uts difusi inovasi

7

Click here to load reader

Upload: doni-kurniawan

Post on 21-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

uts mas jajal tok

TRANSCRIPT

Page 1: UTS Difusi Inovasi

UTS

Nama : Febi Abrori

NIM : 12010034225

Kelas : 2012 B

Mata Kuliah : Difusi Inovasi

SOAL

1. Unsur elemen dasar difusi inovasimenurut Roger meliputi innovation, communication channel,time dan social system coba anda deskripsikan dari setiap eleman yang ada !

2. Roger juga mengemukakan lima karakter inovasi meliputirelative advantage, compatibility,complexity, trialability, observability,coba anda jelaskanke lima karakteristik tersebut !

3. Inovasi sebagai suatu ide, gagasan, praktik atau obyek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Oleh sebab itu, inovasi pada dasarnya merupakan pemikiran cemerlang yang bercirikan hal baru ataupun berupa praktik-praktik tertentu ataupun berupa produk dari suatu hasil olah-pikir dan olah-teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan persoalan yang timbul dan memperbaiki suatu kedaan tertentu ataupun proses tertentu yang terjadi di masyarakat. Dalam bidang pendidikan, khususnya pendidikan non formal banyak usaha yang dilakukan untuk kegiatan yang sifatnya pembaruan atau inovasi pendidikan. Beri contoh dan gambaran / mekanisme kerja secara singkat implementasi inovasi pada pendidikan non formal (minimal 3 hal)

Jawaban UTS

1. Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4(empat elemen pokok, yaitu :

a. Innovation (Inovasi) : gagasan, tidakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ‘baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.

b. Communication Channel (Saluran Komunikasi) : ‘alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi,

Page 2: UTS Difusi Inovasi

sumber paling tidak perlu memperhatikan (a) tujuan diadakannya komunikasi dan (b) karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalan media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal.

c. Time (Jangka waktu) : proses keputusan inovai, dari mulai seseorang mengetahui asmpai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovataifan seseorang : relatif lebih awal atau lebih lambat dalam menerima inovasi, dan (c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.

d. Social System (Sistem sosial) : kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama.

2. 5 Karakteristik Inovasi menurut Rogers :

a. Relative Advantage (Keunggulan Relatif) : Keunggulan Relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih baik atau unggul dibandingkan dengan yang pernah ada. Hal ini dapat diukur dari beberapa faktor, seperti faktor ekonomi, prestise sosial, kenyamanan dan kepuasan. Semakin besar keunggulan relatif dirasakan oleh pengadopsi, semakin cepat inovasi tersebut dapat diadopsi.

b. Compatiballity (Kompatibilitas) : Kompatibilitas adalah derajat dimana inovasi tersebut dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu, dan kebutuhan pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan mudah sebagaimana halnya inovasi yang sesuai (compatible).

c. Complexity (Kerumitan) : Kerumitan adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit untuk dipahami dan digunakan oleh pengadopsi dan ada pula yang sebaliknya. Semakin mudah dipahami dan dimengerti oleh pengadopsi, semakin cepat suatu inovasi dapat diadopsi.

d. Trialability (Kemampuan untuk diujicobakan) : Kemampuan untuk diujicobakan adalah derajat dimana suatu inovasi dapat diuji coba batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat diujicobakan dalam setting sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi. Jadi, agar dapat dengan cepat diadopsi, suatu inovasi harus mampu mengemukakan keunggulannya.

e. Observability (Kemampuan untuk diamati) : Kemampuan untuk diamati adalah derajta dimana hasil suatu inovasi dapat dilihat oleh orang lain. Semakin mudah

Page 3: UTS Difusi Inovasi

seseorang melihat suatu inovasi, semakin besar keunggulan relatif, kesesuaian, kemampuan untuk diujicobakan, dan kemampuan untuk diamati serta semakin kecil kerumitannya semakin cepat diadopsi.

