· web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju...

623
KESIMPULAN – KESIMPULAN DAN KERTAS – KERDJA 2 * RAPAT PARIPURNA KE III M U P P E N A S *

Upload: nguyenphuc

Post on 27-Mar-2018

254 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

KESIMPULAN – KESIMPULAN

DAN

KERTAS – KERDJA 2

*

RAPAT PARIPURNA KE III

M U P P E N A S

*

DIKELUARKAN OLEH :SEKRETARIAT MUPPENAS – TAHUN 1065

DJALAN TAMAN SUROPATI NO. 2 -- JAKARTA

Page 2: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

KESIMPULAN 2

DAN

KERTAS-KERDJA 2

RAPAT PARIPURNA KE III

MUPPENAS

Page 3: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2
Page 4: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

KATA PENGANTAR

Rapat Paripurna III MUPPENAS telah berlangsung mulai tanggal 28 Djuni s/d 5 Djuli 1965 di Bandung dengan maksud untuk memerintji lebih djauh Ketetapan M.P.R.S. No. VI/MPRS/1965 serta Keputusan M.P.R.S. lainnja dalam Sidang Umum III M.P.R.S.

Rapat Paripurna III tersebut telah didahului dengan mengadakan Ra-pat Panitia Pembantu Pimpinan MUPPENAS atau disingkat P3. MUPPE-NAS pada tanggal 3 Djuni 1965 di Djakarta jang menetapkan adanja empat Sub Panitia P3. MUPPENAS jang bertugas menjusun kertas-kerdja2

dibidang:

1. Iklim Ekonomi.2. Garis2 Besar Rentjana Pembangunan 3 Tahun.3. Garis2 Kebidjaksanaan Pembiajaan Rentjana

Pembangunan 3 Tahun.4. Organisasi dan dekonsentrasi kedaerah-daerah.

Hasil2 .Rapat Paripurna III MUPPENAS berupa kesimpulan2 dari pada Komisi2 setelah para anggauta MUPPENAS memberikan saran, usul2

dan pendapat2 dalam Rapat Paripurna dan Komisi2 dan setelah mempertim-bangkan bahan2 jang telah disampaikan oleh para Jang Mulia MENKO: dan Menteri setjara lisan maupun tertulis, didjadikan bahan2 pokok bagi BAPPE-NAS dalam menjusun rentjana Program Ekonomi Perdjuangan 3 Tahun (1966-1967-1968) atau Pola Banting Stir.

Untuk memudahkan Pimpinan dan para anggauta MUPPENAS dansemua fihak jang berkepentingan dalam melaksanakan tugas masing2 maka kesimpulan2 Komisi2 beserta kertas-kerdja2 Sub2 Panitia P3. MUPPENAS kami bukukan. Semoga hal ini dapat membantu melantjarkan pekerdjaar2

kita berikutnja.Djakarta,1 Oktober 1965

A.n. Pimpinan MUPPENASMenko UPPENAS/WAKIL KETUA MUPPENAS

ttd.(Dr. Soeharto)

Page 5: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

3

Page 6: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

I. PIDATO J. M. MENKO UPPENAS/PIMPINANHARIAN BAPPENAS DR. SUHARTO.

Para Jang Mulia dan Saudara-Saudara AnggotaMuppenas jang terhormat,

1. Saudara J.M. W.P.M. III/Ketua Muppenas berhalangan memimpin rapat ini dan menjerahkan pimpinan itu kepada saja.

2. Saja awali pidato pembukaan ini dengan mengutjapkan terima kasih banjak atas kehadiran para J.M. dan para anggota Muppenas jth. pada rapat ini serta mengutjapkan selamat kepada ke-I2 Saudara jang menurut Surat Keputusan Presiden no. 159 tahun 1965, tanggal 8 Djuni 1965 telah diangkat mendjadi Anggota Muppenas.

Kini Muppenas mempunjai 70 anggota dan 4 penasehat.

3. Saja mengutjapkan terima kasih kepada para anggota jth. dan para J.M. Menko/Menteri, jang atas permintaan saja berkenan mengirim pemikiran2nja tertulis mengenai pelaksanaan Amanat Politik Berdikari, Ketetapan M.P.R.S. April 1965. Selandjutnja djuga kepada team2 jang me-njiapkan kertas-kerdja2 jang berhubungan dengan atjara rapat.

Bahan2 tersebut diatas tidak ada jang terketjualikan, dalam bentuk stensilan akan disampaikan kepada para anggota jth.

Rapat Paripurna ke IIl MUPPENAS kami adakan setelah ada Amanat Politik P.J.M. Presiden jang berdjudul "Berdiri diatas kaki sendiri" dan Ketetapan No. VI / MPRS / 1965 tentang Banting Stir untuk Berdiri Diatas Kaki Sendiri Dibidang Ekonomi dan Pembangunan.Sidang Umum M.P.R,S, jang ke III jang baru lalu telah memutuskan bahwa MUPPENAS/BAPPENAS harus menjusun Pola Ekonomi Perdju-angan 3 Tahun.

Seperti Saudara2 para anggota MUPPENAS jang terhormat telah mengetahui maka dalam Amanat Politik Presiden kepada Sidang Umum ke III M.P.R.S. jang baru lalu P.J.M. Presiden menjatakan seperti berikut, saja kutip "Dalam memikirkan Program Ekonomi Perdjuangan itu, saja mendapat banjak bahan dari hasil Sidang Paripurna MUPPENAS ke II jang baru lalu". Dengan ini berarti bahwa kepada MUPPENAS sekarang diletakkan tanggung djawab untuk selandjutnja memerintji Ketetapan No. V1/MPRS/1965 dan diolah oleh BAPPENAS dalam Pola Ekonomi Perdju-angan 3 Tahun. Setelah Pola Banting Stir ini selesai maka Rapat Pari-purna ke IV MUPPENAS akan diadakan setelah beberapa bulan lagi untuk melihat dan mengudji lagi Pola 3 Tahun jang telah disusun kon-sepnja sebelum diteruskan kapada P. J. M. Presiden / Pimpinan Tertinggi BAPPENAS.

4

Page 7: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Dengan begitu djelaslah bahwa waktu jang tersedia bagi kita un-tuk menjusun Pola Ekonomi Perdjuangan 3 Tahun adalah sangat pendek. Sebab sebelum tahun 1965 berachir maka segala sesuatu harus sudah di-rumuskan dalam Pola Banting Stir itu sampai kepada target2 kwantitatif dan kwalitatifnja dan organisasi pelaksanaannja, jang. djuga sudah dite- tapkan dalam Ketetapan No. VI/MPRS/1965.Sekalipun kita sadar bahwa tugas perentjanaan jang diinstruksikan oleh P.J.M. Presiden berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 011/Tahun 1965 tentang Pelaksanaan Keputusan Banting Stir DibidangEkonomi dan Pembangunan, adalah sungguh berat. ditambah pula dengan tugas politik kita melawan nekolim Malaysia dan imperialisme jangmengepung tanah air kita, namun segala sesuatu akan kita laksanakan dengan kebulatan tekad dan semangat gotong rojong serta persatuan na-sional berporoskan Nasakom.Dengan persatuan nasional jang revolusioner kami jakin segala kesulitan bagaimanapun besarnja pasti akan dapat kita atasi.Saudara2 anggauta MUPPENAS jang terhormat, Rapat Paripurna ke III MUPPENAS sekarang ini telah menetapkan sebagai atjara,

1. Tentang Mentjiptakan Iklim Ekonomi jang baik.2. Tentang Garis2 Besar Rentjana Target 3 Tahun.3. Tentang Pembiajaan Rentjana 3 Tahun.4. Tentang Organisasi pelaksanaan pembangunan dan Dekonsen-

trasi ke Daerah2,

Empat soal besar jang diatjarakan ini memerlukan pemikiran jang dalam dari kita semua untuk dapat menetapkan pegangan2 jang lebih konkrit lagi bagi penjusunan Pola Banting Stir nanti, Kami dari Pimpinan MUPPENAS jakin bahwa Saudara2 dari golongan politik dan para Gu-bernur Kepala Daerah memiliki pengalaman dan pengetahuan jang kaja dan dapat membantu kami dengan usu12 jang konkrit,

Dengan segala kekurangan jang mungkin masih ada maka Panitia Pem-bantu Pimpinan MUPPENAS atau P3 MUPPENAS telah membentuk Team2 Kerdja bersama - sama dengan sedjumlah tenaga ahli untuk me-njusun Kertas Kerdja mengenai 4 soal jang diatjarakan dalam Rapat Pa-ripurna ke 11I MUPPENAS sekarang. Maksudnja adalah untuk memban-tu para anggauta jang terhomat dengan bahan2 jang ada pada kami jang kami anggap panting untuk diketahui dan didjadikaa masalah diskusi dalam Rapat Paripurna ini. Ke-empat para Deputy Menteri jang seka-ligus merangkap sebagai Ketua2 Team Kerdja itu akan mengemukakan kertas-kerdja ini atas nama raja sebagai Pimpinan MUPPENAS/Menko Ketua Harian BAPPENAS,

Saudara2 para anggauta jang terhormat,Kita sekarang harus menjelesaikan tugas perentjanaan dibidang ekonomi dan pembangunan, suatu bidang jang rumit jang banjak seginja.

5

Page 8: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Kita mengetahui dengan djelas bahwa kesulitan2 ekonomi tidak bisa kita atasi hanja dengan perumusan2 tentang rentjana2 pembangunan ekonomi jang baik. Sebab sesuai dengan tjanang P.J.M. Presiden dalam Amanat Politik beliau jang baru lalu maka bagaimanapun baiknja suatu rentjana ekonomi pelaksanaannja tergantung pada keadaan aparatur.

Aparatur jang tidak mampu tidak akan dapat merealisasi rentjana pem-bangunan ekonomi mendjadi kenjataan2 jang hidup jang dapat dilihat dan dirasakan hasilnja oleh Rakjat. Karena itu djuga P.J.M. Presiden tetap menekankan pada keharusan untuk memberantas salah-urus dan salah-du-duk disegala bidang.

Berhubung dengan adanja sinialemen P.J.M. Presiden seperti tersebut dia-tas maka kita tidak bisa berhenti pada perumusan2 atau perentjanaan sadja tetapi harus memikirkan dan memperdjuangkan adanja aparatur pe-laksanaan jang sehat dibidang ekonomi dan pembangunan, Dan untuk merealisasi tugas ini, sekalipun sulit, kita tidak boleh putus asa dan ka-mipun jakin tidak seorangpun diantara kita jang pesimistis atau mendjadi kendor dalam menjelesaikan tugas politik dan tugas ekonomi sekarang dan dalam mengabdi kepada Amanat Penderitaan Rakjat.

Achirnja kami mengharapkan dengan tutus ichlas agar kita dapat meng-gunakan waktu jang sempit sekarang ini untuk 4 persoalan besar jang diatjarakan itu seproduktif mungkin melalui musjawarah dan mufakat.

6

Page 9: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

A KESIMPULAN

KOMISI I:

Mengenai:

MENTJIPTAKAN IKLIM EKONOMI

JANG BAIK (FAVOURABLE)

BERDASARKAN KETETAPAN

M.P.R.S. NO. VI/MPRS/1965

7

Page 10: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Pendahuluan:

Pengalaman dalam melaksanakan pembangunan selama 5 tahun me-nundjukkan, bahwa disamping adanja hasil2 jang sangat gemilang, seperti antara lain dibidang keamanan, nation dan character building dan pen-didikan, masih terdapat adanja hambatan2 jang perlu segera diatasi, antara lain dibidang mental, peraturan2, organisasi, koordinasi, aparatur2, prosedur dsb., hal-hal jang sebenarnja telah disinggung dalam Amanat Pembangunan P.J.M. Presiden. Semua hambatan itu dalam waktu 5 tahun jang lampau njata2 telah menimbulkan kelemahan2 terutama dibidang ekonomi-keuangan.

Mentjiptakan iklim ekonomi jang baik adalah salah satu tugas pen-ting bagi Pemerintah dan Rakjat dalam melaksanakan Pola Banting Stir jang telah ditentukan dalam Ketetapan M.P.R.S. No. VI/MPRS/1965.

Bagaimana iklim ekonomi jang baik itu dan tindakan konkrit apa jang harus diadakan telah dibahas oleh Rapat Paripurna ke- III MUPPENAS dalam rangka memperintji lebih djauh pasal 5 dari kete-tapan M.P.R.S. No. VJ/MPRS/1965 dan beberapa pasal lain jang sangat erat hubungannja dengan masalah iklim ekonomi.

Adapun dasar bertolak dalam mentjiptakan iklim ekonomi jang baik tidak bisa lain dari pada Amanat Politik P.J.M. Presiden tentang Berdikari, Ketetapan M.P.R.S. No. VI/MPRS/1965, Deklarasi Ekonomi, Manipol dan Pedoman2 pelaksanaannja. Dengan menggunakan dokumen2 Negara jang penting ini sebagai dasar bertolak berarti telah ada patokan2 tertentu dalam merumuskan dan bertindak jang sesuai dengan tugas mentjiptakan iklim ekonomi jang baik.

Iklim ekonomi jang baik jang bagaimana jang harus ditjiptakan adalah erat hubungannja dengan maksud tudjuan dari pada usaha ini dan dalam keadaan ekonomi dan politik jang bagaimana kita sekarang berada. Ini semua sudah ditegaskan dalam Amanat Politik P.J.M. Presiden dengan djudul „Berdikari”.

Maksud tudjuan dari pada tindakan2 untuk mentjiptakan iklim ekonomi jang baik adalah memperkuat ketahanan revolusi menghadapi antjaman dan kepungan Nekolim serta antek2nja.

Memperkuat ketahanan revolusi harus kita lakukan dibidang ekono-mi, politik, militer dan kebudajaan. Ini semua harus kita lakukan dalam melaksanakan tugas ekonomi dan tugas politik sekaligus dalam mensukseskan Dwikora. Sesuai dengan amanat politik Presiden maka untuk mensukseskan tugas politik perlu djuga melaksanakan tugas ekonomi dengan baik, sebabtugas politik dan tugas ekonomi tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

8

Page 11: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Djadi dengan ini makin djelaslah bagi kita bahwa usaha mentjip-takan iklim ekonomi jang baik seperti jang ditegaskan dalam TAVIP adalah suatu keharusan objektip. Amanat Politik Presiden djuga menegaskan bahwa mentjiptakan iklim ekonomi jang baik berarti harus segera bangkit serentak Mengganjang kesulitan2 dan -hambatan2 Pembangunan dibidang Produksi, Distribusi, Keuangan/ Pembiajaan dan Organisasi pelaksanaannja. Untuk semua ini kita perlu segera membanting stir, mengoreksi diri, mengikis habis kelemahan-kelemahan kita guna memperkuat ketahanan Revolusi kita.

Untuk memperkuat ketahankan Revolusi ini kita harus kembali pada dasar pokoknja, jaitu keamanan Rakjat dan Negara jang merupakan sjarat mutlak untuk mentjiptakan iklim politik dan iklim ekonomi jang baik. Dengan keamanan jang kokoh kuat, dalam suasana tata tenteram dapatlah semua Pembangunan dilaksanakan setjara programatis.

Dalam rangka ini tindakan2 jang harus diambil berdasarkan apa jang ditandaskan dalam Dekon adalah berupa tindakan2 djangka pandjang dan tindakan-tindakan djangka pendek. Untuk ini semua diperlukan perumusan-perumusan jang lebih konkrit, pertama : jang merupakan djang-ka pendek jang harus diselesaikan dalam waktu 3 tahun (1966-1967-1968) selama pelaksanaan Pola Banting Stir, dan kedua : tindakan2 djangka pandjang jang harus dimulai dalam masa 3 tahun tsb. Untuk ini semua perlu ada gambaran umum setjara singkat mengenai keadaan ekonomi- keuangan, management dan organisasi pelaksanaan pembangunan kita.

Selandjutnja perlu ada tindakan2 konkrit jang mendesak dalam men-tjiptakan iklim ekonomi jang baik.

Disamping banjak soal jang ditjantumkan dalam kertas kerdja serta saran-saran dan usul-usul jang disampaikan oleh para anggauta Muppenas, para Menko, Bapperdep dan Bakopda, perlu diadakan tindakan2

panting jang paling menjolok dalam berbagai bidang untuk mentjiptakan iklim ekonomi jang balk (favourable), antara lain adalah sbb.:

1. Bidang Produksi.

1) a. Mengusahakan selekas2nja inventarisasi dari pada alat-alat produksi, jang dilaksanakan oleh Daerah dan Front Nasional.

b. Mengusahakan rehabilitasi dan modernisasi dari pada alat-alat produksi.

2)Mendirikan industri2 jang membuat spare-parts, bahan baku, bahan penolong dsb. dan mentrapkan perusahaan asembling mendjadi overhaull industri. Dalam industri2 tersebut supaja didjalankan on -the - job - training.

Page 12: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

9

Page 13: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

3) Segala training-centre supaja dimanfaatkan semaksimal mungkin, disesuaikan dengan kebutuhan objek2 pembangunan dalam rangka Berdikari.

4) Guna mentjukupi kebutuhan zat asam, asam semut dan lain bahan kimia, jang sernakin diperlukan bagi banjak bidang, supa-ja didirikan industri2 untuk itu.

5) Pada tiap unit produksi dan unit ekonomi sektor Negara dan Daerah. harus diadakan rentjana jang sesuai dengan kapasitas produksi jang konkrit berdasarkan persediaan dan penjaluran bahan-bahan baku dan penolong, bahan-bahan mentah, barang2

modal serta spare-parts jang dikuasai oleh Pemerintah dan tidak diombang-ambingkan oleh harga spekulasi dipasaran babas.

6) Dengan rentjana produksi serta penjaluran barang - barang jang dikuasai oleh Pemerintah akan terdjaminlah kelangsungan kerdja unit-unit ekonomi sektor Negara dan Daerah dengan ongkos jang rendah dan stabil.

7) Memberantas pemborosan dalam peggunaan material, tenaga dan waktu untuk tertjapainja rentjana kenaikan produksi seiring dengan ongkos produksi rata -rata jang rendah, sesuai dengan keadaan daja--beli Rakjat.

8) Harus ada social support, social control, social participation dan social responsibility pada pimpinan unit-unit Perusahaan Negara dan Daerah.

2. Bidang Pangan.

1) Guna meningkatkan produksi pangan sesuai dengan kebutuh-an penduduk jang selalu bertambah djumlahnja, perlu diusaha-kan intensifikasi dan ekstensifikasi dibidang pertanian.Pembukaan areal tanah baru harus segera diikuti oleh trans-migrasi jang berentjana, sesuai dengan sistim swadaja, perin-tis, maupun transmigrasi chusus.

2) Pelaksanaan U.U.P.A., U.U.P.B.H. dan U.U.P.B.H.—Perikanan supaja segera diselesaikan ,setjara konsekwen jang menguntung-kan kaum tani- penggarap dan nelajan-pekerdja.

3) Untuk mendjamin agar kaum tani-produsen dan nelajan - pekerdja dapat mentjukupi kebutuhan hidupnja dari hasil produksinja, harus disediakan barang2 kebutuhan pokok baginja dengan harga jang dikendalikan serta terbeli oleh kaum tani dan nelajan-pekerdja dan disalurkan melalui koperasi.

4) Hasil sensus pertanian supaja dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi bahan makanan dan melaksanakan transmigrasi gaja baru setjara efektif.

10

Page 14: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

3. Bidang Sandang.

Dalam rangka Berdikari dibidang sandang, maka semua alat2

produksi sandang dimobilisasi semaksimal-maksimalnja, baik alat2 produksi jang tradisionil dari Rakjat, maupun jang mo-dern. Disamping itu perlu diusahakan perluasan produksi san-dang dengan bahan-bahan lain diluar kapas dan rami.;

4. Bidang Perkebunan.

1) Dalam rangka meningkatkan produksi ekspor, supaja diusaha-kan pendemokrasian dalam bidang management perkebunan Negara, a.l. dengan memberikan hak kepada Dewan Perusahaan untuk mengadjukan tjalon-tjalon dalam pengangkutan pimpinan perusahaan.

2) Bahan-bahan kimia supaja sedjauh mungkin dibuat didalam negeri dan begitu pula pengolahan selandjutnja dari hasil per-kebunan supaja dapat dilaksanakan didalam negeri.

3) Untuk mendorong rakjat pekerdja lebih giat dalam bidang pe-ngolahan hasil perkebunan, kepada merekajang menemukan tja-ra2 baru/alat2 baru supaja diberikan penghargaan dan mengem-bangkan daja kreasi rakjat pekerdja dengan mengadakan kom-petisi kerdja Manipolis.

5. Bidang Kehutanan.

Dalam rangka meningkatkan produksi kehutanan perlu diambil langkah-langkah sebagai berikut :

1) Peningkatan hasil produksi kehutanan perlu diintegrasikan dengan pembukaan tanah-tanah pertanian baru diluar Djawa, sekaligus dengan tiansmigrasi dan pendirianindustri hasil hutan.

2) Menghimpun dana pembangunan dari hasil hutan.3) Mengadakan pengamanan hutan-hutan sesuai dengan

rentjana penggunaan tanah (land-use planning).

6. Bidang Perikanan. (Darat/Laut).

Dalam usaha meningkatkan produksi perikanan perlu diambil tindakan sbb.:

1) Membebaskan para nelajan pekerdja dari segala bentuk penghisapan dan mengembangkan koperasi nelajan.

2) Melantjarkan pemasaran.3) Mengembangkan usaha pengawetan ikan dan industri perikanan.4) Mengintensifkan pendidikan menudju ke modernisasi perikanan.

11

Page 15: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

7. Bidang Pertambangan.

Guna memperbesar potensi produksi pertambangan milik Ne-gara maka perlu diambil tindakan-tindakan terhadap Perusahaan-perusahaan Pertambangan Negara sbb. :

1) a. Mengadakan rehabilitasi terhadap perlengkapannja.b. Menertipkan dan menjempurnakan managementnja.c. Mentjukupi kebutuhan tenaga kedjuruan dan ahli.

2) Produksi emas/logam mulia supaja dikembangkan untuk mem-perbesar potensi dana pembangunan Negara.

3) Aspal Buton supaja diintensifkan exploitasinja, agar dapat men-tjukupi kebutuhan aspal guna perbaikan djalan-djalan.

4) Perusahaan-perusahaan minjak bumi modal asing supaja selu-ruhnja dikuasai dan dimiliki oleh Negara.

5) Supaja segera mendirikan industri minjak pelumas di Indonesia.

8. Bidang Industri

1) Untuk meningkatkan produksi dibidang industri perlu diusaha-kan rehabilitasi/penjempurnaan dibidang :

a. management dan pengawasan;b. administrasi dan organisasi;c. personalia;d. persediaan bahan baku, bahan penolong dan spare-parts su-

paja continue;e. pembaharuan mesin-mesin/alat-alat produksi.

2) Unit-unit pabrik jang sudah bekerdja supaja tidak dipindahkan ketempat lain. Tempat-tempat jang memerlukan supaja membe-li/mendatangkan unit baru.

3) Untuk mendorong berkembangnja industri/keradjinan Rakjat per-lu dipermudah prosedure dan peridjinannja serta memberikan penghargaan a.l. berupa setia lentjana daja tjipta pada pekerdja teladan karena penemuan-penemuan baru dan mendjamin fasilitas fasilitas jang diperlukan.

4) Supaja diadakan penjebaran unit-unit industri Rakjat kedaerah-daerah dalam rangka memenuhi kebutuhan pembangunan dida-erah tersebut.

5) Penjebaran projek supaja lebih didasarkan pada pertimbangan ekonomis daripada pertimbangan jang lain.

12

Page 16: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

9. Bidang Tenaga Listrik.

Dalam rangka memperbesar potensi produksi industri supaja di ambit tindakan-tindakan :

1) Menjelesaikan pada waktunja projek-projek Asahan, Djatiluhur dan lain-lain projek jang sedang dikerdjakan.

2) Memperbesar kekuatan tenaga listrik diluar projek-projek tsb. diatas dengan menggunakan micro pembangkit tenaga listrik dengan pengerahan dana dan daja masjarakat.

10. Bidang Distribusi/ Pengangkutan/ Konsumsi.

1) Untuk melantjarkan distribusi perlu ditempuh usaha2 sbb. :

a. Membersihkan semua spekulasi, korupsi dan manipulasi dariaparat distribusi Negara, memberantas ongkos2 gelap jangmendorong kenaikan harga jang tidak wadjar jang melampauidaja-beli rakjat.

b. Menertibkan aparatur perdagangan Negara berupa P.N.2 NIAGA dan menjusun kembali penjaluran barang setjara eko-nomis dan efisien untuk menurunkan harga bahan baku dan penolong, bahan mentah, barang modal, spare-parts dan ba-han2 pokok keperluan Rakjat pekerdja, baik didesa maupun dikota.

c. Mengadakan management terbuka pada aparat distribusi Negara dan Swasta dengan memberikan pimpinan Dewan Perusahaan kepada wakil Buruh.

d. Penguasaan oleh Negara atas barang2 panting untuk keper-luan ekonomi negara dan penjalurannja.

e. Pelaksanaan prinsip : tjukup, tjepat, murah, merata dalam distribusi bahan panting.

f. Mendjamin flow of goods diseluruh Tanah Air,

2) Angkatan Darat/Laut/Udara.

Supaja segera diadakan rehabilitasi terhadap:

a. Djalan2 raja jang menghubungkan pusat2 produksi dengan pelabuhan2 dan kota2 besar, serta djalan raja jang merupa-kan perhubungan antar ibu-kota Daerah.

b. Alat2 pengangkutan darat lainnja dan mobilisasi alat peng-angkutan tradisionil dari pada Rakjat.

c. Galangan2 kapal dan mengadakan modernisasi dan memper-tinggi daja angkutan laut, baik dengan armada niaga konven-sionil, maupun dengan perahu Rakjat jang meliputi;

1) penambahan potensi armada, fasilitas keamanan dok, fa-silitas pelabuhan, fasilitas keamanan pelajaran dan teleko-munikasi;

2) galangan kapal Rakjat.

13

Page 17: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

d. Merealisasi produksi alat2 angkutan udara dan menambah djumlah alat angkutan udara, terutama untuk pulau2 seperti Kalimantan dan lain-lain.

3) Harga.Hal-hal jang perlu dilaksanakan dalam waktu jang singkat a.l. ;

a. Untuk stabilisasi harga dan pasar, serta untuk stabilisasi ongkos produksi di tiap unit produksi sektor Negara perlu diadakan peningkatan produksi berdasarkan rentjana produksi serta penurunan langsung ongkos perdagangan dan transport dengan memberantas tindakan2 jang bersifat parasiter, diper-lukan satu sistim pembiajaan dan pembajaran melalui Bank.

b. Bank melalui anggaran kredit mengadakan peredaran uang jang berentjana serta terorganisasi, mengadakan sistim kontrol jang efektif, sehingga terdapat hubungan dan imbangan jang djelas antara djumlah uang jang beredar dengan kebutuhan dan kegiatan dibidang produksi dan perdagangan.

c. (1). Mengadakan politik harga jang berentjana disektor Negaradengan menjalurkan sendiri barang2 produksi dalam Negeri dan barang2 impor jang dikuasai sendiri dan digunakan sen-diri oleh Negara dengan politik harga tersendiri jang tidak mengikuti kenaikan harga dipasar bebas jang spekulatif itu.

(2). Pengendalian dan pengawasan harga dilakukan terhadapbarang2 jang disalurkan dalam masjarakat dengan mengada-kan distribusi barang2 pokok kepada golongan Rakjat pe-kerdja, kaum buruh dan kaum tani dengan harga jang ter-kendalikan serta terbeli olehnja. Pula mengadakan penetapan harga tertinggi berdasarkan schema penjaluran barang jang sehat dan sederhana serta dengan memberantas ongkos2

gelap dalam sirkulasi barang dagangan.d. Mengubah sistim pengupahan bagi pegawai dan buruh disek-

tor Negara maupun Swasta dalam bentuk uang dan barang jang sesuai dengan prestasi kerdja jang mereka lakukan.

e. Sembilan bahan pokok berdasarkan P.P. No. 7/1959 supaja disalurkan melalui koperasi kepada pegawai, buruh, tani dan nelajan dan disediakan hanja oleh satu P. N. Niaga sadja.

4) Moneter.Dalam rangka memberantas sumber2 inflasi jang terdiri atas :a. Defisit anggaran belandja.b. Exspansi kredit bank2 jang tidak berentjana.

c. Sektor Neratja Pembajaran jang defisiter, maka deficit- spen-ding supaja dipusatkan dengan menekan unsur2 ongkos jang mengakibatkan kenaikan harga, sehingga dapat dipergunakan untuk mengawasi dan mengendalikan inflasi.

14

Page 18: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

11. Bidang Ekspor,Guna memperlantjar ekspor perlu ditempuh usaha2 :

1). Menghapuskan sistim S.P.P. dengan menggantinja dengan sis-tim perangsang kepada produsen dan produsen eksportir de-ngan mendjamin tertutupnja kerugian dalam :rupiah akibatdisparitas antara harga dalam dan luar negeri.

2). Mempermudah peridjinan ekspor.3). Memberikan fasilitas2 kepada produsen eksportir;4). Memindahkan pasaran barang ekspor ke Indonesia.5). Menertibkan aparatur penjaluran barang2 ekspor dan bahan

baku/penolongnja.6). Menertibkan keadaan di-pelabuhan2.7). Untuk mendjamin pasaran jang stabil bagi barang2 ekspor

kita bentuk Badan Marketing dibawah pimpinan dan penga-wasan Deppenas (Dewan Pimpinan Ekonomi Nasional).

12. Bidang Impor.1). Sistim import dengan deferred payment supaja, dihapus.

Impor dititik-beratkan pada pemasukan barang2 untuk me-ningkatkan produksi dalam negeri.

2). P.N.N.2 perlu ditertibkan, baik dalam management, organisa-si maupun tugasnja

13. Bidang modal.Berdiri diatas kaki sendiri dibidang permodalan rhutlak ber-arti bahwa kita harus mendasarkan pembangunan ekonomi kita pada funds and forces jang progresif dari masjarakat Indonesia sendiri. Dengan perkataan lain, dalam mendjalan-kan pembangunan itu kita tidak boleh bergantung pada bantuan ataupun pindjaman dari Luar Negeri.

1). Modal asing terutama modal Inggeris dan Amerika danmodal Swasta/Domestic jang ternjata merintangi djalannjaRevolusi wadjib disita dan digunakan sepenuhnja oleh Pe-merintah.

2). Pengerahan funds and forces Swasta/Domestic jang progresifdilaksanakan dengan djalan menjediakan lapangan2 kerdja jang terbuka bagi mereka di-daerah2 dengan memobilisasi modal Swasta/Domestic sendiri, dengan menghilangkan rin-tangan2 berupa peraturan2 peridjinan jang birokratis, serta mengadakan Undang Swasta jang baru jang dapat meng-gantikan B.R.O. , 1934 serta Verondering th. 1935, termasuk

15

Page 19: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

peraturan2 jang mirip dengan itu dan mendorong usaha Swas-ta/Domestic sebanjak mungkin dibidang produksi.

3). Untuk mendjamin penggunaan modal Negara setjara efisien perlu ditempuh usaha2 sbb :

a. mengadakan penertiban terhadap pelaksanaan pemboro-ngan dengan mengadakan penelitian terhadap bonafiditas pemborong ;

b. mentjegah pemborosan2 dan manipulasi jang terdapat da--lam hubungan pemborongan;

c. mengutamakan penggunaan pemborong nasional jang ber-kwalitas dan bonafide dari pada pemborong luar negeri melaksanakan projek2 besar jang tidak dapat dikerdjakan sendiri oleh Pemerintah.

14. Bidang Tenaga Pembangunan. 1). Mental.

Modal terbesar jang ada pada kita untuk mendjalankanProgram Ekonomi Perdjuangan seperti jang dikehendaki Ama-nat Berdikari adalah tenaga manusia jang memutar roda per-ekonomian itu. Mental dan moral dari tenaga kerdja dalam pembangunan merupakan faktor jang menentukan dalam men-sukseskan Ekonomi Perdjuangan dalam tiga tahun jang akan datang. Mulai dari sekarang perlu kita rentjanakan dan laksa-nakan usaha2 chusus dan konkrit dibidang Mental/Agama, Pendidikan, Kehidupan Sosial dan seterusnja untuk :

a. menggelorakan indoktrinasi dalam rangka Nation dan Character Building untuk meresapkan arti dan semangat Berdikari dimana Pembangunan merupakan bagian mutlak dari Revolusi, usaha mana dapat didjadikan program ker-dja Front Nasional ;

b. mempersiapkan bangsa Indonesia setjara mental, agar su-paja ia sanggup menunaikan tugas jang terkandung da-lam Amanat Berdikari ;

c. mengichtiarkan agar setiap oknum tenaga pembangunan setiap saat dapat merasakan bahwa segenap lapisan ma-sjarakat dengan satu perasaan dan satu kemauan beker-dja untuk tudjuan jang sama, jaitu tertjapainja masjara-kat adil dan makmur jang dikehendaki Amanat Penderi-taan Rakjat ;

d. Gedjala2 negatif jang kita lihat terutama selama lima ta -hun terachir ini, berupa pembagian kemakmuran jang ti-dak adil dan merata, penempatan kepentingan diri atau

16

Page 20: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

golongan sendiri diatas kepentingan umum, penjelewengan berupa korupsi dan tindak pidana ekonomi dsb., wadjib diberantas sampai pada akar-akarnja.

2). Pendidikan.Disamping usaha2 mental tsb. hendaknja pula, diadakan rentjana2 terperintji untuk meningkatkan "technical skill" dan "managerial know-how". Dalam melaksanakan rentjana2 ini hendaknja diadakan koordinasi.jang tepat, sehingga tertjapai penggunaan jang maksimal dare fasilitas2 pendidikan/latihan ijang ada.

3). Kesehatan dan Kesedjahteraan.Achirnja perlu pula dikemukakan disini bahwa keadaan kesehatan dan kesedjahteraan tenaga pembangunan kita jang amat berharga itu wadjib mendapat perhatian jang sebaik-baiknja dengan meluaskan djaminan social dalam rangka perbaikan nasibnja sekarang dan dimasa depan.

3). Usaha2 jang mendesak.Untuk mempertinggi prestasi dan mengembangkan daja kreasi tenaga kerdja dibidang ekonomi dan pembangu-nan2 harus diambil tindakan2 sbb.:

a. Mengadakan tenaga ahli dan tenaga kedjuruan setjara merata dan berentjana disemua objek2 pembangunan.

b. Diadakan indoktrinasi tentang Adjaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno ditempat kerdja dengan mengerah-kan tenaga2 Karev, Kader Nasakom dll.

c. Diadakan kompetisi kerdja Manipolis diantara unit2

ekonomi jang sedjenis dan diantara tenaga2 kerdja sendiri.

d. Memobilisasi social participation, social control, social sup-port dan social responsibility.

15. Bidang Keamanan.Untuk mentjiptakan iklim ekonomi jang baik guna mensuk-

seskan Pola Pembangunan 3 Tahun jang akan datang adalah sjarat mutlak agar keamanan disegala bidang tetap terpeli-hara. Didalam suasana tata-tenteram seluruh Rakjat dapat bekerdja dan membangun menudju hidup ketatarahardja.

Dengan kenjataan pula bahwa pembangunan dilaksanakan simultan dengan konfrontasi total terhadap projek Nekolim "Ma-laysia", jang merupakan salah satu mata rantai daripada garis hi-dup imperialisme, maka mutlak pulalah pembangunan Angkatan

17

Page 21: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Bersendjata diteruskan, terutama dalam Bidang Industri Per-tahanan untuk dapat berdiri diatas kaki sendiri; baik dalam persendjataannja maupun dalam peralatannja:

Untuk lebih memperdalam pengintergrasian antara Rak-jat dan A.B., perlu diintensifkan indoktrinasi adjaran2 Pe-mimpin Besar Revolusi Bung Karno sehingga seluruh anggota A.B. berdjiwa Nasakom: seperti jang telah diperintahkan oleh Presiden/Penglima tertinggi A.B. Dengan demikian dapatlah diperkuat persatuan dan kesatuan semua kekuatan progresif revolusioner berporoskan Nasakom,

Dimana kaum Nekolim mempergunakan alat-alat penetra-si, infiltrasi subversi, sabotase dan intervensi: maka harus diperkuat kegiatan intelidjen dan Kohansub (Komando Per-tahanan Subversi):

16. Sanksi.Guna mensukseskan pelaksanaan Pola Pembangunan perlu

diusahakan Pengamanan daripada Pelaksanaannja.Usaha2 itu a.l. dapat berbentuk sbb.:

1). Preventif :

a. Memberikan indoktrinasi dan penggemblengan mental/moral kepada semua petugas pelaksana Pola Pembangunan.

b. Memberikan penerangan kepada masjarakat ramai dan me-ngusahakan popularisasi Pola Pembangunan.

c. Mengadakan musjawarah2 tentang Pola Pembangunan.d. Mengusahakan penjesuaian peraturan2 dan aparatur pelak-

sanaan dengan semangat Banting Stir dalam Pola Pem-bangunan.

2). Represif :

a. Mengadakan retooling terhadap mental, organisasi dan per-sonalia aparatur pelaksanaan.

b. Memberantas ongkos2 gelap (uang smeer) untuk mentjipta-kan iklim ekonomi jang baik dalam melaksanakan pemba-ngunan.

c. Mengambil tindakan tegas dan drastis terhadap penjele-weng/pengatjau perekonomian dan pembangunan sesuaidengan hukum revolusi, baik jang bersifat tindak pidana,maupun jang bersifat subversi.

18

Page 22: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

17. Kondisi dan tindakan untuk menudju Iklim Ekonomi jang baik.

Pada hakekatnja penjusunan Pola Ekonomi Perdjuangan adalah dasar untuk meningkatkan produksi nasional, sehingga dapat mentjukupi kebu-tuhan seluruh Rakjat, baik spirituil maupun materil.

Setjara global dapatlah dikemukakan kerangka Pola sbb :

1). Peningkatan Produksi ini meliputi bidang2:(1). Pertanian(2). Perkebunan(3). Kehutanan(4). Perikanan(5). Peternakan(6). Pertambangan(7). Industri(8). Listrik.

2). Faktor2 jang mempengaruhi volume produksi ini adalah:(1). Kekajaan alam(2). Tenaga kerdja(3). Modal(4). Prasarana : Angkutan(5). Impor.

3). Dengan meningkatkan produksi akan meningkat pula:(1). Persediaan barang2 konsumsi memenuhi kebutuh-

an rakjat.(2). Barang2 ekspor untuk menambah devisa negara.

4). Dalam keseluruhan ini masalah pendidikan mental-moral dan pemeliharaan keamanan pada umumnja, pengamanan pelaksanaan Pola pada chususnja, tidak dapat diabaikan.

19

Page 23: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

B KESIMPULAN

KOMISI II :

Mengenai :

GARIS-GARIS BESAR

RENTJANA PEMBANGUNAN NATIONAL

TAHUN 1966 s/d 1968

20

Page 24: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

1. Tudjuan Pembangunan 3 (tiga) Tahun.

Untuk dapat menjusun Rentjana Pembangunan Nasional 3 Tahun jang akan datang, perlu terlebih dahulu penentuan dengan tegas target2-nja, jaitu apa jang ditudju, apa jang kita ingin realisasikan dalam wak-tu 3 tahun itu dalam rangka menudju kepada tertjapainja Tudjuan Pembangunan Nasional Semesta Berentjana dengan menindjau kembali R.P.N.S.B. 8 tahun, Ketetapan M.P.R.S. No. II/MPRS/1960.

Dengan berpegang kepada Amanat Berdikari serta Ketetapan M.P.R.S. No. VI/ WAS/ 65, Tudjuan Pembangunan 3 tahun ini dapat dirumuskan :

1).Menjesuaikan pembangunan, dengan taraf dan perkembangan Re-volusi kita ini, serta untuk mempertinggi kekuatan Bangsa dan Rakjat Indonesia dalam menghadapi perkembangan politik dan ekonomi nasional dan internasional dewasa ini.

2).Menjesuaikan pembangunan dalam taraf merampungkan tahap Revolusi jang nasional dan demokratis untuk memasuki tahap Sosialisme Indonesia berdasarkan Pantja Sila.

3).Meletakkan dasar2 jang kuat guna pembangunan berikutnja, ja-itu setelah 1968, diantaranja dengan mengadakan kegiatan2 se-lama 3 tahun j.a.d. :a. meningkatkan mental untuk pembangunan, menumbuhkan ke-

pertjajaan pada kesanggupan dan kemampuan untuk berdiri diatas kaki sendiri, mempertinggi keichlasan dan moral pengab-dian untuk suksesnja pembangunan ;

b. menjempurnakan organisasi perentjanaan dan pelaksanaan pem-bangunan guna menggalang persatuan dan kesatuan semua ke-kuatan jang revolusioner berporoskan Nasakom dan menge-rahkan funds and forces jang progresif untuk pembangunan;

c. memperkuat landasan ekonomi dengan mendjadikan perta-nian dan perkebunan sebagai dasar dan mengembangkanindustri dan pertambangan sebagai tulang punggung ekono-mi nasional ;

d. memperkuat dan memperluas ekonomi sektor Negara sebagai sumber utama bagi pembiajaan pembangunan ;

e. stabilisasi keadaan moneter ;f. memperteguh landasan agama, mental dan spirituil sebagai

unsur mutlak dalam Nation dan Character Building;g. jang menjangkut pembangunan Angkatan Bersendjata.

21

Page 25: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

2. Pokok2 Kebidjaksanaan Pelaksanaan Pembangunan.

Dalam melaksanakan Rentjana Pembangunan Nasional 3 tahun ini, perlu didjelaskan dasar2 dan tjara2 kerdja jang akan kita tempuh dan ber-pokok pada m e l a k u k a n E k o n o m i P e r d j o a n g a n b e r d a s a r k a n T r i s a k t i T a v i p d e m i t e r l a k -s a n a n j a A m a n a t P e n d e r i t a a n R a k j a t .

Ketetapan M.P.R.S. No. VI/65 telah memberikan perintjian jang di-maksud, tetapi lebih sempurna djika perintjian itu diperdjelas dan diper-djelas dan diperluas lagi.Dari Ketetapan M.P.R.S. No. VI/MFRS/75 dasar2 dan tjara2 kerdja itu dapat disimpulkan sebagai berikut;

1). Pembangunan dapat dilaksanakan dengan pertjaja kepada kesanggu-pan dan kemampuan Berdikari.

2). Berdikari atas dan berdasar pada kekuatan ekonomi jang rill;a. Projek-projek Mandataris M.P.R.S. jang bersifat Nation dan

Character Building balk jang merpakan pembangunan eko-nomi maupun pembangunan mental, agama dan spirituil;.

b. Tenaga kerdja rakjat Indonesia jang terdiri a.1. kaum buruh,tani, nelajan dan angkatan bersendjata

c. Unit-unit ekonomi negara termasuk jang dikuasai oleh daerah;d. Projek-projek Pola Pembangunan Nasional sudah dimulai dan

hampir selesai ;e. Unit-unit ekonomi koperasi ;f. Unit-unit ekonomi swasta jang progresif.

3). Mengadakan imbangan jang tepat antara keperluan untuk mensuk-seskan tugas politik dan tugas ekonomi serta mengadakan keseimba-ngan jang wadjar antara pembangunan dibidang spirituil dan mate-riil dalam mengatur :

a. pembagian tenaga kerdja ;b. alokasi dana rupiah dan devisan ;c. supply barang2 ;d. penjebaran projek2 ke-daerah2.

22

Page 26: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

4). Menggali sumber2 pembiajaan baru dengan melaksanakan projek2

jang segera menghasilkan dan/atau memperbaiki kwalitas dan/atau kwantitas produksi dari unite produksi jang ada.

5). Perbaikan dibidang persaratan mental, agama dan spirituil, keahlian tenaga kerdja, organisasi jang sesuai dengan prinsip Ekonomi Ter-pimpin dan management manipolis dalam mendjalankan alat-alat produksi, pada unit-unit ekonomi jang telah ada dengan tudjuan mentjapai hasil sebesar-besarnja dengan biaja serendah-rendahnja de-ngan mendjamin kesedjahteraan kaum buruh, tani dan nelajan.

6). a. Melakukan penghematan setjara besar-besaran, chususnja pada bi-dang jang non produktif dan ongkos-ongkos sirkulasi.

b. Mempertinggi ketelitian dalam penggunaan devisa dan mengefektifkan serta memanfaatkan pemakaian bunga, komisi dan djasa2 lainnja bagi pembangunan.

c. Pelaksanaan pembangunan projek2 produksi dilakukan dengan inves-tasi jang realistis dengan memusatkan investasi itu terutama pada bagian-bagian pekerdjaan jang langsung berhubungan dengan pro-duksi, berdasarkan target produksi.

7). Dalam mengadakan usaha2 baru didahulukan tjara penjempurnaan/ perluasan unit-unit produksi jang ada d i a t a s mendirikan projek2

baru.8). a. Memobilisasi kekuatan massa rakjat jang terorganisasi (Front Nasio-

nal RT dan RK) terutama buruh dan tani serta skill jang telah dimiliki oleh Rakjat jaitu keahlian, kedjuruan dan keradjinan rak-jat, peralatan jang ada ditangan Rakjat antara lain gerobak, perahu lajar dsb. nja setjara besar-besaran.

b. Menumbuhkan dan menggunakan sebaik-baiknja daja tjipta kearah penemuan2 baru, sifat dan bakat keterampilan chas disesuatu wilajah jang dimiliki oleh Rakjat.

c. Proses dan teknik produksi diutamakan dengan menitik beratkan kepada kekuatan Rakjat.

9). Koordinasi antara usaha pemerintah (Perusahaan-perusahaan Negara dan Perusahaan-perusahaan Daerah) dan Rakjat, koperasi, swasta progresif dalam bidang ekonomi pada umumnja dan industri chu-susnja dibawah pimpinan Pemerintah.

10). Pembelian barang2 dari luar negeri hanja dilakukan, djika tidak dapat dibuat sendiri dalam djumlah jang mentjukupi kebutuhan didalam negeri.

23

Page 27: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

11). Penggunaan semua devisa hasil ekspor termasuk harga lebih (over-price) dan/atau kredit kredit luar negeri ditudjukan untuk memper-kuat produksi dalam negri untuk merealisir prinsip Berdikari.

12). Pembangunan Masjarakat Desa bukan sadja hendaknja ditudjukan untuk menumbuhkan desa mendjadi salah satu unsur masjarakat So-sialis Indonesia baik jang mengenai djiwa maupun mengenai struk-tur masjarakat tetapi masjarakat desa perlu dibangun terus agar tum-buh mendjadi sokoguru dalam pembangunan dimana diwudjudkan kegotong rojongan nasional progresif revolusioner berporoskan Nasa-kom dalam kehidupan sehari–hari :

a. Pembangunan Masjarakat Ditudjukan untuk menumbuhkan desa se-bagai daerah tingkat terbawah jang mendjamin terlaksananja hak-hak serta kebebasan-kebebasan demokratis dan menghapuskan sisasisa feodalisme, antara lain dengan melaksanakan setjara konsekwen U.U.P.A., U.U.P.B.H. dan U.U.B.H. – Perikanan sebagai langkah pertama ;

b. Untuk mempertinggi kesedjahteraan dan produksi masjarakat desa serta agar hasil produksi itu djadi manfaat sebesar besarnja bagi me-reka sehingga bisa menambah daja beli Rakjat pekerdja didesa, ter-utama kaum tani ;

c. kekuatan rakjat masjarakat desa diefektifkan sebesar besarnja untuk mensukseskan pembangunan;

d. segala usaha di desa dikoordinasikan dalam satu pimpinan dan di-arahkan untuk mentjapai target-target pembangunan seperti digaris-kan dalam Rentjana Pembangunan Nasional 3 tahun ini.

13). Pengerahan tenaga seluruh Rakjat termasuk tenaga-tenaga penganggur dan setengah penganggur sebagai salah satu kekuatan dalam pemba-ngunan digerakkan bagi pembangunan jang langsung menjangkut kepentingan Rakjat itu sendiri, setjara gotong rojong sesuai dengan angka 12). pokok 2.

14). Pembangunan Angkatan Bersendjata tetap mendapat perhatian me-ngingat tingkat dan sifat Revolusi Indonesia jang berkonfrontasi terus-menerus terhadap Nekolim dan antek2nja.

15). Perwudjudan integrasi dalam pembangunan memerlukan sjarat-sjarat pokok sebagai berikut :

a. Tudjuan pembangunan serta Rentjana Pembangunan Nasional 3 Ta-hun harus tegas dan djelas.Agar dapat dipahami oleh rakjat bahwa pembangunan itu adalah untuk kepentingan mereka sendiri, maka perlu diadakan indoktri-nasi setjara intensif sehingga seluruh Rakjat mendjadi kerandji-ngan pembangunan.

24

Page 28: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

b. Pemikiran jang terintegrasi mengenai pembangunan dan penjeleng-garaannja dilakukan oleh Pemerintah dan seluruh golongan masjara-kat jang progresif revolusioner dan harus berpedoman pada rentjanajang dimaksud dalam sub a. diatas ;

c. Penjusunan Perentjanaan Pembangunan Nasional harus terpusat disatu badan perentjanaan, jaitu Bappenas/Muppenas, dengan bantuan se-penuhnja dari dan kerdja sama seerat-eratnja dengan Bapperdep dan Bakopda;

d. Berdasarkan Rentjana Pembangunan Nasional, projek-projek pokok dan projek-projek komplementernja terutama diatur waktu pelaksa-naannja, program kerdja dan targetnja dalam rangka memperhatikan sinkronisasi antara projek, serta guna pengawasan pelaksanaan dan penentuan alokasi, keperluan uang, bahan-bahan/barang-barang jang sukar didapat, tenaga ahli-kedjuruan, keperluan angkutan, dsb.nja;

e. Intergrasi pembangunan kedalam Rentjana Pembangnan Nasional dilakukan dibawah pimpinan Pemerintah Pusat, antara :(1). Pembangunan jang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat ;(2). Pembangunan daerah dengan pembangunan oleh Pemerintah

Pusat ;(3). Pembangunan oleh Pemerintah Pusat/Daerah koperasi serta

swasta progresif.ad. (I). Pembangunan oleh Pemerintah Pusat.a. Untuk mengintegrasikan pembangunan jang dilakukan oleh

Pemerin-tahan Pusat disarankan untuk mengadakan pengundangan agar:

(i). Tidak ada projek pembangunan dapat dilaksanakan oleh sesuatu Instansi Negara seperti KOTI, KOTOE, Departemen, P.N., Jajasan. Negara dsb. jang tidak terlebih dahulu dipertimbangkan oleh Bappenas dan dimasukkan dalam Rentjana Pembangunan Nasional djangka pandjang serta rentjana tahunan.

(ii). Tidak ada projek pembangunan dapat dilaksanakan oleh siapapun jang penjelenggaraannja menjangkut posisi keuangan negara jang ti-dak terlebih dahulu dipertimbangkan oleh Bappenas dan dimasuk-kan dalam Rentjana Pembangunan Nasional djangka pandjang serta rentjana tahunan.

b. Projek-projek Pemerintah Pusat dibagi dalam :

(i). Jang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Pusat dimana Pemerintah Daerah turut serta mengawasi, mengkoordinasi dan membantu pelaksanaannja ;

25

Page 29: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2
Page 30: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

(ii) jang pelaksanaannja diserahkan pada daerah.Dalam hal ini Pemerintah Pusat terutama memberikan bantuan tek-nis serta mengawasi pelaksanaannja.

ad. (2). Pembangunan Daerah.

a. Rentjana Pembangunan Daerah ditentukan oleh Bakopda dengan per-persetudjuan Bappenas/Muppenas, jang berisikan :

(i). projek-projek jang komplementar dengan projek2 Pemerintah Pusat ; (ii). perluasan target dari rentjana-rentjana Pemerintah Pusat ;(iii). projek-projek lainnja.

b. Departemen Dalam Negeri mengkordinir pelaksanaan pembangunan daerah.Pembangunan daerah harus seirama dengan pembangunan nasional, mengikuti penentuan prioritas seperti telah ditentukan untuk pembangunan nasional.

c. Penjerahan Perusahaan-perusahaan Negara dan Projek-projek Peme-rintah Pusat jang bersifat regional kepada daerah realisasinja di-pertjepat.

d. Pembiajaan Pembangunan Daerah.Pembangunan daerah jang dimaksud dalam ad. (2) diatas pada prinsipnja dibiajai dari sumber-sumber keuangan jang digali oleh daerah sendiri.

c. Bappenas/Muppenas melaksanakan koordinasi antara Rentjana-ren tjana Pembangunan Daerah dan meng-integrasikan Rentjana-rentjana itu dalam Rentjana Pembangunan Nasional.

ad. (3) Peranan swasta progresif dan koperasi.Kegiatan koperasi dan swasta terutama dibidang produksi berpe-doman pada garis-garis Pembangunan Nasional Rentjana 3 Tahun, serta untuk men-sukseskan Rentjana ini.Bantuan koperasi dan swasta pada pembangunan pada prinsipnja dilakukan di daerah, dipimpin oleh Bakopda/Gubernur.Hanja dalam hal-hal luar biasa dilakukan pengerahan bantuan swasta untuk projek-projek Pemerintah Pusat.Bantuan koperasi dan swasta baik funds ataupun forcesnja diberikan dengan tjara :

a. melaksanakan projek-projek Pemerintah Pusat, b. melaksanakan projek-projek daerah,c. mengikut- sertakan dalam projek-projek daerah,d. lain-lain.

26

Page 31: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

16. Hubungan antara Anggaran Belandja Pembangunan dan Ang-garan Belandja Negara lainnja.a. Untuk dapat menjusun Pola Projek sebagai perintjian dari

Rentjana Pembangunan Nasional perlu ada taksiran djum-lah biaja rupiah dan devisa jang disediakan guna pembangunan dalam 3 tahun itu.Bagian2 dari djumlah biaja jang disediakan itu ditetapkan setjara lebih tepat pada waktu menjusun rentjana tahunan,

Djika 'hal tni tidak diselenggarakan, pengalaman diwak-tu jang lampau akan terulang kembali, dalam mana banjak biaja, tenaga dan waktu mendjadi hilang, karena tidak me-nentunja pembiajaan.

Kepastian dalam pembiajaan adalah pula perlu untuk me-njusun program2 kerdja pelaksanaan dari Projek2 jang me-rupakan sjarat mutlak bagi tertjapainja sinkronisasi dan koor-dinasi dalam melaksanakan pembangunan serta untuk pe-ngawasan dan penilaian.

b. Anggaran Belandja Pembangunan adalah bagian dari Angga-ran Belandja Negara seluruhnja, karena itu untuk dapat menaksir djumlah biaja untuk Pembangunan dalam djangka waktu 3 tahun, kiranja perlu pula diadakan perkiraan un-tuk djangka waktu 3 tahun mengenai Anggaran Belandja seluruhnja.

Rentjana Pembangunan 3 tahun harus disusun dalam hu-bungan dengan penjusunan dasar2 anggaran moneter jang djuga berdjangka waktu 3 tahun jang meliputi ;(1) Anggaran Rountine(2) Anggaran Pembangunan(3) Anggaran Kredit;(4) Anggaran Devisa;(5) Anggaran Chusus.

c. Penjusunan Anggaran Belandja Routine baik mengenai ru-piah maupun devisa hams dilakukan erat dengan penjusunan Anggaran Belandja Pambangunan, berhubung tidak sedikit Projek Pembangunan jang djika telah selesai membawa be-ban2 baru untuk Anggaran Routine. Sebaliknja, kurangnnja penjediaan Anggaran Belandja Routine pada sesuatu djang-ka waktu untuk sesuatu Projek atau Sektor Pembangunan' dapat mengakibatkan meningkatnja keperluan biaja untuk Pembangunan dalam djangka waktu itu atau diwaktu kemu-dian.

d. Hubungan dengan Anggaran Kredit, diantaranja pula karena ada Projek2 Pembangunan jang pembiaannja lebih tepat di-lakukan melewati Anggaran Kredit.

27

Page 32: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2
Page 33: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

3. Dasar2 Penjusunan Pola Projek.

Dalam menjusun pola projek harus diperhatikan hal2 sebagai berikut :1). Dari Ketetapan M.P.R.S. No. VI/MPRS/1965 dapat disimpulkan

bahwa djumlah dan luasnja usaha dan kegiatan2 jang harus dilakukan dalam djangka waktu 3 tahun jang akan datang, dapat digolongkan antara lain seperti dibawah ini:

a. Usaha2 untuk mentjiptakan iklim ekonomi untuk didjadikansandaran dan landasan pembangunan dengan kegiatan2 se-perti rehabilitasi alat2 produksi jang ada, prasarana dan me-ningkatkan manfaat unit2 ekonomi jang ada.

b. Menjelesaikan projek2 jang telah dimulai.c. Melaksanakan projek2 baru, chususnja jang diharapkan men-

djadi sumber pembiajaan pembangunan.

Unit2 ekonomi jang telah ada, pada waktu ini banjak jang tidak memberikan manfaat sebagaimana mestinja, disebabkan oleh fak-tor2 intern dan ekstern, jang menondjol antara lain sbb :

a. kurang baiknja management.b. kurang memperoleh fasilitas jang diperlukan .c. kurangnja perawatan dari beberapa unit2 ekonomi sedjak

permulaan perang dunia ke 1I.d. kurangnja penjediaan devisa jang diperlukan untuk penggan-

tian spare: parts, bahan2 baku dan penolong.

2). Untuk penjusunan pola2 projek pengumpulan angka2 statistik dan bahan2 keterangan mengenai unit2 ekonomi umumnja dan alat2 pro-duksi chususnja perlu segera dilakukan registrasi, inventarisasi, penila-Ian satu demi satu. Dalam hubungan ini tjara2 sampling modern dalam pengumpulan bahan2 keterangan tersebut, dapat dipertim-bangkan.

3). Sungguhpun bahan-bahan keterangan jang diperlukan untuk meng-kalkulasikan biaja masih belum lengkap guna melaksanakan projek2

jang tergolong dalam angka 1). diatas, sudah dapat dipastikan bahwa biaja itu djumlahnja akan melebihi djumlah jang dapat di-sediakan.

Mengingat djumlah defisit Anggaran Belandja Negara perlu diba-tasi, maka karena itu dari usaha2/projek2 jang telah kita tentukan panting dan projek2 jang diprioritaskan dalam ketetapan M.P.R.S. No. VI/MPRS/1965, perlu diadakan pemilihan jang lebih selektif projek2/usaha2 mana jang kita utamakan.

28

Page 34: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2
Page 35: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

4). Memelihara agar unit2 ekonomi jang telah ada tetap berdjalan lantjar dengan mengutamakan rehabilitasi dan perluasan untuk mempertinggi daja gunanja serta menjelesaikan projek2 jang telah dimulai jang dapat selesai paling lambat tahun 1968,

5). Projek-projek barn dapat didirikan; chususnja jang dapat memper-tinggi penghasilan negara dalam masa 3 tahun jang akan datang.

6). Dalam menetapkan prioritas projek, daerah-daerah jang kurang berkembang supaja diutamakan.

4. Bidang Projek Prioritas.

Sesuai dengan ketetapan M.P.R.S. No, VI/MPRS/1965, pasal 2, maka ditentukan prioritas2 dalam penjusunan dan. pelaksanaan projek2 untuk 3 tahun jang akan datang seperti tersebut dibawah ini:

1). Projek Nation dan Character Building.2). Projek-projek dibidang produksi sandang pangan.3). Projek-projek pembangunan bidang chusus pertahanan keamanan

jang meliputi projek projek prasarana, industri pertahanan, dan pro-jek-projek strategis, offensif, aerospace,

4). Projek-projek pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan danpeternakan,

5). Projek-projek pertambangan, industri dan tenaga listrik,6). Projek-projek industri pengolahan bahan mentah.7). Projek-projek prasarana National dibidang perhubungan darat, laut

dan udara dan telekomunikasi serta industri-industri jang bersang-kutan. diantaranja industri bahari untuk kelengkapan pelajaran Rakjat.

8). Projek-projek transmigrasi gaja baru.9). Projek-projek penelitian dan pengembangan (research and develop-

ment) dibidang teknologi, industri, perkebunan, pertanian, peter-nakan, perikanan, pertambangan dan sebagainja.

10). Projek-projek pendidikan tenaga kedjuruan.11). Projek-projek P.N.S.B. jang sudah dimulai.

5. Projek 2 Prioritas.

1).Nation dan Character Building seperti ditentukan oleh P.J.M. Presiden jang perintjian selandjutnja akan diserahkan kepada Bappenas,

2). Projek untuk mempererat kerdja sama dengan negara2 Nefos, chu-susnja negara2 Asia Afrika,

3).Bahan makanan pokok:a. Bahan2 makanan pokok terdiri dari bahan2 makanan tsb di

bawah ini:

29

Page 36: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

--padi/beras --ikan--djagung --telur--ubi2an --susu--katjang2an (kedele, katjang --minjak goreng--tanah, katjang idjo, dsb.nja) --gala--daging --garam

b. Untuk menambah produksi bahan makanan pokok maka disamping usaha2 mempergiat usaha2 intensifikasi, harus di-lakukan extensifikasi, areal persawahan dan perladangan jang chusus dengan mewadjibkan tiap2 Dati I, terutama diluar Djawa untuk menambah produksi padi dengan menetapkan djatah areal perluasan berdasarkan keadaan daerah masing 2.

c. Usaha2 lain untuk mempertinggi produksi bahan makanan pokok, seperti jang disebutkan dalam ajat b diatas dipergiat penanaman tumpangsari didaerah perkebunan dan kehutanan.

d. Untuk mendjamin peningkatan produksi bahan makanan ha-rus dipertjepat penjelesaian pelaksanaan U.U.P.A., U.U.P.B.H. dan U.U.B.H. - Perikanan.

e. Dalam peningkatan produksi bahan makanan pokok supaja pengairan dasar dan pengairan rakjat diutamakan.

4). Bahan2 Sandang:

a. Merehabilitasi dan menjempurnakan daja produksi unit2 per-tenunan dan peradjutan jang telah ada,

b. Menjelesaikan projek2 pemintalan jang telah dimulai dan projek2 jang peralatannja segera akan tiba berdasarkan kon-trak2 jang telah ditanda-tangani,

c. Mempertinggi, menjempurnakan dan/atau mendirikan/memper-giat pendirian projek2/balai2 penelitian:(I). kapas(2). rajon dan cellulosa(3). ulat sutera(4). rani dan bahan2 serat lainnja.

d. penambahan industri finishing.Usaha dibidang ini diarhkan pada penghentian impor tekstil djadi dalam 3 tahun ini.

5). Industri.

a. Untuk mendjamin peningkatan produksi bahan makanan pokok dan bahan2 ekspor, maka perlu diadakan industri pertanian jang berhubungan dengan produksi bahan makanan dan ba-rang2 ekspor sbb.:

30

Page 37: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

— karung dan alat2 pembungkus lainnja— alat2 pertanian— pupuk— obat2an pembrantras hama— pengolahan hasil2 pertanian, perkebunan, perikanan, peter-

nakan dan kehutanan.b. Industri keramik dan alat2 rumah tangga.c. Industri bahan2 bangunan/industri2 jang penting :— semen — alat2 listrik— kertas — bola lampu— besi beton — tjat— paku — dan lain2.— kaju— batu bata, kapur dan genting— katja djendela

d. Industri Kesehatan :— industri pharmasi terutama obat2 asli .— alat — kesehatan.

e. Industri dasar/berat.Dibidang Industri dasar-berat diutamakan pada penjelesaian projek2 sbb.:— besi badja/tanur tinggi— industri metalungi— kimia dasar— petro kimia— industri autotive— industri Angkatan Bersendjata— industri maritim— industri alat2 angkutan darat, laut dan udara,— indusrti alat2 elektronika— minjak pelumas— industri mesin2

— aspal Buton dan Wonokromo.Untuk lebih meng-intensifkan projek2 industri jang tersebut diatas perlu diadakan usaha2 dibidang penelitian dan pen-didikan kader.

6). Pertambangan.

a. Dibidang pertambangan diutamakan exploitasi dari pertain-bangan2 sbb:

31

Page 38: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

— minjak bumi — aspal alam— timah putih — asbest— batu bara — belerang— bauxiet — kaoline— nikel — mica— bidjih besi — gips— emas, perak, tembaga — manganan— batu2 permata — pasir kwarsa

b. Untuk lebih mengintensifkan usaha2 dibidang exploitasi per-tambangan perlu perluasan, penelitian dan exploitasi.

7).Projek2 untuk mempertinggi pendapatan devisa.Untuk mempertinggi pendapatan devisa diutamakan projek2 ter-sebut dibawah ini :— karet — djagung— kelapa sawit — gaplek— teh — p a l a— kopi — l a d a— kopra — tjengkeh— tembakau — minjak sereh— gula — minjak kaju putih'— hasil2 hutan — pinang— minjak bumi — minjak nilam— timah — panili— bauxiet — sarang burung dan kulit2

binatang.— nikel — hasil2 laut— mangaan — ternak.— intan.

8).Prasarana.Usaha2 dibidang prasarana perhubungan darat, air dan udara pada pokoknja diutamakan sebagai berikut :a. jang perlu untuk melantjarkan produksi, pengumpulan dan

peredaran bahan2/barang2.b. jang. vital untuk melantjarkan djalannja :perekonomian pada

umumnja.c. vital untuk pertahanan, keamanan dan pemerintahan.

(1) Perhubungan Darat, Pos dan Telekomunikasi.jang diutamakan dalam perhubungan darat ialah :

32

Page 39: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

a. rehabilitasi djalan2 jang mempunjai arti ekonomi ;b. pembangunan djalan2 barn jang mempunjai huhungan

dengan projek2 jang vital ;c. djalan Lintas Sumatera ; d. penjeberangan.

(II) Mengenai angkutan didarat diutamakan pada :

a. rehabilitasi kereta api dan bengkel2 digiatkan kearah pembikinan sandhi keperluan materiil ;

b. penjempurnaan fasilitas perawatan-perawatan kendaraan bermotor dan peningkatan keahlian

c. mengefektifkan penggunaan tjikar/gerobak, speda dan lain2;

d. menghentikan impor kendaraan bermotor dalam bentuk djadi dan menghentikan pemasukan mobil2 sedan.

e. perluasan operasi DAMRI kedaerah-daerah ;(III). Usaha2 dibidang pos dan telekomunikasi dititik beratkan

pada : a. memperlantjar komunikasi/rnempertjepat tempo komunika-

si di Pusat, dan antara Pusat dan Daerah 2 serta di Daerah2;

b. hubungan djarak djauh antar pulau ;c. memperlantjar hubungan pos dalam negeri ;d. menjempurnakan komunikasi internasional ;

Projek2 a.l. terdiri atas :

a. menjelesaikan master-plan kantor pos Djakarta Raja dan menjelesaikan gedung sentral perhubungan telekomuni-kasi di Djakarta ;

b. memperluas hubungan telex dengan daerah2 jang belum ada hubungan telex;

c. menjelesaikan pembangunan hubungan micro-wave Dja-wa-Bali-Lombok dan Djawa-Sumatera;

d. mengotomatisasikan sentral2 telepon ;e. memperbaiki dan menambah kantor2 pos di daerah2 ;

f. membuka sentral2 giro ditempat-tempat jang panting ;g. mengintensifkan pendidikan kader keachlian dan indok-

trinasi.

(2) Perhubungan Perairan.

Jang diutamakan dibidang perhubungan perairan ialah sbb :

33

Page 40: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2
Page 41: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

a. merehabilitasi dan menambah fasilitas terminal, pemeliha-raan alur2 pelajaran untuk menghilangkan hambatan 2

dipelabuhan ;b. membangun pelabuhan samudera bagi Dati I jang mem-

punjai banjak produksi export bagi Dati2 I jang belum mempunjai pelabuhan export;

c. membangun pelabuhan biasa jang dapat disinggahi oleh Kapal 3000 dwt. untuk Dati I jang belum mempunjai pelabuhan tersebut;

d. merehabilitasi dan menambah fasilitas pemeliharaan dan perbaikan kapal2;

e. mentjukupkan fasilitas2 keamanan Ialu-lintas pelajaran ter-masuk telekomunikasi pelajaran ;

f. mentjukupi keperluan penjediaan air tawar dan bahan bakar untuk kapal2 dipelabuhan ;

g. merehabilitasi dan menambah ruang kapal2 untuk pelajaran samudera;

h. merehabilitasi dan menambah kapal2 dalam negeri de-ngan sedjauh mungkin mengutamakan pembuatan kapal2

kaju, tongkang dan pengerahan kapal2 dan perahu lajar rakjat ;

i. merehabilitasi dan menambah armada negara;j. merehabilisasi dan menambah pelabuhan2 dan alat2 ang-

kutan sungai dan terusan, termasuk bus air ;k. pengerukan muara2 sungai untuk mempermudah lalu-

lintas pelajaran sungai ;

(3) Perhubungan Udara.

Jang diutamakan dalam perhubunaan udara adalah sebagai be-rikut :

a. membangun, memperbaiki, dan memperluas lapangan2 ter-bang jang vital untuk pelaksanaan Dwikora, dan lapang-an2 terbang ditempat2 terpentjil jang sementara sukar ditjapai dengan memakai tjara2 pengangkutan lain ;

b. menjempurnakan fasilitas perawatan dan perbaikan pe-sawat2 didalam negeri ;

c. mengintensifkan pendidikan untuk mentjukupi personalia;d. memperbaiki fasilitas meteorologi dan geofisik.

9). Penjediaan tenaga listrik dan gas,

Penjediaan tenaga listrik dan gas diutamakan untuk :a. melajani usaha2 produksi dan industri;

34

Page 42: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

b. jang akan memberi stimulans pada timbulnja aktivitas penambahan produksi ;

c. keperluan pengobatan/kesehatan.

10). Transmigrasi.

Melaksanakan konsekwen transmigrasi gaja baru sesuai dengan target jang ditetapkan oleh Musjawarah Nasional Gerakan Transmigrasi.

11). Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan.

Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan diutamakan untuk :

a. memperbaiki efisiensi proses produksi, mempertinggi kwalitas dan kwantitas produksi sandang pangan ;

b. memanfaatkan sumber alam dan tenaga kerdja guna mem-pertinggi kekuatan berdiri diatas kaki sendiri dalam usa-ha mentjukupi kebutuhan materiil masjarakat ;c. mendorong kegiatan rakjat dalam menggali penemuan2 baru.

12). Pendidikan.

Dalam bidang pendidikan jang diutamakan :a. mentjukupi tenaga2 kedjuruan dari segala tingkat dan

segala djurusan menurut perkiraan kebutuhan rill diwak-tu dekat jang akan datang ;

b. meningkatkan keahlian dari tenaga kerdja jang telah ada;c. mentjukupi dan memperlengkapi laboratorium dan perpus-

takaan untuk tiap2 perguruan2 tinggi.

13). Kesedjahteraan Rakjat

(1) Kesehatan.a. menjelesaikan pendirian rumah2 sakit jang telah dimulai;b. membangun rumah2 sakit umum pusat di Dati I jang

belum mempunjainja ;c. perbaikan dan perluasan asinering dan pendjernihan air;d. menambah tenaga2 ahli dan menjebarkan tenaga dokter

keluar Djawa ;f. memperluas badan kesedjahteraan ibu dan anak (BKIA).

(2) Agama.

a. menjelesaikan projek2 jang telah dimulai ;

35

Page 43: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2
Page 44: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

b. menjempurnakan sistim pendjatahan djemaah hadji jang sebaik2nja ;

c. mendirikan sekolah2 guru agama Kristen Protestan/Kate-lik dan Hindu Bali.

(3) Sosial.

a. memperluas dan mempergiat lembaga2 sosial desa ;b. memperluas dan mempergiat pendirian Iumbung2 desa dan

bank2 desa ;c. mempergiat dan memperluas bimbingan Pembangunan Pe-

rumahan Rakjat.

36

Page 45: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

6. Rentjana Target. dari beberapa Projek.

1). Bahan-bahan makanan pokok

a. Beras.

Sungguhpun produksi bahan makanan karbohidrat tahun 1965 telah memenuhi kebutuhan menu daripada Rakjat tetapi da-lam komposisinja dianggap perlu untuk memperbaiki setjepat-tjepatnja dengan segala kemampuan jang ada pada kita de-ngan djalan meningkatkan produksi bums sampai 100 kg. beras per kapita setahun dalam tahun 1968 dengan target2 sbb.:

Tahun Djumlah')penduduk

(djuta)

konsumsi berasperdjiwasetahun

konsumsipadi setahun

(djuta ton)

produksi padi setahun(djuta ton)

1966

107,9 90 kg. 19,42 21,86196 110,3 95 kg. 20,96 23,48196 112,8 100 kg. 22,56 25,20

') Angka2 dikutip dari Biro Pusat Statistik.

Produksi padi diperoleh dari djumlah keperluan konsumsi ditambah dengan keperluan bibit, tjadangan mutlak dan „was-te”.Djika selandjutnja berpedoman pada angka2 djumlah pendu-duk dalam Buku Depernas djilid III hal 520 maka dalam tahun 1968 target mendjadi :

Tahun Djumlahpenduduk(djuta)

konsumsi berasperdjiwasetahun

konsumsipadi setahun(djuta ton)

produksi padi setahun(djuta ton)

1966 106,340 90 kg. 19,14 21,621967 108,785 95 kg. 20,66 23,161968 111,287 100 kg. 22,26 24,84

b. Djagung.

Target produksi ditentukan sebanjak 7,1 djuta ton setahun pada tahun 1968.• Dengan naiknja produksi padi maka kon-sumsi djagung menurun dan memungkinkan naiknja volume export. Target tsb. tiap tahun membutuhkan devisa untuk pupuk lebih kurang 11 45 djuta. Sebagian dari penanaman . djagung tsb. diandjurkan dapat dilakukan atas dasar Production Sharing dengan kredit.

37

Page 46: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

c. Daging.

Target produksi pangan hewani se-kurang2nja adalah sebagai berikut :

(1) Kebutuhan konsumsi seorang setahun :

Daging (segar) 5,5 Kg.Telur 2,0 kg.Susu (segar) 1,8 kg.Target kebutuhan dalam ribuan ton adalah sbb.

1966 1967 1968Daging 585 598 612Telur 213 218 223Susu 191 196 200

Target produksi dalam ribuan ton sbb.:

1966 1967 1968Daging dari ternak menjusu 302 316 331Daging dari ternak bersajap 314 327 340Djumlah produksi daging seluruhnja; 616 643 671

Produksi telur Seluruhnja 120 131 142Produksi susu Seluruhnja 86 111 136Kekurangan/kelebihan produksi dalam ribuan ton adalah sbb.:

1966 1967 1968Daging + 31 + 45 + 59Telur 93 87 81Susu 105 85 64

Untuk mentjapai target tsb. maka diperlukan angkutan jang kontinu dari daerah2 surplus ternak,

d. Minjak goreng.

Dengan menetapkan target 20 cc untuk tiap orang sehari, maka kebutuhan setahun seorang mendjadi 5,76 kg. sehingga target2 selama 3 tahun jang akan datang adalah sbb, :Tahun kebutuhan minjak goreng kebutuhan kopra kering

(ton) (ton)1966 612.288 1,020.3001967 624,601 1.040.2001968 641.300 1.068.300Apabila dikehendaki untuk dapat mengekspor kopra lebih ba-njak maka perlu untuk membuat minjak goreng dari bahan2 lain seperti kelapa sawit dan katjang.

38

Page 47: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Export kopra akan dapat lebih dinaikkan djika produksi kopra dapat ditingkatkan mendjadi 1.400.000 ton tiap tahun.

e. G u l a.Berdasarkan target kebutuhan gula setiap djiwa sehari 30 gr.atau 11 kg. setahun, maka dalam tahun 1966 dengan pendu-duk 106.340.000 djiwa dibutuhkan gula sebanjak 1.169.740 ton,dalam tahun 1967 dengan penduduk 108.785.000 djiwa dibu-tuhkan gula sebanjak 1.196.631 ton, dan dalam tahun 1968dengan penduduk 111.287.000 djiwa dibutuhkan 1.224.157 ton.Menurut angka2 jang dikumpulkan oleh Dewan Produksi Nasi-onal maka luas areal tebu dalam tahun 1965 adalah 70.000 ha. dengan kapasitas setiap tahun setiap ha. rata 2 10,7 ton gala kristal. Dengan memperhitungkan produksi gula mangkok sebanjak 70.000 ton dan gula kelapa 130.000 ton maka selu-ruh produksi gula dalam tahun 1965 adalah 970.000 ton.Diusulkan agar target dalam tahun 1966 dan tahun 1967 dite-tapkan masing-masing 20 gr. dan dalam tahun 1968 sebanjak 25 gr. sehari setiap djiwa.Tahun Target

sehari/sedjiwakebutuhan setahun

(ton)produksi

(ton)sisa(ton)

1966 20 gr. 779.826 970.000 150.1241967 20 gr. 797.734 970.000 172.2461968'' 25 gr. 1.020.260 970.000 50.260Dalam. tempo 3 tahun akan terdapat kelebihan produksi se-banjak 190.124 + 172.246 - 50 260 = 312.000 ton gula jang seharusnja didjadikan persediaan Pemerintah sebagai “iron stock”untuk Banana' perlu digunakan sebagai alat menstabilisasi harga gala pasir atau untuk keperluan ekspor.Tindakan jang perlu diambil oleh Pemerintah ialah memperti -nggi produksi tiap ha. tanah tanaman, mempertinggi rendemen,menjelesaikan soal sewa tanah, dan soal 2 sengketa lainnja dengan kaum tani dengan djalan musjawarah dan mufakatlewat organisasi tani. Penanaman tebu diluar Djawa perlu diperluas guna menghasilkan gula pasir dan gala mangkok dengan mengirimkan bibit2 tebu dari Djawa.

f. I k a n :Berdasarkan target kebutuhan 20 kg. tiap tahun per capita dibutuhkan lebih kurang 225.000 ton setahun untuk konsumsi pada tahun 1968. Hal tersebut meliputi produksi ikan lau t dan dapat.

2).Sandang. a. Tekstil.

Dengan menetapkan target dalam kebutuhan sandang setiap

39

Page 48: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

djiwa setahun 8 m, maka selama 3 tahun 1966-1968 dapat di-susun target2 seperti berikut :

Tahun Djumlah penduduk x)(djuta)

Djumlah sandang(djuta meter)

1966 106.340 850.7201967 108.785 870.2001968 111.287 890.296

x) Angka Penduduk dikutip dari Buku Depernas Djilid III, halaman 520.

Dengan menggerakkan setjara penult alat2 tenon mesin dan alat2 tenun bukan mesin maka target2 tersebut akan dapat di-tjapai. Kapasitas pabrik2 finishing pada masa ini hares disesu-aikan dengan kebutuhan setahun 8 m tiap djiwa.

b. Benang tenun.

Berdasarkan target2 diatas maka dibutuhkan benang tenun :Tahun 196

6105.340 ton

Tahun 196 108.785 tonTahun 196

8111.296 ton

Kebutuhan benang tenun tsb. diatas didasarkan a-tas perhitungan 1 kg. benang bisa digunakan rata2 untuk keper-luan 8 m tekstil, belum termasuk kcmungkinan adanja „waste”.

Untuk mentjapai target ini harts dipergiat usaha 2

untuk mempertjepat selesainja pabrik2 pemintalan jang seka-rang sedang dan akan dibangun, sehingga pada achir tahun 1968 sudah dapat memiliki kapasitas 640,000 matapintal.

c. Kapas/rayon.Kebutuhan bahan baku dalam rangka memenuhi kapasitas 640.000 matapintal itu adalah 64.000 ton kapas.Untuk ini direntjanakan produksi kapas sebanjak 34.000 ton kapas pada achir tahun 1968 dan mendirikan pabrik2 rayon dengan kapasitas 15-000 ton sent rayon setahun.

