v. bab v pengumpulan dan pengolahan data v.1. · pdf file3 dinas kimpraswil banda aceh 1 owner...

55
102 V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. Penyebaran Kuesioner Kuesioner disebar kepada 3 kelompok yang mewakili masyarakat jasa konstruksi di Nanggroe Aceh Darussalam, meliputi: Dinas PU Kabupaten/Kota, Konsultan dan Kontraktor. Kuesioner disebar dengan cara mendatangi langsung responden dan menitipkan kuesioner untuk diisi. Pada rentang waktu yang telah dijanjikan kuesioner akan dikumpulkan kembali baik dijemput langsung maupun dikirim responden ke alamat yang telah ditentukan. Selain data primer yang diperoleh melalui kuesioner, juga dihimpun data sekunder yang terdiri dari data rencana induk rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah dan masyarakat NAD dari Bappeda NAD dan rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah dan masyarakat NAD tahun 2007 – 2009 dari Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD dan kepulauan Nias (BRR NAD & Nias). V.2. Uji Validitas Uji Validitas dilakukan dengan mengkonsultasikan kuesioner yang akan disebar kepada dosen pembimbing dan menyebarkannya kepada lima orang responden secara acak. Masukan-masukan yang diterima selanjutnya menjadi dasar untuk menyempurnakan materi dan format kuesioner. Perubahan yang dilakukan hanya sebatas penyempurnaan format penyajian kuesioner agar lebih mudah dimengerti dan diisi oleh responden. Menyangkut materi kuesioner tidak ada perubahan. V.3. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metoda c-alpha. Pengujian reliabilitas dengan menggunakan metode c-alpha ini membutuhkan 4 tahap pengujian. (Farid, 2005). Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut: Langkah 1 : Perhitungan varian setiap item pertanyaan ( ) N N Xi Xi Si 2 2 =

Upload: lekhuong

Post on 06-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

102

V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

V.1. Penyebaran Kuesioner

Kuesioner disebar kepada 3 kelompok yang mewakili masyarakat jasa konstruksi

di Nanggroe Aceh Darussalam, meliputi: Dinas PU Kabupaten/Kota, Konsultan

dan Kontraktor. Kuesioner disebar dengan cara mendatangi langsung responden

dan menitipkan kuesioner untuk diisi. Pada rentang waktu yang telah dijanjikan

kuesioner akan dikumpulkan kembali baik dijemput langsung maupun dikirim

responden ke alamat yang telah ditentukan. Selain data primer yang diperoleh

melalui kuesioner, juga dihimpun data sekunder yang terdiri dari data rencana

induk rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah dan masyarakat NAD dari Bappeda

NAD dan rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah dan masyarakat NAD

tahun 2007 – 2009 dari Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD dan kepulauan

Nias (BRR NAD & Nias).

V.2. Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan dengan mengkonsultasikan kuesioner yang akan disebar

kepada dosen pembimbing dan menyebarkannya kepada lima orang responden

secara acak. Masukan-masukan yang diterima selanjutnya menjadi dasar untuk

menyempurnakan materi dan format kuesioner. Perubahan yang dilakukan hanya

sebatas penyempurnaan format penyajian kuesioner agar lebih mudah dimengerti

dan diisi oleh responden. Menyangkut materi kuesioner tidak ada perubahan.

V.3. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metoda c-alpha. Pengujian

reliabilitas dengan menggunakan metode c-alpha ini membutuhkan 4 tahap

pengujian. (Farid, 2005). Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:

Langkah 1 : Perhitungan varian setiap item pertanyaan

( )

NNXiXi

Si

22 ∑−∑

=

Page 2: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

103

Dimana :

• Si = Varians skor pada tiap item pertanyaan • ∑Xi2 = Jumlah kuadrat item Xi • (∑Xi)2 = Jumlah item Xi yang dikuadratkan • N = Jumlah responden

Langkah 2 : Penjumlahan seluruh varian

nssssSi ....321 ++=∑

Dimana :

• ∑Si = Jumlah Varian skor tiap item • S1,S2..Sn = Varians item ke 1,2...n

Langkah 3 : Perhitungan varian total tiap responden

( )

NNYiYi

St

22 ∑−∑

=

Dimana :

• St = Varians total pada tiap responden • ∑Yi2 = Jumlah Kuadrat item jawaban Yi tiap responden • (∑Yi)2 = Jumlah item jawaban Yi tiap responden yang dikuadratkan • N = Jumlah responden

Langkah 4 : Perhitungan reliabilitas

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ ∑−∗⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛

−=

Stsi

KKrii 1

1

Dimana :

• Rii = Nilai reliabilitas • ∑Si = Jumlah Varian skor tiap item • St = Varians total pada tiap responden • K = Jumlah Item

Hasil pengujian reliabilitas untuk 3 kelompok sampel, yaitu kelompok owner

dengan jumlah responden 9 dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan

9-2 = 7 dengan r tabel = 0,58. Kelompok konsultan dan kontraktor dengan jumlah

Page 3: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

104

responden masing-masing 8, tingkat signifikasi 5% dan derajat kebebasan 8-2 = 6

maka r tabel = 0,62. Berdasarkan perhitungan data survey diperoleh nilai r untuk

kelompok sampel owner = 0,99 > r tabel (0,58) yang berarti reliabel dan nilai r

untuk kelompok konsultan desain = 0.972 > r tabel (.62) yang berarti reliabel dan

kontraktor = 0,973 > r tabel (0,62) juga reliabel. Pada analisis statistik deskriptif

dimana korelasi antar variabel tidak terlalu dipertimbangkan, maka analisis

reliabilitas dengan menggunakan metoda C- Alpha ini tidak memberi pengaruh

signifikan terhadap hasil analisis. Berbeda halnya jika analisis yang digunakan

adalah statistik inferensial baik parametrik maupun non parametrik. Namun uji

reliabilitas tetap mendukung dan baik digunakan meskipun pada analisis statistik

deskriptif. Perhitungan reliabilitas selengkapnya ditampilkan pada lampiran.

V.4. Responden

Jumlah kuesioner yang disebar pada penelitian ini adalah 35 kuesioner, namun

hanya 25 kuesioner yang kembali dengan rincian: 9 kuesioner owner, 8 kuesioner

konsultan desain dan 8 kuesioner kontraktor. Masing-masing instansi disebar dua

buah kuesioner dengan harapan akan diisi oleh level manajer puncak dan level

manajer menengah masing-masing instansi. Data instansi yang mengembalikan

kuesioner tampak pada tabel berikut:

Tabel V-1 Data Sampel Owner (PU Dinas) No Nama Instansi Kategori sampel Alamat 1 Dinas PU Aceh Tamiang Owner Aceh Tamiang 2 Dinas PU Aceh Tamiang Owner Aceh Tamiang 3 Dinas Kimpraswil Bireuen Owner Bireuen 4 Dinas Kimpraswil Bireuen owner Bireuen 5 Dinas Kimpraswil Bireuen owner Bireuen 6 Dinas PU Kota Langsa Owner Langsa 7 Dinas PU Kota Langsa Owner Langsa

8 Dinas Kimpraswil Kota Lhokseumawe Owner Lhokseumawe

9 Dinas Kimpraswil Kota Lhokseumawe Owner Lhokseumawe

Page 4: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

105

Tabel V-2 Data Sampel Konsultan Desain

No Nama Perusahaan Kategori sampel Alamat Kualifikasi Persh.

1 PT. Quantum Design Consultant Konsultan Desain Banda Aceh Menengah 2 PT. Trapenca Puga Raya Konsultan Desain Banda Aceh Besar 3 PT. Visiplan Konsultan Konsultan Desain Banda Aceh Menengah 4 CV. Karya Total Konsultan Konsultan Desain Bireuen Menengah 5 CV. Aceh Beutari Const. Konsultan Desain Langsa Menengah 6 CV. Arcenauval Consultant Konsultan Desain Langsa Kecil 7 CV. Rapi Design Konsultan Desain Langsa Menengah 8 PT Pilar Teguh Perkasa Konsultan Desain Lhokseumawe Besar

Tabel V-3 Data Sampel Kontraktor No Nama Perusahaan Kategori sampel Alamat Kualifikasi Persh. 1 CV. Anugrah Swastika Kontraktor Aceh Tamiang Kecil 2 CV. Maros Kontraktor Aceh Tamiang Menengah 3 PT. Arafah abadi Kontraktor Banda Aceh Menengah

4 PT. Semanggi artha persada Kontraktor Banda Aceh Menengah

5 PT. Nakhla Sampurna Kontraktor Bireuen Menengah

6 PT. Abad Jaya Abadi Sentosa Kontraktor Lhokseumawe Besar

7 PT. Andalusia Samudra Kontraktor Lhokseumawe Menengah 8 PT. Koeta Radja Kontraktor Lhokseumawe Menengah

Disamping itu ada 10 responden yang tidak mengembalikan kuesioner, yaitu: Tabel V-4 Daftar Responden Yang Tidak Mengembalikan Kuesioner

No Nama Instansi Kategori sampel Alamat 1 Dinas PU Aceh Timur 1 Owner Aceh Timur

2 Dinas PU Aceh Timur 2 Owner Aceh Timur

3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh

4 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 2 Owner Banda Aceh

5 Dinas PU Aceh Besar 1 Owner Aceh Besar

6 Dinas PU Aceh Besar 2 Owner Aceh Besar

7 PT. Abdi Tunggal Indo Nusa Kontraktor Langsa

8 PT. Karya Bunga Pantai Ceria Kontraktor Langsa

9 PT. Engineering Consult Konsultan Desain A. Tamiang

10 CV. Gapura Design Konsultan Desain A. Tamiang

Data responden selengkapnya ditampilkan pada lembar lampiran.

Page 5: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

106

V.5. Informasi Tentang Responden

Latar belakang responden mempengaruhi jawaban yang diberikan terhadap

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Oleh karena itu

pengenalan latar belakang responden akan bermanfaat untuk menganalisis

pendapat/opini responden terhadap suatu permasalahan. Latar belakang tersebut

dihimpun sebagai berikut:

V.5.1. Data Lokasi Instansi/ Perusahaan

Sampel penelitian berasal dari tujuh kabupaten/kota yang ada di Nanggroe Aceh

Darussalam meliputi, Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten A. Timur, Kota

Langsa, Kota Lhokseumawe, Kabupaten Bireuen, Kabupaten Aceh Besar dan

Kota Banda Aceh. Dari 7 kabupaten/kota tersebut hanya responden dari 5

kabupaten/kota yang mengembalikan kuesioner seperti tampak pada gambar

berikut:

Gambar V-1 Distribusi lokasi responden yang mengembalikan kuesioner

V.5.2. Pendidikan Responden

Pendidikan responden terdiri dari DIII, S1, dan S2, dengan sebaran pada setiap

kelompok sampel tampak pada gambar berikut:

Asal Instansi/Perusahaan

0

37.5

25

22.2

2

0

25

33.3

3

12.5

12.5

22.2

2

37.5

0

12.5

22.2

2

37.5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Ow ner (PU Dinas) Konsultan Kontraktor

Kelompok Sampel

% S

ampe

l

Banda Aceh Aceh Tamiang Bireuen Langsa Lhokseumaw e

Asal Instansi/Perusahaan

0

37.5

25

22.2

2

0

25

33.3

3

12.5

12.5

22.2

2

37.5

0

12.5

22.2

2

37.5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Ow ner (PU Dinas) Konsultan Kontraktor

Kelompok Sampel

% S

ampe

l

Banda Aceh Aceh Tamiang Bireuen Langsa Lhokseumaw e

Page 6: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

107

Gambar V-2 Distribusi pendidikan responden

Dari gambar di atas tampak bahwa responden terbanyak yang mengisi kuesioner

berpendidikan S1. Responden yang berpendidikan S2 hanya berasal dari

kelompok sampel owner, dimana pada pada kelompok sampel lainnya tidak ada.

V.5.3. Jabatan Responden

Pada penelitian ini kategori jabatan dibagi dalam tiga jenjang jabatan, yaitu

manajer puncak, manajer menengah, dan staf operasional. Manajer puncak adalah

pihak yang merumuskan kebijakan strategis instansi/perusahaan secara umum,

dalam penelitian ini termasuk didalamnya Kepala Dinas, Direktur, Wakil

Direktur, Direktris dan General Manager. Manajer menengah adalah pihak yang

bertanggung jawab menjabarkan kebijakan strategis organisasi kedalam kebijakan

yang lebih spesifik sesuai lingkup bidang masing-masing dan berwenang

mengelola sumber daya yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini termasuk

didalamnya, Direktur Cabang, Manajer Proyek, Penanggung Jawab Operasi (PJO)

dan Direktur Teknik. Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan kebijakan

operasional di masing-masing bidang. Gambaran distribusi jabatan responden

tampak pada gambar berikut:

Pendidikan Responden

D3,

11.

11

D3,

0 D3,

12.

5

S1, 5

5.56

S1, 1

00

S1, 8

7.5

S2, 3

3.33

S2, 0

S2, 0

0

20

40

60

80

100

120

Ow ner Konsultan Kontraktor

Kelompok Sampel

% R

espo

nden

D3 S1 S2

Pendidikan Responden

D3,

11.

11

D3,

0 D3,

12.

5

S1, 5

5.56

S1, 1

00

S1, 8

7.5

S2, 3

3.33

S2, 0

S2, 0

0

20

40

60

80

100

120

Ow ner Konsultan Kontraktor

Kelompok Sampel

% R

espo

nden

D3 S1 S2

Page 7: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

108

Gambar V-3 Distribusi Jabatan Responden Penelitian

V.5.4. Pengalaman Responden

Pengalaman responden dilihat dari lamanya responden telah bekerja pada bidang

yang saat ini ditekuninya. Rentang waktu pengalaman disusun dalam rentang lima

tahunan, mulai <5 tahun, 5-10 tahun, 10-15 tahun dan >15 tahun. Distribusi

pengalaman responden tampak pada gambar berikut:

Gambar V-4 Pengalaman Kerja Responden Variasi pengalaman responden tampak lebih beragam pada kelompok sampel

owner, diikuti oleh konsultan dan kontraktor. Dari segi pengalaman lebih lama

Jabatan Responden

62.5

50

55.5

6

37.5

2522.2

2

0

2522.2

20

10

20

30

40

50

60

70

Ow ner Konsultan Kontraktor

Kelompok Sampel

% R

espo

nden

Manajer Puncak Manajer Menengah staf

Jabatan Responden

62.5

50

55.5

6

37.5

2522.2

2

0

2522.2

20

10

20

30

40

50

60

70

Ow ner Konsultan Kontraktor

Kelompok Sampel

% R

espo

nden

Manajer Puncak Manajer Menengah staf

Pengalaman Responden

11.1

1

0

2522.2

2

62.5

75

22.2

2

25

0

44.4

4

12.5

00

10

20

30

40

50

60

70

80

Ow ner Konsultan Kontraktor

Kelompok Sampel

% R

espo

nden

<5 tahun 5 -10 tahun 10-15 tahun >15 tahun

Pengalaman Responden

11.1

1

0

2522.2

2

62.5

75

22.2

2

25

0

44.4

4

12.5

00

10

20

30

40

50

60

70

80

Ow ner Konsultan Kontraktor

Kelompok Sampel

% R

espo

nden

<5 tahun 5 -10 tahun 10-15 tahun >15 tahun

Page 8: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

109

dari 15 tahun tampak jumlah responden kelompok sampel owner paling tinggi

diantara ketiga kelompok sampel.

V.5.5. Klasifikasi Perusahaan Penyedia Jasa

Klasifikasi perusahan penyedia jasa pada penelitian ini diklasifikasikan atas tiga

kelompok yaitu besar, menengah dan kecil (PP 28 tahun 2000). Klasifikasi ini

lebih dikenal oleh penyedia jasa di NAD. Klasifikasi penyedia jasa yang menjadi

sampel penelitian ini tampak pada gambar berikut:

Gambar V-5 Klasifikasi Perusahaan Penyedia Jasa yang menjadi responden

Tampak bahwa umumnya penyedia jasa yang menjadi sampel penelitian adalah

penyedia jasa yang berkualifikasi menengah dengan persentase melebihi 60% baik

pada kelompok sampel kontraktor maupun konsultan desain.

