elearning.upnjatim.ac.idelearning.upnjatim.ac.id/courses/hkk3004/work/... · web viewketetapan...

28
TINDAKAN PEMERINTAH MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Administrasi Negara di Bawah Bimbingan Dosen Bapak EKO WAHYUDI, SH. Oleh : MARINA EVANMIRA EMA HURINT KELAS C PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM

Upload: vodung

Post on 02-Apr-2018

215 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: elearning.upnjatim.ac.idelearning.upnjatim.ac.id/courses/HKK3004/work/... · Web viewKetetapan negatif ini tidak menyebabkan lahirnya suatu hukum yang baru tetapi hanya hukum yang

TINDAKAN PEMERINTAH

MAKALAH

Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Administrasi Negara di Bawah

Bimbingan Dosen Bapak EKO WAHYUDI, SH.

Oleh :

MARINA EVANMIRA EMA HURINT

KELAS C PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN" JAWA TIMUR

SURABAYA

2013

Page 2: elearning.upnjatim.ac.idelearning.upnjatim.ac.id/courses/HKK3004/work/... · Web viewKetetapan negatif ini tidak menyebabkan lahirnya suatu hukum yang baru tetapi hanya hukum yang

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i

PENYUSUN....................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR........................................................................................................ iii

DAFTAR ISI....................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1

1 1. Latar Belakang Masalah............................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah...................................................................................... 1

1.3. Tujuan Penuisan ………………………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................

2 .1. Pendapat Para Ahli.................................................................................... 2

2.2. Tindakan Pemerintah.................................................................................. 2

2.3. Unsur – Unsur Tindakan Pidana ………………………………………… 3

2.3.1. Tindakan Badan atau Pejabat........................................................ 4

2.3.1.1. Membuat Keputusan Tat Usaha Negara....................................... 4

2.3.1.2. Membuat Peraturan …………………………………………… 5

2.3.1.3 Tindakan Materiil ……………………………………………… 6

2.4. Karakteristik Tindakan Hukum Pemerintahan............................................ 6

2.5. Macam – Macam Tindakan Hukum Pemerintahan……………………… 7

2.6. Perbedaan Ketetapan dan Pengaturan …………………………………... 7

2.7. Sifat – sifat Tindakan Hukum Publik …………………………………… 8

2.8. Hakekat Hukum Administrasi Negara ………………………………….. 8

2.9. Ketetapan Yang Sah …………………………………………………….. 9

2.10. Syarat Formil dan Materiil …………………………………………….. 12

BAB III PENUTUP........................................................................................................ 14

Kesimpulan....................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 15

Page 3: elearning.upnjatim.ac.idelearning.upnjatim.ac.id/courses/HKK3004/work/... · Web viewKetetapan negatif ini tidak menyebabkan lahirnya suatu hukum yang baru tetapi hanya hukum yang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hukum Administrasi Negara merupakan sekumpulan peraturan yang memberi

wewenang kepada pemerintah untuk mengatur masyarakat yang artinya pemerintah

mempunyai fungsi untuk mengatur masyarakat dengan mendapatkan wewenang dari HAN

sebagai landasan hukum.

Dalam menjalankan fungsinya mengatur masyarakat, pemerintah melakukan

bermacam-macam perbuatan/tindakan untuk menyelenggarakan kepentingan umum.

Tindakan pemerintah tersebut yang disebut juga Bestuurs handeling adalah tindakan yang

dilakukan oleh alat perlengkapan pemerintah/penguasa dalam tingkat tinggi dan rendahan

secara spontan dan mandiri untuk memelihara kepentingan negara dan rakyat.

Peran pemerintah dalam tata usaha negara adalah sangat penting, ada beberapa tindakan

yang harus dilaksanakan oleh pemerintah dalam hukum administrasi negara. Tindakan

Pemerintah itu ada 2 macam, yaitu :

1.       Tindakan berdasarkan hukum (rechts handeling); dan

2.      Tindakan berdasarkan fakta atau kenyataan dan bukan berdasarkan pada hukum

(feitelijke handeling).

1.2 Rumusan Masalah

Apa Pengertian Tindakan Pemerintahan, Apa Saja Unsur - Unsur Serta Karakteristik

Tindakan Pemerintahan dan Apa saja Macam-macam Tindakan Pemerintah?

