viskositas lar. newton ismayanii
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II
PERCOBAAN I
PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON
DENGAN VISKOSIMETER OSTWALD
OLEH
NAMA : I S M A Y A N I
NIM : F1F1 10 074
KELOMPOK : I (satu)
LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011
PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON
DENGAN VISKOSIMETER OSTWALD
A. Tujuan
1. Mempelajari cara penentuan viskositas larutan newton dengan viskosimeter
Ostwald
2. Mempelajari pengaruh kadar larutan terhadap viskositas larutan
B. Landasan teori
Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous. Suatu bahan
apabila dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dulu menjadi viscous yaitu
menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-pelan. Viskositas dapat dianggap
sebagai gerakan di bagian dalam (internal) suatu fluida (Budianto, 2008).
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan
atau fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan
hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat,
sedangkan lainnya mengalir secara lambat. Cairan yangmengalir cepat seperti air,
alkohol dan bensin mempunyai viskositas kecil. Sedangkan cairan yang mengalir
lambat seperti gliserin, minyak castor dan madu mempunyai viskositas besar
(Sutiah, 2008).
Pada hukum aliran viskositas, Newton menyatakan hubungan antara
gaya – gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai : Geseran dalam
(viskositas) fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan
tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan
geser (s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut
dengan viskositas. Aliran viskositas dapat digambarkan dengan dua buah bidang
sejajar yang dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang
permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar
dengan suatu bidang permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian
atas itu ringan, yang berarti tidak memberikan beban pada lapisan fluida
dibawahnya, maka tidah ada gaya tekan yang bekerja pada lapisan fluida
(Dugdale, 1986).
Nilai viskositas dinyatakan dalam viskositas spesifik, kinematik dan
intrinsik. Viskositas spesifik ditentukan dengan membandingkan secara langsung
kecepatan aliran suatu larutan dengan pelarutnya. Viskositas kinematik diperoleh
dengan memperhitungkan densitas larutan. Baik viskositas spesifik maupun
kinematikdipengaruhi oleh konsentrasi larutan (Rochima, 2007).
Secara umum, viskositas lebih banyak dinyatakan dengan satuan Poise.
Terminologi viskositas yang menghubungkan viskositas dalam Poise dengan
viskositas spesifik adalah viskositas kinematik, yang diperoleh dari perkalian
viskositas dengan densitas larutan. Viskositas kinematik dihubungkan dengan
viskositas spesifik melalui koefisien kinematik yang besarannya tergantung pada
viskometer kapiler yang digunakan (Rochima, 2007).
Satuan viskositas fluida dalam sistem cgs adalah dyne det cm-2, yang
biasa disebut dengan istilah poise di mana 1 poise sama dengan 1 dyne det cm-2.
Viskositas dipengaruhi oleh perubahan suhu. Apabila suhu naik maka viskositas
menjadi turun atau sebaliknya (Budianto, 2008).
Gliserol adalah senyawa yang netral, dengan rasa yang manis,
tidak berwarna,cairan kental dengan titik lebur 20oC dan memiliki titik didih
yang tinggi yaitu 290oC.Gliserol dapat larut sempurna dalam air dan alkohol, tapi
tidak dalam minyak.Sebaliknya, banyak zat dapat lebih mudah larut dalam
gliserol dibanding dalam airmaupun alkohol. Oleh karena itu gliserol merupkan
pelarut yang baik (Petruci, 1989).
