggi

16) Angka Lulusan (LS)SMA/SMK

17) Cakupan desa/ kelurahanUniversal ChildImmunization

18) Rasio puskemaspersatuan penduduk

19) Rasio ………

Page 224: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 208 -

No Aspek Kinerja Penjelasan AspekKinerja Indikator Kinerja

19) Rasio Rumah Sakitpersatuan penduduk

20) Cakupan Balita GiziBuruk MendapatPerawatan

21) Cakupan masyarakatmiskin yang difasilitasioleh kartu jaminankesehatan

22) Cakupan masyarakatmiskin yang difasilitasioleh kartu jaminankesehatan

23) Aksesibilitas PendudukKota

24) Aksesibilitas JalanLingkungan

25) Luas Ruang TerbukaHijau: Lahan Pemakaman

26) Luas Ruang TerbukaHijau: Taman Kota danJalur Hijau

27) Luas Ruang TerbukaHijau: Hutan Kota

28) Persentase Jumlah RumahLayak Huni

29) Persentase fasilitasperlengkapan jalana) Rambub) Markac) APILL siap ATCSd) Cermin Tikungane) Pagar Pengamanf) PJU

30) Jumlah Terminal Tipe A31) Persentase ketercapaian

indikator sasaranpembangunan yangtercantum dalam RPJMD

32) Persentase PenangananSampah

33) Cakupan penerbitanKartu Tanda Penduduk(KTP)

34) Cakupan Peserta KB Aktif35) Persentase Posyandu

Aktif

36) Persentase ………

Page 225: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 209 -

No Aspek Kinerja Penjelasan AspekKinerja Indikator Kinerja

36) Persentase PenyandangMasalah KesejahteraanSosial (PMKS) yangditangani

37) Besaran tenaga kerja yangmendapatkan pelatihanberbasis kompetensi

38) Besaran pekerja/buruhyang menjadi pesertaprogram Jamsostek

39) Jumlah UMKM yangmemperoleh penguatanmodal

40) Jumlah penyerapantenaga kerja (orang)

41) Benda Situs dan KawasanCagar Budaya yangdilestarikan

42) Persentase nomor cabangolahraga yang meraihmedali dalam kompetisitingkat regional/nasional

43) Persentase penurunantingkat tawuran pelajar

44) Persentase unjukrasayang disebabkan konflikinter dan antar umatberagama

45) Rasio belanja tidaklangsung pegawaiterhadap belanja APBD

46) Persentase sumber dayaaparatur yang memilikikompetensi dalammenduduki jabatan

47) Peningkatan pendapatandaerah

48) Luas lahan ruangaktivitas perekonomiandan pemerintahan baru

49) Opini BPK50) Jumlah Kelurahan yang

berketegori:a) Swasembadab) Swakaryac) Swadaya

51) Penanganan ………

Page 226: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 210 -

No Aspek Kinerja Penjelasan AspekKinerja Indikator Kinerja

51) Penanganandaerah rawanpangan

52) Cakupan SosialisasiProgram One Day NoRice kepadaMasyarakat

53) Jumlah kunjunganmasyarakat keperpustakaan

54) Persentase OPD yangmengisi data daninformasi di websiteresmi

55) Tingkat konsumsiikan

56) Jumlah PengembanganPasar Tradisional danpembangunan PasarInduk

57) Jumlah kawasanPenataan PKL danPemberdayaanPedagang

58) Pertumbuhan IndustriKecil dan Menengah(IKM)

3. Aspek DayaSaing Daerah

Kemampuanperekonomian daerahdalam mencapaipertumbuhan tingkatkesejahteraan yangtinggi dan berkelanjutan.

1) Nilai Investasi PMA2) Nilai Investasi PMDN3) Perizinan tepat waktu4) Jumlah kawasan Objek

dan Daya Tarik Wisata(ODTW) kuliner yangdikembangkan

5) Jumlah produk olahanpertanian/ peternakan/perikananan unggulanyang berkembang dandisertifikasi.

Nilai indikator kinerja daerah lebih lanjut ditetapkan melalui Peraturan

Kepala Daerah.

