waham 3

Upload: ibtidarosyadi

Post on 09-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kep. Jiwa LP Waham 3

TRANSCRIPT

asuhan keperawatan pada klien

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAMA. PENGERTIANWaham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan perkembangan seperti adanya penolakan, kekerasan, tidak ada kasih sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya. (Keliat, 1999).

Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal (Stuart dan Sundeen, 1998).

Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan keyataan tetapi dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan ini berasal dari pemikiran klien dimana sudah kehilangan control (Depkes RI, 1994).

B. JENIS-JENIS WAHAM1. Waham kebesaran

Suatu kenyataan palsu dimana seorang memperluas atau memperbesar kepentingan dirinya, baik kualitas tindakan/kejadian/orang disekelilingnya, dalam bentuk tidak realistik. Waham ini timbul akibat perasaan yang tidak wajar, tidak aman dan rasa rendah diri yang secara sadar dihalangi oleh komponen ideal dan efektif dari waham itu sendiri. Isi dari waham kebesaran sering menunjukkan kekecewaan, kegagalan, dan perasaan tidak aman.

2. Waham Kejar.

Klien yakin bahwa ada orang yang sedang mengganggunya, menipunya, memata-matai atau menjelekkan dirinya.

3. Waham Depresif (menyalahkan diri sendiri).

Kepercayaan yang tidak berdasar. Menyalahkan diri sendiri akibat perbuatan-perbuatannya yang melanggar kesusilaan atau kejahatan lain. Waham depresif sering dirasakan sebagai : waham bersalah (perasaan bersalah, kehilangan harga diri), waham sakit (gangguan perasaan tubuh yang berasal dari viseral yang dipengaruhi oleh keadaan emosi), waham miskin (kehidupan perasaan nilai sosial).

4. Waham nihilistik

Suatu kenyataan bahwa dirinya atau orang lain sudah meninggal atau dunia ini sudah hancur.

5. Waham somatik (waham hipokondria).

Kecenderungan yang menyimpang dan bersifat dungu mengenai fungsi dan keadaan tubuhnya, misalnya penderita merasa tubuhnya membusuk atau mengeluarkan bau busuk.

6. Waham hubungan.

Keyakinan bahwa ada hubungan langsung antara inteprestasi yang salah dari pembicaraan, gerakan atau digunjingkan.

7. Waham pengaruh.

Keyakinan yang palsu bahwa dia adalah berlebihan dan diucapkan secara berulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

8. Waham curiga

Klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.

C. PENYEBAB1. Faktor predisposisia. Genetik, faktor-faktor genetik yang pasti mungkin terlibat dalam perkembangan suatu kelainan ini adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengan kelainan yang sama (orang tua, saudara kandung, sanak saudara lain).

b. Neurobiologis, adanya gangguan pada kosteks pre frontal dan korteks limbic.

c. Neurotransmiter : abnormalitas pada dopamine, serotonin, dan glutamate.

d. Virus : paparan virus influenza pada trimester III.

e. Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.

2. Faktor presipitasia. Proses pengolahan informasi yang berlebihan.

b. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal.

D. PROSES TERJADINYA WAHAMMenurut Yosep (2009), proses terjadinya waham meliputi 6 fase, yaitu :

1. Fase of human needWaham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik secara fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara realiti dengan self ideal sangat tinggi.

2. Fase lack of self esteemTidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal dengan self reality (keyataan dengan harapan) serta dorongn kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya.

3. Fase control internal externalKlien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan keyataan, tetapi menghadapi keyataan bagi klien adalah suatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan. Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan orang lain.

4. Fase envinment supportAdanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma (super ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.

5. Fase comfortingKlien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien sering menyendiri dan menghindari interaksi sosial (isolasi sosial).