3. Implementasi inovasi pada pendidikan non formal yakni Pendidikan Keaksaraan Fungsional (KF) berbasis kewirausahaan di SKB Cerme Gresik

Keaksaraan fungsional adalah salah satu bentuk layanan Pendidikan Luar Sekolah yang ditujukan kepada seluruh warga masyarakat/negara penyandang buta aksara agar memiliki kemampuan dasar diantaranya membaca, menulis, berhitung, kemampuan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Dengan seiring waktu berjalan semakin modern maka para peserta keaksaraan fungsional ini tidak cukup dengan mereka hanya bisa membaca, tetapi mereka harus mempunyai skill lain dari itu seperti melakukan wirausaha sehingga para peserta setelah lulus bisa hidup secara mandiri. Dengan memanfaatkan potensi yang ada dilingkungan sekitarnya untuk peningkatan mutu dan taraf hidupnya yang pada akhirnya memiliki beberapa kemampuan yang mengarah kepada kemandirian dan penerapan pendidikan sepanjang hayat.

Agar Inovasi Pendidikan Keaksaraan Berbasis Kewirausahaan ini dapat di adopsi dengan Cepat Dilihat dari Konsep Rogers dan contoh contohnya Ada lima atribut kecepatan sebuah inovasi diadopsi oleh adopter yakni; 1) relaitive advantage, 2) compatibility, 3) complexity, 4) triability, 5) observability. Hal inilah yang mempengaruhi cepat atau lambatnya sebuah inovasi diterima oleh masyarakat termasuk pada upaya inovasi tentang penyelenggaraan pendidikan keaksaraan fungsional berbasis kewirausahaan.

Pertama, relative adventage (keuntungan relatif) masyarakat yang menjadi objek pembaharuan akan melihat dulu keuntungan dibalik perubahan itu sendiri. Pendidikan Keaksaraan yang Berbasis Kewirausahaan pada dasarnya memiliki keunggulan dalam hal keuntungan, karena rancangan program berorientasi pada kebutuhan masyarakat sasaran.

Kedua, compatibility (kesesuaian) adalah tingkat dimana sebuah inovasi dipersepsikan sebagai sesuatu yang konsisten dengan nilai-nilai masa lampau yang ada, pengalaman masa lalu, dan kebutuhan pemakainya, suatu ide yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang umum pasti ditolak. Pendidikan Keaksaraan yang Berbasis Kewirausahaan jelas memiliki tingkat kesesuaian kesesuaian karena mengacu kepada kebutuhan sasaran.

Ketiga, complexity (kerumitan, kesulitan) adalah suatu inovasi biasanya dilihat dari tingkat kerumitan atau kesulitannya untuk diterapkan. Sebuah inovasi yang rumit pengunaannya maka semakin rendah tingkat adapsinya, sedangkan semakin simpel maka semakin tinggi tingkat adopsinya. Pendidikan Keaksaraan yang Berbasis Kewirausahaan tidak memiliki kerumitan sepanjang adanya pemanfaatan sumber daya yang ada dapat dikelola sesuai tujuan dasarnya.

Page 4: UTS Difusi Inovasi

Keempat, trialibility (mudah dicoba) adalah tingkat suatu inovasi dieksperimenkan, apabila mudah dieksperimenkan maka lebih berpotensi untuk menyebarluas ke masyarakat dengan cepat. Adopter tidak mudah menerima begitu saja jika sulit untuk dicoba dan diterapkan, mereka akan melihat dulu sisi-sisi yang menguntungkan. Pendidikan Keaksaraan yang Berbasis Kewirausahaan mudah dicoba karena melekat dengan kehidupan sasaran.

Kelima, observability (dapat diamati) adalah suatu inovasi dapat diamati hasilnya dan mudah dilaksanakan. Observability berkolerasi positif terhadap percepatan adopsi. Inovasi yang nyata hasilnya akan mudah diterima, sebaliknya yang meragukan atau tidak tampak hasilnya akan lambat diterima adapter. Pendidikan Keaksaraan yang Berbasis Kewirausahaan akan lebih kongkrit karena proses kemampuan membaca dan menulis dapat diaplikasikan langsung sesuai dengan kebutuhan pada kegiatan kewirausahaan dan penguatan taman bacaan keluarga.