40

Page 49: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

C. K E S I M P U L A N

K O M I S I I I I .

Mengenai :

G A R I S - G A R I S KEBIDJAKSANAAN

PEMBIAJAAN RENTJANA

PEMBANGUNAN 3 TAHUN

41

Page 50: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

1. Kebidjaksanaan Penjusunan Rentjana Pembangunan 3 Tahun.

1). Suatu perentjanaan chususnja untuk melaksanakan ekonomi per-djuangan harus memuat garis-garis kebidjaksanaan jang djelas dan konkrit mengenai berbagai segi Ekonomi dan Pembangunan. Tudjuan dari penegasan itu adalah supaja setiap petugas pelaksa-na lebih2 petugas2 dalam bidang2 jang penting mengerti apa jang pada umumnja ditudju dengan perentjanaan tiga tahun sekarang ini..lang lebih penting lagi adalah supaja setiap petugas me-mahami tentang kebidjaksanaan Pemerintah chususnja menge-nai bidangnja masing2 apakah tudjuannja dan dengan tinda-kan2 konkrit apakah tudjuan itu hendak ditjapai.

2). Tidaklah. kiranja dapat disangkal bahwa pada waktu sekarang masih terdapat banjak sekali kesimpang - siuran dan kurang adanja ketegasan antara lain karena kurang adanja koordinasi dan sinkronisasi antara berbagai-bagai tindakan dan antara ber-bagai2 instansi Pemerintah. Lambat - lawn instansi jang bar-wewenang harus mengatur tiap hal jang penting sehingga perso-alannja mendjadi terang dan djelas. Djika suatu hal berada claim wewenang beberapa instansi, maka hendaknja dibentuk suatu team bersama atau diadakan konsultasi agar dapat se-gera diambil keputusan.

3). Dalam Amanat Berdikari dan dalam Ketetapan M.P.R.S . No. VI/MPRS/65 telah ditandaskan kebidjaksanaan2 dalam garis be-sar jang perlu dianut dalam bidang Ekonomi dan Pembangunan. Karena luasnja persoalan dan menurut pengalaman tiap ins-tansi Pemerintahan dalam sektornja masing2 mengambil ini-siatip dan mengadakan interpretasinja sendiri2 dalam melak-sanakan pedoman2 garis besar termaksud itu, maka seharus- nja Bappenas selekas mungkin dilengkapi dengan bahan2 da--ri semua instansi dalam bidang Ekonomi dan Pembangunan tentang :

a. Kebidjaksanaan umum dalam bidangnja masing2 dalam melaksanakan Ketetapan2 dan Resolusi2 M.P.R.S. dalam bidang Ekonomi dan Pembangunan.

b. Tindakan atau peraturan kongkrit dalam melaksanakan ke bidjaksanaan tersebut.

c. Aparatur jang discrahi togas pelaksanaannja.

42

Page 51: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

4). Karena bahan2 mengenai seluruh kebidjaksanaan itu tidak mu-dah dikumpulkan, maka seharusnja tiap Kompartimen, Depar-temen dan Instansi2 jang bersangkutan mendapat instruksi da-ri Pimpinan Tertinggi Bappenas untuk menjampaikan bahan2

termaksud kepada Pimpinan Harian Bappenas.5). Setelah bahan2 itu terkumpul, maka dapatlah Bappenas/Mup-

penas menjimpulkan apakah tindakan2 jang telah diambil se-tjara konkrit itu sesuai dengan garis2 jang telah ditetapkan oleh M.P.R.S.Djuga perlu disimpulkan apakah tindakan2 itu telah dilaksa-nakan sesuai dengan garis2 tersebut. Dengan tjara demikian dan ditambah dengan musjawarah jang diadakan antara Bap-penas dan Instansi2 jang bersangkutan, maka dapatlah diha-rapkan tertjapainja kebidjaksanaan Pemerintah jang sesuai de-ngan garis2 jang telah diterapkan oleh M.P.R.S.

6). Tanpa adanja musjawarah dengan instansi2 jang bersangkutan maka perumusan jang dibuat setjara umum itu sukar sekali untuk disesuaikan dengan kenjataan dalam praktek. Dengan adanja konsultasi setjara terns menerus antara Bappenas dengan instansi2 eksekutip dan kemudian dengan pembahasan oleh Muppenas, maka dalam waktu jang tidak terlampau la-ma dapat disusun Pola Ekonomi Perdjuangan jang terperintji dan objektip.

7). Selain dari pada segi2 kwalitatip jaitu kebidjaksanaan2 dan tindakan jang perlu dilaksanakan maka dalam perentjanaan terdapat segi2 kwantitatip jaitu hasil2 jang setjara konkrit harus ditjapai dibidang ekonomi dan keuangan jang ber-sifat panting dan strategis .Hanja dengan perentjanaan berdasarkan perhitungan2 maka dapat mendjadi djelas tudjuan jang hendak ditjapai dalam waktu jang singkat.Kemudian dapat dinilai pula apakah berbagai tudjuan dalam bidang produksi, pembiajaan dsb. benar2 dapat ditjapai atau tidak.

8). Kenjataan menundjukkan, bahwa P.N.S.B. Berta pelaksana-annja dibidang ekonomi hanja mengutamakan projek2 pemba-ngunan dengan kurang memperhitungkan perkembangan eko-nomi.Kenjataan menundjukkan pula bahwa hal demikian itu tidak-lah tepat karena kemadjuan basil pelaksanaan projek2 itu be-lum mentjiptakan setjara effektip perbaikan perkembangan ekonomi dan belum menghasilkan sumber2 pembiajaan. Pa-dahal kemungkinan pelaksanaan projek2 itu setjara balk ter-gantung sekali dari perbaikan perkembangan ekonomi dan adanja pembiajaan.

43

Page 52: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

9). Oleh karena Basting Stir dalam bidang ekonomi dan pemba-ngunan harus didasarkan atas perhitungan jang seksama da-lam segi2 jang strategis dibidang ekonomi, Setidak-tidaknja perlu sekali ditentukan hasil2 jang harus ditjapai selama tiga-tahun jang akan datang dalam bidang: Produksi bahan ma-kanan, sandang, perkebunan, perkembangan, industri dasar, prasarana, pengangkutan serta perlu ditentukan pula perhitu-ngan2 kebutuhan pembiajaan dan bahan2 jang penting untuk mentjapai hasil itu.Untuk selandjutnja perlu sekali ditentukan suatu rentjana sa-saran ekspor djumlah dan djenis impor bahan2 modal mau-pun bahan2 baku untuk produksi serta bahan2 konsumsi jang masih diperlukan; Berhubung dengan itu maka perlu direntjanakan setjara konkrit seluruh penerimaan dan peng-gunaannja devisa terutama untuk produksi,

Suatu segi lainnja jang perlu direntjanakan adalah pengelua-ran dan penerimaan Pemerintah, serta perkreditan oleh Per-bankan. Dari perhitungan demikian dapat segera ditetapkan djumlah2 uang jang tersedia untuk pembiajaan dalam waktu jang akan datang untuk pembangunan dan untuk pemelihara-an (routine serta sedapat mungkin diperkirakan sebelumnja untuk seluruh rentjana moneter (3) tahun untuk; lebih me-ningkatkan daja djuang dalam Revolusi.

10). Dari gmnbaran keadaan dalam bidang2 produksi, prasarana pengangkutan dan bidang moneter dapat diperoleh gambar-an tentang perkembangan harga, hal mana merupakan soal jang penting bagi perbaikan perkembangan ekonomi serta penggalian sumber2 pembiajaan pembangunan. Amanat Ber-dikari dan Ketetapan M.P.R.S. menggariskan dengan djelas maksud untuk mengendalikan harga, jang hanja dapat ditja-pai dengan perhitungan2 jang saksama dan tindakan2 jang tegas.

11. Pembuatan pola berdasarkan angka2 produksi, pengangkutan,prasarana, pembiajaan dan moneter demikian itu tidak dapat disusun tanpa ada perundingan antara Bappenas dan semua petugas jang bersangkutan. Target2 demikian itu bagi Men-teri2 dan petugas2 jang bersangkutan, harus pula merupakan sasaran jang perlu ditjapai dalam bidangnja masing2.

Berdasarkan angka2 dari Bappenas oleh Mupppnas disa-djikan angka2 jang bersifat sementara; antara Bappenas dan Departemen serta instansi2 jang bersangkutan perlu diadakan perundingan setjara masak2 untuk menetapkan angka2 peren-tjanaan jang pasti (lihat lampiran).

44

Page 53: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

2. Perintjian Garis-garis Kebidjaksanaan Pembiajaan Perentjana Pem-bangunan 3 Tahun.

1). Banting Stir pembiajaan.Ketetapan No. VI/MPRS/1965 dengan djalan menggariskan banting stir dalam penggalian sumber pembiajaan seperti ter-tjantum dalam Bab II pasal 6 dan penjusunan anggaran moneter dalam mana termasuk anggaran pembangunan jang berdasarkan perhitungan2 ekonomis jang efisien (bab II fa-sal 17).Letak banting stir dalam kebidjaksanaan pembiajaan adalah pada pelaksanaan garis meggali sumber pembiajaan dari kekuatan eko-nomi kita jang njata dan tidak menggantuugkan diri pada luar negeti dan betul2 meningkatkan Penerimaan Negara jang tidak mengakibatkan menambah beban Rakjat seperti mengutamakan dan menjandarkan pada padjak2 langsung dan tidak langsung.

Banting stir djuga ditudjukan untuk melaksanakan politik pembiajaan jang mengabdi produksi sebagai djalan untuk me-ngatasi inflasi setjara ber-angsur2 .dan menekan defisit spen-ding.

Karena itu politik pembiajaan Rentjana Pembangunan 3 tahun 1966-1968 hares mentjakup rehabilitasi aparat eko-nomi kita, chususnja dibidang produksi dan distribusi terma-suk transport'didarat, laut, dan udara, dengan tidak me-ninggalkan kepentingan pembiajaan projek2 untuk Nation dan Character-Building dan projek2 pembangunan bidang chusus pertahanan/keamanan seperti tersebut dalam Ketetapan No. VI/MPRS/1965 pasal 2 a dan c.

2). Penggalian sumber2,pembiajaan pembangunan, didasarkan a-tas kekuatan ekonomi dan kemampuan jang kita miliki sendiri seperti dinjatakan dalam Ketetapan M.P.R.S. No. VI pasal 6 ajat (3) jaitu dengan usaha2 dari :a. Unit2 ekonomi negara :

Peranan ekonomi sektor negara jaitu P.N.2/P.N.N.2 harus merupakan sandaran dalam penggalian sumber pem-biajaan pembangunan 3 tahun.P.N.2/ P,N.N.2 dengan menetapkan target2 produksi, target ekspor dan Impor serta kegiatan djasa2 setjara tegas hams mentjiptakan dana2 pembiajaan pembangunan.Penjaluran dau pendjualan hash produksi/barang2 P.N.2/ P.N.N.2 kepada P.N:2/P.N.N:.2. lainnja dan kepada pro-jek2 pembangunan negara serta instansi2 Pemerintah harus

45

Page 54: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

dilaksanakan setjara langsung dengan tidak mempergu-nakan perantara swasta dengan ketentuan bahwa penja-luran kepada sektor negara diutamakan dan didahulukan sesuai dengan kebutuhannja.Cos taccounting manipolis dengan tjara management jang efisien memberantas salah urns dan pemborosan material, uang, tenaga dan waktu hares dilaksanakan. Ongkos2

pimpinan perusahaan jang terlalu besar hams ditekan de-ngan drastis untuk merendahkan ongkos produksi dan ongkos peredaran barang. Ini hanja mungkin ditjiptakan dlika P.N.2/P.N.N.2 dibersihkan dari kaum kapitalis biro-krat, manipulator2 dan koruptor2, Penjehatan dan penerti-ban aparatur ekonomi dan keuangan, termasuk aparatur perdagangan baik didalam maupun diluar negeri merupa-kan sjarat mutlak bagi suksesnja pelaksanaan kebidjak-sanaan pembiajaan banting stir, Peranan Dewan2 Peru-sahaan ditingkatkan dalam tanggung-djawab management. Ketua Dewan Perusahaan ditetapkan dari wakil Buruh.

b. Rakjat pekerdja : buruh, tani, nelajan dan Angkatan ber-sendjata :Rakjat pekerdja buruh, tani, nelajan dan Angatan ber-sendjata merupakan manpower tenaga produktif utama da-lam pembangunan, karena tanpa rakjat pekerdja tidak mungkin pembangunan dilaksanakan, tidak mungkin pro-duksi dan djasa2 dihasilkan.Untuk meningkatkan daja produksi dan kegiatan bekerdja, disamping indoktrinasi sebagai investasi mental terhadap Rakjat pekerdja perlu dilakukan untuk mengobar-ngobarkan sernangat membangun, sjarat2 materiil perlu dipenuhi bagi kemampuan dan kegairahan bekerdja.Karena itu tarap hidup rakjat pekerdja jang merosot se-bagai akibat-akibat kemerosotan ekonomi pada waktu se-karang perlu diperbaiki dengan tjara perbaikan upah mi-neral dan riil dengan memberikan tambahan upah dalam bentuk natura, perbaikan djaminan sosial bagi buruh dan pegawai, tanah garapan bagi kaum tani dengan melantjar-kan pelaksanaan U.U.P.A./U.U.P.B.H. dan transmigrasi, kredit bagi usaha2 produksi kaum tani dan nelajan serta pelaksanaan U.U.P.B,H. perikanan bagi nelajan,Pembagian beras bagi pegawai negeri dan Angkatan ber-sendjata beserta keluarga2nja harus tetap dilaksanakan de-ngan djatah jang tjukup untuk memenuhi kebutuhan hidupminimal.Pengaturan persediaan beras bagi kepentingan tsb. untuk daerah2 surplus dilakukan oleh Pemerintah daerah jbs. dengan pembiajaan Pemerintah Pusat, untuk daerah2 minus dilakukan oleh Pemerintah Pusat.

46

Page 55: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Dalam menggelorakan tenaga Rakjat setjara maksimal ma-ka sasaran utama ditudjukan pada pelaksanaan projek jang langsung berhubungan dengan kepentingan Rakjat seper-ti projek2 dibidang peningkatan pangan, projek2 prasara-na didesa-desa (irigasi, djalan2, djembatan2, sekolah2, mes-djid2, geredja2, dsb.).Gotong rojong dilaksanakan setjara adil dikalangan Rak-jat dan harus diimbangi dengan bantuan serta djasa2 da-ri Pemerintah.Hasil kerdja gotong-rojong Rakjat harus diinventarisasi-kan sebagai suatu investasi dan nilai riilnja harus di-perhitungkan dalam perentjanaan sebagai sumber pembiaja-an. Peranan Front Nasional harus dimanfaatkan semak-simal mungkin.

c. Koperasi.Sebagaimana digariskan dalam Amanat Politik Berdikari kegiatan utama koperasi ialah dibidang produksi dan dis-tribusi sebagai usaha-usaha komplementer jang ditudjukan untuk memperkuat posisi ekonomi sektor negara.Dalam pada itu kegiatan pengumpulan hasil-hasil pertanian balk untuk keperluan dalam negeri maupun ekspor merupakan kegiatan-kegiatan jang harus sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi dan harus mendjadi wahana kearah Sosialisme Indonesia.Terhadap koperasi sebagai produsen eksportir perlu disja-ratkan bahwa koperasi bertindak atas nama dan untuk produsen kaum tani anggotanja ; karenanja struktur orga-nisasi dan pengaturan pembagian hasil sisa usaha kopera-si harus dapat mendjamin keuntungan setjara langsug ba-gi kaum tani anggota keperasi.

d. Swasta progresip.Pengerahan Funds & Forces Swasta nasional dan domestik progresip tidak didjalankan dengan melakukan pungutan-pungutan atau sumbangan-sumbangan akan tetapi dengan Funds & Forces tersebut dari sektor perdagangan ke sek-tor produksi/industri jang komplementer ditudjukan untuk memperkuat sektor ekonomi negara. Untuk itu diperlukan djaminan iklim ekonomi dan politik jang baik serta pene-tapan djenis-djenis usaha dan industri bagi sektor negara, koperasi dan swasta.Untuk menggiatkan usaha-usaha dibidang produksi industri bahan sandang dan pangan selama rentjana ekonomi per-djuangan tiga tahun tidak diperlukan peridjinan usaha. Untuk kepentingan penertiban dan bimbingan Pemerintah diadakan pengaturan setjara umum dan wadjib lapor.

47

Page 56: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

3. peranan perdagangan Luar Negeri dalam mentjiptakan dana pembangunan.Kebutuhan dana devisa dipenuhi dari hasil ekspor kita. Kare-na itu perdagangan Luar Negeri kita (ekspor dan impor) ha-rus disubordinasikan pada tudjuan pembangunan, tudjuan me-ningkatkan produksi.Ketetapan M.P.R.S. No. VI/MPRS/65 telah menggariskan kebi-djaksanaan politik ekspor dan impor seperti tertera dalam pa-sal 9 ajat (1) dan (2), jang mengandung tudjuan supaja hasil ekspor jaitu pendapatan devisa berada ditangan negara.Untuk segera melaksanakan Ketetapan M.R.S. tersebut dibi -dang ekspor, mulai dengan 1 Djanuari 1965 sekurang-kurang nja mengenai ekspor karet, kopra, kopi, lada dan kaju eks-pornja sudah harus dilaksanakan seluruhnja oleh pemerintah dengan tidak mempergunakan perantara swasta,Produsen eksportir Swasta melaksanakan ekspor bahan-bahan lainnja dibawah pimpinan Pemerintah dimana hasil devisa se-penuhnja dikuasai dan dimiliki negara, sedangkan mereka a-kan mendapatkan fasilitas-fasilitas untuk produksi dan incentives jang lajak.Seluruh devisa hasil ekspor dikuasai oleh Pemerintah Pusat se-dangkan dalam alokasi penggunaannja diperhatikan kebutuhan-kebutuhan Pemerintah Pusat, Daerah, P.N.-P.N., Koperasi dan Swasta untuk rentjana-rentjana produksi.Dibidang impor Swasta hanja mungkin melakukan impor atas nama Pemerintah dengan melakukan impor jang djenis barang-nja ditentukan pemerintah sesuai dengan rentjana pembangu-nan dan rentjana produksi.Sistim incentive dalam devisa seperti S.P.P, dihapuskan, Ini ber-arti penindjauan setjara menjeluruh dalam kebidjaksanaan eks-por- impor jang berlaku sekarang, termasuk penindjauan ter -hadap U.U. Lalu-lintas Devisa jang tidak sesuai dengan garis ekonomi terpimpin.

4. Mengingat minjak adalah merupakan bahan vital dalam pem-bangunan dan ekonomi Nasional dan mengingat kedudukan jang masih berdominasi dari perusahaan monopoli asing dibi-dang minjak bumi, adalah tidak sesuai dan akan mengham-bat pelaksanaan prinsip berdikari dalam bidang ekonomi, djika politik tentang perusahaan minjak bumi tidak disesuaikan de-ngan tudjuan tersebut.Karena itu petlu segera dilaksanakan Ketetapan No. VI/MP RS/1965 pasal 11 dengan menasionalisasikan semua perusaha-an minjak asing jang sekarang bekerdja dengan sistim kon-trak karja jang amat merugikan itu. Perusahaan seluruhnja ha-rus berada ditangan negara sebagai sumber jang penting pen-ting bagi dana2 pembangunan.

48

Page 57: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

5). Masalah kredit luar negeri dan penggunaan devisa.Prinsip berdikari hanja mungkin kita djundjung tinggi djika soal kredit luar negeri hanja kita lakukan apabila sumber dalam ne-geri tidak mentjukupi. Lagi pula kredit itu harus dalam djum-lah jang tidak mengakibatkan ketergantungan kita pada Iuar negeri termasuk dalam persjaratannja (harus tanpa sjarat ika-tan ekonomi, politis dan militer); karena itu kita harus me-ngutamakan kredit dari negara2 Nefos :Dalam pada itu neratja pembajaran luar negeri kita dewasa ini adalah demikian rupa, sehingga sebagian terbesar daripa-da hasil devisa kita harus kita gunakan untuk mengangsur kredit2

tersebut.Salah satu usaha untuk bisa lebih banjak menggunakan devi-sa kita untuk pembangunan, adalah dengan tjara mengusaha-kan penundaan angsuran.Disamping itu penggunaan devisa untuk ''invisibles" harus dibatasi seketjil-ketjilnja.Mengenai production-sharing perlu disjaratkan supaja diutama-kan.dengan negara2 Nefos dan digunakan untuk projek2 jang benar2 diperlukan; management harus ditangan Indonesia dan pembajaran kembali dilakukan dengan hasil produksi melalui pemasaran bersama. Prosedur usaha production-sharing harus disederhanakan. Mengenai deferred payment, perlu . disjarat-kan supaja djumlahnja dibatasi; penggunaannja hanja untuk bahan2 baku, bahan penolong dan spare-parts; tjara dan pem-beliannja tidak merugikan negara baik mengenai harga kwa-litas maupun djumlah serta dilaksanakan hanja oleh P.N.2/ P.N.N.2 dan dengan pengawasan oleh Perwakilan R.I. diluar negeri.

6). Pembiajaan pembangunan daerah.Bagi pembiajaan projek-projek kearah digali sumber-sumber pembiajaan oleh Pemerintah Daerah dengan mengingat prin-sip-prinsip banting stir dalam pembiajaan seperti tertjantum da-lam pokok 1) diatas dan menggunakan antara lain sumber dari pengaturan perimbangan keuangan antara Pusat dan Daerah jang perlu segera diperbaharui/dirobah dan diatur oleh U. U. Perimbangan Keuangan, termasuk tentang alokasi-alokasi keper-luan akan devisa mengingat pada apa jang tertjantum dalam pokok 3).Dalam rangka kesatuan ekonomi nasional untuk menghindar-kan kesimpang siuran usaha mengadakan pungutan2/sumbangan2

didaerah-daerah jang akan bisa mengakibatkan terganggunja kestabilan harga setjara keseluruhan perlu ditertibkan oleh Pemerintah Pusat.

49

Page 58: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

7). Dalam usaha mengintensipkan sumber2 pembiajaan jang ada serta penggalian sumber2 pembiajaan barn guna pembangunan, perlu dengan segera diadakan inventarisasi kekajaan nasional terutama unit-unit ekonomi disektoi Negara, Koperasi dan Swasta setjara teratur.

8). Usaha meningkatkan keachlian dan djumlah tenaga kerdja dariberbagai tingkat dan bidang2 dilaksanakan setjara berentjanasesuai dengan rentjana pembangunan. Pekerdjaan penelitian (re-search) dilaksanakan sesuai dengan rentjana pembangunan.

3. Perintjian Garis 2 Kebidjaksanaan Rentjana Moneter untuk 3 Tahun.

1). Seperti ditetapkan dalam pasal 17 Ketetapan No. VI/MPRS/ 1965, penjusunan Anggaran Moneter dengan komponen2 Ang-garan Routine, Anggaran Pembangunan, Anggaran Devisa, Ang-garan Kredit dan Anggaran Chusus harus dilakukan berda-sarkan perhitungan2 ekonomis jang mendjamin kenaikan pro-duksi dan tarap penghidupan Rakjat. Karena itu rentjana mo-neter 3 tahun harus menggambarkan dengan djelas adanja ke-seimbangan berdasarkan prinsip production approach.Perentjanaan pembiajaan harus sesuai dengan rentjana phisik, karena rentjana pembiajaan adalah sekedar pentjerminan kegi-atan ekonomi dan pembangunan dalam nilai uang.Karena itu setiap alokasi pembiajaan harus setjara njata meng-hasilkan nilai kwalitatip dan kwantitatip sesuai dengan target2

jang direntjanakan.Untuk melantjarkan alokasi pembiajaan dalam rangka rentjana moneter 3 tahun, penjusunan dan penetapan Anggaran Moneter harus telah dilakukan dan diselesaikan sebelum mulainja tahun Anggaran.Para penguasa dan pelaksana wadjib tunduk kepada ketentuan2

jang ditetapkan dalam politik anggaran dan ketentuan2 tentang volume pembiajaan. Disiplin anggaran ini diperlukan setjara mutlak didalam suatu pembangunan ekonomi berentjana.

2). Inflasi diatasi setjara berangsur-angsur melalui perentjanaan perkembangan harga, produksi dan distribusi. Seluruh aktivitas tsb. diatur dengan suatu rentjana moneter untuk 3 tahun, de-ngan usaha mengendalikan defisit dalam Anggaran Belandja Negara, Anggaran Kredit dan Anggaran Devisa dengan mem-batasi djumlah serta mengatur peredaran uang dengan mem-perluas sistim pembajaran giral dan sistim pemindah–bukuan dalam pembajaran antara perusahaan2 dan instansi2 negara.

50

Page 59: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Tingkat inflasi dan tahun 1966 sampai dengan 1963 direntjana-kan berangsur2 berkurang.

a. Perentjanaan phisik.

Dengan perentjanaan 3 tahun produksi perlu ditingkatkan kwantitas dan kwalitasnja.

produksi beras harus dapat dinaikan serendah-rendahnja dengan 4% setahun dengan mengutamakan, kenaikan pro-duksi bagi daerah2 minus jang mempunjai tanah tjukup luas untuk ekstensifikasi.Projek-projek Rehabilitasi dan quick-yielding chususnja di-bidang pertanian, peternakan, perkebunan,. perikanan, ke-hutanan, pertambangan, industri dasar dan sandang selama 3 tahun perlu diprioritaskan.

Transmigrasi harus merupakan pemindahan unit-unit ker-dja dan dilaksanakan dengan target 1 1/2 djuta djiwa untuk 3 tahun.

Untuk melantjarkan distribusi projek-projek prasarana dja-lan-djalan dan sungai diberikan prioritas sedaugkan dibi-dang pengangkutan laut dipertinggi efficiency pemakaian kapasitasnja. Dibidang angkutan darat dan kereta api di-utamakan pemeliharaan material serta ditambah alat-alatnja.Ongkos2 produksi ditekan dengan menghilangkan pembo-rosan2 material, uang, tenaga dan waktu dengan disertai sanksi2 jang tegas.Untuk menekan ongkos-ongkos peredaran barang-barang, ongkos-ongkos gelap dibrantas.dengan tegas.

b. Perentjanaan neratja pembajaran luar negeri.

Pendapatan devisa perlu dinaikkan paling rendah dengan 6 a 7% tiap tahun dengan tjara pemeliharaan jang baik atas unit-unit ekonomi penghasil devisa, upgrading barang-barang ekspor, peningkatan produksi dan mentjari pasa-ran-pasaran baru.Penerimaan devisa bagi minjak bumi harus ditingkatkan de-ngan melaksanakan garis-garis jang tersebut pada pokok 4).Politik ekspor/impor harus disubordinasikan pada politik ekonomi dan pembangunan. Pengaturan penggunaan devi-sa dilaksanakan atas dasar prinsip penghematan dan tun-duk pada rentjana moneter 3 tahun.

c. Perentjanaan perkreditan Pemerintah.

Perlu diadakan perbaikan organisasi, dan tjara kerdja di-

51

Page 60: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

bidang perbankan untuk memperluas usaha mengumpulkan sebanjak mungkin dana2 dari masjarakat bagi keperluan pen-kreditan.

Politik perkreditan Pemerintah harus diarahkan kepada usa-ha peningkatan produksi dan membantu dalam usaha me-rendahkan defisit anggaran negara dan djumlah peredaran uang, Karena itu disamping investasi untuk memperkuat alat produksi setjara kredit dilaksanakan terutama pa-da tudjuan2 operatif djangka pendek dibidang produksi dengan melikwidasi praktek2 jang manipulatip spekulatip.

Untuk membrantas sistim idjon jang merugikan dan me-nekan daja produksi kaum tani dan nelajan perlu segera diatur sistim perkreditan jang membantu kaum tani dan nelajan dengan persjaratan jang praktis, ringan dan tepatsasarannja.

d. Perentjanaan Anggaran Belandja Negara.

Dalam Anggaran Routine supaja diadakan penertiban 2

dan penghematan2 seperti penertiban ,dalam soal pembeli-an barang2 untuk Pemerintah, baik didalam maupun di-luar Negeri sehingga tidak merugikan negara dan mengu-tamakan kesederhanaan dalam alat2 kantor, kendaraan2, perumahan2, mengurangi biaja konferensi2 dsb., sehingga Anggaran Routine sedikit-dikitnja seimbang dalam tahun 1966 dan dapat memberikan sumbangan kepada pembiaja-an pembangunan mulai dengan tahun 1967.

Djumlah penerimaan negara setidak-tidaknja harus diusaha -kan dapat mengimbangi ladju inflasi (lihat lampiran).

Nilai riil Anggaran pembangunan mulai dari tahun 1966 supaja tidak lebih rendah daripada nilai riil 1965, Nilai rill mana selandjutnja untuk tahun2 berikutnja menun-djukkan kenaikan.

4. Organisasi Pembiajaan dan Pengawasan.

I). Pengadministrasian seluruh anggaran pembangunan baik rupiah maupun devisa dilaksanakan oleh Bank Pemba-ngunan Indonesia (B.P.I.). Pengurusan transaksi2, penjesaian tehnis keperluan devisa, penjelesaian2 kontrak2 kredit dengan/dari luar negeri tetap dilaksanakan oleh Bank Sentral.

52

Page 61: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

2). Pengawasan penggunaan pembiajaan dan pelaksanaan pem-bangunan pertama-tama dilakukan oleh Departemen dan instansi2 jang bersangkutan.

Harus ada koordinasi mengenai pengawasan jang dilaksana-kan oleh Departemen, instansi2, Bank Pembangunan Indo-nesia, Badan Pemeriksa Keuangan dan Bappenas.

Dewan Pimpinan Ekonomi Nasional adalah pengawas jang tertinggi Terhadap penjelewengan2 harus dilakukan tinda-kan2 togas.

* * *

53

Page 62: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Lampiran I.

Rantjangan pertama (sementara)(dalam miljard rupiah)

Tahu

n

Peng

elua

r-an

P.T.

Peng

elua

r-an

P.T.

Kre

dit P.T.

Luar

Neg

eri

Djumlah

Peredaran uang achir tahun

P.T.

1963 292130%

16280%

15467%

-10 263156%

1964 682117%

283139%

85253%

-27,3 676163%

1965 147990%

675130%

300 100

%

- 1780103%

1966 280070%

1550125%

600 80%

- 363060%

1967 470050%

350070%

1080 60%

- 591048%

1968 7100 6000 1730

8740

Keterangan : P.T. adalah prosentase tambah.

Tahu

n

Pem

ba-

ngun

an

P.T.

Rou

tine

P.T.

Chu

sus

P.T.

1965 500100%

72480%

250100%

1966 100075%

130074%

50030%

1967 175071%

226037%

750331%

1968 3000 3100 1000

54

Page 63: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Lampiran II.

TARGET EKSPOR INDONESIA, 1965 - 1968.

Nomor Djenis Barang Nilai dalam djutaan U.S. S.1965 1966 1967 1968

I. HASIL2 PERKEBUNAN :1. Karet Perkebunan 98,33

103,50 105,25 117,00

2. T e h 16,88 17,48 17,71 17,943. Minjak Kelapa Sawit 24,80 24,90 25,00 25,004. Bidji Kelapa Sawit 3,66 3,72 3,73 3,905. Kopi Bidji Perkebunan 4,20 4,55 4,90 5,256. Tembakau Lembaran (ke

tjuali tembakau Krosok) 14,8515,30 15,75 16,20

7. Gula Pasir 15,00 15,00 15,75 16,508. Serat – serat 0,68 0,88 1,31 1,759. Lain² basil Perkebunan 1,60 2,40 3,20 4,00

180,00 187,73 197,65 207,54II. HASIL² PERTANIAN

RAKJAT:10. Karet Rakjat 124,00 140,0) 155,00 170,0011. K o p r a 51,00 52,70 56,00 57,7512. Tembakau Krosok dari

Irian 6,727,06 7,41 7,45

13. Kopi Bidji Rakjat 14,75 16,58 18,20 19,5014. Lada 16,75 17,42 18,36 19,0415. Bungkil Kopra 3,30 3,63 3,96 4,1316. Lain² basil Pertanian

Rajatk20,00 23,28 27,00 29,40

236,52 260,67 285,93 317,27III HASIL² HUTAN :

17. Rotan1,85 2,0) 2,18 3;33

18.Kopal dan damar 1,60 1,75 1,90 2;0519.Lain² basil Hutan 5,66 10,14 13,28 16,60

9,11 13,89 17,36 21,98IV. HASIL² PERTAMBANG-

AN:20. Timah Putih

60,00 65,10 70,40 78,00

21. Lain² Hasil Pertam-bangan

5,00 6,12 7,28 8,10

65,00 71,22 77,68 86,10V. LAIN² HASIL EKSPOR : 9,37 16,49 26,38 28,11

D J U M L A H; 500,00 550,00 605,00 661,00

55

Page 64: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Lampiran Ill.TARGET EKSPOR INDONESIA 1965 - 1968.

Berat kotor dalam metrietonsNo. Djenis² Barang ; 1965 1966 1967 1968

1, HASIL2 PERKEBUNAN:1. Karet Perkebunan

218.500 230.000 245.000 260.000

2. T e h 37.500 33.000 38.500 39.0003. Minjak Kelapa Sawit 124.000 124.500 125.000 125.0004. Bidji Kelapa Sawit 30.500 31.000 31.500 32.0005. Kopi Bidji Perkebunan 12.000 13.000 14.000 15.0006. Tembakau Lembaran (Ke-

tjuali tembakau Krosok)3.300 3.400 3.500 3.600

7. Gula Pasir 200.000 200.000 210.000 220.0008. Serat-serat 3.900 5.000 7.500 10.0009. Lain2 Hasil Perkebunan 50.000 75.000 100.000 125.000

679.700 719.900 775.000 829.600(51,91%) (7,65%) (7,05%)

H. HASIL2 PERTANIANRAKJAT :

10. Karet Rakjat

400.000 425.000 450.000 480.000

11. Kopra 300.000 310.000 320.000 330.00012. Tembakau Krosok dan Irisan 12.000 12.500 13.000 13.00013. Kopi Bidji Rakjat 59.000 65.000 70.000 75.00014. Lada 25.000 26.000 27.000 28.00015. Bungkil Kopra 100.000 110.000 120.000 125.00016. Lain2 Hasil Pertanian Rakjat. 150.000 175.000 200.000 210.000

1.046.000 1.123.500

1.210.000 1.311.000(7,41%) (7,69%) (8,36%)

III. HASIL2 HUTAN: 31000 36.000 39.000 42.00017. Rotan18. Kopal dan Damar 12.000 13.000 14.000 15.00019. Lain2 Hasil Hutan p.m. p.m. p.m, p.m.

46.000 49.000 53.000 57.000(8,89%) (8,16%) (7,55%)

IV. HASIL2 PERTAMBANGAN20. Timah Putih

20.000 21.000 22.000 24.000

21. Lain2 Hasil Pertambangan 500.000 510.000 520.000 540.000520.000 531.000 542.000 564.000

(2,12%) (2,07%) (4,06%)V. LAIN2 HASIL EKSPOR: 35.000 60.000 90.000 100.00

(71,4%) (50%) (11,1%)DJUMLAH: 2.325.700 2.583.40 2.670.000 2.861.60

(11%) (3,4%) (7,18%)

56

Page 65: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Lampiran IV.

SASARAN SEMENTARA KENAIKAN OUTPUT DALAMPERSENTASE.

Hasil hasil 1965 1966 1967 1968

1. Padi kering 2,18 2,58 2,01

2. Djagung 6,68 6,24 5,893. Katjang2an (kedele) 6,75 11,94 9,754. Katjang Tanah 2,56 7,25 7,275. Tepung Sagu 166,67 38,46 38,466. Kopra 0 0 07. T a p i o k a 183,3 64,7 75,08. Daging 2,2 2,4 2,69. T e l u r 2,4 2,9 2,3

10. S u s u 2,1 2,6 2,0

57

Page 66: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

D KESIMPULAN

KOMISI IV

Mengenai:

PERUBAHAN2 STRUKTUR

ORGANISASTORIS dan DEKOMENTASI

PADA DAERAH2

58

Page 67: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Pendahutuan,Maksud dari rumusan ini adalah untuk memberikan pedoman2 po-

kok mengenai ORGANISASI PELAKSANAAN EKONOMI DAN PEMBANGUNAN sebagai perintjian dari kete:apan M.P.R.S. No. VI/MPRS/1965 dalam menudju BERDIKARI.

Semendjak MANIPOL, Amanat Pembangunan Presiden, DEKON, TAVIP, kemudian setjara tegas sekali dalam AMANAT BERDIKARI, Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno telah menekankan akan pentingnja aparatur dan pelaksana dibidang ekonomi dan pembangun-an. Beliau mensinjalir tentang adanja kesimpang-siuran wewenang, salah-urus. salah-duduk, birokrasi, manipulasi, korupsi dan pemboros-an, balk modal, alat2 maupun tenaga.

Rumusan Komisi IV ini merupakan satu keseluruhan dengan rumus-an Komisi I, II, III, karena itu perlu di-integrasikan.

Penelitian dan penjempurnaan organisasi pelaksanaan atau dengan is-tilah lain "organisasi dan management", perlu dilakukan, setjara te-rus-menerus dan seksama, agar dapat mengikuti tuntutan Revolusi dan keadaan. Karena itu di tingkat Pusat harus segera diadakan satu alat tetap untuk penelitian dan penjempurnaan organisasi dan management. Untuk djangka jang tidak terlalu lama, alat penelitian dan penjempurnaan organisasi dan management ini. perlu diadakan di-tiap2 Departemen dan Daerah.

1. Dasar. Tudjuan dan Prinsip2, Organisasi.

a. D a s a r: a.1. Pantja Sila, Manipol/Usdek, Amanat Pembangunan Presiden, Dekon, Tavip, Amanat Politik Berdikari.

a.2 Undang2 Dasar 1945, Ketetapan M.P.R.S.a.3 Gotong-Rojong Musjawarah Demokrasi Terpimpin

dan Keterpimpinan.b. Tu dj u an: b.1. Djangka pendek : Berdikari dibidang ekonomi.

b.2 Djangka pandjang : Sosialisme Indonesia.b.3 Ambeg Parama Arta : ditentukan oleh hukum2,

tuntutan dan dialektika Revolusi Indonesia.

c. Prinsip2 Organisasi, ;

c. 1. Struktur organisasi, djadi termasuk pemwadahan wewenang2

harus menggambarkan satu "pyramid`:c. 2. Dalam bidang Ekonomi dan pembangunan, puntjak tertinggi

adalah DEWAN PIMPINAN EKONOMI NATIONAL janglangsung dipimpin oleh P. J. M. Presiden / Pemimpin BesarRevolusi / Mandataris M. P. R. S.

59

Page 68: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

c.3. Djadi wewenang'- Perentjanaan, Pembiajaan, Pelaksanaan, Pe-ngawasan dan Penelitian dibidang ekonomi dan pembangunan harus memusat.

c.4. Dalam organisasi jang kompleks, perlu djelas pembidangan tu-gas staf dan lini (garis komando), hingga hubungan hierarchi dan hubungan fungsionil dapat mendjadi djelas:

c.5. Pada dasarnja, staf tidak mempunjai wewenang terhadap, lini, ketjuali bila didelegasikan oleh pimpinan, tetapi karena keahlian-nja dan bidangnja jang chusus, staf aku mempunjai pengaruh jang besar terhadap lini,

c.6. Umumnja jang termasuk tugas staf adalah : Perentjanaan, Pe-nelitian, Pembiajaan, Pengawasan dan Penilaian. Ini tidak berarti bahwa pimpinan lini tidak mempunjai tugas tersebut.

c.7. Dalam penentuan tugas, wewenang hares diimbangi dengan tanggung djawab jang seimbang.

c.8. Wewenang dan tanggung djawab harus dirumuskan sedjelas mungkin, baik wewenang dan tanggung djawab dari satu orga-nisasi maupun tugas dan tanggung djawab pimpinan dan ang-gota dari organisasi.

c.9. Dalam alam Indonesia wewenang dan tanggung djawab harus didjiwai oleh semangat Gotong Rojong dan rasa kekeluargaan.

c.10. Hubungan2 resmi antara organisasi2 dan antara anggota satu organisasi dengan anggota organisasi lain serta prosedur2 dan lain2 tata-kerdja, sedapat mungkin supaja dirumuskan setjara uniform demi kelantjaran tanpa mengurangi kontak2 pribadi se-tjara kekeluargaan antara pedjabat2.

c.11 Standardisasi mengenai alat2 sedapat mungkin diadakan.c.12 Putusan dan kebidjaksanaan unit jang lebih tinggi harus dipatuhi

oleh unit organisasi bawahan, bila ada keberatan dapat kemudi-an diadjukan melalui salurannja.

c.13 Delegasi wewenang tidak mengurangi tanggung djawab dari jang mendelegasikan.

2. Struktur dan Tugas Organisasi Tingkat Tertinggi Dibidang Ekonomi dan Pembangunan.

a. Organisasi tingkat tertinggi dibidang ekonomi dan pembangunan adalah DEWAN PIMPINAN EKONOMI NASIONAL jang langsung dipimpin oleh Presiden/Pemimpin Besar Revolusi/Mandataris M.P.R.S.

b. Menurut ketetapan M.P.R. S. No. VI/MFRS/1965, tugas DEPENAS adalah :

b.1. Untuk mensukseskan pembangunan djangka pendek, untuk memper-tinggi kemampuan aparatur pelaksanaan pembangunan, untuk meningkatkan effisiensi dalam management serta mentjegah kesimpang-siuran wewenang dalam policy ekonomi dan mendjamin kesatuan dalam pembangunan ekonomi.

b.2. Memberi bimbingan dan pimpinan pelaksanaan, pengaturan pem-biajaan dan pengawasan pembangunan.

60

Page 69: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Dengan istilah umum dibidang management, tugas dare DEPENAS meatjakup seluruh kegiatan management mengenai perentjanaan pem-biajaan, pelaksanaan, pengawasan, penelitian, serta pengorganisasian dan penelitian/penjempurnaan organisasi dan management.

c. Untuk lebih mendjamin adanja social support dan social control, go-longan masjarakat berporoskan Nasakom didudukkan dalam DEPE-NAS (Ketetapan M.P.R.S. No. VI/MPRS/1965, Bab III, Pasal 19 ajat 4).

d. Presiden/Pemimpin Besar Revolusi/Mandataris M.P.R.S. dalam men-djalankan tugas ini dibantu oleh satu team jang berporoskan NA-SAKOM. Presiden dapat menetapkan anggota2 Presidium, Menko dan para Menteri jang bersangkutan dan lain2 sebagai pembantunja.

e. Dipandang perlu adanja Pimpinan Harian untuk kelantjaran pelak-sanaan tugas.

f. Untuk kelantjaran pelaksanaan tugasnja, DEPENAS dibantu oleh satu SEKERTARIAT.

g. Dalam pelaksanaan tugasnja sehari-hari, Pimpinan Harian DEPENAS dibantu oleh Menteri2 dibidang ekonomi dan tenaga2 achli.

h. Para anggota dan Pimpinan Harian DEPENAS diangkat dan diber-hentikan oleh Presiden/Pemimpin Besar Revolusi/Mandataris M.P.R.S.

i. Para tenaga ahli dan pedjabat2 lainnja diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan Harian DEPENAS.

j. Dalam pelaksanaan tugasnja DEPENAS dibantu oleh staf fungsio-nil : perentjanaan, pembiajaan, pengawasan, penilaian dan penelitianorganisasi dan management, jang dapat diambil dari unsur2 or-ganisasi jang sudah adai

k. Pelaksana2 pembangunan pada pokoknja adalah : Departemen2, Daerah2, Kooperasi dan Swasta.

l. Dengan adanja DEPENAS, badan2, lembaga2 dan instansi2 pemerintah jang mempunjai wewenang jang sama atau serupa, di-tiadakan dan selandjutnja wewenang, tugas dan kewadjibannja diin-tegrasikan kedalam DEPENAS.

m. Pembubaran dan pengintegrasian badan2, lembaga2 dan instansi2

pemerintah kedalam DEPENAS, direntjanakan oleh BAPPENAS.n. Kebidjaksanaan ekonomi dan pembangunan jang dikeluarkan oleh

DEPENAS halos dilaksanakan dan dipatuhi oleh seluruh unsur pe-laksanaan.

3 Organisasi Pelaksanaan

Untuk mendjamin adanja perentjanaan jang menjeluruh dap meng-hindarkan adanja berbagai pola ditingkat Nasional oleh Depar-temen2, maupun oleh berbagai Lembaga maka : ,

61

Page 70: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

a. DEPENAS 0 adalah badan tertinggi dalam bidang ekonomi dan pem-bangunan.

b. BAPPENAS merupakan satu satunja badan perentjana jang terting-gi jang memberikan garis-garis besar perentjanaan berdasarkan kebidjaksanaan djangka pendek maupun djangka pandjang jang di-gariskan dan ditetapkan. oleh Presiden, baik untuk tingkatan Nasio-nal maupun Daerah.b. 1. Untuk tingkat Pusat dipersiapkan oleh Bapperdep dan oleh

Badan-badan Perentjanaan dari Lembaga2 Negara Tertinggi.b. 2. Untuk tingkat Daerah dipersiapkan oleh Bakopda.

c. MUPPENAS adalah badan (musjawarah) pembantu Pimpinan Bap-penas dalam perentjanaan pembangunan Nasional.

d. BAPPERDEP berkewadjiban untuk :

d. l. Menjusun rentjana jang mendjadi tanggung-djawab Departe-men masing-masing.

d.2. Rentjana-rentjana tersebut meliputi :

d.2. (a). Rentjana jang diselenggarakan oleh Pemerintah ditingkat Pusat dan Daerah.

d.2. (b). Rentjana jang diselenggarakan oleh Swasta/Koperasi di-tingkat Pusat.

d.3. Sesudah disahkan oleh Menteri jang bersangkutan, maka rentjana diserahkan kepada Bappenas.

e. BAKOPDA tingkat 1 merupakan badan perentjanaan jang tertinggi di Daerah tingkat I jang berkewadjiban :

e.1. Menjusun remjana pembangunan untuk Daerah tingkat 1 baik jg. diselenggarakan oleh Pemerintah maupun oleh Swasta/Kope-rasi.

e.2. Menjampaikan rentjana-rentjana tersebut sesudah ada penge-sahan daripada Pemerintah Daerah Tingat I, kepada Bappe-nas dan Departemen Dalam Negeri (ketjuali Daerah Chusus Ibukota Djakarta Raya).

f. BAKOPDA tingkat II merupakan badan perentjanaan jang tertinggi di Daerah tingkat II jang berkewadjibanf.1. Menjusun rentjana pembangunan untuk Daerah tingkat. II,

baik jang diselenggarakan oleh Pemerintah maupun oleh Swas-ta/Koperasi.

f.2. Menjampaikan rentjana-rentjana tersebut, sesudah ada penge-sahan daripada Pemerintah Daerah tingkat kepada. Pe-merintah Daerah tingkat I.

62

Page 71: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

g. Pamong Desa merupakan badan perentjanaan jang tertinggi diting-kat Desa jang berkewadjiban :g.l. Menjusun rentjana pembangunan untuk daerah tingkat Desa,

baik jang diseleaggarakan oleh Pemerintah maupun oleh Swas-ta/Koperasi.

g.2. Menjampaikan rentjana-rentjana tersebut kepada Pemerintah Daerah Tingkat II.

h. Bappenas menetapkan Pola Pembangunan Daerah jang diusulkan oleh Gubernur/Kepala Daerah.

i. Crash program fang ditetapkan oleh Presiden/Mandataris M.P.R.S. setjara otomatis diintegrasikan kedalam Pola Kesatuan.

j. Projek-projek dengan Luar Negeri, termasuk kerdjasama teknis, harus didasarkan pada Pola Kesatuan Pembangunan dan merupa-kan hanja salah satu alai dalam rangka realisasi Pola Kesatuan. Oleh kaienanja projek-projek kerdjasama/agreement dengan Luar Negeri, termasuk kerdjasama teknis, hares sebelumnja diketahui/ disetudjui oleh Bappenas.

4. Organisasi Pembiajaan.

Untuk mendjamin lantjarnja pembiajaan dan tersedianja dana jang di-butuhkan untuk pembangunan, maka :

a. Badan2 jang mengurus pembiajaan pembangunan adalah:a.1. Bank Induk Pembangunan (sekarang ini Bank Pembangunan In-

donesia).a.2. Bank Pembangunan Daerah Tingkat I.a.3. Bank Pembangunan Daerah Tingkat II.a.4. Bank Pembangunan Desa.

b. b.1. Bank Induk pembangunan bertugas membiajai Projek2 Pusat, dan mengatur pembiajaan jang dilakukan oleh Bank2 Pembangunan jang diintegrasikan kedalamnja,

b.2. Bank Pembangunan Daerah Tingkat I: bertugas membiajai Pro-jek2 Daerah Tingkat I.

b.3. Bank Pembangunan Daerah Tingkat II bertugas membiajai Projek2

Daerah Tingkat II.b.4. Bank Pembangunan Desa bertugas membiajai Projek2 Desa.

c. c.1. Bank Induk Pembangunan sebagai aparatur Presiden/MandatarisM.P.R.S. jang menguasai Anggaran Pembangunan, menghimpun dana2 Negara untuk pembangunan, mengatur Anggaran Penda-patan dan Belandja Negara untuk Pembangunan (rupiah maupun devisa) dan memberikannja kepada Projek2 Pusat dan kepada Bank2 Pembangunan Daerah untuk digunakan membiajai Projek2

Daerah.

63

Page 72: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

c. 2. Bank Pembangunan Daerah Tingkat I menghimpun dana2 pen- bangunan diwilajahnja, menerima dana dari Bank Pembangunan Induk dan memberikaunja kepada Projek2 daerah Tingkat I dan Bank Pembangunan daerah Tingkat II untuk digunakan membi-ajai projek2 daerahnja.

c. 3. Bank Pembangunan Daerah Tingkat II menghimpun dana2 pem-bangunan diwilajahnja, menerima dana dari Bank Pembangunan Daerah Tingkat I untuk digunakan membiajai Projek2 Daerahnja.

c. 4. Bank Pembangunan Desa menghimpun dana2 pembangunan Desa-nja, menerima dana dari Bank Pembangunan Daerah Tingkat II untuk membiajai Projek2 Desanja.

d.d. 1. Biaja Pembangunan (rupiah maupun devisa) jang diterima oleh Bank Induk Pembangunan dari Pemerintah untuk membiajai Projek2 jang menghasilkan returns, ditetapkan sebagai pindja-man Bank tersebut dari Pemerintah.

d.2. Biaja Pembangunan (rupiah maupun devisa) jang diterima oleh Projek2 jang menghasilkan returns, ditetapkan sebagai Pindjaman Projek bersangkutan dari Bank Pembangunan jang membe-rinja.

e. Sistim Anggaran Belandja Pembangunan harus diatur sedemikian rupa, sehingga Anggaran Belandja Pembangunan mentjerminkan anggaran belandja per projek dan per bidang, tidak merupakan anggaran Departemen/Instansi kedalam lingkungan mama satu2

Projek tergolong.f. Untuk kesatuan Pola dan untuk mendjamin kelangsungan pembi-

ajaannja harus diadakan untuk tiap2 Projek :— anggaran rupiahnja— anggaran devisanja— anggaran kreditnja— anggaran penerimaan dari Projek2.Untuk maksud ini tiap2 tahun harus.disisihkan (disediakan) devisa jangtelah ditetapkan bagi Pembangunan dari persediaan devisa oleh Pemerintah.

g. Bank Induk Pembangunan sebagai induk dari semua Bank2 Pem-bangunan dan sebagai „supplier” dana (rupiah dan devisa) untukpembangunan, perlu diberi status, wewenang dan sumber2 keuangansetjukupnja.

h. Prosedur permintaan uang oleh Projek2 kepada Bank2 Pembangunan didaerah bersangkutan dan pemberiannja oleh Bank tersebut langsung kepada projek, berdasarkan Anggaran Belandja jang su-dah ditetapkan, harus diatur sesingkat mungkin berdasarkan kete-tapan No. VI/MPRS/1965, Pasal 16.

64

Page 73: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

5. ORGANISASI PELAKSANAANUntuk mendjamin kelantjaran dan suksesnja pelaksanaan Rentjana

Pembangunan jang telah disahkan, perlu ditegaskan badan2 pelaksanaan-nja, wewenang dan tugasnja sbb :

a. Badan2 pelaksanaan utama adalah Departemen/Instansi jang ditugas-kan, Pemerintah Daerah, Swasta dan Koperasi.

a.1. Departemen/Instansi adalah badan pelaksana Pola Pembangunan Nasional (Projek2 Pusat)

a.2. Menteri adalah penanggung djawab tertinggi atas pelaksanaan se-mua projek2 pembangunan dilingkungannja, termasuk P. N.2

a.3. Departemen/Baperdep bertugas sebagai administratur, pembimbing dan pengawas semua projek dilingkungannja.

b. Pemerintah Laerah adalah badan pelaksana seluruh Pola Pemba-ngunan Daerah.

b.1. Gubernur adalah penanggung djawab tertinggi atas pelaksanaan semua projek/usaha pembangunan Daerah Tingkat 1, termasuk proyek2 P.D. – P.D.

b.2. Pemerintah Daerah Tingkat I melakukan koordinasi dan mem-bantu pengawasan pelaksanaan Pola Pembangunan Nasional

b.3. Pemerintah Daerah Tingkat II adalah badan pelaksana Pemba-ngunan Daerah Tingkat II.

b 4. Bupati adalah penanggung djawab tertinggi atas pelaksanaan semua projek/ usaha pembangunan Daerah Tingkat II dan me-lakukan koordinasi dan membantu pelaksanaan pembangunan Pemerintah Daerah Tingkat I.

b 5 Pamong Desa adalah badan pelaksana pembangunan Pemerintah Desa.

b.6 Kepala Desa adalah penanggung djawab tertinggi atas pelaksa-naan semua projek/usaha pembangunan Desa dan melakukan koordinasi serta membantu pengawasan pelaksanaan pembangu-nan Daerah Tingkat II.

b.7. Pemerintah Daerah semua Tingkat memimpin langsung pemba-ngunan Swasta dan Koperasi jang telah termasuk dalam Pola Pembangunan Daerahnja masing-masing.

c. Pengusahaan projek dilakukan dengan management terbuka dandengan sifat gotong-rojong. Management dan Buruh merupakan sa-tu unit pelaksana dan bekerdja sama dalam pelaksanaan tugas,mulai dad perentjanaan sampai kepada produksi.

d. Management projek2 produksi diletakkan dalam satu tangan dan dilakukan dengan „cost accounting”:

e. Untuk tiap-tiap projek harus diangkat seorang Kepala Projek/oleh

65

Page 74: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Menteri untuk projek2 Pusat, oleh/ Kepala Daerah untuk projek masing-masing.

f. Untuk projek raksasa dibentuk suatu Badan Pembina Projek jang terdiri atas unsur-unsur : Nasakom. Ahli dan Daerah, jang ber-tugas membantu Kepala Projek dalam pembinaan projek,

g. Kepala Projek bertanggung djawab sepenuhnja atas penjelengga-raan projek jang dipimpinnja kepada instansi jang mengangkatnja.

h. Pertanggungan djawab sepenuhnja itu mengandung kewadjiban bersedia menerima pengawasan dan penilaian serta memberikan progress/report.

i. Instansi atasan projek (Departemen/Instansi. Pemerintah Daerah) bertugas memberikan bimbingan, pengawasan dan penilaian atas penjelenggaraan projek.

j. Dalam usaha2 melantjarkan pembangunan dan dalam pelaksanaan tugas-tugas tertjantum dalam pasal 22 Ketctapan No. VI/MPRS/ 1965. Front Nasional diikut sertakan.

6. ORGANISASI PENGAWASAN/PENILAIAN.Untuk memelihara kelangsungan dan mendjamin terselenggaranja pe-

laksanaan pembangunan sesuai dengan rentjana, maka perlu adanja pe-ngawasan finansiil dan pengawasan physik dan pengaturan tentang pro-gress report sebagai berikut :

a. Badan-badan Pengawas Pembangunan adalah Bappenas. Departemen, Pemerintah Daerah, Badan Pemeriksa Keuangan, Bank Induk Pembangunan dan Bank2 Pembangunan Daerah.

a. 1. Bappenas melakukan pengawasan mengenai seluruh pembangunan,terutama sekali pengawasan physik dan menjusun progress report tahunan bagi Presiden/Mandataris MPRS. Pengawasan atas pelak-sanaan Pola Pembangunan Daerah dilakukan bersama-sama de-ngan Baperdep Departemen Dalam Negeri.

a. 2. Departemen melakukan pengawasan finansiil maupun physik atasprojek-projek Pusat dilingkungan masing-masing dan mengirimkan laporan hasil pengawasannja kepada Bappenas dart Bank Induk Pembangunan.

a. 3. Pemerintah Daerah Tingkat I melakukan pengawasan finansiil maupun physik atas seluruh Pola Pembangunan Daerah, ter-masuk projek-projek Swasta dan Koperasi dan membantu pe-ngawasan atas projek projek Pusat (Departemen) dan mengirim-kan laporan (progress report) kepada Bappenas dan Departe-men Dalam Negeri.

a. 4. Pemerintah Daerah Tingkat II melakukan pengawasan finansiil maupun physik atas semua pembangunan Daerah Tingkat II, termasuk Swasta dan Koperasi dan membantu pengawasan atas/

66

t

Page 75: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

projek-projek Pemerintah Daerah Tingkat I, dan mengirimkan progress report kepada Bakopda dan Bank Pembangunan dida-erahnja.

a.5. Pamong Desa melakukan pengawasan finansiil maupun physik atas seluruh pembangunan Desa, termasuk Swasta dan Kopera-si dan membantu pengawasan atas projek2 Pemerintah Daerah tingkat II dan mengirimkan progress report kepada Bakopda tingkat 1I, tingkat I dan Bank Pembangunan didesanja.

a.6. Badan Pemeriksa Keuangan adalah badan tertinggi pemeriksa seluruh keuangan Negara.

a.7. Bank Induk Pembangunan/Bank Pembangunan Daerah melaku-kan pengawasan finansiil masing-masing atas projek2 jang mem-peroleh biaja daripadanja dan/atau jang ada didaerah lingkung-annja masing2.

b. Pengawasan harus dilakukan semendjak pembuatan rentjana projek.c. Pengawasan harus dilakukan setjara terus-menerus dan periodik

dengan djalan tertulis dan/atau kundjungan keprojek setjara ter-koordinasi.

d. Pengawasan oleh masjarakat (social control) terlaksana dengan adanja management terbuka, dengan dibentuknja Dewan Perusa-haan atau sedjenis dan dengan pengumuman2 oleh Bappenas ten-tang basil pengawasan.

e. Pengawasan atas projek dilakukan dengan mewadjibkan Kepala Projek membuat progress report berkala dan mengirimkannja ke-pada instansi jang mengangkatnja, Bank Pembangunan jang mem-berinja biaja, kepada Bakopda (Projek2 daerah) dan kepada Bap-penas (projek2 Pusat).

f. Pengawasan projek-projek Swasta dan Koperasi dilakukan dengan mewadjibkan mereka mengirimkan progress report berkala kepada Pemerintah Daerah menurut tingkatannja jang bersangkutan dan kepada Bakopda.

g. Bappenas melakukan penilaian atas seluruh pembangunan dan me-njampaikan basil penilaian tahunan kepada. Presiden/Mandataris MPRS. Bappenas dan Bapperdep Departemen Dalam Negeri mela-kukan penilaian atas projek-projek Pola Pembangunan Daerah.

h. Tiap-tiap Pemerintah Daerah/Bakopda melakukan penilaian atas projek-projek Pemerintah Daerah bawahannja, termasuk projek-pro-jek Swasta dan koperasi dan menjampaikan hasil (laporan) penilaiannja kepada Instansi atasannja. Bakopda tingkat I mengirimkan basil penilaian keseluruhan dari pembangunan Daerahnja kepada Bappenas dan Departemen Dalam Negeri.

67

Page 76: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2
Page 77: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

7. SARAN–SARAN DAN PENUTUP.a. SARAN–SARAN.

a.1. Agar pembentukan DEPENAS dilaksanakan dalam waktu sele-kas mungkin. Agar didalamnja dibentuk badan Penelitian/Pe-ngembangan Organisasi dan Management.

a.2. Agar Bappenas disempurnakan, supaja dapat melaksanakan tu-gas2nja sesuai dengan perkembangan pembangunan dan tuntutan Revolusi, chususnja dalam struktur dan personalianja,.

a.3 Agar Bappenas segera meneliti dan mempersiapkan pengintegra-sian dan pengsinkronisasian Pola Pembangunan.

a.4 Agar Bappenas melakukan inventarisasi kekuatan2 ekonomi dan pembangunan serta kekajaan alam setjara praktis, lengkap dan saksama.

a.5. Agar pengintegrasian semua Bank2 Pembangunan, baik Peme-rintah maupun Swasta kedalam Bank Induk Pembangunan, (se-karang Bank Pembangunan Indonesia) dapat dipersiapkan dan dilaksanakan selekas mungkin.

a.6. Agar seluruh Rakjat kerandjingan pembangunan, maka perlu dike-rahkan seluruh kegiatan Front Nasional, instansi2 lain dan semua media penerangan massa.

a.7. Agar usaha2 mempertinggi mental seluruh aparat perekonomian dan pembangunan segera diperluas dan diintensifkan, dengan djalan indoktrinasi. Demikian djuga usaha2 mempertinggi dasar dan sifat kegotong-rojongan.

a.8. Agar diadakan rentjana dan usaha2 pendidikan tenaga pemba-ngunan jang teratur dan terpimpin, termasuk didalamnja pendi-dikan dan upgrading dibidang organisasi dan management, dju-ga pendidikan kedjudjuran/skill setjara massal.

a.9. Agar sistim pengurusan dan pengawasan keuangan jang sampai sekarang didasarkan pada sistim ICW dan IBW, diganti dengan suatu sistim jang dapat melantjarkan pembangunan.

a.10. Agar Bappenas mempersiapkan dan memperkembangkan standard dan norma2 tentang pengawasan, penilaian dan lain2 jang di-perlukan.

a.11. Agar ditindjau kembali peraturan2 tentang Dewan Perusahaan, sehingga kedudukan dan fungsi wakil2 buruh dan unsur2 lain-nja dapat dimanfaatkan sebanjak mungkin.

a.12. Agar usaha2 melaksanakan Pasal 24, ketetapan No. VI/MPRS/ 1965, seperti pembangunan mental/agama dalam rangka Nation dan Character Building, termasuk indoktrinasi, olah raga serta pembangunan chusus segera diadakan/diperluas/diintensifkan:

a.13. Agar diusahakan pembangunan Gedung Pola Pembangunan di-daerah-daerah.

68

Page 78: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

III. Pernyataan Pendapat Rapat Paripurna ke-III Musjawarah pembantu Perentjanaan pembangunan National

TENTANG

Rapat Paripurna ke III MUPPENAS jang berlangsung di Ban-dung mulai 28 Djuni sampai dengan 5 Djuli 1965 jang dihadiri oleh ang-gota2 MUPPENASjang terdiri dari :

a. wakil2 golongan p o l i t ik jang berporoskan NASAKOM.b. wakil2 golongan k a r:j a .c. para Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia.

Setelah mempeladjari : Pengumuman Resmi P.J.M. Pd. Presiden/Menlua.i. Dr. J. Leimena pada hari Senin tanggal 28Djuni 1965 tentang penundaan K.A.A. II diAldjazair;

Menimbang : bahwa. penggalangan kekuatan Nefo perlu di-perhebat

Mengingat : 1. Amanat Presiden/Pemimpin Besar Revolusi pada pembukam Dasa Warsa tgl. 18 April 1965 di Djakarta ;

2. Amanat Presiden/Pcmimpin Besar Revolusi pada tgl. 26 Djuni 1965 waktu meninggalkan Tanah Air menudju Aldjazair untuk memimpindelegasi Indonesia pada K.A.A II;

M E M U T U S K A N :

P e r t a m a : Mendukung sepenuhnja Delegasi Indonesia diba-wah Pimpinan Iangsung dari P.J.M. Presiden/Pe-mimpin Besar Revolusi ke Konperensi K.A.A. ke II di Aldjazair.

69

Page 79: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Ke d u a : Mendukung sepenuhnja kebidjaksanaan jang telah diambil dalam pertemuan segi empat antara Presi-den Soekarno dengan Presiden Nasser dari R.P.A., P.M. Tjou En Lai dari R.R.T. dan Ayub Khan dari Pakistan jang telah berlangsung di Cairo un-tuk menunda K.A.A. II sampai tgl. 5 Nopember 1965 dan pertemuan tingkat Menteri pada tanggal 28 Oktober 1965.

Ke t i g a : Penundaan K.A.A. II tersebut bukannja memper-lemah tetapi malahan memperkokoh persatuan dan solidaritas Rakjat2 Afrika-Asia jang berdjuang ma-ti2an untuk menghantjurkan kolonialisme, neo-kolo-nialisme dan imperialisme dimuka bumi.

Ke e m p a t : Maksud djahat kaum imperialis dan neo-kolonialis agar K.A.A. II gagal tidak bisa mendjadi kenjata-an, malahan didjawab oleh rakjat2 Afrika-Asia de-ngan kebulatan tekad untuk memperkuat barisan NEFO dengan merealisasi CONEFO dalam tahun 1966 jang menurut adjaran Bung Karno Pemimpin Besar Revolusi adalah NASAKOM internasional.

Ke l i m a : Mengadjak seluruh kekuatan progresip revolusioner jang berporoskan NASAKOM baik didalam mau-pun diluar negeri untuk membulatkan tekad guna mensukseskan K.A.A. I1 Nopember 1965 dan me-realisasi CONEFO jang pertama dalam tahun 1966 di Djakarta.

Bandung, 5 djuli 1965RAPAT PARIPURNA KE III MUPPENAS

PIMPINAN MUPPENASWAKIL KETUA/MENKO MUPPENAS,

( Dr. SOEHARTO ).-

70

Page 80: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

A. K E R T A S K E R D J A

Tentang

MENTJIPTAKAN IKLIM EKONOMI JANG BAIKBAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN.

Oleh :

SUB PANITIA I P3. MUPPENAS

(DIBATJAKAN OLEH Sdr. F. Runturambi)

71

Page 81: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

P E N D A H U L U A N

Kertas Kerdja tentang IKLIM EKONOM1 disusun oleh suatu Team dari P3 MUPPENAS (Panitia Pembantu Pimpinan MUPPENAS) berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan MUPPENAS No. 211/M/ Tahun 1965 jang bertugas untuk menjiapkan Kertas Kerdja ini sebagai bahan bagi Anggauta2 MUPPENAS dalam Rapat Paripurna ke III MUPPENAS di Bandung pada tanggal 28 Djuni sampai 3 Djuli 1965.

Team penjusun Kertas Kerdja tersebut terdiri dari :

Ketua : F. Runturambi, Deputy Menteri Urusan MUPPENAS.

Anggauta2 : 1. Laksamana Muda (U) Winadmata, anggauta P3. MUPPENAS.

2. Brigdjen T N I. Kaharudin Nasution, Gub. KDH. anggauta P3. MUPPENAS.

3. Frans Kasieppo, Gub. KDH. anggauta P3. MUPPENAS.

4. Dra. C. Budiardjo, pegawai negeri.

5. Drs. Sutara, pegawai negeri.

6. PhoaThoan Hian S.H. Swasta BAMUNAS.

7. Drs. Muljono, pegawai negeri.

8. Drs. Ong Hwie Yang, pegawai negeri

9. Ir. Wurjanto, pegawai negeri

Sekretans : Achmad Bhaedowi S.H., pegawai negeri.

Djakarta, 27 Djuni 1965.-

Ketua Sub Panitia P3 MUPPENAS.

( F. Runturambi ),-

72

Page 82: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

D A S A R B E R T O L A K

Mentjiptakan iklim ekonomi jang baik adalah salah satu tugas panting bagi Pemerintah dan Rakjat dalam Melaksanakan Pola Banting Stir jang telah ditentukan dalam ketetapan No. .VI/MPRS/1965.

Bagaimana iklim ekonomi jang baik itu dan tindakan konkrit apa jang hares diadakan perlu dibahas oleh Rapat Paripurna ke III MUPPENAS dalam rangka memperintji lebih djauh pasal 5 dari Ke-tetapan No. VI/MPRS/I965. dan beberapa pasal lain jang sangat erat berhubungan dengan masalah iklim ekonomi:

Adapun dasar bertolak dalam mentjiptakan iklim ekonomi jang baik tidak bisa lain dari pada Amanat Politik P.J.M. Presiden tentang Berdikari, Ketetapan No. VI/MPRS/1965., Deklarasi Ekonomi, Manipol dan Pedoman2 pelaksanaannja. Dengan menggunakan Dokumen2 negara jang panting ini sebagai dasar bertolak berarti telah ada patokan2

tertentu dalam merumuskan dan bertindak jang Sesuai dengan tugas mentjiptakan iklim ekonomi jang baik.

Iklim ekonomi jang baik jang bagaimana jang harus ditjiptakan adalah erat berhubungan dengan maksud tudjuan dad pada usaha ini dan dalam keadaan ekonomi dan politik jang bagaimana kita sekarang berada. Ini semua sudah ditegaskan dalam Amanat Politik P.J.M. Presiden dengan djudul "Berdikari".

Maksud tudjuan dari pada tindakan2 untuk mentjiptakan iklim ekonomi jang balk adalah memperkuat ketahanan revolusi menghadapi antjaman dan kepungan nekolim serta antek2nja.

Memperkuat ketahanan Revolusi harus kita lakukan dibidang ekonomi, politik, militer dan kebudajaan, Ini semua hams kita laku-kan dalam melaksanakan tugas ekonomi dan tugas politik sekaligus da-lam mensukseskan Dwikora. Sesuai dengan Amanat Politik Presiden ma-ka untuk mensukseskan tugas politik perlu djuga melaksanakan tugas ekonomi tidak dapat dipisahkan satu lama lain.

Djadi dengan ini makin djelaslah bagi kita bahwa usaha men-tjiptakan iklim ekonomi jang baik seperti jang ditegaskan dalam TA-VIP adalah satu keharusan objektif. Amanat Politik Presiden djuga menegaskan bahwa mentjiptakan iklim ekonomi jang baik berarti harus segera bangkit serentak mengganjang kesulitan2 dan hambatan2 pemba-ngunan dibidang produksi, distribusi, keuangan/pembiajaan dan organi-sasi pelaksanaannja.

73

Page 83: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Untuk semua ini kita perlu segera membanting stir, mengoreksi diri, mengikis habis kelemahan2 kita guna memperkuat ketahanan Re-volusi kita.

Sudah barang tentu tindakan2 jang harus diambil berdasarkan apa jang ditandaskan dalam Dekon adalah berupa tindakan2 djangka pandjang dan tindakan2 djangka pendek. Untuk ini semua perlu ada perumusan2

jang lebih konkrit pertama.jang merupakan djangka pendek king harus diselesaikan dalam waktu 3 tahun (1966 1967 - 1968 ) selama pelaksanaan Pola Banting Stir, dan kedua: tindakan2 djangka pandjang jang : harus dimulai dalam ma-sa 3 tahun tersebut.

Untuk ini semua perlu ada gambaran umum setjara singkat mengenai keadaan ekonomi - keuangan, management dan organisasi pe-laksanaan pembangunan kith. Selandjutnja perlu ada tindakan2 konkrit jang mendesak dalam mentjiptakan iklim ekonomi jang baik.

74

Page 84: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

1. Gambaran Umum Dan Tindakan Panting Dibidang Produksi

Produksi sebagai sumber pentjiptaan kekajaan materiil negeri ki-ta adalah basis kehidupan masjarakat kita . dalam tiap tahap Revolusi kita. Kita semua merasakan bahwa kekuatan produksi kita jang njata adalah besar jang merupakan kekuatan ekonomi jang selama ini menghasil-kan. Djuga sudah mendjadi kejakinan dan kebenaran umum bahwa potensiroduksi kita dengan kekajaan alam Indonesia jang berlimpah-limpah adalah luar biasa besarnja. Tetapi pengetahuan kita tentang berapa besarnja kekuatan produksi kita jang njata masih sangat terbatas.

Tidak diketahuinja setjara menjeluruh kekuatan produksi nasio-nal kita setjara njata merupakan salah satu kelemahan jang pokok. Hal ini dengan sendirinja merupakan hambatan dalam menjusun ren-tjana produksi jang realistis, dalam menghitung besar ketjilnja penda-patan nasional, dalam merentjanakan perkembangan ekonomi, dalam menetapkan politik investasi modal dan tenaga setjara tepat.

Dalam mengatasi kesulitan umum ini Amanat Banting Stir dari P.J.M. Presiden menekankan perlunja mengadakan inventarisasi terhadap kekuatan2 ekonomi kita jang riii/njata terutama kekuatan2 produk-si kita. Dalam Ketetapan No. VI / MPRS / 1965 malahan ditetapkan perlunja mengadakan inventarisasi mengenai kekajaan negara kita.

Dalam Pola Banting Stir nanti jaitu Pola Ekonomi Perdjuangan 3 Ta-hun hendaknja dapat diselesaikan inventarisasi mengenai kekajaan ne-gara kita dan kekuatan2 ekonomi jang riil/njata.

Inventarisasi.ini dapat dilaksanakan tingkat demi tingkat berda-sarkan kemampuan organisasi dan tenaga jang ada pada kita sekarang. Soal2 jang diinventarisasi djanganlah terlalu rumit tetapi dibatasi pada taraf pertama pada soal2 jang pokok sadja.

Misalnja mengenai :

1). Kapasitas produksi atau kapasitas kerdja.2). Modal tetap dan modal sirkulasi jang ada dan jang diperlukan.3). Barang2 pokok jang ada dan jang diperlukan dalam proses

produksi,4). Hubungan tradisionil dalam pemasaran didalam dan diluar

negeri.5). Djumlah tenaga jang bekerdja dalam unit2 ekonomi, serta dje-

nis2 keahlian jang diperlukan.6). Untuk unit2 ekonomi sektor negara berapa keuntungan atau

mungkin kerugian jang dialami.

75

Page 85: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Perusahaan2 jang bekerdja setjara normal pasti dapat memberikan la-,poran setjara priodik tentang masalah2 jang elementer tersebut dalam ekonomi perusahaan. Djika hal2 pokok ini berhasil dikumpulkan maka dapatlah kita melangkah pada soal2 jang lebih detail lagi dalam me- neliti lebih djauh effisiensi daripada management perusahaan chususnja dibidang produksi.

Dengan begitu maka salah satu hambatan jang pokok dalam du-nia perentjanaan pembangunan dapat kita kikis habis dan tertjiptakan lah sjarat elementer jang diperlukan dalam perentjanaan pembangunan.

Gambaran umum jang kami sadjikan disini mengenai bidang produksi dan tindakan2 penting jang perlu diambil diberbagai sektor itu dalam mentjiptakan iklim ekonomi jang baik, kami pilih beberapa sektor jang penting sadja. Hal2 jang mengenai inventarisasi tersebut di-atas berlaku djuga bagi tiap2 sektor ekonomi jang kami tigdjau sehing-ga masalah inventarisasi tidak perlu kami persoalkan lagi ditiap-tiap sektor berikutnja.

Bidang produksi jang penting itu kami bagi dalam produksi ba-rang2 penting sektor pertanian dan perkebunan, produksi barang2pen-ting sektor pertambangan, produksi barang2 penting sektor perin-dustrian.1). Keadaan produksi barang2 penting dibidang pertanian perkebunan

dan kehutanan.Sesuai dengan ketetapan M.P.R.S. No. VI /MPRS /1965, ten-

tang Banting Stir untuk. Berdiri Diatas Kaki Sendiri dibidang Ekono-mi dan Pembangunan, maka tugas seluruh Rakjat Indonesia adalah melaksanakan keputusan tersebut. chususnja dibidang pertanian dan per-kebunan sebagai dasar dalam perkembangan ekonomi dan pembangu-nan kita.

Untuk dapat segera meningkatkan produksi pertanian dan per-kebunan dan mendjadikan sektor ekonomi ini sebagai dasar dan sumber pembiajaan jang utama, perlu diperoleh gambaran umum tentang situ-asi produksi pertanian dan perkebunan kita dewasa ini. Dengan gam-baran umum dan penindjauan terhadap kelemahan2 dan kemungkinan2

potensiil dalam bidang kita pasti dapat mendjadikan pertanian seba-gai dasar dan industri dalam negeri sebagai tulang punggung pembangunan ekonomi kita dalam menjelesaikan tahap pertama Revolusi kita jaitu ta-hap nasional dan demokratis sesuai dengan strategi dasar ekonomi me-nurut Dekon dan mentjiptakan sjarat2 bagi pembangunan masjarakat Sosialis Indonesia kelak.

Dengan menindjau angka2 jang diterbitkan oleh Biro Pusat Sta-tistik; dalam bidang pertanian dapat kita tjatat berbagai kenjataan seba-gai berikut :

76

Page 86: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

(1). Produksi bahan pangan pokok.

Produksi pertanian jang termasuk (dapat dimasukkan) da-lam golongan ini meliputi path, djagung, singkong, ketela ram-bat, kentang dan kedele. Pada umumnja dapat disimpulkan, bahwa setjara umum terdapat kenjataan bahwa balk luas areal maupun hash produksi djenis2 tanaman ini menundjukkan ten-densi jang terns n.eningkat, terutama sekali untuk daerah2 di-luar Djawa. Kenjataan ini adalah merupakan perkembangan jang sehubungan dengan meningkatnja penduduk tanah air kita.

(2). Produksi perkebunan rakjat.

Produksi perkebunan rakjat meliputi kelapa, kopi, teh, ka-pok, lada, tjengkeh, tebu, tembakau dsb, menundjukkan ten-densi jang terus naik, dalam luas areal maupun produksinja.

(3). Produksi perkebunan.

Produksi tanaman2 perkebunan jang mentjakup : karet, teh, kopi, kelapa sawit, kina, tebu dan tembakau, menundjukkan ten-densi jang terus menurun. Kenjataan ini timbul oleh berbagai faktor jang pada pokoknja berpangkal kepada :

- berkurangnja areal penanaman,

- rehabilitasi dan peremadjaan dari tanaman2 perkebunan jang ru-sak dalam tahun2 revolusi, atau jang meadjadi tua belum ber-djalan sebagaimana mestinja,

- rehabilitasi alat2 produksi belum berdjalan sebagaimana mestinja,

- pembajaran jang sangat kurang, sekaligus mengakibatkan sema-kin berkurangnja, tenaga kerdja jang bekerdja dalam bidang itu. Dengan begitu pengerahan segala dana dan daja (funds and forces), belum terlaksana sebagaimana seharusnja.

Sektor perkebunan ini merupakan landasan jang sangat vi-tal dalam rangka berdikari. Karena itu adalah sewadjarnja bila peranan utama dalam bidang ini harus dipegang oleh perusaha-an2 perkebunan negara:

(4). Produksi kehutananDalam sektor kehutanan, jang meliputi hash berbagai djenis

kaju dan hasil2 hutan lainnja, djuga merupakan sumber pembi-ajaan jang vital dalam rangka berdikari. Tetapi bidang inipun belum dapat ditjatat tendensi produksi jang bertambah (naik), bahkan terdapat berbagai penurunan jang menjolok.

