wakaf instrumen pendongkrak ekonomi umat

25
Wakaf Tunai (Cash Wakaf) Wakaf Tunai Sebagai Alternatif Pengembangan Ekonomi Umat Oleh: Moh Subhan A. PENDAHULUAN Wakaf secara etimologi berasal dari bahasa arab "waqafa" yang berarti berhenti, menahan, atau diam. Oleh karena itu, tempat parkir disebut mauqif karena di situlah berhentinya kendaraan, demikian juga padang Arafah disebut juga Mauqif di mana para jamaah berdiam untuk wukuf. Secara teknis syariah, wakaf berarti aset atau harta seseorang atau kaum muslimin yang diperuntukkan untuk kemaslahatan umum (public property) dan diambil benefit atau keuntungannya sedangkan pokoknya yang ditahan. 1 Wakaf akan valid sebagai amal jariyah setelah benar- benar pemiliknya menyatakan aset yang diwakafkannya tersebut telah menjadi aset publik dan ia bekukan haknya untuk kemaslahatan umat. Wakaf tidak akan bernilai amal jariyah sampai benar-benar didayagunakan secara produktif sehingga berkembang atau bermanfaat tanpa menggerus habis aset pokoknya. Semakin banyak hasil wakaf yang dinikmati oleh yang berhak menerima wakaf maka semakin besar pula reward (pahala) yang akan diterima oleh wakif dari Allah. 1 Faisal Haq dan Saiful Anam, Hukum Wakaf dan Perwakafan di I.ndonesia, Pasuruan, Garoeda, 1993, hlm. 1

Upload: mohammad-subhan

Post on 21-Jun-2015

1.518 views

Category:

Education


3 download

DESCRIPTION

Wakaf adalah sebuah potensi yang besar,..tapi belum dimanfaatkan dan dikembangkan secara maksimal

TRANSCRIPT

Page 1: Wakaf Instrumen PENDONGKRAK Ekonomi Umat

Wakaf Tunai (Cash Wakaf)

Wakaf Tunai Sebagai AlternatifPengembangan Ekonomi Umat

Oleh: Moh Subhan

A. PENDAHULUAN

Wakaf secara etimologi berasal dari bahasa arab "waqafa" yang berarti berhenti,

menahan, atau diam. Oleh karena itu, tempat parkir disebut mauqif karena di situlah

berhentinya kendaraan, demikian juga padang Arafah disebut juga Mauqif di mana para

jamaah berdiam untuk wukuf. Secara teknis syariah, wakaf berarti aset atau harta

seseorang atau kaum muslimin yang diperuntukkan untuk kemaslahatan umum (public

property) dan diambil benefit atau keuntungannya sedangkan pokoknya yang ditahan.1

Wakaf akan valid sebagai amal jariyah setelah benar-benar pemiliknya

menyatakan aset yang diwakafkannya tersebut telah menjadi aset publik dan ia bekukan

haknya untuk kemaslahatan umat. Wakaf tidak akan bernilai amal jariyah sampai benar-

benar didayagunakan secara produktif sehingga berkembang atau bermanfaat tanpa

menggerus habis aset pokoknya. Semakin banyak hasil wakaf yang dinikmati oleh yang

berhak menerima wakaf maka semakin besar pula reward (pahala) yang akan diterima

oleh wakif dari Allah.

Wakaf merupakan salah satu lembaga penting dalam sistem

sosio-ekonomi Islam. Wakaf memainkan peranan penting sepanjang

sejarah Islam, khususnya semasa kekholifahan Utsmani (1516-1800 M).

Banyak lembaga, organisasi bahkan fasilitas infrastruktur yang

dibangun dari properti wakaf. Posisi pentingnya wakaf adalah pada

bentuk properti yang didonasikan dan dapat dimanfaatkan untuk

berbagai macam keperluan yang berkaitan dengan kepentingan

umum.2

1 Faisal Haq dan Saiful Anam, Hukum Wakaf dan Perwakafan di I.ndonesia, Pasuruan, Garoeda, 1993, hlm. 2 Proceding Simposium Ekonomi Islamy, Kontribusi Pengembangan Wakaf (tinai) di Indonesia, 494.

1

Page 2: Wakaf Instrumen PENDONGKRAK Ekonomi Umat

Wakaf Tunai (Cash Wakaf)

Seiring dengan perkembangan kehidupan masyarakat yang cenderung

berhadapan dengan kehidupan global, maka hal-hal yang spesifik pengembangan ekonomi

yang mensejahterakan umat menjadi incaran. Dalam Islam, pemberdayaan ekonomi bukan

hanya bisa dilakukan melalui zakat, infaq atau shadaqah, melainkan bisa juga melalaui

wakaf yang dinilai sebagai alternatif yang cukup memadai. Pada akhir abad ke-19, di

beberapa negara muslim seperti Aljazair, Mesir, Arab saudi, Yordania, bahkan negara

Singapura dan Srilanka yang notabene bukan tergolong negara muslim, telah

mengembangakan sistem pengelolaan wakaf secara profesional. Bahkan Akhir-akhir ini

telah muncul wacana baru dalam menggali potensi ummat yang bisa didayagunakan untuk

membangun solidaritas masyarakat melalaui konsep wakaf tunai (cash wakaf/waqf al-

nuqud).

