· web viewpengujian dan analisis untuk kerja motor bakar diesel menggunakan bahan bakar...
TRANSCRIPT
PENGUJIAN DAN ANALISIS UNTUK KERJA MOTOR
BAKAR DIESEL MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR
RUBBER COMPOUND OIL (RCO)
Proposal Penelitian
Disusun Oleh:
NAMA : WAHYU ARIFIN
NIM : H1F114212
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2016TERIMA KASIH KEPADA
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan
Humas
Prof. Dr. Ir. H. Yudi Firmanul Arifin, M.Sc
Kepala Prodi Teknik Mesin
Achmad Kusairi S, ST,. MT., MM.
Mahasiswa
Wahyu Arifin
Wakil Rektor Bidang Akademik
Dr. Ahmad Alim Bachri, SE., M.Si
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni
Dr. Ir. Abrani Sulaiman, M,Sc
Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan
Dr. Hj Aslamiah, M.Pd., Ph.d
Dosen Pengampuh
Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah Amd. Hyp, ST, M.Kes.
Dekan Fakultas Teknik
Dr. Ing. Yulian Firmana Arifin, ST., MT
Rektor Universitas Lambung Mangkurat
Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-nya sehingga proposal penelitian yang berjudul “Pengujian Dan
Analisis Untuk Kerja Motor Bakar Diesel Menggunakan Bahan Bakar
Rubber Compound Oil (RCO)” dapat terselesaikan.
Penyususnan proposal penelitian ini diajukan untuk memenuhi tugas
Ujian Tengah Semester (UTS) Pada Fakultas Teknik Universitas Lambung
Mangkurat Program Studi Teknik Mesin Banjarbaru.
Penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikan proposal ini. Penulis menyadari bahwa
proposal ini tidak serta merta hadir tanpa bantuan dan dukungan dari semua
pihak. Semoga segala sesuatu yang telah diberikan menjadi bermanfaat dan
bernilai ibadah dihadapan Allah SWT.
Penulis memahami sepenuhnya bahwa proposal ini tidak luput dari
kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan demi perbaikan di masa mendatang.
Akhir kata dengan segala keikhlasan hati mengucapkan terima kasih.
Semoga proposal ini dapat memberikan inspirasi bagi pembaca dan semoga
proposal penelitian ini bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehiupan
bangsa.
Oktober 2016
Penulis
Wahyu Arifin
DAFTAR ISI
UCAPAN TERIMA KASIH.................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. iv
DAFTAR TABEL .................................................................................. v
BAB I Pendahuluan ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………….. 1
1.2 Perumusan Masalah ……………………………………………. 2
1.3 Batasan Masalah ……………………………………………….. 3
1.4 Tujuan Penelitian ………………………………………………. 3
1.5 Manfaat Penelitian ……………………………………………… 4
BAB II Tinjauan Pustaka ................................................................... 5
2.1 Penelitan Terdahulu .............................................................. 5
2.2 Mesin Diesel ………………………….…………………………. 5
2.3 Siklus Ideal Mesin Diesel …………………..………………….. 8
2.4 Unjuk Kerja Mesin Diesel ………………..…………………….. 10
2.5 Pembakaran Pada Diesel Engine………………...…………… 15
2.6 Bahan Bakar Diesel …………………………………..………… 17
2.7 Rubber Compound Oil………………………………..………… 18
BAB III Metode Penelitian................................................................... 21
3.1 Objek Penelitian ……………............................................. 21
3.2 Alat dan Bahan Penelitian …………...................................... 21
3.3 Teknik Pengumpulan Data …………..................................... 22
3.4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ………………………………. 25
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Gambar 2.1 Mesin Diesel 2 Tak ....................…………………….... 6
Gambar 2.2 Mesin Diesel 4 Tak .................………………………… 7
Gambar 2.3 Siklus Ideal Mesin Diesel ……….…………......…….. 9
Gambar 2.4 Geometri Dasar Piston pada Internal Combustion Engin 10
Gambar 2.5 Hubungan torsi dan power terhadap putaran mesin ...... 12
Gambar 2.6 Hubungan volume langkah dengan brake spesifici fuel
consumption (bsfc) …..……………………………….…… 13
Gambar 2.7 Tekanan silinder terhadap sudut crankshaft pada Cl
Engine............................................................................ 17
Gambar 2.8 Rubber Compound Oil ...……….…………......…….... 19
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
2.1 Karakteristik Mutu Solar ………..…………......................................... 18
2.2 Spesifikasi RCO ............……………….….......................................... 20
3.1 Jadwal Tugas Akhir........……………….….......................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kenaikan harga minyak mentah dunia memberi dampak yang
besar pada perekonomian nasional, terutama dengan adanya kenaikan
harga BBM, kenaikan harga BBM secara langsung berakibat pada naiknya
biaya transportasi, biaya produksi industri dan pembangkitan tenaga listrik.
