uts sim.mega

12
1 UNIVERSITAS INDONESIA SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN BERBASIS KOMPUTER TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen Pengampu: Rr. Tutik Sri Haryati, SKp., MARS Disusun oleh Rusmegawati 0906504940 MAGISTER ILMU KEPERAWATAN KEKHUSUSAN KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PROGRAM PASCA SARJANA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA 2010 JUDUL. Sistem Informasi Keperawatan Berbasis Komputer. Data Penulis. Rusmegawati. Mahasiswi Magister Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan FIK UI 2010.E.Mail: [email protected].

Upload: nuralifiyah-maghfira

Post on 10-Apr-2016

223 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

SOAL MAGISTER KEPERAWATAN

TRANSCRIPT

Page 1: Uts SIM.mega

1

UNIVERSITAS INDONESIA

SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN BERBASISKOMPUTER

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Dosen Pengampu: Rr. Tutik Sri Haryati, SKp., MARS

Disusun oleh

Rusmegawati

0906504940

MAGISTER ILMU KEPERAWATAN

KEKHUSUSAN KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN

PROGRAM PASCA SARJANA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

2010

JUDUL. Sistem Informasi Keperawatan Berbasis Komputer.

Data Penulis. Rusmegawati. Mahasiswi Magister Kepemimpinan dan

Manajemen Keperawatan FIK UI 2010.E.Mail: [email protected].

Page 2: Uts SIM.mega

2

ABSTRAK

Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dan kebutuhan peningkatanmutu pelayanan keperawatan terutama dokumentasi asuhan keperawatan.Makalah ini mengenai sistem informasi keperawatan berbasis komputer yangdilakukan melalui studi pustaka dan jurnal. Sistem informasi keperawatan melaluidokumentasi asuhan keperawatan elektronik adalah bagian dari rekam medikelektronik (Electronic Health Records) yang tidak lain adalah subsistem darisistem informasi rumah sakit. Sistem informasi sangat dipengaruhi oleh elemenpelaku sistem dan elemen komponen, sistem informasi keperawatan berbasiskomputer dapat dikombinasi dengan teknologi lain misalnya smart card denganbarcode, teknologi nirkabel dan personal digital assistant. Sistem informasikeperawatan tidak hanya dalam bentuk dokumentasi asuhan keperawatanelektronik tetapi dapat dikembangkan pada perencanaan ketenagaan sampaidengan pengembangan tenaga, penjadwalan shift, penilaian kinerja, jenjang karir,pengujian kompetensi, penghitungan angka kredit, renumerasi, perencanaan alatdan logistik, undangan rapat elektronik, survey dalam pengendalian mutupelayanan keperawatan.

Kata kunci: Teknologi Informasi keperawatan, jaringan komputer.

A. Latar Belakang

Sistem informasi pelayanan kesehatan berbasis elektronik dimulai di akhir

tahun 1970 digambarkan sebagai sistem modular yang dirancang dengan

spesifik berfokus untuk perencanaan pasien pulang secara elektronik atau

semacam instruksi untuk tes diagnostik (Peterson & Jelger, 1988). Pemikiran

sistem informasi keperawatan berbasis komputer berawal sebagai salah satu

solusi dari pendokumentasian proses keperawatan yang tidak lengkap karena

tingginya beban kerja perawat. Masalah yang sering muncul dan dihadapi di

Indonesia dalam pelaksanaan asuhan keperawatan adalah banyak perawat

yang belum melakukan pelayanan keperawatan sesuai standar asuhan

keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai

pendokumentasian yang lengkap (Hariyati, RT., 1999). Pendokumentasian

asuhan keperawatan yang tidak benar memberi peluang pelayanan yang tidak

baik dan dapat merugikan klien.