Berangkat dari preposisi di atas, penulis bermaksud untuk memaparkan konsep

wakaf tunai (cash wakaf/waqf al-nuqud) dari aspek historitasnya, potensi dan upaya

pengelolaannya. Karena makalah ini ingin mengeksplor bagaimana kegiatan wakaf pada

masa awal Islam dan bagaimana peran yang dimainkan oleh lembaga ini pada masa

sekarang, maka penulis memakai pendekatan deskriptif eksploratif.

B. Pengertian dan Landasan Tekstual-Teologis tentang Wakaf

Wakaf berasal dari kata kerja bahasa Arab ‘waqafa’. Secara makna bahasa

berarti menahan atau berhenti. Dalam hukum Islam, wakaf berarti menyerahkan suatu hak

milik yang tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa

perorangan maupun badan pengelola, dengan ketentuan bahwa hasil atau manfaatnya

digunakan untuk hal-hal yang sesuai dengan ajaran syari’at Islam. Harta yang telah

diwakafkan keluar dari hak milik yang mewakafkan, dan bukan pula menjadi hak milik

nadzir, tetapi menjadi hak milik Allah dalam pengertian hak masyarakat umum.

Dasar Hukum Wakaf diambil dari al-Qur’an, Sunnah dan Ijma’ ulama. Firman

Allah, Surat Ali Imran; 29

2

Page 3: Wakaf Instrumen PENDONGKRAK Ekonomi Umat

Wakaf Tunai (Cash Wakaf)

وا حتى البر لوا تنا لن ا تنفق ون مم ا تحب وا وم تنفق

3 عليم به الله ن فا شيئ من

Kamu sekali-kali tidak sampai pada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu

menafkahkan (mewakafkan) sebagaian harta yang kamu sukai. Dan apa saja yang kamu

nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (QS. Ali Imran: 92)

ع+ل+ى 1و/ا +ع+او+ن 7 و+ت /م 7ث /إل ا ع+ل+ى 1و/ا +ع+او+ن ت + و+ال <ق/و+ى و+الت A7ر /ب /ع1د/و+ان7 ال 4 و+ال

Dan tolong-menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketakwaan, dan janganlah kalian

tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan … (QS. Al Maidah: 2)

Landasan dari hadith

: مات اذا وسلم عليه الله صلى الله ل رسو ان عنه الله رضى هريرة ابى عن

او به ينتفع علم او رية جا صدقة من ااال ثة ثال من اال عمله عنه قطع ان نسان اال

( مسلم ( رواه له عو يد لح صا 5ولد

Dari Abu Hurairah ra bahwasannya Rasulullah saw bersabda: Apabila manusia telah

mati, terputuslah amal perbuatannya, kecuali dari tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu

pengetahuan yang dimanfaatkan atau anak yang shaleh yang mendoakannya.” (HR.

Muslim).

Para ulama menafsirkan sabda rasul ‘sedekah jariyah’ sebagai wakaf, bukan

sebagai wasiat memanfaatkan harta. Secara historis, wakaf mulai dipraktekkan sejak masa

Rasulullah saw, diantara buktinya ialah wakah Umar bin Khaththab ra sebagai warga

sederhana yang bersedia secara ikhlas atas petunjuk Nabi saw untuk mewakafkan satu-

satunya aset berharga yang dimilikinya berupa sebidang tanah di Khaibar untuk

kemaslahatan umat. Sebagaimana tertera dalam sebuah hadith :

3 Departemen Agama RI, Al Qur’ān, 3: 294 Depag RI, Al Qur'an dan Terjemahnya, Toha Putra, Semarang , 1995, hlm 1565 Imam Muslim, Shahih Muslim, Mesir, Isa al Baby al Halaby, Juz II, 1972, hlm. 14

3

Page 4: Wakaf Instrumen PENDONGKRAK Ekonomi Umat

Wakaf Tunai (Cash Wakaf)

ر اب�ن! ع ن� ال ع"م اب ق ص ر" أ ا ع"م ض) ر�

ي�ب ر أ أ ت ى ب!خ ل-ى الن-ب!ي- ف ص

ل-م ع ل ي�ه! الل-ه" ال و س ق ب�ت" ف ص ا أ ض) ر�

ب� ل م� أ اال) أ"ص! أ ن�ف س ق ط3 م

ن�د!ي ك ي�ف ع! ر" ف م"ال ب!ه! ت أ� ئ�ت إ!ن� ق ت ش! ب-س� ا ح ل ه ص�

د-ق�ت أ ت ص و

ا د-ق ب!ه ت ص ا ف ال أ ن� ع ل ى ب!ه

وه ب و ال ت"ب اع " ث و ال ت ور " اء! ف!ي ت ر ق ب ى ال�ف" ر� " ال�ق اب! و ق Eو الر

ب!يل! و ف!ي ه! س - ي�ف! الل - اب�ن! و الض ب!يل! و - اح ال الس ن م ن� ع ل ى ج"

ا ل!ي ه ا ي أ�ك"ل أ ن� و ن�ه وف! م! ع�ر" ي"ط�ع!م ب!ال�م ا و د!يق) ر ص � وEلP غ ي ت م م"

يه! 6( مسلم رواه) ف!

“Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, ra., bahwa ‘Umar bin Khaţţāb

telah mendapatkan sebidang tanah di Khaybar. Lalu ia menghadap

Rasulullāh SAW, untuk memohon petunjuknya, apa yang sepatutnya

dilakukan buat tanah tersebut. ‘Umar berkata kepada Rasulullāh

SAW,: Ya Rasulullāh! Saya memperoleh sebidang tanah di Khaybar

dan saya belum pernah mendapat harta lebih baik dari tanah di

Khaybar itu. Karena itu saya mohon petunjukmu tentang apa yang

sepatutnya saya lakukan pada tanah itu. Rasulullāh SAW, bersabda:

“Jika engkau mau, maka tahanlah zat (asal) bendanya dan

sedekahkanlah hasilnya (manfaatnya)”. ‘Umar menyedekahkannya

dan mewasiatkan bahwa tanah tersebut tidak boleh dijual, tidak

boleh dihibahkan dan tidak boleh diwarisi. ‘Umar menyalurkan hasil

tanah itu bagi orang-orangorang fakir, keluarganya, membebaskan

budak, orang-orang yang berjuang di jalan Allah, orang-orang yang

kehabisan bekal di perjalanan dan tamu. Dan tidak berdosa bagi

orang yang mengurusi harta wakaf tersebut makan dari hasil wakaf

6 Ibid, hlm. 14

4

Page 5: Wakaf Instrumen PENDONGKRAK Ekonomi Umat

Wakaf Tunai (Cash Wakaf)

tersebut dalam batas kewajaran atau memberi makan orang lain

dari hasil wakaf tersebut”. (HR. al-Nasā’i)

Sumber-sumber menyebutkan bahwa wakaf Umar bin Khattab itu adalah wakaf

yang pertama dalam Islam.7 Imam Nawawi menarik beberapa kesimpulan penting dari

hadits di atas, diantaranya:

a. Hadits ini menjadi dasar sahnya wakaf dalam Islam.

b. Harta wakaf tidak boleh dijual atau dihibahkan atau diwariskan.

c. Syarat-syarat wakif (pemberi wakaf) perlu diperhatikan.

d. Pentingnya memberikan dana melalui wakaf kepada kaum muslimin.

e. Pentingnya mengadakan musyawarah dengan orang yang pandai untuk menetapkan pe

manfaatan suatu harta atau cara pengelolaan suatu kekayaan.

Sedangkan dalil Ijma, sebagaimana yang diungkapkan oleh Imam Al-Qurthuby

bahwasannya permasalahan wakaf adalah ijma (sudah disepakati) diantara para sahabat

Nabi; yang demikian karena Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Aisyah, Fathimah, Amr ibn

Al-Ash, Ibnu Zubair, dan Jabir, seluruhnya mengamalkan syariat wakaf, dan wakaf-wakaf

mereka, baik di Makkah maupun Madinah, sudah dikenal masyhur oleh khalayak ramai. 8

Imam Al-Baghawy dalam kitab Syarh Al-Sunnah juz 8 hal. 288, berkata: Bahwa

wakaf telah diamalkan oleh seluruh ulama, baik dari generasi sahabat, maupun orang

setelah mereka, seperti ulama mutaqaddimin; mereka tidak berselisih pandangan tentang

bolehnya wakaf tanah maupun wakaf harta-barang bergerak; para sahabat Muhajirin dan

Anshar melakukan wakaf, baik di Madinah maupun di daerah lainnya; tidak ada riwayat

satupun dari mereka yang mengingkari adanya syariat wakaf; bahkan tidak pernah ada

dari mereka yang mencabut kembali wakafnya dengan alasan dirinya masih

membutuhkannya.”

C. Historitas Wakaf

7 Isa al Halaby, Ianathut Thalibin, Kairo, III, hlm. 1588 Al Qurtuby, Tafsir al Qurtuby, Kairo: Dar al Katib al Arabi, 1387 H, hlm 339

5

Page 6: Wakaf Instrumen PENDONGKRAK Ekonomi Umat

Wakaf Tunai (Cash Wakaf)

1. Wakaf pada Zaman Rasulullah dan Shahabat

Sebenarnya praktik wakaf produktif sudah dimulai sejak zaman sahabat Nabi

Muhammad saw. Sahabat mewakafkan tanah pertanian untuk dikelola dan diambil

hasilnya, guna dimanfaatkan bagi kemaslahatan umat. Beberapa sahabat terdekat Nabi

saw, bahkan berniat mewakafkan seluruh tanah perkebunan dan harta miliknya. Hal ini

bisa kita lihat bagaimana Umar bin Khathab dengan ihlas mewakafkan tanahnya yang ada di

Khaibar.9 Nabi Muhammad saw, pernah bersabda bahwa ada tiga perbuatan yang tak

putus pahalanya kendati orang itu sudah meninggal yakni anak shaleh, ilmu yang

bermanfaat, dan sedekah jariyah. Wakaf adalah sedekah jariyah yang dimaksud. Hal itu

karena manfaat wakaf mengalir terus. Berbeda dengan infak yang bermanfaat hanya

sesaat.