Ketergantungan akan energi minyak bumi memberi dampak terbatasnya
suplai minyak mentah di bumi serta peningkatan harga bahan
bakarsehingga perlu mencari solusi untuk menggantikan minyak bumi
sebagai bahan bakar. Dari tahun 2000 hingga 2011 harga produk turunan
dari minyak bumi menjadi bahan bakar terus mengalami peningkatan serta
suplai minyak bumi dari tahun 2000 hingga 2011 mengalami penurunan
artinya ketersediaan minyak bumi tiap tahunnya semakin terbatas
(Pustadin ESDM).
Berbagai penelitian telah banyak dilakukan untuk menemukan
energi alternatif bahan bakar pengganti minyak bumi seperti biodiesel,
namun performa mesin diesel jika menggunakan biodiesel 100% tidak lebih
baik daripada menggunakan bahan bakar solar sehingga biodiesel perlu
dicampur untuk mendapatkan kinerja mesin yang optimal. Penelitian lain
perlu dikembangkan dengan mencari sumber alternatif lain pengganti
munyak bumi salah satunya adalah pemanfaatan ban bekas menjadi
bahan bakar pengganti solar salah satunya rubber compund oil (RCO)
untuk mendukung program pemerintah dalam bidang konservasi energi.
Penelitian lebih lanjut akan dilakukan untuk mengetahui kualitas
RCO jika digunakan pada mesin diesel yang diharapkan dapat memberikan
unjuk kerja yang lebih baik pada mesin diesel daripada menggunakan
solar. RCO terbuat dari bahan baku ban bekas yang berasal dari sumber
daya alam yang dapat diperbaharui. Dari bahan baku tersebut di Indonesia
punya prospek yang baik untuk pengolahan RCO tersebut. Oleh karena itu,
pengembangan RCO dirasa memiliki prospek yang baik.
Menurut (Abdul somad, 2010) bahwa hasil penelitian menunjukan
bahwa pengujian konsumsi bahan bakar menunjukan adanya pengaruh
penggunaan solar dan waste tire oil, Semakin banyak campuran waste tire
oil maka konsumsi bahan bakar semakin boros. Pada pengujian kepekatan
emisi gas buang menunjukkan dengan bertambahnya kandungan waste
tire oil maka hasil kepekatan emisi gas buang semakin jelek, hal ini
dikarenakan kandungan residu karbon pada waste tire oil tinggi.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka judul yang di ambil dalam penelitian
ini adalah “Pengujian Dan Analisis Untuk Kerja Motor Bakar Diesel
Menggunakan Bahan Bakar Rubber Compound Oil (RCO)”
1.2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dari pengujian pengaruh RCO terhadap unjuk
kerja Mesin Diesel adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana besar daya yang dihasilkan mesin diesel dengan
menggunakan RCO dibandingkan solar?
b. Bagaimana besar konsumsi spesifik bahan bakar yang dihasilkan
mesin diesel dengan menggunakan RCO dibandingkan solar?
c. Bagaimana besar persentase brake thermal efficiency yang dihasilkan
mesin diesel dengan menggunakan RCO dibandingkan solar?
d. Bagaimana kualitas RCO dibandingkan solar untuk digunakan sebagai
bahan bakar diesel?
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dari pengujian pengaruh RCO terhadap unjuk
kerja mesin antara lain adalah sebagai berikut:
a. Bahan bakar yang digunakan dalam pengujian adalah RCO, dan solar.
b. Unjuk kerja mesin diesel yang dihitung adalah sebagai berikut:
1) Daya (Brake Power).
2) Konsumsi bahan bakar spesifik (Brake Specific Fuel Consumtion).
3) Efisiensi termal brake (Brake Thermal Efficiency).
c. Pada pengujian unjuk kerja motor bakar diesel, dilakukan dengan
variasi beban lampu 40 watt dari beban 1 lampu, 2 lampu, 3 lampu, 4
lampu, 5 lampu, 6 lampu, dan 7 lampu.
1.4. Tujuan Penilitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian unjuk kerja mesin
diesel menggunakan bahan bakar RCO dibandingkan dengan solar adalah
sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui besar daya yang dihasilkan mesin diesel dengan
menggunakan RCO dibandingkan solar.
b. Untuk mengetahui besar konsumsi spesifik bahan bakar yang
dihasilkan mesin diesel dengan menggunakan RCO dibandingkan
solar.
c. Untuk mengetahui besar persentase brake thermal efficiency yang
dihasilkan mesin diesel dengan menggunakan RCO dibandingkan
solar.
d. Untuk mengetahui kualitas RCO dibandingkan solar untuk digunakan
sebagai bahan bakar diesel.
1.5. Manfaat Penilitian
Manfaat dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi peneliti, dengan penelitian ini dapat mengetahui pengaruh
penggunaan bahan bakar RCO terhadap unjuk kerja mesin diesel.
b. Bagi Universitas, dengan penelitian ini dapat menjadi tolak ukur
tarhadap kemampuan mahasiswanya.
c. Bagi labotarium teknik mesin, dengan penelitian ini dapat menjadi arsip
labotarium kedepannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Abdul somad, 2010, melakukan penelitian pengaruh variasi
campuran bahan bakar solar dan waste tire oil terhadap kepekataan emisi
gas buang pada mesin diesel, hasil penelitian menunjukan bahwa
pengujian konsumsi bahan bakar menunjukan adanya pengaruh
penggunaan solar dan waste tire oil, Semakin banyak campuran waste
tire oil maka konsumsi bahan bakar semakin boros. Pada pengujian
kepekatan emisi gas buang menunjukkan dengan bertambahnya
kandungan waste tire oil makan hasil kepekatan emisi gas buang
semakin jelek, hal ini dikarenakan kandungan residu karbon pada waste
tire oil tinggi.