77

Page 87: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

2). Tindakan2 jang perlu diambil.Untuk meningkatkan produksi pertanian, perkebunan dan ke-

hutanan dan mendjadikan sektor ekonomi ini sebagai sumber pem-biajaan jang utama, dalam rangka berdikari dibidang ekonomi dan pembangunan, perlu adanja pemetjahan terhadap berbagai persoalan.

(1) Produksi bahan pangan pokok.Dalam usaha untuk meningkatkan produksi bahan pangan po-

kok ini, kaum tani penggarap, sebagai tenaga produktif memegang peranan jang sangat penning. Karena itu untuk dapat mengem-bangkan tenaga produktif ini kaum tani perlu dibebaskan dari segala bentuk sisa2 penghisapan feodal.Ini berarti harus dilakukan setjara konsekwen U.U.P.A. dan U.U.P. B.H. Dalam rangka pelaksanaan setjara konsekwen U.U.P.A. dan U.U.P.B.H. ini, ormas2 tani revolusioner dan gerakan turun keba-wah merupakan faktor2 tersebut untuk meningkatkan produksi pertanian.

Setjara tehnis, usaha2 untuk meningkatkan produksi perta-nian ini dapat dilakukan dengan berbagai ajalan :

a. Intensifikasi pertanian :Terutama sekali untuk Djawa dan Bali, usaha2 setjara ini akan

mempunjai arti jang sangat panting, oleh karena usaha2 setjara eks-tensifikasi dengan memperluas areal penanaman, tidak mungkin dilaksanakan tanpa menganggu sektor2 produksi lainnja, sehing-ga soal land-use perlu direntjanakan.Usaha ini lebih dimungkinkan lagi dengan tersedianja tenaga ma-nusia jang tjukup, jang diperlukan dalam kegiatan2 ini.

Usaha2 dalam bidang intensifikasi meliputi :- pengolahan tanah jang lebih intensif, dengan menambah djumlah

tenaga dan alat2 produksi dalam proses ini.- penjempurnaan pemupukan dan pemulihan tanah; untuk maksud

ini diperlukan penjediaan perbekalan, berupa pupuk2 baik pupuk mineral ataupun pupuk organis.

- meningkatkan tehnik pertanian, termasuk dalam bidang pemeli-haraan tanaman dan pemberantasan hama/penjakit.

- meningkatkan organisasi produksi pertanian ketingkat jang le-bih madju misalnja usaha2 koperatif, terutama didaerah2 Trans-

migrasi atau dalam membuka daerah pertanian baru.- pengintegrasian lembaga2 penelitian jang bergerak dalam

bidang ini dengan praktek langsung dibidang produksi pertanian, termasuk penjebaran hasil2 riset dilembaga2

penelitian dan pengalaman2 produksi jang langsung kepada petani2 penggarap seperti penggunaan bibit2 unggul dan tjara2

bertani jang rasionil.

78

Page 88: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

b. Ekstensifkasi pertanian ;Terutama sekali untuk daerah2 diluar Djawa dan Bali.

Usaha2 setjara ini, pada daerah2 jang kurang penduduknja, se-bagai tenaga produktif perlu diintensifkan dengan transmigrasi se-bagai usaha penjebaran tenaga produktif dan tjara bertani jang ditingkatkan, dengan menggunakan lebih banjak lagi pengetahuan dan peralatan tehnik (mekanisasi pertanian). Jang terachir ini merupakan unsur Sosialis Indonesia dikemudian hari.

Suatu sistim pertanian jang lebih madju, dan. lebih produk-tif, mempunjai kemungkinan2 jang lebih luas. Karena itu ia per-lu mendapatkan pemikiran dalam djangka pandjang, sesuai de-ngan tuntutan jang diletakkan oleh sistim pertanian itu sendiri ;- adanja suatu organisasi jang sesuai guna menampung segala

kegiatan produksi pertanian jang telah ditingkatkan ini,- adanja suatu investasi jang besar datum bidang peralatan dan dan

fasilitas, jang merupakan produksi bidang perindustrian, jang harus dikembangkan.

- tersedianja tenaga2 kerdja jang telah ditingkatkan pengetahu-annja, sehingga mampu untuk melaksanakan kegiatan2 produk-si jang lebih madju ini.

Dalam rangka berdikari dalam sektor ekonomi ini, perlu adanja pemikiran ten tang kemungkinan2 memetjahkan masalah ini dengan kekuatan2 jang terdapat didalam negeri.

(2) Produksi perkebunan rakjat.Dalam usaha meningkatkan produksi perkebunan Rakjat ini,

peranan jang amat panting dipegang oleh kaum tarsi produsen,Karena itu segala usaha jang bertudjuan untuk mengembang-kan usaha perkebunan rakjat baik jang berupa bimbingan dan penjuluhan, perlindungan, maupun pemberian perangsang per-lu dipertimbangkan.

Dalam rangka ini, perlu diusahakan peningkatan organisasi produksi kepada tingkat jang lebih tinggi; jaitu usaha2 koperatif, sehingga dapat mentjapai produktivitas jang lebih besar, serta dapat menanggulangi persoalan2 jang timbul dalam produksi tersebut. Dengan wadah organisasi jang lebih madju ini, dapat dilaksaiiakan introduksi pengetahuan dan peralatan jang lebih baik dalam produksi.

(3) Produksi perkebunan.Usaha meningkatkan produksi perkebunan ini seharusnja

merupakan sektor terbesar dari sumber pembiajaan pola eko -nomi perdjuangan 3 tahun 1966 - 1968. Sesuai pula dengan vitalnja sektor ekonomi ini, adalah suatu hal jang wadjar dji-ka perusahaan2 perkebunan negara memegang peranan pimpi-

79

Page 89: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

nan dalam produksi perkebunan Segala usaha harus di-djalankan untuk menanggulangi kelemahan2 jang telah diurai-kan dimuka jang mengakibatkan penurunan produksi perke-bunan.

Dalam usaha ini peranan jang penting dapat diambil oleh buruh perkebunan, sebagai tenaga produktif jang paling me-nentukan dalam sektor ini. Integrasi dengan ormas2 buruh re-volusioner dalam management disektor produksi ini dan meng-aktifkan Dewan2 perusahaan adalah masalah jang sangat pen-ting.

Dari segi tehnis, perlu diambil langkah2: - rehabilitasi alat2 produksi,- peremadjaan tanaman2 perkebunan dan perluasan penanaman

dengan areal2 baru,- perentjanaan, pelaksanaan produksi ini perlu disempurnakan,

dengan mengintegrasikan organisasi2 masa buruh jang beker-dja dalam bidang ini,

- dimana perlu penambahan peralatan baru, jang dibutuhkan untuk berproduksi.

(4) Produksi kehutanan.Dalam rangka usaha meningkatkan produksi kehutanan, jang

merupakan sumber pembiajaan jang penting pula, terutama se-kali dalam iklim berdikari perlu diambil langkah 2 jang tertentu :

- peningkatan basil produksi kehutanan, perlu diintegrasikan de-ngan pembukaan tanah2 pertanian barn, sekaligus djuga tran-migrasi,

- dalam usaha ini, terutama sekali dalam membuka objek2 ke-hutanan jang baru ataupun memperluas objek2 kehutanan, jang membutuhkan investasi jaag besar, perlu dihimpun segala dana dan daja.

Setjara umum dalam usaha meningkatkan produksi pertanian, perkebunan dan kehutanan, sebagai suatu unsur jang sangat penting, adalah pimpinan jang Manipolis. Sebagai salah satu usaha untuk mentjapai suatu pimpinan jang demikian, adalah Nasakomisasi. Dengan ini social participation, sosial control, sosial support, dan sosial responsibility akan mentjapai bentuk jang konkrit.

3. Pelaksanaan Landreform dalam mentjiptakan iklim ekonomi jang baik.Dalam iklim Berdikari dan Banting Stir, pelaksanaan

Landreform, U.U.P.B.H. dan U.U.B,H. - Perikanan pada umumnja, harus seirama dengan gerak banting stir, sehingga kita dapat ,,menggunakan kekuatan sendiri sebagai sandaran berarti berdiri diatas kekuatan-kekuatan ekonomi jang rill dengan mendjadikan pertanian

80

Page 90: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

dan perkebunan sebagai dasar dan mengembangkan industri dalam negeri untuk didjadikan tulang punggung dalam perkembangan eko-nomi jang menguntungkan pembangunan negara.

Dengan banting stir kita harus membalik sama sekali sistim pe-laksanaan landreform jang tadinja dititik beratkan dari atas kebawah dan sekarang harus dari bawah keatas, jang tadinja memberatkan kepada ketertiban tehnis dan administrasi sekarang harus dilihat dan ditrapkan dengan kenjataan-kenjataan, bahwa kaum tani penggarap sebagai tenaga produktif jang penting harus njata-njata dibebaskan dari sisal penghisapan feodal agar supaja daja belinja bertambah.Sebab hal ini adalah penting artinja dalam mengembangkan industri kita. Selain dari pada itu gerak dari bawah keatas djuga dapat mengoreksi tindakan2 jang salah dalam pelaksanaan Landreform jang telah kita djalankan, dimana masih banjak masalah jang belum dipetjahkan dalam pelaksanaan. Sistim dari b a w a h keatas itu terutama perlu ditrapkan didaerah fase I (Djawa, Madura, Bali dan Lombok), dimana paling banjak tenaga kaum tani harus di-produktifkan dengan memberikan tanah garapan padanja, dan di-mana tenaga pengoreksinjapun tjukup banjak, seperti Panitia2- Landreform, Karev, Kader Nasakom dsb., jang diatur oleh Front Nasional.Tindakan2 jang hares kita djalankan :(I) Melindungi kaum tani penggarap di tanah garapannja, ialah :

a. perlu ditindjau kembali susunan organisasi panitia landreform dengan menasakomkan komposisinja dan mendjadikan desa sebagai basis organisasi panitia landreform;

b. apabila jang digarap itu miliknja, tetapi masih mengalami rong-rongan dari pemegang gadai atau penjalah gunaan U.U.P B.H. hal mana harus lekas dapat diselesaikan;

c. apabila jang digarap itu berupa tanah kelebihan maksimum jang masih mendjadi sengketa, tanah supaja tetap ditangan penggarap jang seharusnja mendapat prioritas pembagian ta-nah disamping menjelesaikan sengketa itu menurut tjara mu-sjawarah dan mufakat atau melalui pengadilan2 landreform di daerah -daerah;

d. apabila tanah garapan itu berupa tanah guntai (absentee) jang belum diselesaikan, agar supaja persoalannja lekas disele-saikan jang tidak merugikan kaum tani penggarap ;

e. apabila tanah garapan itu bekas tanah Swapradja, paling tidak hasilnja 100% djatuh kepada penggarap, sedang penjelesaian statusnja terus diselesaikan setjepat mungkin ;

f. apabila tanah garapan itu bekas tanah perkebunan, supaja diakui lebih dulu kenjataan tentang nilai2 produksi jang men-djadi haknja diatas tanah itu, dan ditempuh djalan musjawa-

81

Page 91: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

rah dan mufakat dalam menjelesaikan sengketa tanah itu; agar kaum tani penggarap dapat menjelamatkan produksi.

g. apabila tanah garapan itu dari sebagian tanah kehutanan, maka jang terlebih dahulu dilihat adalah segi land-usenja; da-lam hal ini djuga ditempuh djalan musjawarah mufakat. Apa -bila bahagian kehutanan tadi menurut land-usenja lebih balk untuk tanah pertanian, maka pendudukan tanah Kehutanan itu harus diakui, dan diadakan herkartering.

h. apabila tanah garapan itu tanah instansi jang lain, maka per-lu ditentukan land-usenja, apakah tanah itu dapat didjad ikan tanah pertanian atau tidak, dan penjelesaiannja djuga ditem-puh dengan djalan musjawarah dan mufakat.

i. apabila tanah garapan itu tanah negara jang babas, maka tanah tersebut dibagikan pada penggarapnja;

j. apabila tanah garapan itu tanah milik seseorang atau badan hokum, maka ditrapkan U.U.P.B.H.;

(2) Bimbingan dan perlindungan.a. kaum tani (buruh tani, tani miskin, tani sedang) perlu dilin -

dungi dan menerima bimbingan tehnis dari Pemerintah dalam memetjahkan masalah pembelian alat2 pertanian dan masalah pemasaran hasil produksinja.

b. kaum tani jang dimaksud diatas umumnja tak mempunjai modal dalam mendjalankan usaha pertaniannja, karena itu sa-ngat membutuhkan kredit jang mudah dan langsung dari Pe-merintah untuk mengerdjakan tanahnja sampai panen ; kredit ini adalah panting, untuk melepaskan kaum tani dari tjeng-keraman para pelepas uang, idjon, gadai tanah dsb , jang mem-perlemah daja bell kaum tani ;

c. bimbingan mengisi waktu kosong dengan mendjamin kehidupan industri rumah tangga.

(3) Gerakan turun kebawah.Gerakan turun kebawah (Turba) jang direntjanakan olch P.B. F.N. supaja diatur demikian rupa sehingga merupakan kelom-pok/team/regu Pusat, Daerah tingkat I, Daerah tingkat II, satu sama lain diintergrasikan jang terdiri dari matjam-matjam unsur, a 1. Karev, Kader Nasakom, Panitia Landreform, Ba-penkop, Dewan Produksi Nasional, petugas2 technis dari Pe-merintah, semuanja langsung masuk kedesa (Semua Desa di-datangi), dengan mengambil sasaran :

a. meneliti pelaksanaan U.U.P.A. dan melempangkan segala penje-lewengan jang ada, sehingga kesusutan objek Landreform di-Daerah fase 1 jang beidjumlah tidak kurang dari 100.000Ha, akan dapat diketemukan/dilempangkan;

b. membantu menjelesaikan sengketa-sengketa tanah garapan, de-

82

Page 92: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

ngan itikad melindungi kaum tani penggarap, agar setidak-tidaknja dalam masa Plan Ranting Stir dapat diadakan penje-lesaian untuk tidak mengganggu produksi dan bisa berdikari dibidang pangan

c. melakukan penelitian tentang inventarisasi pertanahan.d. membantu melantjarkan pelaksanaan U.U,P.B.H., jang hingga

sekarang pelaksanaannja masih belum memuaskan;e. membantu mengembangkan Koperasi2 Kaum Tani di Desa2.f. membantu agar penjaluran pupuk, alit-alat pertanian dan kre-

dit tani lantjar dan sampai kepada alanratnja, merpakan sum-bangan jang besar bagi pengamanan basil pelaksanaan Land-reform ;

g. turut mengatur perlombaan (kompetisi) berproduksi;h. turut membantu kerdja jang konkrit;

7). Untuk menghemat pembiajaan gerakan Turba, maka gerakan ini harus dikoordinasi oleh instansi2 Pemerintah, Badan2, Orpol, Or-mas dan sebagainja, dan daerah penerimaannjapun dapat menga-tur diri, tidak dikatjau karena kesimpang siuran dalam menerima gerakan Turba, jang ber-lain2an tudjuan dan sasarannja, dan mungkin ada pula jang penerangannja bertentangan satu sama lain.(4)Waktu.

Sekalipun plan 3 tahun berdikari itu barn akan dimulai Dja-nuari 1966 namun harus diperhitungkan bahwa dasar landa-sannja jang njata-njata adalah tenaga kaum tani, jang rentjana kerdjanja disesuaikan dengan musim (dimulai dari musim rendengan jang selalu djatuh pada permulaan bulan Oktober, hal mana perlu diperhatikan), kalau terlambat berarti mun-dur 1 tahun lagi rentjana produksi kita, maka itu rentjana persiapannjn harus demikian rupa.

a. gerakan penertiban pelaksanaan Landreform dan U. U. P.B. H. diselesaikan antara bulan Djuli sampai Desember 1965.

b. penjaluran pupuk paling lambat Desember 1965, harus sudah sampai didesa-desa.

c. penjaluran kredit tani harus sudah selesai bulan Desember 1965.(5) Perhitungan kenaikan daja bell / kerdja dengaan pelaksanaan

U.U.P.A dan U.U.P.B.H.Perhitungan setjara kasar ;

a. hasil2 pelaksanaan Landreform sudah membagikan tanah serta nian seluas 500.000 Ha kepada lk 700 000 kepala keluarga tani, apabila digerakkan setjara konsekwen akan dapat mentjipta target 1.000.000 Ha. kepada lk. 1.500 000 keluarga kaum tani;

83

Page 93: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

b. dengan sistim bagi hasil biasa mereka menerima bagian hanja 1/2 dari pada hasilnja, setelah mereka menerima redistribusi tanah jang sama luasnja dengan tanah garapannja semula mere-ka hanja mengangsur ganti ruginja 1/3 hash (perhitungan tahun 1961 berupa uang); djadi mereka mendapat kenaikan peneri-maan (daja beli/kerdja) 1/6 = 16%; perhitungan ini masih akan bertambah sebab bum tani menerima tanah hanja diwadjibkan membajar ganti rugi dengan taksiran tahun 1961 jang dibajar sekarang dengan uang jang nilainja merosot;

c. dengan sistim bagi hash biasa rata2 kaum tani penggarap me-nerima 50% dari hash, dengan melaksanakan U.U.P.B.H. apa-bila dihitung setjara teliti, maka kaum tani penggarap akan menerima paling sedikit 10% tambahan, apabila kekuatan peng-garapan tanah 1 keluarga tani I Ha, maka (menurut sensus pertanian) tanah pertanian jang dikuasi orang-orang jang memi-liki lebih dari 1 Ha ada 3 500.000 Ha, djadi paling sedikit ada 3,5 djuta keluarga tani jang membagi hash, dengan kenaikan penerimaan masing-masing 10%;

d. kenaikan daja beli ini adalah mutlak perlu bagi pemasaran ha-sil perindustrian kita.

(6) Tambahan.Landreform setjara politis bermaksud untuk menghantjur lebur-kan akar2 imperialisme dan sisa2 feodalisme dibidang pertanian, dalam hal ini kita hares melaksanakan prinsip tanah untuk tani jang menggarap tanah, selandjutnja memberi alat produksi kepada kaum tani penggarap. Ini semua memerlukan tindakan rollow up; ketjuali jang telah kita sebutkan dimuka, ada follow up jang pen-ting lagi ialah transmigrasi, setelah pelaksanaan Landreform, kita akan dapat menemukan siapa jang harus di transmigrasikan.

4. Keadaan transmigrasi dan tindakan2 jang perlu diambil(1). Prinsip kita dalam mendjalankan transmigrasi, bukan semata-

mata untuk mengurangi kepadatan penduduk tani di Djawa dan Bali, akan tetapi untuk menjebarkan kekuatan ekonomi kita jang berupa tenaga kerdja rakjat Indonesia jang terdiri dari kaum tani, terutama dari Djawa dan Bali, jang didalam ke-tetapan M.P.R.S. No.V1/MPRS/1965 dimasukkan dalam kebi-djaksanaan djangka pendek dan disebutkan „Projek2 Transmi-grasi Gaja Baru”. Untuk menggajabarukan projek Transmigrasi harus beladjar dari pengalaman jang sudah dan atas dasar itu ditempuh djalan jang sesuai dengan memperhatikan masalah2

seperti berikut :a. Dalam menggerakkan pelaksanaan transmigrasi, tidak perlu kita

ketakutan karena teori penduduk Malthus, terbukti tiap tahun banjak dari Djawa jang telah kita transmigrasikan dan banjak pula jang datang dari luar Djawa untuk menetap tinggal di Djawa, sekalipun demikian kita tetap masih bisa mendapat ma-kanan jang tjukup, dan di Djawa penduduknja makin meningkat:

84

Page 94: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

b. Bahwa pengluasan tanah pertanian hanja dapat didjalankan apabila kita mentransmigrasikan penduduk di Djawa dan Bali, karena kedua pulau tersebut hampir tak dapat lagi memperluas tanah pertanian;

c. Jang dipindahkan harus berdjiwa pionir, Disamping itu perlu diperhitungkan agar :a. Daerah jang ditinggalkan djangan sampai mendjadi kekurangan

tenaga pembangunan.b. Mereka jang ditransmigrasikan mempunjai hari depan jang baik,

(2) Dasar perentjanaan.a. Mempergunakan inventarisasi pertanahan landreform setelah di-

adakan Landreform di Djawa dan Bali, kita akan mendapat bahan siapa-siapa dan dari daerah mana keluarga2 tani jang harus dipindahkan ;

b. Rentjana pemindahan penduduk tidak berdiri sendiri dan harus disinkronisasikan dengan rantjangan Pembangunan Masjarakat desa didaerah penerima ;

c. Rentjana Pembangunan Masjarakat Desa di Daerah penerima itu, harus dirangkaikan dengan pelaksanaan U.U.P.A. dan U.U.P.B.H. jaitu agar batas pemilikan tanah di daerah penerima transmi-gran itu jang umumnja pemilikan tanah pertanian berdjumlah sampai maksimum 20 ha, diturunkan sampai batas luas tanah jang dapat digarap setjara efisien olehnja. Sebab pembatasan penguasaan tanah sampai 20 ha, pada kenjataannja hanja mem-blokkir kesempatan bagi orang lain dan tidak dapat dikerdja-kan setjara efisien oleh sipemilik sendiri.

(3) Pelaksanaan.Dengan prinsip Berdikari dan ditindjau dari sudut tudjuan dan

tjara produksi, pertimbangan pokok dari daerah penerima jaitu berapa tenaga dan untuk apa Daerah itu memerlukannja, dapat dilihat dari 2 segi.Pertama, tjara transmigrasi jang biasa :a. atas dasar panggilan dari keluarganja jang telah berada di da-

erah transmigrasi; untuk mendjadi petani;b. atas dasar kepentingan masjarakat pada suatu waktu jang me-

nguntungkan bagi para transmigran, misatnja pada waktu Daerah penerima memerlukan tenaga untuk potong padi (Ka-limantan Selatan dsb.), untuk mendjadi petani,

c. atas dasar kepentingan perusahaan swasta, sebagai buruh-petani;

d. untuk tenaga projek pembangunan Pemerintah Pusat maupun Daerah (djalan Lintas Sumatera dsb.), untuk didjadikan pekerdja;

85

Page 95: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2
Page 96: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Kedua, tjara. produksi jang ditingkatkan.Sebenarnja nilai hasil mentjangkul di Djawa pada umumnja ada-

lah lebih besar dan dapat mendjadi sandaran hidup petani dari -pada nilai hasil bertani di daerah Transmigrasi, misalnja jang mu-dah dalam bertani adalah menanam singkong, kekuatannja 1 kelu-arga + 1 ha, hasil singkong di Djawa 1 ha. dapat dipakai untuk sandaran hidup; lebih daripada nilai dari hasil singkong jang sama didaerah Transmigrasi, maka itu tjara produksinja perlu di -

tingkatkan, jaitu sedjak semula supaja direntjanakan agar mengi-kuti perkembangan usaha mekanisasi pertanian, un-tuk mendjadi petani type baru.

(4). Sjarat-sjarat ;Kedua type tjalon transmigran itu harus berdjiwa pionir.

Bagi tjara jang biasa:a. terdiri dari petani2 biasa,b. mereka jang diperlukan melajani projek Pusat maupun

Daerah, Perlu diatur melalui regu-regu, dan kepada regu-regu itu perlu mengalami indoktrinasi Manipolis dahulu dan mengenai tugas kewadjibannja.

Bagi peningkatan tjara produksi ;Mereka dipilih dari pemuda-pemuda tani jang terpeladjar mi-

nimum telah lulus dari Sekolah Dasar ;a. diambil dari mereka jang bukan mendjadi anggota sesuatu

ormas atau partai jang terlarang.b. mereka di-indoktrinir dan dilatih dalam pengetahuan dasar,

untuk melajani mesin2 pertanian.(5). Pembiajaan.

Pada dasarnja 100% berdikari pasti tidak mungkin, karena me-reka memang baru memasuki tjara hidupnja jang baru, akan tetapi tidak bisa dibiajai sepenuhnja dari Pemerintah, karenanja harus diberi fasilitas clan perlindungan jang tegas, a. 1. ;a. mereka perlu dilindungi dari segala matjam pengrongrongan

ekonomi/keuangan dari rumahnja sampai ditempat jang baru, (di kendaraan, penginapan, ka pal, stasiun, pelabuhan dsb.) hal ini sudah mendjadi rahasia umum dan segala pemerasan harus diberantas.

b. mereka wadjib diberi fasilitas untuk mendapatkan surat kete-rangan, tjatjar, pemeriksaan kesehatan dsb. dengan tjuma 2.

c. mereka ditempat baru sudah harus mendapat pekerdjaand. mereka diberi fasilitas untuk mendapat kredit dari Bank

Pemerintah sesuai dengan hasil jang diperoleh dalam berproduksi.e. projek2 pembangunan Pusat maupun Daerah supaja dapat djuga

memberikan fasilitas ;

86

Page 97: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

f. transmigrasi jang tarafnja lebih tinggi, supaja terdiri dari pemu-da2 jang belum berkeluarga, sementara mereka diperlukan se-bagai pekerdja jang melajani mekanisasi pertanian.

(6) Masalah tenaga kerdja pertanian di Djawa dan Bali.Usaha transmigrasi hanja salah satu segi sadja untuk mengu-

rangi beban hidup Rakjat di Djawa dan Bali dalam menaikkan taraf hidup Rakjat pekerdja; namun demikian usaha ini adalah tetap terbatas, karena kesukaran2 untuk mengadakan manpower planning, Untuk itu perlu diperhatikan faktor2 berikut :a. penjebaran tjabang2 industri terutama di daerah-daerah jang

sangat padat penduduknja, untuk meringankan beban hidup disektor agraria (misalnja, daerah Kedu Selatan, Banjumas Uta-ra, Pekalongan, Purwodadi, Wonogiri, Wonosari dsb).

b. dengan berdirinja tjabang2 industri ditempat-tempat itu, akan menimbulkan banjak matjam usaha dalam lapangan ekonomi.

c. mengadakan research tentang pembagian tenaga kerdja jang tepat di daerah-daerah dalam rangka man power planning.

5).Produksi pertambangan.

Gambaran umum tentang produksi barang2 penting sektor pertambangan kami pilih; timah, batubara, bauksit, emas , perak dan nikkel. B.arang2 penting tersebut merupakan ha-sil produksi perusahaan2 negara jang diselenggarakan sendiri oleh Pemerintah atau jang dieksploitasi berdasarkan produc-tion-sharing. Jang terachir ini kita djumpai dalam soal eks-ploitasi nikkel.Pertambangan adalah sektor ekonomi jang menurut DEKON

harus dipentingkan dalam pembangunan ekonomi. Bahwa per-tambangan harus dipentingkan dapat difahami djika dilihat dari sudut sumber pembiajaan sebagai sumber penghasil devisa jang panting jaitu :timah, bauksit, emas dan nikkel. Dari sudut supply bahan bakar jang djuga panting dalam pembangunan adalah batubara disamping minjak. Sudah barang tentu masih banjak pula bidang mineral kita jang belum tergali tetapi sudah diketahui hasil survey-nja. Tetapi jang terachir ini tidak perlu kami bahas dalam ker -tas kerdja mengenai iklim ekonomi. Tjukup djika kita tindjau unit2 pertambangan jang njata sudah menghasilkan.

Terlampir kami sampaikan daftar angka2 tentang rentjana pro-duksi bidang mineral 1965 dan realisasi produksi dalam tahun2

sebelumnja jang disusun oleh Departemen Pertambangan (lampi-ran halaman 29). Dari angka2 tersebut kita djumpai kenjataan2

87

Page 98: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

bahwa beberapa djenis barang mengalami kemerosotan dan bebe-rapa djenis barang lainnja mengalami kenaikan produksi dimasa lampau.Jang merosot produksinja pada tahun 1964 dibandingkan dengan tahun 1960 adalah :

1). Timah merosot mendjadi 77%2). Batubara merosot mendjadi 67%3). Perak merosot 70%

Jang naik produksinja pada tahun 1964 dibandingkan dengan tahun 1960 adalah ;

1). Evans naik mendjadi 111%2). Bauksit naik mendjadi 163%3). Nikkel naik mendjadi 466% dibandingkan dengan ta-

hun 1962 tahun permu-laan produksi.

Untuk produksi tahun 1965 direntjanakan oleh Departe-men Pertambangan kenaikan jang sangat ketjil dibandingkan de-ngan produksi tahun 1964 untuk 6 djenis barang produksi per-tambangan tersebut.

Turunnja produksi timah, batubara dan perak serta kurang berartinja kenaikan produksi emas dapat dilihat dari beberapa se-bab, antara lain seperti berikut

1). Pada umumnja alat2 produksi sedjak tahun 1947 sampai sekarang sudah tergolong tua dan tidak ada rehabilitasi jang sepadan untuk meningkatkan atau mempertahankan kapasitasnja jang normal.

2). Sangat tergantungnja semua alat2 produksi dad liar negeri, dan sangat kurangnja devisa jang tersedia untuk rehabilitasi.

3). Beberapa P. N. penghasil devisa pada prinsipnja djuga tidak mampu mengadakan rehabilitasi alat2

produksi karena besarnja disparitas antara penerimaan hasil devisa dalam nilai lawan resmi jang diterima dalam rupiah dengan biaja riil jang terus membubung tinggi akibat kenaikan harga dan tarif sehingga likwiditas perusahaan merosot.

4). Masih adanja salah urns dibeberapa P. N. atau unit2 ekonomi negara dan belum adanja integrasi antara pimpinan dengan kaum buruh sebagai soko guru revolusi.

5). Belum adanja kontrol jang intensif dalam management chususnja dalam penggunaan kekajaan negara.

88

Page 99: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

BIDANG MINERAL DAFTAR RENTJANA PRODUKSI TAHUN 1965

B.P.U/P.NDjenisProduksi

Realisasi Produk-si tahun 1960

Realisasi Produk-si tahun 1961

Realisasi Produk-si tahun1962

Realisasi Produk-si tahun1963

Realisasi Produk-si tahun 1964

Target menurutR.A.B. th 1965

TaksiranProduksiTh. 1966

Keterangan

I. B.P.U. TAMBANG TIMAH

1. P.N. T. TIMAH BANGKA Timah 127.041. Kw 113.200. Kw 95.216. Kw 64.188. Kw 100.269 Kw 92.000 Kw 91,7%2. P.N. T. TIMAH BELITUNG Timah 76.000. Kw 58.766. Kw 61.918,7 Kw 48.351. Kw 53.280,73 Kw 60.000 Kw 112,6%3. P.N. T. TIMAH SINGKEP Timah 13.152. Kw

216.193. Kw 12.600. Kw184.566. Kw

18.736,58 Kw175.871,28 Kw

18.704. Kw131.243. Kw

12.512,61 Kw166.062,34 Kw

15.280 Kw167.280 Kw

122,1%100,7%

II. B.P.U. TAMBANG BATUBARA1. P.N. TABA BUKIT ASAM Batubara 549.781. Ton 425.651. Ton 351.080. Ton 443.146. Ton 307.408. Ton 350.000 Ton 113,8%2. P.N. TABA OMBILIN Batubara 77.606. Ton 103.709. Ton 90.311. Ton 110.037. Ton 97.272. Ton 120.000 Ton 123,3%3. P.N.TABA SEBUKU Batubara 32.719,4. Ton

660.106,4. Ton 31.028. Ton560.388. Ton

29.713. Ton471.104. Ton

38.173. Ton591.356. Ton

42.182. Ton445.862. Ton

42.500 Ton512.500 Ton

103,2%114,9%

III.B.P.U. TAMBANG UMUM NEGARA1. P.N. TAMB. BAUKSIT Bauksit 395.678. Ton 441.168. Ton 491.298. Ton 506.241. Ton 647.805. Ton 700.000 Ton 108 %2. P.N. TAMB. MAS TJIKOTOK Emas

Perak 162.347,0 Kg 9.174.544. Kg

178.606,9 Kg 10.562.107. Kg

328.248,6 Kg 7.299.713. Kg

137.424,3 Kg 8.672.228. Kg

181.891,9 Kg 7.897.404. Kg

207,36 Kg 11.340. Kg

113,9%143,6%

3. P.N. LOGAM MULIA (Pemurnian)

Barang Industri

EmasPerakEmasPerak

250 Kg26.000 Kg

--

194,6 Kg27.900. Kg

--

167.9 Kg12.242.7 Kg 8.14 Kg 2.922.3 Kg

196.611,3 Kg17.172.244. Kg 12.436,8 Kg 1.866.771. Kg

264.198,7 Kg14.946.093. Kg 15.097,7 Kg 2.035.568. Kg

235. Kg10.000. Kg 10. Kg20.000. Kg

88,9%66,9%66,2%98,2%

4. P.N. NIKKEL Nikkel - - 10.777.12 Ton 45.528.27 Ton 49.950.12 Ton - -

Sumber : Departemen Pertambangan

Page 100: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

6). Belum dapat mengembangkan kekuatan tenaga manusia semaksimum mungkin untuk mempertinggi produksi se-suai dengan garis Dekon disamping memanfaatkan alat2

produksi jang ada.

7). Masih adanja kesimpang siuran dalam organisasi dan dalam pembagian tugas antara berbagai bidang jang menghambat kelantjaran bekerdja dan masih adanja bi-rokrasi dan manipulasi.

8). Masih banjak peraturan2 jang mengekang kegiatan te-naga2 produktif dalam mempertinggi produksi dan be-lum adanja peraturan jang tegas jang dapat mendjamin berkembangnja daja krcasi tenaga2 kerdja dalam mem-pertinggi produksi.

9). Dalam pembiajaan pembangunan masih terdapat banjak saluran jang harus dilalui jang menghambat pelaksanaan pembangunan disamping kurangnja kontrol.

89

Page 101: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Keadaan produksi barang2 perindustrian.

Hingga sekarang statistik perindustrian jang up to date ma-sih sukar diperoleh. Djika ada angka2 tentang itu djuga belum dapat memberikan situasi perindustrian kita setjara menjeluruh.

Untuk dapat. memperkirakan situasi kapasitet produksi pe-rindustrian pada waktu sekarang kami ambil angka2 impor barang2

baku/penolong sebagai ukuran. Sebagian besar dari barang2 baku penolong termasuk spareparts alat2 produksi tergantung pada impor. Setelah ada Amanat Banting Stir dan Ketetapan No. VI/MPRS/ 1965 maka perhatian kita dengan sendirinja tertudju pada usaha untuk berdikari mengenai beberapa barang2 baku/penolong dalam rangka menghemat penggunaan devisen dan melepaskan atau seti-dak-tidaknja mulai mengurangi ketergantungan industri dalam ne-geri path impor.

(1). Situasi dewasa ini tentang produksi perindustrian.

Keadaan impor barang2 baku penolong dari beberapa ta-hun terachir ini adalah seperti berikut :

Impor barang2 baku/penolong.tanpa minjak.

Berat Nilai.

Tahun1960 861,500 Ton Rp. 9.482 djuta„ 1961 1.552.00 Ton Rp. 13.310 djuta

1962 1.142.40 Ton Rp. 9.710 djuta1963 Rp. 8.334 djuta1964 Rp. 6.654 djuta

Impor benang tenun.

Berat Nilai

Tahun 1960 58.700 Ton Rp. 2.822 Djuta„ 1961 56.400 Ton Rp. 2.795 Djuta

1962 29.700 Ton Rp. 1.619 Djuta1963 Rp. 2.190 djuta1964 Rp. 1.403 djuta

Dari angka2 tersebut diatas djelaslah bahwa dibandingkan dengan tahun 1961 tahun permulaan pembangunan berentjana 8 tahun terdapat kemerosotan jang kerns dalam supply ba-

90

Page 102: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

rang baku dan penolong semendjak tahun 1962 sampai seka-rang. Seiring dengan ini dengan sendirinja merosotlah pula kapasitet produksi sektor industri dan perusahaan2 lain jang ter-gantung pada impor barang2 baku dan penolong. Djuga pro-duksi sandang dalam negeri menundjukkan kemerosotan jang keras dengan sangat kurangnja import benang tenun.

(2). Keadaan produksi minjak bumi.

Produksi minjak bumi dalam 10 tahun terachir ini menun-djukkan angka jang terus menaik. Hal ini disebabkan karena penambahan hasil2 sumur2 jang telah ada dan tambahnja djum-lah sumur2 baru. Akan tetapi disamping itu terdapat lapangan minjak jang mulai surut daja hasil alamnja (natural decline) jang bisa ditutup dengan hasil2 dari lapangan minjak jang baru.

Djika kita teliti angka2 produksi minjak bumi (crude oil) dalam masa 10 tahun maka keadaannja adalah seperti berikut :

1955 11.730.342 ton1956 12.730.160 ton1957 15.468.437 ton1958 16.109.614 ton1959 18.318.270 ton1960 20.596.012 ton1961 20.021.000 ton1962 25.740.000 ton1963 25.000.000 ton1964 23.023.000 ton

(Angka2 dari BPS dan PN2 Minjak)

Kenaikan produksi berlangsung sampai tahun 1963 semen-djak tahun. 1955. Tahun 1964 dilaporkan oleh maskapai mi-njak asing adanja penurunan produksi. Sudah barang tentu hal ini sangat terasa akibatnja bagi pemasukan keuangan ne- gara. Sebab kontrak karya dengan maskapai2 minjak asing jang mulai berlaku pada bulan Nopember 1963 tidak membe-rikan hasil seperti jang diharapkan semula.

Dari seluruh produksi minjak mentah Indonesia 64% di-suling di Indonesia, 31% disuling diluar negeri dan 5% susut.

Produksi minjak bumi selama ini erat hubungan dengan :a. Konsumsi dalam negeri akan bahan bakar jang terasa be-

lum lantjar persediaannja dan distribusinja sehingga me-nimbulkan kesulitan2 jang tradisionil.

91

Page 103: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

b. Pendapat devisen dari hasil2 ekspor, minjak mentah,Kini masih terdapat kesulitan2 jang tjukup besar da-

lam soal perminjakan karena :a. a. Kurangnja material dan outfit bagi refinery,

b. Perlu pembaharuan dan tambahan perlengkapan bagi ex-ploitasi,

c. kurangnja investasi untuk explorasi, rehabilitasi, pro-duksi (drilling), pembangunan refinery barn, pembangu-nan pabrik drum, tanker pengangkutan da.tat dan laut,dan pipa2 minjak untuk gas dan minjak bumi tjair,

Salah satu kesulitan jang menjolok adalah masalah persedia-an minjak pelumas jang belum diproduksi didalam negeri. Kita memerlukan untuk dalam negeri kira2 80.000 ton minjak pelu-mas setahun jang hares diimpor jang menelan biaja devisen se-besar kira2 10 djuta US dolar. Karena itu rentjana mendirikan instalasi untuk produksi minjak pelumas di Gresik oleh PN Permigan jang dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri adalah panting.

Peranan modal monopoli asing di Indonesia mengenai pro-duksi minjak adalah sangat besar sehingga setiap saat mereka dapat mengatjau persediaan minjak kita.

7).Tindakan2 jang perlu diambil dibidang perindustrian dan pertam-bangan.(1). Dalam rangka impor-planning perlu ditjurahkan perhatian jang

Iebih besar terhadap impor alat2 produksi berupa mesin2 atau barang2 Baku dan penolong jang belum bisa dihasilkan didalam negeri sendiri. Hal ini perlu untuk mengadakan rehabilitasi alat2

produksi jang ada dan memperluas disana sini dengan mesin2

baru sebagai pengganti mesin2 jang rusak sama sekali.(2). Perlu memperluas pendidikan tenaga2 kedjuruan dan ahli ditem-

pat tempat kerdja untuk dapat mengembangkan produksi dari unit2 industri dan pertambangan jang ada.

(3). Kelantjaran pembiajaan harus didjamin dengan memberantas bi-rokrasi, korupsi dan pemborosan disemua sektor guna memper-tinggi kemampuan pembiajaan.

(4). Sistim kontrol melalui Dewan2 Perusahaan jang diketuai oleh wakil2 kaum buruh diperusahaan2 supaja diintensifkan. ,Kontrol DPR atau PRD terhadap perusahaan negara dan perusahaan2

daerah supaja diadakan,(5). Supaja dapat diadakan management jang demokratis dengan me-

laksanakan management terbuka diperusahaan2 negara,. dan daerah,

92

Page 104: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

(6). Supaja diadakan kompetisi Manipolis diperusahaan2 dan antara perusahaan2.

(7). Supaja diusahakan berdirinja bengkel2 atau pabrik2 jang dapat memproduksi spareparts barang2 baku penolong.

8). Tindakan2 jang perlu diambil dalam industri minjak bumi.(1). Agar supaja diadakan politik jang tegas sesuai dengan semangat

konfrontasi terhadap Nekolim dalam menghadapi kekuasaan modal monopoli asing Shell, Caltex, Stanvac dan lainnja jang didominasi oleh modal imperialis Inggris dan Amerika Serikat. Perusahaan2 tersebut supaja dikuasai dan dimiliki oleh Negara sepenuhnja.

(2). Mengembangkan P.N.2 minjak jang ada dengan mendjamin sega-la fasilitas jang diperlukan untuk mengadakan explorasi dan exploitasi dibidang minjak bumi.

(3). Segera mendirikan refinery di Gresik untuk bisa. berdikari da-lam soal minjak pelumas jang sekarang ini disiapkan oleh P.N. Permigan.

(4). Supaja kontrak karya ditindjau kembali dan ditempuh djalan lain dalam soal kerdja sama dengan luar negeri terutama dengan negeri2 Nefo mengenai pengolahan minjak bumi kita atas dasar sating menguntungkan dan persamaan hak.

(5). Supaja memperluas pendidikan tenaga ahli dan kedjuruan di-bidang perminjakan.

2. Gambaran Umum Dan Tindakan Panting Di Bidang Pengangkutan Dan Komunikasi.1). Keadaan dewasa ini.

Pengangkutan sebagai satu tjabang ekonomi jang meng-hubungi semua sektor ekonomi merupakan masalah jang sa-ngat vital pada dewasa ini, Penjaluran barang2 untuk keper-luan produksi dan keperluan konsumsi perseorangan sangat menentukan dalam kehidupan ekonomi negeri.

Dalam laporan pelaksanaan pembangunan dari penjeleng-gara-penjelenggara projek2 pembangunan terbukti bahwa tran-spor dan komunikasi pada waktu sekarang merupakan bottle-neck jang besar. Tidak sadja arus barang terganggu karena-nja tetapi pembentukan harga barang2 untuk keperluan pro-duksi dan keperluan konsumsi perseorangan mendjadi sangat abnormal tingginja.

Keadaan dewasa ini menundjukkan bahwa transport dan komunikasi memegang peranan jang sangat penting dan me-nentukan lantjar dan tidaknja pelaksanaan pembangunan na-

93

Page 105: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

sional disegala bidang, chususnja jang menjangkut operasi pelaksanaannja jang bersifat teknis.

Posisi dan fungsi transpor dan komunikasi sekarang pada waktu ini hares mengabdi kepada tugas politik dan tugas ekonomi jang hares dilaksanakan oleh negara dan Rakjat, Transport dan komunikasi harus mengabdi kepada pembangu-nan nasional dan perkembangan masjarakat, harus berfungsi sebagai faktor pelantjar dalam mendjalankan pemerintahan dan membuka daerah2 baru, dalam memperkuat ketahanan Revo-lusi dibidang politik/militer dan ekonomi melawan imperialisme dan neokolonialisme.

Kita memiliki alat2 pengangkutan jang modern dilaut dan dapat tetapi kita djuga memiliki alat2 pengangkutan tra-disionil dari Rakjat seperti gerobak, kuda, perahu lajar dan sebagainja, Tetapi masalah besar jang kita hadapi mengenai ini adalah bagaimana memobilisasinja, bagaimana mengorgani-sasi pengerahan alat2 pengangkutan tradisionil dari Rakjat sehingga seluruh potensi pengangkutan jang ada dapat diman-faatkan bagi pelaksanaan pembangunan dan dalam mentjip-takan iklim ekonomi jang baik.

Pos berfungsi menjampaikan berita melalui surat-menju-rat jang hanja dapat dilaksanakan dengan sempurna apabila sarana2 transport jang ada (udara, laut, kereta api, kendaraan bermotor) mendjalankan fungsinja dengan baik pula. Untuk ini koordinasi jang erat antara pos dan sarana transport la-innja mutlak perlu.

Telekomunikasi tidak sadja mengabdi kepada perkembang-an nasional dan masjarakat pada umumnja, tetapi chusus berfungsi mengabdi dan melajani lain2 tjabang transport dan pelaksanaan operation se-hari2.

Telekomunikasi berfungsi nasional dan bersifat menentu-kan bagi kelandjutan operasi transport dan oleh karenanja menduduki prioritas jang tinggi dalam perentjanaan dan pe-laksanaan transport. Sistim transport modern dan madju ti-dakmungkin dapat dilaksanakan setjara efisien dan murah tanpa dilengkapi dengan suatu sistim telekomunikasi jang modern dengan kondisi jang baik.

Bagi Indonesia jang merupakan Negeri kepulauan, transport di laut dan transport di udara mempunjai fungsi dan peranan jang bersifat nasional. Apabila transport di udara pada tingkat sekarang pada pokoknja bertugas menjelenggarakan pengang-kutan penumpang dan barang2 berharga tertentu dalam djumlah jang tidak besar maka transport di laut bertugas menje-lenggarakan pengangkutan barang dan penumpang dalam djum-lah jang besar. Fungsi ini djuga berlaku bagi kedua sarana transport dalam tugasnja sebagai djembatan antar-bangsa un-

94

Page 106: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

tuk melajani hubungan luar Negeri Indonesia, chususnja hu-bungan perdagangan dan ekonomi luar negeri.

Transport kereta api dan djalan raja pada dasarnja ber-fungsi regional (se-pulau) sekalipun dengan sistim farryservice luas daerah tugasnja bisa diperbesar. Kedua tjabang transport tersebut sama-sama bertugas dibidang pengangkutan barang dan penumpang,

Dalam rangka pelaksanaan politik dan strategi transport , kita menghadapi suatu kenjataan dimana masih terdapat dju-rang (gap) jang besar antara di satu pihak potensi transport jang tersedia sekarang ini dan di fihak lain rising demand jang sangat besar dan terus menaik dari masjarakat dan negara kita akan djasa transport dan komunikasi.

Dengan belum mampunjai transport dan komunikasi melakukan fungsinja setjara baik, maka akibat2nja sangat terasa menghambat pembangunan.di sektor2 lain, chususnja sangat mempengaruhi perbaikan iklim ekonomi jang dibutuhkan untuk pelaksanaan prinsip „BERDIKARI”,

2). Tindakan2 Penting dibidang Transport Untuk Mentjiptakan Iklim Ekonomi Jang Baik.(1). Policy transport setjara konsepsionil,

Sebagai mana dikatakan diatas semua tjabang dan komu-nikasi mempunjai persamaan fungsi dalam pengabdiannjakepada kelantjaran lalu-lintas barang dan penumpang dankepada kelantjaran organisasi2 rakjat dan organisasi pe-merintahan. Mereka berbeda dalam luas dan besarnja fungsi mereka masing2 dan oleh karenanja djuga berbeda dalam sarana transport jang dipergunakannja serta tech-nik dan sistim peng-organisasian usahanja,Karena persamaan dan perbedaannja itu maka berbagai tja-bang transport dan komunikasi pada dasarnja harus ber-sifat Baling mengisi (komplementer), sifat komplementer ini harus mendjamin dalam politik transport dan rentjana perkembangan transport jang ditetapkan, berupa adanja keseimbangan dalam rentjana investasi dan ketjepatan pelaksanaannja, beserta pula keseimbangan dalam peme-liharaan dan exploitasi dari alat2/aparatur transport dan komunikasi. Suatu politik transport jang bidjaksana seha-rusnja dapat mengurangi mentjegah adanja „overlapping of funaction” dan persaingan jang dapat mengakibatkan pemborosan jang tidak perlu,Sehubungan dengan haldiatas maka politik transport jang bidjaksana sejogjanja harus mengandung suatu sistim koor-dinasi transport jang effisien, baik dalam hal2 mengenai investasi dan plan perkembangan, maupun dalam ha1 2

jang menjangkut transpor operation dan management ,

95

Page 107: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

termasuk koordinasi antar alat transport dan pengangkutan pos, Politik transport dan komunikasi jang demikian itu-lah jang diperlukan oleh Indonesia, suatu konsepsi politik transport dan komunikasi jang menjeluruh mentjakupi segala masalah sarana2 transport jang merupakan pedoman kerdja praktis bagi tiap petugas dan pelaksana dibidang transport dan komunikasi,

(2). Politik pembiajaan.Bahwa transport dan komunikasi bagi tanah air kits me-rupakan suatu pra sarana jang sangat menentukan kehi-dupan dan perkembangan ekonomi adalah suatu kebena-ran jang diakui oleh umum.Tetapi bahwa untuk melantjarkan tugas2 transport dibu-tuhkan investasi2, baik dalam social overhead maupun da-lam working capital jang sangat besar, agaknja masih ku -rang disadari. Hal diatas antara lain tertjermin pada ang-garan belandja pembangunan negara, dimana untuk sektor transport dan komunikasi untuk tahun 1964 hanja disedi-akan Rp. 9.3 miljard atau 11% dari seluruh AB. Pembangu- nan negara jang berdjumlah Rp. 83,6 miljard. Untuk me-melihar equipment jang telah dimiliki dibutuhkan pembi-ajaan2 jang luar biasa besarnja, misalnja untuk djalan 2

raja + Rp, 19 miljard, angka jang berdasarkan perkem-bangan sekarang sudah tidak besar artinja dibandingkan dengan situasi djalan raja jang diperkirakan 95 + rusak.

Tidak hanja setjara absolut terdapat kekurangan dana2

untuk pembiajaan bidang transport dan komunikasi; djuga setjara relatip perlu diadakan benjesuaiannja sehingga man-faat jang diperoleh dan investasi2 tsb. bisa setjara optimal. Kita wadjib menjelidiki dan merumuskan sektor transport/ komunikasi jang mana jang perlu di-ambeg parama arta-kan dalam pembiajaan dengan memperhatikan keseimbangan investasi, jaitu diarahkan ke strategical points jang paling dapat mendorong perkembangan setjara keseluruhan. Mi-salnja bagi sektor pengangkutan laut djelas pada pelabuh-an2; bagi sektor pengangkutan udara pada , landasan2 ter-bang, bagi pengangkutan kendaraan bermotor pada djalan2

raja tsb. Tentang djalan raja inipun hanja dipilih djalan 2

raja jang mempunjai arti ekonomis, misalnja :a. djalan raja jang menghubungkan pusat2 produksi de-

ngan pelabuhan atau Kota2 besar.b. djalan raya jang menghubungkan ibu kota daerah satu

sama lain.Djika dibatasi pada djenis djalan raya ini sadja maka hal itu kami perkirakan kurang lebih 12.000 KM (Total dja-lan raya seluruhnja adalah 79.000 KM).

96

Page 108: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

(3). Materials/Vechieles.Salah satu unsur dari produksi djasa angkutan adalah

aspek fisik dalam bentuk alat pengangkutan serta perleng-kapan tehnis lainnja diterminals dan materialis untuk mem-buat djaring2 angkutan.Tidak dapat disangkal bahwa menurut angka2 statistik dalam. sektor tertentu terdapat suatu kenaikan jang luma-jan dalam djumlah unit alat pengangkutan, tetapi kenaikan ini tidaklah seimbang dengan rising demands akan djasa angkutan dari masjarakat. Angka2 menundjukkan bahwa sedjak 1959 sampai permulaan tahun 1965 armada niaga nasional naik dengan 249 pct. dan kendaraan bermotor naik dengan 156 pct. sedangkan djumlah lock dan ger-bong kereta api praktis tidak ada kenaikan sedjak 1952. Tetapi kenjataan pun menundjukkan bahwa disemua sektor angkutan masih terdapat kekurangan djasa. transport, dan apabila ditelaah lebih landjut, terbukti bahwa transport performance berada djauh dibawah kapasitasnja (terlihat dari, penurunan carrying capacity, loadfactor dan freguency pengangkutan).Jang menimbulkan turunnja prestasi transport ialah teruta-ma karena kurangnja maintenance dan perbaikan2 seba-gai akibat dari pada terbatasnja spare-part dan bahan baku jang praktis seluruhnja harus diimport dari luar ne-geri dan terbatasnja fasilitas2 repair.Gedjala lain jang sangat membahajakan kelantjaran tran-sport ialah adanja pentjolengan2 terhadap materiil tran-sport/komunikasi oleh oknum2 jang tidak bertanggung dja-wab. Penjelesaian masalah keamanan ini disamping melalui penertiban kontrole intern, sejogjanja ditjari melalui djuga penegasan wewenang polisionil dari pada alat2 ne-gara jang memilikinja, untuk menghindarkan kesimpang siuran dan penjalah gunaan wewenang tsb.Pemikiran kearah prinsip BERDIKARI dalam rangka pem-binaan dan perkembangan angkutan umum, sudah dimulai dan perlu dikembangkan terus menerus dengan mulai mem-buat spare-parts tertentu didalam. negeri, mengadakan standardisasi alat pengangkutan disusul dengan membuat assembly plant jang nantinja akan merupakan landasan ba-gi industri pengangkutan.

(4). Manpower.Pada umumnja dapat dikatakan bahwa umum menerima ke- benaran bahwa pada achirnja manusia jang menentukan segala-galanja. Tampa .pengikut - sertakan . aktif dari kaum buruh/pars petugas jang dalam keadaan jang sangat sulit

97

Page 109: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

tetap mendjalankan tugasnja masing2, tidak dapat dibajang-kan bagaimana transport / komunikasi bisa melaksanakan fungsinja. Para pekerdja dibidang transport/komunikasi umumnja harus memiliki pendidikan jang chusus serta keach-lian jang tinggi, jang baru ditjapai setelah mengikuti pen-didikan jang tjukup lama dan memperoleh pengalaman jang luas; lebih2 para petugas jang melajani operasi (penerbang, nachoda kapal, masinis, pengemudi2 dsb.). Disamping itu mereka dibebani tanggung djawab bagi keselamatan ratusan bahkan ribuan djiwa manusia serta nilai barang jang berdju-ta2. Seringkali waktu kerdja tidak tertentu dan tidak mengi-ngat siang-malam, panas atau hudjan, sedangkan sifat pe- kerdjaanpun atjapkali mengharuskan mereka meninggalkan tempat kediamannja djauh dari keluarga. Kechusussan sifat pekerdjaan diatas menghendaki suatu sistim peng-upahan/ kesedjahteraan sosial jang chusus pula jang menundjukkan adanja penghargaan jang setimpal. Djustru dalam penghar-gaan jang wadjar terhadap prestasi kaum buruh itulah ter-dapat kekurangan2 jang sangat menjolok.Upah buruh tidak tjukup untuk menutupi kebutuhan hidup sehari2, apalagi untuk didjadikan insentip2 bagi peninggian prestasi. Demikian pula djaminan sosial, kesehatan, kese-djahteraan dll. kurang atau bersifat sangat terbatas sekali. Untuk dapat menimbulkan kegairahan kerdja denhan sen-dirinja penghasilan kaum buruh harus diperbaiki disamping itu masih perlu ditambah dengan distribusi barang 2 pokok dengan harga rendah, djadi perlu ada usaha untuk mem-perbaiki daja beli kaum buruh.

(5) Masalah terminal chususnja pelabuhan laut.Salah satu masalah pokok dalam transport adalah soal terminal (pelabuhan laut, pelabuhan udara, stasiun kereta api, stasiun bus dan stasiun telekomunikasi). Transport ti-dak mungkin bisa berdjalan lantjar dan efisien tanpa dila-jani oleh fungsi terminal jang baik, jang efisien dan tepat Kapasitas terminal hanja dapat diukur dengan kelantjaran dan ketjepatan „cargo movement” dan „cargo handling”, hal mana mempunjai pengaruh besar jang menentukan efisiensi2 daja angkut transport dan ongkos transport. Ke-njataan menundjukkan bahwa makin besar efisiensi dalam terminal operation, makin besar daja angkut riil transport dan makin besar „savings” jang dapat dilakukan dalam ongkos transport setjara menjeluruh.Dari semua sarana transport di Indonesia, transport di laut adalah sarana transport jang fungsi dan tugasnja paling be-sar dan paling penting.Oleh, karenanja pelabuhan laut adalah terminal transport

98

Page 110: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

jang paling „sensitive” sifatnja bagi tanah air kita. Pelabu-han laut merupakan titik pertemuan dari kegiatan2 nasional dan oleh karenanja merupakan pula titik pertemuan dari sega-la kepentingan/segala sektor masjarakat. ,;Impact"nja jang bersifat nasional menjebabkan bahwa perlu adanja keharusan untuk memberikan prioritas tertinggi kepada pengurusan dan pengaturan pelabuhan laut. Kelantjaran dan efisiensi pelabuhan laut pada dasarnja ditentukan oleh beberapa faktor misalnja:a. perlengkapan jang Modern,b. hubuigan dengan hinterland (inland transport & com-

munication),c. alat2 bongkar muat dan ruang gudang untuk melajani

cargo movement, soal persediaan air, dermaga dll.,d. soal perburuhan,e. keahlian dalam port operation dan economics.Penjediaan sjarat2 dan perlengkapan kerdja ini bagi pela-buhan laut memang meminta pembiajaan tetapi dalam djang ka pandjang pembiajaan investasi ini begitu menguntung-kan sehingga besarnja pembiajaan mendjadi tidak berarti mina sekali.

(6). Bola djaring2 perhubungan darat.Meskipun geopolitis Indonesia tidak merupakan suatu ne-gara continental tetapi djaring2 perhubungan darat mem-punjai fungsi jang vital dalam struktur ekonomi dan sosial negara kita, lagi pula merupakan „verlengstuk” dari pe-ngangkutan laut dan udara. Bagi angkutan darat pembia-jaan untuk membuat djaring2 angkutan (seperti track / structures, djalan raja, djembatan, terowongan) jang men-djadi pokok masalah, sedangkan bagi angkutan laut dan udara pembiajaan untuk pembuatan dan pemeliharaan ter-minals jang mendjadi pokok masalah.Walaupun terdapat perkembangan pesat dalam bidang tek-nologi alat angkutan darat, tetapi kemadjuan ini tidak ba-njak berarti apabila tidak diimbangi dengan perbaikan da-lam djaring2 amgkutannja. Kenjataan menundjukkan bahwa sedjak 1959 di Indonesia dapat dikatakan praktis tidak di adakan rebuilding dad pada track djalan2 raja sesuai de-ngan standard jang baru untuk mengimbangi keuntungan ekonomis dari djenis kendaraan2 baru, bahkan pemeliha-raan dan perbaikanpun tidak dilaksanakan sebagaimana mestinja.Keadaan tracks, djembatan dan chususnja djalan raja ada-lah sedemikian rupa, sehingga 5 pct. dapat dikatakan baik.

99

Page 111: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Apabila keadaan ini, tetap, sedemikian untuk waktu jang pandjang, maka achirnja djaring2 angkutan tsb. akan tidak dapat digunakan lagi sehingga aktivitas, angkutan darat akan terhenti dengan segala akibat2 ekonomis dan politis.Mengingat pentingnja djaring2 angkutan darat balk ditin-djau dari sudut politik maupun perkembangan ekonomi, maka dianggap perlu untuk menelaah kematjetan dibidang ini chususnja segi pembiajaannja. Karena terbatasnja bi-aja maka titik berat supaja diletakkan pada djalan2 raja jang mempunjai arti ekonomis jang sekaligus djuga panting dilihat dari sudut politis seperti telah diterangkan dimuka.

7) Pola Logistik bahan bakar dan pelumas.Salah satu masalah pokok jang dihadapi praktis seluruh sarana transport ialah terbatasnja persediaan bahan bakar dan pelumas. Pentingnja fungsi bahan bakar dan pelu-mas dalam suatu sistim transport jang modern dapat di mengerti mengingat dalam abad sekarang praktis seluruh alat pengangkutan menggunakan mesin atau motor seba-gai alat penggerak. Kurangnja persediaan bahan bakar da-pat dilihat dalam gedjala sehari - hari dimana kendaraan bermotor/kapal2 laut menunggu giliran untuk memperoleh bensin/bunker.Manifestasi dari pada terbatasnja persediaan bahan bakar dalam transport operation ialah dengan berkurangnja fre-quency schedule perdjalanan, berkurangnja load-factor ter-utama bagi kapal laut dan pesawat terbang karena harus membawa extra bunker dan terbatasnja pelumas. Achirnja masalah ini akan mengakibatkan kenaikan harga pokok dari djasa angkutan.Dilihat dari segi produksi sebenarnja soal ini tidak perlu merupakan masalah karena bahan bakar baik djenis mi-njak maupun batu bara seluruhnja dihasilkan didalam ne-geri ketjuali pelumas jang masih harus diimpor dari luar negeri. Oleh karenanja dapat ditarik kesimpulan bahwa se-bab2 dari pada kematjetan2 harus ditjari pada alokasi da-lam negeri, sistim pemasaran dan distribusinja. Hal ini menjangkut kontrak antara Pemerintah dengan maskapai asing jang menguasai segala sesuatu mengenai konsumsi bahan bakar dalam negeri. Dan ini dapat dimengerti me-ngingat dalam pemasaran dan distribusi bahan bakar dan pelumas terdapat banjak badan swasta nasional dan asing maupun pemerintah jang mengurusnja serta ketergantungan atas tersedianja transport laut dan darat. Kiranja untuk memetjahkan masalah ini perlu dlketahui supply dan con-sumption pattern jang sebenarnja, inventarisasi dan sche-duling dari pada alat2 pengangkutan baik didarat mau-pun dilaut dan dimana perlu menjusun pola logistik jang sesuai dengan sistim pemasaran/distribusi serta sjarat2 pem-bajaran jang berlaku.

100

Page 112: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

3. GAMBARAN UMUM DAN TINDAKAN2 PENTING DALAM BIDANG EXPORT - IMPORT.

1) Keadaan Export- Import.(I) Adanja inflasi merupakan keadaan jang tidak mengun-

tungkan bagi sektor export-import. Dalam keadaan demi-kian, kenaikan2 harga didalam negeri, termasuk harga barang2 export, menjebabkan adanja disparitas antara har-ga dalam negeri tsb. dengan harga dunia jang dinjatakan dalam nilai lawan rupiah. Keadaan demikian merupa-kan hambatan terhadap export. Sebaliknja dengan kenai-kan harga barang2 import didalam negeri dan adanja per-mintaan jang kuat terhadap barang2 import disebabkan karena redistribusi pendapatan jang menguntungkan golo-ngan ketjil jang bertambah kaja, maka keinginan untuk mengimport, terutama barang2 mewah, tetap tinggi.

Hambatan2 terhadap export dan dorongan terhadap import telah sangat membahajakan kedudukan devisa.

(2) Neratja perdagangan menundjukkan perkembangan jang ti-dak menguntungkan selama tahun 1964 dengan adanja kemerosotan export, sedangkan import telah meningkat. Hal ini dapat dilihat dari angka2 sbb. ;

Export - Import.(Tidak termasuk minjak bumi dan hasil2nja )

dalam djutaan rupiah : US $ 1 = Rp. 45,-

Masa Export Import Sisa

1961 23 726 33 980 9 6541962 20 965 27 324 6 3591963 19 244 21 185 1 9411964 13 317 20 477 7 160

(s/d Agustus)(3) Perkembangan harga2 dalam pasaran dunia menundjukkan

perkembangan2 jang ber-beda2. Dalam bidang karet harga2 dunia ada-lah umumnja rendah sekali dibandingkan dengan beberapa tahun jang lalu, dan menundjukkan tendens merosot pada waktu achir2 ini. Sam-pai tahun 1960 harga karet RSS I umumnja berkisar antara c/ 35 (US$) sampai c/ 38 sepon, tetapi sedjak tahun 1963 umumnja berkisar antara c/ 24 sampai e/ 26 sepon. Perkembangan2 ini bisa lebih tidak me-nguntungkan dalam tvaktu singkat apabila tidak diadakan orientasi baru krpasar luar negeri diluar Inggris dan Amerika Serikat terutama ke-negeri2 Nefo berhubung dengan adanja ramalan2 bahwa ekonomi AS diantjam dengan resesi dalam waktu singkat ini.

101

Page 113: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Sebaliknja harga timah menundjukkan tendens meningkat de-ngan keras, tetapi sajang Indonesia kurang bisa menikmati manfaat dari pada perkembangan itu karena volume export timah telah sangat merosot. Harga kopra djuga achir2 ini berkembang dengan balk tetapi volume export sekalipun aehir2 ini meningkat, masih djauh dibawah volume jang telah dapat ditjapai dalam tahun2 1950-an,

Angka2 tentang perkembangan harga adalahKaret TimahRSS I New York London £US c/ lb of long ton

sbb.;KopraLondon US Slong ton

1963April 26 3/4 886.14 182Agustus 24 3/8 905.17,6 186.40Desember 23 3/4 1.009.7,6 195

1964April 24 1/2 1.043.8,7 194Agustus 23 1/2 1.275.3 197 ¼Desember 24 1/2 1.317.19.3 205 1 /21965Djanuari 24 1/2 1.260,12.8 214Februari 25 1.239.15.9 230 ½Maret 25 1/2 / 1.308.7.7 240April 22 1.428.13.2 254Mei 26 1.548.7.4 266

(4) Disamping masalah2 diatas, sektor export menghadapi berbagai kesuiitan2 jang menghambat sbb. .

a. Masalah pelabuhanDalam tahun2 terachir ini, export dan import semakin dipu-

satkan melalui Tandjung Priok. Hal ini disamping adanja ke-lambatan2 dalam mengeluarkan barang2 import dari gudang di pelabuhan tsb., telah menjebabkan kongesti sehingga mempersu-lit kelantjaran export.

b. Masalah prosedur :

Prosedur jang harus dilalui dalam pelabuhan umumnja sa-ngat pandjang sehingga merugikan exportir2. Menurut pemerik-saan, di Surabaja dibutuhkan 13 tanda - tangan dari berbagai kantor sebelum export dapat dikapalkan, sedangkan menurut kabar, di Medan bahkan dibutuhkan 28 tanda tangan.

102

Page 114: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

e. Masalah2.pungutan illegalTerdapat gedjala jang kuat dalam bidang export untuk me-

mungut bajaran jang tidak legal sebagai kompensasi penguru-san export jang dipertjepat. Hal demikian terdjadi baik di-bank2, dikantor2 export, apalagi di-pelabuhan. Hal ini mem-perlambat export dan menambah ongkos (memperbesar dispari-tas)d. Masalah izin istimewa.

Dalam hal beberapa barang export tertentu kopra dan karat telah dikeluarkan izin istimewa kepada exportir2 tertentu de-ngan harga penjerahaa jang lebih menguntungkan. Hal demi-kian meningkatkan harga barang export tsb, didalam negeri sehingga exportir2 lain sulit mengikutinja. Perlu didjelaskan, bahwa hal ini djuga telah mempersulit persediaan barang jang bersangkutan untuk pasaran dalam negeri.e. Masalah pengangkutan.

Pengangkutan dari daerah produksi ke pelabuhan umumnja mengalami kemerosoran (kendaraan, keadaan djalan2 dsb.).

5. Kurang lebih 35% dari pada export Indonesia masih tetap be-rada diluar kekuasaan Pemerintah sebagai akibat adanja Kon-trak Karya dengan perusahaan2 minjak jang dalam kenjataan menjerahkan seluruh pengurusan produksi dan export minjak kepada perusahaan2 asing tersebut. Pada umumnja P.N-2 mi-njak belum dapat melakukan kegiatan2 jang berarti dalam bi-dang export.

Kontrak Karya jang diadakan dalam bulan November 1963 menetapkan pembagian 60 : 40 untuk keuntungan fihak R.I. daripada pendapatan perusahaan2 minjak, dibanding dengan masa "let-alone agreement" dimana bagian ditetapkan 50:50. Na-mur demikian, dalam pelaksanaan ternjata penghasilan devisa untuk fihak R.I. telah merosot karena adanja kesulitan2 da-lam memeriksa besarnja operating income perusahaan2 asing jang didjadikan dasar untuk menentukan bagian jang mendjadi hak R.I.. disamping adanja ketentuan bahwa minjak jang di-bell oleh fihak R.I. untuk pasaran dalam negeri harus dibajar sebagian atau seluruhnja dalam devisa ($ dan £).

(6) Menurut sistim import sekarang, pada pokoknja terdapat tiga tjara mengimport dilihat dari sudut sumber pembajaran, jaitu (a) berdasarkan Rentjana Import Barang jang pembajarannja umumnja diambil dari Dana Devisa. (b) dengan SPP, dan (c) dengan deferred payments. RIB untuk tahun ini umum-nja dibatasi pada bahan2 baku dan penolong untuk sektor in-dustri, tetapi djumlah devisa jang disediakan (US $ 250 djuta) adalah djauh kurang dari kebutuhan2.

103

Page 115: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Import dengan SPP banjak diarahkan kepada ;barang2 me-wah ataupun barang2, lain jang dapat membawa keuntungan besar untuk fihak importir. Importir dengan deferred pay-ments adalah hal jang sangat memberatkan neratja pembajaran R.I. di-tahun2 jad. Disamping itu, dapat diketahui bahwa da-lam pelaksanaan import dengan deferred payments banjak ter-djadi hal2 jang merugikan negara, mis. harga barang jang di-import sebenarnja adalah djauh lebih rendah dari pada apa jang. dinjatakan dalam izin deferred payments. (adanja discount jang tidak dilaporkan), tidak adanja penjesuaian dalam hal mutu dan volume import jang merugikan fihak R .I.; dsb.

Pada umumnja dapat dirasakan, bahwa karena hal2 tab. diatas komposisi import belum dapat disesuaikan setjara me-muaskan bagi kebutuhan2 pembangunan jang mendesak.

(7) Peraturan export jang diadakan oleh Pemerintah pada tang-gal 17 April 1964 jaitu peraturan SPP, dimaksudkan untuk mendorong export dengan memberikan incentive kepada ex-portir berupa penerimaan rupiah tambahan dari pendjua-lan SPP jang ditentukan sebanjak 20% daripada penghasilan devisa exportir jang bersangkutan, Dengan sistim demikian exportir diuntungkan dengan kurs SPP tinggi, tetapi hal ini mempunjai pengaruh jang tidak baik terhadap tingkat barang2

import jaitu dengan mendorongnja keatas.Dari pengalaman2 sedjak peraturan SPP diadakan, adalah

djelas bahwa SPP sering didjadikan objek spekulasi jang sa-ngat merugikan perkembangan harga didalam negeri. Hal de-mikian telah terdjadi pada achir tahun 1964. Pada waktu itu kurs SPP telah meningkat sampai 30 sehingga harga barang2

import ikut meningkat djuga selama beberapa bulan karena adanja liquidity krisis pada awal tahun ini. Tetapi sedjak bulan April spekulasi dalam SPP semakin menghebat. Dapat diketa-tahui mis. bahwa pengadjuan permintaan dalam Call SPP di-Bank Indonesia meningkat dari Rp. 6,8 miljard pada permu-laan bulan April mendjadi Rp. 51 miljard pada awal tgl, 11 Mei, jbl.

Menghadapi keadaan jang demikian Pemerintah telah me-ngeluarkan peraturan2 baru tentang pendjual - helian SPP dengan maksud menghilangkan faktor spekulasi. terutama de-ngan membatasi djenis barang jang dapat diimport dengan SPP, dan melarang pendjualan SPP dibawah tangan. Tetapi hal ini-pun ternjata belum dapat meredakan keadaan, karena ketentuan bahwa hanja exportir, exportir-produsen dan importir jang dapat ikut membeli SPP dalam Call SPP tersebut diatas de-ngan gampang dapat dielakan dengan tjara : exportir melakukan import atas dasar indent untuk fihak lain tanpa melalui bursa B.I. Dengan demikian masalah adanja kurs SPP, diluar Call masih tetap terdjadi.

104

Page 116: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

(8) Perkembangan spekulalif dalam bursa SPP 'dapat dilihat

Dari angka2 sbb :

Kurs resmi SPP.25. V. 1965 17. 0 2.VI. 1965 18. I 8.VI. 1965 20. 2

15.VI. 1965 22. 3Sedangkan kurs SPP diluar bursa telah mentjapai tingkat

lebih dari 30 dalam pertengahan bulan Djuni ini.

(9) Dari uraian diatas, dapat dirasakan bahwa masalah export masih menghadapi banjak kesulitan, baik setjara fisik mau-pun dalam bidang moneter.

2) Tindakan2 Jang Perlu Diambil Untuk Mentjiptakan Iklim Eko-nomi Jang Baik.

Bidang Export-Import.Perlu segera diambil tindakan untuk menghentikan kemero-

sotan dalam bidang export clan untuk mengendalikan bidang im-port agar supaja bisa disesuaikan dengan kebutuhan2 perentjanaan. Pada pokoknja masalah meningkatkan export (volume maupun ni-lai) sesuai dengan target jang telah ditetapkan oleh Pemerintah, sebesar $ 600 djuta dalam tahun ini, tergantung kepada usaha2

Pemerintah untuk mengatasi keadaan inflasi, karena djustru keadaan an inflasi jang selalu mempersulit export. Sebaliknja. Pula, karena sistem SPP jang diadakan sekarang merupakan salah satu faktor jang mendorong tingkat harga keatas, maka apabila peraturan SPP bisa diganti dengan peraturan jang tepat, maka hal ini akan ikut membantu usaha2 Pemerintah dalam mengatasi inflasi.

(1). Bidang Export.i. Sistim. SPP perlu dihapuskan. Sebagai gantinja, perlu di-

adakan sistem jang sepenuhnja melepaskan penghasilan sektor export perlu- diberikan pembajaran dalam bentuk rupiah sadja, sesuai dengan ongkos2 produksi jang njata ditambah. dengan keuntungan jang lajak. Perlu diadakan tindakan2 untuk men-djamin agar sektor produksi export memperoleh bahan2 jang perlu diimport dari luar negeri. tetapi tidak dengan sistem pemberian hak2. istimewa atas penggunaan devisa.

ii. Dengan mendjamin kebutuhan sektor export dalam rupiah sa-dja maka penerimaan. devisa harus sepenuhnja di tangan Peme-rintah. Ini. berarti, bahwa disamping menghapuskan sistem SPP,

105

Page 117: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2
Page 118: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Undang2 Lalu Lintas, Devisa tahun 1964 jang memungkinkan exportir memperoleh devisa pelengkap djuga perlu ditindjau kembali.

iii. Export barang2 terpenting harus diserahkan sepenuhnja kepada sektor negara (karet, kopra, timah, minjak sawit dsb.) Export barang2 lain dapat didjalankan oleh pengusaha2 swasta asal me-reka merupakan exportir-produsen sesuai dengan ketetapan M.P.R.S. No. VI. 1965, pasal 9, ajat 2.

iv. Mengenai barang2 export jang dihasilkan oleh petani2 Rakjat, collecting perlu diatur sepenuhnja oleh koperasi sehingga mem-perpendek saluran jang dilalui barang2 export tsb. Untuk ini, perlu segera diambil tindakan untuk menertibkan sektor koperasi supaja koperasi2 jang bergerak dalam bidang ini benar2 me-wakili kepentingan2 produksi produsen dan disamping membe-li hasil2nja dengan harga jang lajak, djuga menjediakan ba-han2 kebutuhan produsen, baik kebutuhan konsumsi maupun produksi. Koperasi2 hendaknja hanja bergerak dibidang collec-ting dan tidak dibidang export.

v. Perlu segera ditertibkan keadaan di pelabuhan dengan tindakan2

a.l. mentjairkan tumpukan barang2 import, meluaskan kegiatan2

export-import setjara merata disemua pelabuhan-samudera, mem-perbaiki dan menambahkan alat2 pemuatan dalam pelabuhan, memperbesar djumlah tongkang menurut kebutuhan, dsb.

vi. Perlu segera diadakan tindakan untuk menjederhanakan prose-dur export terutama peraturan pabean, Djuga perlu diberantas pungutan2 illegal jang banjak terdjadi dalam bidang export, per-bankan dsb.

vii. Perlu diambil tindakan2 untuk memperbesar produksi bahan2 ex-port, terutama timah, dengan mengadakan penertiban2 dan pe-nanaman modal seperlunja.

viii. Tentang masalah kopra perlu diadakan perentjanaan jang dje-las tentang penggunaan kopra dari berbagai daerah penghasil untuk kebutuhan export dan untuk kebutuhan dalam negeri.

ix. Politik kredit harus ditudjukan untuk membantu sektor pro-duksi dengan memberikan kredit berbunga rendah dan dengan sjarat2 jang mudah untuk membiajai usaha2 peningkatan pro-duksi barang ekport.

(2) Bidang import.i. Perentjanaan penggunaan seluruh devisa untuk import perlu

segera diadakan sesuai dengan kebutuhan2 pembangunan, dan harus diambil langkah2 untuk mendjamin bahwa semua apara-tur negara mematuhi perentjanaan tersebut.

106

Page 119: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

ii. Mengingat kekurangan devisa jang.- sangat dirasakan, importperlu dibatasi hanja kepada barang2 jang dibutuhkan untukprojek2 pembangunan jang diberikan prioritas, dan untuk me-menuhi kebutuhan industri dalam negeri jang ada. Import ba-rang mewah perlu dibatasi.

iii. Import hares dilaksanakan oleh sektor negara (P.N.N.2) dan sesuai dengan Ketetapan M.P.R.S. No. 6/1965, importir swasta hanja boleh mengimport atas nama Pemerintah. Hal terachir ini hanja dapat dilakukan dalam hal barang 2 import untuk sektor bukan pemerintah, dan harus sepenuhnja sesuai dengan rentjana import jang telah ditetapkan.

iv. Sistem import dengan deferred payment perlu dihapuskan. Import dengan kredit perlu dibatasi hanja kepada import ba-rang2 modal dalam rangka melaksanakan projek pembangu-nan jang telah diberi prioritas.

(3) Aparatur Export Import.

Tindakan2 diatas berarti bahwa masalah penertiban dalam apa-ratur export-import, terutama P.N.N,2 perlu segera diadakan. Djuga penertiban dibidang bank sangat dibutuhkan.Perbaikan2 dalam sektor Export-Import pada pokoknja hanja akan bisa didjalankan apabila segera dibentuk Dewan Pimpi nan Ekonomi Nasional sesuai dengan Ketetapan No. VI/MP -RS/I965 jang a.l. memimpin serta merentjanakan pelaksanaan tahunan daft mengawasi .sektor export-import tsb.

107

Page 120: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

4. GAMBARAN UMUM TENTANG PERKEMBANGAN HARGA DAN TINDAKAN2 PENTING JANG PERLU DIAMBIL.

Dengan Ketetapan No. VI/MFRS/1965 pasal 5 tentang Iklim Ekonomi ditegaskan antara lain perlunja menggambarkan stabilisasi harga dengan melaksanakan politik harga jang berentjana. Djuga dirumuskan perlu-nja menertibkan ongkos sirkulasi barang dagangan dengan terutama mem-berantas ongkos2 gelap.

Mengusahakan stabilisasi harga adalah sekaligus berarti memberantas inflasi. Sudah barang tentu menstabilkan harga dengan memberantas sumber2 kenaikan harga merupakan salah satu aspek sadja dari pada kegiatan memberantas inflasi. Inflasi achirnja tertjermin dalam tingkat harga barang2 jang tinggi dalam nilai uang dan daja beli Rakjat jang merosot.

Djika kita sekarang bitjara tentang stabilisasi harga maka kita harus memeriksa sumber2 kenaikan harga jang pokok dibidang moneter, pro-duksi dan distribusi barang2. Sebab2 kenaikan harga barang2 ini tentu merupakan faktor sementara sadja.

Tetapi kalau tidak ada usaha untuk menghilangkannja maka kenaikan harga barang2 akan terus berlarut-larut.1). Keadaan dewasa ini:

Gedjala-gedjala perkembangan harga dapat dilihat dari tabel2 tersebut dibawah ini.