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini dibuat untuk dapat memenuhi tujuan-tujuan yang dapat bermanfaat bagi para

remaja dalam pemahaman tentang Tindakan Pemerintah di Indonesia. Secara terperinci

tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui Pengertian Tindakan Pemerintahan;

2. Apa saja Unsur dan Karakteristik Tindakan Pemerintahan

3. Apa saja Macam-macam Tindakan Pemerintah

Page 4: elearning.upnjatim.ac.idelearning.upnjatim.ac.id/courses/HKK3004/work/... · Web viewKetetapan negatif ini tidak menyebabkan lahirnya suatu hukum yang baru tetapi hanya hukum yang
Page 5: elearning.upnjatim.ac.idelearning.upnjatim.ac.id/courses/HKK3004/work/... · Web viewKetetapan negatif ini tidak menyebabkan lahirnya suatu hukum yang baru tetapi hanya hukum yang

BAB II

PENDAHULUAN

2.1 Pendapat Para Ahli

Para ahli berbeda pendapat dlm penggunaan istilah Tindakan Pemerintah, yakni;

1. Tindakan Pemerintahan (Kuntjoro)

2. Sikap Tindak Administrasi Negara (Sjachran Basah)

3. Perbuatan Pemerintah (Utrecht)

4. Perbuatan Administrasi Negara (Bachsan Mustafa)

5. Perbuatan alat administrasi Negara (Muchsan)

2.2 Tindakan Pemerintah

Tindakan pemerintah (Bestuurshandeling) yang dimaksud adalah setiap tindakan atau

perbuatan yang dilakukan oleh alat perlengkapan dalam menjalankan pemerintahan (bestuurs

organ) dalam menjalankan fungsi pemerintahan (bestuurs functie).

Ada 2 (dua) bentuk  tindakan pemerintah yakni:

1.       Tindakan berdasarkan hukum (rechts handeling); dan

2.      Tindakan berdasarkan fakta atau kenyataan dan bukan berdasarkan pada hukum

(feitelijke handeling).

Tindakan pemerintah berdasarkan hukum (rechts handeling) dapat dimaknai sebagai

tindakan yang berdasarkan sifatnya dapat menimbulkan akibat hukum tertentu untuk

menciptakan suatu hak dan kewajiban. Tindakan ini lahir sebagai konsekuensi logis dalam

kedudukannya pemerintah sebagai subjek hukum, sehingga tindakan hukum yang dilakukan

menimbulkan akibat hukum.

Tindakan pemerintah berdasarkan fakta atau kenyataan dan bukan berdasarkan pada

hukum (feitelijke handeling) adalah tindakan yang tidak ada hubungan langsung dengan

kewenangannya dan tidak menimbulkan akibat hukum.

Page 6: elearning.upnjatim.ac.idelearning.upnjatim.ac.id/courses/HKK3004/work/... · Web viewKetetapan negatif ini tidak menyebabkan lahirnya suatu hukum yang baru tetapi hanya hukum yang

Skema Bentuk tindakan pemerintahan

Tindakan Nyata/Materil Tindakan Hukum

Tindakan Hukum Privat Tindakan Hukum Publik

Tindakan Hukum Publik Tindakan Hukum Pubik

Bersegi Satu/Sepihak Bersegi Dua/berbagai

pihak

Umum Individual

Abstrak Konkrit

Tindakan hukum administrasi adalah suatu pernyataan kehendak yang muncul dan

organ administrasi dalam keadaan khusus dimaksudkan untuk menimbulkan akibat hukum

dalam bidang hukum administrasi. Jadi dapat dikatakan tindakan hukum pemerintah apabila

tindakan yang dimaksud dilakukan organ pemerintah (bestuurs orgaan) dan menimbulkan

akibat hukum khususnya di bidang hukum administrasi.

2.3 Unsur – unsur Tindakan Pemerintah

Akibat hukum yang timbul tersebut dapat berupa penciptaan hubungan hukum yang

baru maupun perubahan atau pengakhiran hubungan hukum yang ada.

Dengan demikian tindakan hukum pemerintah di maksud memiliki unsur-unsur

sebagai berikut:

Tindakan tersebut dilakukan oleh aparatur pemerintah dalam kedudukannya sebagai

penguasa, maupun sebagai alat perlengkapan pemerintahan (bestuurs organ);

Tindakan dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan;

Tindakan yang dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan akibat hukum (recht

gevolgen) di bidang hukum administrasi;

Tindakan yang dilakukan dalam rangka pemeliharaan kepentingan umum;

Page 7: elearning.upnjatim.ac.idelearning.upnjatim.ac.id/courses/HKK3004/work/... · Web viewKetetapan negatif ini tidak menyebabkan lahirnya suatu hukum yang baru tetapi hanya hukum yang

Tindakan dilakukan berdasarkan norma wewenang pemerintah;

Tindakan tersebut berorientasi pada tujuan tertentu berdasarkan hukum; dan

Tindakan Hukum Pemerintah dapat berbentuk tindakan berdasarkan hukum publik

dan berdasarkan hukum privat.