V.6. Deskripsi Hasil Survey

Deskripsi hasil survey menggambarkan sebaran jawaban responden terhadap

permasalahan yang diajukan dalam kuesioner dan relevansinya dengan faktor-

faktor prasyarat penerapan Value Engineering di Aceh. Gambaran tersebut

didekati dengan indikator-indikator antara yang tidak langsung menggambarkan

faktor prasyarat penerapan VE, melainkan melalui nilai-nilai universal yang juga

melingkupi upaya penciptaan value (value creation) dan peningkatan nilai (value

improvement) di Aceh nantinya.

Klasifikasi Perusahaan Penyedia Jasa25

12.5

62.5

75

12.5

12.5

01020304050607080

Konsultan Kontraktor

Kelompok Sampel

% S

ampe

l

Besar Menengah Kecil

Klasifikasi Perusahaan Penyedia Jasa25

12.5

62.5

75

12.5

12.5

01020304050607080

Konsultan Kontraktor

Kelompok Sampel

% S

ampe

l

Besar Menengah Kecil

Page 9: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

110

Keberadaan faktor-faktor prasyarat dinilai dengan melihat posisi skor jawaban

masing-masing pertanyaan pada skala jawaban, (Ketty & Agung, 2007 dan

Riduwan, 2006). Contoh penyusunan skala jawaban adalah sebagai berikut:

Pertanyaan B16 kelompok sampel Konsultan Desain Apakah anda pernah mengusulkan kepada owner perubahan-perubahan desain yang lebih baik dari yang direncanakan sebelumnya?

1 Tidak pernah 2 Jarang 3 Sering 4 Selalu

Pilihan jawaban yang paling tidak diinginkan keberadaannya diberi nilai 1 dan yang paling diinginkan dengan nilai 4. Responden menjawab pertanyaan diatas dengan memberi tanda ( ) pada pilihan yang sesuai. Jumlah responden yang menjawab pertanyaan B16 ini ada 8 responden dengan distribusi jawaban sebagai berikut:

Distribusi jawaban tiap pilihan jawaban adalah sebagai berikut:

Skor pilihan Pilihan Jumlah responden

menjawab pilihan C X A

A B C D 1 Tidak pernah 0 0 2 Jarang 1 1X2 = 2 3 Sering 4 4 X 3 = 12 4 Selalu 3 3 X 4 = 12 Total sampel

menjawab 8 26

Selanjutnya disusun skala jawaban dengan cara sebagai berikut: 1. Hitung nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x ∑ Responden = 1 x 8 = 8 2. Hitung nilai Indeks Maksimum = Skor Maksimum x ∑ Responden = 4 x 8 = 32 3. Hitung Interval = Nilai Indeks Maksimum–Nilai Indeks Minimum

= 32 – 8 = 24 4. Hitung jarak Interval = Interval : Jenjang = 24 : 4 = 6

NO Sampel Jawaban 1 QUANTUM-KDBA 3 2 TRAPENCA-KDBA 3 3 VISIPLAN-KDBA 2 4 KARYA-KDBR 3 5 BEUTARI-KDLG 4 6 ARCENAUVAL-KDLG 4 7 RAPI-KDLG 4 8 PILAR-KDLS 3 Jumlah 26

Page 10: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

111

Selanjutnya buat skala untuk pertanyaan B16 sebagai berikut:

Gambar V-6 Contoh skala jawaban untuk pertanyaan B16

Kriteria interpretasi skor: − 25% - 44% : Tidak Pernah − 45% - 63% : Jarang − 64% - 81% : Sering − 82% - 100% : Selalu

Skor pertanyaan B16 adalah 26 atau 26/32 = 81% yang berada pada skala sering.

Secara lengkap tabel skala untuk masing-masing pertanyaan ditampilkan pada

lampiran.

V.6.1. Variabel A

Variabel A adalah Komitmen Masyarakat Jasa Konstruksi Dalam Mendukung Upaya

Peningkatan Value Pada Pembangunan Infrastruktur Di Nanggroe Aceh Darussalam.

Variabel ini terdiri dari indikator-indikator sebagai berikut:

a. Menjadikan value sebagai dasar pengambilan kebijakan

Mengingat penelitian ini menggunakan pendekatan value improvement sebagai titik

tolak pengumpulan data, maka kesamaan persepsi dan pemahaman mengenai value

improvement antara peneliti dan responden mutlak diperlukan. Pertanyaan nomor satu

pada setiap kuesioner dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dan pemahaman

antara peneliti dan responden terkait dengan value improvement. Sebagian responden

menanyakan kepada peneliti terkait istilah value improvement dan peneliti

menjelaskan value improvement sebagai suatu perbaikan, baik perbaikan kualitas,

perbaikan waktu pelaksanaan proyek dan perbaikan penghematan/efisiensi sumber

daya yang digunakan, peningkatan keamanan dalam pelaksanaan konstruksi

dibandingkan pelaksanaan konstruksi pada masa-masa sebelumnya. seperti

ditunjukkan pada gambar V.7 dibawah ini.

Skor = 8 atau 25%

Skor = 20 atau 63%

Skor = 26 atau 81%

Skor = 32 atau 100 %

Skor = 14 atau 44%

Tidak pernah Jarang Sering Selalu

81%

Page 11: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

112

Gambar V-7 Persepsi dan pemahaman masyarakat jasa konstruksi terhadap value

improvement

Jawaban disusun berdasarkan kecenderungan penyedia jasa dalam menyelesaikan

suatu proyek. Jawaban yang paling tidak diinginkan adalah jawaban nomor 1.

untuk jawaban yang lain, peneliti mengasumsikan penghematan waktu dan biaya

adalah motivasi paling dasar dan paling sering dipertimbangkan oleh masyarakat

jasa konstruksi dalam upaya peningkatan value, sehingga mendapat skor jawaban

lebih rendah, dilanjutkan dengan motivasi peningkatan kualitas, peningkatan

keamanan dan pengurangan biaya perawatan dan yang paling diharapkan adalah

jawaban nomor 5, “pilihan 2, 3 dan 4 memberi gambaran mengenai value

improvement”. Pada dasarnya, jawaban apapun yang diberikan terkait dengan

pertanyaan ini selain jawaban 1 yaitu, “tidak ada gambaran apapun” menunjukkan

pemahaman terhadap value improvement, sehingga diasumsikan ada keselarasan

pemahaman antara peneliti dengan responden.

Setelah kesamaan pandangan terhadap value improvement terwujud maka selanjutnya

perlu diketahui apakah value improvement telah dijadikan sebagai salah satu dasar

pengambilan kebijakan terkait pembangunan infrastruktur. Dari kuesioner yang

disebar dapat dilihat seluruh kelompok sampel di NAD telah menjadikan value

Gambaran yang terlintas di benak masyarakat jasa konstruksi ketika mendengar istilah value improvement pada

pembangunan suatu konstruksi88%

70%77%

20%

36%

52%

68%

84%

100%

Ow ner Konsultan Kontraktor

1) Tidak ada gambaran apapun

2) Penghematan w aktu dan biaya pelaksanaan proyek

3) Peningkatan kualitas proyek

4) Peningkatan keamanan dan pengurangan biaya peraw atan

5) Pilihan 2, 3, 4 diatas memberi gambaran mengenai value improvement

Jaw aban 1

Jaw aban 2

Jaw aban 3

Jaw aban 5

Jaw aban 4

Gambaran yang terlintas di benak masyarakat jasa konstruksi ketika mendengar istilah value improvement pada

pembangunan suatu konstruksi88%

70%77%

20%

36%

52%

68%

84%

100%

Ow ner Konsultan Kontraktor

1) Tidak ada gambaran apapun

2) Penghematan w aktu dan biaya pelaksanaan proyek

3) Peningkatan kualitas proyek

4) Peningkatan keamanan dan pengurangan biaya peraw atan

5) Pilihan 2, 3, 4 diatas memberi gambaran mengenai value improvement

Jaw aban 1

Jaw aban 2

Jaw aban 3

Jaw aban 5

Jaw aban 4

Page 12: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

113

improvement sebagai salah satu pertimbangan pengambilan kebijakan, dengan besar

nilai sebaran yang beragam, seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar V-8 Gambaran pandangan responden terhadap value improvement

Analisis value improvement dilakukan dengan berbagai cara, baik hanya

berdasarkan petunjuk pimpinan, mengadakan workshop tingkat pimpinan,

mengadakan workshop tingkat pimpinan yang diperluas dengan mengikutsertakan

pihak expert dilingkungan masing-masing instansi, dan workshop pimpinan +

expert + penyedia jasa + perwakilan masyarakat pengguna. Dalam penerapan VE

nantinya, kegiatan workshop dengan melibatkan seluruh unsur stakeholder akan

kerap sekali dilaksanakan. Semakin sering masyarakat jasa konstruksi

melaksanakan kegiatan ini maka akan semakin besar potensi keberhasilan

penerapan VE. Di NAD sebaran responden yang melaksanakan analisis value

improvement dengan metoda-metoda di atas tampak pada gambar berikut:

Gambar V-9 Proses pelaksanaan analisis Value di NAD

Value Improvement Sebagai Salah Satu Pertimbangan Pengambilan Kebijakan

83%

94% 94%

50%

75%

100%

Ow ner Konsultan Kontraktor

Kelompok Sampel

Ya

Tidak

Value Improvement Sebagai Salah Satu Pertimbangan Pengambilan Kebijakan

83%

94% 94%

50%

75%

100%

Ow ner Konsultan Kontraktor

Kelompok Sampel

Ya

Tidak

Proses Pelaksanaan Analisis Value Improvement

72%

58%63%

56%

46%

59%50%

78%

53%47%

63%

34%

25%

44%

63%

82%

Ow ner Konsultan Kontraktor

a) Berdasarkan petunjuk pimpinan

b) w orkshop pimpinan

c) w orkshop pimpinan+expert

d) w orkshop pimpinan+expert+penyedia jasa+user

Tidak Pernah

Jarang

Sering

Selalu

Proses Pelaksanaan Analisis Value Improvement

72%

58%63%

56%

46%

59%50%

78%

53%47%

63%

34%

25%

44%

63%

82%

Ow ner Konsultan Kontraktor

a) Berdasarkan petunjuk pimpinan

b) w orkshop pimpinan

c) w orkshop pimpinan+expert

d) w orkshop pimpinan+expert+penyedia jasa+user

Tidak Pernah

Jarang

Sering

Selalu

Page 13: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

114

Tampak bahwa kelompok sampel owner dan kontraktor lebih tergantung kepada

petunjuk pimpinan dibandingkan kelompok konsultan dan pelibatan seluruh

stakeholder dalam workshop tampak masih sangat minim pada keseluruhan

kelompok sampel. Hal ini mungkin terjadi karena budaya instansi yang kurang

memberi peluang bagi staf untuk menunjukkan kreativitasnya atau ketakutan staf

berbeda pendapat dengan pimpinan. Disisi lain hal ini juga dapat terjadi karena

tingkat pemahaman dan kreatifitas staf yang minim.

b. Kecenderungan pada efisiensi dalam pelaksanaan konstruksi

Kecenderungan pada efisiensi seharusnya selaras dengan kecenderungan pada

value, karena peningkatan value salah satunya dicapai melalui efisiensi, baik dari

segi biaya maupun waktu tanpa mengurangi performansi yang telah ditentukan,

seperti kualitas konstruksi, ketercapaian fungsi, safety, maintenable, dll. Pilihan

jawaban kuesioner disusun dalam empat tingkat penerimaan, yaitu tingkat

penolakan (tercermin dari jawaban 1), tingkat ketidak pedulian (tercermin dari

jawaban 2), tingkat penerimaan namun dengan motivasi pribadi/kelompok

(tercermin dari jawaban 3) dan tingkat penerimaan dengan motivasi publik

(tercermin dari jawaban 4). Dari survey yang dilakukan tampak bahwa di NAD

efisiensi telah cukup dipertimbangkan meskipun dengan motivasi

pribadi/kelompok seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar V-10 Gambaran sikap masyarakat jasa konstruksi di NAD terhadap efisiensi

Cerminan Sikap Instansi terhadap Efisiensi Sumber Daya Dalam Pelaksanaan Proyek Infrastruktur

72%

81%

66%

25%

44%

63%

82%

Ow ner Konsultan Kontraktor

1) Efisiensi tidak menjadi pertimbangan utama bagi instansi saya yang penting proyek dapatdilaksanakan berapapun biayanya2) Yang utama adalah menyelesaikan proyek, dan jika dapat dilaksanakan dengan efisien akanlebih baik3) Semakin besar efisiensi yang dihasilkan semakin baik, karena penghematan tersebutsebagiannya menjadi keuntungan bagi kami selaku pelaksana4) Semakin besar efisiensi yang dihasilkan semakin baik, karena penghematan tersebut dapatdigunakan kembali untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat banyak

Jawaban 1

Jawaban 2

Jawaban 3

Jawaban 4

Cerminan Sikap Instansi terhadap Efisiensi Sumber Daya Dalam Pelaksanaan Proyek Infrastruktur

72%

81%

66%

25%

44%

63%

82%

Ow ner Konsultan Kontraktor

1) Efisiensi tidak menjadi pertimbangan utama bagi instansi saya yang penting proyek dapatdilaksanakan berapapun biayanya2) Yang utama adalah menyelesaikan proyek, dan jika dapat dilaksanakan dengan efisien akanlebih baik3) Semakin besar efisiensi yang dihasilkan semakin baik, karena penghematan tersebutsebagiannya menjadi keuntungan bagi kami selaku pelaksana4) Semakin besar efisiensi yang dihasilkan semakin baik, karena penghematan tersebut dapatdigunakan kembali untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat banyak

Jawaban 1

Jawaban 2

Jawaban 3

Jawaban 4

Page 14: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

115

Meraih keuntungan yang sebesar-besarnya dari pendayagunaan faktor-faktor

produksi suatu perusahaan adalah tujuan alamiah didirikannya suatu perusahaan.

Melalui kegiatan tersebut perusahaan kemudian dapat mempertahankan

kelangsungan produksinya dan mengembangkan usahanya menjadi lebih baik.

Motivasi melakukan efisiensi demi keuntungan perusahaan tidaklah salah. Yang

tidak diharapkan adalah mengupayakan efisiensi melalui upaya-upaya yang

mengakibatkan turunnya performansi yang ditetapkan dari suatu proyek.

c. Menghindari Praktik KKN

KKN adalah salah satu faktor penghambat penerapan VE. Wujud KKN yang saat

ini marak terjadi adalah pemberian kick back oleh penyedia jasa kepada pihak

panitia pada saat pelelangan. Besar kick back tersebut bervariasi antara 3% s.d

5%. Praktik KKN menyebabkan penyusutan biaya proyek yang seringkali

dikompensasikan dengan pengurangan kualitas konstruksi. Penerapan VE pada

tahap ini menjadi sangat memberatkan karena VE juga menuntut penambahan

biaya dan waktu pelaksanaan. Praktik KKN telah menjadi jalan pintas yang

mudah untuk mendapatkan proyek tanpa harus berpikir kreatif mengusulkan

inovasi-inovasi baru yang lebih baik.

Di NAD pemahaman masyarakat jasa konstruksi bahwa KKN adalah praktik

terlarang telah cukup baik, seperti tampak pada gambar di bawah ini:

Gambar V-11 Pemahaman masyarakat jasa konstruksi terhadap larangan KKN

Pemahaman Para Pihak terhadap Pakta Integritas

88% 88% 88%

25%

44%

63%

82%

Ow ner Konsultan Kontraktor

Kelompok Sampel

Tidak Paham

Ragu-ragu

paham

sangat paham

Pemahaman Para Pihak terhadap Pakta Integritas

88% 88% 88%

25%

44%

63%

82%

Ow ner Konsultan Kontraktor

Kelompok Sampel

Tidak Paham

Ragu-ragu

paham

sangat paham

Page 15: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

116

Pakta integritas dijadikan indikator pemahaman terhadap larangan melakukan

KKN adalah karena pakta integritas telah cukup dikenal oleh masyarakat jasa

konstruksi di NAD dan pakta integritas tegas-tegas menyatakan bahwa

pelaksanaan pengadaan penyedia jasa harus bebas dari praktik KKN.