Sri Gati Hutomo, joko winarno, 2015, melakukan penelitian studi
karakteristik dekomposisi termal temperatur tinggi ban bekas untuk
mendapatkan bahan bakar gas alternatif, Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui proses pirolisis ban bekas adalah suhu tidak lebih tinggi untuk
menghasilkan bahan bakar gas alternatif, hasil penelitian menunjukan
bahwa Ban bekas memiliki potensi sebagai sumber energi dan sebagai
sumber karbon untuk berbagai keperluan.
2.2. Mesin Diesel
Mesin diesel pertama kali diperkenalkan oleh Rudolph Diesel,
seorang ilmuan Jerman pada tahun 1892. Karakteristik cara kerja dari
diesel engine adalah udara murni yang dikompresi oleh kerja piston
sehingga meningkatkan temperatur diatas temperatur penyalaan dari suatu
bahan bakar yang digunakan. Setelah udara terkompresi oleh kerja piston,
bahan bakar di suplai ke dalam ruang bakar agar pembakaran dapat terjadi
dengan peningkatan tekanan dan temperatur yang tidak signifikan untuk
menghasilkan kerja. Setelah suplai bahan bakar selesai, massa dari gas di
dalam piston berekspansi akibat kerja dari pembakaran. Setelah gas
terekspensi, tekanan menurun dan panas dibuang yang merupakan akhir
dari siklus (Mollenhauer Klaus dan Helmut T).
Menurut Haiter Lenin A, 2012, bahwa semakin meningkatnya daya
yang dihasilkan mesin diesel maka akan semakin meningkat pula konsumsi
bahan bakar (kg/jam) pada suatu mesin diesel dan rendahnya harga brake
thermal efficiency bisa disebabkan pembakaran tidak sempurna dan
kondisi dalam ruang bakar.
Adapun menurut Gaurav Dwivedi, 2013, menyatakan bsfc pada
mesin diesel tergantung kepada specific gravity bahan bakar, viskositas
dan nilai kalor bahan bakar tersebut. Jika specific gravity bahan bakar dan
nilai kalor bahan bakar rendah maka bahan bakar yang diperlukan lebih
banyak untuk menghasilkan energi yang sama. Rendahnya harga brake
thermal efficiency dapat disebabkan volatilitas yang rendah, viskositas dan
densitas bahan bakar yang tinggi sehingga pembakaran yang terjadi
lambat.
a. Mesin Diesel 2 Tak
Gambar 2.1 Mesin Diesel 2 Tak
(sumber: Williard W. Pulkrabek)
Gambar 2.1 menunjukkan proses kerja mesin diesel 2 tak.
Pada gambar 2.1 bagian (c) yaitu piston bergerak dari TDC (Top Dead
Center) menuju BDC (Bottom Dead Center), udara masuk ke dalam
silinder dan gas sisa pembakaran dibuang melalui exhaust valve.
Gambar 2.1 bagian (d) adalah piston bergerak dari BDC (Bottom
Dead Center) ke TDC (Top Dead Center) sehingga udara terkompresi
menaikan tekanan dan temperature sebelum di injeksikannya bahan
bakar. Gambar 2.1 bagian (e) adalah proses injeksi bahan bakar
sehingga bercampur dengan udara panas dan piston berada pada
TDC yang menimbulkan terjadinya pembakaran untuk menghasilkan
power. Gambar 2.1 bagian (a) dan (b) adalah proses exspansi dimana
gas hasil pembakaran dibuang melalui exhaust valve. (Williard W.
Pulkrabek)
b. Mesin Diesel 4 Tak
Gambar 2.2 Mesin Diesel 4 Tak
(sumber: Williard W. Pulkrabek)
Gambar 2.2 menunjukkan proses kerja mesin diesel 4 tak.
Pada gambar 2.2 bagian (a) merupakan langkah hisap (Intake Stroke),
piston bergerak dari TDC ke BDC, inlet valve terbuka dan hanya udara
yang masuk ke dalam silinder tanpa penambahan bahan bakar selama
pemasukan udara. Gambar 2.2 bagian (b) adalah langkah kompresi
(Compression Stroke) udara tanpa bahan bakar dimana piston
bergerak dari BDC ke TDC sehingga tekanan dan temperatur udara
meningkat. Gambar 2.2 bagian (c) meunjukkan piston bergerak dari
BDC ke TDC dan sebelum akhir langkah kompresi, bahan bakar di
injeksikan langsung ke dalam ruang bakar dimana bahan bakar
tersebut akan bercampur dengan udara panas menyebabkan
terjadinya self-ignite pada awal proses pembakaran, proses
pembakaran berlanjut hingga piston mencapai TDC pada tekanan
konstan dan bahan bakar selesai di injeksikan sehingga menghasilkan
tenaga (Power). Gambar 2.2 bagian (d) dan bagian (e) merupakan
langkah ekspansi atau tenaga (Power Stroke) sebagai akhir dari
proses pembakaran piston bergerak dari TDC ke BDC, tepat sebelum
piston mencapai BDC, exhaust valve terbuka sehingga menurunkan
volume, dan tekanan di dalam silinder menjadi 1 atm. Gambar 2.2
bagian (f) adalah langkah buang (Exhaust Stroke), piston bergerak dari
BDC menuju TDC untuk membuang gas sisa hasil pembakaran.
