utang indonesia

6
Sejak memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, hingga saat ini, Negara Kesatuan Republik Indonesia telah memiliki 7 orang Presiden, dengan prestasi khususnya dalam masalah Utang Luar Negeri adalah sbb : - Era Soekarno (1945-1966) – 21 tahun Soekarno meninggalkan ULN sebesar US$ 6.3 Milyar - Era Soeharto (1966-1998) – 32 tahun Soeharto meningggalkan ULN sebesar US$ 151 Milyar - Era Habibie (1998-1999) - 17 bulan Habibie meninggalkan ULN sebesar US$ 148 Milyar - Era Gus Dur (1999-2001) - 21 bulan Gus Dur meninggalkan ULN sebesar US$ 139 Milyar - Era Megawati (2001-2004) – 3.3 tahun Megawati meninggalkan ULN sebesar US$ 141 Milyar - Era SBY (2004-2014) SBY meninggalkan ULN sebesasr US$ 291 Milyar Dengan demikian, maka khususnya untuk urusan Utang Luar Negeri, Gus Dur, Presiden RI ke 4 adalah yang terbaik karena sanggup mengurangi Utang Luar Negeri sebesar US$ 9 Milyar, meskipun hanya memerintah selama 21 bulan saja. Adapun SBY, Presiden RI ke 6 adalah yang terburuk, karena telah menambah Utang Luar Negeri sebesar US$ 150 Milyar selama 10 tahun berkuasa. Indonesia belum bisa lepas dari jerat utang. Data terbaru Bank Indonesia (BI) menunjukkan, pertumbuhan utang luar negeri Indonesia pada Juli 2013 mencapai 7,3 persen (yoy). Pertumbuhan utang luar negeri ini sedikit mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan pada Juni 2013 sebesar 8 persen. Dan hutang ini diyakini bakal terus bertambah lagi. Padahal tak dapat dipungkiri Indonesia dikenal sebagai negara super kaya, kaya akan sumber daya alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) nya. Data yang dilansir BI menunjukkan posisi utang luar negeri Indonesia pada akhir Juli 2013 tercatat sebesar USD 259,54

Upload: dwi-anita

Post on 08-Aug-2015

41 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Utang Indonesia

Sejak memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, hingga saat ini, Negara Kesatuan Republik Indonesia telah memiliki 7 orang Presiden, dengan prestasi khususnya dalam masalah Utang Luar Negeri adalah sbb :

- Era Soekarno (1945-1966) – 21 tahunSoekarno meninggalkan ULN sebesar US$ 6.3 Milyar

- Era Soeharto (1966-1998) – 32 tahunSoeharto meningggalkan ULN sebesar US$ 151 Milyar

- Era Habibie (1998-1999) - 17 bulanHabibie meninggalkan ULN sebesar US$ 148 Milyar

- Era Gus Dur (1999-2001) - 21 bulanGus Dur meninggalkan ULN sebesar US$ 139 Milyar

- Era Megawati (2001-2004) – 3.3 tahunMegawati meninggalkan ULN sebesar US$ 141 Milyar

- Era SBY (2004-2014)SBY meninggalkan ULN sebesasr US$ 291 Milyar

Dengan demikian, maka khususnya untuk urusan Utang Luar Negeri, Gus Dur, Presiden RI ke 4 adalah yang terbaik karena sanggup mengurangi Utang Luar Negeri sebesar US$ 9 Milyar, meskipun hanya memerintah selama 21 bulan saja.

Adapun SBY, Presiden RI ke 6 adalah yang terburuk, karena telah menambah Utang Luar Negeri sebesar US$ 150 Milyar selama 10 tahun berkuasa.

Indonesia belum bisa lepas dari jerat utang. Data terbaru Bank Indonesia (BI) menunjukkan, pertumbuhan utang luar negeri Indonesia pada Juli 2013 mencapai 7,3 persen (yoy). Pertumbuhan utang luar negeri ini sedikit mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan pada Juni 2013 sebesar 8 persen. Dan hutang ini diyakini bakal terus bertambah lagi. Padahal tak dapat dipungkiri Indonesia dikenal sebagai negara super kaya, kaya akan sumber daya alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) nya.

