vo2 selasa 2 vo 2 september 2014 arah kebijakan dan program pembangunan perdesaan rpjmn 2015-2019(1)
TRANSCRIPT
ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERDESAAN SESUAI RPJMN 2015-2019
Oleh :Direktur Perkotaan dan Perdesaan
1
Kementerian PPN/Bappenas
Selasa, 2 September 2014Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali
OUTLINE PAPARAN
GAMBARAN UMUM KONDISI PERDESAAN DI INDONESIA
ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PERDESAAN
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERDESAAN DALAM RPJP 2005-2025 DAN RPJMN 2015-2019
PEMBANGUNAN PERDESAAN DALAM UU DESA DAN PP NO.43 TAHUN 2014
SOSIALISASI, PELATIHAN, DAN PENDAMPINGAN DALAM PERSIAPAN PELAKSANAAN UU DESA
SINERGI PEMBANGUNAN PERDESAAN
Kementerian PPN/Bappenas
GAMBARAN UMUM KONDISI PERDESAAN DI INDONESIA1
33
4
Sumber: BPS, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035.
Kementerian PPN/Bappenas
Laju Pertumbuhan PDRB 2006 Laju Pertumbuhan PDRB 2007 Laju Pertumbuhan PDRB 2008 Laju Pertumbuhan PDRB 2009
Kota 5.88449021254457 5.99607187061474 6.14512543064627 5.46823173112414
Kabupaten 9.35823997398586 4.86005827660244 3.0662065267085 1.87333423172521
0.50
1.50
2.50
3.50
4.50
5.50
6.50
7.50
8.50
9.50
Perbandingan Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten dan Kota
%
Menurunnya Pembangunan Perekonomian Wilayah Perdesaan
Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten menunjukkan penurunan yang besar dari tahun ke tahun dibandingkan dengan laju PDRB Kota.
5
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
2010 2015 2020 2025 2030 2035
Pers
enta
se (%
)Perkotaan Perdesaan
Sumber: BPS, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035.
Tingkat pertumbuhan penduduk perkotaan 2,18% pertahun, lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 1% pertahun. Pertumbuhan penduduk di perdesaan menurun sebesar 0,64% pertahun.
% te
rhad
ap ju
mla
h pe
ndud
uk n
asio
nal
Urbanisasi Desa - KotaKementerian PPN/
Bappenas
1. Masih terbatasnya konektivitas antara desa-kota dan persebaran pusat pertumbuhan yang menyediakan pelayanan ekonomi dan sosial dengan desa-desa di sekitarnya;
2. Masih rendahnya keterkaitan antarsektor dari hulu ke hilir yang dapat menciptakan diversifikasi kegiatan ekonomi di perdesaan serta memperkuat hubungan ekonomi antara kota dan desa;
3. Belum optimalnya kerjasama antardaerah yang dapat mendorong terjadinya peningkatan keterkaitan antara desa-kota dan antar daerah administrasi
KEMISKINAN
6
Maret 2009 Maret 2010 Maret 2011 Sepetember 2011
Maret 20125.00
7.00
9.00
11.00
13.00
15.00
17.00
19.00
21.00
23.00
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18Perkembangan Jml Penduduk Miskin
Kota (Juta Jiwa) Desa (Juta Jiwa) % Kota % Desa
Juta
Jiw
a
%
Kalimantan selatan
Bali
Jambi
Kalimantan Tengah
Kepulauan Riau
Bangka Belitung
Kalimantan Barat
Sulawesi Utara
Riau
Banten
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Maluku Utara
Kalimantan Timur
Jawa Barat
Sumatera Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Indonesia
Nusa Tenggara Barat
Bengkulu
Jawa Tengah
Jawa Timur
Sulawesi Tengah
Lampung
Sulawesi Tenggara
DI Yogyakarta
Nangroe Aceh Darussalam
Nusa Tenggara Timur
Gorontalo
Maluku
Papua Barat
Papua
5.69
6.02
6.67
8.19
8.24
8.45
10.06
10.14
10.15
10.44
10.88
11.29
12.28
13.66
13.88
14.67
14.88
15.52
16.56
16.78
18.05
18.66
19.74
20.26
20.65
20.92
21.95
23.54
25.1
30.89
33.94
43.48
46.02
Angka Kemiskinan Desa 2012 (%)
0
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
600,000
700,000
800,000 Pengeluaran per Kapita (RP)
Pengeluaran Penduduk Kota (Rp per Kap) Pengeluaran Penduduk desa (Rp per Kap)
Gap: Rp 309.508
Rp
Sumber : Susenas (diolah)
Kementerian PPN/Bappenas
Pergeseran Tenaga Kerja Sektor Pertanian
Agus 2008
Feb 2009
Agus 2009
Feb 2010
Agus 2010
Feb 2011
Agus 2011
Feb 2012
30000
35000
40000
45000
50000
55000
60000
65000
Total Pekerja Desa-Kota (Ribu Jiwa)
kotadesa
Ribu
Jiw
a
Agus 2008
Feb 2009 Agus 2009