Sistem informasi keperawatan berbasis komputer dapat meningkatkan

pelayanan kepada pasien dan membuat pelayanan keperawatan lebih

bermakna, karena mengurangi kerja dengan kertas (paperless) dan

meningkatkan komunikasi serta menghemat waktu perawat, meningkatkan

Universitas Indonesia

Page 3: Uts SIM.mega

3

keamanan dan keselamatan pasien. Informatika kesehatan berfokus pada ilmu

tentang cara memperoleh, menyimpan, mempresentasikan, menyebarluaskan

dan menggunakan data serta informasi untuk keperluan pelayanan kesehatan,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan (Sortlife dan Blois, 2001).

Tujuannya adalah meningkatkan penggunaan data kesehatan untuk

memberikan pelayanan kesehatan, riset dan pendidikan (Delaney, 2001).

Fokusnya lebih pada pengelolaan informasi yang sangat efektif menggunakan

komputer karena perkembangan teknologinya sangat pesat dan semakin tinggi

kemampuan teknologi komputer disertai semakin murah biaya

pemanfaatannya. Komputer telah menghasilkan jaringan komunikasi yang

kuat yang dapat digunakan organisasi untuk melakukan akses informasi

dengan cepat, tidak terbatas pada ruang dan waktu.

Sistem informasi keperawatan dan kesehatan telah dikembangkan di berbagai

negara. Pengembangan sistem informasi kesehatan juga telah dilakukan di

Yordania (Hasna, F. 2008). Di Skotlandia telah mengembangkan portal untuk

mendukung peningkatan informasi kesehatan sejak tahun 2009 (Strachan,

2009). Indonesia sendiri secara hukum telah ditetapkan melalui kebijakan

Instruksi Presiden Republik Indonesia nomor 3 tahun 2003 tentang Kebijakan

Dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government dan kebijakan

pemerintah khususnya Inpres No.1 Tahun 2006 tentang Pengembangan

Pendayagunaan Telematika di Indonesia.

B. Kajian Literatur dan Pembahasan Sistem Informasi Keperawatan

berbasis komputer

1. Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan kumpulan dari elemen-elemen yang

berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Karakteristik sistem,

memiliki komponen, batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem

(environment), penghubung sistem (interface), masukan sistem (input),

keluaran sistem (output), pengolah sistem (process), sasaran sistem.

Klasifikasi Sistem terdiri atas sistem abstrak, sistem fisik, sistem alamiah,

sistem buatan manusia, sistem tertentu (deterministic system), sistem tak

Universitas Indonesia

Page 4: Uts SIM.mega

4

tentu (probabilistic system), sistem tertutup (close system), sistem terbuka

(open system). Pelaku sistem terdiri dari kelompok pemakai, manajemen,

pemeriksa, penganalisa sistem, pendesain sistem, programmer, personel

pengoperasian. Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang

disebut blok bangunan (building block), yang terdiri dari komponen input,

komponen model, komponen output, komponen teknologi, komponen

hardware, komponen software, komponen basis data, dan komponen

kontrol. Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang

lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.

a. Komponen input

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input

disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan

dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

b. Komponen model

Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model

matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang

tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk

menghasilkan keluaran yang diinginkan.

c. Komponen output

Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi

yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai

sistem.

d. Komponen teknologi

Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi, teknologi

digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan

dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan

membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

e. Komponen hardware

Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital

bagi sistem informasi berfungsi sebagai tempat untuk menampung

database atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data dan

Universitas Indonesia

Page 5: Uts SIM.mega

5

informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem

informasi.

1) Input Hardware digunakan untuk mentransmisikan data ke

processing dan storage hardware. Peralatan yang paling populer

untuk memasukkan data yaitu kombinasi antara keyboard dan layar

monitor, mouse, scanner, voice recognition device, hard writing

recognition device, machine data input (misalnya: modem), light

pen, dan bar code reader.