                Tindakan hukum publik adalah tindakan - tindakan hukum yang dilakukan oleh

penguasa dalam menjalankan fungsi pemerintahan. Tindakan hukum publik ini dilakukan

berdasarkan kewenangan pemerintah yang bersifat hukum publik yang hanya dapat lahir dari

kewenangan yang bersifat hukum publik pula. Sedangkan tindakan hukum privat adalah

tindakan hukum yang didasarkan pada ketentuan hukum keperdataan.

2.3.1 Tindakan Badan atau Pejabat dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) bagian yakni:

a.       Tindakan membuat Keputusan (beschikking)

b.       Tindakan membuat Peraturan (regeling)

c.        Tindakan Materiil (materiele daad)

2.3.1.1      Membuat Keputusan Tata Usaha Negara (Beschikking)

Pasal 1 angka (9) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang

perubahan kedua Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1986 tentang

Peradilan Tata Usaha Negara, merumuskan:

“Keputusan Tata Usaha Negara adalah penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau

Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara berdasarkan

perundang-undangan yang berlaku yang bersifat konkrit, individual, dan tindakan yang

menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.”

Perumusan ini mengandung arti bahwa suatu Keputusan Tata Usaha Negara, yang

memenuhi unsur-unsur tersebutlah sebagai syarat formal (kumulatif) yang dapat dimohonkan

penyelesaiannya di Peradilan Tata Usaha Negara.

                Yang dipersamakan dengan Keputusan Tata Usaha Negara yaitu Keputusan Tata

Usaha Negara yang tidak ada wujudnya tetapi merupakan suatu sikap diam atau tidak

mengeluarkan keputusan yang telah dimohonkan kepadanya sedangkan hal itu menjadi

kewajibannya. Terhadap sikap Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tersebut dapat

dijadikan objek gugatan di Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana dalam Pasal 3 Undang-

undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1986. Hal ini disebut Keputusan Fiktif Negatif.

Dengan demikian kompetensi Peradilan Tata Usaha Negara mempunyai ciri-ciri:

Page 8: elearning.upnjatim.ac.idelearning.upnjatim.ac.id/courses/HKK3004/work/... · Web viewKetetapan negatif ini tidak menyebabkan lahirnya suatu hukum yang baru tetapi hanya hukum yang

Yang bersengketa adalah orang atau badan hukum perdata dengan Badan atau Pejabat

Tata Usaha Negara.

Objek sengketa adalah Keputusan Tata Usaha Negara berupa penetapan tertulis,

termasuk yang dipersamakan dengan Keputusan Tata Usaha Negara, yang

dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara.

Keputusan yang dijadikan objek sengketa bersifat konkrit, individual, final, yang

menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.

Bukan merupakan keputusan-keputusan sebagaimana diatur dalam Pasal 2 dan 49

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata

Usaha Negara.

2.3.1.2      Membuat Peraturan (Regeling)

Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan pengaturan yang bersifat umum tidak

termasuk Keputusan Tata Usaha Negara dalam arti beschikking, yang berarti terhadap

perbuatan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan keputusan yang

bersifat umum tidak dapat digugat di Peradilan Tata Usaha Negara. Misalnya Keputusan

Menteri, Keputusan Walikota, dan lain-lain.

Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun

2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan menyatakan bahwa peraturan

perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh Lembaga Negara atau

Pejabat berwenang dan mengikat secara umum.

Perlu dijelaskan bahwa dengan keluarnya Undang-undang Republik Indonesia Nomor

10 Tahun 2004 “Keputusan” tidak termasuk pada hierarkhi peraturan perundang-undangan

sebagaimana yang diatur dalam Pasal 7. Istilah keputusan diubah dengan sebutan ”Peraturan”

misalnya Peraturan Menteri, Peraturan Gubernur, Peraturan Walikota, Peraturan Bupati dan

lain-lain.

Pasal 7 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004

menyebutkan bahwa jenis dan hirarki peraturan perundang-undangan sebagai berikut:

Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945;

Undang-undang/Peraturan Pemerintah pengganti Undang-undang;

Peraturan Pemerintah;

Peraturan Presiden; dan

Peraturan Daerah.