Perkembangan harga barang-barang tertentu.Beras (Djakarta)

Rp./Kg.White Shirting

Rp./m.KertasRp./rim

Ban mobil

1963Desember 156,12 250 5.000 56.0001964Djuli 237.500 450 8.000 57.000Desember 400.— 1.750 14.000 120.0001965April 425,— 1.500 16.000 110.000

Sedjak achir bulan Mei, harga-harga barang import jang menundjuk-kan keadaan agak stabil selama beberapa bulan, telah mulai bergerak keatas lagi dengan ketjepatan jang tjukup tinggi.

Perkembangan harga dalam negeri mengenai barang2 ekspor tertentu.

Karet RSS I Kopi LadaRp. / kg. Rp. / 100 kg. Rp. / 100 kg.

1961Desember 241 22.455 17.932

108

Page 121: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Karet, RSS IRp./kg.

KopiRp. / 100 kg.

LadaRp. / 100 kg.

1964Djuli 425 48.952 29.040Desember 890 118.100 54313

1965

Djanuari 850 109.401 58.182Februari 700 83.026 51.750Maret 655 77.060 50.120April 700 62.233 50355Mei 796 67.000 59.918Djuni(tgl.15)

959 90.000 60.000

(tgl.19) 1.025 — —

Kurs SPP

1964Mei 7 (kurs resmi)September 10,5 ,, ,,Oktober 16 (kurs bebas)Nopember 22,5 ,, ,,Desember 28 ,, ,,

1965DjanuariFebruari

1817

(kurs resmi) ,, ,,

Maret 16 ,, ,,April 16, 1 ,, ,,Mei 4 16,3 ,, ,,Mei 25 17 ,, ,,Djuni 2 18,1 ,, ,, 30 ( kurs bebas)Djuni 8 20,2 ,, ,, 32 ( kurs bebas)

Dari angka2 dalam tabel2 tersebut diatas, dapat dirasakan betapa harga barang2 import dan export didalam negeri sangat ditentukan oleh naik turunnja harga SPP.

2). Tentang kenaikan uang fang beredar.Angka2 tentang kenaikan uang jang beredar adalah sbb. :

109

Page 122: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Djumlah uang jang beredar1963 Desember 263.360' djuta1964 Djuli 397.942 djuta

Desember 676.188 djuta1965 Djanuari 724.180 djuta

Februari 758.144 djutaMaret 828.799 djutaApril 897.168 djuta

inflasi uang jang meradjalela menekan kegiatan2 ekonomi di bidang produksi dan dibidang eksport, serta menambah beratnja taraf hidup Rakjat,. Adanja inflasi itu sendiri djuga mempersulit penjusu nan anggaran belandja negara, karena setiap usaha untuk meningkatkan penerimaan melalui djalan kenaikan padjak, kenaikan tarif dan harga, djustru langsung menambah pengeluaran Pemerintah sendiri.

Pada pokoknja dapat dikatakan, bahwa dari sudut moneter terdapat tiga sumber inflasi, jaitu (1) defisit anggaran belandja, (2) expansi kredit bank2 jang tidak berentjana, dan (3) sektor neratja pemba -jaran jang defisiter sehingga menjebabkan kurangnja impor barang2

keperluan produksi dan konsumsi pokok Rakjat, dan kemerosotan nilai uang rupiah. Jang disebut pertama adalah sumber inflasi jang terbesar.

(3) Tentang perkembangan dalam Anggaran Belandja Negara, dapat diadjukan sbb.:

Tahun Penerimaan-

Pengeluaran DefisitAnggaran Realisasi Anggaran Realisasi

1962 77.205 74.018 116.810 122.078 — 48.0601963 272.025 162.112 305.616 292.340 — 130.2281964 x)391.000 283.821 517.126 681.763 — 397.942

x). angka sementara,(dalam djutaan rupiah)Dari angka2 tersebut dapat dirasakan bahwa selisih antara angga-

ran penerimaan dan realisasi penerimaan telah meningkat dalam tahun 1963 dan 1964, sedangkan tentang pengeluaran, hal jang sebaliknja terdjadi, jaitu realisasi dalam tahun 1964 adalah djauh lebih tinggi daripada anggaran. Akibatnja ialah, bahwa djumlah defisit dalam tahun 1964 melebihi total penerimaan dalam tahun itu, artinja lebih dari separo daripada pengeluaran dalam tahun itu harus dibiajai dengan pentjiptaan uang.

Salah satu tjiri terpokok daripada keadaan inflasi jang kita alami dewasa ini jalah bahwa dalam keadaan djumlah uang jang beredar

110

Page 123: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

semakin meningkat, terdjadi kesulitan2 besar (liquidity orisis) dalam sektor produksi, jang djuga dialami oleh Pemerintah sendiri, sedangkan daja beli rakjat biasa rakjat djuga semakin merosot. Sebaliknja uang jang digunakan dalam sektor perdagangan untuk menguasai' barang2

dalam sirkulesi bertambah banjak sehingga membawa pengaruh besar dalam meningkatkan harga. inflasi mengakibatkan redistribusi pendapatan dari sektor produkrif lebih banjak kepada sektor perdagangan, spekulasi dan pasar uang jang menambah arus uang papas.

Dapat disimpulkan, bahwa keadaan inflasi lalu lintas pembajaran dalam negeri, serta sistim moneter, sistim. pembiajaan dan sistim per-bank an pada dewasa ini sangat mempersulit pemerintah sendiri, menghambat setiap produksi dan mengakibatkan meningkatnja ongkos hidup rakjat.

4).Tindakan2 jang perlu diambil di Bidang Harga.Sebelum menguraikan tindakan2 jang perlu diambil dalam bidang

harga ditegaskan, bahwa pandangan : bahwa masalah moneter dan chususnja anggaran belandja hanja dapat diatasi dengan kenaikan2

harga barang2 dan djasa2 jang dihasilkan oleh perusahaan2 negara dengan maksud agar subsidi2 bis dihapuskan, adalah tidak tepat.

Disamping kenjataan bahwa tjara jang demikian akan merupakan dorongan keras terhadap harga2 lain, perlu diingat pula bahwa Peme- rintah sendiri merupakan konsumen besar dan ada kalanja paling besar daripada barang2/djasa2 tsb: sehingga kenaikan2 pasti akan mengakibat-kan kenaikan dalam pengeluaran pemerintah sendiri.

Seperti dikatakan dibagian muka, sumber pokok daripada inflasi dewasa ini jalah defisit besar dalam anggaran belandja.Dengan demikian, tindakan untuk menjehatkan keadaan moneter banjak tergantung kepada usaha2 untuk tingkat demi tingkat mentjapai kese-imbangan antara penerimaan dan pengeluaran pemerintah.

Dekon menandaskan bahwa P.N.2 dan P.N.2 Niaga harus mendjadi sumber Mama penerimaan pemerintah, djadi bukan padjak langsung dan tidak langsung. Untuk mendjadi P.N.2 dan P.N.N.2 sebagai sumber pembiajaan jang Mama, perlu dilakukan perbaikan2 drastis2 dalam management P.N.2 tsb. dengan memberantas salah urns, korupsi manipulasi, dsb., jang masih banjak terdjadi.

Masalah moneter hanja akan dapat dipetjahkan dengan mengurus b a i k s i s t i m m o n e t e r i t u s e n d i r i , t e r m a s u k s i s t i m p e m b i a j a a n d a n s i s t i m p e r b a n k a n , m a u p u n m a s a l a h e k o n o m i p a d a u m u m n j a , t e r u t a m a m a s a l a h 2 p r o d u k s i dan distribusi.Tentang sistim moneter dan pembiajaan.1. Diseluruh sektor negara perlu diadakan sistim pembiajaan dan

pembajaran melalui perbankan jang berentjana dan jang dengan mudah dapat diawasi dan dikontrol. Perlu selalu didjamin adanja

111

Page 124: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

imbangan jang djelas dan tepat antara djumlah uang jang digu-nakan dengan nilai produksi jang dihasilkan.

2). Perlu diadakan sistim pengendalian harga, terutama terhadap bahan bahan konsumsi jang vital serta bahan2 baku/penolong jang di butuhkan oleh sektor produksi. Hal ini hanja dapat berhasil apa bila diadakan sistim distribusi jang baik.

3). Semua badan2 Pemerintah (P.N.2, P.N.N.2, instansi2 dsb.) supaja di-wadjibkan melakukan pembajaran sebanjak mungkin melalui bank dan sesedikit mungkin dengan wing tunai.Ini dapat mengurangi penggunaan uang setjara tidak tepat atau tidak sesuai dengan maksud jang sebenarnja, dan djuga mengura-ngi banjaknja uang kartal jang beredar dalam masjarakat.

Tentang sistim distribusi.Seperti dikemukakan dibagian muka, djustru dibidang distribusi

barang-barang (sirkulasi) timbul hal-hal jang sangat mendorong pening-katan harga2 setjara liar dengan adanja spekulasi, ongkos2 gelap, dsb. jangsemuanja merupakan pemborosan. dalam sirkulasi barang dagangan jang memberatkan sektor produksi dan konsumsi. Ongkos sirkulasi seringkali terlalu djauh lebih tinggi daripada ongkos2 produksi barang-barang jang bersangkutan,

Untuk menghilangkan ha12 ini perlu diambil tindakan2 sbb. 1). Membersihkan semua unsur spekulasi manipulasi, dsb. dari apara-

tur distribusi supaja bisa memberantas ongkos-ongkos gelap.2). Menertibkan aparatur dagang negara dan mengatur kembali pe-

njaluran barang setjara ekonomis dan effisien. Barang-barang jang produksinja atau persediaanja sudah dikuasai dan digunakan sendiri oleh negara supaja disalurkan sendiri oleh negara dengan politik harga tersendiri jang berentjana tanpa mengikuti harga pasar bebas.

3). Barang2 vital bagi keperluan sektor ekonomi dan untuk mendjamin taraf hidup rakjat biasa sup aja djuga dikuasai dan disalurkan oleh negara.

Tentang Sektor Produksi.Stabilisasi harga hanja dapat ditjapai apabila diaptara uang jang jang beredar dan tingkat produksi terdapat keseimbangan jang baik.Untuk mendjamin perbaikan dalam sektor produksi sesuai dengan pembiajaan jang dikeluarkan, dibutuhkan tindakan2 sbb.:

1). Tiap2 unit produksi harus menentukan rentjana produksi kerdja sesuail dengan kapasitet jang ada dan persediaan bahan2 baku dsb.

112

Page 125: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

2). Bahan2 jang. dibutuhkan oleh sektor produksi harus disalurkan setjara tertib kepada jang langsung menggunakannja.

3). Merentjanakan kenaikan produksi jang sesuai dengan pengeluaran2

uang untuk produksi jang perlu ditekan serendah. mungkin, terutama dengan meniadakan pemborosan uang, material tenaga dan waktu.

Tentang anggaran belandja, sektor kredit dsb.

1). Perlu diperbaiki dan disederhanakan tjara pengumpulan pungutan2

terutama untuk men djamin adanja gambaran jang djelas tentang pemasukan keuangan dari sektor2 ekonomi jang mendjadi sumber akumulasi dana2 dan tidak lolos dari kewadjiban2 membajar padjak.

2). Perlu diadakan pengawasan jang teliti terhadap setiap pengeluaran pemerintah jang hares diatur dengan sehemat mungkin. Terutama terhadap pengeluaran jang tidak produktif perlu diadakan penghe-matan jang keras.

3). Perlu digiatkan Badan Pemeriksa Keuangan untuk selalu mengawasi pengeluaran badan2 pemerintahan. Hams diadakan pengawasan jang tjermat pula untuk mendjamin supaja setiap pengeluaran sesuai dengan tudjuan daripada pembiajaan jang telah direntjanakan.

4). Tentang sistim kredit, perlu direntjanakan dengan sebaik2-nja supaja diarahkan kepada sektor produksi, terutama jang bisa segera meng- hasilkan dengan memperluas penggunaan alat-alat produksi jang ada.

113

Page 126: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

5. GAMBARAN UMUM DAN TINDAKAN2 PENTING MENGENAI DAJA BELI RAKJAT

1. Keadaan sekarang.

(1) Keadaan sekarang menundjukkan bahwa ongkos hidup terus naik. Pendapatan rakjat naik tetapi tidak seimbang, dengan pening-katan ongkos hidup. Daja beli rakjat djadi merosot sekali. In-dex hidup dari 8 tahun terachir dapat diperbandingkan dari daf-tar dibawah ini :

Desember 1957 — 100— 1958 — 146— 1959 — 178— 1960 — 230— 1961 — 384— 1962 — 1.037— 1963 — 2.226— 1964 — 5.264

Maret 1965 — 7.444

Kelihatan bahwa suatu lontjatan kenaikan jang luar biasa ter-djadi pada tahun 1962, sedjak itu keadaan tak pernah kem -bali pada tingkatan rendah melainkan menandjak terus, dengan lompatan2 jang keras.

Untuk tahun 1965 tertjatat indeks :

Djanuari 6.968Pebruari 8.012Maret 7.444

Penurunan indeks pada bulan Maret hanja bersifat sementara, karena musim panen padi dan barang2 lainnja, tapi segera kem-bali naik pada bulan2 berikutnja, dan pada achir tahun angka indeks biaja hidup minimum menurut pengalaman jang sudah mendjadi 2 x dari indeks tahun terdahulu. Meskipun indeks jang diambil ini adalah untuk Djakarta Raja, akan tetapi su-dah tjukup mentjerminkan djuga keadaan daerah2 lain dalam djumlah2 perimbangan jang biasanja tidak djauh berbeda.

(2) Merosotnja daja pembeli ini mengakibatkan :

—Jang berpenghasilan tetap, terutama pegawai negeri, men-tjari pendapatan tambahan dari lapangan perdagangan

114

Page 127: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

dan djasa2. Hal ini merugikan negara dari sudut disiplin, moral, dan hilangnja djam2 kerdja.

Naiknja ongkos hidup menaikkan djuga biaja produksi, baik ba-rang2, untuk pasaran dalam negeri maupun barang2 ekpor.

Akibatnja, produksi pasaran dalam negeri banjak jang dikurangi kapasitasnja berhubung ongkos pembikinan terlalu tinggi dan pasaran sepi.

Naiknja biaja produksi barang2 ekspor, menjebabkan naiknja disparitas jang dapat menurunkan kwantum ekspor sehingga berakibat menurunkan pendapatan devisa negara.Tingginja ongkos hidup menjebabkan pada beberapa sektor ter-djadi penjelewengan2 wewenang dan timbulnja pungutan2 tidak resmi oleh petugas2 negara tertentu.

(3) Kenaikan upah senantiasa didahului dan diikuti oleh kenaikan harga barang kebutuhan se-hari2, sehingga kenaikan upah itu hanja terasa dalam waktu jang sangat singkat. Hal ini terutama segera terdjadi bila produksi barang tidak bisa mengikuti pe-nambahan upah tsb. Menurut pengalaman kenaikan upah itu terdjadi setelah harga barang2 sudah luar biasa tingginja upah sudah djauh ketinggalan dari harga dan tuntutan 2 kenaikan upah dari ormas2 buruh dan pegawai memuntjak.

2). Tindakan panting untuk meningkatkan daja beli rakjat.

Guna meningkatkan daja beli rakjat, dapat disarankan tindak-an2 sbb.

(1). Stabilisasi harga kebutuhan primer rakjat.(2). Distribusi setjara merata barang2 kebutuhan se-hari2.(3). Menaikkan produksi bahan makanan dan pakaian.(4). Memperbanjak unit2 produksi.(5). Mengurangi belandja negara dari pos2 jang tidak produktif.(6). Mengawasi dengan keras pengeluaran2 negara agar sesuai de-

ngan Anggaran Belandja agar dari tahun ketahun bisa dideka-ti adanja keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran.Chususnja tentang daja bell kaum tani telah kami kemukakan dalam bab2 terdahulu mengenai produksi pertanian dan perkebunan.

115

Page 128: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2
Page 129: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

6. GAMBARAN UMUM DAN TINDAKA.N2 PENTING TENTANG PENGERAHAN FUND & FORCES SWASTA.

I). Keadaan sekarang :Sepandjang jang menjangkut modal dan tenaga swasta, Manipol Dekon, Ketetapan2 M.P.R.S, 1I/60, Ketetapan2 M.P.R S. VI/ 1965, telah menentukan 3 hal pokok jakni :

1). Partisipasi funds and forces swasta dalam pembangunan.2). Membedakan watak funds and forces swasta jang progressif de-

ngan jang retrogresif.3). Setjara funksionil funds and forces Domestik jang progressif

disamakan dengan funds and forces Nasional jang progressif. Dalam kenjataannja sedjak lahirnja Manipol hingga sekarang, funds and forees swasta Nasional jang progresif termasuk Do-mestik belum dapat dikerahkan dalam pembangunan seperti jang ditjita-tjitakan. Jang menjebabkan pengerahan modal dan tenaga tersebut mengalami kesulitan, karena belum adanja pengertian jang tepat tentang pengerahan funds and forces itu sendiri. Se-mentara orang mengartikan pengerahan funds and forces se-bagai „funds-raising” (mengumpulkan dana) belaka jang kemu-dian akan diinvestir dalam matjam2 projek. Keadaan ini me-nimbulkan ketjenderungan dalam praktek untuk semata-mata memikirkan projek2 baru sedangkan industri2 jang sudah lama ada diterlantarkan.Pengertian jang belum „clear” itu tentunja tidak dapat menarik massa pengusaha swasta bahkan sebaliknja menimbulkan rasa bingung dan tidak simpatik.Harus dilepaskan harapan dan chajalan jang masih terdapat dikalangan sementara pedjabat bahwa akan dapat dikumpulkan dana jang tjukup dengan djalan „funds-raising” untuk menaik-kan produksi. Usaha pemerintah untuk menarik uang dari ma sjarakat dengan djalan mendjual obligasi2 tidak mentjapai hasil jang direntjanakan sebagai akibat jang menjebabkan nilai rupi-ah merosot.Mengerahkan setjara tepat funds and forces swasta, tidak berarti mengumpulkan modalnja, melainkan membiarkan massa pengusa-ha swasta sendiri bekerdja menurut kemampuannja masing2 dan kondisi2 setempat dalam rangka mengembangkan industri swasta jang sudah ada dan mengalihkan modal dagang kebidang pro-duksi.Artinja mengerahkan setjara massa dan massal modal dan ten-tang massa pengusaha swasta.Setelah ada garis jang tepat tentang pengertian dan tjaranja

116

Page 130: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

mengerahkan funds and forces, timbul pemikiran kemana me-reka harus digerakkan dan dibimbing. Kita hams setjara seren-tak mengerahkan alat2 produksi jang sudah ada, dan modal serta tenaga swasta jang menganggur kebidang produksi, dengan titik berat pada membikin lebih produktip alat2 jang sudah ada. Pendirian industri2 swasta jang bare tidak boleh mengganggu kelangsungan serta kapasitas alat2 produksi jang sudah ada, Pokoknja tiap industri jang sudah ada maupun jang baru, ha-rus didjamin akan kelangsungan berproduksi.Tentang bidang produksi. jang sangat luas itu perlu ada ketegasan setjara terperintji apa jang diartikan dengan industri Besar dan Ringan (Ringan-Besar, Ringan-Sedang, Ringan-Ketjil) menurut apa jang ditentukan dalam Ketetapan M.P.R.S. 1I/1960. Hingga sekarang dikalangan pengusaha swasta maupun Pemerintah sen-diri belum terdapat gambaran dan pengertian jang djelas tentang bidang2 tersebut. djuga mangenai arti vital atau menguasai ha-djat hidup rakjat banjak dirasa perlu adanja ketegasan.Untuk mendjamin berhasilnja pengerahan funds and forces na-sional jang progresip termasuk domestik, sangat tergantung pa-da ada tidaknja iklim jang baik.lklim jang balk tidak terbatas pada tertjiptanja iklim ekonomi sadja melainkan djuga iklim politis, karena jang satu tak ter-pisahkan dari jang lain.Berdasarkan pengalaman2 jang objektip jang selama ini mendja di penghalang kelantjaran pengerahan funds and forces, maka sangat perlu ditjiptakan kondisi2 jang favourable baik ekonomis maupun politiknja.

2) Tindakan2 penting jang perlu diambil.Setjara konkrit dirasa perlu dipikirkan setjara serius tindakan2

dan tjara jang dapat memperlantjar pengerahan funds and for-ces swasta dan membangkitkan kegairahan bekerdja dengan djalan :

a) Mentjabut Bedrijfsreglemeneringsordonantie 1934 serta verorde-ningnja 1935 dan diganti dengan Undang2 Perusahaan sebagai pelaksanaan prinsip „Berdikari” disektor produksi jang antara lain harus menentukan :

1) memparlantjar perizinan berusaha dengan prinsip :dirikan dulu izin belakangan, ketjuali bagi beberapa djenis in-dustri tertentu,

2) memperintji djenis2 usaha dan industri dibidang produksi jang disediakan bagi Perusahaan Negara.Koperasi. swasta nasional progresip termasuk domestik dan usa-ha bersama antara Pemerintah dengan swasta (joint enterprise).

117

Page 131: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Undang2 Perusahaan tersebut hares didjadikan sumber bagi pe-raturan2 disektor. lainnja seperti distribusi, transport dll.

b). Membuat plan produksi dan plan import untuk mendjamin kelangsungan berproduksi dengan menjediakan bahan baku/pe-nolong serta spare-parts (termasuk replacement) jang tjukup dan kontinu untuk mana hams diambil kebidjaksanaan tegas me-njetop sama sekali import barang2 mewah dan mengurangi ber-angsur-angsur import barang jang sudah dapat dihasilkan di dalam negeri.

c). Membuat plan distribusi, terutama jang menjangkut barang2 ke-butuhan pokok sebagai pelaksanaan dari pada Dewan Pertim-bangan Agung dan P.P. 140/1963, jang untuk kelantjarannja ter-utama ditugaskan pada Perusahaan2 Negara.

d). Plan produksi, plan distribusi dan plan penggunaan devisen satu dengan jang lain harus merupakan suatu integrerend deal. Untuk mentjegah kesimpang siuran pelaksanaan planning terse-but, maka penggunaan devisen harus benar2 tertib dan ditudju-kan untuk mendorong pelaksanaan prinsip „Berdikari”.

e). Menangguhkan untuk sementara import mesin2 baru bagi swas-ta jang bahan2 bakunja sebahagian terbesar masih harus di-datangkan dari luar negeri, guna memungkinkan usaha memper-besar kapasitet produksi jang sekarang ternjata bekerdja rata 2

20 s/d 25 pct, dari kapasitet penuh dan guna mengembangkan usaha pengolahan bahan2 didalam negeri.

f). Menertibkan dengan segera berbagai - bagai bentuk pungutan2/ sumbangan2 jang bersifat paksaan jang pada hakekatnja meru-pakan padjak dan langsung mempengaruhi pembentukan harga (prijsvorming) jang pada taraf terachir mendjadi beban konsu-men. Pungutan2 dalam bentuk apapun djuga jang dikenakan terhadap swasta hares dilakukan berdasarkan Undang - undang untuk memudahkan social control jang efektif dan untuk mem-perhebat kegairahan membangun jang bermanfaat bagi usaha menjehatkan sektor ekonomi swasta nasional progressif.

g). Menindjau kembali matjam2 peraturan dan kebidjaksanaan se-tempat jang tidak sehat sebagai sisa l warisan zaman liberal se-perti a.l.

1). Peraturan wadjib asuransi bagi semua pengusaha swasta jang berlaku dibeberapa kola dan jang pelaksanaannja diserahkan pada Asuransi Swasta.

2). Peraturan partisipasi sukarela jang praktis diwadjibkan dalam pe-rusahaan jang sudah ada dan menentukan adanja keharusan berkongsi antara warga negara Indonesia keturunan „asli” dan keturunan „asing”.

h). Mengachiri pemborosan dalam usaha memperbesar kemampuan

118

Page 132: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Pemerintah didalam pembangunan dan usaha memperkuat ru-piah dalam rangka membikin planning perkembangan harga jang disusun setjara seimbang dengan perkembangan gadji/upah jang dapat memelihara kegairahan berproduksi serta mendjamin ke-tenangan bekerdja bagi Perusahaan2 dibidang produksi,

i). Mendemokrasikan dan meretool pengurus2 OPS dan Gabungan2

Sedjenis semi Pemerintah untuk memungkinkan adanja inventa-risasi dari pada alat2 produksi sebagai dasar pembuatan suatu plan produksi dan mendjamin adanja social control jang effektif.

j). Menindjau kembali Undang2 No. 3/1958 tenjang penempatan tenaga domestik-asing, jang dalam praktek mempersulit penge-rahan tehnical skill dan menagerial know-how tenaga domestik asing/kenjataannja telah mendjadi penduduk tetap disini, karena permintaan/perpandjangan izin bagi mereka banjak waktu jang merugikan kelantjaran proces-produksi.

k).Mempertegas pengertian modal domestik asing jang menurut Manipol, Dekon dll., harus diikut-sertakan dalam pembangunan dan menurut PP No, 6/,1965 dinjatakan tidak termasuk dalam kategori modal asing jang kini dibawah pengawasan dan pengua-saan Pemerintah, dengan menentukan bahwa modal domestik-asing selain tidak berhak transfer djuga harus berasal dari Indonesia sebagai hasil dari pada „local accumulated capital.”

119

Page 133: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

B. K E R T A S K E R D J A

Tentang

GARIS2 BESAR RENTJANA PEMBANGUNAN 3 TAHUN(1966 – 1968

Oleh

SUB PANITIA II P3. MUPPENAS

120

Page 134: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

1. Tudjuan Pembangunan 3 Tahun.

Untuk dapat menjusun Rentjana Pembangunan 3 Tahun jang akan datang itu, p e r l u t e r l e b i h d a h u l u p e n e n t u a n d e -n g a n t e g a s t a r g e t - t a r g e t n j a , j a i t u a p a J a n g d i t u d j u a p a j a n g k i t a i n g i n , r e a l i s a s i k a n d a l a m 3 t a h u n i t u dalam rangka menudju kepada tertjapainja. Tudjuan Pembangunan Nasional Semesta dengan menjelesaikan R.P. N.S.B. 8 tahun, Ketetapan M.P.R.S. II / MPRS / 60.

Dengan berpegang Amanat Berdikari serta Ketetapan VI/MPRS/65 Tudjuan Pembangunan 3 tahun ini dapat dirumuskan :

1).Menjesuaikan Pembangunan dengan taraf dan perkembangan Revolusi kita dewasa ini, serta untuk mempertinggi kekuatan Bangsa dan Rakjat Indonesia dalam menghadapi perkembangan politik dan ekonomi nasional dan internasional dewasa ini.

2). Menjesuaikan Pembangunan untuk memasuki tahap Sosialisme Indonesia berdasar Pantja Sila.

3). Meletakkan dasar2 jang kuat guna Pembangunan berikutnja (se-telah tahun 1968), diantaranja dengan memperhatikan:

a. Peningkatan mental untuk Pembangunan, menumbuhkan keper-tjajaan pada kesanggupan dan kemampuan sendiri, memper-tinggi keichlasan mengabdi untuk suksesnja Pembangunan.

b. penjempurnaan organisasi perentjanaan dan pelaksanaan Pem-bangunan guna menggalang kesatuan Bangsa dan masjarakat untuk Pembangunan.

e. memperkuat landasan ekonomi.

d. stabilisasi keadaan moneter.

e. memperteguh keadaan Agama/Mental.f.jang menjangkut Pembangunan Angkatan Bersendjata.

2. Pokok-pokok kebidjaksanaan pelaksanaan Pembangunan.

Perlu pula djelas dasar2 kerdja dan tjara2 kerdja jang kita akan lantjarkan dalam melaksanakan Rentjana 3 tahun ini, jang pokok.

121

Page 135: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

nja ialah : melakukan E k on o m i P e rd j o a n g a n dengan berdikari diatas kaki s e n di r i.

Dalam menggariskan dasar2 dan tjara2 kerdja tersebut kedua pokok ini perlu diperdjelas dan diperintji.

Ketetapan VI/MPRS/65 telah memberikan perintjian jang di maksud tetapi lebih sempurna djika perintjian itu dapat diperdje-las dan diperluas lagi.

Dari ketetapan VI/MPRS/65 dasar2 dan tjara2 kerdja itu dapat disimpulkan berikut :

1).Pembangunan dilaksanakan dengan pertjaja kepada kesanggupan dan kemampuan din sendiri.

2).Berdiri atas dan berdasar pada kekuatan ekonomi jang riil diantaranja :

a. projek2 Nation dan Character Building jang telah dilaksanakan.

b. tenaga kerdja rakjat Indonesia, dan Angkatan Bersendjata.

c. Unit-unit ekonomi negara/koperasi/swasta progresip jang ada.

d. alat-alat produksi jang ada setelah direhabilisasikan djika perlu.

e. kekajaan alam, terutama hasil pengolahan pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, dan pertambangan.

3).Mengadakan imbangan jang tepat antara keperluan untuk meng sukseskan tugas politik dan tugas ekonomi dalam mengatur;

a. pembagian tenaga kerdja.

b. alokasi dana rupiah dan devisa.

c. supply barang-barang.

d. penjebaran projek-projek ke daerah2.

4).Menggali sumber-sumber pembiajaan baru dengan melaksanakan projek2 jang segera menghasilkan dan/atau memperbaiki kwalitas dan /atau kwantitas produksi dari unite produksi jang ada.

5).Perbaikan dibidang persaratan mental, keahlian tenaga kerdja, organisasi dan management dalam mendjalankan alat2 produksi,

122

Page 136: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

pada umumnja unit2 ekonomi jang telah ada serta melaksanakan pembangunan projek2 baru.

6). a. melakukan. penghematan setjara besar-besaran, chususnja pada bidang jang non- produktip ; mempertinggi ketelitian dalam penggunaan devisa jang menjangkut soal bunga, Komisi dan djasa2 lainnja.

b. pelaksanaan pembangunan projek2 produksi dilakukan dengan investasi jang se-ketjil2-nja dengan memusatkan investasi itu terutama pada bagian2 pekerdjaan jang langsung berhubungan dengan produksi, berdasarkan target produksi.

7. Dalam mengadakan usaha2 baru didahulukan tjara menjempur-nakan/memperluas unit2 produksi jang ada diatas mendirikan projek-projek baru.

8). a. memobilisasi kekuatan jang ada pada rakjat, terutama skill2

jang telah dimiliki oleh rakjat (mitsalnja keradjinan rakjat),peralatan jang ada ditangan rakjet, (mitsalnja gerobag) danorganisasi rakjat ( mitsalnja R. T. R. K. )

b. menumbuhkan dan menggunakan se - baik2nja sifat, dan bakat ketrampilan chas jang dimiliki oleh rakjat disesuatu wilajah.

9). Proses dan teknik produksi diutamakan jang menitik beratkan kepada kekuatan rakjat (labour — intensive)

10). Pengintegrasian antara usaha Pemerintah (P. N. -P.N. dan Peru-sahaan Daerah) dan rakjat dalam bidang ekonomi /perdagangan, (diantaranja mengadakan joint-project)

11). Pembelian barang2 dari luar negeri hanja dilakukan, djika tidak dapat dibuat sendiri dalam djumlah jang mentjukupi kebutuhan didalam negeri.

12). Penggunaan devisa basil ekspor termasuk hasil lebih (over price) dan/atau kredit luar negeri ditudjukan untuk memperkuat pro-duksi dalam negeri.

TUDJUAN PEMBANGUNAN SEPERTI DISEBUT DALAM I DI ATAS DAN KEBIDJAKSANAAN PELAKSANAAN PEMBANGU-

123

Page 137: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

NAN SEPERTI DISEBUT DALAM H IN1, MENETAPKAN GARIS JANG MENDJADI PEGANGAN DAN JANG HARUS DIIKUTI DALAM MENENTUKAN PROJEK2 PEMBANGUNAN JANG DI-MAKSUDKAN DALAM RENTJANA TH. 65—TH. 68 DAN DA-LAM TIARA MELAKSANAKAN TJARA TERSEBUT.

3. Hal-hal jang perlu diperhatikan dalam menjusun pola Projek.

Dari Ketetapan VIIMPRS/65 dapat disimpulkan bahwa djumlah dan luasnja usaha2 dan kegiatan2, jang harus kita lakukan dalam djangka waktu 3 tahun jang akan datang itu, dapat digolongkan sbb. :

1). Usaha2 untuk mentjiptakan iklim ekonomi dan jang didjadikan sandaran Pembangunan memperluas landasan (tetapi pada hake-katnja merupakan projek Pembangunan pula) :

a. rehabilisasi alat2 produksi jang ada.b. meningkatkan manfaat unit2 ekonomi jang ada.

2). Menjelesaikan projek2 jang telah dimulai.

3). Melaksanakan projek2 baru, chususnja jang diharapkan mendjadi sumber pembiajaan Pembangunan, untuk mana diperlukan pre-investasi.

Unit2 ekonomi jang telah ada, chususnja unit2 industri, pada waktu ini banjak jang tidak memberikan manfaat sebagaimana mestinja, disebabkan:

a. diantaranja telah lama tidak/kurang dirawat dengan saksama se-bagian sedjak permulaan perang dunia ke II hingga memerlukan tindakan2 rehabitisasi.

b. memerlukan penggantian „Spare - parts” jang tidak diperoleh berhubung kekurangan penjediaan devisa.

c. Kekurangan bahan (baku dan/atau penolong), terutama jang harus diimpor.

c. Kekurangan sjarat2 lainnja, misalnja tenaga listrik.

124

Page 138: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Dalam mengadakan perhitungan beberapa biaja jang diperlukan untuk melakukan rehabilisasi dari alat2 produksi jang ada serta mengadakan perhitungan2 berapa basil jang diperoleh dari reha-bilisasi itu, kini belum ada bahan2 keterangan, bahkan registrasi dari alat2 produksi itupun belum kita miliki dengan lengkap.

Begitu pula kita belum memiliki bahan2 keterangan2 mengenai investasi jang perlu dilakukan di unit2 ekonomi jang telah ada supaja unit2 tersebut dapat berdjalan lebih balk (lebih bermanfaat).

Usaha2 untuk memperkuat landasan ini akan lebih dipermudah djika sekiranja tersedia angka2 statistik. baik alat produksi maupun dari unit ekonomi jang telah ada,

Tanpa keterangan matjam dan djumlah kita tidak mungkin merentjanakan dengan baik Rentjana Import Barang (R. I. B dalam usaha2 dimaksud diatas. OLEH SEBAB ITU PENGUMPULANBAHAN2 KETERANGAN MENGENAI: UNIT2 EKONOMI UMUMNJA DAN ALAT2 PRODUKSI CHUSUSNJA REGIS-TRASI) INVENTARISASI, PENILAIAN SATU DEMI SATU DSB.NJA PERLU SEGERA DILAKUKAN.Dalam hubungan ini tjara2 sampling modern dalam pengumpulan bahan2 keterangan tersebut, dapat dipertimbangkan.Disamping murah, djuga hasilnja dapat diperoleh dengan tjepat dan tjermat.U n t u k m e n j e l e s a i k a n p r o j e k 2 j a n g t e l a h d i m ulai belum tersedia keterangan2 jang tjukup tentang biaja jang diper-lukan.Sekedar gambaran dapat diperoleh dari daftar projek jang dimuat dalam lampiran.Sungguhpun bahan2 keterangan jang pada waktu ini kita ketahui terlalu sedikit untuk mengkalkulasikan taksiran biaja jang diper-lukan guna melaksanakan projek2 jang tergolong dalam nomor 1 dan 2 dan 3 diatas, telah dapat diperhatikan bahwa biaja itu djumlahnja akan melebihi djumlah jang dapat disediakan.Hal ini terutama mengingat bahwa djumlah „defisit” Anggaran Belandja Negara perlu amat dibatasi, berhubung apa jang kita ingin tjapai dalam 3 tahun ini ialah diantaranja kestabilan moneter.KARENA ITU DARI USAHA2/PROJEK2 JANG TELAH KITA TENTUKAN PENTING DAN PROJEK2 JANG DIPRIORITAS-KAN DALAM KETETAPAN No. VI/MPRS/65, PERLU DIADA-KAN PENILAIAN JANG LEBIH SELEKTIP PROJEK2/USAHA2

MANA JANG KITA UTAMAKAN.

125

Page 139: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

4. Penilaian Projek2.

a. Disarankan agar pada prinsipnja djumlah biaja jang dapat di-sediakan untuk Pembangunan digunakan terutama untuk setinggi mungkin meningkatkan produksi, tanpa meninggalkan usaha-usaha lainnja dibidang pembinaan Mental /Agama dan Kebudajaan jang hingga sekarang kita selenggarakan.

b. Dengan memelihara agar unit2 ekonomi jang telah ada tetap ber-djalan lantjar, diutamakan rehabilitasi dan mempertinggi daja guna unit2 ekonomi jang telah ada serta menjelesaikan projek2

jang telah dimulai di a t a s mendirikan projek2 baru.

c. Dalam menjelesaikan projek2 jang telah dimulai, didahulukan projek2 jang dapat selesai paling lambat pada tahun 1968.

d. Baik dalam melakukan rehabilitasi, maupun dalam mempertinggi daja guna, menjelesaikan projek2 jang telah dimulai atau mendirikan projek2 barn. menurut djenisnja, prioritas diberikan pada usaha2 berikut:

1). Nation dan Charater—building seperti ditentukan oleh P.J.M. Presiden.

2).Projek2 untuk mempererat kerdja lama dengan negara2 Nefos chususnja negara2 Afrika dan Asia.

3).Projek2 untuk mempertinggi produksi bahan makanan utama dan pokok:

a.(I) padi(2) djagung(5) daging(4) ikan

b.(1) katjang-katjangan (kedele dan katjang tanah)(2) telor(3) susu(4)minjak goreng(5)gula

4. Projek2 jang dalam waktu 3 tahun menambah pendapatan Negara terutama devisa.

126

Page 140: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

5). Projek2 jang membawa pengurangan pemakaian devisa bagi barang2 jang perlu kita impor dengan menudju kearah terus menerus barang djadi serta menggantikan barang2 impor hasil dalam negeri.

6). Projek2 untuk produksi bahan pakaian dengan djalan industri dan usaha rakjat. dipusatkan pada:

a. penambahan industri „finishing”.b. rehabilitasi /menjempurnakan daja produksi unit2 pertenunan

dan peradjutan jang telah ada.c. menjelesaikan projek2 pemintalan jang telah dimulai. serta

projek2 alat-alatnja akan datang berdasar kontrak 2 jang telah ditanda tangani.

d.mempertinggi dan menjempurnakan produksi ;(1) kapas(2) ulat sutera.

e. menjelesaikan projek pembikinan rayon jang telah dimulai; usaha dibidang ini diarahkan pada penghentian impor tekstil djadi dalam 3 tahun ini.

7). Projek2 industri lainnja jang diprioritaskan ialah;a. produksi bahan2/barang2 jang berhubungan dengan produksi

bahan makanan utama seperti jang dimaksud dalam ad. 3 jaitu ;

(1) karung2

(2) alat - alat pertanian(3) pupuk(4) obat2an pembrantas hama.

b. barang2 keperluan rumah tangga.

c. produksi barang2 keperluan pokok lainnja ;

(1) kertas, dengan menjelesaikan projek2 jang. telah dimulai.(2) semen, idem.

Tambahan produksi selandjutnja diusahakan dengan tjara2

produksi jang dapat diselenggarakan dengan industri rakjat.

127

Page 141: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

(3) katja, dengan menjelesaikan projek2 jang telah dimulai

(4) bola lampu. idem

(5) minjak pelumas

8). Memindahkan penduduk dari Djawa keluar Djawa dengan menjelenggarakan Transmigrasi gaja baru.

Usaha2 perbaikan djalan 2 raja serta fasilitas 2

angkutan pada pokoknja diprioritaskan pada;:

a. jang perlu untuk melantjarkan produksi„' pengumpulan dan peredaran bahan makan.

b. jang vital untuk lantjar djalannja perekonomian pada umumnja,

c. vital untuk pertahanan dan keamanan:

Mengenai angkutan didarat diutamakan:

a. rehabilitasi kereta diteruskan ; bengkel2 digiatkan kearah pembikinan sendiri keperluan materiil,

b. penjempurnaan fasilitas perawatan kendaraan bermotor,

c. industri kendaraan bermotor guna mengurangi keperluan impor,

d. niengeffektifkan penggunaan; tjikar/gerobak," sepeda:

e. perluasan kapasitas produksi ban.

Mengenai pengangkutan dilaut diutamakan :

a. memperbaiki fasilitas pelabuhan, untuk menghilangkan „bottle-neck” di -pelabuhan2.

b. mempertinggi fasilitas2 perawatan, agar, kapal2 jang ada terpelihara kegunaannja,

c. mentjukupkan fasilitas2 keamanan berlajar.

d. mendirikan fasilitas2 pengapalan jang sederhana ditempat2

terpentjil, terutama dittidjukan untuk melantjarkan pengum-pulan bahan2 ekspor mentjukupi dipelabuhan.

e. mentjukupi dipelabuhan keperluan,penjediaan air tawar untuk kapal.

128

Page 142: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

f. selandjutnja.

(1) dalam penambahan djumlah ruang kapal diutamakan penggu-naan kaju, tongkang2 kaju dan pengerahan kapal2 rakjat.

(2) memperbaiki management dipelabuhan2 serta dalam operasi kapal-kapal.

(3) melakukan usaha mempertinggi keahlian dalam mendja-lankan kapal, terutama dalam memelihara mesin2nja.

Mengenai pengangkutan diudara diutamakan;

a. menjempurnakan fasilitas perawatan dan perbaikan pesa-wat didalam negeri,

b. menjempurnakan keamanan lalu` lintas diudara,c. memperbaiki fasilitas meteorologi dan geofisik,d. pembangunan / perbaikan / perluasan lapangan2 terbang jang

vital untuk pelaksanan Dwikora, dan lapangan2 terbang di-tempat2 jang terpentjil jang sementara sukar ditjapai dengan memakai tjara2 pengangkutan lain,

e. pendidikan untuk mentjukupi personalia diintensipkan.

10). Penjediaan tenaga listrik memprioritaskan:

a. jang hasilnja diperlukan untuk melajani industri2 jang di-prioritaskan,

b. jang njata2 akan memberi stimulans pada timbulnja aktivitas penambahan produksi.Selandjutnja diadakan usaha2 agar penjediaan tenaga listrik diutamakan untuk usaha2 produksi daripada untuk konsumsi rumah tangga.

11). Penelitian dan perkembangan ilmu pengetahuan dichususkan pada:a. perbaikan effisiensi proses produksi dan ( atau peninggian

kwalitas produksi sandang pangan dan keperluan jang disebut dalam a. d. 3 s/d 9 diatas,

b. permanfaatan sumber alam dan tenaga kerdja guna mem-pertinggi kekuatan berdiri diatas kaki sendiri dalam usaha mentjukupi kebutuhan materiil masjarakat,

c. jang diperlukan sebagai persiapan untuk Pembangunan Ta-hapan 11,

d. bidang2 tenaga nuclear dan ruang angkasa.

Diusahakan adanja koordinasi dan kerdja sama antara Balai 2

129

Page 143: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Penelitian jang ada untuk mentjapai setinggi mungkin daja-guna dari peralatan dan keahlian.

12). Pendidikan ditudjukan pada :

a. mentjukupi tenaga2 kedjuruan dari segala. tingkat dan segala djurusan menurut perkiraan kebutuhan riil diwaktu dekat jang akan datang,

b. meningkatkan keahlian dari tenaga kerdja jang telah ada,Untuk menjelenggarakan tudjuan jang dimaksud dalam a di adakan suatu rentjana pendidikan.

5. Selandjutnja perlu pula digariskan kebidjaksanaan mengenai Pem-bangunan di bidang2 jang tidak ditjantumkan didalam Ketetapan VI / MPRS / 65 diantaranja.

Kesehatan rakjat

Agama / Rochani

Sosial dan Kesedjahteraan.

1). Kesehatan rakjat.

Pembangunan dibidang ini dibatasi pada.

a. produksi obat2an, jang projeknja telah dimulai,

b. menggiatkan pemakaian hasil2 alam Indonesia untuk obat obatan.

c. menjelesaikan pen dirian rumah2 sakit jang telah dimulai.

2). Agamamenjelesaikan projek2 jang telah dimulai.

3). Sosial dan kesedjahteraan.

Melandjutkan jang telah dimulai, chusus mengenai projek2

kesedjahteraan mengutamakan projek2 jang dapat diselesaikan dalam 3 tahun.

6. Disamping projek2 jang telah disebutkan diatas, maka dianggap perlu diintensipkan beberapa usaha jang tidak dapat dipisahkan dari pelaksanaan Pembangunan, jaitu:

1). Usaha2 perbaikan management,

Manfaat jang diperoleh dari segala unit2. ekonomi, baik jang

telah ada; jang sedang dibangun, atau jang akan dibangun

130

Page 144: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

amat dipengaruhi oleh keseksamaan dari managementnja. Ka-renanja usaha2 untuk memperbaiki management perlu dilakukan dengan lebih giat (serious) sistimatis dan setjara luas. Seba -liknja ditundjuk suatu badan jang bertanggung djawab untuk mendjalankan usaha ini.

2).Usaha 2 memper t ingg i menta l un tuk membangun , j a i - -tu untuk mempertinggi tekad rakjat untuk memberikan sum-bangan sebesar-besarnja guna mensukseskan Pembangunan. Hal ini dilaksanakan dengan bantuan sebesar-besarnja dari Front Nasional serta organisasi2 politik dan masa jang tergabung di-dalamnja.

3).Pembangunan Masjarakat Desa.Diantara Keputusan2 Sidang Muppenas, jang diadakan tanggal

16 s/d 20 Maret 1965, Pembangunan Masjarakat Desa mem-peroleh perhatian sebagai unsur melaksanakan Pembangunan. Kiranja peranan P. M. D. dalam Pembangunan perlu diperintji lebih landjut.

Sesungguhnja, P.M.D. bukan sadja hendaknja ditudjukan untuk menumbuhkan Desa mendjadi unsur masjarakat sosialis Indo-nesia, balk jang mengenai djiwa dari rakjat, maupun mengenai struktur masjarakatnja, tetapi pula:a. untuk mempertinggi kesedjahteraan dan mempertinggi

produksi masjarakat desa serta agar basil produksi itu djadi manfaat sebesar-besarnja baginja.

b. Kekuatan Masjarakat Desa diefektipkan sebesar2nja untuk membantu mensukseskan pembangunan.

c. Masjarakat Desa perlu dibangun terns agar tumbuh mendjadi soko guru dalam Pembangunan.

d. segala usaha didesa dikoordinisasikan dalam satu pimpinan dan diarahkan untuk mentjapai target2 Pembangunan seperti digariskan dalam rentjana Pembangunan 3 tahun ini.

5. Pengerahan Tenaga Rakjat. sebagai salah satu kekuatan dalam Pembangunan telah pula mendapat perhatian dari Sidang Muppenas j.l. Telah digariskan, bahwa P.T.R. setjara gotong-rojong terutama digerakkan bagi Pembangunan jang langsung menjangkut kepentingan rakjat itu sendiri.

Dianggap saksama untuk memperintji lebih landjut usaha2 jang dapat didjadikan sasaran dari pengerahan tenaga rakjat itu, guna didjadikan pedoman umum.Beberapa pemikiran untuk disempurnakan adalah dibawah ini:1. pembikinan dan rehabilitasi djalan2, pengairan untuk (pertanian

pentjegahan bandjir).

131

Page 145: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

2. penghidjauan tanah3. pemberantasan hama dan penjakit tanaman,4. mendirikan bangunan untuk sekolah, kerochanian, kesedjahteraan

VI. Sungguhpun mungkin diluar tugas Sub, Panitia I1, tetapi karena persoalan2nja tidak dapat dipisahkan dari Rentjana Pembangunan. Sub. Panitia mengemukakan pula pendapat2 mengenai hal2 dibawah ini

1. Integrasi.

Pada pokoknja integrasi dalam pembangunan memerlukan hal-hal, berikut,

a. Tudjuan pembangunan serta Rentjana Pembangunan untuk djangka waktu jang sedang diselenggarakan harus tegas, djelas dan di pahami oleh umum.

b. Pemikiran2 mengenai Pembangunan dan penjelenggaraannja oleh segala unsur Pemerintah dan Masjarakat ( harus ber-pedoman pada Rentjana jang dimaksud dalam a. diatas,

c. Pekerdjaan Perentjana harus terpusat disatu Badan Perentjanaan dalam hal ini Bappenas, sesuai dengan Pen. Pres. 12/63.

d. Berdasarkan Rentjana Projek2 jang ditentukan didalamnja, diatur terutama timing pelaksanaannja, program kerdjanja, targetnja; dalam rangka memperhatikan sinkronisasi antar projek, pengawasan pelaksanaan serta penentuan alokasi keperluannja (uang, bahan/ barang jang sukar didapat, tenaga ahli/kedjuruun, keperluan angkutan dsb.).

Integrasi Pembangunan dilaksaslakan antara;

1). Pembangunan jang dilaksanakan oleh Instansi2 Pemerintah Pusat2). pembangunan Daerah2 dengan pembangunan nasional,3).pembangunan oleh Pemerintah dan usaha koperasi serta swasta

progresip.

1). Pembangunan oleh Pusat,

a. Untuk mengintegrasikan pembangunan jang dilakukan oleh In-stansi2 Pemerintah Pusat disarankan untuk mengada -kan pengundangan agar:

(1) Tidak ada projek Pembangunan dapat dilaksanakan oleh sesuatu instansi Negara (Koti. KOTOE, Departement, P. N. Jajasan Negara dab.) jang tidak terlebih dahulu dipertim-bangkan oleh Bappenas. dan dimasukkan dalam Rentjana Tahunan.

132

Page 146: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2
Page 147: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

(2) Tidak ada projek Pembangunan dapat dilaksanakan oleh siapapun jang penjelenggaraannja menjangkut posisi keuangan negara jang tidak terlebih dahulu dipertimbangkan oleh Bappenas dan dimasukkan dalam Rentjana Pembangunan djangka pandjang serta Rentjana Tahunan.

b. Projek-projek Pusat (Departemen) didaerah ditentukan oleh Pusat dengan persetudjuan Gubernur/Bakopda; biajanja dibebankan pada A. B. Pembangunan Negara.Projek-projek Pusat dapat dibagi dalam :a. jang dilaksanakan langsung oleh Instansi Pusat. Dalam hal

ini Gubernur turut serta mengawasi/membantu pelaksanaan.b. jang pelaksanaannja diserahkan pada Dati I atau Dati II.

Dalam hal ini Pusat (Departemen) memberi bantuan (teknis terutama) serta mengawasi pelaksanaan.

2). Pembangunan Daerah.a. Rentjana Pembangunan Daerah ditentukan oleh Bakopda de-

ngan persetudjuan Pusat (Bappenas), jang berisikan ;1. projek-projek jang komplementer dengan projek-projek Pusat.2. perluasan target dari rentjana2 Pusat.3. Projek-projek lainnja.Departemen Dalam Negeri melaksanakan koordinasi Pemba-ngunan. Daerah.

b. Pembangunan Daerah harus seirama dengan Pembangunan Nasional, mengikuti penentuan prioritas seperti telah ditentu-kan Pembangunan Nasional,( D a l a m R e n t j a n a 3 t a h u n i n i R e n t j a n a P e m b a -n g u n a n D a e r a h d i p u s a t k a n p e r h a t i a n n j ap a d a p r o j e k 2 m e m p e r l a n t j a r p e r h u b u n g a ns e r t a a n g k u t a n d a n p r o j e k 2 p r o d u k s i ) .

e. Penjerahan kepada Daerah dari Perusaan2/projek2 Negara jang bersifat regional realisasinja dipertjepat.

d. Pembiajaan Pembangunan Daerah,Pembangunan Daerah jang dimaksud claim ab. 2 diatas pada prinsipnja dibiajai dari sumber2 keuangan jang digali oleh Daerah sendiri.

e. Bappenas melaksanakan koordinasi antara Rentjana2 Pemba-ngunan Daerah dan meng-integrasikan Rentjana2 Daerah itu dalam Rentjana Pembangunan Nasional.

133

Page 148: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

3). Peranan Swasta progresip dan Koperasi.Kegiatan Koperasi dan Swasta berpedoman pada garis2 Rentjana 3 tahun, serta untuk men-sukseskan Rentjana ini.

Bantuan Koperasi dan Swasta pada Pembangunan pada prinsip nja dilakukan di Daerah, dipimpin oleh Bakopda/Gubernur, Hanja dalam hal2 luar biaja dilakukan pengerahan bantuan Swasta untuk projek2 Pusat.

Bantuan Koperasi dan Swasta balk funds ataupun forceesnja dapat diberikan dengan tjara :

a. melaksanakan projek2 Pusat.b. melaksanakan projek2 Daerah.c. penurut sertaan dalam projek2 Daerah.d. lain - lain.

2. H u b u n g a n a n t a r a A B P e m b a n g u n a n d a n K o m -p e n e n 2 A.B.N. lainnja.

1).Untuk dapat menjusun Pola Projek sebagai Perintjian dari Rentjana Pembangunan perlu ada t a k sir an djumlah biaja (Rp. dan devisa) jang (dapat) disediakan guna Pembangunan dalam 3 tahun itu.

(Sungguhpun segala sesuatu adalah flexible). Bagian - bagian dari djumlah biaja jang disediakan itu ditetapkan setjara lebih tepat pada waktu menjusun Rentjana Tahunan.

Djika hal ini tidak diselenggarakan, pengalaman diwaktu jang lampau akan terulang kembali, dalam mana banjak biaja, tenaga dan waktu mendjadi hilang, karena tidak menentunja pembiajaan.

Kepastian dalam pembiajaan adalah pula perlu untuk menjusun program2 kerdja pelaksanaan dari projek2 jang merupakan sja-rat mutlak bagi tertjapainja sinkronisasi dan koordinasi dalam melaksanakan pembangunan serta untuk pengawasan dan penilaian.

2).AB. Pembangunan adalah bagian dari AB Negara seluruhnja, karena itu untuk dapat menaksir djumlah biaja untuk Pemba-ngunan dalam djangka waktu 3 tahun, kiranja perlu pula diadakan perkiraan untuk djangka waktu tahun mengenai AB. Negara seluruhnja.

RENTJANA PEMBANGUNAN 3 TAHUN HARUS D1SU-SUN DIHUBUNGKAN DENGAN PENJUSUNAN DASAR2

ANGGARAN MONETER JANG PULA BERDJANGKA WAKTU 3 TAHUN JANG MELIPUTI ;

134

Page 149: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

a. AB Routineb. AB Kredit c. AB Devisad. AB Angkatan Bersendjatae. AB Revolusi

3). Penjusunan Anggaran Belandja Routine (Rupiah dan Devisa malah harus dilakukan erat dengan penjusunan AB. Pemba-ngunan, berhubung ;

a. tidak sedikit projek2 Pembangunan jang djika telah selesai membawa beban2 baru untuk Routine (Rp. dan Devisa).

b. Sebaliknja, kurangnja penjediaan AB Routine (Rp. dan Devisa) pada sesuatu djangka waktu untuk sesuatu objek/sektor Pembangunan, dapat mengakibatkan meningkatnja keperluan biaja untuk Pembangunan dalam djangka waktu itu atau di waktu kemudian.

4). Hubungan dengan Anggaran Kredit, diantaranja pula karena ada projek2 Pembangunan jang pembiajaannja lebih dapat di-lakukan meliwati Kredit.

3. Anggaran Pembiajaan Pembangunan.

Anggaran Belandja Pembangunan adalah merupakan salah satu sumber dari pembiajaan pembangunan.

Jang panting dan perlu kami kemukakan dalam persoalan sumber pembiajaan ini ialah bahwa untuk membiajai pola/projek P.N.S.B. ini kita butuhkan ketjuali rupiah, djuga devisanja.

Kami berpendapat, bahwa chusus untuk pembangunan, devisa jang dibutuhkan djuga hams ada dalam satu aparatur bersama2 kebutuhan rupiahnja, dan aparatur ini ialah B.P.I.

Apabila kebidjaksanaan dalam pembiajaan telah ditetapkan dengan menundjuk sumber2njabalk berupa devisa maupun berupa rupiah dan apabila pola pembangunan sudah disatukan berdasar penetapan prioritas jang tadjam, maka dapat diharapkan bahwa penjusunan Anggaran Pembangunan dapatlah dengan lebih mudah. Anggaran Pembangunan hendaklah terdiri dari Anggaran P e n d a p a t a n d a n A n g g a r a n B e l a n d j a , jang masing2

dipetjah dalam sektor rupiah dan sektor devisa.

135

Page 150: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

S I T U A S I

I N D U S T R I S A N D A N D

DI

I N D U S T R I

136

Page 151: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

SITUASI INDUSTRI SANDANGDI

I N D O NE S I A

1. Pemintalan

a. Dengan unit jang telah djalan sekarang ini, sebesar 241.000 m.p. kalau bekerdja dengan full capacity akan menghasilkan 174,24 djuta meter kain, dengan bahan baku kapas = + 24.000 ton , jang berarti + 25% kebutuhan nasional dengan target 10 meter

(kapita) (tahun)

b. Tahun 1964 berproduksi dengan 30% kapasitas,Tahun 1965 dengan rentjana persediaan bahan baku 36.000 ton, dapatiah unit bekerdja 100% kapasitas.

Kalau 150.000 m.p. dapat selesai tahun tahun 1965 ini (manda-taris) berarti djumlah seluruhnja = 241.076 + 150.000 = 391.076 m.p. dan kapasitas produksi mendjadi := 36.000 x 100% = 90% kapasitas (3 shit/24 djam)

40.000Dapatkah ini direalisir, karena masih akan ditjarikan devisa la-gi buat import kapas 1965 ini sebesar US $ 69,- djuta ?

c. Dalam rentjana Deperindra sebesar 641.076 m.p. (jang telah djalan + jang sedang dibangun + akan dibangun), maka per-lu penambahan + 650.000 m.p. lagi guna pada achir tahap I P.N.S.B. dapat ditjapai target = 10 meter

(kapita) (tahun),Untuk itu diperlukan Devisa US. $ 90,- djuta (ex R.R.T.), dan rupiah lokal + Rp. 100 miljard (1 m.p + Rp. 150.000 ). Lokasi projek dapat disesuaikan dengan P.N.S.B. karena setiap daerah belum mentjapai plafond jang ditetapkan dalam P.N,S.B.

d. Djelas bahwa factor jang sentitive dalam meningkatkan produk-si sandang adalah kekurangan bahan baku kapas,

Menurut rapat Panitia Targetering tanaman kapas di Bogor tgl. 25/ 2-1965, rentjana tanaman kapas 1968 akan berdjumlah= 150.000 ha. dengan produksi 30.000 ton kapas bersih, jang hanja merupakan + 18% sadja dari target 10 meter

( kapita) (tahun ) Djelas bahwa usaha target PNSB = 150.000 ton pada achir

137

Page 152: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Tahap I adalah sulit ditjapai (1965 ini djumlah jang ada ha-nja ± 10.000 ha.) Rayon diharapkan dapat mendekati kebutuh-an unit2 pemintalan dalam djangka waktu jang lebih pendek.

2. Pertenunan.

a. Kapasitas pertenunan dalam negeri sudah tjukup untuk meme-nuhi target 10 m/kapita/tahun ; atau dengan menaikkan djumlah shift dan didjaminnja bahan baku dan spareparts/accesso-ries, dapatlah ditjapai target P.N.S.B. Tahap I = 15 m/kapita/ tahun.

Tahun 1964, produksinja hanja mentjapai 427 djuga meter jang berarti barn 42,70% sadja darn total potensiel kapasitas.Berdasarkan hal2 tersebut diatas, penambahan djumlah unit2

baru belum merupakan suatu urgensi.

b. Guna memungkinkan untuk dapat memprodusir sparepart/ac-cessories sendiri didalam negeri, perlulah kiranja mesin2 tenun dinormalisir, mengingat banjaknja djenis/ragam mesin tenun jang telah diimport pada waktu jang lalu.Tanpa normalisasi, sukarlah untuk menggiatkan industri spare-parts/accessories.

3. Cloth Finishing Plant.

a. Tjatatan Perindra telah ada 63 perusahaan dengan kapasitas potensil _ 450 djuta meter.Produksi 1964 = + 70 djuta meter = 15% kapasitas (keku-rangan bahan baku, spareparts/accessories, bahan2 kimia).

b. Perlu dibangun unit baru + 39 buah lagi, dengan kapasitas potensiel 550 djuta meter/tahun.

Untuk ini diperlukan Devisa + L S $ 43,- djuta (mesin ex Djepang) Kalau rentjana ini dapat direalisir, maka total pro-duksi dalam negeri. = + 1.000 djuta meter/tahun, (dimana white finishing. printing dan deying masing2 sepertiga djum-lah tersebut).

4. Radjut.

a. Untuk keperluan sandang (kaos dalam, dsb,) telah mentjuku-pi produksi dalam negeri, asal sadja bahan baku, spareparts/ accessories dan bahan kimia dapat didjamin.Tidak dipandang perlu untuk mendirikan unit2 baru.

b. Kain kelambu Tule.Produksi dalam negeri djauh dari mentjukupi, data jang ter-baru belum diperoleh.

138

Page 153: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Data April 1961 menundiukkan. produksi dalam negeri 28 84 tons

ton/tahun/shift, atau (3 shift) (tahun) jang berarti baru men-8 meter

tjapai + O. 15% target P.N.S.B. sebesar (3 orang) (2 tahun) = 1.33 meter

(kapita) (tahun).Pembangunan Unit2 baru urgent sekali, lebih2 dalam rangka pemberantasan malaria jang masih meradjalela di daerah2 luar Djawa (di Djawa sendiri praktis malaria telah habis), jang amat erat hubungannja dengan efficiency kerdja.

5. Pendjelasan lebih landjut, dapat dilihat path lampiran 2 berikutnja.

Djakarta, 22 Djuni 1965.

( Ir. Agus Rosli )

139

Page 154: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

KEGIATAN2 PEMBANGUNAN 1NDUSTRI

Pembangunan industri sektor Pemerintah antara tahun 1960 s/d 1965 jaitu pada 5 tahun tahap pertama P.N.S.B. terutama didasarkan atas rentjana Depernas dan dilaksanakan oleh ex Departemen Perindus-trian Dasar/Pertambangan disamping Departemen2 lainnja jang djuga turut membangun dalam lapangan industri.

Kegiatan Departemen Perindustrian Dasar/Pertambangan pada pokoknja dapat disimpulkan sebagai berikut:a. Bidang Penelitian.

1. Survey dan Research industri.2. Survey dan Research perindustrian Perkapalan.3. Penelitian geofisika dan bidang2 jang menjangkut geologi.4. Penelitian logam2 ferrous dan non-ferrous, logam mulia dan

lain sebagainja.5. Penelitian dibidang minjak dan gas bumi.6. Planning, research and development jang menjangkut

perusahaan2 negara.b. Projek2 pembangunan industri.

1. Projek2 persiapan gaja barn seperti projek semen (Tjibadak, A- tjeh, Pamotan), projek kertas (Bukittinggi, Sukabumi), projek2

kimia (sulfur dyetuff, asam semut, alluminium sulfat, asam tju-ka), projek ban (Sumatera Utaral, projek bahan peledak, projek pengolahan bidji Tengkawang, pasir besi, projek galangan kapal (Grant Korea).

2. Projek Sandang,Projek Rayon (di Palembang, termasuk Pilot dan Balai Rayon di Bandung).

3. Projek2 Industri.Projek Semen (Tonasa, Bohorok), Projek Kertas (Notog, Take-ngon, Banjuwangi, Makassar, Sampit Martapura), Projek Won-dow-Glass, Projek Ban Palembang, Projek2 Pupuk (Superphospat Tjilatjap, Sriwidjaja, Area Ngipik), Projek2 Alluminium-Projek2

Kimia (Soda Ash, Carbid), Projek Industri Diesel.4. Projek2 Galangan Kapal (Makassar, Gresik, Padang dan Bitung).5. Projek2 Tambang (Emas Logan), Pasir Besi Tjilatjap, Tembaga

Sangkaropi, Logam Mulia Meulaboh).c. Projek2 pal Masan P.N.2 jang ada (Perluasan Existing Industries.

1) Perluasan P.N. Semen Gersik dan Padang,

140

Page 155: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

2). Perluasan Kertas Letjes dan Pematang Siantar.3). Perluasan P.N. Garam Tjepul, perluasan Areal Garam.4). Projek Galangan Kapal Pakin (Peluntjuran Galangan Kapal)

dan galangan2 kapal lainnja. termasuk kapal garam.5). Perluasan P.N. Gaya Motor.6). Pembangunan Bulb Manufacturing Semarang.7). Rehabilitasi Tambang Batubara Umbilin.8). Projek Peleburan Timah.9). Perluasan P.N.2 dibawah lingkungan B.P.U. Mesin Listrik jaitu:

Gerbong Penumpang dan Gerbong Barang (advanced assembling), Tranformators dan Perluasan P.N. Ralin.

10). Perluasan. P.N. Zatas.Disamping itu jang menjangkut produksi industri chusus dibi -

dang sandang ialah pembangunan projek2 pemintalan dad Deperindra (projek2 pemintalan Djuraganan, Tjipadung, Setjang, Lawang, Grati dan Tohpati dan pertenunan Maduratex dan Makatex.

Disamping itu kegiatan2 Deperindra dilapangan Perindustrian Rakjat (home-Industri) .termasuk pembangunan pabrik2 tjat dan kimia tekstil, kimia untuk penjamakan kulit, "pengolahan karat untuk sepatu, kantjing2 pakaian dsb.

Dibidang pangan pembangunan pabrik2 penggilingan padi, minjak kelapa, es dan pelbagai djenis pembungkus dari kertas, galas, plastik ka-ju dsb.

Bidang2 kebutuhan pokok terutama.disektor bahan2 kimia seper-ti costik soda untuk sabun, calsium carbonat untuk tapal gigi dsb.

Bidang transport, berbagai djenis ban, spareparts dan accessoir jang elementer, minjak pelumas dsb.

Dibidang bahan2 bangunan, semen jang berkwalitas rendah (se-men rakjat) pernis, berbagai djenis tjat, window-glass dsb.

Dan dibidang2 lainnja jaitu umpamanja asam semut, tinta tulis, tinta tjetak dan kertas jang berkwalitas rendah.

Kapasitas Produksi Pemintalan.Jang diketahui hingga pada waktu ini kapasitas pemintalan jang

telah berdjalan jaitu.9 perusahaan dengan djumlah kapasitas 223.200 m.p.

jang sedang dibangun jaitu;sedjumlah 6 projek dengan djumlah kapasitas 150.000 m.p.

Jang akan dibangun tetapi telah terikat dengan kontrak sedjum-lah 4 projek.

Djumlah kapasitas 115.000 m. p.

141

Page 156: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Jang telah ada commitments dengan pihak R.R.T, dengan djumlah kapasitas 135.000 m.p.

Kapasitas seluruhnja baik jang sedang berdjalan dan jang akan dibangun berdjumlah 623.200 m.p.

Dari djumlah kapasitas ini ternjata jang merupakan idle capa-sity karena kekurangan bahan baku berdjumlah sekitar 300 atau 350.000 m.p.

Kapasitas projek2 semen.

Pada waktu ini diketahui bahwa kapasitas projek2 Semen j a n g s e d a n g b e r dj a l a n (Gresik dan Padang) 450.000 ton per tahun. Pro-jek2 jang sedang dibangun djika selesai seluruhnja (Atjeh, Pamo-tan, Bohorok, Tonasa) akan berdjumlah 895.000 ton per tahun.

Dengan begitu djumlah kapasitas seluruhnja balk jang sedang berdjalan maupun jang sedang dibangun ialah 1.345.000 ton per tahun.

Kapasitas projek2 Kertas.

Diketahui bahwa projek2 jang sudah berproduksi (Padalarang, Letjes, Blabag, Pematang Siantar) besarnja ialah 11.403 ton per tahun.

Projek jang sedang dibangun bila selesai seluruhnja (Bukit tinggi, Notog, Sampit, Takengon, Banjuwangi, Makassar dan Martapura) djum- lah seluruhnja sebesar 87.900 ton per tahun.

Dengan begitu djumlah seluruhnja balk jang sudah berproduksi maupun jang sedang dibangun akan sebesar 99.000 ton per tahun, jang berarti kira2 0.92 kg. per capita per tahun.

Pembangunan tenaga listrik.

Pada waktu ini dalam pelaksanaan dan persiapan terdapat 114 projek Pembangkit Tenaga Listrik tersebut diseluruh Indonesia dengan djumlah kekuatan sebesar 971.400 KW.

Bidang k e s e d j a h t e r a a n kini dalam pelaksanaan dan per-siapan pembuatan instalasi air bersih di 29 tempat dengan djumlah ke-kuatan seluruhnja sebesar + 12.700 1/sec

142

Page 157: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

PRODUKSI PANGAN

Sumber dari penentuan target

1). Sumber dui penentuan target adalah Menu Pedoman atas keperluan rata2 orang Indonesia (R.0.1.) x) akan :a. kalori (zat telur, lemak, karbohidrat)..b. zat2 pembangunan (zat telur, mineral)c. zat2 pengatur (zat. telur, lemak. mineral, vitamin dsb.)

2). Menu Pedoman tidak dipusatkan atas bahan2 makanan po-kok, Didalam penjusunan Menu Pedoman diperhatikan ba-han2 makanan jang tersedia di Indonesia dan jang dengan mu-dah dapat dipertinggi produksinja.

3). Dengan Menu Pedoman diperoleh satu Menu seimbang jang berarti memberikan tjukup zat2 gizi sebagai ;

- sumber tenaga (kalori)- sumber pembangunan- sumber pengatur.

4). Didalem Menu Pedoman terdapat bahan2 makanan seperti beras, djagung dan ubi2an, akan tetapi didalam djumlah ma-karian ini dapat diadakan variasi, misalnja :

- djagung dapat mengganti beras, (nilai gizi sama)- sagu dapat mengganti beras, djagung dan ubi2an (nilai gizi

tidak sama), asal keperluan gizi seluruhnja dipenuhi.

5). Menu pedoman ditindjau tiap 4 - 5 tahun, berhubung dengan:

- perkembangan ilmu gizi.perkembangan komposisi dan fisik penduduk.

- perkembangan sosial ekonomi.

x): (dengan R.O.1.) dimaksudkan seorang Indonesia fiktif jang sehat aktif dan jang keperluan akan makanan didasarkan atas perhitungan rata2 seluruh Indonesia dengan mem-perhitungkan djuga keperluan akan makanan untuk wani-ta hamil dan wanita jang memberikan air susu ibu kepa-da bajinja.)

susu sapi (segar) ditentukan dalam menu pedoman 5 gram sehari untuk R.O.I., susu sapi ini dimaksudkan untuk ke, perluan jang tidak/kurang mendapat air susu.

143

Page 158: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

1. Padi.

1). Sebagai dasar produksi diambil areal panen 1962 dan hasil ra-ta2 10 tahun (1952 s/d 1961).

Arealpadi sawah 5.836.000 ha.padi ladang 1.446.000 ha.

Djumlah 7.282.000 ha.

P r o d u k s ipadi sawah 13.423.000 ton padi keringpadi ladang 2.024.000 ton padi kering

Djumlah 15.447.000 ton padi kering

Tjara mentjapai target produksi padi (1965-1968) adalah dengan;

a. Intensifikasi.

a). Pantja Usaha (I. Penggunaan bibit unggul, 2. Perbaikan pe-ngairan, 3. Pemupukan, 4. Pemberantasan hams dan penja-kit, 5. Perbaikan tjotjok tanam),

b).Pemberantasan hama (diluar areal "pantja usaha" masih terdapat areal jang perm dilakukan pemberantasan hama).

b. Perluasan.

a). gogo rantjahb). gaduc). pasang surutd).pengairan barue). tanah kering

c. Pentjegahan bandjir.

Perintjian usaha menurut Baperdep Pertanian mentjapai target pro-duksi padi ita pada achir 1968 adalah sbb.:

Intensifikasi A r e a 1 kenaikan produksi / ton padi keringa. Pantja usaha 3.600,000 3.440.000 x)/4.500,000 xx)b. Pemberantasan 1.300.000 800.000

144

Page 159: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Perluasan

a). gogo rantjah 350.000 70.000b). gadul 750.000 3.819.000c). Pasang surut 30.000 60.000d). Pengairan barn 75.000 225.000e). tanah kering 112.500 157.500Pentjegah bandjir 14.300 14.300

200.000 280.000

Djumlah peningkatan 8.865.000terhadap produksi dasar 9.921.800

x):Djumlah target minimalxx): Djumlah target harapan

KETETAPAN :

Target produksi jang direntjanakan tsb. bersifat nasional, maka di-perlukan perintjian untuk masing2 daerah jang harus diselesaikan oleh Ba-proda2 seluruh Indonesia.

Indonesia dibagi didalam 7 buah daerah produksi, dimana da-erah2 tsb. harus mengusahakan untuk dalam waktu singkat ma-sing2 dapat mentjapai tingkat Swa Sembada dibidang pangan. Da-erah itu adalah

1).Sumatera bagian Utara (Atjeh, Sumatera Utara)2).Sumatera selatan (Sumatera Barat, Riau. Djambi, Sumatera Se-

latan3).Djawa/Madura4).Kalimantan5).Sulawesi6).Maluku/Irian Barat7).Nusa Tenggara

BAPRODA2 didalam usahanja hendaknja memperhatikan keten-tuan2 sbb.:

1). Intensifikasi hendaknja dilakukan setjara selektif.2).Prioritas diberikan kepada Daerah2 dengan pengairan jang

terdjamin.3).Mengaktifkan kembali panitia/instansi pengairan setempat.4). Menghindarkan penempatan projek2 didaerah bandjir,

sebelum diusahakan penghindaran bandjir se-1ama2nja:5).Memperhatikan perbaikan jang lajak dari infrastruktur.

145

Page 160: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

6). Mengintensifkan penjuluhan kepada petani2.7). Mendirikan/mengaktifkan pamongtani desa.

Didalam pelaksanaannja direntjanakansub projek pelengkap sbb.:1). Sub projek penjuluhan2). Sub projek pemberantasan hama & penjakit3). Sub projek pengairan desa4). Sub projek pengawetan tanah5). Sub projek perluasan areal6). Sub projek perbekalan, pupuk, pestisida7). Sub projek dan alat2 pertanian.

2. Djagung.

Usaha mentjapai target produksi djagung diusahakan dengan - pantja usaha sebagai pedoman, jaitu dengan :

a. mempergunakan benih djenis unggul.b. memperbaiki tjara bertjotjok tanam.c. menggunakan pupuk.d. memberantas hama dan penjakit.e. memperbaiki irigasi.

Dalam hubungan ini, diusahakan dapat mendjenis unggulkan sebanjak dari djumlah areal seluruhnja.

MenurutBaperdep, Pertanian s/d achir tahun 1968 telah dapat ditjapai areal tanaman djenis unggul (1/2 seluruh areal 1.800.000 ha dengan produksi harapan 7,065.000 ton.-

Ubi2an.

Target produksi.

Sebagai dasar produksi ditetapkan produksi dad tahun2 j.l., jaitu : 15.000.000 ton.

Apabila kita berdasarkan pada Menu Pedoman dengan konsumsi ubi2an 65,8. kg/capita/th. maka pada th. 1968 dibutuhkan 7.324.438 ton.

Sehingga usaha2 peningkatan produksi jang meliputi intensifi-kasi penanaman: Maksudnja untuk meningkatkan produksi dalam kesatuan areal, sehingga areal dapat; diperketjil dengan hasil jang sama, Areal selebihnja, dapat dipergunakan untuk ditanami lahan makanan lain.

146

Page 161: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Katjang2an.

Usaha peningkatan produksi katjang2an dilakukan dengan usaha intensifikasi (pantja usaha).

Menurut Bepperdep pertanian slid achir1968 diharapkan hasil2

sebagai berikut. :Kadele 576.000 tonKatjang 3 kg000 tonKatjang, idjo 22.000 ton,Katjang2an lain 114.480 ton

1.081.480 ton.

dimana untuk katjang tanah dan kedele telah meliputi area seluas

Katjang tanah 410.000 haKade1e 320.000 :ha

Produksi pangan hewani, (protein hewani)Target produksi jang diharapkan s/d achir th: 1968 adalah sbb:;

Daging 671.000 tonTelur 142.000 tonSusu 136.000 ton

1. Rentjana pelaksanaan.

Usaha2 untuk mentjapai target Akan ,dilakukan dengan:

1). Vaksinasi masal.2).Kastrasi masal.3).Pembibitan.4).Tanaman hidjau makanan.ternak.5).Sensus ternak.6).Karantina.7).Publikasi/penerangan.8).Perbekalan.

G u l a

Berdasarkan Menu Pedoman, djumlah kebutuhan}gula pada th. 1968 adalah 112.841.000. ton.Untuk memenuhi target kebutuhan jang Makin meningkat me-ngingat kemungkinan2nja rentjana peningkatan produksi gula me-liputi:

147

Page 162: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

1).peningkatan hasil dan sendemen tanaman. tebu pabrik tiap kesatuan luas.

2).peningkatan hasil tabu rakjat3).mempergiat pembangunan pabrik2 gula diluar Djawa.4). Mempergiat peningkatan/perluasan pabrik hasil sampingan.

Projek peningkatan produksi gula dibagi dalam 3 sub projek jaitu : 1). sub projek pembangunan pabrik gula.2). sub projek pembangunan pabrik, hasil sampingan.3). sub 'projek peningkatan produksi, gula tabu rakjat.

Kapas.

Target produksiBerdasarkan persediaan bibit kapas dalam th. 1965, areal

tanah jang ada dan faktor technis serta sosial ekonomi, maka target produksi kapas untuk seluruh Indonesia s/d th. 1968 adalah:

luas tanaman 150.000 hahasil kapas bersih 30,000 ton.

Rentjana pelaksanaan.

Didalam bidang produksi, jaitu :1). meningkatkan gerakan massa penanaman kapas untuk menang-

gulangi kesulitan sandang.2). Mendjalankan politik penggunaan tanah sedemikian rupa hingga

tanaman memperoleh tanah jang sesuai, tanpa melupakan usa-ha dalam produksi pangan.

3). Memenuhi kebutuhan pupuk, insectisida dan alat 2 untuk pepu-luan tanaman kapas tsb.

4). Mempergiat penelitian dibidang perkakasan.

Disamping itu perlu pula diperhatikan.1). bidang organisasi. 2). bidang pemasangan, dll.

Pendjelasan mengenai 4/3

Usaha2 untuk menaikkan pemerintah devisa ialah dengan menaik-kan volume ekspor jang disatu fihak meningkatkan produksi dandilain fihak meliputi usaha menekan kenaikan konsumsi dalamnegeri. Diantara usaha2 jang kini telah diketahui dapat' dilaksana-kan ialah dalam produksi2 djagung, gula, perkebunan dan kehutanan.a. djagung : dj ika target produksi sebesar 5 ,9 djuta ton, 6 ,3

djuta, 6,7 djuta dan 7,1 djuta ton berturut-turut untuk tahun 1965 s/d 1968, maka dengan produc-tion sharing diharapkan akan dapat mengekspor 200.450,000 dan 900 ribu ton untuk priode jang sama.

148

Page 163: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

b. g u l a : target konsumsi jang harus ditjapai berdasarkan Me-nu Pedoman (kebutuhan 9,1 Kg per capita per ta-hun akan gula pasir + merah) untuk tahun 1965-1968 berturut-turut adalah 960, 980, 1.004 dan 1.027 ribu ton sedangkan rentjana ekspor untuk rentjana periode jang sama adalah 200, 300, 350 tibu ton.

