vertigo is i

Download Vertigo is i

If you can't read please download the document

Upload: radit-radovzky-mayangkara

Post on 15-Nov-2015

22 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

vertigo

TRANSCRIPT

PENDAHULUAN

1

PENDAHULUAN

Vertigo banyak dikeluhkan oleh penderita yang meminta pertolongan, baik yang bentuk ringan (gliyeng) sampai yang berat dengan rasa berputar-putar. Menurut penelitian OOSTERVELT pada orang berumur 55 tahun atau lebih yang pernah menderita vertigo ada 60% dan penyebabnya kurang lebih 40% tak diketahui.1Vertigo dapat merupakan hasil rangsangan berlebih labirin, seperti halnya motion-sickness sebagai akibat infeksi atau penyakit vaskuler yang menghinggapi labirin.Vertigo disebabkan oleh gangguan keseimbangan antara masukan vestibuler dari masing-masing sisi atau akibat kesenjangan antara rangsang visual, propioseptif, dan informasi vestibuler bila salah satu tidak serasi terhadap yang lainnya.Vertigo lazimnya meliputi gangguan keseimbangan akibat tidak adekuatnya informasi sensorik berkaitan dengan ekuilibrium, atau defek integrasi dari informasi, atau interpretasi yang salah. Sumber-sumber informasi adalah vestibuler, propioseptif dan visual. Ketiga tingkat disfungsi merupakan input, organ-organ integratif meyakinkan informasi-informasi konvergensi dan transfer (vestibuler, okulomotor, dan nuklei olivaris dan serebelum) dan bangunan-bangunan kortikal dan talamik untuk persepsi dan interpretasi. Karena demikian rumitnya organisasi, banyak situasi patologik dapat menimbulkan vertigo.Manfaat dan tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui lebih jauh tentang vertigo ditinjau dari segi etiologi, diagnosis dan penatalaksanaan agar dapat merencanakan penanganan yang lebih baik.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. DEFINISIVertigo adalah sensasi beputar-putar baik dirinya sendiri atau lingkungannya

B.KLASIFIKASIVertigo dapat diklasifikasikan :

1.Atas dasar lokasai kelainan patologi yaitu :

a.Vertigo sentral

b.Vertigo perifer :

Intralabirin :

-Kokleovestibuler

-Vestibuler

Ekstralabirin

Vertigo sentral apabila kelainan patologinya di nulkeus vestibularis komplek sampai otak dan otak kecil dengan serabut-serabut dalam otak yang disebut serabut-serabut vestibulokortikal. Sedangkan vertigo perifer dimana kelainan patologinya di telinga bagian dalam.2.Atas dasar sifat dari vertigo

a.Paroksismal

b.Terjadinya mendadak dan hilang pelan-pelan

c.Kronik

C.ETIOLOGIBerdasarkan sistem kelainan patologi yang sering dijumpai di dalam praktek sehari-hari, penyebab vertigo dibagi menjadi :

1.Trauma

Trauma yang dapat menimbulkan vertigo adalah :-Trauma Mekanik (Ruda Paksa)

-Trauma Tekanan (Barotrauma)

-Trauma Akustik

-Trauma Operasi

2.Radang

Radang yang dapat menimbulkan gejala vertigo adalah radang di labirin (labirintitis) maupun ekstralabirin (neuritis vestibularis)3.Tumor

Tumor intralabirin sangat jarang tetapi yang sering adalah tumor ekstralabirin, baik tumor pada sarafnya sendiri maupun di sekitar saraf lalu mendesak terutama tumor yang berada di meatus akustikus internus, misalnya:-vestibuler schwanoma

-akustik neurinoma

Sedang tumor di luar kanal, yaitu intrakranial, yaitu tumor di sudut serebelum dan pons (cerebelopontin angle tumor) yang dapat berbentuk :-meningioma