Page 9: elearning.upnjatim.ac.idelearning.upnjatim.ac.id/courses/HKK3004/work/... · Web viewKetetapan negatif ini tidak menyebabkan lahirnya suatu hukum yang baru tetapi hanya hukum yang

Bahwa jenis peraturan perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam

pasal 7 ayat (1) diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang

diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Sesuai Pasal 56

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 dapat diketahui bahwa semua

Keputusan Presiden, Keputusan Menteri, Keputusan Gubernur, Keputusan Bupati/Walikota

atau Keputusan pejabat lainnya, harus dibaca sebagai peraturan sepanjang tidak bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 15

Tahun 2006 tentang jenis dan bentuk produk hukum daerah menyebutkan jenis produk

hukum daerah terdiri atas:

Peraturan Daerah;

Peraturan Kepala Daerah;

Peraturan Bersama Kepala Daerah;

Keputusan Kepala Daerah;

Instruksi Kepala Daerah;

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Keputusan Badan atau Pejabat Tata

Usaha Negara yang merupakan pengaturan yang bersifat umum termasuk perundang-

undangan tidak merupakan bagian dari perbuatan keputusan (beschikking) tetapi termasuk

perbuatan tata usaha negara di bidang pembuatan peraturan (Reglement Daad van De

Administratie).

2.3.1.3      Tindakan Materiil (Materiele Daad)

                Tindakan materiil adalah tindakan nyata yang tidak melahirkan akibat hukum

(Recht Gevolg) dari perbuatan pemerintah tersebut sedangkan tindakan hukum yaitu ada

maksud untuk melahirkan akibat hukum. Bentuk-bentuk konkrit dari tindakan materiil dapat

dicontohkan sebagai berikut:

Perbuatan nyata Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara dalam fungsi pelayanan.

Dalam fungsi ini perbuatan nyata dilihat dari:

Fungsi pelayanan jasa misalnya pelayanan jasa pos dan telekomunikasi, pelayanan

listrik dan penyediaan air minum, pelayanan jasa angkutan kereta api, pelayanan jasa

angkutan laut (PELNI).

Fungsi pelayanan pemerintahan misalnya:

o Pengukuran tanah oleh Badan Pertanahan.

Page 10: elearning.upnjatim.ac.idelearning.upnjatim.ac.id/courses/HKK3004/work/... · Web viewKetetapan negatif ini tidak menyebabkan lahirnya suatu hukum yang baru tetapi hanya hukum yang

o Pihak Kelurahan mewajibkan bagi setiap warga yang membuat KTP untuk

membuat pas photo (wajib photo).

Fungsi Pembangunan misalnya pembangunan jembatan dan gedung pemerintah.

Dalam rangka penegakan hukum misalnya tindakan pengosongan dan penyegelan.

2.4 Karakteristik Tindakan Hukum Pemerintahan

Di kalangan para sarjana terjadi perbedaan pendapat mengenai sifat hukum

pemerintahan.Dalam setiap Negara hukum setiap tindakan hukum pemerintahan harus selalu

didasarkan pada asas legalitas atau harus berdasarkan peraturan perundang-tindakan-tindakan

yang dilaksanakan dalam rangka melaksanakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam

peraturan perundang-undangan yang berlaku atau dalam rangka melayani kepentingan umum

yang dikristalisasikan dalam ketentuan UU yang bersangkutan.

Ruang lingkup urusan pemerintahan itu demikian kompleks sehingga untuk

efektivitas dan efisiensi diperlukan pula keterlibatan pihak swasta, yang diwujudkan dengan

kerja sama atau perjanjian. Tindakan hukum pemerintahan yang dilakukan dengan

melibatkan pihak swasta ini biasa disebut tindakan hukum campuran.

E. Utrecht menyebutkan beberapa cara pelaksanaan urusan pemerintahan, yaitu:

yang bertindak adalah administrasi Negara sendiri

yang bertindak ialah subjek hukum lain yang tidak termasuk administrasi Negara dan

yang menpunyai hubungan istimewa atau hubungan biasa dengan pemerintah

yang bertindak ialah subjek hukum lain yang tidak termasuk administrasi Negara dan

yang menjalankan pekerjaannya berdasarkan suatu konsesi atau izin yang diberikan

pemerintah

yang bertindak ialah subjek hukum lain yang tidak termasuk administrasi Negara dan

disubsidi oleh pemerintah

yang bertindak ialah pemerintah bersama-sama dengan subjk hukum lain yang bukan

administrasi Negara dan kedua belah pihak itu tergabung dalam kerjasama yang diatur

oleh hukum privat

yang bertindak ialah yayasan yang didirikan oleh pemerintah atau diawasi pemerintah

yang bertindak ialah subjek hukum lain yang bukan administrasi Negara, tetapi diberi

suatu kekuasaan memerintah.

2.5 Macam-macam Tindakan Hukum Pemerintahan

Page 11: elearning.upnjatim.ac.idelearning.upnjatim.ac.id/courses/HKK3004/work/... · Web viewKetetapan negatif ini tidak menyebabkan lahirnya suatu hukum yang baru tetapi hanya hukum yang

Administrasi Negara adalah subjek hukum yang mewakili dua institusi yaitu jabatan

pemerintah dan badan hukum. Karena mewakili dua institusi, yaitu tindakan hukum public

dan tindakan hukum privat.

