motor bakar

24
LAPORAN PRAKTIK MESIN KONVERSI ENERGI MOTOR BAKAR Judul Praktikum : Mengidentifikasi keadaan ukuran diameter dalam pada blok silinder Hari/Tanggal : Senin, 12 Maret 2012 Instruktur : Ir. Husin Bugis Tempat : Ruang praktek motor bakar JPTK FKIP UNS Alokasi Waktu : 120 Menit Standar Kompetensi : Identifikasi keadaan ukuran diameter dalam pada blok silinder Kompetensi dasar : Adapun kompetensi dasar yang harus dicapai yaitu mahasiswa dapat : a.Menggunakan alat ukur dengan baik dan benar sesuai prosedur yang ada terutama jangka sorong, mikrometer dan dial bore gauge beserta komponennya; b.Melakukan kalibrasi alat ukur dengan benar dan tepat.

Upload: tohaprasetyo

Post on 31-Oct-2014

110 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan praktikum

TRANSCRIPT

Page 1: motor bakar

LAPORAN

PRAKTIK MESIN KONVERSI ENERGI MOTOR BAKAR

Judul Praktikum : Mengidentifikasi keadaan ukuran diameter dalam pada blok

silinder

Hari/Tanggal : Senin, 12 Maret 2012

Instruktur : Ir. Husin Bugis

Tempat : Ruang praktek motor bakar JPTK FKIP UNS

Alokasi Waktu : 120 Menit

Standar Kompetensi : Identifikasi keadaan ukuran diameter dalam pada blok silinder

Kompetensi dasar :

Adapun kompetensi dasar yang harus dicapai yaitu mahasiswa dapat :

a. Menggunakan alat ukur dengan baik dan benar sesuai prosedur yang ada terutama

jangka sorong, mikrometer dan dial bore gauge beserta komponennya;

b. Melakukan kalibrasi alat ukur dengan benar dan tepat.

c. Mengetahui diameter dalam dari blok silinder;

d. Mengidentifikasi dan memeriksa kondisi lubang blok silinder;

e. Membedakan blok silinder yang masih dalam keadaan baik dan aus atau bermasalah;

f. Melakukan perawatan terhadap blok silinder.

Page 2: motor bakar

A. ALAT DAN BAHAN

a. Jangka Sorong/Vernier Caliper

b. Mikrometer

c. Dial Bore Gauge

d. Blok Silinder

B. KESELAMATAN KERJA

Sebelum melakukan kegiatan praktikum, sebaiknya praktikan memperhatikan

tentang Keselamatan Kerja. Hal ini dirasa penting agar tidak mengakibatkan kecelakan

yang dapat merugikan bagi praktikan maupun bengkel. Berikut beberapa keselamatan

kerja yang perlu diperhatikan.

a. Pastikan sirkulasi udara pada ruangan terpenuhi;

b. Pelajari akan fungsi dan cara penggunaan alat dengan baik dan benar;

c. Gunakanlah alat sesuai dengan fungsinya masing-masing;

d. Jangan pernah bermain-main dengan alat;

e. Perhatikan rambu-rambu yang ada pada ruangan bengkel;

f. Jagalah kebersihan dan kerapian ruangan bengkel;

g. Jagalah sikap hati-hati dan keseriusan sewaktu melakukan praktikum;

h. Hormatilah pembimbing praktikum.

C. LANDASAN TEORI

1. Pengertian Mengukur

Mengukur adalah membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur.

Misalnya:

a. Mengukur panjang meja dengan jengkal. Artinya membandingkan panjang meja 

dengan  panjang  jengkal.

b. Mengukur panjang papan tulis dengan mistar. Artinya membandingkan panjang

papan tulis dengan  panjang  mistar.

c. Mengukur massa beras dengan kilogram. Artinya membandingkan massa beras

dengan massa satu kilogram.

2. Jangka Sorong 

Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus

milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil

pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat.

