uu no.7 tahun 2004 sumber daya air

12
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Sumber daya air adalah air permukaan, air tanah atau yang terdapat di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, daya air dapat memberikan manfaat ataupun kerugian tergantung bagaimana mengelola sumber daya air tersebut. Pasal 2 Pengelolaan sumber daya air berdasarkan atas asas kelestarian, keseimbangan, keterpaduan dan keserasian, keadilan dan kemandirian dimana pada kelestarian diartikan menjaga kelestarian sumber daya air secara berkelanjutan, kemanfaatan umum diartikan bahwa pengelolaan sumber daya air dilaksanakan untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya, untuk keterpaduan dan keserasian dapat diartikan bahwa pengelolaan sumber daya air dilakukan secara terpadu dalam mewujudkan keserasian, untuk asas keadilan dapat diartikan bahwa pengelolaan sumber daya air. Pasal 2 mengandung berbagai makna pada pasal 1. Pasal 3 Pengelolaan sumber daya air dilakukan secara menyeluruh mencakup semua bidang pengelolaan yang dilaksanakan secara terpadu dan berwawasan lingkungan hidup agar dapat digunakan sebesar-besar kemakmuran rakyat. Pasal 3 mendukung prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya air pada pasal 2. Pasal 4 Sumber daya air mempunyai beberapa fungsi tergantung pemanfaatannya ada fungsi sosial, fungsi lingkungan hidup dan ekonomi. Pasal 5 Hak guna pakai air untuk setiap warga Negara untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Pasal 6

Upload: oiverra

Post on 10-Aug-2015

112 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Uu No.7 Tahun 2004 Sumber Daya Air

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR 7 TAHUN 2004

TENTANGSUMBER DAYA AIR

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1Sumber daya air adalah air permukaan, air tanah atau yang terdapat di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, daya air dapat memberikan manfaat ataupun kerugian tergantung bagaimana mengelola sumber daya air tersebut.

Pasal 2Pengelolaan sumber daya air berdasarkan atas asas kelestarian, keseimbangan, keterpaduan dan keserasian, keadilan dan kemandirian dimana pada kelestarian diartikan menjaga kelestarian sumber daya air secara berkelanjutan, kemanfaatan umum diartikan bahwa pengelolaan sumber daya air dilaksanakan untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya, untuk keterpaduan dan keserasian dapat diartikan bahwa pengelolaan sumber daya air dilakukan secara terpadu dalam mewujudkan keserasian, untuk asas keadilan dapat diartikan bahwa pengelolaan sumber daya air.Pasal 2 mengandung berbagai makna pada pasal 1.

Pasal 3Pengelolaan sumber daya air dilakukan secara menyeluruh mencakup semua bidang pengelolaan yang dilaksanakan secara terpadu dan berwawasan lingkungan hidup agar dapat digunakan sebesar-besar kemakmuran rakyat.Pasal 3 mendukung prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya air pada pasal 2.

Pasal 4Sumber daya air mempunyai beberapa fungsi tergantung pemanfaatannya ada fungsi sosial, fungsi lingkungan hidup dan ekonomi.

Pasal 5Hak guna pakai air untuk setiap warga Negara untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.

Pasal 6 Penggunaan air dikuasai oleh pemerintah dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat.

Pasal 7Hak guna air yang dipakai untuk usaha dan kepentingan masyarakat.

Pasal 8Air yang diperoleh tanpa izin merupakan air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam artian masak, minum, mandi dan lain-lain. Dan yang dimaksud bagi pertanian rakyat adalah untuk kebutuhan budidaya pertanian (perikanan, perkebunan, pertanian, kehutanan, dan lain-lain).

Pasal 9

Page 2: Uu No.7 Tahun 2004 Sumber Daya Air

Hak guna usaha yang diberikan kepada non badan usaha dan badan usaha.

Pasal 10Ketentuan mengenai hak guna air pada pasal 7, pasal 8, dan pasal 9 diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah.

Pasal 11Jaminan terselenggaranya pengelolaan sumber daya air yang dapat memberikan manfaat prinsip keseimbangan.

Pasal 12Pengelolaan air permukaan berdasar pada wilayah sungai, dan pengelolaan air tanah berdasar pada cekung tanah.

BAB IIWEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB

Pasal 13Mengenai peraturan pemerintah mengenai kriteria dan tata cara yang telah diatur lebih lanjut dan lebih mendalam.

