ibnughony.files.wordpress.com · web viewperhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya....

22
PEMAKAIAN JILBAB DI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG SEBAGAI IMPLEMENTASI BUDAYA AKADEMIK ISLAMI Oleh : dirman A. Pengertian Hijab Secara bahasa hijab berasal dari bahasa arab yakni hijb, hijab bentuk pluralnya hujab, yang berarti ‘mencegah jangan sampai terjadi’, ‘menutup’, dan ‘menghalangi’. 1 Adapun kata-kata “jilbab” yang semakna dengannya, yaitu “khumur” atau “khimar” secara tegas pula dinyatakan dalam Al-qur’an Surat An-nur ayat 31. Yang berbunyi : Artinya: Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan 1 Abdussalam thawilah, Panduan berbusana islami. (Jakarta: Penerbit Al Mahira, 2007). Hal.173 1

Upload: truongliem

Post on 05-May-2018

221 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ibnughony.files.wordpress.com · Web viewperhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya

PEMAKAIAN JILBAB DI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

SEBAGAI IMPLEMENTASI BUDAYA AKADEMIK ISLAMI

Oleh : dirman

A. Pengertian Hijab

Secara bahasa hijab berasal dari bahasa arab yakni hijb, hijab bentuk pluralnya

hujab, yang berarti ‘mencegah jangan sampai terjadi’, ‘menutup’, dan ‘menghalangi’.1

Adapun kata-kata “jilbab” yang semakna dengannya, yaitu “khumur” atau

“khimar” secara tegas pula dinyatakan dalam Al-qur’an Surat An-nur ayat 31. Yang

berbunyi :

Artinya: Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan

pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan

perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka

menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya

kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau

putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara

laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera

saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang

mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan

(terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.

dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang

1 Abdussalam thawilah, Panduan berbusana islami. (Jakarta: Penerbit Al Mahira, 2007). Hal.173

1

Page 2: ibnughony.files.wordpress.com · Web viewperhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya

mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-

orang yang beriman supaya kamu beruntung.

Didalam tafsir shafwatut tafassir juz 21 hal.72 dikemukakan bahwa surat al ahzab

ayat 59 diturunkan sebagai perintah kepada rasulullah saw, putrid-putrinya dan seluruh

wanita mukmin untuk mentup auratnya dengan jilbab agar mereka berbeda dengan

wanita-wanita jahiliyah yang selalu membuka dada dan kepala, membuka betis dan

memakai busana ketat yang membentuk tubuh. Sedangkan ayat yang berbunyi maa

dzahara minha ditegaskan oleh Rasulullah SAW melalui sabdanya kepada Asma’ binti

Abu Bakar, yakni:

Wahai asma, sesungguhnya perempuan itu, apabila sudah baligh, tidak patut

menampakan sesuatu dari dirinya melainkan “ini” dan “ini”, kata nabi sambil

menunjuk muka dan telapak tangan”. (HR Abu Dawud)

Maka berdasarkan ayat dan hadits di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa

aurat wanita adalah seluruh tubuhnya terkecuali muka dan telapak tangan. Oleh karena

itu, maka seorang wanita muslim wajib menutup seluruh auratnya tersebut dan haram

memperlihatkannya kepada selain mahram.

Seandainya perempuan mengetahui dan menyadari bahwa hijab memiliki hikmah

yang sangat mendalam sehingga seandainya Allah tidak memerintahkannya, maka kaum

perempuan akan tetap ramai-ramai memakai hijab. Hijab merupakan jaminan keamanan

dan keseamatan hidup. Seharusnya, setiap perempuan menyadari bahwa kecantikan

mereka tidak akan berlangsurig lama. Kecantikan tersebut akan memudar seiring dengan

berlalunya waktu. Seandainya kaurn perempuan tidak memakai hijab, niscaya akan

terjadi berbagai keributan dan perlornbaan antara perempuan muda dan tua untuk

mendapatkan hati laki-laki.

Sedangkan dalam kamus Ash-Shahah, Al Jauwhari mengatakan: jilbab adalah

kain panjang dan longgar (milhafah) yang sering disebut mula’ah (baju kurung). Al

Khatib Asy-Syarbini dari Al Khalil (sebagaimana yang dikutip Dr. Abdul Halim)

menjelaskan bahwa setiap pakaian dalam, pakaian luar dan pakain yang dipergunakan

untuk menutupi adalah jilbab, jika yang dimaksud dalam jilbab itu adalah gamis, maka

2

Page 3: ibnughony.files.wordpress.com · Web viewperhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya

mengulurkannya itu adalah menyempurnakannya hingga menutup tubuh dan kedua

kakinya.