2) Processing Hardware meliputi peralatan yang bertugas untuk

menghitung, membandingkan dan melaksanakan instruksi-instruksi

khusus. Dalam Central Processing Unit (CPU) terdapat control

unit, Arithmetic Logic Unit (ALU), dan sistem memory yang

kadang-kadang disebut main memory. Kontrol unit mengambil

instruksi-instruksi dari sistem memori dan menterjemahkannya.

ALU melaksanakan instruksi yang telah diterjemahkan. Sistem

memori digunakan untuk menyimpan instruksi data dan instruksi

program. Untuk menghubungkan CPU dengan peralatan komputer

lainnya digunakan data bus atau processor channel. Kapasitas

komputer dapat diukur dari kecepatan pemrosesan dan

kemampuan ALU untuk memanipulasi data dalam 1 cycle.

Kecepatan pemrosesan dapat dinyatakan dalam cycle per second

(biasanya dalam satuan MHz) atau dalam instruksi per second,

biasanya dalam satuan millions of instructions per second (MIPS).

Ada dua jenis dasar processor memory, yaitu read only memory

(ROM) yang bersifat non-volatile dan random access memory

(RAM) yang bersifat volatile (isi RAM akan hilang jika power off).

3) Storage Hardware RAM dipakai untuk menyimpan data atau

program yang sedang aktif diproses. RAM tidak dapat dipakai

sebagai storage hardware karena kapasitas RAM terbatas dan

RAM bersifat volatile, dimana data akan hilang jika sistem shut

down. Sebagai penggantinya dipakai external magnetic media

Universitas Indonesia

Page 6: Uts SIM.mega

6

untuk menyimpan data dan program yang sedang tidak aktif

diproses. Media penyimpanan data:

(1) Magnetic storage hardware:

(a) Disk storage digunakan sebagai medium storage dalamindustri sistem informasi terdiri atas tracks dan sectors yangmerupakan tempat menyimpan data secara magnetik datadibaca dan direkam dengan menggunakan read/write heads.

(b)Tape storage merupakan storage yang berbentuk magnetictape harganya relatif lebih murah, tetapi data hanya dapatdiakses secara berurutan.

(2) Optical storage hardware mempunyai kapasitas yang tinggi,

compact, dan durable storage tetapi untuk merubah data, dan

lebih mahal. Ada tiga macam optical storage hardware, yaitu:

CD-ROM (compact disk-read only memory), populer

digunakan pada multimedia dan WORM (write-once/read-

many), Erasable optical disks, dapat dibaca dan ditulisi.

4) Output Hardware

Printer dengan berbagai jenis dan model, voice output, plotter dan

layar monitor.

f. Komponen software

Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah, menghitung dan

memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan

suatu informasi.

g. Komponen basis data

Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan

dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di perangkat keras

komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak

paket yang disebut Database Management System(DBMS).

h. Komponen kontrol

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi. Beberapa

pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan

bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila

terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

Universitas Indonesia

Page 7: Uts SIM.mega

7

Elemen-elemen yang disebutkan diatas adalah sebuah pondasi untuk

membangun sebuah sistem informasi berbasis komputer, sangat

mempengaruhi keberhasilan dalam menjalankan sebuah sistem informasi.