Feb 2010 Agus 2010
Feb 2011 Agus 2011
Feb 201233,000,000
34,000,000
35,000,000
36,000,000
37,000,000
38,000,000
39,000,000
Pertanian
Pertanian
Agus 2008 Feb 2009 Agus 2009 Feb 2010 Agus 2010 Feb 2011 Agus 2011 Feb 20120
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
9,000
Non-Pertanian
Pertambangan Industri Listrik, Gas, Air Bangunan
Perdagangan Transportasi, dan Komunikasi Keuangan Jasa
Sumber Sakernas (diolah)
Kementerian PPN/Bappenas
PERTAMBAHAN JUMLAH DESA DAN MENURUNNYA AREAL PERSAWAHAN
Peter-nakan
Per-tam-
bangan
Per-hutana
n
Perindus-
trian/ Jasa
Per-ladan-
gan
Pesisir Perke-bunan
Per-sawa-han
2008
0.2 0.24 3.43 8.86000000000001
8.73 14.14 17.33 47.08
2011
0.29 0.45 3.4 9.75 12.92 15.11 17.63 40.45
2.5
7.5
12.5
17.5
22.5
27.5
32.5
37.5
42.5
47.5
Tipologi Desa (%)
%
20022003
20042005
20062007
20082009
20102011
20122013
20142015
62000
64000
66000
68000
70000
72000
74000
7200
7400
7600
7800
8000
8200
8400
8600
8800
Desa & Kelurahan
Desa (Kiri) Kelurahan (Kanan)
Des
a (u
nit) Kelurahan (U
nit)
2011: 8286 Kelurahan
2011: 69603 Desa
2015*: 8706 Kelurahan
2015*: 73132 Desa
Sejak tahun 2005, perkembangan jumlah desa di Indonesia meningkat pesat.
Laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2005 – 2008 yaitu sebesar 7,8%Sumber : Podes dan Kemendagri (diolah)
Kementerian PPN/Bappenas
PETA SEBARAN KAWASAN PERDESAAN NASIONAL TAHUN 2011
Perdesaan Tertinggal
Perdesaan Berkembang
Kawasan Perkotaan (Pusat Pertumbuhan)
WILAYAH PAPUA:Desa Tertinggal: 89.5%Desa Berkembang: 9.8%Desa Mandiri: 0.7%
WILAYAH MALUKU:Desa Tertinggal: 64.7%Desa Berkembang: 32.2%Desa Mandiri: 3.1 %
WILAYAH SULAWESI:Desa Tertinggal: 28.8%Desa Berkembang: 61.4%Desa Mandiri: 9.8%
WILAYAH KALIMANTAN:Desa Tertinggal: 49.0%Desa Berkembang: 43.5%Desa Mandiri: 7.5%
WILAYAH NUSA TENGGARA:Desa Tertinggal: 55.6%Desa Berkembang: 37.6%Desa Mandiri: 6.9%
WILAYAH JAWA-BALI:Desa Tertinggal: 1.8%Desa Berkembang: 53.8%Desa Mandiri: 44.4%
WILAYAH SUMATERA:Desa Tertinggal: 22.8%Desa Berkembang: 67.9%Desa Mandiri: 9.3%
Sumber: Potensi Desa Tahun 2005 dan 2011, SP2010 (diolah) Catatan: jumlah desa termasuk kelurahan
Perdesaan Mandiri
9
Kementerian PPN/Bappenas
ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PERDESAAN2
1010
• Masih tingginya angka kemiskinan• Berkurangnya lahan usaha untuk kemandirian pangan
Kemiskinan, pengangguran, dan
kerentanan ekonomi masyarakat desa
• Rendahnya pelayanan pendidikan dasar-menengah• Rendahnya pelayanan kesehatan dasar • Rendahnya pelayanan sanitasi dan air bersih
Keterbatasan ketersediaan pelayanan umum dan pelayanan
dasar minimum
• Masih rendahnya keberdayaan masyarakat dalam partisipasi ekonomi, partisipasi publik, partisipasi politik
Masih rendahnya keberdayaan masyarakat perdesaan
• Belum tersusunnya peraturan pendukung untuk pelaksanaan UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, sehingga pelaksanaan UU ini belum bisa terlaksana dengan optimal
• Belum siapnya kapasitas pemerintah desa, lembaga-lembaga desa, dan lembaga-lembaga kemasyarakatan
• Belum memadainya data desa riil yang dapat digunakan sebagai dasar dalam menyusun perencanaan dan pembangunan desa sebagai amanat pelaksanaan UU No 6/ 2014 Tentang Desa
Belum optimalnya tata kelola desa dan peran
kelembagaan desa dalam perencanaan dan
pembangunan desa
Isu-isu Strategis Pembangunan Desa (1)Kementerian PPN/
Bappenas
•Tingginya kerusakan lingkungan akibat kegiatan pencemaran, pembakaran, dan sampah laut•Masih tingginya perambahan dan alih fungsi kawasan pertanian menjadi kawasan non-pertanian•Kerentanan perdesaan terhadap bencana dan perubahan iklim
Belum optimalnya penataan ruang
kawasan perdesaan, pengelolaan
sumberdaya alam dan lingkungan lingkungan
hidup
• Masih belum optimalnya pelayanan sarana dan prasarana transportasi dan telekomunikasi termasuk ketersediaan jalan poros desa, jalan produksi, moda transportasi, serta jembatan penghubung antardesa dan antara desa dengan pusat pertumbuhan terdekat .