Pada periode awal harta wakaf hanya berbentuk benda-benda yang mempunyai

kekalan dzatnya. Benda atau harta wakaf tersebut diproduktifkan untuk kepentingan umat

Islam, baik untuk sarana ibadah maupun sosial sebagaimana yang dilakukan oleh sahabat

Umar bin Khaththab. Oleh karena itu maka harta wakaf adalah penyerahan sebagian harta

untuk kepentingan umat Islam yang berlaku selama-lamanya. Dengan demikian, harta

wakaf adalah modal yang tak boleh berkurang. Sedangkan manfaatnya terus-menerus.

2. Wakaf pada Zaman Tabi'in

Pada abad kedua hijriah, di mana umat Islam mulai memasuki babak kemajuan,

wilayah Islam menyebar luas sampai ke Irak, Persia dan Afrika. Perkembangan peradaban

dan pemikiran mewarnai umat Islam dengan munculnya paradigma baru tentang cara

mengistinbathkan hukum. Seorang ulama terkemuka dan peletak dasar tadwin al hadits

Imam Az-Zuhri (124 H) telah menetapkan fatwa bolehnya wakaf tunai (cash waqf), baik

dengan menggunakan dinar dan dirham untuk pembangunan sarana dakwah, sosial, serta

pendidikan umat Islam. Caranya, menjadikan uang itu sebagai modal usaha kemudian

menyalurkan keuntungannya untuk wakaf. Maka aset wakaf tidak hanya meliputi benda-

9 CD, Opcit, (Kitab al-Ahbas), 3542

6

Page 7: Wakaf Instrumen PENDONGKRAK Ekonomi Umat

Wakaf Tunai (Cash Wakaf)

benda yang tidak bergerak saja, benda-benda seperti uang, bahkan komoditas yang dapat

ditimbang dan ditakar sah dijadikan wakaf.

Dalam kitab ”Al-Is’af fi Ahkam Al-Awqaf”, Al-Tharablis mengungkapkan bahwa

sebagian ulama klasik merasa aneh ketika mendengar fatwa yang dikeluarkan oleh

Muhammad bin Abdullah al-Anshari, murid dari Zufar, sahabat Abu Hanifah, tentang

bolehnya berwakaf dalam bentuk uang kontan; dirham atau dinar, dan dalam bentuk

komoditas yang dapat ditimbang dan ditakar, seperti kurma dan gandum. Mereka merasa

heran karena tidak mungkin menyewakan benda-benda seperti itu. Oleh karena itu, mereka

mempermasalahkan dengan mempertanyakan apa yang dapat dilakukan dengan dana tunai

dirham. Atas pertanyaan ini Muhammad bin Abdullah al-Anshari menjelaskan dengan

mengatakan, “kita investasikan dana itu dengan cara mudharabah dan labanya kita

sedekahkan. Kita jual benda makanan itu, harta kita putar dengan usaha mudharabah

kemudian hasilnya disedekahkan”

Di kalangan Malikiyah telah populer pendapat yang membolehkan berwakaf dalam

bentuk uang tunai. Sebagaimana pernyataan Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ “Dan

para sahabat kita berbeda pendapat tentang berwakaf dengan dana dirham dan dinar. Mereka

yang membolehkan menpersewakan dinar dan dirham membolehkan berwakaf dengannya,

sedangkan yang tidak memperbolehkan mempersewakan tidak mewakafkannya.” Ibnu

Taimiyah dalam kitabnya 'Majmu' al-Fatwa', meriwayatkan satu pendapat dari kalangan

Hanabilah yang membolehkan berwakaf dalam bentuk uang dan hal yang sama dikatakan

pula oleh Ibnu Qudamah dalam kitabnya ”Al-Mughni”.

Dari beberapa uraian tadi, pemahaman yang dapat kita ambil bahwa wakaf benda-

benda yang tidak bergerak, termasuk uang dan bahan komoditi dari aspek fikih hukumnya

adalah diperbolehkan (jawaz).

3. Wakaf di Era Modern

7

Page 8: Wakaf Instrumen PENDONGKRAK Ekonomi Umat

Wakaf Tunai (Cash Wakaf)

Perkembangan kehidupan masyarakat yang cenderung berhadapan dengan

kehidupan global, maka perlu adanya sebuah alternatif untuk mengembangkan

perekonomian umat. Dalam Islam, pemberdayaan ekonomi bukan hanya bisa dilakukan

melalui zakat, infaq atau shadaqah, melainkan bisa juga melalaui wakaf yang dinilai

sebagai alternatif yang cukup memadai. Pada akhir abad ke-19, di beberapa negara

muslim seperti Aljazair, Mesir, Arab saudi, Yordania, bahkan negara Singapura dan

Srilanka yang notabene bukan tergolong negara muslim, telah mengembangakan sistem

pengelolaan wakaf secara profesional. Bahkan Akhir-akhir ini telah muncul wacana baru

dalam menggali potensi ummat yang bisa didayagunakan untuk membangun solidaritas

masyarakat melalaui konsep wakaf tunai (cash wakaf/waqf al-nuqud). 10

Di Era modern wakaf tunai sudah lama dipraktikkan. Misalnya di Mesir,

Universitas Al Azhar menjalankan aktivitasnya dengan menggunakan dana wakaf.

