veni tuigas

Upload: veni-lutfiani-zulia

Post on 20-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Veni Tuigas

    1/7

    1. Pemungutan Suara

    Pemungutan suara adalah alat untuk mengeks-presikan dan

    mengumpulkan pilihan atau calon dalam pemilihan.Bangsa Yunani kuno melakukan pemungutan suara dengan menempatkan

    batu kerikil (psephos) di sebuah jambangan besar, yang kemudian memunculkan

    istilah psephology, atau kajian mengenai bermacam-macam pemilihan umum.

    Menjelang akhir abad ke-1 kebanyakan negara Barat memberikan hak suara

    kepada sebagian besar pria de!asa dan selama dasa!arsa a!al abad ke-"# hak itu

    diperluas kepada sebagian besar !anita de!asa. Pemilihan-pemilihan kompetiti$

    yang bebas di-anggap sebagai kunci bagi demokrasi per!akilan.

    Berbagai sistem dan perundang-undangan pemilihan diperlukan dalam pelaksanaan pemi-lihan itu. %eduanya mencakup hal-hal sebagai berikut&

    a. 'rekuensi& jad!al yang pasti untuk pemilihan sebagaimana terjadi di

    atau pemilihan yang harus diselenggarakan dalam periode !aktu yang

    tetap (terjadi di *nggris) b. +ujuan& untuk memilih anggota badan legislati$ lokal, regional dan

    nasional dan kepala negara pemilihan-pemilihan juga dapat

    diselenggarakan untuk menetapkan masalah-masalah kebijakan, melaluire$erendum, atau pencalonan melalui pemilihan pendahuluan.

    c. ligibilitas& pada dasarnya semua negara membatasi hak suara hanya pada

    !arga negara de!asa, kendati negara-negara tersebut berbeda dalam

    menetapkan kriteria tentang kede!asaan dan ke!arganegaraan.d. egistrasi& para pemberi suara harus diregistrasikan pada da$tar atau

    register pemilih registrasi di lebih rumit daripada di negara-negara

    lain.

    e. Bobot suara& sampai sebatas mana sistem menghitung satu orang,satusuara, satu nilai itu bergantung pada tipe sistem pemilihan dan ukuran

    konstituensi.

    %ajian tentang perilaku pengambilan suara mendalami beberapa tahap dan

    menggunakan berbagai pendekatan. Berikut ini beberapa model, berasal dari

    berbagai latar belakang intelektual, yang meliputi pendekatan historis, data

    agregat, sosiologi, identi$ikasi partai, dan isu pemungutan suara.

  • 7/24/2019 Veni Tuigas

    2/7

    Pertama, pendekatan historis memandang bah!a seringkali dilupakan kenyataan

    para pemberi suara disodorkan pada pemilihan dengan suatu pilihan partai yang

    tetap& ini semua adalah produk kekuatan historis yang telah lama ada sebelum

    lahirnya para pemilih masa kini. %arya penting dari /ipset dan okkan (1 0 )

    menelusuri asal-usul berbagai sistem banyak partai hingga ke peristi!a-peristi!a

    bersejarah yang paling penting seperti e$ormasi dan %ontra- e$ormasi, re2olusi

    industri, $ase-$ase a!al pembentukan suatu negara dan re2olusi Perancis.

    Peristi!a-peristi!a $ormati$ ini menimbulkan berbagai sistem kepartaian yang

    berbeda satu sama lain berdasarkan keterikatan pada agama, kepentingan kelas,

    dan loyalitas kepada pusat 2ersus pinggiran (peri$eri). etelah terjadinya berbagai

    peristi!a ini, sebagian partai mampu terus bertahan dalam berbagai keadaan yang

    menumbuhkannya. Mereka beradaptasi dengan berbagai kepentingan dan isu baru

    dan mensosialisasi para pemberi suara agar memberikan suara mereka kepada

    partai-partai itu.%edua, pendekatan data agregat (yang terkumpul) menganalisis data