• Ketersediaan dan pelayanan prasarana energi khususnya dalam hal pemenuhan elektrifikasi perdesaan masih belum optimal
• Masih belum optimalnya penyediaan sarana dan prasarana pengolahan dan pemasaran dalam menunjang kegiatan agribisnis dan industrialisasi di perdesaan
Keterbatasan ketersediaan
infrastruktur dalam membuka
keterisolasian daerah perdesaan dan
mendorong keterkaitan Desa-Kota.
Kementerian PPN/Bappenas
Isu-isu Strategis Pembangunan Desa (2)Kementerian PPN/
Bappenas
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERDESAAN DALAM RPJP 2005-2025 DAN RPJMN 2015-20192
1313
1. Pengembangan agroindustri padat pekerja;2. Peningkatan akses informasi, pemasaran,
lembaga keuangan, kesempatan kerja, dan teknologi;
14
TAHAPAN DAN ARAH KEBIJAKAN RPJPN 2005-2025 (UU NO. 17 TAHUN 2005)
MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN YANG LEBIH MERATA DAN BERKEADILAN
MEWUJUDKAN BANGSA YANG BERDAYA SAING
RPJMN 4 (2020-2024)RPJMN 1 (2005-2009)
Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik.
RPJMN 2 (2010-2014)
Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek, memperkuat daya saing perekonomian
RPJMN 3 (2015-2019)
Memantapkan pembangunan secara menyeluruh denganmenekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian berbasis SDA yang tersedia, SDM berkualitas, serta kemampuan IPTEK
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur ekonomi kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif
1. Peningkatan keterkaitan kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan dengan kegiatan ekonomi di wilayah perdesaan didorong secara sinergis.
Intervensi harga dan kebijakan perdagangan pro pertanian;
1. Pengembangan jaringan infrastruktur penunjang kegiatan produksi untuk menciptakan keterkaitan fisik, sosial dan ekonomi;
1. Peningkatan kapasitas SDM dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya
2. Pengembangan social capital dan human capital;
Ekonomi Perdesaan
Sumber Daya
Manusia dan Sosial
Infrastruktur
Keterkaitan antarwilayah
Intervensi Kebijakan
1. Peningkatan efisiensi, modernisasi, nilai tambah sektor primer (pertanian, kelautan dan pertambangan);
1. Pengembangan pelayanan transportasi perintis di daerah perbatasan, terpencil, dan perdesaan berbasis masyarakat (community based) dan wilayah.
1. Pengembangan jasa infrastruktur dan keuangan untuk pengembangan kegiatan perekonomian perdesaan;
2. Perdagangan luar negeri yang lebih menguntungkan, mendukung dan mengamankan pengembangan perdesaan;
3. Mengembangkan sektor keuangan untuk meningkatkan akses pendanan bagi keluarga miskin di perdesaan;
Kementerian PPN/Bappenas
Skala Prioritas RPJMN 2015-2019 DALAM RPJPN 2005-2025
BIDANG PENGEMBANGAN REGIONAL DAN OTONOMI DAERAH
RPJMN(2015-2019)
Memantapkan pem-bangunan secara menyeluruh denganmenekankan pem-bangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan iptek
Makin mantapnya pelembagaan nilai-nilai demokrasi denganmenitikberatkan pada prinsip toleransi, nondiskriminasi, dankemitraan, semakin mantapnya pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah.
Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan semakin mantapMelalui daya dukung lingkungan dan kemampuan pemulihan; untuk mendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi,dan lestari; terus membaiknya pengelolaan dan pendayagunaanSDA; Diimbangi upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup dan didukung meningkatnya kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakat; serta semakin mantapnya kelembagaan dan kapasitas penataan ruang di seluruh wilayah Indonesia.
Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dgn rencana tata ruangMelalui berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi; Terpenuhinya pasokan tenaga listrik yang handal dan efisien sesuai kebutuhan sehingga eletrifikasi rumah tangga dan elektrifikasi perdesaan dapat tercapai, serta terwujudnya konservasi sumber daya air, pengembangan sumber daya dan terpenuhinya penyediaan air minum untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat
Pengembangan infrastruktur perdesaan akan terus dikembangkan, terutama untuk mendukung pembangunan pertanian
15
Kementerian PPN/Bappenas
16
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PEMBANGUNAN PERDESAAN DALAM RPJMN 2015 – 2019