Kemudian pengertian jilbab juga didefinisikan oleh KH. Husein Muhammad

(www.rahima.or.id) sebagai berikut: ada dua kosa kata dipakai untuk makna yang sama,

yaitu hijab dan jilbab. Keduanya adalah pakaian perempuan yang menutup kepala dan

tubuhnya. Al-Qur’an menyebut kata hijab untuk arti tirai, pembatas, penghalang. Yakni

sesuatu yang menghalangi, membatasi, memisahkan antara dua bagian atau dua pihak

yang berhadapan, sehingga satu sama lain tidak saling melihat atau memandang. Allah

SWT berfirman:

Artinya : Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), Maka mintalah dari belakang tabir. cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.

Hijab dalam ayat ini menunjukan arti penutup yang ada dalam rumah Nabi SAW, yang berfungsi sebagai sarana menghalangi atau memisahkan antara tempat kaum laki-laki dan kaum perempuan agar mereka tidak saling memandang. Secara tekstual (lahiriah) ayat ini digunakan para ulama kemudian untuk membuat hijab untuk umat.

Bila melihat ayat di atas, hijab adalah satu bentuk pakaian yang dikenakan perempuan. Akan tetapi, kemudian hari hijab diartikan sebagai pakaian sebagaimana jilbab atau busana muslimah. Dalam banyak buku berbahasa arab (kitab) kontemporer, hijab telah dimaknai sebagai jilbab.

Jibab, seperti disebutkan dalam Al-Qur’an Surah Al Ahzab ayat 59, Allah SWT berfirman:

3

Page 4: ibnughony.files.wordpress.com · Web viewperhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya

Artinya: Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya[1232] ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Penulusuran atas teks Al-Qur’an tentang jilbab agaknya tidak sama pada kalangan

Ulama dan Mufassir. Para ahli tafsir menggambarkan jilbab dengan dengan cara yang

berbeda-beda. Ibnu Abbas dan Abidah Al-Samani merumuskan jilbab sebagai pakain

perempuan yang menutupi wajah berikut seluruh tubuh kecuali satu mata. Dalam

keterangan lain disebutkan sebagai sebelah mata kiri.

Sedangkan Qatadah dan Ibnu Abbas dalam pendapatnya yang lain mengatakan,

makna mengulurkan jilbab adalah menutupkan kain ke dahinya dan sebagian wajahnya

dengan membiarkan kedua matanya. Mengutip pendapat Ibn Sirrin, Ibnu Jarir bercerita,

“saya tanya kepada Abidah Al Samani mengenai yudniina a’laihinna min jalabibihinna

(hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya), maka dia menutupkan wajahnya dan

kepalanya sambil menampakkan mata kirinya”. Ibnu Al Arabi dalam tafsir Ahkam Al-

Qur’an, ketika membicarakan ayat ini menyebutkan dua pendapat. Pertama, menutup

wajahnya dengan kain itu sehinnga tidak tampak kecuali mata kirinya”.

Azzamakhsyari dalam Alkasysyaf merumuskan jilbab sebagai pakaian yang lebih

besar daripada kerudung tetapi lebih kecil daripada selendang. Ia dililitkan di kepala

perempuan dan membiarkannya terulur ke dadanya. Ibnu Katsir mengemukakan bahwa

jilbab adalah selendang di atas kerudung. Ini yang disampaikan ibnu Mas’ud, Ubaidah

Qatadah, hasan Basri, Sa’id bin Jubair Al-Nakha’i, Atha al Khurasani dan Lain-lain. Ia

bagaikan “izar” sekarang. Al-Jauhari, ahli bahasa terkemuka, mengatakan Izar adalah

pakaian selimut atau sarung yang digunakan untuk menutup badan (Ibnu Katsir,

111/518). Sementara Wahbah Az-Zuhaili dalam Tafsir al Munir pada kesimpulan

akhirnya mengatakan bahwa para ulama ahli tafsir seperti Ibnu al-Jauzi, at Thabari, Ibnu

4

Page 5: ibnughony.files.wordpress.com · Web viewperhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya

Katsir, Abu Hayyan, Abu as-Sa’ud, al Jashash dan ar-Razi menafsirkan bahwa

mengulurkan jilbab adalah menutup wajah, tubuh dan kulit dari pandangan orang lain

yang bukan keluarga dekatnya.