6. Fase improvingApabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain.

E. PENGKAJIANTanda dan gejala dari perubahan proses pikir : waham, yaitu klien mengatakan dirinya sebagai seseorang besar yang mempunyai kekuatan, pendidikan atau kekayaan luar biasa, klien menyatakan perasaan dikejar-kejar oleh orang lain atau sekelompok orang, klien menyatakan perasaan mengenai penyakit yang ada dalam tubuhnya, menarik diri dan isolasi, sulit menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain, rasa curiga yang berlebihan, kecemasan yang meningkat, sulit tidur, tampak apatis, suara memelan, ekspresi wajah datar, kadang tertawa atau menangis sendiri, rasa tidak percaya kepada orang lain, gelisah.

Untuk mendapat data waham sesuai dengan jenis wahamnya, harus dilakukan observasi terhadap perilaku klien sebagai berikut :

1. Waham kebesaran

Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

2. Waham curiga.

Meyakini bahwa seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/mencederai dirinya, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

3. Waham Agama

Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

4. Waham somatik

Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang penyakit, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

5. Waham nihilistik

Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan keyataan.

F. DIAGNOSA KEPERAWATANGANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM G. RENCANA KEPERAWATANTUM :Klien dapat berpikir sesuai dengan realitas

TUK 1Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Kriteria Evaluasi :

Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.

Rencana Tindakan :1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik :

a. Sapa klien dengan nama baik verbal maupun non verbal.

b. Perkenalkan diri dengan sopan.

c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.

d. Jelaskan tujuan pertemuan

e. Jujur dan menepati janji

f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.

g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar.

TUK 2Klien dapat mengidentifikasi perasaan yang muncul secara berulang dalam pikiran klien,

Kriteria evaluasi :Klien menceritakan ide-ide dan perasaan yang muncul secara berulang dalam pikirannya.

Rencana Tindakan :1. Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya.

2. Diskusikan dengan klien pengalaman yang dialami selama ini.

3. Dengarkan pernyataan klien dengan empati tanpa mendukung/menentang pernyataan wahamnya

TUK 3Klien dapat mengidentifikasi stressor/pencetus wahamnya,

Kriteria evaluasi :Klien dapat menyebutkan kejadian-kejadian sesuai dengan urutan waktu serta harapan/kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi, seperti : harga diri, rasa aman dsb. Dapat menyebutkan hubungan antara kejadian traumatis/kebutuhan tidak terpenuhi dengan wahamnya.

Rencana Tindakan :1. Bantu klien mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi serta kejadian yang menjadi faktor pencetus wahamnya.

2. Diskusikan dengan klien tentang kejadian-kejadian traumatik yang menimbulkan rasa takut, cemas maupun perasaan tidak dihargai.

3. Diskusikan kebutuhan/harapan yang belum terpenuhi.

4. Diskusikan dengan klien cara-cara mengatasi kebutuhan yang tidak terpenuhi dan kejadian traumatik.

5. Diskusikan dengan klien antara kejadian traumatik dengan wahamnya.

TUK 4Klien dapat mengidentifikasi wahamnya,

Kriteria evaluasi :Klien dapat menyebutkan perbedaan pengalaman nyata dengan pengalaman wahamnya

Rencana Tindakan :1. Bantu klien mengidentifikasi keyakinan yang salah tentang situasi yang nyata (bila klien sudah siap) :

a. Diskusikan dengan klien pengalaman wahamnya tanpa beragumentasi.

b. Katakan kepada klien akan keraguan perawat terhadap pernyataan klien.

c. Diskusikan dengan klien respon perasaan terhadap wahamnya.

d. Bantu klien membedakan situasi nyata dengan situasi yang dipersepsikan salah oleh klien.

TUK 5Klien dapat mengidentifikasi konsekuensi dari wahamnya,

Kriteria evaluasi :Klien dapat menjelaskan gangguan fungsi hidup sehari-hari yang diakibatkan ide-ide/pikirannya yang tidak sesuai dengan kenyataan.

