vol 05, no. 04, oktober 2017 - unud

15

Upload: others

Post on 05-Nov-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Vol 05, No. 04, Oktober 2017 Published: 2017-08-31

Articles PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN SURAT

SERTIFIKAT TANAH YANG BUKAN MILIK DEBITUR PADA PT. BPR.

DEWATA CANDRADANA DI DENPASAR

Swandewi -, I Made Sarjana, I Nyoman Darmadha

o PDF

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA YANG BEKERJA

MELEBIHI BATAS WAKTU LEMBUR PADA PERUSAHAAN PT. BINTANG

MERAPI DENPASAR

Pande Md. Meby Elbina Devita Cesmi, A.A. Gede Agung DharmaKusuma

o PDF

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG PADA TRANSPORTASI

UDARA NIAGA

Made Indra Suma Wijaya, Ida Bagus Surya Dharmajaya

o PDF

AKIBAT HUKUM PENJUALAN TELEPON GENGGAM REPLIKA DALAM

KAITANNYA DENGAN KONTRAK JUAL BELI ANTARA PEDAGANG DAN

PEMBELI

I Made Adi Satria, Ida Bagus Surya Dharmajaya

o PDF

IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN SOSIAL TERHADAP KARYAWAN PT.

BANGUN BUMI BALI DENPASAR

Larasati Indriana Gunawan, I Made Sarjana

o PDF

WANPRESTASI TERHADAP PELAKSANAAN KONTRAK KERJA OLEH

KLUB TERHADAP PEMAIN SEPAK BOLA

I Ketut Satria Wiradharma S., I Made Udiana, I Made Dedy Priyanto

o PDF

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA LAUNDRY TERKAIT DENGAN

KLAUSULA EKSONERASI PERJANJIAN LAUNDRY DI KECAMATAN

KEDIRI

I Ketut Arjuna Satya Prema, Dewa Gde Rudy, Suatra Putrawan

o PDF

PERLINDUNGAN HUKUM LESSOR TERHADAP OBJEK LEASING APABILA

LESSEE WANPRESTASI

Ni Kadek Candika Prawani, Nyoman Mas Aryani

o PDF

PERBANDINGAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN PADA BADAN

PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN KOTA DENPASAR DAN

PENGADILAN NEGERI DENPASAR

I Gusti Made Triana Surya Pranatha, I Made Sarjana, I Made Dedy Priyanto

o PDF

TANGGUNG JAWAB KOPERASI KERTHA RAHARJA CABANG BALI

SEBAGAI BADAN HUKUM ATAS PERBUATAN KARYAWAN YANG

MERUGIKAN NASABAH

Ida Bagus Putu Apriangga Swebawa, Dewe Gde Rudy, A.A. Ketut Sukranatha

o PDF

AKIBAT HUKUM PEMBATALAN MEREK YANG TELAH TERDAFTAR OLEH

PEMEGANG MEREK MENURUT UNDANG –UNDANG NO 15 TAHUN 2001

TENTANG MEREK

Kadek Bela Rusmawati Hanaya, Gde Made Swardhana

o PDF

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG TIDAK

DIBERIKAN BUKU PANDUAN DAN BUKU SERVIS OLEH DEALER

Cokorda Gandi Brahmanta Jaya, I Gusti Ayu Putri Kartika

o PDF

PENGATURAN PENGALIHAN JAMINAN FIDUSIA DI INDONESIA

Ni Putu Nugrahaeni, Gde Made Swardhana

o PDF

PELAKSANAAN PERJANIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK CIPTA

DALAM PRAKTEK PERBANKAN DI KOTA DENPASAR

I Nengah Artana, Ni Ketut Supasti Dharmawan, Ni Putu Purwanti

o PDF

KARAKTERISTIK REKSADANA DAN PENGATURANNYA DALAM PASAR

MODAL DI INDONESIA

Putu Yudik Adisurya Lesmana, Dewa Made Suartha

o PDF

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995

TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH

KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) PASAR KAMBOJA

Ida Ayu Utami Prabandari, Anak Agung Ketut Sukranatha, I Nyoman Mudana

o PDF

PERLINDUNGAN KONSUMEN SEBAGAI PENGGUNA JASA PENERBANGAN

A.A. Gede Govindha Suryawan, I Gusti Ayu Putri Kartika

o PDF

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA INDONESIA DI

LUAR NEGERI

A.A. Sg Istri Karina Prabasari, I Made Udiana

o PDF

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG ANGKUTAN UMUM

DARAT

I Gusti Agung Ayu Laksmi Astri, I Dewa Made Suartha

o PDF

LEGALITAS KENDARAAN RODA DUA SEBAGAI ANGKUTAN UMUM

Gusti Ayu Putu Yindri Laksmiwiyani, I Dewa Made Suartha

o PDF

STANDARISASI KEAMANAN DAN KESELAMATAN WISATAWAN YANG

WAJIB DIPENUHI OLEH BIRO PERJALANAN WISATA

Made Ayu Susiana Sugihasri, Ida Bagus Putra Atmadja

o PDF

PELAKSANAAN PERJANJIAN JUAL BELI ANTARA PENJUAL DENGAN

PEMBELI TERKAIT CACAT TERSEMBUNYI PADA BARANG DI PASAR

TRADISIONAL AGUNG DESA ADAT PENINJOAN PEGUYANGAN KANGIN

KECAMATAN DENPASAR UTARA

Gusti Ketut Alfionita, I Made Udiana, A.A. Sagung Wiratni Darmadi

o PDF

PERTANGGUNGJAWABAN PT. SAMUDERA EKSPEDISI AMAN BENOA

TERHADAP KECELAKAAN KAPAL MOTOR GILI CAT II BERDASARKAN

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

I Putu Bagus Pande Sujana, Ni Putu Purwanti

o PDF

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP WISATAWAN BERKAITAN DENGAN

USAHA JASA RESTORAN DI DESA PADANG BAI

Ni Kadek Erlina Wijayanthi, Desak Putu Dewi Kasih

o PDF

UPAYA HUKUM EMITEN ATAS TANGGUNG JAWAB UNDERWRITER

DALAM PERJANJIAN FULL COMMITMENT

Muhammad Maulana M, Desak Putu Dewi Kasih, Ni Putu Purwanti

o PDF

AKIBAT HUKUM SEWA BELI SEPEDA MOTOR DENGAN ANGSURAN

I Putu Hendra Adhi Septyawan, Ni Luh Gede Astariyani

o PDF

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN PENERBANGAN TERHADAP

KERUGIAN YANG DIALAMI PENUMPANG

Ni Made Pipin Indah Pratiwi, I Made Sarjana

o PDF

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TERHADAP FASILITAS KERJA BAGI

PEKERJA DISABILITAS FISIK PADA HOTEL BELMOND JIMBARAN PURI

Reno Maratur Munthe, I Wayan Wiryawan, A.A Ketut Sukranatha

o PDF

LARANGAN PENGGUNAAN TENAGA PROFESIONAL KESEHATAN

SEBAGAI MODEL IKLAN

Ni Putu Janitri, Made Suksma Prijandhini Devi Salain

o PDF

KEPAILITAN DEBITUR YANG TERIKAT PERKAWINAN YANG SAH DAN

TIDAK MEMBUAT PERJANJIAN PERKAWINAN

A.A Ngr Bagus Surya Arditha, I Made Udiana, Marwanto Marwanto

o PDF

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA LAUNDRY TERKAIT DENGAN

KLAUSULA EKSONERASI PERJANJIAN LAUNDRY DI KECAMATAN

KEDIRI

I Ketut Arjuna Satya Prema, Dewa Gde Rudy, Suatra Putrawan

o PDF

TANGGUNG JAWAB KOPERASI KERTHA RAHARJA CABANG BALI

SEBAGAI BADAN HUKUM ATAS PERBUATAN KARYAWAN YANG

MERUGIKAN NASABAH

Ida Bagus Putu Apriangga Swebawa, Dewe Gde Rudy, A.A. Ketut Sukranatha

o PDF

1

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA LAUNDRY TERKAIT

DENGAN KLAUSULA EKSONERASI PERJANJIAN LAUNDRY DI

KECAMATAN KEDIRI

Oleh :