Proses Keputusan Inovasi Pendidikan Keaksaraan yang Berbasis Kewirausahaan Menurut Roger , proses keputusan inovasi terdiri dari 5 tahap yaitu ( 1 ) Tahap Pengetahuan, ( 2 ) Tahap Bujukan, ( 3 ) Tahap Keputusan, ( 4 ) Tahap Implementasi dan ( 5 ) Tahap Konfirmasi.

1. Tahap Pengetahuan ( Knowledge ) Proses keputusan inovasi dimulai dengan tahap pengetahuan yaitu tahap pada saat seseorang menyadari adanya suatu inovasi dan ingin tahu bagaimana fungsi inovasi tersebut.Pengertian menyadari dalam hal ini bukan memahami tetapi membuka diri untuk mengetahui inovasi. Agar masyarakat mengetahui Pendidikan Keaksaraan yang Berbasis Kewirausahaan perlu dilakukan sosialisasi secara menyeluruh kepada setiap lapisan masyarakat.

2. Tahap Bujukan ( Persuation )  Pada tahap persuasi dari proses keputusan inovasi, seseorang membentuk sikap menyenangi atau tidak menyenangi terhadap inovasi. Jika pada tahap pengetahuan proses kegiatan mental yang utama bidang kognitif, maka pada tahap persuasi yang berperan utama bidang afektif atau perasaan. Seseorang tidak dapat menyenangi inovasi sebelum ia tahu lebih dulu tentang inovasi.  Untuk persuasi Pendidikan Keaksaraan yang Berbasis Kewirausahaan dilakukan sosialisasi khusus kepada masyarakat sasaran dan keluarga atau lingkungan yang berpengaruh.

3. Tahap Keputusan ( Decision ) Tahap Keputusan dari proses inovasi, berlangsung jika seseorang melakukan kegiatan yang mengarah untuk menetapkan menerima dan menolak inovasi. Menerima inovasi berarti sepenuhnya akan menerapkan inovasi. Menolak inovasi berarti tidak akan menerapkan inovasi.  Proses keputusan untuk Pendidikan Keaksaraan yang Berbasis Kewirausahaan diserahkan sepenuhnya kepada sasaran, tanpa ada pemaksaan.

4. Tahap Implementasi (Implementation)  Tahap implementasi dari proses keputusan inovasi terjadi apabila seseorang menerapkan inovasi. Dalam tahap implementasi ini berlangsung keaktifan baik mental maupun perbuatan. Keputusan penerima gagasan

Page 5: UTS Difusi Inovasi

atau ide baru dibuktikan dalam praktik. Pada umumnya implementasi tentu mengikuti hasil keputusan inovasi. Tetapi dapat juga terjadi karena sesuatu hal sudah memutuskan menerima inovasi tidak diikuti implementasi. Biasanya hal ini terjadi karena fasilitas penerapan yang tidak tersedia. Untuk implementasi Pendidikan Keaksaraan yang Berbasis Kewirausahaan dan Penguatan Taman Bacaan Keluarga (TBK) sepenuhnya diarahkan sesuai dengan kebutuhan sasaran. Dan kebebasan untuk memberikan penilaian terhadap program diberikan kepada sasaran. 

5. Tahap Konfirmasi (Confirmation) Dalam tahap konfirmasi ini seseorang mencari penguatan terhadap keputusan yang telah diambilnya, dan ia dapat menarik kembali keputusannya jika memang diperoleh informasi yang bertentangan dengan informasi semula. Tahap konfirmasi ini sebenarnya berlangsung secara berkelanjutan sejak terjadi keputusan menerima atau menolak inovasi yang berlangsung dalam waktu yang tak terbatas. Selama dalam konfirmasi seorang berusaha menghindari terjadinya disonansi paling tidak berusaha menguranginya.  Dalam konfirmasi Pendidikan Keaksaraan yang Berbasis Kewirausahaan perlu dukungan positif dari berbagai pihak, sehingga kebutuhan terhadap program dan mengaplikasikannya dapat menjadi kebutuhan dan melekat pada kehidupan.