Rencana Tindakan :1. Diskusikan dengan klien pengalaman-pengalaman yang tidak menguntungkan sebagai akibat dari wahamnya.

2. Ajak klien melihat bahwa waham tersebut adalah masalah yang membutuhkan bantuan orang lain.

3. Diskusikan dengan klien orang/tempat ia meminta bantuan apabila wahamnya timbul/sulit dikendalikan.

TUK 6Klien dapat melakukan tehnik distraksi sebagai cara menghentikan pikiran terpusat pada wahamnya,

Kriteria evaluasi :Klien dapat melakukan melakukan aktivitas yang konstruktif sesuai dengan minatnya yang dapat mengalihkan fokus klien dari wahamnya.

Rencana Tindakan :1. Diskusikan hobi/ aktivitas yang disukainya.

2. Anjurkan klien memilih dan melakukan aktivitas yang membutuhkan perhatian dan ketrampilan fisik.

3. Ikut sertakan klien dalam aktivitas fisik yang membutuhkan perhatian sebagai pengisi waktu.

4. Libatkan klien dalam TAK orientasi realita.

5. Beri reinforcement positif setiap upaya klien yang positif.

TUK 7Klien dapat dukungan keluarga,

Kriteria evaluasi : Klien dapat menjelaskan tentang : pengertian waham, tanda dan gejala waham, penyebab dan akibat waham, cara merawat klien waham dan dapat mempraktekan cara merawat klien waham.

Rencana Tindakan :1. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung untuk mengatasi waham.

2. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi waham.

3. Jelaskan kepada keluarga tentang : pengertian, tanda dan gejala, penyebab dan akibat, cara merawat klien waham.

4. Latih keluarga cara merawat klien waham

5. Beri pujian kepada keluarga atas ketelibatannya merawat klien.

TUK 8Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.

Kriteria evaluasi :Klien dapat menyebutkan manfaat minum obat, kerugian tidak minum obat, efek samping dan efek terapi. Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar. Klien dapat menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter.

Rencana Tindakan :1. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat.

2. Pantau klien saat penggunaan obat.

3. Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar.

4. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter.

5. Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

DAFTAR PUSTAKAhttp://keperawatan-gun.blogspot.com/search/label/JIWA :

Stuart G.W. and Sundeen (1995). Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th ed). St. Louis Mosby Year Book.Stuart dan Laraia (2001). Principle and Practice of Psychiatric Nursing, Edisi 6, St. Louis Mosby Year Book.

Townsend. (1998). Diagnosis Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri : pedomanan Untuk Pembuatan Rencana Keperawatan EGC, Jakarta (terjemahan).

Yosep, I. (2009). Keperawatan Jiwa, Edisi Revisi, Refika Aditama, Jakarta

wir-nursing.blogspot.com/2009/07/askep-jiwa-waham.htmlMinggu, 17 Februari 2008STRATEGI PELAKSANAAN KLIEN DG WAHAMSTRATEGI PELAKSANAAN (SP)Tindakan KeperawatanInteraksi Ke : I (Pertama)Tanggal Pertemuan :..

A. Kondisi KlienKlien terlihat gelisah, curiga terhadap orang yang berada di sekelilingnya, kadang-kadang klien berbicara sendiri dan berkata bahwa dirinya adalah Imam Mahdi yang tahu bahwa kapan dunia akan kiamat, perhatian terhadap lingkungan sekitar menurun.

