vaksinasi

2
Vaksin aktif dan inaktif dibedakan berdasarkan sifat hidup antigen. Vaksin aktif mengandung virus yang dilemahkan sedangan virus di dalam vaksin inaktif telah dimatikan atau diinaktivasi. Nah, yang menjadi pertanyaan mengapa virus yang telah dimatikan bisa menstimulasi pembentukan antibodi? Ternyata, meskipun telah dimatikan namun sisi antigenik dari tubuh virus harus tetap utuh, tidak boleh pecah atau rusak. Jika sisi antigenik ini rusak, misalnya karena vaksin telah disimpan di freezer sehingga sempat membeku maka vaksin tidak bisa menstimulasi pembentukan antibodi secara optimal. Kemasan kedua vaksin ini juga berbeda, yaitu vaksin aktif dikemas dengan kemasan vial dan berbentuk kering beku sedangkan vaksin inaktif dikemas dalam botol dan berbentuk suspensi atau emulsi. Berdasarkan jumlah antigen, vaksin dapat digolongkan menjadi vaksin tunggal dan kombinasi. Awalnya vaksin hanya dikembangkan dalam bentuk vaksin tunggal dan dengan perkembangan kasus penyakit viral maka untuk efisiensi pemberian vaksin maka dibuatlah vaksin kombinasi. Vaksinasi dan Tata Laksananya Vaksinasi ialah tindakan pemberian vaksin atau bisa diartikan sebagai infeksi buatan yang terkontrol guna menstimulasi pembentukan antibodi yang tinggi (protektif) dan seragam. Vaksinasi hanya boleh dilakukan di daerah peternakan yang telah tercemar oleh bibit penyakit, sedangkan daerah yang belum terserang (clean areas) tidak boleh dilakukan vaksinasi. Vaksinasi ini bertujuan menstimulasi pembentukan antibodi yang sesuai dengan jenis vaksin yang diberikan. Antibodi sendiri merupakan suatu molekul protein yang dihasilkan oleh sel plasma sebagai akibat interaksi antara limfosit B dengan agen asing, baik mikroorganisme vaksin maupun bibit penyakit. Antibodi ini akan bereaksi spesifik terhadap antigen tertentu.

Upload: ukhti-hamidah-fillah

Post on 04-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tata laksana vaksinasi

TRANSCRIPT

Page 1: Vaksinasi

Vaksin aktif dan inaktif dibedakan berdasarkan sifat hidup antigen. Vaksin aktif mengandung virus yang dilemahkan sedangan virus di dalam vaksin inaktif telah dimatikan atau diinaktivasi. Nah, yang menjadi pertanyaan mengapa virus yang telah dimatikan bisa menstimulasi pembentukan antibodi? Ternyata, meskipun telah dimatikan namun sisi antigenik dari tubuh virus harus tetap utuh, tidak boleh pecah atau rusak. Jika sisi antigenik ini rusak, misalnya karena vaksin telah disimpan di freezer sehingga sempat membeku maka vaksin tidak bisa menstimulasi pembentukan antibodi secara optimal. Kemasan kedua vaksin ini juga berbeda, yaitu vaksin aktif dikemas dengan kemasan vial dan berbentuk kering beku sedangkan vaksin inaktif dikemas dalam botol dan berbentuk suspensi atau emulsi.

Berdasarkan jumlah antigen, vaksin dapat digolongkan menjadi vaksin tunggal dan kombinasi. Awalnya vaksin hanya dikembangkan dalam bentuk vaksin tunggal dan dengan perkembangan kasus penyakit viral maka untuk efisiensi pemberian vaksin maka dibuatlah vaksin kombinasi.

Vaksinasi dan Tata Laksananya

Vaksinasi ialah tindakan pemberian vaksin atau bisa diartikan sebagai infeksi buatan yang terkontrol guna menstimulasi pembentukan antibodi yang tinggi (protektif) dan seragam. Vaksinasi hanya boleh dilakukan di daerah peternakan yang telah tercemar oleh bibit penyakit, sedangkan daerah yang belum terserang (clean areas) tidak boleh dilakukan vaksinasi.

Vaksinasi ini bertujuan menstimulasi pembentukan antibodi yang sesuai dengan jenis vaksin yang diberikan. Antibodi sendiri merupakan suatu molekul protein yang dihasilkan oleh sel plasma sebagai akibat interaksi antara limfosit B dengan agen asing, baik mikroorganisme vaksin maupun bibit penyakit. Antibodi ini akan bereaksi spesifik terhadap antigen tertentu.

Struktur antibodi yang dihasilkan dari sel limfosit B

Pembentukan titer antibodi pada saat vaksinasi pertama tidaklah secepat dan setinggi vaksinasi ulang (ke-2, dst). Saat vaksinasi pertama di dalam tubuh ayam belum terbentuk sel memori, akibatnya respon pembentukan antibodinya membutuhkan waktu yang relatif lama dibandingkan vaksinasi ulang, dimana telah terbentuk sel memori.

Page 2: Vaksinasi

Antibodi dikatakan baik jika titernya protektif (misal AI > 16, ND dan EDS > 64 dengan HI test) dengan persentase kebal di atas standar (> 80%) dan koefisien variasinya < 35%. Kondisi titer antibodi seperti itu akan mampu memberikan perlindungan yang optimal.

Kondisi titer antibodi tersebut tidak akan selamanya protektif. Setelah beberapa periode waktu, titer antibodi di dalam tubuh ayam akan menurun dan kecepatan penurunan titer antibodi ini dipengaruhi oleh tantangan bibit penyakit maupun kondisi ternaknya.

Agar pembentukan titer antibodi bisa mencapai optimal maka pelaksanaan vaksinasi harus dilakukan secara tepat, minimal untuk 3 ketentuan yaitu right vaccine, right time and right way (tepat vaksin, tepat waktu dan tepat aplikasi atau cara pemberian).