1. Mengurangi Kemiskinan dan Kerentanan Ekonomi di Perdesaan.
2. Meningkatkan Ketersediaan Pelayanan Umum dan Pelayanan Dasar Minimum di Perdesaan.
6. Mewujudkan Tata Kelola Perdesaan Yang Optimal
3. Meningkatkan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan
5. Mengembangkan Pusat Kawasan Transmigrasi, Kawasan Agropolitan dan Minapolitan, serta Kawasan Pariwisata sebagai Pusat Pertumbuhan Baru untuk Meningkatkan Keterkaitan Kota dan Desa
4.Mewujudkan Desa Berkelanjutan melalui Penataan Ruang Perdesaan Serta Pemanfaatan dan Pengelolaan SDA-LH
Arah Kebijakan :Mewujudkan kemandirian masyarakat dan mewujudkan desa-desa berkelanjutan yang memiliki ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi, melalui:
1. Pengentasan Kemiskinan dan Penciptaan Lapangan Kerja;
2. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Desa;
3. Meningkatnya keberdayaan masyarakat perdesaan;
4. Terwujudnya tata kelola perdesaan yang optimal;
5. Terwujudnya desa yang berkelanjutan; dan
6. Terwujudnya keterkaitan desa-kota
TUJUAN PENGEMBANGAN WILAYAH PERDESAAN
Mewujudkan Desa Berkelanjutan yang Memiliki Ketahanan Sosial-Ekonomi dan Ekologi serta berdaya saing
17
PERWUJUDAN SASARAN PEMBANGUNAN PERDESAAN DALAM RPJMN 2015 – 2019
18
Tahapan Perkembangan DesaPEMBANGUNAN PERDESAANKementerian PPN/
Bappenas
Desa TertinggalRentan terhadap guncangan sosial-ekonomi dan lingkungan
Desa BerkembangSecara ekonomi memiliki ketahanan dan mekanisme ketahanan yang dibangun utuk bertahan dari krisis ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup bagi segenap warga desanya
Desa Mandiri - Memiliki ketahanan sosial-ekonomi dan mekanisme untuk bertahan bagi diri sendiri dan masyarakat di desa sekitarnya- Mandiri dalam segala hal: pangan, energi, listrik, dst- Mampu menjadi penggerak ekonomi bagi daerah sekitarnya
Perdesaan Berkelanjutan
• Pusat Pertumbuhan Baru
• Keterkaitan dengan pusat pertumbuhan yang ada
Perkembangan Desa Secara Sosial, Ekonomi dan Ekologi
SISTEM PERLINDUNGAN SOSIAL YANG KOMPREHENSIF
SISTEM PERLINDUNGAN SOSIAL YANG KOMPREHENSIF
PENINGKATAN PELAYANAN DASAR
PENINGKATAN PELAYANAN DASAR
PENGEMBANGAN PENGHIDUPANBERKELANJUTAN
PENGEMBANGAN PENGHIDUPANBERKELANJUTAN
Jaminan Sosial
Bantuan Sosial
Asuransi Sukarela
Infrastruktur dan Sarana Pelayanan Publik
Perluasan Jangkauan Pelayanan Publik untuk Penduduk Miskin dan Rentan
Pengembangan Sustainable Livelihood
Kementerian PPN/Bappenas
STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PEMBANGUNAN PERDESAAN PASCA UU DESA
1. Mengurangi kemiskinan dan kerentanan ekonomi di perdesaan.
2. Meningkatkan ketersediaan pelayanan umum dan pelayanan dasar minimum di perdesaan.
3. Meningkatkan keberdayaan masyarakat perdesaan
STRATEGI PEMBANGUNAN PERDESAAN UNTUK PENURUNAN
TINGKAT KEMISKINAN
STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN UNTUK KANTONG-KANTONG KEMISKINAN
STRATEGI PEMBANGUNAN PERDESAAN 2015-2019 (1/2)
20
Mengurangi Kemiskinan dan Kerentanan Ekonomi di Perdesaan
• Mendorong masyarakat desa untuk mengembangkan perekonomian berbasis potensi wilayah, baik potensi sumber daya alam, maupun potensi sosial-budaya melalui pendampingan berkelanjutan
• Meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat perdesaan melalui fasilitasi dan pembinaan dalam pengembangan ekonomi perdesaan, bantuan permodalan/kredit, jaminan sosial, dan kesempatan berusaha.
Meningkatkan Ketersediaan Pelayanan Umum dan Pelayanan Dasar Minimum di Perdesaan
• Optimalisasi penetapan Standar Pelayanan Minimum (SPM) di Desa• Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana dasar dalam menunjang kehidupan sosial-ekonomi masyarakat perdesaan• Meningkatkan ketersediaan pelayanan umum, pelayanan dasar minimum, peningkatan akses dan ketersediaan sarana prasarana transportasi, perumahan, air
minum, sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase lingkungan), listrik, energi, komunikasi, jalan dan irigasi di perdesaan.
Meningkatkan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan
• Meningkatkan fasilitasi keberdayaan masyarakat perdesaan dan perlindungan masyarakat adat, termasuk peraturan perundangan tentang tanah adat/ulayat, meningkatnya taraf pendidikan, dan status kesehatan.
• Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui redistribusi tanah, sekaligus pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mengelola dan memanfaatkan tanah dan SDA bagi kesejahteraan hidup.