Laporan Praktik Motor Bakar – Uut Prhonggo – K2510063 - 1

Page 3: motor bakar

Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan bacaan digital. Pada versi

analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang dibawah

30cm dan 0.01 untuk yang diatas 30cm.

Kegunaan jangka sorong adalah:

a. Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;

b. Untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa,

maupun lainnya) dengan cara diulur;

c. Untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara

"menancapkan/menusukkan" bagian pengukur. Bagian pengukur tidak terlihat

pada gambar karena berada di sisi pemegang.

Adapun penggunaan jangka sorong tersebut, adalah sebagai berikut.

Mengukur Diameter Luar Benda

Cara mengukur diameter, lebar atau ketebalan benda:Putarlah pengunci ke kiri, buka

rahang, masukkan benda ke rahang bawah jangka sorong, geser rahang agar rahang

tepat pada benda, putar pengunci ke kanan.

Mengukur Diameter Dalam Benda

Cara mengukur diameter bagian dalam sebuah pipa atau tabung : Putarlah pengunci ke

kiri, masukkan rahang atas ke dalam benda, geser agar rahang tepat pada benda, putar

pengunci ke kanan.

Mengukur Kedalaman Benda

Cara mengukur kedalaman benda : Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang sorong

hingga ujung lancip menyentuh dasar tabung, putar pengunci ke kanan.

Laporan Praktik Motor Bakar – Uut Prhonggo – K2510063 - 2

Page 4: motor bakar

Cara pembacaan skala jangka sorong yaitu :

Mula-mula perhatikan skala nonius yang berimpit dengan salah satu skala

utama. Hitunglah berapa skala hingga ke angka nol. Pada gambar, skala nonius yang

berimpit dengan skala utama adalah 4 skala. Artinya angka tersebut 0,4 mm.

Selanjutnya perhatikan skala utama. Pada skala utama, setelah angka nol

mundur ke belakang menunjukkan angka 4.7 cm. Sehingga diameter yang diukur sama

dengan 4,7 cm + 0,4 mm = 4,74 cm.

3. Mikrometer 

Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan

satuan ukur yang memiliki ketelitian 0.01 mm. Mikrometer memiliki 3 jenis umum

pengelompokan yang didasarkan pada aplikasi berikut.

a. Mikrometer Luar 

Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan, blok-

blok dan batang-batang.

b. Mikrometer dalam 

Laporan Praktik Motor Bakar – Uut Prhonggo – K2510063 - 3

Page 5: motor bakar

Mikrometer dalam digunakan untuk mengukur garis tengah dari lubang suatu benda

c. Mikrometer kedalaman 

Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan dari langkah-

langkah dan slot-slot.

Satu mikrometer ditetapkan dengan menggunakan satu mekanisme sekrup titik

nada. Satu fitur yang menarik tambahan dari mikrometer-mikrometer adalah

pemasukan satu tangkai menjadi bengkok yang terisi. Secara normal, orang bisa

menggunakan keuntungan mekanis sekrup untuk menekan material, memberi satu

pengukuran yang tidak akurat. Dengan cara memasang satu tangkai yang roda bergigi

searah keinginan pada satu tenaga putaran tertentu.

Prinsip Kerja dan Komponen Utama Mikrometer

Prinsip kerja mikrometer berputar satu kali , baut bergerak sebanyak satu ulir,

jika jarak ulir ialah 1 mm, baut bergerak 2 mm dan seterusnya. Inilah prinsip

pengukuran dengan mikrometer. Pada benda sebenarnya , mur berarti inner sleeve dan

baut ialah spindle.

Jarak ulir inner sleeve ialah 0,5 mm. sedangkan dikelilingi timble skala dibagi

dalam 50 strip. Jika timble berputar satu kali, spindle bergerak sebanyak satu strip, dan

bila spindle bergeser satu strip dari timble maka berarti bergerak 0,01 mm ( 0,5 mm X

1/50).

Nama-nama bagian /komponen-komponennya.