Cara untuk menentukan apakah tindakan pemerintahan diatur oleh hukum privat atau hukum

public adalah dengan melihat kedudukan pemerintah dalam menjalankan tindakan tersebut.

Jika pemerintah bertindak dalam kualitasnya sebagai pemerintah, hanya hukum publiklah

yang berlaku. Jika pemerintahan bertindak tidak dalam kualitas pemerintah, maka hukum

privatlah yang berlaku.

2.6 Perbedaan Ketetapan dan Pengaturan

Ada pun perbedaan antara ketetapan dan Peraturan, yakni:

Ketetapan dibuat untuk menyelesaikan suatu hal konkrit yang telah diketahui terlebih dahulu

oleh pejabat administrasi.

contohnya Pengangkatan Kapolda, Pengangkatan Kadis, dsb.

Pengaturan dibuat untuk menyelesaikan hal - hal yang belum dapat diketahui terlebih dahulu

dan yang mungkin akan terjadi dan ditujukan pd hal - hal yg masih abstrak.

contohnya PP, Perwali, dll.

2.7 Sifat - Sifat Tindakan Hukum Publik

Dilakukan dlam keadaan mnurut cara yg diatur dlm perundangan

Mengikt warga masyarakat sekalipun yg bersangkutn tdk menghendaki

Bersifat sepihak

Mrupakn konsekuensi dari plaksanaan fungsi pemerintahan yg dilandasi norma

kewenangan

Memerlukan pngawasn preventif maupun represif

Tindakan pemerintahan dalam menjalankan fungsinya melaksanakan pelayanan

publik harus tetap berdasarkan kepada:

ohukum yang berlaku

Page 12: elearning.upnjatim.ac.idelearning.upnjatim.ac.id/courses/HKK3004/work/... · Web viewKetetapan negatif ini tidak menyebabkan lahirnya suatu hukum yang baru tetapi hanya hukum yang

oPrinsip-prinsip hukum umum yang diterima dapat dipertanggungjawabkan secara

moral kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kepada hukum (Pasal 27 ayat (2)UUD

1945).

2.8 Hakekat Hukum Administrasi Negara

Hakekat HAN mengatur hubungan hukum antara Pemerintah dengan war-ganya serta

memberikan perlindungan hukum kepada masyarakat atau warga negaranya dari tindakan

sewenang-wewenang aparatur Pemerintah.

Cakupan HAN (Prajudi Atmo-sudirdjo) : adalah HAN mengatur we-wenang, tugas,

fungsi, dan tingkah laku para Pejabat Administrasi Negara.

Van Wijk-Konjnenbelt dan P. de Haan Cs. Mengatakan HAN meliputi :

Mengatur sarana bagi penguasa untuk mengatur dan mengendali-kan masyarakat;

Mengatur cara – cara partisipasi warga negara dalam proses pen-gaturan dan

pengendalian tersebut;

Perlindungan hukum (rechtsbe-sherming);

Menetapkan norma-norma fundamental bagi penguasa untuk pemerintahan yang baik

(algemene beginselen van behoorlijk bestuur).

2.9 Ketetapan Yang Sah

Istilah ketetapan di Belanda dikenal dengan nama “beschikking” merupakan suatu

wujud dari tindakan hukum publik bersegi satu yang dilakukan oleh pemerintah. Menurut

Van Der Pot dan Van Vollenhoven, ketetapan adalah suatu tindakan hukum yang bersifat

sebelah pihak, dalam lapangan pemerintahan dilakukan oleh suatu badan Pemerintah

berdasarkan kekuasaan istimewa.

Menurut UU No.5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara dalam Pasal 1 angka 3

menyebutkan :

“ Keputusan Tata Usaha adalah suatu penetapan tertulis yang dilakukan oleh badan atau

pejabat tata usaha negara yang berisi tindakan hukum tata usaha negara (TUN) yang

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang bersifat konkret, individual,

dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.”

Page 13: elearning.upnjatim.ac.idelearning.upnjatim.ac.id/courses/HKK3004/work/... · Web viewKetetapan negatif ini tidak menyebabkan lahirnya suatu hukum yang baru tetapi hanya hukum yang

Dengan definisi yang diberikan UU No. 5 Tahun 1986 ini, maka hanya penetapan tertulis saja

yang dapat digugat di pengadilan TUN dengan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a.              Konkret, artinya  objek yang diputuskan tidak abstrak tapi berwujud tertentu atau

dapat ditentukan, misalnya keputusan pemberian izin mendirikan bangunan (IMB)

untuk si A.

b.             Individual, artinya keputusan TUN tidak ditujukan untuk umum, tetapi tertentu, baik

nama, alamat maupun hal yang dituju.