(Williard W. Pulkrabek)
2.3. Siklus Ideal Mesin Diesel
Pada motor bakar diesel (Compression Ignition Engine), udara
pada langkah hisap secara tersendiri masuk ke dalam silinder, bahan bakar
selanjutnya di injeksikan ke dalam silinder tepat sebelum proses
pembakaran terjadi atau pada akhir langkah kompresi untuk menghasilkan
power. Siklus kerja mesin diesel dapat dilihat pada gambar 2.3.
Gambar 2.3 Siklus Ideal Mesin Diesel
(sumber: Williard W. Pulkrabek)
Gambar 2.3 merupakan siklus udara ideal yang terjadi pada mesin
diesel atau disebut siklus tekanan konstan (Constant Pressure Cycle) yang
terjadi dalam beberapa tahap yaitu sebagai berikut:
a. Proses 6 – 1 adalah pemasukan udara pada tekanan konstan, katup
masuk terbuka, katup keluar tertutup,
W6 – 1 = P0 (v1 – v6)
b. Proses 1 - 2 adalah langkah kompresi udara dalam keadaan
isentropik, katup masuk dan buang tertutup,
W1 – 2 = cv (T1 – T2)
c. Proses 2 – 3 adalah proses pembakaran menghasilkan panas,
tekanan isentropik, katup masuk dan buang tertutup,
W2 – 3 = P2 (v3 – v2)
d. Proses 3 – 4 adalah langkah tenaga atau ekspansi dalam keadaan
isentropik, katup masuk dan buang tertutup,
W3 – 4 = cv (T3 – T4)
e. Proses 4 – 5 adalah pembuangan panas (Exhaust Blowdown), volume
konstan, katup buang terbuka, katup masuk tertutup,
W4 – 5 = 0
f. Proses 5 – 6 adalah langkah buang, tekanan konstan, katup buang
terbuka, katup masuk tertutup,
W5 – 6 = P0 (v6 – v5)
2.4. Unjuk Kerja Mesin Diesel
Motor bakar diesel memiliki kompresi rasio 12 – 24 sedangkan
motor bahan bakar bensin memiliki kompresi rasio yang lebih rendah yaitu
8 – 12. Parameter unjuk kerja mesin diesel antara lain torsi dan daya,
konsumsi bahan bakar, effisiensi termal, effisiensi thermal brake.
Gambar 2.4 Geometri Dasar Piston pada Internal Combustion Engine
(sumber: John B. Heywood, 1988)
Pada gambar 2.4, Vd adalah volume langkah torak, Vc adalah
volume sisa silinder, Vt adalah volume total silinder, bore adalah diameter
silinder.
a. Daya dan Torsi
Daya yang dihasilkan mesin yang terhubung dengan pulley ke
generator untuk menyalakan beban lampu sehingga dapapt dihitung
dengan MEP dari mesin uji diesel yang sudah diketahui yaitu 576 kPa
(R175A Diesel Engine Operation Manual).
Hubungan MEP dengan daya dapat dirumuskan dalam
persamaan (2 – 1). (John B. Heywood). Torsi mesin diesel dapat
dihitung berdasarkan daya yang telah dihitung dalam persamaan (2 –
1) dengan menggunakan rumus hubungan daya terhadap putaran dan
torsi (2 – 2). (Williard W. Pulkrabek).
Power yang dikirimkan oleh mesin adalah dari torsi dan
kecepatan sudut yang dihasilkan mesin, power ini disebut sebagai
Power Brake yang dirumuskan, (John B. Heywood)
Pb=MEP .V d .N60.nR .103 .................................................... (2-
1)
T=Pb .60 .1000
2.π .n .................................................... (2-
2)
Dimana,
Pb (Power BrakeI) : daya mesin (W),
MEP : mean effective pressure mesin diesel
N : putaran mesin (revolution/menit),
Vd : displacement mesin diesel 0.353 L (R175A Diesel
Engine Operation manual),
NR : jumlah revolusi crankshaft
T : torsi mesin (Nm),
Gambar 2.5 Hubungan torsi dan power terhadap putaran mesin
(sumber: Williard W. Pulkrabek)
Pada gambar 2.5 terlihat saat puncak torsi tercapai atau yang
disebut dengan maximum brake torque, daya atau power meningkat
bersama dengan naiknya kecepatan putaran mesin. Hal ini disebabkan
karena gesekan yang terjadi berbanding lurus dengan naiknya torsi.
b. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (Brake Specific Fuel Consumtion)
Konsumsi bahan bakar spesifik (bsfc) didefinisikan sebagai
laju aliran massa bahan bakar per satuan tenaga atau power, dan
sebagai parameter suatu mesin dalam menggunakan bahan bakar
secara effisien untuk menghasilkan kerja. Menurut Williard W.