1. Anvil

2. Spindel

3. Lock Lamp/pengunci

4. Iner sleeve Laporan Praktik Motor Bakar – Uut Prhonggo – K2510063 - 4

Page 6: motor bakar

5. Outer sleve

6. Timble (skala timbel )

7. Racter Stoper/Ratchet

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan mikrometer adalah

sebagai berikut.

1. Pilih mikrometer yang sesuai dengan benda yang akan diukur, karena mikrometer

memiliki banyak macam batas ukur, seperti range antara 0 – 25 mm, 25 – 50 mm,

dan seterusnya.

2. Perubahan temperature ruang sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran, jadi

pastikan kalibrasi tools sebelum melakukan pengukuran.

3. Bersihkan dari debu dan kotoran, putaran thimble harus smooth, lock berfungsi

normal, anvil dan key masih lengkap.

4. Lakukan pengukuran dengan tepat sebanyak tiga kali untuk menjamin keakuratan

pengukuran.

5. Jika mikrometer mengalami kerusakan atau kalibrasi tidak dapat dilakukan, beri

label kerusakan pada mikrometer tersebut dan singkirkan atau ganti dengan yang

baru. Jangan dipaksakan untuk melakukan pengukuran karena hasil yang didapat

akan salah.

Cara membaca mikrometer yaitu:

1. Lihat skala utama (skala sleeve bagian atas),menunjukkan pada strip ke-7 dan

karena mikrometer yang dipergunakan 0 - 25 mm. Jadi hasil pembacaan 7 x 1 mm

= 7 mm.

Laporan Praktik Motor Bakar – Uut Prhonggo – K2510063 - 5

Page 7: motor bakar

2. Lihat skala utama bagian bawah dari sleeve disini terlihat ada garis di depan

thimble, maka diperlukan penambahan jumlah 0.5 mm dan apabila tidak terlihat

di depan thimble maka tidak perlu penambahan.

3. Selanjutnya kita perhatikan skala thimble terlihat garis yang segaris horizontal

adalah angka 15, jadi hasilnya = 15 x 0.01mm = 0.15 mm.

4. Hasil pembacaannya adalah:

Skala utama atas = 7,00 mm

Skala utama bawah = 0,50 mm

Skala thimble  = 0,15 mm

Hasil pembacaan = 7,00 + 0,50 + 0,15 = 7,65 mm

1) Kalibrasi Mikrometer

Mikrometer yang dipakai dalam waktu lama, akan mengalami deviasi pada

pembacaan titik nol nya. Untuk itu harus dilakukan penyetelan titik nol atau perlu

kalibrasi.

Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai

penunjukan alat ukur dan bahan ukur. Kalibrasi sebuah mikrometer yaitu

adjustment kembali ketitik nol untuk mendapatkan hasil ukur yang lebih presisi.

Ada beberapa metode kalibrasi mikrometer, tergantung dari tingkat simpangan

skala mikrometer.

Metode 1, jika penyimpangan titik nol dua garis atau kurang: 

1. Kunci spindle dengan spindle lock/ clamp.

2. Masukan adjusting key kedalam lubang di sleeve

Laporan Praktik Motor Bakar – Uut Prhonggo – K2510063 - 6

Page 8: motor bakar

3. Putar sleeve untuk memperbaiki penyimpangan tersebut

4. Periksa kembali titik nol nya. 

Metode 2, jika penyimpangan titik nol lebih dari dua garis:

1. Kunci spindle dengan spindle lock/ clamp.

2. Masukan kunci pada lubang di rachet sleeve. 

3. Pegang thimble, putar rachet sleeve berlawan jarum jam

4. Dorong thimble kearah luar (menuju rachet stop), dan thimble dapat berputar

dengan bebas.

5. Posisikan thimble pada posisi yang diperlukan untuk mengoreksi titik nol.

6. Putar rachet sleeve kearah dalam dan kencangkan dengan kunci.

7. Periksa kembali titik nol, jika masih ada sedikit penyimpangan, koreksi dengan

metode 1.

Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam mengkalibrasi Mikrometer adalah :

Gerakan Silinder Putar/Poros ukur harus dapat berputar dengan baik dan tidak

terjadi goyangan karena ausnya ulir utama.

Kedudukan Nol. Apabila mulut ukur dirapatkan maka garis referensi harus

menunjukan Nol.

Kerataan dan kesejajaran muka ukur ( Permukaan Sensor ).

Kebenaran Dari Hasil Pengukuran. Hasil pengukuran dibandingkan

dengan standar yang benar.

Laporan Praktik Motor Bakar – Uut Prhonggo – K2510063 - 7

Page 9: motor bakar

Bagian - bagian seperti Gigi Gelincir & Pengunci Poros Ukur harus

berfungsi dengan baik.

4. Bore Gauge

Bore gauge adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur diameter dalam

suatu cylinder. Dial gauge yang terletak pada bagian atas dapat dilepas dengan

melonggarkan securing position posisi dial gauge. Grip adalah pemegang untuk

memposisikan ketepatan pengukuran. Ujung batang pengukur (measuring point) dapat

bergerak bila ditekan dan akan menggerakkan jarum pada dial gauge antara 0-2 mm

dari harga standarnya. Rod end akan diikat oleh mur pengikat tongkat pengukur (rod

securing thread) tongkat pengukur (rod end) ini dapat ditukar-tukar ukurannya

menurut kebutuhannnya. 

Guide plate dipergunakan untuk membantu menempatkan kedudukan dial

gauge pada kedudukan horizontal dan untuk mendapatkan harga pengukuran yang

maksimum. Pada dial gauge model baru yang dipergunakan pada bore gauge skala

penunjukkan jarum terdiri dari angka 0 - 50 pada setengah lingkaran dari arah jarum

jam atau berlawanan arah jarum jam. Masukkan bore gauge ke dalam cylinder dengan

posisi seperti gambar di bawah ini.

Laporan Praktik Motor Bakar – Uut Prhonggo – K2510063 - 8

Page 10: motor bakar

Posisi yang benar dalam melakukan pengukuran diamater dalam suatu silinder

adalah pada posisi ditengah-tengah seperti ditunjukan pada gambar. 

Pada gambar A posisi b adalah bore gauge yang benar, dan apabila terjadi

penyimpangan maka jarum besar akan bergerak searah jarum jam. Bila terjadi

penyimpangan ( d ) dan ( f ) maka jarum akan berputar berlawanan dengan arah

putaran jarum jam.

a. Aplikasi Bore Gauge

Aplikasi bore gauge tidak seluas aplikasi inside mikrometer, karena bore

gauge memiliki tangkai pemegang tools yang panjang dan sebuah dial gauge untuk

membaca hasil ukur, sehingga pada tempat-tempat yang sempit tidak bisa

menggunakan bore gauge, contohnya adalah bore untuk bushing camshaft.

Bore gauge lebih banyak digunakan untuk mengukur ID cylinder liner, ID

Main bearing hole, ID housing hydraulic cylinder atau ID lain yang tempatnya

tidak sempit atau bebas.

b. Contoh Pembacaan Hasil Ukur Bore Gauge

Misalnya kita akan mangukur diameter silinder. Pertama kali kita mengukur

diameter tersebut dengan vernier caliper untuk mengetahui diameter secara kasar

guna memilih rod end yang tepat untuk dipasangkan pada bore gauge (atau lihat

ukuran standarnya pada maintenance standard).

Misalnya didapat ukuran vernier caliper 75 mm, maka kita memilih harga

rod end yang bertanda 75 pada tengah - tengah standard dari bore gauge. Karena

kita mendapatkan hasil pengukuran pertama 75 mm maka kita pergunakan

mikrometer yang 75 - 100 mm. Kemudian set harga mikrometer dengan standar

ukuran untuk menentukan posisi nolnya. Pasangkan mikrometer pada mikrometer

stand. Pasangkan dial gauge dengan mengendorkan mur pengikat posisi dial gauge

(dial gauge securing position) hingga jarum kecil bergerak sampai pada angka satu

dan kencangkan mur pengikatnya. Pasangkan bore gauge pada mikrometer dengan

rod end dan ujung jarum pada anvil dan spindle mikrometer sampai gerak jarum

Laporan Praktik Motor Bakar – Uut Prhonggo – K2510063 - 9

Page 11: motor bakar

besar maksimum searah jarum jam kemudian pada posisi tersebut putar outer rim

hingga angka nol pada posisi jarum tersebut.