I Ketut Arjuna Satya Prema Dewa Gde Rudy

Suatra Putrawan

Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

ABSTRAK

Jasa mencuci pakaian atau sering disebut dengan laundry sangat dibutuhkan di daerah perkotaan. Dengan adanya

jasa laundry tersebut otomatis akan memudahkan masyarakat

dalam menghemat tenaga maupun waktu. Dijaman seperti ini,

sudah banyak pelaku usaha laundry yang membanjiri daerah

perkotaan untuk membuka dan menjalankan usaha laundry sebagai lahan dalam mencari nafkah. Tidak jarang kita temui

bahwa pelaku usaha laundry dalam menjalankan usahanya

menerapkan perjanjian baku. Dalam perjanjian baku tersebut

seringkali terdapat klausula eksonerasi yang sebenarnya sangat merugikan konsumen. Permasalahan yang diangkat yakni

mengenai bagaimana penggunaan rumusan klausula eksonerasi

dalam perjanjian laundry dan bagaimana tanggung jawab pelaku

usaha laundry terkait dengan klausula eksonerasi dalam

perjanjian laundry.

Jenis penelitiian yang digunakan adalah penelitian hukum

empiris dengan sifat penelitian deskriptif, karena adanya keadaan di masyarakat yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Penelitian diawali dengan penelitian kepustakaan sebagai data

sekunder dan dilanjutkan dengan penelitian dilapangan sebagai

data primer.

Berdasarkan hasil penelitian, perjanjian laundry yang

dibuat oleh pelaku usaha laundry mengunakan rumusan klausula eksonerasi dalam perjanjian laundrynya tetapi ada beberapa

pelaku usaha laundry yang hanya sekedar mencantumkan

klausula eksonerasi karena mengikuti pelaku usaha laundry

lainnya. Tanggung jawab pelaku usaha laundry didasarkan atas profesional liability yang mana pelaku usaha memberikan

tanggung jawab perdata secara langsung (strict liability) terhadap

kerugian yang dialami konsumen akibat menggunakan jasa

laundry tersebut. Akan tetapi dalam kerusakan – keruskan

2

tertentu pelaku usaha laundry tidak akan memberikan tanggung

jawab.

Kata kunci : Tanggung Jawab, Pelaku Usaha, Laundry,

Klausula Eksonerasi

ABSTRACT

laundry service is often required in urban areas. With the

laundry service will automatically facilitate us in saving energy and

time. In this era, there are many business actors who flood the

urban areas to open and run a laundry business as a land in a living. And not infrequently we find that the laundry business in

running its business of applying the standard agreement. In the

standard agreement there is often an exoneration clause that is

actually very detrimental to consumers. The issues raised are how to use the formula of exoneration clause in the laundry agreement

and how the responsibility of the laundry business actor is related

to the exoneration clause in the laundry agreement.

The type of research used is empirical legal research with

descriptive research nature, because of the circumstances in society

that are not in accordance with the applicable regulations. Research begins with library research as secondary data and continued with

research field as primary data.

Based on the results of the research, laundry agreement

made by the laundry business actor using the formulation of

exoneration clause in laundry agreement but there are some

business actors who just put laundry exoneration clause because

follow other laundry business actor. The responsibility of the laundry business is based on the liability professionals in which the

businessperson gives the civil liability directly (strict liability) to the

loss suffered by the consumers due to the laundry service. However,

in particular damage - the laundry business will not give any

responsibility.

Keywords: Responsibility, Business Actor, Laundry,

Exoneration Clause

I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sejak dideklarasikannya kemerdekaan Indonesia tanggal 17

Agustus 1945, Indonesia telah resmi menjadi negara yang

3

berdaulat yang mampu berdiri diatas kaki sendiri, yang

berdasarkan atas hukum, hal tersebut dengan jelas disebutkan

dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 selanjutnya

disingkat UUD 1945 yang secara fundamental merupakan norma

hukum tertinggi bangsa Indonesia dinyatakan bahwa Republik

Indonesia berdasarkan atas hukum (rechtsstaat) tidak

berdasarkan atas kekuasaan (machsstaat). Prinsip dasar ini

dicantumkan dalam Batang Tubuh Perubahan UUD 1945 Pasal 1

ayat 3 yang menegaskan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara

Hukum”.1Ditetapkannya Republik Indonesia sebagai negara

hukum tentunya mengandung makna bahwa hukum yang

mengandung unsur pertama keadilan, kedua kepastian, dan yang

ketiga kemanfaatan sebagai cita-cita menuju masyarakat adil dan

makmur.

Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,

perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan

yang sama dihadapan hukum. Ciri kolektivitas keadilan dalam

nafas hukum bangsa ini dipayungi oleh hukum Negara, sebagai

hukum utama dalam mengatur kehidupan masyarakat Indonesia

yang majemuk. Fungsi negara dalam mengatur dalam bentuk

hukum negara memiliki unsur adanya kepastian, adanya

perlindungan serta adanya rasa keadilan bagi seluruh manusia

yang tinggal di wilayah Republik Indonesia. Soedikno

Mertokusumo menyebutkan kepastian hukum sebagai

perlindungan yustisiabel terhadap tindakan sewenang-wenang,

1Wiko Garuda, 2011, Pembangunan Sistem Hukum Berkeadilan

Memahami Hukum dari Kontruksi Sampai Implementasi. PT. Raja Grafindo

Persada. Jakarta h. 5-7

4

yang berarti bahwa seseorang akan dapat memperoleh sesuatu

yang diharapkan dalam keadaan tertentu.2

Jasa mencuci pakaian atau sering disebut dengan laundry

sangat dibutuhkan di daerah perkotaan. Saat ini kegiatan

mencuci pakaian bisa menjadi hal sepele namun juga sangat

merepotkan bagi seorang pengusaha yang memiliki jam kesibukan

yang sangat padat, mahasiswa yang juga disibukan dengan jadwal

kuliah yang padat. Dengan adanya jasa laundry tersebut otomatis

akan memudahkan masyarakat dalam menghemat tenaga

maupun waktu.

Tidak jarang ditemui bahwa pelaku usaha laundry dalam

menjalankan usahanya menerapkan perjanjian baku. Isi dari

klausula baku tersebut seringkali merugikan pihak konsumen

karena dalam pembuatannya hanya dibuat secara sepihak. Dalam

perjanjian baku tersebut seringkali terdapat klausula eksonerasi

yang sebenarnya sangat merugikan konsumen.

1.2 TUJUAN

Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengetahui

penggunaan klausula eksonerasi dalam perjanjian laundry di

Kecamatan Kediri dan untuk mengetahui tanggung jawab pelaku

usaha laundry yang menggunakan klausula eksonerasi di

Kecamatan Kediri.

II. ISI MAKALAH

2.1 METODE PENELITIAN

2 E. Fernando M.Manullang, 2007, Menggapai Hukum Berkeadilan,

Tinjauan Hukum Kodrat dan Antinomi Nilai. Cetakan 1, Penerbit Buku Kompas,

Jakarta. h.44.

5

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah

jenis penelitian yang bersifat yuridis empiris. Penelitian yuridis

empiris merupakan suatu metode penelitian hukum yang

digunakan untuk mendapatkan data primer dan menemukan

kebenaran dengan menggunkan metode berpikir induktif dan

kriterium kebenaran koresponden serta fakta yang digunakan

untuk melakukan proses induksi dan pengujian kebenaran secara

koresponden di masyarakat.3

2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN

2.2.1 Penggunaan Rumusan Klausula Eksonerasi dalam

Perjanjian Laundry di Kecamatan Kediri

Pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan ekonominya

mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar

– besarnya. Hal tersebut yang menyebabkan pelaku usaha

menjalankan berbagai macam cara agar tercapainya tujuan dari

pelaku usaha itu. Demi tercapainya tujuan, banyak pelaku usaha

yang berbuat curang dengan cara mencantumkan klausula

eksonerasi yang akhirnya menyebabkan kerugian terhadap

konsumen.

Penggunaan klausula eksonerasi dalam suatu perjanjian

tidaklah dilarang oleh undang – undang .Klausula eksonerasi

adalah sebagai klausul tambahan atas unsur esensialia, dimana

pihak yang kuat dapat menghindar untuk memenuhi kewajiban

atau menghindar dari kemungkinan kerugian yang harus

dipikulnya.

Klausula ini dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya

pembebasan sama sekali dari tanggung jawab oleh satu pihak

3 H. Abdulrahman Soejono, 2003, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta,

Jakarta, h. 56.

6

yang diakibatkan oleh ingkar janji (wanprestasi), pembatasan

jumlah ganti rugi bagi orang yang dirugikan untuk dapat

mengajukan gugatan atau ganti rugi.4

Klausula eksonerasi hanya dapat digunakan dalam

pelaksanaan perjanjian yang didasarkan atas itikad baik.