BAB X ………

Page 227: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 211 -

BAB X

PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

A. PEDOMAN TRANSISI

Masa jabatan Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi periode 2013-2018

dimulai tanggal 13 Mei 2013 sejak terhitung pelantikan. Sehingga ada rentang

waktu sampai dengan akhir tahun 2013 untuk tetap menjalankan dokumen

RPJMD periode 2008-2013. Untuk akhir masa jabatan Walikota dan Wakil

Walikota periode 2013-2018 akan jatuh pada tanggal 13 Mei 2018, di sisi lain

pemerintah Kota Sukabumi harus menyusun RKPD tahun 2019, KUA dan PPA

tahun 2019 serta RAPBD tahun 2019. Oleh karena itu perlu ditetapkan pedoman

selama masa transisi sebagai berikut :

1. Walikota dan Wakil Walikota periode 2013-2018 tetap mempedomani RPJMD

Kota Sukabumi Tahun 2008-2013 sampai dengan berakhirnya tahun 2013.

2. Walikota dan Wakil Walikota terpilih hasil pemilihan tahun 2018 tetap

mempedomani RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 sampai dengan

berakhirnya tahun anggaran 2018.

3. Untuk mengantisipasi kekosongan dokumen perencanaan jangka menengah

pada akhir jabatan Walikota Sukabumi, maka RPJMD Kota Sukabumi Tahun

2013-2018 akan menjadi pedoman penyusunan Rencana Kerja Pemerintah

Daerah (RKPD) dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(RAPBD) Kota Sukabumi sampai dengan tahun 2019, yang merupakan tahun

pertama dari masa bakti Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi periode

berikutnya, dengan mengacu kepada tahapan dan skala prioritas sebagaimana

yang telah ditetapkan di dalam RPJPD Kota Sukabumi Tahun 2005-2025 pada

fase ke-4 RPJMD Tahun 2018-2023, yaitu berlandaskan pada pelaksanaan,

pencapaian dan sebagai keberlanjutan RPJMD fase ke-3, ditandai dengan daya

saing perekonomian yang kompetitif serta terpadunya antara sektor jasa dan

pertanian. Lembaga dan pranata telah tersusun dan tertata serta berfungsi

dengan baik. Kondisi ini didukung dengan kemampuan iptek yang makin

maju sehingga mendorong perekonomian lebih efisien dan produktivitas

tinggi.

4. RPJMD .........

Page 228: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 212 -

4. RPJMD fase ke-4 sebagaimana dimaksud di atas ditujukan untuk lebih

memantapkan pada sektor :

a. Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Beriman, Bertaqwa dan

Berbudaya. Dalam tahap ini upaya meningkatkan sumber daya manusia

yang berkualitas dan berdaya saing antara lain ditandai oleh semakin

tingginya solidaritas dan kepedulian sosial masyarakat untuk kesejahteraan

masyarakat, ditunjukkan dengan makin tingginya pendapatan dan

kemandirian masyarakat, mantapnya sumber daya manusia yang

berkualitas dan berdaya saing serta makin membaiknya kinerja pengelolaan

SDM yang handal.

b. Mewujudkan Pelayanan Pendidikan yang Berkualitas. Perwujudan

pelayanan pendidikan yang berkualitas pada tahap ini ditandai dengan

meningkatnya dan meratanya tingkat akses, tingkat kualitas dan relevansi

pendidikan seiring dengan semakin efiktif dan efisiennya manajemen

pelayanan pendidikan, meningkatnya kemampuan ilmu pengetahuan dan

teknologi masyarakat.

c. Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas. Upaya untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas pada tahap ini

ditandai dengan adanya peningkatan pemanfaatan pelayanan kesehatan

dasar dan rujukan oleh masyarakat Kota Sukabumi dan sekitarnya melalui

mekanisme asuransi kesehatan serta terdapat peningkatan proporsi

pembiayaan kesehatan pada upaya promotif dan preventif sebagai

perwujudan dan implementasi dari paradigma sehat dan pembangunan

berwawasan kesehatan yang berimbas pada menurunnya penyakit yang

disebabkan oleh faktor lingkungan dan penyakit yang disebabkan oleh

faktor perilaku yang tidak sehat serta di sisi lain status gizi masyarakat

meningkat, tumbuh kembang balita optimal, kesejahteraan meningkat,

terwujudnya kesetaraan gender, dan terkendalinya pertumbuhan

penduduk alami.

d. Mewujudkan Pengembangan Perdagangan dan Sektor Lapangan Usaha

Lainnya yang Berdaya Saing Tinggi. Dalam tahap ini upaya untuk

mewujudkan kegiatan usaha yang berdaya saing antara lain ditandai oleh

struktur .........