Pulkrabek, konsumsi bahan bakar spesifik dirumuskan,
bsfc=ṁfPb
.................................................... (2-3)
bsfc : konsumsi bahan bakar spesifik (kg/kWh),
rhf : laju aliran bahan bakar (kg/jam),
Pb : daya mesin (kW).
Menurut Jekson Turnip, besarnya laju aliran massa atau
konsumsi bahan bakar (rhf) dihitung dengan persamaan berikut,
rh f=sg f .V f .10−3
t f.3600 ................................................ (2-4)
Dimana,
sgf : specific gravity,
Vf : volume bahan bakar yang diuji (ml),
tf : waktu untuk menghabiskan bahan bakar sebanyak volume uji
(detik).
Gambar 2.6. hubungan volume langkah dengan brake specific fuel
consumtion (bsfc)
(sumber: Williard W. Pulkrabek)
Pada gambar 2.6 menunjukan penurunan harga bsfc.
Umumnya rata-rata konsumsi bahan bakar pada mesin besar lebih
kecil, alasannya adalah lebih sedikit panas yang hilang disebabkan
besar volume kompresi pada ruang bakar dan juga disebabkan
putaran rendah yang biasa dioperasikan oleh mesin-mesin kapasitas
besar.
c. Efisiensi Termal Brake (Brake Thermal Efficiency).
Brake Thermal Efficiency (BTE) merupakan kerja maksimum
yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar. Menurut Williard W.
Pulkrabek BTE dirumuskan,
ηt=Pb
rhf .QHV . ηc.3600 ................................................ (2-5)
Dimana,
ηt : thermal brake efficiency,
ηc : efisiensi pembakaran,
rh f : laju aliran bahan bakar (kg/jam),
QHV : besar kalori yang tersedia dalam bahan bakar (kJ/kg).
1kJ /kg=1J / g=0.4299Btu /lbm=0.23884 kcal / kg
1Btu /lbm=2.326 kJ /kg=0.55kcal /kg
1kcal /kg=4.1868 kJ /kg=1.8 Btu/ lbm
1Watt=1 J /s=1Nm /s
John B. Heywood menyatakan bahwa persentase besar
brakethermal efficiency mesin diesel antara 25% hingga 65%.
Effisiensi pembakaran merupakan persentase fraksi-fraksi
bahan bakar dalam ruang bakar yang terbakar. Effisiensi pembakaran
memiliki harga rata-rata antara 0,95 – 0,98 saat mesin bekerja. Jadi
asumsi untuk effisiensi pembakaran adalah 0,95. (William W.
Pulkrabek)
2.5. Pembakaran Pada Diesel Engine
Pembakaran merupakan reaksi-reaksi kimia yang terjadi antara
bahan bakar dengan udara panas untuk menghasilkan energi. Pembakaran
pada mesin diesel terjadi pada tekanan konstan, proses masuknya udara
ke dalam silinder disebabkan vakumnya ruang bakar sehingga tekanan
dalam ruang bakar lebih rendah dari tekanan atmosfer. Hanya udara yang
ada di dalam silinder selama langkah kompresi, pada akhir langkah
kompresi, bahan bakar di injeksikan ke dalam ruang bakar. Setelah di
injeksikan, bahan bakar tersebut melewati beberapa proses sebelum
terjadinya pembakaran, sebagai berikut (Williard W. Pulkrabek):
a. Atomization, merupakan proses perekahan bahan bakar menjadi
partikel bahan bakar kecil (small droplets) yang dikeluarkan oleh
injektor.
b. Vaporization, merupakan proses penguapan small droplets bahan
bakar. Hal ini terjadi sangat cepat karena temperatur udara panas
yang dihasilkan dari proses kompresi. Temperatur udara yang tinggi
diperlukan untuk proses penguapan ini sehingga rasio kompresi
minimum yang diperlukan adalah 12 : 1. Sekitar 90% bahan bakar
yang di injeksikan ke dalam silinder akan teruapkan dalam 0,001 detik
setelah injeksi dilakukan. Perpindahan panas terjadi antara udara
dengan bahan bakar yang di injeksikan hingga batas dimana bahan
bakar berada pada kondisi jenuh atau tidak ada penguapan lanjutan.
c. Mixing, uap bahan bakar setelah proses penguapan bercampur
dengan udara dan terbentuk campuran udara bahan bakar sehingga
self-ignite akan lebih mudah terjadi untuk menghasilkan pembakaran.
d. Self-Ignition, sekitar sudut 60 – 80 dari TDC setelah bahan bakar di
injeksikan, campuran udara bahan bakar mulai terbentuk percikan api
(self-ignite). Pembakaran aktual ini mendahului reaksi-reaksi lain yang
terjadi seperti terpecahnya molekul-molekul besar hidrokarbon menjadi
lebih kecil, dan beberapa oksidasi. Reaksi-reaksi ini disebabkan
temperatur udara yang tinggi sehingga melepaskan kalor ke
lingkungan silinder (eksotermis) dan menaikan temperatur ruang
bakar.