Data yang dilansir BI menunjukkan posisi utang luar negeri Indonesia pada akhir Juli 2013 tercatat sebesar USD 259,54 miliar atau setara Rp 2.983 triliun. Utang luar negeri Indonesia banyak didominasi utang jangka panjang yaitu sebanyak 82,3 persen. Sedangkan sisanya merupakan utang jangka pendek

Masih dari data BI, total utang pemerintah mencapai USD 133 miliar atau Rp 1.435 triliun. Utang pemerintah memang cenderung mendapat sorotan tajam. Bahkan, pemerintah dituding tidak punya niat untuk mengurangi ketergantungan terhadap utang luar negeri.

Dari penelitian Lembaga swadaya Indonesia Budget Center (IBC), pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) terlalu tergantung pada pinjaman atau utang. Baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Postur anggaran negara yang selalu defisit dan ditutupi dari pinjaman, seolah menggambarkan rendahnya komitmen pemerintah mengurangi

Page 2: Utang Indonesia

utang. Padahal, sebetulnya peningkatan pendapatan negara dari sektor pajak dapat mengurangi ketergantungan utang dalam dan luar negeri.Kritik keras juga datang dari Institut Pengembangan Ekonomi dan Keuangan (Institute for Development of Economics and Finance/INDEF) yang menuding pemerintah doyan menambah utang baru. Sebenarnya, apa penyebab utang Indonesia, baik swasta maupun pemerintah, menumpuk hingga mencapai Rp 2.983 triliun?

Apa penyebab utang luar negeri Indonesia di Pemerintahan SBY semakin menumpuk hingga Rp 2.983 T?Setidaknya ada dua alasan mengapa pemerintah di negara-negara berkembang tetap membutuhkan utang luar negeri. Pertama, utang luar negeri dibutuhkan sebagai tambahan modal bagi pembangunan prasarana fisik. Infrastruktur merupakan investasi yang mahal dalam pembangunan. Kedua, utang luar negeri dapat digunakan sebagai penyeimbang neraca pembayaran.

Ada beberapa penyebab meningkat atau menurunnya utang Luar negeri Indonesia secara umum yaitu:1) Defisit Transaksi Berjalan (TB)

TB merupakan perbandingan antara jumlah pembayaran yang diterima dari luar negeri dan jumlah pembayaran ke luar negeri. Dengan kata lain, menunjukkan operasi total perdagangan luar negeri, neraca perdagangan, dan keseimbangan antara ekspor dan impor, pembayaran transfer.2) Meningkatnya kebutuhan investasi

Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Hampir setiap tahun Indonesia menghadapi kekurangan dana investasi. Menurut pada tahun 2011, jumlah dana tabungan 12,84 triliun sementara kebutuhan investasi Rp 2.458,6 triliun. Hal ini mendorong meningkatnya pinjaman LN. Di samping kelangkaan dana, meningkatnya utang LN juga didorong oleh perbedaan tingkat suku bunga.3) Meningkatnya Inflasi

inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor . Laju inflasi mempengaruhi tingkat suku bunga, karena ekspektasi inflasi merupakan komponen suku bunga nominal. trand inflasi meningkat menyebabkan Bank Indonesia memangkas suku bunga. Dengan rendahnya suku bunga maka minat orang untuk berinvestasi rendah, maka pemerintah untuk memenuhi belanja negaranya melalui pinjaman luar negeri.4) Struktur perekonomian tidak efisien

Karena tidak efisien dalam penggunaan modal, maka memerlukan invetasi besar. Hal ini akan mendorong utang luar negeri.5) Rendahnya kesadaran masyarakat menambah lubang yang harus ditambal Ditjen Pajak guna menggenjot penerimaan pajak. Data Ditjen Pajak menunjukkan saat ini total

Page 3: Utang Indonesia

Wajib Pajak (WP) yang tercatat mencapai 24,8 juta WP. Terdiri dari 22,1 juta WP orang pribadi, 2,1 juta WP badan usaha, dan 545.232 WP Bendaharawan. Saat ini, tercatat hanya sekitar 30 persen wajib pajak pribadi yang telah sukarela membayar pajak. Sedangkan wajib pajak badan, baru 10 persen yang patuh

Dampak Hutang Luar Negeri IndonesiaPertama, dampak langsung dari utang yaitu cicilan bunga yang makin mencekik.