B. Diagnosa KeperawatanPerubahan proses pikir

C. Tujuan Khusus 1 :Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan orang lain

D. Tindakan Keperawatan :a. Bina hubungan saling percayab. Perkenalan diri dengan klien secara sopanc. Sapa klien dengan ramahd. Jelaskan tujuan pertemuane. Jujur & tepati janjif. Beri perhatian kepada klieng. Tunjukkan sikap empati kepada klien

E. Strategi Komunikasi1. Fase Orientasi :Salam Terapeutik:Selamat pagi,pak. Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Andika, bapak bisa panggil saya Dika (sambil mengulurkan tangan kepada klien untuk berjabat tangan), saya perawat disini yang akan membantu bapak selama dirawat di sini. Nah sekarang saya yang bertanya ya pak? nama Bapak siapa?.,Oh Suwarno namanya bagus sekali, saya boleh panggil apa?., Baiklah akan saya panggil pak Imam.Evaluasi/validasi :Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bapak terlihat segar, tetapi apa yang membuat bapak terlihat begitu curiga terhadap saya? Ceritakan apa yang mengganjal di pikiran bapak sekarang? Baiklah semoga setelah bertemu dengan saya masalah bapak akan teratasi. Begitu ya pak?Kontrak:Bapak, tujuan saya menemui bapak saat ini adalah ingin mengenal lebih dekat pak Imam sehingga kita bisa saling kenal dan bapak bisa menceritakan segala masalah bapak selain itu saya dapat membantu apa yang bapak disini. Bagaimana pak? Apakah bapak setuju? Baiklah bagaimana kalau kita duduk di kursi teras depan? Berapa lama bapak mempunyai waktu dengan saya? Bagaimana kalau 20 menit, cukup? Baiklah kalau begitu 15 menit saja ya pak?

2. Fase Kerja :Nah, tadi saya sudah menyebutkan nama saya, coba ulangi siapa nama saya? Lupa? Masih sebentar kok sudah lupa? Saya ulangi lagi nama saya Andika, bapak bisa memanggil saya Dika ya pak? Baiklah semoga bapak bisa mengenal saya, begitu pula sebaliknya sehingga bapak bisa merasa nyaman bercerita kepada saya.Bapak, mengapa bapak terlihat gelisah serta selalu berbicara sendiri tentang Imam Mahdi?. oh begitu ya pak? saya mengerti apa yang bapak maksudkan. Coba jelaskan darimana bapak mendapatkan ilham bahwa bapak adalah seorang Imam Mahdi?

3. Fase Terminasi :Evaluasi Subyektif :Baiklah, saya rasa bapak sudah mulai terbuka dan merasa nyaman dengan kehadiran saya, sekarang bagaimana perasaan bapak setelah bertemu dan bercerita dengan saya? Bagus, rasa berharap bapak lebih bisa mengungkapkan perasaan bapak dan lebih terbuka dengan harapan agar masalah bapak dapat teratasi.Evaluasi Obyektif :Nah, sekarang coba sebutkan lagi siapa nama saya? Bagus sekali. Mulai sekarang kalau ketemu saya jangan lupa panggil saya dengan? Bagus.Tindak Lanjut :Baiklah, saya rasa perkenalan kita cukup sekian, kita sudah cukup saling mengenal saat ini, Saya berharap setiap bapak bertemu dengan saya dan saat memerlukan bantuan saya, bapak mau memanggil saya supaya selama bapak di sini dapat bekerjasama dengan saya serta bapak mampu sembuh kembali.Kontrak yang akan datang :Sekarang 15 menitnya sudah habis, berarti pertemuan kita disini juga sudah selesai. Nanti pukul 11.00 sebelum makan siang saya akan datang kembali menemui bapak untuk mendiskusikan masalah yang sedang bapak hadapi sekarang, nanti dimana kita bisa bertemu kembali? Baiklah nanti kita bertemu lagi disini ya pak? Assalamualaikum.

andika-setiadi-140288.blogspot.com/.../strategi-pelaksanaan-klien-dg...Nurse (tikha_tsj):-)

Selasa, 01 November 2011

Askep Waham

A. PENGERTIANWaham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang salah dan secara kukuh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal (Stuart dan Sundeen, 1998)Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol (Depkes RI, 2000)Waham adalah suatu keyakinan seseorang berdasarkan penilaian realitas yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya, ketidakmampuan merespom stimulus internal dan eksternal melalui proses interaksi atau informasi secara akurat (keliat, 1999)