Kementerian PPN/Bappenas
21
Mewujudkan Tata Kelola Perdesaan Yang Optimal
• Mempersiapkan peraturan pendukung yang lebih operasional untuk pelaksanaan UU No 6/2014 tentang Desa.• Memfasilitasi peningkatan kapasitas pemerintah desa dalam pengelolaan pemerintahan desa, pelaporan dan akuntabilitas terkait kewenangan dalam pengelolaan keuangan dan aset desa.• Memfasilitasi peningkatan kapasitas Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan lembaga lembaga lainnya di tingkat desa untuk meningkatkan kinerja kelembagaan di tingkat desa, partisipasi, dan pemberdayaan
masyarakat.• Mengumpulkan dan mengkompilasikan data dan informasi desa yang dapat digunakan sebagai dasar dalam menyusun perencanaan dan pembangunan desa.
Mewujudkan Desa Berkelanjutan melalui Penataan Ruang Perdesaan serta Pemanfaatan dan Pengelolaan SDA-LH
• Pengendalian penataan ruang melalui fasilitasi dalam penyusunan RDTR dan penataan ruang perdesaan, monitoring dan law enforcement terhadap lahan pertanian berkelanjutan• Menekan laju alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian dengan menetapkan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) dalam RTRW• Memfasilitasi peningkatan kesadaran pemerintah dan masyarakat dalam peningkatan kemandirian pangan serta pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
hidup yang seimbang, berkelanjutan, dan berwawasan mitigasi bencana.
Mengembangkan Pusat Kawasan Transmigrasi, Kawasan Agropolitan dan Minapolitan, serta Kawasan Pariwisata sebagai Pusat Pertumbuhan Baru untuk Meningkatkan Keterkaitan Kota dan Desa
• Mewujudkan industri pengolahan hasil pertanian secara luas yang berbasis koperasi dan usaha kecil dan menengah• Meningkatkan akses terhadap modal usaha, pemasaran, teknologi, dan informasi,• Menerapkan teknologi dan inovasi di tingkat lokal untuk meningkatkan nilai tambah, • Meningkatkan kelembagaan dan tata kelola ekonomi daerah • Mengembangkan kerjasama antar daerah dan kerjasama pemerintah-swasta.
STRATEGI PEMBANGUNAN PERDESAAN 2015-2019 (2/2)Kementerian PPN/
Bappenas
Arah Kebijakan:Mewujudkan keterkaitan hulu di perdesaan dan hilir di perkotaan, melalui:1. Mewujudkan industri
pengolahan dari potensi produksi perdesaan.
2. Mengembangkan pusat-pusat kawasan agropolitan, minapolitan, transmigrasi, pariwisata, dan klaster industri, untuk menjadi pusat pengolahan hasil pertanian dan jasa.
3. Meningkatkan akses infrastruktur desa dan pusat-pusat pertumbuhan.
4. Meningkatkan kelembagaan dan tata kelola ekonomi daerah
5. Mengembangkan kerjasama antar daerah dan kerjasama pemerintah-swasta
6. Menerapkan teknologi dan inovasi di tingkat lokal untuk meningkatkan nilai tambah
Arah Kebijakan :Mewujudkan Kota Berkelanjutan yang Berdaya saing, melalui:1. Mewujudkan peran kota dalam
sistem perkotaan nasional:a. Mewujudkan KSN perkotaan
sebagai Pusat Kegiatan Nasional/Global;
b. Mempercepat peran kota sedang sebagai PKN atau PKW untuk mewujudkannya sebagai penyangga urbanisasi.
2. Mempercepat pembangunan sarana dan prasarana pelayanan perkotaan (SPP) khususnya kota sedang dan kota kecil;
3. Mewujudkan kota hijau yang berketahanan iklim dan bencana; mewujudkan kota layak huni yang aman dan nyaman; mewujudkan kota cerdas yang berdaya saing;
4. Meningkatkan kapasitas aparatur kelembagaan, dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kota, , mengembangkan regulasi dan pembiayaan perkotaan.
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN-PERDESAAN
22
Arah Kebijakan :Mewujudkan kemandirian masyarakat dan mewujudkan desa-desa berkelanjutan yang memiliki ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi sesuai amanat UU No.6/2014:1. Mengurangi Kemiskinan dan