Page 229: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 213 -

struktur perekonomian yang semakin maju dan kokoh. Pada tahap ini

diharapkan UMKM sudah dapat menguasai jaringan bisnis yang luas, hal

ini ditunjukkan dengan adanya integrasi vertikal dan integrasi horizontal

dalam sistem agribisnis. Untuk itu diperlukan : 1) Holding Company dan

integrasi vertikal tingkat lokal dan regional; Kolaborasi bisnis di tingkat

Kota Sukabumi dan Jawa Barat; 3) Relasi bisnis di pasar regional, nasional

dan internasional; 4) Pemantapan perdagangan diarahkan kepada

peningkatan daya saing industri yang berorientasi eksport; dan/atau 5)

Menciptakan kesempatan kerja dalam jumlah yang besar dan

mengoptimalkan pendayagunaan potensi Kota Sukabumi serta perluasan

jaringan perdagangan baik lokal, regional, nasional maupun internasional.

e. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Daerah Yang Profesional Dan

Amanah. Pada tahap ini pembangunan yang ditujukan untuk mewujudkan

tata kelola pemerintahan yang profesional diarahkan pada penguatan

kemitraan dengan masyarakat dalam mendukung pelaksanaan otonomi

daerah. Titik berat arah dan kebijakan pembangunan adalah pada : 1)

Pemantapan pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan harmonisasi

produk hukum daerah baik dari sisi substansi, pelaksanaan dan

penegakannya; 2) Pemantapan proses Check and Balances antar lembaga di

Kota Sukabumi; 3) Pemantapan profesionalisme aparatur dalam pelayanan

kepada masyarakat yang didukung oleh standar pelayanan yang teruji;

dan/atau 4) Pemantapan aspek keuangan daerah melalui upaya-upaya

yang telah dilakukan pada RPJMD ke III dan peranan sektor swasta dan

masyarakat diharapkan semakin signifikan dalam berkontribusi

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

f. Mewujudkan Kota Sukabumi yang Nyaman dan Indah. Upaya untuk

mewujudkan Kota Sukabumi yang nyaman dan indah dalam tahap ini

ditandai dengan semakin lengkapnya infrastruktur kota dan semakin

meningkatnya daya dukung fisik lingkungan kota. Kebutuhan ruang

terbuka hijau dan taman-taman kota semakin terpenuhi secara bertahap.

Seiring dengan semakin tingginya aktifitas baik perekonomian maupun

pemerintahan di wilayah kota baru, revitalisasi kota lama mulai ditata

untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan asri.

5. RKPD .........

Page 230: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 214 -

5. RKPD tahun 2019 merupakan RKPD masa transisi dan bagian yang tidak

terpisahkan dari RPJMD Walikota dan Wakil Walikota terpilih hasil pemilihan

kepala daerah pada periode berikutnya. Sehingga RKPD 2019 di masa transisi

tersebut juga memuat visi, misi dan program prioritas Walikota dan Wakil

Walikota terpilih berdasarkan hasil pemilihan tahun 2018. RKPD tersebut akan

dijadikan dasar dalam penyusunan RAPBD Kota Sukabumi Tahun 2019,

dengan agenda penyelesaian masalah pembangunan yang belum seluruhnya

tertangani dan terselesaikan sampai dengan tahun 2018, masalah-masalah

pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun 2019, dan program prioritas

tahun 2019 Walikota dan Wakil Walikota terpilih.

6. RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 menjadi pedoman penetapan

pencapaian besaran nilai indikator kinerja daerah dalam penyusunan RKPD

tahun 2019, KUA dan PPA tahun 2019 serta RAPBD tahun 2019, dengan

memperhatikan capaian standar pelayanan minimal dan peraturan perundang-

undangan atas target kinerja pembangunan lainnya. Besaran nilai indikator

kinerja daerah tersebut ditetapkan melalui Keputusan Walikota terpilih

berdasarkan hasil pemilihan tahun 2018. Setelah diterbitkannya RPJMD Kota

Sukabumi Tahun 2018-2023, maka penetapan nilai indikator kinerja daerah

mengacu kepada dokumen RPJMD yang baru.