B. Batasan Aurat Laki-Laki Dan Wanita

Umat islam meyakini, syari’at islam memerintahkan untuk menutup bagian-

bagian tubuh tertentu, yang dalam bahasa fikih disebut aurat. Atau dipandang dari

segi bahasa, kata “aurat” berasal dari “auratan” yang artinya keji. Jadi, menutup aurat

artinya menutup yang keji untuk menampakan yang mulia.2

1. Batasan Aurat Pria

a. Hadits riwayat Ahmad, al Hakim dan al Bukhari

: و معمر على صم الله رسول مّر قال جحش بن محمد عن

: فإّن فخذيك غّط ممعمر يا فقال مكشوفان فخذاه

عورةز الفخذين

Artinya: Dari Muhammad bin Jahsy berkata: Rasulullah SAW lewat pada

maMa’mar dan kedua paha Ma’mar terbuka, kemudian Rasulullah SAW

bersabda: “ Hai Ma’mar, tutuplah kedua pahamu, karena sesungguhnya

kedua paha itu adalah aurat”

b. Hadits riwayat Daruquthni

“Bagi laki-laki bagian tubuh atas lutut hendaknya ditutupi, dan bagian

tubuh bawah pusar hendaknya ditutupi”

c. Surat An Nur: 30

Artinya : Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah

mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang

demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha

mengetahui apa yang mereka perbuat".

2 Tim Budai, gerakan budaya akademik islami, (Semarang: Unissula Press), 2008. Hal. 43

5

Page 6: ibnughony.files.wordpress.com · Web viewperhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya

Dari dua hadits di atas menyebutkan bahwa batasan aurat pria adalah dari

bagian pusar sampai bawah lutut. Dengan kata lain bahwa paha adalah aurat. Dan

diwajibkan bagi pria untuk menjaga pandangan dari apa yang diharamkan.

2. Batasan aurat wanita

a. QS. An Nur: 31

Artinya : Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau

6

Page 7: ibnughony.files.wordpress.com · Web viewperhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya

wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

Berdasarkan ayat diatas, yang dimaksud dengan “apa yang biasa tampak” kemudian dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW di bawah ini:.

b. Hadits Riwayat Abu Dawud

Aisyah RA berkata : suatu ketika asma binti abu bakar masuk ke rumah

rasulullah saw. Saat itu dia memakai baju yang tipis dan tembus pandang.

Rasulullah saw berpaling darinya seraya berkata: wahai asma, seorang

perempuan apabila sudah baligh (haid) maka dia tidak layak untuk dilihat,

selain ini dan ini”, Rasulullah saw menunjuk kepada muka dan kedua telapak

tangan beliau.

c. QS. Al Ahzab : 59

Artinya: Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak

perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka

mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya

mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan

Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

d. Hadits Riwayat Abu Dawud, At Tirmidzi, Dan Ibn Majah

7

Page 8: ibnughony.files.wordpress.com · Web viewperhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya

Dari Aisyah RA, Nabi SAW bersabda: “Allah tidak akan menerima shalat

perempuan kecuali memakai kain penutup kepala”.

Hadits ini sering dijadikan dasar untuk mengatakan kepala perempuan

adalah aurat yang harus ditutup baik di dalam shalat maupun diluar shalat.

C. Penyimpangan-Penyimpangannya Pemakain Jilbab

Tidak ditutupnya seluruh bagian tubuh. Seperti yang biasa dan di anggap sepele

yaitu terbukanya bagian kaki bawah, atau bagian dada karena jilbab diikatkan ke leher,

atau yang lagi trendy, remaja putri memakai jilbab tapi lengan pakaiannya digulung atau

dibuka hingga ke siku mereka.

Sering ditemui adanya perempuan yang berjilbab dengan pakaian ketat, pakaian

yang berkaos, ataupun menggunakan pakaian yang tipis sehingga walaupun perempuan

tersebut telah menggunakan jilbab, tapi tekuk-lekuk tubuh mereka dapat diamati dengan

jelas.