B. ETIOLOGI Faktor predisposisi Faktor Perkembangan(Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal seseorang.hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakhir dengan gangguan persepsi, klien menekan perasaannya se.hingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif Faktor Sosial Budaya(Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbulnya waham. Faktor psikologis(Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda/ bertentangan, dapat menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan. Faktor Biologis(Waham diyakini terjadi karena adanya predisposisi otak, pembesaran ventrikel diotak, atau perubahan pada sel kortikal dan limbik. Faktor Genetik(

Faktor presipitasi Faktor( Sosial BudayaWaham yang dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti atau diasingkan dari kelompok. Faktor( BiokimiaDopamin, norepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi penyebab waham pada seseorang. Faktor Psikologis(Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan untuk mengatasi masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan yang menyenangkan. faktor perilakuBerdandan dengan baik dan berpakaian rapi, tetapi mungkin terlihat eksentrik dan aneh. Tidak jarang bersikap ciriga atau bermusuhan terhadap orang lain. Klien biasanya cerdik ketika dilakukan pemeriksaan sehingga dapat memanipulasi data. Selain itu perasaan hatinya konsisten dengan isi waham.

mekanisme kopingTidak memiliki kelainan dalam orientasi kecuali klien waham spesifik terhadap orang, tempat, waktu. Daya ingat atau kognisi lainnya biasanya akurat. Pengendalian implus pada klien waham perlu diperhatikan bila terlihat adanya rencan bunuh diri, membunuh, atau melakukan kekerasan pada orang lain.Gangguan proses pikir: waham biasanya diawali dengan adanya riwayat penyakit berupa kerusakan pada bagian korteks dan libik otak. Bisa dikarenakan terjatuh atau didapat ketika lahir. Hal ini mendukung terjadinya perubahan emosional seseorang yang tidak stabil. Bila berkepanjangan akan menimbulkan perasaan rendah diri, kemudian mengisolasi diri dari orang lain dan lingkungan. Waham kebesaran akan timbul sebagai manifestasi ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhannya. Bila respon lingkungan kurang mendukung terhadap perilakunya dimungkinkan akan timbul risiko perilaku kekerasan pada orang lain.

C. RENTANG RESPONRespon adaptif respon maladaptif

Pikiran logis Presepsi akurat Emosi konsisten dengan pengalaman Perilaku sesuai Hubungan sosial harmonis Kadang proses pikir terganggu Ilusi Emosi berlebihan Berperilaku yang tidak biasa Menarik diri Gangguan isi pikir halusinasi Perubahan proses emosi Perilaku tidak terorganisasi Isolasi sosial

Gambar rentang respon perubahan proses pikir waham ( sumber: keliat(1999))

D. TANDA & GEJALATanda dan gejala pada klien dengan perubahan proses pikir : waham adalah sbb. Menolak makan Tidak ada perhatian pada perawatan diri Gerakan tidak terkontrol Mudah tersinggung Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan Tidak bisa membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan Menghindar dari orang lain Mendominasi pembicaraan Berbicara kasar Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihanSebagai contoh tanda & gejala macam-macam waham: Waham Agama(Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.Contoh:Kalau saya mau masuk surga saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari, atau klien mengatakan bahwa dirinya adalah Tuhan yang dapat mengendalikan makhluknya. Waham Kebesaran(Keyakinan secara berlebihan bahwa dirinya memiliki kekuatan khusus atau kelebihan yang berbeda dengan orang lain, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.Contoh:Saya ini pejabat di Departemen Kesehatan lho...Saya punya tambang emas! Waham Curiga(Keyakinan bahwa seseorang atau sekelompok orang berusaha merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.Contoh:Saya tahu...semua saudara saya ingin menghancurkan hidup karena saya karena mereka semua iri dengan kesuksesan yang dialami saya. Waham Somatik(Keyakinan seseorang bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang penyakit, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai kenyataan.Contoh:Klien selalu mengatakan bahwa dirinya sakit kanker, namun setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan adanya sel kanker pada tubuhnya. Waham Nihilistik(Keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah meninggal dunia, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.Contoh:Ini kan alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh.

E. TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK1. Tindakan keperawatan pada klien Tujuana. Klien dapat berorientasi terhadap realitas secara bertahap.b. Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan.c. Klien menggunakan obat dengan prinsip 6 benar. Tindakana. Bina hubungan saling percayaSebelum memulai pengkajian pada klien dengan waham, saudara harus membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar klien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah sbb:1. Mengucapkan salam terapeutik2. Berjabat tangan3. Menjelaskan tujuan interaksi4. Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu klien.b. Tidak mendukung atau membantah waham klien.c. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman.d. Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari.e. Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi karena dapat menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.f. Jika klien terus-menerus membicarakan wahamnya, dengarkan tanpa memberikan dukungan atau menyangkal sampai klien berhenti membicarakannya.g. Berikan pujian bila penampilan dari orientasi klien sesuai dengan realitas.h. Diskusikan dengan klien kemampuan realitas yang dimiliknya pada saat yang lalu dan pada saat ini.i. Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang dimilikinya.j. Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi sehingga menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah.k. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional klien.l. Berbicara dalam konteks realitas.m. Bila klien mampu memperlihatkan kemampuan positifnyan. Berikan pujian yang sesuaio. Jelaskan pada klien tentang program pengobatannya (manfaat, dosis, jenis dan efek samping obat yang diminum serta cara meminum obat yang benar).p. Diskusikan akibat yang terjadi bila klien berhenti minum obat tanpa konsultasi.2. Tindakan keperawatan untuk keluarga klien Tujuana. Keluarga mampu mengidentifikasi waham klien.b. Keluarga mampu memfasilitasi klien untuk memenuhi kebutuhan yang belum dipenuhi oleh wahamnya.c. Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan klien secara optimal. Tindakan Keperawatana. Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami klien.b. Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat klien waham di rumah, follow up, dan keteraturan pengobatan, serta lingkungan yang tepat untuk klien.c. Diskusikan dengan keluarga tentang obat klien (nama, obat, dosis, frekuensi, efek samping, dan akibat penghentian obat).d. Diskusikan dengan keluarga kondisi klien yang memerlukan bantuan.

F. DATA FOKUSMasalah keperawatan Data yang perlu dikajiPerubahan proses pikir: waham kebesaran Subjektif: Klien mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang paling hebat. Klien mengatakan bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus.objektif Klien terus berbicara tentang kemampuan yang dimiliknya. Pembicaraan klien cenderung berulang-ulang. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Risiko tinggi perilaku kekerasan2. Perubahan proses pikir: waham3. Isolasi sosial4. Harga diri rendah kronis.

H. RENCANA PERAWATANSTRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Masalah( : perubahan proses pikir : waham (Kebesaran) Pertemuan( : ke-1 (pertama)

A. Proses Keperawatan1. KondisiKlien mengatakan ia memiliki toserba, sibuk bisnis dan ingin mendirikan partai, klien selalu mengulang-ulang kemampuan yang dimilikinya. Klien terlihat mondar-mandir dan tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya.2. Diagnosa keperawatanPerubahan proses pikir: waham3. Tujuan khusus/SP 1 Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan kriteria sbb,a. Ekspresi wajah bersahabatb. Menunjukkan rasa senangc. Bersedia berjabat tangand. Bersedia menyebutkan tangane. Ada kontak mataf. Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawatg. Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya Klien mampu berorientasi kepada realitas secara bertahap4. Tindakan Keperawatan Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutika. Sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun nonverbalb. Perkenalkan diri dengan sopanc. Tanyakan lengkap dan nama penggilan yang disukai kliend. Jelaskan tujuan pertemuane. Jujur dan menepati janjif. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanyag. Beri perhatian pada klien khususnya pada kebutuhan dasar klien Identifikasi masalah klien Bicara pada korteks realita (tidak mendukung atau membantah waham klien) Latih klien untuk memenuhi kebutuhannya Masukan dalam jadwal harian klien