-neurilemnoma

-kongenital keratoma

4.Intoksikasi

Keracunan obat-obatan yang ototoksik dapat pula menimbulkan gejala vertigo. Obat-obatan tersebut adalah :-Antibiotika

-Anti onkologik

-Anti konvulsan

-Transquillizers

-Barbiturat

-Alkohol

5. Ganggunan Vaskuler-Oklusi arteri vertebralis, basilaris, akustikus internus

-Aneurisma

-Infark

-Malformasi Arteriovena

-Migren

D.DIAGNOSISDiagnosis vertigo ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang :

a.AnamnesisPertama harus ditanyakan kepada penderita apa yang dimaksud dengan pusing, apakah suatu dizziness atau vertigo ataukah bukan pingsan (mau pingsan) ataukah bukan sakit kepala ? Setelah itu baru ditanyakan semua aspek tentang pusingnya untuk mengetahui apakah yang dihadapi suatu vertigo perifer atau sentral.

Perbedaan vertigo perifer dan vertigo sentral

Vertigo PeriferVertigo Sentral- Serangan vertigo- Onset- Durasi- Intensitas- Perubahan posisi- Gejala otonom- Nistagmus- Gangguan pendengaran dan tinitus- Penurunan kesadaran dan gejala defisit neurologiNyataParoksismalSingkatBeratMempengaruhiAdaAdaSeringkali ada

Tidak adaKurang nyataJarang / insidiousLamaRingan sampai sedangTidak mempengaruhiTidak ada / ringanBisa adaJarang ada

Sering ada

Sedang yang termasuk dalam Ilmu Kesehatan THT adalah vertigo perifer. Vertigo perifer antara lain terdapat pada : Mabuk (motion sickness)Gejala ini terjadi karena adanya asimetrisitas vestibuler pada penerimaan rangsang kanan dan kiri dari luar, sehingga merupakan kelebihan rangsang pada labirin yang satu dari yang lain. Karena itu juga dapat disebut Maladaption Syndrome, penyebabnya diperkirakan respon yang asimetris dari vestibuler karena kelainan kongenital dan faktor psikogenik.Vertigo Posisi Paroksismal JinakVertigo posisi paroksismal jinak merupakan salah satu jenis vertigo rotasi terbanyak yang sering dijumpai pada praktek sehari-hari. Didapatkan bukti-bukti kuat adanya keterlibatan kupula di dalam ampula kanalis semisirkularis posterior untuk menerangkan terjadinya kelainan ini. Teori kupulolitiasis menerangkan bahwa adanya debris dari degenarasi otokonia yang tertimbun di kupula, menyebabkan terjadinya peningkatan respon pada perubahan posisi kepala. Sedangkan teori kanalitiasis menerangkan bahwa gejala vertigo terjadi lebih berhubungan dengan densitas yang bergerak bebas (kanalit) pada kanalis semisirkularis posterior daripada dengan densitas yang terfiksasi yang terdapat di kupula.Gejala Klinis :Timbul keluhan vertigo pada waktu penderita melakukan gerakan merubah posisi kepala secara cepat; misalnya menoleh tiba-tiba ke tempat yang lebih tinggi atau berguling dengan cepat diatas tempat tidur pada saat bangun tidur. Pada banyak kasus, mual dan muntah juga menyertai vertigo. Yang khas adalah tidak ada kurang pendengaran atau tinnitus yang berhubungan dengan serangan. Awitan vertigo sedikit terlambat dari awitan perubahan posisi . Serangan pertama biasanya paling berat, sedangkan serangan berulang sifatnya menjadi lebih ringan. Penyakit ini sering terjadi secara spontan pada golongan usia lanjut, walaupun dikatakan banwa dapat terjadi pada semua kelompok umur, bahkan sesudah trauma kepala ringan.Tanda :-Pemeriksaan telinga, audiogram dan pemeriksaan neurologik biasanya normal, walaupun adanya kalainan neurologik tidak menutup kemungkinan diagnosis .