Didapati perempuan yang berjilbab dengan menggunakan celana panjang bahkan

terkadang memakai celana Jeans. Yang pertu ditekankan dan telah diketahui dengan jelas

bahwa celana jeans bukanlah pakaian syar’i untuk kaum muslimin, apalagi wanita.

Banyak wanita muslimah di sekitar kita yang memakai jilbab bersifat temporer

yaitu jilbab dipakai hanya pada saat tertentu atau pada kegiatan tertentu, yaitu kekampus,

sekolah, kendurian, acara pengajian kampung dsb, setetah itu jilbab dicopot dan yang ada

kebanyakan jilab tersebut sekedar mampir alias tidak sampai menutup rambut atau

menutup kepala.

Terkadang, kalau ditanyakan kepada mereka, mengapa kalian berbuat

(melakukan) yang demikian, tidak memakai jilbab yang syar’i, padahal telah mengetahui

bagaimana jilbab yang syar’i, sering didapati jawaban, “Yaa, pengen aja , atau “Belum

siap “, atau “Mendingan begini daripada tidak memakai jilbab sama sekali”, atau “Jilbab

itu khan tidak hanya satu bentuk, jilbab khan bisa dimodifikasi yang penting kan menutup

aurat” terkadang didapati juga jawaban, “Kok kamu yang ribut, khan emang sudah

menjadi mode yang seperti ini!”.

8

Page 9: ibnughony.files.wordpress.com · Web viewperhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya

Padahal, dituntutnya jilbab dengan syarat-syarat yang telah ditentukan sesuai

dengan hukum syara’ yang disebutkan di atas, sesungguhnya akan membawa kebaikan

bagi kita sendiri, baik di dunia maupun di akhirat dan bukan didasari atas nafsu atau

ditujukan untuk mengekang kita.

Janganlah sampai suatu kaurn muslimin, dimana mereka meremehkan

perempuan-perempuan/muslimah yang berjilbab hanya karena memakai pakaian/jilbab

yang tidak sesuai dengan hukum syara’. Apabila kaum muslimin telah meremehkan hal

ini, maka bagaimana dengan pandangan (penilaian) Allah dan Rasul -Nya terhadap

wantia yang seperti ini? Tidakkah ada bedanya antara perempuan yang berjilbab dengan

perempuan yang tidak berjilbab?

Sungguh fenomena jilbab pada saat sekarang, membuat kita di satu sisi patut

bersyukur, wanita-wanita muslim tidak malu lagi berjilbab. Namun di sisi lain jilbab yang

sesungguhnya harus memenuhi prasyarat berjilbab syar’i, tapi banyak sekali lebih

terkesan trendy, jilbab funky yang menyimpang dari syarat-syarat jilbab yang syar’i.

Diantara penyimpangannya adalah :

1. Tidak ditutupnya seluruh bagian tubuh. Seperti, terbukanya bagian kaki

bawah, atau bagian dada karena jilbab diikatkan ke leher, atau jilbab tapi

lengan pakaiannya digulung atau dibuka hingga ke siku mereka.

2. Berjilbab dengan pakaian ketat, berkaos, pakaian yang tipis, sehingga

walaupun menggunakan jilbab, tapi lekuk-lekuk tubuh mereka dapat diamati

dengan jelas.

3. Berjilbab dengan menggunakan celana panjang bahkan terkadang memakai

celana jeans.

4. Wanita muslimah di sekitar kita yang memakai jilbab bersifat temporer,

dipakai pada kegiatan tertentu, seperti ke kampus, sekolah, kendurian, acara

9

Page 10: ibnughony.files.wordpress.com · Web viewperhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya

pengajian kampung dsb, setetah itu jilbab dicopot. Jilbab tersebut sekedar

mampir alias tidak sampai menutup rambut atau menutup kepala.

D. Batasan-Batasan Hijab yang Syar’i

Setelah kita mengetahui materi yang lebih mendalam mengenai hijab, yaitu

batasan-batasan hijab yang islami sesuai dengan perintah Allah dalam kitab-Nya dan

perintah Rasul-Nya maka pada pembahasan ini akan dibahas mengenai batas-batas hijab

yang syar’I, yaitu:

1. Ukuran atau standardisasi hijab yang harus dipergunakan oleh kaum

perempuan adalah menutupi tubuhnya dengan pakain panjang sampai

melewati mata kaki dan mengulurkan kerudungnya sampai pada menutup

dada.