Masyarakat jasa konstruksi di NAD umumnya sependapat bahwa pelaksanaan

konstruksi harus bersih dari segala unsur KKN, seperti tampak pada gambar

berikut:

Gambar V-12 Kesesuaian pandangan masyarakat jasa konstruksi di NAD bahwa

praktik KKN adalah suatu hal yang dilarang dalam proses pengadaan penyedia jasa

Namun demikian, praktik KKN masih juga berlangsung sampai saat ini seperti

dinyatakan oleh seluruh kelompok sampel pada gambar berikut ini.

Gambar V-13 Kondisi praktik KKN yang tercermin dari pemberian uang

komisi/kick back pada saat pengadaan penyedia jasa

Keselarasan Pandangan para pihak dengan semangat Pakta Integritas yaitu untuk mencegah praktek KKN

83% 84% 88%

25%

44%

63%

82%

Ow ner Konsultan Kontraktor

Kelompok Sampel

Tidak sepakat

Ragu-ragu

sepakat

sangat sepakat

Keselarasan Pandangan para pihak dengan semangat Pakta Integritas yaitu untuk mencegah praktek KKN

83% 84% 88%

25%

44%

63%

82%

Ow ner Konsultan Kontraktor

Kelompok Sampel

Tidak sepakat

Ragu-ragu

sepakat

sangat sepakat

Keberadaan Praktik KKN sampai saat ini di Nanggroe Aceh Darussalam

56%50% 50%

50%

75%

100%

Ow ner Konsultan Kontraktor

Kelompok Sampel

Ya

Tidak

Keberadaan Praktik KKN sampai saat ini di Nanggroe Aceh Darussalam

56%50% 50%

50%

75%

100%

Ow ner Konsultan Kontraktor

Kelompok Sampel

Ya

Tidak

Page 16: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

117

Masih berlangsungnya praktik KKN pada saat pengadaan penyedia jasa di NAD

bukan karena tidak pahamnya para pihak pelaksana terhadap ketentuan larangan

melakukan KKN, melainkan karena ketidaktaatan pada aturan dan tuntutan

keadaan yang seakan telah menjerumuskan para pihak pada mata rantai yang tidak

mungkin dihindari. Iklim pelaksanaan konstruksi mengharuskan penyedia jasa

memberikan kick back kepada panitia (owner), sehingga untuk tetap medapatkan

profit maka penyedia jasa kemudian harus menurunkan performansi konstruksi.

Untuk mendapatkan legalisasi dari pengawas, penyedia jasa juga kemudian harus

memberi ”sesuatu” kepada aparat pengawas. Aparat pengawas dan panitia

(owner) yang selama ini merasa paling bertanggung jawab tehadap pelaksanaan

proyek disatu sisi dan hanya mendapatkan keuntungan finansial yang minim disisi

yang lain menetapkan keharusan pemberian kick back secara ilegal kepada

penyedia jasa.

Owner dan kontraktor meyakini bahwa praktik KKN masih mungkin dihilangkan

sedang konsultan meragukan hal itu. Namun demikian untuk benar-benar

memberantas praktik KKN, keyakinan yang ditampakkan oleh owner dan

kontaktor belum cukup memadai karena skor nilainya hanya sedikit di atas standar

level ragu-ragu, seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar V-14 Keyakinan bahwa praktik KKN dapat dihilangkan

Keyakinan Para Pihak Bahwa Praktek KKN dapat dihilangkan

66%

50%

69%

25%

44%

63%

82%

Ow ner Konsultan Kontraktor

Kelompok Sampel

Tidak mungkin

Ragu-ragu

mungkin

sangat mungkin

Keyakinan Para Pihak Bahwa Praktek KKN dapat dihilangkan

66%

50%

69%

25%

44%

63%

82%

Ow ner Konsultan Kontraktor

Kelompok Sampel

Tidak mungkin

Ragu-ragu

mungkin

sangat mungkin

Page 17: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

118

Iklim pelaksanaan konstruksi yang sarat dengan praktik KKN pada seluruh

aspeknya telah mengurangi keyakinan masyarakat jasa konstruksi bahwa KKN

masih mungkin untuk dihilangkan.

d. Kecenderungan Pada Investasi Jangka Panjang Yang Berkesinambungan

Penerapan program VE adalah suatu upaya jangka panjang dan

berkesinambungan. Penerapan VE tidak akan segera menghasilkan value yang

bernilai seperti yang diraih oleh masyarakat jasa konstruksi di Amerika dan

negara-negara lainnya. Pengalaman melaksanakan program ini juga memberi

pengaruh signifikan terhadap keberhasilan penerapan VE. Karena itu dibutuhkan

kesabaran dan sikap yang cenderung pada investasi jangka panjang dan

berkesinambungan. Untuk menilai kesabaran dan sikap tersebut kepada responden

diajukan dua pilihan jawaban sebagai berikut:

Dari pilihan jawaban diatas, pilihan jawaban dengan skor 2 dianggap pilihan

jawaban yang lebih potensial mendukung kecenderungan pada investasi jangka

panjang dibanding pilihan jawaban yang mempunyai skor 1. Pilihan jawaban 1

adalah pilihan jawaban yang menekankan pada ketepatan waktu pelaksanaan

proyek, kesesuaian pemilihan proyek dengan tuntuan anggaran dan cenderung

mempertahankan metoda lama tanpa mau menerima ide-ide baru. Pilihan jawaban

2 adalah pilihan jawaban yang cenderung pada kemandirian, kematangan

perencanaan, berorientasi jangka panjang, dan menerima ide-ide pembaharuan.

Memberi peluang masuknya usulan ide-ide baru yang inovatif meskipun sering tidak mungkin dilaksanakan karena alasan waktu dan biaya yang mahal

Melaksanakan proyek sesuai dengan metoda lama yang terbukti efektif mewujudkan proyek sesuai rencana. Menerima masukan Ide-ide baru biasanya hanya membuang waktu saja

atau

1

Memberi perhatian yang besar pada percepatan waktu penyelesaian proyek. Beberapa perubahan yang muncul kemudian dapat diselesaikan melalui addendum

Memberi perhatian yang besar pada kematangan perencanaan meskipun menyebabkan keterlambatan pelaksanaan proyek

atau

1 2

lebih memprioritaskan pelaksanaan proyek yang sifatnya jangka panjang dan memberi pengaruh signifikan bagi perkembangan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat

Menyesuaikan pemilihan proyek dengan tuntutan dan ketersediaan anggaran tahunan. Hal ini untuk menghindari perubahan prioritas proyek oleh pergantian pimpinan

atau

1 2

2

Membayar tukang di luar instansi untuk memperbaiki equipment/peralatan instansi yang rusak

Melatih staf internal untuk mampu memperbaiki sendiri peralatan (equipment) instansi

1 2 atau

Page 18: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

119

Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ini tampak pada gambar di

bawah ini:

Gambar V-15 Sikap Masyarakat Jasa Konstruksi Terhadap Investasi Fundamental

Jangka Panjang

Tampak bahwa secara umum sikap yang ditampilkan masyarakat jasa konstruksi

telah cenderung pada investasi jangka panjang yang berkesinambungan, kecuali

ketika dihadapkan pada hal waktu pelaksanaan dan pematangan perencanaan.

Selama ini masyarakat jasa konstruksi, khususnya konsultan dan kontraktor lebih

memilih percepatan waktu pelaksanaan proyek dengan pertimbangan perubahan-

perubahan yang terjadi akibat kurang matangnya perencanaan dapat diselesaikan

melalui mekanisme addendum (contract amendment). Hal tersebut tidak selaras

dengan nilai yang terkandung dalam program VE yang menuntut kematangan

perencanaan. Tanpa kematangan perencanaan, maka program VE tidak dapat

berjalan dengan baik.

e. Cara pandang para pihak terlibat terhadap para pihak lainnya dalam pelaksanaan konstruksi

Penerapan VE menuntut kemitraan yang sejajar antara para partisipan terlibat,

baik owner, penyedia jasa, masyarakat pengguna dan stakeholder lainnya. Dengan

adanya kemitraan, maka para pihak terlibat akan dapat saling menghargai dan

mencapai tujuan bersama dengan lebih baik. Dalam penelitian ini hubungan yang

Kecenderungan pada investasi fundamental jangka panjang

81%75%

93%

75%67%

71%

100%

88% 88%

100% 100% 100%

50%

75%

100%

Owner Konsultan Kontraktor

A9a- 1) Membayar tenaga eksternal memperbaiki equipment yang rusak 2) Melatih staf internal agar mampumemperbaiki equipment yang rusak

A9b- 1) Fokus pada percepatan w aktu penyelesaian proyek 2) Fokus pada pematangan perencanaan

A9c- 1) Pemilihan proyek disesuaikan dengan kesediaan anggaran tahunan 2) Prioritas proyek jangka panjangdan signif ikan terhadap perkembangan ekonomi& sosial

A9d- 1) Menerapkan metoda lama yang terbukti efektif 2) Memberi peluang masuknya ide baru yang inovatif

Pilihan 1

Pilihan 2

Kecenderungan pada investasi fundamental jangka panjang

81%75%

93%

75%67%

71%

100%

88% 88%

100% 100% 100%

50%

75%

100%

Owner Konsultan Kontraktor

A9a- 1) Membayar tenaga eksternal memperbaiki equipment yang rusak 2) Melatih staf internal agar mampumemperbaiki equipment yang rusak

A9b- 1) Fokus pada percepatan w aktu penyelesaian proyek 2) Fokus pada pematangan perencanaan

A9c- 1) Pemilihan proyek disesuaikan dengan kesediaan anggaran tahunan 2) Prioritas proyek jangka panjangdan signif ikan terhadap perkembangan ekonomi& sosial

A9d- 1) Menerapkan metoda lama yang terbukti efektif 2) Memberi peluang masuknya ide baru yang inovatif

Pilihan 1

Pilihan 2

Page 19: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

120

ingin dilihat hanya sebatas antara owner dan penyedia jasa saja. Hubungan ini

disusun dalam empat pola relasi, yaitu relasi majikan-pembantu, relasi pimpinan-

karyawan, relasi mitra sejajar jangka pendek dan relasi mitra sejajar jangka

panjang. Dari hasil survey diperoleh pola hubungan yang sudah baik antara owner

dan penyedia jasa di Nanggroe Aceh Darussalam, seperti tampak pada gambar

berikut:

Gambar V-16 Pola hubungan owner-penyedia jasa di NAD Pola hubungan yang tampak dari jawaban responden di atas cenderung lebih ideal

dibandingkan pola yang dijumpai dalam pelaksanaan sehari-hari. Hal ini mungkin

karena penyedia jasa tidak ingin terkesan lemah dihadapan owner dan sebaliknya

owner tidak ingin tampak arogan terhadap penyedia jasa. Terhadap pelibatan perwakilan masyarakat pengguna dalam pelaksanaan

workshop seluruh kelompok masyarakat sama-sama sepakat, meskipun dengan

sebaran skor penilaian yang berbeda, seperti tampak pada gambar berikut:

Cara Pandang Owner Terhadap Penyedia Jasa dan Sebaliknya

89%94% 97%

25%

44%

63%

82%

Ow ner Konsultan Kontraktor

1) Relasi Majikan-Pembantu 2) Relasi Pimpinan-Karyaw an

3) Relasi Mitra sejajar jangka pendek 4) Relasi Mitra sejajar jangka panjang

Pilihan 2

Pilihan 1

Pilihan 3

Pilihan 4

Cara Pandang Owner Terhadap Penyedia Jasa dan Sebaliknya

89%94% 97%

25%

44%

63%

82%

Ow ner Konsultan Kontraktor

1) Relasi Majikan-Pembantu 2) Relasi Pimpinan-Karyaw an

3) Relasi Mitra sejajar jangka pendek 4) Relasi Mitra sejajar jangka panjang

Pilihan 2

Pilihan 1

Pilihan 3

Pilihan 4

Page 20: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

121

Gambar V-17 Pandangan terhadap pelibatan user dalam perencanaan infrastruktur

Mekanisme pelibatan perwakilan perwakilan masyarakat pengguna selama ini

telah dilaksanakan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan

(musrenbang) yang dihadiri oleh perwakilan-perwakilan owner, penyedia jasa,

masyarakat pengguna dan kelompok masyarakat yang terkait lainnya.

f. Mindset owner terhadap faktor-faktor penting dalam proses pelaksanaan infrastruktur.

Mindset ini menunjukkan preferensi owner terhadap faktor-faktor perencanaan,

khususnya pada pembangunan infrastruktur pasca terjadinya bencana di

Aceh.Tingkat kepentingan ini digali dengan menyebarkan kuesioner berbentuk

perbandingan 2 variabel berpasangan. Data yang dihimpun selanjutnya

diselesaikan dengan metoda Analytic Hierarchy Process (AHP), seperti yang

diperkenalkan Saaty, (1980) seperti dikutip oleh Syadaruddin, (2004). Dua

tahapan yang dilalui dalam penyusunan AHP adalah:

1. Perhitungan Bobot Kepentingan

Secara umum penilaian AHP dilakukan dengan membuat matriks A yang

menggambarkan perbandingan berpasangan 2 variabel. Setiap baris pada

matriks merupakan perbandingan bobot setiap faktor aij. Jika matriks tersebut

dikalikan dengan vektor W, maka hasilnya adalah nW, seperti tertulis berikut:

Pandangan Terhadap Pelibatan Perwakilan Masyarakat Pengguna Dalam Perencanaan Proyek Infrastruktur

83%

72%66%

25%

44%

63%

82%

Ow ner Konsultan Kontraktor

Kelompok Sampel

Tidak Sepakat

Sepakat

SangatSepakat

Ragu-ragu

Pandangan Terhadap Pelibatan Perwakilan Masyarakat Pengguna Dalam Perencanaan Proyek Infrastruktur

83%

72%66%

25%

44%

63%

82%

Ow ner Konsultan Kontraktor

Kelompok Sampel

Tidak Sepakat

Sepakat

SangatSepakat

Ragu-ragu

Page 21: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

122

⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢

wnwnwwnwwnwwnwnwwwwwwwwnwwwwwwwwnwwwwwww

/...3/2/1//3...3/32/31/3/2...3/22/21/2/1...3/12/11/1

⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢

wnwww

321

= n

⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢

wnwww

321

Dimana:

Aij = Wi/Wj (perbandingan penilaian parameter i dan parameter j)

i, j = 1, 2, 3, ...., n

maka akan diperoleh persamaan:

A.W = n. W

Untuk mengetahui nilai W dengan hanya mengetahui nilai A, persamaan

diatas harus diselesaikan dengan cara berikut:

(A – nI) W = 0

Dengan catatan I adalah matriks identitas.

Persamaan ini akan mempunyai penyelesaian tidak nol, jika dan hanya jika n

adalah eigenvalue dan W adalah eigenvector dari A. Dalam penerapan praktis,

elemen matriks aij tidak merupakan hasil pengukuran eksak, tetapi merupakan

hasil pertimbangan yang bersifat subjektif, sehingga akan menyimpang dari

rasio ideal Wi/Wj. Jika 1, 2, 3 .....n adalah eigenvalue dari A dan berdasarkan

matriks A yang mempunyai keunikan, aii = 1; untuk i = 1, 2, 3, ......n; maka:

Penjumlahan seluruh elemen diagonal matriks: A = Tr (A) = n

Dalam hal ini semua eigenvalue bernilai nol kecuali satu yang bernilai n,

yakni eigenvalue maksimum. Jadi jika penilaian dilakukan dengan konsisten,

maka akan didapat eigenvalue maksimum dari A yang bernilai n. untuk

mendapatkan nilai W, maka eigenvalue maksimum disubstitusikan ke dalam

matriks A. kemudian dengan menggunakan matriks A dan W, akan didapatkan

persamaan baru dan dengan berdasarkan persamaan bahwa bobot total = 1,

beberapa persamaan tersebut dapat diuraikan sampai mendapatkan nilai W1,

Page 22: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

123

W2, ...Wn, dan harga ini merupakan eigenvector yang bersesuaian dengan

eigenvalue maksimum.