Universitas tersebut mengelola gudang atau perusahaan di Terusan Suez. Universitas Al

Azhar selaku nadzir atau pengelola wakaf hanya mengambil hasilnya untuk keperluan

pendidikan. Bahkan kemudian pemerintah Mesir meminjam dana wakaf Al Azhar untuk

operasionalnya. Di Qatar dan Kuwait, dana wakaf tunai sudah berbentuk bangunan

perkantoran. Areal tersebut disewakan dan hasilnya digunakan untuk kegiatan umat Islam.

Bisa dibayangkan bagaimana lembaga-lembaga pendidikan Islam semacam Al- Azhar

University di Kairo, Universitas Zaituniyyah di Tunis, serta Madaris Imam Lisesi di Turki

begitu besar dan mampu bertahan hingga kini meski mereka tak berorientasi pada

keuntungan. Mereka tak hanya mengandalkan dana pengembangan dari pemerintah,

melainkan pada wakaf tunai sebagai sumber pembiayaan segala aktivitas baik

administratif maupun akademis.

Eksperimen manajemen wakaf di Sudan dimulai pada tahun 1987 dengan

kembali mengatur manajemen wakaf dengan nama badan wakaf Islam untuk bekerja tanpa

ada keterikatakn secara biroktratis dengan kementrian wakaf. Badan wakaf ini telah diberi

10 Perwakafan di Yordania, Uswatun Hasanah, www.modalonline.com, 21 April 2004

8

Page 9: Wakaf Instrumen PENDONGKRAK Ekonomi Umat

Wakaf Tunai (Cash Wakaf)

wewenang yang luas dalam memanaj dan melaksanakan semua tugas yang berhubungan

dengan wakaf yang tidak diketahui akte dan syarat-syarat wakifnya. Pembaharuan

dilakukan pada sistem pengaturan pada program penggalakan wakaf tunai dan sistem

pengaturan pada manajemen dan investasi harta wakaf yang ada.

Belum lama ini, Kementrian Wakaf Kuwait melakukan penertiban semua

manajemen wakaf yang ada di Kuwait dalam bentuk yang hampir sama dengan apa yang

dilakukan di Sudan. Pada tahun 1993, kementrian wakaf sengaja membentuk semacam

persekutuan wakaf di Kuwait untuk menanggung semua beban wakaf, baik itu wakaf lama

maupun mendorong terbentuknya wakaf baru. Ada dua hal yang dilakukan, yaitu

membentuk manajemen investasi harta wakaf dan manajemen harta wakaf pada bagian

wakaf.

Istilah wakaf tunai kembali dipopulerkan oleh Prof. MA Mannan, seorang pakar

ekonomi syariah asal Bangladesh, melalui pendirian Social Investment Bank (SIB), bank

yang berfungsi mengelola dana wakaf.11 Di Indonesia sendiri, Majelis Ulama Indonesia

(MUI) tanggal 11 Mei 2002 menetapkan fatwa, bahwa wakaf tunai meliputi; Pertama,

wakaf tunai (cash wakaf / waqf al-nuqud) adalah wakaf yang dilakukan seseorang, kelompok

orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang tunai. Kedua, termasuk ke dalam

pengertian uang adalah surat-surat berharga. Ketiga, wakaf tunai hukumnya jawaz (boleh).

Keempat, wakaf tunai hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk hal-hal yang dibolehkan

secara syar’i. Kelima, nilai pokok wakaf tunai harus dijamin kelestariannya, tidak boleh

dijual, dihibahkan, dan atau diwariskan. Bahkan pemerintah melalui DPR juga telah

mengesahkan UU No. 41/2004 tentang wakaf, yang di dalamnya juga mengatur bolehnya

wakaf berupa uang (wakaf tunai).12

11 Achmad Junaidi & Thobieb Al Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif, MA Press, Jakarta, 2006, vi12 Depag, Peraturan Perundangan Perwakafan, 2006.

9

Page 10: Wakaf Instrumen PENDONGKRAK Ekonomi Umat

Wakaf Tunai (Cash Wakaf)

D. Wakaf Tunai di Indonesia

Di Indonesia, praktek wakaf tunai (cash waqf) masih tergolong baru. Pondok

Pesantren Gontor di Jawa Timur merupakan salah satu contoh lembaga yang dibiayai dari

wakaf. Sedangkan yang tidak kalah monumental adalah Layanan Kesehatan Cuma-Cuma

(LKC) Dompet Dhuafa Republika. Lembaga otonom Dompet Dhuafa Republika ini

memberikan fasilitas permanen untuk kaum dhuafa di gedung berlantai empat, lengkap

dengan operasional medis 24 jam dan mobile-service. LKC adalah obyek wakaf tunai

yang efektif, memberi cercah harapan semangat hidup sehat kaum dhuafa. Dengan adanya

lembaga layanan kesehatan ini, golongan masyarakat yang dhuafa bisa memperoleh

haknya tanpa perlu dibebankan oleh biaya-biaya seperti halnya rumah –rumah sakit

konvensional.