Hal ini diterangkan oleh rasullah saw menyampaikan Ketika Asma binti

Abu Bakar masuk untuk menemui Rasulullah saw. dengan pakaian yang tipis,

beliauberkata: “Wahai Asma, ketika seorang perempuan telah mendapatkan haid.

Ia tidak diperbolehkan untuk memperlihatkan anggota tubuhnya kecuali ini dan

ini.” Pada saat itu, Rasulullah saw. menunjuk pada wajah dan kedua telapak

tangannya.

Dan pada suatu saat ummul mukminin, Aisyah ra. bercerita, “Mereka

(perempuan Anshar) adalah perempuan-perempuan muslim yang pada suatu hari

salat fajar berjamaah bersama Rasulullah. Mereka menutupi kepala mereka dengan

kain. Kemudian, mereka pun pulang menuju rumah masing-masing setelah

melaksanakan salat tersebut. Sehingga kita tidak mengetahui siapakah mereka

sebenarnya (karena tertutup kerudung).”

Cerita ini berasal dan ummul mukminin, Aisyah dan para shahabiyah yang

lainnya yang memuji amal ibadah dan tingkah laku baik perempuan-perempuan

Anshar dalam melaksanakan ajaran yang Allah perintahkan kepada mereka.

Kedua riwayat di atas menggambarkan bagaimana masyarakat muslim

pertama mengikuti seluruh penintah Allah dengan ikhlas dan menerapkannya ke

dataran realitas. Ketika Rasulullah bersabda dalam sebuah hadis: “Barangsiapa

yang mempergunakan pakaian yang sampai menyentuh tanah (karena sombong),

10

Page 11: ibnughony.files.wordpress.com · Web viewperhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya

maka Allah tidak akan memandangnya pada hari kiamat nanti.” Pertanyaan yang

timbul di sini adalah? Apa yang harus dilakukan oleh seorang perempuan dengan

ujung pakaiannya? Maka Rasulullah pun berkata: “maka tambahkanlah 1 ello3”

dan jangan menambahkan lagi”

Dari kisah di atas kita dapat mcngetahui bahwa perempuan mukmin pada

waktu itu mempergunakan pakaian yang sangat panjang hingga mencapami tanah.

Rasulullah pun melarang mereka untuk berbuat demikian karena perbuatan

tersebut dianggap sebagal perbuatan sombong dan angkuh.

OIeh karena itu, Rasulullah hanya membolehkan perempuan untuk

memanjangkan pakaiannya sepanjang satu jengkal dan pertengahan betis.

Tepatnya, pas pada tempat mata kaki sebagaimana yang dikatakan oleh para ahli

tafsir. Akan tetapi, Ummu Salamah merasa khawatir mata kakinya akan terlihat.

Rasulullah sendiri mengatakan bahwa mata kaki tidak boleh terlihat. Akhirnya,

Rasulullah menambahkan ukurannya lagi sampal satu ella dan tidak diperbolehkan

memanjangkan lebih dan itu.

Mengapa harus satu ella? Karena hanya ukuran tersebut yang dapat

menutupi mata kaki perempuan sekalipun mungkin ukuran tersebut sedikit

panjang. Akan tetapi, Rasulullah memberikan pilihan kepada kaum perempuan

untuk memilih antara satu jengkal dengan satu ella. Tergantung pada tinggi atau

pendeknya perempuan yang memakai pakaian tersebut. Maka berdasarkan uraian

tersebut Kita dapat mengetahui bahwa perempuan-perempuan pada masa

Rasulullah tidak pernah mempergunakan pakaian yang pendek, sehingga terlihat

mata kakinya.Dan kita juga dapat mengetahui bahwa perempuan muslimah

dilarang untuk memperlihatkan anggota tubuhnya kecuali wajah dan telapak

tangan. Ia harus menutup seluruh tubuhnya dan atas sampai bawah.

2. Dan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh kaum perempuan muslimah

dalam menggunakan pakaian adalah jangan sampai pakaian tersebut

dijadikan sebagai hiasan.

