viskositas cairan berbagai larutan
DESCRIPTION
laporanTRANSCRIPT
VISKOSITAS CAIRAN BERBAGAI LARUTAN
Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Udayana
Bukit-Jimbaran
Abstrak
Percobaan telah dilakukan mengenai penentuan viskositas suatu fluida dengan kemampuan
suatu fluida tersebut mengalir pada fluida lainnya. Metode yang digunakan pada penentuan
viskositas cairan berupa viskometer Otswald dengan mengukur viskositas rata – rata dan
fluiditas rata-rata.. didapatkan hasil pada etanol viskositas rata-rata etanol pada
aseton , CCl4 . Semakin kental suatu cairan, semakin besar gaya
yang dibutuhkan agar dapat mengalir pada kecepatan tertentu, sehingga waktu yang diperlukan
untuk mengalir menjadi semakin besar, begitu pula sebaliknya.
Kata Kunci : Viskositas, Viskometer otswald
PENDAHULUAN
Viskositas merupakan tahanan yang
dilakukan oleh suatu lapisan fluida terhadap
suatu lapisan lainnya. Sifat viskositas
dimiliki oleh setiap fluida, gas, atau cairan.
Viskositas suatu cairan murni adalah indeks
hambatan aliran cairan. Aliran cairan
dikelompokan menjadi dua yaitu aliran
laminar dan aliran turbulen. Aliran laminar
menggambarkan laju aliran kecil melalui
sebuah pipa dengan garis tengah kecil.
Sedangkan aliran turbulen menggambarkan
laju aliran yang besar dengan diameter pipa
yang besar. viskositas menunjukkan tingkat
ketahanan suatu cairan untuk mengalir.
Semakin besar Viskositas maka aliran akan
semakin lambat. Besarnya viskositas
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
temperatur, gaya tarik antar molekul dan
ukuran serta jumlah molekul terlarut. Fluida
yang lebih cair biasanya lebih mudah
mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida
yang lebih kental lebih sulit mengalir,
contohnya minyak goreng, oli, madu dll.
Tingkat kekentalan fluida dinyatakan
dengan koefisien viskositas (). Kebalikan
dari Koefisien viskositas disebut fluiditas,
, yang merupakan ukuran kemudahan
mengalir suatu fluida.
Cara menentukan viskositas suatu zat
menggunakan alat yang dinamakan
viskometer. Ada beberapa tipe viskometer
yang biasa digunakan antara lain :
Viskometer kapiler / Ostwald
Viskositas dari cairan yang ditentukan
dengan mengukur waktu yang dibutuhkan
bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2
tanda ketika mengalir karena gravitasi
melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari
cairan yang diuji dibandingkan dengan
waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang
viskositasnya sudah diketahui (biasanya air)
untuk lewat 2 tanda tersebut. Viskositas
cairan adalah fungsi dari ukuran dan
permukaan molekul, gaya tarik menarik
antar molekul dan struktur cairan. Tiap
molekul dalam cairan dianggap dalam
kedudukan setimbang, maka sebelum
sesuatu lapisan melewati lapisan lainnya
diperlukan energy tertentu. Sesuai hokum
distribusi Maxwell-Boltzmann, jumlah
molekul yang memiliki energy yang
diperlukan untuk mengalir, dihubungkan
oleh factor e-E/RT dan viskositas sebanding
dengan e-E/RT. Secara kuantitatif pengaruh
suhu terhadap viskositas dinyatakan dengan
persamaan empirik,
= A e-E/RT atau ln
A merupakan tetapan yang sangat
tergantung pada massa molekul relative dan
volume molar cairan dan E adalah energi
ambang per mol yang diperlukan untuk
proses awal aliran. Untuk cairan tak
terasosiasi, Batschinski mengemukakan
persamaan empiric yang mengaitkan
koefisien viskositas dengan volume jenis
pada suhu yang sama sebagai :
atau
b dan c adalah tetapan yang bergantung pada
jenis zat cair dan V adalah volume jenis
dalam cm9/g.
BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan Percobaan
Alat dan bahan ini diberikan pada tabel 2.
Alat Bahan Viskometer Otswald
Termostat
Stopwatch
Pipet ukur 25 mL
Pipet filter
Piknometer atau neraca wastepal
CCl4 20 mL
Aseton 20 mL
Etanol 20 mL
Aquades
Tabel 2. Bahan dan Alat yang Digunakan
Metode percobaan
Viscometer yang bersih dipergunakan.
Viscometer dalam thermostat diletakkan
pada posisi vertical.
Pipet 5 ml cairan ke dalam reservoir A (lihat
gambar) sehingga kalau cairan ini dibawa ke
reservoir B dan permukaannya melewati
garis m, reservoir A kira-kira masih terisi
setengahnya.
Dengan pengisap atau meniup bawa cairan
B sampai sedikit diatas garis m. Kemudian
cairan tersebut dibiarkan mengalir secara
bebas. Waktu yang diperlukan cairan untuk
mengalir dari m ke n dicatat. Pengerjaan ini
dilakukan sebanyak 3 kali.
Rapat massa cairan pada suhu yang
bersangkutan ditentukan dengan piknometer
atau neraca westphal.
Pengerjaan 1 sampai 5 diatas diulang untuk
cairan pembanding (air suling). Viskometer
yang digunakan sama dengan viskometer
sebelumnya yang telah digunakan.