Apabila jarum kecil menunjukkan pada angka satu dan jarum besar pada

strip yang ke-22 setelah bergerak dari nol searah jarum jam, jadi hasil pengukuran :

Jarum kecil = 1 pada pengetesan = 75 mm

Jarum besar = 22 x 0,01 mm  =  0,22 mm

Hasil pembacaan = 75 - 0.22 = 74.78 mm

Apabila jarum kecil menunjukkan pada angka satu dan jarum besar pada

strip yang ke-25 setelah bergerak dari nol berlawanan jarum jam, jadi hasil

pengukuran :

Jarum kecil  =  1 pada pengetesan   = 75 mm

Jarum besar  =  25 x 0,01 mm   =  0,25 mm +

Hasil pembacaan  = 75 + 0.25 = 75.25 mm

Untuk mempermudah pembacaan hasil pengukuran:

a. Bila jarum dial gauge bergerak searah jarum jam maka hasil pengukuran

dikurangi atau dengan kata lain diameter yang diukur lebih kecil dari harga

standarnya.

b. Bila jarum dial gauge bergerak berlawanan arah jarum jam maka hasil

pengukuran ditambahkan atau dengan kata lain diameter yang diukur lebih

besar dari harga standarnya.

Untuk pengukuran diameter cylinder yang tidak ada pada ukuran rod end

perlu ditambahkan dengan spacer (shim). Pada setiap bore gauge terdapat spacer

setebal: 1 mm; 2 mm; 3 mm. Misalnya ukuran diameter 78 atau 83 mm dengan

vernier caliper. Untuk pemilihan rod end pada bore gauge ambil ukuran 75 mm atau

80 mm kemudian tambahkan spacer setebal 3 mm dan kemudian set bergantian

pada mikrometer dengan ukuran 78 atau 83 mm baru dipergunakan untuk

melakukan pengukuran.

c. Perawatan Dial Bore

1) Menyimpan peralatan di lemari yang kedap terhadap debu

Laporan Praktik Motor Bakar – Uut Prhonggo – K2510063 - 10

Page 12: motor bakar

2) Penempatan alat tidak boleh ditumpuk

3) Penggunaan alat harus sesuai dengan instruksi

4) Peralatan jangan sampai jatuh

5) Membersihkan peralatan setelah selesai dipergunakan

6) Melapisi peralatan dengan oli apabila tidak dipergunakan untuk jangka waktu

yang lama

7) Melakukan pemeliharaan dengan teratur secara periodik.

D. LANGKAH PEMERIKSAAN

1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Melakukan pengecekan ulang terhadap kelengkapan dan kerja alat.

3. Melakukan kalibrasi alat (jangka sorong dan mikrometer). Hal ini dilakukan supaya

hasil pengukuran diketahui kevalidannya.

4. Melakukan pengukuran awal terhadap diameter dalam blok silindirs dengan

menggunakan jangka sorong.

5. Mencatat hasil pengukuran dan menetapkannya sebagai ukuran diameter dalam kotor.

6. Setelah mengetahui hasil pengukuran kotor, langkah selanjutnya adalah menentukan

nilai mata anvils yang akan digunakan pada dial bore gauge. Pada praktikum kali ini

diperoleh angka 74,62 mm. Sehingga nilai mata anvils yang kami pilih adalah 75.