Interpretasi tersebut diambil dari firman Allah: “Dan janganlah

memperlihatkan perhiasan kalian.” Dan firman Allah: “Dan hendaklah kamu tetap

3 1 ello adalah ukuran panjang 0,688 m

11

Page 12: ibnughony.files.wordpress.com · Web viewperhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya

di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-

orangjahiliah yang dahulu.” Dan perkataan Rasulullah saw.: Tiga orang yang

tidak akan ditanya di hari kiamat nanti: Pertama, “Seorang laki-laki yang

memisahkan diri dari kelompoknya dan memberontak terhadap pimpinannya dan

kemudian mati dalam keadaan tidak taat. Yang kedua, seorang hamba perempuan

atau laki-laki yang lari dan kemudian mati. Dan yang ketiga seorang perempuan

yang ditinggalkan oleh suaminya untuk bepergian. Akan tetapi, suaminya tersebut

telah memberikan nafkah materi secukupnya untuk perempuan tersebut.

Sayangnya, sang istri berdandan dan berbusana yang berlebihan di belakang

suaminya. Maka, mereka tidak akan melalui pintu pertanyaan lagi (langsung

masuk neraka).”

3. Pakaian yang dipergunakan harus tebal dan tidak tipis.

Kita memahami makna tersebut dan hadis Rasulullah: “Pada suatu hari

nanti, umatku dan golongan kaum perempuan akan mempergunakan pakaian tapi

tidak seperti berpakaian. Mereka adalah wanita yang tercela. Dan dalam hadis

lain disebutkan: “Mereka (kaum perempuan) yang tidak akan memasuki surga dan

tidak akan mendapatkan baunya. Dan diriwayatkan dalarn sebuah kisah

bahwasanya ketika itu Hafshah binti Abdurrahman bin Abu Bakar

mempergunakan penutup kepala yang tipis dan dilihat oleh ummul mukminin

Aisyah ra. Pada saat itu, Aisyah merobek kain penutup kepalanya dan berkata:

“Apakah kamu tidak mengetahui apa yang diturunkan oleh Allah dalam surah An

Nuur? Kemudian Aisyah mengambilkan penutup kepala yang lain dan

menutupkannya.

4. Jangan sampai pakaian yang dipergunakannya ketat sehingga menampakkan

bentuk tubuh.

Kita mengambil statemen di atas berdasarkan perkataan Usamah bin Zaid,

“Rasulullah menutupiku dengan mempergunakan jubah tebal yang biasa

dipergunakan oleh kaum Qibti yang telah dihadiahkan oleh Dahiyyatul Kalbi

kepada Rasulullah saw. Kemudian aku memberikan jubah tersebut kepada istriku.

Maka, Rasulullah pun bertanya: “Mengapa kamu tidak mempergunakan jubah

yang aku berikan kepadamu kemarin?” Usamah pun menjawab: “Aku

12

Page 13: ibnughony.files.wordpress.com · Web viewperhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya

memberikannya kepada istriku.” Rasulullah pun berkata: “Beritahulah istrimu

untuk menambahkan kain tipis di bawahnya. Karena aku khawatir bentuk tubuh

istrirnu akan terlihat.”

Jadi, Rasulullah merasa khawatir umatnya yang berasal dan golongan

perempuan mempergunakan pakaian yang memperlihatkan bentuk tubuhnya.

Syarat tersebut berbeda dengan syarat sebelumnya yang menyebutkan dilarangnya

perempuan mempergunakan pakaian yang tipis sehingga terlihat kulit perempuan

tadi.

5. Jangan menaruh wangi-wangian atau sejenis parfum pada pakaian tersebut.

Hal tersebut berdasarkan sabda Rasulullah saw.: “Perempuan mana pun

yang mempergunakan wangi-wangian, kemudian lewat pada suatu kaum sehingga

mereka mencium wangi tersebut, maka perempuan tersebut dihukum sebagai

penzina.”

6. Pakaian yang dipergunakan oleh perempuan muslimah tidak diperbolehkan

menyamai bentuk pakaian laki-laki.

Hal tersebutberdasarkan sebuah Hadis Rasulullah saw. yang berbunyi:

“Bukan tenmasuk golongan kita, perempuan yang menyenupai laki-laki dan lakilaki

yang menyenupai perempuan.”

7. Jangan sampai pakaian yang dipergunakan perempuan muslimah serupa

atau meniru pakaian yang digunakan oleh perempuan-perempuan kafir.

Karena dalam sebagian ayat Al-quran diperintahkan agar kaum muslimin

tidak mengikuti keinginan orang kafir. Terlebih, setelah mereka mendapatkan

petunjuk dan ajaran dan Allah SWT.