c.              Final, artinya sudah definitif, tidak lagi memerlukan persetujuan atasan dan karenanya

menimbulkan akibat hukum.

d.             Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Walau demikian ketetapan yang ada bukan hanya ketetapan tertulis, tetapi ada juga ketetapan

tidak tertulis atau lisan. Ketetapan lisan hanya dapat dibuat bila:

   Tidak  membawa akibat yang kekal

   Tidak begitu penting bagi administrasi negara

   Dikehendaki suatu akibat yang timbul dengan segera

Ketetapan tertulis lebih sering digunakan dengan alasan kebiasaan, di mana apabila ketetapan

tersebut dibuat secara tertulis maka dapat lebih memberikan kepastian hukum. Ketetapan

tertulis harus berisikan:

   Badan atau pejabat yang mengeluarkan

   Maksud serta mengenai hal apa isi tulisan

   Kepada siapa ditujukan dan apa yang ditetapka di dalamnya jelas bersifat

individual, konkret dan final

   Menimbulkan suatu akibat hukum bagi seseorang atau suatu badan hukum perdata

Berdasarkan jenisnya, Ketetapan dibedakan atas 2 macam, yaitu:

a.              Ketetapan positif

Menurut W.F. Prins, dalam garis besar ketetapan positif yang mempunyai akibat

hukum terbagi atas 5 (lima) golongan:

   Ketetapan yang pada umumnya baru melahirkan keadaan hukum yang baru

   Ketetapan yang melahirkan keadaan hukum baru bagi objek yang tertentu

   Ketetapan yang menyebabkan berdirinya atau bubarnya suatu badan hukum

   Ketetapan yang memberikan hak-hak baru kepada seseorang atau lebih

   Ketetapan yang membebankan kewajiban baru kepada seseorang atau lebih

Page 14: elearning.upnjatim.ac.idelearning.upnjatim.ac.id/courses/HKK3004/work/... · Web viewKetetapan negatif ini tidak menyebabkan lahirnya suatu hukum yang baru tetapi hanya hukum yang

Penggolongan tersebut dibagi berdasarkan akibat hukum yang ditimbulkan dari suatu

ketetapan positif. Jadi ketetapan positif adalah suatu ketetapan yang pada umumnya

menimbulkan suatu keadaan hukum baru baik pembebanan kewajiban baru maupun

pemberian hak baru kepada subjek tertentu. Misalnya Surat keputusan Rektor sebuah

universitas yang mengangkat dosen A sebagai anggota panitia penyelenggara Ujian dinas

Universitas. Akibat hukum dari dikeluarkanny Surat keputusan Rektor tersebut memberikan

suatu kewajiban dan hak bagi dosen A yaitu kewajibannya untuk menguji pegawai-pegawai

yang ditunjuk untuk mengikuti ujian dinas dan haknya untuk mendapat honorarium sebagai

akibat dari pengangkatannya tersebut.

b.             Ketetapan negatif

adalah ketetapan yang:

   Untuk menyatakan tidak berhak

   Untuk menyatakan tidak berdasarkan hukum

   Untuk melakukan penolakan seluruhnya

Ketetapan negatif ini tidak menyebabkan lahirnya suatu hukum yang baru tetapi hanya

hukum yang lahir untuk menyelesaikan suatu masalah/kasus dimana setelah kasus tersebut

selesai maka ketetapan ini pun akan hilang.

Macam-macam ketetapan lainnya:

1)             Ketetapan deklaratoir dan ketetapan konstitutif

Ketetapan deklaratoir adalah ketetapan yang menyatakan atau menetapkan

mengikatnya suatu hubungan hukum. Misalnya ketetapan yang menyatakan B

mendapatkan cuti 12 hari kerja.

Ketetapan konstitutif adalah ketetapan yang melahirkan/menghapus suatu hubungan

hukum. Misalnya ketetapan tentang pemberhentian pegawai.

2)             Ketetapan yang Menguntungkan dan Ketetapan yang Membebankan

Ketetapan yang menguntungkan adalah ketetapan yang memberikan hak-hak yang

sebelumnya tidak ada. Misalnya subsidi, pengangkatan pegawai dan sebagainya.

Ketetapan yang membebankan adalah ketetapan yang memberikan suatu beban yang

sebelumnya tidak ada. Misalnya penetapan pajak, pemberhentian pegawai.

3)             Ketetapan Eenmalig dan Ketetapan Permanen

Page 15: elearning.upnjatim.ac.idelearning.upnjatim.ac.id/courses/HKK3004/work/... · Web viewKetetapan negatif ini tidak menyebabkan lahirnya suatu hukum yang baru tetapi hanya hukum yang

Ketetapan eenmalig adalah suatu ketetapan yang habis masa berlakunya setelah sekali

dipergunakan, misalnya IMB.