Pasal 14Berbagai kewenangan penetapan dan penanggung jawaban pengelolaan sumber daya air yang dimiliki pemerintah.

Pasal 15Menetapkan kebijakan pengelolaan sumber daya air berdasarkan kebijakan nasional sumber daya air dengan memperhatikan kepentingan provinsi.

Pasal 16Pemerintah provinsi memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam mengendalikan sumber daya air di wilayahnya sendiri.

Pasal 17Pemerintah desa memiliki beberapa kewenangan dan tanggung jawab terhadap pengelolaan sumber daya air.

Pasal 18Pasal 14 dapat diselenggarakan pemerintah daerah sesuai peraturan perundang-undangan.

Pasal 19Pemerintah yang belum dapat melaksanakan kewewenangannya dalam pasal 15 dan 16 dapat menyerahkan wewenang tersebut kepada pemerintah yang lebih tinggi sesuai Peraturan perundangan.

BAB IIIKONSERVASI SUMBER DAYA AIR

Pasal 20

Page 3: Uu No.7 Tahun 2004 Sumber Daya Air

Konservasi sumber daya air bertujuan untuk menjaga daya dukung, daya tamping, dan fungsi sumber daya air.

Pasal 21Perlindungan dan pelestarian bertujuan untuk melindungi dan melestarikan sumber air tehadap gangguan yang disebabkan alam maupun manusia melalui pendekatan sosial, ekonomi, dan budaya.

Pasal 22Pengawetan air dilakukan untuk memelihara keberadaan air.

Pasal 23Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air bertujuan untuk mempertahankan dan memulihkan kualitas air.

Pasal 24Baik perorangan maupun badan usaha dilarang untuk merusak sumber air dan prasarananya.

Pasal 25Konservasi sumber daya air dilaksanakan pada kawasan yang berair.

BAB IVPENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR

Pasal 26Pemakaian sumber daya air bertujuan untuk pemanfaatan yang berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Pasal 27Penataan tata cara penetapan zona sumber air.

Pasal 28Penetapan peruntukkan air pada sumber daya air dengan memperhatikan dayan dukung air, jumlan dan penyebaran penduduk , perhitungan dan proyeksi kebutuhan air serta pemanfaatan air yang ada.

Pasal 29penyediaan sumber daya air.

Pasal 30Penyediaan sumber daya air yang bertujuan untuk memenuhi kepentingan yang mendesak.

Pasal 31Pasal ini termasuk pasal 29 dan pasal 30 yang diatur oleh pemerintah.

Pasal 32Penggunaan air setiap individu diupayakan secara daur ulang dan menggunakan kembali air yang telah dipakai.

Pasal 33

Page 4: Uu No.7 Tahun 2004 Sumber Daya Air

Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah secara memaksa mengatur dan menetapkan penggunaan sumber daya air.

Pasal 34Pengembangan sumber daya air dilaksanakan tanpa merusak keseimbangan lingkungan hidup.

Pasal 35Pengembangan sumber daya air dilakukan di kawasan yang berair.

Pasal 36Pengembangan air di kawasan berair memperhatikan karakteristik dan fungsi sumber air. Pasal 37Pengembangan air tanah dilakukan secara terpadu dengan peraturan pemerintah.

Pasal 38 Pemanfaatan air hujan dan meminimalisir dampak bencana alam.

Pasal 39Pemanfaatan air laut yang berada di darat.

Pasal 40 Pemenuhan kebutuhan air baku untuk kebutuhan rumah tangga.

Pasal 41Pemenuhan kebutuhan air baku untuk pertanian.

Pasal 42Pemakaian sumber daya air untuk perindustrian dan pertambangan diatur oleh pemerintah.

Pasal 43Pengembangan sumber daya air untuk memenuhi keprluan sendiri dan badan usaha.

Pasal 44Pengembangan sumber daya air yang digunakan sebagai prasarana angkutan yang diatur pemerintah.

Pasal 45Pengusahaan sumber daya air dapat dilakukan oleh perseorangan badan usaha atau kerja sama antar usaha bedasarkan izin pengusahaan pemerintah dengan kewenangannya.

Pasal 46Penetapan sumber air didasarkan pada rencana pengeloaan ditetapkan oleh pemerintah bersangkutan.

Pasal 47

Page 5: Uu No.7 Tahun 2004 Sumber Daya Air

Pemerintah wajib melakukan pengawasan mutu pelayanan serta wajib memfasilitasi pengaduan masyarakat atas pelayanan badan usaha maupun perorangan.