2. Sistem Informasi Keperawatan

Sistem informasi keperawatan difokuskan pada data dan struktur,

manajemen informasi dan teknologi termasuk database yang dibutuhkan

untuk mengelola informasi secara efektif. Namun juga termasuk

penggunaan teori dari linguistik, antarmuka manusia-mesin, konsep

pengambilan keputusan, kognitif, komunikasi, teknik, kepustakaan, dan

dinamika organisasi (Saba & McCormick 2006). Sistem informasi

keperawatan adalah ilmu khusus yang mengintegrasikan keperawatan,

ilmu komputer, dan ilmu informasi untuk mengelola dan

mengkomunikasikan data, informasi, pengetahuan, dan kebijaksanaan

dalam praktek keperawatan. (ANA, 2008). Sistem informasi keperawatan

merupakan kombinasi dari berbagai aspek sehingga dapat dihasilkan

sebuah informasi, pada prinsipnya hal mendasar yang perlu diperhatikan

dalam pengembangan sistem adalah produktifvitas, realibilitas,

maintabilitas dari sistem tersebut

Penggunaan teknologi informasi selama dekade terakhir cenderung

meningkat, tetapi banyak juga dari sistem ini mengalami kegagalan

(Despont-Gros et al, 2005). Kegagalan terkait dengan realisasi biaya

(Sicotte et al. 1998). Beberapa alasan dapat menyebabkan kegagalan

adopsi teknologi informasi dalam perawatan. Kegagalan sistem informasi

telah dikaitkan dengan komunikasi efektif, kompetensi pengguna, intuitif

dari desain sistem, sistem manajemen perubahan (Lorenzi & Riley 2000,

Alexander et al 2007). Menurut kerangka yang dikembangkan oleh

Ammenwerth et al. (2006), kegagalan untuk mengadopsi sistem teknologi

informasi keperawatan disebabkan individu pengguna akhir (misalnya

kecemasan terhadap komputer, motivasi), atribut teknologi (misalnya

kegunaan, kinerja) dan atribut tugas klinis dan proses menggunakan

aplikasi teknologi informasi (kompleksitas tugas). Kegagalan teknologi

Universitas Indonesia

Page 8: Uts SIM.mega

8

informasi sering disebabkan oleh kurangnya komunikasi antara pengguna

dan desainer (Bussen & Myers, 1997) dalam Courtney, KL,. Et al (2008).

Selain faktor sistem sendiri yang berpengaruh terhadap pengembangan

sistem informasi dalam keperawatan, maka karena perawat sebagai

pelaku/pemakai dalam sistem informasi perlu sebuah manajemen

perubahan untuk mengelola perubahan dari sistem informasi yang bersifat

manual menjadi teknologi komputer. Tidak semua teknologi komputer

tepat dalam pelayanan keperawatan, karena pelayanan keperawatan

merupakan hubungan antar manusia dan komputer bukanlah pengganti

perawat, tetapi posisi komputer disini hanya membantu mengerjakan

pekerjaan yang dapat dilakukan oleh sebuah alat dan perawat dapat lebih

memfokuskan pelayanan keperawatan secara langsung. Komputer bukan

pembatas antara perawat dan kliennya.

3. Aplikasi Sistem Informasi Keperawatan Berbasis Komputer

Banyak sistem informasi dalam keperawatan yang dapat dilakukan

berbasis komputer seperti perencanaan ketenagaan sampai dengan

pengembangan tenaga, penjadwalan shift, penilaian kinerja, pengujian

kompetensi, penghitungan angka kredit, renumerasi, perencanaan alat dan

logistik, undangan rapat elektronik, survey dalam pengendalian mutu

pelayanan keperawatan dan yang sekarang sedang berkembang adalah

sistem informasi pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis

komputer sistem ini dapat menjadi bagian dari sistem informasi rumah

sakit dan menjadi rekam medik elektronik. Teknologi yang digunakan

dalam sistem informasi ini sebagai dasar adalah komputer dan perangkat

aksesoris pendukungnya sistem ini juga dapat dikombinasi dengan:

a. Teknologi penyimpan portable seperti smart card dengan barcode

untuk mengakses rekam medik elektronik ketika klien kembali

membutuhkan pelayanan pada instansi kesehatan dan kartu tersebut

menjadi milik klien. Selain jenis smart card dengan barcode ada juga

radio frequency identifier (RFID) yang memungkinkan

pengidentifikasian identitas melalui radio frekuensi. Jika menggunakan

Universitas Indonesia

Page 9: Uts SIM.mega

9

barcode, rumah sakit masih memerlukan barcode reader, maka

penggunaan RFID akan mengeliminasi penggunaan alat tersebut. Setiap

barang (misalnya obat ataupun berkas rekam medis) yang disertai

dengan RFID akan mengirimkan sinyal terus menerus ke dalam

database komputer. Sehingga pengidentifikasian akan berjalan secara

otomatis.