Mengingat bahwa dalam th. 1965 diperkirakan produksi gula pasir sebesar 160 riba ton thd. 1964 dan dengan perkiraan produksi gula rakjat (hanja gula mangkok) sebesar 120 tibu ton maka target ekspor 200 ribu ton besar kemungkinannja dapat ditjapai asalkan konsumsi gula pasir tetap pada tingkatan sebesar 6 Kg. per capita per tahun. dan intensivikasi lebih banjak (pemupukan).

c. TanamanPerkebunan : Target jang harus ditjapai untuk tahun 1965,

$.200,7 djuta usaha untuk mentjapai ini ialah de-ngan upgrading dan menaikkan folume ekspor,Tabel berikut adalah perintjian mengenai produksi dan ekspor dalam bidang perkebunan untuk 1965.

1965Produksi (ton) Ekspor (ton) $.

K a r e t 230.000 218.300 100.510.000Kopi 15.000 12.000 8.400.000The 47.000 37.500 23.625.000Tjoklat 1.000 404 363.600Kina 2.500 1.500 600.000Kelapa Sawit 165.000 110.000 24.000.000Intl Sawit 34.000 30.500 3.660.000Serat 5.600 3.900 —Tambahan 11.773 7.849 30.000.000Lain2 — — 9.175.000

611.873 402.183(tidak termasuklain2).

200.733.600

1). Apabila dapat diekspor.2). Apabila dapat diizinkan diekspor dalam bentuk kulit kina.Mengingat bahwa kenaikan jang harus ditjapai (sebesar £. 75-djuta thn. 1964) potensil untuk sebagian besar diperoleh dari bahan2 tradisionil, djika target ini dapat ditjapai (diamankan)

149

Page 164: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

maka ini merupakan realisasi minimum untuk tahun 2 berikut-nja. Untuk mentjapai target dimaksud diperlukan penambahan inventasi berupa rupiah dan devisa (sebesar £.24 djuta) reha-bilitasi & penjempurnaan disamping iklim jang baik jang lebih menguntungkan produsen ekspor.

d. Hasil2 hutan : basil netto jang diharapkan untuk periode 1966-1968 berturut2 ialah $ 6.55, $ 7.95 dan $ 11.65. Kenai-kan hasil ekspor ini dilakukan dengan menambah produksi/ekspor djati di Djawa, terutama Sumatera, Kalimantan, Irian Barat, hasil hutan-hutan (rotan, tengkawang, kopal, damar dan djeletung), dan pro-jek industri kehutanan (penggergadjian kaju pabrik fimr djati woodflooring, mozic floating di Djawa). Mengenai berupa djumlah biaja baik Rp, maupun devisa untuk dapat merealisir projek2 tsb. diatas belum diperoleh keterangan lebih landjut.

120

Page 165: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

PEMIKIRAN DEPARTEMEN PERHUBUNGAN UDARAMENGENAI KEDIRGANTARAAN PEMBANGUNAN DJANGKA

PENDEK 1966 – 1968 DIBIDANG PERHUBUNGAN UDARA

1. Pekerdjaan pembangunan jang telah ditjapai dari tahun 1961 sam- pai dengan 1965 barulah merupakan pekerdjaan tambal sulam belaka, berhubung dengan penjediaan anggaran pembiajaan, baik devisa maupun rupiah jang sangat terbatas. Penggunaan biaja itu hanja sekedar untuk mempertahankan dapatnja operasi penerbangan ber-tahan sadja.Di beberapa lapangan terbang, landasan-landasan jang ada seka-rang ini berkondisi kritis sehingga memungkinkan terdjadinja ke-rusakan-kerusakan total pada umumnja kondisi buruk ini ada pada permukaan dan landasan.Dalam rangka pembangunan djangka pendek 1966— 1968 maka perlu diselenggarakan setjara lebih serieus.(a) projek perbaikan dan perpandjangan dari 6 lapangan terbang

guna pesawat-pesawat Convair dan Lockheed Electra jang berlokasi di Ambon, Menado, Kupang, Balikpapan, Pakanba-ru, dan Pontianak jang tingkat pelaksanaannja sekarang baru mentjapai 45 %.

(b) projek perbaikan / penjempurnaan lapangan - lapangan terbang lainnja jg. hasil realisasinja sekarang rata-rata telah mentjapai 40%

2. Perlengkapan lapangan terbang.Demikian pula pekerdjaan memperlengkapi lapangan terbang belum diperoleh kemadjuan sebagaimana diharapkan. Perlengkapun lapa-ngan terbang meliputi pembangunan elektrifikasi, supply air, pe-meliharaan lapangan terbang, penjediaan peralatan bagi pemadam kebakaran, transpor dan alat-alat untuk pelaksanaan kerdja pe-njelidikan dan pengamatan,Perlengkapan itu kini sekarang berada dalam pelbagai tingkatpem bangunan dan diperkirakan dapat diselesaikan pada tahun 1968 apabila dipenuhi biaja-biaja jang diperlukan.

3. Pembangunan/penjempurnaan gedung unit.Sekarang banjaklah bangunan-bangunan jang ada dilapangan beru-pa bangunan jang bukan permanen jang harus segera diganti de- ngan bangunan jang permanen oleh karena usianja telah tua dan dichawatirkan akan roboh, misalnja gedung station Medan, Maka-sar, Bandjarmasin dan lain-lain.Projek ini meliputi pekerdjaan pembangunan gedung-gedung station, gedung operasionil, tower, garasi barisan pemadam kebakaran, ha-

151

Page 166: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

ngar dan workskop, gudang alat-alat besar, garasi kendaraan, beng-kel, rumah mesin, reseryoir air, ,dan lain sebagainja.Tingkat penjelesaian pada waktu sekarang telah mentjapai 40 % dari target din perlu, dilandjutkan.Telekomunikasi dan navigasi penerbangan.Dalam usaha memberi fasilitas telekomunikasi dan navigasi pener-bangan telah disusun rentjana pembangunannja jang sedang dilak-sanakan didalam projek-projek :(a) Aeronautical Fixed Telecomunication (A.F.T.N),(b) Ground-Air-Ground Communication Projek (A.G.A.) dan(c) Navigational Aid Project. Keamanan jang merupakan faktor jang terpenting dalam pener-bangan ditindjau dari segi telekomunikasi-nja akan terdjamin djika sistim komunikasi terselenggara dengan baik Penggunaan komu-nikasi tersebut jang mendjadi keharusan mutlak, bagaimanapun tidak boleh diterlantarkan oleh karena adanja kematjetan akan mengakibatkan ditutupnja pelabuhan udara Sebaliknja, djika pro-jek-projek tersebut dapat diselesaikan maka. akan dihasilkan lan-tjarnja service jang perlu diberikan kepada pesawat–pesawat terbang dalam tugasnja beroperasi menghubungkan seluruh kepulauan Nu-santara kita dari Sabang sampai Merauke.Kerugian-kerugian lain jang dapat ditimbulkan apabila projek-projek tersebut ditangguhkan atau tidak dilaksanakan ialah :(a) fasilitas-fasilitas dengan alat-alatnja jang ada sekarang akan

makin djauh terkebelakang dibandingkan dengan kemadjuanteknik penerbangan jang sangat pesat.

(b) menjebabkan kurangnja para penerbang.(c) Breakdown jang kini sudah sangat mengganggu lantjarnja ope-

rasi penerbangan akan makin meningkat.(d) hubungan tjepat antar-pulau sebagai jang telah ditetapkan

dalam rentjana P.N.S.B. tidak mungkin ditjapai. Pekerdjaan jang telah dilaksanakan sampai sekarang barulah me-rupakan pembelian tanah, pembuatan djalan, pembuatan transmit-ter building, pembuatan receiver building, pembuatan fundasi tiang antena dan pemasangan tiang antena.

5. Pendidikan kader/kesehatan penerbangan.Projek pendidikan kader jang berlokasi di Tjurug bertudjuan un-tuk mempersiapkan tenaga terdidik baik aircrew maupun groud-crew, Projek ini jang setjara fisik telah dimulai pada tahun 1962 telah mentjapai tingkat realisasinja. 45 % dengan perintjian seba-gai berikut :

152

Page 167: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

(a) landasan lapangan terbang berikut shoulder 45%(b) taxi-way, platform dan lain-lain 30%(c) djalan 30%(d) hangar 50%(e) gedung akademi 45%(f) instalasi 3S%sedang trainingnja sendiri telah menghasilkan 55% dari target djumlah kader jang diperlukan.

Betapa pentingnja projek ini dapatlah didjelaskan bahwa tanpa personil jang tjakap, tidak mungkin dan tidak dapat ditjoba untuk mengadakan penerbangan jang dapat berdjalan setjara aman dipertanggung djawabkan.

Adapun kesehatan penerbangan projeknja terutama berupa pembangunan Aviation Medicine Center. Projek ini direntjanakan penjelenggaraannja pada tahun 1965 sekarang.

Djaminan dan fasilitas kesehatan terutama bagi aircrew harus men-dapat perhatian setjukupnja. Oleh karena dengan bertambahnja ketje-patan dan kompleksnja pesawat2 udara modern serta tingginja harga pesawat2 udara tidaklah pada tempatnja untuk menjerah-kan tanggung djawab sebesar itu kepada suatu aircrew jang kurang „fit to fly”.

6. Projek fasilitas meteorologi dan geofisika.

Projek fasilitas meteorplogi. dan geofisika merupakan alat pem-bantu c. q. memberi djasa, ketjuali dalam bidang penerbangan djuga dalam bidang pengamanan di laut ( meteorologi maritim ), lebih-lebih mempunjai fungsi jang penting, sekali dalam hubungannja dengan penelitian dibidang-bidang industri, pertambangan, pro-duksi pangan, perkebunan, kehutanan, serta pertahanan.Projek itu meliputi sub-sub projek:a. meteorologi, termasuk meteorologi penerbangan, synoptik, aero-

logi, telekomunikasi, klimateologi hydrometeorologi, meteorologi pertanian dan meteorologi maritim.

b. geofisika, termasuk seismologi, magnet bumi, ionesfera, radiasi matahari dan lain-lain.

c. penelitian, termasuk radioactiva jal out.d. unit gedung kantor pusat sebagai pusat-penelitian, termasuk

analysa center.e. pembangunan chusus. termasuk unit pendidikan. unit kantor2

daerah dan lain-lain.

153

Page 168: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Realisasi dari pembangunan projek berikut sub-sub projeknja kini berada dalam pelbagai tingkat penjelesaian.

7. P.N. Garuda Indonesian Airways.

Sampai achir tahun 1962 P.N. GIA mempunjai armada udara sebanjak 37 pesawat udara dengan perintjian.

3 buah Lockheed Electra 133.

4 „ Convair 240

8 „ Convair 340

9 „ Convair 440 dan

19 „ Dakota/Douglas DC 3, dengan daja angkut 1392 orang penumpang.

Dari djumlah pesawat tersebut biasanja sedjumlah 30% ialah „unserviceable” karena perlu mendapat maintenance sehingga daja. angkut tiap hari mendjadi 70/100 X 1392 rata2 975 orang penumpang untuk sekali terbang. Karena pada umumnja tiap pesawat mengadakan 2 X penerbangan (2 flights) tiap hari, maka daja angkut GIA ialah 2 X 975 orang penumpang = 1950 orang penumpang tiap hari.

Tentang daja angkut muatan barang djika dipukul rata maka tiap penumpang membawa bagasi 90 kg. sehingga daja angkut muatan berdjumlah 1950 X 90 kg. — 17550 kg. atau dibulatkan mendjadi 17,5 ton tiap hari.

Sebagai illustrasi bersama ini dikutipkan beberapa data lalu - lintas penumpang, bagasi. pos dan barang selama periode 1951-1962.

Lalu lintas penumpang L.N. GIA (semua penerbangan).

Th.PenumpangBerangkat(x 1000)

KilometerPenumpang(x 1000000)

Rata2 Perdja-lanan penump.

Kilometer

KM. TempatDuduk(x 1000000)

Kegunaanc/o(prosen)

1958 270 194 712 323 601959 356 257 822 311 831960 374 259 852 324 801961 336 272 810 377 721962 357 303 849 489 62

154

Page 169: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Sumber Biro Pusat Statistik.Lain lintas begasi P. N. GIA (semua penumpang)

Tahun Bagasi bajaran(ton)

Km. Ton Bagasi(bajaran (x 1000)

Rata - rata djaraktiap ton (Km.)

1958 1.132 900 7951959 1.540 1.082 7031960 1.988 1.384 6961961 1.356 1.057 7791962 1.059 1.080 1.020

Lalu lintas Pos P.N. GIA (semua Penerbangan)

Tahun Pos, termasuk Kilometer ton Rata-rata djarakpaket pos pos (x 1000) tiap ton (Km. )

1958 1.544 1.555 5.0071959 1.470 1.353 9201960 1.361 1.198 8801961 1.249 1.076 9411962 1.009 1.030 1.021

Sumber Biro Pusat Statistik.Laiu lintas barang P.N. GIA (semua penerbangan)

tahun Barang bajaran(ton )

Kilometer tonBarang bajaran

Rata-rata djaraktiap ton(Km )

(x1000)1958 4.681 3.551 759

1959 4.826 3.265 677,

1960 4.346 2.871 6611961 3.435 2.806 8171962 3.947 3.555 901

Sumber : Biro Pusat Statistik

155

Page 170: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Mengingat bahwa GIA sebagai projek prasarana nasional dibidang perhubungan udara maka untuk kenaikan kapasitas dalam rangka banting stir mulai tahun 1966 akan diadakan konsolidasi dalam dinas internasional maupun dalam negeri, Pada triwulan kedua tahun 1966 GIA mengharapkan akan menerima 2 buah pesawat DC - 8 jang dimaksudkan akan memperkuat armada bagi pe-nerbangan keluar negeri, sedangkan pada achir tahun 1966 hingga pertengahan tahun 1967 diharapkan kedatangan berang-sur2 23 buah pesawat Fokker F - 27 jang lambat laun dapat menggantikan pesawat2 Convair 340/440 dan Dakota, sehingga penerbangan didalam negeri akan mengalami moderni-sasi.

Berhubung dengan penggunaan pesawat2 dengan jet engine dan dengan turbo - prop engine maka pada saat ini telah di mulai pembangunan „Jet Engine Overhaul Shop” dan akan selesai pada achir tahun 1966. Apabila bengkel ini selesai dibangun, maka GIA tidak perlu lagi untuk melakukan main -tenance atas engines dari pesawat2 jet kita di luar negeri jang dengan demikian berarti dapat dihemat devisa untuk dapat di-alihkan untuk keperluan pembangunan jang lain,

8. P.N. Merpati Nusantara

P.N. Merpati Nusantara jang bergerak dibidang penerbangan feederlines memiliki 7 pesawat udara dengan daja angkutan lebih kurang 150 orang penumpang sehari dan 1,35 ton barang (dengan perhitungan seperti dilakukan diatas ).

Dalam rangka rentjana Pembangunan djangka pendek 1966- 1968 maka direntjanakan pertambahan pesawat terdiri dari 5 bu-ah Dakota dan 16 Otter, hiatus Porter atau sedjenis itu ia-lah untuk memperluas djaringan hubungan udara, teristimewa Ice daerah-daerah terpentjil jang tidak disinggahi oleh pesawat2

GIA dan jang sangat membutuhkan perhubungan demi pemba-ngunan Daerah.

Dengan perluasan penerbangan ini sudah barang tentu diperlukan pembangunan projek2 komplementer untuk pendirian perwakilan, penempatan pesawat dan lain sebagainja.

9 P.N. Tjandradimuka.

P. N. Tjandradimuka adalah penjelenggara projek perbengkelan pesawat Udara konvensionil, berlokasi di Tanggerang dan Tjurug jang pembangunannja baru diselenggarakan pada tahun ini.Apa jang telah dikerdjakan sampai sekarang oleh P.N. Tjandra-dimuka jalah berupa :

156

Page 171: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

(a). pembelian serta perataan tanah jang telah selesai sama sekali.(b). pembangunan hangar jang telah selesai untuk 40%.

Pada, pertengahan tahun 1967 projek ini diharapkan dapat diselesaikan apabila tersedia anggaran biaja jang diperlukan.

19. P.N. Angkasa Pura.

Berhubung dengan kenjataan bahwa Negara kita dianggap sebagai mertju suar dikalangan Nefos untuk menghantjur leburkan kaum nekolim, maka ,sudah ,. selajaknjalah kalau Ibukota dibangun ssuai dengan martabatnja. Tingginja kedudukan itu akan terkesan oleh tamu2 luar negeri pertama-tams djika mereka mendarat dipela-buhan udara:

Betapa ramainja lalu lintas dipelabuhan udara internasional Kema-joran dapat dibuktikan besarnja djumlah penumpang jang berang-kat dan datang, jaitu :

pada tahun 1961: 286.700 orang dan pada tahun 1962: 298.800 orang

Akan tetapi menurut pengamatan para ahli keadaan fisik lapangan terbang internasional Kemajoran, jang penjelenggaraan pem-bangunannja dipenjajakan kepada P.N. Angkasa Pura. mengalami kemunduran karena keadaan landasannja dengan tjepat sekali mendjadi kritik. Kemunduran tersebut disebabkan oleh hal - hal :

(a) umur landasan sudah tua.(b) konstruksi tidak sesuai dengan kebutuhan pendaratan pesawat

berat dengan frekwensi tinggi.(c) perawatan tidak sempurna berhubung dengan kekurangan biaja

dan tidak ada kemungkinan untuk menutupnja, berhubung satu-satunja landasan internasional, dan

(d) ekstra frekwensi diluar perhitungan berhubung dengan di-pakainja Kemajoran sebagai operational base AURI, chusus pesawat pembom kaliber berat.

Berhubung dengan itu lokasi projek Airport International perlu di-pindahkan di Tanggerang. Survey dan persiapan2 sedang dilakukan.

Dalam pada itu sebelum projek tersebut dapat dipergunakan maka perlu diadakan perbaikan/pembangunan darurat di Kompleks Kemajoran.

157

Page 172: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

TAMBAHAN PENDJELASAN, PEMIKIRAN 1DEPARTEMEN PERHUBUNGAN UDARA.

mengenai Kebidjaksanaan Pembangunan djangka. pendek 1966 — 1968

1. P e r b a i k a n / p e n j e m p u r n a a n / p e m b u a t a nl a p a n g a n t e r b a n g .

Penjelenggaraan pembangunan lapangan terbang selain didasarkan atas Rentjana P.N.S.B. delapan tahun djuga didasarkan: atas keteta-pan klasifikasi pelabuhan-pelabuhan Udara sebagaimana telah di tetapkan oleh Menteri Perhubungan Udara dengan suatu Keputusan No. C 22/2/6 U, tanggal 8 Mei 1964.

Klasifikasi jang telah ditetapkan itu adalah sebagai berikut ;

Pelabuhan Udara klas I.

(1) W a r u(2) Hasanudin(3) Polonia(4) Talangbetutu(5) Ulin(6) Tuban(7) Mokmer

Pelabuhan Udara klas II.

(1). Blangbintang(2) Pekanbaru(3) Tabing(4) Sungaidurian(5) Paalmerah(6) Bulutambang(7) Pangkalpinapg(8) Sapinggan (9) Mapanget

(10) Kalibanteng(11) Rembiga(12) Penfui(13) Patimura(14) Sentani(15) Merauke

158

Page 173: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Pelabuhan Udara klas III.

(1) Djapura(2) Branti(3) Kidjang(4) Sorong(5) Manokwari

Pelabuhan Udara klas IV.

(1) Dobo(2) Tarakan(3) Padangkemiling(4) Tolotio(5) Warukin(6) Sumbawa Besar(7) M au me re(8) Waingapu(9) Pandopo

(10) Djailele(11) Pinangsore(12) Pa1u

Nomor - nomor 2 dan 3 tidak apa penambahan pendjelasan lebih djelas.

4. T e l e k o m u n i k a s i d a n n a v i g a s i p e n e r b a n g a n .Projek A.F.T.N. dalam tahapan sekarang ini berada. pada tjara2

penjelesaian, sedangkan A.G.A. Comunication dan Navigational Aid Projects merupakan projek-projek Baru.

Projek A. F. T. N. dibagi dalam 2 fase : fase pertama meliputi pelabuhan-pelabuhan udara di

(1) Djakarta(2) Medan(3) Palembang > prioritas pertama(4) Surabaja(5) Makasar(6) Bandung

(7) Bandjarmasin(8) Pangkal Pinang > prioritas kedua(9) Denpasar

159

Page 174: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Projek ini direntjanakan dalam tahun 1960 dan akan dimulai dalam tahun 1961, akan tetapi karena adanja kesulitan-kesulitan tek nis dan administratif maka baru dapat dimulai pada bulan Oktober 1963.Alat-alat untuk projek tersebut didapat dari bantuan dalam rangka Colombo plan dan sampai saat ini jang diterima bars lebih kurang 25%.Pase kedua dlrentjanakan untuk membuat djaringan telekomunikasi antara setasion pusat dengan setasion-setasion ketjil disekitarnja .

Termasuk dalam fase kedua adalah ;

(1) Blangbintang (Atjeh)(2) Sabang(3) Pekanbaru > dengan pusat Medan(4) Padang(5) Medan(6) Pangkalpinang(7) Pontianak > dengan pusat Pangkalpinang(8) Bulutambang(9) Bandjarmasin > dengan pusat Bandjarmasin(10) Balikpapan(11) Makasar(12) Menado > dengan pusat Makasar(13) Palu(14) Kupang dengan pusat Denpasar(15) DenpasarSeluruh setasion jang direntjanakan akan diperlengkapi dengan tele-printer itu dapat diselesaikan dalam djangka waktu 3 tahun (1966-1968)Projek Air – Ground – Air Communication direntjankan untuk mem-perlengkapi/memperbaiki fasilitas2 hubungan radio jang diperlukan antara pesawat terbang jang berada di udara dengan darat. Fasilitas itu diperlukan untuk memberikan informasi pengontrolan terhadap pesawat udara kita dalam aerodrome, area, route maupun dalam airport surface movement.

Termasuk dalam projek ini ;

(1) Aerodrome control(2) Area control(3) Extended Long range

160

Page 175: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

(4) Long runge(5) Airport sarfase movement(6) Direct speech circuite(7) Intercommunication within airport

Projek Narvigational Aid perlu dibangun oleh karena beberapa pelabuhan udara harus dapat dipakai oleh pesawat jet atas Elektra, sedang beberapa pelabuhan udara lagi harus dapat didarat oleh pesawat jet Convair. Service navigational aid jang ada sekarang tidak lagi memenuhi sjarat dan harus diperbaiki/ diperbaharui /di-tambah dengan equipment baru.

Jang perlu diperbaiki/diperbaharui/ ialah instalasi N, D, B. (Non Directional Beacon )Jang perlu dibangun baru ialah:

V. O. R. ( Very High Frequency Omni Directional Range)D. M. E. ( Distance Measurement Equipment)I. L. S. (Instruments Landing System)S. A. R. (Survailande Approach Radar)

5. P e n d i d i k a n k a d e r / k e s e h a t a n p e n e r b a n g a n .

Pendidikan kader meliputi pendidikan(1) Operation, jang dapat menumpang 105 prang siswa dalam 3

courses tiap tahun.(2) Teknik (teknik radio dan A.M.T.D.) jang djuga dapat menam-

pung 105 dalam 3 courses tiap tahun.(3) aircrew (penerbang) jang dapat menerima 40 prang siswa dalam

1 course setahun.Penjediaan tenaga-tenaga kader itu adalah sesuai dengan rentjana untuk mengisi kebutuhan akan aircrew dan groundcrew dalam ling-kungan Direktorat Penerbangan Sipil dan P.N. - P.N. Penerbangan

6. F as i l i t a s me t eo ro log i dan geo f i s ika .

Sebagaimana telah didjelaskan projek ini terbagi atas 5 sub-projek jaitu :

(1) sub - projek meteorologi,(2) ,, geofisika(3) ,, penelitian(4) ,, gedung kantor pusat, dan(5) ,, pembangunan chusus.

161

Page 176: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Sub-pro jek me teoro log i Sub-projek ini meliputi / perluasan.

(1) perluasan stasion meteorologi tingkat I di 4 tempat untuk pener-bangan aerologi dan telekomunikasi,

(2) perluasan dan pembangunan stasion meteorologi tingkat II di 28 tempat untuk penerbangan dan telekomunikasi,

(3) perluasan dan pembangunan stasion meteorologi, tingkat III di 13 tempat untuk sinoptik dan telekomunikasi,

(4) melandjutkan pembangunan stasion meteorologi pertanian utama di 5 tempat,

(5) melandjutkan pembangunan stasion meteorologi pertanian biasa di 13 tempat, dan

(6) memulai pembangunan maritim di 9 tempat.

Sub - projek geofisika. Pembangunan sub-projek ini meliputi

(1) stasion meismelogi jang direntjanakan bertempat di Tangerang (melandjutkan), Denpasar (s.d.a.), Medan (s.d.a.), Lembang (s.d.a.) Makasar (baru), Ambon (baru). Menado (baru) dan Samarinda (baru).

(2) Stasion magnet bumi di Tangerang (melandjutkan), Menado(baru) dan Kupang (baru).

(3) Unit Ionosfera di Tangerang (melandjutkan), Menado (baru). Makasar (baru) dan Kupang (baru).

Sub - projek penelitian. Pembangunan sub-projek ini meliputi

(1) stasion-stasion radio active fall out di Tangerang (melandjutkan). Medan (baru). Surabaja (baru). dan Menado (baru).

(2) stasion penelitian di Tjileduk (melandjutkan).

Sub - projek gedung kantor pusat.Rentjana Pembangunan kantor tersebut adalah sebagai berikut :

(1) dihalaman gedung kantor jang lama akan dibangun gedung ber-tingkat 7 dengan sepia gedung-gedung tambahan.

(2) akan dibangun pub. 300 rumah-rumah dinas untuk menampung

pegawai jang tinggal di kompleks gedung kantor lama. Pembangunan gedung dan diharapkan selesai pada achir tahun 1970.

Sub - projek pembangunan chusus. Sub-projek ini terdiri dari pembangunan ;

(1) unit pusat pendidikan berupa gedung sekolah, asrama bagi para siswa dan perumahan untuk para dosen.

162

Page 177: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2
Page 178: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

(2) unit kantor daerah dengan prioritas utama pembangunan kantor-kantor daerah di Medan, Djakarta. Surabaja dan Makasar.

7. P. N. Garuda Indonesian Airways.

Dalam uraian mengenai P. N. Penerbangan ini telah disadjikan angka-angka statistik sampai tahun 1962.Berikut ini beberapa data jang "recent" dapat dikemukakan :

Penggunaan dan pemilikan pesawat P. N. GIA

Djenis pesawat djumlah pesawat djumlah tempat duduk

1963 1965 1963 1914Convair 990 A 3 3 309 309Lockheed Electra 118 C 3 3 216 216Convair 440 3 3 132 132Canvair 340 8 8 352 352Convair 240 4 3 160 120Dakota/Douglas DC 3 21 18 609 522Djumlah 42 38 1778. 1651

Sumber P.N. I. G. A.

Dengan demikian maka menurut perhitungan daja angkut P.N. GIA adalah 2311 orang penumpang tiap hari pada tahun 1964 dan mu a t an 208 t o n t i a p hari (pada perhitu-ngan pendjelasan jang lalu, Lihat halaman 3. terdapat kekeliruan : 17,5 ton hendaknja dibatja 175 ton).

Nomor2 8, 9 dan 10 tidak ada perobahan pendjelasan lebih djauh.

163

Page 179: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

STATISTIK HUBUNGAN UDARA

Nomor Isi :

1 Registrasi pesawat terbang sipil tahun 1963

2 Registrasi pesawat terbang sipil tahun 1964

3 Lalulintas dipelabuhan udara internasional Kemajoran - lalu lintas penumpang 1961-1963

4 Lalulintas dipelabuhan udara internasional Kemajoran - lalu lintas penumpang 1961-1963

5 Lalulintas dipelabuhan udara internasional Kemajoran - lalu lintas pos 1961-1963

6 Fleet and hours flown 1961-1963

7 Personnel 1961-1963

8 Domestic traffic 1961-1963

9 International traffic 1961-1963

164

Page 180: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Registrasi Pesawat Terbang SipilMenurut Djeni, Berat, Kapasitas, Penggunaan dan Pemilik Pesawat

31 Desember 1963Spesifikasi Pesawat Semua Pesawat Penggunaan dan Pemilik Pesawat

Djenis Pesawat BeratMax.TakeOff(kg)

DajaAngkutPenum-pangBanjak-nyaTempatDuduk

DjumlahPesawatJang ter-daftar

DjumlahTempatDuduk Pe-numpang

Digunakan sebagaiAngkutan bajaran

Digunakan sbg. Angku-tan bukan bajaran

MilikPN. GA-RUDA

Milik P.NMerpatiNusantara

MilikPemerint.Lain-nja

MilikPemerint.

MilikSwasta

Banjaknjapesawat

Banjaknjapesawat

Banjaknjapesawat

Banjaknjapesawat

Banjaknjapesawat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)Convair 990 A 114.760 103 3 309 3 ─ ─ ─ ─Lockheed Electra 52.727 72 3 216 3 ─ ─ ─ ─Convair 44 21.818 44 3 132 3 ─ ─ ─ ─Convair 34 21.364 44 8 352 8 ─ ─ ─ ─Convair 240 18.995 40 4 160 4 ─ ─ ─ ─Douglas DC 3 & C. 47 A 12.701 30 29 870 21 ─ ─ ─ 8Twin Pioneer Serie III 6.636 10 2 32 ─ 2 ─ ─ ─Beech Aircraft C 45 3.455 - 2 - ─ ─ ─ 2 ─Dehavilland DHC-3 ,,Otter” 3.455 11 3 33 ─ 2 ─ 3 ─Dehavilland DHC-2 ,,Beaver,, 1.318 7 2 14 ─ 2 ─ ─ ─Lain –lainnya1.500 = 1.000 kg 27 ─ ─ ─ ─ ─ 131.000 = kebawah 25 ─ ─ ─ ─ ─ 7

165

Page 181: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Departemen PerhubunganUdara Bag. Statistik

Registrasi Pesawat Terbang SipilMenurut Djenis, Berat, Penggunaan dan Pemilik Pesawat

31 Desember 1964S p e s i f i k a s i P e s a w a t Semua Pesawat Penggunaan dan Pemilik Pesawat

Djenis Pesawat BeratMax.TakeOff(Kg)

DajaAngkutPenum-pangBanjak-njaTempatDuduk

DjumlahPesawatjangTerdaftar

DjumlahTempatDudukPenum-pang

Digunakan sebagaiAngkutan bajaran

Digunakan bgs. Angku-tan bukan bajaran

MilikP.N. GA-RUDA

MilikPN MerpatiNusantara

Milik Pemerin.Lain2-nja

Milik Pemerin.

MilikSwasta

BanjaknjaPesawat

BanjaknjaPesawat

BanjaknjaPesawat

BanjaknjaPesawat

BanjaknjaPesawat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)Convair 990 A 114.760 103 3 309 3 ─ ─ ─ ─Lockheed Electra 118 C 52.727 72 3 216 3 ─ ─ ─ ─Convair 440 21.818 44 3 132 3 ─ ─ ─ ─Convair 340 21364 44 8 852 8 ─ ─ ─ ─Convair 240 18.995 40 3 120 3 ─ ─ ─ ─Douglas DC 3 & C. 47A 12.701 30 29 870 18 3 ─ ─ 8Twin Pioneer Seri E III 6.636 16 2 32 ─ 2 ─ ─ ─Beech Aircraft C – 45 3.455 ─ 2 ─ ─ ─ ─ 2 ─Dehavilland DHC – 3 “Otter” 3.455 11 3 33 ─ 3 ─ ─ ─Dehavilland DHC – 2 ,,Beaver” 2.318 7 2 14 ─ 2 ─ ─ ─Pilatus Porter PC – 6 – H 2 1.805 7 3 21 ─ 3 ─ ─ ─Lain – lainnja ─1.500 – 1000 kg 28 ─ ─ ─ ─ 16 121.000 kg kebawah 24 ─ ─ ─ ─ 18 6

166

Page 182: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

LALU-LINTAS DI PELABUHAN UDARA INTERNASIONALKEMAYORAN

Lalu lintas penumpang menurut asal/tudjuan dan Perusahaan Penerbangan( Banjaknja penumpang x 1000 )

Berangkat/DatangAsal/tudjuan

tahun

Semua PerusahaanPenerbangan

Perusahaan Penerba-Ngan Dalam Negeri

P.N. GARUDA

Perusahaan Penerbang-an L.N.

1. Berangkat dgn. Tudjuan : (1) (2) (3)A PelabuhanUdara D.N. 1961 105.7 105.7 ─

1962 110.9 110.9 ─1963 113.8 113.8 ─1964

B. PelabuhanUdara L.N. 1961 36.0 13.4 22.6

1962 36.3 15.4 20.91963 32.7 12.0 20.71964

C. Djumlah 1961 141.7 119.1 22.61962 147.2 126.3 20.91963 146.5 125.8 20.71964

2. Datang berasal dari :A. PelabuhanUdara D.N. 1961 115.0 115.0 ─

1962 117.9 117.9 ─1963 121.2 122.2 ─1964

B. PelabuhanUdara L.N. 1961 30.0 11.2 18.8

1962 33.7 14.1 19.61963 32.1 11.4 20.71964

C. Djumlah 1961 145.0 126.2 18.81962 151.6 132.0 19.61963 153.3 132.6 20.71964

167

Page 183: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

3. Berangkat/Datang ke/dari :

A PelabuhanUdara D.N. 1961 220.7 220.7 ─

1962 228.8 228.8 ─1963 235.0 235.0 ─1964

B. PelabuhanUdara L.N. 1961 66.0 24.6 41.4

1962 70.0 29.5 40.51963 64.8 23.4 41.41964

C. Djumlah 1961 286.7 245.3 40.51962 298.8 258.3 40.51963 199.8 258.4 41.41964

LALU-LINTAS DI PELABUHAN UDARA INTERNASIONALKEMAYORAN

Lalu-lintas Barang 1) menurut asal/tudjuan dan Perusahaan Penerbangan(dalam ton)

Berangkat/DatangAsal/tudjuan

tahun

Semua PerusahaanPenerbangan

Perusahaan Penerba-Ngan Dalam Negeri

P.N. GARUDA

Perusahaan Penerbang-an L.N.

1. Berangkat dgn. Tudjuan : (1) (2) (3)A PelabuhanUdara D.N. 1961 3.206.8 3.206.8 ─

1962 3.602.9 3.602.9 ─1963 1.530.3 1.530.3 ─1964

B. PelabuhanUdara L.N. 1961 752.6 306.6 446.0

1962 1.144.4 306.0 784.41963 270.6 57.4 212.61964

C. Djumlah 1961 3.959.3 3.513.3 446.01962 4.747.3 3.902.9 784.41963 1.800.9 1.588.2 212.71964

168

Page 184: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

2. Dibongkar berasal dari :A PelabuhanUdara D.N. 1961 2.825.6 2.825.6 ─

1962 3.383.8 3.383.8 ─1963 1.145.4 1.145.4 ─1964

B. PelabuhanUdara L.N. 1961 1.703.8 592.6 1.111.2

1962 2.054.4 581.7 1.472.71963 1.072.5 275.6 797.91964

C. Djumlah 1961 4.529.5 3.418.3 1.111.21962 5.438.2 3.965.5 1.472.71963 2.218.9 1.421.0 797.91964

3. Dimuat/dibongkar ke/dari :A. PelabuhanUdara D.N. 1961 6.032.3 6.032.3 ─

1962 6986.7 6.986.7 ─1963 1.344.1 2.675.7 ─1964

B. PelabuhanUdara L.N. 1961 2.456.4 899.2 1.557.2

1962 3.198.7 941.7 2.257.11963 1.344.1 333.5 1.010.61964

C. Djumlah 1961 8.488.7 6.931.5 1.557.21962 10.185.5 7.928.4 2.257.11963 4.019.8 3.009.2 1.010.61964

Keterangan : 1 Termasuk Bagasi Bajaran─A n g k a 2 t a h u n 1 9 6 3 t i d a k t e r m a s u k B a g a s iP e n u m p a n g

169

Page 185: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

LALU-LINTAS DI PELABUHAN UDARA INTERNASIONALKEMAYORAN

Lalu-lintas Pos 1) menurut asal/tudjuan dan Perusahaan Penerbangan(dalam ton)

Berangkat/DatangAsal/tudjuanTahun

Semua PerusahaanPenerbangan

Perusahaan PenerbaNgan Dalam Negeri

P.N. Garuda

Perusahaan PenerbanganLuar Negeri

1. Berangkat dgn. Tudjuan : (1) (2) (3)A PelabuhanUdara D.N. 1961 517.6 517.6 ─

1962 733.7 733.7 ─1963 531.4 531.4 ─1964

B. PelabuhanUdara L.N. 1961 80.9 49.8 31.1

1962 86.9 61.5 25.41963 125.2 68.9 56.31964

C. Djumlah 1961 598.5 119.1 31.11962 620.6 126.3 25.51963 656.6 125.8 56.31964

2. Datang berasal dari :A. PelabuhanUdara D.N. 1961 295.5 295.5 ─

1962 220.0 220.0 ─1963 209.0 209.0 ─1964

B. PelabuhanUdara L.N. 1961 372.4 34.1 338.3

1962 299.2 33.7 265.51963 356.7 40.8 315.91964

C. Djumlah 1961 668.0 329.8 338.31962 519.2 253.7 265.51963 565.7 249.8 315.91964

3. Dimuat/dibongkar ke/dari :A. PelabuhanUdara D.N. 1961 813.1 813.1 ─

1962 753.7 753.7 ─1963 740.5 740.5 ─1964

170

Page 186: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2
Page 187: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

B. PelabuhanUdara L.N. 1961 453.3 83.9 369.4

1962 386.1 95.2 290.91963 481.9 109.7 372.21964

C. Djulah 1961 1.266.6 897.0 369.41962 1.139.8 848.9 290.91963 1.222.3 850.1 372.21964

Keterangan, 1) Termasuk paket Pos

TABEL a.The National carrier G.I.A – fleet and hours flown

F l e e t Hours flownCV.240

CV.340

CV.440

CV.990A

Dak/Can

Elec-tra

Scheduledoperation Chrter flight

TotalYear domes-

ticinter-nation

domes-tic

inter-nation

1961 5 8 3 ─ 17 3 22216 3775 3180 9 291801962 5 8 3 ─ 19 3 23022 5195 3599 198 320141963 3 8 3 3 18 3 22519 4836 2594 78 30027Sumber : P.N. G.I.A

TABEL B.The Nation Carrier G. I .A personnel

YearPilots &Co-pilots

x) otherfligt personnel

allOther personnel

Totalpersonnel

mid-year

end-year

mid-year

end-year

mid-year

end-year

mid-year

end-year

1961 105 118 67 67 4349 4413 4521 45981962 106 106 72 72 4589 4777 4767 49551963 121 120 72 72 4928 4831 5121 5023x) Flight engineers, radio operators, navigators etc.

Excep : pursers, stewards and stewardesses or hostesses.

Sumber : P.N. G.I.A

Page 188: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

TABEL C.The nation carrier G.I.A – Domestic traffic ( 1961 – 1962 – 1963 )

Pa r t I c u l a r s 1961 1962 1963A. Scheduled Service (Revenue)1 ─ Revenue Kilometres Floewn 6493022 6816507 70209022 ─ Revenue hours flown 22216 23022 225193 ─ Revenue pessengers carried 298798 313517 2989484 ─ Revenue pessengers-kilometres 227186375 239741835 2568492315 ─ Available (revenue) sent-kilometres 274657803 299103811 3285697586 ─ Revenue passenger load factor 83% 80% 78%7 ─ Revenue Tonne-kilometres performed :

a. Passengers (inci. Free baggage) 16844128 18056223 19255450b. Excess baggage 830763 811766 985333c. Freight 2362209 2815159 2889587d. Mail 935830 799597 872424(7) e ─ Total 20972930 22482745 24002794

8 ─ Available (revenue) tonne-kilometres 26898091 29387187 334256249 ─ Revenue weight load factor 78% 77% 72%

B. Non s-Scheduled Flights (Revenue)10 ─ Revenue kilometres flown 750549 1071858 67718811 ─ Revenue hours flown 3180 3599 259412 ─ Available (revenue) tonne-kilometres 1094715 3217082 2813818C. Non Revenue Flights13 ─ Non revenue hours flown 1717 1214 1714

─ International traffic ( 1961 – 1962 – 1963 )A. 1─ 1616313 2678679 2573604

2─ 37775 5195 48363─ 36374 34345 309784─ 44968121 63021994 713414125─ 10747268 188175989 1900114836─ 43% 34% 38%7─

a- 3932054 5803601 2573604b- 235452 306074 407970c- 442819 739528 1031439d- 139780 230589 329311e- 4750195 7079792 8560268

8─ 11216263 20011821 21156995 9─ 42% 35% 41%

B. 10─ 4678 87661 39929 11─ 9 198 78 12─ 42102 498603 256369

C. 13─ 202 131 102Sumber : P.N. G.I.A.

171

Page 189: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

PERHUBUNGAN LAUT.

Pemikiran Departemen Perhubungan Laut mengenai pembangunan Armada serta Rehabilitasi/pembangunan fasilitas-fasilitas dan perlengkapan pelajaran/pelabuhan.

I. Arus barang dan kekuatan Armada. II. Azas-azas kebidjaksanaan III. Armada NegaraIV. TerminalV. Pemeliharaan alur pelajaran /pengerukan

VI. VI Keamanan lulu lintas pelajaranVII. Telekomunikasi dan elektronikaVIII. Fasilitas pemeliharaan dan perbaikan kapalIX. Perlengkapan fasilitas di darat

X. Manpower dan Skill/Mental investmentXI. Pembangunan pelajaran sungai dan Terusan

Lampiran Statistik

172

Page 190: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

PEMIKIRAN DEPARTEMEN PERHUBUNGAN LAUT MENGENALPEMBANGUNAN ARMADA SERTA REHABILITASI/PEMBA-

NGUNAN FASILITAS2 DAN PERLENGKAPANPELAJARAN/PELABUHAN

I. Arus barang dan kekuatan armada.1. Target dan projeksi 1966 – 1968

(a). Tarhet volume arus barang tiap tahun

a. 1. S a m u d r aa. 1.1. Barang umum dan Bulk 6 djuta ton (pada achir

th. 1968).a. 1.2. Hewan 150.000 ekora. 1.3. Djemaah hadji 15.000 oranga. 1.4. Minjak Bumi 20 djuta ton

a. 2. Pan tai.a. 2.1. Barang umum dan Bulk 6 djuta ton (pada achir

th. 1968)a. 2.2. Hewan ;─ umum30.000 ekor

─ transmigrasi 120.000 ekor(selama 5 tahun)

a.2.3. Penumpang ;─ umum 1 djuta orang─ transmigrasi 1,5 djuta orang

a. 2.4. Minjak bumi 3 djuta ton

a. 3. Lokala. 3.1. Barang umum dan Bulk. 1 djuta ton

.(arus muatan sebagai akibat keperluan akumulasi/ distribusi setjara lokal, jang tidak mungkin ditam-pung oleh angkutan darat/udara).

a. 4. Rakjat.Barang umum dan bulk 1.5 djuta ton(arus muatan jang dilakukan setjara historis de-ngan perahu ,]ajar/armada smut, sebagai akibat dari pada hubungan kerdja bersedjarah antara pedagang2 tertentu dan djuragan perahu serta

173

Page 191: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

sebagai akibat kekurangan sarana angkutan laut jang „proper” ).

(b) Projeksi atas kekuatan armada pada 1968. b. 1 Samudra.

b. 1.1. Keperluan 872.000 b. 1.2. Telah ada 350.000 b. 1.3. Tambahan 522.000

Dwt.b. 2. Pantai ( incl. projek „sea—train” )

b. 2.1. Keperluan 768.000 Dwt.b. 2,2. Telah ada 262.011

b 2.3. Tambahan 505.989 b. 2. Lokal ( incl. projek sea—train" )

b. 3.1. Keperluan 65.000 b. 3.2. Telah ada 32.000 b. 3.3. Tambahan 33.000

b. Rakjat.Projek jang telah mentjapai tahapan Berdikari.

2. Premise :a. Samudra : ,,Carrying capaciry„ (6%b. Pantai : 1 dwt. kapal mengangkut minimal 10 ton/thn.c. Lokal : 1 dwt. kapal mengangkut minimal 20 ton/thn.d. Pelabuhan : ,,Load factor 60%e. D o k : Daja penampungan 60%

II. Azas - azas kebidjaksanaan.

1. Pelaksanaan prinsip Berdikari dibidang Perhubungan Laut pada hakekatnja merupakan penegasan fungsinja sebagai prasarana jang. me-nundjang segala kegiatan dalam pelaksanaan ekonomi perdjuangan untuk mewudjudkan pembangunan Negara dan Masjarakat berdasarkan azas kegotong-rojongan jang dalam keseluruhannja merupakan ,.one coordi-nated unit" dan „one coordinated pool”.

1. Dalam hubungan ini maka dihadapilah tuntutan2 tugas politik dan ekonomi jang mendesak seperti :

a. mengsukseskan projek2 Nation dan Character Building :b. memetjahkan masalah sandang-pangan setjepat mungkin.

174

Page 192: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

c. melandjutkan projek2 jang setengah,djadi atau jang bersifat eko-nomis jang sangat penting dalam strategi perdjuangan kita.

d. mengatasi dan menjingkirkan hambatan2 pembangunan jang di hadapi dengan menggali dan 'mendorong kekuatan manusia dan alam Indonesia, untuk lebih banjak lagi menemukan dan memprodusir barang baru

e. menjelesaikan masalah modal asing jang sudah ada di Indonesia hingga kini mentjapai kebebasan penuh dibidang ekonomi.

3. Dalam pada itu sebagai prasjarat perlu membina, menjempur-nakan, mengembangkan dan memperluas prasarana jang ada dalam me-nudju kepada pelaksanaan azas „self propelling growth” jang akan me-numbuhkan, mengembangkan dan mengerahkan potensi industri maritim nasional serta pengolahan laut.

III. Armada Negara.

Produktiviteit Armada' ini pada waktu ini hanja meliputi 55 %. Berhubung dengan itu setjara minimal perlu diadakan penambahan se-bagai berikut:

1. Coasters a200 Dwt 5 buah2. Kapaltarik 350 PK/300 PK 5 buah3. Patrol boat 35.00 mtr 5 buah4. S.A.R. boat 31.000 mtr 5 buah5 Higgins 21.60 mtr 20 buah6 Pilot boat 18.50 mtr 10 buah (badja)7 Pilot boat 12.00 mtr 10 buah (kaju)8 A.E. boat (Inspeksi) 21.00 mtr 10 buah (kaju)9 Motor boat 12.00 mtr 20 buah (kaju)10 Motor boat 10.00 mtr 20 buah (kaju)11 Motor boat 9.00 mtr 20 buah (kaju)12 Sounding boat 8.00 mtr 10 buah (kaju)13 water barges 200 mtr 10 buah14 Oil barges 200 mtr 5 buah15 Kapal Inspeksi Gubernur 34 mtr 5 buah16 Kapal Perambuan 4 buah

IV. Terminal

1. Dermaga—dermaga

Dibutuhkan 34.310 M dari berbagai djenis konstruksi. Kurang;3.784 M (perbaikan)dan 4.962 M (pembangunan baru).

175

Page 193: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

a. Rehabilitasi/perbaikan berat.

1. Rehabilitasi, pembelianalat2 dan bia- ja2

untuk: Survey, training, research dan perentjanaan projek2 kepelabuhan.

Seluruh Indonesia

2. Rehabilitasi dermaga beton dipelabuhan2 Seluruh Indonesia3. Rehabilitasi dermaga besi dipelabuhan2 Seluruh Indonesia4. Rehabilitasi dermaga kaju dipelabuhan2 Seluruh Indonesia5. Rehabilitasi gudang dipelabuhan2 Seluruh Indonesia6. Rehabilitasi penahanan gelombang/pier/

dam dipelabuhan2Seluruh Indonesia

7. Rehabilitasi instalasi air dipelabuhan2 Seluruh Indonesia8. Rehabilitasi instalasi listrik dipelabuhan2 Seluruh Indonesia9. Rehabilitasi bangunan2 untuk kantor,

perbengkelan, rumah, kendaraan, djalan2

dsb sebagai unit pelabuhan guna keperlu-an operasional

Seluruh Indonesia

10. Rehabilitasi dermaga dimuka gudang 16 B e l a w a n11. Rehabilitasi pelabuhan Banjuwangi12. Rehabilitasi dermaga dan gudang Kuala Langsa13. Rehabilitasi dermaga dan gudang Pekanbaru14. Rehabilitasi dermaga dan gudang Samarinda15. Rehabilitasi pelabuhan Psr. Ikan Tg. Priok16. Rehabilitasi penahanan gelombang Semarang17. Rehabilitasi dermaga dan gudang Tjirebon18. Rehabilitasi dermaga dan gudang T e g a l19. Rehabilitasi dermaga dan gudang Probolinggo20. Rehabilitasi pelabuhan (projek D.L.F.) B i m a21. Rehabilitasi pelabuhan Teluk Bajur22. Rehabilitasi pelabuhan coaster Pontianak23. Rehabilitasi pelabuhan coaster Tjilatjap24. Rehabilitasi dermaga dan pelabuhan Gorontalo25. Rehabilitasi dermaga dan pelabuhan Benggala26. Rehabilitasi dermaga dan gudang P o s o27. Rehabilitasi dermaga dan gudang Parigi28. Rehabilitasi dermaga dan gudang Toli-toli

176

Page 194: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

b. Pembangunan baru :29. Perluasan instalasi air dipelabuhan2 Seluruh Indonesia30. Perluasan instalasi listrik dipelabuhan Seluruh Indonesia31. Pembangunan bangunan2 untuk kan-tor,

perbengkelan, rumah, kendaraan, djalan2

dsb. Sebagai unit pelabuhan guna keperluan operasional

Seluruh Indonesia

32. Pembangunan pelabuhan Sei. Lais Palembang33. Pembangunan pelabuhan D u m a I34. Perpandjangan dermaga dan gudang

pelabuhan ITg. Priok

35. Perpandjangan dermaga dan gudang pelabuhan coaster

Tg. Priok

36. Pembangunan dermaga dan gudang (Projek D.L.F.)

B e n o a

37. Pemindahan pelabuhan Perahu ke bo-toro Makasar38. Pembangunan/perluasan pelabuhan Sampit39. Pemindahan pelabuhan Ampenan ke

LembarLembar

40. Pembangunan Pelabuhan djalan peng-hubung baru

Belawan

41. Pembangunan Pelabuhan Perahu Ambon42. Pembangunan Pelabuhan coaster Menado43. Pembangunan/perluasan dan penghu-

bung pelabuhan NusantaraTg. Priok

44. Pembangunan2/perluasan pelabuhan B i t u n g45. Pembangunan/perluasan pelabuhan Teluk Bajur46. Pembangunan/perluasan pelabuhan Banda Atjeh47. Pembangunan/perluasan pelabuhan M e r a k48. Pembangunan/perluasan pelabuhan Pekanbaru49. Perluasan Pelabuhan Pasar Ikan Tg. Priok50. Perluasan Dermaga dan Gudang Tjirebon51. Pembangunan gudang2 tengah Tg. Priok52. Pembangunan/perluasan pelabuhan Pare-pare53. Pembangunan/perluasan pelabuhan Ambon54. Pembangunan/perluasan pelabuhan Kuala Langsa55. Pembangunan/perluasan pelabuhan Samarinda56. Pembangunan/perluasan pelabuhan T e g a l57. Pembangunan/perluasan pelabuhan Probolinggo58. Pembangunan/perluasan pelabuhan Lho Seumawe59. Pembangunan/perluasan pelabuhan Sumbawa60. Pembangunan/perluasan pelabuhan

(Projek D.L.F.)Ternate – Tenau - Ambon

61. Pembangunan/perluasan pelabuhan (projek D.L.F.)

Semarang

177

Page 195: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

2. Gudang-gudangDibutuhkan : 526.422 M2 dan tempat penumpukan 127.201 M2.Kurang : 137.000 M2 (pembangunan).

3. Fasilitas airAir : dibutuhkan 39.500 M3/hariKurang : 36.865 M3/hari

4. Listrik : dibutuhkan 11.000 Kw.Kurang : 5.500 Kw.

5. Alat2 bongkar-muat jang perlu ditambah

a. Derek kambang 9 buahb. Derek listrik 60 buahc. Derek mobil 150 buahd. Forklift 1.000 buahe. (1). Tongkang 400 buah

(2). Kapal Tunda untuk tongkang 71 buahf. Kapal pemadam kebakaran 30 buahg. Kapal tunda pelabuhan (harbour tugs) 22 buahh. (1). Towing tractor 200 buah

(2). Lorri 600 buahi. Trailer besar (15 ton) 15 buahj. Tug untuk projek sea-train 53 buahk. Alat2 bantu untuk bongkar muat1. Kapal penambat 20 buahm. Kapal tunda bantu 30 buaho. Trucks pelabuhan 450 buahp. Truck pemadam kebakaran 115 buah

V. Pemeliharaan Alur Pelajaran/Pengerukan.

Pemeliharaan alur2 pelajaran /vaargeuls/ baik dilingkungan daerah pelabuhan maupun diluarnja, perlu dilakukan setjara teratur untuk men-djaga agar tetap dalam.

Untuk dapat mengatasi masalah pemeliharaan alur2 pelajaran dise-luruh Indonesia. setjara teratur dan baik maka diperlukan penambahan alat2 sebagai berikut.

Rehabilitasi berat alat2 keruk, Tongkang2 Lumpur, Pipa2 alat2 ke ruk, Dock/shipways, Gudang perbengkelan jang ada.

178

Page 196: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Pembangunan Baru:

1. Alat2 keruk :

a. Hoppersuction dredge 2.000 M3 1 buahb. Hopper-currer suction dredge 500 M3 2 buahc. Bucket dredge 380 Ltr. 3 buahd. Bucket dredge 120 Ltr. 4 buahe. Hoppersuction dredge 750 M3 2 buahf. Cutter dredge 22” 1 buahg Cutter dredge 16” 1 buahh Cutter dredge 12” 1 buahi. Bucket dredge 700 Ltr. 1 buah

2. Bak lumpu :

─ dari 75 M3 22 buah─ dari 150 M3 20 buah─ dari 200 M3 6 buah─ dari 300 M3 10 buah

3. Kapal Tarik :

─ dari 180 HP 30 buah─ dari 1.000 HP 1 buah─ dari 250 HP 6 buah

4. Bacgbakkon :

─ bacgbakkon 20 buah

5. Motorboten :

─ Motorboten 25/30 HP 40 buah

6. Alat2 bantu :

a. Forklifts 8 buahb. Mobil cranes 6 buahc. Portal crane 4 buah

179

Page 197: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

7. Home base armada keruk :

a. Gudang.

b. Slipway.

c. Taludblokleding.

d. Kolam berlabuh.

e. Peralatan dll.

8. Alat-alat bengkel/dock.

9. Spaeparts

10. Bahan-bahan baku dan bahan-bahan penolong

11. Bergingspomp.

12. Bakkenzuiger :

a. 1 cap 600 M3/h 1 buah

b. 2 bakkenzuiger cap 400 M3/h 2 buah

VI. K e a m a n a n L a l u l i n t a s P e l a j a r a n

Untuk meningkat kemampuan dibidang penjelenggaraan keama-nan pelajaran maka perlu diadakan rehabilitasi terhadap perlengkapan jang ada dan disamping itu mengadakan penambahan sebagai berikut :

a. Tanda-tanda lalu lintas laut.(1). Rehabilitasi

b. Kapal-kapal Rambu

(1). River buoy tenders k.i. 100ft 2

(2). Buoy tenders k.i. 150 ft 2

(3). Hlup bebakeningsschepen (type intan) 8

(4). Workshops (vlets) 16

VII. Telekomunikasi dan Elektronika.

Poweroutput daripada pematjar2 jang ada pada waktu ini sangat rendah. Djumlah station radio hanjalah sebesar 40 % dari saluran

180

Page 198: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

pemantjar jang diperlukan untuk seluruh wilajah Indonesia.Untuk mengatasi masalah ini maka perlu diadakan usaha-usaha rehabilitasi dan penambahan sebagai berikut :

a. Rehabilitasi alat2 telekomunikasi di

1. Djakarta2. Tjirebon3. Semarang4. Surabaja5. Pi1st Vessel Surabaja6. Kalianget7. Bensa8. Ampenan9. Belawan

10. Dumai11. Sambu12. Tandjung Uban13. Tandjung Pinang

b. Pembangunan baru gedung

1. Sabang2. Banda Atjeh3. Sibolga4. Selat Pandjang.5. Tembilahan6. Pakanbaru7. Bagansiapiapi8. Tarempa9. Padang

10. Pandjang 12. Muarasabak13. Merak14. Tjilatjap 15. Tegal

12. Tg. Balaikarimun13. Djambi14. Palembang15. Tarakan16. Balikpapan17. Pontianak18. Menado19. Makassar20. Ambon21. Sukarnapura24. Manokwari25. Merauke26. Sorong

penerima / pemantjar di :

15. Panarukan16. Ende17. Kupang 18. Samarinda19. Bandjrmasin20. Sampit21. Bitung22. Kendari23. Donggala24. Ternate25. Tual26. Dobo27. Biak28. Fak – fak

181

Page 199: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

c. Pembuatan Laboratorium Terutama di:

DjakartaSurabajaBelawan

d. Penjediaan alat2 telekomunikasi dan elektronik untuk stasiun stasiun radio baru.

e. Rehabilitasi alat2 telekomunikasi dan elektronik armada negara.

f. Penjediaan spare parts alat2 telekomunikasi dan elektronikuntuk armada Negara dan armada Niaga, Pelni, Djakarta Lloyd beserta Swasta bagi kapal2 dari 300 BRT keatas.

VIII. Fasilitas Pemeliharaan dan Perba'ikan Kapal.

Untuk dapat menampung Armada jang ada dan penambahan 2

dalam rangka pelaksanaan Pola Pembangunan seperti jang diurai-kan pada Bab2 . tentang Armada—Niaga diperlukan rehabilitasi terhadap fasilitas2 jang ada dan penambahan2 dock/slipway (dok apung dan dock gali) sebagai berikut:

Jang berukuran antara 100 — 500 ton lifting capacity (tlc) sebanjak 69 buah.

Jang berukuran antara 1.000—3.000 tic sebanjak 54 buah.

Jang berukuran antara 4.000—10.000 tie sebanjak 12 buah.

Penambahan tersebut keseluruhannja meliputi kebutuhan volume ruangan dok sebesar 186.000 tlc Penambahan: demikian diperlukan mengingat bahwa jang harus didok/diperbaiki tidak sadja kapal2

armada niaga, tetapi djuga kapal2 Pemerintahan, kapal2 keruk, kapal2

tunda, tongkang2, kran2 apung dll.

Dengan bertambahnja fasilitas dok maka perlu puts ditambah fasilitas2 perbengkelan dan unsur2 perlengkapan lainnja, termasuk kebutuhan alat2 survey, alat2 laboratorium jang diperlukan Biro Klasifikasi Indonesia.

Dengan adanja projek2 pembangunan dok/galangan dalam lingku-ngan pelbagai Departemen2 (projek2 dok galangan Gersik, Makassar. Pakin II, Ambon, Kapin, Semaraug dll.) jang diharapkan akan selesai dalam tiga tahun j.a.d. ini, maka fasilitas dok dan

182

Page 200: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

perbaikan kapal jang sesungguhnja dibutuhkan adalah sebesar 50 % daripada angka2 kebutuhan diatas.

IX. Perlengkapan Fasili tas Didarat.

Hingga sekarang terdapat sesuatu tidak keseimbangan antara besar investment jang dilakukan dalam bidang perlengkapan fasilitas di darat (walorganisasi) terhadap investment jang dilakukan dalam bidang armada sehingga mempengaruhi efisiensi dan produktivitas

Maka oleh karena itu perlu diadakan rehabilitasi dan pembangu-nan sebagai berikut.

a. Perluasan/Rehabilitasi Pendidikan A.I.P. Djakarta.

b. Perluasan/Rehabilitasi Pendidikan A.I.P. Makassar.

c. Perluasan/Rehabilitasi S.M.P. Semarang dan Makassar.

d. Rehabilitasi bengkel2, Menara, Mertju suar, gudang-gudang.

e. Membangun/Rehabilitasi gedung2 stasion radio beserta asramanja.

f. Membangun/Rehabilitasi asrama2.

g. Membangun rumah2/kantor2 instansi daerah.

h. Membangun basis kapal2 Kosatop.

i. Menambah alat2 transport darat.

X. Manpower dan Ski l l /Menta l Inves tment

Setiap pembangunan jang dilakukan dibidang apapun akan tiada artinja apabila tidak disertai dengan adanja human investment berupa pembentukan tenaga2 jang berkeahlian dan bermental sehingga mampu mendjalankan tugasnja dengan baik.

Diperkirakan kebutuhantenaga2 hingga achir tahun 1968 sebagai berikut :

Mualim 2.891Ahli Mesin 3.336Markonis 2.931Tatalaksana 3.407Tenaga-tenaga teknik tinggi 100

183

Page 201: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Tenaga-tenaga teknik menengah 505Tenaga-tenaga teknik rendah 3000

Suatu aspek daripada mental investment ialah penjelenggaraan ke-sedjahteraan jang hingga sekarang belum diadakan usaha2 jang banjak.Dalam hubungan ini dianggap perlu. adanja langkah2. untuk menjeleng-garakan :

1. pool buruh,

2. perumahan buruh,

3. balai pertemuan buruh,

4. kantin / dapur umum buruh,

5. tempat peribadatan buruh,

6. unit pendidikan,

7. unit kesehatan,

8. bantuan angkutan,

9. rekreasi buruh,

10. bantuan dana sosial buruh,

11. penambahan rehabilitasi.

XI. Pembangunan Pelajaran Sungai dan Terusan

Sungai dan terusan selalu sarana pelengkap dibidang perhubungan pengangkutan, didalam tingkat mensukseskan Revolusi Nasional. Indonesia dibidang ekonomi, memerlukan suatu pemikiran kearah pelaksanaan jang effisien dan segera sehingga dalam taraf perdju-angan sekarang ini sudah harus diaaakan kemanfaatannja.Rentjana tahap-bertahap sesuai dengan urgensi dan kebutuhan ialah sebagai berikut :

Sarana-.sarana angkutan :

Waterbussen :

River - trains

Usaha- 2 pelengkap ;

Terminal points ;

Bunker depots

Repair facilities.

184

Page 202: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Sarana - sarana kesedjahteraan :

Floating Clinic ;

River - ambulance ;

Floating Shop (multy purpose).

Penghantjuran kiham2 (riam2) di . Kalimantan.

Pendidikan kader untuk:

Technik /pengetahuan motor (mesin);

Tecknik bangunan kapal2 sungai;

Operasi ekonomis.

Membuat design dan layout kapal2 sungai/terusan untuk kepari-wisataan.

185

Page 203: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

PERHUBUNGAN LAUT

S TA T I S T l K.

Tabel A - Volume perdagangan antar-pulau

Tabel B - Volume Bulk Cargoes

Tabel C - Impor Indonesia

Tabel D - Ekspor Indonesia

Tabel E - Perkembangan Armada Niaga Nasional Pantai

Taber F - Perkembangan Armada Niaga Pantai Charter

Tabel G - Perkembangan Armada Niaga samudera Na-sional

Tabel H - Perkembangan Armada Niaga Samudera Charter

Tabel I - Djumlah kundjungan kapal

Tabel J - Arus muatan Impor–Ekspor Antar pulau dan Luar Negeri

Tabel K - Persentase pemakaian tambatan, gudang dan lapangan

Tabel L - Pemberian Air.

186

Page 204: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

TABEL A.VOLUME PERDAGANGAN ANTAR PULAU

( dalam ton )

TAHUNMINJAK BUMI

DANHASILNJA

DRY CARGOINCL. BULK-CARGO

DJUMLAH

195 3.330.039 - 2.797.183 - 6.127.222196

04.076.269 - 2.723.091 - 6.789.360

1961

3.703.932 - 3.026.741 - 6.730.673196

23.307.516 - 2.281.112 - 5.588.626

1963

3.500.000 x) - 2.800.000 x) - 6.300.000 x)196

43.700.000 x) - 3.300.000 x) - 7.000.000 x)

SUMBER B.P.S.

x) angka perkiraan

TABEL B.VOLUME BULK CARGOES (dalam Ton).

Semen 422.000 tonBatu bara 308.500 ,,Minjak Sawit

84.000 ,,Garam 195.000 ,,Aspal Buton 21.000 ,,Pasir Putih 18.000 ,,Pupuk 120.000 ,,

Djumlah 1.168.500 ton

TABEL C

I M P O R I N D O N E S I A( dalam ribuan rupiah )

187

Page 205: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

TAHUNGENERAL CARGO MINJAK BUMI

DAN HASILNJA TOTAL

1959 - 2.115.4 - 2.076.6 - 4.192.01960 - 2.244.6 - 975.2 - 3.219.81961 - 2.843.4 - 2.647.6 - 5.491.01962 - 2.099.7 - 1.789:9 - 3.889.61963 - 1.859.1 - 1.462.5 - 3.321.61964 X) - 18.0 - 1,288.0 - 1.306.0SUMBER : B.P.S.

: x) Djumlah s/d Djuni

TABEL DE K S P O R I N D O N E S I A

( dalam ribuan ton )

TAHUNGENERAL CARGODAN BULK CARGO

MINJAK BUMIDAN HASILNJA TOTAL

1959 - 2.243.3 - 12.425.2 - 14.668.51960 - 2.143.1 - 13.930.6 - 16.073.71961 - 2.446.8 - 15.490,5 - 17.937.31962 - 2.114.0 - 12.082.6 - 14.196.61963 - 2.364.6 - 15.218.9 - 17.583.51964 x) - 1.602.4 - 9.371.2 - 10.973.6SUMBER : B.P.S.

: x) Djanuari s/d Djuni

TABEL EPERKEMBANGAN ARMADA NIAGA NATIONAL PANTAI

( 100 BPT KEATAS )

TAHUN DJUMLAH PELNI SWASTA

1959 140.602 80.803 53.7941960 164.521 93.372 71.1491961 234.492 108.805 125.6871962 245.408 132.104 113.2141963 312.899 1) 154.006 158.8931964 335.704 2) 144.226 141.305

188

Page 206: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Tjatatan : 1) termasuk 3 kapal 175 KOTOE dan 2 kapal Depatemen ve- teran.

2) hanja kapal diatas 175 BRT keatas, termasuk 14 kapal 32.742 DWT charterpurchaso.

TABEL F.PERKEMBANGAN ARMADA NIAGA PANTAI CHARTER

( dalam BRT )TAHUN DJUMLAH PELNI SWASTA

1959 108.340 61.117 47.1631960 183.041 77.584 56.1301961 177.041 161.123 60.9191962 144.247 100.780 43.4671963 134.146 90.191 43.9551964 50.173 29.572 20.601

TJATATAN : - angka diambil rata2 perbulan- tidak termasuk kapal charterpurchase.

TABEL GPERKEMBANGAN ARMADA NIAGA SAMUDERA NATIONAL

( dalam DWT )TAHUN DJUMLAH DJAKARTA LLOYD SWASTA

1959 27.232 12.930 14.3021960 27.232 12.930 14.3021961 72.232 57.930 14.3021962 68.430 68.430 - 1)1963 103.789 78.930 2) 3.1451964 312.900 294.549 2) 18.351

TJATATAN : 1) pindah status mendjadi pelajaran pantai2) termasuk 4 kapal KOTOE 21.724 DWT dan 23 kapal

l94.046 DWT kapal charterpuchase.

189

Page 207: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

TABEL HPERKEMBANGAN ARMADA NIAGA SAMUDERA CHARTER

( dalam DWT )TAHUN DJUMLAH DJAKARTA LLOYD SWASTA

1959 79.750 30330 49.0201960 114.445 99.882 14.5621961 123.490 78.418 45.0731962 156,572 106.795 49.7771963 111.389 90.717 23.0471964 71.570 63.574 24.637TJATATAN : - angka diambil rata2 perbulan

- tidak termasuk kapal charterpurchase

TABEL IDjumlah kundjungan kapal

Tahun Djumlah kapal Isi kotor (M3)1959 ─ 35.117 ─ 80.401.6441960 ─ 52.520 ─ 103.642.0451961 ─ 51.244 ─ 75.976.1421962 ─ 56.753 ─ 119.587.9471963 ─ 56.244 ─ 106.821.7941964 ─ ─ ─ ─

Apabila diperintji menurut Daerah Pelabuhan maka Pelabuhan2 di Da- erah Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Djawa Barat, Kalimantan Ba-rat dan Djawa Timur, mendapat kundjungan kapal jang terbanjak, de-ngan djumlah rata2 4.000 s/d 16.000 kapal dengan djumlah hi kotor rata2 20.000 s/d 30.000 m3 setahunnja.

TABEL JArus Muatan Impor-Ekspor Antar Pulau & Luar Negeri

( dalam ton )

Antar Pulau Luar NegeriTahun Impor Ekspor Impor Ekspor1959 ─ 4.175.788 ─ 3.506.792 ─ 2.562.384 ─ 6.664.2921960 ─ 6.827.771 ─ 5.320.453 ─ 3.078.331 ─ 11.879.598

190

Page 208: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

1961 ─ 1.338.575 ─ 1.147.262 ─ 862.278 ─ 2.919.5171962 ─ 1.490.948 ─ 3.188.048 ─ 1.259.112 ─ 13.513.1991963 ─ 1.786.080 ─ 2.097.531 ─ 1.016.609 ─ 12.770.9501964 ─ ─ ─ ─

Tjatatan : muatan hanja jang melalui gudang.TABEL K.

PERSENTASE PEMAKAIAN TAMBATAN, GUDANG LAPANGAN

TAHUN TAMBATAN GUDANG LAPANGAN1959 ─ 52,75 ─ 67,3 ─ ─1960 ─ 50,6 ─ 73,3 ─ ─1961 ─ 51,0 ─ 79,3 ─ 32,61962 ─ 60,0 ─ 61,0 ─ 35,01963 ─ 51,0 ─ 47,0 ─ 62,01964 ─ ─ ─ ─ ─ ─

Atas dasar angka2 persentase tsb. diatas, terlihat bahwa pemakaian tam-batan, gudang berada diatas 50%, jang berarti baik. Pemakaian lapangan meskipun tadinja berada dibawah 50% tetapi kemudian mempu-njai tendens menaik.Pemberian air selama Periode 1959 – 1964 praktis sifatnja steady dan hanja terdapat kenaikan sedikit seperti dapat diliha;. Pada tabel D, di-mana Daerah Pelabuhan IV terutama Tg. Priok mempunjai leading po-sition sebesar 3.000.000 m3.

TABEL LPEMBERIAN AIR (dalam m3)

TAHUN1959 ─ 5.185.0391960 ─ 5.136.3271961 ─ 4.340.2311962 ─ 5.329.0931963 ─ 5.834.3341964 ─ ─

191

Page 209: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

PERHUBUNGAN DARAT, POS, TELEKOMUNIKASIDAN PARIWISATA.

I. P e rkemba ngan da l a m ma sa 1961 – 1964

A. Ke re t a Ap i

Usaha-usaha rehabilitasi jang didjalankan sedjak tahun 1963 memberikan hasil perkembangan sbb :

1. Tahun Prestasi dalam ka/km/sehari

1961 kl. 70.0001962 kl. 59.0001963 kl. 55.0001964 kl. 60.000

2. Program 7 tahun (1961 – 1967) : Tertjapai :

─Dieselisasi kl. 30%─Lok Uap kl. 40%─Pembaharuan gerbong kl. 30%─Pembaharuan kereta2 penumpang kl. 8%─Penggantian rel kl. 15%─Perkuatan Djembatan kl. 35%─Penggantian Bantuan kl. 20%─Pengamanan kl. 5%

3. Tambahan materil (sampai medio 1964) :─Lok diesel 136 bh.─Kereta diesel 10 bh.─Lok uap 21 bh.─gerbong 1275 bh.─kereta penumpang 112 bh.─Penggantian rel 387 km.─Penggantian djembatan 3500 ton.─Penggantian bantalan 870000 batang─Penggantian wesel dan persilangan 86 bh.

192

Page 210: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

4. Keadaan bakal pelanting (jang beradar).

Tahun 1963 :─ Lok uap 969 bh─ Lok Listrik 13 bh─ Raicar listrik 56 bh─ Lok diesel 202 bh─ Kereta penumpang 2.197 bh─ Kereta bagasi 486 bh─ Kereta barang 23.371 bh

5. Angkutan :1961 1962 1963 1964

Banjaknja penumpang

189.891.707 1.964.926.155 146.564.103 138.951.814 x)

Km x pe-numpang

7.336.268.187 7.093.870.095

Bagasi ba-njaknya (ton)

409.139 358.937 331.780 277.818 x)

Kiriman han-taran (ton)

72.132 86.947 52.061 37.416 x)

KirimanBiasa (ton)

5.138.074 4.417.514 4.063.669 3.651.394 x)

KirimanBiasa (ton)(km x ton)

1.101.422.502 1.029.409.875 95.378.596 888.419.794 x)

x) Angka perkiraan6. Dalam km/penumpang telah dapat dipertahankan kl. 7 miljard km/

penumpang. Dalam km/ton telah dapat dipertahankan sekitar 1 miljard km/ton.

B. POSTEL :1. Sambungan telpon (keadaan 1964 kl. 1 : 700 penduduk).2. Peralatan/bangunan 2 postel.Perluasan rata 2 tiap th. (1960 – 1963) 1964─ Pendirian-pendirian pos 2,69% 990 bh x)─ Kantor-kantor telpon 3,36% 474 bh─ Sambungan2 telpon 6,79% 146.709 bh x)─ Kawat telpon interlokal 5,62% 28.827 km─ Kawat telegrap 1,94% 24.141 km─ Pendirian-pendirian radio 1,2% 229 bh─ Pendirian2 kantor telegrap 2,23% 690 bh

Keterangan:x) tidak termasuk Irian Barat

angka th. 1964 = angka2 sementara

193

Page 211: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

3. Telekomunikasi .Sebagai pelaksanaan dari kebidjaksanaan djangka pendek jang telah ditetapkan pada pertengahan tahun 1963, titik berat diletakkan pada rehabilitasi pada materiel jang ada dan penambahan minimal untuk dapat menampung kebutuhan jang melondjak dari masjarakat. Dibidang telekomunikasi kebidjaksanaan ini meliputi perbaikan dan penjempurnaan ;

a. Hubungan internasional (radio telefonie dan telegrafi) dimana telah disempurnakan/liubungan antara Djakarta dan 11 kota di 5 benua: Situasi hubung&n telekomunikasi pada achir tahun 1964 adalah sbb :

Ta1egrafi

(1). protected ehannel (dengan menggunakan devisa untuk errorcorrection, TOR 7 unit).

D j aka r t a — Hamburg, Amsterdam„ — Hongkong, Manila, Osaka„ — Karachi, (dalam pertjobaan).

(2). non p ro toc t ed channe lDj aka r t a — Moskow

— Saigon, Bombay, Sianghai.i, — Sydney, Karachi.

Telefoni:

Djakarta dengan B e r n , A m s t e r d a m , untuk Eropah.─ Tokyo, Manila, untuk Asia dan transitt Amerika.─ Sjanghai untuk Asia dan R.R.T.─ Oakland (USA)─ Moskow─ Karachi

b. H u b u n g a n n a s i o n a l d a n r e g i o n a l telah diletakkan antara Djakarta dengan 15 Ibukota propinsi jang terpenting di Indonesia.

Hubungan ini akan lebih disempurnakan lagi diwaktu dekat jang akan datang dengan penggunaan protected channel, TOR 7 unit. Disamping itu telah dimulai dengan pelaksanaan pemba-

194

Page 212: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

ngunan projek microwave sebagai seluruh hubungan pokok jang menghubungkan Djakarta dengan kota2 besar di Djawa dan Bali.

(1) Hubungan Dalam Negeri.Telegrafi.Hubungan2 pertama printer.

Djakarta — Padang Djakarta — Banda AtjehDjakarta — Medan Djakarta — Pakanbaru Djakarta — Palembang Djakarta — Tandjung PinangDjakarta — Pontianak Djakarta — Balikpapan Djakarta — BandjarmasinDjakarta — Makassar Djakarta — Ambon Djakarta — Sukarnapura

Semua hubungan diatas adalah protected mempergunakan TOR 5 unit.Karena ternjata untuk djarak djauh TOR 5 unit kurang me-muaskan, maka direntjanakan untuk diganti dengan TOR 7 unit,

Untuk ini diperkirakan biaja US $ 3.500.000

Telex (telaprinter suchscriber dialing)

Djakarta — Padang Djakarta — MedanDjakarta — Tandjung PinangDjakarta — BandjarmasinDjakarta — Makassar Djakarta — Ambon Djakarta — Banda AtjehDjakarta — Pakanbaru Djakarta — Palembang Djakarta — Pontianak Djakarta — Sukarnapura

12) Hubungan lokal :Telah dimulai otomatisering telepon dari pelbagi kota di Djawa

195

Page 213: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

dan Sumatera seperti di Djakarta, Magelang, Solo, Padang, dan Palembang.Dalam rangka pelaksanaan Dwikora dan makin menghebatnja konfrontasi kita terhadap „Malaysia”, maka dalam telekomunikasi telah diutamakan perhubungan ke- dan di-daerah2 perbatasan dan pusat perekonomian kita jaitu :

Djakarta — Banda Atjeh/SabangDjakarta — Pekanbaru Djakarta — Pontianak Djakarta — Menado

Da lam r en t j ana :

Djakarta — Telanai Djakarta — Sukarnapura

Hubunga n 2 u t am a t e l epon :

Djakarta — Palembang Djakarta — Padang Djakarta — Medan Djakarta — Pekanbaru Djakarta — Tandjung PinangDjakarta — Pontianak Djakarta — Balikpapan Djakarta — Bandjarmasin Djakarta — Makassar Djakarta — Ambon Djakarta — Sukarnapura Djakarta — Banda Atjeh

4. POS:— Dibidang giro jang telah dimulai dalam tahun 1963 untuk Djawa sadja, dalam tahun 1964 ini telah dilaksanakan kegiatan-nja keseluruh tanah air. dengan pembukaan kantor sentral untuk giro di Medan disamping sentral-sentral giro jang telah ada di Djakarta, Surabaja dan Makassar,

— Pembangunan P. N. Postel dalam bidang Kantor' dan staf, adalah sebagai berikut:

1 buah kantor, Besar Pos dan 1 buah Kantor Telepon Tele-graph Pusat, di Djakarta, sedang di bangun dengan giat.Dalam bidang telepon menurut rentjana M.P.R.S. harus ditjapai otomatis telepon sebanjak k1. 130.605 buah nomor.

196

Page 214: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Jang telah dipesan sampai dengan tahun 1964 adalah 116.800 nomor, Dengan demikian kekurangan sebanjak + 13.200 nomor jang semestinja dalam semester ke II dari Pembangunan Semesta ini perlu dilaksanakan.

Perkembangan hubungan telekomunikasi ini begitu tjepat sehingga tidaklah dapat dihindarkan untuk memenuhi tje rising-demands untuk membangun suatu Micro Wave sisteem dan hubungan sinar jang sekarang dalam pelaksanaan dan diharapkan akan dapat sebagian besar diselesaikan sebelum semester ke II dari Pembangunan Semesta berachir.—Telah dilaksanakan penambahan kantor-post dipelbagai tempat diseluruh Indonesia sedjumlah 20 buah kantor setiap tahunnja.