kerentanan ekonomi desa2. Meningkatkan ketersediaan
pelayanan umum dan pelayanan dasar minimum
3. Meningkatkan keberdayaan masyarakat perdesaan
4. Mewujudkan tata kelola perdesaan dan yang optimal.
5. Mewujudkan desa berkelanjutan melalui penataan ruang perdesaan serta pemanfaatan dan pengelolaan SDA-LH.
6. Mengembangkan Pusat Kawasan Transmigrasi, Kawasan Agropolitan dan Minapolitan, serta Kawasan Pariwisata sebagai Pusat Pertumbuhan Baru untuk Meningkatkan Keterkaitan Kota dan Desa
PERKOTAAN PERDESAANKETERKAITAN KOTA - DESA
Kementerian PPN/Bappenas
PENDAMPINGAN DALAM UU DESA DAN PP NO.43 TAHUN 20143
2323
Pemberdayaan Masyarakat Desa
• Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa
Kementerian PPN/Bappenas
PENDAMPINGAN UU 6/2014 tentang Desa
• Pendamping Teknis BUMDesa (ps 90) Yang dimaksud dengan “pendampingan” adalah termasuk penyediaan sumber daya manusia pendamping dan manajemen
• Pendamping Pemberdayaan Masyarakat Desa perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan (ps 112 ayat 4)
• Pendamping Upaya Percepatan Pembangunan Desa (ps 114 e)
Kementerian PPN/Bappenas
Pendampingan Secara Berkelanjutan
Siapa yang mendampingi Desa? (Ps 112 UU 6/2014)• Pemerintah, • Pemerintah Daerah Provinsi, dan • Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Kementerian PPN/Bappenas
Pemerintah & pemda provinsi, kab/kota, dan Pemerintah Desa melakukan upaya pemberdayaan masyarakat Desa dengan (i) melakukan pendampingan masyarakat Desa yang berkelanjutan (ps 127 PP 43/2014);
Pendampingan secara berjenjang sesuai dengan kebutuhan (ps 128 PP 43/2014) Pendampingan secara teknis dilaksanakan oleh satker perangkat kab/Kota dan
dapat dibantu oleh tenaga pendamping profesional, kader pemberdayaan masyarakat Desa, dan/atau pihak ketiga.
Camat atau sebutan lain melakukan koordinasi pendampingan masyarakat Desa di wilayahnya
Tenaga Pendamping Profesional
• Tenaga pendamping profesional terdiri atas (ps 129 PP 43/2014): a. pendamping Desa yang bertugas mendampingi Desa
dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa, kerja sama Desa, pengembangan BUM Desa, dan pembangunan yang berskala lokal Desa;
b. pendamping teknis yang bertugas mendampingi Desa dalam pelaksanaan program dan kegiatan sektoral;
c. tenaga ahli pemberdayaan masyarakat yang bertugas meningkatkan kapasitas tenaga pendamping dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.
Kementerian PPN/Bappenas
Kompetensi & Kualifikasi Tenaga Pendamping
• Pendamping Profesional harus memiliki sertifikasi kompetensi dan kualifikasi pendampingan di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan/atau teknik rekruitmen melalui perjanjian kerja sesuai dg peraturan
• Kader pemberdayaan masyarakat Desa berasal dari unsur masyarakat yang dipilih oleh Desa untuk menumbuhkan dan mengembangkan serta menggerakkan prakarsa, partisipasi, dan swadaya gotong royong rekruitmen melalui mekanisme musyawarah Desa untuk ditetapkan dengan surat keputusan kepala Desa
Kementerian PPN/Bappenas
29
Bagaimana Pendampingan Dilaksanakan?
Masyarakat Desa berhak:– meminta dan mendapatkan informasi dari Pemerintah Desa– Mengawasi kegiatan penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa;
– memperoleh pelayanan yang sama dan adil;– menyampaikan aspirasi, saran, dan pendapat lisan atau tertulis secara
bertanggung jawab (Ps 68 UU Desa)– memberikan masukan terhadap Rancangan Peraturan Desa (Ps 69 UU Desa)– mendapatkan informasi mengenai rencana dan pelaksanaan Pembangunan
Desa– melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Pembangunan Desa (Ps 82
UU Desa)
Kementerian PPN/Bappenas
menekankan pada pemenuhan hak masyarakat
SOSIALISASI, PELATIHAN, DAN PENDAMPINGAN DALAM PERSIAPAN PELAKSANAAN UU DESA
30
4
Sosialisasi UU Desa, PP No.43/2014, PP No.60/2014, Pedoman, Juklak, dan JuknisKementerian PPN/
Bappenas
Level Substansi/ Materi
Media Sosialisasi
Pusat (K/L)
Dana Desa, Pengalokasian Keuangan Desa,
Rapat Koordinasi, Seminar/public lecture
Provinsi dan Kab/Kota
Pengelolaan dan penyaluran dana desa
Rapat Koordinasi, Seminar/public lecture, media elektronik
Kecamatan dan Desa
Penggunaan dan pelaporan dana desa
Pendampingan oleh Fasilitator/Kader, Diskusi, Brosur, Poster, Papan, Media Elektronik
2014 : Sosialisasi sampai tingkat Desa 2015: Pelatihan dan Pendampingan
Level Substansi/ MateriMedia
Sosialisasi
Pusat (K/L) • Pengalokasian dan Monev DD dalam APBN,
• Monev pelaksanaan program sektoral masuk desa
Rapat Koordinasi, Seminar/public lecture
Provinsi dan Kab/Kota
• Pengalokasian dan Monev DD dalam RKUD, monev bantuan keuangan Prov, dan ADD
• Monev pelaksanaan program sektoral masuk desa
• Monev pelaksanaan kegiatan pemb.kaw perdesaan.