b. Teknologi nirkabel, pada teknologi ini komputer tidak dihubungkan

melalui jaringan kabel tetapi melalui local area network (LAN)

sehingga pemakai dapat mengakses informasi ke berbagai komputer di

pelayanan kesehatan dari satu tempat tanpa terganggu oleh mobilitas

kabel.

c. Komputer genggam, penggunaan komputer genggam/Personal Digital

assistant (PDA) sangat menghemat waktu dan tempat, karena melalui

sistem PDA ini perawat dapat mengisi rekam medik klien tanpa harus

duduk di depan komputer.

Meskipun demikian canggihnya teknologi pendukung sistem informasi

dalam keperawatan tak akan ada maknanya bagi profesi bila sistem

kesatuan bahasa belum distandarkan dengan baik. Teknologi komputer

hanya bisa digunakan dengan bahasa standar dan hal ini berdampak baik

bagi profesi keperawatan Dokumentasi keperawatan dengan menggunakan

komputer sebaiknya mengikuti prinsip-prinsip pendokumentasian, serta

sesuai dengan standar pendokumentasian internasional seperti NANDA,

NIC & NOC. Selain sebagai alat menilai kualitas dokumentasi asuhan

keperawatan dalam mengevaluasi perkembangan klien, sistem

dokumentasi elektronik yang menggunakan istilah keperawatan terstruktur

dapat memperluas lingkup penelitian dokumentasi (Saranto, K &

Kinnunen UM, 2009). Kesatuan bahasa saja tidak cukup tetapi motivasi

dan sikap positif dari perawat dalam menggunakan sistem informasi

menjadi sangat penting. Sebuah penelitian deskriptif dari 100 personil

keperawatan pada rumah sakit di Southwest Florida dilakukan untuk

menilai kebutuhan mereka, preferensi, dan persepsi yang terkait dengan

Electronic Health Records (EHRs) ditemukan bahwa sikap perawat sangat

Universitas Indonesia

Page 10: Uts SIM.mega

10

positif tentang penggunaan EHRs untuk meningkatkan dokumentasi klinis

(Moody, et al, 2004).

Menurut Herring dan Rochman (1990) diambil dalam Emilia, (2003)

beberapa institusi kesehatan yang menerapkan sistem komputer, setiap

perawat dalam tugasnya dapat menghemat sekitar 20-30 menit waktu yang

dipakai untuk dokumentasi keperawatan dan meningkat keakuratan dalam

dokumentasi keperawatan. Diikuti dari hasil penelitian di RS Universitas

Kyorin Jepan, sebanyak 83% responden menyatakan pelaporan insiden

kesalahan medis dengan administrasi data base (Electronics Health

Record) dapat menghemat waktu dan mudah untuk menganalisa struktur

asuhan keperawatan. (Seto, R et al, 2009). Rumah Sakit Mikkeli Finlandia

sejak tahun 2003 s.d. 2004 mengembangkan sistem informasi

pendokumentasian keperawatan dan hasilnya sangat membantu proses

asuhan keperawatan (Kivekas, E and Raija EH, 2009). Berbagai data hasil

penelitian di luar sana telah begitu banyak dilakukan, dukungan

pemerintah melalui peraturan telah ada tetapi sistem informasi

keperawatan berbasis komputer masih belum membumi, sistem ini masih

seperti barang langka. Jika di analisa dari sudut pelaku sistem informasi

yang terdiri dari kelompok pemakai, manajemen, pemeriksa, penganalisa

sistem, pendesain sistem, programmer, personel pengoperasian maka perlu

mensosialisasikan manfaat dan betapa mudahnya untuk menggunakan

sistem informasi ini terutama kepada pemakai dan manajemen karena

kelompok pelaku lainnya telah beberapa langkah lebih maju dan siap

berada di sistem informasi.