Kedua, dampak yang paling hakiki dari utang tersebut yaitu hilangnya kemandirian akibat keterbelengguan atas keleluasaan arah pembangunan negeri, oleh si pemberi pinjaman. Dapat dilihat pula dengan adanya indikator-indikator baku yang ditetapkan oleh Negera-negara donor, seperti arah pembangunan yang ditentukan. Baik motifnya politis maupun motif ekonomi itu sendiri.

Pada akhirnya arah pembangunan kita memang penuh kompromi dan disetir, membuat Indonesia makin terjepit dan terbelenggu dalam kebijakan-kebijakan yang dibuat negara Donor. Hal ini sangat beralasan karena mereka sendiri harus menjaga, mengawasi dan memastikan bahwa pengembalian dari pinjaman tersebut plus keuntungan atas pinjaman, mampu dikembalikan. Alih-alih untuk memfokuskan pada kesejahteraan rakyat, pada akhirnya adalah konsep tersebut asal jalan pada periode kepemimpinannya, juga makin membuat rakyat terjepit karena mengembalikan pinjaman tersebut diambil dari pendapatan negara yang harusnya untuk dikembalikan kepada rakyat yaitu kekayaan negara hasil bumi dan Pajak.

Selain memberikan dampak seperti yang diatas, utang luar negeri memiliki berbagai dampak baik positif dan negatif yaitu:a. Dampak positif

Dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, yang diakibatkan oleh pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup besar. Dengan adanya utang luar negeri membantu pembangunan negara Indonesia, dengan menggunakan tambahan dana dari negara lain. Laju pertumbuhan ekonomi dapat dipacu sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.

b. Dampak NegatifDalam jangka panjang utang luar negeri dapat menimbulkan berbagai macam persoalan

ekonomi negara Indonesia, salah satunya dapat menyebabkan nilai tukar rupiah jatuh(Inflasi). Utang luar negeri dapat memberatkan posisi APBN RI, karena utang luar negeri tersebut harus dibayarkan beserta dengan bunganya. Negara akan dicap sebagai negara miskin dan tukang utang, karena tidak mampu untuk mengatasi perekonomian negara sendiri, (hingga membutuhkan campur tangan dari pihak lain).

Page 4: Utang Indonesia

Solusi Terhadap Hutang Luar Negeri IndonesiaAda beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi hutang luar negeri:

Meningkatkan daya beli masyarakat, yakni melalui pemberdayaan ekonomi pedesaan dan pemberian modal usaha kecil seluasnya.

Meningkatkan pajak secara progresif terhadap barang mewah dan impor Konsep pembangunan yang berkesinambungan, berlanjut dan mengarah pada satu

titik maksimalisasi kekuatan ekonomi nasional, melepaskan secara bertahap ketergantungan utang luar negeri.

Menggalakan kebanggaan akan produksi dalam negeri, meningkatkan kemauan dan kemampuan ekspor produk unggulan dan membina jiwa kewirausahaan masyarakat. Negeri Indonesia ini sebenarnya kaya akan Sumber daya alam unggulan sehingga bila kita manfaatkan secara maksimal maka akan memberikan devisa negara,

Mengembangkan sumber daya manusia berkualitas dan menempatkan kesejateraan yang berkeadilan dan merata

Mengurangi dominasi Pihak asing untuk mengelola SDM negara kita misalnya Mengambil alih kepemimpinan freeport dari Amerika,jika kita mampu mengolah sendiri sumber daya alam kita maka negara kita akan menjadi negara yang kaya dan dapat melunasi hutang negara yang menumpuk.

Solusi yang diatas akan pasti dapat berhasil bila ada sinergi antara legisatif, eksekutif dan yudikatif. Tidak lupa hal terpenting yakni adanya kemauan rakyat untuk berubah ( Change will) dan bergerak bersama untuk menghasilkan negara Indonesia yang mandiri dan bertekad mengakhiri utang luar negeri.