uveitis anterior akut
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Uveitis Anterior Akut
1/3
Uveitis anterior akut
GEJALA KLINIK
Pada anamnesa penderita mengeluh :
- Mata terasa ngeres seperti ada pasir
- Mata merah disertai air mata
- Nyeri, baik saat ditekan ataupun digerakkan. Nyeri bertambah hebat bila timbul
glaukoma sekunder
- Fotofobia, penderita menutup mata bila terkena sinar
-
Blerospasme
-
Penglihatan kabur atau menurun ringan, kecuali bila telah terjadi katarak komplikata,
penglihatan akan banyak menurun
Keluhan subyektif yang menyertai uveitis anterior adalah nyeri , terutama di bulbus okuli,
sakitnya spontan atau pada penekanan di daerah badan siliar, sakit kepala di kening yang
menjalar ke temporal, fotofobia, bervariasi dan dapat demikian hebat pada uveitis anterior
akut, lakrimasi yang terjadi biasanya sebanding dengan derajat fotofobia, gangguan visus dan
bersifat unilateral.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan :
- Kelopak mata edema disertai ptosis ringan
- Konjungtiva merah, kadang-kadang disertai kemosis
-
Hiperemia perikorneal, yaitu dilatasi pembuluh darah siliar sekitar limbus, dan ketatic
precipitate
- Bilik mata depan keruh (flare), disertai adanya hipopion atau hifema bila proses
sangat akut. Sudut BMD menjadi dangkal bila didapatkan sinekia
- Iris edema dan warna menjadi pucat, terkadang didapatkan iris bombans. Dapat juga
dijumpai sinekia posterior ataupun sinekia anterior
- Pupil menyempit, bentuk tidak teratur, refleks lambat sampai negatif
- Lensa keruh, terutama bila telah terjadi katarak komplikata
- Tekanan intra okuler meningkat, bila telah terjadi glaukoma sekunder
-
8/10/2019 Uveitis Anterior Akut
2/3
Pada pemeriksaan fisik didapatkan visus umumnya normal atau berkurang sedikit.,
konjungtiva bulbi, injeksi konjungtiva dan injeksi siliar, serta kornea keruh karena udem dan
keratik presipitat. Keratik presipitat merupakan kumpulan sel-sel yang menempel pada
endotel kornea, biasanya di bagian bawah. Pada uveitis non granulomatosa, keratik presipitat
berukuran kecil dan sedang berwarna putih. Pada uveitis granulomatosa, keratik presipitat
besar-besar dan lonjong dan dapat menyatu membentuk bangunan yang lebih besar, sehingga
dapat mencapai diameter 1mm. Adanya keratik presipitat dijumpai pada keratouveitis karena
herpes simpleks dan sangat spesifik padaHeterokromik Fuch.
Pemeriksaan laboratorium :
Penderita uveitis anterior akut dengan respon yang baik terhadap pengobatan non spesifik,
umumnya tidak memerlukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut. Sementara bagi
penderita yang tidak yang tidak responsif, diusahakan untuk menemukan diagnosis
etiologinya melalui pemeriksaan laboratorium.
Pada penderita ini sebaiknya dilakukan skin test untuk pemeriksaan tuberkulosis dan
toksoplasmosis. Untuk kasus-kasus yang rekurens (berulang), berat, bilateral, atau
granulomatosa, perlu dilakukan tes untuk sifilis, foto rontgen untuk mencari kemungkinan
tuberkulosis atau sarkoidosis. Penderita muda dengan arthritis sebaiknya dilakukan tes ANA.
Pada kasus psoriasis, uretritis, radang yang konsisten, dan gangguan pencernaan, dilakukan
pemeriksaan HLA_B27 untuk mencari penyebab autoimun. Pada dugaan kasus
toksoplasmosis, dilakukan pemeriksaan IgG dan IgM.
Laboratorium sangat dibutuhkan guna mendapat sedikit gambaran mengenai
penyebab uveitis. Pada pemeriksaan darah, yaituDifferential count, eosinofilia :
kemungkinan penyebab parasit atau alergi, VDRL, FTA, Autoimun marker
(ANA,Reumatoid factor,Antidobble Stranded DNA), Calcium, serum ACE level
(sarcoidosis), Toxoplasma serologi dan serologi TORCH lainnya. Pemeriksaan urin
berupa kalsium urin 24 jam (sarcoidosis) dan Kultur (bechets reitters). Pemeriksaan
Radiologi, yaitu Foto thorax (Tbc, Sarcoidosis, Histoplasmosis), Foto spinal dan sendi
sacroiliaka (Ankylosing sponfilitis), Foto persendian lainya (Reumatoid arthritis, juvenile
rheumatoid arthritis) dan Foto tengkorak, untuk melihat adakah kalsifikasi cerebral
(toxoplasmosis)
-
8/10/2019 Uveitis Anterior Akut
3/3
Skin Test, yaituMantoux test, untuk Tbc,Pathergy test, untukBechets diseaseakan
terjadi peningkatan sensivitas kulit terhadap trauma jarum pada pasien bila disuntikkan 0,1
ml saline intradermal dalam 18-24 jam kemudian terjadi reaksi pustulasi. Pemeriksaan-
pemeriksaan tersebut diperlukan untuk mengetahui etiologi secara spesifik, bila dicurigai
adanya kecurigaan penyakit sistemik, Uveitis rekuren, Uveitus bilateral, Uveitis berat, Uveitis
posterior dan Onsetnya muda.