Ketetapan permanen adalah ketetapan yang berlakunya untuk masa yang lama,

misalnya ketetapan pemberhentian pegawai.

4)             Ketetapan Terikat dan Ketetapan Bebas

Ketetapan yang terikat adalah ketetapan yang sudah ditentukan oleh peraturan dasar.

Misalnya ketetapan pemberian izin cuti.

Ketetapan bebas adalah ketetapan yang oleh peraturan dasar  diberikan kebebasan 

kepada pejabat TUN untuk/tidak mengeluarkan suatu ketetapan. Misalnya pemberian

subsidi BBM tergantung kepada anggaran negara.

Berdasarkan hubungan yang diatur, ketetapan terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

1)             Ketetapan Intern adalah ketetapan yang dibuat untuk mengatur hubungan dalam

lingkungan badan pemerintah yang membuatnya. Misalnya keputusan pemberian cuti

tahunan 12 hari kerja kepada seorang pejabat TUN yang diberikan oleh atasannya.

2)             Ketetapan Ekstern adalah ketetapan yang mengatur hubungan antara Pemerintah

dengan seorang warga negaranya atau antara pemerintah dengan badan swasta seperti

surat izin perumahan.

Ketetapan ini bukan hanya dapat dibuat oleh badan pemerintahan saja tetapi juga oleh badan

pembuat undang-undang (badan legislatif) dan hakim. Ketetapan yang dibuat bersifat

kasuistis artinya ketetapan tersebut dibuat untuk menyelesaikan suatu kasus/permasalahan.

Dalam pembuatan suatu ketetapan harus ada persyaratan yang harus dipenuhi antara lain:

1.             Ketetapan harus dibuat oleh badan yang berwenang membuatnya

2.             Ketetapan harus dibuat tanpa adanya unsur paksaan, kekeliruan dan penipuan

3.             Ketetapan yang dibuat harus memperhatikan bentuk dan prosedur yang telah

ditetapkan dalam peraturan dasar

4.             Isi dan tujuan ketetapan harus sesuai dengan isi dan tujuan peraturan dasarnya

Jika suatu ketetapan dianggap tidak sah, maka akan ada 3 jenis akibat yang dapat timbul,

yaitu:

a.              Ketetapan tersebut dinyatakan batal berarti bahwa bagi hukum akibat perbuatan yang

dilakukan tersebut dianggap tidak pernah ada. Misalnya Si A telah diangkat menjadi

PNS berdasarkan Surat Keputusan Pengangkatan yang dikeluarkan oleh dinas

kepegawaian. Akan tetapi setelah dikeluarkan SK tersebut dinas kepegawaian

Page 16: elearning.upnjatim.ac.idelearning.upnjatim.ac.id/courses/HKK3004/work/... · Web viewKetetapan negatif ini tidak menyebabkan lahirnya suatu hukum yang baru tetapi hanya hukum yang

menemukan adanya suatu kecurangan saat penerimaan si A menjadi PNS, maka SK

pengangkatan tersebut dianggap batal dan jabatannya sebagai PNS dianggap tidak

pernah ada.

b.             Ketetapan tersebut dinyatakan batal demi hukum berarti, bahwa akibat suatu

perbuatan, untuk sebagian atau seluruhnya bagi hukum dianggap tidak ada tanpa suatu

keputusan hakim atau badan pemerintah yang berkompeten menyatakan pembatalan

sebagian atau seluruh akibat itu.

c.              Ketetapan tersebut dapat dibatalkan berarti, bahwa bagi hukum perbuatan tersebut

yang dilakukan dan akibatnya dianggap ada sampai waktu pembatalan oleh hukum

atau oleh suatu badan pemerintahan lain yang berkompeten.

Suatu ketetapan yang sah mempunyai kekuatan hukum dimana kekuatan hukum ini

dibedakan atas 2 (dua) yaitu:

1)             Kekuatan hukum formal artinya suatu ketetapan mempunyai kekuatan hukum formal

bilamana ketetapan itu tidak lagi dapat dibantah dan ditarik oleh suatu alat adminitrasi

negara karena ketetapan tersebut telah memenuhi syarat-syarat undang-undang

tentang berlakunya suatu ketetapan dimana hak banding bagi pihak yang dikenai

ketetapan tersebut tidak dapat dipakai.

2)             Kekuatan hukum materiil artinya suatu ketetapan mempunyai kekuatan hukum materiil

bilamana ketetapan itu dapat dibantah dan ditarik kembali oleh alat administrasi

negara yang membuatnya dimana ketetapan ini dikeluarkan berdasarkan asas

kebebasan bertindak dan memungkinkan untuk menggunakan hak banding kepada

pihak yang dikenai.