Wakaf tunai dapat menjadi instrumen ekonomi untuk menyelesaikan masalah

perekonomian yang membelit. Paling tidak, wakaf tunai yang diperkenalkan oleh Prof Dr

MA Mannan melalui pendirian Social Investment Bank Limited (SIBL) di Bangladesh.

SIBL menancapkan tonggak sejarah dalam dunia perbankan dengan mengenalkan Cash

Wakaf Certificate atau Sertifikat Wakaf Tunai. Menurutnya, melalui sertifikat ini SIBL

mengelola harta si kaya kemudian mendistribusikan keuntungannya kepada kaum papa.

Dapat dikatakan bahwa wakaf tunai ini merupakan sumber pendanaan yang dihasilkan

dari swadaya masyarakat karena sertifikat wakaf tunai ini adalah untuk menggalang

tabungan sosial serta mentransformasikannya menjadi modal sosial dan membantu

mengembangkan pasar modal sosial. Selanjutnya melalui sertifikat ini berarti menyisihkan

sebagian keuntungan dari sumber daya orang kaya kepada fakir miskin.

Dengan demikian akan menumbuhkan tanggung jawab sosial mereka pada

masyarakat sekitarnya yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan umat. Wakaf

tunai produktif dianggap sebagai sumber dana yang sangat bisa diandalkan untuk

menyejahterakan rakyat miskin.

10

Page 11: Wakaf Instrumen PENDONGKRAK Ekonomi Umat

Wakaf Tunai (Cash Wakaf)

E. Potensi Wakaf Tunai di Indonesia

Wakaf merupakan salah satu lembaga sosial ekonomi Islam yang potensinya

belum sepenuhnya digali dan dikembangkan. Potensi wakaf, terutama wakaf tunai

produktif dapat digunakan sebagai alternatif pendanaan pada masjid dan pondok pesantren

dalam rangka menuju kemandirian finansial yang bermuara pada kemaslahatan umat.

Umat Islam di Indonesia telah akrab dengan kata wakaf. Akan tetapi, keakraban

tersebut tidak membuat mereka mengerti benar tentang wakaf. Hingga kini, mereka

beranggapan bahwa wakaf hanyalah berupa masjid dan kuburan. Padahal wakaf telah

mengalami perkembangan, dan tampil dalam wujud lain, wakaf produktif atau wakaf

tunai. Wakaf tak hanya kuburan dan masjid namun potensi wakaf bisa dikembangkan

untuk hal produktif yang akan memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat luas.

Bagi umat Islam Indonesia, wacana wakaf tunai produktif memang masih relatif

baru. Bisa dilihat dari peraturan yang melandasinya. Majelis Ulama Indonesia (MUI) baru

memfatwakannya pertengahan Mei 2002. Selama ini, wakaf yang populer di kalangan

umat Islam Indonesia terbatas tanah dan bangunan yang diperuntukkan tempat ibadah,

rumah sakit dan pendidikan. Potensi wakaf tunai di Indonesia diperkirakan cukup besar.

Musthafa Edwin Nasution mengatakan bahwa potensi wakaf tunai yang bisa dihimpun

dari 10 juta penduduk muslim adalah sekitar Rp 3 triliun per tahun. Hal yang senada

disampaikan pula oleh Dian Masyita Telaga. Potensi wakaf tunai yang bisa dihimpun di

Indonesia mencapai Rp 7,2 triliun dalam setahun dengan asumsi jumlah penduduk muslim

20 juta dengan menyisihkan Rp 1.000 per hari atau Rp 30.000 tiap bulannya. Sedemikian

besarnya potensi yang dikandung, maka pengelolaan secara tekun, amanah, profesional

dan penuh komitmen tentu akan mampu melepaskan ketergantungan Indonesia terhadap

utang luar negeri.13

13 Suara Hidayatullah, Mei 2007

11

Page 12: Wakaf Instrumen PENDONGKRAK Ekonomi Umat

Wakaf Tunai (Cash Wakaf)

Dengan pengelolaan wakaf tunai secara proporsional, Indonesia tidak perlu lagi

berutang kepada lembaga-lembaga kreditor multilateral sebagai salah satu sumber

pembiayaan pembangunannya, karena dana wakaf tunai sendiri telah mampu melengkapi

penerimaan negara di samping pajak, zakat dan pendapatan lainnya. Melalui berbagai

pemikiran dan kajian, peran wakaf tunai tidak dalam pelepasan ketergantungan ekonomi

dari lembaga-lembaga kreditor multilateral semata, instrumen ini juga mampu menjadi

komponen pertumbuhan ekonomi.