e. Combustion, pembakaran diawali dari percikan api (self-ignite) yang
terjadi pada banyak campuran bahan bakar dalam ruang bakar. Ketika
pembakaran terjadi, nyala api tersebar dari sekian banyak percikan api
(self-ignite) yang terjadi dan secara cepat membakar campuran udara
bahan bakar lain. Proses ini memberikan peningkatan temperatur dan
tekanan dalam ruang bakar seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.7,
ini tentunya berbeda dengan siklus pada keadaan ideal yang
menunjukan tekanan konstan selama proses pembakaran, selanjutnya
energi dari pembakaran ini akan dikonversikan menjadi energi mekanik
untuk menghasilkan putaran mesin dan torsi. Gambar 2.7 menunjukan
tekanan dalam silinder terhadap sudut crankshaft untuk compression
ignition engine. Titik A pada gambar 2.7 adalah titik dimana bahan
bakar di injeksikan, titik A ke B adalah ignition delay, dan titik C adalah
akhir dari bahan bakar di injeksikan. Ketika pembakaran mulai terjadi,
sejumlah bahan bakar yang ditambahkan menyebabkan peningkatan
tekanan secara cepat pada titik B.
Gambar 2.7 Tekanan silinder terhadap sudut crankshaft pada Cl Engine
(sumber: Williard W. Pulkrabek)
2.6. Bahan Bakar Diesel
Penggolongan bahan bakar mesin diesel berdasarkan jenis putaran
mesinnya, dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu sebagai berikut:
a. Automotive Diesel Oil, yaitu bahan bakar yang digunakan untuk mesin
dengan kecepatan putaran mesin diatas 1000 rpm (revolution per
minute). Bahan bakar jenis ini yang biasa disebut sebagai bahan bakar
diesel yang biasanya digunakan untuk kendaraan bermotor.
b. Industrial Diesel Oil, yaitu bahan bakar yang digunakan untuk mesin-
mesin yang mempunyai putaran mesin kurang atau sama dengan
1000 rpm, biasanya digunakan untuk mesin-mesin industri. Bahan
bakar jenis ini disebut minyak diesel. (Turnip Jekson, 2009).
Bahan bakar diesel yang sering digunakan di indonesia adalah
solar yang di produksi oleh PT. PERTAMINA dengan karakteristik seperti
yang terlihat pada table 2.1.
Tabel 2.1 Karakteristik Mutu Solar
No KARAKTERISTIKBATASAN METODE
MIN MAKS ASTM
1 Bilangan Cetana D 613-95
Angka Setana atau 48 - D 4737-96a
Indeks Setana 45 - D1298/D405
2 Berat Jenis pada 150C 815 870 2-96
3 Viscositas (pada suhu 400C) 2.0 5.0 D 445-97
4 Kandungan sulfur - 0.35 D 2622-98
6 Titik nyala 60 - D 93-99c
7 Titik tuang - 18 D 97
8 Residu karbon - 0.1 D 4530-93
9 Kandungan air - 500 D 1744-92
10 Nilai kalor (kcal/kg) 10557 10667 D 4815
12 Kandungan abu - 0.01 D 482-95
13 Bilangan asam kuat - 0.5 D 664
14 Specific gravity - 0.87 ASTM D287
Sumber: PT. PERTAMINA
2.7. Rubber Compound Oil (RCO)
Rubber Compound Oil (RCO) adalah Bio Rubber Fuel yang
merupakan jenis dari minyak bakar. Biasa disebut minyak RCO. Ini adalah
bahan bakar minyak pengganti solar yang berasal dari karet dan ban bekas
yang di suling dan bisa langsung digunakan sebagai bahan bakar mesin
boiler dan burner untuk menggantikan solar atau minyak tanah. Untuk
menggunakan minyak bakar RCO atau rubber compund oil (RCO) ini, tidak
perlu merubah instalasi yang sudah ada seperti ukuran nozel atau control
burner. Bio Rubber Fuel memiliki warna hitam yang pekat, berbau agak
tajam, mudah terbakar dan kandungan kalorinya diatas solar, sehingga
tidak perlu dipanaskan terlebih dahulu (pre-heating). Berat jenis Bio
Rubber Fuel ini berkisar antara 0,90-0,93gr/liter. Jenis minyak bakar ini
memiliki viskositas yang berada sedikit diatas solar namun memiliki
kandungan kalori 11.000 kkal dan memiliki tingkat pelumasan yang jauh
lebih baik daripada solar. Hal ini bisa membuat efisiensi boiler menjadi
meningkat.
Gambar 2.8 Rubber Compound Oil (RCO)
(Sumber: httprenergyindo.comproduct)
Bio Rubber Fuel berguna sebagai bahan bakar alternatif untuk
mesin boiler atau burner yang sebelumnya menggunakan solar, minyak
tanah atau bahkan batu bara saat pengapian awal. Minyak bakar alternatif
ini juga dapat digunakan untuk kompor api masak atau tungku api
semawar, akan tetapi saat ini belum dapat direkomendasikan karena jenis
minyak bakar ini agak berbau karet saat terbakar sehingga dikhawatirkan
mengkontaminasi makanan yang dimasak.