7. Melakukan cek kevalidan alat / kalibrasi terhadap alat dial bore gauge. Langkah

kalibrasi alat ini sebagai berikut.

a. Mengukur diameter asli blok silinder dengan menggunakan jangka sorong dan

diperoleh angka 74,62 mm. kemudian dibulatkan hasil pengukuran sesuai dengan

ukuran anvil yang tersedia yaitu 75;

b. Memasang anvil yang dipilih dan mikrometer set;

c. Memposisikan dial indikator dengan jarum pendek pada angka 1 dan jarum

panjang pada angka 0 kemudian kunci;

d. Melakukan pengukuran seperti terlihat gambar disamping;

e. Kemudian baca hasilnya diperoleh angka 75,70 mm. Dial bore gauge yang masih

bagus hasil pembacaan akan sama dengan angka yang ditunjukan oleh

mikrometer. Akan tetapi pada alat yang kami gunakan diperoleh hasil yang

Laporan Praktik Motor Bakar – Uut Prhonggo – K2510063 - 11

Page 13: motor bakar

berbeda dan tidak sesuai dengan anvils 75. Ada kelebihan, tetapi angka yang

dipakai adalah 75,70 mm sebagai Angka Kalibrasi.

8. Memberikan tanda pada blok silindirs agar mudah membedakan dan data tidak

tertukar. Disini kami memberi tanda dengan angka I, II, III dan IV pada silindirs 1, 2,

3 dan 4.

9. Melakukan pengukuran diameter dalam blok silindirs I dengan dial bore gauge. Perlu

diperhatikan posisi alat harus benar-benar tegak lurus dengan benda.

10. Melakukan pengukuran pada bagian-bagian berikut ini.

a. Bagian atas silindirs (melintang dan memanjang);

b. Bagian tengah silindirs (melintang dan memanjang);

c. Bagian bawah silindirs (melintang dan memanjang).

11. Mencatat hasil pengukuran.

12. Melakukan langkah kerja yang sama (9, 10 dan 11) untuk nomor silindirs II, III dan

IV.

13. Menganalisis data yang diperoleh.

E. HASIL PRAKTIK

1. Data Pengukuran

Dari kegiatan pengukuran yang kami lakukan dengan menggunaka dial bore

gauge didapatkan data sebagai berikut.

Laporan Praktik Motor Bakar – Uut Prhonggo – K2510063 - 12

Page 14: motor bakar

No. Blok Silinder Memanjang (mm) Melintang (mm)

1. I Atas 0,80 0,79

Tengah 0,79 0,79

Bawah 0,80 0,80

2. II Atas 0,79 0,79

Tengah 0,79 0,79

Bawah 0,80 0,80

3. III Atas 0,79 0,80

Tengah 0,78 0,80

Bawah 0,80 0,80

4. IV Atas 0,81 0,79

Tengah 0,81 0,79

Bawah 0,80 0,79

2. Analisis Data

Setelah data diperoleh maka selanjutnya adalah dilakukan analisa terhadap

hasil tersebut. Dengan menggunakan rumusan sebagai berikut.

Dimana pada praktikum kami memperoleh Angka Kalibrasi sebesar 75,70 mm.

Sehingga setelah melakukan perhitungan diperoleh diameter sebesar sebagai berikut.

No. Blok Silinder Memanjang (mm) Melintang (mm)

1. I Atas 75,70 - 0,80 = 74,90 75,70 - 0,79 = 74,91

Tengah 75,70 - 0,79 = 74,91 75,70 - 0,79 = 74,91

Bawah 75,70 - 0,80 = 74,90 75,70 - 0,80 = 74,90

2. II Atas 75,70 - 0,79 = 74,91 75,70 - 0,79 = 74,91

Tengah 75,70 - 0,79 = 74,91 75,70 - 0,79 = 74,91

Bawah 75,70 - 0,80 = 74,90 75,70 - 0,80 = 74,90

3. III Atas 75,70 - 0,79 = 74,91 75,70 - 0,80 = 74,90

Tengah 75,70 - 0,78 = 74,92 75,70 - 0,80 = 74,90

Bawah 75,70 - 0,80 = 74,90 75,70 - 0,80 = 74,90

Laporan Praktik Motor Bakar – Uut Prhonggo – K2510063 - 13

Diameter Silinder = Angka Kalibrasi Alat (Dial Bore Gauge) - Hasil Pengukuran

Page 15: motor bakar

No. Blok Silinder Memanjang (mm) Melintang (mm)