Sebagai negara yang berpenduduk mayoritas muslim, eksistensi instrumen sya -

riah ini akan sangat acceptable sehingga wakaf tunai diperkirakan akan memberikan

kontribusi besar bagi percepatan pembangunan di Indonesia. Dari perspektif teori ekonomi

makro, instrumen wakaf bisa dimasukkan ke dalam instrumen fiskal yaitu sebagai sumber

penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Atau bisa pula dimasukkan ke dalam kategori

investasi jika pengeluaran untuk wakaf tidak dikelola oleh pemerintah tetapi oleh badan-

badan usaha milik swasta. Pendapatan nasional dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga,

pengeluaran untuk investasi oleh badan-badan usaha, pengeluaran pemerintah dan net

export (ekspor bersih). Investasi adalah fungsi dari tingkat bunga dan pengeluaran untuk

wakaf tunai. Sedangkan pengeluaran pemerintah merupakan fungsi dari wakaf tunai serta

penerimaan pajak sehingga perubahan pada investasi atau pengeluaran pemerintah akan

mengubah pula posisi pendapatan nasional. Pertambahan investasi atau peningkatan

pengeluaran pemerintah akan menggeser kurva IS ke kanan. Akibatnya adalah

peningkatan pendapatan nasional dengan asumsi ceteris paribus. Peningkatan pendapatan

nasional merupakan satu langkah maju menuju pemeratan pembangunan dan hasil-

hasilnya.

Wakaf tunai tidak hanya memberi kesempatan beramal pada orang – orang kaya

saja. Wakaf tunai akan memperbesar kesempatan bagi siapa pun untuk berwakaf. Tak

harus menunggu mereka sampai menjadi saudagar kaya atau tuan tanah, karena wakaf

tunai jumlahnya bisa variatif. Bila wakaf dalam bentuk bangunan atau rumah

membutuhkan dana besar atau melibatkan segelintir orang saja, wakaf tunai produktif bisa

12

Page 13: Wakaf Instrumen PENDONGKRAK Ekonomi Umat

Wakaf Tunai (Cash Wakaf)

menjangkau lapisan menengah. Kita bisa menyerahkan uang senilai Rp 500 ribu, Rp 1 juta

atau lebih. Dari segi jumlah tentu tak terlalu besar. Namun, banyak kalangan menengah

bisa melakukannya ketimbang menyumbangkan sebuah bangunan. Perolehan wakaf tunai

pun bisa jadi lebih besar. Bila ada sepuluh juta orang mampu mewakafkan Rp 1 juta, nilai

seluruhnya mencapai Rp 10 triliun. Dengan dana sebesar itu maka banyak hal yang bisa

dilakukan umat Islam. Dana wakaf bisa digunakan untuk mendirikan perusahaan, pusat

perbelanjaan, perkebunan, atau apa saja yang bernilai ekonomis.

F. Analisa

Adanya wacana bolehnya wakaf dengan uang (cash waqf) sebagaimana uraian di

atas, memperlihatkan adanya upaya yang terus menerus untuk memaksimalkan sumber

dana wakaf. Karena semakin banyak dana wakaf yang dapat dihimpun, berarti semakin

banyak pula kebaikan yang mengalir kepada pihak yang berwakaf. Dengan demikian,

pendapat ulama yang membolehkan berwakaf dalam bentuk uang, membuka peluang bagi

aset wakaf untuk memasuki berbagai macam usaha investasi seperti syirkah, mudharabah

dan lainnya. Dari berbagai pandangan ulama tentang wakaf tunai tersebut menunjukkan

adanya kehati-hatian para ulama dalam memberikan fatwa sah atau tidak sahnya suatu

praktek wakaf. Hal ini disebabkan harta wakaf adalah harta amanah yang terletak di

tangan nadzir pengelola wakaf). Sebagai harta amanah, maka nadzir hanya boleh

melakukan hal-hal yang mendatangkan kemaslahatan bagi harta wakaf. Berdasarkan

pertimbangan ini, jika kita akan memilih pendapat yang membolehkan berwakaf dalam

bentuk tunai, maka yang perlu dipikirkan adalah bagaimana langkah melakukan antisipasi

adanya resiko kerugian yang akan mengancam eksistensi dan kesinambungan aset wakaf.

Pengelolaan dana wakaf juga harus disadari merupakan pengelolaan dana publik

yang manfaatnya pun akan disalurkan kembali kepada publik. Untuk itu tidak saja

pengelolaaannya yang harus dilakukan secara profesional, akan tetapi juga budaya

transparansi serta akuntabilitas merupakan satu faktor yang harus diwujudkan.

Pentingnya budaya ini ditegakkan karena di satu sisi hak wakif atas aset (wakaf tunai)

13

Page 14: Wakaf Instrumen PENDONGKRAK Ekonomi Umat

Wakaf Tunai (Cash Wakaf)

telah hilang, sehingga dengan adanya budaya pengelolaan yang profesional, transparansi

serta akuntabilitas, maka beberapa hak konsumen (wakif) akan terpenuhi.

Hal yang sangat menarik untuk dicermati adalah, bahwa aset wakaf di Indonesia

yang sangat potensial, tetapi sampai saat ini asset itu belum mampu memberikan

sumbangan yang signifikan terhadap perekonomian umat. Salah satu faktor penyebabnya

adalah pengelola wakaf (nadzir) yang masih tradisional (kurang profesional) dan kurang

transparan. Padahal, nadzir sebagai pihak yang diberikan kepercayaan dalam mengelola

dan mendayagunakan wakaf. Peranan yang amat penting ini, jika tidak diimbangi dengan

profesionalitas yang memadai dan transparansi, maka asset wakaf yang begitu basar tidak

akan berfungsi secara optimal.