Dalam pengerjaan AHP diharapkan terdapatnya konsistensi penilaian antara

parameter yang terlibat. Dari teori matriks diketahui bahwa kesalahan kecil

pada koefisien menyebabkan kesalahan kecil pula pada eigenvalue. Jadi pada

permasalahan di atas jika diagonal matriks A semua bernilai 1 dan jika A

konsisten, maka penyimpangan kecil dari aij akan tetap menunjukkan bahwa

eigenvalue terbesar λmaks, akan mempunyai nilai mendekati nol. Maka

permasalahan yang dihadapi disini adalah jika A merupakan matriks penilaian

perbandingan berpasangan, untuk mendapatkan vektor prioritas kita harus

menyelesaikan persamaan:

A.W = λmaks . W

2. Verifikasi Konsistensi

Penyimpangan dari konsistensi dinyatakan dengan indeks konsistensi (CI)

dalam persamaan:

)1()( max

−−

=n

nCI

λ

Dimana λmax = eigenvalue yang terbesar

Tabel V-5 Koefisisen korelasi antara orde matriks dan random indeks

OM 1 2 3 4 5 6 7 8

RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41

Catatan : OM = Orde matriks RI = Random Indeks Perbandingan antara CI dan RI untuk satu matriks didefinisikan sebagai

consistency ratio (CR). Dimana,

CR = CI/CR

Page 23: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

124

Nilai CR yang lebih rendah atau sama dengan 0,1 merupakan nilai yang

mempunyai tingkat konsistensi baik dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dengan demikian nilai CR merupakan ukuran konsistensi suatu nilai

berpasangan.

Tujuh faktor penting dalam proses pelaksanaan infrastruktur yang

diperbandingkan dalam penelitian ini adalah:

1. Kualitas Proyek: terkait dengan kekuatan konstruksi, daya dukung terhadap

beban, kemampuan bertahan sampai umur rencananya.

2. Waktu Penyelesaian Proyek: terkait dengan kesesuaian antara jadwal rencana

dengan jadwal penyelesaian proyek.

3. Biaya Proyek: terkait dengan keseluruhan biaya yang dikeluarkan pada proyek

konstruksi, baik biaya langsung maupun biaya tidak langsung.

4. Keamanan dan keselamatan kerja (K3): terkait dengan keamanan dan

keselamatan pekerja dan masyarakat di sekitar lokasi kerja.

5. Pelestarian Lingkungan: terkait dengan penggunaan material konstruksi yang

harus meminimalisir material yang dapat merusak lingkungan dan

meminimalisir penggunaan teknologi yang dapat merusak kelestarian

lingkungan.

6. Tuntutan donatur/pemberi dana: persyaratan donatur terkait konstruksi yang

akan dibangun, seperti persyaratan K3, kelestarian lingkungan, pelibatan

masyarakat, dll.

7. Mengakomodasi tuntutan stakeholder: khususnya masyarakat pengguna,

terkait dengan lokasi proyek, jenis material yang digunakan, percepatan waktu

penyelesaian, metoda pelaksanaan, dll.

Perhitungan dilakukan pada seluruh responden (9 responden owner). Setelah

kesembilan matriks diperoleh persentase masing-masing faktor, selanjutnya

dilakukan penjumlahan dan pembagian untuk mendapatkan nilai rata-rata seluruh

faktor.

Page 24: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

125

Dari perhitungan dengan menggunakan metoda AHP pada 9 responden kelompok

sampel owner, diperoleh tingkat kepentingan faktor sebagai berikut:

Tabel V-6 Prioritas dasar pertimbangan owner dalam perencanaan dan pelaksanaan suatu proyek infrastruktur

Rangking Variabel Skor SD 1 Kualitas proyek 0.149 0.025183811 2 Pelestarian Lingkungan 0.1484 0.036989584 3 Waktu pelaksanaan 0.1481 0.025563065 4 mengakomodasi tuntutan stakeholder 0.144 0.017630854 5 K3 0.140 0.017839726 6 Tuntutan donator (pemberi dana) 0.137 0.013039486 7 Biaya proyek 0.133 0.011367392

Dengan rasio konsistensi rata-rata = 0,024 < 0,1 (konsisten) dengan nilai rasio

konsistensi minimum = 0.002147324 dan nilai rasio konsistensi maksimum =

0.061333435. Tampak dari tabel di atas kualitas proyek, pelestarian lingkungan

dan waktu pelaksanaan proyek menjadi tiga besar pertimbangan owner dalam

pelaksanaan proyek infrastruktur. Berbeda halnya dengan biaya proyek yang

menempati rangking terakhir. Hal ini konsisten dengan hasil yang diperlihatkan

pada gambar V-26, dimana penghematan biaya proyek juga menjadi aspek yang

paling tidak dipertimbangkan dalam pelaksanaan konstruksi. Perhitungan prioritas

faktor penting pada proses pelaksanaan infrastruktur dari sudut pandang owner

selengkapnya ditampilkan pada lampiran.

V.6.2. Variabel B

Variabel B adalah Pandangan Masyarakat Jasa Konstruksi Terhadap Pentingnya

Upaya Peningkatan Value Dalam Proses Project delivery. Variabel ini terdiri dari

indikator-indikator sebagai berikut:

a. Model proses project delivery yang pernah diterapkan

Program Value Engineering adalah suatu program yang dipandang secara parsial

dan belum menjadi bagian integral dalam proses project delivery di Indonesia

umumnya dan Nanggroe Aceh Darussalam khususnya. Karena itu diperlukan

keterbukaan dan kemampuan adaptasi masyarakat jasa konstruksi menerima

model proses project delivery yang berbeda dari yang sering mereka laksanakan

Page 25: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

126

sebelumnya. Melalui gambar-gambar di bawah ini kita melihat model-model

project delivery yang pernah dilaksanakan dan frekuensi pelaksanaannya. Model

proses project delivery yang pernah dilaksanakan oleh owner tampak pada gambar

berikut:

Gambar V-18 Model project delivery yang pernah dilaksanakan oleh owner

Model proses project delivery yang pernah dilaksanakan oleh konsultan desain

tampak pada gambar berikut:

Gambar V-19 Model project delivery yang pernah dilaksanakan oleh konsultan

Model Project Delivery Yang Pernah dilaksanakan oleh owner

81%

63%53% 53%

44%

25%

44%

63%

82%

a b c d e

M odel konvensional(konseptual-desain-

pelelangan-

Swakelo la Design – Build Turn key M odel konvensional+ insentif bagipenyedia jasa

Tidak Pernah

Jarang

Sering

selalu

Model Project Delivery Yang Pernah dilaksanakan oleh owner

81%

63%53% 53%

44%

25%

44%

63%

82%

a b c d e

M odel konvensional(konseptual-desain-

pelelangan-

Swakelo la Design – Build Turn key M odel konvensional+ insentif bagipenyedia jasa

Tidak Pernah

Jarang

Sering

selalu

Model Project Delivery Yang Pernah Dilaksanakan oleh Konsultan

58%

84%

42% 42%38%

25%

44%

63%

82%

a b c d e

M odel konvensional(Konsepsional-FS-Andal-Pelelangan-

M odel konvensional+ revisi saat 30%

selesai

Design – Build Turn key M odel konvensional+ insentif bagipenyedia jasa

Tidak Pernah

Jarang

Sering

selalu

Model Project Delivery Yang Pernah Dilaksanakan oleh Konsultan

58%

84%

42% 42%38%

25%

44%

63%

82%

a b c d e

M odel konvensional(Konsepsional-FS-Andal-Pelelangan-

M odel konvensional+ revisi saat 30%

selesai

Design – Build Turn key M odel konvensional+ insentif bagipenyedia jasa

Tidak Pernah

Jarang

Sering

selalu

Page 26: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

127

Model proses project delivery yang pernah dilaksanakan oleh kontraktor tampak

pada gambar berikut:

Gambar V-20 Model Project delivery yang pernah dilaksanakan oleh kontraktor

Dari gambar-gambar di atas tampak ketiga kelompok sampel hanya terbiasa

dengan model konvensional. Hal ini mungkin disebabkan karena minimnya

penerapan pola-pola yang lain pada pelaksanaan proyek.

Seluruh kelompok sampel juga merasa kesulitan jika harus melaksanakan proyek

dengan proses yang berbeda dari yang lazim mereka kerjakan, seperti tampak

pada gambar berikut:

Gambar V-21 Tanggapan sampel ketika harus melaksanakan proses project

delivery yang berbeda

Model Project Delivery Yang Pernah Dilaksanakan oleh Kontraktor

84%

44%

54%59%

56%

25%

44%

63%

82%

B12a B12b B12c B12d B12e

M odel konvensional(pelelangan-konstruksi)

Built – operate –transfer

Design – Build Turn key M odel konvensional+ insentif bagipenyedia jasa

Tidak Pernah

Jarang

Sering

selalu

Model Project Delivery Yang Pernah Dilaksanakan oleh Kontraktor

84%

44%

54%59%

56%

25%

44%

63%

82%

B12a B12b B12c B12d B12e

M odel konvensional(pelelangan-konstruksi)

Built – operate –transfer

Design – Build Turn key M odel konvensional+ insentif bagipenyedia jasa

Tidak Pernah

Jarang

Sering

selalu

Apakah Para Pihak Mengalami Kesulitan Ketika melaksanakan proses project delivery yang berbeda?

72%69%

71%

50%

75%

100%

0w ner Konsultan Kontraktor

Ya

Tidak

Apakah Para Pihak Mengalami Kesulitan Ketika melaksanakan proses project delivery yang berbeda?

72%69%

71%

50%

75%

100%

0w ner Konsultan Kontraktor

Ya

Tidak

Page 27: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

128

Penyebab utama kesulitan yang ditemui para responden ada tiga yaitu:

1. Tidak ada penyesuaian waktu pelaksanaan pada pelaksanaan proses project

delivery yang lain, sehingga sering menyebabkan keterlambatan;

2. Perubahan proses project delivery seringkali tidak dibarengi dengan petunjuk

pelaksanaan/petunjuk teknis yang jelas, dan

3. Proses project delivery yang berbeda menyebabkan wewenang dan tanggung

jawab para pihak terlibat juga berbeda sehingga sering terjadi kelalaian akibat

masih menggunakan pola project delivery sebelumnya.

Pendapat responden terkait permasalahan ini lebih jelas digambarkan pada gambar

berikut ini:

Gambar V-22 Penyebab kesulitan yang ditemui para pihak ketika melaksanakan proses

project delivery yang tidak lazim diterapkan

Penyebab Para Pihak sulit beradaptasi dengan perubahan proses project delivery

67%

55%

55%

43%

60%

60%

46% 55

%

40%

75%

90%

85%

50% 61

% 70%

25%

44%

63%

82%

0wner Konsultan Kontraktor

a) Proses yang berbeda menyebakan w ew enang dan tanggung jaw ab pihak terlibat juga berbeda sehingga seringterjadi kelalaian akibat masih menggunakan pola kerja terdahulu

b) Perubahan proses seringkali tidak dibarengi dengan juklak/juknis yang jelas sehingga kami tidak tahu bagaimanakeinginan pimpinan yang sebenarnya

c) Perubahan proses seringkali tidak diimbangi dengan penyesuaian w aktu pelaksanaan, mengakibatkanketerlambatan pelaksanaan pekerjaan

c) Kami jarang membaca dokumen kontrak sehingga perubahan yang ada dalam dokumen kontrak model baru tidakkami ketahui sebelumnya

d) Penambahan-penambahan biaya yang timbul akibat proses yang berbeda ini tidak diakomodasi oleh anggaranproyek sehingga harus mengunakan anggaran instansi

Tidak jadi penyebab

Jarang

sering

selalu jadi penyebab

c da b e c da b ec da b e

Penyebab Para Pihak sulit beradaptasi dengan perubahan proses project delivery

67%

55%

55%

43%

60%

60%

46% 55

%

40%

75%

90%

85%

50% 61

% 70%

25%

44%

63%

82%

0wner Konsultan Kontraktor

a) Proses yang berbeda menyebakan w ew enang dan tanggung jaw ab pihak terlibat juga berbeda sehingga seringterjadi kelalaian akibat masih menggunakan pola kerja terdahulu

b) Perubahan proses seringkali tidak dibarengi dengan juklak/juknis yang jelas sehingga kami tidak tahu bagaimanakeinginan pimpinan yang sebenarnya

c) Perubahan proses seringkali tidak diimbangi dengan penyesuaian w aktu pelaksanaan, mengakibatkanketerlambatan pelaksanaan pekerjaan

c) Kami jarang membaca dokumen kontrak sehingga perubahan yang ada dalam dokumen kontrak model baru tidakkami ketahui sebelumnya

d) Penambahan-penambahan biaya yang timbul akibat proses yang berbeda ini tidak diakomodasi oleh anggaranproyek sehingga harus mengunakan anggaran instansi

Tidak jadi penyebab

Jarang

sering

selalu jadi penyebab

c da b e c da b ec da b e

Page 28: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

129

b. Mampu berdamai dengan tuntutan penambahan waktu dan biaya dari konsultan desain dan kontraktor dan tuntutan perbaikan pekerjaan tanpa penambahan pembayaran dari owner.

Value Engineering adalah suatu proses yang menuntut penambahan waktu dan

biaya, baik untuk pelaksanaan workshop VE maupun pembagian insentif atas

usulan-usulan yang dapat meningkatkan value sesuai kesepakatan antara owner

dan penyedia jasa. Owner dituntut untuk mampu berdamai dengan tuntutan

penambahan waktu dan biaya yang timbul akibat pelaksanaan program ini.

Disamping itu pihak penyedia jasa juga harus mempunyai kerelaan untuk

berdamai apabila usulan-usulan yang diberikan dan terbukti efektif meningkatkan

value tidak diberi insentif oleh owner. Kedua pihak harus mempunyai visi yang

sama yaitu mewujudkan proyek infrastruktur sesuai performansi yang ditetapkan

dengan resources yang optimal. Selama ini perubahan yang muncul pada tahap

konstruksi telah diakomodasi melalui mekanisme addendum (contract

amendment). Berbeda halnya dengan tahap desain dimana perubahan-perubahan

yang terjadi jarang sekali disertai dengan addendum. Terkait dengan penambahan

waktu dan biaya, owner dan kontraktor menyatakan telah cukup diakomodasi,

berbeda halnya dengan pihak konsultan, seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar V-23 Hal-hal yang menyertai proses perubahan pada tahap desain dan konstruksi

Untuk setiap perubahan yang terjadi baik pada tahap desain maupun konstruksi apakah disertai dengan hal-hal berikut?

83%

59%

84%

66%

44%

66%

81%

56%66%

25%

44%

63%

82%

ow ner Konsultan Kontraktor

Kelompok sampel

a) Addendum kontrak (Contract amendment) b) Pembayaran penambahan pekerjaan

c) Penambahan w aktu pelaksanaan pekerjaan

Tidak Pernah

Jarang

Sering

selalu

Untuk setiap perubahan yang terjadi baik pada tahap desain maupun konstruksi apakah disertai dengan hal-hal berikut?

83%

59%

84%

66%

44%

66%

81%

56%66%

25%

44%

63%

82%

ow ner Konsultan Kontraktor

Kelompok sampel

a) Addendum kontrak (Contract amendment) b) Pembayaran penambahan pekerjaan

c) Penambahan w aktu pelaksanaan pekerjaan

Tidak Pernah

Jarang

Sering

selalu

Page 29: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

130

Konsultan desain merasa agak keberatan jika owner tidak memberi insentif atas

usulan value improvement yang diusulkannya berbeda dengan kontraktor yang

tidak keberatan, seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar V-24 Tanggapan penyedia jasa atas usulan-usulan peningkatan value yang tidak diberi insentif oleh owner

Selama ini konsultan desain bekerja berdasarkan kerangka acuan kerja (KAK)

yang disusun oleh owner. Kerangka acuan kerja tersebut memuat hal-hal umum

yang harus terpenuhi dari suatu desain. Karena memuat hal-hal umum seringkali

dalam proses pelaksanaan desain kemudian ada perubahan-perubahan. Mengingat

konsekuensi perubahan yang terjadi pada tahap desain tidak menuntut kompensasi

finansial yang besar seperti halnya pada tahap pelaksanaan konstruksi maka

kemudian owner jarang sekali mengakomodasi perubahan tersebut dengan

addendum kontrak dan pembayaran redesain yang harus dilakukan oleh konsultan

desain. Pada dasarnya konsultan desain keberatan dengan hal ini, namun karena

pertimbangan untuk menjalin hubungan baik dengan owner, maka mereka dengan

berat hati harus menerimanya.

c. Konsultan desain harus bersikap terbuka terhadap usulan-usulan yang diberikan demi perbaikan desain.