C. ANGKUTAN BERMOTOR:P. N. ANGKUTAN BERMOTOR DAMRI.

1. Keadaan taman Kendaraan.

a. Djumlah kendaraan telah mengalami penambahan, tetapi kesuli-tan terutama untuk menjediakan spare-parts jang dibutuhkan mengakibatkan kemerosotan daja angkut dan tingkat nilai pela-janan.Fasilitas perawatan/reparasi jang djuga belum tjukup, membuat keadaan berkembang lebih tidak memuaskan,

b. Keadaan taman kendaraan pada scat ini digambarkan pada halaman2 berikut.(1) Kekurangan dalam fasilitas/kesempurnaan perawatan.(2) Penggunaan kendaraan melampaui kapasitas normal, karena

kemampuan melajani belum dapat mengimbangi demand jang terus naik

(3) Kekurangan spare-parts, minjak pelumas dll. Sbg.(4) Kekurangan dalam tata-laksana, chususnja dalam segi penga-

wasan atas penggunaan kendaraan.

II. Prestasi angkutan (dalam ribuan)

Prestasi Achir tahun─ angkutan 1961 1962 1963 1964─ penumpang 21.275 14.368 7.572 8.962─ Djumlah km 19.134 17.854 12.236 16.799

Perluasan kegiatan telah dilakukan dengan pembukaan projek di Pontianak, Kalbar pada tahun 1964 serta beberapa tempat di Irian Barat.

197

Page 215: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

LALU LINTAS DJALAN RAJA.Selama masa pembangunan 1961 — 1964 oleh Pemerintah telah di sediakan dana devisa bagi keperluan spare-parts sbb.

tahun 1961 ─ Rp. 331.500.000,-tahun 1962 ─ ,, 77.000.000,-tahun 1963 ─ ,, 90.000.000,-tahun 1964 ─ ,, 58.500.000,-

Dengan gambaran tersebut diatas dapat kiranja diambil kesimpulan sementara bahwa „the needs” kapada spare - parts bertambah lebih terasa sebegitu djauh dapat diperhitungkan Taman kendaraan jang terdiri dari ± 70.000 mobil barang dan ± 20,000 mobil bus, ± 70% telah berumur 6 tahun keatas.

Dapat kiranja disimpulkan bahwa sebagian besar dari taman ken-daraan ini berada dalam keadaan lumpuh.

Ditaksir 40% dari mobil barang, 70% dari mobil bus dan 30 % dari mobil penumpang tidak djalan. Untuk mempertinggi daja ang-kutan sudah pada waktunja pemerintah memasukkan lebih banjak truck dan mobil bus di tahun-tahun j. a. d.

Didalam pada itu ditahun-tahun 1964 telah ;mulai ditandaskan koor-dinasi jang lebih erat dengan Departemen jang ada kepentingan dengan masalah pengangkutan djalan raya misalnja dengan Depar-temen Perdagangan mengenai pengimporan kendaraan ketjil, spare parts kendaraan bermotor dan ban, dengan Departemen Perindus-trian Dasar dan Pertambangan mengenai impor kendaraan truck/bus dan kebutuhan bahan bakar /pelumas dan dengan Departemen Pekerdjaan umum dan Tenaga tentang pembangunan djalan-djalan, se-hingga dapat dihasilkan suatu kebidjaksanaan jang integral dan menjeluruh dalam bidang ini.

sebagai basil dari pada koordinasi ini maka untuk tahun 1964 telah ditetapkan untuk memperbaharui taman kendaraan kita dengan djumlah 8.500 buah truck/bus, disamping pengusahaan spare parts dan 350.000 buah ban.

D. PARIWISATA

1. Pembangunan hotel di Pelabuhan Ratu, Ambarukmo dan Bali akan selesai pada achir tahun 1960 dan 1966.

2. Pembangunan Hotel Banteng, dengan pengerahan dana2 Swasta.3. Wisma Nusantara sebagai suatu travel dan Trade centre.

198

Page 216: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

4. Hotel Indonesia di Djakarta jang telah dibuka sedjak pertengahan tahun 1962 sampai achir 1963 telah memberikan penghasilan kira2

US $ 1,5 djuta kepada Pemerintah,

5. Djumlah wisatawan asing jang mengundjungi Indonesia dalam tahun 1963 adalah 14.500 orang dengan pengeluaran rata -rata US $ 51,50 seharinja seorang, 14.000 orang dalam tahun 1963 dengan pengeluaran US $ 49,50 seharinja seorang dan dalam 5 bulan pertama 1964 rata-rata US $ 71 seorang seharinja, dengan target 16.000 wisatawan (M. P. R. S. menentukan target 13,500), orang wisatawan asing jang akan masuk Indonesia dalam th. 1968.

6. Didalam ketetapan M.P.R.S. disebut pembangunan usaha pariwisata dipulau Bali atau pulau Djawa sadja, sedjak 1962 atas instruksi Mandataris. maka daerah2 pariwisata diluaskan sampai Sumatera Utara (Medan dan Danau Toba).

7. Dalam 1963 room occupancy Hotel Indonesia adalah 70% dan pendapaten dari room sales adalah 85 % pada orang asing.

Generated foreign currendy adalah US $ 1.525.000 (netto)Total operating revebue adalah Rp. 1.756.147.000.-Total operating expence adalah Rp. 1.135.502.000.-Operation profit adalah Rp. 619.645.000.-

Pengeluaran untuk Hotel operations dalam Rupiah akan dapat ditutup dengan pendapatan rupiah sehingga pendapatan foreign currency dapat dianggap sebagai netto profit.

II. Perkembangan dalam masa 1965.A. Kereta-api

1. Adapun projek-projek jang disusun dalam Anggaran Belandja Pembangunan tahun 1965 ditudjukan untuk :a. Mempertahankan keamanan perdjalanan K. A.b. Mempertahankan nilai service jang telah ada.c. Membendung desintegrasi dan proses Uttering jang telah lama

berdjalan.

2. Rentjana pembelian barang2 spare-parts lebih diutamakan agar supply spare-parts dapat dengan kontinu diserahkan kepada lalu - lintas jang sangat membutuhkannja.Dalam Dekon telah direntjanakan untuk mengadakan spare-parts sedjumlah +2 tahun, sedans rentjana untuk tahun pembelian 1965 ini barn meliputi persediaan + 1s/d 1 1/2 tahun.

3. Penggantian rail direntjanakan untuk dikerdjakan sepandjang + 295 km. jang berarti baru merupakan + 10% dari djumlah (jang harus dikerdjakan/diganti ± 2823 km)

199

Page 217: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

4. Pekerdjaan penggantian djembatan2 untuk tahun 1965 diren-tjanakan hanja :]_ 300 ton sedangkan kapasitas mengganti men-tjapai + 1000 ton dalam 1 tahun.

5. Potensi pengangkutan akan diusahakan untuk dapat dipertinggi (target. 90.000 Ka/km ; tingkat kemampuan jang ada 69.000 Ka/km)

6. Pendapatan diusahakan untuk dinaikkan.7. Dalam rangka rehabilitasi umumnja dan usaha menaikkan taraf

pelajanan, keamanan dan daja angkut chususnja. usaha2 di bidang perkereta-apian dalam tahun 1965 jang dibiajai dari Anggaran Pembangunan berupa :a. Penambahan rolling stock dan track materiaal serta equipment

dengan melaksanakan impor.(1) 125 buah lock DH, 11 buah lok uap bergigi.

(2) 4400 buah gerbong, 1000 buah gerbong barang,

298 buah kereta, 6 buah kereta bogies, dan 10 buah kereta diesel.

(3) track material and aquipment dan material fortrack switches & Crossing.

b. Rehabilitasi persediaan barang gudang untuk mempertahan-kan nilai service, keamanan dan lain-lain.

c. Rehabilitasi djalan kereta api dan perlengkapannjadi Projek Semarang, Surabaja, di Sumatra Selatan dan Atjeh.

d. Rehabilitasi bakal pelanting :

(1) 6 bh. lok untuk Padang, pembangunan 2 bh. lok langsir, perobahan 30 bh. lok mendjadi olie — stoker, pengangkutan 4 bh. lok D52 dari Djawa ke Sumatra Selatan dan 7 bh. lok dari Djakarta ke Padang, pene-rimaan dan pemeriksaan 35 bh. lok DH dari Krupp, pesanan /pemasangan airbrake tonum dan headlights serta torbo generators.

(2) Montage 1000 bh. gerobag garam pada „Boma” mon-tage dan assembling 135 bh. kereta dan 3400 gerbong, pembangunan 30 bh. gerobag.

e. Rehabilitasi Dalai Karya (pembelian mesin2, pembuatan bunkers residu dan instalasi persediaan air, pembuatan kapal dan tongkang ).

200

Page 218: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

B. P.N. POSTEL

Projek2 pembangunan P. N. Postel untuk tahun 1965 adalah

1. Pembangunan Masterplan Kantor Pos Ibu Kota Djakarta Raja.

2. Projek Telekomunikasi Gambir

3. Projek microwave Djawa-Bali-Lombok dan perluasan hubungan sinar dan gelombang pembawa di Sumatra -Djawa- Kalimantan dan Nusatenggara.

4. Pembangunan central otomat dan djaring telepon Bukittinggi, Padang/ Telukbajur, Pekanbaru, Djambi, Palembang, Tandjung-karang, Amboina, dan perluasan Makassar.

5. Projek Campas ( Telecommunication Training Centre )

C. ANGKUTAN BARANG - BARANG.

Angkutan Bermotor P.N. „DAMRI’’

a. Projek2 jang ditjantumkan dalam Anggaran Belandja Pemba-ngunan 1965 pada pokoknja bertudjuan:

─ memperbesar usaha operasi, dan

─ memperluas wilajah kegiatan dalam rangka pelaksanaan tugas DAMRI sebagai potensi tjadangan strategis (terutama perluasan didaerah2 luar Djawa).

b. Untuk itu dilaksanakan.

─ Penambahan bis diesel dan truck

─ Pembangunan projek angkutan di Ambon

D. PARIWISATA.

1. Projek2 jang sedang dalam pelaksanaan.

a. Samudra Beach Hotel Pelabuhan Ratu

b. Ambarukmo Palace Hotel Jogjakarta

c. Bali Beach Hotel Sanur

d. Perumahan Pegawai Hotel Indonesia

e. Akademi Perhotelan / Perestoran Bandung

f. Wisma Nusantara Djakarta.

201

Page 219: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2
Page 220: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

III. Pokok2 kebidjaksanaan pembangunan 1966 s/d 1968,

A. Kereta-api.

1. Usaha dipusatkan pada rehabilitasi jang ditudjukan untuk :

a. mempertahankan keamanan perdjalanan kereta api,b. menaikkan daja angkutan,

c. mempertahankan nilai service,

d. mentjegah desintegrasi dan proses intering lebih landjut,

e. memperbaiki segi pendapatan.

2. Tindakan2 / usaha2 jang perlu dilakukan.

a. Penggantian ril

jang untuk tahun selandjutnja (1966, 1967, 1968.) disesuaikan a. 1. dengan kedatangan rolling stock barn terutama lok- lok serta spare-parts

b. penggantian / perbaikan djembatan.dengan kapasitas mengganti + 600 ton / tahun, pada dewasa ini

c. rehabilitasi alat- alat keamanan

d. rehabilitasi bengkel - bengkel kereta api.

(1)rehabilitasi alat2 perlengkapan.

(2)mempertinggi effisiensi kerdja.

(3)memadjukan usaha membuat spare-parts

e. pendidikan kader

f. penjempurnaan ta;talaksana dan disiplin kerdja.

3. Rentjana dibidang perhubungan kereta api adalah untuk menaik kan daja angkut dari 60.000 km / hari mendjadi 95.000 km / hari, jang akan dibarengi dengan usaha2 untuk menaikkan pen-dapatan. Hal ini dapat terlaksana apabila kebutuhan akan spare-parts, peralatan2 untuk rehabilitasi djalan dan bangunan serta kebutuhan kebutuhan akan bahan bakar dan minjak pelumas, dipenuhi.

202

Page 221: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

B. Perhubungan Pos dan Telekomunikasi.

1. Usaha-usaha dititik beratkan pada :

a. memperlantjar komunikasi/mempertjepat tempo komunikasi di Pusat (Djakarta) dan antara Pusat dan Daerah.

b. hubungan djarak djauh antar -pulau.

c. mempermudah hubungan pos dalam satu Daerah.

d. menjempurnakan komunikasi internasional.

2. Usaha-usaha berupa:

a. penjelesaian Master-plan Kantor Pos Djakarta Raya, dan pe-njelesaian Gedung Telegrap di Djakarta.

b. pembangunan telex

c. memperluas hubungan micro-wave.

d. penjelenggaraan beberapa sentral otomat tilpon.

e. memperbaiki/menambah kantor-kantor pos didaerah.

f.pendidikan kader, dan

g. perbaikan tata - laksana.

C. Angkutan bermotor dan lalulintas djalan.

1. Perkembangan lalu lintas bermotor/angkutan bermotor tidak dapat dilepaskan dari ke/dan djalan2. Kedua-duanja saling mempe-ngaruhi. Oleh karenanja suatu kebidjaksanaan disektor Angkutan bermotor menghendaki pula suata "tegemoetkoming" atau sin-kronisasi dalam kebidjaksanaan pembangunan dan pemeliharaan djalan-djalan dan sebaliknja.

2. Inti kebidjaksanaan dalam coal penjelenggaraan angkutan ber-motor untuk 3 tahun jang akan datang terdiri dari ;a. penambahan djumlah kendaraan terutama jang berupa bis dan

truck dengan dasar:

(1) peremadjaan persediaan kendaraan.

(2) penambahan kebutuhan angkutan, dengan mengutamakan daerah2 diluar Djawa untuk memperlantjar produksi dan distribusi didaerah2 jbs.

(3) pembatasan djumlah mobil penumpang.

203

Page 222: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

b. penjediaan spare-parts ban, dan minjak pelumas setjara kontinu dan mentjukupi.

c. peningkatan kapasttas perawatan setjara kwantitatip dan kwa-litatip.

d. Rehabilitasi Kendaraan jang rusak.

e. pengaturan penggunaan kendaraan dan pengawasannja.

f. pembatasan djumlah mark dan type kendaraan.

g. perbaikan dan perawatan djalan2, setjara kolektip.

3. Chusus mengenai DAMRI, maka disamping rehabilitasi dan penambahan kendaraan2 serta supply spareparts jang tjukup dalam rangka perluasan daerah eksploitasi diluar Djawa dan peningkatan nilai pelajanan, perlu ditingkatkan effisiensi kerdja dan diberi prioritas pada perbaikan alat2 perbengkelannja.

D. Pariwisata.

Dibidang Pariwisata direntjanakan kebidjaksanaan sbb.:

1. Pembangunan fasilitas2 kepariwisataan dan usaha2 jang berhu-bungan erat dengan turisme untuk menampung kebutuhan2 jang timbul dalam rangka usaha mentjapai target djumlah wisatawan dari luar negeri.:

Tahun 1965 . 16.000 orang

Tahun 1966 . 20.000 orang

Tahun 1967 60.000 orang

Tahun 1968 135.000 orang

2. Pembangunan fasilitas-fasilitas tsb. diatas meliputi :

a. penjelesaian pembangunan hotel2 Samudra Bach Pelabuhan ratu Ambarukmo (Jogja), Sanur (Bali). dan penjelesaian perumahan pegawai Hotel Indonesia.

b. pembangunan beberapa hotel diluar Djawa (Medan dan Prapat).

c. Rehabilitasi a. 1. daripada Hotel Duta Indonesia dan Hotel Simpang (Surabaja).

3. Taraf service akan diperbaiki dengan a. 1. :a. Training daripada personalia.

204

Page 223: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

b. Perbaikan management:

c. penjempurnaan alat periengkapan:

d. perbaikan fasilitas2 jang diperlukan para wisata didalam negeri:

4. Sales - promotion dan industri2 jang berhubungan dengan ke- pariwisataan diteruskan pengembangannja,

205

Page 224: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

RENTJANA POLA PEMBANGUNAN

P . N . A N G K U T A N M O T O R , , D A M R I ’ ’

Disusun oleh :

DEP. PERHUBUNGAN DARAT & P.T.P.

206

Page 225: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

RENTJANA POLA PEMBANGUNAN P.N. ANGKUTAN MOTOR“DAMRI” Th. 1961 s/d 1968

ICHTISAR KEADAAN BPU – DAMRI ( Th. 1965 )

1. STATUS DAMRI

Sesuai dengan Perpu No. 19 tahun 1960, Status DAMRI jang se-mula I.C.W. penuh dan diperlakukan sebagai I. B. W. telah dirobah mendjadi — Perusahaan Negara—dan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 233 tahun 1961 (L. N. No. 293 tahun 1961), DAMRI telah di djadikan bentuk badan hokum jakni, Badan Pimpinan Umum Peru-sahaan Negara Angkutan Motor "DAMRI" atau disingkat BPU—DAMRI,

2. Tugas kewadjiban BPU—DAMRI

a. Tugas kewadjiban BPU DAMRI berdasarkan P.P. No.233 tahun 1961 adaiah :

„menjelenggarakan pengangkutan umum dengan kendaraan bermotor diatas djalan raja diseluruh wilajah Nasional baik angkutan barang dengan truck maupun angkutan penumpang dengan bis”.

b. Dalam menjelenggarakan tugas kewadjiban diatas, pada saat ini BPU— DAMRI masih belum memperoleh kesempatan jang tjukup luas untuk menjelenggarakan angkutan barang dengan truck di-mama hanja barn 15% dari seluruh kegiatan2 dikerahkan untuk keperluan itu, sedangkan ± 85 % lagi menjelenggarakan angkutan Penumpang dengan bis.

3. Susunan Organisasi BPU— DAMRI

I. Kantor Pusat ……. selaku instansi Pengatur dan penanggung-djawab Pusat tempat kedudukan di Djakarta.

II. Kantor2 Eksploitasi selaku instansi Tjabang jang berfungsi Pe-ngawas dan Penanggung djawab dalam wila-jahnja.Ada 9 Kantor Eksploitasi jakni :Expl. Djakarta Raja, Djawa-Barat, Djawa-Tengah, Djawa Timur ( incl. Bali, Lombok dan Sumbawa), Sumsel. Sumsel, Kalimantan barat dan Maluku di Ambon (baru dibuka)

207

Page 226: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

III. Bengkel ……… selaku Instansi Penjelenggara Perbaikan/revisi kendaraan :Terdapat 5 buah bengkel jakni di Bandung Jogja, Surabaja, Madiun dan 1 Bengkel Pro-duksi di Bandung.

IV. Stasiun ………. selaku Instansi / Unit Pelaksana angkutan,: sekarang terdapat 44 Unit Stasion.

4. Taman kendaraan BPU—DAMRI.

1. A l a t - a l a t a n g k u t a n p e n u m p a n g ( B i s )

a Bis diesel I. H. (type th. 60, 61, 63).

a. 1. Djumlah semua 354 buah

a. 2. Jang dapat dipakai (dalam keadaan baik/djalan) 237 buah

a. 3. Dalam keadaan rusak/tak dapat Dipakai 117 buah

b. Bis diesel „Ikarus 32” (type th. 59).

b. 1. Djumlah semua 21 buah

b. 2. Jang dapat dipakai/dalam keadaan baik 6 buah

b. 3. Dalam keadaan rusak/tak dapat dipakai 15 buah

c Bis bensin (Chevrolet, Ford, Dodge dll. th,- 42—`60).

c. 1. Djumlah semua 305 buah

c. 2. Jang dapat dipakai /dalam keadaanbaik/djalan k. I. 60 buah

c. 3. Dalam keadaan rusak bent(th. 56 kebawah) 245 buah

680 buah

208

Page 227: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

II. Alat/Angkutan Barang: (Truck 3—4 ton).

a. Truck diesel

a. 1. Djumlah semua 50 buah

a. 2. Jang dapat dipakai/dalam keadaanbaik djalan k.l. 42 buah

a. 3. Dalam keadaan rusak/ tak dapat dipakai 8 buah

b. Truck Mercedes (Type th. '60)

b. 1. Djumlah semua 10 buah

b. 2. jang dapat dipakai/dalam keadaanbaik djalan 6 buah

b. 3. Dalam keadaan, rusak/tak dapatdipakai 4 buah

c. T r u e k ben s i n: (Chevrolet, Dodge, Ford, Type '45 — 55

c. 1. Djumlah semua 29 buah

c. 2. Jang dapat dipakai/dalam keadaanbaik djalan 8 buah

c. 3. Dalam keadaan rusak berat 21 buah

Djumlah truck : 89 truck

5. Keadaan Trajek Angkutan Bis.

a. Diseluruh Indonesia BPU—DAMRI memiliki trajek2 bis menurut idzin berdjumlah - sebanjak 360 trajek (Projek Irian Barat dan Ambon) dengan djumlah frequensi rit sebanjak k.l. 2.200 rit.

b. Adapun pandjang/djarak trajek seluruhnja berdjumlah 36.000 KM jang barns ditempuh oleh 445 buah bis tiap harinja (bis wadjib djalan).

c. Sebagian daripada trajek2 seperti tsb. diatas adalah merupakan trajek2 jang berfungsi- sosial ekonomis-jang pada, umumnja adalah trajek2 jang tidak rendabel jang menghubungkan Kota2 dengan daerah2 terpentjil dimana oleh BPU—DAMRI wadjib diselenggara-kan guna meninggikan kemakmuran rakjat di desa-desa, marteiil dan sprituil,

209

Page 228: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

6. Tena ga K erd j a / Pe gaw a i

a. BPU — DAMRI diseluruh Indonesia mempunjai pegawai/Karyawan sedjumlah 4.074 orang jang tersebar di :

I. Kantor Pusat sebanjak 185 orang II. Ekspl. Djaya sebanjak 370 orangIII. Ekspl. Djabar 1.196 orangIV. Ekspl. Djateng 903 orang

V. Ekspl. Djatim ( incl. Bali, Lombokdan Sumbawa). 1.096 orang

VI. Ekspl. Sum.- Sel. ( incl. Djambi) 225 orang VII. Ekspl. Sul. - Sel. 108 orangVIII. Ekspl Kal. - Bar. 28 orang

IX. Ekspl. Irian Barat —X. Ekspl. Maluku di Ambon —

XI. Bengkel Unit Bandung 145 orang

7. Ma sa l ah S pa re—pa r t s :

a. BPU—DAMRI dalam bidang pemeliharaan dan perawatan kenda-raan2 djuga mengalami kesulitan2 tentang persediaan spare-parts, oleh karena bahan sadja sulit untuk memperoleh barang2 tersebut tetapi djuga harganja sangat mahal hingga tidak sesuai lagi dengan perhitungan2 setjara bedryfs-commercieel terutama mengenai spare-parts kendaraan2 model tahun tua (tahun 1945— 1957)

b. Berhubung karena kendaraan diesel 1.H. adalah merupakan sebagian besar dari fleet jang dapat dipakai sekarang ini, maka usaha2 untuk mendapatkan spare-parts 1.H. telah dilakukan dengan segiat2 nja jang pada achirnja selalu terbentur pada masalah — devisa. Pada tahun 1964 BPU — DAMR1 hanja mendapatkan — djatah import — untuk spare-parts sedjumlah U S $ 50.000 untuk 404 buah kendaraan jang berarti untuk 1 kendaraan disediakan spare-parts k.l. US $ 100 / tahun hal mana djauh dari mentjukupi.

c. Berdasarkan ketetapan2 M.P.R.S. No. Vl/MPRS/1965 pasal 14 ajat (1) dalam Amanat Politik Berdikari, dan guna mentjegah ketergantu-ngan kita dengan Luar Negeri, BPU—DAMRI semendjak permulaan tahu 1965 telah menjelenggarakan pembikinan sendiri sedjumlah djenis spare-parts dan assorted parts sebagai pengganti barang2

import (innovation) dan sekarang ini telah memasuki tahap masa - production.

210

Page 229: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Djenis2 spare — parts jang dibikin itu al. adalah : glow plug cellonoid, hand primer, fuel pump-water; pump-piston; ring (dalam experimen) main and ball bearing, pintle spring, kingpin dsb:

d. Disamping spare-parts, djuga ban dan bahan2 bakar lainnja menga-lami djuga kesulitan2 akibat kurang teraturnja distribusi disamping harganja jang selalu meningkat.

8. Facilitas Maintenance ;

a. Perawatan/pemeliharaan berkala:Setiap Kantor Stasion diwadjibkan pula menjelenggarakan doore-mering berkala seluruh kendaraan2 jang berada dalam formasi jbs. disamping melakukan reparasi2 jang ketjil dan sedang.

b. R e p a r a s i b e r a t . o v e r h a u l i n g , r e v i s i e n g i n e d s b .

Kepada Bengkel2 Reparasi diwadjibkan melakukan Reparasi-reparasi berat overhauling, revisi engine, reconditioning engine, dsb. terhadap kendaraan2 jang berada dibawah formasi wilajah Eksploitasi jbs

c. Alat 2 Bengkel /Lubricat ing equipment dl l .

Mengenai alat2 / tools ini pada umumnja masih kurang dari tjukup dan sebagian besar terdiri dari alat2 /tools dan mesin2 model lama hingga— effesiency kerdja—masih belum dapat dipenuhi.

d. Tenaga2 Teknik untuk perbengkelan

Guna mempertinggi technical skill dari para montir2 / tukang, BPU DAMRI telah seringkali mengadakan :

I. Appliansi — kursus mengenai—teknik kendaraan bermotor (teori dan praktek).

II. Latihan2 kerdja (training on the job) mengenai ketrampilan untuk mempertinggi produktivitas kerdja.

III. Pendidikan chusus mengenai motor diesel—systeem perawatan reparasi/revisi engine dsb.

IV. Pendidikan2 dan latihan2 lainnja jang diadakan locaal/ setempat.

V. Mengirimkan beberapa tenaga achli teknik ke Luar Negeri (Hongaria, Australia dan Djepang).

POLITIK BARU BPU— DAMRI

Berdasarkan Amanat Politik Berdirikari dan Ketetapan M.P.R.S. No. VI/MPRS/1965, politik pembangunan dan perkembangan BPU—DAMRI harus mengalami pula Ranting Stir — jang dapat mewudjudkan arah

211

Page 230: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Commanding position—sebagai Unit Ekonomi Sektor Negara hingga sekaligus BPU — DAMRI dapat pula didjadikan sumber penghasilan Negara untuk menjumbang—pembangunan Masjarakat Sosialis Indonesia.

Djustru karena itu, maka garis2 besar haluan pembangunan dan perkembangan BPU— DAMRI selama 3 tahun jang akan datang ini (1966 s/d 1968) hendaknja diatur dan disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan sbb.:

1. Wi l a j a h keg ia t an A ngku tan .

a. Pada setiap wilajah /daerah Republik Indonesia deli Sabang sampai Merauke dimana terdapat djaring2 Angkutan Djalan Raya jang dapat ditempuh—kendaraan bermotor—BPU-DAMRI wadjib mela-kukan tugas jang telah diberikan kepadanja jakni :

— menjelenggarakan pengangkutan untuk keperluan Umum dan keperluan Pemerintah/Negara, baik Angkutan Barang maupun angkutan penumpang.

b. Pada wilajah2 /daerah2 dimana tidak terdapat djenis Angkutan Darat lainnja (Kereta api) kekosongan Angkutan ini — hendaklah diberikan— pengutamaan terlebih dahulu kepada BPU-DAMRI untuk menjelenggarakannja.

2. Angkutan Penumpang Djurusan.a. Pada setiap djaring angkutan/trajek bits, baik trajek2 jang—rendable

maupun jang kurang rendable tapi vitaal bagi kesedjahteraan rakjat tani dan pedagang ketjil, barns menjelenggarakan angkutan ter-sebut dengan minimum sebanjak 2 (dua) bis. Dengan demikian BPU-DAMRI dapat pula bertindak selaku „prysleiderschap” dalam bidang angkutan penumpang ini sehingga Unit ekonomi Sektor Swasta dapat berkembang setjara sehat.

b. Pada trajek2 jang menghubungkan daerah2 terpentjil dengan daerah2 /Kota2 lainnja dimana „bedryfs-ekonomis” kurang menarik bagi para pengusaha Sektor Swasta sedangkan sosial ekonomis sangat dibutuhkan oleh rakjat tani dan pedagang ketjil, BPU - DAMRI menjelenggarakan pula angkutan pada trajek2 tersebut.

c. Pada kota2 industri dan kota2 besar dimana banjak terdapat kaum buruh, pegawai negeri, peladjar, mahasiswa, pedagang2 ketjil dan golongan karyawan lainnja jang membutuhkan angkutan Bis Kota / angkutan pinggir kota (subarban transport) jang teratur dan tjepat, kepada BPU-DAMRI diberikan pula tugas menjelenggarakan angkutan bis kota ini.

212

Page 231: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

3. Angkutan Penumpang Pariwisata:a. Dalam rangka membina dan mempertinggi kehidupan Bangsa dan

melaksanakan usaha2 National and Character Building hendaklah kepada setiap penduduk diatas bumi Indonesia ini diberi kesem-patan menikmati dan meresapkan — kekajaan alam dan bumi In-donesia jang indah — ini. Untuk mentjapai hal termaksud, BPU - DAMRI harus diberi kesempatan jang lebih luas dalam menje-lenggarakan Angkutan Pariwisata dengan kendaraan bermotor / bis dimana objek2 pariwisata tersebut tersebar pula diseluruh kepu-lauan Indonesia.

b. Dalam memperkembangkan pula objek kepariwisataan luar Negeri, sesuai dengan kerangka ketiga dari tudjuan Revolosi K. I. BP U - DAMRI supaja dapat menjediakan fasilitas2 angkutan jang serba lux guna mengsukseskan service kita kepada tamu2 luar negeri tersebut.

4. Angku t an Ba ra ng Truck :a. Sesuai dengan prinsip Berdikari dalam Ekonomi, dimana pertanian

dan perkebunan adalah — dasar kekuatan ekonomi — dan industri adalah tulang punggungnja.(Ketetapan M.P.R.S. No. VI/MPRS/1965 Pasal I) BPU-DAMRI harus: memusatkan kegiatan penjelenggaraan Angkutan Barang dengan Truck terhadap barang2 pertanian Rakjat, hatsil Perkebunan Rakjat dan hasil Perkebunan Sektor Negara terutama guna keper- luan export diseluruh wilajah Nasional.

b. Dalam memperkembangkan dan meningkatkan industri-industri dalam Negeri sebagai tulang punggung kekuatan ekonomi kita maka pada setiap kota2 Pelabuhan Utama (main Port) dan kota -kota pusat Industri, maka ditempat2 tersebut hendaklah dikerahkan pula alat2

Angkutan truck / Truck Gandengan milik BPU - DAMRI hingga dapat membantu kelantjaran— flow of goods— bahan-bahan baku guna keperluan Industri dalam Negeri.

4 . Pas i l i t a s 2 Pembinaan /Pemel iharaan Ala t 2 Angkutan :a. Service Stasion

Dalam memperpandjang umur alat2 angkutan dan menambah djum-lah perdjalanan KM dari tiap2 alat angkutan jang ada:Perlu disediakan peralatan2 / Mat Perbengkelan jang lengkap pada masing2 Unit Setasiun dengan perintjian sbb:

I. 1 (satu) Unit Service equipment compleet II. 1 (satu) big set hand toolsIII. 1 (satu) set special tools dan special equipment

213

Page 232: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

b. Bengkel Reparasi

1. Sesuai dengan — Politik Berdikari — peningkatan perkembangan dari kegiatan2 Perbengkelan ini harus pula disesuikan dengan perkembangan dan peningkatan dari alat2 angkutan BPU-DAMRI baik mengenai kwantitas2 Unit2 Bengkel maupun mengenai —modernisasi technologi perbengkelan

2. Pada setiap wilajah Eksploitasi, didirikan 1 Unit Bengkel dengan 1 (stun) Unit Workshop equipment Compleet tingkat kelas I. Untuk keperluan 3 a 4 Stasiun perlu diadakan pula 1 (satu) Unit Workshop equipment tingkat kelas II,

c. Bengkel Produksi

1. Guna melandjutkan ketetapan M.P. R.S. No. VI / MFRS / 1965 pasal 14 ajat (1) dan menghemat pemakaian devisa Negara kegiatan2

BPU-DAMRI membuat spare-parts, Kabin Truck, Bus Body,

Microbus Body dll. harus pula ditingkatkan pembangunan dan perkembangan jang baik peningkatan kwantitas dengan disesuai-kan dengan kebutuhan maupun peningkatan kwantitas.

2. Berdasarkan hal2 diatas, Unit Bengkel Produksi ini harus di tambah djumlahnja hingga mendjadi 3 Unit jakni: di Bandung (sudah ada). Surabaja dan 1 Unit di Sumatera.

6. Pendidikan Kader2 Pembangunan

a. Untuk melaksanakan dan meneruskan pembangunan/perkembangan BPU-DAMRI sebagai alat pengemban Ampera sesuai dengan ga-gasan Politik Baru BPU -DAMRI seperti tersebut diatas perlu mengadakan pembentukan Kader2 pembangunan dalam segala bidang disamping tenaga2 jang ada sekarang hal mana adalah merupakan-konditio sinequa non—jang harus terlebih dahulu diadakan.

b. Pada langkah pertama pendidikan kader2 tersebut dibagi atas 4 dju-rusan jakni;

1 Djurusan Kepemimpinan Perusahaan,2 Djurusan Keuangan3 Djurusan Ketehnikan Kendaraan Bermotor dan Perbengkelan,4 Djurusan Ekonomi Pengangkutan.

c. Guna keperluan pendidikan kader2 tersebut perlu didirikan Balai Pendidikan Kader BPU—DAMRI jang representatif dan disesuaikan dengan tudjuan2 Revolusi,

214

Page 233: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

RENTJANA PROJEK2 3 TH. BPU – DAMRI

Pada pokoknja sifat Projek BPU - DAMRI dalam Banting Stir Rentjana 3 tahun (1966 s/d 1969) jad. ini pada garis besarnja dapat di bagi 3 arah :

1. Pembukaan wilajah baru /Perkembangan Baru:a. Selama 3 Th direntjanakan paling sedikit diseluruh wilajah NasionaI

telah tersebar 100 Unit Stasiun BPU-DAMRI ; 30 Unit di Djawa & Madura dan 50 Unit di Daerah-daerah Luar Djawa.

b. Dan pada setiap wilajah Propinsi Tingkat 1 dibentuk Kantor Eksploitasi sebagai instansi Pengawas dan Penanggung Djawab dalam wilajah Propinsi tersebut.

c. Pada setiap pembukaan Unit Setasiun baru, minimal .harus mem-punjai 1 Unit Truck (8 buah) dan 1 Unit Bis (8 buah) dan alat2 perlengkapan lainnja.

2. Konsolidasi :

Di Unit2 Stasiun jang telah ada sekarang ini dan belum memenuhi standaard seperti tersebut diatas perlu ditambah kekuatan fleetnja, wilajah operasi, alat2 pelengkap lainnja dan sebagainja.

3. Penggantian/Pembaharuan :

Alat2 Angkutan jang lama tak dapat dipakai lagi, perlu diperbaharui dan diganti dengan alat2 Angkutan Baru.Demikian djuga halnja dengan outilage perbengkelan dan alat - alat pelengkap lainnja.

215

Page 234: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

RENTJANA PEMBANGUNAN PARIWISATA

( 1965 – 1968 )

Disusun oleh

(Dep. Perhubungan Darat & P.T.P.)

216

Page 235: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

RENTJANA PEMBANGUNAN PARIWISATA1965 — 1968

Didalam Ketetapan M.P,R.S. mengenai Pembangunan Semesta dalam bidang Pariwisata tidak diterangkan dengan djelas nama2 projek, akan tetapi target 135.000 orang wisatawan acing jang akan masuk Indonesia didalam 1968. Untuk inemungkinkan kedatangan ini dan untuk dapat menerima djumlah2 jang besar itu, maka diperlukan pem-bangunan2 fasilitas2 seperti jang disebut didalam lampiran2 nota ini.

Didalam ketetapan M.P.R.S. disebut pembangunan usaha pariwi-sata dipulau Bali dan pulau Djawa sadja, Sedjak 1962 atas instruksi Mandataris, maka daerah2 pariwisata diluaskan sampai Sumatera Utara (Medan dan Danau Toba).

Selandjutnja oleh Mandataris setelah selesainja Trikora-dipandang perlu dilantjarkan pembangunan daerah di Ambon dandi Makassar.

Pembangunan sebuah Hotel dan perkembangan pariwisata adalah usaha tepat, jang mengikut sertakan perkembangan diseluruh bidang ke-hidupan. Pariwisata adalah usaha jang memenuhi ketiga kerangka revo-lusi. Hal2 jang tersebut.itu terlukis dalam rentjana, Departemen (lihat ha-laman2 berikut).

Didalam rentjana itu djuga disebut projek2 perbaikan pelajanan pada wisatawan dengan mengrehabilitasikan hotel2 lama, jang dapat di-lakukan setjara tjepat dan terus dapat menghasilkan.

Didalam rentjana djuga diterangkan taksasi2 pendapatan bersih, jang sebetulnja sulit untuk diramalkan, karena sangat tergantung dari banjak hal2 jang diluar kekuasaan kita.

Didalam perentjanaan ini dikirakan djumlah2 wisatawan sebagai berikut :

dalam 1963 16.000 orang1966 20.000 orang1967 60.000 oraog1968 135.000 orang1972 235.000 orang

Didalam taksasi pendapatan hotel2, disebut pendapatan dari bu-ah hotel2. Sebetulnja pendapatan negara akan foreign currency adalah lebih besardari itu, jaitu untuk tours, untuk plane di dalam negeri, untuk souvenier, untuk pelajanan2 lain didalam negeri dsb.

217

Page 236: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Menurui NITOUR pengeluaran wisatawan pleasure travelers dida-lam 1964 adalah rata2 US $ 73 per orang untuk tours sadja jang diu-rus oleh Nitour.

Dengan mentaksasi pengeluaran2 lain untuk souvenier, pelajanan2

lain dsb. sebanjak US $ 50 per .orang selam mereka ada di Indonesia maka dikirakan seluruh pengeluaran adalah US $ 125 per orang untuk tinggal 3,1/2 hari rata2.

Didalam perentjanaan para wisatawan akan dapat ditahan 50% lebih lama di Indonesia; dengan tersedianja hotel2 jang lebih baik dan dengan mengorganisir lebih baik tours, souvenier shopping, tontonan dsb. Djuga djumlah wisatawan jang masuk sebetulnja terdiri setengah dari pleasure travelers, jang pengeluaran2nja disebut diatas, dan setengah dari short business visitirs, jang pengeluaran biasanja djauh lebih banjak dari pleasure travelers.

Maka untuk pleasure travelers dikirakan penerimaan negara seba-njak US $ 190 per orang dan dari short business visitors US $ 310 per orang atau rata2 US $ 250 per orang.

Penerimaan negara karena wisatawan dapat dihitung :

Dalam : 1965 US $ 4.000.000.-1966 US $ 5.000.000.-1967 US $ 15.000.000.-1968 US $ 33.750.000.-1972 US $ 58.750.000.-

RENTJANA PEMBANGUNAN PARIWISATA1965 – 1968

( dalam 1.000.000 rupiah )

PROJEK2 JANG SEDANG DALAM PELAKSANAAN.Nama 1965 1966 1967 1968 Keterangan singkat

1. Samudra Beach Hotel 6.685Pelabuhan ratu

- - - Projek mandataris landjutan, dapat se- esai achir 1965

2. Ambarrukmo Palace 8.995Hotel Jogja

- - - Projek mandataris landjutan, dapat se- esai achir 1965

3. Bali Beach Hotel 6.385Sanur, Bali

10.000 - - Projek mandataris landjutan, dapat se- lesai achir 1965

218

Page 237: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

4. Perumahan pegawai Hotel Indonesia, Djakarta

1.750 2.000 - - Projek mandatris landjutan, dapat se-lesai dalam 1965

5. Akademi Perhotelan/ Perestoran, Bandung

2.000 - - - Projek mandataris landjutan, dapat se-lesai 1965

6. Wisma Nusantara, 4.000 10.000 10.000 10.000 Projek mandata-ris landjutan, dapat selesai 1968

7. Management 500 500 500 500 Pre-opening ex- penditures kontinu dan ber-tubi2 untuk mendatangkan wisa- tawan

8. Sales promotion 250 250 250 250 Sales promotion setjara kontinu dan ber-tubi2 untuk men-datangkan wisatawan

PROJEK2 JANG BELUM DIMULAI TETAPI NJATA DAPATDILAKSANAKAN.

9. Projek2 kembar :a. Deli Hotel Medanb. Toba Lake Hotel,

Prapat

30 13.000 15.000 15.000 Gambar rentjana telah disetudjui Man-dataris

Pelaksanaan me-nunggu selesainja projek No.1 dan 2.

10. Perbaikan service dan rehabilitasi,a. Hotel Duta Indo-

nesia, Djakartab. Hotel Muara,

Padangc. Hotel Simpang,

Surabaja.

500

250

250

-

-

-

-

-

-

Penambahan kamar2

untuk wisatawan da- pat dilakukan dengan perbaikan sebagian dari hotel2 jang ada.

11. Wisma Pariwisata, Djakarta

500 250 250 Untuk intensifikasi dan effisiensi kerdja kantor2 Pariwisata Departemen

219

Page 238: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

12. Perumahan Pega-wai Pariwisata, Djakarta

500 - - - Untuk merehabilita-si hotel2 perlu di- pindahkan kerumah-rumah baru

PROJEK2 JANG MASIH DALAM SURVEY UNTUKDILAKSANAKAN

13. Moluccas Hotel, Ambon

15 5.000 10.000 10.000 Pemberian dari Pre-siden pada Ambon dalam hubungan Trikora

14. Hotel Makassar, Mkassar

15 5.000 10.000 10.000 Andjuran Presiden pada Daerah Tk. I

15. Hotel Surabaja, Surabaja

15 250 250 5.000 Diperlukan untuk pe-njaluran wisatawan2

ke Djatim

16 Hotel Minangkabau 25 250 250 5.000 Diperlukan berhubung perkembangan pa- riwisata

TJATATAN. Angka2 didasarkan pada keadaan harga2 pada waktu pe-njusunan Anggaran Belandja 1965 dalam Agustus 1964.

KETERANGAN TAKSIRAN PENDAPATAN BERSIH.

Adalah sulit sekali untuk meramalkan taksiran pendapatan dari hotel2. Pengalaman jang didapat adalah hanja dari Hotel Indonesia untuk 1963. Angka2 1964 belum didapat.

Dalam 1963 room occupancy Hotel lndonesja adalah 70%, dan pendapa-tan dari room Sales adalah 85% pada orang Asing.

Generated foreign curency adalah US $ 1.525.000,- (nett)Total operating revebue adalah Rp. 1.756.147.000,-Total operating expense adalah Rp. 1.136.502.000,-Operating profit adalah Rp. 619.645.000,-

Hotel Indonesia memiliki 400 buah kamar.Untuk perhitungan taksiran pendapatan hotel2 lain ditaksasi pendapatan proportional djumlah kamarnja.

220

Page 239: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Pendapatan foreign currencyDalam 1.000 US S.

1965 1966 1967 1968Hotel Indonesia 1500 1500 1500 1500 400 KamarSamudra Beach Hotel - 375 375 375 100 KamarAmbarrukmo Palace Hotel - 375 375 375 100 KamarBali Beach Hotel - - 1125 1125 300 KamarHotel Duta Indonesia - 185 185 185 50 Kamar

diperbaiki

Hotel Muara - 90 90 90 25 Kamardiperbaiki

Hotel Simpang - 90 90 90 25 Kamardiperbaiki

Pengeluaran untuk hotel operations dalam Rupiah ditutup dengan pen-dapatan rupiah, sehingga pendapatan foreign currency dapat dianggap sebagai nettprofit.-

Page 240: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

221

Page 241: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

T R A N S,M I G A A S 1'D A N

K O P E R A S I

TRANSMIGRASI.A. Rentjana dan perkembangan transmigrasi dalam th. 1965.

B. Pokok2 laporan tentang perkembangan pelaksanaan Gerakan Nasio-nal Transmigrasi.

C. Rentjana 3 tahun projek2 transmigrasi Gaja Baru (penempatan untuk masa 1966 - 1968 ).

D. Rentjana biaja projek Transmigrasi 1966 s/d 1968.

KOPERASI.A. Rentjana projek2 Koperasi 1966 - 1968 serta biajanja

B. Ringkasan angka2 koperasi Primer 1959 - 1964 menurut djenis.

222

Page 242: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

T R A N S M I G R A S I

Rentjana dan perkembangan transmigrasi dalam tahun 1965.Untuk tahun 1965 Departemen Transko telah menjusun rentja-na kerdja sesuai dengan pokok2 jang telah digariskan oleh Musjawarah Gerakan Nasional Transmigrasi pada achir 1964, jang telah menempatkan masalah transmigrasi ini sebagai ma-salah Nasional.

Untuk tahun 1965 telah ditetapkan akan memindahkan sebanjak 100.000 kepala keluarga atau 500.000 djiwa dari Pulau Djawa dan Madura dandaerah2 padat lainnja kedaerah2 jang tipis penduduknja dengan perintjian sebagai berikut :

a) Djawa Barat 20 persenb) Djawa Tengah 30 ,,c) Djawa Timur 30 ,,d) D.I. Jogjakarta 10 ,,e) Nusatenggara 10 ,,

Tempat2 penerimaan transmigran/objek transmigrasi dapat dilihat pada lampiran.

II. Dewan Nasional Gerakan Transmigrasi.

1. Dewan ini dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden No. 5 tahun 1965 tentang Gerakan Nasional Transmigrasi.Dewan ini diperlukan untuk memimpin Gerakan Nasional Transmigrasi setjara menjeluruh dan kontinu dengan djalan perentjanaan pelaksanaan dan pengawasan.

2. Dewan Nasional Transmigrasi tersusun sebagai berikut :a) P.J.M. Presiden/Pemimpin Besar Revolusi adalah Pemim-

pin Tertiggi Gerakan Nasional Transmigrasi, jang sehari harinja diwakili oleh Wakil Perdana Menteri I.

b) Dewan Plano menurut Per. Pres. tab. dicta, tersusun sbb.

(1) Pimpinan - Menteri Transkop sebagai Ketua I.

- Menteri Dalam Negeri sebagai Ketua II.

- Menteri/Sek. Djen. Fron Nasional sebagai Ke-tua III.

223

Page 243: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

(2) Anggota jang terdiri atas- 9 orang wakil2 organisasi massa Rakjat ang-

gota Pengurus pesar Front Nasional jang mentjerminkan kegotong rojongan revolusioner berporoskan Nasakom.

- 3 orang pedjabat2 pepartemen Transkop, De-partemen Dalam Negeri dan P. B. Front Na-sional jang ditundjuk olen Menteri2 jang ber-sangkutan.

c. Pimpinan Harian.

Pimpinan harian terdiri dari.:

(1) Menteri Transkop sebagai anggota merangkap Ketua.

(2) 3 orang anggota Dewan Plano sebagai Anggota.

(3) 3 orang wakil2 organisusi mass(' x4kjat/& ggata.Dewan Plano jang mentjerminkan kegotong-rojonganRevolusioner berporoskan Nasakom sebagai Anggota

Oleh Pimpinan Harian ini dibentuk Biro2;

Untuk mendjamin pekerdjaan maka sebagai kepala2 Biro diangkat pedjabat2 Dept. Transkop dan wakil 2nja ada-lah dari ormas2 jang mentjerminkan kegotong-rojongan revolusioner berporoskan Nasakom,

Biro2 terdiri atas :

(1) Biro persipan

(2) Biro penggerak/pengangkutan

(3) Biro Konsolidasi

(4) Biro Logistik

(5) Biro Penerangan

3. Dewan Transmigrasi daerah Tingkat I dibentuk pada tiap Dati I, dengan Kepala Daerah/Ketua Pantja Tunggal Dae-rah jbs. Sebagai Pimpinan Umum.Dewan djuga dibentuk di Dati2 II.

224

Page 244: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

III. Persoalan2.Dalam penjelenggaraan Transmigrasi ini tersangkut persoalan2 mengenai :1. Pembiajaan

Pada masa2 janglampau pembiajaan selalu dibebankan kepada Pemerintah Pusat.

Dalam rangka Gerakan Nasional' Transmigrasi, biaja ti-dak lagi semata-mata dibebankan ;kepada Pemerintah Pu-sat, melainkan djuga diusahakan untuk menghimpun funds and forces jang ada dengan tjara menggalang kegotong ro-jopgan diantara — Koperasi, Swasta. Rakjat pekerdja dan Pe-merintah daerah.

Sesuai dengan prinsip bahwa transmigrasi harus didukung setjara sadar dan sukarela oleh semua jbs. maka diadakan 3 matjam transmigrasi:

a. Transmigrasi Swakarja, jaitu transmigrasi jang mengisi perluasan daerah transmigrasi lama, jang sudah tjukup stabil, dan penjelenggaraannja untuk sebagian besar didasarkan pada kekuatan Transmigran.

b. Transmigrasi Perintis, jaitu transmigrasi untuk mem-buka daerah baru jang pembiajaannja sepenuhnja atau sebagian besar dibebankan kepada Pemerintah.

c. Transmigrasi chusus, jaitu transmigrasi dalam rangka kerdja sama dengan projek2 Nasional dan Daerah, atau untuk tudjuan chusus misalnja untuk/bersangkutan dengan pertahanan.

2. Pengangkutan.Hambatan terbesar ialah pengangkutan laut jang memer-lukan pemetjahan chusus. Penjelenggaraan angkutan jang terkoordinisasi memungkinkan pekerdjaan pengangkutan dan penampungan berdjalan dengan lantjar.

Untuk mengatasi bottleneck dibidang angkutan laut akan ditempuh djalan dengan mengerahkan segala tenaga dan fasilitas jang ada dad Angkutan Umum, Civic Miss ion , k a p a l h a d j i , s a r n p a i k e A r m a d a S e m u t .

225

Page 245: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

3. Kondisi2 di Daerah penerima.Hal ini meliputi kondisi alami dan kondisi agraria.Untuk menghadapi kondisi2 alami jang memang djauh le-bih berat dari pada kondisi alami di Djawa. Diusahakan agar para transmigran diseleksi dan diadakan gembelengan baik phisik maupun mental sebelum mereka ditransmigra-sikan.Untuk mengatasi kondidi2 Agraria perlu dilaksanakan land-reform jang menempatkan hak ulajat daerah dibawah kepentingan national.

Kesulitan2 dalam hal ini dapat dipetjahkan mela-lui penentuan djatah pemberian tanah oleh daerah pene-rima. Selandjutnja penjelenggaraan transmigrasi pelu di-intergrasikan dengan pelaksanaan landreform.

4. Konsolidasi.

Konsolidasi daerah transmigrasi pertama-tama ditudjukan untuk mentjapai kehidupan sosial ekonomis jang lebih ba-ik dan untuk mewudjutkan hubungan sosial ekonomis jang wadjar antara transmigran dengan penduduk “asli”. Untuk keperluan itu para transmigran perlu segera dior-ganisasi dalam koperasi-koperasi, seperti koperasi Simpan-Pindjam, Koperasi Djual Beli dan Koperasi Produksi.

226

Page 246: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Objek – objek Transmigrasi. 1965

Djenis Transmigrasi Nama Objek Daja Tampung Kondisi

A. Transmigrasi Swakarja 1. Bambang Teduh 1.000 ― Potensi alam baik― Komunikasi baik (dari Tg. Karang dan Merak)

2. Way Kembang 3.000 ― Ada renjana pembangunan pelabuhan BambangTeduh berhubung dengan djalan lintas Sumatra

3. Seputih Surabaja 3.000 ― perluasan objek lama,― banjak kaju, transpor kaju ke Djawa

4. Bandjit 2.000 ― perluasan objek lama, tanah subur― Highway― dilalui Trans Sumatra

5. Baradata 1.0006. Belitang 5.000 ― Perluasan objek lama

― gudang beras7. Teppo/Pedjabat 3.0008. Palaran 3.000 ― Ekonomis strategis

potensi alam memungkinkan dorongan masja-rakat sangat besar

9. Sembadja 5.0010. Samamdo 3.00011. Sepahu 2.50012. Sendamar I/II/III 6.00013. Kerang 1.000 ― Potensi alam baik, gudang beras, hutan lebat14. Kinali 2.000 ― Pelabuhan alam Air Bangis15. Air Runding 2.00016. Batui 2.000 ― Potensi alam baik17. Pajujaman 1.000 ― Perluasan objek lama18. Perigi 1.000

Djumlah 43.500

227

Page 247: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Djenis Transmigrasi Nama Objek Daja Tampung Kondisi/Pendjelasan

B. Transmigrasi Perintis 1. Atjeh 2.000 ― Keadaan alam baik ; dapat menampung lebihbanjak transmigrasi

― daerah baru, perlu alat2 besar2. Manduamas 2.000 ― perlu membuat djalan ± 10 km

― pelabuhan Sibolga dapat ditjapai melalui darat dan laut

3. Kabun 1.000 ― Potensi alam baik; lumbung padi dan banjak hasil hutan

― Komunikasi baik― dan strategis

4. Kumbang Udjo 1.500 ― Potensi alam baik― komunikasi baik dapat ditjapai melalui djalan

darat/air dari Djambi5. Tjintamanis 1.000 ― Objek Pasang surut

― 12 km dari Palembang― Joint Project dengan D.P.U.T.

6. Mempawah 1.000 ― Perluasan objek lama― daerah pedalaman tanah mengandung bantjak

veen; perluasan objek lama7. Besarang 1.000 ― Joint Project dengan dinas Polder8. Balandean

(Kal. Sel)1.000 ― potensi alam baik

― 5000 ha. Tanah siap ditanami9. Marabahan

(Kal. Sel)1.000 ― Objek pasang surut

― tanah telah tersedia 500 ha.10. Marisa 1.000 ― Objek baru

― potensi alam baik― pelabuhan Gorontalo

228

Page 248: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Djenis Transmigrasi Nama Objek Daja Tampung Kondisi/Pendjelasan

11. Kairata 1.000 ― Perluasan Objek lama― perlu perhatian dalam angkutan

12. Pulau baru 2.00013. Irian Barat 4.000 ― Daerah Merauke dan Manokwari perlu

penelitian14. Sepaku 500

Djumlah 20.000C. Transmigrasi Chusus 1. Untuk Trans

Sumatra Highway 25.0002. P P N 2.0003. Koperasi dan

Kehutanan 9.500Djumlah 36.500

229

Page 249: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

B. POKOK-POKOK LAPORAN TENTANG PERKEMBANGANPELKASNAAN GERAKAN NATIONAL TRANSMIGRASI

ANGKA-ANGKA

1. Sampai dengan tanggal 20 Djuni 1965 pelaksanaan Gerakan Na-sional Transmigrasi telah mentjapai djumlah pengiriman/pendapa-tan sebanjak 6.714 kk atau 27,168 djiwa, dengan perintjian seba-gai berikut :

Per bulan- Djanuari – Pebruari 751 kk – 3.095 Djiwa- Maret 935 kk – 3.870 Djiwa- April 2.030 kk – 8.354 Djiwa- Mei 1.682 kk – 6.783 Djiwa- Djuni (s/d tgl. 20) 1.316 kk – 5.178 Djiwa

Per daerah – pengiriman :- Djawa Timur 1.060 kk – 4.361 Djiwa- Djawa Tengah 3.382 kk – 13.932 Djiwa- Jogjakarta 1.344 kk – 5.364 Djiwa- Djawa Barat 285 kk – 1.236 Djiwa- Ormas2 : P.I.I. 47 kk – 137 Djiwa

Petani 289 kk – 923 Djiwa B.T.I. 258 kk – 1.127 DjiwaMuhammadijah 49 kk – 88 Djiwa

Per daerah – Penempatan- Lampung 6.021 kk – 24.270 Djiwa- Kalimantan Timur 443 kk – 1.890 Djiwa- Sulawesi Tengah (Batui) 250 kk – 1.008 Djiwa

Keterangan :Ketjuali 184 kk ke Kalimantan Timur jang sudah sedjak tahun 1964 dipersiapkan sebagai transmigran-perintis, selebihnja adalah transmigran swakarya.

2. Anggaran Belandja (Pembangunan) jang tersedia sampai sekarang ada sedjumlah + 4 miljard rupiah jaitu 1.9 miljard dui Anggaran Pembangunan Departemen Transkop. dan 2.078 miljard dari Ang-garan Presidium Kabinet untuk Projek Gunung Kidul. Dari djum-lah tersebut diatas sampai sekarang bare didrop 0.25 miljard rupiah

230

Page 250: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Funds and forces jang berbentuk uang jang sampai sekarang bi -sa dihimpun didaerah2 pengirim kira2 mentjapai 0,15.miljard ru-piah, diantaranja di Djawa Tengah jang sampai sekarang paling berhasil menghimpun funds and forces tersebut seperti daftar ter-lampir.

Pengeluaran beaja untuk transmigran-swakaryau itu per kk kurang lebih adalah sebagai berikut :

- Transport darat sampai asrama transito : Rp. 7000 (beban daerah-pengirim )

- Transport taut + makan dalam perdjalanan : Rp. 27.000,- (beban Dep. Trankop.)

- Peralatan pokok ( kampak dan prink : Rp. 12.500,-(beban Dep. Transkop).

- Bekal beras untuk 3-4 bulan: Rp. 44.000,- (beban daerah-pengi-rim + Dep. Trm)

- Persiapan daerah-penempatan i Rp, P.M. (belum terbeajai se-tjara baik)

3. - Angkatan-laut jang dapat digunakan sampai sekarang adalah se-bagai berikut:

PNKA Merak-Pandjang

Kapal-tjarterantetap

KemungkinanKapal tambahan

Djanuari (belum ada penjedi- — 2 buah, djml. Cap. 200 kkPebruari (aan setjara chusus 1bh, cap 250 kk —Maret (30 kk sehari s.d.a 1 buah cap, 200 kkApril s.d.a s.d.a 1 buah cap, 50 kkMei 80 kk sehari s.d.a 1 buah cap, 200 kkDjuni s.d.a s.d.a s.d.a

Atau rata2 ;- Djanuari sampai dengan April : 1.500 kk sampai 2,000 kk sebulan. Mei sampai sekarang : 3.500 kk sampai 4,000 kk sebulan.

231

Page 251: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

FAKTOR2 JANG MEMBATASI PENGIRIMAN/PENEMPATAN, ANTOSIASME. RAKJAT JANG MEMBUKA PERSPEKTIF2 DAN USAHA - USAHA UNTUK TERUS MENGATAS1 KESULITAN2.

1. Dari angka2 jang diperintji diatas segera nampak dua hal jang sampai sekarang membatasi pengiriman/penempatan transmigrasi itu, jaitu masalah Anggaran dan masalah Angkutan-laut. Sudah tentu djuga penundaan berbagai projek jang sedianja akan diiku-ti oleh transmigrasi Chusus atau perintis seperti Projek Trans Su-matera Highway, Pembangunan Irian Barat dan sebagainja, mem-batasi pengiriman/penempatan itu.Oleh karena faktor2 jang membatasi itulah maka kebidjaksanaan pelaksanaan sampai sekarang didjuruskan pada ;- pengiriman/penempatan transmigran–swakarya.- ke-objek2 dimana aparat Departemen Transkop. sudah agak leng-

kap, dan dengan bantuan pada transmigran se-minimal-minimalnja.2. Sekalipun djumlah kk jang ditjapai sampai dengan tanggal 20 Dju-

ni 1965 itu kalau dibandingkan dengan djatah jang ditentukan oleh Musjawarah Gerakan Nasional Transmigrasi jaitu 100.000 kk ma-sih terlampau djauh dari memuaskan, namun hasil2 tersebut sudah melampaui djumlah penempatan/pengiriman rata2 per tahun antara 1961-1964 jaitu 5.235 kk, atau dalam setengah tahun ini sudah mendekati prestasi maksimal jang pernah ditjapai setahun antara 1961 - 1964 jaitu 7.628 kk. Dan diatas segala2nja hasil 6.714 kk. itu telah ditjapai sebagai permulaan dari kegotong rojongan antara Pemerintah.dengan Rakjat kegotong-rojongan jang bila dikembang-kan setjara tepat akan memobilisasi kemampuan2 jang tidak ada taranja.Dalam rangka ini antara lain jang mulai tampil kedepan antosias-me Rakjat terhadap Gerakan Nasional Transmigrasi jang disana-sini sudah diikuti oleh inisiatif2 kongkrit seperti : pengerahan funds and forces didaerah Djawa Tengah jang diikuti mulai dari anak2

sekolah dasar sampai pada Helikopter2 Angkatan Udara, kesedia-an dari transmigran2 lama di Bengkulu untuk menampung trans-migran-keluarga atas beban dan tanggungan mereka, kegaerahan Anak Suku Dajak didaerah Empas Kalimantan Timur untuk me-njediakan rumah-adat mereka sebagai bidang penampungan trans-migran dan bersedia menjerahkan tanah berapa sadja untuk diga-rap oleh para transmigran jang akan datang, kesanggupan para transmigran swakarya sendiri untuk bergotong-rojong membuka ta-nah pekarangan mereka dengan sekedar uang lelah, kesanggupan pesirah di daerah Lahat untuk menjediakan sebagian tanah bakal-

232

Page 252: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

bakat sawahnja untuk transmigran kesediaan dari Pemerintah Da-erah Djambi untuk mengubah rentjana perintis mendjadi swakarya, dsbnja, dsbnja. Antosiasme Rakjat itu djuga nampak dalam makin mendjurusnja kegiatan2 Ormas Rakjat mendukung Gerakan Nasio-nal Transmigrasi. SoaInja sekarang bagaimana mengkombinasi an-tosiasme Rakjat itu dengan langkah2 ditingkat Pusat balk Depar-temen Transkop. maupun Dewar' Gerakan Nasional Transmigrasi.

3. Tentang Anggaran. jang tersedia sampai sekarang, memang masih terlampau djauh dari kebutuhan, untuk membiajai 100.000 kk djatah jang ditetapkan oleh Musjawarah Gerakan Nasional Trans-migrasi, pada permulaan tahun ini diperkirakan akan berdjumlah + 47 miljard rupiah plus 12 djuta $ U.S. untuk berbagai alat2 vital jang harus diimpor.

Sekalipun djalan keluar mengenai pembeajaan itu pada tingkat ter-achir memang terletak pada pemetjahan setjara integral dari pem-bangunan ekonomi seperti a.l dirumuskan oleh Ketetapan MPRS No. VI/MFRS/1965, maka sambil memperdjuangkan untuk dilak-sanakannja Ketetapan MPRS tersebut, usaha2 jang dapat ditempuh dan pasti dapat meningkatkan kemampuan pelaksanaan Gerakan Nasional Transmigrasi, a.l. adalah:

— mengusahakan effisiensi se-maksimal2nja dalam menggunakan Anggaran jang sangat terbatas sekarang ini,

— meluaskan dan mengembangkan funds and forces daerah baik jang berupa bahan pangan, barang maupun uang,

— menggunakan se-baik2nja funds and forces jang berbentuk djasa2

pars transmigran sendiri dan Rakjat lainnja,

— mensynchronisasi sedjauh mungkin penempatan transmigran de-ngan projek2 pembangunan Departemen2 lain dan projek2 pem-bangunan daerah.

— mengusahakan ditingkat Pusat tersedianja sebagian dari Angga-ran atau Dana2 Chusus seperti misalnja sebagian dari basil Ge-kerev untuk Gerakan Nasional Transmigrasi.

4. Tentang Angkutan taut, pembelian tambahan kapal jang sedianja sudah akan datang pada bulan2 Mei dan Djuni sekarang ka-rena sebab2 jang ditimbulkan oleh tekanan2 AS mengalami kema-tjetan2. Terachir ini Pemerintah mengorlentasi pembelian kapal2

djuta dari R.R.T.

233

Page 253: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Sambil mendorong terselenggaranja pembelian kapal2 baru jang me-mang mutlak diperlukan tidak hanja untuk transmigrasi itu, De-partemen Transkop sekarang iai sedang mempersiapkan pelaksana-an daripada hasil2 Musjawarah jaitu penggunaan armada-semut untuk transmigrasi, Bulan2 Djuni-Djuli sekarang: ini merupakan musim jang paling baik untuk menggunakan perahu2 lajar. Da-lam permulaan Milan Djuli direntjanakan perintisan pertama dari pada penggunaan perahu lajar untuk transmigran-nelajan ke Kali-mantan Barat.Selain dari itu, djuga dengan Angkatan Udara sedang dipeladja-ri kemungkinan kerdja-sama jang saling memanfaatkan sehingga pe-ngiriman transmigrasi dengan pesawat udara untuk tudjuan2 chu-sus bisa dilaksanakan.

Beberapa pendjelasan :1. Sasaran Rentjana 3 - tahun ini adalah : menjelesaikan djatah M.

P.R.S. jaitu 300,030 KK. Sampai dengan tahun 1964 (dari tahun 1961) telah ditjapai 21,077 KK, Tahun 1965 ini dengan dimulai-nja Transmigrasi Gaja Baru tetapi dengan kondisi2 pelaksanaan jang masih sedikit terbatas diperkirakan bisa ditjapai paling sedi-kit 29.000 KK. sehingga seluruhnja mendjadi 50.000 KK. Sisanja jaitu 250.000 KK. akan diselesaikan pada tahun 1966 50.000 KK. tahun 1967, 100.00 KK. dan tahun 1968, 100.000 KK.

2. Perkiraan pembiajaan jang diadjukan disini hanjalah jang diharap-kan bisa dipenuhi dari Anggaran Pembangunan atau Anggaran Chusus. Sebagian jang akan dibebankan pada pengerahan funds and forces daerah dan pembiajaan projek2 jang diikuti, tidak di-adjukan.

3. Projek2 jang diorientasi untuk diikuti transmigrasi adalah :Trans Sumatera Highway, Koperasi, Perkebunan Tembakau dan Projek2 Angkatan Udara.

4. Anggaran deviezen untuk pembelian atau pembuatan kapal2

transmigrasi, tidak ditjantumkan dalam perhitungan pembiajaan ini.5. P = Perintis : sebagian tersebut dibiajai dari Anggaran Pe-

merintah.S = Swakarya:hanja sebagian ketjil dibiajai oleh Pemerintah,

sedang pembiajaan lainnja dibebankan pada pengerahan funds and forces daerah2, dan para transmigran sendiri.

C = hanja ,pengangkutan sadja jang diperhitungkan, sedang pem-biajaan lainnja dibebankan Projek2 jang diikuti.

Djakarta, 25 Djuni 1965 DEPARTEMEN TRANSMIGRASI/KOPERASI

234

Page 254: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

C. RENTJANA 3 TAHUN PROJEK2 TRANSMIGRASI GAJA BARU(penempatan untuk masa tahun2 1966 – 1967 – 1968)

Rentjana Penempatan Dalam Ribuan k.kLokasi Projek2 Tahun 1966 Tahun 1967 Tahun 1968 Keterangan

P S C Djl P S C Djl P S C DjlAtjeh 2,5 — 2,5 5 2,5 2,5 5 10 2,5 2,5 5 10Sumatra Utara 0,5 — 2,5 3 1 — 5 6 1 1 5 7Sumatra Barat — 2,5 2,5 5 — 2,5 5 7,5 — 2,5 5 7,5Riau 0,5 — — 0,5 1 — — 1 1 1 — 2Djambi 0,5 — — 0,5 1 — — 1 1 1 — 2Sumatra Selatan 0,5 — 2,5 3 1 — 5 6 1 1 5 7Lampung — 10 2,5 12,5 — 10 7,5 17,5 — 5 7,5 12,5Kalimantan Barat 2,5 — 0,25 2,75 2,5 2,5 0,5 5,5 2,5 2,5 0,5 5,5Kalimantan Tengah 0,5 — — 0,5 2,5 — — 2,5 1 2,5 — 3,5Kalimantan Selatan — 1 0,5 1,5 1 2,5 2,5 6 1 2,5 2,5 6Kalimantan Timur 2,5 5 — 7,5 5 10 — 15 5 10 — 15Sulawesi Utara 0,5 — — 0,5 1 1,5 — 2,5 1 1,5 — 2,5Sulawesi Tengah — 2,5 — 2,5 — 2,5 — 2,5 — 2,5 — 2,5Sulawesi Tenggara 0,5 — — 0,5 1 — — 1 — 1 — 1Sulawesi Selatan 0,5 — 0,5 1 1 — 2,5 3,5 — 1 2,5 3,5Nusa Tenggara Barat 0,5 — — 0,5 1 — — 1 1 — — 1Nusa Tenggara Timur — — — 1 — — 1 1 — — 1Maluku 1 — 0,25 1,25 2,5 — 1 3,5 — 2,5 1 3,5Irian Barat 2 — — 2 2 — 2 7 5 — 2 7

15 21 14 50 30 34 36 100 24 40 36 100

235

Page 255: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

TENTANG DEWAN2 DAERAH DAN PERLUNJA SEGERA TERBENTUK DEWAN GERAKAN NASIONAL TRANSMIGRASI

DITINGKAT PUSAT

1. Pada umumnja semua daerah tingkat I sudah melangsungkan Musjawarahnja, sedang di Lampung karena dihadapkan kepada penam-pungan 6.012 kk musjawarah itu berlangsung djuga sampai ketjamatan2.Musjawarah2 Daerah tersebut untuk sebagian sudah membentuk Dewan-dewannja menurut pertimbangan2 daerah masing2 sedjauh tidak ber tentangan dengan hasil2 Musjawarah Gerakan Nasional Transmigrasi tingkat Pusat. Sudah tentu Dewan2 tersebut belum disesuaikan dengan Perpres No.5 tahun 1965.Beberapa daerah belum membentuk Dewan karena menunggu instruksi dari Pusat seperti misalnja Lampung. Padahal terbentuknja Dewan Tingkat 1 disana sangat urgen.Segi lain dari persoalan pembentukan Dewan2 Daerah itu adalah belum adanja Front Nasional di Daerah2 seperti di Lampung dan Sulawesi TengahSoaI2 penjesuaian Dewan2 Daerah dengan Perpres No.5 Tahun 1965, soal2 kelainan2 jang bisa disetudjui oleh Dewan tingkat Pusat seperti jang dimaksud oleh Pasal 10 Perpres tersebut soal belum, dibentuknja Dewan Daerah Tingkat 1, soal belum adanja Front Nasional, itu semua merupakan masalah2 jang perlu segera mendapat pemetjahan Dewan tingkat Pusat ini.

2. Selain persoalan2 organisasi djuga, petundjuk2 dan ketentuan2

tentang berbagai hal seperti soal pengerahan funds and forces, soal kebidjaksanaan sudah menentukan bantuan dalam keadaan beaja belum men-tjukupi dsbnja,sangat diperlukan oleh Daerah2 terutama. Daerah-daerah jang sekarang ini sudah banjak melaksanakan Gerakan Nasional Trans-migrasi.Sudah tentu tidak mungkin dalam iapat sekarang ini sudah diambil keputu-san-keputusan mengenai masalah2 tersebut. Persiapan-persiapan dibahas setjara lebih sistimatis, konsultasi dan diskusi2 diantara anggota Dewan sangat diperlukan untuk merumuskan berbagai hal tersebut.

3. Untuk menanggulangi persoalan tersebut dan sekaligus sudah mulai mengambil oper tugas2 Steering Commite jang selama ini mendam-pingi 3 - Menteri Pimpinan Musjawarah, jang perlu segera aktis adalah P i m p i n a n H a r i a n dari pada Dewan Gerakan Nasional Trans migrasi itu.

Djakarta, tanggal 2 Djuni 1965Departemen Transmigrasi/Koperasi

Tjap

236

Page 256: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Rentjana Biaja Projek-projek TransmigrasiTahun 1966 – 1968 (dalam djutaan rupiah)

Tempat/Lokasitiap-tiap Dati I.

1966 1967 1968

1. Atjeh 2.935 3.375,5 3.732,752. Sumatra Utara 756 3.715,5 1.890,153. Sumatra Utara 2.234,35 1.576 1.705,3754. Riau 517 3.040 1.348,95. Djambi 570 1.226,5 1.388 .96. Sumatra selatan 1.440,75 1.326,5 1.830,157. Lampung 7.735,75 5.025,25 3.465,1258. Kalimantan Barat 2.800,75565 3.127,25 3.775,59. Kalimantan Tengah 565 2.410,25 2.095.37510. Kalimantan Selatan 787,15 2.689,25 2.321,62511. Kalimantan Timur 8.759 10,804 9.032,7512. Sulawesi Utara 564 1.848.8 1.677,725 .13. Sulawesi Tengah 1.828 1.076 1.304,12514. Sulawesi Tenggara 512 1.226,5 612,6515. Sulawesi Selatan 993,75 1.060.25 863.916. Nusateng Barat 902 816 911.2517. Nusateng Timur 20 1.216.5 966,2518. Maluku 1.724,375 2.057,5 1.436,62519. Irian Barat 2.490 5.931 4.911,2520. Djawa Barat 342,55 685 464,521. Djawa Tengah 513,75 1.027.5 696,7522. Djawa Timur 513,75 1.275,5 696,7523. D.I. Jogjakarta 171,25 342,5 232,2524. Bali 171,25 342.5 232,2525. D.C.I. Djakarta 14.533 10.800 14.000

Djumlah 54.398.805 77.472,05 61.580.875

Bia j a i t u d ipergunakan un tuk :1. Biaja research /survey2. Biaja persiapan pembukaan hutan /djalan-djalan.3. Biaja pembuatan Unit transito/kantor dan perumahan projek.4. Biaja perlengkapan para." transmigran.5. Biaja djaminan hidup transmigran2 dan makan selama. dalam perdja-

lanan /transito.6. Biaja pengangkutan transmigran dan barang barangnja.7. Pembiajaan untuk pembelian kendaraan bermotor darat dan air.8. Pengembangan Sosial.9. Pengembangan ekonomi. (diantaranja termasuk projek perkajuan)

10 . Biaja Administrasi dan pengamanan projek

237

Page 257: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

A. RENTJANA PROJEK2 KOPERASI 1966 – 1968 dan BIAJANJA(dalam Djutaan rupiah)

Nama Projek 1966 1967 1968

1. Lembaga penelitian dan pendi-dikan Koperasi : (djumlah 1) 1000

500

— Pembangunan Gedung 100 —— Perlengkapan Lembaga 300 125— Biaja Research 200 150— Personil dan Administrasi 100 75— Penjelenggaraan Kursus, Semi-

nar, Penindjauan, Pendidikan 300 1502. Training Centre Pusat/Daerah:— Gedung T.C. Pusat 500 500 500— idem Daerah Tk. I 640 525 600— idem Daerah Tk. II 1.860 1.850 2.500

Djumlah (2) 3.000 2.875 3.6003. Pendidikan kader Koperasi :— Pendidikan Kader Koperasi da-ri kalangan Aparat Pemerintah 350 350 250— Pend. Kader Koperasi Daerah Produksi seluruh Indonesia 400 375 175— Penelitian perkembangan Kop 150 150 35— Kerdjasama dgn. Instansi lain dalam pembinaan Koperasi 50 100 75— Perlengkapan Projek 350 275 250— Tjadangan 1.350 1.300 950

Djumlah (3)4. Pengembangan Koperasi— Usaha2 memadjukan Koperasi 210 210 210— Berbagai kegiatan pada hari Ko-perasi (pameran, koperasi dsb) 400 400 400— Kendaraan Bermotor untuk :

Tingkat ITingkat II

2401.500

2401.500

2401.500

— Kendaraan air (Motorboot)Untuk Tingkat IUntuk Tingkat II

100900

100900

100900

Djumlah (4) 3.350 3.350 3.500

DJUMLAH 1, 2, 3, 4, 8.700 8.025 8.400

Dikutip dari Rentjana Dept. Trsnskop

238

Page 258: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

B. RINGKASAN PERANGKAAN KOPERASI PRIMER 1959 - 1964 MENURUT DJENIS

DJENIS TA-HUN

RAS1HUN

KOPE-RAS1

ANGGO-TA

SIMPANAN(Rp.)

PERPUTA-RAN (Rp.)

D. TJADA-NGAN (Rp)

1959 5,390 1,330,536 101,858,281 272.960.195 13.141.5611960 11,038 2;767,121 210,179,704 1.048.420.153 18.859.581,57

SERBA USAHA 1961 15,100 3,886.914 398,235,973 1,613,274.193 26.180.060,531962 18,818 4,854,477 587,883,847 3.210.976,425 54.249.422 781963 20,566 5,440,401 802,422,835 3.595,877,180 131.4020.84,99

1959 1,450 153,489 28,819,144 417.651.333 7.070.010,161960 1,993 199,677 69,950,365 785.273,341 12.531.002,47

PE RTANIAN 1961 2,748 254,123 105,150,912 613'286.520 21.986.770,531962 3,792 371,836 174,528,308 2,490.132.135 34.497.125,151963 5,714 568,694 284,142,135 4.875.395.872 49.192.783,50

1959 13 1,427 538,067 5.692.603 169.386,161960 19 1,978 785,786 5,329,448 117.536,16

PETERNAKAN 1961 90 4,692 851,989 3,627,237 551962 181 18,783 1,993.920 20.493.908 1051963 211 8,070 2,376,376 16.726.942 220

1959 195 23,713 6,497,636 147,542.545 3.135.145,371960 347 43,730 14,133,620 309.489,320 3.254.603 37

PERIKANAN 1961 598 66,133 23,760,738 332,224.721 15.674.957 391962 772 82,808 46,148,382 536.326.377 8.497.771,441963 1,010 206,725 87,352,747 64.194.216 12.8486.07,51

1959 1,008 113,950 381,083,547 2.309,565,506 51.873.215,931960 767 96,300 555,275,539 2,751,982,709 60.355.996,79

KERADJINAN 1961 1,123 125,485 794,659,605 3.078,483,019 202.024.140,75INDUSTRI 1962 1,638 161,303 1,007,603,862 5,276,334,510 93.088.739,66

1963 2,351 199,653 ,593,596,062 2,203,266,092 144,043 988,27

1959 6,095 757,240 221,149,043 769.887.209 18.903.278,71SIMPAN- 1960 6,447 871,529 317,120,619

1,215,516.72227.239.823,51

PINDJAM 1961 9,439 1,046,564 410,882,299 1,186.525.504 31 610,510,691962 10,441 1,268,051 638,508,086 1,814.161,728 44.768.250,011963 11,759 1,552,804 828,961,276 3.479.770,541 62.980.894,38

1959 1,953 244,362 47,167,575 127.287.264 3.278.107,44KONSUMSI 1960 6,461 1,259,438 118,264,429 711.332.230 4.240.896,78

1961 9,439 1,870,209 226,814,058 935.019.472 6.762.863,981962 13,015 Z,941,365 400,169,506 1.940.033.642 14.280.720.191963 15,746 3,567,330 546,339,047 3.383.643.603 24.759.481 08

1959 272 43,606 9.386.878 168.385.451 691DJASA/LAIN2 1960 329 36,557 17.588.880 165,451,830 1.124.762,24

1961 993 87,944 41.825.339 222,154 917 2.545.443,311962 1,501 160,128 106.110,425 427.447.100 3.282.251,511963 1,828 208,129 136,638,403 701.791.365 4,370

1959 16,358 2,668,324 796,500.173 4.263.970.161 98.266.811,47SEMUA 1960 27,300 5,276,278 1.303.298.946 6.992.795.755 127.724.202,89DJENIS 1961 38,590 7,342,971 2,002.180,917 7.984.595.586 206.840.034,36

1962 50,158 9,858,651 2,962,956,341 15.715.905.828 252.770.078,60

1963 59,185 11,751,874 4.281.828,884 19.120.668.813 429.819.178,761964 61,934 11,855,978 4,875.579,000 21.390.679.000 684.875.000S u m b e r ; Seksi Statistik - Dir. Kop. - Dept. tras. kop.