4. IV Atas 75,70 - 0,81 = 74,89 75,70 - 0,79 = 74,91

Tengah 75,70 - 0,81 = 74,89 75,70 - 0,79 = 74,91

Bawah 75,70 - 0,80 = 74,90 75,70 - 0,79 = 74,91

F. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dapat diperoleh bawah keadaan dari masing-

masing silinder adalah sebagai berikut.

Silinder I Atas = Oval 74,90 dan 74,91

Tengah = Lingkaran Utuh 74,91 dan 74,91

Bawah = Lingkaran Utuh 74,90 dan 74,90

Secara keseluruhan (Atas, Tengah dan Bawah) dapat dikatakan bahwa keadaan

silinder I berbentuk Tirus dan sudah mengalami keausan terbukti dari hasil

pengukuran yang menunjukan bahwa semakin keatas lubang semakin membesar dan

bahkan berbentuk Oval pada diameter atas.

Silinder II Atas = Lingkaran Utuh 74,91 dan 74,91

Tengah = Lingkaran Utuh 74,91 dan 74,91

Bawah = Lingkaran Utuh 74,90 dan 74,90

Secara keseluruhan (Atas, Tengah dan Bawah) dapat dikatakan bahwa keadaan

silinder II berbentuk Tirus dan sudah mengalami keausan terbukti dari hasil

pengukuran yang menunjukan bahwa semakin keatas lubang semakin membesar

walaupun pada diameter tengah dan diameter atas menunjukan angka yang sama.

Silinder III Atas = Oval 74,91 dan 74,90

Tengah = Oval 74,92 dan 74,90

Bawah = Oval 74,90 dan 74,90

Secara keseluruhan (Atas, Tengah dan Bawah) dapat dikatakan bahwa keadaan

silinder III berbentuk Oval dan sudah mengalami keausan terbukti dari hasil

pengukuran yang menunjukan bahwa tidak adanya kesamaan angka pengukuran

khusunya pada diameter memanjang baik atas, tengah maupun bawah. Keausan

Laporan Praktik Motor Bakar – Uut Prhonggo – K2510063 - 14

Page 16: motor bakar

terbesar terjadi bagian tengah arah memanjang sebesar 0,02 mm. Walaupun pada

diameter melintang menunjukan angka yang konstan.

Silinder IV Atas = Oval 74,89 dan 74,91

Tengah = Oval 74,89 dan 74,91

Bawah = Oval 74,90 dan 74,91

Secara keseluruhan (Atas, Tengah dan Bawah) dapat dikatakan bahwa keadaan

silinder IV berbentuk Tirus dan sudah mengalami keausan terbukti dari hasil

pengukuran yang menunjukan bahwa semakin keatas lubang semakin membesar pada

bagian memanjang. Meskipun angka pada bagian tengah dan atas sama besar. Akan

tetapi pada bagian melintang menunjukan kesamaan angka baik bagian atas, tengah

maupun bawah sebesar 74,91 mm.

G. SARAN

Setelah melakukan praktikum, beberapa saran yang dapat kami kemukakan dan

mungkin bisa menjadi perhatian untuk kegiatan praktikum selanjutnya.

1. Hendaknya kondisi ruangan bengkel dalam keadaan yang bersih dan rapi, baik

sebelum dan sesudah kegiatan praktikum;

2. Praktikan menggunakan baju kerja/wearpack;

3. Sebelum melakukan praktikum, sebaiknya praktikan mempelajari terlebih dahulu

materi dari kegiatan praktikum.

Laporan Praktik Motor Bakar – Uut Prhonggo – K2510063 - 15