    sensus untuk unit tertentu (entah itu berupa !ilayah, anggota-anggota per!akilan

    atau daerah pemilihan) untuk membangun korelasi-korelasi antara berbagai $aktor

    sosial yang dominan di kalangan penduduk dan kekuatan suatu partai. Pendekatan

    ini mengalami kemapanan di merika erikat dan Perancis dalam dasa!arsa-

    dasa!arsa a!al abad ke-"# dan ndre ieg$ried mempergunakannya untuk

    menjelaskan pembagian geogra$is Perancis menjadi !ilayah-!ilayah bergaris

    politik kiri dan kanan. Pendekatan ini akan lebih berman$aat bila unit yang dikaji

    memiliki ciri sosial yang mencolok (misalnya komunitas pertambangan atau

    pertanian).%etiga, pendekatan sosiologi, yang meng-gunakan sur2ai-sur2ai sampel

    untuk me!a!ancarai para pemberi suara, dirintis di merika erikat pada tahun

    1 3#-an (/a4ars$eld et. al. 1 35) dan memungkinkan dilakukannya kajian-kajian

    terhadap para pemberi suara indi2idu. %arya ini menunjukkan bah!a $aktor-$aktor

    latar belakang sosial seperti kelas, agama dan tempat tinggal mendorong banyak

    orang untuk memilih partai epublik atau 6emokrat. Pendekatan ini juga berguna

    untuk menunjukkan sampai batas mana partai-partai itu mampu membentuk

    kelompok-kelompok pendukung yang terpadu. 6i *nggris kajian perintis yang

  • 7/24/2019 Veni Tuigas

    3/7

    dilakukan oleh Butler dan tokes (1 0 ) menunjukkan arti pentingnya kelas sosial

    dan agama dalam membentuk basis dukungan partai.%eempat, pendekatan identi$ikasi partai, yang dipinjam dari disiplin

    psikologi, dikembangkan oleh ngus 7ampbell (1 0#) dan kolega-koleganya di8ni2ersitas Michigan. Mereka menemukan bah!a sebagian besar pemberi suara

    di merika erikat terikat dengan suatu partai politik mereka memiliki identitas

    partai, yang sering di!arisi dari orang tua mereka, dan diperkuat dengan

    pekerjaan, kelas dan lingkungan tetangga mereka. %enyataan itu menjadi penguat

    untuk melestarikan perilaku pemberi suara. Pendekatan identi$ikasi partai pernah

    memiliki pengaruh besar terhadap kajian-kajian mengenai pemilihan, penelitian

    antar bangsa dan tipologi pemilihan yang sedang berkembang. 6i merika erikat pada tahun 1 #-an dan 1 5#-an identi$ikasi mengalami kemunduran dalam

    meramalkan perolehan suara partai. Meskipun para tokoh partai 6emokrat

    memperoleh pedoman yang jelas mengenai identi$ikasi terhadap para tokoh partai

    epublik mendapatkan gambaran yang jelas tentang identi$ikasi para epublik,

    tapi tetap saja mereka selalu mengalami kekalahan dalam pemilihan presiden.

    %onsep ini juga berguna membantu membangun 9perolehan: suara bagi suatu

    partai.%elima, pendekatan 2oting isu, diilhami oleh 6o!ns (1 ; ) dan

    diterapkan oleh

  • 7/24/2019 Veni Tuigas

    4/7

    isu penting mereka sendiri, menemukan bah!a isu 2oting itu memiliki jangkauan

    yang lebih luas.

    2. Pemilu Pengertian Pemilu

    Pemilihan 8mum (Pemilu) adalah arana politik untuk me!ujudkan

    kehendak >egara dalam system demokrasi Pancasila. akyat sebagai pemegang

    kedaulatan berhak menentukan bentuk pemerintahan dan tujuan yang hendak

    dicapai, sesuai dengan konstitusi yang berlaku.

    +ujuan dan 'ungsi Pemilu

    +ujuan pemilu secara umum yaitu &

    a. Melaksanakan kedaulatan rakyat b. ebagai per!ujudan hak asasi politik rakyatc. Melaksanakan pergantian personal pemerintahan secara damai, aman, dan

    tertib (secara konstitusional)d. Menjamin kesinambungan pembangunan nasional

    Pemilu adalah sarana demokrasi politik yang memiliki empat $ungsi, yaitu

    a. Prosedur rakyat dalam memilh dan menga!asi pemerintahan b. /egimitasi politik c. Mekanisme pergantian elit politik d. Pendidikan politik istem Pemilihan 8mum

    6i *ndonesia ada dua tipe pemilu, yaitu distrik dan pro$esional.

    (Muhammad s$ar, Model-Model istem Pemilihan di *ndonesia, (=akarta&

    Pu 6e< M, "##"), 11?)dapun penjelasannya sebagai berikut&

    a. istem 6istrik

    istem ini merupakan sistem pemilihan yang paling tua dan

    didasarkan atas kesatuan geogra$is. etiap kesatuan geogra$is (yang

    biasanya disebut distrik karena kecilnya daerah yang tercakup)

    mempunyai satu !akil dalam parlemen. 6i dalam sistem ini, satu !ilayah

  • 7/24/2019 Veni Tuigas

    5/7

    kecil (yaitu distrik pemilihan) memilih satu !akil tunggal (single member

    constituency) atas dasar pluralitas. %ondisi pluralitas dapat terjadi apabila

    sejumlah partai atau calon mampu memperoleh suara yang lebih

    banyak atau besar dibandingkan dengan saingannya yang terkuat,

    sekalipun tidak berarti bah!a partai atau calon tersebut memperoleh suara

    paling banyak dibandingkan dengan kombinasi suara la!an-la!annya.

    6ari penjelasan di atas dapat disimpulkan bah!a istem 6istrik yaitu

    suatu sistem pemilihan dimana suatu daerah pemilihan (distrik) hanya

    memiliki seorang !akil.

    b. istem Proporsional

    istem ini pada dasarnya dimaksudkan untuk menghilangkan

    beberapa kelemahan dari sistem distrik. istem per!akilan

    proporsional ini adalah sistem dimana presentase kursi di badan

    per!akilan rakyat yang dibagikan kepada tiap-tiap partai politik

    disesuaikan dengan presentase jumlah suara yang diperoleh tiap-tiap

    partai politik itu. 6apat disimpulkan bah!a sistem ini adalah sistem

    pemilu yang sangat berorientasi pada partai

    Pemilu 6emokratis

    Menurut ustin anney ada delapan kriteria pokok sebuah pemilu yang

    demokratis meliputi ( usli %arim, Pemilu 6emokratis %ompetiti$, (Yogyakarta&

    +iara @acana, "##0))1). danya hak pilih umum (akti$ dan pasi$)

    6alam pemilu eksekuti$ maupun legislati$ karena setiap !arga negaramempunyai kesempatan yang sama dalam ruang publik untuk memilih dan

    dipilih.

  • 7/24/2019 Veni Tuigas

    6/7

    dapun yang di maksud hak pilih pasi$ adalah hak !arga negara yang sudah

    memenuhi syarat untuk dipilih menjadi anggota 6P dan 6P 6."). %esetaraan bobot suara

    danya keharusan jaminan bah!a suara tiap-tiap pemilih diberi bobot yang

    sama maksudnya dalam pemilu tersebut semua pemilih bobot persentase

    perorangnya itu sama tanpa memikirkan jabatan dan kedudukan.?). +ersedianya pilihan kandidat dari latarbelakang ideologis yang berbedaMaksud dari kriteria ini adalah tersedianya pemilihan yang nyata dan

    kelihatan perbedaannya dengan pilihan-pilihan yang lain dimana hakikatnya

    memang mengharuskan pilihan lebih dari satu, kemudian pilihan tersebut

    bisa sangat sederhana seperti perbedaan antara dua orang atau lebih calon atau

    perbedaan dan yang lebih rumit antara dua atau lebih garis politikAprogramkerja yang berlainan sampai ke perbedaan antara dua atau lebih idiologi.

    6alam pemilu pastinya ada beberapa partai yang mempunyai dasar ideologi

    yang berbeda, dan kandidat yang diusung partai tersebut pasti akan mengikuti

    aturan yang sudah ditetapkan dalam partainya. *nilah yang kemudian

    menjadikan pemilu itu tidak hanya kompetisi antar partai dan kandidat saja,

    tapi disana juga ada kompetisi politik dan ideologi.3). %ebebasan bagi rakyat untuk mencalonkan $igur-$igur tertentu yang dipandang

    mampu me!ujudkan kesejahteraan dan keadilan.%ebebasan memilih memang datangnya dari rakyat sendiri sehingga prinsip

    kebebasan juga mengandung arti pentingnya kebebasan berorganisasi. 6ari

    organisasi-organisasi itulah kelompok rakyat berinteraksi untuk mengajukan

    alternati2 yang terbaik untuk me!ujudkan kesejahteraan bangsanya. *ntinya

    di dalam kebebasan berorganisasi terkandung prinsip kebebasan mengangkat

    calon !akil rakyat dimana dengan cara tersebut kandidat-kandidat yang

    mempunyai arti penting dapat dijamin dalam pemilu;). Persamaan hak kampanyePemilu merupakan sarana untuk menarik massa sebanyak mungkin, dimana

    para calon memperkenal diri dan mensosialisasikan program kerja mereka.

    Maka dari itu semua calon diberi persamaan hak atau kesempatan yang

    sama untuk melakukan kampanye, %aren adalam kampanye juga disyaratkan

    adanya kebebasan komunikasi dan keterbukaan in$ormasi.0). %ebebasan dalam memberikan suaraPemilih dapat menentukan pilihannya secara bebas artinya setiap !arga

    negara yang memilih bebas menentukan pilihannya tanpa tekanan dan paksaan

  • 7/24/2019 Veni Tuigas

    7/7

    dari siapa pun, dan dalam melaksanakan haknya setiap !arga negara dijamin

    keamanannya sehingga dapat memilih sesuai hati nurani dan kepentingannya.). %ejujuran dalam penghitungan suara

    %ejujuran dan keterbukaan sangatlah diperlukan dalam proses penghitungan

    suara, karena keseluruhan dari proses pemilu akan siasia jika tidak ada

    kejujuran di dalamnya, dan kecurangan dalam perhitungan suara akan

    berakibat sangat $atal, yaitu gagalnya upaya yang dilakukan oleh rakyat

    untuk menjadikan !akilnya masuk kedalam badaan per!akilan rakyat.5). Penyelenggaraan secara periodik

    eorang penguasa tidak boleh bersikap sesuka hati dalam menentukan !aktu

    penyeleanggaraan pemilu, dalam arti penyelenggaraan pemilu tidak boleh

    diajukan atau diundur atas kehendaknya sendiri. 6imana pada umunya pemilu diselenggarakan dalam periode !aktu lima tahun sekali oleh %omisi

    Pemilihan 8mum (%P8).

    6a$tar pustaka

    s$ar Muhammad, Model-Model istem Pemilihan di *ndonesia, =akarta&

    Pu 6e< M, "##"%arim usli, Pemilu 6emokratis %ompetiti$, Yogyakarta& +iara @acana, "##0Malik Muhammad, istem Pemilihan 8mum Pemilu.html. ktober "#1?http&AAarti-de$inisi-pengertian.in$oApengertian-pemungutan-suaraA