Page 259: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

5. D K E R T A S K E R D J A

Tentang

Perobahan2 Struktur – OrganisasiDan Dekonsentrasi pada Daerah2

Oleh Sub Panitia IV P 3 MUPPENAS

(dibantjakan oleh Sdr. M. Hutasoit)

239

Page 260: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

L A P O R A NSUB PANITIA ORGANISASI

I. SUSUNAN DAN TUGAS

a. Susunan

Sub Panitia dibentuk dengan Surat Keputusan Pimpinan Mup-penas/Menko muppenas tgl. 8 Djuni 1965, No, 211/M/1965 de-ngan susunan sebagai: berikut :

I. Ketua :M. Hutasoit (Bappenas)

Anggota ;2. Hank Ngantung (Kep. Daerah, MPRS)

3. Sjahruddin St. Pamuntjak (MPRS)

4. F.C. Palaunsuka (MPRS)

5. Murdyono (Bapindo)

6. Muljatno (Sekretariat Negara)

7. Eni Karim (Dep. Dalam Negeri)

8. Karnandi (Panitia Negara Bappenas Urusan tata-tjara dan Peraturan)

9. Achmad All (Panitia Negara Bappenas Urusan Tata-tjara dan Peraturan)

Sekretaris : A.H. Nasution (Bappenas)

Pemb. Sekr. : Ngadimun.

b. Tugas.

Merentjanakan pernbahan2 strukturil-organisatoris jang perlu di-adakan untuk mendjamin suksesnja pelaksanaan projek2 pemba-ngunan dan dekonsentrasi pada Daerah.

240

Page 261: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

II. PELAKSANAAN TUGAS

a. Rapat2 dan Tata-tjara kerdja.

1. Sub panitia telah mengadakan rapat 5 kali antara tgl. 12-22 Djuni 1965

2. Kesimpulan2/Keputusan2 diambil setjara musjawarah

3. Tiap rapat membahas kertas kerdja jang atas putusan rapat disiapkan sbb :

a) Organisasi Perentjanaan

dan Pelaksanaan : oleh M. Hutasoit, Nasution

b) Organisasi Pengawasan : oleh Murdyono, Nasution

c) Organisasi Penilaian : oleh Muljatno, Hutasoit

d) Organisasi Pembiajaan : oleh Murdyono, Santoso

e) Penentuan Policy : oleh Achmad Ali, Karnandi

b. Perintjian tugas.

Sub Panitia berpendapat, bahwa tugasnja seperti tertjantum dalam Skpt tentang pembentukannja itu ada sangkut-pautnja dengan bagian2 tugas Sub Panitia2 lain.bahwa Bab II. Organisasi, Ketetapan M.P.R.S. Vl/1965 ada hubu-ngannja dengan Pasa 12 lain dalam Ketetapan M.P.R.S. dimaksud.

Keputusan :

1. Sub Panitia dalam melaksanakan tugasnja mengenai struk-tur-organisasi dan dekonsentrasi perlu menindjau masalah lain jang ada hubungannja dalam rangka keseluruhan pelak-sanaan pembangunan

2. Sub Oanitia akan membahas dan menjusun saran2 mengenai :

a) organisasi Perentjanaan

b) organisasi pelaksanaan

c) organisasi pengawasan dan penilaian

d) organisasi pembijaan

e) penentuan policy termasuk Depenas

241

Page 262: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

e. Tugas melaksanakan „Banting Stir”.

Sub Panitia menindjau tugasnja dalam rangka tudjuan/usaha mensukseskan Pembangunan dan mendjamin kesatuan dalam pem-bangunan (Pasal 19), usaha menjusun Pola Ekonomi Perdjua-ngan dan mentjapai Pola Kesatuan Pembangunan (Pasal 4 dan 21) Amanat Presiden/Mandataris M.P.R.S. "Berdikari"x) dan mengambil kesimpulan :

1. Saran2 mengenai struktur-organisasi dan dekonsentrasi Pada Daerah harus dipimpin oleh dasar „Berdikari”.

2. Saran2 jang dikemukakan. harus sunggah2 bersifat „Banting Stir”x) Amanat Presiden/Mandataris M.P.R.S. th. 1965 Pasal 9, hal 21:

Satu hal jang selalu mengganggu saja ialah adanja kesimpang-siuran dalam pelaksanaan Pembangunan, karena adanja ber-matjam djenis Pola, jang tidak di-integrasikan.

Oleh sebab itu, dengan ini saja tegaskan, semua djenis Pola-pola Pembangunan jang ada sekarang ini, harus segera disatukan.

Kita harus hanja mengenal ; SATU Pola Pembangunan sadja Pola Pembangunan Nasional Projek-projek Mandataris,

Pola Pembangunan Daerah, Kopedasan, Irian Barat, Koperasi serta Swasta harus disatukan, harus disatukan, harus di-integrasikan dan disinkronisasikan. Tidak boleh lagi ada pola jang berdiri sendiri diluar POLA KESATUAN PEMBANGUNAN ITU !!

III. POKOK.2 PIKIRAN/SARAN2.

a. Organisasi Perentjanaan.

Untuk mendjamin kesatuan dalam Pembangunan Ekonomi akan dibentuk Dewan Pimpinan Ekonomi Nasional (Dep-penas) jang bertugas memberi pimpinan dan bimbingan pe-laksanaan pembangunan (Pasal 19, ajat 1 dan 2, Ketetapan M.P.R.S. No. VI/1965).

Sub Panitia Menindjau :

- masalah mendjamin kesatuan Pola Pembangunan de-ngan menghapuskan/mentjegah timbulnja berbagai dje-nis Pola, projek2 diluar Pola, kesimpang-siuran dsb. jang berarti djuga penggunaan uang/kapital pemba-ngunan jang tidak teratur dan terdjamin kemanfaatantja.

- masalah memanfaatkan Swasta dan Koperasi.

242

Page 263: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Sub Panitia mengemukakan saran2 berikut :

1. Instruksi untuk mendjalankan pengintegrasian dan pengsinkronisasian hingga hanja ada satu pola pemba-ngunan (Amanat Presiden / Mandataris MPRS dan Ke-tetapan MPRS No. VI/65, Pasal 4) harus dilaksanakan setjara konsekwen.

Untuk tudjuan ini Bappenas merupakan badan peren-tjanaan tertinggi jang hares memberikan garis2 besar perentjanaan berdasarkan kebidjaksanaan pembangu-nan jang ditetapkan oleh Pemerintah.Perentjanaan harus tunduk kepada Policy jang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Disiplin terhadap Policy harus diperkuat dan dipelihara sebaik-baiknja.

2. Bappenas menjusun Pola Kesatuan jang terdiri dari pengintergrasian /pengsinkronisasian Pola Pusat, Pola Da-erah, termasuk Pola Swasta dan Koperasi.

3. Baperdep merupakan satu-satunja instansi perentjanaan projek2 dilingkungan Departemennja, termasuk projek2

P.N.-P.N -nja. sesuai dengan garis2 besar jang ditetap-kan oleh Bappenas tersebut diatas, dan diwadjibkan mengirimkan usul rentjananja kepada Bappenas.

Baperdep mendapat usul rentjana dari instansi2 ling-kungannja dan P.N.-P.N. dan menjusun rentjana de-ngan konsultasi/kerdjasama dengan jang bersangkutan.

4. Bakopda merupakan satu-satnnja instansi perentjanaan projek2 Daerah (termasuk projek2 PD-PD), Swasta dan Koperasi didaerahnja.

Bakopda mendapat usul rentjana dari instansi2 Dae-rah, Swasta dan koperasi dan menjusun rentjana de-ngan konsultasi/kerdjasama dengan jang bersangkutan.

5. Memanfaatkan” Swasta dan Koperasi harus diartikan: pengintegrasian /pengsinkronisasian rentjana Swasta dan Koperasi kedalam Pola Pembangunan Daerah ke Pusat (Bappenas) sehingga mendapat tindjauan/pertimbangan dalam rangka kesatuan Nasional,

Dalam rangka memanfaatkan Swasta dan Koperasi Ba-munas harus dapat menjelaraskan tugas-tugasnja, an-

243

Page 264: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

tara lain, pengerahan investasi sedjalan dengan Pola Kesatuan.Dalam pada itu Pemerintah dapat menegaskan Swasta dan Koperasi untuk melaksanakan projek2 tertentu dengan dimana perlu mentjiptakan iklim ekonomi jang „favourable”.Hal ini adalah sesuai dengan tuntutan Ekonomi Ter-pimpin dan Alam Sosialisme Indonesia.

6. Crash program dad semua djenis dan tingkat jang timbul karena perkembangan revolusi jang di tetapkan oleh Presiden/Mandataris P.R.S. djuga di-intergrasikan kedalam Pola Kesatuan.

7. Projek2 dengan Luar Negeri termasuk kerdjasama teknis hares didasarkan pada Pola Kesatuan Pemba-ngunan dan merupakan hanja salah sate alat dalam rangka realisasi Pola Kesatuan.Oleh karenanja projek2 kerdjasama/agreement dengan Iuar negeri, termasuk kerdjasama teknis harus sebe-lumnja diketahui/disetudjui oleh Bappenas. Bappenas m e n e t a p k a n Pola Pembangunan Daerah jang di usulkan oleh Gubernur/Bakopda (pasal 21 ajat 2 ).

8. Disamping Rentjana Tahunan hares diadakan Ope-rational Plan tiap 2 projek untuk didjadikan salah satu sjarat/,,green light" bagi pemberian biaja oleh B. P. 1.

b. Organisasi Pelaksanaan.Sub Panitia mengkonstatir, bahwa salah sate hambatan bagi ke-lantjaran pembangunan ialah fakta tidak adanja pengaturan jang tegas tentang tanggung-djawab pelaksanaan dan keuangan projek, chususnja mengenai progress report serta hasil pelaksanaan terachir.Dalam rangka „Banting Stir” dan untuk mendjamin suksesnja pelaksanaan pembangunan, Sub Panitia mengadjukan s a r a n-2

jang berikut :1. Uutuk tiap2 projek Pusat, termasuk projek PN-2 oleh Depar-

temen/Instansi berwewenang (untuk projek2 Daerah, termasuk projek2 P.D.-P.D. oleh Kepala Daerah/Instansi berwewenang) harus diangkat Projek Manager setempat jang bertanggung-djawab sepenuhnja mengenai pelaksanaan projek (djuga mengenai projek, lihat Pembiajaan), dan seorang Bendaha-rawan Projek setempat.Untuk projek2 besar Projek Manager dapat terdiri atas suatu collegium.

244

Page 265: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

2. Pengusahaan projek harus bersifat „open management”.Management dan Buruh' merupakan suatu unit pelaksanaan dan bekerdjasama dalam pelaksana tugas, mulai dari perentjanaan sampai kepada basil produksi.

3. Pengusahaan/management projek produksi harus diatur „busi-ness-like”.

4. Pertanggungan djawab sepenuhnja dari pada project manager tersebut diatas mengandung kewadjiban manager terhadap ke-sediaan menerima pengawasan dan penilaian serta pemberian progress report.

5. Departemen/instansi atasan projek berkedudukan/bertugas sebagai administator, pembimbing dan pengawas Projek.

c. Organisasi Pengawasan dan Penilaian.Pengawasan dan Penilaian banjak sangkut-pautnja, pada umum nja mengandung tudjuan jang sama. Kedua-duanja boleh dika-takan isi-mengisi; bahan pengawasan perlu untuk penilaian, sebaliknja hasil penilaian dapat memberi indikasi/dorongan ke-pada pengawasan.Namun demikian Sub Panitia berpendapat, bahwa dalam lapangan struktur-organisasi dan dekonsentrasi hares diadakan perbedaan pengertian diantaranja, dengan konsekwensi bahwa badan/instansi pengawasan dapat dipisahkan dari badan/instansi penilaian.Kemudian Sub Panitia berpendapat, bahwa ada dua matjam pengawasan dan penilaian, jaitu jang bersifat intern dan ekstern.Dikonstatir, bahwa sampai sekarang pengawasan sangat kurang sekali, bahkan boleh dikatakan belum ada.Dijakini bahwa banjak kekurengar. penjelewengan2,mis-management, penghamburan uang dsb. dengan singkat kematje-tan dan sebagian kegagalan usaha2 pembangunan dapat di-kurangi se-minimal minimalnja, kalaupun tidak ditjegah seluruh nja andaikata ada pengawasan dan Penilaian jang kontinu, teratur dan jang didukung oleh sanksi-sanksi seperlunja.Untuk Pengawasan dan Penilaian diperlukan progress report maupun kundjungan keprojek (on the spot), sehingga pelaporan masuk kedalam lapangan ini dan sekaligus harus diatur. Mengingat keadaan itu dan bagaimana panting dan urgen-nja Pengawasan dan Penilaian bagi kelantjaran pelaksanaan pem-bangunan dan suksesnja Pembangunan, Sub Panitia mengemu-kakan saran-saran berikut:

1. Pengawasan harus dilakukan semengjak dari pembuatan rentjana/pemeriksaan rentjana projek, diantaranja nenger.ai tudjuan target, data-data, teknik2, perentjanaan.

2. Pengawasan hares dilakukan senora kontinu, dengan mengadakan Pengawasan p e r i o d i k dengan djalan formulir / questionaer atau dengan kundjungan keprojek.

245

Page 266: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Projek Manager diwadjibkan membuat dan mengirimkan progress report kepada Bappenas, BPI dan instansi atasannja.

3. P e n g a w a s a n i n t e r n dilakukan oleh Departemen/Instansi atasan daripada project manager, sedangkan Bappenas dan B.P.I. melakukan Pengawasan ekstern.

4. Di Daerah terhadap projek2 Daerah struktur organisasi sedjenis diadakan dengan Bakopda dan PPD sebagai badan Pengawasan.Bappenas bersama-sama dengan Baperdep Departemen Dalam Ne-geri melakukan pengawasan ekstern.

Dengan demikian tertjapailah Pengawasan atas seluruh Pembangu-nan jang achirnja terkanalisasi kepada Bappenas jang mempergunakan hasil itu dari tindjauan nasional dan untuk kepentingan keseluruhan Pembangunan.

5. Pengawasan oleh golongan masjarakat jang terorganisasi ( s o c i a l c o n t r o l e) terlaksana dengan adanja "open management" dan pengumuman2 oleh Bappenas tentang hasil jang ditjapai kepada masjarakat ramai.

6. Untuk setiap projek raksasa diadakan oleh Bappenas suatu De-wan Pengawas setempat.

7. P e n g a w a s an f i s i k chususnja dilakukan oleh Bappenas/Ba-kopda dengan Bantuan instansi2 bersan gkutan, sedangkan P e n g-a w a s a n f I n a n s i i l dilakukan terutama oleh B.P. I. / B.P.D.

8. Bappenas menjusun progress report per projek, per sektor, per Departemen / lingkungan dan report keseluruhan pembangunan jang berkala.

9. Bappenas sebagai badan pengawasan nasional haws meneruskan usahanja untuk memperbaiki pedoman2 dan formulir2 pengawasan/ pelaporan hingga tertjapai s t a d a r d dan nor ma jang sempurna untuk dipergunakan oleh project manager dan instansi2 lain-lainnja.

10. Mengenai projek2 Swasta dan Koperasi hares segera dikeluarkan pengaturan formil berupa instruksi Pemerintah bahwa Swasta dan Koperasi diwadjibkan:

a). mengirimkan rentjana kepada Bakopdab). menerima pengawasan oleh Bakopdac). mengirimkan progress report kepada Bakopda

11. P e n i l a i a n intern jang kontinu dan periodik dilakukan oleh Departemen /instansi pengawasan intern seperti diatur diatas dan menjampaikan hasil penilaiannja kepada Bappenas

246

Page 267: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Penilaian terhadap projek 2 Daerah dilakukan oleh Ba- kopda di Daerah, di Pusat oleh Bappenas bersama-sama dengan Baperdep Departemen Dalam Negeri.

Penilaian ekstern projek2 Pusat dilakukan oleh Bappenas.Bappenas menjusun hasil penilaian per projek (project evaluation) per sektor (sectoral evaluation. per Dati I (regional evaluation) dan keseluruhan (overall evaluation).

Bappenas diwadjibkan menjampaikan hasil penilaian periodik dan tahunan kepada Presiden /Mandataris M.P.R.S.

12. Bappenas harus mengeluarkan p e n g u m u m an hasil2 penga-wasan dan penilaian,

13. Seperti halnja dng. Pengawasan, Bappenas harus terus-mengusahakan tertjiptanja s t a n d a r d d a n n o r m a-2 penilaian jang dapat di pergunakan oleh instansi2 jang memerlukannja.

d. Organisasi Pembiajaan.

Sub Panitia mengkonsatir .

1. bahwa pemberian biaja oleh Pemerintah kepada projek2 dengan tidak memikulkan pada projek2 pembangunan jang menghasilkan returns kewadjiban membajar kembali. mengurangi tanggung-djawab disiplin dan dorongan untuk bekerdja se-effisien2-nja.

2. bahwa prosedur pemberian biaja kepada Departemen dan dari De- partemen kepada projek menimbulkan penguasaan jang tidak sewa- djarnja oleh Departemen, menimbulkan kelambatan dropping kepada projek, mengurangi tanggung-djawab project manager dsb.;

3. bahwa kedudukan dan tugas Bank Pembangunan Indonesia (B.P.I.) sebagai suatu Development Bank jang sebenarnja belum, tertjapai dan keadaan Bank2 Pembangunan Daerah (BPI) dan Bank Pemba-ngunan Swasta (BPS) perlu diperbaiki/diatur,

4. bahwa menurut Amanat Presiden. hat. 24.,,Dalam hubungan ini, hendaknja ditindjau kembali dan ditetapkan setjara pasti kedudukan dan fungsi serta komposisi BANK PEM-BANGUNAN INDONESIA agar dapat mendjadi aparatur jang efektif dalam mengumpulkan modal-pembangunan dan mengendali- kan penggunaan pembiajaan pembangunan itu setjara menjeluruh,,

5. bahwa hasil pengerahan funds (modal) dari masjarakat, chususnja dari pengusaha Swasta melalui Bamunas belum teratur dan investasi nja belum terarah kepada Pola Kesatuan.

247

Page 268: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Memperhatikan fakta2 tersebut dan menjedari bagaimana vitalnja hal pembiajaan ini, Sub Panitia mengemukakan saran-saran Ban- ting Stir jang berikut:1). A.B.P. jang diberikan oleh Pemerintah kepada B.P.I., rupiah mau-

pun devisa, administrasi penggunaannja perk' dikuasai oleh B.P I.sepenuhnja.Uang (rupiah maupun devisa) jang diberikan untuk projek2 jang menghasilkan returns ditetapkan sebagai pindjaman oleh B. P. I.. jang harus membajarnja kembali pada waktu jang ditentu-kan dengan uang jang diterimanja dari projek2 ini jang menerima anggarannja sebagai pindjaman pola dari B. P. I.

2). Sistim Anggaran Belandja Pembangunan harus diatur sedemikian rupa, sehingga anggaran belandja pembangunan men-tjerminkan anggaran belandja per projek dan per bidang dan tidak merupakan anggaran Departemen / instansi kedalam lingkungan mana satu-satu projek tergolong.

3). Untuk kesatuan Pola dan untuk mendjamin kelangsungan pembia-jaannja harus diadakan untuk projek-projek :

a) anggaran rupiahnjab) anggaran devisanjac) anggaran kreditnjad) anggaran penerimaan dari projek2

Untuk maksud ini tiap-tiap tahun harus d i s i s i h k a n / d i- s e d i a k a n d e v i s a jang telah ditetapkan bagi Pembangunan dari persediaan devisa oleh Pemerintah.

4). Bank Pembangunan Indonesia perlu didjadikan (ditingkat- kan) Bank Sentral Pembangunan jang dapat berdiri sendiri dan berfungsi sebagai Development Bank jang sebenar-benarnja.Bank Sentral Pembangunan ini, bukan sadja mendjadi administrator dan pengawas anggaran pembangunan, tetapi harus djuga dapat bertindak sebagai „supplier” biaja pembangunan (rupiah maupundevisa), dengan memberinja status, wewenang dan sumber2 keuangan Setjukupnja.Bank Pembangunan Daerah dan Bank Pembangunan Swasta dan Bank Pembangunan lainnja diintegrasikan kedalam Bank Sentral Pembangunan.Dengan demikian di Indonesia tendapat hanja dua Bank Sentral: jaitu Bank Sentral Umum (Bank Indonesia) dan Bank Sentral Pembangunan (sekarang ini B. P. I.)

248

Page 269: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

e. Organisasi Penentuan Policy,Sub Panitia tidak membahas persoalan ini karena menganggap telah tertampung oleh Bappenas.

4. P E N U T U PSub Panitia berpendapat dan menjadari sepenuhnja bahwa peruba-

han-perubahan struktur-organisasi, bagaimanapun sempurnanja, tidak dapat mendjamin kelantjaran dan suksesnja Pembangunan, djikalau tidak diiringi dan didukung oleh B a n t i n g Stir mental dan p e n j e m- purnaan personalia, ,,the man behind the gun”.Sub Panitia meminta perhatian jang sungguh2 akan hal ini, lebih2 lagi karena perubahan2 jang disarankan meminta bukan sadja keahlian dan pengalaman, tetapi djuga kesadaran dan disiplin nasional jang tinggi.

Djakarta. 23 Djuni 1965.SUB PANITIA IV(ORGANISAS I)

KETUA,

dto.

(M. HUTASOIT)

249

Page 270: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

C. K E R T A S K E R D J A

t e n t a n g

MASALAH PERENTJANAAN PEMBIAJAANPLAN PEMBANGUNAN 3 TAHUN

oleh Sub Panitia III P3 M U P P E N A S

(dibatjakan oleh Mr. Soetikno Slamet SH)

250

Page 271: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

MASALAH PERENTJANAAN PEMBIAJAAN PLANPEMBANGUNAN 3 TAHUN

I. Penuangan kebidjaksanaan ekonomi dan penjusunan Plan Pemba-ngunan 3 Tahun.1. Suatu perentjanaan chususnja untuk melaksanakan Plan ekonomi

perdjuangan harus memuat garis2 kebidjaksanaan jang djelas dan konkrit mengenai berbagai segi ekonomi dan pembangunan. Tudjuan dari penegasan itu adalah, supaja setiap petugas pelak-sana 161112 petugas2 dalam bidang2 jang penting mengerti apa jang pada umunmja ditudju dengan perentjanaan tiga tahun se-karang ini.Jung lebih penting lagi adalah, supaja setiap petugas memahami tentang kebidjaksanaan Pemerintah chususnja dalam bidangnja masing2: apakah tudjuannja dan dengan tindakan2 konkrit apa- kah tudjuan itu hendak ditjapai.

2. Tidaklah kiranja dapat disangkal bahwa pada waktu sekarang masih terdapat banjak sekali kesimpang - siuran dan kurang adanja penegasan antara lain karena kurang adanja koordinasi dan synchronisasi antara ber- bagai2 tindakan dan antara ber-bagai2 instansi Pemerintah. Lambat laun instansi jang berwenang harus mengatur tiap hal jang penting sehingga mendjadi terang dan djelas. Djika suatu hal berada dalam wewenang beberapa instan- si, maka hendaknja diadakan suatu aparat jang tetap supaja be-berapa instansi demikian itu segera dapat mengambil keputusan bersama atau melalui tjara mengadakan konsultasi jang perlu.

3. Dalam Amanat Berdikari dan dalam keputusan M.P.R.S. No. VI telah ditandaskan kebidjaksanaan2 dalam garis besar jang perlu dianut dalam bidang Ekonomi dan Pembangunan. Karena luasnja persoalan, dan menurut pengalaman tiap instansi Pemerintah da-lam sektornja masing2 melakukan inisiatip dan interpretasi sendiri dalam melaksanakan pedoman2 garis besar termaksud itu, maka sebaiknjalah Bappenas berusaha mendapatkan selekas mungkin gambaran berupa bahan2 dari semua intansi jang penting dalam bidang ekonomi dan pembangunan tentang:a. Kebidjaksanaan umum dalam bidangnja masing2 terutama da-

lain melaksanakan Pedom an2 Berdikari dan Keputusan M.P. R.S.

b. Tindakan atau peraturan konkrit untuk melaksanakan kebi-djaksanaan termaksud.

c. Aparatur jang diserahi pelaksanaan tindakan, peraturan atau keputusan termaksud.

4. Karena gambaran mengenai seluruh kebidjaksanaan demikian itu kiranja tidak mudah mengumpulkannja, maka sebaiknjalah tiap

251

Page 272: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Kompartemen, Departemen Mau instansi lain mendapat perintah dari Pimpinan Tertinggi Bappenas untuk menjampaikan gambaran berupa bahan2 tecmaksud kepada Pimpinan Hatian Bappenas.

5. Setelah gambaran demikian itu terkumpul, maka dapatlah Bappenas/ Muppenas mempeladjari apakah tindakan2 jang diambil setjara konkrit itu adalah sesuai dengan pedoman dalam Berdikari dan keputusan MPIiS. Lagi pula dapat dibahas, apakah tindakan2 termaksud adalah tjukup untuk melaksanakan pedoman2 termak- sud. Tjara jang diusulkan itu dan musjawarah jang harus diada- kan dengan instansi2 jang bersangkutan, supaja dapat ditjapai dengan konkrit seluruh kebidjaksanaan Pemerintah sesuai dengan Pedoman2 Politik clan berdasarkan kenjataan dalam praktek ekse-kutief.

6. Tampa adanja musjawarah dengan instansi2 jang bersangkutan maka kiranja perumusan jang dibuat setjara umum.sukar sekali untuk menjesuaikan dengan kenjataan dalam praktek. Dengan adanja konsultasi setjara terus-menerus antara Bappenas dengan instansi2 eksekutief, clan kemudian pembahasan bersama dengan Muppenas, dan kemudian lagi dengan DEPENAS setelah badan ini dibentuk maka dalam waktu jang tidak terlampau lama kiranja dapat disusun pola Ekonomi Perdjuangan jang terperintji dan objektief.

II. Masalah Penjusunan Plan 3 Tahun jang bersifat kwantitatip.7. Selain dari pada segi2 kwalitatif jaitu kebidjaksanaan jang perlu dianut

dan tindakan2 jang perlu dituruti oleh tiap instansi, jang tidak kurang pentingnja dalam perentjanaan adalah segi2 kwanti- tatif, jaitu hasil2 jang setjara konkrit harus ditjapai oleh Peme- rintahan dalam ekonomi menurut bidang2 jang penting dan stra- tegis. Hanja dng. perentjanaan berdasarkan perhitungan maka dapat- lah mendjadi djelas tudjuan jang hendak ditjapai dalam waktu jang singkat. Dan kemudian dapatlah dinilai puia apakah berbagai tu- djuan dalam bidang produksi, pembiajaan dsb. benar dapat di- tjapai ataukah tidak Dalam tiap negara dengan perentjanaan maka rentjana angka2 demikian itu mendjadi dasar jang penting sekali.

8. Kenjataan menundjuklwn, bahwa dalam pelaksanaan P.N.S.B. hanja pelaksanaan projek2 pembangunan jang mendjadi tudjuan utama dan sasaran pelaksanaan perentjanaan. Kenjataan menundjukkan pula bahwa demikian itu tidaklah tjukup karena kamadjuan pelaksanaan projek2 itu belum menentukan perkembangan ekono- mi dan belum menghasilkan adanja pembiajaan. Sebaliknja kemungkinan pelaksanaan projek2 itu setjara baik tergantung sekali dari perkembangan ekonomi dan adanja pembiajaan.

252

Page 273: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

9. Oleh karena itu banting stir dalam bidang ekonomi dan pem-bangunan harus didasarkan atas perhitungan jang seksama dalam segi2 jang strategis dibidang ekonomi. Setidak-tidaknja perlu sekali ditentukan hasil2 jang harus ditjapai selama 3 tahun jang akan datang dalam bidang: Produksi bahan makanan; sandang2 hasil2 perkebunan; perkambangan; industri dasar; prasarana: pengangku- tan serta kebutuhan akan pembiajaan dan bahan2 jang penting untuk mentjapai hasil itu. Untuk selandjutnja perlu sekali diten- tukan suatu rentjana dan djatah hasil2 eksport, djumlah dan djenis import bahan2 baku maupun bahan2 baku modal untuk produksi serta bahan2 konsumsi sekadarnja.Berhubung dengan itu maka perlu direntjanakan seluruh penerima- an dan penggunaan devisa guna produksi dan keperluan lain. Su- atu segi lainnja jang perlu direntjanakan adalah pengeluaran dan penerimaan Pemerintah, serta perkreditan oleh Perbankan. Dari perhitungan demikian dapat segera ditetapkan djumlah2 jang terse- dia untuk pembiajaan dalam waktu jang akan datang guna pemba-ngunan dan untuk pemeliharaan (routine) serta sedapat mung- kin diperkirakan sebelumnja untuk seluruh perdjoangan dan revo- lusi kita.

10. Dari gambaran jang menjeluruh demikian itu dalam bidang pro- duksi, prasarana pengangangkutan serta segi2 moneter maka dapatlah diperoleh gambaran tentang perkembangan harga, hal mana merupakan soal jang panting bagi kemadjuan ekonomi ser- ta pembiajaan pembangunan pula. Disamping itu maka dalam Amanat Berdiri Diatas Kaki Sendiri dan keputusan M.P.R.S. tertjerminkan dengan djelis maksud untuk mengendalikan harga, halmana, disamping adanja tindakan-tindakan jang tegas, hanja dapat ditjapai dengan perhitungan2 jang saksama.

11. Pembuatan pola berdasarkan angka2 produksi pengangkutan, pra-sarana, pembiajaan dan moneter demikian itu tidak dapat disu- sun tampa ada perunndingan oleh Bappenas dengan semua petu- gas jang bersangkutan dalam bidang2 jang menentukan. Target2 demikian itu bagi Menteri2 dan petugas2 jang bersangkutan harus pula merupakan sasaran jang perlu ditjapai dalam bidangnja masing2,Pada waktu ini telah dimulai diadakann beberapa pembitjaraan berdasarkan mana dapat dikemukakan beberapa angka sangat sementara, sebagai dilampirkan. Oleh karena angka2 itu perlu se- kali dirundingkan setjara masak2 dan perlu ditjotjokkan dengan angka2 dalam bidang2 jang mempengaruhinja, maka angka2 terachir tak dapat diharapkan selesai dalam waktu satu atau 2 minggu melainkan djika semua pihak membantu dengan penuh perhatian akan makan waktu sadikit-dikitnja 2 atau 3 bulan.

12. Kiranja mudah dapat dipahami bahwa perhatian jang ditjurahkan oleh berbagai instansi terhadap perentjanaan dalam angka2 hingga sekarang tidak sangat besar, karena merupakan suatu tugas jang

253

Page 274: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

baru. Demikian ini dapat dikemukakan sekalipun hingga sekarang kami pada umumnja mendapatkan bantuan jang sepenuhnja dari petugas dari berbagai Departemen. Sebaiknjalah dalam hal ini diputuskan oleh Muppenas tentang perentjanaan angka2 target dalam hal sebagai tersebut diatas, Dan sebaiknjalah pula oleh Pimpinan Tertinggi Bappenas diputuskan supaja semua instansi jang bersangkutan mengadjukan target-target produksinja dalam waktu jang singkat kepada Bappenas hingga kemudian dapat dipeladjari pula oleh Muppenas, dan achiruja oleh M.P.R.S., sesuai dengan kebutuhan ekonomi perdjuangan kita.

13. Angka2 jang berdasarkan pilciran2 perentjanaan demikian itu di-kumpulkan oleh kami be Mullah merupakan angka2 jang merupakan target2 jang resmi sebagai kami maksudkan. Banjak sekali jang terpaksa kami taksir sendiri karena banjak petugas2 jbs, tidak merasa berwenang untuk mengadjukan sesuatu angkapun.Perasaan bahwa mengadjukan dan merentjanakan angka2 jang panting adalah tugas dari semua instansi jbs. perlu sekali dita- namkan dengan keputusan Muppenas, dan instruksi Pimpinan Ter-tinggi Bappenas.Baru dengan ketegasan jang demikian itu kiranja dapat ditjapai perentjanaan ekonomi perdjuangan setjara terperintji.

III. Pokok2 banting stir dalarn peiniajaan sesuai dengan Ketetapan M.P.R.S. No. VI/MPRS/65.

14. Banting stir pembiajaan.

Ketetapan No. VI/MPRS/1965 dengan djelas menggariskan banting stir dalam penggalian sumber pembiajaan seperti tertjantum dalam Bab Il pasal 6 dan penjusunan anggaran moneter dalam mana termasuk anggaran pembangunan jang berdasarkan perhitungan2 ekonomis jang efisien (Bab 11 fasal 17).Letaknja banting stir dalam kebidjaksanaan pembiajaan adalah pada pelaksanaan garis menggali sumber pembiajaan dari kekua- tan ekonorni kita jang njata dan tidak menggantungkan diri pada luar negeri dan betul2 meningkatkan penerimaan Negara jang tidak mengakibatkan menambah beban Rakjat seperti mengutamakan dan menjandarkan pada padjak2 langsung dan tidak langsung.Banting stir djuga ditudjulcaa untuk melaksanakan politik pembi-ajaan jang mengabdi produksi sebagai djalan untuk melawan dan menekan inflasi setjara ber-angsur2 dan menekan defisitspending.Karena itu politik pembiajaan Plan 3 tahun 1966— 1968 harus mengutamakan usaha rehabilitasi aparat ekonomi kita, chususnja dibidang produksi dan distribusi (termasuk transport).

254

Page 275: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

15. Peranan Ekonomi Sektor Negara Dalam Penggalian Sumber Pembiajaan.Peranan ekonomi sektor negara jaitu PN2/PNN2 harus merupa- kan sandaran dalam penggalian sumber pembiajaan pembangunan Plan 3 Tahun, sebagai mana telah digariskan oleh Ketetapan M.P.R.S. No VI/MPRS/1965 Bab 11 Pasal 6 ajat 3 dan 4.PN2/PNN2 dengan menetapkan target2 produksi, kegiatan dan djasa2nja, setjara tegas harus mentjiptakan dana2 pembiajaan Pembangunan bagi Negara.Cost-accounting Manipolis dengan tjara management jang efisien memberantas salah urus dan pemborosan material, uang, tenaga. dan waktu harus dilaksanakan. Ini hanja mungkin ditjiptakan djika PN2/PNN2 dibersihkan dari kaum kapitalis birokrat, manipulator2 dan koruptor2.Penjehatan dan penertiban apatatur ekonomi dan keuangan meru- pakan sjarat mutlak suksesnja pelaksanaan kebidjaksanaan pem- biajaan banting stir.Peranan Koperasi dan Swasta (nasional domestik) adalah pada pengerahan fund and forces bagi pelalcsana projek komplementer jang ditudjukan untuk mensukseskan projek2 utama (negara = pu- sat dan daerah) untuk semakin memperkuat posisi ekonomi sektor negara.

16. Peranan perdagangan luar negeri dalam mentjiptakan dana pemba-ngunan.Kebutuhan dana devisa dipenuhi dari hasil export kita. Karena itu perdagangan luar negeri kita (et:port dan import) harus disu-bordinasikan pada tudjuan pembangunan, tudjuan meningkatkan produksi.Ketetapan M.P.R.S. No. VI/MPS/65 telah menggariskan kebi-djaksanaan politik export dan import seperti tertera dalam fasal 9 ajat 1 dan 2, jang mengandung tudjuan supaja hasil export jaitu pendapatan devisa berada ditangan negara.Dibidang export, swasta exportir produsen melakukan export diba- wah pimpinan pemerintah dimana basil devisa sepenuhnja dikuasai dan dimibki negara, sedang exportir produsen swasta mendapat- kan djaminan2 dan incentives jang lajak.Dibidang import, swasta hanja mungkin melakukan import atas nama Pemerintah dengan melakukan import jang djenisnja diten- tukan Pemerintah sesuai dengan rentjana pembangunan dan ren- tjana produksi.Sistim incentives dalam devisa seperti SPP dihapuskan. Ini berar- ti penindjauan setjara menjeluruh dalam kebidjaksanaan export-

255

Page 276: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

import jang berlaku sekarang, termasuk penindjauan terhadap UU Lalu-Iintas Devisa jang tidak sesuai dengan garis ekonomi terpimpin.Kebutuhan alokasi devisa untuk rentjana produksi PN2, swasta dan koperasi diatur oleh Pemerintah.

17. Politik tentang perusahaan2 minjak bumi.Mengingat minjak adalah merupakan bahan jang vital dalam pem-bangunan dan ekonomi nasional dan mengingat kedudukan jang ber-dominasi dari perusahaan monopoli asing dibidang minjak bumi, ada-lah tidak sesuai dan akan menghambat pelaksanaan prinsip berdikari dalam bidang ekonomi, djika politik tentang perusahaan - minjak bumi tidak disesuaikan dengan tudjuan tersebut.Karena itu perlu segera dilaksanakan Ketetapan No, VI pasal 11 dengan menasionalisasi semua perusahaan2 minjak asing jang se-karang bekerdja dengan sistim kontrak kerdja jang amat merugikan itu. Perusahaan minjak seluruhnja harus berada ditangan negara sebagai sumber jang panting bagi dana2 pembangunan.

18. Masalah kredit luar negeri.Prinsip berdikari hanja mungkin kita djundjung tinggi djika soal kredit luar negeri hanja kita lakukan apabila sumber dalam ne- geri tidak mentjukupi. Lagi pula kredit itu harus dalam djumlah jang tidak mengakibatkan ketergantungan kita pada luar negeri termasuk dalam persjaratannja (harus tampa sjarat ikatan ekonomi, politis dan mititer) karena itu harus mengutamakan dari negara2 nefo. Dalam pada itu neratja pembajaran luar negeri kita dewasa ini adalah demikian rupa, sehingga hasil devisa tahunan kita dalam bagian jang amat besar harus kita gunakan untuk menjitjil kredit2 tersebut.Salahsatu usaha untuk bisa menggunakan devisa kita bagi peme- nuhan dana2 pembangunan labia besar, adalah dengan tjara me-ngusahakan menunda pembajaran (rescheduling pembajaran) bebe- rapa kredit luar negeti.

19. Pembiajaan pembangunan daerah.Bagi pembiajaan projek2 Daerah digali sumber2 pembiajaan oleh Pemerintah Daerah dengan mengingat prinsip2 banting stir dalam pembiajaan seperti tertjantum dalam pokok 14 diatas dan menggu-nakan sumber dari pengaturan perimbangan keuangan antara Pu- sat dan Daerah jang diatur oleh UU Perimbangan Keuangan, termasuk tentang alokasi2 laperluan akan devisa.

256

Page 277: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

20. Politik perkreditan Pemerintah.Politik perkreditan Pemetintah harus ditudjukan djustru untuk menekan defisit anggaran negara dan djumlah peredaran uang karena itu disamping investasi untuk men}perkuat slat produksi, setjara riil kredit dilaksanakan terutama pada tudjuan2 operatif kredit djangka pendek dengan melikwidasi praktek2 jang manipu- latif dan ditudjukan pada sektor produksi.

IV. Kesimpulan.21. Untuk mentjapai penjusunan pola ekonomi perdjuangan berdasarkan

Berdikari dan Keputusan MPRS No. VI, perlu sekali instansi2 jang bersangkutan memberikan kepada dan merundingkan dengan Bappe-nas kebidjaksanaan fang dianut dan tindakan jang diambil untuk melaksanakannja hingga Bappenas selalu dapat turut mengikutinja,

22. Tiap intansi dalam bidang ekonomi jang strategis perlu menjusun angka target dalam bidangnja masing2 serta menjampaikan dan merundingkannja dengan Bappenas, hingga djuga Muppenas ke-mudian dapat turut serta menentukannja setjara terperintji. Baru dengan ketegasan jang demikian itu kiranja dapat ditjapai perentjanaan ekonomi perdjuangan serta pola pembiajaannja setjara terperintji.

23. Garis2 banting stir dalam pembiajaan seperti jang ditetapkan dalam Ketetapan M.P.R.S. No. V1 harus dilaksanakan dengan sungguh2 dituangkan dalam kebidjaksaan politik Pemerintah dan tindakan konkrit jang dibutuhkan. Hanja dengan konsekwen melaksanakan garis2 itu dapat digali sumber2 pembiajaan jang berdikari.

257

Page 278: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Daftar pertama (sementara) Lampiran I.dalam miljard rupiah

Th. Pengelu-aran

PT Peneri-maan

PT Kredit LuarNegeri

PT Djuml.Pereda-

RanUang achir

tahun

PT

1963 292 162 15 10 263130% 85% 467% 156%

1964 682 283 85 27,3 676117% 139% 253% 163%

1065 1476 675 300 — 178030% 130% 200% 103%

1966 2800 1550 600 363070% 125% 80% 60%

1967 4700 3500 1080 — 591050% 70% 60% 48%

1968 7100 50% 6000 1730 — 8740

Keterangan : P. T. adalah presentasi tambah

Tahun Pembangunan P.T. Routine P. T. Chusus P. T.

1965 500 724 250100% 80 % 100%

1966 1000 1300 500

75% 74% 30%

1967 1750 2260 750

71% 37% 331%

1968 3000 3 00 1000

258

Page 279: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

TARGET EKSPORT INDONESIA 1965 -- 1968

Nomor Djenis Barang Nilai dalam djutaan SU . $1965 1966 1967 1968

I.1.2.3.4.5.6.

7.8.9.

HASIL2 PERKEBUNAN :Karet PerkebunanT e hMinjak Kelapa SawitBidji Kelapa SawitKopi Bidji PerkebunanTembakau Lembaran (KetjualiTembakau Krosok)Gula PasirSerat-seratLain2 Hasil Perkebunan

98.3316.8824.803.664.20

14.8515.00.068

1.060

103.5017.4824.903.724.55

15.3015.000.882.40

110.3517.7125.003.784.90

15.7515.751.313.20

117.0017.9425.003.905.25

16.2016.501.754.00

180.00 187.73 197.65 207.54II.10.11.12.13.14.15.16.

HASIL2 PERTANIAN RAKJAT :Karet RakjatK o p r aTembakau Krosok dan IrisanKopi Bidji RakjatL a d aBungkil KopraLain2 Hasil Pertanian Rakjat

124.0051.006.72

14.7516.753.30

20.00

140.0052.007.06

16.5817.423.63

23.28

155.0096.007.42

11.2018.363.96

27.00

170.0057.757.45

19.5019.044.14

29.40236.52 260.67 285.93 317.27

III.17.18.19.

HASIL2 HUTAN :RotanKopal dan DamarLain2 Hasil Hutan

1.851.605.66

2.001.75

10.14

2.181.90

13.28

2.332.04

17.60

9.11 13.89 17.36 21.98

259

Page 280: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

IV HASIL PERTAMBANGAN.20. Timah Putih 60.00 65.10 70.40 78.0021. Lain2 Hasil Pertambangan 5.00 6.12 7.28 8.10

65.00 71.22 77.68 86.10

V. LAIN2 HASIL EKSPORT. 9.37 16.49 26,38 28.11

D J U M L A H 500.00 550.00 605.00 661.00

TARGET EKSPORT INDONESIA 1965 - 1968Nomor Djenis-djenis Barang Berat kotor dalam metrictons

1965 1965 1967 1968HASIL2 PERKEBUNAN

1. Karet Perkebunan 218.500 230.000 245.000 260.0002. Teh 37.500 33.000 58.500 39.0003. Minjak Kelapa Sawit 124 000 124.500 125.000 125.0004. Bidji Kelapa Sawit 30.500 31.000 11.500 52.0005. Kopi Bidji Perkebunan 12 000 13.000 14.000 15.0006. Tembakau Lembaran (ketjuati

tmbakau krosok) 3.300 3.400 3.500 5,6007. Gula Pasir 200.000 200.000 210.000 220.0008. Se rat- serat 3.900 5.000 7.500 10.0009. Lain-lain Hasil Perkebunan 50.000 75:000 100.000 125.000

679.700 719.900 775.000 829,600( 5.91%) ( 7.65%) ( 7.05%)

II. HASIL PERTANIAN RAKJAT

10. Karet Rakjat 400.000 425.000 450.000 480.00011. Kopra 300.000 310.000 320.000 330.00012. Tembakau Krosok dan Irisan 12.000 12.500 13.000 15.00013. Kopi Bidji Rakjat 59.000 65.000 70.000 75.00014. Lada 25.000 26.000 27.000 28.00015: Bungkil Kopra 100.000 110.000 120.000 125.00016. Lain2 Hasil Pertanian Rakjat 150.000 175.000 200.000 210.000

1.046.000 1.123.500 1.210.000 1.311.000(7.41%) (27.69%) (8.36%)

260

Page 281: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

III HASIL HUTAN17 Rotan 33.000 36,000 39.000 42.00018 Kopal dan Damar 12.000 13.000 14.000 15.00019 Lain-lain Hasil Hutan p.m. p.m- p.m, p.m

45.000 49.000 53.000 57.000(8.89%) (8.16%) (7.55%)

V.20.

HASIL2 PERTAMBANGANTimah Putih

20.000 21.000 22.00 24.000

21 Lain-lain hasil Pertambangan 500,000 510.00 520.000 540;000

520.000 513.000 542.000 564.000(2.12%) (2.07%) (4.06%)

LAIN2 HASIL EKSPORT 35.000 60.000 90.000 100.000

(71.4%) (50%) (11.1%)D J U M L A H 2.325.700 583.400 2.670.000 2.861.000

(11%) (3.4%) (7,18%)

261

Page 282: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Lampiran IV

SASARAN SEMENTARA KENAIKA N OUTPUTDALAM PERSENTASE

Hasil - hasil 1965 1966 1967 1968

1. Padi Kering 2,18 2,38 2.01

2. Djagung 6,68 6,24 5,89

3. Katjang2an (kedele) 6,75 11,94 9,75

4. Katjang Tanah 2,56 7,25 7,27

5. Tepung Sagu 166,67 62,5 38,46

6. Kopra 0 0 0

7. Tapioka 183,3 64,7 75,0

8. D aging 2.2 2,4 2,6

9. Telur 2,4 2,9 2,3

10. Susu 2,1 2,6 2,0

262

Page 283: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

BANTING STIR DIBIDANG EKONOMI DAN PEMBANGUNAN

I. Dasar Pokok2. Amanat politik Presiden ,. Berdikari” (baik iang diutjapkan mau-

pun jang tidak dibatja).2. Ketetapan M.P.R.S. No. V1 /MPRS/1965

II. Bahan- bahan panting1. Pidato /Su mbangan pikiran kami dalam Rapat- Paripurna ke - 2

Muppenas bulan April jang laic,2. Memorandum Pimpinan M.P.R.S. dan Saran-saran Pimpinan

M.P.R.S. dalam pelaksanaan Program Pemerintah tahun 1964.III. Pemikiran 1ebih landjut:

1. Usaha Banting Stir dibidang ekonomi dan Pembangunan hendak- nja dipusatkan kepada soa12 pokok:a. M e n g i n t e g r a s i k a n semua pola-pola pembangunan jang

aria, hingga betul2 kita hanja mengenal dan memiliki satu pola pembangunan nasional jang diintegrasikan dan disinkronisasikan.

b. Pemusatan dalam salt: tan gan A.B. Pembangunan dan me-njederl,anakan prosedure pemberian alokasi keuangan sampai dengan kepada Pelaksana projek (Mandataris M.P.R.S.)

c. Perhitungan dan perintjian setjara eksak opset projek,d. Meletakkan susunan Prioritas sesuai dengan program Pemerintah.e. Penentuan target waktu penjelesaian dan prcduksi setjara pasti.

2. Merubah dan sekurang2-nja meletakkan Dasar O r i e n t as i Pema- s a r an produksi2 ekspor kita kedalam negeri sendiri untuk mema-tahkan ketergantungan kita kepada pasaran luar negeri.a. Mendorong kegiatan dan peningkatan aktivitas perdagangan luar

negeri kita pada sentra-sentra pemasaran produksi didalam negeri.b. Menggiatkan dan meningkatkan daja - mampu pengangkutan di

taut dan diudara dengan Iuar negeri,3. Penjederhanaan Aparatur Pcnjelenggara ekonomi dan Pem-

bangunan.a. Dengan menghilangkan doublures dan menjatukan aparatur – apa-

ratur sedjenis.b. Dialokasi wewenang kepada Daerah2 menurut taraf dan

mutu kemampuannja masing2.

263

Page 284: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

c. A p a r a t u r K o n t r o t e jang kuat dan effektif dipusat.Dengan tambahan tiga pokok tersebut diatas, kiranja tidak perlu kami memberikan ulangan terhadap pemikiran2 setjara terperintji menjusun rentjana Ranting Stir dibidang ekonomi dan pembangunan seperti telah dikemukakan dan dibahas bersama2 dalam Sidang Muppenas dan Sidang Umum ke-III jang baru lalu,Dengan memberikan tekanan setjara chums kepada tiga pokok tersebut diatas, kami rasa telah tjukup padat dan luas materi jang dapat kita susun dalam satu Rentjana seperti diperintahkan oleh ketetapan M.P.R.S. No. Vl/MPRS/1965.Tiada lain kami harap tambahkan pemikiran kami ini, dapat mentjukupi keperluan Saudara.

264

Page 285: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

B. SAMBUTAN J. M. WK. KETUA M. P. R S. / MENKO K.H. 1DHAM CHALID

Jang Mulia Ketaa dan Saudaralsaudara para 44.11,ggauta Muppenas Jth.Menjambut berlangsungnja Sidang Paripurna Ill Muppenas dari tgl.

28 Djuni s/d 3 Djuli 1965, pertama-tama kami memandjatkan pudji do'a kehadirat Allah S.W.T. semogalah rapat paripurna ke-1ll Muppenas kali ini mendapat rachmat dan berkat-Nja setjara melimpah2, agar sukses lah Muppenas dalam melaksanakan instruksi Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno dalam merumuskan perentjanaan dan kebidjaksanaan „Banting Stir” dalam bidang ekonomi dan Pembangunan, sesuai dengan Ketetapan MPRS No. VI/MPRS/1965 dan Amanat Politik P.J.M. Presiden/Mandataris MPRS jang berdjudul ,,B Cr d i k a ri`°.

Mendjurus kepada in at e r i n j a, ingin kami mengemukakan bebe- rapa hal sebagai problem-sentral dalam kita menghadapi penjelesaian tugas—Politik dan tugas—Ekonomi pada tingkatan pertumbuhan Revolusi kita dewasa ini, sesuai dengan tuntutan perdjuangan kita pada taraf sekarang.1). Berpegangan pada Amanat Politik Presiden „Berdikari” jang di

perkuat dengan penerimaan t a n p a reserve oleh MPRS serta kemudian dirumuskan pokok2 Ketetapan MPRS No VI/MPRS/1965 maka bagi Sidang Muppenas kali ini sudahlah djelas l a n d a s a n dan m a t e r i jang harus diolahnja.Dalam hal ini ingin kami menekankan kepada keharusan kita semua untuk selalu setjara erat dan pasti berpegangan pada pe- ngertian2 dan tafsiran2 resmi tentang prinsip2 Revolusi kita, jang telah diletakkan dalam kedua dokumen resmi itu. Tafsiran jang pasti dan tegas dari Pemimpin Besar Revolusikita Bung Karno itu hendaknja selalu mendjadi pegangan dan guiding prinsiple kita semua dalam merumuskan garis2 kebidjaksanaan p e l a k s a n a a n n j aDjustru dalam berpegang teguh dan taat pada tafsiran serta ketega- san Pemimpin Besar Revolusi kita itulah akan terlihat ketaatan dan kepatuhan kita sebagai pelaksana2 dan alat Revolusi kepada Pemimpin Besar Revolusi kita Bung Karno dan Doktrin Revolusi kita sendiri.Hendaknja Sidang Muppenas sekarang ini njata2 dapat merupakan Sidang P e n g a m a n dan P e l a k s a n a dari pada kete- gasan-ketegasan Amanat Politik „ Berdikari " itu.

2). Disamping berpegang — teguh dan taat -tunduk pada kedjelasan dan penegasan Pemimpin Besar Revolusi kita tentang prinsip2 agung Revolusi kita, hendaknja Sidang Muppenas kali ini djuga memper-

265

Page 286: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

hatikan dengan saksama d j e w e r a n-2 jang pedas dari Pemimpin Besar Revolusi kita ini terhadap penjeleweng2 kits sendiri dalam melaksanakan adjaran beliau, untuk mensukseskan segala usaha kita dan memenangkan Revolusi Besar kita.

3) Lebih mendjurus lagi kepada materi P o l a E k o n o m i P e r- d j u a n g a n jang hares disusun oleh Sidang Muppenas kali ini kami ingin menundjukkan kepada instruksi Presiden / Pemimpin Tertinggi Bappenas No. 011: jang telah berisi perperintjian dan , kete-gasan mengenai segi2 detail daripada Pala Ekonomi-Perdjiiangan itu.Hendaknja segenap Anggota Muppenas sadar sedalam2nja akan kenjataan bahwa tugas penjusunan Pola Ekonomi Perdjuangan seka-rang ini adalah a I a t untuk mensukseskan PPNSB kita, jang telah ditetapkan oleh MPRS dalam wudjud Ketetapan MPRS,I No, II/ MPRS/1960.Djanganlah sekedjap matapun dilupakan penilaian dan putusan Madjelis Tertinggi kita bahwa PPNSB itu dalam g a r i s —g a r i s b e s a r n j a telah dinjatakan s e s u a i dengan APP dan Manipol/USDEK seperti ditegaskan dalam Ketetapan MPRS/No.1 MPRS/1960.Berpidjak pada ketegasan Presiden bahwa usaha kita untuk menje-suaikan dan menjempurnakan PPNSB itu sekali2 tidak boleh me-njimpang. dari APP dan Manipol/USDEK, maka perlu kita . men-dalami dan menjelami setjara djelas dan terang kedua s u m b e r resmi itu.

4) Keharusan penjusunan Rentjana Pola Ekonomi-Perdjuangan pada tingkatan pelaksana PPNSB sekarang ini, adalah t u n t u t a n o b j e k ti p. daripada perdjuangan kita dibidang Ekonomi dan Pembangunan, jang ditimbulkan dan diakibatican oleh progress serta kemenangan2 kita dibidang perdjuangan politik,

Adalah keharusan objektip bahwa kesadaran kita harus sungguh2

didasarkan atas k e n j a t a a n2 jang a d a dan k e a d a a n2 jang n j a t a pada pertumbuhan masjarakat dan Revolusi kita dewasa ini, chususnja dibidang Ekonomi— moneter untuk mensukseskan PPNSB dalam djangka waktu (tiga) tahun jang akan datang ini. Perlu kita setjara radikal menjesuaikan Plan-pembangunan kita itu dengan tuntutan2 objektip pada taraf pertumbuhannja sekarang ini.Tuntutan jang sunguh objektip dalam rangka tingkatan kemenangan kemenangan politik dewasa ini. adalah tutntuan B e r d i k a r i dibidang Ekonomi. Ketetapan MPRS No. Rl/MPRS/1965 telah meng-gariskan ketegasan2 untuk melaksanakan prinsip „Berdikari” dibidang Ekonomi itu, jang mengharuskan kita senora berpidjak dan bekerdja atas dasar k e k u a t a n2 E k o n o m i jang riil ada. Hal ini berarti, bahwa kita harus dapat menetapkan garispemisah antara

266

Page 287: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

k e k u a t a n 2 e k o n o m i p o t e n s i i l (kekuatan ekonomi jang mungkin kita gali dan adakan) dan kekuatan2 ekanomi riil (kekuatan ekonomi jang telah njata ada).Atas dasar perintjian dan perhitungan kekuatan niil ekonomi kita setjara eksak, kita haws sampai kepada penjusunan plan pemba-ngunan ekonomi ditengah2 gelora dan dinamikanja perdjuangan kita dewasa ini, jiatu : EKONOMI — PERDJUANGAN.

5) „Ekonomi—Perdjuangan” adalah faham kita tentang „tata-pereko-nomian ditengah gelora—perdjuangan Revolusi kita dewasa ini”Oleh sebab itu, pola ekonomi—Perdjuangan itu bukan tata-pereko-nomian jang konvensionil, tetapi djustru suatu „pola tata-perekono-mian jang inkonvensionil”.Oleh karenanja, maka alat-2 dan saran- sarannja pun akan bersifat inkonvensionil pula. Hal ini perlu kita sadari sedalam2nja, untuk mengarahkan segala pemikiran dalam perentjanaan kita itu sesuai dengan tuntutan objektip pertumbuhan Revolusi kita pada tingkatannja sekarang.Ekonomi—Perdjuangan bukanlah Ekonomi perang dan djuga bukan Ekonomi damai. Penegasan setjara negatip ini memberikan b a-t a s - b a t a s setjara eksak dalam pengertian dan tafsir Ekonomi-Perdjuangan itu.Untuk mengisi konsepsi Ekonomi-Perdjuangan jang kita perlukan itu, banjak bahan dapat kita ambil dari Amanat Politik „Berdikari” dan Memorandum Pimpinan M.P.R.S. tahun 1963 dan 1964 berikut hasil2 Sidang Paripurna II Muppenas pada permulaan tahun ini.

6) Dalam merangkai dan merumuskan isi-materi pola ekonomi-Perdju-angan dengan menggunakan bahan2 tersebut diatas, terdapat satu probleem pokok jaitu hares selalu merupakan guiding prinsiple dalam memikirkan usaha kita-bersama, jaitu kenjataan -kenjataan :

a. s e l a l u b e r u b a h n j a s i t u a s i d a n k o n d i s i m a s j a r a k a t kita, termasuk didalamnja petubahan2 dibidang Ekonomi-moneter, berhubung selalu bertumbuhnja perdjuangan Revolusi kita pada tingkatan sekarang dan jang akan datang.

b. atas dasar kenjataan tersebut pada a. timbullah akibat logis bahwa dalam situasi dan kondisi jang selalu berubah itu, tidak mung-kin kita meletakkan perentjanaan perhitungan jang ma-thematis eksak.

c. kenjataan belum adanja pengetahuan dan pengertian kita jang pasti tentang D j u m l a h d a n l u a s n j a K e k u a t a n 2

E k o n o m i r i i l j a n g a d a , hingga menimbulkan akibat-logis keharusan menjelenggarakan Inventarisasi ter-lebih dahulu.

267

Page 288: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

d. penjelengaraan inventarisasi itu sesungguhnja telah diperintahkan oleh PPNSB sendiri, tetapi njatanja belum pernah dikerdjakan hingga sekarang.Disamping kekurangan dan kelemahan pelaksanaan seperti terdjadi dengan inventarisasi ini perlu kita akui masih banjak adanja ketentuan-ketentuan PNSB sendiri jang tidak diperhatikan dan diabaikan, hingga pelaksanaan PPNSB hingga kini banjak ber-simpang-siuran. karena kompasnja fang konsepsionil satu-arah dan satu- pemikiran, njata2 telah disimpangkan dan dikaburkan dengan pemikiran2 serta tafsiran2 jang diselundupkan. Atas dasar kenjataan pelaksanaan sematjam itu, hendaknja Muppenas kali ini dapat mene-gaskan ika t an da n keha rusa n—tunduk—pada—pol a dengan setjara njata, demi terdjamindan diamankannja ke-ter-arahkan segala kegiatan pelaksanaan pembangunan itu.

5. probleem organisatoris seperti tersebut pada a, sampai dengan d. harus benar-benar dituangkan dalam ketentuan2 pasti, jang mengikat semua pelaksana mengingat sekarang sudah diambil ketegasan, bahwa Pimpinan Pelaksanaan Pola Pembangunan itu dipegang langsung oleh Pemimpin Besar Revolusi kita.Demi suksesnja pembangunan itu, hendaknja kita semua para pe-laksana dapat taat dan tunduk kepada Pimpinan Tunggal Presider/ Mandataris MPRS itu.

(7) Berpegangan pada pengertian dan tafsiran jang satu dan kebidjak-sanaan organisasi jang mengikat, perlu kini dipastikan RENTJANA KERDJA dalam wudjud suatu p r o g r a m m i n g, jang djelas — sederhana— kompak, jang sudah dimengerti oleh rakjat kita s e-1 u r u h n j a. Atas dasar tuntutan tersebut. hendaknja programming itu berisi „projek-projek jang segera dapat menghasilkan, hingga faedahnja dapat setjara langsung dan segera dirasakan oleh rakjat seluruhnja.Faedah jang dapat dikenjam oleh Rakjat itulah jang merupakan d a j a p e n a r i k dan p e r a n g s a n g bagi Rakjat untuk se-penuh hati ikut-serta dalam melaksanakannja.Apabila rakjat telah tergerak sematjam itu, akan djelaslah kekuatan-kekuatan riil jang harus kita perhitungkan dalam melaksanakan prinsip „Berdikari”. Djustru suasana dan selera pembangunan sema-tjam itulah jang kita sebut Pola Pembangunan jang progresip dan invenkonsionil, jang sungguh2 sesuai.dengan tuntutan serta adjaran Revolusi - Besar kita.

(8) Mengenai prinsip „Berdikari” sendiri, sungguh salah - lah tafsiran sementara orang, bahwa kita akan membangunkan a u t a r k i dibidang Ekonomi. hal mana sungguh tidak mungkin dalam kon-stelasi dunia modern dewasaPula ada sinjalemen tentang fikiran jang sangat sesat dalam mema-hami prinsip „Berdikari” itu, bahwa segala hasil kekajaan alam kita

268

Page 289: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

itu harus dan coot - que - cout diolah dengan „peralatan atau insta-lasi kita sendiri didalam negeri.Manakala peralatan itu belum ada didalam negeri, seakan -akan kita harus menghadapi dead-lock dalam pengolahannja.Sesungguhnja toh, apabila kita memiliki sendiri alat pengolahannja itu, kita dapat meng - e k s p or hasil kekajaan itu guna membeli alat pengolahan jang kita perlukan itu. Policy tersebut achirnja akan memberikan isi kepada pelaksanaan prinsip „Berdikari” kita.

(9) Salah sate problem-sentral lainnja adalah coal mempersatukan da-lam „one coordinated unit” segala pola-pola pembangunan jang ada, untuk kemudian didjuruskan dan dichususkan path sat u Pola Ekonomi—Perdjuangan sebagai alat untuk men anggulangi ke-sulitan dan kesukaran Ekonomi-moneter jang kita derita dewasa ini.Dengan ketentuan bahwa Anggaran Belandja Pembangunan harus disentralisir dan dipegang langsung oleh P.J.M. Presiden /Manda-taris M,P,R S, hendaknja ketegasan ini djuga dimanfaatkan dalam usaha Funds Ris ing dan Funds Col lec t ing , guna mendapatkan isi dan tambahan Anggaran Belandja Pembangunan itu.Policy funds rasing dan collecting ini harus njata - njata digariskan setjara tegas-terang, agar djanganlah somber pembiajaan itu selalu harus bergantung pada pentjetakan uang terus- menerus. Djustru policy pentjetakan uang tanpa kendali itu harus segera dihentikan.

(10) Kemudian hendaknja ditjurahkan perhatian dan pemikiran penuh mengenai situasi dan mutu para pelaksana.

Perlu segera diperbaiki pengaturan dan penertiban para pelaksana pola Ekonomi—Perdjuangan itu berdasarkan pengalaman-pengalaman jang pahit pada waktu jang sudah-sudah. Pola Ekonomi-Perdjua-ngan harus sanggup menetapkan Personneel Budgetting dengan setjara saksama untuk mensukseskan pola Ekonomi—Per-djuangan itu selama 3 (tiga) tahun djangka waktunja. Penelitian mutu dan situasi mental, ketjakapan teknis dan ketjakapan organi-satoris daripada pelaksana harus mendapat perhatian lebih dari pada jang sudah-sudah.Dalam hubungan dengan tuntutan objektip tersebut diatas, perlu di susun dan ditondjolkan pelaksanaan pembangunan prasarana jang sangat vital dalam proje tc -projek pembangunan Menta l / Rochani.Hal ini seringkali dilupakan dan diabaikan dalam segala pemikiran dan usaha penjusunan plan ekonomi, karena orang hanja tertarik pada soal-soal materi belaka.Dalam rangka Konsepsi Adjaran Revolusi Pantjasila kita. terutama menghadapi tuntutan perkembangannja untuk menjalakan api obor Revolusi itu setjara menjeluruh kepada umat manusia dan dunia, sungguh perlu mutlak untuk menggaris dan tegas dan meletakkan

269

Page 290: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

dengan mantap materi pembangunan Mental / Rochani itu dalam pola Pembangunan Ekonomi—Perdjuangan kita.

Demikianlan pokok-pokok tambahan materi pemikiran dalam kami menjambut usaha jang besar dan sungguh menentukan daripada Sidang Muppenas kali ini, disamping bahan2 jang telah padat-luas seperti ter-dapat dalam Amanat Politik „Berdikari” dan Ketetapan MPRS No. VI/ MPRS / 1965.

Dengan sekali lagi memandjatkan pudji . do'a kehadirat Ilahi untuk senantiasa mohon petundjuk dan bimbingan-Nja bagi Pimpinan dan se-genap Anggota Muppenas, kami utjapkan sekali lagi sukses untuk Sidang Paripurna ke - III Muppenas kali ini.

Terima kasih.

270

Page 291: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

C. SAMBUTAN WK. KETUA MPRS/DN. AIDIT.

POLA BANTING STIR SUPAJA MENTJERMINKAN KETETAPAN No. VI MPRS/ 1965

Rapat Paripurna ke III MUPPENAS berinaksnk untuk meme-rintji lebih djauh Ketetapan No, V1/MPRS/1465 dan bagian2 panting daripada Amanat Politik Berdikari untuk dimasukkan dalam Pala Eke-nomi Perdjuangan 3. Tauhn (1666-19674968). Oleh Pimpinan MUPPINAS telah ditetapkan atjara Rapat Paripurna seperti berikut:

1. Soal mentjiptakan iklim ekonomi jang baik.2. Soal Garis2 Besar Rentjana Target 3 Tahun3. Soal Rentjana Pcmbiajaan Pembangunau 3 Tahun4. Soal Organisasi dan Dekonsentrasi kapada Daerah2.Atjara2 tersebut saja anggap telah menggambarkan masalah2 pen-

ting jang perlu dirumuskan dalam Ketetapan No. VI/MPRS/1965 Berhu-bung dengan atjara2 tersebut jang akan dibahas oleh Rapat Patipurna ke i11 MUPPENAS maka saja menjampailcan pendapat dan usul2 seperti tersebut. dibawah ini.I. Soal mentjiptakan iklim ekonomi jang baik.

Soal iklim ekonomi jang balk telah ditegaskan dalam Amanat Politik Berdikari sebagai bagian jang mutlak perk dalam melaksanakan pembangunan berentjana. Dinjatakan antara gain: ,;kita hams segera bangkit-serentak mengganjang kesulitan2 dan hambatan2 pembangunan dibidang produksi, Distribusi, Keuangan-pembiajaan, dan Organisasi pelak-sanaannjal" Pola Ranting Stir: harus dapatmengganjang semua hamba-tan2 jang series dalatn praktek sehingga tertjiptakansjarat2 jang baik bagi pembangunan dibidang ekonomi dan dalam melaksanakan tugas politik sekarang.

Dalam rapat paripurna MUPPENAS 'sekarang ini hendaknja da-pat diperintji lebih djauh hal2 jang telah ditetapkan dalam Ketetapan No. VIJMPRS/1965 mengenai iklim Ekonomi. Jang perk dikongkritkan adalah bentuk2 jangnjata daripada hambatan2 jang kita hadapi sekarang dan perintjian lebih djauh daripada djalan keluarjang setjara po-kok dirumuskan dalain Ketetapan No. Vl/MPRS/1965.

Hambatan2 jang kita hadapi sekarang ini meliputi bidang eko-nomi keuangan dan bidang aparatur.pelaksanaan.pembangunan. Dengan berpedoman pada Ketetapan No.V1/MPRSi1965 maka.; hambatan2 jang perk diteliti dan dikikis habis dapat saja rumuskan seperti berikut :

1. Alat2 produksi umumnja tidak mengalami rehabilitasi. 2. Inflasi dan tidak `adanja stabilisasi harga. ,3. Seretnja sirkulasi barang-dagangan danbanjaknja ongkos2 gelap.

271

Page 292: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

4. Tidak lantjarnja pengangkutan.5. Merosotnja daja bell Rakjat.6. Ongkos produksi jang tidak stabil karena tidak ada politik

harga jang berentjana.7. Pelaksana UUPA, UUPH dan UU Bagi Hasil Perikanan jang

seret dan masih belum banjak menguntungkan kaum tani penggarap dan nelajan-pekerdja.

8. Status jang masih menggantung dad perusahaan modal mo-nopoli acing, terutama milik imperialis inggris dan Amerika Serikat.

Sudah barang tentu gedjala2 tersebut jang merupakan hamba-tan2 jang njata bukanlah soal ekonomis semata-mata tetapi terutama sekali adalah soal aparatur jaitu soal siapa jang bertanggung djawab dan bagaimana organisasi dalam management. Sebab seperti telah ditegaskan djuga dalam amanat politik Presiden maka „rentjana2

pembangunan ekonomi jang bagaimanapun baiknja, tidak mungkin dapat direalisasi da-lam praktek, bjika APARATUR PELAKSANAANNJA tidak mampu, dan management ekonominja tidak teratur dan tidak didjalankan setjara eficient. Oleh sebab itu, kita harus segera mengambil tindakan tindakan perbaikan dibidang organisasi dan personalia berikut persjaratan men-talnja”,

Pada pokoknja Ketetapan No. Vl/MPRS/1965 mengenai Iklim Ekonomi menghendaki adanja ketegasan dalam menjusun Pola Ekonomi Perdjuangan 3 Tahundengan merumuskan setjaralebih terperintji lagi tindakan2 :

1. Rehabilitasi alat2 produksi jang ada, Untuk ini sadja sudah diperlukan adanja perhitungan2 jang amat luas mengenai ke-kuatan2 produksi kita jang njata jang harus diketahui. Karena itu perlu diadakan „inventarisasi” mengenai kekuatan2

produksi. kita dan peralatannja disektor negara koperasi dan swasta.

2. Mengadakan stabilisasi harga dengan memberantas sumber2

inflasi jang serius, menstabilkan ongkos produksi, menertib-kan ongkos sirkulasi barang-dagangan dan memberantas ong-kos2 gelap dalam sirkulasi. barang-dagangan,Dengan perkataan lain stabilisasi harga harus diadakan de-ngan menanggulangi segi produksi, distribusi dan moneternja. Politik harga jang berentjana hams diadakan dengan dimulai disektor negara sendiri. Politik harga dan tarif terhadap ba-rang2 atawdjasa2 jang dikuasai, digunakandan disalurkan oleh negara sandiri harus berdiri sendiri artinja tidak ber-orientasi pada harga-pasar babas jang spekulatif sekarang ini. Djuga terhadap barang2 jang dikuasai dan disalurkan sendiri oleh negarauntuk keperluan Rakjat dan sektor pro-duksi supaja didasarkan pads sistim pengendalian harga jang efektif.

272

Page 293: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2
Page 294: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

3. Menanggulangi sektor transpor dilaut, darat dan udara. Transpor laut, darat dan udara mempunjai problimnja sendi-ri2 jang harus dipetjahkan setjara chusus. Paula umumnja jang hams ditanggulangi untuk semua tjabang transpor ada-lah soal merosotnja frekwensi pengangkutan jang seharusnja. diperbesar.

4. Daja beli daripada Rakjat harus ditingkatkan dengan berbagai djalan. Untuk para penerima upah supaja ditempuh djalan perbaikan upah nominalnja dan upah naturanja dengan me-ngintensifkan distribusi barang2 pokok dengan harga jang. terbeli oleh Rakjat pekerdja. Bagi kaum tani tidak bisa lain pada waktu sekarang ini harus menjelesaikan setjara konsek-wen pelaksanaan UUPA, UUPBH dan UU Bagi Hasil Peri-kanan jang menguntungkan kaum tani penggarap dan nelajan. pekerdja, untuk menudju penghapusan sisal feodalisme setjara konsekwen. Djuga barang2 kebutuhan kaum tani dan nelajan untuk dapat melangsungkan produksinja dan untuk keperluan konsumsi pokok supaja disalurkan oleh Pemerintah dengan politik harga jang berorientasi pada daja bell kaum tani dan. nelajan jang rendah

5. Perlu perusahaan2 milik imperialis Inggris dan Amerika Se-rikat disita dan didjadikan milik negara, supaja sungguh2 di-letakan dasar berdikari dibidang ekonomi.

6. Achirnja harus diadakan tindakan2 jang konsekwen dalam memberantas salah-urus dan salah-duduk dalam bidang mana-gement dan mengintensifkan demokratisering dalam manage-ment dengan melaksanakan management terbuka.

II. Soal gar i s 2 besar ta rget 3 tahunMengenai soal garis2 besar rentjana 3 tahun kita perlu mene-

tapkan tugas kita jang penting lebih dahulu dilihat dari sudut politik dan ekonomi pada waktu sekarang, Kemudian kita susun satu konsep projek2 jang dapat memenuhi tugas politik dan tugas ekonomi kita jang: mendesak selama tiga tahun jang akan datang.

Tugas politik dan tugas ekonomi kita sudah didjelaskan dalam Amanat Politik Presiden. Mensukseskan konfrontasi terhadap projek nekolim Malaysia, memperkuat homefront dan merealisasi kerdjasama internasional dalam keluarga NEFO. Dengan ini maka perlu dikong-kritkan apa jang ditegaskan dalam Ketetapan No. V1/MPRS/1965 me-ngenai projek2 prioritet.

Dalam Ketetapan tersebut dikemukakan banjak sekali bidang2

jang harus diprioritetkan. Tetapi achirnja kita harus dapat menetapkan. mana jang berdiri diatas kaki sendiri mengenai projek prioritet dan

273

Page 295: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

mana berikutnja. Sebab dana, tenaga dan barang2 jang tersedia sangat terbatas pada waktu sekarang. Karena itu tampa menetapkan prioritet jang tepat kita tidak bisa mengadakan pembagian jang tepat mengenai dana, tenaga dan barang jang tersedia untuk melaksanakan Pola Banting Stir.

Dalam kertas saja jang lalu untuk Rapat Paripurna MUPPENAS ke 11 telah saja kemukakan sektor2 ekonomi mana jang perlu di-susun projeknja dan dari sekian projek itu tentu perlu ada urutan2

prioritet. Dengan berpedoman pada urutan2 prioritet itu maka semua pelaksana harus tunduk pada prioritet jang telah ditetapkan

Disamping projek2 Nation dan Character Building jang harus mendapat prioritet djuga projek2 ekonomi dan politik perlu dimasukan dalam daftar projek2 prioritet. Djika kita bitjara projek Nation dan Character Building maka perlu kita teliti bahwa banjak diantara projek2

jang djuga merupakan projek2 ekonomis, seperti pembangunan djalan raya, pembangunan dock-yard, dan beberapa lagi, ini semua perlu di-perhitungkan pengaruh2 ekonomisnja jang luas dan rnenguntungkan ba-gi pembangunan projek2 lainnja.

Target produksi pangan dan sandang perlu ditetapkan. dan di-proritetkan. Djuga projek2 transpor harus merupakan projek prioritet. Tang mendjadi persoalan sekarang bagaimana menundukkan pembangunan projek2 lain pada projek2 prioritet. Setnua kegiatan jang merupakan pelaksanaan projek2 komplementer dari pusat ataupun Daerah, koperasi maupun swasta supaja dipusat-telengkan (focus-kau) pada projek2 proritet. Sebab djika tidak sedemikian maka akan timbul matjam2 projek proritet jang achirnja membikin hilang sama sekali arti daripada penetapan prioritet. Penetapan prioritet harus berpedoman pada prinsip "pertanian sebagai dasar, industri sebagai tulang punggung" ekonomi nasional.

Target2 pembangunan itu dengan sendirinja bukan sadja dilihat dari sudut harapan2 jang baik2 Mau harapan2 sangat djauh tetapi djuga harus didasarkan pada perhitungan jang njata tentang kemampuan mo-dal, tenaga dan organisasi kita untuk melaksanakannja. Sehingga adalah sangat panting sekali untuk djuga merentjanakan dalam penetapan target2 itu p e n i n g k a t a n kemampuan ekonomi dan aparatur kita dari tahun ke tahun. Djuga harus dilihat dari sudut penjelesaian Revo-lusi tahap pertama seberapa djauh Pola Banting Stir nanti dapat men-tjerminkan tindakan2 kongkrit jang harus diambil untuk menghabiskan sama sekali sisa2 imperialisme dan feodalisme ditanah air kita.III. Soal rentjana pembeataan 3 tahun.

Dalam Ketetapan No. VI/MPRS/1965 sudah dengan djelas di-njatakan garis2 jang harus ditempuh untuk berdikari dalam memetjah-kan. pembiajaan pembangunan. Projek B Plan 8 tahun sudah dihapuskan tetapi hal itu hendaknja tidak didjadikan persoalan orang bahwa dengan

274

Page 296: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

begitu berarti kita belum ada penggantinja dalam memetjahkan soal pembiajaan pembangunan. Sebab harus diketahui oleh kita semua bahwa projek B tidak pernah memetjahkan soal pembiajaan pembangunan ka-rena ketergantungan pada eksploitasi oleh modal monopoli asing.

Jang penting adalah memetjahkan sumber2 pembiajaan, meme-tjahkan organisasi pembiajaan jang sederhana dan mudah dikontrol oleh instansi Pemerintah jang berwenang dan Rakjat, dan achirnja menetap-kan alokasi biaja jang setepat-tepatnja sesuai dengan penetapan prioritet jang telah diadakan. Pada prinsipnja kita perlu menghitungkan agar pe-ngeluaran dan penghasilan negara tidak mengalami defisit dan dapat disesuaikan. Tetapi sebegitu djauh pada waktu sekarang memang masih belum dapat dilaksanakan karena tugas politik kita masih memerlukan biaja jang banjak dan pembangunan projek2 jang tidak segera menghasilkan djuga djumlahnja masih sangat banjak. Terutama sekali karena harga. barang2 tidak stabil maka defisit2 dalam anggaran belandja negara terus menmgkat melebihi rentjana.

Kenjataan sekarang kita masih harus membiajai pembangunan kita dengan defisit spending disamping menggali sumber2 pembiajaan jang bare serta mengintensifkan pengumpulan dana2 pembangunan dari sektor jang tradisionil. Tetapi jang mendjadi persoalan adalah :

1. Pengeluaran rutine jang terlalu besar bersifat konsumtif itu. perlu ditekan dan pemborosan uang, tenaga, material dan waktu perlu diberantas setjara intensif

2, Defisit-spending djika terpaksa perlu diadakan supaja ditu-djukan kepada pembiajaan sektor produktif.

3. Pembiajaan untuk unit2 ekonomi jang dalam waktu kurang dari satu tahun sudah bisa menghasilkan harus diperluas ka-rena hal itu berarti adanja pemasukan dana kembali kekas negara dan kehidupan ekonomi djuga bertambah.

4. Bagaimana supaja dari tahun ke tahun defisit itu bisa ber-kurang dan tidak bertambah besar seperti sekarang: Hal ini. tentu banjak tergantung pada usaha2 untuk mentjiptakan ik lim ekonomi jang baik.

Dengan begitu maka soal pembiajaan akan dapat dipetjahkan dengan berdikari dan dengan perspektif jang baik dan terang. Djika ter-paksa harus mengunakan kredit luar negeri bagi pembiajaan pembangu-nan maka hal ini supaja tidak melebihi volume 20% daripada volume pembiajaan pembangunan seluruh seperti jang telah ditetapkan oleh Ke-tetapan No: II /MPRS/1960, Lampiran. Kredit ini harus dapat diman-faatkan untuk pembangunan ekonomi terutama untuk sektor produktif djangan untuk mengimpor barang2 mewah atau barang2 konsumsi jang sudah bisa dihasilkan dalam negeri kita sendiri.