B. Strategi Komunikasi Dan Pelaksanaan1. Orientasi Salam terapeutikAssalamualaikum pak ... bertemu lagi dengan saya, masih kenal tidak dengan saya? Nama saya ... bisa dipanggil ... saja. Bapak ingat? Seperti kemarin, hari ini saya bertugas disini dari 07.00-12.00 siang nanti. Evaluasi/validasiBagaimana perasaan bapak hari ini? Tidurnya semalam nyenyak tidak? Sekarang bapak ada keluhan tidak? Bagaiman giginya? Sudah sembuh? Kontrakbaiklah, sesuai janji kemarin, hari ini kita akan ngobrol ya pak? Bagaimana kalau hari ini kita bercakap-cakap mengenai bidang yang bapak sukai? Dimana kita duduk? Berapa lama? Bagaimana kalo sepuluh menit? 2. KerjaBidang apakah yang bapak sukai? Kemarin bapak sempat mengatakan memiliki toserba, apakah bapak suka dengan bisnis? Mengapa bapak menyukainya? Bagaimana dengan politik? Apakah bapak juga menyukainya? Karena beberapa hari yang lalu bapak juga mengatakan kepada saya ingin membuat partai politik baru, benar pak? Mana yang lebih bapak sukai bisnis atau politik? Mengapa bapak lebih menyukai itu? Karena sekarang bapak berada disini apakah menurut bapak, bapak bisa menjalankan bidang yang bapak minati tersebut? Bagaiman caranya? Apakah bisa kita masukkan ke dalam jadwal kegiatan sehari-hari.3. Terminasi Terminasi subjektifBagaiman perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap? Evaluasi objektifjadi bidang apa yang bapak sukai Rencana tindak lanjutsetelah kita tahu bidang apa yang bapak sukai, bagaiman kalo besok kita ngobrol tentang potensi atau kemampuan yang bapak miliki? Kontrak yang akan datanga. Topik : bagaimana kalo besok kita ngobrol tentang potensi atau kemampuan yang bapak miliki. Selanjutnya kita pilih mana yang bisa kita lakukan di sini, bapak setuju?b. Waktu : kira-kira kita besok bertemu jam berapa? Bagaiman kalo jam 10 saja? Sampai ketemu besok ya.c. Tempat : bagaimana kalau ditempat biasa kita ngobrolnya?

Pengkajian klien dengan perubahan proses pikir: waham dalam asuhan keperawatan

1. Proses pikir[ ] sirkumstansial [ ] tangensial[ ] flight of ideas [ ] blocking[ ] kehilangan asosiasi [ ] pengulangan bicara2. Isi pikir[ ] obsesi [ ] fobia[ ] depersonalisasi [ ] ide terkait[ ] hipokondria [ ] pikiran magis[ ] waham[ ] agama[ ] curiga[ ] somatik[ ] nihilistik[ ] kebesaran[ ] siar pikir[ ] sisip pikir[ ] kontrol pikir

Berikan tanda checklist pada kolom yang sesuai data pasien!

Sumber : Keliat (1999)

Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat saudara gunakan sebagai panduan untuk mengkaji klien dengan waham:1. Apakah klien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang diungkapkan dengan menetap?2. Apakah klien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah klien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?3. Apakah klien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh atau tidak nyata?4. Apakah klien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya?5. Apakah klien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?6. Apakah klien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain atau kekuatan dari luar?7. Apakah klien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan lainnya atau yakinkan bahwa orang lain dapat membaca pikirannya.