C. Kesimpulan dan Rekomendasi

1. Kesimpulan

a. Diantara beberapa elemen sistem informasi maka elemen pelaku sistem

(kelompok pemakai, manajemen, pemeriksa, penganalisa sistem,

pendesain sistem, programmer, personel pengoperasian) dan elemen

Universitas Indonesia

Page 11: Uts SIM.mega

11

komponen (komponen input, komponen model, komponen output,

komponen teknologi, komponen hardware, komponen software,

komponen basis data, dan komponen kontrol) mempunyai pengaruh

yang cukup besar terhadap keberhasilan penerapan sistem informasi.

b. Dokumentasi asuhan keperawatan elektronik sebagai bagian dari

rekam medik elektronik (Electronic Health Records) berdampak positif

dapat terhadap mutu pelayanan dan dapat dipertanggungjawabkan,

menghemat waktu dan mengurangi penggunaan kertas (paper less).

Membantu mengurangi permasalahan ketidaklengkapan pengisian

rekam medik.

c. Sistem informasi keperawatan berbasis komputer dapat dikombinasi

dengan teknologi lain misalnya smart card dengan barcode, teknologi

nirkabel dan Personal Digital Assistant (PDA).

2. Rekomendasi

Sistem informasi keperawatan tidak hanya dalam bentuk dokumentasi

asuhan keperawatan elektronik tetapi dapat dikembangkan pada

perencanaan ketenagaan sampai dengan pengembangan tenaga,

penjadwalan shift, penilaian kinerja, jenjang karir, pengujian kompetensi,

penghitungan angka kredit, renumerasi, perencanaan alat dan logistik,

undangan rapat elektronik, survey dalam pengendalian mutu pelayanan

keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

American Nursing Association ANA (2008), Developing telehealth Protocol: ABlueprint for Success Washington DC . American Nurses Publication.

Universitas Indonesia

Page 12: Uts SIM.mega

12

Courtney, KL,. Et al (2008). Information technology from novice to expert:implementation Implications. Journal of Nursing Management, 2008,16, 692–699.

Delaney, (2001). Health Informatics and Oncology Nursing. Oncology NursingJournal 17 (1) 2-6

Hasna, F. (2008). Nursing information systems in Jordan. International Journal of Nursing Practice 2009; 15: 69–73.

Kivekas, E and Raija-E, H (2009). The Development and the Trial of theNationally Standardized Electronic Nursing Documentation (NSEND)inSouthern Savos Hospital District. Connecting Health and Humans K.Saranto et al. (Eds.)IOS Press.

Moody, LE et al (2004). Electronic Health Records Documentation in Nursing:Nurses' Perceptions, Attitudes, and Preferences. Medscape Journalelectronik

Peterson, H., & Jelger, U.G. (1988). Hospital information systems. In M.J. Ball,NewYork: Springer.

Saba, V. K. & McCormick, K. A. (2001). Inti komputer untuk perawat (4th ed).New York: McGraw Hill, p 184.Simpson 2006

Saranto, K & Kinnunen UM, .(2009). Evaluating nursing documentation researchdesigns and methods: systematic review. Journal of Advanced Nursing

Seto, R et al, (2009). Development of the Incident Reporting System Using theNursing Administrative Database. Connecting Health and Humans K.Saranto et al. (Eds.) IOS Press.

Sortlife dan Blois, (2001) The Computer meet Medicine: Emerge of Discipline .Medical Informatics: Computer Application in Healthcare 3-40 NewYork Springer.

Strachan, H and Dallest, K.(2009). An Electronic Portal to Support UsingInformation to Improve Healthcare. Connecting Health and Humans K.Saranto et al. (Eds.).IOS Press.

Universitas Indonesia