Value Engineering adalah reanalisis terhadap desain yang telah dibuat oleh

konsultan desain. Seringkali timbul ketidakrelaan konsultan desain apabila hasil

kerjanya dianalisis kembali. Ketidakrelaan tersebut mungkin karena merasa

keprofesionalannya diragukan atau karena hanya mendapatkan manfaat yang

sedikit dari segi insentif sementara pihak konsultan VE yang bekerja berdasarkan

Tanggapan penyedia jasa jika owner tidak memberi insentif atas usulan value improvement yang diusulkan

63%

91%

25%

44%

63%

82%

Konsultan Kontraktor

Sangat keberatan

Agak keberatan

Ragu-ragu

Tidak Keberatan

Tanggapan penyedia jasa jika owner tidak memberi insentif atas usulan value improvement yang diusulkan

63%

91%

25%

44%

63%

82%

Konsultan Kontraktor

Sangat keberatan

Agak keberatan

Ragu-ragu

Tidak Keberatan

Page 30: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

131

hasil kerja mereka mendapatkan insentif yang lebih besar. Karena itu dibutuhkan

kerelaan konsultan desain untuk menghilangkan prasangka buruk dan ikut aktif

terlibat dalam proses pelaksanaan program VE.

Di NAD telah tampak sikap kerelaan konsultan terhadap reanalisis desain yang

dilakukan oleh konsultan lain atas permintaan owner selaku pemilik proyek.

Mereka juga tidak keberatan hadir jika diundang oleh konsultan tersebut untuk

menjelaskan tentang desain yang telah mereka kerjakan seperti tampak pada

gambar V-25.

Gambar V-25 Sikap konsultan terhadap proses reanalisis desain oleh konsultan lain

Pada pelaksanaannya, analisis value engineering umumnya dilaksanakan oleh

konsultan VE bukan oleh konsultan desain. Namun sensitivitas reanalisis hasil

desain baik oleh konsultan desain lain, maupun oleh konsultan VE tetaplah sama.

Keterbukaan konsultan menerima hasil kerjanya dianalisis merupakan modal

positif bagi penerapan VE nantinya.

Tanggapan konsultan terhadap reanalisis desain kembali oleh konsultan lain

84%78%

25%

44%

63%

82%

B19 B20

Jika desain yang telah anda buat dan serahkan kepada ownerdianalisis kembali o leh konsultan kedua atas perintah owner,dengan maksud untuk lebih menyempurnakan desain apakah

anda akan keberatan?

Jika diminta konsultan kedua menjelaskan desain awal yanganda buat untuk selanjutnya menjadi tambahan informasi

bagi konsultan kedua memperbaiki desain tersebut, apakahanda akan bersedia datang dan memberi penjelasan?

Tidak keberatan

keberatan

Ragu-ragu

sangatTidak keberatan

Tanggapan konsultan terhadap reanalisis desain kembali oleh konsultan lain

84%78%

25%

44%

63%

82%

B19 B20

Jika desain yang telah anda buat dan serahkan kepada ownerdianalisis kembali o leh konsultan kedua atas perintah owner,dengan maksud untuk lebih menyempurnakan desain apakah

anda akan keberatan?

Jika diminta konsultan kedua menjelaskan desain awal yanganda buat untuk selanjutnya menjadi tambahan informasi

bagi konsultan kedua memperbaiki desain tersebut, apakahanda akan bersedia datang dan memberi penjelasan?

Tidak keberatan

keberatan

Ragu-ragu

sangatTidak keberatan

Page 31: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

132

d. Motivasi Para Pihak Untuk Memperbaiki Mutu Desain

Dasar pertimbangan owner memerintahkan atau menerima usulan perubahan

desain dari penyedia jasa disusun dalam enam pilihan jawaban, yaitu: untuk

menghemat biaya proyek, mempercepat pelaksanaan pekerjaan, meningkatkan

daya serap anggaran pada proyek, meningkatkan kualitas konstruksi dan

mengakomodasi tuntutan stakeholder. Sebaran jawaban kelompok sampel owner

pada pertanyaan ini disajikan pada gambar berikut:

Gambar V-26 Dasar pertimbangan owner melakukan perubahan desain

Motivasi ”memudahkan pelaksanaan pekerjaan” tampak paling dominan,

sementara motivasi ”menghemat biaya” paling rendah diantara keseluruhan

motivasi yang ada. Hal yang sama juga terlihat dari jawaban pada tabel V-6,

dimana pertimbangan menghemat biaya proyek juga menjadi hal yang tidak

terlalu dipertimbangkan dalam perencanaan dan pelaksanaan suatu konstruksi.

Rendahnya kecenderungan untuk menghemat biaya proyek akan berdampak

negatif bagi penerapan program Value Engineering. Kecenderungan tersebut

mungkin muncul karena sistem penganggaran yang menggunakan sistem daya

serap anggaran pada proyek-proyek yang dibiayai pemerintah baik proyek fisik

maupun proyek non fisik, sehingga masing-masing penanggung jawab pengelola

keuangan berlomba-lomba membelanjakan anggaran dengan tujuan meningkatkan

daya serap tanpa mempertimbangkan peluang peningkatan value yang dapat

dilakukan.

Dasar pertimbangan owner memerintahkan/menerima perubahan baik pada tahap desain maupun konstruksi

56%

72% 72% 75%84%

66%

25%

44%

63%

82%

B21a B21b B21c B21d B21e B21f

M ampu menghematbiaya proyek

M empercepatpelaksanaan

pekerjaan

M eningkatkan dayaserap anggaran

pada proyek

M eningkatkankualitas konstruksi

M emudahkanpelaksanaan

pekerjaan

M ampumengakomodasi

tuntutan

Jarang

Sering

selalu

Tidak Pernah

Dasar pertimbangan owner memerintahkan/menerima perubahan baik pada tahap desain maupun konstruksi

56%

72% 72% 75%84%

66%

25%

44%

63%

82%

B21a B21b B21c B21d B21e B21f

M ampu menghematbiaya proyek

M empercepatpelaksanaan

pekerjaan

M eningkatkan dayaserap anggaran

pada proyek

M eningkatkankualitas konstruksi

M emudahkanpelaksanaan

pekerjaan

M ampumengakomodasi

tuntutan

Jarang

Sering

selalu

Tidak Pernah

Page 32: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

133

Pada penyedia jasa tampak motivasi dominan mereka mengusulkan atau

menerima usulan perubahan desain juga adalah untuk memudahkan pelaksanaan

pekerjaan. Sementara pada sampel konsultan desain, motivasi meningkatkan

profit bagi perusahaan menjadi motivasi paling rendah dan pada kontraktor

motivasi mengakomodasi tuntutan owner menjadi motivasi paling rendah dalam

menerima atau mengusulkan perubahan desain.

Gambar V-27 Motivasi penyedia jasa melakukan perubahan desain e. Koordinasi yang baik dan pengaturan waktu pelaksanaan yang terencana

khususnya dengan pihak penyedia jasa

Dalam VE banyak sekali aktivitas yang dilaksanakan dengan melibatkan berbagai

pihak yang terkait dengan konstruksi yang akan dibangun. Koordinasi sangat

dibutuhkan untuk menjalin komunikasi yang baik sehingga performansi proyek

dapat dipenuhi dengan batasan-batasan yang dipahami oleh seluruh pihak terlibat.

Berdasarkan survey yang dilakukan di NAD, koordinasi yang dirasakan berjalan

selama ini terbagi menjadi 2. Owner merasa koordinasi selama ini masih belum

maksimal, sementara pihak penyedia jasa menyatakan koordinasi antara owner

dan penyedia jasa telah baik. Hal ini menunjukkan ekspektasi owner terhadap

hubungan yang terjalin selama ini lebih tinggi dari ekspektasi penyedia jasa.

Dasar pertimbangan penyedia jasa mengusulkan/menerima perubahan desain/pekerjaan

56%

69%72%

84%

72% 75%75%81%84% 88%

66% 66%

25%

44%

63%

82%

Konsultan Kontraktor

a) Meningkatkan profit bagi perusahaan b) Mempercepat pelaksanaan pekerjaanc) Meningkatkan keamanan pelaksanaan pekerjaan d) Meningkatkan kualitas konstruksie) Memudahkan pelaksanaan pekerjaan f) Mengakomodasi tuntutan ow ner

Tidak pernah

Jarang

Sering

Selalu

Dasar pertimbangan penyedia jasa mengusulkan/menerima perubahan desain/pekerjaan

56%

69%72%

84%

72% 75%75%81%84% 88%

66% 66%

25%

44%

63%

82%

Konsultan Kontraktor

a) Meningkatkan profit bagi perusahaan b) Mempercepat pelaksanaan pekerjaanc) Meningkatkan keamanan pelaksanaan pekerjaan d) Meningkatkan kualitas konstruksie) Memudahkan pelaksanaan pekerjaan f) Mengakomodasi tuntutan ow ner

Tidak pernah

Jarang

Sering

Selalu

Page 33: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

134

Selain itu jawaban tersebut juga bisa berarti penyedia jasa hanya menunjukkan

gambaran ideal mengenai koordinasi yang terjadi. Gambar berikut ini

menggambarkan koordinasi yang selama ini terjalin antara owner dan penyedia

jasa di NAD.

Gambar V-28 Koordinasi yang terjalin antara owner dan penyedia jasa di NAD

f. Upaya Owner Menggiatkan Penerapan Value improvement

selama ini belum ada upaya owner untuk memacu penyedia jasa memberi usulan-

usulan peningkatan value melalui pemberian reward. Reward dapat berbentuk

insentif, pengurangan pajak, pembebasan biaya perijinan, dll, seperti tampak pada

gambar berikut:

Gambar V-29 Tingkat penghargaan owner terhadap penyedia jasa yang dapat mengusulkan inovasi peningkatan value

Koordinasi yang terjalin antar para pihak (owner-penyedia jasa)

56%

84%78%

25%

44%

63%

82%

ow ner Konsultan Kontraktor

Belum berjalan

Ragu-ragu

Baik

Sangat baik

Koordinasi yang terjalin antar para pihak (owner-penyedia jasa)

56%

84%78%

25%

44%

63%

82%

ow ner Konsultan Kontraktor

Belum berjalan

Ragu-ragu

Baik

Sangat baik

Owner memberikan reward kepada penyedia jasa yang dapat mengusulkan inovasi peningkatan value

28% 25%

34%

25%

44%

63%

82%

ow ner Konsultan Kontraktor

kelompok sampel

Tidak pernah

selalu

sering

Jarang

Owner memberikan reward kepada penyedia jasa yang dapat mengusulkan inovasi peningkatan value

28% 25%

34%

25%

44%

63%

82%

ow ner Konsultan Kontraktor

kelompok sampel

Tidak pernah

selalu

sering

Jarang

Page 34: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

135

Hal ini terjadi mungkin karena kecenderungan owner yang lemah terhadap value

improvement atau tidak adanya mekanisme yang memberi wewenang kepada

owner memberikan reward kepada penyedia jasa, atau bisa karena keduanya

Metoda pemberian reward adalah salah satu metoda yang cukup efektif untuk

mendorong para pihak terlibat merubah kebiasaan (habit) dan sikap (attitute)

terhadap suatu permasalahan dan biasanya berjalan paralel dengan metoda

pemberian sanksi (hukuman).

V.6.3. Variabel C

Variabel C adalah Dukungan Dan Partisipasi Manajemen Dalam Upaya

Peningkatan Value Pada Proyek Infrastruktur Di Nanggroe Aceh Darussalam.

Variabel ini terdiri dari indikator-indikator berikut:

a. Pelaporan Kegiatan Proyek Selama Ini

Faktor kepemimpinan (leadership) dan komunikasi sesama staf internal suatu

instansi merupakan salah satu faktor penting untuk mewujudkan iklim kerja yang

sehat. Komunikasi dapat berbentuk komunikasi horizontal antar sesama

departemen terkait atau komunikasi vertikal antara atasan dan bawahan dalam

satu departemen/instansi. Dengan baiknya leadership dan komunikasi internal ini

akan memudahkan pihak manajemen nantinya melakukan komunikasi dan

koordinasi eksternal dengan pihak-pihak lain diluar instansi. Dalam penelitian ini

faktor leadership dan komunikasi dilihat dari intensitas dan kualitas pelaporan

kegiatan non rutin dalam suatu instansi. Hal ini karena kegiatan non rutin

cenderung menuntut intensitas dan kualitas pelaporan yang unik bagi setiap

proyek (kegiatan non rutin) yang dilaksanakan. Semakin baik pelaporan kegiatan

proyek selama ini semakin menunjukkan kuatnya fungsi leadership dan

komunikasi yang berjalan.

Dari gambar di bawah ini tampak bahwa kondisi pelaporan yang selama ini

berjalan di instansi owner dan kontraktor masih belum baik, sedangkan di instansi

konsultan desain sudah cukup baik.

Page 35: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

136

Gambar V-30 Pelaporan pelaksanaan proyek yang berjalan di NAD selama ini Di lingkungan owner dan kontraktor, motivasi kerja pegawai yang lemah dan

minimnya sanksi yang diberikan kepada staf yang lalai, diperkirakan menjadi

penyebab belum baiknya pelaksanaan pelaporan internal instansi

Sehubungan dengan pelaporan antar instansi yaitu laporan berkala penyedia jasa

kepada owner sudah berjalan dengan baik seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar V-31 Pelaporan antara penyedia jasa kepada owner selama ini

b. Pencatatan dan pengarsipan laporan kegiatan proyek selama ini

Data dan arsip sangat membantu dalam pelaksanaan VE. Seringkali workshop VE

terkendala oleh kurang lengkapnya data dan informasi proyek yang akan

dibangun. Dengan adanya pengarsipan yang baik, data-data proyek sebelumnya

Pelaporan pelaksanaan proyek dari staf internal masing-masing instansi selama ini

56%

69%59%

25%

44%

63%

82%

Ow ner Konsultan Kontraktor

kelompok sampel

Belum berjalan

Sangat baik

Cukup baik

sudah berjalantapi belum baik

Pelaporan pelaksanaan proyek dari staf internal masing-masing instansi selama ini

56%

69%59%

25%

44%

63%

82%

Ow ner Konsultan Kontraktor

kelompok sampel

Belum berjalan

Sangat baik

Cukup baik

sudah berjalantapi belum baik

Penyedia jasa menyerahkan laporan berkala kepada owner

64%

94% 94%

25%

44%

63%

82%

Ow ner Konsultan Kontraktor

kelompok sampel

Tidak Pernah

Selalu

Sering

Jarang

Penyedia jasa menyerahkan laporan berkala kepada owner

64%

94% 94%

25%

44%

63%

82%

Ow ner Konsultan Kontraktor

kelompok sampel

Tidak Pernah

Selalu

Sering

Jarang

Page 36: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

137

dapat dijadikan salah satu referensi sampai data dan informasi terkait proyek yang

akan dibangun dilengkapi. Menyangkut hal ini tampak bahwa pencatatan dan

pengarsipan oleh konsultan dan kontraktor lebih baik dibandingkan owner, seperti

tampak pada gambar berikut:

Gambar V-32 Kondisi pengarsipan data-data pelaksanaan proyek

Di lingkungan owner, motivasi kerja pegawai yang lemah, minimnya sanksi yang

diberikan kepada staf yang lalai dan belum baiknya sistem pengarsipan,

diperkirakan menjadi penyebab belum baiknya pelaksanaan pengarsipan selama

ini.

c. Proses belajar dan kebijakan peningkatan kinerja instansi selama ini

Setiap instansi harus memiliki kebijakan memperbaiki kinerjanya berdasarkan

pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama ini. Mengingat VE adalah suatu

program yang relatif belum begitu memasyarakat, maka diperlukan evaluasi dan

penyempurnaan terus menerus. Agar evaluasi dan penyempurnaan tersebut dapat

berjalan dengan baik, dibutuhkan iklim kerja yang memberi perhatian pada

perbaikan yang berkelanjutan di seluruh instansi terkait. Iklim tersebut dapat

dilihat dari seberapa sering setiap instansi melakukan rapat-rapat untuk

mengevaluasi laporan dan data-data pelaksanaan proyek dan menyusun agenda

peningkatan kinerja instansi di masa akan datang. Gambar berikut menunjukkan

kondisi iklim evaluasi dan penyempurnaan berkelanjutan dari owner, konsultan

desain dan kontraktor di NAD.

Data-data pelaksanaan proyek di masing-masing instansi telah diarsipkan dengan baik?