275

Page 297: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Dengan memperhitungkan djumlah dana jang dapat disediakan didalam negeri berupa rupiah maupun dari basil ekspor atau kredit lu -ar negeri hendaknja dapat disusun rentjana biaja jang mentjerminkan rentjana2 fisik dibidang ekonomi dan lain2 jang dinjatakan dalam nilai uang.

Sudah barang tentu kita semua harus sadar bahwa mata uang rupiah kita sekarang karena nilai tukarnja sangat gontjang belum bisa didjadikan ukuran mlai jang balk untuk djangka waktu jang pandjang misalnja 3 tahun. 13ahkan untuk djangka waktu satu tahun menurut pe-ngalaman kita selama ini belum bisa didjadikan ukuran nilai dalam perentjanaan. Disinilah letak urgennja menstabilkan harga barang2.

Tetapi sekalipun begitu rentjana biaja harus ada karena tran-salcsi pada waktu sekarang umumnja belum bisa dilakukan tanpa meng-gunakan uang. Sekalipun melalui pemindah-bukuan di bank transaksi antara unit2 ekonomi tidak mungkin dilakukan tanpa menggunakanuang sebagai ukuran nilai, sekalipun belum bisa diadakan standar nilai ba-rang dalam mata uang kita.

Dengan berpegangan pada prinsip2 tersebut maka hendaknja da-dat diperintji lebih djauh mengenai pemetjahan tentang sumber2

akumulasi modal bagi pembiajaan pembangunan. Hal ini harus didasarkan pada unit2 ekonomi jang njata jang masih perlu diinventarisasi, baik sektor negara, maupun sektor swasta.

Untuk memperbesar potensi pembiajaan kita, maka perusahaan2

minjak milik imperialis Inggris dan Amerika Serikat harus disita dan didjadikan milik negara. Tindakan ini sudah sewadjarnja berhubung dengan perbuatan permusuhan imperialis Inggris dan Amerika Serikat terhadap Indonesia. Sudah barang tentu soal management dan pasaran setelah perusahaan tersebut mendjadi milik negara perlu segera dipetjah-kan dengan mengadakan kerdjasama ekonomi dengan negara2 NEFO,

Disamping bersandar kepada unit2 ekonomi jang njata okumu-Iasi modal harus djuga ditjiptakan dari sumber2 baru jang segera meng-hasilkan jang bukan berupa perluasan atau kearaikan tarif padjak. Misal-nja perlu diadakan penelitian untuk membiajai projek2 produktif dibi-dang pertanian, perikanan, pengangkutan dan sebagainja jang segera menghasilkan misalnja dalam satu atau dua tahun. Djangan jang mele-bihi djangka waktu ini. Sebab melebihi ini berarti makin memperbesar inflasi dan mendorong kenaikan2 harga jang terus-menerus sebab tidak ada penghasilan kembali (returns) jang dapat diperhitungkan dalam rentjana pembiajaan setahun atau dalam Pola 3 Tabun.

Dengan ini tidak berarti bahwa projek2 jang sudah dimulai dan atau setengah djadi terutama jang mempunjai arti ekonomis dari Plan 8 Tabun harus dibatalkan. Projek2 ini bahkan harus diteruskan

276

Page 298: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

setelah diseleksi mana2 jang tetap urgen untuk diteruskan dan mana jang biga diperlambat (slow-down) dalam pelaksanaan dan pembiajaan.

Dalam segala keadaan perlu kita perhatikan bahwa soal pembi-ajaan ini harus dipetjahkan tanpa menambah beban Rakjat terutama Rakjat pekerdja,

4. Soal organisasi dan dekonsentrasi kepada daerah.

Djika kita teliti soal organisasi dalam Ketetapan No. VI/MPRS/ 1965 pada umumnja perumusan2 jang terdapat didalam Ketetapan itu sudah djelas. Sehingga jang masih perlu dirumuskan adalah soakrealisasinja dibidang management, soal Daman Pimpinan Ekonomi nasional atau DEPENAS, soal Team Pembantu Presiden jang harus Pantlasilais, dan Manipolis sedjati dan berporoskan NASAKOM.

Jang saja ingin persoalkan disini adalah soal dekonsentrasi kepa-da daerah2. Soal dekonsentrasi telah ditjantumkan dalam DEKON de-ngan tnaksud untuk melantjarkan prosedur ekppor-impor dan pembiaja-an. Tetapi sekali-kali bukan untuk menghilangkan peranan sentral koor-dinator dan pengawas dalam bidang2 tersebut. Djuga bukan berarti harus menumbuhkan daerahisme melainkan tetap dalam rangka satu kesatuan ekonomi nasional.

Memperlantjar prosedur dibidang ekpor-impor, pembiajaan dan wewenang pemerintah harus pertama-tama ditudjukan untuk memberantas birokrasi sampai keakar-akarnja, memberantas kapitalis birokrat, kaum kontra revolusi dan kaum manipulator jang djuga ditandaskan dalam Ketetapan No. Vl/MPRS/11'65. Sebab tidak dapat diungkuri satu kenjataan bahwa tumbuhnja daerahisme model "Dewan2

Partikelir" dad "PRRI-Permesta" adalalah djustru dengan djalan merusak Republik Indonesia sebagai Negara kesatuan dan Indonesia sebagai satu kesatuan ekonomi.

Dekonsentrasi kedaerah-daerah harus diartikan memberikan oto-nomi jang lebih luas kepada daerah dibidang-bidang tersebut tetapi de-ngan tetap berpegangan pada prinsip bahwa :

1). Soal penguasaan dan penggunaan devisen harus tetap dita-ngan Pemerintah Pusat.

2). Alokasi devisen dan supply barang2 harus diperlantjar dan setjara berentjana sesuai dengan kebutuhan daerah2 dalam meningkat produksi.

3). Wewenang dalam pembiajaan dan pengawasan kepada daerah harus diperbesar tetapi tetap tidak menghilangkan adanjabimbingan jang memusat dan berentjana dalam pelaksanaanoleh Pemerintah Pusat.

277

Page 299: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Dengan beberapa prinsip tersebut maka hendaknja dapat diru-muskan lebih djauh soal dekonsentrasi kepada daerah2 demi untuk me-lantjarkan peredaran ekonomi umumnja dan memperkokoh kekuatan ekonomi dan politik didaerah dan diseluruh tanah air, untuk berdikari dibidang ekonomi dan memperkokoh persatuan nasional berporoskan NASAKOM dalam mengabdi kepada Amanat Penderitaan Rakjat dan kepada Revolusi.

Demikian beberapa pendapat dan usul saja sebagai penasehat MUPPENAS kepada Rapat Paripurna ke III MUPPENAS dengan hara-pan agar tertjapai kesimpulan2 jang kongkrit sehingga mempermudah penjusunan Pola Ekonomi Perdjuangan 3 Tahun atau Pola Banting Stir nanti.

278

Page 300: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

D. SAMBUTAN J,M. MENKO KOMPARTIMEN KESEDJAHTERAAN H. M. MULJADI DJOJOMARTONO

Dengan sebelumnja minta maaf atas tidakdapatnja kami hadir - karena kesehatan kami belum mengizinkannja - pada Rapat Pa-ripurna ke -III dari MUPPENAS pada tanggal 28 Djuni 1965, maka de-ngan ini kami hanja ingin menjampaikan pesan pendek sadja agar su-paja Rapat Paripurna MUPPENAS hendaknja djangan sampai melupa-kan pembangunan projek2 dari Departemen Kesehatan dan Departemen Sosial jang berada dalam lingkungan Kompartimen kami.

Seperti diketahui Departemen Kesehatan dengan sekuat tenaga akan berdikari dalam bidang pangan (betas, susu), obat-obatan dan alat2

kesehatan sedang Departemen Sosial sedang dengan ainat giatnja mem. perkembangkan Lembaga Sosial Desa jang mengsupport dan membangun Baja kekuatan desa dibidang sandang-pangan.

Kami jakin, bahwa berdikari dalam bidang ekonomi pada umumnja kiranja akan lebih berhasil apabila dilengkapi dengan unit2

pembangunan dibidang kesehatan dan kesedjahteraan social.

Demikian pesan kami dan mudah-mudahan Rapat Paripurna ke-III ini akan mentjapai.sukses jang sebesar-besarnja.

279

Page 301: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

E. SAMBUTAN J. M. MENKO KETUA PIMPINANPEMERIKSA KEUANGAN HAMENGKU BUWONO IX

Putusan J.M. Ketua Muppenas/Wakil Pimpinan Tertinggi Bap-penas untuk mengadakan Rapat Paripurna III Muppenas sebagai kelan-djutan daripada Instruksi Presiden No, 011 tahun 1965 kepada Pimpinan Hadar' Bappenas/Menko Uppenas tentang pelaksanaan keputusan Ran-ting Stir dibidang ekonomi dan pembangunan adalah tepat sekali.

Dalam hubungan ini perkenankanlah kami menjampaikan bebe-rapa pikiran bagi bahan pertimbangan guna membahas atjara jang telah ditetapkan untuk Rapat Paripurna tersebut diatas.

Soal jang pokok jang dihadapi Pemerintah dalam masalah pembangunan menurut pendapat kami pada dasarnja terletak pada ma-salah bagaimana kita dapat mentjiptakan iklim fang sebaik-baiknja se-hingga pembangunan dapat ditaksanakan dengan lantjar, biarpun kita dihadapkan dengan bermatjam-matjam kesulitan jang menghambat dja-lanja pembangunan.

Pertama-tama diperlukan adanja suatu rentjana Pembangunan untuk tiga tahun terachir dari rentjana tahapan pertama (1966, 1967 dan 1968) jang mengintegrasikan dan mensinkronisasikan semua projek, balk jang sudah dimuat dalam Rantjangan Pembangunan Nasional Semesta Berentjana, maupun jang belum termasuk didalamnja, dengan disertai target jang direntjanakan. Rentjana ini agar supaja disusun jang workable dan sesuai dengan kemampuan kita jang njata baik dilihat dari sudut keuangannja maupun dari sudut tenaga jang tersedia. Berhubung dengan itu alangkah baiknja apabila dapat digali sumber sumber diluar sumber pemerintahan jang ada dalam masjarakat untuk diikut-sertakan dalam penjelenggaraan Pembangunan ini, Dengan demi-kian maka pembiajaannja tidak semata-mata dilandaskan atas kemam-puan penjediaan Anggaran Belandja Negara- Untuk ini perlu diadakan organisasi jang rapi berupa gerakan massal untuk mengerahkan saga-la kekuatan bagi pembangunan jang ada dalam masjarakat.

Ketjuali daripada itu, kebutuhan biaja jang terperintji untuk tiap projek pada tiap fase pelaksanaan sejogjanja ditentukan terlebih dahulu dengan memperhatikan dan memperhitungkan sedjauh mungkin perkembangan harga pada dewasa ini. Hal jang kami anggap penting ralah, bahwa hasil jang dapat diharapkan dari tiap projek dalam pem-bangunan itu dapat diperkirakan sebelumnja. Untuk tudjuan tersebut diatas perlu diadakan penelitian sebaik-baiknja untuk mengadakan progno-se tentang akibat-akibat dari pembangunan itu dibidang ekonomi dan keuangan.

280

Page 302: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Selandjutnja untuk suksesnja pembangunan kami rasa perlu diusahakan adanja djaminan, bahwa biaja jang diperlukan untuk tiap-tiap projek dapat diterima oleh para pelaksana tepat pada wak-tu dibutuhkannja, sehingga pelaksanaan projek dapat dilakukan menu-rut rentjana jang telah ditentukan.

Salah sate sjarat jang tak dapat diabaikan untuk itu ialah, bahwa sedjak sekarang sudah dapat dimulai kegiatan-kegiatan pengumpulan bahan-bahan untuk menjusun Anggaran Belandja Pembangunan 1966, sehingga Anggaran Belandja itu sudah dapat selesai sebelum dimulai tahun Anggaran (1966) dan begitu seterusnja. Hal ini djuga akan le -bih memudahkan pengawasannja.

Dalam rangka dekonsentrasi mengenai pengawasan projek-projek kami sarankan supaja projek jang terletak disatu Daerah tingkat I di-letakkan dibawah pengawasan langsung dark Gubernur/Kepala Daerah Swatantra Tingkat I, sehingga pedjabat ini setjara langsung dapat me-ngamat-ngamati pelaksanaan pembangunan didaerah dan dimana perlu dapat memberi bantuannja.

Demikian beberapa fikiran sebagai sumbangan kami didalam membahas hal-hal jang diketengahkan dalam Rapat Paripurna III Mup-penas.

Achirulkalam kami mengutjapkan kepertjajaan kami bahwa Rapat Paripurna III Muppenas ini akan memberi manfaat jang besar pada pelaksanaan Pembangunan Nasional Semesta Berentjana.

281

Page 303: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

F. SAMBUTAN J.M. MENKO KOMPARTEMENPEKERDJAAN UMUM DAN TENAGA

MAJ. DJENDRAL D. SUPRAJOGI

I. P E N D A H U L U A N

1. Untuk memenuhi permintaan J. M Ketua M u p p e n a s dengan surat beliau tanggal 15 Djuni 1965 nr. 1005 / MUPP/65, dengan gembira Kompartimen Pekerdjaan Umum dan Tenaga memberikan sambutan kepada Rapat Paripurna ke-III Muppenas, sebagai sumbangan fikiran jang kiranja dapat bermanfaat bagi perumusan pelaksanaan Banting Stir untuk Berdiri Diatas Kaki Sendiri dibidang Ekonomi dan Pembangunan,

2. Sumbangan fikiran ini akan berkisar pada Bidang Pekerdjaan Umum dan Tenaga, jang meliputi pelbagai Departemen pemerintahan jaitu:

(1) Listrik dan Ketenagaan,(2) Pengairan Dasar,(3) Binamarga (Pembinaan Djalan Raya),(4) Tjiptakarya dan Konstruksi,(5) Djalan Raya Sumatera,(6) Penilaian Konstruksi.

3. Landasan tolak daripada sumbangan - fikiran ini ialah :

a. Isi Amanat Politik P. J. M. Presiden/Pemimpin Besar Revolusi/ Mandataris M.P.R.S. pada Sidang-Umum M.P.R.S. ke-III.

b. Isi Amanat P. J.M. Presiden pada pelantikan 5 Menteri baru tang-gal 21 Djuni 1965, dimana a. 1. ditegaskan bahwa Revolusi Indonesia adalah Telescoped - Revolution.

4. Pada Naskah sambutan ini dilampirkan dokumen2, mengenai:

a. Rentjana Tiga Tahun (1966 / 1967 /1968) dari Departemen - pemerintahan dalam lingkungan Kompartimen Pekerdjaan Umum dan Tenaga.

b. Rentjana Anggaran Pembangunan Tiga Tahun.

II. UMUM5. Revolusi Indonesia, sebagaimana ditegaskan oleh P.J.M. Presiden

dalam Amanat Politik dimuka Sidang Umum ke-III, M.P.R.S , pada dewasa ini melangkah dan memasuki tahap-kedua, jaitu tahap SOSIAL-ISME INDONESIA. Tahap-Sosialisme adalah djustru tahap-pembangunan.

Untuk dapat membangun Sosialisme Indonesia sebagai tahap-kedua daripada Revolusi Indonesia, maka kita hares menghantjur – leburkan

282

Page 304: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

kapitalisme dan Nekolim, karena kapitalisme dan Nekolim adalah lawan daripada Sosialisme.

6. Revolusi Indonesia adalah mendjebol dan membangun. Mendje-bol menghantjur-leburkan kapitalisme dan Nekolim, membangun Sosia-lisme. Dus, Revolusi-Indonesia adalah anti-kapitalisme dan anti-Nekolim.

7. Dalam pelantikan 5 Menteri bare pada tanggal 21 Djuni 1965 P. J. M. Presiden lebih landjut menegaskan bahwa Revolusi Indonesia „telescoped-revolution” untuk melaksanakan Amanat Penderitaan Rakjat dan untuk membentuk Dunia-Baru, jaitu Masjarakat Dunia, tanpa ex-ploitation de nation par nation. Untuk mengsukseskan Revolusi Indo-nesia jang maha-besar itu kita harus mempergunakan sendjata - ampuh jaitu: Nasakom. Pantjasila, Manipol / Usdek, Trisakti Tavip dan Berdikari.

1. Tugas Politik.8. Untuk melaksanakan tuntutan Revolusi Indonesia jang anti—

Nekolim, mendjebol dan menghantjur leburkan kapitalisme dan Nekolimserta membangun Sosialisme dan Dunia Baru, maka tugas-politik kita jang terdekat sebagaimana djuga telah didjelaskan oleh P. J. M. Presiden ialah :(1) Mengsukseskan konfrontasi dibidang politik, militer, ekonomi,

sosial dan kebudajaan terhadap projek Neo-kolonialisme Inggris „Malaysia” dan imperialisme lainnja.

(2) Mengsukseskan konperensi Asia-Afrika ke -II jang sedang berlang-sung dan Conference of the New Emerging Forces (Conefo) dalam tahun 1966 j.a.d.9. Dan untuk merampungkan tugas-politik itu harus disusun Program

Perdjuangan jang bertudjuan:(1) Mensukseskan perdjoangan, Dwikora ,(2) Merealisasi kesanggupan dan kemampuan Revolusi Indonesia sebagai

mertju suar dalam pembentukan Dunia Baru melalui poros Nefos.(3) Mempersiapkan Bangsa Indonesia setjara mental dan fisik untuk

dengan ichlas memikul tanggung-djawab dalam melaksanakan ke-rangka Ketiga daripada Tudjuan Revolusi Indonesia.

10. Pelaksanaan Program Perdjoangan itu jang merupakan conditio sinequa non bagi berhasilnja Revolusi Indonesia itu, memerlukan pengera- han dana (biaja) dan daja (tenaga) jang luar biasa.Program Perdjuangan itu membawa konsekwensi dan kewadjiban dalam pelbagai kegiatan dan bagian pemerintahan jang tidak ringan.

11. Suksesnja konfrontasi terhadap projek neo-kolonialis Inggris Malaysia" baik dibidang politik, militer, ekonomi, sosial maupun ke-

283

Page 305: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

budajaan; banjak sedikit tergantung pada adarja dan keadaannja (kondisi) fasilitas jang tersedia dan jang diperlukan, terutama fasilitas fisik jang merupakan faktor menentukan.

Fasilitas-fisik ini adalah berupa bangunan-prasarana (infrastruktur dan jang sebagian besar ada dalam lingkungan pengurusan Kompar-timen Pekerdjaan 'Umum dan Tenaga.

12. Pembangunan infrastruktur (djalan/djembatan, air bersih, pusat2

listrik, Pelabuhan) didaerah perbatasan akan memberikan bentengati jang ampuh bagi konfrontasi politik dan militer terhadap projek No-kolonialisme „Malaysia” itu. Pendek kata pembangunan, perbaikan dan penjempurnaan bangunan2 infrastrukturil memberikan dorongan dan landasan kokoh untuk mempertinggiketahanan - revolusi dalam konfron-tasi disegala bidang dengan „Malaysia” itu.

13. Djuga suksesnja penjelenggaraan Conefo dalam tahun 1966 j. a. d. dalam rangka pembentukan Dunia Baru, banjak tergantung pada suksesnja pembangunan dibidang infrastruktur ini, jaitu pembangunan Projek Conefo (bangunan Political Venues), villas, hotel, air-strip Bali, djalan-raya protokol dan lain-lain bangunan fasilitas. Pengalaman dalam perajaan Dasa Warsa AA-1 di Djakarta dalam bulan April 1965 j. l telah tjukup memberikan gambaran mengenai hal itu.

14. Karena itu, maka Pembangunan Prasarana fisik adalah sa tu program -perdjaungan jang harus d i lak -sanakan.

2. TUGAS EKONOMI15. Dimuka telah didjelaskan bahwa tahap-revolusi -kita dewasa ini

adalah menudju tahap - Sosialisme Indonesia, atau tahap pembangunan. Sebab, Sosialisme harus dibangun, Dan dalam Pembangunan ini; seba-gaimana telah dikomandokan oleh P.J.M. Presiden, maka Indonesia. nienganut suatu prinsip sbb.

„Untuk membangun satu Negara jang demokratis, maka satu eko-nomi merdeka harus dibangun. Tanpa ekonomi jang merdeka tak mung-kin kita mentjapai kemerdekaan, tak mungkin kita mendirikan Negara, tak mungkin kita hidup”. (Amanat Politik).

16. Selandjutnja dalam .,Trisakti Tavip" sebagai doktrin revolusi digariskan:

—Berdaulat dalam politik.—Bcrdikari dalam ekonomi,—Berkepribadian dalam kebudajaan,Djadi, untuk membangun sosialisme Indonesia kite harus memba-

ngun ekonomi kita supaja berdikari dalam ekonomi. Dan pembangunan.

284

Page 306: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

ekonomi inipun akan memberikan stimulans bahlcan sjarat penting tintuk mensukseskan Tugas- Politik.

17. Tugas ekonomi jang mendesak jang kita hadapi pada tingkatan Revolusi—Indonesia dewasa ini sebagaimana ditegaskan oleh P. J. M. Presiden ialah :

(1) Mensukseskan projek Nation and Character Building,(2) Memetjahkan masalah sandang pangan setjepat mungkin,(3) Melandjutkan projek2 jang setengah djadi atau jang bersifat

ekonomis sangat penting dalam strategi perdjuangan kita.(4) Mengatasi dan menjingkirkan hambatan2 pembangunan jang kita

hadapi dengan rnenggali dan mendorong kekuatan manusia dan alam Indonesia, t;ntuk lebih banjak lagi menemukan dan mem-produsir barang2 baru (production approach).

(5) Menjelesaikan masalah modal asing jang sudah ada di Indonesia hingga kita mentjapai kebebasan penuh dibidang ekonomi.

18. Untuk melaksanakan tugas ekonomi itu dan pembangunan eko-nomi pada umumnja, p e r l u d i p e r h a t i k a n p r o j e k — b a n g u n an in f r a s t ruk t u r ( p r a s a r a na ) , ka r ena d ju s t ru p r a sa r ana i tu-l ah j ang me mber ika n l andas an u t ama bag i pem bangu -nan dan perkembangan ekonomi negara.

19. Dalam rangka pelaksanaan tugas-ekonomi itu projek2 prasarana dalam lingkungan Kompartimen P.U.T. jang perlu mendapat prioritas ialah :

(1) Projek Djalan Raya limas Sumatera.Projek Djalan Raya Kalimantan, Airstrip Tuban, Projek Conefo sebagai projek Nation and Character Building.

(2) Projek Serbaguna Djatiluhur dengan seluruh bagian-bagiannja. Projek-Brantas (Karangkates), projek perairan Kalimantan, untuk meme-ljahkan masalah sandang pangan setjepat mungkin.

(3) Projek-projek tenaga listrik, Projek Air Bersih dan rehabilitasi djalan2 jang mempunjai arti ekonomis penting.

III. IKLIM JANG & BAIK BAGI PELAKSANAANPEMBANGUNAN.

20. Oleh P. J.M. Presiden antara lain telah ditegaskan, bahwa ada lah keharusan untuk segera mentjiptakan iklim ekonomi jang baik, jang 3esuai dengan kebutuhan perdjoangan dalam memperkuat ketahanan Revolusi, dan bagi pelaksanaan pembangunan.

285

Page 307: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

21. Untuk dapat memberikan penegakan daripada masalah ini perlu diperoleli gambaran jang djelas tentang semua aspek - aspek sekitar pembangunan, jaitua. pengertian tentang faktor2 jang merupakan data jang dapat dianggap

sebagai limitations dalam usaha2 pembangunan.b. pengertian tentang keharusan adanja suatu master Plan

Pembangunan jang menW9tukan target dari tiap2 Projek Pembangunan.

c. pengertian tentang keharusan disinchronisasikannja semua bidang kegiatan jang perlu untuk memungkinkan tertjapainja target.

22. Untuk mentjapai dan mentjiptakan iklim jang baik, chususnja bagi pelaksanaan pembangunan itu perlu adanja ;

a. persatuan seluruh bangsa jang kokoh berporoskan Nasakom.b. kegotong-rojongan Nasakom dan pengintegrasian antara Front

Nasional dan Pemerintah dalam usaha pembangunan.c. pengertian jang dimaksud pada nomor 21 diatas setjara Iuas dan

mendalam.d. indoktrinasi dari semua pedjabat2 hingga memiliki semangat untuk

membangun setjara gotong-rojong.c. organisasi serta prosedure jang sederhana jang dapat mendjamia

kelantjaran dari semua flows,

(1) flow of needed and materials, skilled dan unskilled laber,(2) flow of money(3) flow of documents.

IV. PEMBANGUNAN PRASARANA FISIKINFRASTRUKTUR

23. Dimuka telah ditegaskan bahwa Pembangunan Prasarana Fisik adalah satu unsur dari Program Perdjoangan kits jang mutlak harus dilaksanakan lebih dahulu dalam rangka mengsukseskan tugas - Politik dan Tugas Ekonomi daripada Revolusi Indonesia.

Pembangunan prasarana ini meliputi projek dan/atau bangunan prasarana jang terletak dibidang : listrik dan ketenagaan, pengairan dasar, bina-marga, tjiptakarya dan konstruksi dan djalan raja Sumatera.

23, Rentjana Tiga Tahun pembangunan dibidang prasarana, jang dokumennja dilampirkan bersama ini disesuaikan dengan kebutuhan untuk memberikan landasan utama guna pembangunan untuk mensuk-seskan tugas-politik dan tugas-Ekonomi Revolusi Indonesia serta pelak-sanaan prinsip ,,BERDIKARI’’

286

Page 308: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

1. BIDANG LISTRIK — KETENAGAAN.

25. Adalah djelas bagi kita sekalian, bahwa industrialisasi, pemba-ngunan industri sebagai tulang - punggung masjarakat Sosialisme Indone-sia hanja akan dapat dilaksanakan dengan adanja listrik dan ketenagaan. Inilah sifat infra-strukturilnja listrik dan ketenagaan bagi peletakan dasar utama dan mutlak untuk pembangunan industri.

26. Sasaran target jang ingin ditjapai dengan projek2 listrik dan ketenagaan dalam rangka Rentjana Tiga Tahun Pembangunan (1916/ 1967/1968) :

a. Tenaga l i s t r ik : Pembangunan dan/atau penambahan mesin baru untuk tambahan daja terpasang 450,0000 kw. djumlah daja terpasang sesudah tahun 1968 mendjadi 400.000+450.000=850.000 kw. Mengingat bahwa daja pembangkit dari suatu kelompok mesin setiap tahun rata2 berkurang dengan + 7%, maka djumlah daja-berpasang 850.000 kw. diperkirakan akan berkurang dengan 21%Djumlah produksi listrik sesudah tahun 1962 akan mendjadi — 2.4 miljard kw. belum terhitung produksi dari pembangkit2 Iisttik jang ada diluar P.L.N. jaitu disektor produksi, konsumsi Pemerin-tah dan Swasta di seluruh Indonsia. (mengenai hal nii masih di-adakan inventanisasi oleh Deparkemen Listrik dan Ketenagaan).

b Gas : Pamugaran pabrik2 gas di Medan, Djakarta. Bogor. Ban- dung. Tjirebon, Semarang, Surabaja dan Makassar. Karena keadaannja sudah sangat tua (Th. 1900) untuk mendjamin konti-nitas produksi sbb :

g a s — 51.000.000 M3Kokas — 6.000 tonhries — 15.000 tonT c r — 1.100 ton

2. BIDANG PENGAIRAN DASAR.27. Air adalah suatu unsur hakiki untuk adanja dan kelangsungan-

nja kehidupan, Pasal 33 Undang2 Dasar 1945 a.l. menggariskan bahwa bumi dan air Berta kekajaan alam jang terkandung didalamnja dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar2 kemakmuran rakjat.

Karena itu maka air mempunjai arti dan peranan jang panting dalam. Nation-building dan dalam pembangunan ekonomi nasional, chusus dalam bidang pangan dalam rangka pelaksanaan prinsip ,,BERDIKARI„ di bidang ekonomi,

28. Mengingat masjarakat Indonesia jang agraria, berkembangnja. djumlah penduduk, dan tahap menudju Sosialisme Indonesia dewasa ini.

287

Page 309: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

maka bidang pengairan memerlukan approch jang lebih lama dan lebih intensip. Sesuai dengan apa jang telah digariskan dalam Dekon, bahwa pertanian itu dasar, dan industri itu tulang-punggung, maka djelaslah sudah, bahwa pengairan sebagai unsur: terpenting dalam pertanian dan produksi pangan, perlu mendapat perhatian. Djelasnja pengairan mempunjai sifat infrastrukturil untuk suksesnja usaha berdikari dalam bidang produksi pangan.

29. Dalam Rentjana Tiga Tahun 1966/1967/1968 akan dilakukan pekerdjaan pembangunan untuk perluasan sawah barn, peluasan tanamam gadu, perbaikan pengairan, pentjegahan bahaja bandjir, den gan target sbb:

a. perluasan sawah barn — 364.120 ha.b. perluasan gadu — 182.200 ha.c. perbaikan sawah — 292.570 ha.d. pengamanan bandjir — 72.080 ha.

Produksi jang diharapkan dari luas seluruhnja : 1.776.613 ton padi kering.30. Dengan investasi untuk pembangunan prasarana dibidang peng-

airan ini, maka untuk tahun 1966 sadja menurut perhitungan akan di tjapai basil sbb.:

a. Prognosa hasil jang diharapkan — Rp. 66.713 djuta U$ 41.500.000b. Rentjana pengeluaran — Rp. 46.641 djuta U$c. Rentabilitas — Rp. 20.071 djuta U$ 41.500.000

3. BIDANG BINA MARGA.31. Djalan umum termasuk djembatannja merupakan bangunan infra-

struktur dan media jang sangat penting dan menentukan bagi lantjarnja perhubungan lalu lintas untuk perkembangan dan pembangunan per-ekonomian Negara terutama bagi perekonomian daerah. Sebagai elemen infrastraktnr „djalan” djuga penting untuk pembinaan persatuan bangsa dan „nation and character building”. Sebab tanpa adanja djalan dan transport kita tidak bisa tertjapai hubungan antara daerah, kontak per-gaulan antar suku bangsa dan tidak pula bisa ditjapai kesatuan dan persatuan. Tanpa adanja djalan dan transport kita tidak bisa bitjara tentang .,flow of goods" tentang ..export- drive dsb.

32. Karena itu dalam Deklarasi Ekonomi pasal 28 tegas - tegas dikemukakan, bahwa soal perhubungan (Bus. termasuk soal djalan ) menempati funksi ekonomis jang maha penting dan selama ini belum diatur setjara rapi maka basil usaha kita tidak akan memuaskan.

33. Dalam Rentjana Pembangunan Tiga Tahun ( 1966/1967/1968) program pembangunan ditudjukan untuk mengadakan rehabilitasi dan upgrading dari djalan-djalan jang mempunjai arti penting baik ekonomis maupun politis. Rehabilitasi dan upgrading djalan2 itu akan dilakukar

288

Page 310: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

dengan memberikan lapisan aspal-beton setebal ± 4 cm. dan perbaikan saluran2 pembangunannja.

34. Rentjana Pembangunan Tiga Tabun ( 1966/1967/1968) mempu-njai target-pembangunan djalan sepandjang 30,000 KM. dengan taksiran biaja sebesar Rp. 600 miljard dan US$ 63.952.000 djuta.Dengan investasi jang sebesar itu akan ditjapai rehabilitasi berupa peng-hematan modal dalam tiap-tiap tahun menurut pronosa Rp. 33.515 djuta dan US. 13.5 djuta.

35. Dalam rangka pelaksanaan prinsip „Berdikari` dalam soal penjediaan bahan-aspal untuk memenuhi kebutuhan aspal sedjumlah t 135000/th. (jang tersedia 40,000 ton/th.. maka dalam Rentjana Pemba-ngunan Tiga Tabun akan diselenggarakan pengambilan dan pengolahan aspal Buton di Kabungi dan Lawele sedjumlah 160.0000 ton/th.

Dengan investasi sebesar Rp. 7.555 djuta dan US 9 djuta dalam waktu tiga tahun, maka pada selesainja projek aspal ini pada tahun 1968 maka menurut perhitungan akan ditjapai keuntungan sbb.

a. Indonesia dapat „Berdikari,` dalam pemenuhan kebutuhan aspal Dalam Negeri.

b. Devisa sebesar US 3.000.000 setahun untuk pembelian aspal Luar-Negeri dapat dihemat dan dipergunakan untuk lain pembangunan.

c. Investasi sebanjak US 9 djuta paling lama dalam djangka waktu 3 tahun dapat dikembalikan.

4. BIDANG TJIPTAKARYA & KONSTRUKSI37. Dalam Amanat-Politik Presiden antara lain ditegaskan, bahwa

untuk menjelenggarakan masjarakat Sosialis kita melantjarkan pembangu-nan setjara berentjana, setjara terpimpin. Karena itu segala kegiatan pembangunan Negara dan Masjarakat harus disatukan mendjadi „one coordinated Unit”, One roordinated pool”.

38. Berhubung dengan itu kita harus banting stir didalam pelak-sanaan pembangunan gudanggudang dan perumahan, jaitu setjara ber-rentjana dan hal ini Departemen Tjipta Karya. Dengan demikian bagi Pemerintah sendiri mudah mengadakan control dan statistik dari pem-bangunan gedung-gedung dan perumahan,

5. BIDANG DJALAN RAYA SUMATERA39. Djalan Raya Lintas Sumatra sebagai projek infrastruktur akan

merupakan faktor dinamis dan modal dasar untuk menggerakkan kegia-tan2 lain disektor perekonomian, terutama dalam bidang2 pertanian, perkebunan, pertimbangan, perindustrian, distribusi, transmigrasi, perta-hanan wilajah pariwisata, pemerintahan dan pembangunan Daerah Sumatra.

40. Organisasi dan tata-tjara pelaksanaan projek telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden R.I. tentang Pembentukan Otorita Djalan Raya Lintas Sumatera.

289

Page 311: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

7. STRUK'IUR - ORGANISASI PEMBANGUNAN.

41. Berbitjara mengenai organisasi pelaksanaan pembangunan. jang dapat mendjamin pelaksanaan projek2 pembangunan dan dekonsentrasi pada daerah2 diadjukan beberapa pokok pikiran sbb.:

(1) Penjusunan perkelompokan organisasi chususnja dibidang infrastruktur jang lebih mendjamin terlaksananja effisiensi dan effektivita demi kepentingan ekonomi dalam arti lantjarnja produksi dan ekspor.

(2) Penjusunan struktur organisasi jang mendjamin dekonsentrasi daripada pelaksanaan dan pembiajaan. Untuk ini konsekwensinja ialah pe-laksanaan perimbangan keuangan antara pusat dan Daerah.

(3) Penindjauan kembali stuunan perkelompokan apparat produksi dalam pelaksanaan prinsip ,.Berdikari".

42. Chusus mengenai ajat ke (3) ini dapat diberikan tjatatan ke-terangan atau tjontoh seperti berikut : Pada umumnja apparat-pelaksana jang merupakan pemakai-tunggal daripada suatu djenis bahan bangunan akan lebih merasakan kebutuhannja daripada jang lain. Karena itu pe-njederhanaan dan penjingkatan hubungan (schakel) antara apparat-pelak-sana pemakai - tunggal dengan apparat produksinja perlu didjadikan bahan pertimbangan.

Tjontoh :

(1) Industri rakjat untuk membuat patjul dan alat2 pertanian adalah lebih sesuai djika pengurusnja masuk dalam lingkungan Komparti-men/Departemen Pertanian

(2) Adalah lebih sesuai pula, djika apparat produksi bahan-aspal pe-ngurusnja dimasukkan dalam lingkungan Kompartimen/Departemen, dimana bahan itu sangat dibutuhkan.

f) Demikian pula mengenai beberapa djenis bahan bangunan lainnja seperti semen. besi hewn dlsb.

43. Diantara departemen2 infrastruktur jang menguasai apparat produksi harus ada dalam satu koordinasi: supaja dapat mendjamin produksi, distribusi dan ekspor bagi kepentingan ekonomi dalam arti seluas-luasnja.

VI. PENUTUP

44. Demikianlah beberapa tjatatan sekedar sumbangan fikiran seba-gai sambutan Kompartimen Pekerdjaan Umum dan Tenaga untuk Rapat Paripurna MUPPENAS j. a. d.

290

Page 312: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

G SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR PERTANIAN DAN AGRARIA MENTERI PERTANIAN SADJARWO S.H.

J.M. Ketua :

Sidang Jth,

Sidang Muppenas ini adalah sangat penting, oleh. karena akan mulai membitjarakan pelaksanaan Ketetapan MPRS No. V1/1965 tentang "Banting Stir Untuk Berdiri Diatas Kaki Sendiri Dibidang Ekonomi dan Pembangunan" sebagai landasan dan pedoman pelaksanaan Pembangu-nan Nasional Semesta Berentjana untuk masa 3 tahun akan datang, jaitu sisa djangka-waktu Tahapati Pertama mulai tahun 1966 s/d 1968,.

Sesuai dengan atjara sidang ini akan dibahas

1. Mentjiptakan Iklim Ekonomi jang lebih baik bagi pelaksanaan pem bangunan.

2. Garis-garis besar Rentjana Target Pembangunan 3 tahun 1966/1968.3. Merentjanakan Pembeajaan Pembangunan 3 tahun.4. Perubahan-perubahan strukturil-organisatoris jang perlu

diadakan untuk mendjamin pelaksanaan projek-projek pembangunan dan dekonsentrasi pada Daerah-daerah.

J.M. Ketua.

Sidang Jth

Dalam kesempatan ini perkenankanlah' kami mendjelaskan Rentjana Pembangunan Dibidang Pertanian (pangan, sandang dan ekspor) ,jang mendjadi tugas Departemen Pertanian dan Kompartimen Perta-tian dan Agraria pada umumnja.

Banting Stir dibidang pembangunan pertanian sebenarnja su-dah mulai dilaksanakan pada tahun j.1., jalah segera setelah pidato TA-VIP P.J.M. Presiden Soekarno. Rentjana telah disusun, dan gagasan Berdikari dibidang pangan telah disebar-luaskan keseluruh Nusantara dan telah mulai dilaksanakan setjara positif. Rentjana pada umumnja berdjalan lantjar, dan mendapat sambutan baik dari masjarakat, oleh karena azas Berdikari chususnja bagi masjarakat desa memang adalah tidak asing lagi. Mereka biasa menggunakan semua bahan makanan jang

291

Page 313: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

tumbuh di tanah air, seperti djagung, ketela pohon, ketela rambat tjantel, sagu dll. bahan makanan. Hanja dalam masjarakat kota azas Berdikari itu mendapat agak kesukaran, jang merupakan hanja bagian ketjil sadja dari seluruh masjarakat Indonesia. Akan tetapi pada masja-rakat kota pun pemakaian bahan makanan ketjuali beras, chususnja djagung, mulai meluas.PANGAN.J. M. Ketua,Sidang Jth.,

Rentjana Berdikari dibidang pangan maka hanja tinggal persetudjuan resmi sadja dari Muppenas/Bappenas dan MPRS, oleh ka-rena pada njatanja sudah berdjalan.

Rentjana Berdikari dibidang pangan tersebut dan bidang per-tanian pada umumnja telah disampaikan kepada Bappenas, dan peti-kannja telah disampaikan kepada para anggauta MPRS pada Sidang Umum MPRS. j. 1.

Maka disini kami akan hanja menguraikan garis besarnja.Amanat Politik "Berdikari" PJ.M. Presiden mendjelaskan

mengenai situasi pembangunan sbb. :" Pola Pembangunan kita, sukar dapat dianggap sesuai de-

ngan keadaan. Perkembangan moneter-ekonomi dan potitik dewasa ini mengharuskan kita untuk melakukan penjesuaian2 jang radikal terhadap kepada komposisi serta pemikiran2. Pola Pembangunan tersebut, demi suksesnja pelaksanaan program pembangunan kita itu, Kelemahan2

dalam tata-susunan projek2 dan tata-pemikiran serta kebidjak-sanaan pembiajaannja, peilu segera disesuaikan dengan keadaan jang njata dan ada, guna meningkatkan basil pelaksanaannja. Seperti telah dua kali diadjukan oleh pimpinan MPRS dalam Memorandumnja tahun 4963 dan 1964, maka perlu kiranja diambil langkah2 pasti untuk meru-muskan penjesuaian Pola pembangunan tersebut.

Berlandaskan TAVIP, maka MPRS dan seluruh Rakjat kita harus berani dan sanggup meneliti segala usaha dan ketetapan2-nja, gu-na senantiasa disesuaikan pelaksanaannja dengan tuntutan perkemba-ngan Revolusi dewasa ini. Setjara chusus MPRS dengan seluruh Rak-jat kits harus segera meneliti RENTJANA dan PROGRAM PEMBA-NGUNAN kita seperti terkandung dalam Ketetapan MPRS No. 11 /MPRS/1960’’

Demikian penegasan P.J.M. Presiden mengenai situasi Pemba-ngunan. Demikian dalam perentjanaan pembangunan pertanian maka kits harus berani banting stir pula, setjara radikal meninggatkan tjara perentjanaan jang lama, menempuh tjara perentjanaan baru.

292

Page 314: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Pada hakekatn:a dengan perentjanaan jang lama kita hanja mendjalankan rentjana setjara routine, setjara „slour” tanpa ada pers-pektif padasuatu waktu dapat menjelesaikan soal pangan itu dengan memuaskan, Notabene perentjanaan jang lama itu memperkokoh warisan ekonomi kolonial Belanda ijalah ketergantungan dari luar negeri, jang hanja menguntungkan luar negeri, akan. tetapi mendjadikan tanah air, bangsa dan rakjat Indonesia mendjadi bulan2nandari luar negeri, jang melemahkan.

(1) bangsa dan rakjat Indonesia dalam pemenuhan kebutuhan akan pangan ;

(2) Ketahanan nasional.Dari Pemerintah Kolonial Belanda itu kita mewarisi ekonomi jang

boat sebelah, jalah ekonomi jang ditudjukan untuk ekspor hasil per-tanian dengan konsekwensi2-nja,

(1) untuk konsumsi dalam negeri sekedarnja ;

(2) bahan makanan jang tidak pernah tjukup :

(3) industri jang tidak diperkembangkan :

(4) penduduk jang dikonsentrir di Djawa dan pemilikan :tanah dengan sistim tuan tanah dan tani ketjil.

Penduduk jang konsentrir di Djawa dan pemilikan tanah dengan sistim tuan tanah dan tani ketjil akibatnja ;

(1) buruh jang murah :

(2) tani dan buruh jang miskin, tidak memiliki daja-beli :

(3) Indonesia pasaran bagi hasil2 industri negeri Belanda;

(4) banjak tanah diluar Djawa belum dibuka, disediakan sebagai tjadangan bagi modal asing:

(5) adanja sistim tuan tanah.

Selandjutnja ekonomi Indonesia banjak tergantung dari pasar dunia :

(1) harga hasil2 ekspor jang peka terhadap kontuktur jang ber-pengaruh luas pada budget negara :

(2) harga barang2 impor jang tinggi:

(3) harga bahan makanan di pasar dunia jang tinggi.

293

Page 315: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Dalam perkembangan Revolusi sekarang maka perentjanaan pem-bangunan pertanian jang lama adalah tidak pada tempatnja lagi, dan perlu ditindjau kembali dan disesuaikan dengan tuntutan perkembangan Revolusi dewasa ini, ialah DEKON dan TAVIP,

Setelah pidato TAVIP maka Departemen Pertanian tidak ragu2

melaksanakan Berdikari. Ini berarti bahwa bangsa Indonesia harus sang-gup mempergunakan semua bahan makanan jang tumbuh di Indonesia seperti djagung, ketela pohon dls.

Rentjana terdiri dari :

(1) perobahan menu rakjat :

(2) perobahan pola produksi (production pattern), dan mening-katkan produksi pangan :

(3) perobahan sistim distribusi.

Dengan berpangkal atas "Berdiri Diatas Kaki Sendiri" prioritas pembangunan pertanian ditudjukan pada :

(1) mempertinggi produksi sandang pangan. chususnja pangan sehingga dapat memenuhi kebutuhan ;

(2) menjelesaikan landreform dan landuse Berta UUPBH (Undang Undang Perdjandjian Bagi Hasil )

(3) mempertinggi produksi bahan2 ekspor dan bahan2 industri, baik dengan mengintensifkan usaha2 lama maupun dengan pembangunan projek2 baru.

DEKON memberi landasan jang pokok bagi pemberian prioritas tersebut, karena oleh DEKON ditandaskan bahwa titik berat politik ekonomi djangka pendek harus diletakkan pada soal sandang-pangan dan pertanian merupakan basis Pembangunan Nasional Semesta Be-rentjana.

Maka selain sandang pangan, pun djuga peningkatan pro-duksi bahan2 ekspor pertanian dan pelaksanaan landreform dan UUPBH harus diperhebat setjara silmutan kerena satu sama lain akan mempu-njai pengaruh untuk memperbesar hasil2-nja.

apakah dengan stop impor beras bahan makanan jang ter-sedia dapat mentjukupi kebutuhan"makanan seluruh rakjat.

Pertanjaan ini dapat kita djawab, ja. Dengan stop impor beras bahan makanan jang tersedia adalah tjukup.

294

Page 316: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Adapun isaha2 untuk dapat mentjukupi pangan adalah de-ngan djalan intensifikasi dan perluasan areal peningkatan path dan''chu susnja djagung, Dengan mempergunakan bibit djagung baru (Varitas metro) dan penggunaan pupuk jang tjukup, produksi djagung per ha dapat naik 3-4 kali.

Pengalaman menundjukkan bahwa niengutamakan hanja satu djenis bahan makanan pokok sadja cp. berastidak memberikan hasil jang kita harapkan. Kita tidak boleh lupa bahwa di Indonesia memang ditanam dan dimakan setjara luas pelbagai djenis bahan makanan po- kok, tidak beras sadja.

Lagi pula pars achli gizi kita djuga tidak melihat pada be-ras sadja dalam rangka mentjukupi kebutuhan akan bahan makanan karbohidrat.

PEMBAGIAN WILAJAH PRODUKSI PERTANIAN.

Dalam rangka Berdikari Indonesia dibagi dalam 6 Wilajah Pro-duksi Pertanian, Ke-enam wilajah tersebut masing2 harus dapat swa sembada. Pembagian didasarkan atas dasar geografi dan kemampuan masing2 daerah, Ke-enam wilajah adalah sbb :

1. Sumatera bagian Utara (Sumatera Utara dan Atjeh).2. Daerah Sumatera lainnja.3. Djawa dan Madura.4. Kalimantan.5. Sulawesi, Maluku dan Irian Barat,6. Bali dan Nusa Tenggara seluruhnja.-

SANDANG.

Dalam bidang sandang kita masih banjak ketinggalan, Bahan2

untuk sandang terutama kapas aan benang tenun hampir seluruhnja ma-sih di-impor. Maka usaha sandang akan d i t i t i k-b e r at k an pada menjediakan bahan2-nja, jaitu ;

1. memperluas tanaman kapas rakjat dan perusahaan.2. memperluas usaha ulat sutera.3. rayon.-

EKSPOR.

65 prosen Dad ekspor hasil pertanian (pertanian dalam arti jang luas : pertanian rakjat termasuk peternakan, perkebunan; kehuta-nan dan perikanan) berasal dari pertanian rakjat.

295

Page 317: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Dalam rangka exportdrive maka ekspor hasil pertanian rakjat akan mendapat. pertanian jang lebih besar dengan lebih giat melaksa-nakan :

(1) peremadjaan dan perluasan dengan memberikan dorongan berupa premi dls. :

(2) perbaikan mutu hasil dengan memberikan tjukup alat-alat dan bahan2 jang diperlukan dan tindakan2 lain jang men-dorong perbaikan mutu tersebut.

K.l 65 prosen dari djumlah ekspor pertanian dihasilkan dari karet. Dalam perdagangan karet alam diluar negeri terdjadi perkemba-ngan2 (saingan karet tiruan jang makin sengit). jang menjebabkan harga karet alam, itu terus merosot. Ini met jebabkan seluruh nilai ekspor negara terus merosot pula mulai tahun 1960 sebagai tahun perbandingan dimulainja Pembangunan Nasional Semesta Berentjana.

Maka panting, M e r o b a h s t r u k t u r E k s p o r kita dengan tidak menggantungkan pada ekspor karet. Ini berarti bahwa perlu di ekspor hasil pertanian lainnja disamping karet, menggali sumber-sumber ekspor barn (djagung dll).

Usaha exportdrive selandjutnja maka meliputi;(1) Mempergiat ekspor hasil pertanian lainnja ketjuali karet

(gula djagung, gaplek, rempah/ obat-obatan, hewan dls. )(2) Memberi pelajanan sebaik-baiknja kepada para petani pro-

dusen dengan menjediakan devisa jang tjukup untuk keper- luan produksinja, dan melantjarkan lalu-lintas barang2

kebutuhan hidup sehari-hari ke daerah produksi.(3) Melantjarkan perdagangan pengumpulan, mempergiat „sor-

tatie bedrijven” dan menjelenggarakan peraturan jang mendorong perbaikan mute barang-barang ekport (a.l. melaksanakan pengawasan di pelabuhan2 pada waktu ba-rang-barang akan di ekspor)

(4) melantjarkan pengangkutan.(5) Mempergiat pembentukan Koperasi2 Produksi Pertanian.

J. M. Ketua.Sidang jang terhormat.

Sekian uraian kami dalam garis besar mengenai Rentjana Pemba-ngunan Pertanian jang meliputi pangan, sandang dan ekspor untuk masa sisa djangka waktu 3 tahun terachir Tahapan Pertama Pembangunan Nasional Semesta Berentjana.

Bersama ini kami lampirkan pula target produksi pangan, sandang dan ekspor tersebut memenuhi atjara dari Sidang, sebagai kelengkapan uraian kami.

Semoga memberi manfaat sebagaimana diharapkan.Sekian. Terima kasih.

296

Page 318: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

H. SAMBUTAN J.M. MENKO KOMPARTIMEN MARITIM MAJOR DJENDRAL ALI SADIKIN

J. M. Ketua Muppenas, para J.M. Menteri serta hadlirin jang saja muliakan.

Pada hari ini saja diberi kesempatan memberi sambutan pada rapat paripurna ke III Muppenas, untuk mana saja utjapkan terima ka-sih. Pada tanggal 12 Djuni 1965 Paduka Jang Mulia setjara resmi me-nugaskan kepada saja untuk menjusun serta memimpin suatu kom-partimen untuk bidang maritim jang terdiri atas tiga Departemen jaitu, Departemen Perhubungan Laut dengan tugas prasarana angkutan laut Departemen Perindustrian Maritim dengan tugas landasan industri maritim serta Departemen Perikanan dengan tugas landasan menggali kekajaan alam kita untuk memungkinkan pengisian pembiajaan pemba-ngunan national kita.

Maka karena susunan inilah saja mengambil djudul ,,Pembangu-nan dan rehabilitasi bidang maritim sebagai prasarat, landasan serta pengisi Berdikari’’.

J.M. Ketua Muppenas

Bidang maritim tidak sadja merupakan setjara fisik prasarat, landasan serta pengisi Berdikari, tetapi djuga setjara mental, jang diusa-hakan melalui membaharikan kembali rakjat dan bangsa Indonesia da-lam melaksanakan „Character and Nation Building” Mengembalikan kedjajaan Sriwidjaja dan kebesaran Modjopahit.

Para hadlirin jang saja muliakan.

Bagi saja Berdikari adalah perdjuangan, adalah revolusi semesta, mutlak dibawah pemimpin besar revolusi kita, jang tertjinta Bung Karno.

Memang terlebih dahulu kita harus mentjiptakan iklim eko-nomi jang baik, iklim ekonomi jang serasi dengan ekonomi perdjuangan kita, ekonomi sosialisme Indonesia. Mengkikis habis segala bentuk feo-dalisme dan kolonialisme dalam konsepsi, struktur dan organisasi ekono-mi kita. Menghilangkan segala bentuk exploitation de l`home parl’home, de nation par nation.

J.M. Ketua Muppenas.

Penjusunan perkembangan ekonomi perdjuangan kita, ekonomi sosialisme Indonesia menurut hemat saja harus dilandaskan terutama atas usaha perombakan pengertian, struktur agraris one sided ke indus-tri agraris dengan implementasi maksimal dalam industri dasar dan

297

Page 319: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

industri berat nasional dalam mana termasuk industri maritim. Keselu-ruhannja dilengkapi dengan industri rakjat jang mendorong pengertian industri agraris.

Untuk mendjamin suksesnja perombakan tersebut , perlu kita mengadakan prae investasi dalam projek-projek jang segera menghasil-kanseperti pertanian, perkebunan, kehutanan, pertambangan dan pe-rikanan. Prae investasi ini memerlukan usaha-usaha pelaksanaan trans-migrasi, landreform dan koperasi.

Dalam pelaksanaan keseluruhan ini, tidak mungkin terdjadi djika itidak ada sarana infrastruktur, sarana transportation dan comi-nication, dalam mana termasuk sarana angkutan laut atau setjara lebih luas sarana perhubungan laut.

Mengingat keadaan alamiah kita dengan kepulauan dan la-utan, perhubungan laut bukan sadja merupakan pasarana, tetapi suatu prasarat dalam segala aktivitas fisik kita.

Para hadlirin jang saja muliakan,

Berbitjara mengenai Berdikari, saja melihat beberapa prinsip-prinsip, patokan-patokan jang perlu dituangkan dalam konsep-konsep untuk mentjiptakan iklim ekonomi jang baik bagi pelaksanaan pemba-ngunan, penentuan garis-garis besar rentjana target tiga tahun (1966-1968), penentuan rentjana pembiajaannja dan penentuan struktur-orga-nisasi pelaksanaannja.

Prinsip patokan pertama jang saja lihat adalah, tidak boleh ter-gantungnja pada bantuan luar negeri, jang perlu dihubungkan dengan unit-unit ekonomi nasional jang mempunjai „surplus value” untuk dapat mengadakan produksi jang kontinu dan dapat mengadakan investment jang produktip, hingga dapat mengadakan suatu „revolving fund” untuk lebih landjut membiajai sendiri.

Untuk pengisian apa jang disebut lebih dahulu, perlu diadakan inventarisasi daripada segala sarana untuk mengadakan rehabilitasi. Rehabilitasi disini bukan sadja saja artikan sebagai perbaikan dalam artikata jang lazim, tetapi djuga menambah daja penampungan setjara minimal untuk mendjamin kontinuitas produksi dengan menambahkan sarana dalam waktu. se3ingkat-singkatnja diluar pembangunan projek bare.

Dibidang maritim ini berarti melengkapi setjara minimal keperluan jang mendesak untuk mendjamin kontinuitas tadi da-lam waktu singkat.

298

Page 320: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Para hadlirin jang saja muliakan.

Prinsip, patokan kemudian saja lihat adalah pentingnja menga-dakan investments dalam „quick yielding projects” jang berhubungan setjara langsung dengan djaminan kontinuitas pembangunan semesta dan projek2 jang vital.

Prinsip, patokau lebih landjut adalah penentuan prinsip dekon-sentrasi dalam pelaksanaan pembangunan semesta dan penentuan am-beg paraamarta dalam projek2 pembangunan. Pula penggarisan persia-pan dalam tahun 1965 dan pelaksanaan untuk tahun 1966, 1967 dan 1968.

Para hadlirin jang saja muliakan.

Prinsip patokan terachir adalah bahwa infrastruktur harus dida-hulukan, rtIntuk bidang maritim hal ini terutama menjangkut perhubu-ngan laud jang saja dapat njatakan, bahwa pelaksanaan prinsip-prinsip Berdikari dibidang perhubungan laut pada hakekatnja merupakan pe-negasan funksinja sebagai prasarana, malahan prasarat jang menundjang segala kegiatan dalam pelaksanaan ekonomi perdjuangan untuk mewu-djudkan pembangunan Negara dan Masjarakat berdasarkan azas kego-tong-rojongan jang dalam keseluruhannja merupakan „one coordinated unit” dan „one coordinated pool”.

Dalam hubungan ini maka dihadapilah tuntutan-tuntutan tugas politik dan ekonomi jang mendesak seperti ;

a. mensukseskan projek-projek Nation dan Character Building.

b. memetjahkan massalah sandang- pangan setjepat mungkin.

c. melandjutkan projek-projek jang setengah djadi atau jang bersifat ekonomis jang sangat panting dalam strategi perdjuangan kita.

d. mengatasi dan menjingkirkan hambatan-hambatan pembangunan jang dihadapi, dengan menggali dan mendotong kekuatan manusia dan alam Indonesia, un-tuk lebih banjak lagi menemukan dan memprodusir barang2 barn.

e. menjelesaikan masaalah modal asing jang sudah ada di Indonesia hingga kini mentjapai kebebasan penuh dibidang ekonomi.

299

Page 321: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Dalam pada itu perlu membina, menjempurnakan, mengem-bangkan dan memperluas prasarana jang ada, dalam menudju kepada pelaksanaan azas „self propelling growth” jang akan menumbuhkan, me-ngembangkan dan mengerahkan potensi industri maritim nasional serta pengolahan laut dalam pengudjudan Berdikari dibidang maritim.

J.M. Ketua Muppenas.

Dapat saja njatakau disini, bahwa unsur-unsur maritim dalam kompartemen saja terdiri atas perikanan, industri maritim dan perhu-bungan taut dalam penilaiannja adalah sebagai berikut ;

a. Perikanan jang harus manggali kekajaan alam kita untuk memungkinkan pengisian pembiajaan pembangu-nan nasional. masih dalam taraf perkembangan dan harus mendapatkan rehabilitasi serta perluasan perala- tan vital:

b. Industri maritim jang merupakan landasan Berdikari. dibidang maritim belum berkembang dan memerlukan waktu ;

c. Perhubungan taut jang merupakan parasarat penun-djang umum dan vital dalam pelaksanaan ekonomi perdjuangan, belum dapat menampung keperluan mi-nimal, hingga masih perlu mendapatkan rehabilitasi serta perluasan peralatan vital dan penambahan.

Pentingnja persoalan dapat lebih terlihat, djika kita mengetahui bahwa sekarang ini djalannja revolusi kita tidak sadja mengenal „rising demands” tetapi meningkat sampai kepada „exploding demands”.

Disamping kita berusaha sendiri untuk menghadapi tantangan-tantangan, kita mohon pula perhatian Muppenas.

Bidang maritim terutama, seperti diuga bidang-bidang lainnja, tidak mungkin bergerak dan berkembang solitair. Bidang maritim hanja merupakan unsur penundjang. Tetapi penundjangan jang merupakan prasarat dan vital.

Korelasi „werkverhouding” antara bidang maritim terutama unsur perhubungan lautnja dengan bidang-bidang lain harus diletakkan setjara tegas dalam perentjanaan, pembangunan.

Para hadlirin jang saja muliakan.

Perkenahankanlah saja sckarang memasuki mater! atiara jang akan dimusjawarahkan Muppenas sampai dengan tanggal 3 Djuli 1965, sekedar sumbangan daripada bidang maritim.

300

Page 322: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Atjara pertama adalah „Mentjiptakaniklint ekonomi jang baik bagi pelaksanaan pembangunan sebagai realisasi daripada ketetapan-ke tetapan MPRS”.

J.M. Ketua Muppenas.

Menurut hemat saja, atjara ini dihubungkan dengan Berdikari, adalah suatu perumusan konsepsi, diterapkan kepada Perentjanaan dan Pembangunan Nasional, jang mentjerminkan tugas politik ekonomi nasional dan internasional bagi seluruh rakjat Indonesia. Dimana segala dana dan daja baik dari aparatur Pamerintah Pusat .dan Pemerintah Daerah maupun masjarakat Indonesia pada umumnja maupun masjarakat daerah chususnja dapat ,,berkiprah sehebat-hebatnja".Perlu adanja penegasan pembagian tugas jang njata dalam pelaksanaan pembangunan serta pengisian politik ekonomi antara Pusat dan Daerah, sektor Peme-rintah dan sektor swasta.

Dibidang maritim chususnja unsur Perhubungan Laut telah kami laksanakan suatu perumusan jang terdapat ;pada Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 1964 dengan Surat-suaat keputusan pelaksanaannja.

Didalamnja terdapat prinsip-prinsip sebagai berikut :a. Pengerahan segala dana dan daja.b. "Leading and commanding posotion" daripada sektor

pemerintah jang terlihat da pada kenjataan sektor swasta diletakkan sebagai uisur pelengkapan.

c. Penegasan struktur organisasi usaha.d. Pembagian volume tugas jang berbanding 60% bagi

sektor pemerintah dan 40%, jang sekahgus ntendjelas-kan adanja swasta dam kedudukannja.

e. Pengutamaan pengabdian terhadap kepentingan Nega- ra meletakan landasan sosialisme Indonesia dalam hal peniilihan disektor swasta.

Akibat dari pada ini adalah penentuan ambeg paramarta un-tuk mendapatkan sarana bagi sektor Pemerintah, sedang sektor Swasta digantungkan pada perkembangan sektor ;pemerintah jang dapat diisikan dengan/oleh dana-dana jang terdapat dimasjarakat sendiri. Diharapkan dengan demikian tertjapai perkembangan setjara kolektip dalam mana terdapat ambeg paramarta bagi sektor Pemerintah Pula Armada Nia-ga setjara keseluruhannja bergerak sebagai Armada Nasional, sebagai "one coordinated unit" dengan tugas satu:

Golongan Armada Niaga ,jang telah Berdikari seperti Armada Perahu Lajar dibina dan".dikembangkan ketingkat ;teknis lebih tinggi,

301

Page 323: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

hingga dalam penentuan opdrasinja pun Berdikari dan tidak bergan-tung kepada alam seperti angin dan arah lautan.

Dipikirkan projek-projek angkutan laut jang menggunakan sara-na jang lebih sederhana daripada kapal jang konvensionil, tetapi lebih daripada perahu lajar. hingga dapat diusahakan dan diisikan oleh ke-mampuan dan kekuatan masjarakat Indonesia jang ada.

Projek ini adalah projek "sea-train".Ditjarikan kemungkinan-kemungkinan baru, sehingga seluruh

potensi rakjat Indonesia dapat „berkiprah” sehebat-hebatnja".

Para hadlirin jang saja muliakan.Atjara kedua menjatakan ; "Garis-garis besar Rentjana Tar-

get 3 Tahun (1966-1967-1968)".Menurut hemat saja atjara ini harus dihubungkan dengan tu-

djuan utama kita bersama ialah pengemban "Amanat Penderitaan Rak-jat" dengan terbentuknja "Masjarakat Adil dan Makmur" dilandaskan pada "Berdikari" serta sangat memperhatikan tugas "Dwikora" diterap-kan kepada pola keperluan akan sarana dalam pengisian pola pem-bangunan semesta.

Untuk bidang maritim, sesuai dengan penilaian saja jang diutjap-kan lebih dahulu. mengakibatkan mohon perhatian pada Muppenas akan keperluan sarana dibidang maritim, sebagai prasarat, landasan dan pengisi Berdikari serta pelaksana Dwikora. Keseluruhannja sebagai pe-ngemban „Amanat Penderitaan Rakjat”.

J.M. Ketua Muppenas.

Kemudian saja meningkat kepada mated atjara ketiga jang me njatakan;,,-,Matentjauakanapembiajaan..panshasrgunan.3.Tahun

Menurut hemat saja, atjara ini harus dihubungkan dengan ha-sil inventarisasi daripada unsur-unsur „earnings” dan "savings" serta perumusan pengertian ambeg maramarta dalam pola pembangunan se-mesta setjara menjeluruh.

Menurut pengalaman saja dibidang maritim, chususnja unsur perhubungan taut unsur ,,savings,, dapat diadakan menurut landasan per-djuangan terhadap mereka jang mengeduk kekajaan dan tindakan Peme-rintahan. Dalam hal ini Perusahaan pelajaran asing.

Hal ini terdapat dalam penentuan Peraturan . Presiders No. 29 Tahun 1964 mengenai ,,Bipalindo,, jang antara lain mempunjai tugas ma-ma untuk melaksanakan ,,Proteksi Negara;, terhadap pelajaran samu-dra nasional serta meliputi sektor Pemerintah maupun Swasta.

302

Page 324: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Dari tugas utama ini dihubungkan dengan ketentuan dalam Dekon dapat menghatsilkan „savings”, karena adalah suatu kenjataan dalam praktek pelajaran internasional, bahwa negeri maritim atau ne-geri2 jang meudjalankan politik mengembangkan pelajaran nasionalnja, baik negara2 kapitalis maupun negara2 sosialis selalu mamberi bimbi-ngan dan proteksi, baik setjara langsung terang2an sebagai sualu „daela-red dolived” maupun setjara tldak langsung melalui kebiasaan2 dan sa-luran2 business jang komplex, kepada kepentirgan dan kebutuhan. dari perusahaan2 pelajaran samudra nasionalnja.

P r o t e k s i N a g a r a ini (state protection) diberikan mela-lui saluran2 diplomatik, saluran business jang terang maupun jang gelap peringanan2 tertentu dari beban perusahaan pelajaran (misalnjt padjak dan fasilitas2 tertentu jang memungkinkan perusahaan dapat menggali lebih banjak sumber penghasilan dan lain2 lagi.

Pembinaan dan perkembangan potensi pelajaran samudra Indo-nesia adalah diabdikan kepada pelaksanaan strategi dasar ekonomi Indo-nesia jang menetapkan bahwa kita sekarang sedang berada dalam tahap pertama Revolusi dimana tugas kita ialah untuk menggerakkan segenap potenssi nasional, baik negara maupun koperasi dan Swasta dalam kegia-tan ekonomi dan pembangunan untuk meningkatkan produksi dan menambah penghasilan Negara (D E K ON ).

Dibidang pelajaran samudra kewadjiban ini berarti tugas untuk memperluas usaha dan memperbesar armada niaga samudra nasional untuk meningkatkan produksi djasa pengangkutan dilaut jang melajani perdagangan luar negeri, un tuk menghem a t penga l ua ran de -visen beaja freight. dan menambah penghasilan devisen Negara.

Hal ini sekedar sebagai gambaran mendapatkan "savings" malahan meningkatkan „eaanings” dalam tindakan Pemerintahan,

Para hadlirin jang saja muliakan.Atjara keempat jang akan dimusjawarahkan dalam rapat Muppenas

ini adalah : Perubahan2 strukturil - organisatoris jang perlu jang perlu di adakan untuk mendjamin pelaksanaan projek2 pembangunan dan dekon-sentrasi pada daerah-daerah.

Dalam struktur organisasi tidak mungkin kita lepaskan prinsip ke-terpimpinan, prinsip kegotong-rojongan dalam pengerahan segala „fuds and forces” dan prinsip kechususan untuk mentjapai instansifikasi, ber-gerak sebagai satu kesatuan berlandaskan satu pola,

Hal ini perlu diperhatian untuk mendapatkan eksekusi dengan hatsil jang sebesar-besarnja,Mengenai dekonsentrasi pada daerah2 adalah sedjalan dengan Dekon,

Perlu kiranja diperhatikan adanja pembedaan daripada projek2 jang menjangkut kepentingan nasional setjara menjeluruh jang tidak dapat terpetjah-petjahkan dan projek2 jang dapat terpetjah - petjahkan hingga bersifat chusus menundjang daerah,

303

Page 325: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Dalam bidang maritim chusus mengenai unsur perhubungan last, perlu dipertegas beberapa landasan pikiran jaitu :

1. Mission politik perhubungan adalah menegakkan segi pertama dan mewudjudkan keduasegi kerangka Manipol.

2. Funksi dari pada perhubungan dibidang perekonomian adalah sebagai insfrastruktur perekonomian nasional.

3. Pembangunan untuk mewudjudkan perekonomian "Berdikari" mensjaratkan pengerahan semua funds and forces nasional-progresip setjara coordinated dan synchronised.(dekonsentra-trasi dalam pelaksanaannja.

J.M. Ketua Muppenas.

Seperti lebih dahulu dinjatakan, kompartimen maritim barn berusia 16 hari sampai hari ini, Begitupun Departemen Perindustrian Maritim. Te-tapi biarpun demikian, mengingat industri maritim mcrupakan landasan Berdikari bagi bidang maritim perlu diadjukan kepada rapat ini suatu harapan, bahwa projek-projek industri maritim jang telah berdjalan per-lu dipertjepat realisasinja.Projek-projek pembangunan galangan dalam lingkungan pelbagai Depar-temen (projek-projek dok/galangan Gresik, Makassar, Pakin, Ambon, Kapin, Semarang, Djantra, Carya, Carya Putra dll.) perlu direorganisir hubungan tata kerdjanja, dikordinir dan disynchronisir sehingga meru-pakan "one coordinated unit" jang terarah baru.Pada taraf sekarang perlu diadakan inventarisasi sarana, potensi, dsb.-nja. Sasaran utama adalah mengisikan dengan bahan jang ada didalam negeri sarana angkutan laut sederhana untuk mengisikan projek "sea-train". Berbitjara mengenai perikanan, djuga dimadjukan harapan kepa-da rapat ini, bahwa perlu adanja intensifikasi serta pengorganisasian jang lebih sempurna hingga dapat membina dan mengembangkan potensi jang terdapat pada kaum nelajan sekarang ini, agar terlaksana tugas memberikan sokongan dalam bidang pemhiajaan, Perikanan pada waktu ini tidak mungkin berkembang tanpa modernisasi serta support dan pe-ngertian daripada masjarakat, karena unsur maritim ini hares mentjapai penghasilan bukan sadja didalam wilajah kita tetapi djuga dilautan babas.Sebagai achir kata diutjapkan harapan, bahwa pengertian-pengertian uraian lebih dahulu, dapat mend jadi bahan clan perhatian rapat Muppenas ini. Lebih landjuttcrima kasih saja utjapkan lagi, atas kesempatan ini dan semoga rapat Muppenas mentjapai hatsil jang gemilang, bermanfaat ba-gi masjarakat dan lebih mengobarkan revolusi kita.

Sekian, selamat bermusjawarah.-

304

Page 326: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

B. K O M I S I 2

KEPUTUSAN PIMPINAN MUPPENASNo. 5 TAHUN 1965

tentangPEMBENTUKAN KOMISI-KOMISI PADA SIDANG

PARIPURNA Ke -III MUPPENASPIMPINAN MUSJAWARAH PEMBANTU PERENTJANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ;Menimbang : bahwa untuk kepentingan pelaksanaan tugas Musja-

warah Pembantu Perentjanaan Pembangunan Nasional (Muppenas), perlu dibentuk Komisi2 pada Sidang Pari- puma ke- III Muppenas.

Mengingat : 1. Penetapan Presiden R. I. No. 12 tahun 1963 jang di sempurnakan (Lembaran Negara No, 103)

2. Peraturan Presiden No. 1 tahun 19643. Keputusan Presiden No. 196 tahun 19644. Keputusan Presiden No. 51 tahun 1965

Mengingat ; Ketetapan Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementarapula No. VI/MPRS/1965.

Mendengar Rapat Paripurna ke-III Muppenas pads tanggal 30 Djuli 1965.

MEMUTUSKAN.Menetapkan :PERTAMA . Membentuk 4 (empat) Komisi dengan susunan sebagai

berikut .Komisi I . Ketua ; Laksamana Muda ('U) Wiriadinata

Wk. Ketua ; I. B. P. ManuabaWk. Ketua ; Abdumadjid Djojoadhiningrat 5;H. Wk. Ketua ; Korn, Dr. Abdullah Tjiptoprawiro Wk. Ketua ; Brig. Djen. Mochamad Wijono Pelapor ; Musa EffendyPenasehat ; E. Runturambi

Anggota2 ; 1. Sjaharuddin Sutan Pamuntjak2. H. Harsono Tjoktoaminoto3. A.A. Bagus Sutedja4. Moh. Ruslan Tjakraningrat5. Achmad Soekarnadidjaja

305

Page 327: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Sekretaris : 1. SiahaanPemb. „ : 3. Drs. Sam Sutarjo

2. E. Dantjie4. Drs. Supardjan

dan bertugas . MENTJIPTAKAN IKLIM EKONOMI JANG LEBIH BAIK BA GI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN SE- BAGAI REALISASI KETETAPAN MPRS No. VI/1965.

Komisi II , Ketua : Jr. SakirmanWk. Ketua : Osa MalikiWk. Ketua : Brig. Djen. Sunandar Prijosudarmo Wk, Ketua ; Mirza MustakimPelapor : Hasan GajoPenasehat : Ir. Ukar BratakusumahAnggota2 : 1. Achmad Muhamad

2. I. R. Lobo3. Ko1. Adam Kamil4. Tjilik Riwut5. Let. Kol. H, Abrani Soelaiman6. Abdul Muis Hasan7. Suparna Sastradiredja8. M. Siregar9. Mochtar

Sekretaris : Drs. Kartono GunawanPemb. „ : 1. Sujoto S; H.

2, Drs. Agus Kamidi3.Dra Suwarti4.Drs. Rahardjo5.Drs. Sugiarto

dan bertugas. MENJUSUN GARIS - GARIS BESAR RENTJANA TARGET 3 TAHUN,

Komisi III Ketua : Subagio Reksodipuro S, H.Wk. Ketua : A. Muiz AliWk. Ketua : Brig. Djen. Abu Jazid, BustomiPelapor : M. ZaelaniPenasehat : 1. Drs, Bermawie Alwie

2. Sutikno Slamet S.H.Anggota2 : 1. Brig. Djen, Ulung Sitepu

2. Anwar Datuk Basa Nan Kuning3. F. C, Palaunsuka4. Korn. Res. Suwondo Pranoto5. Nja Diwan6. Samsir

306

Page 328: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

Sekertaris : Drs. Moh, SismanPemb, ,, : 1. Drs. Prapantja

2. Moth, Urip Sugaswara drs. ek3. Drs. Sumantoro4. Dra Jusnina Hanim 5. Drs. Pitojo

dan bertugas ; MERENTJANAKAN PEMBIJAAAN PEMBANGUNAN 3 TAHUN

Komisi IV : Ketua : Brig. Djen MashudiWakil Ketua : Nj. Kartini Gatot SukandarPelapor : Ir. G.M. TampubolonPenasehat : M. HutasoitAnggota2 : 1. Rd. H. Z: Fananie

2. Drs. J . Imam Sudarmo3. AKBP Dr. Awaludin Djamin4. Supardi5. Nj. Suwarti Bintang Suradi6. Brig. Djen. Andi Rifai7. Moh. Padang8. Kol. Dr. Idris Siregar9. Kol. Djuhartono 10. H Djaffar Zainuddin11. Kusno Danupojo

Sekretaris : A. H. NasutionPem. ,, : 1. Ngadimun S. H.

2. Z. Fund S. H.3. Drs. Daulat Siahaan4. Yap Yan Keng S. H,

Dan bertugas : MENJUSUN PERUBAHAN2 STRUKTURIIL-ORGANI-SATORIS JANG PERLU DIADAKAN UNTUK MEN-DJAMIN PELAKSANAAN PROJEK2 PEMBANGUNAN DAN DEKONSENTRASI PADA DAERAH2.

K e d u a ; Keputusan ini mulai berlaku pada tgl. ditetapkan dan Komisi tersebut diatas bubar sesudah menjampaikan laporannja kepada Rapat Paripurna ke - III MUPPENAS.

Ditetapkan di Bandungpada tanggal 30 Djuni 1965PIMPINAN MUPPENAS

Wakil ketua;ttd,

(Dr. Soeharto)

307

Page 329: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

VI. TJATATAN. A. Daftar hadir;

ANGGAUTA MUPPENAS JANG HADIR

1. J.M. Dr.Suharto2. Sdr. Kom. Dr. it. Abd. Tjiptoprawiro3. Sdr. Abdulmadjid Djojodiningrat S.H4. Sdr. Achmad Muhamad5. Sdr. Abdul Muis All6. Sdr. Brigdjen Abu Jazid Bustomi7. Sdr. Kol. Djuhartono8. Sdr. Fananie Rd. N.S9. Sdr. M. Hasan Gajo10. Sdr. Harsono Tjokroaminoto11. Sdr. Prof. Dr. P. D. Latuihamalo12. Sdr. I.R. Lobo13. Sdr. LB.P. Manuaba14. Sdr. Mirsa Mustakim15. Sdr. Samsir16. Sdr. Sjahruddin Sutan Pamuntjak17. Sdr. Suparna Sastradiredja18. Sdr. Subagio Reksodipuro S.H.19. Sdr. Brigdjen Sowondo Pranoto20. Sdr. Djaffar Zainuddin21. Sdr. 7aelani22. Sdr. Supardi23. Sdr. F. C. Palaunsuka24. Sdr. H. G. M. Tampubolon25. Sdr. Brigdjen Adam Kamil26. Sdr. Brigdjen Ulung Sitepu27. Sdr. Srigdjen Mashudi28. Sdr. Mochtar29. Sdr. Brigdjen Moh Wijono30. Sdr. Tjilik Riwut31. Sdr. Letkol Hadji Abrani Soelaiman32. Sdr. Abdul Muis Hasan33. Sdr. Brigdjen Sunandar34. Sdr, Anwar Gaar Datuk Hasa Nan Kuning 35. Sdr. Brigdjen Andi Rivai36. Sdr. Adak Agung Bagus Sutedja37. Sdr. Moh. Ruslan Tjakraningrat38. Sdr. Muh. Padang39. Sdr. Ir. Sakirman40. Sdr. Nj. Suwarti Bintang Suradi41. Sdr. Osa Maliki.

308

Page 330: · Web viewkertas — bola lampu besi beton — tjat paku — dan lain2. kaju — batu bata, kapur dan genting katja djendela d. Industri Kesehatan : industri pharmasi terutama obat2

42. Sdr. Nj. Kartini Gatot Sukandar43. Sdr. A.K.B. Pol. Dr. Awanhudin Djamin Drs. M.P.A.44. Sdr. Kol. (L) Dr. Idris P. Siregar45. Sdr. K. H. Njak Diwan46. Sdr. M. Siregar47. Sdr. Drs J. Imam Sudarno48. Sdr. Achmad Sukarmadidjaja49. Sdr. Dr. K.H. Idham Chalid50. Sdr. W. J. Lalamentik51. Sdr. Laksamana Muda Udara Wiriadinata52. Sdr. Musa Effendi53. Sdr. Brigdjen A.J. Bustomi

ANGGAUTA MUPPENAS JANG TIDAK HADIR

1. J. M. Djenderal Dr. Chairul Saleh2. Sdr Hadikusumo3. Sdr. Drs. Imam Pratignjo4. Sdr. Sugiarto5. Sdr. Rumaseuw H. L.6. Sdr. Sudarisman Purwokusumo S. H.7. Sdr, Rudhito Sosrodiwirjo8. Sdr. Subroto Arjo Mataram9. Sdr. Kaharuddin Gelar Datuk Rangkajo10. Sdr. Brigdjen Kaharuddin Nasution11. Sur. Kol. M. J. Sinidekane12. Sdr. Hank Ngantung13. Sdr. Sri Paku Alam VIII14. Sdr. J.C. Oevang Oeray15. Sdr. J. Wajong16. Sdr. Frans Kasiepo17. Sdr. Kusno Dhanu Upojo18. Sdr. Asmara Hach19. J.M. Ali Sastro Amidjojo S.H.20. J.M. D.N. Aidit26. J.M.Majdjen T.N I. Wilujo Puspojudo

ANGGAUTA P3 MUPPENAS IN EX OFFICIO JANG HADIR

1. Sdr. F. Runturambi2. Sdr. I.R. "Ukar Bratakusumah3. Sdr, Sutikno Slamet S.H.4. Sdr. M. Hutasoit5. Sdr Drs Bermawi Alwi.

309