Pasal 48Penggunaan sumber daya air untuk usaha hanya dapat dilakukan apabila ketersediaan air melebihi keperluan penduduk.

Pasal 49Pengusahaan air untuk Negara lain dapat dilakukan melalui proses konsultasi public pemerintah sesuai dengan kewenangannya.

Pasal 50Ketentuan mengenai pengusahaan sumber air diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

BAB VPENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR

Pasal 51Pengendalian daya rusak air dilakukan secara terpadu dan menyeluruh dalam pola pengelolaan sumber daya air.

Pasal 52Setiap orang atau badan usaha dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan daya rusak air.

Pasal 53pencegahan dilakukan melalui kegiatan fisik dan non-fisik serta melalui penyeimbangan pada wilayah sungai.

Pasal 54Penanggulan kerusakan dan bencana akibat daya rusak air diatur oleh peraturan pemerintah.

Pasal 55Penanggulangan bencana akibat daya rusak air berskala nasional menjadi tanggung jawab pemerintah dengan tanggung jawab presiden.

Pasal 56Dalam keadaan yang membahayakan pemerintah berwenang mengambil tindakan darurat untuk penanggulangan daya rusak air.

Pasal 57Pemulihan daya rusak air dilakukan dengan memulihkan kembali fungsi lingkungan hidup dan system prasarana sumber daya air.

Pasal 58Pengendalian daya rusak air di daerah kawasan berair diatur lebih lanjut oleh pemerintah.

Page 6: Uu No.7 Tahun 2004 Sumber Daya Air

BAB VIPERENCANAAN

Pasal 59Perencaan pengelolaan sumber daya air disusun dan dilaksanakan sesuai dengan pengelolaan sumber daya air sebagaimana dalam pasal 11.

Pasal 60perencaan pengelolaan sumber daya air disusun sesuai dengan prosedur.

Pasal 61Inventarisasi sumber daya air dilaksanakan secara terkoordinasi pada setiap wilayah oleh pengelolaan sumber daya air dan tata cara yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah.

Pasal 62Instansi yang berwenang sesuai dengan bidang tugasnya dapat mengikut sertakan para pemilik kepentingan dan mengumumkanrancangan pengeloaan sumber daya air.

BAB VIIPELAKSANAAN KONTRUKSI, OPERASI DAN PEMELIHARAAN

Pasal 63Pelaksanaan konstruksi prasarana sumber day air dilakukan berdasa norma, standard, pedoman, dan manual dengan mengutamakan keselamatan, keamanan kerja, sesuai peraturan perundang undangan.

Pasal 64Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sumber daya air berupa pemeliharaan serta operasi dan pemeliharaan prasarana.

BAB VIIISISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR

Pasal 65Pemerintah pusat dan pemerintah daerah menyelenggarakan pengelolaan system informasi sumber daya air sesuai kewenangan.

Pasal 66Pemerintah pusat dan pemerintah daerah menyelenggarakan sisteminformasi sumber daya air guna jaringan informasi sumber daya air.

Pasal 67Penyediaan informasi sumber daya air diselenggarakan oleh pemerintah pusat dan daerah.

Pasal 68Diperlukan pengelolaan system informasi hidrologi, hidrome-teorologi, dan hidro geologi yang didasarkan pada usul Dewan Sumber Daya Air National.

Page 7: Uu No.7 Tahun 2004 Sumber Daya Air

BAB IXPEMBERDAYAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 69Telah dijelaskan pada pasal 66, 67, 68 yang lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Pasal 70Pemberdayaan pemilik kepentingaan sumber daya air secara terencana dan sistematis untuk peningkatan kinerja pengelolaan sumber daya air.

Pasal 71menteri menetapkan standard pendidikan khusus bidang sumber daya air.

Pasal 72Penelitian dalam bidang sumber daya air diselenggarakan untuk mendukung kinerja pengelolaan sumber daya air. Pedoman yang diperlukan dimaksud pada penelitian dan pengembangan tersebut

Pasal 73Pemerintah sebagai fasilitator perlindungan hak penemu dan temuan ilmu pengetahuan, serta teknologi di bidang sumber daya air.

Pasal 74Pendampingan dan pelatihan sumber daya air bertujuan untukmemberdayakan pemilik kepentingan wilayah sungai.

Pasal 75Adanya pengawasan terhadap seluruh proses dan hasil pelaksanaan pengelolaan sumber daya air.

Pasal 76Ketentuan mengenai pemberdayaan dan pengawasan pengelolaan sumber daya air yang diatur oleh pemerintah.

BAB XPEMBIAYAAN

Pasal 77Pembiayaan pengelolaan ditetapkan berdasar kebutuhan pengelolaan sumber daya air.

Pasal 78Pembiayaan pengelolaan sumber daya air menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Pasal 79pembiayaan pengelolaan sumber daya air untuk badan usaha milik Negara maupun swasta, serta pengelolaan ditanggung masing-masing.

Page 8: Uu No.7 Tahun 2004 Sumber Daya Air

Pasal 80untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk pertanian rakyat tidak dibebani biaya jasa pengelolaan sumber daya air.

Pasal 81ketentuan mengenai pembiayaan pengelolaan sumber daya air dalam pasal 77, pasal 78, pasal 79, pasal 80 yang diatur oleh peraturan pemerintah.

BAB XIHAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT

Pasal 82Masyarakat mempunyai hak untuk memperoleh informasi, memperoleh kerugian atas pelaksanaan, memperoleh manfaat, mengajukan laporan, mengajukan keberatan, dan megajukan gugatan terhadap masalh sumber daya air.

Pasal 83Masyarakat mempunyai kewajiban memperhatikan kepentingan umum melalui oeran dalam konservasi serta perlindungan dan pengaman prasarana sumber daya air.

Pasal 84Masyarakat mempunyai hak yang sama dalam proses perencanaa, peaksanaan, dan pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya air.

BAB XIIKOORDINASI

Pasal 85Pengelolaan sumber daya air mencakup lintas sektoral dan wilayah untuk menjaga fungsi dan manfaat sumber air.

Pasal 86Susunan organisasi dan tata kerja Dewan Sumber Daya Air Nasional diatur oleh Presiden.

Pasal 87Dewan Sumber Daya Air Nasional sebagai wadah koordinasi sebagai koordinasi tingkat nasional dibentuk oleh pemerintah, pada tingkat provinsi dibentuk oleh provinsi.

BAB XIIIPENYELESAIAN SENGKETA

Pasal 88Penyelesaian sengketa sumber daya air didasarkan priinsip musyawarah.

Page 9: Uu No.7 Tahun 2004 Sumber Daya Air

Pasal 89Masalah sengketa berkenaan kewenangan antara pemerintah dan pemerintah daerah diselesaikan sesuai peraturan perundang-undangan.

BAB XIVGUGATAN MASYARAKAT DAN ORGANISASI

Pasal 90Masyarakat yang dirugikan akibat berbagai pengelolaan sumber daya air berhak mengajukan gugatan ke pengadilan.

Pasal 91Instansi pemerintah yang menangani tentang sumber daya air bertindak sebagai fasilitator antar kepentingan masyarakat.

Pasal 92Organisasi pada bidang sumber daya air berhak untuk mengajukan gugatan demi kepentingan keberlanjutan fungsi sumber daya air.

BAB XVPENYIDIKAN

Pasal 93Pegawai negeri sipil yang membidangi sumber daya air diberi wewenang khusus sebagai penyidik yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

BAB XVIKETENTUAN PIDANA

Pasal 94Setiap orang yang dengan sengaja merusak sumber daya air dipidana dengan penjara paling lama 9 tahundan denda paling banyak Rp 1.500.000.000,00.

Pasal 95Setiap orang yang kelalaiannya mengakibatkan rusaknya sumber daya air dan prasarananya dikenakan hukuman pidana maupun perdata.

Pasal 96Dalam pasal 94 dan pasal 95 yang pengrusakan dilakukan oleh badan usaha dikenakan pidana terhadap badan usaha yang bersangkutan.

BAB XVIIKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 97Berlakunya undang-undang ini sampai tidak bertentangan atau belum dikeluarkannya peraturan baru berdasar undang-undang ini.

Pasal 98

Page 10: Uu No.7 Tahun 2004 Sumber Daya Air

Perizinan pengelolaan sumber daya air yang sebelumnya yang telah ditetapkan tetap berlaku sampai masa berlakunya berakhir, perijinan dimaksud termasuk perjanjian yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya air yang telah dibuat oleh Pemerintah.

BAB XVIIIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 99Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan tidak berlaku lagi.

Pasal 100Undang-undang Nomor 7 tahun 2004 berlaku pada tanggal diundangkannya. Sebagaimana setiap warga Negara dapat mengetahui dan menepatkannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.