Bio Rubber Fuel adalah minyak bakar RCO yang berbahan dasar
karet, sehingga Bio Rubber Fuel tidak mengandung mineral yang akan
menyebabkan terjadinya korosi pada mesin. Begitu juga dengan pengapian
mesin pada saat mesin dinyalakan, tidak akan menyisakan endapan (sisa
pembakaran setelah mesin beroperasi).
Tabel 2.2. Spesifikasi RCO
PARAMETERS UNIT RESULTS METODS
Specific Gravity at 60/60 F
- 0.9394 ASTM D.4052-02-(2003)
Viscosity Redwood @ 100 F
- 50.34 Calculated from ASTM D 445-03- (2003)
Caloric Value BTU/lb 18,490 ASTM D. 240-02
Pour Point F -5 ASTM D. 97-96a-(2003)
Sulfur Content % wt 0.840 ASTM D>4294-02-(2003)
Water Content % vol 0.10 ASTM D.93-99-(2003)
Sediment % wt Below 0.01 ASTM D.473-02-(2003)
Ash content (on 11 1114 g)
% wt 0.02 ASTM D.482-02-(2003)
Neutralization Value Strong
Acid Number
mgKOH/g Nil ASTM D.974-02-(2003)
Flash Point PMCC F 148 ASTM D.93-02a-(2003)
Conradson Carbon Residue
% wt 0.59 ASTM D.189-01-(2003)
Color ASTM - D 8.0 ASTM D.1500-02-(2003)
Sumber: CV. Omo Jaya
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Bahan yang menjadi objek pengujian ini adalah bahan bakar dari
limbah karet ban bekas yaitu rubber compound oil (RCO) dan Objek dalam
penelitian ini adalah Mesin diesel Jiang Fa dengan spesifikasi sebagai
berikut :
Tipe : R175A Diesel Engine
Putaran max : 4 stroke, 2600 rpm
MEP : 576 kPa (Manual book)
Displacement : 0.353 L
3.2. Bahan dan Alat Penelitian
Alat dan bahan yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Alat :
1) Mesin diesel Jiang Fa
2) Generator
Tipe : ST-3
Tegangan : 220 Volt, 1 Phase
Arus : 13 A
Putaran : 1500 rpm
Power factor : 1,00
Daya : 3000 Watt
3) Rangkaian bola lampu yang digunakan sebanyak 7 buah dengan
daya masing-masing lampu adalah 40 Watt dan tegangan 220 Volt
yang digunakan sebagai beban yang digunakan.
4) Peralatan ukur yang digunakan: clam ampere untuk mengukur
besar arus listrik pada setiap beban, gelas ukur/jarum suntik besar
60 cc sebagai tanki bahan bakar agar mempermudah mengukur
konsumsi bahan bakar yang digunakan, stop-watch untuk
mengukur waktu konsumsi bahan bakar dan tachometer untuk
mengetahui besar putaran/rpm mesin pada setiap beban.
5) Peralatan pendukung: selang diameter 5 mm sebagai saluran
distribusi bahan bakar ke dalam ruang bakar, kunci pas, tang dan
obeng sebagai alat untuk mengencangkan baut yang kendor pada
mesin.
b. Bahan :
1) Rubber Compound Oil (RCO)
2) solar
3.3. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data yang dilakukan dalam pengujian
performa motor bakar diesel dengan menggunakan bahan bakar rubber
compound oil (RCO) adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan awal
1) Pemeriksaan bahan bakar di dalam gelas ukur, tambahkan bahan
bakar bilamana diperlukan.
2) Periksa alat-alat ukur, yaitu voltmeter, amperemeter, laporkan ke
petugas bilamana terjadi kerusakan.
3) Periksa lampu-lampu beban.
b. Prosedur pengambilan data
1) Hubungkan selang dari gelas ukur ke aliran masuk silinder mesin.
2) Isi gelas ukur dengan solar.
3) Matikan semua saklar lampu beban.
4) Hidupkan mesin diesel.
5) Tunggu beberapa saat (kira-kira 5 menit), agar mesin panas.
6) Setting voltase mesin di 220 V.
7) Hidupkan beban 1 lampu.
8) Catat besar tegangan pada voltmeter indikator.
9) Catat kuat arus yang mengalir yang pada tertera pada clamp
ampere.
10) Ukur dan catat rpm pada beban 1 lampu.
11) Tunggu hingga bahan bakar di dalam gelas ukur turun sampai 5
ml.
12) Matikan stopwatch, catat penunjukan waktu di stopwatch pada
beban 1 lampu.
13) Ulangi langkah 6 s/d 11 sebanyak 3 kali.
14) Ulangi langkah 6 s/d 11 dengan beban berbeda hingga 7 beban
tercapai.
15) Bila telah selesai, matikan mesin dan kosongkan gelas ukur.
16) Catat data percobaan.