Rasulullah sendiri sangat berhati-hati dalam masalah ini. Beliau akan

berusaha menghindari hal-hal yang menjurus ke arah tersebut. Sampai pada hal-hal

yang biasa, seperti: belahan rambut atau menipiskannya.

Abdullah bin Umar bin ‘Ash berkata: “Rasulullah SAW. melihat dua

pakaianku yang berbunga-bunga” kemudian Rasulullah SAW. berkata: “Pakaian

seperti ini adalah pakaian yang sering dipergunakan oleh orang-orang kafir, maka

janganlah kamu rnempergunakannya.”

13

Page 14: ibnughony.files.wordpress.com · Web viewperhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya

8. Jangan mempergunakan pakaian yang terlalu mewah.

Hal tersebut berdasarkan sabda Rasulullah saw.: “Barangsiapa yang

mempergunakan pakaian mewah, maka di hari kiamat nanti Allah akan

memakaikan pakaian yang sangat hina kepadanya. Kemudian pakaian tersebut

akan dihiasi oleh api neraka.” Perempuan yang memiliki wajah yang cantik,

sehingga dapat menarik perhatian lawan jenisnya, hendaknya menutup wajahnya.

Adapun perempuan yang terlihat biasa-biasa saja, mereka diperbolehkan

untuk membuka wajah dan kedua telapak tangannya. Dan disini kita dapat

mengambil kesimpulan bahwa hijab diwajibkan kepada seluruh kaum muslimah.

Adapun penutup muka, tidak diwajibkan dan juga tidak dilarang.

E. UNISSULA Tren Setter

Sebagai lembaga pendidikan islam, Universitas Islam Sultan Agung

(UNISSULA) yang mempunyai visi “Bismillah membangun generasi khaira ummah”

mempunyai tanggung jawab dalam memberikan pemahaman kepada setiap anak didiknya

(mahasiswa, pen) tentang etika pergaulan dan pembinaan akhak.

Hal ini dilakukan, karena pergaulan remaja saat ini semakin bebas. Batas-batas

antara pria dan wanita tak lagi diperhatikan. Banyak remaja tidak lagi berpedoman pada

syariat agama, norma kesusilaan, dan kesopanan. Parahnya lagi, remaja semakin

terpengaruhi oleh berbagai media maupun guliran wacana yang marak bertebaran. Logika

berpikir rusak, pandangan tentang tata nilai kacau, dan cara menyikapi realita tak sehat

lagi. Sementara banyak orang yang apatis dan sekedar mencukupkan diri bersalih ria di

dalam mihrabnya dan tak merasa punya tanggung jawab atas semua permasalahan ini.

Sehubungan dengan visi dan misinya itu, UNISSULA mempunyai rencana

strategis (renstra) untuk membangun masyarakat kampus yang islami, dengan

menerapkan nilai-nilai ajaran al-quran dan tuntunan Nabi Muhammad SAW yang penuh

kasih sayang dan kemuliaan ajarannya. Bismillah dengan niat yang shalih kami

mencanangkan sebuah gerakan budaya akademik Islami untuk seluruh civitas akademika.

Dengan membudayakan sholat berjarmaah kami akan bangun akhlak mulia, memberikan

14

Page 15: ibnughony.files.wordpress.com · Web viewperhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya

tauladan yang baik, bersikap sopan, jujur, dan menjadikan suasana yang asri dan sejuk

dengan busana yang islami.

Proyek besar atau gerakan yang kami lakukan ini bukan untuk menseminarkan

atau melokakaryakan maupun meredefinisi ajaran-ajaran-nya. Karena kita tahu ajaran-

ajara-nya sudah baik dan benar. Yang ingin kami lakukan hanyalah untuk menanamkan

rasa cinta kita kepada allah swt, rasa cinta kita kepada rasulullah saw, dan rasa cinta kita

kepada sesama, sehingga kita semua akan terselamatkan dunia dan akherat.

Dengan terwujudnya masyarakat kampus yang islami kami berharap unissula

menjadi kampus pilihan bagi orang tua dan calon mahasiswa untuk menghasilkan

generasi rabbani’, yakni generasi khaira ummah sesuai tuntunan illahi, bukan generasi

keledai seperti disebut datam Al Quran Surah Al Jumu’ah ayat 5, “. .. Ibarat keledai....

Itulah seburuk-buruk perumpamaan bagi mereka yang mendustakan ayat-ayat allah. Dan

allah tidak member petunjuk kepada kaum yang dzalim.”

15