C. Alat dan bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
Viskosimeter Ostwald
Pipet ukur 10 ml
Filler
Piknometer
Botol semprot
Stopwatch
Timbangan analitik
2. Bahan
Bahan yang digunkan dalam percobaan ini adalah :
Akuades
Gliserol 5%, 10%, 15%, dan X%
D. Prosedur kerja
- Penentuan Viskositas
- Dipipet sebanyak 10 ml
- Dimasukkan dalam viskosimeter Ostwald
- Dihisap sampai garis m (batas atas)
- Dibiarkan mengalir sampai batas n (batas bawah)
- Dicatat waktu akhirnya
- Dilakukan triplo
- Dihitung viskositasnya
- Diulangi dengan menggunakan larutan gliserol 5%,
10%, 15%, dan X%
η akuades = 0,8705 x 10-3 Ns/m2 s
η 5% = 0,917 x 10-3 Ns/m2s
η 10% = 0,993 x 10-3 Ns/m2s
η 15% = 1,0603 x 10-3 N/m2s
η X % = 0,9824 x 10-3 N/m2s
Aquades
- Penentuan kerapatan (ρ)
- Dimasukkan dalam piknometer yang telah
diketahui massanya hingga penuh
- Ditimbang masanya
- Diulangi hal yang sama untuk gliserol 5%, 10%,
15%, dan X%
E. Hasil pengamatan
Konsentrasi
(%)
Waktu Massa
(gr)Viskositas (Ns/m2)
t1 t2 t3 t
0 (aquades) 6,28 6,19 6,17 6,21 10,04 0,8705 x 10-3 N/m2s
5 6,10 6,44 6,72 6,42 10,23 0,917 x 10-3 N/m2s
10 6,84 7,02 6,81 6,89 10,33 0,993 x 10-3 N/m2s
15 7,21 7,15 7,43 7,26 10,46 1,0603 x 10-3 N/m2s
X 6,80 6,70 6,73 6,74 10,44 0,9824 x 10-3 N/m2s
Aquades
air = 1,004 g/mL
gliserol 5% = 1,023 g /mL
gliserol 10% = 1,033 g/mL
gliserol 15% = 1,046 g/mL
gliserol x% = 1,044 g/mL
Perhitungan
Dik :
- W piknometer kosong = 10,85 gr
- W sampel = (berat piknometer + gliserol) – berat piknometer
kosong
- V piknometer = 10 ml
- η0 (260C) = 0,8705 x 10-3 N/m2s
Untuk larutan Gliserol 5 %
W gliserol 5 % = 10,23 gram
ρ gliserol 5 % = w gliserolV gliserol =
10,2310 = 1,023 gram / ml
η = η0 x ρ0
ρ0 ρt
= 0,8705 x 10-3 N/m2 x 1,023 gr /ml x6,421,004 gr /ml x6,21 = 0,917 x 10-3 N/m2s
Untuk larutan gliserol 10 %
W gliserol 10 % = 10,33 gram
ρ gliserol 10 % = w gliserolv gliserol =
10,33 gr /ml10 ml = 1,033 gr/ml
η = η0 x ρ0
ρ0 ρt
= 0,8705 x 10-3 N/m2x 1,033 gr /ml x6,891,004 gr /ml x6,21 = 0,9937 x 10-3 N/m2s
Untuk larutan gliserol 15 %
W gliserol 15 % = 10,46 gram
ρ gliserol 15 % = w gliserolv gliserol =
10,46 gr /ml10 ml = 1,046 gr/ml
η = η0 x ρ0
ρ0 ρt
= 0,8705 x 10-3 N/m2s x 1,046 gr /ml x7,261,004 gr /ml x6,21 = 1,0603 x 10-3N/m2s
Untuk gliserol X %
W gliserol X % = 10,44 gram
ρ gliserol X % = w gliserolv gliserol =
10,44 gr /ml10 ml = 1,044 gr/ml
η = η0 x ρ0
ρ0 ρt
= 0,8705 x10-3 N/m2s x 1,044 gr /ml x6,741,004 gr /ml x 6,21 = 0,9824 x10-3 N/m2s
Grafik hubungan antara konsentrasi dengan viskositas ( η )
Dari grafik, diperoleh persamaan sebagai berikut:
y = 1 x 10-5 x + 0,000 η gliserol X % = 0,001181 Ns/m2
0,0009824 = 1.10-5 x + 0,000
1.10-5 x = 0,0009824
x = 98,24 %
Konsentrasi gliserol x % = 98,24 %
0.000800000000000002 10.0008 20.00080.0008
0.00085
0.0009
0.00095
0.001
0.00105
0.0011
f(x) = 1.29219999999999E-05 x + 0.000863460000000001R² = 0.991345922189673
Series2Linear (Series2)
F. Pembahasan
Cairan adalah salah satu dari empat fase benda yang volumenya tetap
dalam kondisi suhu dan tekanan tetap serta bentuknya ditentukan oleh wadah
penampungnya. Cairan juga melakukan tekanan kepada sisi wadahnya dan juga
kepada benda yang terdapat dalam cairan tersebut, tekanan ini disalurkan
keseluruh arah. Viskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluida
terhadap perubahan bentuk di bawah tekanan shear. Biasanya diterima sebagai
"kekentalan", atau penolakan terhadap penuangan.
Viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh
fluida yang bergerak, atau benda padat yang bergerak di dalam fluidaa. Besarnya
gesekan ini biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin
besar viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak di dalam zat
cair tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar
partikel zat cair. Viskositas dalam gas yang berperan adalah gaya akibat
tumbukan antar molekul-molekul dalam gas. Aliran zat cair dalam suatu pipa
garis aliran dianggap sejajar dengan dinding pipa. Akibat adanya kekentalan zat
cair dalam pipa, maka besarnya kecepatan gerak partikel pada penampang
melintang tersebut tidak sama, hal ini disebabkan adanya gesekan antar molekul
pada cairan kental. Besaran viskositas berbanding terbalik dengan perubahan
temperatur. Kenaikan temperatur akan melemahkan ikatan antar molekul suatu
jenis cairan sehingga akan menurunkan nilai viskositasnya.