Eksonerasi terhadap kerugian yang timbul dari kesengajaan atau

kesalahan perusahaan atau pelaku usaha adalah bertentangan

dengan kesusilaan atau bertentangan dengan unsur itikad baik

tersebut.5

Setelah penulis melakukan penelitian tentang penggunaan

rumusan klausula eksonerasi dalam perjanjian laundry di

Kecamatan Kediri hasilnya adalah 7 diantara 10 pelaku usaha

laundry yang berada di Kecamatan Kediri menerapkan klausula

baku yang berisikan klausula ekosnerasi secara penuh. Dalam

artian 7 pelaku usaha laundry tersebut tidak mengikuti ketentuan

dari pasal – pasal tentang tanggung jawab pelaku usaha yang

diatur dalam UUPK. Sedangkan 3 diantaranya hanya mengikuti

pelaku usaha laundry lainnya dalam pencantuman klausula baku

yang berisikan klausula eksonerasi dalam perjanjian laundry

tanpa menerapkannya secara penuh isi dari klausula - klausula

tersebut,

2.2.2 Tanggung Jawab Pelaku Usaha Laundry Terkait

dengan Klausula Eksonerasi dalam Perjanjian Laundry di

Kecamatan Kediri

4 Sutan RemySjahdeni, 1993, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan

Yang Seimbang Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Kredit Bank Di Indonesia,

Institut Bankir Indonesia, Jakarta, h. 75.

5 Abdulkadir Muhammad, Perjanjian Baku Dalam Praktek Perdagangan,

PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992, h. 21.

7

Tanggung jawab pelaku usaha sebenarnya telah diatur

dalam peraturan perundang – undangan. Peraturan perundang –

undangan yang secara khusus mengatur tentang tanggung jawab

pelaku usaha adalah Undang – Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang

Perlindungan Konsumen selanjutnya disebut UUPK. Secara

spesifik tanggung jawab pelaku usaha dituangkan dalam Bab VI

yaitu Pasal 19 sampai dengan Pasal 28 UUPK, yaitu :

a. Tujuh pasal, yaitu pasal 19, pasal 20, pasal 21, pasal 24,

pasal 25, pasal 26 dan pasal 27 yang mengatur tentang

pertanggung jawaban pelaku usaha;

b. Dua pasal, yaitu pasal 22 dan pasal 28 yang mengatur

tentang pembuktian;

c. Satu pasal, yaitu pasal 23 yang mengatur penyelesaian

sengketa dalam hal pelaku usaha tidak memenuhi

kewajibannya untuk memberikan ganti rugi kepada

konsumen6.

Bentuk tanggung jawab pelaku usaha laundry didasarkan

atas profesional liability yang mana pelaku usaha memberikan

tanggung jawab perdata secara langsung (strict liability) terhadap

kerugian yang dialami konsumen akibat menggunakan jasa

laundry tersebut. Pada umumnya perjanjian yang dibuat oleh

pelaku usaha laundry berisi klausula – klausula baku yang

didalamnya tercantum beberapa klausula eksonerasi. Hal tersebut

bertujuan untuk melimpahkan sebagian atau sepenuhnya

tanggung jawab kepada konsumen yang mana semestinya

tanggung jawab tersebut merupakan beban dari pelaku usaha

laundry.

6 Gunawan Widjaja & Ahmad Yani,Hukum tentang Perlindungan

Konsumen, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003, h. 65.

8

Tanggung jawab pelaku usaha laundry di Kecamatan Kediri

yang terkait dengan klausula eksonerasi dalam perjanjian laundry

menggunakan klausula eksonerasi yang berbunyi “kain

mengkerut, luntur diluar tanggung jawab kami” klausula tersebut

termasuk kedalam klausula eksonerasi, karena telah terjadi

pengalihan tanggung jawab secara sepenuhnya oleh pelaku usaha

yang mana pelaku usaha tidak akan bertanggung jawab apabila

terjadi pelunturan ataupun pengkerutan pada pakaian yang

dilaundry namun pada kenyataannya pelunturan dan

pengkerutan pakaian disebabkan oleh proses pencucian di laundry

tersebut. Dampak yang timbul dari adanya klausula eksonerasi

tersebut adalah terjadi kerugian terhadap konsumen.