• Koordinasi dan pembekalan pendamping tk Kab/kota
Rapat Koordinasi, Seminar/public lecture, media elektronik
Kecamatan dan Desa
Pengalokasian DD dalam rekening kas desa, Tata kelola pemerintahan desa, inventarisasi potensi desa, penyusunan peraturan desa, RPJM Desa, RKP Desa
Pendampingan oleh Fasilitator/Kader, Diskusi, Brosur, Poster, Papan, Media Elektronik
Pelatihan dan pendampingan 2015
Program Substansi/ MateriAnggaran 2015
(RKA K/L)
Kementerian Dalam Negeri- PNPM- Balai PMD- Kapasitas dan Pelatihan masyarakat
-Pelatihan Fasilitator-Pelatihan KaDes, Kader, Masy-Penyusunan Pedoman/Modul untuk pelatihan masyarakat desa
- PHLN- APBN- APBN
K/L teknis- Kemenparekraf(PNPM Pariwisata)- …..
- Pelatihan Fasilitator PNPM Pariwisata - APBN/PHLN
Program Substansi/ MateriAnggaran 2015
(RKA K/L)
Kementerian dalam negeri (PNPM dan Program reguler Ditjen PMD)
• Pendampingan dalam potensi desa, penyusunan peraturan desa, RPJM Desa, RKP Desa
• Pendampingan dalam Evaluasi RPJMDes• Pendampingan dalam peningkatan kapasitas SDM Desa• Pendampingan dalam Fasilitasi pembentukan KPMD• Pendampingan dalam Fasilitasi pembuatan laporan penggunaan
dana desa serta hasil pemb Desa dan kaw perdesaan
APBN/PHLN
K/L teknis Pendampingan dalam penyusunan Juklak/Juknis dari segi fisik dan pendanaan
APBN/PHLN
Pelatihan
Pendampingan
Kementerian PPN/Bappenas
ROAD MAP PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PEMERINTAHAN DESA, KELEMBAGAAN, DAN MASYARAKAT DESA
2014 2017
PELATIHAN NASIONAL/ PROV
• FASILITATOR PNPM (+ 14.300 fasilitator)
PELATIHAN REGIONAL/BALAI
(Kabupaten)
• Fasilitator Kabupaten (Faskab)• Fasilitator Kecamatan (+ 10.000 orang):
Fasilitator Pemberdayaan dan Fasilitator Teknis
• PJOK (Penanggung jawab Operasional Kegiatan):Kasi PMD tingkat Kecamatan sejumlah + 5.300 orang PELATIHAN DAN
PENDAMPINGAN (Kecamatan dan Desa)
• Kader Desa dengan jumlah rata-rata 5-10 orang/desa (total + 364.720 s.d 729.440 orang)
SERTIFIKASI PENDAMPING
FASILITATOR DI KECAMATAN
KADER DESAKRITERIA
2015 2019
(A) PELATIHAN PENDAMPING (TOT), KESAMAAN PEMAHAMAN, SERTIFIKASI
(B) PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN
• FASILITATOR PNPM (+ 14.300 fasilitator)PELATIHAN NASIONAL/ PROV
•Fasilitator Kabupaten (Faskab)•Fasilitator Kecamatan (+ 10.000 orang): Fasilitator Pemberdayaan dan Fasilitator Teknis
•PJOK (Penanggung jawab Operasional Kegiatan):Kasi PMD tingkat Kecamatan sejumlah + 5.300 orang
PELATIHAN REGIONAL/BALAI
(Kabupaten)
•Kader Desa dengan jumlah rata-rata 5-10 orang/desa (total + 364.720 s.d 729.440 orang)
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN
(Kecamatan dan Desa)
4. Pelatihan, Penguatan dan Pendampingan Pemerintah Desa dan Masyarakat DesaKementerian PPN/
Bappenas
SINERGI PEMBANGUNAN PERDESAAN
34
5
35
Isu Strategis, Kebijakan dan Kegiatan Prioritas dan Peta Peran Ditjen PMD dan K/L lain
Kemiskinan, pengangguran, dan kerentanan ekonomi
masyarakat desa
Keterbatasan ketersediaan pelayanan umum dan
pelayanan dasar minimum
Masih rendahnya keberdayaan masyarakat
perdesaan
Belum optimalnya tata kelola desa dan peran kelembagaan desa dalam perencanaan dan
pembangunan desa
Belum optimalnya penataan ruang kawasan perdesaan, pengelolaan sumberdaya
alam dan lingkungan lingkungan hidup
Keterbatasan ketersediaan infrastruktur dalam
membuka keterisolasian daerah perdesaan dan
mendorong keterkaitan Desa-Kota.