Untuk menentukan viskositas suatu cairan (fluida), dapat ditentukan
dengan 4 macam metode yaitu penentuan viskositas dengan metode viskometer
Ostwald, metode bola jatuh, viskometer “cup” dan “bob”, dan viskometer kerucut
dan lempeng. Pada percobaan kali ini kita mencoba menentukan viskositas cairan
dengan metode viskometer Ostwald, yang mana pada metode ini dilakukan
dengan mengukur waktu alir yang dibutuhkan oleh suatu cairan (fluida) pada
konsentrasi tertentu untuk mengalir antara dua tanda pada pipa viskometer.
Pada percobaan kali ini cairan yang akan ditentukan viskositasnya adalah
gliserol dengan rumus molekul yaitu CH2OCHOHCH2OH dan dengan konsentrasi
yang bervariasi yaitu 5 %, 10 %, 15 %, 20 dan X %, dimana konsentrasi X belum
diketahui. Bahan lain yang digunakan untuk diukur viskositasnya ialah akuades
yang berfungsi sebagai pembanding saja. Guna dari divariasikan konsentrasi
gliserol yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh kadar atau konsentrasi
terhadap viskositas cairan tersebut.
Prinsip dari penentuan viskositas dengan metode viskometer Ostwald ini
dilakukan dengan memasukkan cairan (gliserol) ke dalam alat viskometer melalui
pipa A kemudian dengan cara mengisap atau meniup cairan dibawa ke B sampai
garis m. Selanjutnya cairan dibiarkan mengalir bebas dan waktu yang diperlukan
untuk mengalir dari m ke n diukur. Masing-masing perlakuan di ulangi sebanyak
tiga kali. Hal ini dilakukan karena untuk mendapatkan nilai yang mendekati benar
sebab alat yang digunakan tidak dapat menentukan hasilnya secara pasti. Dari
ketiga hasilnya kemudian dirata-ratakan.
Besarnya waktu yang diperlukan oleh suatu cairan gliserol untuk mengalir
dari m ke n dapat menentukan berapa besar viskositas suatu cairan atau fluida.
Secara teori, semakin lama waktu yang diperlukan untuk mengalirnya suatu fluida
dari m ke n, maka semakin besar pula nilai viskositas suatu cairan. Hal ini sesuai
dengan data pengamatan yaitu gliserol dengan konsentrasi yang diperoleh,
dimana cairan gliserol yang mempunyai konsentrasi besar memerlukan waktu
yang relatif lebih lama untuk mengalir dalam pipa viskometer dibanding dengan
cairan gliserol yang mempunyai konsentrasi yang lebih rendah, sehingga cairan
yang memilki konsentrasi yang lebih tinggi cenderung memiliki nilai viskositas
yang besar pula.
Pada percobaan ini kita juga mencoba menentukan konsentrasi yang
dimiliki oleh suatu cairan X % untuk menentukan viskositasnya. Untuk
menentukannya kita dapat mengetahuinya dengan membuat persamaan garis dari
kurva antara viskositas dan waktu, dimana persamaan garis lurusnya yaitu y = 1 x
10-5 x + 0,000. Dengan mengetahui persamaan garis lurusnya kita dapat langsung
menghitung konsentrasi X yaitu dengan persamaan X =
y−ab
dimana y yaitu
viskositas dari X %, a adalah intercept dan b adalah slope. sehingga dengan
menggunakan rumus diatas didapatkan konsentrasi X sebesar 98,24 %. Namun,
hasil konsentrasi X tersebut sangatlah tidak logis yang bisa saja disebabkan
adanya kesalahan pada perhitungan ataupun yang lainnya.
G. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan pembahasan pada percobaan ini, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Besarnya nilai viskositas suatu cairan dapat ditentukan dengan metode
viskometer Ostwald dimana cairan yang akan diukur viskositasnya
dimasukkan ke dalam pipa A kemudian dibwa ke B dan dibiarkan mengalir
serta diukur waktu alirnya dari tanda m ke n.
2. Pengaruh kadar larutan terhadap viskositas larutan yaitu berbanding lurus.
Semakin tinggi konsentrasi larutannya, maka akan semakin tinggi pula
viskositasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Budianto, A. 2008. Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cai dengan Menggunakan Regresi Linear Hukum Stokes. Seminar Nasional IV SDM Teknologi Nuklir: Yogyakarta.
Dugdale., R.H. 1986. Mekanika Fluida, Edisi III. Erlangga: Jakarta.
Petrucci. 1989. Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Terapan Modern. Erlangga: Jakarta.
Rochime., E., et al. 2007. Viskositas dan Berat Molekul Kitosan Hasil Reaksi Enzimatis Kitin Deasetilase Isolat Bacillus Papandayan . Seminar Nasional dan Kongres Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI): Bandung.
Sutiah., K., et al. 2007. Studi Kualitas Minyak Goreng Dengan Parameter Viskositas dan Indeks Bias. Berkala Fisika, Vol 11, No. 2. UNDIP: Semarang.