Diagram Alir
Mulai
3.4. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Studi Literatur
Persiapan alat dan bahan pengujian
Variasi beban :1 lampu2 lampu3 lampu4 lampu5 lampu6 lampu7 lampu8 lampu9 lampu
Pengujian :
1. Mencatat waktu yang
diperlukan untuk
menghabiskan 5 ml bahan
bakar
2. Mencatat arus dan voltase
3. Mencatat besar rpm pada
tachometer
Volume uji bahan bakar adalah 5 ml
Data Hasil Pengujian
Analisa Data dan Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
Penelitian tentang unjuk kerja mesin diesel menggunakan rubber
compound oil (RCO) dilaksanakan di laboratorium Teknik Mesin
Universitas Lambung Mangkurat pada tanggal 23 September – 21 Oktober
2016.
Tabel 3.1 Jadwal Tugas Akhir
RENCANA KEGIATANBULAN
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI
STUDI LITERATUR
PENGUMPULAN DATA
PENGOLAHAN DATA
MENYUSUN LAPORAN
SEMINAR PROPOSAL
SEMINAR HASIL
SIDANG AKHIR
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Somad, 2010, Pengaruh variasi campuran bahan bakar solar dan waste
tire oil terhadap kepekataan emisi gas buang pada mesin diesel,
Fakultas Teknik Universitas Negri Semarang.
Arismunandar, Tsuda Koichi, 2002, Motor Diesel Putaran Tinggi, Jakarta:
Pradnya Paramita.
Damayanthi, R., Martini, R, 2007, Proses Pembuatan Bahan Bakar Cair dengan
Memanfaatkan Limbah Ban Bekas Menggunakan Katalis Zeolit Y dan
ZSM-5. Universitas Diponegoro,Semarang.
Faleh, Dwi A. (2009). Proses Pirolisis Katalisis Dari Ban Bekas Menjadi
Bahan Bakar Cair. Semarang.
Gaurav Dwivedi, 2013, Performance Evaluation if Diesel Engine Using Biodiesel
from Pongamia Oil, India, Internasional Journal Of Renewable Energy
Research.
Haiter Lenin A, 2012, Performance, emission and combustion evaluation of
diesel engine using Methyl Esters of Mahua oil, India, Internasional
Journal Of Environmental Sciences.
Heywood B. John, 1988, Internal Combustion Engine Fundamentals, New York,
Mc.Graw Hill Inc.
Karyanto, E. 2000. Panduan Reparasi Mesin Diesel. Jakarta: Pedoman Ilmu
Jaya.
Kuswanta, Daru. 1995. Pengaruh Tekanan Pengabutan Dan Injection Timing
Terhadap Kepekatan Asap Gas Buang Dan Konsumsi Bahan Bakar
Motor Diesel. Skripsi-Teknik Mesin Unnes.
Mollenhauer Klaus, Helmut T, 2010, Handbook Od Diesel Engine, New York.
Springer.
Mustofa, D. Dan Noor, AM., 2003, Pembuatan dan Karakterisasi Karbon Aktif
Dari Ban Bekas Dan Penggunaannya Untuk Penyerapan Ion-Ion Logam
Dalam Larutan, Jurnal Kimia Andalas, 9(2) 11 – 15. Universitas Andalas,
Padang.
Oguntola J Alamu, 2009, Power and Torque Characteristics of Diesel Engine
Fuelled by palm kernel Oil Biodiesel, Nigeria, Leonardo Journal of
Sciences.
PT. Pertamina (Persero), 2007, Material Safety Data Sheet, Direktorat
Pemasaran dan Niaga.
Pulkrabek W. Willard, Enginnering Fundamentals of the Internal Combustion
Engine, New Jersey, University of Wisconsin.
Purnomo. 2003. Motor Bakar. Yogyakarta. Jurusan teknik mesin UGM
R175A, Diesel Engine Operation Manual, China.
Sekretariat BPPT Press, 2012, Perencanaan Effisiensi Dan Elastisitas Energi
2012, Tanggerang Selatan, Penerbit BPPT.
Sri Gati Hutomo, joko winarno, 2015, studi karakteristik dekomposisi termal
temperatur tinggi ban bekas untuk mendapatkan bahan bakar gas
alternatif, Fakultas Teknik Universitas Janabadra.
Stone Richard dan Jeffery K, Ball, 2004, Automotive Engineering Fundamentals.
USA, SAE Internasional.
Surdia, T., dan S. Saito. 2005. Pengetahuan Bahan Teknik. Pradnya Paramita,
Jakarta.
Syahrial Ego, 2012, Handbook of Energy and Economic Statistic of Indonesia,
Pusat Data dan Informasi ESDM.
Turnip Jekson, 2009, Pengujian dan Analisa Unjuk Kerja Motor Bakar Diesel
Menggunakan Biodisel Dimethil Ester B-01 dan B-02, Universitas
Sumatera Utara.
Unit Conventer. 2014. (http://www.engineeringtoolbox.com/). Diakses 14 oktober
2016, 12:00.
United Soybean Board, Fuel Quality And Performance Guide, ASTM
Internasional.
Usep, 2012, Rubber Compound Oil (RCO). CV Omo Jaya.