ventilasi

4
3.4. Kegiatan Ventilasi Pada hari keempat peserta diklat melalukan pelatihan mengenai ventilasi. Ventilasi sendiri pada pertambangan merupakan salah satu aspek penunjang bagi peningkatan produktifitas para pekerja tambang bawah tanah. Pada tambang bawah tanah, sistem ventilasi sangat diperlukan selain untuk menyediakan oksigen guna memenuhi kebutuhan pernapasan para pekerja juga untuk mengurai gas-gas beracun dan mengurangi konsentrasi debu yang berada pada front kerja. Peserta diklat juga melakukan simulasi pengukuran temperatur dan kelembaban, pengukuran tekanan udara, pengukuran kecepatan udara, pengukuran kuantitas dan juga pengukuran kadar gas dan debu. 3.4.1. Pengukuran Temperatur dan Kelembaban Temperatur udara sangat mempengaruhi kenyamanan bagi para pekerja yang berada di dalam area tambang bawah tanah, karena udara tidak hanya untuk pernapasan tetapi juga untuk pendinginan tubuh. Temperatur yang baik tidak kurang dari 18 C dan tidak melebihi 24 C dalam temperatur efektif. Kelembaban udara tambang merupakan banyaknya kandungan uap air yang ada di udara tambang yang biasanya dinyatakan dengan “relatif humidity” Batas kelembaban relatif yang diperlukan untuk tambang bawah tanah adalah 65% - 95% nilai ini dapat ditentukan secara grafis menggunakan grafik psychrometrik. Untuk mengetahui kenyamanan lingkungan kerja diperlukan standar tertentu yaitu penggunaan temperatur

Upload: burhan-hamdani

Post on 05-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

ventilasi

TRANSCRIPT

Page 1: Ventilasi

3.4. Kegiatan Ventilasi

Pada hari keempat peserta diklat melalukan pelatihan mengenai ventilasi.

Ventilasi sendiri pada pertambangan merupakan salah satu aspek penunjang

bagi peningkatan produktifitas para pekerja tambang bawah tanah. Pada

tambang bawah tanah, sistem ventilasi sangat diperlukan selain untuk

menyediakan oksigen guna memenuhi kebutuhan pernapasan para pekerja juga

untuk mengurai gas-gas beracun dan mengurangi konsentrasi debu yang berada

pada front kerja. Peserta diklat juga melakukan simulasi pengukuran temperatur

dan kelembaban, pengukuran tekanan udara, pengukuran kecepatan udara,

pengukuran kuantitas dan juga pengukuran kadar gas dan debu.

3.4.1. Pengukuran Temperatur dan Kelembaban

Temperatur udara sangat mempengaruhi kenyamanan bagi para pekerja

yang berada di dalam area tambang bawah tanah, karena udara tidak hanya

untuk pernapasan tetapi juga untuk pendinginan tubuh. Temperatur yang baik

tidak kurang dari 18 C dan tidak melebihi 24 C dalam temperatur efektif.

Kelembaban udara tambang merupakan banyaknya kandungan uap air

yang ada di udara tambang yang biasanya dinyatakan dengan “relatif humidity”

Batas kelembaban relatif yang diperlukan untuk tambang bawah tanah adalah

65% - 95% nilai ini dapat ditentukan secara grafis menggunakan grafik

psychrometrik.

Untuk mengetahui kenyamanan lingkungan kerja diperlukan standar

tertentu yaitu penggunaan temperatur efektif yang dapat diperoleh menggunakan

grafik dengan variabel sebagai berikut :

a. Temperatur basah (Tw) merupakan temperatur yang terjadi karena

proses penguapan air di udara tambang.

b. Temperatur kering (Td) merupakan temperatur yang menunjukan

keadaan panas dari udara tambang.

c. Kecepatan aliran udara (V) kecepatan aliran udara pada tambang.

3.4.2. Pengukuran Tekanan Udara

Tekanan udara merupakan faktor yang penting untuk diketahui. Tekanan

udara terbagi menjadi atmosfir pressure dan gauge pressure.

Kegunaan dari pengukuran ini untuk mengetahui penurunan tekanan

pada suatu titik di dalam terowongan tambang yang diakibatkan oleh gesekan

Page 2: Ventilasi

udara di jalur yang dilewatinya. Pengukuran tekanan udara dapat dilakukan

dengan dua metode utama, yaitu :

1. Direct Methode

Dilakukan dengan cara menghubungkan dua tempat pada terowongan

melalui suatu selang udara yang dihubungkan dengan manometer. Pengukuran

dengan metode ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati untuk menghindari

pengaruh dari kecepatan udara dan perbedaan elevasi. Output dari pengukuran

ini menghasilkan headstatic.

2. Indirect Methode

Dilakukan dengan menggunakan aneroid barometer. Barometer

digunakan apabila sulit untuk menghubungkan dua titik yang akan diukur.

3.4.3. Pengukuran Kecepatan Udara

Kecepatan udara mengalir dalam terowongan tambang merupakan

komponen yang paling banyakdiukur pada kegiatan survey ventilasi tambang

bawah tanah. Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui jarak yang dapat

ditempuh udara dalam terowongan dalam satuan waktu tertentu.

Prinsip yang dipakai untuk mengetahui kecepatan udara :

1. Efek mekanis udara pada benda yang bergerak.

2. Tekanan yang dihasilkan akibat pergerakan udara.

3. Efek pendinginan akibat udara yang bergerak.

Pada tambang bawah tanah, kecepatan udara dikelompokan menjadi :

1. Kecepatan rendah (< 0,508 m/det)

2. Kecepatan menengah (antara 0,508 – 3,81 m/det)

3. Kecepatan tinggi (> 3,81 m/det)

Adapun alat-alat yang sering digunakan untuk mengukur kecepatan udara

pada tambang bawah tanah :

a. Smoke Tube

b. Vane Anemometer

c. Velometer

d. Thermoanemometer

e. Hot-wire

f. Pitot tube

Pengukuran kecepatan udara dapat dilakukan dengan metode-metode

berikut :

Page 3: Ventilasi

a. Traverse Method

Dilakukan dengan cara membuat lintasan sepanjang lebar terowongan

tambang. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mencari nilai rata-rata supaya

akurat.

b. Fixed Point Method

Dilakukan dengan cara membuat titik-titik khayal yang membagi

terowongan seolah mempunyai luas bidang yang sama.

3.4.4. Pengukuran Kuantitas Udara

Kuantitas udara merupakan jumlah udara yang melalui ruang dengan

kecepatan dan luas tertentu diukur setiap satuan waktu. Kuantitas udara tidak

ditentukan secara langsung, melainkan berdasarkan pengukuran kecepatan

aliran udara dan luas penampang jalur udara tambang. Tujuan dari pengukuran

ini untuk mengetahui kebutuhan udara yang dibutuhkan dan pembagiannya ke

setiap jalur yang membutuhkan di dalam tambang.

3.4.5. Pengukuran Kadar Gas dan Debu

Kegiatan pengukuran kadar gas dan debu dilakukan untuk mengetahui

kandungan debu dan gas pada atmosfir udara tambang. Bila diketahui kualitas

udara pada tambang bawah tanah, maka dapat dilakukan tindakan bila terjadi

kondisi yang berbahaya, baik keselamatan maupun dari sisi kesehatan bagi

pekerja.