Adapula 6 laundry yang memakai klausula eksonerasi yang

berbunyi “ kami akan mengganti sebesar 5x ongkos cuci apabila

terjadi kerusakan ataupun kehilangan”. Klausula tersebut juga

telah terjadi pengalihan tanggung jawab secara sebagian oleh

pelaku usaha. Seperti contoh : telah terjadi keruskan celana

panjang jins dan pihak laundry hanya mengganti 5x ongkos cuci,

dimana konsumen hanya membayar ongkos cuci sebesar Rp 8.000

sedangkan celana yang rusak memiliki harga berkisar Rp 300.000

jadi pihak laundry akan mengganti sebesar Rp 40.000.

penggantian yang diberikan oleh pelaku usaha tidak sampai

setengah dari harga pakaian yang dirusak dan hal ini juga

menyebabkan konsumen akan merugi.

Hal tersebut diatas jelas bertentangan dengan ketentuan

pasal 18 ayat (1) huruf a yang mana ketentuan tersebut melarang

pelaku usaha untuk mencantumkan klausula baku apabila

klausula tersebut menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku

usaha. Juga bertentangan dengan pasal 4 huruf h yang

menyatakan bahwa konsumen berhak mendapatkan kompensasi,

9

ganti rugi, dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa

yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak

sebagaimana mestinya.

Namun pada faktanya walaupun pelaku usaha laundry di

Kecamatan Kediri memberikan tanggung jawab yang tidak

sepenuhnya atau tidak sesuai dengan yang diatur dalam UUPK,

tetap saja konsumen akan menggunakan jasa laundry tersebut

karena adanya faktor kebutuhan, selain itu pemahaman

konsumen masih awam terhadap klausula – klausula baku yang

berisikan klausula eksonerasi yang tercantum dalam perjanjian

laundry sebenarnya tidak sesuai dengan UUPK dan konsumen

juga akan menumakan klausula – klausula yang sama ditempat

laundry lainnya.

III. PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Hampir seluruhnya pelaku usaha laundry di Kecamatan

Kediri menggunakan rumusan klausula eksonerasi dalam

perjanjian laundry yang mereka buat, yang pada prinsipnya

memuat tentang pembatasan – pembatasan tanggung jawab oleh

pelaku usaha laundry tersebut. Serta peran pelaku usaha laundry

di Kecamatan Kediri umumnya memberikan tanggung jawab yang

didasarkan atas kerusakan ataupun kelalaian pelaku usaha,

namun dalam tanggung jawab tersebut terjadi pembatasan –

pembatasan dalam hal kerusakan tertentu seperti pengkerutan

dan pelunturan yang terjadi akibat proses pencucian di laundry

maka pihak pelaku usaha laundry tidak akan memberikan

tanggung jawab atas kerusakan tersebut.

10

3.2 Saran

Seharusnya pelaku usaha laundry tidak mencatumkan

klausula eksonerasi dalam perjanjian laundry, agar tercipta

keseimbangan diantara pelaku usaha dengan konsumen,

sertakonsumen sebaiknya lebih teliti dalam membaca isi dari

perjanjian laundry tersebut agar tidak merasa dirugikan di

kemudian hari. Peran pemerintah dalam memberikan himbauan

kepada pelaku usaha laundry untuk tidak mencantumkan

klausula – klausula yang bersifat merugikan konsumen dan

sebaiknya pemerintah juga memperhatikan limbah – limbah yang

dihasilkan oleh pelaku usaha laundry agar tidak terjadi

pencemaran terhadap lingkungan sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Wiko Garuda, 2011, Pembangunan sistem Hukum Berkeadilan

Memahami Hukum dari Kontruksi Sampai Implementasi. PT.

Raja Grafindo Persada. Jakarta. E. Fernando M.Manullang, 2007, Menggapai Hukum Berkeadilan,

Tinjauan Hukum Kodrat dan Antinomi Nilai. Cetakan 1,

Penerbit Buku Kompas, Jakarta.

H. Abdulrahman Soejono, 2003, Metode Penelitian Hukum, Rineka

Cipta, Jakarta. Gunawan Widjaja & Ahmad Yani, 2003, Hukum tentang

Perlindungan Konsumen, PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Sutan RemySjahdeni, 1993, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan Yang Seimbang Bagi Para Pihak Dalam

Perjanjian Kredit Bank Di Indonesia, Institut Bankir

Indonesia, Jakarta.

Abdulkadir Muhammad, 1992, Perjanjian Baku Dalam Praktek

Perdagangan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

Peraturan Perundang - Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Indonesia, Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.