Kegiatan wakaf bagi sebagian besar kalangan Muslim di tanah air, masih

terfokus pada tanah dan bangunan. Padahal secara filosofis harta wakaf tak semestinya

didiamkan dan tidak memberikan hasil bermanfaat. Di atas pijakan filosofis ini, wakaf

seharusnya menumbuhkan dampak kesejahteraan bagi mereka yang berhak menerimanya

tanpa mengenal batas pula. Maka penulis sepakat dengan adanya wakaf tunai sebagai asset

produktif yang dipergunakan untuk kepentingan umat. Tetapi kita tahu bahwa mayoritas

masyarakat muslim Indonesia adalah bermadzhab Syafi’i, yang notabene tidak

memperbolehkan wakah uang merupakan kendala tersendiri yang harus dicermati. Oleh

karena itu perlu adanya sosialisasi yang terus-menerus sehingga tercipta sebuah

pemahaman yang fleksibel mengenai konsep wakaf tunai.

G. Kesimpulan

1. Dalil pensyariatan wakaf adalah berdasarkan Al-Qur’an, Hadits, dan Ijma’ sahabat

2. Hukum wakaf ada tujuan yang bersifat global yang mencakup pelaksanaan

kewajiban kepada Allah, berupa saling bekerja sama, bahu-membahu, dan saling

mencintai sesama muslimin; dan ada tujuan spesifik yang tercakup padanya

14

Page 15: Wakaf Instrumen PENDONGKRAK Ekonomi Umat

Wakaf Tunai (Cash Wakaf)

tercapainya keinginan pribadi pewakaf, baik pembelaan terhadap agama,

empowering, dan sosio-kultur masyarakat muslim.

3. Kaum muslimin generasi awal telah memberikan contoh teladan yang baik, baik

para pemimpinnya atau rakyatnya dalam mempraktikkan syariat wakaf, baik untuk

pengembangan ilmu maupun segala hal yang terkait dengannya, semisal

pembangunan sekolah-sekolah, perguruan tinggi, perpustakaan, dan yang lainnya.

4. Wakaf Tunai hukumnya boleh (jaiz), dan bisa berupa surat-surat berharga, giro dan

uang.

5. Solusi syar’iy untuk mengarahkan wakaf tunai untuk tujuan membantu berbagai

institusi Islam adalah sangat banyak, baik dalam segmen da’wah, politik dan

pemerintahan, maupun segmen pengembangan ekonomi Islam.

Han’s

15

Page 16: Wakaf Instrumen PENDONGKRAK Ekonomi Umat

Wakaf Tunai (Cash Wakaf)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Junaidi & Thobieb Al Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif, Jakarta, MA Press,

2006

Abu Zahra Tanzim al lstam-li-'lmujtama'; Abu Saud, M, Main Features of Islamic

Economy (Arabic);

AI-Qardawi, Yusuf.: Fiqh al-Zakat, p. 43,. Vol. I and p. 851, Vol. 11: 1969.

Al Bakri, I’anatu Ath Thalibin, Kairo,: Isa Halabi, tt

Bukhari, Shahih al Bukhari, Mesir, Bulaq, 1314 H

Depag, Peraturan Perundangan Perwakafan, Jakarta, 2006

Harian Umum Republika, Mempertegas Pembangunan Ekonomi Kerakyatan, Nopember

2001.

Ibn-'Ashur, M. T., Principles of Social Organisation in Islam (Arabic), pp. 190-1970,

Maktabah al-Rasmiyeh, Tunis, 1964.

Lewis, W. A., The Theory of Economic Growth, London: 1963

MA. Manan, sertifikat Wakaf Tunai, Jakarta, Cyber, 2001

Mawdud Economic Problem of Man and its Islamic Solution. Maktabah Jamaat-ilslamic

Delhi.

Muslim, Shahih Musli, Dar Ath Thiba'ah al Amirah, 1329 H

Nahdh Misr and Abu Yusuf, Al-Kharaj, Al-Matba' al-Salafiya.

16

Page 17: Wakaf Instrumen PENDONGKRAK Ekonomi Umat

Wakaf Tunai (Cash Wakaf)

Qutb, Syed: Social Justice in Islam (Arabic Ghazali, M, Islam and Economic

Organisation (Arabic), Cairo; Copyright © Rumah Zakat Indonesia 11

Perwakafan di Yordania, Uswatun Hasanah, www.modalonline.com, 21 April 2004

Suara Hidayatullah, , Sukuk dan Pemberdayaan Wakaf, Juni 2007

Taimiyah, Ahmad bin, Majmu' al Fatawa, Ar Riyadh, 1382 H

Zadi, A. M., "The Role of Zakat in the Islamic System Economics of Curing the Poverty

Dilemma" in AMSS

Ziauddin Rees, M., Al-Kharaj in An Islamic State (Arabic);

17