-Pada tes Dix Hallpike manuver ditemukan nistagmus rotasi klasik dengan latensi (dimulai setelah beberapa detik) dan dengan durasi tertentu (akan melambat dan akan berakhir 15-20 detik ) yang patognomonik.

Vertigo posisi Paroksismal jinak kanalis posterior menghasilkan nistagmus rotasi geotropik

Nistagmus horisontal murni menunjukkan keterlibatan kanalis horisontal.

Nistagmus yang terus-menerus atau nonfatig lebih menunjukkan kupulolitiasis daripada kanalitiasis

-Elektro nistagmografi :membantu dalam mendeteksi adanya nistagmus dan waktunya

-Nistagmografi infra merah

-Hasil tes kalori bisa normal atau hipofungsional

-Posturografi : mungkin abnormal tapi tidak khas

LabirintitisLabirintitis adalah suatu proses radang yang melibatkan mekanisme telinga dalam. Labirintitis pada umumnya merupakan komplikasi dari Otitis Media Kronik, mastoiditis juga operasi telinga tengah. Semua bentuk labirintitis (labirintitis difusa dan sirkumskripta) dapat menimbulkan gejala vertigo dan gangguan pendengaran. Penyakit MeniereTermasuk penyakit labirin non inflamasi yang penyebabnya masih belum diketahui secara pasti, kemungkinan teori penyebab yang paling populer adalah gangguan keseimbangan garam dan air, gangguan regulasi otonom sisitem endolimfe, alergi lokal telinga dalam, gangguan vaskuler telinga dalam, manifestasi labirin pada penyakit sistemik metabolik, perubahan dinamika tekanan endolimfe dan perilimfe serta gangguan duktus/sakus endolimfatikus. Proses patologinya disebut hidrops.Gejala kliniknya khas dan hampir pasti untuk diagnosis, merupakan kardinal simptom yaitu adanya 4 gejala utama vertigo, gangguan pendengaran, tinitus, dan rasa perubahan penuh/tekanan di telinga. Pada anamnesis juga perlu ditanyakan penyakit-penyakit yang mungkin menimbulkan vertigo harus ditanyakan misalnya, pernahkah trauma kepala, intoksikasi obat, hipertensi, hipotensi, DM, infeksi telinga tengah dan telinga dalam, dan penyakit kardiovaskuler.

b.Pemeriksaan FisikPada status presen perlu diperhatikan adanya hipertensi atau hipotensi, hiperventilasi, tanda arteriosklerosis, tanda-tanda penyakit jantung. Perlu juga dicari apakah ada tanda penyakit penyebab neuropati perifer-gangguan propioseptik misalnya defisiensi vitamin, alkohol, anemia. Perlu dicari pula tanda dari trauma kepala. Diperhatikan pula pada daerah telinga: apakah ada tanda otitis media, mastoiditis dan trauma lokal.

E.PENGELOLAANPengelolaan vertigo dibagi 2 yaitu :

1.Terapi simptomatis

Menggunakan obat-obat antivertigo diantaranya :a.Antihistamin

b.Antikolinergik

c.Simpatomimetik

d.Transquilizer

2.Terapi kausatif

Tergantung dari penyakit-penyakit yang mendasari. Pada penyakit :Vetigo Posisi Paroksismal Jinak

-Pengawasan penderita

-Medikasi vestibulosupresan

-Rehabilitasi vestibuler

-Reposisi kanalit : - Metode Epley

- Metode Semont-Terapi bedah : Labirintektomi, oklusi kanalis posterior, neurektomi singular, pemotongan nervus vestibularis, dan aplikasi aminoglikosida transtimpani.

Terapi bedah dilakukan pada kasus dengan keluhan hebat. Invasif dan bisa menyebabkan komplikasi seperti kehilangan pendengaran dan kerusakan nervus fasialis.Labirintitis

-Antibiotika yang adekuat

-Tindakan operatif : Mastoidektomi simpel atau radikal.