DATA PENGAMATAN
Zat Masssa Massa Waktu
piknometer kosong
(g)
piknometer + Zat
(g)
(s)
Aquades
12, 65
12,65
12,65
22,65
22,65
22,65
27
26
25
Aseton
12,65
12,65
12,65
20,33
20,33
20,33
16
15
16
Etanol
12,65
12,65
12,65
20,33
20,34
20,35
50
49
49
CCl4
12,65
12,65
12,65
20,34
20,34
20,34
17
15
17
Volume piknometer 10 mL
HASIL DAN PEMBAHASANPada percobaa kali ini yang dilakukan yaitu
penentuan pengukuran tahanan yang
dilakukan oleh suatu fluida terhadap fluida
lainnya. Metode yang digunakan adalah
metode viskometer dimana pengukuran di
dasarkan dari perbedaan kecepatan aliran
fluida dalam viscometer.
Pada percobaan ini, zat yang ditentukan
viskositasnya adalah aseton, etanol, CCl4.
Sedangkan aquades digunakan sebagai
cairan pembanding. Dari hasil praktikum
didapatkan masing – masing cairan
mempunyai kecepatan yang berbeda pada
aseton di butuhkan waktu berkisar antara
(16”, 15”, 16”), pada etanol (50”, 49”, 49”),
dan pada CCl4 berkisar anttara (17”, 15”,
17”). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa
cairan yang memerlukan waktu paling
banyak untuk mengalir dalam viscometer
adalah etanol dan yang memerlukan waktu
paling sedikit adalah aseton, sedangkan
aquades yang digunakan sebagai cairan
pembanding memerlukan waktu yang lebih
banyak dari aseton dan CCl4, yaitu (27”, 26”,
25”). Dari hasil perhitungan yang telah
dilakukan, dapat dibuktikan bahwa semakin
bnyak waktu yang diperlukan oleh suatu
cairan untuk mengalir, maka viskositas
cairan tersebut semakin besar pula. Dengan
kata lain, waktu yang diperlukan oleh suatu
cairan untuk mengalir sebanding atau
berbanding lurus dengan viskositasnya.
Cairan yang memiliki viskositas yang paling
besar adalah etanol dengan rata-ratanya
1,0966 cp, sedangkan CCl4 rata-rata
viskositasnya adalah 0,8359 cp, dan yang
paling kecil adalah aseton yaitu 0,3472 cp.
Selain pengukuran viskositas, dilakukan
juga pengukuran fluiditas pada percobaan
yang telah dilakukan. Fluiditas merupakan
kebalikan dari viskositas, dimana semakin
besar fluiditas maka viskositasnya semakin
kecil dan cairan semakin encer sehingga
waktu yang diperlukan untk mengalir
semakin sedikit.
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan,
diperoleh nilai fluiditas rata-rata dari etanol
adalah 0,9119, rata-rata fluiditas aseton
adalah 2,8825 dan rata-rata fluiditas untuk
CCl4 adalah 1,2003. Dari ketiga ciran yang
diuji nilai viskositas etanol paling besar,
maka etanol mempunyai kekentalan yang
paling tinggi serta fluiditas yang paling
kecil. Nilai viskositas dari aseton paling
kecil maka aseton mempunyai kekentalan
yang paling kecil (paling encer) dan fluiditas
yang paling besar. Hal tersebut disebabkan
oleh semakin kental suatu cairan, maka
besar gaya yang dibutuhkan untuk
membuatnya mengalir pada kecepatan
tertentu, sehingga waktu yang diperlukan
cairan untuk mengalir menjadi semakin
besar, begitu pula sebaliknya, semakin encer
suatu cairan, maka kecil gaya yang
dibutuhkan untuk membuatnya mengalir
pada kecepatan tertentu, waktu yang
dibutuhkan cairan untuk mengalir menjadi
semakin kecil.
KESIMPULAN
Viskositas suatu cairan dapat diukur dengan
viscometer Oswald.
Rata-rata nilai viskositas yang didapat pada
praktikum pada masing-masing larutan
Etanol = 1,0966 cp
Aseton = 0,3472 cp
CCl4 = 0,8359 cp
Rata-rata nilai fluiditas yang didapat pada
praktikum, pada masing-masing larutan
Etanol = 0,9119
Aseton = 2,8825
CCl4 = 1,2003
Etanol memiliki besaran viskositas yang
paling tinggi dan besaran fluiditas yang
paling rendah, sedangkan aseton memiliki
besaran viskositas yang paling rendah dan
fluiditas yang paling tinggi.
Dan semakin besar viskositas suatu cairan,
semakin lama waktu yang diperlukan cairan
tersebut untuk mengalir.
Makin kental suatu cairan, makin besar gaya
yang dibutuhkan untuk membuatnya
mengalir pada kecepatan tertentu.
Setiap cairan memiliki nilai viskositas yang
berbeda-beda karena pengaruh jenis zat,
komposisi campuran dan tekanan.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond 2005 Kimia Dasar
Konsep-konsep Inti Erlangga : Jakarta
Dogra, S 1990 Kimia Fisika dan Soal-
soal Universitas Indonesia : Jakarta
Sukarjo, Dr 1989 Kimia fisika PT.
Bina Aksara : Jakarta
Tim laboratorium kimia fisika 2013
Penuntun Praktikum Kimia Fisik II.
Universitas udayana : Bali