61%

84% 81%

25%

44%

63%

82%

Ow ner Konsultan Kontraktor

Kelompok sampel

Tidak

Jarang

sering

selalu

Data-data pelaksanaan proyek di masing-masing instansi telah diarsipkan dengan baik?

61%

84% 81%

25%

44%

63%

82%

Ow ner Konsultan Kontraktor

Kelompok sampel

Tidak

Jarang

sering

selalu

Page 37: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

138

Gambar V-33 Rapat evaluasi untuk meningkatkan kinerja instansi yang dilaksanakan

Tampak dari gambar di atas iklim kerja di lingkungan konsultan dan kontraktor

relatif lebih baik bagi upaya perbaikan yang berkelanjutan dibandingkan iklim

kerja di lingkungan owner. Hal ini ditunjukkan oleh frekuensi evaluasi untuk

meningkatkan kinerja yang lebih tinggi di lingkungan konsultan dan kontraktor.

Peran owner selaku pemilik proyek sekaligus pemberi tugas pelaksanaan

konstruksi kepada penyedia jasa menyebabkan mereka kurang menaruh perhatian

kepada kegiatan evaluasi hasil pelaksanaan proyek.

Meskipun frekuensi pelaksanaan evaluasi tidak terlalu tinggi, terlebih di

lingkungan owner, namun tingkat penerapan juklak dan juknis yang dihasilkan

sudah cukup tinggi, seperti tampak pada gambar dibawah ini:

Gambar V-34 Tingkat pelaksanaan Juklak dan Juknis dalam rangka peningkatan

kinerja instansi

Berdasarkan laporan akhir dan data-data pelaksanaan proyek apakah dilakukan evaluasi untuk meningkatkan kinerja

instansi di masa yang akan datang?

56%

75%69%

25%

44%

63%

82%

Ow ner Konsultan Kontraktor

Kelompok sampel

Tidak

Jarang

sering

selalu

Berdasarkan laporan akhir dan data-data pelaksanaan proyek apakah dilakukan evaluasi untuk meningkatkan kinerja

instansi di masa yang akan datang?

56%

75%69%

25%

44%

63%

82%

Ow ner Konsultan Kontraktor

Kelompok sampel

Tidak

Jarang

sering

selalu

Apakah Juklak dan Juknis yang dihasilkan dari rapat evaluasi dilaksanakan oleh staf terlibat sesuai kapasitasnya?

88%

100%

88%

50%

75%

100%

Ow ner Konsultan Kontraktor

kelompok sampel

Ya

Tidak

Apakah Juklak dan Juknis yang dihasilkan dari rapat evaluasi dilaksanakan oleh staf terlibat sesuai kapasitasnya?

88%

100%

88%

50%

75%

100%

Ow ner Konsultan Kontraktor

kelompok sampel

Ya

Tidak

Page 38: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

139

d. Integrasi Program-Program Yang Bertujuan Meningkatkan Value Dalam Struktur Organisasi

Semakin tinggi perhatian instansi terhadap program-program peningkatan value,

maka akan membuka peluang yang semakin besar bagi penerapan VE nantinya.

Salah satu cara menilai perhatian instansi terhadap value improvement adalah

dengan melihat apakah mereka telah memasukkan program ini menjadi bagian

integral dalam struktur organisasi instansi. Berdasarkan penelitian ini tampak

bahwa tidak ada instansi di NAD yang secara khusus mengkaji aspek value

improvement dengan membentuk suatu badan khusus. Di lingkungan owner hal

ini mungkin saja terjadi karena struktur organisasi dinas telah dibakukan, sehingga

menutup peluang pembentukan unit kerja baru. Namun di perusahaan penyedia

jasa yang umumnya adalah private company, peluang pembentukan badan khusus

tersebut sebenarnya masih terbuka luas. Namun sikap yang kurang cenderung

pada value improvement di satu sisi dan efisiensi melalui perampingan struktur

organisasi di sisi lain menyebabkan mereka belum mengintegrasikan value

improvement dalam struktur organisasi perusahaan. Gambar berikut menunjukkan

integrasi value improvement dalam struktur organisasi perusahaan/instansi:

Gambar V-35 Integrasi program value improvement dalam struktur organisasi

e. Keterlibatan manajemen pada proses pelaksanaan rapat teknis

Keterlibatan manajemen dalam workshop VE sangat dibutuhkan. Hal ini

menyangkut identifikasi kebutuhan yang ingin dicapai dari proyek yang akan

dibangun, appraisal khususnya dari pihak owner dan juga brainstorming ide-ide

yang inovatif untuk mencari alternatif pemecahan masalah. Pihak manajemen

Apakah di instansi anda telah ada bagian dari struktur organisasi yang khusus bertugas mengevaluasi mutu

pekerjaan?

56% 56% 56%

50%

75%

100%

Ow ner Konsultan Kontraktor

kelompok sampel

Ada

Tidak ada

Apakah di instansi anda telah ada bagian dari struktur organisasi yang khusus bertugas mengevaluasi mutu

pekerjaan?

56% 56% 56%

50%

75%

100%

Ow ner Konsultan Kontraktor

kelompok sampel

Ada

Tidak ada

Page 39: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

140

umumnya kurang menaruh perhatian pada hal-hal yang sifatnya teknis seperti

halnya penyelenggaraan workshop VE. Namun karena keterlibatan manajemen

akan sangat dibutuhkan maka dalam penelitian ini perlu dikaji potensi keterlibatan

manajemen melalui tingkat partisipasinya pada rapat-rapat teknis instansi. Gambar

dibawah ini menunjukkan tingkat partisipasi manajemen dalam rapat teknis

instansi.

Gambar V-36 Tingkat keterlibatan manajemen puncak pada rapat teknis

Tampak tingkat partisipasi top manajemen owner dan kontraktor pada rapat-rapat

teknis instansi masih minim dibandingkan konsultan desain. Hal ini mungkin

disebabkan karena jumlah staf kedua intansi tersebut lebih banyak dibandingkan

konsultan desain, sehingga top manajemen menganggap tugas-tugas yang sifatnya

teknis tidak perlu lagi harus dihadiri oleh level top manajemen. Pada penerapan

VE dimana interaksi yang terjadi akan lebih sering merupakan interaksi eksternal

antar instansi, kondisi dimana top manajemen kurang terlibat dalam kegiatan-

kegiatan teknis, mungkin akan berubah karena tuntutan penerapan VE.

V.6.4. Variabel D

Variabel D adalah Kualitas Dan Kapasitas Sumber Daya Manusia Di Nanggroe

Aceh Darussalam. Variabel ini terdiri dari indikator-indikator berikut:

a. Gradasi Tenaga Kerja Pada Perusahaan/Instansi

Pelaksanaan workshop VE dilaksanakan oleh sebuah grup yang terdiri dari

multidisiplin ilmu sesuai dengan karateristik proyek yang menjadi kajian. Oleh

Tingkat Kehadiran Manajemen Puncak pada rapat-rapat teknis operasional yang sebenarnya tidak menuntut kehadiran

manajemen puncak

59%

75%

57%

25%

44%

63%

82%

Ow ner Konsultan Kontraktor

kelompok sampel

Tidak hadir

Selalu hadir

Sering

Jarang

Tingkat Kehadiran Manajemen Puncak pada rapat-rapat teknis operasional yang sebenarnya tidak menuntut kehadiran

manajemen puncak

59%

75%

57%

25%

44%

63%

82%

Ow ner Konsultan Kontraktor

kelompok sampel

Tidak hadir

Selalu hadir

Sering

Jarang

Page 40: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

141

karena itu perlu dilihat jumlah dan gradasi sumber daya manusia yang ada di

masing-masing instansi saat ini. Dari penelitian yang dilakukan tampak gambaran

jumlah tenaga kerja yang ada baik pada kelompok sampel owner, konsultan

maupun kontraktor sebagai berikut:

Gambar V-37 Jumlah tenaga kerja pada masing-masing instansi

Dari segi jumlah tampak jumlah tenaga kerja di instansi owner lebih banyak

dibandingkan konsultan dan kontraktor. Dari segi penerapan VE belum ada

korelasi yang jelas antara jumlah tenaga kerja dengan kelayakan penerapan

program VE. Namun diharapkan semakin banyak jumlah tenaga kerja yang

tersedia akan menyediakan potensi sumber daya yang memadai bagi penerapan

VE nantinya. Dari segi pendidikan tampak distribusi pendidikan tenaga kerja pada

keseluruhan kelompok sampel sebagai berikut:

Gambar V-38 Pendidikan staf pada masing-masing instansi

Jumlah Tenaga Kerja Yang ada di Instansi

28%

46%

21% 24%

36% 33%28%

69%

40%48%

17%

31%

45%

58%

72%

86%

100%

ow ner konsultan kontraktor

a) Level manajer puncak b) Level manajer menengah c) staf perencanaan d) staf operasional

>25 org

21-25 org

16-20 org

11-15 org

6-10 org

<5 org

Jumlah Tenaga Kerja Yang ada di Instansi

28%

46%

21% 24%

36% 33%28%

69%

40%48%

17%

31%

45%

58%

72%

86%

100%

ow ner konsultan kontraktor

a) Level manajer puncak b) Level manajer menengah c) staf perencanaan d) staf operasional

>25 org

21-25 org

16-20 org

11-15 org

6-10 org

<5 org

Tingkat Pendidikan Staf di Instansi

98%

88%83%83% 85%

79%

93%88%

78%81%

71% 71%

17%

31%

45%

58%

72%

86%

100%

ow ner konsultan kontraktor

a) Level manajer puncak b) Level manajer menengah c) staf perencanaan d) staf operasional

SMP

SD

D3

S2

S1

SMA

Tingkat Pendidikan Staf di Instansi

98%

88%83%83% 85%

79%

93%88%

78%81%

71% 71%

17%

31%

45%

58%

72%

86%

100%

ow ner konsultan kontraktor

a) Level manajer puncak b) Level manajer menengah c) staf perencanaan d) staf operasional

SMP

SD

D3

S2

S1

SMA

Page 41: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

142

Tampak bahwa pendidikan top manajer di keseluruhan instansi lebih tinggi atau

sama dengan sarjana (S1). Bahkan di instansi owner dan konsultan tingkat

pendidikan top manajer umumnya adalah magister (S2). Pendidikan paling rendah

staf instansi/perusahaan adalah diploma (D3).

b. Training dan pelatihan yang pernah diselenggarakan/diikuti

Peranan training dan pelatihan cukup penting bagi suatu instansi. Melalui training

dan pelatihan tersebut mereka mendapatkan pengetahuan dan mengasah

ketrampilan mengelola proyek infrastruktur. Training di bawah ini adalah training

yang dibutuhkan dalam pelaksanaan workshop VE dan selalu menjadi materi

wajib bagi mereka yang mengikuti training VE level value methodology

practitioner (level pemula pada tingkat praktisi VE). Materi training tersebut

seperti yang disampaikan oleh SAVE International (1998), meliputi:

1. Manajemen proyek;

2. Manajemen sumber daya manusia;

3. Manajemen mutu;

4. Pelaporan keuangan proyek;

5. Analisis finansial dan kelayakan proyek;

6. Analisis dampak lingkungan.

Gambar V-39 Training yang pernah dilaksanakan atau diikuti oleh staf masing-masing instansi

Training yang pernah diadakan instansi atau mengikutsertakan staff pada training-training berikut

56% 67

%

46%50%

63%

36%

58% 63

%

43%

61%

58%

50%

47%

63%

43%

42%

56%

36%

25%

44%

63%

82%

ow ner konsultan kontraktor

a) Manajemen proyek b) Manajemen sumber daya manusiac) Manajemen mutu d) Pelaporan keuangan proyeke) Analisis f inansial & kelayakan proyek f) Analisis dampak lingkungan

Tidak pernah

Selalu

Sering

Jarang

Training yang pernah diadakan instansi atau mengikutsertakan staff pada training-training berikut

56% 67

%

46%50%

63%

36%

58% 63

%

43%

61%

58%

50%

47%

63%

43%

42%

56%

36%

25%

44%

63%

82%

ow ner konsultan kontraktor

a) Manajemen proyek b) Manajemen sumber daya manusiac) Manajemen mutu d) Pelaporan keuangan proyeke) Analisis f inansial & kelayakan proyek f) Analisis dampak lingkungan

Tidak pernah

Selalu

Sering

Jarang

Page 42: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

143

Tampak secara umum pelatihan terkait dengan materi tersebut di atas telah

dilaksanakan oleh owner dan konsultan desain meskipun dengan intensitas yang

jarang. Sementara itu di lingkungan kontraktor hanya training “manajemen

proyek” dan “pelaporan keuangan proyek” saja yang pernah dilaksanakan,

sementara training/pelatihan lainnya tidak pernah dilaksanakan. Hal ini mungkin

karena kedua training tersebut dibutuhkan secara langsung dalam pelaksanaan

proyek konstruksi, berbeda dengan training-training lain.

Dari training yang pernah dilaksanakan atau diikuti tersebut, level manajer puncak

dan menengah masih mendominasi instansi owner dan konsultan, sementara

instansi kontraktor lebih sering menugaskan staf perencanaan dan operasional

meskipun dengan intensitas yang jarang.

Gambar V-40 Peserta yang mengikuti training dari masing-masing instansi

Seringnya level manajemen puncak dan menengah mengikuti training di instansi

owner dan konsultan dibandingkan kontraktor, disebabkan karena kebutuhan

manajerial menuntut level tersebut yang mengikuti training/pelatihan, atau

mungkin juga disebabkan karena minat mereka yang lebih besar untuk mengikuti

training/pelatihan dibandingkan level di bawahnya atau juga karena mereka lebih

mudah mengakses kesempatan mengikuti training/pelatihan dibandingkan level-

level di bawahnya.

Peserta Training dari masing-masing instansi

64%

63%

39%

66%

66%

39%

56% 59%

50%

50%

47% 50%

25%

44%

63%

82%

ow ner konsultan kontraktor

a) Level manajer puncak b) Level manajer menengahc) staf perencanaan d) staf operasional

Tidak pernah

Selalu

Sering

Jarang

Peserta Training dari masing-masing instansi

64%

63%

39%

66%

66%

39%

56% 59%

50%

50%

47% 50%

25%

44%

63%

82%

ow ner konsultan kontraktor

a) Level manajer puncak b) Level manajer menengahc) staf perencanaan d) staf operasional

Tidak pernah

Selalu

Sering

Jarang

Page 43: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

144

Dukungan yang diberikan oleh top dan middle manager pada pelaksanaan training

dan pelatihan selama ini telah cukup baik, seperti tampak pada gambar di bawah

ini:

Gambar V-41 Dukungan manajemen pada pelaksanaan training/pelatihan

Dukungan tersebut umumnya diwujudkan dengan mendorong stafnya ikut terlibat

aktif dalam kegiatan tersebut, bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan

dan memberi dukungan dana dan fasilitas, seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar V-42 Wujud dukungan manajemen pada pelaksanaan training/pelatihan

selama ini

Dukungan top dan middle manajer pada pelaksanaan training/pelatihan selama ini

72%

88%

64%75%

88%

68%

25%

44%

63%

82%

ow ner konsultan kontraktor

a) Manajemen puncak b) Manajemen menengah

Kurang mendukung

Sangat mendukung

Mendukung

Ragu-ragu

Dukungan top dan middle manajer pada pelaksanaan training/pelatihan selama ini

72%

88%

64%75%

88%

68%

25%

44%

63%

82%

ow ner konsultan kontraktor

a) Manajemen puncak b) Manajemen menengah

Kurang mendukung

Sangat mendukung

Mendukung

Ragu-ragu

Wujud dukungan manajemen pada pelaksanaan training selama ini

63%

58% 67

%

68% 75

%

67%

61%

54%

50%

54% 58%

38%

72% 79

%

71%

59%

84%

75%

25%

44%

63%

82%

owner konsultan kontraktora) Memberikan ide untuk melaksanakan kegiatan tersebutb) Bertanggung jaw ab terhadap pelaksanaan training/w orkshop/pelatihan tersebutc) Ikut serta secara aktif dalam kegiatan tersebutd) Menjadi pembicara pada kegiatan tersebute) Mendorong staf-stafnya untuk ikut terlibat aktif dalam kegiatan tersebutf) Dukungan dana dan fasilitas yang cukup