Mengurangi kemiskinan dan kerentanan ekonomi
di perdesaan
Meningkatkan ketersediaan pelayanan
umum dan pelayanan dasar minimum di
perdesaan
Meningkatkan keberdayaan masyarakat
perdesaan
Mewujudkan tata kelola perdesaan yang optimal
Mewujudkan desa berkelanjutan melalui
penataan ruang perdesaan serta
pemanfaatan dan pengelolaan SDA-LH
Mengembangkan potensi ekonomi lokal dan
meningkatkan keterkaitan desa-kota
Isu Strategis Kebijakan & strategi
Fasilitasi Pemberdayaan dan Kualitas SDM Masyarakat Desa, Fasilitasi Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat
Pemenuhan SPM perdesaan: Penyusunan dan Fasilitasi:1.Penyusunan indeks Pembangunan
Desa2.Sinkronisasi SPM di perdesaan
Penyiapan NSPM, Pelatihan dan pendampingan masyarakat dalam perencanaan dan pembangunan desa
Penyiapan NSPM dan pembinaan aparat dan pendamping
Kegiatan Prioritas
Fasilitasi dan monitoring perkembangan pembangunan desa
Fasilitasi Pengelolaan Penataan Ruang dan Lahan Desa, rehabiltasi dan penghijauan lahan kritis, dan adaptasi bencana.Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa dan Kelurahan , melalui penyusunan PP dan Fasilitasi :1. Penguatan aparatur Pemdes2. Penguatan kelembagaan Pemdes
- K/L Sektoral : Perhubungan, PU ESDM, Pendidikan, Kesehatan, Kominfo- Ditjen PMD : Setditjen
Pelaku
Ditjen PMD : Dit.UEMDit. Sosbud
Ditjen PMD : BalaiDit. KPM
Ditjen PMD :Dit,. PemdesDit KPMBalai
- K/L Sektoral : PU, LH, BNPB
- Ditjen PMD : Dit. KPM, Dit. SDA-TTG
Kementerian PPN/Bappenas
- K/L Sektoral : Perhubungan, PU ESDM, Pendidikan, Kesehatan, Kominfo- Ditjen PMD : Setditjen
Sinergi Pembangunan PerdesaanKementerian PPN/
Bappenas
Identifikasi program dan kegiatan K/L berskala Desa
1. Kebutuhan Desaa) Akses kepada infrastruktur
pelayanan dasar pendidikan, kesehatan, perumahan, air bersih, sanitasi dan infrastruktur energi (sesuai dengan kondisi geografis tertentu), serta bantuan stimulant bidang sosial
b) Akses kepada modal, infrastruktur dan pelayanan pemasaran, pertanian, perikanan, hutan produksi skala desa, transportasi jaringan irigasi skala desa, waduk dan embung.
c) Peningkatan kapasitas aparat dan masyarakat desa
2. Kebutuhan Kawasan Perdesaana) Konektivitas antardesa dan ke pusat
pertumbuhanb) Akses ke pusat pengolahan primer,
sekunder, dan tersier, akses ke pusat pemasaran dan lembaga keuangan
c) Infrastruktur transportasi, telekomunikasi, perumahan, air bersih dan sanitasi (sesuai dengan kondisi geografis seragam)
d) Sarana pengairan primer dan sekunder perdesaan
e) Pentaraan ruang perdesaan, perlindungan lahan pangan berkelanjutan, konservasi, pemanfaatan dan pengemolaan SDA-LH.
1. Kegiatan memiliki karakteristik tertentu terkait dengan pusat dan daerah. Sebagai contoh:
a)Pembangunan pasar. Pada dasarnya pembangunan pasar adalah kewenangan daerah namun khusus untuk pasar yang memiliki karakteristik percontohan dapat dikecualikan menjadi kewenangan pusat
b)Program-program Sustainable Livelihood daerah pilot
2. Prioritas Nasional : Kegiatan yang dialihkan tetap memperhatikan pencapaian prioritas nasional. Hal ini terkait dengan :
a) Kriteria penentuan besaran alokasi pada desa (memperhatikan prioritas nasional seperti kantung kemiskinan)
b) Kriteria pilihan menu kegiatan
Kriteria Kegiatan K/L sebagai Sinergi Pembangunan PerdesaanKementerian PPN/
Bappenas
HASIL PENYISIRAN PROGRAM BERDASARKAN KRITERIA
Program/KegiatanK/L Penanggung Jawab
Kebutuhan Desa (Dana Desa) Kebutuhan Kawasan Perdesaan
Program Pemberdayaan Masy dan Desa Program Pemberdayaan Masy dan Desa
Kementeriandagri
Program terkait Kesehatan - Kementerian Kesehatan
Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Kementerian PU
Program terkait Pendidikan Program terkait Pendidikan Kementerian Pendidikan
- Program Pengelolaan Pertanahan Nasional
BPN
- Program P2Kt dan Program P2MKT Kemenakertrans
Penyediaan Sarpras Pertanian - Kementerian Pertanian
Program Perlindungan Jaminan Sosial dan Program Pemberdayaan Sosial
- Kementerian Sosial
Program Percepatan Pembangunan daerah Tertinggal
- KPDT
- Program terkait Ketenagalistrikan, Energi, dan Telekomunikasi
Kementerian ESDM dan KemenkomInfo
Program terkait Modal, dan Pemasaran Kementerian KUKM, Kemendag
Kementerian PPN/Bappenas
TERIMA KASIH
39