B. KAIDAH PELAKSANAAN

RPJMD sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah

merupakan pedoman bagi setiap kepala SKPD menyusun Rencana Strategis

(Renstra) SKPD, pedoman untuk menyusun RKPD dan perencanaan

penganggaran Pemerintah Kota Sukabumi setiap tahunnya. Sehubungan dengan

hal tersebut, maka ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut :

1. Lembaga Eksekutif dan Legislatif Pemerintah Kota Sukabumi dengan

didukung oleh Instansi Vertikal yang ada di wilayah Kota Sukabumi, serta

masyarakat termasuk dunia usaha, berkewajiban untuk melaksanakan

program-program dalam RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 dengan

sebaik-baiknya;

2. Walikota .........

Page 231: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 215 -

2. Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi dalam menjalankan tugas

penyelenggaraan pemerintahan daerah berkewajiban untuk mengarahkan

pelaksanaan RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 dengan menggerakkan

secara optimal semua potensi dan kekuatan daerah;

3. Sekretaris Daerah Kota Sukabumi berkewajiban mengkoordinasikan

pelaksanaan RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018;

4. RPJMD merupakan pedoman dalam penyusunan Renstra SKPD, oleh karena

itu seluruh SKPD di dalam lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi

berkewajiban untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang memuat visi,

misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, kegiatan pokok, dan unggulan

pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya dan menjadi pedoman

dalam menyusun Renja SKPD setiap tahun, dengan berpedoman pada RPJMD

untuk menjamin konsistensi dan kontinuitas program, kegiatan beserta

pendanaan dan ditetapkan oleh kepala SKPD serta disahkan oleh Walikota.

5. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD Kota Sukabumi

Tahun 2013-2018, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota

Sukabumi berkewajiban untuk memandu proses perencanaan pembangunan,

pemantauan, fasilitasi dan mediasi dalam penyusunan Renstra SKPD di Kota

Sukabumi;

6. Penjabaran lebih lanjut RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 untuk setiap

tahunnya dilakukan melalui penyusunan RKPD Kota Sukabumi;

7. Sesuai dengan amanah UU Nomor 32 Tahun 2004 dan PP Nomor 3 tahun 2007,

Walikota harus menyampaikan laporan keterangan pertanggung jawaban

Akhir Tahun Anggaran dan menyampaikan laporan keterangan pertanggung-

jawaban Akhir masa jabatan yang disusun berdasarkan hasil evaluasi

pelaksanaan. Maka untuk menjamin konsistensi antara kebijakan dengan

pelaksanaan dan hasil rencana pembangunan daerah, Pemerintah Kota

Sukabumi melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD Kota

Sukabumi Tahun 2013-2018, yang dilaksanakan oleh masing-masing SKPD dan

dikoordinasikan oleh Bappeda Kota Sukabumi.

8. Bahwa untuk mewujudkan Visi, Misi, Kebijakan, dan Program dalam RPJMD

diperlukan instrument antara lain organisasi perangkat daerah dan sumber

daya .........

Page 232: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 216 -

daya manusia (SDM). Maka penyusunan organisasi perangkat daerah harus

berpedoman pada RPJMD 2013-2018 dan membagi atau memisahkan secara

jelas tanggungjawab perangkat daerah antara sebagai regulator dengan sebagai

operator, artinya tidak diperkenankan saat perangkat daerah mempunyai

peran ganda sebagai regulator sekaligus operator karena fungsi evaluasi dan

pengawasannya menjadi tumpang tindih serta dijalankan oleh SDM yang

mempunyai kompetensi.

9. Dengan mempertimbangkan berbagai hal yang berada di luar kendali

Pemerintah Kota Sukabumi dan diperkirakan dapat menghambat pelaksanaan

RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018, maka strategi, arah kebijakan dan

program yang telah dirumuskan dapat ditinjau kembali. Kemudian, hasilnya

dikonsultasikan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan DPRD Kota

Sukabumi untuk mendapatkan pertimbangan lebih lanjut dalam proses

pelaksanaannya.

BAB XI .........

Page 233: WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI · Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 217 -

BAB XI

PENUTUP

RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 disusun sebagai bentuk

pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-

2018 berisi tentang Visi, Misi, Strategi, Kebijakan dan Program Pembangunan

Walikota dan Wakil Walikota terpilih masa jabatan tahun 2013-2018, sebagai janji

dan kesepakatan dengan masyarakat untuk membangun Kota Sukabumi dalam 5

(lima) tahun ke depan. Untuk tercapainya kondisi yang diharapkan pada akhir

tahun 2018, maka peran serta masyarakat dan sektor swasta mutlak diperlukan

dalam kerangka pembangunan Kota Sukabumi Tahun 2013-2018.

Demikian RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 disepakati bersama

antara Pemerintah Kota Sukabumi dengan DPRD Kota Sukabumi.

Ditetapkan di Sukabumi

Pada tanggal

WALIKOTA SUKABUMI

MOHAMAD MURAZ

Diundangkan di Sukabumi

Pada Tanggal

SEKRETARIS DAERAH KOTA SUKABUMI

M. N. HANAFIE ZAIN