Tidak Pernah

Jarang

Sering

Selalu

Wujud dukungan manajemen pada pelaksanaan training selama ini

63%

58% 67

%

68% 75

%

67%

61%

54%

50%

54% 58%

38%

72% 79

%

71%

59%

84%

75%

25%

44%

63%

82%

owner konsultan kontraktora) Memberikan ide untuk melaksanakan kegiatan tersebutb) Bertanggung jaw ab terhadap pelaksanaan training/w orkshop/pelatihan tersebutc) Ikut serta secara aktif dalam kegiatan tersebutd) Menjadi pembicara pada kegiatan tersebute) Mendorong staf-stafnya untuk ikut terlibat aktif dalam kegiatan tersebutf) Dukungan dana dan fasilitas yang cukup

Tidak Pernah

Jarang

Sering

Selalu

Page 44: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

145

c. Akses Terhadap Perkembangan Teknologi Dan Metoda Baru Dalam Konstruksi

Value Engineering adalah suatu upaya memanfaatkan pengetahuan dan metoda

terbaik untuk mendapatkan value maksimal. Karena itu perlu selalu dilakukan

pembaruan (up-dating) mengenai metoda atau teknologi baru yang lebih baik

dalam pelaksanaan proyek infrastruktur. berdasarkan penelitian, para responden

menyatakan bahwa mereka telah melakukan pembaruan (up-dating) seperti

tampak pada gambar berikut:

Gambar V-43 Pernyataan instansi menyangkut up-dating informasi/teknologi

terbaru di bidang konstruksi

Minat personil instansi melakukan pembaruan informasi menyangkut teknologi

dan inovasi terbaru cukup tinggi, seperti tampak pada gambar di bawah ini:

Gambar V-44 Minat Personil Instansi Melakukan Pembaruan menyangkut inovasi terkini di bidang konstruksi

Apakah instansi anda telah melakukan pembaruan (up-dating) terkait dengan inovasi baru di bidang konstruksi

94%100% 100%

50%

75%

100%

ow ner konsultan kontraktor

Tidak

Ya

Apakah instansi anda telah melakukan pembaruan (up-dating) terkait dengan inovasi baru di bidang konstruksi

94%100% 100%

50%

75%

100%

ow ner konsultan kontraktor

Tidak

Ya

Minat Personil Instansi mengikuti kegiatan-kegiatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan terkait

inovasi baru di bidang konstruksi

81% 84%75%

25%

44%

63%

82%

ow ner konsultan kontraktor

Kurang berminat

Sangat berminat

berminat

Ragu-ragu

Minat Personil Instansi mengikuti kegiatan-kegiatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan terkait

inovasi baru di bidang konstruksi

81% 84%75%

25%

44%

63%

82%

ow ner konsultan kontraktor

Kurang berminat

Sangat berminat

berminat

Ragu-ragu

Page 45: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

146

Minat yang tinggi tersebut menjadi modal dasar bagi peningkatan pola pembaruan

yang lebih baik dikemudian hari.

Pembaruan (Up-dating) dilakukan dengan berbagai cara, namun yang paling

sering adalah melalui edaran yang dikirimkan kantor pusat atau asosiasi

perusahaan konstruksi kepada instansi yang bernaung di bawahnya, khususnya di

lingkungan owner dan konsultan desain. seperti dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar V-45 Cara instansi melaksanakan up-dating menyangkut inovasi terbaru

dibidang konstruksi

Dari segi metoda pembaruan, secara umum konsultan desain telah melakukan

pembaruan dengan cara yang lebih variatif dibandingkan owner dan kontraktor.

Diharapkan dengan semakin beragam pola pembaruan yang digunakan akan lebih

memperkaya pengetahuan dan pemahaman terhadap inovasi baru dibidang

konstruksi. Untuk itu dibutuhkan kerja keras semua pihak khususnya instansi

yang bertanggung jawab melakukan pembinaan masyarakat jasa konstruksi untuk

terus mengkampanyekan pentingnya pembaruan dan mensosialisasikan metoda

pembaruan yang mudah diakses dan efektif.

V.6.5. Variabel E

Variabel E adalah Ketersediaan Proyek Infrastruktur Yang Krusial Bagi Analisis

Peningkatan Value. Suatu proyek dianggap krusial apabila memenuhi 3 faktor

berikut:

Cara melaksanakan Up-dating informasi/inovasi baru di bidang konstruksi

72% 79

%

54%57

%

70%

67%

50%

70%

50%

50%

67%

38%

63%

60%

50%

25%

44%

63%

82%

owner konsultan kontraktor

a) Melalui edaran yang dikirimkankantor pusat tentang standar dankriteria perencanaan terbaru

b) Melalui buletin/jurnalteknologi/bacaan lain yangdisediakan oleh instansi kami

c) Studi banding ke instansilain/w ilayah lain yang telahmenerapkan inovasi baru tersebut

d) Mengundang pakar dibidangnyadan menjelaskaninovasi/teknologi/metoda terbaru diinstansi kamie) Menugaskan kepada departementerkait untuk selalu memperbaharuipengetahuan/inovasi terbaru sesuaiperkembangan jaman

Selalu

Tidak Pernah

Sering

Jarang

Cara melaksanakan Up-dating informasi/inovasi baru di bidang konstruksi

72% 79

%

54%57

%

70%

67%

50%

70%

50%

50%

67%

38%

63%

60%

50%

25%

44%

63%

82%

owner konsultan kontraktor

a) Melalui edaran yang dikirimkankantor pusat tentang standar dankriteria perencanaan terbaru

b) Melalui buletin/jurnalteknologi/bacaan lain yangdisediakan oleh instansi kami

c) Studi banding ke instansilain/w ilayah lain yang telahmenerapkan inovasi baru tersebut

d) Mengundang pakar dibidangnyadan menjelaskaninovasi/teknologi/metoda terbaru diinstansi kamie) Menugaskan kepada departementerkait untuk selalu memperbaharuipengetahuan/inovasi terbaru sesuaiperkembangan jaman

Selalu

Tidak Pernah

Sering

Jarang

Page 46: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

147

1. Tercapai dari segi besar anggaran;

2. Tercapai dari segi kompleksitasnya dan;

3. Tercapai dari segi sumber pembiayaannya.

Ketiga faktor di atas dijelaskan lebih rinci pada sub-bab II.4.4. Variabel E ini

terdiri dari indikator-indikator sebagai berikut:

a. Jenis dan besar anggaran proyek infrastruktur yang pernah

dilaksanakan

Jenis dan besar anggaran proyek juga menentukan apakah VE layak diterapkan

atau tidak. Jenis proyek infrastruktur menentukan kompleksitas proyek. Di

negara-negara maju VE diterapkan pada proyek yang bernilai tidak kurang dari

25 juta dolar Amerika. Pertimbangan melaksanakan VE pada proyek dengan

kompleksitas tinggi dan membutuhkan biaya besar adalah untuk mendapatkan

efek manfaat yang lebih bernilai mengingat proyek konstruksi umumnya bersifat

unik dan tidak diproduksi secara massal dengan jenis yang sama, berbeda halnya

dengan produk-produk manufaktur.

Penelitian yang kami lakukan menggambarkan jenis proyek infrastruktur yang

paling sering dilaksanakan oleh seluruh kelompok sampel adalah infrastruktur

transportasi, bangunan umum, Jaringan air dan air limbah, seperti tampak pada

gambar berikut:

Gambar V-46 Jenis proyek infrastruktur yang pernah ditangani instansi

Jenis Proyek Infrastruktur yang Pernah ditangani

88%

72% 79

%

78%

59%

39%

54%

29%

29%

45%

29%

69%

88%

71%

34%

57%

32%

28%

40%

32%36%

25%

44%

63%

82%

Owner Konsultan Kontraktor

a) Transportasi b) Air dan air limbah c) Pengelolaan limbah

d) Produksi dan distribusi energi e) Bangunan umum f) Fasilitas rekreasi

g) Komunikasi

Selalu

Sering

Jarang

Tidak pernah

Jenis Proyek Infrastruktur yang Pernah ditangani

88%

72% 79

%

78%

59%

39%

54%

29%

29%

45%

29%

69%

88%

71%

34%

57%

32%

28%

40%

32%36%

25%

44%

63%

82%

Owner Konsultan Kontraktor

a) Transportasi b) Air dan air limbah c) Pengelolaan limbah

d) Produksi dan distribusi energi e) Bangunan umum f) Fasilitas rekreasi

g) Komunikasi

Selalu

Sering

Jarang

Tidak pernah

Page 47: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

148

Jenis proyek yang sering ditangani, yang terbatas pada 3 jenis proyek tersebut

karena hanya 3 jenis proyek tersebut yang paling dominan dilaksanakan di NAD,

atau perusahaan penyedia jasa lokal hanya mampu bersaing pada 3 jenis

konstruksi tersebut, sementara jenis konstruksi lainnya lebih sering ditangani oleh

perusahaan non-lokal yang lebih berpengalaman.

Nilai proyek yang paling sering ditangani berkisar antara <100 juta sampai 3

milyar rupiah. Nilai proyek tersebut adalah nilai proyek yang pengelolaan

anggarannya ditangani langsung oleh owner atau bagi penyedia jasa umumnya

baru dipercaya melaksanakan proyek dengan jumlah anggaran ≤ 3 Milyar rupiah.

Namun demikian besar anggaran mencapai 20 milyar rupiah juga pernah

ditangani oleh kelompok sampel owner dengan intensitas yang jarang. Sementara

dilingkungan penyedia jasa anggaran maksimum yang pernah dikelola adalah

mencapai 5 milyar rupiah. Hal tersebut terlihat pada gambar berikut:

Gambar V-47 Nilai proyek infrastruktur yang pernah ditangani

Minimnya anggaran proyek yang ditangani disebabkan karena ukuran proyek

yang kecil dan umumnya adalah proyek-proyek dengan kompleksitas rendah.

Namun demikian praktik pemecahan ukuran proyek menjadi bagian-bagian yang

kecil juga sering terjadi. Meskipun petunjuk keppres 80 tahun 2003 melarang

pemecahan proyek yang pada dasarnya adalah menyatu, menjadi bagian-bagian

Nilai proyek infrastruktur yang pernah ditangani

78%

75%

45%

72%

72%

61%

56%

67% 75

%

47% 55

% 57%

50%

40% 43%50

%

40%

38%47

%

40%

33%

44%

25%

38%

25%

44%

63%

82%

Owner Konsultan Kontraktor

a) < 100 juta b) 100 juta - 1 Miliar c) 1 Miliar - 3 Miliar d) 3 Miliar - 5 Miliar

e) 5 Miliar - 8 Miliar f) 8 Miliar - 13 Miliar g) 13 Miliar - 20 Miliar h) > 20 Miliar

Tidak pernah

Jarang

Sering

Selalu

Nilai proyek infrastruktur yang pernah ditangani

78%

75%

45%

72%

72%

61%

56%

67% 75

%

47% 55

% 57%

50%

40% 43%50

%

40%

38%47

%

40%

33%

44%

25%

38%

25%

44%

63%

82%

Owner Konsultan Kontraktor

a) < 100 juta b) 100 juta - 1 Miliar c) 1 Miliar - 3 Miliar d) 3 Miliar - 5 Miliar

e) 5 Miliar - 8 Miliar f) 8 Miliar - 13 Miliar g) 13 Miliar - 20 Miliar h) > 20 Miliar

Tidak pernah

Jarang

Sering

Selalu

Page 48: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

149

kecil atau sebaliknya menggabungkan proyek yang pada dasarnya adalah terpisah

menjadi menyatu, supaya tidak perusahaan kecil yang dapat melaksanakannya.

b. Pekerjaan kompleks dan kategori kompleksitas yang digunakan

Kompleksitas dapat ditinjau dari metode pelaksanaan pekerjaan yang spesifik,

pemecahan masalah pelaksanaan proyek yang mahal, pengaruh eksternal proyek

yang besar, dan persyaratan-persyaratan yang sangat komplek dan mengikat.

Seringkali proyek yang berbiaya rendah tetap membutuhkan analisis VE karena

disyaratkan oleh regulasi demi menjaga keamanan dan ketentraman masyarakat.

Gambar V-48 Frekuensi instansi melaksanakan proyek yang masuk kategori kompleks

Dari segi kompleksitas, seluruh kelompok sampel menyatakan belum pernah

menangani proyek yang masuk kategori pekerjaan kompleks. Namun berdasarkan

tabel III.1 s.d III.3 di atas tampak bahwa potensi proyek dengan pekerjaan

kompleks berpeluang besar masih akan dilaksanakan sampai tahun 2009.

Demikian juga halnya dari segi sumber pembiayaan proyek yang dananya berasal

dari dana publik, juga masih tetap berpotensi besar akan dapat dilaksanakan.

c. Prioritas pembangunan infrastruktur di NAD

Terkait dengan bencana gempa dan tsunami yang terjadi di NAD yang menuntut

rekonstruksi sesegera mungkin, maka pendapat responden terkait prioritas

pembangunan fasilitas infrastruktur adalah sebagai berikut:

Apakah instansi anda pernah menangani proyek yang masuk kriteria pekerjaan kompleks?

56% 58%

71%

50%

75%

100%

Owner Konsultan Kontraktor

Kelompok Sampel

Pernah

Tidak Pernah

Apakah instansi anda pernah menangani proyek yang masuk kriteria pekerjaan kompleks?

56% 58%

71%

50%

75%

100%

Owner Konsultan Kontraktor

Kelompok Sampel

Pernah

Tidak Pernah

Page 49: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

150

Gambar V-49 Prioritas pembangunan infrastruktur pasca bencana di NAD

Tampak bahwa fasilitas transportasi, jaringan air dan air limbah serta bangunan

umum mendominasi pendapat responden sebagai fasilitas yang perlu mendapat

prioritas tinggi untuk segera dibangun. Sementara infrastruktur lainnya seperti

fasilitas komunikasi, produksi dan distribusi energi serta pengelolaan limbah

tergolong fasilitas infrastruktur yang kompleks dan biasanya ditangani oleh

tenaga-tenaga spesialis.

V.6.6. Variabel F

Variabel F adalah Kesiapan Pihak Terkait Dalam Melaksanakan Regulasi Terkait

Dengan Upaya Peningkatan Value. Variabel ini terdiri dari indikator-indikator

sebagai berikut:

a. Pemahaman masyarakat jasa konstruksi terhadap regulasi terkait dengan pelaksanaan konstruksi

Peranan regulasi menyangkut VE dirasa sangat penting. Regulasi tidak hanya

akan memberi arah dan batasan yang jelas mengenai proyek infrastruktur yang

menuntut penerapan VE, namun juga memberi ketentraman bagi pelaksana

proyek mengelola proyek tanpa harus was-was melakukan kesalahan prosedur.

Sampai saat ini di Indonesia belum ada regulasi yang mensyaratkan masyarakat

jasa konstruksi menerapkan VE dalam proses pelaksanaan proyek, (Lihat sub-bab

IV.1.4.6.2). Karena itu penelitian ini hanya melihat tingkat pemahaman

masyarakat jasa konstruksi terhadap regulasi menyangkut konstruksi dan

Prioritas Pembangunan Infrastruktur di Nanggroe Aceh Darussalam

89% 97

%

93%

83%

94%

89%

78%

89%

79%

75%

88%

79%83

% 86%

79%

69%

70%

64%72

%

85%

82%

25%

44%

63%

82%

Owner Konsultan Kontraktor

a) Transportasi

b) Air dan air limbah

c) Pengelolaan limbah

d) Produksi dan distribusienergie) Bangunan umum

f) Fasilitas rekreasi

g) Komunikasi

Prioritas Utama

Prioritas

Kurang Prioritas

Bukan Prioritas

Prioritas Pembangunan Infrastruktur di Nanggroe Aceh Darussalam

89% 97

%

93%

83%

94%

89%

78%

89%

79%

75%

88%

79%83

% 86%

79%

69%

70%

64%72

%

85%

82%

25%

44%

63%

82%

Owner Konsultan Kontraktor

a) Transportasi

b) Air dan air limbah

c) Pengelolaan limbah

d) Produksi dan distribusienergie) Bangunan umum

f) Fasilitas rekreasi

g) Komunikasi

Prioritas Utama

Prioritas

Kurang Prioritas

Bukan Prioritas

Page 50: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

151

tanggapan apabila regulasi menyangkut VE ditetapkan oleh pemerintah. Respon

sampel akan dinilai terhadap regulasi-regulasi berikut ini:

1. Undang-undang jasa konstruksi (UUJK) nomor 18 tahun 1999;

2. Peraturan pemerintah (PP) nomor 28 tahun 2000 tentang usaha dan peran

masyarakat jasa konstruksi;

3. Peraturan pemerintah (PP) nomor 29 tahun 2000 tentang penyelenggaraan jasa

konstruksi;

4. Peraturan pemerintah (PP) nomor 30 tahun 2000 tentang penyelenggaraan

pembinaan jasa konstruksi;

5. Keputusan presiden (Keppres) 80 tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan

pengadaan barang/jasa pemerintah;

6. Instruksi presiden (Inpres) nomor 5 tahun 2004 tentang pelaksanaan keppes 80

tahun 2003 secara konsisten untuk mencegah pemborosan penggunaan

keuangan negara;

7. Keputusan Menteri (Kepmen) Kimpraswil Nomor: 332/KPTS/M/2002 tentang

pedoman teknis Pembangunan Bangunan gedung Negara;

8. Keputusan Menteri (Kepmen) Kimpraswil Nomor: 339/KPTS/M/2003 tentang

petunjuk pelaksanaan pengadaan jasa konstruksi oleh instansi pemerintah

Gambar dibawah ini menunjukkan tingkat pemahaman terhadap regulasi yang

telah ada.