2.10 Syarat Formil dan Materiil

Hukum Administrasi Negara memberikan beberapa ketentuan tentang pembuatan

instrumen yuridis, sebagai contoh mengenai pembuatan keputusan. Di dalam pembuatan

keputusan, HAN menentukan syarat material dan syarat formal, yaitu sebagai berikut :

Syarat - syarat material :

Alat pemerintahan yang mem buat keputusan harus berwenang;

Keputusan tidak boleh mengandung kekurangan-kekurangan yuridis seperti

penipuan, paksaan, sogokan, kesesatan, dan kekeliruan;

Keputusan harus diberi bentuk sesuai dengan peraturan dasarnya dan

pembuatnya juga harus memperhatikan prosedur membuat keputusan;

Page 17: elearning.upnjatim.ac.idelearning.upnjatim.ac.id/courses/HKK3004/work/... · Web viewKetetapan negatif ini tidak menyebabkan lahirnya suatu hukum yang baru tetapi hanya hukum yang

Isi dan tujuan keputusan itu harus sesuai dengan isi dan tujuan peraturan

dasarnya.

Syarat-syarat formal :

Syarat-syarat yang ditentukan berhubung dengan persiapan dibuatnya

keputusan dan berhubung dengan cara dibuatnya keputusan harus dipenuhi;

Harus diberi dibentuk yang telah ditentukan;

Syarat-syarat berhubung de-ngan pelaksanaan keputusan itu dipenuhi;

Jangka waktu harus ditentukan antara timbulnya hal-hal yang menyebabkan

dibuatnya dan diumumkannya keputusan itu dan tidak boleh dilupakan.

Berdasarkan persyaratan yang ditentukan Hukum Administrasi Negara, maka

peyelenggarakan pemerintahan akan berjalan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku dan

sejalan dengan tuntutan negara berdasarkan atas hukum, terutama memberikan perlindungan

bagi warga masyarakat.

Page 18: elearning.upnjatim.ac.idelearning.upnjatim.ac.id/courses/HKK3004/work/... · Web viewKetetapan negatif ini tidak menyebabkan lahirnya suatu hukum yang baru tetapi hanya hukum yang

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Telah jelas bahwa pemerintah atau administrasi Negara adalah subyek hukum yang

mewakili dua institusi yaitu jabatan pemerintahan dan badan hukum. Karena mewakili dua

institusi, dikenal ada dua tindakan hukum yaitu tindakan hukum public dan tindakan hukum

privat.

Secara teoritis, cara untuk menentukan apakah tindakan pemerintahan itu diatur oleh hukum

privat atau hukum public adalah dengan meihat kedudukan pemerintahan dalam menjalankan

tindakan tersebut. Jika pemerintah bertindak dalam kedudukannya sebagai pemerintah, hanya

hukum publiklah yang berlaku. Jika pemerintah bertindak tidak dalam kapasitas sebagai

pemerintah, hukum privatlah yang berlaku. Dengan kata lain, ketika pemerintah terlibat

dalam pergaulan keperdataan dan bukan dalam kedudukannya sebagai pihak yang

memelihara kepentingan umum, ia tidak berbeda dengan pihak swasta yang tunduk pada

hukum privat.

Page 19: elearning.upnjatim.ac.idelearning.upnjatim.ac.id/courses/HKK3004/work/... · Web viewKetetapan negatif ini tidak menyebabkan lahirnya suatu hukum yang baru tetapi hanya hukum yang

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:HR, Ridwan. 2006. “ Hukum Administrasi Negara. “ Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Koentjoro, Diana Halim. 2004. “ Hukum Administrasi Negara. ” Bogor Selatan: Ghalia

Indonesia.

Koesoemahatmadja, Prof. Dr. Djenal Hoesen. 1990. “ Pokok – Pokok  Hukum  Tata Usaha

Negara. “ Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Mustafa, Bachsan. 1990. “ Pokok – Pokok Hukum Administrasi Negara Indonesia. “

Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Prins,  Mr. W.F. dan R. Kosim Adisapoerta. 1983. “ Pengantar Ilmu Hukum Administrasi

Negara. “ Jakarta: Pradnya Paramita.

Effendi, Lutfi. 2004. “ Pokok – Pokok Hukum Administrasi. “ Malang: Bayumedia

Publishing.

Website:

http://anjarnawanyep.wordpress.com/beschikking-keputusan-atau-penetapan/

www.beritajatim.com

buletinlitbang.dephan.go.id/index.asp?vnomor=10&mnorutisi=1

Undang – undang:

Undang – undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik

Undang - Undang Republik Indonesia No.5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha

Negara

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan