veni tuigas
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Veni Tuigas
1/7
1. Pemungutan Suara
Pemungutan suara adalah alat untuk mengeks-presikan dan
mengumpulkan pilihan atau calon dalam pemilihan.Bangsa Yunani kuno melakukan pemungutan suara dengan menempatkan
batu kerikil (psephos) di sebuah jambangan besar, yang kemudian memunculkan
istilah psephology, atau kajian mengenai bermacam-macam pemilihan umum.
Menjelang akhir abad ke-1 kebanyakan negara Barat memberikan hak suara
kepada sebagian besar pria de!asa dan selama dasa!arsa a!al abad ke-"# hak itu
diperluas kepada sebagian besar !anita de!asa. Pemilihan-pemilihan kompetiti$
yang bebas di-anggap sebagai kunci bagi demokrasi per!akilan.
Berbagai sistem dan perundang-undangan pemilihan diperlukan dalam pelaksanaan pemi-lihan itu. %eduanya mencakup hal-hal sebagai berikut&
a. 'rekuensi& jad!al yang pasti untuk pemilihan sebagaimana terjadi di
atau pemilihan yang harus diselenggarakan dalam periode !aktu yang
tetap (terjadi di *nggris) b. +ujuan& untuk memilih anggota badan legislati$ lokal, regional dan
nasional dan kepala negara pemilihan-pemilihan juga dapat
diselenggarakan untuk menetapkan masalah-masalah kebijakan, melaluire$erendum, atau pencalonan melalui pemilihan pendahuluan.
c. ligibilitas& pada dasarnya semua negara membatasi hak suara hanya pada
!arga negara de!asa, kendati negara-negara tersebut berbeda dalam
menetapkan kriteria tentang kede!asaan dan ke!arganegaraan.d. egistrasi& para pemberi suara harus diregistrasikan pada da$tar atau
register pemilih registrasi di lebih rumit daripada di negara-negara
lain.
e. Bobot suara& sampai sebatas mana sistem menghitung satu orang,satusuara, satu nilai itu bergantung pada tipe sistem pemilihan dan ukuran
konstituensi.
%ajian tentang perilaku pengambilan suara mendalami beberapa tahap dan
menggunakan berbagai pendekatan. Berikut ini beberapa model, berasal dari
berbagai latar belakang intelektual, yang meliputi pendekatan historis, data
agregat, sosiologi, identi$ikasi partai, dan isu pemungutan suara.
-
7/24/2019 Veni Tuigas
2/7
Pertama, pendekatan historis memandang bah!a seringkali dilupakan kenyataan
para pemberi suara disodorkan pada pemilihan dengan suatu pilihan partai yang
tetap& ini semua adalah produk kekuatan historis yang telah lama ada sebelum
lahirnya para pemilih masa kini. %arya penting dari /ipset dan okkan (1 0 )
menelusuri asal-usul berbagai sistem banyak partai hingga ke peristi!a-peristi!a
bersejarah yang paling penting seperti e$ormasi dan %ontra- e$ormasi, re2olusi
industri, $ase-$ase a!al pembentukan suatu negara dan re2olusi Perancis.
Peristi!a-peristi!a $ormati$ ini menimbulkan berbagai sistem kepartaian yang
berbeda satu sama lain berdasarkan keterikatan pada agama, kepentingan kelas,
dan loyalitas kepada pusat 2ersus pinggiran (peri$eri). etelah terjadinya berbagai
peristi!a ini, sebagian partai mampu terus bertahan dalam berbagai keadaan yang
menumbuhkannya. Mereka beradaptasi dengan berbagai kepentingan dan isu baru
dan mensosialisasi para pemberi suara agar memberikan suara mereka kepada
partai-partai itu.%edua, pendekatan data agregat (yang terkumpul) menganalisis data
sensus untuk unit tertentu (entah itu berupa !ilayah, anggota-anggota per!akilan
atau daerah pemilihan) untuk membangun korelasi-korelasi antara berbagai $aktor
sosial yang dominan di kalangan penduduk dan kekuatan suatu partai. Pendekatan
ini mengalami kemapanan di merika erikat dan Perancis dalam dasa!arsa-
dasa!arsa a!al abad ke-"# dan ndre ieg$ried mempergunakannya untuk
menjelaskan pembagian geogra$is Perancis menjadi !ilayah-!ilayah bergaris
politik kiri dan kanan. Pendekatan ini akan lebih berman$aat bila unit yang dikaji
memiliki ciri sosial yang mencolok (misalnya komunitas pertambangan atau
pertanian).%etiga, pendekatan sosiologi, yang meng-gunakan sur2ai-sur2ai sampel
untuk me!a!ancarai para pemberi suara, dirintis di merika erikat pada tahun
1 3#-an (/a4ars$eld et. al. 1 35) dan memungkinkan dilakukannya kajian-kajian
terhadap para pemberi suara indi2idu. %arya ini menunjukkan bah!a $aktor-$aktor
latar belakang sosial seperti kelas, agama dan tempat tinggal mendorong banyak
orang untuk memilih partai epublik atau 6emokrat. Pendekatan ini juga berguna
untuk menunjukkan sampai batas mana partai-partai itu mampu membentuk
kelompok-kelompok pendukung yang terpadu. 6i *nggris kajian perintis yang
-
7/24/2019 Veni Tuigas
3/7
dilakukan oleh Butler dan tokes (1 0 ) menunjukkan arti pentingnya kelas sosial
dan agama dalam membentuk basis dukungan partai.%eempat, pendekatan identi$ikasi partai, yang dipinjam dari disiplin
psikologi, dikembangkan oleh ngus 7ampbell (1 0#) dan kolega-koleganya di8ni2ersitas Michigan. Mereka menemukan bah!a sebagian besar pemberi suara
di merika erikat terikat dengan suatu partai politik mereka memiliki identitas
partai, yang sering di!arisi dari orang tua mereka, dan diperkuat dengan
pekerjaan, kelas dan lingkungan tetangga mereka. %enyataan itu menjadi penguat
untuk melestarikan perilaku pemberi suara. Pendekatan identi$ikasi partai pernah
memiliki pengaruh besar terhadap kajian-kajian mengenai pemilihan, penelitian
antar bangsa dan tipologi pemilihan yang sedang berkembang. 6i merika erikat pada tahun 1 #-an dan 1 5#-an identi$ikasi mengalami kemunduran dalam
meramalkan perolehan suara partai. Meskipun para tokoh partai 6emokrat
memperoleh pedoman yang jelas mengenai identi$ikasi terhadap para tokoh partai
epublik mendapatkan gambaran yang jelas tentang identi$ikasi para epublik,
tapi tetap saja mereka selalu mengalami kekalahan dalam pemilihan presiden.
%onsep ini juga berguna membantu membangun 9perolehan: suara bagi suatu
partai.%elima, pendekatan 2oting isu, diilhami oleh 6o!ns (1 ; ) dan
diterapkan oleh
-
7/24/2019 Veni Tuigas
4/7
isu penting mereka sendiri, menemukan bah!a isu 2oting itu memiliki jangkauan
yang lebih luas.
2. Pemilu Pengertian Pemilu
Pemilihan 8mum (Pemilu) adalah arana politik untuk me!ujudkan
kehendak >egara dalam system demokrasi Pancasila. akyat sebagai pemegang
kedaulatan berhak menentukan bentuk pemerintahan dan tujuan yang hendak
dicapai, sesuai dengan konstitusi yang berlaku.
+ujuan dan 'ungsi Pemilu
+ujuan pemilu secara umum yaitu &
a. Melaksanakan kedaulatan rakyat b. ebagai per!ujudan hak asasi politik rakyatc. Melaksanakan pergantian personal pemerintahan secara damai, aman, dan
tertib (secara konstitusional)d. Menjamin kesinambungan pembangunan nasional
Pemilu adalah sarana demokrasi politik yang memiliki empat $ungsi, yaitu
a. Prosedur rakyat dalam memilh dan menga!asi pemerintahan b. /egimitasi politik c. Mekanisme pergantian elit politik d. Pendidikan politik istem Pemilihan 8mum
6i *ndonesia ada dua tipe pemilu, yaitu distrik dan pro$esional.
(Muhammad s$ar, Model-Model istem Pemilihan di *ndonesia, (=akarta&
Pu 6e< M, "##"), 11?)dapun penjelasannya sebagai berikut&
a. istem 6istrik
istem ini merupakan sistem pemilihan yang paling tua dan
didasarkan atas kesatuan geogra$is. etiap kesatuan geogra$is (yang
biasanya disebut distrik karena kecilnya daerah yang tercakup)
mempunyai satu !akil dalam parlemen. 6i dalam sistem ini, satu !ilayah
-
7/24/2019 Veni Tuigas
5/7
kecil (yaitu distrik pemilihan) memilih satu !akil tunggal (single member
constituency) atas dasar pluralitas. %ondisi pluralitas dapat terjadi apabila
sejumlah partai atau calon mampu memperoleh suara yang lebih
banyak atau besar dibandingkan dengan saingannya yang terkuat,
sekalipun tidak berarti bah!a partai atau calon tersebut memperoleh suara
paling banyak dibandingkan dengan kombinasi suara la!an-la!annya.
6ari penjelasan di atas dapat disimpulkan bah!a istem 6istrik yaitu
suatu sistem pemilihan dimana suatu daerah pemilihan (distrik) hanya
memiliki seorang !akil.
b. istem Proporsional
istem ini pada dasarnya dimaksudkan untuk menghilangkan
beberapa kelemahan dari sistem distrik. istem per!akilan
proporsional ini adalah sistem dimana presentase kursi di badan
per!akilan rakyat yang dibagikan kepada tiap-tiap partai politik
disesuaikan dengan presentase jumlah suara yang diperoleh tiap-tiap
partai politik itu. 6apat disimpulkan bah!a sistem ini adalah sistem
pemilu yang sangat berorientasi pada partai
Pemilu 6emokratis
Menurut ustin anney ada delapan kriteria pokok sebuah pemilu yang
demokratis meliputi ( usli %arim, Pemilu 6emokratis %ompetiti$, (Yogyakarta&
+iara @acana, "##0))1). danya hak pilih umum (akti$ dan pasi$)
6alam pemilu eksekuti$ maupun legislati$ karena setiap !arga negaramempunyai kesempatan yang sama dalam ruang publik untuk memilih dan
dipilih.
-
7/24/2019 Veni Tuigas
6/7
dapun yang di maksud hak pilih pasi$ adalah hak !arga negara yang sudah
memenuhi syarat untuk dipilih menjadi anggota 6P dan 6P 6."). %esetaraan bobot suara
danya keharusan jaminan bah!a suara tiap-tiap pemilih diberi bobot yang
sama maksudnya dalam pemilu tersebut semua pemilih bobot persentase
perorangnya itu sama tanpa memikirkan jabatan dan kedudukan.?). +ersedianya pilihan kandidat dari latarbelakang ideologis yang berbedaMaksud dari kriteria ini adalah tersedianya pemilihan yang nyata dan
kelihatan perbedaannya dengan pilihan-pilihan yang lain dimana hakikatnya
memang mengharuskan pilihan lebih dari satu, kemudian pilihan tersebut
bisa sangat sederhana seperti perbedaan antara dua orang atau lebih calon atau
perbedaan dan yang lebih rumit antara dua atau lebih garis politikAprogramkerja yang berlainan sampai ke perbedaan antara dua atau lebih idiologi.
6alam pemilu pastinya ada beberapa partai yang mempunyai dasar ideologi
yang berbeda, dan kandidat yang diusung partai tersebut pasti akan mengikuti
aturan yang sudah ditetapkan dalam partainya. *nilah yang kemudian
menjadikan pemilu itu tidak hanya kompetisi antar partai dan kandidat saja,
tapi disana juga ada kompetisi politik dan ideologi.3). %ebebasan bagi rakyat untuk mencalonkan $igur-$igur tertentu yang dipandang
mampu me!ujudkan kesejahteraan dan keadilan.%ebebasan memilih memang datangnya dari rakyat sendiri sehingga prinsip
kebebasan juga mengandung arti pentingnya kebebasan berorganisasi. 6ari
organisasi-organisasi itulah kelompok rakyat berinteraksi untuk mengajukan
alternati2 yang terbaik untuk me!ujudkan kesejahteraan bangsanya. *ntinya
di dalam kebebasan berorganisasi terkandung prinsip kebebasan mengangkat
calon !akil rakyat dimana dengan cara tersebut kandidat-kandidat yang
mempunyai arti penting dapat dijamin dalam pemilu;). Persamaan hak kampanyePemilu merupakan sarana untuk menarik massa sebanyak mungkin, dimana
para calon memperkenal diri dan mensosialisasikan program kerja mereka.
Maka dari itu semua calon diberi persamaan hak atau kesempatan yang
sama untuk melakukan kampanye, %aren adalam kampanye juga disyaratkan
adanya kebebasan komunikasi dan keterbukaan in$ormasi.0). %ebebasan dalam memberikan suaraPemilih dapat menentukan pilihannya secara bebas artinya setiap !arga
negara yang memilih bebas menentukan pilihannya tanpa tekanan dan paksaan
-
7/24/2019 Veni Tuigas
7/7
dari siapa pun, dan dalam melaksanakan haknya setiap !arga negara dijamin
keamanannya sehingga dapat memilih sesuai hati nurani dan kepentingannya.). %ejujuran dalam penghitungan suara
%ejujuran dan keterbukaan sangatlah diperlukan dalam proses penghitungan
suara, karena keseluruhan dari proses pemilu akan siasia jika tidak ada
kejujuran di dalamnya, dan kecurangan dalam perhitungan suara akan
berakibat sangat $atal, yaitu gagalnya upaya yang dilakukan oleh rakyat
untuk menjadikan !akilnya masuk kedalam badaan per!akilan rakyat.5). Penyelenggaraan secara periodik
eorang penguasa tidak boleh bersikap sesuka hati dalam menentukan !aktu
penyeleanggaraan pemilu, dalam arti penyelenggaraan pemilu tidak boleh
diajukan atau diundur atas kehendaknya sendiri. 6imana pada umunya pemilu diselenggarakan dalam periode !aktu lima tahun sekali oleh %omisi
Pemilihan 8mum (%P8).
6a$tar pustaka
s$ar Muhammad, Model-Model istem Pemilihan di *ndonesia, =akarta&
Pu 6e< M, "##"%arim usli, Pemilu 6emokratis %ompetiti$, Yogyakarta& +iara @acana, "##0Malik Muhammad, istem Pemilihan 8mum Pemilu.html. ktober "#1?http&AAarti-de$inisi-pengertian.in$oApengertian-pemungutan-suaraA