Sindroma Meniere

-Terapi Medikamentosa :1.Pengelolaan segera terhadap gejala akut

- mengurangi stimulasi vestibuler- pemberian obat anti vertigo, anti emetik, dan sedatif2.Pengelolaan jangka panjang

- mengurangi intake cairan- diit rendah garam- pemberian diuretik3.Pengobatan terhadap faktor etiologi yang mungkin menjadi dasar penyakit Meniere :

- obat-obat vasodilator- obat-obat anti alergi- obat-obat yang dianjurkan vitamin B komplek, vitamin B12-konsultasi ke bagian penyakit dalam untuk pengelolaan bersama pada kasus curiga etiologinya ada penyakit sisitemik lain seperti hipotiroid, kolesterol tinggi/trigliserid, dan metabolisme glukosa abnormal.

-Terapi Pembedahan :

1.Operasi shunt endolimfatik (bedah konservatif)

2.Pemotongan nervus vestibularis intrakranial

3.Labirinektomi membranosa

Kepustakaan mutakhir pada beberapa kasus penyakit Meniere bilateral dapat disebabkan oleh fenomena imun. Hal ini belum dapat dibuktikan meskipun dengan pengobatan steroid telah menghasilkan perbaikan baik pada pendengaran dan fungsi vestibuler pada pasien tertentu.

BAB IIIPENUTUP

Vertigo adalah sensasi berputar baik diri sendiri atau sekelilingnya. Enam puluh persen vertigo pernah diderita oleh orang berusia 55 tahun atau lebih dan penyebabnya 40% belum diketahui.Gejala vertigo yang termasuk bagian THT adalah vertigo perifer yang disebabkan kelainan patologi pada sistem vestibuler perifer. Diagnosis vertigo dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pengelolaan vertigo berdasarkan pada pengelolaan simptomatis dan kausatif. Pengelolaan kausatif tergantung pada penyakit yang mendasari.

DAFTAR PUSTAKA1.Hadinoto S, Apriwanto T. Vertigo Aspek Neurologik. Seminar Sehari Penatalaksanaan Terpadu Vertigo dan Tinnitus. Semarang ; 1996.

2.Supardjo H. Vertigo Ditinjau Dari Bidang Ilmu Telinga, Hidung dan Tenggorok. Seminar Sehari Penatalaksanaan Terpadu Vertigo dan Tinnitus. Semarang ; 1996.

3.Boeis L.R, Adams G.L, Higler P.A. Penyakit Telinga Dalam. Dalam : Buku Ajar Penyakit THT, ed 6. Terjemahan : Caroline Wijaya. Jakarta : EGC ; 1997 : 134-8.

4.Boeis L.R, Adams G.L, Higler P.A. Sistem Vestibularis. Dalam : Buku Ajar Penyakit THT, ed 6. Terjemahan : Caroline Wijaya. Jakarta : EGC ; 1997 : 39-45.

5.Iskandar N, Soepardi E.A. Telinga. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 1993 : 1-16.

6.Bambang S.S. Telinga. Dalam : Pelajaran Ilmu Telinga, Hidung dan Tenggorok. Semarang : Balai Penerbit FK UNDIP ; 1991 : 7-16.

7.Jenie M.N. Dizziness dan Vertigo. Simposium Neurogeriartri pada Temu Regional (Jawa Tengah-DIY) Neurologi VII. Bandungan ; 1991 : 1-22.

8.Augustine R, Hadjar E. Vertigo Posisi Paroksismal Jinak. Kumpulan Naskah Kongres Nasional XI PERHATI, The Indonesian Otorhinolaringological Society (INDOS). Yogyakarta ; 1995 : 935-60.

9.Permatasari D. Terapi Penyakit Meniere. Kumpulan Karya Ilmiah Bagian / SMF THT FK-UNDIP ; 1999.