Gambar V-50 Pemahaman masyarakat jasa konstruksi di NAD terhadap regulasi

menyangkut pelaksanaan konstruksi di Indonesia

Tingkat Pemahaman Terhadap Regulasi Terkait dengan Konstruksi

69%

71%

68%

59% 67

%

57%59% 67

%

57%59% 67

%

57%

81%

79%

75%

75%

72%

67%

75% 78

%

64%

78%

78%

64%

25%

44%

63%

82%

Owner Konsultan Kontraktor

a) UUJK nomor 18 tahun1999

b) PP 28 tahun 2000

c) PP 29 tahun 2000

d) PP 30 tahun 2000

e) Keppres 80 tahun 2003

f) Inpres Nomor 5 Tahun2004

g) Kepmen Kimprasw ilNomor: 332/KPTS/M/2002

h) Kepmen Kimprasw ilNomor: 339/KPTS/M/2003

Tidak Paham

Paham

Sangat Paham

Ragu-ragu

Tingkat Pemahaman Terhadap Regulasi Terkait dengan Konstruksi

69%

71%

68%

59% 67

%

57%59% 67

%

57%59% 67

%

57%

81%

79%

75%

75%

72%

67%

75% 78

%

64%

78%

78%

64%

25%

44%

63%

82%

Owner Konsultan Kontraktor

a) UUJK nomor 18 tahun1999

b) PP 28 tahun 2000

c) PP 29 tahun 2000

d) PP 30 tahun 2000

e) Keppres 80 tahun 2003

f) Inpres Nomor 5 Tahun2004

g) Kepmen Kimprasw ilNomor: 332/KPTS/M/2002

h) Kepmen Kimprasw ilNomor: 339/KPTS/M/2003

Tidak Paham

Paham

Sangat Paham

Ragu-ragu

Page 51: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

152

Tampak bahwa pemahaman masyarakat jasa konstruksi di NAD terhadap regulasi

terkait pelaksanaan konstruksi di atas telah cukup baik. Namun pada peraturan

pemerintah nomor 28, 29 dan 30 tahun 2000, umumnya pemahaman yang

ditunjukkan masih lebih rendah dibanding regulasi yang lain. Hal ini mungkin

disebabkan karena pelaksanaan konstruksi selama ini tidak menuntut masyarakat

jasa konstruksi melakukan interaksi dengan regulasi tersebut. Hal yang sama

ditunjukkan oleh tingkat penerapan regulasi dalam proses pelaksanaan konstruksi

seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Gambar V-51 Tingkat aplikasi terhadap regulasi yang telah ada pada proses pelaksanaan

pelelangan

b. Tanggapan Owner Terhadap Wewenang Menyusun Regulasi Yang Mensyaratkan Reanalisis Terhadap Desain Awal Untuk Mendapatkan Kualitas Desain Yang Lebih Baik

Kesiapan penerapan VE di Aceh akan semakin besar jika instansi di lingkungan

pemerintah daerah diberi wewenang menyusun peraturan yang mensyaratkan

penerapan VE kepada pihak penyedia jasa. Dari penelitian ini tampak bahwa

owner selaku instansi yang mewakili pemerintah daerah ragu-ragu, apakah

mereka memiliki wewenang tersebut atau tidak. Hal ini karena pemahaman

mereka terhadap wewenang yang dimiliki dalam pelaksanaan konstruksi yang

minim dan juga ketakutan melakukan kesalahan yang dapat menyebabkan mereka

berhadapan dengan aparat penegak hukum. Kesadaran owner akan wewenangnya

dalam menyusun regulasi di bidang konstruksi tampak pada gambar berikut:

Pada saat proses pengadaan penyedia jasa konstruksi, apakah regulasi berikut anda gunakan?

72%

70%

71%

59%

70%

63%

59%

70%

63%

59%

70%

63%

89% 94

%

82%84%

79%

61%

78% 83

%

68%

84%

83%

79%

25%

44%

63%

82%

Owner Konsultan Kontraktor

a) UUJK nomor 18 tahun1999

b) PP 28 tahun 2000

c) PP 29 tahun 2000

d) PP 30 tahun 2000

e) Keppres 80 tahun 2003

f) Inpres Nomor 5 Tahun2004

g) Kepmen Kimprasw ilNomor: 332/KPTS/M/2002

h) Kepmen Kimprasw ilNomor: 339/KPTS/M/2003

Tidak

sering

Selalu

jarang

Pada saat proses pengadaan penyedia jasa konstruksi, apakah regulasi berikut anda gunakan?

72%

70%

71%

59%

70%

63%

59%

70%

63%

59%

70%

63%

89% 94

%

82%84%

79%

61%

78% 83

%

68%

84%

83%

79%

25%

44%

63%

82%

Owner Konsultan Kontraktor

a) UUJK nomor 18 tahun1999

b) PP 28 tahun 2000

c) PP 29 tahun 2000

d) PP 30 tahun 2000

e) Keppres 80 tahun 2003

f) Inpres Nomor 5 Tahun2004

g) Kepmen Kimprasw ilNomor: 332/KPTS/M/2002

h) Kepmen Kimprasw ilNomor: 339/KPTS/M/2003

Tidak

sering

Selalu

jarang

Page 52: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

153

Gambar V-52 Kesadaran owner terhadap wewenang mengeluarkan kebijakan yang mensyaratkan penerapan VE kepada penyedia jasa di NAD

Jika owner diberi wewenang menyusun regulasi yang mensyaratkan penerapan

VE kepada pihak penyedia jasa, maka owner akan memanfaatkan wewenang

tersebut untuk mengadakan kajian kelayakan dan jika hasilnya baik maka akan

segera disusun ketentuan yang mensyaratkan penerapan VE di NAD. Gambar di

bawah ini menunjukkan hal tersebut:

Gambar V-53 Tanggapan owner jika memiliki otoritas menyusun regulasi yang

mensyaratkan penerapan VE kepada penyedia jasa

Apabila pemerintah baik pemerintah pusat atau pemerintah daerah mengeluarkan

peraturan yang mensyaratkan pihak pelaksana dan penyedia jasa melakukan

Apakah Instansi anda diberi wewenang mengeluarkan kebijakan yang mensyaratkan

penyedia jasa memberi usulan peningkatan value?

50%

25%

44%

63%

82%

Owner

Tidak diberi

Diberi seluasnya

Diberi terbatas

Ragu-ragu

Apakah Instansi anda diberi wewenang mengeluarkan kebijakan yang mensyaratkan

penyedia jasa memberi usulan peningkatan value?

50%

25%

44%

63%

82%

Owner

Tidak diberi

Diberi seluasnya

Diberi terbatas

Ragu-ragu

Jika Instansi anda memilki otoritas untuk menyusun regulasi yang mensyaratkan penerapan program value improvement, bagaimana

tanggapan anda?

25%

44%

63%

82%

Owner

1 Saya tidak akan membuat peraturan apapun karena menurut saya sistem lama sudah baik

2 saya akan membuatnya jika banyak permintaan agar regulasi itu dibuat

3 saya akan mengadakan studi terlebih dulu, jika hasilnya lebih baik maka akan saya buat

4 saya akan segera menyusun peraturan yang mengharuskan penerapan program valueimprovement dan menyiapkan perangkat-perangkat lain yang diperlukan

Pilihan 1

Pilihan 4

Pilihan 3

Pilihan 2

Jika Instansi anda memilki otoritas untuk menyusun regulasi yang mensyaratkan penerapan program value improvement, bagaimana

tanggapan anda?

25%

44%

63%

82%

Owner

1 Saya tidak akan membuat peraturan apapun karena menurut saya sistem lama sudah baik

2 saya akan membuatnya jika banyak permintaan agar regulasi itu dibuat

3 saya akan mengadakan studi terlebih dulu, jika hasilnya lebih baik maka akan saya buat

4 saya akan segera menyusun peraturan yang mengharuskan penerapan program valueimprovement dan menyiapkan perangkat-perangkat lain yang diperlukan

Pilihan 1

Pilihan 4

Pilihan 3

Pilihan 2

Page 53: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

154

reanalisis terhadap desain awal untuk mendapatkan value yang lebih, maka

seluruh responden menyatakan sepakat dengan hal tersebut, seperti tampak pada

gambar berikut:

Gambar V-54 Tanggapan instansi jika pemerintah mengeluarkan regulasi yang

mensyaratkan reanalisis terhadap desain awal untuk mencapai value yang lebih baik

c. Tanggapan Owner Terhadap Pembatasan Wewenang Dalam Menyusun Regulasi Yang Mensyaratkan Reanalisis Terhadap Desain Awal Untuk Mendapatkan Kualitas Desain Yang Lebih Baik

Pada dasarnya wewenang pembinaan jasa konstruksi terkait dengan penerbitan

regulasi yang berkaitan dengan konstruksi adalah wewenang pemerintah pusat dan

bukan wewenang pemerintah daerah seperti dijelaskan dalam PP nomor 30 tahun

2000. Tanggapan responden terhadap hal ini umumnya ragu-ragu, antara sepakat

dan tidak sepakat, seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar V-55 Tanggapan terhadap pembatasan wewenang penyusunan regulasi

terkait dengan konstruksi

Tanggapan instansi terhadap pembatasan wewenang penerbitan peraturan yang berkaitan dengan konstruksi

61%66%

72%

25%

44%

63%

82%

Owner Konsultan Kontraktor

tidak sepakat

Sangat sepakat

sepakat

Ragu-ragu

Tanggapan instansi terhadap pembatasan wewenang penerbitan peraturan yang berkaitan dengan konstruksi

61%66%

72%

25%

44%

63%

82%

Owner Konsultan Kontraktor

tidak sepakat

Sangat sepakat

sepakat

Ragu-ragu

Tanggapan instansi jika pemerintah mengeluarkan regulasi yang mensyaratkan reanalisis terhadap desain awal untuk

mencapai value yang lebih baik

83% 81% 82%

25%

44%

63%

82%

Owner Konsultan Kontraktor

tidak sepakat

Sangat sepakat

sepakat

Ragu-ragu

Tanggapan instansi jika pemerintah mengeluarkan regulasi yang mensyaratkan reanalisis terhadap desain awal untuk

mencapai value yang lebih baik

83% 81% 82%

25%

44%

63%

82%

Owner Konsultan Kontraktor

tidak sepakat

Sangat sepakat

sepakat

Ragu-ragu

Page 54: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

155

Dalam mempercepat pelaksanaan program Value Engineering sebaiknya

pemerintah daerah diberi wewenang untuk menyusun regulasi yang mensyaratkan

reanalisis terhadap desain awal untuk mendapatkan kualitas value yang lebih baik.

Daerah-daerah yang telah memenuhi persyaratan untuk menerapkan progam ini

dan terbukti berhasil nantinya akan memberi pengaruh baik untuk mempercepat

akselarasi penerapan program yang sama di daerah lain.

d. Tingkat Kepentingan Variabel- Variabel Dari Sudut Pandang Masyarakat Jasa Konstruksi Di Nanggroe Aceh Darussalam

Tingkat kepentingan variabel penelitian diperoleh berdasarkan perbandingan dua

variabel berpasangan dengan formulir yang disusun dalam bentuk matriks.

Formulir tersebut dilampirkan pada kuesioner sebagai pertanyaan terakhir pada

seluruh kelompok sampel. Jawaban responden selanjutnya diolah dengan metoda

AHP, sebagaimana yang dijelaskan sub-bab V.6.1 poin f. Pemahaman responden

terhadap variabel-variabel tersebut adalah persepsi umum dari pertanyaan-

pertanyaan dalam kuesioner yang telah disusun berurut mulai dari:

1. Variabel A (Komitmen Masyarakat Jasa Konstruksi Dalam Mendukung

Upaya Peningkatan Value Pada Pembangunan Infrastruktur Di Nanggroe

Aceh Darussalam);

2. Variabel B (Pandangan Masyarakat Jasa Konstruksi Terhadap Pentingnya

Peningkatan Value Dalam Proses Project delivery);

3. Variabel C (Dukungan Dan Partisipasi Manajemen Dalam Upaya Peningkatan

Value Pada Proyek Infrastruktur Di Nanggroe Aceh Darussalam);

4. Variabel D (Kualitas Dan Kapasitas Sumber Daya Manusia Di Nanggroe

Aceh Darussalam);

5. Variabel E (Ketersediaan Proyek Infrastruktur Yang Krusial Bagi Analisis

Peningkatan Value) Dan,

6. Variabel F (Kesiapan Pihak Terkait Dalam Melaksanakan Regulasi Terkait

Dengan Upaya Peningkatan Value).

Page 55: V. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA V.1. · PDF file3 Dinas Kimpraswil Banda Aceh 1 Owner Banda Aceh ... dan staf operasional. ... Staff operasional adalah pihak yang melaksanakan

156

Ada 15 responden yang mengisi matriks perbandingan dua variabel berpasangan

ini. Dan perhitungan skor variabel akhir adalah skor rata-rata dari keseluruhan

responden yang menjawab. Skor rata-rata ini selanjutnya disusun dalam rangking

tingkat kepentingan variabel yang mempengaruhi kesiapan penerapan VE pada

pembangunan infrastruktur di NAD dari sudut pandang masyarakat jasa

konstruksi di NAD. Contoh perhitungan matriks perbandingan dua variabel

berpasangan disajikan pada lembar lampiran. Hasil perhitungan tingkat

kepentingan variabel adalah sebagai berikut:

Tabel V-7 Tingkat kepentingan variabel penelitian

ID Variabel Skor Rangking

D Kualitas Dan Kapasitas Sumber Daya Manusia Di Nanggroe Aceh Darussalam 0.205 1

C Dukungan Dan Partisipasi Manajemen Dalam Upaya Peningkatan Value Pada Proyek Infrastruktur Di Nanggroe Aceh Darussalam

0.169 2

F Kesiapan Pihak Terkait Dalam Melaksanakan Regulasi Terkait Dengan Upaya Peningkatan Value 0.168 3

A

Komitmen Masyarakat Jasa Konstruksi Dalam Mendukung Upaya Peningkatan Value Pada Pembangunan Infrastruktur Di Nanggroe Aceh Darussalam

0.163 4

E Ketersediaan Proyek Infrastruktur Yang Krusial Bagi Analisis Peningkatan Value 0.151 5

B Pandangan Masyarakat Jasa Konstruksi Terhadap Pentingnya Peningkatan Value Dalam Proses Project delivery

0.144 6

Total Skor 1

Rasio konsistensi rata-rata adalah 0,04 < 0,1 yang berarti konsisten, dengan rasio

konsistensi minimum = 0 dan rasio konsistensi maksimum = 0,08.

Para responden menyatakan bahwa faktor kualitas dan kapasitas sumber daya

manusia memegang peranan paling penting dalam mempengaruhi kesukesan

penerapan program value improvement di NAD. Data tingkat kepentingan ini

selanjutnya akan digunakan dalam menentukan pencapaian faktor-faktor prasyarat

penerapan VE di Nanggroe Aceh Darussalam yang akan dibahas lebih lanjut pada

Bab VI Analisis Data dan Pembahasan.